proposal buku

6
KKN PPM UGM 2011 – BUTON, SULAWESI TENGGARA 1 A. LATAR BELAKANG Buku adalah jendela dunia. Pepatah lama ini barangkali tetap relevan untuk kita bicarakan hari ini. Seperti kita tahu, buku menjadi penting karena benda ini berhubungan erat dengan aktivitas membaca. Dengan membaca dan mempelajari buku, kita mampu memahami dunia beserta permasalahan di dalamnya. Tidak hanya itu, kita juga bisa mempelajari cara untuk menemukan solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi oleh manusia. Sayang sekali, aktivitas membaca buku di Indonesia sangatlah kurang. Seno Gumira Adjidarma setelah menerima penghargaan Hadiah Sastra Asia Tenggara beberapa tahun lalu dengan nada satire pernah menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia hanya membaca untuk mencari alamat, untuk mengetahui harga-harga, untuk melihat lowongan pekerjaan, untuk mengetahui hasil pertandingan sepakbola, ingin tahu berapa persen diskon obral besar di pusat perbelanjaan, dan akhirnya membaca sub-title opera sabun di televisi untuk mendapatkan sekadar hiburan…” Kondisi seperti ini menjadi wajar ketika kita merujuk pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Taufik Ismail pada tahun 2010 memperlihatkan hasil yang cukup memprihatinkan. Dalam penelitian yang membandingkan tingkat membaca siswa di 13 negara, Indonesia berada dalam kategori terbawah dalam kemampuan membaca buku. Di Amerika Serikat, seorang siswa diwajibkan membaca minimal 32 buku selama masih bersekolah. Di Malaysia dan Brunei, pemerintah mewajibkan seorang siswa harus menghabiskan minimal 6 buku. Sementara di Indonesia, kewajiban untuk membaca buku tertentu sama sekali tidak ada, yang artinya sama dengan 0 judul buku. Ini membuat Taufik Ismail menyebutnya generasi anak muda di Indonesia saat ini sebagai generasi nol buku.

Upload: rafika-sari

Post on 01-Jul-2015

196 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Buku

KKN PPM UGM 2011 – BUTON, SULAWESI TENGGARA 1

A. LATAR BELAKANG

Buku adalah jendela dunia. Pepatah lama ini barangkali tetap relevan untuk kita bicarakan hari ini. Seperti kita tahu, buku menjadi penting karena benda ini berhubungan erat dengan aktivitas membaca. Dengan membaca dan mempelajari buku, kita mampu memahami dunia beserta permasalahan di dalamnya. Tidak hanya itu, kita juga bisa mempelajari cara untuk menemukan solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi oleh manusia. Sayang sekali, aktivitas membaca buku di Indonesia sangatlah kurang.

Seno Gumira Adjidarma setelah menerima penghargaan Hadiah Sastra Asia Tenggara beberapa tahun lalu dengan nada satire pernah menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia hanya membaca untuk mencari alamat, untuk mengetahui harga-harga, untuk melihat lowongan pekerjaan, untuk mengetahui hasil pertandingan sepakbola, ingin tahu berapa persen diskon obral besar di pusat perbelanjaan, dan akhirnya membaca sub-title opera sabun di televisi untuk mendapatkan sekadar hiburan…”

Kondisi seperti ini menjadi wajar ketika kita merujuk pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Taufik Ismail pada tahun 2010 memperlihatkan hasil yang cukup memprihatinkan. Dalam penelitian yang membandingkan tingkat membaca siswa di 13 negara, Indonesia berada dalam kategori terbawah dalam kemampuan membaca buku. Di Amerika Serikat, seorang siswa diwajibkan membaca minimal 32 buku selama masih bersekolah. Di Malaysia dan Brunei, pemerintah mewajibkan seorang siswa harus menghabiskan minimal 6 buku. Sementara di Indonesia, kewajiban untuk membaca buku tertentu sama sekali tidak ada, yang artinya sama dengan 0 judul buku. Ini membuat Taufik Ismail menyebutnya generasi anak muda di Indonesia saat ini sebagai generasi nol buku.

Selain faktor political will dari pemerintah, ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa tingkat membaca siswa begitu rendah. Salah satunya adalah minimnya akses terhadap bahan bacaan seperti buku. Ini terjadi terutama di luar pulau Jawa yang kesulitan mengakses buku. Kondisi yang terjadi di Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton, Sulawesi

Page 2: Proposal Buku

KKN PPM UGM 2011 – BUTON, SULAWESI TENGGARA 2

Tenggara pun demikian. Akses siswa terhadap buku bacaan sungguh minim. Melihat kondisi saat yang demikian, tim KKN-PPM UGM 2011 berencana untuk membuat perpustakaan umum di daerah ini.

Pengadaan perpustakaan umum ini dirangkai dalam program “Seribu Buku untuk Batauga” yang merupakan salah satu program turunan dari kegiatan KKN-PPM UGM 2011 yang bertema “Pengembangan potensi Sumber Daya Alam melalui

peningkatan kualitas pendidikan masyarakat Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara”. Harapannya, perpustakaan umum ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan minat membaca di kalangan siswa. Selain itu juga untuk membuka cakrawala berpikir siswa pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya.

B. TUJUAN

1. Menumbuhkan budaya membaca di kalangan siswa SD, SMP, dan SMA2. Menurunkan angka buta aksara di Kecamatan Batauga, Buton,

Sulawesi Tenggara3. Meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan cakrawala berfikir siswa

SD, SMP, SMA khususnya, dan masyarakat umumnya.

C. SASARAN

Siswa SD, SMP, dan SMA khususnya dan masyarakat secara umum di Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara

D. BENTUK KEGIATAN

Membuat perpustakaan umum dengan menggalang sumbangan buku-buku bertema : “Gerakan Seribu Buku untuk Batauga” sebagai sarana kegiatan belajar masyarakat.

E. PELAKSANAAN

1. Tanggal dan Lokasia. Tanggal pelaksanaan : 4 Juli – 25 Agustus 2011

Page 3: Proposal Buku

KKN PPM UGM 2011 – BUTON, SULAWESI TENGGARA 3

b. Lokasi : Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara

c. Peta Lokasi

No

Rencana KegiatanMinggu

I II III IV V VI VIIVIII

1Perkenalan dan Sosialisasi Warga

             

2Pelatihan pengelolaan adminstrasi perpustakaan

             

3Pembuatan bangunan fisik perpustakaan

4Peresmian Perpustakaan umum

     

5 Kegiatan belajar bersama6 Evaluasi Kegiatan

7Persiapan dan pelaporan hasil akhir

2. Jadwal Umum Kegiatan

Page 4: Proposal Buku

KKN PPM UGM 2011 – BUTON, SULAWESI TENGGARA 4

F. PENUTUP

Demikian proposal kemitraan ini kami buat. Semoga program pengabdian masyarakat “1000 Buku untuk Batauga” ini dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya dan bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi siswa-siswa dan masyarakat di Batauga, Buton, Sulawesi Tenggara. Besar harapan kami adanya dukungan dari berbagai pihak demi kelancaran acara ini. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. Berbagi hati, berbagi buku, untuk Bataugaku!

Yogyakarta, 4 April 2011

Ketua Tim KKN-PPM Buton

Irwan Rizadi07/252880/PA/11437

Koordinator “Seribu Buku untuk Batauga”

Hanifah Koto08/267034/HK/17741

DONASI DAN HIBAH

Dalam rangka menyukseskan program “Seribu Buku untuk Batauga”

yang menjadi turunan program dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim “dari

Gadjah Mada untuk Batauga” di Kecamatan Batauga Kabupaten Buton,

maka kami mengajak dan mengharapkan kontribusi dari saudara untuk

dapat terlibat dan mendukung terselenggaranya kegiatan ini. Pembuatan

Page 5: Proposal Buku

KKN PPM UGM 2011 – BUTON, SULAWESI TENGGARA 5

perpustakaan umum ini memerlukan dukungan dari banyak pihak agar

program yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik. Harapan

kita, siswa-siswa dan masyarakat di Batauga dapat menikmati lezatnya

berbagai informasi, ilmu, serta penegtahuan dari buku-buku yang kita

sumbangkan. Untuk itu, besar harapan kami program ini mendapat

dukungan dari kita semua.

Untuk kegiatan “1000 Buku untuk Batauga” ini, kami menunggu

Donasi buku dari donator sekalian. Adapun buku yang dibutuhkan adalah:

a. Buku pelajaran untuk siswa SD, SMP, dan SMA

b. Buku pengetahuan umum

c. Buku fiksi (cerpen, novel, cergam, dongeng, komik)

d. Majalah

Donasi buku yang akan diberikan diharapkan dapat diserahkan

sebelum pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yaitu selambat-lambatnya

tanggal 20 Juni 2011. Sebagai bentuk kontraprestasi dari para Donatur,

kami akan mencantumkan nama/lembaga dari instansi pada buku yang

disumbangkan. Untuk kesepakatan lebih lanjut dapat dikonfirmasikan

kepada:

Hanifah Koto : 0897 5821 501

Email & Facebook : [email protected]

Sekretariat Tim KKN-PPM BUTON : Sendowo, Blok C.69A, Sinduadi, Mlati, Sleman, DI.Yogyakarta, 55281