profil kes.prov.kalimantantimur 2012

Upload: tri-setyadi

Post on 11-Oct-2015

53 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PROFIL KESEHATANPROVINSI KALIMANTAN TIMUR

    TAHUN 2012

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    1

    KATA PENGANTAR

    Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang

    Maha Esa atas berkat Rahmat dan KaruniaNya, sehingga buku

    Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur tahun 2012 ini

    dapat tersusun. Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur

    ini merupakan salah satu hasil penting dari Sistem Informasi

    Kesehatan (SIK) dan juga dalam rangka mengetahui sudah

    sejauh mana program-program yang telah dilakukan pada

    tahun 2012.

    Profil Kesehatan ini disusun berdasarkan masukan dari Profil

    Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan gambaran

    kondisi dan situasi kesehatan Kab/Kota masing-masing dari seluruh Kab/Kota yang ada di

    Provinsi Kalimantan Timur serta dari program dan lintas sektor terkait. Profil Kesehatan ini

    juga diharapkan bermanfaat bagi Pemerintah, Kab/Kota, Kementerian atau semua pihak

    yang berkepentingan. Disamping itu diharapkan juga sebagai referensi yang sesuai dengan

    kebutuhan pengguna, sehingga dapat mempercepat tercapainya tujuan dan sasaran

    pembangunan kesehatan secara utuh, berdaya guna dan berhasil guna.

    Akhir kata, kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam rangka

    penyusunan Profil Kesehatan ini, disampaikan terima kasih semoga Tuhan Yang Maha Esa

    senantiasa melimpahkan Rahmat dan HidayahNya kepada kita semua.

    Samarinda, September 2013

    Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

    Kalimantan Timur,

    dr.Hj.Rini Retno Sukesi,M.Kes

    Pembina Utama Muda, IV/c

    NIP.19590602 198709 2 001

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    2

    BAB I.

    PENDAHULUAN

    Profil Kesehatan ini adalah uraian tentang pencapaian pembangunan kesehatan di

    tahun 2012 dan merupakan gambaran situasi kesehatan. Dikatakan bahwa salah satu unsur

    utama manajemen kesehatan adalah informasi kesehatan berupa hasil pengumpulan dan

    pengolahan data yang merupakan masukan bagi pengambil keputusan di bidang kesehatan.

    Dalam pembuatan Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur ini punya maksud dan

    tujuan yakni :

    - Tersedianya data/informasi tentang kondisi kesehatan dalam rangka meningkatkan

    kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna.

    - Diperolehnya informasi umum, lingkungan fisik/biologik, perilaku kesehatan

    masyarakat, demografi serta sosial ekonomi.

    - Diketahuinya derajat kesehatan masyarakat di Provinsi Kalimantan Timur.

    Secara sistematik penyajian profil kesehatan Provinsi Kalimantan Timur tahun 2012 adalah

    sebagai berikut :

    Bab I Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang maksud dan tujuan diterbitkannya profil

    kesehatan Provinsi Kalimantan Timur. Dalam bab ini diuraikan pula isi dan sistimatika

    penyajiannya.

    Bab II Gambaran Umum. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Provinsi

    Kalimantan Timur yang meliputi keadaan geografi, penduduk, iklim, sosial kemasyarakatan

    dan lain-lain.

    Bab III Pembangunan Kesehatan. Bab ini menguraikan secara ringkas Visi dan Misi serta

    strategi pembangunan kesehatan di Provinsi Kalimantan Timur.

    Bab IV - Pencapaian Pembangunan Kesehatan. Bab ini berisi penyajian tentang hasil-hasil

    yang telah divapai dalam pembangunan kesehatan di Provinsi Kalimantan Timur

    Bab V - Penutup. Bab ini berisi tentang perbaikan akan derajat kesehatan, meningkatnya

    umur harapan hidup serta harapan agar buku Profil Kesehatan ini menjadi lebih baik

    diterbitkannya setiap tahun.

    Lampiran merupakan seluruh tabel yang digunakan dalam penyusunan Profil Kesehatan

    Provinsi Kalimantan Timur periode data Januari-Desember 2012

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    3

    BAB II.

    GAMBARAN UMUM

    A. Letak Geografi.

    Kalimantan Timur sebagai wilayah administrasi

    dibentuk berdasarkan Undang-Undang No.25

    tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah-Daerah

    Otonom Provinsi. Provinsi Kalimantan Timar

    terletak pada kedudukan 424 Lintang Utara,

    225 Lintang Selatan, 11344 Bujur Timur, dan

    11900 Bujur Barat. Posisi Kalimantan Timur

    sangat strategis sebagai jalur transportasi laut

    internasional karena berbatasan dengan wilayah

    perairan Selat Makassar dan Laut Sulawesi yang

    merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia II

    (ALKI II). Provinsi Kalimantan Timur terletak

    dibagian Timur pulau Kalimantan dengan batas-

    batas sebagai berikut :

    Utara : Negara Bagian Sabah (Malaysia).

    Timur : Selat Makassar, Laut Sulawesi

    Selatan : Kalimantan Selatan.

    Barat : Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Negara Bagian Serawak

    (Malaysia).

    B. Luas Wilayah dan Topologi.

    Provinsi Kalimantan Timur memiliki luas wilayah sebesar 208.657,74 hektar meliputi

    wilayah daratan seluas 198.441,17 Ha (80,81%) dan wilayah lautan sejauh 12 mil laut

    dari garis pantai terluar kearah laut seluas 10.217,57 Ha (19,19%). Untuk topologi di

    Provinsi Kalimantan Timur bergelombang dari kemiringan landai hingga curam, dengan

    ketinggian berkisar antara 0-1.000 meter dari permukaan laut (dpl) dengan kemiringan

    0-40%. Adapun wilayah berdasarkan kelas lereng meliputi :

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    4

    1. Lahan datar, kemiringan 0-2% dengan luas wilayah mencapai 2.093.677 Ha.

    2. Lahan bergelombang, kemiringan 2-15% dengan luas wilayah yakni 2.431.802 Ha.

    3. Lahan curam, kemiringan 15-40% dengan luas wilayah mencapai 4.476.122 Ha

    4. Lahan sangat curam, kemiringan >40% dengan luas mencapai 11..037.899 Ha.

    Kondisi fisiografi Provinsi Kalimantan Timur didominasi oleh pegunungan dan dataran.

    Wilayah pegunungan sebagian besar tersebar dibagian barat Kabupaten Kutai

    Kartanegara, Kutai Timur, Bulungan, Malinau dan Kutai Barat hingga perbatasan

    dengan Malaysia. Wilayah pantai, rawa pasang surut, daratan aluvial, jalur endapan dan

    sungai berada dikawasan pesisir timur, sedangkan wilayah daratan dan lembah aluvial

    umumnya mengikuti arah aliran sungai. .

    C. IKLIM.

    Karakteristik iklim di Provinsi Kalimantan Timur termasuk iklim tropika humida

    dengan curah hujan berkisar antara 1500-4500 milimeter pertahun. Temperatur udara

    rata-rata 26 derajat celsius dengan perbedaan temperatur siang dan malam antara 5-7

    derajat celsius. Temperatur minimum umumnya terjadi pada bulan Oktober sampai

    dengan Januari, sedangkan temperatur maksimum akan terjadi antara bulan Juli sampai

    Agustus. Kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata berkisar antara 83-88 persen

    dengan kecepatan angin 1-6 knot perjam. Selanjutnya curah hujan pada tahun 2012

    sangat beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Catatan rata-rata curah hujan

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    5

    di Kaltim berada pada kisaran 117,33-373,73 mm per tahun. Kondisi ini menunjukkan

    bahwa curah hujan di Kalimantan Timur masih cukup besar walaupun pada musim

    kemarau pernah mencapai diatas 100 mm per bulan.

    D. Perekonomian Daerah.

    Perkembangan perekonomian di Provinsi Kalimantan Timur selama tahun 2012

    kondisinya relatif cukup baik, yakni masih mencatat angka laju pertumbuhan ekonomi

    yang positif meski agak melambat dibandingkan kondisi tahun sebelumnya. Selama

    tahun 2012 perolehan nilai ekspor netto Kalimantan Timur juga dipicu dari fluktuasi

    perkembangan nilai tukar mata uang dollar terhadap rupiah yang menguat. Besaran

    APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur pada tahun 2011 juga

    mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya dan dari besarannya

    mengalami penambahan pada tahun 2012 yakni : 33,2 Triliun.

    Dengan demikian anggaran yang sangat besar ini dapat menjadi salah satu modal

    penting bagi pemerintah daerah baik di tingkat Provinsi maupun Kab/Kota dalam upaya

    memulai kegiatan pembangunan melalui implementasi program Kaltim Bangkit 2013

    E. DEMOGRAFI

    - PENDUDUK.

    Jumlah penduduk dan kepadatan pada suatu wilayah dapat digunakan sebagai tolok

    ukur untuk mengetahui kecendrungan penyebaran penduduk. Jumlah penduduk yang

    besar cenderung mengelompok pada tempat-tempat tertentu, sehingga menyebabkan

    pola penyebaran bervariasi. Kepadatan

    penduduk yang tinggi pada umumnya dapat

    dijumpai pada daerah-daerah yang mempunyai

    aktifitas tinggi, adanya sarana transportasi

    yang memadai dan keadaan sosial ekonomi

    yang lebih baik. Sebaliknya kepadatan

    penduduk yang rendah pada umumnya

    terdapat pada daerah-daerah yang aktivitas

    ekonomi relatif masih rendah dan keadaan

    sarana transportasi yang sulit. Jumlah

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    6

    penduduk Kalimantan Timur pada tahun 2008 adalah 3.094.700 jiwa, tahun 2009

    tercatat 3.164.800 jiwa dan pada tahun 2010 berdasarkan hasil Sensus Penduduk yakni

    3.550.586 jiwa. Dan tahun 2012 peningkatan menjadi 3.690.520 jiwa tercatat Dari

    kurun waktu ke waktu tersebut penduduk Kalimantan Timur bertambah sekitar 263.609

    jiwa, dengan tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata 3,69 persen setiap tahun. Laju

    pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi tidak sepenuhnya disebabkan oleh faktor

    alamiah yaitu selisih angka kelahiran dan kematian, namun dipengaruhi oleh faktor

    migrasi khusus didaerah perkotaan yaitu Samarinda, Balikpapan, Bontang dan Tarakan.

    Hal tersebut dipengaruhi pula adanya sektor industri dan perdagangan yang terjadi

    disektor perkotaan yang merupakan sasaran orang luar daerah untuk datang mencari

    penghidupan dan mengadu nasib dengan harapan dapat penghidupan yang baik

    dibandingkan tempat asalnya.

    Dan jika dihitung rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kalimantan Timur pada tahun

    2012 tercatat 18,43 orang/km.

    Gambar 1.

    Jumlah Penduduk Provinsi Kalimantan Timur

    Tahun 2008 2012

    Sumber : BPS Kaltim

    2010

    7

    2009

    2008

    Thn

    3.094.700 Jiwa

    3.164.800 Jiwa

    3.550.586 Jiwa

    2011-

    2012 3.690.520 Jiwa

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    7

    Gambar 2. Piramida Penduduk Kaltim Thn 2012

    Pada tahun 2012 sebagian besar penduduk Kalimantan Timur berada dikawasan

    perkotaan (Samarinda, Balikpapan, Bontang, Tarakan) dengan interval kepadatan

    penduduk 1.29 jiwa/km, sedangkan dikawasan pedesaan berada pada posisi kisaran 2-

    46 jiwa/km. Berdasarkan pada kelompok umur, maka persentase penduduk yang

    berusia 0-14 tahun pada tahun 2010 mencapai 29,44% mengalami peningkatan

    dibanding tahun sebelumnya. Sama halnya dengan penduduk dalam kelompok umur

    produktif 15-64 tahun adalah 67,24% pada tahun 2010, sebaliknya penduduk berumur

    65 tahun keatas turun menjadi 3,32%. Angka rasio ketergantungan merupakan angka

    rasio penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun keatas) terhadap

    penduduk usia produktif (15-64 tahun) Untuk tahun 2012 tetap adanya pergeseran pada

    proporsi penduduk umur muda dan penduduk usia produktif mengakibatkan angka rasio

    ketergantungan (dependency ratio) ikut bergeser.

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    8

    F. Suku Bangsa, Bahasa dan Budaya.

    F.1. Suku Bangsa

    Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi terbesar di Indonesia

    yang memiliki sumber daya alam yang begitu melimpah dan juga kebudayaan yang

    beraneka ragam dan sangat membanggakan. Keragaman budaya, adat istiadat dan

    agama yang telah berkembang di Kalimantan Timur, hingga saat ini hidup rukun,

    damai dan sejahtera dengan jumlah penduduk yang tersebar diseluruh pelosok

    Kaltim. Penduduk asli Kalimantan Timur terdiri dari 3 suku besar yakni Dayak,

    Kutai dan Banjar. Seiring dengan perkembangan zaman dengan semakin

    meningkatnya aktifitas ekonomi di Kaltim yang diikuti dengan semakin maraknya

    arus mudik hingga saat ini telah dihuni dengan berbagai suku dan adat istiadat.

    - Terbagi menjadi dua kelompok suku (menurut lingkungan hukum adatnya):

    a. Dayak, Kutai, Banjar

    * Rumpun Kenyah-Kayan-Bahau (Suku

    Dayak Kenyah, Suku Dayak Kayan, Suku

    Dayak Bahau )

    * Rumpun Ot Danum (Suku Dayak

    Benuaq, Suku Dayak Tunjung, Suku

    Dayak Bentian)

    * Rumpun Punan

    * Rumpun Murut (berusu, putuk)

    b. Halok terdiri dari Suku Kutai, Suku Banjar, Suku Paser, Suku Tidung dan Suku

    Berau Benua.

    F.2. Bahasa Daerah.

    Bahasa bahasa daerah di Kalimantan Timur merupakan bahasa Austronesia dari

    rumpun Malayo-Polynesia, diantaranya adalah Bahasa Banjar, Kutai, Berau dan

    bahasa lainnya adalah Bahasa Lundayeh.

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    9

    G. Pendidikan.

    Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan disuatu negara adalah tersedianya

    cukup sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Merujuk pada amanat UUD 1945

    beserta amandemennya pasal 31 ayat 2, maka melalui jalur pendidikan pemerintah secara

    konsisten berupaya meningkatkan SDM penduduk.

    Program wajib belajar 12 tahun, Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) dan

    berbagai program pendukung lainnya adalah bagian dari upaya Pemerintah Daerah Provinsi

    Kalimantan Timur mempercepat peningkatan kualitas SDM yang pada akhirnya akan

    menciptakan SDM yang unggul, kreatif dan produktif.

    H. Pemerintah Daerah.

    Dengan mempertimbangkan potensi dan kondisi Kalimantan Timur saat ini dan untuk

    memenuhi aspirasi yang berkembang dimasyarakat mengenai tantangan lima tahun

    kedepan serta memperhatikan amanat konstitusional serta untuk mewujudkan motto

    Kaltim Bangkit 2013, maka visi untuk pembangunan adalah sebagai berikut :

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    10

    Mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri Dan Energi Terkemuka Menuju Masyarakat Adil dan Sejahtera

    MISI 1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa untuk

    mewujudkan Kaltim sebagai Island of Integrity

    2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat serta sistem demograsi yang

    kondusif.

    3. Mewujudkan perbatasan menjadi beranda depan negara dan percepatan

    pembangunan diwilayah pedalaman dan terpencil.

    4. Mewujudkan struktur ekonomi yang berdaya saing dan pro kerakyatan dengan

    konsep pembangunan berkelanjutan.

    5. Mewujudkan pemenuhan infrastruktur dasar untuk meningkatkan kualitas kehidupan

    masyarakat yang layak dan sejahtera.

    6. Mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, trampil dan berakhlak mulia.

    7. Mewujudkan perbaikan sistem subsidi, perlindungan sosial dan penanggulangan/

    pengentasan masyarakat miskin.

    Provinsi Kalimantan Timur memiliki 10 Agenda Prioritas, sebagai berikut :

    1. Atasi pengangguran, karena di Kaltim jumlah angkatan kerja, dengan jumlah

    lapangan pekerjaan masih belum seimbang.

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    11

    2. Pembangunan infrastruktur perekonomian, terutama jalan, jembatan dan pelabuhan.

    Jalan trans Kalimantan perlu segera dituntaskan. Begitu pula pembangunan jalan

    Kabupaten/Kota.

    3. Pelaksanaan komitmen untuk mengalokasikan biaya pendidikan sebesar 20 persen

    (di luar gaji dan kesejahteraan guru), pencanangan wajib belajar 12 tahun serta

    pendidikan gratis.

    4. Penanganan banjir yang melanda Kota Samarinda, Balikpapan, Kab.Kubar dan

    Kabupaten/Kota lainnya, terutama sepanjang Daerah Aliran Sungai Mahakam.

    5. Pemberdayaan ekonomi rakyat semakin ditingkatkan, terutama memperhatikan pada

    sektor riil, sektor informal dan UKM. Begitu pula perlunya mengurangi keterbatasan

    akses permodalan.

    6. Peningkatan daya beli masyarakat dan peningkatan kesejahteraan PNS/TNI/Polri.

    7. Penyelesaian krisis energi, mengurangi ketimpangan antara ketersediaan tenaga

    listrik dengan kebutuhan tenaga listrik.

    8. Kemandirian/kecukupan pangan dalam rangka ketahanan pangan.

    9. Pembangunan kawasan wilayah perbatasan, kawasan pedalaman dan daerah

    terpencil. Satu hal yang perlu terobosan khusus, mengingat tingkat kemajuan yang

    dicapai pada saat ini relatif lambat.

    10. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan memperbaiki iklim investasi.

    Seiring dengan perkembangan ekonomi dan untuk mensukseskan pembangunan

    yang berkeadilan dan sejahtera, maka pemerintah Provinsi Kalimantan Timur merilis

    suatu motto yang dapat dijadikan simbol untuk pembangunan daerah.

    Adapun motto tersebut adalah:

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    12

    MEMBANGUN KALTIM UNTUK SEMUA

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    13

    BAB III.

    PEMBANGUNAN KESEHATAN

    Dasar-dasar pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah nilai kebenaran dan

    aturan pokok sebagai landasan untuk berfikir, berpijak dan bertindak dalam penyusunan

    Visi, Misi dan Strategi serta sebagai petunjuk pokok pelaksanaan pembangunan kesehatan

    daerah Kalimantan Timur. Dasar-dasar pembangunan kesehatan meliputi komitmen sikap

    dan tindakan agar kebenaran setiap upaya kesehatan harus berlandaskan perikemanusiaan

    yang dijiwai, digerakan dan dikendalikan oleh keimanan, ketaqwaan terhadap Tuhan Yang

    Maha Esa, sehingga setiap tenaga kesehatan perlu mempunyai moralitas yang tinggi,

    berbudi luhur, memegang teguh etika profesi, harus mampu membangkitkan dan

    mendorong peran serta masyarakat dalam memberi pelayanan tanpa memandang perbedaan

    suku, golongan, agama dan status ekonomi sosialnya.

    Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti IPTEK, harus lebih

    mengutamakan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit,

    dilaksanakan secara profesional, berhasilguna dan memberikan manfaat yang sebesar -

    besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Harapan masyarakat Indonesia,

    juga di Kalimantan Timur dimasa depan yang ingin dituju adalah tercapainya kemampuan

    hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

    yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.

    Gambaran derajat kesehatan yang optimal tersebut ditandai dengan menurunnya

    angka kejadian sakit dan kematian akibat kesakitan, menurunnya kasus kekurangan gizi

    pada usia bayi, balita, usia produktif dan kelompok usia rentan lainnya, membaiknya faktor

    lingkungan dan membudayanya perilaku hidup sehat, serta memiliki kemampuan untuk

    menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, memiliki kualitas

    sumber daya manusia yang tangguh, sehat, cerdas, kreatif dan produktif. Gambaran keadaan

    masyarakat Kalimantan Timur dimasa depan atau visi yang ingin dicapai melalui

    pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai :

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    14

    Kesehatan untuk semua menuju terwujudnya derajat kesehatan masyarakat

    Kalimantan Timur terbaik diluar Jawa dan Bali. Makna dari visi tersebut adalah

    akses pelayanan konprehensif yang bermutu dengan mudah diperoleh masyarakat dan

    tercapainya MDGs pada akhir 2013 dengan pencapaian diatas rata-rata nasional dan lebih

    baik kawasan luar Jawa Bali.

    Misi Pembangunan Kesehatan di Kalimantan Timur adalah :

    1.Memfasilitasi pemeliharaan dan peningkatan upaya kesehatan yang bermutu, terjangkau

    dan berkeadilan

    2.Mendorong dan menggerakkan pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat dan

    membangun kemitraan dengan lintas sektor

    3. Mengembangkan sumber daya kesehatan yang memadai dan berkesinambungan

    4. Memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntabel

    Adapun strategi dalam pembangunan kesehatan di Provinsi Kalimantan Timur adalah

    sebagai berikut :

    1.Memfasilitasi peningkatan dan pemerataan jumlah sarana/fasilitas/jaringan dan kualitas

    pelayanan kesehatan termasuk daerah perbatasan dan terpencil untuk meningkatkan

    akses pelayanan yang berkualitas

    2.Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit menular, tidak menular dan wabah

    sejak dini dengan penguatan sistem surveilance dan mendorong partisipasi masyarakat

    dalam menjaga kebersihan lingkungan serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

    3.Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan melalui

    peningkatan pemahaman, kesadaran, kemauan masyarakat untuk hidup sehat sebagai

    upaya menurunkan angka kematian dan meningkatkan usia harapan hidup.

    4.Memfasilitasi pemerataan dan pengembangan sumber daya tenaga kesehatan serta

    mengembangkan sistem pembiayaan dan regulasi yang mampu meningkatkan akses dan

    kualitas pelayanan kesehatan

    5.Meningkatkan manajemen desentralisasi kesehatan yang dinamis dan akuntabel melalui

    pengembangan dan pemantapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta

    pengendalian program kesehatan dalam konteks desentralisasi dan sistem kesehatan

    daerah.

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    15

    Misi RPJMN yang terkait dengan bidang kesehatan :

    1. Meningkatkan fasilitas dan pelayanan kesehatan masyarakat

    2. Menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar dan kualitas kehidupan masyarakat yang

    layak dan sejahtera

    3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik serta menciptakan pemerintahan

    yang bersih dan berwibawa untuk mewujudkan Kaltim sebagai Island Of Integrity

    4. Memberdayakan dan memperbaiki sistem subsidi, perlindungan sosial, perbaikan,

    pemerataan penanggulangan / pengentasan masyarakat miskin.

    Faktor Kunci Keberhasilan :

    1. Kecepatan dan ketepatan pemberian pelayanan kesehatan yang komprehensif,

    berkualitas dan aman oleh setiap sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah, swasta

    maupun masyarakat.

    2. Kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat

    3. Adanya komitmen dan dukungan yang kuat dari pemerintah maupun stakeholder di

    Provinsi dan Kab/Kota

    4. Kerjasama yang solid dan sinergis diantara jajaran kesehatan baik pemerintah, swasta

    maupun masyarakat termasuk organisasi profesi dan LSM bidang kesehatan.

    Strategi :

    1. Meningkatkan dan pemerataan jumlah sarana/fasilitas dan kualitas pelayanan

    kesehatan termasuk untuk daerah perbatasan dan terpencil serta pemertaan tenaga

    kesehatan

    2. Mengembangkan sistem regulasi dan mampu meningkatkan akses dan kualitas

    pelayanan kesehatan

    3. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat

    melalui advokasi, bina suasana dan gerakan masyarakat

    4. Meningkatkan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan dan

    pengendalian program kesehatan dalam konteks desentralisasi

    5. Meningkatkan pembiayaan kesehatan melalui pengembangan dan pemantapan

    kebijakan dan manajemen, sistem pembiayaan kesehatan serta mengembangkan

    sistem jaminan pemeliharaan kesehatan yang berkeadlian dan berkelanjutan

    terutama bagi penduduk miskin

    6. Mengembangkan sistem surveilans, monitoring dan sistem informasi kesehatan

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    16

    Kebijakan.

    Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tahun 2009-2013 pembangunan

    kesehatan dilaksanakan dengan kebijakan sebagai berikut :

    1. Memfasilitasi peningkatan cakupan dan mutu pelayanan rumah sakit, puskesmas

    serta fasilitas (sarana dan prasarana) pelayanan kesehatan lainnya dan

    mengembangkan jaringan pelayanan yang terintegrasi.

    2. Memfasilitasi penyediaan pelayanan puskesmas 24 jam yang lengkap dengan

    ruang rawat inap dan unit gawat darurat (UGD) mencakup penyediaan sarana dan

    prasarananya

    3. Mengembangkan manajemen mutu di unit pelaksana teknis yang mendorong

    peningkatan pelayanan prima

    4. Mengembangkan regulasi yang mendorong terlaksananya pelayanan kesehatan

    berkualitas secara merata.

    5. Peningkatan upaya-upaya pencegahan penyakit melalui pemeliharaan dan

    peningkatan kesehatan masyarakat (imunisasi, kesehatan jiwa, kesehatan o;ah

    raga), peningkatan kesiapsiagaan kegawat daruratan, bencana dan matra serta

    penanggulangan kejadian luar biasa/wabah dan penigkatan sistem surveilans

    epidemiologi berbasis masyarakat dan fasilitas kesehatan

    6. Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dengan meningkatkan kualitas rumah

    tangga yang sehat, peningkatan hygiene sanitasi lingkungan perumahan dan

    tempat-tempat umum lainnya.

    7. Peningkatan pencapaian derajat kesehatan melalui promosi cara hidup sehat dan

    membangun kemitraan untuk mengembangkan upaya kesehatan berbasis

    masyarakat (Usaha Kesehatan Sekolah, Swasta, Pos Kesehatan Pesantran dan Pos

    Kesehatan Desa).

    8. Pemberdayaan perempuan dan keluarga untuk berperan serta aktif dalam

    meningkatkan mutu kesehatan dan gizi masyarakat

    9. Memenuhi kebutuhan, meningkatkan mutu profesionalisme tenaga kesehatan

    melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

    10. Peningkatan dan pemerataan tenaga medis dan para medis di setiap Kab/Kota

    sampai pedalaman/daerah terpencil dan perbatasan

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    17

    11. Mengembangkan sistem pembiayaan dan fasilitasi penyediaan bantuan

    pembiayaan pelayanan kesehatan pada masyarakat miskin yang berbasis sistem

    pra upaya/asuransi/Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

    12. Mengembangkan pelayanan dan penyediaan obat, makanan serta melindungi

    masyarakat dari bahan-bahan berbahaya

    13. Penyelenggaraan aparatur yang bersih berwibawa dengan peningkatan pelayanan

    prima melalui penerapan sistem manajemen mutu dan penanganan pengaduan

    masyarakat.

    14. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan lingkungan kerja aparatur.

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    18

    BAB IV.

    PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

    Derajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur-

    unsur mortalitas dan yang mempengaruhinya seperti morbiditas dan status gizi. Untuk

    kualitas hidup yang digunakan sebagai indikator adalah umur harapan hidup dan angka

    kelahiran hidup, sedangkan untuk mortalitas telah disepakati yakni angka kematian bayi per

    1000 kelahiran hidup, angka kematian balita per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian

    ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup. Pembangunan kesehatan merupakan upaya

    untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan

    kesehatan sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 28 ayat 1 dan Undang-Undang No.23

    tahun 1992 tentang kesehatan. Untuk itu dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan

    kesehatan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang telah dilakukan

    berbagai upaya dalam pelayanan kesehatan baik itu dari Puskesmas, Rumah Sakit maupun

    klinik dan pihak swasta serta dokter praktek dan bidan praktek.

    A. Derajat Kesehatan.

    1. Angka Kematian Bayi pada tahun 2009 adalah 23,2 per 1000 kelahiran hidup dan

    ditahun 2010 yakni 23 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi dalam

    beberapa waktu terakhir tersebut memberikan gambaran adanya peningkatan dalam

    kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat, pada tahun 2012 telah

    menunjukan penurunan mencapai bergeser 21 per 1000 kelahiran hidup (berdasarkan

    SDKI 2012) capaian ini merupakan yang terbaik dibandingkan dengan provinsi lain di

    Indonesia.

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    19

    Gambar 3.

    Angka Kematian Bayi (IMR)

    Provinsi Kalimantan Timur tahun 2009-2012

    23,223

    21

    19,5

    20

    20,5

    21

    21,5

    22

    22,5

    23

    23,5

    2009 2010 2012

    AKB (IMR)

    Sumber : SDKI Thn 2012

    Salah satu tujuan dari SDKI 2012 adalah mengukur tingkat dan kecendrungan kematian

    bayi dan anak.Angka kematian bayi dan anak yang diestimasi secara langsung berdasarkan

    keterangan yang didapat dari bagian riwayat kelahiran dari kuesioner wanita mengenai

    tanggal kelahiran anak,status kelangsungan hidup, dan umur saat meninggal untuk anak

    yang sudah meninggal. Angka-angka kematian bayi dan anak didefinisikan sebagai berikut :

    - Kematian neonatum : peluang meninggal dalam bulan pertama setelah lahir (0-28

    hari).

    - Kematian pos neonatum : selisih antara kematian

    bayi dan kematian neonatum (1-11 bulan).

    - Kematian bayi : peluang bayi meninggal sebelum

    mencapai ulang tahun pertama dan ulang tahun

    kelima (1-4 tahun).

    - Kematian balita: peluang anak meninggal

    sebelum mencapai ulang tahun kelima (0-4

    tahun).

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    20

    Kematian bayi dan anak

    Angka Kematian neonatum,post-neonatum,bayi,anak, dan balita untuk periode lima

    tahunan sebelum survai, Indonesia

    Tahun

    sebelum

    survai

    Perkiraan

    tahun

    kalender

    Kematian

    neonatum

    (NN)

    Kematian

    postneonatum

    (PNN)

    Kematian

    bayi (

    Kematian

    anak

    Kematian

    belita

    0-4 2008-2012 19 13 32 9 40

    5-9 2003-2007 20 15 35 11 45

    10-14 1998-2002 23 21 45 14 58

    Dihitung dari selisih antara angka kematian bayi dan kematian neonatum

    Sumber : BPS Prov.Kaltim.

    Semua angka kematian bayi dan anak hasil SDKI 2012 lebih rendah dari hasil SDKI

    2007. Untuk periode lima tahun sebelum survai, angka kematian bayi hasil SDKI 2012

    adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Sama dengan pola SDKI 2007, lebih dari

    tiga perempat dari semua kematian balita terjadi dalam tahun pertama kehidupan anak dan

    mayoritas kematian bayi terjadi pada periode neonates.

    Angka kematian bayi turun lebih lambat dalam tahun-tahun akhir, seperti yang

    biasa terjadi pada penduduk dengan angka kematian rendah.Angka kematian anak turun

    dari 44 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada SDKI 2007 menjadi 40 kematian per 1.000

    kelahiran hidup pada SDKI 2012. Pentingnya Angka kematian bayi (AKB) merupakan

    indikator untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan disuatu masyarakat,

    AKB mencerminkan besarnya masalah kesehatan yang berhubungan langsung dengan

    kematian bayi seperti diare, infeksi saluran pernapasan, selain itu AKB juga mencerminkan

    tingkat kesehatan ibu,

    Indikator ini dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan pemerintah ,

    khususnya dibidang kesehatan. Penurunan AKB tersebut antara lain disebabkan oleh

    peningkatan cakupan imunisasi bayi, peningkatan cakupan persalinan oleh tenaga

    kesehatan, penempatan bidan di desa dan meningkatnya proporsi ibu dengan pendidikan

    yang tinggi.

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    21

    2. Angka Kematian Balita.

    Angka kematian Anak Balita (1-5 tahun) pada tahun 2007 adalah 38 per seribu,

    kemudian pada kelahiran hidup namun mengalami peningkatan pada dan untuk

    kelahiran hidup (SDKI) peningkatan penrunan meenjadi tahun 2012 sebesar 31 per

    seribu.

    3. Angka Kematian Ibu

    Angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) menunjukkan penurunan yang cukup

    berarti yakni pada tahun 2008 sebesar 228 per seratus ribu kelahiran hidup, dan pada

    tahun 2009 ini menjadi 137 dan Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran

    hidup dan sampai dengan posisi di tahun 2010 adalah 129 per 100.000 kelahiran

    hidup, sedangkan pada tahun 2011-2012 Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat

    menjadi 134 per 100.000,(Angka Absolut AKI thn 2012 yakni 111.

    4. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir

    Data UHH mulai 2008 - 2012 membaiknya status kesehatan masyarakat yang

    ditujukan dengan menurunnya angka kematian bayi dan kesakitan secara langsung

    juga meningkatkan Umur Harapan Hidup (UHH) adalah 70,8 tahun 2008, dan 71

    pada tahun 2009, terus meningkat mencapai 71,2 pada tahun 2010 dan tahun 2011

    sebesar 71,4, serta mencapai 71,61 pada tahun 2012 yang membutuhkan perhatian

    dimasa akan datang serta secara tidak langsung memberikan gambaran tentang

    adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat itu sendiri.

    B. Kesakitan.

    Pada tahun 2012 ini kesakitan merupakan penyakit yang hampir sama dengan tahun

    sebelumnya, dimana penyakit dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut masih dominan

    di Provinsi Kalimantan Timur. Disusul dengan diare yang merupakan pola penyakit

    dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat serta pola hidup ekonomi rendah.

    10 BESAR PENYAKIT TERBANYAK RAWAT INAP

    RUMAH SAKIT SE KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2012

    1. Gastroenteritis Acute 6. Infark Cerbral

    2. Gastritis & Duodentis 7. Thypoid Fever

    3. Stroke Infark 8. Hypertensi

    4. Diabetes Mellitus 9. Noninfective Gastroenteritis

    5. D H F 10.Cerebral Infarction, Unspecified

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    22

    1.Penyakit Malaria.

    Sejak tahun 2009, indikator angka kejadian

    malaria tidak lagi berdasarkan gejala klinis

    (Annual Malariae Incidence atau AMI),

    namun semua kasus harus terkonfirmasi

    berdasarkan analisis laboratorium (Annual

    Parasite Incidence atau API). Pada tahun

    2012, API di Kalimantan Timur sebesar 1,69

    per 1000 penduduk, hal ini mengalami

    penurunan dibandingkan pada tahun 2011 sebesar 2,10 per 1000 penduduk. Sedangkan

    berdasarkan peta endemisitas kasus malaria Provinsi Kalimantan Timur pada tahun

    2012 sudah banyak mengalami perubahan jika dibandingkan pada tahun 2010, dari 5

    kabupaten/kota High case incidence (Penajam Paser Utara, Kutai Timur, Kutai Barat,

    Nunukan dan Tana Tidung),3 kabupaten/kota Middle case incidence (Bulungan, Berau,

    Paser) dan 6 Kabupaten/kota low case incidence ( Tarakan, Malinau, Kutai

    Kertanegara, Bontang, Samarinda, Balikpapan) menjadi 1 kabupaten High case

    incidence (Penajam Paser Utara), 5 kabupaten/kota Middle case incidence (Nunukan,

    Berau, Kutai Timur, Kutai Barat, Paser) dan 8 Kabupaten/kota low case incidence yaitu

    Tarakan, Tana Tidung, Malinau, Kutai Kertanegara, Bontang, Samarinda, Balikpapan

    dan Bulungan.

    Dalam rangka pencapai eliminasi malaria di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun

    2020, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur melaksanakan beberapa program

    kegiatan antara lain :

    1) Semua kasus suspect malaria harus berdasarkan konfirmasi laboratorium

    2) Pengobatan kasus Malaria harus kombinasi terapi menggunakan Artemisinin

    Combination Therapy (ACT).

    3) Penggunaan kelambu berinsektisida bagi ibu hamil, bayi dan balita yang

    imunisasinya lengkap

    4) Mass Blood Survey (MBS) untuk daerah low case incidence

    5) Insecticide Rasidual Spraying untuk daerah high case incidence.

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    23

    Penyakit malaria masih merupakan permasalahan kesehatan masyarakat di Provinsi

    Kalimantan Timur yang sangat mempengaruhi angka kematian dan kesakitan bayi, anak

    balita dan ibu, serta menurunkan produktivitas kerja. Umumnya penderita penyakit

    malaria ditemukan pada daerah-daerah terpencil dan sebagian besar penderitanya

    merupakan golongan ekonomi rendah. Pada angka kesakitan malaria (AMI) tampak

    adanya penurunan untuk tahun 2008 turun menjadi 6,26 permil dan tahun 2009 menjadi

    7,96 per mil dan turun lagi pada tahun 2010 menjadi 6,42 permil. Pada penyakit

    penderita malaria pada tahun 2012 menjadi 1,73 % penurunan Annual Malaria

    Incidence (AMI) sesuai grapik dibawah ini ;

    Gambar 4.

    Annual Malaria Incidence ( AMI / ) Provinsi Kalimantan Timur tahun 2008-2012

    0,00

    0,50

    1,00

    1,50

    2,00

    2,50

    2009 2010 2011 2012

    1,40

    2,12 2,10

    1,69

    Sumber : Bidang P2PL Dinkes Prov.Kaltim tahun 2012

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    24

    2.Penyakit TB Paru.

    Program Pengendalian Tuberkulosis (TB)

    dikalimantan Timur masih belum berjalan dengan

    optimal, hal ini dapa dilihat dari rendahnya angka

    penemuan kasus TB dengan BTA+ yang masih jauh

    berada dibawah angka Nasianal dimana Cakupan

    CDR BTA+ hanya mencapai 34,9 % penduduk dari

    target Nasional 75 % penduduk. Dari kasus yang

    ditemukan, keberhasilan pengobatan penyakit TB ini

    mencapai 73,4 % pada tahun 2012.merupakan

    masalah kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan global. Indonesia merupakan

    Negara urutan kelima dengan beban TB tertinggi di dunia. Prevalensi penyakit

    Tuberkulosis (TB) Paru di Kaltim untuk tahun 2012 adalah 147. Proporsi pasien TB

    yang terdeteksi adalah sebanyak 46,16%, dari jumlah tersebut proporsi pasien TB yang

    diobati hanya 58,9%. Di Provinsi Kalimantan Timur penemuan penderita TB Paru tahun

    2012 adalah 2585 kasus (34,9 %) dengan keberhasilan pengobatan 73,4%, masih

    dibawah target nasional yaitu 85%.

    Dalam penanggulangan penyakit Tuberkulosis ini diperlukan keterlibatan partisipasi

    berbagai pihak pemangku kebijakan pusat maupun daerah, organisasi profesi, komite

    ahli TB, lembaga swadaya masyarakat serta mitra internasional dan didukung seluruh

    pelaksana di semua tingkatan fasilitas dan penyedia pelayanan kesehatan, swasta dan

    stake holders terkait. untuk meningkatkan angka penemuan kasus TB dengan BTA+

    dengan cara :

    1) Meningkatkan kualitas pemeriksaan TB pada anak dengan memberikan test

    mantoux sebagai salah satu parameter dalam sistem skoring TB pada anak.

    2) Melakukan pencarian kasus TB pada unreach population (lapas/rutan, daerah

    terpencil dan kepulauan).

    3) Melakukan kerjasama dengan Dokter Praktek Swasta dengan melibatkan organisasi

    profesi (IDI, IDAI, dan lain-lain) untuk mensosialisasikan ISTC (International

    Standart for TB Care) yang merupakan pedoman bagi para dokter praktek swasta

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    25

    untuk melakukan tatalaksana kasus dan manajemen kasus TB dengan menggunakan

    strategi DOTs.

    4) Menjadikan seluruh puskesmas dan rumah sakit umum daerah maupun provinsi di

    Provinsi Kalimantan Timur melakukan pengendalian program TB dengan Strategi

    DOTS.

    5) Kolaborasi TB-HIV

    6) Menjalin kerjasama dan kemitraan terhadap lembaga swadaya masyarakat yang

    peduli dengan Tuberkulosis dan lintas sektor terkait.

    7) Meningkatkan kualitas laboratorium sebagai penegak diagnosis TB

    3.Acute Flaccid Paralysis (AFP).

    Kejadian AFP pada saat ini diproyeksikan sebagai indikator

    untuk menilai keberhasilan program eradiksi Polio (Erapo).

    Program ini dilaksanakan melalui Pekan Imunisasi Polio

    (PIN) dan merupakan wujud dari kesepakatan internasional

    dalam pembasmian penyakit polio di Indonesia. Di Propinsi

    Kalimantan Timur dilaporkan bahwa ditemukan kasus AFP

    dari 100.000 per anak berusia kurang dari 15 tahun. Untuk

    kasus dengan AFP Rate 3,75 tahun 2007 yakni 213 anak per 100.000. Dan dari

    peningkatan kasus AFP lima tahun ini untuk tahun 2012 anak umur per 100.000

    yakni : 167 kasus

    4. Prevalensi HIV/AIDS

    Prevalensi HIV/AIDS di Provinsi Kalimantan Timur cenderung

    ada peningkatan. Pada tahun 2010 prevelensi HIV/AIDS sebesar 0,13 % dan pada

    tahun 2012 sebesar 0,18 %. Angka ini masih berada diatas rata-rata Nasional

    sebesar 0,15 %. Masalah HIV/AIDS ini merupakan masalah serius yang dihadapi,

    mengingat Kalimantan Timur merupakan daerah sentral industry, sehingga terjadi

    mobilitas penduduk dari luar provinsi yang dimungkinkan dapat memicu

    peningkatan HIV/AIDS.

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    26

    Penyakit HIV/AIDS ini merupakan penyakit yang relatif baru dan muncul sebagai

    pandemi yang beberapa tahun terakhir ini menunjukkan peningkatan yang sangat

    mengkhawatirkan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebar

    sentra-sentra pembangunan, meningkatnya prilaku seksual yang tidak aman dan

    meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, simultan telah

    memperbesar tingkat risiko penyebaran HIV/AIDS. Jumlah penderita HIV/AIDS

    dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es, yaitu jumlah penderita yang

    dilaporkan jauh lebih kecil dari jumlah penderita yang sebenarnya. Peningkatan

    kasus ternyata terjadi dari tahun ke tahun,Apabila pada tahun 2009,jumlah kasus

    pengidap HIV/ Aids sebanyak 1,428 orang, maka pada tahun 2012, sebanyak 2.820

    orang. diantaranya yang sudah menjadi penderita AIDS berjumlah 882 0rg

    diantaranya lagi telah meninggal berjumlah 404 orang.

    Kasus terbanyak adalah dari Kota Samarinda, Balikpapan dan Tarakan, karena di 3

    Kota tersebut, mendapat bantuan dana dari Global Fund. Namun karena kasus HIV

    menyerupai iceberg phenomenon (Fenomena Gunung Es) maka kegiatan surveilans

    HIV-AIDS di kabupaten/kota terus ditingkatkan seperti :

    1) Adanya klinik KTS (Konseling Testing Sukarela) di beberapa puskesmas

    sentinel seluruh rumah sakit di Kabupaten/kota, baik yang statis maupun

    mobile.

    2) Adanya terapi ARV (Anti retroviral Virus) di beberapa rumah sakit seperti

    RSU. A.Wahab Syahrani Samarinda, RS Dirgahayu Samarinda, RSU Kanujoso

    Djatiwibowo Balikpapan, RST. Harjanto Balikpapan, RSU Tarakan, RSUD

    Bontang dan RSUD Malinau.

    3) Layanan IMS pada fasilitas pelayanan kesehatan dengan menggunakan konsep

    Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB Komprehensif) yang sudah

    dilaksanakan di 17 Puskesmas di Samarinda, Seluruh Puskesmas di Kota

    Bontang, beberapa Puskesmas di Kabupaten Kutai Timur dan Seluruh

    Puskesmas di Kabupaten Tana Tidung.

    4) Pemberian layanan jarum suntik steril bagi pengguna narkoba dengan suntikan

    (Penasun)

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    27

    5) Layanan Rumatan Methadon bagi para pengguna narkoba di RS. Jiwa Atma

    Husada Samarinda, sekarang sedang dilakukan setting layanan serupa di RST.

    Harjanto Balikpapan

    6) Program PPIA (Pencegahan Penularan HIV-AIDs) dari ibu ke anak, yang ada

    di RS. AW. Syahranie Samarinda, RS Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan,

    RST. Harjanto Balikpapan,RS Dirgahayu Samarinda dan RSU Tarakan di

    Tarakan.

    7) Penguatan sistem pencatatan dan pelaporan berbasis individu dengan Sistem

    Informasi HIV-AIDS (SIHA).

    Untuk rekapitilasi dari seluruh kabupaten dan kota dapat digambarkan sebagai

    berikut :

    Gambar 5.

    Sumber Data Bidang P2PL Dinkes.Kaltim, 2012

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    28

    Apabila dilihat dari segi Epidemologi dapat digambarkan sebagai ( data dari RSU AWS ),

    sebagai berikut :

    DATA EPIDEMIOLOGI HIV / AIDS DI KALIMANTAN TIMUR. TAHUN 2013 ( FEBRUARI 2013 )

    =================================================== a. DISTRIBUSI PENGIDAP HIV / AIDS BERDASARKAN JENIS KELAMIN

    DI RSU AWS,( data sd.Febr. 2013 ).

    b. DISTRIBUSI PENGIDAP HIV / AIDS BERDASARKAN KELOMPOK UMUR

    DI RSU AWS,( data sd.Feb. 2013 )

    c. DISTRIBUSI PENGIDAP HIV / AIDS BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN DI RSU AWS,( data sd.Febr. 2013 )

    d. DISTRIBUSI PENGIDAP HIV / AIDS BERDASARKAN FAKTOR RESIKO DI RSU AWS,( data sd. Feb.2013 )

    e.JENIS KELAMIN L + P =601 Prosentase

    a. Laki-laki 309 orang 51,41%

    b. Perempuan 292 orang 48,59 %

    Kelompok Umur Jumlah orang Prosentase

    < 15 th 40 orang 6,6 %

    16 24 th 94 orang 15,64 % 25 34 th 297 orang 54,41 % 35 45 th 120 orang 19,96 %

    45 th > 50 orang 8,31 %

    d. Jenis pekerjaan Jumlah. Prosentase

    Pegawai Swasta 357 org 50,91 %

    Ibu RT 135 org 18,96 %

    Tidak kerja 69 org 10,33 %

    Buruh /tani 3 org 0,16 %

    Pegawai ( PNS ) 13org 1,44 %

    Pelajar 5 org 1 %

    Mahasiswa 4 org 1 %

    Polri 2 org 1 %

    f. Faktor Resiko Jumlah Prosentase

    Hetero seks 471 org 78,63 % Narkoba / IDU 71 org 11,85 %

    Perinatal 30 org 4,10 %

    Anal seks 3 org 0,66 %

    Pengguna Tatto 3 org 1 %

    Oral Seks 10 orang 1,66 %

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    29

    untuk peningkatannnya sangat tajam yakni 1.301 orang penderita dengan penderita yang

    meninggal berjumlah 107 orang.

    Penyakit ini menyerang bagian penting dari sistem kekebalan tubuh, penyakit ini sangat

    melemahkan kekebalan, membuat korban rentan terhadap infeksi yang tampaknya tidak

    berbahaya. Dalam tahun 2012 jumlah kasus HIV yakni : 2820 diantaranya yang sudah

    menjadi penderita AIDS berjumlah : 882 0rg diantaranya lagi telah meninggal

    berjumlah 404 orang.

    5.Penyakit Demam Berdarah Dengue

    Penyakit Demam Berdarah Dengue telah menyebar di beberapa tempat Kabupaten/Kota

    di Provinsi Kalimantan Timur yang semakin meningkat. Penyakit ini sering muncul

    sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian yang relatif tinggi, hal ini sejalan

    dengan meningkatnya kepadatan penduduk dan mobilitas penduduk. Angka DBD

    sangat berfluktuasi dengan siklus puncak 4-5 tahunan.

    Gambar 6.

    Jumlah Kasus DBD dan Kematian

    Prov.Kaltim Tahun 2008-2012

    Pend

    Kem

    Th 2008 Th 2009 Th 2010 Th 2011 Th 2012

    5.7775.244

    5.862

    1.416

    3.267

    13 43 68 105 103

    Penderita Kematian

    Ket : Jumlah Kasus

    kematian (orang)

    Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kaltim th 2012

    6. Penyakit menular lain

    Beberapa penyakit menular lain yang perlu diwaspadai adalah penyakit-penyakit yang

    dapat dicegah dengan imunisasi yakni Tetanus Neonatorum, Campak, Difteri, Pertusis

    dan Hepatitis.

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    30

    1). Tetanus Neonatorum

    Angka kesakitan dan kematian Tetanus Neonatorum walaupun ada penurunan,

    namun sebenarnya masih cukup tinggi.

    Melalui program Eliminasi Tetanus Neonatorum, dengan kegiatan surveilans yang

    intensif di Rumah Sakit dan Puskesmas, diperoleh gambaran jumlah kasus dan

    kematian akibat Tetanus Neonatorum.

    2). Penyakit Diare

    Penyakit diare merupakan penyakit endemis yang sering menimbulkan Kejadian

    Luar Biasa (KLB) dengan kasus dan kematian yang tinggi.

    Penyakit diare merupakan penyakit harus diwaspadai artinya bahwa penanganan

    yang tepat di Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan yang lain seperti

    Puskesmas dan lain-lain sangat penting perananannya dalam mencegah kematian

    akibat diare. Di tahun 2012 ini jumlah penderita diare di Kaltim adalah 67.641 orang

    dan yang meninggal tidak ada (0).

    7. Status Gizi.

    Status gizi yang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat saat ini adalah diukur

    melalui indikator-indikator status gizi bayi yang diukur dengan Berat Badan Lahir

    rendah (BBLR), Status Gizi Balita, status gizi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK)

    dan gangguan akibat Kekurangan Yodium (GAKY).

    Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan individu,

    karena disamping merupakan factor predisposisi yang dapat memperparah penyakit

    infeksi, juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan, bahkan status gizi

    janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi yang masih menyusui sangat

    dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil dan menyusui

    - Gizi Balita.

    Fokus dalam meningkatkan gizi pada balita adalah dengan pengukuran melalui berat

    badan menurut umur (BB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).

    Status gizi buruk dari tahun ke tahun perlu perhatian yang lebih.

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    31

    Gambar 7.

    Status Gizi Balita di Kaltim Tahun 2009 2010 (Thn.2012)

    Sumber : BPS Kaltim, 2009

    C. Keadaan Lingkungan

    Dalam menggambarkan suatu keadaan lingkungan, maka beberapa indikator seperti

    persentase Rumah Sehat dan persentase Tempat-Tempat Umum Sehat serta persentase

    Rumah Tangga menurut Sarana Pembuangan Air Besar.

    Dalam program penyehatan lingkungan pemukiman bertujuan mewujudkan mutu

    lingkungan hidup yang sehat dan kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat fisik,

    mental, sosial dan spiritual dari berbagai aspek lingkungan yang membutuhkan sanitasi

    perumahan dan pemukiman yang memadai.

    * Penyehatan Perumahan.

    Perumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Sejalan dengan

    bertambahnya penduduk semakin banyak pula rumah hunian yang harus dibangun dan

    makin tinggi pula keberhasilan pembangunan yang harus dibangun dan makin tinggi

    keberhasilan pembangunan ekonomi yang dicapai akan meningkatkan kualitas rumah

    tersebut.

    Tingkat kesehatan rumah dan lingkungan antara lain tercermin dari luas lantai, jenis

    lantai, jenis dinding, jenis atap, sumber penerangan, sumber air minum serta jamban

    yang dimiliki oleh rumah tangga.

    Pada dasarnya rumah yang dikatakan sehat adalah bangunan rumah yang ditinggali

    memenuhi syarat kesehatan dengan memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih,

    tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang

    baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai tidak terbuat dari tanah.

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    32

    Di Provinsi Kalimantan Timur persentase Rumah Sehat sejak tahun 2007 hasilnya

    sedikit kurang memuaskan yakni 69,21%, sedangkan tahun 2008 adalah 75,88%

    terjadi peningkatan namun hal demikian bukanlah merupakan keberhasilan yang

    signifikan, karena angkanya tidak konsisten sehingga di tahun 2009 ini turun lagi

    menjadi 72,07%. Memang agak sulit untuk merubah perilaku terbaik disekitar

    lingkungan kita, apabila tidak didahului dengan sendirinya. Berdasrkan laporan yang

    masuk dari Profil Kesehatan Kab/Kota se Kaltim tahun 2010 rumah sehat turun lagi

    menjadi 67,58%, bertanda kurangnya perhatian.

    D. Perilaku Hidup Masyarakat.

    Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap

    derajat kesehatan yakni dua indikator Persentase Rumah Tangga Ber Perilaku Hidup

    Bersih dan Sehat (PHBS) serta Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri.

    1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

    Program terpadu untuk mengetahui

    perilaku masyarakat tentang kesehatan

    adalah program PHBS, dimana program

    ini pendekatannya lebih dititik beratkan

    pada penilaian terhadap indicator perilaku

    dirumah tangga.

    PHBS merupakan tatanan rumah tangga

    yang dinilai berdasarkan beberapa indikator yang meliputi (1) Perilaku tidak

    merokok, (2) Persalinan oleh Nakes/Pemeriksaaan Kehamilan, (3) Imunisasi, (4)

    Penimbangan Balita, (5) Sarapan Pagi, (6) Kepesertaan Dana Sehat, (7) Kebiasaan

    mencuci tangan, (8) Kebiasaan menggosok gigi, (9) Olah raga/aktivitas fisik.

    Sedangkan indikator lingkungan pada PHBS adalah (1) Sarana air bersih, (2)

    jamban, (3) Tempat sampah, (4) Sarana pembuangan air limbah, (5) Ventilasi rumah,

    (6) Kepadatan rumah dan (7) Lantai rumah.

    Berdasarkan data yang diperolah bahwa di Provinsi Kalimantan Timur PHBS masih

    belum menunjukkan hasil yang menggembirakan, karena masih banyaknya

    masyarakat yang belum melaksanakan prilaku hidup yang bersih dan sehat atau

    masih rendah. Tahun 2012 persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup dan Sehat

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    33

    berdasarkan profil kesehatan Kab/Kota se Kaltim ini yang dibina kesehatan

    lingkungannya adalah 73,56%, ini berarti menunjukkan adanya peningkatan.

    2. Posyandu.

    Pembinaan ber PHBS juga dilakukan di Posyandu, sehingga tingkat/strata Posyandu

    yang akan dicapai juga menentukan keberhasilan prilaku sehat dimasyarakat. Dan

    untuk peningkatan Persentasi Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih & Sehat

    (PHBS) berjumlah : 760,127 dan ver PHBS adalah 76,851, jumlah persentasinya

    47.6 tahun 2012

    Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya

    Masyarakat (UKBM) yang paling dikenal dewasa ini. Posyandu menyelenggarakan

    minimal 5 (lima) program prioritas yaitu Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga

    Berencana, Perbaikan Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare.

    Untuk meningkatkan kualitas Posyandu telah dilakukan pengelompokkan Posyandu

    ke dalam 4 tingkat perkembangan yaitu (1) Posyandu Pratama, (2) Posyandu Madya,

    (3) Posyandu Purnama, (4) Posyandu Mandiri. Jumlah Posyandu di Provinsi

    Kalimantan Timur sejak tahun 2006 adalah 4.398 unit dan meningkat lagi di tahun

    2007 menjadi 4.405 unit serta peningkatan lagi di tahun 2008 adalah 4.481 unit.

    Dalam kurun waktu yang terus berjalan kenyataan dilapangan bahwa jumlah

    Posyandu terus bertambah yakni menjadi 4.617 unit pada tahun 2010, Dan untuk

    Posyandu tahun 2012 menurut Starata Pratama menjadi :741, - 16.89 %, untuk

    Madya berjumlah : 1697, - 38.67 %, untuk Purnama berjumlah : 1561, - 35.57,

    Mandiri berjumlah : 409, - 9.32, untuk Posyandu Aktif jumlahnya menjadi : 3.159,

    persentasinya : 71.99, Se-Kaltim. diharapkan dengan penambahan tersebut

    menjadikan pelayanan kesehatan di tingkat dasar menjadi baik dan berkualitas. Dan

    pada kenyataannya sangat diharapkan tingkat derajat kesehatan seperti angka

    kematian ibu, bayi, dan balita akan menurun serta umur harapan hidup meningkat.

    E. Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan.

    Untuk menggambarkan akses dan mutu pelayanan kesehatan disajikan beberapa

    indikator, antara lain persentase Penduduk yang Memanfaatkan Puskesmas, Persentase

    Penduduk Yang Memanfaatkan Rumah Sakit.

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    34

    1. Puskesmas.

    Puskesmas merupakan sarana pelayanan dasar yang menyelanggarakan kegiatan

    promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA),

    temasuk keluarga berencana (KB), perbaikan gizi, pemberantasan penyakit menular.

    Beberapa Puskesmas yakni Puskesmas Perawatan disamping menyelenggarakan

    pelayanan kesehatan seperti Puskesmas pada umumnya juga menyediakan fasilitas

    pelayanan rawat inap.

    Dengan demikian Puskesmas Perawatan juga berfungsi sebagai Pusat Rujukan

    Antara yang melayani penderita gawat darurat sebelum dirawat ke Rumah Sakit.

    Adapun jumlah Puskesmas seluruhnya di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun

    2008 adalah 208 unit.

    Berdasarkan laporan yang ada bahwa telah adanya peningkatan jumlah Puskesmas di

    tahun 2009 yakni 214 unit dan tahun 2010 adalah 217 unit, tahun 2011 adalah : 219

    dan tahun 2012 adalah 224 unit. Dengan adanya peningkatan Puskesmas diharapkan

    mutu pelayanan kesehatan pun ditingkatkan. Untuk meningkatkan cakupan pelayanan

    kesehatan dasar, Puskesmas juga didukung oleh Puskesmas Pembantu dan Puskesmas

    Keliling.

    Gambar 8.

    Jumlah Puskesmas, Pusban dan Pusling

    Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2008-2012

    208

    660

    210214

    666

    210217

    695

    209219

    695

    312

    224

    716

    323

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    2008 2009 2010 2011 2012

    Puskesmas

    Pusban

    Pusling

    Sumber : Dinkes Kab/Kota se Kaltim tahun 2008 -2012

    Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah membantu upaya peninkatan pelayanan

    Puskesmas 24 jam yang jumlahnya hingga tahun 2013 terdapat sebanyak 165

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    35

    Puskesmas 24 jam terbesar di 14 Kabupaten/Kota, dimana 16 Puskesmas berada di

    Kawasan Perbatasan. Disamping itu telah dilaksanakan pelayaanan kesehatan di daerah

    terpencil, perbatasan dan kepulauan melalui kegiatan dokter terbang.

    Gambar 9.

    Jumlah Puskesmas 24 Jam

    Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009-2013

    98 104

    130 131

    165

    0

    50

    100

    150

    200

    2009 2010 2011 2012 2013

    Puskesmas 24 Jam

    Sumber : Data Bidang Yankes

    Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat

    di Kalimantan Timur maka dilaksanakan peningkatan pelayanan kesehatan melalui

    Pelayanan yang ada di Puskesmas di Kalimantan Timur yang berjumlah 224 unit

    Puskesmas Induk, 740 unit Puskesmas Pembantu, dan 1 unit Puskesmas Terapung serta

    Puskesmas Keliling sebanyak 323 unit. Dari 224 Puskesmas terdapat 165 Puskesmas

    yang melakukan pelayanan Kesehatan 24 Jam. Jumlah Puskesmas 24 Jam tersebut

    apabila dibandingkan dengan jumlah total kecamatan di Kalimantan Timur maka target

    satu Kecamatan satu Puskesmas 24 jam sudah terpenuhi bahkan melebihi target yaitu

    165 Puskesmas 24 jam berbanding dengan 145 jumlah Kecamatan. Namun apabila

    dilihat distribusinya per Kabupaten/Kota maka belum semua Kecamatan tersedia

    Puskesmas 24 jam, yaitu:

    Kabupaten Kutai Barat yang memiliki 21 Kecamatan baru tersedia 16

    Puskesmas 24 jam.

    Kabupaten Nunukan yang memiliki 15 Kecamatan baru tersedia 12

    Puskesmas 24 jam.

    Kabupaten Malinau yang memiliki 12 Kecamatan baru tersedia 8 Puskesmas

    24 jam.

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    36

    Untuk Kota Bontang yang memiliki 3 Kecamatan, saat ini memiliki 1 Puskesmas 24

    jam. Namun hal tersebut bukan menjadi masalah untuk pelayanan kesehatan di Kota

    Bontang karena fungsi Puskesmas 24 jam yang jumlahnya tidak sebanding dengan

    jumlah Kecamatan dapat teratasi oleh penyediaan Dokter Keluarga, Poliklinik 24 jam

    yang tersebar diseluruh Kota Bontang, dan tersedianya Rumah Sakit Pemerintah dan

    Swasta yang relatif mudah dijangkau oleh warga Kota Bontang. Dari 224 Puskesmas

    yang ada di Kalimantan Timur, terdapat 16 Puskesmas yang berada di Daerah

    Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan ( DTPK ), dimana 16 Puskesmas tersebut

    merupakan puskesmas rawat inap yang dapat memberikan pelayanan kesehatan pada

    masyarakat yang berada di daerah DTPK dengan harapan semua masyarakat yang ada

    di Kalimantan Timur semua dapat mengakses pelayanan kesehatan dengan mudah dan

    terjangkau. Untuk melengkapi puskesmas di Daerah terpencil, Perbatasan dan

    Kepulauan telah dilakukan pelatihan Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD)

    bagi tenaga kesehatan yang terdiri dari Dokter,Bidan /Perawat di 16 Puskesmas DTPK

    ,Pelatihan Penanganan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) . Disamping itu

    puskesmas perbatasan juga telah dilengkapi dengan peralatan kesehatan seperti

    Emergency Kit.

    2. Rumah Sakit.

    Rumah Sakit merupakan pelayanan kesehatan

    rujukan tingkat pertama, kedua dan

    ketiga. Pada tahun 2006 jumlah Rumah

    Sakit adalah 40 unit di Kalimantan Timur

    dan tahun 2007 jumlah Rumah Sakit

    menjadi adalah 43 unit. Tahun 2008

    seluruh Rumah Sakit di Kaltim baik milik

    Pemerintah maupun swasta adalah 48

    unit.

    Pergerakan dari tahun ke tahun memang dirasakan adanya peningkatan Rumah Sakit

    dengan pelayanan yang lebih baik yang diharapkan oleh lapisan masyarakat, di tahun

    2009 tetap 48 unit, ditahun 2010 menjadi 47, ada pengurangn 1 Rumah Sakit berubah

    menjadi klnik (Rs St yosef tring) dan ditahun 2011 menjadi 48 unit (Penhambahan 1

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    37

    Rumah Sakit yaitu Rs Siloam Balikpapan), untuk tahun 2012 menjadi 49 unit

    (Penambahan 1 RS di Samarinda yaitu RS Bersalin H.Thaha Bhakri.

    Jumlah rumah sakit di Kalimantan Timur hingga tahun 2012 tercatat 49 unit yang

    terdiri dari rumah sakit umum daerah 16 unit, rumah sakit swasta 12 unit, rumah sakit

    TNI 4 unit, rumah sakit BUMN 2 unit dan rumah sakit khusus 15 unit. Saat ini

    jumlah Rumah Sakit yang terakreditasi mengalami peningkatan yaitu sebanyak 22

    rumah sakit, sedangkan pada tahun 2009 baru berjumlah 4 rumah sakit. Untuk

    peningkatan pelayanan kesehatan bagi calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) yang

    akan bekerja ke luar negeri (Malaysia) telah ditetapkan Rumah Sakit Umum Daerah

    Nunukan sebagai sarana kesehatan untuk pelayanan pemeriksaan Calon Tenaga Kerja

    Indonesia oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2012

    3. Tenaga Kesehatan.

    Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun

    2012 yang tercatat dan terlaporkan berjumlah 13056. orang. Sedangkan perincian

    menurut kategori jenis tenaga adalah sebagai berikut :

    * Dr. Umum 1012 * Tenaga Gizi 435

    * Dr. Spesialis 464 * Sanitarian 573

    * Dokter Gigi 324 * Kes. Masy 610

    * Perawat 5.256 * Teknisi Medis 441

    * Bidan 3223

    * Tenaga Farmasi 603

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    38

    Gambar 10.

    Proporsi Tenaga Kesehatan

    Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012

    Dokter Umum; 1012

    Dr Spesialis; 464

    Dokter Gigi, 324

    Perawat, 5256Bidan, 3223

    Tenaga Farmasi, 603

    Tenaga Gizi, 298

    Sanitarian, 573

    Kes.Masy, 610

    Tehnisi Medis, 441

    Dokter Umum

    Dr Spesialis

    Dokter Gigi

    Perawat

    Bidan

    Tenaga Farmasi

    Tenaga Gizi

    Sanitarian

    Kes.Masy

    Tehnisi Medis

    Sumber : Dinkes Kab/Kota Se Kaltim

    F. Pelayanan Kesehatan

    Indikator pelayanan kesehatan terdiri atas Persentase Persalinan oleh Tenaga

    Kesehatan, Persentase Desa Yang Mencapai Universal Child Immunization (UCI),

    Persentase Ibu Hamil yang Mendapat Table Fe, Persentase Bayi yang Mendapat ASI

    Eksklusif dan Persentase Keluarga Miskin yang Mendapat Pelayanan Kesehatan.

    Selain itu disajikan juga beberapa indikator yang termasuk dalam indikator pelayanan

    kesehatan, yaitu Persentase Cakupan Pelayanan Antenatal, Persentase Ibu Hamil yang

    mendapat Kapsul Yodium, Persentase Wanita Usia Subur yang Mendapat Kapsul

    Yodium dan Persentase Balita yang Mendapat Kapsul Vitamin A.

    Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Daerah Terpencil,Perbatasan dan

    Kepulauan juga telah dilakukan pelayanan dokter terbang dimana dilakukan pelayan

    kesehatan oleh dokter Spesialis . Pelayanan Dokter Spesialis /Dokter terbang telah

    dilaksanakan di Kabupaten Nunukan di Puskesmas Sei Nyamuk, dan Puskesmas

    Mansalong,Puskesmas Krayan oleh Dokter Spesialis Kandungan (Obgyn). Pelayanan

    dokter terbang di Kabupaten Malinau dilaksanakan di Puskesmas Long Nawang oleh

    Dokter Spesialis Penyakit Dalam.

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    39

    1. Persalinan oleh Tenaga Kesehatan.

    Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun

    2008 adalah 74,92% serta di tahun 2009 adalah 74,37% di tahun 2010 adalah 77,78%

    di tahun2011 adalah 77,80% dan di tahun 2012 ini adalah 79,69% yang menandakan

    bahwa pertolongan persalinan masih banyak ditolong oleh tenaga kesehatan dibanding

    tenaga non kesehatan.

    Gambar 11.

    Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

    Provinsi Kalimantan Timur

    Tahun 2008-2012

    Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

    74,92

    74,37

    79,69

    77,80

    77,78

    71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81

    2008

    2009

    2010

    2011

    2012

    Sumber : - Profil Kesehatan Kab/Kota se Kaltim tahun 2012

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    40

    Gambar 12

    INDIKATOR SPM

    PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2012

    - 100,00 200,00 300,00 400,00 500,00 600,00 700,00 800,00 900,00

    A

    B

    C

    D

    E

    F

    G

    H

    I

    J

    K

    L

    M

    N

    O

    Q

    R

    S

    T

    U

    V

    W

    478,00

    191,00

    191,00

    33,57

    371,99

    75,37

    3,02

    2,38

    8,61

    87,00

    419,28

    49,97

    1,00

    6,39

    237,61

    876,00

    68,45

    8,71

    62,83

    66,50

    11,99

    67,54

    856,00

    191,00

    219,00

    386,93

    523,98

    120,39

    2,96

    6,88

    34,32

    402,70

    620,13

    110,77

    1,00

    15,35

    390,73

    1,33

    84,70

    19,94

    80,13

    82,91

    16,30

    86,44

    55,84

    100,00

    87,21

    8,68

    70,99

    62,60

    101,79

    34,58

    25,09

    21,60

    67,61

    45,11

    99,90

    41,64

    60,81

    65,77

    80,81

    43,70

    78,42

    80,20

    73,55

    78,14

    A/B(%) SASARAN REALISASI

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    41

    SPM telah merupakan isu sentral lintas sektor dalam implementasi desentralisasi.

    Oleh karena itu telah diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) No.65 tahun 2005 tentang

    Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar

    Pelayanan Minimal. Tanpa mengurangi arti serta pentingnya prakarsa daerah dalam

    penyelenggaraan otonominya dan untuk menghindari terjadinya kekosongan

    penyelenggaraan pelayanan dasar kepada masyarakat, Daerah Kabupaten wajib

    melaksanakan kewenangan dalam bidang tertentu, termasuk didalamnya kewenangan

    bidang kesehatan. Pemerintah Pusat bertanggung jawab secara nasional atas keberhasilan

    pelaksanaan otonomi, walaupun pelaksanaan operasionalnya diserahkan kepada pemerintah

    dan masyarakat daerah yang bersangkutan.

    Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2008 tentang Pembagian Urusan

    Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah

    Kab/Kota, merumuskan peran Pemerintah Pusat di era desentralisasi ini lebih banyak

    bersifat menetapkan kebijakan makro, norma, standarisasi, pedoman, kriteria, serta

    pelaksanaan supervisi, monitoring, evaluasi, pengawasan dan pemberdayaan ke daerah,

    sehingga otonomi dapat berjalan secara optimal.

    Untuk menyamakan pengaktualisasian urusan wajib bidang kesehatan di

    Kabupaten/Kota sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.65 tahun 2005 tentang Pedoman

    Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal dan Peraturan Menteri Dalam

    Negeri Nomor 6 tahun 2007 tentang Petunjuk teknis Penyusunan dan Penerapan Standar

    Pelayanan Minimal, maka dalam rangka memberikan panduan untuk penyelenggaraan

    pelayanan dasar di bidang kesehatan kepada masyarakat di daerah telah ditetapkan

    Keputusan Menteri Kesehatan nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar

    Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

    Agar Standar Pelayanan Minimal termaksud dapat diselenggarakan sesuai yang

    diharapkan, perlu disusun suatu Petunjuk Teknis SPM Bidang Kesehatan di

    Kabupaten/Kota.Tujuan Teknis Standar Pelayanan Minimal ini dimaksudkan guna

    memberikan panduan kepada daerah dalam melaksanakan perencanaan, melaksanaan dan

    pengendalian, serta pengawasan dan pertanggung jawaban penyelenggaraan standar

    pelayanan minimal bidang kesehatan di Kabupaten/Kota.

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    42

    Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

    ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman tentang definisi operasional, indikator kinerja,

    ukuran/tujuan, rujukan (buku pedoman, standar teknis), target nasional untuk tahun 2010

    dan 2015, cara perhitungan pencapaian kinerja/target/rumus tujuan, pembilang dan

    penyebut dari rumus, sumber data dan menu langkah-langkah kegiatan untuk masing-

    masing SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.

    Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yakni 2005-2009 hasil pelaksanaan Indikator

    Kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Propinsi Kalimantan

    Timur telah menunjukan hasil yang baik, dimana penyediaan data yang bersumber dari

    Kab/Kota meningkat. Dalam Penyusunan Evaluasi Kinerja Standar Pelayanan Minimal

    (SPM) pada tahun 2010, 2011 dan tahun 2012 pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan ini telah

    dilakukan secara online yakni melalui website. Dimana akses data yang dilakukan untuk

    entry data SPM ini dilakukan oleh Kab/Kota, sehingga data indikator SPM dapat diupload

    melalui Siknas Online melalui www.spm.depkes.go.id telah mencapai 100%.

  • Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.

    43

    BAB V.

    PENUTUP

    Data dan informasi adalah merupakan sumber daya strategis bagi pimpinan dan

    organisasi dalam pelaksanaan manajemen, maka penyajian data dan informasi yang

    berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan.

    Dibidang kesehatan, data dan informasi diperoleh melalui penyelenggaraan sistem

    informasi kesehatan yang baik dan benar. Disadari bahwa sistem informasi kesehatan yang

    ada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan secara

    menyeluruh, ditambah lagi dengan era desentralisasi sekarang ini.

    Profil kesehatan sering kali belum mendapat apresiasi yang memadai, sebab belum

    menyajikan data dan informasi yang diharapkan, namun ini menjadi suatu kewajiban untuk

    melihat pencapaian pembangunan kesehatan di tahun 2010. Berbagai perbaikan terhadap

    derajat kesehatan telah dilaksanakan, hal ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya

    umur harapan hidup dari tahun ketahun, begitu juga dengan angka kematian bayi

    menunjukkan kecendrungan menurun. Upaya dan sarana kesehatan telah dicapai sebagai

    hasil dari pembangunan kesehatan sejalan dengan perbaikan kondisi umum dan perbaikan

    keadaan pendidikan, sosial dan ekonomi masyarakat. Bagaimanapun juga pembangunan

    dibidang kesehatan harus tetap ditingkatkan seiring dengan kebutuhan masyarakat yang

    secara terus menerus meningkat pula, sesuai dengan perkembangan pembangunan.

    Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kualitas profil kesehatan perlu adanya

    terobosan dalam mekanisme pengumpulan data dan informasi secara cepat bersumber dari

    Kab/Kota utamanya bersumber pembiayaan dari APBD Provinsi.

    Samarinda, Juli 2013

  • TABEL 1

    LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,

    DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KAB / KOTA

    PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2012

    LUAS WIL. JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN

    DARATAN RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK

    (km2) TANGGA TANGGA per km

    2

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    1 PASER 231.010,58 96 3 99 230.411 58.162 3,96 21,43

    2 KUTAI BARAT 30.693,90 238 21 259 171.474 40.486 4,08 5,38

    3 KUTAI KARTANEGARA 25.716,41 187 42 229 650.908 155.203 4,04 24,37

    4 KUTAI TIMUR 357.475 135 18 153 265.521 65.324 3,91 8,06

    5 BERAU 34.127 99 10 109 186.003 42.412 4,22 8,16

    6 MALINAU 402.936 108 12 120 64.999 13.061 4,79 1,57

    7 BULUNGAN 1.318.192 71 10 81 117.019 25.900 4,35 8,59

    8 NUNUKAN 142.367,00 219 8 227 146.286 31.709 4,44 10,31

    9 PENAJAM PASER UTARA 3.332,00 25 24 49 148.448 36.295 3,94 45,63

    10 TANA TIDUNG 4.828,58 23 - 23 24.600 3.216 4,73 4,59

    11 BALIKPAPAN 50.330,00 22 5 27 579.137 138.164 4,04 1105,61

    12 SAMARINDA 705,43 - 53 53 755.628 181.347 4,01 1046,82

    13 TARAKAN 250,80 - 20 20 200.847 44.073 4,39 767,92

    14 BONTANG 147,80 - 15 15 149.239 35.743 4,02 880,90

    JUMLAH (KAB/KOTA) 2.602.112,50 1.223 241 1.464 3.690.520 871.095 4,08 18,18

    6,07

    Sumber: - BPS Prov.Kaltim tahun 2011

    JUMLAH

    PENDUDUK

    JUMLAH

    NO KAB / KOTADESA KELURAHAN DESA+KEL.

  • PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2012

    JUMLAHMELEK

    HURUF% JUMLAH

    MELEK

    HURUF% JUMLAH

    MELEK

    HURUF%

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    1 PASER 97,37 96,22 96,83

    2 KUTAI BARAT 98,38 95,37 96,96

    3 KUTAI KARTANEGARA 98,67 96,04 97,45

    4 KUTAI TIMUR 98,51 98,32 98,43

    5 BERAU 97,72 96,05 96,97

    6 MALINAU 94,57 90,47 92,63

    7 BULUNGAN 97,25 93,47 95,44

    8 NUNUKAN 95,99 91,10 93,66

    9 PENAJAM PASER UTARA 95,53 92,57 94,13

    10 TANA TIDUNG 90,33 88,29 89,33

    11 BALIKPAPAN 99,10 97,28 98,22

    12 SAMARINDA 98,47 97,16 97,84

    13 TARAKAN 99,15 96,86 98,02

    14 BONTANG 99,58 98,01 98,81

    0 0 98,22 0 0 96,20 0 0 97,26

    Sumber ; BPS Prov.Kaltim Susenas 2011

    JUMLAH (KAB/KOTA)

    TABEL 4

    PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA

    KAB / KOTA

    JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS

    LAKI-LAKI + PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUANNO

  • TABEL 2

    JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR,

    RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA

    PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2012

    JUMLAH PENDUDUK

    LAKI-LAKI PEREMPUAN

    0-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JUMLAH 0-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JUMLAH

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

    1 PASER 239.221 13.046 24.023 65.141 17.581 2.776 122.567 12.300 22.395 56.760 13.742 2.552 107.749 50,31 113,75

    2 KUTAI BARAT 171.474 8.940 17.726 44.814 13.152 2.979 87.611 8.351 16.505 39.088 11.000 2.536 77.480 52,79 113,08

    3 KUTAI KARTANEGARA 650.908 35.721 64.475 172.801 48.180 8.996 330.173 33.890 60.774 154.426 39.020 8.397 296.507 51,22 111,35

    4 KUTAI TIMUR 265.521 15.161 26.405 77.302 17.712 2.454 139.034 14.266 24.129 64.091 12.347 1.770 116.603 49,10 119,24

    5 BERAU 186.003 10.902 19.113 52.006 12.623 1.950 96.594 10.332 17.880 43.180 9.311 1.782 82.485 52,90 117,10

    6 MALINAU 64.999 3.833 7.069 17.927 4.152 873 33.854 3.622 6.820 14.192 3.349 743 28.726 57,95 117,85

    7 BULUNGAN 117.019 6.748 12.644 30.081 8.980 1.822 60.275 6.231 11.665 25.910 7.101 1.481 52.388 56,32 115,05

    8 NUNUKAN 146.286 8.609 16.400 38.484 9.790 1.888 75.171 7.871 15.233 33.507 7.420 1.639 65.670 57,89 114,47

    9 PENAJAM PASER UTARA 148.448 8.199 15.283 37.198 11.975 2.296 74.951 7.613 14.233 34.473 9.534 2.118 67.971 53,38 110,27

    10 TANA TIDUNG 15.790 943 2.249 7.358 1.537 317 12.404 877 2.102 6.142 1.142 301 10.564 41,96 117,42

    11 BALIKPAPAN 579.137 30.257 52.744 152.180 47.569 6.097 288.847 28.551 48.728 143.463 41.081 6.909 268.732 45,09 107,49

    12 SAMARINDA 755.628 39.157 67.207 207.840 55.561 7.518 377.283 36.724 63.224 195.440 46.547 8.282 350.217 43,95 107,73

    13 TARAKAN 200.847 11.812 19.549 54.786 13.432 1.939 101.518 11.195 18.645 49.227 10.868 1.917 91.852 50,70 110,52

    14 BONTANG 149.239 8.541 15.225 39.253 11.594 808 75.421 7.789 14.373 37.475 7.840 785 68.262 49,42 110,49

    JUMLAH (KAB/KOTA) 3.690.520 201.748 359.477 994.591 273.303 42.571 1.871.690 189.560 336.081 894.791 219.959 41.062 1.681.453 49,13 111,31

    Sumber: - BPS Prov.Kaltim tahun 2011

    RASIO

    BEBAN

    TANG

    GUNGAN

    RASIO

    JENIS

    KELAMIN

    NO KAB / KOTAJUMLAH

    PENDUDUK

  • TABEL 3

    JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR

    PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

    JUMLAH PENDUDUK

    LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN

    1 2 3 4 5

    1 0 - 4 203.162 190.188 393.350

    2 5 - 9 159.596 181.923 341.519

    3 10 - 14 187.936 174.719 362.655

    4 15 - 19 170.916 157.810 328.726

    5 20 - 24 183.956 170.620 354.576

    6 25 - 29 171.060 155.120 326.180

    7 30 - 34 147.556 139.225 286.781

    8 35 - 39 180.156 155.901 336.057

    9 40 - 44 150.402 125.573 275.975

    10 45 - 49 116.310 101.335 217.645

    11 50 - 54 92.548 77.138 169.686

    12 55 - 59 68.255 50.679 118.934

    13 60 - 64 44.342 34.892 79.234

    14 65 - 69 25.808 21.632 47.440

    15 70 - 74 18.056 18.340 36.396

    16 75+ 7.540 7.826 15.366

    Sumber: - BPS Prov.Kaltim

    TAHUN 2012

    3.690.520JUMLAH 1.927.599 1.762.921

    NOKELOMPOK UMUR

    (TAHUN)

  • TABEL 5

    PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS

    MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KAB/KOTA

    PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2012

    LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

    TIDAK/

    BELUM

    PERNAH

    SEKOLAH

    TIDAK/

    BELUM

    TAMAT

    SD/MI

    SD/MI SMP/ MTsSMA/

    SMK/ MA

    AK/

    DIPLOMAUNIV. JUMLAH

    TIDAK/

    BELUM

    PERNAH

    SEKOLA

    H

    TIDAK/

    BELUM

    TAMAT

    SD/MI

    SD/MISMP/

    MTs

    SMA/ SMK/

    MA

    AK/

    DIPLO

    MA

    UNIVERSI

    TASJUMLAH

    TIDAK/

    BELUM

    PERNAH

    SEKOLAH

    TIDAK/

    BELUM

    TAMAT

    SD/MI

    SD/MI SMP/ MTsSMA/

    SMK/ MA

    AK/ DIPLO

    MAUNIV. JUMLAH

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

    1 PASER 3,07 18,27 32,55 19,56 20,54 6,02 100,00 5,36 21,34 31,81 16,55 17,56 7,38 100,00 4,15 19,72 32,20 18,13 19,13 6,66 100,00 106,02 104,15 25,09

    2 KUTAI BARAT 0,67 14,46 32,56 25,17 23,54 3,59 100,00 4,81 15,56 37,11 21,34 18,13 3,05 100,00 2,63 14,98 34,71 23,36 20,99 3,34 100,00 103,59 102,63 19,79

    3 KUTAI KARTANEGARA 1,11 13,55 31,49 19,77 29,00 5,07 100,00 3,88 16,48 33,75 17,90 22,22 5,77 100,00 2,39 14,91 32,54 18,90 25,86 5,40 100,00 105,07 102,39 18,78

    4 KUTAI TIMUR 2,05 17,58 28,85 16,64 31,37 3,50 100,00 2,60 19,56 32,73 19,47 21,59 4,05 100,00 2,30 18,47 30,59 17,91 26,98 3,74 100,00 103,50 102,30 21,07

    5 BERAU 2,68 16,93 28,35 17,75 27,63 6,67 100,00 4,43 20,94 30,03 18,55 20,95 5,11 100,00 3,47 18,74 29,11 18,11 24,61 5,96 100,00 106,67 103,47 40.283,00

    6 MALINAU 4,79 23,54 22,47 15,93 22,53 10,75 100,00 10,48 24,87 20,07 17,14 19,66 7,79 100,00 7,47 24,17 21,33 16,50 21,17 9,35 100,00 1.741,00 3.305,00 77.641,00

    7 BULUNGAN 2,85 21,54 27,11 21,55 19,18 7,76 100,00 6,08 21,16 30,11 19,87 17,54 5,24 100,00 4,39 21,36 28,54 20,75 18,40 6,56 100,00 107,76 104,39 27,44

    8 NUNUKAN 4,58 26,39 27,67 17,72 19,32 4,31 100,00 8,78 26,82 29,73 17,58 13,21 3,89 100,00 6,58 26,59 28,65 17,65 16,41 4,11 100,00 104,31 106,58 35,37

    9 PENAJAM PASER UTARA 4,54 22,36 2