profil meseum biologi berbasis multimedia sebagai …repository.amikom.ac.id/files/publikasi...

14
PROFIL MESEUM BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA SEBAGAI SARANA PROMOSI DAN INFORMASI PADA MUSEUM BIOLOGI DI YOGYAKARTA Naskah Publikasi disusun oleh Ari Chandra 08.02.7250 JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012

Upload: dinhliem

Post on 13-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROFIL MESEUM BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA SEBAGAI …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi 08.02.7250.pdfprofil meseum biologi berbasis multimedia sebagai sarana promosi dan informasi

PROFIL MESEUM BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA SEBAGAI SARANA PROMOSI DAN INFORMASI PADA MUSEUM BIOLOGI DI

YOGYAKARTA

Naskah Publikasi

disusun oleh

Ari Chandra 08.02.7250

JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA

2012

Page 2: PROFIL MESEUM BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA SEBAGAI …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi 08.02.7250.pdfprofil meseum biologi berbasis multimedia sebagai sarana promosi dan informasi
Page 3: PROFIL MESEUM BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA SEBAGAI …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi 08.02.7250.pdfprofil meseum biologi berbasis multimedia sebagai sarana promosi dan informasi

BIOLOGICAL PROFILE BASED MULTIMEDIA MUSEUM AS A MEANS OF PROMOTION AND INFORMATIAN ON THE BIOLOGY MUSEUM IN YOGYAKARTA

PROFIL MESEUM BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA SEBAGAI SARANA PROMOSI DAN INFORMASI PADA MUSEUM BIOLOGI DI YOGYAKARTA

Ari Chandra Jurusan Manajemen Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

In this assignment. The author make biological profile based multimedia museum

that will introduce biology museum to the community and also as a means of promotion dan information. Biological profile based multimedia museum is an information technology based animated simulations in which there is a virtual museum space biology. Company profile is one form of information technology that combines images, text sound, animation, and video into an information system that is useful for society. Thus, recipients were satisfied that the information received is accurate and interesting information. And when it's well, the museum will have a "brand image" in the public.

In this case the Biological Museum is one museum in Yogyakarta. They want introduce to the public with a slightly different touch that makes Profile-Based Multimedia Museum As Means of Promotion And Information On bioligical Museum in Yogyakarta. Because, this medium has the advantage that can becontrolled directly by the arrow on the keyboard. Beside it, the existence of theMuseum's profile is also very necessary to provide complex information in support of the presentation as well as cooperation with other parties.

To make that media, the authir use a adobe photosop CS5 software to create a graphics design, the animation and interactive aplication use 3D Studio Max, Macromedia Director MX, Sothink Glanda.

Keywords : Company Profile, Information, Technology

Page 4: PROFIL MESEUM BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA SEBAGAI …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi 08.02.7250.pdfprofil meseum biologi berbasis multimedia sebagai sarana promosi dan informasi

1. Pendahuluan Perkembangan ilmu dan teknologi informasi telah meliputi masyarakat dunia saat ini. Sebagian bagian dari masyarakat dunia, kita tidak ingin ketinggalan teknologi dan informasi yang sedang berkembang. Ada banyak cara yang dapat ditempuh untuk mengetahui perkembangan teknologi yang sedang terjadi. Salah satu cara adalah dengan memanfaatkan komputer sebagai sarana untuk pengolahan data dan informasi. Demikian halnya dengan dunia pendidikan dan pariwisata saat ini, penggunaan teknologi informasi dirasa sangat efektif sebagai media penyampaian sebuah informasi. Masyarakat tidak akan merasa bosan saat mencari informasi, karena perkembangan teknologi informasi pada saat ini juga memberikan berbagai macam cara baru dalam penyampaian informasi sehingga informasi yang disampaikan lebih menarik dan sesuai dengan kebutuhan, penyampaian informasi juga dapat dikemas dan disampaikan dengan media penyampaian informasi digital yang user friendly dan sangat menyenangkan saat digunakan.

Museum Biologi Yogyakarta merupakan obyek wisata pendidikan yang keberadaan tempatnya belum banyak orang ketahui, selain itu museum ini didirikan sebagai obyek wisata yang memiliki nilai pendidikan yang tentunya dibutuhkan bagi sebuah media penyampaian informasi atau aplikasi yang bisa menambah nilai manfaat bagi pengunjung Museum Biologi Yogyakarta.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil topik sebagai laporan Tugas Akhir dengan judul “PROFIL MUSEUM BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA SEBAGAI SARANA PROMOSI DAN INFORMASI PADA MUSEUM BIOLOGI DI YOGYAKARTA”

2. Dasar Teori 2.1 Konsep Dasar Multimedia

Istilah multimedia berawal dari teater, bukan komputer. Pertunjukan yang memanfaatkan lebih dari satu medium seringkali disebut pertunjukan multimedia. Pertunjukan multimedia mencakup monitor video, synthesized band, dan karya seni manusia sebagai bagian dari pertunjukan. Sistem multimedia dimulai pada akhir 1980-an dengan diperkenalkannya hypercard oleh Apple pada tahun 1987, dan pengumuman oleh IBM pada tahun 1989 mengenai perangkat lunak Audio Visual Connection (AVC) dan video adhapter card bagi PS/2. sejak permulaan tersebut, hampir setiap pemasok perangkat keras dan lunak melompat ke multimedia. Pada tahun 1994, diperkirakan ada lebih dari 700 produk dan sistem multimedia di pasaran. 2.2 Objek-objek Multimedia 2.2.1 Teks Teks merupakan yang paling dekat dengan kita dan yang paling banyak kita lihat . teks dapat berbentuk kata, surat atau narasi dalam multimedia yang menyampaikan bahasa kita. Kebutuhan teks bergantung pada kegunaan aplikasi multimedia yang akan dibuat. Secara umum teks terdiri dari teks cetak, teks hasil scan, teks elektronik, dan hyperteks. 2.2.2 Gambar Grafik atau gambar merupakan salah satu bentuk penyajian data yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung alur dalam sebuah penyajian informasi. Pada dasarnya sebuah format grafik dapat dipresentasikan dalam dua tipe, yaitu bitmap dan vektor. 2.2.3 Video Video menyediakan sumberdaya yang kaya dan hidup bagi aplikasi multimedia (Suyanto, 2003:279). Munculnya video sebagai salah satu teknologi baru bidang multimedia mampu memberikan alternatif baru penyajian informasi multimedia. Dengan video digital tampilan akan tampak lebih indah dan hidup sehingga lebih menarik untuk dilihat dan diperhatikan. 2.2.4 Animasi

Animasi merupakan penggunaan komputer untuk menciptakan gerak pada layar (Suyanto, 2003:287). Animasi dikenal masyarakat sejak ditemukannya perangkat

Page 5: PROFIL MESEUM BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA SEBAGAI …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi 08.02.7250.pdfprofil meseum biologi berbasis multimedia sebagai sarana promosi dan informasi

lunak yang dapat digunakan untuk melakukan ilustrasi perubahan dari gambar satu ke gambar yang berikutnya sehingga terbentuk suatu gerakan tertentu. 2.2.4 Audio / Suara Dengan suara, sebuah animasi akan terasa lebih indah karena yang diberi efek akan menghasilkan suara menurut keinginan, disamping itu backsound dari animasi sangat mempengaruhi emosi dari penggunanya. Contoh : *.mp3, *.wav, *.wma, *.raw, dan sebagainya. 2.2.5 Virtual Reality Virtual reality (VR) merupakan pengembangan dari lingkungan artificial (buatan manusia) yang berbasis teknologi komputer yang dapat dikendalikan oleh pemakai dengan menggunakan mouse (AS, Ranang & Agustin, 2007:1). Kunci pokok interaktifnya VR tersebut terletak pada kontrol penikmatan foto di tangan pemakai dengan menggerakan mouse atau menekan keyboard. Dalam pengertian lain Virtual Reality juga sering disebut dengan teknologi Quick Time Virtual Reality (QTVR) yaitu sebuah metode untuk melihat satu gambar seolah kita berada didalam gambar dan dapat melihat ke semua arah (Vaughan, 2006:451). 3. Tinjauan Umum 3.1 Sejarah Museum Biologi

Museum merupakan sebuah wahana ilmu pengetahuan dan pendidikan. Sejalan dengan semangat itu, maka pendirian Museum Biologi sangat tepat sebagai sarana edukasi bagi para pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat umum untuk mempelajari Biologi, khususnya keanekaragaman hayati.

Pendirian museum ini merupakan gagasan dari Prof. Drg. RG Indrayana (alm.) dan Prof. Ir. Moeso Soeryowinoto (alm.). Awalnya koleksi museum ini merupakan penggabungan dari koleksi Museum Zoologicum yang dikelola Prof. Drg. RG Indrayana (alm.) dan koleksi Museum Herbarium yang dikelola Prof. Ir. Moeso Soeryowinoto (alm.). Sejaktahun 1956, kedua museum ini bersama-sama berada di bawah Fakultas Biologi UGM Yogyakarta yang pada waktu itu masih bertempat di Ndalem Mangkubumen, Ngasem, yang sangat terkenal dengan sebutan Fakultas “Kompleks Ngasem”.

Pada perkembangan selanjutnya, atas prakarsa Dekan Fakultas Biologi Ir. Suryo Adisewoyo (Alm.), bertepatan dengan Dies Natalis Fakultas Biologi UGM, pada tanggal 20 September 1969, diresmikanlah Museum Biologi yang terletak di Jalan Sultan Agung No. 22 Kecamatan Mergangsan, Kotamadya Yogyakarta, Yogyakarta. Peresmian dilakukan oleh Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Soeroso H. Prawirohardjo, M.A (Alm.). Museum Biologi UGM mulai dibuka untuk umum sejak 1 Januari 1970. Tahun 1969 – 2001, pengelolaan Museum Biologi ini berada di bawah tanggungjawab Drs. Anthon Sukahar sebagai ketua tim pelaksana sekaligus Direktur Museum yang pertama.

• Berturut-turut merupakan pengganti Drs. Anthon Sukahar yaitu :

Prof. Dr. Mammed Sagi (2001 – 2003)

Dr. RC. Hidayat Soesilohadi, MS (2003 – 2004)

Dr. L. Hartanto Nugroho, M.Agr. (2004 – 2008)

Drs. Trijoko, M.Si. (2008 – 2010)

LudmillaFitriUntari, S.Si.,M.Si. (2010 – 2012)

Page 6: PROFIL MESEUM BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA SEBAGAI …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi 08.02.7250.pdfprofil meseum biologi berbasis multimedia sebagai sarana promosi dan informasi

3.2 Koleksi Museum Biologi Koleksi Museum Biologi UGM ini mengkhususkan pada koleksi flora (70%) dan fauna (30%)= 3.752 spesimen.

• Koleksi herbarium : herbarium kering(1672 spesies dari 180 familia), herbarium basah(350 buah), dan fosilkayu; meliputi koleksi tumbuhan rendah (Cryptogamae) sampai dengan koleksi tumbuhan tinggi (Spermatophyta).

• Koleksi hewan (1125 spesimen) : beberapa koleksi merupakan binatang langka dan wajib dilindungi, misalnya komodo, harimau, beruang madu, trenggiling, burung cendrawasih, dan buayaputih.

• Di Museum Biologi dapat dijumpai pula beberapa kotak Diorama, di dalam setiap Diorama terdapat satu jenis atau sekelompok hewan yang berlatar belakang habitat mereka yang diilustrasikan pada gambar tiga dimensi, dengan menyaksikan Diorama tersebut, maka kita dapat membayangkan kehidupan nyata dan habitat hewan-hewan tersebut.

3.3 Bentuk Fisik Bangunan Bentuk fisik bangunan museum Biologi terletak dijalan Sultan Agung No. 22 Yogyakarta, meseum Biologi memiliki beberapa ruangan koleksi diantaranya : 3.3.1 Ruang 1 adalah ruangan depan yang berfungsi untuk koleksi hewan mamalia. 3.3.2 Ruang 2 adalah ruangan Administrasi atau kantor sekretariat yang berfungsi untuk memberi semua pelayanan pembelian tiket masuk, dan menerima tamu. 3.3.3 Ruang 3 adalah ruang pengawetan basah hewan (fishes), fungsinya untuk menerangakn cara pengawetan basah. 3.3.4 Ruang 4 dan 6 adalah koleksi Aves, fungsinya untuk mengidentifikasi berbagai macam jenis burung. 3.3.5 Ruang 5 adalah ruang koleksi kerangka. 3.3.6 Ruang 7 adalah ruang koleksi Palmae. 3.3.7 Ruang 8 adalah ruang koleksi hewan Reptil. 3.3.8 Ruang 9 adalah ruang Dioragma. 3.3.9 Ruang 10 adalah ruang koleksi Tumbuhan. 3.4 Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan kerangka yang menunjukkan seluruh kegiatan-kegiatan untuk mencapai sasaran pencapaian tujuan organisasi, hubungan antar fungsi-fungsi serta wewenang dan tanggung jawabnya. Pemilihan struktur organisasi erat hubungannya dengan unsur-unsur sebagai berikut :

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

Page 7: PROFIL MESEUM BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA SEBAGAI …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi 08.02.7250.pdfprofil meseum biologi berbasis multimedia sebagai sarana promosi dan informasi

3.5 Visi, Misi, dan Tujuan a. Museum Biologi sebagai pusat informasi hayati untuk pengembangan pendidikan

penelitian. b. Mencerdaskan kehidupan bangsa. c. Menyimpan koleksi hayati untuk keperluan pendidikan. d. Mengadakan pameran untuk umum sebagai sarana pengabdian masyarakat. e. Museum Biologi sebagai sumber informasi keanekaragaman hayati. f. Museum Biologi sebagai media pembelajaran keanekaragaman hayati dan

konservasi.

4. Pembahasan 4.1 Mendefinisikan Masalah

Dalam tahap mendefinisikan masalah ini maksud dan tujuannya adalah menggali dan merangkum masalah yang dihadapi Museum Biologi.

1. Masalah Yang Terjadi Bagaimana menampilkan Profil Museum Biologi menjadi sebuah media pengenalan yang baru, menarik dan interaktif. Sehingga masyarakat tertarik terhadap Museum Biologi.

2. Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai Pemakai yang dalam hal ini adalah masyarakat yang menginginkan informasi berupa koleksi yang ada di Museum Biologi.

3. Pemecahan Masalah Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka kebutuhan suatu media yang dapat membantu penyampaian informasi tentang Museum Biologi kedalam media informasi interaktif yang dikemas dalam bentuk CD, sehingga akan memberikan nuansa baru bagi pemakai, yaitu informasi yang disajikan lebih bervariasi juga menarik dan berinteraksi dengan pemakai, sehingga dapat mempengaruhi image pemakai.

4.2 Merancang Konsep

Untuk merancang konsep dalam membuat aplikasi multimedia dibutuhkan kreatifitas. Kreatifitas adalah kemampuan untuk menyajikan gagasan atau ide baru. Sedangkan inovasi merupakan aplikasi dari gagasan atau ide baru tersebut. Untuk menciptakan ide yang orisinil tidaklah mudah, maka dapat digunakan beberapa teknik untuk menciptakan ide, yaitu penyesuaian (adaptasi), pembesaran(maksimasi), pengecilan (minimisasi), pembalikan (inverse), penggantian(substitusi), perubahan (modifikasi), pengaturan kembali dan perpaduan (kombinasi).

4.3 Merancang Isi

Dalam merancang isi analisis menyiapkan aplikasi spesifikasi yang rinci. Merancang isi merupakan komersialisasi dari merancang konsep atau implementasi dari strategi kreatif. Merancang isi meliputi mengevaluasi dan memilih daya tarik pesan, gaya dalam mengeksekusi pesan, nada dalam mengeksekusi pesan dan kata (tema) dalam mengeksekusi pesan.

4.4 Merancang Naskah

Merancang naskah merupakan spesifikasi lengkap dari teks dan narasi dalam aplikasi multimedia. Naskah tersebut kemudian dituangkan dalam gambar nyata, yang dikenal dengan nama storyboard atau storyline. Storyboard merupakan serangkaian sketsa (gambaran kartun) dibuat berbentuk persegi panjang yang

Page 8: PROFIL MESEUM BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA SEBAGAI …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi 08.02.7250.pdfprofil meseum biologi berbasis multimedia sebagai sarana promosi dan informasi

menggambarkan suatu urutan (alur cerita) elemen-elemen yang diusulkan untuk aplikasi multimedia.

Dalam perancangan ini penulis merancang 5 (lima) sub menu yang terdapat pada menu utama (home), yaitu menu sejarah, menu visi misi, menu struktur organisasi, menu virtual reality.

Berikut perancangan menu utama (home), sub menu sejarah, visi misi, struktur organisasi, virtual reality dan creator.

Gambar 4.1 Perancangan Struktur Aplikasi

4.4.1 Menu Intro Menampilkan animasi teks Museum Biologi.

4.4.2 Menu Home Didalam menu utama berisi menu Sejarah, Visi Misi, Struktur Organisasi, Virtual Reality dan Creator. Menu utama disajikan tampilan teks, gambar, dan animasi serta backsound sehingga lebih menarik bagi pengguna. 4.4.3 Menu Sejarah

Menu ini berisi tentang sejarah berdirinya Museum Biologi dan pergantian pengelolaan dari berdiri sampai saat ini.

4.4.4 Menu Visi Misi

Menu ini berisi tentang Visi Misi Museum Biologi kedepan untuk mencapai sasaran serta tujuan yang telah direncanakan dan ditetapkan.

4.4.5 Menu Struktur Organisasi

Menu yang berisi bagan struktur organisasi pengurus Museum Biologi.

4.4.6 Menu Virtual Reality

Dalam menu ini penyusun menyajikan simulasi ruang maya Museum Biologi yang bisa dikendalikan dengan tombol panah melalui keyboard.

Page 9: PROFIL MESEUM BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA SEBAGAI …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi 08.02.7250.pdfprofil meseum biologi berbasis multimedia sebagai sarana promosi dan informasi

4.4.7 Menu Creator

Menu ini berisi tentang data penyusun.

4.5 Merancang Grafik

Merancang grafik meliputi merancang garis, merancang bentuk, merancang warna, merancang kontras nilai, merancang tekstur dan merancang format. Garis adalah yang dibuat oleh alat yang digambarkan melewati permukaan. Alat yang dipakai untuk menggambar tersebut antara lain pensil, ballpoint, pointed brush, keyboard, mouse dan sebagainya. Dalam hal ini kita menggunakan pensil dan ballpoint drawing.

Bentuk merupakan gambaran umum dari sesuatu atau dari formasi yang tertutup. Banyak cara untuk melukiskan bentuk pada permukaan dua dimensi. Salah satu cara untuk melukiskan bentuk adalah dengan garis. Garis dapat digunakan untuk menggambar bentuk yang datar. Bentuk dapat diisi dengan warna, nada atau tekstur. Bagaimana bentuk tersebut digambar akan menampilkan kualitasnya.

4.6 Memproduksi Sistem

Dalam pembuatan aplikasi multimedia Profil Museum Biologi, penulis menggunakan beberapa software pendukung yang nantinya digabungkan menjadi Multimedia interaktif.

4.6.1 Pembuatan Desain Grafik

Suatu desain multimedia akan menarik jika ada unsur grafik, yang penulis maksud adalah gambar-gambar. Banyak software-software yang berfungsi sebagai pembuat atau pengolah grafik tapi dalam hal ini penulis menggunakan software Adobe Photoshop CS 5 sebagai software pembuat grafik.

4.6.2 Perekaman dan Pengeditan Sound

Dalam pembuatan aplikasi multimedia suara adalah salah satu komponen penting. Dengan adanya suara dapat memberikan aplikasi multimedia menjadi lebih hidup. Banyak software yang mempunyai fungsi sebagai perekam dan editing suara, akan membantu kita dalam mengedit suara yang akan digunakan. Namun penulis lebih memilih software Adobe Audition 3 untuk proses editing dan perekaman suara, karena Adobe Audition 3 mempunyai salah satu keunggulan yaitu mampu membuka dan menyimpan semua jenis format audio (suara). Format penyimpanan berektensi .mp3 (ukuran kapasitas file kecil dan suara yang dihasilkan hampir sama dengan WAV), sample rate 44100 (kualitas yang dihasilkan bagus dan standar), Charet stereo (kualitas suara yang dihasilkan bagus) dan resolution 10 bit (kualitas standar dan umum dipakai).

4.6.3 Proses Pengintegrasian Pada Macromedia Director MX

Proses pengintegrasian adalah proses yang akan dihasilkan sebuah aplikasi yang direncanakan. Kegiatannya adalah penyatuan dari seluruh komponen yang sudah dipersiapkan yaitu proses penyatuan grafik, suara,dan film sehingga menghasilkan file yang executable atau file yang dapat dieksekusi.

Page 10: PROFIL MESEUM BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA SEBAGAI …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi 08.02.7250.pdfprofil meseum biologi berbasis multimedia sebagai sarana promosi dan informasi

4.6.4 Memasukan Objek kedalam Macromedia Director MX

Tahap penyusunan aplikasi multimedia ini, terdapat beberapa jenis file yaitu: Photoshop (Psd), gambar (jpg), suara (Wav) dan (Swa). Berikut ini merupakan cara-cara memasukan tersebut kedalam Macromedia Director MX:

1. File berextention Psd (Photoshop)

Karena sebagian desain dibuat dengan menggunakan Adobe Photoshop CS 5, maka langkah-langkah memasukan file tersebut kedalam Macromedia Director MX adalah:

a. Pilih menu insert.

b. Setelah itu pilih media Lab media kemudian pilih photocaster.

2. File berextention Jpg (gambar)

Untuk dapat memasukan gambar berextensi jpg Macromedia Director MX, ada 2 langkah untuk memasukan file tersebut yaitu:

a. Dengan memilih menu file kemudian import.

b. Dengan cara mengklik pada internal cast yang kosong lalu pilih import.

3. File berextention Wav

Untuk dapat memasukan file berextensi Wav dan Mp3 pada Macromedia Director MX adalah sebagai berikut:

a. Dengan memilih menu kemudian import.

b. Dengan cara mengklik pada internal cast yang kosong lalu pilih import.

4. File berextention Swa (Shockhwave Audio)

Memasukan file berextensikan Swa kedalam Macromedia Director MX menggunakan langkah sebagai berikut:

a. Pilih menu insert.

b. Setelah itu pilih Media Element.

c. Selanjutnya pilih Shockhwave Audio.

4.6.5 Memulai Pembuatan Movie

Pertama yang dilakukan untuk membuat sebuah movie pada Macromedia Director MX adalah membuat file baru. Caranya pilih menu file-New movie, maka akan tampil sebuah stage yang masih kosong. Tentukan luas movie dan warna latar belakang melalui modify, pilih movie, pilih properties. Dalam movie ini digunakan ukuran 800 x 600 pixel dengan latar belakang hitam.

Langkah selanjutnya adalah membuat objek, caranya dengan memanfaatkan fasilitas tool palete dan fasilitas lain yang ada. Selain itu dengan memanfaatkan file yang sengaja dibuat khusus misalnya file gambar, seperti *.Psd, *.Jpg, dan lain-lain. File tersebut dapat diimport dengan dua cara:

Page 11: PROFIL MESEUM BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA SEBAGAI …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi 08.02.7250.pdfprofil meseum biologi berbasis multimedia sebagai sarana promosi dan informasi

1. Cara pertama

• Pilih menu file, pilih menu import maka akan muncul kotak dialog. • Pilih file yang akan dimasukan. • Pilih tombol import, maka file sudah dimasukan. • Pilih tombol import, maka file-file sudah masuk.

2. Cara kedua

• Dengan langsung mengeklik kanan pada internal cast yang kosong lalu pilih import.

Semua file yang sudah ada dimasukan kedalam Macromedia Director, maka ia akan ditempatkan di internal cast yang selanjutnya file-file tersebut disebut dengan cast member.

4.6.6 Penggunaan Marker Pada dasarnya konsep multimedia interaktif pada Macromedia Director MX

adalah terletak pada marker. Marker dalam hal ini berfungsi untuk perpindahan dari satu movie ke movie lainya. 4.6.7 Penggunaan Script

Script adalah perintah-perintah, fungsi-fungsi dan kode-kode dalam bahasa inggris yang dapat mengontrol movie.

4.6.8 Memproteksi File

Pada CD multimedia interaktif Profil Museum Biologi akan didapati file *.dir yang terproteksi, maksud dan tujuannya yaitu penyusun ingin mengamankan file dari usaha-usaha untuk merubah isi dari file tersebut.

4.6.9 Membuat File .exe

Macromedia Director MX merupakan salah satu software yang hasilnya dapat langsung dikompilasi atau dapat dieksekusi dikomputer yang tidak terdapat program Macromedia Director MX. Dalam hal ini file .dir dapat dijadikan file berbentuk .exe. Berikut adalah cara untuk menjadikan file .dir menjadi .exe :

1. Dari menu file, pilih Publish setting kemudian Create Projector. 2. Setelah menu Create Projector tampil, atur optionnya dengan mengklik

tombol Option maka akan muncul menu Option.

Page 12: PROFIL MESEUM BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA SEBAGAI …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi 08.02.7250.pdfprofil meseum biologi berbasis multimedia sebagai sarana promosi dan informasi

Gambar 4.2 Create Projector

4.7 Melakukan Tes Pemakaian

Aplikasi multimedia interaktif Profil Museum Biologi dengan menggunakan Macromedia Director MX ini telah diuji oleh penyusun pada spesifikasi komputer sebagai berikut :

1. Prosesor Intel Core i5 760 2,8 Ghz. 2. Internal memory (RAM) 2 GB PC 10600 (1333) VISIPRO DDR 3. 3. Hardisk 500 GB. 4. Monitor LCD LG 22” M2241. 5. VGA DA GT 220 1 GB DDR 2. 6. Soundcard. 7. Motherboard MSI H55M-E32. 8. Operating system windows 7. 9. Cashing. 10. DVD ROM LITEON. 11. Mouse, keyboard dan speaker.

4.8 Menggunakan Sistem

4.8.1 Spesifikasi Komputer Yang Digunakan Untuk menjalankan aplikasi multimedia Profil Museum Biologi ini dengan

normal, maka dapat digunakan komputer dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Prosesor Intel Core i3 1,4 Ghz 2. RAM 1 GB 3. Hardisk 80 GB 4. Monitor LCD 5. VGA 64 Mb 6. Soundcard 7. Motherboard Gigabyte GA-945PLM-52 8. Sistem Operasi Windows XP 9. Cashing

Page 13: PROFIL MESEUM BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA SEBAGAI …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi 08.02.7250.pdfprofil meseum biologi berbasis multimedia sebagai sarana promosi dan informasi

10. DVD ROOM LG 11. Mouse, Keyboard dan Speaker

Sedangkan spesifikasi minimal yang harus dipenuhi apabila ingin menggunakan aplikasi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Prosesor pentium Dual Core 2.6 Mhz 2. RAM 1 GB 3. VGA on Board 32 Mb 4. Monitor LG resolusi 800 x 600 pixel 5. DVD ROOM LITEON 6. Keyboard 7. Mouse 8. Speaker 9. Soundcard 10. Sistem Operasi Windows XP

4.8.2 Cara menggunakan aplikasi Multimedia Museum Biologi

Untuk menjalankan aplikasi ini komputer anda harus sudah lengkap semua perangkat multimedia. Cara-cara menjalankan Multimedia Interaktif ini adalah sebagai berikut :

1. Nyalakan komputer 2. Dari menu explorer atau run cari file extensi .exe, “Museum Biologi” atau

menuju ke drive cd room kemudian double clik icon tersebut. 3. Untuk tampilan pertama akan muncul menu utama. 4. Untuk menutup program aplikasi Museum Biologi clik menu exit yang ada di

menu utama. 4.9 Implementasi Dalam tahap proses implementasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah suatu sistem nantinya dapat beroperasi sesuai dengan yang direncanakan. Implementasi merupakan suatu tahapan dimana suatu sistem tersebut telah dianalisis dan didesain secara terinci serta telah dipilih dan diseleksi teknologi yang digunakan untuk menjalankannya dan siap untuk diterapkan pada keadaan yang sebenarnya. 5. Penutup 5.1 Kesimpulan

Dengan selesainya penyusunan tugas akhir dari uraian dan penjelasan pembahasan keseluruhan materi pada bab-bab sebelumnya dalam mengakhiri pembahasan Multimedia Interaktif Museum Biologi Yogyakarta, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Untuk membuat aplikasi multimedia yang menarik dan dinamis harus melalui beberapa tahap yaitu mendefinisikan masalah, merancang konsep, merancang isi, merancang naskah, merancang grafik, memproduksi sistem, mencoba sistem, menggunakan sistem multimedia, memelihara sistem, implementasi sistem dan pengembangan sistem.

2. Beberapa tahap memproduksi sistem, antara lain : drawing (menggambar), coloring (pewarnaan), dan editing.

3. Dengan adanya Profil Museum Biologi ini, dapat memberi suatu alternative dalam mempromosikan Museum Biologi Yogyakarta.

4. Sistem informasi multimedia mampu memberikan nuansa lain, yaitu dalam bentuk visualisasi yang dapat dinikmati dan mampu memberikan kesan menarik.

5.2 Saran

Dalam membuat Profil biasanya akan menghadapi beberapa masalah, misalnya minimnya referensi gambar dan foto yang nantinya akan berakibat kurangnya

Page 14: PROFIL MESEUM BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA SEBAGAI …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi 08.02.7250.pdfprofil meseum biologi berbasis multimedia sebagai sarana promosi dan informasi

inspirasi dalam pembuatan Profil Museum Biologi, serta kurangnya kemampuan komputer dalam proses rendering dan editing akan lebih mempersulit proses pengerjaan. Ada beberapa hal yang dapat diperhatikan untuk mengoptimalkan suatu Virtual Galery :

1. Dalam proses coloring jangan terlalu banyak menggunakan level pewarnaan, cukup 2 (dua) level saja (warna asli dan warna bayangan).

2. Untuk audio, gunakan format suara yang paling kecil, yaitu WAV. 3. Manfaatkan media penyimpanan yang tingkat keamanannya lebih baik,

sehingga kualitas data terawat dengan baik serta dapat digunakan kapanpun dibutuhkan, dalam hal ini adalah media penyimpanan Compact Disk (CD).

4. Penyusun masih mengalami permasalahan pada loading yang sangat lama untuk menjalankan Virtual Reality dan sampai saat ini belum ditemukan solusinya.

Daftar Pustaka

Ranang, AS & Agustin Hetty Dwi, 2007, Teknik Foto Virtual Reality 360°. Suyanto, M, 2003, Multimedia Sebagai Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing,

Andi Offset, Yogyakarta Vaughan Tay, 2006, Multimedia Making It Work Sixth Edition, Mc Graw Hill Technology Education, New York.