profil proses kognitif siswa dalam investigasi matematik...
TRANSCRIPT
Jurnal Riset Pendidikan Vol. 2, No. 2, November 2016
ISSN: 2460-1470
129
Profil Proses Kognitif Siswa dalam Investigasi Matematik ditinjau dari
Kemampuan Matematika Siswa
Tamim Zainudin
Moch. Lutfianto
Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Al Hikmah Surabaya
e-mail: [email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil proses kognitif
siswa dalam investigasi matematik. Proses kognitif dalam investigasi matematik
terdiri dari empat tahap, yaitu: pengkhususan, pendugaan, pembenaran dan
perumuman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.
Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam saat subjek
melakukan investigasi matematik. Dalam artikel ini akan dibahas hasil penelitian
untuk subjek berkemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa subjek dengan kemampuan matematika tinggi
dapat melakukan keempat tahapan tersebut. Untuk subjek dengan kemampuan
sedang hanya melakukan tahap pengkhususan dan pendugaan. Sedangkan
subjek dengan kemampuan matematika rendah hanya melakukan tahap
pendugaan.
Kata Kunci: Proses kognitif, Investigasi Matematik, Kemampuan Matematika.
Abstract This research aims to describe the profile of students' cognitive
processes in mathematics investigations. Cognitive processes in mathematics
investigation contains four stages, they are: specialising, conjecturing, justifiying
and generalising. The method used in this research is qualitative research. The
data is taken by interviewing whell the subject doing investigation mathematics.
In this article will be discuss the results of research on the subject of
mathematics ability of high, medium and low. The results showed that subjects
with high math skills can do four of these stages. For subjects with the ability'm
just do specialising stage and conjecturing. While the subject with low math
skills just do specialising stage.
Keywords: cognitive processes, mathematics investigation, mathematics ability.
Pendahuluan
Pembelajaran matematika yang baik akan lebih menekankan aktifitas siswa sebagai
pusat pembelajaran. Siswa didorong untuk aktif baik secara mental maupun fisik, menurut
turmudzi, dalam pebelajaran matematika, siswa harus dirangsang untuk mencari sendiri,
melakukan penyelidikan (investigation), melakukan pembuktian terhadap suatu dugaan
(conjecture) yang mereka buat sendiri, dan mencari tahu jawaban atas pertanyaan teman
atau pertanyaan gurunya.
Selain itu, guru perlu mengetahui proses kognitif siswa dalam mengerjakan tugas
matematika. Sehingga guru dapat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dalam pikiran
Jurnal Riset Pendidikan Vol. 2, No. 2, November 2016
130
siswa ketika mengerjakan tugas dari guru serta guru dapat memperbaiki pembelajaran yang
disesuaikan dengan kondisi siswanya.
Kondisi siswa erat kaitanya dengan kemampuan siswa. Sementara kemampuan siswa
sangat erat kaitanya dengan perolehan hasil belajar. Bila berhadapan dengan sejumlah
siswa yang tidak dipilih secara khusus berdasarkan kecerdasanya, maka diantara mereka
terdapat siswa yang pandai, sedang dan lemah. Kemampuan berasal dari kata “mampu”
yang mepunyai arti kata kesanggupan, kecakapan atau kekuatan (Poerwadarminta, 2005:
707). Sedangkan menurut Uno(2008), “kemapuan adalah merujuk pada kinerja seseorang
dalam suatu pekerjaan yang bisa dilihat dari pikiran, sikap dan perilakunya”.
Megawati (2013) dalam penelitianya menemukan bahwa kemampuan matematika
siswa berpengaruh pada kemapuan bernalarnya. Siswa yang memiliki kemampuan
matematika tinggi cendrung memiliki kemampuan bernalar yang sangat baik. Siswa yang
memiliki kemapuan mmatematika sedang cenderung memiliki kemapuan bernalar yang
cukup baik, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah cenderung
memiliki kemampuan bernalar yang kurang baik. Menurut Deizmann (2001) investigasi
yang diperlukan untuk mengatasi keterbatasan keterampilan dan pengetahuan, karena
siswa kesulitan dalam mengkaitkan pemecahan masalah, representasi, manipulasi, dan
penalaranmatematik dapat meningkatkan belajar anakanak SD, guru perlu memberikan
bimbingan.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan sekaligus
membandingkan profil proses kognitif siswa dalam investigasi dengan kemampuan tinggi,
sedang dan rendah.
Proses Kognitif
Proses Kognitif adalah proses aktivitas mental dalam pikiran seseorang, yaitu sesuatu
yang tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat diukur melalui perilaku yang
ditampilkan dan diamati (Subarinah, 2015) dan pembelajaran matematia yang baik
sebaiknya juga lebih menekankan aktivitas siswa sebagai pusat pembelajaran. Siswa
didorong untuk aktif baik secara mental maupun secara fisik. Dalam pembelajaran
matematika, siswa harus dirangsang untuk mencari sendiri, melakukan penyelidikan
(investigation), melakukan pembuktian terhadap suatu dugaan (Conjecture) yang mereka
buat sendiri, dan mencari tahu jawaban atas pertanyaan teman atau pertanyaan gurunya
(Turmudi, 2008).
Jurnal Riset Pendidikan Tamim Zainudin
131
Investigasi Matematik
Investigasi secara bahasa adalah penyelidikan dengan mencatat atau merekam fakta
melakukan peninjauan, percobaan dan sebagainya, dengan tujuan memperoleh jawaban
(KBBI online, 2016). Sedangkan pengertian Investigasi menurut Boston di dalam Sri
Subarinah adalah suatu kegiatan yang mendorong suatu aktivitas percobaan ,
mengumpulkan data, melakukan observasi, mengidentifikasi suatu pola, membuat dan
menguji kesimpulan atau dugaan serta membuat suatu generalisasi. Dengan investigasi
matematik siswa dapat mengembangkan rasa ingin tahu, berani berani bertanya dan
mengemukakan pendapat, serta berani mengambil resiko dan percaya diri, sehingga lebih
aktif dalam berpikir dan dapat mencetuskan ide-ide dalam mencari jalan keluar
permasalahan, terutama yang berkaitan dengan matematika.
Yeo & Yeab (2009) membedakan investigasi matematik menjadi tiga, yaitu sebagai
suatu tugas, suatu proses dan suatu kegiatan. Selanjutnya proses investigasi matematik
dikarakterisasi menggunakan empat istilah proses kognitif inti, yaitu: (1) pengkhususan
(specialising), (2) pendugaan (Conjecturing), (3) pembenaran (justifiying) dan (4)
perumuman (generalising). Karakterisasi investigasi yang terdiri dari empat proses kognitif
inti tersebut terjadi dapat membantu untuk mempelajari bagaiman siswa berpikir ketika
mereka menyelidiki. Dalam penelitian ini yang dimaksud proses kkognitif dalam investigasi
matematik terdiri dari empat tahap, yaitu: pengkhususan, pendugaan, pembenaran dan
perumuman.
Dengan investigasi matematik siswa dapat aktif dan mengembangkan rasa ingin tahu
berani mengambil resiko, percaya diri berani bertanya dan mengumakakan pendapat.
Dalam investigasi matematik siswa laki-laki berkemampuan matematika tinggi mampu
melakukan keempat tahapan diatas. Siswa laki-laki dalam berpikirnya lebih terbuka,
sehingga dengan ketelitiannya siswa laki-laki mampu berpikir matematis yang abstrak untuk
mememunculkan kebaruan dan kefleksibilitasnya dengan menemukan pola-pola jawaban
yang berbeda (Subarinah, 2013, 2015, 2016).
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang berupaya untuk
mencari makna atau hakikat dibalik gejala-gejala yang terjadi.
Subyek dalam penelitian ini adalah 3 siswa laki-laki kelas 8 SMP Al-Hikmah Surabaya,
satu orang mempunyai kemampuan matematika tinggi, satu orang memiliki kemampuan
matematika sedang dan satu orang memiliki kemampuan matematika rendah. Untuk
menentukan subyek tersebut, diperoleh dari hasil PAS (Peneliaian Akhir Smester) yang telah
Jurnal Riset Pendidikan Vol. 2, No. 2, November 2016
132
melalui tahap validasi. Kemuadian hasil tersebut dianalisis dan diperoleh tiga siswa sebagai
subyek penelitian. Ketiga Subyek diberikan masalahkemudian diwawancarai untuk menggali
informasilebih dalam. Pemberian tugas diberikan dan wawancara dilakukan dua ali untuk
keperluan trangulasi. Jika kedua data menunjukan adanya kekonsistenan, maka data
tersebut valid. Kemudian data dianalisis.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri dari
dua macam, yaitu: instrumen utama dan intrument pendukung.
1. Instrumen Utama
Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri. Peran Peneliti sebagai instrumen
utama adalah mengendalikan seluruh proses pengumpulan data. Data utama yang
diperlukan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data yang diperlukan untuk
mengungkap profil proses kognitif siswa berkemapuan tingggi, sedang dan rendah
dalam investigasi matematik. Sebagai Instrumen utama peneliti bertindak sebagai
pewawancara juga sebagai pengamat. Posisi ini tidak dapat digantikan oleh intrumen
(orang) yang lain.
2. Instrumen Pendukung
Dalam menjalankan fungsinya instrument utama memerlukan intrumen-intrumen
pendukung yang akan digunkan untuk meperoleh data penelitian. Berikut instrumen
pendukung pada penelitian ini
a. Penilaian Akhir Semester
Instrumen ini digunakan sebagai instrumen bantu untuk mengkategorikan siswa
dengan kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Intrument sudah teruji valid karena
sudah digunakan sebagai Penilaian Akhir Semester yang di revisi dari tahun ke tahun
oleh salah satu sekolah di Surabaya.
b. Tugas Investigasi Matematik
Instrumen ini sebagai instrumen bantu untuk menggali proses kognitif subyek dalam
memecahkan tugas investigasi matematik. Di dalam tugas investigasi matematik
terdiri dari satu masalah matematika yang sudah ditentukan. Sebelum digunakan
dalam penelitian, tugas tersebut terlebih dahulu divalidasi oleh validator yang
dianggap berkompeten dan sesuai dengan bidang keahlianya, sampai dapat
dikatakan layak untuk digunakan dalam penelitian.
Jurnal Riset Pendidikan Tamim Zainudin
133
Tugas Investigasi matematik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Soal:
1) Garmbarlah dan amati Pola-1, Pola-2 dan Pola-3 pada gambar di lembar jawaban.
Berapakah banyaknya sisi luar untuk masing-masing pola?
2) (a) Gambarlah dan susunlah pola-4. Berapakah banyaknya sisi luar pola ke-4?
(b) Gambarlah dan susunlah pola-5. Berapakah banyaknya sisi luar pola ke-5?
(c) Gambarlah dan susunlah pola-6. Berapakah banyaknya sisi luar pola ke-6?
(d) menyusun polanya, berapakah banyaknya sisi luar pola ke-25?
3) Amati hasil 1) dan 2), kemudian temukan pola bilangan dari banyaknya sisi luar
Pola-1, Pola-2, Pola-3, Pola-4, Pola-5, dan Pola-6.
4) Dari pola yang kamu temukan pada jawaban 3), tentukan banyaknya sisi luar pola
ke-25 tanpa menggambar pola ke-25.
5) Dari pola yang kamu temukan pada jawaban 3) carilah rumus umum banyaknya
diagona segi-n.
6) Gambarlah pola-8. Berapakah banyaknya sisi luar pola-8?
7) Apakah hasil pada 6) sesuai dengan rumus yang ditemukan di 5) mengganti n=8.
8) Cocokkan rumus yang ditemukan di 5) dengan banyaknya sisi luar pada gambar-
gambar sebelumnya.
c. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk menghimpun data yang diinginkan sesuai
tujuan penelitian. Pedoman wawancara mengacu pada fokus penelitian, tidak
Pola-1
1 segienam
6 sisi luar
Pola-2
2 segienam
10 sisi luar
Pola-3
3 segienam
12 sisi luar
Gambar 1: Tugas Investigasi Matematik
Jurnal Riset Pendidikan Vol. 2, No. 2, November 2016
134
bersifat kaku dan fleksibel sehingga wawancara dapat berkembang saat wawancara
dilakukan.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara berbasis tugas.
Peneliti mewawancarai subyek penelitian secara mendalam mengenai hasil pemecahan
tugas investigasi matematik yang diberikan. Peneliti sebagai instrumen utama melakukan
wawancara untuk mengecek data hasil jawaban siswa dan mengeksplorasi proses kognitif
dalam investigasi matematik yang ada dalam diri siswa. Pada setiap langkah pemecahan
masalah dilakukan wawancara. Dari hasil wawancara hasil wawancara dapat diungkap
proses kognitif siswa dalam memecahkan masalahinvestigasi matematik.
Pengumpulan data dilaksanakan di sekolah dengan waktu yang diatur bersama antara
peniliti, subyek peneliti dan guru mata pelajaran matematika dikelasnya. Apabila terdapat
kendala waktu atau tempat disekola, maka pengumpulan data dapat dilakukan diluar
sekolah dengan persetujuan semua pihak .
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kualitatif. Analisis data dalam kualitatif dimulai dengan meyiapkan dan mengorganisasikan
data (yaitu, data teks seperti transkip, atau data gambar seperti foto) untuk analisis,
kemudian mereduksi data tersebut menjadi tema melalui proses pengodean dan
peringkasan kode, dan terakhir menyajikan data dalam bentuk bagan, tabel, atau
pembahasan (Creswell: 2013).
Hasil dan Pembahasan
Data hasil penelitian yang dibahas dalam penelitian ini berasal dari hasil tertulis
subjek, hasil pengamatan peneliti pada waktu subjek mengerjakan tugas (TIM), dan hasil
wawancara setelah subjek mengerjakan tugas (TIM) secara tertulis. Kemudian data tersebut
dianalisis. Berdasarkan hasil analisis data TIM, maka diperoleh profil proses kognitif subjek
dalam setiap tahap investigasi matematik.
1. Analisis Data Subjek Laki-laki dengan Kemampuan Matematika Tinggi
Jawaban tertulis subjek pada tahap pengkhususan dalam investigasi matematik
diperlihatkan pada Gambar 2.
Jurnal Riset Pendidikan Tamim Zainudin
135
Berdasarkan hasil analisis data TIM, diperoleh profil proses kognitif subjek dalam tahap
pengkhususan pada investigasi matematik sebagai berikut:
1) Subjek mebuat pola-4, pola-5 dan pola-6 dengan langkah-langkah yang sama.
Pertama membuat pola-3 seperti pada contoh soal, kemudian dari pola 3 tersebut
ditambah satu segi-6 menjadi pola-4. Dilanjutkan dengan menggambar kembali
pola-4, dari pola-4 tersebut ditambah satu segi-6 menjadi pola-5. Kemudian
dilanjutkan dengan menggambar kembali pola-5, dari pola-5 tersebut ditambah
satu segi-6 menjadi pola-6.
2) Subjek menghitung
Subjek memberi tanda titik di samping sisi luar untuk mempermudah dalam
menghitung banyaknya sisi luar. Yaitu agar tidak ada sisi luar yang terhitung dua kali
dan tidak ada sisi luar yang tidak terhitung.
Jawaban tertulis subjek pada tahap pendugaan dalam investigasi matematik
diperlihatkan pada Gambar 3.
Berdasarkan hasil analisis data TIM, diperoleh profil proses kognitif subjek dalam tahap
pengkhususan pada investigasi matematik sebagai berikut:
Gambar 2: Penggalan Jawaban Subyek Penelitian
Gambar 3: Penggalan Jawaban SP
Jurnal Riset Pendidikan Vol. 2, No. 2, November 2016
136
1) Subjek menemukan pola bilangan penambahan berurutan dari banyaknya sisi luar
pola-1, pola-2, pola-3, pola-4, pola-5 dan pola-6. Banyaknya sisi luar pola-1
adalah 6, banyaknya sisi luar pola-2 adalah 10, banyaknya sisi luar pola-3 adalah
12, banyaknya sisi luar pola-4 adalah 14, banyaknya sisi luar pola-5 adalah 16 dan
banyaknya pola-6 adalah 18. Subjek mengamati bahwa dari 6 ke 10 terjadi
penambahan 4 serta dari 10 ke 12, 12 ke 14, 14 ke 16 terjadi penambahan 2.
2) Subjek meneruskan pola bilangan penambahan berurutan untuk memperoleh
banyaknya sisi luar pola-25, yaitu dengan banyaknya sisi luar pola-6 ditambah 2
kali 19, 19 diperoleh dari selisih 25 dikurangi 6. Diperoleh 18 ditambah 2
sebanyak 19 kali sama dengan 56.
Jawaban tertulis subjek pada tahap perumuman dalam investigasi matematik
diperlihatkan pada Gambar.
Berdasarkan hasil analisis data TIM, diperoleh profil proses kognitif subjek dalam tahap
perumuman pada investigasi matematik sebagai berikut:
1) Subjek menemukan pola penambahan bilangan pada banyaknya sisi luar pola-2,
pola-3 sampai pola-25. Banyaknya sisi luar pola-2 adalah 6+4, banyaknya sisi luar
pola-3 adalah 6+4+2, banyaknya sisi luar pola-4 adalah 6+4+2+2, banyaknya
sisi luar pola-5 adalah 6+4+2+2+2, begitu hingga pola-25.
2) Subjek menemukan banyaknya sisi luar pola-n merupakan hasil penjumlahan suku
awal ditambah n dikalikan 2, yaitu 6 ditambah 2 sebanyak n.
3) Subjek mengabikan pola-1 sebagai bentuk pengecualian. Karena pada pola-1
penambahan sebanyak 4.
Jawaban tertulis subjek pada tahap pembenaran dalam investigasi matematik dapat
dilihat pada Gambar.
Berdasarkan hasil analisis data TIM, diperoleh profil proses kognitif subjek dalam tahap
pembenaran pada investigasi matematik sebagai berikut:
1) Subjek menggambar pola-8 mengikuti prosedur seperti menggambar pola
sebelumnya, yaitu dengan menggambar pola sebelumnya kemudian menambahkan
satu segi-6 pada pola tersebut.
Gambar 4: Penggalan Jawaban SP
Gambar 5: Penggalan Jawaban SP
Jurnal Riset Pendidikan Tamim Zainudin
137
2) Subjek menemukan banyaknya sisi luar pola-8 dari gambar adalah 22 dan ternyata
cocok dengan ruus umum banyaknya sisi luar pola-n, yaitu 6+ 2sebanyakn.
3) Subjek mencocokan rumus umum banyaknya sisi luar pola-n dengan banyaknya sisi
luar pada pola -1,pola-2, pola-3, pola-4, pola-5 dan pola-6. Untuk pola-1
( ) , sehingga banyaknya sisi luar pola-1 adalah 8. Untuk pola-2
6+2n=6+2(2)=10, sehingga banyaknya sisi luar pola-1 adalah 10. Untuk pola-3
6+2n=6+2(3)=12, sehingga banyaknya sisi luar pola-1 adalah 12. Untuk pola-4
6+2n=6+2(4)=14, sehingga banyaknya sisi luar pola-4 adalah 14. Untuk pola-5
6+2n=6+2(5)=16, sehingga banyaknya sisi luar pola-5 adalah 16. Untuk pola-6
6+2n=6+2(6)=8, sehingga banyaknya sisi luar pola-6 adalah 18. Ternyata benar
dari rumus umum terjdi pengecualian pada pola-1.
2. Analisis Data Subjek Laki-laki dengan Kemampuan Matematika Sedang
Jawaban tertulis subjek pada tahap pengkhususan dalam investigasi matematik
diperlihatkan pada Gambar.
Berdasarkan hasil analisis data TIM-1, diperoleh profil proses kognitif subjek dalam
tahap pengkhususan pada investigasi matematik sebagai berikut:
1) Subjek mebuat pola-4, pola-5 dan pola-6 dengan langkah-langkah yang sama.
Pertama membuat pola-3 seperti pada contoh soal, kemudian dari pola 3 tersebut
ditambah satu segi-6 menjadi pola-4. Dilanjutkan dengan menggambar kembali
pola-4, dari pola-4 tersebut ditambah satu segi-6 menjadi pola-5. Kemudian
dilanjutkan dengan menggambar kembali pola-5, dari pola-5 tersebut ditambah
satu segi-6 menjadi pola-6.
2) Subjek menghitung
Subjek memberi tanda garis di samping sisi luar untuk mempermudah dalam
menghitung banyaknya sisi luar. Yaitu agar tidak ada sisi luar yang terhitung dua kali
dan tidak ada sisi luar yang tidak terhitung.
Gambar 6: Penggalan Jawaban SP 2
Jurnal Riset Pendidikan Vol. 2, No. 2, November 2016
138
Jawaban tertulis subjek pada tahap pendugaan dalam investigasi matematik
diperlihatkan pada Gambar.
Berdasarkan hasil analisis data TIM, diperoleh profil proses kognitif subjek dalam tahap
pengkhususan pada investigasi matematik sebagai berikut:
1) Subjek menemukan pola bilangan penambahan berurutan dari banyaknya sisi luar
pola-1, pola-2, pola-3, pola-4, pola-5 dan pola-6. Banyaknya sisi luar pola-1 adalah
6, banyaknya sisi luar pola-2 adalah 10, banyaknya sisi luar pola-3 adalah 12,
banyaknya sisi luar pola-4 adalah 14, banyaknya sisi luar pola-5 adalah 16 dan
banyaknya pola-6 adalah 18. Subjek mengamati bahwa dari 6 ke 10 terjadi
penambahan 4 serta dari 10 ke 12, 12 ke 14, 14 ke 16 terjadi penambahan 2.
2) Subjek meneruskan pola bilangan penambahan berurutan untuk memperoleh
banyaknya sisi luar pola-25, yaitu dengan banyaknya sisi luar pola-6 ditambah 2
kali 19, 19 diperoleh dari selisih 25 dikurangi 6. Diperoleh 18 ditambah 2 sebanyak
19 kali sama dengan 56.
Jawaban tertulis subjek pada tahap perumuman dalam investigasi matematik
diperlihatkan pada Gambar
Berdasarkan hasil analisis data TIM, diperoleh profil proses kognitif subjek dalam tahap
perumuman pada investigasi matematik sebagai berikut:
1) Subjek menemukan pola penambahan bilangan pada banyaknya sisi luar pola-2,
pola-3 sampai pola-25. Banyaknya sisi luar pola-2 adalah 6+4, banyaknya sisi luar
pola-3 adalah 6+4+2, banyaknya sisi luar pola-4 adalah 6+4+2+2, banyaknya sisi
luar pola-5 adalah 6+4+2+2+2, begitu hingga pola-25.
Gambar 7: Penggalan Jawaban SP 2
Gambar 8: Penggalan Jawaban SP2
Jurnal Riset Pendidikan Tamim Zainudin
139
2) Subjek menemukan banyaknya sisi luar pola-n merupakan hasil penjumlahan suku
awal ditambah n dikalikan 2, yaitu 6 ditambah 2 sebanyak n.
3) Subjek mengabikan pola-1 sebagai bentuk pengecualian. Karena pada pola-1
penambahan sebanyak 4.
Subjek tidak menjawab dalam proses perumuman dan pembenaran.
3. Analisis Data Subjek Laki-laki dengan Kemampuan Matematika Rendah
Jawaban tertulis subjek pada tahap pengkhususan dalam investigasi matematik
diperlihatkan pada Gambar.
Berdasarkan hasil analisis data TIM-1, diperoleh profil proses kognitif subjek dalam
tahap pengkhususan pada investigasi matematik sebagai berikut:
1) Subjek mebuat pola-4, pola-5 dan pola-6 dengan langkah-langkah yang berbeda.
Untuk membuat pola-4, pertama membuat pola-3 seperti pada contoh soal,
kemudian dari pola 3 tersebut ditambah satu segi-6 menjadi pola-4. Untuk
membuat pola-5, subjek langsung membuat pola-5 dengan cara menggambar segi-6
satu-persatu sebanyak 5 kali hingga membentuk pola-5. Untuk membuat pola-6,
subjek menggambar segi-6 satu-persatu sebanyak 6 kali hingga menjadi pola-6.
2) Subjek menghitung banyak sisi luar dengan cara memberi tanda titik pada sisi luar
untuk mempermudah dalam menghitung banyaknya sisi luar. Yaitu agar tidak ada
sisi luar yang terhitung dua kali dan tidak ada sisi luar yang tidak terhitung.
Dari tahap tersebut subjek tidak menemukan pola bilangan dari banyaknya sisi luar
pola-4, pola-5 dan pola-6. Akibatnya subjek tidak melalui tahap pendugaan
(conjecturing), pembenaran (justifying) dan perumuman (generalising).
Simpulan dan Saran
Subjek dengan kemampuan matematik tiggi mampu melalui tahap-tahap proses
kognitif dalam investigasi matematik yang meliputi pengkhususan (specialising), pendugaan
(conjecturing), pembenaran (justifying), dan perumuman (generalising). Subjek dengan
kemampuan matematik sedang mampu melewati 2 tahap proses kognitif dalam investigasi
Gambar 8: Penggalan Jawaban SP 3
Jurnal Riset Pendidikan Vol. 2, No. 2, November 2016
140
matemati yang meliputi pengkhususan pengkhususan (specialising), pendugaan
(conjecturing). Sedangkan untuk subjek dengan kemampuan matematik rendah hanya
mampu melalui tahap pengkhususan pengkhususan (specialising).
Pada tahap pengkususan, subjek dengan kemampuan matematika tinggi dan
kemampuan matematika sedang melakukan langkah-langkah yang sama dalam membuat
pola-4, pola-5 dan pola-6. Sehingga pada tahap pendugaan, subjek menemukan pola
bilangan dengan cara penambahan dari banyaknya sisi luar pola-4, pola-5 dan pola-6.
Sehingga subjek dapat menemukan banyaknya sisi luar pola-25 dengan meneruskan pola
bilangan. Sedangkan subjek dengan kemampuan matematika rendah melakukan langkah
yang berbeda. Sehinggapada tahap pendugaan subjek tidak menemukan pola bilangan dari
banyaknya sisi luar pola-4, pola-5 dan pola-6. Akibatnya subjek tidak melalui tahap
pendugaan, pembenaran dan perumuman.
Pada tahap perumuman subjek dengan kemampuan matematika tinggi menemukan
banyaknya sisi luar pola-n merupakan penambahan 2 sebanyak n kali. Pada tahap
pembenaran, subjek menemukan kecocokan antara rumus umum banyaknya pola-n
dengan banyaknya sisi luar pola-1, pola-2, pola-3, pola-4, pola-5, pola-6, pola-8 yang
diperoleh dari gambar. Sedangkan subjek dengan kemampuan matematika sedang tidak
menemukan banyaknya sisi luar pola-n. Sehingga subjek tidak melalui tahap perumuman
dan pembenaran.
Daftar pustaka
Creswell, John W. (2013). Qualitative Inquiry & Research design: Choosing Among Five
Appoaches, Third Edition. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Diezmann, C. M., J. J. Watters & L. D. English. 2001. Implementing Mathematical
Investigations with Young Children. Proceedings 24th annual Conference of the
Mathematics Education Research group of Australasia, pages 170-177, Sydney.
KBBI online. Kamus Besar Bahasa Indonesia. [online] tersedia pada
http://www.pusatbahasa.diknas.go.id/ di akses pada tanggal 13 Oktober 2016
Poerwadarminta, W.J.S. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Megawati, D. 2013. Profil Penalaran Siswa SMA Al Hikmah Surabaya dalam Membuktikan
Identitas Trigonometri Ditinjau dari Kemampuan Matematika. Tesis Tidak
Dipublikasikan. Surabaya: Pasca Sarjana Unesa.
Miles, M.B., dan M.A. Huberman. 1994. Qualitative Data Analysis: an Expanded
Sourcebook, 2nd Edition. New Delhi: Sage Publications.
Subarinah, Sri. (2013). Profil Berpikir Kreatif Siswa Dalam Memecahkan Masalah Tipe
Investigasi Matematik Ditinjau Dari Perbedaan Gender. Seminar Nasional Matematika
Jurnal Riset Pendidikan Tamim Zainudin
141
dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, Jurusan Pendidikan Mateematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNY, Yogyakarta.
Subarinah, Sri. (2016). Profil Proses Kognitif Siswa SMP dalam Investigasi Matematik
Ditinjau Dari Perbedaan Gender. Mita Hapsari Jannah, & Heru Kurniawan (Eds.),
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Program Studi
Pendidikan Matematika FKIP UMP, Purworejo (pp. 794-804)
Subarinah, Sri., Budayasa, I Ketut., Lukito, Agung. (2015). Profil Proses Kognitif Siswa SMP
Laki-laki Berkemampuan Matematika Tinggi dalam Investigasi Matematik. Seminar
Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Mateematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNY, Yogyakarta.
Turmudi. 2008. Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika: Paradigma
Eksploratif dan Investigatif. Jakarta: Leuser Cita Pustaka.
Uno, Hamzah B. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Yeo, J. B. W. & B. H. Yeap. 2009. Mathematical Investigation: Task, Process and Aktivity.
Technical Report ME2009-01 January 2009 Mathematics and athematics Education
National Institute of Education Singapore.
Yeo, J. B. W., B. H. Yeap. 2009a. Investigating the Processes of Mathematical Investigation
Diunduh dari
http://www.math.nie.edu.sg/bwjyeo/publication/CRPPConf2009Paper_MIGames.pd
f pada tanggal 20 Oktober 2016
Yeo, J. B. W., B. H. Yeap. 2009b. Solving Mathematical Problems by Investigation.
Diunduh dari
http://www.math.nie.edu.sg/bwjyeo/publication/AMEYearBook2009_SolvingMathsP
roblemByInvestigation.pdf pada tanggal 20 Oktober 2016
Yeo, J. B. W., B. H. Yeap. 2010. Characterising the Cognitive Processes in Mathematical
Investigation. Diunduh dari http://www.cimt.plymouth.ac.uk/journal/jbwyeo.pdf
pada tanggal 20 Oktober 2016