program magister manajemen universitas … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang...

123
1 ANALISIS PENGARUH IKLIM PSIKOLOGIS TERHADAP KETERLIBATAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada. PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Pascasarjana Pada program Magister Manajemen Universitas Diponegoro Oleh Rakhesma Pasaty Yekty C4A004178 PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2006

Upload: phamnhu

Post on 02-May-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

1

ANALISIS PENGARUH IKLIM PSIKOLOGIS TERHADAP KETERLIBATAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA

DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada. PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang)

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Pascasarjana

Pada program Magister Manajemen Universitas Diponegoro

Oleh Rakhesma Pasaty Yekty

C4A004178

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2006

Page 2: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

2

Sertifikasi

Saya, Rakhesma Pasaty Yekty, S.Psi., yang bertanda tangan di bawah ini

menyatakan bahwa tesis yang saya ajukan ini adalah hasil karya sendiri yang

belum pernah disampaikan untuk mendapatkan gelar pada program magister

manajemen ini ataupun pada program lainnya. Karya ini adalah milik saya, karena

itu pertanggung jawabannya spenuhnya berada di pundak saya.

Rakhesma Pasaty Yekty, S.Psi

14 Juli 2006

Page 3: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

3

PENGESAHAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tesis berjudul:

ANALISIS PENGARUH IKLIM PSIKOLOGIS TERHADAP

KETERLIBATAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA DALAM

MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

(Studi Pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Jawa Tengah)

yang disusun oleh Rakhesma Pasaty Yekty, S.Psi., NIM : C4A004178

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 14 Juli 2006

dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Drs. Mudji Rahardjo, SU Dra. Intan Ratnawati, M.Si

Page 4: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

4

ABSTRAKSI

Penelitian ini menganalisis pengaruh iklim psikologis terhadap keterlibatan kerja dan kepuasan kerja dalam meningkatkan kinerja karyawan. Permasalahan penelitian yang diajukan sepenuhnya merujuk pada survei kepuasan pegawai tentang pengelolaan SDM di PT. Coca Cola Bottling Indonesia (data 25 januari 2004), dimana data mernunjukkan adanya ketidakpuasan karyawan terhadap beberapa aspek pengelolaan SDM di PT. CocaCola Bottling Indonesia. Data lain juga menunjukkan perkembangan produktivitas, tingkat total turnover, tingkat absensi dan tingkat indisipliner, terdapat beberapa indikasi bahwa perlunya penataan strategi perusahaan. Permasalahaan penelitian ini juga merujuk pada beberapa research gaps penelitian terdahulu (Brown & Leigh, 1996; Perrot, 2001). Dari masalah penelitian tersebut maka timbul pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1). Apakah iklim psikologis dapat mempengaruhi ketelibatan kerja? 2). Apakah keterlibatan kerja berpengaruh pada kinerja karyawan? 3). Apakah iklim psikologis dapat mempengaruhi kepuasan kerja? 4). Apakah kepuasan kerja berpengaruh pada kinerja karyawan? 5). Apakah iklim psikologis berpengaruh terhadap kinerja karyawan?.

Selanjutnya variabel dan indikator penelitian juga didasarkan pada justifikasi penelitian terdahulu. Sebuah model telah dikembangkan dan 5 (lima) hipotesis telah dirumuskan untuk menjawab masalah penelitian ini.

Teknik pengambilan sampel adalah metode purposive (purposive sampling). Responden dari penelitian ini berjumlah 190 responden, dimana responden adalah karyawan PT. CocaCola Botling Indonesia. Alat analisa data yang digunakan adalah Structural Equation Modelling (SEM) pada program AMOS 4.01.

Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan model dan hasil penelitian dapat diterima dengan baik. Dan selanjutnya hasil penelitian ini membuktikan pengaruh iklim psikologis terhadap keterlibatan kerja adalah positip secara signifikan. Pengaruh keterlibatan kerja terhadap kinerja karyawan adalah positip secara signifikan. Pengaruh iklim psikologis terhadap kepuasan kerja adalah positip secara signifikan. Dan kepuasan kerja berpengaruh positip signifikan terhadap kinerja karyawan adalah positip secara signifikan. Serta pengaruh iklim psikologis terhadap kinerja karyawan adalah positip secara signifikan. Kata Kunci : Iklim Psikologis, Keterlibatan Kerja dan Kepuasan Kerja serta

Kinerja Karyawan

Page 5: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

5

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas semua rahmat

dan karunia-Nya yang telah mengijinkan penulis menyelesaikan tesis ini sebagai

tugas akhir belajar, guna menyelesaikan program Magister Management pada

program pasca sarjana Universitas Diponegoro Semarang yang berjudul :

“ANALISIS PENGARUH IKLIM PSIKOLOGIS TERHADAP

KETERLIBATAN KERJA DAN KEPUASAN KERJA DALAM

MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI PT COCACOLA

BOTTLING INDONESIA”

Penulis sangat merasakan besarnya karunia Allah SWT, yang telah

memberikan kekuatan dan kesabaran di tengah kekurangan dan keterbatasan

penulis dalam menyusun tesis ini. Di samping itu bantuan dan dorongan dari

banyak pihak telah memungkinkan selesainya tugas akhir ini. Karenan itu penulis

mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Suyudi Mangunwihardjo sebagai ketua Program Studi Magister

Management yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, kebaikan serta

suasana yang hangat selama penyusunan tesis ini.

2. Drs. Mudji Rahardjo, SU sebagai Pembimbing Utama yang telah

memberikan bimbingan dan petunjuk selama penyusunan tesis ini.

3. Dra. Intan Ratnawati, M.Si sebagai Pembimbing Anggota yang telah

memberikan bimbingan, masukan dan petunjuk selama penyusunan tesis.

Page 6: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

6

4. Segenap dosen Program Studi Magister Manajement Universitas

Diponegoro, yang telah menularkan ilmu dan pengetahuan, memberikan

arahan belajar dan juga diskusi yang mencerdaskan.

5. Manajer PT CocaCola Bottling Indonesia Jawa Tengah atas ijinnya untuk

melakukan penelitian.

6. Bapak Hantoro selaku staff personalia di PT CocaCola Bottling Indonesia

yang telah memberikan kelancaran penelitian.

7. Papa dan keluargaku yang telah banyak membantu dan memberikan

motivasi dalam penulisan tesis ini.

8. Aag Tibi dan keluarga yang senantiasa selalu memberikan semangat untuk

menyelesaikan tesis ini.

9. Mas Tri yang selalu setia mengantar, menemani dan meberi masukan

kepada penulis dalam mengerjakan tesis ini.

10. Pak Agus, Mbak Uun, Sensi, Mirza, Damar, Dani dan teman-teman satu

angkatan yang telah memberikan semangat dan masukan dalam

menyelesaikan tesis ini.

11. Staff academic affairs, administration affairs, librarians, computer

officers, dan securities. Terima kasih atas pelayanan, kerjasama, dan

dedikasi yang baik.

Penulis berharap tesis ini masih dapat memberikan manfaat untuk kajian

lebih lanjut.

Semarang, Juni 2006

Penulis

Page 7: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

7

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................ i

Sertifikasi ........................................................................................................ ii

Halaman Pengesahan Tesis ............................................................................. iii

Abstraksi ......................................................................................................... iv

Kata Pengantar ................................................................................................ v

Daftar isi .......................................................................................................... vii

Daftar tabel ...................................................................................................... xi

Daftar Gambar ................................................................................................. xiii

Daftar Lampiran .............................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1 Latar belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 9

1.3 1.3.1. Tujuan Penelitian ................................................................ 10

1.3.2. Manfaat Penelitian .............................................................. 11

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL .... 12

2.1 Telaah pustaka .............................................................................. 12

2.1.1. Kinerja karyawan ................................................................ 12

2.1.2. Keterlibatan kerja ................................................................ 13

2.1.3. Kepuasan kerja .................................................................... 16

2.1.4. Iklim psikologis .................................................................. 17

2.1.5. Iklim psikologis dan keterlibatan kerja ............................... 19

Page 8: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

8

2.1.6. Keterlibatan kerja dan kinerja karyawan ............................ 20

2.1.7. Iklim psikologis dan kepuasan kerja ................................... 21

2.1.8. Kepuasan kerja dengan kinerja karyawan ........................... 22

2.1.9. Iklim psikologis dengan kinerja karyawan ......................... 23

2.2 Penelitian terdahulu ...................................................................... 24

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................ 26

2.4 Hipotesis ....................................................................................... 26

2.5 Dimensional Variabel ................................................................... 27

2.5.1. Iklim psikologis .................................................................. 27

2.5.2. Keterlibatan kerja ................................................................ 29

2.5.3. Kepuasan kerja .................................................................... 30

2.5.4. Kinerja karyawan ................................................................ 32

2.6 Definisi operasional ...................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 35

3.1 Jenis dan sumber data ................................................................... 35

3.2 Populasi dan Sampel ..................................................................... 36

3.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 37

3.4 Teknik Analisis ............................................................................. 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 49

4.1 Analisis Deskriptif ........................................................................ 49

4.1.1. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepuasan Kerja dan

Kinerja Karyawan ........................................................................ 49

4.1.2. Hubungan tingkat pendidikan dengan kepuasan dan

Page 9: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

9

kinerja karyawan ........................................................................... 52

4.1.3. Hubungan usia dengan kepuasan kerja dan kinerja

karyawan ....................................................................................... 54

4.1.4. Hubungan lama kerja dengan kepuasan kerja dan kinerja

karyawan ....................................................................................... 57

4.2 Analisis data .................................................................................. 59

4.2.1. Analisis Faktor Konfirmatori .............................................. 61

4.2.2. Pengujian kelayakan model AMOS .................................... 63

4.2.3. Pengujian Regression Weight Faktor Konfirmatori ........... 64

4.2.4. Analisis Struktural Equation Modeling ............................... 66

4.2.5. Pengujian kelayakan model AMOS .................................... 68

4.2.6. Pengujian Regression Weight pada Full Model .................. 69

4.2.6.1. Evaluasi Outlier Univariate ........................................ 71

4.2.6.2. Evaluasi Outlier Multivariate ..................................... 73

4.2.6.3. Uji normalitas data ..................................................... 74

4.2.6.4. Evaluasi atas Multikolinearitas dan Singularitas ....... 76

4.2.6.5. Uji kesesuaian dan uji statistic ................................... 76

4.2.6.6. Interpretasi dan modifikasi model .............................. 76

4.3 Uji reliabilitas dan variance extract............................................... 78

4.4 Pengujian hipotesis penelitian ....................................................... 81

4.4.1. Uji hipotesis I ...................................................................... 82

4.4.2. Uji hipotesis II ..................................................................... 82

4.4.3. Uji hipotesis III ................................................................... 82

Page 10: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

10

4.4.4. Uji hipotesis IV ................................................................... 83

4.4.5. Uji hipotesis V .................................................................... 83

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN .................. 84

5.1 Kesimpulan penelitian .................................................................. 84

5.1.1. Kesimpulan hipotesis I ........................................................ 84

5.1.2. Kesimpulan hipotesis II ...................................................... 84

5.1.3. Kesimpulan hipotesis III ..................................................... 85

5.1.4. Kesimpulan hipotesis IV ..................................................... 85

5.1.5. Kesimpulan hipotesis V ...................................................... 85

5.2 Kesimpulan masalah penelitian .................................................... 85

5.3 Implikasi teoritis ........................................................................... 89

5.4 Implikasi Manajerial ..................................................................... 91

5.5 Keterbatasan penelitian ................................................................. 94

5.6 Agenda penelitian mendatang ....................................................... 95

Daftar pustaka ................................................................................................. 96

Page 11: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

11

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kepuasan pegawai tentang pengelolahan SDM ............................ 5

Tabel 1.2 Tingkat total turnover, absensi dan indisipliner ............................ 7

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu ...................................................................... 25

Tabel 2.2 Definisi operasional ...................................................................... 34

Tabel 3.1 Model persamaan structural .......................................................... 44

Tabel 3.2 Goodness of fit index ..................................................................... 47

Tabel 4.1 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepuasan Kerja ........................ 49

Tabel 4.2 Hubungan Jenis kelamin dengan kinerja karyawan ...................... 51

Tabel 4.3 Hubungan tingkat pendidikan dengan kepuasan kerja .................. 52

Tabel 4.4 Hubungan tingkat pendidikan dengan kinerja karyawan .............. 53

Tabel 4.5 Hubungan usia dengan kepuasan kerja ......................................... 55

Tabel 4.6 Hubungan usia dengan kinerja karyawan ..................................... 56

Tabel 4.7 Hubungan lama bekerja dengan kepuasan kerja ........................... 57

Tabel 4.8 Hubungan lama bekerja dengan kinerja karyawan ....................... 58

Tabel 4.9 Sample covariance-estimates......................................................... 60

Tabel 4.10 Hasil pengujian kelayakan model ................................................. 63

Tabel 4.11 Hasil pengujian regression weight ................................................ 65

Tabel 4.12 Hasil pengujian kelayakan model ................................................. 68

Tabel 4.13 Regression weight ......................................................................... 70

Tabel 4.14 Statistik deskriptif ......................................................................... 72

Tabel 4.15 Normalitas data ............................................................................. 75

Tabel 4.16 Standardized residual covariance ................................................. 77

Page 12: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

12

Tabel 4.17 Uji reliabilty dan covariance extract ............................................ 80

Tabel 4.18 Kesimpulan hipotesis .................................................................... 81

Tabel 5.1 Implikasi teoritis ........................................................................... 90

Page 13: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka pemikiran teoritis .................................................... 26

Gambar 2.2 Dimensional variabel iklim psikologis ................................... 27

Gambar 2.3 Dimensional variabel keterlibatan kerja ................................. 29

Gambar 2.4 Dimensional variabel kepuasan kerja ..................................... 30

Gambar 2.5 Dimensional variabel kinerja karyawan .................................. 32

Gambar 3.1 Diagram alur ........................................................................... 42

Gambar 4.1 Analisis faktor konfirmatori .................................................... 62

Gambar 4.2 Structural Equation Modelling ............................................... 67

Page 14: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Tabulasi data

Lampiran 3 Output SEM

Page 15: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan aspek penting yang menentukan keefektifan

suatu organisasi. Studi Casio (1987) menegaskan bahwa manusia adalah sumber

daya yang sangat penting dalam bidang industri dan organisasi, oleh karena itu

pengelolaan sumber daya manusia mencangkup penyediaan tenaga kerja yang

bermutu, mempertahankan kualitas dan pengendalian biaya tenaga kerja. Kinerja

suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kondisi dan perilaku karyawannya.

Sumber daya manusia dalam hal ini tenaga kerja sangat berperan dalam

perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk

mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki banyak sekali

perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang minuman ringan yang bersaing

secara ketat. PT Coca Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu perusahaan

multinasional yang mendunia dan menjadi “lokal” di Indonesia. PT Coca Cola

Bottling Indonesia ikut mengalami masa sulit ketika krisis ekonomi berada pada

posisi yang paling parah (sekitar tahun 1998). Namun perusahaan ini mampu

bertahan karena memiliki potensi sumber daya manusia dengan kapabilitas yang

beragam dan kompoten sehingga mampu menghadapi dan menjalani fungsi

kegiatan produksi yang berdasarkan teknologi. Di sisi lain perusahaan juga harus

menjalankan fungsi sosial secara internal dan eksternal untuk menjamin

kesejahteraan para anggotanya juga berdampak pada kelangsungan hidup

Page 16: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

16

perusahaan. Terlebih penting mengenai tingkat persaingan di antara industri

sejenis baik lokal maupun internasional.

Faktor eksternal yang begitu kuat, sangat mempengaruhi perkembangan

dan pertumbuhan PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java di Bawen

Semarang, yaitu faktor sosial, kondisi ekonomi, situasi dan iklim kerja. PT Coca

Cola Bottling Indonesia memiliki karakteristik perusahaan dengan jumlah

karyawan yang besar dengan sifat yang heterogen dan bervariasi dalam hal

berperilaku. Kondisi seperti ini akan mempengaruhi persepsi karyawan tentang

situasi kerja sehingga bervariasi perilaku karyawan dan tercermin dalam

diferensiasi sikap kerja. Pemahaman luas tentang karakteristik situasi pekerjaan

dapat dipeoleh melalui penelitian atas sikap kerja dan persepsi karyawan berkaitan

dengan perusahaan dan pelaksanaan pekerjaan. Persepsi individu dipengaruhi oleh

konteks sosial dimana individu berinteraksi, berkomunikasi, serta bebagi

pengalaman mengenai kelompoknya, pemimpin dan pekerjaannya. Persepsi dari

satu individu akan mempengaruhi persepsi individu lain sehingga terbentuklah

iklim psikologis (Ashkanasy dkk, 2000).

Iklim psikologis memberi kontribusi terhadap pembentukan sikap kerja,

dimana salah satunya keterlibatan kerja guna meningkatkan kinerja karyawan

sehingga tercapai tujuan perusahaan (Parker at.al, 2003). Iklim psikologis adalah

persepsi atas karakteristik situasi yang memiliki makna psikologis dan dapat

mempengaruhi perilaku serta sikap individu anggota organisasi. Didukung Brown

dan Leigh (1996) menjelaskan bahwa iklim psikologis menunjukkan kepada

Page 17: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

17

bagaimana lingkungan organisasi dipersepsikan dan diinterprestasikan oleh

karyawan.

Iklim yang favorable akan menghasilkan pemecahan masalah secara

terbuka, sikap loyal, kerjasama yang baik, meningkatkan motivasi dan kepuasan

kerja serta kesediaan individu untuk berusaha maksimal dalam bekerja dan

berkualitas (French, 1994). Iklim yang tidak menguntungkan (unfavorable)

mengakibatkan tingkat stress yang tinggi, waktu kerja dipakai untuk berbincang-

bincang, kecenderungan untuk berpindah pekerjaan, absent dengan alasan sakit,

berkurangnya komunikasi dengan atasan, dan rendahnya kepuasan kerja,

merupakan deskripsi dari rendahnya keterlibatan kerja.

Keterlibatan kerja adalah suatu sikap yang menunjukkan tingkat seorang

karyawan mampu mengidentifikasikan diri dengan pekerjaannya, menghabiskan

waktu dan energi untuk pekerjaan dan memandang kerja sebagai inti dari

kehidupannya (Davis dan Newstrom, 1989). Sedangkan Lawler dan Hall

mengatakan bahwa keterlibatan kerja adalah tingkat sejauhmana seseorang

merasakan situasi kerja secara keseluruhan sebagai bagian penting dalam

hidupnya dan pusat identitasnya karena adanya kesempatan untuk memuaskan

kebutuhan-kebutuhannya yang penting, seperti kebutuhan untuk mengembangkan

diri dan harga diri. Allport (dalam Perrot, 2001) menambahkan bahwa

keterlibatan kerja adalah sikap kerja yang dicirikan dengan adanya partisipasi

aktif dalam bekerja sehingga keterlibatan kerja merupakan salah satu bentuk dari

kinerja.

Page 18: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

18

Keterlibatan kerja penting bagi kualitas kehidupan kerja karyawan dan

diperlukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Menurut Diefendorff et al.,

(2002), karyawan yang melibatkan diri secara penuh dalam bekerja akan

memperhatikan kepentingan-kepentingan organisasi dalam mencapai tujuan-

tujuannya. Karyawan menjadi lebih perduli terhadap fungsi organisasi yang

efektif, berusaha memelihara perilaku-perilaku yang menguntungkan organisasi

dan mengerahkan seluruh kemampuan serta keahliannya dalam bekerja.

Keterlibatan kerja membuat karyawan lebih berkomitmen dalam bekerja, karena

adanya pandangan bahwa usaha dan kinerja yang dilakukan memiliki makna

positif bagi kesejahteraan dirinya dan organisasi.

Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya harus didukung

dengan keberhasilan dalam mengelola SDM. Upaya PT. CocaCola Bottling

Indonesia untuk memperhatikan kepentingan karyawan dan mengetahui

sejauhmana keberhasilan pengelolaan SDM dilaksanakan dengan mengadakan

survei mengenai kepuasan karyawan tentang pengelolaan SDM di PT. CocaCola

Bottling Indonesia. Survei semacam ini dilakukan setiap dua tahun. Namun,

pelaksanaannya tergantung kondisi di lapangan. Apabila proses perbaikan atas

survei dua tahun sebelumnya masih berlangsung, maka survei yang seharusnya

diadakan kembali ditunda sampai periode berikutnya. Berikut ini data mengenai

survei tersebut.

Page 19: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

19

Tabel 1.1. KEPUASAN PEGAWAI TENTANG PENGELOLAAN SDM DI PT. CocaCola Bottling Indonesia (DATA PER 25 JANUARI 2004)

No Aspek yang disurvei Indeks No Aspek yang disurvei Indeks 1. Otonomi Individual 2,78 10. Kepuasan Kerja 2,812. Kejelasan Tugas dan Tanggung Jawab 2,72 11. Semangat Kerja 2,783. Umpan Balik terhadap Kinerja 2,55 12. Seleksi Pegawai Baru 2,484. Intangible Reward : 2,50 13. Tenaga Harian 2,72 a. Pengakuan/penghargaan 2,61 14. Kesejahteraan Sosial : 2,71 b. Pengembangan diri/karir 2,45 a. Gaji dan Bonus 2,6

5. Kinerja Manajemen : 2,33 b. Cuti 2,93 a. Keadilan 2,26 c. Asuransi dan Jaminan Hari Tua 2,53 b. Keterbukaan 2,32 d. Kesehatan 2,96 c. Dukungan 2,38 e. Rumah Dinas 2,51 d. Konsistensi 2,51 f. Rekreasi 2,53

6. Kinerja Atasan 2,72 g. Perpustakaan 2,71 a. Pengambil Keputusan 2,74 h. Pendidikan 2,61 b. Motivator 2,7 i. Olahraga 2,81 c. Dukungan 2,68 j. Kesenian 2,67 d. Pembinaan 2,75 k. Ibadah 2,93 e. Keadilan 2,72 l. Pandangan Umum 2,71 f. Keterbukaan 2,72 15. Kelengkapan Kerja 2,777. Hubungan Kerja 2,89 a. Pakaian 2,89

a. Sesama Teman 2,96 b. Peralatan 2,59 b. Atasan-Bawahan 2,84 c. Tempat Kerja 2,73 c. Antar Unit Kerja 2,79 d. Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2,878. Toleransi terhadap Konflik 2,73 16. Kepedulian terhadap Lingkungan 2,889. Persepsi terhadap Peraturan 2,59 Total Seluruh Perusahaan 2,66

Sumber : Dinas Perencanaan & Evaluasi SDM PT. CCBI, 2004

Keterangan : Indeks berada pada level 1 s/d 4. Level 1 = sangat tidak memuaskan Level 3 = memuaskan Level 2 = tidak memuaskan Level 4 = sangat memuaskan

Data diatas menunjukkan adanya ketidakpuasan karyawan terhadap

beberapa aspek pengelolaan SDM di PT. CocaCola Bottling Indonesia. Hal ini

terlihat pada nilai-nilai indeks yang berada pada level dua yang berarti tidak

memuaskan. Ketidakpuasan tersebut khususnya dalam hal kurangnya kesempatan

untuk mengembangkan karir karena pola karir yang tidak jelas, ketidaksesuaian

antara promosi dengan prestasi kerja, kekurangpedulian terhadap keluhan

karyawan serta kurangnya keterbukaan dalam menjelaskan kebijakan yang perlu

diketahui karyawan.

Page 20: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

20

Adanya ketidakpuasan di atas merupakan salah satu keadaan yang dapat

mempengaruhi keterlibatan kerja karyawan. Hal ini didasarkan atas pendapat

Brown yang menyatakan bahwa karyawan yang terlibat dengan pekerjaan akan

merasa lebih puas dengan pekerjaan secara umum, yang bermakna adanya

kepuasan terhadap pengawasan, gaji, promosi, rekan kerja dan kesempatan dalam

bekerja (dalam Probst, 2000). Penelitian yang dilakukan oleh Probst (2000) tahun

1997 terhadap 283 karyawan sektor-publik di Amerika Serikat, menemukan

bahwa karyawan yang terlibat dengan pekerjaan memiliki sikap kerja yang lebih

positif, merasa lebih puas dengan sistem promosi, pengawasan dan pekerjaan itu

sendiri apabila merasakan adanya rasa aman dalam bekerja. Kanungo (1979)

menyimpulkan bahwa situasi kerja yang kurang memberikan kesempatan bagi

individu untuk memuaskan kebutuhan intrinsik seperti kebutuhan untuk

mengembangkan diri, harga diri, kemandirian, prestasi, kontrol, dan ekspresi diri

akan mengurangi keterlibatan seseorang terhadap pekerjaannya. Lawler dan Hall

menambahkan, semakin pekerjaan dapat membuat seseorang menggunakan

keahlian dan kemampuannya, menjadi kreatif dan memiliki kontrol atas apa yang

dikerjakannya, maka ia akan semakin terlibat dalam pekerjaannya (dalam

Rabinowitz dan Hall, 1977).

Hal ini mempengaruhi sikap dalam bekerja dari seluruh anggota

organisasi yang pada akhirnya dapat menghasilkan tingkat kinerja yang baik dan

memuaskan. Data di bawah ini menunjukkan perkembangan produktivitas

karyawan PT. Coca Cola Bottling Indonesia.

Page 21: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

21

Indikator turunnya kepuasan kerja ditandai dengan tingginya turn over,

absensi, keterlambatan atau indisipliner, bersuara (voice), sikap menentang

kebijakan perusahaan dan sikap – sikap karyawan yang merugikan perusahaan

yang lainnya. Berdasarkan data dari Bagian Personalia, dalam lima tahun terakhir

ini perusahaan menghadapi masalah dengan masih terdapatnya karyawan yang

absen kerja dan indisipliner serta tingkat turn over yang belum dapat

diminimalisir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini.

Tabel 1.2.

Tingkat Total Turn Over, Absensi Dan Indisipliner

2001 2002 2003 2004 2005

Tingkat TTO 2.3 % 4.1 % 5 % 2.4 % 3.2 %

Tingkat absensi 2 % 3.7 % 4 % 2.9 % 3.1 %

Tingkat Indisipliner 2.8 % 3.6 % 4 % 3.1 % 4.1 %

Sumber: Data sekunder PT. CCBI untuk tesis 2006

Berdasarkan tabel 1.2 tingkat turn over, tingkat absensi dan tingkat

indisipliner pada tahun 2003 terjadi peningkatan. Kondisi ini dapat mengganggu

aktivitas perusahaan karena terjadi penurunan produktivitas. Upaya perbaikan

sudah dilakukan perusahaan dengan melakukan strategi pembenahan total melalui

3 faktor organization capability yaitu working climate, people development dan

cultural insight dengan 6 nilai budaya perusahaan meliputi : integrity kualitas

service, commitment, learning process, identity dan responsibility. Hasilnya sudah

nampak pada tahun 2004 ditandai dengan penurunan turn over, tingkat absensi

dan tingkat indisipliner. Permasalahan kembali terjadi pada tahun 2005 yaitu

Page 22: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

22

terjadi peningkatan kembali pada turn over, tingkat absensi dan tingkat

indisipliner.

Lingkungan pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis seperti

kebutuhan untuk dihargai, kebutuhan untuk berkembang dan kebutuhan akan

hubungan sosial akan dinilai positif oleh karyawan. Karyawan yang merasa

diperhatikan dan dihargai, berkembang menjadi lebih baik karena telah

mempelajari hal-hal baru dan melakukan sesuatu yang bermanfaat, serta

memperoleh identitas dan hubungan sosial yang bermakna, cenderung berupaya

lebih keras untuk mewujudkan tujuan organisasi dan memiliki keterlibatan kerja

yang tinggi ( Brown & Leigh, 1996). Didukung oleh Parker et al., (2003)

mengatakan bahwa iklim psikologi mempunyai variasi hubungan dengan perilaku

organisasi karyawan, diantaranya kepuasan kerja, komitmen organisasi,

keterlibatan kerja, motivasi karyawan dan kinerja karyawan.

Beberapa hasil penelitian sebelumnya tidak menemukan hubungan yang

signifikan antara keterlibatan kerja dengan kinerja, seperti penelitian Wood tahun

1974 (dalam Rabinowitz dan Hall, 1977) pada 290 karyawan pabrik kertas

menemukan bahwa keterlibatan kerja memiliki hubungan dengan kinerja jika

dimoderasi oleh kepuasan kerja. Keterlibatan kerja berperan dalam menimbulkan

kinerja jika organisasi memiliki kekuatan untuk memberikan imbalan dan mampu

memuaskan karyawannya secara efektif. Lodahl dan Kejner (dalam Lassk et al.,

2001) mengatakan bahwa keterlibatan dalam pekerjaan dikonseptualisasikan

sebagai pernyataan kognitif identifikasi psikologi dengan pekerjaan, tergantung

pada kebutuhan memuaskan potensial pekerjaan. Penelitian-penelitian tentang

Page 23: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

23

keterlibatan kerja biasanya berfokus pada tingkat absensi dan turnover serta

sedikit menghubungkannya dengan kinerja (Keller, 1997). Masih menurut Keller

(1997) keterlibatan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap variabel

kinerja. Ini tidak sejalan dengan penelitian yang diadakan Brown (1996), bahwa

keterlibatan kerja mempunyai hubungan yang lemah dengan kinerja.

Penelitian ini hanya memfokuskan pada elemen utama model yang berkaitan

dengan kinerja karyawan melaui variabel keterlibatan kerja dan kepuasan kerja,

yaitu iklim psikologis. Berdasarkan pemikiran di atas, maka diadakan penelitian

mengenai “Analisis Pengaruh Iklim Psikologis terhadap Keterlibatan Kerja dan

Kepuasan Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, di PT CocaCola Bottling Indonesia

kurangnya keterbukaan tersebut berdampak pula pada ketidakpuasan karyawan

dalam beberapa aspek pengelolaan SDM dan terjadi penurunan jumlah tenaga

kerja, meningkatnya total turnover serta indispliner sehingga mengakibatkan

turunnya produktivitas, sehingga dapat mengurangi kesempatan untuk memenuhi

kebutuhan intrinsik karyawan, seperti kebutuhan untuk mengembangkan diri,

prestasi dan mengekspresikan diri. Kurangnya kesempatan untuk memenuhi

kebutuhan tersebut dapat mempengaruhi keterlibatan kerja karyawan Hal tersebut

dapat terjadi dikarenakan iklim psikologis karyawan yaitu bagaimana persepsi

karyawan terhadap lingkungan atau situasi kerja yang dapat mempengaruhi

perilaku serta sikap individu anggota organisasi (Brown & Leigh, 1996). Iklim

psikologis yang favorable akan menghasilkan sikap loyal dari karyawan, sehingga

akan semaksimal mungkin memberikan sikap kerja yang baik, dengan cara

Page 24: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

24

melibatkan diri dengan perusahaan. Keterlibatan kerja membuat karyawan lebih

berkomitmen dalam bekerja, ditambahkan oleh Allport (dalam Perrot, 2001)

keterlibatan kerja merupakan salah satu bentuk dari kinerja. Dari masalah

penelitian tersebut maka timbul pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah iklim psikologis dapat mempengaruhi keterlibatan kerja?

2. Apakah keterlibatan kerja berpengaruh pada kinerja karyawan?

3. Apakah iklim psikologis dapat mempengaruhi kepuasan kerja?

4. Apakah kepuasan kerja berpengaruh pada kinerja karyawan?

5. Apakah iklim psikologis berpengaruh terhadap kinerja karyawan?

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian 1. Menguji dan menganalisis pengaruh iklim psikologis terhadap

keterlibatan kerja.

2. Menguji dan menganalisis pengaruh keterlibatan kerja terhadap kinerja

karyawan.

3. Menguji dan menganalisis pengaruh iklim psikologis terhadap

kepuasan kerja.

4. Menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhapa kinerja

karyawan.

5. Menguji dan menganalisis pengaruh iklim psikologis terhadap kinerja

karyawan.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Page 25: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

25

1. Hasil penelitian ini diharapkan memberi bukti empiris yang menunjukkan

adanya pengaruh iklim psikologis, kepuasan kerja dan keterlibatan kerja

terhadap kinerja karyawan, yang pada akhirnya menjadi masukan bagi

pihak menejemen perusahaan akan pentingnya pemahaman dan

pengolahan iklim psikologis serta implementasi kepuasan kerja dan

keterlibatan kerja dari seluruh karyawan yang dimiliki sebagai bagian dari

pelaksanaan strategi perusahaan dalam mencapai kinerja karyawan

maupun perusahaan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah akademik,

khususnya dibidang manajemen sumber daya manusia sehingga berguna

untuk pengembangan ilmu.

Page 26: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

26

B A B I I

TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL

2.1. Telaah Pustaka

2.1.1. Kinerja Karyawan

Seymour (1991) mendefinisikan kinerja sebagai pelaksanaan tugas yang

diukur. Sedangkan Byars dan Rue (1988) mendefinisikan kinerja merupakan

derajat penyelesaian tugas yang menyertai pekerjaan seseorang. Kinerja

merefleksikan seberapa baik individu memenuhi permintaan pekerjaan. Job

performance (kinerja) diartikan sebagai tingkatan dari pekerjaan actual yang

dilaksanakan oleh para individual (Shore, et al., 1990). Maka kinerja dapat

diartikan sebagai catatan keberhasilan dari suatu pekerjaan / tugas yang telah

dicapai seseorang melalui pengevaluasian / menilai kerja karyawan yang

dilakukan organisasi dalam kurun waktu tertentu.

Variabel employee outcomes yang berupa kinerja karyawan menurut

beberapa penelitian diartikan sebagai suatu tingkatan dimana para karyawan

menjalankan peran sesuai dengan tanggung jawab secara efektif (Bateman &

Organ, 1993; Tepeci, 2001; Miller, 2001). Robert, M.Raft dalama Temple (1999)

mengungkapkan ada tujuh factor yang mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu :

a. Sistem upah untuk memperbaiki motivasi kerja dalam pelaksanaan

tugas.

b. Penentapan tujuan untuk menambah motivasi kerja.

Page 27: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

27

c. Program Manajemen By Objective (MBO) untuk menjelaskan dan

membuat agar tujuan individu sejalan dengan perusahaan.

d. Berbagai prosedur seleksi karyawan untuk mencari kemungkinan

menyewa/mengontrak individu yang berbobot dalam berpengalaman.

Program pengembangan untuk meningkatkan pengetahuan dan

kterampilan karyawan sehingga dapat berfungsi dengan efektif.

e. Penggantian kepemimpinan dan program untuk memperbaiki efektifitas

manajerial.

f. Mengubah struktur organisasi untuk memperbaiki efektifitas organisasi.

Mc. Kenna dan Beach (1995) menyimpulkan bahwa factor-faktor kinerja

yang paling sering digunakan sebagai indicator penelitian adalah pengetahuan,

kemampuan, keterampilan kerja, sikap terhadap pekerjaan (antusiasme, komitmen

dan motivasi), kualitas kerja, volume hasil produksi dan interaksi (komunikasi,

hubungan dalam kelompok).

2.1.2. Keterlibatan Kerja

Keterlibatan kerja telah dipelajari secara intensif sejak dikemukakan

pertama kali oleh Allport (1943) sebagai sebuah tipe dari sikap kerja (dalam

Perrot, 2001). Sedangkan Saleh dan Hosek (1976) berpendapat bahwa bahwa

keterlibatan kerja adalah tingkat seberapa jauh seseorang mengidentifikasikan diri

terhadap pekerjaan, berpartisipasi aktif di dalamnya, dan menganggap bahwa

kinerja sebagai bagian penting dari harga dirinya. Keterlibatan kerja disimpulkan

sebagai sebuah konsep kompleks yang didasarkan pada kognisi, afeksi dan

Page 28: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

28

tindakan (action). Keterlibatan kerja juga merupakan salah satu variabel yang

penting untuk dimengerti dan dipahami karena sering digunakan untuk

memprediksi kondisi di dalam organisasi, seperti tingkat ketidakhadiran kerja dan

perpindahan kerja (Keller, 1997). Hal ini terjadi karena keterlibatan kerja dapat

menunjukkan tingkat integrasi karyawan dengan pekerjaannya. Bila karyawan

menyatu dengan pekerjaannya, maka pekerjaan akan dipandang sebagai sesuatu

yang sangat penting, akan lebih melibatkan diri serta menyediakan lebih banyak

waktu untuk melakukan pekerjaan.

Sejalan dengan pendapat di atas, Davis dan Newstrom (1989) menyatakan

bahwa keterlibatan kerja adalah suatu sikap yang menunjukkan tingkat seorang

karyawan mampu mengidentifikasikan diri dengan pekerjaannya, menghabiskan

waktu dan energi untuk pekerjaan dan memandang kerja sebagai inti dari

kehidupannya. Melakukan pekerjaan merupakan hal yang sangat berarti bagi

dirinya. Akibatnya, seseorang yang memiliki keterlibatan kerja akan bersedia

untuk kerja lembur, jarang terlambat serta memiliki tingkat absen yang rendah.

Diefendorff (2002) memakai pengertian yang dirumuskan oleh Paullay et al.,

mengenai keterlibatan kerja, yaitu sebagai tingkat sejauhmana individu memberi

perhatian dan terus menerus memikirkan serta berperan serta dalam pekerjaan

yang dimiliki saat ini. Individu yang memiliki keterlibatan kerja tinggi akan

menunjukkan sikap dan perilaku positif dalam bekerja, mengupayakan

peningkatan kompensasi, inovasi dan kreatif dalam mencapai tujuan organisasi,

serta semangat dan bangga menjadi bagian dari organisasi. Ini menunjukkan

bahwa individu dengan keterlibatan kerja tinggi dapat memberi manfaat bagi

Page 29: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

29

organisasi, sehingga perlu diketahui faktor-faktor apakah seseorang memiliki

keterlibatan tinggi atau tidak (Suwandi, 2001). Keterlibatan kerja merupakan

faktor penting dalam kehidupan dari banyak orang (Brown, 1996), di mana

pernyataan keterlibatan kerja mengimplikasikan suatu pernyataan positif dan

lengkap dari keterkaitan aspek ini pada diri sendiri dalam pekerjaan.

Kanungo (1982) berpendapat bahwa keterlibatan kerja adalah identifikasi

psikologis seseorang terhadap tugas-tugas khusus atau pekerjaan secara umum,

yang tergantung pada pentingnya kebutuhan-kebutuhan (baik intrinsik maupun

ekstrinsik) dan persepsi bahwa pekerjaan memiliki potensi untuk memuaskan

kebutuhan-kebutuhannya. Identifikasi seseorang terhadap pekerjaan terjadi

melalui proses sosialisasi atau pembiasaan yang menghasilkan suatu kepercayaan

terhadap nilai-nilai kerja yang ada dalam organisasi. Oleh karena itu, keterlibatan

kerja dipandang sebagai konsep kognitif karena menghasilkan keyakinan bahwa

pekerjaan mempunyai potensi untuk memenuhi harapan dan kebutuhan-kebutuhan

utamanya.

Penekanan pada kognitif juga dikemukakan oleh Paullay et al., (1994), yang

mendefinisikan keterlibatan kerja sebagai tingkat dimana seseorang secara

kognitif memberi perhatian, terikat dan peduli terhadap pekerjaannya yang

sekarang. Keterlibatan kerja memiliki dua komponen, yaitu 1) Role, yang

menunjukkan sejauh mana seseorang terlibat dalam tugas-tugas khusus yang

membentuk pekerjaannya, 2) Setting, menunjukkan sejauh mana seseorang

mampu menyelesaikan tugas-tugas pekerjaannya dalam lingkungan kerja yang

Page 30: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

30

sekarang sedang dihadapinya. Keterlibatan kerja seseorang dianggap tinggi

apabila terikat dan terlibat dalam dua komponen tersebut.

Penjelasan di atas dapat dirangkum dalam suatu pemahaman bahwa keterlibatan

kerja merupakan suatu sikap dimana seorang karyawan memiliki ketertarikan dan

perhatian yang besar terhadap pekerjaannya, sehingga individu cenderung bekerja

keras serta bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dengan mencurahkan segala

bakat, tenaga, keahliaan maupun waktu yang dimiliki.

2.1.3. Kepuasan Kerja (Job Satisfaction)

Kepuasan kerja merupakan orientasi individu yang berpengaruh terhadap

peran dalam bekerja dan karakteristik dari pekerjaan. Davis dan Newton (1996),

mendefinisikan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang

menyenagkan atau tidak menyenangkan dengan mana karyawan memandang

pekerjaan mereka. Kepuasan kerja merupakan cermin perasaan seseorang

terhadap pekerjaannya. Sedangkan Robin (1996), kepuasan kerja didefinisikan

sebagai suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya.

Individu yang bergabung dengan organisasi akan membawa seperangkat

keinginan, kebutuhan, hasrat yang membentuk harapan kerja (Tett & Meyer,

1993). Kepuasan kerja menunjukkan kesesuaian antara harapan seseorang yang

timbul berkaitan dengan pekerjaan, sebagai sekumpulan perasaan, maka

kepuasan kerja bersifat dinamis

Smith et al., (1995), menyatakan ada tiga dimensi yang utama dimana

akan memberikan respon terhadap kepuasan kerja, yaitu :

a. Individu

Page 31: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

31

Kepuasan kerja dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, pengalaman dan

sebagainya.

b. Pekerjaan

Kepuasan kerja akan dipengaruhi oleh otonomi pekerjaan, kreatifitas yang

beragam, identitas tugas, keberartian tugas, rekan kerja, gaji dan

kesempatan promosi serta pekerjaan tertentu yang bermakna dalam

organisasi dan lain-lain.

c. Organisasional

Kepuasan kerja dipengaruhi oleh skala usaha, kompleksitas organisasi,

formalisasi, jumlah anggota kelompok, lamanya beroperasi, usia kelompok

kerja, kepemimpinan.

2.1.4. Iklim Psikologi

Dewasa ini salah satu tantangan bagi para peneliti dan praktisi manajemen

sumber daya manusia adalah menciptakan iklim kerja yang berkualitas dan

peningkatan kinerja baik organisasi dan karyawan (Lau, 2000). Studi Gilmer

(1984) menuliskan bahwa iklim dapat dipahami sebagai atmosfer psikologis dari

lingkungan kerja. Iklim adalah karakteristik yang membedakan suatu organisasi

dengan organisasi lainnya dan mempengaruhi perilaku individu dalam organisasi.

Terdapat dua jenis pengaruh terhadap individu. Pertama, pengaruh langsung dari

iklim yang mempengaruhi seluruh atau hampir seluruh anggota organisasi. Kedua,

pengaruh interaktif dari iklim, merupakan pengaruh yang terjadi ketika suatu

iklim memiliki efek tertentu terhadap sebagian individu dan efek yang berbeda

pada individu lain.

Page 32: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

32

Para peneliti iklim biasanya meminta subjek penelitian untuk

menggambarkan apa yang mereka lihat dalam lingkungan kerja, bukan secara

tegas menilai baik atau buruknya lingkungan tersebut, sehingga iklim lebih

merupakan pengukuran perseptual (Bowditch & Buono, 1997). Schneider et al.,

(1998) mendifinisikan iklim sebagai persepsi bersama yang dimiliki karyawan

mengenai kebiasaan, prosedur dan berbagai perilaku yang mendapat penguatan

serta dukungan dalam situasi tertentu. Solomon (1998) berpendapat bahwa iklim

adalah suasana yang mengelilingi interaksi individu dalam organisasi.

Sedangkan iklim psikologi itu sendiri, Brown & Leigh (1996) menjelaskan

bahwa iklim psikologis menunjuk kepada bagaimana lingkungan organisasi

dipersepsikan dan diinterpretasikan oleh para karyawan. Iklim psikologis

merupakan atribut individual, dengan pengukuran mengenai persepsi secara

psikologis bermakna bagi individu, bukannya mengukur ciri-ciri konkrit dari

suatu organisasi. Iklim psikologis sangat penting untuk dipelajari karena persepsi

dan penilaian karyawan adalah faktor yang mempengaruhi respon perilaku,

bukannya keberadaan lingkungan tersebut secara langsung. Solomon et al., (1998)

menuliskan bahwa iklim psikologi merupakan interpretasi kognitif individu atas

situasi dalam organisasi, dimana melalui iklim dapat diperoleh petunjuk mengenai

harapan organisasi atas perilaku sehingga individu kemudian berusaha mengatur

tingkah laku agar sesuai dengan yang diharapkan. Individu dalam iklim psikologis

terutama memberi tanggapan bahwa representasi kognitif dari lingkungan, bukan

pada hakikat lingkungan itu sendiri. Lindell & Brandt (2000) secara sederhana

menjelaskan bahwa iklim psikologis menunjukkan pada arti penting atribut

Page 33: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

33

lingkungan dalam kaitannya dengan makna yang diperoleh dari atribut lingkungan

tersebut bagi individu, maka iklim diukur melalui penilaian anggota organisasi

atas atribut-atribut seperti kepemimpinan, tim kerja, peran dan karakteristik

pekerjaan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa iklim

psikologis adalah persepsi atas karakteristik situasi kerja yang memiliki makna

psikologis dan dapat mempengaruhi perilaku serta sikap individu anggota

organisasi.

2.1.5. Iklim Psikologis dan Keterlibatan Kerja

Iklim psikologis adalah persepsi atas karakteristik situasi yang memiliki

makna psikologis dan dapat mempengaruhi perilaku serta sikap individu anggota

organisasi. Lidell & Brandt (2000) secara sederhana menjelaskan bahwa iklim

psikologis merunjuk kepada penting atribut lingkungan dalam kaitannya dengan

makna yang diperoleh dari atribut lingkungan tersebut bagi individu, maka iklim

di ukur melalui penilaian anggota organisasi atas atribut-atribut seperti

karakteristik peran, pekerjaan, kepemimpinan, kelompok kerja dan manajemen

organisasi.

Karyawan yang mempersepsikan bahwa lingkungan pekerjaan memiliki

potensi untuk memenuhi kebutuhan psikologis, cenderung lebih terlibat dan

memberikan usaha yang lebih besar dalam pekerjaan (Brown & Leigh, 1996).

Individu yang memberi penilaian positif terhadap lingkungan organisasi akan

mengidentifikasikan tujuan personal dengan tujuan organisasi serta berupaya lebih

keras untuk mewujudkannya, didukung Elloy et al., (1995) atasan yang dinilai

Page 34: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

34

dapat mempercayai karyawan, inovatif, adil dan dapat berperan sebagai

pemersatu, serta memberi dukungan yang positif bagi karyawan yang melakukan

pekerjaan dengan baik, berperan dalam membangun iklim yang akan

meningkatkan keterlibatan kerja.

Penelitian Brown & Leigh (1996) membuktikan bahwa ketika manajemen

dinilai suportif, peran kerja jelas, karyawan dalam mengekspresikan diri secara

bebas, karyawan merasa telah memberikan kontribusi yang bermakna, dan

mempersepsikan pekerjaan sebagai sesuatu yang menantang, maka karyawan

akan memiliki keterlibatan kerja yang tinggi dan mengerahkan upaya yang lebih

besar.

2.1.6. Keterlibatan Kerja dengan Kinerja Karyawan

Keterlibatan kerja disimpulkan oleh Saleh dan Hosek (1976) sebagai tingkat

sejauhmana seseorang mengidentifikasikan dirinya dengan pekerjaan,

berpartisipasi aktif dalam bekerja dan menganggap performansi kerjanya penting

bagi harga dirinya. Seseorang yang terlibat dengan pekerjaan akan menganggap

pekerjaan memiliki peran penting dalam hidupnya, merasakan bahwa kebutuhan

kemandirian dan kontrol terhadap pekerjaan terpenuhi serta merasa harga dirinya

meningkat seiring dengan peningkatan kinerja (Kanungo, 1979).

Pentingnya peran pekerjaan bagi kehidupan karyawan berhubungan dengan

keyakinannya bahwa pekerjaan dapat memenuhi kebutuhan intrinsik maupun

ekstrinsik, misalnya kebutuhan untuk berprestasi dan kebutuhan akan gaji yang

besar. Apabila karyawan yakin bahwa pekerjaan mampu memenuhi kebutuhan-

kebutuhan tersebut, maka akan ada usaha untuk memenuhinya dengan

Page 35: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

35

mengerahkan segenap tenaga dalam bekerja. Brown (1996) menyatakan bahwa

karyawan yang terlibat dengan pekerjaan akan mengerahkan usaha yang lebih

besar dalam bekerja (dalam Probst, 2000). Brown dan Leigh (1996) berdasarkan

penelitiannya menemukan bahwa keterlibatan kerja akan mengarahkan pada

kinerja yang baik apabila diantarai oleh usaha (effort).

Keterlibatan kerja mengimpilkasikan suatu pernyataan positif dan lengkap

dari ketertarikan aspek inti pada diri sendiri dalam pekerjaan (Brown, 1996).

Keterlibatan kerja merupakan bagian dari sikap kerja (Allport, 1993 dalam Perrot,

2002), dimana menurut Robbin (2002) keterlibatan kerja akan meningkatkan

produktivitas.

Selain itu Brown (1996), kinerja karyawan mempunyai konsekuensi

beberapa hasil kerja yang diantaranya kinerja. Oleh karena itu dengan semakin

terlibat dalam pekerjaannya karyawan diharapkan dapat menghasilkan kinerja

yang lebih baik.

2.1.7. Iklim Psikologis dengan Kepuasan kerja

Iklim psikologis adalah persepsi atas karakteristik situasi kerja yang

memiliki makna psikologis dan dapat mempengaruhi perilaku serta sikap individu

anggota organisasi. Iklim mempunyai dua sifat menguntungkan (favorable) dan

tidak menguntungkan (unfavorable). Iklim yang favorable akan menghasilkan

pemecahan masalah secara terbuka, sikap loyal, kerjasama yang baik,

meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja serta kesediaan individu untuk

berusaha maksimal dalam bekerja dan berkualitas (French, 1994). Iklim yang

tidak menguntungkan (unfavorable) mengakibatkan tingkat stress yang tinggi,

Page 36: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

36

waktu kerja dipakai untuk berbincang-bincang, kecenderungan untuk berpindah

pekerjaan, absent dengan alasan sakit, berkurangnya komunikasi dengan atasan,

dan rendahnya kepuasan kerja, merupakan deskripsi dari rendahnya keterlibatan

kerja. Oleh karena itu, kepuasan kerja mampu mengurangi adanya kecenderungan

untuk berpindah pekerjaan (Reed et al.,1994). Iklim kerja yang mendukung akan

mempengaruhi kepuasan kerja para karyawan (DeCarlo & Agarwal,1999)

Didukung penelitian yang dilakukan oleh Parker et al., (2003) bahwa iklim

psikologis mempunyai variasi hubungan dengan perilaku organisasi, diantaranya

kepuasan kerja, komitmen organisasi, keterlibatan kerja, motivasi karyawan dan

kinerja karyawan.

2.1.8. Kepuasan Kerja dengan Kinerja Karyawan

Banyak perdebatan yang muncul mengenai hubungan antara kepuasan

kerja dengan kinerja, sebagaian peneliti mengemukakan bahwa hampir tidak ada

hubungan antara kinerja den kepuasan kerja (Laffaldano dalam Muchinsky,

1985). Akan tetapi sebagian peneliti lain juga berpendapat bahwa yang terjadi

adalah sebaliknya yaitu kinerja mengakibatkan kepuasan kerja. Hal ini terjadi

berdasarkan pemikiran bahwa kinerja yang baik karyawan akan mendapatkan

penghargaan seperti promosi, insentif dan sebagainya sehingga hal tersebut

menjadi perdorong terjadinya kepuasan kerja (Chruden, 1988).

Pertentangan ini dijawab oleh penelitiaan yang dilakukan oleh Mackenzie,

Podzakoff dan Ahearne (1998) yang membedakan kinerja menjadi in-role

performance dan extra role performance. Menurut mereka kinerja yang

mempengaruhi adalah in-role performancesedangkan kinerja yang dipengaruhi

Page 37: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

37

extra role performance, sehingga pendapat-pendapat penelitian terdahulu

mengenai apa kepuasan kerja dipengaruhi atau mempengaruhi kinerja dianggap

benar tergantung dari kinerja mana yang dijadikan variabel.

Tingkat kepuasan kerja karyawan secara umum berhubungan dengan

keefektifan pada organisasi. Ostroff (1992) mengemukakan bahwa kepuasan kerja

mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja, selanjutnya karyawan yang

merasa terpuaskan terhadap pekerjaan, biasanya bekerja lebih keras dan lebih baik

dibandingkan karyawan yang mengalami stress dan tidak terpuaskan terhadap

pekerjaannya. Kepuasan dan sikap karyawan merupakan hal yang penting dalam

menentukan perilaku dan respon terhadap pekerjaannya, dan melalui perilaku ini

organisasi yang efektif dapat tercapai.

2.1.9. Iklim Psikologis dengan Kinerja Karyawan

Iklim psikologis adalah persepsi atas karakteristik situasi kerja yang

memiliki makna psikologis dan dapat mempengaruhi perilaku serta sikap individu

anggota organisasi. Iklim yang tidak menguntungkan (unfavorable)

mengakibatkan tingkat stress yang tinggi, waktu kerja dipakai untuk berbincang-

bincang, kecenderungan untuk berpindah pekerjaan, absen dengan alasan sakit,

berkurangnya komunikasi dengan atasan, dan rendahnya kepuasan kerja,

merupakan deskripsi dari rendahnya keterlibatan kerja. Iklim favorable akan

menghasilkan pemecahan masalah secara terbuka, sikap loyal, kerjasama yang

baik, meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja serta kesediaan individu untuk

berusaha maksimal dalam memberikan pelayanan pelanggan berkualitas (French,

1994).

Page 38: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

38

Dengan iklim favorable diharapkan menghasilkan kinerja karyawan yang

bagus sehingga sesuai dengan tujuan perusahaan. Kopelman et al., (1990)

menghasilkan penelitian bahwa ada hubungan positif antara iklim psikologi

dengan kinerja melalui variabel perantara motivasi kerja, kepuasan kerja,

komitmen dan keterlibatan kerja. Didukung oleh Brown dan Leigh (1996) bahawa

iklim psikologis mempunyai hubungan yang positif dengan kinerja melalui

keterlibatan kerja dan usaha.

2.2. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam

penyusunan penelitian ini. Kegunaannya untuk mengetahui hasil yang telah

dilakukan oleh peneliti terdahulu. Beberapa hasil dari penelitian terdahulu yang

terkait disajikan pada tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti Valiabel Sampel Metode Hasil 1. Sthepen P.

Brown (1996) Keterlibatan kerja, work outcome

Berbegai hasil dari berbagai jurnal (Journal of applied psychology, Journal of organizational behavior (1965-1995)

Meta-analisis

Keterlibatan kerja kurang berpengaruh dengan outcome (kinerja)

2. Brown & Leight (1996)

Keterlibatan kerja. Iklim psikologis, , usaha, kinerja

178 organisasi salespeople dari 3 perusahaan berbeda

Path analisis

Iklim psikologis mempunyai hubungan positif dengan keterlibatan kerja dan Keterlibatan kerja mempunyai hubungan positif dengan kinerja melalui usaha

Page 39: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

39

3. Robert T Keller (1997)

Keterlibatan kerja, komitmen organisasi, kinerja

532 scientistc engineer dari 4 perusahaan bagian H&D

Analisis regresi

Keterlibatan kerja mempunyai prediktor yang kuat terhadap kinerja

4. Parker et al., (2001)

Iklim psikologi, work outcome

Review jurnal dari 121 literatur yang berhubungan dengan persepsi iklim psikologi dan work outcomes

Meta-analisis

Iklim psikologi mempunyai variasi hubungan dengan perilaku organisasi karyawan, diantaranya kepuasan kerja, komitmen organisasi, keterlibatan kerja, motivasi karyawan dan kinerja karyawan

4. McNeese – Smith (1996)

Increasing Employee Productivity, Job satisfaction and organizational Commitment

Analisis regresi

Komitmen organisasi dan kepuasan kerja berhubungan positif dengan kinerja karyawan

2.3. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Model

Berdasarkan hasil telaah pustaka mengenai maka kerangka Pemikiran

teoritis dari penelitian ini adalah gambar 2.1 berikut:

Page 40: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

40

Gambar 2.1

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini, 2006

2.4. Hipotesis

Dari uraian dan Kerangka Pemikiran teoritis tersebut di atas maka kesimpulan

hipotesis adalah sebagai berikut:

H1 : Iklim Psikologis berpengaruh positif terhadap keterlibatan kerja.

H2 : Keterlibatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

H3 : Iklim psikologis berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja.

H4 : Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

H5 : Iklim psikologis berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan

Iklim Psikologis

Keterlibatan Kerja

Kinerja Karyawan

H3

H1

H5

Kepuasan Kerja

H2

H4

Page 41: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

41

2.5. Dimensional Variabel

2.5.1. Iklim Psikologis

Swift, Owen Cathy dan Constanance Campell (1998) mengidentifikasikan

hal-hal yang memiliki makna psikologis yang mendalam dan signifikan bagi

sebagian besar individu dalam lingkungan kerja sebagai dimensi iklim psikologis

yaitu :

Gambar 2.2

Dimensi-dimensi variabel Iklim Psikologis

Sumber : Swift, Owen Cathy dan Constanance Campell, 1998. Psychological Clime: Relevance for Sales managers and Impact on Consequent Job Satisfaction. Journal of Marketing Theory and Practice, Winter, 27-37

Keterangan :

X1 : Dukungan

Dukungan adalah sikap pimpinan untuk memotivasi dan memberi semangat

pada karyawan.

X1

X2

X3

X4

X5

Iklim Psikologis

X6

Page 42: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

42

X2 : Otonomi

Otonomi adalah Kesempatan dalam menentukan sendiri cara kerja atau yang

menyangkut pekerjaan

X3 : Pengakuan

Pengakuan adalah kemauan pimpinan untuk menghargai upaya para

karyawan

X4 : Kohesi

Kohesi adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan situasi dan kondisi

di sekitar lingkungan pekerjaan

X5 : Inovasi

Inovasi adalah suatu kemauan dari karyawan dan pimpinan dalam

mengembangkan ide-ide pekerjaan.

X6 : Tekanan

Tekanan adalah suatu kondisi yang mengekang atau tidak memberi

kebebasan dalam bekerja.

2.5.2. Keterlibatan Kerja

Saleh dan Hosek (1976) mendefinisikan keterlibatan kerja adalah tingkat

seberapa jauh seseorang mengidentifikasikan diri terhadap pekerjaan,

berpartisipasi aktif di dalamnya, dan menganggap bahwa kinerja sebagai bagian

penting dari harga dirinya. Keterlibatan kerja disimpulkan sebagai sebuah konsep

kompleks yang didasarkan pada kognisi, afeksi dan tindakan (action). Dimensi

yang digunakan :

Page 43: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

43

Gambar 2.3

Dimensi-dimensi Variabel Keterlibatan Kerja

Sumber : Saleh, S.D., & Hosek, J. (1976). Job Involvement: Concepts and Measurements. Academy of Management Journal (pre- 1986), Jun 1976; 19.

Keterangan :

X7 : Pekerjaan sebagai minat utama

Pekerjaan sebagai minat utama adalah memandang pekerjaan sebagai inti

dari kehidupannya

X8 : Partisipasi aktif dalam Pekerjaan

Partisipasi aktif dalam pekerjaan adalah setiap karyawan dituntut untuk

dapat terlibat secara mental dan emosional dalam situasi kelompok yang

mendorong karyawan untuk memberikan kontribusi kepada tujuan

kelompok dan berbagi tanggung jawab.

X9 : Pekerjaan sebagai pusat eksistensi

Pekerjaan sebagai pusat eksistensi merupakan pengukuran keinginan

karyawan untuk menjadikan pekerjaan sebagai hal yang penting dalam

kehidupan

X7

X8

X9

Keterlibatan Kerja

Page 44: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

44

2.5.3. Kepuasan Kerja

Davis dan Newton (1996) mendefinisikan bahwa kepuasan kerja

adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan

dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja

adalah hal-hal yang dapat menyenangkan atau perasaan positif yang

merupakan akibat dari penghargaan terhadap pekerjaan seseorang, dimensi

yang digunakan dalam penelitian ini dari Celluci dan De Vries (1978) dalam

Fuad Mas’ud (2004), yaitu :

Gambar 2.4

Dimensi-dimensi variabel Kepuasan Kerja

Sumber : Celluci, Anthony J dan David L. De Vries (1978), Measuring Managerial Satisfaction : A Manual for The MJSQ Technical Report II ( dalam Fuad Mas’ud, 2004)

Keterangan :

X10 : Gaji

Gaji adalah upah yang diterima seseorang untuk memenuhi kebutuhannya.

X11 : Promosi

Promosi adalah perpindahan karyawan ke jenjang yang lebih tinggi dan

memberikan tanggung jawab yang lebih besar.

X10

X11

X12

X13

X14

Kepuasan Kerja

Page 45: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

45

X12 : Rekan kerja

Bagi karyawan rekan kerja merupakan kebutuhan akan interaksi social,

tidak mengejutkan bila mempunyai rekan kerja yang ramah dan

mendukung maka akan menghantarkan ke kepuasan kerja yang baik pula.

X13 : Penyelia

Penyelia atau supervise berhubungan secara langsung dengan

karyawannya dalam memberikan bantuan teknis dan dukungan perilaku,

para karyawan dalam menumbuhkan kepuasan kerja bagi mereka.

X14 : Pekerjaan itu sendiri

Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang

memberikan kesempatan untuk menggunakan kemampuan dan

keterampilan, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik karyawan

itu bekerja.

2.5.4. Kinerja Karyawan

Kinerja didefinisikan sebagai refleksi dari hasil kerja dalam bentuk

seberapa baik kerja aktual yang ditampilkan atau diperformasikan oleh seorang

individu dalam pekerjaannya. Kinerja dalam penelitian ini merupakan variabel

dependen. Kinerja diukur dengan menggunakan dimensi :

Page 46: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

46

Gambar 2.5

Dimensi-dimensi Variabel Kinerja Karyawan

Sumber : Martin, 1988; Mackenzie, 1998; Benkoff, 1997; Bernardin & Russel, 1993; McNesse-

Smith, 1993

Keterangan :

X15 : Ketepatan menyelesaikan pekerjaan

Ketepatan menyelesaikan pekerjaan menunjukkan bagus tidaknya

karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya tepat pada waktunya.

X16 : Kemauan bekerja keras

Kemauan bekerja keras menunjukkan kemauan karyawan untuk berusaha

lebih keras dari pada yang seharusnya.

X17 : Kemauan melaksanakan pekerjaan

Kemauan melaksankan pekerjaan merupakan kemampuan karyawan

dalam melaksanakan pekerjaan intinya.

X15

X16

X17 Kinerja Karyawan

X18

X19

Page 47: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

47

X18 : Pengetahuan akan pekerjaan

Pengetahuan akan pekerjaan merupakan pengetahuan karyawan berkaitan

dengan pekerjaan utama.

X19 : Kreativitas karyawan

Kreativitas karyawan menunjukkan baik tidaknya kreativitas karyawan

dalam melaksanakan pekerjaan utamanya.

2.6. Definisi Operasional

Untuk menghilangkan keragu–raguan dan memperjelas arti variabel–

variabel yang diinginkan dalam satu penelitian, maka perlu dikemukakan batasan

atau definisi secara operasional untuk tiap variabel yang digunakan. Definisi

opersional yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional

Indikator pengukuran

Dependen : Kinerja Karyawan

Hasil kerja karyawan selama kurun waktu tertentu yang diukur dari kualitas dan kuantitas output yang dihasilkan

1. Ketepatan menyelesaikan pekerjaan

2. Kemauan bekerja keras 3. Kemampuan melaksanakan

pekerjaan 4. Pengetahuan akan

pekerjaan 5. Kreativitas karyawan

Skala 1 – 7 mulai dari sangat setuju – sangat tidak setuju

Intervierning Keterlibatan Kerja

Ketertarikan dan perhatian yang besar terhadap pekerjaan, yang mendorong karyawan untuk bekerja keras serta bertanggung jawab terhadap pekerjaan dengan mencurahkan segala bakat, tenaga, keahlian maupun waktu yang dimiliki

1. Pekerjaan dirasakan sebagai minat utama hidup

2. Partisipasi aktif dalam bekerja

3. Pekerjaan sebagai pusat eksistensi

Skala 1 – 7 mulai dari sangat setuju -sangat tidak setuju.

Page 48: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

48

Kepuasan kerja

Kepuasan kerja adalah suatu perasaan senang atau emosi positif yang merupakan hasil persepsi pengalaman selama masa kerja

1. Gaji 2. Rekan kerja 3. Promosi 4. Penyelia 5. Kepuasan dengan pekerjaan

itu sendiri

Skala 1 – 7 mulai dari sangat setuju -sangat tidak setuju.

Independen Iklim Psikologis

persepsi atas karakteristik situasi kerja yang dipersepsikan dan diinterpretasi oleh karyawan dan dapat mempengaruhi sikap serta perilaku individu anggota organisasi

1. Dukungan 2. Otonomi 3. Pengakuan 4. Kohesi 5. Inovasi 6. Tekanan

Skala 1 – 7 mulai dari sangat setuju -sangat tidak setuju.

Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini, 2006

Page 49: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

49

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan cakupan penelitian yang diarahkan untuk

menganalisis sebuah pengembangan model tentang variabel iklim psikologis dan

keterlibatan kerja dalam meningkatkan kinerja karyawan. Sebuah Kerangka

Pemikiran Teoritis dan model yang telah dikembangkan pada Bab II akan

digunakan sebagai dasar dan landasan teori untuk penelitian ini.

3.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data penelitian berkaitan dengan sumber data dan pemilihan metode

yang digunakan untuk memperoleh data penelitian. Penentuan metode

pengumpulan data dipengaruhi oleh jenis dan sumber data penelitian yang

dibutuhkan. Data penelitian pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi tiga jenis

antara lain data subyek, data fisik dan data dokumenter (Indriantoro dan Supomo,

1999).

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subyek, yaitu data

berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau

sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden). Sedangkan

sumber data primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung dari

sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan berhubungan langsung dengan

masalah yang diteliti dengan diperoleh melalui pembagian atau penyebaran

Page 50: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

50

kuesioner kepada responden, dalam hal ini adalah karyawan PT. CocaCola

Botling Indonesia.

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kumpulan individu atau obyek penelitian yang memiliki

kualitas-kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan dan membedakannya dari

kelompok atau objek penelitian lain (Azwar, 1998). Berdasarkan kualitas dan ciri

tersebut, populasi dapat dipahami sebagai sekelompok individu atau obyek

pengamatan yang minimal memiliki satu persamaan karakteristik (Cooper dan

Emory, 1998). Selanjutnya dari populasi ini kemudian diambil contoh atau sampel

yang diharapkan dapat mewakili populasi. Sampel adalah sebagian dari populasi

yang memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya (Azwar, 1998).

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Coca Cola Bottling

Indonesia Central Java di Bawen Semarang yang berjumlah 1200 orang. Sampel

ditentukan dengan menggunakan Oleh karena itu, teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive (purposive

sampling) (Nur Indriantoro, dan Supomo,1999). Metode purposive (purposive

sampling) yaitu suatu teknik penentuan sampel/responden secara tidak acak

dimana informasi yang diperoleh menggunakan pertimbangan tertentu,

disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian, yang dimaksudkan untuk

menaikkan tingkat representatif sampel penelitian.

Karakteristik sampel pada penelitian ini adalah:

Page 51: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

51

1. Berusia minimal 30 tahun.

Penelitian Schwyhart dan Smith pada 149 karyawan mengindikasikan bahwa

karyawan yang usianya mendekati 40 tahun akan merasa bahwa pekerjaan

menjadi lebih penting bagi gambaran dirinya (self-image) sehingga akan lebih

terlibat dengan pekerjaan (dalam Rabinowitz dan Hall, 1977).

2. Masa kerja minimal dua tahun, karena seseorang yang menekuni pekerjaannya

sedikitnya selama dua tahun sudah dapat melakukan adaptasi dengan

lingkungan kerja dan telah mengenal secara intens situasi dan kondisi di

perusahaan (Siswanto, 1987).

Penentuan jumlah sampel menurut Hair (1995) memegang peranan

penting dalam estimasi dan interpretasi hasil terutama bila menggunakan analisis

Structural Equation Modelling (SEM). Ukuran sampel ideal dan representatif

adalah tergantung pada jumlah indikator dikalikan lima sampai 10, dengan

demikian sampel untuk penelitian ini adalah :

Jumlah indikator = 19

Jumlah sampel minimal = 19 x 10 = 190.

Untuk menjaga kemungkinan data dari kuesioner yang tidak kembali

ataupun tidak valid, penelitian ini akan mempersiapkan sampel sebanyak 250

orang.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan menggunakan metode angket, yaitu dengan

memberikan secara langsung pertanyaan atau kuesioner kepada para responden

yaitu karyawan PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java di Bawen

Semarang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan satu macam angket

yaitu angket tertutup. Angket tertutup digunakan untuk mendapatkan data tentang

Page 52: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

52

indikator-indikator dari konstruk-konstruk yang sedang dikembangkan dalam

penelitian ini. Pernyataan-pernyataan dalam angket tertutup dibuat dengan

menggunakan skala 1–7 untuk mendapatkan data yang bersifat interval dan diberi

skor atau nilai sebagai berikut:

Untuk kategori pernyataan dengan jawaban sangat tidak setuju/sangat

setuju :

3.4. Teknik Analisis

Suatu penelitian membutuhkan analisis data dan interpretasinya yang

bertujuan menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti dalam rangka mengungkap

fenomena sosial tertentu. Analisis data adalah proses penyederhanaan data

kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Metode yang

dipilih untuk menganalisis data harus sesuai dengan pola penelitian dan variabel

yang akan diteliti.

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kausalitas atau

hubungan pengaruh. Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

maka teknik analisis yang digunakan adalah SEM atau Structural Equation

Modelling yang dioperasikan melalui program AMOS. Pemodelan penelitian

melalui SEM memungkinkan seorang peneliti dalam menjawab pertanyaan

penelitian yang bersifat dimensional (yaitu mengukur apa indikator dari sebuah

1 2 3 4 5 6 7

Tidak setuju Setuju

Page 53: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

53

konsep) dan regresif (mengukur pengaruh atau derajad hubungan antara faktor

yang telah diidentifikasikan dimensinya).

Ferdinand (2002) menyatakan beberapa alasan penggunaan program SEM

sebagai alat analisis adalah bahwa SEM sesuai digunakan untuk :

Mengkonfirmasi unidimensionalisasi dari berbagai indikator untuk sebuah

dimensi/kontruk/konsep/faktor.

Menguji kesesuaian/ketepatan sebuah model berdasarkan data empiris

yang diteliti.

Menguji kesesuaian model sekaligus hubungan kausalitas antar faktor

yang dibangun/diamati dalam model penelitian.

Penelitian ini menggunakan dua macam teknik analisis :

a. Analisis Faktor Konfirmatori (Comfirmatory Factor Analysis)

Analisis faktor konfirmatori pada SEM digunakan untuk

mengkonfirmasikan faktor-faktor yang paling dominan dalam satu kelompok

variabel. Pada penelitian ini analisis faktor konfirmatori digunakan untuk uji

indikator yang membentuk variabel Iklim psikologis, Keterlibatan kerja,

Kepuasan kerja dan Kinerja karyawan.

b. Regression Weight

Regression Weight pada SEM digunakan untuk meneliti berapa besar

variabel iklim psikologis, keterlibatan kerja, kepuasan kerja dan kinerja karyawan.

Page 54: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

54

Pada menelitian ini Regression Weight digunakan untuk uji hipotesis H1, H2, H3,

H4 dan H5.

Menurut Ferdinand (2002), terdapat tujuh langkah yang harus dilakukan

apabila menggunakan pemodelan Structural Equation Modelling (SEM). Sebuah

pemodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari Measurement Model dan

Structure Model. Measurement Model atau model pengukuran ditujukan untuk

mengkonfirmasikan dimensi-dimensi yang dikembangkan pada sebuah faktor.

Structure Model adalah model mengenai strktur hubungan yang membentuk atau

menjelaskan kausalitas antara faktor.

Untuk membuat permodelan yang lengkap beberapa langka berikut perlu

dilakukan :

a. Pengembangan Model Teoritis

Dalam langkah pengembangan model teoritis, hal yang harus dilakukan adalah

melakukan serangkaian eksploitasi ilmiah melalui telaah pustaka guna

mendapatkan justifikasi atas model teoritis yang akan dikembangkan. SEM

digunakan bukan untuk menghasilkan sebuah model, tetapi digunakan untuk

mengkonfirmasi model teoritis tersebut melalui data empirik.

b. Pengembangan Path Diagram

Dalam langkah kedua ini, model teoritis yang telah dibangun pada tahap

pertama akan digambarkan dalam sebuah path diagram, yang akan

mempermudah untuk melihat hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diuji.

Dalam path diagram, hubungan antar konstruk akan dinyatakan melalui anak

Page 55: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

55

panah. Anak panah yang lurus menunjukkan sebuah hubungan kausal yang

langsung antara satu konstruk dengan konstruk lainnya. Sedangkan garis-garis

lengkung antara konstruk dengan anak panah pada setiap ujungnya

menunjukkan korelasi antara konstruk-konstruk yang dibangun dalam path

diagram yang dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu:

- Exogenous constructs yang dikenal juga sebagai source variables atau

independent variables yang tidak diprediksi oleh variabel yang lain dalam

model. Konstruk eksogen adalah konstruk yang dituju oleh garis dengan

satu ujung panah.

- Endogenous constructs yang merupakan faktor-faktor yang diprediksi oleh

satu atau beberapa konstruk. Konstruk endogen dapat memprediksi satu

atau beberapa konstruk endogen lainnya, tetapi konstruk eksogen hanya

dapat berhubungan kausal dengan konstruk endogen.

Page 56: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

56

Gambar 3.1

Structural Equation Modelling Pengaruh Iklim Psikologis terhadap

Keterlibatan kerja dan Kepuasan Kerja dalam meningkatkan Kinerja

Karyawan

Iklim Psikologis

X1e1

1

1

X2e21

X3e31

X4e41

X5e51

X6e61

Kepuasan Kerja

X10

e10

1

1X11

e11

1X12

e12

1X13

e13

1X14

e14

1

Kinerja Karyawan

X15 e151

1

X16 e161

X17 e171

X18 e181

X19 e191

Keterlibatan Kerja

x7

e7

1

1

x8

e81

x9

e91

z2

1

z3

z1 1

1

c. Konversi Path Diagram ke dalam persamaan

Persamaan yang diperoleh dari path diagram yang dikonversikan terdiri dari :

Page 57: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

57

• Structural equation yang dirumuskan untuk menyatakan hubungan

kausalitas antara berbagai konstruk.

V endogen = V eksogen + V endogen + Error

• Persamaan spesifikasi model pengukuran (meassurement model) dimana

harus ditentukan variabel yang mengukur konstruk dan menentukan

serangkaian matriks yang menunjukkan korelasi yang dihipotesiskan antar

konstruk atau variabel. Komponen-komponen ukuran mengidentifikasi

latent variables dan komponen-komponen struktural mengevaluasi

hipotesis hubungan kausal, antara latent variables pada model kausal dan

menunjukkan sebuah pengujian seluruh hipotesis dari model sebagai satu

keseluruhan (Hayduk, Kline, dalam Ferdinand, 2000).

Tabel 3.1

Model Pengukuran Persamaan Struktural

Konsep Exogenus (Model pengukuran) Konsep Endogenus (Model pengukuran) X1 = λ1 Iklim Psikologis + ε 1 X2 = λ2 Iklim psikologis + ε 2 X3 = λ3 Iklim psikologis + ε 3 X4 = λ4 Iklim psikologis + ε 4 X5 = λ5 Iklim psikologis + ε 5 X6 = λ6 Iklim psikologis + ε 6

X10 = λ10 kepuasan kerja + ε 10 X11 = λ11 kepuasan kerja + ε 11 X12 = λ12 kepuasan kerja + ε 12 X13 = λ13 kepuasan kerja + ε 13 X14 = λ14 kepuasan kerja + ε 14 X7 = λ7 keterlibatan kerja + ε 7 X8 = λ8 keterlibatan kerja + ε 8 X9 = λ2 keterlibatan kerja + ε 9 X15 = λ15 kinerja karyawan + ε 15 X16 = λ16 kinerja karyawan + ε 16 X17 = λ17 kinerja karyawan + ε 17 X18 = λ18 kinerja karyawan + ε 18 X19 = λ19 kinerja karyawan + ε 19

Model Persamaan Struktural Kepuasan Kerja = γ1 iklim psikologis + e1 Keterlibatan kerja = γ1 iklim psikologis + e2 Kinerja karyawan = β1 iklim psikologis + β2 Kepuasan kerja + β3 Keterlibatan

kerja + e3

Page 58: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

58

d. Memilih matriks input dan estimasi model

SEM menggunakan input data yang hanya menggunakan matriks varians /

kovarians atau matrik korelasi untuk keseluruhan estimasi yang dilakukan.

Matriks kovarian digunakan karena SEM memiliki keunggulan dalam

menyajikan perbandingan yang valid antara populasi yang berbeda atau

sampel yang berbeda, yang tidak dapat disajikan oleh korelasi. Hair dalam

Ferdinand (2000) menganjurkan agar menggunakan matriks varians /

kovarians pada saat pengujian teori sebab lebih memenuhi asumsi-asumsi

metodologi dimana standard error yang dilaporkan akan menunjukkan angka

yang lebih akurat dibanding menggunakan matriks korelasi. Untuk ukuran

sampel Hair (1995) menemukan bahwa ukuran sampel yang sesuai untuk

SEM adalah sebesar 100– 200. Sedangkan untuk ukuran sampel minimum

sebanyak 5 observasi untuk setiap estimated parameter. Bila estimated

parameternya berjumlah 20, maka jumlah sampel minimal sejumlah 100.

e. Kemungkinan munculnya masalah identifikasi

Problem identifikasi pada prinsipnya adalah problem mengenai

ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan

estimasi yang unik. Bila setiap kali estimasi dilakukan muncul problem

identifikasi, maka sebaiknya model dipertimbangkan ulang dengan

mengembangkan lebih banyak konstruk.

Page 59: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

59

f. Evaluasi kriteria goodness of fit

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap kesesuaian model melalui telaah

terhadap berbagai kriteria goodness of fit. Berikut ini disajikan beberapa

indeks kesesuaian dan cut off value untuk menguji apakah sebuah model dapat

diterima atau ditolak:

• χ2 chi square statistik, dimana model dipandang baik atau memuaskan bila

nilai chi squarenya rendah. Semakin kecil nilai χ2 semakin baik model itu

dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut off value sebesar p >

0.005 atau p > 0.10 (Hulland dalam Ferdinand, 2000).

• RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation), yang

menunjukkan goodness of fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi

dalam populasi (Hair dalam Ferdinand, 2000). Nilai RMSEA yang lebih

kecil atau sama dengan 0.08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya

model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu berdasar degree

of freedom (Browne dan Cudeck dalam Ferdinand, 2000).

• GFI (Goodness of Fit Index) adalah ukuran non statistikal yang

mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) hingga 1.0 (perfect fit). Nilai

yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan suatu better fit.

• AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) dimana tingkat penerimaan yang

direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau

lebih besar dari 0.90 (Hulland dalam Ferdinand, 2000).

• CMIN/DF adalah The Minimum Sample Discrepancy Function yang

dibagi dengan degree of freedom. CMIN/DF tidak lain adalah statistik chi

Page 60: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

60

square, χ2 dibagi DF-nya disebut χ2 relatif. Bila nilai χ2 relatif kurang dari

2.0 atau 3.0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data

(Arbuckle dalam Ferdinand, 2000).

• TLI (Tucker Lewis Index) merupakan incremental index yang

membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model,

dimana nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya

sebuah model adalah ≥ 0.95 (Hair dalam Ferdinand, 2000) dan nilai yang

mendekati 1 menunjukkan a very good fit (Arbuckle dalam Ferdinand,

2000).

• CFI (Comparative Fit Index), yang bila mendekati 1, mengindikasikan

tingkat fit yang paling tinggi (Arbuckle dalam Ferdinand, 2000). Nilai

yang direkomendasikan adalah CFI ≥ 0.95.

Berikut ini disajikan nilai-nilai cut off secara ringkas pada tabel berikut ini :

Goodness of Fit Index Cut-off Value

Significance Probability ≥ 0.05

RMSEA ≤ 0.08

GFI ≥ 0.90

AGFI ≥ 0.90

CMIN/DF ≤ 2.00

TLI ≥ 0.95

CFI ≥ 0.95

Tabel 3.2

Goodness of Fit Index

Sumber : Ferdinand, 2000

Page 61: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

61

g. Interpretasi dan modifikasi model

Langkah terakhir adalah menginterpretasikan model dan memodifikasi model

bagi model-model yang tidak memenuhi syarat pengujian yang dilakukan.

Hair dalam Ferdinand (2000) memberikan pedoman untuk

mempertimbangkan perlu tidaknya memodifikasi sebuah model dengan

melihat jumlah residual yang dihasilkan oleh model. Batas keamanan untuk

jumlah residual yang dihasilkan oleh model, maka sebuah modifikasi mulai

perlu dipertimbangkan. Bila ditemukan bahwa nilai residual yang dihasilkan

model cukup besar (yaitu > 2.58) maka cara lain dalam memodifikasi adalah

dengan mempertimbangkan untuk menambah sebuah alur baru terhadap

model yang diestimasi itu. Nilai residual yang lebih besar atau sama dengan

2.58 (kurang lebih) diinterpretasikan sebagai signifikan secara statistik pada

tingkat 5%.

Page 62: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

62

BAB IV

Analisis data

4.1. ANALISIS DESKRIPTIF

Data deskriptif ini menggambarkan beberapa kondisi responden, yang

ditampilkan secara statistik. Data deskriptif responden ini memberikan beberapa

informasi secara sederhana keadaan responden yang dijadikan obyek penelitian.

4.1.1 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepuasan Kerja dan Kinerja

Karyawan

Jenis kelamin erat kaitannya dengan kreativitas dan tenaga yang dimiliki.

Kaum laki – laki lebih kreatif dan tenaga yang dimiliki tentu lebih besar

dibanding dengan kaum perempuan. Sebanyak 190 responden diketahui jenis

kelamin dari masing-masing responden pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4. 1

Hubungan Jenis Kelamin dengan Kepuasan Kerja

Jenis Kelamin

Laki – laki Perempuan

Jenis Kelamin

Kepuasan Kerja Jumlah % Jumlah %

Jumlah

Sangat tidak puas 2 1,6 - - 2

Tidak puas 38 30,9 21 31,3 59

Puas 83 67,5 46 68,7 129

Jumlah 123 100 67 100 190

Sumber : data primer yang diolah, 2006

Page 63: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

63

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas terlihat bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 123 orang responden, sedangkan

responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 67 orang responden. Hal

ini berarti sebagian besar karyawannya yang bekerja di PT. Coca Cola Bottling

Indonesia Central Java Semarang adalah kaum laki – laki. Kondisi ini

menunjukkan bahwa aktivitas pekerjaan di perusahaan lebih banyak

menggunakan tenaga dari kaum laki – laki, dimana sesuai dengan kegiatan atau

operasional perusahaan yang bergerak dibidang produksi minuman ringan

menunjukkan kaum laki – laki memang dituntut untuk lebih mengerahkan tenaga

pada pekerjaan ini dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.

Sedangkan hubungan antara jenis kelamin dengan kepuasan kerja

karyawan dapat ditunjukkan bahwa secara umum karyawan di PT. Coca Cola

Bottling Indonesia Central Java Semarang adalah menyatakan puas. Hal ini

ditunjukkan dengan presentase menyatakan puas sebesar 67,9 % kemudian

menyatakan tidak puas dan sangat tidak puas adalah 32,1 %. Berdasarkan jenis

kelamin, baik laki – laki maupun perempuan adalah berimbang dalam menyatakan

kepuasannya. Namun demikian jenis kelamin perempuan lebih merasa puas dari

pada jenis kelamin laki – laki, hal ini ditunjukkan persentase yang lebih besar

yaitu 68,7 % sementara laki – laki sebesar 67,5 %. Hal ini menunjukkan bahwa

karyawan jenis kelamin perempuan lebih mudah menerima pekerjaan dan kondisi

yang ada di perusahaan untuk memuaskan pekerjaannya dari pada jenis kelamin

laki – laki yang lebih banyak menuntut kepada perusahaan.

Page 64: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

64

Tabel 4. 2

Hubungan Jenis Kelamin dengan Kinerja Karyawan

Jenis Kelamin Laki – laki Perempuan

Jenis Kelamin Kinerja Karyawan Jumlah % Jumlah %

Jumlah

Sangat tidak baik 1 0,8 - - 1

Tidak baik 30 24,4 10 14,9 40

Baik 92 74,8 57 85,1 149

Jumlah 123 100 67 100 190

Sumber : data primer yang diolah

Hubungan antara jenis kelamin dengan kinerja karyawan dapat

ditunjukkan bahwa secara umum karyawan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia

Central Java Semarang adalah baik. Hal ini ditunjukkan dengan presentase kinerja

karyawan adalah baik sebesar 74,8 % kemudian tidak baik dan sangat tidak baik

adalah

25,2 %. Berdasarkan jenis kelamin, baik laki – laki maupun perempuan adalah

berimbang dalam kinerjanya. Namun demikian jenis kelamin perempuan lebih

mempunyai kinerja yang lebih baik dari pada jenis kelamin laki – laki, hal ini

ditunjukkan persentase yang lebih besar yaitu 85,1 % sementara laki – laki

sebesar 74,8 %. Kondisi ini menunjukkan berdasarkan gender dapat ditegaskan

bahwa jenis kelamin perempuan lebih mempunyai kinerja yang baik dibandingkan

dengan jenis kelamin laki – laki.

Page 65: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

65

4.1.2 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kepuasan Kerja dan Kinerja

Karyawan

Dalam kehidupan sehari – hari seseorang dalam melakukan aktivitas

pekerjaan akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Seorang pada tingkat

pendidikan tertentu (tinggi) akan menempatkan orang pada status sosial tertentu,

juga akan mempengaruhi potensi yang dimiliki yaitu kemampuan seseorang atau

karyawan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu. Tingkat pendidikan

rendah hanya memiliki kemampuan tenaga (otot) dibanding kemampuan dibidang

pikiran. Pendidikan rendah identik dengan tenaga tak terdidik dan tak terlatih

begitu pula terhadap perilakunya. Dalam tabel 4.3 berikut ini akan diperhatikan

tentang pengelompokkan responden berdasarkan tingkat pendidikannya.

Tabel 4. 3

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kepuasan Kerja Karyawan

Pendidikan

SMP SLTA D3/S1 S2

Pendidikan

Kepuasan kerja jml % jml % jml % jml %

Jumlah

Sangat tidak puas 1 5,0 1 1,0 - - - 2

Tidak puas 7 28,6 28 28,6 19 31,7 5 41,7 59

Puas 12 70,4 69 70,4 41 68,3 7 58,3 129

Jumlah 20 100 98 100 60 100 12 100 190

Sumber : data primer yang diolah (2006)

Responden berpendidikan SMA atau sederajat merupakan bagian terbesar

yaitu 98 karyawan. Sedangkan yang terkecil adalah berpendidikan Magister (S2)

sebanyak 12. Hasil tersebut menunjukkan bahwa PT. Coca Cola Bottling

Indonesia Central Java Semarang memiliki karyawan yang sebagian besar berlatar

belakang pendidikan yang lebih banyak menggunakan tenaga dari sumbangan

Page 66: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

66

berupa pikiran. Hal ini menguntungkan perusahaan, karena aktivitas pekerjaan di

perusahaan lebih banyak membutuhkan tenaga (otot) daripada pikiran.

Sedangkan hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepuasan kerja

karyawan dapat ditunjukkan bahwa secara umum karyawan di PT. Coca Cola

Bottling Indonesia Central Java Semarang adalah menyatakan puas. Hal ini

ditunjukkan dengan presentase menyatakan puas sebanyak 129 karyawan

kemudian menyatakan tidak puas dan sangat tidak puas adalah sebanyak 61.

Berdasarkan pendidikan menunjukkan bahwa responden berpendidikan SMA

lebih puas dibandingkan responden dari latar pendidikan yang lain, hal ini

ditunjukkan dengan persentase sebesar 70,4 % dan terendah kepuasannya adalah

karyawan yang berlatar pendidikan Magister atau S2 yaitu sebesar 58,3 %.

Kondisi ini menunjukkan bahwa karyawan yang berlatar belakang pendidikan

SMA merasa sudah terpenuhi kebutuhan dalam bekerjanya, sedangkan karyawan

yang berlatar belakang pendidikan Magister atau S2 beranggapan bahwa hasil

kerjanya masih belum dihargai oleh perusahaan sehingga tingkat kepuasannya

lebih rendah.

Tabel 4. 4 : Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kinerja Karyawan

Pendidikan

SMP SLTA D3/S1 S2

Pendidikan

Kinerja Karyawan jml % jml % jml % jml %

Jumlah

Sangat tidak baik 1 5,0 - - - - - 1

Tidak baik 3 15,0 21 21,4 14 23,3 2 16,7 40

Baik 16 80,0 77 78,6 46 76,7 10 83,3 149

Jumlah 20 100 98 100 60 100 12 100 190

Sumber : data primer yang diolah (2006)

Page 67: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

67

Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kinerja karyawan dapat

ditunjukkan bahwa secara umum karyawan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia

Central Java Semarang adalah mempunyai kinerja yang baik. Hal ini ditunjukkan

dengan jumlah karyawan berkinerja baik sebanyak 149 karyawan. Kemudian

tidak baik dan sangat tidak baik adalah 41. Berdasarkan pendidikan menunjukkan

bahwa responden berpendidikan Magister atau S2 lebih baik tingkat kinerjanya

dibandingkan responden dari latar pendidikan yang lain (SMP, SMA, D3 atau S1)

hal ini ditunjukkan dengan persentasenya sebesar 83,3 % dan terendah kinerjanya

adalah karyawan yang berlatar pendidikan Diploma 3 atau S1 yaitu sebesar

76,7 %.

4.1.3 Hubungan Usia dengan Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan

Usia seseorang akan mempengaruhi kreativitas dan ketahanan tubuh yang

dimiliki. Usia erat kaitannya dengan tingkat pengalaman yang diperolehnya.

Semakin tua usia seseorang akan semakin banyak pula pengalaman – pengalaman

yang diperolehnya, akan tetapi lain halnya bila dilihat dari tingkat produktivitas

kerja seseorang, maka akan berbeda jauh karena semakin tinggi usia yang ada

pada diri seseorang akan semakin rendah tingkat produktivitas kerjanya, sehingga

jarang sekali sebuah perusahaan mempekerjakan seseorang yang sudah berusia

lanjut. Dalam tabel 4.5 berikut ini akan disajikan gambaran usia pengelompokkan

usia karyawan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang.

Page 68: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

68

Tabel 4. 5 : Hubungan Usia dengan Kepuasan Kerja

Usia (tahun)

30 – 34 35 – 39 40 - 44 45 – 49

Usia Kepuasan kerja Jml % Jml % Jml % Jml %

Total

Sangat tidak puas - 1 1,7 1 2,8 - - 2

Tidak puas 15 24,6 17 28,3 13 36,1 14 42,4 59

Puas 46 75,4 42 70,0 22 61,1 19 57,6 129

Total 61 100 60 100 36 100 33 17,4 190

Sumber : data primer yang diolah (2006)

Proporsi umur responden yang terbanyak terletak pada kelompok umur 30

sampai dengan 34 tahun yaitu sebanyak 61 karyawan dan sebaliknya yang

proporsinya terendah adalah mereka yang terletak pada kelompok umur 45 tahun

sampai dengan 49 tahun yaitu sebanyak 33 karyawan. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa perusahaan lebih banyak memiliki karyawan yang lebih

berpengalaman dan masih pada usia produktif, yaitu baik tenaga maupun pikiran

masih optimal untuk dicurahkan kepada perusahaan.

Sedangkan hubungan antara usia dengan kepuasan kerja karyawan dapat

ditunjukkan bahwa secara umum karyawan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia

Central Java Semarang adalah menyatakan puas. Hal ini ditunjukkan dengan

karyawan yang menyatakan puas sebanyak 129 karyawan. Kemudian

menyatakan tidak puas dan sangat tidak puas adalah sebanyak 61 karyawan.

Berdasarkan usia menunjukkan bahwa responden yang berusia antara 30 tahun

sampai dengan 34 tahun lebih puas dibandingkan responden dari kelompok usia

yang lain, hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 75,4 % dan terendah

kepuasannya adalah karyawan yang berusia antara 45 tahun sampai dengan 49

Page 69: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

69

tahun yaitu sebesar 57,6 %. Semakin tinggi usia seseorang menunjukkan

kepuasan kerja yang rendah.

Tabel 4. 6 : Hubungan Usia dengan Kinerja Karyawan

Usia (tahun)

30 – 34 35 – 39 40 - 44 45 – 49

Usia

Kinerja Karyawan Jml % Jml % Jml % Jml %

Total

Sangat tidak baik - - - 1 2,8 - - 2

Tidak baik 12 19,7 9 15,0 13 36,1 14 42,4 59

Baik 49 80,3 51 85,0 22 61,1 19 57,6 129

Total 61 100 60 100 36 100 33 17,4 190

Sumber : data primer yang diolah (2006) Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kinerja karyawan dapat

ditunjukkan bahwa secara umum karyawan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia

Central Java Semarang adalah mempunyai kinerja yang baik. Hal ini ditunjukkan

dengan jumlah karyawan berkinerja baik sebanyak 129 karyawan. Kemudian

tidak baik dan sangat tidak baik sebanyak 61 karyawan. Berdasarkan usia

menunjukkan bahwa responden yang berusia antara 35 tahun sampai dengan 39

tahun lebih berkinerja baik dibandingkan responden dari kelompok usia yang lain,

hal ini ditunjukkan dengan persentase sebesar 85 % dan terendah kinerjanya

adalah karyawan yang berusia antara 45 tahun sampai dengan 49 tahun yaitu

sebesar 57,6 %. Karyawan yang lebih muda menunjukkan kinerja yang lebih baik

dibandingkan dengan karyawan yang lebih tua.

Page 70: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

70

4.1.4 Hubungan Lama Bekerja dengan Kepuasan Kerja dan Kinerja

Karyawan

Seseorang yang telah lama bekerja dibanding dengan mereka yang belum

lama bekerja dalam melakukan pekerjaan adalah berbeda. Untuk kecepatan dan

ketelatenan serta ketelitian lebih unggul mereka yang sudah lama bekerja. Tabel

4.7 berikut ini akan ditampilkan pengelompokkan responden menurut masa

bekerja.

Tabel 4. 7 : Hubungan Masa Kerja dengan Kepuasan Kerja

Lama bekerja

2 – 3 4 – 5 6 - 7 > 7

Lama Bekerja

Kepuasan kerja Jml % Jml % Jml % Jml %

Total

Sangat tidak puas - - - - 2 2,4 - - 2

Tidak puas 8 32 10 29,4 24 28,6 17 36,2 59

Puas 17 68 24 70,6 58 69 30 63,8 129

Jumlah 25 100 34 100 84 100 47 100 190

Sumber : data primer yang diolah (2006)

Responden tertinggi adalah responden yang telah bekerja antara 6 sampai

dengan 7 tahun yaitu sebanyak 84 karyawan dan yang terendah adalah bekerja

dari 2 sampai dengan 3 tahun yaitu sebanyak 25 karyawan Berdasarkan hasil

tersebut menunjukkan bahwa karyawan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia

Central Java Semarang memiliki pengalaman yang cukup memadai yang ditandai

dengan masa kerja yang lama, yaitu sebagian besar antara 6 tahun sampai dengan

7 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ketelitian dan ketelatenan di

perusahaan lebih tinggi karena memiliki karyawan yang lebih berpengalaman,

berbeda dengan karyawan baru yang harus memberi training atau pelatihan.

Page 71: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

71

Kondisi ini sangat menguntungkan perusahaan, sehingga upaya untuk

mempertahankan karyawan yang sudah ada perlu selalu dilakukan.

Sedangkan hubungan antara lama bekerja dengan kepuasan kerja karyawan

dapat ditunjukkan bahwa secara umum karyawan di PT. Coca Cola Bottling

Indonesia Central Java Semarang adalah menyatakan puas. Hal ini ditunjukkan

dengan presentase menyatakan puas sebesar 129 karyawan kemudian menyatakan

tidak puas dan sangat tidak puas adalah sebanyak 61 karyawan. Berdasarkan lama

bekerja menunjukkan bahwa responden yang telah bekerja 4 sampai dengan 5

tahun lebih merasa puas dari pada sebelum dan sesudahnya, hal ini ditunjukkan

dengan persentase sebesar 70,6 % dan terendah kepuasannya adalah karyawan

yang telah bekerja lebih dari 7 tahun yaitu sebesar 63,8 %. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa kepuasan tertinggi tercapai adalah bekerja selama 4 sampai

dengan 5 tahun, setelah itu kepuasan terus menerus mengalami penurunan,

terutama untuk karyawan yang telah bekerja sampai dengan 10 tahun, kepuasan

kerjanya sudah semakin menurun.

Tabel 4. 8 : Hubungan Kinerja Karyawan dengan Masa Kerja

Lama bekerja

2 – 3 4 – 5 6 - 7 > 7

Lama Bekerja

Kinerja Karyawan Jml % Jml % Jml % Jml %

Total

Sangat tidak baik - - - - 1 1,2 - - 1

Tidak baik 3 12 9 26,5 17 20,2 11 23,4 40

Baik 22 88 25 73,5 66 78,6 36 76,6 149

Jumlah 25 100 34 100 84 100 47 100 190

Sumber : data primer yang diolah (2006)

Page 72: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

72

Hubungan antara lama bekerja dengan kinerja karyawan dapat ditunjukkan

bahwa secara umum karyawan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java

Semarang adalah mempunyai kinerja yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan

presentase kinerja baik sebanyak 149 karyawan. Kemudian tidak baik dan sangat

tidak baik adalah 41 karyawan. Berdasarkan lama bekerja menunjukkan bahwa

responden yang telah bekerja antara 2 tahun sampai dengan 3 tahun lebih

berkinerja baik dibandingkan karyawan yang lebih lama bekerja, hal ini

ditunjukkan dengan persentase sebesar 88 % dan terendah kinerjanya adalah

karyawan yang telah bekerja antara 4 sampai dengan 5 tahun yaitu sebesar

73,5 %. Sementara karyawan yang paling bekerja yaitu lebih dari 7 tahun bahkan

ada yang sudah mencapai lebih dari 10 tahun mempunyai kinerja yang lebih baik

dibandingkan dengan pada saat bekerja selama 4 sampai dengan 5 tahun.

4.2. ANALISIS DATA

Proses analisis data dan pengujian model penelitian akan mengikuti proses

seperti yang disyaratkan oleh alat analisis Structural Equation Modeling dengan

Program Komputer Amos 4.01. Matriks kovarians digunakan untuk menguji

hubungan kausalitas. Matrik kovarians lebih dipilih dibandingkan matriks korelasi

dikarenakan matriks kovarians dapat menunjukkan perbandingan yang valid

antara populasi yang berbeda atau sampel yang berbeda, dimana hal tersebut tidak

dapat dilakukan oleh matrik korelasi. Berdasarkan hasil pengolahan data yang

telah dilakukan, maka matriks kovarians data yang selanjutnya digunakan sebagai

input data program SEM dapat dilihat pada tabel 4.9.

Page 73: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

73

Tabel 4. 9

Sample Covarians – Estimates

x9 x8 x7 X19 X18 X17 X16 X15 X14

x9 1.158 0.336 0.348 0.250 0.324 0.273 0.159 0.262 0.256

x8 0.336 1.160 0.357 0.189 0.326 0.302 0.246 0.271 0.113

x7 0.348 0.357 0.852 0.238 0.240 0.315 0.213 0.353 0.234

X19 0.250 0.189 0.238 0.966 0.390 0.408 0.426 0.282 0.287

X18 0.324 0.326 0.240 0.390 0.965 0.499 0.418 0.322 0.390

X17 0.273 0.302 0.315 0.408 0.499 1.091 0.536 0.366 0.317

X16 0.159 0.246 0.213 0.426 0.418 0.536 0.997 0.390 0.286

X15 0.262 0.271 0.353 0.282 0.322 0.366 0.390 1.121 0.301

X14 0.256 0.113 0.234 0.287 0.390 0.317 0.286 0.301 1.052

X13 0.181 0.175 0.167 0.279 0.218 0.256 0.336 0.208 0.383

X12 0.206 0.126 0.194 0.281 0.248 0.349 0.302 0.219 0.271

X11 0.123 0.033 0.284 0.204 0.272 0.283 0.238 0.206 0.334

X10 0.141 0.160 0.291 0.227 0.210 0.322 0.245 0.338 0.309

X6 0.206 0.178 0.231 0.311 0.257 0.322 0.230 0.309 0.249

X5 0.183 0.129 0.219 0.262 0.327 0.333 0.274 0.278 0.328

X4 0.171 0.116 0.116 0.133 0.211 0.240 0.228 0.184 0.274

X3 0.334 0.247 0.238 0.329 0.300 0.493 0.379 0.309 0.392

X2 0.255 0.289 0.266 0.352 0.404 0.443 0.466 0.383 0.321

X1 0.148 0.156 0.126 0.185 0.228 0.288 0.292 0.404 0.234

X13 X12 X11 X10 X6 X5 X4 X3 X2 X1

0.181 0.206 0.123 0.141 0.206 0.183 0.171 0.334 0.255 0.148

0.175 0.126 0.033 0.160 0.178 0.129 0.116 0.247 0.289 0.156

0.167 0.194 0.284 0.291 0.231 0.219 0.116 0.238 0.266 0.126

0.279 0.281 0.204 0.227 0.311 0.262 0.133 0.329 0.352 0.185

0.218 0.248 0.272 0.210 0.257 0.327 0.211 0.300 0.404 0.228

0.256 0.349 0.283 0.322 0.322 0.333 0.240 0.493 0.443 0.288

0.336 0.302 0.238 0.245 0.230 0.274 0.228 0.379 0.466 0.292

0.208 0.219 0.206 0.338 0.309 0.278 0.184 0.309 0.383 0.404

0.383 0.271 0.334 0.309 0.249 0.328 0.274 0.392 0.321 0.234

1.161 0.376 0.379 0.232 0.204 0.187 0.175 0.248 0.345 0.114

0.376 1.122 0.464 0.279 0.198 0.141 0.186 0.255 0.247 0.171

0.379 0.464 0.947 0.357 0.167 0.210 0.159 0.225 0.276 0.141

0.232 0.279 0.357 1.044 0.156 0.253 0.230 0.385 0.248 0.255

0.204 0.198 0.167 0.156 0.837 0.340 0.283 0.400 0.380 0.276

0.187 0.141 0.210 0.253 0.340 1.097 0.403 0.446 0.458 0.235

0.175 0.186 0.159 0.230 0.283 0.403 0.751 0.401 0.389 0.310

0.248 0.255 0.225 0.385 0.400 0.446 0.401 1.029 0.578 0.369

0.345 0.247 0.276 0.248 0.380 0.458 0.389 0.578 1.133 0.441

0.114 0.171 0.141 0.255 0.276 0.235 0.310 0.369 0.441 0.932

Sumber : Data primer yang diolah, 2006

Page 74: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

74

Sampel covarians estimates di atas hanya menunjukkan hasil

pengkonversian yang dilakukan oleh program SEM dari data input hasil SPSS ke

dalam bentuk matrik input yang selanjutnya akan digunakan sebagai input pada

proses selanjutnya. Hal ini dilakukan karena SEM hanya akan menganalisis input

data yang berupa matriks kovarian.

Setelah mengkonversi data menjadi matrik kovarian maka langkah

selanjutnya yang dilakukan adalah menentukan teknik estimasi. Teknik estimasi

yang akan digunakan adalah maximum likehood estimation method karena jumlah

sampel yang digunakan berkisar antara 100 - 200. Teknik ini dilakukan secara

bertahap yakni estimasi measurement model dengan teknik confirmatory factor

analysis dan structural equation model, yang dimaksudkan untuk melihat

kesesuaian model dan hubungan kausalitas yang dibangun

4.2.1. Analisis Faktor Konfirmatori

Analisis faktor konfirmatori digunakan untuk menyusun model persamaan

struktural yang dimulai dari penentuan konstruk laten. Tahap analisis faktor

konfirmatori ini adalah tahap pengukuran terhadap dimensi – dimensi yang

membentuk variabel laten dalam model penelitian. Variabel-variabel laten atau

konstruk pada penelitian ini terdiri dari 3 unobserved variable dengan 19

observed variable sebagai dimensi pembentuknya. Tujuan dari analisis faktor

konfirmatori adalah untuk menguji unidimensionalitas dari dimensi-dimensi

pembentuk masing-masing variabel laten. Gambar 4.1 diatas adalah analisis faktor

konfirmatori.

Page 75: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

75

Gambar 4. 1

Analisis Faktor Konfirmatori

Sumber : Dikembangkan untuk tesis ini

Iklim Psikologis

.27X1e1

.52.56

X2e2.75.53

X3e3 .73

.38X4e4

.61

.31X5e5

.56

.34X6e6

.58

Kepuasan Kerja

.27X10

e10

.52

.40X11

e11

.64

.32X12

e12

.57

.29X13

e13

.54

.34X14

e14

.58

Kinerja Karyawan

.29X15 e15

.54 .46X16 e16

.68.50

X17 e17.71

.42X18 e18

.65

.35X19 e19

.59

UJI HIPOTESAChi-Square=146.597

Probability=.471CMIN/DF=1.004

GFI=.928TLI=.999CFI=.999

RMSEA=.005AGFI=.906

Keterlibatan Kerja

.46x7

e7

.68

.28x8

e8

.53

.28x9

e9

.53

.54.68

.71.62

.77.55

Page 76: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

76

Berdasarkan hasil pengamatan pada gambar pada grafik analisis faktor

konfirmatori dapat ditunjukkan bahwa model layak diuji pada tahap full model,

hal ini ditandai dengan nilai dari hasil perhitungan memenuhi kriteria layak full

model. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa konstruk memenuhi kriteria model

fit yang ditandai nilai observed (indikator) di atas 0,5 sehingga tidak satupun

observed (indikator) yang didrop (dibuang). Hasil tersebut menunjukkan konstruk

dapat diolah dengan full model.

4.2.2. Pengujian Kelayakan Model AMOS (Goodness of fit)

Penilaian goodness of fit mempunyai tujuan utama yaitu mengetahui

sampai sejauh mana model yang dihipotesiskan “fit” atau sesuai dengan sampel

data. Jika didapatkan goodness of fit yang jelek, langkah selanjutnya adalah

mendeteksi sumber penyebab “misfit”. Untuk lebih jelasnya pengujian kelayakan

model (goodness of fit) dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini.

Tabel 4. 10

Hasil Pengujian Kelayakan Model

Goodness of Fit Indeks

Cut of Value Hasil Analisis Evaluasi Model

Chi Square

Probability

GFI

AGFI

TLI

CFI

CMIN/DF

RMSEA

176,294

>0.050

> 0.90

> 0.90

> 0.95

> 0.95

< 2.00

< 0.08

146,597

0,471

0,928

0,906

0,999

0,999

1,004

0,005

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Sumber : data primer yang diolah, 2006

Page 77: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

77

Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat ditunjukkan bahwa nilai chi – square

pada analisis faktor konfirmatori memperoleh nilai sebesar 146,597 masih

dibawah chi square tabel untuk derajat kebebasan 5 pada tingkat signifikan 5 %

sebesar 176,294. Nilai probabilitas sebesar 0,471 yang mana nilai tersebut diatas

0,05. CMIN/DF sebesar 1,004 sehingga masih dibawah 2,00 ; GFI sebesar 0,999

yaitu lebih besar dari 0,90 ; TLI sebesar 0,999 yang mana masih di atas 0,95 ; CFI

sebesar 0,928 yang mana nilainya masih di atas 0,90 dan RMSEA sebesar 0,005

yang mana nilai tersebut masih di bawah 0,08. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

konstruk memenuhi kriteria model fit. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol

yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan antara matriks kovarian sampel

dengan matriks kovarian populasi yang diestimasi dapat diterima. Maka dapat

dikatakan bahwa semua variabel laten pada model penelitian dapat diterima dan

dapat dilakukan analisis selanjutnya.

4.2.3. Pengujian Regression Weight Faktor Konfirmatori

Pengujian Regression Weight adalah digunakan untuk pengujian hipotesa

mengenai kausalitas, dengan pengujian ini pula dapat diketahui mengetahui

apakah hubungan kausalitas yang disajikan dalam model dapat diterima. Pada

tabel 4.11 berikut disajikan pengujian Regression Weight secara lebih lengkap.

Page 78: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

78

Tabel 4. 11

Hasil Pengujian Regression Weight

Estimate S.E. C.R. P X1 <-- Iklim Psikologis 1,000 X2 <-- Iklim Psikologis 1,579 0,237 6,664 0,000 X3 <-- Iklim Psikologis 1,513 0,235 6,449 0,000 X4 <-- Iklim Psikologis 1,071 0,180 5,943 0,000 X5 <-- Iklim Psikologis 1,164 0,209 5,562 0,000 X6 <-- Iklim Psikologis 1,057 0,183 5,759 0,000 X10 <-- Kepuasan Kerja 1,000 X11 <-- Kepuasan Kerja 1,157 0,207 5,599 0,000 X12 <-- Kepuasan Kerja 1,122 0,217 5,159 0,000 X13 <-- Kepuasan Kerja 1,085 0,218 4,986 0,000 X14 <-- Kepuasan Kerja 1,113 0,209 5,328 0,000 X15 <-- Kinerja Karyawan 1,000 X16 <-- Kinerja Karyawan 1,193 0,187 6,386 0,000 X17 <-- Kinerja Karyawan 1,298 0,201 6,466 0,000 X18 <-- Kinerja Karyawan 1,118 0,181 6,191 0,000 X19 <-- Kinerja Karyawan 1,025 0,174 5,877 0,000 X7 <-- Keterlibatan Kerja 1,000 X8 <-- Keterlibatan Kerja 0,912 0,182 5,004 0,000 X9 <-- Keterlibatan Kerja 0,917 0,182 5,032 0,000 Sumber : data primer yang diolah, 2006

Berdasarkan hasil pada tabel 4.11 di atas, juga terlihat bahwa setiap

indikator atau dimensi pembentuk masing-masing variabel laten menunjukkan

hasil yang memenuhi kriteria yaitu nilai Critical Ratio (CR) >1.96 dengan

Probability (P) lebih kecil dari pada 0,05. Berdasarkan hasil ini, maka dapat

dikatakan bahwa indikator-indikator pembentuk variabel laten telah menunjukkan

unidimensionalitas atau kumpulan dimensi konfirmatori faktor betul terjadi

unidimensi antara indikator pembentuk suatu serangkaian yang tidak dapat

dipisahkan.

Apabila hasil olah data menunjukkan nilai yang memenuhi syarat tersebut,

maka hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima. Secara rinci pengujian

Page 79: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

79

hipotesis penelitian akan dibahas secara bertahap sesuai dengan hipotesis yang

telah diajukan. Pada penelitian ini diajukan tiga hipotesis yang selanjutnya

pembahasannya dilakukan dibagian berikut.

4.2.4. Analisis Struktural Equation Modeling

Analisis selanjutnya setelah analisis konfirmatori adalah analisis Structural

Equation Modeling (SEM) secara Full Model. Hasil pengolahan data untuk

analisis SEM terlihat pada gambar 4.2, tabel 4.12. Setelah tahap dalam analisis

faktor konfirmatori terbukti memenuhi kriteria fit (goodness of fit) langkah

selanjutnya adalah melakukan estimasi model struktural dengan analisis full

model. Untuk lebih jelasnya dapat disajikan pada gambar 4.2 berikut ini.

Page 80: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

80

Gambar 4. 2

Structural Equation Modeling

Sumber: dikembangkan untuk tesis ini

Berdasarkan hasil pengamatan pada gambar pada grafik analisis faktor full

model dapat ditunjukkan bahwa model layak diuji dan dianalisis lebih lanjut.

Keputusan ini ditandai dengan nilai dari hasil perhitungan memenuhi kriteria

Iklim Psikologis

.27X1e1

.52.55

X2e2

.74.53X3e3 .73

.37X4e4

.61

.31X5e5

.56

.34X6e6

.58

.41

Kepuasan Kerja

.27X10

e10

.52

.41X11

e11

.64

.32X12

e12

.57

.29X13

e13

.54

.34X14

e14

.58

.74

Kinerja Karyawan

.29X15 e15

.53.46

X16 e16

.68.50

X17 e17.71

.42X18 e18

.65

.35X19 e19

.59

UJI HIPOTESAChi-Square=151.829

Probability=.375CMIN/DF=1.033

GFI=.926TLI=.994CFI=.994

RMSEA=.013AGFI=.904

.33

Keterlibatan Kerja

.42x7

e7

.65

.31x8

e8

.55

.29x9

e9

.54

z2

z3

z1

.57

.64

.31

.32

.40

Page 81: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

81

layak (fit). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa konstruk memenuhi kriteria

model fit yang ditandai nilai observed (indikator) di atas 0,5 sehingga tidak

satupun observed (indikator) yang didrop (dibuang). Hasil tersebut menunjukkan

konstruk dapat dianalisis lebih lanjut.

4.2.5. Pengujian Kelayakan Model AMOS (Goodness of fit)

Pada tahap analisis faktor konfirmatori penilaian goodness of fit sudah

dilakukan, pada tahap ini pula perlu dilakukan. Hal ini mempunyai tujuan utama

yaitu mengetahui sampai sejauh mana model yang dihipotesiskan dan sudah

terpenuhi faktor konfirmatori tersebut “fit” atau sesuai dengan sampel data. Jika

didapatkan Goodness of Fit yang jelek, langkah selanjutnya adalah mendeteksi

sumber penyebab “misfit”. Untuk lebih jelasnya pengujian kelayakan model

(Goodness of Fit) dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini.

Tabel 4. 12

Hasil Pengujian Kelayakan Model

Goodness of Fit Indeks

Cut of Value Hasil Analisis Evaluasi Model

Chi Square Probability GFI AGFI TLI CFI CMIN/DF RMSEA

176,294 >0.050 > 0.90 > 0.90 > 0.95 > 0.95 < 2.00 < 0.08

151,829 0,375 0,926 0,904 0,994 0,994 1,033 0,013

Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Sumber : data primer yang diolah,2006

Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat ditunjukkan bahwa nilai chi – square

pada analisis faktor full model memperoleh nilai sebesar 151,829 masih dibawah

chi square tabel untuk derajat kebebasan 5 pada tingkat signifikan 5 % sebesar

176,294. Nilai probabilitas sebesar 0,375 yang mana nilai tersebut di atas 0,05.

Page 82: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

82

CMIN/DF sebesar 1,033 sehingga masih dibawah 2,00 ; GFI sebesar 0,926 yaitu

lebih besar dari 0,90 ; TLI sebesar 0,994 yang mana masih di atas 0,95 ; CFI

sebesar 0,994 yang mana nilainya masih di atas 0,90 dan RMSEA sebesar 0,013

yang mana nilai tersebut masih di bawah 0,08. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

konstruk memenuhi kriteria model fit. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol

yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan antara matriks kovarian sampel

dengan matriks kovarian populasi yang diestimasi dapat diterima. Maka dapat

dikatakan bahwa semua variabel laten pada model penelitian dapat diterima dan

dapat dilakukan analisis selanjutnya.

4.2.6. Pengujian Regression Weight pada Full Model

Pengujian Regression Weight adalah digunakan untuk pengujian hipotesa

mengenai kausalitas, dengan pengujian ini pula dapat diketahui mengetahui

apakah hubungan kausalitas yang disajikan dalam model dapat diterima. Pada

tabel 4.13 berikut disajikan pengujian Regression Weight secara lebih lengkap.

Page 83: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

83

Tabel 4. 13

Regression Weights

Estimate S.E. C.R. P

Keterlibatan Kerja <-- Iklim Psikologis 0,680 0,157 4,322 0,000

Kepuasan Kerja <-- Iklim Psikologis 0,674 0,157 4,286 0,000

Kinerja Karyawan <-- Keterlibatan Kerja 0,290 0,118 2,453 0,014

Kinerja Karyawan <-- Kepuasan Kerja 0,345 0,130 2,657 0,008

Kinerja Karyawan <-- Iklim Psikologis 0,455 0,156 2,912 0,004

X1 <-- Iklim Psikologis 1,000

X2 <-- Iklim Psikologis 1,581 0,238 6.649 0,000

X3 <-- Iklim Psikologis 1,516 0,235 6,442 0,000

X4 <-- Iklim Psikologis 1,065 0,180 6,910 0,000

X5 <-- Iklim Psikologis 1,166 0,210 5,553 0,000

X6 <-- Iklim Psikologis 1,062 0,184 5,759 0,000

X10 <-- Kepuasan Kerja 1,000

X11 <-- Kepuasan Kerja 1,171 0,211 5,546 0,000

X12 <-- Kepuasan Kerja 1,134 0,222 5,110 0,000

X13 <-- Kepuasan Kerja 1,100 0,222 4,948 0,000

X10 <-- Kepuasan Kerja 1,125 0,213 5,272 0,000

X15 <-- Kinerja Karyawan 1,000

X16 <-- Kinerja Karyawan 1,193 0,187 6,384 0,000

X17 <-- Kinerja Karyawan 1,299 0,201 6,464 0,000

X18 <-- Kinerja Karyawan 1,121 0,181 6,195 0,000

X19 <-- Kinerja Karyawan 1,025 0,174 5,875 0,000

X7 <-- Keterlibatan Kerja 1,000

X8 <-- Keterlibatan Kerja 1,000 0,197 5,073 0,000

X9 <-- Keterlibatan Kerja 0,972 0,193 5,030 0,000

Sumber : data primer yang diolah, 2006

Page 84: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

84

Berdasarkan hasil pada tabel 4.13 di atas, juga terlihat bahwa setiap

indikator atau dimensi pembentuk masing-masing variabel laten menunjukkan

hasil yang memenuhi kriteria yaitu nilai Critical Ratio (CR) >1.96 dengan

Probability (P) lebih kecil dari pada 0,05. Berdasarkan hasil ini, maka dapat

dikatakan bahwa indikator-indikator pembentuk variabel laten telah menunjukkan

unidimensionalitas atau kumpulan dimensi konfirmatori faktor betul terjadi

unidimensi antara indikator pembentuk suatu serangkaian yang tidak dapat

dipisahkan.

Apabila hasil olah data menunjukkan nilai yang memenuhi syarat tersebut,

maka hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima. Secara rinci pengujian

hipotesis penelitian akan dibahas secara bertahap sesuai dengan hipotesis yang

telah diajukan. Pada penelitian ini diajukan tiga hipotesis yang selanjutnya

pembahasannya dilakukan dibagian berikut.

4.2.6.1. Evaluasi Outlier Univariate

Pengujian ada tidaknya outlier univariate dilakukan dengan

menganalisis nilai Z score dari data penelitian yang digunakan. Apabila

terdapat nilai Z score berada pada rentang 3 sampai dengan 4, maka data

tersebut akan dikategorikan sebagai outlier (Augusty Ferdinand, 2000, p.95).

Untuk lebih jelasnya evaluasi outlier univariate dapat dilihat pada tabel 4.14.

Page 85: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

85

Tabel 4. 14

Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Zscore(X1) 190 -2.53868 1.59279 1.856154E-16 1.0000000

Zscore(X2) 190 -3.30877 1.37578 3.608225E-16 1.0000000

Zscore(X3) 190 -3.34033 1.43157 1.705233E-15 1.0000000

Zscore(X4) 190 -2.74718 1.80153-1.6792123E-15 1.0000000

Zscore(X5) 190 -3.10283 1.65919 2.810252E-16 1.0000000

Zscore(X6) 190 -2.52441 1.83593 2.812854E-15 1.0000000

Zscore(X7) 190 -3.51461 1.88811 2.061936E-15 1.0000000

Zscore(X8) 190 -3.08972 1.53999 3.119900E-15 1.0000000

Zscore(X9) 190 -3.08717 1.54602 2.921274E-15 1.0000000

Zscore(X10) 190 -4.20315 1.65454-1.3177393E-15 1.0000000

Zscore(X11) 190 -3.18288 1.94210 5.993470E-16 1.0000000

Zscore(X12) 190 -2.06157 1.70476 2.808084E-15 1.0000000

Zscore(X13) 190 -1.99262 1.71005 6.158268E-16 1.0000000

Zscore(X14) 190 -3.09094 1.77064-9.5062846E-16 1.0000000

Zscore(X15) 190 -3.09804 1.61098 1.447193E-15 1.0000000

Zscore(X16) 190 -2.48633 1.50862 1.346145E-15 1.0000000

Zscore(X17) 190 -3.30723 1.46765 1.191755E-15 1.0000000

Zscore(X18) 190 -3.52184 1.55517 6.314393E-16 1.0000000

Zscore(X19) 190 -3.56855 1.50648 1.608956E-15 1.0000000

Valid N (listwise) 190

Sumber : data primer yang diolah, 2006 Berdasarkan hasil pengolahan data untuk pengujian ada tidaknya outlier

ada pada tabel 4.14 di atas dapat ditunjukkan bahwa data tidak terjadi problem

outlier univariate. Pembuktiannya adalah ditandai dengan nilai Z skore dibawah 3

atau tidak berada pada rentang 3 sampai dengan 4. Pada tabel di atas nilai kolom

maksimum dan minimum tidak ada yang melebihi ± 3,0.

4.2.6.2. Evaluasi Outlier Multivariate

Page 86: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

86

Outliers merupakan observasi atau data yang memiliki karakteristik unik

yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi yang lain dan muncul

dalam bentuk nilai ekstrim, baik untuk sebuah variabel tunggal maupun variabel-

variabel kombinasi (Hair,dkk.,1995,p.57-58). Adapun outliers dapat dievaluasi

dengan dua cara, yaitu analisis terhadap univariate outliers dan analisis terhadap

multivariate outliers (Hair,dkk.,1995,p.58-59).

Outlier pada tingkat multivariate dapat dilihat dari jarak Mahalanobis

(Mahalanobis Distance). Perhitungan jarak mahalanobis bisa dilakukan dengan

menggunakan program Komputer AMOS 4.01. Dari hasil pengolahan data dapat

diketahui bahwa jarak mahalanobis minimal adalah 16,314 dan maksimal adalah

75,515. Berdasarkan nilai chi-square dengan derajat bebas 19 (jumlah variabel)

pada tingkat signifikansi 0,001 yaitu 36,190 ; maka nilai mahalanobis yang

melebihi 36,190 pada Tabel mahalanobis (Augusty Ferdinand, 2000) terdapat

Outlier. Sehingga disimpulkan terdapat Outlier pada pengolahan data ini, yaitu

terdapat pada 14 observasi.

Namun dalam analisis ini outliers yang ditemukan tidak akan dihilangkan

dari analisis karena data tersebut menggambarkan keadaan yang sesungguhnya

dan tidak ada alasan khusus dari profil responden yang menyebabkan harus

dikeluarkan dari analisis tersebut (Augusty Ferdinand, 2000, p.98-104). Data

mahalanobis distance dapat dilihat dalam lampiran output.

Page 87: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

87

4.2.6.3. Uji Normalitas Data

Pengujian data selanjutnya adalah dengan menganalisis tingkat normalitas

data yang digunakan dalam penelitian ini. Asumsi normalitas data harus dipenuhi

agar data dapat diolah lebih lanjut untuk pemodelan SEM. Normalitas univariate

dan multivariate data yang digunakan dalam analisis ini dapat diuji normalitasnya,

seperti yang disajikan dalam tabel 4.15.

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan kriteria critical ratio

sebesar ± 2,58 pada tingkat signifikansi 0,01 (1 %) (Imam Ghozali, 2004, p. 105),

sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada data yang menyimpang. Uji

normalitas data untuk setiap indikator terbukti normal. Hair, dkk., (1995, p.644)

menyatakan bahwa data yang normal secara multivariate pasti normal pula secara

univariate. Namun sebaliknya, jika secara keseluruhan data normal secara

univariate, tidak menjamin akan normal pula secara multivariate.

Pengujian normalitas secara univariate ini adalah dengan mengamati nilai

skewness data yang digunakan, apabila nilai CR pada skewness data berada

diantara rentang antara + 2,58 pada tingkat signifikansi 0.01, maka data penelitian

yang digunakan dapat dikatakan normal. Hasil pengujian normalitas data

ditampilkan pada tabel 4.15.

Page 88: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

88

Tabel 4. 15

Normalitas Data

Assessment of normality (Group number 1) min Max skew c.r. Kurtosis c.r.

X9 2 7 - 0,586 - 3,299 - 0,029 - 0,080 X8 2 7 - 0,295 - 1,660 - 0,217 - 0,610 X7 2 7 - 0,360 - 2,024 0,637 1,792

X19 2 7 - 0,876 - 4,930 0,667 1,877 X18 2 7 - 0,612 - 3,442 0,397 1,118 X17 2 7 - 0,512 - 2,882 0,123 0,345 X16 2 7 - 0,399 - 2,246 - 0,441 - 1,240 X15 2 7 - 0,357 - 2,011 - 0,247 - 0,694 X14 2 7 - 0,685 - 3,853 0,498 1,403 X13 3 7 - 0,180 - 1,010 -0,594 - 1,671 X12 3 7 - 0,383 - 2,155 -0,594 -1,673 X11 2 7 - 0,589 - 3,312 0,155 0,436 X10 1 7 - 1,022 - 5,750 1,679 4,723 X6 3 7 - 0,334 - 1,882 0,052 0,147 X5 2 7 - 0,447 - 2,514 -0,122 -0,344 X4 3 7 - 0,398 - 2,237 -0,025 -0,070 X3 2 7 - 0,581 - 3,270 0,088 0,249 X2 2 7 - 0,711 - 4,000 0,259 0,636 X1 3 7 - 0,074 - 0,415 0,256 -0,728 Multivariate 83,603 20,397

Sumber : data primer yang diolah, 2006 Berdasarkan hasil pengolahan data secara multivariate yang ditampilkan

pada tabel 4.15. terlihat bahwa terdapat nilai C.R. untuk skewness yang berada

diluar rentang + 2.58 yaitu, 4,723 (X10), dan jumlah multivariate 20,397. Dengan

demikian maka dapat dikatakan bahwa data penelitian yang telah digunakan

memenuhi persyaratan normalitas data secara multivariate kecuali data pada X10

yang nilainya melebihi dari 2,58.

Page 89: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

89

4.2.6.4. Evaluasi atas Multikolinearitas dan Singularitas

Pengujian data selanjutnya adalah untuk melihat apakah terdapat

multikolinearitas dan singularitas dalam sebuah kombinasi variabel. Indikasi

adanya multikolinearitas dan singularitas dapat diketahui melalui nilai determinan

matriks kovarians yang benar-benar kecil, atau mendekati nol. Dari hasil

pengolahan data nilai determinan matriks kovarians sampel adalah :

Determinant of sample covariance matrix = 0,006

Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut dapat diketahui nilai

determinan matriks kovarians sampel adalah kecil namun demikian nilainya

masih lebih besar dari nol. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data

penelitian yang digunakan tidak terdapat multikolinearitas dan singularitas.

4.2.6.5. Uji Kesesuaian dan Uji Statistik

Pengujian kesesuaian model penelitian adalah untuk menguji seberapa baik

tingkat goodness of fit dari model penelitian. Penilaian ini menggunakan beberapa

kriteria yang disyaratkan oleh SEM. Dari hasil pengolahan data kemudian

dibandingkan dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan, uji kesesuaian model

ditampilkan dalam tabel 4.9.

Dari hasil pengujian diatas dapat diketahui bahwa dari delapan kriteria

yang ada, semuanya memiliki penilaian yang baik. Dengan hasil ini maka dapat

dikatakan bahwa model penelitian memiliki tingkat goodness of fit yang baik.

4.2.6.6. Interpretasi dan Modifikasi Model

Untuk menilai sebuah model penelitian yang baik, dapat dilakukan dengan

menganalisis nilai Standardized Residual Covariance yang kecil. Nilai + 2,58

Page 90: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

90

dengan taraf signifikansi 5 % (Hair,dkk.p.644), merupakan batas nilai

standardized residual yang disyaratkan. Hasil pengolahan data untuk analisis

model penelitian ditampilkan pada tabel 4.16.

Tabel 4. 16

Standardized Residual Covariance

x9 x8 x7 X19 X18 X17 X16 X15 X14 X13 x9 0.000 -0.131 0.026 0.378 1.000 -0.153 -1.236 0.562 1.497 0.589 x8 -0.131 0.000 0.065 -0.444 0.978 0.132 -0.211 0.622 -0.300 0.489 x7 0.026 0.065 0.000 0.216 -0.127 0.342 -0.695 1.864 1.387 0.464 X19 0.378 -0.444 0.216 0.030 0.315 -0.235 0.528 -0.492 0.617 0.592 X18 1.000 0.978 -0.127 0.315 0.037 0.293 -0.139 -0.432 1.626 -0.510 X17 -0.153 0.132 0.342 -0.235 0.293 0.044 0.431 -0.587 0.073 -0.541 X16 -1.236 -0.211 -0.695 0.528 -0.139 0.431 0.040 0.172 0.064 0.790 X15 0.562 0.622 1.864 -0.492 -0.432 -0.587 0.172 0.024 0.830 -0.213 X14 1.497 -0.300 1.387 0.617 1.626 0.073 0.064 0.830 0.000 0.381 X13 0.589 0.489 0.464 0.592 -0.510 -0.541 0.790 -0.213 0.381 0.000 X12 0.856 -0.130 0.811 0.556 -0.210 0.486 0.294 -0.156 -1.058 0.327 X11 -0.194 -1.397 2.179 -0.575 -0.003 -0.446 -0.661 -0.417 -0.463 0.258 X10 0.272 0.486 2.467 0.207 -0.336 0.600 -0.027 1.652 -0.131 -0.920 X6 0.330 -0.099 0.739 1.085 -0.096 0.197 -0.698 1.068 0.538 0.001 X5 -0.279 -0.970 0.140 -0.099 0.351 -0.191 -0.524 0.189 1.101 -0.535 X4 -0.102 -0.942 -1.081 -1.559 -0.731 -0.890 -0.667 -0.617 1.021 -0.355 X3 0.969 -0.153 -0.292 -0.063 -0.906 0.729 -0.142 -0.198 1.214 -0.479 X2 -0.105 0.237 -0.031 0.085 0.247 -0.049 0.749 0.546 0.167 0.557 X1 -0.362 -0.297 -0.786 -0.636 -0.390 -0.132 0.310 2.372 0.401 -1.084

X1 X12 X11 X10 X6 X5 X4 X3 X2 x9 -0.362 0.856 -0.194 0.272 0.330 -0.279 -0.102 0.969 -0.105 x8 -0.297 -0.130 -1.397 0.486 -0.099 -0.970 -0.942 -0.153 0.237 x7 -0.786 0.811 2.179 2.467 0.739 0.140 -1.081 -0.292 -0.031 X19 -0.636 0.556 -0.575 0.207 1.085 -0.099 -1.559 -0.063 0.085 X18 -0.390 -0.210 -0.003 -0.336 -0.096 0.351 -0.731 -0.906 0.247 X17 -0.132 0.486 -0.446 0.600 0.197 -0.191 -0.890 0.729 -0.049 X16 0.310 0.294 -0.661 -0.027 -0.698 -0.524 -0.667 -0.142 0.749 X15 2.372 -0.156 -0.417 1.652 1.068 0.189 -0.617 -0.198 0.546 X14 0.401 -1.058 -0.463 -0.131 0.538 1.101 1.021 1.214 0.167 X13 -1.084 0.327 0.258 -0.920 0.001 -0.535 -0.355 -0.479 0.557 X12 -0.414 0.000 1.230 -0.454 -0.155 -1.172 -0.281 -0.48 -0.678 X11 -0.958 1.230 0.000 0.423 -0.727 -0.451 -0.813 -1.032 -0.473 X10 1.031 -0.454 0.423 0.000 -0.425 0.532 0.729 1.594 -0.267 X6 0.029 -0.155 -0.727 -0.425 0.000 0.245 0.089 0.029 -0.427 X5 -0.998 -1.172 -0.451 0.532 0.245 0.000 1.262 -0.067 -0.113 X4 0.652 -0.281 -0.813 0.729 0.089 1.262 0.000 0.159 -0.203

Page 91: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

91

X3 -0.213 -0.480 -1.032 1.594 0.029 -0.067 0.159 0.000 -0.005 X2 0.519 -0.678 -0.473 -0.267 -0.427 -0.113 -0.203 -0.005 0.000 X1 0.000 -0.414 -0.958 1.031 0.029 -0.998 0.652 -0.213 0.519

Sumber : Data primer yang diolah,2006

Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini tidak menunjukkan adanya

nilai standardized residual covariance yang melebihi + 2,58 (Ferdinand, 2002).

Hasil di atas menunjukkan bahwa data tidak perlu dilakukan modifikasi terhadap

model yang dikembangkan dalam penelitian ini.

4.3. Uji Reliabilitas dan Variance Extract

Penilaian unidimensionalitas dan reliabilitas dilakukan untuk apakah suatu

indikator memiliki derajat kesesuaian yang baik dalam sebuah model 1

dimensi. Unidimensionalitas sendiri merupakan asumsi yang digunakan dalam

menghitung reliabilitas. Reliabilitas adalah ukuran konsistensi dari indikator

dalam mengindikasikan sebuah konstruk. Pada dasarnya uji reliabilitas

(reliability) menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur yang dapat memberikan

hasil yang relatif sama apabila dilakukan pengukuran kembali pada subyek

yang sama.

Ada dua cara yang dapat digunakan yaitu dengan melihat construct reliability

dan variance extracted, yang kedua hal ini memiliki Cut Off Value yaitu

masing-masing minimal 0.70 dan 0.50. Meskipun demikian nilai-nilai cut off

value tersebut bukan angka mati. Hasil perhitungan dari pengujian construct

reliability dan variance extracted diuraikan pada bagian berikut.

1. Construct Reliability.

Construct Reliability didapatkan dari rumus Hair, dkk.,(1995,p.642):

Page 92: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

92

j loading) edstandardiz (loading) edstandardiz ( Re 2

2

ε∑+∑∑

=liabilityConstruc …… ( 2 )

Keterangan :

- Standard Loading diperoleh dari standardized loading untuk tiap-tiap

indikator yang didapat dari hasil perhitungan komputer.

- ∑ εj adalah measurement error setiap indikator. Measurement error dapat

diperoleh dari 1 – reliabilitas indikator. Tingkat reliabilitas yang dapat

diterima adalah ≥ 0,7.

2. Variance Extract

Variane extract menunjukkan jumlah varians dari indikator yang

diekstraksi oleh variabel laten yang dikembangkan. Nilai variance extract

yang dapat diterima adalah minimum 0,50. Persamaan variance extract

adalah:

j loading edstandardiz loading edstandardiz Extract 2

2

ε∑+∑∑

=Variance

Keseluruhan hasil pengujian terhadap reliabilitas dan variance

extract selanjutnya tersaji pada tabel 4.17.

Tabel 4. 17

Uji Reliability dan Variance Extract

LOADING LOADING2 ERROR 1-ERROR (Σ LOADING)2 RELIABEL. VAR.EXT

Iklim Psikologis X1 0.52 0.4690 0.27 0.73 13.9876 0.7940 0.5027X2 0.74 0.7540 0.55 0.45 X3 0.73 0.7280 0.53 0.47 x4 0.61 0.5700 0.37 0.63 x5 0.56 0.5110 0.31 0.69 x6 0.58 0.6380 0.34 0.66 JUMLAH 3.74 3.6700 2.37 3.63 Keterlibatan Kerja

Page 93: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

93

x7 0.65 0.7160 0.42 0.58 3.0276 0.6046 0.4911x8 0.55 0.6060 0.31 0.69 x9 0.54 0.5890 0.29 0.71 JUMLAH 1.74 1.9110 1.02 1.98 Kepuasan Kerja x10 0.52 0.6680 0.27 0.73 8.1225 0.8024 0.6243x11 0.64 0.7060 0.41 0.59 x12 0.57 0.6210 0.32 0.68 x13 0.54 0.6920 0.29 0.71 x14 0.58 0.6370 0.34 0.66 JUMLAH 2.85 3.3240 1.00 2.00 Kinerja Karyawan x15 0.53 0.6820 0.29 0.71 9.9856 0.7672 0.5062x16 0.68 0.5590 0.46 0.54 x17 0.71 0.5980 0.5 0.50 x18 0.65 0.5180 0.42 0.58 x19 0.59 0.7490 0.3 0.70 JUMLAH 3.16 3.1060 1.97 3.03

Sumber : data primer yang diolah, 2006 Berdasarkan pengamatan pada tabel 4.17 tampak bahwa masih terdapat

nilai reliabilitas yang lebih kecil dari 0,70 yaitu pada variabel keterlibatan kerja.

Begitu pula pada uji variance extract juga ditemukan nilai yang berada di bawah

0,50 yaitu pada semua konstruk keterlibatan kerja. Hasil pengujian ini

menunjukkan indikator – indikator pada konstruk keterlibatan kerja yang dipakai

sebagai observed variable bagi konstruk atau variabel latennya belum mampu

menjelaskan konstruk atau variabel laten yang dibentuknya.

4.4. Pengujian Hipotesis Penelitian

Tahap pengujian hipotesis ini adalah untuk menguji hipotesis penelitian

diajukan pada Bab II. Pengujian hipotesis ini didasarkan atas pengolahan data

penelitian dengan menggunakan analisis SEM, dengan cara menganalisis nilai

regresi yang ditampilkan pada tabel 4.13. Pengujian hipotesis ini adalah dengan

menganalisis nilai C.R dan nilai P hasil olah data, dibandingkan dengan batasan

statistik yang disyaratkan, yaitu diatas 1.96 untuk nilai CR dan dibawah 0.05

Page 94: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

94

untuk nilai P. Apabila hasil olah data menunjukkan nilai yang memenuhi syarat

tersebut, maka hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima. Secara rinci

pengujian hipotesis penelitian akan dibahas secara bertahap sesuai dengan

hipotesis yang telah diajukan. Pada penelitian ini diajukan lima hipotesis yang

selanjutnya pembahasannya dilakukan dibagian berikut. Selanjutnya hasil uji dari

tiap-tiap hipotesis di atas akan disajikan secara ringkas pada tabel 4.18 tentang

kesimpulan hipotesis di bawah ini.

Tabel 4. 18

Kesimpulan Hipotesis

Hipotesis Hasil Uji

H1 Iklim psikologis berpengaruh positif terhadap keterlibatan

kerja

Diterima

H2 Keterlibatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan

Diterima

H3 Iklim psikologis berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja Diterima

H4 Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan

Diterima

H5 Iklim psikologis berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan

Diterima

Sumber : data primer yang diolah, 2006

4.4.1. Uji Hipotesis I

Hipotesis I pada penelitian ini adalah iklim psikologis berpengaruh positif

terhadap keterlibatan kerja. Dari pengolahan data diketahui bahwa nilai CR pada

hubungan antara variabel iklim psikologis dengan keterlibatan kerja yang tampak

pada tabel 4.13 adalah sebesar 4.444 dengan nilai P sebesar 0.000. Kedua nilai ini

Page 95: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

95

menunjukkan nilai diatas 1.96 untuk CR dan dibawah 0.05 untuk nilai P, dengan

demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis I penelitian ini dapat diterima

4.4.2. Uji Hipotesis II

Hipotesis II pada penelitian ini adalah keterlibatan kerja berpengaruh

positif terhadap kinerja karyawan. Dari pengolahan data diketahui bahwa nilai CR

hubungan antara variabel keterlibatan dengan kinerja karyawan adalah sebesar

2,432 dengan nilai P sebesar 0.015. Kedua nilai ini memberikan informasi bahwa

pengaruh variabel keterlibatan kerja terhadap kinerja karyawan dapat diterima,

karena memenuhi syarat diatas 1.96 untuk CR dan dibawah 0.05 untuk nilai P,

dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis II penelitian ini dapat diterima.

4.4.3. Uji Hipotesis III

Hipotesis III pada penelitian ini adalah iklim psikologis berpengaruh positif

terhadap kepuasan kerja. Dari pengolahan data diketahui bahwa nilai CR

hubungan antara variabel iklim psikologis dengan kepuasan kerja adalah sebesar

4,405 dengan nilai P sebesar 0.000. Kedua nilai ini memberikan informasi bahwa

pengaruh variabel iklim psikologis terhadap kepuasan kerja dapat diterima, karena

memenuhi syarat diatas 1.96 untuk CR dan dibawah 0.05 untuk nilai P, dengan

demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis III penelitian ini dapat diterima.

4.4.4. Uji Hipotesis IV

Hipotesis IV pada penelitian ini adalah kepuasan kerja berpengaruh positif

terhadap kinerja karyawan. Dari pengolahan data diketahui bahwa nilai CR

Page 96: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

96

hubungan antara variabel kepuasan kerja dengan kinerja karyawan adalah sebesar

2,572 dengan nilai P sebesar 0.010. Kedua nilai ini memberikan informasi bahwa

pengaruh variabel kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dapat diterima,

karena memenuhi syarat diatas 1.96 untuk CR dan dibawah 0.05 untuk nilai P,

dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis IV penelitian ini dapat

diterima.

4.4.5. Uji Hipotesis V

Hipotesis V pada penelitian ini adalah iklim psikologis berpengaruh positif

terhadap kinerja karyawan. Dari pengolahan data diketahui bahwa nilai CR

hubungan antara variabel iklim psikologis dengan kinerja karyawan adalah

sebesar 2,712 dengan nilai P sebesar 0.010. Kedua nilai ini memberikan informasi

bahwa pengaruh variabel iklim psikologis terhadap kinerja karyawan dapat

diterima, karena memenuhi syarat diatas 1.96 untuk CR dan dibawah 0.05 untuk

nilai P, dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis V penelitian ini dapat

diterima.

Page 97: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

97

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

Dalam rangka membangun iklim psikologis, kepuasan kerja dan

keterlibatan kerja dalam meningkatkan kinerja karyawan. Penjelasan mengenai

kesimpulan dan implikasi kebijakan tersebut selanjutnya akan di bahas lebih

terperinci di bawah ini.

5.1 Kesimpulan Penelitian

5.1.1 Kesimpulan Penelitian 1

Hipotesis 1 : Iklim psikologis berpengaruh positif terhadap keterlibatan kerja.

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa hipotesis 1

diterima secara signifikan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa terdapat

pengaruh positif antara iklim psikologis terhadap keterlibatan kerja. Hasil

penelitian ini mendukung penelitian Lidell & Brandt (2000); Brown & Leigh,

(1996).

5.1.2 Kesimpulan Penelitian 2

Hipotesis 2 : Keterlibatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa hipotesis 2

diterima secara signifikan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa terdapat

pengaruh positif antara keterlibatan kerja terhadap kinerja karyawan yang

signifikan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Probst, (2000); Perrot,

2002).

Page 98: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

98

5.1.3 Kesimpulan Penelitian 3

Hipotesis 3 : Iklim psikologis berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja.

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa hipotesis 3

diterima secara signifikan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa terdapat

pengaruh positif antara iklim psikologis terhadap kepuasan kerja yang signifikan.

Hasil ini mendukung penelitian French, (1994); Parker et al., (2003).

5.1.4 Kesimpulan Penelitian 4

Hipotesis 4 : Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

Hasil pengujian membuktikan bahwa hipotesis 4 diterima secara

signifikan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini mendukung

penelitian Ostroff (1992); DeCarlo & Agarwal, (1999).

5.1.5 Kesimpulan Penelitian 5

Hipotesis 5 : Iklim psikologis berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

Hasil pengujian membuktikan bahwa hipotesis 5 diterima secara

signifikan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa iklim psikologis

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian French, (1994); Brown dan Leigh (1996).

5.2 Kesimpulan Masalah Penelitian

Seperti yang telah diuraikan dalam Bab I bahwa PT CocaCola Bottling

Indonesia kurangnya keterbukaan tersebut berdampak pula pada ketidakpuasan

karyawan dalam beberapa aspek pengelolaan SDM dan terjadi penurunan jumlah

tenaga kerja, meningkatnya total turnover serta indispliner sehingga

Page 99: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

99

mengakibatkan turunnya produktivitas, sehingga dapat mengurangi kesempatan

untuk memenuhi kebutuhan intrinsik karyawan, seperti kebutuhan untuk

mengembangkan diri, prestasi dan mengekspresikan diri. Kurangnya kesempatan

untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat mempengaruhi keterlibatan kerja

karyawan Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan iklim psikologis karyawan yaitu

bagaimana persepsi karyawan terhadap lingkungan atau situasi kerja yang dapat

mempengaruhi perilaku serta sikap individu anggota organisasi. Dari masalah

penelitian tersebut maka timbul pertanyaan penelitian sebagai berikut :

6. Apakah iklim psikologis dapat mempengaruhi keterlibatan kerja?

7. Apakah keterlibatan kerja berpengaruh pada kinerja karyawan?

8. Apakah iklim psikologis dapat mempengaruhi kepuasan kerja?

9. Apakah kepuasan kerja berpengaruh pada kinerja karyawan?

10. Apakah iklim psikologis berpengaruh terhadap kinerja karyawan?

Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa ketelibatan kerja dan

kepuasan kerja dipengaruhi oleh iklim psikologis. Kepuasan kerja merupakan

faktor terbesar yang dipengaruhi oleh peningkatan iklim psikologis. Hal ini

menunjukkan bahwa indikator variabel iklim psikologis seperti dukungan (X1),

otonomi (X2) pengakuan (X3), kohesi X4, dan inovasi X5, serta tekanan (X6)

merupakan elemen-elemen yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam

meningkatkan ketelibatan kerja dan kepuasan kerja, khususnya kepuasan kerja.

Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa kinerja karyawan

dipengaruhi oleh iklim psilologis, keterlibatan kerja dan kepuasan kerja.

Kepuasan kerja merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi oleh peningkatan

Page 100: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

100

kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa indikator variabel kepuasan kerja

seperti gaji (X10), promosi (X11), rekan kerja (X12), penyelia (X13), dan

pekerjaan itu sendiri (X14) merupakan elemen-elemen yang harus diperhatikan

oleh perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan.

Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa faktor terbesar kedua yang

mempengaruhi peningkatkan kinerja karyawan adalah iklim psikologis. Hal ini

menunjukkan bahwa dukungan (X1), otonomi (X2) pengakuan (X3), kohesi X4,

dan inovasi X5, serta tekanan (X6) merupakan elemen-elemen yang juga harus

mendapat perhatian perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan.

Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa faktor terakhir yang

mempengaruhi peningkatkan kinerja karyawan adalah keterlibatan kerja. Hal ini

menunjukkan bahwa pekerjaan sebagai minat utama (X7), partisipasi aktif dalam

pekerjaan (X8), dan pekerjaan sebagai pusat eksistensi (X9) juga perlu mendapat

perhatian perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan.

Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat dikembangkan beberapa

pernyataan yang didukung bukti empirik sebagai berikut

1. Pengaruh iklim psikologis terhadap keterlibatan kerja adalah positip

secara signifikan. Sehingga semakin efektif penciptaan iklim

psikologis terhadap para karyawan maka, keterlibatan kerja pada

setiap karyawan akan semakin lebih baik.

2. Pengaruh keterlibatan kerja terhadap kinerja karyawan adalah positip

secara signifikan. Semakin tinggi keterlibatan para karyawan pada

pekerjaanya, maka kinerja karyawan yang ditunjukan oleh para

karyawan akan lebih baik.

Page 101: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

101

3. Pengaruh iklim psikologis terhadap kepuasan kerja adalah positip

secara signifikan. Semakin tercipta iklim psikologis terhadap para

karyawan, maka semakin tinggi rasa puas yang ditunjukkan oleh para

karyawan.

4. Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan adalah positip

secara signifikan. Semakin tinggi kepuasan yang dirasakan oleh

seorang karyawan maka, semakin tinggi orientasi seorang karyawan

untuk meningkatkan kinerja mereka.

5. Pengaruh iklim psikologis terhadap kinerja karyawan adalah positip

secara signifikan. Semakin baik iklim psikologis yang dirasakan oleh

seorang karyawan maka, semakin tinggi kinerja yang dihasilkan oleh

para karyawan.

Berdasarkan hipotesis-hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini

maka masalah penelitian yang diajukan dan telah mendapat justifikasi melalui

pengujian dengan Structural Equation Model (SEM) adalah pengaruh iklim

psikologis terhadap keterlibatan kerja adalah positip secara signifikan. Pengaruh

keterlibatan kerja terhadap kinerja karyawan adalah positip secara signifikan.

Pengaruh iklim psikologis terhadap kepuasan kerja adalah positip secara

signifikan. Dan kepuasan kerja berpengaruh positip signifikan terhadap kinerja

karyawan adalah positip secara signifikan. Serta pengaruh iklim psikologis

terhadap kinerja karyawan adalah positip secara signifikan.

Page 102: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

102

5.3 Implikasi Teoritis

Seperti telah disebutkan dalam Bab I bahwa salah satu manfaat dari

penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi tambahan wawasan terhadap

pengembangan ilmu manajemen khususnya yang terkait dengan masalah iklim

psikologis, kepuasan kerja dan keterlibatan kerja dalam meningkatkan kinerja

karyawan.

Hasil penelitian ini berhasil membuktikan bahwa ada tiga faktor yang

mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu iklim psikologis, kepuasan kerja dan

keterlibatan kerja. Ketiga faktor tersebut telah terbukti secara signifikan

mempengaruhi pembentukan kinerja karyawan. Selain itu, penelitian ini juga

membuktikan bahwa ketelibatan kerja dan kepuasan kerja dipengaruhi oleh iklim

psikologis. Kepuasan kerja merupakan faktor terbesar yang dipengaruhi oleh

peningkatan iklim psikologis.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Lidell & Brandt (2000); Brown

& Leigh, (1996) bahwa terdapat pengaruh positif antara iklim psikologis terhadap

keterlibatan kerja. Penelitian ini mengembangkan penelitian akan pengaruh

keterlibatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan merujuk pada

studi Probst, (2000); Perrot, 2002). Studi pada pengaruh Iklim psikologis

berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja merujuk pada penelitian French,

(1994); Parker et al., (2003). Penelitian ini merujuk pada penelitian Ostroff

(1992); DeCarlo & Agarwal, (1999) atas penelitian pengaruh kepuasan kerja

terhadap kinerja karyawan. Dan penelitian iklim psikologis terhadap kinerja

karyawan merujuk pada penelitian French, (1994); Brown dan Leigh (1996).

Lebih lanjut Tabel 5.1 berikut akan menguraikan implikasi teoritis dari hasil

penelitian ini berikut ini;

Page 103: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

103

Tabel 5.1

Implikasi Teoritis

Teoritis Hasil ini mendukung penelitian Hipotesis

Teori Iklim Psikologis

Studi Gilmer (1984) Solomon et. Al (1998) membuktikan bahwa iklim psikologis merupakan interpretasi kognitif individu atas situasi dalam organisasi, dimana melalui iklim dapat diperoleh petunjuk mengenai harapan organisasi atas perilaku sehingga individu kemudian berusaha mengatur tingkah laku agar sesuai dengan yang diharapkan.

Iklim Psikologis berpengaruh positif terhadap keterlibatan kerja

Teori Keterlibatan Kerja

Studi Brown dan Leigh (1996) berdasarkan penelitiannya membuktikan bahwa keterlibatan kerja akan mengarahkan pada kinerja yang baik apabila diantarai oleh usaha (effort). Studi Brown, (1996) menemukan bahwa keterlibatan kerja mengimpilkasikan suatu pernyataan positif dan lengkap dari ketertarikan aspek inti pada diri sendiri dalam pekerjaan. Studi Robbin (2002) menyatakan bahwa keterlibatan kerja akan meningkatkan produktivitas.

Keterlibatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan

Teori Iklim Psikologis

Studi DeCarlo & Agarwal, (1999) membuktikan bahwa Iklim kerja yang mendukung akan mempengaruhi kepuasan kerja para karyawan. Penelitian ini mebuktikan pendapat Reed, et.al.,(1994) bahwa kepuasan kerja mampu mengurangi adanya kecenderungan untuk berpindah pekerjaan. Peneltian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Parker et al., (2003) bahwa iklim psikologis mempunyai variasi hubungan dengan perilaku organisasi, diantaranya kepuasan kerja, komitmen organisasi, keterlibatan kerja, motivasi karyawan dan kinerja karyawan.

Iklim psikologis berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja

Teori Kepuasan Kerja

Riset Ostroff (1992) membuktikan bahwa, kepuasan kerja mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja, selanjutnya karyawan yang merasa terpuaskan terhadap pekerjaan, biasanya bekerja lebih keras dan lebih baik dibandingkan karyawan yang mengalami stress dan tidak terpuaskan terhadap pekerjaannya. Kepuasan dan sikap karyawan merupakan hal yang penting dalam menentukan perilaku dan respon terhadap pekerjaannya, dan melalui perilaku ini organisasi yang efektif dapat tercapai.

Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan

Teori Iklim Psikologis

Riset Kopelman et al., (1990) membuktikan bahwa ada hubungan positif antara iklim psikologi dengan kinerja melalui variabel perantara motivasi kerja, kepuasan kerja, komitmen dan keterlibatan kerja. Hasil penelitian ini mendukung studi Brown dan Leigh (1996) bahawa iklim psikologis mempunyai hubungan yang positif dengan kinerja melalui keterlibatan kerja dan usaha.

Iklim psikologis berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan

Page 104: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

104

5.4 Implikasi Manajerial

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada tiga faktor yang

mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu iklim psikologis, kepuasan kerja dan

keterlibatan kerja. Ketiga faktor tersebut telah terbukti secara signifikan

mempengaruhi pembentukan kinerja karyawan. Selain itu, penelitian ini juga

membuktikan bahwa ketelibatan kerja dan kepuasan kerja dipengaruhi oleh iklim

psikologis. Kepuasan kerja merupakan faktor terbesar yang dipengaruhi oleh

peningkatan iklim psikologis. Oleh karena itu, beberapa implikasi manajerial yang

dapat diajukan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa Iklim psikologis

berpengaruh positif terhadap keterlibatan kerja (H1). Dari hasil penelitian

diketahui bahwa indikator yang berpengaruh kecil dalam membentuk

iklim psikologis adalah dukungan (X1). Hal ini berimplikasi yaitu 1).

Menanamkan pada semua anggota perusahaan sebuah alur berpikir yang

positip dimana menjadikan pekerjaan sebagai peluang dan kesempatan

untuk menjadi karyawan yang paling berprestasi. 2). Menanamkan pada

semua anggota perusahaan sebuah alur berpikir yang positip dimana

menjadikan pekerjaan sebagai media yang memotivasi karyawan untuk

semakin berupaya meningkatkan kinerjanya, misal menciptaan target kerja

yang harus dicapai seorang karyawan dimana target tersebut merupakan

hasil kesepakatan antara karyawan dan perusahaan.

2. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa keterlibatan kerja

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan (H2). Dari hasil penelitian

Page 105: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

105

diketahui bahwa indikator yang berpengaruh kecil dalam membentuk

keterlibatan kerja adalah pekerjaan sebagai pusat eksistensi (X9). Hal ini

berimplikasi yaitu, 1). Menanamkan pada semua anggota perusahaan

sebuah alur berpikir yang positip dimana menjadikan pekerjaan sebagai

pusat harga dirinya sehingga dapat meningkatkan kinerja dan berakibat

secara tidak langsung terhadap tujuan perusahaan 2). Menanamkan pada

semua anggota perusahaan sebuah alur berpikir yang positip dimana

menjadikan pekerjaan sebagai hal yang penting dalam hidupnya sehingga

karyawan bekerja dengan bersungguh-sungguh dengan menunjukan

prestasinya.

3. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa iklim psikologis

berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja (H3). Dari hasil penelitian

diketahui bahwa indikator yang berpengaruh kecil dalam membentuk

iklim psikologis adalah dukungan (X1). Hal ini berimplikasi yaitu, 1).

Menciptakan kepuasan pada karyawan dengan memberi kesempatan pada

karyawan dalam melakukan pekerjaannya sesuai dengan kemampuan dan

keahliannya. 2). Karyawan diberi kesempatan untuk melakukan inovasi-

inovasi dalam bekerja dimana hal ini menunjukkan prestasi kerjanya.

4. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kepuasan kerja berpengaruh

positif terhadap kinerja karyawan (H4). Dari hasil penelitian diketahui

bahwa kepuasan kerja berpengaruh secara dominan terhadap peningkatan

kinerja karyawan. Selanjutnya indikator terkuat yang membentuk

kepuasan kerja adalah promosi (X11). Hal ini berimplikasi bagi

Page 106: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

106

perusahaan untuk terus menerus menitikberatkan pada upaya penciptaan

program promosi (karir) yang sesuai dengan harapan semua pihak.

Implikasi manajerial yang dapat dipilih pada segala misal 1). Perusahaan

harus dapat mengoptimalkan program-program promosi dengan

mengutamakan sumber daya manusia berasal dari dalam perusahaan,

sehingga proses seleksi dan penarikan karyawan dari luar perusahaan

diminimalisasi. 2). Perusahaan mengembangkan fokus promosi (karir)

melalui sistem promosi yang transparan, dan terukur secara jelas, misal

peserta program promosi telah memenuhi syarat kelayakan yang sesuai

dengan ketentuan perusahaan seperti tingkat pendidikan, pengabdian dan

prestasi yang dicapai.

5. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa iklim psikologis berpengaruh

positif terhadap kinerja karyawan (H5). Dari hasil penelitian diketahui

bahwa indikator yang berpengaruh kecil dalam membentuk iklim

psikologis adalah dukungan (X1). Implikasi manajerial yang dapat dipilih

adalah 1). Perusahaan lebih memperhatikan hal-hal kecil yang sekiranya

dapat menimbulkan motivasi dan semangat karyawan dalam bekerja. 2).

Perusahaan menciptakan situasi dan suasana kerja yang dapat mendukung

karyawan dalam berprestasi sehingga memperbaiki kinerja karyawan.

5.5 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian mengacu pada beberapa kelemahan dalam

penelitian ini. Beberapa keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah :

Page 107: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

107

1. Penelitian ini hanya mengkaji dari tinjauan variabel iklim psikologis

keterlibatan kerja dan kepuasan kerja terhadap meningkatkan kinerja

karyawan. Hasil analisis data pada penelitian ini menunjukkan bahwa

Berdasarkan nilai chi-square dengan derajat bebas 19 (jumlah variabel)

pada tingkat signifikansi 0,001 yaitu 36,190 ; maka nilai mahalanobis yang

melebihi 36,190 sehingga terdapat Outlier yaitu terdapat pada 14

observasi. Hasil analisis data pada penelitian ini juga menemukan bahwa

hasil pengolahan data secara multivariate yang ditampilkan pada Tabel

4.8. terlihat bahwa terdapat nilai C.R. untuk skewness yang berada diluar

rentang + 2.58 yaitu, 4,723 (X10), dan jumlah multivariate 20,397. Hasil

analisis data menunjukkan penelitian pada nilai reliabilitas dan uji

variance extract yang lebih kecil dari 0,70 dan 0, 50 yaitu pada variabel

keterlibatan kerja. Keterbatasan tersebut di duga sementara timbul

dikarena (1). Ketidak konsisten jawaban responden dalam menjawab

daftar pertanyaan (kuesioner). (2). Situasi dan kondisi kerja yang membuat

responden tidak cukup nyaman ketika menjawab daftar pertanyaan

(kuesioner) yang diajukan kepada mereka.

2. Penelitian ini hanya mengambil data dari satu sisi saja, yaitu dari sisi para

karyawan PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java di Bawen

Semarang. Hasil yang berbeda mungkin akan didapatkan bila penelitian

dilakukan dari dua sisi, yaitu dari para manajer dan supervisi serta operasi

PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java di Bawen Semarang dan

Page 108: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

108

karyawan pada level buruh yang langsung berhubungan dengan PT. Coca

Cola Bottling Indonesia Central Java di Bawen Semarang.

5.6 Agenda Penelitian Mendatang

Agenda penelitian mendatang yang disarankan dalam penelitian ini

mengacu pada keterbatasan penelitian, yaitu :

1. Penelitian mendatang pada pengukuran variabel iklim psikologis

keterlibatan kerja dan kepuasan kerja terhadap meningkatkan kinerja

karyawan. Hasil penelitian akan datang diharapkan mampu memperoleh

input data yang tidak dalam rentang ada Outlier dan data yang termasuk

dalam rentang batas lebih normal. Penelitian ke depan diharapkan mampu

menemukan penyebab ketidak konsisten jawaban responden (reliabilitas)

dan tingkat akurasi (variance extract) yang rendah atas pengukuran

konstruk keterlibatan kerja.

2. Penelitian mendatang sebaiknya mengambil data penelitian pada obyek

penelitian yang lebih luas pada perusahaan manufaktur yang bergerak

dibidang perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang minuman ringan

di seluruh Jawa Tengah atau Indonesia. Penelitian mendatang dapat

mengembangkan obyek yang lain misal pada perusahaan manufaktur yang

bergerak dibidang Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di seluruh Jawa

Tengah atau Indonesia.

Page 109: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

109

DAFTAR PUSTAKA

Bowditch, James L., Buono, Anthony. 1997. A Primer on Organizational Behavior. New York: John Wiley & Son, Inc.

Brown, Steven P., Leigh, Thomas W., 1996. A New look at psychologycal climate and it’s relationship to job involvement, effort and performance. Journal of Applied Psychology, 81, 4, 358-368

Cascio, D. 1987. Applied Psychology in Personel Management ( 3rd.ed ). New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Cooper, Donald R., dan C. William Emory, 1998, Metode Penelitian Bisnis, Erlangga, Jakarta

Dahesihsari, R. I, 2002. Person-climate fit and organizational commitment : a study using multiple dimension of climate and multiple components of commitment model. Jurnal Psikologi, 10, 2, 32-41.

DeCarlo, Thomas E., and, Sanjeev Agarwal (1998), Influence of managerial behaviors and job autonomy on job satisfaction of industrial salespersons , Industrial Marketing Management, Vol.28, p.51-62

Dessler, Gary. 1997. Human Resource Management, Ed. 7, New Jersey, Prentice

Hall.

Diefendorff, James M, Brown, Douglas J, Kamin, Allen M., Lord, Robert G., 2002. Examining the role of job involvement and work centrality in predicting organizational citizenship behavior and performance. Journal of Organizational Behavior, 23, 93-108

Ferdinand, Augusty, 2000, Manajemen Pemasaran : Sebuah Pendekatan Stratejik, Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang

, 2000, Structural Equation Modelling : dalam Penelitian Manajemen, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Fuad Mas’ud. 2004. Survai Diagnosis Organisasional (Konsep dan Aplikasi). Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang.

Ghazali, Imam. 2004. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan program AMOS Ver. 5.0. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

Page 110: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

110

Gilmer, B. Von Hallen, 1 984. Applied Psychology; Adjustment in Living and Work. New Delhi : Tata McGraw-Hill

Glick William H,. 1985. Conceptualizing and measuring organizational and psychological climate : Pitfalls in Multilevel Research. Academy of Management Review, 10, 3, 601-616

Glisson, Charles, James, Lawrence R., 2002. The cross-level effect of culture and climate in human service teams. Organizational Behavior, 23, 767-794.

Greenberg, J & Baron, R.A. 1997. Organizational Behavior. New Jersey: Prentice Hall International, Inc.

Hair, Joseph F., Rolph E. Anderson, Ronald L. Tatham, and William C. Black, 1995, Multivariate Data Analysis, 4th Edition, Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall

Kanungo, R. N. 1979. The Concept of Alienation and Involvement Revisited. Psychological Bulletin, 86, 1, 119-138.

Keith, Davis, & Newstrom. 1996. Perilaku dalam Organisasi. John Wiley & Son, diterjemahkan oleh Erlangga, Jakarta.

Keller, Robert T., 1997. Job Involvement and organizational commitment as longitudinal Predictors of Job Performance : A study of Scientists and Engineers. Journal of Applied Psychology, 82, 4, 539 – 545

Kopelman, R E., Brief. A P., & Guzzo, R.A. 1990. The role of climate and culture in productivity. In B. Schneider (Ed). Organizational Climate and culture (pp. 282-318). San Francisco: Jossey-Bass

Kreitner, R. dan Kinicki, A. 2003. Perilaku Organisasi. (terjemahan). Jakarta: Salemba

Lassk, et. al. 2001. Salesperson Job Involvement: a modern perspective and a new scale. Journal of personal selling and sales management, XXI, 4

Lindell, Michael K., Brandt, Christina J., 2000. Climate quality and climate consensus as mediators of the relationship between organizational antecedents and outcomes. Journal of Applied Psychology, 85, 3, 331-348.

Lodahl, Thomas M and Mathilde Kejner (1965). The Definition and Measurement of Job Involvement. Journal Applied Psychology, 49 (Februari), 24-33

Lau, R.S.M., (2000), Quality of work life and performance, International Journal of Service Industry Management, Vol. 11, No. 5, p. 422-437

Page 111: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

111

McKenna, Eugene and Nic Beech. 1995. The Essence of Human Resource Management, UK, Prentice Hall, Inc.

Muchinsky. P.M. 1993. Psychology Applied to Work: An Introduction to Industrial and Organizational Psychology. Chicago: The Dorsey Press.

Nur Indriantoro, dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama ,BPFE,1999, Yogyakarta

Saleh, S.D & Hosek, J. 1976. Job Involvement : Concept and Measurements. Academy of Management Journal, 19, 213-224.

Schneider et. al. 1998. Linking service climate and cutomer perceptions of service quality : test of a causal model. Journal of Applied Psychology, 83, 2, 150-163.

Solomon, George T., Winslow, Erik K., Tarabishy, ayman. The role of climate in forstering innovative behavior in enterpreneurial SMEs. Dapat dilihat di http://www.usasbe.org/knowledge/proceedings/1998/29-Solomon.PDF.

Sosilo, CE,., Tanaja,M. 1996, Studi eksperimental tentang pengaruh keterkaitan ketekunan kinerja, keterlibatan kerja, harga diri dan inteligensi terhadap ketekunan tugas. Anima, XI, 43, 246-260

Parker C.P, Baltes BB, Young, Scott., Robert A., Huff JW., Lacost HA, and Roberts JE. 2003. Relationship between psychological climate perception and work outcome a meta-analytic review. Journal of organizational behavior, 24, 389-416

Perrot, S. Working Paper n. 82: Using a 9-item version of Kanungo’s job Involvement Scale. Diperoleh 14 Oktober 2005 dari http://kellog.nmu.edu/research/kjob/jobinvolvement-1213.pdf

Probst, T.M. 2000. Wedded to the Job : Moderating Effects of Job Involvement on the Consequences of Job Insecurity. Journal of Occupational Health Psychology, 5, 1, 63-73.

Reed, Sarah A., Stanley H. Kratchman., and, Robert H. Strawser., (1994), Job satisfaction, organizational commitment, and turnover intentions of United States Accountants, Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 7, No. 1, p. 31-58

Winarsunu, T. 2002. Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang:

UMM Press.

Page 112: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

112

K U E S I O N E R

ANALISIS PENGARUH IKLIM PSIKOLOGIS

TERHADAP KETERLIBATAN KERJA DAN

KEPUASAN KERJA DALAM MENINGKATKAN

KINERJA KARYAWAN

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2005

Page 113: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

113

KATA PENGANTAR

Para responden, Bapak Ibu yang terhormat

Kami ingin mengundang Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian manajemen,

yang dilaksanakan oleh mahasiswa Magister Manajemen Universitas Diponegoro

Semarang. Penelitian ini dilaksanakan untuk menyelesaikan penulisan tesis, dengan

judul “ANALISIS PENGARUH IKLIM PSIKOLOGIS TERHADAP

KETERLIBATAN KERJA DALAM MENINGKATKAN KINERJA

KARYAWAN”.

Kuesioner ini sangat mudah dikerjakan dan hanya membutuhkan waktu ± 20

menit. Jawaban dari kuesioner ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, semua

jawaban adalah benar. Anda diminta untuk menjawab situasi atau keadaan yang

sesuai atau mendekati diri Anda atau yang Anda rasakan. Kami harap responden

menjawab semua pertanyaan atau pernyataan dari kuesioner ini. Kerahasiaan

informasi yang diperoleh akan dijaga dengan baik, dan hanya digunakan untuk

kepentingan akademik. Data pribadi Anda tidak akan dipulikasikan pada pihak lain,

hanya analisis-analisis umum saja yang dipublikasikan.

Penelitian ini tidak berjalan lancar tanpa partisipasi Anda dalam

mengerjakan kuesioner. Atas kerjasama yang baik, kami ucapkan terima kasih.

Page 114: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

114

Hormat saya,

Rakhesma Pasaty, Y

IDENTITAS PRIBADI ( mohon diisi dengan memberi tanda (√) pada

kolom yang disediakan )

a. Jenis kelamin : …….Pr ; …….Lk

b. Jabatan / Posisi : ……………………………

c. Pendidikan : …………………………..

d. Departemen tempat Anda bekerja saat ini:

: ……… Produksi

: ……… Keuangan

: ……… SDM

: ……… Penjualan/Pemasaran

: ……… Lainnya, sebutkan

……………

e. Usia : ……… 31 – 35 tahun

: ……… 36 – 40 tahun

: ……… 41 – 45 tahun

: ……… 46 – 50 tahun

: ……… lebih dari 50 tahun

f. Lama bekerja di PT. CCBI : ……… Kurang atau sama dengan 5 tahun

Page 115: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

115

: ……… 6 – 10 tahun

: ……… 11 – 15 tahun

: ………. 16 – 20 tahun

: ………. lebih dari 20 tahun

g. Berapa lama menduduki jabatan sekarang : …….

h. Apa yang Anda ketahui tentang :

1) Logo perusahaan : Tahu,……………………………………..

: kurang / sedikit tahu …………………..

: Tidak tahu sama sekali ……………….

2) Misi Perusahaan : …………………………………………..

3) Visi Perusahaan : ………………………………………….

4) Tujuan Perusahaan : …………………………………………..

5) Nilai-nilai perusahaan :…………………………………………….

Page 116: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

116

IKLIM PSIKOLOGIS

A. Dukungan

1. Atasan saya mendukung saya dan memberi kesempatan pada saya belajar dari

kesalahan

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

2. Saya dapat mengharapkan atasan saya agar membantu saya ketika saya

membutuhkan

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

3. Atasan saya orang yang dapat saya andalkan

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

4. Atasan saya mudah membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan masalah

pekerjaan

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Page 117: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

117

5. Atasan saya mendukung saya sepenuhnya

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

B. Otonomi

6. Saya membuat banyak keputusan yang mempengaruhi cara melakukan

pekerjaan saya sendiri

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

7. Saya mengorganisir pekerjaan saya menurut pandangan yang terbaik

bagi saya

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

8. Saya menentukan standar kinerja pekerjaan saya sendiri

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

9. Saya menetapkan prosedur kerja pekerjaan saya sendiri

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

10. Saya menentukan jadwal untuk kegiatan kerja saya sendiri

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Page 118: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

118

C. Pengakuan

11. Atasan saya tidak bertindak berdasarkan pilih kasih

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

12. Atasan saya tertarik dengan kemajuan yang saya capai di perusahaan

ini

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

13. Saya dapat mengharapkan penghargaan ketika saya menyelesaikan

pekerjaan dengan baik

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

14. Atasan saya segera memberikan pengakuan kinerja yang bagus

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

D. Kohesi

15. Dalam perusahaan ini ada semangat tim

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

16. Dalam perusahaan ini karyawan saling memperhatikan kepentingan satu sama

lain.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Page 119: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

119

17. Orang cenderung dapat bergaul dengan baik satu sama lain di

perusahaan ini.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

E. Inovasi

18. Atasan saya mendorong saya untuk memperbaiki cara kerja atasan

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

19. Atasan membanggakan cara-cara baru dalam melaksanakan pekerjaan

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

20. Atasan saya mendorong saya mengembangkan gagasan-gagasan baru

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

F. Tekanan

21. Telalu banyak karyawan dalam unit, saya menjadi terlalu lelah karena tuntutan

pekerjaan mereka

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

22. Saya mempunyai terlalu banyak pekerjaan dan terlalu sedikit waktu untuk

melaksanakan pekerjaan tersebut

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Page 120: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

120

23. Saya merasa tertekan jika mengerjakan pekerjaan dengan tergesa-gesa.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

KETERLIBATAN KERJA

1. Suatu hal terpenting yang terjadi pada diri saya adalah terlibat dalam

pekerjaan saya.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

2. Saya hidup, makan dan bernapas dengan pekerjaan saya

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

3. Banyak hal yang lebih penting dalam hidup saya daripada pekerjaan

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

4. Saya sungguh ingin kesempurnaan dalam pekerjaan saya

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

5. Saya akan kerja lembur untuk menyelesaikan pekerjaan, sekalipun tidak

dibayar.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

6. Saya datang lebih awal di tempat kerja untuk menyelesaikan pekerjaan saya

1 2 3 4 5 6 7

Page 121: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

121

Sangat tidak setuju Sangat setuju

7. Bagi saya, pagi-pagi di tempat kerja sangat menyenangkan

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

8. Saya akan terus bekerja sekalipun jika saya tidak memerlukan uang

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

9. Saya memandang pekerjaan saya merupakan pusat bagi keberadaan saya

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

10. Kepuasan utama dalam hidup saya berasal dari pekerjaan saya

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

11. Bagi saya, hal yang terpenting terjadi dengan saya adalah terlibat dalam

pekerjaan.

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

12. Tujuan hidup pribadi saya yang penting berkaitan dengan pekerjaan saya

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Page 122: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

122

KINERJA KARYAWAN

1. Saya merasa kualitas saya jauh lebih baik dari karyawan lain

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

2. Selama ini kemampuan dan pengalaman yang saya miliki mempunyai

pengaruh terhadap kualitas pekerjaan

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

3. Saya merasa bahwa kuantitas pekerjaan saya telah memenuhi target

perusahaan

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

4. Saya berusaha keras dalam menyelesaikan pekerjaan saya agar mendapat

hasil yang optimal

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

5. Saya merasa bahwa saya dapat bekerjasama dengan karyawan lain guna

mencapai tujuan perusahaan

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Page 123: PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS … · perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. Di Jawa Tengah memiliki

123