program studi ilmu al-qur’an dan...

94
PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TERHADAP KISAH IMRO’AH NUH, LUTH, FIR’AUN, DAN MARYAM) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.) Oleh: Muhammad Ibinuh Siregar 1113034000028 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M

Upload: others

Post on 31-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM

AL-QUR’AN (KAJIAN TERHADAP KISAH IMRO’AH NUH,

LUTH, FIR’AUN, DAN MARYAM)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag.)

Oleh:

Muhammad Ibinuh Siregar

1113034000028

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 2: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN
Page 3: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN
Page 4: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN
Page 5: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

iv

ABSTRAK

Muhammad Ibinuh Siregar

Perempuan Shalihah dan Thalihah Dalam al-Qur’an (Kajian

Terhadap Kisah Imro’ah Nuh, Luth, Fir’aun dan Maryam)

Skripsi ini membahas tentang perempuan shalihah dan thalihah dalam

al-Qur‟an. Karena perempuan shalihah adalah tempat lahirnya seorang

anak. Maka al-Qur‟an mendeskripsikan bahwa perempuan itu ada yang

shalihah dan ada yang thalihah. Meskipun perempuan itu berada di

samping suami yang shalih, tetapi dia tidak bisa menjamin bahwa dirinya

akan menjadi perempuan yang shalihah, malah dia menjadi perempuan

yang thalihah. Sebaliknya meskipun perempuan itu berada di samping

suami yang kafir, tetapi dia menjadi perempuan yang shalihah. Penelitian

ini ingin mengetahui lebih mendalam terkait perempuan shalihah dan

thalihah dalam al-Qur‟an.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan menggunakan

metode analisis deskriftif dengan pendekatan tematik. Pendekatan tematik

adalah metode untuk mengidentifikasi, menganalisis dan melaporkan

tema-tema yang terdapat dalam suatu fenomena. Dalam penelitian ini yang

menjadi sumber penelitiannya ada dua yaitu, primer dan sekunder. Sumber

data primer datanya dari al-Qur‟an Kitabullah, kitab-kitab tafsir yang

dianggap mewakili dan penulis dapat menjangkaunya. Sedangkan sumber

data sekunder datanya dari buku-buku, jurnal artikel dan sumber media

lainnya yang ada kaitannya dengan pembahasan ini.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa perempuan shalihah dan thalihah

dalam al-Qur‟an mempunyi ciri dan karakter tersendiri. Dimana

perempuan shalihah ialah dia yang memelihara kehormatan dirinya,

mempunyai pengetahuan yang luas, istiqomah dalam kebaikan

(mempunyai prinsip yang kuat), selalu berdo‟a (memohon pertolongan

dan perlindungan) kepada Allah. Dan juga memikirkan masa depan.

Sementara perempuan thalihah ialah dia yang tidak mematuhi perintah

suami, berprasangka buruk kepada suami, mengadu domba, membuka

rahasia suami, dan menyakiti hati suami.

Kata kunci: Perempuan shalihah, Thalihah, al-Qur‟an dan Tafsir

Page 6: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

v

KATA PENGANTAR

يمبسم الله الرحمن الرح

Puji dan syukur ke hadirat Allah Subhānahu wa Ta‟āla, yang telah

memberikan petunjuk, taufik, ilmu, dan karunia-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan penelitian ini. Salawat teriring salam, semoga

senantiasa terlimpah curahkan kepada kekasih tercinta, teladan termulia,

insan sempurna, Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wa al-Salām, yang

telah menebarkan cahaya iman dan Islam ke Muka Bumi ini, serta menjadi

rahmat bagi seluruh alam semesta. Tak lupa, salawat dan salam semoga

tersampaikan juga kepada keluarga beliau yang suci, sahabat-sahabatnya

yang terpilih, serta para-tabi‟in yang istimewa, dan kepada seluruh

umatnya. Semoga kita dapat mengikuti jejak-jejak hidupnya yang mulia,

dan mendapatkan syafaat yang agung darinya, kelak di hari kiamat. Amin

Ya Allah Ya Rabbal ālamīn.

Terselesaikannya skripsi yang berjudul Perempuan Shalihah dan

Thalihah Dalam al-Qur’an (Kajian Kisah Imro’ah Nuh, Luth,

Fir’aun dan Maryam) ini tentu tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

berbagai pihak yang ikut andil, baik secara langsung maupun tidak

langsung, baik secara moril maupun materiil. Maka sepatutnya penulis

mengucapkan syukur, terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, MA, selaku Rektor

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Yusuf Rahman, MA, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Eva Nugraha. MAg, selaku ketua program studi Ilmu

Al- Qur‟an dan Tafsir, serta Bapak Fahrizal Mahdi, Lc. MIRKH, selaku

sekretaris program studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir.

Page 7: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

vi

4. Dosen Pembimbing Skripsi penulis, yakni Ibu Dr. Faizah Ali

Sybromalisi, M.A yang senantiasa membimbing, memberi arahan dan

masukan kepada penulis dalam melakukan penelitian, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Dosen Penasehat Akademik, yakni Ibu Dr. Atiyatul Ulya, M.Ag

yang telah memberikan masukan dan motivasi kepada penulis selama

penulis belajar di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh dosen di Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir yang telah

memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

7. Seluruh staf jurusan dan fakultas yang turut membantu mengurusi

terkait adminstrasi penulis.

8. Orang tua penulis, yakni Bapak Dirman Siregar dan Ibu Siti Rain

Sarumpaet yang selalu memberikan dukungan, semangat, memberi

nasehat, dan selalu mendoakan penulis, sehingga penulis dapat menempuh

pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

9. Keempat adik kandung penulis, Kartini Siregar, Gunawan Siregar,

Rusman Siregar, dan Maulid Siregar yang selalu memberi semangat agar

kakak segera menyelesaikan skripsi guna mendapatkan gelar sarjana.

10. Penulis sampaikan terima kasih kepada sahabat dan teman

seperjuangan, terkhusus kepada Nasrullah, M. Lutfi Tanjung, Salman Al-

Farisi, Abdurrahman Faris Rasyid, Didi Maldini, serta keluarga besar

Tafsir Hadis angkatan 2013 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu

namanya.

11. Penulis sampaikan terimakasih kepada bapak Ir. Najib Syaiful dan

abang Hasan Ashari Hasibuan yang selalu memberikan nasehatnya supaya

skripsi ini cepat selesai, dan tidak lupa untuk sahabat seperjuangan di

Page 8: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

vii

perantauan Ikhwan Siddiq Nasution yang sudah bersedia memberikan

motornya untuk dipinjam sebagai transportasi penulis dalam penelitian.

Tidak ada kata yang pantas selain ucapan terima kasih yang begitu

mendalam dan seuntai doa senantiasa penulis haturkan kepada mereka

agar senantiasa segala kebaikannya dibalas oleh Allah SWT dengan

balasan yang setimpal. Akhirnya, penulis berharap semoga penelitian ini

senantiasa dapat memberikan wawasan mengenai Qur‟an dan bermanfaat

bagi semuanya, khususnya bagi penulis sendiri. Ᾱmīn ya rābb.

Jakarta, 08 Juli 2020

Hormat Saya,

Penulis

Page 9: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158 tahun 1987 dan Nomor:

0543 b/u/1987.

1. Padana Aksara

Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:

Huruf

Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

B Be ب

T Te ت

ṡ es dengan titik atas ث

J Je ج

ḥ ha dengan titik bawah ح

Kh ka dan ha خ

D De د

Ż zet dengan titik atas ذ

R Er ر

Z Zet ز

Page 10: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

ix

S Es س

Sy es dan ye ش

ṣ es dengan titik bawah ص

ḍ de dengan titik bawah ض

ṭ te dengan titik bawah ط

ẓ zet dengan titik bawah ظ

Koma terbalik di atas hadap kanan „ ع

Gh ge dan ha غ

F Ef ؼ

Q Qi ؽ

K Ka ؾ

L El ؿ

M Em ػم

N En ن

W We و

Page 11: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

x

H Ha ه

Apostrof ‟ ء

Y Ye ي

2. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari

vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk

vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A Fathah ـــ

I Kasrah ـــ

U Dammah ـــ

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai

berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ai a dan i ـــ ي

Au a dan u ـــ و

3. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ᾱ a dengan topi di atas ىا

Page 12: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

xi

Ī i dengan topi di atas ى

Ū u dengan topi di atas ىى

4. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf

syamsiyah maupun huruf kamariah. Contoh: al-rijāl bukan ar-rijāl, al-

dīwān bukan ad-dîwān.

5. Syaddah (Tasydīd)

Syaddah atau tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda (ـــ) dalam alih aksara ini dilambangkan dengan

huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu.

Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah

itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah.

Misalnya, kata ( ورةلضرا ) tidak ditulis ad-darūrah melainkan al-darūrah,

demikian seterusnya.

6. Ta Marbūtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata

yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf

/h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika tamarbûtah

tersebut diikuti oleh kata sifat (na„t) (lihat contoh 2). Namun, jika huruf ta

marbūtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut

dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

No Kata Arab Alih Aksara

قةیرط 1 Tarīqah

Page 13: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

xii

ةیلإسلامالجامعة ا 2 al-jāmī‟ah al-islāmiyyah

دلوجوة احدو 3 wahdat al-wujūd

7. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam

alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti

ketentuan yang berlaku dalam Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain

untuk menuliskanpermulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama

bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika nama diri didahului oleh kata sandang,

maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri

tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abū Ḥāmid al-

Ghazālī bukan Abū Ḥāmid Al-Ghazālī, al-Kindi bukan Al-Kindi.

Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan

dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring

(italic) atau cetak tebal (bold). Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis

dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya,

demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal

dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun

akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-

Palimbani, tidak „Abd al- Samad al-Palimbānī; Nuruddin al-Raniri, tidak

Nūr al-Dīn al-Rānīrī.

8. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (Fi„il), kata benda (Isim), maupun huruf

(Ḥarfu) ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara

atas kalimat-kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman pada

ketentuan-ketentuan di atas

Page 14: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

xiii

Kata Arab Alih Aksara

ذهب الأستاذ dzahaba al-ustādzu

ث بت الأجر tsabata al-ajru

الحركة العصريةal-ḥarakah al-„asriyyah

أشهد أن ل إله إل اللهasyhadu an lā ilāha illā Allāh

Maulānā Mālik al-Ṣāliḥ مولنا مالك الصالح

yu`atstsirukum Allāh ي ؤث ركم الله

حظورات

al-ḍarūrah tubīḥu al-maḥẓūrāt الضرورة تبيح الم

Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka.

Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak perlu

dialihaksarakan. Contoh: Nurcholish Madjid, bukan Nūr Khālis Majīd;

Mohamad Roem, bukan Muhammad Rūm; Fazlur Rahman, bukan Fazl al-

Rahmān.

Page 15: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

xiv

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Permasalahan ........................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 7

E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 8

F. Metodologi Penelitian ............................................................ 12

G. Sistematika Penelitian ............................................................ 14

BAB II KAJIAN TEORI TENTANG PEREMPUAN SHALIHAH

DAN THALIHAH ............................................................................ 16

A. Terminologi Perempuan ......................................................... 16

1. Terminologi ........................................................................ 16

2. Posisi Perempuan ............................................................... 23

a. Perempuan Dalam Ruang Domestik ............................. 23

b. Perempuan Dalam Ruang Publik .................................. 25

B. Terminologi Shalihah dan Thalihah ....................................... 26

1. Terminologi ....................................................................... 27

2. Kriteria Shaliihah dan Thalihah ......................................... 28

BAB III PEREMPUAN DAN TIPOLOGINYA DALAM AL-

QUR’AN ............................................................................................ 33

A. Perempuan Yang Disebutkan Dalam al-Qur‟an ..................... 33

1. Hawa ................................................................................. 34

Page 16: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

xv

2. Istri Nuh ............................................................................. 35

3. Siti Hajar ............................................................................ 36

4. Istri Luth ............................................................................. 37

5. Imro‟ah Aziz (Siti Zulaikha) .............................................. 38

6. Istri Fir‟aun ........................................................................ 39

7. Ibu Nabi Musa .................................................................... 40

8. Balqis ................................................................................. 42

9. Maryam .............................................................................. 43

10. Istri Abi Lahab .................................................................. 44

11. Zainab binti Zahsy ............................................................ 44

12. Aisyah .............................................................................. 45

B. Tipologi Perempuan Dalam al-Qur‟an ................................... 46

1. Tipe Perempuan Shalihah .................................................. 47

2. Tipe Perempuan Pejuang ................................................... 48

3. Tipe Perempuan Penghasut/Jahat....................................... 48

4. Tipe Perempuan Penggoda................................................. 48

BAB IV PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM QS.

AT-TAHRIM 10-12 .......................................................................... 51

A. Seputar Surah at-Tahrim ......................................................... 51

1. Nama dan Jumlah Ayat ...................................................... 51

2. Munasabah ......................................................................... 52

a. Munasabah Surah .......................................................... 52

b. Munasabah Ayat ............................................................ 52

B. Penafsiran Ulama Terhadap Qs. at-Tahrim 10-12 .................. 55

1. Imro‟ah Nuh dan Luth ....................................................... 56

2. Imro‟ah Fir‟aun dan Maryam ............................................. 59

3. Urgensi Perempuan Shalihah Saat Ini .............................. 63

Page 17: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

xvi

BAB V PENUTUP ............................................................................ 70

A. Kesimpulan ............................................................................. 70

B. Saran ....................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 71

Page 18: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‟an adalah kitab wahyu Ilahi yang terakhir diturunkan kepada

manusia1 Apabila ia dibaca mendapatkan nilai ibadah, dan setiap huruf

dan katanya merupakan pahala dari Allah SWT.2 al-Qur‟an juga

merupakan bacaan yang sempurna, di dalamnya mengandung cahaya,

keagungan dan kemuliaan kepada orang-orang yang setia membacanya.3

Al-Qur‟an adalah kitab suci yang banyak membuat manusia takjub,

salah satunya ialah ketika berbicara tentang perempuan. Al-qur‟an tidak

menggambarkannya secara fisikal, dan tidak ada satupun ayat yang

menceritakan tentang keindahan seorang perempuan, sehingga perempuan

cantik tidak menjadi tokoh dalam al-Qur‟an. Berkenaan dengan

pelaksanaan syariat yang berhubungan dengan perempuan dan laki-laki,

Al-Qur‟an menggunakan kata-kata halus seperti “bersentuhan dengan

perempuan (Qs. An-Nisa [4]: 43) bercampur dengan perempuan kamu

(Qs. Al-Baqarah [2]: 187) atau datangilah ladang kamu sekehendak kamu

(Qs Al-Baqarah [2]: 233).”

Perempuan diperlakukan secara lembut oleh Allah. Sehingga saat

berbicara tentang perempuan, yang dibicarakan adalah hak-haknya

sedangkan ketika berbicara laki-laki maka yang dibicarakan itu adalah

kewajiban-kewajibannya. Sebagai contoh kata An-nisa yang disebutkan 57

kali dalam Al-Qur‟an, dalam hubungannya dengan ketentuan-ketentuan

hukum pernikahan, hukum waris, hukum yang menyangkut hubungan

1

Syamsuddin Arif, “al-Qur‟an dan Serangan Orientalis”. Jurnal Kajian Islam,

Vol. 1, No.1 (Januari 2005): 104.

2 Manna al-Qaththan, Mabahits Fi Ulumil Qur‟an, terj. Umar Mujtahid (Jakarta:

Ummul Qura, 2016), 34.

3 M. Quroisy Shihab, Wawasan al-Qur‟an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai

Persoalan Ummat (Bandung: Mizan, 1994), 3.

Page 19: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

2

suami-istri, hak perempuan untuk memperoleh hasil kerjanya, hukum

ibadah, etika berbusana, etika pergaulan diantara perempuan dan etika

perempuan diantara perempuan dan laki-laki.

Perempuan adalah sebagai respon sosial atas keadaan perempuan pada

masa jahiliyah yang sering diabaikan hak-haknya. Hal- hal yang unik pada

diri perempuan yakni tidak pernah nama Allah dititipkan kepada makhluk

lain kecuali kepada perempuan. Nama tersebut adalah ar Rahim yang

menjadi nama dari salah satu anatomi yang hanya dimiliki oleh

perempuan.4

Perempuan adalah kaum yang sangat dihormati dalam konsepsi Islam.

Sebab, di telapak kaki perempuan ada terletak surga. Kaum perempuan

disebut juga dengan kaum Hawa. Karena nama ini terambil dari nama

ibunda manusia Siti Hawa (istri Nabi Adam a.s). Secara fisik (kodrati),

perempuan lebih lemah dibandingkan dengan laki-laki. Mereka

mempunyai perasaan yang lemah lembut dan halus. Perempuan juga lebih

banyak menggunakan pertimbangan emosi dan perasaan dari pada akal

pikirannya. Perempuan adalah lambang kesejukan, kelembutan dan cinta

kasih.5

Dalam masyarakat Islam sendiri, perempuan menempati posisi penting

yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Tidak ada Undang-Undang atau

aturan manusia sebelum Islam yang memberikan hak-hak kepada

perempuan, seperti yang diberikan Islam. Hal itu karena Islam datang

membawa prinsip persamaan di antara seluruh manusia. Tidak ada

4 Tedi Supriyadi, “Perempuan Dalam Timbangan Al-Quran Dan Sunnah:

Wacana Perempuan Dalam Perspektif Pendidikan Islam”. Sosioreligi, Volume 16, No. 1

(Maret 2016): 15-16. 5

Maryam, “Perempuan Diruang Publik Menurut Pandangan al-Qur‟an (Kajian

Tahlili Terhadap QS an-Nisa 34)” (skripsi 1., Universitas Islam Negeri Alauddin

Makasar, 2013), 1.

Page 20: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

3

perbedaan antara satu individu dengan individu lainnya, sebab Allah

menciptakannya dari asal yang sama.6 Sebagaimana firman Allah:

ك شؾوب وكبائل مخؾارف ن ذنص وٱهث وجؾوي ك م ن ذول مياس إ

ا ٱ أيه ن ٱنصمك ؼيس

ن إوإ إ

إ ٱثلىك ؽويم إلل لل

دبير “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara

kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah

Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Qs. al-Hujrat [49]: 13)

Perempuan dengan segala posisi dan keadaannya selalu menjadi obyek

pembahasan menarik bagi banyak kalangan, dari yang bersifat ilmiah

hingga yang non ilmiah. Terbukti banyak sekali karya-karya yang secara

khusus diterbitkan dengan menjadikan perempuan sebagai obyek

bahasannya. Di dunia Timur-Tengah ada tokoh-tokoh seperti Dr. Yusuf

Qardhawi, Abbas Mahmud Al „Aqad, dan Syeikh Muhammad Ghazali

yang mempunyai perhatian khusus terhadap perempuan dengan beberapa

karyanya yang menyorot kehidupan perempuan baik secara kemanusiaan

maupun secara relijiusitas. Sedang di Indonesia sendiri sudah tidak

terhitung lagi banyaknya literatur-literatur yang menyorot secara khusus

kehidupan perempuan dengan segala problematikannya.

Agama Islam telah memberikan aturan-aturan terkait dengan diri

perempuan. Sehingga dalam al-Qur‟an ada surah khusus yang

membicarakan perempuan, yaitu QS an-Nisa (Perempuan). Dalam surah

tersebut banyak dibicarakan mengenai perempuan, salah satunya adalah

konsep perempuan shaliha. Hal ini menunjukkan bahwa al-Qur‟an

mengakui eksintensi dan kedudukan perempuan, untuk memperkuat jati

dirinya sebagai perempuan. Dengan adanya aturan-aturan tersebut

6 Subaeda, “Kedudukan Perempuan Dalam al-Qur‟an (Kajian Tahlili Terhadap

QS an-Nisa 124)” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar, 2019) , 2.

Page 21: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

4

diharapkan para perempuan mengikutinya sehingga mencapai derajat

shaliha.

Realitas dalam kehidupan pada saat ini masih menunjukkan bahwa

tidak semua wanita dikatakan shalihah, oleh karena itu untuk menyebut

seorang wanita itu shalihah diperlukan beberapa kriteria.7 Sebagaimana

firman Allah dalam Al-Qur‟an:

ف ت ح خ ت ك وح مص ب بما حفظ فأ وغ ن

إغ تر لل“wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika

suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” (An Nisa‟[4]: 34)

Perempuan shalihah adalah perempuan yang baik-baik dan merupakan

sosok mulia yang menjadi salah satu pilar masa depan peradapan umat

manusia. Penyangga bagi kokohnya bangunan keluarga, masyarakat, dan

negara. Perempuan shalihah adalah dia yang berdaya guna tinggi atau

memiliki efektivitas yang tinggi. Perempuan shalihah sebagai individu,

karena jelas dia orang yang beriman dan bertakwa, dia pun dilimpahi oleh

Allah SWT dengan berkah dari segala penjuru langit dan bumi. Dia

berguna tidak hanya bagi diri, suami dan anak-anaknya, tetapi juga bagi

lingkungan, sesama, dan dakwah di jalan Allah SWT. Kontribusi dan

peran kaum perempuan kadang begitu mudah terlupa, tak jarang juga

justru salah kaprah dalam menempatkan posisi meraka atas nama

emansipasi.8

Adapun perempuan thalihah (tidak baik) ialah mereka yang durhaka

kepada Allah, Rasulullah, orangtua, pemimpin dan semua yang

bertentangan dengan syari‟at agama. Tidak mendidik anaknya dengan

baik, berusaha meninggalkan hak bersuami istri, sombong dan

7

Hoisiri, “Istri Idaman Sepanjang Masa (Istri Shaleha)”. (Desember 2018): 1-3.

8 Agus Sefuddin, “Pemikiran Sayyid Sulaiman An- Nadwi Tentang Aisyah R.A

Potret Wanita Mulia Sepanjang Zaman” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Raden

Intan Lampung, 2018), 1.

Page 22: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

5

mendurhakai pusat kepemimpinan, bahkan melanggar tuntutan fitrah

mereka, yang akibatnya membawa kehancuran kehidupan bersuami istri.9

Kalau penulis perhatikan banyak sekarang perempuan kurang

memahami atau bahkan tidak tau peran dan fungsinya baik ia sebagai

anak, istri, ibu dan anggota masyarakat. Mereka tidak menyadari bahwa

dari dalam diri mereka akan lahir generasi-generasi pembaharu masa

depan, akibat ketidak sadarannya sebagai pendidik pertama di rumah,

maka banyak sekarang anak-anak remaja melakukan tindak kriminalitas

seperti tawuran, pergaulan bebas, begal motor, narkotika dan lain-lain.

Telah terjadi dibeberapa kota besar seperti Jakarta. Di jakarta sering

terjadi tawuran, para pelaku tidak lain adalah anak-anak muda. Yang

paling memprihatinkan mereka sering mengenakan baju sekolah saat

tawuran itu terjadi. Para pelaku tawuran sudah mempersiapkan senjata

tajam dengan maksud untuk melukai musuhnya. Hal ini jelas dapat

membahayakan keselamatan orang lain dan membahayakan masyarakat

sekitar.10

Contoh yang sedang terjadi belakangan ini, yaitu maraknya pembegalan

motor dan perampokan yang terjadi di Depok dan Tangerang serta daerah

lainnya, kemudian diketahui pula bahwa identitas beberapa orang pelaku

pembegalan dan perampokan masih berusia remaja. Dari perbuata-

perbuatan negatif tersebut masyarakat mulai merasakan keresahan dan

ketidak tenangan dalam menjalani kehidupannya.11

Kejadian-kejadian di atas adalah tidak lepas dari peran orangtua

khsusnya perempuan atau ibu sebagai madarasah pertama untuk anak-

anaknya. Al-qur‟an dan as-Sunnah sudah jelas mengatakan peran

9 Hoisiri, “Istri Idaman Sepanjang Masa (Istri Shaleha), 4.

10

Rachmat dan Kawan-Kawan. Aku Cinta Jakarta: Pendidikan Lingkungan dan

Budaya Jakarta (Jakarta: Ganeca Exact, 2007), 81.

11 Nunung Unayah dan Sabarisman, “Fenomena Kenakalan Remaja dan

Kriminalitas”. Sosio Informa, Vol. 1, dan No.2 (Mei-Agustus 2015): 122.

Page 23: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

6

perempuan yang pertama itu ialah mendidik dan mengajarkan anak. Tapi

karena sekarang banyak perempuan sudah melupakan tugas dan fungsinya

sebagai perempuan, makanya penulis ingin mengkaji lebih dalam lagi

terkait perempuan shalihah dan thalihah, khususnya dalam konteks saat

ini.

Inilah mengapa penulis kiranya perlu mengkaji penilitian ini kedalam

bentuk penelitian ilmiah yang berjudul “Perempuan Shalihah Dan

Thalihah Dalam Al-Qur’an (Kajian Terhadap Kisah Imro’ah Nuh,

Luth, Fira’un, Dan Maryam )” bertujuan untuk mengkaji lebih

mendalam terkait perempuan shalihah dan thalihah dalam al-Qur‟an dan

urgensinya saat ini.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi

masalah sebagai berikut:

a. Perempuan shalihah dalam al-Qur‟an dan pendidikan nilai-nilai

akhlaknya dalam kehidupan modren.

b. Keteladanan perempuan-perempuan shalihah dalam al-Qur‟an.

c. Seberapa penting karakter perempuan shalihah dan thalihah dalam

al-Qur‟an juga menurut ulama tafsir.

2. Batasan Masalah

Dari pembahasan identifikasi masalah di atas, maka dapat dibatasi

pembahasan mengenai perempuan shalihah dan thalihah dalam al-Qur‟an.

Karena point a dan b sudah ada yang membahas dan penelitian terdahulu

lebih memfokuskan ke perempuan shalihah saja, untuk itu penelitian ini

memfokuskan kepada perempuan shalihah dan thalihah juga penafsiran

ulama. Karena keterbatasan waktu dalam penulisan skripsi ini, serta untuk

menghindari pembahasan yang berbelit-belit dan tidak mengarah kepada

Page 24: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

7

maksud dan tujuan penulisan skripsi ini, maka penulis hanya

menitikberatkan kepada perempuan shalihah dan thalihah dalam al-Qur‟an

(kajian terhadap kisah imro‟ah Nuh, Luth, Fir‟aun dan Maryam).

C. Rumusan Masalah

a. Bagaimana Konsep Perempuan Shalihah dan Thalihah dalam al-

Qur‟an?

b. Bagaimana penafsiran Ulama Terhadap Kisah Imro‟ah Nuh, Luth,

Fir‟aun, dan Maryam Dalam Qs. at-Tahrim 10-12?

D. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya konsep perempuan

Shalihah dan Thalihah dalam al-Qur‟an!

2. Untuk mengetahui Bagaimana penafsiran Ulama Terhadap Kisah

Imro‟ah Fir‟aun dan Imro‟ah Luth !

E. Manfaat penelitian

Manfaat dalam penelitian ini secara garis besar dapat dibagi menjadi

dua, yaitu secara akademis dan sosial.

1. Manfaat secara teoritis, kajian ini diharapkan dapat menjadi suatu

bagian tambahan untuk mengetahui pandangan al-Qur‟an terkait

perempuan shalihah dan thalihah. Dan mengetahui penafsiran

ulama terhadap ciri-ciri dan karakter perempuan shalihah dan

thalihah dalam al-Qur‟an

2. Manfaat secara akademis, diharapkan dapat memberikan

sumbangan (kontribusi) pemikiran dalam rangka pengembangan

ilmu pengetahuan dan wacana keislaman dengan melengkapi data-

data yang sudah ada sebelumnya.

3. Manfaat secara sosial, diharapkan penelitian ini dapat memberikan

pemahaman khususnya kepada penulis, dan umumnya kepada

orang-orang Islam bahwa perempuan shalihah dan thalihah dalam

Page 25: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

8

al-Qur‟an adalah gambaran untuk kaum muslimat untuk

memasukkan dirinya masuk kedalam golongan yang shalihah atau

thalihah.

4. Kajian ini diharapkan mampu menambah minat studi al-Qur‟an,

khususnya terkait dengan kajian tematik al-Qur‟an.

F. Tinjauan pustaka

Kajian mengenai perempuan shalihah dan thalihah dalam al-Qur‟an

bukanlah merupakan hal yang baru dalam penelitian. Sejauh penelusuran

yang dilakukan oleh penulis, banyak karya-karya yang telah dihasilkan

baik dalam bentuk buku, skripsi, jurnal, artikel dan lain-lain. Maka

literatur-literatur yang dijadikan tinjauan pustaka dalam peneltian ini

adalah, yaitu yang berhubungan dengan perempuan shalihah dan thalihah

dalam al-Qur‟an.

Sejauh penelisikan yang penulis lakukan, terdapat karya-karya

terdahulu yang relevan terhadap penelitian ini, diantaranya:

Maryam,12

skripsi ini membahas tentang perempuan di ruang publik

menurut pandangan al-Qur‟an. Skripsi ini menjelaskan bahwa perempuan

adalah makhluk ciptaan Allah yang mempunyai perasaan halus dan lemah

lembut yang menjadi istri dan menjadi Ibu yang melahirkan anak.

Perempuan juga mempunyai sosok kepribadian yang menarik dari

penampakan luar maupun dalam. Perempuan juga sangat berpengaruh

dalam kehidupan masyarakat, terutama kedudukannya sebagai hamba

Allah dan sebagai khalifah. Perempuan di sisi Allah mendapat kedudukan

dan hak untuk beramal yang sama dengan laki-laki, seorang perempuan

mempunyai tanggung jawab yang sama dengan laki-laki, yakni samasama

berkewajiban untuk mengabdikan diri kepada Allah swt. Perempuan juga

12 Maryam, “Perempuan Diruang Publik Menurut Pandangan al-Qur‟an (Kajian

Tahlili Terhadap QS an-Nisa 34)”, (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Alaudin, 2013).

Page 26: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

9

mempunyai peran dan fungsi dalam kehidupan masyarakat. Yakni

berperan sebagai seorang ibu, peranannya sangat mendapat perhatian

dalam agama Islam.

Saepuddin,13

skripsi ini menjelaskan tentang Keperibadian Aisyah R.A

yaitu: Fisik dan Pakaiannya dan Akhlak. Adapun Akhlaknya yaitu

(membantu kaum perempuan, taat kepada suami,bersifat wara‟ dan tidak

mau menerima hadiah, menghindari pujian dan sanjungan,baik dan murah

hati, banyak beribadah, membantu fakir dan miskin).

Raudhotul Jannah,14

skripsi ini menemukan bahwa ada beberapa

apresiasi al-Qur‟an terhadap perempuan, diantaranya adalah a). perlakuan

secara adil. Adil terhadap perempuan yatim (Qs. an-Nisa 3 dan 127), adil

terhadap para istri (Qs. an-Nisa 3 dan 129). b). Memperlakukan

perempuan dengan baik (Qs. an-Nisa 19). C). Memperlakukan perempuan

yang nusyuz dan syiqoq dengan baik (Qs. an-Nisa 34-35).

Subaeda,15

skripsi ini menjelaskan bahwa kedudukan perempuan yang

membedakannya antar laki-laki dan perempuan hanyalah amal saleh dan

iman sehingga setelah Islam datang maka kedudukan perempuan itu

sendiri di angkat bahkan disetarakan dengan laki-laki. Urgensi kedudukan

perempuan ialah Islam telah mengangkat derajat perempuan dengan

memberikan dan menyetarakan hak-haknya, memuliakannya bahkan bisa

lebih mulia dari laki-laki, serta mendapat penghormatan atas dirinya

dengan mengabadikannya dalam sebuah surah dalam al-Qur‟an yaitu yang

dinamai surah al-Nisa‟ yang berarti perempuan.

13 Agus Sefuddin, “Pemikiran Sayyid Sulaiman An- Nadwi Tentang Aisyah R.A

Potret Wanita Mulia Sepanjang Zaman” (Skripsi S1.,Universitas Negeri Raden Intan

Lampung, 2018).

14 Radhoutul Jannah, “Apresiasi al-Qur‟an Terhadap Perempuan Dalam surah

an-Nisa” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2015)

15 Subaeda, “Kedudukan Perempuan Dalam al-Qur‟an (Kajian Tahlili Terhadap

QS an-Nisa 124)” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar, 2019).

Page 27: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

10

Indah Ahdiah,16

menulis jurnal tentang Perempuan dalam menjalankan

perannya dalam masyarakat tergantung pada budaya masyarakat dimana ia

tinggal. Dari sudut pandang peran antara laki-laki dan perempuan, keduanya

sama-sama melaksanakan peran dalam ranah domestik, publik, dan sosial, namun

dalam kenyataannya, peran domestik lebih banyak ditanggung oleh perempuan,

Ini memperlihatkan bahwa perjuangan perempuan untuk meningkatkan perannya

dalam masyarakat masih dominan berjuang oleh dan dari perempuan sendiri.

Tedi Supriyadi,17

menulis jurnal tentang perempuan dalam timbangan

al-Qur‟an. Bahwa Ajaran Islam tidak memperlakukan perempuan secara

diskriminatif. Gender tidak membedakan derajat. Dalam Al-Qur‟an nilai

ideal perempuan tidak diukur dari keindahan fisik, bahkan Al-Qur‟an

mengajarkan agar perempuan menutupi keindahan fisiknya. Nilai ideal

perempuan terletak pada keshalihan, kesucian, dan ketegaran dalam

mempertahankan keyakinan.

Hosiri,18

menulis artikel tentang istri shalehah sepanjang masa. Seorang

wanita tidaklah cukup hanya menjadi wanita wanita shalihah, akan tetapi

juga harus mampu menjadi istri idaman suami sepanjang masa yakni harus

dapat menjadi istri yang shalihah. Dan beberapa kriteria model istri

sehingga menjadi Istri shalehah yang akan menjadikan dunia penuh

dengan keindahan, karena memang seorang istri shalehah ibarat perhiasan

terindah dan merupakan istri idaman suami sepanjang masa.

Zulfahani Hasyim,19

menulis jurnal tentang persamaan hak antara

perempuan dan laki-laki dalam paham feminisme adalah sejalan dengan

16 Indah Ahdiah, “Peran-Peran Perempuan dalam Masyarakat”. ACADEMIA

Fisip UNTAD, vol. 5, No. 2 (Oktober 2013): 1091

17 Tedi Supriyadi, “Perempuan Dalam Timbangan Al-Quran Dan Sunnah:

Wacana Perempuan Dalam Perspektif Pendidikan Islam” Sosioreligi, Volume 16, No. 1

(Maret 2016): 20.

18 Hoisiri, “Istri Idaman Sepanjang Masa (Istri Shaleha): 14.

19

Zulfahani Hasyim, “Perempuan dan Feminisme dalam Persfektif Islam”,

MUAZAH Vol. 4, No. 1 (Juli 2012): 85.

Page 28: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

11

konsep persamaan hak antara perempuan dan laki-laki dalam Islam.

Namun pada perkembangannya feminisme mengarah pada pembebasan

secara tidak beraturan bagi kehidupan kaum perempuan seperti

memperbolehkan lesbian dan pergaulan bebas. Hal inilah yang akhirnya

bertentangan dengan konsep persamaan hak dan kewajiban antara laki-laki

dan perempuan dalam Islam.

Lutfhi Maulana,20

menulis jurnal tentang istilah teologi perempuan

dalam tafsir al-Qur‟an, adalah merupakan paham yang diyakini

masyarakat bahwa sikap stereotype terhadap perempuan merupakan

pemahaman teologis (agama) yang tidak bisa diganggu gugat, sehingga

sikap tersebut menjadi dibenarkan. Dalam pemahaman teologis yang

demikian, maka tidaklah relevan, karena Islam yang berperan raḥmatan lil

ālamīn justru memberikan posisi perempuan yang sangat istimewa,

bahkan al-Quran sendiri berbicara kisah luarbiasanya seorang perempuan,

sebagaimana kisah Bilqis dan Maryam. Sehingga pemahaman teologis

yang bersikap stereotype terhadap perempuan, bagi Hamka tidaklah

dibenarkan dalam ajaran Islam. Sebab justru Islamlah satu-satunya agama

yang menjunjung tinggi kaum perempuan.

Fajar Maghfiroh,21

skripsi ini menjelaskan bahwa nilai keteladanan

wanita shalihah ialah: 1. Wanita yang taat pada agama yang terdiri dari, a).

Rela berkorban di jalan Allah, b). Keteguhan iman dan keberanian dalam

menegakkan agama Allah, c). Sabar dalam menghadapi masalah, d).

Mengeluh hanya kepada Allah. 2. Wanita yang berakhlak mulia terdiri

dari, a). Memiliki sifat malu, b). Peduli dan menolong sesama, c).

Qana‟ah. 3. Wanita yang berbakti kepada orang tua yang terdiri dari, a).

20 Luthfi Maulana, “Teologi Perempuan dalam Tafsir al-Qur‟an (Persfektif

Pemikiran Hamka), Jurnal Musawa Vol. 15, No.2 (Juli 2016): 294.

21 Fajar Maghfiroh, “Nilai Keteladanan Wanita Shalihah Dalam Kitab Nisa‟

Haula Ar-Rasul Karya Muhammad Ibrahim Salim”, (Skripsi S1., Institute Agama Islam

Negeri Surakarta, 2017).

Page 29: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

12

Merawat orang tua dengan kasih sayang, b). Menjaga nama baik orang

tua, c). Menjaga rahasia orang tua, d). Tidak mentaati orang tua dalam

kemaksiatan. 4. wanita yang taat pada suami yang terdiri dari, a).

Perhatian dan pengertian, b). Mendukung usaha suami dalam kebaikan, c).

Setia, d). mentaati perintah suami, e). meringankan beban suami. 5.

Wanita yang bertanggung jawab terhadap anak yang terdiri dari, a). Rela

berkorban demi anak, b). mencita-citakan anak untuk hal yang mulia, c).

memotivasi dan mendukung anak, d). tanggung jawab dan kasih sayang,

e). mengutamakan pembinaan akhlak anak sejak dini, F). Mendo‟akan

anak terdapat. 6. Wanita yang pandai dan cerdas.

Dari penelitian terdahulu, penulis menemukan perbedaan. Diantaranya

adalah penelitian terdahulu fokus pada perempuan shalihah saja dan tidak

ada kajian terhadap perempuan thalihah. Dan hasil temuanpun berbeda

dengan penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa

perempuan shalihah adalah dia yang taat kepada Allah dan Rasulnya juga

kepada suaminya. Di sisi bisa menjaga kehormatan dirinya dan

keluarganya. Sementara penulis menemukan bahwasanya perempuan

shalihah tidak hanya taat kepada Allah, Rasulullah, suami, dan mampu

menjaga kehormatan diri dan keluarganya. Akan tetapi perempuan

shalihah juga harus mempunyai pengetahuan yang luas, istiqomah yang

kuat dalam ketaatan dan kebaikan tidak mudah terbawa oleh arus zaman.

G. Metodologi penelitian

1. Model Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang disebutkan, penelitian ini

menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah riset

bersifat deskriftif dan cenderung menggunakan analisis. Penelitian

Page 30: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

13

kualitatif juga disebut interpretative research, naturalistic research,

phenomenologi research.22

Penelitian ini menghasilkan data deskriptif analisis yang berupa kata-

kata tertulis terhadap apa yang diteliti, atau dengan kata lain, data yang

dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskriptif.

Metode penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan pendekatan tematik. pendekatan tematik adalah metode

untuk mengidentifikasi, menganalisis dan melaporkan tema-tema yang

terdapat dalam suatu fenomena. Menurut Arnold (2006) analisis tematik

adalah metode untuk mengidentifikasi, menganalisis dan melaporkan pola-

pola atau tema dalam suatu data. Oleh karena itu metode ini dapat

mengatur dan menggambarkan data secara mendetail agar dapat

menafsirkan berbagai aspek tentang topik penelitian.

Menurut Poerwandari (2005) pendekatan tematik merupakan suatu

proses yang digunakan dalam mengolah informasi kualitatif yang secara

umum bertujuan untuk memahami fenomena atau gejala sosial dengan

lebih menitik beratkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena

yang dikaji dari pada merinci menjadi variabel-variabel yang saling

berkaitan dan dilaksanakan secara sistematis.23

Penelitian kualitatif tidak menggunakan statistik tapi menggunakan

pengumpulan data analisis kemudian di interpretasikan.24

2. Sumber Penelitian

Studi ini merupakan penelitian yang bersifat kepustakaan (library

reseach). Penelitian kepustakaan ialah penelitian yang semua datanya

berasal dari bahan-bahan tertulis berupa buku, naskah, dokumen, foto dan

22

Rukiin, Metode Penelitian Kualitatif (Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmar

Cendikia Indonesia, 2019), 6.

23 http://repository.uin-suska.ac.id/6672/4/BAB%20III.pdf

24

Albi Anggito dan Kawan-Kawan, Metode Penelitian Kualitati (Sukabumi: CV.

Jejak, 2018), 9.

Page 31: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

14

lain-lain. Bahan-bahan tersebut harus berkenaan dengan al-Qur‟an dan

tafsirannya.25

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber penelitiannya ada dua yaitu,

primer dan sekunder. Sumber data primer datanya dari al-Qur‟an

Kitabullah, kitab-kitab tafsir yang dianggap mewakili dan penulis dapat

menjangkaunya. Sedangkan sumber data sekunder datanya dari buku-

buku, jurnal artikel dan sumber media lainnya yang ada kaitannya dengan

bahasan ini.

3. Analisis Data

Analisis data Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

pengumpulan data. Data dan informasi yang berhasil dikumpulkan secara

berkelanjutan ditafsirkan maknanya. Data dianalisis dengan teknik analisis

deskriptif, yakni analisis yang dilakukan untuk memaparkan data-data

hasil kualitatif. Analisis ini tidak berkaitan dengan angka-angka akan

tetapi berkaitan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat yang dipisah-

pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.26

H. Sistematika penulisan

Agar lebih memudahkan dalam penulisan ini, maka perlu disusun

sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab Pertama, adalah pendahuluan yang akan mengulas perihal latar

belakang masalah yang menjadi pijakan awal penelitian ini. Di dalamnya

juga terdapat rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan

pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab kedua akan menjelaskan tentang kajian teori tentang perempuan

dan shalihah dan thalihah. Mulai dari terminologi perempuan, posisi

25

Nashiruddin Baidan dan Erwati Aziz, Metodologi Khusus Penelitian Tafsir

(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2016), 28. 26

Kuni Muyassarah,” Aspek Lokalitas Tafsir Taj al-Muslimin Min Kalami

Rabbil „Alamin Karya Misbah Mustofa” (skripsi S1., Universitas Islam Negeri Salatiga,

2019) , 12-14.

Page 32: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

15

perempuan, baik dalam ruang domestik maupun ruang publik. Dan

terminologi perempuan shalihah dan thalihah begitu juga dengan kriteria

perempuan shalihah dan thalihah.

Bab ketiga, akan menjelaskan tentang perempuan dalam al-Quran.

Perempuan-perempuan yang disebutkan dalam al-Qur‟an. Mulai Hawa,

istri Nuh, istri Lut, Istri Aziz (Zulaikha), Hajar, ibu Nabi Musa, Ratu

Balqis, Maryam, Aisyah, Zainab binti Jahsin, dan istri Abi Lahab. Dan

tipe-tipe perempuan dalam al-Qur‟an. Mulai dari perempuan shalihah,

perempuanpejuang, perempuan jahat atau kejam, dan perempuan

penggoda.

Bab keempat, akan menjelaskan tentang seputar surah, nama dan

jumlah ayat surah at-Tahrim. Dan juga munasabah ayat, penafsiran ulama

terhadap kisah imro‟ah Nuh, Luth, Fir‟aun, dan Maryam dalam Qs. at-

Tahrim ayat 10-12, dan urgensi perempuan shalihah saat ini.

Bab kelima berisi penutup yang memuat kesimpulan dari hasil

peneltian dan saran-saran.

Page 33: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

16

BAB II

PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH

A. Terminologi Perempuan

1. Terminologi

Secara etimologis, kata perempuan berasal dari kata empu yang berarti

“tuan”, “orang yang mahir/berkuasa”, ataupun “kepala”, “hulu” atau

“yang paling besar”. Kata perempuan juga berhubungan dengan kata

“ampu” yang berarti “memerintah” “Penyangga”, atau “penjaga

keselamatan”. Kata mengampu artinya menahan agar tidak jatuh atau agar

tidak runtuh. Kata perempuan juga berakar erat dari kata “empuan”, kata

ini mengalami pemendekan menjadi “puan” yang artinya sapaan hormat

pada perempuan sebagai pasangan katanya “tuan” sapaan hormat untuk

laki-laki.1

Perempuan dalam KBBI daring bermakna orang (manusia) yang

mempunyai Kelamin Perempuan, dapat menstruasi, hamil, melahirkan

anak, dan menyusui, dan bermakna wanita juga.2 Disisi lain istilah

perempuan dikenal dengan kata al-untha jamaknya al-inath berarti

perempuan atau wanita, lawan daripada laki-laki, Ia bermakna lembut dan

tidak keras. Ini karena perempuan mempunyai sifat yang lembut, dan berbeda

dengan laki-laki yang mempunyai sifat keras dan kasar.3

Kata perempuan dalam bahasa Al-Qur‟an tidak hanya satu term saja,

namun ada beberapa term terkait kata parempuan ini, diantaranya adalah

al-mar‟ah, wamra‟ah, an-nisa, khuntsa dan banat. Term tersebut ada yang

bermakna tunggal dan ada dalam bentuk jamak dengan akar kata yang

1 Sudarwati J Jupriono, “Betina, Wanita, Perempuan: Telaah Semantik Leksikal,

Semantik Historis, Paragamatik), Vol. 5, No.1 (Juli 1997)

2 KBBI Daring

3 Moch Anuar Ramli, “Perang Terminologi: Antara Wanita dan Perempuan”. 1-

2

Page 34: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

17

beda dan ada pula yang terkait dengan status, fungsi, dan sifat (karakter)

perempuan.

a. Al-Nisa dan Al-Niswah

Term an-Nisa adalah bentuk plural dari kata “nasa‟a”. Yang berarti

perempuan yang sudah matang dan dewasa. Lain halnya dengan kata “al-

Untsa”, yang berarti jenis kelamin perempuan secara umum.4

Setelah penulis menelusuri kata an-nisa dalam al-Qur‟an. Penulis

menemukan kata an-nisa terulang sebanyak 59 kali dengan berbagai

bentuk katanya.5 Maka dapat disimpulkan bahwa semua kata an-nisa

memiliki makna yang tidak berbeda dengan kata “amra-ah” sebagai

konsekuensi logis dari bentuk mufrad menjadi jamak (dari Imra-ah

mufrad menjadi al-nisa jama‟).6

Selain al-nisa yang disebut sebagai bentuk jama‟ dari kata imra-ah (al-

mar-ah), juga ada bentuk lain yaitu kata niswah. Kata niswah ini hanya

dua kali disebutkan dalam Qs. Yusuf: 30 dan 507 dengan makna yang

sama bahkan obyek yang sama dan dalam surah yang sama, sekalipun

dalam ayat yang berbeda. Makna yang terkandung dalam kata al-nisa dan

al-niswah merujuk kepada komunitas perempuan secara umum, sehingga

banyak menjelaskan kehidupan perempuan dalam bermasyarakat, baik

dalam hukum, sosial, rumah tangga, dan aspek yang lain.8

b. al–Mar’ah atau Wamra’ah

Term al-mar‟ah dan wamra‟ah berasal dari kata Mara‟a yang berarti

baik dan bermanfaat.9 Dari sejumlah kata imra-ah/amra-ah dalam Al-

4 Nasaruddin Umar. Islam Fungsional: Revitalisasi dan Reaktualisasi Nilai-

Nilai Keislaman (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2014), 19.

5 Muhammad Fuad „Abdul Baqi, Mu‟Jam Mufahras Li Alfadzil Qur‟an (Mesir:

Daar al-Hadits, 1943), 699. 6

Noor Huda Noer, “Perempuan dalam Persfektif Filsafat al-Qur‟an 7

Muhammad Fuad „Abdul Baqi, Mu‟Jam Mufahras Li Alfadzil Qur‟an, 699. 8

Noor Huda Noer, “Perempuan dalam Persfektif Filsafat al-Qur‟an, 384. 9

Ibid, 381.

Page 35: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

18

Qur‟an di sebutkan 26 kali10

dan umumnya bermakna isteri seperti firman

Allah:

بن مغ ۥ كهت من ٱ مصٱث

ل ٱ

ۥ إ ل وٱ ي فأنج

“Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya; dia

termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).” (QS. al-A‟raf [7]: 83]

Ayat ini menyatakan imra-ah yaitu isteri Nabi Luṭ yang termasuk

wanita durhaka sehingga ikut dibinasakan bersama dengan Nabi Luṭ yang

durhaka. Al-Qur‟an dalam menyebut perempuan/isteri yang durhaka/

berkhianat dengan isteri yang shalehah tidak ada perbedaan bentuk (secara

harfiah) karena masing-masing perempuan tersebut disebutkan dengan

suaminya secara gamblang. Firman Allah:

ب ت إض مصٱت موط كهخا ت مصٱت هوح وٱ

ن نفصوإ ٱ ل مثل ن وحي فزاهخاها ف لل ن من ؼبادن ص ل ؼبس

ا ؼنما من إغي ش ذوي لل ميار مػ ٱ

دذل ٱ

ا وكل ٱ

“Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luṭ sebagai perumpamaan bagi orang-orang

kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara

hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-

masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa)

Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke dalam jahannam bersama

orang-orang yang masuk (jahannam)." (QS. al-Tahrim [66]: 10)

Kalau ayat imro‟at di atas menyebutkan imra-ah (isteri/ perempuan)

yang durhaka dan pengkhianat walaupun dibawah bimbingan orang-orang

shaleh (Nabi Allah) maka berikut ini dikemukakan Allah yang sebaliknya.

ب مجية ونج إوض بن ل ؼيسك بذا ف ٱ

ذ كامت رب ٱ

مصٱت فصؼون إ

ن ءإموإ ٱ ل مثل ن ني من فصؼون لل

ومي مغ ملوم ٱ

ني من ٱ ۦ ونج ل وع

“Dan Allah membuat isteri Fir´aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman,

ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam

firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir´aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku

dari kaum yang zhalim.” (QS. al-Tahrim [66]: 11)

10 Muhammad Fuad „Abdul Baqi, Mu‟Jam Mufahras Li Alfadzil Qur‟an, 78.

Page 36: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

19

Adapun kata imro‟at yang tidak bermakna isteri tetapi menunjuk pada

perempuan yang belum kawin (gadis).

ا ؼصش ؼغيمر ء وم مصٱة ثموكم وٱوثت من ك ش ن وجسته ٱ

إ

“Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia

dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar”. (Qs. an-Naml

[27]:23)

Dan tiga ayat lainnya menyebutkan imro‟at perempuan secara umum

tanpa membedakan yang sudah kawin (isteri atau janda) dan yang belum

kawin (gadis):11

بػ مم مصه ن كن من ور فوك ٱ

فا ن ور م كن م ن م

جك إ ة ۞ومك هصف ما حصك ٱزو ا حصنن من بؾس وص

ك ور م كن م ن ما حصنت إ بػ مم مصه

ن بؾس وصي با ٱو دن ومن ٱ ا حصنت م مثهمن مم

ن ٱ ن كن مك ور فو

فا

ل ٱو ورث ك رن كن رجل

ٱو دن وإ مصٱةر وصة ثوصون با

سس ٱ مسه

نما ٱ حس م ۥ ٱخ ٱو ٱدتر فوك و ول

ن كهوإ ٱن مثهور من بؾس وصة وص با ٱو دن غي فا

كء ف ٱ ل فم ش ن ث من ذ وصة م إ ماار لل

ؽويم حويمر إو لل

“Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-

isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika isteri-isterimu itu mempunyai anak,

maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi

wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri

memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai

anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para isteri memperoleh seperdelapan dari

harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan)

sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun

perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi

mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan

(seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta.

Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu

dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah

dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah

menetapkan yang demikian itu sebagai) syari´at yang benar-benar dari Allah, dan

Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun” (Qs. an-Nisa [4]: 12)

ك كذب ب وم نخبو ى فأ سم ٱجل مه ل

ذإ ثسإت بسن إ

ن ءإموإ إ ل

ا ٱ أيه مؾسل ول أب كثب ٱن

كثب بأ

محقه ٱ ي ؽو ل

مول ٱ كذب وم فو لل

ٱ م خق كذب كم ؽو إوم ش ۥ ول برس م رب ي لل ل

ن كن ٱ

ا فا

محقه سفيها ٱو ضؾف ٱ ؽو سدشسوإ شسن من رجامك

مؾسل وٱ

ۥ بأ مول ومه و فو خطػ ٱن مل ا ٱو ل س

رم كون رجوي فصجل ن م

مصٱتن فا

لدصى ول وٱ

حسىما ٱ

ص إ حسىما فذشن

سإء ٱن ثال إ مشه

ن حصضون من ٱ مم

11 Noor Huda Noer, “Perempuan dalam Persfektif Filsafat al-Qur‟an, 382.

Page 37: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

20

ذإ ما دؼوإ ول جس سإء إ مشه

ٱجل أب ٱ ل

صغيإ ٱو نبيإ إ مك ٱكس ؼيس موإ ٱن حكذبو إۦ ذ وٱكوم لل

ة ثسصونا بك فوس ؽو صة حاض ٱن حكون ت ل ٱل حصتبوإ إ سة وٱدن ا وٱشسوإ نوش ك جاح ٱل حكذبو

ن وإ ول اار كثبر ول شسر ذإ ثباؾت

إ ه

لوإ ثفؾووإ فا ث

وٱ مك إۥ فسوق بك وؾو و إلل ء ؽويمر إلل بك ش لل

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu´amalah tidak secara tunai

untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah

seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis

enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia

menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan

ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia

mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah

akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka

hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua

orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka

(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai,

supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi

itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu

menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang

demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat

kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu´amalahmu itu), kecuali jika

mu´amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada

dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu

berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu

lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada

dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha

Mengetahui segala sesuatu”. (Qs. al-Baqarah [2]: 282)

ن وما موكت ميم مم ت ءإثت ٱجور م جم ٱ ٱحوويا ل ٱزو ن

ميبه إ

ا ٱ أيه م وبيات عم إا ٱفاء ؽو لل

خم وبيات اجصن مؾم وبيات ع ت م خم ٱ و مصٱة ذال وبيات ذ

ن ٱرإد وٱ

بت هفسا نويب إ ن و

ؤمة إ مه

ج م ف ٱزو ي كس ؽوميا ما فصضيا ؽويه ممؤم من دون ٱ ميبه ٱن سدكحا ذامصة ل

نم ٱ م وما موكت ٱم

ل وكن مك م حصجر إكون ؽو حي غفورإ ر الل“Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu isteri-isterimu yang telah

kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa

yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan

(demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak

perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara

laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut

hijrah bersama kamu dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi

kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua

orang mukmin. Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang Kami wajibkan

kepada mereka tentang isteri-isteri mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki

supaya tidak menjadi kesempitan bagimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi

Maha Penyayang”. (Qs. al-Ahdzab [33]: 50)

Page 38: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

21

Ayat-ayat di atas menjelaskan tentang kata “imro‟at” yang ada di tiga

ayat tersebut, seperti penggalan makna ayat pertama tentang waris “Jika

seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak

meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai

seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan

(seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu

seperenam harta”. Penggalan makna ayat kedua tentang mu‟amalah “Jika

tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang

perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa

maka yang seorang mengingatkannya”. Penggalan makna ayat ketiga

tentang kekhususan nabi menikahi perempuan “dan perempuan mukmin

yang menyerahkan dirinya kepada nabi kalau nabi mau mengawininya”.

Jadi kata”imro‟at” yang ada dalam ayat-ayat itu bermakna umum untuk

semua perempuan dan tidak ada pengkhususan makna baik ia untuk

perempuan yang sudah menikah ataupun yang masih gadis.

c. Al-untsa

Asal katanya terdiri dari ث ,ن ,إ, yang berarti: lembut, lembek, lemah,

lunak, dan halus. Kata al-Untsa (perempuan) merupakan lawan kata dari

adz-Dzakar (laki-laki) dari segala jenis binatang, tumbuh-tumbuhan dan

manusia. Jika kata al-Untsa dan adz-Dzakar digunakan untuk manusia,

binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Maka kata ar-rijal, an-nisa, al-mar‟a

hanya digunakan untuk manusia.12

Dalam al-Qur‟an kata al-Untsa

disebutkan 30 kali dari berbagai bentuknya.13

Dari jumlah tersebut semuanya bermakna perempuan, kecuali satu ayat

yang memiliki arti lain (patung), sembahan kaum jahiliyah (kaum

musyrik). Bila ditelusuri makna kata al-untsa pada sisi penggunaannya,

12

Zaitunah Subhan. Al-Qur‟an dan Perempuan: Menuju Kesetaraan Gender

Dalam Penafsiran (Jakarta: Prenada Media Group, 2015), 20. 13

Muhammad Fuad „Abdul Baqi. Mu‟Jam Mufahras Li Alfadzil Qur‟an, 93.

Page 39: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

22

maka secara esensial merujuk kepada makna perempuan secara biologis

sehingga kepada hewan betina pun disebut dengan untsa.

Al-untsa dalam al-Qur‟an disebutkan 30 kali, 16 kali diantaranya selalu

dengan kata al-zakara (jenis laki-laki) lawan dari al-untsa (perempuan),

sedang yang lainnya tidak disebut bersama dengan al-zakar, namun dari

segi maknanya masih tetap merujuk pada biologis (penyebutan jenis

kelamin yang ditonjolkan). Misalnya dalam al-Qur‟an:

ذإ بشو نغيمر وإ إ و ۥ مسود لهث عل وج

ٱحسه بأ

“Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan,

hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah.” (QS. al-Nahl [16]: 58

d. Al-Banat

Al-banat jamak dari kata bintun, berasal dari kata ب, ن, و . Kata banat

disebutkan dalam al-Qur‟an sebanyak 17 kali.14

Sementara dalam bentuk

mufrad (bintun) tidak temukan. Ini berarti Allah menggunakan kata banat

dalam arti yang namun, sekalipun dibatasi oleh beberapa aspek tertentu.

Ke-17 ungkapan kata banat dapat ditemukan dalam 12 ayat saja. Lima

ayat diantaranya selalu disebut secara berpasangan antara banat dan banu

(anak perempuan dan anak laki-laki).

Secara keseluruhan kata banat dalam al-Qur‟an mempunyai makna

yang sama yaitu anak perempuan hingga usia baligh (gadis/dewasa), dan

tidak termasuk yang sudah berstatus isteri/janda. Bila ditinjau dari aspek

kebahasaan maka kata banat (berasal dari ba, nun, dan wau adalah

serumpun dengan bana yang berasal dari huruf ba, nun, dan ya, kemudian

menjadi kata bina‟ yang artinya membangun atau membina.

Membangun atau membina sesuatu adalah berproses dari awal hingga

sempurna. Justru itu konotasi kata banat ditujukan pada anak perempuan

14

Muhammad Fuad „Abdul Baqi. Mu‟Jam Mufahras Li Alfadzil Qur‟an, 138-

139.

Page 40: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

23

yang sangat butuh dan perlu dibina dan dibimbing dari kedua orang tua

(keluarga) guna mencapai kedewasaannya, terutama dalam menghadapi

perkawinan, yang pada gilirannya akan menjadi seorang ibu yang mampu

mengasuh dan mendidik putranya serta mengatur rumah tangga.

kata banat yang dimaksudkan adalah anak-anak perempuan hingga

mencapai usia dewasa (gadis) adalah merujuk pada penyebutan 17 kata

banat, ternyata 10 diantaranya terkait dengan masalah pernikahan. Hal

tersebut antara lain menyangkut anak-anak perempuan yang dihalalkan

(dibolehkan) untuk dinikahi, selanjutnya dalam ayat 23 surah al-nisa,

menyebutkan anak-anak perempuan yang dilarang (haram) untuk

dinikahi.15

2. Posisi perempuan

Setiap manusia berhak untuk mengekspresikan dirinya dimanapun ia

berada, begitulah dengan perempuan. Perempuan berhak ikut

berpartisipasi dalam mengayomi kehidupan berbangsa dan bernegara

dimanapun ia berada. Tetapi harus menjunjung tinggi nilai, norma,

budaya, hukum dan lain-lain.16

Perempuan dalam menjalankan perannya di tengah masyarakat, sebagai

contoh dalam perjuangan Indonesia mencapai kemerdekaan bisa dilihat

pada sosok Tjut Nyak Dien, Tjut Mutia, atau Martha Kristina Tiahahu, dan

dalam mengisi awal-awal kemerdekaan melalui pendidikan bagi

perempuan bisa dilihat pada sosok Nyai Ahmad Dahlan atau Rasuna Said.

Perjuangan Tjut Nyak Dien sendiri menimbulkan rasa takjub para pakar

sejarah asing, sehingga banyak buku yang melukiskan kehebatan pejuang

perempuan ini. Zentgraa(Zentgraaf adalah seorang wartawan yang juga

15

Noor Huda Noer, “Perempuan dalam Persfektif Filsafat al-Qur‟an. 381-385. 16

Indah Ahdiah, “Peran-Peran Perempuan dalam Masyarakat, 1088.

Page 41: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

24

pensiunan bintara pernah bertugas di Aceh)17

mengatakan, para perempuanlah

yang merupakan de leidster van het verzet (pemimpin perlawanan

terhadap Belanda. Aceh mengenal Grandes Dames (perempuan

perempuan besar) yang memegang peranan penting dalam berbagai

sektor.18

a. Dalam Ruang Domestik

Dalam konteks sekarang, kiprah perempuan di dunia publik, tidak lagi

menjadi pemandangan yang langka. Di berbagai sektor, termasuk sektor

yang pada umumnya meskipun di dominasi oleh laki-laki. Kita masih

tetap menemukan keterlibatan para perempuan. Terbukanya lapangan dan

peluang kerja yang tidak lagi ketat dengan kriteria jender, kemajuan di

bidang pendidikan, kemiskinan yang dialami sebagian besar keluarga, dan

lain-lain, merupakan faktor-faktor yang sangat berperan meningkatkan

jumlah perempuan yang berkiprah di ranah publik. Menariknya,

kesuksesan perempuan dalam menjalankan tugasnya tidak kalah dengan

laki-laki. Tentu saja, ini menjadi bukti bahwa kesuksesan di ranah publik

tidak terkait dengan kriteria jender.19

Keluarga merupakan suatu unit organisasi yang di dalamnya mengatur

tentang peran dan fungsi setiap anggotanya. Layaknya organisasi yang

kompleks, sinergi, dan terintegrasi, terkadang setiap anggota keluarga

harus siap menggantikan peran anggota keluarga yang lain ketika anggota

keluarga yang lain berhalangan untuk menjalankan peran atau fungsinya.

Sehingga yang terjadi di sini adalah complementary, yaitu saling

melengkapi fungsi anggota keluarga. Bukan ketika anggota keluarga yang

17

Sulaiman Tripa, Aceh, Siapa Yang Mau Minta Maaf Padamu? (Banda Aceh:

Bandar Publishing, 2019), 72. 18

Indah Ahdiah, “Peran-Peran Perempuan dalam Masyarakat, 1089.

19

Salmah Intan, “Kedudukan Perempuan Dalam Domestik Dan Publik

Perspektif Jender (Suatu Analisis Berdasarkan Normatifisme Islam)”. Politik Profetik,

Vol. 3, No. 1 (2014): 5.

Page 42: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

25

lain tidak mau menjalankan fungsi atau perannnya maka peran itu akan

diambil oleh anggota keluarga yang lain. Adanya complementary dalam

keluarga memiliki pengaruh untuk terjadinya keseimbangan dalam

keluarga, terkait dengan peran, kewajiban, hak, serta kesetaraan dalam

ketidaksimetrisan relasi dalam keluarga.

Peran domestik bukan hanya kewajiban atau keharusan bagi

perempuan, tetapi juga dapat dilakukan laki-laki. Bukan hendak melawan

tradisi, agama, ataupun budaya, namun dalam kondisi yang menunjukkan

adanya kesempatan ketika laki-laki dapat melakukan peran domestik,

mengapa tidak melakukannya. Apabila perempuan bekerja mulai dapat

diterima karena adanya kesempatan perempuan bekerja, laki-laki harus

siap melakukan pekerjaan domestik.20

Laki-laki yang menjadi sentral

kebijakan di ruang publik maupun ruang domestik ini tidak dilihat dari

pendidikan, jabatan, kelas sosial, namun berdasarkan tradisi masa lalu

yang sudah menempatkan laki-lakilah yang menjadi pemimpin dalam

keluarga.21

b. Dalam Ruang Publik

Menurut Habermas,22

ruang publik adalah seluruh wilayah kehidupan

sosial yang memungkinkan kita untuk membentuk opini publik, dimana

semua masyarakat boleh memasuki ruangan ini, baik perempuan maupun

laki-laki. Dalam ruangan ini yang dibicarakan adalah persoalan yang

20

Listyo Yuwanto, “Peran Domestik : Salah Satu Wujud Keseimbangan Dalam

Keluarga”. artikel 21

Nikodemus Niko, Perempuan Dayak Benawan: Kedudukan Perempuan Pada

Sektor Domestik dan Publik (Yogyakarta: CV. BUDI UTAMA, 2018), xiii. 22

Jurgen Habermas adalah salah seorang tokoh dari Filsafat Kritis. Ciri khas

dari filsafat kritisnya adalah bahwa ia selalu berkaitan erat dengan kritik terhadap

hubungan hubungan sosial yang nyata. Pemikiran kritis merefleksikan masyarakat serta

dirinya sendiri dalam konteks dialektika struktur-struktur penindasan dan emansipasi.

Filsafat ini tidak mengisolasikan diri dalam menara gading teori murni. Pemikiran kritis

merasa diri bertanggung jawab terhadap keadaan sosial yang nyata. (lihat Ajat Sudrajat,

“Jurgen Habermas: Teori Kritis Dengan Paradigma Komunikasi”. Ilmu Sejarah FISE

UNY: 1)

Page 43: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

26

menyangkut kepentingan umum dan tanpa paksaan dan dalam ruangan ini

tercipta iklim demokratis. Kalau dilihat dalam konteks sekarang, sudah

sangat relevan bila ruang publik ada tempat untuk kaum perempuan,

karena hal-hal yang dikhawatirkan bagi perempuan, seperti pelecehan,

diskriminasi, dan sebagainya sudah sangat minim terjadi. Tampilnya

perempuan dengan kemampuan yang mumpuni dapat diterima di ruang

publik, karena kesempatan dalam memperoleh pendidikan sudah merata.23

Fakta-fakta sejarah mengungkapkan bahwa perempuan dari dulu sudah

berperan aktif di ruang publik. Banyak perempuan yang menjadi ulama,

cendikia dan intelektual, dengan beragam keahlian dan dengan kepasitas

intelektual yang relatif sama dengan bahkan sebagian mengungguli ulama

laki-laki. Fakta ini sekaligus menghapuskan persefsi yang beranggapan

bahwa perempuan mempunyai intelektualisme yang rendah dibandingkan

dengan laki-laki. Disinilah Islam hadir untuk membebaskan penindasan

dan kebodohan menuju perwujudan kehidupan yang berkeadilan dan

memajukan ilmu pengetahuan untuk semua manusia, baik laki-laki

maupun perempuan.

Para ulama perempuan tersebut telah mengambil perannya masing-

masing sesuai dengan keahliannya. Ada yang menjadi tokoh agama, tokoh

ilmu pengetahuan, tokoh politik dan tokoh dengan moralitas yang terpuji.

Aktifitas mereka tidak hanya dalam ruang domestik (rumah) melainkan

juga dalam ruang publik dalam arti yang lebih luas. Mereka bekerjasama

dengan ulama laki-laki membangun peradaban Islam. Dari mereka

kemudian lahirlah para ulama dan aktifis perempuan di banyak negara

muslim. Tidak sedikit para ulama perempuan tampil kembali ke ruang

publik sejarah. Pengetahuan mereka dalam bidang ilmu-ilmu agama

23

Nafriandi, “Perempuan di Ruang Publik dalam Persfektif Hadits”. Kajian

Gender, Vol. 6, No. 1 (2016): 59-60.

Page 44: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

27

(Islam) sangat mendalam dan luas. Beberapa diantaranya adalah Huda

Sya'rawi, Aisyah Taymuriyah, Batsinah, Nabawiyah Musa, Zainab al-

Ghazali, Aisyah Abdurrahman bint Syathi, Asma Barlas, Aminah Wadud,

Asma al-Murabith dan lain-lain.24

B. Terminologi Shalihah Dan Thalihah

Kata shalihaا dalam al-Qur‟an disebutkan sebanyak 36 kali dalam

berbagai bentuknya, dan tersebar di beberapa surah, Diantaranya Qs. al-

Baqarah 62, Qs. al-Maidah 69, Qs. al-„araf 73, 75, 189-190, Qs. at-Taubah

102, Qs. Hud 61 dan 66, Qs. an-Nahl 97, Qs. al-Kahfi 82, 88, 110, Qs.

Maryam 60, Qs. Taha 82, Qs. al-Mu‟min 51 dan 100, Qs. al-Furqon 70-

71, Qs. an-Naml 19 dan 45, Qs. al-Qashash 67 dan 80, Qs. ar-Rum 44, Qs.

as-Sajadah 12, Qs. al-Ahdzab 31, Qs. Saba 11 dan 37, Qs. Fathir 37, Qs.

Ghafir 40, Qs. Fusshilat 33 dan 46, Qs. al-Jatsiyah 15, Qs. al-Ahqaf 15,

Qs. at-Thaghabun 9, Qs. at-Thalaq 11.25

1. Terminologi

Kata shalihah dalam ayat-ayat tersebut rata-rata bermakna kebajikan

(beramal baik). Sementara dalam kamus al-Ma‟ani versi digital kata

shalihah bermakna wanita yang baik. Kalau dilihat dari asal katanya yaitu

,yang bermakna menjadi baik, benar, berbudi luhur, tidak memihak صوح صوح,

cocok, pantas, menyesuaikan, mencocokkan, membenahi, diperbaiki,

bermanfaat.26

Bisa dikatakan kalau wanita shalihah ialah wanita yang taat kepada

Allah dan Rasul-Nya. Rambu-rambu kemuliaannya bukan dari aneka

24

Pria Ulandari, “Perempuan Di Sektor Publik Dalam Perspektif Islam

(Pandangan Progresif Rahmah El-Yunusiyah Dalam Kepemimpinan Sebagai Ulama Dan

Pelopor Pendidikan Muslimah Indonesia)”. Agenda, Vol. 1, No. 1 (Desember 2017): 2-3. 25

Muhammad Fuad „Abdul Baqi, Mu‟Jam Mufahras Li Alfadzil Qur‟an, 410-

411. 26

Kamus Ma‟ani Versi Digital Android

Page 45: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

28

aksesoris yang ia gunakan. Justru ia selalu menjaga kecantikan dirinya

agar tidak menjadi fitnah (godaan) bagi orang lain.

Saat mendapat keterbatasan fisik pada dirinya, wanita shalihah tidak

akan pernah merasa kecewa dan sakit hati. Ia yakin bahwa kekecewaan

adalah bagian dari sikap kufur nikmat. Dia tidak akan merasa minder

dengan keterbatasannya. Pribadinya begitu indah sehingga make up apa

pun yang dipakainya akan memancarkan cahaya kemuliaan. Bahkan,

kalaupun ia "polos" tanpa make up sedikitpun, kecantikan jiwanya akan

tetap terpancar dan menyejukkan hati orang-orang di sekitarnya.27

Sementara kata thalihah penulis tidak menemukan di dalam al-Qur‟an

begitu juga di dalam Mu‟jam Mufahras li Alfadzil Qur‟an, akan tetapi kata

thalihah di temukan didalam kamus al-Ma‟ani versi digital android.

Didalam kamus al-Ma‟ani kata thalihah bermakna tidak baik, jahat, keji,

ganas dan buruk.28

2. Kriteria Shalihah dan Thalihah

a. Kriteria Shalihah

Salah satu cita-cita perempuan muslimah adalah menjadi perempuan

shalihah. Ukuran keshalihan tidak bisa diukur dari lisan manusia, akan

tetapi keshalihan bisa dinilai berdasarkan agama. Perempuan muslimah

juga bisa melihat apakah perempuan shalihah itu sudah melekat pada

dirinya atau belum. Inilah ciri-ciri perempuan shalihah menurut

penelisikan penulis.

1. Taat kepada Allah dan Rasulnya

Ketaatannya dibuktikan dengan menjalakan perintah Allah dan

Rasulnya serta menjauhi larangannya. Ketaatannya tidak selektif sesuai

dengan keinginannya. Akan tetapi dia menjalankannya sesuai dengan

27

Chadijah Abdul Latif Purba, “Wanita Shaliha”,

http://sayyidulayyaam.blogspot.com/2005/11/wanita-shalihah. html 28

Kamus al-Ma‟ani Versi Digital Android

Page 46: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

29

takdir dan ketentuan Allah dan Rasulnya. Dan ia menjadikan al-Qur‟an

dan Hadits sebagai pedoman hidupnya.29

Sebagai mana Allah jelaskan

dalam al-Qur‟an:

ب بما حفظ وغ نفغ تر ت ح خ ت ك وح مص

إفأ لل

“wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika

suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” (Qs. an-Nisa [4]:

34)

Meskipun ayat itu diperuntukkan untuk perempuan yang sudah

menikah, ayat itu bisa juga contoh oleh perempuan yang belum menikah.

Yaitu dengan menjaga dan memelihara diri dari hal-hal yang dilarang

agama.

2. Taat Kepada Kedua Orangtua

Sebagaimana di jelaskan dalam al-Qur‟an:

ي إ ل

هم ٱل ثؾبسوإ إ ما ٱف وكض رب ها فل ثلل م مكب ٱحسها ٱو كل

ا بوغن ؼيسك ٱ م

يا إ حس

ن إ و

م وبأ

ما كول نصيما ول حنصها وكل م

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan

hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah

seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam

pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya

perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada

mereka perkataan yang mulia.” (Qs. al-Isra [17]: 23)

Ayat itu tidak hanya saja di peruntukkan untuk perempuan shalihah,

akan tetapi untuk semua anak, agar menaati kedua orangtua, selama

orangtua tersebut tidak melanggar perintah-perintah Allah dan Rasulnya,

tenunya juga berbuat baik padanya. Karena perempuan shalihah ialah dia

yang baik karakternya, baik prilakunya dan baik juga intelektualnya.30

29

Inayati Ashiriyah, Ibadah Ringan Berpahala Besar Untuk Wanita (Bandung:

Ruang Kata, 2012), 54-55. 30

Achmad Zacky El-Syafa, Menjadi Wanita Yang Dicintai Allah (Jakarta:

Pustaka Media, 2014), 35.

Page 47: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

30

3. Taat Kepada Pemimpin

Perempuan shalihah adalah merupakan warga negara yang baik. Dia

juga harus wajib mendengarkan dan mentaati semua perintah

pemimpinnya selama pemimpin itu tidak bertentangan dengan perintah

Allah dan Rasulnya. Karena taat kepada Allah merupakan bagian daripada

ketaatan kepada Allah dan Rasulnya.31

Sebagaimana firman Allah dalam

Qs. an-Nisa: 59

ل ا ٱ أيه وٱيؾوإ إن ءإموإ ٱيؾوإ لل

32 إ لمص مك

سول وٱول ٱ مص

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri

di antara kamu.”

Ayat tersebut sebenarnya untuk semua orang-orang beriman,

khususnya untuk perempuan shalihah.

4. Taat Kepada Suami

Perempuan shalihah selain taat kepada Allah, Rasulullah, orangtua, dan

pemimpin, istri shalihah harus taat juga kepada suami. Selama suaminya

berada dalam ketaatan kepada Allah dan Rasulnya. Taat kepada suami

adalah merupakan jalan menuju surganya Allah SWT. sebagaimana sabda

nabi SAW.

“jika seorang istri mengerjakan shalat 5 (lima) waktu, puasa pada bulan Ramadhan,

menjaga kemaluannya, dan taat kepada suaminya, niscaya akan dikatakan kepadanya:

“Masuklah kesurga.” (HR. Ahmad)

Imam ar-Razi juga mengatakan: “Ketahuilah bahwa tidak dikatakan ia

perempuan shalihah apabila ia tidak taat kepada suaminya.”32

31

Samsul Nizar dan Zainal Efendi Hasibuan, Kepemimpinan Dalam Pendidikan

Islam Dalam Persfektif Hadits: Telaah Historis dan Filosofis (Jakarta: Kencana, 2019),

50-51.

32

kata (Athi‟u) yang bersanding dengan lafadz Allah dan Rasul merupakan

perintah yang mutlak untuk di ta‟ati karena kebenarannya sudah pasti. Sementara untuk

“ulil amri” kata (athi‟u) tidak disandingkan karena ulil amri perintahnya belum tentu

benar. 32

Iis Nur‟aeni Afgandi, Ternyata Wanita Lebih Mudah Masuk Surga (Jakarta:

Ruang Kata, 2017), 59-60.

Page 48: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

31

5. Mampu Memelihara Diri dan Keluarga

Perempuan shalihah baik ia sebagai anak, istri, dan ibu wajib menjaga

nama baik keluarga dan kehormatannya. Sebagaimana dalam Qs. an-Nisa:

34. Meskipun ayat ini ditujukan kepada perempuan yang sudah bersuami,

akan tetapi perempuan shalihah sebagai anak wajib menjaga nama baik

keluarga dan kehormatan keluarga.

6. Menjadi Pribadi Shalihah Baik di Domestik Maupun di Publik

Perempuan shalihah akan menampilkan apa adanya sesuai dengan

syari‟at. Ia menutup seluruh auratnya dengan sikap terbaiknya. Apapun

aktifitasnya ia selalu mempromosikan Tuhannya suri tauladannya dan

agamanya. Ia membuat orang-orang sekitarnya merasa aman tenteram

nyaman dan senang. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: “Akan

kuberitahukan kepadamu tentang sebaik-sebaik pembendaharaan laki-laki, yaitu dialah

istri shalihah jika pandang akan menyenangkan, jika diperintah akan mentaatinya, dan

jika ia pergi akan menjaga dirinya dengan baik.” (HR. Abu Daud)

Meskipun hadits itu untuk perempuan yang bersuami, hadits itu juga

berlaku untuk perempuan shalihah yang lajang, dimana ia menjadi

perempuan yang mampu menjaga diri, baik kepada semua orang,

sekelilingnya selalu merasa tenang sehingga kehadirannya selalu

dinantikan.33

b. Kriteria Thalihah

Perempuan thalihah ialah dia yang selalu melanggar rambu-rambu

larangan syari‟at islam. Baik itu tidak baik untuk dirinya maupun untuk

orang lain. Tapi ada beberapa karakter perempuan yang di benci Allah

1. Perempuan Ananah

Perempuan Ananah Adalah perempuan yang banyak mengeluh. Baik ia

sebagai anak, istri, ibu dan anggota masyarakat. Apa yang diberikan atau

33

Inayati Ashiriyah, Ibadah Ringan Berpahala Besar Untuk Wanita, 56-57.

Page 49: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

32

dilakukan orangtua, suami, dan pemimpinya semuanya tidak membuatnya

bahagia dan tidak berpuas hati.

2. Perempuan Mananah

Perempuan Mananah adalah perempuan yang suka tidak menghormati

usaha dan jasa orangtua, suami, dan pemimpinnya. perempuan ini juga

beranggapan bahwa dialah yang banyak berkorban untuk membangun

keluarganya. Dia suka mengungkit-ungkit kebaikan yang dilakukannya

untuk keluarganya. Biasanya perempuan ini perempuan karier (bekerja)

atau berkedudukan tinggi dan bergaji besar.

3. Perempuan Hananah

Perempuan Hananah adalah perempuan yang tidak bersyukur dan

kufur nikmat terhadap apa yang sudah diberikan Allah kepadanya. Baik

itu masalah rejeki, jodoh, dan lain-lain. Perempuan seperti ini juga suka

merendahkan orang lain.

4. Perempuan Hadaqah

Perempuan Hadaqah adalah Perempuan yang suka memaksa terhadap

sesuatu. Perempuan seperti ini juga suka mengikuti hawa nafsunya.

Perempuan ini juga suka membuat pusing keluarga. Dia terlalu agresif

apabila menginginkan sesuatu. Dan dia juga suka membanding-

bandingkan dirinya dengan orang lain.

5. Perempuan Basaqah

Perempuan Basaqah adalah perempuan yang suka berhias diri secara

berlebihan. Kalau dia yang sudah bersuami, dia berhias bukan untuk

suaminya akan tetapi untuk orang lain. Uangnya semua dihabiskan untuk

membeli make-up, pakaian, dan perhiasan secara berlebihan. Perempuan

seperti ini sangat suka dipuji-puji.

6. Permpuan Syadaqah

Page 50: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

33

Perempuan Syadaqah adalah perempuan yang suka berbicara

berlebihan dan suka membuat gaduh orang-orang sekitar. Dan juga dia

perempuan seperti ini sangat suka menggibah.34

34

https://muslimah.web.id/6-sifat-yang-harus-dihindari-wanita diakses pada

Senin 06 Juli 2020.

Page 51: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

33

BAB III

PEREMPUAN DAN TIPOLOGINYA DALAM AL-QUR’AN

A. Perempuan Yang Disebutkan Dalam Al-Qur’an

Al-Qur‟an berbicara tentang perempuan dalam berbagai surah dan

menyangkut berbagai sisi kehidupan. Menyangkut perempuan sebagai

hamba Tuhan, sebagai seorang istri, ataupun seorang ibu. Lebih dari

sepuluh surah dalam al-Qur‟an membicarakan panjang lebar tentang

perempuan, diantaranya ada yang disebut dengan surah an-Nisa al-Kubro

dan an-Nisa ash-Shugra. Untuk yang pertama kita mengenalnya dengan

surah an-Nisa dan yang terakhir dengan surah at-Thalaq. Surah-surah lain

yang membicarakan tentang perempuan adalah al-Baqarah, al-Maidah, an-

Nur, al-Ahdzab, al-Mujadilah, al-Mumtahanah, dan at-Tahrim.1

Allah SWT di dalam al-Qur‟an banyak sekali menceritakan kisah-

kisah, mulai dari kisah para Nabi dan umat terdahulu sebagai pelajaran

dan ibrah untuk kaum Muslimin.2 dalam kondisi tertentu, al-Qur‟an

seringkali menampilkan sosok perempuan di balik layar atau otidak

intelektual dari kisah-kisah yang berada dalam al-Qur‟an. Sebut saja

misalnya, kisah permohonan doa Nabi Sulaiman buat kedua orang tuanya.

(al-Naml: 20). Dalam konteks ini, Nabi Sulaiman tidak melupakan peran

sosok ibunya yang bernama Thashba‟ putri Ya‟am, sekalipun masih

tertutupi oleh kebesaran nama ayahnya, Nabi Daud a.s. Menyadari realita

demikian, meski peran ibunya tertutupi oleh peran ayahnya dalam wujud

pewarisan tahta kerajaan, namun sebagai putera yang baik, Nabi Sulaiman

a.s. tidaklah mau melupakan “sejarah berharga” baktinya, sehingga

1 M.Faishol, Hermeneutika Gender: Perempuan Dalam Tafsir Bahr al-Muhith

(Malang: UIN Malik Press, 2012), 45. 2

Annisa Nurul Hasanah, Perempuan-Perempuan Yang Disebutkan Dalam al-

Qur‟an (artikel Perempuan Dalam al-Qur‟am).

Page 52: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

34

mengantarkan beliau mencapai puncak kejayaan. Semua itu merupakan

perjuangan panjang yang sangat patut mendapat apresiasi dan disebutnya

dihadapan Allah SWT.3 Di antara kisah-kisah tersebut, Allah Swt

menyebutkan perempuan-perempuan dalam al-Qur‟an, diantaranya adalah:

1. Hawa

Sebagaiamana Adam adalah bapak seluruh ummat manusia, begitu juga

dengan Hawa adalah ibu seluruh ummat manusia. Mereka berdua adalah

menusia pertama yang diciptakan Allah SWT, kemudian diturunkan ke

bumi. Mula-mula Allah tempatkan Adam di surga dengan penuh

kenikmatan dan kemudahan, tapi hidupnya sebatang kara. Tiada teman

yang menemani dan menghiburnya. Lalu Allah SWT melengkapinya

dengan menciptakan Hawa, seorang wanita yang ditakdirkan untuk

menjadi istrinya.4 sebagaimana firman Allah SWT:

ٱ ش ر شئذما ول ثلصب مجية وكل منا رغسإ ح

سكن ٱهت وزوجم ٱ

ـادم ٱ جصة فذكون من وكويا مش

ومي مغ ب .ٱ

وكويا ٱ ا كن ف ما مم ن ؼنا فأدصج ط مش

ما ٱ لرض فأزم

ومك ف ٱ طوإ بؾاك مبؾض ؽسور

ل حي ػ إ خلصر ومذ مس

“Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan

makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai,

dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang

yang zalim. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan

dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi

musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan

hidup sampai waktu yang ditentukan." (Qs. al-Baqarah [2]: 35-36)

Di dalam al-Qur‟an, Allah SWT tidak secara jelas menyebutkan nama

Hawa tetapi menyebutnya jauzatuhu atau istrinya (Nabi Adam a.s.).

Adapun nama Hawa disebutkan di dalam hadis-hadis Nabi saw. Di

antaranya adalah riwayat dari Abi Hurairah, sebagai berikut.

3

Fathurrosyid, “Ratu Balqis Dalam Narasi Semiotika al-Qur‟an”. PALASTREN

Vol. 6, No. 2 (Desember 2013): 247. 4

Maryam Kinanthi Nareswari, Wanita-Wanita Yang Diabadikan Dalam al-

Qur‟an (Yogyakarta: Mutiara Media, 2012), 13.

Page 53: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

35

ه وسلم قال:لىلا رة عن رسىل الله صلى الله عل هر. عن أب هر اء لم تخن أنثى زوجها الد حى

)رواه مسلم(

"Dari Abu Hurairah r.a dari Rasulullah SAW beliau bersabda: Sekiranya bukan

karena (kesalahan) Hawa, niscaya seorang wanita tidak akan mengkhianati suaminya

selama-lamanya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)5

Para ulama berbeda pendapat berkenaan surga yang ditempati nabi

Adam. Ada pendapat yang mengatakan bahwa surga tersebut berada di

bumi, dan ada juga yang berpendapat bahwa surga tesebut berada di

langit. Namun mayoritas ulama mengatakan bahwa surga tersebut berada

di langit.6

2. Istri Nabi Nuh

Dalam al-Qur‟an kisah Nabi Nuh banyak disebutkan dalam beberapa

surah. Diantaranya ialah surah al-„Araf, Yunus, Hud, al-Anbiya, al-

Mukminun, asy-Syuara, al-„Ankabut, ash-Shaffat dan al-Qamar. Dari

sekian banyak surah tersebut tidak diceritakan tentang istri Nabi Nuh, istri

Nabi Nuh hanya diceritakan di dalam al-Qur‟an, sebagaimana firman

Allah SWT:

ب ن ن إض ل مثل ن وحي فزاهخاها ف لل ن من ؼبادن ص ت ؼبس مصٱت موط كهخا ت مصٱت هوح وٱ

ل فصوإ ٱ

ا ؼنما من إغي ش ذوي لل ميار مػ ٱ

دذل ٱ

ا وكل ٱ

“Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang

kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara

hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-

masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa)

Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke dalam jahannam bersama

orang-orang yang masuk (jahannam)." (Qs. at-Tahrim [66]: 10)

Ketika Allah mengutus Nabi Nuh dengan membawa risalah kenabian,

tidak banyak yang mau beriman, termasuk istri dan anaknya. Istrinya

5

Jalaluddin as-Suyuti, Syarah Muslim al-Hajjaj, Juz 3 Kitab Rido‟ (Beirut: Dar

al-Kutub al „ilmiah), 251. 6

Maryam Kinanthi Nareswari, Wanita-Wanita Yang Diabadikan Dalam al-

Qur‟an, 14

Page 54: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

36

melahirkan empat orang anak. yaitu Ham, Syam, Yafis dan Yam. Istrinya

sendiri menuduhnya gila dan bergabung bersama orang-orang yang tidak

beriman untuk menyudutkan Nabi Nuh. Kedurhakaan mereka kepada Nabi

Nuh membuat Allah murka sehingga menurun bencana bancir bandang.

Istri, anak dan kaumnya yang durhaka Allah binasakan semuanya bersama

orang-orang yang binasa.7

3. Siti Hajar

Setelah Nabi ibrahim bersama Hajar dan Ismail melakukan perjalanan

yang cukup lama, hingga tibalah di Makkah, kota suci tempat didirikannya

Ka‟bah tempat peribadatan ummat Islam diseluruh dunia. Kota Mekkah

adalah kota yang penuh dengan sejarah panjang. Dimulai dari nabi

ibrahim mendapatkan perintah dari Allah untuk meninggalkan anak dan

istrinya.8 Kisah ini diabadikan Allah:

يهسن ل رب س ب إ ن ذإ

وكال إ

“Dan Ibrahim berkata: "Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan

Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” (Qs. ash-Shaffat [37]: 99)

Pada saat itu Mekkah masih sepi, tidak ada orang lewat, sumber

makanan dan minumanpun tidak ada. Beliau meninggalkan Siti Hajar dan

anaknya Ismail dengan sebuah tas yang berisi kurma dan tempat air

minum untuk persediaan minum istri dan anaknya. Ketika istri dan

anaknya sudah tidak kelihatan lagi, Nabi Ibrahim lalu menghadap Kiblat

dan berdoa: moemnt inipun Allah abadikan dalam al-Qur‟an:

ٱسكت ن إ يا ب جؾل ٱف ر

ووة فأ مص

ليوإ ٱ يا م م رب ممحص

ت بوإد غي ذي زرع ؼيس بذم ٱ مياس من ذر

ن ٱ سة م

م شكصون ت مؾو مص مث ن ٱ رزكم م

م وٱ هيه

توي إ

7

Musthafa Murad, 70 Kisah Teladan Berdasarkan al-Qur‟an dan Hadist-Hadits

Pilihan (Bandung: Mizan, 2003), 40-41. 8

Rani Yulianty, Kisah Kota-Kota Dalam al-Qur‟an (Jakarta: Cerdas Interaktif,

2018), 27.

Page 55: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

37

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di

lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah)

yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat,

maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah

mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur” (Qs. Ibrahim [14]: 37)

Nabi Ibrahim meningalkan istrinya Siti Hajar dan anaknya Ismail

cukup lama, sehingga persediaan makanan dan minuman habis. Ketika

persediaan air minum mereka habis, Siti Hajar dan anaknya merasa

kehausan, hingga ismail berguling-guling diatas pasir menandakan

kehausan. Siti Hajar tidak tega melihat anaknya seperti itu, hingga Siti

Hajar meninggalkan anaknya disekitar Ka‟bah dan pergi mencari makanan

dan minuman . Pencariannya dimulai mendaki bukit Shafa dan dilanjutkan

ke bukit Marwah sampai bolak balik tujuh kali, tapi tidak ada hasil.

Hingga Siti Hajar mendengar suara air yang muncul dari bawah kaki

anaknya Ismail. Dan air itu sekarang dikenal dengan nama Air Zam-zam.9

4. Istri Nabi Luth

Kisah Luth dijelaskan di beberapa surah dalam al-Qur‟an. Diantaranya

adalah surah al-„Araf, Hud, at-Tahrim dan juga disurah yang lain. Ayat-

ayat itu menjelaskan tentang penentangan istri Nabi Luth terhadap dakwah

dan risalah yang di bawa oleh Nabi Luth, sehingga membuat istrinya di

adzab Allah SWT bersama kaumnya yang durhaka.

Allah mengutus Nabi Luth kepada kaumnya untuk menyeru kepada

kebaikan dan meninggalkan segala perbuatan keji dan mungkar. Namun

kaumnya menolak ajakan ini bahkan menentang Nabi Luth dan ingin

mengusirnya dari lingkungan mereka. Sebagaimana firman Allah:

ممرصجي ووط مخكوىن من ٱ م ثذ كاموإ مئ م

“Mereka menjawab: "Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar

kamu termasuk orang-orang yang diusir.” (Qs. asy-Syu‟ara [26]: 167)

9

Husna Ahmad, Islam and Water, terj. Adinda Arifiah (Jakarta: Yayasan

Pustaka Obor Indonesia, 2015), 14-15.

Page 56: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

38

Karena penentangan dan kedzhaliman mereka sudah memuncak, dan

tidak bisa diharapakan lagi mereka akan beriman, Allah memerintahkan

malaikat untuk menyelamatkan Nabi Luth bersama orang-orang beriman

dan tidak untuk istrinya, karena istrinya bersama kaumnya yang durhaka

mendapatkan adzab yang pedih dari Allah, yaitu Allah jungkirbalikkan

kampung mereka bersama dengan diri mereka sendiri.10

5. Imro‟at Aziz (Zulaikha)

Kisah Nabi Yusuf dalam al-Qur‟an memiliki keunikan, karena tidak

seperti kisah-kisah lain yang kisahnya disebut dibeberapa surah.

Sementara kisah Yusuf hanya ada disurah Yusuf. Begitu juga dengan

Zulaikha dia diceritakan dalam surah Yusuf.11

Sebagaimana firman Allah:

ب وكام لبو لت ٱ ۦ وغو فس و ف بتا ؼن ه ت م

ٱ ودث كال مؾاذ ور ت ل ٱحسن مثوإي إت ۥ رب ه

إ لل

ومون مغ ۥ ل فوح ٱ ه

إ

“Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk

menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata:

"Marilah ke sini". Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku

telah memperlakukan aku dengan baik". Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada

akan beruntung.” (Qs. Yusuf [12]: 23)

Ayat ini menjelaskan tentang perjalanan hidup Nabi Yusuf tentang

bujukan dan rayuan dari istri majikannya yaitu Zulaikha. Suatu malam

ketika al-Aziz majikannya mau ketemu sang raja. Zulaikha langsung

beraksi dan tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, dia mencoba masuk ke

kamar Nabi Yusuf dengan memakai pakaian bagusnya dan perhiasannya.

Tiba-tiba Nabi Yusuf kaget dengan kedatangan Zulaikha, hingga akhirnya

datang al-Aziz dan Zulaikha mengakui semua perbuatannya, dia merasa

10

Musthafa Murad, 70 Kisah Teladan Berdasarkan al-Qur‟an dan Hadist-

Hadits Pilihan, 42-48.

11

Abdul Rahem, Yusuf Zulaikha (Yogyakarta: Diva Press, 2018), 5.

Page 57: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

39

salah karena sudah mencoba menggoda Nabi Yusuf. Akhirnya Zulaikha

bertaubat kepada Allah atas kesalahannya.12

6. Istri Fir‟aun

Dalam surah at-Tahrim ayat 11 istri Fir‟aun memohon 3 permohonan.

Diantaranya dibuatkan rumah di surga, selamat dari kejahatan Fir‟aun dan

diselamatkan dari orang-orang yang zhalim. Mutiara tetaplah mutiara

dimanapun ia berada. Begitulah dengan akidah yang dimiliki Asiah.

Meskipun dilingkungan yang kejam, akidahnya tetap kuat.

Nabi Musa selain diasuh oleh ibunya, juga diasuh oleh Asiah di istana

Fir‟aun. Ini merupakan harapan dari Asiah agar terhindar dari kekejaman

Fir‟aun dan orang-orang yang zhalim, seandainya tidak selamat dari

kejahatan Fir‟aun Asiah tidak mungkin bisa membantu mengasuh,

mendidik, dan membesarkan Nabi Musa. karena saat itu istana Fir‟aun

mengeluarkan maklumat apabila anak laki-laki lahir maka akan langsung

dibunuh. Maklumat itu membuat ibu Nabi Musa ketakukan sehingga Allah

memberikan petunjuk kepada Ibu Musa untuk dihanyutkan ke sungai Nil.

اف ول ميم ول ت ف ٱ فأمل ذإ دفت ؽو

فا ٱن ٱرضؾ ٱم موس ل

يا إ وٱوح م وجاؽوو م

إ و ن رإده

زن إ ت

ممصسوي من ٱ

“Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir

terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan

janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya

kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul” (Qs. al-Qashash [28]:

7)

Ketika Fir‟aun dan para pembesarnya menemukan peti yang berisikan

bayi laki-laki (Musa kecil). Fir‟aun ingin langsung membunuhnya, tapi

karena ada pencegahan dari istrinya Asiah, keinginan tersebut akhirnya

tidak terjadi. Kejadian ini Allah gambarkan dalam

12

Maryam Kinanthi Nareswari, Wanita-Wanita Yang Diabadikan Dalam al-

Qur‟an, 57-59.

Page 58: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

40

إ ۥ و ٱن يفؾيا ٱو هخزش ؼس ل ثلذوو ت ؽي ل ول مصٱت فصؼون كص وه ل شؾصون وكامت ٱ

“Dan berkatalah isteri Fir´aun: "(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu.

Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita

ambil ia menjadi anak", sedang mereka tiada menyadari.” (Qs. al-Qashash [28]: 9)

Allah Maha Mengetahui dan Mengijabah doa-doa hambanya. Tujuan

Asiah untuk menyelamatkan Musa tidak lain hanyalah mengharapkan

ridho dan surga Allah SWT.13

7. Ibu Nabi Musa

Keluarga ibu Musa menghuni sebuah rumah sederhana ditepi sungai

Nil tidak jauh dari istana Fir‟aun. Suatu ketika ibu Musa hamil dan sedang

mengandung Musa a.s, tiba-tiba ada berita dari istana Fira‟un yang

membuat ibu Musa merasa sedih. Karena berita tersebut menyangkut anak

yang sedang di kandungnya. Siapa yang sedang mengandung anak laki-

laki akan dibunuh oleh tentara Fir‟aun. Berita inilah yang membuat ibu

Musa khawatir akan keselamatan anaknya.

Suatu ketika tibalah saatnya untuk melahirkan. Ibu Musa sangat takut

ketahuan oleh tentara Fir‟aun, karena akan melahirkan bayi laki-laki.

Sehingga perasaan cemas dan takut itu berusaha dihilangkannya. Hingga

ahirnya timbullah keteguhan ibu Musa, dan firman Allah:

اف ول ميم ول ت ف ٱ فأمل ذإ دفت ؽو

فا ٱن ٱرضؾ ٱم موس ل

يا إ وٱوح ن رإ

زن إ ت م وجاؽوو م

إ و ده

ممصسوي من ٱ

“Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir

terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan

janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya

kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.” (al-Qashash [28]: 7)

Alangkah senang dan bahagianya hati ibu Musa menerima wahyu itu,

sehingga hatinya tenang dan tenteram.

13

Lilies Nihwan Samurane, Petunjuk Ke Surga Menurut al-Qur‟an (Jakarta: PT

Elex Media Komputindo, 2017), 113-114.

Page 59: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

41

Setelah itu ibu Musa mengambil peti kecil yang terbuat dari pohon

kurma. Khawatir ketahuan sama tentaranya fir‟aun ibu musa langsung

menghayutkan peti kecil itu hingga terbawa arus. Sehingga al-Qur‟an

menyebutkan sikap ibu Musa ketika sudah menghayutkan anaknya ke

sungai Nil.

بطيا ؽل كوبا مخكون من ۦ مول ٱن ر ن كدت مخبسي ب إ صغا ي وٱصبح فؤإد ٱم موس ف ممؤم

ٱ

“Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan

rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk

orang-orang yang percaya (kepada janji Allah).” (Qs. al-Qashash [28]: 10)

Ketika sudah terbawa arus Allah punya kehendak lain, membawa peti

kecil yang isinya Nabi Musa ke tepi sungai dekat istana Fir‟aun. Saat itu

para dayang-dayang istana sedang berada di tepi sungai, dan sebuah peti

kecil yang isinya Nabi Musa mengahmpiri mereka. Dan seketika itu

terjadilah perdebatan antara dayang-dayang dengan pengawal istana,

sehingga Asiyahpun muncul dan melihat isi peti kecil itu ternyata bayi

laki-laki dan dibawalah peti kecil itu ke dalam istana yang sebelumnya

sudah membuat istri fir‟aun jatuh cinta pada Musa kecil. Pada akhirnya

Fir‟aun setuju untuk merawat Musa kecil.

Musa dikelilingi oleh wanita-wanita yang ingin menyusukannya,

namun musa kecil tidak mau dengan wanita-wanita tersebut, sehingga

membuat Asiyah khawatir akan keselamatan Musa kecil. Maka dicarikan

wanita yang Musa kecil mau menyusukannya, sehingga ketemulah sama

ibunya Musa kecil. Ibu Musa sangat bahagia sekali karena mengenal bayi

yang disusukannya adalah anaknya Musa a.s. Kisah ibu Musa menjadi

ibrah bagi kaum mukminin selama-selamanya.14

14

Jabir asy-Syal, Qishashu an-Nisa fil Qur‟an, terj. Aziz Salim Basyarahil

(Jakarta: Gema Insani Press, 1998), 131-138.

Page 60: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

42

8. Ratu Balqis

Kisah Balqis Allah abadikan dalam al-Qur‟an:

ل نخ بر نصيم ٱملي إ ن

مموؤإ إ

ا ٱ أيه .كامت ه

ن وإ م ۥ من سو ه

كامت .ؽل وٱثون مسومي ٱل ثؾووإ .إ

مموؤإ ٱفذون ف ٱمصي ما نيت كايؾة ٱمصإ حت ا ٱ أيه ة وٱوموإ بأس شسس .جشسون ن ٱوموإ كو كاموإ ن

هغصي م فأ م

لمص إ

ل .ماذإ ثأمصن وٱ ونش وا ٱذل ة ٱ ا وجؾووإ ٱؼز ذإ دذووإ كصة ٱفسسو

ممووك إ

ن ٱ

كامت إ

ممصسوون .ون فؾو ة فاعصة ب صجػ ٱ م بس هيه

ن مصسل إ

وإ

“Berkata ia (Balqis): "Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan

kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan

sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi

Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan

datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri". Berkata dia (Balqis):

"Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah

memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)". Mereka

menjawab: "Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki

keberanian yang sangat (dalam peperangan),dan keputusan berada ditanganmu: maka

pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan". Dia berkata: "Sesungguhnya

raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan

menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan

mereka perbuat. Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan

(membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh

utusan-utusan itu." (Qs. an-Naml [27]: 29-35)

Ketika balqis menerima surat sakti di tempat tidurnya, dikatakan surat

sakti karena tidak ada yang mengetahui siapa pengantar surat itu, termasuk

dirinya sendiri. Surat tersebut sangat mudah dipahami oleh Balqis, dalam

konteks ini al-Qur‟an tidak memberikan petunjuk bahwa bahasa apa yang

digunakan oleh Nabi sulaiman sehingga Balqis mudah memahami isi surat

tersebut. Mungkin bahasa yang di gunakan oleh Nabi Sulaiman adalah

Ibrani sehingga Balqis bisa memahami isi surat itu. Namun, apapun

kemungkinannya isi surat itu tersebut adalah sebagai berikut:

“Dari hamba Allah swt, Sulaiman bin Daud Kepada Balqis,

penguasa negeri Saba‟

Dengan menyebut nama Allah swt yang Maha Pengasih

lagi Maha Penyayang

Keselamatan bagi orang yang mengikuti petunjuk

Page 61: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

43

Sesudah itu,.... Janganlah kalian bersikap sombong terhadapku dan

datanglah menyerahkan diri kepadaku”15

Setetelah Balqis Menerima surat itu, iapun langsung mengumpulkan

pejabatnya dan berkata: surat ini adalah surat mulia dari orang mulia sang

penguasa yang bernama Sulaiman. Adapun isi surat tersebut berisikan 3

poin penting: pertama, memperkenalkan kepada Balqis tentang esensi

Allah SWT beserta sifat-sifatnya ditandai dimulainya surat itu dengan

bimillahirrahmanirrahi. Kedua, melarang Ratu Balqis supaya tidak

berprilaku sombong. Ketiga, mengajak Ratu Balqis utntuk mengikuti

sisitem teologi monoteisme agar selamat dari prilkau syirik, karena

sebelumnya Ratu Balqis dan pengikutnya menyembah matahari.16

9. Maryam

Namanya adalah Maryam binti Imran binti Saahim yang merupakan

keturanan Nabi Daud a.s. Nama bapaknya adalah Imran bin Saahim bin

Amuur bin Miisyaan, nasabnya sampai kepada Nabi Sulaiman bin Daud

a.s. Ibunya adalah Hannah binti Faquuz yang merupakan ketua ulama saat

itu. Maryam adalah satu-satunya nama perempuan yang disebutkan dengan

jelas oleh Allah Swt. di dalam Al-Qur‟an. Bahkan namanya juga menjadi

salah satu dari nama surah di dalam Al-Qur‟an.

Allah SWT menjadikan kisah perawan Maryam dan anaknya Isa a.s

sebagai suatu mukjizat yang besar yang menunjukkan kesempurnaan

kemampuan Allah SWT. Dia telah menjaga kehormatannya dari hubungan

yang halal dan haram. Tidak pernah ada seorang manusia pun

menyentuhnya. Sehingga hal ini merupakan bukti bagi kesuciannya.

Sebagaimana firman Allah:

م ذ كامت ٱ

ن وإ

مصيم إ ئكة ومي إ مو مؾ

صطفىم ؽل وساء ٱ

صطفىم ويصك وٱ

ٱ لل

15

Fathurrosyid, Ratu Balqis Dalam Narasi Semiotika al-Qur‟an, 255-256. 16

Fathurrosyid, Ratu Balqis Dalam Narasi Semiotika al-Qur’an, 257-258.

Page 62: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

44

“Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah

telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di

dunia (yang semasa dengan kamu)”. (Qs. al-Imran [3]: 42)

Ayat itu merupakan bantahan terhadap orang-orang Yahudi yang

menuduh Maryam melakukan zina dengan Yusuf seorang tukang kayu

yang merupakan anak pamannya. Kelahiran Nabi Isa a.s dari seorang

perempuan yang perawan, merupakan kejadian yang luar biasa, dan jauh

dari nalar manusia. Kejadian ini unik, hebat dan tidak pernah terjadi

sebelumnya dalam sejarah manusia. Ini merupakan bukti kekuasaan dan

kemapuan Allah SWT yang tidak ada tandingannya.17

10. Istri Abi Lahab

Istri Abi Lahab bersama suaminya adalah orang-orang yang selalu

menghadang atau menghalangi dakwah Nabi Muhammad SAW. istri Abi

Lahab menghasut kaum perempuan begitu juga dengan suaminya

menghasut kaum laki-laki supaya tidak terpengaruh dengan ajaran yang

dibawa oleh Nabi SAW. tiada hari tanpa hasutan yang mereka sampaikan

kepada orang-orang baik itu yang muda ataupun tua. Penghasutan mereka

ini Allah abadikan dalam al-Qur‟an: Sebagaimana dalam:

سس ن م مرا حبل محطب ف جس

ۥ حال ٱ مصٱث

ب وٱ صل نرإ ذإت م س

“Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya,

pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Yang di lehernya ada tali dari sabut.” (Qs. al-

Lahab [111]: 3-5)

11. Zainab Binti Jahsy

Allah SWT memberi petunjuk kepada Nabi bahwa Zainab binti Zahsy

akan menjadi salah satu istrinya. Namun, Rasulullah malu untuk

mengungkapkannya kepada Zaid. Rasulullah khawatir terjadi hinaan dan

cibiran dari orang-orang karena menikahi istri sahabatnya sendiri. Saat itu

17

Adil Mustofa Abdul Halim, al- Abaa wal Abnaa Fil Qur‟an, terj. Abdul

hayyie al-Fatthani dan Fitriah Wardie (Jakarta: Gema Insani Press, 2007), 145-147.

Page 63: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

45

rumah tanga Zaid dan Zainab lagi tidak baik dan sering kali terjadi

perselisihan, hingga Rasulullah pernah memberikan nasehat kepada Zaid

untuk mempertahankan rumah tangganya dan tetap bertakwa kepada Allah

SWT. sebagaimana firman-Nya:

ي ٱهؾم وإ إذ ثلول نل وٱهؾمت ؽو ؽو ق ٱمس لل ث

م زوجم وٱ إم ؽو في ف هفسم ما لل إ وت مبس لل

مياس و ي إوتش ٱ ممؤم

كا مك ل كون ؽل ٱ ج نا ويصإ زو ا كض زسر م فوم ى ش ٱحقه ٱن ت حصجر لل

ذإ كاوإ من ف م إ ائ ج ٱدؼ مفؾول إن ويصإ وكن ٱمص ٱزو لل

“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan

nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: "Tahanlah terus

isterimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam

hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang

Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri

keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia

supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-

anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya

daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.” (Qs. al-Ahzab [33]:

37)

Seandainya Rasulullah menyembunyika sesuatu, tentu (ayat) inilah

yang disembunyikan. Ketika masa idah Zainab berakhir setelah bercerai

dari Zaid. Rasulullah memerintahkan Zaid untuk meminangkan Zainab

untuknya. Zainab berkata bahwa ia tidak akan melakukan apa pun

sebelum meminta izin kepada Allah. Zainab pun pergi ke tempat

shalatnya, lalu ayat Al Quran turun. Rasulullah pun datang kemudian

masuk menemui Zainab tanpa izin karena Allah telah menikahkan

keduanya dari atas langit.18

12. Aisyah

Aisyah ummil mukminin (ibunya bagi orang-orang yang beriman)

adalah perempuan yang memiliki kecerdasan yang luar biasa, belia

mampu menembus pemisah antara laki-laki dan perempuan. Dia dalah

sosok perempuan muslimah yang kuat dalam mengahdapi cobaan dari

18

https://umma.id/article/share/id/1002/310915 diakses Selasa 07 Juli 2020

Page 64: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

46

Allah SWT. ketika Aisyah diterpa berita bohong dan tuduhan melakukan

perzinahan dengan Safwan bin Mu‟aththal as-Sulamy. Tuduhan tersebut

adalah tuduhan yang dilayangkan oelh orang-orang munafik kepada

Aisyah untuk menghancurkan rumah tangganya dengan Rasulullah.

Firman Allah

مص مك ٱ ك و ذير م ك بل إ م ش بو س ل ت ك م

رفم ؼصبة

ل ن جاءو بأ ل

ن ٱ

إ

ل ندسب من ٱ

ا ٱ نم م ث ي م

ۥ ؽشإب ؼغيمر ۥ منم ل نب ي ثول ل وٱ

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan

kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia

adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa

yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang

terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.” (Qs. an-Nur

[24]: 11)

Allah yang memberikan cobaan itu kepada Aisyah dan Allah pula yang

memberikan penyelesaiannya. Untuk itu setiap muslim dan muslimah

wajib mencontoh Aisyah bagaimana beliau sabar dan tabahnya dalam

menghadapi cobaan.19

B. Tipologi Perempuan Dalam Al-Qur’an

Apabila yang membedakan antara laki-laki dan perempuan adalah

amalnya, maka bagaimana tipe perempuan dalam Al-Qur‟an berdasarkan

amalnya? setidaknya terdapat beberapa tipe perempuan didalam Al-

Qur‟an berdasarkan amalnya yakni perempuan shalihah, perempuan

pejuang, perempuan penentang, dan perempuan penggoda. Untuk hal-hal

yang baik biasanya Al-Qur‟an langsung menyebut namanya, karena

menggambarkan sosok ideal, apabila berbicara amal buruk Al-Qur‟an

tidak langsung menyebut namanya.

19

Maryam Kinanthi Nareswari, Wanita-Wanita Yang Diabadikan Dalam al-

Qur‟an, 100-101.

Page 65: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

47

1. Tipe Perempuan Shalihah

Jika mendengar kata shalihah, yang terlintas di pikiran seseorang ialah

dia perempuan yang menutup auratnya karena Allah. Ternyata Islam

mampu menjaga, bahkan mengangkat harkat dan martabat perempuan. Di

dalam sangat jelas diungkapkan perempuan shalihah dalam kacamata

Islam.20

Gambaran tentang wanita shalihah yang disebutkan oleh Al-Qur‟an

adalah Siti Maryam Binti Imran, bahkan namanya diabadikan menjadi

nama surat di dalam Al- Qur‟an. Maryam ialah tipe wanita shalihah, ibu

dari tokoh terkemuka di dunia dan akhirat. Dalam Al-Qur‟an disebutkan,

“(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah

menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan)

dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putra

Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-

orang yang didekatkan (kepada Allah)” (Qs. Ali Imran: 45).

Maryam senantiasa menjaga kesucian dirinya (Qs At-Tahrim 12),

mengisi waktunya dengan pengabdian yang tulus kepada Allah, yang

akhirnya karena kasalihahannya ia mendapatkan amanah untuk menjaga

dan membersakan kekasih Allah yakni Isa putera Maryam (Qs. Maryam

16-34). Oleh sebab itu kehormatannya terletak dalam kesucian bukan,

dalam kecantikannya. Dari kisah Maryam, perempuan yang senantiasa

menjaga kesuciannya, berkhidmat sepenuh hati kepada Tuhannya, dan

menjaga amanah dengan penuh cinta akan senantiasa melahirkan generasi-

generasi yang unggul.21

20

Ya‟cub Chamidi dan Farid Fiddaroin al-Mahdi, Menjadi Wanita Shaliha dan

Mempesona (Surabaya: CV. Pustaka Media, 2019), 12. 21

Tedi Supriyadi, “Perempuan Dalam Timbangan Al-Quran Dan Sunnah, 16

Page 66: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

48

2. Tipe Perempuan Pejuang

Tipe perempuan pejuan ini diberikan kepada Asiyah binti Muzahim.

Dari sekian banyak perempuan yang disebutkan dalam al-Qur‟an

Asiyahlah perempuan pejuang yang diabadikan dalam al-Qur‟an. Asiyah

adalah sosok yang memiliki kepribadian yan kuat, ia memperjuangkan

keimanannya di samping kekuasaan suaminya yang kufur. Bahkan ia tidak

takut terhadap ancaman dan siksaan demi menjaga kehormatan dan

keimanannya. Asiyah binti Muzahim adalah istri dari pemimpin atau raja

yang zhalim bernama Fir‟aun. Asiyah hidup di tengah kekufuran dan

kedurhakaan suaminya, meskipun selalu berada di samping suaminya, hal

itu tidak membuat imannya melemah sedikitpun. Aqidahnya pun terjaga

begitu juga dengan jati dirinya sebagai muslimah. Asiyah bukanlah tipikal

perempuan penggila harta dunia, dia hanya menginginkan istana megah di

surganya Allah SWT.22

do‟anya diabadikan dalam al-Qur‟an sebgaimana

firmannya: ملوم ٱ

ني من ٱ ۦ ونج ل ني من فصؼون وع مجية ونج

بن ل ؼيسك بذا ف ٱ

ذ كامت رب ٱ

ومي إ مغ

“Ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu

dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir´aun dan perbuatannya, dan

selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.” (Qs. at-Tahrim [66]: 11)

3. Tipe Perempuan Penghasut/Jahat

Istrinya Abu Lahab, yaitu Ummu Jamil, nama aslinya Adalah Auraa'

binti Harb bin Umayyah. Ummu jamil adalah saudari perempuan Abu

Sufyan, ia dari keluarga kaya dan tokoh besar. Ia disebut dengan Ummu

Jamil karena memiliki paras yang cantik. Tapi julukan ini tidak sesuai

dengan perilakunya. Ia dan suaminya (Abu Lahab) sama-sama memusuhi

Nabi Saw.

22

https://www.dream.co.id/your-story/lima-tipe-perempuan-dalam-al-quran-yang-wajib-diketahui-1510228.html diakses Rabu 08 Juli 2020

Page 67: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

49

Ummu jamil juga suka mengadu domba dan memfitnah supaya orang-

orang Makkah membenci Nabi. Karena hal ini, ia dijuluki pembawa kayu

bakar. Karena ia suka “membakar” emosi, mengadu domba, dan

menimbulkan kebencian orang-orang Makkah pada Islam. Seringkali pada

malam hari Ia memanggul kayu yang berduri untuk diletakkan di jalan-

jalan yang biasa dilalui Nabi Saw, Sehingga bila Nabi lewat pada malam

hari atau subuh, Nabi akan menginjak kayu yang berduri itu sehingga Nabi

terluka. Ummu jamil senang kalau Nabi terluka karena menginjak kayu

berduri.

Saat membawa kayu, ia mengikatnya dan melilitkan sebagian talinya

pada lehernya. Inilah kebiasaan yang dilakukannya saat membawa kayu

berduri untuk mencelakai Nabi Saw. Perilaku buruk inilah yang akhirnya

membawanya menemui ajalnya. Ummu jamil meninggal karena tercekik

tali yang digunakannya untuk membawa kayu.

Hal-hal di atas diterangkan oleh Allah dalam surat Al lahab. Salah satu

surat pendek dalam Al Quran. Surat ini menunjukkan mukjizat Al Quran,

karena dengan tepat memprediksi hal-hal yang belum terjadi saat surat ini

diturunkan. Telah dinyatakan bahwa Abu lahab dan istrinya termasuk

seorang yang celaka. Maka memang sampai akhir hayatnya, mereka tidak

pernah beriman kepada Allah dan Rasulullah, meskipun Rasul selalu

mengajak mereka untuk beriman.23

4. Tipe Perempuan Penggoda

Al-Qur‟an sama sekali tidak menyebut nama perempuan yang

menggoda Yusuf a.s. demi menjaga nama baiknya. Al-Qur‟an hanya

menyebut kalimat”allati hua fi baitiha” (perempuan yang Yusuf berada di

rumahnya). Bahkan al-Qur‟an tidak menyebut frasa “istri al-Aziz”, atau

23

Sunar Ahuang dan Nurjannah, “Kisah Abu Lahab dan Sebab Turunnya QS.

al-Lahab 1-5”, vol. 4, No. 2 (2018): 7-8.

Page 68: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

50

menyebut langsung nama perempuan tersebut, seperti yang dilakukan

beberapa kitab tafsir yang menukil pendapat kalangan Ahli Kitab yang

menyatakan bahwa nama perempuan itu adalah Zulaikha. Namun, rupanya

keangungan al-Qur‟an membuatnya menghindari penyebutan nama

perempuan yang kemudian hari bertobat serta mengakui dosanya itu.

Apalahi Allah Sang Maha Pemalu Lagi Maha Mulia.24

Peristiwa tersebut Allah Abadikan dalam al-Qur‟an:

ب وكام لبو لت ٱ ۦ وغو فس و ف بتا ؼن ه ت م

ٱ ودث كال مؾاذ ور ت ل ٱحسن مثوإي إت ۥ رب ه

إ لل

ومون مغ ۥ ل فوح ٱ ه

مفح .إ

وء وٱ مسه

ٱ ل ميصف ؼي ۦ نش ن رب ءإ بص ۦ وه با مول ٱن ر شاء وملس هت ب

ممزوصي ۥ من ؼبادن ٱ ه

“Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk

menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata:

"Marilah ke sini". Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku

telah memperlakukan aku dengan baik". Sesungguhnya orang-orang yang zalim

tiada akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan

perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan

wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar

Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf

itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” (Qs. Yusuf [12]: 23-24)

Dari kisah di atas memberikan satu gambaran perempuan yang

ditunjukan oleh Al-Qur‟an tentang kepandaian perempuan untuk

melakukan makar atau tipuan, dalam Al-Qur‟an disebutkan, “Yusuf

berkata: “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi

ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku

tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan

mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.” ( Qs. Yusuf

[12]: 33).25

24 Yusuf Rasyad. Kaidun Nisa, terj. Fuad Syaifuddin Nur (Jakarta: Al-Kautsar,

2012), 16.

25

Tedi Supriyadi, “Perempuan Dalam Timbangan Al-Quran Dan Sunnah, 17.

Page 69: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

51

BAB IV

PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM QS. AT-

TAHRIM 10-12

A. Seputar Surah at-Tahrim

1. Nama Dan Jumlah Ayat

Surat at-Tahrim yang berarti "mengharamkan" diturunkan di kota

Madinah dan termasuk golongan surat Madaniyah yaitu surat yang turun

setelah hijrahnya beliau saw dari kota Mekah ke kota Madinah.1 Surat ini

terdiri dari 12 ayat diturunkan sesudah surah al-Hujurat dan merupakan

surah ke 66 di dalam Al-Quran. Dinamakan At-Tahrim karena mengambil

kata pada ayat pertama surat ini.2

Surat-surat madaniyah memiliki beberapa karekteristik yang

membedakannya dengan surat-surat Makkiyah. Karekteristik tersebut

adalah memiliki susunan kata yang panjang dan penyampaian hukum

sepintas tanpa banyak argumen dan mengandung hukum-hukum ibadah

dan muamalat (kemasyarakatan).3

Jika dilihat dari konteks kalimat maka ayat-ayat Madaniyah

kebanyakan mempergunakan konteks kalimat yang lunak karena

kebanyakan obyek yang didakwahi menerima dan taat (orang-orang

beriman). Demikian pula halnya dalam surat at-Tahrim: 6 Allah

menggunakan kalimat “Wahai orang-orang yang beriman”. Dimana

panggilan ini adalah panggilan yang sangat memuliakan.

1 1

Herianto,”Kewajiban Mendasar Kepala Keluar (Kajian Terhadap Surah at-

Tahrim)”. ULUMUL SYAR‟I Vol. 7, No.2 (Desember 2018): 67. 2 2

Bustami A. Ghani dan Kawan-Kawan, Tafsir UII: Al-Qur‟an dan Tafsirnya

Jilid X Juz 28, 29, 30 (Yogyakarta: PT. Dhana Bakti Wakaf, 1990), 217. 3 3

Muhammad Chirzin, Permata al-Qur‟an (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka,

2014), 5.

Page 70: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

52

Dari sisi materi pembahasan kebanyakan ayat-ayat Madaniyah

berisikan perincian masalah ibadah dan muamalah, karena obyek yang

didakwahi sudah memiliki Tauhid dan aqidah (pemahaman dan

keyakinan) yang benar sehingga mereka membutuhkan perincian ibadah

dan muamalah. Dalam ayat ini pun isinya adalah bagaimana orientasi

seorang beriman dalam kehidupan berkeluarga, walaupun di sisi lain ayat

ini juga dimensinya adalah aqidah, karena berbicara tentang kehidupan

setelah dunia.

Secara umum surat at-Tahrim berbicara tentang problem keluarga.

Dinamakan at-Tahrim (pengharaman) karena beliau pernah

mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah SWT untuk keridaan istri-

istrinya. Oleh karena itu Allah swt menurunkan ayat ini sebagai teguran

dan penjelasan terhadap sikap beliau terhadap peristiwa itu.4

Adapun pokok-pokok isi kandungan dalam surat at-Tahrim ialah

berbicara tentang keimanan, yaitu kesempatan untuk bertaubat yang hanya

bisa di lakukan di dunia saja. Surah at-Tahrim juga berbicara masalah

hukum-hukum, yaitu larangan mengharamkan apa yang di halalkan Allah

SWT, kewajiban membebaskan diri dari dari sumpah yang diucapkan,

kewajiban membebaskan diri dan keluarga dari api neraka, dan memerangi

orang-orang kafir dan munafik berlaku keras untuk mereka di waktu

perang.5

2. Munasabah Ayat

a. Pengertian Munasabah

Kata munasabah secara etimologis berarti kedekatan (al-Muqharabah)

dan kemiripan atau keserupaan.ia juga berearti hubungan atau persesuaian.

Adapun menurut terminologis munasabah adalah ilmu al-Qur‟an yang

4

Herianto,”Kewajiban Mendasar Kepala Keluar (Kajian Terhadap Surah at-

Tahrim, 68. 5

Bustami A. Ghani dan Kawan-Kawan, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, 217.

Page 71: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

53

digunakan untuk mengetahui hubungan antar ayat dengan ayat atau surat

dalam al-Qur‟an secara keselurahan dan latar belakang penempatan tartib

ayat dan suratnya. sementara menurut ulama, munasabah dapat di

defenisikan sebagai berikut:

b. Menurut Manna‟ al-Qaththan

Munasabah adalah sisi keterikatan antara beberapa ungkapan dalam

satu ayat atau beberapa ayat atau antar surat di dalam al-Qur‟an.6

c. Menurut az-Zarkasyi

Munasabah adalah suatu hal yang dapat di pahami, tatkala dihadapkan

dengan akal, pasti akal akan menerima.

d. Menurut Ibnu al-Arabi

Munasabah adalah keterikatan ayat-ayat al-Qur‟an sehingga seolah-

olah merupakan suatu ungkapan yang mempunyai kesatuan makna dan

keteraturan redaksi.

Jadi, munasabah dalam konteks ulum al-Qur‟an adalah ilmu yang

menjelaskan korelasi makna antar ayat atau antar surat, baik korelasi itu

bersifat umum ataupun khusus, rasional, persepsi atau imajinatif. Atau

korelasi yang berupa sebab akibat, perbandingan dan perlawanan.

Adapun macam-macam munasabah, antara lain:

1. Munasabah antara surat dengan surat sebelumnya

2. Munasabah antara nama surat dengan kandungannya

3. Munasabah antara bagian satu surat

4. Munasabah antara ayat yang berdampingan

5. Munasabah antara fashilah dengan isi ayat

6. Munasabah antara satu kelompok ayat di sampingnya

6

Kiyai Abdullah Afifi dan Kiyai Masaji Antoro, Kumpulan Tanya Jawab

Keagamaan (Yogyakarta: Pustaka Sunni Salafiyah, 2015), 366.

Page 72: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

54

7. Munasabah antara penutup satu surat dengan awal surat

berikutnya

Sebagaimana asbabun nuzul, munasabah ayat sanget berperan dalam

memahami al-Qur‟an. Muhammad Darras berkata: “sekalipun

permasalahan yang diungkapkan surat-surat itu banyak, semuanya

merupakan satu kesatuan pembicaraan yang awal dan akhirnya saling

berkaitan. Maka bagi orang yang ingin memahami sistematika surat,

semestinya dia harus memperhatikan keseluruhannya, sebagaimana juga

memperhatikan segala permasalahannya”.7

a. Munasabah Surat at-Tahrim dengan Surat at-Thalaq dan al-Mulk

Di dalam surat at-Thalaq disebutkan bagaimana seharusnya bergaul

dan bertindak terhadap isteri, sedang dalam surat at-Tahrim diterangkan

beberapa hal yang terjadi antara Nabi Muhammad SAW dengan para

isterinya dan bagaimana tindakan Nabi menghadapi hal itu supaya dapat

pelajaran bagi umatnya dalam pergaulan keluarga. Surat at-Thalaq dan

Surat at-Tahrim sama-sama dimulai dengan seruan Allah kepada Nabi

Muhammad SAW tentang hal-hal yang berhubungan kehidupan keluarga.8

Di dalam surat at-Tahrim diterangkan bahwa Allah mengetahui segala

rahasia, sedangkan pada surat al-Mulk ditegaskan lagi bahwa Allah

mengetahui segala rahasia, karena Allah menguasai seluruh alam.9

b. Munasabah Ayat 10 Dengan Ayat 9, 10 dengan 11 dan 11 dengan

12 Surat at-Tahrim

7 Ali as- Ashahbuni, Kamus al-Qur‟an: Qur‟anic Explorer ( Jakarta: Shahih,

2016), 11-12.

8 Bustami A. Ghani dan Kawan-Kawan, Tafsir UII: Al-Qur‟an dan Tafsirnya,

216.

9 Bustami A. Ghani dan Kawan-Kawan, Tafsir UII: Al-Qur‟an dan Tafsirnya,

233

Page 73: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

55

Setelah Allah memberikan Himbauan untuk taubatan nasuha, beriman

kepada Allah, ikhlas dan jihad untuk memerangi musuh-musuh Allah

kemudian Allah menjadikan dua perumpamaan yang sangat bagus untuk

orang-orang kafir begitu juga kepada orang-orang yang beriman. Untuk

menejelaskan perumpamaan itu kepada orang-orang kafir, bahwasanya

mereka akan dihukum karena perbuatan mereka kepada orang-orang

mukmin, dan hukuman itu tidak memandang kekeluargaan, saudara, isteri,

status dan nasab jikalau mereka melakukan kekufuran.

Meskipun keduanya (isteri Nabi Nuh dan Isteri Nabi Luth) berada di

samping para Nabi, mereka tetap dihukum karena melakukan kekufuran

kepada Allah SWT dan mereka juga kufur kepada Nabi Allah. Berbeda

dengan dua perumpumaan perempuan yaitu Asiah dan Siti Maryam. Allah

menjadikan perumpamaan mereka kepada orang-orang yang beriman dan

orang-orang yang kafir, meskipun mereka berada di samping orang-orang

yang kufur dan ingkar kepada Allah, mereka tidak dihukum karena

mereka tidak melakukan perbuatan yang ingkar dan kekufuran. Hukuman

Allah akan berlaku kepada orang-orang yang durhaka kepada-Nya dan

tidak pandang bulu siapapun itu. Semua sama disisi Allah yang

membedakan hanyalah ketakwaan dan ketaatan kepada-Nya.10

B. Penafsiran Ulama Terhadap Imro’ah Nuh, Luth, Fir’aun dan

Maryam

ب مصٱت موط كهخا إض مصٱت هوح وٱ

ن نفصوإ ٱ ل مثل ن وحي فزاهخاها ف لل ن من ؼبادن ص ت ؼبس ل ت

ا ؼنما من إغي ش ذوي لل ميار مػ ٱ

دذل ٱ

ا وكل ٱ

“Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang

kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara

hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-

masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa)

Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke dalam jahannam bersama

orang-orang yang masuk (jahannam)." (Qs. at-Tahrim [66]: 10)

10

Wahbah al-Zuhaily. Tafsir Munir (Maktabah Syamilah) Qs. at-Tahrim.

Page 74: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

56

1. Imroa‟ah Nuh dan Luth

Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya Jami‟ li Ahkami al-Qur‟an

menafsirkan ayat itu dengan menyatakan bahwa berkhianat yang

dimaksud ialah dengan melakukan kekafiran. Kekafiran tersebut dimaknai

dengan isteri Nabi Nuh mengatakan kepada orang-orang bahwa Nabi Nuh

adalah orang gila. Sementara isteri Luth memberitahukan tentang tamu-

tamu (yang sebenarnya adalah malaikat) kepada orang-orang.

Sesungguhnya pengkhianatan yang dilakukan oleh keduanya adalah dalam

bidang agama dan keduanya adalah orang yang musyrik. Dan pendapat

yang lain juga mengatakan bahwa pengkhianatan yang dilakukan

keduanya adalah mengadu domda. Jika Allah mewahyukan sesuatu

kepada Nuh dan Luth, maka kedua istri itu menyebarkannya kepada

orang-orang yang musyrik.

Al-Qurthubi juga berkata bahwa Ibnu Abbas pernah meriwayatkan

bahwasanya: “Tidak ada isteri nabi yang pernah melakukan

pembangkangan, ini merupakan ijma‟ dari kalangan mufassir”. Sementara

terkait siksa yang diterima oleh kedua isteri nabi itu, meskipun Nuh dan

Luth adalah orang yang mulia di sisi Allah. Keduanya tidak dapat menolak

hukuman Allah atas isteri-isteri mereka, hal ini merupakan peringatan

bahwa adzab tidak hanya dapat ditolak dengan ketaatan dan bukan dengan

washilah kekerabatan. Menurut al-Qurthubi dalam satu riwayat yaitu dari

Yahya bin Salam ia berkata: “istri Nuh dan istri Luth adalah perumpamaan

yang Allah buat untuk Aisyah dan Hafshah terkait penentangan mereka

ketika bekerja sama untuk menyusahkan Rasulullah.11

Jalaluddin as-Suyuthi menambahkan dalam tafsrinya Jalalain selain

informasi di atas ternyata keduanya juga kufur. Isteri Nabi Nuh yang

11

Imam al-Qurthubi, Al-Jami‟ li Ahkam al-Qur‟an, terj. Dudi Rosadi dan

Kawan-Kawan (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), 764-766.

Page 75: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

57

dikenal dengan nama Wahilah. Sedangkan isteri Nabi Luth yang dikenal

dengan nama Wa‟ilah memberikan petunjuk kepada kaumnya tentang

tamu-tamu suaminya, yaitu ketika tamu-tamu itu tinggal dirumahnya,

maka ia akan memberikan tanda kepada mereka (kaumnya) dengan tanda

api di waktu malam, dan kalau siang hari dengan memakai asap sebagai

tandanya.12

Syakih Abdurrahman bin Nashir as-Sa‟di dalam tafsirnya Tafsir al-

Karim ar-Rahman fi Tafsir al Kalam al-Mannan mengatakan bahwa

dalam ayat itu terdapat isyarat dan peringatan untuk para istri-istri

Rasulullah SAW dari kemaksiatan, dan bahwa hubungan mereka dengan

Rasulullah tidak akan berguna bagi mereka jika mereka menyakiti

Rasulullah. Sementara as-Sa‟di menambahkan bahwa pengkhianatan

tersebut berupa keagamaan, dimana istri-istri mereka tidak mau mengikuti

agama yang di bawa oleh suami mereka masing-masing.13

Dan Abu Bakar al-Jazari juga menambahkan bahwasanya kedua isteri

nabi itu tidak mau mengikuti agama suami mereka dan menolak risalah

yang dibawa oleh suami-suami mereka, sehingga mereka menjadi kafir

kepada Allah SWT. dan mereka jugalah yang membuka rahasia-rahasia

orang-orang yang beriman dan suaminya kepada orang-orang kafir,

sehingga membuat orang-orang kafir sakit hati dan berusaha mengejek

dan menghina nabi Allah bersama orang-orang yang beriman.14

Sementara ash-Shabuni dalam tafsirnya Shofwatut Tafasir

mengomentari ayat itu dengan mangatakan bahwa selain informasi-

12 Jalaludiin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuti, Tafsir Jalalain, Terj. Bahrun

Abu Bakar (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), 1121.

13

Abdurrahman bin as-Sa‟di, Tafsir al-Karim ar-Rahman fi Tafsir al Kalam al-

Mannan, terj. Muhammad Iqbal dan Kawan-Kawan (Jakarta: Darul Haq, 2013), 298. 14

Abu Bakar Jabir al-Jazari, Tafsir al-Qur‟an al-Aisar, Terj. Fityan Amaliy

(Jakarta: Darussunnah, 2014), 531.

Page 76: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

58

informasi di atas, ash-Shabuni menambahkan terkait istri-istri nabi

tersebut bahwasanya mereka tidak mau beriman dengan risalah yang

dibawa oleh suaminya. Meskipun suami mereka seorang nabi, mereka

tetap menolak risalah tersebut.”15

Penafsir kontemporer yaitu M.Quroish Syihab dalam tafsirnya al-

Misbah menambahkan informasi bahwasanya istri-istri nabi tersebut

berkhianat dalam kehidupan rumah tangga seperti berselingkuh tetapi

dalam penerimaan ajaran agama. Quroisy Shihab juga mengatakan dalam

tafsirnya bahwa Ibn „Asyur menduga khianat istri Nabi Nuh as. itu, terjadi

setelah banjir dan taufan yang menenggelamkan semua umatnya yang

durhaka. Ini karena menurutnya dalam Perjanjian Lama, disebutkan istri

Nabi Nuh as. ikut bersama beliau dalam perahu yang menyelamatkan

umatnya. Atau boleh jadi juga Nabi Nuh kawin lagi sesudah banjir besar.

Sementara Isteri Nabi Luth beserta kaumnya Allah jungkirbalikkan

negerinya akibat kedurhakaan mereka.

Quroisy Shihab juga menambahkan bahwa ayat di atas menyifati Nabi

Nuh dan Nabi Luth dengan sifat kesalehan (Shalihain) bukan sifat

kenabian, walaupun sifat kenabian lebih tinggi dari kesalehan dan telah

mencakupnya. Ini sebagai pelajaran kepada setiap pasangan untuk selalu

berbuat baik kepada pasangannya selama dia telah memiliki sifat

kesalehan itu. Seandainya disebut sifat kenabian, maka contoh ini bisa saja

dinilai tidak berlaku lagi, karena kenabian telah terhenti dengan

berpulangnya Nabi Muhammad saw.

Menurut Quroisy Shihab kata “ad-Dakhilin” dalam ayat itu berbentuk

jamak yang menghimpun maskulin bukan feminin. Pemilihan kata

tersebut mengisyaratkan bahwa pelanggaran mereka sama dengan 15

Muhammad Ali ash-Shabuni, Shafwatut Tafasir, Tafsir Ayat-Ayat Pilihan,

Terj. KH. Yasin (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2011), 411.

Page 77: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

59

pelanggaran pria sehingga siksanya sama dengan siksa mereka. Ini sangat

nyata pada istri Nabi Luth yang membantu pria kaumnya untuk melakukan

sodomi itu, yang tidak dilakukan kecuali oleh kaum pria yang durhaka.16

2. Imro‟ah Fir‟aun dan Maryam

ب مجية ونج إوض بن ل ؼيسك بذا ف ٱ

ذ كامت رب ٱ

مصٱت فصؼون إ

ن ءإموإ ٱ ل مثل ن ني من فصؼون لل

ومي مغ ملوم ٱ

ني من ٱ ۦ ونج ل ت ٱحصت فصج .وع م

ن ٱ ص

بت ع كت ومصيم ٱ وحا وصس من ره ا ففريا ف

خي مل ۦ وكهت من ٱ ا ونخب ت رب م .بك

“Dan Allah membuat isteri Fir´aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman,

ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam

firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir´aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku

dari kaum yang zhalim. Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara

kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan)

Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah

termasuk orang-orang yang taat.” (Qs. at-Tahrim [66]: 11-12) Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya Jami‟ li Ahkami al-Qur‟an

menafsirkan bahwa ayat itu adalah perumpamaan bagi orang-orang yang

beriman. Namanya Asiyah binti Muzahim. Menurut pendapat yang lain

kata al-Qurthubi, Asiyah adalah bibi Musa dari pihak ayahnya yang

beriman kepadanya. Istri Fir‟aun dan Maryam adalah perumpamaan untuk

orang-orang beriman khsususnya untuk Aisyah dan Hafshah agar mereka

berpegang teguh pada ketaatan dan konsisten dalam agama Islam.

Menurut pendapat lain kata al-Qurthubi, ayat ini merupakan dorongan

bagi orang-orang yang beriman agar mereka bersabar dalam kesulitan, dan

jangan mudah putus asa sebagaimana ketika Asiyah disiksa oleh Fir‟aun

saat itu Asiyah beriman kepada Musa. Siksaan yang diterima Asiyah ialah

dijemur dibawah panas terik matahari dan diletakkan batu di atas

perutnya, dan saat itu malaikat menaunginya dengan sayap-sayapnya

hingga kemudian Allah memperlihatkan kepada Asiyah rumahnya di

16 M.Quraish Syihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an

(Jakarta: Lentera Hati, 2002), 332-334.

Page 78: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

60

surga. dan Allah membuat Maryam binti Imran dengan kesabarannya

dalam menghadapi siksaan dari orang-orang Yahudi yang merupakan

sebagai perumpamaan teladan. Maryam adalah termasuk orang-orang

yang taat. Menurut satu pendapat kata al-Qurthubi termasuk orang-orang

yang shalat di antara Maghrib dan Isya.17

Jalaluddin as-Suyuti menambahkan selain informasi di atas, beliau

berkata dalam tafsirnya bahwasanya Ibnu Kaisan berkata: “Allah telah

menyelamatkan Asiyah dengan penyelamatan terbaik, lalu mengangkatnya

ke surga dalam keadaan hidup, dan dia sedang makan dan minum di sana.

Dan Maryam memelihara dan menjaga kehormatannya (kemaluannya)

yang kemudian Jibril meniupkan roh ke rahimnya. Jibril meniupkan ke

dalam kerah bajunya roh ciptaan Allah berdasarkan perintah Allah, hingga

tiupan itu masuk ke dalam kemaluannya, setelah itu Maryam mengandung

Isa.18

Selain informasi tersebut, Syakih Abdurrahman bin Nashir as-Sa‟di

menambahkan bahwasanya Asiyah binti Muzahim adalah sosok yang

beriman kepada Allah SWT, tunduk pada Rabbnya dan memohon

permintaan yang tinggi, yaitu masuk surga dan berada di dekat Rabb Yang

Maha Mulia serta memohon agar diselamatkan dari fitnah Fir‟aun serta

perbuatan-perbuatan busuk orang-orang yang zhalim, dan Allah pun

mengabulkan permintaannya. Asiyah hidup dalam keimanan yang

sempurna dan selamat dari berbagai fitnah.

Maryam binti Imran dalam ayat tersebut, As-Sa‟di menambahkan

bahwa memelihara kehormatannya maksunya adalah menjaganya dari

kekejian demi kesempurnaan agamanya, dan penjagaan diri untuk

kesuciannya. Terkait informasi ruh yang ditiupkan ke dalam rahimnya as-

17 Imam al-Qurthubi, Al-Jami‟ li Ahkam al-Qur‟an, 766-768.

18

Jalaludiin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuti, Tafsir Jalalain, 1122.

Page 79: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

61

Sa‟di menambahkan bahwa dari situlah lahir nabi yang mulia rosul yang

mulia dan pemimpin besar yaitu Isa a.s. dan Maryam memiliki sifat

berilmu dan berpengetahuan, hal ini ditandai karena Maryam

membenarkan kalimat Allah SWT yang mencakup segala firman-

firmannya.19

Al-Jazari menyebutkan selain informasi-informasi itu, beliau

menambahkan ketika Asiyah ketahuan beriman kepada Musa oleh Fir‟aun,

maka Asiyah langsung ditangkap, tangan dan kakinya diikat kemudian

dilempari dengan batu-batu besar, sementara Asiyah menatap ke langit

karena rindu Rabbnya dan seketika dia melihat rumahnya di surga, hingga

akhirnya rohnya terbang ke langit menemui Rabbnya. Dan Maryam putri

Imran memelihara kehormatannya dari laki-laki pendosa, yang pada saat

itu perzinahan merajalela di kalangan Bani Israil. Kondisi yang sama

dengan fenomena sekarang pada bangsa Yahudi dan bangsa-bangsa

lainnya.

Setiap wanita sulit untuk menyelamatkan dirinya dari perzinahan. Akan

tetapi, fenomena itu tidak mempengaruhi Maryam, karena ia adalah

seorang wanita yang bisa menjaga kehormatannya, suci, dan bahkan Allah

telah memuliakannya. Kemuliaan Allah tersebut diberikan kepada seorang

wanita yang menjaga kemaluannya karena takut dan selalu mendekatkan

diri kepada tuhan-Nya. Walaupun perzinahan dan pelacuran tersebar di

sekelilingnya, tetapi ia tetap suci sebagaimana tidak berpengaruhnya

kekufuran Fir‟aun terhadap Asiyah yang suci.20

Sementara ash-Shabuni dalam tafsirnya Shofwatut Tafasir

menambahkan selain komentar-komentar di atas yaitu ketika Asiyah

disiksa dia berdo‟a kepada Allah: “Ya Tuhanku bangunlah untukku

19 Abdurrahman bin as-Sa‟di, Tafsir al-Karim ar-Rahman fi Tafsir al Kalam al-

Mannan, 299-300.

20

Abu Bakar Jabir al-Jazari, Tafsir al-Qur‟an al-Aisar, 532-533.

Page 80: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

62

sebuah rumah di sisimu dalam surga yang penuh dengan kenikmatan”.

Sebagian ulama mengatakan: “Betapa indah do‟a Asiyah ini, dimana dia

lebih memilih untuk dekat dengan Allah sebelum masuk surga”. Ayat ini

menunjukkan bahwa Asiyah beriman kepada hari kebangkitan.

Dan Maryam putri Imran adalah gambaran tentang keimanan. Dia

menjaga kehormatannya dari melakukan dosa zina. Dia adalah wanita

yang suci dan mulia, dan tidak seperti yang ditudingkan oleh orang-orang

Yahudi yang mengatakan bahwa Maryam telah melahirkan anak zina yaitu

Isa a.s. ash-Shabuni mengatakan dalam tafsirnya bahwa Ibnu Katsir

pernah berkata: “Allah mengutus jibril dalam bentuk manusia, lalu

mendatangi Maryam dan Allah menyuruh Jibril untuk meniup kerah baju

zirah Maryam dengan mulut, lalu tiupan itu turun dan masuk ke dalam

dirinya hingga farjinya. Tiupan itulah yang membuat Maryam

mengandung Isa A.S. Maryam adalah wanita yng beriman kepada Allah

dan kitab-kitabnya.21

Quroisy Shihab menambahkan selain informasi-informasi di atas. Istri

Fir‟aun yang dimaksud di sini bukanlah istri Fir'aun yang memungut Nabi

Musa as. dari sungai Nil. Fir‟aun yang dimaksud di sini adalah anak

Penguasa (Fir‟aun) yang memungut Nabi Musa as. dan pakar menduga

keras bahwa dia bernama Maniftah. Sementara pakar tafsir menduga

bahwa Asiyah adalah seorang Bani Isra‟il yang dikawini Fir‟aun. Bahkan

ada yang berpendapat bahwa Asiyah adalah saudara ibu Nabi Musa as.

Menurut Quroisy Shihab, Sayyid Quthub pernah menulis bahwa dalam

riwayat-riwayat dinyatakan bahwa istri Fir‟aun itu adalah seorang

mukminah yang hidup di istana Fir‟aun. Boleh jadi dia adalah wanita dari

Asia yang merupakan salah seorang dari sisa-sisa penganut agama samawi

21

Muhammad Ali ash-Shabuni, Shafwatut Tafasir, Tafsir Ayat-Ayat Pilihan,

412-413.

Page 81: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

63

sebelum Nabi Musa as. Menganut agama yang berbeda dengan agama

orang-orang Mesir kuno ketika itu. Kita tidak mengetahui apakah sang ibu

itu yang dimaksud di sini dengan istri Fir‟aun ataukah dia adalah istri

Fir‟aun Musa yang memang bukan ibu dari Ikhnatun itu.

Permohonan Asiyah agar dibangunkan rumah di surga, boleh jadi

karena sebelum disiksa fir'aun dan mengusirnya dari istana, dan tidak

memberinya penghormatan untuk dimakamkan secara wajar. Seperti

diketahui keluarga Fir‟aun yang mati, dimakamkan dalam satu bangunan

yang berbentuk piramid. Maryam adalah wanita yang taat beribadah

kepada Allah dan Rasulnya. Namanya disebutkan 34 kali dalam al-Qur‟an

dan terbagi ke dalam 11 surah. Dan ini menandakan bahwa sesuatu yang

terjadi pada maryam tidak terjadi wanita yang lain.22

C. Urgensi Pentingnya Perempuan Shalihah Saat Ini

Perempuan shalihah ialah dia yang taat pada Allah dan Rasulnya.

Ketaatannya dibuktikan dengan melaksanakan perintah-perintah Allah dan

mengikuti sunnah-sunnah Rasulnya, sekaligus meninggalkan perbuatan-

perbuatan yang dilarang oleh Allah dan Rasulnya. Sungguh mulialah

wanita shalihah itu, setiap untaian kata dan perbuatannya bernilai bagaikan

untaian intan yang bermutu tinggi. Ia juga selalu menjaga akhlaknya,

terutama sifat malu. Karena ahlak mulia tersebut mencerminkan

kekokohan iman dan kemampuannya untuk menjaga diri (iffah).23

Perempuan Shalihah juga harus berilmu dan berpengetahuan, karena

ilmu pengetahuan sangat penting untuk bekalnya ke depan, baik ia sebagai

anak, istri, ibu dan anggota masyarakat. Pendidikan dan ilmu pengetahuan

yang dibersamai dengan akhlak dan tauhid yang baik, merupakan hal yang

22 M.Quraish Syihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-

Qur‟an, 335-336.

23

Majalah Islam ar-Risalah, Cermin Wanita Shalihah

Page 82: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

64

terpenting dalam menjalani kehidupan, khususnya bagi seorang ibu karena

dari rahimnya lahir seorang anak-anak yang baik dan tentu ibunya harus

baik terlebih dahulu, supaya anak-anaknya nanti menjadi pemimpin-

pemimpin masa depan.

Perempuan shalihah juga tidak akan lupa tugas, fungsi dan tanggung

jawabnya baik ia sebagai anak, istri, ibu dan anggota masyarakat.

Perempuan shalihah selalu berusaha menjadi tauladan yang baik, baik

dalam keluarganya maupun di masyarakatnya. Perempuan shalihah juga

dituntut untuk terus belajar dan berupaya untuk memahami persoalan apa

yang ada di lingkungan sekitar. Dia juga harus membekali diri dengan

nilai-nilai ajaran Islam dan diaplikasikan dalam seluruh kehidupannya.

Juga perempuan shalihah merupakan sekolah pertama untuk membangun

perabadan masyarakatnya. Dan Perempuan shalihah pada umumnya lahir

dan tumbuh dalam lingkungan keluarga yang baik dan dalam rumah yang

mulia. Anak-anak yang lahir dari rahim perempuan shalihah dalam

tubuhnya akan mengalir sifat-sifat kemuliaan sehingga menjadi pribadi

yang berakhlak baik.24

Sebuah pepatah Arab mengatakan: “Al-Mar‟ah

„imad al bilad, idza shaluhat shaluha al-bilad, wa idza fasadat fasada al-

bilad” (perempuan adalah pilar negara, apabila perempuannya baik maka

negara itu akan baik, dan apabila perempuannya rusak, maka hancurlah

negara itu).25

Perempuan shalihah saat ini harus belajar dari perempuan-perempuan

shalihah dulu, seperti Rahma El-Yunusiyah. Beliau adalah seorang

perempuan yang aktif dan kritis pada masanya. Dia di lahirkan dalam

24 Meriavina Vivi Atmawati, “Menyingkap Nilai-Nilai Shalihah Melalui Figur

Ummu Salamah dan Kontribusinya Dengan Pendidikan Akhlak” (Skripsi S1., Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo, 2016), 8-10.

25

Rohmatun Lukluk Isnaini, “Ulama Perempuan dan Dedikasinya Dalam Dunia

Pendidikan Islam (Telaah Pemikiran Rahma el-Yunusiyah)”. Jurnal Pendidikan Agama

Islam, Vol. 4, No.1 (Mei 2016): 3.

Page 83: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

65

keluarga yang agamis. Kakek, ayah dan kakaknya adalah seorang ulama.

Semasa kecilnya dia belajar sama ayahnya, dan ketika ayahnya meninggal

dia belajar sama saudaranya, hingga dia juga mencari guru untuk belajar.

Akhirnya dia belajar sama Abdul Malik Karim Abdullah atau yang dikenal

dengan Buya Hamka. Atas pendidikan dalam keluarganyalah dia menjadi

sangat aktif dan kritis hingga dia memperjuangkan pendidikan kaum

perempuan pada saat itu. Dan pada akhirnya dia mendirikan Madrasah

Diniyah untuk tempat belajar orang-orang disekitarnya. Di sisi lain

ternyata beliau tidak lupa sebagai peran dan fungsinya sebagai perempuan.

Dia juga ahli memasak, menenun dan menjahit. Bahkan mengajarkannya

kepada orang-orang hingga akhirnya dia menjadi panutan.26

Hajjah Rangkayo (H.R) Rasuna Said lahir di Maninjau Agam Sumatera

Barat. Beliau adalah pejuang kemerdekaan Indonesia. Dia juga merupakan

pejuang hak kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Dia adalah sosok

perempuan yang cerdas dan berkeinginan tinggi. Sejak kecil sudah

mengenyam pendidikan islam di pesantren. Dia cuma satu-satunya

perempuan yang menjadi santriwati pada saat itu. sejak saat itulah Rasuna

Said memperhatikan dan memperjuangkan hak-hak kaum perempuan,

khususnya dalam bidang pendidikan.

Beliau juga seorang guru, dia selalu mengajar kepada perempuan

supaya menjadi perempuan yang berkemajuan. Selain aktif di dunia

pendidikan, beliau juga aktif di dunia politik dengan tujuan untuk

membela hak-hak kaum perempuan. Dia juga menjadi sekretaris di

Sarekat Rakyat dan kemudian menjadi anggota Persatuan Muslimin

Indonesia (PERMI).27

Selain itu, beliau juga adalah seorang jurnalis

26 Rohmatun Lukluk Isnaini, “Ulama Perempuan dan Dedikasinya Dalam Dunia

Pendidikan Islam, 6-8.

27

https://smartcity.jakarta.go.id/blog/75/hr-rasuna-said-memajukan-perempuan-

melalui-pendidikan diakses pada Rabu 1 Juli 2020

Page 84: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

66

sekaligus pimpinan redaksi di sebuah majalah yang bernama “Menara

Poetri”. Selain seorang jurnalis, Rasuna Said adalah seorang parlemen dan

organisator. Dia adalah salah satu pemimpin PERWARI (Persatuan

Wanita Republik Indonesia).28

Nyai Ahmad Dahlan atau yang dikenal dengan nama Siti Walidah.

Beliau adalah seorang pembaharu Islam, dia mendapatkan pendidikannya

dari belajar al-Qur‟an dan Agama, dia tidak pernah sekolah umum. Beliau

menekankan betapa pentingnya kedudukan wanita sebagai ibu. Karena

pendidikan pertama yang diterima oleh anak adalah seorang ibu. Oleh

karena itu, para wanita dan ibu-ibu mempunyai tanggung jawab yang

sangat besar untuk memajukan masyarakatnya, melalui didikan dan

asuhan anak diri sendiri.29

Beliau juga tidak hanya aktif dalam dunia

pendidikan, keagamaan, dan sosial saja, akan tetapi beliau juga punya

peranan penting dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.30

Selain contoh perempuan shalihah pada masa kemerdekaan, contoh

perempuan shalihah yang harus di contoh perempuan shalihah saat ini

ialah pada masa Rasulullah SAW. Dimana perempuan shalihah pada masa

Nabi sangat aktif, bebas, dinamis, kritis, bertanggungjawab, dan mandiri.

Namun tetap santun dan memiliki akhlakul karimah yang baik. Mereka

aktif dalam berbagai kehidupan, baik di ranah publik maupun domestik.

Mereka tidak lupa tugas kedudukan mereka sebagai seorang istri anak dan

ibu rumah tangga. Perempuan shalihah pada masa rasulullah di lukiskan

sebagai perempuan yang kritis, aktif, dinamis, dan peduli terhadap

28 Esti Nur Jannah dan Dyah Kumalasari, “Peran Hajjah Rangkayo Rasuna Said

Dalam Memperjuangkan Hak-Hak Perempuan Indonesia (1926-1965)”. Jurnal

Pendidikan Sejarah, (2017): 11-13.

29

J.B Soedarmanta, Jejak-Jejak Pahlawan Perekat Kesatuan Bangsa Indonesia

(Jakarta: Gramedia, 2006), 189-190.

30

Halimatussa‟diah Nasution Dan Kawan-Kawan, “Studi Analisis Pemikiran

Siti Walidah (Nyai Ahmad Dahlan) Dalam Pendidikan Perempuan”. Jurnal Pendidikan

Bahasa dan Sastra Arab, Vol.5, No. 2 (2019):131.

Page 85: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

67

masyarakatnya, serta terlibat dalam aktifitas publik, baik dalam kondisi

perang maupun damai.31

Istri Nabi Aisyah R.A ternyata selain sebagai seorang istri Nabi beliau

juga ternyata terlibat dalam menumbuhkan ekonomi keluarga, hal ini

ditandai dengan beliau bekerja sebagai penenun bulu-bulu domba dan

sangat piawai dalam berpolitik, serta ikut terlibat dalam peperangan usai

sepeninggalnya rasulullah SAW. Di sisi lain juga istri Nabi Muhammad

SAW yang lain, yaitu Khadijah R.A adalah seorang Wirausahawan yang

membantu dan menopang perjuangan Nabi Muhammad SAW pada awal

misi kerasulannya.32

Bahkan al-Qur‟an juga menjelaskan dengan terang benderang terkait

peran perempuan shalihah dalam kehidupan. Pertama, perempuan harus

memiliki kemandirian politik sebagaimana firman Allah:

ؾيم ت با ممؤم ذإ جاءك ٱ

ميبه إ

ا ٱ أيه ٱن ل شنن بؽ إل ش ا ول ركن ول زهي ول لذون لل

ن ول ؾصيم ف مؾصوف ۥ بي ٱسين وٱرجو ن فتي ن ول أثي ببد س ن فبا ٱوم خغفص م س ن وٱ إؾ لل

ن حيمر إإ غفورر ر لل

“Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk

mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan

mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat

dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan

mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan

mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Mumtahanah [60]: 12)

Seperti figur Ratu Bilqis pemimpin yang memiliki kerajaan super

power, sebagaimana firmannya:

ا ؼ ء وم مصٱة ثموكم وٱوثت من ك ش ن وجسته ٱ

صش ؼغيمر إ

“Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia

dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.” (Qs. an-Naml

[27]: 23)

31 Siti Musdah Mulia, Muslimah Sejati Menempuh Jalan Islami Meraih Ridho

Ilaihi (Bandung: MARJA, 2011), 138.

32

Jamhari dan Ismatu Ropi, Citra Perempuan Dalam Pandangan Ormas

Keagamaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), 8-9.

Page 86: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

68

Kemandirian politik dapat juga diwujudkan dalam bentuk gerakan

oposisi terhadap kebobrokan dalam masyarakat dan keberanian

menyampaikan kebenaran. Dan al-Qur‟an secara tegas memperbolehkan

dan mengizinkan perempuan melakukannya, sebagaimana firman Allah:

اء بؾض أ ت بؾام ٱوم ممؤم ممؤمون وٱ

ووة وٱ مص

مميكص وليون ٱ

ممؾصوف ونون ؼن ٱ

مصون بأ

نوة وطؾون وؤ مز ۥ إثون ٱ ورسول م لل ح ئم سي ن إٱوم

إ ؼزز حكيمر إلل لل

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)

menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang

ma´ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan

mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;

sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Qs. at-Taubah [9]: 71)

Kedua, perempuan shalihah harus mempunyai kemandirian ekonomi,

sebagaimana Allah menyatakannya dalam al-Qur‟an:

م ٱج بة وميجزن ۥ حوة ي و مؤمنر فويح ن ذنص ٱو ٱهث و وحا م ل ص صه بأحسن ما كهوإ ؾموون من ع

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam

keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang

baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang

lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Qs. an-Nahl [16]: 97)

Seperti figur perempuan pengelola peternakan dalam kisah Nabi Musa

di Madyan, sebagaimana Allah berfirman dalam al-Qur‟an:

مصٱثي ثشود م ٱ مياس سلون ووجس من دون

ن ٱ ة م ٱم ا ورد ماء مسن وجس ؽو كامخا إن ك ومم ال ما دطبكا

خر نبير مصؽاء وٱبون ش صسر ٱ ل وسلي حت

“Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana

sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di

belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya).

Musa berkata: "Apakah maksudmu (dengan berbuat at begitu)?" Kedua wanita itu

menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-

pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang

telah lanjut umurnya." (Qs. al-Qashash [28]: 23)

Ketiga, perempuan shalihah harus mempunyai kemandirian individual

(prinsip yang kokoh). Misalnya menentukan pilihan pribadi yang diyakini

kebenarannya, sekalipun berhadapan dengan suami bagi yang sudah

Page 87: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

69

menikah, ataupun menentang pendapat orang banyak.33

Sebagaimana

firman Allah:

ب و مصٱت فصؼ إض ن ءإموإ ٱ ل مثل ن ني من فصؼون لل مجية ونج

بن ل ؼيسك بذا ف ٱ

ذ كامت رب ٱ

ون إ

ومي مغ ملوم ٱ

ني من ٱ ۦ ونج ل كت .وع وحا وصس من ره ا ففريا ف ت ٱحصت فصج م

ن ٱ ص

بت ع ومصيم ٱ

خي مل ۦ وكهت من ٱ ا ونخب ت رب م بك

“Dan Allah membuat isteri Fir´aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman,

ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam

firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir´aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku

dari kaum yang zhalim. Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara

kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan)

Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah

termasuk orang-orang yang taat.” (Qs. at-Tahrim [66]: 11-12)

Perempuan shalihah saat ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara. Karena orang-orang besar dan pemimpin-

pemimpin besar, akan lahir dari perempuan yang shalihah berkat dari

didikan dan ajarannya. Sebagaiamana Muhammad Rasulullah SAW lahir

dari Siti Aminah perempuan yang Shalihah.

33 Siti Musdah Mulia, Muslimah Sejati Menempuh Jalan Islami Meraih Ridho

Ilaihi, 139.

Page 88: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan tentang perempuan shalihah dan thalihah

dalam al-Qur‟an kajian terhadap kisah imro‟ah Nuh, Luth, Fir‟aun, dan

Maryam dalam Qs. at-Tahrim: 10-12. Penulis menyampaikan beberapa

kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini, diantaranya adalah:

Konsep perempuan shalihah dalam al-Qur‟an adalah dia yang

memelihara kehormatan dirinya, mempunyai pengetahuan yang luas,

istiqomah dalam kebaikan (mempunyai prinsip yang kuat), selalu berdo‟a

(memohon pertolongan dan perlindungan) kepada Allah. Dan juga

memikirkan masa depan. Sementara Perempuan thalihah adalah dia yang

menghianati suaminya.

Berkenaan dengan penafsiran ulama tentang perempuan shalihah dan

thalihah dalam al-Qur‟an, maka dapat dicirikan karakter-karakter

perempuan shalihah dan thalihah sebgaimana dalam ayat tersebut, yaitu

perempuan shalihah ialah dia yang istiqomah dan konsisiten dalam

kebaikan, tidak mudah putus asa, harus mempunyai sifat sabar dalam hal

apapun, selalu memohon perlindungan supaya selamat dari kejahatan, dan

memiliki sifat berilmu dan berpengetahuan. Sementara perempuan

thalihah adalah dia yang tidak mematuhi perintah suami, berprasangka

buruk kepada suami, mengadu domba, membuka rahasia suami, dan

menyakiti hati suami.

B. Saran

Penulisan ini masih jauh dari kata kesempurnaan, bahkan masih rentan

terjadinya kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang membangun sangat diharapkan penulis untuk kemajuan dan

Page 89: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

71

penyumpurnaan penulisan. Akhirnya segala kekurangan hanyalah milik

kami, dan segala kelebihan adalah milik Allah semata.

Page 90: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

72

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Syamsuddin. “al-Qur‟an dan Serangan Orientalis”. Jurnal Kajian

Islam, Vol. 1, No.1 (Januari 2005).

Nur‟aeni, Iis dan Afgandi. Ternyata Wanita Lebih Mudah Masuk Surga

(Jakarta: Ruang Kata, 2017).

Ashiriyah, Inayati. Ibadah Ringan Berpahala Besar Untuk Wanita

(Bandung: Ruang Kata, 2012).

Ahmad, Husna. Islam and Water, terj. Adinda Arifiah (Jakarta: Yayasan

Pustaka Obor Indonesia, 2015).

Ahdiah, Indah. “Peran-Peran Perempuan dalam Masyarakat”, Jurnal

Academia Fisip UNTAD, Vol. 5, No. 2 (Oktober 2013).

Anggito, Albi. dkk. Metode Penelitian Kualitati (Sukabumi: CV. Jejak,

2018).

Afifi, Kiyai Abdullah dan Kiyai Masaji Antoro. Kumpulan Tanya Jawab

Keagamaan (Yogyakarta: Pustaka Sunni Salafiyah, 2015).

Baidan, Nashiruddin dan Erwati Aziz. Metodologi Khusus Penelitian

Tafsir (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2016).

Baqi, Muhammad Fuad „Abdul. Mu‟Jam Mufahras Li Alfadzil Qur‟an

(Mesir: Daar al-Hadits, 1943).

Chirzin, Muhammad. Permata al-Qur‟an (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka,

2014).

Chamidi, Ya‟cub dan Farid Fiddaroin al-MAhdi. Menjadi Wanita Shaliha

dan Mempesona (Surabaya: CV. Pustaka Media, 2019).

Fathurrosyid. “Ratu Balqis Dalam Narasi Semiotika al-Qur‟an”.

PALASTREN Vol. 6, No. 2 (Desember 2013).

Faishol, M. Hermeneutika Gender: Perempuan Dalam Tafsir Bahr al-

Muhith (Malang: UIN Malik Press, 2012).

Ghani, Bustami Abdul. dkk. Tafsir UII: Al-Qur‟an dan Tafsirnya Jilid X

Juz 28, 29, 30 (Yogyakarta: PT. Dhana Bakti Wakaf, 1990).

Hasyim, Zulfahani. “Perempuan dan Feminisme dalam Persfektif Islam”,

MUAZAH Vol. 4, No. 1 (Juli 2012).

Hoisiri. “Istri Idaman Sepanjang Masa (Istri Shaleha)”. (Desember 2018).

Herianto.”Kewajiban Mendasar Kepala Keluar (Kajian Terhadap Surah at-

Tahrim)”. ULUMUL SYAR‟I Vol. 7, No.2 (Desember 2018).

Hasibuan, Zainal Efendi dan Samsul Nizar. Kepemimpinan Dalam

Pendidikan Islam Dalam Persfektif Hadits: Telaah Historis dan

Filosofis (Jakarta: Kencana, 2019).

Page 91: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

73

Hasanah, Annisa Nurul. Perempuan-Perempuan Yang Disebutkan Dalam

al-Qur‟an (artikel Peremppuan Dalam al-Qur‟am).

Intan, Salmah. “Kedudukan Perempuan Dalam Domestik Dan Publik

Perspektif Jender (Suatu Analisis Berdasarkan Normatifisme

Islam)”. Politik Profetik, Vol. 3, No. 1 (2014).

Isnaini, Rohmatun Lukluk. “Ulama Perempuan dan Dedikasinya Dalam

Dunia Pendidikan Islam (Telaah Pemikiran Rahma el-Yunusiyah)”.

Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 4, No.1 (Mei 2016).

Jannah, Radhoutul. “Apresiasi al-Qur‟an Terhadap Perempuan Dalam

surah an-Nisa” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga, 2015).

Jupriono, Sudarwati J. “Betina, Wanita, Perempuan: Telaah Semantik

Leksikal, Semantik Historis, Paragamatik), Vol. 5, No.1 (Juli 1997).

al-Jazari, Abu Bakar Jabir. Tafsir al-Qur‟an al-Aisar, Terj. Fityan Amaliy

(Jakarta: Darussunnah, 2014).

Jannah, Esti Nur dan Dyah Kumalasari. “Peran Hajjah Rangkayo Rasuna

Said Dalam Memperjuangkan Hak-Hak Perempuan Indonesia

(1926-1965)”. Jurnal Pendidikan Sejarah, (2017).

Muyassarah, Kuni. ” Aspek Lokalitas Tafsir Taj al-Muslimin Min Kalami

Rabbil „Alamin Karya Misbah Mustofa” (skripsi S1., Universitas

Islam Negeri Salatiga, 2019).

Murad, Musthafa. 70 Kisah Teladan Berdasarkan al-Qur‟an dan Hadist-

Hadits Pilihan (Bandung: Mizan, 2003).

Majalah Islam ar-Risalah. Cermin Wanita Shalihah.

Maryam. “Perempuan Diruang Publik Menurut Pandangan al-Qur‟an

(Kajian Tahlili Terhadap QS an-Nisa 34)” (skripsi 1., Universitas

Islam Negeri Alauddin Makasar, 2013).

Maulana, Luthfi. “Teologi Perempuan dalam Tafsir al-Qur‟an (Persfektif

Pemikiran Hamka), Jurnal Musawa Vol. 15, No.2 (Juli 2016).

Maghfiroh, Fajar. “Nilai Keteladanan Wanita Shalihah Dalam Kitab Nisa‟

Haula Ar-Rasul Karya Muhammad Ibrahim Salim”, (Skripsi S1.,

Institute Agama Islam Negeri Surakarta, 2017).

Mulia, Siti Musdah. Muslimah Sejati Menempuh Jalan Islami Meraih

Ridho Ilaihi (Bandung: MARJA, 2011).

Mustofa, Adil dan Ahmad Halim. al- Abaa wal Abnaa Fil Qur‟an, terj.

Abdul hayyie al-Fatthani dan Fitriah Wardie (Jakarta: Gema Insani

Press, 2007).

Page 92: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

74

Niko, Nikodemus. Perempuan Dayak Benawan: Kedudukan Perempuan

Pada Sektor Domestik dan Publik (Yogyakarta: CV. BUDI

UTAMA, 2018).

Nafriandi. “Perempuan di Ruang Publik dalam Persfektif Hadits”. Kajian

Gender, Vol. 6, No. 1 (2016).

Nurjannah, Sunar Ahuang. “Kisah Abu Lahab dan Sebab Turunnya QS.

al-Lahab 1-5”, vol. 4, No. 2 (2018).

Noer, Noor Huda. “Perempuan dalam Persfektif Filsafat al-Qur‟an”, ar-

Risalah, Vol. 10, No 2 (Nopember 2020).

Nareswari, Maryam Kinanthi. Wanita-Wanita Yang Diabadikan Dalam al-

Qur‟an (Yogyakarta: Mutiara Media, 2012).

Nasution, Halimatussa‟diah. dkk. “Studi Analisis Pemikiran Siti Walidah

(Nyai Ahmad Dahlan) Dalam Pendidikan Perempuan”. Jurnal

Pendidikan Bahasa dan Sastra Arab, Vol.5, No. 2 (2019).

al-Qaththan, Manna. Mabahits Fi Ulumil Qur‟an, terj. Umar Mujtahid

(Jakarta: Ummul Qura, 2016).

al-Qurthubi, Imam. Al-Jami‟ li Ahkam al-Qur‟an, terj. Dudi Rosadi dan

Kawan-Kawan (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009).

Rahem, Abdul. Yusuf Zulaikha (Yogyakarta: Diva Press, 2018).

Rasyad, Yusuf. Kaidun Nisa, terj. Fuad Syaifuddin Nur (Jakarta: Al-

Kautsar, 2012).

Rukiin. Metode Penelitian Kualitatif (Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmar

Cendikia Indonesia, 2019).

Ramli, Moch Anuar. “Perang Terminologi: Antara Wanita dan

Perempuan”.

Ropi, Ismatu dan Jamhari. Citra Perempuan Dalam Pandangan Ormas

Keagamaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003).

Rachmat. dkk. Aku Cinta Jakarta: Pendidikan Lingkungan dan Budaya

Jakarta (Jakarta: Ganeca Exact, 2007).

as-Sa‟di, bin Abdurrahman. Tafsir al-Karim ar-Rahman fi Tafsir al Kalam

al-Mannan, terj. Muhammad Iqbal dan Kawan-Kawan (Jakarta:

Darul Haq, 2013).

Sefuddin, Agus. “Pemikiran Sayyid Sulaiman An- Nadwi Tentang Aisyah

R.A Potret Wanita Mulia Sepanjang Zaman” (Skripsi S1.,

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018).

Shihab, M. Quroisy. Wawasan al-Qur‟an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai

Persoalan Ummat (Bandung: Mizan, 1994).

Page 93: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

75

Supriyadi, Tedi. “Perempuan Dalam Timbangan Al-Quran Dan Sunnah:

Wacana Perempuan Dalam Perspektif Pendidikan Islam”

Sosioreligi, Volume 16, No. 1 (Maret 2016):

Subaeda. “Kedudukan Perempuan Dalam al-Qur‟an (Kajian Tahlili

Terhadap QS an-Nisa 124)” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri

Alauddin Makasar, 2019).

Syihab, M.Quraish. Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-

Qur‟an (Jakarta: Lentera Hati, 2002).

Subhan, Zaitunah. Al-Qur‟an dan Perempuan: Menuju Kesetaraan

Gender Dalam Penafsiran (Jakarta: Prenada Media Group, 2015).

Soedarmanta, J.B. Jejak-Jejak Pahlawan Perekat Kesatuan Bangsa

Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2006).

Samurane, Lilies Nihwan. Petunjuk Ke Surga Menurut al-Qur‟an (Jakarta:

PT Elex Media Komputindo, 2017).

ash-Shabuni, Muhammad Ali. Shafwatut Tafasir, Tafsir Ayat-Ayat

Pilihan, Terj. KH. Yasin (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2011).

as- Shahbuni, Ali. Kamus al-Qur‟an: Qur‟anic Explorer ( Jakarta: Shahih,

2016).

asy-Syal, Jabir. Qishashu an-Nisa fil Qur‟an, terj. Aziz Salim Basyarahil

(Jakarta: Gema Insani Press, 1998).

asy-Suyuti, Jalaluddin. Tafsir Jalalain, Terj. Bahrun Abu Bakar (Bandung:

Sinar Baru Algesindo, 2009).

el-Syafa, Achmad Zacky. Menjadi Wanita Yang Dicintai Allah (Jakarta:

Pustaka Media, 2014).

Tripa, Sulaiman. Aceh, Siapa Yang Mau Minta Maaf Padamu? (Banda

Aceh: Bandar Publishing, 2019).

Umar, Nasaruddin. Islam Fungsional: Revitalisasi dan Reaktualisasi

Nilai-Nilai Keislaman (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2014).

Ulandari, Pria. “Perempuan Di Sektor Publik Dalam Perspektif Islam

(Pandangan Progresif Rahmah El-Yunusiyah Dalam Kepemimpinan

Sebagai Ulama Dan Pelopor Pendidikan Muslimah Indonesia)”.

Agenda, Vol. 1, No. 1 (Desember 2017).

Unayah, Nunung dan Sabarisman. “Fenomena Kenakalan Remaja dan

Kriminalitas”. Sosio Informa, Vol. 1, dan No.2 (Mei-Agustus 2015).

Vivi, Meriavina Atmawati. “Menyingkap Nilai-Nilai Shalihah Melalui

Figur Ummu Salamah dan Kontribusinya Dengan Pendidikan

Akhlak” (Skripsi S1., Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

Ponorogo, 2016).

Page 94: PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIRrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52146... · 2020. 9. 4. · PEREMPUAN SHALIHAH DAN THALIHAH DALAM . AL-QUR’AN (KAJIAN

76

Yuwanto, Listyo. “Peran Domestik: Salah Satu Wujud Keseimbangan

Dalam Keluarga”. Artikel.

Yulianty, Rani. Kisah Kota-Kota Dalam al-Qur‟an (Jakarta: Cerdas

Interaktif, 2018).

al-Zuhaily, Wahbah. Tafsir Munir (Maktabah Syamilah) Qs. at-Tahrim.

http://repository.uin-suska.ac.id/6672/4/BAB%20III.pdf

https://umma.id/article/share/id/1002/310915

https://www.dream.co.id/your-story/lima-tipe-perempuan-dalam-al-quran-

yang-wajib-diketahui-1510228.html

https://muslimah.web.id/6-sifat-yang-harus-dihindari-wanita

https://smartcity.jakarta.go.id/blog/75/hr-rasuna-said-memajukan-

perempuan-melalui-pendidikan