profil dan permasalahan umkm di provinsi jambi · pdf fileindonesia. peran tersebut terlihat...

62
Studi Potensi dan Pembinaan UMKM di Provinsi Jambi PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI Haryadi Doktor Ilmu Ekonomi, Tataniaga dan Perdagangan Internasional, Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Jambi, Kampus Pinang Masak, UNJA Mendalo Darat, email: [email protected]

Upload: phungcong

Post on 30-Jan-2018

254 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Studi Potensi dan Pembinaan UMKM di Provinsi Jambi

PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM

DI PROVINSI JAMBI

Haryadi

Doktor Ilmu Ekonomi, Tataniaga dan Perdagangan Internasional, Jurusan Ilmu Ekonomi

dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Jambi, Kampus Pinang Masak,

UNJA Mendalo Darat, email: [email protected]

Page 2: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 2

1.1. Latar Belakang

Dalam perspektif dunia, sudah diakui bahwa usaha Mikro kecil

dan menengah (UMKM) sejak lama telah memainkan suatu peran

vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Peran

tersebut tidak hanya dirasakan oleh negara-negara sedang

berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

Di negara maju, UMKM sangat penting tidak saja karena

kelompok usaha tersebut menyerap paling banyak tenaga kerja

tetapi juga dikarenakan kontribusinya terhadap pembentukan atau

pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) paling besar

dibandingkan dengan kontribusi dari usaha besar. Piper (1997)

menyatakan bahwa sebanyak 12 juta orang atau sekitar 63,2

persen dari jumlah tenaga kerja di Amerika Serikat (AS) bekerja di

350.000 perusahaan. Rata-rata setiap perusahaan memperkerjakan

tidak kurang dari 500 orang. Di Amerika Serikat, perusahaan-

perusahaan seperti itu dikategorikan sebagai UMKM. Menurut

Aharoni (1994), jumlah UMKM adalah sekitar 99% dari jumlah unit

usaha di negara adidaya tersebut. Perusahaan-perusahaan

tersebut merupakan inti dari basis industri di AS (Piper, 1997).

Secara umum, peran strategis UMKM juga dapat dilihat di

Indonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap

Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang terus meningkat setiap

tahun. Berdasarkan hasil survei dan perhitungan Badan Pusat

Statistik (BPS 2008), kontribusi UMKM terhadap PDB (tanpa migas)

Page 3: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 3

pada Tahun 2007 tercatat sebesar 62,71 persen dan pada Tahun

2008 kontribusinya meningkat menjadi 64,47 persen.

Sektor UMKM memiliki jumlah unit usaha yang cukup besar.

Pada tahun 2005, UMKM dalam lingkup nasional terdiri dari 44,69

juta unit usaha, dan merupakan 90,9 persen dari pelaku usaha

nasional. Pada tahun yang sama, usaha ini mampu menyerap

76,77 persen dari seluruh angkatan kerja di Indonesia. UMKM

berperan dalam penyerapan tenaga kerja dan pendistribusian

hasil-hasil pembangunan (Kementerian Negara Koperasi dan

UMKM, 2007).

Mengingat besarnya peran UMKM tersebut, maka

pemerintah melalui instansi terkait terutama Kementerian Koperasi

dan UKM telah meluncurkan berbagai program bantuan. Kebijakan

pemerintah untuk mendorong usaha kecil dan menengah cukup

serius. Undang-Undang No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah menegaskan bahwa, usaha ini perlu

diselenggarakan secara menyeluruh, optimal, dan

berkesinambungan melalui pengembangan iklim yang kondusif,

pemberian kesempatan berusaha, dukungan, perlindungan, dan

pengembangan usaha seluas-luasnya.

UMKM diharapkan mampu meningkatkan kedudukan, peran,

dan potensinya seperti yang disumbangkan oleh usaha besar

dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan

peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja, dan

pengentasan kemiskinan. Implementasi dari kebijakan pemerintah

salah satunya tercermin dari banyaknya bantuan pemerintah yang

dialokasikan untuk pengembangan UMKM dan koperasi. Sejak dari

tahun 2000 sampai dengan tahun 2007, setidak-tidaknya terdapat

Page 4: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 4

sembilan program perkuatan yang terkait secara langsung dengan

perkuatan dana bergulir.

Namun demikian, beberapa pengamat ekonomi memiliki sisi

pandang yang berbeda tentang UMKM. Bila dilirik dari kiprah sektor

UMKM, peran sektor ini ternyata masih relatif tidak sebanding

dengan jumlah sektor UMKM. Sebagai sektor terbesar, perannya

tergolong masih relatif kecil terhadap PDRB. Kondisi ini ditambah

lagi oleh adanya fakta yang menunjukkan bahwa sebagian besar

sektor ini masih mengandalkan pasar domestik sebagai

pelemparan hasil produksi. Dengan share yang relatif kecil, dapat

dipahami manakala goncangan terhadap sektor ini juga tidak

sekuat guncangan yang dialami oleh usaha besar. Menurut

sekelompok pengamat, hujah ini adalah salah satu pembenaran

dari tidak goncangnya sektor UMKM ketika krisis terjadi pada tahun

1998.

Ketangguhan UMKM menghadapi krisis belum bisa dijadikan

sebagai tolak ukur untuk mengatakan bahwa UMKM sebagai sektor

andalan. Beberapa penyebabnya antara lain adalah:

Pertama, sebagian besar usaha kecil menghasilkan barang-

barang konsumsi (consumer goods), khususnya yang tidak tahan

lama (non-durable consumer goods). Kelompok barang ini dicirikan

oleh keanjalan permintaan terhadap perubahan pendapatan

(income elasticity of demand) yang relatif rendah. Artinya,

seandainya terjadi peningkatan pendapatan masyarakat,

permintaan atas kelompok barang ini tak akan meningkat banyak;

sebaliknya, jika pendapatan masyarakat merosot-sebagai akibat

dari krisis maka permintaan tak akan banyak berkurang. Kedua,

mayoritas usaha kecil lebih mengandalkan pada non-banking

financing dalam aspek pendanaan usaha. Hal ini terjadi karena

Page 5: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 5

akses usaha kecil pada fasilitas perbankan sangat terbatas. Oleh

karena itu, meski perannya dalam penyerapan tenaga kerja cukup

besar, namun kontribusinya terhadap ekspor nasional hanya sekitar

14 persen. Ketiga, pada umumnya usaha kecil memiliki modal yang

terbatas. Di lain pihak, mengingat struktur pasar yang dihadapi

UMKM mengarah pada persaingan sempurna (banyak produsen

dan banyak konsumen), tingkat persaingan sangatlah ketat.

Akibatnya, yang bangkrut atau keluar dari arena usaha relatif

banyak, namun pemain baru yang masuk pun cukup banyak pula.

Sehingga pada saat krisis ekonomi terjadi, jumlah UMKM tidak

mengalami penurunan yang signifikan. Keempat, terbentuknya

usaha-usaha kecil baru, terutama di sektor informal, sebagai akibat

dari banyaknya pemutusan hubungan kerja di sektor formal karena

krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Pertanyaan yang mencuat adalah ”mengapa UMKM hanya

mampu bertahan tetapi relatif sulit untuk berkembang”. Meski

berbagai macam skim penyaluran dana telah diimplementasikan

oleh pemerintah, namun sektor ini tetap saja tidak mampu

menggeliat sesuai harapan. Berdasarkan hasil diskusi dengan para

pakar dan instansi terkait pada tanggal 20 Agustus 2009 di

Balitbangda Provinsi Jambi, diketahui bahwa hampir semua UMKM

telah menerima kucuran dana dari berbagai pihak.

Agar peran dari UMKM bisa optimal dan dapat memenuhi

harapan pemerintah, maka harus dilakukan studi yang mampu

memberikan gambaran tentang sejauh mana pemanfaatan

bantuan pemerintah oleh koperasi dan UMKM di Provinsi Jambi.

Page 6: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 6

1.2. Perumusan Masalah

Banyaknya kucuran dana yang dialokasikan oleh pemerintah

terhadap koperasi/UMKM termasuk di provinsi Jambi tak dapat

disangkal lagi. Namun demikian, kucuran dana yang besar tersebut

belum mampu meningkatkan kinerja koperasi/UMKM secara

optimal. Hasil diskusi melalui FGD yang dilakukan oleh Balitbangda

pada 20 Agustus 2009 menunjukkan bahwa pemerintah masih

menghadapi kendala dalam mengembangkan dan meningkatkan

kinerja koperasi/UMKM. Secara spesifik permasalahan yang

dihadapi oleh pemerintah provinsi Jambi dalam mengembangkan

Koperasi/UMKM adalah sebagai berikut:

1. Belum diketahuinya gambaran umum tentang pemanfaatan

bantuan pemerintah dalam pengembangan UMKM di Provinsi

Jambi, khususnya Dana Perkuatan yang disalurkan melalui

Kementerianan Negara Koperasi dan UKM.

2. Belum teridentifikasinya hambatan yang dihadapi UMKM di

Provinsi Jambi dalam pemanfaatan bantuan pemerintah.

3. Belum tersedianya rumusan-rumusan mengenai pola

pemanfaatan dana bantuan pemerintah yang ideal bagi

pengembangan UMKM di Provinsi Jambi.

1.3. Tujuan Studi

Secara umum tujuan dari studi ini adalah untuk mengkaji dan

merumuskan pola pemanfaatan bantuan dana pemerintah bagi

pengembangan UMKM di Provinsi Jambi. Secara khusus tujuan dari

studi ini adalah:

1. Mengetahui gambaran umum tentang pemanfaatan bantuan

pemerintah dalam pengembangan UMKM di Provinsi Jambi,

Page 7: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 7

khususnya Dana Perkuatan yang disalurkan melalui

Kementerianan Negara Koperasi dan UKM.

2. Menganalisis hambatan yang dihadapi UMKM di Provinsi Jambi

dalam pemanfaatan bantuan pemerintah.

3. Merumuskan dan mengembangkan pola pemanfaatan dana

bantuan pemerintah yang ideal bagi pengembangan UMKM di

Provinsi Jambi.

1.4. Output

1. Diketahuinya suatu gambaran umum tentang pemanfaatan

bantuan pemerintah dalam pengembangan UMKM di Provinsi

Jambi, khususnya Dana Perkuatan yang disalurkan melalui

Kementerianan Negara Koperasi dan UKM.

2. Diperolehnya suatu analisis secara ilmiah mengenai hambatan

yang dihadapi UMKM di Provinsi Jambi dalam pemanfaatan

bantuan pemerintah.

3. Diperolehnya suatu rumusan pola pemanfaatan dana

bantuan pemerintah yang ideal bagi pengembangan UMKM di

Provinsi Jambi.

1.5. Ruang Lingkup

Untuk membatasi dan memberikan arah yang jelas pada studi ini,

maka ruang lingkup kajian difokuskan pada:

1. Wilayah studi adalah Provinsi Jambi

2. Lokasi Penelitian dipilih dengan sengaja tiga 3 kabupaten/kota

di Provinsi Jambi yaitu: Kota Jambi, Kabupaten Bungo, dan

Kabupaten Kerinci.

Page 8: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 8

3. Kriteria UMKM didasarkan pada Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2008.

4. Faktor kendala yang akan dianalisis adalah modal,

kelembagaan, dan manajemen, pola pemanfaatan dana

bantuan yang telah dikucurkan oleh pemerintah, mengenai

ketersediaan database, pola pembinaan, dan strategi

pengembangan kedepan.

Page 9: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 9

2.1. Konsepsi Usaha Kecil dan Menengah

Beberapa kementerian di Indonesia, menerapkan definisi

yang berbeda untuk UMKM. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari

kriteria yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Sebagai

contoh: (1) usaha kecil menurut Departemen Perindustrian adalah

perusahaan yang mempekerjakan 5-10 karyawan, (2) usaha kecil

menurut Departemen Perdagangan adalah perusahan yang

memiliki modal minimal Rp.500.000, (3) usaha kecil menurut

Departemen Pertanian adalah perusahaan yang memiliki lahan

minimal 2 Hektar. Masing-masing departemen mendifinisikan sesuai

dengan lingkup departemen terkait.

Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2008, Usaha Kecil

adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar.

Sementara itu, Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif

yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau

badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian

baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

Page 10: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 10

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan

tahunan.

Dilihat dari kepemilikan asekt, pemerintah memberikan

batasan tentang Usaha kecil yaitu: (1) memiliki kekayaan bersih

(aset) bersih lebih dari Rp 50 juta sampai dengan paling banyak Rp

500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, (2),

hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta sampai dengan Rp

2,5 milyar, (3) milik warganegara Indonesia, dan (4) berdiri sendiri,

bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan.

Sementara Usaha Menengah adalah: Kriteria Usaha

Menengah adalah sebagai berikut: (1) a. memiliki kekayaan bersih

lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), (2) sampai

dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)

tidak, (3) termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

2.2. Permasalahan dan karakteristik UMKM

Menurut Dwiwinarno (2008), Ada beberapa faktor penghambat

berkembangnya UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) antara

lain kurangnya modal dan kemampuan manajerial yang rendah.

Meskipun permintaan atas usaha mereka meningkat karena

terkendala dana maka sering kali tidak bisa untuk memenuhi

permintaan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan

untuk mendapatkan informasi tentang tata cara mendapatkan

dana dan keterbasan kemampuan dalam membuat usulan untuk

mendapatkan dana. Kebanyakan usaha skala kecil dalam

Page 11: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 11

menjalankan usaha tanpa adanya perencanaan, pengendalian

maupun juga evalusi kegiatan usaha.

Karakteristik usaha kecil di Indonesia dapat dipisah menjadi

dua bagian. Menurut Setyari (2005), beberapa karakteristik yang

paling melekat pada sebagian besar UMKM antara lain: (1)

rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang bekerja

pada sektor UMKM, (2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang

berimbas pada rendahnya gaji dan upah, (3) Kualitas barang yang

dihasilkan relatif rendah, (4) mempekerjakan tenaga kerja wanita

lebih besar daripada pria, (5) lemahnya struktur permodalan dan

kurangnya akses untuk menguatkan struktur modal tersebut, (6)

kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru, serta (7)

kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial.

Selain karakteristik tersebut diatas, menurut Sucherly (2004)

beberapa karakteristik usaha ini antara lain: (1) skala usaha kecil

baik dilihat dari modal, tenaga kerja, dan pasar, umumnya

terdapat di perdesaan, kota kecil atau pinggiran kota besar

dengan status kepemilikan pribadi, (2) status usaha milik pribadi

dan keluarga, (3) sumber TK berasal dari lingkungan social budaya

(etnis atau geografis), (4) pola kerja sering paro waktu atau berupa

usaha sampingan, (4) pengelolaan usaha yg sederhana dan

terbatas dalam mengadopsi teknologi, (5) sangat tergantung pada

sumber modal sendiri, (6) sering tidak memiliki izin usaha dan

persyaratan usaha tidak dipenuhi, (7) strategi perusahaan sering

tergantung pada lingkungan, (8) manajemen usaha tidak dikelola

dengan baik (keuangan, organisasi dll), dan (9) Kebanyakan Uaha

kecil merupakan usaha untuk mempertahankan hidup. Karekteristik

yang terakhir juga cukup menonjol.

Page 12: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 12

2.3. Berbagai Jenis-Jenis bantuan Pemerintah

Pemerintah telah mengucurkan berbagai jenis bantuan

pendanaan bagi UMKM sebagai upaya meningkatkan peran UKM

dalam perekonomian. Beberapa jenis bantuan tersebut yang telah

dikucurkan baik kepada UMKM maupun kepada koperasi sebagai

wadah dari UMKM di provinsi Jambi adalah:

1. Program pembiayaan produktif Koperasi dan usaha mikro

(P3KUM) pola Konvensional

Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro

(P3KUM) Pola Konvensional adalah rangkaian kegiatan

Pemerintahan yang dilakukan dalam bentuk perkuatan

permodalan KSP/USP-Koperasi untuk mengembangkan usaha

mikro anggota Koperasi dengan menggunakan dana bergulir

konvensional dalam rangka mengurangi kemiskinan dan

memperluas kesempatan kerja. Petunjuk teknis untuk P3KUM

pola konvesional diatur dalam peraturan Menteri negara

koperasi dan usaha kecil dan menengah Republik Indonesia

Nomor : 08/Per/M.KUKM/II/2007

Tujuan Program adalah : (a) memberdayakan usaha mikro

melalui perkuatan permodalan KSP/USP-Koperasi, (b)

meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dalam

bidang manajemen usaha dan pengelolaan keuangan, (c)

memperkuat peran dan posisi KSP/USP-Koperasi dalam

mendukung upaya perluasan kesempatan kerja dan

pengentasan kemiskinan.

Page 13: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 13

Sementara itu sasaran Program P3KUM adalah :

a. tersalurnya dana bergulir kepada 1 (satu) KSP/USP-

Koperasi yang memenuhi syarat disetiap kecamatan;

b. tersalurnya dana bergulir dari KSP/USP-Koperasi kepada

usaha mikro anggotanya yang mempunyai usaha produktif;

c. terwujudnya peningkatan modal kerja bagi usaha mikro

yang bergerak dibidang pertanian, perikanan/nelayan,

pertenakan, industri kerajinan/industri rumah tangga,

pedagang kaki lima, warung-warung kecil yang disalurkan

oleh KSP/USP-Koperasi dalam bentuk pinjaman;

d. terwujudnya peningkatan peran kelembagaan KSP/USP-

Koperasi dan peningkatan kemampuan manajemen

usaha;

e. terwujudnya perguliran dana dari KSP/USP-Koperasi kepada

usaha mikro anggotanya dan dari KSP/USP-Koperasi

kepada KSP/USP-Koperasi lainnya dalam rangka

pengembangan usaha mikro;

f. terlaksananya program perkuatan permodalan KSP/USP-

Koperasi melalui pemberian dana bergulir yang menjamin

suksesnya penyaluran, pemanfaatan, pengembalian dana

serta terwujudnya peningkatan dan pengembangan

usaha ekonomi produktif masyarakat.

Untuk mendapatkan dana bantuan pemerintah, KSP/USP-

Koperasi calon peserta program wajib memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

Page 14: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 14

a. KSP dan USP-Koperasi primer Kabupaten/Kota yang telah

berbadan hukum dengan melampirkan Foto Copy Akte

Pendirian Koperasi yang telah disahkan oleh Pemerintah.

b. Koperasi Primer Kabupaten/Kota yang mempunyai kegiatan

Usaha Simpan Pinjam dan telah dikelola secara terpisah

(otonom) dari kegiatan usaha lainnya sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

c. memiliki anggota paling sedikit 25 (dua puluh lima)

orang usaha mikro.

d. telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) pada

tahun buku terakhir.

e. KSP/USP-Koperasi yang belum pernah menerima

perkuatan permodalan yang berasal dari Program

Kementerian Negara Koperasi dan UKM.

2. Program pembiayaan produktif Koperasi dan usaha mikro

(P3KUM) Pola Syariah

Petunjuk teknis tentang program ini diatur melalui peraturan

menteri negara koperasi dan usaha kecil dan menengah

Republik Indonesia NOMOR : 06/per/M.KUKMI/I/2007. Program

bantuan pemerintah jenis ini merupakan perkuatan permodalan

yang dilaksanakan dengan menggunakan prinsip dan aturan

syariah. Dengan menggunakan pola ini dana perkuatan

disalurkan melalui koperasi dan BMT dengan tujuan untuk

membiayai ekonomi produktif. Sasaran Program adalah :

Page 15: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 15

a. tersalurnya DBS dalam rangka perkuatan permodalan

kepada 1 (satu) KJKS/UJKS untuk setiap kecamatan yang

memenuhi persyaratan.

b. tersalurnya DBS dari KJKS/UJKS kepada para anggotanya

yang memenuhi syarat untuk menerima pembiayaan.

c. terwujudnya peningkatan modal kerja anggota KJKS/UJKS

yang memiliki usaha produktif.

d. terwujudnya peningkatan peran kelembagaan KJKS/UJKS

dan peningkatan kemampuan manajemen usaha;

e. terwujudnya perguliran dana dari KJKS/UJKS kepada

anggotanya dan perguliran dana dari KJKS/UJKS kepada

KJKS/UJKS lainnya dalam rangka mengembangkan usaha

mikro.

f. terlaksananya perkuatan permodalan KJKS/UJKS melalui

pemberian dana bergulir yang menjamin sehingga dapat

dicapai sukses dalam penyaluran, pemanfaatan,

pengembalian dana serta terwujudnya peningkatan dan

pengembangan usaha ekonomi produktif masyarakat.

Secara umum tujuan dan sasaran dari program ini sama saja

dengan program pembiayaan pada P3KUM konvensional.

Perbedaannya terletak pada pola yang diterapkan dalam

menyalurkan bantuan. Sasaran Program adalah

3. MODAL AWAL PADANAN (MAP)

MAP adalah bantuan pemerintah kepada UKM yang ada di

dalam sentra yang bersifat bergulir. Juknis mengenai MAP diatut

Page 16: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 16

melalui Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil

Dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 30/Per/M.KUKM/VIII

/2007. Bantuan ini tidak disalurkan langsung kepada ukm,

melainkan melalui koperasi simpan pinjam atau unit simpan

pinjam sebuah koperasi yang ada di dalam atau di dekat

sentra. Besar dana map yang disalurkan adalah antara rp

150.000.000,- hingga Rp 350.000.000,- per sentra. Ide penyaluran

dana melalui koperasi di wilayah sentra diharapkan memberikan

dua manfaat yaitu (1) dana disalurkan melalui pihak yang

mengenal Daerah/pengusaha yang akan dibantu dengan

standar penyaluran dana yang jelas dan (2) dana diharapkan

dapat membantu memperbaiki struktur permodalan KSP/USP-

koperasi penyalur. Sementara itu, sasaran dari dana MAP

adalah: (1) tersedianya dana MAP melalui KSP/USP koperasi

yang melayani usaha kecil pada sentra/klaster usaha kecil yang

ditetapkan, dan (2) meningkatnya usaha bagi sentra/klaster

yang diindikasika/USP koperasi.n dengan terjadinya perluasan

jangkauan, peningkatan mutu pelayanan, dan kemampuan

permodalan KSP

Untuk mendapatkan dana MAP, suatu koperasi harus telah

memiliki aktivitas setidak-tidaknya selama satu tahun, memiliki

kinerja baik, jumlah anggota yang mengajukan pinjaman

pertama kali minimal 20 orang, belum mendapatkan bantuan

sejenis serta melampirkan neraca rugi laba.

4. Program Perkuatan di Sektor Agribisnis

Tujuan program pengembangan pengusaha mikro dan kecil,

melalui bantuan perkuatan dana bergulir bagi KSP di sektor

Page 17: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 17

agribisnis yaitu: (1) meningkatkan aktivitas dan pendapatan

pengusaha mikro dan kecil melalui pelayanan simpan pinjam, (2)

meningkatkan kemampuan dan jangkauan pelayanan KSP

khususnya di sektor agribisnis, (3) meningkatkan kualitas

sumberdaya pengelola KSP, dan meningkatkan akses anggota dan

calon anggota untuk memperoleh pelayanan pinjaman dari KSP.

Untuk mendapatkan dana bantuan, KSP sektor agribisnis

harus memenuhi syarat-syarat khusus sebagai berikut: (1) memiliki

anggota minimal 100 (seratus) orang yang bergerak dibidang

usaha produktif yang sejenis antara lain: Koperasi primer, petani,

peternak, nelayan, produsen, dan pedaga ngan dalam bidang

usaha agribisnis, (2) memiliki tunjangan macet maksimal 2%, (3)

memiliki modal sendiri minimal sepertiga dari total aset, (4) memiliki

fasilitas komputer , (5) predikat hasil audit terakhir adalah wajar

tanpa syarat.

5. Program Perempuan Keluarga Sehat dan Sejah tera (PERKASSA)

Perkassa adalah program perkuatan permodalam koperasi

dan usaha mikro yang disalurkan kepada para kaum

perempuan. Target akhir dari program ini adalah meningkatnya

kesempatan kerja dan berkurangnya angka kemiskinan. Secara

khusus tujuan dari program ini adalah: (1) Memberdayakan

perempuan pengusaha skala mikro, (2) meningkatkan

kemampuan sumberdaya manusia dalam bidang manajemen

usaha dan pengelola keuangan berbasis syariah, (3)

memperkuat peran dan posisi KSP/USP dalam mendukung

upaya perluasan kesempatan kerja dan pengentasan

kemiskinan.

Page 18: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 18

Sedangkan sasaran dari program ini adalah: (1) tersalurnya

dana bergulir kepada perempuan yang memiliki aktivitas pada

usaha mikro dan usaha produktif lainnya, (2) terwujudnya

peningkatan modal kerja bagi pengusaha mikro yang bergerak

di bidang pertanian, perikanan, peternakan, industri kerajinan

rumah tangga, warung, pedagang kecil termasuk pedagangan

kaki lima, (3) terwujudnya peningkatan peran kelembagaan dan

manajemen usaha koperasi simpan pinjam dan usaha simpan

pinjam, (4) semakin kuatnya permodalan koperasi simpan

pinjam dan unit simpan pinjam melalui pemberian dana bergulir

yang menjamin suksesnya penyaluran, pemanfaatan,

pengembalian dana serta terwujudnya peningkatan dan

pengembangan usaha ekonomi produktif masyarakat.

Untuk mendapatkan dana bantuan program PERKASSA,

koperasi penerima harus memenuhi ketentuan-ketentuan antara

lain: (1) telah memiliki badan hukum, (2) memiliki anggota paling

sedikit 25 orang yang sebagian besar perempuan, (3) telah

melakukan paling sedikit satu kali rapat RAT, dan (4) belum

pernah menenrima bantuan sejenis. Jika syarat tersebut

terpenuhi barulah koperasi dapat mengalukan usulan kelayakan

usaha kepada Dinas koperasi dengan persyaratan-persyaratan

lainnya.

6. Program Pembiayaan Wanita Usaha Mandiri (P2WUM)

Tujuan program itu meningkatkan kesejahteraan melalui

kewirausahaan wanita serta mutu dan kinerja koperasi wanita.

Program Pembiayaan Wanita Usaha Mandiri (P2WUM) pada

prinsipnya relatif sama dengan program P3KUM, hanya saja

Page 19: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 19

fokusnya adalah wanita. Tujuan Program adalah : (a)

memberdayakan usaha mikro yang umumnya pelakunya

adalah wanita melalui perkuatan permodalan KSP/USP-Koperasi,

(b) meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia

khususnya wanita dalam bidang manajemen usaha dan

pengelolaan keuangan, (c) memperkuat peran dan posisi

KSP/USP-Koperasi khususnya wanita dalam mendukung upaya

perluasan kesempatan kerja dan pengentasan kemiskinan.

7. Prospek MANDIRI

Program ini diatur melalui Peraturan Menteri Negara Koperasi

dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia NOMOR:

28/Per/M.KUKM/VII/2007 tentang pedoman program sarjana

pencipta kerja mandiri (PROSPEK MANDIRI). Program ini adalah

program pemerintah c.q Kementerian Negara Koperasi dan

UKM bekerjasama dengan pemerintah Provinsi/DI/Kabupaten

/Kota yang dapat diperluas dengan pihak-pihak lain, antara lain

Perguruan Tinggi, Dunia Usaha dan Organisasi Kemasyarakatan,

yang dilakukan melalui pemberdayaan dan penyediaan

fasilitasi berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia,

dana bergulir dan dukungan bantuan perkuatan lainnya,

kepada para sarjana dalam wadah koperasi, untuk melakukan

kegiatan usaha pada berbagai bidang/sektor usaha, dalam

rangka menumbuhkan usaha baru (wirausaha baru) dan

penciptaan lapangan kerja.

Tujuan program ini ádalah:

a. menciptakan usaha baru (wirausaha baru) yang mampu

menciptakan kesempatan kerja, dan mengatasi masalah

Page 20: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 20

pengangguran, khususnya pengangguran tenaga kerja

terdidik;

b. mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya manusia

terdidik dalam menggerakkan perekonomian daerah;

c. memanfaatkan teknologi dan sumber daya lokal yang

memiliki keunggulan kompetitif.

Sementara itu, sasaran dari program ini adalah:

a. terwujudnya peserta Prospek Mandiri menjadi wirausaha

baru, yang mampu menciptakan dan memperluas

kesempatan kerja bagi dirinya dan masyarakat disekitarnya;

b. berkembangnya sektor-sektor usaha unggulan, pada

daerah-daerah yang menjadi peserta Prospek Mandiri;

c. meningkatnya kualitas sumber daya manusia (SDM) koperasi

dan usaha kecil dan menengah.

2.3. Studi Terhadahulu Tentang Permasalahan dan Pemanfaatan

Dana UMKM

Alasan klasik yang selalu muncul dari permasalahan UMKM

selalu berkaitan dengan dana (modal usaha). Hasil survey Pusat

Studi UMKM UIEU (Mai 2008), menunjukkan tingkat permasalahan

dari 30 UMKM yang dibina dengan urutan permasalahan sebagai

berikut, keuangan, pemasaran, tenaga kerja, pembinaan, dan

produksi. Hal ini menunjukkan bahwa faktor modal usaha bagi

Page 21: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 21

UMKM bukan merupakan satu-satunya permasalahan yang

dihadapi UMKM.

Hasil penelitian ini ternyata merubah persepsi yang selama ini

terjadi bahwa UMKM hanya dihadapkan pada permasalahan

modal. Temuan Pusat Studi UIEU menunjukkan bahwa terdapat

berbagai UMKM yang kendalanya adalah diluar sektor

permodalan. Dalam konteks ini yang dibutuhkan oleh UMKM bukan

hanya modal akan tetapi pembinaan. Tambunan (2009)

menyebutkan bahwa meski modal mengalir cukup banyak ke

UMKM, namun jika tidak diikuti oleh pembinaan terutama tentang

bagaimana memanfaatkan bantuan yang diterima maka UMKM

akan cenderung tidak berhasil. Lagi-lagi menurut Tambunan, kita

baru menciptakan 0,60% UMKM yang berhasil sedangkan kita

membutuhkan 2 % sampai 3 % UMKM yang berhasil dari jumlah

penduduknya kalau mau disebut sebagai negara maju.

Pertanyaan yang muncul adalah: apa penyebab ketidak

berhasilan tersebut?, lagi-lagi korupsi dan tidak tepatnya dalam

penyaluran dana (perencanaan) serta kurangnya pembinaan

terutama tentang pemanfaatan dana. Pengalaman buruk pernah

terjadi ketika masalah KLBI (Kredit Likuiditas Bank Indonesia)

dimunculkan kira-kira tahun 1996, yang seharusnya kredit tersebut

diperuntukkan bagi UMKM, kenyataan +/- 50% disalurkan kepada

UMKM-UMKM dadakan yang diciptakan oleh Bank-Bank penyalur

KLBI, yang sekarang pemiliknya berada di penjara atau sedang

buron di luar negeri. Lalu adalagi yang namanya Program

Kemitraan dan Bantuan Lingkungan (PKBL). Program ini

diperuntukkan bagi UMKM untuk menambah modal kerja dan

investasi yang bersumber dari 2% keuntungan BUMN.

Page 22: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 22

Permasalahan UMKM juga diteliti oleh Hafsah. Dalam

penelitiannya Hafsah (2004) meneliti tentang dampak dana

bantuan penguatan modal usaha kelompok (PMUK) terhadap

peningkatan pendapatan kelompok petani jagung kecamatan

wawaykarya kabupaten Lampung Timur. Hafsah menemukan

bahwa permasalahan UMKM pada dasarnya dapat dibagi atas 2

bagian besar, yaitu permasalahan internal dan permasalahan

eksternal.

Menurut Hafsah, permasalahan internal yang dihadapi oleh UMKM

dan koperasi sebagai wadah UMKM meliputi:

1. Kurangnya Permodalan

Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk

mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UKM,

oleh karena pada umumnya usaha kecil dan menengah

merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya

tertutup, yang mengandalkan pada modal dari si pemilik yang

jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank

atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh, karena

persyaratan secara administratif dan teknis yang diminta oleh bank

tidak dapat dipenuhi.

2. Sumber Daya Manusia (SDM) yang Terbatas

Sebagian besar usaha kecil tumbuh secara tradisional dan

merupakan usaha keluarga yang turun temurun. Keterbatasan SDM

usaha kecil baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan

dan keterampilannya sangat berpengaruh terhadap manajemen

pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk

berkembang dengan optimal. Disamping itu dengan keterbatasan

SDM-nya, unit usaha tersebut relatif sulit untuk mengadopsi

Page 23: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 23

perkembangan teknologi baru untuk meningkatkan daya saing

produk yang dihasilkannya.

3. Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan Penetrasi Pasar

Usaha kecil yang pada umumnya merupakan unit usaha

keluarga, mempunyai jaringan usaha yang sangat terbatas dan

kemampuan penetrasi pasar yang rendah, oleh karena produk

yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan mempunyai

kualitas yang kurang kompetitif. Berbeda dengan usaha besar

yang telah mempunyai jaringan yang sudah solid serta didukung

dengan teknologi yang dapat menjangkau internasional dan

promosi yang baik.

Sementara itu, faktor eksternal yang menjadi permasalahan

koperasi/UMKM adalah:

1. Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif

Kebijaksanaan Pemerintah untuk menumbuhkembangkan

Usaha Kecil dan Menengah (UKM), meskipun dari tahun ke tahun

terus disempurnakan, namun dirasakan belum sepenuhnya

kondusif. Hal ini terlihat antara lain masih terjadinya persaingan

yang kurang sehat antara pengusaha-pengusaha kecil dengan

pengusaha-pengusaha besar.

2. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha

Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan sarana dan

prasarana yang mereka miliki juga tidak cepat berkembang dan

kurang mendukung kemajuan usahanya sebagaimana yang

diharapkan.

3. Implikasi Otonomi Daerah

Dengan berlakunya Undang-undang No. 22 Tahun 1999

tentang Otonomi Daerah, kewenangan daerah mempunyai

Page 24: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 24

otonomi untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat.

Perubahan sistem ini akan mengalami implikasi terhadap pelaku

bisnis kecil dan menengah berupa pungutan-pungutan baru yang

dikenakan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Jika kondisi ini tidak segera dibenahi maka akan menurunkan

daya saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Disamping itu

semangat kedaerahan yang berlebihan, kadang menciptakan

kondisi yang kurang menarik bagi pengusaha luar daerah untuk

mengembangkan usahanya di daerah tersebut.

2. Implikasi Perdagangan Bebas

AFTA yang mulai berlaku Tahun 2003 dan APEC Tahun 2020

yang berimplikasi luas terhadap usaha kecil dan menengah untuk

bersaing dalam perdagangan bebas. Dalam hal ini, mau tidak mau

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dituntut untuk melakukan proses

produksi dengan produktif dan efisien, serta dapat menghasilkan

produk yang sesuai dengan rekuensi pasar global dengan standar

ualitas seperti isu kualitas (ISO 9000), isu lingkungan (ISO 14.000) dan

isu Hak Asasi Manusia (HAM) serta isu etenagakerjaan. Isu ini sering

digunakan secara tidak air oleh negara maju sebagai hambatan

Non Tariff Barrier for Trade). Untuk itu maka diharapkan UKM

perlu mempersiapkan agar mampu bersaing baik ecara

keunggulan komparatif maupun eunggulan kompetitif yang

berkelanjutan.

5. Sifat Produk Dengan Lifetime Pendek

Sebagian besar produk industri kecil memiliki ciri atau

karakteristik sebagai produk-produk fasion dan kerajinan dengan

ifetime yang pendek.

3. Terbatasnya Akses Pasar

Page 25: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 25

Terbatasnya akses pasar akan menyebabkan produk yang

dihasilkan tidak dapat dipasarkan secara kompetitif baik di pasar

nasional maupun internasional. Upaya untuk Pengembangan UKM

Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada

hakekatnya merupakan tanggungjawab bersama antara

pemerintah dan masyarakat.

Madian (2004) meneliti tentang pengaruh pemberian dana

bergulir terhadap pedagang eceran pada pasar tradisional di Kota

Medan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengucuran dana

bergulir cukup mendorong terjadinya pengembangan usaha

pedagang eceran, namun faktor yang paling signifikan ádalah

modal awal yang dimiliki oleh para pedagang. Semakin besar

modal awal maka semakin besar pula peluang untuk

mengembangkan usaha.

Berbeda dengan hasil-hasil studi yang telah disebutkan

diatas, Alverina (2003) justru menemukan bahwa pemberian dana

bantuan perkuatan melalui dana bergulir belum mampu

meningkatkan kemampuan ekonomi lokal. Kesembilan usaha yang

menjadi objek penelitian tidak mampu untuk memenuhi semua

indikator yang ada. Hal ini disebabkan antara lain karena

keterbatasan dalam menjangkau sumber permodalan,

pasar/jaringan terbatas/tidak ada, kualitas/skill SDM rendah, inovasi

yang kecil, serta usaha-usaha tersebut bersaing secara sempurna.

Studi tentang pemanfaatan dana bergulir juga pernah

dilakukan oleh LPM-UPI (2003). Lembaga ini meneliti tentang: (1)

kesesuaian antara tujuan target dan sasaran pemberian dana

bergulir, (2) keefektifan dan kebermanfaatan efektif dan dapat

bermanfaat pada penerima bantuan.

Page 26: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 26

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat beberapa

kasus yang penyaluran dananya tidak sesuai dengan target dan

sasaran. Meskipun banyak anggota yang merasakan manfaat dari

penyaluran dana tersebut, namun evaluasi terhadap pelaksanaan

dan target yang diharapkan belum pernah dilakukan. Masyarakat

belum terdorong untuk berupaya meningkatkan kegiatannya. Hal

ini disebabkan masih terdapatnya persepsi anggota koperasi/

UMKM bahwa dana tersebut adalah dana pinjaman yang tidak

perlu dikembalikan.

Penggabelan (2005) melakukan penelitian terhadap

efektivitas dana bergulir terhadap bagi koperasi dan UMKM.

Temuannya menunjukkan hasil yang beragam. Pada umumnya

pelaksanaan dana perkuatan di lapangan ada yang sesuai,

kurang sesuai, dan tidak sesuai dengan program implementasi

administrative. Menurut Panggabean, beberapa indikasi tersebut

ditunjukkan oleh: (1) dana yang diterima belum sesuai dengan

kualifikasi atau sasaran yang telah ditentukan, (2) koperasi

penerima belum menjalankan ketentuan sesuai dengan yang

dipersyaratkan, (3) terdapat beberapa penerima bantuan yang

kurang jelas kapan berdirinya, (4) terdapat beberapa kasus

penyalahgunaan dana untuk kepentingan pribadi, (5) adanya

ketidaktetatan penerima bantuan atau kelemahan dalam aspek

sleksi penerima bantuan, (6) monitoring dan evaluasi program

belum berjalan sebagaimana mestinya. Temuan Penggabean juga

menunjukkan bahwa elastisitas (sebagai tolak ukur efektifitas)

berada pada kategori sangat rendah.

Secara umum temuan lapang mengindikasikan beberapa

hal sebagai berikut: Informasi secara acak dari beberapa orang

anggota/nasabah menyatakan bahwa bantuan dana telah

Page 27: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 27

dirasakan sebagai peluang untuk memperkuat modal usaha.

Sementara itu, pembinaan oleh bank pelaksana melalui proses

pendampingan dan monitoring, walau telah dirumuskan ternyata

belum dilakukan dengan baik sesuai petunjuk normatifnya.

Beberapa faktor penyebab di antaranya adalah mekanisme

tanggungjawab, prosedur dan materi bimbingan oleh bank

pelaksana tidak termonitor oleh Pokja Keuangan Kabupaten/Kota.

Dalam memfasilitasi program dana bergulir, bank pelaksana

tampaknya harus melabelkan diri sebagai “konsultan” KSP/USP

Koperasi. Sedangkan pembinaan itu memerlukan effort yang tidak

mudah dan beban biaya yang tidak ringan. Hal ini mengingat

keragaman kinerja dan prestasi KSP/USP Koperasi terpilih, serta

sebaran wilayah KSP/USP Koperasi yang secara lokasional sangat

luas. Selanjutnya, masih terdapat perbedaan persepsi mengenai

lingkup pembinaan oleh bank pelaksana. Di satu sisi, bank

pelaksana beranggapan hanya terlibat pada awal perguliran. Di

sisi lain, pembinaan dirancang dengan mencakup seluruh aspek

manajemen, termasuk pengembangan kelembagaan dan

sumberdaya manajerialnya.

Program pendampingan belum berlangsung sebagaimana

dimaksud dalam Juknis terutama di daerah luar Pulau Jawa dan

wilayah remote, sehingga praktis proses pengembangan kapasitas

dan potensi KSP/USP Koperasi tidak ditemukan. Pada program

tahun 2003 dan 2004, untuk pola PKPS-BBM dan Syariah, perguliran

dana hanya sebesar Rp. 50 juta sehingga tidak sesuai dengan

kompleksitas usaha UKM (pada program 2005 jumlahnya telah

ditingkatkan menjadi sebesar Rp. 100 - Rp. 150 juta). Sistem

administrasi pembukuan simpan pinjam belum sepenuhnya

diaplikasikan dengan tertib sehingga perlu menjadi perhatian

Page 28: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 28

dalam proses pembinaan dan pendampingan di masa

mendatang.

Output program dana bergulir dari pola PKPS-BBM tahun

2003–2004 relatif kurang memenuhi harapan dibandingkan dengan

dua pola lainnya termasuk mengenai ketidaktepatan pihak yang

dilayani (anggota dan non anggota), sistem dan disain

administrasinya. Bentuk ketertiban yang diharapkan sulit ditemukan,

karena umumnya pelayanan dilakukan lebih berbentuk layanan

harian. Sementara untuk pola Syariah, walaupun pinjaman dana

umumnya dapat kembali, namun mekanisme penetapan nasabah

dan pembuatan akad masih secara sepihak atau bahkan tanpa

akad tertulis. Oleh karena itu, program pendampingan harus

mencakup aktivitas tranformasi dari bentuk konvensional harus

dengan sesuai konsep Syariah.

Page 29: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 29

Jenis dan Sumber Data

Kajian ini menggunakan data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung maupun

tidak langsung dengan pihak-pihak terkait. Pihak-pihak dimaksud

antara lain adalah koperasi, instansi terkait serta pemilik UMKM.

Informasi dari instansi terkait menyangkut jenis dana yang telah

dikucurkan dan pola pembinaan yang dilaksanakan, sedangkan

informasi yang dibutuhkan dari UMKM adalah pola dan strategi

UMKM mengelola dana yang diberikan oleh berbagai pihak

termasuk pemerintah.

Sementara itu, data sekunder diperoleh dari instansi-instansi

terkait. Instansi-instansi tersebut antara lain: Dinas Perindustrian

Provinsi Jambi, Badan Perencanaan Pembangangunan Daerah

Provinsi Jambi, Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi serta dinas-dinas

yang melakukan pembinaan terhadap UMKM.

Metode Pengambilan Sampel

Penentuan sampel dilakukan secara purposive sampling

dengan menetapkan secara sengaja lokasi penelitian. Sesuai

dengan judul penelitian, fokus penelitian sebenarnya adalah usaha

mikro, kecil dan menengah. Namun demikian, karena UMKM

tersebut berada dalam wadah koperasi maka penelitian juga

Page 30: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 30

dilakukan terhadap koperasi. Responden yang dijadikan sampel

para pemilik UMKM dan lembaga tempat UMKM tersebut bernaung

yaitu Koperasi. Koperasi dan UMKM yang akan dijadikan sampel

adalah Koperasi dan UMKM yang telah pernah menerima dana

bantuan pemerintah bagi pengembangan UMKM. Pemilihan

sampel didasarkan kepada wilayah. Berdasarkan berbagai

pertimbangan terpilih tiga kabupaten/kota yang akan dijadikan

sebagai lokasi penelitian. Ketiga kabupaten/kota tersebut adalah

Kota Jambi, Kabupaten Bungo, dan Kabupaten Kerinci. Kabupaten

/kota terpilih didapat dengan beberapa pertimbangan antara lain

banyaknya koperasi, akses mendapatkan informasi, banyaknya

lembaga penerima bantuan dana pemerintah bagi

pengembangan UMKM, dan pertimbangan dana.

Studi ini tidak mengutamakan baik kuantitas responden

maupun kualitas responden sehingga data yang diperoleh dalam

kuesioner mempunyai nilai objektivitas yang tinggi. Untuk koperasi,

yang dijadikan responden adalah pengurus koperasi yang

umumnya merupakan ketua koperasi. Sementara itu, untuk pelaku

UMKM, responden yang diambil adalah anggota koperasi yang

langsung terjun dan bergerak dalam usaha kecil dan menengah.

Pendekatan Penelitian dan Analisis

Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah

studi kepustakaan (Library Research) dan Studi Lapangan (Field

Researc). Studi lapangan dilakukan melalui survey. Koperasi dan

UKM yang disurvey ditampilkan pada lampiran 1. Dengan

pendekatan ini diharapkan akan diperoleh informasi yang

gamblang mengenai kondisi yang sesungguhnya (existing

condition) mengenai objek penelitian.

Page 31: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 31

1. Untuk mendapatkan suatu kajian yang mendalam mengenai

UMKM maka di dalam studi ini dilakukan wawancara langsung

dengan pihak-pihak terkait antara lain: (1) pengurus koperasi

yang merupakan wadah organisasi bagi pelaku UMKM dan

anggota koperasi sebagai pelaku UMKM, (2) anggota koperasi

yang merupakan pelaku langsung dari UMKM.

Tahapan Kegiatan

Kegiatan dilakukan secara bertahap dengan menggunakan

beberapa pendekatan sesuai dengan jenis dan sumber data yang

diperlukan untuk menyusun model solusi alternatif, dan secara

ringkas disajikan pada bagan berikut:

PERSIAPAN

(4 minggu)

SURVEY LAPANGAN

KONSULTASI PUBLIK

TABULASI DATA ANALISIS DATA

ANALISIS DATA TINGKAT

KABUPATEN

TINGKAT PROVINSI ANALISIS DATA DRAFT

HASIL

KUISONER

SEMINAR HASIL

FINALISASI LAPORAN LAPORAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

Gambar 1. Tahapan Kegiatan

PELAKSANAN (8 minggu)

FINALISASI

(4 minggu)

RENCANA KERJA SURVEY PENDAHULUAN DESAIN KUISONER PENYESUAIAN RENCANA

KERJA

Page 32: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 32

4.1. Karakteristik Responden

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa

responden dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu:

Koperasi dan UKM. Sesuai dengan judul penelitian, fokus penelitian

sebenarnya adalah usaha kecil menengah. Namun demikian,

karena UKM tersebut umumnya berada dalam wadah koperasi,

maka penelitian juga dilakukan terhadap koperasi. Jumlah koperasi

yang disurvey adalah 32. Keseluruhan koperasi yang disurvey

tersebut merupakan koperasi yang telah pernah mendapatkan

bantuan dari pemerintah, bahkan tiga diantaranya telah pernah

menerima bantuan sebanyak 2 kali.

Tabel 1. Distribusi Sampel Menurut Jenis Program Bantuan

No Jenis Program Jumlah Koperasi/LKM

1 P3KUM Konvesional 12

2 P3KUM Syariah 2

3 MAP 2

4 Perkassa 1

5 P2WUM 1

6 Agribisnis 2

7 TPU Santri 4

8 Prospek Mandiri 2

9 Lain-lain 9

Jumlah 32

Page 33: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 33

Fokus penelitian adalah koperasi yang pernah menerima

bantuan sejak periode 2004 sampai 2009. Bantuan tersebut tersebar

dalam berbagai jenis seperti P3KUM, P2WUM, Perkassa, Agribisnis,

MAP, TPU Santri, Prospek Mandiri dan lain-lain.

Jumlah Koperasi/LKM yang disurvey berdasarkan wilayah

kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel

tersebut dapat diketahui bahwa 12 Koperasi berada di Kota Jambi,

12 Koperasi di Kabupaten Bungo, dan 8 Koperasi terdapat di

Kabupaten Kerinci. Diantara koperasi-koperasi tersebut, koperasi

yang telah menerima dana bantuan pemerintah sebanyak dua kali

terdapat di Kabupaten Bungo sebanyak 1 Koperasi dan di

Kabupaten Kerinci 2 Koperasi.

Tabel 2. Jumlah Koperasi yang Disurvey berdasarkan Wilayah

Kabupaten Jumlah Koperasi/LKM

Kota Jambi 12

Kabupaten Bungo 12

Kabupaten Kerinci 8

Jumlah 32

Untuk mendapatkan hasil yang lebih tepat, akurat dan sesuai

dengan tujuan penelitian, dilakukan wawancara dengan pengurus

koperasi dengan menggunakan pedoman wawancara. Selain itu

penggalian informasi dilakukan pula dengan mewawancarai

pelaku UKM juga dengan menggunakan pedoman wawancara.

Untuk menggali informasi secara mendalam diupayakan

agar wawancara dapat dilakukan dengan ketua koperasi secara

langsung sebagai representasi dari pengurus koperasi. upaya ini

dilakukan dengan pertimbangan bahwa ketua koperasi adalah

pihak yang diyakini cukup banyak mengetahui kelancaran dan

Page 34: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 34

kendala yang dihadapi oleh koperasi. Namun demikian, target ini

tidak seratus persen berhasil, karena beberapa ketua koperasi tidak

berhasil ditemui sehingga wawancara dengan pengurus koperasi

dilakukan terhadap yang mewakili ketua antara lain wakil ketua,

sekretaris dan bendahara.

Selanjutnya, untuk mendapatkan informasi yang seimbang

maka dilakukan pula wawancara terhadap anggota koperasi.

Untuk anggota koperasi, responden yang dipilih adalah mereka

yang terlibat langsung sebagai pelaku UKM. Pada tahap awal

direncanakan bahwa akan diambil 2 responden untuk setiap

koperasi dan dilakukan secara acak kepada pelaku UKM.

Pertimbangan ini dilakukan agar informasi yang diperoleh bisa lebih

seimbang dan akurat. Namun demikian dalam pelaksanaan di

lapangan, target untuk mewawancarai pelaku UKM tidak tercapai

karena tidak semua peserta berada di tempat.

Hasil survey juga menunjukkan bahwa responden memiliki

tingkat pengetahuan yang baik tentang koperasi yang

dipimpinnya. Kenyataan ini diindikasikan oleh 27 responden atau 84

persen merupakan ketua koperasi, dan 7 atau 16 persen responden

merupakan sekretaris atau bendahara koperasi. Selanjutnya,

seluruh anggota yang dijadikan responden adalah merupakan

pelaku usaha dan sekaligus sebagai anggota koperasi.

Koperasi yang disurvey memiliki umur yang berbeda-beda

sesuai dengan tahun berdirinya. Berdasarkan hasil survey, 11

koperasi berdiri antara tahun 2000 sampai dengan 2006, 7 koperasi

berdiri antara tahun 1996-1999, 4 koperasi berdiri antara tahun 1990-

1995, dan 6 koperasi berdiri antara tahun 1980-1985. Hasil survey

sekaligus menunjukkan bahwa sebagian besar koperasi tersebut

berumur lebih dari 10 tahun (Tabel 4).

Page 35: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 35

Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa koperasi yang

disurvey adalah koperasi yang mendapatkan bantuan pemerintah

sejak tahun 2004. Berdasarkan hasil survey (Tabel 4), 10 koperasi

menerima bantuan pada tahun 2004, 2 koperasi menerima pada

bantuan pemerintah pada tahun 2005, 9 koperasi menerima pada

tahun 2006, dan selebihnya menerima pada tahun 2007. Hasil

survey juga menunjukkan bahwa terdapat 3 koperasi yang

menerima bantuan dua kali, 1 koperasi menerima bantuan

pemerintah pada tahun yang berbeda yakni pada tahun 2004 dan

2007, 2 koperasi bahkan menerima dana 2 kali pada tahun yang

sama yakni 1 koperasi menerima 2 kali pada tahun tahun 2004, dan

1 koperasi lagi menerima 2 kali pada tahun 2007.

Tabel 4. Bantuan Pemerintah yang diterima Koperasi/UMKM

Tahun Jumlah Koperasi Persen

2004 10 29,6

2005 2 5,7

2006 9 25,7

2007 14 40,00

halmuJ 35 100,000

Responden yang merupakan pelaku UKM memiliki rentang

umur antara 35 Tahun sampai dengan 70 tahun (Tabel 5). Ini berarti

umur responden untuk pelaku UKM adalah 35 tahun dan tertua

adalah 70 tahun.

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Umur

rumU )nuhaT( Jumlah Persen

35-40 17 40,47

41-45 15 35,70

49-46 4 9,5

nuhat sataek50 6 14,28

Page 36: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 36

Total 42 100,00

Dari rentang umur responden pelaku UMKM, sebagian besar

berumur antara 35 sampai dengan 40 tahun yakni sebanyak 17

responden, diikuti oleh responden yang berumur antara 41-45

tahun sebanyak 15 orang, responden yang berumur antara 46

sampai dengan 49 tahun sebanyak 4 responden, dan responden

yang berumur 50 tahun keatas sebanyak 6 responden. Dari

sejumlah responden yang berumur 50 tahun keatas, 2 orang

diantaranya berumur 70 tahun. Hasil survey ini menunjukkan bahwa

sebagian besar responden berada pada usia yang sangat

produktif dan tergolong muda. Sebagian besar responden atau 77

persen berada pada usia 35 sampai dengan 45 tahun.

4.2. Pemanfaatan Dana Bantuan Pemerintah Pada Koperasi di

Provinsi Jambi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dana

yang dikucurkan oleh pemerintah digunakan kepada kegiatan

yang cukup beragam. Fakta empiris menunjukkan bahwa sebagian

besar koperasi/UKM telah menggunakan dana tersebut sesuai

rencana, dan sebagian lagi menggunakan tidak sesuai dengan

rencana awal.

Sebagian besar koperasi yang bergerak disektor pertanian

telah menggunakan dana pinjaman untuk kegiatan produktif di

bidang pertanian, begitu pula dengan koperasi/UKM yang

bergerak di sektor peternakan, kegiatan tersebut telah pula

digunakan dan dimanfaatkan untuk kegiatan yang sesuai dengan

rencana awal. Namun demikian, karena berbagai hal yang

mengganjal dana perkuatan yang diterima tidak dapat

Page 37: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 37

dimanfaatkan secara maksimal. Faktor penyebabnya antara lain

adalah karena faktor alam, hama penyakit, gagal panen, dan lain

sebagainya.

Disamping ada koperasi yang menjalankan kegiatan sesuai

rencana, terdapat pula koperasi/UKM yang relatif belum mampu

memanfaatkan dan menggunakan dana bantuan pemerintah

secara optimal. Contoh dari koperasi/UKM semacam ini adalah

koperasi yang sumberdaya manusianya tidak cukup handal untuk

bidang tersebut. Misalnya, dana yang diberikan kepada para

sarjana yang baru tamat harus dialokasikan bagi penggemukan

sapi dan berternak ikan, padahal tidak semua sarjana penerima

adalah sarjana peternakan. Dampaknya adalah perkembangan

dana koperasi/UKM yang diperoleh dari pinjaman tersebut relatif

lambat perkembangannya, bahkan pada beberapa koperasi

malah terjadi kredit macet.

Selain itu, terdapat pula koperasi/UKM yang tidak

memanfaatkan dana tersebut sesuai dengan rencana semula.

Dana yang semula dikucurkan untuk membantu anggota

koperasi/UKM dalam melaksanakan kegiatan produktif ternyata

tidak dilakukan oleh sebagian koperasi/UKM. Sebagian dari

anggota koperasi/UKM justru meminjam dana untuk kebutuhan

konsumtif, seperti membangun rumah dan membeli kenderaan.

Bantuan yang diberikan oleh pemerintah baik dalam bentuk

hibah maupun pinjaman ternyata banyak yang tidak mencapai

sasaran yang diinginkan. Sebagai contoh, beberapa kegiatan

usaha yang semula diharapkan akan berhasil karena dianggap

produktif, ternyata setelah dijalankan malah mengalami

kegagalan. Akbatnya, jangankan modalnya berkembang akan

tetapi yang terjadi justru modal yang sudah ada malah hilang.

Page 38: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 38

Contoh dari kegagalan seperti ini terjadi pada koperasi yang

menjalankan kegiatan produksi seperti peternakan dan tanaman

pangan, perbengkelan. Akibatnya pinjaman yang seharusnya

menjadi dana bergulir justru menjadi kredit macet.

Temuan menunjukkan bahwa hanya sebagian dari

koperasi/UKM yang berhasil dalam menjalankan aktivitasnya sesuai

dengan tujuan program pemerintah. Namun demikian, sebagian

besar dari koperasi ternyata gagal dalam mengelola dana yang

dikucurkan oleh pemerintah tersebut. Kegagalan dalam mengelola

dana yang dikucurkan mengakibatkan belum ada satupun

koperasi yang telah mengembalikan modal sebesar 100 persen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil saja

yang baru menyetor angsuran pinjaman.

Berdasarkan hasil wawancara dengan para pengurus serta

anggota koperasi, kondisi ini terjadi disebabkan oleh beberapa hal

antara lain: Pertama, tidak adanya aturan berupa tindakan yang

tegas dari pemerintah mengenai konsekuensi dari dana yang

dipinjamkan tersebut. Ketiadaan sanksi ataupun tindakan yang

tegas terhadap para anggota koperasi yang umumnya adalah

pemilik UKM untuk mengembalikan modal, menyebabkan mereka

berprinsip “yang penting rebut dulu dana bantuan tersebut” dan

relatif kurang peduli apakah dana tersebut berbetuk hibah atau

pinjaman.

Kedua, sebagian besar UKM tidak memiliki arah yang jelas

dalam mengelola dana yang dikucurkan oleh pemerintah. Kondisi

ini dialami oleh beberapa UKM yang disurvey. UKM seperti ini tidak

memiliki pertimbangan yang matang serta pengetahuan yang

cukup dalam mengembangkan usahanya. Kondisi ini kemudian

menyebabkan kerugian dalam berusaha. Dampak akhirnya

Page 39: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 39

adalah para anggota koperasi yang juga pelaku UKM tidak

mampu mengembalikan dana pinjaman.

Ketiga, para anggota koperasi/UKM tidak memiliki

pengetahuan yang cukup dalam menjalankan kegiatan yang

seharusnya cukup produktif. Akan tetapi karena kurangnya

pengetahuan dan pengalaman dibidang tersebut sehingga

kegiatan tersebut berbuah kegagalan. Kondisi seperti ini terjadi

misalnya pada kegiatan pengembangbiakan ulat sutra, dan

kegiatan penggemukan sapi oleh para sarjana yang baru tamat.

Dampaknya adalah modal yang telah dikeluarkan tidak bisa

dikembalikan lagi. Kondisi seperti ini menyebabkan terjadinya kredit

macet.

Keempat, tingkat bunga pinjaman yang dikenakan oleh

koperasi terhadap anggotanya relatif tinggi. Pada sebagian

koperasi yang bergerak pada kegiatan simpan pinjam, tingkat

bunga yang dikenakan bahkan mencapai 2 persen per bulan.

Tingkat bunga seperti ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan

tingkat bunga bank. Kondisi ini menyebabkan banyak diantara

anggota yang tidak mampu mengembalikan pinjamannya.

Dampak akhirnya adalah kredit macet sehingga koperasi tidak

mampu dalam megembalikan pinjaman.

Kelima, pemerintah relatif kurang selektif dalam menyalurkan

dana perkuatan kepada koperasi. Perdefinisi, dana perkuatan

pada dasarnya bertujuan untuk memperkuat modal yang sudah

ada. Namun kenyataannya beberapa koperasi/UKM justru

menjadikan dana tersebut sebagai modal awal. Fakta ini

terungkap dari hasil wawancara dengan para responden

(pengurus koperasi). Ketika ditanya kenapa dana pinjaman belum

dikembalikan ke pemerintah, sebagian besar menjawab bahwa

Page 40: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 40

karena ketidakmampuan untuk membayar serta tidak ada

tindakan atau sangsi bagi yang tidak mengembalikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa

karakteristik UKM penerima bantuan pemerintah di Provinsi Jambi.

Pertama, umumnya UKM di provinsi Jambi memiliki wadah berupa

koperasi. Para pemilik UKM umumnya adalah anggota koperasi.

Dengan adanya bantuan kepada koperasi, maka para pelaku

UKM mendapatkan akses berupa kemudahan dalam memperoleh

dana bagi pengembangan usahanya. Secara teoritis,

perkembangan UKM bersinergi dengan perkembangan koperasi.

Keduanya memiliki hubungan kausalitas. Jika koperasi yang

merupakan tempat bernaungnya para pelaku UKM menunjukkan

progres, maka para pelaku UKM akan dengan mudah pula

meningkatkan volume usahanya. Kondisi ini terutama disebabkan

oleh adanya kemudahan akses untuk mendapatkan tambahan

modal. Untuk tipikal UKM semacam ini adalah UKM yang

pelakunya merupakan anggota dari koperasi simpan pinjam (KSP).

Intinya, jika koperasi tersebut adalah koperasi simpan pinjam, maka

UKM milik anggotanya akan relatif cepat berkembang dibanding

yang lain.

Kedua, UKM yang pemiliknya tidak memiliki wadah koperasi.

UKM semacam ini harus bergerak sendiri untuk mengembangkan

modalnya. Untuk pelaku UKM yang tidak memiliki modal realtif

cukup dan masih tergantung ke pihak lain, ketiadaan wadah

tempat meminjam modal menyebabkan UKM tersebut sulit

berkembang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa UKM yang

mendapatkan pinjaman modal dari koperasi relatif cepat

berkembang dibanding UKM semacam ini.

Page 41: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 41

Ketiga, beberapa koperasi baru aktif setelah memperoleh

pinjaman ataupun bantuan dari pemerintah. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa beberapa koperasi yang disurvey baru

memiliki aktivitas setelah mendapatkan kucuran dana dari

pemerintah. Sebelum mendapatkan kucuran dana, koperasi

tersebut relatif tidak memiliki aktivitas sama sekali. Seiring dengan

hal tersebut, UKM juga baru berkembang setelah mendapatkan

dana dari koperasi.

Keempat, UKM memiliki usaha yang relatif bisa berkembang

jika koperasi tempat pemilik UKM tersebut bernaung adalah

koperasi yang berstatus jelas. Koperasi seperti ini biasanya

merupakan koperasi yang bernaung dibawah suatu instansi seperti

koperasi pegawai negeri atau koperasi yang berada dalam suatu

perusahaan misalnya koperasi milik perusahaan yang bergerak di

sektor perkebunan. Lebih jelas mengenai pemanfaatan dana

bantuan pemerintah pada koperasi berdasarkan jenis program

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. KUM Konvensional

Program Pembiayan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro

(P3KUM) merupakan dana perkuatan permodalan bergulir yang

disalurkan melalui USP/KSP koperasi untuk pengembangan usaha

mikro. Dari 12 koperasi sampel yang menerima program ini 10

koperasi memanfaatkan bantuan untuk kegiatan simpan pinjam

dalam bentuk uang tunai bagi para anggotanya, sedangkan 2

koperasi menetapkan penggunaan dana tersebut untuk usaha

penggemukan sapi. Sejauh ini hanya 8 koperasi yang masih

mampu mengelola bantuan secara baik sehingga mempunyai

prospek dalam mengembalikan dana untuk perguliran. Empat

Page 42: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 42

koperasi yang tidak mampu mengembangkan bantuan

disebabkan oleh manajemen koperasi yang memang tidak baik

sejak dari awal. Dengan kondisi seperti itu ada indikasi bahwa

anggota yang meminjam bantuan memang tidak memiliki niat

untuk membayar pinjamannya.

2. P3KUM Syariah

Dari dua koperasi penerima dana P3KUM pola syariah

terdapat satu BMT (Baitul Mal wa Tamwil) yang memang sejak awal

telah menjalankan kegiatan dengan pola syariah, yaitu BMT

Serambi Madinah dan satu lagi adalah KUD yang sesungguhnya

tidak menerapkan pola syariah, yaitu KUD Jitu Mekar Jaya. Sejauh

ini kedua penerima dapat mengelola bantuan dengan baik dan

sudah mencicil pinjamannya secara tepat waktu. Hanya saja dari

volume kegiatan kedua koperasi ini, nilai bantuan yang diberikan

sebesar Rp 50 juta dirasakan terlalu kecil. Sebagai contoh untuk

BMT Serambi Madinah, saat ini melayani anggota sebanyak 1.025

orang yang sebagian besar adalah pedagang pasar, dengan

modal mencapai Rp 2,5 milyar. Dana yang tersedia ini secara

umum telah memberikan manfaat yang nyata terhadap

pengembangan UMKM.

3. Modal Awal Padanan

Modal Awal dan Padanan (MAP) adalah dana stimulan dari

pemerintah untuk disalurkan dalam bentuk pinjaman kepada

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam sentra/klaster melalui

Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam Koperasi. Dari dua

koperasi penerima dana ini sebenarnya tidak satupun koperasi

Page 43: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 43

yang memiliki anggota yang berada pada sentra / klaster. Malah,

pemanfaatan dana oleh koperasi Fauna Lestari digunakan untuk

pengembangan usaha mikro, yaitu untuk pengadaan ternak sapi.

Selain itu koperasi ini adalah KPN Dinas Peternakan Kabupaten

Bungo, yang sebenarnya tidak memenuhi persyaratan sebagai

penerima dana MAP.

Sejauh ini hanya koperasi Fauna Lestari yang berhasil

mengembangkan dana bantuan dengan baik dan telah mencicil

pinjamannya. Sementara itu koperasi Pandai Besi saat ini sudah

tidak jelas lagi kegiatannya, sejak usaha anggotanya terhenti

karena penertiban penebangan kayu liar diintensifkan pemerintah.

Dengan demikian sangat sulit diharapkan koperasi ini akan mampu

mencicil pinjamannya.

4. Perkassa dan P3WUM

Program Perkassa (Perempuan Keluarga Sehat Sejahtera)

dan P3WUM (Program Pemberdayaan Wanita Usaha Mandiri)

merupakan dana perkuatan yang disalurkan khusus untuk

pengembangan UMKM perempuan. Kedua penerima dana ini

adalah koperasi yang dikelola oleh Dharma Wanita. Dengan

demikian anggota dan penerima manfaat dari bantuan ini adalah

wanita. Hanya saja tidak ada aturan dari koperasi dalam

menyalurkan dana tersebut untuk pengembangan usaha para

anggotanya. Justru yang menjadi prioritas adalah anggota yang

mampu mengembalikan pinjaman, sekalipun untuk kegiatan

konsumtif, bukan anggota yang ingin mengembangkan usaha

produktif.

5. Sektor Agribinis

Page 44: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 44

Dana Perkuatan Sektor Agribisnis hanya dilaksanakan pada

tahun 2004 dan 2005 dengan nilai bantuan antara Rp 500 juta s/d

Rp 1 milyar. Dari dua koperasi sampel yang menerima dana ini satu

hanya satu koperasi, yaitu Kaya Makmur, yang mampu

mengembangkan dana ini dengan baik. Koperasi ini memiliki

anggota tetap 163 orang dan anggota tidak tetap sebanyak 1.005

orang. Saat ini modal yang dimiliki koperasi ini mencapai Rp 24

milyar dengan SHU tahun 2008 sebesar Rp 191 juta. Sementara itu

bantuan yang disalurkan kepada KUD Margo Mukti sangat

diragukan dapat berkembang dengan baik. Dari dana sebesar Rp

500 juta yang disalurkan ternyata terdapat sekitar 20 orang

anggota yang sama sekali tidak mengangsur pinjamannya,

dengan nilai mencapai Rp 300 juta. Bahkan pada tahun 2008

koperasi ini tidak lagi melakukan RAT. Ada kesan bahwa besarnya

nilai tunggakan ini dikarenakan sebagian besar anggota merasa

tidak mempunyai konsekuensi apa-apa jika tidak mengangsur

pinjamannya.

6. TPU Santri

TPU (Tempat Praktek Usaha) Santri merupakan bantuan dana

yang diberikan kepada pondok pesantren untuk mengembangkan

tempat praktek dan usaha bagi santrinya. Secara administratif

dana ini disalurkan melalui Koppontren tetapi pada praktiknya tidak

ada kaitan antara Koppontren dengan pengelolaan dana ini.

Koppontren yang digunakan adalah koperasi guru pesantren yang

bergerak dikegiatan simpan pinjam dan penjualan keperluan

sehari-hari santri. Dari empat pesantren penerima dana, dua

pesantren yang sudah memperlihatkan arah pemanfaatan yang

Page 45: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 45

jelas yaitu Al Hidayah dan Tarbiyah Islamiah. Model

pengembangan bengkel sepeda motor yang dikembangkan oleh

PP Al Hidayah memperlihatkan prospek yang baik sebagai suatu

unit usaha. Hanya saja masih sangat diragukan untuk dapat

berperan sebagai tempat praktek santri. Sedangkan model

pengembangan usaha konveksi yang dikembangkan oleh PP

Tarbiyah Islamiah, lebih banyak manfaatnya sebagai tempat

praktek santri serta dapat juga menjadi salah satu sumber

penghasilan pesantren.

7. Prospek Mandiri

Prospek Mandiri (Program Sarjana Pencipta Kerja Mandiri)

merupakan program penyediaan dana bergulir dan dukungan

bantuan perkuatan lainnya, kepada para sarjana dalam wadah

koperasi, untuk melakukan kegiatan usaha pada berbagai

bidang/sektor usaha, dalam rangka menumbuhkan usaha baru

(wirausaha baru) dan penciptaan lapangan kerja. Dana ini

diberikan kepada koperasi peserta program untuk

mengembangkan usaha yang diusulkan oleh masing-masing

daerah. Untuk Provinsi Jambi diusulkan kegiatan pengembangan

ikan Patin dan sapi penggemukan. Dari dua koperasi penerima

dana ini dengan jumlah anggota awal 52 orang, saat ini keduanya

tidak berjalan baik. Malah jumlah anggota yang masih aktif hanya

sebagian kecil saja. Sedangkan usaha ikan Patin dan

penggemukan sapi yang dilaksanakan praktis tidak berjalan lagi

karena tidak memberikan keuntungan.

Secara umum kegagalan program ini sesungguhnya bermula

dari rancangan awal program itu sendiri. Memaksakan peserta

program, yaitu para sarjana yang berasal dari latar belakang

Page 46: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 46

berbeda, untuk mengelola usaha dengan komoditas tertentu, yaitu

ikan Patin dan penggemukan sapi, bukanlah cara yang ideal untuk

mengembangkan kewirausahaan. Apalagi disertai dengan

adanya berbagai aturan yang mengikat seperti harus dikelola

sendiri oleh peserta (tidak boleh menyewa tenaga kerja)

menjadikan usaha yang dikembangkan tidak lagi berorinetasi

bisnis. Walhasil, dana dan asset yang tersisa saat ini tinggal sekitar

75% saja. Seharusnya dalam jangka lima tahun dana yang diterima

ini sudah dapat dilunasi oleh penerima. Selain itu dari pelaksanaan

program ini tidak melibatkan kabupaten / kota sehingga hampir

tidak ada dukungan yang diberikan oleh pemerintah daerah

dalam menunjang program ini.

8. Lain-lain

Dana Perkuatan yang masuk ke dalam kategori ini

digunakan untuk berbagai kegiatan sesuai dengan usulan masing-

masing koperasi penerima. Kegiatan usaha yang dikembangkan

adalah: ternak itik (3 koperasi); sapi (2 koperasi); ikan keramba (1

koperasi); benang sutera (1 koperasi); pabrik kelapa sawit mini (1

koperasi) dan industri serat rami (1 koperasi). Dari sembilan koperasi

penerima dana ini hanya dua koperasi yang masih menjalankan

usahanya dengan menggunakan dana perkuatan tersebut yaitu

koperasi Fauna Lestrai dan Depati Parbo. Kedua koperasi ini

mengembangkan ternak sapi. Sedangkan kegiatan koperasi

lainnya sudah tidak ada lagi, bahkan ada yang koperasinyapun

sudah tidak ada lagi. Satu paket kegiatan yang diberikan kepada

koperasi Sawit Mitra Usaha berupa pembangunan pabrik kelapa

sawit mini senilai Rp 3 milyar, ternyata tidak dapat dilaksanakan

karena dianggap tidak efisien. Seluruh Dana Perkuatan yang telah

Page 47: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 47

disalurkan kepada koperasi saat ini telah dikembalikan ke pusat

melalui Bank penyalur.

Beberapa catatan berkenaan dengan kegagalan

pemanfaatan dana untuk kegiatan kelompok ini antara lain karena

program bersifat dropping dengan komoditas yang telah

ditetapkan oleh pusat. Walaupun secara adminsitratif koperasi

diharsukan membuat proposal dengan komoditas yang telah

ditetapkan tersebut. Dengan kondisi seperti ini maka pemerintah

daerah terpaksa menyediakan koperasi yang dibutuhkan dengan

membentuk koperasi baru atau menggunakan KPN. Dari sembilan

koperasi penerima program ini tiga diantaranya adalah KPN. Selain

itu pengadaan barang yang dilakukan oleh koperasi ternyata

“ditumpangi” oleh oknum pusat sehingga koperasi hanya

menerima barang, bukan dana perkuatan. Oleh sebab itu ditemui

kualitas barang yang tidak memenuhi standar seperti halnya bibit

itik tua, yang kemudian terpaksa diterima oleh koperasi. Dengan

kondisi seperti maka jelas pengembangan usaha yang didanai oleh

program ini menjadi tidak rasional lagi sebagai suatu usaha bisnis.

4.3. Hambatan Pengembangan UMKM di Provinsi Jambi

Berdasarkan karakteristik responden dan kinerja sampel yang

mendapatkan dana perkuatan yang diuraikan diatas, dapat

diidentifikasi sejumlah permasalahan yang diyakini menjadi faktor

penghambat pengembangan bantuan dalam memenuhi sasaran

yang diharapkan. Secara garis besar faktor penghambat tersebut

meliputi:

a. Modal

Page 48: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 48

Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal adalah salah

satu faktor penghambat berkembangnya koperasi dan UKM.

Beberapa koperasi mengeluhkan akan minimnya modal yang

dimiliki. Oleh karena itu, kucuran dana dari pemerintah masih

diperlukan oleh sebagian koperasi.

Namun demikian, hasil pengamatan juga menunjukkan

bahwa sebagian koperasi lagi menyatakan bahwa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa

koperasi yang kekurangan modal.

a. Sumberdaya Manusia.

Secara keseluruhan koperasi yang disurvei sesungguhnya

telah mendapatkan bantuan dari pemerintah bahkan beberapa

koperasi malah telah menerima bantuan pemerintah sebanyak 2

kali. Namun demikian, berdasarkan hasil survey ternyata sebagian

besar dari koperasi tersebut tidak mengalami perkembangan yang

berarti. Ini berarti bahwa modal tidak menjadi satu-satunya

penyebab relatif lambannya perkembangan koperasi dan UMKM.

Temuan dilapangan menunjukkan bahwa secara umum

sumberdaya manusia yang dimiliki oleh koperasi penerima bantuan

masih relatif rendah. Dengan kualitas sumberdaya manusia yang

relatif rendah maka pemahaman terhadap koperasi dan UKM yang

dikelolapun masih sangat minim. Permasalahan sumberdaya

manusia juga kelihatan dari cara koperasi mengelola bantuan

yang diterima. Sebagai contoh, dari 12 koperasi yang menerima

program P3KUM konvesional, hanya delapan yang masih mampu

mengelola bantuan secara baik. Temuan juga menunjukkan

bahwa masih banyaknya koperasi yang tidak melaksanakan RAT

dan tidak membuat laporan tahunan.

Page 49: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 49

Hasil wawancara dengan responden baik itu para pengelola

koperasi maupun anggota koperasi menunjukkan bahwa masih

banyak para anggota koperasi yang tidak memahami hak dan

kewajibannya sebagai anggota. Ketidak-tahuan ini diperkirakan

sebagai salah satu penyebab banyaknya koperasi yang

tidak/belum mengansur pinjaman. Para anggota banyak yang

beranggapan bahwa dana bergulir yang diberikan oleh

pemerintah adalah bantuan yang tidak harus dikembalikan.

Temuan dilapangan ini konsisten dengan Hapsah (2004).

Menurut Hapsah, sebagian besar usaha kecil tumbuh secara

tradisional dan merupakan usaha keluarga yang turun temurun.

Dengan demikian, persoalan kualitas sumberdaya manusianya

sering kali terabaikan. Keterbatasan sumberdaya manusia baik dari

segi pendidikan formal maupun dari sisi pengetahuan dan

ketrampilan berpengaruh terhadap manajemen pengelolaan

usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang

dengan optimal.

b. Seleksi

Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar penyaluran dana

bantuan pemerintah UMKM melalui koperasi belum melalui suatu

metode perekrutan atau seleksi yang benar. Beberapa koperasi

penerima bantuan belum memenuhi kriteria sesuai dengan

petunjuk teknis program yang dikucurkan. Bahkan pada beberapa

lokasi ditemukan koperasi penerima bantuan yang baru berdiri dan

beraktivitas saat mereka mengetahui akan ada pemberian

bantuan. Ini berarti bahwa koperasi tersebut adalah koperasi

dadakan yang muncul pada saat bantuan akan dikucurkan.

Page 50: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 50

Meski tidak semuanya merupakan koperasi dadakan, namun

beberapa koperasi penerima bantuan yang sesungguhnya sudah

lama berdiripun sebenarnya ada yang belum memenuhi

persyaratan untuk mendapatkan bantuan. Walaupun beberapa

koperasi tersebut telah lama berdiri, namun koperasi tersebut

sebenarnya hanya tinggal nama saja sedangkan aktivitas tidak

ada sama sekali. Padahal, berdasarkan petunjuk teknis untuk

hampir semua program bantuan, setiap koperasi penerima harus

memiliki laporan tahunan dan melaksanakan RAT paling tidak

dalam 1 tahun terakhir. Kenyataannya, walaupun laporan tahunan

dibuat, namun laporan tersebut kebanyakan hanya sebatas untuk

memenuhi persyaratan mendapatkan bantuan saja. Hal yang

sama juga terjadi pada RAT. Beberapa koperasi hanya menyusun

laporan RAT sebagai persyaratan saja.

Lemahnya aspek seleksi ini juga diduga juga berkaitan dengan

lunaknya persyaratan yang diberikan oleh pemerintah kabupaten.

Instansi terkait di masing-masing kabupaten biasanya berupaya

agar bantuan banyak mengalir ke koperasi/UKM di wilayah

mereka. Hal ini disebabkan oleh adanya pemahaman bahwa

salah satu indikator keberhasilan instansi adalah banyaknya

program dan bantuan pemerintah yang berhasil disalurkan kepada

lembaga koperasi dan UKM yang berada di wilayahnya.

Keberhasilan menggaet dana yang besar dianggap sebagai suatu

prestasi.

Temuan juga menunjukkan bahwa terdapat beberapa koperasi

yang antara pengelola dana dan penerima bantuan tidak memiliki

kaitan sama sekali. Sebagai contoh adalah koppontren yang

dimiliki oleh para guru pada salah satu pondok pasantren. Koperasi

ini sebenarnya bergerak dalam usaha simpan pinjam dan

Page 51: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 51

penjualan keperluan sehari-hari, sementara dana yang diterima

adalah bantuan pemerintah untuk tempat praktek usaha santri.

c. Aspek Perencanaan

Temuan menunjukkan bahwa sebagian besar koperasi/UKM

yang menerima bantuan tidak memiliki perencanaan yang

matang mengenai program yang akan dilakukan. Indikasi ini

terlihat dari sedikitnya koperasi/UKM yang mampu mengelola dana

dengan baik. Sebagai contoh, dana yang disalurkan ke sektor

agribisnis tidak semuanya berhasil dikelola dengan baik. Contoh

nyata adalah Koperasi Margo Mukti yang mendapat bantuan

Rp.500 juta rupiah, ternyata gagal dalam mengelola dana yang

cukup besar tersebut. Temuan menunjukkan bahwa sejak tahun

2008 koperasi ini bahkan tidak pernah lagi melakukan RAT.

Tidak dimilikinya perencanaan yang matang juga ditunjukkan

oleh Koppontren. Dari empat penerima dana bantuan, hanya 2

yang sudah memperlihatkan pemanfaatan secara jelas. Namun

demikian, jika ditelusuri lebih lanjut, ada keraguan akan prospek

dari aktivitas yang dilakukan oleh Koppontren tersebut. Sebagai

contoh, koppontren Tarbiyah Islamiah. TPU pada koppontern ini

hanya bisa digunakan untuk tempat praktek santri tetapi tidak

prospektif untuk dikembangkan sebagai usaha yang

menguntungkan. Argumen ini cukup berasalasan mengingat TPU

tersebut terletak di dalam pondok, sehingga jauh dari jangkauan

para konsumen yang membutuhkan pelayanan.

Lemahnya aspek perencanaan ini juga diakui oleh

Tambunan (2009). Menurut Tambunan, lemahnya perencanaan

menyebabkan koperasi/UKM tidak mampu menyelaraskan antara

tujuan pemberian dana oleh pemerintah dengan sasaran yang

Page 52: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 52

diinginkan. Kondisi ini terjadi karena koperasi/UKM tidak mampu

memanfaatkan dana yang diberikan oleh pemerintah. Hal senada

juga diungkapkan oleh Hapsah (2004) dan Alverina (2003). Alverina

bahkan menyimpulkan bahwa pemberian dana perkuatan belum

mampu meningkatkan kemampuan ekonomi lokal.

d. Aspek pembinaan

Temuan juga menunjukkan bahwa pembinaan terhadap

koperasi/UMKM penerima bantuan masih relatif kurang. Faktor

penyebabnya adalah karena tenaga penyuluh dari departemen

atau instansi terkait relatif masih kurang. Dampak dari kurangnya

pembinaan adalah sulitnya koperasi/UMKM mencapai

keberhasilan. Pembinaan yang rutin tentunya sangat membantu

dalam mengurangi resiko terjadi penyimpangan pemanfaatan

bantuan secara lebih dini. Sebagai contoh ditemui sejumlah

koperasi yang tidak melaksanakan RAT tetapi oleh pemerintah

setempat tidak dilakukan pembinaan secara seksama. Selain itu

disinyalir ada sejumlah koperasi yang pemanfaatan bantuannya

hanya dinikmati oleh segelintir orang saja. Hal seperti ini seharusnya

dapat dihindari apabila pembina di lapangan melakukan

komunikasi yang baik dengan anggota koperasi secara rutin.

Kurangnya pembinaan merupakan salah satu faktor penghambat

berkembangnya koperasi dan UMKM.

Menurut Tambunan (2009) meski modal yang dimiliki oleh UKM,

namun jika tidak diikuti oleh pembinaan terutama tentang

bagaimana memanfaatkan bantuan yang diterima, maka UMKM

akan cenderung tidak berhasil. Pendapat Tambunan (2009)

konsisten dengan hasil penelitian dari Pusat Studi UIEU (2008).

Menurut hasil penelitian ini, pembinaan yang relatif kurang

Page 53: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 53

merupakan salah satu penghambat perkembangan koperasi dan

UMKM.

e. Aspek Pengawasan

Faktor lain yang menyebabkan relatif lambannya

perkembangan koperasi/UMKM yang mendapat bantuan

pemerintah adalah kurangnya aspek pengawasan. Indikasi ini

ditandai oleh relatif jarangnya aparatur yang berkunjung ke

koperasi dan UKM. Pemerintah cenderung lunak terhadap koperasi

dan UMKM. Peran pemerintah sepertinya hanya sampai kepada

pengucuran dana. Relatif jarang aparatur mengontrol ke lapangan

untuk mengetahui apakah koperasi dan UKM tersebut telah

berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Temuan dilapangan

menunjukkan bahwa beberapa koperasi justru telah melakukan hal

yang tidak selaras lagi dengan petunjuk teknis dari bantuan. Kondisi

ini menyebabkan tujuan dan sasaran pemberian bantuan tidak

tercapai.

Kurangnya pengawasan diikuti pula oleh tidak adanya aturan

berupa sanksi mengenai konsekuensi dari pelaksanaan yang

menyimpang dan penunggakan dana yang dipinjamkan.

Ketiadaan sanksi ini umumnya menyebabkan koperasi dan

anggotanya cenderung berprinsip bahwa bantuan tersebut

adalah gratis sehingga tidak ada dorongan untuk memajukan

koperasi dan UMKM tersebut. Sebagian dari anggota koperasi justru

meminjam dana untuk kebutuhan konsumtif. Koperasi penerima

bantuan juga menerapkan tingkat bunga pinjaman yang

dikenakan oleh koperasi terhadap anggotanya relatif tinggi. Pada

sebagian koperasi yang bergerak pada kegiatan simpan pinjam,

tingkat bunga yang dikenakan bahkan mencapai 2 % per- bulan.

Page 54: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 54

Tingkat bunga seperti ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan

tingkat bunga bank.

f. Aspek Kebijakan Pemerintah

Pemerintah masih menerapkan pola top-down dalam

menyalurkan kredit kepada koperasi. Pemerintah masih

mengasumsikan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh

koperasi sama, padahal tidak semua koperasi menghadapi

permasalahan yang sama.

Selama ini, pemerintah seakan-akan mengasumsikan bahwa titik

lemah dari koperasi dan UKM adalah masalah modal. Dalam

kenyataannya, tidak semua koperasi mengalami masalah

kurangnya modal. Pada beberapa kabupaten terdapat koperasi

yang mempunyai modal yang cukup kuat. Sebagai contoh,

koperasi serba usaha BMT serambi madinah yang telah memiliki

modal mencapai Rp. 2,5 milyar. Koperasi semacam ini

sesungguhnya tidak lagi menghadapi persoalan modal. Yang

diperlukan oleh koperasi semacam ini adalah arahan dan binaan

agar bisa berkembang dengan baik dan semakin maju.

Disamping itu, Penyediaan Dana Perkuatan koperasi hendaknya

tidak menggunakan target tahun anggaran sehingga masing-

masing pemerintah daerah tidak “dipaksa” untuk menyiapkan

sejumlah koperasi calon penerima bantuan dalam waktu yang

singkat. Kebijakan seperti itu dapat memberikan keleluasaan

kepada pemerintah daerah untuk lebih leluasa untuk menseleksi

koperasi yang benar-benar layak.

4.4. Pola Pengembangan Ideal

Page 55: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 55

Dari gambaran kinerja dan hambatan pengembangan dana

perkuatan yang telah dilaksanakan oleh koperasi sampel,

sebagaimana dijelaskan diatas maka pola penyediaan Dana

Perkuatan untuk UMKM melalui koperasi hendaknya

memperhatikan hal-hal berikut:

a. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia

Seperti telah disebutkan sebelumnya, umumnya sumberdaya

manusia yang mengelola koperasi masih relatif sangat rendah,

baik dari sisi pendidikannya maupun dari segi pengetahuannya

tentang bagaimana mengelola koperasi secara baik. Agar

koperasi/UMKM penerima bantuan dapat mengelola dana

secara baik, maka pemerintah harus meningkatkan kualitas

sumberdaya manusia. Salah satu caranya adalah dengan

memberikan kesempatan kepada pengurus koperasi untuk

mengikuti pendidikan dan latihan baik itu latihan kepemimpinan

maupun pelatihan pengelolaan keuangan. Pemerintah dapat

Dengan demikian, diharapkan koperasi-koperasi penerima pula

memberikan pengetahuan tentang bagai mana melkukan

fungsi manajemen seperti perencanaan, organizing, actuating,

dan controlingl. Diharapkan melalui pelatihan semacam ini

bantuan yang diberikan pemerintah dapat berkembang

dengan baik sehingga tujuan dan sasaran dan harapan

pemerintah akan bisa tercapai.

b. Melakukan seleksi yang ketat dan objektif.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang tepat dalam hal

pemberian bantuan kepada koperasi, pemerintah harus

melakukan suatu seleksi yang relatif ketat. Seleksi yang ketat

dimaksudkan agar koperasi-koperasi yang nantinya menerima

bantuan adalah koperasi yang betul-betul memenuhi kriteria

Page 56: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 56

sesuai dengan yang ditetapkan dan dipersyaratkan dalam

juknis masing-masing program bantuan. Dengan cara seperti ini

tidak akan adalagi koperasi dadakan yang baru muncul pada

saat bantuan akan dikucurkan. Keberhasilan program

pemberian bantuan hendaknya tidak hanya diukur

berdasarkan besarnya dana yang disalurkan, akan tetapi harus

pula memperhatikan ketepatan dalam memberikan bantuan.

c. Salah satu strategi yang dapat dilakukan agar seleksi dapat

berjalan secara tepat adalah dengan cara melakukan visitasi

kepada koperasi/ukm yang diusulkan oleh pemerintah daerah.

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, pemerintah daerah

seringkali berupaya agar koperasi di daerah mereka

mendapatkan bantuan dalam jumlah besar, sehingga sering

mengabaikan persyaratan, bahkan agar koperasi-koperasi di

daerah mereka terlihat memenuhi syarat, maka pemerintah

daerah ikut memeberikan rekomendasi kepada koperasi/UKM

yang secara objektif belum layak dan eligible untuk menerima

bantuan. Penyaluran Dana perkuatan hendaknya tidak

dilakukan berdasarkan kuota per-wilayah kabupaten / kota

tetapi berdasarkan kuota provinsi. Dengan sistem ini maka

akan lebih besar peluang bagi provinsi untuk memilih koperasi

terbaik sebagai calon penerima bantuan.

d. Melakukan pembinaan secara berkesinambungan

Agar koperasi penerima bantuan bisa berkembang dan

mampu mengembalikan pinjaman yang diberikan, maka

pemerintah harus melakukan pembinaan secara terus menerus

dan berkesinambungan. Salah satu strategi yang dapat

dilakukan adalah dengan cara memberikan pemahaman

Page 57: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 57

kepada pemilik dan anggota koperasi bahwa koperasi yang

mereka kelola adalah milik bersama. Pemerintah juga harus

memberikan pemahaman bahwa koperasi harus

dikembangkan melalui proses yang lebih partisipatif, tidak

dengan sistem dadakan. Koperasi tidak bisa ditumbuhkan

dengan hanya mengumpulkan sejumlah orang ke dalam suatu

organisasi, tanpa menumbuhkan rasa kebersamaan dan ikatan

sosial di antara para anggotanya. Untuk itu pola

pengembangan koperasi yang dilakukan secara bertahap

melalui suatu proses yang alami diharapkan akan menghasilkan

koperasi yang tangguh. Disamping itu, pembinaan yang

berkesinambungan oleh pemerintah daerah terhadap koperasi

penerima Dana Perkuatan. Pembinaan ini penting untuk

menghindari adanya penyimpangan dari penggunaan

bantuan yang diberikan secara lebih dini.

Page 58: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 58

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dana yang dikucurkan oleh pemerintah digunakan oleh

koperasi/UMKM untuk kegiatan yang cukup beragam. Tidak

semua koperasi/UMKM menggunakan dana sesuai tujuan

program bantuan pemerintah dan rencana awal

koperasi/UMKM bersangkutan.

2. Modal bukanlah satu-satunya faktor penghambat

berkembangnya koperasi. Faktor-faktor lain yang juga menjadi

penghambat berkembangnya koperasi penerima bantuan

adalah kualitas sumberdaya manusia, seleksi, perencanaan,

pembinaan, pengawasan, serta kebijakan pemerintah.

3. Semua koperasi/UMKM yang mendapatkan bantuan dana

khususnya pinjaman dari pemerintah ternyata belum

mengembalikan dana tersebut secara total. Meski sudah ada

yang mencicil, namun cicilan tersebut masih relatif kecil

dibandingkan dengan dana yang dipinjam.

4. Sebagian besar dari koperasi/UMKM yang memperoleh bantuan

dari pemerintah gagal dalam meningkatkan kinerjanya. Kondisi

ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: tidak adanya arah

program koperasi yang jelas, kurangnya pengetahuan dalam

Page 59: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 59

menjalankan aktivitas, kesulitan dalam mengembalikan tingkat

bunga pinjaman, serta seleksi awal dari pemerintah ketika dana

pinjaman tersebut dikucurkan.

5. Banyak pola-pola bantuan teknik yang kurang efektif, antara

lain karena penerapan pola umum tersebut secara atas-bawah

(top-down) kurang mempertimbangkan aspek kelayakannya

menurut kondisi spesifik obyek binaan di lapangan, serta kurang

konsistennya dukungan sumberdaya dan lemahnya

manajemen.

6. Belum efektifnya mekanisme bawah-atas (bottom-up) di

lapangan. Kucuran dana yang diberikan oleh pemerintah

belum mengakomodir kebutuhan yang betul-betul real dari

koperasi/UMKM.

5.2. Rekomendasi Kebijakan

Berdasarkan kesimpulan di atas, rekomendasi kebijakan yang

dapat dikemukakan agar pemanfaatan dana bantuan pemerintah

terhadap UMKM di Provinsi Jambi dapat optimal adalah sebagai

berikut:

1. Pemerintah perlu melakukan pembinaan yang

berkesinambungan agar Koperasi/UMKM bisa mengembangkan

usahanya sesusai dengan tujuan pemerintah. Bentuk

pembinaan yang dapat dilakukan antara lain adalah melalui

pembinaan manajemen administrasi, kelembagaan, dan

kewirausahaan terutama kepada koperasi/UMKM yang belum

berhasil meningkatkan kinerjanya.

2. Pemerintah perlu memperhatikan kondisi koperasi/UMKM yang

akan diberikan bantuan dan memilah-milah jenis bantuan sesuai

dengan kebutuhan koperasi/UMKM di lapangan. Pola Top Down

Page 60: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 60

sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan. Tidak semua koperasi

menghadapi persoalan yang sama dan tidak semua koperasi

membutuhkan bantuan yang sama. Oleh karena itu, perlu

dilakukan inventarisasi kebutuhan koperasi/UMKM. Dengan

demikian, diharapkan bantuan yang diberikan bisa tepat

sasaran.

3. Pemerintah juga harus memilah koperasi/UMKM yang perlu

dibantu. Tidak semua koperasi harus dibantu. Sebagai contoh,

koperasi yang sudah maju dan memiliki manajemen yang sudah

baik tidak lagi dibantu secara finansial. Koperasi/UMKM seperti

ini harus didorong untuk mentransfer pengetahuan dan

pengalamannya kepada koperasi yang belum maju.

Page 61: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 61

Daftar Pustaka

Anonim, 2008a. Kebijakan Pembagungan UMKM Departement

Industri dan Perdagangan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 2008b.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Depkumdang dan HAM,

Jakarta

Asian Development Bank (2001), Small Scale Business Enterprise, AD

B Report. Manila.

BPS. (2008). Badan Pusat Statistik. Biro Pusat Statistik, Jakarta.

BPS. (2008). Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi

Haryadi, Saparuddin, Hodijah (2008), Pola Pembinaan Usaha Kecil

Menengah di Kabupaten Sarolangun. Kerjasama Universitas

Jambi dan Pemerintah Kabupaten Sarolangun. Sarolangun.

Hafsah, M.J. 2004, upaya pengembangan usaha kecil dan

menengah (UKM), Infokop Nomor 25 Tahun XX

Naisbitt, John, Global Paradox, New York : Avon Books, 1993

Prawiranegara AS, 1998, Kebijaksanaan Pembinaan Pengusaha

Kecil Khususnya Tentang Organisasi Usaha di Indonesia”,

dalam Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, Pengusaha Kecil : Penting dan

Kompleksitas Masalahnya, Jakarta : PAU-IS-UI, November

1994

Sucherly (2003), Peranan Manajemen Pemasaran Stratejik dalam

Menciptakan Keunggulan Posisional serta Implikasinya

terhadap Kinerja Organisasi Bisnis dan Non Bisnis

(Pendekatan 5-A). Orasi Ilmiah. Universitas Padjajaran,

Bandung.

Tambunan, Mangara (2004) Melangkah ke depan UMKM dalam

Perekonomian Indonesia di masa depan, Makalah pada

Debat Ekonomi ESEI, 2004, Jakarta Convention Centre, 15-16

September 2004.

Page 62: PROFIL DAN PERMASALAHAN UMKM DI PROVINSI JAMBI · PDF fileIndonesia. Peran tersebut terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB ... kinerja koperasi/UMKM. Secara

Kajian Pemanfaatan Bantuan Pemerintah Untuk Pengembangan UMKM 62

Lampiran

KOPERASI /LKM SAMPEL KEGIATAN SURVEY PEMANFAATAN BANTUAN

PEMERINTAH BAGI UKM

Program Nama Koperasi/LKM Lokasi Tahun Nilai

(Rp. Jt)

P3KUM

Konvensi

onal

1. KUD Gunung Tujuh

2. Kop. Jaya Bersama

3. KUD Depati Parbo

4. Kop. Karya Bersama

5. Kop. Tenun Songket

6. KUD Sinar Kerakap

7. Koppas Bungo Dani

8. KUD Sari Mukti

9. KUD Pelayangan

10. Kop. Mitra Sejati S

11. Kop. Kharisma

12. Kop. Swakerta

Kab. Kerinci

Kab. Kerinci

Kab. Kerinci

Kab. Kerinci

Kab. Bungo

Kab. Bungo

Kab. Bungo

Kab. Bungo

Kota Jambi

Kota Jambi

Kota Jambi

Kota Jambi

2007

2006

2007

2006

2007

2006

2007

2006

2007

2007

2007

2006

100

50

100

50

100

50

100

100

100

100

100

100

P3KUM

Syariah

1. KSU Serambi Madinah

2. KUD Jitu Mekar Jaya

Kab. Kerinci

Kab. Bungo

2006

2006

50

50

MAP 1. Kop Fauna Lestari

2. Kop. Pandai Besi

Kab. Bungo

Kota Jambi

2004

2004

350

350

PERKASS

A dan

P2WUM

1. Kopwan Bhakti Ibu

2. Koperasi Ibu

Kab. Bungo

Kab. Kerinci

2007

2006

100

100

Agribisnis 1. KUD Margo Mukti

2. Kop. Kaya Makmur

Kab. Kerinci

Kota Jambi

2005

2005

500

500

TPU Santri 1. PP Nurul Haq

2. PP Tarbiyah Islamiah

3. PP Al Hidayah

4. PP As’ad

Kab. Kerinci

Kab. Bungo

Kota Jambi

Kota Jambi

2006

2007

2007

2007

200

200

200

200

Prospek

Mandiri

1. Kop. Bina Cipta Mandiri

2. Kop. Mandiri Bersama

Kota Jambi

Kota Jambi

2007

2007

837

837

Lain-lain 1. Koppontren Nurul Haq

2. KUD Depati Parbo

3. Kop. Fauna Lestari

4. Kop. Usaha Niaga

5. Kop. Sawit Mitra Usaha

6. Kop. Bungo Serumpun

7. Kop. Wana Lestari

8. Kop. Usahatani

9. Kop. Harapan Bintang

Kab. Kerinci

Kab. Kerinci

Kab. Bungo

Kab. Bungo

Kab. Bungo

Kab. Bungo

Kab. Bungo

Kota Jambi

Kota Jambi

2004

2007

2004

2004

2004

2004

2004

2004

2004

900

250

5.428

200

3.000

250

2.122

100

100