proposal 03 integrated dan corporate farming sebagai solusi penataan ruang di kuningan kota,...

26
PROPOSAL INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT KOPPOR - Kuningan (Koperasi Peternak dan Petani Organik) JL Olah Raga No. 206, Cipari - Kuningan 45552 Tlp. 0232 8881485, Hp 081222095666 ; 081316315968 email : [email protected] “ KOTORAN SAPI ADALAH BERKAH BUKAN LIMBAH YANG MENCEMARI LINGKUNGAN “

Upload: elisa-sutanudjaja

Post on 27-Jul-2015

1.032 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

PROPOSALINTEGRATED

DANCORPORATE FARMING

SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANGDI

KUNINGAN KOTA,KABUPATEN KUNINGAN,PROPINSI JAWA BARAT

KOPPOR - Kuningan(Koperasi Peternak dan Petani Organik)JL Olah Raga No. 206, Cipari - Kuningan 45552Tlp. 0232 8881485, Hp 081222095666 ; 081316315968email : [email protected]

“ KOTORAN SAPI ADALAH BERKAHBUKAN LIMBAH

YANG MENCEMARI LINGKUNGAN “

Page 2: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Daftar Isi, Daftar Tabel dan Daftar Gambar Koperasi Peternak dan Petani Organik - Kuningan

11 iiiiii

DAFTAR ISI

Kesimpulan ................................................................................................................ i

Daftar Isi................................................. ................................................................... iii

Daftar Tabel................................................................................................................ Iv

Daftar Gambar .................. ....................................................................................... v

I. PENDAHULUAN........................................... ………………………………………….. I - 1

I.1. LATAR BELAKANG .................................................................................... I - 1

I.2. PERMASALAHAN....................................................................................... I - 2

I.3. PEMECAHAN MASALAH............................................................................ I - 5

I.4 TUJUAN PEMBUATAN PROPOSAL ........................................................... I - 6

I.5 MANFAAT PEMBUATAN PROPOSAL......................................................... I - 7

II. STRATEGI DAN RENCANA KERJA..................................................................... II - 1

II.1. INTEGRATED FARMING............................................................................ II - 2

II.2. CORPORATE FARMING............................................................................ II - 4

II.3. TAHAPAN KEGIATAN ................................................................................ II - 6

II.4. JADUAL KEGIATAN ................................................................................... II - 9

II.5. ORGANISASI CORPORATE FARMING...................................................... II - 9

II.6. PRODUK AKHIR ........................................................................................ II - 11

II.7. KEBERLANJUTAN KEGIATAN ................................................................... II - 11

III. RENCANA ANGGARAN....................................................................................... III - 1

IV. PRODUK AKHIR ................................................................................................. IV - 1

V. KEBERLANJUTAN PROGRAM............................................................................ V - 1

Page 3: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Daftar Isi, Daftar Tabel dan Daftar Gambar Koperasi Peternak dan Petani Organik - Kuningan

11 iivv

DAFTAR TABEL

Tabel II.1. Jadual Pembangunan Ternak Estate......................................................... II - 11

Tabel III.1. Rencana Anggaran Biaya Ternak Estate ................................................... III - 1

Page 4: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Daftar Isi, Daftar Tabel dan Daftar Gambar Koperasi Peternak dan Petani Organik - Kuningan

11 vv

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1. Peta Lokasi Kabupaten Kuningan di Jawa Barat .................................. I - 1

Gambar I.2. Peta Lokasi Kecamatan Cigugur di Kabupaten Kuningan ..................... I - 1

Gambar I.3. Lokasi Kandang Sapi di tengah Pemukiman Penduduk, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan ........................................................................................... I - 2

Gambar I.4. Sapi di Kandang, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan...................... I - 3

Gambar I.5. Pembuangan Limbah Sapi ke Saluran Air, di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan ........................................................................................... I - 3

Gambar I.6. Peta Aliran Air yang Terkena Pencemaran Limbah Sapi, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan ........................................................................................... I - 3

Gambar I.7. Sumber Air yang Terkena Pencemaran Limbah Sapi, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan ........................................................................................... I - 4

Gambar I.8. Kolam Renang sebagai Habitat Ikan Dewa, di Kecamatan Cigugur, Kabupate Kuningan ........................................................................................... I - 4

Gambar I.9. Taman Purbakala di Tengah Pemukiman Penduduk, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan ........................................................................................... I - 5

Gambar I.10. Bangunan Pengolah Limbah Sapi, di Kelurahan Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan.......................................................................... I - 6

Gambar I.11. Lokasi Ternak Estate, di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan ..... I - 7

Gambar II.1. Diagram Strategi Pemecahan Masalah............................................... II - 1

Gambar II.2. Tumpukan Limbah Sapi Padatan, di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan.......................................................................... II - 2

Gambar II.3. Deputi VII Menko Kesra di Stand KOPPOR pada Acara GKPM di JakartaConvention Center, 14 – 16 Agustus 2009................................ II - 4

Gambar II.4. Struktur Pengelolaan Ternak Estate, di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan ........................................................................................... II - 6

Gambar II.5. Suasana Sosialisasi Pemanfaatan Limbah Sapi Bertempat di Salah Satu Madrasah di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan ................................................ II - 7

Gambar II.6. Rencana Lokasi Ternak Estate di Kelurahan Cipari, Kec. Cigugur ........ II - 9

Gambar II.7. Struktur organisasi Corporate Farming................................................ II - 11

Page 5: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 1

BAB IPENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Kabupaten Kuningan terletak di titik koordinat 108°23' - 108°47' Bujur Timur dan 6°47' - 7°12'

Lintang Selatan. Dilihat dari posisi geografisnya Kuningan terletak di bagian Timur Jawa Barat

berada pada lintasan jalan regional yang menghubungkan Kota Cirebon dengan wilayah

Priangan Timur dan sebagai jalan alternatif jalur

tengah yang menghubungkan Jawa Barat dengan

Jawa Tengah.

Gambar I.1. Peta Lokasi Kabupaten Kuningan di Jawa Barat.

Secara administratif Kabupaten Kuningan terdiri

dari 32 kecamatan, 13 kelurahan dan 357 desa dan

berbatasan dengan :

· Sebelah Utara : Kabupaten Cirebon

· Sebelah Timur : Kabupaten Brebes (Jawa Tengah)

· Sebelah Selatan : Kabupaten Ciamis dan Cilacap (Jawa Tengah)

· Sebelah Barat : Kabupaten Majalengka

Gambar I.2. Peta Lokasi Kecamatan Cigugur di Kabupaten Kuningan.

Kuningan Kota sebagai ibukota

Kabupaten Kuningan berada di kaki

Gunung Ciremai dan terletak di titik

koordinat 6°45' - 7°50' Lintang

Selatan dan 105°20' - 108°40'

Bujur Timur. Kondisi geografis

Kuningan sebagaimana daerah

Kab. Kuningan

Kuningan

Page 6: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 2

lainnya yang terletak di kaki Gunung Ciremai, berbukit-bukit dan ketinggiannya bervariasi mulai

dari 630 m dpl (di atas permukaan laut) sampai dengan 700 m dpl. Kuningan Kota sebagai

ibukota Kabupaten Kuningan mencakup 13 (sembilan belas) kelurahan yang berada di dua

kecamatan, yaitu Kecamatan Kuningan ( 8 kelurahan) dan Kecamatan Cigugur (5 kelurahan).

Dua dari tiga belas kelurahan yang berada di wilayah Kuningan, yaitu Kelurahan Cipari dan

Kelurahan Cigugur merupakan sentra ternak sapi perah yang sudah berjalan belasan tahun.

Populasi sapi perah yang menjadi andalan mata pencaharian sebagian besar penduduk di

kedua kelurahan tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun, hingga pada akhir tahun 2008

populasinya mencapai sekitar 3.000 ekor, 1.800 ekor di Kelurahan Cipari dan 1.200 ekor di

Kelurahan Cigugur.

I.2. PERMASALAHAN

Usaha ternak sapi perah di Kabupaten Kuningan dan khususnya di Kelurahan Cipari dan

Cigugur dilakukan secara tradisional dan turun temurun. Kandang-kandang sapi hampir

semuanya berada dikawasan permukiman, di pekarangan belakang dan bahkan menempel

dengan rumah sebagai tempat tinggal pemilik ternak. Pada awalnya keberadaan kandang-

kandang ternak di permukiman tidak mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat setempat

dan masyarakat di sekitarnya. Namun, seiring dengan perkembangan jumlah penduduk yang

semakin pesat dan penurunan daya dukung lingkungan, keberadaan kandang-kandang ternak

semakin mengganggu dan berdampak negatif bagi kelestarian lingkungan dan kehidupan sosial

masyarakat di sekitarnya. Jumlah kandang ternak di

kedua kelurahan diperkirakan mencapai 600 kandang

untuk menampung populasi sapi 3.000 ekor atau

kepadatan 5 (lima) ekor sapi per kandang.

Gambar I.3. Lokasi Kandang Sapi di tengah Pemukiman Penduduk, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.

Usaha ternak sapi perah, selain menghasilkan susu sebagai sumber protein hewani dan

mempunyai nilai ekonomi, juga menghasilkan limbah berupa limbah padatan dan limbah cairan.

Limbah dari usaha peternakan sapi perah berpotensi mencemari lingkungan apabila tidak

Page 7: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 3

ditangani dengan baik. Dengan populasi sapi perah di

kedua kelurahan mencapai 3.000 ekor, maka limbah

padatan yang dihasilkan sekitar 30.000 kg/hari

(asumsi setiap ekor sapi m enghasilkan 10 kg limbah

padat per hari).

Gambar I.4. Sapi di Kandang, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.

Gambar I.5. Pembuangan Limbah Sapi ke Saluran Air, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, hampir semua

peternak sapi perah di Kelurahan Cipari dan Cigugur

membuang limbah ke badan sungai / solokan tanpa

pengolahan terlebih dahulu, sehingga terjadi pencemaran lingkungan. Pencemaran ini

disebabkan oleh aktivitas peternakan, terutama berasal dari limbah yang dikeluarkan oleh

ternak yaitu feses, urine, sisa pakan, dan air sisa pembersihan ternak dan kandang.

Gambar I.6. Peta Aliran Air yang Terkena Pencemaran Limbah Sapi, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.

aliran tercemar

sumber airbelumtercemar

aliran tercemar

Pertemuan aliran

aliran tercemar

Page 8: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 4

Adanya pencemaran oleh limbah peternakan sapi berpotensi menimbulkan berbagai protes dari

kalangan masyarakat sekitarnya, terutama rasa gatal ketika menggunakan air sungai yang

tercemar, di samping bau yang sangat menyengat. Keluhan atau protes dari masyarakat

Kelurahan Winduherang, Purwawinangun dan Kuningan yang persis berada di bawah

Kelurahan Cipari dan Cigugur kerap disuarakan dalam berbagai forum. Pada saat musim

hujan, air limpasan dari solokan dan sungai-sungai kecil yang membawa limbah sapi memenuhi

pekarangan rumah warga dan rumah ibadah

yang ada di Kelurahan Winduherang dan

Kelurahan Purwawinangun serta Kelurahan

Kuningan.

Gambar I.7. Sumber Air yang Terkena Pencemaran Limbah Sapi, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.

Aliran air sungai yang tercemar oleh aktivitas

peternakan adalah sungai Citamba dan sungai Cikentrungan. Kedua sungai tersebut

merupakan muara dari sungai-sungai kecil dan solokan-solokan yang membawa limbah ternak

sapi dari Kelurahan Cipari dan Cigugur. Dampak negatif pencemaran dari limbah ternak sapi

juga dirasakan oleh masyarakat yang bermukim di pusat kota Kuningan, karena kedua aliran

sungai Citamba dan Cikentrungan membelah pusat kota Kuningan. Air kedua sungai tersebut

tidak bisa lagi dipakai untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat yang bermukim di

sepanjang aliran sungai.

Gambar I.8. Kolam Renang sebagai Habitat Ikan Dewa, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.

Satu hal yang perlu diperhatikan dan pada beberapa

dekade lalu belum menjadi masalah dengan

keberadaan ternak sapi adalah sumber baku air

minum masyarakat Kuningan. Kelurahan Winduherang, Kelurahan Cipari dan Cigugur dikenal

juga sebagai tempat dimana sumber baku air minum diperoleh untuk memenuhi sebagian

Aliran Air tercemar

Pipa Air Minum

Page 9: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 5

kebutuhan air mimum masyarakat Kuningan. Dengan adanya pencemaran llingkungan akibat

keberadaan ternak sapi, sumber baku air minum di ketiga kelurahan tersebut terancam ditutup.

Pencemaran akibat usaha ternak sapi juga dikhawatirkan dapat mencemari sumber air yang

selama ini memasok obyek wisata kola renang di Kelurahan Cigugur dan sekitarnya. Selama ini

obyek wisata kolam renang dengan ikan dewanya di Kelurahan Cigugur menjadi andalan

wisata Kabupaten Kuningan.

Gambar I.9. Taman Purbakala di Tengah Pemukiman Penduduk, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.

Obyek wisata lain yang juga dikhawatirkan

menjadi berkurang daya tariknya adalah Situs

Purbakala Cipari yang berada di Kelurahan

Cipari. Situs Purbakala ini lokasinya berada

ditengah pemukiman masyarakat Cipari dan tidak jauh dari kandang-kandang sapi. Bila hujan

turun, kondisi lingkungan sekitar Situs Purbakala terasa beraroma lain karena limbah sapi yang

bercampur air hujan menimbulkan bau yang tidak sedap.

I.3. PEMECAHAN MASALAH

Usaha peternakan sapi perah di Kelurahan Cipari dan Cigugur disatu sisi merupakan mata

pencaharian yang sudah berlangsung lama dan turun temurun. Tetapi pada sisi yang lain usaha

peternakan sapi sekarang ini juga menimbulkan masalah yang tidak kecil. Pencemaran

lingkungan yang ditimbulkannya merupakan masalah serius yang harus segera ditangani.

Dampak negatif yang lebih besar seperti potensi konflik sosial antar warga masyarakat dan ini

juga menjadi kekhawatiran semua pihak, bisa dicegah sedini mungkin. Oleh karena itu, dalam

proposal ini kami dari Koperasi Peternak dan Petani Organik Kuningan (KOPPOR)

mengajukan solusi atas permasalahan yang dihadapai masyarakat Kuningan melalui dua cara,

yaitu :

1. Memanfaatkan limbah sapi sebagai sumber bahan baku pupuk organik sehingga menjadi

suatu sistem yang sinergis dalam bentuk Integrated Farming (pertanian terpadu)

Taman Purbakala

Page 10: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 6

2. Memindahkan atau merelokasi kandang sapi yang berada di kawasan pemukiman ke

tempat lain yang sesuai dan terkonsentrasi menjadi suatu ternak estate sehingga dapat

diusahakan secara bersama dengan sistem corporate farming (konsolidasi usaha dengan

manajemen perusahaan)

I.4. TUJUAN PEMBUATAN PROPOSAL

Kedua solusi yang kami tawarkan atas permasalahan yang dihadapi masyarakat Kuningan,

belum dapat kami wujudkan semuanya. Solusi pertama berupa pemanfaatan limbah sapi

padatan menjadi pupuk organik sudah mulai kami jalankan pada bulan Mei 2009. Pemanfaatan

limbah sapi padatan menjadi pupuk organik dilakukan secara swadaya anggota koperasi dan

masyarakat yang peduli terhadap pelestarian lingkungan. Limbah sapi padatan yang

dimanfaatkan untuk produksi pupuk organik baru mencapai rata-rata 1 (satu) ton per hari,

masih jauh dari jumlah limbah sapi padatan yang dihasilkan yaitu sekitar 30 ton per hari.

Meskipun belum bisa memanfaatkan semua limbah sapi padatan yang dihasilkan, pupuk

organik produksi KOPPOR sudah bisa diterima oleh masyarakat petani sayuran di wilayah

Kecamatan Cigugur.

Gambar I.10. Bangunan Pengolah Limbah Sapi, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.

Dalam pemanfaatan limbah sapi padatan

menjadi pupuk organik ini, kami mengalami

kendala dalam peningkatan kapasitas produksi dan jenis pupuk organik yang dihasilkan. Untuk

meningkatkan kapasitas produksi diperlukan penambahan mesin-mesin tambahan yang

investasinya cukup besar untuk ukuran koperasi yang baru berdiri seperti KOPPOR.

Sedangkan untuk meningkatkan jenis pupuk organik yang dihasilkan dari pupuk organik curah

menjadi pupuk organik granul yang dapat digunakan untuk padi sawah diperlukan tambahan

mesin yang lagi-lagi investasinya cukup besar. Kami bertekad dengan usaha yang sungguh-

sungguh, kendala investasi ini bisa kami pecahkan dalam jangka waktu satu tahun kedepan,

sehingga kami mampu meningkatkan kapasitas produksi yang berarti pula mampu

meningkatkan pemanfaatan limbah sapi padatan dan menambah jenis pupuk organik berupa

pupuk organik granular.

Page 11: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 7

Solusi kedua belum dapat kami wujudkan karena masih terkendala terutama masalah

pembiayaan. Tanah seluas 7.000 m2 untuk relokasi penampungan kandang sapi sebagai ternak

estate yang dikelola dengan sistem corporate farming sudah tersedia dan berlokasi di

Kelurahan Cipari. Tanah tersebut merupakan sumbangan dari Kelurahan Cipari yang berasal

dari tanah kas desa sebelum Desa Cipari berubah menjadi Kelurahan Cipari. Seusai dengan

rencana tataruang yang ada, lokasi penampungan (ternak estate) merupakan peruntukan

untuk pertanian. Jadi relokasi atau pemindahan kandang sapi ke lokasi ini juga merupakan

bentuk penataan ruang dan ketaatan atas

tataruang yang sudah ditetapkan oleh

Pemerintah Kabupaten Kuningan.

Gambar I.11. Lokasi Ternak Estate, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.

Sehubungan dengan kendala yang kami hadapi dalam menjalankan solusi yang kedua, tujuan

pengajuan proposal ini adalah untuk mendapatkan pembiayaan bagi pembuatan kandang sapi

secara terkonsentrasi sebagai bentuk penataan ruang untuk mencegah pencemaran

lingkungan sehingga Kuningan menjadi Kota Lestari.

I.5. MANFAAT PEMBUATAN PROPOSAL

Bilamana kedua solusi tersebut di atas dapat dijalankan dengan baik, maka tidak saja

pencemaran lingkungan dapat diatasi, tetapi juga usaha budidaya pertanian dapat

dikembangkan karena tersedia pupuk yang murah dan dalam jumlah yang cukup, dan usaha

peternakan sapi perah dapat dilanjutkan dan ditingkatkan sebagai mata pencaharian yang

sudah turun temurun bagi masyarakat Kelurahan Cipari dan Cigugur. Integrated Farming

sebagai bentuk integrasi usaha ternak dengan budidaya tanaman, dimana limbah ternak

dipakai untuk pemupukan tanaman dan hijauan tanaman dipakai untuk pakan ternak dapat

berjalan dengan baik. Corporate Farming sebagai bentuk konsolidasi usaha ternak yang lebih

efisien karena dikelola manajemen yang handal dapat pula berjalan seiring.

Page 12: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 8

Kami dari Koperasi Peternak dan Petani Organik (KOPPOR) Kuningan berharap sekali dapat

mewujudkan Integrated Farming dan Corporate Farming untuk mencapai masyarakat yang

lebih sejahtera dengan lingkungan yang lebih baik bagi generasi yang akan datang.

Secara ringkas bila proposal yang kami ajukan ini disetujui, maka manfaat yang dapat diperoleh

masyarakat Kuningan adalah sebagai berikut :

1. Pencemaran lingkungan akibat usaha ternak sapi dapat dicegah, karena limbah sapi sudah

dapat dimanfaatkan dan kandang sapi berada di tempat yang sesuai dengan

peruntukannya.

2. Sumber baku air minum bagi masyarakat Kuningan yang berasal dari Kelurahan Cigugur,

Cipari dan Winduherang tetap tersedia dengan jumlah dan kualitas yang memadai.

3. Aliran air sungai Citamba dan Cikentrungan terjaga kelestariannya dan dapat dimanfaatkan

oleh masyarakat yang berada disepanjang aliran sungai.

4. Konflik sosial antar warga yang berpotensi terjadi dapat dicegah dan diganti dengan

kehidupan yang harmonis dan hidup berdampingan secara damai dengan alam yang

lestari.

5. Integrated farming yang mengintegrasikan usaha ternak dengan usaha budidaya pertanian

dapat dijalankan sehingga usaha pertanian dalam arti luas dapat lebih efisien dan pada

akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani dan peternak.

6. Limbah sapi sebagai sumberdaya alam karunia Yang Maha Kuasa merupakan berkah,

bukan menimbulkan masalah dalam kehidupan manusia.

7. Kelurahan Cigugur yang dikenal dengan obyek wisata pemandian atau kolam renang

dengan ikan dewanya dapat dilestarikan hingga generasi yang akan datang, karena

sumber airnya tidak lagi dicemari oleh limbah sapi.

8. Kelurahan Cipari yang dikenal dengan keberadaan Situs Prbakalanya dapat terus menjaga

warisan budayanya yang bernilai tinggi dan agung, karena tidak disesaki dengan

pencemaran akibat usaha ternak sapi.

9. Pembelajaran untuk masyarakat akan pentingnya penataan ruang dan mematuhi tataruang

yang sudah disepakati bersama.

Page 13: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 1

BAB IISTRATEGI DAN RENCANA KERJA

Integrated Farming dan Corporate Farming merupakan solusi yang kami tawarkan untuk mengatasi

permasalahan yang dihadapi masyarakat Kuningan dalam mewujudkan Kuningan sebagai Kota

Lestari. Pemanfaatan limbah sapi yang dihasilkan usaha ternak sapi perah menjadi pupuk organik

merupakan bagian dari Ingtegrated Farming (Pertanian Terpadu). Solusi pertama, sudah mulai kami

jalankan dengan kemampuan swadaya anggota koperasi dan masyarakat yang peduli akan

pelestarian lingkungan, meskipun belum sepenuhnya memecahkan permasalahan. Solusi kedua,

merupakan inti dari proposal ini menawarkan penataan ruang melalui pembuatan Ternak Estate

dengan menerapkan konsep Corporate Farming. Ternak Estate hanya dapat diwujudkan dengan

menerapkan konsep Corporate Farming dengan manajemen yang handal yang mampu mengelola

segala aspek kebutuhan suatu usaha ternak yang terpadu.

Gambar II.1.Diagram Strategi Pemecahan Masalah.

MASALAH 1. Pencemaran Sungai2. Pencemaran Sumber / Mata

Air3. Pencemaran Udara4. Pencemaran Lingkungan

Pemukiman5. Eksistensi Situs Purbakala

Terancam6. Potensi Konflik Sosial

SOLUSI

Pengolahan Limbah Sapi sebagai bagian dari

INTEGRATED FARMING

Relokasi Kandang Sapi dari Kawasan Pemukiman ke lokasi yang sesuai dengan Zoning yang berlaku (Ternak Estate) dengan

menerapkan sistemCORPORATE FARMING

SOLUSI

Page 14: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 2

II.1. INTEGRATED FARMING

Integrated Farming adalah suatu sistem pengelolaan usaha tani yang terintegrasi / terpadu

mulai dari hulu hingga ke hilir melalui pendekatan low external input dengan menggunakan

dan memanfaatkan sumberdaya yang ada sehingga akan mengurangi biaya produksi dan

meningkatkan nilai tambah usaha tani serta ramah lingkungan.

Pengelolaan limbah sapi yang kurang baik selama ini akan menjadi masalah serius pada usaha

peternakan sapi perah di Kelurahan Cipari dan Kecamatan Cigugur umumnya. Sebaliknya bila

limbah ini dikelola dengan baik dapat memberikan nilai tambah. Salah satu upaya untuk

mengurangi limbah adalah mengintegrasikan usaha tersebut dengan beberapa usaha lainnya,

seperti penggunaan suplemen pada pakan, usaha pembuatan kompos, budidaya ikan,

budidaya padi sawah, sehingga menjadi suatu

sistem yang saling sinergis berupa integrated

farming.

Gambar II.2. Tumpukan Limbah Sapi Padatan, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.

Sistem pengelolaan terintegrasi (integrated farming) merupakan penerapan usaha tani terpadu

melalui pendekatan low external input antara ternak dan tanaman. Sistem ini sangat

menguntungkan karena ternak dapat memanfaatkan hijauan pakan atau limbah pertanian

sebagai pakan, selain menghasilkan kotoran sebagai pupuk organik untuk meningkatkan

kesuburan tanah. Sistem pengelolaan terintegrasi juga dapat mengurangi input produksi

dengan mengolah kotoran ternak menjadi kompos. Pupuk kompos selanjutnya digunakan untuk

pemupukan tanaman atau dapat dijual kepada petani lain atau masyarakat yang

membutuhkannya. Usaha tani terintegrasi menerapkan pendekatan sistem dalam satu

kesatuan daur produksi.

Upaya memadukan tanaman, ternak dan ikan di lahan pertanian memiliki manfaat ekologis dan

ekonomis. Laju pertumbuhan produktivitas usaha pertanian merupakan interaksi di antara

berbagai faktor yang ada dalam sistem usahatani. Sebagai upaya bagi peningkatan sistem

usahatani diperlukan teknologi alternatif untuk memperbaiki produktivitas lahan dan

Tumpukan Limbah Sapi Padatan

Page 15: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 3

meningkatkan pendapatan petani, antara lain melalui teknologi sistem usaha peternakan yang

menerapkan konsep produksi bersih dan integrated farming.

Menurut Bapedal, bahwa produksi bersih merupakan suatu strategi pengelolaan lingkungan

yang bersifat preventif dan terpadu yang perlu diterapkan terus menerus pada proses produksi

dan praproduksi, sehingga mengurangi risiko terhadap manusia dan lingkungan. Produksi

bersih tidak hanya menyangkut proses produksi, tetapi juga menyangkut pengelolaan seluruh

daur hidup produksi, yang dimulai dari pengadaan bahan baku dan pendukung, proses dan

operasi, hasil produksi dan limbahnya sampai ke distribusi serta konsumsi. Semua industri di

seluruh dunia semakin menyadari keuntungan yang dapat diperoleh dari produksi bersih dan

mereka telah mengembangkan program tersebut di perusahaannya. Strategi produksi bersih

yang telah diterapkan di berbagai negara menunjukkan hasil yang lebih efektif dalam mengatasi

dampak lingkungan dan juga memberikan beberapa keuntungan antara lain :

1. Penggunaan sumberdaya alam menjadi lebih efektif dan efisien

2. Mengurangi atau mencegah terbentuknya bahan pencemar

3. Mencegah berpindahnya pencemaran dari satu media ke media yang lain

4. Mengurangi terjadinya risiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan

5. Mengurangi biaya penaatan hukum

6. Terhindar dari biaya pembersihan lingkungan (clean up)

7. Produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar internasional

8. Pendekatan pengaturan yang bersifat fleksibel dan sukarela.

Berdasarkan permasalahan dan konsep produksi tersebut, maka Kelompok Petani dan

Peternak Organik yang tergabung dalam Koperasi Peternak dan Petani Organik (KOPPOR)

berinisiatif untuk mengolah limbah sapi perah padatan menjadi pupuk organik. Limbah sapi

padatan yang selama ini menjadi masalah bagi masyarakat karena mencemari lingkungan,

diharapkan dengan diolah menjadi pupuk organik akan menjadi berkah, khususnya bagi

masyarakat Kuningan. Oleh karena itu KOPPOR mempunyai semboyan ” Limbah Sapi

adalah Berkah bukan Limbah yang Mencemari Lingkungan ”.

Page 16: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 4

Perencanaan kedepan adalah bagaimana meningkatkan produksi limbah sapi padatan ini

sehingga pencemaran lingkungan menjadi berkurang. Namun pengolahan limbah sapi padatan

menjadi kompos tidak semata terkait dengan produksi saja, tetapi juga yang lebih penting

adalah penyerapan produk kompos ini di pasaran. Peningkatan produksi tanpa diimbangi

dengan penyerapan produk di pasaran akan menimbulkan masalah baru. KOPPOR terus

berupaya melakukan penetrasi pasar terutama kepada petani anggota koperasi dan petani

sayur mayur serta petani palawija. Upaya ini sedikit demi sedikit mulai membuahkan hasil.

Tingkat produksi terus terus naik dan ini berarti pengurangan pencemaran lingkungan.

Petani mulai ada kepercayaan terhadap pupuk kompos asal limbah sapi padatan. Petani

singkong telah mampu meningkatkan produktivitasnya menjadi lebih dari 10 kg/pohon. Pada

tanggal 14-16 Agustus 2009, koperasi mendapat kesempatan untuk memamerkan hasil

singkongnya pada acara Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat bertempat di Jakarta

Convention Centre. Stand KOPPOR

mendapat kehormatan kunjungan

Deputi VII Menko Kesra yang sekaligus

juga sebagai Ketua Pelaksana Tim

Pengendali PNPM dan mendapat

apresiasi yang cukup tinggi.

Gambar II.3. Deputi VII Menko Kesra di Stand KOPPOR pada Acara GKPM di JakartaConvention Center, 14 – 16 Agustus 2009.

II.2. CORPORATE FARMING

Corporate Farming (CF) adalah salah satu bentuk kerjasama agribisnis dari sekelompok

peternak sewilayah melalui kosolidasi pengelolaan terpusat dalam bentuk Ternak Estate

dengan menjamin kepemilikannya pada masing-masing peternak. Manajemen usaha dilakukan

dalam satu tim yang dipimpin oleh seorang manajer yang legimate dan professional. Corporate

Farming mempunyai ciri-ciri :

Ketua Koperasi

Page 17: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 5

1) Kelompok peternak sewilayah mempercayakan pengelolaan usahanya (on farm dan atau

off farm) kepada satu lembaga professional dengan suatu perjanjian kerjasama, di mana

peternak bertindak selaku pemegang saham.

Para peternak yang selama ini melakukan kegiatan usaha ternaknya di kawasan

pemukiman, akan mempercayakan pengelolaan usahanya pada Koperasi yang akan

bertindak sebagai estate manager. Koperasi sebagai estate manager akan merelokasi

dan memusatkan kegiatan usaha ternak sapi pada satu lokasi yang sudah ditentukan dan

memenuhi syarat-syarat teknis dan sesuai dengan peruntukkannya. Para peternak

sebagai pemilik sapi bertindak selaku pemegang saham dalam ternak estate ini sesuai

jumlah komposisi kepemilikan sapinya.

2) CF dibentuk melalui musyawarah dan mufakat

Corporate Farming dibentuk berdasarkan azas musyawarah dan mufakat sebagaimana

yang dikembangkan selama ini di organisasi koperasi.

3) Skala optimal; sesuai dengan kondisi dan kapasitas sumberdaya setempat

Sangat ideal bilamana semua peternak dapat semua bergabung dengan ternak estate.

Namun demikian pada tahap awal diharapkan bisa bergabung sebanyak 40 peternak atau

sekitar 200 ekor sapi dengan rata-rata kepemilikan 5 ekor sapi untuk setiap peternak.

4) Dikelola oleh manager professional yang dipilih oleh peternak

Estate Manager akan dilaksanakam oleh Koperasi dengan bantuan teknis dari para ahli

yang selama ini telah membantu mewujudkan integrated farming. Koperasi menyeleksi

dan mengangkat para pelaksana yang handal di bidang ternak estate dengan arahan tim

ahli. Pengurus inti koperasi tidak diperkenankan untuk rangkap jabatan di estate maneger,

agar supaya kegiatan bisa lebih terfokus.

5) Peternak selain sebagai pemegang saham, juga dapat bekerja pada CF

Selain sebagai pemilik ternak estate, para peternak juga dapat bekerja pada ternak estate

sesuai kebutuhan tenaga kerja yang telah dirancang oleh estate manager. Kebutuhan

tenaga kerja sedapat mungkin akan dicukupi dari para peternak sendiri yang masuk

sebagai anggota ternak estate.

Page 18: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 6

6) Bertumpu pada komoditas unggulan

Ternak sapi selama ini sudah berjalan bertahun-tahun yang dapat dikatakan sebagai

usaha yang sudah turun temurun. Jadi ternak sapi sapi merupakan komoditas unggulan

dari Kecamatan Cigugur.

KOPPOR sebagai koperasi yang selama ini menjadi naungan usaha peternak akan menjadi

manajemen Ternak Estate.

Gambar II.4.Struktur Pengelolaan Ternak Estate, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.

II.3. TAHAPAN KEGIATAN

Berdasarkan strategi pemecahan masalah seperti yang dijelaskan di atas, tahapan kegiatan

corporate farming, yaitu :

1. Sosialisasi

Sosialisasi kepada peternak tentang rencana relokasi kandang sapi yang ada di

pemukiman ke lokasi Ternak Estate dengan sistem pengelolaan Corporate Farming. Pada

tahap ini sosialisasi lebih ditujukan untuk mendapat umpan balik dari para tokoh dan

ESTATE MANGEMENT

KOPERASIPETERNAK dan PETANI

ORGANIK(KOPPOR)

TERNAK ESTATE

TERNAK MILIK PETERNAKTERKONSENTRASI PADA

AREA TERNAK YANG DIKELOLA OLEH KOPERASI

Page 19: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 7

masyarakat. Sebagaimana telah dilakukan pada pengolahan limbah sapi padatan menjadi

pupuk organik dan berhasil dengan baik, pelaksanaan sosialisasi corporate farming juga

dibagi menjadi dua tahapan, yaitu pertama kepada para tokoh masyarakat baik tokoh

formal maupun informal. Dan kedua, kepada masyarakat peternak baik yang menjadi

anggota koperasi maupun bukan anggota.

Waktu sosialisasi dilakukan pada malam hari

ba’da Isya dimana para peternak yang juga

merangkap sebagai petani sudah selesai

melakukan segala aktivitas harian.

Gambar II.5. Suasana Sosialisasi Pemanfaatan Limbah Sapi Bertempat di Salah Satu Madrasah di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.

2. Survey Lokasi Ternak Estate

Penentuan lokasi Ternak Estate harus memenuhi kriteria dari aspek teknis, ekonomi,

sosial dan lingkungan. Lokasi Ternak Estate juga harus sesuai dengan tata ruang yang

ada dan peruntukkan penggunaan tanah sesuai peraturan yang berlaku. Lokasi kandang

sapi yang sekarang ini berada di kawasan pemukiman penduduk harus menjadi pelajaran

berharga bagi masyarakat dan tidak terulang lagi. Sesuai dengan kriteria tersebut, sudah

ada satu rencana lokasi yang cocok untuk Ternak Estate seperti terlihat pada gambar di

bawah ini.

3. Penyusunan Masterplan Ternak Estate

Berdasarkan umpan balik dari hasil sosialisasi, maka disusun masterplan Ternak Estate

meliputi layout, rencana anggaran, pelaksanaan pembangunan dan manajemen

pengelolaan termasuk didalamnya aturan main bisnis antara pengelola dan masyarakat

peternak.

4. Sosialisasi Lanjutan

Setelah masterplan tersusun, dilakukan sosialisasi lanjutan untuk mendapat persetujuan

atau mufakat dari masyarakat. Mufakat ini sangat penting karena masyarakat peternak

dalam sistem Ternak Estate ditempatkan sebagai pemilik usaha. Salah satu keberhasilan

Page 20: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 8

usaha adalah manajemen yang profesional. Oleh karena itu dalam musyawarah untuk

mufakat (sosialisasi) ini dibahas juga organisasi pelaksana Ternak Estate baik struktur

organisasi, tugas dan tanggungjawab serta personil yang akan terlibat.

5. Pelaksanaan Pembangunan Ternak Estate

Sesuai dengan prinsip dasar koperasi, pelaksanaan pembangunan Ternak Estate

dilakukan secara gotong royong diantara para anggota masyarakat. Supervisi akan

dilakukan bekerjasama dengan tim ahli yang selama ini membantu koperasi dalam

mewujudkan pengolahan limbah sapi.

6. Pemindahan Sapi ke Ternak Estate

Pemindahan sapi dari kandang yang berada di kawasan pemukiman ke lokasi Ternak

Estate perlu dilakukan secara hati-hati, untuk menjaga agar sapi tetap dalam kondisi sehat

tidak terkena stres. Pemindahan dilakukan secara bertahap dan diselesaikan dalam waktu

1 (satu) minggu.

7. Pengelolaan Ternak Estate

KOPPOR akan bertindak sebagai estate manager yang tentunya akan dibantu oleh

tenaga-tenaga profesional di bidangnya. Pengelolaan Ternak Estate tidak serentak

dilakukan sekaligus, tetapi secara bertahap sesuai dengan kemampuan koperasi dan

warga masyarakat. Pada tahap awal, Ternak Estate direncanakan mempunyai kapasitas

200 ekor sapi. Bila telah berjalan dengan baik, diharapkan seluruh sapi yang berkandang

di pemukiman dapat dikelola di Ternak Estate.

8. Integrasi dengan Kegiatan Lain

Ternak Estate merupakan salah satu kegiatan dalam suatu siklus yang dinamakan

Integrated Farming. Jadi Ternak Estate bukan merupakan kegiatan yang berdiri sendiri

tetapi terkait dengan kegiatan usaha tani lainnya. Ternak menghasilkan kotoran / limbah

yang dimanfaatkan untuk pupuk tanaman. Tanaman menghasilkan bahan baku yang dapat

diajadikan sebagai pakan ternak. Contoh hijauan tanaman digunakan untuk menambah

pakan ternak.

Page 21: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 9

Gambar II.6. Rencana Lokasi Ternak Estate di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur

Page 22: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT
Page 23: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 11

II.6. PRODUK AKHIR

Dengan segenap kemampuan koperasi bersama-sama masyarakat terutama anggota koperasi

dan dukungan pendanaan dari pihak luar, diharapkan Ternak Estate dengan sistem

pengelolaan Corporate Farming dapat segera diwujudkan. Bila ini terjadi dan harus terjadi,

maka kandang-kandang sapi di lokasi pemukiman penduduk yang selama ini menjadi masalah

bersama, dapat segera diatasi. Limbah sapi akan menjadi berkah dan bukan membuat

masalah. Sumber baku air minum dan keperluan rumah tangga lainnya dapat dipulihkan, sungai

citamba, sungai cikentrungan kembali bersih. Situs Purbakala Cipari terlindungi dari

pencemaran, Habitat Ikan Dewa yang selama ini terjaga akan terus lestari dan dapat dinikmati

generasi mendatang. Salah satu bahaya yang mengancam kelestarian Kota Kuningan dapat

dihindarkan dan upaya menuju Kuningan sebagai Kota Lestari semakin dekat. Ini merupakan

sumbangsih kecil warga Kelurahan Cipari dan Cigugur dan umumnya Kecamatan Cigugur

terhadap ekskistensi dan kelestarian ibukotanya.

II.7. KEBERLANJUTAN KEGIATAN

Ternak Estate akan terus dilanjutkan hingga seluruh kandang sapi yang ada dipemukiman

dapat dipindahkan semua. Ternak Estate diharapkan akan terus berlanjut, karena ini

merupakan mata pencaharian utama warga yang sudah berlangsung turun temurun selama

puluhan tahun. Sebagaimana dijelaskan pada awal proposal, bahwa usaha ternak adalah salah

satu bagian dari kegiatan Integrated Farming yang sedang digiatkan oleh koperasi. Jadi Ternak

Estate yang ramah lingkungan sudah menjadi bagian program koperasi. Kami menyadari

bahwa hanya dengan Integrated Farming yang ramah lingkungan, kesejahteraan petani dan

peternak dapat ditingkatkan dan jaminan kesejahteraan untuk masa depan generasi

mendatang.

Page 24: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Bab III – Rencana Anggaran Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan

Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 III - 1

BAB IIIRENCANA ANGGARAN

Komponen biaya pembangunan Ternak Estate teridiri dari komponen bahan, upah dan jasa

manajemen. Komponen utama bahan yang merupakan komponen terbesar semuanya menggunakan

bahan-bahan lokal yang terdapat di lingkungan sekitar seperti bambu, kayu dan genteng, pasir,

semen, bata dan batu kali. Biaya upah diperlukan untuk membayar tenaga-tenaga tukang, sedangkan

tenaga pembantu semuanya dilakukan secara swadaya anggota koperasi. Jasa manajemen

diperlukan untuk membayar tenaga ahli dari luar yang diperlukan oleh koperasi dalam men-set up

Masterplan dan manajemen Corporate Farming. Biaya pengadaan tanah tidak diperlukan karena

sudah disediakan masyarakat secara swadaya.

Tabel III.1. Rencana Anggaran Biaya Ternak Estate

Volume Harga Satuan BiayaNo Keterangan

Bahan / Upah Rp

I Biaya Bahan 14.565.000 1 Kayu (m3) 3,0 1.100.000 3.300.000

2 Bambu (batang) 180 6.000 1.080.000

3 Genteng (buah) 1.050 1.000 1.050.000

4 Semen (zak) 75 55.000 4.125.000

5 Batu Kali (colt bak) 8 200.000 1.500.000

6 Pasir (truk) 8 320.000 2.400.000

7 Bata (buah) 1.200 300 360.000

8 Bahan Lain Ls 750.000 750.000

II Penyiapan Lahan Ls 1.250.000 1.250.000 III Relokasi Sapi (ekor) 20 37.500 750.000 IV Upah 1.625.000

Pembantu -

Tukang 33 50.000 1.625.000

Total Biaya 18.190.000

Keterangan : Biaya di atas untuk kapasitas 20 ekor sapi

Total Biaya u/ 200 ekor 181.900.000 V Jasa Manajemen 14.500.000

Ahli Ternak Sapi Ls - 6.500.000

Ahli Manajemen Corporate Farming Ls - 8.000.000

VI Sosialisasi 2 1.000.000 2.000.000 VII Lain-lain Ls - 1.500.000

Total Biaya 199.900.000 Total Biaya (dibulatkan) 200.000.000

Page 25: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Kesimpulan Koperasi Peternak dan Petani Organik - Kuningan

Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 i

KESIMPULAN

1. Usaha ternak sapi perah di Kuningan Kota, tepatnya di Kelurahan Cipari dan Kelurahan

Cigugur, yang dilakukan secara tradisional dan turun temurun telah berdampak negatif bagi

kelestarian lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat di sekitarnya. Dengan populasi sapi

perah di kedua kelurahan mencapai 3.000 ekor yang berasal dari 600 kandang, maka limbah

sapi padatan yang dihasilkan sekitar 30.000 kg/hari. Limbah sapi padatan tersebut telah

mencemari aliran-aliran sungai yang melintas ke pusat kota Kuningan dan sumber-sumber air

serta pemukiman warga yang ada dibawahnya. Pencemaran bertambah tinggi karena hampir

90% kandang sapi berada di tengah pemukiman warga.

Akibat pencemaran limbah sapi juga telah mengancam keberadaan Situs Purbakala Cipari yang

berada sangat berdekatan dengan kandang-kandang sapi dan habitat ikan dewa yang selama

ini menjadi ikon wisata Kabupaten Kuningan. Pencemaran ini juga berpotensi menimbulkan

berbagai protes dari kalangan masyarakat sekitarnya. Keluhan atau protes dari masyarakat

Kelurahan Winduherang, Purwawinangun dan Kuningan yang persis berada di bawah

Kelurahan Cipari dan Cigugur kerap disuarakan dalam berbagai forum.

2. Koperasi Peternak dan Petani Organik (KOPPOR) Kuningan mengajukan solusi atas

permasalahan yang dihadapi akibat pencemaran limbah sapi tersebut, yaitu : 1) Memanfaatkan

limbah sapi sebagai sumber bahan baku pupuk organik sehingga menjadi suatu sistem yang

sinergis dalam bentuk Integrated Farming (pertanian terpadu) dan 2) Memindahkan atau

merelokasi kandang sapi yang berada di kawasan pemukiman ke tempat lain yang sesuai dan

terkonsentrasi menjadi suatu ternak estate sehingga dapat diusahakan secara bersama

dengan sistem corporate farming (konsolidasi usaha dengan manajemen perusahaan).

3. Solusi pertama, sudah mulai dijalankan oleh KOPPOR dengan kemampuan swadaya anggota

koperasi dan masyarakat yang peduli akan pelestarian lingkungan, meskipun belum

sepenuhnya memecahkan permasalahan. Solusi kedua, merupakan inti dari proposal ini

menawarkan penataan ruang melalui pembuatan Ternak Estate dengan menerapkan konsep

Corporate Farming.

Page 26: Proposal 03 INTEGRATED DAN CORPORATE FARMING SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANG DI KUNINGAN KOTA, KABUPATEN KUNINGAN, PROPINSI JAWA BARAT

Kesimpulan Koperasi Peternak dan Petani Organik - Kuningan

Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 ii

Corporate Farming (CF) adalah salah satu bentuk kerjasama agribisnis dari sekelompok

peternak sewilayah melalui kosolidasi pengelolaan terpusat dalam bentuk Ternak Estate

dengan menjamin kepemilikannya pada masing-masing peternak. Ternak Estate merupakan

suatu bentuk penataan ruang dan ketaatan atas tataruang yang sudah ditetapkan oleh

Pemerintah Kabupaten Kuningan.

KOPPOR akan bertindak sebagai Estate Manager dengan dibantu oleh segenap anggota

koperasi dan masyarakat di kedua kelurahan.

4. Kedua solusi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dalam

mewujudkan Kuningan sebagai Kota Lestari. Limbah Sapi yang selama ini menjadi masalah

dapat menjadi berkah bagi masyarakat sesuai dengan semboyan yang dicanangkan KOPPOR

“Limbah Sapi adalah Berkah bukan Masalah yang Mencemari Lingkungan”.

5. Beberapa manfaat yang dapat dipetik oleh masyarakat dengan kedua solusi yang kami

tawarkan diantaranya adalah 1) Pencemaran lingkungan dapat dicegah, karena limbah sapi

sudah dapat dimanfaatkan dan kandang sapi berada di tempat yang sesuai dengan

peruntukannya, 2) Sumber baku air minum tetap tersedia dengan jumlah dan kualitas yang

memadai, 3) Aliran air sungai terjaga kelestariannya dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,

4) Potensi konflik sosial antar warga dapat dicegah dan diganti dengan kehidupan yang

harmonis dan hidup berdampingan secara damai dengan alam yang lestari, 5) Integrated

farming yang mengintegrasikan usaha ternak dengan usaha budidaya pertanian dapat

dijalankan sehingga usaha pertanian dalam arti luas dapat lebih efisien dan pada akhirnya

dapat meningkatkan pendapatan petani dan peternak, 6) Limbah sapi sebagai sumberdaya

alam karunia Yang Maha Kuasa merupakan berkah, bukan menimbulkan masalah dalam

kehidupan manusia, 7) Kelurahan Cigugur yang dikenal dengan obyek wisata kolam renang

dengan ikan dewanya dapat dilestarikan hingga generasi yang akan datang, 8) Kelurahan

Cipari yang dikenal dengan keberadaan Situs Purbakalanya dapat terus menjaga warisan

budayanya yang bernilai tinggi dan agung, 9) Pembelajaran untuk masyarakat akan pentingnya

penataan ruang dan mematuhi tataruang yang sudah disepakati bersama.