project helena gultom 25 73

5
   Nomor 32 tahun XXXIX, T erbit Kamis, 17 November 2011 Profil: Fia dan Farras, Penemu Gelas Braille Potret Negeriku: Dari Kokon Jadilah Sutera Reportasia: Menjadi Putri Cerita Pilihan 2 Sssttt,Gomez! 10 Jalur Pelangi 24 Permainan Terakhir di Kaki Merapi 32 Siapa yang Paling Enak? CERGAM 6 Bobo: Penyelamatan Hutan Kulituna (3) 40 Negeri Dongeng: Bros Ratu Bidadari 51 Bona: Makan di Kebun Artikel Pilihan 22 Serial Serial Ciaaattt!! ! 28 Si Mungil yang Kuat 34 Tidur Siang, Yuk 42 Balapan Kancing Dari Teman 14 Halamanku 16 Arena Kecil, Tak Disangka 44 Dear Nirmala 50 Ensiklo Bobo Rupa Rupa 3 Menu dan Bobosiana 4 Apa Kabar, Bo? 8 Boleh Tahu 35 Our English Page 48 Sayembara Bobo 50 Bobo Edisi Depan PIN UP DAVID ARCHULETA Siap Siap Ulangan Sebentar lagi, kita akan menghadapi ulangan semester. Apakah teman-teman sudah siap menghadapinya? Siap, dong, ya! Apalagi kalau kita sudah terbiasa berkonsentrasi  penuh pada saat pak guru atau  bu guru menjelaskan pelajaran di kelas. Kita juga pasti sudah siap, bila kita selalu mengulang kembali pelajaran-pelajara n itu di rumah. Karena kita sudah mengerti dan menguasai  pelajaran itu, kita enggak perlu repot repot menghapalkannya lagi. Akan tetapi, kita perlu  berlatih menjawab soal, untuk menguji kesiapan kita. Di nomor ini, Bobo memberikan  bonus berupa soal soal ulangan semester. Mudah mudahan,  bonus itu bias membantu teman teman, berlatih soal, ya. Nah, setelah berlatih, kita juga boleh sedikit bersenag senang, lo! Hi hi hi« membaca cerita cerita seru, menikmati serial serial Ciat, ³ masuk´ ke Sekolah Menjadi Putri, serta artikel lainnya di nomor ini, bias sangat menghiburmu!

Upload: jon-hunterlove

Post on 14-Jul-2015

42 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/13/2018 Project Helena Gultom 25 73 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/project-helena-gultom-25-73 1/4

 

 Nomor 32 tahun XXXIX, Terbit Kamis, 17 November 2011

Profil:

Fia dan Farras,

Penemu Gelas Braille

Potret Negeriku:

Dari Kokon

Jadilah Sutera

Reportasia:Menjadi Putri

Cerita Pilihan 

2 Sssttt,Gomez!

10 Jalur Pelangi

24 Permainan Terakhir di Kaki Merapi

32 Siapa yang Paling Enak?

CERGAM

6 Bobo: Penyelamatan Hutan Kulituna (3)

40 Negeri Dongeng: Bros Ratu Bidadari

51 Bona: Makan di Kebun

Artikel Pilihan

22 Serial Serial Ciaaattt!!!

28 Si Mungil yang Kuat

34 Tidur Siang, Yuk 

42 Balapan Kancing 

Dari Teman

14 Halamanku

16 Arena Kecil, Tak Disangka

44 Dear Nirmala

50 Ensiklo Bobo

Rupa Rupa

3 Menu dan Bobosiana

4 Apa Kabar, Bo?

8 Boleh Tahu

35 Our English Page

48 Sayembara Bobo

50 Bobo Edisi Depan

PIN UP

DAVID ARCHULETA

Siap Siap Ulangan

Sebentar lagi, kita akan

menghadapi ulangan semester.

Apakah teman-teman sudah

siap menghadapinya? Siap,

dong, ya! Apalagi kalau kita

sudah terbiasa berkonsentrasi

 penuh pada saat pak guru atau

 bu guru menjelaskan pelajaran

di kelas. Kita juga pasti sudah

siap, bila kita selalu mengulangkembali pelajaran-pelajaran

itu di rumah. Karena kita

sudah mengerti dan menguasai

 pelajaran itu, kita enggak perlu

repot repot menghapalkannya

lagi. Akan tetapi, kita perlu

 berlatih menjawab soal, untuk 

menguji kesiapan kita. Di

nomor ini, Bobo memberikan

 bonus berupa soal soal ulangan

semester. Mudah mudahan,

 bonus itu bias membantu teman

teman, berlatih soal, ya. Nah,

setelah berlatih, kita juga boleh

sedikit bersenag senang, lo!

Hi hi hi« membaca cerita

cerita seru, menikmati serial serial

Ciat, ³ masuk´ ke Sekolah

Menjadi Putri, serta artikel

lainnya di nomor ini, bias sangat

menghiburmu!

5/13/2018 Project Helena Gultom 25 73 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/project-helena-gultom-25-73 2/4

  Etta tinggal di kaki

gunung. Saat itu,

sedang musim hujan di

desa tempat ia tinggal.

Namun, Cetta belum juga

melihat pelangi. Cetta

sangat rindu melihat

pelangi. Ia tak tahu,

kenapa pelangi tak juga

muncul

setelah

hujan

usai.

Sementara itu, jauh di kaki langit, tampak ada tujuh peri pelangi sedang bermuram. Mereka dudu

  Ketujuh peri pelangi seharusnya terbang sejajar menunggangi rubah untuk membuat pelangi. Saya

Ketujuh peri pelangi sangat sedih. Hujan telah turun berminggu minggu. Tetapi, belum sekalipun

³Kali ini,

kita harus berhasil,´ kata

Peri Merah pada adik 

adiknya.

³Mana mungkin?

Lihat saja rubah terbang

milik Peri Nila, malasnya

minta ampun. Dia bahkan

terbang sambil tertidur!´

keluh Peri Biru menunjuk 

rubah adiknya.

³Benar. Rubah

terbang kita sama sekali

tak punya semangat,´ Peri

Jingga membenarkan.

³Ayo, kita terbang

lagi,´bujuk Peri Kuning

mengembangkan sayapnya.

Selama ini, rubah

terbangnyalah yang palingrajin.

Peri yang lain mulai

menaiki rubah terbangnya

masing masing dan sejajar

membentuk tujuh baris

warna pelangi. Merah,

Jingga, Kuning, Hijau,

Biru, Nila, Ungu. Peri

Merah memberi aba aba

dengan mengangkat tangan

kanannya.

³ Mulai,´ katanya

mantap. Rubah mereka

terbang sejajar danmeninggalkan tujuh

semburat indah warna

pelangi di belakang

mereka. Pelangi mulai

terbentuk. Peri Ungu

tersenyum senang. Merekabertujuh sudah berada di

tengah pelangi sekarang.

Separuh perjalanan lagi,

maka pelangi akan terlihat

oleh manusia.

Tiba tiba, terdengar

suara dengkuran keras

menghentikan laju mereka.

Astaga! Rubah terbangPeri Hijau tertidur dan

sama sekali tak bergerak.

Semua melotot kesal pada

Peri Hijau. Peri Hijau

terlihat putus asa.

³Bukan salahku,´

protesnya.

Pelangi gagal terbentuk 

lagi.Di kaki gunung, Cetta

tertegun. ³Rasanya, aku

tadi sempat melihat garis

pelangi. Tetapi, kenapa tiba

tiba pelangi menghilang?´

Dengan penasaran,

Cetta naik ke puncak 

gunung. Ia berharap bias

melihat pelangi dari sana.

Setiba di puncak 

gunung, seekor Elang

Raksasa menyapanya.

Cetta balas menyapa

ramah. Ia lalu menjelaskan

pada Elang Raksasa

tentang pelangi yang

dicarinya.

³Naiklah ke

punggungku. Akan kubawa

kau ke kaki langit. Tempatdi mana pelangi di buat,´

kata Elang Raksasa.

Merekapun melayang

menuju ke kaki langit. Di

sana, Cetta melihat ketujuh

peri pelangi sedang terdiam

sedih.

³Kenapa kalianmurung? Apa yang

terjadi?´ tanya Cetta.

Peri Nila menjelaskan

pada Cetta apa yang

terjadi. Cetta memandang

ketujuh rubah terbang

yang sedang bermalas

malasan.

³Apakah mereka

sudah makan?´ Tanya

Cetta.

³Kami memberi

mereka awan yang putih

bersih dan manis. Mungkin

itu yang membuat mereka

5/13/2018 Project Helena Gultom 25 73 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/project-helena-gultom-25-73 3/4

mengantuk,´ kata Peri

Merah.

³Bukankah mereka

lebih suka makan emas?´

tanya Cettaragu

ragu,

Peri Jingga mengangguk, ³Kau benar, tetapi emas hanya ada di ujung pelangi. Kalu pelangi tak ju

 

Peri yang lain

mengangguk 

membenarkan.

Cetta merenung. Di

dadanya tersimpan sebuah

koin emas kuno

peninggalan neneknya. Ia

tak ingin kehilangan koin

emasnya, tetapi itu satu

satunya benda yang

menarik bagi rubah. Cetta

berpikir keras. Tiba tiba ia

mendapat ide.

Koin emas Cetta

digantung diujung sebuah

tongkat panjang. Tongkat

itu dipegang oleh peri hijau

Ketujuh rubah dan ketujuhperi pelangi kini siap

berbaris berjajar. Para

rubah terbang dengan tak 

sabar.

Mereka ingin

menyambar koin emas

Cetta dengan moncongnya.

Kali ini, mereka segera

berlari ketika Peri Merah

mengangkat tangan

kanannya member aba aba,

³Mulai!´

Tujuh rubah melesat

terbang membelah langit.

Meninggalkan tujuh warna

pelangi di belakang

mereka. Tujuannya hanya

satu, yaitu koin emas Cetta.

Tanpa terasa, mereka

telah berhasil membentuk 

 jalur pelangi yang indah

dengan tujuh warna

sempurna. Ketujuh peri

pelangi bersorak girang.

Peri Merah memeluk 

saudara saudaranya

dengan bahagia.

³Kita berhasil!´

serunya.

Rubah terbang

mereka tersebut menikmati

ribuan koin emas yang

tersimpan di ujng pelangi.

Itulah makanan yang

paling mereka inginkan di

dunia ini.

Peri

Hijau

mengulurkan

kembali koin

milik Cetta.

³Terima

kasih, ucap

ketujuh peripelangi.

³Akulah yang

berterima kasih kepada

kalian, karena telah

membuat pelangi yang

indah,´ balas Cetta.

Di halaman

rumahnya di kaki gunung,Cetta tersenyum

memandang pelangi yang

sempurna. Keindahannya

membuat Cetta bahagia.

5/13/2018 Project Helena Gultom 25 73 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/project-helena-gultom-25-73 4/4

Halaman ini khusus Bobo

sediakan untuk memanjang

karya karyamu, berupa puisi,

gambar. Semua karya harus asli

atau kamu buat sendiri. Tidak 

boleh menyalin, menyontek, atau

dibuatkan orang lain.

Kirimkan karyamu ke Majalah

Bobo.

Caranya, masukkan gambar/

puisi/ karanganmu ke dalam

amplop dan bubuhi prangko

secukupnya.

Tuliskan nama, kelas, sekolah,

alamat rumah, dan nomor

telepon.

Kirim ke redaksi Majalah Bobo, 

Jl. Panjang No. 8 A, KebonJeruk, Jakarta 11530.

Gamabr yang tidak dimuat di

Bobo akan dipilih untuk dimuat

di www.kidnesia

Ayahku\

Ayah«

Kau sangat hebat

Kau mencari nafkah

Dari subuh hingga petang

Ayah«

Kaun bekerja demi anak istrimu

Kau rela bekerja hingga keringat

menetes

ayah apakah kau tak lelah?

Bekerja setiap hari adalah

tugasmu

Kau sangat hebat, Ayah

Talitha Salsabilla 

Jl. Imorgiri Barat, Wojo

Bangunharjo

Pantai

Kulangkahkan«

Kakiku dihamparan pasir

putih«

Menanti riak berdesir di pasir

Membasahi ujung kakiku«

Bergulung gulung ombak 

Menerjang bebatuan karang

Melayang laying burung camarBermain main di ujung layar

Melambai laun nyiur hijau

Sepoi angin berbisik di

telingaku

Tersenyumlah hatiku

Bergembira di pantai

Retno Purborini 

Kampung Nyalindung Cinta

Asih

Cileunyi Wetan, Bandung

Sekolahku

Sekolahku

Di situ aku mendapat ilmu

Di situ aku dapat teman

banyak 

Sekolahku

Di situlah aku dapat

belajar dan bermain

Di situlah aku dapat teman

yang baik 

Ada juga yang usil

Sekolahku

Di situlah aku dapat

tertawa

Dan kadang kali aku

menangis

Arzas Lintag Maharani 

Kelas 2 Sd Doplang I

Jati,, Blora 58384

Cara Mengirim Puisi

Nahkoda

Dimas Firmansyah

Jl. Gatot Subroto

Ketapang 78811

Inggrid

Taman Rahayu III

Bandung

Tamanku yang Asri 

Dinosaurus

Anastasia Alfira Natali

Jl. Hortikultura

Jakarta 12520 

Koala

Shafira Aziza Rahmani

Taman Tirta, Cimanggu

Bogor