program studi teknik informatika sekolah tinggi …library.palcomtech.com/pdf/5574.pdfii program...
TRANSCRIPT
i
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
PALCOMTECH
SKRIPSI
IMPLEMENTASI VIDEO STREAMING UNTUK ONLINE LEARNING
BERBASIS OPEN SOURCE
Diajukan oleh :
Muhammad Ansori /011100123
SonnyMuharram Putra /011100029
Bayu Elpan Setiawan /011100087
Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Komputer
PALEMBANG
2015
ii
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
PALCOMTECH
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
NAMA/NPM : MUHAMMAD ANSORI /011100123
SONNY MUHARRAM PUTRA/011100029
BAYU ELPAN SETIAWAN /011100087
PROGRAM STUDI : TEKNIK INFORMATIKA
JENJANG PENDIDIKAN : STRATA SATU ( S1 )
KONSENTRASI : JARINGAN
JUDUL SKRIPSI : IMPLEMENTASI VIDEO STREAMING
UNTUK ONLINE LEARNING BERBASIS
OPEN SOURCE
Tanggal :17 Agustus 2015
Pembimbing,
Zaid Amin,S.Kom., M.Kom.
NIDN : 0204018601
Mengetahui
Ketua,
Benedictus Effendi, S.T., MT.
NIP : 09.PCT.13
iii
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
PALCOMTECH
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI
NAMA/NPM : MUHAMMAD ANSORI /011100123
SONNY MUHARRAM PUTRA/011100029
BAYU ELPAN SETIAWAN /011100087
PROGRAM STUDI : TEKNIK INFORMATIKA
JENJANG PENDIDIKAN : STRATA SATU ( S1 )
KONSENTRASI : JARINGAN
JUDUL SKRIPSI : IMPLEMENTASI VIDEO STREAMING
UNTUK ONLINE LEARNING BERBASIS
OPEN SOURCE
Tanggal : 22 Agustus 2015
Penguji 1,
Ganda Hutasoit,SE.MM.
NIDN :0206055401
Tanggal : 22 Agustus 2015
Penguji 2,
Guntoro Barovih.S,kom.,M,Kom.
NIDN :0201048601
Menyetujui,
Ketua,
Benedictus Effendi, S.T., MT.
NIP : 09.PCT.13
iv
MOTTO :
Tetap berusaha dengan segala kemapuan
yang kita miliki
Jangan menyerah, tetap sabar dan ikhlas
Dan selalu yakin akan keberhasilan
Kupersembahkan Kepada :
- Bapak dan Ibu tercinta
- Ayuk dan Adikku Tersayang
- Para Dosen Palcomtech
- Teman-teman yang saya sayangi
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur tak hentinya penulis panjatkan pada Allah SWT, karena
berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan
penulisan laporan Skripsi dengan judul : “Implementasi Video Streaming
Untuk Online Learning Berbasis Open Source”.
Penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak dalam penulisan
laporan Skripsi, baik dari pihak akademik, keluarga, maupun rekan - rekan
mahasiswa., penulis mengucapkan banyak terimakasih yang tulus serta memohon
doa dan harapan semoga semua yang telah member bantuan kepada penulis akan
mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT.
Ucapan terimakasih yang tulus di tujukan kepada Pihak Pembimbing yang
telah membantu dan membimbing Penulis dalam menyusun Skripsi ini, selain itu
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak, yaitu :
1. Benedictus Effendi, S.T., MT selaku Ketua STMIK PalComTech.
2. Bapak Alfred Tenggono,S.Kom,M.Kom selaku Kaprodi jurusan TI STMIK
PalComTech.
3. Seluruh Dosen dan Staf STMIK PalComTech.
4. Bapak Zaid Amin,S.kom,M.Kom selaku Pebimbing.
5. Orang Tua dan Saudara – saudaraku tersayang yang telah memberikan Do’a
dan dorongan atas penulisan laporan SKRIPSI ini.
6. Semua teman – teman di STMIK PalComTech.
7. Semua Pihak yang saya tidak bisa sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyelesaian tugas akhir ini, terimakasih.
vi
Semoga kebaikan serta kemudahan yang telah diberikan kepada penulis
menjadi amalan baik sehingga akan mendapat balasan dari Allah SWT, Amin.
Akhirnya Penulis berharap agar penulisan Skripsi ini dapat member manfaat
bagi banyak pihak.
Palembang, 22 Agustus 2015
Penulis
xiv
ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong
berbagai user (pengguna) , lembaga dan instansi memanfaatkan sistem video
learning atau video tutorial sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan
efektivitas dan eleksibilitas pembelajaran. Keuntungan yang bisa diperoleh
dengan video learning adalah dalam hal fleksibilitasnya dan mobilitas. Melalui
video learning materi atau tutorial video pembelajaran dapat diakses kapan saja
dan dari mana saja serta materi dapat diperkaya dengan berbagai sumber
pembelajaran. Melalui video-learning, para tutor atau instruktur bisa membuat
video tutorial sendiri sebagai bahan pembelajaran bagi para siswa atau karyawan
yang langsung bisa diakses melalui server sendiri atau website agar dapat
menambah nilai lebih pada prakteknya. Hasil implementasi video streaming untuk
Online Learning menggunakan sistem operasi Linux Ubuntu Server dan aplikasi
Ostube dengan infrastruktur jaringan internet menggunakan Internet Service
Provider (ISP) TelkomSpeedy dengan bandwidth 1 Mbps diperoleh hasil
pengukuran parameter delay dengan nilai rata-rata delay 6.6 ms sehingga dapat
disimpulkan masuk dalam kategori sangat bagus. Hasil pengukuran parameter
packet loss diperoleh nilai rata-rata packet loss sebesar 0 % masuk dalam kategori
sangat bagus versi Tiphon. Untuk pengukuran nilai Throughput diperoleh nilai
rata-rata (average) sebesar 3987 kbit/sec. Sedangkan pengukuran nilai peak jitter
diperoleh nilai rata-rata waktu jitter sebesar 2.909 ms. Dari perhitungan nilai
jitter maka kategori degradasi jitter menurut versi Tiphon adalah sangat bagus.
Keyword: video learning, server, video streaming, delay, packet loss, throughput
jitter
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini teknologi multimedia terutama content video banyak
diimplementasikan pada jaringan komputer baik secara LAN maupun
berbasisi internet. Dengan makin berkembang pesat aplikasi video
streaming dimana banyak digunakan masyarakat di Indonesia dalam
kehidupan sehari-harinya. Dengan adanya video streaming, pengguna bisa
menggunakannya untuk berbagai kegiatan seperti streaming atau melakukan
proses download tutorial video pembelajaran dan juga sebagai sarana
monitoring yang diterapkan pada CCTV maupun IP Camera.
Video streaming adalah istilah yang sering digunakan saat melihat
video di internet melalui browser dimana user tidak perlu melakukan proses
download file video tersebut untuk dapat memutarnya. Istilah ini tersebut
terdiri dari dua suku kata yaitu video dan streaming, secara istilah video
berarti teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan
dan menata ulang gambar bergerak, sedangkan streaming berarti proses
penghantaran data dalam aliran berkelanjutan dan tetap yang memungkinkan
pengguna mengakses dan menggunakan file sebelum data dihantar
sepenuhnya. Jadi video streaming dapat diartikan transmisi file video secara
bekelanjutan yang memungkinkan video tersebut diputar tanpa menunggu
file video tersebut tersampaikan secara keseluruhan. Video streaming banyak
2
diimplementasikan pada dunia pertelevisian untuk melakukan siaran dari
website atau mengirimkan gambar siaran langsung melalui website atau
disebut juga live streaming. Jadi gambar yang didapatkan dari siaran
langsung, sesegera mungkin ditransmisikan dan dapat diputar melalui
internet.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat
pesat mendorong berbagai user (pengguna) , lembaga dan instansi
memanfaatkan sistem video learning atau video tutorial sebagai media
pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas dan eleksibilitas
pembelajaran. Keuntungan yang bisa diperoleh dengan video learning
adalah dalam hal fleksibilitasnya dan mobilitas. Melalui video learning
materi atau tutorial video pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari
mana saja serta materi dapat diperkaya dengan berbagai sumber
pembelajaran. Melalui video-learning, para tutor atau instruktur bisa
membuat video tutorial sendiri sebagai bahan pembelajaran bagi para siswa
atau karyawan yang langsung bisa diakses melalui server sendiri atau
website agar dapat menambah nilai lebih pada prakteknya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Penulis tertarik untuk membuat
tugas akhir dengan judul ” Implementasi Video Streaming untuk Online
Learning berbasis Opensource “
3
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun permasalahan pada
penelitian ini adalah ”Bagaimana melakukan perancangan dan simulasi
serta mendapatkan hasil data yang dapat dianalisis pada server Video
Streaming untuk Online Learning berbasis Opensource ? ”
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah
1. Implementasi server Video Streaming untuk Online Learning berbasis
Opensource menggunakan aplikasi OsTube dan sistem operasi Linux
Ubuntu Server.
2. Metode Penelitian menggunakan metode Network Development Life
Cycle (NDLC) sampai pada tahap implementasi ( implementation).
3. Analisa performa server video streaming menggunakan metode QoS
dengan parameter delay, packet loss, throughput , jitter dan MOS (Mean
Opinion Score).
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan hasil rancangan server Video Streaming untuk
Online Learning sebagai server video perangkat pembelajaran ( tutorial
video).
4
2. Untuk mendapat hasil pengukuran performa server video streaming
menggunakan metode QoS dengan parameter delay, packet loss,
throughput, jitter dan MOS (Mean Opinion Score).
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
1. Dapat memanfaatkan sistem pembelajaran teknologi video streaming
melalui media elektronik seperti komputer, laptop, smartphone dengan
menggunakan jaringan internet.
2. Dengan sistem pembelajaran berbasis teknologi video streaming, maka
sistem pembelajaran lebih praktis, lebih hemat dari segi waktu dan biaya.
1.6 Sistematika Penulisan
Skripsi ini ditulis dalam enam bab dan masing-masing bab terbagi
dalam sub-sub bab. Sistematika penulisan disusun sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini Penulis akan menguraikan tentang latar
belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II GAMBARAN OBJEK PENELITIAN
Pada bab ini merupakan tahapan penelitian yang dilakukan,
penjelasan perangkat lunak (software) dan keras (hardware)
5
serta skenario pengujian yang akan dilakukan untuk proses
pengambilan data
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini menjelaskan pembahasan mengenai landasan
teori yaitu mengenai teori-teori yang berkaitan dengan
pokok permasalahan dalam penelitian.
BAB IV METODE PENELITIAN
Dalam bab ini membahas waktu penelitian, jenis data,
teknik pengumpulan data dan jenis penelitian.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini membahas mengenai perancangan,
implementasi dan pengujian pengambilan data hasil
penelitian yang telah dilakukan dan membahas secara detail
mekanisme penelitian tersebut.
BAB VI PENUTUP
Menguraikan beberapa kesimpulan dari pembahasan
masalah dari bab-bab sebelumnya serta memberikan saran
yang bisa bermanfaat.
6
Perancangan Sistem
Pengambilan data
Analisis dan Kesimpulan
Selesai
Mulai
Implementasi
BAB II
GAMBARAN OBJEK PENELITIAN
2.1 Tahapan Penelitian
Perancangan tahapan penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini akan
melalui beberapa tahapan sehingga pengerjaannya dapat lebih terstruktur
dengan mengikuti alur. Adapun tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar
2.1.
Sumber : Dikelola Sendiri
Gambar 2.1 Tahapan Penelitian
Analisis Kebutuhan
Sistem
Hardware
Software
Desain Topologi
Jaringan
Pengukuran parameter :
1. QoS ( masing-masing 10 x Pengujian )
a. Delay (ms)
b. Packet Loss (%),
c. Throughput (kbps)
d. Jitter (ms)
2. MOS (Survei sebanyak 20 Responden)
Instalasi dan konfigurasi Video
Streaming
7
2.2 Skenario Pengujian
Pada tahapan percobaan, langkah pertama yang harus dilakukan
adalah tahapan implementasi, Tahapan implementasi adalah tahap dimana
mulai membangun sistem sesuai dengan rancangan yang ada pada tahap
perancangan sistem. Setelah proses tahapan implementasi selesai melakukan
pengujian server Video Streaming pada perangkat server dengan skenario
pengujian menggunakan jaringan internet (IP Public), dimana pada saat
pengujian melakukan skenario pengujian sebanyak 2 buah client secara
bersamaaan saat mengakses server Video Streaming. Adapun sampel yang
dilakukan pada client yaitu berupa akses file video yang terdapat pada
server Video Streaming. Saat pengujian jaringan publik, penulis
menggunakan koneksi internet dengan menggunakan ISP TelkomSpeedy.
Untuk pengujian QoS pada jaringan meliputi pengukuran parameter
delay, throughput, jitter, packet loss dan jitter dengan menggunakan
Software Axence NetTools Professional dan Iperf Tools. Untuk pengujian
atau pengukuran delay dan packet loss, disini akan mengamati seberapa
besar pengaruh delay terhadap performa server Video Streaming dengan
infrastruktur jaringan internet (online). Sedangkan parameter throughput
untuk mengetahui persentase bandwidth aktual yang digunakan saat
menggunakan koneksi internet dengan menggunakan IP Address publik,
sedangkan jitter untuk mengetahui nilai variasi delay yang diperoleh saat
pengujian. Adapun tabel pengukuran yang akan penulis lakukan adalah
sebagai berikut
8
Tabel 2.1. Pengukuran Delay dan Packet Loss
Pengukuran Min
(ms)
Max
(ms)
Rata-rata
Delay (ms)
Packet
Loss (%)
1 X X X X
2 X X X X
3 X X X X
4 X X X X
5 X X X X
6 X X X X
7 X X X X
8 X X X X
9 X X X X
10 X X X X
Sumber : Dikelola Sendiri
Tabel 2.2 Pengukuran Throughput
Pengukuran Min
(kbps)
Max
(kbps)
Rata-rata
(kbps)
1 X X X
2 X X X
3 X X X
4 X X X
5 X X X
6 X X X
7 X X X
8 X X X
9 X X X
10 X X X
Sumber : Dikelola Sendiri
9
Tabel 2.3 Pengukuran Jitter
Pengukuran Transfer
(KByte)
Bandwidth
(Mbps)
Jitter (ms)
1 X X X
2 X X X
3 X X X
4 X X X
5 X X X
6 X X X
7 X X X
8 X X X
9 X X X
10 X X X
Sumber : Dikelola Sendiri
Tabel 2.4 Hasil Survey MOS
Kualitas
Suara &Video
Jumlah
Responden
Nilai MOS Indeks
Sangat Baik X X X
Baik X X X
Cukup X X X
Kurang Baik X X X
Buruk X X X
Sumber : Dikelola Sendiri
9
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Landasan Teori
3.1.1 Pengertian Implementasi
Implementation is the realization of an application, or
execution of a plan, idea, model, design, specification, standard,
algorithm, or policy. (Laudon, 2010:164). Implementasi
merupakan dimana sebuah sistem diterapkan secara utuh.
Implementasi pada umumnya bermanfaat dari tingginya tingkat
keterlibatan pengguna dan dukungan manajemen. Pengguna
berpartisipasi dalam mendesain dan mengoperasikan sistem
informasi sehingga memiliki hasil positif.
3.1.2 Jaringan Komputer
Menurut Syafrizal (2005:2) , jaringan komputer adalah
himpunan “interkoneksi” antara 2 komputer autonomous atau lebih
yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel
(wireless ). Dua unit komputer dikatakan terkoneksi apabila
keduanya bisa saling bertukar data atau informasi, berbagi resource
yang dimiliki seperti file, printer, media penyimpanan. Data yang
berupa teks, audio maupun video bergerak melalui media kabel
atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna komputer
10
dalam jaringan komputer dapat saling bertukar file atau data,
mencetak pada printer yang sama dan menggunakan hardware dan
software yang terhubung dalam jaringan secara bersama-sama.
Menurut Herlambang (2008:2), jaringan komputer dapat
dikelompokkan berdasarkan luas area yang dapat dijangkau atau
dilayani. Secara umum jaringan komputer terbagi menjadi 4
(empat) jenis, yaitu:
a. Local Area Network (LAN)
LAN adalah sebuah jaringan yang dibatasi oleh area yang
relatif kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti
sebuah kantor pada sebuah gedung atau tiap-tiap ruangan.
b. Metropolitan Area Network (MAN)
Jaringan MAN menghubungkan beberapa buah jaringan-
jaringan kecil kedalam lingkungan area yang lebih besar.
c. Wide Area Network (WAN)
WAN merupakan gabungan dari LAN yang ruang lingkupnya
dapat saja satu lokasi atau dapat tersebar di beberapa lokasi di
seluruh dunia. Jaringan ini membutuhkan minimal satu server
untuk setiap LAN dan minimal dua server yang mempunyai
lokasi yang berbeda untuk membentuknya.
d. Internet
Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan
besar yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai
11
komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia,
dimana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi
dari mulai yang statis hingga yang dinamis dan interaktif.
3.1.3 Video Streaming
Menurut Askarin (2005:34), Video streaming adalah
istilah yang sering kita gunakan saat melihat video diinternet
melalui browser dimana kita tidak perlu men-download file video
tersebut untuk dapat memutarnya. Istilah ini tersebut terdiri dari
dua suku kata yaitu video dan streaming, secara istilah video
berarti teknologi untuk menangkap, merekam, memproses,
mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak, sedangkan
streaming berarti proses penghantaran data dalam aliran
berkelanjutan dan tetap yang memungkinkan pengguna mengakses
dan menggunakan file sebelum data dihantar sepenuhnya.
Jadi video streaming dapat diartikan transmisi file video
secara bekelanjutan yang memungkinkan video tersebut diputar
tanpa menunggu file video tersebut tersampaikan secara
keseluruhan. Video streaming banyak diimplementasikan pada
dunia pertelevisian untuk melakukan siaran dari website atau
mengirimkan gambar siaran langsung melalui website atau disebut
juga live streming. Jadi gambar yang didapatkan dari siaran
12
langsung, sesegera mungkin ditransmisikan dan dapat diputar
melalui internet.
Secara umum metode streaming video sangatlah sederhana,
yaitu dengan membagi video dalam beberapa bagian paket yang
dienkode sebelum dikirim, selanjutnya pada receiver, paket
tersebut akan didekode agar bisa diputar. kegiatan seperti ini akan
terus dilakukan sampai paket video telah terkirim sepenuhnya.
Teknik streaming mempunyai 2 keuntungan yaitu penghematan
waktu, kita dapat menyaksikan langsung video dan audio tanpa
harus mengunduhnya dan penhematan data di harddisk, meskipun
berulang kali ditonton, file-file tersebut tetap tersimpan dalam
server dan tidak perlu mengunduh secara lokal .
3.1.4 Linux Ubuntu Server
Menurut Hendri (2012:4), Ubuntu berasal dari bahasa
afrika yakni “Humanity to others” yang berarti “Kemanuasian
untuk sesama”. Atas dasar itula diluncurkannya Linux Ubuntu
yang dirilis 2004.Sistem operasi ini adalah turunan dari distro
Debian. Ubuntu sendiri dibuat dengan tujuan selalu gratis tanpa
adanya biaya lisensi, bersifat opensource dan siap untuk
dipergunakan dalam kondisi yang stabil. Ubuntu didukung oleh
perusahaan bernama Canonical.Ltd yang memiliki tujuan untuk
membantu perkembangan , distribusi dan promosi dari produk-
13
produk yang bersifat open source. Perusahaan ini bermarkas di
Eropa dan dipimpin oleh Mark Shuttleworth. Sejak pertama kali
diluncurkan , ubuntu mendapat perhatian yang sangat besar dari
pengguna linux yang lain. Hal ini disebabkan karena kestabilan
yang dimiliki oleh ubuntu itu sendiri. Selain itu kenyamanan dan
kemudahan yang dimiliki ubuntu.
Paket-paket software Ubuntu berasal dari paket linux
Debian. Ubuntu memakai format paket dan manajemen paket
Debian (APT dan Synaptic). Paket Debian dan Ubuntu seringkali
tidak cocok. Paket Debian sering kali perlu dibuat ulang
dari source agar dapat dipakai di Ubuntu, begitu juga sebaliknya.
Ubuntu bekerja sama dengan Debian untuk berusaha agar
perubahan-perubahan sistem Ubuntu mengarah kembali ke Debian,
namun hal ini hampir tak terlaksana. Penemu Debian, Ian
Murdock, pernah berkata bahwa paket Ubuntu berpotensi
mengarah terlalu jauh dari Debian. Sebelum setiap rilis Ubuntu,
paket-paket diambil dari paket tidak stabil Debian dan digabung
dengan modifikasi Ubuntu. Sebulan sebelum perilisan,
pengambilan paket dihentikan dan kerja selanjutnya adalah
memastikan paket-paket yang sudah diambil bekerja dengan baik.
Ubuntu juga menawarkan sistem operasinya dalam edisi
server. Versi saat ini adalah Ubuntu 12.04 Long Term Support
(LTS) release, yang akan didukung hingga April 2017. Ubuntu
14
12.04 LTS Server Edition mendukung arsitektur Intel x86 dan
AMD64. Edisi server menyediakan fitur seperti file/print services,
web hosting, email hosting. Ada beberapa perbedaan antara edisi
server dan edisi desktop walaupun keduanya menggunakan
repositori apt yang sama. Perbedaan utamanya adalah, pada edisi
server X window environment tidak diinstall secara standar,
walaupun antarmuka grafik dapat diinstall secara manual seperti
Ubuntu desktop.
3.1.5 Online Learning
Menurut Nursalam ( 2012:135) , Dalam prakteknya online
learning sama dengan e-learning yang memerlukan bantuan
teknologi. Teknologi pembelajaran terus berkembang. Namun pada
prinsipnya teknologi tersebut dapat dikelompokkkan menjadi dua ,
yaitu Technology Based Learning dan Technology Base Web-
Learning. Technology Based Learning pada prinsipnya terdiri atas
audio information technologies (radio, audio tape, voice mail,
telephone) dan video information technologies ( video tape, video
text, video messaging). Sedangkan technology based web-learning
pada dasarnya adalah data information ( bulletin board, internet,
email , tele-colaboration). Dalam pelaksanaan pembelajaran
sehari-hari yang sering dijumpai adalah kombinasi dari teknologi
yang dituliskan ditas.
15
3.1.6 Quality Of Service ( QoS )
Menurut Pratama ( 2014:547), Quality Of Service ( QoS )
merupakan sekumpulan teknik dan mekanisme yang menjamin
performansi dari jaringan komputer ( terutamanya di internet) di
dalam penyediaan layanan keamanan aplikasi-aplikasi didalam
jaringan komputer. Quality Of Service ( QoS ) dilihat dan diukur
dari sudut pandang penyedia layanan. Berbeda dengan QoE (
Quality of Experience) dimana penilaiain dilakukan dari sudut
pandang pengguna.
Menurut Yevgeni (1999), Performansi mengacu ke tingkat
kecepatan dan keandalan penyampaian berbagai jenis beban data di
dalam suatu komunikasi. Performansi merupakan kumpulan dari
beberapa parameter besaran teknis yaitu :
a. Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang
diukur dalam bps. Troughput merupakan jumlah total
kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination
selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu.
b. Packet Loss, merupakan suatu parameter yang menggambarkan
suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang,
dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan dan
hal ini berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisi akan
mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun
jumlah bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi
16
tersebut. Umumnya perangkat jaringan memiliki buffer untuk
menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti yang
cukup lama, buffer akan penuh, dan data baru tidak akan
diterima.
Tabel 3.1 Packet loss
KATEGORI DEGREDASI PACKET LOSS
SANGAT BAGUS 0
BAGUS 3%
SEDANG 15%
JELEK 25%
Sumber : Tiphon Project
c. Delay (latency), adalah waktu yang dibutuhkan data untuk
menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi
oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang
lama.
Tabel 3.2 Delay/Latency
KATEGORI LATENSI BESAR DELAY
SANGAT BAGUS < 150ms
BAGUS 150 s/d 300 ms
SEDANG 300 s/d 450 ms
JELEK >450ms
Sumber : Tiphon Project
d. Jitter, atau variasi kedatangan paket, hal ini diakibatkan oleh
variasi-variasi dalam panjang antrian, dalam waktu pengolahan
data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang paket-paket
di akhir perjalanan jitter. Jitter lazimnya disebut variasi delay
,berhubungan erat dengan latency, yang menunjukkan
banyaknya variasi delay pada taransmisi data di jaringan.
17
Delay antrian pada router dan switch dapat menyebabkan
jitter.
Tabel 3.3 Jitter
KATEGORI DEGRADASI PEAK JITTER
SANGAT BAGUS 0 ms
BAGUS 0 s/d 75 ms
SEDANG 76 s/d 125 ms
JELEK 125 s/d 225 ms
Sumber : Tiphon Project
e. MOS (Mean Opinion Score).
Kualitas sinyal yang diterima biasanya diukur secara
subjektif dan objektif. Metoda pengukuran subyektif yang
umum dipergunakan dalam pengukuran kualitas speech coder
adalah ACR (Absolute Category Rating) yang akan
menghasilkan nilai MOS (Mean Opinion Score). Kualitas
video atau suara minimum mempunyai nilai setara MOS 4.0.
Menurut versi TIPHON skala rating MOS dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 3.4 Tabel MOS
Kualitas Suara Nilai Indeks
Sangat Baik 5 4
Baik 4 3
Cukup 3 2
Kurang Baik 2 1
Buruk 1 0
Sumber : Tiphon Project
18
3.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 3.5 Hasil Penelitian Terdahulu(1)
Judul
Penelitian
Analisa Performansi Aplikasi Video Streaming pada jaringan
Mobile IPV6
Nama
Penulis Dedi Supriyatna
Tahun 2010
Hasil
Perkembangan internet berbasis IP telah meningkat dengan pesat
yang menyebabkan berkembangnya teknologi pengiriman media
streaming. Streaming memungkinkan menampilkan media tanpa
harus menunggu keseluruhan media diterima lengkap terlebih
dahulu oleh client. Pada skripsi ini telah dibuat sebuah jaringan
kecil yang berbasiskan mobile IPv6. Pembangunan jaringan
mobile IPv6 sesuai dengan RFC 3755. Komponen-komponen
dari jaringan mobile IPv6 tersebut yaitu Home Agent,
Correspondent Node, Mobile Node, Foreign Network, dan Home
Network. Tiga buah skenario dilakukan untuk mengetahui
performansi aplikasi video streaming. Pengukuran parameter
Quality of Service berupa delay, jitter, packet loss dan
throughput dilakukan pada saat mobile node tidak berpindah
network (pada skenario satu dan dua) maupun pada saat proses
handover (pada skenario tiga). Pengukuran dilakukan dengan
cara streaming video dari server ke client dengan menggunakan
aplikasi VLC, kemudian menangkap paket-paket tersebut
dengan menggunakan aplikasi wireshark. Dari hasil percobaan
diketahui bahwa Quality of Service pada parameter delay saat
proses handover dari home network ke foreign network dan
begitu juga sebaliknya sangat rendah sebesar 8,3% jika
dibandingkan pada saat mobile node tidak berpindah network.
Hal ini disebabkan adanya pemutusan koneksi dengan network
yang lama sebelum membangun koneksi dengan network yang
baru.
Sumber : Dikelola Sendiri
Tabel 3.6 Hasil Penelitian Terdahulu(2)
Judul
Penelitian
Analisa Kinerja MPEG-4 Video Streaming pada jaringan
HSDPA
Nama
Penulis Fanny Permana dan Achmad Affandi
Tahun 2012
Hasil
HSDPA hadir sebagai pengembangan UMTS dengan laju data
hingga 14,4 Mbps downlink, yang memungkinkan penggunanya
menikmati berbagai layanan multimedia, seperti video
19
streaming. Pada jaringan nirkabel seperti HSDPA performa
layanan multimedia yang diterima oleh pengguna tidak selalu
konstan dan tergantung pada faktor-faktor seperti kepadatan
pengguna dan kualitas jaringan. Dalam tugas akhir ini dilakukan
pengujian performa layanan video streaming pada jaringan
HSDPA, yang meliputi pengaruh peningkatan jumlah pengguna
serta pergerakan pengguna dalam cakupan HSDPA. Proses
pengujian dilakukan dengan membangun simulasi pada Network
Simulator 2 yang diperluas dengan EURANE untuk mendukung
jaringan Enhanced UMTS, serta modul EvalVid untuk evaluasi
performa video streaming. Secara umum hasil video streaming
melalui jaringan HSDPA sangat bagus, dengan bitrate sebesar
694 kbps video dapat dimainkan dengan lancar, baik oleh
pengguna stasioner (indoor) maupun bergerak (vehicular). Hasil
ini diperoleh saat jumlah pengguna sedikit (kurang dari 5) dan
dekat dengan base station (300m). Dari hasil simulasi juga
diperoleh bahwa peningkatan jumlah pengguna maupun
bertambahnya jarak pengguna dari base station berdampak pada
turunnya performa layanan video streaming. Agar diperoleh
performa yang masih cukup baik, maka jumlah maksimum
pengguna pada saat bersamaan adalah 8 pengguna. Sedangkan
jarak maksimum disarankan 420 meter dari base station.
Sumber : Dikelola Sendiri
20
3.3 Kerangka Penelitian
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
Metode Penelitian
Network Development Life Cycle
(NDLC)
( Sampai tahapan Implementasi)
Metode Pengukuran QoS
(Delay,Packet Loss, Throughput dan
Jitter) dan MOS ( Mean Opinion
Score)
Hasil Yang diinginkan
1. Dapat memanfaatkan pembelajaran teknologi
video online melalui media elektronik seperti
komputer,laptop,smartphone dengan menggunakan
jaringan internet.
2. Dengan video learning, maka sistem pembelajaran
lebih hemat dari segi waktu dan biaya.
TEORI PENDUKUNG
1. Jaringan Komputer
2. Video streaming
3. Ubuntu Server
4. Online Learning
5. Tools OStube
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bagaiamana merancang server Video
Streaming untuk Online Learning sebagai
server video perangkat pembelajaran
(tutorial video) ?
2. Bagaimana mengimplementasikan Video
Streaming secara online untuk Online
Learning berbasis Opensource dengan
menggunakan ip publik ?
21
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Jadwal Penelitian
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian
KEGIATAN
Bulan / Tahun APRIL
2015 MEI
2015 JUNI
2015 JULI
2015
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Analisis
Masalah/Kebutuhan
Desain / Simulasi
Pengujian Sistem
Analisis Hasil
Pembuatan Laporan
Sumber : Dikelola Sendiri
4.2 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Hidayat (2011:73). Dalam melakukan pengumpulan data, penulis
menggunakan dua cara yaitu :
1. Observasi (pengamatan)
Untuk mendapatkan data-data yang jelas tentang penelitian ini, penulis
langsung mengambil data pada objek yang diteliti.
2. Studi Pustaka
Data tersebut penulis dapatkan dari pengetahuan teoritis dan melalui
kuliah serta membaca buku-buku yang ada hubungannya dengan
penyusunan tugas akhir ini.
22
4.3 Teknik Pengembangan Sistem
Metode perancangan dan implementasi yang digunakan Penulis
adalah Network Development Life Cycle (NDLC). Menurut Setiawan
(2009:1), NDLC merupakan suatu pendekatan proses dalam komunikasi
data yang menggambarkan siklus yang awal dan akhirnya dalam
membangun sebuah jaringan komputer yang mencakup sejumlah tahapan,
yaitu :
1. Analisis (Analysis)
Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi permasalahan pada
jaringan yang terkait langsung mengenai masalah-masalah yang
dihadapi yaitu dengan memanfaatkan sistem video learning atau
video tutorial sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan
efektivitas dan eleksibilitas pembelajaran. Keuntungan yang bisa
diperoleh dengan video learning adalah dalam hal fleksibilitasnya
dan mobilitas. Melalui video learning materi atau tutorial video
pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari mana saja serta
materi dapat diperkaya dengan berbagai sumber pembelajaran.
Melalui video-learning, para tutor atau instruktur bisa membuat
video tutorial sendiri sebagai bahan pembelajaran bagi para siswa
atau karyawan yang langsung bisa diakses melalui server sendiri
atau website agar dapat menambah nilai lebih pada prakteknya
23
2. Desain (Design)
Pada tahapan desain ini akan dipersiapkan kebutuhan perangkat
lunak (software) maupun perangkat keras (hardware) yang
mendukung penelitian ini serta membuat sketsa topologi jaringan
yang diharapkan dengan topologi tersebut ini akan memberikan
gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada dengan
menggunakan software Visio 2010.
3. Simulasi (Simulation)
Simulasi dilakukan dengan melakukan penerapan server Video
Streaming untuk Online Learning berbasis Opensource sebagai
video tutorial perangkat pembelajaran dengan menggunakan
aplikasi OsTube pada skala jaringan kecil atau jaringan LAN.
4. Implementasi (Implementation)
Di tahapan ini akan dilakukan proses implementasi yang
sesungguhnya server Video Streaming untuk Online Learning
berbasis Opensource sebagai video tutorial perangkat
pembelajaran berbasis jaringan internet dengan menggunakan ip
publik untuk dipublikasikan secara online. Setelah implementasi
selesai dilakukan pengukuran kualitas layanan (QoS) dengan
parameter delay, packet loss, throughput , jitter dan MOS (Mean
Opinion Score).
25
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil
5.1.1 Analisis
5.1.1.1 Analisis Kebutuhan User
Kebutuhan video streaming bisa dimanfaatkan untuk
berbagai kegiatan seperti streaming atau melakukan proses
download tutorial video pembelajaran dan juga sebagai
sarana monitoring yang diterapkan pada CCTV maupun IP
Camera. Video streaming banyak diimplementasikan pada
dunia pertelevisian untuk melakukan siaran dari website atau
mengirimkan gambar siaran langsung melalui website atau
disebut juga live streaming. Jadi gambar yang didapatkan dari
siaran langsung, sesegera mungkin ditransmisikan dan dapat
diputar melalui jaringan internet.
Pemanfaatan sistem video streaming melalui video
learning atau video tutorial sebagai media pembelajaran
untuk meningkatkan efektivitas dan elektabilitas
pembelajaran. Keuntungan yang bisa diperoleh dengan video
learning adalah dalam hal fleksibilitasnya dan mobilitas.
Melalui video learning materi atau tutorial video
pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari mana saja
26
serta materi dapat diperkaya dengan berbagai sumber
pembelajaran. Melalui video-learning, para tutor atau
instruktur bisa membuat video tutorial sendiri sebagai bahan
pembelajaran bagi para siswa atau karyawan yang langsung
bisa diakses melalui server sendiri atau website agar dapat
menambah nilai lebih pada prakteknya.
5.1.1.2 Analisis Permasalahan
Server Online Video Streaming yang akan
diimplementasikan menggunakan IP publik berbasis koneksi
internet speedy dengan menggunakan bandwidth sebesar
1Mbps dimana modem terhubung langsung dengan perangkat
server video streaming kemudian penulis melakukan
pengukuran QoS video streaming untuk Online Learning
berbasis Opensource dengan parameter Delay, Packet Loss,
Throughput dan jitter dengan menggunakan aplikasi Axence
Nettools dan tools iperf. Adapun jumlah pengukuran
dilakukan sebanyak 10x dengan mengambil nilai minimun,
maksimum dan rata-rata pengukuran dengan waktu
pengukuran selama 3 menit serta jumlah paket data
bervariasi.
27
5.1.2. Desain
5.1.2.1. Topologi Jaringan
Desain topologi jaringan lokal yang diimplementasikan
untuk membangun server video streaming berbasis opensource
menggunakan topologi star. Adapun sistem operasi server yang
akan digunakan adalah sistem operasi Linux Ubuntu Server
12.0.4 LTS yang akan berfungsi sebagai Sistem operasi server
video streaming Server menggunakan 2 buah interface kartu
jaringan atau lan card yang mana pada interface pertama yang
biasa disebut eth0 terhubung dengan perangkat modem DSL
untuk koneksi ke internet serta pada interface kedua (eth1)
terhubung dengan client jaringan lokal melalui perangkat switch
hub menggunakan kabel UTP type straight secara langsung.
Pengalamatan atau network yang digunakan pada jaringan Local
Area Network (LAN) adalah menggunakan kelas C dengan
memakai network 192.168.2.0/24 dengan menggunakan default
subnet mask 255.255.255.0.
28
VIDEO STREAMING SERVER
ETH0 IP : 192.168.1.2
NETMASK: 255.255.255.0
ETH1IP : 192.168.2.1
NETMASK: 255.255.255.0
MODEM IP : 192.168.1.1
NETMASK: 255.255.255.0
INTERNET
CLIENT1IP : 192.168.2.2
NETMASK: 255.255.255.0GATEWAY : 192.168.2.1
CLIENT2IP : 192.168.2.3
NETMASK: 255.255.255.0GATEWAY : 192.168.2.1
CLIENT3IP : 192.168.2.4
NETMASK: 255.255.255.0GATEWAY : 192.168.2.1
CLIENT4IP : 192.168.2.5
NETMASK: 255.255.255.0GATEWAY : 192.168.2.1
SWITCH
Gambar 5.1 Topologi perancangan video streaming
Sumber: Dikelola Sendiri
5.1.2.2 Teknologi Jaringan
Teknologi yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)
Adapun kebutuhan perangkat Lunak yang digunakan adalah
sebagai berikut:
a. Sistem operasi Linux Ubuntu Server 12.04 LTS
b. Aplikasi OSTube
c. Aplikasi Axence Nettools
d. Aplikasi Iperf
29
2. Kebutuhan Perangkat Keras ( Hardware )
Perangkat Keras yang digunakan dalam membangun
jaringan ini menggunakan komputer server dengan
spesifikasi sebagai berikut:
a. CPU sebagai Server Video Streaming
Spesifikasi: Prosesor Intel Core2Duo, DDR2 2 GB,
Hdd Seagate 250Gb.
b. Laptop sebagai Client pengujian.
c. Modem ADSL ( Speedy) Tplink dengan Bandwidth 1
Mbps
d. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)
e. Switch Hub 8 Port Tplink
5.1.3 Implementasi Video Streaming
Implementasi Video Streaming untuk Online Learning berbasis
Opensource menggunakan sistem operasi Linux Ubuntu 12.04 Server .
Berikut langkah-langkah implementasi dan konfigurasi Ostube serta
aplikasi pendukung dengan terlebih dahulu melakukan proses installasi
Linux Ubuntu 12.04 Server pada harddisk dengan mengubah urutan
booting di Bios, First Boot: cdrom, kemudian masukan cd Linux Ubuntu
12.04 Server, ikuti petunjuk installasi sampai proses installasi selesai.
30
Setelah itu setting ip address pada eth0 dimana interface eth0
terhubung ke modem DSL yang terkoneksi ke internet seperti pada Gambar
5.2
Gambar 5.2 Konfigurasi ip address eth0
Sumber: Dikelola Sendiri
Setelah mengubah ip address pada interface eth0 kemudian restart
service network dengan cara /etc/init.d/networking restart seperti pada
Gambar 5.3
Gambar 5.3 Restart service network
Sumber: Dikelola Sendiri
31
Kemudian cek ip address yang telah di setting dengan
menggunakan perintah ifconfig, pastikan ip address yang tampil pada eth0
sesuai dengan yang telah disetting seperti pada Gambar 5.4
Gambar 5.4 Tampilan ip address yang telah disetting
Sumber: Dikelola Sendiri
Langkah berikutnya installasi paket software pendukung berupa
database mysql server, apache web server dan php5, serta paket multimedia
dan converter yaitu mplayer, flvtools dan mencoder seperti pada Gambar
5.5
Gambar 5.5 Installasi software paket pendukung
Sumber: Dikelola Sendiri
32
Kemudian download file Ostube-2.1.tar.gz kemudian copy file
tersebut kedalam folder /var/www/ostube dengan menggunakan perintah
cp setelah itu ekstrak dengan menggunakan perintah tar xzvf seperti pada
Gambar 5.6 dibawah ini
Gambar 5.6 Ekstrak Aplikasi Ostube
Sumber: Dikelola Sendiri
Langkah berikutnya mengatur izin directory atau folder Ostube
dengan memberi hak akses penuh dengan menggunakan perintah chmod
seperti pada Gambar 5.7
Gambar 5.7 Mengubah hak akses folder ostube
Sumber: Dikelola Sendiri
Kemudian masuk ke database mysql dengan meggunakan user root
beserta password yang diperoleh saat installasi database mysql-server
seperti pada Gambar 5.8
33
Gambar 5.8 Login ke database Mysql
Sumber: Dikelola Sendiri
Langkah berikutnya membuat database mysql server ostube
kemudian membuat user yang berhak mengakses databases ostube yaitu
user ‘ostube’ dan password ‘123456’ seperti pada Gambar 5.9 dan 5.10
dibawah ini
Gambar 5.9 Membuat database
Sumber: Dikelola Sendiri
Gambar 5.10 Memberi hak akses dan user ostube pada database ostube
Sumber: Dikelola Sendiri
34
Langkah berikutnya konfigurasi web server apache pada file
/etc/apache2/sites-available/default dengan mengubah lokasi folder
document root menjadi /var/www/ostube seperti pada Gambar 5.11
Gambar 5.11 Konfigurasi apache web server
Sumber: Dikelola Sendiri
Selanjutnya konfigurasi file /etc/php5/apache2/php.ini, pada bagian
upload_max_filesize diganti dengan kapasitas 1000 Mbyte atau 1 Gbyte,
kemudian save seperti pada Gambar 5.12
Gambar 5.12 Konfigurasi size file upload php.ini
Sumber: Dikelola Sendiri
35
Gambar 5.13 Restart service web server apache
Sumber: Dikelola Sendiri
Selanjutnya buka browser di client, kemudian http://192.168.1.2
untuk proses installasi dan konfigurasi Ostube dan mysql server seperti
pada Gambar 5.14
Gambar 5.14 Tampilan awal proses konfigurasi ostube
Sumber: Dikelola Sendiri
36
Gambar 5.15 Konfigurasi database , user dan password ostube
Sumber: Dikelola Sendiri
Langkah berikutnya konfigurasi lokasi document root yaitu
/var/www/ostube dan ip address server ostube yaitu 192.168.1.2 seperti
pada Gambar 5.16
Gambar 5.16 Konfigurasi lokasi homepage ostube
Sumber: Dikelola Sendiri
37
Pada Gambar 5.16 menunjukkan komponen mplayer,mencoder,ruby
dan flvtool2 sudah terdeteksi pada aplikasi web ostube
Gambar 5.17 Konfigurasi komponen mplayer,mencoder,ruby dan flvtool2
Sumber: Dikelola Sendiri
Langkah berikutnya konfigurasi user login yaitu admin beserta
password untuk konfigurasi aplikasi ostube seperti pada Gambar 5.18.
Gambar 5.18 Konfigurasi user admin dan password ostube
Sumber: Dikelola Sendiri
38
Gambar 5.19 Tampilan login admin ostube
Sumber: Dikelola Sendiri
Setelah login sebagai user admin, user bisa melakukan proses upload
video e-learning dengan terlebih dahulu menyiapkan video yang berformat
mp4 kemudian dilakukan proses upload seperti pada Gambar 5.20
Gambar 5.20 Proses upload video streaming dan kategori
Sumber: Dikelola Sendiri
39
Gambar 5.21 Proses upload video streaming
Sumber: Dikelola Sendiri
Hasil yang diperoleh seperti pada Gambar 5.22 berupa video tutorial
merakit komputer dan pemasangan kabel UTP jaringan komputer
Gambar 5.22 Hasil upload video streaming
Sumber: Dikelola Sendiri
40
Gambar 5.23 Hasil implementasi video streaming
Sumber: Dikelola Sendiri
Gambar 5.24 IP Public server video streaming
Sumber: Dikelola Sendiri
41
Gambar 5.25 Hasil implementasi video streaming online
Sumber: Dikelola Sendiri
5.2 Pembahasan
5.2.1 Pengukuran parameter Delay server video streaming
Pada tahap pengukuran ini, penulis melakukan pengukuran
QoS video streaming untuk Online Learning berbasis Opensource
dengan parameter Delay, Packet Loss, Throughput dan jitter. Adapun
jumlah pengukuran dilakukan sebanyak 10x dengan mengambil nilai
minimun, maksimum dan rata-rata pengukuran dengan waktu
pengukuran selama 3 menit serta jumlah paket data bervariasi.
Untuk parameter delay menggunakan satuan mili second (ms)
dimana semakin kecil yang didapat maka semakin baik QoS,
sedangkan pada parameter packet loss menggunakan persentase loss,
semakin besar nilai persentase loss yang diperoleh maka semakin
jelek nilai QoS artinya banyaknya paket data yang hilang (loss) saat
pengukuran, Terakhir pada parameter throughput menggunakan
satuan kbps, semakin besar maka semakin baik nilai QoS yang
42
diperoleh. Hasil pengukuran parameter delay pada video streaming
untuk Online Learning berbasis Opensource pada Tabel 5.1 dengan
pengukuran sebanyak 10x diperoleh nilai rata-rata delay 6.6 ms
sehingga dapat disimpulkan nilai parameter delay masuk dalam
kategori sangat bagus.
Tabel 5.1 Pengukuran Delay
Pengujian Delay min
(ms)
Delay max
(ms)
Rata-rata
Delay (ms)
1 2 314 9
2 2 85 5
3 2 92 5
4 2 82 5
5 2 127 7
6 2 102 5
7 2 52 4
8 2 496 6
9 2 986 14
10 2 213 6
Rata-rata 6.6
Sumber : Dikelola Sendiri
5.2.2 Pengukuran parameter Packet Loss server video streaming
Hasil pengukuran parameter packet loss pada video streaming
untuk Online Learning berbasis Opensource pada Tabel 5.2 dengan
pengukuran sebanyak 10x diperoleh nilai rata-rata packet loss sebesar
0 % dengan jumlah rata-rata pengiriman paket data sebesar 351 paket.
Hasil pengukuran Packet Loss masuk dalam kategori sangat bagus
versi Tiphon. Faktor penyebab packet Loss dapat terjadi karena
collision atau tabrakan/tumbukan antara data pada jaringan. Umumnya
perangkat jaringan memiliki buffer untuk menampung data yang
diterima. Jika terjadi kelebihan beban dalam jaringan yang cukup
lama, buffer akan penuh yang bisa menyebabkan packet Loss.
43
Tabel 5.2 Pengukuran Packet Loss
Pengujian Data yang
dikirim
Loss
Data
% Packet
Loss
1 202 0 0
2 231 0 0
3 203 0 0
4 334 0 0
5 232 0 0
6 210 0 0
7 253 0 0
8 594 0 0
9 826 0 0
10 432 0 0
Rata-rata 0
Sumber : Dikelola Sendiri
5.2.3 Pengukuran parameter Throughput server video streaming
Dari Tabel 5.3, diperoleh hasil pengukuran nilai Throughput pada
video streaming untuk Online Learning berbasis Opensource dengan nilai
rata-rata (average) sebesar 3987 kbit/sec , nilai throughput rata-rata
minimum sebesar 131 kbps dan rata-rata maximum sebesar 5711 kbps
dengan waktu pengukuran kurang lebih 3 Menit, serta jumlah paket yang
dikirim (sent) bervariasi.
Tabel 5.3 Hasil Pengukuran Throughput
Pengujian Min
(kbps)
Max
(kbps)
Rata-rata
(kbps)
1 186 5614 4147
2 72 5812 4031
3 47 5678 3717
4 234 5831 4126
5 98 5782 3938
6 144 5678 3947
7 135 5680 4054
8 134 5649 3784
9 141 5803 4145
10 120 5590 3989
Rata-rata 3987
Sumber : Dikelola Sendiri
44
5.2.4 Pengukuran parameter Jitter server video streaming
Dari Tabel 5.4 diperoleh hasil pengukuran nilai peak jitter pada
pengujian diperoleh nilai waktu terkecil 1.251 ms sedangkan nilai waktu
terbesar 6.892 ms dengan nilai rata-rata waktu jitter sebesar 2.909 ms.
Dari perhitungan nilai jitter maka kategori degradasi jitter menurut versi
TIPHON adalah sangat bagus karena besar peak jitter di antara range
terkecil 0 ms sampai dengan 75 ms. semakin kecil nilai jitter maka QoS
yang dihasil semakin bagus , semakin besar nilainya maka semakin jelek
QoS jaringan internet tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Jitter diakibatkan oleh
variasi-variasi dalam panjang antrian, dalam waktu pengolahan data, dan
juga dalam waktu penghimpunan ulang paket-paket di akhir perjalanan
jitter. Jitter lazimnya disebut variasi delay, berhubungan erat dengan
latency, yang menunjukkan banyaknya variasi delay pada transmisi data
dalam jaringan.
Tabel 5.4 Pengukuran Jitter
Interval (s) Transfer
(KByte)
Bandwidth
(Mbps)
Jitter (ms)
0.0-0.5 63.2 1.03 1.133
0.5- 1.0 64.6 1.06 3.776
1.0 – 1.5 63.2 1.03 1.975
1.5 – 2.0 64.6 1.06 1.523
2.0 – 2.5 64.6 1.06 2.611
2.5 – 3.0 64.6 1.06 1.702
3.0 – 3.5 63.2 1.03 3.775
3.5 – 4.0 64.6 1.06 1.725
4.0 – 4.5 60.3 0.98 3.314
4.5 -5.0 66.0 1.08 2.230
5.0 – 5.5 64.6 1.06 2.384
5.5 – 6.0 64.6 1.06 1.251
6.0 – 6.5 60.3 0.98 6.892
6.5 – 7.0 67.5 1.11 3.983
45
7.0 – 7.5 64.6 1.06 4.888
7.5 – 8.0 63.2 1.03 2.396
8.0 – 8.5 61.7 1.01 5.099
8.5 – 9.0 66.0 1.08 3.344
9.0 – 9.5 64.6 1.06 2.746
9.5 - 10 64.6 1.06 1.450
Rata-rata 2.909
Sumber : Dikelola Sendiri
5.2.5 MOS ( Mean Opinion Scores)
Kualitas sinyal yang diterima biasanya diukur secara
subjektif dan objektif. Metoda pengukuran subyektif yang umum
dipergunakan dalam pengukuran kualitas speech coder adalah
ACR (Absolute Category Rating) yang akan menghasilkan nilai
MOS (Mean Opinion Score). Kualitas suara dan video minimum
mempunyai nilai setara MOS 4.0.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner
menggunakan 20 mahasiswa Palcomtech. Pada penelitian ini
variable diukur dengan menggunakan kuesioner dengan skala nilai
5 yaitu skor terendah 1 dan tertinggi 5 menyatakan pertanyaan.
Jawaban Buruk diwakili angka 1, jawaban kurang baik diwakili
angka 2, jawaban Cukup diwakili angka 3, jawaban Baik diwakili
angka 4 sedangkan Sangat baik diwakili angka 5. Seperti pada
tabel dibawah ini :
46
Tabel 5.5 Parameter MOS ( Mean Opinion Scores)
Kualitas Video
dan Suara
Nilai Indeks
Sangat Baik 5 4
Baik 4 3
Cukup 3 2
Kurang Baik 2 1
Buruk 1 0
Sumber : Tiphon Project
Pertanyaan pada kuesioner berisi tentang pendapat responden
tentang kualitas video dan suara yang dihasilkan video streaming berbasis
online learning menggunakan skor pada kuesioner dijumlahkan dengan
jumlah responden yang ada setelah itu melakukan pengambilan jumlah
dan rata-rata nilai dan indeks MOS (Mean Opinion Scores). Berdasarkan
hasil survei pada tabel 5.6 dari 20 responden diketahui hasil survei MOS (
Mean Opinion Scores), sebagai berikut
Tabel 5.6 Hasil Survei
Kualitas
Suara
Jumlah
Responden
Nilai MOS Indeks
Sangat Baik 15 5 4
Baik 5 4 3
Cukup 0 3 2
Kurang Baik 0 2 1
Buruk 0 1 0
Sumber : Dikelola Sendiri
Dari hasil tabel survey diatas diperoleh dimana sebanyak jumlah
15 responden atau 75 % menjawab sangat baik sedangkan 5 responden
atau 25% menjawab baik dari hasil kualitas video dan suara yang
dihasilkan oleh video streaming dengan rata-rata nilai MOS sebesar 4.75
dan indeks MOS 3.75 masuk dalam kategori mendekati Sangat Baik.
46
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengukuran parameter packet loss pada video streaming untuk
Online Learning dengan pengukuran sebanyak 10x diperoleh nilai rata-
rata packet loss sebesar 0 % dengan jumlah rata-rata pengiriman paket
data sebesar 351 paket. Hasil pengukuran Packet Loss masuk dalam
kategori sangat bagus versi Tiphon.
2. Hasil pengukuran nilai Throughput pada video streaming untuk Online
Learning berbasis Opensource dengan nilai rata-rata (average) sebesar
3987 kbit/sec , nilai throughput rata-rata minimum sebesar 131 kbps dan
rata-rata maximum sebesar 5711 kbps
3. Hasil pengukuran nilai peak jitter pada pengujian diperoleh nilai waktu
terkecil 1.251 ms sedangkan nilai waktu terbesar 6.892 ms dengan nilai
rata-rata waktu jitter sebesar 2.909 ms. Dari perhitungan nilai jitter
maka kategori degradasi jitter menurut versi Tiphon adalah sangat bagus
karena besar peak jitter di antara range terkecil 0 ms sampai dengan 75
ms
47
6.2 Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan untuk penelitian yang akan
datang adalah dapat dilakukan pengukuran performansi beban video
streaming untuk Online Learning dengan parameter pengukuran beban
pengunaan persentase CPU, Memory , Disk dan Network, sehingga dapat
diketahui kelebihan dan kekurangan pada implementasi video streaming.
DAFTAR PUSTAKA
Azikin, Askarin. 2005. Kamera Pengawas Berbasis Open Source. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo
Efendi, Nursalam. 2012. Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Hendri, Masagus. 2012. Pengenalan Desktop Ubuntu dan Libreoffice.
Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.
Herlambang Linto, Catur Azis. 2008. Panduan Lengkap Menguasai Router
Masa Depan Menggunakan Mikrotik RouterOS. Yogyakarta:ANDI.
Hidayat, Aziz. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Medika
Laudon, K, & Laudon, J. 2010. Management Information System 11th edition.
New Jersey. Prentice Hall
Permana, Fanny & Affandi, Achmad. 2012. Analisa Kinerja MPEg-4 Video
Streaming pada jaringan HSDPA. Jurnal Teknik POMITS VOL 1 NO 1.
Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS)
Surabaya
Pratama, Eka Agus I Putu. 2014. Handbook Jaringan Komputer ( Teori dan
Praktek Berbasiskan Open Source. Bandung: Informatika
Setiawan, Deris. 2009. “Journal Fundamental Internetworking Development &
Design Life Cycle”. Fasilkom Unsri
Supriyatna, Dedi. 2010. Analisa Performansi Aplikasi Video Streaming pada
jaringan Mobile IPV6. Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Syarizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. Yogyakarta:ANDI
Yevgeni,K. 1999. Telecommunications and Internet Protocol Harmonization
Over Networks (TIPHON); General aspects of Quality of Service (QoS)
ETSI. DTR/TIPHON-05006 (cb0010cs.pdf)