program studi teknik informatika sekolah tinggi …library.palcomtech.com/pdf/5574.pdfii program...

57
i PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER PALCOMTECH SKRIPSI IMPLEMENTASI VIDEO STREAMING UNTUK ONLINE LEARNING BERBASIS OPEN SOURCE Diajukan oleh : Muhammad Ansori /011100123 SonnyMuharram Putra /011100029 Bayu Elpan Setiawan /011100087 Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Komputer PALEMBANG 2015

Upload: vominh

Post on 11-Mar-2019

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

PALCOMTECH

SKRIPSI

IMPLEMENTASI VIDEO STREAMING UNTUK ONLINE LEARNING

BERBASIS OPEN SOURCE

Diajukan oleh :

Muhammad Ansori /011100123

SonnyMuharram Putra /011100029

Bayu Elpan Setiawan /011100087

Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjana Komputer

PALEMBANG

2015

ii

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

PALCOMTECH

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

NAMA/NPM : MUHAMMAD ANSORI /011100123

SONNY MUHARRAM PUTRA/011100029

BAYU ELPAN SETIAWAN /011100087

PROGRAM STUDI : TEKNIK INFORMATIKA

JENJANG PENDIDIKAN : STRATA SATU ( S1 )

KONSENTRASI : JARINGAN

JUDUL SKRIPSI : IMPLEMENTASI VIDEO STREAMING

UNTUK ONLINE LEARNING BERBASIS

OPEN SOURCE

Tanggal :17 Agustus 2015

Pembimbing,

Zaid Amin,S.Kom., M.Kom.

NIDN : 0204018601

Mengetahui

Ketua,

Benedictus Effendi, S.T., MT.

NIP : 09.PCT.13

iii

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

PALCOMTECH

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI

NAMA/NPM : MUHAMMAD ANSORI /011100123

SONNY MUHARRAM PUTRA/011100029

BAYU ELPAN SETIAWAN /011100087

PROGRAM STUDI : TEKNIK INFORMATIKA

JENJANG PENDIDIKAN : STRATA SATU ( S1 )

KONSENTRASI : JARINGAN

JUDUL SKRIPSI : IMPLEMENTASI VIDEO STREAMING

UNTUK ONLINE LEARNING BERBASIS

OPEN SOURCE

Tanggal : 22 Agustus 2015

Penguji 1,

Ganda Hutasoit,SE.MM.

NIDN :0206055401

Tanggal : 22 Agustus 2015

Penguji 2,

Guntoro Barovih.S,kom.,M,Kom.

NIDN :0201048601

Menyetujui,

Ketua,

Benedictus Effendi, S.T., MT.

NIP : 09.PCT.13

iv

MOTTO :

Tetap berusaha dengan segala kemapuan

yang kita miliki

Jangan menyerah, tetap sabar dan ikhlas

Dan selalu yakin akan keberhasilan

Kupersembahkan Kepada :

- Bapak dan Ibu tercinta

- Ayuk dan Adikku Tersayang

- Para Dosen Palcomtech

- Teman-teman yang saya sayangi

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tak hentinya penulis panjatkan pada Allah SWT, karena

berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan

penulisan laporan Skripsi dengan judul : “Implementasi Video Streaming

Untuk Online Learning Berbasis Open Source”.

Penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak dalam penulisan

laporan Skripsi, baik dari pihak akademik, keluarga, maupun rekan - rekan

mahasiswa., penulis mengucapkan banyak terimakasih yang tulus serta memohon

doa dan harapan semoga semua yang telah member bantuan kepada penulis akan

mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT.

Ucapan terimakasih yang tulus di tujukan kepada Pihak Pembimbing yang

telah membantu dan membimbing Penulis dalam menyusun Skripsi ini, selain itu

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak, yaitu :

1. Benedictus Effendi, S.T., MT selaku Ketua STMIK PalComTech.

2. Bapak Alfred Tenggono,S.Kom,M.Kom selaku Kaprodi jurusan TI STMIK

PalComTech.

3. Seluruh Dosen dan Staf STMIK PalComTech.

4. Bapak Zaid Amin,S.kom,M.Kom selaku Pebimbing.

5. Orang Tua dan Saudara – saudaraku tersayang yang telah memberikan Do’a

dan dorongan atas penulisan laporan SKRIPSI ini.

6. Semua teman – teman di STMIK PalComTech.

7. Semua Pihak yang saya tidak bisa sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyelesaian tugas akhir ini, terimakasih.

vi

Semoga kebaikan serta kemudahan yang telah diberikan kepada penulis

menjadi amalan baik sehingga akan mendapat balasan dari Allah SWT, Amin.

Akhirnya Penulis berharap agar penulisan Skripsi ini dapat member manfaat

bagi banyak pihak.

Palembang, 22 Agustus 2015

Penulis

xiv

ABSTRAK

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong

berbagai user (pengguna) , lembaga dan instansi memanfaatkan sistem video

learning atau video tutorial sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan

efektivitas dan eleksibilitas pembelajaran. Keuntungan yang bisa diperoleh

dengan video learning adalah dalam hal fleksibilitasnya dan mobilitas. Melalui

video learning materi atau tutorial video pembelajaran dapat diakses kapan saja

dan dari mana saja serta materi dapat diperkaya dengan berbagai sumber

pembelajaran. Melalui video-learning, para tutor atau instruktur bisa membuat

video tutorial sendiri sebagai bahan pembelajaran bagi para siswa atau karyawan

yang langsung bisa diakses melalui server sendiri atau website agar dapat

menambah nilai lebih pada prakteknya. Hasil implementasi video streaming untuk

Online Learning menggunakan sistem operasi Linux Ubuntu Server dan aplikasi

Ostube dengan infrastruktur jaringan internet menggunakan Internet Service

Provider (ISP) TelkomSpeedy dengan bandwidth 1 Mbps diperoleh hasil

pengukuran parameter delay dengan nilai rata-rata delay 6.6 ms sehingga dapat

disimpulkan masuk dalam kategori sangat bagus. Hasil pengukuran parameter

packet loss diperoleh nilai rata-rata packet loss sebesar 0 % masuk dalam kategori

sangat bagus versi Tiphon. Untuk pengukuran nilai Throughput diperoleh nilai

rata-rata (average) sebesar 3987 kbit/sec. Sedangkan pengukuran nilai peak jitter

diperoleh nilai rata-rata waktu jitter sebesar 2.909 ms. Dari perhitungan nilai

jitter maka kategori degradasi jitter menurut versi Tiphon adalah sangat bagus.

Keyword: video learning, server, video streaming, delay, packet loss, throughput

jitter

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini teknologi multimedia terutama content video banyak

diimplementasikan pada jaringan komputer baik secara LAN maupun

berbasisi internet. Dengan makin berkembang pesat aplikasi video

streaming dimana banyak digunakan masyarakat di Indonesia dalam

kehidupan sehari-harinya. Dengan adanya video streaming, pengguna bisa

menggunakannya untuk berbagai kegiatan seperti streaming atau melakukan

proses download tutorial video pembelajaran dan juga sebagai sarana

monitoring yang diterapkan pada CCTV maupun IP Camera.

Video streaming adalah istilah yang sering digunakan saat melihat

video di internet melalui browser dimana user tidak perlu melakukan proses

download file video tersebut untuk dapat memutarnya. Istilah ini tersebut

terdiri dari dua suku kata yaitu video dan streaming, secara istilah video

berarti teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan

dan menata ulang gambar bergerak, sedangkan streaming berarti proses

penghantaran data dalam aliran berkelanjutan dan tetap yang memungkinkan

pengguna mengakses dan menggunakan file sebelum data dihantar

sepenuhnya. Jadi video streaming dapat diartikan transmisi file video secara

bekelanjutan yang memungkinkan video tersebut diputar tanpa menunggu

file video tersebut tersampaikan secara keseluruhan. Video streaming banyak

2

diimplementasikan pada dunia pertelevisian untuk melakukan siaran dari

website atau mengirimkan gambar siaran langsung melalui website atau

disebut juga live streaming. Jadi gambar yang didapatkan dari siaran

langsung, sesegera mungkin ditransmisikan dan dapat diputar melalui

internet.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat

pesat mendorong berbagai user (pengguna) , lembaga dan instansi

memanfaatkan sistem video learning atau video tutorial sebagai media

pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas dan eleksibilitas

pembelajaran. Keuntungan yang bisa diperoleh dengan video learning

adalah dalam hal fleksibilitasnya dan mobilitas. Melalui video learning

materi atau tutorial video pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari

mana saja serta materi dapat diperkaya dengan berbagai sumber

pembelajaran. Melalui video-learning, para tutor atau instruktur bisa

membuat video tutorial sendiri sebagai bahan pembelajaran bagi para siswa

atau karyawan yang langsung bisa diakses melalui server sendiri atau

website agar dapat menambah nilai lebih pada prakteknya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, Penulis tertarik untuk membuat

tugas akhir dengan judul ” Implementasi Video Streaming untuk Online

Learning berbasis Opensource “

3

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun permasalahan pada

penelitian ini adalah ”Bagaimana melakukan perancangan dan simulasi

serta mendapatkan hasil data yang dapat dianalisis pada server Video

Streaming untuk Online Learning berbasis Opensource ? ”

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah

1. Implementasi server Video Streaming untuk Online Learning berbasis

Opensource menggunakan aplikasi OsTube dan sistem operasi Linux

Ubuntu Server.

2. Metode Penelitian menggunakan metode Network Development Life

Cycle (NDLC) sampai pada tahap implementasi ( implementation).

3. Analisa performa server video streaming menggunakan metode QoS

dengan parameter delay, packet loss, throughput , jitter dan MOS (Mean

Opinion Score).

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendapatkan hasil rancangan server Video Streaming untuk

Online Learning sebagai server video perangkat pembelajaran ( tutorial

video).

4

2. Untuk mendapat hasil pengukuran performa server video streaming

menggunakan metode QoS dengan parameter delay, packet loss,

throughput, jitter dan MOS (Mean Opinion Score).

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah

1. Dapat memanfaatkan sistem pembelajaran teknologi video streaming

melalui media elektronik seperti komputer, laptop, smartphone dengan

menggunakan jaringan internet.

2. Dengan sistem pembelajaran berbasis teknologi video streaming, maka

sistem pembelajaran lebih praktis, lebih hemat dari segi waktu dan biaya.

1.6 Sistematika Penulisan

Skripsi ini ditulis dalam enam bab dan masing-masing bab terbagi

dalam sub-sub bab. Sistematika penulisan disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini Penulis akan menguraikan tentang latar

belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

Pada bab ini merupakan tahapan penelitian yang dilakukan,

penjelasan perangkat lunak (software) dan keras (hardware)

5

serta skenario pengujian yang akan dilakukan untuk proses

pengambilan data

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menjelaskan pembahasan mengenai landasan

teori yaitu mengenai teori-teori yang berkaitan dengan

pokok permasalahan dalam penelitian.

BAB IV METODE PENELITIAN

Dalam bab ini membahas waktu penelitian, jenis data,

teknik pengumpulan data dan jenis penelitian.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini membahas mengenai perancangan,

implementasi dan pengujian pengambilan data hasil

penelitian yang telah dilakukan dan membahas secara detail

mekanisme penelitian tersebut.

BAB VI PENUTUP

Menguraikan beberapa kesimpulan dari pembahasan

masalah dari bab-bab sebelumnya serta memberikan saran

yang bisa bermanfaat.

6

Perancangan Sistem

Pengambilan data

Analisis dan Kesimpulan

Selesai

Mulai

Implementasi

BAB II

GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

2.1 Tahapan Penelitian

Perancangan tahapan penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini akan

melalui beberapa tahapan sehingga pengerjaannya dapat lebih terstruktur

dengan mengikuti alur. Adapun tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar

2.1.

Sumber : Dikelola Sendiri

Gambar 2.1 Tahapan Penelitian

Analisis Kebutuhan

Sistem

Hardware

Software

Desain Topologi

Jaringan

Pengukuran parameter :

1. QoS ( masing-masing 10 x Pengujian )

a. Delay (ms)

b. Packet Loss (%),

c. Throughput (kbps)

d. Jitter (ms)

2. MOS (Survei sebanyak 20 Responden)

Instalasi dan konfigurasi Video

Streaming

7

2.2 Skenario Pengujian

Pada tahapan percobaan, langkah pertama yang harus dilakukan

adalah tahapan implementasi, Tahapan implementasi adalah tahap dimana

mulai membangun sistem sesuai dengan rancangan yang ada pada tahap

perancangan sistem. Setelah proses tahapan implementasi selesai melakukan

pengujian server Video Streaming pada perangkat server dengan skenario

pengujian menggunakan jaringan internet (IP Public), dimana pada saat

pengujian melakukan skenario pengujian sebanyak 2 buah client secara

bersamaaan saat mengakses server Video Streaming. Adapun sampel yang

dilakukan pada client yaitu berupa akses file video yang terdapat pada

server Video Streaming. Saat pengujian jaringan publik, penulis

menggunakan koneksi internet dengan menggunakan ISP TelkomSpeedy.

Untuk pengujian QoS pada jaringan meliputi pengukuran parameter

delay, throughput, jitter, packet loss dan jitter dengan menggunakan

Software Axence NetTools Professional dan Iperf Tools. Untuk pengujian

atau pengukuran delay dan packet loss, disini akan mengamati seberapa

besar pengaruh delay terhadap performa server Video Streaming dengan

infrastruktur jaringan internet (online). Sedangkan parameter throughput

untuk mengetahui persentase bandwidth aktual yang digunakan saat

menggunakan koneksi internet dengan menggunakan IP Address publik,

sedangkan jitter untuk mengetahui nilai variasi delay yang diperoleh saat

pengujian. Adapun tabel pengukuran yang akan penulis lakukan adalah

sebagai berikut

8

Tabel 2.1. Pengukuran Delay dan Packet Loss

Pengukuran Min

(ms)

Max

(ms)

Rata-rata

Delay (ms)

Packet

Loss (%)

1 X X X X

2 X X X X

3 X X X X

4 X X X X

5 X X X X

6 X X X X

7 X X X X

8 X X X X

9 X X X X

10 X X X X

Sumber : Dikelola Sendiri

Tabel 2.2 Pengukuran Throughput

Pengukuran Min

(kbps)

Max

(kbps)

Rata-rata

(kbps)

1 X X X

2 X X X

3 X X X

4 X X X

5 X X X

6 X X X

7 X X X

8 X X X

9 X X X

10 X X X

Sumber : Dikelola Sendiri

9

Tabel 2.3 Pengukuran Jitter

Pengukuran Transfer

(KByte)

Bandwidth

(Mbps)

Jitter (ms)

1 X X X

2 X X X

3 X X X

4 X X X

5 X X X

6 X X X

7 X X X

8 X X X

9 X X X

10 X X X

Sumber : Dikelola Sendiri

Tabel 2.4 Hasil Survey MOS

Kualitas

Suara &Video

Jumlah

Responden

Nilai MOS Indeks

Sangat Baik X X X

Baik X X X

Cukup X X X

Kurang Baik X X X

Buruk X X X

Sumber : Dikelola Sendiri

9

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Landasan Teori

3.1.1 Pengertian Implementasi

Implementation is the realization of an application, or

execution of a plan, idea, model, design, specification, standard,

algorithm, or policy. (Laudon, 2010:164). Implementasi

merupakan dimana sebuah sistem diterapkan secara utuh.

Implementasi pada umumnya bermanfaat dari tingginya tingkat

keterlibatan pengguna dan dukungan manajemen. Pengguna

berpartisipasi dalam mendesain dan mengoperasikan sistem

informasi sehingga memiliki hasil positif.

3.1.2 Jaringan Komputer

Menurut Syafrizal (2005:2) , jaringan komputer adalah

himpunan “interkoneksi” antara 2 komputer autonomous atau lebih

yang terhubung dengan media transmisi kabel atau tanpa kabel

(wireless ). Dua unit komputer dikatakan terkoneksi apabila

keduanya bisa saling bertukar data atau informasi, berbagi resource

yang dimiliki seperti file, printer, media penyimpanan. Data yang

berupa teks, audio maupun video bergerak melalui media kabel

atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna komputer

10

dalam jaringan komputer dapat saling bertukar file atau data,

mencetak pada printer yang sama dan menggunakan hardware dan

software yang terhubung dalam jaringan secara bersama-sama.

Menurut Herlambang (2008:2), jaringan komputer dapat

dikelompokkan berdasarkan luas area yang dapat dijangkau atau

dilayani. Secara umum jaringan komputer terbagi menjadi 4

(empat) jenis, yaitu:

a. Local Area Network (LAN)

LAN adalah sebuah jaringan yang dibatasi oleh area yang

relatif kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti

sebuah kantor pada sebuah gedung atau tiap-tiap ruangan.

b. Metropolitan Area Network (MAN)

Jaringan MAN menghubungkan beberapa buah jaringan-

jaringan kecil kedalam lingkungan area yang lebih besar.

c. Wide Area Network (WAN)

WAN merupakan gabungan dari LAN yang ruang lingkupnya

dapat saja satu lokasi atau dapat tersebar di beberapa lokasi di

seluruh dunia. Jaringan ini membutuhkan minimal satu server

untuk setiap LAN dan minimal dua server yang mempunyai

lokasi yang berbeda untuk membentuknya.

d. Internet

Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan

besar yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai

11

komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia,

dimana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi

dari mulai yang statis hingga yang dinamis dan interaktif.

3.1.3 Video Streaming

Menurut Askarin (2005:34), Video streaming adalah

istilah yang sering kita gunakan saat melihat video diinternet

melalui browser dimana kita tidak perlu men-download file video

tersebut untuk dapat memutarnya. Istilah ini tersebut terdiri dari

dua suku kata yaitu video dan streaming, secara istilah video

berarti teknologi untuk menangkap, merekam, memproses,

mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak, sedangkan

streaming berarti proses penghantaran data dalam aliran

berkelanjutan dan tetap yang memungkinkan pengguna mengakses

dan menggunakan file sebelum data dihantar sepenuhnya.

Jadi video streaming dapat diartikan transmisi file video

secara bekelanjutan yang memungkinkan video tersebut diputar

tanpa menunggu file video tersebut tersampaikan secara

keseluruhan. Video streaming banyak diimplementasikan pada

dunia pertelevisian untuk melakukan siaran dari website atau

mengirimkan gambar siaran langsung melalui website atau disebut

juga live streming. Jadi gambar yang didapatkan dari siaran

12

langsung, sesegera mungkin ditransmisikan dan dapat diputar

melalui internet.

Secara umum metode streaming video sangatlah sederhana,

yaitu dengan membagi video dalam beberapa bagian paket yang

dienkode sebelum dikirim, selanjutnya pada receiver, paket

tersebut akan didekode agar bisa diputar. kegiatan seperti ini akan

terus dilakukan sampai paket video telah terkirim sepenuhnya.

Teknik streaming mempunyai 2 keuntungan yaitu penghematan

waktu, kita dapat menyaksikan langsung video dan audio tanpa

harus mengunduhnya dan penhematan data di harddisk, meskipun

berulang kali ditonton, file-file tersebut tetap tersimpan dalam

server dan tidak perlu mengunduh secara lokal .

3.1.4 Linux Ubuntu Server

Menurut Hendri (2012:4), Ubuntu berasal dari bahasa

afrika yakni “Humanity to others” yang berarti “Kemanuasian

untuk sesama”. Atas dasar itula diluncurkannya Linux Ubuntu

yang dirilis 2004.Sistem operasi ini adalah turunan dari distro

Debian. Ubuntu sendiri dibuat dengan tujuan selalu gratis tanpa

adanya biaya lisensi, bersifat opensource dan siap untuk

dipergunakan dalam kondisi yang stabil. Ubuntu didukung oleh

perusahaan bernama Canonical.Ltd yang memiliki tujuan untuk

membantu perkembangan , distribusi dan promosi dari produk-

13

produk yang bersifat open source. Perusahaan ini bermarkas di

Eropa dan dipimpin oleh Mark Shuttleworth. Sejak pertama kali

diluncurkan , ubuntu mendapat perhatian yang sangat besar dari

pengguna linux yang lain. Hal ini disebabkan karena kestabilan

yang dimiliki oleh ubuntu itu sendiri. Selain itu kenyamanan dan

kemudahan yang dimiliki ubuntu.

Paket-paket software Ubuntu berasal dari paket linux

Debian. Ubuntu memakai format paket dan manajemen paket

Debian (APT dan Synaptic). Paket Debian dan Ubuntu seringkali

tidak cocok. Paket Debian sering kali perlu dibuat ulang

dari source agar dapat dipakai di Ubuntu, begitu juga sebaliknya.

Ubuntu bekerja sama dengan Debian untuk berusaha agar

perubahan-perubahan sistem Ubuntu mengarah kembali ke Debian,

namun hal ini hampir tak terlaksana. Penemu Debian, Ian

Murdock, pernah berkata bahwa paket Ubuntu berpotensi

mengarah terlalu jauh dari Debian. Sebelum setiap rilis Ubuntu,

paket-paket diambil dari paket tidak stabil Debian dan digabung

dengan modifikasi Ubuntu. Sebulan sebelum perilisan,

pengambilan paket dihentikan dan kerja selanjutnya adalah

memastikan paket-paket yang sudah diambil bekerja dengan baik.

Ubuntu juga menawarkan sistem operasinya dalam edisi

server. Versi saat ini adalah Ubuntu 12.04 Long Term Support

(LTS) release, yang akan didukung hingga April 2017. Ubuntu

14

12.04 LTS Server Edition mendukung arsitektur Intel x86 dan

AMD64. Edisi server menyediakan fitur seperti file/print services,

web hosting, email hosting. Ada beberapa perbedaan antara edisi

server dan edisi desktop walaupun keduanya menggunakan

repositori apt yang sama. Perbedaan utamanya adalah, pada edisi

server X window environment tidak diinstall secara standar,

walaupun antarmuka grafik dapat diinstall secara manual seperti

Ubuntu desktop.

3.1.5 Online Learning

Menurut Nursalam ( 2012:135) , Dalam prakteknya online

learning sama dengan e-learning yang memerlukan bantuan

teknologi. Teknologi pembelajaran terus berkembang. Namun pada

prinsipnya teknologi tersebut dapat dikelompokkkan menjadi dua ,

yaitu Technology Based Learning dan Technology Base Web-

Learning. Technology Based Learning pada prinsipnya terdiri atas

audio information technologies (radio, audio tape, voice mail,

telephone) dan video information technologies ( video tape, video

text, video messaging). Sedangkan technology based web-learning

pada dasarnya adalah data information ( bulletin board, internet,

email , tele-colaboration). Dalam pelaksanaan pembelajaran

sehari-hari yang sering dijumpai adalah kombinasi dari teknologi

yang dituliskan ditas.

15

3.1.6 Quality Of Service ( QoS )

Menurut Pratama ( 2014:547), Quality Of Service ( QoS )

merupakan sekumpulan teknik dan mekanisme yang menjamin

performansi dari jaringan komputer ( terutamanya di internet) di

dalam penyediaan layanan keamanan aplikasi-aplikasi didalam

jaringan komputer. Quality Of Service ( QoS ) dilihat dan diukur

dari sudut pandang penyedia layanan. Berbeda dengan QoE (

Quality of Experience) dimana penilaiain dilakukan dari sudut

pandang pengguna.

Menurut Yevgeni (1999), Performansi mengacu ke tingkat

kecepatan dan keandalan penyampaian berbagai jenis beban data di

dalam suatu komunikasi. Performansi merupakan kumpulan dari

beberapa parameter besaran teknis yaitu :

a. Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang

diukur dalam bps. Troughput merupakan jumlah total

kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination

selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu.

b. Packet Loss, merupakan suatu parameter yang menggambarkan

suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang,

dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan dan

hal ini berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisi akan

mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun

jumlah bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi

16

tersebut. Umumnya perangkat jaringan memiliki buffer untuk

menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti yang

cukup lama, buffer akan penuh, dan data baru tidak akan

diterima.

Tabel 3.1 Packet loss

KATEGORI DEGREDASI PACKET LOSS

SANGAT BAGUS 0

BAGUS 3%

SEDANG 15%

JELEK 25%

Sumber : Tiphon Project

c. Delay (latency), adalah waktu yang dibutuhkan data untuk

menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi

oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang

lama.

Tabel 3.2 Delay/Latency

KATEGORI LATENSI BESAR DELAY

SANGAT BAGUS < 150ms

BAGUS 150 s/d 300 ms

SEDANG 300 s/d 450 ms

JELEK >450ms

Sumber : Tiphon Project

d. Jitter, atau variasi kedatangan paket, hal ini diakibatkan oleh

variasi-variasi dalam panjang antrian, dalam waktu pengolahan

data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang paket-paket

di akhir perjalanan jitter. Jitter lazimnya disebut variasi delay

,berhubungan erat dengan latency, yang menunjukkan

banyaknya variasi delay pada taransmisi data di jaringan.

17

Delay antrian pada router dan switch dapat menyebabkan

jitter.

Tabel 3.3 Jitter

KATEGORI DEGRADASI PEAK JITTER

SANGAT BAGUS 0 ms

BAGUS 0 s/d 75 ms

SEDANG 76 s/d 125 ms

JELEK 125 s/d 225 ms

Sumber : Tiphon Project

e. MOS (Mean Opinion Score).

Kualitas sinyal yang diterima biasanya diukur secara

subjektif dan objektif. Metoda pengukuran subyektif yang

umum dipergunakan dalam pengukuran kualitas speech coder

adalah ACR (Absolute Category Rating) yang akan

menghasilkan nilai MOS (Mean Opinion Score). Kualitas

video atau suara minimum mempunyai nilai setara MOS 4.0.

Menurut versi TIPHON skala rating MOS dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

Tabel 3.4 Tabel MOS

Kualitas Suara Nilai Indeks

Sangat Baik 5 4

Baik 4 3

Cukup 3 2

Kurang Baik 2 1

Buruk 1 0

Sumber : Tiphon Project

18

3.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 3.5 Hasil Penelitian Terdahulu(1)

Judul

Penelitian

Analisa Performansi Aplikasi Video Streaming pada jaringan

Mobile IPV6

Nama

Penulis Dedi Supriyatna

Tahun 2010

Hasil

Perkembangan internet berbasis IP telah meningkat dengan pesat

yang menyebabkan berkembangnya teknologi pengiriman media

streaming. Streaming memungkinkan menampilkan media tanpa

harus menunggu keseluruhan media diterima lengkap terlebih

dahulu oleh client. Pada skripsi ini telah dibuat sebuah jaringan

kecil yang berbasiskan mobile IPv6. Pembangunan jaringan

mobile IPv6 sesuai dengan RFC 3755. Komponen-komponen

dari jaringan mobile IPv6 tersebut yaitu Home Agent,

Correspondent Node, Mobile Node, Foreign Network, dan Home

Network. Tiga buah skenario dilakukan untuk mengetahui

performansi aplikasi video streaming. Pengukuran parameter

Quality of Service berupa delay, jitter, packet loss dan

throughput dilakukan pada saat mobile node tidak berpindah

network (pada skenario satu dan dua) maupun pada saat proses

handover (pada skenario tiga). Pengukuran dilakukan dengan

cara streaming video dari server ke client dengan menggunakan

aplikasi VLC, kemudian menangkap paket-paket tersebut

dengan menggunakan aplikasi wireshark. Dari hasil percobaan

diketahui bahwa Quality of Service pada parameter delay saat

proses handover dari home network ke foreign network dan

begitu juga sebaliknya sangat rendah sebesar 8,3% jika

dibandingkan pada saat mobile node tidak berpindah network.

Hal ini disebabkan adanya pemutusan koneksi dengan network

yang lama sebelum membangun koneksi dengan network yang

baru.

Sumber : Dikelola Sendiri

Tabel 3.6 Hasil Penelitian Terdahulu(2)

Judul

Penelitian

Analisa Kinerja MPEG-4 Video Streaming pada jaringan

HSDPA

Nama

Penulis Fanny Permana dan Achmad Affandi

Tahun 2012

Hasil

HSDPA hadir sebagai pengembangan UMTS dengan laju data

hingga 14,4 Mbps downlink, yang memungkinkan penggunanya

menikmati berbagai layanan multimedia, seperti video

19

streaming. Pada jaringan nirkabel seperti HSDPA performa

layanan multimedia yang diterima oleh pengguna tidak selalu

konstan dan tergantung pada faktor-faktor seperti kepadatan

pengguna dan kualitas jaringan. Dalam tugas akhir ini dilakukan

pengujian performa layanan video streaming pada jaringan

HSDPA, yang meliputi pengaruh peningkatan jumlah pengguna

serta pergerakan pengguna dalam cakupan HSDPA. Proses

pengujian dilakukan dengan membangun simulasi pada Network

Simulator 2 yang diperluas dengan EURANE untuk mendukung

jaringan Enhanced UMTS, serta modul EvalVid untuk evaluasi

performa video streaming. Secara umum hasil video streaming

melalui jaringan HSDPA sangat bagus, dengan bitrate sebesar

694 kbps video dapat dimainkan dengan lancar, baik oleh

pengguna stasioner (indoor) maupun bergerak (vehicular). Hasil

ini diperoleh saat jumlah pengguna sedikit (kurang dari 5) dan

dekat dengan base station (300m). Dari hasil simulasi juga

diperoleh bahwa peningkatan jumlah pengguna maupun

bertambahnya jarak pengguna dari base station berdampak pada

turunnya performa layanan video streaming. Agar diperoleh

performa yang masih cukup baik, maka jumlah maksimum

pengguna pada saat bersamaan adalah 8 pengguna. Sedangkan

jarak maksimum disarankan 420 meter dari base station.

Sumber : Dikelola Sendiri

20

3.3 Kerangka Penelitian

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian

Metode Penelitian

Network Development Life Cycle

(NDLC)

( Sampai tahapan Implementasi)

Metode Pengukuran QoS

(Delay,Packet Loss, Throughput dan

Jitter) dan MOS ( Mean Opinion

Score)

Hasil Yang diinginkan

1. Dapat memanfaatkan pembelajaran teknologi

video online melalui media elektronik seperti

komputer,laptop,smartphone dengan menggunakan

jaringan internet.

2. Dengan video learning, maka sistem pembelajaran

lebih hemat dari segi waktu dan biaya.

TEORI PENDUKUNG

1. Jaringan Komputer

2. Video streaming

3. Ubuntu Server

4. Online Learning

5. Tools OStube

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Bagaiamana merancang server Video

Streaming untuk Online Learning sebagai

server video perangkat pembelajaran

(tutorial video) ?

2. Bagaimana mengimplementasikan Video

Streaming secara online untuk Online

Learning berbasis Opensource dengan

menggunakan ip publik ?

21

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jadwal Penelitian

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian

KEGIATAN

Bulan / Tahun APRIL

2015 MEI

2015 JUNI

2015 JULI

2015

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Analisis

Masalah/Kebutuhan

Desain / Simulasi

Pengujian Sistem

Analisis Hasil

Pembuatan Laporan

Sumber : Dikelola Sendiri

4.2 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Hidayat (2011:73). Dalam melakukan pengumpulan data, penulis

menggunakan dua cara yaitu :

1. Observasi (pengamatan)

Untuk mendapatkan data-data yang jelas tentang penelitian ini, penulis

langsung mengambil data pada objek yang diteliti.

2. Studi Pustaka

Data tersebut penulis dapatkan dari pengetahuan teoritis dan melalui

kuliah serta membaca buku-buku yang ada hubungannya dengan

penyusunan tugas akhir ini.

22

4.3 Teknik Pengembangan Sistem

Metode perancangan dan implementasi yang digunakan Penulis

adalah Network Development Life Cycle (NDLC). Menurut Setiawan

(2009:1), NDLC merupakan suatu pendekatan proses dalam komunikasi

data yang menggambarkan siklus yang awal dan akhirnya dalam

membangun sebuah jaringan komputer yang mencakup sejumlah tahapan,

yaitu :

1. Analisis (Analysis)

Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi permasalahan pada

jaringan yang terkait langsung mengenai masalah-masalah yang

dihadapi yaitu dengan memanfaatkan sistem video learning atau

video tutorial sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan

efektivitas dan eleksibilitas pembelajaran. Keuntungan yang bisa

diperoleh dengan video learning adalah dalam hal fleksibilitasnya

dan mobilitas. Melalui video learning materi atau tutorial video

pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari mana saja serta

materi dapat diperkaya dengan berbagai sumber pembelajaran.

Melalui video-learning, para tutor atau instruktur bisa membuat

video tutorial sendiri sebagai bahan pembelajaran bagi para siswa

atau karyawan yang langsung bisa diakses melalui server sendiri

atau website agar dapat menambah nilai lebih pada prakteknya

23

2. Desain (Design)

Pada tahapan desain ini akan dipersiapkan kebutuhan perangkat

lunak (software) maupun perangkat keras (hardware) yang

mendukung penelitian ini serta membuat sketsa topologi jaringan

yang diharapkan dengan topologi tersebut ini akan memberikan

gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada dengan

menggunakan software Visio 2010.

3. Simulasi (Simulation)

Simulasi dilakukan dengan melakukan penerapan server Video

Streaming untuk Online Learning berbasis Opensource sebagai

video tutorial perangkat pembelajaran dengan menggunakan

aplikasi OsTube pada skala jaringan kecil atau jaringan LAN.

4. Implementasi (Implementation)

Di tahapan ini akan dilakukan proses implementasi yang

sesungguhnya server Video Streaming untuk Online Learning

berbasis Opensource sebagai video tutorial perangkat

pembelajaran berbasis jaringan internet dengan menggunakan ip

publik untuk dipublikasikan secara online. Setelah implementasi

selesai dilakukan pengukuran kualitas layanan (QoS) dengan

parameter delay, packet loss, throughput , jitter dan MOS (Mean

Opinion Score).

24

Sumber : Setiawan (2009:2)

Gambar 4.1 NDLC Model

25

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil

5.1.1 Analisis

5.1.1.1 Analisis Kebutuhan User

Kebutuhan video streaming bisa dimanfaatkan untuk

berbagai kegiatan seperti streaming atau melakukan proses

download tutorial video pembelajaran dan juga sebagai

sarana monitoring yang diterapkan pada CCTV maupun IP

Camera. Video streaming banyak diimplementasikan pada

dunia pertelevisian untuk melakukan siaran dari website atau

mengirimkan gambar siaran langsung melalui website atau

disebut juga live streaming. Jadi gambar yang didapatkan dari

siaran langsung, sesegera mungkin ditransmisikan dan dapat

diputar melalui jaringan internet.

Pemanfaatan sistem video streaming melalui video

learning atau video tutorial sebagai media pembelajaran

untuk meningkatkan efektivitas dan elektabilitas

pembelajaran. Keuntungan yang bisa diperoleh dengan video

learning adalah dalam hal fleksibilitasnya dan mobilitas.

Melalui video learning materi atau tutorial video

pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari mana saja

26

serta materi dapat diperkaya dengan berbagai sumber

pembelajaran. Melalui video-learning, para tutor atau

instruktur bisa membuat video tutorial sendiri sebagai bahan

pembelajaran bagi para siswa atau karyawan yang langsung

bisa diakses melalui server sendiri atau website agar dapat

menambah nilai lebih pada prakteknya.

5.1.1.2 Analisis Permasalahan

Server Online Video Streaming yang akan

diimplementasikan menggunakan IP publik berbasis koneksi

internet speedy dengan menggunakan bandwidth sebesar

1Mbps dimana modem terhubung langsung dengan perangkat

server video streaming kemudian penulis melakukan

pengukuran QoS video streaming untuk Online Learning

berbasis Opensource dengan parameter Delay, Packet Loss,

Throughput dan jitter dengan menggunakan aplikasi Axence

Nettools dan tools iperf. Adapun jumlah pengukuran

dilakukan sebanyak 10x dengan mengambil nilai minimun,

maksimum dan rata-rata pengukuran dengan waktu

pengukuran selama 3 menit serta jumlah paket data

bervariasi.

27

5.1.2. Desain

5.1.2.1. Topologi Jaringan

Desain topologi jaringan lokal yang diimplementasikan

untuk membangun server video streaming berbasis opensource

menggunakan topologi star. Adapun sistem operasi server yang

akan digunakan adalah sistem operasi Linux Ubuntu Server

12.0.4 LTS yang akan berfungsi sebagai Sistem operasi server

video streaming Server menggunakan 2 buah interface kartu

jaringan atau lan card yang mana pada interface pertama yang

biasa disebut eth0 terhubung dengan perangkat modem DSL

untuk koneksi ke internet serta pada interface kedua (eth1)

terhubung dengan client jaringan lokal melalui perangkat switch

hub menggunakan kabel UTP type straight secara langsung.

Pengalamatan atau network yang digunakan pada jaringan Local

Area Network (LAN) adalah menggunakan kelas C dengan

memakai network 192.168.2.0/24 dengan menggunakan default

subnet mask 255.255.255.0.

28

VIDEO STREAMING SERVER

ETH0 IP : 192.168.1.2

NETMASK: 255.255.255.0

ETH1IP : 192.168.2.1

NETMASK: 255.255.255.0

MODEM IP : 192.168.1.1

NETMASK: 255.255.255.0

INTERNET

CLIENT1IP : 192.168.2.2

NETMASK: 255.255.255.0GATEWAY : 192.168.2.1

CLIENT2IP : 192.168.2.3

NETMASK: 255.255.255.0GATEWAY : 192.168.2.1

CLIENT3IP : 192.168.2.4

NETMASK: 255.255.255.0GATEWAY : 192.168.2.1

CLIENT4IP : 192.168.2.5

NETMASK: 255.255.255.0GATEWAY : 192.168.2.1

SWITCH

Gambar 5.1 Topologi perancangan video streaming

Sumber: Dikelola Sendiri

5.1.2.2 Teknologi Jaringan

Teknologi yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)

Adapun kebutuhan perangkat Lunak yang digunakan adalah

sebagai berikut:

a. Sistem operasi Linux Ubuntu Server 12.04 LTS

b. Aplikasi OSTube

c. Aplikasi Axence Nettools

d. Aplikasi Iperf

29

2. Kebutuhan Perangkat Keras ( Hardware )

Perangkat Keras yang digunakan dalam membangun

jaringan ini menggunakan komputer server dengan

spesifikasi sebagai berikut:

a. CPU sebagai Server Video Streaming

Spesifikasi: Prosesor Intel Core2Duo, DDR2 2 GB,

Hdd Seagate 250Gb.

b. Laptop sebagai Client pengujian.

c. Modem ADSL ( Speedy) Tplink dengan Bandwidth 1

Mbps

d. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)

e. Switch Hub 8 Port Tplink

5.1.3 Implementasi Video Streaming

Implementasi Video Streaming untuk Online Learning berbasis

Opensource menggunakan sistem operasi Linux Ubuntu 12.04 Server .

Berikut langkah-langkah implementasi dan konfigurasi Ostube serta

aplikasi pendukung dengan terlebih dahulu melakukan proses installasi

Linux Ubuntu 12.04 Server pada harddisk dengan mengubah urutan

booting di Bios, First Boot: cdrom, kemudian masukan cd Linux Ubuntu

12.04 Server, ikuti petunjuk installasi sampai proses installasi selesai.

30

Setelah itu setting ip address pada eth0 dimana interface eth0

terhubung ke modem DSL yang terkoneksi ke internet seperti pada Gambar

5.2

Gambar 5.2 Konfigurasi ip address eth0

Sumber: Dikelola Sendiri

Setelah mengubah ip address pada interface eth0 kemudian restart

service network dengan cara /etc/init.d/networking restart seperti pada

Gambar 5.3

Gambar 5.3 Restart service network

Sumber: Dikelola Sendiri

31

Kemudian cek ip address yang telah di setting dengan

menggunakan perintah ifconfig, pastikan ip address yang tampil pada eth0

sesuai dengan yang telah disetting seperti pada Gambar 5.4

Gambar 5.4 Tampilan ip address yang telah disetting

Sumber: Dikelola Sendiri

Langkah berikutnya installasi paket software pendukung berupa

database mysql server, apache web server dan php5, serta paket multimedia

dan converter yaitu mplayer, flvtools dan mencoder seperti pada Gambar

5.5

Gambar 5.5 Installasi software paket pendukung

Sumber: Dikelola Sendiri

32

Kemudian download file Ostube-2.1.tar.gz kemudian copy file

tersebut kedalam folder /var/www/ostube dengan menggunakan perintah

cp setelah itu ekstrak dengan menggunakan perintah tar xzvf seperti pada

Gambar 5.6 dibawah ini

Gambar 5.6 Ekstrak Aplikasi Ostube

Sumber: Dikelola Sendiri

Langkah berikutnya mengatur izin directory atau folder Ostube

dengan memberi hak akses penuh dengan menggunakan perintah chmod

seperti pada Gambar 5.7

Gambar 5.7 Mengubah hak akses folder ostube

Sumber: Dikelola Sendiri

Kemudian masuk ke database mysql dengan meggunakan user root

beserta password yang diperoleh saat installasi database mysql-server

seperti pada Gambar 5.8

33

Gambar 5.8 Login ke database Mysql

Sumber: Dikelola Sendiri

Langkah berikutnya membuat database mysql server ostube

kemudian membuat user yang berhak mengakses databases ostube yaitu

user ‘ostube’ dan password ‘123456’ seperti pada Gambar 5.9 dan 5.10

dibawah ini

Gambar 5.9 Membuat database

Sumber: Dikelola Sendiri

Gambar 5.10 Memberi hak akses dan user ostube pada database ostube

Sumber: Dikelola Sendiri

34

Langkah berikutnya konfigurasi web server apache pada file

/etc/apache2/sites-available/default dengan mengubah lokasi folder

document root menjadi /var/www/ostube seperti pada Gambar 5.11

Gambar 5.11 Konfigurasi apache web server

Sumber: Dikelola Sendiri

Selanjutnya konfigurasi file /etc/php5/apache2/php.ini, pada bagian

upload_max_filesize diganti dengan kapasitas 1000 Mbyte atau 1 Gbyte,

kemudian save seperti pada Gambar 5.12

Gambar 5.12 Konfigurasi size file upload php.ini

Sumber: Dikelola Sendiri

35

Gambar 5.13 Restart service web server apache

Sumber: Dikelola Sendiri

Selanjutnya buka browser di client, kemudian http://192.168.1.2

untuk proses installasi dan konfigurasi Ostube dan mysql server seperti

pada Gambar 5.14

Gambar 5.14 Tampilan awal proses konfigurasi ostube

Sumber: Dikelola Sendiri

36

Gambar 5.15 Konfigurasi database , user dan password ostube

Sumber: Dikelola Sendiri

Langkah berikutnya konfigurasi lokasi document root yaitu

/var/www/ostube dan ip address server ostube yaitu 192.168.1.2 seperti

pada Gambar 5.16

Gambar 5.16 Konfigurasi lokasi homepage ostube

Sumber: Dikelola Sendiri

37

Pada Gambar 5.16 menunjukkan komponen mplayer,mencoder,ruby

dan flvtool2 sudah terdeteksi pada aplikasi web ostube

Gambar 5.17 Konfigurasi komponen mplayer,mencoder,ruby dan flvtool2

Sumber: Dikelola Sendiri

Langkah berikutnya konfigurasi user login yaitu admin beserta

password untuk konfigurasi aplikasi ostube seperti pada Gambar 5.18.

Gambar 5.18 Konfigurasi user admin dan password ostube

Sumber: Dikelola Sendiri

38

Gambar 5.19 Tampilan login admin ostube

Sumber: Dikelola Sendiri

Setelah login sebagai user admin, user bisa melakukan proses upload

video e-learning dengan terlebih dahulu menyiapkan video yang berformat

mp4 kemudian dilakukan proses upload seperti pada Gambar 5.20

Gambar 5.20 Proses upload video streaming dan kategori

Sumber: Dikelola Sendiri

39

Gambar 5.21 Proses upload video streaming

Sumber: Dikelola Sendiri

Hasil yang diperoleh seperti pada Gambar 5.22 berupa video tutorial

merakit komputer dan pemasangan kabel UTP jaringan komputer

Gambar 5.22 Hasil upload video streaming

Sumber: Dikelola Sendiri

40

Gambar 5.23 Hasil implementasi video streaming

Sumber: Dikelola Sendiri

Gambar 5.24 IP Public server video streaming

Sumber: Dikelola Sendiri

41

Gambar 5.25 Hasil implementasi video streaming online

Sumber: Dikelola Sendiri

5.2 Pembahasan

5.2.1 Pengukuran parameter Delay server video streaming

Pada tahap pengukuran ini, penulis melakukan pengukuran

QoS video streaming untuk Online Learning berbasis Opensource

dengan parameter Delay, Packet Loss, Throughput dan jitter. Adapun

jumlah pengukuran dilakukan sebanyak 10x dengan mengambil nilai

minimun, maksimum dan rata-rata pengukuran dengan waktu

pengukuran selama 3 menit serta jumlah paket data bervariasi.

Untuk parameter delay menggunakan satuan mili second (ms)

dimana semakin kecil yang didapat maka semakin baik QoS,

sedangkan pada parameter packet loss menggunakan persentase loss,

semakin besar nilai persentase loss yang diperoleh maka semakin

jelek nilai QoS artinya banyaknya paket data yang hilang (loss) saat

pengukuran, Terakhir pada parameter throughput menggunakan

satuan kbps, semakin besar maka semakin baik nilai QoS yang

42

diperoleh. Hasil pengukuran parameter delay pada video streaming

untuk Online Learning berbasis Opensource pada Tabel 5.1 dengan

pengukuran sebanyak 10x diperoleh nilai rata-rata delay 6.6 ms

sehingga dapat disimpulkan nilai parameter delay masuk dalam

kategori sangat bagus.

Tabel 5.1 Pengukuran Delay

Pengujian Delay min

(ms)

Delay max

(ms)

Rata-rata

Delay (ms)

1 2 314 9

2 2 85 5

3 2 92 5

4 2 82 5

5 2 127 7

6 2 102 5

7 2 52 4

8 2 496 6

9 2 986 14

10 2 213 6

Rata-rata 6.6

Sumber : Dikelola Sendiri

5.2.2 Pengukuran parameter Packet Loss server video streaming

Hasil pengukuran parameter packet loss pada video streaming

untuk Online Learning berbasis Opensource pada Tabel 5.2 dengan

pengukuran sebanyak 10x diperoleh nilai rata-rata packet loss sebesar

0 % dengan jumlah rata-rata pengiriman paket data sebesar 351 paket.

Hasil pengukuran Packet Loss masuk dalam kategori sangat bagus

versi Tiphon. Faktor penyebab packet Loss dapat terjadi karena

collision atau tabrakan/tumbukan antara data pada jaringan. Umumnya

perangkat jaringan memiliki buffer untuk menampung data yang

diterima. Jika terjadi kelebihan beban dalam jaringan yang cukup

lama, buffer akan penuh yang bisa menyebabkan packet Loss.

43

Tabel 5.2 Pengukuran Packet Loss

Pengujian Data yang

dikirim

Loss

Data

% Packet

Loss

1 202 0 0

2 231 0 0

3 203 0 0

4 334 0 0

5 232 0 0

6 210 0 0

7 253 0 0

8 594 0 0

9 826 0 0

10 432 0 0

Rata-rata 0

Sumber : Dikelola Sendiri

5.2.3 Pengukuran parameter Throughput server video streaming

Dari Tabel 5.3, diperoleh hasil pengukuran nilai Throughput pada

video streaming untuk Online Learning berbasis Opensource dengan nilai

rata-rata (average) sebesar 3987 kbit/sec , nilai throughput rata-rata

minimum sebesar 131 kbps dan rata-rata maximum sebesar 5711 kbps

dengan waktu pengukuran kurang lebih 3 Menit, serta jumlah paket yang

dikirim (sent) bervariasi.

Tabel 5.3 Hasil Pengukuran Throughput

Pengujian Min

(kbps)

Max

(kbps)

Rata-rata

(kbps)

1 186 5614 4147

2 72 5812 4031

3 47 5678 3717

4 234 5831 4126

5 98 5782 3938

6 144 5678 3947

7 135 5680 4054

8 134 5649 3784

9 141 5803 4145

10 120 5590 3989

Rata-rata 3987

Sumber : Dikelola Sendiri

44

5.2.4 Pengukuran parameter Jitter server video streaming

Dari Tabel 5.4 diperoleh hasil pengukuran nilai peak jitter pada

pengujian diperoleh nilai waktu terkecil 1.251 ms sedangkan nilai waktu

terbesar 6.892 ms dengan nilai rata-rata waktu jitter sebesar 2.909 ms.

Dari perhitungan nilai jitter maka kategori degradasi jitter menurut versi

TIPHON adalah sangat bagus karena besar peak jitter di antara range

terkecil 0 ms sampai dengan 75 ms. semakin kecil nilai jitter maka QoS

yang dihasil semakin bagus , semakin besar nilainya maka semakin jelek

QoS jaringan internet tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Jitter diakibatkan oleh

variasi-variasi dalam panjang antrian, dalam waktu pengolahan data, dan

juga dalam waktu penghimpunan ulang paket-paket di akhir perjalanan

jitter. Jitter lazimnya disebut variasi delay, berhubungan erat dengan

latency, yang menunjukkan banyaknya variasi delay pada transmisi data

dalam jaringan.

Tabel 5.4 Pengukuran Jitter

Interval (s) Transfer

(KByte)

Bandwidth

(Mbps)

Jitter (ms)

0.0-0.5 63.2 1.03 1.133

0.5- 1.0 64.6 1.06 3.776

1.0 – 1.5 63.2 1.03 1.975

1.5 – 2.0 64.6 1.06 1.523

2.0 – 2.5 64.6 1.06 2.611

2.5 – 3.0 64.6 1.06 1.702

3.0 – 3.5 63.2 1.03 3.775

3.5 – 4.0 64.6 1.06 1.725

4.0 – 4.5 60.3 0.98 3.314

4.5 -5.0 66.0 1.08 2.230

5.0 – 5.5 64.6 1.06 2.384

5.5 – 6.0 64.6 1.06 1.251

6.0 – 6.5 60.3 0.98 6.892

6.5 – 7.0 67.5 1.11 3.983

45

7.0 – 7.5 64.6 1.06 4.888

7.5 – 8.0 63.2 1.03 2.396

8.0 – 8.5 61.7 1.01 5.099

8.5 – 9.0 66.0 1.08 3.344

9.0 – 9.5 64.6 1.06 2.746

9.5 - 10 64.6 1.06 1.450

Rata-rata 2.909

Sumber : Dikelola Sendiri

5.2.5 MOS ( Mean Opinion Scores)

Kualitas sinyal yang diterima biasanya diukur secara

subjektif dan objektif. Metoda pengukuran subyektif yang umum

dipergunakan dalam pengukuran kualitas speech coder adalah

ACR (Absolute Category Rating) yang akan menghasilkan nilai

MOS (Mean Opinion Score). Kualitas suara dan video minimum

mempunyai nilai setara MOS 4.0.

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner

menggunakan 20 mahasiswa Palcomtech. Pada penelitian ini

variable diukur dengan menggunakan kuesioner dengan skala nilai

5 yaitu skor terendah 1 dan tertinggi 5 menyatakan pertanyaan.

Jawaban Buruk diwakili angka 1, jawaban kurang baik diwakili

angka 2, jawaban Cukup diwakili angka 3, jawaban Baik diwakili

angka 4 sedangkan Sangat baik diwakili angka 5. Seperti pada

tabel dibawah ini :

46

Tabel 5.5 Parameter MOS ( Mean Opinion Scores)

Kualitas Video

dan Suara

Nilai Indeks

Sangat Baik 5 4

Baik 4 3

Cukup 3 2

Kurang Baik 2 1

Buruk 1 0

Sumber : Tiphon Project

Pertanyaan pada kuesioner berisi tentang pendapat responden

tentang kualitas video dan suara yang dihasilkan video streaming berbasis

online learning menggunakan skor pada kuesioner dijumlahkan dengan

jumlah responden yang ada setelah itu melakukan pengambilan jumlah

dan rata-rata nilai dan indeks MOS (Mean Opinion Scores). Berdasarkan

hasil survei pada tabel 5.6 dari 20 responden diketahui hasil survei MOS (

Mean Opinion Scores), sebagai berikut

Tabel 5.6 Hasil Survei

Kualitas

Suara

Jumlah

Responden

Nilai MOS Indeks

Sangat Baik 15 5 4

Baik 5 4 3

Cukup 0 3 2

Kurang Baik 0 2 1

Buruk 0 1 0

Sumber : Dikelola Sendiri

Dari hasil tabel survey diatas diperoleh dimana sebanyak jumlah

15 responden atau 75 % menjawab sangat baik sedangkan 5 responden

atau 25% menjawab baik dari hasil kualitas video dan suara yang

dihasilkan oleh video streaming dengan rata-rata nilai MOS sebesar 4.75

dan indeks MOS 3.75 masuk dalam kategori mendekati Sangat Baik.

46

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengukuran parameter packet loss pada video streaming untuk

Online Learning dengan pengukuran sebanyak 10x diperoleh nilai rata-

rata packet loss sebesar 0 % dengan jumlah rata-rata pengiriman paket

data sebesar 351 paket. Hasil pengukuran Packet Loss masuk dalam

kategori sangat bagus versi Tiphon.

2. Hasil pengukuran nilai Throughput pada video streaming untuk Online

Learning berbasis Opensource dengan nilai rata-rata (average) sebesar

3987 kbit/sec , nilai throughput rata-rata minimum sebesar 131 kbps dan

rata-rata maximum sebesar 5711 kbps

3. Hasil pengukuran nilai peak jitter pada pengujian diperoleh nilai waktu

terkecil 1.251 ms sedangkan nilai waktu terbesar 6.892 ms dengan nilai

rata-rata waktu jitter sebesar 2.909 ms. Dari perhitungan nilai jitter

maka kategori degradasi jitter menurut versi Tiphon adalah sangat bagus

karena besar peak jitter di antara range terkecil 0 ms sampai dengan 75

ms

47

6.2 Saran

Adapun saran yang ingin disampaikan untuk penelitian yang akan

datang adalah dapat dilakukan pengukuran performansi beban video

streaming untuk Online Learning dengan parameter pengukuran beban

pengunaan persentase CPU, Memory , Disk dan Network, sehingga dapat

diketahui kelebihan dan kekurangan pada implementasi video streaming.

DAFTAR PUSTAKA

Azikin, Askarin. 2005. Kamera Pengawas Berbasis Open Source. Jakarta: PT.

Elex Media Komputindo

Efendi, Nursalam. 2012. Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika

Hendri, Masagus. 2012. Pengenalan Desktop Ubuntu dan Libreoffice.

Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.

Herlambang Linto, Catur Azis. 2008. Panduan Lengkap Menguasai Router

Masa Depan Menggunakan Mikrotik RouterOS. Yogyakarta:ANDI.

Hidayat, Aziz. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Medika

Laudon, K, & Laudon, J. 2010. Management Information System 11th edition.

New Jersey. Prentice Hall

Permana, Fanny & Affandi, Achmad. 2012. Analisa Kinerja MPEg-4 Video

Streaming pada jaringan HSDPA. Jurnal Teknik POMITS VOL 1 NO 1.

Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS)

Surabaya

Pratama, Eka Agus I Putu. 2014. Handbook Jaringan Komputer ( Teori dan

Praktek Berbasiskan Open Source. Bandung: Informatika

Setiawan, Deris. 2009. “Journal Fundamental Internetworking Development &

Design Life Cycle”. Fasilkom Unsri

Supriyatna, Dedi. 2010. Analisa Performansi Aplikasi Video Streaming pada

jaringan Mobile IPV6. Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Syarizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. Yogyakarta:ANDI

Yevgeni,K. 1999. Telecommunications and Internet Protocol Harmonization

Over Networks (TIPHON); General aspects of Quality of Service (QoS)

ETSI. DTR/TIPHON-05006 (cb0010cs.pdf)