proposal game kelompok 1
DESCRIPTION
ljbjlbTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia berperan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial,
terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas
dari individu yang lain. Secara garis besar manusia sebagai makhluk sosial selalu
membutuhkan kehidupan secara berkelompok untuk hidup saling membantu
dengan cara melakukan interaksi sosial. Dalam berinteraksi sosial, hambatan bisa
terjadi dimana saja baik dalam individu maupun dalam kelompok yang
mengakibatkan interaksi antar keduanya akhirnya menciptakan sebuah
komunikasi yang tidak efektif. Hal ini dikarenakan setiap kelompok manusia
dimana-mana anggota-anggotanya berinteraksi satu sama lain memiliki kerjasama
yang kurang baik. Peristiwa demikian disebabkan penonjolan kepentingan
perorangan dalam kelompok sangat nyata antara lain karena sifat individualistis
dari anggota kelompok, bahwa tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh
kelompok yang menjadi anggotanya. Jadi jelaslah bahwa kelompok itu memang
benar-benar mempunyai pengaruh terhadap kehidupan individu.
Maka dengan demikian diperlukan suatu pemecahan masalah yang dapat
membuat mereka bisa bekerja sama membangun keadaan psikologi dan keadaan
sosial di sekitarnya agar proses interaksi sosial menjadi lebih efektif yaitu melalui
proses dinamika kelompok. Proses interaksi sosial tidak dapat dihindari dalam
kehidupan kita. Hampir sebagian perilaku yang kita jalani merupakan proses
interaksi sosial. Melalui praktek dinamika kelompok ini penulis akan mengulas
sedikit tentang apa itu dinamika kelompok, interaksi sosial beserta dengan
permainan dinamika kelompok yang berhubungan dengan interaksi sosial.
1
1.2 Tujuan Kegiatan
Tujuan diadakannya kegiatan dalam praktikum dinamika kelompok ini adalah :
1. Mengetahui bentuk aplikasi permainan yang berhubungan dengan proses
dinamika kelompok
2. Mengetahui bentuk aplikasi permaian yang berhubungan dengan interaksi
sosial khususnya proses kerjasama, akomodasi, konflik dan persaingan.
2
BAB II
DINAMIKA KELOMPOK
2.1 Pengertian Dinamika Kelompok
Setiap kelompok terlibat adanya perubahan setiap saat baik secara besar-
besaran maupun secara kecil atau perubahan itu secara cepat maupun lambat, di
mana perubahan ini menyebabkan adanya perbedaan keadaan kelompok dengan
keadaan sebelumnya. Sebagaimana menurut Drs. Soelaiman Joesoyf, memberikan
batasan bahwa “Perubahan secara besar maupun secara kecil atau perubahan
secara cepat atau lambat itu sesungguhnya adalah suatu dinamika, artinya suatu
kenyataan yang berhubungan dengan perubahan keadaan” Dari uraian tersebut di
atas, maka jelaslah bahwa yang dimaksud dengan dinamika adalah suatu
perubahan, baik secara besar-besaran atau kecil maupun perubahan yang secara
cepat atau lambat, sehinggan merupakan dari suatu kenyataan yang berhubungan
dengan suatu keadaan.
Dinamika berarti tingkah laku warga yang satu secara langsung
mempengaruhi warga yang lain secara timbal balik. Jadi, dinamika berarti adanya
interaksi dan interdepedensi antara anggota kelompok yang satu dengan anggota
kelompok yang lain secara timbal balik dan antara anggota dengan kelompok
secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok,
semangat kelompok (group spirit) terus-menerus berada dalam kelompok itu.
Oleh karena itu, kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok
yang bersangkutan dapat berubah.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dinamika kelompok berarti
suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai
hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain.
Dengan kata lain, antar anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang
berlangsung dalam situasi yang dialami secara berama-sama.
3
2.2 Proses Dinamika Kelompok
Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai pribadi yang
masuk ke dalam kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda, belum
mengenal antar individu yang ada dalam kelompok. Mereka membeku seperti es.
Individu yang bersangkutan akan berusaha untuk mengenal individu yang lain. Es
yang membeku lama-kelamaan mulai mencair, proses ini disebut ice breaking.
Setelah saling mengenal, dimulailah berbagai diskusi kelompok, yang kadang
diskusi bisa sampai memanas, proses ini disebut storming. Storming akan
membawa perubahan pada sikap dan perilaku individu, pada proses ini individu
mengalami forming.
Dalam setiap kelompok harus ada aturan main yang disepakati bersama
oleh semua anggota kelompok dan pengatur perilaku semua anggota kelompok,
proses ini disebut norming. Berdasarkan aturan inilah individu dan kelompok
melakukan berbagai kegiatan, proses ini disebut performing. Secara singkat
dinamika kelompok dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1. Proses Dinamika Kelompok
4
BAB III
INTERAKSI SOSIAL
3.1 Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang
dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu
yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok
lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat
simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya
diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya
Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia
bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi
manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara
seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah makna tidak bersifat tetap
namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses
penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut
disebut juga dengan interpretative process.
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok
terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama
dari terjadinya hubungan sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu
informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang
disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat menjadi
sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber
Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik,
adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi
jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik,
bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.
Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui
dimensi ruang dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari
W.I. Thomas. Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan
jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan
mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi
5
waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi
bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan
oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum
memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.
3.2 Syarat Terjadinya Interaksi SosialSuatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi
dua syarat (Soerjono Sukanto) yaitu: adanya kontak sosial, dan adanya
komunikasi.
1. Kontak Sosial
Kontak sosial berasal dari bahasa latin con atau cum yang berarti
bersama-sama dan tango yang berarti menyentuh. Jadi secara harfiah kontak
adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila
terjadi hubungan badaniah. Sebagai gejala sosial itu tidak perlu berarti suatu
hubungan badaniah, karena orang dapat mengadakan hubungan tanpa harus
menyentuhnya, seperti misalnya dengan cara berbicara dengan orang yang
bersangkutan. Dengan berkembangnya teknologi dewasa ini, orang-orang
dapat berhubungan satu sama lain dengan melalui telepon, telegraf, radio, dan
yang lainnya yang tidak perlu memerlukan sentuhan badaniah.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk (Soerjono
Soekanto:59) yaitu sebagai berikut :
a. Antara orang perorangan
Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kebiasaan-
kebiasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melalui komunikasi,
yaitu suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari
norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana dia menjadi anggota.
b. Antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya
Kontak sosial ini misalnya adalah apabila seseorang merasakna bahwa
tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat.
c. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya
Umpamanya adalah dua partai politik yang bekerja sama untuk
mengalahkan partai politik lainnya.
6
Kontak sosial memiliki beberapa sifat, yaitu kontal sosial positif dan
kontak sosial negative. Kontak sosial positif adalah kontak sosial yang
mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negative mengarah
kepada suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan kontak
sosial. Selain itu kontak sosial juga memiliki sifat primer atau sekunder.
Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu
dan berhadapan muka, sebaliknya kontak yang sekunder memerlukan suatu
perantara.
2. Komunikasi
Komunikasi adalah bahwa seseorang yang memberi tafsiran kepada
orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap),
perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang
bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin
disampaikan. Dengan adanya komunikasi sikap dan perasaan kelompok dapat
diketahui olek kelompok lain aatau orang lain. Hal ini kemudain merupakan
bahan untuk menentukan reaksi apa yang akan dilakukannya.
Dalam komunikasi kemungkinan sekali terjadi berbagai macam
penafsiran terhadap tingkah laku orang lain. Seulas senyum misalnya, dapat
ditafsirkan sebagai keramah tamahan, sikap bersahabat atau bahkan sebagai
sikap sinis dan sikap ingin menunjukan kemenangan. Dengan demikian
komunikasi memungkinkan kerja sama antar perorangan dan atau antar
kelompok. Tetapi disamping itu juga komunikasi bisa menghasilkan pertikaian
yangterjadi karena salah paham yang masing-masing tidak mau mengalah.
3.3 Bentuk Interaksi SosialTerdapat beberapa bentuk interaksi sosial, diantaranya :
1. Proses Asosiatif (Processes of Association)
a. Kerja Sama (Cooperation)
Beberapa sosiolog menganggap bahwa kerja sama merupakan
bentuk interaksi sosial yang pokok. Sosiolog lain menganggap bahwa
kerja sama merupakan proses utama. Kerja sama di sini dimaksudkan
7
sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok
manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
Bentuk dan pola-pola kerja sama dapat dijumpai pada semua
kelompok manusia. Kebiasaan-kebiasaan dan sikap-sikap demikian
dimulai sejak masa kanak-kanak di dalam kehidupan keluarga atau
kelompok-kelompok kekerabatan. Bentuk kerja sama tersebut berkembang
apabila orang dapat digerakkan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan
harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai
manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam
pembagian kerja srta balas jasa yang akan diterima. Dalam perkembangan
selanjutnya, keahliankeahlian tertentu diperlukan bagi mereka yang
bekerja sama, agar rencana kerja samanya dapat terleksana dengan baik.
Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap
kelompoknya (in-group-nya) dan kelompok lainnya (out-group-nya).
Kerja sama mungkin akan bertambah kuat apabila ada bahaya luar yang
mengancam atau ada tindakan-tindakan luar yang menyinggung kesetiaan
yang secara tradisional atau institusional telah tertanam di dalam
kelompok, dalam diri seseorang atau segolongan orang. Kerja sama dapat
bersifat agresif apabila kelompok dalam jangka waktu yang lama
mengalami kekecewaan sebagai akibat perasaan tidak puas, karena
keinginan-keinginan pokoknya tak dapat terpenuhi oleh karena adanya
rintangan-rintangan yang bersumber dari luar kelompok itu.
b. Akomodasi (Accomodation)
Istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu untuk
menunjuk pada suatu keadaan dan untuk menunjuk pada suatu proses.
Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya suatu
keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi antara orang-peorangan atau
kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan normanorma sosial
dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat.
Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha
manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk
mencapai kestabilan.
8
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu pengertian yang
digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam
hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan pengertian adaptasi
(adaptation) yang dipergunakan oleh ahli-ahli biologi untuk menunjuk
pada suatu proses dimana makhluk-makhluk hidup menyesuaikan dirinya
dengan alam sekitarnya.
Dengan pengertian tersebut dimaksudkan sebagai suatu proses
dimana orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang mula-
mula saling bertentangan, saling mengadakan penyesuaian diri untuk
mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi sebenarnya merupakan
suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak
lawan, sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
c. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai
dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang
terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan
juga meliputi usahausaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan
proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan
dan tujuan-tujuan bersama. Secara singkat, proses asimilasi ditandai
dengan pengembangan sikap-sikap yang sama, walau kadangkala bersifat
emosional, dengan tujuan untuk mencapai kesatuan, atau paling sedikit
mencapai integrasi dalam organisasi, pikiran, dan tindakan.
2. Proses Disosiatif (Oppositional Processes)
Proses disosiatif sama halnya dengan kerja sama, dapat ditemukan pada
setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan
dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Sehingga faktor yang paling
menentukan adalah system nilai masyarakat tersebut. Oposisi dapat diartikan
sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia, untuk
mencapai tujuan tertentu.
9
Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahuan, oposisi atau proses-proses
yang disosiatif dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu :
a. Persaingan (Competition)
Adalah suatu proses social, di mana individu atau kelompok-
kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-
bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian
umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara
menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah
ada, tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.
b. Kontravensi (Contravention)
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses social
yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk-
bentuk kontravensi menurut Leopold von Wiese, dan Howard Becker, ada 5
yaitu :
1. Yang umum meliputi perbuatan-perbuatan seperti penolakan,
keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes,
gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan, dan mengacaukan rencana
pihak lain.
2. Yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di depan
umum, memaki melalui selembaran surat, mencerca, memfitnah,
melemparkan beban pembuktian kepada pihak lain, dan sebagainya.
3. Yang intensif mencakup penghasutan, menyebarkan desasdesus,
mengecewakan pihak lain, dsb.
4. Yang rahasia, seperti mengumumkan rahasia pihak lain, perbuatan
khianat, dll.
5. Yang taktis, misalnya mengejutkan lawan, mengganggu atau
membingungkan pihak lain, seperti dalam kampanye parpol dalam
pemilihan umum.
c. Pertentangan atau pertikaian (Conflict)
Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses social di mana
individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan
menentang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan.
10
Peyebab terjadinya pertentangan, yaitu :
1) Perbedaan individu-individu
2) Perbedaan kebudayaan
3) Perbedaan kepentingan
4) Perbedaan sosial
Pertentangan-pertentangan yang menyangkut suatu tujuan, nilai atau
kepentingan, sepanjang tidak berlawanan dengan pola-pola hubungan sosial
di dalam srtuktur sosial tertentu, maka pertentangan-pertentangan tersebut
bersifat positif.
3.4 Jenis Interaksi SosialAda tiga jenis interaksi sosial, yaitu:
1. Interaksi antara Individu dan Individu.
Pada saat dua individu bertemu, interaksi sosial sudah mulai terjadi.
Walaupun kedua individu itu tidak melakukan kegiatan apa-apa, namun
sebenarnya interaksi sosial telah terjadi apabila masing-masing pihak sadar
akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan dalam diri masing
masing. Hal ini sangat dimungkinkan oleh faktor-faktor tertentu, seperti
bau minyak wangi atau bau keringat yang menyengat, bunyi sepatu ketika
sedang berjalan dan hal lain yang bisa mengundang reaksi orang lain.
2. Interaksi antara Kelompok dan Kelompok.
Interaksi jenis ini terjadi pada kelompok sebagai satu kesatuan bukan
sebagai pribadi-pribadi anggota kelompok yang bersangkutan. Contohnya,
permusuhan antara Indonesia dengan Belanda pada zaman perang fisik.
3. Interaksi antara Individu dan Kelompok.
Bentuk interaksi di sini berbeda-beda sesuai dengan keadaan. Interaksi
tersebut lebih mencolok manakala terjadi perbenturan antara kepentingan
perorangan dan kepentingan kelompok.
3.5 Ciri Interaksi SosialInteraksi sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang
2. Ada komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol-simbol
11
3. Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa mendatang) yang
menentukan sifat aksi yang sedan berlangsung
Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama tidaknya tujuan tersebut
dengan yang diperkirakan oleh pengamat Tidak semua tindakan merupakan
interaksi. Hakikat interaksi terletak pada kesadaran mengarahkan tindakan pada
orang lain. Harus ada orientasi timbal-balik antara pihak-pihak yang
bersangkutan, tanpa menghiraukan isi perbuatannya : cinta atau benci, kesetiaan
atau pengkhianatan, maksud melukai atau menolong.
12
BAB IV
APLIKASI PERMAINAN TENTANG INTERAKSI SOSIAL DALAM
DINAMIKA KELOMPOK
4.1 Permainan 1 (Sound the Animal)
a. Tujuan permainan : Pembentukan Kelompok
b. Esensi permainan :
Merupakan aplikasi dari proses dinamika kelompok dimana terjadi proses
dari seorang individu mencari identitas kesamaan berkumpul dan akhirnya
membentuk sebuah kelompok dan akan bersiap melakukan berbagai kegiatan
dalam permaian selanjutnya.
c. Durasi waktu : 10 menit
d. Pelaksana : Seluruh mahasiswa
e. Perlengkapan alat : Kertas kecil dan spidol
f. Tahapan permaian :
1) Menyediakan 8 kelompok untuk kemudian tiap kelompok masing-
masing akan diisi oleh 13-14 mahasiswa.
2) Membuat kategori kelompok berdasarkan nama hewan, yaitu
Kelompok 1 : Anjing
Kelompok 2 : Kucing
Kelompok 3 : Sapi
Kelompok 4 : Ayam
Kelompok 5 : Bebek
Kelompok 6 : Serigala
Kelompok 7 : Burung
Kelompok 8 : Kambing
3) Masing-masing peserta yang akan melakukan permainan
mendapatkan kertas yang bertuliskan nama hewan sesuai pembagian
kelompok yang dibuat oleh fasilitator.
4) Peserta bebas menirukan suara hewan sesuai dengan yang
didapatkannya untuk dapat menemukan peserta lain yang akan
menjadi teman sekelompoknya.
13
4.2 Permainan 2 (Puzzle Interaction)
a. Tujuan permaian : Mencari salah satu bagian puzzle yang hilang.
b. Esensi permaianan :
Menerapkan interaksi sosial yang terdiri dari empat aspek utama, yaitu
kerjasama, persaingan, akomodasi, dan konflik.
1. Kerjasama
Permainan ini mendorong kerjasama antar anggota kelompok untuk
menyelesaikan puzzle. Dengan adanya batasan waktu yang diberikan oleh
kelompok fasilitator, maka akan membuat kerjasama dalam kelompok
tersebut menjadi semakin kuat.
2. Persaingan
Setianhgnhgp kelompok memiliki rasa ingin memenangkan permainan,
maka akan timbul persaingan antar kelompok.
3. Akomodasi
Dengan adanya bagian puzzle yang saling ditukar, akan menciptakan
akomodasi dengan cara perwakilan dari masing-masing kelompok mencari
bagian puzzle ke kelompok lain.
4. Konflik
Adanya pembebasan aturan pada masing-masing kelompok pada saat
pemberian puzzle akan memicu suatu konflik.
c. Durasi waktu : 50 menit
d. Pelaksana permainan : Seluruh kelompok peserta
e. Perlengkapan alat :
1. Puzzle yang berbeda (8 buah)
2. Stopwatch (1 buah)
3. Doubletip (1 buah)
4. Kertas ukuran A3 (8 lembar)
f. Tahapan permaianan :
1) Setiap kelompok terdiri dari 13 sampai 14 orang.
2) Setiap kelompok diberi seperangkat puzzle yang 3 sampai 4 bagian
puzzle tersebut telah ditukar dengan bagian puzzle kelompok lain.
14
3) Setiap kelompok akan diperlihatkan gambar puzzle secara utuh
selama 5 detik.
4) Setelah melihat gambar puzzle secara utuh, setiap kelompok diberi
waktu 20 menit untuk menyelesaikan dengan melengkapi bagian
puzzle yang telah diacak.
5) Hanya satu orang dari masing-masing kelompok yang diperbolehkan
untuk mencari dan menukar bagian puzzle yang terrtukar dengan
kelompok lain.
6) Setiap kelompok dibebaskan untuk membuat aturan dalam
memberikan bagian puzzle pada kelompok lain.
7) Bagi kelompok yang sudah selesai, segera meneriakkan suara khas
kelompoknya.
8) Tiga kelompok tercepat, akan melanjutkan ke permainan
selanjutnya.
g. Proses penilaian :
1. Tiga kelompok yang berhasil menyelesaikan puzzle secara lengkap dan
cepat akan melanjutkan ke permainan selanjutnya.
2. Apabila tidak ada kelompok yang dapat menyelesaikan puzzle secara utuh,
akan dilihat bentuk puzzle yang mendekati lengkap.
3. Apabila ada lebih dari tiga kelompok yang dapat menyelesaikan puzzle,
maka akan dibandingkan waktu pemasangan bagian puzzle terakhir.
4.3 Permainan 3 (Confusion Picture)
a. Tujuan permainan : Mendapatkan pemenang akhir dalam permainan.
b. Esensi permainan :
Penerapan proses persaingan antar kelompok, dimana proses persaingan antar
kelompok dalam memperebutkan kemenangan ini merupakan bagian dari
interaksi sosial.
c. Durasi waktu : 15 menit
d. Pelaksana : Seluruh anggota kelompok yang menjadi
pemenang permainan 2 (puzzle interaction)
15
e. Perlengkapan alat :
1. Kertas gambar (5 lembar)
2. Spidol (3 buah)
f. Tahapan permainan :
1) Masing-masing kelompok menunjuk salah satu anggotanya untuk
menjadi perwakilan kelompok atau pemimpin kelompok.
2) Fasilitator memberikan clue pada pemimpin kelompok yang telah
dipilih dan kemudian mereka diminta untuk menggambar sesuai
dengan clue yang telah diberikan fasilitator pada sebuah kertas.
3) Anggota kelompok lain wajib menebak gambar yang telah digambar
oleh pemimpin kelompoknya secara bergantian selama waktu yang
ditentukan.
g. Proses penilaian :
Kelompok yang dapat menebak gambar dengan jumlah anggota paling sedikit
adalah pemenang game.
16
BAB V
PENUTUP
Dinamika kelompok berarti suatu kelompok yang teratur dari dua individu
atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang
satu dengan yang lain. Dalam permainan ini, dinamika kelompok dikaitkan
dengan interaksi sosial. Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-
hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa
hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok
yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu.
Interaksi sosial bersyarat dan memiliki beberapa aspek dan bentuk.
17
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2010). Interaksi Sosial [Online]. Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-
RAHAYU_GININTASASI/INTERAKSI_SOSIAL.pdf [18 Maret 2013]
Imron. (2008). Dinamika Kelompok. [Online]. Tersedia:
http://imron46.wordpress.com/2008/09/25/dinamika-kelompok/, viewed on
March 19, 2013.
18