profil klub klub futsal di eks karesidenan surakarta/profil... · prestasi ... keikutsertaannya di...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PROFIL KLUB KLUB FUTSAL DI EKS KARESIDENAN SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh:
YUSUF HANDOKO
K5606060
JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PROFIL KLUB – KLUB FUTSAL DI KARESIDENAN SURAKARTA
Oleh:
YUSUF HANDOKO
K5606060
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi PersyaratanMendapatkan
Gelar Sarjana PendidikanProgramPendidikan KepelatihanOlahraga
Jurusan Pendidikan OlahragadanKesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Yusuf Handoko. PROFILES OF FUTSAL CLUBS IN SURAKARTA RESIDENCY. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, Surakarta SebelasMaret University, July 2011.
The objective of research is to find out: (1) the organizational leadership of futsal clubs in Surakarta residency, (2) method of building in the futsal clubs in Surakarta residency, (2) training methods in the futsal clubs in Surakarta residency, (4) infrastructures of the futsal clubs in Surakarta residency, and (5) the achievement of futsal clubs in Surakarta residency.
This research employed a descriptive method with survey technique. The sample used consisted of the administrators, coaches and players of futsal clubs in Surakarta residency. The sampling technique used was random sampling one. The number of sample consisted of 46 persons: 14 administrators, 14 coaches and 18 players of futsal clubs in Surakarta residency. The data source needed in this research included: club organization, building method, training method, infrastructure and achievement. Techniques of collecting data used were questionnaire, interview with the informant and observation (document study). The data was analyzed quantitatively with an interactive analysis model, and presented in the form of table containing frequency and percentage of each item of instrument completed with the descriptive essay.
Based on the result of research, the following conclusions can be drawn: (1) the organizational structure of futsal clubs in Surakarta residency shows the mean value of total (yes/2) answer is 63.1%, and (no/1) answer is 36.9%. This answer result shows that the organizational structure of futsal clubs in Surakarta residency is good. (2) The building method of futsal clubs in Surakarta residency shows the mean value of total (yes/2) answer is 61%, and (no/1) answer is 39%. This answer result shows that the building method of futsal clubs in Surakarta residency is good. (3) The coaches of futsal clubs in Surakarta residency had applied the training method well, because in the daily training process such principles as individual load imposition, progressive load, training variation, high discipline, work relieve-recovery balance and correction as well as evaluation principles had been carried out well, the calculation result of percentage identification of training method in the futsal clubs in Surakarta residency shows the mean value of total (yes/2) answer is 88.3%, and (no/1) answer is 11.7%. This answer result shows that the training method of futsal clubs in Surakarta residency is good. (4)Based on the input component about the infrastructures, it can be
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
found that most futsal clubs in Surakarta residency have sufficiently good infrastructures. The calculation result of percentage identification of infrastructure identification in the futsal clubs in Surakarta residency shows the mean value of total (yes/2) answer is 73.2%, and (no/1) answer is 26.8%. (5) From the achievement of the futsal clubs in Surakarta residency, it can be found that most clubs have good achievement. The calculation result of percentage identification of achievement in the futsal clubs in Surakarta residency shows the mean value of total (yes/2) answer is 86%, and (no/1) answer is 14%. This answer result shows that the achievement of futsal clubs in Surakarta residency is good.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Kita adalah pembuat musik,
Dan kita adalah pemimpi yang bermimpi,
Berkelana di bibir pantai yang sunyi,
Dan duduk di tepian sungai yang lengang;
Para pecundang dan mereka yang mengabaikan dunia,
Diterangi sinar rembulan yang pucat:
Tetapi kita sesungguhnya adalah penggerak dan pendorong
Bagi dunia selamanya.
ARTHUR WILLIAM
EDGAR O’SHAUGHNESSY
“Ode”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Penelitian ini peneliti persembahkan
kepada:
1. KlubKlub futsal di EksKaresidenan
Surakarta.
2. Kedua orangtua dan seluruh keluarga
tercinta;
3. Adik - adikku tercinta
4. Seseorang yang senantiasa memberi
semangat dan kasih sayang;
5. Seluruh teman-teman JPOK UNS Angkatan
2006
6. Adik Tingkat JPOK FKIP UNS; dan
7. Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah melibatkan berbagai pihak.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak atas terselesaikannya
skripsi ini, terima kasih saya sampaikan kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surkarta yang
telah memberikan izin penulisan skripsi;
2. Drs. Mulyono, M.Mselaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah memberikan izin penulisan skripsi.
3. Drs. Agustiyanta, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
KepelatihanOlahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penulisan skripsi.
4. Drs. H AgusMargono, M.Kes, selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini;
5. Fadilah Umar, S.Pd, M.Or selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini;
6. DraIsmaryatiM.Kesselakunarasumberdalampenelitianini yang
telahmemberikanbanyakilmukepadapenulis
7. SeluruhDosen di JPOK FKIP UNS yang
selalumemberiarahansertabimbingan ;
8. Teman – temanPengurus, PelatihmaupunPemainklub futsal di karesidenan
Surakarta yang telah memberikan bantuan dalam melaksanakan penelitian
ini;
9. Bapak, ibu, serta seluruh keluarga tercinta yang dengan tulus mendoakan
dan memberikan dukungan baik berupa moral maupun materiil;
10. Teman-teman PenkeporAngkatan 2006;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
11. Teman-teman Tim Futsal UNS; dan
12. Pihak-pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu pe rsatu yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini.
Dalam menyusun skripsi ini penulis menyadari masih ada kekurangan
dan kelemahan, karena keterbatasan pengetahuan yang ada dan tentu hasilnya
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat diharapkan. Penulis tetap berharap skripsi ini dapat
memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan pembaca pada
umumnya.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………….................................. i
PENGAJUAN............................................................................................. ii
PERSETUJUAN…………………………………………........................ iii
PENGESAHAN......................................................................................... iv
ABSTRAK................................................................................................. v
MOTTO....................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN...................................................................................... viii
KATA PENGANTAR............................................................................... ix
DAFTAR ISI……………………………………………….....…… …… xi
BAB I. PENDAHULUAN……................................................................1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………… 1
B. IdentifikasiMasalah……………………………………………... 3
C. PembatasanMasalah…………………………………………….. 4
D. Rumusan Masalah……………………………………………….. 4
E. Tujuan Penelitian………………………………………...…........ 4
F. ManfaatPenelitian………………………....…………................ 5
BAB II. LANDASAN TEORI,
A. TinjauanPustaka....................................................................... 6
1. Futsal..................................................................................... 6
a. Pengertian Futsal............................................................ 6
b. Sejarah Futsal…............................................................ 7
c. Perkembangan Futsal Di Indonesia ............................. 9
d. SejarahPerkembangan Futsal di Surakarta..................10
2. Organisasi…………………………………......................... 12
a. PengertianOrganisasi…………………………............ 12
b. JenisOrganisasi……………………………................. 14
c. OrganisasiOlahraga….................................................. 15
d. StrukturdanBaganOrganisasi……………………….. 16
e. PengertianUmumManajemen………………………... 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
3. Pembinaan……………………………………..................... 19
a. PembinaanAtlit …….………… ................................. 21
b. Pelatih ………………………………… ...................... 22
4. MetodeLatihan…………………………………………… 25
a. Pengertian latihan ………………………..................... 25
b. Periodesasilatihan........................................................ 26
c. PengertianProgranmLatihan........................................ 28
d. Prinsipprinsiplatihan………........................................ 30
e. MetodeLatihan………………………………………. 34
f. Program latihan Futsal……………………………….. 36
5. SaranadanPrasarana
a. Pengertian SaranadanPrasarana……….....................38
b. SaranadanPrasaranaFutsal .........................................39
6. Prestasi……………………………...................................... 41
B. Kerangka Berpikir....................................................................42
BAB III. METODE PENELITIAN.......................................................44
A. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................44
B. MetodePenelitian....................................................................... 44
C. PopulasiSampel……………… ................................................. 44
D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………….. 45
E. Teknik Analisis Data................................................................... 47
BAB IV. HASIL PENELITIAN………………………........................ 50
A. HasilPenelitian………................................................................50
B. PembahasanHasilAnalisis Data................................................... 50
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN............................ . 69
A. Simpulan ...................................................................................... 69
B. Implikasi........................................................................................ 69
C. Saran............................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 71
LAMPIRAN…………………………………………………………… 77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan olahraga di Indonesia pada hakikatnya merupakan usaha
mengenai pendidikan manusia yang tidak dapat dipisahkan dari usaha-usaha
pendidikan nasional. Olahraga selain bertujuan mendidik manusia seutuhnya
(lahir dan bathin) menuju pembinaan hidup sehat, menumbuhkan dan memupuk
kepribadian yang tangguh, cerdas, berpengetahuan, jujur, disiplin, bertanggung
jawab, gotong royong serta juga berusaha untuk meningkatkan dan mencapai
prestasi yang setinggi-tingginya. Saat ini perkembangan olahraga di Indonesia
telah menunjukkan hasil yang signifikan. Ini terbukti dengan ditandai banyaknya
event-event pertandingan yang digelar, telah berdirinya bangunan-bangunan
sebagai prasarana olahraga dan telah banyak terbentuknya klub-klub maupun
lembaga sekolah olahraga.
Salah satu cabang yang saat ini mengalami perkembangan yang begitu
pesat adalah cabang olahraga permainan futsal. Olahraga ini telah memasyarakat
di seluruh lapisan penduduk Indonesia. Dapat dikatakan hampir setiap anak,
pemuda, orang tua, laki-laki yang sehat badannya tentu dapat bermain futsal.
Permainan futsal sendiri dapat dikatakan sebagai olahraga pendidikan, rekreasi
serta prestasi, dan untuk dapat masuk dalam kategori prestasi tentunya lebih
dikhususkan lagi ke dalam bentuk persyaratan untuk bisa bermain futsal dengan
baik. Soekatamsi (2000: 12) menjelaskan bahwa untuk meningkatkan prestasi
yang setinggi-tingginya, olahragawan haruslah memiliki 4 kelengkapan pokok,
yaitu (1) pembinaan teknik (ketrampilan), (2) pembinaan fisik (kesegaran
jasmani), (3) pembinaan taktik (mental, daya ingatan dan kecerdasan), dan (4)
kematangan juara
Empat kelengkapan pokok tersebut di atas hanya dapat dicapai dengan
latihan-latihan dan pertandingan-pertandingan yang direncanakan dan dilakukan
secara terus menerus dan berkelanjutan. Berkaitan dengan kategori prestasi, saat
ini Indonesia telah memiliki badan maupun lembaga yang khusus mengurus
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
perkembangan olahraga permainan futsal yaitu Badan Futsal Nasional dibawah
naungan PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia).
Sejak berdirinya induk organisasi yang khusus menangani perkembangan
permainan futsal tersebut, di Indonesia mulai bergulir kompetisi-kompetisi.
Seperti Indonesian Futsal League yang berlangsung setiap tahun sejak tahun 2006.
Dalam perkembangan, kompetisi yang diselenggarakan pihak BFN saat ini
telah diikuti oleh banyak klub yang berasal dari daerah-daerah di pelosok
nusantara. Hal ini tentunya membawa pengaruh positif bagi kemajuan olahraga
permainan futsal di daerah masing-masing. Dengan banyaknya klub yang
mengikuti tentunya juga membuat persaingan antarklub semakin menantang. Di
samping itu, kompetisi tersebut juga dapat memacu pemain-pemain muda untuk
menunjukkan kemampuannya. Hal ini tentunya membuat persaingan antarklub
semakin sengit sehingga tiap-tiap klub berusaha membentuk sebuah tim yang
solid didukung dengan materi pemain yang berkualitas.
Dalam perkembangannya, futsal di kota Surakarta tumbuh menjadi salah
satu barometer di Provinsi Jawa Tengah khususnya, terutama dalam
keikutsertaannya di kompetisi yang diadakan oleh KONI maupun PSSI sendiri.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika atmosfer klub-klub futsal di Surakarta
semakin kompetitif seiring berjalannya waktu.
Prestasi maksimal merupakan obsesi dari setiap tim futsal, demikian juga
dengan beberapa klub futsal di kota Surakarta. Keberhasilan prestasi suatu klub
futsal tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, salah satunya adalah dukungan
manajemen. Dukungan manajemen klub yang berkualitas merupakan faktor
penting terhadap hasil permainan di setiap pertandingan.
Namun dari hasil prestasi yang dicapai klub-klub futsal di Surakarta
apakah sudah mencerminkan kondisi intern klub futsal itu sendiri? Dan
bagaimana perjalanan menjadi klub yang besar saat ini? Apakah berjalan
Organisasi kepengurusan klub futsal di eks karesidenan Surakarta? Apakah karena
penerapan metode pembinaan serta latihan yang baik sudah dilakukan oleh klub
futsal di eks karesidenan Surakarta? Menjawab pertanyaan tersebut diperlukan
pengkajian dari berbagai masalah baik dari keberadaan organisasi, pengelolaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
manajemen, sejarah, pola latihan, segi keberadaan fasilitas pendukung serta
keseluruhan hasil yang telah dicapai.
Selanjutnya, untuk memperoleh data tersebut maka penelitian ini akan
meneliti secara menyeluruh tentang keberadaan klub-klub futsal di kota Solo.
Maksud peneliti mengambil data pada klub klub futsal secara menyeluruh adalah
untuk membuat suatu laporan yang akurat sebagai acuan perkembangan klub
futsal di kota Surakarta. Tentunya hal itu dilihat dari sejarah, organisasi
pengelolaan manajemen, program latihan, sarana dan prasarana serta prestasi-
prestasi yang pernah diraih. Hal ini disebabkan saat ini klub-klub futsal itu sendiri
belum diketahui secara jelas bagaimana sejarah, organisasi, pengelolaan
manajemen, program latihan, prasarana dan sarana serta prestasi yang diraih.
Sehubungan dengan hal tersebut, guna mengetahui dan memperoleh hasil yang
sesungguhnya, maka penelitian ini mengambil judul “Profil Klub-klub Futsal di
Eks Karesidenan Surakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
masalah sebagai berikut:
1. Perkembangan prestasi futsal di Indonesia masih tertinggal jauh dan perlu
pembenahan yang lebih baik.
2. Perlunya pengurusan yang lebih baik sebagai sarana pembinaan olahraga.
3. Perlunya sarana dan prasarana yang baik sebagai penunjang meraih prestasi.
4. Perlunya program latihan yang baik dan tepat bagi klub futsal di eks
karesidenan Surakarta.
5. Keadaan pemain dan pelatih klub futsal di eks karesidenan Surakarta.
6. Prestasi yang maksimal nerupakan tujuan dalam pembinaan klub futsal di
Eks karesidenan Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang, dilakukan pembatasan masalah
dalam penelitian yaitu:
1. Kepengurusan organisasi pada klub-klub futsal di eks karesidenan
Surakarta.
2. Metode pembinaan yang dilakukan klub-klub futsal di eks karesidenan
Surakarta.
3. Metode latihan klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta.
4. Keadaan sarana dan prasarana pada klub-klub futsal di eks karesidenan
Surakarta.
5. Perkembangan prestasi klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas,
masalah dalam peniltian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana kepengurusan organisasi klub-klub futsal di eks karesidenan
Surakarta?
2. Bagaimana metode pembinaan pada klub-klub futsal di eks karesidenan
Surakarta?
3. Bagaimana metode latihan pada klub-klub futsal di eks karesidenan
Surakarta?
4. Bagaimana keadaan sarana dan prasarana yang digunakan dan dimiliki
klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta?
5. Prestasi apa saja yang pernah diraih klub-klub futsal di eks karesidenan
Surakarta?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Kepengurusan organisasi klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta.
2. Metode pembinaan pada klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
3. Metode latihan klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta.
4. Sarana dan prasarana klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta.
5. Prestasi klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta dapat digunakan
sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan pretasinya.
2. Sebagai rangsangan yang positif bagi pengurus dan pelatih klub-klub
futsal di eks karesidenan Surakarta.sehingga dapat meningkatkan
pembinaan yang dilaksanakan.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat didalam
memberikan sumbangan kemajuan bagi klub-klub futsal di daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Futsal
a. Pengertian Futsal
Futsal, menurut pendapat beberapa ahli dan berbagai disiplin ilmu
adalah sebagai berikut :
1) Menurut Kamus Pintar Futsal (2005: 22), futsal adalah permainan
bola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing
beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke
gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima
pemain utama, setiap regu juga diizinkan memiliki pemain
cadangan. Tidak seperti permainan sepakbola dalam ruangan
lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan.
2) Menurut Roeslan Hatta (2003: 9), olahraga futsal merupakan
olahraga futsal mini yang dilakukan dalam ruangan dengan panjang
lapangan 38-42 meter dan lebar 15-25 meter. Dimainkan oleh 5
pemain termasuk penjaga gawang. Futsal adalah permainan hampir
sama dengan sepakbola, dimana dua tim memainkan dan
memperebutkan bola diantara para pemain dengan tujuan dapat
memasukkan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang
dari kemasukan bola.
3) Menurut Justin Lhaksana (2004: 19), sebelum berkembang menjadi
cabang olahraga yang kedudukannya sejajar dengan sepakbola
rumput, futsal ditekuni sebagai sarana pengarahan dan pembentukan
para pemain muda yang ingin berkarir dalam bidang futsal.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat
disimpulkan pengertian futsal adalah cabang olahraga permainan beregu,
yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari lima
orang pemain. Permainan ini dimainkan dalam dua babak, setiap babak
lamanya 20 menit dengan waktu istirahat 15 menit yang dipimpin oleh
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
wasit dan dibantu oleh wasit kedua, setiap pelanggaran ada sangsinya.
Oleh karena itu, pemain diharapkan memelihara sportivitas. Regu yang
paling banyak memasukkan bola ke gawang lawan adalah pemenangnya.
b. Sejarah Futsal
Menurut FIFA, asal mula futsal ini mulai pada tahun 1930 di
Montevideo, Uruguay. Pertama, futsal ini diperkenalkan oleh Juan Carlos
Ceriani, seorang pelatih sepak bola asal Argentina. Hujan yang sering
mengguyur Montevideo membuatnya kesal, karena rencana yang ia
susun menjadi berantakan karena lapangan yang tergenang air. Lalu
Ceriani memindahkan latihan ke dalam ruangan. Pertama, ia tetap
menggunakan jumlah pemain 11 orang, namun karena lapangan yang
sempit, ia memutuskan untuk mengurangi jumlah pemain menjadi 5
orang tiap tim, termasuk penjaga gawang.
Sejarah Futsal versi FIFA ini tidak bisa diterima begitu saja, ada
beberapa negara yang mengklaim bahwa futsal berasal dari negara
mereka masing-masing yaitu negara Kanada dan Brasil.
Futsal berkembang sangat pesat di Brazil, lalu pada tahun 1936
dibuatlah kesepakatan dan penetapan aturan main futsal. Pada masa itu,
peraturan futsal juga tidak banyak bedanya dengan peraturan futsal saat
ini. Dengan adanya peraturan ini, futsal semakin berkembang dan
digemari di Amerika Latin, bahkan ke seluruh dunia.
Di Italia, futsal telah mulai dikenal pada tahun 1950an. Futsal di
Italia diperkenalkan oleh pemain-pemain sepak bola impor dari Amerika
latin yang bermain di Seri A (Liga Italia). Di saat senggang, pemain-
pemain itu bermain futsal. Dan futsal semakin dikenal dan digemari di
Italia.
Beda halnya dengan di Inggris. Di Inggris pemain-pemain sepak
bola sering melakukan latih tanding enam lawan enam di lapangan
rumput. Futsal juga terkenal di Inggris, hingga suatu saat diselenggarakan
turnamen futsal yang disponsori oleh London Express, salah satu harian
terkemuka di London. Di Spanyol, perkembangan futsal jauh lebih cepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Hal ini bisa terjadi karena budaya dan gaya bermain bola di Spanyol
sangat mirip dengan budaya Amerika Latin.
Pada 1965 kompetisi internasional Futsal digelar untuk pertama
kalinya, dengan Paraguay menjadi juara pertama. Lalu pada tahun-tahun
berikutnya hingga tahun 1979 Brazil merajai kompetisi ini. Brazil juga
memenangi piala Pan Amerika untuk kali pertama di tahun 1980 dan
1984.
Di tahun 1974 diadakan pertemuan perwakilan futsal dari
berbagai negara. Pertemuan di Sao Paulo itu menggagas dibentuknya
FIFUSA (The Federacao Internationale de Futebol de Salao / Federasi
Futsal AS) sebagai organisasi resmi yang mewadahi futsal. FIFUSA saat
itu menunjuk Joao Havelange sebagai ketua umum. Setelah eksisnya
FIFUSA ini futsal semakin cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Kejuaraan dunia futsal pertama diselenggarakan oleh FIFUSA
pada 1982 di Sao Paulo Brazil. Pada even edisi perdana ini Brazil keluar
sebagai juara. Tiga tahun berikutnya, even yang sama digelar di Spanyol.
Ini adalah kali pertama even tiga tahunan ini dihelat di benua Eropa, dan
lagi-lagi Brazil keluar sebagai juara. Dan pada 1988 Brazil berhasil
dikalahkan oleh Paraguay di Australia.
Setelah beberapa tahun eksis, Futsal semakin terorganisir, dan
FIFA pun tertarik. Karena bagaimanapun juga futsal turut memajukan
industri sepakbola internasional. Pada 1989 FIFA secara resmi
memasukkan futsal sebagai salah satu bagian dari sepakbola, dan FIFA
juga mengambil alih penyelenggaraan kejuaraan dunia futsal.
FIFA Menggelar Pertandingan piala dunia futsal yang pertama,
tempat penyelenggaraan berada di Belanda pada 1989 dan yang kedua
Berpindah di Negara Asia yang digelar di Hong Kong di tahun 1992,
dengan Brazil yang merajai di pentas sepakbola ternyata juga menjadi
raja di futsal terbukti keluar sebagai juara di dua gelaran ini. Daftar
kejuaraan piala dunia futsal dapat dirinci seebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Daftar kejuaraan piala dunia futsal
1. 1989 (di Rotterdam, Belanda): dimenangkan Brasil
2. 1992 (di Hong Kong): dimenangkan Brasil
3. 1996 (di Barcelona, Spanyol): dimenangkan Brasil
4. 2000 (di Guatemala): dimenangkan Spanyol
5. 2004 (di Taiwan): dimenangkan Spanyol.
6. 2008 (di Brasil): dimenangkan Brasil.
c. Perkembangan Futsal di Indonesia
Futsal masuk ke Indonesia sebenarnya sekitar tahun 1998-1999.
Lalu pada tahun 2000-an, futsal mulai dikenal masyarakat. Pada saat
itulah futsal mulai berkembang dengan maraknya sekolah-sekolah futsal
di Indonesia. Lalu pada tahun 2002 AFC meminta Indonesia untuk
menggelar kejuaraan Piala Asia.
Futsal di Indonesia saat ini sudah sangat berkembang. Akan
tetapi, sampai saat ini olahraga futsal hanya bersifat rekreatif saja, belum
menjadi sebuah olahraga profesional. Hal ini dapat dikatakan bahwa
futsal di Indonesia sudah menunjukkan awal perkembangan yang sudah
bagus. Sekarang tinggal bagaimana Badan Futsal Nasional (BFN) dan
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dapat bekerja bahu-
membahu untuk membawa olahraga ini dapat dinikmati oleh semua
elemen masyarakat dan menjadi sebuah olahraga yang profesional
menuju industri olahraga yang diharapkan bisa membangun olahraga di
Indonesia.
Kendala utama di olahraga ini adalah soal dana untuk uji coba.
Akibatnya, apabila tim nasional kita bertanding di dalam negeri pasti kita
selalu menang besar. Tetapi, kita tidak mendapatkan pelajaran dari
kemenangan-kemenangan itu. Tim nasional perlu untuk bermain di luar
negeri agar bisa belajar dan mengetahui kekuatan lawan walaupun
nantinya kita mengalami kekalahan. Di Eropa terdapat tim-tim kuat yang
seharusnya dapat dijadikan sebagai lawan tanding.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Saat ini, untuk mencari pengalaman bertanding dengan tim-tim
kuat hanyalah dengan mengikuti pertandingan persahabatan, kejuaraan
ASEAN, dan kejuaraan invitasi, seperti KL World 5 yang sudah
dilaksanakan secara rutin setiap tahun
Banyak hal yang perlu dilakukan agar futsal menjadi olahraga
profesional dan Indonesia menjadi kekuatan futsal di dunia, yang
pertama adalah sosialisasi. Harus memperbanyak pengadaan kejuaraan
atau turnamen dengan menggandeng sponsor. Memang ini merupakan
tugas kami, BFN, yang seharusnya memikirkan untuk kompetisi-
kompetisi. Saat ini kami sedang membicarakan mengenai program-
program futsal di tanah air. Kerja sama dengan pihak-pihak terkait,
terutama dengan berbagai media, bisa menjadi saran penting untuk
sosialisasi.
Lalu pembinaan harus dibenahi mulai dari bawah. Kerjasama
dengan pihak Depdiknas dan Menpora agar futsal menjadi olahraga wajib
di sekolah-sekolah dasar bisa menjadi salah satu solusi yang tepat untuk
mengembangkan cabang olahraga ini.
Yang terakhir adalah sarana. Saat ini lapangan futsal yang
berlapis rubber (karet) masih jarang. Lapangan-lapangan indoor soccer
yang ada seperti di Jakarta saat ini malah semakin menjamur namun,
kurang memenuhi standar yang telah ditentukan. Diharapkan sarana
futsal yang sesuai dengan standar FIFA dapat diperbanyak.
d. Sejarah perkembangan futsal di kota Surakarta
Surakarta merupakan salah satu kota yang memiliki fasilitas olah
raga yang cukup lengkap di tingkat Jawa Tengah, terbukti Surakarta
menjadikan kota ini dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggara PON I.
Pada tahun 2009 Kota Surakarta ditunjuk sebagi tuan rumah pergelaran
Pekan Olahraga Provinsi (porprov). Cabang olahraga futsal termasuk
salah satu cabang yang dipertandingkan. Futsal sangat digemari dan
diminati oleh banyak orang, khususnya kalangan remaja dan anak muda
masyarakat kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Seiring dengan berkembangnya waktu, perkembangan olahraga
futsal di Kota Solo dapat dikatakan cukup maju. Hal ini terbukti hingga
pertengahan tahun 2010 banyak lapangan persewaan untuk olahraga
futsal yang didirikan. Beberapa lapangan “standar futsal” telah
meramaikan demam olahraga sepak bola jenis baru ini. Sebut saja Indoor
Futsal Solo Sehat, rendezvous, Coppa Futsal, dan lainnya.
Di dalam satu tempat persewaan lapangan futsal, sedikitnya dapat
diggunakan oleh lima tim yang menyewa lapangan tersebut untuk
bermain ataupun latihan rutin sesuai jadwal yang telah dibagi. Untuk
mendorong dan juga memajukan futsal di Kota Solo ada beberapa orang
yang mempunyai inisiatif dengan mengadakan ekshibisi-ekshibisi futsal
yang diadakan di lapangan-lapangan indoor bahkan di tempat persewaan-
persewaan futsal yang telah disebutkan di atas. Berbagai kalangan ikut
serta dalam ekshibisi tersebut, bahkan ada yang mengadakan ekshibisi
khusus anak-anak yang dilihat sebagai pencari bibit-bibit unggul yang
nantinya siapa sangka dapat membela tim futsal andalan kota mereka
yaitu Tim Futsal Solo
Dari semua yang sudah kita ketahui di atas, maka kota Solo perlu
memperhatikan dan juga merespon perkembangan khususnya futsal
untuk ditangani dengan diperlukan tempat yang mewadahi olahraga
futsal, mulai dari pendidikan, persewaan tempat, pertandingan dan
fasilitas-fasilitas yang nantinya dapat mendukung olahraga ini.
2. Organisasi
a. Pengertian Organisasi
Organisasi merupakan suatu unit (satuan) sosial yang di
koordinasikan dengan sadar, yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
berfungsi atas dasar yang relative terus menerus untuk mencapai suatu
tujuan atau serangkaian tujuan bersama. Organisasi bukan hanya
bertalian dengan angka bangunan semata, akan tetapi dengan badan
seluruhnya, serta fungsi yang berhubungan dengannya. Organisasi juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
mengkoordinasikan seluruh fakta-fakta, agar tercipta kerjasama dalam
mencapai tujuan.
Pada prinsipnya organisasi merupakan kumpulan orang-orang
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.
Para ahli mengemukakan batasan-batasan organisasi tersebut:
1) Organisasi menurut Wright (dalam Arni Muhamad, 1989 : 24)
adalah suatu bentuk system terbuka dari aktifitas yang dikoordinir
oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama.
2) Organisasi menurut Shcein (dalam Arni Muhammad, 1989 : 24 )
adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk
mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan
fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggungjawab.
3) Organisasi menurut Horald Koontz dan Cryil O’ donnel (dalam
Dalimin, 1999 : 80) adalah suatu hubungan wewenang dengan
maksud untuk mengurus kedua koordinasasi struktural, baik vertikal
maupun horizontal, kearah mana tugas khusus yang diinginkan itu di
pergunakan uintuk mencapai tujuan”.
Berikut ini beberapa ahli juga mengemukakan definisi organisasi
(Cholil dan Sarosa, 1996 : 17) :
1) Oliver Sheldon mendefinisikan organisasi adalah proses
pengabungan pekerjaan diantara indifidu-indifidu atau kelompok-
kelompok berdasarkan bakat-bakat tertentu yang diperlukan dalam
pelaksanaan kegiatan secara fungsional, sehinga memungkinkan
terdapatnya saluran terbaik yang bersifatb efisien, sistematis, positif,
dan terkoordinasikan di usaha yang tersedia.
2) Cheltan atau Bernard mendefinisikan organisasi formal adalah
system kerja sama yang kompleks dari unsur fisik, biologis, pribadi ,
dan sosial yang terikat dalam hubungan yang teratur secara khusus
yang beralasan dari kerjasama dua orang atau lebih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3) Ralp Ceiries Davis mendefinisikan oganisasi sebagai suatu
kelompok oran-orang yang sedang bekerja kearah tujuan bersama di
bawah kepemimpinan.
4) Herbert A. Simon mendefinisikan oganisasi adalah bola komunikasi
yang komplek dan hubungan-hubungan lain didalam suatu kelompok
manusia.
5) Ernest Dale mendefinisikan oganisasi adalah suatu proses
perencanaan yang berkaitan dengan perihal penyusunan,
pengembangan dan pemeliharaan suatu struktur atau pada hubungan-
hubungan kerja dari orang-orang dalam suatu kelompok kerja.
Dari berbagai pengertian organisasi di atas walaupun berbeda
namun mempunyai ciri-ciri yang sama, seperti diungkapkan Pandjaitan
(1990:2), yaitu:
1) Adanya suatu kelompok orang,
2) Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling
berkaitan yang merupakan kesatuan kegiatan,
3) Tiap-tiap anggota memberikan sumbangan tenaganya,
4) Adanya kewenangan, koordinasi, dan pengawasan,
5) Adanya suatu tujuan.
Organisasi sebagai wadah interaksi antara manusia serta
sebagai proses seperti diungkapkan Pandjaitan (1990:2) mempunyai
prinsip-prinsip yaitu:
1) Prinsip bahwa organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas.
2) Prinsip kesatuan komando.
3) Prinsip pertanggungjawaban.
4) Prinsip pembagian kerja.
5) Prinsip kepemimpinan.
Organisasi mempunyai peranan yang sangat penting terhadap
kegiatan olahraga, karena organisasi didalam olahraga merupakan
wadah-wadah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
dimaksud adalah peningkatan prestasi yang maksimal dari hasil kerja
semua elemen, baik pemain pelatih maupun pengurus.
b. Jenis Organisasi
Berdasarkan tujuan, organisasi dapat dibedakan menjadi beberapa
macam. Jenis organisasi yang dapat dilihat dari aktifitas dan tujuan yang
dilakukan, sehingga dengan demikian organisasi tersebut dapat diketahui
status organisasi. Menurut Soedarno (1991 : 9 ) jenis organsasi dapat
dibedakan menjadi :
1) Organisasi formal yaitu bila tujuannya dinyatakan lebih formal
secara tertulis berdasarkan peraturn atau hukum tang berlaku,
menetapkan pola kegiatan dengan menekankan kepada koordinasi
dan herarkhis kewenangan. Termasuk golongan ini adalah
perusahaan, sekolah, organisasi politik, massa.
2) Organisasi sosial yaitu organisasi yang dibentuk berdasarkan tujuan
yang tidak dinyatakan secara formal tetapi secara emplisit dengan
pola kerja yang longgar dan bahkan tida ada kewenangan yang
herarkis termasuk dalam golongan ini misalnya perkumpulan
sahabat untuk mengisi waktu luang atau senggang , reuni, dan lain-
lain.
3) Organisasi informal yaitu rganisasi yang tebentuk dalam bentu
formal , tetapi tidak temasuk dalam struktur organisasi seperti yang
digariskan secara formal. Organisasi ini timbul secara spontan dan
didorong oleh kebutuhan akan pergaulan, persahabatan, rasa aman
diantara anggota oganisasi formal yang bersangkutan. Termasuk
golongan ini seperti arisan, persahabatan, kegiatan hobi, dan
rekreasi diantara karyawan.
Jenis organisasi formal mempunyai kedudukan paling baik dan
kuat bila dibandingkan dengan jenis organisasi sosial dan informal,
apabila dijabarkan secara luas organisasi formal memuat hal-hal
mengenai tujuan yang jelas secara tertulis, kegiatan yang jelas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
koordinasi dan hierarkis kewenangan, dimana hal tersebut kesemuannya
dibutuhkan bagi keberadaan sebuah organisasi.
c. Organisasi Olahraga
Jenis organisasi lainnya yang sering kita jumpai di dalam
masyarakat salah satunya dalah organisasi olahraga. Organisasi olahraga
tidaklah berbeda dengan organisasi pada umumnya perbedaanya hanya
terletak pada kegiatan atau aktifitas yang dijalankan dalam suatu
organisasi dan tujuan dari organisasi olahraga tersebut. Organisasi
olahraga merupakan usaha interaksi dari beberapa kelompok orang yang
bergerak dalam bidang olahraga tertentu dan saling bekerjasama antara
pemain, pelatih maupun pengurus untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan yaitu pencapaian prestasi maksimal.
Di dalam organisasi olahraga yang baik harus memenuhi syarat-
syarat khusus yang telah ditetapkan sebagai organisasi olahraga, sehingga
organisasi tersebut merupakan organisasi yang sehat, baik dan berjalan
dengan lancar tanpa kendala yang berarti. Apabila ada organisasi
olahraga memenuhi kurang syarat yang telah ditetapkan bersama, maka
dapat dipastikan tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai.
Cabang olahraga di Indonesia terdiri dari beberapa macam cabang
sehingga antara organisasi yang satu dengan lainnya berbeda-beda.
KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) adalah induk
organisasi olahraga di Indonesia yang berkedudukan di Jakarta. Dimana
KONI pusat ini membawahi dan mengkoordinasi semua organisasi-
organisasi di Indonesia, baik di tingkat propinsi sampai ke daerah-daerah.
Diharapkan semua cabang organisasi di tingkat cabang maupun di tingkat
pusat dapat terjalin kerjasama yang baik sehingga tujuan organisasi
olahraga yaitu prestasi yang maksimal dapat tercapai dengan baik. Oleh
karena itu, dibutuhkan peran serta masyarakat untuk ikut menyukseskan
tujuan tersebut.
Olahraga Futsal merupakan salah satu olahraga yang berkembang
di Indonesia, di bawah naungan dan pengawasan KONI pusat. Seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
olahraga di Indonesia lainnya, olahraga futsal dijalankan dan dikelola
penuh oleh suatu organisasi tersendiri yaitu BFN (Badan Futsal Nasional
) dibawah naungan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia). PSSI
berdiri pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta. Organisasi futsal di
Indonesia sangat diperlukan sebagai sarana untuk membawahi dan
mengelola berbagai kegiatan futsal seperti kompetisi, penataran wasit,
sampai pendataan klub-klub futsal di Indonesia di tingkat pusat maupun
di tingkat daerah.
d. Struktur dan Bagan Organisasi
Pada hakikatnya suatu organisasi itu akan terwujud atas dasar
nama tertentu, maka organisasi harus membentuk struktur organissi serta
menuangkan struktur tersebut ke dalam bagan organisasi. Struktur
organisasi merupakan gambaran kedudukan seseorang dalam sebuah
organisasi. Struktur organisasi adalah kerangka hubungan satuan-satuan
organisasi yang di dalamnya terdapat jabatan, tugas, serta wewenang
yang saling mempunyai tugas tertentu dalam kesatuan yang utuh
(Sutarto, 1998 : 37). Untuk dapat menyusun struktur organisasi yang
baik, dimungkinkan apabila senantiasa berpegang teguh dan menerapkan
asas-asas organisasi secara baik dan benar.
Struktur organisasi akan jelas dan tegas apabila dibuatkan bagan
organisasi. Bagan organisasi merupakan gambar dari struktur organisasi
berupa kotak-kotak yang disalurkan dengan garis wewenang antara
yang satu dengan yang lainnya. Soebagio Hartoko (1996:6)
mengemukakan bahwa bagan organisasi adalah gambar struktur
organisasi yang ditujukan dengan kotak-kotak atau garis-garis yang
disusun menurut kedudukannya yang masing-masing memuat fungsi
tertentu, yang satu sama lainnya di hubungkan dengan garis-garis saluran
wewenang dan tanggung jawab.
Dengan bagan organisasi, maka dapat dilihat bagaimana
kedudukan dalam sebuah organisasi. Seseorang yang menempati
kedudukan dalam sebuah organisasi harus mampu melaksanakan tugas-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
tugasnya dan kerjasama yang baik dengan yang lainnya, sehingga
organisasi tersebut bisa berjalan dengan lancar dan sehat. Menurut Cholil
dan Sarosa, (1996 : 39 ) adapun kegunaan dari bagan organisasi adalah:
1) Untuk mengetahui besar kecilnya skala organisasi.
2) Untuk mengetahui garis-garis saluran wewenang.
3) Untuk mengetahui berbagai macam satuan organisasi yang ada.
4) Untuk mengetahui perincian aktifitas masing-masing saluran
organisasi.
5) Untuk mengetahui setiap jabatan yang ada berikut jenis dan jumlah
tugas para pejabat.
6) Untuk mengetahui identitas pejabat.
7) Untuk mengetahui jumlah dan kedudukan setiap pejabat.
8) Untuk mengetahui apakah suatu organisasi telah menerapkan
prinsip-prinsip organisasi atau belum.
Organisasi yang sehat dan baik adalah organisasi yang setiap
satuan tertentu mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan
menghasilkan kualitas yang baik pula, sehingga membawa kemajuan
organisasi. Setiap bagian tertentu harus mampu menjalankan tugasnya
dengan baik dan menghasilkan kerja yang efektif dan efisien.
Gb.1 Bagan Struktur Organisasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Soebagio Hartoko (1996 : 2 ) mengemukakan bahwa rangkaian
aktifitas dalam olahraga meliputi :
1) Menyusun bentuk dan pola usaha kerjasama.
2) Menggolongkan tindakan yang harus dijalankan dalam kesatuan-
kesatuan tertentu.
3) Menentukan tugas pekerjaan bagi orang-orang yang bergabung
dalam usaha kerjasama itu.
4) Membagi wewenang masing-masing.
5) Menetapkan jalinan hubungan kerja diantara mereka serta saluran
pemerintahan dan tanggung jawab.
e. Pengertian Umum Manajemen
Organisasi ada untuk mencapai tujuan-tujuan, maka seseorang
harus menetapkan tujuan-tujuan tersebut dan alat atau cara yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan itu. Alat atau cara itu tidak lain adalah
manajemen. Manajemen erat hubungannya dengan organisasi. Demikian
pula dengan organisasi olahraga yang dalam pelaksansannya harus sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan dan di sepakati bersama, baik
anggota maupun pengurus dalam keorganisasian harus berdasarkan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
Sebelum diberikan kepastian definisi manajemen, ada baiknya
kita kutip beberapa definisi tentang manajemen pada umumnya dari
beberapa ahli yang dirangkum oleh Subagio Hartoko, Dalimin, dan
Soemarno (1998) antara lain:
1) Siagian menyatakan bahwa manajemen adalah kemampuan atau
keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka
pencapaian tujuan melalui kegiatan orang lain.
2) The Liang Gie mengartikan ajemen itu sebagai tindakan-tindakan
atau proses menggerakan tindakan dalam usaha kerjasama manusia
sehingga tujuan yang telah ditentukan benar-benar tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3) GR Terry mendefinisikan manajemen adalah pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan melalui atau
menggunakan negara orang lain.
Seorang ahli dari perancis bernama Hendry Fayol
mengemukakan tentang lima fungsi manajemen, yaitu : merencanakan,
mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi, dan mengendalikan.
Hadari Nawawi (dalam Hartoko, Dalimin, dan Soemarno : 1998 )
menyatakan bahwa manajemen dibedakan menjadi dua, yaitu :
manajemen administrasi dan manajemen operasional dengan fungsi yang
berbeda-beda. Fungsi manajemen administrasi, yaitu : perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, dan komunikasi. Sedangkan
fungsi dari manajemen operasional adalah: tata usaha, perbekalan,
kepegawaian, keuangan, dan hubungan masyarakat.
Dari berbagai pengertian manajemen tersebut di atas walaupun
berbeda-beda namun dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah
kemampuan untuk brtindak melalui kegiatan orang lain dalam rangka
untuk mencapai tujuan dari berbagai barusan maka, manajemen
mempunyai karakteristik yang sama yaitu:
1) Adanya tujuan yang telah ditetapkan.
2) Tujuan itu ditetapkan merlalui orang lain.
3) Diperlukannya bimbingan dan pengawalan.
3. Pembinaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pembinaan adalah upaya
yang dilakukan agar sedikit lebih maju atau sempurna. Sedangkan pengertian
dari pembinaan olahraga adalah upaya yang dilakukan untuk memajukan atau
menyempurnakan atlet agar dapat berprestasi dengan baik. Karakteristik
utama dari pembinaan olahraga prestasi selalu berorientasi jauh ke depan
untuk mencapai prestasi tinggi menuju ke taraf internasional. Perencanaan
tersebut dapat dikembangkan dengan baik, apabila ditunjang dan
ditumbuhkan dalam suatu sistem pembinaan yang mantap, yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
diorganisasikan untuk pembinaan olahraga secara terpadu dan
berkesinambungan ( Hadisasmita dan Syarifuddin : 1996 ). Dalam pembinaan
harus menempuh pola yang tepat dan dilakukan dengan tahap-tahap tertentu,
sehingga potensi yang dimiliki atlet dapat berkembang secara maksimal.
Untuk mencapai prestasi yang maksimal bukan kegiatan yang
mudah, dibutuhkan perencanaan yang matang dan kerja keras dari semua
elemen yang berada didalamnya karena untuk mencapai tujuan tersebut
dipengaruhi oleh banyak faktor, memerlukan proses dan waktu yang cukup
lama, sumber dana atau biaya yang cukup, prasarana dan sarana yang
memadai, dukungan masyarakat maupun pemerintah dan masih banyak lagi.
Soeharsono (dalam Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifudin, 1996 :
88 ) aspek-aspek yang terkait dalam pembinaan olahraga diantaranya:
a. Aspek Olahraga
1) Pembinaan Fisik.
2) Pembinaan Teknik.
3) Pembinaan Taktik.
4) Kematangan Bertanding.
5) Pelatih.
6) Program Latihan dan Evaluasi.
b. Aspek Medis
1) Fungsi organ tubuh meliputi: jantung, paru-paru, syaraf, otot indera
dan lainnya.
2) Gizi.
3) Cidera.
4) Pemeriksaan Medis.
c. Aspek Psikologi
1) Ketahanan Mental.
2) Kepercayaan Diri.
3) Disiplin dan Semangat juang yang tinggi.
4) Ketenangan, ketekunan, dan kecermatan.
5) Motivasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Berdasarkan aspek-aspek tersebut di atas, maka untuk penanganan
pembinaan olahraga diperlukan pakar-pakar yang berkualitas sesuai dengan
bidangnya, yaitu : pakar dibidang keolahragaan, pakar dibidang kesehatan
olahraga medis di bidang keolahragaan, pakar dibidang psikologi
keolahragaan dan pakar-pakar di bidang ilmu lainnya yang sesuai untuk
pembinaan keolahragaan. Karakteristik utama pembinaan olahraga prestasi,
selalu berorientasi jauh kedepan untuk mencapai prestasi tinggi menuju ke
taraf internasional. Perencanaan dapat dikembangkan dengan baik, apabila
ditunjang dan ditumbuhkan dalam satu sistem pembinaan yang mantap, yang
diorganisasi untuk penyelenggaraan pembinaan olahraga secara terpadu dan
berkesinambungan.
a. Pembinaan Atlet
Pembibitan atlet merupakan upaya untuk menemukan individu-
individu yang memiliki potensi untuk mencapai prestasi yang tinggi di
kemudian hari. Jika mengevaluasi dan menganalisa dalam berbagai
kejuaraan dunia, menunjukkan bahwa atlet tertentu yang cocok untuk
olahraga tertentu, memiliki karakteristik psikologi dan mental yang
diperlukan, memiliki potensi fisik yang handal, memiliki kemampuan
teknik dan taktik yang baik dan memiliki pengalaman dalam berbagai
kompetisi.
Ada baiknya sebelum membina atlet lebih lanjut, atlet diberikan
kesadaran bahwa prestasi puncak tidak akan tercapai bila atlet tersebut
tidak mempunyai kemampuan untuk mencapainya. Meskipun faktor-faktor
yang lain sebagai faktor pendukung mempunyai sumbangan atau peranan
yang sangat penting, tetapi sumbangan terbesar datang dari atlet itu sendiri
( Soeharsono, 1999 : 6 ). Diperkirakan sumbangan tersebut adalah sebagai
berikut:
Dari atlet sekitar : 60-70 %
Faktor penunjang lain : 30-40 %
Pembinaan yang dilakukan secara sistematik, tekun dan
berkelanjutan, diharapkan akan mencapai prestasi yang maksimal. Proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
pembinaan memerlukan waktu yang cukup lama , yakni dari masa kanak-
kanak atau usia dini hingga anak mencapai tingkat efisiensi kompetisi
yang tinngi. Menurut Harre (dalam Hadisasmita dan Syariffudin, 1996: 70)
pembinaan dimulai dari program umum mengenai latihan dasar mengarah
kepada pengembangan efisiensi olahraga secara komperhensif dan
kemudian berlatih yang dispesialisasikan pada cabang olahraga yang
ditekuninya.
Tujuan pembinaan atlet-atlet junior menciptakan kondisi-kondisi
umum dan khusus dalam rangka pencapaian prestasi olahraga yang tiggi
dimasa yang akan dating. Pembinaan ini dilakukan dengan pengenalan
secara bertahap mengenai spesialisasi latihan ( Furqon, 1999 : 21 ).
Program latihan junior meliputi latihan untuk tingkat pemula dan
tingkat junior lanjutan. Pembinaan ini harus dimulai sedini mungkin,
yakni seawal mungkin dalam fase kehidupan dan merupakan suatu fase
latihan yang berdiri sendiri yang menekankan pergeseran dari latihan
untuk pemula ke latihan untuk tingkat lanjut dalam masa selanjutnya.
Tujuan program latihan atlet junior adalah mempersiapkan atlet-
atlet muda untuk mencapai prestasi yang tinggi pada saat ia mencapai usia
tertentu dan menciptakan dasar-dasar yang mantap. Latihan untuk pemula
lebih menekankan pada pengembangan berbagai kualitas koordinasi dan
pengkondisian, keterampilan teknik, kemampuan taktik dan kualitas
mental yang memiliki hubungan langsung dengan prestasi atlet. Pada akhir
fase latihan atlet harus mampu melanjutkan pengembangan efisiensinya
hingga mencapai prestasi puncak. Seorang atlet dapat mencapai puncak
prestasi, jika ia mulai berlatih untuk cabang olahraga yang telah terpadu
bakatnya sejak awal.
b. Pelatih
Pelatih yang dimaksud adalah seorang atau sekelompok orang
yang mengelola atau menangani sekolompok atau seseorang untuk
mencapai keberhasilan tertentu ( Suranto : 1994 ). Dengan demikian,
pelatih olahraga dapat juga disebut sebagai seorang atau sekelompok orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
yang mengelola atau menangani sekelompok atau seseorang untuk
mencapai prestasi olahraga tertentu setinggi-tingginya. Sehingga menjadi
sosok sentral dalam suatu kegiatan latihan klub untuk mencapai prestasi
maksimal
Pekerjaan seorang pelatih sangat berat. Harus sadar akan kenyataan
bahwa ia diwajibkan untuk dapat benar-benar bisa mempengaruhi atlet dan
membentuk watak (karakter) yang bermental juara dan kepribadian atlet
yang baik dalam hal tertentu. Pengaruh-pengaruh ini dapat berakibat
positif atau negatif, bermanfaat dan dapat merusak atau mengganggu, dan
yang jelas dapat berpengaruh relatif tahan lama atau permanen pada
seluruh kehidupan atlet asuhannya.
Mc Kinney (dalam Hadisasmita dan Syarifuddin, 1996 : 27-28 )
mengungkapkan bahwa pelatih yang baik mempunyai kemampuan sebagai
berikut:
1) Mempunyai kemampuan untuk membantu atlet dalam
mengaktualisasikan potensinya.
2) Bila membentuk tim, didasarkan pada keterampilan individu yang
telah diajarkannya.
3) Mempunyai keterampilan dan teknis yang seimbang .
4) Mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan tingkat intelektual
dengan kemampuan neuromuskuler atletnya.
5) Mampu menerapkan prinsip-prinsip ilmiah dalam membentuk kondisi
atlet.
6) Lebih mementingkan pada unsur pendidikan secara utuh, baru
kemudian pada unsur pelatihan.
7) Membenci kekalahan, tetapi tidak mencari kemenangan dengan
berbagai cara yang etis.
8) Mempunyai kemampuan untuk mengendalian dirinya kearah
penyimpangan profesinnya.
9) Mempunyai kemampuan untuk melakukan penilaian dengan rentang
yang luas terhadap partisipasi atlitnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
10) Mampu menyatakan bahwa keberhasilannya adalah kerja timnya
kepada media komunikasi.
11) Mempunyai kemampuan untuk selalu dihormati oleh atlet dan teman-
temannya.
12) Mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap profesinya.
Berdasarkan pendapat di atas, maka seorang pelatih harus dibekali
dengan beberapa syarat, dimana dengan bekal tersebut pelatih mampu
menjalankan tugasnya dengan baik serta mampu menciptakan atlet-atlet
yang professional. Tanpa memiliki persyaratan-persyaratan tersebut
diatas, maka hasil pembinaan yang dilakukan menjadi kurang baik
Adapun syarat seorang pelatih menurut Dr. Soedjarwo (1993 : 7 )
adalah:
1) Harus mempunyai latar pendidikan yang sesuai dengan tugasnya
sebagai pelatih olahraga.
2) Mempunyai keterampilan cabang olahraga yang diminati, baik secara
teori maupun praktek.
3) Memiliki kondisi fisik yang baik, seperti kesegaran jasmani,
kemampuan gerak,dan proporsi bentuk tubuh yang sesuai dengan
cabang olahraga yang dibinanya.
4) Mempunyai pengalaman yang cukup dan selalu berusaha
meningkatkan ilmunya, terutama dalam cabang olahraga yang
diminati.
5) Dapat bekerjasama dengan atlet, pembantu-pembantunya, dan para
ahli dibidang lain yang menunjang peningkatan prestasi.
6) Mempunyai sikap kepemimpinan yang berwatak dan berkepribadian.
Seorang pelatih sangat diharapkan dapat berperan dalam berbagai
disiplin, seperti petugas bimbingan dan penyuluhan, psikologi, pemimpin,
guru, ahli strategi, bahkan seorang pelatih diharapkan dapat berperan
sebagai ayah atau teman akrab sebagai tempat untuk mencurahkan isi hati
atau pelindung bagi atletnya. Seorang pelatih yang berkualitas harus sadar
akan kenyataan bahwa dapat mempengaruhi dan membentuk watak serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
kepribadian atlet dalam hal tertentu. Maka seorang pelatih perlu
membekali diri dengan hal-hal yang berhubungan dengan tugasnya,
sehingga di dalam melatih tidak akan mengalami kesulitan yang
mengakibatkan gagalnya dalam mencapai tujuan. Adapun tugas-tugas
pokok yang harus dilakukan seorang pelatih menurut Soedjarwo (1993 : 9
) adalah :
1) Mengadakan pemanduan untuk memilih bibit unggul atlet.
2) Menyusun program latihan untuk jangka pendek maupun jangka
panjang.
3) Menyusun strategi dan menentukan taktik dalam menghadapi
pertandingan.
4) Mengadakan evaluasi setelah selesai melakukan latihan atau
pertandingan.
5) Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan baik secara teori maupun
praktek dalam cabang olahraga yang dibinanya.
4. Metode Latihan
a. Pengertian Latihan
Banyak orang merasa berlatih tetapi sebenarnya tidak. Hal ini
umumnya disebabkan yang bersangkutan kurang memahami pengertian
tentang latihan yang sebenarnya. Hamidsyah (1996 : 6 ) mengemukakan
pendapatnya tentang pengertian latihan yaitu suatu proses yang sistematis
dari latihan atau bekerja yang dilaksanakan berulang-ulang secara
kontinyu dengan kian hari kian bertambah beban latihan untuk mencapai
tujuan.
Soeharsono (dalam Hadisasmita dan Syarifuddin 1996 : 126 )
mengemukakan pengertian latihan berdasarkan ciri-ciri pelatih yang baik,
latihan dapat diartikan sebagai proses yang sistematis dari berlatih yang
dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah
beban latihan serta intensitas latihannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Menurut Hadisasmita dan Syarifuddin (1996: 126) dari beberapa
pengertian latihan, akan didapat unsur-unsur latihan antara lain:
1) Sistematis adalah berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem
tertentu, metodis, dari mudah ke yang sukar, latihan teratur, dari yang
sederhana ke yang lebih rumit.
2) Berulang-ulang yaitu setiap elemen teknik harus diulang sesering
mungkin, dimaksudkan agar gerakan-gerakan yang semula sukar
dilakukan menjadi semakin mudah, dan otomatis pelaksanaannya
sehingga menghemat energi.
3) Kian hari ditambah bebannya ialah setiap kali, secara periodik, segera
setelah tiba saatnya, beban latihan harus ditambah. Jika beban tidak
pernah bertambah prestasi pun tidak akan meningkat.
Menurut Sudjarwo (1993 : 23 ) tujuan pokok dari latihan adalah
prestasi yang maksimal disamping kesehatan juga kesegaran jasmani bagi
atlet. Sesuai dengan tujuan maka urutan penekanan latihan sebagai berikut:
1) Pembentukan Kondisi Fisik (a Physic l Bild Up)
Unsur-unsur yang harus dibentuk dan dikembangkan meliputi
kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelincahan, kelentukan, ketepatan,
keseimbangan dan koordinasi.
2) Pembentukan Teknik ( Technical Build Up )
Pembentukan teknik adalah latihan khusus yang dimaksudkan
untuk membentuk dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik
dan neuromuscular. Pembentukan teknik harus dimulai dari teknik
dasar ke teknik tinggi yang akhirnya menuju kepada gerakan-gerakan
otomatis.
3) Pembentukan Taktik ( Tectical Build Up )
Pembentukan taktik meliputi pertahanan maupun penyerangan
termasuk didalamnya penyusunan strategi, sistem, pola, dan tipe.
4) Pembentukan Mental ( Mental Build Up )
Pembentukan mental untuk bertanding dengan unsure
psychologis sesuai dengan cabang olahraga yang diikuti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
5) Kematangan Juara
Dengan bekal teknik, taktik, fisik yang didukung dengan
mental bertanding merupakan keselarasan yang matang antara
tindakan dan proses mental bertanding tersebut. Latihannya dengan
jalan mengadakan berbagai pertandingan dengan segala macam
fariasi.
b. Periodesasi Latihan
Tuntutan latihan adalah mencapai prestasi semaksimal mungkin.
Itulah sebabnya dibutuhkan penyusunan program latihan. Program
latihan disusun secara teliti dan dilaksanakan secara teratur sesuai dengan
prinsip-prinsip latihan. Program akan memerlukan waktu yang cukup
panjang, sehingga jadwal latihan perlu dibagi-bagi menjadi beberapa
tahapan atau musim latihan. Pembagian tahapan dalam program latihan
biasa disebut periodesasi.
Hadisasmita dan Syarifuddin (1996 : 128 ) menyatakan bahwa
periodesasi latihan adalah suatu proses pembagian latihan dari rencana
tahunan kedalam tahapan yang lebih kecil. Adapun kegunaan periodesasi
latihan adalah sebagai berikut:
1) Pelatih akan dapat mengatur setiap komponen-komponen latihan dari
rencana tahunan.
2) Membantu pelatih dalam menentukan puncak latihan yang tepat,
pada pertandingan-pertandingan sasaran ( diantara pertandingan
utama selama kalender tahunan ).
Sudjarwo ( 1993 : 82 ) membagi program latihan dalam satu
tahun menjadi tiga periode atau lima musim latihan, sebagai berikut :
1) Periode Latihan
a) Periode Persiapan ( Preparation Period)
b) Periode Pertandingan ( Comperatioan Period )
c) Periode Peralihan ( Transation Period )
2) Musim Latihan
a) Preliminary Season
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b) Early Season
c) Mid Season
d) Late Season
e) Post Season
Sama halnya dengan Sudjarwo, Bompa ( 1990 : 174 ) menyusun
program latihan tahunan sebagai berikut :
1) Masa Persiapan ( Preparation Period )
a) Persiapan Umum ( General Preparation )
Pada masa ini penekanan latihan ditujukan pada masa
pembentukan atau pembinaan. Bobot latihan akan berkisar 80 –
70 % fisik dan 30 – 35 % teknik serta 5% mental. Periode ini
berlangsung selama 2 – 3 bulan.
b) Persiapan Khusus ( Specific Preparation )
Pada masa persiapan khusus ini lebih menekankan pada
penguasaan teknik dasar yang kemudian ditingkatkan menjadi
satu kesatuan gerak yang sempurna. Periode latihan dapat
berlangsung selama 2-3 bulan dengan bobot latihan 50% untuk
latihan teknik, 20% untuk latihan fisik dan 10% untuk latihan
test.
2) Masa Pertandingan ( Competition Period )
a) Masa Prakompetisi ( Pre Competition )
Pada periode ini penekanan lebih diutamakan pada
masalah taktik. Perkembangan mental emosional atlet perlu
mendapat perhatian khusus. Periode ini berlangsung sekitar 2-3
bulan.
b) Masa Pertandingan ( Competition period )
Pada tahap ini harus diciptakan suatu kondisi yang baik
sehingga atlet percaya diri dan mempunyai motivasi yang tinggi
untuk memenangkan pertandingan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
c) Masa Peralihan atau seusai pertandingan ( Transation Period )
Pada masa transisi atlet akan melakukan istirahat aktif
dengan melakukan kegiatan fisik yang ringan seperti joging,
senam atau melakukan aktivitas fisik yang lain. Pada masa inilah
dilakukan evaluasi dari hasil prestasi serta program dan proses
latihan selama persiapan yang lalu.
Prestasi maksimal seorang atlit hanya mungkin dapat dicapai
melalui suatu program latihan jangka panjang , karena perubahan-
perubahan dalam organisasi tubuh tidak mungkin terjadi dalam
waktu yang singkat, butuh waktu dan proses yang lama untuk
mencapainya.
c. Pengertian Program Latihan
Program latihan merupakan bahan atau kegiatan yang harus
dilaksanakan dalam latihan. Dalam menentukan program latihan harus
menyatu pada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan latihan.
Penerapan program latihan yang tepat dan disesuaikan dengan
kemampuan atletnya akan meningkatkan kualitas atlet secara maksimal.
Suatu hal yang harus dipertahankan dalam menyusun program latihan,
adalah menentukan terlebih dahulu tujuan latihan atau target yang hendak
dicapai. Hal itu penting agar atlet dapat berlatih dengan motivasi untuk
mencapai sasaran.
Mempersiapkan seorang atlet untuk menghadapi pertandingan
hingga mencapai tingkat prestasi tinggi atau maksimal, diperlukan waktu
yang cukup lama serta peyusunan program latihan yang seksama.
Teratur, sistematis, bertahapkan serta terus-menerus sepanjang tahun
tanpa selingan berhenti sedikitpun. Latihan yang dilakukan hanya
isidentil, atau hanya selama enam bulan saja, bahkan kurang setiap
tahunnya, tidak akan ada artinya sama sekali. Bahkan mungkin dapat
merusak perkembangan atlet dikemudian harinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Menurut Iwan Setiawan (dalam Hadisasmita dan Syarifuddin,
1996 : 14 ), untuk menyusun program latihan yang teratur perlu
diperhatikan unsur-unsur sebagai berikut :
1) Kemampuan atlet, baik fisik maupun mental
2) Waktu pelaksanaan program latihan untuk mengembangkan tenaga
atau kekuatan, daya tahan, kecepatan, fleksibilitas dan lain-lain
untuk dikembangkan dengan sebaik-baiknya.
3) Cabang olahraga yang akan disiapkan.
4) Standar tingkat nasional atau internasional.
5) Keadaan setempat : tradisi, iklim, dan lain-lain.
6) Faktor latihan : Prestasi, volume, intensitas.
7) Jadwal perlombaan dan uji coba.
8) Periodesasi latihan.
Untuk membina atlet agar dapat meningkatkan prestasi setinggi-
tingginya, diperlukan jangka waktu yang lama, maka latihan-latihan
tersebut dilaksanakan secara bertahap yang terdiri dari program jangka
panjang dan program tahunan (Hadisasmita dan Syarifuddin, 1996:141 ).
Menurut Sudjarwo (1993 : 81 ) penyusunan program latihan dapat
dibagi menjadi :
1) Program Jangka Panjang
Program jangka panjang berhubungan dengan program latihan
untuk sasaran dua tahun ke atas, misalnya untuk PON atau
Olympiade.
2) Program Jangka Menengah
Program jangka menengah adalah program latihan yang
disusun untuk jangka waktu satu tahun.
3) Program Jangka Pendek
Program jangka pendek merupakan penyusunan program
latihan kurang dari satu tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
d. Prinsip-prinsip Latihan
Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara berulang-
ulang dengan meningkatkan pemberian beban latihan Itulah sebabnya
pemberian beban latihan harus memenuhi prinsip-prinsip yang sesuai
dengan tujuan latihan. Prinsip-prinsip latihan tersebut merupakan prinsip-
prinsip beban latihan secara umum. Dengan mengetahui prinsip-prinsip
latihan diharapkan prestasi seorang atlet dapat cepat meningkat. Tanpa
mengetahui hal ini seorang atlet atau pelatih tidak mungkin dapat
berhasil dalam latihannya
Sudjarwo ( 1993 : 21-23 ) menyarankan agar seluruh program
latihan sebaiknya menerapkan prinsip-prinsip latihan sebagai berikut :
1) Prinsip Individu
Pemberian latihan harus selalu mengingat kemampuan dan
kondisi individu masing-masing atlet. Faktor-faktor individu yang
harus mendapat perhatian misalnya, tingkat ketangkasan atlet, umur
atau lamanya berlatih harus dibedakan, kesehatan dan kesegaran
jasmaninya, psychologis atau mentalnya.
2) Prinsip Penambahan Beban ( Overload Principle )
Penambahan beban latihan harus dilakukan tahap demi tahap
secara teratur dan ajeg. Beban latihan berat yang diberikan secara
terus menerus justru akan menghentikan kenaikan prestasi.
Sebaiknya setelah dua atau tiga kali latihan beban latihan
ditingkatkan itupun tergantung dari atletnya.
3) Prinsip Interval
Latihan interval merupakan serentetan latihan yang diselingi
dengan istirahat tertentu. Prinsip latihan interval ini dapat digunakan
untuk suatu rencana latihan harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
4) Prinsip Penekanan Beban ( Stress )
Pemberian beban latihan pada suatu saat harus dilaksanakan
dengan tekanan yang berat. Penekanan beban latihan tersebut harus
sampai menimbulkan kelelahan secara sunguh-sunguh. Beban berat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
ini diberikan guna meningkatkan kemampuan organisme, kekuatan
mental yang sangat diperlukan untuk menghadapi pertandingan.
5) Prinsip Makanan Baik ( Nutrition )
Kalori yang masuk harus sesuai denagn kalori yang
dikeluarkan untuk latihan. Untuk seorang atlet diperlukan 25-35 %
lemak, 15 % putih telur, 50-60 hidrat arang dan vitamin serta mineral
lainnya.
6) Prinsip Latihan Sepanjang Tahun
Suatu latihan harus dilakukan secara sistematis yang
dilaksanakn sepanjang tahun tanpa berseling.
Sedangkan menurut Bompa (dalam Hadisasmita dan Syarifuddin,
1996 : 130-140 ) menyarankan agar dalam latihan sebaiknya menerapkan
prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) Prinsip Beban – Lebih ( Overload )
Prinsip beban lebih adalah prinsip latihan yang menekankan
pada pembebanan latihan yang lebih berat dari pada yang mampu
dilakukan dilakukan oleh atlet. Seorang atlet harus berlatih dengan
beban yang lebih berat atau berlatih dengan beban di atas ambang
rangsang. Namun beban tersebut harus sesuai dengan kemampuan
atlet.
2) Prinsip Perkembangan Multilateral
Prinsip ini sebaiknya diterapkan pada atlet-atlet muda. Pada
permulaam belajar mereka harus dilibatkan dalam beragam kegiatan
agar dengan demikian mereka memiliki dasar-dasar yang lebih
kokoh untuk menunjang keterampilan psesialisasinya kelak.
3) Prinsip intensitas Latihan
Perubahan fisiologis dan spikologis yang positif hanyalah
mungkin apabila atlet dilatih atau berlatih suatu program latihan
yang intensif, dimana pelatih secara progresif menambahkan beban
kerja, jumlah pengulangan gerakan ( repetition ) serta kadar
intensitas dari repetisi tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Ada beberapa teori yang dapat dipakai sebagai tolak ukur
untuk menentukan kadar intensitas latihannya. Salah satunya teori
Katch dan Mc Ardle ( 1993) sebagai berikut:
a) Menghitung Denyut Nadi Maksimal ( DNM ) dengan rumus
DNM = 220 – Umur.
b) Menentukan takaran intensits latihannya, yaitu 80 % - 90 % dari
DNM
c) Lamanya berlatih dalam ambang rangsang atau training zone,
untuk atlet sebaiknya 45-120 menit
4) Prinsip Kualitas Latihan
Latihan dikatakan berkualitas apabila latihan dan dril-dril
yang diberikan memang benar-benar bermanfaat dan sesuai dengan
kebutuhan atlet, koreksi-koreksi yang tepat dan kontruksif harus
sesering mungkin diberikan, pengawasan dapat dilakukan oleh
seorang pelatih sampai ke detail gerakan dan setiap kesalahan gerak
segera diberikan, Prinsip-prinsip melebihi beban atau overload harus
selalu diterapkan dalam setiap latihan, baik dalam aspek kondisi fisik
maupun pembentukan mental.
5) Prinsip Berfikir Positif
Jika ingin berprestasi, atlet harus berani sakit dalam latihan.
Pelatih harus tahu bagaimana hati atlet, apa yang mereka katakana
kepada dirinya sendiri. Dan pelatih harus mempengaruhi kata
hatinya, melatih atlet untuk selalu berfikir positif dan optimis,
mengubah sikap bawah sadar yang negatif menjadi positif.
6) Variasi Dalam Latihan
Latihan yang dilakukan biasanya banyak menuntut waktu,
pikiran, tenaga. Karena itu bukan mustahil jika latihan yang intensif
dan terus-menerus kadang-kadang menimbulkan rasa bosan pda
atlet. Jika sudah bosan, maka gairah pada atlet dan motivasinya
untuk berlatih biasanya menurun atau bahkan hilang sama sekali.
Karena itu perlu dilakukan usaha-usaha untuk mencegah timbulnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
kebosanan berlatih, misalnya dengan cara merencanakan dan
menyelenggakan variasi-variasi dalam latihan.
7) Prinsip Individualisasi
Setiap individu berbeda dari segi fisik maupun mental, maka
setiap individu akan memberikan reaksi yang berbeda-beda terhadap
suatu beban latihan yang diberikan pelatih. Latihan merupakan suatu
beban latihan yang diberikan pelatih. Latihan merupakan suatu
persoalan pribadi bagi setiap atlet dan tidak bisa disama ratakan bagi
semua atlet. Latihan harus direncanakan dan disesuaikan bagi setiap
individu atlet agar dapat menghasilkan prestasi yang baik.
8) Penetapan Sasaran ( Goal Setting )
Seringkali suatu tim atau atlet tidak berlatih dengan sungguh-
sungguh, atau kurangnya motivasi untuk berlatih karena tidak ada
tujuan atau sasaran yang jelas untuk apa atlet berlatih. Karena itu
menetapkan sasaran latihan untuk atlet sangat penting.
9) Prinsip Perbaikan Kesalahan
Kalau atlet sering melakukan kesalahan gerak, maka pada
waktu memperbaiki kesalahan tersebut, pelatih harus menekankan
pada penyebab terjadinya kesalahan.
e. Metode Latihan
Di dalam olahraga ditemukan berbagai ragam definisi tentang
mengajar atau melatih. Menurut Hadisasmita dan Syarifuddin (1996 :
142), yang diartikan dengan metode mengajar atau melatih adalah suatu
cara tertentu, sistem bekerja seorang pelatih atau olahragawan,
sehubungan dengan pengetahuan dan kemampuannya yang cukup.
Pemilihan suatu metode, terutama tergantung pada :
1) Tujuan umum melatih
2) Tugas-tugas tertentu
3) Kekhususan suatu cabang olahraga
4) Kedewasaan fisik dan mental atlit dan tingkat kemampuannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka dapatlah ditentukan prinsip-
prinsip metode latihan. Seorang pelatih yang baik, tidak boleh membatasi
diri pada satu metode saja, tetapi harus menggunakan bermacam-macam
matode yang dicocokkan dengan berbagai unsur.
Menurut Hadisasmita dan Syarifuddin (1996 :142), macam-macam
metode latihan adalah sebagai berikut :
1) Metode yang terus menerus (Continual Methode)
Sifat-sifat metode ini adalah :
a) Latihan dengan intensitas sedang dan konstan
b) Latihan yang relatif lama
2) Metode Ulangan ( Repetitive Methode)
Metode initerdiri dari mengulangi latihan-latihan tertentu yang
dilakukan dengan atau tanpa istirahat. Sifat-sifatnya adalah sebagai
berikut :
a) Latihan dengan intensitas yang konstan
b) Waktu istirahat yang optimal
c) Bentuk ulangan yang bermacam-macam
3) Metode Tidak Tetap ( Variable Methode)
Sifat-sifat metode ini yang terutama adalah :
a) Intensitas latihan yang bermacam-macam
b) Waktu melakukan latihan yang berbeda-beda
c) Intensitas latihan yang diturunkan, menghasilkan kondisi-kondisi
untuk pemulihan kembali sebagian (partial recovery).
4) Metode Interval ( Interval Methode)
Sifat-sifatnya adalah :
a) Penetapan yang jelas tentang beban latihan.
b) Waktu istirahat yang bermacam-macam, tetapi ditetapkan secara
tepat.
c) Penentuan yang jelas tentabg intensitas latihan.
d) Jumlah ulangan ditetapkan dengan tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
5) Metode Kompetisi ( Competition Methode).
Latihan melalui kompetisi-kompetisi merupakan salah satu
kegiatan yang lebih efektif, dan para atlit senang melakukannya.
Dalam melaksanakan metode kompetisi, perlu diperhatikan beberapa
syarat yang sama dengan metode-metode lainnya. Pemilihan lawan
menjadi dasar kegiatan, makin kuat lawan makin tinggi beban dan
intensitas latihannya.
f. Program Latihan Futsal
Didalam penyusunan program latihan futsal harus ada aspek –
aspek yang menyangkut teknik dasar futsal.
1) Teknik
Teknik merupakan syarat pokok bagi pemain futsal,engan
pengusaan teknik yang benar maka pemain akan leluasa memainkan
olahraga permainan ini,beberapa macam teknik nermain futsal
diantaranya:
a) Passing
Passing adalah cara mengumpan bola kepada lawan, ada dua
macam passing yaitu passing atas dan passing bawah namun
didalam permainan futsal menggunakan passing bawah akan lebih
efektif untuk menunjang permainan yang baik.
b) Stopping/ Control.
Stooping merupakan cara menerima bola hasil dari umpan
kawan,stopping menggunakan telapak kaki atau sol sepatu sangat
dianjurkan dalam permainan futsal, supaya bola bisa lebih cepat
dikuasai atau dikendalikan oleh seorang pemain, hal ini
dikarenakan lapangan futsal menggunakan lapangan yang datar
c) Dribbling.
Teknik dasar dribbling adalah cara menggiring bola atau
membawa bola berpindah dari suatu tempat ke tempat yang
lain.lebih efisien apabila menggunakan sol sepatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
d) Shooting.
Shooting merupakan teknik dasar yang tidak dapat
ditinggalkan.karena shooting adalah cara yang digunakan untuk
mencetak gol. Sementara permainan futsal itu sendiri tim dikatakan
sebagai pemenang apabila mencetak gol lebih banyak dari lawan.
2) Skill dan Motorik.
Skill individu menjadi senjata utama dalam teknik dasar
futsal dan harus dimiliki seorang pemain futsal. Di dalam olahraga
futsal seorang pemain dituntut melakukan banyak passing dan dribel.
Gerak motorik pemain pun harus lentur untuk mempermudah dirinya
saat melakukan penguasaan bola atau memenangi perebutan bola.
Dengan gerak motorik yang lentur seorang pemain bisa dengan mudah
memanfaatkan sebuah peluang emas dari sudut yang sempit sekalipun.
3) Taktik
Teknik dasar futsal lainnya adalah pengetahuan teknik,
pengetahuan ini akan sangat membantu seorang pemain futsal untuk
berkembang. Di dalam futsal, seorang pelatih dapat mengganti pemain
kapanpun yang dia mau, bahkan keseluruhan pemain pun dapat
digantinya. Disini pemain dituntut cepat beradaptasi dengan taktik
yang dipakai seorang pelatih. Biasanya pergantian seorang pemain di
futsal diikuti juga dengan pergantian pola permainan. Selain taktik,
penguasaan formasi bermain akan sangat meningkatkan kemampuan.
Dari formasi ini nantinya dapat dikembangkan ke berbagai bentuk
formasi kebutuhan tim.
4) Fisik
Teknik dasar futsal yang tak kalah pentingnya adalah
kebugaran fisik yang tetap terjaga. Karena futsal adalah olahraga yang
menuntut banyak gerak, dibutuhkan fisik yang bugar. Tanpa fisik yang
baik sangat sulit seorang pemain menjalani pertandingan yang
berlangsung dalam tempo tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
5) Kecepatan
Kecepatan adalah ciri permainan futsal. Seorang pemain futsal
harus dituntut cepat mengalirkan bola ataupun bergerak mencari ruang
untuk menerima umpan. Dengan pergerakan yang cepat, seorang
pemain futsal akan dapat mengecoh lawan dalam melakukan
penjagaan serta juga dapat dengan cepat menyusun formasi baik itu
ketika melakukan penyerangan ataupun ketika bertahan. Oleh karena
itu kecepatan mutlak dikuasai sebagai salah satu teknik dasar futsal.
5. Sarana Dan Prasarana
a. Pengertian Sarana Dan Prasarana
Salah satu syarat dapat dilaksanakannya kegiatan pembinaan
prestasi olahraga yaitu tersedianya prasarana dan sarana yang cukup
lengkap. Prasarana dan sarana yang lengkap merupakan salah satu faktor
penunjang kelancaran suatu kegiatan serta mencapai prestasi yang
maksimal. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia ( 1990 : 157 ) definisi
prasarana dan sarana adalah sebagai berikut :
1) Prasarana adalah segala yang merupakan penunjang
terselenggarannya suatu proses atau usaha.
2) Sarana adalah merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai
alat untuk mencapai tujuan.
Pengertian prasarana dalam bahasa Inggris dengan istilah facility,
sedangkan sarana dengan istilah equipment. Dari pengertian tersebut
Soepartono (2000 : 6) mendefinisikan batasan kata fasilitas, perlengkapan
dan alat sebagai berikut:
1) Fasilitas adalah suatu bentuk yang permanen baik untuk ruangan di
dalam maupun diluar ruangan, misalnya Gymnasium, kolam renang,
lapangan-lapangan permainan dan sebagainya.
2) Perlengkapan adalah perkakas yang permanen yang dibandingkan
dengan fasilitas, misalnya : peti lompat, kuda-kuda pelana, palang
tunggal, palang sejajar dan ring.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
3) Alat-alat olahraga atau supplies biasanya dipakai dalam waktu relatif
pendek. Misalnya : bola, raket jarring bola basket, jarring tennis,
pemukul bola dan lain-lain.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas atau
prasarana merupakan bentuk permanen yang berupa bangunan atau tempat,
baik yang berada di luar maupun di dalam yang digunakan untuk aktivitas
olahraga. Sarana adalah suatu benda yang digunakan dalam latihan atau
bertanding dimana dalam latihan atau bertanding benda atau alat tersebut
tidak dapat dipindah-pindahkan. Sedangkan alat olahraga adalah suatu
benda yang digunakan dalam berolahraga, mudah untuk dipindah-
pidahkan dan digunakan dalam waktu relatif singkat.
b. Sarana Dan Prasarana Futsal
Prasarana dan Sarana yang diperlukan dalam olahraga Futsal dan
sangat menunjang bagi mencapaian prestasi maksimal adalah:
1) Lapangan Futsal
Ukuran lapangan permainan Futsal adalah:
- Panjang maksimal 42 m dan minimal 25 m.
- Lebar maksimal 25 m dan minimal 15 m.
Lapangan yang digunakan harus persegi panjang dan yang digunakan
untuk ukuran lapangan pertandingan internasional adalah :
- Panjang 38 - 42 m.
- Lebar 18 - 25 m.
Dalam lapangan Futsal sendiri ada batas-batas garis samping, garis
gawang, garis tengah dan garis sudut dengan jari-jari kira-kira 25 cm,
dan di tengah lapangan Futsal terdapat garis lingkaran dengan jari-jari
3 meter dan di lapangan Futsal ada daerah gawang. Daerah gawang
artinya daerah yang dibatasi oleh garis yang ditarik tegak lurus pada
garis gawang yang jaraknya dari tiang gawang 6 meter, daerah
hukuman 6 meter dari masing-masing tiang gawang, titik pinalti 6
meter dan 10 meter untuk titik pinalti kedua dari garis gawang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Gambar 1. Lapangan Futsal
( Ken Jones, 1988 : 57 )
2) Gawang
Ukuran gawang dari tanah samping sisi bawah palang gawang
2 meter. Lebar gawang diukur dari sisi dalam kedua tiang gawang 3
meter. Tiang dan palang gawang dibuat dari kayu atau logam yang
tebalnya maksimal 8 cm. Tiang gawang dan palangnya dapat
berbentuk bulat, setengah bulat atau empat persegi.
3) Bola
Bola dalam olahraga sepakbola berbentuk bulat, bagian luar
terbuat dari kulit atau bahan-bahan lain yang diperkenankan, tidak
boleh dipakai bahan-bahan yang dapat membahayakan pemain.
Adapun ukuran lingkaran bola ialah 62 -64 cm, dan beratnya 440-460
gr. Dengan tekanan atmosfer 0,4 – 0,6 atm
4) Kelengkapan Pemain
Kelengkapan pemain sepakbola terdiri dari sepatu, shirt (kaos
bernomor), celana pendek dan kaos kaki panjang, para pemain-pemain
yang mempunyai cedera untuk menghindaru berturan dianjurkan
memakai pelindung lutut, pelindung tulang kering. Penjaga gawang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
harus memakai pakaian yang berbeda dari pemain dan wasit. Sedang
kapten masing-masing tim memakai tanda khusus yang biasanya
dilingkarkan dilengan.
5) Kesekretariatan
Kesekretariatan merupakan tempat yang sangat penting bagi
organisasi karena tempat itu yang digunakan untuk melakukan rapat-
rapat, menyimpan dokumen-dokumen atau membahas rencana
kegiatan, latihan dan sebagainya.
6. Prestasi
Banyak tujuan yang terkandung dalam cabang olahraga setiap orang
melakukan kegiatan olahraga dan tujuannya sendiri-sendiri salah satunya
adalah olahraga yang berorientasi pada keberhasilan atau dengan kata lain
sebuah prestasi yang setinggi-setingginya karena hal itu merupakan idaman
setiap pemain dan klub olahraga. Kenyataannya dengan prestasi klub atau
pemain yang bermain di dalamnya serta pelatih yang menanganinya akan
menjadi harum namanya dalam di masyarakat. Faktor-faktor yang lain
mempengaruhi pencapaian prestasi maksimal dalam olahraga antara lain
faktor pemain, pelatih, dan masih banyak yang lain.
Sedangkan prestasi yang pernah diraih klub-klub futsal di kota
Surakarta. Selama mengikuti kompetisi mengalami pasang surut. Sebagai
contoh pada saat pergelaran porprov tahun 2009 di Surakarta. Tim futsal solo
berhasil meraih medali emas ini tak lepas dari prestasi klub-klub di Surakarta.
B. Kerangka Pemikiran
Futsal merupakan olahraga yang cukup memasyarakat dan digemari oleh
semua lapisan masyarakat. Munculnya klub-klub Futsal di berbagai daerah
memberi sumbangan tersendiri bagi perkembangan olahraga khususnya untuk
Futsal di Surakarta dan di Indonesia. Namun perkembangan olahraga ini
mengalami banyak kendala dan Indonesia tidak mampu menoreh prestasi yang
gemilang di kancah sepakbola internasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Perkembangan suatu olahraga atau klub olahraga dibutuhkan pembinaan
dan pelatihan yang baik dan teratur. Dalam pelaksanaan pembinaan kegiatan
olahraga perlu dukungan dari beberapa unsur. Karena suatu klub olahraga akan
dapat berprestasi jika unsur-unsur pendukung dapat berjalan dengan baik. Unsur-
unsur pendukung dalam kegiatan olahraga diantaranya adalah organisasi, metode
pembinaan, metode latihan, sarana dan prasarana, serta pemain dan pelatih yang
dimiliki.
Organisasi olahraga merupakan satu wadah yang bertujuan untuk
mencapai prestasi yang maksimal. Diperlukan kepengurusan yang baik,
kerjasama, serta rencana dan program kerja yang jelas didalamnya.
Metode pembinaan dan metode latihan yang baik akan menghasilkan
prestasi yang baik pula. Disini peran seorang pelatih sangat menentukan, oleh
karenanya pelatih harus benar-benar jeli didalam mengamati perkembangan para
pemainnya.
Kualitas pemain harus didukung prasarana dan sarana yang baik.
Prasarana dan sarana yang berkualitas merupakan tuntutan yang harus dipenuhi
guna menunjang kegiatan latihan. Tanpa adanya prasarana dan sarana yang baik
maka akan terganggu segalakegiatan pembinaan dan latihan yang dilakukan.
Kaitannya dengan penelitian ini akan mengetahui perkembangan prestasi
klub-klub futsal di kota Surakarta.. Dalam hal ini perkembangan klub-klub futsal
di kota Surakarta. dapat diketahui melalui keadaan organisasi, metode pembinaan,
metode latihan, sarana dan prasarana serta pemain dan pelatih yang dimiliki.
Unsur-unsur tersebut tidak dapat terlepas dari kegiatan suatu olahraga. Kegiatan
olahraga dapat berjalan dengan baik jika unsur-unsur tersebut berfungsi dengan
baik dan dapat saling menjalin kerjasama antara satu dengan lainnya. Jika keadaan
unsur-unsur pendukung kegiatan olahraga baik maka suatu klub olahraga dapat
berkembang dengan baik, sehingga prestasi yang tinggi dapat dicapai. Namun
sebaliknya, jika unsur-unsur pendukung kegiatan olahraga dalam kondisi yang
tidak baik, maka suatu klub olahraga tidak dapat berkembang dan tujuan
organisasi tidak akan dapat tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah,
penelitian ini dilaksanakan di sekretariat klub-klub futsal di Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih empat bulan.
Pelaksanaan penelitian pada klub - klub dengan jumlah soal sebanyak 39
buah. Waktu pengambilan data penelitian adalah pada tanggal 1 januari
2011 Sampai dengan selesai pengambilan data yaitu 30 April 2011.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dan metode survey.
Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Pengertian
penelitian deskriptif menurut Sugiyanto (1990 : 52) adalah:
“Penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai
fenomena-fenomena atau situasi yang aktual atau yang ada pada saat penelitian
berlangsung. Penelitian deskriptif pada umumnya tidak untuk menguji hipotesis,
melainkan hanya untuk meminta gambaran atau deskriptif tentang apa yang
terjadi”
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah klub-klub futsal di Eks karesidenan
Surakarta. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 40 orang, sumber data
yang terdiri dari : pengurus, pelatih, pemain dan arsip atau dokumen yang
berhubungan dengan masalah penelitian ini.
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan :
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa
cara yaitu:
1. Observasi
Observasi merupakan alat pengumpul data dan merupakan metode
diskriptif pada penelitian masalah-masalah tertentu. Observasi yaitu
pengamatan secara langsung saat pembinaan klub berlangsung. Serta Studi
dokumen yaitu menggali dokumen-dokumen klub yang ada kaitannya dengan
persiapan maupun sistem organisasi maupun sejarah. Dokumentasi yaitu
barang pemberian atau bukti dan keterangan.
2. Wawancara
Wawancara yaitu menggali informasi secara langsung dari pengurus,
pelatih dan pemain klub futsal di Surakarta.
3. Kuesioner / Angket.
Metode angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang
digunakan untuk memperoleh informasi dan responden dalam arti laporan atau
hal-hal yang ia ketahui ( Suharsimi Arikunto, 1998 : 124 ). Kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden atau sasaran
untuk dijawab. Oleh karena disampaikan secara tertulis maka dalam waktu
yang sama dapat diberikan kepada sejumlah orang secara bersama-sama,
sehingga dalam waktu singkat akan diperoleh banyak informasi dari banyak
orang. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui tentang data diri,
pengalaman, sikap dan pendapat responden. Dilihat dari siapa yang menjawab
, kuesioner dibedakan menjadi kuesioner langsung dan tidak langsung.
Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dijawab secara langsung oleh
responden, sedangkan kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang
dijawab oleh orang lain yang dianggap paling tahu tentang masalah yang
sedang dipertanyakan. Bila dilihat dari bentuk jawaban yang diberikan,
kuesioner dapat dibedakan menjadi kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Kuesioner tertutup bila jawaban yang diberikan dibatasi atau tinggal memilih
dari alternative jawaban yang tersedia, sedang kuesioner terbuka jawaban
tidak dibatasi.
Langkah -langkah dalam membuat angket adalah sebagai berikut :
1) Menentukan tujuan angket
Dengan menentukan tujuan angket terlebih dahulu akan
memberikan arahan dalam penelitian ini, mendapatkan item -item
pertanyaan sesuai dengan komponen -komponen yang ada pada
angket. Tujuan angket dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh
data tentang Perkembangan prestasi klub-klub futsal di kota
Surakarta..
2) Menyusun matrik / spesifik data atau menyusun indikator.
Hal ini dimaksudkan untuk menjelaskan permasalahan yang
dituangkan dalam angket termasuk batasan konsep yang akan diteliti.
Permasalahan yang akan diteliti adalah mengenai perkembangan
kepengurusan organisasi, metode pembinaan, metode latihan, sarana
dan prasarana, prestasi yang diperoleh dan keadaan pelatih dan
pemain klub-klub futsal di kota Surakarta.
3) Menyusun kisi -kisi angket.
Penyusunan kisi-kisi angket dengan tujuan agar dalam
penyusunan butir-butir item angket dapat menyebar pada seluruh
variabel maupun indikator yang telah ditetapkan.
4) Merumuskan item angket.
Pada saat merumuskan item angket yang menggunakan kata-
kata yang menunjukkan tindakan sesuai dengan indikator yang telah
ditentukan.
5) Menentukan skala nilai setiap alternatif jawaban.
Skala nilai unuk alternatif jawaban dengan menggunakan skala
nilai 2 untuk jawaban “ya” dan nilai 1 untuk jawaban “tidak”.
6) Revisi angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Dasar dari revisi angket adalah hasil daripada try out yang
telah dilaksanakan. Revisi angket dilaksanakan dengan cara
menghitung item pertanyaan yang tidak valid tersebut didrop selama
ada instrument yang mewakili.
7) Memperbanyak angket
Setelah item yang tidak valid dihilangkan atau direvisi, maka
langkah selanjutnya memperbanyak angket sesuai dengan jumlah
angket yang dibutuhkan. ( Masri Singarimbun, 1995 : 30 )
Dari beberapa cara teknik pengumpulan data tersebut, data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi: (1) pembinaan dan pelatihan klub
futsal di Surakarta, (2) Sistem Organisasi Klub futsal di Surakarta (3) Metode
latihan pada klub futsal di Surakarta (4) prasarana dan sarana olahraga klub
futsal di Surakarta dan,(5) Prestasi yang di capai oleh klub futsal di Surakarta.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam
penelitian, karena analisis data dapat memberi arti dan makna yang berguna dalam
memecahkan masalah dalam penelitian. Dari data yang akan diperoleh kemudian
dianalisa. Data dianalisis secara kuantitatif dengan bantuan analisis deskriptif
kualitatif. Data akan dianalisis dengan teknik analisis model interaktif (Miles and
Hubermann, 1992) yang meliputi komponen: (1) pengumpulan data, (2) reduksi
data, (3) sajian data dan (4) penarikan kesimpulan (verifikasi) Instrumen di
konsultasikan dengan pihak yang kompeten di bidang futsal untuk keperluan
validitas instrumen itu sendiri. dalam hal ini adalah Pengurus di Persatuan
Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) selaku induk organisasi yang menaungi
cabang olahraga futsal baik di Pengurus Daerah PSSI Jawa Tengah Maupun di
pengurus cabang PSSI Surakarta Setelah didapatkan instrumen yang valid, baru
digunakan untuk memperoleh data langsung dilapangan atau subyek penelitian.
Dalam teknik analisis ini analisis dilakukan secara terus menerus dari awal
pengumpulan data hingga proses verifikasi yang berlangsung mulai dari awal
penelitian sampai dengan penelitian selesai. Dengan demikian proses analisis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
terjadi secara interaktif dan menguji antar komponen secara siklus yang
berlangsung terus menerus dalam waktu yang cukup lama. Dengan menggunakan
teknik analisis tersebut hasil kesimpulan telah teruji secara selektif dan akurat
Gambar 7. Model Analisis Interaktif
Reduksi data Sajian data
Pengumpulan data
Penarikan kesimpulan/
verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh melalui jawaban dari butir butir soal
disajikan dengan memperhatikan kawasan evaluasi yang digunakan. Masing
masing kawasan tersebut masih dipilih lagi berdasarkan indikator didalamnya.
Data disajikan dalam bentuk table yang berisi frekuensi dan prosentase dari setiap
butir soal serta di dilengkapi dengan uraian deskriptif. Dalam penyajian data
tersebut, data setiap butir ditampilkan secara berurutan berdasarkan jenis
instrument. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesinambungan konstekstual dalam
uraian deskriptif.
1. Organisasi
Komponen masukan yang diamati menyangkut sejauh mana jalannya
organisasi dilihat dari struktur organisasi pengurus , rapat pengurus,
kepemimpinan , anggaran dasar, rencana kerja dan administrasi.
a. Sekretariatan klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Butir soal untuk melacak indikator ini adalah butir soal no. 1
untuk angket pengurus yaitu Keberadaan Sekretariat , sebagaimana
tampak pada table 1.a sebanyak 9 orang yang menyatakan “ya” dan 5
orang yang menyatakan “tidak”
Tabel 1.a Frekuensi dan Prosentasi Sekretariat Klub Futsal di Eks
karesidenan Surakarta
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal
Keskretariatan klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta yang
mempunyai keskretariatan diajukan ke 14 responden yang menjawab
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 9 5 14
% 64% 36% 100%
48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
indikator jawaban ya (nilai 2) sebanyak 9 atau 64%, jawaban indikator
tidak (nilai 1) sebanyak 5 atau 36%, dari beberapa klub yang mempunyai
keskretariatan ada yang menggunakan alamat kantor, lapangan tempat
latihan, maupun rumah pribadi sebagai keskretariatan.
b. Struktur organisasi kepengurusan klub Futsal di Eks karesidenan
Surakarta
Butir soal untuk melacak indikator ini adalah butir soal no. 2
untuk angket pengurus yaitu jalannya sturktur organisasi , sebagaimana
tampak pada table 1.b sebanyak 8 orang yang menyatakan baik dan 6
orang yang menyatakan tidak
Tabel 1.b Frekuensi dan Prosentasi Struktur organisasi Klub Futsal
di Eks karesidenan Surakarta
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 8 6 14
% 57% 43% 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal
Struktur Organisasi klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta yang
mempunyai Organisasi kepengurusan diajukan ke 14 responden yang
menjawab indikator jawaban ya (nilai 2) sebanyak 8 atau 57%, jawaban
indikator tidak (nilai 1) sebanyak 6 atau 43%.
c. Anggaran dasar klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Butir soal untuk melacak indikator ini adalah butir soal no. 8
untuk angket pengurus yaitu Anggaran dasar, sebagaimana tampak pada
table 1.d sebanyak 11 orang yang menyatakan baik dan 3 orang yang
menyatakan tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 1.d Frekuensi dan Prosentasi Anggaran dasar Klub Futsal
di Eks karesidenan Surakarta
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 11 3 14
% 79% 21% 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal
anggaran dasar klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta yang
mempunyai anggaran dasar yang baik yang diajukan ke 14 responden
yang menjawab indikator jawaban ya (nilai 2) sebanyak 11 atau 79%,
jawaban indikator tidak (nilai 1) sebanyak 3 atau 21%. dari beberapa
klub yang mempunyai penyandang dana, rata-rata didukung oleh
pendanaan yang baik pula misalnya ada donator yang rutin memberikan
sumbangan untuk kelangsungan klub, adapun klub yang tidak
mempunyai penyandang dana, biasanya menggunakan iuran rutin tiap
bulan oleh para anggota melalui swadana untuk sumber dana klub.
d. Penyandang dana klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Butir soal untuk melacak indikator ini adalah butir soal no. 9
untuk angket pengurus yaitu Penyandang dana.
Tabel 1.f Frekuensi dan Prosentasi Penyandang dana Klub Futsal
di Eks karesidenan Surakarta
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 13 1 14
% 93% 7% 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal
anggaran dasar klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta yang
mempunyai penyandang dana yang diajukan ke 14 responden yang
menjawab indikator jawaban ya (nilai 2) sebanyak 13 atau 93%, jawaban
indikator tidak (nilai 1) sebanyak 1 atau 7%. Penyandang dana klub di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
eks karesidenan Surakarta sebagian besar adalah pemilik klub yang rata-
rata adalah pemilik lapangan yang disewakan untuk umum.
e. Kinerja kepengurusan klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Butir soal untuk melacak indikator ini adalah butir soal no. 10
untuk angket pengurus yaitu Kinerja kepengurusan, sebagaimana tampak
pada table 1.g sebanyak 9 orang yang menyatakan baik dan 5 orang yang
menyatakan tidak
Tabel 1.g Frekuensi dan Prosentasi Kinerja kepengurusan Klub
Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 9 5 14
% 64% 36% 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal
kinerja pengurus klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta yang
diajukan ke 14 responden yang menjawab indikator jawaban ya (nilai 2)
sebanyak 9 atau 64%, jawaban indikator tidak (nilai 1) sebanyak 5 atau
36%. Kinerja pengurus klub klub di eks karesidenan Surakarta baiak,
karena sebagian besar adalah pengurus klub yang rata-rata adalah
pemain yang bermain di klub itu sendiri disamping pemilik dan pelatih..
2. Metode Pembinaan
Komponen masukan yang diamati menyangkut sejauh mana jalannya
Metode pembinaan dilihat dari metode pembinaan, kualitas pelatih, kualitas
pemain, ujicoba, evaluasi, motivasi, pembinaan mental.
Table 2.a. pelatih yang sudah menerapkan kedisiplinan bagi pemain
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 18 0 18
% 100% 0% 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal pelatih
klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta yang mempunyai prinsip
disiplin dalam melatih di kepelatihan futsal diajukan ke 18 responden yang
menjawab indikator jawaban ya (nilai 2) sebanyak 18 atau 100%, jawaban
indikator tidak (nilai 1) 0 atau 0%, semua pelatih futsal yang ada dieks
karesidenan Surakarta selalu menerapkan prinsip disiplin terhadap pemainnya
di saat latihan.
a. Kualitas pemain klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Butir soal untuk melacak indikator ini adalah butir soal no. 1 untuk
angket pemain yaitu Kualitas pemain, sebagaimana tampak pada table
2.b sebanyak 18 orang yang menyatakan baik dan tidak ada orang yang
menyatakan tidak
Tabel 2.b Frekuensi dan Prosentasi Kualitas pemain Klub Futsal di
Eks karesidenan Surakarta
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 18 0 18
% 100% 0% 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal
kualitas pemain klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta yang
diajukan ke 18 responden yang menjawab indikator jawaban ya (nilai 2)
sebanyak 18 atau 100%, jawaban indikator tidak (nilai 1) 0 atau 0%.
b. Ujicoba klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Butir soal untuk melacak indikator ini adalah butir soal no. 15
untuk angket pelatih yaitu mengenai Ujicoba, sebagaimana tampak pada
table 2.c sebanyak 14 orang yang menyatakan baik dan tidak ada orang
yang menyatakan tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel 2.c Frekuensi dan Prosentase Ujicoba Klub Futsal di Eks
karesidenan Surakarta
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 14 0 14
% 100% 0% 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal
ujicoba klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta yang diajukan ke
14 responden yang menjawab indikator jawaban ya (nilai 2) sebanyak 14
atau 100%, jawaban indikator tidak (nilai 1) 0 atau 0%. Semua klub -
klub futsal di eks karesidenan Surakarta selalu membuat jadwal uji coba
dalam setiap program latihan, hal ini dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh hasil latihan yang telah di capai dan mengevaluasi hasil
latihan yang sudah dijalankan
c. Evaluasi hasil latihan maupun ujicoba klub Futsal di Eks karesidenan
Surakarta
Butir soal untuk melacak indikator ini adalah butir soal no. 26
untuk angket pelatih yaitu Evaluasi, sebagaimana tampak pada table 2.d
sebanyak 11 orang yang menyatakan baik dan 3 orang yang menyatakan
tidak.
Tabel 2.d Frekuensi dan Prosentasi Evaluasi Klub Futsal di Eks
karesidenan Surakarta
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 11 3 14
% 79% 21% 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal
evaluasi hasil latihan klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta yang
diajukan ke 14 responden yang menjawab indikator jawaban ya (nilai 2)
sebanyak 11 atau 79%, jawaban indikator tidak (nilai 1) 3 atau 21%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
d. Adanya pembinaan Mental klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Butir soal untuk melacak indikator ini adalah butir soal no. 5,6
untuk angket pemain yaitu Adanya pembinaan Mental.
Tabel Frekuensi dan Prosentasi Adanya pembinaan Mental Klub
Futsal di Eks karesidenan Surakarta.
Table 2.e.1 Frekueunsi janji yang diberikan pengurus kepada
pemain untuk motivasi
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 10 8 18
% 56% 44% 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal
janji yang diberikan pengurus klub-klub futsal di eks karesidenan
Surakarta yang diajukan ke 18 responden yang menjawab indikator
jawaban ya (nilai 2) sebanyak 10 atau 56%, jawaban indikator tidak
(nilai 1) 8 atau 44%. Para pengurus yang memberikan janji kepada
pemain pada saat berlangsungnya turnamen karena mereka menganggap
dengan janji pemberian bonus maka pemain akan lebih termotivasi dalam
bermain.
3. Metode Latihan
Komponen masukan yang diamati menyangkut sejauh mana jalannya
Metode pembinaan dilihat dari Kesesuaian Program latihan, Materi latihan,
Kualitas latihan, Prosedur latihan.
a) Kesesuaian Program latihan klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Tabel Frekuensi dan Prosentasi Kesesuaian Program latihan Klub
Futsal di Eks karesidenan Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
1) Table 3.a.1 frekeunsi pembuatan program latihan oleh pelatih
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 14 0 14
% 100% 0% 100%
Sebagaimana tampak pada table 3.a.1 sebanyak 14 orang yang
menyatakan “ya” dan tidak ada orang yang menyatakan “tidak”
2) Table 3.a.2 Kesesuaian pemain terhadap program latihan
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 14 0 14
% 100% 0% 100%
sebagaimana tampak pada table 3.a.2 sebanyak 27 orang yang
menyatakan “ya” dan 13 orang yang menyatakan “tidak”
3) Table 3.a.3 Kesesuaian program latihan menurut pemain
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 14 4 18
% 78% 22% 100%
sebagaimana tampak pada table 3.a.3sebanyak 14 orang yang
menyatakan “ya” dan 4 orang yang menyatakan “tidak”
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal
materi latihan klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta, Materi
latihan selalu dibuat sepenuhnya oleh pelatih, baik latihann fisik
teknik maupun taktik strategi, begitu pula dengan jadwal dan tempat
latihan,dan pemain yang melakukan latihan sesuai dengan materi
latihan yang di buat pelatih,namun tidak semua pemain menganggap
bahwa materi yang dibuat oleh pemain ini sesuai dengan latihan yang
pemain harapkan dari pelatih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
b) Materi latihan klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Butir soal untuk melacak indikator ini adalah butir soal
no.6,7,8,9 untuk angket pelatih yaitu Materi latihan.
Tabel Frekuensi dan Prosentasi Materi latihan Klub Futsal di Eks
karesidenan Surakarta
1) Table 3.b.1 frekeunsi adanya materi latihan Fisik
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 14 0 14
% 100% 0% 100%
sebagaimana tampak pada table 3.b.1 sebanyak 14 orang yang
menyatakan “ya” dan tidak ada orang yang menyatakan “tidak”
2) Table 3.b.2 frekuensi adanya materi latihan Teknik
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 13 1 14
% 93% 7% 100%
sebagaimana tampak pada table 3.b.2 sebanyak 13 orang yang
menyatakan “ya” dan 1 orang yang menyatakan “tidak”
3) Table 3.b.3 frekuensi adanya materi latihan Mental
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 13 1 14
% 93% 7% 100%
sebagaimana tampak pada table 3.b.3sebanyak 13 orang yang
menyatakan “ya” dan 1 orang yang menyatakan “tidak”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
4) Table 3.b.4 frekuensi adanya materi latihan Taktik
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 14 0 14
% 100% 0% 100%
sebagaimana tampak pada table 3.b.4 sebanyak 14 orang yang
menyatakan “ya” dan tidak ada orang yang menyatakan “tidak”
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal
materi latihan klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta,
Mayoritas klub – klub futsal di eks karesidenan Surakarta telah
menerapkan prinsip - prinsip latihan yaitu dengan memberikan materi
latihan yang dibuat oleh pelatih, yang meliputi aspek - aspek latihan
yaitu adanya latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik strategi dan
latihan pembinaan mental.
c) Kualitas latihan klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Butir soal untuk melacak indikator ini adalah butir soal no.
11,12 untuk angket pelatih yaitu mengenai Kualitas latihan.
Tabel Frekuensi dan Prosentase Kualitas latihan Klub Futsal di
Eks karesidenan Surakarta
Table 3.c.1 frekuensi Pemain cocok dengan materi yang
diberikan
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 13 1 14
% 93% 7% 100%
sebagaimana tampak pada table 3.c.1 sebanyak 13 orang yang
menyatakan baik dan 1 orang yang menyatakan tidak
d) Prosedur latihan klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Butir soal untuk melacak indikator ini adalah butir soal no. 10,13
untuk angket pelatih yaitu Prosedur latihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tabel Frekuensi dan Prosentasi Prosedur latihan Futsal di Eks
karesidenan Surakarta
1) Table 3.d.1 frekuensi materi latihan cocok dengan
program latihan yang dibuat
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 13 1 14
% 93% 7% 100%
sebagaimana tampak pada table 3.d.1 sebanyak 13 orang yang
menyatakan baik dan 1 orang yang menyatakan tidak
2) Table 3.d.2 frekuensi kecukupan pemain dalam
melaksanakan latihan
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 10 4 14
% 72% 28% 100%
sebagaimana tampak pada table 3.d.2 sebanyak 10 orang yang
menyatakan baik dan 4 orang yang menyatakan tidak
4. Sarana dan Prasarana
Komponen masukan yang diamati menyangkut sejauh mana jalannya
organisasi dilihat dari penyediaan Sarana Prasarana, Pemberian bantuan
sarana prasarana, Standarisasi sarana dan prasarana, kecukupan sarana dan
prasarana latihan, Kondisi sarana dan prasarana, fasilitas untuk pelatih,
fasilitas untuk pemain.
a. Penyediaan Sarana Prasarana klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Butir soal untuk melacak indikator ini adalah butir soal no. 5 untuk
angket pengurus yaitu penyediaan Sarana Prasarana, sebagaimana
tampak pada table 4.a sebanyak 12 orang yang menyatakan “ya” dan 2
orang yang menyatakan “tidak”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel 4.a Frekuensi dan Prosentasi penyediaan Sarana Prasarana
Klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 12 2 14
% 86% 14% 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal
penyediaan prasana oleh pengurus klub-klub futsal di eks karesidenan
Surakarta, Materi sarana dan Prasarana latihan mayoritas disediakan oleh
klub kepada pemain maupun pelatih, seperti lapangan, Bola, Cones,
Rompi, maupun air minum.
b. Pemberian bantuan sarana prasarana klub Futsal di Eks karesidenan
Surakarta
Butir soal untuk melacak indikator ini adalah butir soal no. 6 untuk
angket pengurus yaitu Pemberian bantuan sarana prasarana, sebagaimana
tampak pada table 4.b sebanyak 10 orang yang menyatakan baik dan 4
orang yang menyatakan tidak
Tabel 4.b Frekuensi dan Prosentasi Pemberian bantuan sarana
prasarana Klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 10 4 14
% 72% 28% 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal
pemberian bantuansarana dan prasana oleh pengurus klub-klub futsal di
eks karesidenan Surakarta, Materi sarana dan Prasarana latihan mayoritas
diberikan oleh klub kepada pemain maupun pelatih, kostum pemain,
kostum latihan, ada beberapa klub yang memberikan fasilitas sepatu
kepada setiap pemain maupun pelatih, sebagai sarana latihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
c. Standarisasi sarana dan prasarana klub Futsal di Eks karesidenan
Surakarta
Butir soal untuk melacak indikator ini adalah butir soal no. 7 untuk
angket pengurus dan butir soal no. 17 untuk angket pelatih yaitu
mengenai Standarisasi sarana dan prasarana.
Tabel 4.c.1 Frekuensi dan Prosentase Standarisasi sarana dan
prasarana Futsal di Eks karesidenan Surakarta oleh pengurus
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 11 3 14
% 79% 21% 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal
standarisasi sarana dan Prasarana klub-klub futsal di eks karesidenan
Surakarta, mayoritas sarana dan prasarana yang dipakai latihan dilihat
dari sudut pandang pengurus, seperti lapangan, Bola, Cones, Rompi,
telah memenuhi standar mereka sebagai pengurus futsal.
d. Kecukupan sarana dan prasarana latihan klub Futsal di Eks karesidenan
Surakarta
Butir soal untuk melacak indikator ini adalah butir soal no. 18
untuk angket pelatih yaitu kecukupan sarana dan prasarana latihan,
sebagaimana tampak pada table 4.d sebanyak 9 orang yang menyatakan
baik dan 5 orang yang menyatakan tidak.
Tabel 4.d Frekuensi dan Prosentasi kecukupan sarana dan
prasarana latihan Klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 9 5 6
% 64% 36% 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal
kecukupan sarana dan prasana klub-klub futsal di eks karesidenan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Surakarta,sebagian besar sarana dan prasarana yang digunakan untuk
latihan telah mencukupi, seperti Bola, Cones dan Rompi.
e. Kondisi sarana dan prasarana klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Butir soal untuk melacak indikator ini adalah butir soal no. 19
untuk angket pelatih dan butir soal no. 8 untuk angket pemain yaitu
Kondisi Sarana dan Prasarana,
1) Tabel 4.e.1 Frekuensi dan Prosentase Kondisi sarana dan
prasarana Klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Menurut Pelatih
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 12 2 14
% 86% 14% 100%
sebagaimana tampak pada table 4.e.1 sebanyak 12 orang yang
menyatakan baik dan 2 orang yang menyatakan tidak
2) Tabel 4.e.2 Frekuensi dan Prosentase Kondisi sarana dan
prasarana Klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Menurut pemain
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 16 2 18
% 89% 11% 100%
sebagaimana tampak pada table 4.e.2 sebanyak 16 orang yang
menyatakan baik dan 2 orang yang menyatakan tidak
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal
kondisi sarana dan prasana klub-klub futsal di eks karesidenan
Surakarta,baik pelatih maupun pemain sebagian besar mengatakan sarana
dan prasarana yang digunakan untuk latihan sudah cukup baik.
f. Fasilitas untuk pelatih klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Butir soal untuk melacak indikator ini adalah butir soal no. 14
untuk angket pelatih yaitu fasilitas untuk pelatih, sebagaimana tampak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
pada table 4.f sebanyak 14 orang yang menyatakan baik dan tidak ada
orang yang menyatakan tidak
Tabel 4.f Frekuensi dan Prosentasi fasilitas untuk pelatih Klub
Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 14 0 14
% 100% 0% 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, semua pelatih
mendapatkan fasilitas dari klub sebagai sarana untuk melatih
5. Prestasi
Komponen masukan yang diamati menyangkut sejauh mana jalannya
organisasi dilihat dari pernahkah pemain menjuarai sebuah turnamen,
seringnya menjuarai sebuah turnamen, dan tingkatan tertinggi menjuarai
turnamen.
a. Pernahkah pemain menjuarai sebuah turnamen klub Futsal di Eks
karesidenan Surakarta
Butir soal untuk melacak indikator ini adalah butir soal no. 2 untuk
angket pemain yaitu pernahkah pemain menjuarai sebuah turnamen,
sebagaimana tampak pada table 5.a sebanyak 16 orang yang menyatakan
“ya” dan 2 orang yang menyatakan “tidak”
Tabel 5.a Frekuensi dan Prosentasi pernahkah pemain menjuarai
sebuah turnamen Klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 16 2 18
% 89% 11% 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal
prestasi pemain klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta,mayoritas
pemain sudah pernah menjuarai sebuah turnamen baik tingkat eks
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
karesidenan maupun provinsi, ada beberapa pemain yang belum pernah
menjuarai turnamen namun dari mereka sudah pernah mendapatkan juara
meskipun hanya sebagai runner up maupun semifinalis.
b. Seringnya menjuarai sebuah turnamen klub Futsal di Eks karesidenan
Surakarta
Butir soal untuk melacak indikator ini adalah butir soal no.3 untuk
angket pemain yaitu seringnya menjuarai sebuah turnamen, sebagaimana
tampak pada table 5.b sebanyak 15 orang yang menyatakan baik dan 3
orang yang menyatakan tidak.
Tabel 4 Frekuensi dan Prosentasi seringnya menjuarai sebuah
turnamen Klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Frekuensi
Prosentase
Rentang Nilai Jumlah
2 1
F 15 3 18
% 83% 17% 100%
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal
prestasi pemain klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta,mayoritas
pemain sering menjuarai sebuah turnamen baik, ada beberapa pemain
yang tidak sering menjuarai turnamen.
B. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan identifikasi dari masing-masing indikator, maka dari jawaban
frekuensi dan prosentase masing-masing butir soal diakumulasikan atau
dijumlahkan. Dari dua (2) alternatif pilihan jawaban ya/2 dan tidak/1 tersebut,
dijadikan patokan menyimpulkan dari jumlah prosentase masing-masing jawaban.
Tabel 33. Standart Prosentase untuk Kesimpulan
No Indikator Prosentase
1.
2.
3.
Baik
Sedang
Tidak Baik
61 % - 100%
31 % - 60%
0% - 30%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Berikut ini disajikan akumulasi jawaban dari masing-masing indikator Profil Klub
–Klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
1. Identifikasi Struktur Organisasi Klub Klub Futsal di Eks karesidenan
Surakarta
Berdasarkan komponen masukan tentang Struktur Organisasi
diketahui bahwa, sebagian besar klub klub futsal di Eks karesidenan
Surakarta mempunyai Struktur organisasi yang cukup baik. . Hasil jawaban
dari tujuh indikator Struktur organisasi Klub klub futsal di Eks karesidenan
Surakarta disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 33. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen
Struktur Organisasi Klub klub futsal di Eks karesidenan
Surakarta
No Indikator Jawaban
Jumlah Ya/2 Tidak/1
1 64% 36% 100%
2 57% 43% 100%
3 50% 50% 100%
4 36% 64% 100%
5 79% 21% 100%
6 93% 7% 100%
7 64% 36% 100%
Berdasarkan hasil penghitungan prosentase identifikasi struktur
Organisasi Klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta menunjukkan
rata-rata total jawaban (ya/2) 63.1%, jawaban (tidak/1) 36.9%. Hasil
jawaban ini menunjukkan struktur Organisasi Klub-klub futsal di eks
karesidenan Surakarta adalah baik.
2. Identifikasi Metode Pembinaan Klub Klub Futsal di Eks karesidenan
Surakarta
Berdasarkan komponen masukan tentang Metode Pembinaan
diketahui bahwa, sebagian besar klub klub futsal di Eks karesidenan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Surakarta mempunyai Metode Pembinaan yang cukup baik. . Hasil jawaban
dari delapan indikator Metode pembinaan Klub klub futsal di Eks
karesidenan Surakarta disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 33. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen
Metode pembinaan Klub klub futsal di Eks karesidenan
Surakarta
No Indikator Jawaban
Jumlah Ya/2 Tidak/1
1 0% 100% 100%
2 36% 64% 100%
3 100% 0% 100%
4 100% 0% 100%
5 100% 0% 100%
6 79% 21% 100%
7 56% 44% 100%
8 17% 83% 100%
Berdasarkan hasil penghitungan prosentase identifikasi Metode
pembinaan Klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta menunjukkan
rata-rata total jawaban (ya/2) 61%, jawaban (tidak/1) 39%. Hasil jawaban
ini menunjukkan Metode Pembinaan Klub-klub futsal di eks karesidenan
Surakarta adalah baik.
3. Identifikasi Metode Latihan Klub Klub Futsal di Eks karesidenan
Surakarta
Berdasarkan komponen masukan tentang Metode Latihan diketahui
bahwa, sebagian besar klub klub futsal di Eks karesidenan Surakarta
mempunyai Metode Latihan yang cukup baik. . Hasil jawaban dari Sebelas
indikator Metode Latihan Klub klub futsal di Eks karesidenan Surakarta
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Tabel 33. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen
Metode Latihan Klub klub futsal di Eks karesidenan Surakarta
No Indikator Jawaban
Jumlah Ya/2 Tidak/1
1 100% 0% 100%
2 100% 0% 100%
3 78% 12% 100%
4 100% 0% 100%
5 93% 7% 100%
6 93% 7% 100%
7 100% 0% 100%
8 93% 83% 100%
9 50% 50% 100%
10 93% 7% 100%
11 72% 28% 100%
Berdasarkan hasil penghitungan prosentase identifikasi Metode
latihan Klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta menunjukkan rata-
rata total jawaban (ya/2) 88,3%, jawaban (tidak/1) 11,7%. Hasil jawaban ini
menunjukkan Metode Latihan Klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta
adalah baik.
4. Identifikasi Sarana dan Prasarana Klub Klub Futsal di Eks
karesidenan Surakarta
Berdasarkan komponen masukan tentang Sarana dan Prasarana
diketahui bahwa, sebagian besar klub klub futsal di Eks karesidenan
Surakarta mempunyai Sarana dan Prasarana yang cukup baik. . Hasil
jawaban dari Sembilan indikator Sarana dan Prasarana Klub klub futsal di
Eks karesidenan Surakarta disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Tabel 33. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen
Sarana dan Prasarana Klub klub futsal di Eks karesidenan
Surakarta
No Indikator Jawaban
Jumlah Ya/2 Tidak/1
1 86% 14% 100%
2 72% 28% 100%
3 79% 21% 100%
4 50% 50% 100%
5 64% 36% 100%
6 86% 14% 100%
7 89% 11% 100%
8 100% 0% 100%
9 33% 77% 100%
Berdasarkan hasil penghitungan prosentase identifikasi Sarana dan
Prasarana Klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta menunjukkan rata-
rata total jawaban (ya/2) 73,2%, jawaban (tidak/1) 26,8%. Hasil jawaban ini
menunjukkan Sarana dan Prasarana Klub-klub futsal di eks karesidenan
Surakarta adalah baik.
5. Identifikasi Prestasi Klub Klub Futsal di Eks karesidenan Surakarta
Berdasarkan komponen masukan tentang Prestasi diketahui bahwa,
sebagian besar klub klub futsal di Eks karesidenan Surakarta mempunyai
Prestasi yang baik. . Hasil jawaban dari Dua indikator Prestasi Klub klub
futsal di Eks karesidenan Surakarta disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel 33. Perhitungan secara Keseluruhan Prosentase pada Instrumen
Prestasi Klub klub futsal di Eks karesidenan Surakarta
No Indikator Jawaban
Jumlah Ya/2 Tidak/1
1 83% 17% 100%
2 89% 11% 100%
Berdasarkan hasil penghitungan prosentase identifikasi Prestasi Klub-klub
futsal di eks karesidenan Surakarta menunjukkan rata-rata total jawaban (ya/2) 86
%, jawaban (tidak/1) 14%. Hasil jawaban ini menunjukkan prestasi Klub-klub
futsal di eks karesidenan Surakarta adalah baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan diperoleh simpulan
sebagai berikut:
1. Keadaan organisasi dan mangemen Klub-klub futsal di eks karesidenan
Surakarta baik. Karena pengurus Klub telah menjalankan tugas dan
kewajibannya dengan baik.
2. Pembinaan Klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta baik, karena telah
melakukan pembinaan secara khusus seperti latihan rutin meski tidak
diadakanya TC secara resmi dan melakukan Try Out untuk mengasah dan
meningkatkan kemampuan pemain.
3. Program latihan Klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta baik, karena
dalam program latihan tersebut sudah memuat beberapa latihan untuk
meningkatkan unsur -unsur seperti fisik, teknik, taktik dan mental. Di samping
itu juga, diberikan dukungan baik secara materiil dan spiritual untuk
membangkitkan semangat bertanding para atlet meski TC secara resmi tidak
dijalankan
4. Prasarana dan sarana latihan Klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta
baik. Hal ini karena prasarana dan sarana yang sudah ada dapat dipergunakan
untuk menunjang pelaksanaan latihan dengan baik. Selain itu kualitas
prasarana sarana dari tahun ke tahun terus ditingkatkan.
5. Prestasi yang diraih Klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta baik.
Pretasi tim eks karesidenan Surakarta yang sering menjuarai turnament dan
bisa menembus prestasi di tingkat provinsi.
B. Implikasi
Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa, persiapan Klub-klub futsal di
eks karesidenan Surakarta sudah maksimal. Karena dari unsur – unsur pendukung
seperti organisasi, pembinaan, pelatihan, sarana dan prasarana secara garis besar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
sudah terpenuhi dan dijalankan dengan baik oleh Klub-klub futsal di eks
karesidenan Surakarta.
Semoga penelitian ini dapat memberikan gambaran, masukan dan dapat
dijadikan bahan evaluasi kepada para pengurus pemain dan pelatih Klub-klub
futsal di eks karesidenan Surakarta. Unsur-unsur yang mendukung pembinaan
Klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta dapat segera dibenahi dan kegiatan
lebih dimaksimalkan, sehingga pembinaan Klub-klub futsal di eks karesidenan
Surakarta dapat berjalan lancer. Selain itu dari hasil penelitian ini semoga dapat
digunakan sebagai motivasi bagi kemajuan pembinaan Klub-klub futsal di eks
karesidenan Surakarta khususnya dan di Indonesia pada umumnya , sehingga
keberadaan Klub akan semakin berkembang dan dapat memberikan sumbangan
yang berharga bagi peningkatan prestasi Futsal di Indonesia.
C. Saran
Berdasarkan simpulan, implikasi dapat diajukan saran kepada Klub-klub
futsal di eks karesidenan Surakarta sebagai berikut:
1. Klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta harus bisa memunculkan bibit –
bibit pemain yang mempunyai potensi.
2. Prasarana dan sarana latihan Klub-klub futsal di eks karesidenan Surakarta
lebih ditingkatkan lagi agar latihan dapat berjalan dengan baik.
3. Kesejahteraan pelatih dan pemain yang berprestasi hendaknya diperhatikan,
sehingga akan memotivasinya agar lebih giat dalam melaksanakan pembinaan
dan pelatihan.
4. Perlunya sumber dana yang rutin dan sumber dana lain, Klub-klub futsal di
eks karesidenan Surakarta cukup baik prestasinya.