profil kes.prov.kalimantantimur 2012
TRANSCRIPT
-
PROFIL KESEHATANPROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2012
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas berkat Rahmat dan KaruniaNya, sehingga buku
Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur tahun 2012 ini
dapat tersusun. Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur
ini merupakan salah satu hasil penting dari Sistem Informasi
Kesehatan (SIK) dan juga dalam rangka mengetahui sudah
sejauh mana program-program yang telah dilakukan pada
tahun 2012.
Profil Kesehatan ini disusun berdasarkan masukan dari Profil
Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan gambaran
kondisi dan situasi kesehatan Kab/Kota masing-masing dari seluruh Kab/Kota yang ada di
Provinsi Kalimantan Timur serta dari program dan lintas sektor terkait. Profil Kesehatan ini
juga diharapkan bermanfaat bagi Pemerintah, Kab/Kota, Kementerian atau semua pihak
yang berkepentingan. Disamping itu diharapkan juga sebagai referensi yang sesuai dengan
kebutuhan pengguna, sehingga dapat mempercepat tercapainya tujuan dan sasaran
pembangunan kesehatan secara utuh, berdaya guna dan berhasil guna.
Akhir kata, kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam rangka
penyusunan Profil Kesehatan ini, disampaikan terima kasih semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa melimpahkan Rahmat dan HidayahNya kepada kita semua.
Samarinda, September 2013
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Timur,
dr.Hj.Rini Retno Sukesi,M.Kes
Pembina Utama Muda, IV/c
NIP.19590602 198709 2 001
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
2
BAB I.
PENDAHULUAN
Profil Kesehatan ini adalah uraian tentang pencapaian pembangunan kesehatan di
tahun 2012 dan merupakan gambaran situasi kesehatan. Dikatakan bahwa salah satu unsur
utama manajemen kesehatan adalah informasi kesehatan berupa hasil pengumpulan dan
pengolahan data yang merupakan masukan bagi pengambil keputusan di bidang kesehatan.
Dalam pembuatan Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur ini punya maksud dan
tujuan yakni :
- Tersedianya data/informasi tentang kondisi kesehatan dalam rangka meningkatkan
kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna.
- Diperolehnya informasi umum, lingkungan fisik/biologik, perilaku kesehatan
masyarakat, demografi serta sosial ekonomi.
- Diketahuinya derajat kesehatan masyarakat di Provinsi Kalimantan Timur.
Secara sistematik penyajian profil kesehatan Provinsi Kalimantan Timur tahun 2012 adalah
sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang maksud dan tujuan diterbitkannya profil
kesehatan Provinsi Kalimantan Timur. Dalam bab ini diuraikan pula isi dan sistimatika
penyajiannya.
Bab II Gambaran Umum. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Provinsi
Kalimantan Timur yang meliputi keadaan geografi, penduduk, iklim, sosial kemasyarakatan
dan lain-lain.
Bab III Pembangunan Kesehatan. Bab ini menguraikan secara ringkas Visi dan Misi serta
strategi pembangunan kesehatan di Provinsi Kalimantan Timur.
Bab IV - Pencapaian Pembangunan Kesehatan. Bab ini berisi penyajian tentang hasil-hasil
yang telah divapai dalam pembangunan kesehatan di Provinsi Kalimantan Timur
Bab V - Penutup. Bab ini berisi tentang perbaikan akan derajat kesehatan, meningkatnya
umur harapan hidup serta harapan agar buku Profil Kesehatan ini menjadi lebih baik
diterbitkannya setiap tahun.
Lampiran merupakan seluruh tabel yang digunakan dalam penyusunan Profil Kesehatan
Provinsi Kalimantan Timur periode data Januari-Desember 2012
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
3
BAB II.
GAMBARAN UMUM
A. Letak Geografi.
Kalimantan Timur sebagai wilayah administrasi
dibentuk berdasarkan Undang-Undang No.25
tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Otonom Provinsi. Provinsi Kalimantan Timar
terletak pada kedudukan 424 Lintang Utara,
225 Lintang Selatan, 11344 Bujur Timur, dan
11900 Bujur Barat. Posisi Kalimantan Timur
sangat strategis sebagai jalur transportasi laut
internasional karena berbatasan dengan wilayah
perairan Selat Makassar dan Laut Sulawesi yang
merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia II
(ALKI II). Provinsi Kalimantan Timur terletak
dibagian Timur pulau Kalimantan dengan batas-
batas sebagai berikut :
Utara : Negara Bagian Sabah (Malaysia).
Timur : Selat Makassar, Laut Sulawesi
Selatan : Kalimantan Selatan.
Barat : Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Negara Bagian Serawak
(Malaysia).
B. Luas Wilayah dan Topologi.
Provinsi Kalimantan Timur memiliki luas wilayah sebesar 208.657,74 hektar meliputi
wilayah daratan seluas 198.441,17 Ha (80,81%) dan wilayah lautan sejauh 12 mil laut
dari garis pantai terluar kearah laut seluas 10.217,57 Ha (19,19%). Untuk topologi di
Provinsi Kalimantan Timur bergelombang dari kemiringan landai hingga curam, dengan
ketinggian berkisar antara 0-1.000 meter dari permukaan laut (dpl) dengan kemiringan
0-40%. Adapun wilayah berdasarkan kelas lereng meliputi :
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
4
1. Lahan datar, kemiringan 0-2% dengan luas wilayah mencapai 2.093.677 Ha.
2. Lahan bergelombang, kemiringan 2-15% dengan luas wilayah yakni 2.431.802 Ha.
3. Lahan curam, kemiringan 15-40% dengan luas wilayah mencapai 4.476.122 Ha
4. Lahan sangat curam, kemiringan >40% dengan luas mencapai 11..037.899 Ha.
Kondisi fisiografi Provinsi Kalimantan Timur didominasi oleh pegunungan dan dataran.
Wilayah pegunungan sebagian besar tersebar dibagian barat Kabupaten Kutai
Kartanegara, Kutai Timur, Bulungan, Malinau dan Kutai Barat hingga perbatasan
dengan Malaysia. Wilayah pantai, rawa pasang surut, daratan aluvial, jalur endapan dan
sungai berada dikawasan pesisir timur, sedangkan wilayah daratan dan lembah aluvial
umumnya mengikuti arah aliran sungai. .
C. IKLIM.
Karakteristik iklim di Provinsi Kalimantan Timur termasuk iklim tropika humida
dengan curah hujan berkisar antara 1500-4500 milimeter pertahun. Temperatur udara
rata-rata 26 derajat celsius dengan perbedaan temperatur siang dan malam antara 5-7
derajat celsius. Temperatur minimum umumnya terjadi pada bulan Oktober sampai
dengan Januari, sedangkan temperatur maksimum akan terjadi antara bulan Juli sampai
Agustus. Kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata berkisar antara 83-88 persen
dengan kecepatan angin 1-6 knot perjam. Selanjutnya curah hujan pada tahun 2012
sangat beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Catatan rata-rata curah hujan
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
5
di Kaltim berada pada kisaran 117,33-373,73 mm per tahun. Kondisi ini menunjukkan
bahwa curah hujan di Kalimantan Timur masih cukup besar walaupun pada musim
kemarau pernah mencapai diatas 100 mm per bulan.
D. Perekonomian Daerah.
Perkembangan perekonomian di Provinsi Kalimantan Timur selama tahun 2012
kondisinya relatif cukup baik, yakni masih mencatat angka laju pertumbuhan ekonomi
yang positif meski agak melambat dibandingkan kondisi tahun sebelumnya. Selama
tahun 2012 perolehan nilai ekspor netto Kalimantan Timur juga dipicu dari fluktuasi
perkembangan nilai tukar mata uang dollar terhadap rupiah yang menguat. Besaran
APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur pada tahun 2011 juga
mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya dan dari besarannya
mengalami penambahan pada tahun 2012 yakni : 33,2 Triliun.
Dengan demikian anggaran yang sangat besar ini dapat menjadi salah satu modal
penting bagi pemerintah daerah baik di tingkat Provinsi maupun Kab/Kota dalam upaya
memulai kegiatan pembangunan melalui implementasi program Kaltim Bangkit 2013
E. DEMOGRAFI
- PENDUDUK.
Jumlah penduduk dan kepadatan pada suatu wilayah dapat digunakan sebagai tolok
ukur untuk mengetahui kecendrungan penyebaran penduduk. Jumlah penduduk yang
besar cenderung mengelompok pada tempat-tempat tertentu, sehingga menyebabkan
pola penyebaran bervariasi. Kepadatan
penduduk yang tinggi pada umumnya dapat
dijumpai pada daerah-daerah yang mempunyai
aktifitas tinggi, adanya sarana transportasi
yang memadai dan keadaan sosial ekonomi
yang lebih baik. Sebaliknya kepadatan
penduduk yang rendah pada umumnya
terdapat pada daerah-daerah yang aktivitas
ekonomi relatif masih rendah dan keadaan
sarana transportasi yang sulit. Jumlah
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
6
penduduk Kalimantan Timur pada tahun 2008 adalah 3.094.700 jiwa, tahun 2009
tercatat 3.164.800 jiwa dan pada tahun 2010 berdasarkan hasil Sensus Penduduk yakni
3.550.586 jiwa. Dan tahun 2012 peningkatan menjadi 3.690.520 jiwa tercatat Dari
kurun waktu ke waktu tersebut penduduk Kalimantan Timur bertambah sekitar 263.609
jiwa, dengan tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata 3,69 persen setiap tahun. Laju
pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi tidak sepenuhnya disebabkan oleh faktor
alamiah yaitu selisih angka kelahiran dan kematian, namun dipengaruhi oleh faktor
migrasi khusus didaerah perkotaan yaitu Samarinda, Balikpapan, Bontang dan Tarakan.
Hal tersebut dipengaruhi pula adanya sektor industri dan perdagangan yang terjadi
disektor perkotaan yang merupakan sasaran orang luar daerah untuk datang mencari
penghidupan dan mengadu nasib dengan harapan dapat penghidupan yang baik
dibandingkan tempat asalnya.
Dan jika dihitung rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kalimantan Timur pada tahun
2012 tercatat 18,43 orang/km.
Gambar 1.
Jumlah Penduduk Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2008 2012
Sumber : BPS Kaltim
2010
7
2009
2008
Thn
3.094.700 Jiwa
3.164.800 Jiwa
3.550.586 Jiwa
2011-
2012 3.690.520 Jiwa
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
7
Gambar 2. Piramida Penduduk Kaltim Thn 2012
Pada tahun 2012 sebagian besar penduduk Kalimantan Timur berada dikawasan
perkotaan (Samarinda, Balikpapan, Bontang, Tarakan) dengan interval kepadatan
penduduk 1.29 jiwa/km, sedangkan dikawasan pedesaan berada pada posisi kisaran 2-
46 jiwa/km. Berdasarkan pada kelompok umur, maka persentase penduduk yang
berusia 0-14 tahun pada tahun 2010 mencapai 29,44% mengalami peningkatan
dibanding tahun sebelumnya. Sama halnya dengan penduduk dalam kelompok umur
produktif 15-64 tahun adalah 67,24% pada tahun 2010, sebaliknya penduduk berumur
65 tahun keatas turun menjadi 3,32%. Angka rasio ketergantungan merupakan angka
rasio penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun keatas) terhadap
penduduk usia produktif (15-64 tahun) Untuk tahun 2012 tetap adanya pergeseran pada
proporsi penduduk umur muda dan penduduk usia produktif mengakibatkan angka rasio
ketergantungan (dependency ratio) ikut bergeser.
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
8
F. Suku Bangsa, Bahasa dan Budaya.
F.1. Suku Bangsa
Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi terbesar di Indonesia
yang memiliki sumber daya alam yang begitu melimpah dan juga kebudayaan yang
beraneka ragam dan sangat membanggakan. Keragaman budaya, adat istiadat dan
agama yang telah berkembang di Kalimantan Timur, hingga saat ini hidup rukun,
damai dan sejahtera dengan jumlah penduduk yang tersebar diseluruh pelosok
Kaltim. Penduduk asli Kalimantan Timur terdiri dari 3 suku besar yakni Dayak,
Kutai dan Banjar. Seiring dengan perkembangan zaman dengan semakin
meningkatnya aktifitas ekonomi di Kaltim yang diikuti dengan semakin maraknya
arus mudik hingga saat ini telah dihuni dengan berbagai suku dan adat istiadat.
- Terbagi menjadi dua kelompok suku (menurut lingkungan hukum adatnya):
a. Dayak, Kutai, Banjar
* Rumpun Kenyah-Kayan-Bahau (Suku
Dayak Kenyah, Suku Dayak Kayan, Suku
Dayak Bahau )
* Rumpun Ot Danum (Suku Dayak
Benuaq, Suku Dayak Tunjung, Suku
Dayak Bentian)
* Rumpun Punan
* Rumpun Murut (berusu, putuk)
b. Halok terdiri dari Suku Kutai, Suku Banjar, Suku Paser, Suku Tidung dan Suku
Berau Benua.
F.2. Bahasa Daerah.
Bahasa bahasa daerah di Kalimantan Timur merupakan bahasa Austronesia dari
rumpun Malayo-Polynesia, diantaranya adalah Bahasa Banjar, Kutai, Berau dan
bahasa lainnya adalah Bahasa Lundayeh.
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
9
G. Pendidikan.
Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan disuatu negara adalah tersedianya
cukup sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Merujuk pada amanat UUD 1945
beserta amandemennya pasal 31 ayat 2, maka melalui jalur pendidikan pemerintah secara
konsisten berupaya meningkatkan SDM penduduk.
Program wajib belajar 12 tahun, Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) dan
berbagai program pendukung lainnya adalah bagian dari upaya Pemerintah Daerah Provinsi
Kalimantan Timur mempercepat peningkatan kualitas SDM yang pada akhirnya akan
menciptakan SDM yang unggul, kreatif dan produktif.
H. Pemerintah Daerah.
Dengan mempertimbangkan potensi dan kondisi Kalimantan Timur saat ini dan untuk
memenuhi aspirasi yang berkembang dimasyarakat mengenai tantangan lima tahun
kedepan serta memperhatikan amanat konstitusional serta untuk mewujudkan motto
Kaltim Bangkit 2013, maka visi untuk pembangunan adalah sebagai berikut :
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
10
Mewujudkan Kaltim sebagai Pusat Agroindustri Dan Energi Terkemuka Menuju Masyarakat Adil dan Sejahtera
MISI 1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa untuk
mewujudkan Kaltim sebagai Island of Integrity
2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat serta sistem demograsi yang
kondusif.
3. Mewujudkan perbatasan menjadi beranda depan negara dan percepatan
pembangunan diwilayah pedalaman dan terpencil.
4. Mewujudkan struktur ekonomi yang berdaya saing dan pro kerakyatan dengan
konsep pembangunan berkelanjutan.
5. Mewujudkan pemenuhan infrastruktur dasar untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat yang layak dan sejahtera.
6. Mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, trampil dan berakhlak mulia.
7. Mewujudkan perbaikan sistem subsidi, perlindungan sosial dan penanggulangan/
pengentasan masyarakat miskin.
Provinsi Kalimantan Timur memiliki 10 Agenda Prioritas, sebagai berikut :
1. Atasi pengangguran, karena di Kaltim jumlah angkatan kerja, dengan jumlah
lapangan pekerjaan masih belum seimbang.
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
11
2. Pembangunan infrastruktur perekonomian, terutama jalan, jembatan dan pelabuhan.
Jalan trans Kalimantan perlu segera dituntaskan. Begitu pula pembangunan jalan
Kabupaten/Kota.
3. Pelaksanaan komitmen untuk mengalokasikan biaya pendidikan sebesar 20 persen
(di luar gaji dan kesejahteraan guru), pencanangan wajib belajar 12 tahun serta
pendidikan gratis.
4. Penanganan banjir yang melanda Kota Samarinda, Balikpapan, Kab.Kubar dan
Kabupaten/Kota lainnya, terutama sepanjang Daerah Aliran Sungai Mahakam.
5. Pemberdayaan ekonomi rakyat semakin ditingkatkan, terutama memperhatikan pada
sektor riil, sektor informal dan UKM. Begitu pula perlunya mengurangi keterbatasan
akses permodalan.
6. Peningkatan daya beli masyarakat dan peningkatan kesejahteraan PNS/TNI/Polri.
7. Penyelesaian krisis energi, mengurangi ketimpangan antara ketersediaan tenaga
listrik dengan kebutuhan tenaga listrik.
8. Kemandirian/kecukupan pangan dalam rangka ketahanan pangan.
9. Pembangunan kawasan wilayah perbatasan, kawasan pedalaman dan daerah
terpencil. Satu hal yang perlu terobosan khusus, mengingat tingkat kemajuan yang
dicapai pada saat ini relatif lambat.
10. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan memperbaiki iklim investasi.
Seiring dengan perkembangan ekonomi dan untuk mensukseskan pembangunan
yang berkeadilan dan sejahtera, maka pemerintah Provinsi Kalimantan Timur merilis
suatu motto yang dapat dijadikan simbol untuk pembangunan daerah.
Adapun motto tersebut adalah:
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
12
MEMBANGUN KALTIM UNTUK SEMUA
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
13
BAB III.
PEMBANGUNAN KESEHATAN
Dasar-dasar pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah nilai kebenaran dan
aturan pokok sebagai landasan untuk berfikir, berpijak dan bertindak dalam penyusunan
Visi, Misi dan Strategi serta sebagai petunjuk pokok pelaksanaan pembangunan kesehatan
daerah Kalimantan Timur. Dasar-dasar pembangunan kesehatan meliputi komitmen sikap
dan tindakan agar kebenaran setiap upaya kesehatan harus berlandaskan perikemanusiaan
yang dijiwai, digerakan dan dikendalikan oleh keimanan, ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sehingga setiap tenaga kesehatan perlu mempunyai moralitas yang tinggi,
berbudi luhur, memegang teguh etika profesi, harus mampu membangkitkan dan
mendorong peran serta masyarakat dalam memberi pelayanan tanpa memandang perbedaan
suku, golongan, agama dan status ekonomi sosialnya.
Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti IPTEK, harus lebih
mengutamakan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit,
dilaksanakan secara profesional, berhasilguna dan memberikan manfaat yang sebesar -
besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Harapan masyarakat Indonesia,
juga di Kalimantan Timur dimasa depan yang ingin dituju adalah tercapainya kemampuan
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Gambaran derajat kesehatan yang optimal tersebut ditandai dengan menurunnya
angka kejadian sakit dan kematian akibat kesakitan, menurunnya kasus kekurangan gizi
pada usia bayi, balita, usia produktif dan kelompok usia rentan lainnya, membaiknya faktor
lingkungan dan membudayanya perilaku hidup sehat, serta memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, memiliki kualitas
sumber daya manusia yang tangguh, sehat, cerdas, kreatif dan produktif. Gambaran keadaan
masyarakat Kalimantan Timur dimasa depan atau visi yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai :
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
14
Kesehatan untuk semua menuju terwujudnya derajat kesehatan masyarakat
Kalimantan Timur terbaik diluar Jawa dan Bali. Makna dari visi tersebut adalah
akses pelayanan konprehensif yang bermutu dengan mudah diperoleh masyarakat dan
tercapainya MDGs pada akhir 2013 dengan pencapaian diatas rata-rata nasional dan lebih
baik kawasan luar Jawa Bali.
Misi Pembangunan Kesehatan di Kalimantan Timur adalah :
1.Memfasilitasi pemeliharaan dan peningkatan upaya kesehatan yang bermutu, terjangkau
dan berkeadilan
2.Mendorong dan menggerakkan pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat dan
membangun kemitraan dengan lintas sektor
3. Mengembangkan sumber daya kesehatan yang memadai dan berkesinambungan
4. Memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntabel
Adapun strategi dalam pembangunan kesehatan di Provinsi Kalimantan Timur adalah
sebagai berikut :
1.Memfasilitasi peningkatan dan pemerataan jumlah sarana/fasilitas/jaringan dan kualitas
pelayanan kesehatan termasuk daerah perbatasan dan terpencil untuk meningkatkan
akses pelayanan yang berkualitas
2.Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit menular, tidak menular dan wabah
sejak dini dengan penguatan sistem surveilance dan mendorong partisipasi masyarakat
dalam menjaga kebersihan lingkungan serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
3.Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan melalui
peningkatan pemahaman, kesadaran, kemauan masyarakat untuk hidup sehat sebagai
upaya menurunkan angka kematian dan meningkatkan usia harapan hidup.
4.Memfasilitasi pemerataan dan pengembangan sumber daya tenaga kesehatan serta
mengembangkan sistem pembiayaan dan regulasi yang mampu meningkatkan akses dan
kualitas pelayanan kesehatan
5.Meningkatkan manajemen desentralisasi kesehatan yang dinamis dan akuntabel melalui
pengembangan dan pemantapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta
pengendalian program kesehatan dalam konteks desentralisasi dan sistem kesehatan
daerah.
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
15
Misi RPJMN yang terkait dengan bidang kesehatan :
1. Meningkatkan fasilitas dan pelayanan kesehatan masyarakat
2. Menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar dan kualitas kehidupan masyarakat yang
layak dan sejahtera
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik serta menciptakan pemerintahan
yang bersih dan berwibawa untuk mewujudkan Kaltim sebagai Island Of Integrity
4. Memberdayakan dan memperbaiki sistem subsidi, perlindungan sosial, perbaikan,
pemerataan penanggulangan / pengentasan masyarakat miskin.
Faktor Kunci Keberhasilan :
1. Kecepatan dan ketepatan pemberian pelayanan kesehatan yang komprehensif,
berkualitas dan aman oleh setiap sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah, swasta
maupun masyarakat.
2. Kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
3. Adanya komitmen dan dukungan yang kuat dari pemerintah maupun stakeholder di
Provinsi dan Kab/Kota
4. Kerjasama yang solid dan sinergis diantara jajaran kesehatan baik pemerintah, swasta
maupun masyarakat termasuk organisasi profesi dan LSM bidang kesehatan.
Strategi :
1. Meningkatkan dan pemerataan jumlah sarana/fasilitas dan kualitas pelayanan
kesehatan termasuk untuk daerah perbatasan dan terpencil serta pemertaan tenaga
kesehatan
2. Mengembangkan sistem regulasi dan mampu meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan kesehatan
3. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
melalui advokasi, bina suasana dan gerakan masyarakat
4. Meningkatkan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan dan
pengendalian program kesehatan dalam konteks desentralisasi
5. Meningkatkan pembiayaan kesehatan melalui pengembangan dan pemantapan
kebijakan dan manajemen, sistem pembiayaan kesehatan serta mengembangkan
sistem jaminan pemeliharaan kesehatan yang berkeadlian dan berkelanjutan
terutama bagi penduduk miskin
6. Mengembangkan sistem surveilans, monitoring dan sistem informasi kesehatan
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
16
Kebijakan.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tahun 2009-2013 pembangunan
kesehatan dilaksanakan dengan kebijakan sebagai berikut :
1. Memfasilitasi peningkatan cakupan dan mutu pelayanan rumah sakit, puskesmas
serta fasilitas (sarana dan prasarana) pelayanan kesehatan lainnya dan
mengembangkan jaringan pelayanan yang terintegrasi.
2. Memfasilitasi penyediaan pelayanan puskesmas 24 jam yang lengkap dengan
ruang rawat inap dan unit gawat darurat (UGD) mencakup penyediaan sarana dan
prasarananya
3. Mengembangkan manajemen mutu di unit pelaksana teknis yang mendorong
peningkatan pelayanan prima
4. Mengembangkan regulasi yang mendorong terlaksananya pelayanan kesehatan
berkualitas secara merata.
5. Peningkatan upaya-upaya pencegahan penyakit melalui pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan masyarakat (imunisasi, kesehatan jiwa, kesehatan o;ah
raga), peningkatan kesiapsiagaan kegawat daruratan, bencana dan matra serta
penanggulangan kejadian luar biasa/wabah dan penigkatan sistem surveilans
epidemiologi berbasis masyarakat dan fasilitas kesehatan
6. Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dengan meningkatkan kualitas rumah
tangga yang sehat, peningkatan hygiene sanitasi lingkungan perumahan dan
tempat-tempat umum lainnya.
7. Peningkatan pencapaian derajat kesehatan melalui promosi cara hidup sehat dan
membangun kemitraan untuk mengembangkan upaya kesehatan berbasis
masyarakat (Usaha Kesehatan Sekolah, Swasta, Pos Kesehatan Pesantran dan Pos
Kesehatan Desa).
8. Pemberdayaan perempuan dan keluarga untuk berperan serta aktif dalam
meningkatkan mutu kesehatan dan gizi masyarakat
9. Memenuhi kebutuhan, meningkatkan mutu profesionalisme tenaga kesehatan
melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
10. Peningkatan dan pemerataan tenaga medis dan para medis di setiap Kab/Kota
sampai pedalaman/daerah terpencil dan perbatasan
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
17
11. Mengembangkan sistem pembiayaan dan fasilitasi penyediaan bantuan
pembiayaan pelayanan kesehatan pada masyarakat miskin yang berbasis sistem
pra upaya/asuransi/Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
12. Mengembangkan pelayanan dan penyediaan obat, makanan serta melindungi
masyarakat dari bahan-bahan berbahaya
13. Penyelenggaraan aparatur yang bersih berwibawa dengan peningkatan pelayanan
prima melalui penerapan sistem manajemen mutu dan penanganan pengaduan
masyarakat.
14. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan lingkungan kerja aparatur.
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
18
BAB IV.
PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Derajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur-
unsur mortalitas dan yang mempengaruhinya seperti morbiditas dan status gizi. Untuk
kualitas hidup yang digunakan sebagai indikator adalah umur harapan hidup dan angka
kelahiran hidup, sedangkan untuk mortalitas telah disepakati yakni angka kematian bayi per
1000 kelahiran hidup, angka kematian balita per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian
ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup. Pembangunan kesehatan merupakan upaya
untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 28 ayat 1 dan Undang-Undang No.23
tahun 1992 tentang kesehatan. Untuk itu dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang telah dilakukan
berbagai upaya dalam pelayanan kesehatan baik itu dari Puskesmas, Rumah Sakit maupun
klinik dan pihak swasta serta dokter praktek dan bidan praktek.
A. Derajat Kesehatan.
1. Angka Kematian Bayi pada tahun 2009 adalah 23,2 per 1000 kelahiran hidup dan
ditahun 2010 yakni 23 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi dalam
beberapa waktu terakhir tersebut memberikan gambaran adanya peningkatan dalam
kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat, pada tahun 2012 telah
menunjukan penurunan mencapai bergeser 21 per 1000 kelahiran hidup (berdasarkan
SDKI 2012) capaian ini merupakan yang terbaik dibandingkan dengan provinsi lain di
Indonesia.
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
19
Gambar 3.
Angka Kematian Bayi (IMR)
Provinsi Kalimantan Timur tahun 2009-2012
23,223
21
19,5
20
20,5
21
21,5
22
22,5
23
23,5
2009 2010 2012
AKB (IMR)
Sumber : SDKI Thn 2012
Salah satu tujuan dari SDKI 2012 adalah mengukur tingkat dan kecendrungan kematian
bayi dan anak.Angka kematian bayi dan anak yang diestimasi secara langsung berdasarkan
keterangan yang didapat dari bagian riwayat kelahiran dari kuesioner wanita mengenai
tanggal kelahiran anak,status kelangsungan hidup, dan umur saat meninggal untuk anak
yang sudah meninggal. Angka-angka kematian bayi dan anak didefinisikan sebagai berikut :
- Kematian neonatum : peluang meninggal dalam bulan pertama setelah lahir (0-28
hari).
- Kematian pos neonatum : selisih antara kematian
bayi dan kematian neonatum (1-11 bulan).
- Kematian bayi : peluang bayi meninggal sebelum
mencapai ulang tahun pertama dan ulang tahun
kelima (1-4 tahun).
- Kematian balita: peluang anak meninggal
sebelum mencapai ulang tahun kelima (0-4
tahun).
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
20
Kematian bayi dan anak
Angka Kematian neonatum,post-neonatum,bayi,anak, dan balita untuk periode lima
tahunan sebelum survai, Indonesia
Tahun
sebelum
survai
Perkiraan
tahun
kalender
Kematian
neonatum
(NN)
Kematian
postneonatum
(PNN)
Kematian
bayi (
Kematian
anak
Kematian
belita
0-4 2008-2012 19 13 32 9 40
5-9 2003-2007 20 15 35 11 45
10-14 1998-2002 23 21 45 14 58
Dihitung dari selisih antara angka kematian bayi dan kematian neonatum
Sumber : BPS Prov.Kaltim.
Semua angka kematian bayi dan anak hasil SDKI 2012 lebih rendah dari hasil SDKI
2007. Untuk periode lima tahun sebelum survai, angka kematian bayi hasil SDKI 2012
adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Sama dengan pola SDKI 2007, lebih dari
tiga perempat dari semua kematian balita terjadi dalam tahun pertama kehidupan anak dan
mayoritas kematian bayi terjadi pada periode neonates.
Angka kematian bayi turun lebih lambat dalam tahun-tahun akhir, seperti yang
biasa terjadi pada penduduk dengan angka kematian rendah.Angka kematian anak turun
dari 44 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada SDKI 2007 menjadi 40 kematian per 1.000
kelahiran hidup pada SDKI 2012. Pentingnya Angka kematian bayi (AKB) merupakan
indikator untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan disuatu masyarakat,
AKB mencerminkan besarnya masalah kesehatan yang berhubungan langsung dengan
kematian bayi seperti diare, infeksi saluran pernapasan, selain itu AKB juga mencerminkan
tingkat kesehatan ibu,
Indikator ini dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan pemerintah ,
khususnya dibidang kesehatan. Penurunan AKB tersebut antara lain disebabkan oleh
peningkatan cakupan imunisasi bayi, peningkatan cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan, penempatan bidan di desa dan meningkatnya proporsi ibu dengan pendidikan
yang tinggi.
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
21
2. Angka Kematian Balita.
Angka kematian Anak Balita (1-5 tahun) pada tahun 2007 adalah 38 per seribu,
kemudian pada kelahiran hidup namun mengalami peningkatan pada dan untuk
kelahiran hidup (SDKI) peningkatan penrunan meenjadi tahun 2012 sebesar 31 per
seribu.
3. Angka Kematian Ibu
Angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) menunjukkan penurunan yang cukup
berarti yakni pada tahun 2008 sebesar 228 per seratus ribu kelahiran hidup, dan pada
tahun 2009 ini menjadi 137 dan Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran
hidup dan sampai dengan posisi di tahun 2010 adalah 129 per 100.000 kelahiran
hidup, sedangkan pada tahun 2011-2012 Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat
menjadi 134 per 100.000,(Angka Absolut AKI thn 2012 yakni 111.
4. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir
Data UHH mulai 2008 - 2012 membaiknya status kesehatan masyarakat yang
ditujukan dengan menurunnya angka kematian bayi dan kesakitan secara langsung
juga meningkatkan Umur Harapan Hidup (UHH) adalah 70,8 tahun 2008, dan 71
pada tahun 2009, terus meningkat mencapai 71,2 pada tahun 2010 dan tahun 2011
sebesar 71,4, serta mencapai 71,61 pada tahun 2012 yang membutuhkan perhatian
dimasa akan datang serta secara tidak langsung memberikan gambaran tentang
adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat itu sendiri.
B. Kesakitan.
Pada tahun 2012 ini kesakitan merupakan penyakit yang hampir sama dengan tahun
sebelumnya, dimana penyakit dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut masih dominan
di Provinsi Kalimantan Timur. Disusul dengan diare yang merupakan pola penyakit
dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat serta pola hidup ekonomi rendah.
10 BESAR PENYAKIT TERBANYAK RAWAT INAP
RUMAH SAKIT SE KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2012
1. Gastroenteritis Acute 6. Infark Cerbral
2. Gastritis & Duodentis 7. Thypoid Fever
3. Stroke Infark 8. Hypertensi
4. Diabetes Mellitus 9. Noninfective Gastroenteritis
5. D H F 10.Cerebral Infarction, Unspecified
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
22
1.Penyakit Malaria.
Sejak tahun 2009, indikator angka kejadian
malaria tidak lagi berdasarkan gejala klinis
(Annual Malariae Incidence atau AMI),
namun semua kasus harus terkonfirmasi
berdasarkan analisis laboratorium (Annual
Parasite Incidence atau API). Pada tahun
2012, API di Kalimantan Timur sebesar 1,69
per 1000 penduduk, hal ini mengalami
penurunan dibandingkan pada tahun 2011 sebesar 2,10 per 1000 penduduk. Sedangkan
berdasarkan peta endemisitas kasus malaria Provinsi Kalimantan Timur pada tahun
2012 sudah banyak mengalami perubahan jika dibandingkan pada tahun 2010, dari 5
kabupaten/kota High case incidence (Penajam Paser Utara, Kutai Timur, Kutai Barat,
Nunukan dan Tana Tidung),3 kabupaten/kota Middle case incidence (Bulungan, Berau,
Paser) dan 6 Kabupaten/kota low case incidence ( Tarakan, Malinau, Kutai
Kertanegara, Bontang, Samarinda, Balikpapan) menjadi 1 kabupaten High case
incidence (Penajam Paser Utara), 5 kabupaten/kota Middle case incidence (Nunukan,
Berau, Kutai Timur, Kutai Barat, Paser) dan 8 Kabupaten/kota low case incidence yaitu
Tarakan, Tana Tidung, Malinau, Kutai Kertanegara, Bontang, Samarinda, Balikpapan
dan Bulungan.
Dalam rangka pencapai eliminasi malaria di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun
2020, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur melaksanakan beberapa program
kegiatan antara lain :
1) Semua kasus suspect malaria harus berdasarkan konfirmasi laboratorium
2) Pengobatan kasus Malaria harus kombinasi terapi menggunakan Artemisinin
Combination Therapy (ACT).
3) Penggunaan kelambu berinsektisida bagi ibu hamil, bayi dan balita yang
imunisasinya lengkap
4) Mass Blood Survey (MBS) untuk daerah low case incidence
5) Insecticide Rasidual Spraying untuk daerah high case incidence.
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
23
Penyakit malaria masih merupakan permasalahan kesehatan masyarakat di Provinsi
Kalimantan Timur yang sangat mempengaruhi angka kematian dan kesakitan bayi, anak
balita dan ibu, serta menurunkan produktivitas kerja. Umumnya penderita penyakit
malaria ditemukan pada daerah-daerah terpencil dan sebagian besar penderitanya
merupakan golongan ekonomi rendah. Pada angka kesakitan malaria (AMI) tampak
adanya penurunan untuk tahun 2008 turun menjadi 6,26 permil dan tahun 2009 menjadi
7,96 per mil dan turun lagi pada tahun 2010 menjadi 6,42 permil. Pada penyakit
penderita malaria pada tahun 2012 menjadi 1,73 % penurunan Annual Malaria
Incidence (AMI) sesuai grapik dibawah ini ;
Gambar 4.
Annual Malaria Incidence ( AMI / ) Provinsi Kalimantan Timur tahun 2008-2012
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
2009 2010 2011 2012
1,40
2,12 2,10
1,69
Sumber : Bidang P2PL Dinkes Prov.Kaltim tahun 2012
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
24
2.Penyakit TB Paru.
Program Pengendalian Tuberkulosis (TB)
dikalimantan Timur masih belum berjalan dengan
optimal, hal ini dapa dilihat dari rendahnya angka
penemuan kasus TB dengan BTA+ yang masih jauh
berada dibawah angka Nasianal dimana Cakupan
CDR BTA+ hanya mencapai 34,9 % penduduk dari
target Nasional 75 % penduduk. Dari kasus yang
ditemukan, keberhasilan pengobatan penyakit TB ini
mencapai 73,4 % pada tahun 2012.merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan global. Indonesia merupakan
Negara urutan kelima dengan beban TB tertinggi di dunia. Prevalensi penyakit
Tuberkulosis (TB) Paru di Kaltim untuk tahun 2012 adalah 147. Proporsi pasien TB
yang terdeteksi adalah sebanyak 46,16%, dari jumlah tersebut proporsi pasien TB yang
diobati hanya 58,9%. Di Provinsi Kalimantan Timur penemuan penderita TB Paru tahun
2012 adalah 2585 kasus (34,9 %) dengan keberhasilan pengobatan 73,4%, masih
dibawah target nasional yaitu 85%.
Dalam penanggulangan penyakit Tuberkulosis ini diperlukan keterlibatan partisipasi
berbagai pihak pemangku kebijakan pusat maupun daerah, organisasi profesi, komite
ahli TB, lembaga swadaya masyarakat serta mitra internasional dan didukung seluruh
pelaksana di semua tingkatan fasilitas dan penyedia pelayanan kesehatan, swasta dan
stake holders terkait. untuk meningkatkan angka penemuan kasus TB dengan BTA+
dengan cara :
1) Meningkatkan kualitas pemeriksaan TB pada anak dengan memberikan test
mantoux sebagai salah satu parameter dalam sistem skoring TB pada anak.
2) Melakukan pencarian kasus TB pada unreach population (lapas/rutan, daerah
terpencil dan kepulauan).
3) Melakukan kerjasama dengan Dokter Praktek Swasta dengan melibatkan organisasi
profesi (IDI, IDAI, dan lain-lain) untuk mensosialisasikan ISTC (International
Standart for TB Care) yang merupakan pedoman bagi para dokter praktek swasta
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
25
untuk melakukan tatalaksana kasus dan manajemen kasus TB dengan menggunakan
strategi DOTs.
4) Menjadikan seluruh puskesmas dan rumah sakit umum daerah maupun provinsi di
Provinsi Kalimantan Timur melakukan pengendalian program TB dengan Strategi
DOTS.
5) Kolaborasi TB-HIV
6) Menjalin kerjasama dan kemitraan terhadap lembaga swadaya masyarakat yang
peduli dengan Tuberkulosis dan lintas sektor terkait.
7) Meningkatkan kualitas laboratorium sebagai penegak diagnosis TB
3.Acute Flaccid Paralysis (AFP).
Kejadian AFP pada saat ini diproyeksikan sebagai indikator
untuk menilai keberhasilan program eradiksi Polio (Erapo).
Program ini dilaksanakan melalui Pekan Imunisasi Polio
(PIN) dan merupakan wujud dari kesepakatan internasional
dalam pembasmian penyakit polio di Indonesia. Di Propinsi
Kalimantan Timur dilaporkan bahwa ditemukan kasus AFP
dari 100.000 per anak berusia kurang dari 15 tahun. Untuk
kasus dengan AFP Rate 3,75 tahun 2007 yakni 213 anak per 100.000. Dan dari
peningkatan kasus AFP lima tahun ini untuk tahun 2012 anak umur per 100.000
yakni : 167 kasus
4. Prevalensi HIV/AIDS
Prevalensi HIV/AIDS di Provinsi Kalimantan Timur cenderung
ada peningkatan. Pada tahun 2010 prevelensi HIV/AIDS sebesar 0,13 % dan pada
tahun 2012 sebesar 0,18 %. Angka ini masih berada diatas rata-rata Nasional
sebesar 0,15 %. Masalah HIV/AIDS ini merupakan masalah serius yang dihadapi,
mengingat Kalimantan Timur merupakan daerah sentral industry, sehingga terjadi
mobilitas penduduk dari luar provinsi yang dimungkinkan dapat memicu
peningkatan HIV/AIDS.
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
26
Penyakit HIV/AIDS ini merupakan penyakit yang relatif baru dan muncul sebagai
pandemi yang beberapa tahun terakhir ini menunjukkan peningkatan yang sangat
mengkhawatirkan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebar
sentra-sentra pembangunan, meningkatnya prilaku seksual yang tidak aman dan
meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, simultan telah
memperbesar tingkat risiko penyebaran HIV/AIDS. Jumlah penderita HIV/AIDS
dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es, yaitu jumlah penderita yang
dilaporkan jauh lebih kecil dari jumlah penderita yang sebenarnya. Peningkatan
kasus ternyata terjadi dari tahun ke tahun,Apabila pada tahun 2009,jumlah kasus
pengidap HIV/ Aids sebanyak 1,428 orang, maka pada tahun 2012, sebanyak 2.820
orang. diantaranya yang sudah menjadi penderita AIDS berjumlah 882 0rg
diantaranya lagi telah meninggal berjumlah 404 orang.
Kasus terbanyak adalah dari Kota Samarinda, Balikpapan dan Tarakan, karena di 3
Kota tersebut, mendapat bantuan dana dari Global Fund. Namun karena kasus HIV
menyerupai iceberg phenomenon (Fenomena Gunung Es) maka kegiatan surveilans
HIV-AIDS di kabupaten/kota terus ditingkatkan seperti :
1) Adanya klinik KTS (Konseling Testing Sukarela) di beberapa puskesmas
sentinel seluruh rumah sakit di Kabupaten/kota, baik yang statis maupun
mobile.
2) Adanya terapi ARV (Anti retroviral Virus) di beberapa rumah sakit seperti
RSU. A.Wahab Syahrani Samarinda, RS Dirgahayu Samarinda, RSU Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan, RST. Harjanto Balikpapan, RSU Tarakan, RSUD
Bontang dan RSUD Malinau.
3) Layanan IMS pada fasilitas pelayanan kesehatan dengan menggunakan konsep
Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB Komprehensif) yang sudah
dilaksanakan di 17 Puskesmas di Samarinda, Seluruh Puskesmas di Kota
Bontang, beberapa Puskesmas di Kabupaten Kutai Timur dan Seluruh
Puskesmas di Kabupaten Tana Tidung.
4) Pemberian layanan jarum suntik steril bagi pengguna narkoba dengan suntikan
(Penasun)
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
27
5) Layanan Rumatan Methadon bagi para pengguna narkoba di RS. Jiwa Atma
Husada Samarinda, sekarang sedang dilakukan setting layanan serupa di RST.
Harjanto Balikpapan
6) Program PPIA (Pencegahan Penularan HIV-AIDs) dari ibu ke anak, yang ada
di RS. AW. Syahranie Samarinda, RS Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan,
RST. Harjanto Balikpapan,RS Dirgahayu Samarinda dan RSU Tarakan di
Tarakan.
7) Penguatan sistem pencatatan dan pelaporan berbasis individu dengan Sistem
Informasi HIV-AIDS (SIHA).
Untuk rekapitilasi dari seluruh kabupaten dan kota dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 5.
Sumber Data Bidang P2PL Dinkes.Kaltim, 2012
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
28
Apabila dilihat dari segi Epidemologi dapat digambarkan sebagai ( data dari RSU AWS ),
sebagai berikut :
DATA EPIDEMIOLOGI HIV / AIDS DI KALIMANTAN TIMUR. TAHUN 2013 ( FEBRUARI 2013 )
=================================================== a. DISTRIBUSI PENGIDAP HIV / AIDS BERDASARKAN JENIS KELAMIN
DI RSU AWS,( data sd.Febr. 2013 ).
b. DISTRIBUSI PENGIDAP HIV / AIDS BERDASARKAN KELOMPOK UMUR
DI RSU AWS,( data sd.Feb. 2013 )
c. DISTRIBUSI PENGIDAP HIV / AIDS BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN DI RSU AWS,( data sd.Febr. 2013 )
d. DISTRIBUSI PENGIDAP HIV / AIDS BERDASARKAN FAKTOR RESIKO DI RSU AWS,( data sd. Feb.2013 )
e.JENIS KELAMIN L + P =601 Prosentase
a. Laki-laki 309 orang 51,41%
b. Perempuan 292 orang 48,59 %
Kelompok Umur Jumlah orang Prosentase
< 15 th 40 orang 6,6 %
16 24 th 94 orang 15,64 % 25 34 th 297 orang 54,41 % 35 45 th 120 orang 19,96 %
45 th > 50 orang 8,31 %
d. Jenis pekerjaan Jumlah. Prosentase
Pegawai Swasta 357 org 50,91 %
Ibu RT 135 org 18,96 %
Tidak kerja 69 org 10,33 %
Buruh /tani 3 org 0,16 %
Pegawai ( PNS ) 13org 1,44 %
Pelajar 5 org 1 %
Mahasiswa 4 org 1 %
Polri 2 org 1 %
f. Faktor Resiko Jumlah Prosentase
Hetero seks 471 org 78,63 % Narkoba / IDU 71 org 11,85 %
Perinatal 30 org 4,10 %
Anal seks 3 org 0,66 %
Pengguna Tatto 3 org 1 %
Oral Seks 10 orang 1,66 %
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
29
untuk peningkatannnya sangat tajam yakni 1.301 orang penderita dengan penderita yang
meninggal berjumlah 107 orang.
Penyakit ini menyerang bagian penting dari sistem kekebalan tubuh, penyakit ini sangat
melemahkan kekebalan, membuat korban rentan terhadap infeksi yang tampaknya tidak
berbahaya. Dalam tahun 2012 jumlah kasus HIV yakni : 2820 diantaranya yang sudah
menjadi penderita AIDS berjumlah : 882 0rg diantaranya lagi telah meninggal
berjumlah 404 orang.
5.Penyakit Demam Berdarah Dengue
Penyakit Demam Berdarah Dengue telah menyebar di beberapa tempat Kabupaten/Kota
di Provinsi Kalimantan Timur yang semakin meningkat. Penyakit ini sering muncul
sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian yang relatif tinggi, hal ini sejalan
dengan meningkatnya kepadatan penduduk dan mobilitas penduduk. Angka DBD
sangat berfluktuasi dengan siklus puncak 4-5 tahunan.
Gambar 6.
Jumlah Kasus DBD dan Kematian
Prov.Kaltim Tahun 2008-2012
Pend
Kem
Th 2008 Th 2009 Th 2010 Th 2011 Th 2012
5.7775.244
5.862
1.416
3.267
13 43 68 105 103
Penderita Kematian
Ket : Jumlah Kasus
kematian (orang)
Sumber : Bidang P2PL Dinkes Kaltim th 2012
6. Penyakit menular lain
Beberapa penyakit menular lain yang perlu diwaspadai adalah penyakit-penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi yakni Tetanus Neonatorum, Campak, Difteri, Pertusis
dan Hepatitis.
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
30
1). Tetanus Neonatorum
Angka kesakitan dan kematian Tetanus Neonatorum walaupun ada penurunan,
namun sebenarnya masih cukup tinggi.
Melalui program Eliminasi Tetanus Neonatorum, dengan kegiatan surveilans yang
intensif di Rumah Sakit dan Puskesmas, diperoleh gambaran jumlah kasus dan
kematian akibat Tetanus Neonatorum.
2). Penyakit Diare
Penyakit diare merupakan penyakit endemis yang sering menimbulkan Kejadian
Luar Biasa (KLB) dengan kasus dan kematian yang tinggi.
Penyakit diare merupakan penyakit harus diwaspadai artinya bahwa penanganan
yang tepat di Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan yang lain seperti
Puskesmas dan lain-lain sangat penting perananannya dalam mencegah kematian
akibat diare. Di tahun 2012 ini jumlah penderita diare di Kaltim adalah 67.641 orang
dan yang meninggal tidak ada (0).
7. Status Gizi.
Status gizi yang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat saat ini adalah diukur
melalui indikator-indikator status gizi bayi yang diukur dengan Berat Badan Lahir
rendah (BBLR), Status Gizi Balita, status gizi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK)
dan gangguan akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan individu,
karena disamping merupakan factor predisposisi yang dapat memperparah penyakit
infeksi, juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan, bahkan status gizi
janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi yang masih menyusui sangat
dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil dan menyusui
- Gizi Balita.
Fokus dalam meningkatkan gizi pada balita adalah dengan pengukuran melalui berat
badan menurut umur (BB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).
Status gizi buruk dari tahun ke tahun perlu perhatian yang lebih.
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
31
Gambar 7.
Status Gizi Balita di Kaltim Tahun 2009 2010 (Thn.2012)
Sumber : BPS Kaltim, 2009
C. Keadaan Lingkungan
Dalam menggambarkan suatu keadaan lingkungan, maka beberapa indikator seperti
persentase Rumah Sehat dan persentase Tempat-Tempat Umum Sehat serta persentase
Rumah Tangga menurut Sarana Pembuangan Air Besar.
Dalam program penyehatan lingkungan pemukiman bertujuan mewujudkan mutu
lingkungan hidup yang sehat dan kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat fisik,
mental, sosial dan spiritual dari berbagai aspek lingkungan yang membutuhkan sanitasi
perumahan dan pemukiman yang memadai.
* Penyehatan Perumahan.
Perumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Sejalan dengan
bertambahnya penduduk semakin banyak pula rumah hunian yang harus dibangun dan
makin tinggi pula keberhasilan pembangunan yang harus dibangun dan makin tinggi
keberhasilan pembangunan ekonomi yang dicapai akan meningkatkan kualitas rumah
tersebut.
Tingkat kesehatan rumah dan lingkungan antara lain tercermin dari luas lantai, jenis
lantai, jenis dinding, jenis atap, sumber penerangan, sumber air minum serta jamban
yang dimiliki oleh rumah tangga.
Pada dasarnya rumah yang dikatakan sehat adalah bangunan rumah yang ditinggali
memenuhi syarat kesehatan dengan memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang
baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai tidak terbuat dari tanah.
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
32
Di Provinsi Kalimantan Timur persentase Rumah Sehat sejak tahun 2007 hasilnya
sedikit kurang memuaskan yakni 69,21%, sedangkan tahun 2008 adalah 75,88%
terjadi peningkatan namun hal demikian bukanlah merupakan keberhasilan yang
signifikan, karena angkanya tidak konsisten sehingga di tahun 2009 ini turun lagi
menjadi 72,07%. Memang agak sulit untuk merubah perilaku terbaik disekitar
lingkungan kita, apabila tidak didahului dengan sendirinya. Berdasrkan laporan yang
masuk dari Profil Kesehatan Kab/Kota se Kaltim tahun 2010 rumah sehat turun lagi
menjadi 67,58%, bertanda kurangnya perhatian.
D. Perilaku Hidup Masyarakat.
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap
derajat kesehatan yakni dua indikator Persentase Rumah Tangga Ber Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) serta Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri.
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Program terpadu untuk mengetahui
perilaku masyarakat tentang kesehatan
adalah program PHBS, dimana program
ini pendekatannya lebih dititik beratkan
pada penilaian terhadap indicator perilaku
dirumah tangga.
PHBS merupakan tatanan rumah tangga
yang dinilai berdasarkan beberapa indikator yang meliputi (1) Perilaku tidak
merokok, (2) Persalinan oleh Nakes/Pemeriksaaan Kehamilan, (3) Imunisasi, (4)
Penimbangan Balita, (5) Sarapan Pagi, (6) Kepesertaan Dana Sehat, (7) Kebiasaan
mencuci tangan, (8) Kebiasaan menggosok gigi, (9) Olah raga/aktivitas fisik.
Sedangkan indikator lingkungan pada PHBS adalah (1) Sarana air bersih, (2)
jamban, (3) Tempat sampah, (4) Sarana pembuangan air limbah, (5) Ventilasi rumah,
(6) Kepadatan rumah dan (7) Lantai rumah.
Berdasarkan data yang diperolah bahwa di Provinsi Kalimantan Timur PHBS masih
belum menunjukkan hasil yang menggembirakan, karena masih banyaknya
masyarakat yang belum melaksanakan prilaku hidup yang bersih dan sehat atau
masih rendah. Tahun 2012 persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup dan Sehat
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
33
berdasarkan profil kesehatan Kab/Kota se Kaltim ini yang dibina kesehatan
lingkungannya adalah 73,56%, ini berarti menunjukkan adanya peningkatan.
2. Posyandu.
Pembinaan ber PHBS juga dilakukan di Posyandu, sehingga tingkat/strata Posyandu
yang akan dicapai juga menentukan keberhasilan prilaku sehat dimasyarakat. Dan
untuk peningkatan Persentasi Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih & Sehat
(PHBS) berjumlah : 760,127 dan ver PHBS adalah 76,851, jumlah persentasinya
47.6 tahun 2012
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang paling dikenal dewasa ini. Posyandu menyelenggarakan
minimal 5 (lima) program prioritas yaitu Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga
Berencana, Perbaikan Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare.
Untuk meningkatkan kualitas Posyandu telah dilakukan pengelompokkan Posyandu
ke dalam 4 tingkat perkembangan yaitu (1) Posyandu Pratama, (2) Posyandu Madya,
(3) Posyandu Purnama, (4) Posyandu Mandiri. Jumlah Posyandu di Provinsi
Kalimantan Timur sejak tahun 2006 adalah 4.398 unit dan meningkat lagi di tahun
2007 menjadi 4.405 unit serta peningkatan lagi di tahun 2008 adalah 4.481 unit.
Dalam kurun waktu yang terus berjalan kenyataan dilapangan bahwa jumlah
Posyandu terus bertambah yakni menjadi 4.617 unit pada tahun 2010, Dan untuk
Posyandu tahun 2012 menurut Starata Pratama menjadi :741, - 16.89 %, untuk
Madya berjumlah : 1697, - 38.67 %, untuk Purnama berjumlah : 1561, - 35.57,
Mandiri berjumlah : 409, - 9.32, untuk Posyandu Aktif jumlahnya menjadi : 3.159,
persentasinya : 71.99, Se-Kaltim. diharapkan dengan penambahan tersebut
menjadikan pelayanan kesehatan di tingkat dasar menjadi baik dan berkualitas. Dan
pada kenyataannya sangat diharapkan tingkat derajat kesehatan seperti angka
kematian ibu, bayi, dan balita akan menurun serta umur harapan hidup meningkat.
E. Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan.
Untuk menggambarkan akses dan mutu pelayanan kesehatan disajikan beberapa
indikator, antara lain persentase Penduduk yang Memanfaatkan Puskesmas, Persentase
Penduduk Yang Memanfaatkan Rumah Sakit.
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
34
1. Puskesmas.
Puskesmas merupakan sarana pelayanan dasar yang menyelanggarakan kegiatan
promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA),
temasuk keluarga berencana (KB), perbaikan gizi, pemberantasan penyakit menular.
Beberapa Puskesmas yakni Puskesmas Perawatan disamping menyelenggarakan
pelayanan kesehatan seperti Puskesmas pada umumnya juga menyediakan fasilitas
pelayanan rawat inap.
Dengan demikian Puskesmas Perawatan juga berfungsi sebagai Pusat Rujukan
Antara yang melayani penderita gawat darurat sebelum dirawat ke Rumah Sakit.
Adapun jumlah Puskesmas seluruhnya di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun
2008 adalah 208 unit.
Berdasarkan laporan yang ada bahwa telah adanya peningkatan jumlah Puskesmas di
tahun 2009 yakni 214 unit dan tahun 2010 adalah 217 unit, tahun 2011 adalah : 219
dan tahun 2012 adalah 224 unit. Dengan adanya peningkatan Puskesmas diharapkan
mutu pelayanan kesehatan pun ditingkatkan. Untuk meningkatkan cakupan pelayanan
kesehatan dasar, Puskesmas juga didukung oleh Puskesmas Pembantu dan Puskesmas
Keliling.
Gambar 8.
Jumlah Puskesmas, Pusban dan Pusling
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2008-2012
208
660
210214
666
210217
695
209219
695
312
224
716
323
0
100
200
300
400
500
600
700
800
2008 2009 2010 2011 2012
Puskesmas
Pusban
Pusling
Sumber : Dinkes Kab/Kota se Kaltim tahun 2008 -2012
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah membantu upaya peninkatan pelayanan
Puskesmas 24 jam yang jumlahnya hingga tahun 2013 terdapat sebanyak 165
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
35
Puskesmas 24 jam terbesar di 14 Kabupaten/Kota, dimana 16 Puskesmas berada di
Kawasan Perbatasan. Disamping itu telah dilaksanakan pelayaanan kesehatan di daerah
terpencil, perbatasan dan kepulauan melalui kegiatan dokter terbang.
Gambar 9.
Jumlah Puskesmas 24 Jam
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009-2013
98 104
130 131
165
0
50
100
150
200
2009 2010 2011 2012 2013
Puskesmas 24 Jam
Sumber : Data Bidang Yankes
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat
di Kalimantan Timur maka dilaksanakan peningkatan pelayanan kesehatan melalui
Pelayanan yang ada di Puskesmas di Kalimantan Timur yang berjumlah 224 unit
Puskesmas Induk, 740 unit Puskesmas Pembantu, dan 1 unit Puskesmas Terapung serta
Puskesmas Keliling sebanyak 323 unit. Dari 224 Puskesmas terdapat 165 Puskesmas
yang melakukan pelayanan Kesehatan 24 Jam. Jumlah Puskesmas 24 Jam tersebut
apabila dibandingkan dengan jumlah total kecamatan di Kalimantan Timur maka target
satu Kecamatan satu Puskesmas 24 jam sudah terpenuhi bahkan melebihi target yaitu
165 Puskesmas 24 jam berbanding dengan 145 jumlah Kecamatan. Namun apabila
dilihat distribusinya per Kabupaten/Kota maka belum semua Kecamatan tersedia
Puskesmas 24 jam, yaitu:
Kabupaten Kutai Barat yang memiliki 21 Kecamatan baru tersedia 16
Puskesmas 24 jam.
Kabupaten Nunukan yang memiliki 15 Kecamatan baru tersedia 12
Puskesmas 24 jam.
Kabupaten Malinau yang memiliki 12 Kecamatan baru tersedia 8 Puskesmas
24 jam.
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
36
Untuk Kota Bontang yang memiliki 3 Kecamatan, saat ini memiliki 1 Puskesmas 24
jam. Namun hal tersebut bukan menjadi masalah untuk pelayanan kesehatan di Kota
Bontang karena fungsi Puskesmas 24 jam yang jumlahnya tidak sebanding dengan
jumlah Kecamatan dapat teratasi oleh penyediaan Dokter Keluarga, Poliklinik 24 jam
yang tersebar diseluruh Kota Bontang, dan tersedianya Rumah Sakit Pemerintah dan
Swasta yang relatif mudah dijangkau oleh warga Kota Bontang. Dari 224 Puskesmas
yang ada di Kalimantan Timur, terdapat 16 Puskesmas yang berada di Daerah
Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan ( DTPK ), dimana 16 Puskesmas tersebut
merupakan puskesmas rawat inap yang dapat memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat yang berada di daerah DTPK dengan harapan semua masyarakat yang ada
di Kalimantan Timur semua dapat mengakses pelayanan kesehatan dengan mudah dan
terjangkau. Untuk melengkapi puskesmas di Daerah terpencil, Perbatasan dan
Kepulauan telah dilakukan pelatihan Penanganan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
bagi tenaga kesehatan yang terdiri dari Dokter,Bidan /Perawat di 16 Puskesmas DTPK
,Pelatihan Penanganan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) . Disamping itu
puskesmas perbatasan juga telah dilengkapi dengan peralatan kesehatan seperti
Emergency Kit.
2. Rumah Sakit.
Rumah Sakit merupakan pelayanan kesehatan
rujukan tingkat pertama, kedua dan
ketiga. Pada tahun 2006 jumlah Rumah
Sakit adalah 40 unit di Kalimantan Timur
dan tahun 2007 jumlah Rumah Sakit
menjadi adalah 43 unit. Tahun 2008
seluruh Rumah Sakit di Kaltim baik milik
Pemerintah maupun swasta adalah 48
unit.
Pergerakan dari tahun ke tahun memang dirasakan adanya peningkatan Rumah Sakit
dengan pelayanan yang lebih baik yang diharapkan oleh lapisan masyarakat, di tahun
2009 tetap 48 unit, ditahun 2010 menjadi 47, ada pengurangn 1 Rumah Sakit berubah
menjadi klnik (Rs St yosef tring) dan ditahun 2011 menjadi 48 unit (Penhambahan 1
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
37
Rumah Sakit yaitu Rs Siloam Balikpapan), untuk tahun 2012 menjadi 49 unit
(Penambahan 1 RS di Samarinda yaitu RS Bersalin H.Thaha Bhakri.
Jumlah rumah sakit di Kalimantan Timur hingga tahun 2012 tercatat 49 unit yang
terdiri dari rumah sakit umum daerah 16 unit, rumah sakit swasta 12 unit, rumah sakit
TNI 4 unit, rumah sakit BUMN 2 unit dan rumah sakit khusus 15 unit. Saat ini
jumlah Rumah Sakit yang terakreditasi mengalami peningkatan yaitu sebanyak 22
rumah sakit, sedangkan pada tahun 2009 baru berjumlah 4 rumah sakit. Untuk
peningkatan pelayanan kesehatan bagi calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) yang
akan bekerja ke luar negeri (Malaysia) telah ditetapkan Rumah Sakit Umum Daerah
Nunukan sebagai sarana kesehatan untuk pelayanan pemeriksaan Calon Tenaga Kerja
Indonesia oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2012
3. Tenaga Kesehatan.
Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun
2012 yang tercatat dan terlaporkan berjumlah 13056. orang. Sedangkan perincian
menurut kategori jenis tenaga adalah sebagai berikut :
* Dr. Umum 1012 * Tenaga Gizi 435
* Dr. Spesialis 464 * Sanitarian 573
* Dokter Gigi 324 * Kes. Masy 610
* Perawat 5.256 * Teknisi Medis 441
* Bidan 3223
* Tenaga Farmasi 603
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
38
Gambar 10.
Proporsi Tenaga Kesehatan
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012
Dokter Umum; 1012
Dr Spesialis; 464
Dokter Gigi, 324
Perawat, 5256Bidan, 3223
Tenaga Farmasi, 603
Tenaga Gizi, 298
Sanitarian, 573
Kes.Masy, 610
Tehnisi Medis, 441
Dokter Umum
Dr Spesialis
Dokter Gigi
Perawat
Bidan
Tenaga Farmasi
Tenaga Gizi
Sanitarian
Kes.Masy
Tehnisi Medis
Sumber : Dinkes Kab/Kota Se Kaltim
F. Pelayanan Kesehatan
Indikator pelayanan kesehatan terdiri atas Persentase Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan, Persentase Desa Yang Mencapai Universal Child Immunization (UCI),
Persentase Ibu Hamil yang Mendapat Table Fe, Persentase Bayi yang Mendapat ASI
Eksklusif dan Persentase Keluarga Miskin yang Mendapat Pelayanan Kesehatan.
Selain itu disajikan juga beberapa indikator yang termasuk dalam indikator pelayanan
kesehatan, yaitu Persentase Cakupan Pelayanan Antenatal, Persentase Ibu Hamil yang
mendapat Kapsul Yodium, Persentase Wanita Usia Subur yang Mendapat Kapsul
Yodium dan Persentase Balita yang Mendapat Kapsul Vitamin A.
Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Daerah Terpencil,Perbatasan dan
Kepulauan juga telah dilakukan pelayanan dokter terbang dimana dilakukan pelayan
kesehatan oleh dokter Spesialis . Pelayanan Dokter Spesialis /Dokter terbang telah
dilaksanakan di Kabupaten Nunukan di Puskesmas Sei Nyamuk, dan Puskesmas
Mansalong,Puskesmas Krayan oleh Dokter Spesialis Kandungan (Obgyn). Pelayanan
dokter terbang di Kabupaten Malinau dilaksanakan di Puskesmas Long Nawang oleh
Dokter Spesialis Penyakit Dalam.
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
39
1. Persalinan oleh Tenaga Kesehatan.
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun
2008 adalah 74,92% serta di tahun 2009 adalah 74,37% di tahun 2010 adalah 77,78%
di tahun2011 adalah 77,80% dan di tahun 2012 ini adalah 79,69% yang menandakan
bahwa pertolongan persalinan masih banyak ditolong oleh tenaga kesehatan dibanding
tenaga non kesehatan.
Gambar 11.
Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2008-2012
Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
74,92
74,37
79,69
77,80
77,78
71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81
2008
2009
2010
2011
2012
Sumber : - Profil Kesehatan Kab/Kota se Kaltim tahun 2012
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
40
Gambar 12
INDIKATOR SPM
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2012
- 100,00 200,00 300,00 400,00 500,00 600,00 700,00 800,00 900,00
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
Q
R
S
T
U
V
W
478,00
191,00
191,00
33,57
371,99
75,37
3,02
2,38
8,61
87,00
419,28
49,97
1,00
6,39
237,61
876,00
68,45
8,71
62,83
66,50
11,99
67,54
856,00
191,00
219,00
386,93
523,98
120,39
2,96
6,88
34,32
402,70
620,13
110,77
1,00
15,35
390,73
1,33
84,70
19,94
80,13
82,91
16,30
86,44
55,84
100,00
87,21
8,68
70,99
62,60
101,79
34,58
25,09
21,60
67,61
45,11
99,90
41,64
60,81
65,77
80,81
43,70
78,42
80,20
73,55
78,14
A/B(%) SASARAN REALISASI
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
41
SPM telah merupakan isu sentral lintas sektor dalam implementasi desentralisasi.
Oleh karena itu telah diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) No.65 tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal. Tanpa mengurangi arti serta pentingnya prakarsa daerah dalam
penyelenggaraan otonominya dan untuk menghindari terjadinya kekosongan
penyelenggaraan pelayanan dasar kepada masyarakat, Daerah Kabupaten wajib
melaksanakan kewenangan dalam bidang tertentu, termasuk didalamnya kewenangan
bidang kesehatan. Pemerintah Pusat bertanggung jawab secara nasional atas keberhasilan
pelaksanaan otonomi, walaupun pelaksanaan operasionalnya diserahkan kepada pemerintah
dan masyarakat daerah yang bersangkutan.
Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2008 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kab/Kota, merumuskan peran Pemerintah Pusat di era desentralisasi ini lebih banyak
bersifat menetapkan kebijakan makro, norma, standarisasi, pedoman, kriteria, serta
pelaksanaan supervisi, monitoring, evaluasi, pengawasan dan pemberdayaan ke daerah,
sehingga otonomi dapat berjalan secara optimal.
Untuk menyamakan pengaktualisasian urusan wajib bidang kesehatan di
Kabupaten/Kota sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.65 tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 6 tahun 2007 tentang Petunjuk teknis Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal, maka dalam rangka memberikan panduan untuk penyelenggaraan
pelayanan dasar di bidang kesehatan kepada masyarakat di daerah telah ditetapkan
Keputusan Menteri Kesehatan nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
Agar Standar Pelayanan Minimal termaksud dapat diselenggarakan sesuai yang
diharapkan, perlu disusun suatu Petunjuk Teknis SPM Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota.Tujuan Teknis Standar Pelayanan Minimal ini dimaksudkan guna
memberikan panduan kepada daerah dalam melaksanakan perencanaan, melaksanaan dan
pengendalian, serta pengawasan dan pertanggung jawaban penyelenggaraan standar
pelayanan minimal bidang kesehatan di Kabupaten/Kota.
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
42
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman tentang definisi operasional, indikator kinerja,
ukuran/tujuan, rujukan (buku pedoman, standar teknis), target nasional untuk tahun 2010
dan 2015, cara perhitungan pencapaian kinerja/target/rumus tujuan, pembilang dan
penyebut dari rumus, sumber data dan menu langkah-langkah kegiatan untuk masing-
masing SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yakni 2005-2009 hasil pelaksanaan Indikator
Kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Propinsi Kalimantan
Timur telah menunjukan hasil yang baik, dimana penyediaan data yang bersumber dari
Kab/Kota meningkat. Dalam Penyusunan Evaluasi Kinerja Standar Pelayanan Minimal
(SPM) pada tahun 2010, 2011 dan tahun 2012 pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan ini telah
dilakukan secara online yakni melalui website. Dimana akses data yang dilakukan untuk
entry data SPM ini dilakukan oleh Kab/Kota, sehingga data indikator SPM dapat diupload
melalui Siknas Online melalui www.spm.depkes.go.id telah mencapai 100%.
-
Profil Kesehatan Prov.KaltimThn 2012 hal.
43
BAB V.
PENUTUP
Data dan informasi adalah merupakan sumber daya strategis bagi pimpinan dan
organisasi dalam pelaksanaan manajemen, maka penyajian data dan informasi yang
berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan.
Dibidang kesehatan, data dan informasi diperoleh melalui penyelenggaraan sistem
informasi kesehatan yang baik dan benar. Disadari bahwa sistem informasi kesehatan yang
ada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan secara
menyeluruh, ditambah lagi dengan era desentralisasi sekarang ini.
Profil kesehatan sering kali belum mendapat apresiasi yang memadai, sebab belum
menyajikan data dan informasi yang diharapkan, namun ini menjadi suatu kewajiban untuk
melihat pencapaian pembangunan kesehatan di tahun 2010. Berbagai perbaikan terhadap
derajat kesehatan telah dilaksanakan, hal ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya
umur harapan hidup dari tahun ketahun, begitu juga dengan angka kematian bayi
menunjukkan kecendrungan menurun. Upaya dan sarana kesehatan telah dicapai sebagai
hasil dari pembangunan kesehatan sejalan dengan perbaikan kondisi umum dan perbaikan
keadaan pendidikan, sosial dan ekonomi masyarakat. Bagaimanapun juga pembangunan
dibidang kesehatan harus tetap ditingkatkan seiring dengan kebutuhan masyarakat yang
secara terus menerus meningkat pula, sesuai dengan perkembangan pembangunan.
Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kualitas profil kesehatan perlu adanya
terobosan dalam mekanisme pengumpulan data dan informasi secara cepat bersumber dari
Kab/Kota utamanya bersumber pembiayaan dari APBD Provinsi.
Samarinda, Juli 2013
-
TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KAB / KOTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2012
LUAS WIL. JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN
DARATAN RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
(km2) TANGGA TANGGA per km
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 PASER 231.010,58 96 3 99 230.411 58.162 3,96 21,43
2 KUTAI BARAT 30.693,90 238 21 259 171.474 40.486 4,08 5,38
3 KUTAI KARTANEGARA 25.716,41 187 42 229 650.908 155.203 4,04 24,37
4 KUTAI TIMUR 357.475 135 18 153 265.521 65.324 3,91 8,06
5 BERAU 34.127 99 10 109 186.003 42.412 4,22 8,16
6 MALINAU 402.936 108 12 120 64.999 13.061 4,79 1,57
7 BULUNGAN 1.318.192 71 10 81 117.019 25.900 4,35 8,59
8 NUNUKAN 142.367,00 219 8 227 146.286 31.709 4,44 10,31
9 PENAJAM PASER UTARA 3.332,00 25 24 49 148.448 36.295 3,94 45,63
10 TANA TIDUNG 4.828,58 23 - 23 24.600 3.216 4,73 4,59
11 BALIKPAPAN 50.330,00 22 5 27 579.137 138.164 4,04 1105,61
12 SAMARINDA 705,43 - 53 53 755.628 181.347 4,01 1046,82
13 TARAKAN 250,80 - 20 20 200.847 44.073 4,39 767,92
14 BONTANG 147,80 - 15 15 149.239 35.743 4,02 880,90
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.602.112,50 1.223 241 1.464 3.690.520 871.095 4,08 18,18
6,07
Sumber: - BPS Prov.Kaltim tahun 2011
JUMLAH
PENDUDUK
JUMLAH
NO KAB / KOTADESA KELURAHAN DESA+KEL.
-
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2012
JUMLAHMELEK
HURUF% JUMLAH
MELEK
HURUF% JUMLAH
MELEK
HURUF%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 PASER 97,37 96,22 96,83
2 KUTAI BARAT 98,38 95,37 96,96
3 KUTAI KARTANEGARA 98,67 96,04 97,45
4 KUTAI TIMUR 98,51 98,32 98,43
5 BERAU 97,72 96,05 96,97
6 MALINAU 94,57 90,47 92,63
7 BULUNGAN 97,25 93,47 95,44
8 NUNUKAN 95,99 91,10 93,66
9 PENAJAM PASER UTARA 95,53 92,57 94,13
10 TANA TIDUNG 90,33 88,29 89,33
11 BALIKPAPAN 99,10 97,28 98,22
12 SAMARINDA 98,47 97,16 97,84
13 TARAKAN 99,15 96,86 98,02
14 BONTANG 99,58 98,01 98,81
0 0 98,22 0 0 96,20 0 0 97,26
Sumber ; BPS Prov.Kaltim Susenas 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
TABEL 4
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KAB/KOTA
KAB / KOTA
JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS
LAKI-LAKI + PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUANNO
-
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR,
RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2012
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN
0-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JUMLAH 0-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 PASER 239.221 13.046 24.023 65.141 17.581 2.776 122.567 12.300 22.395 56.760 13.742 2.552 107.749 50,31 113,75
2 KUTAI BARAT 171.474 8.940 17.726 44.814 13.152 2.979 87.611 8.351 16.505 39.088 11.000 2.536 77.480 52,79 113,08
3 KUTAI KARTANEGARA 650.908 35.721 64.475 172.801 48.180 8.996 330.173 33.890 60.774 154.426 39.020 8.397 296.507 51,22 111,35
4 KUTAI TIMUR 265.521 15.161 26.405 77.302 17.712 2.454 139.034 14.266 24.129 64.091 12.347 1.770 116.603 49,10 119,24
5 BERAU 186.003 10.902 19.113 52.006 12.623 1.950 96.594 10.332 17.880 43.180 9.311 1.782 82.485 52,90 117,10
6 MALINAU 64.999 3.833 7.069 17.927 4.152 873 33.854 3.622 6.820 14.192 3.349 743 28.726 57,95 117,85
7 BULUNGAN 117.019 6.748 12.644 30.081 8.980 1.822 60.275 6.231 11.665 25.910 7.101 1.481 52.388 56,32 115,05
8 NUNUKAN 146.286 8.609 16.400 38.484 9.790 1.888 75.171 7.871 15.233 33.507 7.420 1.639 65.670 57,89 114,47
9 PENAJAM PASER UTARA 148.448 8.199 15.283 37.198 11.975 2.296 74.951 7.613 14.233 34.473 9.534 2.118 67.971 53,38 110,27
10 TANA TIDUNG 15.790 943 2.249 7.358 1.537 317 12.404 877 2.102 6.142 1.142 301 10.564 41,96 117,42
11 BALIKPAPAN 579.137 30.257 52.744 152.180 47.569 6.097 288.847 28.551 48.728 143.463 41.081 6.909 268.732 45,09 107,49
12 SAMARINDA 755.628 39.157 67.207 207.840 55.561 7.518 377.283 36.724 63.224 195.440 46.547 8.282 350.217 43,95 107,73
13 TARAKAN 200.847 11.812 19.549 54.786 13.432 1.939 101.518 11.195 18.645 49.227 10.868 1.917 91.852 50,70 110,52
14 BONTANG 149.239 8.541 15.225 39.253 11.594 808 75.421 7.789 14.373 37.475 7.840 785 68.262 49,42 110,49
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.690.520 201.748 359.477 994.591 273.303 42.571 1.871.690 189.560 336.081 894.791 219.959 41.062 1.681.453 49,13 111,31
Sumber: - BPS Prov.Kaltim tahun 2011
RASIO
BEBAN
TANG
GUNGAN
RASIO
JENIS
KELAMIN
NO KAB / KOTAJUMLAH
PENDUDUK
-
TABEL 3
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN
1 2 3 4 5
1 0 - 4 203.162 190.188 393.350
2 5 - 9 159.596 181.923 341.519
3 10 - 14 187.936 174.719 362.655
4 15 - 19 170.916 157.810 328.726
5 20 - 24 183.956 170.620 354.576
6 25 - 29 171.060 155.120 326.180
7 30 - 34 147.556 139.225 286.781
8 35 - 39 180.156 155.901 336.057
9 40 - 44 150.402 125.573 275.975
10 45 - 49 116.310 101.335 217.645
11 50 - 54 92.548 77.138 169.686
12 55 - 59 68.255 50.679 118.934
13 60 - 64 44.342 34.892 79.234
14 65 - 69 25.808 21.632 47.440
15 70 - 74 18.056 18.340 36.396
16 75+ 7.540 7.826 15.366
Sumber: - BPS Prov.Kaltim
TAHUN 2012
3.690.520JUMLAH 1.927.599 1.762.921
NOKELOMPOK UMUR
(TAHUN)
-
TABEL 5
PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KAB/KOTA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2012
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
TIDAK/
BELUM
PERNAH
SEKOLAH
TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD/MI
SD/MI SMP/ MTsSMA/
SMK/ MA
AK/
DIPLOMAUNIV. JUMLAH
TIDAK/
BELUM
PERNAH
SEKOLA
H
TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD/MI
SD/MISMP/
MTs
SMA/ SMK/
MA
AK/
DIPLO
MA
UNIVERSI
TASJUMLAH
TIDAK/
BELUM
PERNAH
SEKOLAH
TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD/MI
SD/MI SMP/ MTsSMA/
SMK/ MA
AK/ DIPLO
MAUNIV. JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 PASER 3,07 18,27 32,55 19,56 20,54 6,02 100,00 5,36 21,34 31,81 16,55 17,56 7,38 100,00 4,15 19,72 32,20 18,13 19,13 6,66 100,00 106,02 104,15 25,09
2 KUTAI BARAT 0,67 14,46 32,56 25,17 23,54 3,59 100,00 4,81 15,56 37,11 21,34 18,13 3,05 100,00 2,63 14,98 34,71 23,36 20,99 3,34 100,00 103,59 102,63 19,79
3 KUTAI KARTANEGARA 1,11 13,55 31,49 19,77 29,00 5,07 100,00 3,88 16,48 33,75 17,90 22,22 5,77 100,00 2,39 14,91 32,54 18,90 25,86 5,40 100,00 105,07 102,39 18,78
4 KUTAI TIMUR 2,05 17,58 28,85 16,64 31,37 3,50 100,00 2,60 19,56 32,73 19,47 21,59 4,05 100,00 2,30 18,47 30,59 17,91 26,98 3,74 100,00 103,50 102,30 21,07
5 BERAU 2,68 16,93 28,35 17,75 27,63 6,67 100,00 4,43 20,94 30,03 18,55 20,95 5,11 100,00 3,47 18,74 29,11 18,11 24,61 5,96 100,00 106,67 103,47 40.283,00
6 MALINAU 4,79 23,54 22,47 15,93 22,53 10,75 100,00 10,48 24,87 20,07 17,14 19,66 7,79 100,00 7,47 24,17 21,33 16,50 21,17 9,35 100,00 1.741,00 3.305,00 77.641,00
7 BULUNGAN 2,85 21,54 27,11 21,55 19,18 7,76 100,00 6,08 21,16 30,11 19,87 17,54 5,24 100,00 4,39 21,36 28,54 20,75 18,40 6,56 100,00 107,76 104,39 27,44
8 NUNUKAN 4,58 26,39 27,67 17,72 19,32 4,31 100,00 8,78 26,82 29,73 17,58 13,21 3,89 100,00 6,58 26,59 28,65 17,65 16,41 4,11 100,00 104,31 106,58 35,37
9 PENAJAM PASER UTARA 4,54 22,36 2