program pembangunan pemberdayaan masyarakat … · baik studi literature (data bps, dokumen desa:...
TRANSCRIPT
PROGRAM PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (P3MD)
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
Laporan Individu disusun oleh:
STEPHANUS MULYADI, M.Sc. SPT: 414.2/SPT-19-04/TA-6/2016 NKTR: 414.2/ktr-19-04/TA-6/2016 TA PENGEMBANGAN PELAYANAN DASAR KABUPATEN KAPUAS HULU, KALIMANTAN BARAT
PENDAMPING PROFESIONAL DESA KABUPATEN KAPUAS HULU, KALIMANTAN BARAT
Jl. Beringin No.5 Hilir Kantor Putussibau Utara Kab. Kapuas Hulu Kalimantan Barat HP/WA. 081280503764 E-Mail: [email protected]
Laporan Februari 2016
2
TENAGA AHLI PENGEMBANGAN PELAYANAN DASAR KABUPATEN KAPUAS HULU
photo edisi ini
Daftar Isi
Rakor dan Penguatan PD (5/2/2016)
Investigasi masalah UPK Dana Bergulir Silat Hulu (20/2/2016)
Rapat penyelesaian masalah UPK Dana Bergulir Silat Hulu (20/2/2016)
Rapat BKAD Kec. Kalis (17-18/2/2016)
Pertemuan perkenalan dengan Ka BPMPD KH (9/2/2016)
Penyerahan SPT sebagai TA 6 oleh Gubernur Kalbar, Drs. Cornelis,M.H di Pontianak,
(03./2/2016)
No Judul Halaman
1 Pengantar Laporan 2
2 Halaman Pengesahan 3
3 Bab 1: Pendahuluan 4
4 Bab 2: Tujuan 5
5 Bab 3: Pelaksanaan Kegiatan 6
6 Bab 4: Permasalahan 11
7 Bab 5: Penutup 12
8 Lampiran 13
1) Time Sheet 14
2) Realisasi Perj.Dinas (Feb) 15
3) Rencana Perj. Dinas (Mar) 16
4) Laporan Perjalanan Dinas 17
5) SPPD 23
Kepada Yth : Satker Dana Desa pada BPMPD Provinsi Kalimantan Barat di Pontianak
Dari : Tenaga Ahli Pengembangan Pelayanan Dasar Kabupaten Kapuas Hulu
Tanggal : 01 Maret 2016
Perihal : Laporan Bulanan Tenaga Ahli Pengembangan Pelayanan Dasar Bulan Februari Tahun 2016
Lampiran : Satu ( 1 ) berkas
Dengan Hormat, Berdasarkan Surat Perintah Tugas (SPT) Nomor 414.2/SPT-19-08/TA-3/2016 dan Kontrak Kerja Nomor
414.2/ktr-19-04/TA-6/2016 tanggal 3 Februari 2016 yang dikeluarkan di Pontianak oleh Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintah Desa Provinsi Kalimantan Barat dengan ini kami sampaikan Laporan Bulanan untuk Bulan Febru-ari 2016. Demikian laporan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Hormat Kami, Tenaga Ahli Pengembangan Pelayanan Dasar
Kabupaten Kapuas Hulu
Stephanus Mulyadi, M.Sc. HP/WA: +62-81280503764
E-mail: [email protected]
3
4
1. Letak geografis
Kabupaten Kapuas Hulu memanjang dari arah Barat
ke Timur, dengan jarak
kurang lebih 240 Km dan
melebar dari Utara ke Selatan dengan jarak kurang
lebih 126,70 Km.
Dari Pontianak, ibu kota provinsi Kalimantan Barat,
Kabupaten Kapuas Hulu ber-
jarak kurang lebih 657 Km melalui jalan darat, dan 842
Km melalui Sungai Kapuas.
Waktu tempuh ke Pontianak kurang lebih empat puluh
lima menit penerbangan
menggunakanPesawat Udara
jenis ATR 42 Seri 300/F27 atau kurang lebih 16 jam
dengan kendaraan darat.
2. Icon dunia
Kabupaten yang sangat luas ini termasuk
kabupaten yang sangat unik karena memiliki 2
(dua) icon dunia yaitu Taman Nasional Danau Sentarum dan Betung Kerihun, yang merupakan
kawasan hutan lindung atau konservasi.
Dilihat dari segi kawasan kehutanan Kapuas Hulu memiliki kawasan kehutanan sekitar 51,21
% dan Kapuas Hulu merupakan kawasan Hutan
Lindung dan Konservasi terbesar di Kalbar.
Dengan demikian Kabupaten Kapuas Hulu memberikan sumbangan yang besar dalam
menahan lajunya perubahan iklim dunia.
Pendahuluan
LAPORAN INDIVIDU
TENAGA AHLI PENGEMBANGAN PELAYANAN DASAR (TA 6)
T.A . 2016
Nama : STEPHANUS MULYADI, M.Sc
Posisi : TA 6 ( PENINGKATAN PELAYANAN DASAR )
Lokasi Tugas : KAPUAS HULU
Laporan Bulan : FEBRUARI 2016
Gambaran Umum
Kabupaten Kapuas Hulu, secara astronomis berada pada 0,5º Lintang Utara sampai 1,4º Lintang Selatan dan 111,40º sampai 114,10º Bujur Timur dengan ibukota Putussibau. Sebelah Utara berbatasan dengan Serawak (Malaysia Timur), sebelah Barat dan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sintang dan Melawi, sementara sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Kabupaten Kapuas Hulu merupakan kabupaten paling timur di Kalimantan Barat dengan luas wilayah 29.842 kilometer persegi (20,33% dari wilayah Provinsi Kalbar).
3. Kaya Potensi
Kabupaten yang memiliki 23 Kecamatan, 278 Desa dan 4 Kelurahan ini memiliki potensi wilayah yang
sangat besar di sektor pertanian, industri,
perdagangan, UKM, koperasi, pertambangan dan
lingkungan hidup dan pariwisata.
4. Minim Infrastruktur & rendahnya SDM
Berbagai keunggulan di atas tidak serta merta
membuat masyarakat di kabupaten ini sejahtera. Minimnya infrastruktur transportasi dan
komunikasi serta rendahnya SDM menempatkan
kabupaten ini masih tergolong sebagai Kabupaten
Tertinggal.
Peta wilayah Kabupaten Kapuas Hulu
5
Berdasarkan Surat Perintah Tugas (SPT)
Nomor 414.2/SPT-19-04/TA-6/2016 tanggal 03 Februari 2016 tentang penugasan Tenaga
Ahli Pengembangan Pelayanan Dasar (TA-
PD) da lam me laksanakan tugas
pendampingan pelaksanaan implementasi undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang
Desa dengan berfokus untuk memfasilitasi:
1. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat secara terpadu;
2. Pelayanan pendidikan bagi masyarakat
desa secara terpadu; 3. Pemberdayaan perempuan dan anak;
4. Pemberdayaaan kaum difabel/ berkebu-
tuhan khusus; 5. Pemberdayaan kelompok marginal;
6. Pemberdayaan keluarga miskin;
7. Pengembangan kesejahteraan keluarga;
8. Pelestarian dan pengembangan adat dan kearifan lokal; 9. Pelestarian dan pengembangan seni budayadesa;
10. Pengembangan kerukunan dan ketenteraman antar warga desa dan / atau antar desa;
11. Pengembangan media informasidesa untuk masyarakat desa; 12. Pengeolaan akses informasi antar warga desa dan / antar desa.
Pendahuluan (lanjutan)
Penyerahan SPT sebagai TA 6 oleh Gubernur Kalbar, Drs. Cornelis,M.H da-lam acara Pembekalan & Pelepasan Pendamping Profesional Desa di Pontia-nak, (03./2/2016)
Jabatan dan Tugas
Rencana Kerja TA-PD periode yang dilaporkan (2/2016)
Hasil yang akan dicapai selama 1 (satu) bulan pelaksanaan kegiatan Pendampingan Desa (Februari 2016)
Tujuan
1. Memahami TUPOKSI dan sistem / cara kerja
TA—PD
2. Kapasitas pribadi TA-PD diperkuat
3. memahami dokumen dan produk hukum
terkait tugas TA 6 (uu, permen, perda, perbup
dll),
4. Terjalin kerjasama sinergis antar TA
5. Kenal dan dapat berkonsultasi /berkoordinasi
dengan pejabat / lintas bidang di lingkungan
BPMPD Kapuas Hulu.
Sebagai starting point pekerjaan sebagai TA Pela-
yanan Dasar, pada bulan Februari 2016 saya me-
rencanakan: 1. Orientasi kerja bersama TA-TA senior jntuk
memahami tupoksi dan system kerja TA (6).
2. Penguatan kapasitas pribadi berkaitan dengan tupoksi TA-PD dengan mempelajari dokumen-
dokumen, undang-undang dan peraturan
terkait, mengikuti Rakor TA dan PD,
3. kunjungan lapangan ke beberapa kecamatan:
Putussibau Selatan, Kalis, Silat Hulu, Seberu-ang, Semitau dan Suhaid. Tujuan kunjungan
lapangan adalah untuk mengumpulkan infor-
masi dan data terkait Pendamping Desa, khu-
susnya bidang Pelayanan Dasar, agar dari data tersebut diperoleh gambaran mengenai situasi
pelayanan dasar di desa-desa.
4. Supervisi dan Monitoring kegiatan PD di lapangan.
6. informasi /data terkait bidang Pelayanan Da-
sar diperoleh dan diolah sehingga diperoleh gambaran awal mengenai situasi keterpenu-
han pelayanan dasar di desa-desa yang dikun-
jungi.
7. Berdasarkan gambaran situasi tersebut dapat dilakukan identifikasi persoalan dan kemung-
kinan langkah strategis untuk melakukan per-
baiikan/pengembangan pelayanan dasar.
8. Kegiatan supervisi dan monitoring kegiatan PD
di lapangan (Putussibau Selatan, Kalis, Silat
Hulu, Seberuang, Semitau dan Suhaid) ter-
laksana dengan baik.
6
Laporan Pelaksanaan Kegiatan
3.2. Laporan Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi TA Pengembangan Pelayanan Dasar bulan Februari 2016
Tugas pokok TA PD adalah mengimplementasikan
UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, khususnya
mendorong pengembangan pelayanan dasar (rincian tugas lihat hal 5 Jabatan dan Tugas). Karena belum
mendapatkan pembekalan, bulan Februari 2016 TA
PD berinisiatif menyusun kerangka studi awal mengenai Pelayanan Dasar di Kapuas Hulu. Studi
akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan,
baik studi literature (data BPS, dokumen desa: RPJMDes, RKPDes, APBDes dan Laporan Keuangan
Desa seagai realisasi dari APBDes) maupun field
research (kunjungan / pengamatan ke kecamatan
dan desa), yang didasarkan pada Indiktor Desa Membangun (IDM) dalam buku Indeks Desa Mem-
bangun 2015 dikeluarkan oleh Kementerian De-
sa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trans-migrasi, 2015. Fokus studi adalah Pelayanan Da-
sar di desa-desa di Kab. Kapuas Hulu dengan
tujuan mendapatkan gambaran tingkat kuantitas dan kualitas Pelayanan Dasar di desa-desa di
Kapuas Hulu.
Pengumpulan data untuk identifikasi tingkat pe-
layanan dasar dilakukan melalui studi dokumen desa, yaitu dengan menganalisa porsi kegiatan /
pengangaran untuk pelayanan dasar yang ter-
rekam dalam dokumen desa dan dilakukan me-
lalui wawancara / diskusi dengan berbagai pihak saat kunjungan lapangan, seperti dengan pihak
terkait di BPMPD, pejabat kantor kecamatan,
PUSKESMAS, pejabat pemerintah desa, masyarakat dan di beberapa kecamatan wa-
wancara dengan pengelola program Generasi
Sehat Ceras (GSC) dan Program Keluarga Hara-pan (PKH).
Karena keterbatasan waktu, pada bulan Februari 2016 kegiatan riset belum dapat dilaksanakan
secara meluas dan mendalam. Sebagian besar
porsi waktu masih dipakai untuk observasi kerja,
penguatan kapasitas diri dan koordinasi di Kabu-paten (Putussibau). Beberapa kecamatan yang
sudah berhasil dikunjungi dapat dilihat pada
laporan 3.2 berikut:
3.1. Penyusunan kerangka riset Pelayanan Dasar
Tanggal Aktivitas
4 Mobilisasi ke lokasi tugas (Kapuas Hulu)
5-6 1. Tiba dan laporan di lokasi tugas (Putussibau)
2. Rakor TA-PD di Putussibau, 3. Perkenalan / koordinasi dengan Ka BPMPD KH, Kabid KSED Bp. H.M. Nasharuddin, SE.
Mobilisasi ke Kapuas Hulu Mobilisasi ke Kapuas Hulu
Rakor PD di Putussibau Rakor PD di Putussibau Penguatan PD
7
Laporan Pelaksanaan Kegiatan
3.2. Laporan Pelaksanaan Tugas Pokok …(lanjutan)
9-12 1. Penguatan / OJT PD baru di Putussibau
2. Koordinasi dengan BPMPD membahas mapping PD,dan PLD dan usulan tambahan tenaga untuk kecamatan yang kosong, dan mendorong desa meningkatkan kapasitasnya.
13 OJT / Penguatan TA
15 1. Sekretariat TA: Rakor TA : Pemetaan / zonasi wilayah kunjungan, Monitoring pencapaian
target RPJMDes/ RKPDes, MAD, penyelesaian masalah UPK Dana Bergulir 2. BPMPD KH: Pembahasan / pemetaan PLD Kab. KH di BPMPD
16 KunjLap Putussibau Selatan :
1. Perkenalan dengan camat Putussibau Selatan 2. Diskusi dgn Kaur Kesra ttg program kesehatan dan pendidikan
17-18 Kunjlap Kec. Kalis:
1. Rapat Kades ttg program Listrik Desa 2. Rapat BKAD Kec. Kalis
19 Mobilisasi ke Silat Hulu
20 KunjLap Kec. Silat Hulu bersama TA PED: penyelesaian masalah UPK Dana Bergulir Silat
Hulu
Penguatan PD di BPMPD KH Perkenalan dengan KABPMPD KH Penguatan PD di Putussibau
Rapat BKAD Kec. Kalis Rapat BKAD Kec. Kalis Rapat BKAD Kec. Kalis
Rapat BKAD – BPUPK Kec. Silat Hulu masalah UPK Dana Bergulir
Penyelesaian masalah Dana Bergulir UPK Kec. Silat Hulu
Penyelesaian masalah Dana Bergulir UPK Kec. Silat Hulu
8
Laporan Pelaksanaan Kegiatan
3.2. Laporan Pelaksanaan Tugas Pokok …(lanjutan)
21 Mobilisasi ke Kec. Seberuang
22 KunjLap Kec. Seberuang.
1. EKBANG : cek RKPDes, Perdes, Monitoring PD 2. KESRA : identifikasi dan koordinasi program pendidikan, kesehatan dan adat, seni budaya
3. SEKCAM : perkenalan TA dan koordinasi PD
23 KunjLap Kec. Semitau
1. EKBANG : cek RKPDes, Perdes, Monitoring PD 2. Kasi Pem : identifikasi dan koordinasi program pendidikan, kesehatan dan adat, seni bu-
daya
3. SEKCAM : perkenalan TA dan koordinasi PD
24 - 25 KunjLap Kec. Suhaid.
Bertemu SEKCAM: perkenalan TA dan koordinasi PD, cek RKPDes, Perdes, Monitoring PD, identifikasi dan koordinasi program pendidikan, kesehatan dan adat, seni budaya
26 Mobilisasi ke Putussibau
27 Kantor
29 Kantor: koordinasi persiapan penandatanganan SPT PLD.
3.3. Hasil Kunjungan Lapangan
3.3.1. Waktu Pelaksanaan Kunjungan Lapangan
Kunjungan lapangan dilaksanakan berdasarkan
pemetaan dalam Rakor TA tanggal 15 Februari
2016 di Kabupaten. Antara tanggal 16-26 Februari
2016, TA 6 berhasil mengunjungi 6 (enam) Kecamatan yaitu: Putussibau Selatan, Kalis, Silat
Hulu, Seberuang, Semitau dan Suhaid
3.3.2. Maksud dan Tujuan kunjungan
Adapun maksud dan tujuan kunjungan lapangan secara umum adalah untuk mengumpulkan data
untuk mengidentifikasi persoalan dan peluang
berkaitan dengan bidang pelayanan dasar di desa-desa di Kapuas Hulu. Selain itu juga dimak-
sudkan untuk melakukan observasi lapangan, su-
pervisi, koordinasi dan monitoring kegiatan PD,
monitoring progres dana desa, RPJMDes, RKPDes dan Perdes 2016 serta LPJ tahun 2015.
3.3.3. Hasil yang dicapai dari kunjungan
Hasil yang dicapai dari kunjungan lapangan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Tingkat pemahaman aparat pemerintahan Desa
dan masyarakat di beberapa desa / kecamatan
yang dikunjungi mengenai pelayanan dasar masih relative masih rendah.
2. Diperoleh informasi awal yang cukup dari de-
sa / kecamatan yang dikunjungi terkait bidang Pelayanan Dasar, yaitu:
a. Umumnya layanan dasar bidang kesehatan
melalui kegiatan POSYANDU sudah berjalan
di desa-desa. Hambatannya adalah min-
imnya tenaga medis yang “standby” di desa/
dusun, terutama di daerah pedalaman. Dae-rah pedalaman kebanyakan juga sulit di-
jangkau oleh tenaga medis dari PUSKESMAS
kecamatan karena infrastruktur jalan masih sangat buruk. Program BPJS kesehatan be-
lum banyak diikuti masyarakat pedesaan.
Salah satu penyebabnya adalah minimnya sosialisasi yang sampai ke desa/dusun.
Diskusi dengan Sekcam, Kasi Pem dan Kasi Ekbang di Kec. Semitau
Diskusi dengan Sekcam Kec. Suhaid Mewarisi kearifan lokal dalam
kerajinan tenun adat
9
Laporan... (lanjutan)
3.3. Hasil Kunjungan…(Lapangan)
b. Layanan dasar bidang pendidikan ham-
pir merata di setiap desa. Namun masih ada beberapa desa di daerh terpencil be-
lum terlayani dengan baik. Salah satu
contoh desa Lubuk Pengail, Kecamatan
Suhaid, yang terpencil di tengah danau dan tidak ada guru. Bahkan warganya
hanya tinggal di desa itu hanya pada
musim ikan. Di luar musim itu mereka pergi ke daerah lain untuk mencari sum-
ber penghiduan lain bersama keluarga
dan anak-anak mereka. Hanya beberapa desa dari kecamatan-kecamatan yang su-
dah dikunjungi belum memiliki layanan
pendidikan dini (PAUD). Ada beberapa de-sa yang sudah memiliki/pernah merintis
PAUD namun kemudian banyak yang ber-
henti beroperasi. Hambatan utamanya ada
tiga, yaitu tidak ada murid, tidak ada guru dan tidak ada dana operasional.
b. Di beberapa kecamatan yang sudah dikunjungi ditemukan beberapa pihak
khusus yang membantu peningkatan pela-
yanan dasar bidang pendidikan dan kesehatan bagi balita dan anak-anak di
desa-desa, yaitu Program Generasi Sehat
Cerdas (GSC) dari Kementerian Desa dan Program Keluarga Harapan (PKH) dari
Depsos. Program-program tersebut ter-
dapat di Kec. Putussibau Selatan, di Silat
Hulu dan di kec. Seberuang, meskipun di Kec. Seberuang program PKH baru diso-
sialisasi awal tahun 2016. Beberapa warga
yang ditemui memberi kesaksian bahwa program GSC berjalan dengan cukup baik
dan terasa manfaatnya. Sedangkan PKH
tidak begitu dikenal warga. Hal itu mung-kin disebabkan karena program itu masih
baru (Seberuang) dan jangkauan laya-
nannya terbatas (hanya beberapa keluarga “terpilih”? yang menerima manfaat dari
PKH).
c. Kebanyakan keluarga miskin mendapat
pelayanan BLSM dan Raskin. Beberapa keluarga miskin lainnya mendapat bantu-
an BPJS kesehatan.
d. Sementara itu bidang pelayanan dasar
lainnya, seperti pemberdayaan perempu-an dan anak, kaum difabel/ berkebu-
tuhan khusus, kelompok marginal,
pengembangan kesejahteraan keluarga, pelestarian dan pengembangan adat dan
kearifan lokal serta pelestarian dan
pengembangan seni budaya desa, pengem-bangan kerukunan dan ketenteraman an-
tar warga desa dan / atau antar desa,
pengembangan media informasi desa un-tuk masyarakat desa dan pengelolaan
akses informasi antar warga desa dan /
antar desa rata-rata masih belum terfasili-
tasi dengan baik. Di beberapa desa ada kelompok PKK namun kegiatannya tidak
begitu intensif maskipun sudah ada
dukungan dana dari desa. Kegiatan peles-tarian adat-istiadat dilakukan melalui
dibentuknya kepengurusan adat. Kearifan
lokal dan pengembangan seni-budaya dae-rah mulai di lakukan melalui sanggar seni
-budaya seperti di desa Ranyai dan Nanga
Lot, kec. Seberuang. Namun aktivitasnya masih terbatas hanya pada event-event
tertentu seperti saat Gawai Dayak atau
ada kunjungan tamu khusus.
e. Tidak pernah terjadi konflik serius antar warga/ atau antar desa. Namun konflik
yang dipicu masalah batas wilayah cukup
menguat akhir-akhir ini terutama di kec. Suhaid dengan Kec. Selimbau, Semitau
dan Seberuang.
f. Kehadiran kelompok GAFATAR di Kec. Semitau cukup menggemparkan warga
sekitar. Namun masalah itu sudah
terselesaikan berkat kesigapan aparat kea-manan.
3.4. Evaluasi, Rekomendasi dan RKTL
3.4.1. Evaluasi
Keiatan bulan Februri 2016 masih difokuskan
pada observasi / pengenalan lokasi dan pekerjaan sebagai TA PD. Sebagai starting point, kegiatan
bulan Februari 2016 memberikan arti penting
karena memberikan pemahaman yang cukup
lengkap mengenai pekerjaan, pihak dan faktor-faktor lain yang terkait.
Meskipun belum mendapat pembekalan / training pra tugas, kegiatan penguatan kapasitas diri (self-
capacity building) sudah dilakukan secara mandiri
secara internal bersama TA lain yang sudah
berpengalaman, belajar dari artikel, dokumen dan produk hukum terkait, serta melakukan koordinasi
dengan SATKER Kabupaten dan kunjungan
lapangan ke beberapa kecamatan.
Meskipun masih banyak hal yang perlu dipelajari,
namun berkat dukungan dari banyak pihak,
khususnya TA dan BPMPD Kabupaten, kegiatan bulan Februari ini dirasakan memberikan hasil
yang cukup memuaskan sebagai dasar untuk
melaksnakan tugas selanjutnya sebagai TA PD.
10
Laporan … (lanjutan)
3.4. Evaluasi, Rekomendasi dan RKTL
Hasil dari kunjungan lapangan yang dilakukan di
bulan Februari 2016 melahirkan beberapa rekomendasi dan tindak lanjut dalam rangka
peningkatan pengelolaan kegiatan pengembangan
pelayanan dasar:
1. Hasil kunjungan lapangan bulan Februari 2016
mengenai tingkat pelayanan dasar di desa-desa
di Kabupaten Kapuas Hulu belum dapat dijadikan dasar acuan untuk perumusan
langkah strategis pendampingan desa ke depan.
Hal itu dikarenakan data yang terkumpul masih sangat minim, sehingga belum mewakili
keadaan di desa-desa di kecamatan lainnya.
2. TA PD perlu melakukan kunjungan lapangan dan studi mendalam mengenai tingkat pelayaan
dasar di desa-desa di Kabupaten Kapuas Hulu.
3. Perlu dilakukan sosialisasi yang intens
mengenai pelayanan dasar di tingkat kecamatan dan desa bakan dusun.
4. Perlu dilakukan penguatan lebih lanjut terhadap
perencanaan desa tahun anggaran 2017
khususnya di bidang PD; 5. Penguatan kapasitas dan peningkatan jumlah
Kader pelayanan dasar di desa, khususnya un-
tuk pelayanan bidang pendidikan dan kesehatan
di desa. 6. Penguatan terhadap kapasitas PD/PLD dalam
memfasilitasi pengembangan pelayanan dasar.
7. PD/PLD mendorong dan memfasilitasi muncul-
nya komunitas kreatif, seperti sanggar seni-
budaya, Karang Taruna, dll., di desa. 8. PD/PLD melakukan koordinasi dengan
stekholder dalam pelaksanaan pendampingan
bidang pelayanan dasar desa.
Penyusunan Pelaporan
Penyusunan laporan bulanan dilakukan tanggal 04 Maret 2016
Kunjungan/Supervisi/Monitoring/Evaluasi
12-17 Maret 2016: Putussibau Selatan: kun-jungan ke dusun Belatung untuk penyelesaian
masalah administrative dusun Belatung.
28-31 Maret 2016: Empanang: desa Bajau An-
dai, Laja Sandang, Kumang Jaya, Tintin Pen-injau malihat langsung masalah desa-desa
termiskin di Kapuas Hulu.
Pelatihan / Pengembangan kapasitas
21-24 Maret 2016: pelatihan Aparat Kecama-
tan yang diselenggarakan BKD Kabupaten un-
tuk pengembangan kapasitas diri (self-CB) .
Peningkatan Kapasitas PD, PLD penggalian ide
tentang pengembangan pelayanan dasar
menggunakan metode Appreciative Inquiry un-tuk Kades
Koordinasi
Melakukan koordinasi dengan Satker BPMPD, DINKES, DISDIKPORA, DISBUDPAR, DINSOS,
PROCLIM, TA lain tentang pengembangan pela-
yanan dasar.
Pendampingan/ Fasilitasi
Research and development
Penyusunan kerangka riset bidang pengem-
bangan pelayanan dasar di Kapuas Hulu.
Rakorprov
Rakor TA?
Pembekalan TA?
Rakorkab
2-3 Maret 2016 Rakor TA, PD
3.4.2. Rekomendasi 3.4.3. RKTL (bulan depan)
11
Kendala dan Permasalahan
1. Belum terfasilitasinya perencanaan pela-
yanan desa
Hasil kunjungan langsung ke lapangan
ditemukan bahwa masih banyak desa yang
belum terfasilitasi perencanaan desa tahun anggaran 2016 karena beberapa keterbatasan
diantaranya kekosongan PD, kapasitas PD ren-
dah, desa yang jauh tanpa sinyal dan pemahaman terhadap regulasi yang ada
berbeda-beda khususnya dalam pelaksanaan
penataan usulan di empat bidang yaitu Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Bidang
Pembangunan Desa, Bidang Pembinaan dan
pemberdayaan Masyarakat sesuai dengan permendagri 114.
2. Minim riset, data tidak valid
Diperlukan suatu dasar ilmiah yang kuat un-tuk menyusun suatu perencanaan pem-
bangunan yang berkelanjutan. Demikian juga
untuk menyusun rencana pengembangan pe-layanan dasar. Sementara ini hasil
penelitian ilmiah mengenai kondisi terkini
pelayanan dasar di Kabupaten Kapuas Hulu masih sangat minim, sehingga pihak-pihak
terkait yang akan menyusun kebijakan pem-
bangunan dan perencanaan pengembangan pelayanan dasar masih sulit mendapat referen-
si. Sebagai contoh di Kapuas Hulu masih
ditemukan penggunaan data yang sudah ked-
aluarsa (data 10-15 tahun lalu) yang dipakai untuk dasar melaksanakan program layanan
dasar untuk keluarga miskin, seperti bantuan
BPJS kesehatan BLSM, RASKIN, dll., sehingga bantuan yang diberikan sering menjadi tidak
tepat sasaran.
3. Minim SDM
Dari hasil studi awal disadari bahwa permasa-
lahan minimnya SDM aparat pemerintahan desa masih menjadi salah satu factor peng-
hambat pelaksanaan pelayanan dasar di KH.
Ketiadaan tenaga pendidik dan tenaga medis di
derah pedalaman juga menjadi hambatan terbesar melakukan pelayanan dasar bidan
pendidikan dan kesehatan di daerah—daerah
sulit tersebut.
1. Kendala 4. Minim infrastruktur
Buruknya kondisi jalan dan jembatan masih menjadi permasalahan terbesar di banyak de-
sa di Kapuas Hulu. Banyak desa dan dusun
jauh di pedalaman masih terisolir. De-
sa/dusun tersebut masih kesulitan mengakses layanan pendidikan, kesehatan dan layanan
social lainnya. Infrastruktur pendukung
komunikasi dan informasi juga masih minim di desa-desa yang jauh terpencil. Masih ban-
yak desa/dusun tanpa sinyal dan belum bisa
menangkap informasi yang disalurkan melalui Radio dan TV .
5. Kebijakan bias politik Dari kesaksian beberapa Kepala Desa dan
warga masyarakat yang ditemui dalam kun-
jungan lapangan ditemukan bahwa:
Tidak dipungkiri ada Kepala Desa yang bias politik dalam menafsirkan visi dan misinya
kedalam RPJMDes dan RKPDes serta
mengikatnya dengan Perdes. Usulan-usulan kegiatan pun tidak terlepas dari kepentingan
politik pihak tertentu.
Perbedaan pandangan politik juga ber-
pengaruh pada tingkat keharmonisan hub-ungan antar warga di dalam desa / antar
desa.
6. Konflik (batas wilayah)
Kecamatan Suhaid, sebagai kecamatan baru
hasil pemekaran dari kecamatan Semitau dan Slimbau adalah kecamatan yang memiliki pal-
ing banyak masalah batas desa, seperti masa-
lah batas desa dengan Masedan Raya, Semi-
tau, batas Mensusai dengan Selimbau dan bahkan batas Jongkong Hulu dengan desa
Seneban, Seberuang. Masalah batas dengan
desa Seneban ini mestinya tidak terjadi karena Kec. Seberuang tidak terkait dengan pemekar-
an kecamatan Suhaid. Permasalahan batas
wilayah desa dan atau kecamatan ini tidak hanya terkait dengan masalah administrative,
melainkan juga menyentuh masalah sumber
penghidupan masyarakat, masalah budaya, suku dan bahkan agama, sehingga mendesak
untuk diselesaikan.
Meskipun bulan Februari 2016 merupakan
“starting point” pelaksanaan tugas saya sebagai TA PD namun tidak ada kendala berarti dalam
pelaksanaan tugas. Kunjungan lapangan belum
bianyak dilakukan karena masih fokus pada pen-
guatan kapasitas individu dan koordinasi.
2. Permasalahan
12
Penutup
1. Pemerintah Provinsi diharapkan dapat segera
melakukan penguatan terhadap Pendamping Desa yang telah dimobilisasi.
2. Pemerintah Daerah segera membuat juknis
pelaksanaan kerja TA, PD dan PLD dalam
rangka memfasilitasi kegiatan pendampingan desa.
3. Pemerintah diharapkan dapat membuat
langkah tanggap untuk melakukan pelatihan kepada para pendamping professional desa
dalam rangka mewujudkan pendamping yang
profesional dalam pengawalan UU Desa. 4. TA 6 (PD) masih perlu melakukan kunjungan
lapangan dan studi yang lebih mendalam, luas
(melibatkan stakeholder lain) dan merata di semua kecamatan mengenai tingkat pelayaan
dasar di desa-desa di Kabupaten Kapuas Hulu.
5. Pemerintah Desa diharapkan tanggap untuk
melakukan penguatan terhadap pemahaman
masyarakat dan pemerintah desa mengenai
pelayanan dasar. 6. Pemerintah kabupaten dapat segera
melakukan penguatan terhadap perencanaan desa tahun anggaran 2017 khususnya di bi-
dang PD.
1. Kesimpulan
1. Implementasi UU Desa masih belum optimal
karena masih banyak keterbatasan dan kekurangan terhadap pemahaman regulasi
yang ada.
2. Sosialisasi dan identifikasi keterpenuhan pela-
yanan dasar di desa belum dapat dilakukan secara merata dan mendalam karena
keterbatasan waktu dan biaya.
3. Tingkat pemahaman aparat pemerintahan De-sa dan masyarakat terhadap pelayanan dasar
relative masih rendah.
4. Hasil kunjungan lapangan bulan Februari 2016 mengenai tingkat pelayanan dasar di
desa-desa di Kabupaten Kapuas Hulu belum
dapat dijadikan dasar acuan untuk perumusan langkah strategis pendampingan
desa ke depan. Hal itu dikarenakan data yang
terkumpul masih sangat minim (hasil
kunjungan awal/sekilas) ke enam kecamatan, sehingga belum mewakili keadaan di desa-desa
di kecamatan lainnya.
5. Masih diperlukan penguatan terhadap
pemahaman masyarakat dan pemerintah desa
mengenai pelayanan dasar. 6. Diperlukan penguatan lebih lanjut terhadap
perencanaan desa tahun anggaran 2017
khususnya di bidang PD.
2. Saran