profil guru dan murid menurut al-ghazali

Upload: ariadi

Post on 09-Jul-2015

6.866 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

i PROFIL GURU DAN MURID DALAM PERSPEKTIF AL-GHAZALI SKRIPSI Oleh : Yanuar Hadi (05110023) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG (UIN)MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG April, 2009 ii PROFIL GURU DAN MURID DALAM PERSPEKTIF AL-GHAZALI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malanguntuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh GelarStrata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh : Yanuar Hadi (05110023) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG (UIN)MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG April, 2009 iii PROFIL GURU DAN MURID DALAM PERSPEKTIF AL-GHAZALI SKRIPSI Oleh : Yanuar Hadi (05110023) Telah DisetujuiPada Tanggal: 7 April 2009 Oleh : Dosen Pembimbing Drs. H. Moh. Padil, M. Pd.I NIP. 150 267 235 Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Islam Drs. H. Moh. Padil, M. Pd.I NIP. 150 267 235 iv PROFIL GURU DAN MURID DALAM PERSPEKTIF AL-GHAZALI SKRIPSI Dipersiapkan dan disusun oleh Yanuar Hadi (05110023) Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 14 April 2009 dengan nilai A dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratanuntuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada tanggal: 14 April 2009. Panitia Ujian Tanda Tangan Ketua Sidang Drs. H. Moh. Padil, M. Pd.I :__________________________ NIP. 150 267 235

Sekretaris Sidang Marno, M.Ag :__________________________ NIP. 150 321 639 Pembimbing Drs. H. Moh. Padil, M. Pd.I :__________________________ NIP. 150 267 235 Penguji Utama Dr. M. Zainuddin, M.A:__________________________ NIP. 150 275 502 Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang Prof. Dr. H.M. Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031 v HALAMAN PERSEMBAHAN Kalaupun karya ini ibarat secawan tirta muksha Maka biarkanlah orang-orang ini yang menenggaknya :Ibu dan Bapakku :Adikku:Calon Isteriku :dan Guruku Siti Amnah dan Khairul Anwar, ibu bapakku, cintanya tiada hingga Jika aku mati, aku yakin di hatinya adalah kuburku yang sebenarnya Ria Rahmita, Fauziah & Naisa Hafiza; adik-adikkku, suadara seumur hidup-Q Mampu menyesatkan dahaga berabadku Anifah, calon isteriku, bidadari yang berselendang bianglala Sesekali mengajakku mendendangkan kidung sorga di garba malam Sementara di taman Firdaus anak-anak bunga bergetar halus menahan malu untuk merekah Guru-Dosen-Q, di hatimu cahaya di atas cahaya merambati segenap tualang panjangku dan, Teman-temann-Q Tarbiyah UIN Malang JIHAD FI SABILILLAH..!!!

vi MOTTO .. > >> _!=9 '!. `-9!, . s 69 `. 9` `9 `.2 ).9 Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antaramerekaadayangberiman,dankebanyakanmerekaadalahorang-orang yang fasik. (Q.S. Al-Imran: 10) ` . ,_,` . ,_, ,. .` ., _' ` ,.. , `' . ` , `, , ` _ , `,_, ` _ ` ,` _ ,, ` '- ` , '-, -, , .,,_ , ,Dari Abu Darda: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Kelebihan seorang alim dari seorang abid (orang yang suka beribadah) seperti kelebihan bulan pada bintang-bintang, dan sesungguhnya para ulama itu pewaris nabi-nabi, mereka (para nabi) tidak mewariskan dinar, tetapi mewarisi ilmu, siapa yang mengambilnya, maka ambillah dengan bagian yang cukup. (H.R Turrmudzi). Abi Isa Muhammad bin Surah at-Turmudzi, al-Jmi al-Shahh wa Huwa Sunan al-Turmuz (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2000),.hlm. 478. vii Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi Yanuar Hadi Malang, 7 April 2009 Lampiran : 4 (Empat) Eksemplar Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang di Malang Assalamualaikum Wr. Wb. Sesudahmelakukanbeberapakalibimbingan,baikdarisegiisi,bahasa maupun tehnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini: Nama : Yanuar Hadi Nim : 05110023 Jurusan : Pendidikan Agama IslamJudul Skripsi:Profil Guru dan Murid Dalam PerspektifAl-Ghazali makaselakupembimbing,kamiberpendapatbahwaskripsitersebutsudahlayak diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalamualaikum Wr. Wb. Pembimbing, Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I NIP. 150 267 235 viiiSurat Pernyataan Denganinisayamenyatakan,bahwadalamskripsiinitidakterdapatkarya yangpernahdiajukanuntukmemperolehgelarkesarjanaanpasasuatuperguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernahditulisatauditerbitkanolehoranglain,kecualiyangsecaratertulisdiacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan. Malang, 7 April 2009 Yanuar Hadi ix KATA PENGANTAR PujisyukurAlhamdulillah,penulispanjatkankehadiratAllahSWT,yang telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya. Berkat rahmat dan petunjukNya, penulis dapatmenyelesaikanskripsiinidenganlancar.JudulSkripsiyangdiangkatadalah Profil Guru dan Murid Dalam Perspektif Al-Ghazali).Shalawatsertasalam,semogatetaptercurahkankepadajunjungankita bagindaNabiMuhammadSAW,parakeluarga,sahabatdanparapengikutnyayang telah membawa petunjuk kebenaran, untuk seluruh umat manusia, yang kita harapkan syafaatnya di akhirat kelak.Skripsi ini merupakan salah satu tugas yang wajib ditempuh oleh mahasiswa, sebagai tugas akhir Studi di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Jurusan Pendidikan Islam.Skripsiinidisusundenganbekalilmupengetahuanyangsangatterbatasdan amatjauhdarikesempurnaan,sehinggatanpabantuan,bimbingan dan petunjuk dari berbagaipihak,makasulitbagipenulisuntukmenyelesaikannya.Olehkarenaitu, dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa syukur, penulis berterima kasih kepada : 1.Bapak Prof. Dr. HImam Suprayogo, selaku Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, beserta para staffnya. x 2.BapakProf.Dr.H.M.DjunaidiGhony,selakuDekanFakultasTarbiyahUIN Maulana Malik Ibrahim Malang 3.BapakDrs.H.Moh.Padil,M.Pd.I,selakuKetuaJurusanPendidikanIslamUIN MaulanaMalikIbrahimMalangsekaligusDosenpembimbingyangtelah memberikan arahan dan bimbingan . 4.AyahandaKhairulAnwardanIbundaSitiAmnahsebagaipendidiksejatibagi penulis. Juga adik-adik penulis; Ria Rahmita, Fauziah & Naisa Hafiza. 5.Para Guru dan Dosen yang telah mendidik serta membimbing penulis hingga bisa seperti saat sekarang ini6.Teman-teman dari seluruh penjuru tanah air (khususnya Saokee Coky Hayitahe from:NegerigajahputihThailand,youaremybestfriend)yangsama-sama mengenyam pendidikan di campus tercinta UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, khususnya Fak. Tarbiyah, Jur. PAI. 7.Segenappihakyangtelahmemberibanyakmotivasidansemangatnyadalam pembuatan skripsi ini. Penulismenyadari,bahwaskripsiinimasihjauhdarikesempurnaan.Oleh karenaitu,sarandankritikkonstruktifdariberbagaipihaksangatdiharapkandemi terwujudnya karya yang lebih baik di masa mendatang. YaAllahSWTTerimaKasihatassegalarahmatdankaruniaMU sehingga hamba dapat menyelesaikan karya ini. Semoga dapat bermanfaat bagi siapa saja yang telah membacanya.Kepada kalian semualah Ku-persembahkan karyaku ini. Teman-teman Angkatan 2005 & Almamaterku Tercinta xi Sebagaiungkapanterimakasih,penulishanyamampuberdoa,semogasegala bantuanyangtelahdiberikankepadapenulis,diterimadisisi-NyadandijadikanNya sebagai amal shaleh serta mendapatkan imbalan yang setimpal. Akhirnya,penulisberharapsemogaskripsiinidapatbermanfaatbagipembacapada umumnya dan bagi penulis khususnya. Amin... Malang, 7 April 2009 Penulis xii PEDOMAN TRANSLITERASI PenulisantransliterasiArab-Latindalamskripsiinimenggunakanpedoman transliterasiberdasarkankeputusanbersamaMenteriAgamaRIdanMenteri PendidikandanKebudayaanRINo.158tahun1987danNo.0543b/U/1987yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut: A. Konsonan Tunggal Huruf Arab NamaHuruf LatinKeterangan AlifTidak dilambangkanTidak dilambangkan BB- TT- S (dengan titik di atas) JmJ- HHH (dengan titik di bawah) KhKh- DlD- lZ (dengan titik di atas) RR- ZaiZ- SnS- SynSy- SdSS (dengan titik di bawah) DdDD (dengan titik di bawah) TTT (dengan titik di bawah) ZZZ (dengan titik di bawah) AinKoma terbalik di atas GainG- FF- QfQ- KfK- LmL- MmM- NnN- WwuW- HH- -HamzahApostrofYYY xiiiB. Vokal VokalbahasaArabsepertibahasaIndonesia,terdiridarivokaltunggalatau monoftong dan fokal rangkap atau diftong. 1. Vokal Tunggal VokaltunggalbahasaArablambangnyaberupatandaatauharakatyang transliterasinya dapat diuraikan sebagai berikut: TandaNamaHuruf LatinNamaContoh Ditulis---Fathahaa ---Kasrahii --Munira ---Dammahuu

2. Vokal Rangkap Vokal rangkap Bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harkat dan huruf, transliterasinya sebagai berikut: TandaNamaHuruf LatinNamaContoh Ditulis ---Fathah dan yaaia dan i -,Kaifa ---Kasrahii ,Haula C. Maddah (vokal panjang) Maddahatauvokalpanjangyanglambangnyaberupaharkatdanhuruf, transliterasinya sebagai berikut: Fathah + Alif, ditulis Contoh '- ditulis Sla fathah+Alifmaksr ditulis Contoh _-, ditulis Yas Kasrah+Ymati ditulis Contoh -,=- ditulis Majd Dammah+Waumati ditulis Contoh ,-, ditulis Yaqlu D. Ta Marbt ah 1. Bila dimatikan, ditulis h: -Ditulis hibah ,=Ditulis jizyah xiv 2.3. Bila dihidupkan karena berangkai dengan kata lain, ditulis t: - --Ditulis nimatullh E. Syaddah (Tasydd) Untuk konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap: -=Ditulis iddah F. Kata Sandang Alif + Lm 1.Bila diikuti huruf qamariyah atau syamsiyah ditulus al- .='Ditulis al-rajulu --'Ditulis al-Syams G. Hamzah Hamzahyangterletakdiakhiratauditengahkalimatditulisapostrof. Sedangkan hamzah yang terletak di awal kalimat ditulis alif. Contoh: _,-Ditulis syaiun -='-Ditulis takhuu -Ditulis umirtu H. Huruf Besar HurufbesardalamtulisanLatindigunakansesuaidenganejaanyang diperbaharui (EYD). I.Penulisankata-katadalamrangkaiankalimatdapatditulismenurutbunyiatau pengucapan atau penulisannya. --' .Ditulis ahlussunnah atau ahl al-sunnah J. Pengecualian Sistem transliterasi ini tidak penulis berlakukan pada: a.Kata Arab yang sudah lazim dalam bahasa Indonesia, seperti: al-Quran b.Judul dan nama pengarang yang sudah dilatinkan, seperti Yusuf Qardawi c.Nama pengarang Indonesia yang menggunakan bahasa Arab, seperti Munir d.Nama penerbit Indonesia yang menggunakan kata Arab, misalnya al-bayan xv DAFTAR TABEL DAN GAMBAR Gambar b.1: Integrasi Ilmu-ilmu Allah ...69 Tabel 6.1: Konsep Belajar Perspektif Imam al-Ghazali ..................................75 Tabel 6.2: Lanjutan.........................................................................................76 Tabel 6.3: Pendekatan Belajar Perspektif Barat ..............................................77 Tabel 6.4 Pendekatan Belajar Perspektif Imam al-Ghazali............................78 xvi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I : Bukti Konsultasi ....................................................................... Lampiran II: Naskah Kitab Ihya Ulumuddin jilid I (Bab Ilmu)....................Lampiran III : Naskah Kitab Ringkasan Ihya Ulumuddin (Bab Ilmu) ........... Lampiran IV : Daftar Riwayat Hidup... xvii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.....................................................................................i HALAMAN JUDUL PENGAJUAN ii HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................iii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................iv HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................v HALAMAN MOTTO...................................................................................vi HALAMAN NOTA DINAS ..........................................................................vii HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................viii KATA PENGANTAR...................................................................................ix HALAMAN TRANSLITERASI..................................................................xi DAFTAR TABEL DAN GAMBAR .............................................................xiv DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................xv DAFTAR ISI ..................................................................................................xvi ABSTRAK.....................................................................................................xviii BAB I:PENDAHULUAN......................................................................1 A.Latar Belakang Masalah.........................................................1 B.Rumusan Masalah ...................................................................14 C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................14 D.Ruang Lingkup Penelitian......................................................15 E.Penegasan Istilah .....................................................................15 F.Metode Penelitian ....................................................................16 G.Sistematika Pembahasan .. 19 BAB II :KAJIAN PUSTAKA..................................................................21 A. Studi Terdahulu.......................................................................21 B. Pengertian Pendidik.................................................................24 C. Pengertian Anak Didik............................................................27 xviiiD. Hubungan Guru dan Murid.....................................................29 E. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam.........................................32 BAB III :PEMAPARAN HASIL PENELITIAN.....................................38 A. Biografi Imam al-Ghazali ........................................................38 1. Riwayat Hidup Imam al-Ghazali ..........................................38 2. Setting Sosial-politik dan Pengaruhnya bagi Pemikiran Imam al-Ghazali ...................................................................46 3. Karya-karya Imam al-Ghazali..............................................53 4. Klasifikasi Ilmu Perspektif Imam al-Ghazali .......................60 5. Pendidikan dalam Pemikiran Imam al-Ghazali ....................65 6. Konsep pendidikan menururt al-ghazali..70 7. Pengaruh Imam al-Ghazali dalam Dunia Pendidikan..........79 B. Profil Guru Dalam Perspektif Imam al-Ghazali......................80 1. Pengertian Guru...................................................................80 2. Syarat Kepribadian Guru.....................................................82 3. Tugas dan Kewajiban Guru ..................................................84 4. Kriteria Dalam Memilih Guru ..............................................85 C. Profil Murid Dalam Perspektif al-Ghazali ................................86 1 Pengertian Murid ...................................................................86 2. Tugas dan Kewajiban Murid ................................................86 3. Akhlak Murid Terhadap Guru ..............................................89 BAB IV :ANALISIS HASIL PENELITIAN............................................90 A. Profil Guru Dalam Perspektif Imam al-Ghazali........................90 1. Pengertian Guru..................................................................90 2. Syarat Kepribadian Guru....................................................97 3. Tugas dan Kewajiban Guru .................................................107 xix 4. Kriteria Dalam Memilih Guru .............................................111 B. Profil Murid Dalam Perspektif al-Ghazali ................................115 1 Pengertian Murid ..................................................................115 2. Tugas dan Kewajiban Murid ...............................................118 3. Akhlak Murid Terhadap Guru .............................................125 BAB V :PENUTUP......................................................................................129 A. Kesimpulan.............................................................................129 B. Saran ........................................................................................131 DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN-LAMPIRAN xx ABSTRAK YanuarHadi.ProfilGurudanMuridDalamPerspektifAl-Ghazali.Skripsi,Jurusan PendidikanAgamaIslam,FakultasTarbiyah,UniversitasIslamNegeri(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I Pendidikanmerupakanmasalahpentingyangmemperolehprioritasutama sejak awal kehidupan manusia. Bahkan Rasulullah Saw sendiri telah mengisyaratkan bahwaprosesbelajarbagisetiapmanusiaadalahsejakiamasihdalamkandungan ibunya,sampaiiasudahmendekatiliangkuburnya.Sebagaiagamayang mengutamakanpendidikan,makasepanjangkurunkehidupanumatIslamhingga kini,telahmunculbanyakahlipendidikanyangmenyumbangkanbuahpikirannya dalam bidang pendidikan. Dan pada umumnya sepakat menyatakan bahwa dari semua unsur pendidikan yang ada, guru dan murid menempati unsur yang utama dan taratas dari yang lain. Penelitianinimemilikirumusanmasalahdanruanglingkupyangakan membahasmengenaibagaimana profil guru danmuriddalam perspektif Al-Ghazali, sehingga bertujuan untuk mengetahui pandangan Al-Ghazali, tentang profil guru dan profil murid tersebut, serta dapat pula dijadikan rujukan bagi para guru maupun anak didik di masa sekarang ini. Penelitianiniadalahjenispenelitiankualitatifdanlebihspesifiknyaadalah penelitiankepustakaan(libraryresearch)denganmenggunakanmetodependekatan historis dan filosofis serta content analisys sebagai pisau analisisnya, kemudian hasil dari penelitian ini disajikan dalam bentuk deskriptif. Hasilpenelitianinimenunjukkanbahwa;Al-Ghazalimemilikikontribusi yangbesardalamrangkamembangunprofilgurudanmuridyangbaikdansesuai dengansyariatIslam.Halini terlihat dari Bagaimana Imamal-Ghazali memberikan pengertian, syarat, tugas dan kewajiban serta adab yang sejalan dengan tuntutan atau ajaranagamaIslam,baikbagigurumaupunmurid.Sehinggasecaraoperasional, konsepnyadapatdiaplikasikandandijadikanalternatifacuanbagiseorangguru maupunmuriddimasasekarang,khususnyadalamruanglingkuppendidikanIslam itu sendiri, namun harus tetap menggunakan bentuk pendekatan baru serta diperlukan penyempurnaan yang searah dengan perkembangan dan kemajuan zaman. Kata Kunci: profil Guru-Murid 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak didik merupakan generasi masa depan, pada diri merekalah harapan dan cita-cita baik bangsa maupun agama terletak. Murid atau anak didik adalah setiap orangyangmenerimapengaruhdariseseorangatausekelompokorangyang menjalankankegiatanpendidikan.Muridbukanlahhewan,namuniaadalah manusiayangmempunyaiakal.Muridadalahsalahsatuunsurmanusiawiyang sangatpentingdalamkegiataninteraksiedukatif.Iadijadikanpokokpersoalan dalamsemuagerakkegiatanpendidikandanpengajaran.Sebagaipokok persoalan,muridmemilikikedudukanyangmenempatiposisiyangmenentukan dalamsebuahinteraksi.Gurutidakmempunyaiartiapa-apatanpakehadiran muridsebagaisubyekpembinaan.Jadi,daripenjelasantersebutdiatasdapat ditarikkesimpulanbahwa,muridmerupakankunciyangmenentukanuntuk mewujudkan terjadinya interaksi edukatif.1 Lapanganpendidikandimanasaja,kegiatanmendidikberlangsungdalam masyarakat modern ini tidak hanya di lingkungan keluarga, namun disekolahpun pendidikan terhadap anak dapat dilaksanakan oleh guru-guru yang bersangkutan. Sekolahdisinibahkanmerupakanfollowupdaripendidikandilingkungan 1 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (suatu pendekatan teoritis psiklogis). Jakarta: rineka cipta. 2005, hlm. 51. 1 2 2 keluarga.Pendidikandisekolahinidapatdisebutpendidikanformal,artinya diselenggarakanatasdasarperaturandansyarat-syarattertentusertaalat-alat tertentupula.Disekolah,pendidikandanpengajarandilaksanakansecara bersama-sama,menurutpedoman-pedomanyangtelahditentukanoleh pemerintah maupun pada lingkup yang lebih kecil, yakni pemimpin sekolah yang bersangkutan.Misalnyapedomanmengenai:Kurikulumnya,Alat-alatnya, Organisasi sekolahnya, Sistem serta Metode-Metodenya dan sebagainya.2 Kesemuanya itu diarahkan kepada cita-cita yang diidam-idamkan oleh tujuan murnidaripendidikanitusendiri.MakadariitubagiorangIslamyang mendirikansekolah,madrasahataulembagapendidikanlainnyasudahtentu pedoman-pedomannyaditentukankearahusahamencapaicita-citayangmulia, yaitumembentukmanusiamuslimyangbertanggungjawabatasbangsadan agamanya untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.3 Dari keseluruhan perangkat pendidikan itu, maka menurut hemat penulis guru danmuriddapatdikatakanmenempatiperingkatyangutamadariproses pendidikanitusendiri.Untukitudiperlukanpemahamanyangmendalamdari keduanya.Guru-guruyangmenjalankantugasnyamendidikanaksudahtentu harussanggupmenjadialatdaripenyampaiancita-citakepadaanakyangtelah diamanahkankepadanya.Malahbagiguruagamakhususnyaharuslebihdariitu semuayakinharussanggupmenjadipendukungsebanar-benarnyaakancita-cita 2 Dr. H. Samsul Nizar, M.A. Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta:Ciputat Press, 2002), hlm. 25 3 Ibid., hlm. 26 3 3 itusehinggadirinyadimataanakdidiknyabetul-betulmerupakanpersonifikasi dariagamayangdiajarkannya.Itulahsebabnyagurusebagaipendidikharuslah memenuhisyarat-syaratsertatugasdantangungjawabnyabagipendidikanyang dilakukannyatersebut,baikdarisegijasmaniyahmaupunrohaniyahnya, sebagaimanayangjugaakandiungkapkanolehpenulispadaskripsiinidalam perspektif al-Ghazali pada bab atau pembahasan selanjutnya. Dalamperspektifpedagogis,muridadalahsejenismakhlukyang menghajatkanpendidikan.Dalamartiinimuriddisebutdengansejenismakhluk homoeducandum.Pendidikanmerupakankeharusanyangdiberikankepada anakdidik,iasebagaimanusiaberpotensiyangperludibinadandibimbing denganperantaraanguru.Potensianakdidikyangbersifatlatenperlu diaktualisasikanagarmerekatidaklagidikatakansebagaianimaleducable, yaitusejenishewanyangmemungkinkanuntukdididik,tetapianakdidikdisini haruslahtetapdianggapsebagaimanusiasecaramutlak,sebabanakdidik memang sejatinya manusia. Ia adalah sejenis makhluk manusia yang terlahir dari rahim seorang ibu. Anak didik adalah manusia yang memiliki potensi akal untuk dijadikan kekuatan agar menjadi manusia susila yang cakap.4 Sebagaimanusiayangberpotensi,makadidalamdirimuridadasuatudaya yangdapattumbuhdanberkembangdisepanjangusianya.Potensimuridsebagai dayayangtersedia,sedangkanpendidikansebagaialatampuhuntuk mengembangkandayatersebut.Bilamuridadalahsebagaikomponenintidalam 4 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag, Op.cit, hlm. 52 4 4 kegiatanpendidikan,makamuridlahsebagaipokokpersoalandalaminteraksi edukatif. Sebagai makhluk manusia, anak didik memiliki karekteristik. Menurut Sutari ImanBarnadib,Suwarno,danSitiMechati,5anakdidikmemilikikarekteristik tertentu, yakni : 1.Belummemilikipribadidewasasusilasehinggamasihmenjaditanggung jawab pendidik (guru) ; atau 2.Masihmenyempurnakanaspektertentudarikedewasaannya,sehinggamasih menjadi tangung jawab pendidik; 3.Memilikisifat-sifatdasarmanusiayangsedangberkembangsecaraterpadu yaitukebutuhanbiologis,rohani,social,inteligensi,emosi,kemampuan berbicara,anggotatubuhuntukbekerja(kaki,tangan,jari),latarbelakang sosial, latar belakang biologis (warna, kulit, bentuk tubuh, dan lainnya), serta perbedaan individual. Guru perlu memahami karekteristik anak didik sehingga mudah melaksanakan interaksiedukatif,Kegagalanmenciptakaninteraksiedukatifyangkondusif, berpangkaldarikedangkalanpemahamanguruterhadapkarekteristikanakdidik sebagaiindividu.Bahan,metode,sarana/alat,danevaluasi,tidakdapatberperan lebihbanyak,bilagurumengabaikanaspekanakdidik.Sebaiknyasebelumguru mempersiapkantahapan-tahapaninteraksiedukatif,gurumemahamikeadaan 5. Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag. Ibid, hlm. 52 5 5 anak didik. Ini penting agar apat mempersiapkan segala sesuatunya secara akurat, sehingga tercipta interaksi edukatif yang kondusif, efektif, dan efisien.6

Namun sebagaimana yang kita ketahui pada saat sekarang ini banyak generasi mudayangtelahkehilanganarahyangbenar,kehilanganidentitasdiridanlain sebagainya,yangnantipadaakhirnyaakanmerusakdanmenghancurkanbangsa maupun agama itu sendiri.Sebagai contoh, hampir disetiap kelas disekolah selalu ada saja murid (peserta didik)yangjahil,nakal,bandel,sulituntukdikendalikan,bahkanterlibatdalam aktivitasyangbernuansakekerasan,baikitupembentukankelompoktertentu (gank) dengan maksud yang sering tidak jelas, hingga aplikasi dilapangan dengan adanyatawuranantarmuridatausekolah(sebagaimanayangdiberitakanmedia cetak maupun elektronik). Halserupajugaternyataterjadipadakalanganpendidik,penulistidak bermaksudmemberikansteatmenburukkepadaguru,namundiakuiatautidak bahwapadafaktadilapanganmemangterdapatpenyimpanganyangdilakukan sebagianpendidik,meskipunjumlahnyadapatdikatakansedikit(minoritas),hal inijugaterungkapdandiangkatdimediabaikcetakmaupunelektronik, sebagaimana kenakalan yang terjadi pada pesrta didik. Halinisangatironi,mengingatbaikbangsamaupunagamaitusendiritidak mengingingkanakanterjadinyahal-halsepertiitu.Apabilahal-halsepertiini dibiarkantanpaadanyausahauntukmemperbaikinya,makaperlahan-lahan, 6 Ibid., hlm. 53 6 6 lambat-launbaikdisadariataupuntidakakanmenjadisuatutradisiyangburuk yangdapatmenjadipermasalahanyangsangatseriusbagiduniapendidikanitu sendiri.Olehkarenanyadibutuhkanusahabersamadalammenanggulangi persoalan ini agar dapat mencapai maksud dan tujuan pendidikan yang agung dan sangat mulia. Pendidikansendirisebagaiprosestransferilmudanpengetahuanhendaknya tidakhanyaberkuantitas,namunjugaberkualitas.Tidakhanyadidomonasioleh pelajaran-pelajaran ilmu pengetahuan umum, tapi juga harus di ikuti atau di dasari pengetahuan-pengetahuanmengenaiakhlak,moral,budipekerti,etikadan khususnyadanpalingutamaadalahpendidikanagama.Untukitusebelumnya dibutuhkanpemahamanyangmendalammengenaihakikatpendidikbagisiapa sajayangmenginginkangurusebagaiprofesidalamhidupnya,jugapemahaman yangmendalamtentunyatentanghakikatpesertadidikbagisiapasajayang hendakataupunyangmasihdansertaselalumenuntutilmu,yangkesemuanya dilandasiolehajaranagama,khususnyaIslam.Karenapendidikansendiri merupakansalahsatuaspekyangsangatsakraldanpentinguntukmembentuk generasiyangsiapmenggantitongkatestafetgenerasituadalamrangka membangunmasadepan.7Karenaitutidakhanyaguru(pendidik)yang mempersiapkandiridenganbaik,namunbagiparamurid(pesertadidik)juga harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. 7 Tim Dosen IAIN Sunan Ampel-Malang. Dasar-Dasar Kependidikan Islam, Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, (Surabaya: karya abditama, 1996), hlm. 58. 7 7 Salahsatufungsipendidikanadalahmemindahkannilai-nilai,ilmudan keterampilandarigenerasituakepadagenerasimudauntukmelanjutkandan memeliharaidentitasmasyarakattersebut.Dalamhalinibisadilaluidengan prosespengajarandanbelajar.Dahuluorangmenyangkabahwamengajar sebenarnyatidaklebihdarimemindahkanisikepalaseseorangguru,kalaulah ilmuituadadikepala,kepadakepalaseseorangataubeberapamurid.Dengan demikianterjadilahprosesbelajar.Dengankatalainbelajarsebenarnya,tidak ubahnyasepertimemindahkanisisuatukeranjangkepadakeranjang-keranjang lain.8 HasanLanggulungmenyebutkanbahwadalampendidikanmengandungdua aspek, Pertama: Aspek mengajar dan Kedua: Aspek belajar. Aspek mengajar itu hanyalahsuatucarauntukmemantapkanprosesbelajaritu.Sedangkanproses belajar berlaku apa sebanarnya yang terjadi pada manusia.9 DidalamUndang-undangSistemPendidikanNasionalNo.20tahun2003 pasal 37 ayat (1) ditegaskan bahwa: Kurikulumpendidikandasardanmenengahwajibmemuat:pendidikan agama,pendidikankewarganegaraan,bahasa,matematika,ilmupengetahuan alam,ilmupengetahuansosial,senidanbudaya,pendidikanjasmanidan olahraga, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal.10 8HasanLanggulung,Asas-AsasPendidikanIslam(Jakarta:PenerbitPustakaAl-Husana,1988),hlm. 250 9 Ibid., hlm. 23 10Undang-undangRepublikIndonesiaNo.20Tahun2003TentangSISDIKNAS(Bandung:Citra Umbara, 2003), hlm. 25-26. 8 8 Dalammasasekarangini,setiapsekolahmemerlukanguruyangtidakhanya profesional, namun juga memiliki spiritual (religius) yang baik, sehingga masing-masing anak didik akan mendapat pendidikan dan pembinaan dari berbagai orang guruyangmempunyaikepribadiandanmentalyangbaikpula.Setiapguruakan mempunyai pengaruh terhadap anak didik, pengaruh tersebut akan terjadi melalui pendidikandanpengajaranyangdilakukanbaikdengansengaja,maupuntidak sengajaolehguru,melaluisikap,gaya,danmacam-macampenampilan kepribadianguru.Dapatdikatakan,bahwakepribadianguruakanlebihbesar pengaruhnyadaripadakepandaiandanilmunya,terutamabagianakdidikyang masihdalamusiakanak-kanakdanmasameningkatremaja,yaitutingkat pendidikandasardanmenengah,karenaanakdidikpadatingkattersebutmasih dalammasapertumbuhandanperkembangankepribadiannya.Olehkarenaitu, setiapguruhendaknyamempunyaikepribadianyangpatutdicontohdan diteladani oleh anak didik, baik secara sengaja ataupun tidak. Guruadalahorangyangbekerjadalambidangpendidikandanpengajaran, yangikutbertanggungjawabdalammendidikdanmengajar,membantuanak untukmencapaikedewasaan.11Gurudalampandanganmasyarakatadalahorang yangmelaksanakanpendidikanditempat-tempattertentu,tidakterbatasdi lembagapendidikanformal,tetapibisajugadimasjid,mushala,dirumahdan sebagainya. 11 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 62. 9 9 Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Peranan dankewibawaanyangmenyebabkanseoranggurudihormati,sehinggamasyarakat tidakmeragukanfigurseorangguru.Masyarakatyakinbahwagurulahyang mendidik mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia. Guruadalahkomponenyangpentingdalampendidikan,yakniorangyang bertanggungjawabmencerdaskankehidupananakdidik,danbertanggungjawab atassegalasikap,tingkah laku dan perbuatan dalam rangka membina anak didik agarmenjadiorangyang bersusila yang cakap, berguna bagi nusa dan bangsa di masa yang akan datang. Pandangan tentang citra guru sebagai orang yang wajib digugu (dipatuhi) dan ditiru(diteladani)seharusnyatidakperludiragukankebenarannya,konsep keguruanklasiktersebutmengandaikanpribadigurusertaperbuatan kependidikanataukeguruanadalahtanpacela,sehingapantashadirsebagai manusiamodelyangideal.Halinitidaksesuaidengankenyataan.Jadi,guru wajib digugu dan ditiru tersebut perlu disikapi secara kritis dan realistis. Benarlah bahwagurudituntutmenjadi tauladan bagi siswa dan orang-orang sekelilingnya, tetapi guru adalah orang yang tidak pernah bebas dari cela dan kelemahan, justru salahsatukeutamaanguruhendaknyadiukurdarikegigihanusahaguruyang bersangkutanuntukmenyempurnakandiridankaryanya.Guruyangsempurna, ideal, selamanya tetap merupakan suatu cita-cita. 10 10 Ataspemikirandiatas,makaupayamenyiapkantenagagurumerupakan langkahutamadanpertamayangharusdilakukan.Dalamartiformaltugas keguruanbersikapprofesional,yaitutugasyangtidakdapatdiserahkankepada sembarangorang.12Dalamartian,gurutersebutharusmempunyaikemampuan untukmengerahkandanmembinaanakdidiknyasesuaidengannilai-nilai kehidupan yang luhur dan bermanfaat menurut pandangan agama.Pendidikyangpertamadanutamaadalahorangtua(ayahdanibu),karena adanyapertaliandarahyangsecaralangsungbertanggungjawabpenuhatas kemajuanperkembangananakkandungnya,karenasuksesanaknyamerupakan sukses orang tua juga. Orang tua disebut pendidik kodrati. Apabila orang tua tidak punyakemampuandanwaktuuntukmendidik,makamerekamenyerahkan sebagiantanggungjawabnyakepadaoranglainataulembagapendidikanyang berkompetensi untuk melaksanakan tugas mendidik. Seoranggurudituntutmampumemainkanperanandanfunginyadalam menjalankantugaskeguruannya.DalamIlmuPendidikanIslam,membagitugas guruadadua;Pertama,membimbinganakdidikmencaripengenalanterhadap kebutuhan,kesanggupan,bakat,minatdansebagainya.Kedua,menciptakan situasiuntukpendidikan,yaitusuatukeadaandimanatindakanpendidikandapat berlangsung dengan baik dan hasil memuaskan. 12Abuddin Nata,Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru dan Murid, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 1. 11 11 Untukmenjadiguruyangprofesionaltidaklahmudah,karenaiaharus memilikiberbagaikompetensikeguruan.Kompetensidasarbagipendidik ditentukan oleh tingkat kepekaannya dari bobot potensi dasar dan kecenderungan yangdimilikinya.Pontensidasarituadalahmilikindividusebagaihasilproses yangtumbuhkarenaadanyainayahAllahSWT,personifikasiibuwaktu mengandungdansituasiyangmempengaruhinyabaiklangsungmaupunmelalui ibu waktu mengandung atau faktor keturunan. Hal inilah yang digunakan sebagai pijakanbagiindividudalammenjalankanfungsinyasebagaikhalifahdanhamba Allah. Sebagaimanatelahdiuraikandiatas,bahwadalamajaranIslam,guru mendapatkan penghormatan dan kedudukan yang amat tinggi. Penghormatan dan kedudukanyangtinggiiniamatlogisdiberikankepadanya,karenadilihatdari jasanyayangdemikianbesardalammembimbing,mengarahkan,memberikan pengetahuan,membentukakhlakdanmenyiapkananakdidikagarsiap menghadapi hari depan dengan penuh keyakinan dan percaya diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi kekhalifahannya di muka bumi dengan baik.Sifat yang dimiliki guru adalah harus memiliki sifat zuhud, yaitu tidak sesuai dengan pendapat Mohammad Athiyah Al-Abrosyi, salah satu dari mengutamakan untukmendapatkanmateridalamtugasnya,melainkankarenamengharapkan keridhaan Allah semata-mata. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT: `-,. /3=`. > . 12 12 Artinya:Ikutilahorangyangtiadamintabalasankepada-Mu,danmereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. Yasin: 21)13 Initidakberartibahwaseorangguruharushidupmiskin,melarat,dan sengsara,melainkanbolehiamemilikikekayaansebagaimanalazimnyaorang laindaninitidakberartipulabahwagurutidakbolehmenerimapemberianatau upahdarimuridnya,melainkaniabolehsajamenerimanyapemberianupah tersebutkarenajasanyadalammengajar,tetapisemuainijangandiniatkandari awaltugasnya.Padaawaltugasnyahendaklahianiatkansemata-matakarena Allah. Dengan demikian, maka tugas guru akan dilaksanakan dengan baik, apakah dalam keadaan punya uang atau tidak ada uang. PenulissendirimenjadikanImamal-Ghazalisebagaitokohcentraldalam penelitianinikarenaselainkarenamemilikibanyakkarya(kitab/buku-buku karanganbeliau,maupunhasil-hasilpenelitiansebelumnyatentangbeliau) sehingga memudahkan peneliti dalam memperoleh informasi dan data, dan beliau telahpopulardikalanganumatIslam(termasukdalamduniapendidikanIslam khususnya),kemudianImamal-Ghazalijugamemilikipandanganyangberbeda dengan para ahli pendidikan yang lain mengenai tujuan pendidikan. Menurutnya, tujuanpendidikanadalahuntukmendekatkandirikepadaAllah,bukanuntuk mencarikedudukan,kemegahandankegagahanataumendapatkankedudukan yang menghasilkan uang.14 13 DEPAG RI, Al-Quran dan Terjemahnya, op. cit., hlm 708. 14 Abuddin Nata, Op. Cit., hlm. 162. 13 13 SelanjutnyaImamal-Ghazalijugamengklasifikasiilmumenjadibeberapa karakteristik,diantaranyailmumenurutbeliaudibagidalamduabagianbesar, yaitu: ilmu sebagai proses dan ilmu sebagai obyek. Ilmu sebagai obyek memiliki tigabagian,yaituilmuyangtercela,ilmuyangterpuji,danilmuyangterpuji dalambatas-batastertentu.DariketigailmuinikemudianImamal-Ghazali membagilagidalamduakelompok:ilmuyangfardluaindanilmuyangfardlu kifayah. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan pada pembahasan/bab selanjutnya. Kemudian dijumpai pula pendapat al-Ghazali bahwa hendaknya seorang guru tidakmengharapkanimbalan,balasjasaataupunucapanterimakasih,tetapi denganmengajaritubermaksudmencarikeridhaanAllahdanmendekatkandiri kepada-Nya.15 Mengenai masalah gaji guru, menurutnya, sosok guru ideal adalah yangmemilikimotivasimengajaryangtulusikhlas.Dalammengamalkan ilmunyasemata-matauntukbekaldiakhiratbukanuntukdunianya,sehingga tidakmengharapkanimbalan,danmenjadipanutansertamengajakpadajalan Allah dan mengajar itu harganya lebih tinggi dari pada harta benda. Selanjutnyamenurutpendapatal-Ghazali,untukmenjadimuridyangbaik yaituyangdapatmemenuhitugasyangdibebankanpadanya,salainbertakwa kepadaAllah,bersihjasmaninya, baik akhlaknya dan suci jiwanya, seorang juga hendaknya menanamkan niat yang benar dalam metuntut ilmu.16 15 Al-Ghazali, Terj., Zeid Husein Al-Hamid, Ringkasan Ihya Ulumuddin, Cet II,(Jakarta: Puastaka Amani, 2007), hlm. 15. 16 Ibid., hlm. 11 14 14 Denganmelihatsekilaspemaparanatauuraiantentangprofilguru,bahwa sosokguruadalahhalyangpalingpentingsertayangutamadalampendidikan, begitujugasosokmuridsangaturgendalampandangandanpemikiranAl-Ghazali.Olehkarenaitu,sangatrelevankiranyauntukdiujikeutamaannya, karenamasing-masingmemilikitugasdantanggungjawabyangberbedadalam sebuahkaryailmiahyangbersifatanalisiskritisdalamjudul:PROFILGURU DAN MURID DALAM PERSPEKTIF IMAM AL-GHAZALI B. Rumusan Masalah Berdasarkanlatarbelakangdiatas,makamasalahyangpenulisungkapkan meliputi: 1.Bagaimana profil guru dalam perspektifImam al-Ghazali ? 2.Bagaimana profil murid dalam perspektifImam al-Ghazali ? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Sesuaidenganrumusanmasalahdiatas,makatujuanyanghendakdicapai dalam penelititan ini adalah: 1.Untuk mengetahui profil guru dalam perspektifal-Ghazali2.Untuk mengetahui profil murid dalam perspektif al-Ghazali Sedangkan kegunaan dari penelitian ini antara lain: 1.Darihasilpenelitianinidapatdijadikansebagaitambahanataumasukan sekaligussebagaibahanpertimbanganbagilembagapendidikandalam 15 15 meningkatkanprestasibelajarmuridmaupunparaguruitusendiridalam pelaksanaan pendidikan (termasuk Pendidikan Agama Islam) 2.HasildaripenelitianinidapatdigunakansebagaipijakanpendidikanAgama IslamdalampengembanganpendidikanAgamaIslamkhususnyabagi tenaga pengajar dan peserta didik 3.Untukmenambahwawasanpraktissebagaipengalamanbagipenulissesuai dengan disipilin ilmu yang telah penulis tekuni selama ini D. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkanjudulyangpenulisangkatdalamkaryailmiahskripsiini,maka penelitianinidifokuskanpadaobyekkajiantentangprofilgurudanjuga pembahasan tantang profil murid dalam perspektif al-Ghazali. E.Penegasan Istilah Profil : Keterangan / penjelasan diri, sosok, Figure (bahasa Inggris); perawakan; postur; bangun badan; tipe; bentuk; wujud; sosok; tokoh; gambar.17 Profil Guru : Figur atau wujud (sosok) garis-garis besar sifat dan ciriAtau keterangan/ penjelasan diri sosok seorang guru. Profil Murid: Figur atau wujud (sosok) garis-garis besar sifat dan ciriketerangan / penjelasan diri sosok seorang murid. Al-Ghazali: Salah seorang tokoh pemikir di dalam dunia Islam yang 17 Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al-Banny, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), hlm. 177. 16 16 dikenal sebagai seorang teolog, filosof dan sufi, yanghidup di pemerintahan Bani Saljuk. Dilahirkan tahun 1059Masehi/450 Hijriyah di Thusia, yang nama lengkapnyaialah Abu Hamid bin Muhammad Al-Ghazali. F. Metode Penelitian 1.Pendekatan Penelitian Kualitatif a.PendekatanHistoris,yaitupendekatanuntukmengkajibiografiAl-Ghazalidalamkaryanya,khususnyayangberkaitandenganprofil seorang guru dan profil seorang murid. b.PendekatanFilosofis,yaitupendekatanyangmengkajipemikiranAl-Ghazalisecarakritis,evaluatifreflektifyangberkaitandenganprofil seorang guru dan profil seorang murid serta. Sehingga meskipun terdapat duapembahasan,denganpendekataniniakanditemukanbenang merahnya, yakni hubungan timbal balik diantara guru dan murid tersebut. 2.Jenis Penelitian Jenispenelitianiniadalahpenelitianpustaka(libraryresearch),yaitu penelitianyangobyekutamanyaadalahbuku-bukuatausumberkepustakaan lain. Maksudnya, data dicari dan ditemukan melalui kajian pustaka dari buku-buku yang relevan dengan pembahasan. 17 17 Kegiatanstuditermasukkategoripenelitiankualitatifdenganprosedur kegiatandanteknikpenyajianfinalnyasecaradeskriptif.18Maksudnya, penelitianinibertujuanuntukmemperolehgambaranutuhdanjelastentang profil seorang guru profil seorang murid menurut Al-Ghazali. 3.Sumber dan Jenis Data Yangdimaksudsumberdataadalahsubjekdimanadataitudiperoleh, dalam hal ini dibedakan menjadi dua jenis sumber data, yaitu; 1).SumberDataPrimer,yaituberupabukukaryaImamAl-Ghazaliyaitu: Ihya Ulumuddin jilid pertama.2). Sumber Data Sekunder, yaitu buku-buku karya lain yang ditulis oleh Imam Al-Ghazaliyangmendukungdaridataprimeryangdisebutkandiatas. Diantaranya adalahRingkasan Ihya Ulumuddin, Menghidupkan Kembali Ilmu-ilmuAgama,FatihatulUlum(BuatPecintaIlmu),JalanMudah Menggapai Hidayah; 40 prinsip agama, Menuju Labuhan Akhirat. 3).SumberDataPenunjang,yaitubuku-bukuselainpadadataprimerdan sekunder karya pengarang lainnya (selain Imam al-Ghazali) yang tentunya masihrelevandenganpokokpermasalahanyangmenjadikaitandalam skripsi ini,yaitu seperti. Menjadi Guru Profesional, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru danMurid,Filsafat Islam, Asas-Asas Pendidikan Islam, Ilmu Pendidikan 18 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), Cet. XIX, hlm. 6. 18 18 dalamPerspektifIslam,Dasar-DasarKependidikanIslam,Manusiadan Pendidikan dan lain sebagainya. 4.Metode Pengumpulan Data Sumberdatabaikdataprimermaupunsekunderdiperolehmelalui penelitian pustaka (library research) yaitu dengan menelusuri buku-buku atau tulisan-tulisantentangAl-Ghazali.sertabuku-bukulainyangmendukung pendalaman dan ketajaman analisis. 5.Metode Analisis Data Analisisdatamerupakanbagianyangterpentingdalammetodeilmiah, karenadengananalisislahdatatersebutdapatbergunadalammemecahkan masalahpenelitian.Analisisdatakualitatifyangdigunakandalamskripsiini berupakata-katabukanberupaangka-angkayangdisusundalamtemayang luas. Dalammenganalisisdatasetelahterkumpulpenulismenggunakan metodeContentAnalisys,yaituanalisisyangdilakukanlangsungterhadap satuan-satuanisipadasetiapdatayangdiperolehataudigunakan,19untuk kemudian dipaparkan secara Diskriptif yaitu mendiskripsikan segala hal yang berkaitandenganpokokpembicaraansecarasistematis,faktualdanakurat mengenaifaktor-faktorsifat-sifatsertahubunganduafenomenayang 19 Mestika Zed. Metode Penelitian Kepustakaan. (Jakarta: Obor Indonesia, 2008); hlm. 31. 19 19 diselidiki.Darisinilahakhirnyadiambilsebuahkesimpulanumumyang semula berasal dari data-data yang ada tentang obyek permasalahannya.20 G. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan yaitu rangkaian pembahasan yang tercakup dalam isi skripsi, dimana yang satu dengan yang lain saling berkaitan sebagai satu kesatuan yang utuh, yang merupakan urutan-uruatan tiap bab. Agarmemperolehgambaranyanglebihjelasdanmenyeluruhmengenai pembahasanini.Secaraglobalakanpenulisperincidalamsistematika pembahasan ini sebagai berikut: Babpertama,Pendahuluan,yaitu sebagaigambaranumummengenaiseluruh isi skripsi yang dijabarkan dalam berbagai sub bab yaitu; latar belakang masalah, tujuanpenelitian,manfaatpenelitian,definisiistilah,metodepenelitiandan sistematika pembahasan. PadababduaakanmemuatbiografiImamal-Ghazali,karya-karyanyadan pemikiran Imam al-Ghazali tentang profil seorang guru.SelanjutnyapadababtigaakanmemuatpemikiranataupandanganImamal-Ghazali tentang profil seorang murid . Kemudianmasukpembahasanintiyaitubabempat,membahastentang bagaimanahubungantimbal balik antara seorang guru dan murid menurut Imam al-Ghazali,danmemuatpulatujuanpendidikandalamperspektifbeliau,yang 20Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1987), hlm. 36-42. 20 20 padaprosesnyapendidikantersebutadalahmerupakaninteraksiantarapendidik (guru) dan anak didik (murid). Akhirnyapembahasanseluruhskripsiiniditutupdengankesimpulandan saran-saran oleh penulis sendiri dalam bab lima. 21 21 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Beberapa Studi Tentang Pemikiran Imam al-Ghazali StuditentangpemikiranImamal-Ghazalitelahbanyakdilakukanoleh berbagaikalangan.HalinimembuktikanbahwaImamal-Ghazali(khususnyadi kalanganumatIslam)sangatberpengaruh,dicintaidanbahkandiagung-agungkan, pada satu sisi.Namun demikian, pada sisi lain, Imam al-Ghazali dituding sebagai salah satu dariketerpurukanumatIslamsaatitu.Sebab,menurutM.Zainuddin,sufisme yang didengung-dengungkan oleh Imam al-Ghazali, dituduh sebagai penghambat kemajuanzamansehinggatidakmengherankankalaukemudianbeliauharus bertanggung jawab atas ketertinggalan dan kemunduran umat Islam.21 Berkaitandenganitu,terdapatbeberapaliteraturhasilpenelitianyangdapat dikemukakan di sini, antara lain: Visiting Post Doctorate Program Abuddin Nata yangsudahdibukukandenganjudulPerspektifIslamtentangPolaHubungan Guru-Murid:StudiPemikiranTasawufal-Ghazali.Karyainimembahastentang pola hubungan guru-murid yang bernuansa moral-sufistik. Bahwa pola hubungan guru-muridmenurutal-Ghazaliadalahpolahubunganyangbersifatkemitraan 21 M. Zainuddin, Karomah Syaikh Abdul Qadir al-Jailani (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2004), hlm. 2-3. 21 22 22 yang didasarkan pada nilai-nilai demokratis, keterbukaan, kemanusiaan dan saling pengertian.22

Siti Fatchurohmah dalam skripsinya berjudul: Sosok Guru menurut al-Ghazali danZakiahDaradjatmelihatbahwaseorangguruituharusbertanggungjawab dalamhalpendidikandanpengajaran.Disampingitu,gurujugabertugasuntuk menyempurnakan,mensucikan,danmenjernihkanhatisertamembimbinganak didiknyauntukmendekatkandirikepadaAllah.Gurutidakbolehmeminta imbalandalamartibahwamotifasiyangharusdipegangadalahsemata-mata karena Allah.23 SedangkanRusdiantodalamskripsinyaberjudul:PendekatanDalamProses Belajar Perspektif Imam al-Ghazali (Kajian Kitab Ayyuh al-Walad f Nashati al-MutaallimnwaMawizatihimLiyalamwaYumayyizIlmanNfianmin Gayrihi)memandangbahwa pendekatan dalam proses belajar adalah pendekatan yang penuh dengan nuansa teosentris.Halinidibuktikandenganpandangannya(yangmengutipdarial-Ghazali) tentangbelajaryangbernilaiadalahapabiladiniatkanuntukberibadahkepada Allah,danmotivasidalambelajarharusdemimenghidupkansyariatNabidan menundukkan hawa nafsu. Kemudian, siswa juga harus memperhatikan kesucian jiwanya, dan karena itu, ia harus menelaah ilmu agama dan ilmu tauhid, perkataan 22 Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Guru-Murid: Studi Pemikiran Tasawuf Al-GhazaliI (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 3. 23SitiFatchurohmah,SosokGuruMenurutal-GhazalidanZakiahDaradjat,Skripsi,Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2006, hlm. 131. 23 23 danperbuatannyaharussamadengansyara,lebihmemilihfakirdanmenjauhi kehidupan dunia, ikhlas, tawakkal, dan tidak meninggalkan shalat tahajjud.Siswajugaharusmemilihguruyangmemilikiakhlakyangbaik,bersikap patuhdantundukterhadapgurudalamsegalahal,tidakbolehberdebat,tidak bolehmenjadijurumauizah,tidakbergauldengankalanganeksekutif,serta berbuatbaikterhadapAllahdansesamamanusia.Disampingitu,siswajuga harusmengamalkanilmuyangdiperolehnyasebabilmutanpadiamalkanadalah kegilaan dan beramal yang tidak didasari oleh ilmu pengetahuan adalah sia-sia. 24 Sementara Syarkowi mengkaji arah sistem pendidikan Islam dalam perspektif al-Ghazalidalamkontekssaatini.DalamskripsinyaReorientasiPendidikan Islam(keArahAktualisasiPemikiranPendidikanal-GhazalidalamKonteks PendidikanMasaKini),iamengatakan(menjelaskan)bahwasistempendidikan Islamdalamkonteksmasakiniharusdiarahkanpadapencarianfomatbaru menujusistemidealpendidikanIslam.Yaitudenganmenggunakannilai-nilai Islam sebagai sudut pandang secara menyeluruh: kebahagiaan dunia akhirat.25 Menuruthematpenulis,beberapakaryadiatassalingmendukungsatusama lain,sehinggapenulisinginmenghimpunsekaligusmelengkapinyasehingga menjadi sebuah konsep yang jelas dan lengkap perihal pendidikan bagi anak didik khususnyadalammenuntutilmuataubelajar.Untukitu,penelitimencoba 24 Rusdianto, Pendekatan Dalam Proses Belajar Perspektif Imam al-Ghazali (Kajian Kitab Ayyuh al-WaladfNashatial-MutaallimnwaMawizatihimLiyalamwaYumayyizIlmanNfianmin Gayrihi), Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2006, hlm. 120. 25Syarkowi,ReorientasiPendidikanIslam(keArahAktualisasiPemikiranPendidikanal-Ghazali dalam Konteks Masa Kini), Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2005, hlm. 154. 24 24 melakukanpenelitiantentangkonseppendidikandalamperspektifal-Ghazali. khususnyayangterdapatdalamkitab-kitabkaryanyasepertiIhyaUlumuddin (jilid 1), dan beberapa kitab (buku) lain yang berkenaan dengannya . Dan karena itu, topik penelitian dalam skripsi ini mempunyai kerangka dan bingkai tersendiri yangmemilikiperbedaandengankajianyangsebelumnya.Padapenelitianini dipaparkantentangkonseppendidikandalamperspektifal-Ghazalimulaidari hakikatilmusertaartipentingnyailmuyangbermanfaatdantidakbermanfaat (fardhuaindanfardhukifayah),adabpelajar,adappendidik,caramendidik dalam Islam. Selain itu juga akan dipaparkan beberapa faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar. B. Pengertian Pendidik Darisegibahasa,maknapendidik,sebagaimanadijelaskanolehWJS. Poerwadarmitaadalahorangyangmendidik.26Pengertianiniterlihatjelas memberikesanbahwaguruadalahorangyangmelakukankegiatandengan memberiataumengajarkansesuatu(ilmupengetahuan)kepadaobyekdidik (murid)dalambidangpendidikan. Dalam bahasa Inggris dijumpai pula beberapa katayangberdekatanartinyadenganguru.Katatersebutsepertiteacheryang diterjemahkan sebagai pendidik atau pengajar dan tutor yang berarti guru pribadi atau guru yang mengajar dirumah.27 Selanjutnya dalam bahasa Arab, sebagaimana yangdijelaskanjugaolehAbuddinNata,jugaditemuikataustadz,mudarris, 26 WJS. Poerwadarmita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), hlm. 250. 27 John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1980), hlm. 560-608 25 25 muallimdanmuaddib.Kataustadzjamaknyaasatidzyangberartiteacher (guru),professordalamgelarakademik,jenjangdibidangintelektual,pelatih, penulisdanpenyair.Adapunkatamudarrisberartiteacher(guru),instructor (pelatih) dan lecturer (dosen). Kemudian kata muallim yang juga berarti teacher (guru),pengajarilmu.Dankatamuaddibyangberartipembinaadab(akhlak), trainer(pemandu)daneducatorinkoranicschool(gurudalamlembaga pendidikan al-Quran).28 Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikanformal,tapibisajugadimasjid,surauataumushala,dirumahdan sebagainya.29 MenurutHadariNawawi,guruadalahorangyangkerjanyamengajaratau memberikanpelajarandisekolahataudikelas.Secaralebihkhususlagi,ia mengatakan bahwa guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaranyangikutbertanggungjawabdalammembantuanak-anakmencapai kedewasaan masing-masing.30 Beberapa kata tersebut di atas secara keseluruhan terhimpun dalam pengertian pendidik(guru),karenaseluruhkatatersebutmengacukepadaseseorangyang 28 Dr. H. Abuddin Nata, M.A. Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 61. 29Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta), 1999, hlm. 31. 30Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, op.cit., hlm. 62. 26 26 memberikanilmupengetahuan,keterampilanataupunpengalamankepadaorang lain(obyekdidik).Kata-katayangbervariasitersebutsekaligusmenunjukkan adanyaperbedaanruanggerakdanlingkungandimanailmupengetahuan, keterampilandansemacamnyadiberikan.Jikailmupengetahuandan keterampilantersebutdiberikandisekolahdisebutteacher,diperguruantinggi disebutlectureratauprofessor,dirumah-rumahsecaraprivat(pribadi)disebut tutor,dipusat-pusatlatihaninstructoratautrainerdandilembaga-lembaga pendidikan yang mengajarkan agama disebut eductor. Adapunpengertianguru(pendidik)menurutistilahyanglazimdigunakandi masyarakat telah dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Ahmad Tafsir misalnya, mengatakan bahwa pendidik dalam Islam, sama dengan teori di barat, yaitu siapa sajayangbertanggungjawabterhadapperkembangananakdidik.Namunbeliau selanjutnyamenegaskanbahwadalamIslam,orangyangpertamapaling bertanggungjawabtersebutadalahorangtua(ayah-ibu)anakdidiksendiri. Tanggung jawab itu disebabkan sekurangnya oleh dua hal: pertama karena kodrat, yakni karena orang tua ditakdirkan bertanggung jawab secara langsung mendidik anak-anaknya,keduakarenakepentingankeduaorangtua,yaituorangtua berkepentinganterhadapkemajuanperkembangananaknya,suksesanaknya tersebut adalah juga merupakan keberhasilan orang tua.31 Dari penjelasan tersebut 31 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1984), hlm. 74 27 27 berartiguru(pendidik)menempatiposisikeduasetelahorangtuasebagaiorang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik. Dengandemikian,dapatdisimpulkanbahwaguruadalahsemuaorangyang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baiksecaraindividualmaupunklasikal(kelompok-grup),disekolahmaupun diluar sekolah.C. Pengertian Anak Didik Dilihatdarisegikedudukannya,murid(anakdidik)adalahmakhlukyang sedangberadadalamprosespertumbuhandanperkembanganmenurutfitrahnya masing-masing.Merekamemerlukanbimbingandanpengarahanyangkonsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya32. Sebagaimakhlukmanusia, anak didik memiliki karakteristik. Menurut Sutari ImanBarnadib,Suwarno,danSitiMechati,anakdidikmemilikikarakteristik tertentu, yaitu: 1.Belummemilikipribadidewasasusilasehinggamasihmenjaditanggung jawab pendidik (guru); atau 2.Masihmenyempurnakanaspektertentudarikedewasaannya,sehinggamasih menjadi tanggung jawab pendidik. 3.Memilikisifat-sifatdasarmanusiayangsedangberkembangsecaraterpadu, yaitukebutuhanbiologis,rohani,social,intelegensi,emosi,kemampuan berbicara,anggotatubuhuntukbekerja(kaki,tangan,jari),latarbelakang 32 H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 144. 28 28 sosial,latarbelakangbiologis(warnakulit,bentuktubuhdanlainnya),serta perbedaan individual.33 Dalam bahasa Arab dikenal istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan pada anak didik kita. Tiga istilah tersebut adalah murid yang secara harfiah berarti orangyangmenginginkanataumembutuhkansesuatu;tilmidz(jamaknya) talamidzyangberartimuriditusendiri,danthalibal-ilmyangmenuntutilmu, pelajarataupunmahasiswa34ketigaistilahtersebutseluruhnyamengacukepada seseorang yang tengah menempuh pendidikan. Perbedaannya hanya terletak pada penggunaannya.PadasekolahyangtingkatannyarendahsepertiSekolahDasar (SD)digunakanistilahmuriddantilmidz,sedangakanpadasekolahyang tingkatannyalebihtinggisepertiSLTP,SLTAdanperguruantinggidigunakan istilah thalib al-alm. Berdasarkanpengertiandiatas,makamurid(anakdidik)dapatdicirikan sebagaiorangyangtengahmemerlukanpengetahuanatauilmu,bimbingandan pengarahan. Dalam pandangan Islam sendiri, hakikat ilmu berasal dari Allah Swt, sedangkanprosesuntukmemperolehnyadilakukanmelaluibelajarkepadaguru (pendidik).KarenailmuitudariAllah,makamembawakonsekuensiperlunya seoranganakdidikuntukmendekatkandirinyakepadaAllahSwtdengan beribadah, serta juga menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia, yang baik dan disenangiolehAllahSwt,sekaligustentunyasedapatmungkinberusahakeras 33 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag. 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif: suatu pendekatan teoritis psikologis. (Jakarta: Rineka Cipta), hlm. 52. 34 Dr. H. Abuddin Nata, M.A. op. cit., hlm.79 29 29 untuk menjauhi perbuatan buruk dan segala sesuatu yang dilarang (tidak di sukai) olehAllahSwt.Dalamhalinimuncullahaturannormativetentangperlunya kesucianjiwabagiseseorangyangakanatausedangmenuntutilmu,sebabia sedang mengharapkan ilmu pengetahuan yang merupakan anugrah Allah Swt. Hal ini pulalah yang ditegaskan oleh Imam al-Ghazali yang akan dibahas lebih lanjut olehpenulisdalampembahasantentangprofilmuriddalamkaryailmiahskripsi ini. D. Hubungan Antara Guru dan Murid Proses pendidikan pada dasarnya adalah merupakan interaksi antara pendidik (guru)dananakdidik(murid)untukmencapaitujuan-tujuanpendidikanyang telahditetapkan35.Dalamkonteksumumtujuanpendidikantersebutantaralain mentrasmisikan ilmu dan pengalaman dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Pendidikanmenekankanpengalamandariseluruhmasyarakat,bukanhanya pengalamanpribadiperorangan.Pengalamanmasyarakattersebutdapatberupa ceritarakyat,tradisi,adat-istiadat,syairataupundalambentuklainnya.Defenisi inisejalandenganpendapatJohnDeweyyangmengatakanbahwapendidikan merupakanorganisasipengalamanhidup,pembentukankembalipengalaman hidupdanjugapembahasanpengalamanhidupitusendiri36.Sedangkandalam konteksIslam,pendidikandapatdiartikansebagaiprosespenyiapangenerasi muda untuk mengisi peranan yang akan ditinggalkan generasi tua, memindahkan 35 Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek, (bandung: remaja rosdakarya, 1997), hlm. 191. 36 Ibid, hlm. 41. 30 30 pengetahuandannilai-nilaiajaranagamayangdiselaraskandenganfungsi manusiauntukberamaldiduniadanmenuaihasilnyakelakdiakhirat37.Dalam redaksiyanglebihlengkaptujuanpendidikanIslammerupakanprogram bimbingan(pimpinan,tuntutan,usulan)olehsubyekdidikterhadap perkembanganjiwa(pikiran,perasaan,intuisidansebagainya)danragaobyek didikdenganbahan-bahanmateritertentu,padajangkawaktutertentu,dengan metode tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada kearah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi yang sesuai dengan ajaran Islam itu sendiri38. Darisemuapengertianpendidikandantujuannyasebagaimanadisebutkan diatas,terlihatadanyasubyekdidik(guru)yangmemberikanbimbingan,arahan dan ajaran tersebut. Guru berfungsi sebagai fasilitator dan penunjuk jalan kearah penggalianpotensianakdidik(murid),danmuridsebagaiobyekyangdiarahkan dandigalipotensiyangdimilikinya.Lebihlanjutmenurutkonseppendidikan klasik,guruataupendidikadalahahlidalambidangilmupengetahuandanjuga sebagaicontohataumodelnyatadanpribadiyangideal.Sedangkanmurid posisinya sebagai penerima bimbingan, arahan dan ajaran yang disampaikan oleh guru. Denganpenjelasantersebutterlihatjelasbahwadalamprosespendidikan intinya harus ada tiga unsur, yaitu pendidik (guru), anak didik (murid) dan tujuan pendidikan.Ketigahaltersebutmembentuksuatutriangle,yangapabilahilang 37 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Maaraif, 1980), hlm. 944. 38 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Maarif, 1980), hlm. 23. 31 31 salahsatukomponennya,hilangpulalahhakikatdaripendidikanIslamtersebut. Sehinggaketiganyalah(terutamagurudanmurid)yangmempunyaiperanan pentingsekaligusjugakuncidalamkegiatanpendidikan.Meskipuntanpakelas, gedungsertaperalatankhususdansebagainya,prosespendidikanmasihtetap dapat berjalan walau dalam keadaan darurat (kritis) sekalipun. Namun tanpa guru dan murid, proses pendidikan hampir pasti tidak mungkin dapat berjalan. Persoalanselanjutnyabagaimanakahagarprosespendidikanyangadapada intinya merupakan interaksi antara guru dan murid tersebut dapat berjalan dengan baikdanmencapaitujuanyangtelahditetapkansejakawal.Untukmenjawab masalah ini menurut hemat penulis adalah terletak pada kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh keduanya, yakni guru dan murid tersebut. Belajarmengajarsendiriadalahsebuahinteraksiyangbernilainormatif. Belajar mengajar adalah sesuatu proses dalam pendidikan yang dilakukan dengan sadardanbertujuan.Tujuanadalahsebagaipedomankearahmanapendidikan akandibawamelaluiprosesbelajarmengajar.Prosesbelajarmengajarakan disebutsuksesbilamanahasilnyamampumembawaperubahandalam pengetahuan,pemahaman,keterampilandannilai-sikap,khususnyadalamdiri anak didik (murid)39. Interaksibelajarmengajardikatakanbernilainormatifkarenadidalamnya terdapatsejumlahnilai-nilai.Jadi,adalahwajarapabilainteraksiitukemudian 39 Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 12. 32 32 dianggapbernilaiedukatif.Bagaimanasikapdantingkahlakuguruyang edukatif?, tentu guru yang dengan sadar berusaha sebaik mungkin untuk berupaya mengubahakhlak,sikap,adabperilakudanperbuatananakdidikmenjadilebih baik,bermoral,beretikadanbersusila,sertamembawaanakdidiknyamenjadi lebihdekatkepadasangpencipta,yaituAllahSWT.Inilahyangjuga dimaksudkanolehImamal-Ghazalisebagaimanayangtelahdijelaskanpada pembahasan sebelumnya tentang profil seorang pendidik (guru). Padaakhirnyadalaminteraksiedukatiftersebut,unsurgurudanmurid haruslah aktif, tidak akan terjadi dengan baik proses interaksi edukatif bila hanya salahsatudarikeduaunsurituyangaktif.Aktifdalamartisikap,mental,adab perbuatankeduanya.Malahdalamsistempengajarandenganpendekatan keterampilanprosesyangditerapkansaatsekarangini,anakdidik(murid) diharuskan lebih aktif dari pada guru. Guru hanya bertindak sebagai pembimbing danfasilitator.Dengandemikianhubungangurudanmuriddalaminteraksi kegiatanbelajarmengajaryangdimaksudkanpenulisdisinidapatlahmencapai tujuandaripendidikanitusendiridenganbaikdanbenar,tentunyajugasesuai serta sejalan dengan ajaran (syariat) agama Islam. E. Dasar Dan Tujuan Pendidikan Islam Sebagai aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan kepribadian muslim, makapendidikanIslammemerlukanasasataudasaryangdijadikanlandasan awal. Dengan dasar ini akan memberikan arah bagi pelaksanaan pendidikan yang telahdiprogramkan.Dalamkonteksini,dasaryangmenjadiacuanpendidikan 33 33 Islamhendaknyamerupakansumbernilaikebenarandankekuatanyangdapat mengantarkan peserta didik ke arah pencapaian pendidikan. Oleh karena itu, dasar yangterpentingdaripendidikanIslamadalahal-QurandanSunnahRasulullah Saw (hadits).40 Menetapkanal-QurandanhaditssebagaidasarpendidikanIslambukan hanyadipandangsebagaikebenaranyangdidasarkanpadakeimanansemata. Namunjustrukarenakebenaranyangterdapatdalamkeduadasartersebutdapat diterima oleh nalar manusia dan dapat dibuktikan dalam sejarah atau pengalaman kemanusiaan. Sebagai pedoman, al-Quran tidak ada keraguan padanya (Q.S. Al-Baqarah/2:2).Iatetapterpeliharakesuciandankebenarannya(Q.S.Ar-Rad/15:9), baik dalam pembinaan aspek kehidupan spiritual maupun aspek sosial budayadanpendidikan.Demikianpuladengankebenaranhaditssebagaidasar keduabagipendidikanislam.Secaraumum,haditsdifahamisebagaisegala sesuatuyangdisandarkankepadaNabiSaw,baikberupaperkataan,perbuatan sertaketetapannya.Kepribadianrasulsebagaiuswatal-hasanahyaitusebagai contohsurutauladanyangbaik(Q.S.Al-Ahzab/33:21).Olehkarenaitu, perilakunyasenantiasaterpeliharadandikontrololehAllahSwt(Q.S.An-Najm/53:34).41 DalampendidikanIslam,sunnahRasulmempunyaiduafungsi,yaitu: pertama,menjelaskansistempendidikanIslamyangterdapatdalamal-Quran 40 Dr. H. Samsul Nizar, M.A. Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta:Ciputat Press, 2002), hlm. 34 41 Ibid., hlm. 35 34 34 danmenjelaskanhal-halyangtidakterdapatdidalamnya.Kedua,menyimpulkan metodependidikanIslamdarikehidupanRasulullahbersamasahabat, perlakuannyaterhadapanak-anak,sertapendidikankeimananyangpernah dilakukan oleh beliau.42 Secaralebihluas,dasarpendidikanIslammenurutSaidIsmailAlisebagiamanajugadikutipLanggulungdanSamsulNizar-terdiriatasenam macam,yaitu;al-Quran,sunnah,qaulal-shahabat,masalihal-mursalah,urf, danpemikiranhasilijtihadparaintelektualmuslim.43Seluruhrangkaiandasar tersebut secara hierarki menjadi acuan pelaksanaan sistem pendidikan Islam. DalammerumuskantujuanpendidikanIslam,palingtidakadabeberapahal yang perlu diperhatikan, yaitu; 1.Tujuandantugasmanusiadimukabumi,baiksecaravertikalmaupun horizontal. 2.Sifat-sifat dasar manusia 3.Tuntutan masyarakat dan dinamika peradaban kemanusiaan 4.Dimensi-dimensi kehidupan ideal islam. Dalam aspek ini, setidaknya ada tiga macam dimensi ideal islam, yaitu; a.Mengandungnilaiyangberupayameningkatkankesejahteraanhidup manusia di muka bumi. 42 Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-Prinsip Dan Metode Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Diponegoro, 1992), hlm. 47 43 Dr. H. Samsul Nizar, M.A. Op.cit., hlm. 36 35 35 b.Mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan yang baik. c.Mengandungnilaiyangdapatmemadukanantarakepentingankehidupan dunia dan akhirat (fi al-dunya hasanah wa fi al-akhirat al-hasanah).44 Berdasarkanbatasandiatas,paraahlipendidikan(muslim)mencoba merumuskantujuanpendidikanIslam.Diantaranyaal-Syaibani,mengemukakan bahwa tujuan tertinggi pendidikan Islam adalah mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat.45Sementara tujuan akhir yang akan dicapai adalah mengembangkan fitrahanakdidik,baikruh,fisik,kemauandanakalnyasecaradinamis,sehingga akanterbentukpribadiyangutuh,sertajugamendukungbagipelaksanaan fungsinyasebagaikahlifahfial-ardh.46Pendekatantujuaninimemilikimakna, bahwaupayapendidikanislamadalahpembinaanpribadimuslimsejatiyang mengabdidanmerealisasikankehendakTuhansesuaidengansyariatIslam, sertamengisitugaskehidupannyadiduniadanmenjadikankehidupanakhirat sebagai tujuan utama pendidikannya. MenurutMuhammadFadhilal-Jamalysebagaimanajugayangdikutip Samsul Nizar-, tujuan pendidikan Islam berdasarkan al-Quran meliputi;1.MenjelaskanposisipesertadidiksebagaimanusiadiantaramakhlukAllah lainnya dan tangungjawabnya dalam kehidupan ini. 44 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), hlm. 120. 45 Omar Muhammad Al-Thoumy Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 410 46 Hasan Langgulung. Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989), hlm. 67 36 36 2.Menjelaskanhubungannyasebagaimakhluksosialdantanggungjawabnya dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. 3.Menjelaskan hubungan manusia dengan alam dan tugasnya untuk mengetahui hikmah penciptaan dengan cara memakmurkan alam semesta. 4.Menjelaskan hubungannya dengan Khaliq sebagai pencipta alam semesta.47 Konsepsi di atas secara global mengisyaratkan bahwa ada dua kematian yang perludirelisasikandalampraktekpendidikanIslam,yaitudimestidialektika dalampraktekpendidikanIslam,yaitudimestidialektikahorizontaldandimesti ketundukanvertikal.Padadimestidialetikahorizontal,pendidikanIslam hendaknyamampumengembangkanrealitaskehidupan,baikyangmenyangkut dengandirinya,masyarakat,mampualamsemestabesertasegalaisinya. Sementara dalam dimesti ketundukan vertikal mengisyaratkan bahwa, pendidikan Islamselainsebagaialatuntukmemelihara,memanfaaatkan,danmelestarikan sumberdayaalami,jugahendaknyamenjadijembatanuntuukmemahami fenomena dan misteri kehidupan dalam upayanya mencapai fenomina dan misteri kehidupan dalam upayanya mencapai hubungan yang abadi dengan Khaliqnya. Secarapraktis,MohammmadAthiyahal-Abrasyi,menyimpulkanbahwa tujuan pendidikan Islam terdiri atas 5 sasaran, yaitu:1.Membentuk akhlak mulia2.Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat 3.Persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segi kemanfaatannya 47 Dr. H. Samsul Nizar, M.A.. Ibid., hlm. 37. 37 37 4.Menumbuhkan semangat ilmiah di kalangan peserta didik 5.Mempersiapkan tenaga profesional yang trampil.48 Kongresse-DuniakeIItentangPendidikanIslamtahun1980diIslamabad, menyatakan bahwa : Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan manusia(pesertadidikpen.)secaramenyeluruhdanseimbangyang dilakukanmelaluilatihanjiwa,akalpikiran(intelektual),dirimanusiayang rasional; perasaan dan indera. Karenan itu, pendidikan hendaknya mencakup pengembangan seluruh aspek fitrah peserta didik; aspek spiritual, intelektual, imajinasi,fisik,ilmiah,danbahasa,baiksecaraindividualmaupunkolektif; danmendorongsemuaaspektersebutberkembangkearahkebaikandan kesempurnaan. Tujuan terakhir pendidikan muslim terletak pada perwujudan ketundukan yang sempurna kepada Allah Swt, baik secara pribadi, komunitas, maupun seluruh umat manusia.49 Berdasarkanrumusandiatas,makadapatdifahamibahwapendidikanIslam merupakan proses bimbingan dan membina fitrah anak didik secara maksimal dan bermuara pada terciptanya pribadi anak didik sebagai muslim paripurna (insan al-kamil).Melaluisosokpribadiyangdemikian,anakdidikdiharapkanmampu memadukanfungsiiman,ilmudanamal(Q.S.Al-Mujadallah/58:11)secara integralbagiterbinanyakehidupanyangharmonis,baikdiduniamaupundi akhirat. 48 Muhammmad Athiyah al-Abrasyi. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan, Terj. Bustami A. Gain dan Djohar Bahry, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), hlm. 1-4 49 Dr. H. Samsul Nizar, M.A.. Ibid., hlm. 38. 38 38 BAB III PEMAPARAN HASIL PENELITIAN B. Biografi Imam al-Ghazali 1. Riwayat Hidup Imam al-Ghazali Nama lengkap al-Ghazali adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali.Sebutanal-Ghazalibukanmerupakannamaasli.ZainalAbidin Ahmadmengungkapkanbahwasejakkecil,beliaumemilikinamaMuhammad binMuhammadbinMuhammadbinAhmad.Kemudiansesudahiaberumah tanggadanmemilikiputrabernamaHamid,makadiadipanggilAbuHamid.50 Beliau terkenal dengan sebutan Hujjatu al-Islm atau argumentator Islam. Adaduamacampenulisanmengenainamasebutanal-Ghazali.Pertama sebutanituditulisdengansatuhurufzyaitual-Ghazali.Sedangkanyang keduaditulisdenganduahurufzataudengantasydidyaitual-Ghazzali. Tantang hal ini Ali al-Jumbulati Abdul Futuh at-Tuwaanisi berpendapat bahwa sebutanal-Ghazzali(denganduahurufz)dinisbatkanataudikaitkankepada pekerjaan ayahnya sebagai pemintal wool.51 Abu Saied Saman, sebagaimana dikutip oleh Zainal Abidin mengatakan bahwasebutanal-Ghazali(dengansatuhurufz)berasaldarinamadesa tempatlahirnyayaituGazalah.Adapunsebutanal-Ghazzaliberasaldari 50 Zainal Abidin Ahmad, Riwayat Hidup Imam al-Ghazali (Surabaya: Bulan Bintang, 1975), hlm. 27. 51Alial-JumbulatiAbdulFutuhat-Tuwaanisi,PerbandinganPendidikanIslam,terj.,M.Arifin (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994), hlm. 131. 38 39 39 pekerjaanyangdihadapinyadandikerjakanolehayahnya,yaituseorang penenun dan penjual kain tenun yang dinamakan Gazzal.52 Imamal-GhazalidilahirkandisuatukampungkecilGazalah,kotaThus, propinsiKhurasan,wilayahPersi(sekarangIran)padatahun450H.atau bertepatandengantahun1058M.dariduaibubapakyangmiskinmelarat.53 Ayahnyaseorangpemintalwolyanghasilnyadigunakanuntukmencukupi kebutuhanhidupnyadanparafuqahadanorang-orangyangmembutuhkan pertolongannya,danjugaseorangpengamaltasawufyanghidupsederhana. Dalambeberapatulisantidakditemukantentangtanggaldanbulankelahiran beliau. Sungguhpunkeluargaal-Ghazalihidupdalamkedaanserbakekurangan, tetapisangayahmemilikisemangatkeilmuandancita-cita yangtinggi.Dalam waktu-waktusenggangnyasetelahselesaibekerja,iaselalumengunjungi fuqaha,pemberinasihat,dudukbersamanya,sehinggaapabilaiamendengar nasihatparaulamatersebutiaterkadangmenangisdanlebihrendahhatidan selalumemohonkepadaAllahagardikaruniaianakyangpintardanmemiliki ilmuyangluassepertiparaulamatersebut.PadaakhirnyaAllahmengabulkan doaayahnyadandiadikaruniaiduaputrayaituImamal-Ghazalidanyang kedua adalah Ahmad yang populer sebagai juru dakwah. 52 Zainal Abidin, Op. Cit., hlm. 28. 53 Ibid., hlm. 29. 40 40 Kebahagiaan yang dialami sang ayah tidak berlangsung lama. Saat kedua anaknyamasihkecil,diakemudianwafat.Padasaatmenjelangwafat,ia berwasiatagarImamal-Ghazalidansaudaranyadiserahkankepadatemannya yangdikenalsebagaiahlitasawufdanorangyangbaik,sesuaidengan harapannyaagaral-Ghazalikelakmenjadiseorangfaqihdanulamabesar.Dia berkatakepadasahabatnya:Nasibsayasangatmalangnya,karenatidak mempunyaiilmupengetahuan.Sayainginsupayakemalangansayadapat ditebusolehkeduaanakkuini.Peliharalahmereka,danpergunakanlahsampai habis segala harta warisan yang aku tinggalkan untuk mengajar mereka.54Sahabatayahnyasegeramelaksanakanwasiatyangditerimadariayah Imamal-Ghazali.Keduaanaktadidididiksedemikianrupasampaiakhirnya hartapeninggalanbapaknyahabisdansahabatayahnyatadimenganjurkan Imamal-Ghazalidanadiknyauntuktinggaldiasrama(tanpabiaya)sajaagar pendidikannyatetapberlangsung.Asramayangdimaksuddidirikanoleh Perdana Menteri Nizamul Mulk di kota Thus. Sampaidenganusiaduapuluhtahun,Imamal-Ghazalitetaptinggaldi kotakelahirannya,Thus.Diabelajarilmufiqihsecaramendalamdarial-Razkani. Kecuali itu, dia belajar ilmu tasawuf dari Yusuf al-Nassaj, seorang sufi yangterkenalwaktuitu.KeduailmuitusangatberkesandihatiImamal-Ghazalidaniabertekaduntuklebihmendalamilagidikota-kotalain. 54 Ibid., hlm. 30. 41 41 SelanjutnyaiapindahkeJurjanpadatahun479H.namuntidakpuasdengan pelajaran yang diterimanya, akhirnya ia kembali ke Thus selama tiga tahun.55 Selanjutnyapadatahun471H.iapergikeNaisaburdanKhurasanyang padawaktuitukeduakotatersebutdikenalsebagaipusatilmupengetahuan yangterpentingdalamduniaIslam.DikotaNaisabur,tepatnyadiUniversitas Nizamiyah,Imamal-GhazalibelajardanbergurukepadaImamal-Haramain Abi al-Maali al-Juwainy, seorang ulama bermadzhab Syafii yang pada saat itu menjadi guru besar di Naisabur.56 Di antara mata pelajaran yang dipelajari al-Ghazali di kota tersebut adalah teologi, hukum Islam, filsafat, logika, sufisme, dan ilmu-ilmu alam.57 Sehingga ia menjadi cerdas dan pandai mendebat segala sesuatu yang tidak sesuai dengan penalaranyangjernih.SehinggakeahlianyangdimilikiolehImamal-Ghazali diakuidapatmengimbangikeahlianguruyangsangatdihormatiitu.58Dan bahkan al-Juwainy memberi gelar Imam al-Ghazali dengan lautan yang dalam dan menenggelamkan.Denganbekalkecerdasandanilmuyangmendalamyangdimilikioleh Imamal-Ghazali,laluiadiangkatsebagaidosendiUniversitasNizamiyah tersebut. Bahkan tidak jarang ia menggantikan gurunya pada waktu berhalangan dalam mengajar. 55 Ibid., hlm. 31-32. 56 Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm. 43. 57 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 159. 58 Zainal Abidin, Op. Cit., hlm. 33. 42 42 KarierImamal-Ghazalitidakhanyaberhentidisitu.SetelahImamal-Haromainwafat,olehPerdanaMenteriNizamulMulkdibawahpemerintahan KhalifahAbbasiyah,untukmengisilowonganyangterbuka,iadiangkatuntuk menjadi rektor universitas Nizamiyah. Di mana pada waktu itu Imam al-Ghazali baruberumur28(duapuluhdelapan)tahunnamunkecakapannyamampu menarik perhatian seorang Perdana Menteri. BegitutertariknyaseorangPerdanaMenteriNizamulMulksehinggaia memintaImamGhazaliuntukpindahketempatkediamanPerdanaMenteri (kota Muaskar) dan pembesar-pembesar tinggi negara serta ulama-ulama besar dariberbagaidisiplinilmu.DiamemintaImamal-Ghazaliuntukmemberikan kuliahduakaliseminggudihadapanparapembesardanparaahli,disamping kedudukannya sebagai Penasehat Agung Perdana Menteri. KedekatanImamal-Ghazaliterhadappemerintahpadawaktuitusangat mempengaruhiterhadapberbagaikebijakanyangdikeluarkanolehpemerintah. Pemerintahan Abbasiyah pada masa al-Mamun banyak dipengaruhi oleh aliran MutazilahsertafilsafatYunani,telahdapatdikembalikanolehImamal-GhazalikepadaajaranIslamyangmurni.Dilapanganaqidahdiajarkanfaham Asyari,sedangkandilapanganakhlakdiperkuatnyailmutasawuf.59Faham Asyariyah diterima Imam al-Ghazali dari gurunya Imam al-Haramain. Bahkan Imamal-GhazalimerupakanpemimpinAsyariyahyangmenentukanbentuk terakhir dari faham ini. 59 Ibid., hlm. 38. 43 43 Setelah sekitar lima tahun berada di kediaman Perdana Menteri, Muaskar, Imamal-GhazalidimintapindahkeBaghdaduntukmenjabatsebagairektor Universitas Nizamiyah yang menjadi pusat seluruh perguruan tinggi Nizamiyah. Imamal-Ghazalidimintauntukmenjabatsebagairektorpadauniversitas tersebut karena rektor sebelumnya meninggal dunia. SemuatugasyangdibebankankepadaImamal-Ghazalidapat dilaksanakandenganbaik,sehinggaiamemperolehsuksesbesar.Bahkan kesuksesannyadapatmenaruhsimpatiparapembesarDinastiSaljukuntuk memintanasihatdanpendapatnyabaikdalambidangagama,maupun kenegaraan WalaudemikianbesarnyanikmatdansuksesyangtelahdiraihImamal-Ghazali,namunkesemuanyaitutidakmampumendatangkanketenangandan kebahagiaanbaginya.BahkanselamaperiodeBaghdadiamenderita kegoncanganbatinakibatsikapkeragu-raguannya.Setelahempattahunberada di Baghdad, Imam al-Ghazali kemudian memutuskan untuk berhenti mengajar. BeliaupergimenujutanahSyamdiDamaskusuntukmenjalanihidupyang penuhdenganibadah, mengasingkan diri dari segala bentuk pertemuan dengan manusia, meninggalkan segala bentuk kehidupan yang mewah untuk kemudian menjalani masalah keruhanian dan penghayatan agama. Pada waktu ini dikenal dengan masa skepticism dalam diri Imam al-Ghazali. DemikianlahImamal-Ghazalimempersiapkandirinyadenganpersiapan agama yang benar dan mensucikan jiwanya dari noda-noda keduniaan, sehingga 44 44 beliaumenjadiseorangfilosofdanahlitasawufsertasebagaiseorang pemimipin yang besar di zamannya. Kemudian,setelahmenjalanikhalwat,Imamal-Ghazalipulangke Baghdaddenganhatiyangberbunga-bunga,senang,gembira,ibaratseorang pahlawanyangmeraihkemenangandalamsebuahpertempuran.DiBaghdad beliaukembalimengajardenganpenuhsemangat.Kesadaranbaruyang dibawanyabahwapahamsufiadalahprinsipyangsejatidanpelingbaik, diajarkannya kepada mahasiswanya. Kitab pertamanya yang beliau karang setelah kembali ke Baghdad adalah kitabal-Munqizminal-Dall(penyelamatdarikesesatan).Kitabinidisebut sebagaisalahsatubukureferensiyangsangatpenting.Kitabinimengandung keterangansejarahhidupnyadiwaktutransisiyangmengubahpandangannya tetang nila-nilai kehidupan. Dalam kitab ini juga beliau menjelaskan bagaimana iman dalam jiwa itu tumbuh dan berkembang, bagaimana hakikat ketuhanan itu dapat tersingkap bagi umat manisia, bagaimana memperoleh pengetahuan sejati (ilmual-yaqn)dengancaratanpaberpikirdanlogikanamundengancara ilham dan mukasyafah menurut ajaran tasawuf. Setelah sekitar sepuluh tahun beliau berkhalwat, dan setelah sekembalinya Imamal-GhazalikeBaghdad, beliau pindah ke Naisabur sebagai rasacintanya terhadapkeluarganya.SetelahitubeliaumendapatpanggilanlagidariPerdana MenteriNizamulMulkuntukmemimpinkembaliUniversitasNizamiyahdi Naisabur yang ditinggalkannya. 45 45 Imamal-Ghazalikembalimengajardenganpenuhsemangat.Hanyasaja beliaumenjadigurubesardalambidangstudilaintidaksepertidululagiyaitu denganmengajarkantasawufyangpenuhdengankehidupanasketik.Di sampingitu,beliaujugamendirikansuatumadrasahfiqihyangkhusus mempelajari ilmu hukum.60 Hidup di kampung halamannya sendiri membuat Imam al-Ghazali merasa tenang.Danditengah-tengahketenanganjiwanya,Imamal-Ghazali memberikan sebuah pengakuan yang jujur yang dapat dijadikan pegangan bagi segenaporangyangmemilikiilmupengetahuan,sebagaimanadikutipoleh Zainal Abidin Ahmad, yaitu: Danakusekarangmeskipunakubekerjalagiuntukmenyebarkanilmu pengetahuan,tetapitidaklahbolehdinamakanakukembali,karena kembali itu adalah berarti melanjutkan kerja lama. Karena di masa lalu itu, akumenyebarkanilmupengetahuanadalahdidorongolehkeinginan mencarinama,danuntukituakumenjalankandakwah-seruandengan ucapandandenganamalperbuatan.Memangdemikianlahtujuankudan niatkudimasaitu.Adapunsekarangsangatlahberbedasekali.Aku berdakwah dan menyebarakan ilmu adalah untuk melawan hawa nafsu dan mencarinamadanuntukmenghapuskanrasamegahdiridan kesombongan.Inilahsekarangmaksudtujuanku.SemogaTuhan mengetahui niatku ini.61 Setelah mengabdikan diri untuk pengetahuan sekian puluh tahun lamanya, dan setelah memperoleh kebenaran yang sejati pada akhir hayatnya, maka pada tanggal 14 Jumadil Akhir 505 H. atau bertepatan dengan 19 Desember 1111 M. beliau meninggal dunia di Thus. 60 Ibid., hlm. 52. 61 Ibid., hlm. 53-54. 46 46 DemikianlahyangdapatkitaamatimengenairiwayathidupImamal-Ghazali. Beliau dilahirkan di Thus dan kembali ke Thus setelah beliau melakoni tualang panjang dalam mencari ketenangan bagi jiwanya. DariuraiandiatasbisadipahamidenganjelasbahwaImamal-Ghazali tergolongulamayangtaatberpegangteguhpadaal-QurandanSunnah,taat menjalankanagamadanmenghiasdirinyadengantasawuf.Beliaubanyak mempelajariberbagaiilmupengetahuansepertiilmukalam,filsafat,fikih, hukum,tasawuf,dansebagainya.Namundemikian,beliaukemudian menjatuhkanpilihannyauntukmendalamiilmutasawufyangsaratdengan nuansa asketik. Di samping itu, beliau juga termasuk pemerhati pendidikan sehingga tidak mengherankanjikabeliaumemilikiberbagaikonsepterkaitdengandunia pendidikan.Termasukdalamhaliniadalahkonsepbeliautentangpendekatan dalam proses belajar. 2. Setting Sosial-politik dan Pengaruhnya bagi Pemikiran Imam al-Ghazali MemahamipemikiranseorangtokohsekaliberImamal-Ghazalitanpa terlebihdahulumemahamidanmempertimbangkankondisisosio-kulturaldan politkmasahidupnyayangmelingkaripertumbuhanataupunmobilitas pemikirannya,bolehjadiakanmemberikancitrakurangbaik,sebabpada dasarnyaiamerupakanproduksejarahmasanya.Olehkarenaitusituasidan kondisi yang berkembang ikut menentukan perkembangan dan corak pemikiran Imam al-Ghazali. 47 47 Dilingkungankeluargasendiri,Imamal-Ghazalibanyakbersentuhan denganiklimkeluargayangpenuhdengannuansakeagamaan.Walaupun ayahnya seorang pemintal wol, namun demikian, ia seorang yang cinta terhadap ilmu pengetahuan dan ulama. Sesekali ia mengunjungi para fuqaha, berkumpul denganorangpemberinasihat.Disampingitu,iajugadikenalsebagai pengamal tasawuf yang hidup sederhana. Pada waktu ayahnya menjelang wafat, ia berwasiat agar Imam al-Ghazali danadiknya,Ahmad,dititipkankepadasalahseorangtemannyayangdikenal sebagai orang yang baik dan ahli tasawuf. Tujuannya, agar anak-anak itu kelak menjadi ulama besar dan memiliki ilmu yang banyak. Setelahitu,Imamal-Ghazalikemudianmelanjutkanstudinyakeasrama (sekolahyangmenyediakanbeasiswabagimuridnya)dandisanaiabertemu dengan seorang seorang guru yang juga merupakan pengamal tasawuf atau ahli sufi,Yusufal-Nassaj,hinggaiaberusiaduapuluhtahun.Setelahtamat,ia melanjutkanstudinya lagi ke daerah Jurjan. Daerah Jurjan, dan juga Khurasan, pada saat itu merupakan pusat kegiatan ilmiah. Abuddin Nata mengungkapkan bahwa; Di wilayah tersebut adalah wilayah pergerakan tasawuf dan pusat gerakan antikebangsaanArab.Disampingitu,jugaterjadiinteraksi budayayang sangatintens.FilsafatYunanitelahdigunakansebagaipendukungagama dankebudayaanasingdenganide-ideyangmendominasiliteraturdan pengajaran.Kontroversikeagamaan,setelahinterpretasisufiberkembang ke arah yang lepas dari syariah, serta terjadinya kompetisi antara Kristen 48 48 danYahudiyangselanjutnyamenimbulkaninsidenAwliadangerakan sufi.62 Tertarik untuk melanjutkan studi pada jenjang yang lebih tinggi, Imam al-GhazalikemudianpergikeNaisaburmemasukiMadrasahNizamiyah.Di sinilahiabertemudenganulamabesar,Imamal-Haramainal-Juwaini,yang merupakanikonaliranAsyariyah. MadrasahNizamiyahsendirididirikanoleh perdana menteri Nizamul Mulk yang hidup pada masa Dinasti Abbasiyah. PergolakanpolitikpadasaatDinastiAbbasiyahcukuptajamdan meningkat,mulaidaripertarunganideologiantaraaliranSyiahdanSunni sampaiperebutankekuasaanantaraorang-orangyangberkebangsaanArab, Persi,danTurki.PeriodepertamakekuasaanDinastiAbbasiyahberadadi tangankhalifahsecarapenuh,sedangkanperiodeselanjutnya,kekuasaanitu berada di bawah perintah orang atau kebangsaan lain. Badri Yatim, mengutip pendapat Gajane, mengatakan bahwa, PeriodepemerintahanBaniAbbas,menurutparasejarawan,dibagi menjadilimaperiode.Periodepertama(132-232H/750-847M)disebut pengaruhPersiapertama.Perodekedua(232-334H/847-945M),disebut masapengaruhTurkipertama.Periodeketiga(334-447H/945-1055M), masakekuasaandinastiBuwaihdalampemerintahankhilafahAbbasiyah dan masa ini disebut masa pengaruh Persi kedua. Masa keempat (447-590 H/1055-1194M),masakekuasaandinastiBaniSaljukdalam pemerintahanBaniAbbasiyah,biasanyamasainidisebutdenganmasa pengaruhTurkikedua.Periodekelima(590-656H/1194-1258M)masa khalifahbebasdaripengaruhdinastilain,tetapikekuasaannyahanya efektif di sekitar kota Baghdad.63 62 Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Guru-Murid: Studi Pemikiran Tasawuf al-Ghazali (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2001), hlm. 56-57. 63 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 1993), hlm. 49-50. 49 49 Kembali pada persoalan di atas, sesuai dengan periode pemerintahan Bani Abbas,Imamal-Ghazalihiduppadamasaatauperiodekeempat(masa disintegrasi) dari periode pemerintahan Abbasiyah yaitu pada masa dinasti Bani Saljukmemegangkekuasaan.AdapunpusatpemerintahanAbbasiyahsaatitu berada di Baghdad. PadasaatdinastiBaniSaljukmemegangkekuasaanpemerintahan Abbasiyah, kewibawaan dalam bidang agama dikembalikan setelah sekian lama dirampasolehorang-orangSyiah,dinasti-dinastikecilyangsemula memisahkandirikembalimengakuikedudukanpemerintahpusat,Baghdad, bahkanstabilitasdankeutuhankeamananuntukmembendungfahamSyiah terusdijaga.KeadaantersebuttampakterutamapadasaatNizamulMulk menjadi perdana menteri. Namundemikian,ditengahkemajuanyangmenggembirakanitu, terjadilah suatu peristiwa yang sangat menyedihkan, yaitu terbunuhnya perdana menteriNidzamulMulkdanSultanMalikSyah.DuaorangpentolanDinasti SaljukitumatiditanganpembunuhyangdibayarolehHasanShabbah,salah seorang pimpinan Syiah Bathiniyah dan merupakan teman satu sekolah dengan Nizamul Mulk saat itu. Tidakhanyaitu,aliranSyiahBathiniyahyangpoliknyaberkiblatpada NegaraFatimiyahdiMesir,semakinmelancarkanaksiterorpembunuhannya padasaatKhalifahMuqtadimeninggalduniadandigantikanolehKhalifah Mustadzir. 50 50 Zainal Abidin mengatakan bahwa, Imamal-Ghazalihiduppadasaatterjadigoncanganpolitikyangsangat hebat. Pada tahun lahirnya, 450 H. terjadilah perebutan kekuasaan atas ibu kotaBaghdadantarajenderalBasasiriyangproSyiahdenganThogrol Bey,sultanyangpertamadaripemerintahanSeljuk.Padatahun478H., dalamusianyameningkat28tahun,terjadilahbuatpertamakalinya bentrokanbersenjataantaratentaraAbbasiyahdenganlaskarpemerintah tandinganFatimiyahdidalampengepungankotaDamaskus,yang berakhir dengan mundurnya tentara penyerbu ke Mesir. Dan akhrnya pada tahun485H.,sewaktual-Ghazalimendudukijabatansebagaipenasihat agungpemerintahanSaljukdanpresidendariUniversitasNizamiyah Baghdad,terjadilagipembunuhangelapterhadapPerdanaMenteri NidzamulMulkdankemudiandiikutidenganmatinyasultanMalikal-SyahyangsemuanyadilakukanolehgolonganBathiniyahdaripartai ilegalSyiah.Tidaklamakemudianpadatahun487H.terjadipergantian pimpinan Negara dari tangan khalifah ke XXVII Muqtadi yang meninggal duniakepadaKhalifahMustazhir.Dandekritpertamayangdikeluarkan olehkhalifahadalahmemintaImamal-Ghazalisupayamenulisbuku untuk mempertahankan pemerintahan Abbasiyah yang sah dan membasmi partai ilegal Syiah yang telah mengacau Negara.64 Karenakegoncanganbatinnyayangsangathebatmenghadapiperistiwa-peristiwayangberturut-turutmakaImamal-Ghazalijatuhsakitselamaenam bulan.Denganalasanmengobatipenyakitnya,iameninggalkanBaghdaddan seluruh jabatannya dengan hati yang kesal. BahkanImamal-Ghazalimulairagudenganjalanyangditempuhnya selama itu. Ia bertanya apakah jalan yang ditempuhnya sudah benar atau belum, atausalah?Padaakhirnyaiakemudianmenempuhjalanuntukmengasingkan diridarikeramainmanusiadanmenfokuskandiriuntukberkhalwatdan beribadah kepada Allah. 64 Zainal Abidin Ahmad, Op. Cit., hlm 165. 51 51 SelamasepuluhtahunImamal-Ghazaliberkhalwatdanmenjalanihidup yangpenuhdengannuansaasketikdanpadaakhirnyaiamenemukanjawaban daripertanyaanbesaryangmengelayutihatinyaselamaitu,tasawuf.Ia berkesimpulanbahwapengetahuanyangdiperolehnyadenganpancaindera seringkalisalahdanberdusta.Dantasawuflahyangkemudianmampu menghilangkanrasasyakyangmenyelimutihatinya.Pengetahuanyang diperolehmelaluikalbuternyatamembuatiamerasayakinmendapat pengetahuan yang benar. Nah,daribeberapapemaparansingkatdiatasterkaitdengankeadaan masyarakatIslamsudahmengalamikemunduran.Dalambidangpolitik, kerajaanAbbasiyahtelahsedemikianrapuh.Dalambidangkebudayaandan peradaban,meskipernahmengalamizamankemajuanpadamasasebelumnya, kini mengalami kemunduran, bahkan nyaris kehilangan kepribadiaannya.Demikianpuladalambidangilmu-ilmuagamaIslamdirasakanImamal-GhazalitelahmatidalamjiwaumatIslamsehinggaperludihidupkankembali sebagaimanatercermindalamkitabIhyanya.Dibidang-bidanglain,seperti bidang intelektual, moral dan agama secara umum juga mengalami kemerosotan dan kemunduran. Di samping itu, berkuasanya Bani Saljuk yang mengganti Dinasti Buwaihi pada pertengahan abad XI Masehi, kendati sama-sama berpaham Sunni dengan kekhalifahandiBaghdad,ternyatatidakmampumengembalikankekuatan politik yang cukup berarti sebab hanya bertahan kurang lebih tiga puluh tahun. 52 52 MemangselamamasatersebutdapatdikatakansebagaimasakejayaanDinasti Saljukdanberhasilmenciptakanstabilitaskeamanandanketertibanyang memungkinkanberkembangnyakebudayaandanilmupengetahuan,sehingga rakyatdapatmerasakanketenangandanketentraman.Namunkekacauan akhirnyatimbulkembaliyangbermuladariperistiwaterbunuhnyaPerdana Menteri Nizamul Mulk dan Sultan Malik Syah yang hanya berselang satu bulan. DengantiadanyaduaorangkuatDinastiSaljukini,makamakin berpeluangpadakelompok-kelompokoposanyangtelahlamamemusuhi DinastiSaljuksepertikelompokekstrimisSyiahyangberafiliasidengan khilafahFatimiyahdiMesir.Halitukemudianmenyebabkanlumpuhnya kekuasaanDinastiSaljuk,utamanyasetelahdinastiituterpecah-pecahmenjadi kekuatan-kekuatan kecil dampai akhirnya membawa pada kehancuran. PadasaatDinastiSaljuksudahmengalamikemundurandanlemahnya kekuasaan politik serta goyahnya stabilitas nasional, Imam al-Ghazali hidup dan berjihadmenegakkankembalinilai-nilaikeIslamandalamdiriumat.Dengan demikiantidakmengherankaapabilalatarbelakangkondisisosialdiatas mewarnai pemikiran dan perjuangannya. Yang jelas, pada masa kehidupan dan perjuangannya,kondisiumattelahmengalamikemundurandalamberbagai aspeknya. Demikianlah beberapa kondisi obyektif yang mengitari masa hidup Imam al-Ghazali.Sebagaiseorangyangdikaruniakanpadanyakepekaandan ketajamannurani,iasenantiasaberdialogdanbersikapaspiratifdengan 53 53 zamannyayangpenuhketegangandanfragmentasisosialpolitkdanalam pikiranyangtidakterkontroldankurangnyasikaptasamuhdiantarasesama muslim,Imamal-Ghazalidengansikapkritissertakeberaniannyamengambil keputusanuntukmenentukanpilihandengansikaprealistisdanmantap.Di menempuh jalan tasawuf sebagai fondasi teologisnya. 3. Karya-Karya Imam al-Ghazali Adalah sebuah keistimewaan yang besar dan luar biasa dari diri Imam al-Ghazalibahwabeliaumerupakanseorangpenulisyangsangatproduktif.Di dalam setiap masa hidupnya Imam al-Ghazali terus menerus menulis. Sehingga ratusankitabtelahkeluarsebagaihasilkaryanyadandijadikanpedomanoleh sebagian umat Islam. Namundemikian,karenakeluasanilmuyangdimilikiolehbeliau,maka sangatsulitsekaliuntukmenentukanbidangdanspesialisasiapayang digelutinya.ZainalAbidinAhmadmengatakanbahwadidalamduniakarang mengarang,Imamal-Ghazaliterkenalsebagaiseorangpengarangyangserba ahli. Di dalam berbagai lapangan, dia menulis secara luas dan tepat, dan begitu mendalamnya sehingga di merupakan orang ahlinya mengausai yang menguasai persoalan itu di dalam segala hal.65 Adapunkitab-kitabImamal-Ghazaliyangpalingterkenal,sebagaimana diungkapkan oleh Zainal Abidin, adalah sebagai berikut: 65 Ibid., hlm. 173. 54 54 a. Dalam Bidang Filsafat 1) . Sebagaikarangannyayangpertamayangditulisnyasewaktupikirannya masihsegardalamusia disekitar25-28tahun.Isinyamenerangkansoal-soal filsafat menurut wajarnya, dengan tiada kecaman. 2) DikarangnyasewaktudiaberadadiBaghdad,dalamkekacauanoleh pahamskeptisyangsangathebat,dalamusia35-38tahun.Bukuiniberisi kecaman yang sangat hebat terhadap ilmu filsa