program studi pendidikan biologi fakultas ilmu...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN AUTHENTIC ASSESSMENT BERBASIS SCIENCE
PROCESS SKILL DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Zaenudin
11150161000005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
v
ABSTRAK
Zaenudin (11150161000005). “Pengembangan Authentic Assessment BerbasisScience Process Skill dalam Pembelajaran IPA Terpadu”. Skripsi, ProgramStudi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengembangkan instrumen asesmenautentik berbasis science process skill pada konsep sistem pernapasan manusiauntuk siswa SMP kelas VIII 2) Menganalisis kelayakan produk yangdikembangkan serta 3) Mendeskripsikan profil hasil belajar siswa yang diukurdengan produk yang telah dikembangkan. Penelitian ini mengadaptasi model 4-Ddari Thiagarajan yang meliputi tahap define, design, develop dan disseminate.Namun, pada penelitian ini tidak dilakukan tahap disseminate (penyebaran).Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara, lembar validasi, lembartanggapan guru dan siswa. Uji coba dilakukan dua kali yakni skala kecil danskala besar. Analisis reliabilitas instrumen ini menggunakan InterclassCorrelation Coeffisiensts (ICC) dengan bantuan aplikasi SPSS 20.0. Hasilpenelitian ini adalah produk berupa instrumen authentic assesment berbasisscience process skill yang valid dan reliabel untuk mengukur hasil belajar siswa.Instrumen penilaian ini memiliki skor 83,89 dalam kriteria sangat layak,sedangkan koefisien reliabilitas menunjukkan 0,905, 0,891, 0,912, 0,927 untukpenilaian portofolio pada pertemuan 1 sampai 4 yang berarti masuk dalamkategori sangat tinggi. Koefisien reliabilitas untuk penilaian diri, penilaian sikap,dan instrumen tes pilihan ganda secara berurutan yaitu: 0,904, 0,885, 0,860 yangberarti masuk dalam kategori sangat tinggi, dan instrumen tes uraian denganangka koefisien reliabilitas 0,792 masuk dalam kategori tinggi. Adapun hasilbelajar siswa pada aspek science process skill dengan indikator keterampilanbertanya, observasi, prediksi, interpretasi dan komunikasi masing-masingmemperoleh kriteria baik. Hasil penilaian sikap dan penilaian diri siswa, keduanyamemperoleh kriteria baik. Dan ketuntasan pada penilaian pengetahuan diperoleh70% siswa tuntas.
Kata Kunci : Authentic Assessment, Portofolio, Science Process Skill, PenilaianSikap, Penilaian Diri, Instrumen Tes.
vi
ABSTRACT
Zaenudin (11150161000005). "Authentic Development of Assessment Based onScience Process Skill in Integrated Science Learning". Thesis, BiologyEducation Study Program, Department of Natural Sciences Education, Faculty ofTarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic UniversityJakarta, 2019.
This study aims to 1) Develop authentic assessment tools based on scienceprocess skills on the concept of human respiratory systems for junior high schoolstudents of class VIII 2) Analyze the feasibility of developed products and 3)Describe the profile of student learning outcomes as measured by products thathave been developed. This study adapted the 4-D model from Thiagarajan whichincluded the define , design, develop, and disseminate. But, disseminate step wasnot done. The instruments used were interview guides, validation sheets, teacherand student response sheets. The trials were carried out twice, in small scale andlarge scale. Reliability analysis of the instrument using Interclas CorrelationCoefficient (ICC) with the help of SPSS 20.0 application. The results of this studyis the product of authentic assessment instruments based on science process skillsthat are valid and reliable for measuring student learning outcomes. Thisvaluation instrument has a score of 83.89 in very feasible criteria, while thereliability coefficient shows 0.905, 0.891, 0.912, 0.927 for portfolio assessmentsin meetings 1 to 4 which means it is in a very high category. And the reliabilitycoefficients for self-assessment, attitude assessment, multiple-choice testinstruments and essay are sequentially, there are: 0.904, 0.885, 0.860 whichmeans that they fall into a very high category, and reliability coefficient for essaytest instrument there are 0.792 which is in the high category. The student learningoutcomes in the aspects of science process skills with indicators of questioningskills, observation, prediction, interpretation and communication, each of whichgets the good criterion. Both the results of attitude assessment and self-assessmentget the criteria of good. And the completeness in the assessment of knowledgegained 60% of students completed.
Keywords: Authentic Assessment, Portfolio, Science Process Skills, AttitudeAssessment, Self Assessment, Instrument Test.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmannirahim
Puji syukur, penulis ucapkan ke hadirat Tuhan YME, Allah SWT yang telahmemberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikanpenelitian akhir yang dipresentasikan dalam bentuk karya tulis berjudul“Pengembangan Authentic Assessment Berbasis Science Process Skill dalamPembelajaran IPA Terpadu”. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Dr. Sururin, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UINJakarta
2. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi danPenasehat akademik.
3. Meiry Fadilah Noor, M.Si, Sekertaris Program Studi Pendidikan Biologi.4. Dr. Sofyan, M.Pd dan Mufida Awalia Putri, M.Pd, dosen pembimbing
yang sudah memberikan arahan, masukan serta bersedia meluangkanwaktu, pikiran dan tenaga ditengah kegiatan yang begitu padat sehinggaterselesaikannya skripsi ini.
5. Dr. Zulfiani, M.Pd dan Nengsih Juanengsih, validator ahli yang telahmemberikan saran dan masukan pada pengembangan produk dalampenelitian ini
6. Yayah Zakiah, M.Pd dan Tatang Suhendi, S.Pd, validator teknis yang telahmemberikan saran dan masukan pada pengembangan produk dalampenelitian ini, serta membantu dalam pelaksanaan pembelajaran denganmenggunakan produk pada penelitian ini
7. Kepala MTs Pembangunan UIN Jakarta, Momon Mujiburrahman, M.A.dan Kepala SMPN 19 DKI Jakarta, Drs. Joko Suramto,M.Pd. yang telahmemberikan kesempatan untuk melaksanaan observasi dan penelitian diSekolah
8. Nurul Rihsa Novianti, Astri Nuryanti dan Afrizal Purwadi, validatorpembanding dan terima kasih sekali lagi meluangkan waktunya untukmenjadi menjadi rater dan membantu di lapangan selama penelitian iniberlangsung.
9. Ny. Sofyah, Ibu tercinta yang sudah mengasuh, mendidik, danmemperlihatkan bagaimana semesta itu bekerja untuk mendukung penelitiselama ini. Semoga jasanya diridai dan diberkati oleh Tuhan.
viii
10. Nurul Faizah Rozy,M.TI, dosen Jurusan Teknik Informatika UIN Jakartadan sebagai sosok yang sudah menjadi ibu angkat bagi peneliti, dansupport peneliti semenjak KKN dan sampai saat ini.
11. Dr. Kadir, dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Jakarta dan YudithaIchsani, M.TI, dosen Jurusan Teknik Informatika yang sudah membantudalam analisis data pada penelitian ini.
12. Teman-teman mahasiswa UIN Jakarta, khususnya mahasiswa PendidikanIlmu Pengetahuan Alam.
13. Semua pihak yang telah banyak membantu dan mendukung dalampenelitian ini. Semoga Tuhan memberikan balasan yang melimpah. Amin.
Semoga segala kebaikan yang telah diberikan oleh pihak-pihak yangdisebutkan di atas mendapatkan balasan dari Tuhan. Semoga hasil penelitian inidapat dimanfaatkan dan dapat dikembangkan oleh peneliti lainnya untukkemajuan di bidang pendidikan IPA, khususnya di ranah penilaian dan evaluasipembelajaran.
Jakarta, Juli 2019
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH..........................................ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI.....................................................iii
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...............................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
ABSTRACK..........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1B. Identifikasi Masalah...............................................................................5C. Pembatasan Masalah..............................................................................5D. Rumusan Masalah..................................................................................6E. Tujuan Penelitian...................................................................................6F. Manfaat Penelitian.................................................................................7
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................8
A. Deskripsi Teoretis..................................................................................81. Model Pengembangan......................................................................8
a. Pengertian Metode Penelitian dan Pengembangan....................8b. Macam-Macam Model Pengembangan......................................8
2. Authentic Assessment.....................................................................10a. Pengertian Authentic Assessment.............................................10b. Prinsip Authentic Assessment...................................................12c. Ciri-Ciri Authentic Assessment................................................12
3. Science Process Skill/ Keterampilan Proses Sains.........................14
x
a. Pengertian Keterampilan Proses Sains.....................................14b. Peran Keterampilan Proses Sains.............................................14c. Jenis-Jenis Keterampilan Proses Sains.....................................15
4. Konsep Sistem Pernapasan............................................................175. Penilaian Hasil Belajar...................................................................18
a. Pengertian Penilaian Hasil Belajar...........................................18b. Aspek Sikap dan Jenis Teknik Penilaiannya............................19c. Aspek Pengetahuan dan Jenis Teknik Penilaiannya................21d. Aspek Keterampilan dan Jenis Teknik Penilaiannya...............24
B. Penelitian Relevan................................................................................28C. Kerangka Berpikir................................................................................31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .........................................................34
A. Model Pengembangan................................................................................34B. Prosedur Pengembangan............................................................................34C. Desain Uji Coba.........................................................................................39D. Subjek Uji Coba.........................................................................................39E. Teknik dan Instrumen Penelitian...............................................................39F. Teknik Analisis Data .................................................................................40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................46
A. Deskripsi Hasil Pengembangan..................................................................46B. Pembahasan................................................................................................60C. Kajian Produk Akhir..................................................................................68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................69
A. Kesimpulan................................................................................................69B. Saran..........................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................70
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................72
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kriteria Koefisien Reliabilitas...............................................................41
Tabel 4.1 Contoh Lembar Penilaian Portofolio Berbasis Science Process Skill....50
Tabel 4.2 Indikator Science Process Skill .............................................................51
Tabel 4.3 Kriteria Penilaian Portofolio .................................................................52
Tabel 4.4 Hasil Validasi Instrumen Asesmen Autentik ........................................53
Tabel 4.5 Hasil Tanggapan Guru dan Siswa..........................................................54
Tabel 4.6 Persentase Tanggapan Guru dan Siswa.................................................55
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Intrumen Asesmen Autentik ..............................55
Tabel 4.8 Hasil Analisis Butir Soal .......................................................................56
Tabel 4.9 Data Penilaian Sikap Siswa Menggunakan Lembar Observasi.............57
Tabel 4.10 Data Penilaian Diri Siswa ...................................................................57
Tabel 4.11 Persentase Penilaian Observasi Sikap Siswa.......................................58
Tabel 4.12 Persentase Penilaian Diri Siswa...........................................................58
Tabel 4.13 Data Akhir Penilaian Sikap Siswa.......................................................58
Tabel 4.14 Data Hasil Belajar Ranah Keterampilan..............................................59
Tabel 4.15 Persentase Rata-Rata Science Process Skill Siswa..............................59
Tabel 4.16 Data Hasil Belajar Aspek Pengetahuan...............................................60
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir..................................................................33
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Pengembangan Instrumen...........,............................34
Gambar 4.1 Hasil Pengukuran Science Process Skill Siswa..................................66
Gambar 4.2 Persentase Rata-Rata Science Process Skill tiap Pertemuan.............67
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Laporan Hasil Wawancara.........................................................................732. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian....................................................................753. Lembar Validasi dan Kriteria Penilaian Validasi.......................................834. Rekapitulasi Data dan Analisis Validasi....................................................875. Masukan dan Saran Hasil Validasi............................................................886. Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa dan Guru...........................................897. Contoh Angket Tanggapan Siswa..............................................................918. Contoh Angket Tanggapan Guru...............................................................929. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa dan Guru......................................9310. Rekapitulasi Hasil Penilaian Portofolio Uji Coba Skala Kecil..................9411. Reliabilitas Instrumen Penilaian Portofolio...............................................9812. Rekapitulasi Hasil Penilaian Sikap Uji Coba Skala Kecil.......................10113. Reliabilitas Instrumen Penilaian Observasi Sikap...................................10214. Rekapitulasi Hasil Penilaian Diri Uji Coba Skala Kecil..........................10315. Reliabilitas Instrumen Penilaian Diri.......................................................10416. Rekapitulasi Hasil Tes Pilihan Ganda dan Analisis Butir Soal................10517. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Pilihan Ganda..........................10718. Rekapitulasi Hasil Tes Uraian..................................................................10919. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Uraian.....................................11020. Hasil Belajar Ranah Keterampilan Uji Coba Skala Besar.......................11121. Hasil Belajar Ranah Sikap Uji Coba Skala Besar....................................11322. Hasil Belajar Ranah Pengetahuan............................................................11823. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran........................................................12224. Produk Akhir Instrumen Asesmen Autentik ...........................................135
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan di abad ke-21 telah mengalami pergeseran dari seluruh aspek
kehidupan dari masa sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya kemajuan besar-
besaran di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan. Manusia dituntut agar
memanfaatkan kemajuan teknologi, untuk bisa mengembangkan potensi diri
sehingga mampu memberikan dampak positif untuk negaranya terlebih untuk
kemaslahatan umat di Seluruh dunia. Kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan pula memberikan manfaat di bidang pendidikan guna
meningkatkan mutu pendidikan. Melalui pendidikan, suatu bangsa dapat
membuat generasi mudanya memiliki kompetensi yang dibutuhkan di Dunia
nyata, termasuk memajukan ilmu pengetahuan dan masuk siklus berikutnya
yang terus menerus selama peradaban manusia berlangsung.
Mutu pendidikan di Indonesia distandarkan oleh adanya Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 mengenai Standar Pendidikan Nasional,
yang isinya memuat standar mutu pendidikan sehingga tercapainya tujuan
pendidikan. Adapun tujuan pendidikan nasional, pendidikan dapat dikatakan
bermutu apabila pendidikan ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa
dan memajukan kebudayaan nasional. Untuk merealisasikan tujuan tersebut,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus melakukan inovasi dan
merevisi kebijakan nasional secara periodik, termasuk melahirkan kurikulum
2013 atau sering disebut sebagai kurtilas.
Pergeseran paradigma pembangunan di abad ke-21 mendorong perbaikan
kurikulum termasuk kegiatan pembelajaran dan penilaian siswa.1 Pembelajaran
di Sekolah hari ini, idealnya tidak hanya menekankan pada ranah kognitif atau
1 Kunandar, Penilaian Autentik : Penilaian Hasil Belajar Siswa berdasarkan Kurikulum 2013Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2013),hlm.16.
2
penalaran akal semata, tetapi ditekankan pada tiga aspek belajar yakni sikap,
keterampilan dan pengetahuan dasar yang relevan dengan kebutuan manusia
dan tuntutan zaman. Pembelajaran konvensional yang mengandalkan metode
ceramah menjadikan siswa kurang mampu menjawab soal tipe Higher Order
Thinking Skill (HOTS). Hal ini dibuktikan dari hasil studi oleh Program for
International Studens Assesment (PISA) pada tahun 2015, yaitu studi yang
memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan sains, yang
memperlihatkan peringkat Indonesia yang hanya bisa menduduki 10 besar
terbawah dari 72 negara. Begitupun Hasil studi Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS) yang menunjukkan siswa Indonesia
berada pada ranking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi
yang komplek, (2) teori, analisis dan problem solving, (3) penggunaan alat,
prosedur dan pemecahan masalah serta (4) melakukan investigasi. Berdasarkan
kedua kajian tersebut, menunjukkan perlu adanya perubahan orientasi
kurikulum dengan tidak membebani siswa dengan konten namun pada aspek
kemampuan esensial yang diperlukan semua warga negara untuk berperan serta
dalam membangun negara pada masa mendatang.2 Oleh sebab itu, perlu
pembaharuan dalam desain pembelajaran, agar proses pembelajaran dapat
berlangsung optimal.
Kualitas proses pembelajaran dipengaruhi oleh manajemen kelas yang
memuat perencanaan (planning), pelaksanaan (realization), dan evaluasi
(evaluation). Terkait mengenai evaluasi, di dalamnya terdapat kegiatan
penilaian. Penilaian (assessment) hasil belajar menurut Permendikbud nomor
23 tahun 2016 merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta siswa. Penilaian hasil belajar
siswa pada pendidikan dasar dan menengah meliputi aspek sikap, pengetahuan
dan keterampilan. Aspek penilaian yang multidimensi, tidak mungkin hanya
diukur dengan soal pilihan ganda, karena tidak dapat mengukur aspek sikap
dan keterampilan siswa. Oleh karena itu, kurikulum 2013 menekankan
2 Kemendikbud, Dokumen Kurikulum 2013, (Jakarta: Kemendikbud, 2012), hlm.9.
3
penggunaan penilaian autentik (Authentic Assessment) dalam penilaian hasil
belajar siswa.
Penilaian proses pembelajaran menggunakan asesmen autentik dapat
digunakan untuk menilai kesiapan siswa, proses serta hasil belajar siswa secara
utuh.3 Penilaian autentik menilai proses pembelajaran yang dilakukan oleh
siswa, sehingga sistem penilaianpun perlu dikembangkan sesuai dengan model
yang digunakan. Mengenai model yang digunakan selama proses pembelajaran
hendaknya sesuai dengan konsep yang disampaikan sehingga tujuan
pembelajaran benar-benar tercapai. Konsep yang bersifat kontekstual seperti
sistem organ pada manusia yang dapat disampaikan dengan berbagai model
pembelajaran. Keterampilan Proses Sains (KPS) dapat menjadi suatu
pendekatan dalam pembelajaran IPA yang berorientasi pada proses sains yang
tidak mementingkan konsep, tetapi menuntut pengembangan proses secara
utuh berupa metode ilmiah dalam pelaksanaannya.4 Pendekatan Science
Process Skill merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada
proses sains secara utuh sehingga menjadi kewajiban guru IPA dalam
menyampaikan materi menggunakan pendekatan tersebut yang dikombinasikan
dengan model saintifik sebagaimana arahan kurikulum 2013.
Berdasarkan studi pendahuluan pada penelitian ini, berupa wawancara
dengan dua orang guru IPA terpadu dari dua sekolah (Madrasah Tsanawiyah
Pembangunan UIN Jakarta dan SMPN 19 DKI Jakarta) menunjukkan
pembelajaran IPA terpadu masih memiliki beberapa kelemahan dari segi
pembelajaran seperti sulitnya memadukan antar materi IPA (Fisika, Kimia dan
Biologi), menyiapkan alat peraga atau demonstrasi, serta menyiapkan
perencanaan praktikum. Hal ini tak berbeda jauh dari cara guru melakukan
penilaian yang mayoritas penilaian hasil belajar siswa masih menggunakan tes
prestasi berupa tes multipel choice, isian singkat dan uraian.5
3 Kunandar, op.cit., hlm.12.4 Nuryani Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UM Press, 2005), hlm.78.5 Wawancara dengan Yayah Zakiah dan Tatang Rohendi, Tanggal 15 November 2018 di
Jakarta
4
Hasil studi pendahuluan ini sesuai dengan pendapat Wulan yang
menyatakan bahwa informasi hasil tes prestasi belajar sering dijadikan alat
utama untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran.6 Penggunaan tes
prestasi belajar sebagai alat utama penilaian kurang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang sekarang terfokus pada proses berpikir tingkat tinggi dan
berbasis kompetensi dibandingkan sekedar memperoleh pengetahuan faktual
dan keterampilan dasar. Tujuan pembelajaran ini dapat dicapai dengan
menggunakan penilaian autentik sedangkan tes pilihan ganda kurang sesuai
untuk digunakan.7 Asesmen autentik dapat menilai dimensi proses dan hasil
belajar yang tidak tergali oleh tes. Wulan menyarankan untuk menggunakan
asesmen autentik untuk melengkapi tes prestasi belajar.8
Terdapat banyak konsep dalam pembelajaran IPA terpadu di tingkat SMP
yang memuat konsep terpaduan dari satu konten dengan konten lainnya.
Konsep sistem pernapasan pada manusia merupakan konten biologi yang
isinya mengenalkan siswa pada organ penyusun sistem pernapasan pada
manusia, membandingkan proses inspirasi dan ekspirasi, membedakan jenis
mekanisme pernapasan (dada dan perut), memahami mekanisme pertukaran
gas O2 dan CO2, dan kelainan serta penyakit pada sistem pernapasan.
Mekanisme pertukaran gas adalah irisan konten biologi dan konsep tekanan zat
fluida pada konsep fisika yang jarang ditekankan dalam proses pembelajaran.
Padahal konsep tersebut dapat membantu siswa untuk memahami mekanisme
masuk dan keluarnya gas oksigen dan karbon dioksida di dalam tubuh yang
berhubungan dengan metabolisme dan proses biokimia, sehingga siswa tidak
hanya memahami proses keluar-masuknya oksigen dalam tubuh, tetapi
memahami pula hubungan konten biologi dengan konsep fisika serta kaitannya
dengan bab sebelumnya, yakni bab sistem pencernaan. Hal ini diperlukan agar
6 Ana Ratna Wulan, Penggunaan Asesmen Alternatif pada Pembelajaran Biologi, SeminarNasional Biologi: Perkembangan Biologi dan Pendidikan Biologi untuk MenunjangProfesionalisme,2007, hlm. 381.
7 Kirschner, A Five- Dimensional Framework for Authentic Assessment, Journal ETR&D,Vol.52, 2004, hlm.68.
8 Wulan, loc.cit.
5
pembelajaran IPA Terpadu benar-benar disajikan secara terpadu dan berarti,
serta memberi pemahaman konsep IPA pada siswa secara utuh.
Saat ini masih sedikit penelitian yang bertemakan asesmen autentik berbasis
Science Process Skill atau keterampilan proses sains pada pembelajaran IPA
terpadu dan sebagaimana uraian latar belakang yang telah dikemukakan,
sehingga kajian ini menjadi menarik untuk diteliti. Memahami keterkaitan
antar konsep sains dalam mempelajari IPA terpadu pada bab sistem pernapasan
dengan konsep fisika pada konsep tekanan zat menjadi salah satu latar
belakang dari penelitian ini. Peneliti tertarik untuk mengembangkan asesmen
autentik berbasis Science Process Skill dengan judul penelitian
“Pengembangan Aunthentic Assessment Berbasis Science Prosess Skill dalam
Pembelajaran IPA Terpadu”
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini
dipaparkan sebagai berikut:
1. Kurikulum 2013 menginstruksikan kegiatan pembelajaran yang berorientasi
pada keaktifan siswa, akan tetapi realita praktik pembelajaran masih
berorientasi pada guru.
2. Kurangnya sosialisasi dan minimnya contoh penilaian autentik yang
dampaknya guru kurang mampu beradaptasi pada perkembangan
kurikulum.
3. Penggunaan asesmen autentik dalam pembelajaran IPA terpadu belum
banyak digunakan guru.
4. Penilaian pembelajaran IPA Terpadu belum mencakup semua ranah hasil
belajar (sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian yang dilakukan
guru masih berorientasi pada ranah pengetahuan, sehingga hanya dapat
mengukur kemampuan kognitif siswa.
C. Pembatasan Masalah
Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada pengembangan
produk berupa instrumen penilaian berbasis Science Process Skill pada konsep
sistem pernapasan manusia tepatnya pada kompetensi dasar 3.9 dan 4.9 dalam
6
konsep sistem pernapasan pada manusia. Instrumen penilaian yang dibuat
berupa authentic assessment yang memuat penilaian portofolio, penilaian sikap
dan penilaian tes berupa pilihan ganda dan uraian. Penelitian yang dilakukan
ini difokuskan pada pengembangan instrumen authentic assessmen berupa
portofolio assessment berbasis Science Process Skill (Keterampilan Proses
Sains), Penilaian sikap berupa Lembar Observasi dan Penilaian diri, serta
Instrumen Tes berupa pilihan ganda dan uraian pada konsep sistem pernapasan
manusia untuk mengukur hasil belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah asesmen autentik berupa portofolio berbasis Science Process Skill
yang dikembangkan layak?
2. Bagaimana karakteristik asesmen autentik berbasis Science Process Skill
pada konsep sistem pernapasan manusia dalam pembelajaran IPA terpadu
untuk siswa SMP kelas VIII ?
3. Bagaimana profil hasil belajar siswa SMP kelas VIII pada konsep sistem
pernapasan manusia yang diukur menggunakan asesmen autentik berbasis
Science Process Skill yang dikembangkan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, tujuan
penelitian ini adalah:
1. Mengembangkan produk berupa asesmen autentik berbasis Science Process
Skill pada konsep sistem pernapasan untuk siswa SMP kelas VIII.
2. Menganalisis apakah instrumen asesmen autentik berbasis Science Process
Skill yang dikembangkan layak digunakan pada konsep sistem pernapasan
untuk siswa SMP kelas VIII.
3. Mendeskripsikan profil hasil belajar yang diukur menggunakan asesmen
autentik berbasis Science Process Skill pada konsep sistem pernapasan pada
manusia untuk siswa SMP kelas VIII.
7
F. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, maka manfaat dari pengembangan
instrumen penilaian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, pengembangan penilaian autentik berbasis science
process skills pada pembelajaran IPA terpadu diharapkan dapat
bermanfaat untuk memberikan kontribusi pada perkembangan dan
kemajuan dunia pendidikan terutama pada bidang evaluasi dan science
integrated yang bersesuaian dengan kurikulum dan memenuhi standar
kelayakan.
2. Manfaat Praktis
Pengembangan authentic assessment berbasis Science Process Skill
pada pembelajaran IPA terpadu bermanfaat untuk berbagai pihak, yakni
bagi guru, siswa dan bagi peneliti pribadi.
a. Bagi Guru
Instrumen yang dikembangkan dapat dijadikan suatu variasi
penilaian untuk mengembangkan science process skills siswa.
b. Bagi Siswa
Memberikan pengalaman belajar secara langsung sehingga
siswa termotivasi untuk menguasai kompetensi yang diajarkan
secara teori sekaligus praktik dalam kehidupan sehari-hari.
c. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman dan pengetahuan cara mengembangkan
instrumen asesmen autentik yang dapat digunakan untuk
mengetahui dan membenahi ketercapaian kompetensi siswa.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Model Pengembangan
Menurut Sugiyono, “Metode penelitian dan pengembangan atau dalam
bahasa inggrisnya Research and Development (R&D) adalah Metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut”. 1 Dalam pengembangan perangkat
pembelajaran terdapat tiga macam model pengembangan perangkat yang
populer, yaitu model Dick-Carey, Model Four-D, dan Model Kemp.2
Pengembangan perangkat menurut Kemp sebagaimana dikutip Trianto,
merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Setiap langkah
pengembangannya berhubungan langsung dengan kegiatan revisi.
Pengembangan produk dapat dimulai dari titik manapun di dalam siklus
tersebut. Pengembangan produk model Kemp memberi kesempatan kepada
para peneliti untuk dapat memulai dari komponen manapun. Namun karena
kurikulum yang berlaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada
tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.3
Model penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall memiliki tujuan
untuk mengembangkan dan memvalidasi produk yang digunakan dalam
dunia pendidikan. Pada dasarnya penelitian pengembangan bersifat
longitudinal atau bertahap. Diawali dengan penelitian berbasis kebutuhan
sehingga dihasilkan produk yang bersifat hipotetik yang dijadikan metode
penelitian dasar. Selanjutnya menguji produk tersebut dan digunakan dalam
eksperimen. Setelah produk teruji, maka dapat diaplikasikan. 4
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), hlm.407. 2 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu,(Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm.81. 3 Ibid. 4 Sugiyono, op.cit, hlm.9-11.
9
Model pengembangan dari Plomp memberikan kerangka desain
pengembangan dalam dunia pendidikan yang terbagi dalam 5 fase, yaitu: (1)
fase investigasi awal, (2) fase desain, (3) fase realisasi/konstruksi, (4) fase
tes, evaluasi dan revisi serta (5) fase implementasi.5
Model pengembangan perangkat seperti yang disarankan oleh
Thiagarajan, Semmel dan Semmel adalah model 4-D sebagaimana dikutip
dalam Trianto, model ini terdiri dari 4 tahapan yaitu Define, Design,
Develop, dan Disseminate atau diadaptasi menjadi Model 4-P, yaitu
Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran.6
Secara garis besar keempat tahap tersebut sebagai berikut :
a. Tahap Pendefinisian (Define).
Tujuan tahap ini adalah menentukan dan mendefinisikan syarat-syarat
produk yang akan dikembangkan yang diawali dengan analisis tujuan
dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Terdapat 5
langkah pokok dalam tahapan ini, yaitu: analisis ujung depan, analisis
siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan perumusan tujuan
pembelajaran.
b. Tahap Perencanaan (Design).
Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototipe atau model produk
yang akan dikembangkan. Tahap ini terdiri dari tiga langkah yaitu : (1)
Penyusunan tes acuan patokan,(2) Pemilihan media yang sesuai tujuan,
untuk menyampaikan materi pelajaran,(3) Pemilihan format.
c. Tahap Pengembangan (Develop).
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan produk yang sudah
diperbaiki berdasarkan masukan dari ahli. Tahap ini meliputi: (a)
Validasi perangkat oleh para ahli dan diikuti dengan revisi, (b) Simulasi
5 Hobri, Metode Penelitian Pengembangan: Development Reseach (Jember: Universitas Jember,
2009),hlm.24. 6 Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel dan Melvyn I.Semmel, Instructional
Development for Training Teacher of Exceptional Children. (Blommington, Indiana: Indiana
University, 1974), hlm. 15-142.
10
yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana pelajaran (c) Uji coba
terbatas. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi. Langkah
berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan jumlah siswa yang sesuai
dengan kelas sesungguhnya.
d. Tahap Penyebaran (Disseminate).
Tahapan ini merupakan tahap penggunaan produk yang telah
dikembangkan pada skala yang lebih besar misalnya di kelas lain, di
sekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji
efektivitas penggunaan produk di dalam kegiatan pembelajaran.7
Dari berbagai model yang telah diuraikan, maka peneliti memilih untuk
menggunakan model 4-D dari Thiagarajan dalam mengambangkan
perangkat penilaian autentik berbasis science process skill. Penilaian
merupakan bagian dari rangkaian pembelajaran untuk mengukur proses
belajar siswa. Alur dari model 4-D dipandang memiliki sistematika yang
bersesuaian dengan arah dan maksud peneliti dalam mengembangkan
produknya. Akan tetapi, pada penelitian ini tidak dilakukan tahap
penyebaran. Kegiatan pengidentifikasian seperti menganalisis siswa dan
kebutuhan guru mengenai perangkat penilaian yang secara paripurna dapat
menciptakan suatu produk berupa perangkat penilaian.
2. Authentic Assessment
Istilah asesmen mulai dikenal di Indonesia tahun 1994, yaitu ketika
diimplementasikan dalam Kurikulum 1994, namun asesmen mulai
dikembangkan setelah peluncuran Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004.8
Mulai saat itu, asesmen identik dengan penilaian, sedangkan literatur tahun
1970-1990 menyebut penilaian sebagai evaluasi. Oleh karena itu dalam
pelaksanaan asesmen dalam pembelajaran, guru dihadapkan dengan tiga
istilah yang sering dikacaukan pengertiannya atau justru digunakan
7 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher, 2007), hlm.65-68. 8 Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif, Teori, dan Asesmen, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013), hlm.263.
11
bersama. 9 Ketiga istilah tersebut yaitu pengukuran, penilaian dan tes.
Pengukuran dalam proses pembelajaran diartikan sebagai cara guru untuk
mengetahui capaian dari proses dan hasil belajar siswa yang dituliskan
dalam bentuk angka-angka. Angka yang didapat masih berupa data mentah
yang baru memiliki makna ketika dibandingkan dengan patokan atau
kriteria tertentu. Proses tersebut dinamakan evaluasi. Kegiatan mengukur
maupun mengevaluasi perlu menggunakan alat ukur yang sesuai, yang
disebut dengan tes.
Menurut Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan, asesmen/ penilaian oleh guru bertujuan untuk memantau dan
mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar siswa
secara berkesinambungan. Asesmen dalam pembelajaran di dalam kelas
disusun menggunakan tahapan berupa perencanaan, penyusunan alat
penilaian, dan pengumpulan informasi yang menunjukkan pencapaian hasil
belajar siswa. 10 Teknik yang digunakan dalam asesmen dapat berupa
penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis
(paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian
melalui kumpulan hasil kerja siswa (portofolio) dan penilaian diri (self-
assessment).
Menurut American Library Association dalam Majid, penilaian autentik
(authentic assessment) adalah proses evaluasi untuk mengukur kinerja,
prestasi, motivasi, dan sikap-sikap siswa pada aktivitas yang relevan. 11
Menurut Kunandar, asesmen autentik merupakan kegiatan menilai siswa
yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai.12 Asesmen autentik
adalah bentuk penilaian yang menghendaki siswa menampilkan sikap,
menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari
9 Hamzah.B.Uno dan Koni Satria, Assessment Pembelajaran,(Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
hlm.2. 10 Ibid., hlm.4. 11 Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2017), hlm.57. 12 Kunandar, Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Kurikulum 2013
Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm.35.
12
pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya.
Istilah autentik merujuk kepada situasi nyata atau realita kontekstual sebagai
tugas yang diajukan. Suatu asesmen dikatakan autentik ketika asesmen
tersebut dapat mengukur produk atau kinerja siswa yang bermakna, selain
dari prestasi di sekolah.13 Dari beberapa definisi diatas, asesmen autentik
adalah suatu bentuk penilaian yang menilai kemampuan atau keterampilan
yang diterapkan siswa dalam melakukan tugas-tugas nyata yang bermakna
dalam kehidupan sehari-hari.
Asesmen autentik sering disebut asesmen kinerja (performance asesment)
karena asesmen ini menuntut siswa melakukan kerja yang bermakna.
Asesmen autentik dikatakan juga asesmen alternatif (alternative assessment),
karena difungsikan sebagai pengganti penilaian tradisional, Asesmen
autentik juga disebut penilaian langsung (direct assessment), karena
memberikan lebih banyak bukti langsung dari pengaplikasian pengetahuan
dan keterampilan siswa, serta disebut realistic assessment karena
berhubungan dengan penerapannya di dunia nyata.14
Asesmen autentik sejalan dengan pembelajaran konteksual dan
konstruktivis. Adapun prinsip-prinsip dari asesmen autentik menurut
Muchtar antara lain: (1) proses penilaian terintegrasi dalam proses
pembelajaran, (2) masalah yang diangkat merupakan isu dunia nyata, bukan
sekolah, (3) menggunakan metode, ukuran dan kriteria yang sesuai dengan
pengalaman belajar, dan (4) bersifat holistik. 15 Asesmen autentik juga
memiliki beberapa ciri-ciri seperti yang dikemukakan oleh Kunandar, yaitu:
a. Harus dapat mengukur semua aspek pembelajaran. Aspek pembelajaran
yang dimaksud adalah semua proses dan kinerja siswa selama
pembelajaran serta produk yang dihasilkannya. Kinerja dan produk yang
dihasilkan siswa juga harus mencerminkan kompetensi yang akan diukur.
13 Bruce.B.Frey,et.al., Defining Authentic Classroom Assessment, Journal Practical
Assessment,Research and Evaluation, Vol 17 No 2, 2012, hlm. 2. 14 Hartati Muchtar, “Penerapan Penilaian Autentik dalam Upaya Peningkatan Mutu
Pendidikan”. Jurnal Pendidikan Penabur, Vol. 9 No.14, 2010, hlm. 73. 15 Ibid.
13
b. Penilaian dilakukan selama dan setelah pembelajaran berlangsung. Hal
ini bertujuan untuk mengukur kompetensi proses siswa dan
kompetensinya setelah kegiatan pembelajaran berakhir.
c. Penilaian menggunakan cara dan sumber yang bervariasi. Teknik
penilaian tidak harus selalu sama, namun disesuaikan dengan tuntutan
kompetensi.
d. Tes hanya salah satu alat pengumpul data. Tes prestasi belajar biasanya
digunakan sebagai alat utama pengumpulan data penguasaan kompetensi
siswa. Penilaian autentik juga menggunakan tes, namun hanya sebagai
salah satu alat pengumpul data. Alat utama berupa non-tes yang
mengukur kemampuan siswa yang sebenarnya.
e. Tugas yang diberikan adalah tugas nyata yang mencerminkan kehidupan
nyata siswa.
f. Penilaian autentik menekankan pada kedalaman pengetahuan dan
keterampilan, bukan keluasannya.16
Berdasarkan pengertian dan uraian tentang asesmen autentik, dapat
disimpulkan bahwa asesmen autentik merupakan proses pengumpulan data
kemampuan siswa secara holistik dengan melibatkan tugas nyata sehingga
siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam kompetensi sikap
spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Tugas nyata berupa tugas
yang berhubungan atau dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa dan
merupakan isu faktual yang terjadi disekitar mereka. Pengumpulan data
secara autentik dilakukan dalam bentuk penilaian proyek, penilaian diri,
penilaian teman, penilaian sikap, serta tes objektif.
Berdasarkan pemaparan penilaian autentik tersebut, maka penilaian yang
dikembangkan dalam penelitian ini meliputi penilaian sikap (berupa lembar
observasi tertutup dan penilaian diri), penilaian pengetahuan (berupa tes
pilihan ganda dan uraian) dan penilaian keterampilan (berupa portofolio
dalam bentuk laporan pembelajaran)
16 Kunandar, Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Kurikulum 2013
Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),
hlm.38-39.
14
3. Keterampilan Proses Sains
Menurut Indrawati dalam Trianto, “Keterampilan proses merupakan
keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah yang dapat digunakan untuk
menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan
konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan
terhadap suatu penemuan”. 17 Kemudian Widayanto menyatakan,
“Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai kemampuan atau
kecakapan untuk melaksanakan suatu tindakan dalam belajar sains sehingga
menghasilkan konsep, teori, prinsip, hukum maupun fakta atau bukti”.18
Mengajarkan keterampilan proses pada siswa berarti memberi kesempatan
kepada mereka untuk melakukan sesuatu bukan hanya membicarakan
sesuatu tentang sains.
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau
intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual
terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses, siswa menggunakan
akalnya. Keterampilan manual terlibat dalam keterampilan proses karena
siswa melibatkan pengunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau
perakitan alat. Dengan keterampilan sosial bertujuan siswa berinteraksi
dengan sesamanya dalam pembelajaran, misalkan mendiskusikan hasil
pengamatan. 19
Menurut Trianto, keterampilan proses perlu dilatihkan/dikembangkan
dalam pengajaran IPA karena keterampilan proses mempunyai peran peran
sebagai berikut:
a. Membantu siswa belajar mengembangkan pikirannya.
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan.
c. Meningkatkan daya ingat
d. Memberikan kepuasan intrinsik bila anak telah berhasil melakukan
sesuatu
17 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu,(Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm.144. 18 Widayanto,”Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X Melalui
Kit Optik”, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Vol.5, No.1, 2009, hlm.2. 19 Nuryani Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UM Press, 2005), hlm.78.
15
e. Membantu siswa mempelajari konsep-konsep sains.20
Melatihkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran merupakan
salah satu cara untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa, karena dengan
melatihkan keterampilan proses sains, siswa akan menemukan sendiri
pengetahuannya melalui eksperimen sehingga materi pelajaran akan mudah
dipahami dan diingat dalam waktu yang relatif lama.
Jenis-jenis keterampilan proses sains, adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pengamatan (Observasi)
Menggunakan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap
dan peraba. Menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari
hasil pengamatan juga termasuk keterampilan proses mengamati.
b. Menafsirkan pengamatan (Interpretasi)
Mencatat setiap pengamatan, menghubungkan hasil pengamatan
dan menemukan pola keteraturan dari satu seri pengamatan dan
menyimpulkannya atau dapat diartikan pula menjelaskan makna
informasi yang telah dikumpulkan.
c. Mengelompokkan (Klasifikasi)
Dalam proses pengelompokkan tercakup beberapa kegiatan
seperti mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, mencari
kesamaan, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan.
d. Meramalkan (Prediksi)
Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan
mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi
berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada.
e. Berkomunikasi
Membaca tabel, grafik atau diagram, menggambarkan data
empiris dengan grafik, tabel atau diagram, menjelaskan hasil
percobaan, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis
dan jelas.
f. Berhipotesis
20 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012) , hlm.148.
16
Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel, atau
mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi. Dengan
berhipotesis diungkapkan cara melakukan pemecahan masalah,
karena dalam rumusan hipotesis biasanya terkadang cara untuk
mengujinya.
g. Merencanakan Percobaan atau Penyelidikian
Beberapa kegiatan menggunakan pikiran termasuk ke dalam
keterampilan proses merencanakan penyelidikan. Menentukan
variabel atau peubah yang terlibat dalam suatu percobaan,
menentukan variabel kontrol dan variabel bebas, menentukan apa
yang diamati, diukur dan ditulis, serta menentukan cara dalam
penyusunan rencana kegiatan penelitian perlu ditentukan cara
mengolah data untuk dapat disimpulkan, maka dapat merencanakan
penyelidikanpun terlibat kegiatan menentukan cara mengolah data
sebagai bahan untuk menarik kesimpulan.
h. Menerapkan konsep atau prinsip
Apabila seorang siswa mampu menjelaskan peristiwa baru
dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki, berarti siswa
menerapkan prinsip yang telah dipelajarinya. Begitu pula apabila
siswa menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru.
i. Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan, tentang
apa, mengapa, bagaimana, atau menanyakan latar belakang
hipotesis. Dengan demikian jelaslah bahwa bertanya tidak sekedar
bertanya tetapi melibatkan pikiran.21
Rezba seperti dikutip Subali, membagi keterampilan proses sains menjadi
dua, yaitu: (a) keterampilan dasar (basic skill) dan (b) keterampilan
mengelola/memroses (process skill).22 Keterampilan – keterampilan dasar
terdiri dari enam keterampilan, yakni: mengobservasi, mengklasifikasi,
21 Nuryani Rustaman, op. cit. hlm.78-81. 22 Bambang Subali, “Bias Item Keterampilan Proses Sains Pola Divergen dan Modifikasinya
sebagai Tes Kreativitas”, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan,2010, hlm.312.
17
memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.
Sedangkan keterampilan-keterampilan terintegrasi terdiri dari:
mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data, dalam
bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar-variabel, mengumpulkan
dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis,
mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan
melaksanakan eksperimen.
Sesuai dengan penjelasan mengenai keterampilan proses sains tersebut,
maka adaptasi keterampilan proses yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi observasi, mengajukan pertanyaan, prediksi, interpretasi dan
berkomunikasi.
4. Konsep Sistem Pernapasan pada Manusia
Kompetensi dasar mengenai sistem pernapasan manusia yakni
Kompetensi dasar 3.9 yaitu menganalisis sistem pernapasan pada manusia
dan memahami gangguan pada sistem pernapasan, serta upaya menjaga
kesehatan sistem pernapasan. Kompetensi dasar 4.9 yakni menyajikan karya
tentang upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan. Penelitian terfokus
pada kedua kompetensi dasar ini sehingga mencakup satu bab penuh sistem
pernapasan pada manusia.
Konsep sistem pernapasan pada manusia merupakan konsep biologi pada
pelajaran IPA terpadu yang berisi mengenai definisi dan fungsi bernapas,
konsep pernapasan yang terdiri dari eksternal dan internal, organ penyusun
sistem pernapasan, jenis pernapasan, mekanisme pertukaran gas, kapasitas
paru-paru dan kelainan serta penyakit pada sistem pernapasan manusia.
Jabaran materi pada konsep sistem pernapasan manusia dimulai dari
konsep pernapasan dalam tubuh manusia yang meliputi proses masuknya
oksigen ke paru-paru, pengikatan dan pengangkutan oksigen oleh darah
menuju sel-sel di seluruh tubuh dan mengoksidasi atau membakar makanan
dalam sel sehingga didapatkan energi yang berguna untuk aktivitas manusia
18
dan produk sisa oksidasi berupa karbon dioksida dan uap air yang akan
dikeluarkan oleh tubuh.23
Secara garis besar, organ pada sistem pernapasan manusia meliputi
hidung, saluran pernapasan (trakea, bronkus dan bronkiolus), dan paru-paru
yang dari organ tersebut, gas O2 dan CO2 keluar dan masuk organ tubuh
secara bergantian melalui mekanisme pernapasan yakni inspirasi dan
ekspirasi serta dilanjutkan dengan mekanisme pertukaran gas di paru-paru
melalui konsep difusi dan tekanan parsial.
Pada konsep sistem pernapasan manusia, dibahas pula mengenai
frekuensi pernapasan dan faktor yang mempengaruhinya seperti usia, jenis
kelamin dan jenis aktivitas manusia.24 Selain itu, volume udara pernapasan
menjadi cakupan materi yang dibahas untuk mengetahui volume tidal,
kapasitas vital dan kapasitas total paru-paru manusia. Bahasan terakhir pada
konsep ini adalah kelainan, gangguan dan penyakit yang terdapat pada
sistem pernapasan manusia seperti tuberkulosis, pneumonia, bronkitis, asma,
emfisema, dan kanker paru-paru, sehingga siswa dapat mencari tahu dan
mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengobati
penyakit yang terdapat pada sistem pernapasan manusia.
5. Penilaian Hasil Belajar
Berdasarkan Permendikbud No. 23 tahun 2016, Penilaian adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil
belajar siswa. Penilaian tersebut meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Ragam teknik penilaian tersebut dapat dilakukan melalui
observasi, penilaian diri, penilaian antar siswa, ulangan, penugasan, tes
praktik, proyek, dan portofolio yang disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi.
23 Sakti Hidayati, Mandiri Mengolah Kemampuan Diri Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII,
(Jakarta: Erlangga, 2017), hlm.127. 24 Retno Widjayanti, IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2017),
hlm.266.
19
Tujuan dari penilaian hasil belajar oleh guru adalah untuk memantau dan
mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar siswa
secara berkesinambungan. Jenis penilaian yang disebutkan sebelumnya
harus memenuhi syarat dan kaidah tertentu seperti validitas dan reliabilitas
instrumen penilaian sehingga alat yang digunakan dalam penilaian
bersesuaian dari segi sistematika rumusan penulisan soal, serta baik dari
aspek konstruksi, substansi dan konten.
Kompetensi yang dinilai meliputi sikap spiritual dan sosial, pengetahuan
dan keterampilan. Hal tersebut tertuang dalam kompetensi inti dalam
kurikulum berupa KI-1 dan KI-2 untuk mengukur kompetensi sikap, KI-3
untuk mengukur kompetensi pengetahuan dan KI-4 untuk mengukur
penguasaan keterampilan. Penilaian dari ranah-ranah berikut dijelaskan
sebagai berikut:
a. Penilaian Sikap
1) Pengertian Penilaian Sikap
Penilaian sikap merupakan kegiatan untuk mengetahui
kecenderungan perilaku spiritual dan sosial siswa dalam kehidupan
sehari-hari, baik di dalam maupun di luar kelas sebagai hasil
guruan. Penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui
capaian/perkembangan sikap siswa dan memfasilitasi tumbuhnya
perilaku siswa sesuai butir-butir nilai sikap dari KI-1 dan KI-2.25
2) Teknik Penilaian
Penilaian terhadap sikap seorang siswa dapat dilakukan dengan
berbagai cara, yang salah satunya adalah melalui pengamatan atau
observasi, penilaian diri (self-assessment), penilaian oleh teman
sebaya atau penilaian antar-teman (peer assessment), atau Jurnal.26
Jenis penilaian sikap antara lain:
a) Observasi
25 Kemendikbud, Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah
Menengah Pertama,(Jakarta: Kemendikbud, 2017), hlm.21. 26 Siswanto, Penilaian dan Pengukuran Sikap dan Hasil Belajar, (Klaten: Bossscript, 2017),
hlm.38.
20
Penerapan teknik observasi dapat dilakukan menggunakan
lembar observasi. Lembar observasi merupakan instrumen yang
dapat digunakan oleh guru untuk memudahkan dalam membuat
laporan hasil pengamatan terhadap perilaku siswa yang berkaitan
dengan sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap yang diamati adalah
sikap yang tercantum dalam indikator pencapaian kompetensi pada
KD untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
(PABP) dan Guruan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pada
mata pelajaran selain PABP dan PPKn, sikap yang diamati
tercantum pada KI-1 dan KI-2.27
Lembar observasi yang digunakan untuk mengamati sikap dapat
berupa lembar observasi tertutup dan lembar observasi terbuka.
1. Lembar Observasi Tertutup
Ketika menggunakan lembar observasi tertutup, guru
menentukan secara sistematis butir-butir perilaku yang akan
diobservasi beserta indikator-indikatornya.
2. Lembar Observasi Terbuka
Ketika menggunakan lembar observasi terbuka, guru tidak
mempersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan
diobservasi karena guru tidak memfokuskan observasi pada
butir-butir perilaku tertentu. Dalam melakukan observasi
guru tidak menggunakan instrumen baku melainkan hanya
rambu-rambu observasi.28
b) Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
siswa untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya
dalam konteks pencapaian kompetensi sikap, baik sikap spiritual
27 Kemendikbud, loc.cit. 28 Ibid., hlm.23.
21
maupun sikap sosial.29 Instrumen yang digunakan berupa lembar
penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala penilaian (rating
scale) yang disertai dengan rubrik.30
c) Penilaian Antarteman
Penilaian antar-teman merupakan penilaian yang dilakukan
terhadap sikap atau keterampilan seorang siswa oleh seorang (atau
lebih) siswa lainnya.31
b. Penilaian Pengetahuan
1) Pengertian Penilaian Pengetahuan
Menurut Anderson dan Krathwohl dalam Majid, Penilaian
pengetahuan diartikan sebagai penilaian potensi penalaran yang
terdiri dari tahapan mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, menyintesis, dan mengevaluasi.32 Penilaian autentik
hasil pembelajaran pada aspek pengetahuan atau ranah kognitif
dimulai dari pemilihan kata kerja operasional yang disesuaikan
dengan tahapan kognitif yang akan diukur dan dinilai. Kemudian
dilanjutkan dengan pembuatan instrumen penilaian berbentuk soal
tes untuk mengukur kemampuan kognitif. Selanjutnya, diikuti
dengan menentukan skor dan ketentuannya. Terakhir dilakukan
konversi yaitu mengubah skor menjadi nilai beserta analisis dan
interpretasinya.33
2) Teknik Penilaian
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik. Guru
dapat memilih teknik penilaian yang paling sesuai dengan
karakteristik kompetensi dasar, indikator, atau tujuan pembelajaran
29 Kunandar, Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Kurikulum 2013
Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),
hlm.134. 30 Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2017), hlm.173. 31 Siswanto, Penilaian dan Pengukuran Sikap dan Hasil Belajar, (Klaten: Bossscript, 2017),
hlm.46. 32 Majid, op.cit., hlm183. 33 Supardi, Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif dan Psikomotor, (Jakarta:
Rajawali Pres, 2015), hlm. 155.
22
yang akan dinilai. Segala sesuatu yang akan dilakukan dalam
proses penilaian perlu ditetapkan terlebih dahulu pada saat
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Teknik yang
biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan penugasan.34
a. Tes Tulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya disajikan
secara tertulis. Dari aspek skor terhadap jawaban, penilaian
tertulis dapat dibedakan menjadi dua, yakni objektif tes dan
subjektif tes. Objektif tes adalah tes tertulis yang pertanyaannya
bersifat tertutup, sehingga jawabannya pasti dan singkat atau
pendek. Contohnya berupa pilihan ganda, isian singkat,
menjodohkan dan benar-salah. Skor untuk objektif tes disebut
dikotomi, artinya skor 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk
jawaban salah. Subjektif tes adalah penilaian tertulis dengan
pertanyaan terbuka sehingga jawaban berbentuk uraian. Skor
untuk subjektif tes disebut politemi, artinya skor setiap satu soal
subjektif tes lebih dari satu, misalnya 5.35 Instrumen tes tertulis
dikembangkan atau disiapkan dengan mengikuti langkah-
langkah berikut:36
1) Memeriksa Kompetensi Dasar dan Indikatornya
KD dan indikator biasanya sudah dicantumkan dalam RPP.
Indikator untuk KD tertentu sebaiknya ditingkatkan, dalam arti
menetapkan kata kerja operasional yang lebih tinggi daripada
yang dirumuskan dalam KD. Misalnya jika kata kerja
operasional KD sebatas memahami, maka guru dapat
menetapkan indikator sampai menganalisis atau mengevaluasi.
Tentu saja tidak semua KD dapat dan perlu ditingkatkan.
34 Kemendikbud, Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah
Menengah Pertama,(Jakarta: Kemendikbud, 2017), hlm.45. 35 Kunandar, Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Kurikulum 2013
Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),
hlm.175 36 Kemendikbud, loc.cit.
23
2) Menetapkan Tujuan Penilaian
Menetapkan tujuan penilaian apakah untuk keperluan
mengetahui capaian pembelajaran ataukah untuk memperbaiki
proses pembelajaran, atau untuk kedua-duanya. Tujuan
penilaian harian berbeda dengan tujuan penilaian tengah
semester (PTS), dan tujuan untuk penilaian akhir semester
(PAS). Sementara penilaian harian biasanya diselenggarakan
untuk mengetahui capaian pembelajaran atau untuk
memperbaiki proses pembelajaran (formatif), PTS dan PAS
umumnya untuk mengetahui capaian pembelajaran (sumatif).
3) Menyusun kisi-kisi
Kisi-kisi merupakan spesifikasi yang memuat kriteria soal
yang akan ditulis yang meliputi antara lain KD yang akan diukur,
materi, indikator soal, bentuk soal, dan jumlah soal. Kisi-kisi
disusun untuk memastikan butir-butir soal mewakili apa yang
seharusnya diukur secara proporsional. Pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognitif dengan kecakapan
berfikir tingkat rendah hingga tinggi akan terwakili secara
memadai.
4) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal
5) Menyusun pedoman penskoran
Untuk soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban
singkat disediakan kunci jawaban. Untuk soal uraian disediakan
kunci/model jawaban dan rubrik.
b. Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru
secara ucap (oral) sehingga siswa merespon pertanyaan tersebut
secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban
24
dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf yang
diucapkan.37
c. Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh guru yang
dapat berupa pekerjaan rumah dan proyek baik secara individu
ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.38
c. Penilaian Keterampilan
1) Pengertian Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan
untuk melakukan tugas tertentu di berbagai macam konteks sesuai
dengan indikator pencapaian kompetensi.39 Penilaian keterampilan
tersebut meliputi ranah berpikir dan bertindak. Sedangkan,
keterampilan ranah berpikir meliputi antara lain keterampilan
menggunakan, mengurai, merangkai, modifikasi, dan membuat.
Keterampilan dalam ranah bertindak meliputi antara lain membaca,
menulis, menghitung, menggambar, dan mengarang.
Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik,
antara lain penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek,
penilaian portofolio, dan teknik lain misalnya tes tertulis. Teknik
penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan
karakteristik KD pada KI-4.
2) Teknik Penilaian Keterampilan
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai teknik-teknik
penilaian keterampilan tersebut:
a. Penilaian Unjuk Kerja, atau Kinerja
37 Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar,(Bandung: Remaja Rosdakarya,
2017), hlm.195. 38 Ibid., hlm. 198. 39 Kemendikbud, Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah
Menengah Pertama,(Jakarta: Kemendikbud, 2017), hlm.57.
25
Penilaian unjuk kerja adalah penilaian tindakan yang secara
efektif digunakan untuk kepentingan pengumpulan informasi
tentang bentuk perilaku atau keterampilan yang diharapkan
muncul dalam diri siswa.40
Penilaian unjuk kerja bertujuan untuk dapat menilai
kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan keterampilannya
dalam melakukan suatu kegiatan. Penilaian praktik lebih
autentik daripada penilaian paper and pencil karena bentuk-
bentuk tugasnya lebih mencerminkan kemampuan yang
diperlukan dalam praktik kehidupan sehari-hari.
Contoh penilaian praktik adalah membaca karya sastra,
membacakan pidato (reading aloud dalam mata pelajaran
bahasa Inggris), menggunakan peralatan laboratorium sesuai
keperluan, memainkan alat musik, bermain bola, bermain tenis,
berenang, menyanyi, menari, dan sebagainya.
b. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan
dan kualitas suatu produk. 41 Penilaian produk dilakukan
terhadap kualitas suatu produk yang dihasilkan. Penilaian
produk bertujuan untuk (1) menilai keterampilan siswa dalam
membuat produk tertentu sehubungan dengan pencapaian tujuan
pembelajaran di kelas; (2) menilai penguasaan keterampilan
sebagai syarat untuk mempelajari keterampilan berikutnya; dan
(3) menilai kemampuan siswa dalam bereksplorasi dan
mengembangkan gagasan dalam mendesain dan menunjukkan
inovasi dan kreasi.42
40 Kunandar, Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Kurikulum 2013
Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),
hlm.263. 41 Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2017), hlm.204. 42 Kemendikbud, Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah
Menengah Pertama,(Jakarta: Kemendikbud, 2017), hlm.59.
26
Contoh penilaian produk adalah membuat kerajinan,
membuat karya sastra, membuat laporan percobaan,
menciptakan tarian, membuat lukisan, mengaransemen musik,
membuat naskah drama, dan sebagainya.43
c. Penilaian Proyek
Penilaian proyek adalah penilaian terhadap tugas yang
mengandung investigasi dan harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu. 44 Penilaian proyek dapat dilakukan
untuk mengukur satu atau beberapa KD dalam satu atau
beberapa mata pelajaran. Instrumen tersebut berupa rangkaian
kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian data, serta
pelaporan.45
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses
pengerjaan sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu
menetapkan tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan
desain, pengumpulan data, analisis data dan penyiapan laporan
tertulis.46
Contoh penilaian proyek adalah melakukan investigasi pada
jenis keanekaragaman hayati di Indonesia, membuat makanan
dan minuman dari buah segar, membuat video percakapan,
mencipta rangkaian gerak senam berirama, dan sebagainya.
d. Penilaian Portofolio
Dalam kegiatan pembelajaran, portofolio dapat digunakan
guru untuk melihat perkembangan siswa secara kontinu
berdasarkan kumpulan hasil karya sebagai bukti dari kegiatan
pembelajaran. 47 Dengan demikian, penggunaan instrumen
43 Ibid. 44 Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2017), hlm.206. 45 Kemendikbud, loc.cit. 46 Majid, op.cit., hlm207. 47 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm.197.
27
penilaian portofolio dapat memberikan gambaran secara
menyeluruh tentang proses dan pencapaian hasil belajar siswa48
Menurut Widoyoko dalam Kunandar, penilaian berbasis
portofolio mengacu pada sejumlah prinsip dasar penilaian, yakni:
prinsip penilaian proses dan hasil, prinsip penilaian berkala dan
berkelanjutan, serta prinsip penilaian yang adil yang tidak
mendiskriminasikan siswa satu dengan yang lainnya49
Pada dasarnya tujuan penilaian portofolio adalah untuk
menginformasikan kepada orang tua tentang perkembangan
siswa secara holistik dengan dukungan data, bukti dan dokumen
yang akurat.50 Selain itu, penggunaan portofolio memiliki tujuan
untuk menghargai perkembangan yang dialami siswa dan
mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung.
Penilaian portofolio dilakukan untuk menilai karya-karya
siswa secara bertahap dan pada akhir suatu periode hasil karya
tersebut dikumpulkan dan dipilih bersama oleh guru dan siswa.
Karya-karya terbaik menurut guru dan siswa disimpan dalam
folder dokumen portofolio. Guru dan siswa harus mempunyai
alasan yang sama mengapa karya-karya tersebut disimpan di
dalam dokumen portofolio. Setiap karya pada dokumen
portofolio harus memiliki makna atau kegunaan bagi siswa, guru,
dan orang tua siswa. Selain itu, diperlukan komentar dan refleksi
dari guru, dan orangtua siswa. Karya siswa yang dapat disimpan
sebagai dokumen portofolio antara lain: karangan, puisi,
gambar/lukisan, surat penghargaan/piagam, foto-foto prestasi,
dan sejenisnya. Dokumen portofolio dapat menumbuhkan rasa
bangga bagi siswa sehingga dapat mendorong untuk mencapai
48 Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2017), hlm.209. 49 Kunandar, Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Kurikulum 2013
Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),
hlm.296-297. 50 Arifin, op.cit, hlm.199.
28
hasil belajar yang lebih baik. Guru dapat memanfaatkan
portofolio untuk mendorong siswa mencapai sukses dan
membangun kebanggaan diri. Secara tidak langsung, hal ini
berdampak pada peningkatan upaya siswa untuk mencapai
tujuan individualnya. Di samping itu guru merasa lebih mantap
dalam mengambil keputusan penilaian karena didukung oleh
bukti-bukti autentik yang telah dicapai dan dikumpulkan
siswa.51
e. Teknik lain
Untuk mengukur keterampilan dalam ranah berpikir abstrak
(membaca, menulis, menyimak, dan menghitung) dapat
digunakan teknik lain seperti tes tertulis. Dalam mata pelajaran
matematika atau IPA, misalnya siswa menyelesaikan masalah
yang terkait dengan konsep-konsep dalam kedua mata pelajaran
tersebut. Dalam mata pelajaran rumpun bahasa, siswa menyusun
berbagai jenis teks.52
B. Penelitian Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Irsyad mengenai
“Pengembangan Asesmen Autentik pada Materi Interaksi Makhluk Hidup
dengan Lingkungan untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”
menghasilkan produk berupa penilaian kinerja, penilaian sikap, penilaian diri
dan penilaian tertulis. Dan hasil penelitian ini menunjukan produk asesmen
yang dikembangkan mendapatkan skor 91,8% dari validator asesmen, 89,71%
dari validator bahasa serta mendapatkan tanggapan guru terhadap penggunaan
asesmen autentik yang dikembangkan sebesar 91,25%. Hasil pengembangan
produk tersebut dapat menunjukkan efektifitas penggunaannya dengan skor n-
51 Kemendikbud, Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk Sekolah
Menengah Pertama,(Jakarta: Kemendikbud, 2017), hlm.61. 52 Ibid., hlm.62.
29
gain 0,49 dan jumlah siswa yang mencapai n-gain dengan kriteria sedang dan
tinggi mencapai 90%.53
Penelitian yang dilakukan oleh Rose Safaroh tentang “Pengembangan
Asesmen Autentik Berbasis Proyek untuk Mengukur Hasil Belajar Siswa kelas
VII pada Tema Panas”. Desain pengembangan yang digunakan yaitu Research
dan Development (R&D) menurut Sugiyono (2010). Produk yang dihasilkan
dari pengembangan ini berupa penilaian diri, penilaian teman, penilaian proyek,
penilaian sikap dan tes pilihan ganda. Data yang diperoleh pada penelitian ini
berupa hasil validasi pakar, tanggapan siswa dan guru serta hasil belajar siswa.
Asesmen autentik berbasis proyek yang dikembangkan mendapat kriteria
sangat baik dari pakar bahasa, materi dan evaluasi. Koefisien reliabilitas yang
diperoleh dalam uji skala besar untuk instrumen penilaian diri, penilaian teman,
penilaian proyek, penilaian sikap, dan tes pilihan ganda adalah 0,855; 0,561;
0,870; 0,697; dan 0,601. Semua siswa menunjukkan kompetensi sikap yang
ingin diukur, sebanyak 83,67% tuntas pada kompetensi kognitif dan semua
siswa tuntas pada kompetensi psikomotorik. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, asesmen autentik berbasis proyek yang dikembangkan
berdasarkan five dimensional framework for authentic assessment layak
digunakan pada tema panas kelas VII SMP.54
Penelitian yang dilakukan oleh Okta Willy Astuti, dkk tentang
“Pengembangan Instrumen Asesmen Berbasis Literasi Sains pada Mata
Pelajaran IPA Kelas VIII Semester II”. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, telah dihasilkan produk berupa instrumen asesmen berbasis literasi
sains pada mata pelajaran IPA kelas VIII semester II yang valid baik secara
logis maupun empiris dan praktis, serta mempunyai kualitas soal yang baik
(daya pembeda dan tingkat kesukaran), dan reliabel. Berdasarkan validitas
logis, asesmen literasi sains dinyatakan valid dengan rata-rata nilai validasi
53 Muhammad Irsyad, “Pengembangan Asesmen Autentik pada Materi Interaksi Makhluk
Hidup dengan Lingkungan untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”, Unnes
Science Education Journal, Vol.2, 2015, hlm.898-904 54 Rose Safaroh, “Pengembangan Asesmen Autentik Berbasis Proyek untuk Mengukur Hasil
Belajar Siswa kelas VII pada Tema Panas”, Lembar Ilmu Kependidikan, Vol.46, 2017, hlm.24-50.
30
80,46% untuk soal pilihan ganda dan 83,15% untuk soal uraian. Berdasarkan
validitas empiris instrumen asesmen berbasis literasi sains termasuk valid
dengan rentang nilai 0,32-0,80 untuk soal pilihan ganda dan 0,40-0,90 untuk
soal uraian. Dari uji praktikalitas dinyatakan sangat praktis dengan nilai
sebesar 100%, memiliki kualitas soal yang baik yaitu dengan rentang nilai
0,32-0,58 untuk tingkat kesukaran dengan kriteria sedang dan daya pembeda
dengan rentang nilai 0,21-0,42 dengan kriteria cukup dan baik pada soal
pilihan ganda serta pada soal uraian memiliki tingkat kesukaran soal dengan
rentang nilai 0,40-0,67 dengan kriteria sedang dan daya pembeda soal dengan
rentang nilai 0,46-0,66 dengan kriteria baik dan memiliki reliabilitas yang
tinggi dengan nilai 1,01 untuk soal pilihan ganda dan 0,75 untuk soal uraian.55
Penelitian yang dilakukan oleh Widya Wati tentang “Pengembangan Rubrik
Asesmen Keterampilan Proses Sains pada Pembelajaran IPA SMP”. Tujuan
dari peneltian ini memiliki tiga tujuan yakni mengembangkan produk berupa
rubrik asesmen keterampilan proses sains, mengetahui proses validasi produk
dan mengetahui respon guru terhadap rubrik asesmen yang dikembangkan.
Hasil penelitian ini menunjukan kelayakan produk yang divalidasi oleh dua
orang ahli dengan skor 83,33% dan 81,94% dan respon guru dengan skor 3,67.
Penelitian ini menggunakan model pengembangan dari Borg and Gall.56
Hasil penelitian dari Putri Rochimatun Hidayah Widianingrum yang
berjudul “Pengembangan Alat Evaluasi IPA Terpadu Berbasis Keterampilan
Proses Sains pada Tema Mikroskop dan Jaringan Tumbuhan” menunjukan
bahwa pada penilaian tahap I alat evaluasi mendapatkan skor rata-rata 100%.
Penilaian kelayakan alat evaluasi tahap II didapatkan rata-rata validasi
komponen isi 4,00, komponen bahasa dan penyajian 3,95, dan komponen
evaluasi 3,58. Ketuntasan hasil belajar klasikal aspek KPS sebesar 87,5%,
sedangkan penilaian aspek KPS pada ranah psikomotor didapatkan rata-rata
aspek mengamati 3,51, aspek mengelompokkan 3,45, aspek
55 Okta Willy Astuti, “Pengembangan Instrumen Asesmen Berbasis Literasi Sains pada Mata
Pelajaran IPA Terpadu Kelas VIII Semester II”, Journal Biosains,Vol.1,No.2,2017. hlm.227-228. 56 Widya Wati, “Pengembangan Rubrik Asesmen Keterampilan Proses Sains pada
Pembelajaran IPA SMP”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, Vol.01, 2016, hlm.131-140.
31
mengkomunikasikan 3.43, dan aspek menyimpulkan 3,41. Dari data tersebut,
dapat disimpulkan bahwa alat evaluasi yang dikembangkan layak untuk
digunakan bersarakan BSNP dan efektif digunakan untuk melakukan penilaian
keterampilan proses sains siswa.57
Kesimpulan dari beberapa penelitian yang relevan, asesmen autentik
berbasis keterampilan proses sains dapat mengukur kompetensi siswa dengan
baik secara menyeluruh baik dari aspek afektif, kognitif, maupun psikomotor.
Penggunaan asesmen autentik berbasis keterampilan proses sains pula dapat
meningkatkan hasil belajar, keaktifan, dan motivasi belajar siswa.
C. Kerangka Berpikir
Kegiatan pembelajaran dan penilaian merupakan dua hal yang tak
terpisahkan satu sama lain. Pembelajaran IPA Terpadu dalam kurikulum 2013
menekankan pada student center yang berarti pembelajaran berpusat pada
siswa. Faktanya, pembelajaran IPA terpadu di Sekolah hari ini masih
berorientasi pada guru, sehingga siswa masih berperan pasih dalam kegiatan
pembelajaran. Berhubungan dengan itu, diperlukan suatu rangkaian kegiatan
yang meningkatkan peran siswa dalam pembelajaran.
Penerapan penilaian autentik merupakan bagian dari rangkaian usaha untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran sains di tingkat sekolah
menengah pertama. Akan tetapi, penilaian dalam pembelajaran IPA terpadu di
sekolah relatif masih menggunakan pada hasil belajar dalam aspek kognitif
berupa instrumen tes tulis. Hal tersebut hanya menekankan kemampuan
hafalan dan pemahaman materi IPA daripada pemahaman tentang proses,
prosedur dan cara berpikir yang berdampak pada kemampuan siswa dalam
memahami IPA dalam hal proses. Kurangnya sosialisasi dari penerapan isi
kurikulum 2013 tentang penilaian dan kurangnya contoh dari instrumen
penilaian tiga ranah belajar, menjadi penyebab kurangnya wawasan guru untuk
mengukur ranah belajar lainnya.
57 Putri Rochimatun Hidayah Widianingrum, “Pengembangan Alat Evaluasi IPA Terpadu
Berbasis Keterampilan Proses Sains pada Tema Mikroskop dan Jaringan Tumbuhan”, Unnes
Science Education Journal, Vol.3, 2014, hlm.641-652
32
Berdasarkan hal tersebut dan studi pendahuluan pada penelitian ini,
diperlukan pengembangan suatu instrumen penilaian yang bersifat holistik
sehingga mampu menilai tiga aspek belajar (sikap, pengetahuan dan
keterampilan), serta mengukur kemampuan siswa dalam proses sains yaitu
melalui pengembangan instrumen penilaian autentik yang salah satunya
menggunakan instrumen portofolio pada konsep sistem pernapasan manusia
yang dapat mengukur keterampilan proses sains siswa. Selain itu, terdapat
penilaian sikap yang diimplementasikan dengan adanya lembar observasi guru
sebagai penilaian utama dan penilaian diri sebagai penilaian penunjang dan
bentuk konfirmasi dari penilaian yang dilakukan oleh guru. Dan penilaian
pengetahuan yang diwujudkan dengan adanya instrumen tes yang bersesuaian
dengan kompetensi dasar dan indikator yang sudah ditetapkan dalam
rancangan pembelajaran.
Tahapan pada penelitian ini mengikuti alur model pengembangan 4D yakni
pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan
penyebaran (disseminate). Pada tahapan pengembangan, terdapat langkah
validasi instrumen, revisi I, ujicoba dan analisis data, revisi II, dan uji coba
skala besar yang tujuan akhirnya dihasilkan sebuah produk berupa instrumen
autentik yang memenuhi standar yang valid dan reliabel sehingga dapat
digunakan oleh guru untuk mengukur kemampuan siswa secara komprehensif
dari aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
33
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah, berikut merupakan
skema alur kerangka berpikir yang disajikan di bawah ini:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Pengembangan asesmen autentik berbasis
keterampilan proses sains yang sesuai
dinilai akan dapat mengukur kompetensi
siswa secara komprehensif
1. Penilaian yang digunakan harus sesuai
dengan tuntutan Kurikulum 2013 untuk
menilai pengetahuan, keterampilan, dan
sikap siswa.
2. Instrumen yang digunakan seharusnya
disesuaikan dengan metode dan
pendekatan yang digunakan.
Pembelajaran IPA di SMP:
1. Penilaian hasil belajar masih
menggunakan tes prestasi belajar yang
hanya mengukur aspek pengetahuan
pada konsep sistem pernapasan.
2. Metode pembelajaran pada konsep
sistem pernapasan sudah
menggunakan pendekatan
keterampilan proses sains, hanya saja
belum sepenuhnya menilai
kemampuan siswa secara menyeluruh.
Asesmen autentik berbasis
keterampilan proses sains yang
dikembangkan harus diuji melalui
tahapan validasi para ahli, uji coba
lapangan, dan revisi.
Hasilnya berupa asesmen autentik
yang telah diuji kelayakan, respons
penggunaan, reliabilitas serta
kualitas butir pernyataan dan
pertanyaannya yang dapat
digunakan oleh guru untuk mengkur
proses dan hasil belajar siswa
Tahapan penelitian ini mengadopsi langkah
dari teori pengembangan 4D yakni,
pendefinisian (define), perancangan
(design), pengembangan (develop) dan
penyebaran (disseminate)
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and
development) yang memiliki tujuan untuk mengembangkan asesmen autentik
berbasis keterampilan proses sains pada pembelajaran IPA terpadu pada
Konsep sistem pernapasan pada manusia. Model pengembangan ini diadaptasi
dari model 4-D dari Thiagarajan. Tahapan tersebut anatara lain: pendefinisian
(define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan penyebaran
(disseminate). Akan tetapi, pada penelitian ini tahap disseminate tidak
dilakukan. Tahapan pengembangan meliputi: menentukan jenis instrumen
spesifik, menulis dan merancang instrumen, validasi instrumen, melakukan uji
coba, menganalisis instrumen, melaksanakan pengukuran dan interpretasi data
hasil pengukuran.
B. Prosedur Pengembangan
Rancangan penelitian ini diadaptasi dari model pengembangan 4D dari
Thiagarajan.
Gambar 3.1 Kerangka Prosedur Pengembangan
Analisis Materi Analisis Siswa
Studi Pendahuluan
Spesifikasi Produk
Analisis Guru
Penulisan Instrumen Merancang dan Menyusun
Instrumen
Validasi Instrumen Uji Coba
Instrumen Analisis Instrumen
Pengukuran Interpretasi Data
Defin
e D
esign
D
evelop
35
1. Analisis Awal
a. Analisis Siswa
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai
pembelajaran IPA terpadu di sekolah, gambaran fakta, estimasi dan
alternatif pemecahan masalah yang memudahkan dalam penentuan
penilaian yang akan dikembangkan.
b. Analisis Guru
Tindakan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai cara
penilaian dan instrumen penilaian yang digunakan oleh guru. Analisis ini
dilakukan dengan dialog wawancara dengan beberapa guru IPA
SMP/MTs, sehingga diperoleh informasi mengenai apa yang dibutuhkan
oleh guru mengenai instrumen penilaian.
c. Analisis Konten
Analisis mengenai konten materi dilakukan dengan mengkaji KI dan
KD pada kurikulum 2013. KD yang digunakan pada penelitian ini yaitu
KD 3.9 yakni menganalisis sistem pernapasan pada manusia dan
memahami gangguan pada sistem pernapasan, serta upaya menjaga
kesehatan sistem pernapasan dan 4.9 menyajikan karya tentang upaya
menjaga kesehatan sistem pernapasan.
2. Spesifikasi Produk
Produk dari penelitian pengembangan ini adalah instrumen asesmen
autentik berupa instrumen penilaian portofolio, instrumen penilaian
observasi sikap siswa dan penilaian diri siswa, instrumen tes berupa pilihan
ganda dan uraian dengan spesifikasi sebagai berikut:
a. Produk yang dikembangkan terdiri atas penilaian portofolio, penilaian
sikap dan penilaian diri, serta instrumen tes pilihan ganda dan uraian.
b. Penilaian portofolio yang dikembangkan merupakan nilai akumulasi dari
lembar kerja yang dibuat sebagai perangkat pembelajaran yang berisi
kolom dan pertanyaan yang dapat memicu keterampilan proses sains
siswa yang dapat diukur melalui instrumen pernilaian portofolio.
36
c. Instrumen penilaian portofolio yang dikembangkan pada penelitian ini
disesuaikan dengan konten dalam lembar kerja yang dibuat yang
didalamnya berisi kolom dan baris yang terdiri dari nomor urut, nama
siswa, dan skor dari tiap butir keterampilan proses sains yang diukur.
d. Keterampilan proses sains dalam portofolio tersebut berupa
keterampilan observasi,bertanya, prediksi, interpretasi dan komunikasi
yang kelimanya telah disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran dan
kompetensi dasar pada konsep sistem pernapasan
e. Instrumen penilaian sikap siswa yang dikembangkan pada penelitian ini
berupa lembar observasi tertutup dengan rentang skor 1 sampai 4.
Lembar observasi tersebut berisi tiga aspek utama yang diturunkan
menjadi enam poin yakni aspek kedisiplinan yang terdiri atas ketepatan
waktu dalam kedatangan di kelas saat pembelajaran berlangsung dan
keteraturan saat melaksanakan praktikum, aspek kepedulian yang terdiri
atas kooperatif atau kerja sama dalam kelompok dan kebersihan, dan
terakhir yakni aspek sopan santun yang terdiri atas kesopanan
komunikasi dan berpakaian yang sesuai dengan tata tertib sekolah.
f. Instrumen penilaian diri siswa yang dikembangkan pada penelitian ini
berisi poin pernyataan yang akan diisi oleh siswa untuk menilai sikap
diri sendiri selama pembelajaran berlangsung. Lembar penilaian diri ini
berisi 4 aspek utama yang diturunkan menjadi 8 poin pernyataan dengan
rentang skor 1 sampai 3. Tiga dari empat aspek tersebut disamakan
dengan aspek pada lembar observasi. Satu aspek yang ditambahkan
yakni berupa aspek spiritual.
g. Instrumen tes yang dikembangkan pada penelitian ini berupa pilihan
ganda dan uraian yang terdiri atas 15 soal pilihan ganda dan 5 soal
uraian. Butir soal yang dikembangkan diturunkan dari kompetensi dasar
pada konsep sistem pernapasan. Skor yang diberikan pada pilihan ganda
yakni 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah. Skor yang
diberikan pada soal uraian yakni 0 sampai 4 dengan kriteria yang
disertakan dalam kisi-kisi.
37
Asesmen yang dikembangkan ini diharapkan dapat mengukur hasil belajar
siswa dalam konsep sistem pernapasan secara holistik dari aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
Tahapan spesifikasi produk meliputi:
a. Menentukan Bentuk Instrumen
Bentuk instrumen asesmen autentik yang dipilih yakni penilaian
portofolio siswa, observasi, penilaian diri, dan instrumen tes berupa
pilihan ganda dan uraian. Dan instrumen utama dalam penelitian ini
adalah intrumen portofolio dikembangkan berbasis keterampilan proses
sains sebagaimana yang diuraikan pada bab sebelumnya. Rangkaian
instrumen ini dibuat agar penilaian hasil belajar siswa dilakukan secara
holistik yang meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
b. Menentukan Indikator
Indikator ditentukan dari masing-masing aspek keterampilan proses
sains yang kemudian disesuaikan dengan materi sistem pernapasan pada
manusia.
c. Membuat Kisi-Kisi Instrumen
Kisi-kisi instrumen ini dibuat berdasarkan kajian kompetensi dasar
sistem pernapasan pada manusia dan diturunkan dalam beberapa
indikator keterampilan proses sains yang selanjutnya dijabarkan dalam
butir-butir pernyataan yang sesuai.
3. Merancang Instrumen
Penyusunan instrumen diawali dengan menuliskan instrumen
berdasarkan indikator yang telah dibuat, lalu disusun butir pernyataan.
Penulisan instrumen memperhatikan aspek bahasa, substansi materi, dan
konstruksi yang digunakan agar implementasi instrumen penilaian ini
mudah diterapkan dan sesuai dengan harapan. Tahap selanjutnya dengan
menentukan skala instrumen yang dalam penelitian ini menggunakan skala
1 sampai 4 untuk instrumen penilaian portofolio, sikap dan soal tes uraian.
Dan skala 1 sampai 3 untuk instrumen penilaian diri, serta skor dikotomi
untuk instrumen tes pilihan ganda. Penentuan skala instrumen akan
38
menentukan sistem penskoran yang akan memberikan pilihan hasil
pengamatan yang tersedia untuk masing-masing butir yang diberikan oleh
observer maupun oleh siswa.
4. Validasi Instrumen
Setelah instrumen dirancang, tahap selanjutnya adalah memvalidasi
instrumen yang tujuannya adalah mengoreksi sehingga mengetahui
kelayakan dan kualitas desain asesmen yang dikembangkan berdasarkan
penilaian para ahli. Validasi instrumen dilakukan oleh 2 orang dosen biologi
(validator ahli), 2 orang guru IPA Terpadu (validator teknis) dan 2 orang
mahasiswa pendidikan IPA (validator pembanding). Data validasi ini
menggunakan lembar validasi desain dengan format angket skala likert yang
dilengkapi rubrik. Rentang skor yang diberikan oleh para ahli yakni 1
sampai 3.
5. Uji Pengembangan
5.1 Uji Coba Skala Kecil
Setelah validasi oleh para ahli dan mendapatkan banyak masukan dari
para ahli, peneliti melakukan revisi sesuai saran yang diberikan. Hasil revisi
ini digunakan untuk uji coba pada skala kecil. Uji coba skala kecil ini untuk
mengetahui keterbacaan produk berdasarkan angket tanggapan siswa dan
guru, serta reliabilitas instrumen dengan sampel terbatas.
5.2 Analisis Hasil Uji Coba dan Revisi
Hasil uji coba skala kecil dianalisis untuk menentukan reliabilitas
instrumen. Data tersebut diolah koefisien reliabilitasnya menggunakan
Interclass Correlation Coeffisients (ICC) dengan bantuan SPSS 20. Selain
menguji reliabilitas instrumen, pada proses ini juga peneliti melakukan
revisi produk dari masukan yang diberikan oleh para siswa dan guru seperti
keterbacaan dan tampilan.
5.3 Uji Coba Skala Besar
Pada proses uji coba dengan ruang lingkup siswa yang lebih luas dengan
melakukan kegiatan pembelajaran berbasis keterampilan proses sains. Pada
proses pembelajaran, semua penilaian dilakukan seperti observasi yang
39
dinilai dengan lembar penilaian sikap, lembar kerja siswa yang dinilai
dengan lembar penilaian portofolio, dan penilaian pengetahuan melalui tes
pilihan ganda dan uraian.
5.4 Analisis Hasil Uji Coba Skala Besar
Hasil uji coba skala besar dianalisis mengenai ketercapaian kompetensi
siswa dari aspek afektif, kognitif, dan psikomotor. Data hasil uji coba
pemakaian ini dihitung dan diolah untuk mengetahui profil hasil belajar
siswa pada bab sistem pernapasan pada manusia.
C. Desain Uji Coba
Desain uji coba pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan
produk, validitas dan reliabilitas instrumen penilaian autentik yang
dikembangkan. Uji coba dilaksanakan di kelas VIII Madrasah Pembangunan
UIN Jakarta dengan 3 rater (Guru, Observer I dan Observer II).
D. Subjek Uji Coba
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII H, VIII G dan VIII D
Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Uji
coba skala kecil dilakukan pada siswa kelas VIII H. Uji coba skala besar
dilakukan di kelas VIII D dan VIII G semester genap tahun pelajaran
2018/2019.
E. Teknik dan Instrumen
Untuk mengumpulkan data dan informasi penelitian, teknik yang digunakan
ada empat, yakni : 1) Pengamatan dan penilaian pada pembelajaran dan
praktikum, 2) Pengamatan langsung terhadap aktualisasi pengelolaan penilaian,
3) Pemberian kuesioner pada responden dan 4) Dokumentasi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan berdasarkan jenis
data yang dikumpulkan, antara lain:
1. Informasi Investigasi Awal
40
Melakukan wawancara dengan memberikan beberapa pertanyaan
kepada guru IPA terpadu dan siswa dengan berpegang pada pertanyaan
yang telah disediakan. Mewawancarai guru IPA terpadu mengenai
pembelajaran IPA terpadu berserta penilaiannya untuk mengetahui dan
merumuskan fokus pengembangan dan mewawancarai siswa mengenai
kepuasan terhadap hasil yang diperoleh melalui asesmen yang selama ini
diterapkan oleh guru di sekolah.
2. Lembar Validasi
Perangkat penilaian yang telah dikembangkan divalidasi oleh dosen
ahli dari Pendidikan IPA, Guru IPA Terpadu dan Mahasiswa Pendidikan
IPA. Validasi yang digunakan merupakan jenis angket skala likert yang
disertai dengan rubrik. Informasi yang diperoleh dari hasil validasi
kemudian digunakan sebagai saran untuk memperbaiki produk sehingga
menjadi layak digunakan sebagai acuan penilaian pada pembelajaran IPA
terpadu.
3. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan meliputi rubrik dan kriteria
penilaian yang dikembangkan dan digunakan untuk mengetahui dan
memperoleh nilai sikap dan keterampilan dari setiap siswa pada saat
pembelajaran IPA terpadu dilaksanakan.
4. Angket Respon Guru dan Siswa
Angket respon guru digunakan untuk memperoleh informasi atau data
tentang opini guru terhadap asesmen autentik yang telah dikembangkan.
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Validasi Kelayakan
Data kelayakan penilaian potofolio berbasis science process skills pada
bab sistem pernapasan dianalisis dengan teknin deskriptif persentase.
Perhitungan dilakukan dengan menghitung skor yang dicapai deri seluruh
aspek yang dinilai kemudian menghitungnya dengan rumus sebagai berikut :
N = 𝑘
NkX 100%
Keterangan:
41
N = Persentase aspek
K = Skor yang dicapai
Nk = Skor maksimal
Hasil perhitungan dimasukan dalam tabel persentase yang sesuai dengan
kriteria penerapan menggunakan rumus sebagai berikut:
Persentase tertinggi = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
skor maksimalX 100%
Persentase terendah = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
skor maksimalX 100%
Setelah memperoleh persentase tertinggi dan terendah, langkah
selanjutnya adalah menentukan interval kelas.1
Interval kelas = %tertinggi−%terendah
kelas yang dikehendaki
= 100%−10%
4
= 22,5
Berdasarkan rumus di atas, kriteria yang ditetapkan untuk angket adalah
sebagai berikut2:
Sangat Layak = 77,5-100
Layak = 55-77,5
Cukup Layak = 32,5-55
Tidak Layak = 10-32,5
2. Analisis Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika
tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas,
berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya
berubah-ubah, perbahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. 3
1 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pres, 2015), hlm 51. 2 Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2013),
hlm.16. 3 Suharismi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2,(Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
hlm. 100.
42
Penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal dalam
menghitung tingginya reliabilitas perangkat asesmen yang dikembangkan.
Reliabilitas tes untuk data dikotomi dapat dihitung dengan rumus K-R. 20
berikut:
r11 = (𝑛
𝑛−1)(
S2−∑𝑝𝑞
S2)
Keterangan:
r1 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item salah (q = 1 – p)
S = standar deviasi dari tes
n = banyaknya item
Penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS 20 untuk mempermudah
dalam mengalkulasi reliabilitas instrumen tes dan non-tes. Reliabilitas antar
rater menggunakan SPSS 20 yang dihitung menggunakan koefisien korelasi
antar kelas atau ICC (Interclass Corelation Coefocient) dengan model rater
two ways mixed dan reliabilitas konsistensi internal dengan koefisien Alpha
untuk instrumen penilaian diri, pilihan ganda dan uraian.4
Kriteria dari indeks koefisien reliabilitas dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3.1 Kriteria Koefisien Reliabilitas5
No Koefisien Reliabilitas Kategori
1. 0,00-0,20 Sangat Rendah
2. 0,20-0,40 Rendah
3. 0,40-0,60 Cukup
4. 0,60-0,80 Tinggi
5. 0,80-1,00 Sangat Tinggi
4 Rose Safaroh, “Pengembangan Asesmen Autentik Berbasis Proyek untuk Mengukur Hasil
Belajar Siswa Kelas VII pada Tema Panas”, Skripsi pada FKIP UNNES, Semarang, 2017, hlm.35,
tidak dipublikasikan. 5 Arikunto, Op.Cit., hlm.89.
43
3. Analisis Butir Soal
Analisis soal bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang
baik, kurang baik, dan soal yang jelek.6 Analisis butir soal meliputi taraf
kesukaran, daya pembeda, dan pola jawan soal (efektifitas pengecoh).
3.1 Taraf Kesukaran Soal
Bilangan yang menunjukan perbandingan siswa yang menjawab
benar dengan jumlah siswa yang mengikuti tes.7 Rumus menghitung
tingkat kesukaran soal dinyatakan dalam persamaan berikut:
P = B
JS
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab benar
JS = jumlah siswa yang mengikuti tes
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah8
3.2 Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemapuan tinggi) dengan siswa yang
bodoh (berkemampuan rendah). 9 Rumus yang digunakan untuk
menghitung daya pembeda soal sebagai berikut:
6 Ibid., hlm. 222. 7 Kunandar, Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Kurikulum 2013
Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),
hlm.240. 8 Arikunto, op.cit., hlm. 225 9 Kunandar. loc.cit.
44
D = 2 (A-B) / T
Keterangan :
D = Daya pembeda soal
A = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar
B = jumlah siswa kelompk bawah yang menjawab benar
T = jumlah peserta yang mengikuti tes.10
Hasil penghitungan tingkat daya beda soal dapat dikategorikan
menjadi empat, yakni:
D = 0,00 – 0,20 : Jelek
D = 0,21 – 0,40 : Cukup
D = 0,41 – 0,70 : Baik
D = 0,71 – 1,00 : Baik sekali.11
3.3 Pola Jawaban Soal
Pola jawaban soal dapat ditentukan apakah pengecoh (distractor)
befungsi sebagai pengecoh dengan baik atau tidak. Pengecoh yang tidak
dipilih sama sekali oleh testee berarti bahwa pengecoh itu jelek, terlalu
menyolok menyesatkan.12 Suatu pengecoh dapat dikatakan berfungsi
baik jika paling sedikit dipilih oleh 5% pengikut tes.
4. Analisis Hasil Belajar Siswa
4.1 Hasil Belajar Kompetensi Sikap
Hasil belajar pada ranah afektif dalam penelitian ini menggunakan
instrumen penilaian observasi dan penilaian diri. Siswa dapat dikatakan
menguasai kompetensi sikap yang meliputi spiritual dan sosial pada bab
sistem pernapasan pada manusia apabila nilai modus minimal dengan
kriteria baik. Nilai sikap ditentukan dengan cara:
10 Ibid. 11 Ibid., hlm.241. 12 Arikunto, Op.Cit.,233
45
Skor
Skor Maksimal x 100 = skor akhir
Hasil belajar ranah afektif dalam penelitian ini berupa akumulasi dari
nilai yang diperoleh dari kedua instrumen yang digunakan. Nilai
kompetensi sikap dihitung dengan rumus:
Pen.Ob+Pen.Diri
2 = nilai sikap
4.2 Hasil Belajar Kompetensi Pengetahuan
Pada penelitian ini, hasil belajar pada ranah kognitif diukur
menggunakan instrumen tes tulis berupa pilihan ganda dan uraian.
Siswa dapat dikatakan telah menguasai kompetensi pengetahuan
apabila memiliki skor rata-rata 60 pada skala 100
Skor
Skor Maksimal x 100 = skor akhir
Pen.PG+Pen.Uraian
2 = nilai siswa
4.3 Hasil Belajar Kompetensi Keterampilan
Penilaian pada ranah psikomotor dalam penelitian ini menggunakan
instrumen penilaian portofolio. Siswa dapat dikatakan menguasai aspek
keterampilan apabila memenuhi skor rata-rata 60 pada skala 100.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Pengembangan
Produk akhir dari penelitian ini berupa pengembangan penilaian autentik
dari tiga ranah belajar yakni ranah sikap menggunakan lembar observasi
tertutup dan lembar penilaian diri, ranah keterampilan menggunakan lembar
penilaian portofolio berbasis sciense process skill dan ranah pengetahuan
menggunakan tes hasil belajar berupa soal pilihan ganda dan uraian.
Sebagaimana yang dibahas sebelumnya mengenai kerangka model
pengembangan yang digunakan pada penelitian ini, yakni model
pengembangan 4-D yang digagas oleh Thiagarajan, maka pada bab ini akan
membahas hasil pengembangan sesuai kerangka yang telah ditentukan
sebelumnya. Kerangka tersebut berupa define (pendefinisian), design
(perancangan) dan develop (pengembangan). Tahapan tersebut dieksekusi
secara sistematis sebagai berikut: Pendefinisian (studi pendahuluan dengan
analisis guru, siswa, dan konten kemudian spesifikasi produk dengan
menentukan bentuk instrumen, menentukan indikator, dan membuat kisi-kisi),
Perancangan, pengembangan (menentukan jenis instrumen spesifik, menulis
dan merancang instrumen, Validasi instrumen, melakukan uji coba,
menganalisis instrumen, melaksanakan pengukuran dan interpretasi data hasil
pengukuran.).
1. Define (Pendefinisian)
a. Studi Pendahuluan
Tahapan ini memiliki maksud untuk mengumpulkan informasi melalui
dialog dengan menggunakan lembar wawancara kepada guru dari sekolah
yang akan dianalisis mengenai hal yang dibutuhkan (need assessment) di
lapangan, khususnya di dalam aspek penilaian dan evaluasi pembelajaran.
Tahap studi pendahuluan dilakukan dengan menggali informasi dari dua
47
sekolah, yakni SMPN 19 DKI Jakarta dan MTs Pembangunan UIN Jakarta
yang keduanya sudah menerapkan kurikulum 2013. Hanya saja, keduanya
terdapat perbedaan yang cukup mencolok terutama dalam hal penilaian.
Pada SMPN 19 DKI Jakarta, meskipun proses pembelajaran berlangsung
dengan pedoman kurikulum, tetapi pada saat evaluasi pembelajaran
berlangsung, guru mengandalkan soal tes yang hanya mengukur
kemampuan kognitif siswa. Hal berbeda terjadi di MTs Pembangunan UIN
Jakarta yang sudah menerapkan kerangka penilaian dengan tiga ranah
belajar. Akan tetapi, kesulitan terjadi pada saat penilaian ranah sikap dan
keterampilan. Karena belum tersedianya rubrik yang menjadi acuan
pengukuran, subjektivitas seorang guru menjadi terlalu tinggi.
Permasalahan lain yang didapatkan dari hasil wawancara adalah proses
pembelajaran di kelas masih kurang mengeksplorasi ranah proses, entah itu
melalui kegiatan praktikum atau demonstrasi. Pembelajaran masih
didominasi oleh peran guru dan siswa cendrung pasif. Siswa lebih senang
untuk mendengarkan penjelasan dari guru atau sekedar mencatat apa yang
dituliskan guru di papan tulis. Selain itu, sikap kerja sama antar-siswa dalam
pembelajaran masih belum tereksplorasi lebih dalam.
Sebagaimana informasi tersebut, untuk menyelaraskan kondisi di
lapangan dengan pedoman kurikulum 2013, maka dibutuhkan instrumen
penilaian yang efektif dan dapat mendeskripsikan kondisi siswa yang
sebenarnya. Hal ini dapat ditanggulangi dengan instrumen penilaian autentik
yang merepresentasikan hasil belajar siswa yang memuat tiga ranah belajar.
Pada penelitian ini, peneliti mengembangkan ketiganya yakni untuk aspek
sikap, berupa lembar observasi sikap dan lembar penilaian diri yang
sebelumnya guru hanya menggunakan jurnal terbuka. Pada aspek
keterampilan, peneliti mengembangkan berupa lembar penilaian portofolio
siswa berbasis science process skill yang disertai dengan rubrik penilaian
yang sebelumnya guru hanya menggunakan penilaian keterampilan tanpa
disertai dengan rubrik penilaian. Pada aspek pengetahuan, peneliti
menyertai soal pilihan ganda dan uraian.
48
Pada penelitian ini aspek keterampilan diprioritaskan yang menjadi
bahan pengembangan utama daripada penilaian autentik lainnya. Hal ini
dilatarbelakangi oleh hasil wawancara dengan guru dan observasi di kelas
yang menunjukan kegiatan di kelas masih didominasi oleh peran guru dan
siswa cenderung pasif selama pembelajaran berlangsung. Sehingga, guru
meminta untuk membuat suatu rumusan instrumen yang dapat mengukur
semua aspek pembelajaran terutama dalam proses sains. Dalam hal ini
diperlukan penilaian portofolio yang dapat mengukur keterampilan proses
pada saat pembelajaran berlangsung, yang diharapkan dapat meningkatkan
keaktifan siswa serta dapat mengukur segala yang dilakukan oleh siswa
didasarkan pada proses sains, serta lembar observasi dan lembar penilaian
diri untuk mengukur kompetensi sikap dan instrumen tes berupa pilihan
ganda dan uraian untuk mengukur kompetensi pengetahuan siswa.
Langkah selanjutnya yang dilakukan pada tahapan ini adalah mengkaji
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang dikehendaki kurikulum yang
tercantum dalam Permendikbud nomor 24 tahun 2016 pada Lampiran ke-6.
Setelah mengkaji isi dari KI dan KD, langkah selanjutnya adalah
menyelaraskan apa yang dibutuhkan oleh guru di sekolah.
Konsep yang akan dikembangkan ranah penilaiannya adalah konsep
sistem pernapasan pada manusia. Kompetensi dasar pada konsep ini adalah
1) Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek
fisik dan kimiawi, dalam kehidupan ekosistem dan peranan manusia dalam
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2)
Menunjukan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu;objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan. 3) Menganalisis sistem pernapasan pada manusia
dan memahami gangguan pada sistem pernapasan serta upaya menjaga
kesehatan sistem pernapasan dan 4) Menyajikan karya tentang upaya
menjaga kesehatan sistem pernapasan. Konsep ini dipilih dikarenakan
beberapa faktor. Faktor yang pertama adalah konsep ini beririsan dengan
konsep tekanan zat yang memuat konten IPA terpadu. Hanya saja,
49
penyampaian irisan keterpaduan itu sangat jarang dibahas oleh guru di
Kelas. Faktor kedua adalah kompetensi dasar yang tercantum di atas, ada
dua kegiatan yang dilakukan guru, yakni praktikum mengenai kandungan
hasil respirasi dan praktikum mengenai kapasitas vitas paru-paru, serta
menyajikan karya mengenai upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan
yang mana guru menginstruksikan untuk membuat poster. Dan dari
ketiganya dapat dibuat menjadi bahan penilaian keterampilan yang terukur
dengan dasar indikator proses sains.
Aspek keterampilan proses sains yang dimaksud memuat lima indikator
yakni: keterampilan bertanya, keterampilan mengamati, keterampilan
prediksi, keterampilan menafsirkan dan keterampilan komunikasi. Dari
kelima aspek tersebut, dibuat rubrik penilaian dengan skala empat.
Pada aspek sikap, peneliti mengembangkan lembar observasi tertutup dan
lembar penilaian diri yang sebelumnya guru hanya menggunakan jurnal
terbuka. Indikator penilaian sikap diturunkan dari kompetensi dasar 1 dan 2
yang memuat mensyukuri nikmat Tuhan, dan aspek sikap disiplin yang
terdiri dari ketepatan waktu pada saat pembelajaran berlangsung dan
keteraturan praktikum yang sesuai prosedur, aspek peduli yang terdiri dari
kooperatif dan kebersihan serta aspek kesantunan yang memuat indikator
komunikasi dan tata busana.
2. Design (Perancangan)
Tahapan berikutnya, yaitu perancangan yang sesuai dengan hasil analisis
pada studi pendahuluan. Perancangan ini bertujuan untuk menyusun
kerangka isi instrumen penilaian secara holistik yang meliputi: menulis
instrumen, menentukan skala penskoran, dan petunjuk pemakaian.
Rancangan instrumen dan rubrik yang dikembangkan pada penelitian ini
berisi lembar penilaian diri, penilaian sikap (lembar observasi tertutup),
lembar penilaian portofolio berbasis science process skill, dan tes pilihan
ganda serta uraian yang digunakan secara terintegrasi sepanjangan
pembelajaran berlangsung.
50
Penilaian portofolio sebagai bagian yang diprioritaskan untuk
dikembangkan pada penelitian ini menugaskan siswa untuk menyelidiki
peristiwa yang disajikan pada lembar kerja yang disesuaikan dengan
indikator proses sains. Penyusunan instrumen penilaian portofolio ini
disesuaikan dengan aspek-aspek dalam kegiatan proses sains yang harus
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Berikut adalah kerangka penilaian
portofolio berbasis science process skills pada draft awal yang disajikan
pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1 Penilaian Instrumen Penilaian Portofolio Berbasis Science
Process Skill
Indikator yang diukur dalam lembar penilaian portofolio yang
dikembangkan ditentukan dari setiap aspek proses sains yang kemudian
diselaraskan dengan konsep yang akan disampaikan. Pada konsep sistem
pernapasan manusia, guru merancang pembelajaran dengan lima pertemuan,
yakni empat pertemuan penyampaian materi dan praktikum serta satu
pertemuan untuk ulangan harian. Dalam empat pertemuan tersebut, terdapat
empat lembar kerja yang disiapkan yang telah diselaraskan dengan kerangka
penilaian dan kegiatan pembelajaran.
No Nama
Aspek Science Process Skill
Jumlah Skor
Akhir Bertanya Observasi Prediksi
Interpr
etasi
Komuni
kasi
51
Tabel 4.2 Indikator Science Process Skill
Kisi-kisi intrumen portofolio yang dirancang didasari kajian konsep dan
indikator proses sains. Tahap selanjutnya, kisi-kisi tersebut dikonversi
menjadi butir penyataan yang bersesuaian. Penulisan instrumen penilaian
memperhatikan aspek materi, konstruksi dan bahasa yang digunakan yang
diharapkan pada penerapannya mudah dipahami.
Pada lembar observasi sikap, indikator didapatkan dari kompetensi dasar
(KD) 2 dan diturunkan menjadi butir-butir pernyataan yang akan menjadi
dasar untuk dibuatkan rubrik penilaian. Pada instrumen penilaian sikap,
terdapat tiga aspek yang dinilai yakni: Kedisiplinan, Kepedulian dan
Kesantunan, yang mana ketiganya dipecah menjadi dua sub-aspek yakni
Kedisiplinan yang meliputi ketepatan waktu datang ke kelas saat
pembelajaran berlangsung dan keteraturan menjalankan praktikum. Aspek
kepedulian meliputi sub-aspek kooperatif dalam kelompok dan menjaga
kebersihan kelas dan tempat praktikum. Dan untuk aspek kesantunan
meliputi kesopanan dalam berkomunikasi dan tata busana.
Hampir serupa dengan lembar observasi sikap, instrumen lembar
penilaian diri diturunkan dari KD 1 dan 2 dengan 4 aspek yang mana 3
No Aspek Indikator
1 Bertanya Bertanya Apa, bagaimana dan Mengapa
Bertanya untuk minta penjelasan
2 Observasi Menggunakan Indera sebanyak mungkin
Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan
3 Prediksi
Menggunakan pola-pola hasil pengamatan
Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan
yang belum diamati
4 Interpretasi Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
Menyimpulkan hasil pembelajaran
5 Komunikasi Mengubah bentuk penyajian
Melaporkan hasil percobaan atau hasil pembelajaran
52
aspeknya disamakan dengan lembar observasi sikap sebagai bentuk
konfirmasi. Dan 1 aspek lainnya adalah aspek ketakwaan terhadap perintah
Tuhan yang diturunkan menjadi dua butir pernyataan yang meliputi Doa
sebelum belajar dan ketepatan waktu saat melaksanakan solat. Pada
instrumen tes, terdapat dua bentuk yakni pilihan ganda dan uraian, yang
keduanya diturunkan dari KD 3. Pada instrumen soal uraian dibuatkan
rubrik penilaian sebagai petunjuk dalam menilai hasil jawaban yang
diberikan siswa dengan skala 1 sampai 4.
Tahap berikutnya adalah menentukan skala pada instrumen yang
dikembangkan. Adapun skala yang digunakan pada pengembangan
penilaian portofolio dan lembar observasi sikap adalah dengan skala 1
sampai dengan 4. Sistem penskoran yang digunakan pada penelitian ini
adalah mengacu pada pilihan hasil penilaian yang diberikan oleh rater.
Rincian penskoran sebagai berikut:
a. Nilai akhir portofolio dari 4 pertemuan pada lembar penilaian portofolio
dengan kalkulasi
Nilai = skor yang diperoleh
skor maksimal x 100
b. Hasil perhitungan tersebut diubah menjadi simbol huruf dengan kriteria
penilaian seperti berikut:
Tabel 4.3 Kriteria Penilaian Portofolio
No. Interval
Predikat Predikat Keterangan
1. 88-100 A Sangat Baik
2. 74-87 B Baik
3. 60-73 C Cukup
4. <60 D Kurang
c. Pada lembar penilaian diri, skala dibuat dari 1 sampai dengan 3 yang
secara teknik kalkulasi untuk mendapatkan skor akhir sama dengan
penilaian portofolio dan penilaian sikap, dengan membagi skor yang
diperoleh dengan skor maksimal dan dikalikan dengan 100
53
d. Pada instrumen tes, skor yang diperoleh setiap soal dalam pilihan ganda
adalah 1 dan skor maksimal yang diperoleh setiap soal uraian adalah 4.
Dan nilai akhir didapatkan dengan mengakumulasikan keduanya dibagi
skor maksimal dan dikalikan dengan 100
Pada tahapan perancangan ini menghasilkan produk awal yang
selanjutnya masuk pada tahap develop (pengembangan)
3. Develop (Pengembangan)
a. Validasi Instrumen
Langkah awal dari tahapan ini adalah uji validasi oleh beberapa pihak
yang terdiri dari dua dosen ahli (validator teoretis), dua guru (validator
teknis), dan dua mahasiswa sebagai validator pembanding. Validasi
dilakukan secara bertahap, yakni dimulai dari validasi oleh dosen ahli, lalu
diperbaiki dan menghasilkan revisi I. Setelah itu validasi oleh guru selaku
validator teknis dan mahasiswa sebagai validator pembanding, kemudian
melakukan perbaikan yang menghasilkan revisi II. Aspek yang dinilai
memuat tiga komponen, yaitu : substansi, kontruksi dan bahasa. Hasil
validasi berupa penilaian dan saran/masukan yang diberikan oleh validator
sebagai acuan untuk melakukan revisi. Mengenai hasil validasi tersajikan
pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Hasil Validasi Instrumen Asesmen Autentik
No. Validator Aspek
Total Persentase Kriteria Substansi Konstruksi Bahasa
1 Dosen I 8 5 5 18 60 Layak
2 Dosen II 7 6 6 19 63,33 Layak
3 Guru I 10 8 9 27 90 Sangat Layak
4 Guru II 12 9 8 29 96,67 Sangat Layak
5 Mahasiswa I 11 8 9 28 93,33 Sangat Layak
6 Mahasiswa II 12 9 9 30 100 Sangat Layak
Rata-Rata 25,17 83,89 Sangat Layak
54
b. Uji Coba Skala Kecil
Setelah melakukan perbaikan dan menghasilkan revisi II, tahapan
selanjutnya adalah uji coba skala kecil untuk melihat tanggapan siswa
mengenai keterbacaan instrumen berupa lembar kerja dan tanggapan guru
mengenai penggunaan instrumen penilaian yang dikembangkan. Selain itu,
hasil dari uji coba skala kecil ini digunakan untuk menentukan reliabilitas
instrumen yang dikembangkan. Analisis reliabilitas instrumen menggunakan
beberapa teknik. Untuk instrumen penilaian portofolio dan penilaian
observasi sikap menggunakan teknik two ways mixed dan instrumen
penilaian diri, pilihan ganda serta tes uraian menggunakan reliabilitas
konsistensi internal dengan koefisien Alpha melalui aplikasi SPSS 20.0.
1. Tanggapan Siswa dan Guru
Tanggapan dari uji coba ini menggunakan lembar angket berupa skala
likers dengan skala 1 sampai dengan 4 yang memuat aspek tampilan
instrumen, kesesuaian konten dan aspek kemanfaatan instrumen. Hasil
tanggapan guru dan siswa terhadap penggunaan penilaian autentik
disajikan pada tabel.
Tabel 4.5 Hasil Tanggapan Guru dan Siswa terhadap Penggunaan
Penilaian Autentik
No. Aspek Item
Tanggapan Guru Tanggapan Siswa
Skor Skor
Maksimal Skor
Skor
Maksimal
1. Kondisi Fisik 1,2,3 11 12 263 360
2. Konten Materi 4,5,6 11 12 286 360
3. Manfaat 7,8,9,10 14 16 369 480
Data pada tabel di atas jika dikonversi dalam persen didapatkan hasil
seperti tabel dibawah ini:
55
Tabel 4.6 Hasil Tanggapan Guru dan Siswa terhadap Penggunaan
Penilaian Autentik Disajikan dalam Bentuk Persen
No. Aspek Tanggapan Guru Tanggapan Siswa
Skor Kriteria Skor Kriteria
1. Kondisi Fisik 91,67 Sangat Baik 73,06 Baik
2. Konten Materi 91,67 Sangat Baik 79,44 Baik
3. Manfaat 87,50 Sangat Baik 76,88 Baik
Dari ketiga aspek yang dinilai, aspek fisik memiliki selisih yang
paling tinggi diantara ketiganya. Ini dikarenakan terdapat dua objek yang
menjadi acuan yakni lembar kerja dan instrumen penilaian. Dan aspek
yang paling rendah adalah aspek manfaat yakni 87,5% dari respon guru
dan 76,88% dari respon siswa. Meskipun begitu, ketiga aspek masih
berada pada rentang kategori baik.
2. Analisis Reliabilitas Intrumen Tes dan Non-Tes
Uji Reliabilitas (uji keandalan) diperlukan untuk melihat konsistensi
alat ukur yang dikembangkan. Uji reliabilitas pada instrumen penilaian
portofolio dan penilaian sikap dengan lembar observasi tertutup
menggunakam metode two ways mixed dan reliabilitas koefisien alpha
untuk intrumen penilaian diri dan instrumen tes. Dan hasil uji reliabilitas
instrumen tes dan nontes disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Asesmen Autentik
No Jenis Instrumen Reliabilitas Kategori
1 Penilaian LKS 1 0,905 Sangat Tinggi
2 Penilaian LKS 2 0,891 Sangat Tinggi
3 Penilaian LKS 3 0,912 Sangat Tinggi
4 Penilaian LKS 4 0,927 Sangat Tinggi
5 Penilaian Diri 0,904 Sangat Tinggi
6 Penilaian Sikap 0,885 Sangat Tinggi
7 Pilihan Ganda 0,860 Sangat Tinggi
8 Uraian 0,792 Tinggi
56
Berdasarkan tabel di atas, instrumen tes dan non-tes yang
dikembangkan reliabel untuk digunakan.
3. Analisis Butir Soal Instrumen Pilihan Ganda
Setelah revisi tahap II, intrumen pilihan ganda diuji cobakan kepada
kelas 8H sebanyak 31 anak. Uji coba skala kecil dalam penelitian ini
untuk mengetahui kualitas butir soal pilihan ganda berdasarkan nilai dari
siswa. Analisis butir soal ini terdiri dari tingkat kesukaran, daya beda dan
fungsi pengecoh. Berikut tabel data hasil analisis butir soal dalam bentuk
persen:
Tabel 4.8 Hasil Analisis Butir Soal
Tingkat Kesukaran Daya Beda Fungsi Pengecoh
Mudah Sedang Sulit Jelek Cukup Baik Sangat Baik
Berfungsi Tidak
Berfungsi
73,33 26,67 0 13,33 66,67 13,33 6,67 100 0
Berdasarkan data tersebut, semua soal tersebut dapat digunakan
kembali pada uji coba skala besar dengan berbaikan penulisan
sebagaimana tanggapan siswa dan guru.
c. Hasil Uji Coba Pemakaian Skala Besar
Uji coba skala besar pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penggunaan instrumen penilaian yang dikembangkan ini dapat mengukur
hasil belajar siswa. Uji coba skala besar dilakukan selama kegiatan
pembelajaran pada konsep pernapasan di kelas 8D dan 8G.
1. Profil Sikap Siswa
Hasil belajar pada ranah sikap didapatkan menggunakan instrumen
penilaian observasi sikap dan penilaian diri. Penilaian pada lembar
observasi megukur tiga indikator yakni Disiplin, Peduli dan Komunikasi.
Dan penilaian pada lembar penilaian diri mengukur 4 indikator yakni :
ketakwaan, disiplin, peduli dan komunikasi. Tiga dari empat indikator
penilaian diri disamakan dengan lembar observasi dikarenakan esensi
57
dari penilaian diri adalah bentuk konfirmasi dari apa yang sudah diukur
oleh guru.
Tabel 4.9 Data Penilaian Observasi Sikap Siswa Tiap
Kriteria
Sikap yang
diamati Indikator
Persentase
Sangat Baik
Baik Cukup Kurang
Kedisiplinan
Tepat waktu 43,33 51,67 5 0
Keteraturan Praktikum
10 65 25 0
Kepedulian Kerjasama 21,67 51,67 26,67 0
Kebersihan 15 78,33 6,67 0
Kesantunan Komunikasi 31,67 35 25 8,33
Berbusana 58,33 38,33 3,33 0
Tabel 4.10 Data Penilaian Diri Siswa Tiap Kriteria
Sikap yang
diamati Indikator
Persentase
Sangat baik
Baik Cukup
Spiritual Doa belajar 31,67 68,33
Solat diawal waktu 26,67 73,33
Kedisiplinan Tepat waktu 50 50 0
Keteraturan Praktikum 36,67 56,67 6,67
Kepedulian Kerjasama 31,67 68,33 0
Kebersihan 53,33 46,67 0
Kesantunan Komunikasi 21,67 78,33 0
Berbusana 53,33 46,67 0
Kedua penilaian ini direkap menjadi satu untuk mengetahui nilai rata-
rata yang didapatkan siswa. Berdasarkan pengumpulan nilai tersebut
didapatkan hasil belajar pada ranah sikap sebagai berikut:
58
Tabel 4.11 Data Penilaian Observasi Sikap Siswa dalam Populasi
Pernya
taan Sikap Indikator Sikap Jumlah Persentase Kriteria
P1
Disiplin
Tepat Waktu 203 84,58 Baik
P2 Keteraturan
Praktikum 171 71,25 Cukup
P3 Peduli
Kooperatif 177 73,75 Cukup
P4 Kebersihan 185 77,08 Baik
P5 Santun
Komunikasi 174 72,50 Cukup
P6 Berpakaian 213 88,75 Sangat Baik
Jumlah 1123 77,99 Baik
Tabel 4.12 Data Penilaian Diri Sikap Siswa dalam Populasi
Pernya
taan Sikap Indikator Sikap Jumlah
Persenta
se Kriteria
P1 Spiritual
Doa Sebelum Belajar 139 77,22 Baik
P2 Solat Tepat Waktu 136 75,56 Baik
P3 Disiplin
Tepat Waktu 151 83,89 Baik
P4 Keteraturan Praktikum 139 77,22 Baik
P5 Peduli
Kooperatif 140 77,78 Baik
P6 Kebersihan 153 85,00 Baik
P7 Santun
Komunikasi 133 73,89 Cukup
P8 Berpakaian 153 85,00 Baik
Jumlah 1144 79,44 Baik
Dan presentase hasil belajar ranah sikap siswa hasil akumulasi dan
rata-rata dari penilaian sikap berdasarkan lembar observasi siswa dan
lembar penilaian diri didapatkan hasil seperti tabel dibawah ini:
Tabel 4.13 Data Akhir Penilaian Sikap Siswa dalam Populasi
No Interval
Predikat Predikat Keterangan
Jumlah
Siswa Persentase
1. 88-100 A Sangat Baik 6 10
2. 74-87 B Baik 36 60
3. 60-73 C Cukup 18 30
4. <60 D Kurang 0 0
59
2. Profil Keterampilan Siswa
Hasil belajar pada ranah keterampilan siswa menggunakan lembar
penilaian portofolio secara individu. Masing-masing individu
mendapatkan lembar kerja yang secara berkala (setiap pertemuan)
diberikan dan diisi sesuai kegiatan pembelajaran dan arahan guru.
Portofolio yang diberikan berisi konten yang harus diisi yang mendorong
keterampilan proses siswa.
Tabel 4.14 Hasil Belajar Aspek Keterampilan dalam Persentase
Kriteria
No Interval
Predikat Predikat Keterangan
Jumlah
Siswa Persentase
1. 88-100 A Sangat Baik 37 61,67
2. 74-87 B Baik 16 26,67
3. 60-73 C Cukup 7 11,67
4. <60 D Kurang 0 0
Tabel 4.15 Persentase Rata-rata Science Process Skill siswa
No Indikator
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4
Skor
Total
Perse
ntase
Skor
Total
Perse
ntase
Skor
Total
Perse
ntase
Skor
Total
Perse
ntase
1 Bertanya 212 88,33 190 79,17 167 69,58 186 77,5
2 Observasi 220 91,67 193 80,42 210 87,5 217 90,42
3 Prediksi 196 81,67 177 73,75 212 88,33 201 83,75
4 Interpretasi 212 88,33 194 80,83 175 72,92 218 90,83
5 Komunikasi 193 80,42 184 76,67 176 73,33 206 85,83
Jumlah 1033 938 940 1028
Persentase 86,08 78,17 78,33 85,67
Kriteria Baik Baik Baik Baik
3. Profil Pengetahuan Siswa
Hasil belajar ranah pengetahuan pada uji coba skala besar diambil
menggunakan instrumen tes berupa pilihan ganda dan uraian. Soal
pilihan ganda sebanyak 15 soal dan uraian sebanyak 5 soal. Siswa
60
dianggap tuntas dengan nilai lebih dari sama dengan 60. Adapun hasil
belajar siswa yang diperoleh menggunakan instrumen tes disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel 4.16 Hasil Belajar Aspek Pengetahuan
Interval Predikat
Predikat Keterangan Jumlah Persentase
88-100 A
Tuntas
13 21,67
74-87 B 19 31,67
60-73 C 10 16,67
<60 D Belum Tuntas 18 30,00
B. Pembahasan
1. Validasi Instrumen
Validasi instrumen dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan dan daya
guna rancangan instrumen berdasarkan penilaian validator. Hal yang dinilai
dari instrumen ini meliputi tiga aspek, yakni : Substansi Materi, Konstruksi dan
Bahasa, yang mana ketiganya dinilai melalui lembar validasi yang dibuat
secara terintegrasi berupa lembar ceklis dengan skala 1 sampai 3.
Pihak yang memvalidasi instrumen ini meliputi Validator Pakar (Dosen Ahli
Pendidikan Sains) , Validator Teknis (Guru bidang Studi IPA Terpadu) dan
Validator Pembanding (Mahasiswa Pendidikan Sains yang meneliti hal serupa)
yang dilakukan secara bertahap.
Tahapan validasi pertama dinilai oleh validator ahli yakni 2 dosen
pendidikan IPA. Hasil dari validasi ini didominasi pada perbaikan rubrik
penilaian portofolio yang dinilai kurang konsisten. Dosen ahli menemukan
beberapa kesalahan penulisan seperti kata yang janggal dan inkonsistensi pada
penggunaan kata. Seperti penggunaan kata “kita” dan “anda” dalam satu
paragraf yang mengarah pada objek siswa.
Kekeliruan lainnya terdapat pada aspek substansi yang masih mengandung
kerancuan pada aspek science process skill yang dimaksud, seperti pada aspek
hipotesis yang seharusnya mengandung variabel x dan y. Dosen ahli
menyarankan untuk mengganti kata yang digunakan untuk lebih konsisten dan
61
lebih mengarah pada aspek keterampilan yang dimaksud atau mengganti aspek
hipotesis. Hal ini yang menjadi salah satu landasan untuk mengganti aspek
hipotesis menjadi prediksi. Landasan lainnya adalah penyesuaian terhadap
kegiatan pembelajaran yang berlangsung yang tidak semuannya menuntut
adanya perumusan hipotesis.
Kesalahan pada pengetikan menjadi salah satu koreksi pada uji kelayakan
ini. Seperti pada kesalahan pengetikan kunci jawaban. Selain itu, terdapat
pengetikan instrumen tes pada soal pilihan ganda yang mana semua opsinya
masih menggunakan huruf kapital yang seharusnya huruf kecil.
Hasil penilaian dan masukan oleh para dosen tersebut dijadikan dasar untuk
melakukan revisi I. Setelah melakukan revisi, maka dilakukan validasi
selanjutnya kepada validator teknis dan validator pembanding yakni 2 guru
bidang studi IPA Terpadu dan mahasiswa pendidikan sains yang melakukan
penelitian hal serupa.
Guru menemukan masih terdapat koreksi pada penulisan dan kolom pada
tabel pengamatan pada praktikum yang masih kurang. Kesalahan penulisan
seperti kata yang masih janggal (kurang huruf). Dan validator pembanding
menemukan koreksi pada instrumen penilaian sikap dan portofolio yang masih
belum disertai dengan total skor dan nilai akhir.
Setelah saran dan masukan didapatkan, maka tahapan selanjutnya adalah
melakukan revisi tahap II. Hasil revisi ini dijadikan sebagai produk awal yang
akan diuji coba secara terbatas untuk menentukan besar reliabilitas tiap
instrumen yang dikembangkan.
2. Data Hasil Uji Coba Produk.
Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru
pada penggunaan lembar kerja dan sistem penilaian yang meliputi tiga ranah
belajar melalui angket dengan skala likers. Selain itu uji coba skala kecil juga
bertujuan untuk mencari reliabilitas instrumen yang dikembangkan. Uji coba
produk awal ini dilakukan pada kelas VIII H MTs Pembangunan UIN Jakarta.
Jumlah siswa pada kelas tersebut adalah 31 orang siswa.
62
Hasil analisis angket tanggapan siswa dan guru, menunjukkan penggunaan
asesmen autentik memiliki respon yang baik dari para siswa dan sangat baik
dari guru. Meskipun begitu, tetap ada penyempurnaan kembali dari instrumen
yang dikembangkan, terutama dari segi tampilan lembar kerja siswa. Guru
memberi masukan untuk mengubah lembar kerja yang sebelumnya monokrom
(hitam-putih), menjadi berwarna. Selain itu guru meminta untuk mengubah
rubrik penilaian menjadi lebih berwarna dengan disekat menggunakan kolom
dan baris.
Selebihnya, respon siswa dan guru terhadap asesmen autentik yang
dikembangkan tergolong baik. Guru merasa terbantu, karena sedikitnya
referensi dari asesmen autentik yang dicanangkan dalam kurikulum 2013.
Selain melihat tanggapan guru dan siswa, uji coba skala kecil juga bertujuan
untuk mencari validitas dan reliabiltas instrumen yang dikembangkan dan
analisis butir soal. Uji coba dilakukan sebagaimana rancangan pembelajaran
dan desain penilaian portofolio yang sudah dibuat yakni 4 kali pertemuan.
Reliabilitas instrumen dari penelitian ini meliputi reliabilitas two ways mixed
untuk penilaian portofolio dan sikap, dan reliabilitas koefisien alpha untuk
intrumen penilaian diri dan instrumen tes.
Kalkulasi reliabilitas instrumen dilakukan dengan uji koefisien korelasi
antar kelas (Interclass Correlation Coeffisiensts/ICC) dengan menggunakan
SPSS 20.0 yang hasilkan ditampilkan oleh nilai koefisien cronbach’s alpha.
Angka yang menjadi dasar dari perhitungan reliabilitas portofolio dan lembar
penilaian sikap adalah penilaian tiga rater yang terdiri dari guru bidang studi
dan mahasiswa.
Reliabilitas instrumen asesmen autentik yang dikembangkan memperoleh
nilai yang lebih dari ≥0,6 (kategori tinggi) bahkan hampir semuanya sangat
tinggi kecuali reliabilitas instrumen tes uraian yang memperoleh reliabilitas
0,792. Reliabilitas paling tinggi yakni portofolio pertemuan 4 dengan
reliabilitas 0,927.
Keanekaragaman angka pada reliabilitas disebabkan oleh beberapa faktor
seperti skor yang diberikan rater berbeda pada objek yang sama. Hal ini
63
disebabkan adanya faktor kesepakatan dalam pembacaan rubrik penilaian.
Selain itu objektifikasi rater dalam menilai juga sebagai faktor penentu besar
kecilnya reliabilitas yang didapatkan. Pada penelitian ini, instrumen dinyatakan
reliabel apabila memiliki koefisien reliabilitas ≥0,4 yang berarti instrumen
asesmen autentik yang dikembangkan bersifat reliabel.
Analisis butir soal antara lain bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-
soal yang baik, kurang baik dan soal yang jelek. Dengan analisis soal dapat
diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan “petunjuk” untuk
mengadakan perbaikan.1 Analisis butir soal memuat tingat kesukaran, daya
pembeda dan fungsi pengecoh.
Hasil analisis butir soal menunjukan dari 15 soal pilihan ganda, semuanya
tidak terdapat koreksi yang signifikan. Dari tingkat kesukaran terdapat 11 soal
atau 73,33% soal yang tergolong mudah dan 4 soal atau 26,67% soal yang
tergolong sedang.
Secara teoretis, siswa dalam satu kelas merupakan kelompok yang tingkat
kemampuannya heterogen. Dengan demikian, apabila dilakukan pengukuran
atau penilaian hasil belajar, maka akan menghasilkan informasi tingkat
pencapaian kompetensi yang beragam pula. Namun, biasanya hasil penilaian
berada pada kurva normal, artinya sebagian besar (60% sampai dengan 80%)
siswa memperoleh nilai kategori sedang (cukup), sebagian kecil (10% sampai
20%) siswa memperoleh nilai tinggi atau rendah.2 Berdasarkan hasil penelitian,
butir soal yang digunakan belum memiliki porsi yang diharapkan.
Daya beda dari 15 soal pilihan ganda memiliki angka indeks diskriminasi
yang beragam. Dari tingkat yang jelek sampai yang baik sekali. Dan dari 15
soal pilihan ganda yang dibuat memiliki angka reliabiltas yang sangat tinggi
yakni 0,860. Sehingga instrumen ini dapat membedakan siswa kelas bawah
1 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm.
222. 2 Kunandar, Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Kurikulum 2013
Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm
238.
64
dengan kemampuan yang kurang dengan siswa kelas atas dengan kemampuan
yang bagus.
Dan analisis butir soal yang terakhir adalah fungsi pengecoh. Dari 15 soal
yang dibuat, semuanya memiliki fungsi pengecoh yang baik. Karena persentase
yang memilih distraktor lebih dari 5% pengikut tes.
3. Uji Pemakaian Skala Besar
Uji pemakaian skala besar berujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa
yang diukur menggunakan asesmen autentik berbasis science process skill.
Hasil kompetensi sikap diukur menggunakan instrumen lembar observasi dan
lembar penilaian diri. Keduanya memiliki aspek yang ingin diukur yang hanya
dibedakan pada aspek spiritual. Pengambilan data pada penggunaan lembar
observasi dengan mengamati siswa satu persatu yang sudah tergabung dengan
kelompoknya masing-masing. Pembelajaran kelompok memicu siswa untuk
mengasah kemampuan untuk berinteraksi sosial. Siswa belajar untuk disiplin
sebagaimana kesepakatan dengan guru mengenai ketepatan waktu saat masuk
kelas, menjaga kebersihan, dan etika dalam berkomunikasi dan berpakaian,
serta kesepakan dengan kelompoknya untuk kompak selama pembelajaran
berlangsung yang melibatkan diskusi dan praktikum. Pengambilan data dengan
lembar penilaian diri dilakukan saat pertemuan terakhir, yakni disaat ulangan
harian untuk mengukur aspek pengetahuan siswa.
Dari data yang dicantumkan sebelumnya, didapatkan sikap siswa
berdasarkan lembar observasi dan lembar penilaian diri yang hampir tegak
lurus, yang berarti pengukuran yang dilakukan oleh guru telah dikonfirmasi
oleh siswa secara benar. Dari empat hal yang diukur, terdapat dua hal yang
menjadi sorotan yakni aspek kedisiplinan pada sub-aspek keteraturan dalam
praktikum dan aspek kesantunan dengan sub-aspek komunikasi. Pada sub-
aspek keteraturan dalam praktikum, siswa masih cendrung bermain-main dan
kurang serius. Hal ini sebagaimana penilaian guru dan dikonfirmasi oleh
pengakuan siswa yang hanya mendapatkan persentase 71,25% dari lembar
observasi dan 77,22% dari penilaian diri. Dan pada sub-aspek komunikasi,
kondisi beberapa siswa masih menggunakan bahasa yang dinilai kurang sopan
65
kepada siswa lainnya bahkan kepada guru dan keduanya diukur dengan lembar
observasi dan lembar penilaian diri dengan presentase secara tegak lurus, yakni
72,50% dan 73,89%.
Hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan menunjukan 30% siswa yang
diuji belum memenuhi KKM yang ditentukan. Besar kecilnya siswa yang
memenuhi KKM dipengaruhi berbagai macam hal, salah satunya kualitas butir
soal yang digunakan. Kualitas butir soal yang digunakan pada uji pemakaian
skala besar sudah tergolong baik berdasarkan hasil validasi para ahli dan
analisis butir soal, sehingga soal tes yang digunakan benar-benar mengukur
kemampuan siswa dalam aspek pengetahuan. Selain analisis butir soal, faktor
yang mempengaruhi hasil tes adalah kesiapan siswa dalam mengejakan tes dan
batas waktu pengerjaan soal. Dari dua kelas yang diujicoba skala besar yakni
kelas 8D dan 8G, siswa 8D dirasa kurang siang dalam mengerjakan soal tes. Ini
disebabkan adanya ulangan harian pada mata pelajaran lain di hari yang sama
dan kondisi siswa yang berpuasa. Batas waktu pengerjaan dirasa menjadi salah
satu faktor yang menyebabkan nilai siswa tidak tuntas dikarenakan
berbentrokan dengan jadwal salat.
Hasil belajar yang terakhir yakni, hasil belajar dalam aspek keterampilan.
Pengukuran keterampilan ini dilakukan pada 4 kali pertemuan dengan kegiatan
demostrasi, diskusi dan praktikum, dimana hasil penilaian portofolio siswa
didapatkan dari laporan pembelajaran dari lembar kerja yang disebar. Data
hasil pengukuran secara lengkap disajikan dalam lampiran dan tabel yang
disajikan sebelumnya. Dan berikut merupakan gambar rekapitulasi aspek
science process skill yang diukur selama pembelajaran konsep sistem
pernapasan berlangsung:
66
Gambar 4.1 Hasil Pengukuran Science Process Skill
Siswa mampu melakukan pengamatan dengan baik disertai dengan bukti
yang konkret dan dapat mengumpulkan fakta berdasarkan literatur yang baik
sehingga aspek observasi menjadi aspek yang memiliki nilai rata-rata paling
tinggi. Pada pertemuan pertama aspek observasi menjadi aspek dengan rata-
rata skor tertinggi dari total skor siswa. Sehingga dapat disimpulkan siswa
sudah mampu melakukan pengamatan dan mencatat hasil pengamatan sebagai
bukti yang nyata. Hanya saja, kemampuan komunikasi siswa dalam menyusun
laporan pembelajaran masih kurang yang salah satu faktornya adalah siswa
yang kurang menyerap instruksi guru untuk melengkapi setiap kolom yang ada.
Pada pertemuan kedua, aspek prediksi menjadi aspek dengan skor rata-rata
dari total skor siswa yang paling kecil yakni 73,75. Aspek interpretasi menjadi
aspek dengan skor rata-rata paling tinggi yakni 80,83. Siswa sudah mampu
menghubungkan materi biologi pada difusi gas dalam paru-paru dengan materi
fisika pada konsep tekanan fluida.
Hal yang paling mencolok dari data hasil belajar pada aspek keterampilan
adalah skor rata-rata pada aspek bertanya pada pertemuan ke-3 yang memiliki
angka paling kecil. Ini disebabkan siswa masih rancu dalam merumuskan
pertanyaan yang seharusnya merumuskan mengenai proses jalannya praktikum,
tetapi bertanya mengenai di luar dari konteks praktikum. Selain itu,beberapa
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
Pertemuan 4
67
siswa masih sulit untuk menyimpulkan hasil praktikum yang seharusnya
menarik benang merah antara dampak frekuensi napas dan volume tidal serta
vital paru-paru, sebelum dan sesudah berlari tetapi membahas di luar dari
konteks tersebut. Disebabkan hal tersebut, skor rata-rata dari aspek interpretasi
dan komunikasi hanya mendapat angka 72,92 dan 73,33. Meskipun begitu,
siswa sudah mampu memprediksi mengenai faktor yang mempengaruhi
frekuensi pernapasan sehingga skor rata-rata dari aspek prediksi yakni 88,33.
Pada pertemuan keempat, aspek bertanya memiliki skor 77,50, aspek
observasi memiliki skor 90,42, aspek prediksi memiliki skor 83,75, aspek
interpretasi mendapat skor 90,83 dan aspek komunikasi dengan skor 85,83.
Dari kelima aspek tersebut, keterampilan bertanya memiliki skor rata-rata
paling rendah. Ini dikarenakan hal yang ditanyakan oleh siswa masih sekedar
definisi dan atau secara kuantitas hanya merumuskan satu pertanyaan yang
bersifat umum. Pertemuan keempat diisi dengan kegiatan diskusi dengan topik
penyakit dan gangguan pada sistem pernapasan. Jenis penyakit yang tersedia
pada literatur cenderung terbiasa didengan oleh siswa, sehingga siswa mudah
untuk menemukan maksud yang diingankan dalam lembar kerja.
Gambar 4.2 Persentase Skor Rata-rata Science Process Skills
di Setiap Pertemuan
Semua rata-rata skor setiap pertemuan mendapatkan nilai yang masuk dalam
kategori baik. Dalam pelaksanaannya penilaian ini terdapat kendala dan
86.0878.17 78.33
85.67
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
Pertemuan 4
68
kekurangan, seperti kekurangan waktu dan kurangnya ketersediaan alat dan
bahan. Kendala lainnya adalah sifat kooperatif siswa yang masih kurang satu
sama lain untuk bisa teratur dalam menjalankan tugas.
C. Kajian Produk Akhir
Penelitian pengembangan produk diawali dengan studi pendahuluan dan
perancangan kemudian dilanjutkan ke tahap pengembangan. Produk yang
dikembangkan pada penelitian ini yaitu instrumen penilaian autentik yang
memuat tiga ranah belajar yakni ranah sikap melalui lembar observasi dan
lembar penilaian diri, ranah pengetahuan melalui instrumen tes pilihan ganda
dan uraian, serta ranah keterampilan melalui penilaian portofolio berbasis
science process skills. Instrumen penilaian yang layak dan efektif didapatkan
setelah melalui tahap validasi dan uji coba produk.
Produk awal yang telah dikembangkan dalam penelitian ini terlebih dahulu
divalidasi oleh 2 dosen ahli. Hasil validasi dosen menunjukan angka yang
layak secara substansi, konstruksi dan bahasa. Selain itu, hasil validasi ahli
mendapatkan masukan dan saran yang menjadi dasar untuk melakukan revisi
tahap 1. Selanjutnya validasi kembali dilakukan oleh 2 guru IPA terpadu dan
mahasiswa pendidikan IPA dimana keempatnya menunjukan angka dengan
katergori sangat layak. Selain itu saran dan masukan hasil validasi oleh
validator teknis dan pembanding menjadi dasar untuk revisi tahap 2 dan hasil
perbaikannya dapat digunakan untuk uji coba skala kecil.
Uji coba skala kecil dilakukan di kelas 8H dengan jumlah siswa 31 siswa.
Pada uji coba skala kecil, didapatkan tanggapan respon guru dan siswa
terhadap penggunaan instrumen yang dikembangkan serta menguji reliabilitas
keseluruhan instrumen. Hasil uji coba terbatas menunjukan respon yang sangat
baik dari guru dan baik dari siswa, serta uji reliabilitas menunjukan
keseluruhan instrumen telah reliabel.
Produk yang telah direvisi berdasarkan tanggapan guru dan siswa digunakan
untuk uji pemakaian secara skala besar untuk mendapatkan profil hasil belajar
siswa dari tiga ranah belajar dan mengukur science process skills siswa dengan
69
melibatkan 60 siswa yang kemudian memperoleh hasil rata-rata pada setiap
aspek dengan kriteria baik.
Instrumen asesmen autentik yang telah dikembangkan berdasarkan hasil
penelitian ini terbukti telah layak digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa setelah divalidasi oleh para validator dari validator ahli, teknis dan
validator pembanding dari segi substansi, konstruksi dan bahasa, serta direspon
positif penggunaannya oleh guru dan siswa dari segi kondisi fisik, konten
materi dan manfaat.
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan instrumen asesmen autentik
berbasis science process skills dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Instrumen asesmen autentik berbasis science process skills yang
dikembangkan telah layak digunakan, karena telah memenuhi validasi
dari dosen ahli, guru IPA dan mahasiswa Pendidikan IPA secara
substansi, konstruksi dan bahasa, serta telah diuji secara empirik melalui
uji reliabilitas dan mendapatkan kategori yang “baik” dengan koefisien
reliabilitas yang “tinggi”.
2. Hasil belajar siswa yang diukur menggunakan asesmen autentik berbasis
science process skills yang dikembangkan menunjukkan secara
keseluruhan dari total skor yang didapatkan, 100% siswa menunjukkan
sikap yang diukur dengan kriteria baik, 100% siswa tuntas dalam ranah
keterampilan, dan 70% siswa tuntas dalam ranah pengetahuan.
3. Hasil pengukuran science process skills menggunakan portofolio
menunjukkan nilai B (Baik) pada aspek bertanya, observasi, prediksi,
interpretasi dan komunikasi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan ini, peneliti mengajukan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Guru diharapkan dapat mengembangkan instrumen penilaian autentik
untuk kompetensi dasar lainnya berdasarkan instrumen pada penelitian
ini.
2. Diperlukan penelitian lanjutan untuk pengembangan instrumen asesmen
autentik yang memiliki nilai kepraktisan lebih tinggi dalam pengumpulan
data hasil belajar, misalnya dengan memadukan penggunaan blended
learning, sebagai dukungan untuk memajukan E-Learning
71
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharismi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi
Aksara, 2013.
Astuti, Okta Willy. dkk. Pengembangan Instrumen Asesmen Berbasis Literasi
Sains pada Mata Pelajaran IPA Kelas VIII Semester II. Journal Biosains,
Vol. 1, No. 2, 2017. hlm.227-228.
Frey, B.B, et. al. Defining Authentic Classroom Assessment. Practical
Assessment, Journal Research & Evaluation, 17(2), 2012. hlm.2.
Hidayati, Sakti. Mandiri Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Erlangga, 2017.
Irsyad, Muhammad. Pengembangan Asesmen Autentik pada Materi Interaksi
Makhluk Hidup dengan Lingkungan untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa. Unnes Science Education Journal, Vol.4. No. 2,
2015.
Kemendikbud. Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk
Sekolah Menengah Pertama. Jakarta : Kemendikbud, 2017.
Kemendikbud. Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud, 2012.
Krischner, et al. A Five-Dimensional Framework for Authentic Assessment.
Journal ETR&D, 52 (3), 2004. hlm.68.
Kunandar. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Siswa berdasarkan
Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh.
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.
Majid, Abdul. Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2017.
Muchtar, H. Penerapan Penilaian Autentik dalam Upaya Peningkatan Mutu
Pendidikan. Jurnal Pendidikan Penabur, 9 (14), 2010. hlm.73.
Permendikbud No. 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan
Permendikbud nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar
Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Pendidikan
Nasional
72
Rustaman, Nuryani. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press,
2005.
Riduwan dan Akdon. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta, 2013.
Safaroh, Rose. Pengembangan Asesmen Autentik Berbasis Proyek untuk
Mengukur Hasil Belajar Siswa Kelas VII pada Tema Panas. Lembaran
Ilmu Kependidikan, Vol. 46. No. 1, 2017. hlm.24-50.
Thiagarajan, Sivasailam.,et al., Instructional Development for Training
Teacher of Exceptional Children. Indiana: Indiana University, 1974.
Siswanto. Penilaian dan Pengukuran Sikap dan Hasil Belajar. Klaten: Bossscript,
2017.
Subali, Bambang. Bias Item Keterampilan Proses Sains Pola Divergen dan
Modifikasinya sebagai Tes Kreativitas. Jurnal Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan, Vol.14. No.2, 2010. hlm.312.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres, 2015.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2010.
Supardi. Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif dan Psikomotor.
Jakarta: Rajawali Pres, 2015.
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher, 2007.
Uno, H.B. dan Koni,S. Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Warsono dan Hariyanto. Pembelajaran Aktif, Teori dan Asesmen. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2013.
Wati, Widya. Pengembangan Rubrik Asesmen Keterampilan Proses Sains pada
Pembelajaran IPA SMP. Jurnal Ilmiah Guruan Fisika Al-BiRuNi, Vol.01,
2016. hlm.131-140
Widayanto. Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X
Melalui Kit Optik. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Vol. 5, No. 1,
Januari 2009, 2009. hlm.2.
Widianingrum, Putri Rochimatun Hidayah. Pengembangan Alat Evaluasi IPA
Terpadu Berbasis Keterampilan Proses Sains pada Tema Mikroskop dan
Jaringan Tumbuhan. Unnes Science Education Journal, Vol.3.No.3, 2014.
hlm.641-652.
73
Widjayanti, Retno. IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Erlangga, 2017.
Wulan, Ana Ratna. Penggunaan Asesmen Alternatif pada Pembelajaran Biologi.
Seminar Nasional Biologi: Perkembangan Biologi dan Pendidikan Biologi
untuk Menunjang Profesionalisme, 2007.
Zainal Arifin. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
74
LAMPIRAN
75
Lampiran 1 Laporan Hasil Wawancara
Hasil Wawancara Guru IPA Tentang Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar
IPA Kurikulum 2013
Nama Responden : Guru 1 Tatang Rohendi, S.Pd
Guru 2 Yayah Zakiah, M.Pd
Nama Instansi : Guru 1 SMPN 19 DKI Jakarta
Guru 2 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta
No Pertanyaan Jawaban
Guru 1 Guru 2
1.
Bagaimana kompetensi siswa di
Sekolah ini, jika ditinjau dari aspek
kognitif, afektif dan psikomotor?
Untuk aspek kognitif dan
psikomotor tentu
beragam. Tapi untuk
afektif, tentu terjadi
pergeseran, terutama
karena adanya globalisasi
dan kemajuan teknologi
Hampir semua aspek
sifatnya random
2. Bagaimana respon siswa selama
mengikuti proses pembelajaran IPA?
Banyak yang pasif,
meski tetap ada yang
aktif mengikuti
pembelajaran
Responnya tidak
beraturan, tergantung jam
pelajaran dan kelasnya.
Untuk keseluruhan
mereka dapat mengikuti
pembelajaran dengan
baik
3.
Metode/Model apa yang biasa
bapak/ibu gunakan dalam
pembelajaran?
Disscovery/Ceramah
Inkuiri, Praktikum,
Ceramah dan
Demonstrasi
4.
Apakah proses pembelajaran IPA di
sekolah telah disampaikan secara
terpadu?
Di Sekolah ini, pelajaran
fisika dan biologinya
diampu oleh satu guru,
tetapi tetap untuk
penyampaiannya secara
terpisah
Di Sekolah ini pelajaran
fisika dan biologi
disampaikan oleh guru
yang berbeda.
Keterpaduan materi
dikomunikasikan antar
guru
5.
Menurut Bpk/Ibu bagaimana
seharusnya membelajarkan IPA
disekolah?
Untuk tinggat SMP
memang seharusnya
disampaikan secara
terpadu, hanya saja
terdapat keterbatasan
kompetensi guru.
Secara penyampaian
tidak terlalu masalah
apakah harus digabung
atau dipisah. Karena
kembali lagi ke keluesan
metode guru dalam
menyampaikan materi
yang sesuai dengan
kondisi siswa
76
6. Apa Bapak/Ibu mengetahui penilaian
authentik? Ya Ya
7. Bagaimana cara Bapak/Ibu menilai
ranah kognitif siswa?
Tes (Pilihan Ganda dan
Uraian)
Tes (Pilihan Ganda dan
Uraian)
8. Standar soal yang seperti apa yang
biasa Bapak/Ibu gunakan?
Disesuaikan dengan
materi yang disampaikan
dan indikator yang sudah
ditentukan
Untuk jenjang
pertanyaan beragam dari
pemahaman sampai
analisis pernah dicoba
9. Bagaimana cara Bapak/Ibu menilai
ranah afektif siswa? Tidak Pernah Jurnal Terbuka
10.
Apa Bapak/Ibu pernah menggunakan
penilaian sikap dengan lembar
observasi tertutup dan penilaian diri?
Tidak pernah
Pernah untuk penilaian
diri, dan biasanya
digunakan di akhir
semester
11. Bagaimana cara Bapak/Ibu menilai
ranah psikomotor? Tidak pernah Produk dan Praktikum
12.
Apakah bapak/ibu menilai aspek
psikomotor dan sikap menggunakan
rubrik?
Tidak ada Tidak ada
13. Apa bapak/ibu pernah menggunakan
penilaian portofolio? Tidak Pernah Tidak Pernah
14. Apakah bapak/ibu pernah mendengar
istilah keterampilan proses sains? Pernah Pernah
15.
Apakah bapak/ibu pernah melakukan
penilaian psikomotor berdasarkan
keterampilan proses sains?
Tidak Pernah Tidak Pernah
77
Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian
1. Kisi-Kisi Intrumen Penilaian Observasi Sikap dan Penilaian Diri
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator
Menghargai dan
menghayati ajaran agama
yang dianutnya
Mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang aspek fisik dan
kimiawi, dalam kehidupan
ekosistem dan peranan
manusia dalam
mewujudkannya dalam
pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
1. Berdoa Sebelum
pembelajaran
berlangsung
2. Mempertahankan solat
dengan tepat waktu
Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun,
dan percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif
sesuai dengan
perkembangan anak di
lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara dan
kawasan regional.
Menunjukan perilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin
tahu;objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati;
bertanggung jawab; terbuka;
kritis;kreatif; inovatif dan
peduli lingkungan
1. Menampilkan sikap
disiplin dengan datang
tepat waktu dan
keteraturan dalam
menjalankan praktikum
2. Menunjukan sikap
peduli dengan kerja
sama yang baik
antarteman dan
menjaga kebersihan
kelas dan tempat
praktikum
3. Menampilkan sikap
sopan santun dalam
berkomunikasi kepada
guru dan teman
sejawad
78
2. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Pengetahuan
a. Kisi-Kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda
No Indikator Soal Jenjang Kunci
Jawaban
1
Menjelaskan
definisi dan
fungsi
bernapas
Hakikat pernapasan manusia adalah terjadi....di
dalam sel-sel tubuh
A. pergantian sel yang rusak
B. pertumbuhan sel tubuh
C. oksidasi sari makanan
D. penyerapan sari makanan
C2 C
2
Perhatikan gambar berikut!
Siswa tersebut menghembuskan napasnya ke air
kapur melalui sedotan. Pada percobaan
tersebut, air bereaksi dengan....sehingga air
menjadi keruh
A. H2O
B. N2
C. CO2
D. O2
C2 C
3
Merincikan
organ dan
fungsi organ
penyusun
sistem
pernapasan
pada manusia
Penyaringan udara tepat sebelum masuk ke
paru-paru terjadi di dalam...
A. rongga mulut
B. rongga hidung
C. batang tenggorokan
D. pangkal kerongkongan
C2 C
4
Penyesuaian suhu yang terjadi di dalam rongga
hidung dilakukan oleh...
A. rambut hidung
B. saraf hidung
C. kelenjar lendir
D. anak tekak
C2 C
5
Berbicara pada saat makan dapat menyebabkan
tersedak, apabila ada makanan yang masuk ke
dalam...
A. kerongkongan
B. tenggorokan
C. cabang tenggorokan
D. pangkal tenggorokan
C2 B
6 Cabang trakea disebut...
A. bronkus C1 A
79
B. tekak
C. laring
D. pleura
7 Membanding
kan proses
pernapasan
dada dan
perut dalam
mekanisme
pernapasan
Terjadiya proses inspirasi pernapasan dada
adalah...
A. tulang rusuk terangkat, rongga dada
mengecil
B. tulang rusuk terangkat, rongga dada
membesar
C. tulang rusuk turun, rongga dada membesar
D. tulang rusuk turun, rongga dada mengecil
C3 B
8
Peristiwa yang tidak terjadi pada saat ekspirasi
adalah...
A. otot antar tulang rusuk berelaksasi
B. otot diafragma relaksasi
C. rongga dada membesar
D. paru-paru mengecil
C2 C
9
Menjelaskan
mekanisme
pertukaran
gas dalam
alveolus
Pernyataan berikut yang benar adalah...
A. kadar gas N2 di udara lebih tinggi daripada
O2
B. kadar gas CO2 di udara lebih tinggi
daripada O2
C. kadar gas O2 di udara lebih rendah
daripada CO2
D. kadar gas N2 di udara lebih rendah
daripada CO2
C6 A
10
Pernyataan yang paling tepat untuk
menggambarkan pertukaran gas di paru-paru
adalah...
A. CO2 keluar dan masuk alveolus
B. O2 masuk ke alveolus dan CO2 masuk ke
dalam darah
C. O2 masuk ke dalam darah dan CO2 keluar
lewat alveolus
D. O2 keluar dan masuk dari darah
C6 C
11
Mendiagnosis
kelainan pada
sistem
pernapasan
Penderita TBC mengalami gangguan sesak
napas karena terjadi...
A. penurunan jumlah eritrosit
B. gangguan proses difusi CO2
C. gangguan proses difusi O2
D. penurunan kadar hemoglobin
C4 C
12
Kapasitas paru-paru yang paling besar
kemungkinan dimiliki oleh atlet...
A. sepak bola
B. renang
C. maraton
D. dayung
B
80
13
Perhatikan gambar berikut!
Organ tersebut jika dipenuhi dengan cairan
menyebabkan...
A. TBC
B. pneumonia
C. emfisema
D. kanker paru-paru
C4 C
14
Perilaku yang tidak mendukung kesehatan paru-
paru adalah...
A. olahraga secara teratur
B. menutup rumah rapat-rapat walaupun tidak
menggunakan AC
C. menanam pohon di lingkungan sekitar
D. berjalan pagi di taman yang rindang
C4 B
15
Menghitung
udara
pernapasan
dan kapasitas
vital paru-
paru
Dalam suatu percobaan, saat menghembuskan
napas normal, terjadi perubahan volume air
dalam botol dari 3000 ml menjadi 2550 ml,
maka volume udara pernapasan seseorang
tersebut adalah...
A. 450ml
B. 2550ml
C. 550 ml
D. 1000 ml
C3 A
b. Kisi-Kisi Instrumen Tes Uraian
No Indikator Soal Jawaban Skor
1
Menjelaskan
definisi dan
fungsi bernapas
Seperti diketahui bahwa salah
satu fungsi dari tujuan dari
pernapasan adalah agar
terhirupnya gas oksigen yang
berfungsi untuk membakar
makanan yang kita makan
sehingga menghasilkan energi
untuk beraktivitas. Sehingga
terdapat suatu reaksi respirasi
sebagai berikut:
C6H12O6 + O2 CO2
+ H2O + Energi
Bagaimana kita dapat
membuktikan bahwa hasil
respirasi adalah CO2 dan
H2O?
Uji CO2 dengan
percobaan air
kapur yang dihirup
akan keruh
dikarenakan
adanya reaksi CO2
yang dihembuskan
dan air kapur.
Uji H2O adalah
dengan
menghembuskan
napas didepan
cermin yang akan
terlihat uap air di
permukaan cermin.
4 = 2 jawaban
benar dengan
uraian benar
3 = 2 jawaban
benar dengan
uraian salah
2 = 1 jawaban
benar
1 = jawaban
salah
0 = tidak
menjawab
81
2
Merincikan
organ dan fungsi
organ penyusun
sistem
pernapasan pada
manusia
Berdasarkan gambar diatas
rincikan setiap organ yang
ditunjuk serta fungsinya!
A. Paru-paru : tempat
penampungan
udara yang
dihirup, tempat
pertukaran gas
B. Bronkiolus :
menghubungkan
bronkus dan
alveolus
C. Hidung : Tempat
masuknya udara
pernapasan
D. Mulut : Tempat
alternaif
masuknya udara
E. Trakea/ batang
tenggorokan :
perpanjangan dari
laring dan rongga
hidung untuk
saluran napas dan
terdapas silia
(bulu halus) untuk
menyaring udara
F. Diafragma : otot
utama yang
digunakan dalam
proses keluar-
masuknya udara
4 = 6 organ
dan fungsi
benar
3 = 4-5 organ
dan fungsi
benar
2 = 2-3 organ
dan fungsi
benar
1 = 1 fungsi
benar
0 = tidak
menjawab
3
Membandingkan
proses
pernapasan dada
dan perut dalam
mekanisme
pernapasan
Dalam proses bernapas kita
mengenal dua proses respirasi
yakni inspirasi dan ekspirasi
sebagaimana gambar dibawah
ini
a. Gambar diatas
merupakan jenis
pernapasan perut.
Mengapa?
b. Urutkan tahapan
a. Pada gambar
tersebut melibatkan
kontraksi otot
diafragma
b. Tahapan jenis
pernapasan dada :
Inspirasi
Otot pada bagian
antar tulang rusuk
kemudian
mengalami
kontraksi atau
menegang.
Tulang bagian
rusuk akan
terangkat ke atas.
Volume bagian
rongga dada akan
membesar.
4 = jawaban
benar dengan
3 tahapan
benar
3 = jawaban
benar dengan
2 tahapan
benar
2 = jawaban
benar dengan
1 tahapan
benar
1 = jawaban
salah
0 = tidak
menjawab
82
inspirasi dan ekspirasi
pada jenis pernapasan
dada (Minimal 3)
Tekanan pada
udara terjadi di
bagian rongga dada
sehingga mengecil.
Udara yang berasal
dari luar masuk ke
dalam paru-paru.
Ekspirasi :
Otot pada bagian
antar tulang rusuk
mengalami
relaksasi atau
mengendur.
Bagian tulang
rusuk mengalami
penurunan.
Volume pada
rongga dada
mengalami
pengecilan.
Tekanan udara
pada rongga dada
membesar.
Udara pada bagian
paru – paru
kemudian keluar
dari bagian tubuh.
4
Mendiagnosis
kelainan pada
sistem
pernapasan
Terdapat suatu kasus yang
terjadi pada Dirman (nama
samaran) dimana ia
mengalami suatu gangguan
pada pernapasan yang
menyebabkan dirinya
kesulitan dalam bernapas.
Gejala yang terjadi adalah
batuk-batuk yang lebih dari
tiga bulan, mengalami nyeri
pada dada, dan Dirman pun
sering mendengar napasnya
seolah berbunyi. Setelah
bulan ke-4 Dirman
mengalami penyusutan berat
badan yang drastis, yakni 10
kg. Setelah datang ke
dokter, Dirman mengiyakan
bahwa dirinya merupakan
perokok aktif sejak remaja
dan hidup di lingkungan
perokok. Dan saat diperiksa
a. Kanker paru-paru
b. Tidak merokok,
menghindari asap
rokok, dan
menerapkan pola
hidup sehat dan
bersih seperti makan
makanan yang sehat,
rajin berolahraga,
mengurangi
intensitas radiasi
UV ataupun sinyal.
4 = jawaban
benar dengan
3 upaya tepat
3 = jawaban
benar dengan
2 upaya tepat
2 = jawaban
benar dengan
1 upaya
benar
1 = jawaban
salah
0 = tidak
menjawab
83
dengan rontgen, terlihat
dalam paru-paru Dirman
terdapat pertumbuhan sel
yang berlebih.
Pertanyaan :
a. Jika kita boleh
menduga, penyakit apa
yang dialami oleh
Dirman?
b. Dan apa langkah yang
tepat untuk mencegah
penyakit tersebut agar
tidak menyerang kita?
5
Menghitung
udara
pernapasan dan
kapasitas vital
paru-paru
Dalam suatu praktikum,
Andi menghembuskan
napas di dalam selang dalam
keadaan normal dan
merubah angka dalam botol
dari 5000ml menjadi 4450
ml. Dia mengulang dengan
menghembuskan napas
sekuat-kuatnya di dalam
selang dan mengubah angka
dalam botol dari 4550ml
menjadi 350. Dari data
tersebut, tentukan :
a. Volume pernapasan Andi
b. Kapasital vital Andi
c. Apabila udara residu
yang tersimpan dalam
paru-paru Andi adalah
1200 ml, hitung kapasitas
total paru-paru Andi!
a. 5000-4450 =
550 ml
b. 4550-350 =
4200 ml
c. 4200+1200 =
5400 ml
4 = 3 jawaban
benar dengan
uraian benar
3 = 2 jawaban
benar
2 = 1 jawaban
benar
1 = jawaban
salah
0 = tidak
menjawab
84
3. Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Portofolio berbasis Science Process Skill
No Kompetensi
Dasar
Aspek
Science
Process
Skill
Indikator Deskripsi
1
3.9 Menganalisis
sistem
pernapasan pada
manusia dan
memahami
gangguan pada
sistem
pernapasan, serta
upaya menjaga
kesehatan sistem
pernapasan
Bertanya
Terdapat bukti belajar
siswa bertanya apa,
bagaimana dan mengapa
untuk meminta
penjelasan
Siswa menunjukan bukti
berupa laporan atau catatan
yang berisi pertanyaan saat
pembelajaran berlangsung
2 Observasi
Terdapat bukti belajar,
siswa melakukan
pengamatan
Siswa menunjukan bukti
berupa laporan atau catatan
dari hasil mengumpulkan fakta
yang relevan atau hasil
pengamatan
3
4.9 Menyajikan
karya tentang
upaya menjaga
kesehatan sistem
pernapasan
Prediksi
Terdapat bukti belajar
bahwa siswa
mengemukakan apa yang
mungkin terjadi pada
keadaan yang belum
diamati
Siswa menunjukan bukti
berupa laporan atau catatan
dari apa yang dikemukakan
oleh mereka dengan pola hasil
pengamatan atau
mengemukakan kemungkinan
yang terjadi dari keadaan yang
belum diamati
4 Interpretasi
Terdapat bukti siswa
melakukan penafsiran
dengan menghubungkan
hasil-hasil pengamatan,
menemukan pola
pengamatan atau menarik
kesimpulan
Siswa menunjukan bukti
berupa laporan atau catatan
dengan menghubungkan hasil
pengamatan, menemukan pola
hasil pengamatan atau
menyimpulkan hasil
pembelajaran
5 Komunikasi
Terdapat bukti bahwa
siswa menyusun dan
menyampaikan hasil
pengamatan, praktikum
atau hasil belajar
Siswa menunjukan bukti berupa laporan atau catatan hasil pembelajaran yang berlangsung
85
Lampiran 3 Lembar Validasi dan Kriteria Penilaian Validasi
Instrumen Validasi Ahli, Validasi Teknis dan Validasi Sejawat
Uji Kelayakan Lembar Penilaian Portofolio Berbasis Science Process Skill
Instrumen ini adalah untuk membantu guru dalam menilai pekerjaan siswa khususnya
portofolio pelajaran IPA terpadu pada konsep sistem pernapasan pada manusia. Tujuan dari
penulisan instrumen ini adalah mengembangkan penilaian autentik berupa portofolio belajar
siswa selama proses pembelajaran. Portofolio berbasis science prosess skill yang dibuat
berupa bukti belajar siswa saat merumuskan pertanyaan, mengamati objek pada
pembelajaran, prediksi, menafsirkan objek pada saat pembelajaran dan mengomunikasikan
hasil pembelajaran bab sistem pernapasan pada manusia.
Instrumen validasi ini dibuat mengingat selama ini belum tersedia intrumen validasi terhadap
bukti belajar siswa dalam IPA terpadu. Selain itu, pembuatan instrumen validasi ini dibuat
untuk melengkapi salah satu syarat kelengkapan penelitian yang berjudul “Pengembangan
Authentic Assessment Berbasis Science Process Skill dalam Pembelajaran IPA Terpadu
terhadap Hasil Belajar pada Konsep Sistem Pernapasan pada Manusia”
Tidak ada maksud lain, kecuali dalam penelitian pendidikan dan penyelesaian syarat strata 1
(S1). Oleh karena itu, mohon bapak/ibu untuk memvalidasi lembar instrumen validasi
portofolio.
I. Ahli Penilaian Pendidikan
Petunjuk :
Lembar penilaian ini diisi oleh ahli/pakar
Penilaian ini diberikan dengan rentangan dari lengkap sampai tidak
lengkap
Baik = Skor 3
Cukup baik = Skor 2
Tidak baik = Skor 1
Mohon diberikan tanda ceklis () pada kolom 1,2,3 sesuai dengan
pendapat penilai
Komentar atau saran mohon diberikan secara singkat dan jelas pada tempat
yang telah disediakan.
86
Komentar/saran :
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
.................................................
Jakarta, ..................2018
Validator
..........................................
No Indikator skor
1 2 3
1 Substansi
Instrumen penilaian yang dikembangkan sesuai dengan
kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi
yang harus dikuasai peserta didik
Instrumen penilaian yang dikembangkan sesuai dengan
proses sains
Butir pernyataan dapat digunakan untuk menilai siswa
secara individu
Butir penyataan proses sains tepat terhadap tugas portofolio
2 Konstruksi
Petunjuk penggunaan instrumen penilaian jelas
Rubrik penskoran dalam instrumen penilaian jelas
Mempermudah dalam melakukan penilaian
3 Bahasa
Butir penyataan menggunakan bahasa yang dimengerti
Butir penyataan tidak menimbulkan ambiguitas
Butir penyataan menggunakan bahasa yang efektif dan
komunikatif
Jumlah Skor
87
KRITERIA VALIDASI PENILAIAN AUTENTIK SISWA
NO INDIKATOR SKOR
Substansi
1
Kesesuaian Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Instrumen penilaian yang dikembangkan tidak sesuai dengan KD dan IPK 1
Instrumen penilaian yang dikembangkan beberapa sesuai dengan KD dan IPK 2
Instrumen penilaian yang dikembangkan sesuai dengan KD dan IPK 3
2
Kesesuaian Instrumen Penilaian dengan Proses Sains
Instrumen yang dikembangkan tidak sesuai dengan proses sains 1
Instrumen yang dikembangkan beberapa sesuai dengan proses sains 2
Instrumen yang dikembangkan sesuai dengan proses sains 3
3
Kesesuaian Penilaian secara Individual
Pernyataan instrumen yang digunakan tidak dapat menilai siswa secara individu 1
Beberapa pernyataan Instrumen yang digunakan dapat menilai siswa secara individu 2
Pernyataan Instrumen yang digunakan dapat menilai siswa secara individu 3
4
Kesesuaian Keterampilan Proses Sains dengan Tugas Portofolio
Butir penyataan proses sains tidak tepat terhadap tugas portofolio 1
Beberapa butir penyataan proses sains tepat terhadap tugas portofolio 2
Butir penyataan proses sains tepat terhadap tugas portofolio 3
Konstruksi
5
Kejelasan Petunjuk Penggunaan
Petunjuk penggunaan instrumen penilaian tidak jelas 1
Beberapa petunjuk penggunaan instrumen penilaian jelas 2
Petunjuk penggunaan instrumen penilaian jelas 3
6 Kejelasan Rubrik Penskoran
88
Rubrik penskoran dalam instrumen penilaian tidak jelas 1
Beberapa rubrik penskoran dalam instrumen penilaian jelas 2
Rubrik penskoran dalam instrumen penilaian jelas 3
7
Kepraktisan Penggunaan
Instrumen yang dikembangkan tidak Mempermudah dalam melakukan penilaian 1
Beberapa instrumen yang dikembangkan Mempermudah dalam melakukan penilaian 2
Mempermudah dalam melakukan penilaian 3
Bahasa
8
Bahasa Mudah Dimengerti
Butir penyataan menggunakan bahasa yang tidak dimengerti 1
Beberapa butir penyataan menggunakan bahasa yang dimengerti 2
Butir penyataan menggunakan bahasa yang dimengerti 3
9
Ambiguitas Pernyataan
Butir penyataan menimbulkan ambigu 1
Beberapa butir penyataan menimbulkan ambigu 2
Butir penyataan tidak menimbulkan ambigu 3
10
Bahasa yang Efektif dan Komunikatif
Butir penyataan tidak menggunakan bahasa yang efektif dan komunikatif 1
Beberapa butir penyataan menggunakan bahasa yang efektif dan komunikatif 2
Butir penyataan menggunakan bahasa yang efektif dan komunikatif 3
89
Lampiran 4 Rekapitulasi Data dan Analisis Validasi
A. Biodata Validator
B. Rekapitulasi Hasil Validasi Bertahap
Validator Aspek
Total Persentase Kriteria Substansi Konstruksi Bahasa
Dosen I 8 5 5 18 60,00 Layak
Dosen II 7 5 6 18 60,00 Layak
Guru I 10 8 9 27 90,00 Sangat
Guru II 12 9 8 29 96,67 Sangat
Mahasiswa I 11 8 9 28 93,33 Sangat
Mahasiswa II 12 9 9 30 100,00 Sangat
Skor dari setiap validator lalu dicari kriterianya berdasarkan taber berikut:
Interval Kriteria
77,5 - 100 Sangat layak
55 - 77,5 Layak
32,5 - 55 Cukup layak
10 - 32,5 Tidak layak
Hasil analisis menunjukan asesmen autentik berbasis science process skill termasuk
layak bahkan sangat layak digunakan dari aspek substansi, konstruksi dan bahasa.
Kode Nama Instansi
Dosen I Dr. Zulfiani, M.Pd UIN Jakarta
Dosen II Nengsih,M.Pd UIN Jakarta
Guru I Yayah Zakiah,M.Pd MP UIN Jakarta
Guru II Tatang Rohendi,S.Pd SMPN 19 DKI Jakarta
Mahasiswa I Nurul Rihsa UIN Jakarta
Mahasiswa II Astri Nuryanti UIN Jakarta
90
Lampiran 5 Masukan dan Saran Hasil Validasi
No Masukan Validator Ahli Revisi
1 Mengubah kata "check list" dengan kata
"daftar cek" pada lembar observasi siswa
kata pada kalimat tersebut
sudah diganti
2 Menyempurnakan kata "kapasitas" pada
lembar kerja pertemuan 3
kata pada kalimat sudah
diperbaiki
3
memperbaiki kunci jawaban pada butir soal
ke-5 dari "kerongkongan" menjadi
"tenggorokan"
kunci jawaban pada soal sudah
diperbaiki
4 mengubah petunjuk kata "diatas" menjadi
"disamping" di butir soal ke-1 uraian
kata pada kalimat tersebut
sudah diganti
5 menyarankan untuk mencetak miring kata
"tidak" pada butir soal ke-9 kata tersebut sudah ditebali
6 memastikan indikator hipotesis pada KPS
yang mencakup variabel X dan Y
mengganti aspek hipotesis
menjadi prediksi
7 penggunaan kata ganti yang konsisten kata ganti pada instrumen
sudah diperbaiki
8 menghapus kata "menuliskan" pada rubrik
portofolio pada kolom interpretasi kata tersebut sudah dihapus
9 menghapus kata "sesuai dengan mekanisme
bernapas" pada rubrik portofolio pertemuan 2
kata pada kalimat tersebut
sudah dihapus
10 menghapus kata "sesuai literatur" pada rubrik
portofolio pertemuan 4
kata pada kalimat tersebut
sudah dihapus
11 memperbesar gambar mekanisme difusi gas
pada lembar kerja pertemuan 2
gambar telah diperbesar
dengan memindahkan ke
halaman selanjutnya
12 menguraikan soal lebih rinci pada soal uraian
nomor 4
soal telah diversifikasi menjadi
2 cabang soal
No Masukan Validator Teknis dan
Pembanding Revisi
1 menyempurnakan kata "percobaan" pada
rubrik penilaian pertemuan 2 kata tersebut sudah diperbaiki
2 menambahkan instruksi percobaan pada
lembar kerja pertemuan 1
pada lembar kerja sudah
ditambahkan instruksi
percobaan
3 menyempurnakan kata "kapasitas" pada lembar
kerja pertemuan 3 kata tersebut sudah diperbaiki
4 mengubah tampilan artikel dengan disertai
gambar
artikel sudah disertai dengan
gambar dan perubahan
tampilan
5 menambahkan kolom total skor dan rata-rata
pada setiap instrumen penilaian
instrumen penilaian sudah
disertai dengan kolom total
skor dan nilai akhir
91
Lampiran 6 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Guru dan Siswa
A. Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa
Variabel Indikator Kriteria Pernyata
an ke-
Instrumen
Asesmen
Autentik
Berbasis
Science
Process
Skill
Kondisi
Fisik
Tata Bahasa 1
Struktur Kalimat, Penyajian Ilustrasi dan
Gambar 2
Petunjuk Penggunaan 3
Kesesuaian
Konten
Materi
Kesesuaian dengan materi yang diajarkan 4
Kesesuaian dengan Indikator Pembelajaran 5
Kesesuaian dengan kegiatan Pembelajaran 6
Manfaat
Penggunaan
Asesmen autentik meningkatkan wawasan
siswa 7
Asesmen autentik mendorong motivasi
siswa 8
Asesmen autentik meningkatkan peran aktif
siswa 9
Asesmen autentik mendukung rasa ingin
tahu 10
92
B. Kisi-Kisi Angket Tanggapan Guru
Variabel Indikator Kriteria Pernyata
an ke-
Instrumen
Asesmen
Autentik
Berbasis
Science
Process
Skill
Kondisi
Fisik
Tata Bahasa 1
Struktur Kalimat, Penyajian Ilustrasi dan
Gambar 2
Petunjuk Penggunaan 3
Kesesuaian
Konten
Materi
Kesesuaian dengan materi yang diajarkan 4
Kesesuaian dengan Indikator Pembelajaran 5
Kesesuaian dengan kegiatan Pembelajaran 6
Manfaat
Penggunaan
Asesmen autentik meningkatkan wawasan
guru 7
Asesmen autentik berbeda dengan penilaian
konvensional 8
Fungsi
Instrumen
Asesmen autentik menilai 3 ranah belajar
(Afektif, Psikomotor dan Kognitif 9
Asesmen autentik mendukung rasa ingin
tahu 10
93
Lampiran 7 Contoh Angket Tanggapan Siswa
ANGKET RESPON SISWA TERHADAP INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK
BERBASIS SCIENCE PROCESS SKILL UNTUK MENGKUR HASIL BELAJAR
SISWA MADRASAH PEMBANGUNAN KELAS VIII PADA KONSEP SISTEM
PERNAPASAN
Nama :
Kelas :
Petunjuk pengisian :
Isilah identitas diri kamu pada kolom yang disediakan.
Berikan tanda cek pada kolom skala yang disediakan sesuai dengan krteria.
Beri angka 1 untuk sangat tidak setuju
Beri angka 2 untuk tidak setuju
Beri angka 3 untuk setuju
Beri angka 4 untuk sangat setuju
Setelah mengisi semua butir pernyataan, anda dimohon untuk memberikan saran
untuk perbaikan instrumen yang sedang dikembangkan.
NO PERNYATAAN SKOR
1 2 3 4
1 Bahasa yang digunakan di lembar kerja (LKS) dan angket penilaian diri mudah dimengerti
2 Penggunaan gambar dan ilustrasi terlihat jelas dan mudah dimengerti
3 Petunjuk dalam lembar kerja (LKS) dan penilaian diri sudah jelas
4 Isi lembar kerja sesuai dengan materi dalam buku peganggan siswa
5 Isi lembar kerja (LKS) dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran
6 Intrumen penilaian autentik sesuai dengan kegiatan yang dikerjakan
7 Penggunaan instrumen penilaian autentik dapat meningkatkan wawasan siswa
8 Penggunaan instrumen penilaian autentik dapat mendorong motivasi siswa
9 Penggunaan intrumen penilaian aiutentik dapat meningkatkan peran dan keaktifan siswa
10 Penggunaan instrumen penilaian autentik dapat mendukung rasa ingin tahu siswa
Saran dan Masukan:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
94
Lampiran 8 Contoh Angket Tanggapan Guru
ANGKET RESPON GURU TERHADAP INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK
BERBASIS SCIENCE PROCESS SKILL UNTUK MENGKUR HASIL BELAJAR
SISWA MADRASAH PEMBANGUNAN KELAS 8 PADA KONSEP SISTEM
PERNAPASAN
Nama Guru :
Nama Sekolah :
Petunjuk Pengisian :
Isilah identitas diri kamu pada kolom yang disediakan.
Berikan tanda cek pada kolom skala yang disediakan sesuai dengan krteria.
Beri angka 1 untuk sangat tidak setuju
Beri angka 2 untuk tidak setuju
Beri angka 3 untuk setuju
Beri angka 4 untuk sangat setuju
Setelah mengisi semua butir pernyataan, anda dimohon untuk memberikan saran
untuk perbaikan instrumen yang sedang dikembangkan.
NO PERNYATAAN SKOR
1 2 3 4
1 Bahasa yang digunakan di lembar kerja (LKS) dan angket penilaian diri mudah dimengerti
2 Penggunaan gambar dan ilustrasi terlihat jelas dan mudah dimengerti
3 Petunjuk dalam lembar kerja (LKS) dan penilaian diri sudah jelas
4 Isi lembar kerja sesuai dengan materi dalam buku peganggan siswa
5 Isi lembar kerja (LKS) dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran
6 Intrumen penilaian autentik sesuai dengan kegiatan yang dikerjakan
7 Penggunaan instrumen penilaian autentik dapat meningkatkan wawasan guru
8
Penggunaan instrumen penilaian autentik lebih baik untuk mengukur proses dan hasil belajar
dari pada penilaian konvensional
9
Penggunaan intrumen penilaian autentik dapat menilai tiga ranah belajar (afektif, kognitif
dan psikomotor)
10
Penggunaan instrumen penilaian autentik dapat menjadi pedoman guru untuk menilai proses
dan hasil belajar siswa
Saran dan Masukan:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
95
Lampiran 9 Rekapitulasi Tanggapan Siswa dan Guru
A. Rekapitulasi Tanggapan Siswa
B. Rekapitulasi Tanggapan Guru
Subjek Pernyataan
Jumlah Fisik Konten Manfaat
Guru 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 36
Subjek
Pernyataan
Jumlah Fisik Konten Manfaat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
S1 3 2 4 4 3 3 3 3 2 2 29
S2 3 2 3 3 3 3 2 4 3 4 30
S3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 30
S4 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 28
S5 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 31
S6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
S7 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 28
S8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
S9 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29
S10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
S11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
S12 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 35
S13 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 32
S14 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 31
S15 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 32
S16 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 34
S17 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 33
S18 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29
S19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
S20 3 2 2 2 3 3 4 3 3 2 27
S21 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29
S22 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 28
S23 3 2 3 3 3 4 4 3 3 2 30
S24 3 2 3 3 3 4 4 3 3 2 30
S25 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 30
S26 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 26
S27 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 35
S28 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 33
S29 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
S30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
96
Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Penilaian Portofolio Uji Coba Skala Kecil
A. Daftar Rater
Kode Rater Nama Rater
R1 Yayah Zakiah,M.Pd
R2 Zaenudin
R3 Afrizal Purwadi
B. Rekap Hasil Penilaian Portofolio oleh Rater pada Uji Coba Skala Kecil
1. Pertemuan 1
Kode
Siswa
Nama
Siswa
Rater 1 Rater 2 Rater 3
Pertemuan 1 Pertemuan 1 Pertemuan 1
P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5
S1 Aisya N 2 4 4 3 3 2 4 4 3 3 2 4 4 3 3
S2 Akmal 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4
S3 Andre 3 4 4 3 2 3 4 4 3 2 3 4 4 3 2
S4 Anindya 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2
S5 Ariq 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2
S6 Arya 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 2 2 2 2 2
S7 Bayu 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
S8 Cahyo 3 2 4 4 3 3 2 4 4 3 3 2 4 4 3
S9 Debby 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3
S10 Definda 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4
S11 Fayyaza 2 4 4 3 4 2 4 4 3 4 2 4 4 3 4
S12 Fazil 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4
S13 Ghania 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
S14 Gibran 4 4 2 3 3 4 4 2 3 3 4 4 2 3 3
S15 Indira 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
S16 Kaisar 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4
S17 Keysa A 2 3 4 4 3 2 3 4 4 3 2 3 4 4 3
S18 Khalila 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
S19 Krisanti 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
S20 Madae 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
S21 Nabila 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4
S22 Nadin 3 4 4 4 2 3 4 4 4 2 3 4 4 4 2
S23 Naila 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4
S24 Qisti 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4
S25 Rafiif 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2
S26 Raissa 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
S27 Rianty 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4
S28 Sakinah 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4
97
S29 Tavia 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2
S30 Vito 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
S31 Yuwena 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4
2. Pertemuan 2
Kode
Siswa
Nama
Siswa
Rater 1 Rater 2 Rater 3
Pertemuan 2 Pertemuan 2 Pertemuan 2
P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5
S1 Aisya N 2 3 4 2 3 2 3 4 2 3 2 3 4 2 3
S2 Akmal 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3
S3 Andre 2 2 3 4 3 2 2 3 4 3 2 2 3 4 3
S4 Anindya 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2
S5 Ariq 3 3 3 4 2 3 3 3 4 2 3 3 3 4 2
S6 Arya 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3
S7 Bayu 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4
S8 Cahyo 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
S9 Debby 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2
S10 Definda 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
S11 Fayyaza 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2
S12 Fazil 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
S13 Ghania 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
S14 Gibran 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2
S15 Indira 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4
S16 Kaisar 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3
S17 Keysa A 2 4 4 3 3 2 4 4 3 3 2 4 4 3 3
S18 Khalila 1 2 2 2 2 1 2 3 3 3 1 2 2 2 2
S19 Krisanti 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
S20 Madae 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3
S21 Nabila 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
S22 Nadin 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2
S23 Naila 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
S24 Qisti 2 2 2 1 2 2 3 3 1 3 2 2 2 1 2
S25 Rafiif 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
S26 Raissa 2 4 4 3 4 2 4 4 3 4 2 4 4 3 4
S27 Rianty 2 4 3 3 4 2 4 3 3 4 2 4 3 3 4
S28 Sakinah 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3
S29 Tavia 2 3 2 4 4 2 3 2 4 4 2 3 2 4 4
S30 Vito 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3
S31 Yuwena 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3
98
3. Pertemuan 3
Kode
Siswa
Nama
Siswa
Rater 1 Rater 2 Rater 3
Pertemuan 3 Pertemuan 3 Pertemuan 3
P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5
S1 Aisya N 2 4 4 3 3 2 4 4 3 3 2 4 4 3 3
S2 Akmal 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3
S3 Andre 2 4 4 3 3 2 4 4 3 3 2 4 4 3 3
S4 Anindya 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
S5 Ariq 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
S6 Arya 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
S7 Bayu 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4
S8 Cahyo 2 4 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
S9 Debby 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
S10 Definda 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
S11 Fayyaza 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2
S12 Fazil 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
S13 Ghania 2 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4
S14 Gibran 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
S15 Indira 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3
S16 Kaisar 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
S17 Keysa A 2 3 4 4 3 2 3 4 4 3 2 3 4 4 3
S18 Khalila 2 4 4 3 3 2 4 4 3 3 2 4 4 3 3
S19 Krisanti 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4
S20 Madae 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3
S21 Nabila 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
S22 Nadin 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
S23 Naila 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
S24 Qisti 2 4 4 4 3 2 4 4 4 3 2 4 4 4 3
S25 Rafiif 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
S26 Raissa 2 4 4 3 4 2 4 4 3 4 2 4 4 3 4
S27 Rianty 2 4 3 3 4 2 4 3 3 4 2 4 3 3 4
S28 Sakinah 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3
S29 Tavia 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3
S30 Vito 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3
S31 Yuwena 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
99
4. Pertemuan 4
Kode
Siswa
Nama
Siswa
Rater 1 Rater 2 Rater 3
Pertemuan 4 Pertemuan 4 Pertemuan 4
P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5
S1 Aisya N 2 4 3 4 3 2 2 2 2 2 2 4 3 4 3
S2 Akmal 2 4 4 4 3 2 4 4 4 3 2 4 4 4 3
S3 Andre 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
S4 Anindya 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4
S5 Ariq 2 4 4 4 4 2 4 4 4 3 2 4 4 4 4
S6 Arya 2 4 3 4 3 2 4 3 4 3 2 4 3 4 3
S7 Bayu 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4
S8 Cahyo 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
S9 Debby 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2
S10 Definda 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
S11 Fayyaza 2 4 3 4 4 2 4 3 4 4 2 4 3 4 4
S12 Fazil 2 4 4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 4 4 2
S13 Ghania 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4
S14 Gibran 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
S15 Indira 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4
S16 Kaisar 2 4 3 4 4 2 4 3 4 4 2 4 3 4 4
S17 Keysa A 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2
S18 Khalila 2 4 3 4 3 2 4 3 4 3 2 4 3 4 3
S19 Krisanti 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
S20 Madae 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
S21 Nabila 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
S22 Nadin 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2
S23 Naila 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
S24 Qisti 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4
S25 Rafiif 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4
S26 Raissa 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4
S27 Rianty 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
S28 Sakinah 2 4 4 4 3 2 4 4 4 3 2 4 4 4 3
S29 Tavia 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
S30 Vito 2 4 4 4 3 2 4 4 4 3 2 4 4 4 3
S31 Yuwena 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4
100
Lampiran 11 Reliabilitas Instrumen Penilaian Portofolio Uji Coba Skala Kecil
A. Pertemuan 1
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 93 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 93 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Intraclass Correlation Coefficient
Intraclass Correlationb 95% Confidence Interval F Test with True Value 0
Lower Bound Upper Bound Value df1 df2 Sig
Single Measures ,655a ,573 ,733 10,500 92 368 ,000
Average
Measures ,905c ,870 ,932 10,500 92 368 ,000
Two-way mixed effects model where people effects are random and measures effects are fixed.
a. The estimator is the same, whether the interaction effect is present or not.
b. Type C intraclass correlation coefficients using a consistency definition-the between-measure
variance is excluded from the denominator variance.
c. This estimate is computed assuming the interaction effect is absent, because it is not estimable
otherwise.
B. Pertemuan 2
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 93 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 93 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,905 5
101
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,891 5
Intraclass Correlation Coefficient
Intraclass Correlationb 95% Confidence Interval F Test with True Value 0
Lower Bound Upper Bound Value df1 df2 Sig
Single Measures ,620a ,533 ,703 9,144 92 368 ,000
Average Measures ,891c ,851 ,922 9,144 92 368 ,000
Two-way mixed effects model where people effects are random and measures effects are fixed.
a. The estimator is the same, whether the interaction effect is present or not.
b. Type C intraclass correlation coefficients using a consistency definition-the between-measure variance is
excluded from the denominator variance.
c. This estimate is computed assuming the interaction effect is absent, because it is not estimable otherwise.
C. Pertemuan 3
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 93 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 93 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,912 5
Intraclass Correlation Coefficient
Intraclass Correlationb 95% Confidence Interval F Test with True Value 0
Lower Bound Upper Bound Value df1 df2 Sig
Single Measures ,675a ,596 ,750 11,388 92 368 ,000
Average Measures ,912c ,880 ,938 11,388 92 368 ,000
Two-way mixed effects model where people effects are random and measures effects are fixed.
a. The estimator is the same, whether the interaction effect is present or not.
102
b. Type C intraclass correlation coefficients using a consistency definition-the between-measure variance is
excluded from the denominator variance.
c. This estimate is computed assuming the interaction effect is absent, because it is not estimable otherwise.
D. Pertemuan 4
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 93 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 93 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,927 5
Intraclass Correlation Coefficient
Intraclass Correlationb 95% Confidence Interval F Test with True Value 0
Lower Bound Upper Bound Value df1 df2 Sig
Single Measures ,717a ,643 ,784 13,646 92 368 ,000
Average Measures ,927c ,900 ,948 13,646 92 368 ,000
Two-way mixed effects model where people effects are random and measures effects are fixed.
a. The estimator is the same, whether the interaction effect is present or not.
b. Type C intraclass correlation coefficients using a consistency definition-the between-measure variance is
excluded from the denominator variance.
c. This estimate is computed assuming the interaction effect is absent, because it is not estimable otherwise.
103
Lampiran 12 Rekapitulasi Hasil Penilaian Sikap oleh Rater Uji Coba Skala Kecil
Subjek
Rater 1 Rater 2 Rater 3
Skor Skor Skor
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P1 P2 P3 P4 P5 P6
S1 2 3 2 3 2 2 1 2 2 1 1 1 2 3 2 3 2 2
S2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3
S3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3
S4 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2
S5 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2
S6 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3
S7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2
S8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
S9 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3
S10 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2
S11 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3
S12 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2
S13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
S14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
S15 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1
S16 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2
S17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
S18 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 1
S19 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1
S20 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2
S21 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 3 2 3 2
S22 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2
S23 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3
S24 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3
S25 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3
S26 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3
S27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
S28 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2
S29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
S30 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2
S31 1 1 2 1 1 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3
104
Lampiran 13 Reliabilitas Instrumen Penilaian Sikap Uji Coba Skala Kecil
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 93 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 93 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,885 6
Intraclass Correlation Coefficient
Intraclass
Correlationb
95% Confidence
Interval
F Test with True Value 0
Lower
Bound
Upper
Bound
Value df1 df2 Sig
Single Measures ,562a ,475 ,650 8,684 92 460 ,000
Average Measures ,885c ,844 ,918 8,684 92 460 ,000
Two-way mixed effects model where people effects are random and measures effects
are fixed.
a. The estimator is the same, whether the interaction effect is present or not.
b. Type C intraclass correlation coefficients using a consistency definition-the between-
measure variance is excluded from the denominator variance.
c. This estimate is computed assuming the interaction effect is absent, because it is not
estimable otherwise.
105
Lampiran 14 Rekapitulasi Hasil Penilaian Diri Uji Coba Skala Kecil
Kode Subjek
Skor Total
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
S1 2 3 2 3 2 2 2 2 18
S2 3 3 3 3 3 3 3 3 24
S3 2 3 2 2 2 3 2 3 19
S4 2 3 3 2 2 2 2 2 18
S5 3 2 2 2 2 2 3 2 18
S6 2 2 2 2 3 3 3 3 20
S7 3 2 2 3 3 2 2 3 20
S8 3 3 3 3 3 3 3 3 24
S9 2 2 3 2 2 3 2 2 18
S10 3 3 3 3 3 3 3 3 24
S11 3 2 2 2 2 3 2 3 19
S12 3 3 3 3 3 3 3 3 24
S13 2 2 2 2 2 3 2 2 17
S14 3 3 3 3 3 3 3 3 24
S15 2 2 2 2 2 2 2 2 16
S16 2 2 2 2 1 2 2 2 15
S17 3 3 3 3 3 3 3 3 24
S18 2 2 2 2 2 2 2 2 16
S19 2 1 2 2 2 2 2 2 15
S20 3 2 3 2 2 2 2 3 19
S21 2 2 2 2 2 2 2 2 16
S22 2 2 2 2 2 2 2 2 16
S23 2 2 2 2 2 3 2 3 18
S24 2 2 3 2 2 3 2 2 18
S25 2 2 2 3 2 3 2 2 18
S26 2 2 2 2 2 3 2 2 17
S27 3 3 3 3 3 3 3 3 24
S28 2 2 3 2 2 2 2 2 17
S29 3 3 3 3 3 3 3 3 24
S30 2 2 3 3 2 2 3 2 19
S31 2 2 2 2 2 2 2 2 16
106
Lampiran 15 Reliabilitas Instrumen Penilaian Diri Uji Coba Skala Kecil
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 31 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 31 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,904 8
107
Lampiran 16 Rekapitulasi dan Analisis Butir Soal Pilihan Ganda
Analisis
Butir Soal
Subjek Pertanyaan
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15
S1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
S2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1
S3 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0
S4 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0
S5 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1
S6 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0
S7 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
S8 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
S9 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1
S10 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1
S11 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
S12 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
S13 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
S14 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
S15 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
S16 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
S17 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
S18 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S19 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S20 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
S21 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
S23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
S24 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S25 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S26 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
S31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Tingkat
Kesulitan
Jumlah Benar
25 21 21 25 16 26 24 27 23 27 16 25 28 25 25
Tk 0,81 0,68 0,68 0,81 0,52 0,84 0,77 0,87 0,74 0,87 0,52 0,81 0,9 0,81 0,81
Ket. Md Sd Sd Md Sd Md Md Md Md Md Sd Md Md Md Md
Daya Pembeda
KA-KB 6 5 5 6 5 3 7 4 8 4 12 4 3 4 4
DB 0,4 0,33 0,33 0,4 0,33 0,2 0,47 0,27 0,53 0,27 0,8 0,27 0,2 0,27 0,27
Ket. C C C C C J B C B C BS C J C C
Fungsi
Pengecoh
J. Salah 6 10 10 6 15 5 7 4 8 4 15 6 3 6 6
% 19,4 32,3 32,3 19,4 48,4 16,1 22,6 12,9 25,8 12,9 48,4 19,4 9,68 19,4 19,4
Ket. B B B B B B B B B B B B B B B
108
Subjek Pertanyaan
c c c c b b b c c a c c b a a
S1 a b d a a d a c c c b d a b d
S2 d b a d c a d a c a d a b c a
S3 c a b d a c b d a b a c b b b
S4 b c c b c b c b b a b b b a b
S5 b d a c c b c d d a d c b a a
S6 a b c c d d b c a d a c b a c
S7 c b b b d b b c a a b c b a a
S8 c c c b c b b c c a b c b a b
S9 c c c c b b c c a a b c b b a
S10 c c a c b b d c b a a c b a a
S11 c d c c b b b c c b d b b a a
S12 c c d c b b b c c a d c b c a
S13 c c c c a b b c c a c b d a a
S14 a c c c c b b c d a c c b a a
S15 d c c c b b c c c a a c b a a
S16 c b a c b b b c c a b c b a a
S17 c c c c c b b c c a c c b d a
S18 c b c c a b b c c a c c b a a
S19 c d c c a b b c c a c c b a a
S20 c c c c d b b c c a c b b a a
S21 c c c c c b b c c a c c b a a
S22 c c c c b b b c c a c c b a c
S23 c c c c b b b c c a d c b a a
S24 c c c c b c b c c a c c b a a
S25 c c d c b b b c c a c c b a a
S26 c c b c b b b c c a c c b a a
S27 c c c c b b b c c a c c b a a
S28 c c c c b b b c c a c c b a a
S29 c c c c b b b c c a c c b a a
S30 c c c c b b b c c a c c b a a
S31 c c c c b b b c c a c c b a a
109
Lampiran 17 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Pilihan Ganda
Validitas
RELIABILITY
/VARIABLES=Soal1 Soal2 Soal3 Soal4 Soal5 Soal6 Soal7 Soal8 Soal9 Soal10
Soal11 Soal12 Soal13 Soal14 Soal15
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.
110
Reliabilitas
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 31 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 31 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,860 15
111
Lampiran 18 Rekapitulasi Soal Uraian
Subjek Pertanyaan
P1 P2 P3 P4 P5
S1 4 4 4 4 3
S2 3 3 1 2 3
S3 4 4 4 2 4
S4 1 4 4 4 4
S5 2 2 2 0 2
S6 4 3 2 4 4
S7 2 3 3 1 3
S8 2 3 2 1 3
S9 4 4 3 2 4
S10 4 4 4 4 4
S11 3 3 3 1 2
S12 3 3 2 3 3
S13 1 3 3 3 2
S14 3 3 3 1 3
S15 4 3 3 4 3
S16 2 3 1 1 3
S17 4 4 4 3 4
S18 3 3 3 1 3
S19 2 2 2 1 3
S20 4 4 2 1 4
S21 4 4 4 4 4
S22 4 4 4 1 3
S23 2 3 2 3 2
S24 4 3 4 4 3
S25 4 4 4 1 2
S26 4 3 4 4 4
S27 2 2 1 1 2
S28 4 4 4 4 4
S29 2 2 3 1 3
S30 4 4 3 4 4
S31 4 4 2 4 4
112
Lampiran 19 Validitas dan Reliabilitas Soal Uraian
Correlations
S1 S2 S3 S4 S5 Total
S1
Pearson Correlation 1 ,603** ,431* ,404* ,531** ,763**
Sig. (2-tailed) ,000 ,016 ,024 ,002 ,000
N 31 31 31 31 31 31
S2
Pearson Correlation ,603** 1 ,565** ,463** ,595** ,799**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,009 ,000 ,000
N 31 31 31 31 31 31
S3
Pearson Correlation ,431* ,565** 1 ,402* ,333 ,713**
Sig. (2-tailed) ,016 ,001 ,025 ,067 ,000
N 31 31 31 31 31 31
S4
Pearson Correlation ,404* ,463** ,402* 1 ,528** ,789**
Sig. (2-tailed) ,024 ,009 ,025 ,002 ,000
N 31 31 31 31 31 31
S5
Pearson Correlation ,531** ,595** ,333 ,528** 1 ,747**
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,067 ,002 ,000
N 31 31 31 31 31 31
Total
Pearson Correlation ,763** ,799** ,713** ,789** ,747** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 31 31 31 31 31 31
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 31 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 31 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,792 5
113
Lampiran 20 Hasil Penilaian Ranah Keterampilan
Subjek
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4
NILAI P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5
S1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 93,75
S2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 4 2 4 4 87,5
S3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 96,25
S4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 92,5
S5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 96,25
S6 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 88,75
S7 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 1 2 4 4 2 4 4 83,75
S8 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 93,75
S9 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 90
S10 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 91,25
S11 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 83,75
S12 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 92,5
S13 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 92,5
S14 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 4 3 3 4 4 1 4 3 75
S15 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 1 4 4 4 3 78,75
S16 2 3 4 4 3 1 1 2 2 3 2 3 4 3 3 3 4 2 4 3 70
S17 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 2 4 4 3 3 1 1 4 4 4 80
S18 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 88,75
S19 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 90
S20 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 92,5
S21 4 4 3 4 2 3 2 2 4 2 3 3 3 1 1 4 4 3 4 4 75
S22 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 93,75
S23 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 90
S24 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 95
S25 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 90
S26 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 1 3 1 2 73,75
S27 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 90
S28 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 88,75
S29 4 4 4 2 3 3 4 2 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 83,75
S30 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 93,75
S31 3 3 2 4 3 3 4 2 4 3 3 2 3 2 2 2 4 3 4 3 73,75
S32 4 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 2 2 2 4 4 4 3 80
S33 3 4 3 3 2 3 2 3 2 2 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 70
S34 4 4 2 2 2 4 3 3 4 3 3 2 4 2 2 2 4 3 4 3 75
S35 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 1 3 4 3 4 4 3 81,25
S36 4 4 4 4 3 3 3 2 4 3 4 4 4 1 2 3 3 3 3 3 80
S37 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 4 2 2 2 2 3 4 4 3 3 70
S38 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 4 3 2 2 3 2 3 3 67,5
S39 4 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 76,25
S40 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 91,25
114
S41 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 68,75
S42 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 1 3 1 2 73,75
S43 3 3 3 4 3 1 3 2 2 3 2 3 4 3 3 3 4 2 4 3 72,5
S44 4 3 1 4 3 1 2 2 4 3 3 4 3 4 2 2 4 4 1 4 72,5
S45 3 4 3 4 4 4 4 3 1 3 3 4 3 1 3 1 3 4 3 3 76,25
S46 4 3 4 4 3 2 3 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 86,25
S47 3 4 3 4 4 4 4 3 1 3 3 4 3 1 3 1 3 4 3 3 76,25
S48 3 2 4 1 2 1 3 1 3 2 3 4 4 1 2 1 4 3 4 3 63,75
S49 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 1 4 1 3 2 2 4 4 3 75
S50 4 4 2 4 3 3 4 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 87,5
S51 3 4 1 1 2 2 3 4 2 3 3 3 2 3 2 2 4 4 4 3 68,75
S52 3 4 2 3 3 3 3 2 4 3 2 3 2 3 2 3 4 4 4 4 76,25
S53 4 4 2 4 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 80
S54 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 87,5
S55 4 4 4 4 3 3 3 2 2 3 3 4 4 2 3 4 4 1 4 3 80
S56 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 2 4 4 3 3 1 4 3 4 3 77,5
S57 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 4 2 2 3 3 4 4 4 3 83,75
S58 3 2 4 1 2 1 3 1 3 2 3 4 4 3 2 1 4 3 4 3 66,25
S59 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 4 2 1 3 4 4 4 3 81,25
S60 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 1 3 1 2 73,75
Keterangan :
P1 = Merumuskan Pertanyaan
P2 = Melakukan Observasi
P3 = Prediksi
P4 = Interpretasi
P5 = Komunikasi
115
Lampiran 21 Hasil Penilaian Observasi Sikap Siswa
Subjek Pernyataan Penilaian Sikap
Jumlah Nilai P1 P2 P3 P4 P5 P6
S1 4 3 3 3 4 4 21 87,50
S2 4 3 4 3 3 3 20 83,33
S3 3 3 4 4 4 4 22 91,67
S4 4 3 4 3 2 4 20 83,33
S5 3 4 3 3 4 4 21 87,50
S6 4 3 3 3 4 4 21 87,50
S7 3 4 4 4 2 3 20 83,33
S8 4 3 4 4 4 4 23 95,83
S9 4 4 3 3 4 4 22 91,67
S10 3 3 4 3 3 4 20 83,33
S11 3 3 4 3 4 3 20 83,33
S12 3 2 3 3 2 4 17 70,83
S13 3 3 3 3 1 4 17 70,83
S14 2 3 3 3 3 3 17 70,83
S15 3 3 3 3 3 4 19 79,17
S16 4 2 2 3 2 3 16 66,67
S17 2 3 3 4 2 3 17 70,83
S18 4 3 3 3 4 4 21 87,50
S19 2 3 3 3 2 3 16 66,67
S20 4 3 3 3 4 4 21 87,50
S21 3 3 2 3 2 3 16 66,67
S22 3 3 4 3 3 4 20 83,33
S23 3 3 2 3 2 2 15 62,50
S24 3 3 4 3 3 4 20 83,33
S25 4 3 3 3 4 4 21 87,50
S26 4 3 2 3 4 4 20 83,33
S27 3 2 4 3 4 3 19 79,17
S28 4 2 3 3 4 4 20 83,33
S29 3 3 3 3 3 3 18 75,00
S30 4 4 4 4 3 4 23 95,83
S31 3 2 2 2 1 3 13 54,17
S32 3 2 2 3 2 4 16 66,67
S33 3 3 4 3 4 4 21 87,50
S34 4 2 2 4 3 4 19 79,17
S35 4 2 2 3 3 4 18 75,00
S36 3 2 2 2 2 3 14 58,33
S37 3 3 3 2 2 4 17 70,83
S38 4 3 3 3 3 3 19 79,17
S39 3 4 3 3 4 3 20 83,33
S40 4 3 3 3 3 4 20 83,33
S41 3 2 2 3 2 4 16 66,67
116
S42 3 3 3 3 3 3 18 75,00
S43 3 3 3 3 2 3 17 70,83
S44 3 3 3 3 2 3 17 70,83
S45 3 4 2 3 3 2 17 70,83
S46 4 3 3 4 3 4 21 87,50
S47 4 3 3 3 3 4 20 83,33
S48 3 2 2 3 3 3 16 66,67
S49 4 3 3 3 4 4 21 87,50
S50 4 3 3 4 4 3 21 87,50
S51 4 3 3 3 4 4 21 87,50
S52 4 2 2 3 1 3 15 62,50
S53 3 3 3 3 4 4 20 83,33
S54 4 3 3 3 3 4 20 83,33
S55 3 2 2 3 1 4 15 62,50
S56 3 2 2 3 1 3 14 58,33
S57 4 3 4 3 3 4 21 87,50
S58 3 3 3 2 2 3 16 66,67
S59 4 3 3 4 3 4 21 87,50
S60 3 2 2 3 3 3 16 66,67
117
Lampiran 22 Hasil Penilaian Diri
Subjek Penilaian diri
Jumlah Nilai P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
S1 2 2 3 2 2 3 2 2 18 75,00
S2 2 2 3 3 2 2 2 2 18 75,00
S3 2 2 3 3 2 2 2 2 18 75,00
S4 2 2 3 3 2 3 3 3 21 87,50
S5 2 2 2 2 2 2 3 2 17 70,83
S6 2 2 2 2 2 2 2 2 16 66,67
S7 2 2 2 2 2 2 2 2 16 66,67
S8 2 3 2 2 3 3 3 3 21 87,50
S9 2 2 2 2 2 2 2 3 17 70,83
S10 2 2 2 2 2 2 2 2 16 66,67
S11 3 2 3 3 3 2 2 2 20 83,33
S12 3 3 2 3 3 2 3 2 21 87,50
S13 2 2 2 2 2 2 2 2 16 66,67
S14 2 2 2 2 2 2 2 2 16 66,67
S15 2 2 3 3 3 3 2 3 21 87,50
S16 3 2 3 2 2 3 2 3 20 83,33
S17 2 2 3 3 3 3 2 3 21 87,50
S18 3 2 2 2 2 2 2 2 17 70,83
S19 3 3 2 2 2 3 2 3 20 83,33
S20 3 2 2 2 2 3 2 2 18 75,00
S21 2 3 3 3 2 2 2 3 20 83,33
S22 2 2 3 2 2 2 2 2 17 70,83
S23 2 3 2 2 2 3 2 3 19 79,17
S24 2 2 3 2 2 3 2 2 18 75,00
S25 3 2 2 3 3 3 2 3 21 87,50
S26 2 2 2 3 2 2 2 2 17 70,83
S27 3 2 2 3 3 3 2 2 20 83,33
S28 2 2 3 3 3 2 3 3 21 87,50
S29 2 2 3 3 3 2 2 3 20 83,33
S30 2 2 3 3 3 3 2 3 21 87,50
S31 3 2 2 3 3 3 2 3 21 87,50
S32 2 3 3 2 2 3 3 2 20 83,33
S33 2 2 2 2 2 3 2 3 18 75,00
S34 2 2 2 1 2 3 2 3 17 70,83
S35 2 2 2 2 2 2 2 2 16 66,67
S36 3 2 3 2 2 3 2 3 20 83,33
S37 2 2 3 3 2 2 3 2 19 79,17
S38 3 2 3 2 2 3 2 3 20 83,33
S39 2 3 2 2 3 3 3 3 21 87,50
S40 3 3 2 2 2 3 3 3 21 87,50
S41 2 2 2 2 2 2 2 3 17 70,83
118
S42 3 3 3 2 2 3 2 3 21 87,50
S43 3 2 3 3 3 3 3 2 22 91,67
S44 3 2 3 2 3 3 2 2 20 83,33
S45 2 3 3 2 2 3 3 2 20 83,33
S46 2 2 3 3 2 2 2 2 18 75,00
S47 2 3 3 2 3 3 3 3 22 91,67
S48 3 3 2 2 2 2 2 2 18 75,00
S49 2 2 3 1 3 2 2 3 18 75,00
S50 2 3 2 2 3 3 2 3 20 83,33
S51 2 2 3 1 2 3 2 3 18 75,00
S52 2 2 3 1 2 3 2 3 18 75,00
S53 3 2 2 3 2 3 2 3 20 83,33
S54 3 2 3 3 3 2 3 2 21 87,50
S55 2 3 3 2 2 2 2 2 18 75,00
S56 2 3 3 2 2 2 2 3 19 79,17
S57 3 2 2 3 3 3 2 3 21 87,50
S58 2 2 2 3 2 2 2 3 18 75,00
S59 2 2 3 3 3 3 2 3 21 87,50
S60 2 3 2 2 2 3 2 3 19 79,17
119
Lampiran 23. Rekapitulasi Hasil Akhir Penilaian Sikap Siswa
Nama Penilaian Observasi
Sikap
Penilaian diri
Nilai Sikap Siswa
Predikat
S1 88 71 79 B
S2 83 88 85 B
S3 92 79 85 B
S4 83 75 79 B
S5 88 88 88 A
S6 88 88 88 A
S7 83 88 85 B
S8 96 71 83 B
S9 92 71 81 B
S10 83 83 83 B
S11 83 67 75 B
S12 71 75 73 C
S13 71 75 73 C
S14 71 67 69 C
S15 79 88 83 B
S16 67 67 67 C
S17 71 83 77 B
S18 88 88 88 A
S19 67 75 71 C
S20 88 71 79 C
S21 67 75 71 C
S22 83 88 85 B
S23 63 83 73 C
S24 83 83 83 B
S25 88 67 77 B
S26 83 71 77 B
S27 79 83 81 B
S28 83 83 83 B
S29 75 88 81 B
S30 96 67 81 B
S31 54 88 71 C
S32 67 83 75 B
S33 88 75 81 B
S34 79 71 75 B
S35 75 67 71 C
S36 58 83 71 C
S37 71 79 75 B
S38 79 83 81 B
S39 83 88 85 B
S40 83 88 85 B
S41 67 71 69 C
S42 75 83 79 B
S43 71 92 81 B
S44 71 83 77 B
S45 71 83 77 B
S46 88 75 81 B
S47 83 92 88 A
S48 67 75 71 C
S49 88 75 81 B
S50 88 83 85 B
S51 88 75 81 B
S52 63 75 69 C
S53 83 83 83 B
S54 83 88 85 B
S55 63 75 69 C
S56 58 79 69 C
S57 88 88 88 A
S58 67 75 71 C
S59 88 88 88 A
S60 67 79 73 C
120
Lampiran 24 Hasil Belajar Ranah Pengetahuan
A. Rekapitulasi Pilihan Ganda
Subjek Pertanyaan
Jumlah Nilai PG P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15
S1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 46,67
s2 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 36,67
S3 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 12 40,00
S4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13 43,33
S5 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 11 36,67
S6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 13 43,33
S7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 50,00
S8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13 43,33
S9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 43,33
S10 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 40,00
S11 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 36,67
S12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 11 36,67
S13 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 12 40,00
S14 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 43,33
S15 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 43,33
S16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 50,00
S17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14 46,67
S18 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 10 33,33
S19 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13 43,33
S20 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 43,33
S21 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 12 40,00
S22 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 46,67
S23 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 9 30,00
S24 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 46,67
S25 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 10 33,33
S26 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13 43,33
S27 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 12 40,00
S28 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 43,33
S29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13 43,33
S30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 13 43,33
S31 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 6 20,00
S32 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 10 33,33
S33 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 10 33,33
S34 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 10 33,33
S35 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 5 16,67
S36 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 6 20,00
S37 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 10 33,33
S38 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 5 16,67
S39 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 10 33,33
121
S40 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 11 36,67
S41 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 43,33
S42 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10 33,33
S43 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 11 36,67
S44 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 12 40,00
S45 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 12 40,00
S46 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 9 30,00
S47 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 7 23,33
S48 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 11 36,67
S49 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10 33,33
S50 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 7 23,33
S51 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 10 33,33
S52 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 8 26,67
S53 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 12 40,00
S54 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 8 26,67
S55 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 8 26,67
S56 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 8 26,67
S57 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 11 36,67
S58 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 5 16,67
S59 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 7 23,33
S60 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 9 30,00
122
B. Rekapitulasi Soal Uraian
Subjek Pertanyaan
Jumlah P1 P2 P3 P4 P5
S1 4 4 4 3 3 18
s2 4 2 4 4 2 16
S3 4 4 4 4 4 20
S4 4 4 4 4 3 19
S5 4 4 4 4 3 19
S6 4 4 4 4 3 19
S7 4 4 4 4 3 19
S8 4 4 4 4 4 20
S9 4 4 2 1 3 14
S10 4 4 4 4 4 20
S11 4 4 4 4 1 17
S12 3 4 4 4 3 18
S13 4 3 3 4 2 16
S14 2 3 3 3 3 14
S15 4 4 4 2 1 15
S16 4 3 2 4 4 17
S17 4 4 4 4 2 18
S18 4 4 4 4 4 20
S19 4 3 4 4 3 18
S20 4 4 4 4 3 19
S21 2 3 4 4 2 15
S22 4 4 4 1 3 16
S23 1 3 2 4 1 11
S24 4 3 4 4 3 18
S25 2 2 3 4 3 14
S26 4 4 4 4 3 19
S27 4 4 2 4 2 16
S28 4 4 4 1 3 16
S29 4 3 4 4 2 17
S30 4 3 4 4 3 18
S31 0 3 1 4 1 9
S32 4 4 3 4 4 19
S33 4 2 2 1 2 11
S34 1 3 2 4 2 12
S35 1 1 1 2 1 6
S36 2 3 1 4 3 13
S37 1 1 1 1 1 5
S38 1 3 1 1 3 9
S39 1 3 2 4 2 12
S40 4 4 4 4 1 17
S41 0 1 4 1 1 7
S42 4 2 2 4 3 15
S43 2 3 2 1 1 9
S44 4 4 2 4 1 15
S45 4 3 2 1 3 13
S46 2 1 1 4 2 10
S47 1 3 2 1 1 8
S48 1 2 2 1 2 8
S49 4 3 3 4 2 16
S50 2 3 4 4 1 14
S51 4 2 2 1 2 11
S52 1 1 2 4 1 9
S53 4 3 2 1 3 13
S54 4 3 3 1 1 12
S55 1 1 3 1 1 7
S56 3 2 1 1 1 8
S57 4 4 3 1 2 14
S58 1 2 1 1 1 6
S59 1 3 4 3 2 13
S60 4 3 1 1 1 10
123
C. Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah Pengetahuan
Subjek
Nilai PG
Nilai Uraian
Total Keterangan
S1 46,67 45,00 91,67 Tuntas
s2 36,67 40,00 76,67 Tuntas
S3 40,00 50,00 90,00 Tuntas
S4 43,33 47,50 90,83 Tuntas
S5 36,67 47,50 84,17 Tuntas
S6 43,33 47,50 90,83 Tuntas
S7 50,00 47,50 97,50 Tuntas
S8 43,33 50,00 93,33 Tuntas
S9 43,33 35,00 78,33 Tuntas
S10 40,00 50,00 90,00 Tuntas
S11 36,67 42,50 79,17 Tuntas
S12 36,67 45,00 81,67 Tuntas
S13 40,00 40,00 80,00 Tuntas
S14 43,33 35,00 78,33 Tuntas
S15 43,33 37,50 80,83 Tuntas
S16 50,00 42,50 92,50 Tuntas
S17 46,67 45,00 91,67 Tuntas
S18 33,33 50,00 83,33 Tuntas
S19 43,33 45,00 88,33 Tuntas
S20 43,33 47,50 90,83 Tuntas
S21 40,00 37,50 77,50 Tuntas
S22 46,67 40,00 86,67 Tuntas
S23 30,00 27,50 57,50 Belum
S24 46,67 45,00 91,67 Tuntas
S25 33,33 35,00 68,33 Tuntas
S26 43,33 47,50 90,83 Tuntas
S27 40,00 40,00 80,00 Tuntas
S28 43,33 40,00 83,33 Tuntas
S29 43,33 42,50 85,83 Tuntas
S30 43,33 45,00 88,33 Tuntas
S31 20,00 22,50 42,50 Tuntas
S32 33,33 47,50 80,83 Tuntas
S33 33,33 27,50 60,83 Tuntas
S34 33,33 30,00 63,33 Tuntas
S35 16,67 15,00 31,67 Belum
S36 20,00 32,50 52,50 Belum
S37 33,33 12,50 45,83 Belum
S38 16,67 22,50 39,17 Belum
S39 33,33 30,00 63,33 Belum
S40 36,67 42,50 79,17 Tuntas
S41 43,33 17,50 60,83 Tuntas
S42 33,33 37,50 70,83 Tuntas
S43 36,67 22,50 59,17 Belum
S44 40,00 37,50 77,50 Tuntas
S45 40,00 32,50 72,50 Tuntas
S46 30,00 25,00 55,00 Belum
S47 23,33 20,00 43,33 Belum
S48 36,67 20,00 56,67 Belum
S49 33,33 40,00 73,33 Tuntas
S50 23,33 35,00 58,33 Belum
S51 33,33 27,50 60,83 Tuntas
S52 26,67 22,50 49,17 Belum
S53 40,00 32,50 72,50 Tuntas
S54 26,67 30,00 56,67 Belum
S55 26,67 17,50 44,17 Belum
S56 26,67 20,00 46,67 Belum
S57 36,67 35,00 71,67 Tuntas
S58 16,67 15,00 31,67 Belum
S59 23,33 32,50 55,83 Belum
S60 30,00 25,00 55,00 Belum
124
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Satuan pendidikan : MTs Pembangunan UIN Jakarta
Kelas/Semester : VIII/ II (Genap)
Mata pelajaran/Bab : IPA Terpadu/ Sistem Pernapasan Manusia
Alokasi Waktu : 5 Pertemuan x 2 x 40 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, dan percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara dan kawasan regional.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan
ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang teori.
B. Kompetensi Dasar :
1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan
kimiawi, dalam kehidupan ekosistem dan peranan manusia dalam
mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu;objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;kreatif; inovatif dan
peduli lingkungan
3. Menganalisis sistem pernapasan pada manusia dan memahami gangguan pada
sistem pernapasan serta upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan
4. Menyajikan karya tentang upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan
C. Indikator :
1. Menyukuri nikmat Tuhan Yang Maha Esa
2. Menunjukan sikap disiplin, santun dan peduli
3. Menjelaskan definisi dan fungsi bernapas
4. Merincikan organ dan fungsi organ penyusun sistem pernapasan pada manusia
5. Membandingkan proses pernapasan dada dan perut
6. Menjelaskan mekanisme pertukaran gas dalam alveolus
7. Mendiagnosis kelainan pada sistem pernapasan
8. Menghitung udara pernapasan dan kapasitas vital paru-paru
9. Membuat poster mengenai upaya menjaga kesehatan pada sistem pernapasan
125
D. Tujuan Pembelajaran :
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, diharapkan siswa dapat
menjelaskan definisi dan fungsi bernapas, merincikan organ dan fungsi organ
penyusun sistem pernapasan, membandingkan proses pernapasan dada dan perut,
menjelaskan pertukaran gas dalam alveolus, mendiagnosis kelainan pada sistem
pernapasan, menghitung udara pernapasan dan kapasitas vital paru-paru, serta
membuat poster mengenai upaya menjaga kesehatan pada sistem pernapasan,
sehingga siswa dapat mensyukuri nikmat kesehatan yang Tuhan berikan dan dapat
mengubah sikap siswa untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan diri yang
didasarkan atas keimanannya pada Tuhan YME, kesadaran ilmu pengetahuan, dan
nasionalisme serta menjadi sumber daya manusia yang bermanfaat dan bertanggung
jawab serta berpikir kritis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
E. Materi :
1. Pertemuan Kesatu
a. Definisi Respirasi
b. Organ dan fungsi organ pernapasan
2. Pertemuan Kedua
a. Mekanisme bernapas
b. Jenis pernapasan
c. Mekanisme pertukaran gas
3. Pertemuan ketiga
a. Frekuensi napas
b. Kapasitas vitas paru-paru
c. Faktor yang mempengaruhi kapasitas vital paru-paru
4. Pertemuan keempat
a. Gangguan dan kelaian pada sistem pernapasan
5. Pertemuan kelima
a. Ulangan Harian
F. Model dan Metode Pembelajaran :
1. Model Pembelajaran : Scientific learning
2. Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas.
G. Media, Alat dan Sumber Belajar
126
1. Media
a. LKS Sistem Pernapasan
b. Power Point tentang konsep sistem pernapasan
c. Artikel tentang Gangguan dan Penyakit pada Sistem Pernapasan
2. Alat/Bahan
a. Proyektor
b. Papantulis
c. Spidol
d. Alat percobaan pertemuan kesatu
e. Alat percobaan pertemuan ketiga
3. Sumber Belajar
Purwanto,Budi. 2017. Eksplorasi Ilmu Alam untuk Kelas VIII SMP/Mts.
Jakarta: Tiga Serangkai.
H. Penilaian Hasil Belajar :
1. Penilaian Sikap
a. Teknik Penilaian : Observasi dan Penilaian Diri (Self Assessment)
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi dan Lembar Penilaian Diri
c. Kisi-Kisi : Terlampir
d. Nilai Sikap : (Nilai Penilaian Observasi + Nilai Penilaian Diri)/ 2
2. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda dan Uraian
c. Kisi-Kisi : Terlampir
d. Nilai Pengetahuan : (Nilai Pilihan Ganda + Nilai Uraian)/ 2
3. Penilaian Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Portofolio
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Portofolio Berbasis Science Process Skill
c. Kisi-Kisi : Terlampir
d. Nilai Keterampilan: ∑Portofolio Tiap Pertemuan/ 4
No Nama Alat/Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Gelas Plastik 250 ml 6 buah
2. Sedotan plastik 20 cm 6 buah
3. Kapur Sudah dihaluskan Sesuai kebutuhan
4. Air 150 ml 1000 ml
No Nama Alat/Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Ember plastik ±10 liter 5 buah
2. Selang plastik 1 meter 31 buah
3. Stopwatch Digital 5 buah
4. Air - Secukupnya
5. Galon ± 5 liter 5 buah
127
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (2x40 Menit)
Topik : Definisi Bernapas dan Struktur Fungsi Organ
Kegiatan Aspek KPS Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Guru mengucapkan salam
disertai senyum, kemudian
menanyakan kabar Siswa.
Siswa menjawab
salam
15
menit
Guru mengabsen Siswa dan
meminta Siswa berdoa
sebelum memulai
pembelajaran.
Siswa menanggapi
guru
Guru memberikan
Apersepsi : saat dalam
kondisi berdebu, kita secara
refleks akan bersin. Kira-
kira mengapa hal itu bisa
terjadi?
Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
Guru menjabarkan
mengenai tujuan
pembelajaran pertemuan ini.
Siswa mendengarkan
penjelasan guru Guru menjelaskan sedikit
gambaran mengenai sistem
respirasi dan menjelaskan
kegiatan selanjutnya yang
akan Siswa lakukan.
Inti
Guru membentuk kelompok Siswa berkumpul
dengan kelompoknya
60
menit
Guru menampilkan gambar
mengenai suatu reaksi
pembakaran makanan di
proyektor dan menjelaskan
mengenai fungsi O2 dalam
tubuh.
Mengamati
Siswa memperhatikan
pemaparan guru
128
Guru bertanya: bagaimana
membuktikan bahwa ditiap
hembusan napas kita,
terdapat CO2 dan H2O?
Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
Guru menyiapkan alat dan
bahan disetiap meja
kelompok.
Bertanya
Guru mempersilahkan
Siswa untuk merumuskan
pertanyaan mengenai
hubungan air kapur dengan
hembusan napas dalam
lembar yang disediakan.
Menanya
Siswa merumuskan
pertanyaan
Guru memberikan simulasi
alat percobaan air kapur di
depan kelas.
Siswa memperhatikan
simulasi guru
Observasi
Guru menginstuksikan
perwakilan kelompok
mengikuti simulasi dari
guru.
Siswa mengamati
kinerja teman
kelompoknya
Hipotesis
Guru mempersilahkan
Siswa untuk merumuskan
hipotesis mengenai
hubungan air kapur dengan
hembusan napas di dalam
lembar yang disediakan.
Siswa merumuskan
hipotesis
Guru menginstruksikan
Siswa untuk mengkaji
literasi mengenai reaksi air
kapur dan hembusan napas.
Mencari Informasi
Siswa membaca
literasi pendukung
pembelajaran
129
Interpretasi
Guru meminta Siswa untuk
memberikan tafsiran dari
percobaan yang sudah
dilakukan dalam lembar
yang disediakan.
Mengasosiasikan
Siswa memberi
penafsiran pada
percobaan
Guru mempersilahkan
Siswa untuk kembali ke
tempat duduknya masing-
masing
Siswa kembali ke
tempat duduknya
masing-masing
Guru memaparkan
mengenai organ dan fungsi
organ pernapasan
Siswa mendengarkan
pemaparan guru
Guru meminta Siswa
mengerjakan LKS yang
disediakan
Siswa mengerjakan
LKS
Komunikas
i
Guru meminta salah satu
Siswa untuk
mempresentasikan hasil
pekerjaannya di depan kelas
mengenai organ dan fungsi
organ.
Mengkomunikasikan
Perwakilan Siswa
maju ke depan kelas
untuk
mempresentasikan
hasil kerjanya
Penutup
Guru memberikan simpulan
dari pembelajaran hari ini Siswa menyimak
penjelasan guru
5 Menit
Guru memberikan evaluasi
pada proyektor
Siswa menjawab
evaluasi pertemuan
Guru mengintruksikan
Siswa untuk membaca
literatur mengenai
mekanisme bernapas
Siswa menyimak
penjelasan guru
Guru menutup pembelajaran
dengan menucapkan salam Siswa menjawab
salam
130
Pertemuan 2 (2x40 Menit)
Topik : Mekanisme dan Jenis Pernapasan serta Mekanisme Pertukaran Gas
Kegiatan Aspek KPS Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Guru mengucapkan salam
disertai senyum, kemudian
menanyakan kabar Siswa.
Siswa menjawab
salam
15
menit
Guru mengabsen Siswa dan
meminta Siswa berdoa
sebelum memulai
pembelajaran.
Siswa menanggapi
guru
Guru memberikan
Apersepsi : Lihat gambar di
depan. Kalian tahu siapa
mereka? Bagaimana mereka
bisa memiliki udara sedalam
itu?
Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
Guru menjabarkan
mengenai tujuan
pembelajaran pertemuan ini.
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
Inti
Guru menjelaskan sedikit
gambaran mengenai
mekanisme pernapasan,
jenis pernapasan dan
mekanisme pertukaran gas
Mengamati
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
Bertanya
Guru menunjukan gambar
dalam proyektor dan
mempersilahkan Siswa
untuk membuat pertanyaan
dengan mengaitakan gambar
dan materi yang sedang
dipelajari
Menanya
Siswa merumuskan
pertanyaan
60
menit
131
Observasi
Guru meminta Siswa secara
berpasangan memperhatikan
teman sebangkunya yang
mendemonstrasikan
pernapasan dada dan perut.
Dan menuliskan tiap
perubahan yang terjadi.
Mengumpulkan Info
Siswa mengamati
teman sebangkunya
dan menuliskan tiap
perubahan yang terjadi
Hipotesis
Guru meminta Siswa untuk
melengkapi kolom hipotesis
pada lembar yang
disediakan mengenai udara
yang lebih banyak masuk
dari kedua jenis pernapasan
Siswa menuliskan
hipotesisnya
Interpretasi
Guru meminta Siswa untuk
duduk kembali dan
menampilkan gambar di
proyektor mengenai
mekanisme pernapasan dan
meminta Siswa untuk
memberi tafsiran dari
gambar tersebut pada
lembar yang disediakan.
Siswa menuliskan
pemahamannya
mengenai gambar
yang ditampilkan guru
Guru menginstruksikan
perwakilan Siswa untuk
menjelaskan gambar
tersebut di depan kelas.
Mengasosiasikan
Perwakilan Siswa
maju ke depan kelas
dan menjelaskan
makna gambar yang
ditampilkan guru
Komunikasi
Guru meminta Siswa untuk
memberikan kesimpulan
pada pembelajaran hari itu
dalam kolom kesimpulan
yang disediakan
Mengkomunikasikan
Siswa menuliskan
kesimpulan dalam
lembar yang
disediakan
132
Penutup
Guru memberikan simpulan
dari pembelajaran hari ini
Siswa menyimak
penjelasan guru
5 Menit
Guru memberikan evaluasi
pada proyektor
Siswa menjawab
evaluasi pertemuan
Guru mengintruksikan
Siswa untuk membaca
literatur mengenai frekuensi
napas dan kapasitas vital
paru-paru
Siswa menyimak
penjelasan guru
Guru menutup pembelajaran
dengan menucapkan salam Siswa menjawab
salam
Pertemuan 3 (3x40 Menit)
Topik : Frekuensi Napas dan Kapasitas Vital Paru-paru
Kegiatan Aspek KPS Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Guru mengucapkan salam
disertai senyum, kemudian
menanyakan kabar Siswa.
Siswa menjawab
salam
15
menit
Guru mengabsen Siswa dan
meminta Siswa berdoa
sebelum memulai
pembelajaran.
Siswa menanggapi
guru
Guru memberikan Apersepsi :
kalian pernah olahraga sampai
ngos-ngosan? Kira-kira apakah
berbeda jumlah napas orang
yang sedang ngos-ngosan
dengan orang dalam kondisi
santai?
Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
Guru menjabarkan mengenai
tujuan pembelajaran
pertemuan ini.
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
Inti
Guru menjelaskan sedikit
gambaran mengenai frekuensi
pernapasan dan kapasitas
volume.
Mengamati
Siswa mengamati
penjelasan guru
133
Bertanya
Guru meminta Siswa untuk
mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan frekuensi
napas dan kapasitas volume
Menanya
Siswa menuliskan
pertanyaan pada
kolom yang disediakan
60
menit
Hipotesis
Guru bertanya : Mana yang
frekuensi napasnya lebih
besar, orang yang sedang
berlari ataukah orang dalam
keadaan diam? Apakah
volume napas perempuan lebih
besar daripada pria?Guru
meminta menuliskan
jawabannya dalam kolom yang
disediakan
Siswa menuliskan
hipotesis pada kolom
yang disediakan
Guru meminta Siswa
melakukan percobaan sesuai
instruksi LKS Mencoba
Siswa melakukan
percobaan
Guru memantau pekerjaan
Siswa
Observasi
Guru meminta Siswa untuk
mencatat setiap jumlah
pernapasan yang didapat oleh
teman sebangkunya secara
bergantian. Dan perubahan air
dalam botol
Siswa menuliskan tiap
hasil yang didapat
Interpretasi
Guru meminta Siswa untuk
membandingkan data hasil
yang didapat dengan teman
sebangkunya dan menuliskan
arti dari perbedaan yang
didapat
Mengasosiasi
Siswa menuliskan
interpretasinya dalam
kolom yangdisediakan
Komunikasi
Guru meminta perwakilan
Siswa untuk memaparkan hasil
percobaan di depan kelas
Mengkomunikasikan
Perwakilan Siswa
maju dan memaparkan
hasil yang didapat
Guru meminta Siswa untuk
menuliskan kesimpulan pada
pembelajaran hari ini.
Siswa menuliskan
kesimpulan
pembelajaran hari ini
berkaitan dengan
frekuensi napas dan
kapasitas vital paru-
paru
Penutup
Guru memberikan simpulan
dari pembelajaran hari ini
Siswa mendengarkan
pemaparan guru
5 Menit
Guru memberikan evaluasi
pada proyektor
Siswa menjawab soal
yang ditampilkan
Guru mengintruksikan Siswa
untuk membaca literatur
mengenai mekanisme bernapas
Siswa mendengarkan
pemaparan guru
134
Guru menutup pembelajaran
dengan mengucapkan salam
Siswa menjawab
salam
Pertemuan 4 (2x40 Menit)
Topik : Gangguan Pernapasan dan Upaya mencegah gangguan pernapasan
Kegiatan Aspek KPS Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Guru mengucapkan salam
disertai senyum, kemudian
menanyakan kabar Siswa.
Siswa menjawab
salam
15
menit
Guru mengabsen Siswa dan
meminta Siswa berdoa
sebelum memulai
pembelajaran.
Siswa menanggapi
guru
Guru memberikan
Apersepsi : Lihat gambar di
depan, ini gambar yang
biasa diperlihatkan di
bungkus rokok. Kira-kira
mengapa masih banyak
orang yang merokok,
sedangkan dalam bungkus
rokok sudah tertulis bahwa
rokok berbahaya?
Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
Guru menjabarkan
mengenai tujuan
pembelajaran pertemuan ini. Mengamati
Siswa mendengarkan
penjelasan guru Guru menjelaskan sedikit
mengenai gangguan pada
sistem pernapasan
135
Inti
Bertanya
Guru memperlihatkan
gambar di proyektor.
"Berdasarkan gambar di
depan, apa yang ingin
ketahui? Silahkan tuliskan
pertanyaan kalian dalam
kolom pertanyaan yang
disediakan"
Siswa menuliskan
pertanyaan dalam
kolom yang disediakan
60
menit
Observasi
Guru mengistruksikan
Siswa untuk membaca
secara cermat literatur yang
disajikan dengan
memperhatikan penyakit,
sebab, dan gejalanya.
Mencari Informasi
Siswa membaca
literatur dengan cermat
dan menuliskan hal
yang diinstruksikan
guru
Guru meminta antar Siswa
bertukar literatur yang
dibaca.
Mengasosiasi
Siswa bertukar
literatur
Hipotesis
Guru memperlihatkan
gambar di proyektor. Guru
meminta Siswa untuk
memberi hipotesis dari
rumusan masalah yang
disajikan guru.
Siswa mempehatikan
gambar yang disajikan
dan memberikan
hipotesis dari gambar
yang dimaksud pada
kolom yang
disediakan.
Interpretasi
Guru meminta Siswa untuk
menuliskan upaya yang
harus dilakukan untuk
mencegah
penyakit/gangguan
pernapasan berdasarkan
literatur yang disajikan
Siswa menuliskan
upaya mencegah
penyakit/gangguan
pada pernapasan
berdasarkan literatur
yang dibaca.
136
Guru meminta perwakilan
Siswa untuk
mengomunikasikan tiap
penyakit/gangguan yang
disajikan dalam literatur
Mengkomunikasikan
Perwakilan Siswa
maju dan
mengomunikasikan
tiap pernyakit/ganguan
yang disajikan dalam
literatur
Komunikasi
Guru meminta Siswa untuk
mengambil 1 upaya dari
banyaknya upaya yang
diberikan untuk disajikan
dalam poster
Siswa merancang
poster
Penutup
Guru memberikan simpulan
dari pembelajaran hari ini
Siswa mendengarkan
pemaparan guru
Guru memberikan evaluasi
pada proyektor Siswa menjawab soal
yang ditampilkan
5 Menit
Guru mengintruksikan
Siswa untuk mengulang
pelajaran sistem pernapasan
untuk tes evaluasi di
pertemuan berikutnya
Siswa mendengarkan
pemaparan guru
Guru menutup pembelajaran
dengan mengucapkan salam
Siswa menjawab
salam
Penyusun Guru Pengampu IPA Terpadu
Zaenudin Yayah Zakiah,M.Pd.
137
PRODUK AKHIR
138
Lembar Penilaian Portofolio
Keterampilan Proses Sains
Sistem Pernapasan pada Manusia
Mata Pelajaran IPA Terpadu
Disusun Oleh :
Nama :
Kelas :
Nomor Induk :
139
Daftar Isi
1. Identitas siswa
2. Lembar portofolio assessmen berbasis KPS
3. Rubrik Penilaian
4. Laporan Pembelajaran I
5. Laporan Pembelajaran II
6. Laporan Pembelajaran III
7. Laporan Pembelajaran IV
8. Lembar Nilai Portofolio
140
Identitas Siswa
Nama siswa :
Nomor induk :
Kelas :
Sekolah :
Alamat :
Cita-cita :
Motto Hidup :
Tanda Tangan Siswa
(.....................................)
Foto
3x4
141
Nilai Portofolio
Tanggal :
Tujuan : Menganalisis Keterampilan Proses Sains dalam Pembelajaran IPA Terpadu
Nilai akhir aspek keterampilan diambil dari rata-rata nilai portofolio berupa Laporan
Pembelajaran IPA Terpadu pada Bab Sistem Pernapasan Manusia. Nilai portofolio siswa
adalah sebagai berikut:
No Aspek Dokumen Penilaian Nilai Keterangan
1 Laporan Pembelajaran Pertemuan 1
2 Laporan Pembelajaran Pertemuan 2
3 Laporan Pembelajaran Pertemuan 3
4 Laporan Pembelajaran Pertemuan 4
Nilai Akhir
Nilai Akhir = ∑Nilai Laporan Pembelajaran 4
Saran :
............................................................................................................................. ..........................................................
.......................................................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..........................................................
142
Lembar Observasi Portofolio Assessment
Pertemuan Ke :
Indikator :
Kelas :
Hari :
Berikan tanda centang () pada kolom sesuai hasil pengamatan
No Nama Aspek Science Process Skill
Jumlah Skor
Akhir Bertanya Observasi Prediksi Interpretasi Komunikasi
143
Rubrik Penilaian Portofolio
Pertemuan 1
Bertanya
Skor
1 Siswa tidak mengajukan pertanyaan
2 Siswa bertanya mengenai objek yang diamati
3 Siswa bertanya mengenai reaksi yang diamati
4 Siswa bertanya mengenai reaksi yang diamati dan analisis data
Observasi
Skor
1 Siswa tidak mengamati objek percobaan
2 Siswa hanya melihat reaksi percobaan tanpa mencatat apa yang terjadi
3 Siswa mengamati objek percobaan dan mencatat hasil reaksi tapi kurang tepat
4 Siswa mengamati objek perobaan dan mencatat hasil reaksi dengan tepat
Prediksi
Skor
1 Siswa tidak mengajukan prediksi
2 Siswa mengajukan prediksi kurang tepat
3 Siswa mengajukan prediksi tanpa analisis data
4 Siswa mengajukan prediksi dengan analisis data yang tepat
Interpretasi
Skor
1 Siswa tidak menyimpulan hasil pengamatan
2 Siswa menyimpulkan hasil percobaan tanpa konsep materi
3 Siswa menyimpulkan hasil percobaan dengan konsep materi tapi kurang tepat
4 Siswa menyimpulkan hasil percobaan dengan konsep materi yang tepat
Komunikasi
Skor
1 Siswa tidak melaporkan hasil pembelajaran (percobaan dan LKS)
2 Siswa melaporkan hasil pembelajaran (percobaan dan LKS) namun tidak lengkap
3 Siswa melaporkan hasil pembelajaran (percobaan dan LKS) namun belum sesuai
konsep
4 Siswa melaporkan hasil permbelajaran (percobaan dan LKS) sesuai konsep
144
Rubrik Penilaian Portofolio
Pertemuan 2
Bertanya
Skor
1 Siswa tidak mengajukan pertanyaan
2 Siswa bertanya mengenai materi tapi tidak sesuai dengan submateri yang diajarkan
3 Siswa bertanya mengenai mekanisme bernapas tanpa faktor yang mempengaruhi
4 Siswa bertanya mengenai mekanisme bernapas dengan faktor yang mempengaruhinya
Observasi
Skor
1 Siswa tidak mengamati demonstrasi bernapas
2 Siswa hanya melihat demontrasi bernapas tanpa mencatat apa yang terjadi
3 Siswa mengamati demontrasi bernapas dan mencatat tiap perbedaan indikasi tapi kurang
tepat
4 Siswa mengamati objek perobaan dan mencatat hasil reaksi dengan tepat
Prediksi
Skor
1 Siswa tidak mengajukan prediksi
2 Siswa mengajukan prediksi kurang tepat
3 Siswa mengajukan prediksi tanpa analisis data
4 Siswa mengajukan prediksi dengan analisis data yang tepat
Interpretasi
Skor
1 Siswa tidak menyimpulkan demontrasi
2 Siswa menyimpulkan demontrasi tidak sesuai konsep
3 Siswa menyimpulkan demonstrasi dengan konsep materi tapi kurang tepat
4 Siswa menyimpulkan demonstrasi dengan konsep materi yang tepat
Komunikasi
Skor
1 Siswa tidak melaporkan hasil pembelajaran (demontrasi dan LKS)
2 Siswa melaporkan hasil pembelajaran (demontrasi dan LKS) namun tidak lengkap
3 Siswa melaporkan hasil pembelajaran (demonstrasi dan LKS) namun belum sesuai
konsep
4 Siswa melaporkan hasil permbelajaran (demonstrasi dan LKS) sesuai konsep
145
Lembar Observasi Penilaian Portofolio
Pertemuan 3
Bertanya
Skor
1 Siswa tidak mengajukan pertanyaan
2 Siswa bertanya tapi tidak sesuai dengan permasalahan percobaan
3 Siswa bertanya langkah kerja
4 Siswa bertanya langkah kerja dan analisis data
Observasi
Skor
1 Siswa tidak mengamati percobaan
2 Siswa mengamati percobaan tanpa mencatat apa yang terjadi
3 Siswa mengamati percobaan dan mencatat apa yang terjadi namun kurang tepat
4 Siswa mengamati percobaan dan mencatat apa yang terjadi dengan tepat
Prediksi
Skor
1 Siswa tidak mengajukan prediksi
2 Siswa mengajukan prediksi kurang tepat
3 Siswa mengajukan prediksi tanpa analisis data
4 Siswa mengajukan prediksi dengan analisis data yang tepat
Interpretasi
Skor
1 Siswa tidak menyimpulkan hasil pengamatan
2 Siswa menyimpulkan hasil percobaan tanpa konsep materi
3 Siswa menyimpulkan hasil percobaan dengan konsep materi tapi kurang tepat
4 Siswa menyimpulkan hasil percobaan dengan konsep materi yang tepat
Komunikasi
Skor
1 Siswa tidak melaporkan hasil pembelajaran (percobaan dan LKS)
2 Siswa melaporkan hasil pembelajaran (percobaan dan LKS) namun tidak lengkap
3 Siswa melaporkan hasil pembelajaran (percobaan dan LKS) namun belum sesuai
konsep
4 Siswa melaporkan hasil permbelajaran (percobaan dan LKS) sesuai konsep
146
Lembar Observasi Penilaian Portofolio
Pertemuan 4
Bertanya
Skor
1 Siswa tidak mengajukan pertanyaan
2 Siswa bertanya tapi tidak sesuai dengan subkonsep penyakit pada pernapasan
3 Siswa bertanya 3-4 hal mengenai gangguan/penyakit pada pernapasan
4 Siswa bertanya 5 hal atau lebih mengenai gangguan/penyakit pada pernapasan
Observasi
Skor
1 Siswa tidak membaca bacaan mengenai gangguan pada sistem pernapasan
2 Siswa mengkaji sumber bacaan mengenai gangguan pada sistem pernapasan tanpa
mencatat isinya
3 Siswa mengkaji sumber bacaan dan mencatat penyebab penyakit pada sistem pernapasan
4 Siswa mengkaji sumber bacaan dan mencatat sebab serta gejala penyakit
Prediksi
Skor
1 Siswa tidak mengajukan prediksi
2 Siswa mengajukan prediksi kurang tepat
3 Siswa mengajukan prediksi tanpa analisis data
4 Siswa mengajukan prediksi dengan analisis data yang tepat
Interpretasi
Skor
1 Siswa tidak menemukan pola sebab penyebab penyakit dan dampaknya
2 Siswa menemukan pola penyebab penyakit dan dampaknya tetapi kurang tepat
3 Siswa menemukan 1-3 pola penyebab penyakit dan dampaknya dengan tepat
4 Siswa menemukan 4/lebih pola penyebab penyakit dan dampaknya dengan tepat
Komunikasi
Skor
1 Siswa tidak mengubah data penyakit pada pernapasan dalam bentuk poster
2 Siswa mengubah objek penyakit pada pernapasan dalam bentuk poster tapi tidak
sistematik
3 Siswa mengubah objek penyakit pada pernapasan dalam bentuk poster dengan lengkap
4 Siswa mengubah objek penyakit pada pernapasan dalam bentuk poster dengan lengkap
dan menarik
147
SOAL ULANGAN HARIAN
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
Petunjuk Mengerjakan:
1. Tuliskan nama dan kelas pada kolom yang disediakan
2. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang telah disediakan dengan memberikan
tanda silang (X) untuk soal pilihan ganda, dan uraikan jawaban anda di lembar
jawaban yang telah disediakan dengan tepat dan jujur
3. Berdoalah sebelum mengerjakan soal
4. Tidak diperbolehkan memberi coretan pada lembar soal
5. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan pada guru
*Selamat Mengerjakan*
A. Pilihan Ganda
1. Hakikat pernapasan manusia adalah terjadi ... di dalam sel-sel tubuh
A. pergantian sel yang rusak
B. pertumbuhan sel tubuh
C. oksidasi sari makanan
D. penyerapan sari makanan
2. Penyaringan udara tepat sebelum masuk ke paru-paru terjadi di dalam....
A. rongga mulut
B. rongga hidung
C. batang tenggorokan
D. pangkal kerongkongan
3. Penyesuaian suhu yang terjadi di dalam rongga hidung dilakukan oleh....
A. rambut hidung
B. saraf hidung
C. kelenjar lendir
D. anak tekak
4. Perhatikan gambar berikut!
Siswa tersebut menghembuskan napasnya ke air kapur melalui sedotan. Pada
percobaan tersebut, air bereaksi dengan ... sehingga air menjadi keruh
A. H2O
B. N2
148
C. CO2
D. O2
5. Berbicara pada saat makan dapat menyebabkan tersedak, apabila ada makanan yang
masuk ke dalam....
A. kerongkongan
B. tenggorokan
C. cabang tenggorokan
D. pangkal tenggorokan
6. Perilaku yang tidak mendukung kesehatan paru-paru adalah....
A. olahraga secara teratur
B. menutup rumah rapat-rapat walaupun tidak menggunakan ac
C. menanam pohon di lingkungan sekitar
D. berjalan pagi di taman yang rindang
7. Terjadiya proses inspirasi pernapasan dada adalah....
A. tulang rusuk terangkat, rongga dada mengecil
B. tulang rusuk terangkat, rongga dada membesar
C. tulang rusuk turun, rongga dada membesar
D. tulang rusuk turun, rongga dada mengecil
8. Pernyataan yang paling tepat untuk menggambarkan pertukaran gas di paru-paru
adalah....
A. CO2 keluar dan masuk alveolus
B. O2 masuk ke alveolus dan CO2 masuk ke dalam darah
C. O2 masuk ke dalam darah dan CO2 keluar lewat alveolus
D. O2 keluar dan masuk dari darah
9. Peristiwa yang tidak terjadi pada saat ekspirasi adalah....
A. otot antar tulang rusuk berelaksasi
B. otot diafragma relaksasi
C. rongga dada membesar
D. paru-paru mengecil
10. Dalam suatu percobaan, saat menghembuskan napas normal, terjadi perubahan
volume air dalam botol dari 3000 ml menjadi 2550 ml, maka volume udara
pernapasan seseorang tersebut adalah....
A. 450ml
B. 2550ml
C. 550 ml
D. 1000 ml
11. Penderita TBC mengalami gangguan sesak napas karena terjadi....
A. penurunan jumlah eritrosit
B. gangguan proses difusi CO2
C. gangguan proses difusi O2
D. penurunan kadar hemoglobin
12. Perhatikan gambar berikut!
149
Organ tersebut jika dipenuhi dengan cairan menyebabkan....
A. TBC
B. pneumonia
C. emfisema
D. kanker paru-paru
13. Kapasitas paru-paru yang paling besar kemungkinan dimiliki oleh atlet....
A. sepak bola
B. renang
C. maraton
D. dayung
14. Pernyataan berikut yang benar adalah....
A. kadar gas N2 di udara lebih tinggi daripada O2
B. kadar gas CO2 di udara lebih tinggi daripada O2
C. kadar gas O2 di udara lebih rendah daripada CO2
D. kadar gas N2 di udara lebih rendah daripada CO2
15. Cabang trakea disebut....
A. bronkus
B. tekak
C. laring
D. pleura
B. Soal Uraian
1. Seperti diketahui bahwa salah satu fungsi dari tujuan dari pernapasan adalah agar
terhirupnya gas oksigen yang berfungsi untuk membakar makanan yang kita
makan sehingga menghasilkan energi untuk beraktivitas. Sehingga terdapat suatu
reaksi respirasi sebagai berikut:
C6H12O6 + O2 CO2 + H2O + Energi
Bagaimana kita dapat membuktikan bahwa hasil respirasi adalah CO2 dan H2O?
2. Berdasarkan gambar diatas rincikan setiap organ yang ditunjuk serta fungsinya!
150
3. Dalam proses bernapas kita mengenal dua proses respirasi yakni inspirasi dan
ekspirasi sebagaimana gambar dibawah ini.
a. Gambar diatas merupakan jenis pernapasan perut. Mengapa?
b. Urutkan tahapan inspirasi dan ekspirasi pada jenis pernapasan dada
(Minimal 3)
4. Terdapat suatu kasus yang terjadi pada Dirman (nama samaran) dimana ia
mengalami suatu gangguan pada pernapasan yang menyebabkan dirinya kesulitan
dalam bernapas. Gejala yang terjadi adalah batuk-batuk yang lebih dari tiga bulan,
mengalami nyeri pada dada, dan Dirman pun sering mendengar napasnya seolah
berbunyi. Setelah bulan ke-4 Dirman mengalami penyusutan berat badan yang
drastis, yakni 10 kg. Setelah datang ke dokter, Dirman mengiyakan bahwa dirinya
merupakan perokok aktif sejak remaja dan hidup di lingkungan perokok. Dan saat
diperiksa dengan rontgen, terlihat dalam paru-paru Dirman terdapat pertumbuhan
sel yang berlebih. Jika kita boleh menduga, penyakit apa yang dialami oleh
Dirman? Dan apa langkah yang tepat untuk mencegah penyakit tersebut agar tidak
menyerang kita (minimal 3)?
5. Dalam suatu praktikum, Andi menghembuskan napas di dalam selang dalam
keadaan normal dan merubah angka dalam botol dari 5000 ml menjadi 4450 ml.
Dia mengulang dengan menghembuskan napas sekuat-kuatnya di dalam selang
dan mengubah angka dalam botol dari 4450 ml menjadi 350 ml. Dari data
tersebut, tentukan :
a. Volume pernapasan Andi
b. Kapasital vital Andi
c. Apabila udara residu yang tersimpan dalam paru-paru Andi adalah 1200 ml,
hitung kapasitas total paru-paru Andi!
151
LEMBAR OBSERVASI SIKAP SISWA
Keterangan :
1. Kurang baik
2. Cukup baik
3. Baik
4. Sangat baik
No. Nama
Disiplin Peduli Santun
Jumlah
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai Tepat
Waktu
Keteraturan
Praktik Kooperatif Kebersihan Komunikasi Berpakaian
152
Rubrik Penilaian Sikap
Aspek
Sikap Indikator Skor Pernyataan
Disiplin
Tepat
Waktu
1 Siswa tiba di Kelas lebih dari 15 menit 3 pertemuan
2 Siswa tiba di kelas lebih dari 15 menit 2 pertemuan
3 Siswa tiba di Kelas lebih dari 15 menit 1 pertemuan
4 Siswa tiba di Kelas Tepat waktu (maksimal toleransi 15 menit)
Percobaan
1 Siswa tidak menjalankan aturan praktikum
2 Siswa menjalankan beberapa aturan pratikum
3 Siswa menjalankan sebagian aturan praktikum
4 Siswa menjalankan semua aturan praktikum
Perhatian
Kooperatif
1 Siswa tidak kooperatif dalam pembelajaran
2 Siswa kurang kooperatif dalam pembelajaran
3 Siswa cukup kooperatif dalam pembelajaran
4 Siswa kooperatif penuh dalam pembelajaran
Menjaga
Kebersihan
1 Siswa membuang sampah tidak pada tempatnya
2 Siswa membuang sampah pada tempat yang tidak sesuai dengan jenisnya
3 Siswa membuang sampah pada tempat yang sesuai dengan jenisnya
4 Siswa membuang sampah yang berserakan di tempat yang sesuai dengan
jenisnya
Kesantunan
Komunikasi
1 Siswa berkomunikasi tidak santun dengan teman sejawat maupun guru
2 Siswa berkomunikasi kurang santun dengan teman sejawat maupun guru
3 Siswa berkomunikasi cukup santun dengan teman sejawat maupun guru
4 Siswa berkomunikasi sangat santun dengan teamn sejawat maupun guru
Berbusana
1 Siswa berbusana tidak sesuai aturan sekolah dengan tidak rapih
2 Siswa berbusana tidak sesuai aturan sekolah dengan rapih
3 Siswa berbusana sesuai dengan aturan sekolah dengan tidak rapih
4 Siswa berbusana sesuai dengan aturan sekolah dengan rapih
153
LEMBAR PENILAIAN DIRI
Nama : ................
Kelas : .................
Petunjuk :
Berilah tanda silang pada kolom 1 ( Tidak Pernah), 2 (Pernah), atau 3 (Selalu) sesuai dengan
kondisi kalian yang sebenarnya selama pembelajaran IPA Terpadu berlangsung.
No Pernyataan Skor
1 2 3
1. Saya berdoa sebelum beraktivitas
2. Saya beribadah tepat waktu
3. Saya datang tepat waktu
4. Saya melakukan Praktikum dengan teratur
(sesuai Prosedur kerja)
5. Saya bekerja sama dengan baik
6. Saya membuang sampah di Tempat yang
sesuai
7. Saya berkomunikasi dengan santun
kepada siapapun
8. Saya berbusana sesuai dengan aturan
Sekolah dengan rapih
154
Pertemuan 1
Pada pertemuan kali ini kamu akan mempelajari mengenai:
1. Definisi bernapas
2. Organ dan fungsi organ sistem pernapasan pada manusia
Kegiatan 1
Ayo Bertanya!
Kegiatan 2
Ayo Berpendapat!
Seperti yang kamu ketahui, bahwa makhluk hidup (termasuk manusia) bernapas
dengan menghirup O2 (Oksigen) dan menghembuskan CO2 (Karbon dioksida). Oksigen
yang kamu hirup berguna untuk mengubah makanan yang kamu konsumsi menjadi
energi yang berguna untuk aktivitas kamu sehari-hari. Reaksi pengubahan energi
tersebut sebagaimana skema berikut:
C6H12O6 + O2 CO2 +H2O+Energi
Kira-kira bagaimana cara kamu membuktikan bahwa kamu bernapas menghasilkan CO2
dan H2O?
1. ..................................................................................................................................................... ....
2. .........................................................................................................................................................
Berdasarkan gambar di atas, apa yang ingin kamu ketahui mengenai hal yang akan dipelajari
hari ini?
1. .......................................................................................................................................
2. .......................................................................................................................................
3. .......................................................................................................................................
155
Kegiatan 3
Ayo Pengamatan!
Disiapkan gelas yang berisi larutan kapur, seorang temanmu meniup gelas tersebut
melalui sedotan yang disediakan. Apa yang terjadi pada air tersebut? Gambarkan dan
tulis perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah air dihempuskan udara?
Tabel observasi
Sebelum Dihembuskan Udara Sesudah Dihembuskan Udara
Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh temanmu, bacalah literatur pendukung
(buku IPA, Jurnal, dan artikel pendukung) untuk menjawab pertanyaan : Mengapa air
dalam gelas tersebut terjadi perubahan?
................................................................................................................................................................................... ....
............................................................................................................................. ..........................................................
............................................................................................................................. ..........................................................
156
Kegiatan 4
Ayo Lengkapi!
Setelah mendengarkan penjelasan guru mengenai strukur organ dan fungsi organ
penyusun organ pernapasan, Tandai gambar organ dengan angka dan berilah nama
organ tersebut lengkap beserta fungsinya!
1. ......................................................
2. .......................................................
3. .......................................................
4. .......................................................
5. .......................................................
6. .......................................................
7. ........................................................
8. .......................................................
9. ........................................................
10. .........................................................
Kegiatan 5
Ayo Beri Kesimpulan!
Berdasarkan apa yang kita pelajari hari ini, berilah kesimpulan mengenai pembelajaran
dengan materi definisi bernapas, organ dan fungsi organ penyusun sistem pernapasan
pada manusia.
............................................................................................................................. ..........................................................
................................................................................................................................................................................. ......
........................................................................................................................ ...............................................................
157
Pertemuan 2
Pada pertemuan ini kamu akan mempelajari mengenai:
1. Mekanisme bernapas (inspirasi dan ekspirasi)
2. Jenis pernapasan (dada dan perut)
3. Mekanisme pertukaran gas.
Kegiatan 1
Ayo Bertanya!
Perhatikan gambar berikut!
Kegiatan 2
Ayo Pengamatan!
Sebelum Dihembuskan Udara Sesudah Dihembuskan Udara
Dari gambar berikut, apa yang ingin kamu ketahui dari gambar di atas yang
dihubungkan dengan materi yang akan kamu pelajari pada pertemuan kali ini?
1. ....................................
2. ....................................
Perhatikan demostrasi yang dilakukan teman sebangku kamu. Catatlah apa saja yang
berubah pada saat teman kamu menghirup udara dan pada saat menghembuskan
udara.
158
Kegiatan 3
Ayo Lengkapi!
Seperti kamu ketahui bahwa ada 2 jenis pernapasan yakni pernapasan dada dan
pernapasan perut. Perbedaan yang paling mencolok dari kedua jenis pernapasan ini
adalah otot yang terlibat yakni otot diafragma dan otot tulang rusuk. Dari hal tersebut
kira-kira manakah jenis pernapasan yang biasa dilakukan seseorang untuk
mendapatkan udara yang lebih banyak?
............................................................................................................................. ..........................................................
.......................................................................................................................................................................................
Kegiatan 4
Ayo Bedakan!
Setelah kita mempelajari perbedaan pernapasan dada dan perut buatlah tabel
perbedaan antara pernapasan dada dan perut!
Pernapasan Dada Pernapasan Perut
159
Kegiatan 5
Ayo Tafsirkan!
Perhatikan gambar dan keterangan tekanan (P) gas O2 dan CO2 berikut. Ini merupakan
gambar hubungan antara sistem peredaran darah dan sistem pernapasan, tepatnya di
daerah alveolus. Di lokasi ini lah gas O2 dan CO2 bertukar. Dari gambar berikut berilah
keterangan berupa langkah masuknya gas O2 dan keluarnya gas CO2 dari tubuh!
............................................................................................................................. ..........................................................
.......................................................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..........................................................
............................................................................................................................. ..........................................................
................................................................................................................................................................. ......................
Kegiatan 5
Ayo Beri Kesimpulan!
Setelah kamu melakukan pembelajaran pada pertemuan kali ini, buatlah kesimpulan
mengenai materi yang berhubungan dengan mekanisme bernapas, jenis pernapasan
dan mekanisme pertukaran gas.
............................................................................................................................. ..........................................................
............................................................................................................................. ..........................................................
......................................................................................................................................................... ..............................
160
Pertemuan 3
Pada pertemuan kali ini, kamu akan mempelajari mengenai:
1. Frekuensi bernapas
2. Volume kapasitas bernapas
Kegiatan 1
Ayo bertanya!
Tahukah kamu berapa kali manusia bernapas setiap menit? Faktanya, dalam kondisi tenang,
manusia bernapas sebanyak 12-15 kali setiap menit. Sebelum kamu lanjut ke materi
selanjutnya, kira-kira apa yang ingin kamu tanyakan dalam topik pembahasan yang akan
dipelajari hari ini?
1. ........................................................................................................................................................................................
2. ........................................................................................................................................................................................
Kegiatan 2
Ayo Berpendapat
Kamu akan melakukan percobaan dengan membandingkan frekuensi napas sebelum dan
sesudah berlari. Frekuansi napas adalah banyaknya hembusan persatuan waktu (menit). Kira-
kira manakah frekuensi yang lebih besar? Mengapa?
........................................................................................................................................................................................................
............................................................................................................................
Isilah kolom berikut berdasarkan pengamatan kamu terhadap teman sekelompokmu.
a) Tabel Pengamatan Frekuensi Napas
No. Nama Probandus
Berat
Badan
(Kg)
Umur
(Tahun)
Jenis
Kelamin
Frekuensi Napas
Sebelum Lari
(Ulangan Ke-)
Setelah Lari
(Ulangan Ke-)
1 2 3 1 2 3
161
b) Tabel Pengamatan Kapasitas Vital Paru-Paru
No. Nama Probandus Berat
Badan Umur
Jenis
Kelamin
Kapasitas Pernapasan
Sebelum
Lari
Sesudah
Lari
Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh kamu dan kelompokmu, buatlah kesimpulan dari
percobaan tersebut!
........................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................
Berdasarkan pembelajaran yang sudah kamu pelajari, berilah kesimpulan materi yang kamu
pelajari meliputi frekuensi bernapas dan volume kapasitas pernapasan!
........................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................................................................
162
Pertemuan 4
Pada pertemuan kali ini kamu akan mempelajari mengenai:
1. Gangguan dan Penyakit pada Sistem Pernapasan
2. Upaya Mencegah Gangguan dan Penyakit pada Sistem Pernapasan
Kegiatan 1
Ayo Berpendapat!
Gambar di atas merupakan pemandangan kota Tianying yang merupakan kota industri
di Negara Tiongkok dan merupakan kota terpolusi di dunia. Polusi yang dihasilkan dari
limbah industri tersebut berupa limbah timbel dan logam berat lainnya yang
merupakan penyebab kanker. Kira-kira apa yang harus dilakukan agar mengurangi
jumlah polusi udara, tanpa menghentikan proses industri?
............................................................................................................................. ..........................................................
.......................................................................................................................................................................................
.................................................................
Kegiatan 2
Ayo Bertanya!
Berdasarkan judul bacaan yang sudah kalian baca sebelumnya, apa yang ingin
anda ketahui mengenai upaya pencegahan penyakit pada sistem pernapasan?
1. ......................................
2. ......................................
3. ......................................
4. ......................................
5. ......................................
163
Kegiatan 3
Ayo Pengamatan!
Dalam bacaan yang kamu dapatkan, temukan penyebab dan gejala yang alami oleh
pengidap penyakit/gangguan tersebut.
Tabel observasi
Nama Penyakit/Gangguan Penyebab Gejala yang Dialami
Berdasarkan gangguan yang dialami seorang pasien pada bacaan tersebut, tuliskan
upaya yang harus dilakukan seseorang agar terhindar dari pernyakit tersebut!
Nama
Penyakit Upaya yang Dilakukan
Kegiatan 4
Ayo Berkreasi!
Ambil salah satu jenis penyakit/gangguan yang sudah kamu pelajari, dan buatlah poster
yang berisi penyakit, penyebab penyakit, gejala yang dialami dan upaya yang harus
dilakukan agar terhindar dari penyakit tersebut!
164
Indonesia Peringkat Kedua TBC di Dunia, Waspadai Gejalanya
KOMPAS.com -- Tubercolosis (TBC) menjadi penyakit menular yang banyak menyebabkan
kematian di Indonesia. Pada tahun 2016, terdapat 274 kasus kematian per hari di Indonesia.
Pada tahun yang sama, kasus TBC baru mencapai 1.020.000 pengidap. Angka itu
menjadikan Indonesia berada di peringkat kedua kasus TBC terbanyak di dunia setelah India.
Kemudian, disusul oleh China, Filipina, Pakistan, Nigeria, dan Afrika selatan.
Dokter spesialis paru Rumah Sakit Pusat Persahabatan Dr dr Erlina Burhan SpP(K),
MSc mengatakan, TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. 85 persen
infeksi menyerang paru-paru.
“Bisa juga ke jantung, ginjal, dan tulang. Pengidap TBC terjadi pada usia produktif,” kata Erlina dalam acara “Talkshow Kesehatan tentang TBC” di kantor pusat Perkumpulan
Pemberantasan Tuberkolosis Indonesia (PPTI), Jakarta, Salasa (16/1/2018).
TBC pada paru ditandai dengan durasi batuk berdahak lebih dari dua minggu. Jika
sudah meluas, pengidap TBC paru akan mengalami sesak nafas. Batuk disertai darah juga
akan muncul jika pembuluh darah pecah.
“Kalau menyerang tulang, timbul rasa nyeri seperti nyerti di pinggang. Tulang juga
bisa bengkok. Jika TBC paru terkena pada ibu hamil, secara teori bisa berpengaruh ke janin.
Janin kekurangan oksigen, berat badannya rendah ketika lahir, dan stunting (pertumbuhan
yang terhambat),” ucap Erlina.
Erlina menuturkan, terdapat gejala umum yang dapat terjadi di semua jenis TBC,
antara lain demam yang hilang timbul, hilangnya nafsu makan, hingga penurunan berat
badan.
Penyebaran bakteri Mycobacterium tuberculosis terjadi melalui percikan air seperti
saat batuk dan bersin. Untungnya, bakteri akan mati bila terkena sinar matahari.
“Kuman akan berkembang biak di tempat yang lembap. Kalau rumah punya ventilasi
bagus, itu bakteri akan keluar lewat jendela dan kalau kena sinar matahari, bakterinya mati,” kata Erlina.
Bakteri Mycobacterium tuberculosis yang masuk ke tubuh seseorang menjadi TBC
laten. Bakteri itu akan berdiam diri dan tak menimbulkan gejala. Mereka baru akan aktif bila
sistem imunitas melemah.
Untuk mengetahui ada tidaknya TBC laten, pemeriksaan dapat dilakukan melalui tes
Mantoux atau pun tes IGRA (interferon-gamma release assays). Pemeriksaan TBC laten lebih
ditujukan kepada orang dengan sistem imunitas lemah atau pernah melakukan kontak dengan
pengidap.
“Contohnya anak pada usia di bawah 5 tahun mudah jadi aktif jika tidak diobati.
(Juga) pengidap HIV, pengidap kanker yang menjalani kemoterapi, pasien rematik,” ujar
Erlina.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indonesia Peringkat Kedua
TBC di Dunia, Waspadai Gejalanya",
https://sains.kompas.com/read/2018/01/17/070700923/indonesia-peringkat-kedua-tbc-di-
dunia-waspadai-gejalanya.
Penulis : Lutfy Mairizal Putra
165
Mengenal Pneumonia Yang Menggerogoti Hillary Clinton
Penyakit Pneumonia terkenal kejam dan bisa berakhir dengan kematian penderitanya. Penyakit ini
menggerogoti calon presiden AS, Hillary Clinton. Pneumonia bisa dipicu karena bakteri, virus, hingga
jamur. Pneumonia yang diderita Hillary karena bakteri. Apakah ini berbahaya dan mengancam karier
politik Hillary?
tirto.id - Baru-baru ini, calon Presiden AS, Hillary Clinton jadi sorotan publik AS dan dunia. Bukan
karena pandangan politik atau ekonominya, tetapi karena masalah kesehatannya. Di tengah
rivalitasnya yang terus memuncak melawan Donald Trump, Hillary malah dibelit masalah kesehatan.
Ia hampir kolaps pada peringatan 9/11 di New York karena pneumonia yang dideritanya. Peristiwa
itu tentu saja memberikan amunisi bagi Trump untuk menyerang Hillary. Namun, itu tidak
berlangsung lama. Berselang lima hari setelah kolaps, Hillary kembali tampil di muka publik dalam
kampanye di Greensboro, North Carolina, AS.
Seraya menyindir Trump, Hillary turun dari podium diiringi lagu "I Feel Good" James Brown. Lirik
lagunya mungkin menjadi penanda bahwa Hillary merasa baik-baik saja. Sayangnya, pilihan lagu itu
terasa tidak pas karena sang pelantun, James Brown, justru meninggal karena pneumonia pada 2006
silam.
Pneumonia memang terkenal kejam. Bukan cuma Brown yang harus meregang nyawa karena
penyakit ini. Dalam buku "Antibiotics for Community-Acquired Pneumonia in Children”, Pneumonia
telah membunuh sekitar 4 juta orang di dunia setiap tahun. Merujuk pada data Centers for Disease
Control and Prevention, pneumonia adalah penyebab kematian paling banyak di urutan kedelapan di
Amerika Serikat.
Data 2013, menunjukkan pneumonia menyerang 17 orang dari populasi 100.000. Rupanya tak hanya
di zaman ini. Pneumonia sudah unjuk gigi sejak lama. Menurut ranker.com, 17 persen prajurit dan
warga tewas karena penyakit ini selama Perang Dunia II.
166
Apa sebenarnya pneumonia?
Pertanyaan di atas sudah ada sejak ratusan tahun lalu, ketika bakteri pneumococcal, cikal bakal
penyakit pneumonia, ditemukan pertama kali pada 1880. Sederhananya, ia adalah infeksi paru-paru.
Penyebab utamanya peradangan di paru-paru yang dipicu bakteri, virus, dan jamur atau bahkan
parasit di beberapa kasus tertentu. Ilmuan memprediksi pneumonia memiliki lebih dari 30 penyebab
yang berbeda. Sangat penting mengetahui akar penyebabnya, agar lebih mudah penyembuhannya.
Penyakit ini sering dianggap TBC karena kemiripan gejalanya.
WebMD membagi gejala pneumonia ke dalam dua kategori: gejala karena bakteri dan gejala karena
non-bakteri. Pneumonia yang disebabkan bakteri biasanya dimulai dengan flu atau pilek, yang diikuti
dengan batuk panjang. Kadang bercampur dengan dahak dan darah. Selain itu, penderitanya akan
merasa demam, meriang sampai ngilu di gigi, napas menjadi pendek-pendek, perasaan lemas dan
letih, debaran jantung tak normal, muntah-muntah, dan diare. Sementara gejala pneumonia non-
bakteri akan lebih susah dideteksi karena mirip dengan demam biasa, hanya meriang atau batuk
saja.
Hal ini persis seperti yang dialami Brown. Sampai kematian menjemputnya di malam Natal 2006,
Brown tak tahu kalau penyebab batuk berkepanjangan yang dialaminya adalah pneumonia. Setelah
wafat, baru dokter memvonis jenazah Brown digerogoti pneumonia akut yang disebabkan virus.
Sekitar sepertiga dari kasus-kasus pneumonia di Amerika Serikat setiap tahun disebabkan oleh virus.
Virus penyebab paling umum yang ditemukan pada anak-anak dan muda-mudi. Sementara virus flu
sering ditemukan pada orang dewasa. Virus lainnya yang juga populer sebagai penyebab pneumonia
adalah respiratory syncytial virus (RSV), rhinovirus, herpes simplex virus, dan sindrom pernafasan
akut parah (SARS). Jika sudah seperti ini, penderita pneumonia mau tak mau harus istirahat penuh
dan diberikan vaksin.
Sejak ditemukannya penisilin saat Perang Dunia II, pencegahan pneumonia melalui vaksinasi sudah
bisa dilakukan. WebMD Medical Reference from Healthwise (WebMD) menyebutkan dalam
laporannya pada 2014, para ahli merekomendasikan imunisasi untuk anak-anak dan lansia di atas
usia 65. Anak-anak diinjeksi sekali saja dengan vaksin pneumococcal, sementara lansia harus
diinjeksi dua jenis vaksin pneumococcal yang berbeda.
Meski berumur di atas 65 tahun, Hillary ternyata tidak diberi vaksin. Dalam keterangan dokternya,
Lisa Bardack mengatakan pneumonia yang diderita Hillary disebabkan oleh bakteri yang tak menular.
Sehingga tak perlu vaksin. Penanganan yang diberikan adalah suntikan antibiotik dan anjuran untuk
banyak-banyak beristirahat. “Ini hanya pneumonia ringan yang disebabkan bakteri,” tulis Bardack.
Bardack bisa saja benar. Meski dikenal sebagai salah satu pembunuh paling berbahaya, ternyata tak
semua pneumonia bisa dicap demikian. Tingkat keparahan pneumonia bergantung pada
penyebabnya serta berapa lama penyakit ini terdiagnosa. Norman Edelman, ilmuan dari American
Lung Assosiation berpendapat soal ini. Hillary bisa saja memang terkena pneumonia jenis ringan
yang melanda 2 juta orang setiap tahunnya.
Di kalangan ilmuan, kini memang ada istilah baru untuk pneumonia ringan. Namanya walking
pneumonia. Jenis ini disebabkan oleh bakteri pada udara dan bisa disembuhkan dengan antibiotik
dan istirahat cukup selama 1-3 minggu. Pneumonia ini yang didiagnosa terjadi pada Hillary. Bardack
menegaskan secara keseluruhan kondisi kesehatan Hillary sudah cukup baik.
167
Kembalinya Hillary ke podium politiknya hanya dalam hitungan hari, bisa jadi sinyal kuat bahwa
pneumonia yang terjadi hanya kategori ringan. Namun andai penyakit pneumonia kelak muncul lagi
menyerang Hillary ketika ia menjadi presiden, ia bukan satu-satunya Presiden Amerika Serikat yang
mengidap penyakit serius saat masih bertugas.
Reporter: Aulia Adam
Penulis: Aulia Adam
Editor: Suhendra
https://tirto.id/mengenal-pneumonia-yang-menggerogoti-hillary-clinton-bKZd
168
Kisah Jerih Payah Wulan Lepas dari Alergi Bronkitis
Liputan6.com, Jakarta Wulan Kusuma Wardhani, 34 tahun, yang awalnya didiagnosis radang paru-
paru ternyata menderita alergi bronkitis. Ia mengalami sesak napas yang sangat berat pada tahun
2006 hingga memeriksakan diri ke beberapa dokter penyakit dalam. Hal ini dilakukan demi
memeroleh hasil pemeriksaan akurat.
Wulan pun melakukan pemeriksaan rontgen di klinik dekat rumah, di bilangan Pondok Gede,
Bekasi. Menurut dokter yang bertugas membacakan hasil rontgen, ia menderita radang paru-
paru. Adanya diagnosis tersebut membawa Wulan memeriksakan diri ke rumah sakit besar di
daerah Jakarta Timur.
“Di rumah sakit itu, aku di tes mantoux. Tes ini buat mendiagnosis adanya tuberkolosis
(TBC). Aku dikasih semacam larutan. Nanti muncul tanda merah di kulit. Aku disarankan
dokter penyakit dalam untuk periksa TBC,” kata Wulan ketika berbincang santai dengan
Health Liputan6.com di Plaza Festival, Kuningan, Jakarta pada Rabu (1/11/2017).
Hasil pemeriksaan dari tes mantoux mengungkapkan, dirinya bukan menderita TBC. Tapi
ada kuman TBC yang bersarang di tubuhnya.
Yang melegakan Wulan, kuman TBC yang ada di tubuhnya terbilang pasif. Kumannya tidur
bila berubah aktif, maka seseorang bisa berisiko terkena TBC.
Ia pun dirujuk lagi ke dokter spesialis paru-paru. Dokter spesialis paru-paru menjelaskan,
Wulan menderita alergi bronkitis (saluran pernapasan).
“Kata dokter aku, kalau radang paru-paru itu lebih parah lagi. Gejalanya bukan hanya sesak
napas. Tapi juga disertai batuk dan dada terasa nyeri. Aku didiagnosis alergi bronkitis sekitar
Juni 2006. Sebelum tahun 2006, aku belum pernah sesak napas. Ini yang pertama kali
terjadi,” ujar wanita kelahiran Jakarta, 22 Juni 1983 itu.
169
Tidur dari pagi ke siang
Saat pemeriksaan ke dokter spesialis paru-paru, Wulan sempat ditanya, apakah benar dirinya
tidak olahraga. “Iya, aku jawab ya enggak (sempat) olahraga. Soalnya aku berbulan-bulan
lagi ngerjain skripsi (waktu itu). Waktu tidur aku juga kacau,” ujar Wulan.
Kalau orang normal, waktu tidur dari malam ke pagi, tak begitu dengan Wulan. Ia tidur dari
pagi ke siang. Waktu malam, ia sibuk menyelesaikan skripsinya. Lebih tepatnya mulai pukul
21.00 sampai subuh sekitar pukul 04.00 berjibaku dengan skripsi.
Tak ayal, pengerjaan skripsi dinilai mengganggu jam tidurnya. Selain menyelesaikan skripsi,
ia juga menerima pekerjaan freelance. Wulan kerap begadang.
Obat medis dan terapi uap
Untuk pengobatan alergi bronkitis, Wulan diberikan obat Ventolin. Obat ini untuk membuka
saluran napas. Namun, Ventolin diminum saat ia terkena alergi (alergi kambuh). Jika tidak
alergi, maka obat tidak diminum.
Selain itu, ia juga diberikan antibiotik. Selama rawat jalan itu, Wulan merasakan, obat
diminum terkadang tidak efektif.
“Ya, itu (minum obat) enggak bikin sembuh juga. Kalau obatnya sudah habis, aku belum
tentu sembuh. Alergi tetap ada dan enggak bisa hilang,” tutur Wulan, yang berpenampilan
santai memakai kaos dan celana jeans.
Obat medis untuk mengatasi alergi bronkitis biasanya habis dalam 5-6 hari. Perawatan juga
dibantu terapi uap. Terapi uap akan membantu membuka saluran napas, yang tersumbat
karena adanya lender atau cairan.
Cairan ini yang menyebabkan terjadinya sesak napas.
“Karena obat medis enggak bikin aku sembuh. Akhirnya, tiap kali alerginya kambuh, aku
langsung ke ke dokter rehabilitasi medik, enggak perlu ke dokter spesialis paru-paru. Paling
hanya terapi uap saja,” ujar Wulan.
Teh hijau, madu, jahe
Wulan pun menceritakan dirinya yang tidak jua sembuh walau sudah menjalani terapi uap.
Alergi bronkitisnya terakhir kali kambuh pada November 2015. Ia bahkan sudah menjalani
terapi uap selama lima hari berturut-turut.
Terapi uap yang dilakukannya selama lima hari berturut-turut ternyata bagian dari prosedur.
Ada juga terapi uap yang dilakukan tiga hari berturut-turut.
“Pas terapi uap, aku juga bertemu bayi, yang kena flu. Itu kan dahaknya enggak bisa
keluar. Ada cairan di dalam (saluran pernapasan). Enggak sampai sejam kok terapi uap,” ucap Wulan.
170
Efek terapi uap ternyata tidak langsung dirasakan. Bahkan sampai lima hari melakukan terapi
uap juga tidak dirasakan efeknya.
“Karena enggak sembuh-sembuh ya udahlah ya. Mau gimana lagi coba. Dalam kondisi
begitu, aku juga enggak minum obat. Satu-satunya pencerahan itu setelah aku baca buku soal
alergi. Jadi, di dalam buku, cara meredakan alergi bronkitis berupa istirahat dan minum teh
hijau, madu, dan jahe,” Wulan tersenyum sambil memegang buku berjudul Allergy Explosion
(2007), yang ditulis Jo Revill.
Selama tiga minggu, Wulan rutin minum teh hijau, madu, dan jahe. Saat pagi hari minum
madu, siang hari minum teh hijau, dan malam harinya minum jahe, lebih tepatnya jahe
merah. Minumnya dalam keadaan hangat.
Minuman tradisional dan obat rumahan inilah yang akhirnya membuat Wulan lepas dari
penyakit alergi bronkitis yang dideritanya.
Namun, alergi memang tidak bisa sembuh total dan bisa kambuh. Selama dua tahun terakhir
ini, alergi bronkitis yang dialami Wulan bisa dibilang 'terkendali.'
https://www.liputan6.com/health/read/3149140/kisah-jerih-payah-wulan-lepas-dari-alergi-bronkitis
171
Sesak Asma dan Kematian Tak Terduga
Kematian Susi “Similikiti” istri Tukul Arwana secara mendadak membuat mengagetkan banyak
orang. Penyakit asma yang sudah lama diidap Susi ditengarai jadi penyebabnya. Sedemikian
mengerikan kah asma, sehingga membuat pengidapnya meninggal seketika?
tirto.id - Selain Susi ada banyak artis-artis lain meninggal disebabkan asma, seperti Mpok
Nori, Jojon dan anak Iwan Fals, Galang Rambu Anarki. Mereka semua meninggal dengan
cara sama, terkena serangan asma. Ada sesat pikir muncul bahwa asma hanyalah gangguan
pernafasan ringan tanpa menyebabkan kematian. Orang lupa bahwa serangan asma berat bisa
mengancam nyawa.
Laporan Global Asthma Report 2015 memprediksikan pengidap Asma di seluruh dunia
berkisar 334 juta jiwa. Berdasarkan data WHO pada 2011 lalu, ada sekitar 180 ribu orang di
dunia meninggal akibat asma.
Di Indonesia, jika merujuk pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, pengidap
asma berkisar 1,2 juta orang. Prevalensi terbanyak ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan
Sulawesi Tengah. Angka prevalensi lebih dari 7.0 alias tujuh kasus per seribu penduduk.
Dulu, asma identik dengan penyakit orang lanjut usia. Fakta berbicara hal yang berbeda.
Angka tertinggi pengidap asma di Indonesia ada dalam kelompok umur 15-44 tahun.
Dalam soal angka kematian, data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) mendapati
angka kematian akibat asma sebanyak 63.584 orang. Sayangnya pada data ini tak
memaparkan secara detail terkait umur dan jenis kelamin. Namun, jika merujuk pada data
Global Asthma Report, mayoritas korban meninggal adalah mereka yang berusia 50 tahun ke
atas.
Dikutip dari klikdokter.com, dr. Alvin Nursalim menjelaskan ciri-ciri Asma adalah gangguan
pernafasan dengan tanda sesak nafas. Namun, tidak semua yang sesak itu Asma. Rasa sesak
ini disebabkan mengecilnya saluran udara atau dalam beberapa kasus udara tersumbat akibat
adanya cairan mukus di saluran udara pasian. Penyumbatan ini akan membikin udara yang
masuk bergesekan, alhasil sering terdengar bunyi gesekan ngik ngek ngik ngek.
Gejala biasanya episodik dan dapat bervariasi dari waktu ke waktu. Asma dipicu oleh banyak
faktor, termasuk: infeksi virus, olahraga berlebih, zat penyebab alergi —baik itu aero-allergen
seperti debu rumah, serbuk sari, spora jamur atau ketombe hewan atau oral-allergen seperti
telur, ikan, susu atau kacang-kacangan.
172
Pemicu lain asma bisa obat-obatan termasuk aspirin dan non-steroid anti-inflammatory
(NSAID), misalnya ibuprofen dan naproxen, serta faktor lingkungan seperti asap tembakau,
debu, asap, polutan udara, serta perubahan cuaca.
Penyebab kematian pengidap asma biasanya terjadi karena rasa panik. Pasien gamang saat
serangan dadakan terjadi hingga tidak bergegas menghirup obat yang disediakan. Akibat
kekurangan oksigen, si pasien bisa meninggal seketika. Pada beberapa kasus, serangan asma
bisa menewaskan pasien dalam kurun waktu kurang dari sepuluh menit.
Satu hal mesti diwaspadai adalah kematian dadakan ini bisa menimpa siapapun tak peduli dia
mengidap asma ringan, sedang atau kronis sekalipun. Misalnya dalam kasus meninggalnya
Susi. Selama ini, Tukul Arwana tidak melihat adanya riwayat sakit asma berat yang dimiliki
Susiana. “Sama sekali enggak ada riwayat penyakit berat. Saya juga terkejut (meninggal
dunia cepat),” ucap komedian 52 tahun ini.
Apa yang dialami Susi sejalan dengan jurnal yang dikeluarkan Asosiasi Dokter Inggris pada
Mei 2014 lalu. Dalam laporan itu menyebut bahwa 58 persen orang yang meninggal karena
asma adalah pengidap asma ringan atau sedang. Dalam studi tersebut diketahui bahwa ada
banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko terkena serangan asma fatal.
Hasil riset menyebut 65 persen ancaman itu mestinya bisa dihindari.
Salah satu di antaranya adalah dengan untuk terus mengecek kondisi asma sesering mungkin.
Tak usah mesti ke dokter, lewat tes-tes online seperti di web ini juga Anda akan dapat nasihat
tentang bagaimana mengurangi risiko serangan mematikan asma di masa depan. Serangan
asma biasanya dipicu oleh banyak gejala, mayoritas gejala itu disebabkan alergi. Tak peduli
Anda mengidap asma ringan, sedang atau akut penanganan manajemen alergi harus Anda
lakukan.
Dalam beberapa laporan banyak juga kasus pemicu serangan disebabkan kondisi psikologis,
baik itu depresi atau kecemasan. Penyebab kondisi ini adalah stres. Pada beberapa kasus
depresi berujung kematian karena saat serangan terjadi si pasien tidak termotivasi bergegas
melakukan pengobatan dan cenderung pasrah menunggu ajal tiba.
Faktor lain sering tidak disadari orang adalah kecanduan merokok dan kelebihan berat badan
bisa meningkatkan intensitas serangan asma. Jadi penting untuk mengurangi kebiasaan
merokok dan berolahraga agar badan mencapai dengan angka ideal BMI (indek massa
tubuh). Meski dikenal mematikan dan dadakan pada ujungnya asma bisa dihindari jika pola
hidup sehat kita terapkan.
Hasil riset di Inggris menunjukkan, hampir 68 persen pengidap asma meninggal karena tidak
mencari bantuan medis atau telat mendapat perawatan medis darurat. Kondisi ini terjadi
karena tak sigap dan gagal mendeteksi serangan. Sebabnya, mayoritas dari mereka itu tidak
di bawah pengawasan medis spesialis selama tahun sebelumnya. Bagi Anda pengidap asma,
alangkah baiknya saran dari Asosiasi Dokter Inggris ini dituruti agar asma tidak berujung
duka.
Reporter: Aqwam Fiazmi Hanifan
Penulis: Aqwam Fiazmi Hanifan
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti
https://tirto.id/sesak-asma-dan-kematian-tak-terduga-bDxj
173
Emfisema Dapat Timbulkan Kematian
Genie, Jurnalis · Senin 22 Februari 2010 16:17 WIB
Rokok tak hanya membahayakan bagi si perokok aktif, tetapi juga bisa memberikan dampak negatif
bagi mereka yang tidak merokok. (Foto: Google)
ROKOK tak hanya membahayakan bagi si perokok aktif, tetapi juga bisa memberikan
dampak negatif bagi mereka yang tidak merokok. Asap rokok adalah penyebab utama
emfisema, penyakit yang menyerang keelastisan paru-paru dan dapat menimbulkan kematian.
Emphysema (emfisema) adalah penyakit paru kronis yang dicirikan oleh kerusakan pada
jaringan paru, sehingga paru kehilangan keelastisannya. Fakta bahwa anak-anak yang terbiasa
terkena asap rokok di rumah akan berisiko terkena penyakit emfisema. Asap rokok yang
terhirup ini tidak sepenuhnya hilang dari paru-paru anak. Ketika dewasa, paparan asap rokok
ini merupakan cikal bakal penyakit emfisema. Di Indonesia sendiri penyakit emfisema
menduduki peringkat keenam dari sepuluh penyebab terbesar kematian di Indonesia.
Penyakit emfisema di Indonesia meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah orang yang
menghisap rokok dan pesatnya kemajuan industri.
Di negara-negara industri maju, limbah yang dikeluarkan kerap menimbulkan pencemaran
lingkungan dan polusi. Ditambah lagi dengan masalah merokok yang dapat menyebabkan
penyakit emfisema. Penyakit yang menyerang paru-paru ini menduduki peringkat kesembilan
di antara penyakit kronis yang dapat menimbulkan gangguan aktifitas. Emfisema terdapat
pada 65 persen laki-laki dan 15 persen wanita. Hal ini dikarenakan banyaknya kaum laki-laki
yang mengonsumsi rokok. Tak hanya orang dewasa, anak-anak yang secara rutin terkena
asap rokok berisiko memiliki penyakit emfisema saat dewasa.
Sebuah penelitian yang diterbitkan American Journal of Epidemiology ini, juga mengatakan
asap rokok yang dihirup pada masa kanak-kanak lebih memiliki efek pengaruh kuat
ketimbang ibu hamil yang menghirup asap rokok. Emfisema lebih banyak didapat pada
golongan sosial ekonomi rendah, mungkin karena perbedaan pola merokok, selain itu
mungkin disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek. Emfisema paru adalah
suatu penyakit menahun. Terjadi sedikit demi sedikit dalam kurun waktu tahunan.
Faktor Penyebab dan Gejala
Emfisema merupakan suatu perubahan anatomis paru yang ditandai dengan melebarnya
secara abnormal saluran udara bagian distal bronkus terminal, yang disertai kerusakan
dinding alveolus. Rokok adalah penyebab utama timbulnya emfisema paru. Biasanya pada
pasien perokok berumur 15-25 tahun. Pada umur 25-35 tahun mulai timbul perubahan pada
saluran nafas kecil dan fungsi paru. Umur 35-45 tahun timbul batuk yang produktif. Pada
174
umur 45-55 tahun terjadi sesak nafas, hipoksemia dan perubahan spirometri. Pada umur 55-
60 tahun sudah ada kor-pulmonal yang dapat menyebabkan kegagalan nafas dan meninggal
dunia. Menurut dr Pradjna Paramita SpP dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading,
Jakarta Utara ini emfisema adalah kelainan paru yang terletak di kantong udara. “Jadi, udara
di dalam paru-paru tidak bisa keluar dan masuk dengan semestinya,” katanya. Akibat udara
dari dalam paru-paru tidak bisa keluar dan masuk maka kantong udara akan membesar akibat
dari penumpukan udara di dalamnya.
Faktor utama dari penyebab emfisema adalah rokok karena secara patologis rokok dapat
menyebabkan gangguan pergerakan silia pada jalan nafas, menghambat fungsi makrofag
alveolar, menyebabkan hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus bromkus. Setelah rokok
yakni polutan industri dan udara juga dapat menyebabkan emfisema. Selain rokok dan polusi
udara, adanya infeksi pada alat pernapasan ini juga bisa menjadi pemicu emfisema. Karena
infeksi saluran nafas akan menyebabkan kerusakan paru lebih berat.
Dijelaskan juga olehnya penyebab penyakit yang menyerang paru ini terbagi menjadi dua.
Ada yang disebabkan karena faktor genetik, dan ada pula yang disebabkan karena penyakit
paru-paru yang sebelumnya memang sudah diderita pasien.
Penyakit infeksi saluran nafas seperti pneumonia, bronkiolitis akut dan asma bronkiale dapat
mengarah pada akhirnya menyebabkan terjadinya emfisema. Dokter spesialis penyakit paru
ini menjelaskan, penyakit ini tidak hanya menyerang mereka yang merokok. Emfisema bisa
juga menyerang mereka yang tidak merokok yang sering menghirup asapnya dari lingkungan
tempat mereka berada. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran tinggi bagi para perokok agar
mereka tidak merokok di sembarang tempat.
Gejala yang ditimbulkan emfisema hampir sama dengan gejala yang ditimbulkan penyakit
paru-paru pada umumnya. “Biasanya, antara emfisema dan bronchitis kronik itu agak sulit
dibedakan karena sama-sama mengalami kesulitan bernafas,” jelasnya. Emfisema tidak
muncul begitu saja. Emfisema memerlukan waktu bertahun-tahun dan gejala-gejala awalnya
bisa dengan mudah disalahartikan. Gejala-gejala emfisema yang harus diwaspadai di
antaranya batuk dan keluarnya sputum (dahak) dalam jumlah besar. Hembusan nafas si
penderita terasa pendek bahkan ada beberapa di antaranya menimbulkan bunyi dan mudah
sekali kelelahan. Perubahan fisik akan sangat terlihat jelas. Hal ini biasa ditandai dengan dada
pasien yang terlihat lebih cembung kedepan karena paru kesulitan untuk mengeluarkan udara.
Emfisema juga bisa menyebabkan tulang iga bergeser dan jaraknya menjadi longgar.
Diagnosa dan Pengobatan
Mengingat penyakit berjalan sangat lambat maka dilakukan anamnesis dan mengetahui
riwayat pasien. “Diagnosisnya dengan mengetahui gejala yang di alami pasien,” paparnya.
Selain itu, pemeriksaan kondisi paru-paru juga diperlukan untuk mengetahui keadaan terakhir
paru-paru pasien. “Paru-paru pasien akan lebih pekat dibandingkan orang yang sehat,” imbuhnya.
Pengobatan yang utama akan ditujukkan untuk mengurangi sesak napas pasien. Hal ini
bertujuan untuk mengeluarkan CO2 dan membantu oksigen masuk ke dalam paru-paru.
“Untuk kasus yang lebih berat pasien perlu dibantu dengan alat bantu pernapasan,” katanya.
Untuk obat pelega napas itu sendiri obat pelega napas itu sendiri biasanya dokter akan
memberikan obat semprot atau obat hirup untuk si pasien. Apabila belum terlalu jauh
175
perubahan klinisnya, emfisema yang bersifat kompensatorik dapat sembuh kalau penyakit
primernya dapat diatasi. Pemberian oksigen dan atropin kadang-kadang diperlukan untuk
mengurangi sesak napasnya.
Dalam beberapa kasus, pembedahan dapat membantu. Operasi pengurangan volume paru, di
mana bidang paru-paru yang paling terpengaruh oleh emfisema dikeluarkan untuk membantu
bagian-bagian yang sehat paru-paru berfungsi normal, mungkin dapat membantu dalam
beberapa pasien. Pasien mungkin juga dapat menerima transplantasi paru-paru. “Jika
kesulitan napas pasien sudah parah, terpaksa kita harus membuat lubang di rongga
pernapasannya, agar udara bisa keluar dan masuk,” jelasnya.
Emfisema tidak dapat disembuhkan tetapi faktor-faktornya dapat dihilangkan dan laju
perkembangan dapat diperlambat jika terdeteksi sejak dini dan berhenti merokok. Dengan
terapi yang tepat, banyak pasien dapat menghilangkan kebiasaan merokok bila diimbangi
dengan pola kerja mereka. Orang menderita emfisema harus lebih ekstra lagi menjaga
kesehatan paru-parunya. Pasien tidak perlu mengurangi aktivitas sehari-harinya, jadi ia bisa
bekerja layaknya orang sehat lainnya, namun mungkin akan ditemukan kendala di mana
tubuhnya akan mudah sekali merasa kelelahan.
https://lifestyle.okezone.com/read/2010/02/22/27/306051/emfisema-dapat-timbulkan-
kematian
176
Kanker Paru-Paru yang Diderita Kepala BNBP Sutopo Purwo Nugroho
Oleh: Yulaika Ramadhani - 3 Oktober 2018
Dibaca Normal 1 menit
"Meski kanker paru stadium 4B, saya tetap berusaha melayani media dan masyarakat
dengan baik. Untuk rekan penyintas kanker."
tirto.id - Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho masih menyempatkan
mengadakan jumpa pers terkait gempa dan tsunai di Palu dan Donggala, di tengah kondisi
tubuhnya yang sakit kanker paru-paru.
"Sakit, sehat, hidup, mati, itu adalah bagian dari kehidupan. Semua sudah diatur, saya nikmati
saja. Yang penting saya ikhtiar," katanya dilansir Antara.
Sejak 17 Januari 2018, Sutopo yang selama ini menjadi sumber informasi kebencanaan bagi
masyarakat melalui media, divonis mengidap kanker paru stadium IVB.
Kenyataan itu sempat membuatnya terguncang. Dia merasa selama ini sudah hidup sehat
dengan makan makanan yang sehat dan tidak merokok. Namun, kenyataan ternyata berbeda
dengan pola hidup sehatnya.
"Saya syok, tetapi tidak sampai menangis. Istri dan anak saya yang menangis," tuturnya.
Di tengah vonis dokter terhadap penyakit yang diidapnya, Sutopo sempat berpikir untuk
mengurangi aktivitasnya melayani wartawan.
Selama ini, dia memang aktif menginformasikan kejadian bencana kepada masyarakat, baik
kepada wartawan maupun kepada masyarakat melalui media sosial.
"Namun, saya berpikir, masyarakat dan wartawan butuh saya. Saat saya tidak ada, kejadian
bencana tidak diberitakan oleh media. Kalau pun ada, pernyataan dari pejabat berwenang
sangat normatif," katanya.
177
Karena itu, dia memutuskan untuk tetap aktif bekerja meskipun sudah disibukkan dengan
pengobatan yang harus dijalani. Dia menganggap pekerjaannya melayani wartawan sebagai
bagian dari ibadah.
"Meski kanker paru stadium 4B, saya tetap berusaha melayani media dan masyarakat dengan
baik. Untuk rekan penyintas kanker. Jangan patah semangat. Tetap sabar, kerja dan berdoa.
Hidup itu bukan panjang-pendeknya usia. Tapi seberapa besar kita dapat membantu orang
lain," tulis Sutopo dalam akun twitternya diikuti mention kepada Raisa @raisa6690.
Kanker paru-paru adalah salah satu kanker dengan penderita terbanyak di dunia. Kematian
akibat kanker ini di dunia lebih banyak daripada gabungan kematian akibat kanker payudara,
kanker kolon dan kanker prostat.
Spesialis pulmonologi dan ilmu kedokteran respirasi FKUI, Prof dr Tjandra Yoga Aditama
SpP (K), MARS, DTM&H, DTCE, dalam keterangan tertulisnya menyatakan satu dari lima
kematian akibat kanker di dunia terjadi akibat kanker paru, dan setiap tahun ada lebih dari 1,8
juta kasus kanker paru baru di dunia.
"Risiko mendapat kanker paru meningkat dengan pertambahan usia, dan laki-laki lebih sering
dari perempuan," ungkap Tjandra.
Beberapa gejala kanker paru-paru di antaranya ialah perubahan jenis dahak, nyeri dada atau
punggung, batuk darah dan sulit menelan.
Bila menemukan gejala ini, Tjandra menyarankan agar dilakukan pemeriksaan yakni
anamnesis dan pemeriksaan fisik, foto rontgen, CT dan PET scan, bronkoskopi atau biopsi
jarum.
Kalaupun tak terhindari, keberhasilan pengobatan bisa lebih tinggi jika kita melakukan
deteksi dini.
"Menghindari faktor risiko dan melakukan deteksi dini akan amat berperan untuk
keberhasilan pengobatan," ujarnya.
Dia menyebutkan sejumlah faktor risiko kanker yang dapat dihindari, di antaranya kebiasaan
merokok yang berhubungan dengan sekitar 70% kematian akibat kanker paru. Kemudian,
bahan lain yang juga faktor risiko adalah radon, asbestos, arsenik, berilium dan uranium,
serta riwayat radiasi.
Faktor lainnya ialah mempunyai penyakit paru lain (emfisema, bronkitis kronik, PPOK dan
TB) juga meningkatkan risiko terkena kanker paru. Di samping itu, riwayat keluarga yang
juga menderita kanker paru-paru, pernah mengalami kanker di alat tubuh lain juga menjadi
faktor risiko kanker paru-paru.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani
https://tirto.id/kanker-paru-paru-yang-diderita-kepala-bnbp-sutopo-purwo-nugroho-c4r4