program bk smakem rapat 2010 2011 final

61
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat. Arah pembentukan lembaga ini yaitu memberikan kemudahan pencapaian perkembangan yang optimal terhadap peserta didik. Untuk mencapai perkembangan diri yang optimal, dalam kelembagaan sekolah diwujudkan dengan adanya bidang pelayanan pendidikan, salah satunya adalah pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah. Menurut Peraturan Pemerintah No. 28/1990 Tentang Pendidikan Dasar Bab X Bimbingan pasal 25 ayat (1) Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan pada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan, ayat (2) Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing, ayat (3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) di atas oleh menteri. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan pada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan, kalimat tersebut telah secara langsung memuat pengertian dan tujuan pokok bimbingan dan konseling di sekolah. KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 1

Upload: v2vivi3965

Post on 03-Jul-2015

10.284 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk

menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat. Arah pembentukan

lembaga ini yaitu memberikan kemudahan pencapaian perkembangan yang

optimal terhadap peserta didik. Untuk mencapai perkembangan diri yang optimal,

dalam kelembagaan sekolah diwujudkan dengan adanya bidang pelayanan

pendidikan, salah satunya adalah pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) di

sekolah.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 28/1990 Tentang Pendidikan Dasar

Bab X Bimbingan pasal 25 ayat (1) Bimbingan merupakan bantuan yang

diberikan pada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal

lingkungan dan merencanakan masa depan, ayat (2) Bimbingan diberikan oleh

guru pembimbing, ayat (3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1)

dan (2) di atas oleh menteri.

Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan pada siswa dalam rangka

upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan,

kalimat tersebut telah secara langsung memuat pengertian dan tujuan pokok

bimbingan dan konseling di sekolah.

Atas dasar tersebut, bimbingan dan konseling di SMP Islam Raden Patah

diarahkan agar siswa dapat berhasil dalam 3 hal. Pertama, keberhasilan dalam

bidang akademik, yakni memperoleh hasil belajar yang optimal. Keberhasilan

dalam hubungan sosial kemasyarakatan, yakni dalam membina hubungan yang

baik dan sesuai dengan siapapun yang berada di lingkungan sekitarnya, dan yang

ketiga adalah keberhasilan dalam persiapan karir, yakni pemahaman tentang diri

dan menentukan karir/pekerjaan yang sesuai bagi dirinya nanti.

Mengingat adanya keberagaman individu siswa di sekolah, maka perlu

ditegaskan bahwa pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah harus menyusun

program guna mengakomodasi Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dan

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 1

Page 2: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 beserta peraturan-peraturan yang

menyertainya.

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang didalamnya

memuat struktur kurikulum, telah mempertajam perlunya disusun dan

dilaksanakannya program pengembangan diri yang bertujuan memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan

diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan

kondisi sekolah. Selain itu, dengan mengingat guru pembimbing memiliki tugas

pokok dalam hal pengumpulan data siswa, memberikan layanan informasi,

konseling perorangan, konseling kelompok, bimbingan karir, layanan

penempatan, konsultasi dan tindak lanjutnya, maka diperlukan suatu program

pelayanan bimbingan dan konseling yang di susun dalam program kegiatan

layanan bimbingan dan konseling SMP Islam Raden Patah.

1.2. Visi dan Misi

a) Visi dan Misi SMA Negeri 1 Kembang

Visi

” UNGGUL DALAM PRESTASI, RAMAH DALAM PELAYANAN,

DAN BERBUDAYA ISLAMI ”

Kami memilih visi ini untuk tujuan jangka panjang, jangka menengah dan

jangka pendek. Visi ini menjiwai warga sekolah kami untuk selalu

mewujudkannya setiap saat dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan

sekolah.

Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita sekolah yang:

a. berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian

b. sesuai dengan norma dan harapan masyarakat

c. ingin mencapai keunggulan

d. mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah/madrasah

e. mendorong adanya perubahan yang lebih baik

f. mengarahkan langkah-langkah strategis (misi) sekolah/madrasah

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 2

Page 3: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa

kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan

misi yang dirumuskan berdasarkan visi di atas.

Misi

a. Membentuk generasi bangsa yang unggul dalam prestasi dan kreatif

b. Mengoptimalkan kemampuan peserta didik

c. Memberikan kenyamanan dalam pelayanan

d. Membudayakan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari

Di setiap kerja komunitas pendidikan, kami selalu menumbuhkan

disiplin sesuai aturan bidang kerja masing-masing, saling menghormati dan

saling percaya dan tetap menjaga hubungan kerja yang harmonis dengan

berdasarkan pelayanan prima, kerjasama, dan silaturahmi. Penjabaran misi di

atas meliputi:

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap

siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.

2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga

sekolah.

3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya,

sehingga dapat berkembang secara optimal.

b) Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling

Visi

Visi bimbingan dan konseling adalah “terwujudnya kehidupan

kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan

dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah individu

berkembang optimal, mandiri, dan bahagia”.

Misi

Misi Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah untuk menunjang

pengembangan siswa dan memandirikan siswa agar dapat menyelenggarakan

kehidupan sehari-hari secara efektif melalui penyelenggaraan bimbingan dan

konseling. Agar siswa memiliki kompetensi dalam: beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, pemahaman diri dan lingkungan, pengambilan

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 3

Page 4: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

keputusan, pengarahan diri, antisipasi dan pemenuhan tuntutan masa depan,

dan pengaktualisasikan diri secara optimal.

1.3. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang

hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Fungsi-

fungsi tersebut adalah:

a. Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan

menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai

dengan kepentingan pengembangan peserta didik pemahaman meliputi :

1) Pemahaman tentang diri sendiri peserta didik terutama oleh pesert didik

sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.

2) Pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk didalamnya

lingkungan keluarga dan sekolah) terutama oleh peserta didik sendiri, orang

tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.

3) Pemahaman lingkungan yang lebih luas (termasuk didalamnya informasi

jabatan/pekerjaan, informasi social dan budaya/nilai-nilai) terutama oleh

peserta didik.

b. Fungsi pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan

menghasilkan tercegahnya dan terhindarnya peserta didik dari berbagai

permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu,

menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian tertentu dalam

proses perkembangannya.

c. Fungsi penuntasan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan

menghasilkan teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta

didik.

d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan

konseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya

berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan

dirinya secara mantap dan berkelanjutan.

Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui diselenggarakannya berbagai

jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 4

Page 5: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

sebagaimana terkandung didalam masing-masing fungsi itu. Setiap layanan dan

kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan harus secara langsung

mengacu kepada satu atau lebih fungsi-fungsi tersebut agar hasil-hasil yang

dicapainya secara jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi.

1.4. Tugas Guru Pembimbing/Konselor

Konselor sekolah adalah guru pembimbing yang mempunyai tugas,

tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan

konseling terhadap sejumlah peserta didik. Pelayanan bimbingan dan konseling di

sekolah merupakan kegiatan untuk membantu siswa dalam upaya menemukan

dirinya, penyesuaian terhadap lingkungan serta dapat merencanakan masa

depannya.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan “konselor adalah

pendidik” dan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun

2005 mengemukakan “konselor adalah pelaksana pelayanan konseling di

sekolah”.

Dalam Pasal 39 Ayat 2 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyebutkan:

“Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa seorang konselor juga

merupakan pendidik, yaitu tenaga profesional yang bertugas:

(1) merencanakan dan menyelenggarakan proses pembelajaran,

(2) melakukan penilaian hasil pembelajaraan,

(3) melakukan pembimbingan dan pelatihan.

Arah pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran yang

dimaksud adalah melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling yaitu

berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling dan berbagai

keterkaitannya serta penilaianya, sehingga guru pembimbing memiliki tugas

pokok, yaitu :

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 5

Page 6: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

1. mengumpulkan data siswa,

2. memberikan layanan informasi,

3. memberikan konseling perorangan,

4. memberikan bimbingan kelompok,

5. memberikan konseling kelompok,

6. memberikan layana penempatan dan penyaluran,

7. memberikan bimbingan karier,

8. melakukan layanan konsultasi, baik dengan siswa, orang tua atau dengan

pihak-pihak lain yang terakait,

9. melakukan tindak lanjut dari hasil konferensi kasus,

10. mereferal kasus kepada pihak lain yang lebih berkompeten.

Dalam melakukan tugasnya, seorang guru pembimbing harus

memperhatikan asas-asas pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. Asas-

asas tersebut adalah:

1. Asas kerahasiaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut

dirahasiakannya sejumlah data dan keterangan peserta didik (klien) yang

menjadi sasaran layanan yaitu data atau keterangannya yang tidak boleh dan

tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing

berkewajiban penuh memiliki dan menjaga semua data dan keterangan itu

sehingga kerahasiaannya benar-benar tejamin.

2. Asas kesukarelaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang didasarkan akan

adanya kesukarelaaan peserta didik (klien) untuk mengikuti/menjalani

layanan/kegiatan yang diperuntukan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing

berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.

3. Asas keterbukaan Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki

agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap

terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam keterangan tentang dirinya

sendiri maupun berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi

pengembangan dirinya. Dalam hal ini Guru Pembimbing berkewajiban

mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Keterbukaan ini amat

terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada

diri peserta didik yang menjadi sasaran/layanan kegiatan. Agar peserta didik

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 6

Page 7: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

dapat terbuka, Guru Pembimbing terlabih dahulu harus bersikap terbuka dan

tidak berpurapura.

4. Asas kegiatan, yatiu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar

peserta didik (klien) yang menjadi sasaran berpatrisipasi secara aktif di dalam

penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini Guru

Pembimbing perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap

layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.

5. Asas kemandirian, yaitu bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan

umum bimbingan dan konseling, yaitu : peserta didik (klien) sebagai sasaran

layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang

mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan

lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta

mewujudkan diri sendiri sebagaimana telah diutarakan terdahulu. Guru

Pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan

dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian

peserta didik.

6. Asas kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar

obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan peserta

didik (klien) dalam kondisinya sekarang.

7. Asas kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki

agar isi layanan terhadap sasaran layanan (klien) yang sama kehendaknya

selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta

berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari

waktu ke waktu.

8. Asas keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki

agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang

dilakukan oleh Guru Pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang,

harmonis dan terpadukan. Untuk ini kerjasama antara Guru Pembimbing dan

pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan

konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap layanan/kegiatan

bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 7

Page 8: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

9. Asas kenormatifan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki

agar segenap layanan dan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak

boleh bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada, yaitu

norma-norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan

dan kebiasaan yang berlaku.

10. Asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar

layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar

kaidah-kaidah professional. Dalam hal ini, para pelaksana layanan dan

kegiatan bimbingan dan konseling hendklah tenaga yang benar-benar ahli

dalam bidang bimbingan dan konseling.

11. Asas alih tangan kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan layanan

bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan

peserta didik (klien) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang

lebih ahli. Guru Pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua,

guru-guru lain, atau ahli lain dan demikian pula Guru Pembimbing dapat

mengalihtangankan kasus kepada Guru Mata Pelajaran dan ahli-ahli lain.

12. Asas tut wuri handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan

dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman),

mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan serta

kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju.

Demikian juga segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang

diselenggarakan hendaknya disertai dan sekaligus dapat membangun suasana

pengayoman, keteladanan dan dorongan seperti itu. Selain asas-asas tersebut

saling terkait satu sama lain, segenap asas itu perlu diselenggarakan secara

terpadu dan tepat waktu, yang satu tidak perlu dikedepankan atau

dikemudiankan dari yang lain.

Begitu pentingnya asas-asas tersebut sehingga dapat dikatakan bahwa asas-

asas itu merupakan jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan pelayanan bimbingan

dan konseling. Apabila asas-asas itu tidak dijalankan dengan baik

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 8

Page 9: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling akan tersendat-sendat atau

bahkan berhenti sama sekali.

1.5. Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling SMP Islam Raden Patah

Tujuan dari pelayanan bimbingan dan konseling di SMP Islam Raden Patah

mengacu pada tujuan umum dari pelayanan Bimbingan dan Konseling dan

disesuaikan dengan visi dan misi, serta tujuan SMP Islam Raden Patah secara

khusus.

a) Tujuan Umum

Tujuan umum bimbingan dan konseling di sekolah ialah memandirikan

peserta didik dan mengembangkan kompetensi mereka secara optimal. Tujuan

Umum ini diarahkan kepada pengenalan diri sendiri dan lingkungan,

pengembangan diri, dan pengembangan arah karir yang dijabarkan ke dalam

tujuan-tujuan yang mengarah kepada keefektifan hidup sehari-hari, baik

kehidupan pribadi, sosial, belajar maupun kehidupan yang terkait dengan

pekerjaan dan karir. Arah yang dimaksudkan itu secara langsung dikaitkan kepada

potensi peserta didik.

Pengembangan potensi meliputi tiga tahapan, yaitu: pemahaman dan

kesadaran (awareness), sikap dan penerimaan (accommodation), dan keterampilan

atau tindakan (action) melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

b) Tujuan Khusus

Dirumuskan dalam bentuk kompetensi yang perlu dimiliki bagi keefektifan

kehidupan peserta didik yang merujuk pada visi dan misi SMP Islam Raden

Patah, yaitu unggul dalam prestasi, ramah dalam pelayanan, dan berbudaya islami,

melalui kegiatan belajar mengajar, pengembangan diri (kegiatan ekstra kurikuler),

dan layanan BK 17 plus.

1.5. Sasaran

Sasaran kegiatan layanan bimbingan konseling SMA Negeri 1 Kembang

adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Kembang selama mereka menjadi siswa di

SMA Negeri 1 Kembang.

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 9

Page 10: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

BAB II

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

2.1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Sesuai dengan istilahnya, maka bimbingan dapat diartikan secara umum

sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Sedangkan definisi yang lebih mengarah

kepada pelaksanaan bimbingan di sekolah dapat diartikan sebagai proses bantuan

terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang

dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara optimal terhadap sekolah,

keluarga, serta masyarakat (Djumhur dan Surya, 1975).

Dari definisi tersebut, terlihat bahwa bimbingan merupakan:

1. Suatu proses yang berkelanjutan, bahwa bimbingan bukan merupakan

kegiatan yang diadakan secara kebetulan, insidental, tidak disengaja, dan

sebagainya, melainkan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis,

disengaja, berencana, berkelanjutan, dan terarah pada suatu tujuan.

2. Suatu proses yang ditujukan untuk membantu individu ke arah suatu tujuan

yang positif sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

3. Bantuan yang diberikan kepada individu yang memerlukan, mencakup seluruh

siswa di SMP Islam Raden Patah.

4. Bantuan yang diberikan agar individu dapat menyesuaiakan diri dengan

lingkungan di mana ia tinggal.

Sedangkan pengertian dari konseling adalah suatu proses yang intensif untuk

membantu individu agar dapat mencapai sasaran yang lebih efektif dalam

perasaan, dan pikiran, serta kemampuan untuk memilih apa yang terbaik bagi

dirinya. Perasaan positif misalnya : individu lebih terbuka pada pengalamannya,

dapat mengenali perasaan dan sadar akan apa yang diinginkannya.

Yang dimaksud dengan pikiran positif, yaitu individu mampu meregulasi

perasaan-perasaan yang dialami, menghindari sikap defensif, mampu mengatasi

persoalan yang sesuai dengan kapasitasnya, dan mampu membuat perencanaan

untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Sedangkan kemampuan

memilih/menentukan sikap yang terbaik misalnya dapat mengambil keputusan

tentang cara yang dapat memuaskan/memenuhi kebutuhannya dengan tidak

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 10

Page 11: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

melanggar niai/norma yang berlaku, serta mampu meningkatkan kualitas relasi

dengan ingkungan sehingga dapat beradaptasi secara optimal dengan lingkungan

dengan memperhatikan tingkat perkembangannya.

Dengan memperhatikan uraian di atas, maka bimbingan dan konseling dapat

diartikan sebagai suatu proses untuk membantu siswa untuk mencapai tingkat

perkembangan yang optimal bagi individu sesuai dengan kemampuannya, agar

dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungannya.

2.2. Landasan Bimbingan dan Konseling

Landasan dalam bimbingan dan konseling pada dasarnya tidak jauh berbeda

dengan landasan-landasan yang biasa diterapkan dalam pendidikan, seperti

landasan dalam pengembangan kurikulum, landasan pendidikan non formal atau

pun landasan pendidikan secara umum.

Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan faktor-

faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh Pembimbing

selaku pelaksana utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan

konseling. Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu

membutuhkan fundasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan tersebut tidak

memiliki fundasi yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan

ambruk. Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak

didasari oleh fundasi atau landasan yang kokoh akan mengakibatkan kehancuran

terhadap layanan bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang menjadi terkena

dampak paling besar adalah individu yang dilayaninya (siswa).

Secara teoritik, secara umum terdapat tiga aspek pokok yang mendasari

pengembangan layanan bimbingan dan konseling, yaitu landasan psikologis,

landasan sosial-budaya, dan landasan ilmu pengetahuan (ilmiah) dan teknologi.

Selanjutnya, di bawah ini akan dideskripsikan dari masing-masing landasan

bimbingan dan konseling tersebut :

1. Landasan Psikologis

Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman

bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan (klien).

Untuk kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi yang

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 11

Page 12: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang : (a) motif dan motivasi; (b)

pembawaan dan lingkungan, (c) perkembangan individu; (d) belajar; dan (e)

kepribadian.

a. Motif dan Motivasi

Motif dan motivasi berkenaan dengan dorongan yang menggerakkan

seseorang berperilaku baik motif primer yaitu motif yang didasari oleh

kebutuhan asli yang dimiliki oleh individu semenjak dia lahir, seperti : rasa

lapar, bernafas dan sejenisnya maupun motif sekunder yang terbentuk dari

hasil belajar, seperti rekreasi, memperoleh pengetahuan atau keterampilan

tertentu dan sejenisnya. Selanjutnya motif-motif tersebut tersebut diaktifkan

dan digerakkan,– baik dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) maupun

dari luar individu (motivasi ekstrinsik)–, menjadi bentuk perilaku instrumental

atau aktivitas tertentu yang mengarah pada suatu tujuan.

b. Pembawaan dan Lingkungan

Pembawaan dan lingkungan berkenaan dengan faktor-faktor yang membentuk

dan mempengaruhi perilaku individu. Pembawaan yaitu segala sesuatu yang

dibawa sejak lahir dan merupakan hasil dari keturunan, yang mencakup aspek

psiko-fisik, seperti struktur otot, warna kulit, golongan darah, bakat,

kecerdasan, atau ciri-ciri-kepribadian tertentu. Pembawaan pada dasarnya

bersifat potensial yang perlu dikembangkan dan untuk mengoptimalkan dan

mewujudkannya bergantung pada lingkungan dimana individu itu berada.

Pembawaan dan lingkungan setiap individu akan berbeda-beda. Ada individu

yang memiliki pembawaan yang tinggi dan ada pula yang sedang atau bahkan

rendah. Misalnya dalam kecerdasan, ada yang sangat tinggi (jenius), normal

atau bahkan sangat kurang (debil, embisil atau ideot). Demikian pula dengan

lingkungan, ada individu yang dibesarkan dalam lingkungan yang kondusif

dengan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga segenap potensi bawaan

yang dimilikinya dapat berkembang secara optimal. Namun ada pula individu

yang hidup dan berada dalam lingkungan yang kurang kondusif dengan sarana

dan prasarana yang serba terbatas sehingga segenap potensi bawaan yang

dimilikinya tidak dapat berkembang dengan baik.dan menjadi tersia-siakan.

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 12

Page 13: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

c. Perkembangan Individu

Perkembangan individu berkenaan dengan proses tumbuh dan berkembangnya

individu yang merentang sejak masa konsepsi (pra natal) hingga akhir

hayatnya, diantaranya meliputi aspek fisik dan psikomotorik, bahasa dan

kognitif/kecerdasan, moral dan sosial. Beberapa teori tentang perkembangan

individu yang dapat dijadikan sebagai rujukan, diantaranya : (1) Teori dari

McCandless tentang pentingnya dorongan biologis dan kultural dalam

perkembangan individu; (2) Teori dari Freud tentang dorongan seksual; (3)

Teori dari Erickson tentang perkembangan psiko-sosial; (4) Teori dari Piaget

tentang perkembangan kognitif; (5) teori dari Kohlberg tentang perkembangan

moral; (6) teori dari Zunker tentang perkembangan karier; (7) Teori dari

Buhler tentang perkembangan sosial; dan (8) Teori dari Havighurst tentang

tugas-tugas perkembangan individu semenjak masa bayi sampai dengan masa

dewasa.

Dalam menjalankan tugas-tugasnya, konselor harus memahami berbagai aspek

perkembangan individu yang dilayaninya sekaligus dapat melihat arah

perkembangan individu itu di masa depan, serta keterkaitannya dengan faktor

pembawaan dan lingkungan.

d. Belajar

Belajar merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dari psikologi.

Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar, seseorang tidak akan dapat

mempertahankan dan mengembangkan dirinya, dan dengan belajar manusia

mampu berbudaya dan mengembangkan harkat kemanusiaannya. Inti

perbuatan belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan

memanfaatkan yang sudah ada pada diri individu. Penguasaan yang baru

itulah tujuan belajar dan pencapaian sesuatu yang baru itulah tanda-tanda

perkembangan, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun

psikomotor/keterampilan. Untuk terjadinya proses belajar diperlukan prasyarat

belajar, baik berupa prasyarat psiko-fisik yang dihasilkan dari kematangan

atau pun hasil belajar sebelumnya.

Untuk memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan belajar terdapat

beberapa teori belajar yang bisa dijadikan rujukan, diantaranya adalah : (1)

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 13

Page 14: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

Teori Belajar Behaviorisme; (2) Teori Belajar Kognitif atau Teori Pemrosesan

Informasi; dan (3) Teori Belajar Gestalt. Dewasa ini mulai berkembang teori

belajar alternatif konstruktivisme.

e. Kepribadian

Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W.

Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 1978) menemukan hampir 50

definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang

dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian

yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah

organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang

menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap

lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian

diri.

Scheneider (1963) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses

respons individu baik yang bersifat tingkah laku maupun psikologis dalam

upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional,

frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan

kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan. Sehingga terdapat

kaitan erat antara predisposisi individu dengan tuntutan yang ada dalam

lingkungannya.

Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas

sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya.

Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya

konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya

yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas

tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan

lingkungannya.

Untuk memahami siswa sebagai individu, dipergunakan teori psikologi

individual dari Allport (dalam Hall & Gardner, 1978). Definisi kepribadian

dari Allport mengemukakan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis

dalam individu atas sistem-sistem psikofisis yang menentukan penyesuaian

dirinya yang khas terhadap lingkungannya. Aspek-aspek tertentu dari definisi

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 14

Page 15: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

ini patut mendapat tekanan khusus. Organisasi dinamis menekankan fakta

bahwa kepribadian selalu berkembang dan berubah, meskipun sekaligus

terdapat pengorganisasian atau sistem yang mengikat dan menghubungkan

berbagai komponen dari kepribadian. Istilah “psikofisis” merujuk pada

kepribadian bukanlah semata-mata mental dan juga tidak hanya neural

melainkan merupakan gabungan keduanya. Organisasi mengisyaratkan

beropersinya badan dan jiwa secara terpadu dan tak terpisahkan menjadi

kesatuan pribadi.

Allport mengungkapkan perbedaan kepribadian dengan watak (karakter).

Watak merupakan suatu kepribadian yang dievaluasi/dinilai, sedangkan

kepribadian adalah watak yang didevaluasi. Sedangkan temperamen merujuk

pada disposisi-disposisi yang sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor

biologis atau fisiologis dan karenanya sangat sedikit sekali mengalami

perubahan dalam perkembangan. Temperamen adalah bahan mentah yang

bersama dengan inteligensi dan fisik membentuk kepribadian.

Untuk kepentingan layanan bimbingan dan konseling dan dalam upaya

memahami dan mengembangkan perilaku individu yang dilayani (klien) maka

konselor harus dapat memahami dan mengembangkan setiap motif dan

motivasi yang melatarbelakangi perilaku individu yang dilayaninya (klien).

Selain itu, seorang konselor juga harus dapat mengidentifikasi aspek-aspek

potensi bawaan dan menjadikannya sebagai modal untuk memperoleh

kesuksesan dan kebahagian hidup kliennya. Begitu pula, konselor sedapat

mungkin mampu menyediakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan

segenap potensi bawaan kliennya. Terkait dengan upaya pengembangan

belajar klien, konselor dituntut untuk memahami tentang aspek-aspek dalam

belajar serta berbagai teori belajar yang mendasarinya.

Berkenaan dengan upaya pengembangan kepribadian klien, konselor

kiranya perlu memahami tentang karakteristik dan keunikan kepribadian

kliennya. Oleh karena itu, agar konselor benar-benar dapat menguasai

landasan psikologis, setidaknya terdapat empat bidang psikologi yang harus

dikuasai dengan baik, yaitu bidang psikologi umum, psikologi perkembangan,

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 15

Page 16: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

psikologi belajar, psikologi pendidikan, atau psikologi kognitif, dan psikologi

kepribadian.

2. Landasan Sosial-Budaya

Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang dapat memberikan

pemahaman kepada konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan

sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu. Seorang individu

pada dasarnya merupakan produk lingkungan sosial-budaya dimana ia hidup.

Sejak lahirnya, ia sudah dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-

pola perilaku sejalan dengan tuntutan sosial-budaya yang ada di sekitarnya.

Kegagalan dalam memenuhi tuntutan sosial-budaya dapat mengakibatkan

tersingkir dari lingkungannya.

Lingkungan sosial-budaya yang melatarbelakangi dan melingkupi individu

berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan pula dalam proses pembentukan

perilaku dan kepribadian individu yang bersangkutan. Apabila perbedaan dalam

sosial-budaya ini tidak “dijembatani”, maka tidak mustahil akan timbul konflik

internal maupun eksternal, yang pada akhirnya dapat menghambat terhadap proses

perkembangan pribadi dan perilaku individu yang besangkutan dalam kehidupan

pribadi maupun sosialnya.

Dalam proses konseling akan terjadi komunikasi interpersonal antara konselor

dengan klien, yang mungkin antara konselor dan klien memiliki latar sosial dan

budaya yang berbeda. Pederson dalam Prayitno (2003) mengemukakan lima

macam sumber hambatan yang mungkin timbul dalam komunikasi sosial dan

penyesuaian diri antar budaya, yaitu : (a) perbedaan bahasa; (b) komunikasi non-

verbal; (c) stereotipe; (d) kecenderungan menilai; dan (e) kecemasan. Kurangnya

penguasaan bahasa yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkomunikasi dapat

menimbulkan kesalahpahaman. Bahasa non-verbal pun sering kali memiliki

makna yang berbeda-beda, dan bahkan mungkin bertolak belakang. Stereotipe

cenderung menyamaratakan sifat-sifat individu atau golongan tertentu

berdasarkan prasangka subyektif (social prejudice) yang biasanya tidak tepat.

Penilaian terhadap orang lain disamping dapat menghasilkan penilaian positif

tetapi tidak sedikit pula menimbulkan reaksi-reaksi negatif. Kecemasan muncul

ketika seorang individu memasuki lingkungan budaya lain yang unsur-unsurnya

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 16

Page 17: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

dirasakan asing. Kecemasan yanmg berlebihan dalam kaitannya dengan suasana

antar budaya dapat menuju ke culture shock, yang menyebabkan dia tidak tahu

sama sekali apa, dimana dan kapan harus berbuat sesuatu. Agar komuniskasi

sosial antara konselor dengan klien dapat terjalin harmonis, maka kelima

hambatan komunikasi tersebut perlu diantisipasi.

3. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang

memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori maupun prakteknya.

Pengetahuan tentang bimbingan dan konseling disusun secara logis dan sistematis

dengan menggunakan berbagai metode, seperti: pengamatan, wawancara, analisis

dokumen, prosedur tes, inventory atau analisis laboratoris yang dituangkan dalam

bentuk laporan penelitian, buku teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.

Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat “multireferensial”.

Beberapa disiplin ilmu lain telah memberikan sumbangan bagi perkembangan

teori dan praktek bimbingan dan konseling, seperti : psikologi, ilmu pendidikan,

statistik, evaluasi, biologi, filsafat, sosiologi, antroplogi, ilmu ekonomi,

manajemen, ilmu hukum dan agama. Beberapa konsep dari disiplin ilmu tersebut

telah diadopsi untuk kepentingan pengembangan bimbingan dan konseling, baik

dalam pengembangan teori maupun prakteknya. Pengembangan teori dan

pendekatan bimbingan dan konseling selain dihasilkan melalui pemikiran kritis

para ahli, juga dihasilkan melalui berbagai bentuk penelitian.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi

berbasis komputer, sejak tahun 1980-an peranan komputer telah banyak

dikembangkan dalam bimbingan dan konseling. Menurut Gausel (Prayitno, 2003)

bidang yang telah banyak memanfaatkan jasa komputer ialah bimbingan karier

dan bimbingan dan konseling pendidikan. Dikemukakan pula, bahwa

perkembangan dalam bidang teknologi komunikasi menuntut kesiapan dan

adaptasi konselor dalam penguasaan teknologi dalam melaksanakan bimbingan

dan konseling.

Berkenaan dengan layanan bimbingan dan konseling dalam konteks

Indonesia, Prayitno (2003) memperluas landasan bimbingan dan konseling

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 17

Page 18: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

dengan menambahkan landasan paedagogis, landasan religius dan landasan

yuridis-formal.

4. Landasan paedagogis

Landasan paedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari

tiga segi, yaitu: (a) pendidikan sebagai upaya pengembangan individu dan

bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan; (b) pendidikan

sebagai inti proses bimbingan dan konseling; dan (c) pendidikan lebih lanjut

sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan konseling.

5. Landasan religius

Landasan religius dalam layanan bimbingan dan konseling ditekankan pada

tiga hal pokok, yaitu : (a) manusia sebagai makhluk Tuhan; (b) sikap yang

mendorong perkembangan dari perikehidupan manusia berjalan ke arah dan sesuai

dengan kaidah-kaidah agama; dan (c) upaya yang memungkinkan berkembang

dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk

ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dengan dan

meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan

pemecahan masalah.

Ditegaskan pula oleh Moh. Surya (2006) bahwa salah satu tren bimbingan dan

konseling saat ini adalah bimbingan dan konseling spiritual. Berangkat dari

kehidupan modern dengan kehebatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

kemajuan ekonomi yang dialami bangsa-bangsa Barat yang ternyata telah

menimbulkan berbagai suasana kehidupan yang tidak memberikan kebahagiaan

batiniah dan berkembangnya rasa kehampaan. Dewasa ini sedang berkembang

kecenderungan untuk menata kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai spiritual.

Kondisi ini telah mendorong kecenderungan berkembangnya bimbingan dan

konseling yang berlandaskan spiritual atau religi.

6. Landasan yuridis-formal

Landasan yuridis-formal berkenaan dengan berbagai peraturan dan

perundangan yang berlaku di Indonesia tentang penyelenggaraan bimbingan dan

konseling, yang bersumber dari Undang-Undang Dasar, Undang-Undang,

Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri serta berbagai aturan dan pedoman

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 18

Page 19: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

lainnya yang mengatur tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling di

Indonesia, sehingga acuan dari program ini adalah :

1. UUD 1945, Perubahan Ke – 4; Dalam BAB XIII; Mengenai Pendidikan dan

Kebudayaan.

2. U.U. REPUBLIK INDONESIA Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

3. P.P. REPUBLIK INDONESIA Nomor 29 Tahun 1990, Tentang Pendidikan

Menengah.

4. Permendiknas REPUBLIK INDONESIA Nomor 27 Tahun 2008 Tentang

Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.

5. Permendiknas REPUBLIK INDONESIA Nomor 39 Tahun 2008 Tentang

Pembinaan Kesiswaan.

6. Permendiknas REPUBLIK INDONESIA Nomor 39 Tahun 2009 Tentang

Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan.

2.3. Materi Bimbingan dan Konseling

Adapun sasaran materi kegiatan bimbingan konseling adalah bertitik tolak

pada pola Bimbingan Konseling, yaitu :

1. Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling, meliputi :

a) Bidang bimbingan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta

didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan

kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi yang sesuai dengan karakteristik

kepribadian dan kebutuhan dirinya agar selaras dengan visi dan misi SMP

Islam Raden Patah dan norma masyarakat.

b) Bidang bimbingan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta

didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan

hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota

keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas. Bidang pelayanan

ini meliputi kemampuan untuk berkomunikasi, berargumentasi, bertingkah

laku sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di sekolah, rumah, atau

masyarakat.

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 19

Page 20: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

c) Bidang bimbingan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta

didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti

pendidikan di sekolah dan mengembangkan kebiasaan belajar secara

mandiri. Bidang pelayanan ini meliputi pemantapan sikap dan kebiasaan

belajar yang efektif, penguasaan materi, program belajar di sekolah sesuai

dengan kondisi individu dan lingkungan.

d) Bidang bimbingan karier, bertujuan untuk membantu siswa dalam

merencanakan masa depan seperti memilih sekolah lanjutan, mengenal

jenis pekerjaan dan jenis-jenis pekerjaan yang sesuai dengan potensi

dirinya.

2. Fungsi layanan Bimbingan dan Konseling, meliputi :

a) Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik

memahami diri dan lingkungannya.

b) Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu

mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat

menghambat perkembangan dirinya..

c) Fungsi Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi

masalah yang dialaminya.

d) Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu

peserta didik memelihara dan menumbuhkembangkan berbagai potensi

dan kondisi positif yang dimilikinya.

e) Fungsi Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh

pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat

perhatian.

3. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling, meliputi :

a) Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik mampu untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, aturan yang berlaku di

sekolah dan mampu beradaptasi secara baik dengan warga sekolah.

b) Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan

memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, gambaran mengenai

karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 20

Page 21: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

c) Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik

memperoleh penempatan dan penyaluran secara tepat sesuai potensi yang

dimiliki di dalam kelas, kelompok belajar, dan kegiatan ekstra kurikuler.

d) Pembelajaran, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai

keahlian tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna

dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

e) Bimbingan dan Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu

peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya yang

memungkinkan siswa memperoleh layanan langsung secara tatap muka

dengan guru pembimbing di ruang BP/BK.

f) Bimbingan Kelompok, yaitu layanan untuk membantu peserta didik yang

memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama memperoleh materi

yang berguna bagi kehidupannya serta melakukan kegiatan tertentu

melalui dinamika kelompok.

g) Bimbingan dan Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu

peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi yang

dilakukan secara berkelompok atau klasikal.

h) Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain

dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu

dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.

i) Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan

permasalahan dan atau memperbaiki hubungan antar sesama siswa atau

dengan warga sekolah yang lain, sehingga terhindar dari pertentangan

lebih lanjut.

4. Satuan layanan (Satlan) merupakan salah satu bagian dari program bimbingan

yang memuat satuan topik bahasan yang akan disampaikan kepada siswa

dalam satu pertemuan atau beberapa waktu pertemuan sesuai dengan kondisi

dan kebutuhan siswa.

Satuan layanan (Satlan) ini berfungsi sebagai acuan bagi guru

pembimbing/konselor untuk dapat melaksanan layanan bimbingan dan

konseling agar lebih efektif dan terarah. Komponen-komponen utama dalam

satuan layanan (satlan) tersebut adalah:

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 21

Page 22: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

a. Topik permasalahan

b. Jenis layanan

c. Bidang bimbingan

d. Fungsi layanan

e. Tujuan layanan

f. Sasaran layanan

g. Metode penyampaian

h. Waktu pelaksanaan

i. Pihak-pihak terkait, dan

j. Catatan khusus selama pelaksanaan bimbingan konseling

5. Kegiatan Pendukung, meliputi :

a) Instrumentasi BK, yaitu kegiatan pengumpulan data peserta didik,

keterangan tentang lingkungan peserta didik atau lingkungan yang lebih

luas melalui instrumen tes maupun bukan alat tes.

b) Penyelenggaraan Himpunan Data, yaitu kegiatan melakukan inventaris

data yang relevan dengan pengembangan peserta didik, yang

diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif, terpadu,

dan bersifat rahasia.

c) Konferensi Kasus, yaitu kegiatan pembahasan masalah perserta didik

dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang terkait bagi

terselesaikannya masalah peserta didik yang bersifat terbatas dan tertutup.

d) Home Visit/kunjungan rumah, yaitu kegiatan untuk memperoleh data dan

gambaran secara lengkap mengenai peserta didik yang sedang memiliki

masalah, untuk pembahasan dan pemecahan masalah yang dilakukan di

rumah/tempat tinggal peserta didik.

e) Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan

pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi,

kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.

f) Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk mendapatkan penanganan yang

tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik ke pihak lain

sesuai dengan keahlian dan wewenangnya.

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 22

Page 23: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

Kompetensi yang akan dikembangkan dalam layanan bimbingan dan

konseling di SMP Islam Raden Patah dapat digambarkan melalui langkah-langkah

sebagaimana tergambar dalam diagram berikut:

Gambar 1. Diagram Pemberian Layanan Bimbingan dan Konseling

SMA Negeri 1 Kembang

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 23

Tugas Perkembangan

Bimbingan

Pribadi

Bimbingan

Belajar

Bimbingan

Sosial

Bimbingan

Karir

Kompetensi

MateriBimbingan dan Konseling

Materi

Bimbingan dan Konseling

- Layanan

- Pendukung

- Penilaian

Page 24: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

2.4. Metode Bimbingan dan Konseling

Metode yang dapat digunanakan dalam menyampaikan layanan bimbingan

dan konseling meliputi bermacam-macam metode yang meliputi:

a. Metode ceramah,

b. Metode tanya jawab,

c. Metode diskusi dan demontrasi,

d. Metode curah pendapat (brain stroming)

e. Metode kelompok kecil (buzz group) terdiri dari 3-4 orang

f. Metode rembug sejoli (2 orang)

g. Metode merespon media

h. Metode karya wisata

i. Metode surat menyurat,

j. Metode studi kasus, dll.

2.5. Format Kegiatan dan Tempat Pelaksanaan

1. Format Kegiatan :

a) Individual, yaitu format kegiatan Bimbingan dan Konseling yang

melayani peserta didik secara perorangan.

b) Klasikal, yaitu format kegiatan Bimbingan dan Konseling yang

melayani sejumlah peserta didik dalam satu kelas untuk memberikan

layanan secara perorangan sesuai dengan kondisi/keadaan masalah

siswa.

c) Kelompok, yaitu format kegiatan Bimbingan dan Konseling yang

melayani sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui

kelompok.

d) Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan Bimbingan dan Konseling

yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada

pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.

e) Melakukan koordinasi dengan guru bidang studi lain serta wali kelas

dalam rangka pengentasan masalah siswa

f) Lapangan, yaitu format kegiatan konseling yang melayani seorang atau

sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 24

Page 25: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

Adapun tekhnik penyampaian yang digunakan antara lain melalui

konseling, wawancara, diskusi kelompok, bermain peran, kuiz, ceramah

dan tanya jawab.

2. Tempat Pelaksanaan :

Kegiatan layanan bimbingan konseling dilaksanakan sesuai situasi dan

kondisi yang pengaturan tempatnya :

Layanan bimbingan secara klasikal dilaksanakan di dalam kelas.

Layanan bimbingan secara kelompok dilaksanakan di dalam kelas,

lapangan, atau ruangan lain yang diseusaikan dengan kebutuhan.

Layanan secara individual dilaksanakan di ruang BK atau tempat lain

yang telah disepakati bersama.

Layanan Home visit dilakukan di rumah/tempat tinggal peserta didik.

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 25

Page 26: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

BAB III

PENGORGANISASIAN

3.1. Bimbingan dan Konseling dalam Struktur Organisasi SMA Negeri 1

Kembang

Organisasi layanan bimbingan konseling meliputi segenap unsur dengan

struktur organisasi sebagai berikut :

Keterangan : : Garis Komando

: Garis Koordinasi

Bagan 1. Organigram layanan bimbingan dan konseling SMA Negeri 1 Kembang

Personil pelaksana layanan bimbingan konseling adalah segenap unsur yang

terkait dalam organigram layanan BK, dengan guru pembimbing sebagai

pelaksana utamanya. Adapun uraian tugas masing-masing personil adalah sebagai

berikut :

1. Kepala Sekolah

Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh

mempunyai tugas:

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 26

Kepala Sekolah

Komite Sekolah

Pembina OSIS

Kesiswaan Guru Pembimbing

S I S W AGuru Bidang Studi Wali Kelas

Page 27: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang diprogramkan di sekolah,

sehingga pelayanan pengajaran dan bimbingan merupakan suatu kesatuan

yang terpadu, harmonis dan dinamis.

Menyediakan prasarana, tenaga, sarana dan berbagai kemudahan bagi

terlaksananya layanan bimbingan,

Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan &

pelaksanaan program, penilaian dan upaya tindak lanjut layanan

bimbingan.

Mempertanggungjawabkan pelaksanaan layanan bimbingan di sekolah

pada Kanwil/Kepala Dinas.

2. Bagian Kesiswaan

Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan-kegiatan

OSIS dalam rangka menegakan disiplin dan tata tertib sekolah.

3. Pembina OSIS

Melakukan pembinaan siswa melalui kegiatan ekstra kurikuler dan OSIS .

4. Guru Pembimbing

Guru pembimbing bertugas untuk :

1. Memasyarakatkan layanan bimbingan konseling kepada segenap warga

sekolah dan orang tua siswa

2. Menyusun program bimbingan konseling

3. Melaksanakan program bimbingan konseling

4. Mengadministrasikan layanan bimbingan konseling

5. Mengumpulkan data tentang siswa

6. Meneliti kemajuan dan perkembangan siswa

7. Menilai proses dan hasil layanan bimbingan konseling, dan melaksanakan

tindak lanjut

8. Menilai program dan pelaksanaan bimbingan konseling

9. Memberikan tindak lanjut terhadap hasil penilaian BK dan melaporkan

secara tertulis pada Kepala Sekolah

5. Guru Bidang Studi

Sebagai personil sekolah yang sehari-hari langsung berhubungan dengan

siswa maka guru memiliki peran dalam layanan konseling, sebagai berikut:

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 27

Page 28: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada

siswa

2. Membantu guru pembimbing mengidentifikasi dan mengumpulkan data

tentang siswa yang memerlukan layanan konseling.

3. Membantu mengembangkan suasana kelas yang menunjang pelaksanaan

pelayanan konseling.

4. Menangani dan mengalihtangankan kasus yang tidak dapat ditangani oleh

guru mata pelajaran kepada guru pembimbing.

5. Menerima siswa yang dialih tangankan dari guru pembimbing untuk

menangani kesulitan belajar (perbaikan/pengayaan).

6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan

layanan/kegiatan konseling.

7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti

konferensi kasus.

8. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan

hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan bimbingan konseling.

9. Membantu mengumpulkan informasi dalam rangka penilaian pelayanan

konseling dan upaya tindak lanjutnya.

10. Memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa yang memerlukan

layanan bimbingan konseling.

11. Berpartisipasi aktif dalam menangani permasalahan siswa.

6. Wali Kelas

Sebagai pengelola kelas tertentu maka bertugas sebagai berikut :

1. Membantu guru pembimbing dalam melaksanakan tugas-tugas khususnya

di kelas yang menjadi tanggung jawabnya

2. Menangani siswa bermasalah yang menjadi tanggung jawabnya sebelum

dilimpahkan pada guru pembimbing

3. Membantu guru bidang studi melaksanakan peranannya dalam layanan

bimbingan, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya

4. Mengkoordinasi informasi dan kelengkapan data untuk membantu layanan

bimbingan seperti : daftar nilai, absensi, angket siswa, angket orang tua,

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 28

Page 29: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

laporan observasi siswa, catatan khusus mengenai siswa, catatan home

visit dll.

3.2. Mekanisme Penanganan Peserta Didik

Pembinaan siswa dilaksanakan oleh seluruh unsur pendidikan di sekolah,

orang tua, masyarakat dan pemerintah. Penanganan siswa bermasalah di sekolah

adalah sebagai berikut :

1. Seorang siswa yang melanggar tata tertib dapat ditindak oleh semua

guru/petugas lain, guru piket, wali kelas bahkan langsung oleh Kepala

Sekolah

2. Tindakan tersebut diinformasikan kepada wali kelas yang bersangkutan

untuk ditindak lanjuti

3. Sementara guru pembimbing berperan dalam mengetahui sebab-sebab

yang melatarbelakangi sikap dan tindakan siswa tersebut. Dalam hal ini

guru pembimbing bertugas membantu menangani masalah siswa tersebut

dengan meneliti latar belakang tindakan siswa melalui serangkaian

wawancara dan informasi dari sejumlah sumber data, setelah wali kelas

merekomendasikannya.

Mekanisme penanganan siswa bermasalah di SMP Islam Raden Patah dapat

dilihat secara jelas melalui bagan di bawah ini :

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 29

Page 30: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

Bagan 2. Alur penangan siswa

3.3. Kategori Permasalahan Siswa dan Penanganannya

Masalah (kasus) ringan:

membolos, malas, kesulitan belajar pada bidang tertentu, bertengkar,

berpacaran, mencuri kelas ringan. Kasus ringan dibimbing oleh wali kelas

dan guru dengan berkonsultasi kepada guru pembimbing dan mengadakan

kunjungan rumah.

Masalah (kasus) sedang:

gangguan emosional, berpacaran, dengan perbuatan menyimpang, berkelahi

antar sekolah, kesulitan belajar karena gangguan di keluarga, berkelahi

dengan teman sekolah, mencoba minum minuman keras, mencuri kelas

sedang, melakukan gangguan sosial dan asusila yang masih dapat diperbaiki.

Kasus sedang dibimbing oleh guru pembimbing (konselor), dengan

berkonsultasi dengan kepala sekolah, ahli/profesional, polisi, guru dan

sebagainya. Dapat pula mengadakan konferensi kasus.

Masalah (kasus) berat:

gangguan emosional berat, kecanduan alkohol dan narkotika, pelaku

kriminalitas, peserta didik hamil/menggugurkan kandungan, percobaan bunuh

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 30

Petugas Lain

Guru Piket

Guru Bidang Studi

Wali Kelas dan Kesiswaan/

Pembina OSIS

Koordinator dan Guru

Pembimbing

S i s w a

KEPALA SEKOLAHTenaga Ahli/Instansi Lain

KomiteSekola

h

Page 31: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

diri, perkelahian dengan alat (misalnya ikat pinggang, senjata tajam atau

senjata api). Kasus berat dilakukan referal (alih tangan kasus) kepada ahli

psikologi, psikiater, dokter, polisi, ahli hukum yang sebelumnya terlebih

dahulu dilakukan kegiatan konferensi kasus.

Di sekolah sangat mungkin ditemukan siswa yang yang bermasalah,

dengan menunjukkan berbagai gejala penyimpangan perilaku. yang merentang

dari kategori ringan sampai dengan berat. Upaya untuk menangani siswa yang

bermasalah, khususnya yang terkait dengan pelanggaran disiplin sekolah dapat

dilakukan melalui dua pendekatan yaitu: (1) pendekatan disiplin dan (2)

pendekatan bimbingan dan konseling.

Penanganan siswa bermasalah melalui pendekatan disiplin merujuk pada

aturan dan ketentuan yang berlakuyang disebut dengan kode etik siswa SMA

Negeri 1 Kembang. Sebagai salah satu komponen organisasi sekolah, aturan (tata

tertib) siswa beserta sanksinya perlu ditegakkan untuk mencegah sekaligus

mengatasi terjadinya berbagai penyimpangan perilaku siswa. Namun sekolah di

sini bukan merupakan lembaga pengobatan atau rehabilitasi sehingga penanganan

siswa yang mengalami gangguan psikologi yang termasuk abnormal, siswa

mentally retarded, siswa yang membutuhkan perawatan khusus dalam hal

kesehatan atau siswa dengan kecenderungan perbuatan mengarah kriminalitas

akan di alihkasuskan ke pihak yang secara khusus menangani masalah tersebut.

Perlu diingat bahwa pengalihan kasus bukan berarti pihak sekolah berkeinginan

untuk memindahkan tanggung jawab, namun harus dilihat bahwa SMA Negeri 1

Kembang merupakan sekolah negeri yang tidak mengkhususkan diri dalam

penanganan kasus-kasus yang demikian.

Untuk membentuk siswa SMA Negeri 1 Kembang agar sesuai dengan visi

dan misi sekolah, selain menggunakan pendekatan pertama juga menggunakan

pendekatan melalui Bimbingan dan Konseling. Berbeda dengan pendekatan

disiplin yang memungkinkan pemberian sanksi untuk menghasilkan efek jera,

penanganan siswa bermasalah melalui Bimbingan dan Konseling justru lebih

mengutamakan pada upaya penyembuhan dengan menggunakan berbagai layanan

dan teknik yang ada.

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 31

Page 32: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

3.4. Daftar Petugas/Staf Bimbingan dan Konseling

Untuk kelancaran dalam melaksanakan pelayanan bimbingan konseling di

SMA Negeri 1 Kembang, maka Kepala Sekolah menetapkan personalia BK

sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah : Drs. Nur Kholiq

2. Pembantu Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan : Drs. Sholikhul Hadi

3. Pembina OSIS : Santi Indriyastuti, S.Sos

4. Koordinator BP/ BK : Doso Prasetyo,S.Pd

5. Guru BP/BK : Reko Wibowo,SH,S.Pd.

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 32

Page 33: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

BAB IV

PROGRAM KEGIATAN

1.1. Program Tahunan

Program tahunan yang didalamnya meliputi program semesteran dan

bulanan yaitu program yang akan dilaksanakan selama satu tahun pelajaran dalam

unit semesteran dan bulanan. Program ini mengumpulkan seluruh kegiatan selama

satu tahun untuk masing-masing kelas. Program tahunan dipecah menjadi

program semesteran dan program semesteran dipecah menjadi program bulanan.

Program ini dibuat sesuai dengan alokasi waktu untuk setiap 4 bidang bimbingan

dan 7 layanan dalam satu tahun pelajaran. (Lihat dalam lampiran)

1.2. Program Bulanan

Program bulanan didalamnya meliputi program mingguan dan harian,

yatiu program yang akan dilaksanakan selama satu bulan dalam unit mingguan

dan harian. Program ini mengumpulkan seluruh kegiatan selama satu bulan untuk

kurun bulan yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya dengan modifikasi sesuai

dengan kebutuhan siswa. Program bulanan merupakan jabaran dari program

semesteran, sedangkan program mingguan merupakan jabaran dari program

bulanan. (Lihat dalam lampiran)

1.3. Program Harian

Program harian yaitu program yang akan dilaksanakan pada hari-hari

tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program

mingguan untuk kelas tertentu. Program ini dibuat secara teretulis pada satuan

layanan (satlan) dan atau kegiatan pendukung (satkung) bimbingan dan konseling.

(Lihat dalam Lampiran)

1.4. Program Pengembangan Diri

Program pengembangan diri SMA Negeri 1 Kembang dilaksanakan

melalui koordinasi guru pembimbing dengan bagian kesiswaan dan pembina

OSIS dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 33

Page 34: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu

pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat

mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan

atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.

Bimbingan dan konseling SMA Negeri 1 Kembang bertugas untuk

memberikan masukan dan menyalurkan siswa sesuai dengan bakat/potensi yang

dimiliki. Sedangkan pada tataran pelaksanaan, dilakukan sepenuhnya oleh bagian

kesiswaan dan Pembina OSIS.

Jenis kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Kembang Patah adalah

sebagai berikut :

1. Krida, meliputi Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA) SMA Negeri 1

Kembang, Latihan Dasar Kepemimpinan OSIS dan DKM, Latihan Baris-

Berbaris untuk semua siswa SMA Negeri 1 Kembang.

2. Karya Ilmiah, melalui Kelompok Pencinta Mata Pelajaran yang meliputi

English Club (kelompok pecinta mata pelajaran bahasa inggris), Science Club

(Kelompok pecinta mata pelajaran IPA), Math Club (kelompok pecinta mata

pelajaran Matematika), dan IT Club (kelompok pengembangan mata pelajaran

TIK).

3. Latihan keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga

(melalui kegiatan ekskul sepakbola dan merpati putih), seni dan budaya

(ekskul teater, seni degung dan band), dan pengembangan keagamaan melalui

ekskul ROHIS yang membawahi DKM dan seni membaca Al-qur’an

(Tilawah).

1.5. Pelaksanaan Program

a. Di dalam jam pembelajaran sekolah :

1) Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk

menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran,

penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang

dapat dilakukan di dalam kelas.

2) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 1 (satu) jam per kelas per minggu

dan dilaksanakan secara terjadwal

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 34

Page 35: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

3) Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan

layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan

rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus diselenggarakan

sesuai dengan kebutuhan selama jam kerja guru pembimbing maksimal setara

dengan dua jam pembelajaran untuk setiap peserta didik.

b. Di luar jam pembelajaran sekolah :

1) Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan

orientasi, konseling perorangan,, bimbingan kelompok, konseling kelompok,

dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.

2) Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/di luar jam

pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam

kelas.

3) Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah

maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling, diketahui dan

dilaporkan kepada pimpinan sekolah/madrasah.

Program pelayanan konseling di SMA Negeri 1 Kembang dikelola dengan

memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antar kelas dan antar

jenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan konseling dengan

kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta

mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/ madrasah.

1.6. Jadwal Kegiatan

a. Kegiatan Belajar Mengajar

Dalam kegiatan belajar mengajar, mengacu pada jadwal yang diberikan oleh

bagian kurikulum SMA Negeri 1 Kembang dimana guru pembimbing

diberikan waktu untuk memberikan materi di dalam kelas selama 1 jam

pembelajaran di masing-masing kelas. (Jadwal terlampir)

b. Kegiatan Layanan Bimibingan dan Konseling

Untuk layanan konseling individu atau kelompok atau layanan lainnya,

dilakukan baik di ruang bimbingan dan konseling SMA Negeri 1 Kembang

maupun ruangan lain yang dapat dipergunakan dengan persetujuan bagian

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 35

Page 36: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

kurikulum, sarana dan prasarana, dan kepala sekolah. Adapun jadwal layanan

tersebut dijadwalkan sesuai dengan jam kerja guru pembimbing, yaitu:

Setiap hari Senin s/d Sabtu, pukul 07.00 – 13.30, dikurangi dengan waktu

mengajar di dalam kelas.

1.7. Sarana dan Prasarana

a. Sarana

Sarana yang diperlukan, untuk menunjang kegiatan layanan bimbingan dan

konseling adalah :

1. Alat pengumpul data, baik test maupun non test, seperti :

- Angket (siswa, orang tua dan guru).

- Blangko (observasi, wawancara, anekdot dsb).

- Blangko home visit (pemberitahuan dan laporan).

- Format-format layanan (satuan layanan, satuan kegiatan, laporan).

- Data-data lain (buku daftar hadir, buku catatan pelanggaran, buku surat,

daftar siswa asuh, absensi siswa, prestasi belajar Siswa dan sosiogram

siswa).

2. Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data yaitu buku

himpunan data, buku kode etik siswa, dan buku catatan pelanggaran siswa.

3. Perlengkapan administrasi, seperti alat tulis menulis, format rencana satuan

layanan dan kegiatan pendukung, buku tamu, dan buku administrasi surat.

b. Prasarana

Prasarana bimbingan dan konseling SMA Negeri 1 Kembang yang telah

tersedia adalah:

a. Ruang BK merangkap ruang konseling.

b. Dua set meja kursi guru pembimbing.

c. Satu set komputer dan printer.

d. Satu buah jam dinding

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 36

Page 37: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

e. Satu set papan tulis untuk keperluan program kegiatan, organigram, dan

rekapitulasi permasalahan siswa.

f. Sebuah tempat penyimpanan dan locker.

c. Denah Ruang Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 1 Kembang

Ruang bimbingan dan konseling SMA Negeri 1 Kembang terletak di lantai

dua, dengan denah ruangan sebagai berikut:

Kurs i

Pintu

Kurs

i

Mej

a Pe

mbi

mbi

ng

Locker

Tem

pat P

enyi

mpa

nan

Berk

as

Meja Pembimbing

1.8. Penyusunan Anggaran

Anggaran disusun berdasarkan analisis kebutuhan program bimbingan dan

konseling SMA Negeri 1 Kembang dengan melihat pengeluaran yang secara rutin

dilakukan setiap tahun ajaran dan kebutuhan yang muncul pada tahun ajaran baru

baik untuk sarana maupun prasarana. Rencana anggaran bimbingan dan konseling

SMA Negeri 1 Kembang dapat dilihat pada lampiran.

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 37

Page 38: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

BAB V

EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

5.1. Evaluasi Kegiatan

Evaluasi kegiatan bimbingan konseling SMA Negeri 1 Kembang berfungsi

untuk melihat hasil layanan bimbingan dan konseling dalam bidang bimbingan

pribadi, sosial, belajar dan bimbingan karir. Selain itu juga kegiatan penilaian ini

dimaksudkan untuk menilai sejauh mana kegiatan bimbingan dan konseling yang

sudah dapat dilaksanakan sudah sesuai dengan yang telah diprogramkan baik

melalui program satuan layanan, program kegiatan pendukung, program semester

maupun program tahunan.

Kegiatan penilaian ini dilakukan pada setiap akhir pelaksanaan kegiatan

satuan layanan maupun pada setiap akhir kegiatan pendukung, sehingga dapat

dengan segera diketahui program/kegiatan mana yang dapat dikembangkan atau

program/kegiatan mana yang tidak mungkin dikembangkan atau mungkin saja ada

kegiatan yang harus diperbaiki/direvisi. Sedangkan untuk pelaporan pelaksanaan

kegiatan dilaporkan pada setiap akhir tahun ajaran ke kepala sekolah.

Penilaian hasil kegiatan layanan bimbingan dan konseling SMA Negeri 1

Kembang dilakukan dengan tujuan untuk: mengentaskan masalah siswa dan

pengembangan aspek-aspek kepribadian siswa seperti kedisiplinan, motivasi,

kebiasaan, keterampilan dan keberhasilan belajar, konsep diri, kemampuan

berkomunikasi, kreativitas, serta apresiasi terhadap nilai dan moral.

Secara garis besar, penilaian dilakukan dengan mengacu pada:

1. Untuk mengetahui keberhasilan layanan dilakukan penilaian, dengan penilaian

ini dapat diketahui apakah layanan tersebut efektif dan dapat membawa

dampak positif terhadap siswa yang mendapatkan layanan.

2. Penilaian ditunjukan oleh perolehan siswa yang menjalani layanan.

Perolehan diorientasikan pada:

a) Pengentasan masalah siswa, sejauh manakan perolehan siswa menunjang

bagi pengentasan masalahnya. Perolehan itu diharapkan dapat lebih

menunjang terbinanya tingkah laku positif, khususnya berkenaan dengan

masalah dan perkembangan diri siswa.

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 38

Page 39: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

b) Perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, motivasi,

kebiasaan, keterampilan dan keberhasilan belajar, konsep dirinyapun

berkomunikasi, kreatifitas, apresiasi terhadap nilai dan moral.

3. Secara khusus fokus penilaian diarahkan kepada berkembangnya :

a) Pemahaman baru yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya dengan

masalah yang dibahas.

b) Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan

melalui layanan.

c) Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan

layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan

masalah yang dialaminya.

4. Penilaian dapat dilakukan melalui :

a) Format individual, kelompok dan atau klasikal.

b) Media lisan dan atau tulisan.

c) Penggunaan panduan dan atau instrument baku dan atau yang

disusun sendiri oleh guru pembimbing.

5. Tahap-tahap penilaian meliputi :

a) Penilaian segera (laiseg), merupakan penilaian tahap awal yang dilakukan

segera setelah atau menjelang diakhirnya layanan yang dimaksud.

b) Penilaian jangka pendek (laijapen), merupakan penilaian lanjutan yang

dilakukan setelah satu (atau lebih) jenis layanan dilaksanakan selang

beberapa hari sampai paling lama satu bulan.

c) Penilaian jangka panjang (laijapang), merupakan penilaian lebih

menyeluruh setelah dilaksanakannya layanan dengan selang satu unit

waktu tertentu, seperti satu semester.

Penilaian dalam kegiatan bimbingan dan konseling dapat dilakukan juga

terhadap proses kegiatan dan pengolahannya, yaitu terhadap :

a) Kegiatan layanan bimbingan dan konseling.

b) Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

c) Mekanisme dan instrumentasi yang digunakan dalam kegiatan.

d) Pengelolaan dan administrasi kegiatan.

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 39

Page 40: Program BK SMAKEM Rapat 2010 2011 Final

Hasil penilaian proses digunakan untuk meningkatkan kualitas kegiatan

bimbingan dan konseling secara menyeluruh. (Format penilaian dapat dilihat pada

lampiran)

5.2. Tindak Lanjut

Tindak lanjut pelaksanaan progam layanan bimbingan dan konseling

didasarkan pada hasil analisis, yang dapat dilakukan dengan cara:

1. Tindak lanjut bersifat singkat dan segera, misalnya pemberian penguatan

(reinforcement), penugasan kecil yang berguna bagi siswa (seperti mencari

artikel tentang remaja)

2. Menempatkan atau mengikutsertakan siswa yang bersangkutan dalam jenis

layanan tertentu (misalnya dalam layanan bimbingan kelompok atau konseling

kelompok)

3. Membentuk program satuan layanan atau pendukung yang baru sebagai

kelanjutan atau pelengkap layanan/ pendukung yang terdahulu.

Kegiatan tindak lanjut ini dilaksanakan dengan mengacu kepada hasil

evaluasi atau kegiatan penilaian yang dituangkan dalam program tahunan.

Kegiatan penilaian dilakukan setiap akhir kegiatan, maka begitupun halnya

dengan kegiatan tindak lanjut ini.

KTSP SMAN 1 Kembang 2010 - 2011 40