program studi pendidikan matematika fakultas...

52
i PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DARI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 02 SALATIGA JURNAL Disusun Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Oleh AYU PUTRI SUCIATI 202013019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Upload: lytuyen

Post on 06-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

i

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DARI PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

DAN TGT PADA SISWA KELAS X

SMK NEGERI 02 SALATIGA

JURNAL

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh

AYU PUTRI SUCIATI

202013019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

ii

Page 3: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

iii

Page 4: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

iv

Page 5: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

v

Page 6: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

vi

Page 7: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

1

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DARI PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

DAN TGT PADA SISWA KELAS X

SMK NEGERI 02 SALATIGA

Ayu Putri Suciati1

Erlina Prihatnani2

Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52 – 60 Salatiga, Jawa Tengah 50711 1Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UKSW, e-mail : [email protected]

2Dosen Pendidikan Matematika FKIP UKSW, e-mail : [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar matematika dari penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan TGT pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Salatiga. Jenis penelitian ini merupakan penelitian

eksperimen semu dengan desain the randomize control group pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini

adalah siswa kelas X SMK Negeri 2 Salatiga Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017. Pengambilan sampel dilakukan

dengan teknik cluster random sampling dan diperoleh siswa kelas X TKBB-A (kelas eksperimen) yang diajar dengan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan siswa kelas X TKJ-A (kelas pembanding) yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT yang masing-masing terdiri dari 34 siswa. Perbedaan perlakuan dilaksanakan dalam

enam kali pertemuan (@ 2 jam pelajaran) pada materi sistem persamaan linear dua variabel. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar untuk mengukur hasil belajar matematika siswa. Uji coba validasi

instrumen tes meliputi validasi ahli, validitas butir soal, dan reliabilitas instrumen. Analisis data terdiri dari uji

normalitas dengan uji kolmogorov-smirnov, uji homogenitas dengan uji Levene dan uji beda rerata dengan independent

sample t-test. Semua uji dilakukan pada taraf signifikansi 5% dengan alat bantu perhitungan software SPSS 16.0 for

windows. Uji beda rerata untuk data pretest menghasilkan signifikansi sebesar 0,100 (lebih dari 0,05), artinya kondisi

kemampuan awal kedua kelas seimbang. Adapun analisis data posttest menghasilkan nilai rata-rata kelas eksperimen

(73,11) lebih rendah dari kelas pembanding (78,61), dengan hasil uji beda rerata menghasilkan nilai signifikansi 0,145

(lebih dari 0,05). Hal ini berarti tidak terdapat perbandingan hasil belajar yang signifikan antara penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan TGT pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Salatiga.

Kata Kunci : teams games tournament (TGT), student teams achievement division (STAD), hasil

belajar matematika, sistem persamaan linear dua variabel.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah,

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan diluar

sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam

berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang (Redja, 2012: 11). Pendidikan

tidak bisa dilepaskan dari proses pembelajaran.

Proses pembelajaran telah diatur dalam Permendiknas No. 14 Tahun 2007 tentang Standar

Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan tersebut menyebutkan bahwa guru

hendaknya menciptakan proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

Page 8: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

2

psikologis peserta didik. Standar ini merupakan standar minimal yang seharusnya dari proses

pembelajaran termasuk juga dalam proses pembelajaran matematika.

Proses pembelajaran dapat diikuti dengan baik dan menarik perhatian siswa apabila

menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan sesuai

dengan materi pelajaran (Trianto, 2010: 52). Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang

memberi kesempatan siswa untuk lebih aktif dan percaya diri, bukan sekedar menerima

pembelajaran itu.

Model pembelajaran yang dapat menimbulkan interaksi yang baik dalam proses pembelajaran

adalah model pembelajaran kooperatif (Suprijono, 2011: 58). Isjoni (2013: 21) mengungkapkan

pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, memberi

kesempatan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Dalam sistem belajar yang

kooperatif siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua

tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota

kelompok untuk belajar. Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar cooperative

learning adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya

dengan cara saling mengahargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk

mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok (Isjoni,

2013:21). Menurut Slavin (2005:143), model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan

merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan

pendekatan kooperatif adalah model STAD (Student Teams Achievement Division).

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah suatu model pembelajaran kooperatif

dimana siswa belajar dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang secara heterogen, dengan

memperhatikan tingkat prestasi siswa, jenis kelamin, dan suku (Rusman, 2010:213). Apabila dalam

kelas terdiri atas jenis kelamin, ras dan latar belakang yang relatif sama, maka pembentukan

kelompok hanya didasarkan pada prestasi akademik siswa. Model pembelajaran kooperatif yang

tidak jauh berbeda dengan STAD adalah TGT (Teams Games Tournaments). Model pembelajaran

kooperatif tipe TGT merupakan modifikasi STAD, dimana pada tahap STAD yaitu kuis digantikan

dengan tahap turnamen. Kuis dikerjakan secara individual dimana siswa berkompetisi dengan

semua teman sekelas, sedangkan turnamen setiap siswa harus mewakili kelompoknya untuk

bersaing dengan teman yang berkemampuan homogen.

Menurut Saco (Rusman, 210:224), dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-

anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun

guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran.

Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas

Page 9: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

3

kelompok mereka). Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-

masing. Secara umum TGT sama saja dengan STAD kecuali satu hal, TGT menggunakan turnamen

akademik, menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa

berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya

setara seperti mereka (Slavin, 2005:163).

Keberhasilan suatu model pembelajaran salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar

matematika. Menurut Rusman (2010: 37), hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak

setelah melalui kegiatan belajar. Adapun hasil belajar menurut Soedijarto (2003) adalah tingkat

penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan

tujuan pendidikan yang akan diperlihatkan melalui skor yang diperoleh dalam tes.

Terdapat beberapa yang telah membandingkan pengaruh STAD dan TGT terhadap hasil

belajar, diantaranya penelitian Lestyanto (2010), setyobudi (2011), Jopli (2014), yang berturut-

turut menerapkan pada siswa kelas VIII pada materi kubus dan balok, siswa kelas X materi

persamaan dan pertidaksamaan kuadarat, dan siswa kelas VIII materi luas permukaan kubus dan

balok. Meskipun demikian, hasil dari penelitian tersebut beragam. Hasil penelitian Lestyanto (2010)

menyimpulkan TGT maupun STAD sama, setyobudi (2011) menyimpulkan bahwa TGT lebih baik,

sedangkan hasil penelitian Jopli (2014) menyimpulkan bahwa STAD lebih baik.

Keberagaman hasil penelitian tersebut menjadi dasar dilakukannya penelitian untuk

membandingkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran tipe TGT.

Pemilihan STAD dikarenakan STAD merupakan salah satu model kooperatif yang paling

sederhana, sedangkan memilih TGT sebagai model pembanding dikarenakan TGT merupakan

modifikasi dari STAD. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi guru dalam

merancang pembelajaran menggunakan model kooperatif STAD dan TGT dalam materi sistem

persamaan linear dua variabel, dan diharapkan pula bagi siswa melalui pengalaman belajar

kooperatif membuat siswa lebih aktif, bisa mengemukakan pendapat, menghargai pendapat orang

lain, dan saling menolong dalam setiap anggotanya.

KAJIAN TEORI

Student Teams Achievement Division (STAD)

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat mudah diadaptasi, model ini telah digunakan

dalam matematika, IPA, IPS, bahasa inggris, teknik dan banyak subjek lainnya, dan pada tingkat

sekolah dasar sampai perguruan tinggi (Slavin, 2005:143). Lebih jauh Slavin memaparkan bahwa:

“gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu

satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru”. Jika siswa menginginkan

kelompok memperoleh hadiah, mereka harus membantu teman sekelompok mereka dalam

Page 10: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

4

mempelajari pelajaran. Mereka harus mendorong teman sekelompok untuk melakukan yang terbaik,

memperlihatkan norma-norma bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan. Para siswa

diberi waktu untuk bekerja sama setelah pelajaran diberikan oleh guru, tetapi tidak saling membantu

saat menjalani kuis, sehingga setiap siswa harus menguasai materi itu (tanggung jawab

perseorangan). Mereka mengajari teman sekelompok dan menaksir kelebihan dan kekurangan

mereka untuk membantu agar bisa berhasil menjalani tes. Karena skor kelompok didasarkan pada

kemajuan yang diperoleh siswa atas nilai sebelumnya (kesempatan yang sama untuk berhasil),

siapapun dapat menjadi “bintang” kelompok dalam satu itu, karena nilainya lebih baik dari nilai

sebelumnya atau karena makalahnya dianggap sempurna, sehingga selalu menghasilkan nilai yang

maksimal tanpa mempertimbangkan nilai rata-rata siswa yang sebelumnya (Slavin, 2005: 143).

Menurut Rusman (2010:215), langkah-langkah pembelajaran kooperatif model STAD adalah

penyampaian tujuan dan motivasi, pembagian kelompok, presentasi dari guru, kegiatan belajar

dalam tim (kerja tim), evaluasi (kuis), penghargaan prestasi tim.

Penggunaan model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan begitu juga model

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Menurut Slavin (Yusron, 2005: 145), kelebihan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar

terjadi interaksi atau kerja sama siswa terbangun; meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas

akademik dan membantu siswa menumbuhkan berfikir kritis. Menurut Slavin (Yusron, 2005:147),

kekurangan dalam menggunakan model kooperatif tipe STAD antara lain: sejumlah siswa mungkin

bingung karena belum terbiasa dengan perlakuan ini; alokasi waktu kurang mencukupi; guru

mengalami kesulitan dalam menciptakan situasi belajar kooperatif; siswa kurang dapat bekerja

sama dengan teman yang kurang akrab dan adanya dominasi dari siswa yang pandai.

Teams Games Tournament (TGT)

TGT adalah salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin (2005:166),

TGT mempunyai komponen-komponen yaitu presentasi di kelas (class presentation), belajar dalam

kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), penghargaan kelompok (team

recognition). Saco (Rusman, 2010:224), menyatakan dalam TGT siswa memainkan permainan

dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing.

Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan

dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselangi dengan pertanyaan yang berkaitan

dengan kelompok (identitas kelompok mereka).

Menurut Rusman (2010:224), TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang

menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang

siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru

Page 11: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

5

menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja

kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan

bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak

mengerti dengan tugas yang diberikan maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk

memberikan jawaban atau menjelaskan, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.

Slavin (2009:166) menyatakan bahwa TGT dapat meningkatkan kemampuan dasar, prestasi belajar

siswa, interaksi positif antar siswa, penerimaan keanekaragaman teman sekelas dan kepercayaan

diri.

Salah satu kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah pengelompokan siswa

yang dilakukan secara heterogen sehingga besar kemungkinan pada masing-masing kelompok

terdapat siswa yang mendominasi. Hal ini memang berdampak baik pada tahap tim, namun pada

game dominasi siswa tertentu dalam menjawab pertanyaan yang diberikan akan membuat anggota

lainnya tidak berperan aktif dan hanya bergantung pada siswa tersebut.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimental, disebut

eksperimen karena adanya pemberian perlakuan terhadap kelas eksperimen. Meskipun demikian,

penelitian ini tidak dapat mengontrol semua variabel yang relevan yang subjeknya manusia, oleh

karena itu penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental semu. Penelitian ini dilaksanakan

di SMK Negeri 02 Salatiga yang berada di Jl. Parikesit Kel. Dukuh kec. Sidomukti Salatiga.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 2 Salatiga Semester 1 Tahun

Pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 614 siswa yang terbagi dalam 17 kelas. Teknik pengambilan

sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Cluster Random Sampling dan diperoleh dua kelas

sampel yaitu kelas X TKBB-A (kelas eksperimen) yang diajar dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan siswa kelas X TKJ-A (kelas pembanding) yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT, masing-masing terdiri dari 34 siswa. Pelaksanaan pembelajaran

terdiri dari 6 kali pertemuan dimana setiap pertemuan berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 45

menit) untuk masing-masing kelas.

Variabel penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel

bebas dalam penelitian ini berupa model pembelajaran yang terbagi dua jenis, yaitu model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Adapun variabel

terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika. Desain penelitian ini menggunakan the

randomized control group pretest-posttest design, yaitu menggunakan dua kelas yang dipilih secara

acak, kemudian mengambil data pretest untuk mengetahui keseimbangan kondisi awal kedua

Page 12: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

6

kelompok sampel dan data posttest untuk mengetahui hasil belajar kedua kelompok sampel setelah

diberi perlakuan yang berbeda sebagai dasar uji hipotesis.

Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi yang digunakan untuk

memperoleh data nilai ulangan tengah semester yang dijadikan data pretest, metode observasi yang

digunakan untuk mengukur pelaksanaan model pembelajaran yang telah dirancang dan untuk

mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, dan metode tes yang digunakan untuk

mengambil data hasil belajar matematika siswa setelah adanya perlakuan yang dijadikan data

posttest. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi guru dan tes.

Lembar observasi digunakan untuk mengukur keterlaksana pembelajaran oleh guru. Jika kegiatan

dilaksanakan sesuai aspek dengan sangat baik maka diberi point “2”, jika kegiatan dilaksanakan

sesuai aspek dengan cukup baik diberi point “1”, dan kolom “0” jika kegiatan tidak dilaksanakan

sesuai aspek. Adapun instrumen tes dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar yaitu tes yang

digunakan untuk mengukur hasil belajar setelah adanya perbedaan perlakuan antara dua kelompok

sampel. Istrument tes berbentuk soal pilihan ganda yang pada awalnya terdiri dari 20 butir yang

terbagi atas enam indikator yaitu mengidentifikasi PLDV, mengidentifikasi SPLDV, menentukan

karakteristik grafik SPLDV, menentukan himpunan penyelesaikan SPLDV, merancang model

matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV, menyelesaikan masalah kehidupan sehari-

hari yang berkaitan dengan SPLDV. Sebelum instrumen tes digunakan terlebih dahulu dilakukan uji

validitas konstruktor yang dilakukan oleh tiga pakar yaitu oleh Drs. Saptono Adi, Dedik Wahono,

S.Pd.MM, dan Nurul S.pd. Ketiga validator merupakan guru matematika di SMK negeri 2 Salatiga,

dan menyatakan bahwa instrumen layak untuk digunakan. Selain itu dilakukan pula uji validitas

butir dan reliabilitas instrument. Uji ini menghasilkan 18 butir yang valid dengan tingkat reliabilitas

sebesar 0,813 lebih dari 0,7 (sangat reliabel). Oleh karena itu, hasil belajar dari sampel hanya

diperoleh dari penjumlahan skor 18 butir soal tersebut.

Analisis data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian yaitu analisis deskriptif dan

analisis inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar matematika

dari kedua kelas sampel. Sebaran nilai kelompok baik pretest maupun posttest dibagi menjadi 3

kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Penentuan panjang kelas interval untuk masing-masing

kategori yaitu dengan mengurangkan nilai terbesar dikurangi nilai terkecil kemudian dibagi jumlah

kelas interval (Sugiyono, 2012: 80). Selanjutnya, dilakukan analisis inferensial untuk menguji

keseimbangan kondisi awal dan hipotesis dari penelitian ini.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa

yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe TGT bagi

siswa SMK, dimana hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan model TGT lebih

Page 13: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

7

baik dari pada hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan model STAD. Hipotesis

penelitian diuji dengan Independent sample t-test dengan terlebih dahulu menguji normalitas data

dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas dengan Levene’s. Uji normalitas digunakan

untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak sedangkan

uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah data berasal dari populasi yang homogen atau

tidak. Jika kedua kelas sampel berasal dari populasi dengan variansi sama maka digunakan equal

variance assumed sebagai uji beda rerata namun jika tidak, digunakan equal variances not-

assumed. Keseluruhan uji dilakukan dengan taraf signifikansi 5% menggunakan alat bantu

perhitungan berupa software SPSS 16.0 for windows.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Awal

Analisis hasil belajar siswa awal menggunakan data nilai Ulangan Tengah Semester

(UTS) matematika siswa kelas X SMK Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017 sebagai

pretest. Hasil analisis statistika deskriptif dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1

Hasil Deskriptif Kemampuan Awal Hasil Belajar

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Eksperimen 34 35.00 97.00 63.26 16.30

Pembanding 34 42.00 100.00 69.47 14.35

Valid N (listwise) 34

Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah sampel pada kelas eksperimen dan kelas

pembanding masing-masing adalah 34 siswa. Nilai minimum untuk kelas pembanding (42,00)

lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen (35,00). Siswa pada kelas pembanding memiliki

nilai maksimum (100,00) dan rata-rata (69,47) lebih tinggi dibanding nilai maksimum kelas

eksperimen (97,00) dan rata-rata kelas eksperimen (63,26). Selain itu standar deviasi siswa

kelas pembanding (14.35) lebih baik dibandingkaan standar deviasi kelas eksperimen (16.30).

Nilai kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas pembanding dapat

diklasifikasikan dalam tiga kategori. Hasil sebaran nilai hasil belajar siswa dapat dilihat pada

Tabel 2.

Tabel 2

Pengkategorian Kemampuan Awal Hasil Belajar

Kategori Interval Kelas Eksperimen Kelas Pembanding

Frekuensi Persentase Frekuensi Presentase

Rendah 34,8-56,5 14 41,2% 6 17,6%

Sedang 56,6-78,3 15 44,1% 21 61,8%

Tinggi 78,4-100 5 14,7% 7 20,6%

Page 14: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

8

Berdasarkan Tabel 2 tampak bahwa sebagian besar siswa pada kelas eksperimen (44,1%)

maupun kelas pembanding (61,8%) masuk dalam kategori sedang. Meskipun demikian, siswa

kelas pembanding yang masuk dalam kategori tinggi, yaitu sebesar 20,6% (7 siswa) lebih

banyak dari kelas eksperimen yang hanya sebesar 14,7% (5 siswa). Adapun siswa kelas

eksperimen yang masuk kategori rendah sebesar 41,2% (14 siswa) lebih banyak dari kelas

pembanding sebesar 17,6% (6 siswa).

Selain analisis deskriptif, untuk menguji keseimbangan kondisi awal dari hasil belajar

matematika siswa, juga dilakukan analisis inferensial. Analisis inferensial terbagi atas 3 uji,

yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji independent sample t-test. Adapun hasil uji

normalitas dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3

Uji Normalitas Kemampuan Awal Hasil Belajar

Pada Tabel 3, nilai signifikan hasil uji normalitas dengan uji kolmogorov-smirnov

terhadap hasil belajar pada kelas eksperimen tertulis .200* (artinya lebih dari atau sama dengan

0,2), sedangkan untuk kelas pembanding sebesar 0,115. Data tersebut menunjukan bahwa nilai

signifikan kedua kelompok sampel lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua

kelas masing-masing berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh karena itu uji beda

rerata dilakukan dengan independent sample t-test. Guna menentukan jenis independent sample

t-test yang akan digunakan, maka dilakukan uji homogen. Hasil uji homogen dapat dilihat pada

Tabel 4 pada baris equal variances assume.

Berdasarkan Tabel 4, tampak bahwa uji homogenitas menggunakan uji Levene’s

menghasilkan nilai signifikansi 0,269 (lebih dari 0,05) yang berarti data berasal dari populasi

yang memiliki variansi sama (homogen). Oleh karena itu, uji independent sample t-test yang

digunakan adalah uji independent sample t-test jenis equal variances assumed. Uji tersebut

menghasilkan nilai signifikan 0,100 (lebih dari 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi

awal hasil belajar kedua kelompok sampel seimbang.

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

KelasEksperimen .079 34 .200*

KelasPembanding .136 34 .115

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 15: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

9

Tabel 4

Hasil Uji Beda Rerata Kemampuan Awal Hasil Belajar

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Nilai

Awal

Equal variances

assumed

1.241 .269 -1.666 66 .100 -6.20588 3.72508 -13.64324 1.23147

Equal variances

not assumed

-1.666 64.962 .101 -6.20588 3.72508 -13.64546 1.23369

B. Pelaksanaan Pembelajaran TGT dan STAD

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD maupun

TGT dilaksanakan selama 6 kali pertemuan yang masing-masing terdiri dari 2 jam pelajaran

(2x45 menit). Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini mengambil materi sistem

persamaan linear dua variabel (SPLDV) dengan kompetensi dasar dalam materi SPLDV adalah

menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang dihubungkan

dengan masalah kontekstual; Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan

penyelesaiannya yang dihubungkan dengan masalah kontekstual;

Tabel 5

Tahap Pelaksanaan Pembelajaran STAD

Pertemuan Tahap Materi

1 Presentasi kelas, Tim I dan Tim II Persamaan linear dua variabel

2 Presentasi kelas, Tim III Metode penyelesaian SPLDV

3 Kuis I, Skor kemajuan

individual, Rekoqnisi tim

PLDV dan metode penyelesaian SPLDV

4 Presentasi kelas, Tim IV Membuat model matematika dari

penerapan SPLDV

5 Presentasi kelas, Tim V Membuat model matematika dari

penerapan SPLDV dan menyelesaikannya 6 Kuis II, Skor kemajuan

individual, Rekoqnisi tim

Pada Tabel 5 dapat dilihat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model

kooperatif tipe STAD telah memperhatikan langkah-langkah STAD. Dimana guru membagi

siswa menjadi 8 kelompok secara heterogen berdasarkan peringkatnya, kemudian siswa diminta

Page 16: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

10

bergabung dengan kelompoknya. Pembagian kelompok berdasarkan peringkatnya dapat dilihat

pada Tabel 6.

Tabel 6

Pembagian Kelompok Secara Heterogen Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6 Kelompok 7 Kelompok 8

E4 (1) E9 (2) E3 (3) E31 (4) E28 (5) E16 (6) E25 (7) E20 (8)

E27(16) E23 (15) E33 (14) E15 (13) E14 (12) E1 (11) E13 (10) E7 (9)

E8 (21) E10 (22) E17 (23) E19 (24) E32 (20) E24 (19) E6 (18) E2 (17)

E18 (34) E30(31) E22 (30) E12 (29) E26 (25) E29(26) E34 (27) E11 (28)

E21 (32) E5 (33)

*nama anggota kelompok disertai peringkat kelas

Langkah pertama model pembelajaran STAD adalah guru melaksanakan presentasi kelas

dimana setiap kelompok mengikuti dengan tanya jawab materi yang sudah tercantum dalam

LKS. Setelah siswa mengerti tahap selanjutnya adalah tim, dimana setiap kelompok

mengerjakan soal tim yang sudah terdapat pula pada LKS. Setelah diskusi selesai, perwakilan

kelompok (setiap soal harus siswa yang berbeda dari sebelumnya) menuliskan hasil diskusinya

di depan kelas dan menjelaskan kepada teman-temannya. Pada pertemuan berikutnya guru

mengkondisikan tempat duduk siswa untuk mengikuti kuis dimana siswa tidak boleh duduk

bersebelahan dengan anggota kelompoknya. Selanjutnya guru bersama siswa menghitung skor

kemajuan individual. Setelah perhitungan selesai, guru mengumumkan hasil poin yang

diperoleh setiap kelompok dan memberikan rekognisi team.

Peneliti juga telah mengukur pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang

telah dirancang dengan lembar observasi. Hasil lembar observasi yang diisi oleh guru kelas X

SMK Negeri 2 Salatiga sebagai observer yang mengamati peneliti dalam melaksanakan

pembelajaran di kelas dapat dilihat pada Diagram 1.

Diagram 1

Hasil Lembar Obsevarsi Guru Pembelajaran STAD

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Penguasaan

Materi Ajar

Kesesuaiaan

dengan

Kurikulum

Kesesuaian

dengan RPP

Penerapan STAD Penguasaan

Kelas

Karakteristik

Guru

Keterangan: = sangat baik, = baik, = cukup baik

Page 17: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

11

Dari Diagram 1 dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama untuk aspek penguasaan

materi ajar guru masih pada kategori baik tetapi pada pertemuan selanjutnya guru telah pada

kategori sangat baik. Demikian pula untuk semua aspek, pada setiap pertemuan guru telah pada

kategori sangat baik.

Tabel 7

Tahap Pelaksanaan Pembelajaran TGT

Pertemuan Tahap Materi

1 Presentasi kelas, Tim I dan Tim II Persamaan linear dua variabel

2 Presentasi kelas, Tim III, Game I Metode penyelesaian SPLDV

3 Turnamen, Rekoqnisi tim PLDV dan metode penyelesaian SPLDV

4 Presentasi kelas, Tim IV Membuat model matematika dari

penerapan SPLDV

5 Presentasi kelas, Tim V, Game II Membuat model matematika dari

penerapan SPLDV dan menyelesaikannya 6 Turnamen, Rekoqnisi tim

Pada Tabel 7 dapat dilihat pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model

kooperatif tipe TGT telah memperhatikan langkah-langkah TGT. Dimana guru membagi siswa

menjadi 8 kelompok secara heterogen berdasarkan peringkatnya, kemudian siswa diminta

bergabung dengan kelompoknya. Pembagian kelompok berdasarkan peringkatnya dapat dilihat

pada Tabel 8.

Tabel 8

Pembagian Kelompok Secara Heterogen Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6 Kelompok 7 Kelompok 8

P28 (1) P17 (2) P32(3) P34 (4) P31 (5) P26(6) P24 (7) P14 (8)

P27(16) P19 (15) P12(14) P8 (13) P4 (12) P18 (11) P6 (10) P10 (9)

P7 (21) P1 (22) P11(23) P13(24) P3(20) P29 (19) P21 (18) P23 (17)

P5(32) P9(31) P15 (30) P16 (29) P25(25) P2(26) P33 (27) P22 (28)

P20 (33) P30 (34)

*nama anggota kelompok disertai peringkat kelas

Langkah pertama model pembelajaran TGT adalah guru melaksanakan presentasi kelas

dimana setiap kelompok mengikuti dengan tanya jawab materi yang sudah tercantum dalam

LKS. Setelah siswa mengerti tahap selanjutnya adalah tim, dimana setiap kelompok

mengerjakan soal tim yang sudah terdapat pula pada LKS. Setelah diskusi selesai, perwakilan

kelompok (setiap soal harus siswa yang berbeda dari sebelumnya) menuliskan hasil diskusinya

di depan kelas dan menjelaskan kepada teman-temannya. Pada akhir kegiatan, guru

melaksanakan game untuk semua kelompok dengan menayangkan soal di layar (LCD). Guru

memodifikasi pemberian skor pada game, dengan pemberian uang mainan 20.000 pada

Page 18: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

12

kelompok yang menjawab dengan benar, dan untuk kelompok paling cepat dan benar akan

mendapatkan uang mainan 50.000. Pada pertemuan berikutnya guru mengajak siswa

melaksanakan turnamen, dengan menempatkan siswa secara homogen ke meja turnamen.

Pembagian siswa secara homogen dapat dilihat pada Tabel 9. Selanjutnya, setelah setiap meja

selesai menyelesaikan pertandingan, siswa diminta untuk kembali kekelompok sebelumnya dan

menghitung hasil skor (jumlah uang) setiap kelompok. Pada akhir kegiatan, guru memberikan

penghargaan kelompok kepada kelompok yang memiliki uang mainan terbanyak.

Tabel 9

Pembagian Meja Turnamen

Meja 1 P28 (1) P17 (2) P32(3) P34 (4)

Meja 2 P27(16) P19 (15) P12(14) P8 (13)

Meja 3 P7 (21) P1 (22) P11(23) P13(24)

Meja 4 P5(32) P9(31) P15 (30) P20 (33) P30 (34)

Meja 5 P31 (5) P26(6) P24 (7) P14 (8)

Meja 6 P4 (12) P18 (11) P6 (10) P10 (9)

Meja 7 P3(20) P29 (19) P21 (18) P23 (17)

Meja 8 P25(25) P2(26) P33 (27) P22 (28) P16 (29)

*nama disertai peringkat kelas

Peneliti juga telah mengukur pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang

telah dirancang dengan lembar observasi. Hasil lembar observasi yang diisi oleh guru kelas X

SMK Negeri 2 Salatiga sebagai observer yang mengamati peneliti dalam melaksanakan

pembelajaran di kelas dapat dilihat pada Diagram 2.

Diagram 2

Hasil Lembar Obsevarsi Guru Pembelajaran TGT

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Penguasaan Materi Ajar Kesesuaiaan dengan

Kurikulum

Kesesuaian dengan RPP Penerapan TGT Penguasaan Kelas Karakteristik Guru

Keterangan: = sangat baik, = baik, = cukup baik

Dari Diagram 2 dapat dilihat bahwa pada setiap pertemuan guru telah melaksanakan semua

aspek dengan sangat baik. Meskipun di pertemuan ke 5 pada aspek kesesuaian dengan

kurikulum guru hanya melakukan 76% dengan kategori baik, menurun dari pertemuan

sebelumnya tapi pada pertemuan berikutnya guru bisa memperbaiki.

Page 19: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

13

C. Kondisi Akhir Hasil Belajar Matematika

Analisis hasil belajar akhir menggunakan data hasil tes hasil belajar yang diberikan kepada

siswa setelah diberikan perlakuan. Hasil analisis data tersebut dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10

Hasil Deskriptif Kemampuan Akhir Hasil Belajar

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Eksperimen 34 33.00 100.00 73.12 16.66

Pembanding 34 33.00 100.00 78.62 14.59

Valid N (listwise) 34

Berdasarkan Tabel 10, terlihat bahwa dari 34 siswa pada kelas pembanding memiliki nilai

minimum (33,00), maksimum (100,00), dan rata-rata (78,62) lebih baik dibanding nilai

minimum (33,00), maksimum (100,00), dan rata-ratanya (73,12) dari 34 siswa pada kelas

eksperimen. Dilihat aspek standar deviasi, maka 34 siswa kelas pembanding lebih baik karena

memiliki standar deviasi (14.59) lebih rendah dibanding standar deviasi pada kelas eksperimen

(16.66). Hasil sebaran nilai hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11

Pengkategorian Kemampuan Akhir Hasil Belajar

Kategori Interval Kelas Eksperimen Kelas Pembanding

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Rendah 32,9-55,2 3 8,8% 2 5,9%

Sedang 55,3-77,6 21 61,8% 13 38,2%

Tinggi 77,7-100 10 29,4% 19 55,9%

Berdasarkan pengkategorian pada Tabel 11, tampak bahwa sebagian besar (61,8%) pada

kelas eksperimen masuk pada kategori sedang, adapun pada kelas pembanding sebagian besar

(55,9%) masuk kategori tinggi. Persentase siswa yang masuk kategori rendah dari kelas

eksperimen dan pembanding tidak jauh berbeda, kelas eksperimen sebanyak 3 siswa (8,8%),

sedangkan siswa kelas pembanding 2 siswa (5,9%). Adapun kategori tinggi yang berasal dari

kelas eksperimen sebanyak 10 siswa (29,4%), dan kategori sedang pada kelas pembanding

terdapat 13 siswa (38,2%).

Uji beda rerata kondisi akhir dari kelas eksperimen dan kelas pembanding dilakukan setelah

diberikan perlakuan yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar

matematika dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan TGT. Hasil uji

normalitas nilai posttest dapat dilihat pada Tabel 12.

Page 20: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

14

Tabel 12

Uji Normalitas Kemampuan Akhir Hasil Belajar

Berdasarkan Tabel 12, tertulis bahwa hasil uji normalitas pada kolom Kolmogorov-Smirnov

kelas pembanding .000 (artinya mendekati 0 yang kurang dari 0,05) sedangkan pada kelas

eksperimen 0,004. Nilai signifikan kedua kelas kurang dari 0,05 sehingga kelompok tersebut

tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh karena kedua kelompok tidak berasal

dari populasi berdistribusi normal, maka pengujian beda rata-rata dengan menggunakan uji

Mann-Whitney. Hasil uji ini dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Uji Mann-Whitney Terhadap

Hasil Belajar Matematika Pada Kondisi Akhir

KodeGab N Mean Rank Sum of Ranks

NilaiAk

hir

Eksperimen 34 31.03 1055.00

Pembanding 34 37.97 1291.00

Total 68

Berdasarkan uji Mann-Whitney pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa rata-rata peringkat yang

diperoleh pada kelas pembanding (37,97) lebih tinggi dibandingkan rata-rata peringkat kelas

eksperimen (31,03) dan pada kolom Asymp Sig (2-tailed) menghasilkan nilai signifikan sebesar

0,145 (lebih dari 0,05). Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata

kedua kelompok sampel, maka disimpulkan tidak terdapat perbandingan hasil belajar

matematika dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT pada siswa

kelas X SMK Negeri 2 Salatiga.

D. Pembahasan

Hasil analisis data pretest dengan uji Independent sample t-test menghasilkan nilai

signifikansi sebesar 0,100 (lebih besar dari 0,05). Hal ini berarti kelas eksperimen dan kelas

pembanding memiliki kemampuan awal yang sama (seimbang). Pelaksanaan pembelajaran

terdiri dari 6 kali pertemuan untuk proses penerapan model dan 1 kali pertemuan untuk proses

tes dimana setiap pertemuan berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit) untuk masing-

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Eksperimen .186 34 .004

Pembanding .241 34 .000

a. Lilliefors Significance Correction

NilaiAkhir

Mann-Whitney U 460.000

Wilcoxon W 1055.000

Z -1.456

Asymp. Sig. (2-tailed) .145

Page 21: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

15

masing kelas. Pembelajaran pada kelas eksperimen yaitu kelas X TKBB-A diberi perlakuan

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sedangkan pada kelas

pembanding yaitu kelas X TKJ-A diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT.

Peneliti sudah menggunakan pedoman sesuai sintaks STAD maupun TGT, dan telah

melakukan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil lembar observasi yang diisi oleh guru

kelas X SMK Negeri 2 Salatiga sebagai observer yang mengamati peneliti dalam melaksanakan

pembelajaran di kelas. Peneliti sebagai guru telah menghasilkan persentase rata-rata sebesar

90,1% untuk kelas eksperimen dan 93,9% untuk kelas pembanding yang keduanya masuk dalam

kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa peneliti telah dapat menguasai materi,

pelaksanaan sesuai dengan kurikulum, kesesuai dengan RPP, penguasaan kelas, karakteristik

guru, serta peneliti telah menerapkan model STAD maupun TGT dengan baik.

Hasil analisis data posttest dengan uji Mann-Whitney menghasilkan nilai signifikansi 0,145

(lebih dari 0,05). Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata kedua

kelompok sampel, maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika dari

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT pada siswa kelas X SMK Negeri

2 Salatiga. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal penelitian ini.

Tahapan pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD maupun TGT diawali dengan

pembagian kelompok. Tahap selanjutnya adalah presentasi kelas dimana guru menyampaikan

materi dengan melakukan tanya jawab. Perbedaan STAD dan TGT terlihat setelah tahap tim

(merupakan tahap pertandingan antar kelompok tim).

Pada model STAD tahap selanjutnya adalah kuis (setiap individu harus mengerjakan soal

kuis secara individu). Dalam tahap ini siswa diberikan kursi secara individual dan tidak

dibenarkan bekerja sama. Hal ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individual

bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar, dan skor kelompok

didasarkan pada kemajuan yang diperoleh siswa atas nilai sebelumnya sehingga siapapun dapat

menjadi “bintang” kelompok. Langkah selanjutnya adalah rekognisi tim dimana guru

memberikan hadiah ke kelompok yang memiliki skor tertinggi, tetapi untuk keberhasilan

individu (bintang kelompok) guru belum memberikan penghargaan. Berbeda dengan TGT yang

tahap selanjutnya adalah game, dimana masing-masing kelompok adu cepat menjawab

pertanyaan-pertanyaan dari guru untuk mendapatkan poin kelompok. Siswa yang terlihat

mengerjakan soal adalah siswa yang mempunyai kemampuan tinggi pada kelompok tersebut,

sedangkan siswa yang memiliki kemampuan di bawahnya menunggu temannya megerjakan dan

memberikan jawaban kepada guru. Sehingga, tidak memfasilitasi siswa yang mempunyai

Page 22: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

16

kemampuan kurang namun akan semakin memberi peluang siswa berkemampuan tinggi untuk

mendominasi.

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT, awalnya diduga hasil belajarnya akan lebih baik

dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal tersebut dikarenakan model pembelajaran

TGT tidak hanya mengelompokkan siswa secara heterogen dalam satu kelompok, namun model

ini mempunyai satu karakteristik yang membedakan sekaligus menunjukkan keunggulan model

TGT dibanding model pembelajaran kooperatif lain yaitu adanya kontrol persaingan individu

dengan tingkat yang relatif homogen melalui kegiatan turnamen. Setiap anggota kelompok

mempunyai tanggung jawab yang sama pada keberhasilan kelompoknya dengan memikul beban

kapasitas yang sama yaitu harus bertanding dengan teman yang memiliki kemampuan relatif

sama. Hal tersebut telah diterapkan, tetapi dalam pelaksanaan turnamen kurang efisien karena

guru harus menjelaskan begitu lama agar siswa benar-benar mengerti, dan saat turnamen

berjalan ada siswa yang masih kebingungan sehingga guru harus menjelaskannya kembali,

berakibat banyak waktu terbuang dan siswa jadi buru-buru mengerjakannya. Soal yang tidak

bisa dikerjakan siswa dalam turnamen seharusnya dibahas oleh guru, tetapi karena waktu yang

tidak mencukupi jadi guru tidak bisa membahasnya.

SIMPULAN & SARAN

Analisis hasil belajar nilai posttest menggunakan uji Mann-Whitney menghasilkan nilai

signifikansi 0,145 yang lebih dari 0,05 dengan rata-rata nilai kelas pembanding (78,6) lebih tinggi

dibanding rata-rata nilai kelas eksperimen (73,1). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat perbandingan hasil belajar matematika yang signifikan dari penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan TGT untuk siswa kelas X SMK Negeri 2 Salatiga.

Berdasarkan simpulan dari penelitian ini, maka guru dapat menerapkan STAD maupun TGT

dalam proses pembelajaran. Meskipun demikian jika guru hendak menerapkan STAD, sebaiknya

guru memperhatikan analisis keberhasilan individu dari kuis (bintang dalam kelompok). Adapun

jika hendak menerapkan TGT sebaiknya sebelum menerapkannya, guru melatih siswa untuk tahap

turnamen pada materi sebelumnya agar siswa lebih memahami cara melaksanakan turnamen dalam

TGT. Bagi peneliti lainnya disarankan untuk melakukan penelitian selanjutnya, misalkan dengan

menambahkan model ini pada materi yang berbeda tentunya dengan memperhatikan temuan-

temuan dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Isjoni. 2013. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Page 23: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

17

Jopli. 2014. “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Antara Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Tipe Teams Games Tournaments

(TGT) di Kelas VIII MTSN 2 Kota Bengkulu” Jurnal Pendidikan Matematika. 1(1). Diakses

melalui: http://ejournal.upp. ac.id/index.php/mtkfkip/article/view/258

Lestyanto. 2010. “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Model Kooperatif Tipe Teams

Games Tournaments (TGT) dan Student Team Achievement Divisions (STAD) Pada Materi

Kubus dan Balok Bagi Siswa Kelas VIII SMP Kabupaten Klaten Ditinjau dari Aktivitas

Belajar Siswa”. Jurnal Pendidikan Matematika. 1(1). Diakses melalui: http://jurnal.stkip-

pgrisumbar.ac.id/MHSMAT/index.php/mat20121/ article/view/ 28.

Mudyahardjo Redja. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Permendiknas. Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 2007.

Rusman, R. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Setyobudi. 2011. “Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) dan Teams Games Tournament (TGT) pada Pokok Bahasan

Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa di Surakarta

Tahun Pelajaran 2010/2011”. Tesis Pendidikan Matematika. Diakses melalui:

perpustakaan.uns.ac.id.

Slavin E. Robert. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Pakem. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

Soedijarto. 2003. Pengembangan Profesionalisme Guru. Bandung: IKIP.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 24: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

18

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 25: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

19

Lembar Kerja Guru

LAMPIRAN

PERTEMUAN I

PRESENTASI KELAS

MATERI 1: PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

Tentunya anda masih ingat tentang persamaan linear satu variable (PLSV), yaitu persamaan yang

memuat satu variabel, dan pangkat dari variabelnya adalah satu.

Nah, sekarang perhatikan persamaan x + 4y = 8,

Memiliki dua variabel yaitu x dan y,

Masing-masing variabel berpangkat satu merupakan PLDV, dan

Kedua ruas dihubungkan dengan tanda sama dengan (=)

Kesimpulan :

Persamaan linier dua variabel (PLDV) adalah suatu persaman yang mempunyai . . . variabel, dan

masing-masing variabel berpangkat . . . dan kedua ruas dihubungkan dengan tanda . . . . .

Bentuk umum dari SPLDV adalah ax + by + c = 0 atau ax + by = c

Perhatikan beberapa masalah berikut apakah termasuk PLDV?

Soal Jumlah

Variabel

Variabel Pangkat

tertinggi

Variabel

Jenis Tanda Kesimpulan

1. 2x + y2 = 5

2 x & y 2 = Bukan PLDV karena

pangkat tertinggi variabel 2

2. 4m + 5 = 23

3. 3p – 5q 10

Page 26: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

20

4. 6x + 5y + 8 = 3(x

- y)

5.

Contoh 1.a Latihan 1

Sederhanakan PLDV 6x + 5y + 8 = 3(x – y) Sederhanakan PLDV 5x - 7(4 – 8y) = 0

Penyelesaian: Penyelesaian:

6x + 5y + 8 = 3(x – y) 5x - 7(4 – 8y) = 0

6x + 5y + 8 = 3x – 3y

6x + 5y + 8 – 3x + 3y = 0

3x + 8y + 8 = 0

Contoh 1.b

Sederhanakan PLDV

Penyelesaian:

(tiap ruas dikalikan 2)

TEAM I

Perhatikan persamaan-persamaan di bawah ini.

a. 2(p – q) = 3(p – q) + 4 d.

b. e.

c.

Dari persamaan-persamaan di atas, sederhanakan dan tentukan yang mana merupakan PLDV.

Page 27: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

21

MATERI 2.a: SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) terdiri atas dua persamaan linear dua variabel, yang

keduanya tidak berdiri sendiri, sehingga kedua persamaan hanya memiliki satu penyelesaian. Bentuk

umum sistem persamaan linear dua variabel:

Dengan x dan y dinamakan variabel, a, b, p, dan q dinamakan koefisien; sedangkan c dan r dinamakan

konstanta.

Sistem persamaan linear dua variabel dapat diselesaikan dengan:

a. Metode grafik

b. Metode substitusi

c. Metode eliminasi

d. Gabungan metode eliminasi dan substitusi

a. Menentukan himpunan penyelesaian SPLDV dengan metode Grafik

Menentukan himpunan penyelesaian SPLDV dengan cara grafik, langkahnya adalah sebagai berikut

:

I. Menggambar garis dari kedua persamaan pada bidang cartesius

II. Koordinat titik potong dari kedua garis merupakan himpunan penyelesaian Catatan: Jika kedua

garis tidak berpotongan (sejajar), maka SPLDV tidak mempunyai penyelesaian. Jika kedua garis

berimpit, maka SPLDV mempunyai tak hingga penyelesaian.

Contoh 2a

Tentukan HP dari sistem persamaan 2x + 3y = 12 dan 4x – 3y – 6 = 0

Penyelesaian:

Menentukan titik potong sumbu x dan sumbu y

Persamaan 2x + 3y = 12 Persamaan 4x – 3y – 6 = 0

x 0 .....

y 4 0

(x,y) (... , ...) (... , ...)

x 0 ...

y ... 0

(x,y) (... , ...) (... , ...)

Page 28: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

22

Jadi himpunan penyelesaiannya adalah

Contoh 2b

Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan x + y – 2 = 0 dan y = 6 – x

Penyelesaian:

Menentukan titik potong sumbu x dan sumbu y

Persamaan x + y – 2 = 0 Persamaan y = 6 – x

Kedua garis sejajar, Maka Sistem persamaam di atas

tidak mempunyai himpunan penyelesaian { }atau ∅.

x 0 ....

y 2 0

(x,y) (... , ...) (... , ...)

x 0 ...

y ... 0

(x,y) (... , ...) (... , ...)

Page 29: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

23

Contoh 2c

Tentukan himpunan penyelasaian dari sistem persamaan 2x + y = 8 dan 4x + 2y = 16

Penyelesaian:

Menentukan titik potong sumbu x dan sumbu y

Persamaan 2x + y = 8 Persamaan 4x + 2y = 16

Kedua garis saling berimpit, maka Sistem

persamaam di atas mempunyai tak hingga

penyelesaian.

Catatan:

1. Jika maka memiliki 1 penyelesaian

2. Jika maka tidak memiliki penyelesaian

3. Jika maka memiliki tak hingga penyelesaian

x 0 ....

y ... 0

(x,y) (... , ...) (... , ...)

x 0 ...

y ... 0

(x,y) (... , ...) (... , ...)

Page 30: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

24

TEAM II

1. Dengan metode grafik, tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel x + 2y

= 2 dan 2x + 4y = 8 jika x, y variabel pada himpunan bilangan real.

2. Dengan metode grafik, tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel 3x -

2y = 6 dan 9x - 6y = 18 jika x, y variabel pada himpunan bilangan real.

3. Dengan metode grafik, tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel x + y

= 6 dan x - 2y = 0 jika x, y variabel pada himpunan bilangan real.

4. Dari soal nomer 1 sampai 3 tanpa menggambarkan tentukan apakah memiliki penyelesaian, banyak

penyelesaian atau tidak mempunyai penyelesaian.

Page 31: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

25

PERTEMUAN II

PRESENTASI KELAS

MATERI 2.b: SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

b. Menentukan himpunan penyelesaian SPLDV dengan metode Substitusí

Substitusi artinya mengganti. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

I. Menyatakan variabel dalam variabel lain, misal menyatakan x dalam y atau sebaliknya.

II. Mensubstitusikan persamaan yang sudah kita rubah pada persamaan yang lain

III. Mensubstitusikan nilai yang sudah ditemukan dari variabel x atau y ke salah satu persamaan.

Contoh 3

Dengan menggunakan metode substitusi, tentukanlah himpunan penyelesaian dari sistem persamaan

berikut ini.

Penyelesaian:

1. Pilih salah satu persamaan, misal persamaan 2

Persamaan 2 : 4x – y = 7

. . . (3)

2. Substitusikan persamaan (3) ke persamaan lainnya yaitu ke persamaan (1)

Persamaan 1:

3x + 20x – 35 = 11

23x = 46

x =

x = 2 . . . (4)

3. Subsitusikan persamaan (4) ke persamaan (3), diperoleh:

Persamaan 3:

y = 4(2) – 7

Page 32: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

26

y = 8 – 7

y = 1

jadi himpunan penyeesaian adalah

c. Menentukan himpunan penyelesaian SPLDV dengan cara eliminasi

Eliminasi artinya menghilangkan salah satu variabel. Pada cara eliminasi, koefisien dari variabel

harus sama atau dibuat menjadi sama. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

I. Nyatakan kedua persamaan ke bentuk ax + by = c

II. Samakan koefisien dari variabel yang akan dihilangkan, melalui cara mengalikan dengan

bilangan yang sesuai (tanpa memperhatikan tanda)

III. Jika koefisien dari variabel bertanda sama (sama positif atau sama negatif), maka kurangkan

kedua persamaan. Jika koefisien dari variabel yang dihilangkan tandanya berbeda (positif dan

negatif ), maka jumlahkan kedua persamaan.

Contoh 4

Tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan berikut ini dengan menggunakan metode eliminasi.

Penyelesaian:

1. Eliminir peubah y, sehingga didapat nilai x:

3x + 5y = 11 . 1 3x + 5y = 11

4x - y = 7 . 5 20x - 5y = 35 +

23x = 46

x = 2

2. Eliminir peubah x, sehingga didapat nilai y:

3x + 5y = 11 . 4 12x + 20y = 44

4x - y = 7 . 3 12x - 3y = 21 -

23y = 23

y = 1

jadi penyelesaiannya adalah

Page 33: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

27

d. Menentukan himpunan penyelesaian SPLDV dengan metode gabungan eliminasi dan

substitusi

Contoh 5

Tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan berikut ini dengan menggunakan metode gabungan

eliminasi-substitusi.

Penyelesaian:

1. Eliminir peubah y, sehingga didapat nilai x: 2. Substitusikan x = 2 ke salah satu persamaan

3x + 5y = 11 . 1 3x + 5y = 11 Persamaan 1: 3x + 5y = 11

4x - y = 7 . 5 20x - 5y = 35 + 3.(2) + 5y = 11

23x = 46 6 + 5y =11

x = 2 5y = 11- 6

y = 5/5

y = 1

jadi penyelesaiannya adalah

TEAM III

Tentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV dengan 3 cara, metode substitusi, metode eliminasi, dan

gabungan metode eliminasi dan substitusi.

No. Soal Kelompok

1

Kelompok 1 dan 2

2

Kelompok 3 dan 4

3

Kelompok 5 dan 6

4

Kelompok 7 dan 8

Page 34: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

28

GAME I

1. Bentuk paling sederhana dari persamaan -5x + y = 4x – 12y + 6 adalah . . . .

a. -9x + 13y = 6 c. –x + 13y = 6 e. 9x – 13y = 6

b. –x – 11y = 6 d. -9x – 11y = 6

2. Dari gambar disamping himpunan

penyelesaian sistem persamaan tersebut

adalah . . . .

a. d.

b. e.

c.

3. Gambar yang mempunyai SPLDV dengan tidak hingga penyelesaian adalah . . . .

a. ... c. e.

b. d.

4. SPLDV mempunyai . . . penyelesaian.

a. Satu c. Tiga e. Tak hingga

b. Dua d. Tidak mempunyai

Page 35: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

29

5. SPLDV mempunyai . . . penyelesaian.

a. Satu c. Tiga e. Tidak hingga

b. Dua d. Tidak mempunyai

6. Nilai p, yang memenuhi persamaan adalah . . . .

a. 0 b. 1 c. 2 d. 3 e. 4

7. Nilai 𝑥, yang memenuhi persaman adalah . . . .

a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5

8. Himpunan penyelesaian dari sistem persamaan adalah . . . .

a. c. e.

b. d.

9. Penyelesaian dari sistem persamaan adalah 𝑥 dan 𝑦. Nilai 4𝑥 + 3𝑦 adalah . . . .

a. −41 b. -36 c. -23 d. 23 e. 36

10. Nilai 6𝑥 − 2𝑦 jika 𝑥 dan 𝑦 merupakan penyelesaian dari sistem persamaan adalah

. . . .

a. −16 b. -12 c. 14 d. 16 e. 22

PERTEMUAN III

TURNAMEN I

1. Berikut ini yang merupakan persamaan linear dua variabel adalah . . . .

a. 7a + b = 5 c. 4p = 8 e. 7x + y ≥ 5

b. 2 – 3y = 11 d. x2 + 2y = 5

Page 36: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

30

2. Bentuk paling sederhana dari persamaan adalah . . . .

a. -5a + 5b = 6 c. 5a + b = 6 e. 7a + 7b = 6

b. 7a + 7b = 30 d. -5a + b = 30

3. Dari gambar di samping himpunan

penyelesaian sistem persamaan tersebut

adalah . . . .

a. d.

b. e.

c.

4. Dari gambar di samping himpunan

penyelesaian sistem persamaan tersebut

adalah . . . .

a. d.

b. e.

c.

5. Gambar di samping menunjukan bahwa SPLDV . . . .

a. Tidak memiliki penyelesaian.

b. Memiliki sebuah penyelesaian

c. Memiliki penyelesaian yang tak berhingga banyaknya.

d. Memiliki sebuah penyelesaian , dan

e. Memiliki dua penyelesaian

6. SPLDV mempunyai . . . penyelesaian.

a. Satu c. Tiga e. Tidak hingga

b. Dua d. Tidak mempunyai

Page 37: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

31

7. SPLDV mempunyai . . . penyelesaian.

a. Satu c. Tiga e. Tidak hingga

b. Dua d. Tidak mempunyai

8. SPLDV mempunyai . . . penyelesaian.

a. Satu c. Tiga e. Tidak hingga

b. Dua d. Tidak mempunyai

9. Nilai x yang memenuhi dari persamaan linier adalah . . . .

a. -2 b. 0 c. 2 d. 2 e. 0

10. Nilai y yang memenuhi SPLDV berikut adalah . . . .

a. 2 b. -2 c. 3 d. -3 e. -4

11. Nilai p yang memenuhi SPLDV berikut adalah . . . .

a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5

12. Himpunan penyelesaian dari sistem persamaan adalah . . . .

a. c. e.

b. d.

13. Penyelesaian dari sistem persamaan adalah . . . .

a. (-3,12) c. (12,-3) e. (3, 12)

b. (-3,-12) d. (-12,-3)

14. Jika {(m,n)} adalah himpunan penyelesaian dari sistem persamaan maka nilai (m -

n) adalah . . . .

a. 2 b. 4 c. -4 d. 6 e. -6

Page 38: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

32

15. Jika penyelesaian dari sistem persamaan linear adalah (p,q), maka nilai dari p

+ q adalah . . . .

a. 3 b. -3 d. 5 d. -5 e. 8

16. Penyelesaian dari sistem persamaan linear adalah (x,y), maka nilai dari 3x + 5y adalah

. . . .

a. 19 b. 21 c. -21 d. -9 e. 9

PERTEMUAN IV

Materi 3: Membuat Model Matematika dari Penerapan SPLDV

PRESENTASI KELAS

Contoh 6

Seseorang membeli 4 buku tulis dan 3 pensil, ia membayar Rp 19.500,00. Jika ia membeli 2 buku dan 4

pensil, ia harus membayar Rp16.000,00. Bagaimana model matematika dari permasalahan tersebut?

Penyelesaian:

a. Misalkan:

x: harga 1 buku tulis (dalam rupiah)

y: harga 1 pensil (dalam rupiah)

b. Dari soal di atas, dapat dibuat model matematika sebagai berikut:

4 buku tulis + 3 pensil adalah Rp19.500,00 4x + 3y = 19500

2 buku tulis + 4 pensil adalah Rp16.000,00 2x + 4y = 16.000

c. Bentuk SPLDV:

Latihan 2

Page 39: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

33

Dua buah bilangan, tiga kali bilangan pertama ditambah lima kali bilangan kedua sama dengan -1,

sedangkan lima kali bilangan pertama dikurangi enam kali bilangan kedua sama dengan -16. Bagaimana

model matematika dari permasalahan tersebut?

Penyelesaian :

a. Misalkan:

p:

q:

b. Dari soal di atas, dapat dibuat model matematika sebagai berikut:

3 x bilangan pertama + 5 x bilangan kedua = -1 . . .

5 x bilangan pertama – 6 x bilangan kedua = -16 . . .

c. Bentuk SPLDV:

Latihan 3

Selisih umur seorang ayah dengan anaknya 40 tahun. Jika umur ayah tiga kali lipat dari umur anaknya

bagaimana model matematika dari permasalahan tersebut?

Penyelesaian:

a. Misalkan:

x:

y:

b. Dari soal di atas, dapat dibuat model matematika sebagai berikut:

Selisih umur seorang ayah dengan anaknya 40 tahun

Umur ayah tiga kali lipat dari umur anaknya

c. Bentuk SPLDV:

Contoh 7

Pada sebuah tempat parkir terdapat 84 kendaraan yang terdiri atas sepeda motor dan mobil. Setelah

dihitung jumlah roda seluruhnya ada 220 buah. Bagaimana model matematika dari permasalahan

tersebut?

Penyelesaian:

Page 40: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

34

a. Misalkan:

x: jumlah sepeda motor pada tempat parkir (dalam satuan buah)

y: jumlah mobil pada tempat parkir (dalam satuan buah)

b. Dari soal di atas, dapat dibuat model matematika sebagai berikut:

84 kendaraan yang terdiri atas sepeda motor + mobil x + y = 84

jumlah roda seluruhnya ada 220 buah 2x + 4y = 220

c. Bentuk SPLDV:

Latihan 4

Untuk menjaga kebugarannya, nenek diharuskan mengonsumsi dua jenis obat setiap harinya. Obat yang

pertama mengandung 5 unit vitamin C dan 3 unit vitamin B12, Sedangkan obat yang kedua mengandung

10 unit vitamin C dan 1 unit vitamin B12. Di dalam satu hari, nenek membutuhkan 20 unit vitamin C

dan 5 unit vitamin B12. Bagaimana model matematika dari permasalahan tersebut?

Penyelesaian:

a. Misalkan:

Kadar Vit C Kadar Vit B12

Obat 1 . . . . . .

Obat 2 . . . . . .

Kebutuhan . . . . . .

x: jumlah obat 1 yang dikonsumsi (dalam satuan unit)

y: jumlah obat 2 yang dikonsumsi (dalam satuan unit)

b. Dari soal di atas, dapat dibuat model matematika sebagai berikut:

Di dalam satu hari, nenek membutuhkan:

20 unit vitamin C

5 unit vitamin B12

c. Bentuk SPLDV:

Page 41: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

35

Latihan 5

Selisih umur seorang ayah dan anak perempuannya adalah 26 tahun, sedangkan lima tahun yang lalu

jumlah umur keduanya 34 tahun. Bagaimana model matematika dari permasalahan tersebut?

Penyelesaian:

a. Misalkan:

x:

y:

b. Dari soal di atas, dapat dibuat model matematika sebagai berikut:

Selisih umur seorang ayah dan anak perempuannya adalah 26 tahun

Lima tahun yang lalu jumlah umur keduanya 34 tahun

c. Bentuk SPLDV:

TEAM IV

Kelompok 1 dan 8

1. Jumlah dua bilangan sama dengan 105. Selisih kedua bilangan itu 15. Bagaimana model

matematika dari permasalahan tersebut?

2. Asti dan Anton bekerja pada sebuah perusahaan sepatu. Asti dapat membuat tiga pasang

sepatu setiap jam dan Anton dapat membuat empat pasang sepatu setiap jam. Jumlah jam

Page 42: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

36

bekerja Asti dan Anton 16 jam sehari, dengan banyak sepatu yang dapat dibuat 55 pasang.

Jika banyaknya jam bekerja keduanya tidak sama, bagaimana model matematika dari

permasalahan tersebut?

3. Pada sebuah tempat parkir terdapat 84 kendaraan yang terdiri atas sepeda motor dan mobil.

Jika tarif parkir untuk sepeda motor Rp1.000,00 dan umtuk mobil Rp2000,00, besar uang

yang diterima tukang parkir adalah Rp110.000,00. Bagaimana model matematika dari

permasalahan tersebut?

4. Diketahui 3 tahun lalu, umur Joni sama dengan dua kali umur Bima. Dua tahun yang akan

datang, empat kali umur Joni sama dengan umur Bima ditambah 36 tahun. Bagaimana model

matematika dari permasalahan tersebut?

Kelompok 2 dan 7

1. Selisih dua bilangan asli adalah 4, sedangkan hasil kalinya 96. Bagaimana model matematika

dari permasalahan tersebut?

2. Di peternakan Pak Jono terdapat beberapa kambing, sapi dan ayam. Pada saat yang

bersamaan banyaknya ayam sama seperti banyaknya sapi. Pak Jono mendapatkan diantara

binatang-binatang tersebut memiliki keseluruhan 32 kepala dan 92 kaki. Bagaimana model

matematika dari permasalahan tersebut?

3. Sebuah rumah sakit memerlukan 15.000 unit kalori dan 12.000 unit protein setiap harinya.

Setiap 1 kg daging sapi mengandung 500 unit kalori dan 300 unit protein. Sedangkan setiap

1 kg ikan segar mengandung 500 unit kalori dan 400 unit protein. Jika x menyatakan

banyaknya daging sapi (dalam kg) dan y menyatakan banyaknya ikan segar (dalam kg),

tentukan model permasalahan di atas.

4. Lima tahun yang lalu, tiga kali umur Cahyo sama dengan dua kali umur Choiri. Tiga tahun

yang akan datang, dua kali umur Cahyo sama dengan umur Choiri ditambah sebelas.

Bagaimana model matematika dari permasalahan tersebut?

Kelompok 3 dan 6

1. Selisih dua bilangan adalah 10, jika bilangan pertama dikalikan dua hasilnya adalah tiga

kurangnya dari bilangan yang kedua. Bagaimana model matematika dari permasalahan

tersebut?

2. Sebuah kandang ditempati ayam dan kambing, jumlahnya ada 40 ekor. Bagaimana model

matematika dari permasalahan tersebut jika jumlah kaki seluruhnya ada 100 buah?

3. Megan melakukan olahraga setiap pagi selama 40 menit. Dia melakukan gerakan kombinasi

antara aerobik yang dapat membakar lemak sebanyak 11 kalori permenit dan gerakan

peregangan yang dapat membakar lemak sebanyak 4 kalori per menit. Ia melakukan rutinitas

Page 43: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

37

olahraga ini agar dapat membakar lemak sebanyak 335 kalori setiap harinya. Bagaimana

model matematika dari permasalahan tersebut?

4. Dua tahun yang lalu seorang laki-laki umurnya 6 kali umur anaknya. 18 tahun kemudian

umurnya akan menjadi dua kali umur anaknya. Bagaimana model matematika dari

permasalahan tersebut?

Kelompok 4 dan 5

1. Umur Dika 7 tahun lebih tua dari pada umur Ega. Jika umur dika dan umur ega dijumlahkan

totalnya adalah 43 tahun. Bagaimana model matematika dari permasalahan tersebut?

2. Seorang anak diharuskan minum dua jenis tablet setiap hari. Tablet jenis I mengandung 5

unit vitamin A dan 3 unit vitamin B. Tablet jenis II mengandung 10 unit vitamin A dan 1

unit vitamin B. Dalam 1 hari anak tersebut memerlukan 25 unit vitamin A dan 5 unit vitamin

B. Bagaimana model matematika dari permasalahan tersebut?

3. Pada suatu ladang terdapat ayam dan kambing berjumlah 13 ekor. Sedangkan jumlah kaki-

kakinya ada 38 buah. Bagaimana model matematika dari permasalahan tersebut?

4. Lima tahun lalu, 3 kali umur Luqman sama dengan 2 kali umur Atok, tiga tahun yang akan

datang, 2 kali umur Luqman sama dengan umur Atok ditambah 11 tahun. Bagaimana model

matematika dari permasalahan tersebut?

PERTEMUAN V

Materi 4: Membuat Model dari Penerapan SPLDV dan menyelesaikannya

PRESENTASI KELAS

Contoh 8

Sebuah toko kelontong menjual dua jenis beras sebanyak 50 kg. Harga 1 kg beras jenis I adalah Rp

6.000,00 dan jenis II adalah Rp 6.200,00/kg. Jika harga beras seluruhnya Rp 306.000,00 maka tentukan

jumlah beras jenis I dan beras jenis II yang dijual.

Penyelesaian:

a. Misalkan:

x: Harga 1 kg jenis beras I

y: Harga 1 kg jenis beras II

Page 44: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

38

b. Dari soal di atas, dapat dibuat model matematika sebagai berikut:

Dua jenis beras sebanyak 50 kg x + y = 50

Harga beras jenis I = Rp 6.000,00/kg

Harga beras jenis II = Rp 6.200,00/kg 6000x + 6200y = 306000

Harga beras seluruhnya = Rp306.000,00

c. Bentuk SPLDV:

d. Penyelesaian sistem persamaan diatas adalah sebagai berikut.

Mengeliminasi variabel x

. 60

. 1

-2y = -60

y = 30

Mensubstitusikan y = 30 ke

e. Jadi penyelesaian persamaan itu adalah dan y = 30

Dengan demikian, jumlah beras jenis I yang dijual 20 kg dan jenis beras jenis II yang dijual 30 kg.

TEAM V

1. Diketahui dua bilangan. Jumlah dua kali bilangan pertama dengan tiga kali bilangan kedua sama

dengan 41. Empat kali bilangan pertama dikurangi tiga kali bilangan kedua sama dengan 19.

Berapakah bilangan tersebut?

2. Selama 1 minggu, seorang penjual ikan hias menjual 325 ekor ikan beta. Harga ikan beta jenis I

Rp 4.000.000,00 per ekor, sedangkan harga ikan beta jenis II Rp5000,00 per ekor. Jika hasil

penjualan ikan tersebut Rp1.500,00 banyak ikan beta jenis I yang terjual . . . ekor.

3. Tarif parkir untuk mobil (4 roda) adalah Rp. 2.000,00 dan sepeda motor (roda 2) Rp500,00. Pada

suatu hari, di halaman parkir Gedung bioskop pak Kartomenghitung banyak roda kendaraan ada

112, dan uang yang diperoleh daripembayaran parkir adalah Rp 43.000,00. Berapa banyak mobil

dan banyak sepada motor di halaman parkir ?

Page 45: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

39

4. Empat tahun yang lalu umur Andi umur Rifki. Empat tahun yang akan datang umur Andi

umur Fiki. Berapakah umur masing-masing sekarang?

GAME II

1. Abdul membeli 2 kg jeruk dan 3kg apel seharga Rp 80.000,-. Di toko yang sama Dani membeli 1 kg

jeruk dan 2 kg apel dengan harga Rp 50.000,-. Maka harga 10 kg apel adalah . . . .

a. Rp 250.000,- c. Rp 150.000,- e. Rp 205.000,-

b. Rp 200.000,- d. Rp 100.000,-

2. Jumlah umur Ricky dan imelda 48 tahun. Sedangkan umur Ricky 3 kali umur Imelda. Maka umur

Ricky dan umur Imelda berturut-turut adalah . . . .

a. 36 dan 12 c. 12 dan 36 e. 48 dan 36

b. 36 dan 48 d. 48 dan 12

3. Selisih umur Pak Agustin dan anaknya adalah 40 tahun. Jika umur Agustian tiga kali lipat dari umur

anaknya, maka umur Pak Agustian dan anaknya setelah 2 tahun adalah . . . .

a. 20 tahun dan 60 tahun d. 21 tahun dan 60 tahun e. 21 tahun dan 62 tahun

b. 22 tahun dan 62 tahun e. 20 tahun dan 60 tahun

4. Jumlah dua bilangan adalah 67 dan selisihnya 13. Jika dibuat suatu pecahan dengan pembilangnya

bilangan yang kecil, maka penyebut pecahan tersebut adalah . . . .

a. 67 b. 40 c. 60 d. 27 e. 13

5. Ditempat parkir sebuah pertokoan terdapat 75 kendaraan yang terdiri dari mobil dan sepeda motor.

Banyak roda seluruhnya ada 210. Jika tarif parkir untuk mobil Rp. 5.000,00 dan sepeda motor Rp.

2.000,00, maka pendapatan uang parkir saat itu adalah …

a. Rp. 210.000,00 d. Rp. 260.000,00 e. Rp. 250.000,00

b. Rp. 240.000,00 e. Rp. 300.000,00

6. Suatu persegi panjang memiliki keliling 28 cm. Jika lebarnya kurang 2 cm dari panjangnya, maka

luas persegi panjang tersebut adalah ..

a. 46 cm² b. 50 cm² c. 52 cm² d.48 cm² e. 56 cm²

7. Tiga tahun lalu umur Bianda empat kali umur Algi. Tiga tahun yang akan datang umur Bianda dua

kali umur Algi. Maka umur Bianda dan umur Algi sekarang adalah . . . .

a. 5 tahun dan 10 tahun c. 5 tahun dan 6 tahun e. 15 tahun dan 6 tahun

b. 15 tahun dan 5 tahun d. 10 tahun dan 15tahun

Page 46: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

40

8. Untuk menjaga kebugarannya, ayah diharuskan mengonsumsi dua jenis obat setiap harinya. Obat

yang pertama mengandung 4 unit vitamin C dan 2 unit vitamin B12, Sedangkan obat yang kedua

mengandung 7 unit vitamin C dan 1 unit vitamin B12. Di dalam satu hari, ayah membutuhkan 20

unit vitamin C dan 5 unit vitamin B12. Bila harga obat jenis pertama Rp 30.000,00 dan obat jenis

kedua Rp 40.000,00. Maka uang yang harus dikeluarkan ayah setiap harinya adalah . . . .

a. Rp 125.000,00 c. Rp 115.000,00 e. Rp 80.000,00

b. Rp 45.000,00 d. Rp 120.000,00

PERTEMUAN V

TURNAMAMEN II

1. Dua buah bilangan, tiga kali bilangan pertama ditambah lima kali bilangan kedua sama dengan -1,

sedangkan lima kali bilangan pertama dikurangi enam kali bilangan kedua sama dengan -16. Maka

sistem persamaan linier dua variabelnya adalah . . . .

a. 3p + 5q = -1 dan 5p – 6q = -16

b. 3p - 5q = -1 dan 5p + 6q = -16

c. 3p + 5q = -1 dan 5p + 6q = 16

d. 3p + 5q = 1 dan 5p – 6q = 16

e. 3p - 5q = 1 dan 5p - 6q = 16

2. Harga 3 pensil dan 2 buku tulis adalah Rp5.100,00. Sedangkan harga 2 pensil dan 4 buku tulis adalah

Rp7.400,00. Jika ditulis dalam model matematika menjadi . . . .

a. 3𝑥 − 2𝑦 = 5.100 dan 2𝑥 + 4𝑦 = 7.400

b. 3𝑥 + 2𝑦 = 5.100 dan 2𝑥 + 4𝑦 = 7.400

c. 2𝑥 + 3𝑦 = 5.100 dan 2𝑥 − 4𝑦 = 7.400

d. 3𝑥 + 2𝑦 = 5.100 dan 4𝑥 + 2𝑦 = 7.400

e. 3𝑥 - 2𝑦 = 5.100 dan 4𝑥 - 2𝑦 = 7.400

3. Ibu membeli 3 ember dan 1 panci dengan harga Rp 50.000,-. Di toko yang sama Ani membeli 1

ember dan 2 panci dengan harga Rp 65.000,-. Maka harga untuk 1 ember dan 1 panci adalah . . . .

a. Rp 25.000,- c. Rp 32.000,- e. Rp 31.000,-

b. Rp 30.000,- d. Rp 36.000,-

4. Dalam sebuah kantong plastik terdapat dua jenis kelereng, yaitu kelereng besar dan kelereng kecil.

Berat seluruh kelereng besar dikurangi berat seluruh kelereng kecil 50 gram. Jumlah berat seluruh

Page 47: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

41

kelereng 1.600 gram. Jika berat setiap butir kelereng besar 50 gram dan berat setiap butir kelereng

kecil 30 gram, banyak setiap jenis kelereng berturut-turut. . . .

a. 15 dan 12 c. 18 dan 25 e. 20 dan 30

b. 16 dan 25 d. 18 dan 30

5. Sebuah bilangan terdiri atas dua angka. Tiga kali angka pertama dikurangi 2 hasilnya merupakan

angka kedua. Angka pertama ditambah dua kali angka kedua hasilnya 12 bilangan tersebut adalah . .

. .

a. 24 b. 37 c. 75 d. 46 e. 56

6. Pak Toni memiliki sebuah kandang, didalam kandang tersebut terdapat 75 peliharaan yang terdiri

dari bebek dan sapi. Banyak kaki seluruhnya ada 210. Jika Pak Toni ingin menjual semua hewan

peliharaannya semua dengan harga satu bebek Rp. 50.000,00 dan harga satu sapi Rp. 1.000.000,00,

maka uang yang diterima Pak Toni adalah . . . .

a. Rp. 45.000.000,00 c. Rp. 15.000.000,00 e. Rp 47.000.000,00

b. Rp. 46.500.000,00 d. Rp. 46.000.000,00

7. Diketahui 3 tahun lalu, umur Joni sama dengan dua kali umur Bima. Dua tahun yang akan datang,

empat kali umur Joni sama dengan umur Bima ditambah 36 tahun. Umur Joni sekarang adalah . . .

tahun

a. 4 b. 6 c. 15 d. 9 e. 12

8. Riko melakukan olahraga setiap pagi selama 40 menit. Dia melakukan gerakan kombinasi antara aerobik yang

dapat membakar lemak sebanyak 11 kalori permenit dan gerakan peregangan yang dapat membakar lemak

sebanyak 4 kalori per menit. Ia melakukan rutinitas olahraga ini agar dapat membakar lemak sebanyak 335

kalori setiap harinya. Maka waktu yang diperlukan Riko untuk melakukan aerobik dan waktu yang diperlukan

untuk melakukan peregangan berturut-turut adalah . . . .

a. 20 dan 10 c. 7 dan 33 e. 25 dan 15

b. 33 dan 7 d. `15 dan 25

9. Harga 7 ekor ayam dan 6 ekor itik adalah Rp67.500,00, sedangkan harga 2 ekor ayam dan 3 ekor itik

Rp25.000,00. Bagaimana model matematika dari permasalahan tersebut?

a. c. e.

b. d.

10. Lebar sebuah persegi panjang 3cm kurang dari panjangnya. Keliling persegi panjang tersebut 32 cm.

Sistem persamaan linear dua variabel yang dapat menggambarkan permasalahan tersebut adaah . . .

a. c. e.

Page 48: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

42

b. d.

11. Harga 4 buah buku dan 3 batang pensil adalah Rp 2.500,00, sedangkan 2 buku dan 7 batang pensil

adalah Rp 2.900,00. Harga 2 lusin buku dan 4 lusin pensil adalah?

a. Rp 23.500,00 c. Rp 27.000,00 e. Rp 29.000,00

b. Rp 24.000,00 d. Rp 29.500,00

12. Jika pembilang suatu pecahan ditambah 1 dan penyebutnya dikurangi 2, pecahan tersebut senilai

dengan . Namun, jika pembilang pecahan tersebut dikurangi 1 dan penyebutnya dikurangi 2,

pecahan tersebut senilai dengan . Pecahan yang dimaksud adalah . . . .

a. b. c. d. e.

13. Sebuah toko kue mempunyai 2 orang pekerja. Pekerja A sedikitnya dapat membungkus 50 kue

perjam dan pekerja B dapat membungkus 60 kue per jam. Jika suatu hari jumlah jam kerja pekerja A

dan pekerja B 8 jam dan kue yang dibungkus 435 buah, banyak kue yang dibungkus pekerja B

sejumlah . . . buah.

a. 210 b. 215 c. 230 d. 220 e. 225

14. Dilapangan parkir yang dikelola PT. Maju Mundur terdapat 100 kendaraan yang parkir terdiri dari

sepeda motor dan mobil. Jika jumlah roda seluruh kendaraan tersebut (tanpa ban serep) adalah 38.

Tentukan jumlah mobil dan sepeda motor . . . .

a. 84 mobil dan 16 motor d. 16 mobil dan 84 motor

b. 15 mobil dan 85 motor e. 20 mobil dan 80 motor

c. 15 mobil dan 16 motor

15. Dua kali usia Bima sekarang sama dengan usia kak Lusi 10 tahun yang akan datang. Tiga kali usia

Bima 5 tahun yang lalu, 10 tahun lebihnya dari usia kak Lusi sekarang. Jumlah usia mereka sekarnag

. . . tahun.

a. 15 b. 20 c. 40 d. 30 e. 35

16. Untuk menjaga kebugarannya, ayah diharuskan mengonsumsi dua jenis obat setiap harinya. Obat

yang pertama mengandung 4 unit vitamin C dan 2 unit vitamin B12, Sedangkan obat yang kedua

mengandung 7 unit vitamin C dan 1 unit vitamin B12. Di dalam satu hari, ayah membutuhkan 20

unit vitamin C dan 5 unit vitamin B12. Bila harga obat jenis pertama Rp 30.000,00 dan obat jenis

kedua Rp 40.000,00. Maka uang yang harus dikeluarkan ayah setiap harinya adalah . . . .

a. Rp 125.000,00 c. Rp 115.000,00 e. Rp 80.000,00

b. Rp 45.000,00 d. Rp 120.000,00

Page 49: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

43

POSTTEST

SOAL UJI KOMPETENSI DASAR

PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

BEKERJA SAMA DENGAN SMK NEGERI 02

SALATIGA

Petunjuk Pengisian :

1. Isilah data identitas (Nama, No.absen, dan Kelas) pada lembar jawab yang diberikan.

2. Waktu mengerjakan soal adalah 90 menit.

3. Kerjakan soal dengan memberi tanda silang (X) di lembar jawaban yang telah diberikan.

4. Siswa tidak diperbolehkan menggunakan kalkulator, membuka buku catatan, buku cetak, dan

sumber lainnya.

5. Bekerjalah dengan kemampuan sendiri dan berlatih kejujuran.

Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban a, b, c, d, dan e yang kamu anggap benar di

lembar jawab.

1. Perhatikan persamaan-persamaan berikut:

5. 7a + b = 5 iii. 4p = 8 v.

6. 2x – 3y 1 iv. x2 + 2y = 5 vi. 4p + 8 q 10

Persamaan di atas yang merupakan persamaan linear dua variabel adalah . . . .

a. i dan ii c. ii dan v e. v dan vi

b. ii dan vi d. i dan v

2. Di bawah ini yang merupakan persamaan linier dua variabel adalah . . . .

a. x2 - 3xy + 2 y= 0 c. 3x + 5y – 6 = 0 e. 4x + 6y – 6 > 0

b. 2x + 3y – 4xy < 0 d. 2x + 7 = 9

3. Bentuk paling sederhana dari persamaan linear dua variabel berikut 2(p – q) = 3(p – q) + 4

adalah . . . .

a. q – p = 4 c. p – q = 4 e. -q + p = 4

b. q + p = 4 d. p + q = 4

4. Bentuk paling sederhana dari persamaan linear dua variabel berikut adalah . . .

Page 50: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

44

c. 2x + y = 11 e. 2x - y = 11

b. x + y = 11 d. 2x + 2y = 11

5. .. Gambar disamping menunjukan bahwa SPLDV mempunyai . . .

penyelesaian.

a. Satu penyelesaian d. tak hingga penyelesaian

b. Dua penyelesaian e. Empat penyelesaian

c. Tidak mempunyai penyelesaian

6. Berikut ini yang merupakan SPLDV yang mempunyai satu penyelesaian adalah . . . .

a. c. e.

b. d.

7. Sistem persamaan dua variabel berikut memiliki . . . penyelesaian.

a. Satu c. Tiga e. Tak hingga banyak

b. Dua d. Tidak mempunyai

8. Dari gambar di samping himpunan

penyelesaian sistem persamaan tersebut

adalah . . . .

d. d.

e. e.

f.

9. Dari gambar di samping, (1, 2) merupakan

himpunan penyelesaian dari sistem persamaan

linear dua variabel . . . .

a. d.

b. e.

c.

Page 51: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

45

10. Nilai y yang memenuhi persamaan adalah . . . .

a. -4 b. 4 c. -11 d. 11 e. 48

11. Jika x dan y penyelesaian dari , maka nilai x + y adalah . . . .

a. 2 b. 4 c. 6 d. 8 e. 10

12. Jika x dan y penyelesaian dari , maka nilai 4x – 3y adalah . . . .

a. 18 b. -18 c. -6 d. 6 e. 7

13. Nunik membeli 1 kg daging sapi dan 2 kg daging ayam potong dengan harga Rp 94.000,00.

Nanik membeli 3 kg ayam potong dan 2 kg daging sapi dengan harga Rp 167.000,00. Jika harga

1 kg daging sapi dinyatakan dengan x dan harga 1 kg daging ayam dinyatakan dengan y. Sistem

persamaan linier dua variabel yang berkaitan dengan pernyataan diatas adalah . . . .

a. c. e.

b. d.

14. Keliling suatu persegi panjang adalah 100 cm. Jika panjangnya 10 cm lebihnya dari lebarnya,

maka sistem persamaan linier dua variabel yang berkaitan dengan pernyataan diatas adalah . . . .

a. c. e.

b. d.

15. Lima tahun yang lalu umur Rulli adalah 6 kali umur Chevi. Jumlah dua kali umur Rulli dengan

tiga kali umur Chevi sama dengan 100 tahun. Model matematika dari permasalahan tersebut

adalah . . . .

a. c. e.

b. d.

Page 52: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14547/2/T1_202013019_Full... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil

46

16. Setelah keluar dari rumah sakit Ibu diharuskan mengonsumsi dua jenis obat setiap harinya. Obat

yang pertama mengandung 4 unit vitamin C dan 2 unit vitamin A, Sedangkan obat yang kedua

mengandung 7 unit vitamin C dan 1 unit vitamin A. Di dalam satu hari, Ibu membutuhkan 20

unit vitamin C dan 5 unit vitamin A. Model matematika dari permasalahan tersebut adalah . . . .

a. c. e.

b. d.

17. Pada sebuah Toko. Hida dan Anis membeli terigu dan beras dengan merk sama. Hida membeli 6

kg terigu dan 10 kg beras seharga Rp.84.000,00 sedangkan Anis membeli 10 kg terigu dan 5 kg

beras seharga Rp.70.000,00. Harga 8 Kg terigu dan 20 kg beras adalah . . . .

a. Rp152.000,00 c. Rp128.000,00 e. Rp125.000,00

b. Rp130.000,00 d. Rp120.200,00

18. Ditempat parkir sebuah pertokoan terdapat kendaraan yang terdiri dari mobil dan sepeda motor.

Banyak roda seluruhnya ada 210. Jika tarif parkir untuk mobil Rp. 5.000,00 dan sepeda motor

Rp. 2.000,00, maka pendapatan uang parkir saat itu adalahRp240.000,00. Maka jumlah

kendaraan di pertokoaan adalah . . . .

c. 70 b. 77 c. 55 d. 50 e. 75

19. Umur Vier 7 tahun lebih tua dari Joko. Sedangkan jumlah umur mereka adalah 43 tahun. Maka

umur Joko adalah . . . .

a. 25 c. 19 e. 17

b. 61 d. 18

20. Megan melakukan olahraga setiap pagi selama 50 menit. Dia melakukan gerakan kombinasi

antara aerobik yang dapat membakar lemak sebanyak 10 kalori permenit dan gerakan

peregangan yang dapat membakar lemak sebanyak 6 kalori per menit. Ia melakukan rutinitas

olahraga ini agar dapat membakar lemak sebanyak 352 kalori setiap harinya. Maka waktu yang

diperlukan Serly hanya untuk melakukan gerakan aerobik adalah . . . menit.

a. 37 b. 13 c. 12 d. 27 e. 48