program studi tafsir hadis fakultas ushuluddin...

97
SILATURAHIM DALAM PERSPEKTIF HADIS ( Kajian Tematik Hadis) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag) Oleh: Ulfatun Najah 1110034000113 PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2017 M

Upload: phamxuyen

Post on 07-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

SILATURAHIM DALAM PERSPEKTIF HADIS

( Kajian Tematik Hadis)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag)

Oleh:

Ulfatun Najah

1110034000113

PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2017 M

Page 2: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,
Page 3: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,
Page 4: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,
Page 5: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

i

ABSTRAK

Ulfatun Najah

SILATURAHIM DALAM PERSPEKTIF HADIS ( Kajian Tematik Hadis )

Skripsi ini membahas tentang masalah suatu keadaan yang

menggambarkan tentang hubungan seseorang dengan manusia lainnya. Dari

hubungan terdekat bersama keluarganya ataupun hubbungan yang sangat jauh

melalui teman, tetangga dan yang lainnya. Dalam hal ini juga dikaitkan dengan

masalah etika dalam berdakwah. Sebagaimana manusia hidup perlu

mengedepankan etika, tata krama atau akhlak sehingga berkesinambungan antara

Habl min al-Allāh dan Habl min al-Nāsi.

Penelitian ini bermaksud mencari tahu bagaimanakah hadis memandang

silaturahim yang notabennya sangat berkesinambungan dengan fitrah manusia.

Dalam hal ini penulis menggunakan metode penelitian library reseach ( penelitian

kepustakaan). Sumber primer dalam penelitian ini yaitu kitab Shahihain ( Shahih

Bukhāri dan Shahih muslim ) dan dibantu dengan kitab syarah dan buku buku

terkait dengan silaturahim .

Dalam penelitian ini saya menemukan bahwa hadis tentang silaturahim

memiliki kandungan berupa anjuran dan larangan berprilaku terhadap kerabat,

sebagai wujud nyata penerapan hak-hak dasar kemanusiaan terhadap sesama

muslim. Kemudian, relevansi hadis-hadis Silaturahim dengan konteks kehidupan

sekarang sangat relevan, hal ini dapat dilihat dari adanya penerapan hadis-hadis

tentang kewajiban terhadap sesama Muslim dan masih berlangsungnya ikatan

silaturahim antar sesama Muslim sampai sekarang.

Keyword: Silaturahim, Hadis.

Page 6: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah serta Puji syukur sama-sama kita ucapkan kehadirat Allah SWT.

yang telah memberikan taufiq, hidayah, serta berbagai pertolongan-Nya kepada

kita. Alhaamdulillah dengan rahmat dan kasih sayang Allah SWT. tersebut,

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dalam bentuk skripsi dengan judul

“SILATURAHMI DALAM PERSPEKTIF HADIS ( Kajian Tematik Hadis )

dengan dukungan dari berbagai pihak. Shalawat serta salam kami haturkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW. semoga kita semua mendapatkan

syafa’atnya kelak di hari kiamat. Dengan terselesaikannya skripsi ini saya

menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak sebagai berikut:

1. Kepada Yang terhormat Segenap civitas Akademika UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta; Prof. Dr. Dede Rosyada (Rektor), Prof. Dr. Masri

Mansoer, M. A. Selaku Dekan fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN

Syarif Hidayatullah jakarta.

2. Kepada Yang terhormat Dr. Lilik Ummi Kaltsum, M. A. Selaku ketua

jurusan Program Studi Tafsir-Hadis dan Dra. Banun Binaningrum, M. Pd.

Selaku sekretaris Program Studi Tafsir-Hadis.

3. Kepada Yang terhormat Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin Jurusan

Tafsir-Hadisyang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan

ilmu dan motivasi selama di bangku kuliah serta dukungannya kepada

penulis dalam batasan-batasan tertentu yang dapat penulis terima, sehingga

Page 7: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

iii

penulis sedikit banyak mengetahui informasi tentang dinamika

pengetahuan yang ada.

4. Kepada Yang terhormat Bapak Dr. Muhammad Zuhdi Zaini, M. Ag,

Selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu , pemikiran

untuk berdialog dengan penulis serta memberikan motivasi yang sangat

luar biasa dan berharga. Semoga Allah SWT. senantiasa menjaga

kesehatan belaiu, memberikan keberkahan hidup serta kebahagian dunia

akhirat atas perjuagan beliau membeeimbing saya dalam menyelsaikan

skripsi ini dengan baik.

5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

doaku selalu terlantun untuk kalian, serta orang tua ke-dua-ku KH. Syarif

Rahmat, RA. SQ. MA dan Hj. Uswatun Chasanah, MA., yang tak pernah

lelah membimbing penulis, Yayu Umi Sa’adah, S. Hum, Ka Hamzah,

Gopiz, Aang Asep Rahmat dan Mba Ulan serta Dede Dewi Nazilul

Rahmah, serta Adik Adikku tercinta: Iim imayatul Wardah, Ening

Purwaningsih, calon S. Hum, ayo kejar cita dan cinta kalian, jangan kaya

yayu serta my little brother Aa Akhmad Zakaria yang sholeh, teruskan

semangat belajarmu ya A.

6. Terimakasih untuk seluruh Pendidik keluarga besar Pondok Pesantren

Ummul Qura, terutama guru-guruku Bunda Siti Nuriyah, M.Pd, Bu

Endang, Bu Yeni, Pa Aziz, Pa Ghoni, Pa Ibnu, Pa Rosyadi, Pa Ibnu, Pa

Mukmin, tanpa kalianlah penulis tidak akan sampai seperti ini.

Page 8: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

iv

7. Untuk segenap pengajar MI Ummul Qura, TK Islam Ummul Qura, Paud

PUSPITA, TPA Ummul Qura, Bu Ayu ( best friend ), Bu Novi, Bu Nurul,

Bu Tuty, Bu Uun, Bu Mia, Bu Latifah, Bu Hera, Bu Aan ( teteh paling

adem), Bu Cipa, Bu Dakhlia, Bu Devi terimakasih atas suport dan

dukungannya.

8. Untuk Seluruh Pengurus, Akhi wa Ukhti , Kaka Kaka Keceh Dewan

Kelurahan Banat dan Banun Pondok Pesantren Ummul Qura, yang

sama-sama berjuang, terutama untuk Pak Lurah Ahmad Fauzan dan Bu

Lurah tercinta Nova Siti Nurlaela ( my unch....unch..) syukron katsiron

atas kebersamaannya. Berpisah dengan kalian adalah salah satu penyebab

luka di hati.

9. Untuk sahabat hatiku Para Pejuang Ijazah dan Ijabsah, Nenk Any,

Nda, Beby, hayu semangat, kita lulus bareng tahun ini. Ijazah dan Ijabsah

menanti dan melambai lambaikan tangan tuh, hayu....hayu..

10. Untuk Hubby Shaleh calon Imamku “Mas Ahmad Hilman Riyadli,

S.Pd.I”, terimakasih sudah sabar menanti, serta sudah banyak

memberikan kado kado doa yang indah, tanpamu aku tidak bisa sampai

menulis namamu disini.

11. Untuk all of my child in MI Ummul Qura, Rina, Nau, Zaki, Mas Aksal,

Satya Sholeh, Puput, Aulia,Aisyah, Rachel, Atha, Radit, Rama, Pakhri dan

yang lainnya terimakasih telah menemani hari perjalanan Skripsi bu guru.

12. Untuk seluruh santriwan dan santriwati PPUQ fillah, syukron jazilan atas

segala keadaan kalian yang menemaniku hingga pada akhiranya harus

Page 9: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

v

sampai titik dimana kaka berada diujung tombak dan kalian masih berada

jauh dibawah mulai meanjat tombak tombk tersebut.

13. Untuk My Superhero Mas Fatih dan Mas Agus, terimakasih sudah

menjadi mas masku yang baik hati.

14. Untuk Tafsir Hadits C, terimakasih atas kebersamaannya walaupun ulfa

termasuk as sabiqunal akhirun.

15. Untuk seluruh Personil KKN Damar Wulan, Mba Idoh, Mba Novi, Bu

Bendum Ema Pratiwi, Bu Ayu, Bang Chabib, Bang Ezza, Bang Hafidz,

Bang Adi, Ketum Bang Adib, Bang Muhdi, Bang Syaoqi, Bang Ale,

bahagia sekali rasanya akhirnya ulfa bisa nyusul kalian.

Demikian kata pengantar yang saya buat, semoga dalam prosesnya mengandung

banyak manfaat, terutama bagi penulis sendiri.

Jakarta, 12 Juli 2017

Ulfatun Najah

Page 10: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

vi

SILATURAHIM DALAM PERSPEKTIF HADIS

( Kajian Tematik Hadis )

ABSTRAK ........................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................................... 15

C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 16

D. Kajian Pustaka .............................................................................................. 17

E. Metodologi Penelitian ................................................................................... 18

F. Sistematika Penulisan .................................................................................. 21

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG SILATURAHIM ....................................... 22

A. Definisi Silaturahim ................................................................................... 22

B. Hukum Silaturahim ....................................................................................... 29

C. Keutamaan Silaturahim ................................................................................. 29

D. Hikmah Bersilaturahim ................................................................................. 32

E. Klasifikasi Hadis Silaturahim ....................................................................... 33

BAB III HADIS-HADIS TENTANG SILATURAHIM ............................................. 36

A. Teks dan Terjemah Hadis ........................................................................... 36

1. Hadis Silaturahim ................................................................................... 36

a. Hadis tentang Silaturahim ................................................................ 37

b. Hadis Ancaman memutuskan silaturahim ........................................ 37

2. Anjuran bersilaturahim .......................................................................... 38

Page 11: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

vii

3. Bentuk - bentuk silaturahim .................................................................. 04

4. Adab – adab Silaturahim ........................................................................ 43

5. Faktor Pemutus Silaturahim ................................................................... 50

6. Ancaman memutuskan silaturahim ........................................................ 52

B. Latar Belakang Turunnya Hadis (al-Asbāb al-Wurūd) dan Kandungan Hadis

................................................................................................................. .....59

C. Kedudukan Hadis ......................................................................................... 66

D. Aplikasi Pemahaman Hadis Silaturahim dengan Konteks

Kehidupan Sekarang .................................................................................... 68

E. Relevansi Hadis Silaturahim dengan Konteks Kehidupan Sekarang ........... 73

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 77

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 77

B. Saran ................................................................................................................ 78

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 79

Page 12: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Arab Indonesia Inggris

A A ا

B B ب

T T ت

Ts Th ث

J J ج

Ḥ Ḥ ح

Kh Kh خ

D D د

Dz Dh ذ

R R ر

Z Z ز

S S س

Sy Sh ش

Ṣ Ṣ ص

Ḍ Ḍ ض

Ṭ Ṭ ط

Ẓ Ż ظ

„ „ ع

Gh Gh غ

F F ف

Page 13: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

ix

Q Q ق

K K ك

L L ل

M M م

N N ن

W W و

H H ه

„ ‟ ء

Y Y ي

Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti bahasa Indonesia, terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal, alih

aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A Fathah ـ

I Kasrah ـ

U ḏammah ـ

Page 14: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

x

Adapun vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي___ Ai

a dan i

و___ Au a dan u

Vokal Panjang (Madd)

Ketentuan alih aksara vokal panjang (Madd), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ā a dengan topi di atas ا

Ī i dengan topi di atas ي

Ū u dengan topi di atas و

Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu alif dan lam, dalam bahasa Indonesia dialih aksarakan menjadi huruf

“l”, baik diikuti oleh huruf syamsiyah maupun qamariyah. Contoh: al-rijāl bukan

ar-rijāl, al-diwān bukan ad-diwān.

Page 15: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

xi

Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tashdid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan

menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak

berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang

yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Misalnya, kata الضرورة tidak ditulis aḏ-

darūrah melainkan al-darūrah.

Ta Marbūṭah

Jika huruf ta marbūṭah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf

tersebut dialihaksarakan menjadi huruf (h). Misalnya, طريقة (ṭarīqah). Jika huruf

ta marbūṭah tersebut diikuti dengan kata benda, maka huruf tersebut

dialihaksarakan menjadi huruf (t). Misalnya, وحدة الوجود (waḥdat al-wujūd)

Huruf Kapital

Meskipun dalam system tulisan arab huruf capital tidak dikenali, dalam alih

aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang

berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara lain

untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama

diri, dan lain-lain. Penting diperhatikan, jika nama diri didahului oleh kata

sandang maka yang ditulis dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri

tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya, (contoh: Abū Ḥāmid Al-

Ghazālī, al-Kindi bukan Al-Kindi).

Page 16: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

xii

Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat diterapkan

dalam alih aksara ini. Misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic)

atau tebal (bold). Jika menurut EYD, judul buku ini ditulis dengan cetakan miring,

maka demikian halnya dalam alih aksaranya. Demikian seterusnya.

Terkait dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari

dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akan katanya

berasal dari bahasa Arab. Misalnya, ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak „Abd

al-Ṣamad al-Palīmbānī; Naruddin al-Raniri, tidak Nūr al-Dīn al-Rānīrī.

Page 17: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al Quran merupakan karunia agung yang diberikanAllah swt kepada kaum

muslimin. Al Quran sebagai “al-Syifā “ bagi umat yang mau mengamalkan

makna sertaisinya. Secara harfiah Al Quran mengandung makna“ bacaan yang

sempurna”. Tidak ada bacaan seperti Al Quran yang dipelajari bukan hanya

karena susunan redaksi dan pemilihan kosa katanya, tetapi juga kandungan yang

tersurat, tersirat bahkan sampai kepada pesan yang ditimbulkannya.1

Al Quran juga memperkenalkan dirinya sebagai“ huda li al-ňās”

petunjuk bagi manusia) pada umumnya dan orang – orang yang bertakwa pada

khususnya.2 Kajian dan kandungannya meliputi berbagai aspek, mulai dari kisah

dan sejarah masa lalu umat manusia, kejadian alam, kejadian manusia, janji dan

ancaman, hukum, hingga kesudahan alam raya dan nasib manusia di kemudian

hari dan lain sebagainya. Semua itu dikemas dengan gaya bahasa yang indah lagi

memikat bagi mereka yang memahami aspek sastra bahasa Arab.3 Bahkan bagi

umat islam yang mempunyai keterbatasan ilmu tersebut sudah lebih mudah

memahaminya dengan membaca terjemahan dan tafsiran karya-karya ulama

setempat yang dikemas dan dirangkum dalam bahasa yang sederhana.

1M. Quraish Shihab, Wawasan Al Quran: Tafsir Maudhu’iy Atas Berbagai Persoalan

Umat ( Bandung: Mizan, 1996), hal 3

2 Lihat Q.S. Al Baqarah 2:2

3 Akmalin Noor dan Ahmad Fuad Muklis, “Al Quran Tematis Kisah Kisah Al Quran”.

(Jakarta: Rajawali Pers. 2008 ) hal 67

Page 18: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

2

Para ulama dari zaman ke zaman sepakat bahwa hadis merupakan sumber

syari‟at islam yang paling otoritatif setelah Al Quran. Hadis diperlukan bukan saja

setelahRasulullah saw.. wafat, melainkan diperluka pula pada waktu beliau masih

hidup. Misalnya, perintah shalat atau zakat selalu diulang dalam wahyu Makiyyah

dan Madaniyah, tetapi bagaimana praktiknya dalam kehidupan sehari-hari tidak

disebutkan. Perintah Al Quran hanyalah aqīmuṣ-ṣalāh ( tegakkan salat). Adapun

pelaksanaan salatnya adalah berdasarkan praktik salatRasulullah saw.. sendiri,

yaitu dengan memberi contoh kepada kaum muslim bagaimana salat dilakukan

sehingga Rasulullah bersabda,

صلوا كما رأي تمني اصلي

“ Salatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku salat. ”4

Demikian pula Al Quran memerintahkan kapada kaum muslim untuk

membayar zakat dengan ungkapan ātuz-zakāh ( bayarlah zakat ). Namun yang

mengatur bagaimana zakat itu dibayar dan dikumpulkan adalah berdasarkan

praktikRasulullah saw.sendiri.5

Belakangan ini, banyak kaum muslimin yang kurang memperhatikan apa

yang diajarkan Nabi saw melalui hadis secara signifikan. Sehingga banyak

mengalami kesulitan dalam memahami dan mengaplikasikan isi kandungan serta

kualitas hadis Nabi saw, oleh sebab itu diperlukan penelitian Takhrīj al-Hadīs

4 HR. Bukhari No. 628, HR. Muslim No. 1533

5 Rachmat Taufiq Hidayat dkk, “ Almanak Alam Islami ( Sebuah Rujukaan Keluarga

Muslim Milenium Baru ). (Bandung: Pustaka Jaya, 2000), h.27

Page 19: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

3

dengan mengungkapkan pemahaman, interpretasi, penafsiran secara komprehensif

yang baik dan benar.6

Upaya untuuk memahami hadis telah dilakukan oleh para ulama klasik

bahkan kontemporer, banyak kalangan akademisi menggunakan teori ini dalam

membahas matan hadis, antara lain; ilmu garīb al-hadis yakni ilmu yang

menjelaskan kata-kata hadis Nabi saw yang kurang jelas maknanya, ulama

pertama yang menyusun kitab dalam bidang garīb adalah al-Hasan al-Nazīr ibn

Syamīl al-Mazāny yang wafat pada tahun 203 H. Selanjutnya ikhtilāf al-hadis

dipelopori oleh Ibnu Idrīs al- Syāfi‟ī yang wafat pada 204 H dan ilmu naskh al-

mansukh.7

Selain itu, dalam memahami hadis, kita tidak bisa langsung meyakini

bahwa hadis tersebut adalah şahīh, melainkan kita harus melakukan sebuah

pengkajian kualitas sebuah hadis demi memberikan keyakinan penuh dalam

pengaplikasiannya. Untuk menentukan kualitas sebuah hadis diperlukan

serangkaian penelitian. Selain metodologi yang digunakan untuk menentukan

kualitas sanadnya juga digunakan metodologi untuk menentukan kulaitas matan,

karena kualitas matan dan sanad tidak selalu sejalan.8

Untuk memahami matan hadis telah dilakukan oleh para ulama hadis

terdahulu, seperti yang telah dibuktikan dari ilmu-ilmu yang diteliti, diantaranya;

6 Suryadi, Metode Kontemporer Memahami Hadis Nabi (Yogyakarta: Teras, 2008), h.5

7 Muhammad “Ajjaj al-Khātib, Uşūl al-Hadis. Terj. Qadirun Nur dan Ahmad Musyafiq,

(Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h. 252 8 Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2007), h.

115

Page 20: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

4

ilmu Rijāl al-Hadis9, adapun beberapa kitab tentang Rijāl al-Hadis dalam cabang

ilmu hadis seperti al-Işābah dan Tahdzīb al- Tahdzīb karya Ibnu Hajar al-

„Asqalānī. 10

Dengan melakukan penelitian matan dapat diketahui bahwa sebuah

hadis tersebut maqbul atau mardud, sehingga dapat diketahui kualitas hadis

tersebut secara keseluruhan baik dilihat dari sanad dan matannya dalam proses

penentuan kualitas hadis tersebut pada hasil akhir.

Manusia adalah makhluk sosial, oleh sebab itu hidupnya tak dapat terlepas

dari kehidupan bersama manusia lainnya. Dan dengan sendirinya manusia

individu itu memasyarakatkan dirinya menjadi satu lebur dalam kehidupan

bersama. Maka apapun yang diperbuatnya dapat mempengaruhi dan akan

mempunyai makna bagi masyarakat pada umumnya dan sebaliknya apapun yang

terjadi di masyarakat akan mempengaruhi perkembangan pribadi tiap individu

yang ada di dalamnya. 11

Nabi Musa As. adalah seorang nabi dan termasuk Ulul

Azmi. Seolah-olah ia merasa tidak mampu sendirian untuk berdzikir dan

beribadah. Ia membutuhkan orang untuk bisa membantunya.12

Hal ini

menunjukkan bahwa Nabi Musa juga tidak bisa hidup sendirian, ia perlu

bermasyarakat, berkomunikasi dan berhubungan dengan orang banyak demi

menjalankan syariat agama islam. Allah swt pun berfirman:

9 Ilmu Rijāl al-Hadis adalah ilmu yang membahas hal ikhwal dan sejarah para rawi dari

kalangan sahabat, tabi‟in, dan itba‟ tabi‟in. Ulama hadis mendefinisikan ilmu rijāl al-hadis, yaitu

ilmu ini mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam ranah kajian ilmu hadis karena kajian

ilmu hadis pada dasarnya terletak pada sanad dan matan yang secara khusus membahas perihal

para rawi hadis dengan penekanan pada aspek-aspek tanggal kelahiran, nasab atau garis keturunan,

dan sumber hadis. (lihat M. Hasbi As- Siddiqiey, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, (Jakarta:

Bulan Bintang, 1987), h. 153 10

M. Solahudin, dkk. Ulumul Hadis. ( Jakarta: Bulan Bintang, 2007), h. 112

11

Drs. Asmaran As, MA. “ Pengantar Studi Akhlak”. (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada. 1994).hal 51

12

Dr. Amr Khaled, “ Buku Pintar Akhlak ( Memandu Anda Berkepribadian Lebih Asyik,

Lebih Otentik). (Tangerang: Zaman, 2007), h. 234

Page 21: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

5

“ Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru

Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah

kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini;

dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari

mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu

melewati batas”.

Ayat di atas menunjukkan bahwa manusia sadar dalam hidupnya

membutuhkan manusia lainnya menimbulkan perasaan bahwa setiap pribadi

manusia terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang terbaik bagi dirinya dan

orang lain. Islam mengajarkan bahwa manusia paling baik adalah manusia yang

paling banyak mendatangkan manfaat kepada orang lain. Sebagaimana Allah

menjelaskan dalam surat Ar Ra‟d ayat 17 :

“Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, Maka mengalirlah air di lembah-

lembah menurut ukurannya, Maka arus itu membawa buih yang mengambang.

dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau

alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat

perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang

sebagai sesuatu yang tak ada harganya; Adapun yang memberi manfaat kepada

manusia, Maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-

perumpamaan”.

Page 22: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

6

Rasulullah pun bersabda dalam hadisnya:

ل ، و ف ل ؤ ي و ف ل أ عن جابر قال : قال رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم : المؤمن ي ن م ي ف ر ي

اس لن ل م ه ع ف ن أ اس الن ر ي ، و ف ل ؤ ي ل ، و ف ل أ ي ل

Diriwayatkan dari Jabir berkata,Rasulullah saw. bersabda: “Orang beriman itu

bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah.

Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.”. 13

Kesadaran berbuat baik sebanyak mungkin untuk berbuat baik kepada

orang lain ini melahirkan sikap dasar untuk mewujudkan keselarasan, keserasian

dan keseimbangan dalam hubungan antar manusia, baik pribadi maupun

lingkungan.

Sebagai individu tidak dapat memisahkan diri dari keluarga dari

masyarakat. Ia mempunyai tugas tertentu yang harus dijalani, diantaranya tugas

dalam keseharianya terhadap keluarganya. Ia harus menemui, bersikap ramah dan

menyayangi mereka. Ia harus mengetahui kesulitan dan problematika yang

dihadapi dan berusaha sekuat mungkin membantu menyelesaikannya. Ia bersama

mereka baik suka maupun duka, sehati dengan mereka. Sikap seperti inilah yang

akan menimbulkan dampak bahwa dalam kesulitan, mereka tidak merasa

sendirian dan membuat hati mereka terhibur.14

Sedang tugas dalam masyarakat

salah satunya ialah menjaga hubungan baik dengan sesama ( Silaturahim ).

Karena pada dasarnya semua manusia di dunia ini adalah bersaudara, dengan satu

keturunan ( nenek moyang ) yaitu Nabi Adam As. dan Siti Hawa. Ketika sesama

13 Abul Qasim Sul;aiman bin Ahmad bin Ayyub bin muthoir al- Lakhmi As-Syami‟ Al-

Thabrani,Mu’jam al-Kabir.( Beirut: Dar al-Ilmiyyah, 1990 ), h 177 14

Ilyas Abu Haidar, Etika Islam (Dari Keshalehan Individual Menuju Keshalehan Sosial),

(Jakarta: Al Huda, 2003), h. 37

Page 23: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

7

muslim dinyatakan sebagai orang yang bersaudara, maka sesama saudara itu harus

memperkokoh tali hubungan persaudaraan yang sering disebut dengan silaturahim

yang tidak boleh putus.15

Rasulullah saw.. bersabda: “tidak ada dosa yang disegerakan siksanya oleh

Allah kepada pelakunya didunia (dengan siksanya di akhirat) selain dari

memutuskan silaturahim, khianat dan dusta.” 16

Sesuai dengan firman Allah swt:

ويكم انما المؤمن و وة فأصلحوا ب ين أ ( ۰۱وات قوا اهلل لعلكم ت رحمون ) ن ا “Sesunggunya orang-orang mukmin itu bersaudara, sebab itu perbaikilah

hubungan antara kedua saudaramu itu”. (QS. Al-Hujurat : 10)

Dalam ajaran islam banyak ajaran yang mengandung muatan untuk lebih

mempererat tali persaudaraan dan solidaritas sesama umat islam. Betapa

pentingnya silaturahim dalam kehidupan umat islam, terutama dalam pendidikan.

Hal ini karena silaturahim juga berpengaruh pada pendidikan, karena bekal hidup

di dunia dan akhirat, orang yang selalu menyambung silaturahim tentunya akan

memiliki banyak teman dan relasi, sedangkan relasi merupakan salah satu faktor

yang akan menunjang kesuksesan seseorang dalam berusaha, selain dengan

memperbanyak teman, berarti akan memperbanyak saudara, dan ia akan

meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt, hal ini karena telah melaksanakan

perintahnya, yakni menghubungkan silaturahim.

Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan hubungan antar

sesama manusia. Hal itu digambarkan dengan adanya berbagai syariat tentang

15

M. Fauzi Rachman, Islamic Relationship, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 161 16

Imām al-Hāfiz Abī „Abdullah Muhammad bin Ismāīl bin Ibrāhīm bin al-Mughīrah al-

Ju‟fa Al-Bukhāri, Sāḫīḫ al-Bukhārī. (Riyadh: Maktabah al-Rusy. 2006), h 432

Page 24: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

8

hubungan manusia baik yang menyangkut hubungan keluarga maupun

masyarakat. Untuk mempererat hubungan antar keluarga, Islam mensyariatkan

silaturahim. Dalam pandangan al-Quran dan hadis, silaturahim memiliki

kedudukan yang sangat penting. Al-Quran menggambarkan bahwa silaturahim

merupakan salah satu bentuk pelaksanaan ibadah seorang hamba kepada Rabb-

nya. Dan hadis melukiskan bahwa orang yang senantiasa silaturahim akan

dipanjangkan umurnya serta diperluas rizkinya.17

Dalam hadis juga dikatakan :

من : ي قول صلى اهلل عليو وسلم اهلل سمعت رسول قال : انس بن مالك رضياهلل عنو عن ) ارجو البخاري ( 18فى أثره ف ليصل رحمو او ي نسأ و رزق سره ان ي بسط لو

Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a. berkata: saya pernah mendengar Rasulullah

Saw. bersabda: “ Barang siapa yang suka apabila Allah membentang luaskan rizki

baginya dan memanjangkan umurnya19

, maka hendaklah ia bersilaturahim.”

Abu Laits As Samarqandi berkata : arti bertambah umur itu ada dua

macam. Sebagian ulama berpendapat bertambah kebaikanya, da nada juga yang

mengartikan bertambah umur sebagaimana disabdakan olehRasulullah saw.. ada

pula yang berpendapat tidak dapat ditambah umur sebagaimana firman Allah :”

Idzā jā a ajaluhum lā yasta khirūna sā’atan wa lā yastaqdimūn” ( Jika telah tiba

ajal mereka, maka tidak dapat diundurkan / ditunda sesaat dan tidak dapat

17

Abdul Aziz bin Fathi as Sayyid Nada. “Ensiklopedi Adab Islam ( jilid II ).

Diterjemahkan oleh Abu Ihsan al Atsari. ( Pustaka Imam Syafi‟i : 2007 ) hal 118

18

Imām al-Hāfiz Abī „Abdullah Muhammad bin Ismāīl bin Ibrāhīm bin al-Mughīrah

al-Ju‟fa Al-Bukhāri, Sāḫīḫ al-Bukhārī. (Riyadh: Maktabah al-Rusy. 2006), h 543 19

Makna “ yubsatha”: dilapangkan rizkinya, sedang makna “yunsa-a lahu fī atsarihī”:

ditangguhkan ajalnya.

Page 25: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

9

dimajukan). Tetapi arti bertambah umur yaitu dicatat terus pahalanya sesudah

meninggalnya, maka tercatatnya pahala tersebut sama saja dengan bertambah

umurnya.20

Sebaliknya banyak keterangan yang menjelaskan bahwa orang yang

memutuskan hubungan silaturahim tidak akan masuk surga, amalnya tidak akan

diterima, serta masih banyak ancaman yang lainnya. Oleh karena itu, sebagai

muslim kita harus senantiasa memelihara silaturahim demi keselamatan dunia

akhirat.

Silaturahim dapat dilakukan seperti berbuat baik kepada orang tua dan

sesama. Tetapi ada perbedaan dimana berbuat baik kepada orang tua

kedudukannya lebih tinggi dibanding dengan berbuat baik kepada sesama. Karena

yang berbuat baik kepada orang tua berarti melimpahkan kebaktian dan kebaikan,

sedang berbuat baik kepada sesama adalah tidak memutuskan hubungan

persaudaraan. Oleh sebab itu orang yang meninggalkan perbuatan baik kepada

orang tua disebut pendurhaka, dan orang yang meninggalkan perbuatan biak

kepada sesama disebut pemutus. Maka Nabi SAW bersabda:

قال : قال رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم : ) ل –رضي اهلل عنو –مطعم وعن جب ير بن ل الجنة قاطع ( ي عني : قاطع رحم .يد

“ Tidaklah masuk surga seorang Pemutus” yakni pemutus silaturahim.

Silaturahim dalam Al Quran dan Sunah disebutkan secara mutlak.21

20

Abul Laits As Samarqandi. Tanbihhul Ghafilin ( Peringatan Bagi yang Lupa Vol 1),

Alih bahasa oleh H. Salim Bahresiy, (Surabaya: PT. Bina Ilmu Offset, 1987), h. 174

21

Abul Laits As Samarqandi. Tanbihhul Ghafilin ( Peringatan Bagi yang Lupa Vol 1),h.

173

Page 26: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

10

Abu Laits As Samarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah

bin Abi Aufa r.a. berkata:

: م ل س و و ي ل ع ى اهلل ل ص ف قال النبي م ل س و و ي ل ع ى اهلل ل اهلل ص شية عرفة عندرسول جلوسا ع كنا قو ليجالسنى من امسى قاطع الرحم لي قم عنا. ف لم ي قم احدا ال رجل كان من اقصى الحل

ر بعيد ثم جاء. ف قال لو فمك رك ؟ قال ث غي رسول اهلل : مالك لم ي قم احد من الحلقة غي الة لى كانت تصارمنى ) ت قطعنى( ف قالت : ماجاء بك نبي اهلل سمعت الذى ق لت فات يت

ب رت ها بالذي ق لت ف ماىذا دأبك. ف و ي ل ع ى اهلل ل است غفرت لى واست غفرت لها. ف قال النبى ص ا أحسنت اجلس ال ان الرحمة ل ت نزل على ق وم فيهم قاطع رحم. م ل س و

“ Pada waktu sore hari Arafah kami duduk bersama Nabi saw. tiba – tiba Nabi

saw. bersabda: Jangan duduk bersama kami siapa yang memutus hubungan

dengan family, supaya bangun dari tengah-tengah kami, maka tidak ada seorang

pun kecuali seseorang dibelakang sendiri, tetapi tidak lama ia kembali. Maka

ditanya oleh Nabi saw. mengapakh engkau, sebab tidak ada orang yang bangun

kecuali engkau? Jawabaannya: Ya Rasulullah, ketika saya mendengar sabdamu

itu, segera saya pergi ke ruamh bibiku yang memutuskan hubungan dengan aku,

lalu dia (bibiku) bertanya: mengapa engkau dating, ganjil sekali kedatanganmu

ini. Maka saya beritahu apa yang saya dengar daripadamu, maka ia membacakan

istigfar untukku dan aku juga membaca istigfar untuknya.Rasulullah saw..

bersabda: bagus engkau, duduklah sekarang sebab rahmat ridak akan turun pada

suatu kaum jika ada diantara mereka seorang yang memutus hubungan family”.22

Silaturahim umumnya orang indonesia menyebut “silaturahim” karena

logat atau pengucapan lidah orang indonesia berbeda dengan pengucapan orang

arab. Banyak kegiatan yang dilakukan umat islam untuk menyambung tali

silaturahim. Diantaranya dengan mengunjungi rumah sanak saudara dan teman,

memberikan bingkisan kado, saling bertukar komunikasi, bahkan ada yang

melakukannya dengan menikahkan putra-putrinya agar dapat menyambung

22

Al Bani, M. Nashirudin. “ Mukhtashar Shahih Muslim”. Jakarta: Gema Insani Pers.hal

427

Page 27: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

11

silaturahim. Allah sendiri memerintahkan untuk bersilaturahim yang dijelaskan

pada Q.S. An Nisa : 1 yang berbunyi:

للاه للاه

Pada ayat di atas terdapat kata “ al Arhām “ yang diartikan sebagai nama

yang melengkap hubungan kekerabatan yang tidak membedakan antara famili dan

kerabat lainnya. Telah menjadi kesepakatan seluruh umat bahwa silaturahim

adalah hal yang wajib ditunaikan dan memutuskanya adalah haram hukumnya,

berdasarkan hadis shahih bahwa Nabi SAW bersabda kepada Asma tatkala ia

bertanya kepada beliau:

ك م ى أ ل ، ص م ع ي ؟ ن أم ل ص أ أ

“Apakah saya harus menyambung silaturahim dengan ibuku ?

Beliau menjawab : “ya, sambunglah silaturahim dengan ibumu”.

Rasulullāh saw. . memerintahkan untuk menjaga silaturhim dengan ibunya

walaupun berbeda aqidah dengannya.23

Silaturahim juga merupakan perkara

besar yang diperintahkan oleh Allah swt sehingga tidak boleh disia-siakan.

Perintah yang menunjukkan amal bakti kepada orangtua juga nampak dari

sabdaRasulullah saw.. yang berbunyi:

ان من اب ر البر ان يصل احد اىل ود أبيو ب عد ان ي ولى

23

Al Qurthubi, “ Tafsir Al Qurthubi”. Penerjaemah : Ahmad Rijali Kadir ( Jakarta:

Pustaka Azzam: 2008 ) hal 17

Page 28: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

12

“Sesungguhnya anak yang paling berbakti kepada orang tua adalah

silaturahim seseorang kepada keluarga sahabat ayahnya setelah ayahnya

meninggal”.

Dalam hadis di atas Rasulullah saw. menjelaskan bahwa bila seorang anak

menghormati dan berbuat baik kepada mereka yang dihormati dan disayangi oleh

orangtuanya selama mereka masih hidup. Kebaktian yang dianjurkanRasulullah

saw. ini mempunyai dampak social kemasyarakatan yang besar. Tugas penting

yang dibebankan oleh Allah swt kepada hamba-hambanya di muka bumi ialah

menegakkan hubungan antar keluarga dan membuang jauh permusuhan antar

mereka serta menghilangkan penyebab timbulnya kebencian dalam jiwa mereka.24

Didalam sebuah hadis dikatakan:

وجل عز ان اهلل عن أبي ىري رة رضي اهلل عنو قال : قال رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم : لقو قالت الرحم : ىذا مقام العا ئذ بك من القاطعة قال: ن ا ف رع م ذ ى ا ت ح ق ل خ ال ق ل

ن عم ، ام ت رضين أن اصل من وصلك ، واقطع من قطعك ؟ قالت : بلى يا رب قل : ف هو لك قال رسول اهلل : فاقرءوا ان شئتم : )

” Sesungguhnya Allah menciptakan seuruh makhluk, hingga ketika Allah selesai

menciptakannya, Rahim berkata; ini ( sebuah tempat di tiang „arsy ) adalah tempat

orang-orang yang berlindung kepada Mu dari memutuskan silaturahim” Allah

berfirman: “ Ya, tidaklah engkau suka aku menyambung hubungan dengan siapa

saja yang menyambung hubungan denganmu dan aku akan memutus siapa saja

yang memutus hubungan denganmu. “ Maka Rahim pun berkata: Tentu saja, ya

Rabbku.” Allah berfirman : itulah bagianmu.”Rasulullah saw. bersabda: bacalah

jika kalian mau:” Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat

kerusakan dimuka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan. Mereka itulah

24

Al Buthy, Dr. Muhammad Sa‟id. “ Manhaj Robbani”. (Solo: CV. Pustaka Mantiq.

1994), h. 93

Page 29: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

13

orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan Nya telingan mereka dan

dibutakan Nya penglihatan mereka”.

Allah dan rasulnya telah menjanjikan pahala yang sangat besar di akhirat

kelak bagi orang yang bersilaturahim. Disamping itu, dia memberikan manfaat

duniawi yang sangat banyak, seperti rasa kasih di dalam hati kepada makhluk,

luasnya rizki, sebutan yang baik, dan beberapa manfaat terpuji lainnya.25

Dalam hal inilah islam sejatinya digambarkan, islam merupakan agama

yang indah dan paripurna yang mengajarkan adab dan akhlak yang tinggi,

menghormati yang tua dan menyayangi yang muda, menjaga keharmonisan

hubungan keluarga dan menghilangkan hal – hal yang dapat merusak hubungan

persaudaraan.

Dalam sebuah kitab “ Syu‟abul Iman “ juga diterangkan:

ن لخلقك ت رحم واستحي ربك احسنا للوالد # رحما فصل حس

“ Malu pada tuhan baiklah pada orangtuamu #

Silaturahim baik budi kau disayang tuhan Mu”

Alangkan indah nian sya‟ir karya ulama ini yang menjelaskan betapa

Allah mengasihi orang-orang yang mau menyambung silaturahim26

.

Islam sangat menganjurkan silaturahim. Bahkan, silaturahim merupakan

inti dari ajaran islam, sebagaimana diriwayatkan dari Abu Umamah r.a. dia

berkata:” Amr bin „Abasah as Sulami berkata: “ Aku berkata : “Dengan apa Allah

mengutusmu?”Rasulullah saw. menjawab: “ Allah mengutusku dengan

25

Abdul Aziz bin Fathi as Sayyid Nada. “Ensiklopedi Adab Islam ( jilid II ).

Diterjemahkan oleh Abu Ihsan al Atsari. ( Pustaka Imam Syafi‟i : 2007 ) h117 26

KH. Zaini Munim. “ Mandzumatus Syu’abul Iman “. Diterjemahkan Oleh KH. Syarif

Rahmat RA, SQ, MA. Cetakan ke III. ( Tangerang: Sabila Pe, : 2008 ) h 4

Page 30: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

14

silaturahim untuk menghancurkan berhala dan agar Allah ditauhidkan, Dia tidak

disekutukan dengan sesuatupun.”27

Pada kenyataannya sekarang, seiring berkembangnya tekhnologi canggih

penulis merasa peran silaturahim seperti yang diajarkan olehRasulullah saw..

berkurang, dahulu manusia untuk berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya

harus melalui pertemuan, tetapi sekarang sudah ada HP, Face Book, Whats App,

BBM, Line, dsb yang secara akal rasional memudahkan manusia untuh saling

berkomunikasi tetapi justru mengurangi nilai silaturahim yang sesungguhnya.

Lebih tepatnya masalah ini penulis ambil dari kisah nyata yang terdapat dalam

keluarga penulis itu sendiri, dimana salah seorang anggota keluarga penulis

pernah mengalami hal yang akan dibahas. Yaitu paman penulis pada tahun 2004-

2010 pernah memutuskan hubungan kekeluargaan dengan orangtuanya sendiri

(nenek penulis) dikarenakan mengikuti salah satu aliran yang menurut penulis

kurang bertanggungjawab, sehingga menjadikannya lupa diri akan hubungan

kekeluargaannya. Tetapi pada tahun 2011 dengan izin Allah, alhamdulillah kami

(keluarga) dengan paman penulis sudah melakukan ikatan kembali layaknya

keluarga yang utuh. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi saw. Yang mengatakan

bahwa tidak dikatakan sebagai silaturahim jika menyatukan hubungan tanpa

adanya perkara yang memutuskannya.

قال سفيان: لم ي رف عو العمش الى النبي صلى اهلل عليو -عن مجا ىد عن عبداهلل بن عمر عن النبي صلى اهلل عليو وسلم قال : ليس الواصل بالمكافئ، –وسلم : ورف عو حسن وفطر

ولكن الواصل الذي اذا قطعت رحمو وصلها.

27 Imām al-Hāfiz Abī „Abdullah Muhammad bin Ismāīl bin Ibrāhīm bin al-Mughīrah al-

Ju‟fa Al-Bukhāri, Sāḫīḫ al-Bukhārī. (Riyadh: Maktabah al-Rusy. 2006), h 577

Page 31: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

15

Dari Mujahid, dari Abdullah bin Amr- Sufyan berkata: (Al „Amasy tidak

melibatkan kepada nabi Muhammad SAW, namun Al Hasan dan Fithr

menisbatkannya kepada Nabi Saw), dari Nabi SAW beliau bersabda: “ orang

yang mempererat hubungan kekeluargaan bukan membalas jasa, tetapi orang

yang mempererat hubungan kekeluargaan adalah apabila diputuskan

hubungannya maka dia mempereratnya kembali.”28

Oleh karena itu, pada edisi kali ini penulis akan sedikit membahas tentang

silaturahim, agar dapat menumbuhkan rasa semangat bersilaturahim dan agar

silaturahim yang kita lakukan sesuai dengan ajaran Islam.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kekeliruan dan kerancuan dalam pembahasan,

maka penulis perlu membatasi masalah yang dikaji dengan hanya meneliti

hadis-hadis yang terdapat dalam Kitab Şahihain ( Şahīh Bukhārī dan Şahīh

Muslim ) dan buku-buku yang berkenaan dengan silaturahim.

2. Perumusan Masalah

Setelah tertuang latar belakang masalah dan diadakan pembatasan

masalah, maka dalam penulisan skripsi ini penulis memilih untuk

merumuskan masalah, sebagai berikut:

1. Bagaimana hadis menjelaskan masalah silaturahim ?

2. Relevansi Hadis Silaturahim dengan konteks sekarang ?

28

I Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Bāri ( Penjelasan Kitab Ṣahih al Bukhari ), Jilid

XXIX, h. 78

Page 32: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

16

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Sebagaimana mestinya, sebuah penelitian karya ilmiah pasti mempunyai

tujuan dan manfaat sebagai acuan ingin seperti apa karya ilmiah tersebut

disampaikan. Berikut adalah tujuan dan manfaat yang penulis inginkan, yaitu:

Tujuan Penelitian :

1. Untuk mengetahui dan memahami hadis tentang anjuran bersilaturahim

2. Untuk mengetahui dan memahami hadis bentuk – bentuk silaturahim.

3. Untuk memahami dan mengetahui hadis ancaman bagi orang yang

memutuskan silaturahim.

Manfaat Penelitian:

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan mengenai hadis

silaturahim, baik dari segi kandungan hadis atau segi sanad dan matannya.

Selain itu penelitian ini diharapkan bisa menambah ilmu pengetahuan dan

mampu menjawab masalah yang telah dipaparkan penulis pada bagian

latar belakang, terutama masalah internal si penulis tersebut.

2. Kegunaan Praktisi

Penelitian ini mempunyai kegunaan praktisi yakni untuk

memberikan sebuah bahan pertimbangan untuk melakukan pengkajian

secara mendalam terhadap hadis yang diterima dengan melakukan kajian

takhrij hadis dan analisis kandungan hadis, agar ditemukan sebuah

kesimpulan yang komprehensip. Penelitian ini juga diharapkan

mampumemberikan pengetahuan kepada masyarakat terutama yang

Page 33: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

17

mempunyai hubungan keluarga berjarak (renggang) karena faktor

tertentu, agar tercipta kembali hubungan silaturahim yang harmonis. dan

diharapkan juga penelitian ini bisa menambah database perpustakaan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai bahan pertimbangan untuk mahasiswa

yang akan membahas tema yang sama.

D. Kajian Pustaka

Untuk menghindari dari adanya penyalah gunaan karya ilmiah atau sering

disebut plagiat, penulis mencoba mencari beberapa skripsi yang telah membahas

tema silaturahim. Setelah melakukan pencarian di perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Maka hasil nya pencarian yang didapat sebagai berikut;

1. “ Retorika KH. Abdul Hayyie M. Na’iem dalam pelaksanaan dakwahpada

forum silaturahim Kuliah subuh sekelurahan Cipete Selatan”. Oleh Ita

Sari ( Mahasiswa Jurusan KPI, Fakultas Ilmu komunikasi dan Dakwah )

tahun 2009.

2. “Repsesentatif symbol agama dalam iklan komersial di televise : Studi

Semioka pada iklan provider IM3saatnya silaturahim”. Oleh Dini Utami (

Mahasiswa KPI Fakultas Ilmu komunikasi dan Dakwah ) tahun 2010.

3. “Implementasi Standart Operating Procedures ( SOP ) penyelenggaran

umrah pada PT. Tur Silaturahim Nabi ( Tursina Tours ) Jakarta. Oleh

Fauzi Pahlevi (Mahasiswa Jurusan KPI, Fakultas Ilmu komunikasi dan

Dakwah ) tahun 2014.

Page 34: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

18

4. ” Analisis Program Kajian Silaturahim Trans 7”. Oleh Fitri Nurjanah

(Mahasiswa Jurusan KPI, Fakultas Ilmu komunikasi dan Dakwah ) tahun

2007.

5. “ Shilat al Rahim dalam perspektif Al Quran”. Jurnal Oleh Lilik Ummi

Kaltsum ( Sekekertaris Jurusan Tafsir Hadis). Tulisan ini dimuat pada

jurnal Al Fanar ( Jurnal Ulum Al Quran dan Hadis Fakultas Ushuluddin

IIQ Jakarta, vol. 3. No. 2 Desember 2011, ISSN 2085-8175 )

Dan kesimpulannya dari beberapa skripsi yang mengkaji tentang term

silaturahim belum ditemukan tentang skripsi hadis. Melainkan dalam sebuah

jurnal yang hampir didalamnya membahas silaturahim, hanya perbedaan yang ada

dalam jurnal pembahasan yang dikaji merupakan perspektif Al Quran , jadi itu

merupakan salah satu jalan penulis untukn mengambil judul skripsi yang

berkaitan dengan hadis. Penulis ingin membahas dari perspektif hadisnya. Untuk

menghindari kemiripan dalam pembahasan penulis membatasi hadis yang akan

digunakan untuk penelitian, bahwa pembahasan yang akan dikaji sesuai dengan

outline di muka.

E. Metodelogi Penelitian

Sebuah karya ilmiah yang berawal dari problem akademik membutuhkan

metode sebagai alat untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam penelitian ini,

penulis menggunakan metode kajian hadis maudu’i. Menurut Mustafā Muslim

maudu’i adalah mengumpulkan ayat-ayat atau hadis-hadis yang bertebaran dalam

al-Quran atau hadis-hadis yang terkait dengan topik dan tujuan tertentu kemudian

Page 35: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

19

disusun sesuai dengan pemahaman dan penjelasan, pengkajian dan penafsiran

dalam masalah tersebut.29

Berdasarkan penjelasan di atas lngkah-langkah pengkajian hadis

dengan metode maudu’i antara lain adalah:

a. Menentukan tema atau masalah yang akan dibahas

b. Mengumpulkan data hadis-hadis yang terkait dalam satu tema, baik

secara lafadz maupun secara makna melalui Takhrīj al-Hadis

c. Melacak latar belakang turunnya hadis (al-Asbāb al-Wurūd Hadis)

dan menganalisis isi kandungan hadis

d. Melakukan pengembangan dan pengembaraan makna dengan

pendekatan kontekstual

e. Mengambil kesimpulan

Dengan demikian, penulis akan membagi beberapa metodologi berupa:

1. Jenis Penelitian

Untuk menjawab persoalan yang telah diuraikan pada pokok

masalah, maka penelitian ini dibutuhkan data-data deskriptif, yakni

berupa kata-kata tertulis bukan berupa angka atau hasil lapangan.

Dengan demikian, penelitian ini tergolong pada penelitian kualiatif30

deskriptif, atau bisa disebut dengan metode dokumentasi. Sementara

itu, jika dilihat dari tempatnya, penelitian ini termasuk kategori

penulisan konsep, yaitu jenis penelitian studi kepustakaan (Library

29

Mustafā Muslim, Mabāhis fi al Tasir al Maudu’i, (Damaskus: Dar al-Qalam 1410H/1989M), cet. I Vol. 2h. 218

30 Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penulisan

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati.

Page 36: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

20

research), yaitu melalui data yang lebih mmemerlukan olahan filosofik

dan teoritik dari uji empirik.31

Dalam hal ini, penulis menggunakan

serta memanfaatkan literatur-loteratur yang berkaitan dengan

permasalahan yang dikaji.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data tentang penelitian ini dengan cara

mengumpulkan data-data primer juga dengan data-data sekunder, ada

pun macam-macam sumber primer adalah pertama; Kitab Şahīhain (

Şahīh al-Bukhārī dan Şahīh Muslim ) serta kitab syarah hadits yang

memuat hadis tentang silaturahim. Ada pun dalam proses pencarian

hadis peneliti menggunakan Pustaka Lidwa i-software. Sedangkan data

sekunder dalam penelitian ini adalah berupa buku-buku, majalah,

artikel-artikel, atau melalui media internet atau yang lebih dikenal

dengan google, yang tentunya terkait dengan tema yang dikaji dalam

penelitian ini.

3. Metode Penulisan

Metode penulisan ini mengacu pada buku pedoman penulisan

skripsi, tesis dan desertasi yang diterbitkan oleh UIN Syarif

hidayatullah Jakarta tahun 2010 /2011.

31

Lexy J. Moleong. Metodologi Penulisan Kualitatif.(Bandung: Rosdakarya, 2005), h.3

Page 37: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

21

F. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan diperlukan agar penguraian penelitian menjadi

sempurna, mudah dipahami dan terfokus pada objek penelitian. Sistematika

penulisan yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini dapat diuraikan

sebagai berikut:

Bab I , dalam bab ini penulis menjelaskan latar belakang masalah, Pembatasan

dan Perumusan Masalah, Metodologi Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian

dan Sistematika Penelitian.

Bab II, dalam bab ini yang dibahas adalah: Definisi Silaturahim, Hukum

Silaturahim, Keutamaan Silaturahim, Hikmah Silaturahim dan Klasifikasi Hadis

Silaturahim.

Bab III, bab ini terdiri dari Pembahasan Teks dan terjemah hadis, Latar belakang

Turunnya ( Al-Asbāb al- Wurūd) dan Kandungan Hadis, Kedudukan Hadis,

Aplikasi Pemahaman Hadis dan Relevansi Hadis Silaturahim dengan Konteks

Sekarang.

Bab IV, di dalam bab ini meliputi kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang

dibuat oleh penulis, serta saran-saran yang insya Allah mendapat manfaatnya.

Page 38: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

22

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG SILATURAHIM

A. Definisi Silaturahim

Kata Silaturahim sudah sangat baku di telinga masyarakat Indonesia.

Penulisan alih kata (translatter) yang tepat untuk “ṣilaturahmi” adalah silaturahim,

sesuai dengan pengertian bahasa dan etimologi yang akan kita bahas dalam tulisan

ini. Penulisan alih kata yang kurang tepat, dan sering kita temukan di media cetak

untuk “ṣilatur rahim” adalah dengan “silaturahmi” karena tidak sesuai dengan

pengertian etimologi dan terminologi.

Silaturahim menurut etimologi adalah tali persahabatan atau persaudaraan,

malam atau tali32

. Dalam perspektif bahasa Arab, Ahmad Warson mengungkap

bahwa silaturahmi itu sebagai terjemahan Indonesia dari bahasa Arab صلة الرحم .

Dilihat dari aspek tarkib, lafadz صلة الرحم merupakan tarkib idhofi, yaitu tarkib

(susunan) yang terdiri dari mudhof ( ةصل ) dan mudhof ilaih (الرحم). Untuk

memahami makna silaturahmi, maka kami terlebih dahulu akan menjelaskan

tentang makna صلة dan الرحم , kemudian makna silaturahim.33

32

Kementerian Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2007), Cet IV, h. 1065 33

Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al- Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap

(Surabaya: Pustaka Progressif. 1984), h.810

Page 39: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

23

1. Makna Ṣilah

Lafadz صلة merupakan maṣdar dari وصل , Ahmad Warson

mengartikan bahwa صلة adalah perhubungan, hubungan, pemberian dan

karunia.34

Kata Ṣilah dimaknai dua aspek, yaitu:

a. Sebagai alat. Maknanya adalah

ما يوصل بو شيئ

Sesuatu yang menghubungkan sesuatu.

Artinya bisa dikatakan jembatan / pengikat antara yang satu dengan

yang lain. Seperti halnya jual beli barang, si penjual dan si pembeli tidak akan

ada hubungan dalam akad pembelian jika tidak ada yang menghungungkan

(menjadi tujuan) mereka melakukan transaksi tersebut. Dalam hal ini barang

atau kebutuhan si pembeli menjadi jembatan atau alat yang menghubungkan

antara si penjual dan si pembeli.35

b. Sebagai aksi atau perbuatan.

نسان واصلا فعل ما ي عد بو ال

“Perbuatan yang dianggap ma36

nusia sebagai persatuan”

Sedangkan secara istilah menurut Ibnu Hajar Haitsami

حسان الصلة ايصال ن وع من ال

34 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al- Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap

(Surabaya: Pustaka Progressif. 1984), h.1562 35

Anwarul Haq, Bimbingan Remaja Berakhlak Mulia ( Cara Praktis Hidup Sehari-hari),

(Bandung: Marja‟, 2004), h. 83 36

Page 40: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

24

“ As Ṣilah adalah menghubungkan / menyampaikan sesuatu kebaikan

“37

2. Makna Rahim

Ahmad Warson mengartikan, رحم adalah rahim, peranakan dan

kerabat.38

Adapun kata ar Rahim, Ar rahm, Ar Rihm mempunyai susunan huruf

yang sama yakni ra, ha, mim. Secara hakikat memiliki arti yang sama yaitu:

ب يت منبت الولد و وعاءه

“ Rumah dan wadah tempat pertumbuhan anak”.39

Dari Abu al Anbas, dia berkata:

حدثنا موسى بن اسماعيل قال : حدثنا أبوا عوانو ، عن عثمان بن المغيرة ، عن أبي –يعنى أرضاا لو بالطائف –عنبس قال : دخلت على عبداهلل بن عمرو فى الوىط

من الرحمن ، ة ن ج ش م ح الر قال : ف اصبعو النبي صلى اهلل عليو وسلم عطف لنافقال : من يصلها يصلو ، ومن قطعها قطعو لها لسان طلق ذلق ي وم القيامة

“Telah mengabarkan kepada kami Musa bin Ismail dia berkata, telah

mengabarkan kepada kami Abu „Awwanan dari Ustman bin al-Mughirah,

dari Abu „Anbas dia berkata: “ aku mengunjungi Abdullah bin Umar

dikampung Wahth –yakni tanahnya yang di thaif- lalu berkata: Rasulullāh

saw. merapatkan jarinya kepadaku lalu bersabda: “Rahim adalah bagian

dari Ar-Rahman ( yang Maha pengasih ). Barang siapa menjalinnya (

hubungan silaturahim), maka Allah akan menyambungnya dan barang siapa

memutuskannya, maka Allah akan memutuskannya. Rahim mempunyai

lisan yang fasih dan lancar pada hari kiamat.”40

37

Ibn Hajar al- Maliki al-haitami, Al Zawajir „an iqtaraf al- kabair, (Beirut: Dar al-

Kutub al-Ilmiyyah, 1993), Jilid 2, h. 65 38

Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al- Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap h. 483

39 Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Bāri ( Penjelasan Kitab Ṣahih al Bukhari ), Jilid XXIX,

h. 52 40

Pusaka Lidwa i-Software

Page 41: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

25

حدثنا اسماعيل قال: حدثنى سليمان ، عن معاوية بن ابي مزرد ، عن يزيد بن رومان ، عن عروة بن الزب ير، عن عائشة رضي اهلل عنها ، أن النبي صلى اهلل عليو وسلم قال :

اهلل و ع ط ا ق ه ع ط ق ن م و اهلل و ل ص ا و ه ل ص و ن م ، اهلل ن م الرحم شجنة “ Telah mengabarkan kepada kami Ismail dia berkata, telah mengabarkan

kepadaku Sulaiman, dari Mu‟awiyah bin Abu Muzarrod, dari Yazid bin

Rauman, dari „Urwah bin Az Zubair, dari Aisyah ra. Bahwasannya Nabi

SAW bersabda: “Rahim itu sebagian rahmat Allah. Barang siapa menjalin

hubungan silaturahim, maka allah akan menjalin hubungannya. Dan barang

siapa memutus silaturahim, maka Allah akan memutuskannya.”41

Rahim adalah yang menghubungkan seseorang dengan yang lannya,

bahkan melalui rahim persamaan sifat, fisik, psikis yang tidk dapat diingkari,

kalaupun persamaan itu tidak banyak tetapi pasti ia ada. Rahim ibu yang

mengandung pertemuan sperma bapak dan indung telur ibu, dapat membawa

gen dari nenek dan kakeknya yang dekat atau yang jauh. Betapapun itu,

dengan rahim telah terjalin hubungan yang erat, atau tepatnya Allāh swt

menjalinkan hubungan yang erat antar manusia.42

Berdasarkan dua pengertian dua diatas, maka makna silaturahmi

secara etomologi adalah menyambungkan kasih-sayang atau kekerabatan

yang menghendaki kebaikan. Sedangkan secara terminologi makna

silaturahmi, antara lain dapat dipahami dari apa yang dikemukakan Al-

maraghi menyebutkan, “Yaitu menyambungkan kebaikan dan menolak

sesuatu yang merugikan dengan kemampuan”43

.

41 Muhammad ibn Ismāiīl al-Bukhāri, Al- Adab al-Mufrod, ( Beirut: Dar al-Kitab al-

ilmiyyah, 1990), h. 29

42

M. Quraiṣ Ṣihab,Tafsir AL Misbah: Pesan,kesan dan keserasian AL-

Quran,(Tangerang:Lentera Hati, 2007), Cet.2, h. 334

43

Ahmad Musthafa Al Marghi, Tafsir Al Maraghi, ( Kairo: Musthafa al-Babl al-Halabi,

1962), Jilid 3, h. 26

Page 42: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

26

3. Makna Silaturahim Menurut Pandangan Ulama

Ibnu hajar Al Asqalani berkata: Ar Rahimu Syijnah , bahwa Rahim adalah

hubungan kekerabatan yang saling terkait44

. Secara umum yang dimaksudkan

dengan Rahim adalah hubungan kerabat. Antara mereka yang mempunyai

garis keturunan ( nasab ), baik berhak mewarisi atau tidak, dan sebagai

mahram atau tidak”.45

Imam Al Qurthubi berpendapat bahwa hubungan yang dipererat ada yang

bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Adapun yang bersifat umum

adalah hubungan kekeluargaan dalam agama. Ini menjadi kewajiban untuk

mempereratnya dengan kasih sayang, saling menasehati, bersikap adil,

objektif serta melaksanakan hak-hak yang wajib maupun yang dianjurkan.

Sedangkan yang bersifat khusus diberi tambahan nafkah untuk kerabat,

memperhatikan keadaan mereka, serta mengabaikan kesalahan mereka.46

Imam al-Şan‟āni mendefinisikan bahwa silaturahmi adalah kiasan tentang

berbuat baik kepada kerabat yang memiliki hubungan nasab dan menurut

mayoritas mufassir maknanya adalah silaturahmi dengan memberikan

hadiah.47

44

Ibnu Hajar Al Asqalani. Fathul Bāri. ( Penjelasan Kitab Ṣahih al Bukhari )¸( Jakarta:

Pustaka Azzam, 2011), Jilid XXIX h. 65 45

Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Bāri ( Penjelasan Kitab Ṣahih al Bukhari, Jilid X , h.

414 46

Ibnu hajar al asqalani. Fathul baari. Juz 29. Kitab adab. Jakarta. Pustaka azzam. 2009.h

65 47

Al Imām Muhammad bin Ismāīl al-Amīr al-Yamānī ṣan‟anī,. Subūl al-Salām Syarh

Bulūgh al-Marām min jami‟ abdillah al-Ahkam. (Beirut: Dār al-Kutub al-Ilmiyyah. 2014), h. 295

Page 43: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

27

Al-Raghib mengkaitkan kata rahim dengan rahim al-mar`ah (rahim

seorang perempuan) yaitu tempat bayi di perut ibu. Yang bayi itu punya sifat

disayangi pada saat dalam perut dan menyayangi orang lain setelah keluar

dari perut ibunya. Dan kata rahim diartikan “kerabat” karena kerabat itu

keluar dari satu rahim yang sama.48

Al-Raghib juga mengutip sabda Nabi, yang isinya menyebutkan,

ketika Allāh swt menciptakan rahim, Ia berfirman, “Aku al-Rahman dan

engkau al-Rahim, aku ambil namamu dari namaku, siapa yang

menghubungkan padamu Aku menghubungkannya dan siapa yang

memutuskan denganmu Aku memutuskannya”. Ini memberi isyarat bahwa

rahmah-rahim mengandung makna al-Riqqatu (belas-kasihan) dan al-Ihsân

(kedermawanan, kemurahan hati).49

Ibn al-Katsir mengungkapkan bahwa silaturahim adalah kinayah

tentang berbuat baik kepada para kerabat baik menurut garis keturunan

maupun perkawinan, berlemah lembut dan saling mengasihi mereka serta

menjaga keadaan mereka. 50

48

Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Bāri ( Penjelasan Kitab Ṣahih al Bukhari ), Jilid XXIX,

h. 215

49 Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Bāri ( Penjelasan Kitab Ṣahih al Bukhari ), Jilid XXIX,

h. 216 50

Al Mubarak bin Muhammad al- Jazari ibn al-Atsir, Al- Nihayah fi Gharib al- Hadith

wa al-Atsar,( Beirut: Dar al-Fikr, 1979), Jilid V, h. 425

Page 44: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

28

Ibnu Abu Jamrah berkata:

من الخير ودفع ما امكن من الشر بحسب الطاقة ىو ايصال ما امكن صلة الرحم

“Silaturahim adalah menyampaikan kebaikan semaksimal mungkin dan

menolak kejelekkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan”.51

Imam Nawawi memberi batasan, “Ṣilatur rahim artinya berbuat baik

kepada kerabat sesuai dengan kondisi yang menyambung maupun yang

disambung. Kadang kala dengan harta benda, pelayanan, kunjungan, salam,

dan lain-lain.”52

Ibnu Manzhur menjelaskan adanya kaitan antara kedua pengertian

etimologi dan terminologi. Ia katakan, “Ṣilatur rahim merupakan kiasan

tentang berbuat baik kepada kerabat yang ada hubungan nasab maupun

perkawinan, bersikap sayang dan santun kepada mereka, memperhatikan

kondisi mereka, meskipun mereka jauh atau menyakiti. Qath‟ur rahim adalah

lawan katanya. Seolah-olah dengan berbuat baik kepada mereka hubungan

kekerabatan, perkawinan, dan hubungan sah telah terjalin.”53

Mengenai batasan rahim yang wajib disambung, Nawawi berkata,

“Para ulama berbeda pendapat tentang batasan rahim yang wajib disambung.

Ada yang berpendapat, setiap rahim itu muhrim. Di mana jika salah satunya

perempuan dan yang lain laki-laki, tidak boleh menikah. Ada lagi yang

berpendapat, ia bersifat umum mencakup semua yang ada hubungan rahim

51 Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Bāri ( Penjelasan Kitab Ṣahih al Bukhari ), Jilid X, h.

418 52

Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawy, Riyad al-Ṣalihin,(Jakarta: Dar al-

Haq, 2002), h. 153 53

Muhammad bin Mukrim bin Ali Abu al-Fadhl Jamaluddin Ibnu Manzhur al-Anṣari ar-

Ruwaifi'i al-Afriqi , lisan al-„Araby, ( Beirut: Dar al-Fikr, 1990), h. 200

Page 45: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

29

dalam hak waris. Antara yang muhrim dan tidak, sama saja. Inilah pendapat

yang benar sesuai dengan sabda Rasulullāh saw. ., “Sesungguhnya kebaikan

yang paling baik adalah jika seseorang menyambung kerabat cinta ayahnya.”

B. Hukum Silaturahim

Al-Qadhi „Iyad rahimahullah berkata, “Tidak ada perbedaan pendapat,

bahwasanya hukum silaturahim adalah wajib (secara umum) dan memutus

silaturahim adalah dosa besar. Namun, menyambung silaturahmi mempunyai

beberapa tingkatan dan yang paling rendah adalah menyambung kembali

hubungan yang telah putus dengan berbicara atau hanya sekedar mengucapkan

salam, supaya tidak masuk ke dalam pemutusan hubungan kerabat. Dan itu

berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan, ada yang wajib dan ada

yang sunnah. Jika seseorang menyambung sebagian hubungan kerabat tapi tidak

sampai seluruhnya, maka dia tidak bisa dikatakan memutus hubungan kerabat.

Tetapi, jika kurang dari kewajaran yang semestinya dari silaturahmi, maka belum

bisa seseorang disebut menyambung.”54

Kesimpulanya menurut penulis yaitu menyambung silaturahim ( hubungan

kekeluargaan ) hukumnya diperbolehkan dan yang meninggalkan atau memutus

tali hubungan kekeluargaan dijatuhi hukuman dosa.

C. Keutamaan Silaturahim

Islam adalah agama yang indah nan sempurna. Tidaklah Islam

memerintahkan sesuatu, kecuali pasti ada kebaikan dan keutamaan yang akan

54 Al-Qurthubi, Al-Jāmi‟ al-ahkām ( Tafsir al-Qurthubi), ( Jakarta: Pustaka Azzam,

2008), h. 19

Page 46: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

30

didapatkan pelakunya, sebagaimana silaturahmi ini. Diantara keutamaan

silaturahmi ialah:

1. Merupakan Sebagian dari Konsekuensi Iman dan Tanda-tandanya.

فو, ومن كان ي ؤمن باهلل والي وم اآلخر من كان ي ؤمن باهلل والي وم اآلخر ف ليكرم ضي ف ليصل رحمو

Dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu berkata, Rasulullah ṣallallahu

„alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan

hari akhir, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” 55

2. Mendapatkan Keberkahan Umur dan Rizki

عن سعيد بن أبي سعيد عن أبي ىري رة رضي اهلل عنو قال : سمعت رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم ي قول : من سره أن ي بسط لو فى رزقو وي نسأ لو فى أثره ف ليصل رحمو56

Dari Sa‟id bin Abi Sa‟id, Dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu, ia

berkata, “Aku mendengar Rasulullah ṣallallahu „alaihi wa sallam

bersabda: “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rizqinya dan diakhirkan

(dipanjangkan) usianya57

, maka hendaklah mempererat hubungan

kekeluargaanya.” 58

Dipanjangkan umurnya yang dimaksud diatas ialah ajalnya. Ajal

dinamai atsar ( jejak ) karena ia mengikuti umur. Kata itu berasal dari bekas /

jejak perjalanan ditanah. Apabila seseorang meninggal, amaka tidak tersisa

gerakannya sehingga jejak kakinya tidak membekas ditanah.

Ibnu hajar al asqalani mengatakan bahwa dipanjangkan / tambahan umur

yang dimaksud ialah tambahan dari keberkahan umur karena mendapatkan

55

Imām al-Hāfiz Abī „Abdullah Muhammad bin Ismāīl bin Ibrāhīm bin al-Mughīrah al-

Ju‟fa Al-Bukhāri,. Sāḫīḫ al-Bukhārī. (Riyadh: Maktabah al-Rusy. 2006), h 1660 56

Imām al-Hāfiz Abī „Abdullah Muhammad bin Ismāīl bin Ibrāhīm bin al-Mughīrah al-

Ju‟fa Al-Bukhāri,. Sāḫīḫ al-Bukhārī. h 1665

57 kata “dipanjangkan umurnya “ telah dibahas penafsirannya pada bab sebelumnya.

58 Pusaka Lidwa i-Software

Page 47: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

31

taufik kepada ketaan, mengisi waktunya dengan perbuatan perbuatan yang

bermanfaat baginya di akhirat, dan menjaganya dari perbuatan yang sia-sia.59

Kesimpulannya, mempererat hubungan silaturahim menjadi sebab

mendapat taufik dan hidayah pada ketaatan dan dijaga dari kemaksiatan, maka

setelah meninggal namanya tetap harum dan terkenang, seakan-akan dia belum

meninggal.60

3. Salah Satu Penyebab Utama Masuk Surga dan Jauh dari Neraka

Terdapat suatu riwayat dari Abu Ayyub al-Anṣari radhiyallahu „anhu,

sesungguhnya seorang laki-laki berkata, “Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku

amalan yang memasukkan aku ke dalam Surga dan menjauhkan aku dari

Neraka.” “Dari Ibnu Utsman bin Abdullah bin Mauhab dan bapaknya Utsman bin

Abdullah, bahwa keduanya mendengar Musa bin Thalhah, dari Abu Ayyub

Al Anṣari RA, sesungguhnya seorang laki-laki berkata: “ Wahai Rasulullah,

beritahukan kepadaku amalan yang memasukkanku kedalam surga.” Orang

–orang berkata; “ ada apa dengannya...ada apa denannya ...” Rasulullāh

saw. bersabda: “ Dia memiliki keperluan.” Nabi SAW bersabda: “

Hendaklah engkau menyembah Allah, tidak mempersekutukan sesuatu

dengan-Ny, mendirikan ṣalat, mengeluarkan zakat dan mempererat

hubungan kekeluargaan. Tinggalkanlah dia.” Dia berkata: “ Seakan akan

dia berada diatas hewan tunggangannya.”61

Seperti yang tertera pada kitab Fath al Baari bahwa hadis diatas

menceritakan tentang salah seorang yang diketahui berasal dari suku arab badui

dan berdasarkan penelitian para ulama yang menemukan adanya kecocokkan

hadis dari riwayat Abu Ayyub dan Abu Hurairah ( hanya saja ada perbedaan

59

I Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Bāri ( Penjelasan Kitab Ṣahih al Bukhari ), Jilid

XXIX, h. 50 60

I Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Bāri ( Penjelasan Kitab Ṣahih al Bukhari ), Jilid

XXIX, h. 58 61

Pusaka Lidwa i-Software

Page 48: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

32

redaksi pada riwayat Abu Ayyub yaitu pada kata “ ia memiliki kepentingan “.

Kata tersebut tidak terdapat dalam hadis yang Abu Hurairah riwayatkan) bahwa

nama orang Arab badui yang dimaksud adalah Laqith Ṣabrah, utusan bani Al

Muntafiq.62

Kata ar rahim dipakai dipakai untuk ahli kerabat yang memiliki

hubungan nasab, baik tergolong ahli waris atau bukan, mahram maupun bukan

mahram. Sedangkan menurut sebagian kata tersebut hanya untuk mereka yang

menjadi mahram saja. Namun, pendapat pertama dianggap lebih kuat, sebab

konsekuensi pendapat kedua bahwa anak anak paman dari pihak bapak dan

anak-anak paman dari pihak ibu tidak termasuk keluarga ( rahim ). Padahal

tidak demikian.

4. Merupakan Amalan yang Paling Dicintai Allah dan Paling Utama

Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah ṣallallahu 'alaihi wa sallam,

“Ya Rasulullah, amalan apa yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab,

“Beriman kepada Allah.” Dia bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau

menjawab, “Kemudian menyambung silaturahmi.”

D. Hikmah Silaturahim

Diantara hikmah silaturahim adalah sebagai berikut:

1. Silaturahim mengandung pengagungan masalah hubungan keluarga

2. Bersilaturahim adalah perbuatan yang disukai dan dianjurkan

3. Memutuskan silaturahim adalah termasuk dosa besar dengan adanya

ancaman keras bagi yang melakukannya

62

Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Bāri ( Penjelasan Kitab Ṣahih al Bukhari ), Jilid

XXIX, h. 12

Page 49: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

33

E. Klasifikasi Hadis Silaturahim

Dalam hadis ada beberapa hal yang menjelaskan tentang silaturahim,

diantaranya juga tentang klasifikasi atau golongan orang yang

menyambung silaturahim, dibawah ini merupakan klasifikasi hadis

silaturahim

1. Orang yang bersilaturahim dijalin dengan jalinanya

Dari Qais bin Abi Hazim, sesungguhnya Amr bin Al Aṣ berkata, Áku

mendengar Nabi SAW dengan suara keras tidak samar bersabda, “

Sesungguhnya keluarga Abu….- Amr berkata dalam kita Muhammad bin

Ja‟far, “ dikosongkan”- bukanlah para waliku. Hanya saja waliku adalah

Allah dan orang-orang Ṣalih di kalangan kaum mukminin.” Anbasah bin

Abdul Wahid menambahkan dari Bayan, dari Qais, dari Amr bin Al Aṣ,

dia berkata: Aku mendengar Nabi SAW bersabda: “ Akan tetapi mereka

memiliki hubungan kekeluargaan yang aku menjalinnya dengan

jalinanya.” Maksudnya aku menyambungnya.

Al Khathtahbi mengemukakan kemungkinan bahwa makna “ aku

menjalin hubungan dengannya karena jalinanya” untuk di akhirat nanti.

Maksudnya aku akan memberi syafaat dengan sebab jalinan kekeluargaan

di hari kiamat.63

2. Orang yang bersilaturahim (mempererat hubungan kekeluargaan)

bukanlah orang yang membalas jasa.

قال سفيان: لم ي رف عو العمش الى النبي صلى اهلل عليو -عن مجا ىد عن عبداهلل بن عمر عن النبي صلى اهلل عليو وسلم قال : ليس الواصل بالمكافئ، –وسلم : ورف عو حسن وفطر

لذي اذا قطعت رحمو وصلها. ولكن الواصل اDari Mujahid, dari Abdullah bin Amr- Sufyan berkata: (Al „Amasy

tidak melibatkan kepada nabi Muhammad SAW, namun Al Hasan dan

63

Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Bāri ( Penjelasan Kitab Ṣahih al Bukhari ), Jilid

XXIX, h. 80

Page 50: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

34

Fithr menisbatkannya kepada Nabi Saw), dari Nabi SAW beliau bersabda:

“ orang yang mempererat hubungan kekeluargaan bukan membalas jasa,

tetapi orang yang mempererat hubungan kekeluargaan adalah apabila

diputuskan hubungannya maka dia mempereratnya kembali.”64

Maksudnya ialah orang yang tidak diberi ia tetap memberi. Ath –

Thaibi berkata: maknanya hakikat mempererat hubungan kekeluargaan

bukanlah orang yang senantiasa berbuat baik dengan keluarganya seperti

kebaikan yang dilakukan terhadapnya.

3. Orang yang bersilaturahim (mempererat hubungan kekeluargaannya) pada

saat musyrik, kemudian Masuk islam.

يا عن الزىر ي قال : أخب رني عروة بن الزب ير أن حكيم بن حزام اخب ره انو قال :صلة وعتا قة وصدقة ، ىل اهلل أرايت أموراا كنت اتحنث بها فى الجاىلية من رسول

ها من أجر ؟ قال حكيم : قال رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم: أسلمت على لى في ما سلف من خبر. وي قال أيضاا عن أبي اليمان : أتحنث. وقال معمر وصالح وابن

المسافر. وقال ابن اسحاق: أتحنث التب رر. وتاب عهم ىشام عن ابيو. Dari Az Zuhri dia berkata: Urwah bin Az Zubair mengabarkan kepadaku,

sesungguhnya Hakim bin Hizam mengabarkan kepadanya, dia berkat : “

Wahai Rasulullah, bagaiman pendapatmu dengan urusan-urusan yang

aku lakukan pada masa jahiliyyah sebagai ibadah, baik berupa

mempererat hubungan kekeluargaan, memerdekakan budak dan

bersedekah. Apakah ada pahala untukku ? “Hakim berkata, Rasulullāh

saw. bersabda: “engkau masuk islam dan mendapatkan pahala atas

kebaikan yang telah kamu lakukan.” Dikatakan pula dari Abu Al Yaman

dengan kata „ atahannatu‟. Sementara Ma‟mar dan Ṣalih serta Ibnu Al

Musafir mengatakan „ atahannatsu‟. Ibnu Iṣaq berkata, “ At Tahannuts

64

I Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Bāri ( Penjelasan Kitab Ṣahih al Bukhari ), Jilid

XXIX, h. 78

Page 51: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

35

artinya membersihkan diri.” Dia disetujui Hisyam dalam riwayatnya dari

bapaknya.65

Maksudnya hal ini berkenaan pahala orang yang – ketika masih

beragama non muslim – ketika ia berbuat baik setelah masuk islam amal

nya yang dahulu tetap mendapatkan pahala atas kebaikanya. Ini diperkuat

pula oleh hadis dari jalur Abu Sa‟id al-Khudri yang disebutkan oleh al-

Bukhari dalam ṣahihnya secara ta‟liq dari Malik dan dikeluarkan oleh an-

Imam Muslim dalam ṣahihnya, yang berbunyi:

اذا أسلم العبد فحسن اسلمو ، كتب اهلل لو كل حسنة كان أزلفها ، ومحيت عنو كل زلفها ، ثم كان ب عد ذلك القصاص ، الحسنة بعشرة أمثالها الى سبع مائة شيئ كان أ

ها 66ضعف، والسيئة بمثلها ال ان يتجاوز اهلل عز وجل عن .

“ Jika seseorang masuk islam lalukeislamannya menjadi baik maka Allah

akan menuliskan setiap kebajikannya yang telah dia lakukan dahulu

untuknya dan menghapus setiap kesalahan yang pernah dia lakukan.

Setelah itu adalah qiṣaṣ ( balasan amal secara normal dalam islam ) satu

kebaikan diganjar sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat,

sedangkan keburukan akan diganjar sepadan saja, kecuali kalau Allāh swt

memaafkannya.”67

65

Muhammad bin Ismāīl al-Bukhārī, al-Adab al-Mufrad, ( Beirut: Dār al-Kitab al-

Ilmiyyah, 1990), h.26 66

Imām Abi Husain Muslim bin al-Hajāj al-Qusyairī. Al-Naisabūrī, ṣhahīh Muslim.

(Beirut: Dār al-Kutub al-Ilmiyyah. 1991), h. 576

67 Imām Abi Husain Muslim bin al-Hajāj al-Qusyairī. Al-Naisabūrī, ṣhahīh Muslim. h.

247

Page 52: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

36

BAB III

KAJIAN HADIS TENTANG SILATURAHIM DALAM

KITAB ŞAHĪHAIN (ŞAHĪH AL-BUKHĀRĪ DAN ŞAHĪH MUSLIM)

A. Teks Hadis Silaturahim

1. Takhrij Hadis

Ṣilat al-Rahm pada kenyataannya sangat berkaitan erat dengan

kelangsungan hidup manusia. Dari beberapa term yang menjelaskan

maksa ṣilat dan Rahm penulis akan menguraikan mengenai hadis

silaturahim yang terdapat dalam kitab Şahīh ain. Langkah pertama yang

akan penulis ambil untuk melacak hadis tersebut yaitu menggunakan

metode takhrīj al-Hadīts68

. Dengan melihat kamus hadis diantaranya

kitab al-Mu‟jam al-Mufahrās Li Alfāz al-Hādits al-Nabawī ( pencarian

melalui lafadz ) karya A.J Wensink, Mausû‟ah Athrāf al-Hādits al-

Nabawiyah ( pencarian melalui awal matan ) karya Abu Zuglul. Kata

demi kata menjadi kunci untuk menelusuri dimana hadis tersebut

didapat, dibawah ini merupakan data data yang telah penulis temukan

dalam kamus kamus hadis. Dalam kitab al-Mu‟jam al-Mufahrās Li

Alfāz al-Hādits al-Nabawī penulis memulai mencari dengan

menggunakan kata Ṣillah dan Rahim. Dari penelusuran lafaz Rahim,

penulis menemukan beberapa hadis yang terdapat pada kitab Şahīh ain:

68 Takhrij hadis adalah “Ibras al – Hadits li al- Nas Bidzikri Mahrajih” , yaitu

mengungkapkan atau mengeluarkan hadis kepada orang lain dengan menyebutkan para

perawi yang berada dalam rangkaian sanadnya sebagai mengeluarkan hadis. Seadangkan

metode takhrij adalah proses penelusuran atau pencarian hadis dalam berbagai kitab hadis

sumber hadis yang bersangkutan

M. Syuhudi Ismail, Metode Penelitian Sanad Hadis Nabi (Jakarta: Bulan

Bintang,1993), h.43

Page 53: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

37

a. Hadis tentang Silaturahim

Terdapat dalam Şahīh al- Bukhārī :

- Kitab Adab hadis ke 10,9,8,7,15,12

- Kitab al-Buyu‟ hadis ke 13 69

عن انس بن مالك رضياهلل عنو قال : سمعت رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم يػقول : 70رزقو او يػنسأ فى أثره فػليصل رحمو من سره ان يػبسط لو

Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a. berkata: saya pernah mendengar

Rasulullah Saw. bersabda: “ Barang siapa yang suka apabila Allah

membentang luaskan rizki baginya dan memanjangkan umurnya71

, maka

hendaklah ia bersilaturahim.”

b. Hadis tentang ancaman memutus silaturahim

Terdapat dalam Kitab Şahīh muslim:72

69

Takhrij hadisnya adalah:

- Dalam kitab al-Mu‟jam al-Mufahrās Li Alfāz al-Hādits al-Nabawī:

مه احة ان يثسط 5

١،٩،٨،٧۰،٧١،٧١خ اذب

٧١تيوع

- Sedangkan dalam kitab Mausû‟ah Athrāf al-Hādits al-Nabawiyah:

٥١٤: ١۰فتح

١۰٨ال :

٣٣ترغية :

٥٥مك :

٥٩٩٤كىز : 70

Imām al-Hāfiz Abī „Abdullah Muhammad bin Ismāīl bin Ibrāhīm bin al-

Mughīrah al-Ju‟fa Al-Bukhāri, Sāḫīḫ al-Bukhārī. (Riyadh: Maktabah al-Rusy. 2006), h 543

71 Makna “ yubsatha”: dilapangkan rizkinya, sedang makna “yunsa-a lahu fī

atsarihī”: ditangguhkan ajalnya. 72

Takhrij hadisnya adalah:

- Dalam kitab al-Mu‟jam al-Mufahrās Li Alfāz al-Hādits al-Nabawī:

Page 54: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

38

- Kitab Birri hadis ke 19,18

ثػنا سفيان عن ر بن حرب وابن ابي عمر قال حد ثني زىيػ الزىيري عن حدبن جبػير بن مطعم عن ابيو عن النبي صلى اهلل عليو وسلم قال ال د محم

يػعني قا طع الرحم ن أبي عمر قال سفيانيدخل الجنة قا طع قال اب

Dari ibnu Syibah, bahwa Muhammad bin JUbair bin Muth‟im

berkata bahwa Jubair bin Muth‟im mengabarkan kepadanya,

sesungguhnya dia mendengar Nabi SAW bersabda: “ Tidak akan

masuk surge orang yang memutuskan ( hubungan kekeluargaan

).”73

2. Anjuran bersilaturahim

Sebelum membahas keutamaan (fadhīlah) bersilatur rahmi,

terlebih dahulu akan dipaparkan alasan penting yang mengharuskan

untuk bersilaturrahmi. Allah swt berfirman dalam surah an-Nisa‟[4]:1

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah

menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah

menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah

memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang

banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan

(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain,

ال يدخل الجنة قاطع ......... 6 ٨١،٨١م بر

- Sedangkan dalam kitab Mausû‟ah Athrāf al-Hādits al-Nabawiyah:

ال يدخل الجنة قاطع

١٨,١٩رمق ٥الرب والصةل ٥ :٨خ 73

Abu al-Husain Muslim ibn al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairi al-Naisaburi, ṣaḫih

Muslim, (Beirut : Dar al-Jalil, tt) Juz.1, h.1300

Page 55: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

39

dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu

menjaga dan mengawasi kamu”74

Berdasarkan ayat ini, hukum bersilaturrahmi adalah wajib,

karena ia adalah perintah Allah . Bersilaturrahmi merupakan bentuk

ketaatan kepada perintah-Nya. Dalam ayat tersebut, perintah untuk

menjalin hubungan silaturrahmi ditempatkan setelah perintah untuk

bertakwa kepada Allah swt. ini menunjukkan arti penting silaturrahmi

dalam kehidupan.

Ali aṣ-Ṣubuni menafsirkan, diiringkannya perintah untuk

bertakwa dan bersilaturrahmi dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa

interaksi antar manusia sangat penting. Sebab, semua manusia berasal

dari satu keturunan (yakni Nabi Adam a.s) dan mereka adalah

bersaudara. Jika manusia berpegang teguh pada ayat tersebut, niscaya

mereka hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan.75

Telah mengabarkan kepada kami Musa bin Ismail, ia berkata,

telah mengabarkan kepada kami Abu Awanah, dari Abdul Malik bin

Amir, dari Musabin Thalhah, dari Abu Hurairah, ia berkata, ketika

turun ayat

رتك االقػربين وانذر عشيػ“ Dan berilah kepada keluargamu yang paling dekat”

76

74 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qurān dan Tafsirnya, ( Universitas

Islam Indonesia, 1990), Jilid II, h. 116

75

Muhammad Ali al-Ṣabuni, Ṣafwatut Tafasir: Tafsir – Tafsir Pilihan, ( Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar, 2011), h. 154

76

Muhammad ibn Ismāiīl al-Bukhāri, Al- Adab al-Mufrod, ( Beirut: Dar al-Kitab

al-ilmiyyah, 1990), h. 28

Page 56: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

40

Nabi berdiri lalu bersabda:” Wahai bani Ka‟ab bin Luay,

selamatkan diri kalian dari siksa api neraka. Wahai Bani Abdul Manaf,

selamatkan diri kalian dari siksa api neraka. Wahai Bani Hasyim,

selamatkan diri kalian dari siksa api neraka. Wahai Bani Muthallib,

selamatkan diri kalian dari siksa api neraka. Wahai Fatimah binti

Muhammad, selamatkan dirimu dari siksa api neraka. Sesungguhnya aku

tidak memiliki kekuasaan apapun dari Allah kecuali hanya ikatan yang

dapat aku sambung dengan kalian. 77

3. Bentuk bentuk Silaturahim dalam kehidupan sehari – hari

a. Berbuat baik kepada Allah swt78

Berbuat baik kepada Allah swt yaitu dengan cara :

- Percaya Kepada Allah swt

Setiap muslim harus memulai hubungannya kepada

Allah swt dengan percaya sepenuhnya bahwa Allah swt

Tuhan yang Maha Esa. Hal ini karena Allah swt merupakan

tuhan yang Maha menciptakan dan berkuasa atas segala

sesuatu, termasuk menciptakan kita sebagai umat yang

mendapat amanah menjadi khalifah di muka bumi ini. Allah

swt berfirman dalam Q.S. Nuh : 13-14 sebagai berikut:

77 Muhammad bin Ismāīl al-Bukhārī, al-Adab al-Mufrad, h.28

78 M. Fauzi Rachman, Islamic Relationṣip, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 163

Page 57: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

41

“Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak

mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu?

Olah karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka

mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta.

Sekiranya tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada

kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa

azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita

bohong itu.”79

Apabila seseorang sudah mampu beriman kepada

Allah swt, maka ia akan berlaku baik dalam hal – halyang

memang menjadi keharusan antara manusia dengan Allah

swt sebagai tuhannya.

- Berbaik Sangka kepada Allah swt80

Berbaik sangka kepada Allah swt merupakan sikap

yang sangat penting, karena dari sikap inilah kita akan

menjalani kehidupan sebagaimana yang ditentukan Allah

swt. Nabi ibrahim dan istrinya, Siti Hajar, telah menunjukkan

sikap yang sangat positif kepada Allah swt. Sebgaimana kita

ketahui bahwa Nabi Ibrahim AS mendapat perintah untuk

memindahkan Siti Hajar dan anaknya Ismail AS ke Mekah,

terasa berat untuk melakukan hal ini, bukan semata – mata

79

Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qurān dan Tafsirnya, ( Universitas

Islam Indonesia, 1990), Jilid II, h. 234 80

M. Fauzi Rachman, Islamic Relationṣip, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 167

Page 58: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

42

harus memindahkan sang istri dan anak, tapi juga di Mekah

pada waktu itu belum ada kehidupan, tidak ada manusia,

tumbuh – tumbuhan, binatang, bahkan air sekalipun. Sikap

berbaik sangka kepada Allah swt ini membuat Nabi Ibrahim

AS dan istrinya yakin bahwa tidak mungkin Allah swt

mempunyai maksud yang buruk dalam memerintahkan

sesuatu. Begitu pula halnya dengan perintah penyembelihan

Nabi Ismail AS. Apabila orang sudah berbuat baik kepada

Allah swt, maka sudah otomatis ia merasa bahwa ada hari

esok yang lebih baik. Inilah pelajaran yang dapat kita ambil

hikmahnya dari kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya.81

b. Bertamu / Bekunjung ( Bertemu langsung ) 82

Bertamu adalah berkunjung ke rumah orang lain dalam

rangka mempererat tali silaturahim. Maksudnya orang lain disini bisa

tetangga, saudara ( sanak saudara ), teman seprofesi dan lainnya.

Bertamu mesti ada maksud dan tujuannya, antara lain menjenguk

orang yang sakit, mengobrol biasa, membicarakan masalah bisnis dan

yang lainnya. Tujuan utama beratmu menurut islam adalah

menyambung silaturahim. Tidak hanya bagi saudar sedarah, tapi juga

saudara seiman. Allah swt memerintahkan agar kita umat islam

menyambung hubungan baik dengan orang tua, sanak saudara,

81

M. Fauzi rahman, Islamic relationṣip, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 3

82

M. Fauzi rahman, Islamic relationṣip,h. 4

Page 59: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

43

tetangga agar senantiasa membina kasih sayang, hidup rukun, tolong

– menolong dan saling membantu.

رصداهلل لو على مدرجتو ملكا فػلما أتى عليو الو فى قػرية أخرى فا خ ان رجال زار ا قال ىل لك عليو من نعمة تػربػها قال اين تريد ؟ قال اريد أخالى فى ىذه القرية.

ر انى احببتو فى اهلل عز وجل . قال فانى رسول اهلل اليك بان اهلل قد قال ال غيػ احبك كما احببتو فيو.

“Sesungguhnya ada seseorang yang ingin mengunjungi saudaranya

dikota lain. Allah lalu mengutus malaikat untuknya dijalan yang akan

ia lalui. Malaikat itu pun berjumpa dengan seraya bertanya:” Kemana

engkau akan pergi ? “ lalu ia menjawab: “ Aku ingin mengunjungi

saudaraku di kota ini.” Mailaikat itu bertanya kembali: “ Apakah ada

suatu nikmat yang terkumpul untukmu karena sebab dia?” ia

menjawab: “Tidak. Aku hanya mencintai dia karena Allah „azza wa

jalla.” Malaikat itu berkata: “ Sesungguhnya aku adalah utusan Allah

untukmu. Allah sungguh mencintaimu karena kecintaanmu

padanya.”83

4. Adab – Adab Silaturahim

a. Niat yang baik

Niat merupakam tujuan awal seseorang melakukan sesuatu.

Tercapainya suatu pekerjaan tergantung pada niatnya. Niat yang baik

akan mendatangkan hal yang baik, sedangkan niat yang buruk akan

mendatangkan kemafsadatan. Hal ini pun berlaku pada semua

kegiatan termasuk bersilaturahim. Jika dilandasi dengan harapan

untuk memperoleh ridha Allah , niat untuk berSilaturahim akan

dicatat sebagai amal yang baik dan berpahala. Sebaliknya,

Silaturahim yang diniatkan untuk tujuan duniawi hanya akan

83Abu al-Husain Muslim ibn al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairi al-Naisaburi, ṣaḫih

Muslim, (Beirut : Dar al-Jalil, tt) Juz.1, h.1374

Page 60: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

44

menghasilkan sesuatu sesuai dengan apa yang diniatkan84

. Hal ini

sesuai dengan sabda Rasulullah saw. dalam hadisnya yang berbunyi:

ثػنا يحيى بن ثػنا سفيان قال حد ثػنا الحميدي عبد اللو بن الزبػير قال حد حدبػرني محمد بن إبػراىيم التػيمي أنو سمع علقمة بن سعيد النصاري قال أخ

قال وقاص الليثي يػقول سمعت عمر بن الخطاب رضي اللو عنو على المنبر إنما العمال بالنػيات وإنما سمعت رسول اللو صلى اللو عليو وسلم يػقول

لكل امرئ ما نػوى فمن كانت ىجرتو إلى دنػيا يصيبػها أو إلى امرأة يػنكحها فهجرتو إلى ما ىاجر إليو

Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi Abdullah bin Az

Zubair dia berkata, Telah menceritakan kepada kami Sufyan yang

berkata, bahwa Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al

Anṣari berkata, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin

Ibrahim At Taimi, bahwa dia pernah mendengar Alqamah bin Waqaṣ

Al Laitsi berkata; saya pernah mendengar Umar bin Al Khaththab

diatas mimbar berkata; saya mendengar Rasulullah ṣallAllah u 'alaihi

wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan

(balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan;

Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau

karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya

adalah kepada apa dia diniatkan"85

Sudah menjadi kebiasaan umum ketika seseorang berkunjung

kepada sanak kerabat, sahabat, rekan kerja, atasan, dan sebagainya, ia

akan mengatakan, “kedatangan saya ke sini adalah untuk

berSilaturahim,” kemudian ia menyamppaikan maksud dan

kepentingannya.

84Anwarul Haq, Bimbingan Remaja Berakhlak Mulia ( Cara Praktis Hidup Sehari-

hari), ( Bandung: Marja‟, 2004), h. 79

85

Abu‟Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim al-Bukhari, Al-Jāmi‟ al-

Bukhāri (Ṣahih Bukhāri) (Beirut: Daar al-Fikr, tt), h. 1713

Page 61: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

45

Kadang ada juga Silaturahim yang sekedar dijadikan “bumbu

penyedap” atau pengantar dari kepentingan tertentu, misalnya

berSilaturahim untuk membahas kerja sama, berSilaturahim untuk

berutang, berSilaturahim untuk meminta sumbangan, berSilaturahim

untuk mengajukan lamaran, dan sebagainya. Untuk membedakan

antara Silaturahim yang dijalin itu sekedar embel-embel dan yang

murni dalam rangka memenuhi perintah Allah dan Rasulnya. Tolak

ukurnya adalah niat. Tidak ada yang mengetahui niat kecuali Allah

dan pelakunya sendiri.

b. Ramah sopan santun

Sifat ramah termasuk akhlah yang terpuji. Dalam sifat ramah

melekat juga sifat lemah lembut dan kasih sayang. Sifat inilah yang

perlu dimiliki oleh setiap orang yang beriman karena sifat tersebut

termasuk akhlak Rasulullah saw. , baik dalam berdakwah maupun

dalam bergaul dengan sesama manusia dan sifat tersebut merupakan

hiasan dalam bergaul sehari-hari86

. Islam mengajarkan agar umatnya

saling bergaul secara akarab, saling menghormati, saling

menyayangi, dan bersikap ramah tamah. Setiap orang diharapkan

agar selalu sopan santun dalam berbicara, ramah dalam bertutur kata,

86 Anwarul Haq, Bimbingan Remaja Berakhlak Mulia ( Cara Praktis Hidup

Sehari-hari), h. 41

Page 62: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

46

rukun dan damai terhadap sesama manusia. Hal ini sesuai dengan

hadis Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Muttafaq „alaih87

ها زوج النبي صلى عن ابن شهاب عن عروة بن الزبػير أن عائشة رضي اهلل عنػاهلل عليو وسلم قالت : دخل رىط من اليػهود على رسول اهلل صلى اهلل عليو

ة : فػفهمتػها فػقلت : وعليكم السام وسلم فػقالوا : السام عليكم . قالت عائش ان واللعنة . قالت : فػقال رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم : مهال يا عائشة،

ع . فػقلت : يا رسول اهلل ، أولم تسم اهلل رفيق يحب الرفق فى االمر كلو .ماقالوا ؟ قال رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم : قد قػلت وعليكم

Dari ibnu Syihab, daru Urwah bin Az Zubair, sesungguhnya Aisyah

RA ( Istri Nabi SAW ) berkata: “ Sekelompok orang-orang Yahudi

masuk kepada Rasulullah saw. , dan berkata : Assaamu „alaikum (

kebinasaan atasmu ). Aisyah berkata, “ Aku pun memahaminya.”

Aku berkata, “ Wa „alaikumus saamu walla‟natu ( kebinasaan dan

laknat atas kalian ).” Aisyah berkata: “Rasulullah saw. bersabda: “

Sesungguhnya Allah ramah dan lunak, Dia suka kepada keramahan

dalam segala urusannya.” Aku berkata: “ Wahai Rasulullah,

tidakkah engkau mendengar apa yang mereka katakan”? Rasulullah

saw. berkata: “ Aku telah mengatakan wa‟alaikum ( dan atas kamu

kebinasaan).” ( Muttafaq „Alaih )88

c. Memelihara Ucapan

Berbicara merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam

kehidupan manusia. Karena itu, dunia ini tidak pernak sepi dari

katifitas berbicara. Adanya aktivitas berbicara membuat sesuatu

kejadian bisa diinformasikan, ilmu pengetahuan bisa diajarkan, dan

nilai – nilai kebenaran, atau kebaikan bisa disebarluaskan. Namun,

dengan aktivitas berbicara keburukan, kebathilan atau kemungkaran

87

Abu‟Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim al-Bukhari, Al-Jāmi‟ al-

Bukhāri (Ṣahih Bukhāri) (Beirut: Daar al-Fikr, tt), h. 1787

88Pusaka Lidwa i-software

Page 63: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

47

juga bisa diinformasikan, kesombongan bisa ditunjukkan dan

permusuhan antar sesama manusia bisa terjadi diseluruh dunia. 89

Memelihara ucapan disini maksudnya ialah berbicara yang

baik, tidak menyakiti perasaan orang lain baik yang disengaja

maupun yang tidak disengaja. Seorang mukmin yang ingin memiliki

kepribadian terpuji tentu akan selalu berusaha berbicara dalam

kerangka kebaikan dan kebenaran. Karenanya, hal ini bisa menjadi

ukuran keimanan seseorang. Dalam hadis, Rasulullah saw. .bersabda:

را او ليصمة من كان يػؤمن باهلل واليػوم االخر فػليػقل خيػ

“ Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah

ia berkata yang baik atau dia.” ( HR. Bukhari dan Muslim )90

Ketika seseorang telah berbicara yang baik, dia telah

menunjukkan salah satu manfaat dari keberadaanya sebagai manusia,

ini akan mengantarkannya menjadi manusia yang terbaik. Rasulullah

saw. . bersabda:

ر الناس انػفعهم للناس خيػ

“ Sebaik – baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat

untuk orang ( lain).” 91

Berbicara yang baik juga dapat mencegah kita masuk

kedalam neraka. 92

Rasulullah saw. . bersabda:

89 Drs. Ahmad Yani. h. 317

90

Pusaka lidwa i-software 91

Pusaka lidwa i-software

Page 64: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

48

النبي صلى اهلل عليو وسلم النار ثمة عن عدي بن حاتم قال : ذكر عن خي ها واشاح بوجهو. قال شعبة ها واشاح بوجهو، ثم ذكر النار فػتػعود منػ فػتػعود منػ

، فان لم تجد : أما مرتػين فال أشك . ثم قال : اتػقوا النار ولو بشق تمرة فبكلمة طيبة.

Dari Khaitsama, dari Adi‟ bin Hatim, dia berkata, “ Nabi SAW

menyebutkan neraka, lalu beliau berlindung darinya dan

memalingkan wajahnya, kemudian beliau menyebutkan neraka dan

berlindung darinya serta memalingkan wajahnya.” Syu‟bah berkata”

Adapun dua kali maka aku tidak ragu”. Kemudian beliau bersabda: “

Peliharalah dirimu dari neraka meskipun hanya dengan separuh

kurma. Jika tidak mendapatkan, maka dengan perkataan yang

baik.”93

Ibnu Baththal berkata, “ Perkataan yang baik termasuk amal

yang paling baik dan keberadaan kalimat yang baik sebagai sedekah,

adalah bahwa memberikan harta itu dapat menggembirakan hati

orang yang diberi, sekaligus menghilangkan perasaan tidak senang

dalam hatinya. Demikian juga dengan perkataan yang baik. Disinilah

letak kesamaan diantara keduanya.”94

d. Senyum

Dalam islam diajarkan bahwa dengan siapa saja kita bertemu

dan berbicara, tampakanlah wajah yang riang dan gembira, wajah

dan suara kita tidak seharusnya menunjukkan kekasaran dan

kekerasan. Sebuah senyuman diwajah kita dan perilaku kita yang

baik adalah sedekah dan memperlihatkan keramahan adalah

92 Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Bāri ( Penjelasan Kitab Ṣahih al Bukhari ), Jilid

XXIX, h. 166 93

Pusaka lidwa i-software 94

Ibnu hajar al asqalani, fathul baari jilid 29. „ kitab Adab, (Jakarta: Putaka

Azzam, 2009), h.166

Page 65: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

49

kebaikan95

. „Abdullah bin Harits ra. meriwayatkan bahwa ia tidak

pernah melihat orang yang paling sering tersenyum selain Nabi Saw.

Abu Dzar ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:

“Tersenyumlah dan perllihatkanlah wajah yang menyenangkan

ketika bertemu dengan seorang muslim.”96

Senyum adalah ṣadaqah yang paling ringan.

e. Mengharap Pahala

Hendaknya seorang muslim bersilaturahim untuk

memnantikan dan mengejar pahala dari Allah swt, sebagaimana yang

telah dijanjikan. Janganlah seseorang yang bersilaturahim menunggu

balasan yang setimpal dari manusia. Namun, hendaknlah ia semata-

mata mengharapkan pahala dari Allah swt.97

Sebagai orang yang bersaudara, sangat bagus apabila sesama

muslim saling mendoakan dalam kebaikan. Karena saling mendoakan

merupakan hal yang amat baik, maka apabila kita minta kepada Allah

swt untuk diberikan kepada orang yang kita doakan akan membuat

kita memperoleh apa yang kita mohonkan tersebut98

. Rasulullah saw.

bersabda:

اذا دعا الرجل الخيو فى ظهر الغيب قال الملك : ولك مثل ذلك

95 Anwarul Haq, Bimbingan Remaja Berakhlak Mulia ( Cara Praktis Hidup

Sehari-hari), (Bandung: Marja‟, 2004), h. 82 96

Imam Abi Hausain Muslim bin al Hajaj Al-Qusyayri al-Naisaburi, Ṣahih

Muslim. h 1714

97„Abdul „Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada, Ensiklopedia Adab Islam Menurut al-

Quran dan as-Sunnah, (Surabaya: Pustaka Imam Asy-Syafi‟i, 2007), Jilid 2, h. 118 98

Drs. H. Ahmad Yani. Menjadi Pribadi terpuji,(Jakarta: Al Qalam, 2007), h. 230

Page 66: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

50

“Jika seseorang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuannya,

malaikat berkata engkau juga mendapatkannya”99

5. Faktor Putusnya Silaturahim

a. Sibuk

Banyak manusia yang tidak menyadari bahwa semakin

meningkatnya jadwal kegiata merupakan benih benih dari

kerenggangan bersosial. Hal ini dapat dilihat seperti contohnya

seseorang yang mempunyai jadwal lebih padat diluar rumah akan

memiliki lebih sedikit waktu berkumpul bersama keluarga dan

kerabatnya. Justeru ia akan lebih sering menghabiskan waktu

dakwahnya kepada orang lain dari pada sibuk dengan keluarganya.

Padahal mereka lebih berhak mendapatkan kebaikan. Allah swt

berfirman pada Q.S. As Syu‟ara:214100

,

رتك القػربين وانذر عشيػ

Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.

Tafsirannya:

Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw agar

menyampaikan agama Allah kepada keluarganya yang dekat,

menyampaikan kepada mereka janji dan ancaman Allah terhadap

orany yang memungkiri dan mensyarikatkan Nya.

99 Abu al-Husain Muslim ibn al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairi al-Naisaburi, Ṣahīh

Muslim, Juz.1, h.1374

100

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qurān dan Tafsirnya, ( Universitas

Islam Indonesia, 1990), h.175

Page 67: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

51

b. Ketidaktahuan bahaya memutuskan tali silaturahim.

Ketidaktahuan seseorang tentang anjuran bersilaturahim dan

bahaya memutuskannya merupakan salah satu sebab yang akan

menimbulkan berkurangnya rasa peduli kepada sesama, sehingga

banyak masyarakat yang merasa tidak penting hidup dalam

bermasyarakat. Mereka akan lebih mengutamakan kehidupan

individualnya daripada bermasyarakat. 101

c. Sombong

Sesungguhnya Allah swt mencela takabur pada beberapa

tempat dari kitab-Nya. Dan mencela tiap-tiap orang yang perkasa,

yang bersikap takabur. Allah swt berfirman:102

ركون فى نا امنين ما ىه أتػتػ

Adakah kamu akan dibiarkan tinggal disini (di negeri kamu ini)

dengan aman.

Juga dikatakan dalam firmannya:

ايعدكم أنكم اذا متم وكنتم تػرايا وعظاما أنكم مخرجون

Apakah ia menjanjikan kepada kamu sekalian, bahwa kamu telah

mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kamu

sesungguhnya akan dikeluarkan (dari kuburmu)?

Dikatakan dalam hadis Nabi:

101

Diangkat dari Qathiati Ar Rahmi Al Mazhahiru Al Asbabu Subulu Al Llaji,

karya Muhammad bin Ibrahim a. Hamd. Penerbit : Kementerian Urusan Agama, Wakaf dan

Dakwah KSA Cet.II Th 1423 H

102

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qurān dan Tafsirnya, ( Universitas

Islam Indonesia, 1990), h.143

Page 68: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

52

كم عن حارثة بن وىب الخزاعي عن النبي صلى اهلل عليو وسلم قال: أال اخبر باىل الجنة ؟ كل ضعيف متضاعف لو اقسم على اهلل لبػره. أال أخبركم باىل

كل عتل جواظ مستكبر.النار؟ Dari Haritsah bin Wahb al- Khuza‟I, dari Nabi SAW beliau

bersabda: “Maukah kamu aku beritahutentang penghuni surge?

Semua yang lemah dan sanngat lemah. Kalau bersumpah atas

Allah niscahya Dia menunaikannya. Maukah kamu aku beritahu

tentang penghuni neraka? Semua yang kaku, kasar, dan angkuh

(sombong).

Ar-Raghib berkata103

: kata kibr, takabbur dan istikbār

memiliki makna yang tidak jauh berbeda. Kibr (angkuh/sombong)

adalah keadaan dimana seseorang merasa takjub dengan dirinya. Dia

melihat dirinya lebih hebat dari selainnya. Kondisi paling buruk

adalah dia merasa hebat atas tuhannya dengan cara menolak

menerima kebenaran dan tidak mau tunduk dalam tauhid dan

ketaatan. Sikap angkuh ini lahir karena dua hal. Pertama, perbuatan-

perbuatan baik yang melebihi orang lain. Kedua, memaksakan diri

untuk itu dan membebani apa yang tidak ada padanya.

6. Ancaman Bagi Pemutus Silaturahim

بن د ثػنا سفيان عن الزىيري عن محم ر بن حرب وابن ابي عمر قال حد ثني زىيػ حديدخل الجنة قا طع قال جبػير بن مطعم عن ابيو عن النبي صلى اهلل عليو وسلم قال ال

104يػعني قا طع الرحم نن أبي عمر قال سفيااب

103 Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Bāri ( Penjelasan Kitab Ṣahih al Bukhari ), h.

302

104

Al-Naisabūrī, ṣhaḫīh Muslim, hadis ke 2556, h. 1981

Page 69: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

53

Diriwayatkan dari Ibn Asākīr dari „Abd Allah bin Abī Aufā,

diriwayatkan dalam jami‟al-kābir dari „Abd Allah bin Ubay berkata:

kami pernah duduk bersama Nabi saw. kemudian Nabi saw. bersabda:

“Tidak boleh duduk bersamaku hari ini orang yang memutuskan

silaturahim”. Tiba-tiba berdirilah seorang pemuda dari kerumunan

orang. Tak lama setelah itu muncul pula seorang wanita (bibinya) yang

ternyata keduanya telah lama tidak berbaikan. Maka, pemuda terssebut

meminta maaf kepadanya dan demikianlah pula bibinya, akhirnya

keduanya kembali duduk bersama Rasulullah saw. .105

Ancaman lain bagi yang memutuskan silaturahim ialah sebagai

berikut:

a. Dibuta dan ditulikan

ثني معاوية بن أبي مزرد عن ثػنا سليمان قال حد ثػنا خالد بن مخلد حد حدوسلم عن النبي صلى اللو عليو سعيد بن يسار عن أبي ىريػرة رضي اللو عنو

قال خلق اللو الخلق فػلما فػرغ منو قامت الرحم فأخذت بحقو الرحمن فػقال لو مو قالت ىذا مقام العائذ بك من القطيعة قال أال تػرضين أن أصل من

عك قالت بػلى يا رب قال فذاك قال أبو ىريػرة اقػرءوا إن وصلك وأقطع من قط شئتم

ثػنا { فػهل عسيتم إن تػوليتم أن تػفسدوا في الرض وتػقطعوا أرحامكم } حدثػنا حاتم عن معا ثني عمي أبو الحباب سعيد بن إبػراىيم بن حمزة حد وية قال حد

يسار عن أبي ىريػرة بهذا ثم قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم اقػرءوا إن

105 Ībn Hamzah al-Husaini al-Hanafī al-Dimasyqī, Asbāb al- Wurūd 2 terj: M.

Suwarta Wijaya, Zafrullah Salim, ( Jakarta: Kalam Mulia, 2994), h. 477

Page 70: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

54

ثػنا بشر بن محمد أخبػرنا عبد { فػهل عسيتم }شئتم اللو أخبػرنا معاوية بن أبي حد فػهل عسيتم } اللو عليو وسلم واقػرءوا إن شئتم ا قال رسول اللو صلىالمزرد بهذ

}106

Telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad Telah

menceritakan kepada kami Sulaiman dia berkata; Telah

menceritakan kepadaku Mu'awiyah bin Abu Muzarrad dari Sa'id bin

Yasar dari Abu Hurairah radliAllah u 'anhu dari Nabi ṣallAllah u

'alaihi wasallam beliau bersabda: 'Setelah Allah Azza wa Jalla

menciptakan semua makhluk, maka rahim pun berdiri bangkit dan

memegang pinggang Ar Rohman, lalu ia berkata; 'Inikah tempat bagi

yang berlindung dari terputusnya silaturahim (Menyambung

silaturahim).' Allah Subhanahu wa Ta'ala menjawab: Tidakkah

kamu rela bahwasanya Aku akan menyambung orang yang

menyambungmu dan memutuskan yang memutuskanmu? ' Rahim

menjawab; 'Tentu wahai Rabbku.' Allah berfirman: 'ltulah yang

kamu miliki.' Abu Hurairah: 'Jika kamu mau, maka bacalah ayat

berikut ini: Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan

berbuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan

kekeluargaan? (QS. Muhammad 22). Telah menceritakan kepada

kami Ibrahim bin Hamzah Telah menceritakan kepada kami Hatim

dari Mu'awiyah dia berkata; Telah menceritakan kepadaku pamanku,

Abu Al Khabab Said bin Yasar dari Abu Hurairah mengenai Hadits

ini. Kemudian Rasulullah ṣallAllah u 'alaihi wasallam bersabda: Jika

kalian mau, bacalah oleh kalian: Maka apakah kiranya jika kamu

berkuasa kamu akan berbuat kerusakan di muka bumi dan

memutuskan hubungan kekeluargaan? (Muhammad: 22). Telah

menceritakan kepada kami Bisyr bin Muhammad Telah

mengabarkan kepada kami Abdullah Telah mengabarkan kepada

kami Mu'awiyah bin Abu Al Muzarrad mengenai Hadits ini.

Rasulullah ṣallAllah u 'alaihi wasallam bersabda: jika kalian mau,

bacalah ayat: Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan

berbuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan

kekeluargaan? (Muhammad: 22)107

.

b. Tidak Masuk Surga

106

Abu‟Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim al-Bukhari, Al-Jāmi‟ al-

Bukhāri (Ṣahih Bukhāri), 444

107 Abu‟Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim al-Bukhari, Al-Jāmi‟ al-

Bukhāri (Ṣahih Bukhāri), h.445

Page 71: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

55

ر بن مطعم محمد ب عن ابن شهاب أن ن جبػير بن مطعم قال : ان جبػيػ أخبػره أنو سمع النبي صلى اهلل عليو وسلم يػقول : ال يدخل الجنة قاطع .

Dari ibnu Syibah, bahwa Muhammad bin JUbair bin Muth‟im

berkata bahwa Jubair bin Muth‟im mengabarkan kepadanya,

sesungguhnya dia mendengar Nabi SAW bersabda: “ Tidak akan

masuk surge orang yang memutuskan ( hubungan kekeluargaan

).”

c. Tidak diterima amal ibadahnya

ثػنا الخزرج ثػنا موسى بن اسماعيل قال: حد أبوا –بن عثمان حدمولى عثمان بن –ني أبوا أيػوب سليمان ر قال : أخبػ السعدي –الخطاب

لة الجمعة فػقال : احرج –عفان قال: جائػنا ابوا ىريػرة ، عشية الخميسليػالثا . على كل قاطع رحم لما قام من عندنا . فػلم يػقم احدا . حتى قال ث

ها. فػقالت لو : يا ة لو قد صرمها منذ سنتػين . فذخل عليػ فاتى فػتى عميػقول كذا وكذا ، قالت: ابن اخي ! ما جاء بك ؟ قال سمعت ابا ىريػرة

قال : سمعت النبي صلى اهلل عليو وسلم ارجع اليو فسلو لم قال ذالك ،لة جمعة، فال يػقبل يػقول : ان اعمال بنى ادم تػعرض كل عشية خميس ليػ

عمل قاطع رحم

“ Telah menceritakan kepada kami Musa bin Ismail, dia berkata:

telah mengabarkan kepada kami Al-Khazraj bin „Utsman –

Bapaknya yang berbicara – As-Sa‟diy, dia berkata: Telah

mengabarkan kepadaku Abu Ayyub Sulaiman – Pembantu

„Utsman bin „Affan- dia berkata: Telah datng kepada kami Abu

Hurairah, pada sore hari Kamis malam Jum‟at. 108

d. Ditutupnya pintu langit

واخرج الطثراوى مه حديث اته مسعود ان اتواب السماء مغلقة دون

قاطع الرحمImam at-Thabrani mentakhrij dari Ibnu Mas‟ud sesungguhnya

pintu-pintu langit tertutup bagi pemutus silaturahim.109

108

Abu‟Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim al-Bukhari, Al-Jāmi‟ al-

Bukhāri (Ṣahih Bukhāri), h.446 109

Abu‟Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim al-Bukhari, Al-Jāmi‟ al-

Bukhāri (Ṣahih Bukhāri), h.447

Page 72: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

56

e. Tidak mendapatkan rahmat

ثنا : سمعت نا سليمان ابػوا ادام قال بػر عبػيد اهلل بن موسى قال: اخ حدعبداهلل بن أبي أوفى يػقول عن النبي صلى اهلل عليو وسلم ، قال: ان

.الرحمة التػنزل على قػوم فيهم قاطع الرحم

“Telah mengabarkan kepada kami „Ubaidillah bin Musa, dia

berkata: telah mengabarkan kepada kami Sulaiman Abu Idam,

dia berkata: Saya mendengar Abdullah bin Abu Aufa, dia

berkata dari Nabi SAW bersabda: “ Sesungguhnya rahmat tidak

turun kepada kaum yang diantara mereka ada orang yang

memutuskan hubungan kekeluargaan.”110

Ath-Thaibi menyebutkan bahwa kemungkinan maksud

“kaum” disini adalah mereka yang membantu si pelaku dan tidak

mengingkarinya. Namun, mungkin juga maksud “rahmat” disini

adalah hujan. Hujan tidak diturunkan kepada manusia secara umum

akibat buruknya perbuatan memutuskan hubungan silaturahim.111

Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin „Ala, ia

berkata, telah mengabarkan kepada kami Mu‟awiyah bin Hiyam,

dari syaiban, dari Farras, dari „ Athiyyah, dari Abi Sa‟id,

bahwasannya Nabi SAW bersabda:

110 Lidwa Pusaka i-software

111

Muhammad bin Ismāīl al-Bukhārī, al-Adab al-Mufrad, ( Beirut: Dār al-Kitab

al-Ilmiyyah, 1990), h.29

Page 73: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

57

“Barangsiapa yang tidak memberi rahmat ( kasih sayang ) tidak

akan dirahmati”.

Berkenaan dengan hadis diatas, al-Mutawaffā dalam kitab

Tuhfah al-Ahwazī mengatakan bahwa orang yang menghubungkan

silaturahim berada dalam rahmat Allah swt dan mendapat

kemuliaan-Nya, sebaliknya orang yang memutus tali silaturahim

akan diputuskan dari rahmat-Nya.112

Dalam hadis yang diriwayatkan

al-Baihaqī dalam kitab Syu‟ab al-īmān bahwa ancaman memutuskan

silaturahim ialah tidak akan diturunkannya rahmat bagi yang

memutuskannya.113

Sehingga begitu kerasnya ancaman bagi yang

memuttuskan silaturahim, hendaknya hal ini menjadi suatu

peringatan bagi umat islam serta sebagai isyarat betapa pentingnya

menjalin silaturahim dengan jaminan munculnya rasa aman dan

percaya.114

f. Segera mendapat adzab didunia dan akhirat

Dari Abu Bakrah ra. Dia mengatakan Rasulullah saw. bersabda:

نة بن عبد الرحمن قال: ثػنا عيػيػ ثػنا شعبة قال: حد ثػنا ادم قال: حد حدث عن ابي بكرة قال: قال رسول اهلل صلى اهلل عليو سمعت أبي يحد

112 Al- Imām al-Hāfiz Abī al-Ulā Muhammad “abd al-Rahmān bin Abd al-Rahīm

al-Mūbārakahfurī al-mutawwaffā, Tuhfah al- Ahwazī Syarh Jāmi‟ al-Tirmizī, (Beirut: Dār

al-Fikr, 1995), h. 14

113

Al- Imām al-Hāfiz Abī al-Ulā Muhammad “abd al-Rahmān bin Abd al-Rahīm

al-Mūbārakahfurī al-mutawwaffā, Tuhfah al- Ahwazī Syarh Jāmi‟ al-Tirmizī, (Beirut: Dār

al-Fikr, 1995), h

114

M. Quraiṣ Ṣihab, Menabur Pesan Ilahi: Al-Qur ān dan Dinamika Kehidupan

Masyarakat, (Jakarta: Lentera Hati, 2006 ), h. 78m

Page 74: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

58

نػياى لصاحبو العقو ما من ذنب أجدر أن يجعل اهلل تػعال وسلم : -بة في الدعة الرحم -لو في االخرة مع ما يدخر مثل البػغي وقطيػ

“Telah mengabarkan kepada kami Adam dia berkata: telah

mengabarkan kepada kami Syu‟bah, dia berkata: telah

mengabarkan kepaada kami „Uyainah bin „Abdurrahman, dia

berkata: Saya mendengar bapakku telah mendapat kabar dari

Abu Bakrah, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda:”Tidak ada

dosa yang pantas untuk disegerakan hukumannya oleh Allah

bagi pelakunya di dunia bersamaan ( hukuman ) yang disimpan

untuknya di akhirat, dari pada kezaliman dan pemutus

silaturahim” 115

g. Seperti memakan bara api yang sangat panas

Petunjuk Rasulullah saw. ini melukiskan sebuah gambaran

yang menakutkan tentang siksaan yang akan diberikan kepada orang

– orang yang sombong dan angkuh terhadap kaum kerabat dan yang

memutuskan hubungan kekeluargaan.116

Dikisahkan ada seseorang yang pernah datang kepada

Rasulullah seraya berkata: “ Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku

mempunyai beberapa kerabat yang senantiasa aku sambung tali

kekeluargaanya, tetapi mereka memutuskan hubungan kekeluargaan

denganku, aku berbuat baik kepada mereka, tetapi mereka berbuat

buruk kepadaku, aku berbuat santun kepada mereka, tetapi mereka

malah bersikap bodoh kepadaku.” Maka Rasulullah menjawab, “

Apabila kamu benar berbuat seperti yang engkau katakan, maka

mereka seakan-akan menelan bara api yang sangat panas. Dan Allah

115

M Ahmad bin Hanbal. Musnad Imām bin Hanbal. Riyadh: Bait al-Afkār al-

Dauliyah.1998h. 336

116 Dr. Muhammad Ali Al Hasyimi, jati diri muslim, (Jakarta, 1999).h 119

Page 75: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

59

akan senantiasa bersamamu mengalahkan mereka selama engkau

berbuat seperti itu.” 117

Hadis diatas bisa kita lihat bagaimana Allah swt membantu

orang yang menyambung tali silaturahim yang senantiasa sabar atas

perlakuan tidak baik dan pemutusan hubungan dari kaum

kerabatnya, dimana Allah akan mengisi hatinya dengan kesabaran

atas perlakuan yang menyakitkan dari mereka, serta membantunya

untuk berteguh hati mempertahankan akhlak yang mulia itu.

Rasulullah saw. mempermisalkan besarnya dosa orang yang

memutuskan tali silaturahim seperti pemakan bara api yang sangat

panas, sebagai balasan terhadap perbuatannya memutuskan

hubungan silaturahim yang dilakukan oleh orang yang

menyambungnya.

B. Latar Belakang Turunnya Hadis (al-Asbāb al-Wurūd) dan

Kandungan Hadis

Para ahli bahasa mengartikan bahwa “sebab” ( sabab ) adalah “al

habl” berarti tali, yang menurut lisan al „arab dinyatakan bahwa: kata ini

dalam bahasa arab berarti “ saluran”, maksudnya “ segala sesuatu yang

menghubungkan satu benda ke benda lainnya. Atau menurut istilah adalah

segala sesuatu yang mengantarkan kepada tujuan. Sementara itu para ahli

117

Al- Imām al-Hāfiz Abī al-Ulā Muhammad “abd al-Rahmān bin Abd al-Rahīm

al-Mūbārakahfurī al-mutawwaffā, Tuhfah al- Ahwazī Syarh Jāmi‟ al-Tirmizī,, h. 174

Page 76: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

60

hukum islam mengartikannya dengan “ suatu jalan menuju terbentuknya

suatu hukum tanpa adanya pengaruh apapun dalam hukum itu.

Adapun arti wurud (sampai:muncul) menurut bahasa adalah” air

yang memancar atau air yamg mengalir”, sedangkan menurut istilah adalah

“sesuatu yang membatasi arti suatu hadis, baik berkenaan dengan arti umum

atau khusus, mutlak atau terbatas, di nasikh ( hapus ) dan seterusnya” atau “

suatu arti yang dimaksud oleh sebab suatu hadis saat kemunculannya”.118

Pada bagian ini penulis menelusuri bagaimana kisah atau sabab

musabab berawal turunnya hadis tentang sialturahim ini. Tapi setelah

melalui pencarian penulis hanya menemukan penggalan penggalan makna

hadis yang serumpun dengan silaturahim. 119

Diantaranya pada hadis

Rasulullah saw. yang berbunyi:

صلى اهلل عليو وسلم قال : من يرحم الرفق يرحم الخير ) رواه عن جرير عن النبي المسلم (

“ Dari Jarir, dari Nabi SAW, beliau bersabda:” Barang siapa yang

tidak mau bersikap kasih sayang / lemah lembut, maka ia akan

terhalang dari kebaikan.”120

Al-Asbāb al-Wurūd Hadis:

Diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dari Aisyah ra, beliau berkata: “

Suatu ketika Rasulullah saw. pergi menuju suatu dataran tinggi. Rupanya

beliau ingin pergi ke daerah badawah ( daerah perkampungan )‟ lalu beliau

mengirimkan onta yang baik kepada saya ( aisyah ). Beliau kemudian

bersabda:

118

Taufiqullah, Afif Mohammad, Asbabul Wurud Al Hadis Proses Lahirnya

Sebuah Hadis.(Bandung : Pustaka Salman ITB),h. 5 119

Said Agil Husin Munawwar, MA, Studi kritis Hadis Nabi Pendekatan Sosio-

Historid-Kontekstual ASBABUL WURUD, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hal. 180 120

Abu al-Husain Muslim ibn al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairi al-Naisaburi,

ṣaḫih Muslim, (Beirut : Dar al-Jalil, tt) Juz.1, h.1330

Page 77: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

61

يا عائشة ! ارافقي فأن الرفق لم يكن فى شئ قط اال زانو ، وال نزع من شئ اال شانو

“ Hai Aisyah ! bersikap lemah lembut / sayang, karena

sesungguhnya tidak ada sikap lemah lembut kepada siapapun,

kecuali akan menghiasi kebaikan orangnya. Dan tidak ada sikap

kasar kepada suatu apapun, kecuali akan merusakannya.”121

Penyebab adanya hadis diatas adalah ketika menaiki seekor unta

pemberian Rasulullah yang sulit dikendalikan. Hal ini membuatnya

memukul unta berulang-ulang. Maka Rasulullah berkata sebagaimana bunyi

hadis diatas. 122

Kandungan Hadis

رضياهلل عنو قال : سمعت رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم يػقول : عن انس بن مالك 123من سره ان يػبسط عليو رزقو او يػنسأ فى أثره فػليصل رحمو

Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a. berkata: saya pernah mendengar

Rasulullah Saw. bersabda: “ Barang siapa yang suka apabila Allah

membentang luaskan rizki baginya dan memanjangkan umurnya124

, maka

hendaklah ia bersilaturahim.”

Sebagian orang mendapatkan kesulitan memahami hadits di atas

dengan keberadaan dalil yang menafikkan pertambahan umur manusia

sebagaimana dibawakan di bawah :

121 Prof, Dr. H Said Agil Husin Munawwar, MA. Studi kritis Hadis Nabi

Pendekatan Sosio-Historid-Kontekstual ASBABUL WURUD, h.181 122

Abdul Hayyie Al-Kattanie, “ Sunah Rasul Sumber Ilmu Pengetahuan dan

Peradaban”. (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), h.170 123

Imām al-Hāfiz Abī „Abdullah Muhammad bin Ismāīl bin Ibrāhīm bin al-

Mughīrah al-Ju‟fa Al-Bukhāri, Sāḫīḫ al-Bukhārī. (Riyadh: Maktabah al-Rusy. 2006), h 543

124 Makna “ yubsatha”: dilapangkan rizkinya, sedang makna “yunsa-a lahu fī

atsarihī”: ditangguhkan ajalnya.

Page 78: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

62

Allah ta‟ala berfirman :

قص من عمره إال في كتاب وما يػعمر من معمر وال يػنػ

“Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang

dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam

Kitab (Lauh Mahfudh)” [QS. Faathir : 11].

Ibnu Katsīr rahimahullah berkata :

قص من عمره إال في كتاب (وقولو: أي: ما يعطى بعض النطف من )وما يػعمر من معمر وال يػنػقص من عمره (العمر الطويل يعلمو، وىو عنده في الكتاب الول، الضمير عائد على )وال يػنػ

علم اهلل ال ينقص من عمره، وإنما الجنس، ال على العين؛ لن العين الطويل للعمر في الكتاب وفي قال ابن جرير: وىذا كقولهم: "عندي ثوب ونصفو" أي: ونصف آخر. عاد الضمير على الجنس.

“Dan firman-Nya : „Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang

berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah

ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfudh), yaitu : apa yang telah diberikan

kepada sebagian nuthfah berupa umur panjang, Allah mengetahuinya dan

hal itu di sisi-Nya terdapat dalam catatan yang pertama. Tentang firman-

Nya : „dan tidak pula dikurangi umurnya‟; kata ganti/dlamiir dalam ayat

tersebut kembali kepada jenisnya (yaitu umur secara umum), bukan kembali

pada umur orang tertentu. Hal itu dikarenakan panjangnya umur dalam

Kitaab dan dalam ilmu Allah tidaklah berkurang dari umurnya. Kata ganti

itu hanyalah kembali pada jenisnya. Ibnu Jariir berkata : „Ini seperti

perkataan mereka : Aku punya baju dan setengahnya. Yaitu, setengah bau

yang lain”125

Allah ta‟ala juga berfirman :

وما كان لنػفس أن تموت إال بإذن اللو كتابا مؤجال

125

Abu al-Fida Ismail Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur‟an al-„Azhim (Tafsir Ibnu

Katsir), (Jakarta: Gema Insani, 1999), Jilid 6, h 538

Page 79: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

63

“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah,

sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya” [QS. Aali „Imraan :

145].

Ibnu Katsīr rahimahullah berkata :

أي: ال يموت أحد إال وقولو: } وما كان لنػفس أن تموت إال بإذن اللو كتابا مؤجال {

بقدر اهلل، وحتى يستوفي المدة التي ضربها اهلل لو؛ ولهذا قال: }كتابا مؤجال { كقولو قص من عمره إال في كتاب { ]فاطر: [ وكقولو } ىو 11} وما يػعمر من معمر وال يػنػ

وىذه اآلية [.2جال وأجل مسمى عنده { ]النعام:الذي خلقكم من طين ثم قضى أ قص من فيها تشجيع للجبناء وترغيب لهم في القتال، فإن اإلقدام واإلحجام ال يػنػ

حدثنا العباس بن يزيد العبدي قال: سمعت العمر وال يزيد فيو كما قال ابن أبي حاتم:وىو -، قال: قال رجل من المسلمين أبا معاوية، عن العمش، عن حبيب بن صهبان

} -يعني دجلة-: ما يمنعكم أن تعبروا إلى ىؤالء العدو، ىذه النطفة؟ -حجر بن عدي وما كان لنػفس أن تموت إال بإذن اللو كتابا مؤجال { ثم أقحم فرسو دجلة فلما أقحم

ديوان، فهربوا أقحم الناس فلما رآىم العدو قالوا:

“Dan firman-Nya : „Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan

dengan izin Allah‟; yaitu : seseorang tidak akan mati kecuali dengan

ketentuan/takdir Allah, dan hingga ia memenuhi waktu yang telah Allah

tentukan baginya. Oleh karena itu Allah berfirman : „sebagai ketetapan

yang telah ditentukan waktunya‟, seperti firman-Nya : „Dan sekali-kali tidak

dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula

dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh

Mahfudh)‟ (QS. Faathir : 11). Dan juga seperti firman-Nya : „Dialah Yang

menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal

(kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk berbangkit)

yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya)‟ (QS. Al-

An‟aam : 2). Ayat ini terdapat dorongan semangat (keberanian) bagi para

penakut dan pemberian motivasi bagi mereka untuk berperang, karena maju

atau mundurnya dari berperang tidaklah mengurangi atau menambah umur,

sebagaimana dikatakan Ibnu Abi Haatim : Telah menceritakan kepada kami

Al-„Abbaas bin Yaziid Al-„Abdiy, ia berkata : Aku mendengar Abu

Mu‟aawiyyah, dari Al-A‟mas, dari Habiib bin Shuhbaan, ia berkata : Ada

Page 80: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

64

seorang laki-laki dari kalangan kaum muslimin – ia adalah Hujr bin „Adiy -

: “Apa yang menghalangimu menyeberangi sungai Tigris ini menuju

musuh-musuh itu ?. „Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan

dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya”.

Setelah itu, ia memacu kudanya menyeberangi sungai Tigris, dan kemudian

orang-orang pun mengikutinya. Ketika mereka melihat musuh, mereka

berkata : “Dīwān (lembar catatan)”. Mereka (musuh) pun lari ke

belakang”.126

Oleh karena itu, sebagian ulama menafsirkan pertambahan (ziyādah)

umur dalam hadits di awal adalah pertambahan keberkahannya, sehingga

usianya penuh dengan amal-amal yang besar.

Namun sebagian ulama lain tetap menafsirkan pertambahan umur itu

adalah pertambahan hakiki, dengan penjelasan sebagai berikut :

Sesungguhnya takdir itu ada dua macam. Pertama, taqdir mutlak,

yaitu takdir yang tertulis dalam Lauh al-Mahfūż. Takdir inilah yang

dimaksud dalam nash-nash di atas. Kedua, takdir mu‟allaq atau muqayyad,

yaitu takdir yang tertulis dalam lembaran malaikat yang masih mungkin

untuk dihapuskan atau ditetapkan.

Syaikh al-Islām rahimahullah berkata :

من سره أن والجل أجالن: مطلق يعلمو اهلل، وأجل مقيد، وبهذا يتبين معنى قولو :

يبسط لو في رزقو، وينسأ لو في أثره فليصل رحمو. فإن اهلل أمر الملك أن يكتب لو أجال، وقال: إن وصل رحمو زدتو كذا وكذا، والملك ال يعلم أيزداد أم ال، لكن اهلل

يعلم ما يستقر عليو المر، فإذا جاء الجل ال يتقدم وال يتأخر

“Ajal itu ada dua macam, yaitu ajal mutlak yang hanya diketahui oleh Allah,

dan ajal muqayyad. Dengan demikian menjadi jelas makna sabda

beliau shallallaahu „alaihi wa sallam : „barangsiapa yang suka diluaskan

126

Abu al-Fida Ismail Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur‟an al-„Azhim (Tafsir Ibnu

Katsir), (Jakarta: Gema Insani, 1999), Jilid 2, h 129-130

Page 81: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

65

rizkinya dan ditangguhkan kematiannya, hendaklah ia menyambung

silaturahim‟. Sesungguhnya Allah memerintahkan malaikat untuk

menuliskan baginya ajal, dan berfirman : „Apabila ia menyambung

silaturahim akan bertambah sekian dan sekian‟. Dan malaikat sendiri tidak

mengetahui apakah bertambah ataukah tidak. Akan tetapi Allah mengetahui

apa-apa yang telah Ia tetapkan pada orang tersebut. Apabila datang ajal

padanya, maka tidak dapat dimajukan ataupun dimundurkan”127

Di kesempatan lain ketika menjelaskan tentang rizki, Syaikh al-

Islām rahimahullah berkata :

اهلل أن يرزقو، فبهذا ال يتغير، والثاني: ما كتبو، وأعلم الرزق نوعان: أحدىما: ما علمو

بو المالئكة فهذا يزيد وينقص بحسب السباب

“Rizki ada dua macam. Pertama, rizki yang hanya diketahui oleh

Allah, ini tidak berubah. Kedua, rizki yang Allah tulis dan Ia beritahukan

kepada malaikat. Rizki jenis ini dapat bertambah dan dapat berkurang

tergantung sebabnya.”128

السباب التي يحصل بها الرزق ىي من جملة ما قدره اهلل وكتبو؛ فإن كان قد تقدم بأن يرزق العبد بسعيو واكتسابو ألهمو السعي واالكتساب، وذلك الذي قدره لو باالكتساب

يأتيو بغير -كموت مورثو -قدره لو بغير اكتساب ال يحصل بدون االكتساب، وما اكتساب

“Sebab-sebab yang menghasilkan rizki sendiri termasuk apa-apa yang

telah Allah tentukan dan tulis. Seandainya sejak semula Allah menentukan

memberikan rizki kepada seorang hamba dengan usaha dan kerja yang

dilakukannya, maka Allah akan mengilhamkan kepadanya untuk berusaha

dan bekerja. Dan rizki itulah yang Allah tentukan baginya melalui

perantaraan usaha dan bekerja; dan ia tidak bisa mendapatkannya tanpa

melalui bekerja. Dan rizki yang telah Allah tentukan baginya tanpa melalui

127

„Abd al-Rahman Ibn Qasimah al-„Ashimi al Hambali, Majmu‟ Fatawa Syaikh

al-Islam Ahmad ibn Taimiyyah, (Saudi Arabia: Riasatu al‟ „Ammah, 1404), Jilid 8, h. 517 128

„Abd al-Rahman Ibn Qasimah al-„Ashimi al Hambali, Majmu‟ Fatawa Syaikh

al-Islam Ahmad ibn Taimiyyah, h. 540

Page 82: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

66

bekerja – misalnya dengan kematian ahli warisnya - , maka rizki itu datang

kepadanya tanpa bekerja”129

C. Kedudukan Hadis

Setelah melakukan penelitian terhadap beberapa hadis silaturahim

dalam kitab Şahīh ain (karangan imam al- Bukhāri dan Imam Muslim ), dan

hasilnya adalah:

1. Pada hadis anjuran silaturahim penulis menemukan susunan

sanadnya sebagai berikut :130

- Ibrāhīm bin Mundzir

- Muhammad bin Ma‟an

- Ma‟an bin Muhammad

- Sa‟id bin Abi Sa‟id Kaisan

- Abū Hurairah

Mendapat komentar dari beberapa ulama:131

Ibn al-Madinī, Muhammad bin Sa‟d, Al „Ajli, Abū

Zuhrah, al- Nasāi, Ibnu Kharasy, Abū Dāud, al-

Daruquthny, Ibnu Waddah, Ibn Hajar al- Asqālany

mengatakan Tsiqah.

Yahya bin Ma‟in mengatakan Laitsa bihi ba’s.

Dan terdapat sahabat Abū Hurairah yang

meriwayatkan sehingga Şaduq

129

‘Abd al-Rahman Ibn Qasimah al-„Ashimi al Hambali, Majmu‟ Fatawa Syaikh

al-Islam Ahmad ibn Taimiyyah, h. 541 130

Lidwa i-software 131

Lidwa i-software

Page 83: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

67

2. Pada hadis ancaman memutuskan silaturahim, penulis

menemukan susunan sanadnya sebagai berikut:132

- Yahya bin Bukhair

- Laits bun Sa‟ad bin Abdurrahman

- Uqail bin Khalid bin Uqail

- Ibn Syihhāb

- Muhammad bin Jubair

- Jubair bin Muth‟im

Mendapat komentar dari beberapa ulama:133

Al-Dzahābi mengatakan Hafiz

Al-Khalilī, Ibn Qāni‟, yahya bin Ma‟in, Ahmad bin

Hanbal, Abū Zur‟ah, Muhammad bin Sa‟d, Ibn

Madinī, al-NasāI, Al „Ajli, Ibn Hibban, Ibn Kharasy,

Ibn Hajar al- Asqālany mengatakan Tsiqah.

Dan melalui riwayat sahabat Jubair bin Muth‟im

mengatakan Şaduq.

Jadi, penulis menyimpulkan bahwa kedudukan hadis silaturahim

yang dikaji penulis adalah Şahīh . Karena mayoritas ulama mengatakan

Tsiqah. Artinya bahwa hadis yang telah penulis paparkan diatas dapat

digunakan sebagai hujjah.

132

Lidwa i-software 133

Lidwa i-software

Page 84: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

68

D. Aplikasi Pemahaman Hadis Silaturahim Terhadap Konteks

Kehidupan Sekarang

Silaturahim atau persaudaraan (ukhuwwah) menjadi sumbu yang

sangat di perhatikan oleh Rasulullah saw. . dalam membangun masyarakat

Madinah di awal kehidupannya. Begitu pula dengan sekarang, Penerapan

ukhuwwah menjadi tantangan yang harus dibangun kembali seoptimis

mungkin. Terjalinnya ukhuwwah umat islam menjadi sarana yang sangat

penting, dimana umat islam kini sudah tersebar di seluruh dunia dengan

segala keberagamannya. Keberagaman tersebut bisa dilihat dari sisi

perbedaan etnis, budaya sampai ke pemikiran. Namun perbedaan tersebut

merupakan fitrah manusia, dan islam sendiri merupakan agama

kemanusiaan yang didalamnya ssejalan dengan fitrah kemanusiaan.134

Penerapan silaturahim sangat berpengaruh terhadap perkembangan zaman

ini sangat bervariatif. Begitu pula dengan bentuk – bentuk yang ada pada

zaman sekarang. Misalkan cara bersilaturaim kita disatukan pada zaman

tekhnologi canggih, bisa kita lihat dari berkembang pesatnya penggunaan

media sosial dari semua kalangan. Tetapi hal tersebut tidak merubah pola

pikir manusia untuk menghilangkan budaya silaturahim, justeru

mempermudah menjangkau tali silaturahim yang terputus. Terlebih dalam

kehidupan sesama muslim telah terikat suatu jalinan persaudaraan yang

134 Nurcholis Madjid, Satu Islam Sebuah Dilema, (Bandung: Mizan. 1991), h.24

Page 85: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

69

haram jika diputuskan.135

Sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw. .

tentang hak dan kewajiban sesama muslim yang menjadi salah satu bagian

dari silaturahim.136

Diantaranya yaitu menjawab salam/ menyebarkan salam.

Menjawab salam adalah salah satu tanda adanya rasa persaudaraan antar

muslim, atau dengan hanya bertegur sapa yang di dalamnya sudah

mengandung doa dan keberkahan, sebagaimana dalam hadis Nabi Saw:137

Telah menceritakan kepada kami Ahmad ibn Abi Syu‟aib

berkata, telah menceritakan kepada kami Zuhair berkata: telah

menceritakan kepada kami al-„A‟masy dari Abi Salih dari Abi

Hurairah ia berkata: “Rasulullah saw. . bersabda: “Demi Dzat jiwaku

ada dalam tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga hingga

beriman, dan kalian tidak akan beriman hingga saling menyayangi.

Maukah kalian aku tunjukkan suatu perkara yang jika kalian

amalkan maka kalian akan saling menyayangi? Tebarkanlah salam

diantara kalian” 138

Selain itu, mendoakan sudaranya ketika bersin, memenuhi

undangan, menjenguk saudaranya yang sakit, mengantarkan jenazah dan

saling menasehati adalah termasuk kewajiban antara seorang muslim dengan

muslim lainnya. Penerapan hadis hak sesama muslim masih berlaku sampai

saat ini, dimana menjenguk saudara sesama muslim ketika sakit telah

menjadi budaya dikalangan umat Muslim.139

Al-Qurān telah memerintahkan

untuk berbuat baik dan saling membantu dalam hal kebaikan antar sesama

135 Imam Abi Hausain Muslim bin al Hajaj Al-Qusyayri al-Naisaburi, Ṣahih

Muslim. Kitab Salam bab Hak Muslim atas Muslim yang lain, h 1704

136

Machasin, Islam Dinamis Islam Harmonis. Yogyakarta:Lkis Printing.2011.h

171

137

Abū Daūd Sulaimān bin al-Asy‟aṣ al- ṣijistānī, Sunan Abū Daūd (kitab Adab

Bab Ifsyāu al- Salām), h. 939

138

Lidwa Pusaka i-software

139

Lihat: Tesis Lilik Ummi Kultsum, ” Konsep Ṣilat al-Rahim dalam perspektif

AL-Quran ( Kajian Tafsir Tematik), (Tesis S2 Program Pasca Sarjana UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2003), h. 54

Page 86: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

70

muslim, serta melarang untuk saling membantu dalam hal kemungkaran.

Sebagaimana yang tercantum dalam Q.S. Al Maidah ayat 2:

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

melanggar syi'ar-syi'ar Allah , dan jangan melanggar kehormatan

bulan-bulan haram[390], jangan (mengganggu) binatang-binatang

had-ya[391], dan binatang-binatang qalaa-id[392], dan jangan

(pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah

sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya[393]

dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah

berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu

kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari

Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan

tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah , Sesungguhnya

Allah Amat berat siksa-Nya.

Quraiṣ Ṣihab mengatakan ayat tersebut menjadi prinsip dasar dalam

menjalin kerjasama dengan semua kalangan selama kerjasama yang dijalin

itu memiliki tujuan baik dan taqwa.140

Persaudaraan islam menjadi faktor

penting dalam suatu ikatan spiritual dan kasih sayang yang menyatukan

semua anggota masyarakat dengan tujuan menegakkan dan menjaga sistem

140 Quraiṣ Ṣihab, Tafsir al-Misbah, (Tangerang: Lentera Hati), h. 14

Page 87: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

71

sosial yang adil, dengan menjaga serta melindungi hak individu dan

menangani kepentingan sosial bersama.141

Begitupun dengan hadis silaturahim yang dapat dicontohkan dan

diwujudkan dalam kehidupan Muslim di Indonesia dalam bentuk saling

mengunjungi rumah saudaranya baik saudara dekat (tetangga) atau saudara

yang jauh di setiap ada kesempatan, khususnya silaturahim antar Muslim

yang rutin dilakukan setiap kali idul fitri, selain itu tradisi memberi hadiah

ketika ramadhan, atau hari-hari yang lainnya. Bahkan, di zaman tekhnologi

seperti sekarang silaturahim lebih modern yaitu silaturahim melalui alat

komunikasi seperti telpon dan alat elektronik lainnya.142

Bentuk lain dari

silaturahim dan sekaligus realisasi dalam wujud hak dan kewajiban sesama

Muslim, juga bisa dilakukan dengan mengunjungi saudaranya yang tertimpa

musibah kematian. Bentuk silaturahim ini telah banyak diaplikasikan oleh

umat muslim Indonesia bahkan seluruh dunia.

Ajaran islam menginginnkan adanya keselarasan antara teori dan

praktek sosial dengan melaksanakan segala dakwah dan perilaku umat

Muslim yang mampu mengintegrasikan antara al-Qurān dan hadis serta

pedoman umat islam lainnya dengan ilmu pengetahuan, tekhnologi dalam

kehidupan beragama di lingkungan sosial masyarakat Muslim, sehingga

mampu memperkuat persaudaraan umat islam.143

Dengan demikian, benih-

benih persaudaraan secara kontineu dan senatiasa bertambah kuat dan erat.

141 Muhammad Husaini Bahesyti, Intisari Islam: Kajian Komprehensif tentang

Hikmah Ajaran Islam, (Jakarta: Lentera, 2003), cet. 1, h. 460

142

Quraiṣ Ṣihab, Menabur Pesan Ilahi, h. 72

143

Yūsuf Qardādawī, Islam Agama Peradaban, h. 189

Page 88: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

72

Quraiṣ Ṣihab mengatakan, ada dua point utama yang ditunjukkan Rasulullah

saw. . dalam pendayagunaan silaturahim yang dilakukan umat islam, yaitu

adanya perpanjangan usia yang memiliki makna keharuman nama baik

setelah kematian, keberkahan waktu yang telah dioptimalkan untuk hal yang

berdampak maslahat, kemudian juga bertambahnya rezeki yang dihasilkan

dari hubungan baik (silaturahim) akan memberikan peluang dalam hal

pekerjaan yang didalamnya mengandung keberkahan rezeki.144

Sebaliknya, terdapat ancaman serta balasan yang keras bagi orang

yang memutuskan silaturahim dengan dasar adanya kebencian yang sudah

diketahuinya. Bahkan memutuskan silaturahim menurut Imām al-Nawāwī

adalah kafir, bahkan tidak akan masuk surga bagi yang memutuskan

silaturahim.145

Dari konsep ukhuwwah Rasulullah saw. . inilah yang masih

berkesinambungan dengan ukhuwwah silaturahim pada kehidupan sosial

saat ini, dimana keduanya adalah komponen-komponen yang akan

memperkuat persaudaraan dan syiar islam dalam bentuuk ini didasarkan

pada cinta dan kasih sayang yang menghilangkan beban dan penderitaan,

menghilangkan perbedaan dan menumbuhkan toleransi, serta saling

memahami penderitaan dan kebahagiaan saudaranya.146

Karena pada dasarnya, manusia menginginkan adanya perdamaian

dan kesejahteraan, bukan pertikaian yang menyebabkan kehancuran.

Sehingga apabila mampu menempatkan sesuatu seharusnya ada pada

144Quraiṣ Ṣihab, Menabur Pesan Ilahi, h. 69

145

Imām Muhyī al-Dīn Abī Zakariyyā Yahyā bin Syaraf al- Nawāwī, AL-Minhaj,

h. 88

146

Ahzami Samiun Jazuli, Hijrah dalam Pandangan Al-Quran, h. 268

Page 89: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

73

tempatnya, maka persatuan dan kesatuan umat islam akan semakin kuat

serta kejayaan agama Allah swt. Juga semakin kuat.

E. Relevansi Hadis Silaturahim dalam Konteks Kehidupan Sekarang

Islam hadir melauli Nabi Muhammad di wilayah Jazirah Arab

dengan membawa suatu kehidupan baru yang lebih baik bagi bangsa Arab.

Beliau membawa kabar gembira berupa al-Quran sebagai kita akhlak, yang

memiliki nilai-nilai moral yang tidak hanya berlaku bagi penduduk Arab,

melainkan juga untuk seluruh umat manusia dan alam semesta.

Dalam sejarah islam, Rasulullah saw. . banyak memberikan

perubahan yang signifikan dan memperbaiki akhlak manusia. Melaui

hijrahnya dari Makkah ke Madinah, beliau mengatur tata kehidupan sosial

dengan sedemikian rupa untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang

harmonis. Sehingga terbentukalh persaudaraan (ukhuwwah) antar sesama

Muslim, bahkan dapat berhubungan baik dengan non muslim. Salah satu

upaya yang dilakukan Rasulullah saw. . untuk menyatukan umat muslim

saat hijrah adalah membangun masjid sebagai pusat kebudayaan islam.

Masjid pertama yang dibagun setelah kenabian Rasulullah saw. . adalah

Masjid Quba‟ yang terletak di perkampungan Bani‟Amr bin Auf. Kemudian

beliau juga membangun masjid Nabawi yang kemudian dilanjutkan dengan

mempersudarakan kaum Muhajirin dan Anṣar saat beliau tiba di

Madinah.147

147 Syaikh ṣafi al-Rahmān al-Mubarakfurī, Sirah Nabawiyah terj. Kathur Suhardi

(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997), h. 251

Page 90: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

74

Al Qurthubi dalam kitab tafsirnya berpendapat mengenai ayat di

atas, bahwa kaum Ansar merupakan penduduk yang telah menempati kota

Madinah dan telah menganut keimanan jauh sebelum kaum muhajirin

datang, dan mereka mengikhlaskan kota Madinah untuk ditempati juga oleh

kaum Muhajirin serta dengan sukarela membagi hartanya.148

Selain mempersaudarakan dua kaum besar –Kaum Muhuajirin dan

Kaum Ansār- Rasulullah saw. . juga berhasil mempersaudarakan para

sahabat, yaitu antara Hamzah bin‟Abd al-Muthallib ( paman Nabi Saw.) dan

Zaid bin Harotsah yang merupakan seorang budak yang telah dimerdekakan

oleh Nabi Saw., Ja‟far bin Abī Thālib ( si pemilik dua sayap) yang

dipersaudarakan dengan Muaz bin Jabal ( salah seoranng dari Banī

Salamah), dan kemudian masih ada beberapa sahabat lain yang telah

dipersaudarakan Nabi Saw.149

Dari pemaparan tentang ukhuwwah masa Nabi Saw. diatas, kita bisa

lihat bahwa silaturahim merupakan salah satu penerapan ukhuwwah yang

tidak hanya menjadi persoalan umat di kehidupan sekarang. Tetapi

silaturahim menjadi sebuah prinsip ajaran islam yang sangat dianjurkan

kepada umat islam, bahkan Rasulullah saw. . sendiri memberikan contoh

sebagai teladan bagi umat sekarang agar mampu meneladaninya dan

mengaplikasikannya.

Silaturahim banyak dilakukan dengan beragam cara yang bertujuan

untuk menjalin hubungan kekerabatan internal maupun eksternal, baik

148 Syaikh Imam al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi.h 257

149

Ahzami Samiun Jazuli, Hijrah dalam Pandangan al-Quran, terj. Eko Yulianti,

(Jakarta: Gema Insni Press, 2006), h. 261

Page 91: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

75

hubungan keluarga, hubungan sosial, hukungan pekerjaan ataupun yang

lainnya. Baik dari segi umur, segi tingkat kehidupan manusia, segi

kesuksesan manusia, ataupun tingkat kedewasaan masyarakat kita dapat

melihatnya dalam kehidupan sehari hari, contoh nya seperti mudik150

Bagi umat Islam, acara tahunan yang dilaksanakan sekitar lebaran ini,

merupakan momentum yang paling tepat untuk membina dan meningkatkan

hubungan silaturahim dengan semua anggota keluarga, di samping melepas

rindu lantaran sudah sekian lama tidak bertemu dengan mereka, hal

semacam ini sebenarnya sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW dan

menjadi bukti keimanan seorang muslim. ”Barang siapa yang beriman

kepada Allah dan hari akhirat hendaklah ia menghubungkan Silaturahim,

Tak akan masuk sorga orang yang memutuskan hubungan

Silaturahim”. Dalam Hadits lain Nabi merangsang kita agar senantiasa

melakukan Silaturahim. Dalam konteks ini Nabi Muammad SAW

bersabda: ”Barangsiapa yang ingin dimurahkan Allah rezekinya dan

dipanjangkan umurnya, hendaklah ia mempererat tali hubungan

Silaturahim”,

Dengan demikian, dalam budaya mudik terkandung semangat

Silaturahim yang tinggi, yang tentunya didasari oleh semangat religiusitas,

bukan untuk meneriakkan kesombongan kepada orang-orang kampung.

Dalam hubungan Silaturahim tersebut terwujud perilaku saling maaf-

maafkan atas segala dosa yang mungkin ada selama ini. Upaya saling maaf

150 Lies Marcoes, Achmad Fawaid, Kembali Ke Jati Diri: Ramadhan dan Tradisi

Pulang Kaampung dalam Masyarakat Muslim Urban, (Jakarta: Mizan, 2013), h. 276

Page 92: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

76

memaafkan pada momentum idul fitri merupakan suatu keniscayaan, karena

dengan maaf memaafkan antar sesama manusia, maka segala dosa yang

terkait dengan orang lain dapat terhapus, sehingga seorang muslim yang

telah menjalankan ibadah puasa dan amaliyah Ramadhan lainnya benar-

benar menjadi manusia fitrah, bersih dari segala noda dan dosa, baik dosa

terhadap Allah maupun dosa terhadap manusia.

Page 93: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

77

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penulis memaparkan pembahasan mengenai silaturahim, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa silaturahim yang dijelaskan dalam hadis

merupakan hubungan kerabat, berupa hubungan kasih sayang, tolong menolong,

berbuat baik, menyampaikan hak dan kebaikan serta menolak keburukan dari

kerabat.

Dalam hadis yang telah penulis paparkan diatas bahwa Nabi saw

menjelaskan beberapa bagian tentang silaturahim, yaitu orang yang senantiasa

menyambung silaturahim akan dipanjangkan umurnya, dampak dari memutuskan

silaturahim sangat besar seperti: tidak akan masuk surga, tidak akan mendapat

rahmat, akan disegerakan hisbanya, ditutupnya pintu langit, dan mendapat azab

dunia dan akhirat.

Pada masa awal penyebaran agama islam, Rasulullah sangat

mengedepankan masalah hubungan persaudaraan. Apabila dikaitkan pada masa

sekarang, hubungan silaturahim yang Rasulullah ajarkan masih sangat relevan

dengan konteks kehidupan sekarang, yaitu dengan adanya penerapan hadis hadis

silaturhim yang menjadi acuan masyarakat untuk berlaku baik.

Page 94: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

78

B. SARAN

Pada akhirnya penulis mampu menyelesakan skripsi ini, penulis memiliki

beberapa saran:

1. Penulis menyadari bahwa penulisan dan pembahasan yang dipaparkan

masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis memohon agar

pembahasan di atas tidak menjadi patokan utama para pembaca sebagai

bahan acuan.

2. Pembahasan di atas hanyalah secuil dari luasnya topik bahasan tentang

silaturahim, jadi masih sangat mungkin dikembangkan menjadi lebih baik.

Demikian yang dapat penulis paparkan, baiknya tulisan yang di atas tidak

akan terurai tanpa bantuan dari Allah swt, kurang lebihnya harap maklum.

Page 95: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

79

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad bin Hanbal. Musnad Imām bin Hanbal. Riyadh: Bait al-Afkār al-

Dauliyah. 1998

Akmalin Noor dan Ahmad Fuad Muklis, Al-Qur ān Tematis Kisah Kisah Al-Qur

ān . Jakarta: Rajawali Pers. 2008 .

Al-‘Asqalani, Ibnu Hajar. Fathul Bārī Syarh: ṣaḫiḫ al- Bukhārī Terj. Amiruddin.

Jakarta: Pustaka Azzam. 2011.

Bani, M. Nasarudin. Mukhtashar Shahīh al-Imām al-Bukhāri. Jakarta: Gema

Insani Pers. 2003.

Al-Bassām, Abdullah bin Abdurrahman. Syarh Bulūghul Marām terjemah

Thahirin Suparta, Adi Aldizar. M. Irfan. Jakarta: Pustaka Azzam.

2006.

Al-Bukhāri, Imām al-Hāfiz Abī ‘Abdullah Muhammad bin Ismāīl bin Ibrāhīm bin

al-Mughīrah al-Ju’fa. Sāḫīḫ al-Bukhārī. Riyadh: Maktabah al-Rusy.

2006

-------------------------. Sāḫīḫ al-Adab al-Mufrad. Beirut: Dār al-Kitab al-Ilmiyyah.

1990.

Buthy, Dr. Muhammad Sa’id Ramadhani. Manhaj Robbani. Terj. Salim

Bazemool. Solo: CV. Pustaka Mantiq. 1994

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qurān dan Tafsirnya, Yogyakarta:

Universitas Islam Indonesia. 1990.

................................... Mukhtashar Sahih Muslim. Jakarta: Gema Insani Pers.

2005.

Maghribi, Ali bin Muhammad. Kitab Fadhail A’mal 2 : Kumpulan Hadis Shahih

tentang Ibadah, Waktu dan Tempat yang Utama Jilid II. Jakarta:

Darul Haq. 2007.

Haidar, Ilyas Abu. Etika Islam : Dari Keshalehan Individual Menuju Keshalehan

Sosial. Jakarta: Al Huda. 2003.

Al Hasyimi, Muhammad Ali. Jati diri muslim, Jakarta: ALKautsar. 1999.

Haq, Anwarul. Bimbingan Remaja Berakhlak Mulia: Cara Praktis Hidup Sehari-

har. Bandung: Marja’, 2004.

Page 96: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

80

Ismail , M. Syuhudi, Metode Penelitian Sanad Hadis Nabi. Jakarta: Bulan

Bintang. 1993.

Jazuli, Ahzami Samiun. Hijrah dalam Pandangan al-Quran, terj. Eko Yulianti.

Jakarta: Gema Insani Press. 2006.

Kaltsum, Lilik Ummi. “Konsep Shilat al-Rahim dalam perspektif Al-Quran (

Kajian Tafsir Tematik). Tesis S2 Program Pasca Sarjana UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2003

Al-Kattanie, Abdul Hayyie. Sunah Rasul Sumber Ilmu Pengetahuan dan

Peradaban. Jakarta: Gema Insani Press, 1999

Kitab 9 Imam. Lidwa Pusaka i-software.

Madjid, Nurcholis. Satu Islam Sebuah Dilema. Bandung: Mizan. 1991

Al-Mubarakfurī, Syaikh ṣafi al-Rahmān. Sirah Nabawiyah terj. Kathur Suhardi.

Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 1997.

Munawwar, Said Agil Husin, Studi kritis Hadis Nabi Pendekatan Sosio-

Historid-Kontekstual Asbāb al-Wurūd. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2001

Munawwir, Ahmad Warson. Kamus Al- Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap.

Surabaya: Pustaka Progressif. 1984.Cet.1

Mun’im, KH. Zaini. Mandzumatus Syu’abul Iman. Terj. KH. Syarif Rahmat

RA, SQ, MA. Cetakan ke III. Tangerang Selatan: Sabila Press. 2008.

Al-Mutawaffā, AL-Imām al-Hāfiz Abī al-Ulā Muhammad Abd al-Rahmān bin

Abd al-Rahīm al-Mubarakfurī. Tuhfah al-Ahwazī Syarḫ Jāmi’ al-

Tirmizī. Beirut: Dār al-Fikr. 1995.

Nadā, ‘Abd al-Azīz bin Fatḫ al-Sayyid. Ensiklopedia Adab Islam Menurut Al-

Quran dan Sunnah terjemah Abu Ihsan al-Atsari. Jakarta: Pustaka

Imam As-Syafi’i. 2007.

Al-Naisabūrī, Imām Abi Husain Muslim bin al-Hajāj al-Qusyairī. ṣhahīh Muslim.

Beirut: Dār al-Kutub al-Ilmiyyah. 1991.

Al-Qurṭubī, Syaikh Imām. Tafsir Al-Qurṭubī terjemah Dudi Rosyadi,

Fathurrahman, Facrurazi, Ahmad Khatib. Jakarta: Pustaka Azzam,

2009.

Rachmat Taufiq Hidayat dkk, Almanak Alam Islami : Sebuah Rujukaan Keluarga

Muslim Milenium Baru . Bandung : Pustaka Jaya. 2000.

Page 97: PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37194/2/... · 5. Kepada orang tuaku Bapak Saiman Abdul Rasyid dan Mama Aminah,

81

Rahman, M. Fauzi Islamic relationship. Jakarta: Erlangga. 2012.

Al-Samarqandi, Abul Laits. Tanbihul Ghafilin : Peringatan Bagi yang Lupa Vol

1. Alih bahasa oleh H. Salim Bahresiy. Surabaya: PT. Bina Ilmu

Offset. 1987

ṣan’anī, Al Imām Muhammad bin Ismāīl al-Amīr al-Yamānī. Subūl al-Salām

Syarh Bulūgh al-Marām min jami’ abdillah al-Ahkam. Beirut: Dār al-

Kutub al-Ilmiyyah. 2014.

Shalih, M. Muhammad bin. ” Syarh al Aqidah al Wasithiyah Li Syaikh al Islam

ibni Taimiyah “. Darul Haq. 2012.

Shihab, M. Quraish.“Wawasan Al-Qur ān : Tafsir Maudhu’iy Atas Berbagai

Persoalan Umat”. Bandung: Mizan, 1996.

------------------------------. Tafsir AL-Misbah. Tangerang: Lentera Hati.

2002.cet.IX.

------------------------------. Menabur Pesan IlahiL Al Qur’an dan Dinamika

Kehidupan Masyarakat. Jakarta: Lentera Hati, 2006. Cet.II

Al-Sijistāni, Abū Dāud Sulaimān bin al-Asy’aŝ. Sunan Abu Daud. Riyadh:

Maktabah al-Ma’arīf li al-Naṣr wa al-Tauzī.Tt

Taufiqullah, Afif Mohammad, Asbabul Wurud Al Hadis Proses Lahirnya Sebuah

Hadis. Bandung : Pustaka Salman ITB. 2000.

Wensinck, A.J. Mu’jam al-Mufahras li-alfāz al-Hadīs. Leiden: E.J. Brill. 1936.