promosi kesehatan dokter hertian

52
BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini promosi kesehatan (health promotion) telah menjadi bidang yang semakin penting dari tahun ke tahun. Dalam tiga dekade terakhir, telah terjadi perkembangan yang signifikan dalam hal perhatian dunia mengenai masalah promosi kesehatan. Pada 21 November 1986, World Health Organization (WHO) menyelenggarakan Konferensi Internasional Pertama bidang Promosi Kesehatan yang diadakan di Ottawa, Kanada. Konferensi ini dihadiri oleh para ahli kesehatan seluruh dunia, dan menghasilkan sebuah dokumen penting yang disebut Ottawa Charter (Piagam Ottawa). Piagam ini menjadi rujukan bagi program promosi kesehatan di tiap negara, termasuk Indonesia. Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan mereka (Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and to improve, their health, WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi kesehatan adalah kesadaran di dalam diri orang-orang tentang pentingnya kesehatan bagi mereka sehingga mereka 1

Upload: intan-soraya

Post on 09-Jul-2016

236 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

etyety

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

Dewasa ini promosi kesehatan (health promotion) telah menjadi bidang yang

semakin penting dari tahun ke tahun. Dalam tiga dekade terakhir, telah terjadi

perkembangan yang signifikan dalam hal perhatian dunia mengenai masalah promosi

kesehatan. Pada 21 November 1986, World Health Organization (WHO)

menyelenggarakan Konferensi Internasional Pertama bidang Promosi Kesehatan yang

diadakan di Ottawa, Kanada. Konferensi ini dihadiri oleh para ahli kesehatan seluruh

dunia, dan menghasilkan sebuah dokumen penting yang disebut Ottawa Charter

(Piagam Ottawa). Piagam ini menjadi rujukan bagi program promosi kesehatan di

tiap negara, termasuk Indonesia.

Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses

yang memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan

mereka (Health promotion is the process of enabling people to increase control over,

and to improve, their health, WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi kesehatan

adalah kesadaran di dalam diri orang-orang tentang pentingnya kesehatan bagi

mereka sehingga mereka sendirilah yang akan melakukan usaha-usaha untuk

menyehatkan diri mereka.

Lebih lanjut dokumen itu menjelaskan bahwa untuk mencapai derajat

kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial, individu atau kelompok

harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasi-aspirasinya untuk memenuhi

kebutuhannya dan agar mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan

fisik, sosial budaya, dan sebagainya). Kesehatan adalah sebuah konsep positif yang

menitikberatkan sumber daya pada pribadi dan masyarakat sebagaimana halnya pada

kapasitas fisik. Untuk itu, promosi kesehatan tidak hanya merupakan tanggung jawab

1

dari sektor kesehatan, akan tetapi jauh melampaui gaya hidup secara sehat untuk

kesejahteraan (WHO, 1986).

Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan dengan mengombinasikan

berbagai strategi yang tidak hanya melibatkan sektor kesehatan belaka, melainkan

lewat kerjasama dan koordinasi segenap unsur dalam masyarakat. Hal ini didasari

pemikiran bahwa promosi kesehatan adalah suatu filosofi umum yang

menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan yang baik merupakan usaha individu

sekaligus kolektif (Taylor, 2003).

Bagi individu, promosi kesehatan terkait dengan pengembangan program

kebiasaan kesehatan yang baik sejak muda hingga dewasa dan lanjut usia (Taylor,

2003). Secara kolektif, berbagai sektor, unsur, dan profesi dalam masyarakat seperti

praktisi medis, psikolog, media massa, para pembuat kebijakan publik dan perumus

perundang-undangan dapat dilibatkan dalam program promosi kesehatan. Praktisi

medis dapat mengajarkan kepada masyarakat mengenai gaya hidup yang sehat dan

membantu mereka memantau atau menangani risiko masalah kesehatan tertentu. Para

psikolog berperan dalam promosi kesehatan lewat pengembangan bentuk-bentuk

intervensi untuk membantu masyarakat memraktikkan perilaku yang sehat dan

mengubah kebiasaan yang buruk. Media massa dapat memberikan kontribusinya

dengan menginformasikan kepada masyarakat perilaku-perilaku tertentu yang

berisiko terhadap kesehatan seperti merokok dan mengonsumsi alkohol. Para

pembuat kebijakan melakukan pendekatan secara umum lewat penyediaan informasi-

informasi yang diperlukan masyarakat untuk memelihara dan mengembangkan gaya

hidup sehat, serta penyediaan sarana-sarana dan fasilitas yang diperlukan untuk

mengubah kebiasaan buruk masyarakat. Berikutnya, perumus perundang-undangan

dapat menerapkan aturan-aturan tertentu untuk menurunkan risiko kecelakaan seperti

misalnya aturan penggunaan sabuk pengaman di kendaraan (Taylor, 2003).

2

BAB II

Pengertian

Promosi kesehatan adalah upaya membantu masyarakat memberdayakan dirinya

untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.

Menurut WHO tahun 1986, Promosi Kesehatan adalah proses yang

memberdayakan manusia untuk mengendalikan dan meningkatkan kesehatan mereka

sendiri.

Menurut Green dan Ottoson (1998) Promosi Kesehatan adalah

kombinasiberbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan, dan

peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang

menguntungkan kesehatan.

Menurut definisi yang selama ini dipakai Pusat Promosi Keehatan, Promosi

Kesehatan itu adalah proses memberdayakan atau memandirikan masyarakat agar

mampu memelihara, meningkatkan, dan melindungi, kesehatannya melalui

peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan, serta pengembangan lingkungan

sehat.

Dalam pengertian Promosi Kesehatan tersebut terkandung beberapa

pengertian operasional sebagai berikut:

- Promosi Kesehatan merupakan bagian dari upaya kesehatan

masyarakat (Public Health) secara keseluruhan, yang fokusnya adalah:

pemberdayaan masyarakat, yaitu upaya agar masyarakat dapat memelihara,

meningkatkan, dan melindungi kesehatannya. Dengan demikian, Promosi

Kesehatan lebih bersifat upaya promotif-preventif, tanpa mengesampingkan

upaya kuratif-rehabilitatif.

3

- Pemberdayaan dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat disertai dengan mengembangkan

iklim yang mendukung, sehingga penekanan Promosi Kesehatan pada

pengembangan perilaku dan lingkungan sehat.

- Pemberdayaan tersebut merupakan upaya kemitraan berbagai pihak

dan merupakan upaya dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, sehingga

masyarakat aktif sebagai pelaku atau subyek, bukan pasif menunggu sebagai

obyek semata.

- Pemberdayaan dilakukan sesuai dengan kondisi dan budaya

setempat, sehingga Promosi Kesehatan diwarnai oleh suasana lokal.

4

BAB III

TUJUAN

Tujuan Umum

Tujuan umum dari upaya Promosi Kesehatan adalah tercapainya perubahan

perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku

sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal, dan juga memberdayakan kemampuan masyarakat untuk

hidup lebih sehat.

Tujuan Khusus

1. Timbulnya kesadaran penduduk akan nilai kesehatan.

2. Meningkatnya pengembangan Puskesmas dan pemanfaatannya sebagai sarana

pelayanan kesehatan dan sebagai sumber penerangan dan penyuluhan

kesehatan

3. Terbantunya orang-orang dan masyarakat pada umumnya, dalam menjaga

kesehatan mereka pada tingkat yang sebaik-baiknya. Termasuk dalam hal ini

adalah penerimaan paham kebersihan sebagai perilaku kehidupan, dan paham

keluarga kecil serta penjarangan kelahiran sebagai hal yang wajar. Dengan

demikian, tingkat kesehatan, ekonomi dan kesejahteraan sosial dari keluarga

mereka sendiri dan masyarakat akan naik.

5

Tujuan Promosi Kesehatan secara Keseluruhan

Adalah tersosialisasinya program-program kesehatan, terwujudnya

masyarakat Indonesia baru yang berbudaya hidup bersih dan sehat, serta tumbuhnya

gerakan hidup sehat di masyarakat, menuju terwujudnya kabupaten atau kota sehat,

propinsi sehat, Indonesia sehat 2010.

Tujuan PHBS

Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat

agar hidup bersih dan sehat, serta meningkatnya peran serta aktif masyarakat

termasuk swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal.

Tujuan Penyuluhan Kesehatan

Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam

membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat serta berperan aktif

dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

6

BAB IV

KEGIATAN

Promosi kesehatan mencakup baik kegiatan promosi (promotif), pencegahan

penyakit (preventif), pengobatan (kuratif), maupun rehabilitasi. Dalam hal ini, orang-

orang yang sehat maupun mereka yang terkena penyakit, semuanya merupakan

sasaran kegiatan promosi kesehatan. Kemudian, promosi kesehatan dapat dilakukan

di berbagai ruang kehidupan, dalam keluarga, sekolah, tempat kerja, tempat-tempat

umum, dan tentu saja kantor-kantor pelayanan kesehatan.

Dari paparan di atas, tampaklah bahwa lingkup promosi kesehatan bukan

semata-mata pendidikan, penyuluhan, atau serangkaian kampanye mengenai masalah

kesehatan. Menurut Kapalawi, pendidikan atau penyuluhan kesehatan memang

memiliki sasaran yang sama, yaitu perubahan perilaku individu atau kelompok untuk

peningkatan derajat kesehatan. Namun sebenarnya keduanya hanya merupakan

bagian kecil dari promosi kesehatan. Promosi kesehatan bersifat lebih luas atau lebih

makro lagi dan lebih menyentuh sisi advokasi pada level pembuat kebijakan di mana

promosi kesehatan berusaha melakukan perubahan pada lingkungan dengan harapan

terjadinya perubahan perilaku yang lebih baik (Kapalawi, 2007). Menurut Green dan

Ottoson (dalam Iqi, 2008), promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan

menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan perundangan untuk

perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan.

7

Oleh karena itu, lingkup promosi kesehatan dapat disimpulkan sebagai berikut

(Iqi, 2008):

1. Pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada

perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan.

2. Pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada pengenalan

produk/jasa melalui kampanye.

3. Upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya pada

penyebaran informasi.

4. Upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada upaya pemeliharaan

dan peningkatan kesehatan.

5. Upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk memengaruhi

lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan

kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan

suasana, dan lain-lain di berbagai bidang/sektor, sesuai keadaan).

6. Pengorganisasian masyarakat (community organization), pengembangan

masyarakat (community development), penggerakan masyarakat (social

mobilization), pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dll.

Kesehatan memerlukan prasyarat-prasyarat yang terdiri dari berbagai sumber

daya dan kondisi dasar, meliputi perdamaian (peace), perlindungan (shelter),

pendidikan (education), makanan (food), pendapatan (income), ekosistem yang stabil

(a stable eco-system), sumber daya yang berkesinambungan (a sustainable

resources), serta kesetaraan dan keadilan sosial (social justice and equity) (WHO,

8

1986). Upaya-upaya peningkatan promosi kesehatan harus memerhatikan semua

prasyarat tersebut.

WHO, lewat Konferensi Internasional Pertama tentang Promosi Kesehatan di

Ottawa pada tahun 1986, telah merumuskan sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan

oleh setiap negara untuk menyelenggarakan promosi kesehatan. Berikut akan

disediakan terjemahan dari Piagam Ottawa pada bagian yang diberi subjudul Health

Promotion Action Means. Menurut Piagam Ottawa, kegiatan-kegiatan promosi

kesehatan berarti:

1. Membangun kebijakan publik berwawasan kesehatan (build healthy public

policy)

Promosi kesehatan lebih daripada sekadar perawatan kesehatan.

Promosi kesehatan menempatkan kesehatan pada agenda dari pembuat

kebijakan di semua sektor pada semua level, mengarahkan mereka supaya

sadar akan konsekuensi kesehatan dari keputusan mereka dan agar mereka

menerima tanggung jawab mereka atas kesehatan.

Kebijakan promosi kesehatan mengombinasikan pendekatan yang

berbeda namun dapat saling mengisi termasuk legislasi, perhitungan fiskal,

perpajakan, dan perubahan organisasi. Ini adalah kegiatan yang terkoordinasi

yang membawa kepada kesehatan, pendapatan, dan kebijakan sosial yang

menghasilkan kesamaan yang lebih besar. Kegiatan terpadu memberikan

kontribusi untuk memastikan barang dan jasa yang lebih aman dan lebih

sehat, pelayanan jasa publik yang lebih sehat dan lebih bersih, dan lingkungan

yang lebih menyenangkan.

9

Kebijakan promosi kesehatan memerlukan identifikasi hambatan untuk

diadopsi pada kebijakan publik di luar sektor kesehatan, serta cara

menghilangkannya. Hal ini dimaksudkan agar dapat membuat pilihan yang

lebih sehat dan lebih mudah untuk pembuat keputusan.

2. Menciptakan lingkungan yang mendukung (create supportive environments)

Masyarakat kita kompleks dan saling berhubungan. Kesehatan tidak

dapat dipisahkan dari tujuan-tujuan lain. Kaitan yang tak terpisahkan antara

manusia dan lingkungannya menjadikan basis untuk sebuah pendekatan sosio-

ekologis bagi kesehatan. Prinsip panduan keseluruhan bagi dunia, bangsa,

kawasan, dan komunitas yang serupa, adalah kebutuhan untuk memberi

semangat pemeliharaan yang timbal-balik —untuk memelihara satu sama lain,

komunitas, dan lingkungan alam kita. Konservasi sumber daya alam di

seluruh dunia harus ditekankan sebagai tanggung jawab global.

Perubahan pola hidup, pekerjaan, dan waktu luang memiliki dampak

yang signifikan pada kesehatan. Pekerjaan dan waktu luang harus menjadi

sumber kesehatan untuk manusia. Cara masyarakat mengatur kerja harus

dapat membantu menciptakan masyarakat yang sehat. Promosi kesehatan

menciptakan kondisi hidup dan kondisi kerja yang aman, yang menstimulasi,

memuaskan, dan menyenangkan.

Penjajakan sistematis dampak kesehatan dari lingkungan yang berubah

pesat.—terutama di daerah teknologi, daerah kerja, produksi energi dan

urbanisasi–- sangat esensial dan harus diikuti dengan kegiatan untuk

memastikan keuntungan yang positif bagi kesehatan masyarakat.

Perlindungan alam dan lingkungan yang dibangun serta konservasi dari

sumber daya alam harus ditujukan untuk promosi kesehatan apa saja.

10

3. Memerkuat kegiatan-kegiatan komunitas (strengthen community actions)

Promosi kesehatan bekerja melalui kegiatan komunitas yang konkret

dan efisien dalam mengatur prioritas, membuat keputusan, merencanakan

strategi dan melaksanakannya untuk mencapai kesehatan yang lebih baik. Inti

dari proses ini adalah memberdayakan komunitas –-kepemilikan mereka dan

kontrol akan usaha dan nasib mereka.

Pengembangan komunitas menekankan pengadaan sumber daya

manusia dan material dalam komunitas untuk mengembangkan kemandirian

dan dukungan sosial, dan untuk mengembangkan sistem yang fleksibel untuk

memerkuat partisipasi publik dalam masalah kesehatan. Hal ini memerlukan

akses yang penuh serta terus menerus akan informasi, memelajari kesempatan

untuk kesehatan, sebagaimana penggalangan dukungan.

4. Mengembangkan keterampilan individu (develop personal skills)

Promosi kesehatan mendukung pengembangan personal dan sosial

melalui penyediaan informasi, pendidikan kesehatan, dan pengembangan

keterampilan hidup. Dengan demikian, hal ini meningkatkan pilihan yang

tersedia bagi masyarakat untuk melatih dalam mengontrol kesehatan dan

lingkungan mereka, dan untuk membuat pilihan yang kondusif bagi

kesehatan.

Memungkinkan masyarakat untuk belajar melalui kehidupan dalam

menyiapkan diri mereka untuk semua tingkatannya dan untuk menangani

penyakit dan kecelakaan sangatlah penting. Hal ini harus difasilitasi dalam

sekolah, rumah, tempat kerja, dan semua lingkungan komunitas.

11

5. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health services)

Tanggung jawab untuk promosi kesehatan pada pelayanan kesehatan

dibagi di antara individu, kelompok komunitas, profesional kesehatan,

institusi pelayanan kesehatan, dan pemerintah.

Mereka harus bekerja sama melalui suatu sistem perawatan kesehatan

yang berkontribusi untuk pencapaian kesehatan. Peran sektor kesehatan harus

bergerak meningkat pada arah promosi kesehatan, di samping tanggung

jawabnya dalam menyediakan pelayanan klinis dan pengobatan. Pelayanan

kesehatan harus memegang mandat yang meluas yang merupakan hal sensitif

dan ia juga harus menghormati kebutuhan kultural. Mandat ini harus

mendukung kebutuhan individu dan komunitas untuk kehidupan yang lebih

sehat, dan membuka saluran antara sektor kesehatan dan komponen sosial,

politik, ekonomi, dan lingkungan fisik yang lebih luas.

Reorientasi pelayanan kesehatan juga memerlukan perhatian yang kuat

untuk penelitian kesehatan sebagaimana perubahan pada pelatihan dan

pendidikan profesional. Hal ini harus membawa kepada perubahan sikap dan

pengorganisasian pelayanan kesehatan dengan memfokuskan ulang kepada

kebutuhan total dari individu sebagai manusia seutuhnya.

6. Bergerak ke masa depan (moving into the future)

Kesehatan diciptakan dan dijalani oleh manusia di antara pengaturan

dari kehidupan mereka sehari-hari di mana mereka belajar, bekerja, bermain,

dan mencintai. Kesehatan diciptakan dengan memelihara satu sama lain

dengan kemampuan untuk membuat keputusan dan membuat kontrol terhadap

kondisi kehidupan seseorang, dan dengan memastikan bahwa masyarakat yag

12

didiami seseorang menciptakan kondisi yang memungkinkan pencapaian

kesehatan oleh semua anggotanya.

Merawat, kebersamaan, dan ekologi adalah isu-isu yang penting dalam

mengembangkan strategi untuk promosi kesehatan. Untuk itu, semua yang

terlibat harus menjadikan setiap fase perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

kegiatan promosi kesehatan serta kesetaraan antara pria dan wanita sebagai

acuan utama.

Dari enam hal di atas, setidaknya dapat disimpulkan dua kata kunci

kegiatan promosi kesehatan, yakni advokasi (advocacy) dan pemberdayaan

(empowerment).

Advokasi

Advokasi terhadap kesehatan merupakan sebuah upaya yang dilakukan orang-

orang di bidang kesehatan, utamanya promosi kesehatan, sebagai bentuk pengawalan

terhadap kesehatan. Advokasi ini lebih menyentuh pada level pembuat kebijakan,

bagaimana orang-orang yang bergerak di bidang kesehatan bisa memengaruhi para

pembuat kebijakan untuk lebih tahu dan memerhatikan kesehatan. Advokasi dapat

dilakukan dengan memengaruhi para pembuat kebijakan untuk membuat peraturan-

peraturan yang bisa berpihak pada kesehatan dan peraturan tersebut dapat

menciptakan lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku sehat dapat terwujud di

masyarakat (Kapalawi, 2007). Advokasi bergerak secara top-down (dari atas ke

bawah). Melalui advokasi, promosi kesehatan masuk ke wilayah politik.

13

Pemberdayaan

Di samping advokasi kesehatan, strategi lain dari promosi kesehatan adalah

pemberdayaan masyarakat di dalam kegiatan-kegiatan kesehatan. Pemberdayaan

masyarakat dalam bidang kesehatan lebih kepada untuk meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam bidang kesehatan. Jadi sifatnya bottom-up (dari bawah ke atas).

Partisipasi masyarakat adalah kegiatan pelibatan masyarakat dalam suatu program.

Diharapkan dengan tingginya partisipasi dari masyarakat maka suatu program

kesehatan dapat lebih tepat sasaran dan memiliki daya ungkit yang lebih besar bagi

perubahan perilaku karena dapat menimbulkan suatu nilai di dalam masyarakat

bahwa kegiatan-kegiatan kesehatan tersebut itu dari kita dan untuk kita (Kapalawi,

2007).

Dengan pemberdayaan masyarakat, diharapkan masyarakat dapat berperan

aktif atau berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Sebagai unsur dasar dalam

pemberdayaan, partisipasi masyarakat harus ditumbuhkan. Pemberdayaan masyarakat

dalam bidang kesehatan pada dasarnya tidak berbeda dengan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang-bidang lainnya.

Partisipasi dapat terwujud dengan syarat (Tawi, 2008):

1. Adanya saling percaya antaranggota masyarakat

2. Adanya ajakan dan kesempatan untuk berperan aktif

3. Adanya manfaat yang dapat dan segera dapat dirasakan oleh masyarakat

4. Adanya contoh dan keteladanan dari tokoh/pemimpin masyarakat.

14

Partisipasi itu harus didukung oleh adanya kesadaran dan pemahaman tentang

bidang yang diberdayakan, disertai kemauan dari kelompok sasaran yang akan

menempuh proses pemberdayaan. Dengan begitu, kegiatan promosi kesehatan akan

berlangsung dengan sukses.

15

BAB V

PELAKSANAAN KEGIATAN PROMKES DI PUSKESMAS

Kegiatan Promkes yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Tebet meliputi kegiatan:

1. Advokasi kesehatan, misalnya adanya kebijakan gerakan PSN-3M selama 30

menit setiap hari jumat

2. Gerakan masyarakat, berupa pengenalan masalah kesehatan oleh masyarakat

dan melaksanakan para kader atau tenaga pelaksana yang terlatih, misalnya

dengan adanya Jumantik (Juru Pemantau Jentik) di tingkat RT.

3. Bina suasana, misalnya melalui berbagai kegiatan penyuluhan (penyuluhan di

Posyandu balita setiap bulan di hari Rabu minggu pertama, Posyandu Lansia

setiap hari Selasa setiap minggu), pelatihan kader-kader Posyandu untuk

imunisasi Mopping Up Polio, dan lokakarya.

Berdasarkan kegiatan di lapangan (dalam hal ini di Puskesmas kecamatan

Tebet), baik yang dilakukan di dalam maupun di luar gedung Puskesmas,

hasilnya adalah cukup baik. Namun, petugas yang tersedia masih terbatas.

Tanggapan masyarakat terhadap kegiatan yang diikutinya cukup baik.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah

tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat

serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

16

PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS

yang melakukan 10 PHBS yaitu :

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

2. Memberi ASI ekslusif

3. Menimbang balita setiap bulan

4. Menggunakan air bersih

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

6. Menggunakan jamban sehat

7. Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu

8. Makan buah dan sayur setiap hari

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

10. Tidak merokok di dalam rumah 

PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien,

masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk

mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam

mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah penularan penyakit di institusi

kesehatan.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Institusi

Kesehatan yaitu :

1. Menggunakan air bersih

2. Menggunakan Jamban

3. Membuang sampah pada tempatnya

4. Tidak merokok di institusi kesehatan

5. Tidak meludah sembarangan

17

6. Memberantas jentik nyamuk

PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta

didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan

kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah

yaitu :

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

4. Olahraga yang teratur dan terukur

5. Memberantas jentik nyamuk

6. Tidak merokok di sekolah

7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan

8. Membuang sampah pada tempatnya

PHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar

tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan

aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja Sehat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat kerja antara lain :

1. Tidak merokok di tempat kerja

2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja

18

3. Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik

4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air

besar dan   buang air kecil

5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja

6. Menggunakan air bersih

7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar

8. Membuang sampah pada tempatnya

9. Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan

SASARAN

Digolongkan atas masyarakat yang sudah ada dalam suatu system tertentu yang

disebut sebagai tatanan/pranata

Tatanan Sasaran Primer Sasaran Sekunder Sasaran TersierRumah tangga Anggota keluarga Ibu Kepala keluargaInstitusi pendidikan

Seluruh siswa Guru,karyawan,OSIS Kepala sekolah

Tempat kerja Seluruh karyawan Pengurus/sarikat pekerja

Direksi/pemilik

Tempat umum pengunjung Pegawai/karyawan Direksi/pemilikInstitusi kesehatan

Pasien/pengunjung Petugas kesehatan Pimpinan/direktur

Strategi dan manajemen PKM puskesmas

Strategi PKM puskesmas

Dalam management PKM, dikenal 3 strategi, yaitu pemberdayaan masyarakat

(empowerment), pembinaan dukungan suasana (social support), dan pendekatan

pimpinan/kelompok (advocacy). Ketiga strrrategi tersebut harus dilakukan secara

19

bersamaan, saling mengisi, dan melengkapi. Secara lebih jelas ketiga strategi tersebut

dapat dilihat dibawah ini :

strategi sasaran Tujuan Cara

Pemberdayaaan

(empowerment)

primer Peningkatan

pengetahuan sikap

dan perilaku

(PHBS)

Penyuluhan

perorangan,

kelompok dan

masal, pelatihan,

distribusi bahan

penyuluhan

Pembinaan suasana

(social support)

sekunder Pengembangan

pendapat

umum,opini, norma

Pendekatan

peroramngan dan

kelompok

Pendekatan

pimpinan

(advocacy)

Tersier Persetujuan,

dukungan

Konsultasi,

pertemuan

Manajemen PKM di puskesmas

Manajemen PKM di puskesmas dilaksanakan melalui 4 fungsi tahapan, yaitu :

Pengkajian

Pemantauan dan Perencanaan

Penilaian

Penggerakan dan

20

Pelaksanaan

Secara singkat, tahapan manajemen PKM dapat dilihat dalam table berikut:

Tahapan manajemen Luaran

a. Pengkajian

(i) Pengkajian masalah

kesehatan

(ii) Pengkajian masalah PHBS

(iii) Pemetaan wilayah

(iv) Pengkajian sumber daya

10 penyakit terbanyak,factor pendorong

Pemetaan masalah PHBS

Masalah strata kesehatan wilayah

Ketersediaan SDM

b. Perencanaan Rumusan tujuan,kegiatan,intervensi dan

jadwal kegiatan

c. Penggerakan dan pelaksanaan Daftar kegiatan dan penanggung jawab

masing-masing kegiatan yang telah

disepakati

d. Pemantauan dan penilaian Rencana pertemuan/supervisi berkala

Rencana evaluasi akhir tahun

Kebijaksanaan Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut,kegiatan promosi kesehatan masyarakat

dilaksanakan sebagai berikut :

a. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian integral dari setiap

program kesehatan dan berfungsi sebagai katalisator program-program

tersebut.

21

b. Peningkatan perilaku penduduk dalam membina hidup sehat juga diarahkan

untuk meningkatkan peran sertanya mewujudkan masyarakat yang mandiri

dalam membina derajat kesehatan yang dimulai dalam keluarganya.

c. Penyuluhan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan baik oleh

pemerintah secar a lintas program dan lintas sektoral, maupun oleh

masyarakat termasuk pihak LSM.

d. Puskesmas dimanfaatkan sebagai pusat pengembangan dan pembinaan

kesadaran dan peran serta masyarakat di bidang kesehatan di wilayahnya.

e. Sikap mental petugas kesehatan, terutama yang akan dikembangkan dan

diarahkan kea rah sikap mental yang partisipatif dan lebih berorientasi pada

aspek pencegahan dan peningkatan.

f. Peningkatan penyuluhan kesehatan pada lembaga-lembaga pendidikan dasar,

pemerintah, dan swasta agar kesadaran dan perilaku hidup sehat dapat

ditumbuhkan dan dibudidayakan sedini mungkin.

PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS DAN

WILAYAH KERJA MASYARAKAT

Agar dapat mencapai tujuan penyuluhan kesehatan masyarakat , maka upaya

kegiatan penyuluhan perlu diselaraskan dengan fungsi dan tugas puskesmas serta

kemampuan daripada sumber tenaga, dana, serta sarana yang dimiliki.

Pelaksanaaan kegiatan puskesmas yang biasa dilaksanakan ialah :

a. Penyuluhan institusi : kegiatan penyuluhan yang dilakukan di institusi

bersangkutan seperti puskesmas, ataupun di rumah tinggal para dokter dan

paramedic.

22

Secara tidak langsung Secar a langsung

Memberi tauladan serta contoh dari

para dokter atau paramedik

Dialog do kamar periksa antara

dokter dan pasien

Penampilan yang rapih dan sehat dari

bangunan puskesmas

Dialog dokter, paramedik, dan

keluarga pasien tentang hal yang bias

dilakukan pasien atau keluarga pasien

Menggunakan media penyuluhan,

seperti poster dll

Melakukan penyuluhan kelompok di

puskes yang sudah direncanakan.

b. Penyuluhan di masyarakat (di luar gedung puskesmas) : pelaksanaannya

dilaksanakan berdasarkan “ pendekatan edukatif “ melalui tahap-tahap

berikut:

1. Pertemuan tingkat kecamatan : tujuannya ialah memeperoleh kesepakatan

dan dukungan dari pimpinan wilayah

2. Pertemuan tingkat desa : tujuannya ialah memeperoleh kesepakatan dan

dukungan dari kepala desa bererta aparatnya

3. Melakukan survey mawas diri : mendapatkan data dari msyarakat tentang

idea tau program promosi kesehatan yang akan diterapkan kepada mereka.

4. Perencanaan: membuat rencana penyuluhan kesehatan

5. Pelaksanaan penyuluhan : dalam pelaksaan, perlu dilibatkan masyarakat

dan petugas harus mampu menerapkan metode dan tehnik penyuluhan

6. Evaluasi kegiatan penyuluhan : evaluasi dilakukan sesuai dengan tehnik

penyuluhan yang dilakukan.

23

Metode dan tehnik penyuluhan masyarakat

Metode

Secara sederhana pengertiannya adalah cara untuk melaksanakan penyuluhan

kepada masyarakat.

Untuk mengetahui metode apa yang dipilih perlu ditentukan terlebih dahulu

tahapan perubahan perilaku yang ingin dicapai :

Metode untuk merubah

pengetahuan

Metode untuk merubah

sikap

Metode untuk merubah

tindakan

- Ceramah

- Kuliah

- Presentasi

- Wisata karya

- Curah pendapat

- Seminar

- Studi kasus

- Tugas baca

- Symposium

- Panel

- Konferensi

- Diskusi kelompok

- Tanya jawab

- Role playing

- Pemutaran film

- Video

- Tape recorder

- Simulasi

- Latihan sendiri

- bengKel kerja

- demonstrasi

- experiment

Menentukan sasaran

24

Karena keterbatasan sumber daya, maka metode penyuluhan yang paling sering

dilakukan puskesmas adalah ceramah yang disertai Tanya jawab, wawancara dan

demonstrasi.

Teknik penyampaian

Ceramah

Ceramah adalah salah satu cara menerangkan atau menjelaskan suatu ide,

pengertian atau pesan secara lisn kepada suatu kelompok pendengar yang disertai

diskusi dan Tanya jawab, serta dibantu oleh alat peraga.

a. Ciri-ciri ceramah

- ada sekelompok pendengar yang dipersiapkan

- ada suatu pesan yang disampaikan

- ada kesempatan bertanya bagi pendengar

- ada alat peraga yang digunakan

b. langkah langkah melakukan ceramah

- persiapan

-menentukan maksud dan tujuan ceramah

- menentukan sasaran pendengar

- mempersiapkan materi

- topic yang dikemukakan hanya satu

- mempersiapkan alat peraga

- mempersiapkan waktu dan tempat yang tepat

-mempersiapkan undangan

- mempersiapkan bahan bacaan

- pelaksanaan

- perkenalan diri

25

- mengemukakan maksud dan tujuan

- menjelaskan sistematika ceramah

- men yampaikan ceramah dengan suara jelas

- ciptakan suasana santai

- sediakan waktu untuk Tanya jawab

-menyimpulkan ceramah

- penilaian

Suatu ceramah akan terlihat berhasil bila :

-ada respon dari pendengar

- ada minat pendengar

- ada jawaban pada pengisian angket

Wawancara

Adalah suatu metode penyuluhan kesehatan dengan jalan Tanya jawab yang

diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

a. Cirri –ciri wawancara

- Ada pihak yang bertanya

- Ada pihak yang ditanya

- Seluruh percakapan dikendalikan oleh pihak interviewer

b. Langkah-langkah melakukan wawancara

- Persiapan

1. Menentukan tujuan wawancara

2. Menentukan isi pesan yang akan disampaikan

3. Menentukan sasaran

4. Menentukan waktu

5. Menentukan pokok-pokok pertanyaan

26

- Pelaksanaan

1. Memperkenalkan diri

2. Rumuskan pertanyaan dengan sederhana

3. Diarahkan kepada persoalan pokok

4. Gunakan alat peraga

5. Catat jawaban yang dianggap perlu

- Penilaian

1. Suasana menyenangkan

2. Kelancaran wawancara

Demonstrasi

Adalah suatu cara penyajian yang dipersiapkan dengan teliti untuk

memperlihatkan bagaimana cara melakukan suatu tindakan , adegan atau

menggunakan suatu proedur. Penyajian ini disertai penggunaan alat peraga dan Tanya

jawab. Biasanya hanya diberikan pada individu yang terbatas jumlahnya.

1. Tujuan

- Memperlihatkan kepada kelompok bagaimana cara membuat sesuatu dengan

prosedur yang benar

- Meyakinkan kelompok bahwa ide tersebut bias dilaksanakan

- Meningkatkan minat orang untuk belajar

2. Langkah-langkah melakukan demonstrasi

- Persiapan

a. Menentukan maksut dan tujuan

b. Menentukan materi

c. Menentukan sasaran dengan latar belakang sosioekonomi

d. Menentukan perkiraan lamanya

e. Menentukan alat atau peraga

- Pelaksanaan

27

a. Memperkenalkan diri

b. Menciptakan suasana nyaman

c. Memberi materi

d. Member kesempatan Tanya jawab

- Penilaian

a. Banyaknya pertanyaan

b. Adanya permintaan melakukan demonstrasi

c. Hasil pengisian angket

Alat peraga penyuluhan kesehatan masyarakat

- kemudahan bagi pihak penyuluh

a. memiliki bahan nyata

b. dapat menambah percaya diri

c. menghindari kejenuhan

- kemudahan bagi pihak yang disuluh

a. melihat nyata inti materi

b. menghindari kejenuhan

beberapa alat bantu peraga yang dapat digunakan adalah :

a. papan tulis

b. OHP

c. Kertas flipchart

d. Poster

e. Flash card

f. Model

g. Leflet, dll

28

Pemantauan dan penilaian

Pemantauan kegiatan dilakukan secara berkala. Pemantauan dapat juga

dilakukan dengan kunjungan lapangan ke tiap tatanan untuk melakukan

perkembangan strata bersih dan sehat (PHBS) setelah dilakukan intervensi kesehatan

masyarakat. Penilaian dilakukan pada akhir tahun dengan cara pengkajian kembali

seperti pada tahap pertama manajemen PKM. Hasil pengkajian tiap tahun

dibandingkan hasil pengkajian awal tahun, keberhasilan dapat dilihat dari strata

PHBS tiap tahun. Evaluasi dapat dilakukan dengan menilai :

a. Kegiatan yang dapat terlaksana dibandingkan dengan perencanaan

b. Indicator masing-masing program yang menjadi topic penyuluhan

c. Strata PHBS di wilayah kerja

Indikator PKM

Dalam kegiatan penilaian, digunakan indikator-indikator tertentu, yaitu

petunjuk yang membatasi focus perhatian suatu penilaian. Indikator yang digunakan

adalah sebagai berikut :

Indikator Tatanan Rumah Tangga

a. Ibu :

- pemeriksaan kehamilan oleh petugas minimal 4 kali

- proses melahirkan dibantu oleh petugas kesehatan

- ikut KB bag wanita usia subur

- sudah imunisasi TT, bagi ibu muda yang belum punya anak

29

b. bayi : sudah diimunisasi

c. balita : ditimbang setiap bulan

d. seluruh keluarga buang air besar di jamban

e. tidak ada sampah berserakan

f. seluruh keluarga menggunakan air bersih

g. kuku anggota keluarga pendek dan bersih

h. keluarga biasa makan makanan yang beraneka ragam

i. semua anggota keluarga tidak merokok

j. pernah mendengar AIDS

k. keluarga menjadi anggota dana sehat (JPKM)

Indikator Tatanaan Institusi Pendidikan

Tatanan pendidikan adalah Sekolah Dasar Negeri, Swasta termasuk Madrasah

Ibtidaiyah

a. Tersedia jamban yang bersih

b. Tersedia air yang bersih

c. Tidak ada sampah berserakan

d. Ketersediaan UKS

e. Menjadi anggota dana sehat (JPKM)

f. Siswa pada umumnya (60%) kukunya pendek dan bersih

30

g. Guru tidak merokok

h. Siswa ada yang menjadi dokter kecil

Kesehatan Anak Sekolah dan Remaja

Tatanan istitusi pendidikan adalah Puskesmas atau Puskesmas Pembantu

a. Tatanana air bersih

b. Tersedia jamban yang bersih

c. Tidak ada sampah yang berserakan

d. Tertata poster kesehatan

e. Radio kaset penyuluhan berfungi setiap hari

f. Penyuluhan kelompok teratur dilaksanakan

g. Semua petugas tidak merokok

h. Semua petugas kukunya pendek dan bersih

Indikator Tatanan Umum

a. Indikator warung makan

- Makanan dan minuman tidak menggunakan bahan kimia berbahaya

- Makanan dan minuman terhindar dari serangga berbahaya

- Tersedia jamban yang bersih

31

- Tersedia air yang bersih

- Tidak ada sampah berserakan

- Kuku pengelola makanan pendek dan bersih

- Menjadi anggota dana sehat

b. Indikator tempat ibadah

- Sekeliling tempat ibadah dalam keadaan bersih

- Tersedia air bersih

- Tersedia jamban yang bersih

- Tersedia pembuangan air limbah (SPAL)

- Kuku pengelola pendek dan bersih

- Semua pengelola dan pengunjung tidak merokok

- Pernah mendengan AIDS

- Tersedia media penyuluhan

c. Indikator pasar

- Sekeliling pasar dalam keadaan bersih

- Tersedia air bersih

- Tersedia jamban yang bersih

- Tersedia pembuangan air limbah (SPAL)

- Cukup pencahayaan dan ada penghawaan

32

- Kuku pengelola pendek dan bersih

- Semua pengelola dan pengunjung tidak merokok

- Pernah mendengan AIDS

- Tersedia media penyuluhan

1. Kajian PHBS

- Sasaran : ibu-ibu balita

- Jumlah sasaran : 50 orang

- Kajian kuantitatif : dengan kuisioner

2. Indikator PHBS

- Perilaku tentang KIA

- Perilaku tentang gizi

- Perilaku tentang kesehatan lingkungan

- Perilaku tentang gaya hidup

3. Pengelolaan Program PHBS

1. Tahap persiapan:

a. Sosialisasi dan advokasi kesehatan

b. Persiapan sarana

c. Persiapan administrasi

d. Persiapan pelaksanaan

2. Tahap pengkajian:

a. Pengkajian

3. Tahap perencanaan:

a. Menentukan prioritas

33

b. Menentukan tujuan

c. Menentukan jenis kegiatan/intervensi

d. Jadwal kegiatan

4. Tahap pergerakan pelaksanaan

5. Pemantauan dan penilaian

Tahap Persiapan

No. Kegiatan Tujuan Luaran

1. Sosialisasi dan advokasiAgas LS/LP/LSM/ Mitra mengetahui program PHBS

- Dukungan dana/ kebijakan politis/ kemitraan- Sepakat melaksanakan PHBS- Peran dan fungsi masing-masing jelas

2. Persiapan sarana Identifikasi kebutuhan sarana

- Daftar jenis dan jumlah sarana yang dibutuhkan- Kuisioner

3. Persiapan administrasi Identifikasi lapangan

- Daftar surat yang diperlukan- Format pencatatan dan pelaporan

4. Persiapan pelaksanaan Identifikasi, siapa melakukan apa

- Daftar penanggung jawab masing-masing kegiatan

Tahap Pengkajian

No. Kegiatan Tujuan Luaran

1. Pengkajian masalah kesehatan

Untuk mengetahui 10 penyakit terbanyak, penyebab, sifat, epidemiologi masalah

- Daftar 10 penyakit terbanyak- Daftar penyebab sifat, epidemiologi masalah

2. Pengkajian sumber dayaIdentifikasi sarana, tenaga, dana yang tersedia

- Daftar tenaga, sarana, dan dana yang tersedia

3. Pengkajian PHBSUntuk mengetahui perilaku keluarga pada tatanan rumah tangga

- Adanya klasifikasi PHBS di setiap RT

34

4. Pengkajian wilayahUntuk mengetahui klasifikasi PHBS di setiap wilayah

- Adanya klasifikasi wilayah sehat atau tidak sehat

Tahap Perencanaan

No. Kegiatan Tujuan Luaran

1. Rumusan tujuan Untuk membuat target yang ingin dicapai

Adanya target yang bisa diukur

2. Rumusan rencana kegiatan intervensi

Untuk mengembangkan berbagai alternatif intervensi

Adanya rencana kegiatan entervensi yang menyeluruh, meliputi penyluhan massa/ terpadu dan rancangan media

3. Pembuatan jadwal kegiatan

Untuk menetapkan waktu bagi setiap kegiatan

Adanya jadwal kegiatan intervensi

Tahap Pergerakan dan Pelaksanaan

No. Kegiatan Tujuan Luaran

1. Advokasi

- Untuk mempengaruhi peraturan dan kebijakan yang mendukung pemberdayaan PHBS- Mempengaruhi pihak lain agar mendukung PHBS- Meningkatkan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah- menggalang dukungan lewat pendapat umum melalui media massa

- Adanya dukungan politik dari pengambilan keputusan- Adanya kepedulian LSM terhadap PHBS- Adanya anggaran rutin yang dinamis- Fasilitas umum simakin merata terutama di daerah kumuh

2. Bina suasana Untuk menciptakan Terciptanya opini, etika,

35

berbagai opini yang ada di masyarakat yang mendukung tercapainya PHBS di semua tatanan

norma, dan kondisi masyarakat ber-PHBS

3. Pemberdayaan atau gerakan masyarakat

Untuk menumbuhkembangkan potensi masyarakat untuk mendukung dan membudayakan PHBS

- Mengungkapkan UKBM- Meningkatkan peserta dana sehat (JPKM)

Pemantauan dan Penilaian

No. Kegiatan Tujuan Luaran

1. Pemantauan

Untuk mengetahui seberapa jauh suatu program PHBS berjalan, mengacu kepada perncanaan dan penjadwalan

adanya laporan bulanan/triwulan/tengah tahun

2. Penilaian

Untuk mengetahi seberapa jauh target yang ditetapkan tercapai

adanya hasil pencapaian program PHBS dalam kurun waktu tertentu

36

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Promosi kesehatan adalah proses memberdayakan atau memandirikan

masyarakat agar mampu memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya

melalui peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan, serta pengembangan

lingkungan sehat. Dengan demikian kegiatan promosi kesehatan merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari setiap program yang ada di Puskesmas. Kegiatan yang

dilakukan berupa advokasi kesehatan, bina suasana, dan gerakan masyarakat.

Saran

Untuk lebih meningkatkan upaya promosi kesehatan pada masyarakat maka

sebaiknya para petugas kesehatan, terutama pada bagian promosi kesehatan,

ditambah. Selain itu para petugas kesehatan terus berupaya untuk memberikan

masukan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan.

37

38

DAFTAR PUSTAKA

1. Dachroni, Drs, MPH. Buku Panduan Straegi Promosi Kesehatan di

Indonesia. Jakarta Selatan: Sudin Kesehatan Masyarakat 2003

2. Dachroni, Drs, MPH. Seri PHBS: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Untuk

Petugas Puskesmas. Jakarta Selatan: Sudin Kesehatan Masyarakat 2003

3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Kerja Puskesmas

2009

4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Promosi Kesehatan

Online.htm

5. Sudin Kesehatan Masyarakat. Surat Keputusan Direktur Jenderal

Kesehatan Masyarakat No: HK.00.06.1.7.1570 tentang Kebijakan Teknis

Promosi Kesehatan 2003

6. UU RI no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan

39