profil kesehatan maluku - kemkes.go.id · (jampersal) yang merupakan jaminan paket pembiayaan sejak...

329

Upload: others

Post on 23-Oct-2019

38 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PROFIL KESEHATAN MALUKU TAHUN 2013

DINAS KESEHATAN PROVINSI MALUKU 2014

ii

TIM PENYUSUN

Pengarah dr. Meikyal Pontoh, M.Kes

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku

Ketua

Hasan Mulud, SH

Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Maluku

Anggota Helda de Jong, SKM, M.Kes; Regginald Pattiasina; Ny. J. Lekatompessy;

Hervino Haurissa; Jane Pakaila, SKM; Hasan Wally; Sony Lokollo, SKM; Daimon

Hehamony, Amd.KL; Christina Panjaitan, SKM; Dewi Puspitarini, S.Psi;

Dominggus Jotlely, SKM; Rinny Hukubun, SKM; Ismail Angkotasan, SKM.

Kontributor Sekretariat; Bidang Pelayanan Kesehatan; Bidang Penanggulangan Penyakit

dan Bencana; Bidang Farmasi dan Makanan; Bidang Pemberdayaan dan

Promosi Kesehatan

Redaksi

Dinas Kesehatan Provinsi Maluku

Jl. Dewi Sartika Karang Panjang, Ambon 97121

Telp : (0911) 355668 – 355158 – 314764 – 345924

Fax : (0911) 355986

Email : [email protected]

iii

KATA PENGANTAR

SEKRETARIS DINAS KESEHATAN PROVINSI MALUKU

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat

menyelesaikan Profil Kesehatan Maluku 2013 ini dengan baik. Profil Kesehatan

Maluku merupakan salah satu media publikasi data dan informasi yang terkait

dengan situasi dan kondisi kesehatan yang relatif komprehensif. Sumber data

Profil Kesehatan Maluku berasal dari unit teknis di lingkungan Dinas Kesehatan

Provinsi Maluku serta serta institusi lain yang memiliki data terkait bidang

kesehatan seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Data yang ditampilkan pada Profil Kesehatan Maluku dapat membantu kita

dalam membandingkan capaian pembangunan kesehatan antara satu

kabupaten/kota dengan kabupaten/kota lainnya, mengukur capaian

pembangunan kesehatan di Maluku, serta sebagai dasar untuk perencanaan

program pembangunan kesehatan selanjutnya.

Buku Profil Kesehatan Maluku 2013 ini disajikan dalam bentuk cetakan dan soft

copy (CD). Semoga publikasi ini dapat berguna bagi semua pihak, baik

pemerintah, organisasi profesi, akademisi, sektor swasta dan masyarakat serta

berkontribusi secara positif bagi pembangunan kesehatan di Maluku.

iv

Kritik dan saran kami harapkan sebagai penyempurnaan profil yang akan

datang. Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Profil

Kesehatan Maluku 2013 ini, kami mengucapkan terima kasih.

Ambon, Oktober 2014 Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Maluku HASAN MULUD, SH NIP. 19621119 199103 1 005

v

KATA SAMBUTAN

KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI MALUKU

Data dan informasi merupakan salah satu komponen krusial dalam

pembangunan kesehatan yang berperan pada tahap perencanaan sebelum

pengambilan keputusan dilakukan. Oleh karena itu, Saya menyambut gembira

atas terbitnya Profil Kesehatan Maluku 2013. Undang-Undang Nomor 36 Tahun

2009 Tentang Kesehatan secara gamblang mengamanatkan bahwa setiap

orang berhak atas informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan

bertanggung jawab. Dengan demikian sudah menjadi tugas kita bersama selaku

pemangku kepentingan di sektor kesehatan untuk menyediakan data dan

informasi yang berkualitas.

Profil Kesehatan Maluku 2013 sebagai media publikasi data dan informasi

kesehatan terus melakukan perbaikan dan pembenahan sehingga dapat

menyajikan data dan informasi yang lebih berkualitas, valid, dan konsisten.

Pemenuhan kelengkapan data dan ketepatan waktu pengiriman data baik dari

segi cakupan wilayah maupun indikator merupakan masalah utama yang ditemui

dalam proses penyusunan Profil Kesehatan Maluku.

Oleh karena itu, dibutuhkan penguatan komitmen terhadap integrasi data

dan informasi serta koordinasi antara provinsi dan kab/kota.

vi

Apresiasi yang setinggi-tingginya Saya berikan kepada semua pihak yang

berperan dalam proses penyusunan Profil Kesehatan Maluku 2013 dari hulu

sampai hilir. Saya sangat berharap publikasi ini bisa menjadi acuan dalam hal

data dan informasi bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap upaya

pembangunan kesehatan di Maluku.

Ambon, Oktober 2014 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku dr. MEIKYAL PONTOH, M.Kes NIP. 19631027 199703 2 001

vii

DAFTAR SINGKATAN

ACLS : Advanced Cardiac Life Support

AFP : Acute Flaccid Paralysis

AHH : Angka Harapan Hidup

AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome

AKABA : Angka Kematian Balita

AKB : Angka Kematian Bayi

-Infant Mortality Rate (IMR)

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

-Infant Uterine Device (IUD)

AKI : Angka Kematian Ibu

-Maternal Mortality Rate (MMR)

AKN : Angka Kematian Neonatal

-Neonatal Mortality Rate

AMI : Annual Parasite Incidence

ASI Ekslusif : Pemberian Air Susu Ibu saja tanpa tambahan

makanan dan minuman lain kepada bayi

sejaklahir sampai usia 6 bulan

AVLOS : Average Length of Stay = Rata-rata lamanya

lamanya pasien dirawat)

BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah

BCG : Bacille Calmette Guerin

BOK : Bantuan Operasional Kesehatan

BOR : Bed Occupancy Ratio = angka penggunaan

tempat tidur

BPS : Badan Pusat Statistik

BTA+ : Basil Tahan Asam positif

BTO : Bed Turn Over

CBR : Crude Birth Rate = Angka Kelahiran Kasar

CDR : Case Detection Rate

CFR : Case Fatality Rate

viii

CNR : Case Notification Rate

CR : Cure Rate = Angka Kesembuhan

DAK : Dana Alokasi Khusus

DBD : Demam Berdarah Dengue

DBK : Daerah yang Bermasalah Kesehatan

DO Rate : Drop Out Rate

DOTS : Directly Observed Treatment Shortcourse

DPT : Diphteri Pertusis Tetanus

DTPK : Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan

GDR : Gross Death Rate= Angka Kematian Umum

Hb : Haemoglobin

HIV : Human Immunodeficiency Virus

IGD : Instalasi Gawat Darurat

IKOT : Industri Kecil Obat Tradisional

IMS : Infeksi Menular Seksual

IOT : Industri Obat Tradisional

IPM : Indeks Pembangunan Manusia

IR : Incidence Rate

ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut

IUD : Intra Uterine Device

Jamkesmas : Jaminan Kesehatan Masyarakat

Jampersal : Jaminan Persalinan

K1 : Kunjungan baru ibu hamil, yaitu kunjungan

ibu Hamil pertama kali pada masa kehamilan

K4 : Kontak minimal empat kali selama masa

kehamilan untuk mendapatkan pelayanan

antenatal, yang terdiri atas minimal satu kali

kontakpada trimester pertama, satukali pada

trimester kedua dan duakali pada trimester

ketiga

KB : Keluarga Berencana

KEP : Kurang Energi Protein

ix

KF3 : Kunjungan Nifas; pelayanan kepada ibu nifas

sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan

s.d3 hari; pada minggu ke II, dan pada

minggu ke VI termasuk pemberian vitamin A

2 kali serta persiapan dan/atau pemasangan

KB pasca persalinan

KIE : Komunikasi, Informasi dan Edukasi

KLB : Kejadian Luar Biasa

KN1 : Kunjungan Neonatus 1; pelayanan kesehatan

neonatal dasar. Kunjungan ke 1 (pertama)

pada6-24 jam setelah lahir

KN Lengkap : Kunjungan Neonatus Lengkap; pelayanan

kesehatan neonatal dasar meliputi ASI

ekslusif, pencegahan infeksi berupa

perawatan mata, tali pusat, pemberian

vitamin K1 injeksi bila tidakdiberikan pada

saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B1

bila tidak diberikan pada saat lahir, dan

manajemen terpadu bayi muda. Dilakukan

sesuai standar sedikitnya 3 kali, pada 6-24

jamsetelah lahir, pada 3-7 hari dan pada 28

hari setelah lahir yang dilakukan di fasilitas

kesehatanmaupun kunjungan rumah

Kunjungan Bayi : Kunjungan bayi umur 29 hari – 11 bulan di

sarana pelayanan. Setiap bayi memperoleh

memperoleh pelayanan keseahatan minimal 4

kaliyaitu satu kali pada umur 29 hari - 3

bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, 1 kali

pada umur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan

tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar

(BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, Campak),

stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh

x

kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan

perawatan kesehatan bayi

LOS : Length of Stay; Rata-rata lama perawatan

Seorang pasien

MDG : Millenium Development Goals

MOP : Metode Operatif Pria; cara kontrasepsi

dengantindakan pembedahan pada saluran

sperma

MOW : Metode Operatif Wanita; cara kontasepsi

dengantindakan pembedahan pada saluran

telur wanita

MP ASI : Makanan Pendamping Asi Susu Ibu

NCDR : Newly Case Detection Rate

NDR : Net Death Rate

OAT : Obat Anti Tuberkolosis

ODHA : Orang dengan HIV/AIDS

P4K : Program perencanaan persalinan dan

pencegahan komplikasi

PD3I :Penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi

PDBK :Penanggulangan Daerah Bermasalah

Kesehatan

PHBS : Perilaku hidup bersih dan sehat

PKPR : Pelayanan kesehatan peduli remaja

PMS : Penyakit menular seksual

Polindes : Pondok bersalin desa

POMP : Pemberian obat missal pencegahan program

untuk filariasis

PONED : Pelayanan emergensi obstetric dan neonatal

dasar

PONEK : Pelayanan emergensi obstetric dan neonatal

Komprehensif

xi

Posbindu : Pos pembinaan terpadu

Poskesdes : Pos kesehatan desa

Posyandu : Pos pelayanan terpandu

PN (salinakes) : Persalinan oleh tenaga kesehatan

PSN : Pemberantasan sarang nyamuk

PTT : Pegawai Tidak Tetap

PUS : Pasangan usia subur

Puskesmas : Pusat kesehatan masyarakat

PWS KIA :Pemantauanwilayah setempat kesehatan ibu

dananak

RDT : Rapid Diagnostic Test

RITL : Rawat inap tingkat lanjut

RITP : Rawat inap tingkat pertama

RJTL : Rawat jalan tingkat lanjut

SEARO : WHO South East Asia Regional Office

SPM : Standar Pelayanan Minimal

SR : Success Rate

STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

TB : Tuberkolosis

TFR : Total Fertility Rate = Angka fertilitastotal;

jumlah rata-rata anak yang dilahirkan setiap

wanita

TN : Tetanus Neonaturum

TOGA : Tanaman obat keluarga

TOI : Turn Over Interval=tenggang perputaran;

rata-rata hari dimana tempat tidur tidak

ditempati

dari telah diisi ke saat terisi berikutnya

TPT : Tingkat pendidikan tertinggi

TT : Tetanus Toksoid

xii

UCI : Universal Child Immunization; tercapainya

imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-

11 bulan), ibu hamil, wanita usia subur dan

anaksekolah tingkat dasar. Imunisasi dasar

lengkap pada bayi meliputi: 1 dosis BCG, 3

dosis DPT, 4 dosis polio, 4 dosis hepatitis B, 1

dosis campak.Pada ibu hamil dan wanita usia

subur meliputi 2 dosis TT. Untuk anak

sekolah tingkat dasarVmeliputi 1 dosis DT, 1

dosis campak dan 2 dosis TT.

UHH : Usia Harapan Hidup; jumlah rata-rata usia

yangdiperkirakan pada seseorang atas dasar

angka kematian pada masa tersebut yang

cenderung tidak berubah di masa mendatang

UKBM : Upaya Kesehatan Masyarakat Bersumberdaya

Masyarakat; Bentuk UKBM yang adalah

Poskesdes, Polindes, Pos UKK, Poskestren,

TOGA, Saka Bhakti Husada, dan lain-lain

UKS : Usaha Kesehatan Sekolah

VAR : Vaksin Anti Rabies

VCT : Voluntary, Counseling, and Testing

WHO : World Health Organization

WUS : Wanita Usia Subur; keadaan organ

reproduksinyaberfungsinya dengan baik

antara umur 20-45 tahun

xiii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Singkatan

Daftar Gambar

Daftar Tabel

Daftar Lampiran

Daftar Isi

BAB 1 DEMOGRAFI

A. KEADAAN PENDUDUK

B. KEADAAN EKONOMI

C. KEADAAN PENDIDIKAN

D. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

BAB 2 SARANA KESEHATAN A. PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

1. Puskesmas dengan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal

Emergensi Dasar (PONED)

2. Puskesmas dengan Pelayanan Kesehatan

Peduli Remaja (PKPR)

3. Puskesmas dengan Upaya Kesehatan Kerja

4. Puskesmas dengan Upaya Kesehatan Olahraga

5. Puskesmas dengan Tatalaksana Kasus Kekerasan

terhadap Anak (KtA)

6. Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer

B. RUMAH SAKIT

1. Jumlah dan Jenis Rumah Sakit

2. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi

Komprehensif (PONEK)

xiv

C. SARANA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

1. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan

Alat Kesehatan

2. Ketersediaan Obat dan Vaksin

3. Penggunaan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

D. UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT

E. INSTITUSI PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN POLTEKKES

1. Jumlah Poltekkes

2. Peserta Didik

3. Lulusan

BAB 3 TENAGA KESEHATAN A. JUMLAH DAN RASIO TENAGA KESEHATAN

1. Tenaga Kesehatan di Puskesmas

2. Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit

B. TENAGA KESEHATAN DENGAN STATUS PEGAWAI

TIDAK TETAP (PTT)

C. TENAGA KESEHATAN DENGAN STATUS PENUGASAN

KHUSUS

D. REGISTRASI TENAGA KESEHATAN

BAB 4 PEMBIAYAAN KESEHATAN A. ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN

B. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

BIDANG KESEHATAN

C. JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

D. BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN

xv

BAB 5 KESEHATAN KELUARGA

A. KESEHATAN IBU

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin

3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

4. Pelayanan/Penanganan Komplikasi Kebidanan

5. Pelayanan Kontrasepsi

B. KESEHATAN ANAK

1. Berat Badan Lahir Bayi

2. Penanganan Komplikasi Neonatal

3. Pelayanan Kesehatan Neonatal

4. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi

5. Proses Bayi Mulai Mendapat ASI

6. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif

7. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Balita Usia 6 – 59 Bulan

8. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu (D/S)

9. Imunisasi

a. Imunisasi Dasar pada Bayi

b. Universal Child Immunization

10. Pelayanan Kesehatan Anak Balita

11. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat

12. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)

C. STATUS GIZI

1. Status Gizi Balita

2. Status Gizi Penduduk Dewasa

xvi

BAB 6 PENGENDALIAN PENYAKIT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

A. PENGENDALIAN PENYAKIT

1. PenyakitMenular

a. Tuberkulosis Paru

b. HIV & AIDS

c. Pneumonia

d. Kusta

e. Diare

f. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

g. Demam Berdarah Dengue (DBD)

h. Chikungunya

i. Filariasis

j. Malaria

k. Rabies

l. Leptospirosis

2. PENYAKIT TIDAK MENULAR

a. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

b. Penyakit Kanker

c. Penyakit Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik

d. Penyakit Kronis dan Degeneratif

B. KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Air Minum

2. SanitasiLayak

3. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Luas wilayah, jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk,

jumlah rumah tangga dan kepadatan pendudukProvinsi

Maluku Tahun 2013

Lampiran 2 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin, kelompok umur,

rasio beban tanggungan, rasio jenis kelamin Provinsi

Maluku Tahun 2013

Lampiran 3 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok

umur Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 4 Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melek

huruf menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 5 Persentase penduduk laki-laki dan perempuan 10 tahun ke

atas menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan di

Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 6 Jumlah kelahiran menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku

Tahun 2013

Lampiran 7 Jumlah kematian bayi dan balita menurut jenis kelamin di

Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 8 Jumlah kematian ibu menurut kelompok umur di Provinsi

Maluku Tahun 2013

Lampiran 9 Jumlah kasus AFP (Non Polio) dan AFP Rate (Non Polio) di

Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 10 Jumlah kasus baru TB Paru dan kematian akibat TB Paru

menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 11 Jumlah kasus dan angka penemuan kasus TB Paru BTA+

menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 12 Jumlah kasus dan kesembuhan TB Paru BTA+ menurut

jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 13 Penemuan kasus pneumonia balita menurut jenis kelamin di

Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 14 Jumlah kasus baru HIV, AIDS dan infeksi menular seksual

(IMS) lainnya menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku

Tahun 2013

xviii

Lampiran 15 Persentase donor darah diskrining terhadap HIV menurut

jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 16 Kasus diare yang ditangani menurut jenis kelamin di

Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 17 Jumlah kasus baru kusta menurut jenis kelamin di Provinsi

Maluku Tahun 2013

Lampiran 18 Kasus baru kusta 0-14 tahun dan cacat tingkat 2 menurut

jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 19 Jumlah kasus dan angka prevalensi penyakit kusta menurut

jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 20 Persentase penderita kusta selesai berobat menurut jenis

kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 21 Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi (PD3I) menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku

Tahun 2013

Lampiran 22 Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi (PD3I) menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku

Tahun 2013

Lampiran 23 Jumlah kasus DBD menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku

Tahun 2013

Lampiran 24 Kesakitan dan kematian akibat malaria menurut jenis

kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 25 Penderita filariasis ditangani menurut jenis kelamin di

Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 26 Bayi berat badan lahir rendah menurut jenis kelamin di

Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 27 Status gizi balita menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku

Tahun 2013

Lampiran 28 Cakupan kunjungan ibu hamil, persalinan ditolong tenaga

kesehatan dan pelayanan kesehatan ibu nifas di Provinsi

Maluku Tahun 2013

Lampiran 29 Persentase cakupan imunisasi TT pada ibu hamil di Provinsi

Maluku Tahun 2013

xix

Lampiran 30 Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet FE1 dan FE3 di

Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 31 Jumlah dan persentase ibu hamil dan neonatus risiko

tinggi/komplikasi ditangani menurut jenis kelamin di Provinsi

Maluku Tahun 2013

Lampiran 32 Cakupan pemberian vitamin A pada bayi, anak balita dan

ibu nifas menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun

2013

Lampiran 33 Proporsi peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi di

Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 34 Proporsi peserta KB baru menurut jenis kontrasepsi di

Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 35 Jumlah peserta KB baru dan KB aktif di Provinsi Maluku

Tahun 2013

Lampiran 36 Cakupan kunjungan neonatus menurut jenis kelamin di

Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 37 Cakupan kunjungan bayi menurut jenis kelamin di Provinsi

Maluku Tahun 2013

Lampiran 38 Cakupan desa/kelurahan UCI di Provinsi Maluku Tahun

2013

Lampiran 39 Cakupan imunisasi DPT, HB dan campak pada bayi

menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 40 Cakupan imunisasi BCG dan polio pada bayi menurut jenis

kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 41 Jumlah bayi yang diberi ASI EKSLUSIF menurut jenis

kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 42 Pemberian makanan pendamping ASI anak usia 6-23 bulan

keluarga miskin menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku

Tahun 2013

Lampiran 43 Cakupan pelayanan anak balita menurut jenis kelamin di

Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 44 Jumlah balita ditimbang menurut jenis kelamin di Provinsi

Maluku Tahun 2013

xx

Lampiran 45 Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan

menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 46 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 47 Cakupan pelayanan kesehatan siswa SD dan setingkat

menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 48 Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut menurut jenis

kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 49 Persentase sarana kesehatan dengan kemampuan

pelayanan gawat darurat (gadar) level I di Provinsi Maluku

Tahun 2013

Lampiran 50 Jumlah penderita dan kematian pada KLB menurut jenis

KLB di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 51 Desa/kelurahan terkena KLB yang ditangani <24 jam di

Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 52 Pelayanan kesehatan gigi dan mulut menurut jenis kelamin

di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 53 Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD dan

setingkat menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun

2013

Lampiran 54 Jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan di Provinsi Maluku

Tahun 2013

Lampiran 55 Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar

menurut jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 56 Cakupan pelayanan rawat jalan masyarakat miskin (Dan

hampir miskin) menurut strata sarana kesehatan, jenis

kelamin di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 57 Cakupan pelayanan rawat inap masyarakat miskin (Dan

hamper miskin) menurut strata jenis kelamin menurut strata

sarana kesehatan, jenis kelamin di Provinsi Maluku Tahun

2013

Lampiran 58 Jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap dan kunjungan

gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan di Provinsi

Maluku Tahun 2013

xxi

Lampiran 59 Angka kematian pasien di rumah sakit di Provinsi Maluku

Tahun 2013

Lampiran 60 Indikator kinerja pelayanan di rumah sakit Provinsi Maluku

Tahun 2013

Lampiran 61 Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan

sehat di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 62 Persentase rumah sehat di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 63 Persentase rumah/bangunan bebas jentik nyamuk aedes di

Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 64 Persentase keluarga menurut jenis sarana air bersih yang

digunakan di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 65 Persentase keluarga menurut sumber air minum yang

digunakan di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 66 Persentase keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi

dasar di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 67 Persentase tempat umum dan pengelolaan makanan

(TUPM) sehat di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 68 Persentase institusi dibina kesehatan lingkungannya di

Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 69 Ketersediaan obat di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 70 Jumlah sarana pelanyanan kesehatan menurut kepemilikan

di Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 71 Sarana pelayanan kesehatan dengan kemampuan labkes

dan memiliki 4 spesialis dasar di Provinsi Maluku Tahun

2013

Lampiran 72 Jumlah posyandu menurut strata di Provinsi Maluku Tahun

2012

Lampiran 73 Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) di

Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 74 Jumlah tenaga medis di sarana kesehatan Provinsi Maluku

Tahun 2013

Lampiran 75 Jumlah tenaga keperawatan di sarana kesehatan Provinsi

Maluku Tahun 2013

xxii

Lampiran 76 Jumlah tenaga kefarmasian dan gizi di sarana kesehatan

Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 77 Jumlah tenaga kesehatan masyarakat dan sanitasi di

sarana kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 78 Jumlah tenaga teknisi medis dan fisioterapis di sarana

kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2013

Lampiran 79 Anggaran kesehatan di Provinsi Maluku Tahun 2013

xxiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jumlah Desa dan Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota di

Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi

Maluku Tahun 2013

Gambar 1.3 Piramida Penduduk Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 1.4 Kepadatan Penduduk di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 1.5 Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut

Pendidikan di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 1.6 Garis Kemiskinan di Provinsi Maluku Tahun 2007-2013

Gambar 1.7 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas yang

Melek Huruf Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku

Tahun 2013

Gambar 1.8 Persentase Penduduk yang menyelesaikan Tingkat

Pendidikan di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 1.9 Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Maluku Tahun

2009-2013

Gambar 1.10 Usia Harapan Hidup Waktu Lahir (Dalam Tahun) di Provinsi

Maluku Tahun 2011-2013

Gambar 2.1 Jumlah Puskesmas di Provinsi Maluku Tahun 2012-2013

Gambar 2.2 Rasio Puskesmas Per 30.000 Penduduk di Provinsi Maluku

Tahun 2012-2013

Gambar 2.3 Rasio Puskesmas Per 30.000 Penduduk Di Provinsi Maluku

Tahun 2013

Gambar 2.4 Jumlah Puskesmas Rawat Inap dan Non Rawat Inap di

Provinsi Maluku Tahun 2012-2013

Gambar 2.5 Rasio Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit per 1.000

Penduduk Di Provinsi Maluku Tahun 2011-2013

Gambar 2.6 Persentase Rumah Sakit Menurut Kelas Di Provinsi Maluku

Tahun 2013

xxiv

Gambar 2.7 Jumlah Sarana Produksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 2.8 Jumlah Sarana Distribusi Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 2.9 Persentase Desa Siaga Aktif Di Provinsi Maluku Tahun

2011-2013

Gambar 2.10 Persentase Posyandu Menurut Strata Di Provinsi Maluku

Tahun 2013

Gambar 2.11 Rasio Posyandu Terhadap Desa/Keluaran Di Provinsi

Maluku Tahun 2013

Gambar 2.12 Jumlah Peserta Didik Diploma III Poltekkes Di Provinsi

Maluku Tahun 2013

Gambar 2.13 Jumlah Lulusan Diploma III Poltekkes Di Provinsi Maluku

Tahun 2013

Gambar 3.1 Rasio Dokter Umum Terhadap 100.000 Penduduk Di

Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 3.2 Rasio Dokter Gigi Terhadap 100.000 Penduduk Di Provinsi

Maluku Tahun 2013

Gambar 3.3 Rasio Perawat Terhadap 100.000 Penduduk Di Provinsi

Maluku Tahun 2013

Gambar 3.4 Rasio Bidan Terhadap 100.000 Penduduk Di Provinsi

Maluku Tahun 2013

Gambar 3.5 Rasio Dokter Umum Di Puskesmas Terhadap Jumlah

Puskesmas Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 3.6 Rasio Dokter Gigi Di Puskesmas Terhadap Jumlah

Puskesmas Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 3.7 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Di Puskesmas

Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 3.8 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Di Rumah Sakit

Di Provinsi Maluku Tahun 2013

xxv

Gambar 3.9 Jumlah Dokter Umum PTT, Dokter Gigi PTT dan Bidan PTT

Aktif Menurut Kriteria Wilayah Di Provinsi Maluku Tahun

2013

Gambar 3.10 Jumlah Penugasan Khusus Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 3.11 Jumlah Tenaga Kesehatan Yang Memiliki Surat Tanda

Registrasi Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 4.1 Alokasi dan realisasi anggaran dana dekonsentrasi Dinas

Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 4.2 Anggaran Dana Tugas Pembantuan Provinsi Maluku Tahun

2013

Gambar 4.3 Anggaran Dana Alokasi Khusus Provinsi Maluku Tahun

2013

Gambar 4.4 Anggaran APBD Kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 4.5 Alokasi Dana Jamkesmas dan Jampersal Di Provinsi Maluku

Tahun 2013

Gambar 4.6 Jumlah Kunjungan RJTP, RITPdan RITL Di Provinsi Maluku

Tahun 2013

Gambar 4.7 Anggaran Dana Bantuan Operasional Kesehatan Provinsi

Maluku Tahun 2013

Gambar 5.1 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K1 dan K4 Di

Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 5.2 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K1 dan K4 Ideal

Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 5.3 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 5.4 Proporsi Kelahiran 1 Januari 2010 Sampai Saat Wawancara

Berdasarkan Tempat Persalinan Di Provinsi Maluku Tahun

2013

Gambar 5.5 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K4 dan Cakupan

Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Di Provinsi

Maluku Tahun 2011-2013

xxvi

Gambar 5.6 Proporsi Kelahiran Pada Periode 1 Januari 2010 sampai

dengan Wawancara Menurut Penolong Persalinan dengan

Kualifikasi Tertinggi dan Terendah Di Provinsi Maluku Tahun

2013

Gambar 5.7 Cakupan Kunjungan Nifas(KF3) Di Provinsi Maluku Tahun

2013

Gambar 5.8 Cakupan Penangganan Komplikasi Kebidanan Di Provinsi

Maluku Tahun 2013

Gambar 5.9 Penyebab Kematian Ibu Di Indonesia Tahun 2010

Gambar 5.10 Proporsi Kelahiran Menurut Kepemilikan Buku KIA dan Isian

5 Komponen P4K Berdasarkan Hasil Observasi Lembar

Amanat PersalinanDari Yang Dapat Menunjukkan Buku KIA

Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 5.11 Persentase Pemakaian Alat/Cara KB Pasa Wanita Usia

Subur Yang Berstatus Kawin Di Provinsi Maluku Tahun

2013

Gambar 5.12 Persentase Peserta KB Aktif Menurut Metode Kontrasepsi

Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 5.13 Persentase Peserta KB Baru Menurut Metode Kontrasepsi

Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 5.14 Persentase Berat Badan Lahir Rendah Menurut

Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 5.15 Cakupan Penangganan Komplikasi Neonatal Menurut

Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 5.16 Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Menurut

Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 5.17 Cakupan Kunjungan Neonatal Pada Anak Umur 0-59 Bulan

Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 5.18 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap Menurut

Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 5.19 Proporsi Kunjungan Neonatus Lengkap Menurut

Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013

xxvii

Gambar 5.20 Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Kabupaten/Kota Di

Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 5.21 Persentase Bayi Mulai Mendapat ASI Kurang Dari 1 Jam

Pertama (Inisiasi Menyusu Dini)Cakupan Kunjungan Bayi

Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 5.22 Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi 0-6 Bulan

Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 5.23 Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Bayi (6-11

Bulan) Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun

2013

Gambar 5.24 Persentase Cakupan Imunisasi Campak Menurut

Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 5.25 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota Di

Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 5.26 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Menurut

Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 5.27 Cakupan Sekolah Dasar/Setingkat Yang Melaksanakan

Penjaringan Siswa SD/Setingkat Kelas 1 Menurut

Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 5.28 Prevalensi Status Gizi Balita (BB/U) Di Provinsi Maluku

Tahun 2013

Gambar 5.29 Persentase Balita Dengan Tinggi Badan Di Bawah Normal

Berdasarkan Tinggi Badan Menurut Umur TB/U Menurut

Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 5.30 Prevalensi Status Gizi BB/TB < 2 SD Menurut

Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 5.31 Prevalensi Status Gizi Buruk, BB Lebih, Obesitas Penduduk

Dewasa (> 18 Tahun) Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi

Maluku Tahun 2013

Gambar 5.32 Prevalensi Obesitas Sentral Penduduk Umur ≥ 15 Tahun

Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013

xxviii

Gambar 5.33 Prevalensi Risiko KEK Wanita Hamil Umur 15-49 Tahun

Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 5.34 Prevalensi Resiko KEK Wanita Usia Subur (WUS) 15-49

Tahun Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun

2013

Gambar 5.35 Prevalensi Wanita Hamil Berisiko Tinggi (Tinggi Badan <

150 cm) Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun

2013

Gambar 6.1 Angka Kesembuhan dan Keberhasilan Pengobatan TB BTA

+ Di Provinsi Maluku Tahun 2010-2013

Gambar 6.2 Prevalensi TB Paru Berdasarkan Diagnosis dan Gejala TB

Paru Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun

2013

Gambar 6.3 Jumlah Kasus AIDS Di Provinsi Maluku Tahun 2008-2013

Gambar 6.4 Jumlah Kasus HIV Di Provinsi Maluku Tahun 2008-2013

Gambar 6.5 Angka Kematian Akibat AIDS Di Provinsi Maluku Tahun

2008-2012

Gambar 6.6 Jumlah Kasus Pneumonia Yang Ditemukan dan Ditanggani

Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 6.7 Period Prevalence Pneumonia Berdasarkan

Diagnosis/Gejala Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi

Maluku Tahun 2013

Gambar 6.8 Angka Penemuan Kasus Baru/Newly Case Detection Per

100.000 Penduduk Di Provinsi Maluku Tahun 2010-2013

Gambar 6.9 Angka Prevalensi Penyakit Kusta Di Provinsi Maluku Tahun

2009-2013

Gambar 6.10 Jumlah Kasus Diare Yang Ditangani Di Provinsi Maluku

Tahun 2013

Gambar 6.11 Period Prevalence Diare (> 2 Minggu – 1 Bulan Sebelum

Wawancara) Menurut Gejala Di Provinsi Maluku Tahun 2013

xxix

Gambar 6.12 Angka Kesakitan (IR) Demam Berdarah Dengue

Per 100.000 Penduduk Tahun 2010-2013

Gambar 6.13 Case Fatality Rate Demam Berdarah Dengue Di Provinsi

Maluku Tahun 2010-2012

Gambar 6.14 Jumlah Kasus Filariasis Di Provinsi Maluku Tahun

2010 – 2013

Gambar 6.15 Angka Kesakitan Malaria (Annual Paracite Incidence/API)

Per 1.000 Penduduk beresiko di Provinsi Maluku Tahun

2008-2013

Gambar 6.16 Insidens Malaria menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi

Maluku Tahun 2013

Gambar 6.17 Proporsi penderita malaria dengan pengobatan efektif

dengan pemberian ACT menurut Kabupaten/Kota Di

Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 6.18 Prevalensi stroke pada umur ≥15 tahun (%) berdasarkan

diagnosis dokter menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi

Maluku Tahun 2013

Gambar 6.19 Prevalensi penyakit jantung koroner pada umur ≥ 15 tahun

berdasarkan diagnosis dokter/gejala menurut

Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 6.20 Prevalensi hipertensi pada umur ≥ 18 tahun berdasarkan

wawancara menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku

Tahun 2013

Gambar 6.21 Prevalensi Penyakit Kanker (%) berdasarkan diagnosis

dokter/gejala menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Maluku

Tahun 2013

Gambar 6.22 Prevalensi diabetes pada umur ≥ 15 tahun berdasarkan

diagnosis dokter/gejala menurut kabupaten/kota di Provinsi

Maluku Tahun 2013

Gambar 6.23 Prevalensi PPOK pada umur > 30 Tahun berdasarkan

gejala (%) menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013 Di Provinsi

Maluku

xxx

Gambar 6.24 Prevalensi penyakit asma berdasarkan gejala (%) menurut

Kabupaten/Kota Tahun 2013 Di Provinsi Maluku Tahun

2013

Gambar 6.25 Proporsi Penduduk berumur ≥ 10 Tahun yang merokok tiap

hari menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013

Gambar 6.26 Proporsi Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Sumber Air

Minum Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 6.27 Proporsi Rumah Tangga yang mengolah air minum sebelum

diminum Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 6.28 Proporsi Rumah berdasarkan cara pengolahan air minum

sebelum diminum Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 6.29 Proporsi Rumah Tangga yang memiliki akses terhadap

sumber air minum Improved berdasarkan criteria JMP WHO-

UNICEF 2006 Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 6.30 Proporsi Rumah Tangga Berdasarkan Penggunaan Fasilitas

Buang Air Besar Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 6.31 Proporsi Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Tempat Buang

Air Besar Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 6.32 Proporsi Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan

Akhir Tinja Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 6.33 Proporsi Rumah Tangga Yang Memiliki Akses Terhadap

Fasilitas Sanitasi Improved Berdasarkan Kriteria JMP WHO-

UNICEF 2006 Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Gambar 6.34 Persentase Rumah Tangga yang Ber PHBS Di Provinsi

Maluku Tahun 2013

xxxi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan Menurut

Jenis Kelamin dan Kelompok Usia Produktif dan Non

Produktif Di Provinsi Maluku Tahun 2013

Tabel 1.2 Perkembangan Angkatan Kerja, Penduduk yang bekerja

dan pengangguran terbuka Di Provinsi Mluku Tahun 2012-

2013

Tabel 2.1 Perkembangan Jumlah Rumah Sakit Menurut Kepemilikan

Di Provinsi Maluku Tahun 2013

1 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

BAB I DEMOGRAFI

Sesuai SK Gubernur Nomor 125.a Tahun 2013 tentang Penetapan

Jumlah, Nama dan Nomor Kode Wilayah Administrasi Pemerintahan Provinsi

Maluku tahun 2013, maka secara administratif Provinsi Maluku terbagi atas 9

Kabupaten yaitu Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Timur, Seram

Bagian Barat, Buru, Buru Selatan, Maluku Tenggara, Maluku Tenggara Barat,

Kepulauan Aru, Maluku Barat Daya dan 2 Kota yaitu Kota Ambon dan Kota Tual.

118 Kecamatan, 1.135 desa dan 34 kelurahan.

Menurut letak astronomis, maka wilayah Provinsi Maluku terletak antara

20 30’ -90 Lintang Selatan dan 1240-1360 Bujur Timur yang berbatasan dengan

Laut Seram di sebelah utara, Lautan Indonesia dan Laut Arafura di sebelah

selatan, Pulau Irian/Provinsi Papua di sebelah Timur dan Pulau Sulawesi/Laut

Sulawesi disebelah Barat.

Provinsi Maluku merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari 1.412

pulau dan dari sejumlah pulau tersebut, terdapat beberapa pulau yang tergolong

pulau besar. Luas wilayah Provinsi Maluku adalah 581.376 km2 yang terdiri dari

luas lautan 527.191 km2 (90,7%) dan luas daratan 54.185 km2 (9,3%). Hal ini

berarti 90% dari wilayah Maluku adalah lautan. Rincian pembagian wilayah

administrasi pemerintahan per Kabupaten/Kota tahun 2013 dapat dilihat pada

gambar 1.1 dan lampiran tabel 1.

2 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 1.1 JUMLAH DESA DAN KELURAHAN MENURUT KABUPATEN/KOTA

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku, 2013

A. KEADAAN PENDUDUK Jumlah penduduk Maluku berdasarkan Maluku Dalam Angka Tahun 2010

mencapai 1.504.994 jiwa. Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun. Sesuai hasil proyeksi, penduduk Maluku sebanyak 1.533.506 jiwa pada

tahun 2011, meningkat menjadi 1.608.786 jiwa pada tahun 2012 dan 1.628.413

jiwa pada tahun 2013.

Hasil estimasi jumlah penduduk Maluku sesuai data dari BPS Provinsi

Maluku sebesar 1.628.413 jiwa yang terdiri yang terdiri atas jumlah penduduk

laki-laki sebesar 821.611 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 806.802 jiwa

Jumlah penduduk di Maluku meningkat dengan relatif cepat. Diperlukan

kebijakan untuk mengatur atau membatasi jumlah kelahiran agar kelahiran dapat

dikendalikan dan kesejahteraan penduduk makin meningkat.

3 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Rincian jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kabupaten/kota dapat

dilihat pada Lampiran 2

GAMBAR 1.2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku, 2013

Pada Gambar 1.2 jumlah penduduk tertinggi di Maluku terdapat di Kota Ambon

dengan jumlah penduduk sebesar 379.615 dan Maluku Tengah sebesar

367.177. Sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat di Kabupaten Buru

Selatan dengan jumlah penduduk sebesar 57.188 dan Kota Tual sebesar 64.032

4 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan dalam

bentuk piramida penduduk. Piramida bagian kiri menunjukkan banyaknya

penduduk laki-laki dan piramida bagian kanan menunjukkan jumlah penduduk

perempuan. Piramida tersebut menggambarkan struktur penduduk yang terdiri

dari struktur penduduk muda, dewasa dan tua. Struktur penduduk ini dapat

dipergunakan menjadi dasar kebijakan bagi kependudukan, sosial, budaya, dan

ekonomi.

GAMBAR 1.3

PIRAMIDA PENDUDUK PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku, 2013

5 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Pada gambar 1.3 menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak

dari pada perempuan. Dari 1.628.413 jiwa penduduk Maluku, penduduk berusia

0-14 tahun sebanyak 551.789 jiwa, yang berusia produktif (15-64 tahun)

sebanyak 1.011.005 jiwa dan yang berusia tua (≥ 65 tahun) sebanyak 65.619

jiwa.

Struktur penduduk Provinsi Maluku diatas termasuk struktur penduduk

muda. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah penduduk usia muda yang

masih tinggi. Badan piramida besar, ini menunjukkan banyaknya penduduk usia

produktif terutama pada kelompok umur 15-19 tahun dan 20-24 tahun, baik laki-

laki maupun perempuan.

Jumlah penduduk golongan usia tua juga cukup besar, terutama

perempuan. Hal ini dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan

hidup, terutama perempuan. Kondisi ini menuntut kebijakan terhadap penduduk

usia tua. Bertambahnya jumlah penduduk tua dapat dimaknai sebagai

meningkatnya tingkat kesejahteraan, meningkatnya kondisi kesehatan tetapi

juga dapat dimaknai sebagai beban karena kelompok usia tua ini sudah tidak

produktif lagi

Konsentrasi penduduk di suatu wilayah dapat di pelajari dengan

menggunakan kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk menunjukkan rata-

rata jumlah penduduk per 1 kilometer persegi. Kepadatan rata-rata penduduk di

Maluku berdasarkan hasil estimasi Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku

sebesar 30 penduduk per km2. Kepadatan penduduk berguna sebagai acuan

dalam rangka mewujudkan pemerataan dan persebaran penduduk.

6 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 1.4 KEPADATAN PENDUDUK DI PROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku, 2013

Pada gambar 1.4, kepadatan penduduk di Maluku belum merata. Kepadatan

penduduk tertinggi terdapat di Kota Ambon sebesar 1.006.94 penduduk per km2.

Kepadatan penduduk terendah terdapat di Kabupaten Maluku Tenggara Barat

sebesar 10.40 penduduk per km2.

Untuk pemerataan penduduk di Maluku dapat digunakan cara, antara lain

: transmigrasi atau program memindahkan penduduk dari tempat yang padat ke

tempat yang jarang penduduknya baik dilakukan atas bantuan pemerintah

jmaupun keinginan diri sendiri; pemerataan lapangan kerja, pengendalian jumlah

penduduk dengan menurunkan jumlah kelahiran melalui program keluarga

berencana atau penundaan umur nikah pertama.

7 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang sering

digunakan untuk mengetahui produktivitas penduduk adalah Angka Beban

Tanggungan atau Dependency Ratio. Angka Beban Tanggungan adalah angka

yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif

(umur di bawah 15 tahun dan umur 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang

yang termasuk umur produktif (umur 15–64 tahun). Secara kasar perbandingan

angka beban tanggungan menunjukkan dinamika beban tanggungan umur

produktif terhadap umur non produktif. Angka ini dapat digunakan sebagai

indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara.

Semakin tinggi persentase dependency ratio menunjukkan semakin tinggi beban

yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup

penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase

dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban

yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang

belum produktif dan tidak produktif lagi.

TABEL 1.1

JUMLAH PENDUDUK DAN ANGKA BEBAN TANGGUNGAN MENURUTJENIS KELAMIN DAN KELOMPOK USIA PRODUKTIF DAN

NON RODUKTIF DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

USIA

L

P

L+P

0-14 Tahun 283,753 268,036 551,789

15-64 Tahun 506,896 504109 1,011,005

65 Tahun ke atas 30,962 34657 65,619

Jumlah 821,611 806,802 1,628,413

Angka beban tanggungan 62.09 60.05 61.07

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku, 2013

8 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Pada Tabel 1.1, Angka Beban Tanggungan penduduk Maluku pada tahun 2013

sebesar 61,07. Hal ini berarti bahwa 100 penduduk Maluku yang produktif, di

samping menanggung dirinya sendiri, juga menanggung 61,07 orang yang

belum/sudah tidak produktif lagi. Apabila dibandingkan antar jenis kelamin, maka

Angka Beban Tanggungan laki-laki sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan

perempuan.

Pada tahun 2013, angka beban tanggungan laki-laki sebesar 62,09, yang

berarti bahwa 100 orang penduduk laki-laki yang produktif, di samping

menanggung dirinya sendiri, akan menanggung beban 62,09 penduduk laki-laki

yang belum/sudah tidak produktif lagi.

Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian

yang serius. Program pembangunan, termasuk pembangunan di bidang

kesehatan, harus didasarkan pada dinamika kependudukan. Upaya

pembangunan di bidang kesehatan tercermin dalam program kesehatan melalui

upaya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Pembangunan kesehatan

merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat. Pencapaian derajat kesehatan yang optimal bukan hanya menjadi

tanggung jawab dari sektor kesehatan saja, namun sektor terkait lainnya seperti

sektor penididikan, sektor ekonomi, sektor sosial dan pemerintahan juga memiliki

peranan yang cukup besar. Untuk mendukung upaya tersebut diperlukan

ketersediaan data mengenai penduduk sebagai sasaran program pembangunan

kesehatan.

9 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

B. KEADAAN EKONOMI Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam

menentukan keberhasilan pembangunan suatu negara. Berdasarkan data dari

BPS, Besaran Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Maluku pada tahun 2013

atas dasar harga berlaku mencapai 13.254.347 (juta rupiah), mengalami

peningkatan sebesar 15,49% dari tahun 2012 yang hanya sebesar 11.468.769

(juta rupiah). Kemudian bila PDRB ini dilihat atas dasar harga konstan 2000,

maka PDRB pada tahun 2013 adalah sebesar 5.111.309 juta rupiah atau

mengalami kenaikan sebesar 5,14% dari tahun 2012 yang sempat mencapai

4.861.350 (juta rupiah).

Pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 laju pertumbuhan penduduk

lebih rendah dibandingkan dengan laju pertumbuhan pendapatan regional

perkapita. Laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2009 sampai dengan tahun

2013 secara berturut-turut adalah sebesar 2,58%; 6,18%, 2,25%, 2,54% dan

0,77% Sementara laju pertumbuhan pendapatan regional Perkapita selama

kurun waktu 2009 sampai dengan 2013 secara berturut-turut yaitu 2,76%;

0,57%; 3,87 %; 5,42% dan 4,21%.

Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan kesempatan kerja di

Maluku. Penduduk dilihat dari sisi ketenagakerjaan merupakan suplai bagi pasar

tenaga kerja, namun tidak semua penduduk mampu melakukannya karena

hanya penduduk yang masuk usia kerja yang dapat menawarkan tenaganya di

pasar kerja. Penduduk usia kerja dibagi menjadi dua golongan yaitu yang

termasuk angkatan kerja dan yang bukan angkatan kerja. Angkatan kerja sendiri

terdiri dari mereka yang aktif bekerja dan mereka yang sedang mencari

pekerjaan. Mereka yang sedang mencari pekerjaan, sedang mempersiapkan

suatu usaha dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai

bekerja itulah yang dinamakan sebagai pengangguran terbuka.

10 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

TABEL 1.2 PERKEMBANGAN ANGKATAN KERJA, PENDUDUK YANG BEKERJA

DAN PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2012– 2013

KEADAAN 2012 2013

Jumlah Angkatan Kerja 659.953 663.481

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%)

63,71 62,31

Jumlah Penduduk yang Bekerja 610 362 598.792

Pengangguran Terbuka 38.925 38.295

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku, 2013

Pada Tabel 1.2 dapat diketahui keadaan ketenagakerjaan di Maluku pada Tahun

2013. Jumlah angkatan kerja di Maluku tahun 2013 mencapai 663.481 orang,

lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja tahun 2012

sebanyak 659.953 orang. Jumlah penduduk yang bekerja di Maluku pada tahun

2013 mencapai 598.792 orang, lebih sedikit jika dibandingkan tahun 2012.

Berdasarkan tingkat partisipasi angkatan kerja pada tahun 2013 sebesar 62,31%

menurun jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 63,71%

Pembahasan yang cukup menarik tentang pengangguran adalah

pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan. Persentase pengangguran

terbuka adalah perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah

angkatan kerja. Pengangguran terbuka di sini didefinisikan sebagai orang yang

sedang mencari pekerjaan atau yang sedang mempersiapkan usaha atau juga

yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin lagi mendapatkan

pekerjaan, termasuk juga mereka yang baru mendapat kerja tetapi belum mulai

bekerja. Pengangguran terbuka tidak termasuk orang yang masih sekolah atau

mengurus rumah tangga.

11 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 1.5 PERSENTASE TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA MENURUT

PENDIDIKAN DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku, 2013

Pada Gambar 1.5, dapat dilihat bahwa pengangguran tertinggi ada pada

penduduk yang pendidikan pada tingkat SLTA dengan presentase sebesar

66,89% dan terendah pada penduduk yang berpendidikan pada tingkat SD

sebesar 0,12%

Pengukuran kemiskinan dari BPS menggunakan konsep memenuhi

kebutuhan dasar (basic need approach). Kemiskinan didefinisikan sebagai

kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi

hak‐hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan

yang bermartabat.

12 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Distribusi pendapatan merupakan salah satu aspek kemiskinan yang

perlu dilihat karena pada dasarnya merupakan ukuran kemiskinan relatif. Karena

data pendapatan sulit diperoleh, pengukuran distribusi pendapatan selama ini

didekati dengan menggunakan data pengeluaran. Kemiskinan dipahami sebagai

ketidakmampuan ekonomi penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasar

makanan maupun non makanan yang diukur dari pengeluaran.

Pengukuran kemiskinan dilakukan dengan cara menetapkan nilai standar

kebutuhan minimum, baik untuk makanan maupun untuk non makanan yang

harus dipenuhi seseorang untuk hidup secara layak. Nilai standar kebutuhan

minimum tersebut digunakan sebagai garis pembatas untuk memisahkan antara

penduduk miskin dan tidak miskin. Garis pembatas tersebut yang sering disebut

dengan garis kemiskinan. Kategori penduduk miskin adalah penduduk dengan

tingkat pengeluaran per kapita per bulan kurang dari garis kemiskinan.

GAMBAR 1.6 GARIS KEMISKINAN DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2007 – 2013

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku, 2013

13 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Gambar 1.6 menunjukkan peningkatan garis kemiskinan di Maluku Pada tahun

2013, jumlah penduduk miskin di Maluku adalah penduduk dengan tingkat

pengeluaran per kapita per bulan kurang dari Rp 296.778 lebih tinggi jika

dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp 280.693 per kapita per bulan.

Perhitungan garis kemiskinan dilakukan 2 kali pengukuran penduduk miskin,

yaitu bulan Maret dan September. Pengukuran dibedakan atas wilayah desa dan

kota. Pada perhitungan kondisi Maret 2013, kategori penduduk miskin di desa

adalah mereka dengan tingkat pengeluaran per kapita per bulan kurang dari Rp

285.967 dan penduduk miskin di kota adalah mereka dengan tingkat

pengeluaran per kapita per bulan kurang dari Rp 315.012

C. KEADAAN PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam

mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara. Pendidikan

berkontribusi terhadap perubahan perilaku masyarakat. Pendidikan menjadi

pelopor utama dalam rangka penyiapan sumber daya manusia dan merupakan

salah satu aspek pembangunan yang merupakan syarat mutlak untuk

mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Untuk peningkatan peran

pendidikan dalam pembangunan, maka kualitas pendidikan harus ditingkatkan

salah satunya dengan meningkatkan rata-rata lama sekolah.

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan

kecerdasan dan keterampilan manusia. Peningkatan mutu pendidikan harus

terus diupayakan, dimulai dengan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada

penduduk untuk mengenyam pendidikan, hingga pada peningkatan kualitas dan

kuantitas sarana dan prasarana pendidikan. Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki

seseorang merupakan indikator pokok kualitas pendidikan formal.

14 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Semakin tinggi ijazah/STTB yang dimiliki oleh rata-rata penduduk suatu

negara semakin tinggi taraf intelektualitas negara tersebut. Indikator pendidikan

lainnya adalah Angka Melek Huruf (AMH) yaitu persentase penduduk berumur

15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis serta mengerti sebuah

kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari.

Penggunaan AMH adalah untuk :

1. Mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf,

terutama di daerah perdesaan yang masih tinggi jumlah penduduk yang

tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD;

2. Menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap

informasi dari berbagai media;

3. Menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis.

Angka melek huruf mencerminkan potensi perkembangan intelektual

sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah. Semakin besar angka

melek huruf diharapkan dapat mengurangi tingkat kemiskinan sehingga

tingkat kesejahteraan dapat semakin meningkat.

15 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 1.7 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG

MELEK HURUF MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 2012

Dari gambar 1.7 dapat dilihat bahwa persentase penduduk berumur 10 tahun ke

atas yang melek huruf sebesar 81,27% lebih tinggi dibandingkan tahun 2012

sebesar 41,03%. Data dan informasi mengenai angka melek huruf dapat dlihat

pada lampiran tabel 4.

16 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 1.8 PERSENTASE PENDUDUK YANG MENYELESAIKAN TINGKAT

PENDIDIKAN DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, 2012

Dari data Kabupaten/Kota yang masuk, persentase penduduk Maluku yang

berusia 10 tahun ke atas menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan

yakni SD/MI dengan presentase sebesar 34,34% dan terendah pada tingkat

universitas dengan presentase sebesar 1,68%. Data dan informasi dapat dilihat

pada lampiran tabel 5.

17 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

D. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan suatu

ukuran standard pembangunan manusia yaitu indeks pembangunan manusia

(IPM) atau Human Development Index (HDI). Indeks ini dibentuk berdasarkan

empat indikator, yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama

sekolah dan kemampuan daya beli. Indikator angka harapan hidup

merepresentasikan dimensi umur panjang dan sehat. Selanjutnya, angka melek

huruf dan rata-rata lama sekolah mencerminkan capaian pembangunan di

bidang pendidikan. Sedangkan indikator kemampuan daya beli masyarakat

terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya

pengeluaran per kapita sebagai pendekatan yang mewakili capaian

pembangunan untuk hidup lebih layak. Gambar 1.9 berikut ini menyajikan

capaian IPM di Provinsi Maluku tahun 2011 sampai dengan tahun 2013.

GAMBAR 1.9

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2009-2013

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku, 2014

18 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 1.9 dapat dilihat bahwa capaian IPM di Maluku tahun 2013 sebesar

72,7 mengalami peningkatan dari tahun 2011 sebesar 71,87 dan 2012 sebesar

74,42. IPM dikategorikan dalam 3 tingkat, yaitu IPM Tinggi (IPM ≥ 80), Sedang

(IPM 50-79,99) dan IPM rendah (IPM < 50). Berdasarkan kategori tersebut IPM

Provinsi Maluku berada pada IPM sedang sebesar 72,7.

Strategi pembangunan nasional menempatkan sumber daya manusia

sebagai perspektif pembangunan. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi seiring

dengan peningkatan sumber daya manusia. Beberapa faktor penting dalam

pembangunan yang sangat efektif bagi pembangunan manusia adalah

pendidikan dan kesehatan. Kedua faktor ini merupakan kebutuhan dasar

manusia yang perlu dimiliki untuk meningkatkan potensinya dalam

pembangunan. Pendidikan tercermin dalam rata-rata lama sekolah dan angka

melek huruf sedangkan pembangunan bidang kesehatan tercermin dalam usia

harapan hidup waktu lahir.

Usia Harapan Hidup (UHH) adalah perkiraan lama hidup rata-rata

penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas (kematian)

menurut umur. Angka ini adalah angka pendekatan yang menunjukkan

kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama. UHH merupakan alat untuk

mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk

pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya

19 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 1.10 USIA HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR (DALAM TAHUN)

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2011 - 2013

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku, 2014

Dari gambar 1.10 menunjukkan Usia Harapan Hidup di Provinsi Maluku selama

tahun 2011-2013 yang memperlihatkan peningkatan Usia Harapan Hidup. Pada

tahun 2011 UHH di Provinsi Maluku adalah 67,60 tahun, meningkat menjadi

67,64 tahun pada tahun 2012 dan 67,84 tahun pada tahun 2013.

Meningkatnya Usia Harapan Hidup di Provinsi Maluku dipengaruhi oleh

meningkatnya derajat kesehatan antara lain menurun Angka Kematian Balita,

Angka Kematian Ibu. Selain itu dipengaruhi juga oleh peningkatan anggaran

kesehatan seperti Jamkesmas dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

20 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

BAB II SARANA KESEHATAN

Derajat kesehatan masyarakat suatu negara dipengaruhi oleh

keberadaan sarana kesehatan. Sarana kesehatan yang dibahas pada pada

bagian ini terdiri dari fasilitas pelayanan kesehatan dan institusi pendidikan

kesehatan milik pemerintah yang menghasilkan tenaga kesehatan. Fasilitas

pelayanan kesehatan yang dibahas pada bagian ini terdiri dari : puskesmas,

Rumah Sakit, dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan

bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang

digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,

preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,

pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

A. PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 Tahun 2004 tentang

Kebijakan Dasar Puskesmas mendefinisikan puskesmas adalah Unit Pelaksana

Teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Pembangunan

kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh Bangsa Indonesia

untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai pusat pembangunan berwawasan

kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan

masyarakat primer, dan pusat pelayanan kesehatan perorangan primer,

puskesmas berkewajiban memberikan upaya kesehatan wajib dan upaya

kesehatan pengembangan.

21 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Upaya kesehatan wajib terdiri dari

1. Upaya promosi kesehatan

2. Upaya kesehatan lingkungan

3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta Keluarga Berencana

4. Upaya perbaikan gizi

5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

6. Upaya pengobatan

Jumlah puskesmas di Maluku sampai dengan Desember 2013 sebanyak

189 unit. Jumlah tersebut terdiri dari 62 unit puskesmas rawat inap dan 127 unit

puskesmas non rawat inap. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2012

yaitu sebanyak 176 unit. Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, jumlah puskesmas

memang mengalami peningkatan seperti yang terdapat pada gambar berikut.

GAMBAR 2.1

JUMLAH PUSKESMAS DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2012-2013

Sumber: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2013

22 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 2.1 menunjukkan peningkatan jumlah puskesmas dari tahun 2012

sampai dengan tahun 2013. Peningkatan jumlah puskesmas tidak

mengindikasikan secara langsung seberapa baik keberadaan puskesmas

mampu memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan primer di masyarakat.

Indikator yang mampu menggambarkan secara kasar tercukupinya kebutuhan

pelayanan kesehatan primer oleh puskesmas adalah rasio puskesmas terhadap

30.000 penduduk. Rasio puskesmas per 30.000 penduduk dapat dilihat pada

gambar 2.2.

GAMBAR 2.2

RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2012-2013

Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

23 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 2.2 dapat dilihat bahwa pada tahun 2013, rasio puskesmas per

30.000 penduduk di Provinsi Maluku sebesar 3.48, dengan rasio tertinggi adalah

Kabupaten Kepulauan Aru sebesar 8,11 per 30.000 penduduk sedangkan rasio

terendah di Kota Ambon sebesar 1,74 per 30.000 penduduk. Rasio puskesmas

per 30.000 penduduk belum menggambarkan kondisi real aksessibilitas

masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar.

GAMBAR 2.3

RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

24 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 2.3 dapat dilihat bahwa Kabupaten Kepulauan Aru memiliki rasio

tertinggi sebesar 8,11 per 30.000 dan rasio terendah di Kota Ambon sebesar

1,74 per 30.000 penduduk. Hal ini disebabkan karena jumlah dan kepadatan

populasi yang tinggi. Jika dilihat dari rasio terhadap jumlah penduduk, memang

memiliki angka yang rendah, namun demikian dalam hal keberadaan pelayanan

kesehatan dasar, Kota Ambon memiliki kondisi baik yang berasal dari penyedia

sektor swasta.

Kondisi seperti ini sebetulnya tetap harus diperhatikan, karena meskipun

kebutuhan pelayanan kesehatan dasar dapat dipenuhi oleh sektor swasta, suatu

wilayah tetap membutuhkan entitas yang berperan sebagai penanggungjawab

upaya kesehatan masyarakat.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai penyelenggara pelayanan

kesehatan dasar, puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan

dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan perorangan yang

diberikan terdiri dari pelayanan rawat jalan dan rawat inap untuk puskesmas

tertentu jika dianggap diperlukan. Meskipun pelayanan kesehatan masyarakat

merupakan inti dari puskesmas, pelayanan kesehatan perorangan juga menjadi

perhatian dari Pemerintah. Bagi daerah yang termasuk DTPK, Dana Alokasi

Khusus (DAK) diberikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk

pembangunan pustu dan puskesmas serta peningkatan puskesmas non rawat

inap menjadi puskesmas rawat inap. Bagi daerah di luar kategori DTPK, DAK

bisa digunakan untuk rehabilitasi puskesmas/rumah dinas, dan peningkatan

PONED. Berikut ini disajikan perkembangan jumlah puskesmas rawat inap dan

non rawat inap dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013.

25 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 2.4 JUMLAH PUSKESMAS RAWAT INAP DAN NON RAWAT INAP

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2012-2013

Sumber: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2013

Pada gambar 2.4 dapat dilihat bahwa jumlah puskesmas rawat inap menurun

dari 63 unit pada tahun 2012 menjadi 62 unit pada tahun 2013 karena adanya

peningkatan puskesmas menjadi Rumah Sakit. Peningkatan jumlah juga terjadi

pada puskesmas rawat inap yaitu dari113 unit pada tahun 2012 menjadi 127 unit

pada tahun 2013.

Selain enam upaya kesehatan wajib yang harus diberikan, puskesmas

juga menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan

pengembangan puskesmas dapat berupa berupa Pelayanan Obstetrik dan

Neonatal Emergensi Dasar (PONED), Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja

(PKPR), Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Olahraga, dan tatalaksana

kasus Kekerasan terhadap Anak (KtA).

26 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Upaya kesehatan pengembangan diselenggarakan sesuai dengan

kebutuhan yang ada di wilayah kerja. Sebagai contoh upaya kesehatan kerja

dibutuhkan pada puskesmas dengan wilayah kerja yang memiliki banyak pusat

industri.

1. Puskesmas dengan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED)

Salah satu upaya pengembangan puskesmas yang penting adalah

Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Upaya

kesehatan ini dilakukan untuk mendekatkan akses masyarakat kepada

pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar. Akses masyarakat

yang semakin mudah terhadap pelayanan kegawatdaruratan diharapkan dapat

berkontribusi kepada penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Bayi (AKB).

Badan kesehatan dunia (WHO) menargetkan agar minimal terdapat 4

Puskesmas PONED di tiap kabupaten/kota. Tahun 2013 jumlah puskesmas

yang mampu PONED sebanyak 33 unit (17%) dari 189 unit puskesmas yang

ada di Provinsi Maluku.

Konsep rawat inap yang digunakan dalam Puskesmas PONED berbeda

dengan konsep yang digunakan puskesmas rawat inap. Konsep rawat inap pada

Puskesmas PONED adalah perawatan inap kepada pasien pasca tindakan

emergensi (one day care). Dengan demikian, puskesmas non rawat inap yang

memiliki tempat tidur dan mampu melakukan tindakan emergensi obstetri dan

neonatal dasar, dapat menyelenggarakan PONED

27 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

2. Puskesmas dengan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Sejak tahun 2003 telah dikembangkan program Pelayanan Kesehatan

Peduli Remaja (PKPR). Upaya pelayanan kesehatan ini diselenggarakan di

puskesmas yang terdiri dari penyuluhan, pelayanan klinis medis termasuk

pemeriksaan penunjang, konseling, Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat

(PKHS) pelatihan pendidik sebaya dan konselor sebaya serta pelayanan

rujukan. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di dalam dan di luar gedung ini

memiliki sasaran kelompok remaja sekolah dan kelompok luar sekolah seperti

kelompok anak jalanan, karang taruna, remaja masjid/gereja/vihara/pura,

pondok pesantren, asrama dan kelompok remaja lainnya. Sejak tahun 2009

diupayakan kabupaten/kota minimal memiliki 4 puskesmas mampu tata laksana

pelayanan kesehatan peduli remaja. Hingga tahun 2013 Provinsi Maluku

memiliki 48 unit (25%) puskesmas mampu PKPR

3. Puskesmas dengan Upaya Kesehatan Kerja

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan

bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup

sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang

diakibatkan oleh pekerjaan. Upaya kesehatan kerja juga berlaku bagi setiap

orang selain pekerja yang berada di lingkungan tempat kerja dan juga bagi

kesehatan pada lingkungan Tentara Nasional Indonesia baik darat, laut, maupun

udara serta Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Upaya kesehatan kerja di puskesmas diselenggarakan sesuai dengan

keadaan dan permasalahan yang ada di wilayah puskesmas atau spesifik lokal.

Dengan demikian sampai saat ini upaya kesehatan kerja di puskesmas lebih

dititikberatkan pada wilayah industri. Pembinaan upaya kesehatan kerja

dilaksanakan melalui kegiatan penguatan pelayanan kesehatan kerja, seperti

pelatihan peningkatan kapasitas petugas kesehatan dalam bidang kesehatan

kerja, pelatihan diagnosa Penyakit Akibat Kerja (PAK), peningkatan fasilitas

pelayanan kesehatan bidang kesehatan kerja, gerakan pekerja perempuan

sehat dan produktif termasuk kesehatan reproduksi di tempat kerja dan

pembinaan pelayanan kesehatan kerja di sektor informal dan formal termasuk

28 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

perkantoran serta pembinaan Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) dengan

fokus kegiatan pembinaan pelayanan kesehatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Sampai dengan tahun 2013 puskesmas yang memiliki pelayanan upaya

kesehatan kerja sebesar 11 unit.

4. Puskesmas dengan Upaya Kesehatan Olahraga

Upaya kesehatan olahraga diselenggarakan bertujuan untuk

meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat sebagai upaya

dasar dalam meningkatkan prestasi belajar, prestasi kerja dan prestasi olahraga

melalui aktivitas fisik, latihan fisik dan olahraga seperti tercantum dalam Undang-

undang Nomor 36 Tahun 2009. Upaya kesehatan olahraga dapat dilaksanakan

di pelayanan kesehatan dasar seperti puskesmas maupun pelayanan kesehatan

rujukan.

Upaya kesehatan olahraga yang diselenggarakan di puskesmas meliputi

pembinaan dan pelayanan kesehatan olahraga. Pembinaan kesehatan olahraga

berupa pendataan kelompok, pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan

kesehatan olahraga, ditujukan pada kelompok olahraga di sekolah, klub jantung

sehat, Posyandu usia lanjut, kelompok senam ibu hamil, kelompok senam

diabetes, kelompok senam pencegahan osteoporosis, pembinaan kebugaran

jasmani jemaah calon haji, fitness center dan kelompok olahraga/latihan fisik

lain.

Pelayanan kesehatan olahraga antara lain konsultasi kesehatan olahraga,

pengukuran tingkat kebugaran jasmani, penanganan cedera olahraga akut dan

sebagai tim kesehatan pada event olahraga. Namun sampai dengan tahun 2013

puskesmas di Provinsi Maluku belum menyelenggarakan pelayanan upaya

kesehatan olahraga

29 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

5. Puskesmas dengan Tatalaksana Kasus Kekerasan terhadap Anak (KtA) Anak merupakan salah satu aset berharga dalam pembangunan

kesehatan. Tindak kekerasan terhadap anak sangat berdampak pada kesehatan

anak yang menjadi korban. Dengan demikian, dibutuhkan pelayanan kesehatan

secara komprehensif dan berkualitas. Pelayanan kesehatan bagi korban KtA

dapat diberikan melalui pelayanan di tingkat dasar, salah satunya puskesmas.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan telah menetapkan agar setiap

kabupaten/kota harus memiliki minimal 2 (dua) puskesmas mampu tatalaksana

kasus kekerasan terhadap anak. Jumlah puskesmas mampu tatalaksana KtA

sampai dengan tahun 2013 sebesar 62 unit

6. Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif dan Komplementer Program pelayanan kesehatan tradisional terus berkembang dan

mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Pelayanan kesehatan tradisional

merupakan pengobatan dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang

mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris

yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang

berlaku di masyarakat. Pengobatan secara tradisional dilakukan penelitian dan

bila dapat dibuktikan secara ilmiah menjadi pengobatan tradisional yang aman

dan bermanfaat sehingga dapat diterapkan di fasilitas kesehatan sebagai

pengobatan alternatif dan komplementer.

Unit yang melakukan penelitian/pengkajian/pengujian ini yaitu Sentra

Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (Sentra P3T). Fungsi

lainnya dari Sentra P3T yaitu pelayanan kesehatan tradisional, institusi

pendidikan dan pelatihan pelayanan kesehatan tradisional yang aman dan

bermanfaat, dan menyelenggarakan jaringan informasi dan dokumentasi

pelayanan kesehatan tradisional. Pada tahun 2013 terdapat 59 puskesmas dan

10 kabupaten/kota dengan tenaga kesehatan puskesmas yang sudah dilatih

pengobatan tradisional.

30 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

B. RUMAH SAKIT Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat juga

diperlukan upaya kuratif dan rehabilitatif selain upaya promotif dan preventif.

Upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dapat diperoleh melalui

rumah sakit yang juga berfungsi sebagai penyedia pelayanan kesehatan

rujukan.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/Menkes/PER/I/2010 tentang

Perizinan Rumah Sakit mengelompokkan rumah sakit berdasarkan kepemilikan,

yaitu rumah sakit publik dan rumah sakit privat. Rumah sakit publik adalah

rumah sakit yang dikelola Pemerintah Daerah dan Badan Hukum yang bersifat

nirlaba sedangkan rumah sakit privat adalah rumah sakit yang dikelola oleh

bahan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau

persero.

1. Jumlah dan Jenis Rumah Sakit

Rumah sakit publik di Indonesia dikelola oleh Kementerian Kesehatan,

Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, TNI/Polri, kementerian lain

serta swasta non profit (organisasi keagamaan dan organisasi sosial). Jumlah

rumah sakit publik di Maluku sampai dengan tahun 2013 sebanyak 20 unit, yang

terdiri atas Rumah Sakit Umum (RSU) berjumlah 19 unit dan Rumah Sakit

Khusus (RSK) berjumlah 1 unit.

Berbeda dengan rumah sakit publik, rumah sakit privat dikelola oleh

BUMN dan swasta (perorangan, perusahaan dan swasta lainnya). Pada tahun

2013 terdapat 7 rumah sakit privat di Maluku. Jumlah rumah sakit publik maupun

privat dapat dilihat pada tabel 2.1

31 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

TABEL 2.1 PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT MENURUT KEPEMILIKAN

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013 Pengelola/Kepemilikan 2013

1 Publik

Kementerian Kesehatan dan Pemerintah

Provinsi/ Kabupaten/Kota

16

TNI/Polri 4

Kementerian Lain 0

Swasta Non Profit 0

Jumlah Publik 20

2 Privat 0

BUMN 0

Swasta 7

Jumlah Privat 7

Jumlah 27 Sumber: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2013

Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

mengelompokkan rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan

menjadi rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum adalah

rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan

jenis penyakit. Adapun rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan

pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan

disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

Pada tahun 2013 jumlah rumah sakit umum sebanyak 26 unit dan rumah

sakit khusus sebanyak 1 unit. Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan masyarakat

terhadap pelayanan kesehatan rujukan dan perorangan di suatu wilayah dapat

dilihat dari rasio tempat tidur terhadap 1.000 penduduk. Rasio tempat tidur di

rumah sakit di Maluku pada tahun 2013 adalah 0,91 per 1.000 penduduk. Rasio

32 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

ini lebih rendah dibandingkan tahun 2012 sebesar 1,11 per 1.000 penduduk.

Dapat dilihat pada gambar 2.5

GAMBAR 2.5

RASIO JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT PER 1.000 PENDUDUK DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2011 – 2013

Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Rumah sakit juga dikelompokkan menurut kelas berdasarkan fasilitas dan

kemampuan pelayanan menjadi Kelas A, Kelas B, Kelas C, dan Kelas D. Pada

tahun 2013, terdapat , 3 unit kelas B, 5 unit RS kelas C, 18 unit RS kelas D, dan

sebanyak 1 unit RS belum ditetapkan kelasnya

33 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 2.6 PERSENTASE RUMAH SAKIT MENURUT KELAS

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2013

Dari gambar 2.6 dapat dilihat bahwa Rumah Sakit kelas D memiliki persentase

tertinggi sebesar 66,7%. sedangkan persentase terendah adalah rumah sakit

yang belum ditetapkan kelasnya sebesar 3,7%

2. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif adalah

upaya yang dilakukan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka

Kematian Anak. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa kematian ibu dan

anak banyak terjadi di Rumah Sakit. Kontribusi Rumah Sakit terhadap Angka

Kematian Ibu sebesar 40-70%, persalinan di rumah sebesar 20-35%, dan

persalinan yang terjadi di perjalanan sebesar 10-18% (Lancet, 2005). Dengan

melihat fakta tersebut maka dapat dikatakan bahwa dibutuhkan adanya upaya

penurunan AKI yang difokuskan di rumah sakit.

34 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Salah satu program kesehatan yang dilaksanakan untuk menurunkan kematian

ibu adalah implementasi Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi

Komprehensif (PONEK). Jumlah Rumah Sakit PONEK sampai dengan tahun

2013 di Provinsi Maluku sebanyak 8 unit.

C. SARANA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

1. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Ketersediaan farmasi dan alat kesehatan memiliki peran yang signifikan

dalam pelayanan kesehatan. Akses masyarakat terhadap obat khususnya obat

esensial merupakan salah satu hak asasi manusia. Dengan demikian

penyediaan obat esensial merupakan kewajiban bagi pemerintah dan institusi

pelayanan kesehatan baik publik maupun privat. Sebagai komoditi khusus,

semua obat yang beredar harus terjamin keamanan, khasiat dan mutunya agar

dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Oleh karena itu salah satu upaya

yang dilakukan untuk menjamin mutu obat hingga diterima konsumen adalah

menyediakan sarana penyimpanan obat dan alat kesehatan yang dapat menjaga

keamanan secara fisik serta dapat mempertahankan kualitas obat di samping

tenaga pengelola yang terlatih.

Salah satu kebijakan pelaksanaan dalam Program Obat dan Perbekalan

Kesehatan adalah pengendalian obat dan perbekalan kesehatan diarahkan

untuk menjamin keamanan, khasiat dan mutu sediaan farmasi dan alat

kesehatan. Hal ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang

disebabkan oleh penyalahgunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan atau

penggunaan yang salah/tidak tepat serta tidak memenuhi mutu keamanan dan

pemanfaatan yang dilakukan sejak proses produksi, distribusi hingga

penggunaannya di masyarakat. Cakupan sarana produksi bidang kefarmasian

dan alat kesehatan menggambarkan tingkat ketersediaan sarana pelayanan

kesehatan yang melakukan upaya produksi di bidang kefarmasian dan alat

kesehatan.

35 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Yang termasuk sarana produksi di bidang kefarmasian dan alat kesehatan

antara lain Industri Farmasi, Industri Obat Tradisional (IOT), Industri Ekstrak

Bahan Alam (IEBA), Industri Kosmetika, Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT),

Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT), Produksi Alat Kesehatan Produksi

Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), dan Industri Kosmetika. Jumlah

sarana produksi pada tahun 2013 sebesar 1 unit. Jumlah sarana produksi

kefarmasian dan alat kesehatan pada tahun 2013 terdapat pada gambar 2.7

GAMBAR 2.7

JUMLAH SARANA PRODUKSI KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Sarana distribusi kefarmasian dan alat kesehatan yang dipantau jumlahnya oleh

Ditjen Binfar dan Alkes antara lain yaitu : Pedagang Besar Farmasi (PBF),

Apotek, Toko Obat dan Penyalur Alat Kesehatan (PAK). Jumlah sarana distribusi

kefarmasian dan alat kesehatan pada tahun 2013 sebanyak 303 unit. Gambar

2.8 menyajikan jumlah sarana distribusi kefarmasian pada tahun 2013.

36 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 2.8 JUMLAH SARANA DISTRIBUSI KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

2. Ketersediaan Obat dan Vaksin

Dalam upaya pelayanan kesehatan, ketersediaan obat dalam jenis yang

lengkap, jumlah yang cukup, terjamin khasiatnya, aman, efektif dan bermutu

dengan harga terjangkau serta mudah diakses adalah sasaran yang harus

dicapai. Kementerian Kesehatan telah menetapkan indikator rencana strategis

tahun 2010-2014 terkait program kefarmasian dan alat kesehatan, yaitu

meningkatnya sediaan farmasi dan alat kesehatan yang memenuhi standar dan

terjangkau oleh masyarakat. Indikator tercapainya sasaran hasil tersebut pada

tahun 2014 yaitu persentase ketersediaan obat dan vaksin sebesar 100%.

Dalam rangka mencapai target tersebut, salah satu kegiatan yang dilakukan

adalah peningkatan ketersediaan obat esensial generik di sarana pelayanan

kesehatan dasar.

37 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Pemantauan ketersediaan obat digunakan untuk mengetahui kondisi

tingkat ketersediaan obat di berbagai unit sarana kesehatan seperti Instalasi

Farmasi Kabupaten/Kota (IFK) dan puskesmas. Kegiatan ini dilakukan untuk

mendukung pemerintah pusat dan daerah dalam rangka menentukan langkah-

langkah kebijakan yang akan diambil di masa yang akan datang.

Untuk mendapatkan gambaran ketersediaan obat dan vaksin di Maluku,

dilakukan pemantauan ketersediaan obat dan vaksin. Obat yang dipantau

ketersediaannya merupakan obat indikator yang digunakan untuk pelayanan

kesehatan dasar dan obat yang mendukung pelaksanaan program kesehatan.

Jumlah jenis obat yang dipantau adalah 152 jenis obat dan vaksin yang

terdiri dari 144 jenis obat untuk pelayanan kesehatan dasar dan 8 jenis vaksin

untuk imunisasi dasar.

D. UPAYA KESEHATAN BERSUMBER MASYARAKAT

Pembangunan kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya juga memerlukan peran masyarakat. Melalui

konsep Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), masyarakat

berperan serta aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Bentuk UKBM

antara lain Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan Desa

(Poskesdes), dan RW/desa/kelurahan siaga aktif. RW/Desa/kelurahan Siaga

Aktif adalah desa yang mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau

UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan

kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilans

berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit,

lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS). Pada tahun 2013 terdapat 517 Desa Siaga Aktif

dengan persentase sebesar 69,77% sedangkan persentase pada tahun 2012

sebesar 61,79%. Hal ini berarti adanya peningkatan pada tahun 2013, dapat

dilihat pada gambar 2.9

38 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 2.9 PERSENTASE DESA SIAGA AKTIF DI PROVINSI MALUKU

TAHUN 2011- 2013

Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Jenis UKBM lainnya adalah Poskesdes, yaitu UKBM yang dibentuk di

desa untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa

sehingga mempermudah akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

dasar. Kegiatan utama poskesdes yaitu pelayanan kesehatan bagi masyarakat

desa berupa pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu

menyusui, pelayanan kesehatan anak, pengamatan dan kewaspadaan dini

(surveilans penyakit, surveilans gizi, surveilans perilaku berisiko, surveilans

lingkungan dan masalah kesehatan lainnya), penanganan kegawatdaruratan

kesehatan serta kesiapsiagaan terhadap bencana. Jumlah poskesdes yang

beroperasi pada tahun 2013 sebanyak 387 unit.

39 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Salah satu UKBM yang memiliki peran signifikan dalam pemberdayaan

masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah

posyandu. Posyandu dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan

kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar bagi

masyarakat terutama ibu, bayi dan anak balita. Posyandu memiliki 5 program

prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi serta

pencegahan dan penanggulangan diare. Pada tahun 2013 terdapat 2.137

Posyandu di Provinsi Maluku yang terdiri dari 47,54% posyandu pratama,

35,75% posyandu madya, 14,93% posyandu purnama dan 1,78% posyandu

mandiri.

GAMBAR 2.10

PERSENTASE POSYANDU MENURUT STRATA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

40 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Pada gambar 2.10 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi adalah posyandu

pratama dan proporsi terendah adalah posyandu mandiri. Dengan demikian

diperlukan upaya intensif untuk meningkatkan jumlah posyandu mandiri. Dalam

menjalankan fungsinya, perlu diketahui rasio kecukupan posyandu terhadap

masyarakat yang ada. Pada tahun 2013, dengan jumlah posyandu sebanyak

2.137 unit, maka rasio posyandu terhadap jumlah desa/kelurahan adalah 1,82 .

GAMBAR 2.11 RASIO POSYANDU TERHADAP DESA/KELURAHAN

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Dari gambar 2.11 di dilihat bahwa Kota Ambon memiliki rasio tertinggi yaitu 5,72

Data/informasi lebih rinci mengenai jumlah UKBM menurut Kabupaten/Kota

tahun 2013 terdapat pada Lampiran 72

41 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

E. INSTITUSI PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN POLTEKKES

1. Jumlah Poltekkes

Pembangunan kesehatan berkelanjutan membutuhkan tenaga kesehatan

yang memadai baik dari segi jenis, jumlah maupun kualitas. Untuk menghasilkan

tenaga kesehatan yang berkualitas tentu saja dibutuhkan proses pendidikan

yang berkualitas pula. Kementerian Kesehatan RI merupakan institusi dari sektor

pemerintah yang berperan di dalam penyediaan tenaga kesehatan yang

berkualitas tersebut.

Institusi pendidikan tenaga kesehatan selain tenaga medis terdiri dari

Politeknik Kesehatan (Poltekkes) dan Non Politeknik Kesehatan (Non

Poltekkes). Kementerian Kesehatan melakukan pembinaan terhadap institusi

Poltekkes. Sampai dengan Desember 2013, terdapat 1 Poltekkes di Maluku

yang terdiri dari 5 jurusan/program studi pada strata Diploma III.

2. Peserta Didik

Peserta didik pada Diploma III yang dimiliki oleh Poltekkes di Maluku pada

tahun 2013 terdiri dari peserta didik tingkat I (tahun ajaran 2011/2012), tingkat II

(tahun ajaran 2012/2013), dan tingkat III (tahun ajaran 2013/2014) yaitu

berjumlah 2.239 orang. Jumlah tersebut terdiri 765 peserta didik tingkat I, 786

peserta didik tingkat II, dan 688 peserta didik tingkat III. Jumlah peserta didik

terbanyak berasal dari Program Studi Keperawatan sebanyak 991 peserta didik

sedangkan jumlah peserta didik terendah berasal dari program studi analis

sebanyak 136 peserta didik.

42 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 2.12 JUMLAH PESERTA DIDIK DIPLOMA III POLTEKKES

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Politeknik Kesehatan Maluku, 2013

3. Lulusan

Peserta didik yang telah selesai menempuh pendidikan akan menjadi

lulusan Poltekes. Jumlah lulusan pada tahun 2013 adalah sebanyak 509 orang.

Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2012 yaitu sebanyak 411 orang.

Sesuai dengan jumlah peserta didik yang memiliki jumlah terbesar dari program

studi keperawatan. Hal serupa juga terjadi pada jumlah lulusan dengan jumlah

lulusan terbanyak adalah program studi keperawatan sebanyak 252 orang.

43 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 2.13 JUMLAH LULUSAN DIPLOMA III POLTEKKES

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Politeknik Kesehatan Maluku, 2013

44 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

BAB III TENAGA KESEHATAN

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 21

menyebutkan bahwa pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan,

pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam

rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

Dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem

Kesehatan Nasional dijelaskan bahwa untuk melaksanakan upaya kesehatan

dalam rangka pembangunan kesehatan diperlukan sumber daya manusia

kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya serta

terdistribusi secara adil dan merata. Sumber daya manusia kesehatan yang

disajikan pada bab ini lebih diutamakan pada kelompok tenaga kesehatan.

Dalam Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

memutuskan bahwa tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis, tenaga

keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi,

tenaga keterapian fisik dan tenaga keteknisian medis.

Gambaran mengenai jumlah, jenis, dan kualitas, serta penyebaran tenaga

kesehatan di seluruh wilayah Maluku dilakukan dengan cara pengumpulan data

pada sarana pelayanan kesehatan baik di wilayah dinas kesehatan

kabupaten/kota maupun dinas kesehatan provinsi.

Pengumpulan data tenaga kesehatan meliputi tenaga kesehatan yang

berstatus PNS daerah, Pegawai Tidak Tetap (PTT), TNI/POLRI, dan swasta.

Metode pengumpulan data yang digunakan melalui mekanisme pemutakhiran

data mulai dinas kesehatan kabupaten/kota bersama UPTD, Lembaga Teknis

Daerah, RS TNI/POLRI dan Swasta dan dikelola oleh dinas kesehatan provinsi

(Bagian Perencanaan/SDMK) dan melapor ke Badan Pengembangan dan

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (Badan PPSDMK)

Kementerian Kesehatan RI melalui Sistem Informasi SDMK.

45 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

A. JUMLAH DAN RASIO TENAGA KESEHATAN Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan

kesehatan adalah tenaga kesehatan yang bertugas di fasilitas pelayanan

kesehatan di masyarakat. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang

mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau

keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu

memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Pendataan

tenaga kesehatan yang dilakukan oleh Bagian Perencanaan Dinas Kesehatan

Provinsi Maluku menggunakan pendekatan tenaga kesehatan yang

melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya.

Berdasarkan pendekatan tersebut, pada tahun 2013 jumlah SDM

Kesehatan yang tercatat sebanyak 7.169 tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan

terdiri atas 584 tenaga medis (dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi),

3.715 perawat, 1.380 bidan, 245 kefarmasian, 394 gizi, 329 kesmas, 316

sanitarian, 180 teknisi medis, 26 fisioterapis. Rincian lengkap mengenai

rekapitulasi sumber daya manusia kesehatan menurut jenis tenaga dapat dilihat

pada Lampiran 74-78.

Berdasarkan jumlah dokter dan jumlah penduduk disusun rasio dokter per

100.000 penduduk. Rasio dokter umum di Maluku pada tahun 2013 sebesar 25

dokter umum per 100.000 penduduk. Rasio dokter umum terhadap jumlah

penduduk menurut Kabupaten/Kota pada tahun 2013 terlihat pada gambar 3.1

46 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 3.1 RASIO DOKTER UMUM TERHADAP 100.000 PENDUDUK

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Dari gambar 3.1 dapat dilihat bahwa kabupaten/kota dengan rasio dokter umum

terhadap 100.000 penduduk tertinggi terdapat di Maluku Tenggara sebesar 39

sedangkan terendah terdapat di Kota Ambon sebesar 8 dokter umum per

100.000 penduduk.

Rasio dokter gigi terhadap jumlah penduduk menurut kabupaten/kota pada

tahun 2013 terlihat pada gambar 3.2.

47 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 3.2 RASIO DOKTER GIGI TERHADAP 100.000 PENDUDUK

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Dari gambar 3.2 dapat dilihat bahwa jumlah dokter gigi pada tahun 2013 tercatat

sebanyak 103 orang dengan jumlah penduduk 1.628.413 orang, maka rasio

dokter gigi sebesar 6 dokter gigi per 100.000 penduduk. Hal ini berarti 1 dokter

gigi melayani 15.810 orang.

48 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Jenis tenaga kesehatan berikutnya adalah tenaga keperawatan, yang

terdiri dari tenaga perawat dan bidan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik

Perawat menyatakan bahwa perawat adalah seseorang yang telah lulus

pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jumlah perawat pada

tahun 2013 tercatat sebanyak 3.715 orang. Rasio perawat terhadap jumlah

penduduk menurut kabupaten/kota pada tahun 2013 terlihat pada gambar 3.3

GAMBAR 3.3

RASIO PERAWAT TERHADAP 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

49 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 3.3 dapat dilihat bahwa Rasio perawat terhadap penduduk di

Maluku tahun 2013 sebesar 228 perawat per 100.000 penduduk. Kabupaten/

Kota dengan rasio tertinggi terdapat di Kabupaten Kepualuan Aru sebesar 364

perawat per 100.000 penduduk, sedangkan Kabupaten/Kota dengan rasio

perawat terendah terdapat di Kota Ambon sebesar 59 perawat per 100.000

penduduk.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan menyatakan bahwa

yang dimaksudkan dengan bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari

pendidikan bidan yang diakui oleh pemerintah dan organisasi profesi di wilayah

negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk di

register, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan

praktik kebidanan. Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung

jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan

dukungan, asuhan dan nasihat selama hamil, masa kehamilan dan masa nifas,

memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan

kepada bayi baru lahir dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan,

promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, akses

bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan

kegawatdaruratan. Jumlah bidan di Maluku pada tahun 2013 tercatat sebanyak

1.380 orang, dengan rasio bidan terhadap penduduk sebesar 85 bidan per

100.000 penduduk. Rasio bidan terhadap jumlah penduduk menurut

kabupaten/kota pada tahun 2013 dapat dilihat pada gambar 3.4

50 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 3.4 RASIO BIDAN TERHADAP 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Dari gambar 3.4 dapat dilihat bahwa kabupaten/kota dengan rasio bidan

terhadap penduduk tertinggi terdapat di Kabupaten Buru sebesar 129 bidan per

100.000 penduduk sedangkan rasio bidan terhadap penduduk terendah terdapat

di Kota Ambon sebesar 30 bidan per 100.000 penduduk.

51 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

1. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Kinerja

dari puskesmas sangat dipengaruhi ketersediaan sumber daya manusia yang

dimiliki, terutama ketersediaan tenaga kesehatan. Pada tahun 2013, terdapat

3.886 orang yang bertugas di puskesmas. Dari seluruh jumlah tenaga

kesehatan, dokter umum yang bertugas di puskesmas sebanyak 234 orang,

dengan rasio 1 dokter umum per puskesmas. Rasio dokter umum di puskesmas

terhadap jumlah puskesmas tahun 2013 menurut kabupaten/kota dapat dilihat

pada gambar 3.5.

GAMBAR 3.5

RASIO DOKTER UMUM DI PUSKESMAS TERHADAP JUMLAH PUSKESMAS DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

52 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 3.5 terlihat bahwa ada 1 kabupaten/kota yang tidak mencukupi

Rasio dokter umum terhadap puskesmas yakni Kabupaten Maluku Tenggara

Barat.

Jumlah dokter gigi yang bertugas di puskesmas pada tahun 2013

sebanyak 78 orang. Bila dibandingkan dengan jumlah seluruh puskesmas di

Maluku (189) maka dapat diartikan bahwa hampir seluruh puskesmas tidak

memiliki dokter gigi dengan rasio 0 dokter gigi per puskesmas. Rasio dokter gigi

di puskesmas terhadap jumlah puskesmas tahun 2013 menurut kabupaten/kota

dapat dilihat pada gambar 3.6

GAMBAR 3.6 RASIO DOKTER GIGI DI PUSKESMAS TERHADAP JUMLAH PUSKESMAS

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

53 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 3.6 terlihat bahwa ada 3 Kabupaten/Kota yang terpenuhi Rasio

dokter gigi terhadap puskesmas yakni Kabupaten Maluku Tenggara, Kota

Ambon dan Kabupaten Maluku Tengah sedangkan Kabupaten/Kota yang lain

belum terpenuhi rasio dokter gigi terhadap puskesmas. Jumlah tenaga

kesehatan di puskesmas dapat dilihat pada gambar 3.7

GAMBAR 3.7 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MENURUT JENIS DI PUSKESMAS

PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Dari gambar 3.7 dapat dilihat bahwa jumlah jenis tenaga terbanyak di seluruh

puskesmas yakni perawat sebanyak 2.037 orang dan tidak ada tenaga dokter

spesialis di seluruh puskesmas.

54 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

2. Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit menyatakan bahwa

rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Sumber daya manusia

kesehatan memegang peranan penting dalam pelayanan kesehatan. Sumber

daya manusia kesehatan yang bertugas di rumah sakit pada tahun 2013

berjumlah 2.632 orang.

GAMBAR 3.8 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MENURUT JENIS DI RUMAH SAKIT

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

55 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 3.8 dapat dilihat bahwa jenis tenaga kesehatan terbanyak yang

bertugas di rumah sakit adalah perawat sebanyak 1.515 orang dan terendah

adalah dokter gigi dan fisioterapis masing-masing sebanyak 21 orang.

B. TENAGA KESEHATAN DENGAN STATUS PEGAWAI TIDAK TETAP (PTT)

Permasalahan distribusi tenaga kesehatan masih merupakan isu yang

sampai saat ini masih ada dalam sistem kesehatan di Indonesia. Indonesia

mempunyai ciri geografis yang khusus antara daerah yang satu dengan daerah

yang lainnya dan keadaan sosial ekonomi yang menunjukkan perbedaan yang

cukup tinggi ditambah dengan desentralisasi yang belum mampu menunjukkan

hasil yang diharapkan dalam menyelesaikan permasalahan pemerataan tenaga

kesehatan, terutama pada daerah terpencil, sangat terpencil, dan perbatasan.

Pemenuhan tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan terutama

puskesmas dan jaringannya pada daerah terpencil/sangat terpencil, tertinggal,

perbatasan dan kepulauan (DTPK) serta daerah bermasalah kesehatan (DBK),

salah satunya diisi dengan cara pengangkatan Pegawai Tidak Tetap (PTT) dan

Penugasan Khusus. Pemenuhan tenaga kesehatan dengan status PTT terdiri

dari dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis dan bidan.

Konstribusi yang diberikan cukup besar pengaruhnya dalam meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan. Sampai dengan 31 Desember 2013 tercatat sebanyak

524 tenaga kesehatan PTT Pusat yang masih aktif bertugas dengan komposisi

dokter umum sejumlah 173 orang, dokter gigi sejumlah 65 orang dan bidan

sejumlah 286 orang. Jumlah tenaga kesehatan PTT Pusat yang masih aktif

dapat dilihat pada gambar 3.9.

56 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 3.9 JUMLAH DOKTER UMUM PTT, DOKTER GIGI PTT DAN BIDAN PTT AKTIF

MENURUT KRITERIA WILAYAH DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Sub Bagian Kepegawaian dan Umum Dinas Kesehatan

Provinsi Maluku, 2013

C. TENAGA KESEHATAN DENGAN STATUS PENUGASAN KHUSUS Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2013 tentang

Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan menyatakan bahwa yamg dimaksudkan

dengan penugasan khusus adalah pendayagunaan secara khusus tenaga

kesehatan dalam kurun waktu tertentu guna meningkatkan akses dan mutu

pelayanan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan di Daerah Tertinggal,

Perbatasan dan Kepulauan, Daerah Bermasalah Kesehatan serta Rumah Sakit

Kelas C dan D di kabupaten yang memerlukan pelayanan medik spesialistik.

Jenis tenaga kesehatan yang dapat diangkat dalam penugasan khusus pada

fasilitas pelayanan kesehatan terdiri dari Residen dan tenaga kesehatan dengan

pendidikan diploma III.

57 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Residen merupakan dokter umum/dokter gigi yang sedang menempuh

pendidikan dokter spesialis/dokter gigi spesialis. Tenaga kesehatan dengan

pendidikan diploma III terdiri dari bidan, perawat, sanitarian, tenaga gizi, dan

analis kesehatan. Tenaga kesehatan penugasan khusus ditempatkan pada (1)

Puskesmas dan jejaringnya, (2) Rumah Sakit Kelas C dan D yang telah memiliki

peralatan kesehatan, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi serta fasilitas lain

sesuai kebutuhan medik spesialistik (tidak termasuk Rumah Sakit Bergerak), (3)

Rumah Sakit yang membutuhkan jenis pelayanan medik spesialistik tertentu.

Selama tahun 2013 telah dilakukan pengangkatan penugasan khusus sebanyak

44 orang, yang terdiri dari 21 perawat, 9 tenaga gizi, 13 tenaga kesehatan

lingkungan, 1 analis kesehatan. Jumlah pengangkatan penugasan khusus dapat

dilihat pada gambar 3.10

GAMBAR 3.10 JUMLAH PENUGASAN KHUSUS DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Sub Bagian Kepegawaian dan Umum, Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, 2013

58 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

D. REGISTRASI TENAGA KESEHATAN Registrasi tenaga kesehatan (selain tenaga medis dan kefarmasian)

diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 161/Menkes/Per/I/2010 dan

direvisi dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/Menkes/Per/VIII/2011

tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.

Setiap tenaga kesehatan yang akan menjalankan pekerjaannya wajib

memiliki Surat Tanda Registrasi (STR). STR adalah bukti tertulis yang diberikan

oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat

kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.

Untuk mendapatkan STR, tenaga kesehatan harus memiliki ijazah dan

sertifikat kompetensi. STR berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang

setiap lima tahun. Sampai dengan Desember 2013 jumlah tenaga kesehatan

yang sudah menerima STR di Provinsi Maluku sebanyak 1.675 orang. Informasi

jumlah tenaga kesehatan yang sudah memilki STR dapat dilihat pada gambar

3.11

59 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 3.11 JUMLAH TENAGA KESEHATAN YANG MEMILIKI SURAT TANDA

REGISTRASI DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Sekretariat Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi Maluku, 2013

60 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

BAB IV PEMBIAYAAN KESEHATAN

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan memerlukan komponen

pembiyaan. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

menyebutkan bahwa pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan

pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang

mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan. Pembiayaan kesehatan

terdiri dari pembiayaan bersumber pemerintah dan pembiayaan bersumber

masyarakat

A. ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2013 mengalokasikan anggaran

dana Dekonsentrasi untuk Provinsi Maluku sebesar Rp. 25.017.296.000,- dapat

dilihat pada gambar 4.1 dan lampiran tabel 79

GAMBAR 4.1

ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN DANA DEKOSENTRASI DINAS KESEHATAN PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Sub Bagian Keuangan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, 2013

61 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa realisasi dana dekonsentrasi tahun 2013

sebesar Rp.22.143.026.218 (88,51%).

Kementerian Kesehatan pada tahun 2013 juga mengalokasikan dana

Tugas Pembantuan dapat dilihat pada gambar 4.2

GAMBAR 4.2

ANGGARAN DANA TUGAS PEMBANTUAN PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Sub Bagian Keuangan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, 2013

Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa realisasi Dana Tugas Pembantuan tahun

2013 untuk TP Rumah Sakit sebesar Rp.23.734.235.000,- (88,7%), realisasi TP

Puskesmas dan Ambulatory sebesar Rp.4.796.429.000,- (88,50%) dan TP

Penyehatan Lingkungan sebesar Rp.1.391.135.000,- (81,20%)

62 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Tahun 2013 juga Kementerian Kesehatan RI juga mengalokasikan Dana

Alokasi Khusus dapat dilihat pada gambar 4.3

GAMBAR 4.3 ANGGARAN DANA ALOKASI KHUSUS PROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

Sumber : Sub Bagian Keuangan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, 2013

Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa realisasi Dana Alokasi Khusus tahun 2013

untuk DAK Pelayanan Dasar sebesar Rp.30.629.004.390,- (70,54%), realisasi

DAK Pelayanan Kesehatan Rujukan sebesar Rp. 18.149.062.435,- (88,45%) dan

realisasi DAK Pelayanan Kesehatan Farmasi sebesar Rp. 21.649.456.617,-

(80,65%)

63 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

B. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) BIDANG KESEHATAN Pembiayaan kesehatan harus mampu menjamin kesinambungan jumlah

yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna

dan berdaya guna sehingga pembangunan kesehatan untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat setinggitingginya dapat terlaksana. Sumber

pembiayaan kesehatan berasal dari pemerintah, pemerintah daerah,

masyarakat, swasta dan sumber lain. Sesuai Undang-Undang Kesehatan No 36

Tahun 2009 Tentang Kesehatan, anggaran kesehatan pemerintah daerah

provinsi, kabupaten/kota memiliki alokasi minimal sepuluh persen dari total

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di luar gaji (belanja

pegawai). Anggaran APBD Kesehatan Provinsi Maluku dapat dilihat pada tabel

4.4

GAMBAR 4.4

ANGGARAN APBD KESEHATAN PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Sub Bagian Keuangan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, 2013

64 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

C. JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT Sampai dengan Desember 2013 terdapat 754.627 orang yang memiliki

jaminan kesehatan. Salah satu program jaminan kesehatan yang

diselenggarakan oleh pemerintah adalah Jamkesmas. Jaminan Kesehatan

Masyarakat (Jamkesmas) diselenggarakan untuk meningkatkan akses dan mutu

pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan hampir miskin

agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan

efisien. Jamkesmas diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu,

menurunkan angka kematian bayi dan balita serta menurunkan angka kelahiran

di samping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan bagi masyarakat miskin.

Program ini telah memberikan banyak manfaat bagi peningkatan akses

pelayanan kesehatan masyarakat miskin dan hampir miskin di puskesmas dan

jaringannya, pelayanan kesehatan di rumah sakit serta memberikan

perlindungan finansial dari pengeluaran kesehatan akibat sakit. Alokasi dana

jamkesmas dan jampersal di Provinsi Maluku pada tahun 2013 sebesar Rp.

51.713.440.000,-. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.5

GAMBAR 4.5

ALOKASI DANA JAMKESMAS DAN JAMPERSAL DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Sub Bagian Keuangan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, 2013

65 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 4.6 dapat dilihat bahwa realisasi dana jamkesmas dan jampersal

sebesar Rp.37.721.345.408,- (72,94%).

Cakupan program Jamkesmas terdiri dari pelayanan kesehatan dasar di

puskesmas dan pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit. Kunjungan di

pelayanan kesehatan di Puskesmas terdiri dari Rawat Jalan Tingkat Pertama

(RJTP) dan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP) sedangkan kunjungan di

pelayanan kesehatan di Rumah Sakit terdiri dari Rawat Jalan Tingkat Lanjut

(RJTL) dan Rawat Inap Tingkat Lanjut (RITL). Gambar 4.6 memperlihatkan

jumlah kunjungan peserta jamkesmas dan jampersal di puskesmas dan rumah

sakit.

GAMBAR 4.6

JUMLAH KUNJUNGAN RJTP, RITP, RJTL & RITL DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, 2013

66 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Sejak tahun 2011 telah dilakukan perluasan program Jamkesmas dengan

diluncurkannya Jaminan Persalinan (Jampersal) sesuai dengan surat edaran

Menkes RI Nomor TU/Menkes/E/391/II/2011 tentang Jaminan Persalinan.

Jampersal adalah pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan

kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB

pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir. Jampersal melingkupi seluruh

ibu yang belum memiliki jaminan kesehatan.

Jumlah kunjungan Jampersal tertinggi terdapat pada pelayanan Ante

Natal Care (K1 dan K4) sebanyak 71.465 kunjungan, pasca persalinan sebanyak

31.362 kunjungan, dan persalinan normal sebanyak 31.187 kunjungan.

Kunjungan pada ANC yang tinggi diharapkan dapat membantu menurunkan

komplikasi maternal dan neonatal serta kematian ibu dan anak melalui

pendeteksian dini kehamilan berisiko tinggi.

D. BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan bantuan dana dari

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI dalam membantu pemerintahan

kabupaten/kota untuk meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan

kesehatan masyarakat melalui kegiatan Puskesmas untuk mendukung

tercapainya target Millennium Development Goals (MDGs) bidang kesehatan

tahun 2015. Selain itu diharapkan dengan bantuan ini dapat meningkatkan

kualitas manajemen puskesmas, terutama dalam perencanaan tingkat

puskesmas dan lokakarya mini puskesmas, meningkatkan upaya untuk

menggerakkan potensi masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatannya,

dan meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan

preventif yang dilakukan oleh puskesmas dan jaringannya serta poskesdes dan

posyandu.

67 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Pemanfaatan dana BOK difokuskan pada beberapa upaya kesehatan

promotif dan preventif meliputi KIA, KB, imunisasi, perbaikan gizi masyarakat,

promosi kesehatan, kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit, dan

upaya kesehatan lain sesuai risiko dan masalah utama kesehatan di wilayah

setempat dengan tetap mengacu pada pencapaian target Standar Pelayanan

Minimal (SPM) Kesehatan serta target MDGs Bidang Kesehatan tahun 2015.

Pada proses pelaksanaan, penyaluran dana BOK melalui Tugas

Pembantuan telah dilakukan berbagai upaya penyempurnaan. Realisasi

pemanfaatan dana BOK pada tahun 2013 sebesar Rp 35.156.381.457 dari

alokasi sebesar Rp 39.422.000.000,- dengan persentase realisasi 89,18%.

GAMBAR 4.7 ANGGARAN DANA BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN

PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Sub Bagian Keuangan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, 2013

68 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

BOK merupakan salah satu program strategis Kementerian Kesehatan RI

disamping Jamkesmas/Jampersal sehingga terus diupayakan perbaikan agar

BOK dimanfaatkan dengan optimal oleh puskesmas. Dinas kesehatan provinsi

sebagai perpanjangan tangan Kementerian Kesehatan juga memiliki peran serta

yaitu melakukan pembinaan dan evaluasi pelaksanaan BOK di kabupaten/kota.

Dengan kehadiran BOK diharapkan petugas kesehatan/kader kesehatan tidak

lagi mengalami kendala dalam melakukan kegiatan untuk mendekatkan akses

pada masyarakat. Hal penting yang perlu dipahami, BOK bukan merupakan

dana utama penyelenggaraan upaya kesehatan di kabupaten/kota, namun

hanya dana tambahan yang bersifat bantuan sehingga tidak dapat menjawab

semua permasalahan kesehatan. Sumber pembiayaan kesehatan yang utama

tetap harus disediakan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota.

69 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

BAB V KESEHATAN KELUARGA

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari

sekelompok orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu

atap dan biasanya memiliki hubungan darah atau perkawinan, dalam keadaan

saling ketergantungan. Keluarga memiliki fungsi yang sangat strategis dalam

mempengaruhi status kesehatan diantara anggotanya. Diantara fungsi keluarga

dalam tatanan masyarakat yaitu memenuhi kebutuhan gizi dan merawat serta

melindungi kesehatan para anggotanya.

Anak dan ibu merupakan dua anggota keluarga yang perlu mendapatkan

prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Penilaian terhadap status

kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan.

Hal tersebut disebabkan Angka Kematian Ibu dan Anak merupakan dua indikator

yang peka terhadap kualitas fasilitas pelayanan kesehatan. Kualitas fasilitas

pelayanan kesehatan yang dimaksud termasuk aksesibilitas terhadap fasilitas

pelayanan kesehatan itu sendiri.

A. KESEHATAN IBU Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2012, Angka Kematian Ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan

nifas) sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup. Angka ini masih cukup tinggi

apalagi jika dibandingkan dengan negara–negara tetangga. Sejak tahun 1990

upaya strategis yang dilakukan dalam upaya menekan Angka Kematian Ibu

(AKI) adalah dengan pendekatan safe motherhood, dengan menganggap bahwa

setiap kehamilan mengandung risiko, walaupun kondisi kesehatan ibu sebelum

dan selama kehamilan dalam keadaan baik. Di Indonesia Safe Motherhood

initiative ditindaklanjuti dengan peluncuran Gerakan Sayang Ibu di tahun 1996

oleh Presiden yang melibatkan berbagi sektor pemerintahan di samping sektor

kesehatan.

70 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Salah satu program utama yang ditujukan untuk mengatasi masalah kematian

ibu adalah penempatan bidan di tingkat desa secara merata yang bertujuan

untuk mendekatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir ke

masyarakat.

Di tahun 2000, Kementerian Kesehatan RI memperkuat strategi intervensi

sektor kesehatan untuk mengatasi kematian ibu dengan mencanangkan strategi

Making Pregnancy Safer. Pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan

meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam

rangka menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25%. Program ini

dilaksanakan di provinsi dan kabupaten/kota dengan jumlah kematian ibu dan

neonatal yang besar, yaitu Provinsi Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa

Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Dasar pemilihan provinsi-provinsi

tersebut dikarenakan 52,6% dari jumlah total kejadian kematian ibu di Indonesia

berasal dari enam provinsi tersebut. Sehingga dengan menurunkan angka

kematian ibu di enam provinsi tersebut diharapkan akan dapat menurunkan

angka kematian ibu di Indonesia secara signifikan.

Upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian neonatal

melalui program EMAS dilakukan dengan cara:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir

minimal di 150 rumah sakit (PONEK) dan 300 Puskesmas/Balkesmas

(PONED).

2. Memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar Puskesmas dan

Rumah Sakit.

Selain itu, pemerintah bersama masyarakat juga bertanggung jawab

untuk menjamin bahwa setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan

ibu yang berkualitas, mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan terlatih, dan perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi,

perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, dan memperoleh cuti hamil

dan melahirkan serta akses terhadap keluarga berencana.

71 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Di samping itu, pentingnya melakukan intervensi lebih ke hulu yakni kepada

kelompok remaja dan dewasa muda dalam upaya percepatan penurunan AKI.

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan

antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi

waktu minimal 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu),

minimal 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan minimal

2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24minggu - lahir). Standar waktu

pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil

dan atau janin, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan

dini komplikasi kehamilan.

Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas, yaitu :

a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan;

b) Pengukuran tekanan darah;

c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA);

d) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);

e) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus

toksoid sesuai status imunisasi;

f) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan;

g) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ);

h) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan

konseling, termasuk keluarga berencana);

i) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah

(Hb),

j) Pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum

pernah dilakukan sebelumnya); dan

k) Tatalaksana kasus.

72 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan

menggunakan indikator Cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu

hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga

kesehatan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada

kurun waktu satu tahun sedangkan Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang

telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4

kali sesuai jadwal yang dianjurkan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di

satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut

memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat

kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan.

Gambaran cakupan K1 dan K4 sejak tahun 2013 dapat dilihat pada gambar 5.1.

GAMBAR 5.1 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL K1 DAN K4

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

73 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Pada gambar 5.1 dapat dilihat bahwa cakupan pelayanan ibu hamil K1 dan K4

relatif rendah, yakni di Kab. Seram Bagian Timur dengan K1 (69,36%) dan K4

(60,76) . Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil di Maluku tahun 2013 untuk

K1 sebesar 89,55% dan sebesar K4 77,54%

Berbagai program dan kegiatan telah dilaksanakan untuk semakin

mendekatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat

hingga ke pelosok desa, termasuk untuk meningkatkan cakupan pelayanan

antenatal. Dari segi sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan, hingga bulan

Desember 2013, tercatat terdapat 189 Puskesmas di seluruh Maluku.

Dengan demikian rasio Puskesmas terhadap 30.000 penduduk sudah

melampaui rasio ideal 3:30.000 penduduk. Demikian pula dengan Upaya

Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) seperti Poskesdes dan

Posyandu. Sampai dengan tahun 2013, tercatat terdapat 387 Poskesdes yang

beroperasi dan 1.432 Posyandu di Maluku.

Upaya meningkatkan cakupan pelayanan antenatal juga makin diperkuat

dengan adanya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sejak tahun 2010 dan

diluncurkannya Jaminan Persalinan (Jampersal) sejak tahun 2011, dimana

keduanya saling bersinergi. BOK dapat dimanfaatkan untuk kegiatan luar

gedung, seperti pendataan, pelayanan di Posyandu, kunjungan rumah,

sweeping kasus drop out, pelaksanaan kelas ibu hamil serta penguatan

kemitraan bidan dan dukun. Sementara itu Jampersal mendukung paket

pelayanan antenatal, termasuk yang dilakukan pada saat kunjungan rumah atau

sweeping, baik pada kehamilan normal maupun kehamilan dengan risiko tinggi.

Semakin kuatnya kerja sama dan sinergi berbagai program yang dilakukan oleh

pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat termasuk sektor swasta

diharapkan dapat mendorong tercapainya target cakupan pelayanan antenatal.

74 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 5.2 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL K1 DAN K4 IDEAL

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Dari gambar 5.2 dapat dilihat bahwa perbedaan antara hasil pencatatan rutin

dan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 yang dilakukan oleh

Badan Penelitian dan Pengambangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Untuk cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 ideal, data menurut

pencatatan rutin adalah 89,55%, sedangkan menurut Riskesdas 59,10%. Untuk

cakupan K4 idealnya, menurut pencatatan rutin adalah sebesar 77,54%,

sedangkan menurut Riskesdas adalah 55,80%. Perbedaan ini dikarenakan pada

Riskesdas 2013, sampel penelitian adalah ibu yang pernah hamil anak terakhir

sejak 1 Januari 2010 hingga pada saat wawancara dilakukan. Selain itu, masih

terdapat perbedaan persepsi di daerah mengenai definisi operasional dari

cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 dan K4. Data dan informasi terkait

pelayanan kesehatan ibu hamil disajikan pada lampiran 28.

75 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong

agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter

spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan, serta

diupayakan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan persalinan

adalah proses pelayanan persalinan yang dimulai pada kala I sampai dengan

kala IV persalinan. Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin diukur melalui

indikator persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih (Cakupan

Pn). Indikator ini memperlihatkan diantaranya tingkat kemampuan pemerintah

dalam menyediakan pelayanan persalinan berkualitas yang ditolong oleh tenaga

kesehatan terlatih.

GAMBAR 5.3

CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

76 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 5.3 dapat diketahui bahwa secara umum cakupan pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan di Maluku hampir sama dengan tahun

sebelumnya. Cakupan Provinsi Maluku pada tahun 2013 sebesar 77,17 %, hal

ini mengalami penurunan dari tahun 2012 yakni 78,89 %,

Analisis kematian ibu yang dilakukan Direktorat Bina Kesehatan Ibu pada

tahun 2010 membuktikan bahwa kematian ibu terkait erat dengan penolong

persalinan dan tempat/fasilitas persalinan. Persalinan yang ditolong tenaga

kesehatan terbukti berkontribusi terhadap turunnya risiko kematian ibu. Demikian

pula dengan tempat/fasilitas, jika persalinan dilakukan di fasilitas pelayanan

kesehatan, juga akan semakin menekan risiko kematian ibu. Oleh karena itu,

Kementerian Kesehatan tetap konsisten dalam menerapkan kebijakan bahwa

seluruh persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan dan didorong untuk

dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.

Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan menggariskan

bahwa pembangunan Puskesmas harus satu paket dengan rumah dinas tenaga

kesehatan. Demikian pula dengan pembangunan Poskesdes yang harus bisa

sekaligus menjadi rumah tinggal bagi bidan di desa. Dengan disediakan rumah

tinggal, maka tenaga kesehatan termasuk bidan akan siaga di tempat tugasnya

dan dapat memberikan pertolongan persalinan setiap saat.

Untuk daerah Maluku, kebijakan yang diambil untuk mendekatkan akses

masyarakat ke sarana pelayanan kesehatan dengan mengembangkan program

Rumah Tunggu seperti yang sudah dilaksanakan di Kabupaten Maluku

Tenggara Barat. Bagi ibu hamil yang di daerah tempat tinggalnya tidak ada

bidan atau jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan, maka menjelang hari taksiran

persalinan diupayakan sudah berada di dekat fasilitas pelayanan kesehatan,

yaitu di Rumah Tunggu. Rumah Tunggu tersebut dapat berupa rumah tunggu

khusus maupun di rumah sanak saudara yang dekat dengan fasilitas pelayanan

kesehatan.

77 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Selain itu, perhatian pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan

sejak tahun 2011 hingga tahun 2013 juga telah meluncurkan Jaminan Persalinan

(Jampersal) yang merupakan jaminan paket pembiayaan sejak pemeriksaan

kehamilan, pertolongan persalinan, hingga pelayanan nifas termasuk pelayanan

bayi baru lahir dan KB pasca persalinan. Penyediaan Jampersal diyakini turut

meningkatkan cakupan Pn di seluruh Wilayah Indonesia. Keberhasilan

pencapaian target indikator Pn merupakan hasil dari kerja keras dan

pelaksanaan berbagai program yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah

daerah, dan masyarakat termasuk sektor swasta

GAMBAR 5.4 PROPORSI KELAHIRAN 1 JANUARI 2010 SAMPAI SAAT WAWANCARA

BERDASARKAN TEMPAT BERSALIN DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013

78 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Berdasarkan gambar 5.4, dapat diketahui bahwa sebagian besar kelahiran

dilakukan di Rumah Sakit yakni sebesar 20,4% sedangkan Polindes/Poskesdes

merupakan tempat bersalin yang paling sedikit, dimana hanya 0,1% saja yang

memanfaatkannya sebagai tempat bersalin. Namun masih terdapat 74,9% yang

melahirkan di rumah/lainnya.

GAMBAR 5.5 CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K4 DAN CAKUPAN PERTOLONGAN

PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2011-2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Dari gambar 5.5 dapat dilihat bahwa cakupan pelayanan ibu hamil, K4

mengalami penurunan sama halnya dengan cakupan pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatan.

79 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Pelayanan antenatal memiliki peranan yang sangat penting, di antaranya

agar dapat dilakukan deteksi dan tata laksana dini komplikasi yang dapat timbul

pada saat persalinan. Apabila seorang ibu datang langsung untuk bersalin di

tenaga kesehatan tanpa adanya riwayat pelayanan antenatal sebelumnya, maka

faktor risiko dan kemungkinan komplikasi saat persalinan akan lebih sulit

diantisipasi.

GAMBAR 5.6

PROPORSI KELAHIRAN PADA PERIODE 1 JANUARI 2010 SD WAWANCARA MENURUT PENOLONG PERSALINAN DENGAN

KUALIFIKASI TERTINGGI DAN TERENDAH DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013

Dalam analisis Riskesdas, penolong persalinan dinyatakan dalam

penolong persalinan kualifikasi tertinggi dan kualifikasi terendah. Penolong

persalinan dengan kualifikasi tertinggi yakni apabila terdapat lebih dari satu

penolong maka dipilih yang kualifikasinya paling tinggi. Begitu juga dengan

kualifikasi yang terendah.

80 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 5.6 terlihat bahwa penolong persalinan dengan kualifikasi tertinggi

(51,1%) dan terendah (49,2%) dilakukan oleh bidan. Hasil tersebut juga

menunjukan bahwa pertolongan persalinan dengan kualifikasi tertinggi dan

terendah setelah bidan yakni dukun sebesar (37,2%) dan (37,5%). Namun

sebanyak (0,4%) kelahiran dilakukan oleh dokter umum dengan kualifikasi

tertinggi dan kualifikasi terendah sebesar (0,2%) .

3. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Nifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca

persalinan, sedangkan yang dimaksudkan dengan Pelayanan kesehatan ibu

nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan

sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6 jam

sampai dengan 3 hari pasca persalinan, pada hari ke-4 sampai dengan hari ke-

28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca

persalinan.

Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi :

a) Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu);

b) Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri);

c) Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain;

d) Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif

e) Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas

dan bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana;

f) Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.

Keberhasilan upaya kesehatan ibu nifas diukur melalui indikator cakupan

pelayanan kesehatan ibu nifas (Cakupan KF3). Indikator ini menilai kemampuan

negara dalam menyediakan pelayanan kesehatan ibu nifas yang berkualitas

sesuai standar.

81 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 5.7 CAKUPAN KUNJUNGAN NIFAS (KF3) DI PROVINSI IMALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Dari gambar 5.7 dapat dilihat bahwa capaian cakupan kunjungan nifas (KF3) di

Maluku sebesar 76,70%, mengalami penurunan dari tahun 2012 sebesar

80,38%. Hal ini disebabkan antara lain karena tidak terakses oleh tenaga

kesehatan.

Program penempatan Pegawai Tidak Tetap (PTT) untuk dokter dan bidan

terus dilaksanakan. Selain itu, dengan diluncurkannya Bantuan Operasional

Kesehatan (BOK) sejak tahun 2010, Puskesmas, Poskesdes, dan Posyandu

lebih terbantu dalam mengintensifkan implementasi upaya kesehatan termasuk

di dalamnya pelayanan kesehatan ibu nifas, di antaranya kegiatan sweeping

atau kunjungan rumah bagi yang tidak datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Dukungan Pemerintah makin meningkat sejak diluncurkannya Jampersal pada

tahun 2011, dimana pelayanan nifas termasuk paket manfaat yang dijamin oleh

Jampersal.

82 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

4. Pelayanan/Penanganan Komplikasi Kebidanan Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu

nifas dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung,

termasuk penyakit menular dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu

dan atau janin, yang tidak disebabkan oleh trauma/kecelakaan. Pencegahan dan

penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan

komplikasi kebidanan untuk mendapatkan perlindungan/pencegahan dan

penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada

tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Indikator yang digunakan untuk mengukur

keberhasilan pencegahan dan penanganan komplikasi kebidanan adalah

cakupan penanganan komplikasi kebidanan (Cakupan PK).

Indikator ini mengukur kemampuan negara dalam menyelenggarakan

pelayanan kesehatan secara profesional kepada ibu (hamil, bersalin dan nifas)

dengan komplikasi. Capaian indikator penanganan komplikasi kebidanan di

Maluku tahun 2013 dapat dilihat pada gambar 5.8.

GAMBAR 5.8 CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

83 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Gambaran mengenai cakupan penanganan komplikasi kebidanan pada tahun

2013 menurut kabupaten/kota yang terlihat pada gambar 5.8 menunjukkan

bahwa cakupan penanganan komplikasi kebidanan di Maluku tahun 2013

sebesar 33,00% dengan persentase tertinggi yaitu di Kota Tual (99,49%)

sedangkan cakupan terendah di Kabupaten Maluku Tenggara (20,06%).

Lima penyebab kematian ibu terbesar adalah perdarahan, hipertensi

dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet dan abortus. Kematian ibu di

Indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu

perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi. Proporsi ketiga

penyebab kematian ibu telah berubah, dimana perdarahan dan infeksi

cenderung mengalami penurunan sedangkan HDK proporsinya semakin

meningkat. Lebih dari 30% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2010

disebabkan oleh HDK.

GAMBAR 5.9 PENYEBAB KEMATIAN IBU DI INDONESIA TAHUN 2010

Sumber : Profil Kesehatan Indonesia, 2013

84 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Komplikasi dapat mengancam jiwa namun sebagian besar komplikasi dapat

dicegah dan ditangani bila :

1) ibu segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan;

2) tenaga kesehatan melakukan prosedur penanganan yang sesuai, antara

lain penggunaan partograf untuk memantau perkembangan persalinan, dan

pelaksanaan manajemen aktif kala III (MAK III) untuk mencegah

perdarahan pasca-salin;

3) tenaga kesehatan mampu melakukan identifikasi dini komplikasi;

4) apabila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan dapat memberikan

pertolongan pertama dan melakukan tindakan stabilisasi pasien sebelum

melakukan rujukan;

5) proses rujukan efektif;

6) pelayanan di RS yang cepat dan tepat guna.

Terdapat tiga jenis area intervensi yang dilakukan untuk menurunkan angka

kematian dan kesakitan ibu dan neonatal yaitu melalui :

1) peningkatan pelayanan antenatal yang mampu mendeteksi dan menangani

kasus risiko tinggi secara memadai;

2) pertolongan persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan

terampil, pelayanan pasca persalinan dan kelahiran;

3) pelayanan emergensi obstetrik dan neonatal dasar (PONED) dan

komprehensif (PONEK) yang dapat dijangkau.

Upaya terobosan dalam penurunan AKI dan AKB di Indonesia salah

satunya melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

(P4K) yang menitikberatkan fokus totalitas monitoring yang menjadi salah satu

upaya deteksi dini, menghindari risiko kesehatan pada ibu hamil serta

menyediakan akses dan pelayanan kegawatdaruratan obstetric dan neonatal

dasar di tingkat Puskesmas (PONED) dan pelayanan kegawatdaruratan obstetric

dan neonatal komprehensif di Rumah Sakit (PONEK).

85 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dalam implementasinya, P4K merupakan salah satu unsur dari Desa

Siaga. P4K mulai diperkenalkan pada tahun 2007. Sampai dengan tahun 2013,

tercatat 839 desa/kelurahan telah melaksanakannya. .

Pelaksanaan P4K di desa-desa tersebut perlu dipastikan agar mampu

membantu keluarga dalam membuat perencanaan persalinan yang baik dan

meningkatkan kesiap-siagaan keluarga dalam menghadapi tanda bahaya

kehamilan, persalinan dan nifas agar dapat mengambil tindakan yang tepat.

Adapun upaya pemerintah terkait pelayanan kesehatan ibu dan bayi

adalah Standardisasi PONEK untuk rumah sakit yang dilakukan oleh Direktorat

Bina Upaya Kesehatan Rujukan bekerjasama dengan organisasi profesi yang

terkait (POGI, IDAI dan IBI) serta Badan PPSDMKes Kemenkes RI. Lokakarya

PONEK dilakukan selama 5 hari, meliputi materi manajemen dan klinik PONEK

yang kemudian diikuti dengan latihan on the job training PONEK untuk

mengenalkan cara melakukan bimbingan teknis untuk perbaikan kinerja Tim

PONEK rumah sakit. Berdasarkan data dari Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas

Kesehatan Provinsi Maluku, jumlah rumah sakit siap PONEK di Maluku sampai

dengan Desember 2013 sebanyak 8 rumah sakit sedangkan jumlah Puskesmas

PONED sampai dengan Desember tahun 2013 adalah 33 puskesmas.

Selain itu dilakukan pula kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP), yang

merupakan upaya dalam penilaian pelaksanaan serta peningkatan mutu

pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir melalui pembahasan kasus

kematian ibu atau bayi baru lahir sejak di level masyarakat sampai di level

fasilitas pelayanan kesehatan. Kendala yang timbul dalam upaya penyelamatan

ibu pada saat terjadi kegawatdaruratan maternal dan bayi baru lahir akan dapat

menghasilkan suatu rekomendasi intervensi dalam upaya peningkatan mutu

pelayanan kesehatan ibu dan bayi di masa mendatang.

86 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Kepemilikan buku KIA dan pelaksanaan P4K Buku Kesehatan Ibu dan

Anak (Buku KIA) telah dirintis sejak 1997 dengan dukungan dari JICA (Japan

International Cooperation Agency). Buku KIA berisi catatan kesehatan ibu

(hamil, bersalin dan nifas) dan anak (bayi baru lahir, bayi dan anak balita). Buku

KIA juga memuat informasi tentang cara memelihara dan merawat kesehatan ibu

dan anak. Setiap kehamilan mendapat 1 buku KIA.

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

merupakan program terobosan Kementerian Kesehatan dalam pemberdayaan

masyarakat tentang kesehatan ibu sebagai upaya untuk menurunkan kematian

ibu (Factsheet Ditjen Bina Kesehatan Ibu). P4K adalah kegiatan pemberdayaan

masyarakat yang difasilitasi oleh tenaga kesehatan, kader, tokoh agama/tokoh

masyarakat untuk meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat

dalam perencanaan persalinan, persiapan menghadapi komplikasi

kehamilan/persalinan, perencanaan penggunaan kontrasepsi pasca persalinan

bagi setiap ibu hamil dengan menggunakan media stiker sebagai penanda.

Wujud penerapan P4K tersebut juga dituliskan pada Buku KIA dalam lembar

“Amanat Persalinan”. Setiap kehamilan yang mendapat buku KIA dan membuat

perencanaan persalinan dituliskan pada lembar tersebut (Kementerian

Kesehatan, 1997)

.

Pada Riskesdas 2013, enumerator menanyakan kepemilikan Buku KIA.

Apabila responden bisa menunjukkan buku KIA, maka dilanjutkan dengan

observasi 5 komponen P4K terhadap lembar Amanat Persalinan yang terkait

dengan perencanaan persalinan, persiapan kegawatdaruratan dan perencanaan

KB yaitu :

1. Penolong persalinan (nama-nama tenaga kesehatan yang akan menangani

saat bersalin).

2. Dana persalinan (rencana sumber pembiayaan yang akan digunakan untuk

biaya persalinan).

87 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

3. Kendaraan/ambulans desa (kendaraan yang disiapkan untuk membawa ibu

hamil menuju tempat bersalin jika sewaktu-waktu akan melahirkan/perlu

rujukan)

4. Metode KB (rencana jenis KB yang akan dipilih setelah melahirkan)

5. Sumbangan darah (nama-nama calon donor darah) apabila sewaktu-waktu

terjadi kasus perdarahan/komplikasi lain yang memerlukan sumbangan

darah

GAMBAR 5.10

PROPORSI KELAHIRAN MENURUT KEPEMILIKAN BUKU KIA DAN ISIAN 5 KOMPONEN P4K BERDASARKAN HASIL OBSERVASI LEMBAR AMANAT

PERSALINAN DARI YANG DAPAT MENUNJUKKAN BUKU KIA DI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas 2013

Hasil analisis menunjukkan bahwa 62,9% mempunyai buku KIA, namun yang

bisa menunjukkan hanya 26,5%. Variasi kepemilikan buku KIA dan bisa

menunjukkan buku KIA menurut kabupaten/kota dengan cakupan terendah di

Kabupaten Seram Bagian Barat (0,3%) dan tertinggi di Kota Ambon (43,5%).

88 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 5.10 menunjukkan hasil observasi buku KIA terhadap 5 komponen

P4K yang menunjukkan bahwa isian penolong persalinan sebesar 21,6%,

kendaraan/ambulans desa sebesar 8,1%, metode KB pasca salin sebesar

11,2% dan 9,1% untuk isian sumbangan darah. Kelengkapan isian pada semua

komponen sebesar 6,6%

5. Pelayanan Kontrasepsi

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk

mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda

melahirkan (di bawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat

jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan (di atas usia 35 tahun). Keluarga

berencana (KB) merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk

meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta

perempuan. Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan, dan cara-cara

bagi laki-laki dan perempuan untuk dapat merencanakan kapan akan

mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak,

serta kapan akan berhenti mempunyai anak. Baik suami maupun istri memiliki

hak yang sama untuk menetapkan berapa jumlah anak yang akan dimiliki dan

kapan akan memiliki anak. Melalui tahapan konseling pelayanan KB, pasangan

usia subur (PUS) dapat menentukan pilihan kontrasepsi sesuai dengan kondisi

dan kebutuhannya berdasarkan informasi yang telah mereka pahami, termasuk

keuntungan dan kerugian, risiko metode kontrasepsi dari petugas kesehatan.

Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan dalam rangka mengatur jumlah

kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran program KB adalah Pasangan

Usia Subur (PUS) yang lebih dititikberatkan pada kelompok Wanita Usia Subur

(WUS) yang berada pada kisaran usia 15-49 tahun

89 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 5.11 PERSENTASE PEMAKAIAN ALAT/CARA KB PADA WANITA USIA SUBUR

YANG BERSTATUS KAWIN DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Maluku, Riskesdas 2013

Dari gambar 5.11 dapat kita lihat bahwa sebanyak 38,0% wanita usia subur

menggunakan kontrasepsi modern, dan hanya 0,3% yang menggunakan

kontrasepsi cara tradisional. Selain itu, dapat diketahui pula bahwa sebanyak

26,4% dari wanita usia subur mengaku pernah menggunakan kontrasepsi,

sedangkan 35,4% wanita usia subur mengaku tidak pernah menggunakan

kontrasepsi.

90 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 5.12 PERSENTASE PESERTA KB AKTIF MENURUT METODE KONTRASEPSI

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : BKKBN Provinsi Maluku, 2013

Dari gambar 5.12 dapat dilihat bahwa metode kontrasepsi yang paling banyak

digunakan oleh peserta KB aktif adalah suntikan 47,99% dan metode

kontrasepsi yang paling sedikit dipilih oleh peserta KB aktif adalah Metoda

Operasi Pria (MOP), yakni sebanyak 0,64%.

91 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 5.13 PERSENTASE PESERTA KB BARU MENURUT METODE KONTRASEPSI

DI PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Dari gambar 5.13 dapat dilihat bahwa metode kontrasepsi yang paling banyak

digunakan oleh peserta KB baru adalah suntikan 45,38% dan metode

kontrasepsi yang paling sedikit dipilih oleh peserta KB aktif adalah Metoda

Operasi Pria (MOP), yakni sebanyak 0,30%.

92 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

B. KESEHATAN ANAK Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk

mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas

serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak. Upaya pemeliharaan

kesehatan anak dilakukan sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan,

setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18 (delapan belas) tahun.

Upaya kesehatan anak antara lain diharapkan untuk mampu menurunkan

angka kematian anak. Indikator angka kematian yang berhubungan anak adalah

Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka

Kematian Balita (AKABA).

Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2012, angka Kematian Neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per

1000 kelahiran hidup menurun dari 20 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2007

dan 23 per 1000 kelahiran hidup berdasarkan hasil SDKI 2002. Perhatian

terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi penting

karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 56% kematian bayi.

Untuk mencapai target penurunan AKB pada MDG 2015 yaitu sebesar 23 per

1000 kelahiran hidup maka peningkatan akses dan kualitas pelayanan bagi bayi

baru lahir (neonatal) menjadi prioritas utama. Komitmen global dalam MDGs

menetapkan target terkait kematian anak yaitu menurunkan angka kematian

anak hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015.

Data dan informasi yang akan disajikan berikut ini menerangkan berbagai

indicator kesehatan anak yang meliputi prevalensi berat badan lahir rendah

(BBLR), penanganan komplikasi neonatal, kunjungan neonatal, pelayanan

kesehatan bayi, inisiasi menyusu dini, pemberian ASI eksklusif, pemberian

vitamin A, penimbangan balita di Posyandu, imunisasi dasar, pelayanan

kesehatan balita, pelayanan kesehatan pada siswa SD/setingkat, pelayanan

kesehatan peduli remaja, pelayanan kesehatan pada kasus kekerasan anak,

dan pelayanan kesehatan anak terlantar dan anak jalanan di panti.

93 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

1. Berat Badan Lahir Bayi Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang di timbang dalam waktu 1

jam pertama setelah lahir. Hubungan antara waktu kelahiran dengan umur

kehamilan, kelahiran bayi dapat dikelompokan : bayi kurang bulan (prematur),

yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi (kehamilan) < 37 minggu (<259

hari). Bayi cukup bulan yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi antara

37-42 minggu (259 - 293 hari); dan bayi lebih bulan yaitu bayi yang dilahirkan

dengan masa gestasi > 42 minggu (>294 hari).

Berkaitan dengan berat badan bayi lahir, bayi dapat dikelompokkan

berdasarkan berat lahirnya:, yaitu bayi berat lahir rendah (BBLR), yaitu berat

lahir <2500 gram, bayi berat lahir sedang, yaitu berat lahir antara 2500-3999

gram, dan berat badan lebih, yaitu berat lahir ≥4000 gram. Bayi Berat Lahir

Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari

2500 gram. Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah prematuritas dengan

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi yang

berat kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bayi prematur. Persentase berat

bayi lahir rendah disajikan pada gambar 5.14

94 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 5.14 PERSENTASE BERAT BAYI LAHIR RENDAH

MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Dari gambar 5.14 dapat dilihat bahwa persentase balita (0-59 bulan) dengan

BBLR sebesar 2,19% Persentase BBLR tertinggi terdapat di Kota Tual (100%).

Masalah pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) terutama pada prematur

terjadi karena ketidakmatangan sistem organ pada bayi tersebut. Bayi berat lahir

rendah mempunyai kecenderungan ke arah peningkatan terjadinya infeksi dan

mudah terserang komplikasi. Masalah pada BBLR yang sering terjadi adalah

gangguan pada sistem pernafasan, susunan saraf pusat, kardiovaskular,

hematologi, gastro intestinal, ginjal dan termoregulasi.

Tabel 5.1 menyajikan persentase berat badan bayi baru lahir anak balita

menurut karakteristik

95 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Karakteristik pendidikan dan pekerjaan adalah gambaran dari kepala

rumah tangga. Menurut kelompok umur, persentase BBLR tidak menunjukkan

pola kecenderungan yang jelas. Persentase BBLR pada perempuan (16,3%)

lebih tinggi daripada laki-laki (6,2%) , namun persentase berat lahir ≥4000 gram

pada laki-laki (17,0%) lebih tinggi dibandingkan perempuan (12,4%). Menurut

pendidikan dan kuintil indeks kepemilikan terlihat adanya kecenderungan

semakin tinggi pendidikan dan kuintil indeks kepemilikan, semakin rendah

prevalensi BBLR. Menurut jenis pekerjaan, persentase BBLR tertinggi pada

anak balita dengan kepala rumah tangga yang tidak bekerja (21,0%), sedangkan

persentase terendah pada kelompok pekerjaan pegawai (5,3%). Persentase

BBLR di perdesaan (13,6%) lebih tinggi daripada di perkotaan (9,3%).

TABEL 5.1 PERSENTASE BERAT BADAN LAHIR ANAK UMUR 0-59 BULAN MENURUT KARAKTERISTIK DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Karakteristik

Ada Catatan

<2500 gr >2500-3999 gr >4000 gr

Kelompok Umur

0-5 bulan 5.5 82.7 11.8

6-11 bulan 19.8 64.5 15.7

12-23 bulan 7.4 75.7 16.9

24-35 bulan 7.8 78.3 14.0

36-47 bulan 10.4 73.0 16.6

48-59 bulan 22.6 64.6 12.8

Jenis Kelamin

Laki-laki 6.2 76.7 17.0

Perempuan 16.3 71.3 12.4

Pendidikan KK

Tidak sekolah 39.2 25.6 35.2

Tidak tamat SD 16.1 76.5 7.4

Tamat SD 3.4 89.7 7.0

96 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Tamat SLTP 13.2 54.3 32.5

Tamat SLTA 15.6 79.4 5.1

Tamat D1-D3/PT 1.8 72.9 25.3

Pekerjaan KK

Tidak bekerja 21.0 70.7 8.3

Pegawai 5.3 81.3 13.4

Wiraswasta 19.6 70.9 9.5

Petani/Nelayan/Buruh 9.3 72.6 18.1

Lainnya 65.6 34.5

Tempat Tinggal

Perkotaan 9.3 74.0 16.8

Perdesaan 13.6 74.3 12.0

Kuintil indeks kepemilikan

Terbawah 21.1 58.2 20.7

Menengah bawah 11.7 77.9 10.4

Menengah 16.6 60.9 22.6

Menengah atas 7.1 79.4 13.5

Teratas 10.5 75.7 13.8

Maluku 11.1 74.1 14.8

Indonesia 10.2 85.0 4.8

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013

2. Penanganan Komplikasi Neonatal Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau

kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti

asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir,

BBLR (berat lahir < 2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan

kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning dan merah pada

pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM).

97 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah asfiksia, bayi

berat lahir rendah dan infeksi (Riskesdas, 2007). Komplikasi ini sebetulnya dapat

dicegah dan ditangani.

Namun terkendala oleh akses ke pelayanan kesehatan, kemampuan

tenaga kesehatan, keadaan sosial ekonomi, sistem rujukan yang belum berjalan

dengan baik, terlambatnya deteksi dini dan kesadaran orang tua untuk mencari

pertolongan kesehatan. Penanganan neonatal dengan komplikasi adalah

penanganan terhadap neonatal sakit dan atau neonatal dengan kelainan atau

komplikasi/kegawatdaruratan yang mendapat pelayanan sesuai standar oleh

tenaga kesehatan (dokter, bidan atau perawat) terlatih baik di rumah, sarana

pelayanan kesehatan dasar maupun sarana pelayanan kesehatan rujukan.

Pelayanan sesuai standar antara lain sesuai dengan standar MTBM,

manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir, manajemen Bayi Berat Lahir Rendah,

pedoman pelayanan neonatal essensial di tingkat pelayanan kesehatan dasar,

PONED, PONEK atau standar operasional pelayanan lainnya. Pada gambar

5.15 disajikan gambaran cakupan penanganan neonatal dengan komplikasi

menurut kabupaten/kota tahun 2013.

98 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 5.15 CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL

MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Capaian penanganan neonatal dengan komplikasi mengalami

peningkatan dari tahun 2012 sebesar 28,11% menjadi 28,55% pada tahun 2013.

Meskipun terjadi peningkatan capaian, namun masih terdapat disparitas yang

cukup besar antar kabupaten/kota. Capaian tertinggi ada pada Kabupaten Buru

Selatan dengan angka sebesar 100% sedangkan capaian terendah terdapat di

Kota Tual sebesar 17,52. Informasi lebih rinci menurut kabupaten/kota tentang

penanganan komplikasi neonatal terdapat pada lampiran 31.

99 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

3. Pelayanan Kesehatan Neonatal Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 hari,

dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim

menjadi di luar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada

semua sistem. Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur

yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Pada usia yang rentan

ini, berbagai masalah kesehatan bisa muncul. Tanpa penanganan yang tepat,

bisa berakibat fatal. Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk mengendalikan

risiko pada kelompok ini diantaranya dengan mengupayakan agar persalinan

dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan serta menjamin

tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru

lahir.

Masalah utama penyebab kematian pada bayi dan balita adalah pada

masa neonates (bayi baru lahir umur 0-28 hari). Menurut hasil Riskesdas 2007

menunjukkan bahwa 78,5% dari kematian neonatal terjadi pada umur 0-6 hari.

Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah asfiksia, bayi

berat lahir rendah dan infeksi.

Dengan melihat adanya risiko kematian yang tinggi dan berbagai

serangan komplikasi pada minggu pertama, maka setiap bayi baru lahir harus

mendapatkan pemeriksaan sesuai standar lebih sering (minimal 2 kali) dalam

minggu pertama. Langkah ini dilakukan untuk menemukan secara dini jika

terdapat penyakit atau tanda bahaya pada neonatus sehingga pertolongan dapat

segera diberikan untuk mencegah penyakit bertambah berat yang dapat

menyebabkan kematian. Kunjungan neonatus merupakan salah satu intervensi

untuk menurunkan kematian bayi baru lahir.

100 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Terkait hal tersebut, pada tahun 2008 ditetapkan perubahan kebijakan

dalam pelaksanaan kunjungan neonatal, dari 2 kali yaitu satu kali pada minggu

pertama dan satu kali pada 8-28 hari, menjadi 3 kali yaitu dua kali pada minggu

pertama dan satu kali pada 8 – 28 hari. Dengan demikian, jadwal kunjungan

neonatal yang dilaksanakan saat ini adalah pada umur 6-48 jam, umur 3-7 hari

dan umur 8-28 hari. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program

Kesehatan Ibu Anak (KIA) dalam menyelenggarakan pelayanan neonatal yang

komprehensif.

Kunjungan neonatal pertama (KN1) adalah cakupan pelayanan kesehatan

bayi baru lahir (umur 6 jam - 48 jam) di satu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu yang ditangani sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh

sarana pelayanan kesehatan. Pelayanan yang diberikan saat kunjungan

neonatal adalah pemeriksaan sesuai standar Manajemen Terpadu Bayi Muda

(MTBM) dan konseling perawatan bayi baru lahir termasuk ASI eksklusif dan

perawatan tali pusat. Pada kunjungan neonatal pertama (KN1), bayi baru lahir

mendapatkan vitamin K1 injeksi dan imunisasi hepatitis B0 bila belum diberikan

pada saat lahir.

Selain KN1, indikator yang menggambarkan pelayanan kesehatan bagi

neonatal adalah KN lengkap yang mengharuskan agar setiap bayi baru lahir

memperoleh pelayanan Kunjungan Neonatal minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada 6-

48 jam, 1 kali pada 3-7 hari, 1 kali pada 8-28 hari sesuai standar di satu wilayah

kerja pada satu tahun. Cakupan indikator kunjungan neonatal pertama menurut

kabupaten/kota, digambarkan pada gambar 5.16

101 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 5.16 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1)

MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Dari gambar 5.16 dapat dilihat bahwa cakupan indikator kunjungan neonatal

pertama di Provinsi Maluku tahun 2013 sebesar 95,21%. JIka dibandingkan

dengan tahun 2012, maka capaian kunjungan neonatal pertama mengalami

kenaikan dari tahun sebelumnya sebesar 94,61%.

Pada Riskesdas 2013 dilakukan pengumpulan data kunjungan yang

meliputi kunjungan pada saat bayi berumur 6-48 jam (KN1), 3-7 hari (KN2), dan

8-28 hari (KN3). Persentase KN1 pada anak balita menurut kabupaten/kota

dapat dilihat pada gambar 5.17

102 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 5.17 PROPORSI KUNJUNGAN NEONATAL PADA ANAK UMUR 0-59 BULAN

MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Riskesdas 2013, Badan Litbangkes, Kemenkes RI 2014

Dari gambar 5.17 dapat dilihat bahwa persentase KN1 pada anak balita tertinggi

adalah Kota Tual Kota Tual sebesar 61,2% dan terendah adalah Kabupaten

Buru Selatan sebesar 6,2%. Gambaran cakupan kunjungan KN lengkap menurut

kabupaten/kota di Maluku terdapat pada gambar 5.18

103 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 5.18 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP

MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Dari gambar 5.18 dapat dilihat bahwa capaian KN lengkap di Maluku pada tahun

2013 sebesar 94,35%. Capaian ini jika dibandingan dengan tahun 2012

mengalami kenaikan. KN lengkap pada tahun 2012 sebesar 92,71%. Kemudian

cakupan KN lengkap menunjukkan kecenderungan peningkatan seiring dengan

pemberlakuannya kebijakan KN lengkap tahun 2008 yang mensyaratkan 3 kali

kunjungan diimplementasikan. Informasi lebih lanjut mengenai kunjungan

neonatal dapat dilihat pada lampiran table 36. Berdasarkan Riskesdas 2013,

maka dapat dilihat proporsi kunjungan neonatal lengkap pada gambar 5.19

104 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 5.19 PROPORSI KUNJUNGAN NEONATUS LENGKAP

MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, Maluku 2013

Dari gambar 5.19 dapat dilihat bahwa persentase anak balita dengan kunjungan

neonates lengkap untuk Provinsi Maluku tahun 2013 sebesar 21,2% dengan

persentase tertinggi adalah Kota Tual sebesar 61,2% dan terendah adalah

Kabupaten Buru Selatan sebesar 6,2%.

105 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

4. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi Bayi juga merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap

gangguan kesehatan maupun serangan penyakit. Kesehatan bayi dan balita

harus dipantau untuk memastikan kesehatan mereka selalu dalam kondisi

optimal. Pelayanan kesehatan bayi termasuk salah satu dari beberapa indikator

yang bisa menjadi ukuran keberhasilan upaya peningkatan kesehatan bayi dan

balita. Pelayanan kesehatan pada bayi ditujukan pada bayi usia 29 hari sampai

dengan 11 bulan dengan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan

standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan

(dokter, bidan, dan perawat) minimal 4 kali, yaitu pada 29 hari – 2 bulan, 3 – 5

bulan, 6 – 8 bulan dan 9 – 12 bulan sesuai standar di satu wilayah kerja pada

kurun waktu tertentu. Pelayanan ini terdiri dari penimbangan berat badan,

pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, dan Campak),

Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi, pemberian

vitamin A pada bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta

penyuluhan ASI Eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) dan

lain-lain.

Cakupan pelayanan kesehatan bayi dapat menggambarkan upaya

pemerintah dalam meningkatan akses bayi untuk memperoleh pelayanan

kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit,

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas

hidup bayi.

106 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 5.20 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT KABUPATEN/KOTA

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Pada gambar 5.20 dapat dilihat bahwa kunjungan bayi di Maluku tahun 2013

sebesar 45,82% dengan cakupan kunjungan bayi tertinggi di Kabupaten Buru

sebesar 97.95% dan terendah pada Kabupaten Seram Bagian Timur sebesar

62,66% sedangkan 5 kabupaten/kota tidak tersedia datanya.

107 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

5. Proses Bayi Mulai Mendapat Air Susu Ibu Kategori proses bayi mulai mendapat air susu ibu (ASI) menurut

Riskesdas 2013 adalah kurang dari 1 jam (inisiasi menyusu dini/IMD), antara 1

sampai 6 jam, 7 sampai 23 jam, 24 sampai 47 jam dan sama dengan atau lebih

dari 47 jam. Dua puluh empat jam pertama setelah ibu melahirkan adalah saat

yang sangat penting untuk keberhasilan menyusui selanjutnya. Pada jam-jam

pertama setelah melahirkan dikeluarkan hormon oksitosin yang bertanggung

jawab terhadap produksi ASI.

Waktu pertama kali mendapatkan ASI segera setelah lahir secara

bermakna meningkatkan kesempatan hidup bayi. Jika bayi mulai menyusui

dalam waktu 1 jam setelah lahir, 22 % bayi yang meninggal dalam 28 hari

pertama (setara dengan sekitar satu juta bayi baru lahir setiap tahun di dunia)

sebenarnya dapat dicegah. Jika proses menyusui ini dimulai dalam satu hari

pertama, maka hanya 16 % bayi yang dapat diselamatkan.

Inisiasi menyusu dini adalah proses bayi menyusu segera setelah

dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak

disodorkan ke puting susu). Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif

baik bagi ibu maupun bayinya., bagi bayi kehangatan saat menyusu

menurunkan risiko kematian karena hypothermia (kedinginan). Selain itu juga,

bayi memperoleh bakteri tak berbahaya dari ibu, menjadikannya lebih kebal dari

bakteri lain di lingkungan. Dengan kontak pertama, bayi memperoleh kolostrum,

yang penting untuk kelangsungan hidupnya, dan bayi memperoleh ASI

(makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi

sehingga bayi akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan

menyusui. Sedangkan manfaat bagi ibu adalah menyusui dapat mengurangi

morbiditas dan mortalitas karena proses menyusui akan merangsang kontraksi

uterus sehingga mengurangi perdarahan pasca melahirkan (postpartum).

108 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang

merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan “penyelamatan

kehidupan”, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22% dari bayi

yang meninggal sebelum usia satu bulan. Maka diharapkan semua tenaga

kesehatan di semua tingkatan pelayanan kesehatan dapat mensosialisasikan

program tersebut. Persentase proses mulai menyusu pada anak 0-23 bulan

menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 5.19

GAMBAR 5.21 PERSENTASE BAYI MULAI MENDAPAT ASI KURANG DARI 1 JAM

PERTAMA (INISIASI MENYUSU DINI) PADA ANAK UMUR 0-23 BULAN MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, Maluku 2013

109 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 5.21 hasil Riskesdas 2013 menyatakan bahwa persentase proses

mulai mendapat ASI kurang dari satu jam (inisiasi menyusu dini) pada anak

umur 0-23 bulan di Maluku pada tahun 2013 sebesar 24,8%. Persentase proses

mulai mendapat ASI kurang dari satu jam (inisiasi menyusu dini) tertinggi di

Kabupaten Buru Selatan sebesar 39,2% dan terendah di Kabupaten Kepualuan

Aru sebesar 1,6%.

6. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah

menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan

meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi

mendapat makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan

tumbuh kembangnya. ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi yang

mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi.

ASI membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta

melindungi terhadap penyakit. Gambaran pemberian ASI eksklusif menurut

kabupaten/kota disajikan pada gambar 5.22

110 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 5.22 CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN

MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Dari gambar 5.23 Persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di

Maluku pada tahun 2013 sebesar 14,97% dengan persentase tertinggi

Kabupaten Buru sebesar 45,28% dan terendah Kabupaten Maluku Barat Daya

sebesar 0,95% Permasalahan terkait pencapaian cakupan ASI Eksklusif antara lain :

a) Pemasaran susu formula masih gencar dilakukan untuk bayi 0-6 bulan yg

tidak ada masalah medis

b) Masih banyaknya perusahaan yang mempekerjakan perempuan tidak

member kesempatan bagi ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan untuk

melaksanakan pemberian ASI secara eksklusif. Hal ini terbukti dengan belum

tersedianya ruang laktasi dan perangkat pendukungnya

111 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

c) Masih banyak tenaga kesehatan ditingkat layanan yang belum peduli atau

belum berpihak pada pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif,

yaitu masih mendorong untuk memberi susu formula pada bayi 0-6 bulan.

d) Masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI

e) Belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi, dan kampanye

terkait pemberian ASI, dan belum semua rumah sakit melaksanakan 10

Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM).

Upaya yang dilakukan dalam memecahkan masalah tersebut yaitu:

a) Pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang

Pemberian ASI Eksklusif

b) Melakukan pelatihan konseling menyusui dan konseling Makanan

Pendamping ASI (MP-ASI). Sampai tahun 2013 telah dilakukan pelatihan

konseling menyusui kepada 24 orang tenaga kesehatan.

c) Melaksanakan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM), yaitu:

1) Membuat kebijakan tertulis tentang menyusui dan dikomunikasikan

kepada semua staf pelayanan kesehatan ;

2) Melatih semua staf pelayanan dalam keterampilan menerapkan kebijakan

menyusui tersebut;

3) Menginformasikan kepada semua ibu hamil tentang manfaat dan

manajemen menyusui;

4) Membantu ibu menyusui dini dalam 30 menit pertama persalinan;

5) Membantu ibu cara menyusui dan mempertahankan menyusui meskipun

ibu dipisah dari bayinya;

6) Memberikan ASI saja kepada bayi baru lahir kecuali ada indikasi medis;

7) Menerapkan rawat gabung ibu dengan bayinya sepanjang waktu (24 jam);

8) Menganjurkan menyusui sesuai permintaan bayi;

9) Tidak memberi dot kepada bayi;

10) Mendorong pembentukan kelompok pendukung menyusui dan merujuk

ibu kepada kelompok tersebut setelah keluar dari sarana pelayanan;

112 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

d) Sosialisasi dan kampanye ASI Eksklusif

e) KIE melalui media cetak dan elektronik

f) Mengembangkan Strategi Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif

g) Menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap perilaku menyusui melalui

peraturan perundang-undangan dan kebijakan atau PP

h) Penguatan sarana pelayanan kesehatan (RS/RSIA, Puskesmas perawatan,

klinik bersalin) dalam menerapkan 10 LMKM

i) Peningkatan komitmen dan kapasitas stakeholder dalam meningkatan,

melindungi, dan mendukung pemberian ASI

j) Pemberdayaan ibu, keluarga, dan masyarakat dalam praktek pemberian

ASI

k) Menjamin terlaksananya strategi pemberian ASI

l) Pengembangan peraturan perundangan-undangan dan kebijakan atau PP

m) Pelaksanaan revitalisasi RS dan sarana pelayanan kesehatan sayang bayi

n) Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan

o) Pemberdayaan ibu, bapak, dan keluarga, serta masyarakat

p) Perlindungan pekerja perempuan

q) Bekerjasama dengan lintas sektor terkait dalam pengawasan pemasaran

susuformula dan produk makanan bayi sesuai standar produk makanan

(codexalimentarius)

r) Advokasi dan promosi peningkatan pemberian ASI

Data dan informasi mengenai pemberian ASI Eksklusif pada tahun 2013

terdapat pada lampiran tabel 41.

113 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

7. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Balita Usia 6 – 59 Bulan Sampai dengan usia enam bulan, ASI merupakan sumber utama vitamin

A jika ibu memiliki vitamin A yang cukup berasal dari makanan atau suplemen.

Anak yang berusia enam bulan sampai lima tahun dapat memperoleh vitamin A

dari berbagai makanan seperti hati, telur, ikan, minyak sawit merah, mangga dan

papaya, jeruk, ubi, sayur daun berwarna hijau dan wortel. Anak memerlukan

vitamin A untuk membantu melawan penyakit, melindungi penglihatan mereka,

serta mengurangi risiko meninggal. Anak yang kekurangan vitamin A kurang

mampu melawan berbagai potensi penyakit yang fatal dan berisiko rabun senja.

Oleh karena itu dilakukan pemberian kapsul vitamin A dalam rangka mencegah

dan menurunkan prevalensi kekurangan vitamin A (KVA) pada balita. Cakupan

yang tinggi dari pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk

mengatasi masalah KVA pada masyarakat.

Di beberapa negara dimana kekurangan vitamin A telah terjadi secara

luas, dan anak sering meninggal karena diare, dan campak. Vitamin A dalam

bentuk kapsul dosis tinggi dibagikan dua kali dalam setahun kepada anak usia

enam bulan hingga lima tahun.

Diare dan campak dapat menguras vitamin A dari tubuh anak. Anak yang

menderita diare atau campak, atau menderita kurang gizi harus diobati dengan

suplemen vitamin A dosis tinggi yang bisa diperoleh dari petugas kesehatan

terlatih.

Masalah vitamin A pada balita secara klinis bukan lagi masalah kesehatan

masyarakat (prevalensi xeropthalmia < 0,5%). Hasil studi masalah gizi mikro di

10 kota pada 10 provinsi tahun 2006, diperoleh prevalensi xeropthalmia pada

balita 0,13%, sedangkan hasil survey vitamin A pada tahun 1992 menunjukkan

prevalensi xeropthalmia sebesar 0,33%.

114 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Namun demikian KVA subklinis, yaitu tingkat yang belum menampakkan

gejala nyata, masih ada pada kelompok balita. KVA tingkat subklinis ini hanya

dapat diketahui dengan memeriksa kadar vitamin A dalam darah di laboratorium.

Selain itu, sebaran cakupan pemberian vitamin A pada balita menurut provinsi

masih ada yang dibawah 75%. Dengan demikian kegiatan pemberian vitamin A

pada balita masih perlu dilanjutkan, karena bukan hanya untuk kesehatan mata

dan mencegah kebutaan, namun lebih penting lagi, vitamin A meningkatkan

kelangsungan hidup, kesehatan dan pertumbuhan anak.

Pemberian kapsul vitamin A dilakukan terhadap bayi (6-11 bulan) dengan

dosis 100.000 SI, anak balita (12-59 bulan) dengan dosis 200.000 SI, dan ibu

nifas diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, sehingga bayinya akan memperoleh

vitamin A yang cukup melalui ASI. Cakupan pemberian kapsul vitamin A menurut

kabupaten/kota ditampilkan pada gambar 5.23

GAMBAR 5.23 CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA BAYI (6-11 BULAN)

MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

115 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi usia 6-11 bulan di Maluku

tahun 2013 mencapai 64,00%. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2012

yang sebesar 51,15%, namun masih diperlukan upaya untuk meningkatkan

cakupan pemberian kapsul vitamin A yang dapat dilaksanakan melalui

peningkatan integrasi pelayanan kesehatan anak, sweeping pada daerah yang

cakupannya masih rendah dan kampanye pemberian kapsul vitamin A.

8. Imunisasi

Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi

penduduk terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi diberikan kepada

populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, anak usia

sekolah, wanita usia subur, dan ibu hamil.

Setiap tahun lebih 1,4 juta anak di dunia meninggal karena berbagai

penyakit yang sesungguhnya dapat dicegah dengan imunisasi. Beberapa

penyakit menular yang termasuk ke dalam Penyakit yang Dapat Dicegah dengan

Imunisasi (PD3I) antara lain : Difteri, Tetanus, Hepatitis B, radang selaput otak,

radang paru-paru, pertusis, dan polio. Anak yang telah diberi imunisasi akan

terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya tersebut, yang dapat menimbulkan

kecacatan atau kematian.

Proses perjalanan penyakit diawali ketika virus/ bakteri/ protozoa/ jamur,

masuk ke dalam tubuh. Setiap makhluk hidup yang masuk ke dalam tubuh

manusia akan dianggap benda asing oleh tubuh atau yang disebut dengan

antigen. Secara alamiah sistem kekebalan tubuh akan membentuk zat anti yang

disebut antibodi untuk melumpuhkan antigen. Pada saat pertama kali antibodi

“berinteraksi” dengan antigen, respon yang diberikan tidak terlalu kuat. Hal ini

disebabkan antibodi belum “mengenali” antigen. Pada interaksi antibodi-antigen

yang ke-2 dan seterusnya, sistem kekebalan tubuh sudah memiliki “memori”

untuk mengenali antigen yang masuk ke dalam tubuh, sehingga antibodi yang

terbentuk lebih banyak dan dalam waktu yang lebih cepat.

116 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Proses pembentukan antibodi untuk melawan antigen secara alamiah

disebut imunisasi alamiah. Sedangkan program imunisasi melalui pemberian

vaksin adalah upaya stimulasi terhadap sistem kekebalan tubuh untuk

menghasilkan antibodi dalam upaya melawan penyakit dengan melumpuhkan

“antigen” yang telah dilemahkan yang berasal dari vaksin. Imunisasi adalah

suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif

terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit

tersebut tidak akan sakit atau hanya sakit ringan.

a. Imunisasi Dasar pada Bayi Imunisasi melindungi anak terhadap beberapa Penyakit yang Dapat

Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Seorang anak diimunisasi dengan vaksin

yang disuntikkan atau diteteskan melalui mulut. Pada beberapa negara hepatitis

masih menjadi masalah. Sepuluh dari 100 orang akan menderita hepatitis

sepanjang hidupnya jika tidak diberi vaksin hepatitis B. Sampai dengan

seperempat dari jumlah anak yang menderita hepatitis B dapat berkembang

menjadi kondisi penyakit hati yang serius, seperti kanker hati. Disamping itu

wajib diberikan imunisasi hepatitis B segera setelah bayi lahir untuk mencegah

penularan virus hepatitis dari ibu kepada anaknya.

Imunisasi BCG dapat melindungi anak dari penyakit tuberculosis.

Imunisasi DPT dapat mencegah penyakit diptheri, pertusis dan tetanus. Diptheri

menyebabkan infeksi saluran pernafasan atas, yang dalam beberapa kasus

dapat menyebabkan kesulitan bernafas bahkan kematian. Tetanus

menyebabkan kekakuan otot dan kekejangan otot yang menyakitkan dan dapat

mengakibatkan kematian. Pertusis atau batuk rejan mempengaruhi saluran

pernafasan dana dapat menyebabkan batuk hingga delapan minggu. Semua

anak perlu mendapatkan imunisasi polio. Tanda-tanda polio adalah tungkai tiba-

tiba lumpuh dan sulit untuk bergerak. Dari 200 anak yang terinfeksi polio, maka

satu orang akan menjadi cacat sepanjang hidupnya.

117 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Sebagai salah satu kelompok yang menjadi sasaran program imunisasi,

setiap bayi wajib mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap (LIL) yang terdiri

dari : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 3 dosis hepatitis B, dan 1 dosis

campak. Dari kelima imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan tersebut, campak

merupakan imunisasi yang mendapat perhatian lebih yang dibuktikan dengan

komitmen Indonesia pada lingkup ASEAN dan SEARO untuk mempertahankan

cakupan imunisasi campak sebesar 90%. Hal ini terkait dengan realita bahwa

campak adalah salah satu penyebab utama kematian pada balita. Dengan

demikian pencegahan campak memiliki peran signifikan dalam penurunan angka

kematian balita. Persentase cakupan imunisasi campak di Maluku tahun 2013

dapat dilihat pada gambar 5.24

GAMBAR 5.24

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

118 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 5.24 dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 Maluku memiliki

cakupan imunisasi campak pada tahun 2013 sebesar 88,64% dengan

persentase tertinggi di Kabupaten Maluku Tengah sebesar 100% dan terendah

di Kabupaten Buru Selatan sebesar 42,68%. Cakupan pada tahun 2013

mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 84,50%..

b. Universal Child Immunization

Indikator lain yang diukur untuk menilai keberhasilan pelaksanaan

imunisasi adalah Universal Child Immunization atau yang biasa disingkat UCI.

UCI adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi (0-

11 bulan) yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi dasar

lengkap.

GAMBAR 5.25 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI

MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

119 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 5.25 persentase cakupan desa/kelurahan uci tahun 2013 di Maluku

sebesar 60,5% dengan persentase tertinggi di Kabupaten Seram Bagian Barat

sebesar 100% dan terendah di Kabupaten Seram Bagian Timur sebesar 20,6%.

Cakupan desa/kelurahan uci mengalami peningkatan dari tahun 2012 sebesar

56,0%. Informasi terkait capaian desa UCI pada tahun 2013 menurut

Kabupaten/Kota terdapat pada lampiran tabel 38

Imunisasi dasar pada bayi seharusnya diberikan pada anak sesuai

dengan umurnya. Pada kondisi ini, diharapkan sistem kekebalan tubuh dapat

bekerja secara optimal. Namun demikian, pada kondisi tertentu beberapa bayi

tidak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap. Kelompok inilah yang

disebut dengan Drop Out (DO) imunisasi. Bayi yang mendapatkan imunisasi

DPT/HB1 pada awal pemberian imunisasi, namun tidak mendapatkan imunisasi

campak, disebut Drop Out Rate DPT/HB1- Campak. Indikator ini diperoleh

dengan menghitung selisih penurunan cakupan imunisasi campak terhadap

cakupan imunisasi DPT/HB1. Drop Out Rate imunisasi DPT/HB1-Campak pada

tahun 2013 sebesar 4,35%. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun 2012

sebesar 5,09%. DO Rate DPT/HB1-Campak menunjukkan kecenderungan

penurunan yang artinya semakin sedikit bayi yang tidak mendapatkan imunisasi

dasar secara lengkap.

9. Pelayanan Kesehatan Anak Balita Kehidupan anak, usia dibawah lima tahun merupakan bagian yang sangat

penting. Usia tersebut merupakan landasan yang membentuk masa depan

kesehatan, kebahagiaan, pertumbuhan, perkembangan, dan hasil pembelajaran

anak di sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan secara umum. Adapun

batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur 12

sampai dengan 59 bulan. Kesehatan bayi dan balita harus dipantau untuk

memastikan kesehatan mereka selalu dalam kondisi optimal. Untuk itu dipakai

indikator-indikator yang bisa menjadi ukuran keberhasilan upaya peningkatan

kesehatan bayi dan balita, salah satu diantaranya adalah pelayanan kesehatan

anak balita.

120 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Pelayanan kesehatan pada anak balita dilakukan oleh tenaga kesehatan dan

memperoleh :

1. Pelayanan Pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun (Penimbangan

berat badan dan pengukuran tinggi badan minimal 8 kali dalam setahun).

2. Pemberian vitamin A dua kali dalam setahun yakni setiap bulan Februari dan

Agustus

3. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang balita minimal 2 kali

dalam setahun.

4. Pelayanan Anak Balita Sakit sesuai standar menggunakan Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS).

Capaian Indikator pelayanan kesehatan anak balita pada tahun 2013 dapat

dilihat pada gambar 5.26

GAMBAR 5.26 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA

MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

121 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 5.26, cakupan pelayanan kesehatan anak balita tahun 2013 di

Maluku sebesar 54,05%. Persentase cakupan pelayanan kesehatan anak balita

tertinggi di Kabupaten Buru, Buru Selatan, Maluku Tenggara masing-masing

sebesar 100% dan terendah di Kabupaten Maluku Barat Daya sebesar 11,06%

10. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat

Mulai masuk sekolah merupakan hal penting bagi tahap perkembangan

anak. Banyak masalah kesehatan terjadi pada anak usia sekolah, seperti

misalnya pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti

menggosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun,

karies gigi, kecacingan, kelainan refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah

gizi.

Pelayanan kesehatan pada anak termasuk pula intervensi pada anak usia

sekolah. Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk

pelaksanaan program kesehatan, karena selain jumlahnya yang besar, mereka

juga merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan

baik. Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa

SD/sederajat kelas 1. Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan oleh tenaga

kesehatan bersama tenaga lainnya yang terlatih (guru UKS/UKSG dan dokter

kecil). Tenaga kesehatan disini adalah tenaga medis, tenaga keperawatan atau

petugas puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga pelaksana

UKS/UKGS. Guru UKS/UKGS adalah guru kelas atau guru yang ditunjuk

sebagai pembina UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih tentang UKS/UKGS.

Dokter kecil adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid

kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil.

Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran tentang kebersihan dan

kesehatan gigi bisa dilaksanakan sedini mungkin. Kegiatan ini dilakukan untuk

meningkatkan pengetahuan siswa tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi

dan mulut pada khususnya dan kesehatan tubuh serta lingkungan pada

umumnya.

122 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Kegiatan penjaringan kesehatan selain untuk mengetahui secara dini

masalah-masalah kesehatan anak sekolah sehingga dapat dilakukan tindakan

secepatnya untuk mencegah keadaan yang lebih buruk, juga untuk memperoleh

data atau informasi dalam menilai perkembangan kesehatan anak sekolah,

maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun perencanaan,

pemantauan dan evaluasi kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Kegiatan penjaringan kesehatan ini terdiri dari :

1. Pemeriksaan kebersihan perorangan (rambut, kulit dan kuku)

2. Pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri

3. Pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan pendengaran)

4. Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut

5. Pemeriksaan laboratorium untuk anemia dan kecacingan

6. Pengukuran kebugaran jasmani

7. Deteksi dini masalah mental emosional.

Penjaringan kesehatan dinilai dengan menghitung persentase SD/MI

yang melakukan penjaringan kesehatan terhadap seluruh SD/MI yang menjadi

sasaran penjaringan. Cakupan SD atau sederajat yang melaksanakan

penjaringan kesehatan untuk siswa kelas 1 pada tahun 2013 di dapat dilihat

pada gambar 5.27

123 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 5.27 CAKUPAN SEKOLAH DASAR/SETINGKAT YANG MELAKSANAKAN

PENJARINGAN SISWA SD/SETINGKAT KELAS 1 MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Dari gambar 5.27 di atas dapat dilihat bahwa cakupan SD atau sederajat yang

melaksanakan penjaringan kesehatan untuk siswa kelas 1 pada tahun 2013 di

Maluku sebesar 80,07% mengalami penurunan dibandingkan cakupan tahun

2012 yaitu sebesar 89 %.

124 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Adapun masalah utama yang sering ditemukan di daerah adalah

kurangnya tenaga di Puskesmas sedangkan jumlah SD/MI cukup banyak,

sehingga untuk melaksanakan penjaringan kesehatan membutuhkan waktu lebih

lama. Selain itu juga manajemen pelaporan belum terintegrasi dengan baik.

Walaupun kegiatan penjaringan kesehatan telah dilaksanakan di Puskesmas

namun di beberapa Kab/Kota, pengelola program UKS di kabupaten/kota berada

pada struktur organisasi yang berbeda sehingga menjadi penyebab koordinasi

pencatatan dan pelaporan tidak berjalan dengan baik . Data dan informasi

tentang cakupan penjaringan siswa SD/sederajat kelas 1 menurut Kab/Kota

terdapat pada lampiran tabel 46.

11. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Salah satu upaya kesehatan anak yang ditetapkan melalui Instruksi

Presiden adalah Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmas.

Program ini mulai dikembangkan pada tahun 2003 yang bertujuan khusus untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja tentang kesehatan

reproduksi dan perilaku hidup sehat serta memberikan pelayanan kesehatan

yang berkualitas kepada remaja.

Puskesmas yang memiliki PKPR memberikan layanan baik di dalam

maupun di luar gedung yang ditujukan bagi kelompok remaja berbasis sekolah

ataupun masyarakat. Hal ini dilakukan agar layanan yang diberikan dapat

menjangkau semua kelompok remaja (10-19 tahun).

Kriteria yang ditetapkan bagi Puskesmas yang mampu laksana PKPR yaitu :

1. Melakukan pembinaan pada minimal 1 sekolah (sekolah umum, sekolah

berbasis agama) dengan melaksanakan kegiatan Komunikasi, Informasi, dan

Edukasi (KIE) di sekolah binaan minimal 2 kali dalam setahun;

2. Melatih Kader Kesehatan Remaja di sekolah minimal sebanyak 10% dari

jumlah murid di sekolah binaan; dan

3. Memberikan pelayanan konseling pada semua remaja yang memerlukan

konseling yang kontak dengan petugas PKPR.

125 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Layanan PKPR merupakan upaya komprehensif yang menekankan pada

langkah promotif/preventif berupa pembekalan kesehatan dan peningkatan

keterampilan psikososial dengan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS).

Layanan konseling menjadi ciri dari PKPR mengingat permasalahan remaja

yang tidak hanya berhubungan dengan fisik tetapi juga psikososial. Upaya

penjangkauan terhadap kelompok remaja juga dilakukan melalui kegiatan

Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), Focus Group Discussion (FGD), dan

penyuluhan ke sekolah-sekolah dan kelompok remaja lainnya.

Fenomena peer groups (kelompok sebaya) juga menjadi perhatian pada

program PKPR. Oleh karena itu, program ini juga memberdayakan remaja

sebagai konselor sebaya yang diharapkan mampu menjadi agen pengubah di

kelompoknya. Konselor sebaya ini sangat potensial karena adanya

kecenderungan pada remaja untuk memilih teman sebaya sebagai tempat

berdiskusi dan rujukan informasi.

Selain pemberian informasi dan edukasi serta konselor sebaya,

pelayanan kesehatan sekolah ini juga meliputi pemeriksaan kesehatan,

pemeriksaan perkembangan kecerdasan, pemberian imunisasi, penemuan

kasus-kasus dini yang mungkin terjadi, pengobatan sederhana, pertolongan

pertama serta rujukan bila menemukan kasus yang tidak dapat ditanggulangi di

sekolah. Persentase puskesmas mampu tata laksana PKPR pada tahun 2013 di

Maluku sebesar 25,39%

Untuk keberhasilan dalam pengembangan pelaksanaan PKPR digunakan

strategi sebagai berikut:

1. Peningkatan Akses dan Kualitas Penyelenggaraan PKPR

• Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan terlatih tentang penyelenggraan

PKPR khususnya dalam memberikan konseling. Pelatihan di tingkat

provinsi didukung oleh dana dekon terutama untuk provinsi yang belum

mencapai target indikator Kabupaten/Kota yang memiliki minimal 4

puskesmas mampu laksana PKPR.

126 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

• Pengembangan Standar Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja

(PKPR) agar mutu penyelenggaraannya PKPR terutama di Puskesmas

ditingkatkan mutunya secara berkesinambungan.

2. Kemitraan

Pertemuan Koordinasi Lintas Sektor, Lintas Program, Lembaga Swadaya

Masyarakat, donor agency untuk meningkatnya komitmen, koordinasi dan

komunikasi terkait kegiatan kesehatan remaja.

3. Pemberdayaan Remaja

• Pelatihan Konselor remaja

• Melibatkan remaja dalam perencanaan dan pelaksanaan PKPR

4. Dukungan Manajemen

• Pembinaan Teknis Bagi Pengelola Program Anak Usia Sekolah Dan

Remaja di Provinsi dan kabupaten/kota.

• Penyediaan dan distribusi buku-buku pedoman/juknis, untuk memberikan

acuan/ panduan bagi pengelola program dalam melaksanakan PKPR.

• Penyediaan dan distribusi media KIE kesehatan remaja (poster, lembar

balik, puzzle, kartu kwartet, celemek dan panthom kesehatan reproduksi).

12. Pelayanan Kesehatan pada Kasus Kekerasan terhadap Anak (KtA) Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak

yang masih dalam kandungan. Semua anak mempunyai hak untuk

mendapatkan perlindungan. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk

menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,

berkembang dan berpastisipasi, serta mendapat perlindungan dari kekerasan

dan diskriminasi.

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 131 Tentang Kesehatan

menyebutkan bahwa :

1. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk

mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas dan

berkualitas serta menurunkan angka kematian bayi dan anak.

127 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

2. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dimulai sejak anak masih dalam

kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan dan sampai berusia 18 tahun.

3. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak sebagai mana dimaksud pada

ayat (1) dan (2) menjadi tanggung jawab dan kewajiban bersama bagi orang

tua, keluarga, masyarakat, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Dari jutaan anak di dunia yang tidak mendapat perlindungan penuh,

banyak diantara mereka terlibat dalam kekerasan, terbuang, terlantar, dijadikan

pekerja, terabaikan dan dilecehkan. Berbagai bentuk kekerasan membatasi

kesempatan anak-anak untuk bertahan hidup, tumbuh, berkembang dan

mewujudkan impian mereka.

Menurut KOMNAS Perlindungan Anak (2006), pemicu kekerasan

terhadap anak diantaranya adalah : 1) Kekerasan dalam rumah tangga, yaitu

dalam keluarga terjadi kekerasan yang melibatkan baik pihak ayah, ibu dan

saudara yang lainnya. Anak seringkali menjadi sasaran kemarahan orang tua, 2)

Disfungsi keluarga, yaitu peran orang tua tidak berjalan sebagaimana

seharusnya. Adanya disfungsi peran ayah sebagai pemimpin keluarga dan

peranibu sebagai sosok yang membimbing dan menyayangi, 3) Faktor ekonomi,

yaitu kekerasan timbul karena tekanan ekonomi. 4) Pandangan keliru tentang

posisi anak dalam keluarga.

Orang tua menganggap bahwa anak adalah seseorang yang tidak tahu

apa-apa. Dengan demikian pola asuh apapun berhak dilakukan oleh orang tua.

Disamping itu, kekerasan pada anak terinspirasi dari tayangan-tayangan televisi

maupun media-media lainnya yang tersebar dilingkungan masyarakat.

128 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kekerasan terhadap

anak sebagai semua bentuk tindakan/perlakuan menyakitkan secara fisik

ataupun emosional, penyalahgunaan seksual, penelantaran, eksploitasi,

komersial atau lainnya, yang mengakibatkan cedera/kerugian nyata ataupun

potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh kembang

anak atau martabat anak, yang dilakukan dalam konteks hubungan tanggung

jawab.

Dalam bidang kesehatan, pemerintah melakukan intervensi dalam bentuk

penyediaan akses pelayanan kesehatan bagi korban kekerasan pada anak yang

terdiri dari pelayanan di tingkat dasar melalui puskesmas mampu tatalaksana

kekerasan terhadap anak dan Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) di rumah sakit

untuk penanganan kasus rujukan. Kegiatan yang dilakukan meliputi upaya

pencegahan, deteksi dan penanganan kasus termasuk rujukan oleh puskesmas

yang bekerjasama dengan Lintas Program/Lintas Sektor terkait melalui :

Pelayanan di Pusat Pelayanan Terpadu (PPT)/Pusat Krisis Terpadu

(PKT) di RSUP/RS Swasta/RS Bhayangkara dan

Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) di polres setempat.

Lembaga Perlindungan Anak/LPA,

Lembaga Bantuan Hukum/LBH,

Rumah Perlindungan Trauma Center/RPTC,

Rumah Perlindungan Sosial Anak/RPSA dan lain-lain

Pendekatan pelayanan kesehatan KtA di Puskesmas dilakukan melalui 3

aspek yaitu meliputi aspek medis (pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang),

aspek medikolegal (Visum etrepertum) dan aspek psikososial (rumah aman).

Penatalaksanaan kasus merupakan multidisiplin dengan melibatkan lembaga

pelayanan kesehatan, lembaga perlindungan anak, lembaga bantuan hukum,

aparat penegak hukum dan lembaga sosial lainnya, yang terbentuk dalam

mekanismes kerja jejaring.

129 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Pelayanan kesehatan lebih difokuskan pada upaya promotif dan preventif

seperti penyuluhan mengenai dampak KtA terhadap tumbuh kembang anak baik

secara fisik maupun psikologis di sekolah melalui program UKS dan di tingkat

masyarakat melalui penyuluhan kepada ibu-ibu PKK dan lain-lain. Selain itu,

puskesmas juga memberikan pelayanan kuratif yaitu penanganan darurat medis,

pelayanan rehabilitatif dengan memberikan konseling. pelayanan rujukan

medikolegal dan psikososial.

Program KtA diarahkan untuk menyediakan akses pelayanan kesehatan

secara komprehensif di pelayanan tingkat dasar dan rujukan. Target Puskesmas

mampu Tatalaksana KtA adalah setiap kabupaten/kota memiliki minimal 2

puskesmas Mampu tatalaksana KtA. Kriterianya adalah memiliki tenaga terlatih

tatalaksana kasus KtA yaitu dokter atau doker gigi dan perawat atau bidan dan

melakukan pelayanan rujukan kasus KtA.

Upaya peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan melalui

penyiapan fasilitator pusat dan daerah serta tenaga pemberi pelayanan di

puskesmas yang dilakukan dengan menyelenggarakan pelatihan (TOT) secara

berjenjang dalam rangka menyediakan Puskesmas Mampu Tatalaksana KtA

dengan menggunakan dana APBN maupun dekon. Selain itu, pada tahun 2012

– 2013 telah dilaksanakan penguatan pelayanan rujukan di rumah sakit. Hasil

cakupan Puskesmas Mampu Tatalaksana KtA pada tahun 2013 adalah 62

puskesmas .

Kekerasan terhadap anak merupakan tindak pidana berat, dalam Pasal

108 KUHAP ayat (3) menyatakan bahwa setiap pegawai negeri dalam rangka

melaksanakan tugasnya yang mengetahui tentang terjadinya peristiwa yang

merupakan tindak pidana wajib segera melaporkan hal itu kepada penyelidik

atau penyidik. Untuk itu, telah dibuat Permenkes nomor 68 tahun 2013 tentang

Kewajiban Pemberi layanan Kesehatan untuk memberikan informasi atas

adanya dugaan kekerasan terhadap anak. Diharapkan dengan Permenkes ini,

tenaga kesehatan di lapangan dapat bekerja secara profesional dan aman.

130 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Persentase puskesmas yang mampu melaksanakan tata laksana KTA di Maluku

tahun 2013 sebesar 32,80%

13. Pelayanan Kesehatan Anak Terlantar dan Anak Jalanan di Panti Upaya kesehatan anak juga dilakukan untuk menjangkau kelompok yang

terpinggirkan yaitu anak terlantar dan anak jalanan. Kelompok umur remaja (usia

14 – 18 tahun) merupakan bagian terbesar dari kelompok anak jalanan. Masalah

kesehatan yang dihadapi anak jalanan terkait dengan perilaku hidup bersih dan

sehat. Hal ini tidak terlepas dari fakta bahwa kondisi anak jalanan yang tidak

memiliki tempat tinggal yang sehat. Anak jalanan menghabiskan sebagian besar

waktunya di jalanan yang meningkatkan kerentanan mereka terhadap gangguan

kesehatan seperti infeksi saluran pernapasan, diare, kulit dan lain sebagainya.

Anak jalanan secara psikologis memiliki konsep diri negatif, tidak atau

kurang percaya diri, mudah tersinggung, ketergantungan pada orang lain, dan

emosi yang tidak stabil. Kondisi ini menyebabkan mereka mudah terpengaruh

orang lain dan cenderung berperilaku antisocial (berkelahi, mencuri, merampas,

menggunakan NAPZA dan menjalankan bisnis NAPZA, dan perilaku seks

bebas).

Selain itu, anak dapat mengalami berbagai bentuk kekerasan baik fisik,

psikis dan seksual. Mereka juga dapat mengalami eksploitasi fisik dan seksual

terutama oleh orang dewasa hingga kehilangan nyawa, sehingga timbul masalah

kesehatan yang terkait kesehatan reproduksi seperti Infeksi Menular Seksual

(IMS/PMS) dan HIV/AIDS.

Upaya kesehatan bagi anak terlantar dilakukan pada kelompok-kelompok

sasaran seperti di panti/LKSA anak terlantar/anak jalanan, shelter, rumah

singgah dan lain-lain. Upaya kesehatan yang dilakukan mencakup aspek

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif melalui pelayanan kesehatan.

131 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Tenaga kesehatan yang bertugas di puskesmas bekerjasama dengan unsur dari

sektor terkait dan LSM memberikan pelayanan kesehatan bagi anak terlantar

dan anak jalanan.

Puskesmas melakukan pembinaan kesehatan bagi bayi, balita, anak usia

sekolah dan remaja di panti (LKSA) adalah puskesmas yang melakukan

pelayanan kesehatan terhadap anak dipanti/LKSA serta diberikan berdasarkan

paket-paket pelayanan yang disesuaikan dengan kelompok usia anak yang

meliputi: Pelayanan kesehatan bayi, pelayanan kesehatan anak balita dan

pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja. Kegiatan yang dilakukan

meliputi pengobatan, pelayanan imunisasi, pelayanan gizi, promosi kesehatan,

penyehatan lingkungan, pengendalian penyakit, kesehatan jiwa dan

pemeriksaan serta pemeliharaan kebersihan diri. Pada tahun 2013 di Provinsi

Maluku ada 74 puskesmas yang memiliki panti anak terlantar di wilayah

kerjanya.

C. STATUS GIZI

1. Status Gizi Balita

Setiap tahun lebih dari sepertiga kematian anak di dunia berkaitan

dengan masalah kurang gizi, yang dapat melemahkan daya tahan tubuh

terhadap penyakit. Ibu yang mengalami kekurangan gizi pada saat hamil, atau

anaknya mengalami kekurangan gizi pada usia 2 tahun pertama, pertumbuhan

serta perkembangan fisik dan mentalnya akan lambat.

Salah satu indikator kesehatan yang dinilai pencapaiannya dalam MDGs

adalah status gizi balita. Status gizi anak balita diukur berdasarkan umur, berat

badan (BB) dan tinggi badan (TB). Variabel umur, BB dan TB ini disajikan dalam

bentuk tiga indikator antropometri, yaitu : berat badan menurut umur (BB/U),

tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan

(BB/TB). Untuk menilai status gizi anak balita, maka angka berat badan dan

tinggi badan setiap anak balita dikonversikan ke dalam nilai terstandar (Zscore)

menggunakan baku antropometri anak balita WHO 2005.

132 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dalam laporan ini ada beberapa istilah status gizi yang digunakan, yaitu :

Berat kurang : istilah untuk gabungan gizi buruk dan gizi kurang (underweight)

Pendek : istilah untuk gabungan sangat pendek dan pendek (stunting)

Kurus : istilah untuk gabungan sangat kurus dan kurus (wasting)

a. Status gizi balita menurut indikator BB/U Indikator status gizi berdasarkan indeks BB/U memberikan indikasi

masalah gizi secara umum. Indikator ini tidak memberikan indikasi tentang

masalah gizi yang sifatnya kronis ataupun akut karena berat badan berkorelasi

positif dengan umur dan tinggi badan. Dengan kata lain, berat badan yang

rendah dapat disebabkan karena pendek (masalah gizi kronis) atau sedang

menderita diare atau penyakit infeksi lain (masalah gizi akut). Gambar 5.28

menyajikan prevalensi status gizi balita (BB/U).

GAMBAR 5.28

PREVALENSI STATUS GIZI BALITA (BB/U) DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013

133 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 5.28 dapat dilihat bahwa prevalensi status gizi balita (BB/U)

tertinggi di Maluku adalah gizi baik sebesar 67,2% dan mempunyai persentase

terendah yaitu gizi lebih sebesar 4,5%

b. Status gizi anak balita berdasarkan indikator TB/U Indikator gizi yang lain yaitu tinggi badan menurut umur (TB/U)

memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat dari

keadaan yang berlangsung lama. Misalnya: kemiskinan, perilaku hidup tidak

sehat, dan pola asuh/pemberian makan yang kurang baik dari sejak anak

dilahirkan yang mengakibatkan anak menjadi pendek. Indikator status gizi

berdasarkan indeks BB/TB memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya akut

sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu yang tidak lama (singkat).

Misalnya: terjadi wabah penyakit dan kekurangan makan (kelaparan) yang

mengakibatkan anak menjadi kurus.

Indikator BB/TB dan Indeks Masa Tubuh/U dapat digunakan untuk identifikasi

kurus dan gemuk. Masalah kurus dan gemuk pada umur dini dapat berakibat

pada risiko berbagai penyakit degenerative pada saat dewasa.

134 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 5.29 PERSENTASE BALITA DENGAN TINGGI BADAN DI BAWAH NORMAL

BERDASARKAN TINGGI BADAN MENURUT UMUR TB/U MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

Sumber : Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas 2013

Dari gambar 5.29 dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 secara nasional terdapat

37,2% balita dengan tinggi badan di bawah normal yang terdiri dari 18,0% balita

sangat pendek dan 19,2% balita pendek. Untuk Maluku terdapat 40,6% balita

dengan tinggi badan di bawah normal yang terdiri dari 20,4% balita sangat

pendek dan 20,2% balita pendek. Masalah kesehatan masyarakat dianggap

berat bila prevalensi pendek sebesar 30–39% dan serius bila prevalensi pendek

≥40% (WHO 2010). Maluku termasuk kategori serius dengan presentase

prevalensi pendek sebesar 40,6%

135 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

c. Status gizi anak balita berdasarkan indikator BB/TB Indikator status gizi berdasarkan indeks BB/TB memberikan indikasi

masalah gizi yang sifatnya akut sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam

waktu yang tidak lama (singkat). Misalnya : terjadi wabah penyakit dan

kekurangan makan (kelaparan) yang mengakibatkan anak menjadi kurus.

Indikator BB/TB dan IMT/U dapat menggunakan untuk identifikasi kurus dan

gemuk. Masalah kurus dan gemuk pada umur dini dapat berakibat pada risiko

berbagai penyakit degeneratif pada saat dewasa (Teori Barker). Gambaran

balita kurus dengan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) pada tahun 2013

terdapat pada gambar 5.30

GAMBAR 5.30 PREVALENSI STATUS GIZI BB/TB <2 SD MENURUT KABUPATEN/KOTA

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas 2013

Dari gambar 5.30 dapat dilihat bahwa tahun 2013 di Maluku terdapat 16,2%

balita wasting (kurus) yang terdiri dari 10,1% balita kurus dan 6,1% sangat kurus.

136 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bila prevalensi

kurus antara 10,0-14,0%, dan dianggap kritis bila ≥15,0% (WHO 2010). Pada

tahun 2013, secara nasional prevalensi kurus pada anak balita masih 12,1%,

yang artinya masalah kurus di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat yang serius. Untuk Provinsi Maluku masuk kategori kritis dan

kabupaten/kota yang masuk kategori serius adalah Kabupaten Maluku Barat

Daya, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur,

Kabupaten Kepulauan Aru, Kabupaten Maluku Tenggara dan Kabupaten Maluku

Tengah.

2. Status Gizi Dewasa

Status gizi dewasa penduduk berumur >18 tahun terdiri dari :

a. Status gizi menurut Indeks Masa Tubuh (IMT) dan kecenderungan

komposit TB dan IMT/U

b. Status gizi menurut lingkar perut (LP)

c. Risiko Kurang Energi Kronis (KEK) wanita usia subur, wanita hamil dan

tidak hamil

d. Wanita hamil risiko tinggi (TB<150cm

1. Status gizi dewasa (>18 tahun) menurut Indeks Masa Tubuh (IMT) dan kecenderungan komposit TB dan IMT/U

Gambar 5.31 menyajikan prevalensi penduduk umur dewasa kurus, gizi lebih

dan obesitas menurut IMT/U di masing-masing kabupaten/kota.

137 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 5.31 PREVALENSLENSI STATUS GIZI BURUK, BB LEBIH, OBESITAS

PENDUDUK DEWASA (>18 TAHUN) MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas 2013

Dari gambar 5.31 dapat dilihat bahawa prevalensi penduduk dewasa kurus

sebanyak 12,1%, berat badan lebih 10,9% dan obesitas 14,1%. Prevalensi

penduduk kurus terendah ada di Kabupaten Seram Bagian Barat (8,6%) dan

tertinggi di Kabupaten Maluku Barat Daya (20,7%) sedangkan Prevalensi

penduduk obesitas terendah ada di Kabupaten Maluku Barat Daya (4,4%) dan

tertinggi di Kota Ambon (19,7%).

2. Status gizi dewasa berdasarkan indikator lingkar perut (LP) Obesitas sentral dianggap sebagai faktor resiko yang berkaitan erat dengan

beberapa penyakit kronis. Untuk laki-laki dengan Lingkar Perut > 80 cm

dinyatakan sebagai obesitas sentral (WHO Asia Pasifik, 2005). Prevalensi

obesitas sentral dapat dilihat pada gambar 5.32

138 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 5.32 PREVALENSI OBESITAS SENTRAL PENDUDUK UMUR ≥ 15 TAHUN

MENURUT KABUPATEN/KOTA DI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas 2013

Dari gambar 5.32 dapat dilihat bahwa prevalensi obesitas sentral sebesar

26,6%, lebih tinggi dibandingkan dari prevalensi pada tahun 2007 (18,8%).

Untuk Maluku prevalensi obesitas sentral sebesar 28,2% lebih tinggi

dibandingkan angka nasional. Adapun presentase tertinggi ada di Kota Ambon

yaitu sebesar 38,2% dan terendah di Kabupaten Seram Bagian Barat sebesar

13,4%.

139 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

3. Status risiko kurang energi kronis (KEK) pada wanita usia subur (WUS) 15-49 tahun Untuk menggambarkan adanya risiko KEK dalam kaitannya dengan

kesehatan reproduksi pada wanita hamil dan WUS digunakan ambang batas

nilai rerata LILA <23,5 cm. Gambar prevalensi risiko KEK wanita hamil umur 15-

49 tahun dapat dilihat pada gambar 5.33

GAMBAR 5.33 PREVALENSI RISIKO KEK WANITA HAMIL UMUR 15-49 TAHUN

MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas 2013

Dari gambar 5.33 dapat dilihat bahwa prevalensi risiko KEK wanita hamil umur

15-49 tahun di Maluku tahun 2013 sebesar 34,3% dengan prevalensi tertinggi di

Kabupaten Kepulauan Aru sebesar 71,1% dan terendah di Kabupaten Seram

Bagian Barat sebesar 6,3%. Gambar 5.34 menunjukkan prevalensi risiko KEK

wanita usia subur (tidak hamil)

140 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 5.34 PREVALENSI RISIKO KEK WANITA USIA SUBUR (WUS) 15-49 TAHUN

MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas 2013

Dari gambar 5.34 dapat dilihat bahwa prevalensi risiko KEK wanita hamil umur

15-49 tahun di Maluku tahun 2013 sebesar 32,0%. Prevalensi risiko KEK

tertinggi di Kabupaten Kepulauan Aru sebesar 46,9% dan terendah di

Kabupaten Buru Selatan sebesar 13,0%.

4. Wanita hamil berisiko tinggi Pada Riskesdas 2013 disajikan prevalensi wanita hamil berisiko tinggi

yaitu wanita hamil dengan tinggi badan < 150 cm (WHO 2007). Gambar 5.35

menunjukkan prevalensi wanita hamil berisiko tinggi.

141 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 5.35 PREVALENSI WANITA HAMIL BERISIKO TINGGI (TINGGI BADAN <150CM)

MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas 2013

Dari gambar 5.35 di atas menunjukkan bahwa prevalensi wanita hamil berisiko

tinggi di Maluku sebesar 23,9% dengan persentase tertinggi di Kabupaten

Seram Bagian Barat sebesar 84,3% dan terendah di Kabupaten Maluku

Tenggara sebesar 5,6%.

142 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

BAB VI PENGENDALIAN PENYAKIT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Dalam bab ini akan dibahas masalah kesehatan yang terkait dengan

pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan. Data mengenai pengendalian

penyakit terdiri atas penyakit menular dan penyakit tidak menular. Penyakit

menular meliputi penyakit menular langsung dan penyakit yang ditularkan

melalui binatang. Situasi penyakit, baik kesakitan maupun kematian, merupakan

indikator dalam menilai derajat kesehatan suatu masyarakat.

A. PENGENDALIAN PENYAKIT

Selain membahas pengendalian penyakit yang menjadi prioritas

pembangunan kesehatan nasional, pada sub bab ini juga dibahas pengendalian

penyakit di daerah tropis yang salah satunya disebabkan oleh nyamuk, juga

neglected disease seperti filariasis.

1. Penyakit Menular a. Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi

bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang

yang telah terinfeksi basil tuberkulosis. Beban penyakit yang disebabkan oleh

tuberkulosis dapat diukur dengan case notification rate (CNR) dan prevalensi

(didefinisikan sebagai jumlah kasus tuberkulosis pada suatu titik waktu tertentu)

dan mortalitas /kematian (didefinisikan sebagai jumlah kematian akibat

tuberkulosis dalam jangka waktu tertentu).

i. Kasus Baru BTA Positif Pada tahun 2013 ditemukan jumlah kasus baru BTA positif (BTA+)

sebanyak 1.508 kasus, jumlah ini menurun bila dibandingkan dengan kasus baru

BTA+ yang ditemukan tahun 2012 yaitu sebesar 3.749 kasus. Jumlah kasus

tertinggi yang dilaporkan terdapat di Kabupaten Maluku Tengah sebesar 562

kasus.

143 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

ii. Angka notifikasi kasus atau case notification rate (CNR) Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien

baru yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di suatu wilayah

tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial akan menggambarkan

kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah tersebut. Angka

ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat atau

menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut. Gambar 6.4 menunjukkan

angka notifikasi kasus baru Tb paru BTA+ dan angka notifikasi seluruh kasus Tb

per 100.000 penduduk dari tahun 2013. Angka notifikasi kasus BTA+ pada tahun

2013 di Maluku sebesar 103,5 per 100.000 penduduk.

iii. Angka Keberhasilan Pengobatan Salah satu upaya untuk mengendalikan TB yaitu dengan pengobatan.

Indikator yang digunakan sebagai evaluasi pengobatan yaitu angka keberhasilan

pengobatan (success rate) yang diperoleh dari angka kesembuhan dan angka

pengobatan lengkap.

GAMBAR 6.1

ANGKA KESEMBUHAN DAN KEBERHASILAN PENGOBATAN TB BTA+ DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2010-2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

144 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 6.1 terlihat bahwa perkembangan angka keberhasilan pengobatan

tahun 2010-2013. Pada tahun 2013 angka keberhasilan pengobatan sebesar

60,18%. WHO menetapkan standar angka keberhasilan pengobatan sebesar

85%. Dengan demikian pada tahun 2013, Maluku belum mencapai standar

tersebut.

iv. Prevalensi tuberculosis

Menurut hasil Riskesdas 2013, prevalensi Tb berdasarkan diagnosis

sebesar 1,7% dari jumlah penduduk. Dengan kata lain, rata-rata tiap 100.000

penduduk Maluku terdapat 170 orang yang didiagnosis kasus Tb oleh tenaga

kesehatan. Penyakit Tb paru ditanyakan pada responden untuk kurun waktu ≤ 1

tahun berdasarkan diagnosis yang ditegakkan oleh tenaga kesehatan melalui

pemeriksaan dahak, foto toraks atau keduanya.

GAMBAR 6.2

PREVALENSI TB PARU BERDASARKAN DIAGNOSIS DAN GEJALA TB PARU MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas 2013

145 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 6.2 dapat dilihat bahwa prevalensi TB paru berdasarkan diagnosis

di Maluku sebesar 1,7%, gejala TB paru batuk ≥ 2 minggu sebesar 3,4% dan

batuk darah sebanyak 3,8%.

b. HIV & AIDS HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi

Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh.

Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh

sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Sebelum

memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif.

Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode,

yaitu pada layanan Voluntary, Counseling, and Testing(VCT), Zero survey, dan

Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP)

i. Jumlah kasus HIV positif dan AIDS

Setelah tiga tahun berturut-turut (2008-2012) mengalami peningkatan

secara signifikan dan jumlah kasus baru HIV positif pada tahun 2013 mengalami

penurunan. Perkembangan HIV positif sampai tahun 2013 dapat dilihat pada

gambar 6.3

146 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 6.3 JUMLAH KASUS AIDS DI PROVINSI MALUKU

TAHUN 2008-2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Gambar 6.3 menunjukkan bahwa jumlah kasus AIDS tahun 2013 di Maluku

sebanyak 73 kasus dan jumlah ini menurun dibanding tahun 2012 dengan

jumlah kasus sebanyak 247 kasus. Penemuan kasus yang jumlahnya variatif

tersebut disebabkan karena telah terbentuknya layanan HIV di beberapa

Kab/Kota sehingga setiap 3 bulan akan selalu melakukan kegiatan mobile klinik.

147 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 6.4 JUMLAH KASUS HIV DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2008-2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Gambar 6.4 dapat dilihat bahwa jumlah kasus HIV di Provinsi Maluku dari tahun

ke tahun sangat variatif. Jumlah kasus HIV tahun 2013 di Provinsi Maluku

sebanyak 258 kasus.

ii. Angka kematian akibat AIDS Angka kematian (Case Fatality Rate) akibat AIDS sejak 2008 semakin

meningkat seperti terlihat pada gambar 6.5

148 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 6.5 ANGKA KEMATIAN AKIBAT AIDS DI MALUKU TAHUN 2008-2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Gambar 6.5 menunjukka bahwa angka kematian akibat AIDS di Provinsi Maluku

pada tahun 2013 sebanyak 56 kasus dan mengalami peningkatan dibanding

tahun 2012 sebanyak 41 kasus. Hal ini disebabkan karena adanya penemuan

kasus baru secara dini melalui mobile klinik dan mobile utama di rumah sakit dan

puskesmas.

c. Pneumonia Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan kuman pneumococcus,

staphylococcus, streptococcus, dan virus. Gejala penyakit pneumonia yaitu

menggigil, demam, sakit kepala, batuk, mengeluarkan dahak, dan sesak napas.

Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2

tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun dan orang yang memiliki masalah

kesehatan (malnutrisi dan gangguan imunologi). Jumlah kasus pneumonia yang

ditemukan dan ditanggani di Maluku tahun 2013 dapat dilihat pada gambar 6.6

149 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 6.6 JUMLAH KASUS PNEUMONIA YANG DITEMUKAN DAN DITANGGANI

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Dari gambar 6.6 dapat dilihat bahwa jumlah kasus pneumonia yang ditemukan

dan ditanggani di Maluku tahun 2013 sebanyak 725 kasus. Penurunan kasus

pneumonia disebabkan karena tidak semua puskesmas di setiap kabupaten/kota

melapor sehingga terjadi penurunan kasus. Data dan infromasi lengkap kasus

pneumonia dapat dilihat pada lampiran tabel 11.

Menurut hasil Riskesdas 2013, period prevalence pneumonia

berdasarkan diagnosis selama 1 bulan sebelum wawancara dapat dilihat pada

gambar 6.7

150 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 6.7 PERIOD PREVALENCE PNEUMONIA BERDASARKAN DIAGNOSIS/GEJALA

MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013 Dari gambar 6.7 di atas dapat dilihat bahwa period prevalence pneumonia

berdasarkan diagnosis selama 1 bulan sebelum wawancara di Maluku sebesar

0,2% sedangkan berdasarkan diagnosis/gejala sebesar 2,3%.

d. Kusta

Penyakit Kusta disebut juga sebagai penyakit Lepra atau penyakit

Hansen disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini mengalami

proses pembelahan cukup lama antara 2–3 minggu. Daya tahan hidup kuman

kusta mencapai 9 hari di luar tubuh manusia. Kuman kusta memiliki masa

inkubasi 2–5 tahun bahkan juga dapat memakan waktu lebih dari 5 tahun.

Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi

progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak,

dan mata.

151 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Angka Penemuan Kasus Baru Kusta/Newly Case Detection Rate (NCDR) dapat

dilihat pada gambar 6.8

GAMBAR 6.8

ANGKA PENEMUAN KASUS BARU/NEWLY CASE DETECTION RATE PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2010-2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Dari gambar 6.8 dapat dilihat bahwa selama periode 2008-2013, angka

penemuan kasus baru kusta pada tahun 2013 merupakan yang terendah yaitu

sebesar 23,03 per 100.000 penduduk. Pada tahun 2013 dilaporkan terdapat 375

kasus baru kusta dan 314 kasus di antaranya merupakan tipe Multi Basiler

sedangkan menurut jenis kelamin ada 111 penderita berjenis kelamin laki-laki

152 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Angka Prevalensi Penyakit Kusta Di Provinsi Maluku Angka prevalensi Penyakit Kusta pada tahun 2009 –

2013 berkisar antara 2,70 hingga 4,30 per 10.000 penduduk. Gambaran

prevalensi penyakit kusta kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran tabel 19

dan gambar 6.9

GAMBAR 6.9 ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA DI PROVINSI MALUKU

TAHUN 2009-2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

e. Diare

Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga

merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian.

Sampai saat ini Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di

Maluku. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi atau berhubungan dengan

terjadinya penyakit diare adalah rendahnya kualitas hidup bersih dan sehat

masyarakat pada umumnya dan khususnya hygiene perorangan, dan

153 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

penggunaan sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan belum

membudaya pada masyarakat di pedesaan.

Menurut hasil Riskesdas 2007, Diare merupakan penyebab kematian

nomor satu pada bayi (31,4%) dan pada balita (25,2%), sedangkan pada

golongan semua umur merupakan penyebab kematian yang ke empat (13,2%).

GAMBAR 6.10 JUMLAH KASUS DIARE YANG DITANGANI DI PROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Dari gambar 6.10 dapat dilihat bahwa jumlah kasus diare yang ditangani di

Maluku tahun 2013 sebanyak 25.447 kasus. Terjadi penurunan kasus jika

dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 40.020 kasus. Penurunan ini terjadi

karena ada puskesmas yang tidak melapor, serta faktor lingkungan (sanitasi

dan gaya hidup) yang semakin membaik dan terintegrasi dengan program

kesehatan lingkungan.

154 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Menurut Riskesdas 2013, period prevalence diare pada seluruh kelompok

umur ( > 2 minggu-1 bulan terakhir sebelum wawancara) berdasarkan gejala di

Maluku sebesar 6.0%. Gambar 6.11 menggambarkan period prevalence diare

menurut kabupaten/kota di Maluku tahun 2013

GAMBAR 6.11

PERIOD PREVALENCE DIARE (> 2 MINGGU – 1 BULAN SEBELUM WAWANCARA) MENURUT GEJALA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013

Dari gambar 6.11 dapat dilihat bahwa period prevalence diare tertinggi ada di

Kabupaten Buru Selatan yaitu sebesar 13,1 % dan terendah di Kabupaten

Maluku Tengah sebesar 3,2%.

155 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

f. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) i. Tetanus Neonatorum

Tetanus Neonatorum disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang

masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah

satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril.

Kasus Tetanus Neonatorum banyak ditemukan di negara berkembang

khususnya dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang rendah.

Pada tahun 2013, dilaporkan terdapat 4 kasus Tetanus Neonatorum dengan

jumlah meninggal 0 kasus. Dengan demikian, Case Fatality Rate (CFR) Tetanus

Neonatorum pada tahun 2013 sebesar 0%.

ii. Campak Penyakit campak disebabkan oleh virus campak, golongan

Paramyxovirus. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi

oleh droplet (ludah) orang yang telah terinfeksi. Sebagian besar kasus campak

menyerang anak-anak usia pra sekolah dan usia SD. Jika seseorang pernah

menderita campak, maka dia akan mendapatkan kekebalan terhadap penyakit

tersebut seumur hidupnya.

Pada tahun 2013, dilaporkan terdapat 91 kasus campak dan jumlah ini

lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 sebesar 29 kasus. Hal ini disebabkan

karena cakupan imunisasi 5 tahun terakhir rendah, selain itu status kurang gizi

dan gizi buruk di masyarakat masih tinggi. Jumlah kasus meninggal sebanyak 1

kasus, yang dilaporkan dari Kota Ambon. Case Fatality Rate (CFR) campak

pada tahun 2013 sebesar 1,10%.

Campak dinyatakan sebagai KLB apabila terdapat 5 atau lebih kasus

klinis dalam waktu 4 minggu berturut-turut yang terjadi mengelompok dan

dibuktikan adanya hubungan epidemiologis. Pada tahun 2013, jumlah KLB

campak yang terjadi sebanyak 2 kejadian yaitu di Kabupaten Maluku Tengah

dan Kota Ambon dengan jumlah kasus sebanyak 62 kasus.

156 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

iii. Difteri Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae

yang menyerang sistem pernapasan bagian atas. Penyakit difteri pada

umumnya menyerang anak-anak usia 1-10 tahun. Tidak ada kasus difteri selama

tahun 2013.

iv. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut)

Polio disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem syaraf

sehingga penderita mengalami kelumpuhan. Penyakit yang pada umumnya

menyerang anak berusia 0-3 tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah,

sakit kepala, mual, kaku di leher, serta sakit di tungkai dan lengan.

AFP merupakan kelumpuhan yang sifatnya flaccid yang bersifat lunglai,

lemas atau layuh (bukan kaku), atau terjadi penurunan kekuatan otot, dan terjadi

secara akut (mendadak). Sedangkan non polio AFP adalah kasus lumpuh layuh

akut yang diduga kasus Polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan

laboratorium bukan kasus Polio. Kementerian Kesehatan menetapkan non polio

AFP Rate minimal 2/100.000 populasi anak usia < 15 tahun. Pada tahun 2013,

non polio AFP Rate sebesar 2.90/100.000 populasi anak < 15 tahun yang berarti

Maluku telah mencapai standar minimal penemuan.

Bila dibandingkan dengan AFP Rate Nasional pada tahun 2011 yakni

sebesar 2.76 per 100.000 penduduk <15 tahun, tahun 2012 sebesar 2.73 per

100.000 penduduk <15 tahun dan tahun 2013 sebesar 2.62 per 100.000

penduduk <15 tahun, maka Non Polio AFP rate Maluku masih dibawah Non

Polio AFP rate Nasional. Hal ini berarti Provinsi Maluku harus meningkatkan

penemuan kasus AFP baik di Rumah Sakit maupun di masyarakat.

157 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilans,

akan dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya

virus polio liar. Untuk itu diperlukan spesimen adekuat yang sesuai dengan

persyaratan yaitu diambil ≤ 14 hari setelah kelumpuhan dan suhu spesimen 0°C

- 8°C sampai di laboratorium. Informasi lebih rinci tentang jumlah kasus non

polio AFP Rate dapat dilihat di lampiran tabel 9 dan penyakit yang dapat

dicegah dengan imunisasi menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran

tabel 21 dan 22.

g. Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang

disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui

gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes

albopictus. Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang

seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan

perilaku masyarakat.

Pada tahun 2013, jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 43

kasus dengan jumlah kematian 3 orang (Incidence Rate/Angka kesakitan= 2,64

per 100.000 penduduk dan CFR/angka kematian= 6,98%). Hal ini menunjukkan

adanya penurunan jumlah kasus pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012

yang sebesar 178 kasus dengan IR 10,7 per 100.000 penduduk. Gambar Angka

kesakitan (IR) DBD tahun 2010-2013 dapat dilihat pada gambar 6.12.

158 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 6.12 ANGKA KESAKITAN (IR) DEMAM BERDARAH DENGUE

PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2010-2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Angka Kematian/Case Fatality Rate DBD di Provinsi Maluku sejak empat tahun

terakhir dapat dilihat pada gambar 6.13

159 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 6.13 CASE FATALITY RATE DEMAM BERDARAH DENGUE

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2010-2012

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Gambar 6.13 menunjukkan bahwa angka kematian/CFR di Maluku mengalami

peningkatan dari tahun 2012. Angka kematian/CFR tahun 2012 sebesar 4,49%

meningkat menjadi 6,98% pada tahun 2013. Kematian akibat DBD dikategorikan

tinggi jika CFR > 2%. Dengan demikian pada tahun 2013 Maluku termasuk

memiliki CFR tinggi sehingga masih perlu upaya peningkatan kualitas pelayanan

kesehatan dan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kesehatan di rumah

sakit dan puskesmas (dokter, perawat, dan lain-lain) termasuk peningkatan

sarana-sarana penunjang diagnostik dan penatalaksanaan bagi penderita di

sarana-sarana pelayanan kesehatan. Informasi lebih rinci menurut provinsi

terkait dengan penyakit DBD dapat dilihat pada Lampiran tabel 23.

160 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Fluktuasi jumlah kasus dan kematian yang variatif tersebut disebabkan oleh :

1. Kurangnya partisipasi/peran serta masyarakat dalam pencegahan dan

pengendalian DBD, terutama pada kegiatan Pemberantasan Sarang

Nyamuk (PSN) meskipun pada umumnya pengetahuan masyarakat tentang

DBD dan cara pencegahannya sudah cukup tinggi.

2. Kurangnya kerjasama serta komitmen lintas program dan lintas sektor dalam

pengendalian DBD

3. Perubahan iklim yang cenderung menambah jumlah habitat vektor DBD

menambah resiko penularan

4. Infrastruktur penyediaan air bersih yang tidak memadai, serta letak geografis

Maluku di daerah tropis mendukung perkembangbiakan vektor dan

pertumbuhan virus.

h. Chikungunya

Demam chikungunya (demam chik) adalah suatu penyakit menular

dengan gejala utama demam mendadak, nyeri pada persendian, terutama pada

sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang, serta ruam

pada kulit. Demam chik ditularkan oleh nyamuk Aedes albopictus dan Aedes

aegypty yang juga merupakan nyamuk penular penyakit demam berdarah

Dengue (DBD). Demam chik dijumpai terutama di daerah tropis/subtropis dan

sering menimbulkan epidemi. Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya

demam chik yaitu rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat dan

kepadatan populasi nyamuk penular karena banyaknya tempat perindukan

nyamuk yang biasanya terjadi pada musim penghujan. Selama tahun 2013 tidak

ada laporan tentang kasus Chikungunya.

161 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

i. Filariasis Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing

filaria, yang terdiri dari tiga spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan

Brugia timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (getah bening). Filariasis

menular melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam

tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing

dewasa dan menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan

di kaki, tungkai, payudara, lengan dan organ genital.

GAMBAR 6.14

JUMLAH KASUS KLINIS FILARIASIS DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2010 – 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

162 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 6.14 dapat dilihat bahwa jumlah kasus filariasis di Maluku tahun

2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012, maka adanya peningkatan yang

cukup besar yaitu 17 kasus di tahun 2012 meningkat menjadi 172 kasus di

tahun 2013. Peningkatan jumlah kasus filariasis disebabkan karena peran aktif

dari kabupaten/kota untuk melapor. Selain itu pengobatan masal yang sudah

dilakukan selama ini masih terbatas pada Kota Ambon dan Maluku Tengah,

akan tetapi belum dilaksanakan secara maksimal dikarenakan tidak tersedianya

dana di kabupaten/kota untuk melaksanakan survey darah jari guna mengetahui

Microfilaria Rate (Mf Rate) yang dilanjutkan dengan pengobatan massal.

j. Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium

yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan

oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina, dapat menyerang semua orang baik

laki-laki ataupun perempuan pada semua golongan umur dari bayi, anak-anak

dan orang dewasa.

Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di

Indonesia. Penyakit tersebut juga dapat mempengaruhi angka kematian bayi,

anak dibawah umur lima tahun serta ibu hamil. Kejadian Luar Biasa (KLB) sering

terjadi di beberapa daerah akibat perubahan lingkungan dan perpindahan

penduduk serta terbatasnya pelayanan kesehatan masyarakat sehingga

menyebabkan kematian.

Penanggulangan Malaria dilakukan secara komprehensif dengan upaya

promotif, preventif dan kuratif. Hal ini bertujuan untuk menurunkan angka

kesakitan dan kematian serta mencegah KLB. Untuk mencapai hasil yang

optimal upaya preventif dan kuratif tersebut harus dilakukan secara profesional

dan terintegrasi dengan program lainnya.

163 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Provinsi Maluku merupakan daerah endemis malaria, saat ini sedang

dikembangkan sistem rujukan program yang mengacu pada sistem gugus.

Penegakan diagnosa penyakit malaria secara klinis (tanpa konfirmasi

laboratorium) akan memberikan gambaran angka malaria klinis yang terjadi di

masyarakat.

i. Angka Kesakitan Malaria

Berdasarkan laporan Profil kabupaten/kota, jumlah Angka Kesakitan API

(Annual Paracite Incidence) tahun 2008 sebesar 12,3/1000 penduduk, tahun

2009 sebesar 7,0/1000 penduduk, tahun 2010 sebesar 10,4/1000 penduduk,

pada tahun 2011 sebesar 9,1/1.000 penduduk, pada tahun 2012 sebesar

11,1/1000 penduduk dan pada tahun 2013 sebesar 11,5/1.000 penduduk .

Gambar 6.15 merupakan Angka Kesakitan Malaria/Annual Paracite Incidence di

Provinsi Maluku tahun 2008 – 2013.

GAMBAR 6.15

ANGKA KESAKITAN MALARIA (ANNUAL PARACITE INCIDENCE /API) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2008-2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

164 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Menurut Riskesdas 2013, insiden malaria berdasarkan diagnosis

dokter/tenaga kesehatan dan diagnosis/gejala dapat dilihat pada gambar 6.16

GAMBAR 6.16 INSIDENS MALARIA MENURUT KABUPATEN/KOTA

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013

Dari gambar 6.16 dapat dilihat bahwa insiden malaria di Maluku berdasarkan

diagnosis sebesar 1,2 % atau 12 per 1.000 penduduk sementara insiden

malaria berdasarkan diagnosis/gejala sebesar 3,8% atau 38 per 1.000

penduduk.

165 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

ii. Pengobatan Malaria Pengobatan malaria harus dilakukan secara efektif. Pemberian jenis obat

harus benar dan cara minumnya harus tepat waktu, sesuai dengan acuan

program pengendalian malaria. Pengobatan efektif adalah pemberian ACT

(Artemicin-based Combination Therapy) pada 24 jam pertama pasien panas dan

obat harus diminum habis dalam 3 hari. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013,

dapat dilihat proporsi penderita malaria dengan pengobatan efektif yaitu dengan

pemberian ACT (Artemicin-based Combination Therapy) dapat dilihat pada

gambar 6.16

GAMBAR 6.17 PROPORSI PENDERITA MALARIA DENGAN PENGOBATAN EFEKTIF

DENGAN PEMBERIAN ACT MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013

166 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Gambar 6.17 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil Riskesdas 2013

pengobatan efektif pada penderita malaria Di Provinsi Maluku sebesar 44,6%.

Informasi lengkap mengenai jumlah kasus malaria, jenis tes sediaan darah, dan

angka kesakitan dapat dilihat pada lampiran tabel 24.

k. Rabies Rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus (golongan

Rabdovirus) yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing,

kelelawar, kera, musang dan serigala yang di dalam tubuhnya mengandung

virus. Terdapat beberapa indikator yang digunakan dalam memantau upaya

pengendalian rabies, yaitu: GHPR (Gigitan Hewan Penular Rabies), PET/Post

Exposure Treatment (penatalaksanaan kasus gigitan), dan kasus yang positif

rabies dan mati berdasarkan uji Lyssa.

Pada tahun 2013 di Provinsi Maluku dilaporkan kasus rabies akibat

gigitan hewan penular rabies sebanyak 1.528 kasus, yang diberikan vaksin anti

rabies sebanyak 1.275 kasus, yang meninggal akibat rabies berdasarkan uji

Lyssa sebanyak 11 orang, dan spesimen yang diperiksa sebanyak 195

spesimen. Untuk kabupaten/kota pada tahun 2013 kasus rabies akibat gigitan

hewan penular rabies paling tinggi terdapat di Kota Ambon yaitu sebanyak 525

kasus, yang diberikan vaksin terbanyak juga di kota Ambon sebanyak 350, yang

meninggal berdasarkan uji Lyssa terbanyak ada di Maluku Tengah yaitu

sebanyak 4 orang dan jumlah spesimen yang diperiksa terbanyak ada di Kota

Ambon sebanyak 126 spesimen. Kasus rabies di Provinsi Maluku masih tinggi

hal ini disebabkan :

1. Penyediaan logistik vaksin anti ranies masih kurang di Kabupaten/Kota

2. Kurangnya dana untuk pembelian vaksin untuk hewan penular rabies di

Kab/Kota

3. Kurannya peran serta masyarakat

4. Pengawasan lalu lintas hewan penular rabies masih lemah

.

167 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

l. Leptospirosis Leptospirosis merupakan zoonosis yang diakibatkan bakteri Leptospira

sp. Sumber infeksi pada manusia biasanya akibat kontak secara langsung atau

tidak langsung dengan urin hewan yang terinfeksi. Penyakit ini bersifat musiman,

di daerah yang beriklim sedang masa puncak insidens dijumpai pada musim

panas dan musim gugur karena temperatur adalah faktor yang mempengaruhi

kelangsungan hidup Leptospira, sedangkan di daerah tropis insidens tertinggi

selama musim hujan. Jumlah kasus leptopirosis tahun 2013 yang dilaporkan

sebanyak 16 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 3 orang. Pada tahun

2013 Angka kematian (case fatality rate/CFR) akibat leptospirosis sebesar

18,7%.

Upaya yang dilakukan untuk menekan angka kematian cukup efektif.

Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) leptospirosis ditujukan pada upaya

penemuan dini serta pengobatan segera penderita untuk mencegah kematian,

intervensi lingkungan untuk mencegah munculnya sarang-sarang atau tempat

persembunyaian tikus, dan vaksinasi hewan peliharaan terhadap Leptospira

2. PENYAKIT TIDAK MENULAR

Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik

lainnya merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan

membunuh 36 juta jiwa per tahun (WHO, 2010). Di Indonesia, penyakit menular

masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan

morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat. Hal tersebut menjadi beban

ganda dalam pelayanan kesehatan, sekaligus tantangan yang harus dihadapi

dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia. Peningkatan PTM

berdampak negatif pada ekonomi dan produktivitas bangsa. Pengobatan PTM

seringkali memakan waktu lama dan memerlukan biaya besar. Beberapa jenis

PTM merupakan penyakit kronik dan/atau katastropik yang dapat mengganggu

ekonomi penderita dan keluarganya.

168 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Selain itu, salah satu dampak PTM adalah terjadinya kecacatan termasuk

kecacatan permanen. Secara global, regional, dan nasional pada tahun 2030

diproyeksikan terjadi transisi epidemiologi dari penyakit menular menjadi

penyakit tidak menular.

Berbagai faktor risiko PTM antara lain ialah: merokok dan keterpaparan

terhadap asap rokok, minum minuman beralkohol, diet/pola makan, gaya hidup,

kegemukan, obat-obatan, dan riwayat keluarga (keturunan). Prinsip upaya

pencegahan tetap lebih baik dari pengobatan. Upaya pencegahan penyakit tidak

menular lebih ditujukan kepada faktor risiko yang telah diidentifikasi.

Kementerian Kesehatan telah mengembangkan program pengendalian PTM

sejak tahun 2005. Upaya pengendalian faktor risiko PTM yang telah dilakukan

berupa promosi Perilaku Bersih dan Sehat serta pengendalian masalah

tembakau. Pemerintah Daerah di beberapa tempat telah menerbitkan peraturan

terkait Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan membentuk Aliansi Walikota/Bupati

dalam Pengendalian Tembakau dan Penyakit Tidak Menular. Sedangkan untuk

pengaturan makanan berisiko, ke depan akan dibuat regulasi antara lain tentang

gula, garam dan lemak dalam makanan yang dijual bebas.

Upaya pengendalian PTM tidak akan berhasil jika hanya dilakukan oleh

Kementerian Kesehatan tanpa dukungan seluruh jajaran lintas sektor, baik

pemerintah, swasta, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, bahkan

seluruh lapisan masyarakat. Beberapa kegiatan yang telah dikembangkan

dalam upaya untuk mengendalikan penyakit tidak menular pada tahun 2013

adalah sebagai berikut.

1. Posbindu PTM

Kegiatan yang mulai dikembangkan pada tahun 2011 ini merupakan salah

satu wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, monitoring

dan tindak lanjut dini terhadap faktor risiko PTM secara terpadu dan

terintegrasi dengan kegiatan rutin di masyarakat, seperti di lingkungan

tempat tinggal dalam wadah desa/kelurahan siaga aktif.

169 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Selain itu, kegiatan tersebut pada saat ini telah dikembangkan pada

kelompok khusus seperti di Perusahaan Outobus (PO), kelompok

bimbingan ibadah haji (KBIH), sekolah, dan tempat kerja.

2. Meningkatkan Upaya Pengendalian PTM di Puskemas

Pada tahun 2013 setiap kabupaten/kota minimal memiliki satu puskesmas

dengan program unggulan pelayanan PTM yang dilengkapi dengan sumber

daya manusia yang terlatih PTM, fasilitas, dan peralatan untuk

penatalaksanaan kasus PTM. Upaya tersebut antara lain peningkatan

promosi kesehatan (health promotion) yang dilakukan melalui gaya hidup

sehat, melaksanakan deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM dan

Pandu PTM, dan atau layanan khusus PTM lainnya (jantung, stroke,

Cedera, Tisan, skrining Thalasemia, SLE, kanker anak, layanan upaya

berhenti merokok, diet, aktivitas fisik, stres, Tisan, PAL, IVA + CBE,

rehabilitasi dan atau paliatif PTM).

3. Pengendalian Tembakau

Pengendalian tembakau di Indonesia merupakan salah satu upaya

pengendalian faktor risiko PTM, guna menurunkan prevalensi penyakit

tidak menular.

Beberapa upaya yang telah dikembangkan adalah:

a. Pengembangan kawasan tanpa rokok

b. Upaya berhenti rokok di Fasyankes Primer

c. Kebijakan pengendalian rokok

d. Jajak pendapat masyarakat mengenai penerapan larangan total iklan,

promosi dan sponsorship rokok.

4. Deteksi dini PTM pada saat arus mudik keagamaan (Lebaran dan Natal)

yang bekerja sama dengan Lintas Sektor (PT Jasa Raharja) dan Lintas

Program

170 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

a. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Ruang lingkup pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

(PJPD) yang menjadi tanggung jawab Sub Direktorat Penyakit Jantung Dan

Pembuluh Darah, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan meliputi hipertensi essensial, penyakit ginjal hipertensi, penyakit

jantung hipertensi, stroke, gagal jantung, Penyakit Jantung Koroner (PJK),

kardiomipathy, penyakit jantung rheumatic, penyakit jantung bawaan, dan infark

miocard akut. Prioritas program pengendalian tahun 2010 memperhatikan pada

pengendalian faktor risiko PJPD berbasis masyarakat, deteksi dini, dan jejaring

kerja dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :

Penyusunan Norma Standar Prosedur Kriteria (NSPK). Sampai dengan

tahun 2010, NSPK yang telah disusun berupa :

a. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 854/MENKES/SK/IX/2009

Tentang Pedoman Pengendalian Faktor Risiko Penyakit Jantung dan

Pembuluh Darah

b. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 853/MENKES/SK/IX/2009

Tentang Jejaring Kerja Nasional

c. Buku pedoman “Pengendalian Hipertensi pada Ibu Hamil”

d. Buku Deteksi Dini Faktor Risiko penyakit Jantung dan pembuluh Darah

Pengembangan SDM yang terdiri dari Training of Trainers (TOT).

Penyediaan alat stimulan berupa masscrening yang terdiri dari timbangan

badan, alat ukur tinggi badan, lingkar pinggang, tekanan darah, cardiochek,

Surveilans Epidemiologi. Kegiatan ini berupa penemuan dan tata laksana

penyakit jantung dan pembuluh darah. Salah satu kegiatan pokok

pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah yaitu penemuan dan

tatalaksana yang dilaksanakan melalui deteksi dini faktor risiko.

Pengendalian faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah berbasis

masyarakat melalui peningkatan pemberdayaan peran serta masyarakat.

Kegiatan ini dilakukan dengan melatih kader-kader Pos Pembinaan

Terpadu (Posbindu).

171 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Jejaring kerja berdasarkan faktor risiko PJPD. Kegiatan ini dilakukan

dengan menjalin kerjasama dengan lintas sektor, lintas program dan

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Gambaran prevalensi stroke di Maluku sebagai salah satu penyakit jantung dan

pembuluh darah hasil Riskesdas tahun 2013 menurut kabupaten/kota disajikan

pada gambar 6.18

GAMBAR 6.18

PREVALENSI STROKE PADA UMUR ≥ 15 TAHUN (‰) BERDASARKAN DIAGNOSIS DOKTER MENURUT KABUPATEN/KOTA

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013

172 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 6.18 di atas dapat dilihat bahwa kabupaten/kota dengan prevalensi

stroke pada umur ≥ 15 tahun menurut diagnosis dokter/gejala di Maluku sebesar

4,2%.

Selain stroke, penyakit jantung koroner juga merupakan salah satu

penyakit jantung dan pembuluh darah. Gambaran prevalensi penyakit jantung

koroner berdasarkan Riskesdas tahun 2013 di Maluku menurut kabupaten/kota

dapat dilihat pada gambar 6.19

GAMBAR 6.19

PREVALENSI PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA UMUR ≥ 15 TAHUN BERDASARKAN DIAGNOSIS DOKTER/GEJALA

MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013

173 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 6.19 terlihat bahwa menurut Riskesdas tahun 2013, Provinsi

Maluku dengan prevalensi penyakit jantung koroner pada umur ≥ 15 tahun

menurut diagnosis dokter/gejala sebesar 1,70% dengan prevalensi tertinggi ada

pada Kabupaten Seram Bagian Timur yaitu sebesar 5,10% sedangkan

prevalensi terendah ada di Kabupaten Seram Bagian Barat yaitu sebesar 0%

GAMBAR 6.20

PREVALENSI HIPERTENSI PADA UMUR ≥ 18 TAHUN BERDASARKAN WAWANCARA MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013 Dari gambar 6.20 dapat dilihat bahwa prevalensi hipertensi berdasarkan

wawancara (apakah pernah didiagnosis nakes dan minum obat hipertensi) pada

tahun 2013 di Maluku sebesar 6,8%.

174 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar tersebut juga dapat dilihat bahwa kabupaten/kota dengan

prevalensi hipertensi pada umur ≥ 18 tahun berdasarkan wawancara yang

tertinggi pada tahun 2013 ada di Kabupaten Maluku Tenggara sebesar 13,9%

sedangkan prevalensi terendah terdapat Kabupaten Seram Bagian Barat yaitu

sebesar 0,8%.

b. Penyakit Kanker

Program pengedalian penyakit kanker dilakukan untuk semua jenis

kanker, tetapi saat ini masih diprioritaskan pada dua kanker tertinggi di Indonesia

yaitu kanker leher rahim dan kanker payudara. Kegiatan yang dilakukan meliputi

pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer dilakukan melalui

pengendalian faktor risiko dan peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi.

Pencegahan sekunder dilakukan melalui deteksi dini dan tatalaksana yang

dilakukan di puskesmas dan rujukan ke rumah sakit. Deteksi dini kanker leher

rahim menggunakan metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan

krioterapi untuk IVA (lesipra kanker leher rahim) positif, sedangkan deteksi dini

kanker payudara menggunakan metode Clinical Breast Examiniation (CBE).

Pencegahan tersier dilakukan melalui perawatan paliatif dan rehabilitatif di unit-

unit pelayanan kesehatan yang menangani kanker dan pembentukan kelompok

survivor kanker di masyarakat. Selain itu, dilakukan juga pengembangan

registrasi kanker sebagai suatu system surveilans dengan menggunakan

software SriKanDI (Sistem Registrasi Kanker di Indonesia).

Kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengendalian penyakit kanker antara lain

1. Pencegahan dan pengendalian faktor risiko.

Sampai dengan tahun 2010 telah disusun Pedoman Pengendalian Penyakit

Kanker yang menjadi acuan bagi petugas kesehatan dan berbagai pihak

yang terlibat dalam pengendalian kanker. Pengendalian faktor risiko kanker

juga dilakukan dengan memberikan konseling dan penyuluhan bagi

perempuan yang melakukan deteksi dini kanker leher rahim dan payudara

di Puskesmas.

175 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

2. Penemuan dan tatalaksana kasus.

Program deteksi dini dan tatalaksana yang dilakukan masih diprioritaskan

pada 2 kanker tertinggi di Indonesia yaitu kanker payudara dan kanker

leher rahim. Program ini dimulai sejak tahun 2007 dan telah dicanangkan

sebagai program nasional yang dicanangkan oleh Ibu Negara Hj. Kristiani

Herrawati pada 21 April 2008. Program tersebut dikembangkan oleh

Kementerian Kesehatan dan Female Cancer Program (FCP). Sampai

dengan tahun 2013 program deteksi dini kanker leher rahim dan payudara

telah dilaksanakan di Provinsi dengan melatih dokter sebanyak 15 orang.

Gambaran mengenai prevalensi penyakit kanker berdasarkan hasil

Riskesdas tahun 2013 menurut provinsi dapat dilihat pada gambar 6.20

GAMBAR 6.21

PREVALENSI PENYAKIT KANKER (‰) BERDASARKAN DIAGNOSIS DOKTER/GEJALA MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013

176 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Berdasarkan gambar 6.21 dapat dilihat bahwa prevalensi penyakit kanker

menurut diagnosis dokter/gejala hasil Riskesdas tahun 2013 yang tertinggi

adalah Kabupaten Buru (1,8%) sedangkan prevalensi terendah terdapat di Kota

Tual, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Kepulauan Aru masing-

masing 0%.

c. Penyakit Diabetes Melitus dan penyakit metabolik

Ruang lingkup pengendalian penyakit diabetes melitus dan penyakit

metabolik yang ditangani oleh Sub Direktorat Pengendalian Diabetes Melitus

dan Penyakit Metabolik adalah diabetes melitus, obesitas, gangguan kelenjar

tiroid, dislipidemia, gangguan metabolisme kalsium, gangguan sekresi korteks

adrenal, dan gangguan kelenjar hipotalamus. Diabetes melitus disebabkan oleh

pola makan/nutrisi, kebiasaan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, dan stress.

Tujuan program pengendalian diabetes melitus dan penyakit metabolik adalah

terselenggaranya peningkatan kemandirian masyarakat dalam pencegahan dan

penanggulangan faktor risiko penyakit tidak menular dengan melibatkan

pengelola program pusat, daerah, UPT, lintas program, lintas sektor, organisasi

profesi, LSM dan masyarakat.

Kegiatan pengendalian diabetes melitus dan penyakit metabolik yang telah

dilaksanakan terdiri dari pokok-pokok kegiatan yakni sebagai berikut.

1. Peningkatan kapasitas SDM

Upaya ini telah dilakukan melalui pelatihan terhadap 15 dokter umum.

2. Menjalin kemitraan

Upaya lain terkait pencegahan dan penanggulangan faktor risiko adalah

menjalin kemitraan dengan lintas program/lintas sektor melalui

pembentukan jejaring kelompok kerja diabetes melitus, pengembangan

partisipasi masyarakat dalam pengendalian diabetes dan penyakit

metabolik

177 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 6.22 PREVALENSI DIABETES PADA UMUR ≥ 15 TAHUN BERDASARKAN

DIAGNOSIS DOKTER/GEJALA MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013 Dari gambar 6.22 dapat dilihat bahwa prevalensi diabetes di Maluku

berdasarkan wawancara tahun 2013 sebanyak 2,1%. Prevalensi tertinggi

Diabetes pada umur ≥ 15 tahun menurut diagnosis dokter/gejala berdasarkan

hasil Riskesdas tahun 2013 adalah di Kabupaten Buru Selatan sebesar 5,3%

sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Seram Bagian Barat sebesar 0,7%

178 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

d. Penyakit Kronis dan Degeneratif Lingkup pengendalian penyakit kronik dan degeneratif adalah Penyakit

Paru Obstruktif Kronik (PPOK), osteoporosis, asma, gagal ginjal kronik,

thalasemia, SLE/Lupus, osteoartritis, dan rhinitis kronis. Kegiatan pengendalian

diabetes melitus dan penyakit metabolik yang telah dilaksanakan terdiri dari

pokok-pokok kegiatan sebagai berikut.

a. Deteksi dini PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) melalui pendekatan

praktis penyakit paru-paru (PAL).

b. Pengendalian Tembakau

Pengendalian tembakau di Indonesia merupakan salah satu upaya

pengendalian faktor risiko PTM, guna menurunkan prevalensi penyakit

tidak menular.

Beberapa upaya yang telah dikembangkan antara lain : Pengembangan

Kawasan Tanpa Rokok.

Kemenkes RI menetapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sebagai salah

satu upaya untuk melindungi masyarakat terhadap dampak paparan asap

rokok terhadap kesehatan. KTR adalah ruangan atau area yang

dinyatakan dilarang untuk melakukan kegiatan produksi, penjualan, iklan,

promosi dan penggunaan rokok. Ruang lingkup KTR meliputi tempat-

tempat umum, tempat kerja tertutup, sarana kesehatan,tempat proses

belajar-mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah, dan angkutan

umum.

c. Sosialisasi PPOK

d. Membangun dan memperkuat jejaring kemitraan dengan departemen /

lembaga dan LSM

179 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Gambaran penyakit kronis dan degeneratif berdasarkan riskesdas 2013

adalah sebagai berikut.

a. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

PPOK adalah penyakit kronis saluran napas yang ditandai dengan

hambatan aliran udara khususnya udara ekspirasi dan bersifat progresif

lambat (semakin lama semakin memburuk), disebabkan oleh pajanan

faktor resiko seperti merokok, polusi udara di dalam maupun di luar

ruangan. Onset (awal terjadinya penyakit) biasanya pada usia pertenghan

dan tidak hilang dengan pengobatan. Didefinisikan sebagai PPOK jika

pernah mengalami sesak napas yang bertambah ketika beraktifitas

dan/atau bertambah dengan meningkatnya usia disertai batuk berdahak

atau pernah mengalami sesak napas disertai batuk berdahak dan nilai

Indeks Brinkman ≥ 200. Indeks Brinkman adalah jumlah batang rokok yang

diisap, dihitung sebagai lama merokok (dalam tahun) dikalikan dengan

jumlah rokok yang diisap per hari. Gambaran mengenai prevalensi PPOK

menurut kabupaten/kota pada tahun 2013 dapat dilihat pada gambar 6.23

180 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 6.23 PREVALENSI PPOK PADA UMUR > 30 TAHUN BERDASARKAN GEJALA (%) MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013 DI PROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013

Dari gambar 6.23 dapat dilihat bahwa prevalensi PPOK pada umur > 30 tahun

berdasarkan gejala menurut hasil Riskesdas tahun 2013 di Maluku sebesar

4,3% dengan prevalensi tertinggi ada di Kabupaten Buru Selatan yaitu sebesar

12,3% dan terendah ada di Kabupaten Seram Bagian Barat sebesar 0,8%.

b. Asma

Asma merupakan gangguan inflamasi kronis di jalan napas, dasar penyakit

ini adalah hiperaktifitas bronkus dan obstruksi jalan napas. Gejala asma

adalah gangguan pernapasan (sesak), batuk produktif terutama pada

malam hari atau menjelang pagi, dan dada terasa tertekan.

181 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Gejala tersebut memburuk pada malam hari , adanya allergen (seperti

debu, asap rokok) atau saat sedang menderita sakit seperti demam. Gejala

hilang dengan atau tanpa pengobatan. Didefinisikan sebagai asma jika

pernah mengalami gejala sesak napas yang terjadi pada salah satu atau

lebih kondisi : terpapar udara dingin dan/atau debu dan/atau asap rokok

dan/atau stress dan/atau flu atau infeksi dan/atau kelelahan dan/atau

alergi obat dan/atau alergi makanan dengan disertai salah satu atau lebih

gejala ; dan/atau sesak napas menghilang dengan pengobatan dan/atau

sesak napas berkurang atau menghilang tanpa pengobatan dan/atau sesak

napas lebih berat dirasakan pada malam hari atau menjelang pagi dan jika

pertama kali merasakan sesak napas saat berumur < 40 tahun (usia

serangan terbanyak). Gambaran mengenai prevalensi penyakit asma di

Maluku menurut kabupaten/kota tahun 2013 dapat dilihat pada gambar

6.24

GAMBAR 6.24

PREVALENSI PENYAKIT ASMA BERDASARKAN GEJALA (%) MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013 DI PROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013

182 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 6.24 dapat dilihat bahwa prevalensi asma di Maluku tahun 2013

5,3% dengan prevalensi tertinggi penyakit asma berdasarkan gejala tahun 2013

ada di Kota Tual yaitu sebesar 10,2% sedangkan prevalensi terendah terdapat di

Kabupaten Seram Bagian Barat sebesar 1,4%.

c. Merokok Informasi perilaku penggunaan tembakau dalam Riskesdas tahun 2013

dibagi menjadi dua kelompok, yaitu perilaku merokok dan perilaku penggunaan

tembakau dengan mengunyah. Hal tersebut dikarenakan efek samping yang

ditimbulkan akibat merokok dan dengan metode mengunyah tembakau berbeda.

Perokok hisap menimbulkan polusi pada perokok pasif dan lingkungan

sekitarnya, sedangkan mengunyah tembakau hanya berdampak pada dirinya

sendiri.

GAMBAR 6.25

PROPORSI PENDUDUK BERUMUR ≥ 10 TAHUN YANG MEROKOK TIAP HARI MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013

183 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Dari gambar 6.25 dapat dilihat bahwa proporsi penduduk berumur ≥ 10 tahun

yang merokok setiap hari terbanyak berada di Kabupaten Kepulauan Aru dan

Buru Selatan masing-masing sebesar 27,5% dan terendah di Kabupaten Seram

Bagian Barat sebesar 18,7%.

B. KESEHATAN LINGKUNGAN

Kesehatan lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat,

menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu

keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar

dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Menurut WHO, ruang lingkup

kesehatan lingkungan diantaranya meliputi penyediaan air minum serta

pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran. Berdasarkan hal

tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian

Kesehatan mengadakan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 (Riskesdas 2013).

Tujuan dari Riskesdas 2013 topik kesehatan lingkungan adalah mengevaluasi

program yang sudah ada, menindaklanjuti upaya perbaikan yang akan

dijalankan, dan mengidentifikasi faktor risiko lingkungan berbagai jenis penyakit

dan gangguan kesehatan.

1. Air Minum Komitmen pemerintah terhadap Millenium Development Goals (MDGs)

yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup dengan menurunkan target

hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap

air minum layak dan sanitasi dasar hingga 2015. Menurut Peraturan Menteri

Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas

Air Minum menyatakan bahwa air minum adalah air yang melalui proses

pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan

dan dapat langsung diminum. Penyelenggara air minum dapat berasal dari

badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha

swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat, dan/atau individual yang

melakukan penyelenggaraan penyediaan air minum.

184 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Tidak semua air dapat diminum, syarat-syarat kualitas air minum sesuai

dengan Peraturan Menteri Kesehatan dimaksud, diantaranya adalah sebagai

berikut :

• Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna;

• Parameter Mikrobiologi E Coli dan total Bakteri Kolifrom, kadar maksimum

yang di perbolehkan 0 jumlah per 100 ml sampel;

• Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l,

Kesadahan (maks 500 mg/l), pH 6,5-8,5;

• Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air);

• Dan parameter tambahan lainnya.

Salah satu parameter air minum adalah parameter fisik. Parameter fisik

yang harus dipenuhi pada air minum yaitu harus jernih, tidak berbau, tidak

berasa dan tidak berwarna. Selain itu, air minum tidak menimbulkan endapan.

Jika air yang kita konsumsi menyimpang dari hal ini, maka sangat mungkin air

telah tercemar.

Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, kualitas fisik air minum di Maluku

termasuk dalam kategori baik (tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa tidak

berbusa dan tidak berbau) sebesar 92,5%.

Pembahasan air minum meliputi, proporsi rumah tangga berdasarkan

jenis sumber air minum, proporsi rumah tangga berdasarkan kualitas fisik air

minum, proporsi rumah tangga berdasarkan pengolahan air minum sebelum

diminum, proporsi rumah tangga berdasarkan cara pengolahan air minum

sebelum diminum, dan proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap

sumber air minum berdasarkan kriteria JMP WHO-INICEF 2006 akan terlihat

pada gambar 6.26-6.29.

185 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 6.26 PROPORSI RUMAH TANGGA BERDASARKAN JENIS SUMBER AIR MINUM

DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013

Dari gambar 6.26 hasil Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa proporsi rumah

tangga berdasarkan jenis sumber air minum di Maluku terbesar bersumber dari

ledeng/PDAM yaitu sebesar 26,6% dan terendah bersumber dari penampungan

air hujan yaitu sebesar 2,4%

Air yang layak diminum, mempunyai standar tertentu yaitu telah memenuhi

persyaratan fisik, kimiawi dan bakteriologis, dan syarat tersebut merupakan satu

kesatuan. Jadi apabila ada satu saja parameter yang tidak memenuhi syarat

maka air tesebut tidak layak untuk diminum. Agar air layak untuk diminum maka

diperlukan pengolahan air sebelum diminum.

186 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 6.27 PROPORSI RUMAH TANGGA YANG MENGOLAH AIR MINUM SEBELUM

DIMINUM DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013 Dari gambar 6.27 dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 proporsi rumah tangga

yang mengolah air minum sebelum diminum. sebesar 87,8%. Proporsi terbesar

terdapat di Kabupaten Maluku Barat Daya yaitu sebesar 98,4% dan terendah di

Kabupaten Buru sebesar 68,5%

187 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 6.28 PROPORSI RUMAH BERDASARKAN CARA PENGOLAHAN AIR MINUM

SEBELUM DIMINUM DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013 Dari gambar 6.28 menunjukkan bahwa pada tahun 2013 proporsi rumah tangga

berdasarkan cara pengolahan air minum sebelum diminum yaitu dengan cara

dimasak sebesar 90,6%. Cara ini merupakan cara yang paling banyak dilakukan

oleh rumah tangga. Persentase tertinggi terdapat di Kabupaten Maluku

Tenggara yaitu sebesar 98,0% dan terendah di Kabupaten Maluku Barat Daya

sebesar 67,5% sedangkan Pengolahan air diminum dengan cara disaring dan

tambah larutan tawas sebesar 0,1%.

188 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Berdasarkan kriteria dari JMP WHO-UNICEF 2006, akses ke sumber air minum

dibedakan menjadi dua, yaitu improved dan unimproved. Yang dimaksudkan

dengan Improved yaitu rumah tangga yang mempunyai akses ke sumber air

minum air ledeng/PDAM, sumur bor/pompa, sumur gali terlindung, mata air

terlindung, penampungan air hujan, air kemasan (hanya jika sumber air untuk

keperluan rumah tangga lainnya improved). Unimproved yaitu rumah tangga

yang mempunyai akses ke sumber air minum air kemasan, air isi ulang, air

ledeng eceran/membeli, sumur gali tidak terlindung dan mata air tidak terlindung,

air sungai/danau/irigasi.

GAMBAR 6.29 PROPORSI RUMAH TANGGA YANG MEMILIKI AKSES TERHADAP

SUMBER AIR MINUM IMPROVED BERDASARKAN KRITERIA JMP WHO-UNICEF 2006 DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013

189 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 yang terlihat pada gambar 6.29

menunjukkan proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap sumber air

minum improved. Di Maluku proporsi rumah tangga yang telah memiliki akses

terhadap sumber air minum improved sebesar 68,5% dengan persentase

tertinggi di Kabupaten Seram Bagian Barat sebesar 77,5% dan presentase

terendah di Kabupaten Buru sebesar 55.0%

Upaya untuk dapat meningkatkan akses air minum dan kualitas air minum yang

layak secara nasional terus menerus dilakukan, akan tetapi masih banyak

kendala dalam pencapaiannya. Kendala tersebut antara lain :

1. Adanya kecenderungan meningkatnya penggunaan air kemasan dan isi

ulang sebagai sumber air minum, sementara itu air kemasan dan isi ulang

tidak termasuk sebagai sumber air minum layak. Hal ini terjadi disebabkan

oleh pendataan yang dilakukan saat ini hanya memotret akses terhadap

sumber air yang digunakan untuk minum, belum memperhitungkan kondisi

rumah tangga yang memiliki lebih dari satu sumber air yang layak untuk

diminum;

2. Penyediaan infrastruktur air minum yang ada belum dapat mengimbangi

laju pertumbuhan penduduk, maupun faktor urbanisasi dan peningkatan

konsumsi;

3. Untuk penyediaan air minum perpipaan, beberapa permasalahan pada

tingkat operator air minum yaitu minimnya biaya operasional dan

pemeliharaan, rendahnya tarif, terbatasnya SDM yang kompeten dan

pengelolaan yang kurang efisien;

4. Terdapat kerusakan di berbagai sarana air minum yang dipakai di

masyarakat, termasuk,sumber air minum bukan jaringan perpipaan (BJP)

yang tidak terlindungi yang mencapai10,54%.

190 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

2. Sanitasi Layak Akses terhadap sanitasi layak merupakan salah satu fondasi inti dari

masyarakat yang sehat. Sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang

menunjang kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan

lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Buruknya

kondisi sanitasi akan berdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari

turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum

bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya beberapa

penyakit

GAMBAR 6.30

PROPORSI RUMAH TANGGA BERDASARKAN PENGGUNAAN FASILITAS BUANG AIR BESAR DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013

191 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Gambar 6.30 menunjukkan hasil Riskesdas 2013 tentang proporsi rumah tangga

berdasarkan penggunaan fasilitas buang air besar. Proporsi rumah tangga yang

menggunakan fasilitas buang air besar milik sendiri sebesar 62,3%, milik

bersama 5,3%, umum 9,1% dan buang air besar secara sembarangan sebesar

23,4%.

GAMBAR 6.31

PROPORSI RUMAH TANGGA BERDASARKAN JENIS TEMPAT BUANG AIR BESAR DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013

Dari gambar 6.31 dapat dilihat bahwa jenis tempat buang air besar yang

digunakan, sebagian besar rumah tangga di Maluku menggunakan kloset

berjenis leher angsa sebesar yaitu 88,8%, plengsengan sebesar 5,4%,

cemplung/cubluk/lubang tanpa lantai sebesar 3,0%, dan

cemplung/cubluk/lubang dengan lantai sebesar 2,9%.

192 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 6.32 PROPORSI RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR

TINJA DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013

Dari gambar 6.32 dapat dilihat bahwa berdasarkan hasil Riskesdas 2013 ada

66,5% rumah tangga di Maluku yang menggunakan tangki septik sebagai tempat

pembuangan akhir tinja. Rumah tangga yang menggunakan tempat

pembuangan akhir tinja SPAL sebesar 3,6%, kolam/sawah sebesar 0,3%,

sungai/danau/laut sebesar 11,7%, lubang tanah sebesar 4,2% dan pantai/tanah

lapang/kebun sebesar 13,3%.

193 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Berdasarkan konsep dan definisi MDGs, akses sanitasi dikatakan layak

apabila penggunaan fasilitas tempat buang air besar milik sendiri atau bersama,

jenis kloset yang digunakan jenis leher angsa dan tempat pembuangan akhir

tinjanya menggunakan tangki septik atau Sarana Pembuangan Air Limbah

(SPAL). Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan

syarat sebagai berikut :

1. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

2. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki

mata air atau sumur

3. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

4. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

5. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar, atau bila memang benar-benar

diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin

6. Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang

7. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.

Untuk akses terhadap fasilitas tempat buang air besar (sanitasi) digunakan

kriteria JMP WHO - Unicef tahun 2006. Menurut kriteria tersebut, rumah tangga

yang memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi improved adalah rumah tangga

yang menggunakan fasilitas buang air besar milik sendiri, jenis tempat buang air

besar jenis leher angsa atau plengsengan, dan tempat pembuangan akhir tinja

jenis tangki septik.

194 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 6.33 PROPORSI RUMAH TANGGA YANG MEMILIKI AKSES TERHADAP

FASILITAS SANITASI IMPROVED BERDASARKAN KRITERIA JMP WHO-UNICEF 2006 DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2013

Sumber: Badan Litbangkes, Kemenkes RI, Riskesdas, 2013

Pada gambar 6.33 memperlihatkan bahwa proporsi rumah tangga yang memiliki

akses terhadap fasilitas sanitasi improved berdasarkan kriterian JMP WHO-

UNICEF 2006 di Maluku sebesar 54,2%. Proporsi tertinggi terdapat di Kota

Ambon sebesar 77,2%, sedangkan proporsi terendah terhadap fasilitas sanitasi

improved terdapat di Kabupaten Buru Selatan sebesar 23,3%

195 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

Upaya untuk dapat meningkatkan sanitasi yang layak terus menerus dilakukan,

akan tetapi masih banyak kendala dalam pencapaiannya. Kendala tersebut

antara lain :

1. Masih minimnya investasi sektor sanitasi, karena belum mempunyai nilai

ekonomis secara langsung,

2. Proses peningkatan perubahan perilaku tidak dapat dilakukan secara

instan, cenderung membutuhkan waktu yang relatif lama dan kecukupan

pendampingan petugas kepada masyarakat untuk menerapkan perilaku

yang lebih sehat dalam kehidupan sehari-hari secara berkesinambungan

3. Belum meratanya ketersediaan sarana sanitasi yang mudah, murah, dan

terjangkau oleh masyarakat

Upaya terobosan/inovasi dalam rangka akselerasi pencapaian target

melalui pengalokasian dana APBN dalam bentuk kegiatan Penyediaan Air

Minum dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (PAMSTBM) yang diharapkan

dapat meningkatkan akses penduduk terhadap sumber air dan sanitasi yang

layak melalui mekanisme Tugas Pembantuan dengan komponen kegiatan

Rehabilitasi Sarana Air Minum Bukan Jaringan Perpipaan dan Pembangunan

Sarana Air Minum.

Selain itu dilakukan upaya penguatan Kemitraan Pemerintah – Swasta

(KPS) yakni melibatkan LSM Lokal/Nasional/Internasional, CSR (Corporate

Social Responsibility), donor agency internasional, seperti World Bank, ADB

yang diimplementasikan melalui kegiatan Pamsimas dan ICWRMIP, serta

kegiatan lain yang berorientasi pada pembinaan, penyediaan sarana air minum

dan sanitasi dasar yang layak serta terbangunnya perilaku hidup bersih dan

sehat bagi masyarakat dengan menggunakan pendekatan STBM

196 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

3. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) adalah desa yang sudah

stop Buang Air Besar Sembarangan minimal 1 dusun, mempunyai tim kerja

STBM atau natural leader, dan telah mempunyai rencana kerja STBM atau

rencana tindak lanjut. STBM menjadi ujung tombak keberhasilan pembangunan

air minum dan penyehatan lingkungan secara keseluruhan. Sanitasi total

berbasis masyarakat sebagai pilihan pendekatan, strategi dan program untuk

mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat

dengan menggunakan metode pemicuan dalam rangka mencapai target MDGs.

Dalam pelaksanaan STBM mencakup 5 (lima) pilar yaitu:

1. Stop buang air besar sembarangan,

2. Cuci tangan pakai sabun,

3. Pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga,

4. Pengelolaan sampah dengan benar, dan

5. Pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan aman.

4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dalam upaya meningkatkan kesehatan anggota keluarga, Pusat Promosi

Kesehatan Kemenkes berupaya meningkatkan persentase rumah tangga ber-

PHBS. PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota

rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih

dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Untuk

mencapai rumah tangga ber-PHBS, terdapat indikator perilaku hidup bersih dan

sehat yang dipantau, yaitu

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan merupakan

orang yang ahli dalam membantu persalinan. Jika ada kelainan dapat

diketahui dan ditolong. Peralatan tenaga kesehatan aman, bersih, dan

steril.

2. Memberi bayi ASI eksklusif. Keunggulan ASI diantaranya kandungan

gizinya sesuai kebutuhan bayi, mengandung zat kekebalan, melindungi

alergi, terjamin kebersihannya, tidak basi, memperbaiki refleks menghisap,

menelan, dan pernapasan bayi.

197 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

3. Menimbang balita setiap bulan. Manfaat yang didapatkan diantaranya

mengetahui apakah balita tumbuh sehat, mencegah gangguan

pertumbuhan balita, mengetahui balita sakit, berat badan dibawah garis

merah, gizi buruk, kelengkapan imunisasi, penyuluhan gizi.

4. Menggunakan air bersih. Manfaat air bersih yaitu menghindarkan dari

gangguan penyakit seperti diare, kolera thypus dan lain-lain. Sumber air

bersih dari mata air, sumur atau pompa, ledeng, air hujan atau air

kemasan.

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Mencuci tangan membunuh

kuman yang ada di tangan, mencegah penularan penyakit seperti diare,

ISPA, penyakit kulit.

6. Menggunakan jamban sehat. Syarat jamban sehat yaitu tidak mencemari

sumber air minum, tidak berbau, kotoran tidak dapaat dijamah serangga

dan tikus, tidak mencemari tanah sekitar, aman dan mudah dibersihkan,

dilengkapi dinding dan atap, penerangan dan ventilasi cukup, lantai kedap

air dan luas ruangan memadai, tersedia air, sabun dan alat pembersih.

7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu. Pemberantasan Sarang

Nyamuk (PSN) dengan cara 3M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus

Menghindari gigitan nyamuk). Menguras dan menyikat tempat

penampungan air. Menutup rapat tempat penampungan air. Mengubur atau

menyingkirkan barang bekas yang dapat menampung air.

8. Makan sayur dan buah setiap hari. Manfaat makanan berserat diantaranya

mencegah diabetes, melancarkan buang air besar, menurunkan berat

badan, membantu pembersihan racun, mencegah kanker, mengatasi

anemia, membantu perkembangan bakteri baik dalam usus.

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari. Dilakukan sedikitnya 30 menit setiap

hari berupa pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran

tenaga yang penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan

mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang

hari.

198 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

GAMBAR 6.34 PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG BER-PHBS DI PROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota, 2013

Dari gambar 6.34 dapat dilihat bahwa pada tahun 2013, persentase rumah

tangga yang ber-PHBS di Maluku sebesar 50,40% dengan persentase tertinggi

di Kabupaten Buru sebesar 79,06% dan terendah di Kota Tual sebesar 12,99%.

199 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

DAFTAR PUSTAKA

_________, Buku 1 Pokok – Pokok Hasil Riskesdas Provinsi Maluku 2013,

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI

Tahun 2013

_________, Buku 2 Riskesdas Dalam Angka Provinsi Maluku 2013,

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI

Tahun 2013

_________, Dokumen Deskripsi Sumber Daya Manusia Kesehatan

Provinsi Maluku Edisi 2013, Dinas Kesehatan Provinsi Maluku

Tahun 2013

_________, Maluku dalam Angka, Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku

Tahun 2014

_________, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013, Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia Tahun 2014

_________,Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Ambon Tahun 2013

_________,Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tengah

Tahun 2013

_________,Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Barat

Tahun 2013

_________,Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Timur

Tahun 2013

_________,Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Tahun 2013

_________,Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Selatan Tahun

2013

_________,Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Tual Tahun 2013

_________,Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara

Tahun 2013

_________,Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara

Barat Tahun 2013

200 Profil Kesehatan Maluku Tahun 2013

_________,Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Aru

Tahun 2013

_________,Profil Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Barat Daya

Tahun 2013

TABEL 10

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 KOTA AMBON 22 189,728 189,887 379,615 153 102 255 NA NA NA NA NA NA NA NA 797 0 0 02 MALUKU TENGAH 33 185,499 181,678 367,177 NA NA 562 1 2 3 NA NA 565 NA NA 771 0 0 03 SERAM BAGIAN BARAT 17 85,598 82,536 168,134 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA 353 0 0 04 SERAM BAGIAN TIMUR 19 53,371 51,531 104,902 NA NA NA NA NA 0 NA NA NA NA NA 220 0 0 05 BURU 9 61,608 58,573 120,181 94 52 146 1 0 1 95 52 147 154 89 252 0 0 06 BURU SELATAN 12 29,390 27,798 57,188 13 16 29 5 2 7 18 18 36 61 65 120 3 0 37 KOTA TUAL 13 31,704 32,328 64,032 46 45 91 NA NA 0 NA NA 91 NA NA 134 0 0 08 MALUKU TENGGARA 15 48,117 49,956 98,073 78 65 143 99 95 194 177 160 337 368 320 206 0 0 09 MALUKU TENGGARA BARAT 13 54,589 54,076 108,665 85 50 135 5 1 6 90 51 141 165 94 228 1 0 1

10 KEPULAUAN ARU 24 45,907 42,832 88,739 75 52 127 NA NA 0 NA NA 127 NA NA 186 0 0 011 MALUKU BARAT DAYA 12 36,100 35,607 71,707 8 12 20 NA NA 0 NA NA 20 NA NA 151 1 0 1

JUMLAH PROV 189 821,611 806,802 1,628,413 552 394 1,508 111 100 211 380 281 1,464 46.25 34.83 89.90 5 0 5

ANGKA INSIDENS PER 100.000 PENDUDUK 67.2 48.8 92.6 0.31

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RSCatatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 1,628,413.00

KEMATIAN PER 100.000 PENDUDUK

JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KO

JUMLAH KASUS TB PARUPREVALENSI (PER 100.000

PENDUDUK)JUMLAH KEMATIAN

AKIBAT TB PARUNO JUMLAH PENDUDUKKABUPATEN/KOTA

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

PUSKESMAS KASUS BARU KASUS LAMA KASUS BARU + KASUS LAMA

TABEL 11

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 KOTA AMBON 22 398 399 797 NA NA 2,971 273 199 472 68.52 49.90 59.212 MALUKU TENGAH 33 390 382 771 NA NA 7,595 NA NA 562 NA NA 72.893 SERAM BAGIAN BARAT 17 180 173 353 NA NA NA NA NA NA NA NA NA4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 112 108 220 NA NA NA NA NA 102 NA NA 46.305 BURU 9 129 123 252 NA NA 601 44 27 71 34.01 21.95 28.136 BURU SELATAN 12 62 58 120 55 51 106 15 18 33 24.30 30.83 27.487 KOTA TUAL 13 67 68 134 18,746 19,142 37,888 0 0 0 0.00 0.00 0.008 MALUKU TENGGARA 15 101 105 206 85 75 160 78 65 143 77.19 61.96 69.439 MALUKU TENGGARA BARAT 13 115 114 228 0 0 0 85 49 134 74.15 43.15 58.7210 KEPULAUAN ARU 24 96 90 186 300 354 654 75 52 127 77.80 57.81 68.1511 MALUKU BARAT DAYA 12 76 75 151 93 88 181 20 22 42 26.38 29.42 27.89

JUMLAH PROV 189 1,725 1,694 3,420 19,279 19,710 50,156 590 432 1,686 34.20 25.50 49.30

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH PERKIRAAN KASUS BARU KLINIS

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTAPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

TB PARU

ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR)BTA (+)NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

TABEL 12

L P L + P

JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 211 KOTA AMBON 22 NA NA 876 467 NA NA 158 33.83 NA NA 50 31.65 NA NA 23.742 MALUKU TENGAH 33 NA NA 569 717 NA NA 526 73.36 NA NA 6 1.14 NA NA 93.503 SERAM BAGIAN BARAT 17 NA NA NA 231 NA NA NA NA NA NA NA NA NA4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 NA NA NA 100 NA NA NA NA NA NA NA NA NA5 BURU 9 NA NA 71 71 NA NA 8 11.27 NA NA 5 62.50 NA NA 18.316 BURU SELATAN 12 NA NA 49 48 NA NA 24 50.00 NA NA 24 100.00 NA NA 97.967 KOTA TUAL 13 NA NA 105 91 NA NA 78 85.71 NA NA 2 2.56 NA NA 76.198 MALUKU TENGGARA 15 NA NA 160 193 NA NA 139 72.02 NA NA 18 12.95 NA NA 98.139 MALUKU TENGGARA BARAT 13 NA NA 134 205 NA NA 120 58.54 NA NA 8 6.67 NA NA 95.5210 KEPULAUAN ARU 24 NA NA 136 129 NA NA 74 57.36 NA NA 28 37.84 NA NA 75.0011 MALUKU BARAT DAYA 12 NA NA 42 39 NA NA 19 48.72 NA NA 2 10.53 NA NA 50.00

JUMLAH PROV 189 NA NA 2,142 2,291 NA NA 1,146 50.02 NA NA 143 12.48 NA NA 60.18

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

TB PARU

JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTAPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

NO Jumlah yang

diobati

KABUPATEN/KOTA PUSKESMASBTA (+) DIOBATI ANGKA KESUKSESAN

(SUCCESS RATE/SR)P L + PKESEMBUHAN

L L + PPENGOBATAN LENGKAP

L P

TABEL 13

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 KOTA AMBON 22 NA NA 88,591 NA NA 8,859 11 3 14 0.16

2 MALUKU TENGAH 33 18,531 20,653 39,184 1,853 2,065 3,918 34 1.83 39 1.9 73 1.86

3 SERAM BAGIAN BARAT 17 11,122 16,007 27,129 1,112 1,601 2,713 NA NA NA

4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 6,746 6,617 13,363 675 662 1,336 NA NA NA

5 BURU 9 NA NA 12,513 NA NA 1,251 NA NA 66 5.27

6 BURU SELATAN 12 2,481 2,449 4,930 248 245 493 84 33.86 63 25.7 147 29.82

7 KOTA TUAL 13 3,598 4,249 7,847 360 425 785 2 0.56 1 0.2 3 0.38

8 MALUKU TENGGARA 15 3,950 4,196 8,146 395 420 815 11 2.78 9 2.1 20 2.46

9 MALUKU TENGGARA BARAT 13 6,802 5,343 12,145 680 534 1,215 151 22.20 146 27.3 297 24.5

10 KEPULAUAN ARU 24 6,643 4,427 11,070 664 443 1,107 38 5.72 38 8.6 76 6.87

11 MALUKU BARAT DAYA 12 5,303 6,111 11,414 530 611 1,141 14 2.64 15 2.5 29 2.54

JUMLAH PROV 189 65,176 70,052 236,332 6,518 7,005 23,633 345 5.29 314 4.48 725 3.07

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTAPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAANPENDERITANO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

PNEUMONIA PADA BALITAPENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI

L P L + P

TABEL 14

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 151 KOTA AMBON 22 74 56 130 9 7 16 31 23 54 11 5 162 MALUKU TENGAH 33 0 9 9 0 0 0 0 0 0 0 0 03 SERAM BAGIAN BARAT 17 0 4 4 0 0 0 5 0 5 0 0 04 SERAM BAGIAN TIMUR 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05 BURU 9 6 6 12 1 3 4 0 0 0 1 3 46 BURU SELATAN 12 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 07 KOTA TUAL 13 14 1 15 8 2 10 0 0 0 9 2 118 MALUKU TENGGARA 15 14 17 31 1 1 2 0 0 0 0 1 19 MALUKU TENGGARA BARAT 13 13 11 24 4 4 8 21 1 22 3 2 510 KEPULAUAN ARU 24 6 23 29 3 16 19 1 5 6 2 4 611 MALUKU BARAT DAYA 12 3 1 4 10 2 12 2 0 2 8 5 13

JUMLAH PROV 189 130 128 258 37 36 73 60 29 89 34 22 56

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013Ket: Jumlah kasus baru adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

KABUPATEN/KOTA PUSKESMASINFEKSI MENULAR SEKSUAL

LAINNYAA I D S

JUMLAH KASUS BARU

NO H I V

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS

TABEL 15

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 PMI/Bank Darah Kota Ambon 6,093 92 6,185 6,583 108.04 95 6,678 20 0 20

2 RSUD Cendrawasih 309 41 350 309 100.00 41 350 0 0 0

3 RSUD Karel Sadsuitubun 894 76 970 1,153 88 1,241 6 0 6

4 RS Hati Kudus Langgur 132 0 132 157 0 157 1 0 1

JUMLAH 7,428 209 7,637 8,202 110 224 0 8,426 0 27 0 0 0 27 0

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS MENURUT JENIS KELAMIN

NO UNIT TRANSFUSI DARAH

DONOR DARAHSAMPEL DARAH DIPERIKSA

L PPOSITIF HIV

L + P L

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

P L + PJUMLAH PENDONOR

TABEL 16

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 151 KOTA AMBON 22 189,728 189,887 379,615 8025 8032 16,058 1,587 19.77 1,425 17.74 3,012 18.76 2 MALUKU TENGAH 33 185,499 181,678 367,177 7847 7685 15,532 1,743 22.21 1,667 21.69 3,410 21.96 3 SERAM BAGIAN BARAT 17 85,598 82,536 168,134 3621 3491 7,112 2,209 61.01 2,249 64.42 4,458 62.68 4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 53,371 51,531 104,902 2258 2180 4,437 NA NA NA5 BURU 9 61,608 58,573 120,181 2606 2478 5,084 NA NA 2,053 40.38 6 BURU SELATAN 12 29,390 27,798 57,188 1243 1176 2,419 1,243 99.98 1,169 99.42 2,412 99.71 7 KOTA TUAL 13 31,704 32,328 64,032 1341 1367 2,709 NA NA 1,973 72.84 8 MALUKU TENGGARA 15 48,117 49,956 98,073 2035 2113 4,148 1,760 86.47 1,857 87.88 3,617 87.19 9 MALUKU TENGGARA BARAT 13 54,589 54,076 108,665 2309 2287 4,597 1,301 56.34 921 40.26 2,222 48.34 10 KEPULAUAN ARU 24 45,907 42,832 88,739 1942 1812 3,754 684 35.22 506 27.93 1,190 31.70 11 MALUKU BARAT DAYA 12 36,100 35,607 71,707 1527 1506 3,033 444 29.08 656 43.55 1,100 36.27

JUMLAH PROV 189 821,611 806,802 1,628,413 34,754 34,128 68,882 10,971 31.57 10,450 30.62 25,447 36.94

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTAPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

P L + PLNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK

DIARE

JUMLAH PERKIRAAAN KASUS DIARE DITANGANI

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

KOTA AMBON 22 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 72 0 0 72 0 0 822 MALUKU TENGAH 33 1 0 1 2 5 7 3 5 8 1 4 5 30 22 52 31 26 57 34 31 653 SERAM BAGIAN BARAT 17 0 0 0 0 0 0 4 4 8 0 0 0 0 0 0 12 15 27 16 19 354 SERAM BAGIAN TIMUR 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05 BURU 9 5 1 6 4 2 6 9 3 12 2 3 5 23 20 43 25 23 48 34 26 606 BURU SELATAN 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 3 0 0 6 0 0 67 KOTA TUAL 13 0 0 0 0 0 0 5 1 6 0 0 0 0 0 0 34 15 49 39 16 558 MALUKU TENGGARA 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 8 9 17 10 9 19 10 9 199 MALUKU TENGGARA BARAT 13 0 1 1 8 8 16 8 9 17 0 0 0 16 12 28 16 12 28 24 21 45

10 KEPULAUAN ARU 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 5 8 3 5 811 MALUKU BARAT DAYA 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

189 6 2 8 14 15 29 29 22 61 5 7 12 77 63 215 82 70 314 111 92 375

ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 13.51 11.40 23.03

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering0-14 TAHUN 15 TAHUN

KASUS BARU

PB + MBMulti Basiler (MB)/ Kusta BasahJUMLAH 0-14 TAHUN 15 TAHUN JUMLAH

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

TABEL 17

JUMLAH PROV

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

TABEL 18

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 181 KOTA AMBON 22 0 0 82 0 0 7 8.54 0 0 0 0.002 MALUKU TENGAH 33 34 31 65 2 5.88 4 12.90 6 9.23 0 0.00 0 0.00 0 0.003 SERAM BAGIAN BARAT 17 16 19 35 0 0.00 0 0.00 2 5.71 0.00 0.00 2 5.714 SERAM BAGIAN TIMUR 19 0 0 0 0 0 0 05 BURU 9 34 26 60 7 20.59 4 15.38 11 18.33 2 5.88 1 3.85 3 5.006 BURU SELATAN 12 0 0 6 2 0 2 33.33 0 0 0 0.007 KOTA TUAL 13 39 16 55 0 0.00 0 0.00 5 9.09 0.00 0.00 4 7.278 MALUKU TENGGARA 15 10 9 19 2 20.00 0 0.00 2 10.53 1 10.00 0 0.00 1 5.269 MALUKU TENGGARA BA 13 24 21 45 0 0.00 1 4.76 1 2.22 0.00 0.00 0 0.00

10 KEPULAUAN ARU 24 3 5 8 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.0011 MALUKU BARAT DAYA 12 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH PROV 189 160 127 375 13 8.13 9 7.09 22 5.87 3 1.88 1 0.79 4 1.07

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

PENDERITA KUSTA PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUNL P L+P

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

P L+PCACAT TINGKAT 2

KASUS BARU

LNO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 19

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 KOTA AMBON 22 NA NA 10 NA NA 72 822 MALUKU TENGAH 33 11 1 12 70 52 122 81 53 1343 SERAM BAGIAN BARAT 17 2 0 2 22 8 30 24 8 324 SERAM BAGIAN TIMUR 19 NA NA NA NA NA NA NA NA NA5 BURU 9 10 3 13 48 28 76 58 31 896 BURU SELATAN 12 4 1 5 2 4 6 6 5 117 KOTA TUAL 13 1 2 3 18 18 36 19 20 398 MALUKU TENGGARA 15 0 0 0 8 7 15 8 7 159 MALUKU TENGGARA BARAT 13 8 8 16 16 12 28 24 20 44

10 KEPULAUAN ARU 24 0 0 0 3 5 8 3 5 811 MALUKU BARAT DAYA 12 NA NA NA NA NA NA NA NA NA

JUMLAH PROV 189 36 15 61 187 134 393 223 149 454ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 2.79

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTAPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMASKASUS TERCATAT

PB MB JUMLAH

TABEL 20

KUSTA (PB) KUSTA (MB)

-1 -2L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 211 KOTA AMBON 22 NA NA 7 NA NA 9 128.57 NA NA 96 NA NA 83 86.46 2 MALUKU TENGAH 33 0 0 0 10 1 11 NA NA NA 85 24 1093 SERAM BAGIAN BARAT 17 2 0 2 0 0 0 22 8 30 NA NA NA4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 9 14 23 6 6 12 52.17 NA NA NA NA NA NA5 BURU 9 4 1 5 4 1 5 100.00 37 27 64 29 22 51 79.69 6 BURU SELATAN 12 11 10 21 11 10 21 100.00 0 6 6 2 4 6 100.00 7 KOTA TUAL 13 2 1 3 2 1 3 100.00 23 15 38 0 0 08 MALUKU TENGGARA 15 0 0 0 0 0 0 12 12 24 8 6 14 58.33 9 MALUKU TENGGARA BARAT 13 21 7 28 18 7 25 89.29 79 60 139 27 21 48 34.53 10 KEPULAUAN ARU 24 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 2 3 300.00 11 MALUKU BARAT DAYA 12 3 4 7 3 3 6 85.71 7 2 9 0 1 1 11.11

JUMLAH PROV 189 52 37 96 54 29 92 95.83 181 130 407 152 80 315 77.40

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

Keterangan : Penderita PB tahun X - 1, Penderita MB tahun X - 2 X = tahun data.

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN,KABUPATEN/KOTAPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

L PNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS RFT PBL + P

PENDERITA PB PENDERITA MBL + P

RFT MBL P

TABEL 21

JUMLAH KASUS PD3I

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 KOTA AMBON 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 02 MALUKU TENGAH 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 03 SERAM BAGIAN BARAT 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 04 SERAM BAGIAN TIMUR 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05 BURU 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 06 BURU SELATAN 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 07 KOTA TUAL 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 08 MALUKU TENGGARA 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09 MALUKU TENGGARA BARAT 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 KEPULAUAN ARU 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 011 MALUKU BARAT DAYA 12 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0

JUMLAH PROV 189 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0

CASE FATALITY RATE (%)

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTAPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

JUMLAH KASUS MENING-GAL

TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUMJUMLAH KASUS MENING-

GAL

PERTUSISNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMASDIFTERI

JUMLAH KASUS MENINGGAL

TABEL 22

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 KOTA AMBON 22 28 29 57 1 0 0 0 0 0 02 MALUKU TENGAH 33 14 16 30 0 0 0 0 0 0 03 SERAM BAGIAN BARAT 17 0 1 1 0 0 0 0 0 0 04 SERAM BAGIAN TIMUR 19 2 0 2 0 0 0 0 0 0 05 BURU 9 0 1 1 0 0 0 0 0 0 06 BURU SELATAN 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 07 KOTA TUAL 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 08 MALUKU TENGGARA 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09 MALUKU TENGGARA BARA 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 010 KEPULAUAN ARU 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 011 MALUKU BARAT DAYA 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH PROV 189 44 47 91 1 0 0 0 0 0 0

CASE FATALITY RATE (%) 1.10

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

TAHUN 2013

JUMLAH KASUS PD3I

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

CAMPAKJUMLAH KASUS MENINGGAL

POLIO HEPATITIS BNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

PROVINSI MALUKU

TABEL 23

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 KOTA AMBON 22 14 12 26 2 0 2 14.3 0.0 7.72 MALUKU TENGAH 33 0 0 0 0 0 03 SERAM BAGIAN BARAT 17 0 0 0 0 0 04 SERAM BAGIAN TIMUR 19 0 1 1 0 0 0 0.0 0.05 BURU 9 0 0 0 0 0 06 BURU SELATAN 12 1 0 1 0 0 0 0.0 0.07 KOTA TUAL 13 0 0 0 0 0 08 MALUKU TENGGARA 15 6 4 10 1 0 1 16.7 0.0 10.09 MALUKU TENGGARA BARAT 13 0 0 0 0 0 0

10 KEPULAUAN ARU 24 2 3 5 0 0 0 0.0 0.0 0.011 MALUKU BARAT DAYA 12 0 0 0 0 0 0

JUMLAH PROV 189 23 20 43 3 0 3 13.0 0.0 6.98INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 2.80 2.48 2.64

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTAPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

NO KABUPATEN/KOTA MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUSPUSKESMASDEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

TABEL 24

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 KOTA AMBON 22 NA NA 5,845 829 759 1,588 0 0 0 0.0 0.0 0.0

2 MALUKU TENGAH 33 NA NA NA 1,015 952 1,967 0 0 0 0.0 0.0 0.03 SERAM BAGIAN BARAT 17 5,855 6,427 12,282 5,184 5,737 10,921 0 0 0 0.0 0.0 0.04 SERAM BAGIAN TIMUR 19 2,393 2,531 4,924 1,138 1,053 2,191 0 0 0 0.0 0.0 0.05 BURU 9 NA NA 996 465 310 775 0 1 1 0.0 0.3 0.16 BURU SELATAN 12 307 273 580 303 199 502 1 0 1 0.3 0.0 0.27 KOTA TUAL 13 275 296 571 275 296 571 0 0 0 0.0 0.0 0.08 MALUKU TENGGARA 15 0 0 0 322 288 610 0 0 0 0.0 0.0 0.09 MALUKU TENGGARA BARAT 13 0 0 0 1,062 1,178 2,240 3 2 5 0.3 0.2 0.210 KEPULAUAN ARU 24 775 906 1,681 281 273 554 0 0 0 0.0 0.0 0.011 MALUKU BARAT DAYA 12 1,553 1,514 3,067 1,377 1,254 3,542 3 0 3 0.2 0.0 0.1

JUMLAH PROV 189 11,158 11,947 29,946 12,251 12,299 25,461 7 3 10 0.8 0.5 0.0

ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK 22.97 23.39 11.59

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

PENDERITADENGAN PEMERIKSAAN

SEDIAAN DARAHTANPA PEMERIKSAAN SEDIAAN

DARAHNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS CFR

MALARIA

MENINGGAL

TABEL 25

L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 KOTA AMBON 22 0 1 1 NA NA 1712 MALUKU TENGAH 33 1 0 1 1 0 13 SERAM BAGIAN BARAT 17 0 0 0 0 0 04 SERAM BAGIAN TIMUR 19 0 0 0 0 0 05 BURU 9 0 0 0 0 0 06 BURU SELATAN 12 0 0 0 0 0 07 KOTA TUAL 13 0 0 0 0 0 08 MALUKU TENGGARA 15 0 0 0 0 0 09 MALUKU TENGGARA BARAT 13 0 0 0 0 0 0

10 KEPULAUAN ARU 24 0 0 0 0 0 011 MALUKU BARAT DAYA 12 0 0 0 0 0 0

JUMLAH PROV 189 1 1 2 1 0 172ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK PROV 0.12 0 10.56

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTAPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

PENDERITA FILARIASIS

TABEL 26

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 KOTA AMBON 22 3,633 3,054 6,687 3,573 98.35 3,054 100.00 6,627 99.10 146 4.09 113 3.70 259 3.91 2 MALUKU TENGAH 33 NA NA 7,533 NA NA 7,533 100.00 NA NA 60 0.803 SERAM BAGIAN BARAT 17 1,694 2,188 3,882 NA NA NA 7 11 184 SERAM BAGIAN TIMUR 19 881 804 1,685 103 116 219 13.00 0 0 05 BURU 9 1,176 986 2,162 1,172 99.66 980 99.39 2,152 99.54 20 1.71 12 1.22 32 1.49 6 BURU SELATAN 12 618 698 1,316 436 70.55 566 81.09 1,002 76.14 11 2.52 13 2.30 24 2.40 7 KOTA TUAL 13 537 719 1,256 15 2.79 12 1.67 27 2.15 15 100.00 12 100.00 27 100.008 MALUKU TENGGARA 15 1,924 654 2,578 1,924 100.00 654 100.00 2,578 100.00 NA NA 6 0.23 9 MALUKU TENGGARA BARAT 13 1,178 1,117 2,295 NA NA NA NA NA NA

10 KEPULAUAN ARU 24 845 892 1,737 727 86.04 571 64.01 1,298 74.73 18 2.48 25 4.38 43 3.31 11 MALUKU BARAT DAYA 12 704 781 1,485 NA NA NA NA NA NA

JUMLAH PROV 189 13,190 11,893 32,616 7,950 60.27 5,953 50.05 21,436 65.72 217 2.73 186 3.12 469 2.19

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

P LL + P L + PBBLR

JUMLAH LAHIR HIDUP LBAYI BARU LAHIR DITIMBANG

PNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

TABEL 27

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 KOTA AMBON 22 15,950 17,356 33,306 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA2 MALUKU TENGAH 33 13,490 13,520 27,010 32 0.2 24 0.2 56 0.2 12,562 93.1 12,475 92.3 25,037 92.7 862 6.4 980 7.2 1,842 6.8 34 0.3 41 0.3 75 0.3 3 SERAM BAGIAN BARAT 17 6,970 7,070 14,040 38 0.5 23 0.3 61 0.4 4,158 59.7 4,720 66.8 8,878 63.2 398 5.7 411 5.8 809 5.8 2 0.0 3 0.0 5 0.0 4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 4,596 5,157 9,753 NA NA NA NA NA NA NA NA NA 2 0.0 3 0.0 5 0.1 5 BURU 9 2,459 2,516 4,975 121 4.9 124 4.9 245 4.9 2,203 89.6 2,234 88.8 4,437 89.2 123 5.0 128 251 5.0 12 0.5 30 1.2 42 0.8 6 BURU SELATAN 12 5,212 5,241 10,453 20 0.4 28 0.5 48 0.5 3,463 66.4 2,728 52.1 6,191 59.2 564 10.8 345 6.6 909 8.7 5 0.1 2 0.0 7 0.1 7 KOTA TUAL 13 2,360 2,697 5,057 NA NA NA NA NA NA NA NA NA 0 2 0.1 2 0.0 8 MALUKU TENGGARA 15 5,287 5,549 10,836 6 0.1 5 0.1 11 0.1 5,168 97.7 5,464 98.5 10,632 98.1 113 2.1 80 1.4 193 1.8 NA NA NA9 MALUKU TENGGARA BARAT 13 5,219 5,260 10,479 60 1.1 38 0.7 98 0.9 4,982 95.5 4,955 94.2 9,937 94.8 201 3.9 230 4.4 431 4.1 7 0.1 6 0.1 13 0.1 10 KEPULAUAN ARU 24 2,996 1,995 4,991 NA NA NA NA NA NA NA NA NA 7 0.2 4 0.2 11 0.2 11 MALUKU BARAT DAYA 12 2,538 2,690 5,228 NA NA NA NA NA NA NA NA NA 4 0.2 6 0.2 10 0.2

JUMLAH PROV 189 67,077 69,051 136,128 277 0.4 242 0.4 519 0.38 32,536 48.51 32,576 47.2 65,112 47.83 2,261 33.9 2,174 25.5 4,435 3.26 73 0.1 97 0.1 170 0.12

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

LL PL

BALITA

GIZI LEBIHL+PL+P

STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTAPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

NO KABUPATEN/KOTA GIZI BAIKPUSKESMAS GIZI BURUKP

GIZI KURANGL+P P

BALITA DITIMBANGPLL+P

TABEL 28

JUMLAH K1 % K4 % JUMLAH DITOLONG NAKES % JUMLAH MENDAPAT

YANKES %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 141 KOTA AMBON 22 7,971 7,945 99.67 7,229 90.69 7,602 6,664 87.66 7,602 6,366 83.742 MALUKU TENGAH 33 10,153 8,767 86.35 7,911 77.92 9,740 7,576 77.78 9,740 7,481 76.813 SERAM BAGIAN BARAT 17 5,481 4,917 89.71 4,251 77.56 5,231 3,773 72.13 5,004 3,736 74.664 SERAM BAGIAN TIMUR 19 2,640 1,831 69.36 1,604 60.76 2,640 1,631 61.78 2,640 1,626 61.595 BURU 9 3,008 2,610 86.77 2,154 71.61 2,870 1,987 69.23 2,870 1,918 66.836 BURU SELATAN 12 2,065 1,555 75.30 1,267 61.36 1,972 1,262 64.00 1,876 764 40.727 KOTA TUAL 13 1,620 1,416 87.41 1,111 68.58 1,547 1,100 71.11 1,547 1,273 82.298 MALUKU TENGGARA 15 2,717 2,717 100.00 2,420 89.07 2,602 2,284 87.78 2,537 2,537 100.009 MALUKU TENGGARA BARAT 13 2,739 2,566 93.68 1,922 70.17 2,615 2,271 86.85 2,614 2,304 88.1410 KEPULAUAN ARU 24 2,001 1,868 93.35 1,540 76.96 1,911 1,428 74.73 1,911 1,438 75.2511 MALUKU BARAT DAYA 12 1,970 1,747 88.68 1,439 73.05 1,881 1,365 72.57 1,881 1,407 74.80

JUMLAH PROV 189 42,365 37,939 89.55 32,848 77.54 40,611 31,341 77.17 40,222 30,850 76.70

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

TAHUN 2013PROVINSI MALUKU

IBU NIFAS

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS

IBU BERSALINPUSKESMASNO KABUPATEN/KOTA

IBU HAMIL

MENURUT KABUPATEN/KOTA

TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 KOTA AMBON 22 7,971 5,462 68.52 4,782 59.99 1,632 20.47 527 6.61 324 4.06 7,265 91.14 2 MALUKU TENGAH 33 10,153 7,930 78.10 7,111 70.04 0 0 0 0 0 0 7,111 70.04 3 SERAM BAGIAN BARAT 17 5,481 4,443 81.06 2,250 41.05 608 11.09 157 2.86 205 3.74 3,220 58.75 4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 2,640 1,639 62.08 1,531 57.99 296 11.21 97 3.67 9 0.34 1,933 73.22 5 BURU 9 3,008 2,610 86.77 2,154 71.61 0 0 0 0 79 2.63 2,233 74.24 6 BURU SELATAN 12 2,065 1,555 75.30 1,064 51.53 0 0 0 0 18 0.87 1,082 52.40 7 KOTA TUAL 13 1,620 947 58.46 526 32.47 268 16.54 150 9.26 227 14.01 1,171 72.28 8 MALUKU TENGGARA 15 2,717 1,292 47.55 1,782 65.59 60 2.21 30 1.10 2,170 79.87 4,042 148.77 9 MALUKU TENGGARA BARAT 13 2,739 2,103 76.78 1,157 42.24 614 22.42 430 15.70 453 16.54 2,654 96.90

10 KEPULAUAN ARU 24 2,001 627 31.33 425 21.24 242 12.09 125 6.25 136 6.80 928 46.38 11 MALUKU BARAT DAYA 12 1,970 687 34.87 454 23.05 0 0 0 0 135 6.85 589 29.90

189 42,365 29,295 69.15 23,236 54.85 3,720 8.78 1,516 3.58 3,756 8.87 32,228 76.07

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

TABEL 29

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KABUPATEN/KOTAPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

JUMLAH PROV

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILJUMLAH IBU

HAMILNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

% L P L + P L P L + P % % %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 191 KOTA AMBON 22 7,971 1,594 634 39.77 3,633 3,054 6,687 545 458 1,003 188 34.50 156 34.05 344 34.302 MALUKU TENGAH 33 10,153 2,031 610 30.04 NA NA 7,533 NA NA 1,130 NA NA 262 23.193 SERAM BAGIAN BARAT 17 5,481 1,096 0 1,694 2,188 3,882 254 328 582 0 0 0 0 0 04 SERAM BAGIAN TIMUR 19 2,640 528 132 25.00 881 804 1,685 132 121 253 0 0 0 0 0 05 BURU 9 3,008 602 378 62.83 1,176 986 2,162 176 148 324 47 26.64 34 22.99 81 24.986 BURU SELATAN 12 2,065 394 392 99.49 618 698 1,316 93 105 197 93 100 105 100 198 1007 KOTA TUAL 13 1,620 324 65 20.06 537 719 1,256 81 108 188 17 21.10 16 14.84 33 17.528 MALUKU TENGGARA 15 2,717 543 0 1,924 654 2,578 289 98 387 0 0 0 0 68 17.589 MALUKU TENGGARA BARAT 13 2,739 548 393 71.74 1,178 1,117 2,295 177 168 344 124 70.18 141 84.15 265 76.9810 KEPULAUAN ARU 24 2,001 400 105 26.24 845 892 1,737 127 134 261 57 44.97 40 29.90 97 37.2311 MALUKU BARAT DAYA 12 1,970 394 87 22.08 704 781 1,485 106 117 223 26 24.62 23 19.63 49 22.00

189 42,365 8,473 2796 33.00 13,190 11,893 32,616 1,979 1,784 4,892 552 27.90 515 28.87 1,397 28.55

TABEL 31

JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANIMENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

NO PUSKESMAS P

TAHUN 2013

JUMLAH LAHIR HIDUP

PROVINSI MALUKU

NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANIBUMIL RISTI/ KOMPLIKASIKABUPATEN/KOTA L

JUMLAH IBU HAMIL L + P

PERKIRAAN NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI

BUMIL RISTI/KOMPLIKASI

DITANGANI

JUMLAH PROV

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

L P L+P % % % L P L+P % % % %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 241 KOTA AMBON 22 3,544 3,701 7,245 3,544 100.00 3,701 100.00 7,245 100.00 NA NA 88,591 12,549 12,063 24,612 27.78 7,602 6,685 87.942 MALUKU TENGAH 33 4,053 4,066 8,119 NA NA 3,594 44.27 18,531 20,653 39,184 NA NA 24,534 62.61 9,740 5,041 51.763 SERAM BAGIAN BARAT 17 2,566 2,426 4,992 2,021 78.76 2,212 91.18 4,233 84.80 52,526 55,632 27,129 11,582 22.05 11,445 20.57 23,027 84.88 5,004 3,736 74.664 SERAM BAGIAN TIMUR 19 1,383 1,314 2,697 NA NA NA 2,933 43,478 46,411 2,933 100.00 2,872 6.61 5,805 12.51 2,640 1,534 58.115 BURU 9 NA NA 2,734 705 689 1,394 50.99 NA NA 12,513 3,297 3,138 6,435 51.43 2,870 2,191 76.346 BURU SELATAN 12 818 836 1,654 699 85.45 578 69.14 1,277 77.21 2,481 2,449 4,930 2,054 82.79 2,239 91.43 4,293 87.08 1,876 1,157 61.677 KOTA TUAL 13 529 843 1,372 661 124.95 699 82.92 1,360 99.13 3,598 4,249 7,847 NA NA NA 1,547 1,273 82.298 MALUKU TENGGARA 15 1,295 1,175 2,470 1,135 87.64 1,135 96.60 2,270 91.90 3,950 4,196 8,146 3,458 87.54 3,282 78.22 6,740 82.74 2,592 2,531 97.659 MALUKU TENGGARA BARAT 13 1,228 1,263 2,491 840 68.40 829 65.64 1,669 67.00 6,802 5,343 12,145 4,919 72.32 4,859 90.94 9,778 80.51 2,614 1,037 39.67

10 KEPULAUAN ARU 24 1,091 729 1,820 442 40.51 442 60.63 884 48.57 6,643 4,427 11,070 3,890 58.56 3,777 85.32 7,667 69.26 1,911 1,629 85.2411 MALUKU BARAT DAYA 12 896 893 1,789 NA NA NA 5,303 6,111 11,414 896 16.90 893 14.61 1,789 15.67 1,881 1,416 75.28

189 17,403 17,246 37,383 10,047 57.73 10,285 59.64 23,926 64.00 102,767 146,538 269,380 45,578 44.35 44,568 30.41 114,680 42.57 40,277 28,230 70.09

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

TABEL 32

L + PJUMLAH

MENDAPAT VIT A 2X

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

L L + PBAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A

VIT AMENDAPAT

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

JUMLAHPNO KABUPATEN/KOTA

JUMLAH PROV

IBU NIFASANAK BALITA (1-4 TAHUN)BAYI

JUMLAH LP

PUSKESMAS

IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % SUNTIK % PIL % KON DOM % OBAT

VAGINA % LAIN NYA % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 271 KOTA AMBON 22 2,561 6.93 144 0.39 1,646 4.46 2,958 8.01 7,309 19.78 17,258 46.72 10,574 28.62 1,802 4.88 0 - 0 0 29,634 80.22 36,943 1002 MALUKU TENGAH 33 1,757 3.29 459 0.86 963 1.80 7,062 13.22 ##### 19.18 25,868 48.44 13,744 25.74 3,549 6.65 0 - 0 0 43,161 80.82 53,402 1003 SERAM BAGIAN BARAT 17 217 5.00 173 3.99 469 10.81 755 17.40 1,614 37.19 1,090 25.12 1,306 30.09 330 7.60 0 - 0 0 2,726 62.81 4,340 1004 SERAM BAGIAN TIMUR 19 210 1.88 31 0.28 35 0.31 850 7.59 1,126 10.06 6,005 53.65 3,247 29.01 815 7.28 0 - 0 0 10,067 89.94 11,193 1005 BURU 9 320 2.10 51 0.33 135 0.88 4,121 27.01 4,627 30.32 9,034 59.20 1,351 8.85 247 1.62 0 - 0 0 10,632 69.68 15,259 1006 BURU SELATAN 12 325 3.67 104 1.17 51 0.58 933 10.53 1,413 15.94 3,923 44.27 2,579 29.10 947 10.69 0 - 0 0 7,449 84.06 8,862 1007 KOTA TUAL 13 335 4.04 5 0.06 23 0.28 1,508 18.20 1,871 22.59 4,141 49.99 1,271 15.34 1,001 12.08 0 - 0 0 6,413 77.41 8,284 1008 MALUKU TENGGARA 15 1,261 9.78 7 0.05 274 2.13 1,371 10.64 2,913 22.60 4,971 38.56 3,127 24.26 1,879 14.58 0 - 0 0 9,977 77.40 12,890 1009 MALUKU TENGGARA BARAT 13 854 7.80 160 1.46 349 3.19 1,209 11.04 2,572 23.48 5,428 49.56 2,716 24.80 237 2.16 0 - 0 0 8,381 76.52 10,953 10010 KEPULAUAN ARU 24 738 8.32 0 - 12 0.14 291 3.28 1,041 11.73 5,378 60.61 2,365 26.65 89 1.00 0 - 0 0 7,832 88.27 8,873 10011 MALUKU BARAT DAYA 12 704 5.43 37 0.29 23 0.18 651 5.02 1,415 10.91 5,185 39.98 5,725 44.14 644 4.97 0 - 0 0 11,554 89.09 12,969 100

189 9,282 5.05 1,171 0.64 3,980 2.16 21,709 11.80 ##### 19.65 88,281 47.99 48,005 26.09 11,540 6.27 0 - 0 - 147,826 80.35 183,968 100

Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka PanjangSumber : BKKBN Provinsi Maluku Tahun 2013

JUMLAH PROV

MKJPPESERTA KB AKTIF

TABEL 33

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KABUPATEN/KOTA

MKJP + NON MKJP

% MKJP + NON MKJP

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMASNON MKJP

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

PESERTA KB BARUMKJP

IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % SUNTIK % PIL % KONDOM % OBAT VAGINA % LAIN NYA % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 271 KOTA AMBON 22 342 4.14 146 1.77 195 2.36 782 9.47 1,465 17.73 4,188 50.70 2,255 27.30 353 4.27 0 - 0 - 6,796 82.27 8,261 1002 MALUKU TENGAH 33 275 1.67 13 0.08 164 1.00 1,902 11.58 2,354 14.33 8,185 49.84 4,590 27.95 1,293 7.87 0 - 0 - 14,068 85.67 16,422 1003 SERAM BAGIAN BARAT 17 47 1.08 0 - 8 0.18 527 12.08 582 13.35 1,595 36.57 1,524 34.95 660 15.13 0 - 0 - 3,779 86.65 4,361 1004 SERAM BAGIAN TIMUR 19 111 1.68 23 0.35 22 0.33 287 4.34 443 6.71 2,691 40.73 1,966 29.76 1,507 22.81 0 - 0 - 6,164 93.29 6,607 1005 BURU 9 37 0.75 0 - 18 0.36 281 5.66 336 6.77 2,457 49.50 1,285 25.89 886 17.85 0 - 0 - 4,628 93.23 4,964 1006 BURU SELATAN 12 47 1.71 0 - 0 - 123 4.48 170 6.19 1,203 43.79 863 31.42 511 18.60 0 - 0 - 2,577 93.81 2,747 1007 KOTA TUAL 13 175 7.42 0 - 35 1.48 246 10.43 456 19.34 851 36.09 658 27.91 393 16.67 0 - 0 - 1,902 80.66 2,358 1008 MALUKU TENGGARA 15 181 2.75 5 0.08 51 0.78 600 9.13 837 12.74 2,324 35.37 2,084 31.72 1,325 20.17 0 - 0 - 5,733 87.26 6,570 1009 MALUKU TENGGARA BARA 13 196 3.60 3 0.06 18 0.33 552 10.13 769 14.11 2,462 45.18 1,610 29.55 608 11.16 0 - 0 - 4,680 85.89 5,449 10010 KEPULAUAN ARU 24 96 2.45 0 - 61 1.56 286 7.31 443 11.32 2,389 61.02 719 18.37 364 9.30 0 - 0 - 3,472 88.68 3,915 10011 MALUKU BARAT DAYA 12 176 7.07 0 - 0 - 313 12.58 489 19.65 763 30.65 620 24.91 617 24.79 0 - 0 - 2,000 80.35 2,489 100

189 1,683 2.62 190 0.30 572 0.89 5,899 9.20 8,344 13.01 29,108 45.38 18,174 28.33 8,517 13.28 0 - 0 - 55,799 86.99 64,143 100

Sumber : BKKBN Provinsi Maluku Tahun 2013

Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

JUMLAH PROV

TABEL 34

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KABUPATEN/KOTA

NON MKJP MKJP + NON

MKJP

% MKJP + NON MKJP

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

TABEL 35

JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 81 KOTA AMBON 22 68,992 8,874 12.86 32,679 47.37 2 MALUKU TENGAH 33 67,007 5,762 8.60 41,856 62.47 3 SERAM BAGIAN BARAT 17 35,134 4,361 12.41 11,522 32.79 4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 22,020 1,951 8.86 6,970 31.65 5 BURU 9 21,437 2,672 12.46 11,885 55.44 6 BURU SELATAN 12 18,722 9,167 48.96 6,850 36.59 7 KOTA TUAL 13 10,211 2,358 23.09 7,284 71.33 8 MALUKU TENGGARA 15 18,298 2,948 16.11 7,411 40.50 9 MALUKU TENGGARA BARAT 13 18,398 945 5.14 17,021 92.52

10 KEPULAUAN ARU 24 15,564 1,411 9.07 6,731 43.25 11 MALUKU BARAT DAYA 12 14,006 412 2.94 4,820 34.41

JUMLAH PROV 189 309,789 40,861 13.19 155,029 50.04

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTAPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

PESERTA KB BARU

TABEL 36

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10.00 11 12 13 14 15 16 17 18

1 KOTA AMBON 22 3,633 3,054 6,687 3,430 94.41 3,054 100.00 6,484 96.96 3,290 0.91 3,054 100.00 6,344 94.872 MALUKU TENGAH 33 NA NA 7,533 0 0 7,529 99.95 0 0 7,446 98.853 SERAM BAGIAN BARAT 17 1,694 2,188 3,882 1,694 100.00 1,919 87.71 3,613 93.07 1,768 1.04 1,964 89.76 3,732 96.144 SERAM BAGIAN TIMUR 19 881 804 1,685 875 99.32 797 99.13 1,672 99.23 876 0.99 797 99.13 1,673 99.295 BURU 9 1,176 986 2,162 1,172 99.66 980 99.39 2,152 99.54 1,007 0.86 854 86.61 1,861 86.086 BURU SELATAN 12 618 698 1,316 388 62.78 344 49.28 732 55.62 581 0.94 364 52.15 945 71.817 KOTA TUAL 13 537 719 1,256 537 100.00 719 100.00 1,256 100.00 537 1.00 719 100.00 1,256 100.008 MALUKU TENGGARA 15 1,924 654 2,578 1,924 100.00 429 65.60 2,353 91.27 2,097 1.09 406 62.08 2,503 97.099 MALUKU TENGGARA BARAT 13 1,178 1,117 2,295 1,178 100.00 1,117 100.00 2,295 100.00 1,277 1.08 983 88.00 2,260 98.47

10 KEPULAUAN ARU 24 845 892 1,737 736 87.10 747 83.74 1,483 85.38 664 0.79 698 78.25 1,362 78.4111 MALUKU BARAT DAYA 12 704 781 1,485 704 100.00 781 100.00 1,485 100.00 738 1.05 652 83.48 1,390 93.60

JUMLAH PROV 189 13,190 11,893 32,616 12,638 95.82 10,887 91.54 31,054 95.21 12,835 0.97 10,491 88.21 30,772 94.35

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

KUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1)L

JUMLAH BAYI LAHIR HIDUP

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTAPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

KUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP)PNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS P L + P L + PL

TABEL 37

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 KOTA AMBON 22 3,544 3,701 7,245 NA NA NA

2 MALUKU TENGAH 33 4,053 4,066 8,119 3,739 92.25 3,608 88.7 7,347 90.49

3 SERAM BAGIAN BARAT 17 2,566 2,426 4,992 NA NA NA

4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 1,383 1,314 2,697 818 59.15 872 66.4 1,690 62.66

5 BURU 9 NA NA 2,734 1,423 1,255 2,678 97.95

6 BURU SELATAN 12 818 836 1,654 504 61.61 572 68.4 1,076 65.05

7 KOTA TUAL 13 529 843 1,372 NA NA NA

8 MALUKU TENGGARA 15 1,295 1,175 2,470 1,188 91.74 1,135 96.6 2,323 94.05

9 MALUKU TENGGARA BARAT 13 1,228 1,263 2,491 965 78.58 1,049 83.1 2,014 80.85

10 KEPULAUAN ARU 24 1,091 729 1,820 NA NA NA

11 MALUKU BARAT DAYA 12 896 893 1,789 NA NA NA

JUMLAH PROV 189 17,403 17,246 37,383 8,637 49.63 8,491 49.23 17,128 45.82

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTAPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

P L + PLNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMASJUMLAH BAYI

KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI)

TABEL 38

1 2 3 4 5 61 KOTA AMBON 22 50 45 90.02 MALUKU TENGAH 33 171 164 95.93 SERAM BAGIAN BARAT 17 92 92 100.04 SERAM BAGIAN TIMUR 19 160 33 20.65 BURU 9 82 42 51.26 BURU SELATAN 12 79 41 51.97 KOTA TUAL 13 29 25 86.28 MALUKU TENGGARA 15 191 84 44.09 MALUKU TENGGARA BARAT 13 79 66 83.5

10 KEPULAUAN ARU 24 119 81 68.111 MALUKU BARAT DAYA 12 117 34 29.1

JUMLAH PROV 189 1,169 707 60.5

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KABUPATEN/KOTA

% DESA/KEL UCINO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH

DESA/KEL DESA/KEL UCI

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

TABEL 39

BAYI DIIMUNISASIDPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 1 2 3 4 5 6 7 8.00 9 10.00 11 12.00 13 14 15 16.0 17 18.00 19 20 21 22 23 24.00 25 26 27

1 KOTA AMBON 22 3,544 3,701 7,245 3,544 100.00 3,373 91.14 6,917 95.47 3,544 100.0 3,561 96.2 7,105 98.07 3,544 100.0 3,485 94.2 7,029 97.02 0 (3.32) (1.62)2 MALUKU TENGAH 33 4,053 4,066 8,119 4,053 100.00 4,066 ##### 8,119 ##### 4,053 100.0 4,066 100.0 8,119 100.00 4,053 100.0 4,066 100.0 8,119 100.00 0 0 03 SERAM BAGIAN BARAT 17 2,566 2,426 4,992 2,184 85.11 2,184 90.02 4,368 87.50 2,015 78.5 2,008 82.8 4,023 80.59 2,040 79.5 1,996 82.3 4,036 80.85 6.59 8.61 7.60 4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 1,383 1,314 2,697 1,383 100.00 1,314 ##### 2,697 ##### 1,283 92.8 1,167 88.8 2,450 90.84 1,325 95.8 1,219 92.8 2,544 94.33 4.19 7.23 5.67 5 BURU 9 NA NA 2,734 1,247 1,180 2,427 88.77 1,101 990 2,091 76.48 1,020 993 2,013 73.63 18.20 15.85 17.066 BURU SELATAN 12 818 836 1,654 441 53.91 436 52.15 877 53.02 407 49.8 382 45.7 789 47.70 370 45.2 336 40.2 706 42.68 16.10 22.94 19.507 KOTA TUAL 13 529 843 1,372 529 100.00 836 99.17 1,365 99.49 529 100.0 839 99.5 1,368 99.71 529 100.0 780 92.5 1,309 95.41 0 6.70 4.10 8 MALUKU TENGGARA 15 1,295 1,175 2,470 1,256 96.99 1,151 97.96 2,407 97.45 1,295 100.0 1,175 100.0 2,470 100.00 1,295 100.0 1,172 99.7 2,467 99.88 (3.11) (1.82) (2.49)9 MALUKU TENGGARA BARAT 13 1,228 1,263 2,491 1,076 87.62 1,208 95.65 2,284 91.69 986 80.3 848 67.1 1,834 73.63 1,050 85.5 1,108 87.7 2,158 86.63 2.42 8.28 5.52 10 KEPULAUAN ARU 24 1,091 729 1,820 876 80.29 667 91.50 1,543 84.78 730 66.9 641 87.9 1,371 75.33 714 65.4 616 84.5 1,330 73.08 18.49 7.65 13.8011 MALUKU BARAT DAYA 12 896 893 1,789 830 92.63 807 90.37 1,637 91.50 665 74.2 658 73.7 1,323 73.95 743 82.9 681 76.3 1,424 79.60 10.48 15.61 13.01

JUMLAH PROV 189 17,403 17,246 37,383 17,419 100.09 17,222 99.86 34,641 92.67 16,608 95.4 16,335 94.8 32,943 88.12 16,683 95.9 16,452 95.4 33,135 88.64 4.23 4.47 4.35

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTAPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

L + P

DO RATE (%)

L P L + PL + P L P L + P L PNO KABUPATEN/KOTA

L PPUSKESMAS JUMLAH BAYI

TABEL 40

BAYI DIIMUNISASIBCG POLIO3

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 KOTA AMBON 22 3,544 3,701 7,245 3,544 100.00 3414 92.2 6958 96.04 1,801 50.8 1,307 35.3 3,108 42.90 2 MALUKU TENGAH 33 4,053 4,066 8,119 4,053 100.00 4066 100.0 8119 100.00 4,053 100.0 4,066 100.0 8,119 100.003 SERAM BAGIAN BARAT 17 2,566 2,426 4,992 1,949 75.95 2004 82.6 3953 79.19 2,142 83.5 2,133 87.9 4,275 85.64 4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 1,383 1,314 2,697 1,354 97.90 1249 95.1 2603 96.51 1,194 86.3 1,134 86.3 2,328 86.32 5 BURU 9 NA NA 2,734 1,178 1154 2332 85.30 1,213 1,077 2,290 83.76 6 BURU SELATAN 12 818 836 1,654 440 53.79 442 52.9 882 53.33 384 46.9 496 59.3 880 53.20 7 KOTA TUAL 13 529 843 1,372 529 100.00 771 91.5 1300 94.75 529 100.0 843 100.0 1,372 100.008 MALUKU TENGGARA 15 1,295 1,175 2,470 1,200 92.66 1175 100.0 2375 96.15 1,295 100.0 1,175 100.0 2,470 100.009 MALUKU TENGGARA BARAT 13 1,228 1,263 2,491 1,083 88.19 1263 100.0 2346 94.18 1,050 85.5 1,174 93.0 2,224 89.28 10 KEPULAUAN ARU 24 1,091 729 1,820 755 69.20 645 88.5 1400 76.92 751 68.8 628 86.1 1,379 75.77 11 MALUKU BARAT DAYA 12 896 893 1,789 791 88.28 733 82.1 1524 85.19 686 76.6 701 78.5 1,387 77.53

JUMLAH PROV 189 17,403 17,246 37,383 16,876 96.97 16,916 98.09 33,792 90.39 15,098 86.76 14,734 85.43 29,832 79.80

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTAPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMASJUMLAH BAYI

P L + PL P L + P L

TABEL 41

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 KOTA AMBON 22 3,544 3,701 7,245 428 12.08 443 11.97 871 12.02 2 MALUKU TENGAH 33 4,053 4,066 8,119 NA NA 330 4.06 3 SERAM BAGIAN BARAT 17 2,566 2,426 4,992 287 11.18 307 12.65 594 11.90 4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 1,383 1,314 2,697 312 22.56 471 35.84 783 29.03 5 BURU 9 NA NA 2,734 0 1,238 1,238 45.286 BURU SELATAN 12 818 836 1,654 221 27.02 151 18.06 372 22.49 7 KOTA TUAL 13 529 843 1,372 151 28.54 165 19.57 316 23.03 8 MALUKU TENGGARA 15 1,295 1,175 2,470 390 30.12 381 32.43 771 31.21 9 MALUKU TENGGARA BARAT 13 1,228 1,263 2,491 121 9.85 123 9.74 244 9.80

10 KEPULAUAN ARU 24 1,091 729 1,820 29 2.66 31 4.25 60 3.30 11 MALUKU BARAT DAYA 12 896 893 1,789 10 1.12 7 0.78 17 0.95

JUMLAH PROV 189 17,403 17,246 37,383 1,949 11.20 3,317 19.23 5,596 14.97

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTAPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIFNO KABUPATEN/KOTA JUMLAH BAYIPUSKESMAS L P L + P

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 KOTA AMBON 22 NA NA NA NA NA NA NA NA NA2 MALUKU TENGAH 33 NA NA 2,926 NA NA 72 NA NA 2.46 3 SERAM BAGIAN BARAT 17 NA NA NA NA NA NA NA NA NA4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 30,264 30,729 60,993 0 0 05 BURU 9 0 0 0 0 32 326 BURU SELATAN 12 864 908 1,772 766 822 1,588 88.66 90.53 89.62 7 KOTA TUAL 13 NA NA NA NA NA NA NA NA NA8 MALUKU TENGGARA 15 0 0 0 0 0 09 MALUKU TENGGARA BARAT 13 NA NA NA NA NA NA NA NA NA

10 KEPULAUAN ARU 24 NA NA NA NA NA NA NA NA NA11 MALUKU BARAT DAYA 12 NA NA NA NA NA NA NA NA NA

JUMLAH PROV 189 31,128 31,637 65,691 766 854 1,692 2.46 2.70 2.58

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

NO

PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN

%KABUPATEN/KOTA PUSKESMASANAK 6-23 BULAN

DARI KELUARGA MISKIN MENDAPAT MP-ASI

MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

TABEL 43

ANAK BALITA (12-59 BULAN)

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 KOTA AMBON 22 NA NA 88,591 15,014 14,742 29,756 33.592 MALUKU TENGAH 33 18,531 20,653 39,184 12,200 65.84 11,980 58.01 24,180 61.713 SERAM BAGIAN BARAT 17 11,122 16,007 27,129 8,483 76.27 11,623 72.61 20,106 74.114 SERAM BAGIAN TIMUR 19 6,746 6,617 NA 0 0 05 BURU 9 NA NA 12,513 NA NA 12,513 1006 BURU SELATAN 12 2,481 2,449 4,930 2,481 100 2,449 100 4,930 1007 KOTA TUAL 13 3,598 4,249 7,847 1,817 50.50 2,487 58.53 4,304 54.858 MALUKU TENGGARA 15 3,950 4,196 8,146 3,950 100 4,196 100 8,146 1009 MALUKU TENGGARA BARAT 13 6,802 5,343 12,145 4,646 68.30 4,713 88.21 9,359 77.06

10 KEPULAUAN ARU 24 6,643 4,427 11,070 2,904 43.72 3,050 68.90 5,954 53.7911 MALUKU BARAT DAYA 12 5,303 6,111 11,414 655 12.35 607 9.93 1,262 11.06

JUMLAH PROV 189 65,176 70,052 222,969 52,150 80.01 55,847 79.72 120,510 54.05

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

P L + PMENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)

LNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH

TABEL 44

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 241 KOTA AMBON 22 NA NA 88,591 15,950 17,356 33,306 37.60 NA NA NA 59 0.37 67 0.39 126 0.382 MALUKU TENGAH 33 18,531 20,653 39,184 13,745 74.17 13,411 64.93 27,156 69.30 13,745 100.00 11,728 87.45 25,473 93.80 NA NA 1,651 6.08 3 SERAM BAGIAN BARAT 17 11,122 16,007 27,129 6,970 62.67 7,070 44.17 14,040 51.75 NA NA NA 81 1.16 105 1.49 186 1.324 SERAM BAGIAN TIMUR 19 6,746 6,617 13,363 NA NA NA NA NA NA 107 116 2235 BURU 9 NA NA 12,513 2,459 4,975 7,434 59.41 1,707 69.42 1,775 35.68 3,482 46.84 55 2.24 59 1.19 114 1.536 BURU SELATAN 12 2,481 2,449 4,930 2,481 100.00 2,449 100.00 4,930 100.00 875 35.27 1,170 47.77 2,045 41.48 135 5.44 124 5.06 259 5.257 KOTA TUAL 13 3,598 4,249 7,847 2,360 65.59 2,697 63.47 5,057 64.45 NA NA NA 2 0.08 0 - 2 0.04 8 MALUKU TENGGARA 15 3,950 4,196 8,146 3,950 100.00 4,196 100.00 8,146 100.00 3,950 100.00 4,196 100.00 8,146 100.00 50 1.27 45 1.07 95 1.179 MALUKU TENGGARA BARAT 13 6,802 5,343 12,145 5,353 78.70 5,126 95.94 10,479 86.28 0 0 0 144 2.69 142 2.77 286 2.7310 KEPULAUAN ARU 24 6,643 4,427 11,070 2,996 45.10 1,995 45.06 4,991 45.09 NA NA NA 48 1.60 53 2.66 101 2.0211 MALUKU BARAT DAYA 12 5,303 6,111 11,414 2,538 47.86 2,690 44.02 5,228 45.80 NA NA NA 74 2.92 92 3.42 166 3.18

JUMLAH PROV 189 65,176 70,052 ###### 58,802 90.22 61,965 88.46 120,767 51.10 20,277 34.48 18,869 30.45 39,146 32.41 755 1.28 803 1.30 3,209 2.66

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

P BALITA YANG ADA

LL+P

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTAPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

L+P

BALITABGM

L+P L PDITIMBANG BB NAIK

L PNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

TABEL 45

BALITA GIZI BURUK

L P L+P % % % 1 2 3 4 5 6 7 8.00 9 10.00 11 12.00 1 KOTA AMBON 22 NA NA NA 19 9 28 2 MALUKU TENGAH 33 34 41 75 23 67.65 25 60.98 48 64.00 3 SERAM BAGIAN BARAT 17 2 3 5 8 400.00 9 300.00 17 340.00 4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 2 3 5 2 100.00 3 100.00 5 100.00 5 BURU 9 12 30 42 10 83.33 6 20.00 16 38.10 6 BURU SELATAN 12 5 2 7 5 100.00 2 100.00 7 100.00 7 KOTA TUAL 13 0 2 2 0 2 100.00 2 100.00 8 MALUKU TENGGARA 15 NA NA NA 0 0 09 MALUKU TENGGARA BARAT 13 7 6 13 7 100.00 6 100.00 13 100.00 10 KEPULAUAN ARU 24 7 4 11 7 100.00 4 100.00 11 100.00 11 MALUKU BARAT DAYA 12 4 6 10 4 100.00 6 100.00 10 100.00

JUMLAH PROV 189 73 97 170 85 100.00 72 100.00 157 92.35

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

JUMLAH

CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTAPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

P L + PMENDAPAT PERAWATAN

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS L

TABEL 46

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 KOTA AMBON 22 3,696 3,401 7,097 3,694 99.95 3,295 96.88 6,989 98.482 MALUKU TENGAH 33 4,202 3,822 8,024 4,202 100 3,822 100 8,024 1003 SERAM BAGIAN BARAT 17 1,750 1,740 3,490 1,750 100 1,740 100 3,490 1004 SERAM BAGIAN TIMUR 19 2,231 1,979 4,210 1,987 89.06 1,778 89.84 3,765 89.435 BURU 9 NA NA 16,844 NA NA 2,106 12.506 BURU SELATAN 12 2,381 2,251 4,632 0 0 07 KOTA TUAL 13 742 679 1,421 742 100 679 100 1,421 1008 MALUKU TENGGARA 15 1,484 1,493 2,977 556 37.47 599 40.12 1,155 38.809 MALUKU TENGGARA BARAT 13 1,893 1,722 3,615 603 31.85 564 32.75 1,167 32.28

10 KEPULAUAN ARU 24 1,756 1,320 3,076 1,114 63.44 1,074 81.36 2,188 71.1311 MALUKU BARAT DAYA 12 1,385 1,396 2,781 1,385 100 1,396 100 2,781 100

JUMLAH PROV 189 21,520 19,803 41,323 16,033 74.50 14,947 75.48 33,086 80.07CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 74.50 75.48 80.07

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN L P L + P

TABEL 47

MURID SD DAN SETINGKAT

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12.00 1 KOTA AMBON 22 NA NA NA NA NA NA2 MALUKU TENGAH 33 NA NA NA NA NA NA3 SERAM BAGIAN BARAT 17 NA NA NA NA NA NA4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 NA NA NA NA NA NA5 BURU 9 NA NA 16,844 0 94 2,106 12.50 6 BURU SELATAN 12 3,555 3,813 7,368 2,033 57.19 1,831 48 3,864 52.44 7 KOTA TUAL 13 NA NA NA NA NA NA8 MALUKU TENGGARA 15 1,484 1,493 2,977 556 37.47 599 40 1,155 38.80 9 MALUKU TENGGARA BARAT 13 9,625 9,134 18,759 800 8.31 865 9 1,665 8.88 10 KEPULAUAN ARU 24 NA NA NA NA NA NA11 MALUKU BARAT DAYA 12 NA NA NA NA NA NA

JUMLAH (KAB/KOTA) 189 14,664 14,440 45,948 3,389 23.11 3,389 23.5 8,790 19.13

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

TAHUN 2013

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

P L + PJUMLAH

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDARL

PROVINSI MALUKU

TABEL 48

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 KOTA AMBON 22 3,365 1,962 5,327 2,838 84.34 1,770 90.21 4,608 86.50 2 MALUKU TENGAH 33 7,649 9,027 16,676 0 0 8,789 52.70 3 SERAM BAGIAN BARAT 17 0 04 SERAM BAGIAN TIMUR 19 2,595 2,542 5,137 462 17.80 681 26.79 1,143 22.25 5 BURU 9 0 0 0 0 0 06 BURU SELATAN 12 5,599 6,043 11,642 750 13.40 727 12.03 1,477 12.69 7 KOTA TUAL 13 2,237 2,654 4,891 2,237 100.00 2,654 100.00 4,891 100.00 8 MALUKU TENGGARA 15 3,163 4,290 7,453 3,163 100.00 3,792 88.39 6,955 93.32 9 MALUKU TENGGARA BARAT 13 4,656 4,544 9,200 500 10.74 627 13.80 1,127 12.25

10 KEPULAUAN ARU 24 296 423 719 296 100.00 423 100.00 719 100.00 11 MALUKU BARAT DAYA 12 162 162 324 92 56.79 93 57.41 185 57.10

JUMLAH PROV 189 29,722 31,647 61,369 10,338 34.78 10,767 34.02 29,894 48.71

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

USILA (60TAHUN+)

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

NO KECAMATAN PUSKESMAS

TABEL 49

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL IJUMLAH %

1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM

2 RUMAH SAKIT JIWA

3 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 1 1 100

4 PUSKESMAS PERAWATAN #DIV/0!

5 PUSKESMAS NON PERAWATAN #DIV/0!

6 KLINIK TNI/POLRI 0 0

7 KLINIK PERUSAHAAN 1 1

8 SARANA YANKES.LAINNYA 0 0

JUMLAH PROV 2 2 100

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I

NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

TABEL 50

YANG TERSERANG

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 Leptospirosis 4 9 13 3 16 2 1 3 15.38 33.33 18.75 2 Diare 1 1 55 60 115 55 60 115 100 100 100 3 Diare 1 1 1,376 1,456 2,832 38 49 87 2.76 3.37 3.07 1 0 1 2.63 - 1.15 4 Campak 1 1 3,351 3,699 7,050 10 15 25 0.30 0.41 0.35 0 0 0 - - -

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLBPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

JUMLAHDESA

CFR (%)NO JENIS KEJADIAN LUAR

BIASAATTACK RATE (%)JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIANJUMLAH PENDUDUK

TERANCAMJUMLAH

KEC

TABEL 51

JUMLAH

RATA2 KEJADIAN DESA/KELURAHANKLB PER JUMLAH

DESA/KELURAHAN

DITANGANI <24 JAM %

1 2 3 4 5 6 7 81 KOTA AMBON 22 50 8 0.16 8 100 2 MALUKU TENGAH 33 171 2 0.01 1 50 3 SERAM BAGIAN BARAT 17 92 3 0.03 3 100 4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 160 2 0.01 2 100 5 BURU 9 82 0 0 06 BURU SELATAN 12 79 0 0 07 KOTA TUAL 13 29 1 0.03 1 100 8 MALUKU TENGGARA 15 191 0 0 09 MALUKU TENGGARA BARAT 13 79 2 0.03 1 50 10 KEPULAUAN ARU 24 119 1 0.01 1 100 11 MALUKU BARAT DAYA 12 117 1 0.01 1 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 189 1,169 20 0.02 18 90.00

DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KABUPATEN/KOTAPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

DESA/KELURAHAN TERKENA KLB

NO PUSKESMAS JUMLAHDESA/KELURAHANKABUPATEN/KOTA

TABEL 52

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 KOTA AMBON 22 NA NA 732 NA NA 7,240 0.12 MALUKU TENGAH 33 NA NA NA NA NA NA3 SERAM BAGIAN BARAT 17 NA NA 63 NA NA 78 0.84 SERAM BAGIAN TIMUR 19 102 139 241 168 198 366 0.6 0.7 0.75 BURU 9 80 52 132 81 62 143 1.0 0.8 0.96 BURU SELATAN 12 0 2 2 52 1 53 0.0 2.0 0.07 KOTA TUAL 13 NA NA 42 NA NA 394 0.18 MALUKU TENGGARA 15 NA NA 108 NA NA 905 0.19 MALUKU TENGGARA BARAT 13 11 14 25 264 281 545 0.0 0.0 0.0

10 KEPULAUAN ARU 24 NA NA 47 NA NA 124 0.411 MALUKU BARAT DAYA 12 NA NA NA NA NA NA

JUMLAH PROV 189 193 207 1,392 565 542 9,848 0.3 0.4 0.1

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

PENCABUTAN GIGI TETAP RASIO TUMPATAN/ PENCABUTAN

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

NO PUSKESMASKABUPATEN/KOTA TUMPATAN GIGI TETAP

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

TABEL 53

L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 261 KOTA AMBON 22 200 - - 200 1.00 3,704 3,407 7,111 3,704 100.00 3,407 100.00 7,111 100.00 NA NA NA NA NA ####2 MALUKU TENGAH 33 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA3 SERAM BAGIAN BARAT 17 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA5 BURU 9 121 9 7.44 432 3.57 NA NA 16,844 205 215 420 2.49 145 117 262 145 100.0 117 100.0 262 100.06 BURU SELATAN 12 81 23 28.40 13 0.16 3,214 3,642 6,856 1,050 32.67 1,779 48.85 2,829 41.26 377 384 761 13 3.4 18 4.7 31 4.17 KOTA TUAL 13 56 0 0 626 620 1,246 575 91.85 620 100.00 1,195 95.91 140 152 292 27 19.3 23 15.1 50 17.18 MALUKU TENGGARA 15 153 NA 106 0.69 1,484 1,493 2,977 556 37.47 599 40.12 1,155 38.80 NA NA NA NA NA NA9 MALUKU TENGGARA BARAT 13 123 19 15.45 - 9,625 9,134 18,759 960 9.97 2,048 22.42 3,008 16.03 538 594 1,132 262 48.7 275 46.3 537 47.410 KEPULAUAN ARU 24 134 NA NA 327 351 678 95 29.05 21 5.98 116 17.11 NA NA NA NA NA NA11 MALUKU BARAT DAYA 12 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA

JUMLAH PROV 189 868 51 5.88 751 86.5 ##### 18,647 54,471 7,145 37.6 8,689 46.6 ##### 29.1 #### #### 2,447 447 37.3 433 34.7 #### 154.6

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

NO PUSKESMASKABUPATEN/KOTA JUMLAH MURID SD/MI

UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF)

JUMLAHSD/MI

JUMLAHSD/MI DGN SIKAT GIGI MASSAL

JUMLAHSD/MI

MENDAPATYAN. GIGI

% %MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN

PROVINSI MALUKU

JUMLAH SELURUH KEGIATAN

PENYULUHANKELOMPOK

JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN

MASSA

1 2 3 4 51 KOTA AMBON 22 NA NA2 MALUKU TENGAH 33 983 1953 SERAM BAGIAN BARAT 17 NA NA4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 77 65 BURU 9 361 6716 BURU SELATAN 12 41 347 KOTA TUAL 13 NA NA8 MALUKU TENGGARA 15 6076 50469 MALUKU TENGGARA BARAT 13 301 397

10 KEPULAUAN ARU 24 NA NA11 MALUKU BARAT DAYA 12 NA NA

SUB JUMLAH I 189 7839 63491 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota2 Rumah Sakit

JUMLAH PROV 7839 6349

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

TAHUN 2013

PENYULUHAN KESEHATAN

TABEL 55

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 241 KOTA AMBON 22 189,728 189,887 379,615 NA NA 40,663 0 NA NA 77,011 117,674 31.00 2 MALUKU TENGAH 33 185,499 181,678 367,177 0 0 03 SERAM BAGIAN BARAT 17 85,598 82,536 168,134 5,050 6,144 11,194 0 15,741 33,631 49,372 472 222 694 21,263 39,997 61,260 24.84 48.46 36.44 4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 53,371 51,531 104,902 NA NA NA 0 20,335 25,059 45,3945 BURU 9 61,608 58,573 120,181 NA NA 3,523 0 23,313 21,779 45,092 48,615 40.45 6 BURU SELATAN 12 29,390 27,798 57,188 437 425 862 0 9,665 10,600 20,265 10,102 11,025 21,127 34.37 39.66 36.94 7 KOTA TUAL 13 31,704 32,328 64,032 ##### ##### 53,537 0 17,692 13,385 31,077 31,076 53,538 84,614 98.02 ##### 132.148 MALUKU TENGGARA 15 48,117 49,956 98,073 3,336 6,876 10,212 0 25,559 34,048 59,607 ##### ##### 50,909 52,308 68,420 120,728 ##### ##### 123.109 MALUKU TENGGARA BARAT 13 54,589 54,076 108,665 4,959 6,146 11,105 0 22,035 28,174 50,209 26,994 34,320 61,314 49.45 63.47 56.42

10 KEPULAUAN ARU 24 45,907 42,832 88,739 1,552 1,924 3,476 0 10,959 11,185 22,144 ##### ##### 63,146 37,770 50,996 88,766 82.28 ##### 100.0311 MALUKU BARAT DAYA 12 36,100 35,607 71,707 NA NA NA 0 38,986 38,826 77,812

JUMLAH PROV 189 821,611 806,802 1,628,413 ##### ##### ####### 0 184,285 216,687 ####### ##### ##### ###### 179,513 258,296 604,098PERSENTASE PROV 3.5 7.6 8.3 0.0 22.4 26.9 29.4 6.0 8.1 7.0 21.8 32.0 37.1 21.85 32.01 37.10

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KO

%JUMLAH PENDUDUK

ASKESNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JAMSOSTEK ASKESKIN/JAMKESMAS LAINNYA JUMLAH

TABEL 56

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 241 KOTA AMBON 22 NA NA 77,011 NA NA 77,011 100.00 NA NA NA NA NA NA2 MALUKU TENGAH 33 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA3 SERAM BAGIAN BARAT 17 15,741 33,631 49,372 15,741 100.00 33,631 100.00 49,372 100.00 NA NA NA NA NA NA4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 20,335 25,059 45,394 20,335 100.00 25,059 100.00 45,394 100.00 27,890 137.15 28,662 114.38 56,552 124.58 8 0.04 6 0.02 14 0.05 BURU 9 23,313 21,779 45,092 23,313 100.00 21,779 100.00 45,092 100.00 NA NA 45,092 100.00 NA NA NA6 BURU SELATAN 12 9,665 10,600 20,265 9,305 96.28 8,898 83.94 20,265 100.00 7,170 74.19 7,132 67.28 14,302 70.57 14 0.14 11 0.10 25 0.17 KOTA TUAL 13 17,692 13,385 31,077 17,692 100.00 13,385 100.00 31,077 100.00 NA NA NA NA NA NA8 MALUKU TENGGARA 15 25,559 34,048 59,607 25,559 100.00 34,048 100.00 59,607 100.00 52,258 204.46 37,458 110.02 89,716 150.51 881 3.45 1,084 3.18 1,965 3.39 MALUKU TENGGARA BARAT 13 22,035 28,174 50,209 22,035 100.00 28,174 100.00 50,209 100.00 18,974 86.11 25,889 91.89 44,863 89.35 NA NA NA

10 KEPULAUAN ARU 24 10,959 11,185 22,144 10,959 100.00 11,185 100.00 22,144 100.00 NA NA NA NA NA NA11 MALUKU BARAT DAYA 12 38,986 38,826 77,812 38,986 100.00 38,826 100.00 77,812 100.00 NA NA NA NA NA NA

JUMLAH PROV 189 184,285 216,687 477,983 183,925 99.80 214,985 99.21 477,983 100.00 106,292 57.68 99,141 45.75 250,525 52.41 903 0.49 1,101 0.51 2,004 0.4

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

L P

PELAYANAN KESEHATAN DASAR(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)

L + P

DICAKUP ASKESKIN/JAMKESMAS

PROVINSI MALUKU

L

CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KO

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN)

L

TAHUN 2013

L + P

MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN

P

PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)

L + PP

JUMLAH YANG ADA

TABEL 57

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 181 KOTA AMBON 22 NA NA 77,011 NA NA NA NA NA NA2 MALUKU TENGAH 33 NA NA NA NA NA NA NA NA NA3 SERAM BAGIAN BARAT 17 15,741 33,631 49,372 NA NA NA NA NA NA4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 20,335 25,059 45,394 247 1.21 208 0.83 455 1.00 8 0.04 6 0.02 14 0.03 5 BURU 9 23,313 21,779 45,092 98 0.42 55 0.25 153 0.34 14 0.06 12 0.06 26 0.06 6 BURU SELATAN 12 9,665 10,600 20,265 13 0.13 9 0.08 22 0.11 4 0.04 4 0.04 8 0.04 7 KOTA TUAL 13 17,692 13,385 31,077 NA NA NA NA NA NA8 MALUKU TENGGARA 15 25,559 34,048 59,607 93 0.36 182 0.53 275 0.46 172 0.67 227 0.67 399 0.67 9 MALUKU TENGGARA BARAT 13 22,035 28,174 50,209 115 0.52 202 0.72 317 0.63 NA NA NA

10 KEPULAUAN ARU 24 10,959 11,185 22,144 NA NA NA NA NA NA11 MALUKU BARAT DAYA 12 38,986 38,826 77,812 NA NA NA NA NA NA

JUMLAH PROV 189 184,285 216,687 477,983 566 0.31 656 0.30 1,222 0.26 198 0.11 249 0.11 447 0.09

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

L P L + P

PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN

L P L + P

JUMLAH YANG ADA

MENDAPAT YANKES RAWAT INAP

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

PELAYANAN KESEHATAN DASAR(PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)

TABEL 58

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

L P L+P L P L+P L P L+P1 3 4 5 6 7 8 9 10 11

NO KAB/KOTA JUMLAHPUSKESMAS

1 KOTA AMBON 22 118,850 162,533 281,383 167 316 483 355 280 6352 MALUKU TENGAH 33 NA NA NA NA NA NA NA NA NA3 SERAM BAGIAN BARAT 17 20,480 22,268 42,748 235 250 485 0 0 04 SERAM BAGIAN TIMUR 19 1,651 5,319 6,970 43 133 176 18 17 355 BURU 9 23,066 20,764 43,830 0 0 0 0 0 06 BURU SELATAN 12 5,127 6,092 11,219 16 11 27 68 39 1077 KOTA TUAL 13 47,845 60,528 108,373 123 285 408 37 9 468 MALUKU TENGGARA 15 60,095 72,203 132,298 364 503 867 166 148 3149 MALUKU TENGGARA BARAT 13 31,987 41,081 73,068 236 271 507 0 0 010 KEPULAUAN ARU 24 34,971 39,774 74,745 63 59 122 0 0 011 MALUKU BARAT DAYA 12 1,536 1,412 2,948 155 156 311 0 0 0

SUB JUMLAH I 345,608 431,974 777,582 1,402 1,984 3,386 644 493 1,137

NO KAB/KOTA JUMLAH RS

1 KOTA AMBON 11 68,458 66,335 134,793 17,314 18,417 35,731 85,774 84,806 170,5802 MALUKU TENGAH 4 NA NA NA NA NA NA NA NA NA3 SERAM BAGIAN BARAT 1 1,761 2,439 4,200 471 702 1,173 0 0 04 SERAM BAGIAN TIMUR 1 743 1,066 1,809 348 367 715 0 0 05 BURU 1 0 0 0 0 0 0 0 0 06 BURU SELATAN 1 1,021 1,276 2,297 873 729 1,602 0 0 07 KOTA TUAL 1 0 0 0 0 0 0 0 0 08 MALUKU TENGGARA 15,516 19,352 34,868 3,844 5,209 9,053 0 0 09 MALUKU TENGGARA BARAT 4,628 5,110 9,738 783 1,180 1,963 0 0 010 KEPULAUAN ARU 1 6,242 6,858 13,100 1,091 1,482 2,573 0 0 011 MALUKU BARAT DAYA 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SUB JUMLAH II 98,369 102,436 200,805 24,724 28,086 52,810 85,774 84,806 170,5801234

SUB JUMLAH III 0 0 0 0 0 0 0 0 0JUMLAH PROV 443,977 534,410 978,387 26,126 30,070 56,196 86,418 85,299 171,717JUMLAH PENDUDUK PROV 821,611 806,802 1,628,413 821,611 806,802 1,628,413CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 54.0 66.2 60.1 3.2 3.7 3.5

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN

RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH

2

NO

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

SARANA PELAYANAN KESEHATAN

TABEL 59

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 191 RSUD dr.M.Haulussy Umum 353 6,656 9,388 16,044 456 353 809 269 229 498 6.85 3.76 5.04 4.04 2.44 3.10 2 RS Khusus Daerah RS jiwa 72 973 1,132 2,105 15 5 20 4 1 5 1.54 0.44 0.95 0.41 0.09 0.24 3 RS Tk. III dr.J.Latumeten RS TNI/POLRI 148 2,345 1,976 4,321 30 23 53 22 21 43 1.28 1.16 1.23 0.94 1.06 1.00 4 RS dr.F.X.Soeharjo RS TNI/POLRI 21 NA NA 1,329 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA5 RS Bayangkara RS TNI/POLRI 76 825 627 1,452 20 19 39 805 605 1,410 2.42 3.03 2.69 97.58 96.49 97.11 6 RS Sumber Hidup RS Swasta 60 NA NA 2,982 NA NA 75 NA NA 40 NA NA 2.52 NA NA 1.34 7 RS Hative Passo RS Swasta 50 NA NA 2,615 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA8 RS Al Fatah RS Swasta 84 800 857 1,657 12 18 30 9 9 18 1.50 2.10 1.81 1.13 1.05 1.09 9 RS Bakti Rahayu RS Swasta 60 5,715 4,490 10,205 NA NA 6 NA NA 10,205 NA NA 0.06 NA NA 100.00 10 RS Lanud Pattimura RS TNI/POLRI NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA11 RS Tulehu Umum NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA12 RS Masohi Umum NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA13 RS Saparua Umum NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA14 RS Banda Umum NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA15 RSUD Piru Umum 50 471 702 1,173 23 21 44 10 10 20 4.88 2.99 3.75 2.12 1.42 1.71 16 RSUD Bula Umum 75 348 367 715 12 8 20 10 8 18 3.45 2.18 2.80 2.87 2.18 2.52 17 RSUD Namlea Umum 54 310 385 695 13 3 16 0 0 0 4.19 0.78 2.30 NA NA NA18 RSUD Namrole Umum 30 789 1,057 1,846 11 9 20 4 3 7 1.39 0.85 1.08 0.51 0.28 0.38 19 RSUD Maren Umum NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA20 RSUD Karel Sadsuitubun Umum 117 2,226 3,130 5,356 123 106 229 51 35 86 5.53 3.39 4.28 2.29 1.12 1.61

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

GDR NDRJENIS RSb PASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)

PASIEN KELUAR MATI 48 JAM DIRAWATNO NAMA RUMAH SAKITa

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

JUMLAH TEMPAT TIDUR

21 RS Hati Kudus Langgur RS Swasta 99 1,606 2,236 3,842 25 32 57 16 25 41 1.56 1.43 1.48 1.00 1.12 1.07 22 RS St Yusup RS Swasta NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA23 RSUD dr.P.P.Magreti Umum 60 783 1,180 1,963 30 26 56 20 13 33 3.83 2.20 2.85 2.55 1.10 1.68 24 RS Bergerak Saumlaki Umum NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA25 RS Fatima RS Swasta NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA26 RSUD Cendrwasih Umum 60 1,091 1,482 2,573 24 38 62 12 46 58 2.20 2.56 2.41 1.10 3.10 2.25 27 RS Bergerak MBD Umum 12 163 164 327 5 9 14 3 5 8 3.07 5.49 4.28 1.84 3.05 2.45

1,481 25,101 29,173 61,200 799 670 1,550 1,235 1,010 12,490 3.2 2.3 2.53 4.92 3.46 20.41

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)

PROV

PASIEN KELUAR (HIDUP +

MATI)

PASIEN KELUAR

MATI

PASIEN KELUAR

MATI 48 JAM

1 2 3 4 5 6 7 8 9.00 10.00 11.00

1 RSUD dr.M.Haulussy Umum 353 16,044 809 498 86,255 66.94 5.38 2.65

2 RS Khusus Daerah RS jiwa 72 2,105 20 5 17,451 66.40 8.29 4.19

3 RS Tk. III dr.J.Latumeten RS TNI/POLRI 148 4,321 53 43 32,919 60.94 7.62 4.88

4 RS dr.F.X.Soeharjo RS TNI/POLRI 21 1,329 NA NA 219 2.86 0.16 5.60

5 RS Bayangkara RS TNI/POLRI 76 1,452 39 1,410 4,562 16.45 3.14 15.96

6 RS Sumber Hidup RS Swasta 60 2,982 75 40 13,679 62.46 4.59 2.76

7 RS Hative Passo RS Swasta 50 2,615 NA NA 6,865 37.62 2.63 4.35

8 RS Al Fatah RS Swasta 84 1,657 30 18 6,142 20.03 3.71 14.80

9 RS Bakti Rahayu RS Swasta 60 10,205 6 10,205 30,873 140.97 3.03 (0.88)

10 RS Lanud Pattimura RS TNI/POLRI NA NA NA NA NA NA NA NA

TABEL 60

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT

NO NAMA RUMAH SAKITa JENIS RSbJUMLAH TEMPAT TIDUR

JUMLAH PASIEN JUMLAH HARI

PERAWATAN

BOR LOS TOI

11 RS Tulehu Umum NA NA NA NA NA NA NA NA

12 RS Masohi Umum NA NA NA NA NA NA NA NA

13 RS Saparua Umum NA NA NA NA NA NA NA NA

14 RS Banda Umum NA NA NA NA NA NA NA NA

15 RSUD Piru Umum 50 1,173 44 20 5,700 31.23 4.86 10.70

16 RSUD Bula Umum 75 715 20 18 2,860 10.45 4.00 34.29

17 RSUD Namlea Umum 54 695 16 0 - - - 28.36

18 RSUD Namrole Umum 30 1,846 20 7 8,769 80.08 4.75 1.18

19 RSUD Maren Umum NA NA NA NA NA NA NA NA

20 RSUD Karel Sadsuitubun Umum 117 5,356 229 86 20,780 48.66 3.88 4.09

21 RS Hati Kudus Langgur RS Swasta 99 3,842 57 41 15,798 43.72 4.11 5.29

22 RS St Yusup RS Swasta NA NA NA NA NA NA NA NA

23 RSUD dr.P.P.Magreti Umum 60 1,963 56 33 5,032 22.98 2.56 8.59

24 RS Bergerak Saumlaki Umum NA NA NA NA NA NA NA NA

25 RS Fatima RS Swasta NA NA NA NA NA NA NA NA

26 RSUD Cendrwasih Umum 60 2,573 62 58 12,060 55.07 4.69 3.82

27 RS Bergerak MBD Umum 12 327 14 8 827 18.88 2.53 10.87

1481 61200 1550 12490 198965 36.81 3.25 5.58

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)

PROV

JUMLAH JUMLAH DIPANTAU % DIPANTAU BER PHBS * %

1 2 3 4 5 6 7 81 KOTA AMBON 22 76,197 57,269 75.16 30,923 54.00 2 MALUKU TENGAH 33 28,724 13,228 46.05 6,432 48.62 3 SERAM BAGIAN BARAT 17 43,505 11,946 27.46 4,045 33.86 4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 19,397 5,970 30.78 1,514 25.36 5 BURU 9 24,952 13,695 54.89 10,827 79.06 6 BURU SELATAN 12 20,471 12,997 63.49 6,539 50.31 7 KOTA TUAL 13 20,833 4,705 22.58 611 12.99 8 MALUKU TENGGARA 15 24,051 9,810 40.79 5,872 59.86 9 MALUKU TENGGARA BARAT 13 21,312 9,790 45.94 3,809 38.91

10 KEPULAUAN ARU 24 14,862 2,058 13.85 738 35.86 11 MALUKU BARAT DAYA 12 7,073 806 11.40 391 48.51

JUMLAH PROV 189 301,377 142,274 47.21 71,701 50.40

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

RUMAH TANGGA

TABEL 61

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KABUPATEN/KOTAPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

JUMLAH YANG ADA

JUMLAH YANG DIPERIKSA % DIPERIKSA JUMLAH YANG

SEHAT% RUMAH

SEHAT1 2 3 4 5 6 7 81 KOTA AMBON 22 55,751 55,751 100.00 47,701 85.562 MALUKU TENGAH 33 76,639 50,565 65.98 31,452 62.203 SERAM BAGIAN BARAT 174 SERAM BAGIAN TIMUR 19 17,349 3,437 19.81 799 23.25 5 BURU 9 24,765 14,931 60.29 4,659 31.20 6 BURU SELATAN 12 10,513 4,742 45.11 2,495 52.61 7 KOTA TUAL 13 9,710 9,710 100.00 7,907 81.438 MALUKU TENGGARA 15 18,026 15,734 87.29 11,177 71.04 9 MALUKU TENGGARA BARAT 13 22,170 16,804 75.80 8,754 52.09

10 KEPULAUAN ARU 24 15,425 15,425 100.00 5,192 33.66 11 MALUKU BARAT DAYA 12 13,006 13,006 100.00 4,848 37.28

JUMLAH PROV 189 263,354 200,105 75.98 124,984 62.46

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

TABEL 62

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KABUPATEN/KOTA

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMASRUMAH

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

TABEL 63

RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA

JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 81 KOTA AMBON 22 NA NA NA2 MALUKU TENGAH 33 76,639 50,565 65.98 33,875 66.99 3 SERAM BAGIAN BARAT 17 NA NA NA4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 17,349 3,437 19.81 2,971 86.44 5 BURU 9 24,765 14,931 60.29 NA6 BURU SELATAN 12 10,513 4,742 45.11 3,697 77.96 7 KOTA TUAL 13 NA NA NA8 MALUKU TENGGARA 15 17,897 13,946 77.92 8,674 62.20 9 MALUKU TENGGARA BARAT 13 22,170 NA NA10 KEPULAUAN ARU 24 NA NA NA11 MALUKU BARAT DAYA 12 NA NA NA

JUMLAH PROV 189 169,333 87,621 51.74 49,217 56.17

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KABUPATEN/KOTA

RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIKNO PUSKESMASKECAMATAN

JUMLAHRUMAH/BANGUNAN

YANG ADA

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

TABEL 64

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 221 KOTA AMBON 22 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! 15,108 #DIV/0! #DIV/0!2 MALUKU TENGAH 33 59,078 39,400 66.69 3,304 0.08 17,532 44.50 1,057 2.68 10,273 26.07 - - 1,287 3.27 5,947 0.15 39,400 100.00 3 SERAM BAGIAN BARAT 17 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 18,735 17,584 93.86 - - 478 2.72 - - 4,041 22.98 10 0.06 56 0.32 95 0.01 4,680 26.62 5 BURU 9 40,512 38,210 94.32 0 - 2,157 5.65 0 - 10,273 26.89 175 0.46 28 0.07 6,469 0.17 19,102 49.99 6 BURU SELATAN 12 13,699 6,803 49.66 - - 519 7.63 2 0.03 3,364 49.45 104 1.53 - - 10 0.00 3,999 58.78 7 KOTA TUAL 13 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!8 MALUKU TENGGARA 15 25,015 23,889 95.50 2 0.00 6,199 25.95 - - 2,576 10.78 2,268 9.49 906 3.79 564 0.02 12,515 52.39 9 MALUKU TENGGARA BARAT 13 24,710 6,129 24.80 - - 4,951 80.78 - - 2,245 36.63 19 0.31 334 5.45 - 7,549 123.17 10 KEPULAUAN ARU 24 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!11 MALUKU BARAT DAYA 12 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!

JUMLAH PROV 189 181,749 132,015 72.64 3,306 2.50 31,836 24.12 1,059 0.80 32,772 24.82 2,576 1.95 17,719 13.4 13,085 9.9 87,245 66.09

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

NO KABUPATEN/KOTA

PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN, KABUPATEN/KOTA

KEMASAN JUMLAH

JENIS SARANA AIR BERSIH

LEDENG SPT PAH LAINNYASGL MATA AIRPUSKESMASJUMLAH

KELUARGAYANG ADA

JUMLAHKELUARGADIPERIKSA

SUMBER AIR BERSIHNYA

%KELUARGADIPERIKSA

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

TABEL 65

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 28 29 30 311 KOTA AMBON 22 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### - #DIV/0!2 MALUKU TENGAH 33 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### #DIV/0! #DIV/0! ##### - #DIV/0!3 SERAM BAGIAN BARAT 17 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 3,437 - - 492 14.31 0 - - 58 1.69 2,425 70.56 26 0.76 79 2.30 142 4.13 2,588 75.30 5 BURU 9 38,120 0 - 0 - 21,175 55.55 0 - 1 0.00 1,163 3.05 175 0.46 28 0.07 2,247 5.89 822 2.16 224 0.59 6,469 16.97 22,542 59.136 BURU SELATAN 12 6,803 - - - 0 - 635 9.33 2 0.03 1,962 28.84 52 0.76 - 87 1.28 471 6.92 44 0.65 337 4.95 2,651 38.97 7 KOTA TUAL 13 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### 18,502 #DIV/0! 395 #DIV/0! 6,387 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 25,284 #DIV/0!8 MALUKU TENGGARA 15 19,382 2 0.01 267 2,408 12.42 2,115 10.91 - - 717 3.70 1,350 6.97 880 4.54 1,074 5.54 1,001 5.16 - 43 0.22 7,470 38.54 9 MALUKU TENGGARA BARAT 13 6,129 - - 5 0.08 4,952 80.80 - - - - 1,564 25.52 19 0.31 334 5.45 681 11.11 6 0.10 3 0.05 6,869 112.0710 KEPULAUAN ARU 24 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! ##### #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0!11 MALUKU BARAT DAYA 12 #DIV/0! #DIV/0! ##### - #DIV/0!

JUMLAH PROV 189 73,871 2 0.00 764 1.03 28,535 38.6 2,750 3.7 61 0.08 26,333 35.65 2017 2.73 7,708 10.43 4,089 5.54 2,300 3.11 271 0.37 6,991 9.46 67,404 91.25

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

LEDINGMETERAN

MATA AIR TERLINDUNG AIR HUJAN

PROVINSI MALUKU

AIR SUNGAI

PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN, KABUPATEN/KOTA

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

JUMLAHKELUARGADIPERIKSA

SUMBER AIR MINUMNYA

AIR ISI ULANG SUMUR TAK TERLINDUNG

SUMBER AIR MINUM KELUARGA

SUMURTERLINDUNG

TAHUN 2013

MATA AIR TAK TERLINDUNG

LEDINGECERAN LAIN-LAIN

KELUARGA DENGAN SUMBER AIR MINUM

TERLINDUNGPOMPAAIR KEMASAN

TABEL 66

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 221 KOTA AMBON 22 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!2 MALUKU TENGAH 33 59,078 49,682 84.10 31,797 64.00 27,331 85.95 49,682 84.10 31,581 63.57 18,644 59.04 49,682 84.10 26,169 52.7 15,999 61.13 SERAM BAGIAN BARAT 17 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 18,735 17,349 92.60 1,126 6.49 244 21.67 3,337 17.81 2,367 70.93 1,050 44.36 3,337 17.81 721 21.6 242 33.65 BURU 9 40,512 6,712 16.57 2,588 38.56 1,893 73.15 6,712 16.57 6,059 90.27 2,503 41.31 6,712 16.57 2,428 36.2 1,489 61.36 BURU SELATAN 12 13,699 6,803 49.66 3,398 49.95 2,609 76.78 9,917 72.39 1,353 13.64 323 23.87 9,917 72.39 3,156 31.8 1,513 47.97 KOTA TUAL 13 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!8 MALUKU TENGGARA 15 25,015 17,366 69.42 12,493 71.94 10,558 84.51 17,881 71.48 11,835 66.19 8,552 72.26 13,719 54.84 6,223 45.4 4,602 74.09 MALUKU TENGGARA BARAT 13 24,710 7,114 28.79 9,536 134.05 3,451 36.19 129 0.52 573 444.19 80 13.96 149 0.60 1,267 850.34 42 3.310 KEPULAUAN ARU 24 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!11 MALUKU BARAT DAYA 12 0 #DIV/0!

JUMLAH PROV 189 181,749 105,026 57.79 60,938 58.02 46,086 75.63 87,658 48.23 53,768 61.34 31,152 57.94 83,516 45.95 39,964 47.9 23,887 59.8

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

SEHATKELUARGADIPERIKSA

KELUARGADIPERIKSA

PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUTKABUPATEN/KOTA

NO KABUPATEN/KOTA SEHATKELUARGAMEMILIKI SEHAT

JAMBAN TEMPAT SAMPAH

KELUARGADIPERIKSA KELUARGA MEMILIKI

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

PUSKESMAS JUMLAHKELUARGA

PENGELOLAAN AIR LIMBAH

KELUARGAMEMILIKI

TABEL 67

JUM

LAH

YG

A

DA

JUM

LAH

D

IPE

RIK

SA

JUM

LAH

S

EH

AT

% S

EH

AT

JUM

LAH

YG

A

DA

JUM

LAH

D

IPE

RIK

SA

JUM

LAH

S

EH

AT

% S

EH

AT

JUM

LAH

YG

A

DA

JUM

LAH

D

IPE

RIK

SA

JUM

LAH

S

EH

AT

% S

EH

AT

JUM

LAH

YG

A

DA

JUM

LAH

D

IPE

RIK

SA

JUM

LAH

S

EH

AT

% S

EH

AT

JUM

LAH

YG

A

DA

JUM

LAH

D

IPE

RIK

SA

JUM

LAH

S

EH

AT

% S

EH

AT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 241 KOTA AMBON 22 50 50 43 86.00 731 273 273 100.00 #DIV/0! #DIV/0! 781 323 316 97.83 2 MALUKU TENGAH 33 51 13 9 69.23 #DIV/0! 14 6 4 66.67 #DIV/0! 65 19 13 68.42 3 SERAM BAGIAN BARAT 17 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0!4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 17 17 12 70.59 72 65 10 15.38 5 5 1 20.00 64 30 7 0.23 158 117 30 25.64 5 BURU 9 24 21 0 - 82 39 57 146.15 10 10 0 - - - - #DIV/0! 116 70 57 81.43 6 BURU SELATAN 12 11 11 10 90.91 23 23 21 91.30 5 3 3 100.00 6 6 5 0.83 45 43 39 90.70 7 KOTA TUAL 13 8 8 8 100.00 31 31 6 19.35 #DIV/0! #DIV/0! 39 39 14 35.90 8 MALUKU TENGGARA 15 10 10 10 100.00 58 58 58 100.00 8 8 7 87.50 14 12 10 0.83 90 88 85 96.59 9 MALUKU TENGGARA BARAT 13 10 10 6 60.00 46 32 12 37.50 4 4 1 25.00 - - - #DIV/0! 60 46 19 41.30 10 KEPULAUAN ARU 24 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0!11 MALUKU BARAT DAYA 12 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0!

JUMLAH PROV 189

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KABUPATEN/KOTA

JUMLAH TUPM

NO PUSKESMAS

HOTEL PASAR TUPM LAINNYARESTORAN/R-MAKAN

KABUPATEN/KOTA

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA %

1 2 3 4 2 6 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 KOTA AMBON 22 33 33 100.00 308 307 99.68 391 383 732 723 98.77 2 MALUKU TENGAH 33 84 48 57.14 1 - - 437 189 43.25 29 29 100.00 - - - - - - 551 266 48.28 3 SERAM BAGIAN BARAT 17 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - #DIV/0!4 SERAM BAGIAN TIMUR 19 54 54 100.00 8 6 75.00 241 52 21.58 239 38 15.90 92 29 5 1 639 180 28.17 5 BURU 9 48 - 3 1 33.33 113 - #DIV/0! 164 1 0.61 6 BURU SELATAN 12 45 35 77.78 7 6 85.71 125 79 63.20 93 11 11.83 101 4 2 - 373 135 36.19 7 KOTA TUAL 13 14 13 92.86 #DIV/0! 79 66 83.54 #DIV/0! 93 79 84.95 8 MALUKU TENGGARA 15 102 94 92.16 5 5 100.00 225 212 94.22 209 196 93.78 56 54 38 22 635 583 91.81 9 MALUKU TENGGARA BARAT 13 96 85 88.54 #DIV/0! 284 210 73.94 111 74 66.67 117 608 369 60.69 10 KEPULAUAN ARU 24 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - #DIV/0!11 MALUKU BARAT DAYA 12 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - #DIV/0!

189 #DIV/0!

Sumber: …………………….. (sebutkan

PUSKESMASSARANA PENDIDIKAN SARANA IBADAH

INSTALASIPENGOLAHAN AIR

MINUM

SARANA PELAYANAN KESEHATAN

JUMLAH (KAB/KOTA)

TABEL 68

NO KABUPATEN/KOTA

PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KABUPATEN/KOTA

JUMLAHSARANA LAINPERKANTORAN

TABEL 72

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 151 KOTA AMBON 22 167 58.39 72 25.17 41 14.34 6 2.10 286 100 47 16.432 MALUKU TENGAH 33 136 31.55 233 54.06 58 13.46 4 0.93 431 100 431 100.003 SERAM BAGIAN BARAT 17 141 63.23 82 36.77 0 0 223 100 223 100.004 SERAM BAGIAN TIMUR 19 48 25.13 110 57.59 33 17.28 0 191 100 33 17.285 BURU 9 5 4.17 81 67.50 34 28.33 0 120 100 34 28.336 BURU SELATAN 12 104 89.66 12 10.34 0 0 116 100 91 78.457 KOTA TUAL 13 90 100.00 0 0 0 90 100 90 100.008 MALUKU TENGGARA 15 13 5.88 100 45.25 98 44.34 10 4.52 221 100 108 48.879 MALUKU TENGGARA BARAT 13 21 16.80 38 30.40 48 38.40 18 14.40 125 100 66 52.80

10 KEPULAUAN ARU 24 139 90.26 8 5.19 7 4.55 0 154 100 149 96.7511 MALUKU BARAT DAYA 12 152 84.44 28 15.56 0 0 180 100 180 100.00

JUMLAH PROV 189 1016 47.54 764 35.75 319 14.93 38 1.78 2137 100 1452 67.951.33

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

RASIO POSYANDU PER 100 BALITA

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KABUPATEN/KOTA

POSYANDU PRATAMA MADYA PURNAMA

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

MANDIRI JUMLAHPOSYANDU

AKTIFNO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS

TABEL 73

JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 KOTA AMBON 22 50 50 100.00 50 100.00 50 472 MALUKU TENGAH 33 171 171 100.00 65 38.01 122 4313 SERAM BAGIAN BARAT 17 92 92 100.00 92 100.00 50 2234 SERAM BAGIAN TIMUR 19 160 84 52.50 68 80.95 4 335 BURU 9 82 82 100.00 22 26.83 22 346 BURU SELATAN 12 79 25 31.65 18 72.00 6 917 KOTA TUAL 13 29 21 72.41 21 100.00 33 908 MALUKU TENGGARA 15 191 96 50.26 86 89.58 56 1089 MALUKU TENGGARA BAR 13 79 74 93.67 49 66.22 NA 66

10 KEPULAUAN ARU 24 119 31 26.05 31 100.00 31 14911 MALUKU BARAT DAYA 12 117 15 12.82 15 100.00 13 180

JUMLAH PROV 189 1,169 741 63.39 517 69.77 387 1,452

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013

DESA SIAGA AKTIFPOSYANDU

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KABUPATEN/KOTA

NO KABUPATEN/KOTAJUMLAH

DESA/ KELURAHAN POSKESDESPUSKESMAS

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

DESA SIAGA

TABEL 74

R SPESIALIS a DOKTER UMUML P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 14 9 10 111 KOTA AMBON 0 0 0 7 19 26 7 19 26 2 10 122 MALUKU TENGAH 0 0 0 86 3 89 86 3 89 40 0 403 SBB 0 0 0 4 12 16 4 12 16 2 3 54 SBT 0 0 0 10 7 17 10 7 17 0 3 35 BURU 0 0 0 13 0 13 13 0 13 2 0 26 MALRA 0 0 0 6 16 22 6 16 22 3 5 87 KEP. ARU 0 0 0 7 8 15 7 8 15 0 4 48 MTB 0 0 0 2 2 4 2 2 4 0 0 09 TUAL 0 0 0 4 9 13 4 9 13 0 3 310 MBD 0 0 0 0 7 7 0 7 7 0 1 111 BURSEL 0 0 0 5 7 12 5 7 12 0 0 0

0 0 0 144 90 234 144 90 234 49 29 781 RSUD dr. M. Haulussy 14 10 24 2 12 14 16 22 38 0 4 42 RS Tulehu 0 0 0 4 6 10 4 6 10 0 2 2

3 RS Khusus Daerah Provinsi Maluku 2 1 3 3 4 7 5 5 10 0 0 0

4 Rumkit Tk. III dr. J. A. Latumeten 11 2 13 4 1 5 15 3 18 1 2 35 Rumkit Al dr. F. X. Suhardjo 2 0 2 1 0 1 3 0 3 1 2 36 RS Bhayangkara Ambon 2 0 2 0 5 5 2 5 7 0 1 17 RSU Masohi 2 0 2 6 14 20 8 14 22 0 0 08 RS Saparua 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 19 RS Banda 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 0 010 RS Piru 0 0 0 7 0 7 7 0 7 1 0 111 RS Bula 1 0 1 2 3 5 3 3 6 0 0 012 RSU Namlea 3 0 3 4 4 8 7 4 11 0 1 113 RSU Karel Sadsuitubun 2 0 2 1 10 11 3 10 13 1 0 114 RS Cenderawasih Dobo 0 0 0 4 2 6 4 2 6 0 1 115 RSUD dr. P. P. Magretty 0 2 2 4 2 6 4 4 8 1 0 116 RS Bergerak Saumlaki 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 017 RSUD Bergerak Tiakur 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 0 018 RSUD Namrole 0 0 0 0 6 6 0 6 6 0 0 019 RS Al Fattah 9 1 10 0 6 6 9 7 16 0 0 020 RS Sumber Hidup 1 1 2 2 5 7 3 6 9 0 1 121 RS BHAKTI Rahayu 9 2 11 0 4 4 9 6 15 0 0 022 RS Hative Passo 2 2 4 1 1 2 3 3 6 0 0 023 RS Hati Kudus 1 0 1 2 0 2 3 0 3 0 1 124 RS Fatimah 0 0 0 2 0 2 2 0 2 0 0 0

61 21 82 50 89 139 111 110 221 5 16 21

0 0 0 1 3 4 1 3 4 0 0 0

1 Balai Kesehatan Paru Masyarakat 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 0 0

2 Laboratorium Kesehatan 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 0 0

3 Balai Penelitian dan Pelatihan Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

#REF! 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 11 11 22 11 11 22 1 3 4Dinkes Provinsi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Kota Ambon 0 0 0 1 3 4 1 3 4 0 1 1Maluku Tengah 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 0 0Seram Bagian Barat 0 0 0 4 2 6 4 2 6 0 0 0Seram Bagian Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Buru 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0Maluku Tenggara 0 0 0 2 1 3 2 1 3 0 0 0Kep. Aru 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1Maluku Tenggara Barat 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 1 1Kota Tual 0 0 0 1 2 3 1 2 3 1 0 1Maluku Barat Daya 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0Buru Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

61 21 82 206 193 399 267 214 481 55 48 103

Sumber: Sub Bagian Perencanaan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, 2013

JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATANPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)

JUMLAH DOKTER GIGI bNO UNIT KERJA

Keterangan : a termasuk S3 b termasuk Dokter Gigi Spesialis

JUMLAH (KAB/KOTA)

RASIO TERHADAP 100.000 PDDK

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT (Poltekkes)

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA

TABEL 75

BIDAN PERAWAT

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 15 16 171 KOTA AMBON 54 57 111 0 0 0 13 70 83 14 97 111 14 97 194 4 13 172 MALUKU TENGAH 253 98 351 0 0 0 62 9 71 216 3 219 216 3 290 0 0 03 SBB 82 47 129 2 4 6 27 76 103 69 68 137 71 72 246 2 2 44 SBT 15 26 41 0 0 0 52 104 156 10 23 33 10 23 189 0 0 05 BURU 32 93 125 0 0 0 69 0 69 62 0 62 62 0 131 1 0 16 MALRA 68 8 76 0 0 0 11 73 84 35 71 106 35 71 190 3 1 47 KEP. ARU 25 4 29 0 1 1 10 27 37 97 114 211 97 115 249 1 1 28 MTB 19 13 32 0 1 1 16 49 65 38 64 102 38 65 168 4 6 109 TUAL 23 13 36 0 1 1 9 60 69 20 17 37 20 18 107 1 0 1

10 MBD 31 10 41 1 0 1 20 39 59 53 43 96 54 43 156 0 1 111 BURSEL 11 19 30 0 0 0 19 47 66 6 5 11 6 5 77 0 0 0

613 388 1001 3 7 10 308 554 862 620 505 1125 623 512 1997 16 24 401 RSUD dr. M. Haulussy 24 50 74 5 11 16 37 148 185 17 83 100 22 94 301 0 2 22 RS Tulehu 9 26 35 2 3 5 4 69 73 4 19 23 6 22 101 0 0 03 RS Khusus Daerah Provinsi Maluku 3 1 4 1 2 3 17 34 51 2 2 4 3 4 58 0 0 04 Rumkit Tk. III dr. J. A. Latumeten 5 8 13 0 1 1 18 46 64 15 5 20 15 6 85 1 0 15 Rumkit Al dr. F. X. Suhardjo 1 0 1 0 0 0 5 4 9 2 2 4 2 2 13 1 0 16 RS Bhayangkara Ambon 1 6 7 1 1 2 6 18 24 8 7 15 9 8 41 0 0 07 RSU Masohi 14 11 25 4 3 7 35 105 140 8 17 25 12 20 172 1 2 38 RS Saparua 13 2 15 0 0 0 3 4 7 17 23 40 17 23 47 0 0 09 RS Banda 0 1 1 0 0 0 3 5 8 2 1 3 2 1 11 0 0 0

10 RS Piru 4 5 9 5 0 5 13 14 27 4 10 14 9 10 46 0 0 011 RS Bula 1 10 11 0 4 4 8 47 55 4 9 13 4 13 72 0 1 112 RSU Namlea 6 16 22 2 2 4 7 54 61 6 14 20 8 16 85 0 1 113 RSU Karel Sadsuitubun 22 0 22 0 0 0 1 39 40 10 32 42 10 32 82 1 2 314 RS Cenderawasih Dobo 10 3 13 3 4 7 5 17 22 11 18 29 14 22 58 0 1 115 RSUD dr. P. P. Magretty 16 7 23 0 2 2 5 35 40 3 22 25 3 24 67 0 3 316 RS Bergerak Saumlaki 0 1 1 0 1 1 2 7 9 0 0 0 0 1 10 0 0 017 RSUD Bergerak Tiakur 0 2 2 0 0 0 3 2 5 1 2 3 1 2 8 0 0 018 RSUD Namrole 2 16 18 0 7 7 4 28 32 1 4 5 1 11 44 0 0 019 RS Al Fattah 0 12 12 0 0 0 6 24 30 4 14 18 4 14 48 0 0 020 RS Sumber Hidup 4 2 6 0 0 0 4 42 46 1 11 12 1 11 58 0 0 021 RS BHAKTI Rahayu 0 4 4 0 0 0 2 11 13 0 2 2 0 2 15 0 0 022 RS Hative Passo 1 5 6 0 3 3 2 18 20 0 8 8 0 11 31 0 0 0

23 RS Hati Kudus 0 2 2 0 1 1 2 26 28 0 3 3 0 4 32 0 0 0

24 RS Fatimah 1 0 1 0 0 0 1 10 11 1 2 3 1 2 14 0 0 0

137 190 327 23 45 68 193 807 1000 121 310 431 144 355 1499 4 12 16SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 1 0 1 5 21 26 3 11 14 4 11 41 0 0 0

1 Balai Kesehatan Paru Masyarakat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 02 Laboratorium Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 6 7 1 6 8 0 0 03 Balai Penelitian dan Pelatihan Kesehatan 0 0 0 1 0 1 5 20 25 2 5 7 3 5 33 0 0 0

Gudang Farmasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 032 20 52 1 4 5 32 40 72 28 17 45 61 61 122 0 0 0

Dinkes Provinsi 0 2 2 0 0 0 4 0 4 2 2 4 2 2 8 0 0 0Kota Ambon 2 1 3 0 1 1 5 5 10 2 1 3 2 2 14 0 0 0Maluku Tengah 3 3 6 0 0 0 4 5 9 0 0 0 0 0 9 0 0 0Seram Bagian Barat 1 3 4 0 0 0 6 2 8 2 1 3 2 1 11 0 0 0Seram Bagian Timur 3 0 3 0 0 0 3 4 7 0 1 1 0 1 8 0 0 0Buru 5 3 8 0 0 0 1 4 5 4 3 7 4 3 12 0 0 0Maluku Tenggara 1 2 3 0 1 1 0 2 2 0 2 2 0 3 5 0 0 0Kep. Aru 4 0 4 0 0 0 2 1 3 7 3 10 7 3 13 0 0 0Maluku Tenggara Barat 2 3 5 0 0 0 0 1 1 3 0 3 3 0 4 0 0 0Kota Tual 3 0 3 0 0 0 2 0 2 4 3 7 4 3 9 0 0 0Maluku Barat Daya 5 0 5 0 0 0 3 1 4 1 1 2 1 1 6 0 0 0Buru Selatan 3 3 6 1 2 3 2 15 17 3 0 3 4 2 23 0 0 0

782 598 1380 28 56 84 538 1422 1960 772 843 1615 1338 2321 3659 20 36 56

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATANPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)

SARJANA KEPERAWATAN a DIII PERAWAT DI PERAWAT b JUMLAH PERAWAT GIGIBIDAN DIIIBIDAN JUMLAH

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLATDINAS KESEHATAN KAB/KOTA

RASIO TERHADAP 100.000 PDDK

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)

NO UNIT KERJA

Keterangan : a termasuk S2 dan S3 b termasuk SLTA, D-I, dan D-II

*bidan pns

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber: Sub Bagian Perencanaan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, 2013

TABEL 76

TENAGA KEFARMASIAN TENAGA GIZI

D-III FARMASI DAN ASS APOTEKER D-IV/SARJANA GIZI a DI DAN D-III GIZI

L P L + P L P L + P L P L + P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 KOTA AMBON 2 6 8 3 11 14 5 17 22 0 3 3 1 28 29 1 31 322 MALUKU TENGAH 0 0 0 1 0 1 1 0 1 24 0 24 22 0 22 46 0 463 SBB 0 10 10 0 1 1 0 11 11 0 0 0 2 20 22 2 20 224 SBT 0 4 4 0 0 0 0 4 4 0 0 0 2 15 17 2 15 175 BURU 1 0 1 4 0 4 5 0 5 0 0 0 11 0 11 11 0 116 MALRA 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2 14 16 2 14 167 KEP. ARU 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 3 4 7 3 4 78 MTB 0 1 1 0 1 1 0 2 2 0 0 0 1 17 18 1 17 189 TUAL 0 8 8 1 2 3 1 10 11 0 0 0 1 13 14 1 13 14

10 MBD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 18 20 2 18 2011 BURSEL 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 15 19 4 15 19

3 31 34 9 15 24 12 46 58 24 3 27 51 144 195 75 147 222RSUD dr. M. Haulussy 0 14 14 2 9 11 2 23 25 0 2 2 5 20 25 5 22 27RS Tulehu 1 7 8 0 0 0 1 7 8 0 0 0 2 12 14 2 12 14RS Khusus Daerah Provinsi Maluku 0 2 2 0 0 0 0 2 2 0 1 1 1 9 10 1 10 11Rumkit Tk. III dr. J. A. Latumeten 1 1 2 5 3 8 6 4 10 0 0 0 1 1 2 1 1 2Rumkit Al dr. F. X. Suhardjo 1 0 1 1 2 3 2 2 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0RS Bhayangkara Ambon 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0RSU Masohi 0 6 6 0 2 2 0 8 8 0 2 2 0 4 4 0 6 6RS Saparua 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1

` RS Banda 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2RS Piru 2 3 5 0 0 0 2 3 5 0 0 0 1 3 4 1 3 4RS Bula 0 4 4 0 0 0 0 4 4 0 0 0 0 4 4 0 4 4RSU Namlea 0 6 6 0 4 4 0 10 10 0 0 0 1 5 6 1 5 6RSU Karel Sadsuitubun 3 5 8 1 6 7 4 11 15 0 3 3 1 7 8 1 10 11RS Cenderawasih Dobo 1 3 4 0 0 0 1 3 4 3 2 5 1 3 4 4 5 9RSUD dr. P. P. Magretty 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 6 6 0 6 6

1 RS Bergerak Saumlaki 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 RSUD Bergerak Tiakur 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 RSUD Namrole 0 4 4 0 0 0 0 4 4 0 1 1 1 9 10 1 10 111 RS Al Fattah 1 4 5 0 0 0 1 4 5 0 0 0 0 4 4 0 4 4 RS Sumber Hidup 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 01 RS BHAKTI Rahayu 0 1 1 1 1 2 1 2 3 0 0 0 0 2 2 0 2 2 RS Hative Passo 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 11 RS Hati Kudus 0 2 2 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 RS Fatimah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 63 75 11 28 39 23 91 114 3 11 14 15 93 108 18 104 1220 2 2 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 9 9 0 9 9

1 Balai Kesehatan Paru Masyarakat 0 2 2 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 7 7 0 7 72 Laboratorium Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Balai Penelitian dan Pelatihan Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 2 2

4 Gudang Farmasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 013 48 61 4 6 10 17 54 71 0 0 0 6 35 41 6 35 41

Dinkes Provinsi 0 3 3 0 1 1 0 4 4 0 0 0 0 5 5 0 5 5Kota Ambon 1 2 3 2 0 2 3 2 5 0 0 0 1 1 2 1 1 2Maluku Tengah 2 3 5 1 1 2 3 4 7 0 0 0 1 2 3 1 2 3Seram Bagian Barat 2 13 15 0 0 0 2 13 15 0 0 0 1 2 3 1 2 3Seram Bagian Timur 0 4 4 0 0 0 0 4 4 0 0 0 0 3 3 0 3 3Buru 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 4 1 3 4Maluku Tenggara 1 12 13 1 2 3 2 14 16 0 0 0 1 3 4 1 3 4Kep. Aru 1 4 5 0 1 1 1 5 6 0 0 0 1 2 3 1 2 3Maluku Tenggara Barat 1 4 5 0 0 0 1 4 5 0 0 0 0 3 3 0 3 3Kota Tual 3 3 6 0 0 0 3 3 6 0 0 0 0 4 4 0 4 4Maluku Barat Daya 2 0 2 0 1 1 2 1 3 0 0 0 0 2 2 0 2 2Buru Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5 0 5 5

28 144 172 24 49 73 52 193 245 27 14 41 72 281 353 99 295 394

NO

PROVINSI MALUKUTAHUN 2013

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)

UNIT KERJA JUMLAH JUMLAHAPOTEKER DANSARJANA FARMASI a

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLATDINAS KESEHATAN KAB/KOTA

JUMLAH (KAB/KOTA)

RASIO TERHADAP 100.000 PDDK

TABEL 77

TENAGA KESMAS TENAGASANITASI

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 141 KOTA AMBON 0 5 5 0 0 0 0 5 5 9 23 322 MALUKU TENGAH 3 1 4 0 0 0 3 1 4 20 0 203 SBB 0 8 8 0 0 0 0 8 8 9 14 234 SBT 4 16 20 0 0 0 4 16 20 7 12 195 BURU 5 0 5 0 0 0 5 0 5 11 1 126 MALRA 1 3 4 0 0 0 1 3 4 5 4 97 KEP. ARU 1 3 4 0 0 0 1 3 4 4 2 68 MTB 0 4 4 0 0 0 0 4 4 10 4 149 TUAL 2 12 14 0 0 0 2 12 14 0 4 4

10 MBD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 11 2111 BURSEL 1 0 1 0 0 0 1 0 1 6 4 10

17 52 69 0 0 0 17 52 69 91 79 1701 RSUD dr. M. Haulussy 5 12 17 0 0 0 5 12 17 7 8 152 RS Tulehu 3 5 8 0 0 0 3 5 8 3 6 93 RS Khusus Daerah Provinsi Maluku 3 1 4 0 0 0 3 1 4 2 4 64 Rumkit Tk. III dr. J. A. Latumeten 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 05 Rumkit Al dr. F. X. Suhardjo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 06 RS Bhayangkara Ambon 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 07 RSU Masohi 7 5 12 0 0 0 7 5 12 3 5 88 RS Saparua 1 0 1 0 0 0 1 0 1 2 0 28 RS Banda 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 19 RS Piru 1 3 4 0 0 0 1 3 4 2 2 4

10 RS Bula 2 5 7 0 0 0 2 5 7 2 3 511 RSU Namlea 1 7 8 0 0 0 1 7 8 1 4 512 RSU Karel Sadsuitubun 1 8 9 0 0 0 1 8 9 1 0 113 RS Cenderawasih Dobo 1 4 5 0 0 0 1 4 5 2 1 314 RSUD dr. P. P. Magretty 1 7 8 0 0 0 1 7 8 2 2 415 RS Bergerak Saumlaki 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 015 RSUD Bergerak Tiakur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 016 RSUD Namrole 1 9 10 0 0 0 1 9 10 0 7 717 RS Al Fattah 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 218 RS Sumber Hidup 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 019 RS BHAKTI Rahayu 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 020 RS Hative Passo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 021 RS Hati Kudus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 022 RS Fatimah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 28 68 96 0 0 0 28 68 96 29 43 722 7 9 0 0 0 2 7 9 3 5 8

1 Balai Kesehatan Paru Masyarakat 0 2 2 0 0 0 0 2 2 1 1 22 Laboratorium Kesehatan 1 1 2 0 0 0 1 1 2 0 1 13 Balai Penelitian dan Pelatihan Kesehatan 1 4 5 0 0 0 1 4 5 2 3 54 Gudang Obat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

RASIO TERHADAP 100.000 PDDK0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 048 105 153 0 2 2 48 107 155 35 31 66

1 Dinkes Provinsi 8 36 44 0 0 0 8 36 44 5 4 92 Kota Ambon 3 5 8 0 0 0 3 5 8 6 5 113 Maluku Tengah 3 12 15 0 0 0 3 12 15 4 5 94 Seram Bagian Barat 5 2 7 0 0 0 5 2 7 4 3 75 Seram Bagian Timur 5 12 17 0 0 0 5 12 17 2 4 66 Buru 3 9 12 0 0 0 3 9 12 6 2 87 Maluku Tenggara 5 3 8 0 0 0 5 3 8 2 2 48 Kep. Aru 2 6 8 0 0 0 2 6 8 2 1 39 Maluku Tenggara Barat 5 2 7 0 1 1 5 3 8 1 1 2

10 Kota Tual 2 6 8 0 1 1 2 7 9 1 1 211 Maluku Barat Daya 3 2 5 0 0 0 3 2 5 2 3 512 Buru Selatan 4 10 14 0 0 0 4 10 14 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 95 232 327 0 2 2 95 234 329 158 158 316

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATANPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)

NO UNIT KERJA JUMLAHSARJANA KESMAS a D-III KESMAS b

Keterangan: a termasuk S2 dan S3

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLATDINAS KESEHATAN KAB/KOTA

Sumber: Sub Bagian Perencanaan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, 2013

TABEL 78

ANALIS LAB. TEM & P.RONTG P.ANESTESIL P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 171 KOTA AMBON 0 7 7 0 0 0 0 0 0 0 7 7 0 0 02 MALUKU TENGAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 03 SBB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 04 SBT 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 05 BURU 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 06 MALRA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 17 KEP. ARU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 28 MTB 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 09 TUAL 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 1 1

10 MBD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 111 BURSEL 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 9 12 0 0 0 0 0 0 3 9 12 0 5 51 RSUD dr. M. Haulussy 0 4 4 9 9 18 3 3 6 12 16 28 2 2 42 RS Tulehu 0 3 3 3 3 6 1 0 1 4 6 10 0 3 33 RS Khusus Daerah Provinsi Maluku 0 0 0 1 2 3 0 0 0 1 2 3 0 2 24 Rumkit Tk. III dr. J. A. Latumeten 0 0 0 3 0 3 0 0 0 3 0 3 0 1 15 Rumkit Al dr. F. X. Suhardjo 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 2 1 0 16 RS Bhayangkara Ambon 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 07 RSU Masohi 1 2 3 3 3 6 1 1 2 5 6 11 1 2 38 RS Saparua 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 08 RS Banda 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09 RS Piru 2 1 3 3 0 3 2 0 2 7 1 8 0 0 0

10 RS Bula 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 2 2 0 0 011 RSU Namlea 0 4 4 2 6 8 2 0 2 4 10 14 0 0 012 RSU Karel Sadsuitubun 2 3 5 4 0 4 0 1 1 6 4 10 0 0 013 RS Cenderawasih Dobo 1 1 2 2 1 3 1 0 1 4 2 6 0 0 014 RSUD dr. P. P. Magretty 1 0 1 1 4 5 2 0 2 4 4 8 0 4 415 RS Bergerak Saumlaki 1 1 2 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 015 RSUD Bergerak Tiakur 0 0 0 2 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 016 RSUD Namrole 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 017 RS Al Fattah 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 018 RS Sumber Hidup 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 019 RS BHAKTI Rahayu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 020 RS Hative Passo 0 0 0 1 2 3 0 0 0 1 2 3 0 0 021 RS Hati Kudus 0 0 0 5 2 7 0 0 0 5 2 7 0 3 322 RS Fatimah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 22 30 41 34 75 13 5 18 62 61 123 4 17 210 8 8 1 3 4 0 0 0 1 11 12 0 0 0

1 Balai Kesehatan Paru Masyarakat 0 2 2 1 3 4 0 0 0 1 5 6 0 0 02 Laboratorium Kesehatan 0 6 6 0 0 0 0 0 0 0 6 6 0 0 0

3 Balai Penelitian dan Pelatihan Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Gudang Obat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 02 4 6 3 1 4 0 0 0 5 5 10 0 0 0

1 Dinkes Provinsi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 02 Kota Ambon 0 3 3 3 1 4 0 0 0 3 4 7 0 0 03 Maluku Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 04 Seram Bagian Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05 Seram Bagian Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 06 Buru 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 07 Maluku Tenggara 2 1 3 0 0 0 0 0 0 2 1 3 0 0 08 Kep. Aru 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09 Maluku Tenggara Barat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Kota Tual 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 010 Maluku Barat Daya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 011 Buru Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

13 43 56 45 38 83 13 5 18 71 86 157 4 22 26

JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATANPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

TENAGA TEKNISI MEDIS FISIOTERAPISJUMLAH

JUMLAH (KAB/KOTA)

RASIO TERHADAP 100.000 PDDK

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)

NO UNIT KERJA

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLATDINAS KESEHATAN KAB/KOTA

Tabel 79

Rupiah %1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD PROVINSI 17,404,514,341 6.70

2 APBN : 242,369,473,587 93.30Dana Dekonsentrasi 25,017,296,000 9.63 Dana Alokasi Khusus (DAK) 90,783,587,587 34.95Jamkesmas dan Jampersal 51,713,440,000 19.91Dana Tugas Pembantuan 35,433,150,000 13.64BOK 39,422,000,000 15.18

3 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)(sebutkan project dan sumber dananya)

4 SUMBER PEMERINTAH LAIN

259,773,987,928

159,525.86

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTAPROVINSI MALUKU

TAHUN 2013

ALOKASI ANGGARAN KESEHATANNO SUMBER BIAYA

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA

Sumber : Sub Bagian Keuangan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, 2013