profil kabupaten batang hari - kabupatenlestari.org · kabupaten di indonesia, lebih dari 30...

11
2018 Profil Kabupaten Batang Hari

Upload: doanthuy

Post on 08-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

2018

ProfilKabupaten

Batang Hari

00

Daftar Isi01020304

05

/06

/08

/10

/11

/03Informasi Dasar dan Kondisi Umum

Kependudukan dan Sumberdaya Manusia

Sebaran Inisiatif

Rencana Aksi LestariKabupaten Batang Hari

Potensi Sumber Daya, Industri,Barang dan Jasa Unggulan

ii

Profil KabupatenBatang Hari

TAHUN2018

Sumber Foto: http://peta-kota.blogspot.com

0201

PROFIL KABUPATENBATANG HARI

TAHUN2018

Kabupaten Batang HariInformasi Umum

Luas Wilayah Kabupaten:

Administrasi Kewilayahan:

518.035 ha

8 Kecamatan14 Kelurahan113 desa

Populasi Penduduk (2015):

305.878 jiwaIndek Pembangunan Manusia (2014):

67,68

PerekonomianBergantung pada Pertanian dan Perkebunan (Karet dan Sawit 70%); Kehutanan dan Perikanan yang mencapai 40,66%; Sektor Industri Pengolahan 12,74%;Sektor Pertambangan dan Penggalian 12,31%.Pendapatan Domestik Regional Bruto (2015) mencapai Rp. 46,3 jutaPendapatan Daerah (tahun 2016) : Rp. 73,35 MilyarIndeks GINI (tahun 2014): 0,294

Sumber Daya Lahan TerbesarLahan non sawah/empang atau kolam: 234.051 haKawasan hutan

Sumber Daya Air2 Sungai: Sungai Batang Tembesi dan Sungai Batang Hari,

Sumber Daya MineralPotensi mineral: minyak bumi, gas bumi dan batubara

Sumber Daya HutanAPL: 314.939,88 haHutan Produksi Terbatas: 50.334,74 haHutan Produksi: 129.205,19 haHutan Produksi Konversi: 140.94 haTaman Wisata Alam: 245,1 haTaman Nasional: 35.578,65 haTaman Hutan Raya: 15.902,94 haCagar Alam: 41,28 ha

Komoditas Perkebunan dan Pertanian

Luas Tanah (ha)Komoditas Sawit Karet Kelapa Pinang Kakao

90.372,72 113.395 - - -- - - - -

Komoditas PeternakanProduksi (ton)

Luas Tanah (ha)Komoditas Padi Sapi Kerbau Kambing Ayam Buras Ayam Pedaging Itik

- - - - - - - - - - - - - -

Populasi

Industri Pengolahan dan Jasa Keuangan Perusahaan Besar5 industri pengolahan CPO5 industri pengolahan karet3 dari 12 perusahaan tambang telah mengantongi sertifikat Export Terdaftar

Informasi Dasar danKondisi Umum

Kabupaten Batang Hari terletak di bagian tengah Provinsi Jambi dengan luas wilayah 5.180,35 Km2 (518.035 Ha). Pemerintah Kabupaten Batang Hari dibentuk berdasarkan Peraturan Komisaris Pemerintah Pusat di Bukit Tinggi Nomor 81/Kom/U, pada 30 Nopember 1948 dengan pusat pemerintahan saat ini di Kota Muara Bulian berjarak sekitar 65 KM dari Kota Jambi. Pada 1999, sesuai UU No. 45 Tahun 1999, Kabupaten Batang Hari dimekarkan menjadi 2 (dua) kabupaten yaitu Kabupaten Batang Hari dengan Ibukota Muara Bulian dan Kabupaten Muaro Jambi dengan Ibukota Sengeti.

Kabupaten Batang Hari secara geografis terletak pada posisi 1015` lintang selatan sampai dengan 202` lintang selatan dan diantara 102030` bujur timur sampai dengan 104030` bujur timur. Sebagian besar wilayah berada pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Batang Hari dan Sungai Batang Tembesi dengan rawa-rawa yang sepanjang

01

0403

tahun tergenang air. Letaknya sangat strategis karena merupakan daerah penghubung antara kawasan Barat dan Timur Sumatera. Kabupaten Batang Hari memiliki 8 Kecamatan 14 kelurahan dan 113 Desa dan merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian berkisar antara 11-500 m dpl. Perbatasan wilayahnya mencakup sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sarolangun dan Provinsi Sumatera Selatan, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi, dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tebo. Kecamatan yang terletak di daerah hulu Sungai Batang Hari cendrung lebih bergelombang dibandingkan daerah hilirnya. Daerah bergelombang terdapat di Kecamatan Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Mersam dan Kecamatan Maro Sebo Ilir. Kecamatan Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang dan Kecamatan Pemayung memiliki topografi yang cendrung lebih datar/landai.

Visi Kabupaten Batang Hari “Menuju masyarakat Batang Hari maju, adil dan sejahtera berlandaskan ketaqwaan 2016-2021” dijabarkan Pemkab Batang dengan mengelola perekonomian dari sektor perkebunan sawit, karet dan pertambangan migas. Hampir 70 persen penduduk Kabupaten Batang Hari secara ekonomi menggantungkan hidup pada sektor perkebunan, terutama komoditi kelapa sawit dan karet. Komoditi karet tidak hanya memiliki makna ekonomi, tapi juga mengandung makna sejarah dan budaya karena sudah menjadi penghidupan sebagian besar masyarakat secara turun-temurun. Demikian pula untuk komoditi kelapa sawit, secara ekonomi komoditi ini sangat besar elastisitasnya terhadap perekonomian masyarakat. Pengembangan kelapa sawit dalam skala besar banyak melibatkan perusahaan besar dan menggunakan teknologi.

Secara rata-rata, Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan berperan besar terhadap PDRB Kabupaten Batang Hari menurut lapangan usaha pada tahun 2010-2015, yaitu sebesar 40,66% per tahun, selanjutnya disusul oleh Sektor Industri Pengolahan sebesar 12,74 persen, kemudian Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 12,31 persen. Ketiga sektor tersebut merupakan sektor ekonomi unggulan Kabupaten Batang Hari. Pendapatan Dareah Kabupaten Batang Hari 2013 mencapai Rp. 50,6 Milyar dan pada 2016 meningkat Rp. 73,35 Milyar.Perekonomian Batang Hari tahun 2014 mengalami percepatan. Laju pertumbuhan PDRB Batang Hari tahun 2014 mencapai 7,56 persen, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 6,48%. Seluruh kategori ekonomi PDRB tahun 2014 mencatat pertumbuhan yang positif, kecuali Pertambangan dan Penggalian.

Pada tahun 2013, nilai PDRB ADHB Kabupaten Batang Hari mencapai Rp. 9,8 milyar, kemudian meningkat Rp. 11 milyar di tahun 2014 dan Rp. 12 milyar tahun 2015, dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 12,03% per tahun. Meski begitu Indeks GINI pada 2014 termasuk rendah yaitu 0,294 dan beruntungnya sektor pembangunan manusia justru tumbuh positif. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Batang Hari sejak 2010 sampai 2014 cenderung meningkat dari 65,67 menjadi 67,68.

TAHUN2018

PROFIL KABUPATENBATANG HARI

Kabupaten Batang Hari terletak di bagian tengah Provinsi Jambi dengan luas wilayah 5.180,35 Km2 (518.035 Ha). Pemerintah Kabupaten Batang Hari dibentuk berdasarkan Peraturan Komisaris Pemerintah Pusat di Bukit Tinggi Nomor 81/Kom/U, pada 30 Nopember 1948 dengan pusat pemerintahan saat ini di Kota Muara Bulian berjarak sekitar 65 KM dari Kota Jambi. Pada 1999, sesuai UU No. 45 Tahun 1999, Kabupaten Batang Hari dimekarkan menjadi 2 (dua) kabupaten yaitu Kabupaten Batang Hari dengan Ibukota Muara Bulian dan Kabupaten Muaro Jambi dengan Ibukota Sengeti.

Kabupaten Batang Hari secara geografis terletak pada posisi 1015` lintang selatan sampai dengan 202` lintang selatan dan diantara 102030` bujur timur sampai dengan 104030` bujur timur. Sebagian besar wilayah berada pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Batang Hari dan Sungai Batang Tembesi dengan rawa-rawa yang sepanjang

0605

Orang rimba atau suku anak dalam adalah suku asli yang kebanyakan bermukim kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas, TN Bukit Tiga Puluh di Kabupaten Tebo, Sarolangun dan Batang Hari. Selain itu berbagai suku juga tersebar di provinsi Jambi, seperti Suku, Suku Kerinci, Suku Melayu Jambi, Suku Melayu Pesisir; Suku Penghulu dan Suku Pindah yang berasal dari wilayah Sumsel, merupakan suku deutro melayu yang banyak bermukim di Kabupaten Sarolangun dan Batang Hari yang populasi suku ini diperkirakan sebanyak 20.000 jiwa. Kota Jambi merupakan tempat berasalnya bangsa melayu dari kerajaan melayu di Batang Hari.

Jumlah penduduk Kabupaten Batang Hari Tahun 2015 adalah 305.878 jiwa terdiri dari warga laki-laki 156.901 jiwa (51,29%) dan perempuan 148.977 jiwa (48,71%). Pada 2016 jumlahnya bertambah menjadi 307.755 jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata dalam lima tahun terakhir sebesar 10,28 persen, dan tingkat kepadatan sebesar 53 jiwa/Km2.

Pertumbuhan jumlah penduduk di Kabupaten Batang Hari mengalami peningkatan yang cukup signifikan dimana tahun 2011 populasi tumbuh sebesar 0,96% dari tahun sebelumnya, namun pada 2014 merangkak menjadi 1,36%. Berdasarkan jenis kelamin, terlihat bahwa pada tahun 2015, jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2015 sebesar 156.901 jiwa, sedangkan penduduk perempuan berjumlah 148.977 jiwa, sehingga Rasio Jenis Kelamin (RJK/sex ratio) menunjukkan angka 105,3.

Kependudukan danSumber Daya Manusia02“Menuju Masyarakat Batang Hari Maju,

Adil dan Sejahtera BerlandaskanKetaqwaan 2016 - 2021”.

Visi Kabupaten Batang Hari:

tahun tergenang air. Letaknya sangat strategis karena merupakan daerah penghubung antara kawasan Barat dan Timur Sumatera. Kabupaten Batang Hari memiliki 8 Kecamatan 14 kelurahan dan 113 Desa dan merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian berkisar antara 11-500 m dpl. Perbatasan wilayahnya mencakup sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sarolangun dan Provinsi Sumatera Selatan, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi, dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tebo. Kecamatan yang terletak di daerah hulu Sungai Batang Hari cendrung lebih bergelombang dibandingkan daerah hilirnya. Daerah bergelombang terdapat di Kecamatan Maro Sebo Ulu, Batin XXIV, Mersam dan Kecamatan Maro Sebo Ilir. Kecamatan Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang dan Kecamatan Pemayung memiliki topografi yang cendrung lebih datar/landai.

Visi Kabupaten Batang Hari “Menuju masyarakat Batang Hari maju, adil dan sejahtera berlandaskan ketaqwaan 2016-2021” dijabarkan Pemkab Batang dengan mengelola perekonomian dari sektor perkebunan sawit, karet dan pertambangan migas. Hampir 70 persen penduduk Kabupaten Batang Hari secara ekonomi menggantungkan hidup pada sektor perkebunan, terutama komoditi kelapa sawit dan karet. Komoditi karet tidak hanya memiliki makna ekonomi, tapi juga mengandung makna sejarah dan budaya karena sudah menjadi penghidupan sebagian besar masyarakat secara turun-temurun. Demikian pula untuk komoditi kelapa sawit, secara ekonomi komoditi ini sangat besar elastisitasnya terhadap perekonomian masyarakat. Pengembangan kelapa sawit dalam skala besar banyak melibatkan perusahaan besar dan menggunakan teknologi.

Secara rata-rata, Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan berperan besar terhadap PDRB Kabupaten Batang Hari menurut lapangan usaha pada tahun 2010-2015, yaitu sebesar 40,66% per tahun, selanjutnya disusul oleh Sektor Industri Pengolahan sebesar 12,74 persen, kemudian Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 12,31 persen. Ketiga sektor tersebut merupakan sektor ekonomi unggulan Kabupaten Batang Hari. Pendapatan Dareah Kabupaten Batang Hari 2013 mencapai Rp. 50,6 Milyar dan pada 2016 meningkat Rp. 73,35 Milyar.Perekonomian Batang Hari tahun 2014 mengalami percepatan. Laju pertumbuhan PDRB Batang Hari tahun 2014 mencapai 7,56 persen, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 6,48%. Seluruh kategori ekonomi PDRB tahun 2014 mencatat pertumbuhan yang positif, kecuali Pertambangan dan Penggalian.

Pada tahun 2013, nilai PDRB ADHB Kabupaten Batang Hari mencapai Rp. 9,8 milyar, kemudian meningkat Rp. 11 milyar di tahun 2014 dan Rp. 12 milyar tahun 2015, dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 12,03% per tahun. Meski begitu Indeks GINI pada 2014 termasuk rendah yaitu 0,294 dan beruntungnya sektor pembangunan manusia justru tumbuh positif. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Batang Hari sejak 2010 sampai 2014 cenderung meningkat dari 65,67 menjadi 67,68.

Komposisi penduduk menurut umur Kabupaten Batang Hari pada tahun 2015 digolongkan penduduk muda seperti terjadi dihampir semua kabupaten di Indonesia, lebih dari 30 persen penduduknya berumur dibawah 15 tahun. Namun demikian perkembangan IPM Kabupaten Batang Hari sejak tahun 2010 sampai 2014 cenderung meningkat dari 65,67 menjadi 67,68. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Batang Hari mengalami peningkatan 10% dari 24.626 jiwa di tahun 2010 menjadi 27.091 jiwa di tahun 2014 dan 28.100 jiwa di 2015. Tingkat kemiskinan mengalami peningkatan dari 10,19% di tahun 2010 menjadi 10,5% di tahun 2014 dan meningkat 10,69% di 2015. Dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya dalam Provinsi Jambi, tingkat kemiskinan Kabupaten Batang Hari masih tergolong tinggi.

TAHUN2018

PROFIL KABUPATENBATANG HARI

Orang rimba atau suku anak dalam adalah suku asli yang kebanyakan bermukim kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas, TN Bukit Tiga Puluh di Kabupaten Tebo, Sarolangun dan Batang Hari. Selain itu berbagai suku juga tersebar di provinsi Jambi, seperti Suku, Suku Kerinci, Suku Melayu Jambi, Suku Melayu Pesisir; Suku Penghulu dan Suku Pindah yang berasal dari wilayah Sumsel, merupakan suku deutro melayu yang banyak bermukim di Kabupaten Sarolangun dan Batang Hari yang populasi suku ini diperkirakan sebanyak 20.000 jiwa. Kota Jambi merupakan tempat berasalnya bangsa melayu dari kerajaan melayu di Batang Hari.

Jumlah penduduk Kabupaten Batang Hari Tahun 2015 adalah 305.878 jiwa terdiri dari warga laki-laki 156.901 jiwa (51,29%) dan perempuan 148.977 jiwa (48,71%). Pada 2016 jumlahnya bertambah menjadi 307.755 jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata dalam lima tahun terakhir sebesar 10,28 persen, dan tingkat kepadatan sebesar 53 jiwa/Km2.

Pertumbuhan jumlah penduduk di Kabupaten Batang Hari mengalami peningkatan yang cukup signifikan dimana tahun 2011 populasi tumbuh sebesar 0,96% dari tahun sebelumnya, namun pada 2014 merangkak menjadi 1,36%. Berdasarkan jenis kelamin, terlihat bahwa pada tahun 2015, jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2015 sebesar 156.901 jiwa, sedangkan penduduk perempuan berjumlah 148.977 jiwa, sehingga Rasio Jenis Kelamin (RJK/sex ratio) menunjukkan angka 105,3.

0807

Beberapa implementasi kegiatan dan inisiatif pengembangan program ke depan di berbagai wilayah Kabupaten Batang Hari termasuk kemitraan strategis dengan berbagai lembaga memperlihatkan komitmen Pemkab Batang Hari mewujudkan Kabupaten Hijau dapat diidentifikasi pada beberapa program di bawah ini:

Sebaran Inisiatif03

No Pelaksana Kegiatan/Progam Output/outcome Periode

Perencanaan bersama kawasan Tahura STS Batang Hari

Collaborative Managejement Tahura STS & landscape conservation

Pemkab/ BLH Batang Hari – Yayasan Belantara

1 2016

Pemetaan dan Pendampingan petani swadaya di Batang Hari

Memetakan 122 petani sawit swadaya pada 180 persil seluas 162,72 ha

SPKS2

IPengembangan program biogas bagi petani tembakau, karet dan sawit

Membangun instalasi biodigester penghasil biogas

Disbun Provinsi Jambi – Kemenkue

3

Fasilitasi dan Pendampingan program hutan desa di Jeluti, Olak Besar dan Hajran

KKI - Warsi4 2013N/A

N/AKajian ekonomi desa-desa penyangga Tahura TST dan Analisa Kemiskinan Partisipatif desa terpilih

AMPHAL - Yayasan Belantara

AMPHAL

5

2016

Komposisi penduduk menurut umur Kabupaten Batang Hari pada tahun 2015 digolongkan penduduk muda seperti terjadi dihampir semua kabupaten di Indonesia, lebih dari 30 persen penduduknya berumur dibawah 15 tahun. Namun demikian perkembangan IPM Kabupaten Batang Hari sejak tahun 2010 sampai 2014 cenderung meningkat dari 65,67 menjadi 67,68. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Batang Hari mengalami peningkatan 10% dari 24.626 jiwa di tahun 2010 menjadi 27.091 jiwa di tahun 2014 dan 28.100 jiwa di 2015. Tingkat kemiskinan mengalami peningkatan dari 10,19% di tahun 2010 menjadi 10,5% di tahun 2014 dan meningkat 10,69% di 2015. Dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya dalam Provinsi Jambi, tingkat kemiskinan Kabupaten Batang Hari masih tergolong tinggi.

Penyusunan RPHJP Tahura dan Kajian sosial ekonomi Sutan Thaha Saifuddin

TAHUN2018

PROFIL KABUPATENBATANG HARI

Pemerintah Kabupaten Batang Hari merupakan salah satu pelopor berdirinya Forum Kabupaten Lestari yang mendorong implementasi pembangunan berkelanjutan di Batang Hari, Jambi. Forum itu kemudian secara legal diberi nama Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), yang bertujuan mendorong implementasi dan pencapaian Sustainable Development melalui pembangunan lestari dan kemitraan strategis antar kabupaten dan stakeholder lainnya seperti CSO, lembaga donor. Ada 5 program prioritas LTKL yang didorong Kabupaten Batang Hari dengan pengembangkan Rencana Aksi Lestari (RAL) yang merupakan prioritas program Kabupaten Lestari yang terdiri dari:

Sumber Daya MineralStruktur geologi Kabupaten Batang Hari merupakan daerah pertambangan minyak dan gas bumi serta bebatuan lain seperti batu bara yang merupakan bebatuan muda hingga kedalaman tertentu terdapat beberapa akifer yang relatif dalam yang berperan sebagai kantong air tanah dengan kandungan logam/mineral yang relatif tinggi.Pemerintah Kabupaten Batang Hari telah berupaya untuk terus melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap kegiatan pertambangan mineral bukan logam dan batuan. Pengawasan tersebut dilaksanakan di beberapa tempat di 6 (enam) Kecamatan dalam Kabupaten Batang Hari yaitu Kecamatan Muara Bulian, Pemayung, Maro Sebo Ilir, Muara Tembesi, Maro Sebo Ulu dan Mersam.

Rencana Aksi LestariKabupaten Batang Hari04

No Program Prioritas LTKL Rencana Aksi Lestari Kabupaten Batang HariDinas Perkebunan Provinsi Jambi membantu Kabupaten melalui program pencegahan kebakaran dengan memberikan sepeda motor untuk monitor kawasan, pelatihan dan termasuk menurunkan brikade karhutla.

Penanaman 20.000 bibit pohon aren di DAS Batang Hari desa Manapari

1. Meningkatkan dan mengoptimalkan pemanfaatan potensi perkebunan unggulan

2. Tahun 2016 ini akan menyalurkan 80,000 bibit sawit, 3. Pengembangan perkebunan karet di samping kebun sawit

Pencegahan kebakaran hutan dan lahan gambut

1

Komoditas Berkelanjutan2

Perhutanan Sosial danReforma Agraria

3 N/A

N/A

Konservasi dan Restorasi

4

Energi Terbarukan dan Ketenagalistrikan.

5

1009

6

7

8

No Pelaksana Kegiatan/Progam Output/outcome Periode

2016N/A

N/A

2016

Penyusunan RPHJP Tahura dan Kajian sosial ekonomi Sutan Thaha Saifuddin

Fahutan Unja – Yayasan Belantara

Pemetaan wiilayahTahura STS

Informasi peta wilayah Tahura STS

Pembinaan dan pendampingan terhadap petani dan dinas perkebunan dan peternakan Kab Batang hari

Yayasan Belantara

Pendampingan petani swadaya dan advokasi

Yayasan Setara-Jambi

2013

Dinas Perkebunan dan Peternakan Kab Batang Hari memberikan bibit sawit subsidi 40.000 bibit kepada petani swadaya;Desa terpilih

Dinas Perkebunan provinsi Jambi proteksi serangan penyakit pada kelapa sawit (Ganoderma) dan Penyakit akar putih pada karet ( Tricoderma)

Dinas Perkebunan Provinsi Jambi

9

Dukungan APBD Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2016 dalam rangka mendukung pencapaian indikator tersebut diatas dilakukan melalui Program Validasi dan Inventarisasi Pengusahaan Pertambangan Umum dengan alokasi dana sebesar Rp247.000.000,- dengan realisasi keuangan sebesar 99,57%.

Sumber Daya LahanKabupaten Batang Hari memiliki SDA yang cukup besar dan beragam seperti hutan, lahan pertanian, bahan mineral, kawasan perairan (sungai) dan lain-lain. Sumber daya hutan yang produktif meliputi hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas dan hutan pola partisipasi masyarakat serta suaka alam. Sumber daya lahan yang dimiliki meliputi areal yang cocok untuk budidaya tanaman pangan, perkebunan, kehutanan dan padang pengembalaan ternak.

Penggunaan lahan di Kabupaten Batang Hari terdiri dari penggunaan lahan sawah dan non sawah. Penggunaan lahan paling besar adalah penggunaan lahan bukan sawah yaitu seluas 234.051 ha yang sebagian besar didominasi oleh penggunaan lahan kolam/empang seluas 79.854 ha dengan daerah paling luas di Kecamatan Pemayung yaitu seluas 55.419 ha. Perubahan guna lahan yang terjadi di Kabupaten Batang Hari, hampir semua terjadi pada penggunaan lahan bukan sawah kecuali Padang Rumput yang mengalami sedikit perubahan.

Sumber Daya Hutan Kawasan Hutan Kabupaten Batang Hari Tahun 2016 berdasarkan SK MENHUT Nomor : SK727/MENHUT-II/2012 Tanggal 10 Desember 2012 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan menjadi Bukan

Kawasan Hutan Seluas ± 113.712 ha dan Perubahan fungsi kawasan hutan seluas ± 20.529 ha di Kabupaten Batang Hari. Luas kawasan hutan berdasarkan status pengelolaannya di Kabupaten Batang Hari yang diperinci yang meliputi APL: 314.939,88 ha: Cagar Alam: 41,28 ha; Hutan Produksi: 129.205,19 ha; Hutan Produksi Konversi: 140,94 ha; Hutan Produksi Terbatas: 50.334,74 ha, Tahura: 15.902,94 ha; Taman Nasional : 35.578,65 ha dan Taman Wisata Alam: 245,1 ha.

Hutan mempunyai fungsi khusus yaitu berfungsi lindung, konservasi, dan untuk pendukung kehidupan kehidupan serta segala ekosistemnya disamping menghasilkan produk kehutanan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri dan pengolahan kayu. Oleh sebab itu arahan budidaya untuk kehutanan adalah pengembangan hasil hutan non-kayu. Kawasan budidaya kehutanan hanya meliputi kawasan hutan produksi (HP). Luas hutan Produksi mencapai ± 164.983,05 ha. Secara umum kawasan hutan produksi yang terdapat di Kabupaten Batang Hari terdiri dari kawasan hutan produksi terbatas seluas ±49.342,6 ha, Hutan Produksi tetap seluas ± 115.640 ha dan hutan produksi pola partisipasi masyarakat seluas ± 107.075 ha. Ada dua kawasan strategis untuk kepentingan konservasi lingkungan yaitu: Taman Hutan Raya Sultan Thaha Syaifuddin (STS) Senami ini ditetapkan sebagai Hutan Tahura dengan SK Menteri Kehutanan RI Nomor 94/Kpts-II/2001 pada tanggal 15 Maret 2001 dengan luas ± 15.830 Ha. Vegetas asli kawasan Tahura ini berupa jenis Pohon Bulian (Eusideroxylon Zwageri), Meranti (Shore Sp), Tambesu dll. Selain vegetasi itu juga ditemukan jenis Mahang, kayu bengkal, kayu garam, pandan-pandanan serta beberapa jenis rumputrumputan antara lain Rumput resam (Gleichenia linearis), Rumput teki (Kytllinga monochepala) Alang- alang (Imperata cylindrical) dan rumput puar serta lainnya. Sementara itu juga terdapat beberapa jenis satwa antara lain Babi hutan (Sus scrofa), Monyet (Macaca fascicularis), Rusa (Cervus sp), Biawak (Varanus neulosus),

Ular Cobra (Phyton morukusi), Burung Murai (Copsychus malabarius), Burung Balam (Stretyopila sp), Burung Elang (Elanus sp), Burung Merbah (Pycnonotus bruneus) dan lain-lainya.

Cagar Alam Durian Luncuk II penunjukkannya diputuskan berdasarkan SK Menteri Kehutanan RI Nomor 821/Kpts-II/1997 pada tanggal 30 Desember 1997 dengan luas 41,37 Ha, meliputi wilayah Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Sarolangun. Kawasan Cagar Alam Durian Luncuk I dan II merupakan ekosistem Hutan Bulian (Eusideroxylon zwageri) yang ditunjuk dan ditetapkan sebagai Cagar Alam yang banyak digunakan sebagai lokasi penelitian bagi mahasiswa. Posisinya sebagai Kawasan Suaka Alam yang telah dikelilingi pemukiman transmigrasi, memiliki potensi flora dan fauna yang tinggi berupa habitat kayu khas Jambi yaitu kayu Bulian yang saat ini kelestariannya sangat terancam. Dukungan APBD Kabupaten Batang Hari untuk Perlindungan dan Konservasi Sumber daya Hutan Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 554.372.009,- dalam bentuk kegiatan Perlindungan Pengamanan Hutan sebesar Rp. 261.054.201,- dan Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan sebesar Rp. 293.317.808,-. Alokasi anggakaran diperuntukkan bagi kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap kasus penebangan liar.Namun demikian sepanjang tahun 2016 tidak terdapat kasus yang diselesaikan. Dimana capaian realisasi keuangan Program sebesar Rp. 262.191.485, atau 52.70%.

Sumber Daya AirSelain Sungai Batang Tembesi dan Sungai Batang Hari, wilayah Kabupaten Batang Hari juga dilalui beberapa sungai lainnya yang relatif besar seperti Sungai Dangun Bangko, Sungai Kayu Aro, Sungai Rengas, Sungai Lingkar, Sungai Kejasung Besar, dan Sungai Jebak serta beberap sungai kecil yang merupakan anak-anak sungai seperti Sungai Aur dan Sungai Batang. Keberadaan sungai-sungai tersebut di atas

memiliki arti penting bagi masyarakat untuk berbagai kepentingan hajat hidup, sebagai sumber ekonomi seperti galian pasir-batu, areal perikanan tangkap dan budidaya, pengairan sawah, sebagai saran transportasi, sumber air bersih serta MCK. Sedangkan Potensi kawasan perairan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Batang Hari beserta anak sungainya potensial untuk budidaya keramba ikan.

Potensi PengembanganKomoditi Perkebunan Perekonomian Kabupaten Batang Hari pada 2015 mengalami perlambatan jika dibandingkan tahun sebelumnya khususnya pada sektor Pertanian Tanaman Pangan serta Perkebunan karena kemarau panjang dan kekeringan yang melanda Kabupaten Batang Hari mulai pertengahan 2015 disertai bencana kabut asap memicu kegagalan panen serta penurunan produksi padi, kelapa sawit dan karet.Di Kabupaten Batang Hari, sebagian besar lahan pertanian digunakan untuk perkebunan yang luasnya mencapai 204.469,72 hektar. Areal perkebunan lebih banyak digunakan untuk perkebunan karet dan kelapa sawit dimana pada 2015 terdapat 18 unit perkebunan. Luas areal perkebunan karet pada 2015 adalah 113.398 hektar, bertambah sebesar 106 hektar dibandingkan tahun 2014, atau meningkat 0,001 persen. Komoditas karet mengalami kenaikan produksi sebesar 0,001 persen. Luas areal perkebunan kelapa sawit pada 2015 meningkat 0,03 persen, yaitu dari 87.379,21 ha tahun 2014 menjadi 90.372,72 ha pada tahun 2015. Produksi kelapa sawit mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,03 persen dibandingkan tahun 2014.Sedangkan komoditas lain mengalami penurunan produksi antara lain kelapa dalam (7,6 persen), kelapa hibrida (63.79 persen), aren (20.90 persen), kopi (46.47 persen), kapuk (11.53 persen), kemiri (12.5 persen), pinang (12.12 persen) dan kakao (30.95 persen).

Pembangunan sektor koperasi yang terus ditingkatkan sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan sektor lainnya. Tahun 2015 di Kabupaten Batang Hari terdapat 29 KUD dan 249 Koperasi, jumlah anggota sebanyak 29.635 orang.

Industri Pengolahan Di Kabupaten Batang Hari, pada 2015, terdapat 5 Industri Pengolahan CPO. Dalam Pengembangan Usaha Bidang Perkebunan diwajibkan harus memiliki ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil System) dan wajib tergabung dalam RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil), dari 26 Perusahaan Perkebunan di kabupaten Batang Hari, tahun 2016 baru satu (1) yang memenuhi persyaratan ISPO.

Pertumbuhan sektor kelapa sawit mengalami penurunan yang cukup besar, yaitu dari 6,27% tahun 2014 menjadi 2,84% tahun 2015. Hal ini dipengaruhi oleh menurunnya produksi kelapa sawit yang menjadi bahan baku industri pengolahan CPO, industri dominan di Kabupaten Batang Hari. Industri pengolahan karet yang beroprasi di Batang Hari 5 perusahaan pengolahan karet, yang selama ini membeli karet rakyat. Pengembangan Pertambangan minimal harus memiliki sertifikat ET (Eksport Terdaftar) yang dikeluarkan oleh Mentri Perdagangan agar perusahaan tersebut dapat mengekport hasil tambangnya. Pada 2016, ada 3 dari 12 Perusahaan Pertambangan yang sudah memiliki ET di Kabupaten Batang Hari.

PariwisataTaman Wisata Alam Bukit Sari terletak di Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Tebo dengan luas 425,50 ha, dan hanya seluas 315 ha berada di wilayah Kabupaten Batang Hari ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan

PerkebunanNo. 198/Kpts-II/2000 tanggal 12 Juli 2000. Taman ini memiliki potensi Flora berbagai jenis kayu yang bernilai tinggi. Rencana pengembangan kawasan obyek wisata alam pada saat ini lebih menekankan kepada pemanfaatan Hutan Bukit Sari, Taman Nasional Bukit Dua Belas dan Taman Durian Luncuk yang masih terpelihara keaslian alamnya sebagai ojek wisata alam yang menawarkan kearifan budaya lokal dengan segala ke unikan flora dan faunanya serta Danau Bangko di Kecamatan Pemayung dan Danau Ugo di Kecamatan Batin XXIV. Air Panas di Kecamatan Muara Bulian. Pada wilayah sungai Batang Hari juga direncanakan dikembangkan sebagai wisata air. Rencana lainnya adalah pemugaran sejumlah obyek wisata budaya Konservasi Situs purbakala Candi Teratai di Kecamatan Muara Bulian dengan luas kurang lebih 90 (sembilan puluh) hektar; Konservasi Situs purbakala Candi Sungai Puar di Kecamatan Pemayung dengan luas kurang lebih 1 (satu) hektar; Konservasi Situs purbakala Candi Bangko di Kecamatan Pemayung dengan luas kurang lebih 1 (satu) hektar; Konservasi Situs purbakala Candi Melako Kecik di Kecamatan Muara Tembesi; dan Konservasi Situs purbakala Candi Rantau Kapas Tuo di Kecamatan Muara Tembesi; Situs Lubuk Ruso di Kecamatan Pemayung.

Rencana pengembangan kawasan obyek wisata buatan meliputi Taman Rekreasi Rengas Condong, Water Boom di Kecamatan Muara Bulian (telah dibangun), Pujasera Tepian Sungai, Wisata Danau di Kecamatan Muara Bulian dan Pemancingan Ikan Kecamatan Pemayung.

TAHUN2018

PROFIL KABUPATENBATANG HARI

TAHUN2018

PROFIL KABUPATENBATANG HARI

Sumber Daya MineralStruktur geologi Kabupaten Batang Hari merupakan daerah pertambangan minyak dan gas bumi serta bebatuan lain seperti batu bara yang merupakan bebatuan muda hingga kedalaman tertentu terdapat beberapa akifer yang relatif dalam yang berperan sebagai kantong air tanah dengan kandungan logam/mineral yang relatif tinggi.Pemerintah Kabupaten Batang Hari telah berupaya untuk terus melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap kegiatan pertambangan mineral bukan logam dan batuan. Pengawasan tersebut dilaksanakan di beberapa tempat di 6 (enam) Kecamatan dalam Kabupaten Batang Hari yaitu Kecamatan Muara Bulian, Pemayung, Maro Sebo Ilir, Muara Tembesi, Maro Sebo Ulu dan Mersam.

Sektor Industri Prioritas, Barang dan Jasa Unggulan05

1211

Dukungan APBD Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2016 dalam rangka mendukung pencapaian indikator tersebut diatas dilakukan melalui Program Validasi dan Inventarisasi Pengusahaan Pertambangan Umum dengan alokasi dana sebesar Rp247.000.000,- dengan realisasi keuangan sebesar 99,57%.

Sumber Daya LahanKabupaten Batang Hari memiliki SDA yang cukup besar dan beragam seperti hutan, lahan pertanian, bahan mineral, kawasan perairan (sungai) dan lain-lain. Sumber daya hutan yang produktif meliputi hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas dan hutan pola partisipasi masyarakat serta suaka alam. Sumber daya lahan yang dimiliki meliputi areal yang cocok untuk budidaya tanaman pangan, perkebunan, kehutanan dan padang pengembalaan ternak.

Penggunaan lahan di Kabupaten Batang Hari terdiri dari penggunaan lahan sawah dan non sawah. Penggunaan lahan paling besar adalah penggunaan lahan bukan sawah yaitu seluas 234.051 ha yang sebagian besar didominasi oleh penggunaan lahan kolam/empang seluas 79.854 ha dengan daerah paling luas di Kecamatan Pemayung yaitu seluas 55.419 ha. Perubahan guna lahan yang terjadi di Kabupaten Batang Hari, hampir semua terjadi pada penggunaan lahan bukan sawah kecuali Padang Rumput yang mengalami sedikit perubahan.

Sumber Daya Hutan Kawasan Hutan Kabupaten Batang Hari Tahun 2016 berdasarkan SK MENHUT Nomor : SK727/MENHUT-II/2012 Tanggal 10 Desember 2012 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan menjadi Bukan

Kawasan Hutan Seluas ± 113.712 ha dan Perubahan fungsi kawasan hutan seluas ± 20.529 ha di Kabupaten Batang Hari. Luas kawasan hutan berdasarkan status pengelolaannya di Kabupaten Batang Hari yang diperinci yang meliputi APL: 314.939,88 ha: Cagar Alam: 41,28 ha; Hutan Produksi: 129.205,19 ha; Hutan Produksi Konversi: 140,94 ha; Hutan Produksi Terbatas: 50.334,74 ha, Tahura: 15.902,94 ha; Taman Nasional : 35.578,65 ha dan Taman Wisata Alam: 245,1 ha.

Hutan mempunyai fungsi khusus yaitu berfungsi lindung, konservasi, dan untuk pendukung kehidupan kehidupan serta segala ekosistemnya disamping menghasilkan produk kehutanan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri dan pengolahan kayu. Oleh sebab itu arahan budidaya untuk kehutanan adalah pengembangan hasil hutan non-kayu. Kawasan budidaya kehutanan hanya meliputi kawasan hutan produksi (HP). Luas hutan Produksi mencapai ± 164.983,05 ha. Secara umum kawasan hutan produksi yang terdapat di Kabupaten Batang Hari terdiri dari kawasan hutan produksi terbatas seluas ±49.342,6 ha, Hutan Produksi tetap seluas ± 115.640 ha dan hutan produksi pola partisipasi masyarakat seluas ± 107.075 ha. Ada dua kawasan strategis untuk kepentingan konservasi lingkungan yaitu: Taman Hutan Raya Sultan Thaha Syaifuddin (STS) Senami ini ditetapkan sebagai Hutan Tahura dengan SK Menteri Kehutanan RI Nomor 94/Kpts-II/2001 pada tanggal 15 Maret 2001 dengan luas ± 15.830 Ha. Vegetas asli kawasan Tahura ini berupa jenis Pohon Bulian (Eusideroxylon Zwageri), Meranti (Shore Sp), Tambesu dll. Selain vegetasi itu juga ditemukan jenis Mahang, kayu bengkal, kayu garam, pandan-pandanan serta beberapa jenis rumputrumputan antara lain Rumput resam (Gleichenia linearis), Rumput teki (Kytllinga monochepala) Alang- alang (Imperata cylindrical) dan rumput puar serta lainnya. Sementara itu juga terdapat beberapa jenis satwa antara lain Babi hutan (Sus scrofa), Monyet (Macaca fascicularis), Rusa (Cervus sp), Biawak (Varanus neulosus),

Ular Cobra (Phyton morukusi), Burung Murai (Copsychus malabarius), Burung Balam (Stretyopila sp), Burung Elang (Elanus sp), Burung Merbah (Pycnonotus bruneus) dan lain-lainya.

Cagar Alam Durian Luncuk II penunjukkannya diputuskan berdasarkan SK Menteri Kehutanan RI Nomor 821/Kpts-II/1997 pada tanggal 30 Desember 1997 dengan luas 41,37 Ha, meliputi wilayah Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Sarolangun. Kawasan Cagar Alam Durian Luncuk I dan II merupakan ekosistem Hutan Bulian (Eusideroxylon zwageri) yang ditunjuk dan ditetapkan sebagai Cagar Alam yang banyak digunakan sebagai lokasi penelitian bagi mahasiswa. Posisinya sebagai Kawasan Suaka Alam yang telah dikelilingi pemukiman transmigrasi, memiliki potensi flora dan fauna yang tinggi berupa habitat kayu khas Jambi yaitu kayu Bulian yang saat ini kelestariannya sangat terancam. Dukungan APBD Kabupaten Batang Hari untuk Perlindungan dan Konservasi Sumber daya Hutan Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 554.372.009,- dalam bentuk kegiatan Perlindungan Pengamanan Hutan sebesar Rp. 261.054.201,- dan Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan sebesar Rp. 293.317.808,-. Alokasi anggakaran diperuntukkan bagi kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap kasus penebangan liar.Namun demikian sepanjang tahun 2016 tidak terdapat kasus yang diselesaikan. Dimana capaian realisasi keuangan Program sebesar Rp. 262.191.485, atau 52.70%.

Sumber Daya AirSelain Sungai Batang Tembesi dan Sungai Batang Hari, wilayah Kabupaten Batang Hari juga dilalui beberapa sungai lainnya yang relatif besar seperti Sungai Dangun Bangko, Sungai Kayu Aro, Sungai Rengas, Sungai Lingkar, Sungai Kejasung Besar, dan Sungai Jebak serta beberap sungai kecil yang merupakan anak-anak sungai seperti Sungai Aur dan Sungai Batang. Keberadaan sungai-sungai tersebut di atas

memiliki arti penting bagi masyarakat untuk berbagai kepentingan hajat hidup, sebagai sumber ekonomi seperti galian pasir-batu, areal perikanan tangkap dan budidaya, pengairan sawah, sebagai saran transportasi, sumber air bersih serta MCK. Sedangkan Potensi kawasan perairan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Batang Hari beserta anak sungainya potensial untuk budidaya keramba ikan.

Potensi PengembanganKomoditi Perkebunan Perekonomian Kabupaten Batang Hari pada 2015 mengalami perlambatan jika dibandingkan tahun sebelumnya khususnya pada sektor Pertanian Tanaman Pangan serta Perkebunan karena kemarau panjang dan kekeringan yang melanda Kabupaten Batang Hari mulai pertengahan 2015 disertai bencana kabut asap memicu kegagalan panen serta penurunan produksi padi, kelapa sawit dan karet.Di Kabupaten Batang Hari, sebagian besar lahan pertanian digunakan untuk perkebunan yang luasnya mencapai 204.469,72 hektar. Areal perkebunan lebih banyak digunakan untuk perkebunan karet dan kelapa sawit dimana pada 2015 terdapat 18 unit perkebunan. Luas areal perkebunan karet pada 2015 adalah 113.398 hektar, bertambah sebesar 106 hektar dibandingkan tahun 2014, atau meningkat 0,001 persen. Komoditas karet mengalami kenaikan produksi sebesar 0,001 persen. Luas areal perkebunan kelapa sawit pada 2015 meningkat 0,03 persen, yaitu dari 87.379,21 ha tahun 2014 menjadi 90.372,72 ha pada tahun 2015. Produksi kelapa sawit mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,03 persen dibandingkan tahun 2014.Sedangkan komoditas lain mengalami penurunan produksi antara lain kelapa dalam (7,6 persen), kelapa hibrida (63.79 persen), aren (20.90 persen), kopi (46.47 persen), kapuk (11.53 persen), kemiri (12.5 persen), pinang (12.12 persen) dan kakao (30.95 persen).

Pembangunan sektor koperasi yang terus ditingkatkan sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan sektor lainnya. Tahun 2015 di Kabupaten Batang Hari terdapat 29 KUD dan 249 Koperasi, jumlah anggota sebanyak 29.635 orang.

Industri Pengolahan Di Kabupaten Batang Hari, pada 2015, terdapat 5 Industri Pengolahan CPO. Dalam Pengembangan Usaha Bidang Perkebunan diwajibkan harus memiliki ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil System) dan wajib tergabung dalam RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil), dari 26 Perusahaan Perkebunan di kabupaten Batang Hari, tahun 2016 baru satu (1) yang memenuhi persyaratan ISPO.

Pertumbuhan sektor kelapa sawit mengalami penurunan yang cukup besar, yaitu dari 6,27% tahun 2014 menjadi 2,84% tahun 2015. Hal ini dipengaruhi oleh menurunnya produksi kelapa sawit yang menjadi bahan baku industri pengolahan CPO, industri dominan di Kabupaten Batang Hari. Industri pengolahan karet yang beroprasi di Batang Hari 5 perusahaan pengolahan karet, yang selama ini membeli karet rakyat. Pengembangan Pertambangan minimal harus memiliki sertifikat ET (Eksport Terdaftar) yang dikeluarkan oleh Mentri Perdagangan agar perusahaan tersebut dapat mengekport hasil tambangnya. Pada 2016, ada 3 dari 12 Perusahaan Pertambangan yang sudah memiliki ET di Kabupaten Batang Hari.

PariwisataTaman Wisata Alam Bukit Sari terletak di Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Tebo dengan luas 425,50 ha, dan hanya seluas 315 ha berada di wilayah Kabupaten Batang Hari ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan

PerkebunanNo. 198/Kpts-II/2000 tanggal 12 Juli 2000. Taman ini memiliki potensi Flora berbagai jenis kayu yang bernilai tinggi. Rencana pengembangan kawasan obyek wisata alam pada saat ini lebih menekankan kepada pemanfaatan Hutan Bukit Sari, Taman Nasional Bukit Dua Belas dan Taman Durian Luncuk yang masih terpelihara keaslian alamnya sebagai ojek wisata alam yang menawarkan kearifan budaya lokal dengan segala ke unikan flora dan faunanya serta Danau Bangko di Kecamatan Pemayung dan Danau Ugo di Kecamatan Batin XXIV. Air Panas di Kecamatan Muara Bulian. Pada wilayah sungai Batang Hari juga direncanakan dikembangkan sebagai wisata air. Rencana lainnya adalah pemugaran sejumlah obyek wisata budaya Konservasi Situs purbakala Candi Teratai di Kecamatan Muara Bulian dengan luas kurang lebih 90 (sembilan puluh) hektar; Konservasi Situs purbakala Candi Sungai Puar di Kecamatan Pemayung dengan luas kurang lebih 1 (satu) hektar; Konservasi Situs purbakala Candi Bangko di Kecamatan Pemayung dengan luas kurang lebih 1 (satu) hektar; Konservasi Situs purbakala Candi Melako Kecik di Kecamatan Muara Tembesi; dan Konservasi Situs purbakala Candi Rantau Kapas Tuo di Kecamatan Muara Tembesi; Situs Lubuk Ruso di Kecamatan Pemayung.

Rencana pengembangan kawasan obyek wisata buatan meliputi Taman Rekreasi Rengas Condong, Water Boom di Kecamatan Muara Bulian (telah dibangun), Pujasera Tepian Sungai, Wisata Danau di Kecamatan Muara Bulian dan Pemancingan Ikan Kecamatan Pemayung.

1413

Sumber Daya MineralStruktur geologi Kabupaten Batang Hari merupakan daerah pertambangan minyak dan gas bumi serta bebatuan lain seperti batu bara yang merupakan bebatuan muda hingga kedalaman tertentu terdapat beberapa akifer yang relatif dalam yang berperan sebagai kantong air tanah dengan kandungan logam/mineral yang relatif tinggi.Pemerintah Kabupaten Batang Hari telah berupaya untuk terus melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap kegiatan pertambangan mineral bukan logam dan batuan. Pengawasan tersebut dilaksanakan di beberapa tempat di 6 (enam) Kecamatan dalam Kabupaten Batang Hari yaitu Kecamatan Muara Bulian, Pemayung, Maro Sebo Ilir, Muara Tembesi, Maro Sebo Ulu dan Mersam.

Dukungan APBD Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2016 dalam rangka mendukung pencapaian indikator tersebut diatas dilakukan melalui Program Validasi dan Inventarisasi Pengusahaan Pertambangan Umum dengan alokasi dana sebesar Rp247.000.000,- dengan realisasi keuangan sebesar 99,57%.

Sumber Daya LahanKabupaten Batang Hari memiliki SDA yang cukup besar dan beragam seperti hutan, lahan pertanian, bahan mineral, kawasan perairan (sungai) dan lain-lain. Sumber daya hutan yang produktif meliputi hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas dan hutan pola partisipasi masyarakat serta suaka alam. Sumber daya lahan yang dimiliki meliputi areal yang cocok untuk budidaya tanaman pangan, perkebunan, kehutanan dan padang pengembalaan ternak.

Penggunaan lahan di Kabupaten Batang Hari terdiri dari penggunaan lahan sawah dan non sawah. Penggunaan lahan paling besar adalah penggunaan lahan bukan sawah yaitu seluas 234.051 ha yang sebagian besar didominasi oleh penggunaan lahan kolam/empang seluas 79.854 ha dengan daerah paling luas di Kecamatan Pemayung yaitu seluas 55.419 ha. Perubahan guna lahan yang terjadi di Kabupaten Batang Hari, hampir semua terjadi pada penggunaan lahan bukan sawah kecuali Padang Rumput yang mengalami sedikit perubahan.

Sumber Daya Hutan Kawasan Hutan Kabupaten Batang Hari Tahun 2016 berdasarkan SK MENHUT Nomor : SK727/MENHUT-II/2012 Tanggal 10 Desember 2012 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan menjadi Bukan

Kawasan Hutan Seluas ± 113.712 ha dan Perubahan fungsi kawasan hutan seluas ± 20.529 ha di Kabupaten Batang Hari. Luas kawasan hutan berdasarkan status pengelolaannya di Kabupaten Batang Hari yang diperinci yang meliputi APL: 314.939,88 ha: Cagar Alam: 41,28 ha; Hutan Produksi: 129.205,19 ha; Hutan Produksi Konversi: 140,94 ha; Hutan Produksi Terbatas: 50.334,74 ha, Tahura: 15.902,94 ha; Taman Nasional : 35.578,65 ha dan Taman Wisata Alam: 245,1 ha.

Hutan mempunyai fungsi khusus yaitu berfungsi lindung, konservasi, dan untuk pendukung kehidupan kehidupan serta segala ekosistemnya disamping menghasilkan produk kehutanan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri dan pengolahan kayu. Oleh sebab itu arahan budidaya untuk kehutanan adalah pengembangan hasil hutan non-kayu. Kawasan budidaya kehutanan hanya meliputi kawasan hutan produksi (HP). Luas hutan Produksi mencapai ± 164.983,05 ha. Secara umum kawasan hutan produksi yang terdapat di Kabupaten Batang Hari terdiri dari kawasan hutan produksi terbatas seluas ±49.342,6 ha, Hutan Produksi tetap seluas ± 115.640 ha dan hutan produksi pola partisipasi masyarakat seluas ± 107.075 ha. Ada dua kawasan strategis untuk kepentingan konservasi lingkungan yaitu: Taman Hutan Raya Sultan Thaha Syaifuddin (STS) Senami ini ditetapkan sebagai Hutan Tahura dengan SK Menteri Kehutanan RI Nomor 94/Kpts-II/2001 pada tanggal 15 Maret 2001 dengan luas ± 15.830 Ha. Vegetas asli kawasan Tahura ini berupa jenis Pohon Bulian (Eusideroxylon Zwageri), Meranti (Shore Sp), Tambesu dll. Selain vegetasi itu juga ditemukan jenis Mahang, kayu bengkal, kayu garam, pandan-pandanan serta beberapa jenis rumputrumputan antara lain Rumput resam (Gleichenia linearis), Rumput teki (Kytllinga monochepala) Alang- alang (Imperata cylindrical) dan rumput puar serta lainnya. Sementara itu juga terdapat beberapa jenis satwa antara lain Babi hutan (Sus scrofa), Monyet (Macaca fascicularis), Rusa (Cervus sp), Biawak (Varanus neulosus),

Ular Cobra (Phyton morukusi), Burung Murai (Copsychus malabarius), Burung Balam (Stretyopila sp), Burung Elang (Elanus sp), Burung Merbah (Pycnonotus bruneus) dan lain-lainya.

Cagar Alam Durian Luncuk II penunjukkannya diputuskan berdasarkan SK Menteri Kehutanan RI Nomor 821/Kpts-II/1997 pada tanggal 30 Desember 1997 dengan luas 41,37 Ha, meliputi wilayah Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Sarolangun. Kawasan Cagar Alam Durian Luncuk I dan II merupakan ekosistem Hutan Bulian (Eusideroxylon zwageri) yang ditunjuk dan ditetapkan sebagai Cagar Alam yang banyak digunakan sebagai lokasi penelitian bagi mahasiswa. Posisinya sebagai Kawasan Suaka Alam yang telah dikelilingi pemukiman transmigrasi, memiliki potensi flora dan fauna yang tinggi berupa habitat kayu khas Jambi yaitu kayu Bulian yang saat ini kelestariannya sangat terancam. Dukungan APBD Kabupaten Batang Hari untuk Perlindungan dan Konservasi Sumber daya Hutan Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 554.372.009,- dalam bentuk kegiatan Perlindungan Pengamanan Hutan sebesar Rp. 261.054.201,- dan Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan sebesar Rp. 293.317.808,-. Alokasi anggakaran diperuntukkan bagi kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap kasus penebangan liar.Namun demikian sepanjang tahun 2016 tidak terdapat kasus yang diselesaikan. Dimana capaian realisasi keuangan Program sebesar Rp. 262.191.485, atau 52.70%.

Sumber Daya AirSelain Sungai Batang Tembesi dan Sungai Batang Hari, wilayah Kabupaten Batang Hari juga dilalui beberapa sungai lainnya yang relatif besar seperti Sungai Dangun Bangko, Sungai Kayu Aro, Sungai Rengas, Sungai Lingkar, Sungai Kejasung Besar, dan Sungai Jebak serta beberap sungai kecil yang merupakan anak-anak sungai seperti Sungai Aur dan Sungai Batang. Keberadaan sungai-sungai tersebut di atas

memiliki arti penting bagi masyarakat untuk berbagai kepentingan hajat hidup, sebagai sumber ekonomi seperti galian pasir-batu, areal perikanan tangkap dan budidaya, pengairan sawah, sebagai saran transportasi, sumber air bersih serta MCK. Sedangkan Potensi kawasan perairan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Batang Hari beserta anak sungainya potensial untuk budidaya keramba ikan.

Potensi PengembanganKomoditi Perkebunan Perekonomian Kabupaten Batang Hari pada 2015 mengalami perlambatan jika dibandingkan tahun sebelumnya khususnya pada sektor Pertanian Tanaman Pangan serta Perkebunan karena kemarau panjang dan kekeringan yang melanda Kabupaten Batang Hari mulai pertengahan 2015 disertai bencana kabut asap memicu kegagalan panen serta penurunan produksi padi, kelapa sawit dan karet.Di Kabupaten Batang Hari, sebagian besar lahan pertanian digunakan untuk perkebunan yang luasnya mencapai 204.469,72 hektar. Areal perkebunan lebih banyak digunakan untuk perkebunan karet dan kelapa sawit dimana pada 2015 terdapat 18 unit perkebunan. Luas areal perkebunan karet pada 2015 adalah 113.398 hektar, bertambah sebesar 106 hektar dibandingkan tahun 2014, atau meningkat 0,001 persen. Komoditas karet mengalami kenaikan produksi sebesar 0,001 persen. Luas areal perkebunan kelapa sawit pada 2015 meningkat 0,03 persen, yaitu dari 87.379,21 ha tahun 2014 menjadi 90.372,72 ha pada tahun 2015. Produksi kelapa sawit mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,03 persen dibandingkan tahun 2014.Sedangkan komoditas lain mengalami penurunan produksi antara lain kelapa dalam (7,6 persen), kelapa hibrida (63.79 persen), aren (20.90 persen), kopi (46.47 persen), kapuk (11.53 persen), kemiri (12.5 persen), pinang (12.12 persen) dan kakao (30.95 persen).

Pembangunan sektor koperasi yang terus ditingkatkan sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan sektor lainnya. Tahun 2015 di Kabupaten Batang Hari terdapat 29 KUD dan 249 Koperasi, jumlah anggota sebanyak 29.635 orang.

Industri Pengolahan Di Kabupaten Batang Hari, pada 2015, terdapat 5 Industri Pengolahan CPO. Dalam Pengembangan Usaha Bidang Perkebunan diwajibkan harus memiliki ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil System) dan wajib tergabung dalam RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil), dari 26 Perusahaan Perkebunan di kabupaten Batang Hari, tahun 2016 baru satu (1) yang memenuhi persyaratan ISPO.

Pertumbuhan sektor kelapa sawit mengalami penurunan yang cukup besar, yaitu dari 6,27% tahun 2014 menjadi 2,84% tahun 2015. Hal ini dipengaruhi oleh menurunnya produksi kelapa sawit yang menjadi bahan baku industri pengolahan CPO, industri dominan di Kabupaten Batang Hari. Industri pengolahan karet yang beroprasi di Batang Hari 5 perusahaan pengolahan karet, yang selama ini membeli karet rakyat. Pengembangan Pertambangan minimal harus memiliki sertifikat ET (Eksport Terdaftar) yang dikeluarkan oleh Mentri Perdagangan agar perusahaan tersebut dapat mengekport hasil tambangnya. Pada 2016, ada 3 dari 12 Perusahaan Pertambangan yang sudah memiliki ET di Kabupaten Batang Hari.

PariwisataTaman Wisata Alam Bukit Sari terletak di Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Tebo dengan luas 425,50 ha, dan hanya seluas 315 ha berada di wilayah Kabupaten Batang Hari ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan

PerkebunanNo. 198/Kpts-II/2000 tanggal 12 Juli 2000. Taman ini memiliki potensi Flora berbagai jenis kayu yang bernilai tinggi. Rencana pengembangan kawasan obyek wisata alam pada saat ini lebih menekankan kepada pemanfaatan Hutan Bukit Sari, Taman Nasional Bukit Dua Belas dan Taman Durian Luncuk yang masih terpelihara keaslian alamnya sebagai ojek wisata alam yang menawarkan kearifan budaya lokal dengan segala ke unikan flora dan faunanya serta Danau Bangko di Kecamatan Pemayung dan Danau Ugo di Kecamatan Batin XXIV. Air Panas di Kecamatan Muara Bulian. Pada wilayah sungai Batang Hari juga direncanakan dikembangkan sebagai wisata air. Rencana lainnya adalah pemugaran sejumlah obyek wisata budaya Konservasi Situs purbakala Candi Teratai di Kecamatan Muara Bulian dengan luas kurang lebih 90 (sembilan puluh) hektar; Konservasi Situs purbakala Candi Sungai Puar di Kecamatan Pemayung dengan luas kurang lebih 1 (satu) hektar; Konservasi Situs purbakala Candi Bangko di Kecamatan Pemayung dengan luas kurang lebih 1 (satu) hektar; Konservasi Situs purbakala Candi Melako Kecik di Kecamatan Muara Tembesi; dan Konservasi Situs purbakala Candi Rantau Kapas Tuo di Kecamatan Muara Tembesi; Situs Lubuk Ruso di Kecamatan Pemayung.

Rencana pengembangan kawasan obyek wisata buatan meliputi Taman Rekreasi Rengas Condong, Water Boom di Kecamatan Muara Bulian (telah dibangun), Pujasera Tepian Sungai, Wisata Danau di Kecamatan Muara Bulian dan Pemancingan Ikan Kecamatan Pemayung.

TAHUN2018

PROFIL KABUPATENBATANG HARI

1415 16

Sumber Daya MineralStruktur geologi Kabupaten Batang Hari merupakan daerah pertambangan minyak dan gas bumi serta bebatuan lain seperti batu bara yang merupakan bebatuan muda hingga kedalaman tertentu terdapat beberapa akifer yang relatif dalam yang berperan sebagai kantong air tanah dengan kandungan logam/mineral yang relatif tinggi.Pemerintah Kabupaten Batang Hari telah berupaya untuk terus melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap kegiatan pertambangan mineral bukan logam dan batuan. Pengawasan tersebut dilaksanakan di beberapa tempat di 6 (enam) Kecamatan dalam Kabupaten Batang Hari yaitu Kecamatan Muara Bulian, Pemayung, Maro Sebo Ilir, Muara Tembesi, Maro Sebo Ulu dan Mersam.

Dukungan APBD Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2016 dalam rangka mendukung pencapaian indikator tersebut diatas dilakukan melalui Program Validasi dan Inventarisasi Pengusahaan Pertambangan Umum dengan alokasi dana sebesar Rp247.000.000,- dengan realisasi keuangan sebesar 99,57%.

Sumber Daya LahanKabupaten Batang Hari memiliki SDA yang cukup besar dan beragam seperti hutan, lahan pertanian, bahan mineral, kawasan perairan (sungai) dan lain-lain. Sumber daya hutan yang produktif meliputi hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas dan hutan pola partisipasi masyarakat serta suaka alam. Sumber daya lahan yang dimiliki meliputi areal yang cocok untuk budidaya tanaman pangan, perkebunan, kehutanan dan padang pengembalaan ternak.

Penggunaan lahan di Kabupaten Batang Hari terdiri dari penggunaan lahan sawah dan non sawah. Penggunaan lahan paling besar adalah penggunaan lahan bukan sawah yaitu seluas 234.051 ha yang sebagian besar didominasi oleh penggunaan lahan kolam/empang seluas 79.854 ha dengan daerah paling luas di Kecamatan Pemayung yaitu seluas 55.419 ha. Perubahan guna lahan yang terjadi di Kabupaten Batang Hari, hampir semua terjadi pada penggunaan lahan bukan sawah kecuali Padang Rumput yang mengalami sedikit perubahan.

Sumber Daya Hutan Kawasan Hutan Kabupaten Batang Hari Tahun 2016 berdasarkan SK MENHUT Nomor : SK727/MENHUT-II/2012 Tanggal 10 Desember 2012 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan menjadi Bukan

Kawasan Hutan Seluas ± 113.712 ha dan Perubahan fungsi kawasan hutan seluas ± 20.529 ha di Kabupaten Batang Hari. Luas kawasan hutan berdasarkan status pengelolaannya di Kabupaten Batang Hari yang diperinci yang meliputi APL: 314.939,88 ha: Cagar Alam: 41,28 ha; Hutan Produksi: 129.205,19 ha; Hutan Produksi Konversi: 140,94 ha; Hutan Produksi Terbatas: 50.334,74 ha, Tahura: 15.902,94 ha; Taman Nasional : 35.578,65 ha dan Taman Wisata Alam: 245,1 ha.

Hutan mempunyai fungsi khusus yaitu berfungsi lindung, konservasi, dan untuk pendukung kehidupan kehidupan serta segala ekosistemnya disamping menghasilkan produk kehutanan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri dan pengolahan kayu. Oleh sebab itu arahan budidaya untuk kehutanan adalah pengembangan hasil hutan non-kayu. Kawasan budidaya kehutanan hanya meliputi kawasan hutan produksi (HP). Luas hutan Produksi mencapai ± 164.983,05 ha. Secara umum kawasan hutan produksi yang terdapat di Kabupaten Batang Hari terdiri dari kawasan hutan produksi terbatas seluas ±49.342,6 ha, Hutan Produksi tetap seluas ± 115.640 ha dan hutan produksi pola partisipasi masyarakat seluas ± 107.075 ha. Ada dua kawasan strategis untuk kepentingan konservasi lingkungan yaitu: Taman Hutan Raya Sultan Thaha Syaifuddin (STS) Senami ini ditetapkan sebagai Hutan Tahura dengan SK Menteri Kehutanan RI Nomor 94/Kpts-II/2001 pada tanggal 15 Maret 2001 dengan luas ± 15.830 Ha. Vegetas asli kawasan Tahura ini berupa jenis Pohon Bulian (Eusideroxylon Zwageri), Meranti (Shore Sp), Tambesu dll. Selain vegetasi itu juga ditemukan jenis Mahang, kayu bengkal, kayu garam, pandan-pandanan serta beberapa jenis rumputrumputan antara lain Rumput resam (Gleichenia linearis), Rumput teki (Kytllinga monochepala) Alang- alang (Imperata cylindrical) dan rumput puar serta lainnya. Sementara itu juga terdapat beberapa jenis satwa antara lain Babi hutan (Sus scrofa), Monyet (Macaca fascicularis), Rusa (Cervus sp), Biawak (Varanus neulosus),

Ular Cobra (Phyton morukusi), Burung Murai (Copsychus malabarius), Burung Balam (Stretyopila sp), Burung Elang (Elanus sp), Burung Merbah (Pycnonotus bruneus) dan lain-lainya.

Cagar Alam Durian Luncuk II penunjukkannya diputuskan berdasarkan SK Menteri Kehutanan RI Nomor 821/Kpts-II/1997 pada tanggal 30 Desember 1997 dengan luas 41,37 Ha, meliputi wilayah Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Sarolangun. Kawasan Cagar Alam Durian Luncuk I dan II merupakan ekosistem Hutan Bulian (Eusideroxylon zwageri) yang ditunjuk dan ditetapkan sebagai Cagar Alam yang banyak digunakan sebagai lokasi penelitian bagi mahasiswa. Posisinya sebagai Kawasan Suaka Alam yang telah dikelilingi pemukiman transmigrasi, memiliki potensi flora dan fauna yang tinggi berupa habitat kayu khas Jambi yaitu kayu Bulian yang saat ini kelestariannya sangat terancam. Dukungan APBD Kabupaten Batang Hari untuk Perlindungan dan Konservasi Sumber daya Hutan Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 554.372.009,- dalam bentuk kegiatan Perlindungan Pengamanan Hutan sebesar Rp. 261.054.201,- dan Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan sebesar Rp. 293.317.808,-. Alokasi anggakaran diperuntukkan bagi kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap kasus penebangan liar.Namun demikian sepanjang tahun 2016 tidak terdapat kasus yang diselesaikan. Dimana capaian realisasi keuangan Program sebesar Rp. 262.191.485, atau 52.70%.

Sumber Daya AirSelain Sungai Batang Tembesi dan Sungai Batang Hari, wilayah Kabupaten Batang Hari juga dilalui beberapa sungai lainnya yang relatif besar seperti Sungai Dangun Bangko, Sungai Kayu Aro, Sungai Rengas, Sungai Lingkar, Sungai Kejasung Besar, dan Sungai Jebak serta beberap sungai kecil yang merupakan anak-anak sungai seperti Sungai Aur dan Sungai Batang. Keberadaan sungai-sungai tersebut di atas

memiliki arti penting bagi masyarakat untuk berbagai kepentingan hajat hidup, sebagai sumber ekonomi seperti galian pasir-batu, areal perikanan tangkap dan budidaya, pengairan sawah, sebagai saran transportasi, sumber air bersih serta MCK. Sedangkan Potensi kawasan perairan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Batang Hari beserta anak sungainya potensial untuk budidaya keramba ikan.

Potensi PengembanganKomoditi Perkebunan Perekonomian Kabupaten Batang Hari pada 2015 mengalami perlambatan jika dibandingkan tahun sebelumnya khususnya pada sektor Pertanian Tanaman Pangan serta Perkebunan karena kemarau panjang dan kekeringan yang melanda Kabupaten Batang Hari mulai pertengahan 2015 disertai bencana kabut asap memicu kegagalan panen serta penurunan produksi padi, kelapa sawit dan karet.Di Kabupaten Batang Hari, sebagian besar lahan pertanian digunakan untuk perkebunan yang luasnya mencapai 204.469,72 hektar. Areal perkebunan lebih banyak digunakan untuk perkebunan karet dan kelapa sawit dimana pada 2015 terdapat 18 unit perkebunan. Luas areal perkebunan karet pada 2015 adalah 113.398 hektar, bertambah sebesar 106 hektar dibandingkan tahun 2014, atau meningkat 0,001 persen. Komoditas karet mengalami kenaikan produksi sebesar 0,001 persen. Luas areal perkebunan kelapa sawit pada 2015 meningkat 0,03 persen, yaitu dari 87.379,21 ha tahun 2014 menjadi 90.372,72 ha pada tahun 2015. Produksi kelapa sawit mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,03 persen dibandingkan tahun 2014.Sedangkan komoditas lain mengalami penurunan produksi antara lain kelapa dalam (7,6 persen), kelapa hibrida (63.79 persen), aren (20.90 persen), kopi (46.47 persen), kapuk (11.53 persen), kemiri (12.5 persen), pinang (12.12 persen) dan kakao (30.95 persen).

Pembangunan sektor koperasi yang terus ditingkatkan sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan sektor lainnya. Tahun 2015 di Kabupaten Batang Hari terdapat 29 KUD dan 249 Koperasi, jumlah anggota sebanyak 29.635 orang.

Industri Pengolahan Di Kabupaten Batang Hari, pada 2015, terdapat 5 Industri Pengolahan CPO. Dalam Pengembangan Usaha Bidang Perkebunan diwajibkan harus memiliki ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil System) dan wajib tergabung dalam RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil), dari 26 Perusahaan Perkebunan di kabupaten Batang Hari, tahun 2016 baru satu (1) yang memenuhi persyaratan ISPO.

Pertumbuhan sektor kelapa sawit mengalami penurunan yang cukup besar, yaitu dari 6,27% tahun 2014 menjadi 2,84% tahun 2015. Hal ini dipengaruhi oleh menurunnya produksi kelapa sawit yang menjadi bahan baku industri pengolahan CPO, industri dominan di Kabupaten Batang Hari. Industri pengolahan karet yang beroprasi di Batang Hari 5 perusahaan pengolahan karet, yang selama ini membeli karet rakyat. Pengembangan Pertambangan minimal harus memiliki sertifikat ET (Eksport Terdaftar) yang dikeluarkan oleh Mentri Perdagangan agar perusahaan tersebut dapat mengekport hasil tambangnya. Pada 2016, ada 3 dari 12 Perusahaan Pertambangan yang sudah memiliki ET di Kabupaten Batang Hari.

PariwisataTaman Wisata Alam Bukit Sari terletak di Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Tebo dengan luas 425,50 ha, dan hanya seluas 315 ha berada di wilayah Kabupaten Batang Hari ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan

PerkebunanNo. 198/Kpts-II/2000 tanggal 12 Juli 2000. Taman ini memiliki potensi Flora berbagai jenis kayu yang bernilai tinggi. Rencana pengembangan kawasan obyek wisata alam pada saat ini lebih menekankan kepada pemanfaatan Hutan Bukit Sari, Taman Nasional Bukit Dua Belas dan Taman Durian Luncuk yang masih terpelihara keaslian alamnya sebagai ojek wisata alam yang menawarkan kearifan budaya lokal dengan segala ke unikan flora dan faunanya serta Danau Bangko di Kecamatan Pemayung dan Danau Ugo di Kecamatan Batin XXIV. Air Panas di Kecamatan Muara Bulian. Pada wilayah sungai Batang Hari juga direncanakan dikembangkan sebagai wisata air. Rencana lainnya adalah pemugaran sejumlah obyek wisata budaya Konservasi Situs purbakala Candi Teratai di Kecamatan Muara Bulian dengan luas kurang lebih 90 (sembilan puluh) hektar; Konservasi Situs purbakala Candi Sungai Puar di Kecamatan Pemayung dengan luas kurang lebih 1 (satu) hektar; Konservasi Situs purbakala Candi Bangko di Kecamatan Pemayung dengan luas kurang lebih 1 (satu) hektar; Konservasi Situs purbakala Candi Melako Kecik di Kecamatan Muara Tembesi; dan Konservasi Situs purbakala Candi Rantau Kapas Tuo di Kecamatan Muara Tembesi; Situs Lubuk Ruso di Kecamatan Pemayung.

Rencana pengembangan kawasan obyek wisata buatan meliputi Taman Rekreasi Rengas Condong, Water Boom di Kecamatan Muara Bulian (telah dibangun), Pujasera Tepian Sungai, Wisata Danau di Kecamatan Muara Bulian dan Pemancingan Ikan Kecamatan Pemayung.

TAHUN2018

PROFIL KABUPATENBATANG HARI

PROFIL KABUPATENBATANG HARI

“Menuju MasyarakatBatang Hari Maju, Adil dan

Sejahtera BerlandaskanKetaqwaan 2016 - 2021”.

Sumber Daya MineralStruktur geologi Kabupaten Batang Hari merupakan daerah pertambangan minyak dan gas bumi serta bebatuan lain seperti batu bara yang merupakan bebatuan muda hingga kedalaman tertentu terdapat beberapa akifer yang relatif dalam yang berperan sebagai kantong air tanah dengan kandungan logam/mineral yang relatif tinggi.Pemerintah Kabupaten Batang Hari telah berupaya untuk terus melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap kegiatan pertambangan mineral bukan logam dan batuan. Pengawasan tersebut dilaksanakan di beberapa tempat di 6 (enam) Kecamatan dalam Kabupaten Batang Hari yaitu Kecamatan Muara Bulian, Pemayung, Maro Sebo Ilir, Muara Tembesi, Maro Sebo Ulu dan Mersam.

Dukungan APBD Kabupaten Batang Hari Tahun Anggaran 2016 dalam rangka mendukung pencapaian indikator tersebut diatas dilakukan melalui Program Validasi dan Inventarisasi Pengusahaan Pertambangan Umum dengan alokasi dana sebesar Rp247.000.000,- dengan realisasi keuangan sebesar 99,57%.

Sumber Daya LahanKabupaten Batang Hari memiliki SDA yang cukup besar dan beragam seperti hutan, lahan pertanian, bahan mineral, kawasan perairan (sungai) dan lain-lain. Sumber daya hutan yang produktif meliputi hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas dan hutan pola partisipasi masyarakat serta suaka alam. Sumber daya lahan yang dimiliki meliputi areal yang cocok untuk budidaya tanaman pangan, perkebunan, kehutanan dan padang pengembalaan ternak.

Penggunaan lahan di Kabupaten Batang Hari terdiri dari penggunaan lahan sawah dan non sawah. Penggunaan lahan paling besar adalah penggunaan lahan bukan sawah yaitu seluas 234.051 ha yang sebagian besar didominasi oleh penggunaan lahan kolam/empang seluas 79.854 ha dengan daerah paling luas di Kecamatan Pemayung yaitu seluas 55.419 ha. Perubahan guna lahan yang terjadi di Kabupaten Batang Hari, hampir semua terjadi pada penggunaan lahan bukan sawah kecuali Padang Rumput yang mengalami sedikit perubahan.

Sumber Daya Hutan Kawasan Hutan Kabupaten Batang Hari Tahun 2016 berdasarkan SK MENHUT Nomor : SK727/MENHUT-II/2012 Tanggal 10 Desember 2012 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan menjadi Bukan

Kawasan Hutan Seluas ± 113.712 ha dan Perubahan fungsi kawasan hutan seluas ± 20.529 ha di Kabupaten Batang Hari. Luas kawasan hutan berdasarkan status pengelolaannya di Kabupaten Batang Hari yang diperinci yang meliputi APL: 314.939,88 ha: Cagar Alam: 41,28 ha; Hutan Produksi: 129.205,19 ha; Hutan Produksi Konversi: 140,94 ha; Hutan Produksi Terbatas: 50.334,74 ha, Tahura: 15.902,94 ha; Taman Nasional : 35.578,65 ha dan Taman Wisata Alam: 245,1 ha.

Hutan mempunyai fungsi khusus yaitu berfungsi lindung, konservasi, dan untuk pendukung kehidupan kehidupan serta segala ekosistemnya disamping menghasilkan produk kehutanan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri dan pengolahan kayu. Oleh sebab itu arahan budidaya untuk kehutanan adalah pengembangan hasil hutan non-kayu. Kawasan budidaya kehutanan hanya meliputi kawasan hutan produksi (HP). Luas hutan Produksi mencapai ± 164.983,05 ha. Secara umum kawasan hutan produksi yang terdapat di Kabupaten Batang Hari terdiri dari kawasan hutan produksi terbatas seluas ±49.342,6 ha, Hutan Produksi tetap seluas ± 115.640 ha dan hutan produksi pola partisipasi masyarakat seluas ± 107.075 ha. Ada dua kawasan strategis untuk kepentingan konservasi lingkungan yaitu: Taman Hutan Raya Sultan Thaha Syaifuddin (STS) Senami ini ditetapkan sebagai Hutan Tahura dengan SK Menteri Kehutanan RI Nomor 94/Kpts-II/2001 pada tanggal 15 Maret 2001 dengan luas ± 15.830 Ha. Vegetas asli kawasan Tahura ini berupa jenis Pohon Bulian (Eusideroxylon Zwageri), Meranti (Shore Sp), Tambesu dll. Selain vegetasi itu juga ditemukan jenis Mahang, kayu bengkal, kayu garam, pandan-pandanan serta beberapa jenis rumputrumputan antara lain Rumput resam (Gleichenia linearis), Rumput teki (Kytllinga monochepala) Alang- alang (Imperata cylindrical) dan rumput puar serta lainnya. Sementara itu juga terdapat beberapa jenis satwa antara lain Babi hutan (Sus scrofa), Monyet (Macaca fascicularis), Rusa (Cervus sp), Biawak (Varanus neulosus),

Ular Cobra (Phyton morukusi), Burung Murai (Copsychus malabarius), Burung Balam (Stretyopila sp), Burung Elang (Elanus sp), Burung Merbah (Pycnonotus bruneus) dan lain-lainya.

Cagar Alam Durian Luncuk II penunjukkannya diputuskan berdasarkan SK Menteri Kehutanan RI Nomor 821/Kpts-II/1997 pada tanggal 30 Desember 1997 dengan luas 41,37 Ha, meliputi wilayah Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Sarolangun. Kawasan Cagar Alam Durian Luncuk I dan II merupakan ekosistem Hutan Bulian (Eusideroxylon zwageri) yang ditunjuk dan ditetapkan sebagai Cagar Alam yang banyak digunakan sebagai lokasi penelitian bagi mahasiswa. Posisinya sebagai Kawasan Suaka Alam yang telah dikelilingi pemukiman transmigrasi, memiliki potensi flora dan fauna yang tinggi berupa habitat kayu khas Jambi yaitu kayu Bulian yang saat ini kelestariannya sangat terancam. Dukungan APBD Kabupaten Batang Hari untuk Perlindungan dan Konservasi Sumber daya Hutan Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 554.372.009,- dalam bentuk kegiatan Perlindungan Pengamanan Hutan sebesar Rp. 261.054.201,- dan Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan sebesar Rp. 293.317.808,-. Alokasi anggakaran diperuntukkan bagi kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap kasus penebangan liar.Namun demikian sepanjang tahun 2016 tidak terdapat kasus yang diselesaikan. Dimana capaian realisasi keuangan Program sebesar Rp. 262.191.485, atau 52.70%.

Sumber Daya AirSelain Sungai Batang Tembesi dan Sungai Batang Hari, wilayah Kabupaten Batang Hari juga dilalui beberapa sungai lainnya yang relatif besar seperti Sungai Dangun Bangko, Sungai Kayu Aro, Sungai Rengas, Sungai Lingkar, Sungai Kejasung Besar, dan Sungai Jebak serta beberap sungai kecil yang merupakan anak-anak sungai seperti Sungai Aur dan Sungai Batang. Keberadaan sungai-sungai tersebut di atas

memiliki arti penting bagi masyarakat untuk berbagai kepentingan hajat hidup, sebagai sumber ekonomi seperti galian pasir-batu, areal perikanan tangkap dan budidaya, pengairan sawah, sebagai saran transportasi, sumber air bersih serta MCK. Sedangkan Potensi kawasan perairan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Batang Hari beserta anak sungainya potensial untuk budidaya keramba ikan.

Potensi PengembanganKomoditi Perkebunan Perekonomian Kabupaten Batang Hari pada 2015 mengalami perlambatan jika dibandingkan tahun sebelumnya khususnya pada sektor Pertanian Tanaman Pangan serta Perkebunan karena kemarau panjang dan kekeringan yang melanda Kabupaten Batang Hari mulai pertengahan 2015 disertai bencana kabut asap memicu kegagalan panen serta penurunan produksi padi, kelapa sawit dan karet.Di Kabupaten Batang Hari, sebagian besar lahan pertanian digunakan untuk perkebunan yang luasnya mencapai 204.469,72 hektar. Areal perkebunan lebih banyak digunakan untuk perkebunan karet dan kelapa sawit dimana pada 2015 terdapat 18 unit perkebunan. Luas areal perkebunan karet pada 2015 adalah 113.398 hektar, bertambah sebesar 106 hektar dibandingkan tahun 2014, atau meningkat 0,001 persen. Komoditas karet mengalami kenaikan produksi sebesar 0,001 persen. Luas areal perkebunan kelapa sawit pada 2015 meningkat 0,03 persen, yaitu dari 87.379,21 ha tahun 2014 menjadi 90.372,72 ha pada tahun 2015. Produksi kelapa sawit mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,03 persen dibandingkan tahun 2014.Sedangkan komoditas lain mengalami penurunan produksi antara lain kelapa dalam (7,6 persen), kelapa hibrida (63.79 persen), aren (20.90 persen), kopi (46.47 persen), kapuk (11.53 persen), kemiri (12.5 persen), pinang (12.12 persen) dan kakao (30.95 persen).

Pembangunan sektor koperasi yang terus ditingkatkan sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan sektor lainnya. Tahun 2015 di Kabupaten Batang Hari terdapat 29 KUD dan 249 Koperasi, jumlah anggota sebanyak 29.635 orang.

Industri Pengolahan Di Kabupaten Batang Hari, pada 2015, terdapat 5 Industri Pengolahan CPO. Dalam Pengembangan Usaha Bidang Perkebunan diwajibkan harus memiliki ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil System) dan wajib tergabung dalam RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil), dari 26 Perusahaan Perkebunan di kabupaten Batang Hari, tahun 2016 baru satu (1) yang memenuhi persyaratan ISPO.

Pertumbuhan sektor kelapa sawit mengalami penurunan yang cukup besar, yaitu dari 6,27% tahun 2014 menjadi 2,84% tahun 2015. Hal ini dipengaruhi oleh menurunnya produksi kelapa sawit yang menjadi bahan baku industri pengolahan CPO, industri dominan di Kabupaten Batang Hari. Industri pengolahan karet yang beroprasi di Batang Hari 5 perusahaan pengolahan karet, yang selama ini membeli karet rakyat. Pengembangan Pertambangan minimal harus memiliki sertifikat ET (Eksport Terdaftar) yang dikeluarkan oleh Mentri Perdagangan agar perusahaan tersebut dapat mengekport hasil tambangnya. Pada 2016, ada 3 dari 12 Perusahaan Pertambangan yang sudah memiliki ET di Kabupaten Batang Hari.

PariwisataTaman Wisata Alam Bukit Sari terletak di Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Tebo dengan luas 425,50 ha, dan hanya seluas 315 ha berada di wilayah Kabupaten Batang Hari ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan

PerkebunanNo. 198/Kpts-II/2000 tanggal 12 Juli 2000. Taman ini memiliki potensi Flora berbagai jenis kayu yang bernilai tinggi. Rencana pengembangan kawasan obyek wisata alam pada saat ini lebih menekankan kepada pemanfaatan Hutan Bukit Sari, Taman Nasional Bukit Dua Belas dan Taman Durian Luncuk yang masih terpelihara keaslian alamnya sebagai ojek wisata alam yang menawarkan kearifan budaya lokal dengan segala ke unikan flora dan faunanya serta Danau Bangko di Kecamatan Pemayung dan Danau Ugo di Kecamatan Batin XXIV. Air Panas di Kecamatan Muara Bulian. Pada wilayah sungai Batang Hari juga direncanakan dikembangkan sebagai wisata air. Rencana lainnya adalah pemugaran sejumlah obyek wisata budaya Konservasi Situs purbakala Candi Teratai di Kecamatan Muara Bulian dengan luas kurang lebih 90 (sembilan puluh) hektar; Konservasi Situs purbakala Candi Sungai Puar di Kecamatan Pemayung dengan luas kurang lebih 1 (satu) hektar; Konservasi Situs purbakala Candi Bangko di Kecamatan Pemayung dengan luas kurang lebih 1 (satu) hektar; Konservasi Situs purbakala Candi Melako Kecik di Kecamatan Muara Tembesi; dan Konservasi Situs purbakala Candi Rantau Kapas Tuo di Kecamatan Muara Tembesi; Situs Lubuk Ruso di Kecamatan Pemayung.

Rencana pengembangan kawasan obyek wisata buatan meliputi Taman Rekreasi Rengas Condong, Water Boom di Kecamatan Muara Bulian (telah dibangun), Pujasera Tepian Sungai, Wisata Danau di Kecamatan Muara Bulian dan Pemancingan Ikan Kecamatan Pemayung.

1817

TAHUN2018