profesionalisme guru di madrasah aliyah negeri...

90
PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 2 KOTA BOGOR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: SITI KHOLIFAH 204018203278 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN KI-MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Upload: truongque

Post on 22-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

PROFESIONALISME GURU

DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 2 KOTA BOGOR

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

SITI KHOLIFAH

204018203278

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN KI-MANAJEMEN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2011

Page 2: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

LEMBAR PERNYATAAN PENULIS

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Siti Kholifah

Nim : 204018203278

Jurusan : Kependidikan Islam

Fakutas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini saya menyatakan:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya, yang saya ajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Strata Satu (S1) di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya hasil sendiri atau

merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 27 September 2011

.

Siti Kholifah

Page 3: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

LEMBAR PENGESAHAN

PROFESIONALISME GURU DI MAN 2 KOTA BOGOR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk

Memenuhi

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Siti Kholifah NIM: 204018203278

Dibawah bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II Dra. Yefnelti Z, M.Ag Drs. Hasyim Asy`ari, M.Pd NIP: 195311011982032001 NIP: 196610091993031004

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 4: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini berjudul “Profesionalisme Guru di MAN 2 Kota Bogor” telah

diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 25

Oktober 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh Gelar Sarjana Program Strata (S1) pada Jurusan Manajemen

Pendidikan Islam.

Jakarta, 05 Desember 2011

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi) Tanggal Tanda Tangan

Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed. M.Phil NIP. 195605301985031002 Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Drs. H. Mu`arif Sam, M.Pd NIP. 196507171994031005 . . . . . Penguji I

Dr. Sururin, M.Ag NIP. 197103191998032001 Penguji II

Drs. H. Masyhuri, A.M., M.Pd NIP. 195005181987031002

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dra. Nurlena Rifa`i, M.A., Ph. D NIP.195910201986032001

Page 5: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

i

ABSTRAK Siti Kholifah, Nim: 204018203278, Profesionalisme Guru Di MAN 2 Kota Bogor, Skripsi Program Strata 1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011.

Menghadapi berbagai tantangan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, diperlukan kualitas guru yang mampu mewujudkan kinerja profesional. Karena guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Profesionalisme guru merupakan komitmen para guru dalam meningkatkan profesinya dan terus-menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakan dalam mengerjakan tugasnya sebagai guru. Tujuannya agar dapat memenuhi kewajibannya, yaitu mengajar, mendidik, dan membimbing siswa. Untuk itu, guru senantiasa harus meningkatkan kompetensinya, baik kompetensi sosial, pribadi, maupun profesional. Salah satunya dengan mengikuti berbagai program peningkatan profesionalisme guru dan tidak lupa untuk menerapkannya di lapangan atau dalam proses belajar mengajar maupun dalam penampilan serta sikapnya di lingkungan masyarakat. Karena sikap guru menjadi cerminan atau teladan bagi siswa dan masyarakat di sekitarnya.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat profesionalisme guru di MAN 2 Kota Bogor, dengan metode deskriptif analisis. Yaitu metode yang meneliti dan menemukan informasi seluas-luasnya tentang variabel yang bersangkutan, sebagai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah guru yang berjumlah 69. Namun, dalam hal ini kuesioner disebarkan kepada siswa karena mereka yang akan menilai para guru.

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka sampailah kepada kesimpulan bahwa tingkat profesionalisme guru di MAN 2 Kota Bogor termasuk dalam kategori “cukup baik”. Hal ini dapat dilihat dari hasil prosentase nilai rata-rata skor penilaian berdasarkan variabel sebesar 68,33% yang menunjukkan cukup baik. Ini berarti para guru di MAN 2 Kota Bogor memiliki kemampuan dalam menjalankan tugas profesionalnya sebagai pendidik.

Page 6: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

ii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalaamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Sang

pemilik kerajaan langit dan bumi, Maha Berilmu dan Maha Mengetahui, yang

memberikan rahmat, nikmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan

izin dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat

dan seluruh manusia yang menyerukan kebenaran.

Skripsi dengan judul “Profesionalisme Guru di MAN 2 Kota Bogor” adalah salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di Jurusan

Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penyusunan skripsi

ini tidak mungkin dapat diselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Nurlena Rifa`i, M.A., Ph.D Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil, Ketua Jurusan Kependidikan

Islam dan sekaligus ketua program studi Manajemen Pendidikan Drs. Mu’arif

Sam M.Pd, Sekretaris Jurusan Kependidikan Islam.

3. Ibu Dra.Yefnelty Z, M.Ag, dosen pembimbing I dan Bapak Drs. Hasyim

Asy’ari, M.Pd, dosen pembimbing II yang selalu meluangkan waktunya

untuk membimbing, mengarahkan dan memberi nasehat serta motivasi

kepada penulis.

Page 7: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

iii

4. Bapak Drs. H. Asep Encu, M.Pd, kepala sekolah MAN 2 Kota Bogor yang

telah memberikan izin untuk meneliti di sekolah bersangkutan serta

memberikan informasi berguna bagi penulis seputar Profesionalisme Guru di

MAN 2 Kota Bogor.

5. Seluruh staf administrasi dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

yang telah banyak membantu penulis dalam proses birokrasi jurusan.

6. Suamiku tercinta, Firman Syah, S.Sos.I yang senantiasa menyayangi

sekaligus memotivasi sehingga penulis terus bersemangat.

7. Kedua orang tuaku tercinta Almarhumah Ibuku Marhamah dan Ayahku

Nasikin serta Ibu Sulastri yang telah memberikan segenap do’a, perhatian

serta kasih sayangnya kepada penulis.

8. Kakak dan Adikku tersayang Mas Ipul dan Bulloh, yang tidak bosan-

bosannya memberikan saran dan kritik serta motivasinya kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat KI-MP senasib seperjuangan terutama Susi, Alin, Amin, Ka

Vita, dan Dewi doank. Makasih ya sob atas kebersamaan dan motivasinya.

10. Semua pihak yang penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu yang telah

membantu dan memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka terhadap saran dan kritik

yang bersifat membangun dan sangat berguna demi perbaikan di masa yang akan

datang. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua yang membacanya, khususnya bagi penulis pribadi. Aamiiin.

Wassalaamu ’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 10 Desember 2011

Penulis

Page 8: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

iv

DAFTAR ISI

Surat Pernyataan Penulis

Lembar Pengesahan Pembimbing

Lembar Pengesahan Panitia Ujian

Abstrak ....................................................................................................... i

Kata Pengantar ........................................................................................... ii

Daftar Isi ..................................................................................................... iv

Daftar Tabel ................................................................................................. vi

Daftar Lampiran ......................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................. 4

C. Pembatasan Masalah ............................................................. 5

D. Perumusan Masalah .............................................................. 5

E. Manfaat Penelitian ................................................................ 5

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Profesionalisme Guru .......................................... 6

B. Kompetensi Profesional Guru ............................................... 9

C. Syarat-Syarat Menjadi Guru Profesional .............................. 14

D. Ciri-Ciri Guru Profesional...................................................... 17

E. Tugas dan Peran Guru ........................................................... 17

F. Kode Etik Profesi Guru ......................................................... 21

G. Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru ............................ 21

1. Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Guru .......................... 22

2. Pembinaan Guru .............................................................. 25

3. Penyediaan Sarana dan Prasarana Penunjang ................. 27

Page 9: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian .................................................................. 29

B. Waktu dan Tempat ................................................................ 29

C. Populasi dan Sampel ............................................................. 29

D. Metode Penelitian .................................................................. 30

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 31

F. Instrumen Penelitian .............................................................. 31

G. Teknik Analisis Data ............................................................. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MAN 2 Kota Bogor ................................. 36

1. Sekilas Tentang MAN 2 Kota Bogor ...................................... 36

2. Visi, Misi, dan Tujuan MAN 2 Kota Bogor ............................ 37

3. Keadaan Guru MAN 2 Kota Bogor ......................................... 38

4. Sarana dan Prasarana ............................................................... 41

B. Analisa Data .......................................................................... 42

1. Deskripsi Data ................................................................. 42

2. Analisis dan Interpretasi Data ......................................... 57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 61

B. Saran-Saran ........................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-Kisi Instrumen Angket Untuk Siswa......................................... 32

Tabel 2 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Untuk Kepala Sekolah.................. 33

Tabel 3 Kategori Penilaian............................................................................. 35

Tabel 4 Keadaan Guru PNS MAN 2 Kota Bogor .......................................... 38

Tabel 5 Keadaan Guru Honorer MAN 2 Kota Bogor .................................... 40

Tabel 6 Guru Mengaitkan Materi Yang Diajarkan Dengan Pengalaman

Siswa ................................................................................................. 42

Tabel 7 Cara Mengajar Guru Sesuai Dengan Kemampuan Siswa................. 43

Tabel 8 Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Materi Yang Diajarkan

Guru .................................................................................................. 43

Tabel 9 Referensi Yang Digunakan Tidak Hanya Dari Satu Sumber............ 44

Tabel 10 Guru Menjelaskan Materi Yang Tidak Dikuasainya Pada Pertemuan

Berikutnya......................................................................................... 44

Tabel 11 Penerapan Teknik Mengajar Secara Bervariasi ................................ 45

Tabel 12 Penerapan Teknik Mengajar Sesuai Karakteristik Siswa.................. 45

Tabel 13 Guru Mengajar Dengan Metode Ceramah Disertai Metode

Tanya Jawab...................................................................................... 46

Tabel 14 Mengembangkan Alat/Media Belajar ............................................... 46

Tabel 15 Penerapan Alat/Media Belajar Sesuai Karakteristik Siswa .............. 47

Tabel 16 Guru Mengajukan Pertanyaan Kepada Siswa Pada Akhir PBM ...... 47

Tabel 17 Pelaksanaan Evaluasi Belajar............................................................ 48

Tabel 18 Pertanyaan Sesuai Dengan Topik Yang Telah Diajarkan ................. 48

Tabel 19 Guru Mengulas Kembali Soal-Soal Yang Tidak Dikuasai Siswa..... 49

Tabel 20 Keluwesan Guru Dalam Mengajar.................................................... 49

Tabel 21 Guru Menguasai Materi Yang Diajarkan.......................................... 50

Tabel 22 Guru Memiliki Pengetahuan Yang Luas........................................... 50

Tabel 23 Guru Berbagi Pengalaman Belajar Kepada Siswa............................ 51

Tabel 24 Guru Terampil Dalam Mengajar....................................................... 51

Tabel 25 Guru Datang Tepat Waktu ................................................................ 52

Page 11: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

vii

Tabel 26 Guru Mengucap Salam Pada Saat Masuk Kelas ............................... 52

Tabel 27 Membaca Doa Sebelum PBM Dimulai............................................. 53

Tabel 28 Pemberian Hadiah Kepada Siswa Yang Berprestasi......................... 53

Tabel 29 Menghukum Siswa Yang Tidak Disiplin.......................................... 54

Tabel 30 Guru Menjelaskan Materi Disertai Contoh-Contoh Pengalaman

Siswa ................................................................................................. 54

Tabel 31 Guru Memberi Kebebasan Berpendapat Kepada Siswa ................... 55

Tabel 32 Memberikan Tugas Pekerjaan Rumah Yang Sesuai Dengan Topik . 55

Tabel 33 Guru Mensyaratkan Kebersihan Kelas Pada Saat PBM

Berlangsung ...................................................................................... 56

Tabel 34 Penerapan Pola Tempat Duduk Siswa .............................................. 56

Tabel 35 Memantau Siswa Ke Setiap Sudut Kelas.......................................... 57

Tabel 36 Nilai Rata-Rata Skor Penilaian Berdasarkan Indikator..................... 58

Tabel 37 Nilai Rata-Rata Skor Penilaian Berdasarkan Variabel...................... 59

Page 12: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Angket Penelitian Untuk Siswa

2. Pedoman Wawancara

3. Hasil Wawancara

4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN 2 Kota Bogor

5. Surat Pengajuan Proposal Skripsi

6. Surat Bimbingan Skripsi

7. Surat Keterangan MAN 2 Kota Bogor

8. Lembar Uji Referensi

Page 13: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari

kehidupan. Oleh karenanya pendidikan selalu menjadi bahan pembicaraan atas

maju atau mundurnya perkembangan suatu bangsa.

Masa depan bangsa sangat erat kaitannya dengan komitmen politik dan

upaya nyata bangsa dalam membangun pendidikan untuk mencerdaskan generasi

muda. Sebagaimana yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

(UUD) 1945 alenia ke-4, salah satu cita-cita kemerdekaan nasional Indonesia

adalah keinginan untuk mencerdaskan bangsa. Semangat tersebut seharusnya

memberikan spirit dan komitmen semua elemen bangsa, khususnya para

penyelenggara negara, untuk menyatukan visi dan misi serta tekad dalam

membangun mutu pendidikan nasional.1

Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu aspek dari proses pendidikan,

karena harus didesain sedemikian rupa melalui perencanaan yang sistematis.

Ketika berbicara pembelajaran, maka tidak bisa lepas dari peran dan fungsi guru,

karena guru merupakan tokoh sentral dalam proses pembelajaran.

Mohammad Surya mengemukakan satu pandangan bahwa upaya mencapai

1 Asrorun Ni’am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru: Analisis Kronologis atas

Lahirnya UU Guru dan Dosen, (Jakarta: eLSAS, 2006), cet. I, h. 5

Page 14: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

2

pendidikan berkualitas harus dimulai dengan guru yang berkualitas. Upaya

meningkatkan kualitas pendidikan tanpa memperhitungkan guru secara nyata,

hanya menghasilkan satu fatamorgana atau sesuatu yang semu dan tipuan belaka.2

Menghadapi berbagai tantangan dalam upaya meningkatkan mutu

pendidikan nasional, diperlukan kualitas guru yang mampu mewujudkan kinerja

profesional. Karena guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap

upaya pendidikan. Dengan kesadaran tersebut, diharapkan guru akan senantiasa

melaksanakan tugasnya secara baik dan benar.

Guru profesional adalah guru yang berkemampuan dalam meminimalisir

kesalahan-kesalahan. Hal ini biasa terjadi saat kegiatan belajar mengajar.3 Melalui

sikap guru yang profesional tersebut, maka kompetensi guru dapat terwujud.

Sebab, kompetensi sendiri dinilai penting bagi guru dalam menjalankan tugasnya.

Sebagaimana dikutip dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang

menyatakan bahwa kompetensi adalah keadaan memiliki kecakapan dan

pengetahuan yang memadai dalam suatu hal atau pekerjaan.4

Guru juga semestinya peka di setiap saat baik terkait sekolah, ilmu

pengetahuan, maupun murid. Yakni tanggap terhadap perubahan-perubahan yang

ada, baik di dalam maupun di luar lingkungan kelas dan sekolah.

Pembaharuan ilmu pengetahuan ke depan harus terus ditingkatkan.

Mengingat penemuan-penemuan tentang sesuatu yang baru akan terus

berlangsung dan berkembang. Semua sejalan dengan tuntutan kebutuhan

masyarakat dalam menghadapi perkembangan zaman.

Di sinilah tugas guru untuk senantiasa meningkatkan wawasan ilmu

pengetahuan dan kualitas pendidikannya, sehingga apa yang diberikan kepada

siswa tidak tertinggal dengan perkembangan zaman.

Dengan ini, nantinya apa yang menjadi cita-cita dunia pendidikan dalam

menghasilkan prestasi belajar siswa secara baik dapat terwujud.

2 Mohammad Surya, dkk., Landasan Pendidikan: Menjadi Guru Yang Baik, (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2010), cet. 1, h.4 3 Masykur Arif Rahman, Kesalahan-Kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru

Dalam Kegiatan Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Diva Press, Juli 2011), cet. I, h. 10 4 Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Media Pustaka

Phoenix, Agustus 2010), cet. 5, h. 465

Page 15: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

3

Seorang guru yang profesional dituntut sejumlah persyaratan minimal,

antara lain memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai. Yakni

pentingnya kesesuaian antara latar belakang pendidikan guru yang ditempuh. Poin

lainnya yaitu memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang

ditekuninya, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak

didiknya, mempunyai jiwa yang kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan

komitmen tinggi terhadap profesinya dan selalu melakukan pengembangan diri

secara terus-menerus.5

Guru sebagai agen pembelajaran, wajib memenuhi kualifikasi pendidikan

minimum, kompetensi, dan sertifikat pendidik. Sebagaimana tertulis dalam

Undang-Undang Guru dan Dosen Pasal 8 yang menyebutkan bahwa:

”Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,

sehat jasmani, serta kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional”.6

Kualifikasi pendidikan guru dijenjang pendidikan usia dini, pendidikan

dasar dan pendidikan menengah minimal D-4 atau S1. Artinya kelayakan profesi

seorang guru baru dapat diakui apabila ia telah berlatar belakang pendidikan

setingkat dengan D-4 atau S1.7

Setiap guru harus meningkatkan kompetensinya, baik kompetensi

paedagogik, kepribadian, sosial, maupun profesional. Dengan kompetensi

tersebut, guru diharapkan dapat merencanakan dan melaksanakan pembelajaran

dengan baik serta mampu mengembangkan profesinya.

MAN 2 Kota Bogor yang terletak di Kelurahan Baranangsiang Kecamatan

Bogor Timur Kota Bogor merupakan salah satu lembaga pendidikan yang peduli

terhadap keberlangsungan proses pendidikan di lingkungan sekitar. Banyak siswa

dari berbagai latar belakang lingkungan keluarga mengikuti proses pembelajaran

di sekolah tersebut. Pada akhirnya, mereka dapat memperoleh binaan, bimbingan,

5 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 50 6 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI Tahun 2006, Undang-

Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, h. 88 7 Trianto dan Titik Triwulan Tutik, Tinjauan Yuridis Hak Serta Kewajiban Pendidik

Menurut UU Guru dan Dosen, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006), h. 47

Page 16: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

4

serta didikan dari para guru.

Sebagai lembaga pendidikan formal, MAN 2 Kota Bogor bermaksud

memberikan layanan secara optimal terkait berbagai kegiatan kependidikan,

terutama dalam proses kegiatan belajar mengajar dan hasil dari pembelajaran

siswa. Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh

sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya. Sebagian besar ditentukan oleh

kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka.

Berdasarkan data dan pengamatan yang diperoleh, terdapat beberapa

kelemahan di MAN 2 Kota Bogor, yaitu:

1. Beberapa guru masih ada yang belum memenuhi kualifikasi pendidikan

minimum.

2. Kualifikasi dan latar belakang tidak sesuai dengan bidang tugas guru.

3. Kurang disiplin seperti guru terlambat saat masuk kelas.

4. Cara mengajar beberapa guru yang masih monoton.

Untuk memperbaiki kelemahan tersebut, banyak upaya yang telah dilakukan

oleh MAN 2 Kota Bogor. Caranya dengan meningkatkan kinerja para guru.

Berdasarkan penjabaran yang di atas, penulis coba untuk melihat dan

menggali lebih jauh bagaimana tingkat profesionalisme guru di MAN 2 Kota

Bogor. Itu semua akan diaktualisasikan dalam karya ilmiah berbentuk skripsi

dengan judul ”Profesionalisme Guru di MAN 2 Kota Bogor”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis

mengidentifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana kompetensi profesionalisme guru di MAN 2 Kota Bogor?

2. Apakah tingkat profesionalisme guru-guru di MAN 2 Kota Bogor sudah

memenuhi persyaratan?

3. Bagaimana pelaksanaan tugas guru di MAN 2 Kota Bogor dalam proses

belajar mengajar?

4. Apa saja upaya yang dilakukan dalam meningkatkan profesionalisme guru

MAN 2 Kota Bogor?

Page 17: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

5

5. Faktor-faktor apa saja yang mendorong dan menghambat upaya

peningkatan profesionalisme guru MAN 2 Kota Bogor?

6. Apakah sarana dan prasarana sebagai penunjang guru dalam pelaksanaan

tugasnya sudah memadai?

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini terarah, maka Penulis akan

membatasi penelitian ini pada:

1. Penerapan kompetensi profesional guru di MAN 2 Kota Bogor.

2. Pemenuhan syarat profesional guru di MAN 2 Kota Bogor.

3. Pelaksanaan tugas guru dalam proses belajar mengajar.

4. Tingkat profesionalisme guru di MAN 2 Kota Bogor.

D. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yang

ada, maka perumusan masalah yang penulis ambil adalah: Bagaimana

profesionalisme guru di MAN 2 Kota Bogor?

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Bagi sekolah: sebagai bahan masukan untuk para pengelola sekolah MAN

2 Kota Bogor mengenai profesionalisme guru.

2. Bagi peneliti: sebagai bahan kelengkapan wawasan pengetahuan,

keterampilan serta implementasi dari ilmu yang didapat selama menempuh

pendidikan dan aplikasinya dalam kenyataan lapangan.

3. Bagi pembaca: sebagai sarana kelengkapan khazanah ilmu pengetahuan

terutama mengenai profesionalisme guru.

Page 18: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Profesionalisme Guru

Agar dapat memahami hakikat profesionalisme guru, penulis akan terlebih

dahulu menelaah hakikat profesi dan hakikat guru.

Secara etimologi, “profesi” berasal dari istilah bahasa Inggris “profession”

atau bahasa Latin “profecus”, yang artinya mengakui, pengakuan, menyatakan

mampu, atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan tertentu.8

Profesi yang demikian itu merupakan salah satu tanggung jawab sebagai

pekerja guna menyukseskan sebuah pekerjaan. Tugas yang dapat dilaksanakan

secara baik, maka akan lebih mudah dalam menatap masa depan.

Sedangkan secara terminologi, profesi dapat diartikan sebagai suatu

pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang

ditekankan pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual. Kemampuan mental

yang dimaksudkan di sini adalah adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai

instrumen untuk melakukan perbuatan praktis.9

Jadi, seseorang yang akan memegang suatu profesi harus memiliki

pengetahuan teoritis yang dapat diperoleh melalui pendidikan tinggi. Memiliki

pengetahuan teoritis ditambah dengan keahlian khusus, dapat diterapkan dalam

suatu pekerjaan yang ditentukan atau dicita-citakan.

8 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga

Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 20 9 Danim, Inovasi Pendidikan…, h. 21

Page 19: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

7

Menurut Kunandar, profesi menunjukkan lapangan yang khusus dan

mensyaratkan studi serta penguasaan khusus yang mendalam. Seperti bidang

hukum, militer, keperawatan, kependidikan dan sebagainya.10 Sedangkan menurut

Moeliono, profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian

(keterampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu.11

Dari beberapa pengertian profesi di atas, maka dapat dipahami bahwa

profesi merupakan suatu pekerjaan atau jabatan yang mensyaratkan kompetensi

(pengetahuan, sikap, dan keterampilan) diperoleh dari pendidikan dan pelatihan

yang telah diprogram secara khusus. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang

disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang. Untuk itu,

memerlukan suatu persiapan melalui pendidikan dan pelatihan yang

dikembangkan khusus.

Selanjutnya kata profesionalisme dapat diartikan sebagai komitmen para

anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-

menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakan dalam melakukan

pekerjaan sesuai dengan profesinya itu.12

Mengenai definisi guru, dalam bahasa sansekerta, secara etimologis, gu

berarti kegelapan dan ru adalah membebaskan diri. Artinya, guru adalah

pembebas kegelapan menuju pencerahan. Dalam versi lain dikatakan, bahwa ‘Gu’

berarti kegelapan, dan ‘ru’ menghalau. Artinya, kata ‘guru’ lebih mangacu kepada

orang yang menghalau kegelapan serta membawa lebih banyak pemahaman dan

pencerahan.13

Di sinilah pentingnya peranan guru dalam membentuk kepribadian siswa.

Sukses tidaknya siswa, selain dari dirinya sendiri dalam memahami ilmu

pengetahuan, juga tergantung guru dalam memberikan ilmu pengetahuan.

Dalam falsafah lain, kita juga mengenal sehari-hari bahwa guru merupakan

orang yang harus digugu dan ditiru. Yakni seseorang yang memiliki kharisma atau

10 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 45 11 Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Ciputat: Ciputat

Press, 2005), cet. 3, h. 13 12 Danim, Inovasi Pendidikan…, h. 23 13 Website http://maksumpriangga.com/definis-kata-guru.html

Page 20: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

8

wibawa hingga perlu untuk ditiru dan diteladani. Guru merupakan orang dewasa

yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar dan

membimbing peserta didik.14

Jadi, guru adalah orang dewasa yang berkewajiban mendidik dan

membimbing peserta didik. Dituntut berperilaku sesuai dengan apa yang

diajarkan. Sehingga dapat menjadi guru teladan bagi peserta didiknya.

Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab XI Pendidik Dan Tenaga

Kependidikan, Pasal 39 Ayat (2) yang berbunyi pendidik merupakan tenaga

profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,

menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta

melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik

pada perguruan tinggi.

Setelah kita mengetahui hakikat profesi dan guru maka dapat dipahami

bahwa profesionalisme guru merupakan komitmen para guru dalam meningkatkan

profesinya. Secara terus-menerus, para guru mengembangkan strategi-strategi

yang digunakan dalam mengerjakan tugasnya. Yaitu, untuk dapat memenuhi

kewajiban dalam mengajar, mendidik dan membimbing siswa sekaligus dapat

memperoleh penghasilan dari tugas yang diembannya itu.

Komitmen berarti keselarasan antara perkataan dan perbuatan. Komitmen

guru untuk bersikap selaras antara perkataan dan perbuatan merupakan pekerjaan

yang berat. Namun sikap seperti ini harus melekat pada guru, sehingga siswa akan

dapat menemukan contoh nyata dari sosok guru yang mereka hadapi setiap hari di

kelas.

Guru profesional akan tercermin dalam penampilannya melaksanakan tugas-

tugas. Ditandai dengan berbagai keahlian, baik dalam penguasaan materi maupun

metode yang digunakan dalam mengajar. Keahlian dimaksud adalah keahlian

yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan secara khusus.

14 Hamzah, Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di

Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 15

Page 21: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

9

Di samping keahliannya, sifat dan sikap guru profesional ditunjukkan dalam

melaksanakan pengabdian. Memiliki rasa tanggung jawab, disiplin, jujur,

berwibawa, serta rasa kasih sayang terhadap sesama.

B. Kompetensi Profesional Guru

Sebelum membahas lebih jauh tentang kompetensi profesionalisme guru,

terlebih dahulu mengkaji hakikat kompetensi.

Pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan dan kecakapan. Seseorang

dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah seseorang yang menguasai

kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja tersebut.15

Istilah kompetensi sebenarnya memiliki banyak makna sebagaimana

dikemukakan sebagai berikut:

Menurut Usman kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru

dalam melaksanakan profesi keguruannya.16 Kompetensi juga dapat diartikan

sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang

yang telah menjadi bagian dari dirinya. Sehingga ia dapat melakukan perilaku-

perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik sebaik-baiknya.17

Sedangkan menurut Abdul Majid, kompetensi ialah seperangkat tindakan

intelijensia penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat

untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.18

Dari beberapa pengertian kompetensi di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa kompetensi merupakan penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan,

nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak saat

menjalankan profesi yang bersangkutan. Dengan kata lain, kompetensi tidak

hanya mengandung pengetahuan, keterampilan dan sikap. Namun, yang penting

adalah penerapannya dalam pekerjaan.

15 Hamzah, Profesi Kependidikan…, h. 62 16 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), h. 14 17 Kunandar, Guru Profesional…, h. 52 18 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,

(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), cet. 3, h. 5

Page 22: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

10

Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan

menunjukkan kualitas mengajar guru. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam

bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional untuk menjalankan fungsi guru.

Artinya, guru bukan saja harus pintar, tetapi juga pandai mentransfer ilmunya

kepada peserta didik.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1980), memberikan tiga dimensi

umum (dasar) tentang kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh

seorang guru. Yaitu, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional.19

1. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi pribadi adalah sikap pribadi guru berjiwa Pancasila yang

mengutamakan budaya Bangsa Indonesia. Rela berkorban bagi kelestarian

bangsa dan negaranya.20 Menurut Wina Sanjaya, kompetensi pribadi mencakup

antara lain:

a. Kemampuan yang berhubungan dengan pengamalan ajaran agama sesuai dengan keyakinannya.

b. Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar-umat beragama. c. Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem

nilai, yang berlaku di masyarakat. d. Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru. Misalnya

sopan santun dan tata krama. e. Bersifat demokratis dan terbuka terhadap pembaruan serta kritik.21

Kompetensi kepribadian biasanya diidentikkan dengan kepribadian

seseorang. Secara sederhana, kepribadian berarti sifat hakiki individu yang

tercermin pada sikap dan perbuatannya yang membedakan dirinya dengan

orang lain. Dan kepribadian seorang guru dinilai penting karena guru

merupakan cerminan perilaku bagi para siswa. Guru yang memiliki bekal

kompetensi pribadi, akan dapat menjadi penuntun yang benar-benar dapat

ditiru dan diteladani oleh lingkungan sekolah maupun masyarakat.

19 Trianto dan Titik Triwulan Tutik, Tinjauan Yuridis Hak Serta Kewajiban Pendidik

Menurut UU Guru dan Dosen, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006), h. 45 20 Kunandar, Guru Profesional…, h. 56 21 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 18

Page 23: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

11

2. Kompetensi Sosial

Artinya guru harus menunjukkan atau mampu berinteraksi sosial. Baik

dengan murid-muridnya maupun dengan sesama guru dan kepala sekolah,

bahkan dengan masyarakat luas. Adapun yang mencakup kompetensi sosial

antara lain:

a. Kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional.

b. Kemampuan mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan.

c. Kemampuan menjalin kerja sama, baik secara individual maupun kelompok.22

Seorang guru dituntut untuk mempunyai kepribadian utuh dan kemampuan

berinteraksi dengan lingkungan sekitar secara baik. Juga memberikan contoh

yang baik dalam sifat, sikap dan tutur kata. Karena bagaimana pun guru

merupakan panutan dan suri tauladan bagi anak didik. Kemampuan sosial

dinilai sangat penting. Sebab manusia bukan makhluk individu. Segala

kegiatannya pasti dipengaruhi dan membutuhkan interaksi dengan orang lain.

Maka dari itu sebagai makhluk sosial guru juga harus mampu berinteraksi

dengan lingkungan sekitar.

3. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan dalam penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam. Memungkinkan guru membimbing

peserta didik memenuhi standar kompetensi.23

Secara umum, kompetensi profesional guru dapat diidentifikasikan ke

dalam ruang lingkup sebagai berikut:

a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan. Baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya.

b. Mengerti serta dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik.

c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggungjawabnya.

d. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi. e. Mampu mengembangkan berbagai alat, media dan sumber belajar yang

relevan.

22 Sanjaya, Strategi Pembelajaran…, h.19 23 Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 94

Page 24: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

12

f. Mampu mengorganisasikan juga melaksanakan program pembelajaran. g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik. h. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.24

Sementara itu, Soedijarto berpendapat bahwa kompetensi profesional guru

meliputi:

a. Merancang dan merencanakan program pembelajaran.

b. Mengembangkan program pembelajaran.

c. Mengelola pelaksanaan program pembelajaran.

d. Menilai proses dan hasil pembelajaran.

e. Mendiagnosis faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses

pembelajaran.25

Kompetensi profesional seorang guru merupakan dasar pijakan guru dalam

melaksanakan tugas sebagai tenaga pengajar. Dimana seorang guru harus

memiliki pengetahuan yang luas untuk menguasai bidang studi yang diajarkan

beserta metodologis. Yaitu, pengetahuan tentang konsep teoritik, memilih metode

mengajar yang tepat, mampu menggunakan media pengajaran dan lain sebagainya

yang berkaitan erat dengan kemampuan mengajar guru.

Guru dapat menerapkan landasan filosofi. Berarti seorang guru harus

mengerti dan memahami ilmu yang diajarkan kepada siswa dan mengetahui apa

yang harus dicapai (tujuan) dari ilmu tersebut. Dan guru harus mengetahui serta

dapat merealisasikan cara-cara atau metode yang akan digunakan untuk mencapai

tujuan akhir.

Psikologi merupakan ilmu jiwa. Yakni, ilmu yang mempelajari tentang jiwa

manusia. Guru dapat menerapkan landasan psikologis berarti seorang guru harus

mengerti atau mempelajari kondisi kejiwaan siswanya. Seperti, kepribadian siswa,

karakteristik atau sifat-sifatnya dan masalah-masalah yang sedang dihadapi siswa.

Tujuannya agar guru dapat menyesuaikan pengajaran sesuai dengan kemampuan

atau kondisi siswa.

24 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2007), cet. 1, h. 135 25 Kunandar, Guru Profesional…, h. 57

Page 25: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

13

Sosiologi adalah ilmu yang memepelajari hubungan antara manusia dalam

kelompok-kelompok dan struktur sosial. Guru dapat menerapkan landasan

sosilogis. Berarti guru dapat menjalin hubungan dengan baik dan dapat

menciptakan suasana yang akrab. Baik dengan kepala sekolah, sesama guru, siswa

dan orang tua, termasuk juga dengan masyarakat di lingkungan sekitar, sehingga

suasana menjadi harmonis.

Teori belajar adalah suatu pengetahuan yang harus dikuasai oleh siswa

sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam setiap mata

pelajaran. Seorang guru dalam menerapkan teori belajar harus sesuai dengan

perkembangan siswa. Yaitu perubahan tingkah laku, kejiwaan atau karakteristik

yang terjadi pada siswa dari tahap ke tahap.

Metode pembelajaran adalah upaya atau cara yang digunakan dalam proses

pembelajaran sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan.

Media pembelajaran adalah seluruh alat atau bahan yang dapat dipakai

dalam proses pembelajaran untuk tujuan pendidikan. Sedangkan sumber belajar

adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang dapat

digunakan untuk membantu mengoptimalkan hasil belajar. Seperti guru, buku

pelajaran, alat atau media belajar, lingkungan dan sebagainya.

Diagnosis merupakan istilah teknis yang diadopsi dari bidang medis.

Artinya, upaya atau suatu proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang

dialami seseorang melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-

gejalanya. Mendiagnosis faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar

mengajar berarti upaya mencari kelemahan atau latar belakang yang menyebabkan

terhambatnya keberhasilan pembelajaran, serta mencari alternatif kemungkinan

pemecahannya.

Semua hal yang disebutkan di atas merupakan sesuatu yang dapat

menunjang terbentuknya kompetensi profesional guru. Kompetensi tersebut dapat

berpengaruh pada proses pengelolaan pendidikan, sehingga mampu melahirkan

keluaran pendidikan bermutu.

Guru yang dapat atau mampu mengembangkan semua aspek kompetensi di

atas dengan baik, niscaya ia tidak hanya memperoleh keberhasilan, tetapi juga

memperoleh kepuasan atas profesi yang dipilihnya.

Page 26: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

14

C. Syarat-Syarat Menjadi Guru Profesional

Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang, seperti yang

dibayangkan sebagian orang. Modal guru dalam penguasaan materi dan

menyampaikannya kepada siswa belumlah cukup. Karena guru profesional harus

memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya,

menjaga kode etik guru dan lain sebagainya.

Menurut Kunandar yang dikutip dari Sidi (2003), mengatakan bahwa

seorang guru profesional dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal, antara

lain memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi

keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki kemampuan

berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan

produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya, dan

selalu melakukan pengembangan diri secara terus-menerus melalui organisasi

profesi, internet, buku, seminar, dan semacamnya.26

Semua itu tidak lain dalam rangka membantu kelancaran dari tugas dan

tanggung jawab yang diemban oleh guru. Apalagi terkait dengan masa depan anak

didiknya dalam meraih masa depan.

Pendapat lain, Oemar Hamalik mengatakan bahwa guru profesional harus

memiliki persyaratan sebagai berikut:

1. Memiliki bakat sebagai guru. 2. Memiliki keahlian sebagai guru. 3. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi. 4. Memiliki mental yang sehat. 5. Berbadan sehat. 6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas. 7. Guru adalah manusia berjiwa Pancasila. 8. Guru adalah seorang warga negara yang baik.27

Dengan memenuhi itu semua, seorang guru dapat menjalankan tugas

mengajar secara baik dan profesional. Terlebih lagi, persyaratan yang sudah

terperinci di atas selalu menjadi pegangan dan dijalani oleh guru.

26 Kunandar, Guru Profesional…, h. 50 27 Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Gaung Persada

Press,2006), cet. 2, h. 24

Page 27: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

15

Sedangkan Uzer Usman menyatakan bahwa ada beberapa persyaratan yang

harus dipenuhi oleh seorang guru, yaitu:

a. Memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

b. Memiliki klien/objek layanan yang tetap. Seperti dokter dengan pasiennya dan guru dengan muridnya.

c. Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat.28

Ditambah dengan ketiganya yang merupakan bagian penting seorang guru,

pendidikan di kelas diharapkan berhasil baik sesuai dengan cita-cita bangsa.

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007 Tentang Guru menjelaskan

bahwa guru harus:

1. Disiplin.

2. Berorientasi kualitas.

3. Rajin dan antusias.

4. Berpikir positif.

5. Fleksibel.

6. Rasional.

7. Etis.

8. Kompeten.

9. Strategi.

Sedangkan menurut Wirawan, persyaratan profesi mencakup antara lain:

a. Pekerjaan Penuh b. Ilmu Pengetahuan c. Aplikasi Ilmu Pengetahuan d. Lembaga Pendidikan Profesi e. Perilaku Profesional f. Standar Profesi g. Asosiasi Profesi h. Kode Etik Profesi.29

Pekerjaan penuh memiliki maksud bahwa suatu profesi merupakan

pekerjaan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Artinya agar masyarakat

dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Contoh: masyarakat membutuhkan

guru. Tanpa guru mereka tidak dapat mengembangkan wawasan pengetahuan.

28 Usman, Menjadi Guru Profesional…, h. 15 29 Wirawan, Profesi dan Standar Evaluasi, (Jakarta Uhamka Press, 2002), h.11

Page 28: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

16

Ilmu pengetahuan berarti untuk melaksanakan suatu profesi diperlukan ilmu

pengetahuan atau sains tertentu.

Aplikasi ilmu pengetahuan. Bahwa ilmu pengetahuan yang diperoleh harus

dipraktekkan atau diterapkan secara terampil di lapangan.

Lembaga pendidikan profesi. Ilmu pengetahuan yang diperoleh untuk

pekerjaan profesi berasal dari lembaga pendidikan tinggi yang khusus

mengajarkan, menerapkan, dan meneliti serta mengembangkan ilmu tersebut.

Perilaku profesional. Yaitu perilaku yang memenuhi persyaratan tertentu

ketika melaksanakan profesional. Artinya, bahwa penyandang profesi harus

memiliki dan mempraktekkan perilaku profesional pada saat melaksanakan tugas.

Asosiasi Profesi. Profesional mengorganisir diri dalam suatu organisasi

profesi. Profesi merupakan organisasi inklusif yang beranggotakan hanya

profesional bidang tertentu.

Kode etik profesi adalah kumpulan norma-norma yang merupakan pedoman

perilaku profesional dalam melaksanakan profesinya.

Atas dasar persyaratan tersebut, jelaslah jabatan profesional harus ditempuh

melalui jenjang pendidikan yang khusus mempersiapkan jabatan itu. Demikian

juga dengan profesi guru, harus ditempuh melalui jenjang pendidikan seperti

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), IKIP dan fakultas keguruan lain di luar

lembaga IKIP.

D. Ciri-Ciri Guru Profesional

Dalam dunia pendidikan, selain beberapa syarat yang telah disebutkan, guru

juga memiliki ciri-ciri profesional.

Ciri-ciri yang dimaksud bertujuan agar guru mampu melaksanakan tugas

kegiatan belajar mengajar secara benar dan baik. Yakni mengikuti aturan yang

sudah dibuat oleh pemerintah maupun yang berhubungan dengan keputusan oleh

pihak sekolah.

Ciri-ciri profesional yang dimaksud seperti dikatakan Anwar Jasin yaitu:

1. Tingkat pendidikan spesialisnya menuntut seseorang melaksanakan jabatan

(pekerjaan)-nya dengan penuh tanggung jawab, kemandirian mengambil

Page 29: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

17

keputusan, mahir dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan.

2. Motif dan tujuan utama memilih jabatan adalah pengabdian kepada

kemanusiaan.

3. Terdapat kode etik jabatan yang secara sukarela diterima menjadi pedoman

perilaku dan tindakan kelompok profesional yang bersangkutan.

4. Terdapat semangat kesetiakawanan seprofesi (kelompok) misalnya dalam

bentuk tolong menolong antara anggota-anggotanya, baik dalam suka

maupun dalam duka.30

E. Tugas dan Peran Guru

Pada dasarnya, terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh

guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar. Tugas guru ini sangat

berkaitan dengan kompetensi profesionalnya.

Tugas guru tidak hanya sebagai suatu profesi, tetapi juga sebagai suatu

tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan.31

Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut guru untuk mengembangkan

profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti

mendidik, mengajar dan melatih anak didik.

Tugas guru di bidang kemanusiaan adalah menanamkan nilai-nilai

kemanusiaan kepada anak didik. Hal ini dimaksudkan agar anak didik mempunyai

sifat kesetiakawanan sosial.

Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan adalah mendidik dan mengajar

masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia yang bermoral Pancasila.

Abu Ahmadi mengelompokkan tugas guru sebagai profesi seperti berikut:

1. Tugas Educational (Pendidikan) Dalam hal ini pendidik mempunyai tugas memberi bimbingan yang lebih

banyak diarahkan pada pembentukan ”kepribadian” anak didik. Menjadi manusia yang mempunyai sopan santun tinggi, mengenal kesusilaan, dapat menghargai pendapat orang lain, mempunyai rasa tanggung jawab terhadap sesama, rasa sosial berkembang, dan lain-lain.

30 Drs. Fachruddin Saudagar, M.Pd dan Dr. Ali Idrus, M.Pd, ME, Pengembangan

Profesionalitas Guru, (Jakarta: Gaung Persada, 2009), h. 97 31 Syaiful Bahri Djamrah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta Rineka

Cipta, 2000), h. 37

Page 30: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

18

2. Tugas Instrucsional (Pengajaran) Di sini kewajiban pendidik dititikberatkan pada perkembangan

kecerdasan dan daya intelektual anak didik. Menekankan perkembangan kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotor, sehingga anak dapat menjadi manusia yang cerdas dan sekaligus terampil.

3. Tugas Managerial (Pelaksanaan) Pendidik berkewajiban mengelola kehidupan lembaganya (kelas atau

sekolah yang diasuh bagi guru), yaitu meliputi: a. Personal atau anak didik, yang lebih erat kaitannya dengan pembentukan

kepribadian anak. b. Material atau sarana, yang meliputi alat-alat, perlengkapan media

pendidikan, dan lain-lain yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan. c. Operasional atau tindakan yang dilakukan menyangkut metode mengajar,

pelaksanaan mengajar, sehingga dapat tercipta kondisi yang seoptimal mungkin bagi terlaksananya proses belajar mengajar. Dan dapat memberikan hasil yang sebaik-baiknya bagi anak didik.32

Dari uraian tentang tugas guru di atas, dapat diketahui bahwa tugas guru

tidak hanya berkecimpung dalam lembaga pendidikan saja, seperti mendidik,

mengajar, dan melatih siswa, serta mengelola sarana dan prasarana yang

berhubungan dengan belajar mengajar. Namun, seorang guru juga bertugas

mendidik, mengajar masyarakat, serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan agar

menjadi warga negara Indonesia yang bermoral Pancasila.

Di samping tugas-tugas yang begitu kompleks tersebut, guru juga

memegang peranan yang strategis, terutama dalam upaya membentuk watak-

watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan.

Menurut Sardiman peran-peran tersebut antara lain sebagai informator,

organisator, motivator, direktor/pengarah, inisiator, transmiter, fasilitator,

mediator, dan evaluator.33

Peranan guru dapat dikatakan besar dalam membentuk kepribadian murid di

sekolah. Karenanya, dalam memberikan suatu pengertian dan pelajaran

semestinya guru memberikan contoh terlebih dahulu.

Adapun menurut Wina Sanjaya, peranan seorang guru mencakup:

1. Guru sebagai sumber belajar. 2. Guru sebagai fasilitator.

32 Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta Rineka Cipta, 2001), h. 242 33 Sardiman A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta Raja Grafindo

Persada, 2008), h. 144

Page 31: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

19

3. Guru sebagai pengelola. 4. Guru sebagai demonstrator. 5. Guru sebagai pembimbing. 6. Guru sebagai motivator. 7. Guru sebagai evaluator.34

Informator. Yaitu guru harus dapat memberikan informasi perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain juga sejumlah bahan pelajaran untuk

setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.

Organisator. Dalam hal ini guru memiliki kegiatan mengelola akademik,

menyusun tata tertib sekolah, dan kalender akademik, serta lainnya.

Motivator. Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan

aktif belajar. Dalam upaya ini, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatar

belakangi anak didik malas belajar dan turunnya prestasi di sekolah.

Direktor/pengarah. Guru dalam hal ini harus dapat membimbing dan

mengarahkan kegiatan-kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-

citakan.

Inisiator. Maksudnya, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan

dalam pendidikan dan pengajaran. Ide-ide ini harus kreatif dan dapat dicontoh

oleh anak didik.

Transmiter yang berarti dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak

selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.

Fasilitator. Guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang

memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik. Sehingga akan tercipta

lingkungan belajar yang menyenangkan anak didik.

Mediator. Dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.

Misalnya, dalam diskusi, guru dapat berperan sebagai penengah dan mengatur

jalannya diskusi. Memberikan jalan keluar dari kemacetan dalam kegiatan diskusi

siswa. Mediator juga diartikan sebagai penyedia media.

Evaluator. Berarti memberikan penilaian atas segala tindakan yang

dilakukan anak didik, baik penilaian dalam belajar maupun kepribadian anak

didik.

34 Sanjaya, Strategi Pembelajaran…, h. 21

Page 32: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

20

Selain beberapa peran yang telah disebutkan oleh Wina Sanjaya di atas,

menurut Trianto guru dan dosen juga berperan sebagai pemimpin pembelajar dan

agen pembaharu.

Sebagai pemimpin pembelajar berarti guru harus mampu menerapkan

prinsip-prinsip kepemimpinan dalam proses pembelajaran serta menyeimbangkan

pembebasan dan keterlibatan kelas. Sedangkan sebagai agen pembaharu berarti

guru dan dosen dapat merubah atau memperbaiki kesenjangan yang terlibat antara

nilai dan tujuan dengan pernyataan atau hasil yang dicapai.

Demikianlah beberapa peran yang harus dimiliki oleh seorang guru. Dengan

terlaksananya peranan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas belajar

mengajar. Agar mampu menciptakan keluaran atau lulusan yang sesuai dengan

tujuan pendidikan yang dicita-citakan.

F. Kode Etik Profesi Guru

Secara harfiah “kode etik” berarti sumber etik.35 Dimana secara profesional,

guru harus berpegang pada kode etik dalam menjalankan tugasnya. Dengan

demikian, semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawab dapat terlaksana secara

baik dan benar.

Etik adalah sistem nilai-nilai yang menyatakan apa yang benar dan apa yang

salah; apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.36 Karenanya,

guru yang senantiasa berpedoman pada kode etik diharapkan senantiasa berjalan

sesuai tatanan aturan secara benar. Sehingga tugas yang ada di sekolah dan selama

di kelas dalam memberikan ilmu kepada para siswa secara profesional.

Kode etik adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan yang harus

dilaksanakan oleh guru.37

Dari sinilah guru memiliki kedudukan sangat penting dan tanggung jawab

yang besar dalam menangani berhasil atau tidaknya program pendidikan. Dengan

ini, maka guru sebagai tenaga profesional memerlukan pedoman atau kode etik

agar terhindar dari segala bentuk penyimpangan. Kode etik menjadi pedoman bagi

35 Sardiman A. M., Interaksi dan Motivasi…, h. 151 36 Wirawan, Profesi dan Standar…, h. 16 37 Trianto, Tinjauan Turidis…, h. 167

Page 33: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

21

guru untuk tetap profesional (sesuai dengan tuntutan dan persyaratan profesi).

Adapun maksud dan tujuan pokok diadakannya kode etik adalah untuk

menjamin agar tugas pekerjaan keprofesian itu terwujud sebagaimana mestinya

dan kepentingan semua pihak terlindungi sebagaimana layaknya.38

G. Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru

Profesionalisme menjadi tuntutan dari setiap pekerjaan. Apalagi profesi

guru yang sehari-hari menangani benda hidup, berupa anak-anak atau siswa

dengan karakteristik yang tidak sama. Pekerjaan sebagai guru menjadi lebih berat

tatkala menyangkut peningkatan kemampuan anak didiknya, sedangkan

kemampuan dirinya mengalami stagnasi. Oleh karena itu, peningkatan

profesionalisme merupakan suatu keharusan bagi setiap institusi pendidikan demi

meningkatkan efektifitas kerja guru.

1. Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Guru

Dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru, perlu dibuat program

pengembangan tenaga guru melalui Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Guru

(PPTG). Pada umumnya, PPTG dan tenaga kependidikan dimaksudkan agar guru

mampu merespon perubahan dan tuntutan perkembangan iptek, kemajuan

kemasyarakatan, termasuk perubahan sistem pendidikan serta pembelajaran secara

mikro.39

Dari PPTG ini, terdapat dua kegiatan yaitu kegiatan pendidikan dan

kegiatan pelatihan.

a) Pendidikan

Secara umum pendidikan merupakan usaha yang sengaja diadakan dan

dilakukan secara sistematis, terus-menerus dalam jangka waktu tertentu, serta

sesuai dengan tingkatan masing-masing. Tujuannya guna menyampaikan,

menumbuhkan dan mendapatkan pengetahuan, sikap, nilai, kecakapan atau

38 Udin S. Saud & Cicih Sutarsih, Pengembangan Profesi Guru SD, (Bandung: UPI

PRESS, 2007), h.75 39 Sudarwan, Inovasi Pendidikan…, h. 33

Page 34: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

22

keterampilan yang dikehendaki.40 Dengan berpedoman pada konsep

pendidikan tersebut, diharapkan dapat berjalan lancar sesuai visi dan misi.

Sedangkan pendidikan pegawai adalah kegiatan pengembangan sumber

daya manuasia untuk meningkatkan total dari pegawai di luar pada bidang

pekerjaan atau jabatan saat itu.41

Jadi, pendidikan guru adalah kegiatan pengembangan guru untuk lebih

meningkatkan kemampuan dalam kegiatan belajar mengajar yang dimilikinya

saat ini.

Dalam hal ini, terdapat dua jenis pendidikan tenaga guru. Yaitu,

pendidikan prajabatan dan pendidikan dalam jabatan.42

1) Pendidikan Prajabatan

Pendidikan prajabatan tenaga guru merupakan pendidikan persiapan

mahasiswa untuk meniti karir dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

Dalam pendidikan prajabatan, calon guru dididik dalam berbagai

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam

pekerjaannya nanti.

2) Pendidikan Dalam Jabatan

Pengembangan sikap profesional tidak terhenti apabila calon guru selesai

mendapatkan pendidikan prajabatan. Banyak upaya yang dapat dilakukan

dalam rangka peningkatan sikap profesional keguruan selama masa

pengabdiannya sebagai guru. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara

formal seperti kegiatan mengikuti penataran, lokakarya, seminar, atau

kegiatan ilmiah lainnya. Atau pun dapat juga secara informal melalui

media massa baik televisi, radio, koran, majalah, maupun publikasi yang

lain.

b) Pelatihan

Pelatihan adalah kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan kinerja

40 Agus M. Hardjana, Training SDM yang Efektif, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), h. 13 41 Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta),

cet. 3, h. 102 42 Sudarwan, Inovasi Pendidikan…, h. 34

Page 35: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

23

pekerja dalam tugas yang diserahkan kepada mereka.43 Dengan adanya

pelatihan tersebut diharapkan supaya pekerja dapat lebih luwes dan cermat saat

melaksanakan tugas dan menyelesaikan kewajibannya sebagai karyawan.

Ada dua tujuan program latihan karyawan. Pertama, latihan dan

pengembangan yang dilakukan untuk menutup ”gap” antara kecakapan atau

kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan. Kedua, program-program

tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja

karyawan.44

Pelatihan di sini sangat menentukan keberhasilan atau tidaknya pekerjaan

yang diemban. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan kualitas pekerja, sudah

semestinya berbagai pelatihan senantiasa diperogramkan.

Pelatihan-pelatihan yang dimaksud antara lain mencangkup:

1) Pelatihan-pelatihan untuk pelaksanaan program-program baru. 2) Pelatihan-pelatihan untuk menggunakan alat-alat atau fasilitas-fasilitas

baru. 3) Pelatihan-pelatihan untuk para pegawai yang akan menduduki job atau

tugas-tugas baru. 4) Pelatihan-pelatihan untuk pengenalan proses atau prosedur kerja yang

baru. 5) Pelatihan bagi pegawai-pegawai baru, dan sebagainya.45

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan guru di lembaga

formal bukan hanya berlangsung tiga atau lima tahun. Setelah menjabat, guru pun

perlu menjalani pendidikan lagi. Seperti mengikuti penataran, lokakarya, seminar

atau belajar sendiri melalui media massa baik televisi, radio, koran dan

sebagainya. Selain itu, guru juga perlu mengikuti berbagai pelatihan, baik di

dalam pekerjaan maupun di luar pekerjaan demi meningkatkan efektivitas dan

efisiensi kerja.

Di sisi lain, Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) diadakan.

Karena melalui PLPG inilah, guru akan lebih memaksimalkan kinerja yang

selama ini sudah baik.

43 Hardjana, Training SDM…, h.12 44 T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta:

BPFE YOGYAKARTA, 2001), cet. 15. h. 103 45 Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya…, h. 101

Page 36: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

24

Mohammad Saroni dalam karyanya Personal Branding; Guru Meningkatkan

Kualitas dan Profesionalitas Guru, mengatakan bahwa pendidikan profesi sangat

penting untuk melihat kesesuaian antara bidang studi dengan latar belakang

pendidikan guru, guna meningkatkan profesionalisme guru, standar kualitas guru

yang senantiasa dikedepankan, pemenuhan standar kualitas guru, serta dalam

rangka meningkatkan kompetensi guru.46

Untuk meningkatkan kompetensi tersebut, dapat dilakukan dengan

mengikuti kegiatan kuliah, mengikuti kegiatan atau program pendidikan

profesionalitas, dan belajar secara mandiri.

PLPG yang diadakan harus dapat memberikan jaminan untuk terpenuhinya

standar kompetensi guru. Adapun model dilaksanakan dengan Pembelajaran

Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Juga disertai workshop

Subject Specific Pedagogic (SSP) untuk mengembangkan dan mengemas

perangkat pembelajaran.47

Sebagaimana disebutkan dalam Rambu-Rambu Pelaksanaan Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru (PLPG), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,

Kementerian Pendidikan Nasional, bahwasannya tujuan dari diadakannya PLPG

adalah untuk meningkatkan kompetensi, profesionalisme, dan menentukan

kelulusan guru peserta sertifikasi.

Penyelenggaraan PLPG sendiri dilaksanakan oleh LPTK dalam jangka

waktu kegiatan selama minimal 10 hari dan bobot 90 jam. Materi PLPG disusun

dengan memperhatikan empat kompetensi guru, yaitu pedagogik, profesional,

kepribadian, dan sosial. Materi tersebut dapat berupa buku, diktat, atau modul.48

2. Pembinaan Guru

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) mengharuskan

46 Mohammad Saroni, Personal Branding; Guru Meningkatkan Kualitas Dan

Profesionalitas Guru, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2011), Cet. I, h. 205 47 Website http://www.bahtiar.net/2011/01/sertifikasi-guru-2011-pendidikan dan-latihan-

profesi-guru-plpg/ 48 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian pendidikan nasional, Sertifikasi

Guru Dalam Jabatan, Rambu-Rambu Pelaksanaan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG), 2011

Page 37: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

25

orang untuk terus belajar. Lebih-lebih bagi guru, yang mempunyai tugas mendidik

dan mengajar. Sedikit lengah dalam belajar, akan ketinggalan perkembangan,

termasuk siswa yang diajar. Oleh karena itu, kemampuan mengajar guru harus

senantiasa ditingkatkan, antara lain melalui pembinaan guru.

Menurut Gouzali Saidam, pembinaan berarti pembaharuan, penyempurnaan

atau usaha, tindakan atau kegiatan yang dilaksanakan secara berdaya guna dan

berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.49

Harapannya, para guru akan lebih memiliki inovasi yang bagus di masa

akan datang. Konsep pendidikannya pun akan semakin lebih baik.

Pembinaan guru sering diartikan sebagai serangkaian usaha bantuan kepada

guru, terutama dalam wujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala

sekolah, penilik sekolah dan pengawas, serta pembina lainnya untuk

meningkatkan proses dan hasil belajar.50

Adanya pembinaan yang seperti ini dan dilakukan dengan kontinyu, tingkat

profesionalisme guru dapat dipertahankan dan dikembangkan.

Jadi, tujuan pembinaan guru untuk meningkatkan kemampuan profesional

guru dalam meningkatkan proses dan hasil belajar melalui pemberian bantuan,

terutama bercorak layanan profesional kepada guru dapat dilaksanakan. Jika

proses belajar meningkat, maka hasil belajar diharapkan juga meningkat. Dengan

demikian, rangkaian usaha pembinaan profesional guru akan memperlancar

pencapaian tujuan kegiatan belajar mengajar.51

Artinya, pembinaan guru merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan

untuk menyempurnakan dan memberikan inovasi terhadap hasil kerja guru.

Dalam hal ini proses tersebut dilakukan untuk meningkatkan kegiatan dan hasil

belajar demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Adapun teknik-teknik pembinaan guru seperti disebutkan dalam Buku

Pedoman Pembinaan Guru, yang dikeluarkan meliputi kunjungan kelas,

pertemuan pribadi, rapat dewan guru, kunjungan antar kelas, penerbitan buletin

49 Gouzali Saidam, Manajemen Sumber Daya Manusia: Pendekatan Mikro (Dalam Tanya

Jawab), (Jakarta: Djambatan, 2000), cet. 2, h. 408 50 Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1995), h. 9 51 Imron, Pembinaan Guru…, h. 12

Page 38: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

26

profesional, dan penataran.52

Kunjungan kelas, yaitu kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh kepala

sekolah dengan mengunjungi ke setiap kelas pada saat guru mengajar di kelas.

Pertemuan pribadi, yakni pertemuan antara kepala sekolah dengan guru

untuk berdialog atau bertukar pikiran mengenai usaha peningkatan kemampuan

profesional.

Sedangkan rapat dewan guru, merupakan pertemuan antara semua guru

dengan kepala sekolah. Pertemuan itu dipimpin oleh kepala sekolah atau

seseorang yang ditunjuk olehnya untuk membicarakan segala hal bersangkutan

dengan penyelenggaraan pendidikan, terutama proses belajar mengajar.

Sementara kunjungan antar sekolah, yaitu kunjungan yang dilakukan oleh

guru-guru bersama kepala sekolah ke sekolah-sekolah lain. Tujuannya untuk

belajar dari pencapaian keberhasilan serta menghindari kegagalan yang dialami

oleh sekolah tersebut.

Penerbitan buletin, yaitu selebaran berkala yang terdiri dari beberapa

lembar berisi tulisan mengenai topik-topik tertentu terkait usaha proses belajar

mengajar.

Dan pembinaan dalam kelompok kerja, ialah pertemuan yang dihadiri oleh

guru dan kepala sekolah untuk membicarakan suatu masalah. Terutama

menyangkut kegiatan belajar mengajar, kemudian mencari solusi.

3. Penyediaan Sarana dan Prasarana Penunjang

Dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap pengembangan profesi

guru, maka penyediaan sarana bagi kelancaran tugas-tugas profesi merupakan

sesuatu yang sangat penting. Sehebat apa pun kualitas SDM tanpa ditunjang

sarana yang memadai, tampaknya hasil maksimal akan sulit diharapkan. Oleh

sebab itu, tersedianya sarana pendukung tidak dapat diabaikan.

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung

dipergunakan dan menunjang proses pendidikan. Khususnya dalam proses

52 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet. 4, h. 176

Page 39: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

27

kegiatan belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta peralatan

dan media pembelajaran.

Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas

yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau

pengajaran. Seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, dan

sebagainya.53

Keduanya secara sekilas tidak ada hubungan. Namun, adanya keduanya

dapat memperlancar kegiatan belajar mengajar. Bila salah satu unsur di antaranya

tidak ada, maka kurang lengkap dan mengakibatkan tidak sempurnanya sarana

dan prasarana sekolah.

Adapun menurut Departemen Agama sarana dan prasarana yang perlu

diadakan meliputi sarana pokok dan sarana penunjang. Sarana pokok mencangkup

seperangkat peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan lengkap dengan

petunjuk pelaksanaan (juklak), petunjuk teknis (juknis), dan buku-buku yang

relevan. Sedangkan sarana penunjang terdiri dari peralatan atau perlengkapan

kerja. Seperti alat tulis kantor (ATK), mesin ketik/komputer, filing kabinet, ruang

kerja, serta sarana pendukung terkait tugas keprofesiannya.54

Lengkapnya sarana dan prasarana membuat semua pihak sekolah dapat

melangsungkan belajar dengan baik dan terwujud pendidikan yang maju.

53 Fachrudin Saudagar & Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Gaung

Persada Press, 2009), h. 156 54 Trianto, Tinjauan Yuridis…, h. 149

Page 40: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Bagaimana kompetensi profesional guru di MAN 2 Kota Bogor?

2. Apakah guru-guru di MAN 2 Kota Bogor sudah memenuhi syarat

profesional?

3. Bagaimana pelaksanaan tugas guru di MAN 2 Kota Bogor dalam proses

belajar mengajar? dan

4. Bagaimana tingkat profesionalisme guru di MAN 2 Kota Bogor?

B. Waktu dan Tempat

Penelitian tentang profesionalisme guru ini dilaksanakan di MAN 2 Kota

Bogor, tepatnya di Jalan Raya Pajajaran No. 6 Kelurahan Baranangsiang

Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini

dimulai dari April hingga Mei 2011.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai persamaan pada

karakteristik umum. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa MAN 2 Kota Bogor berjumlah 1400 siswa. Namun, karena keterbatasan

Page 41: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

29

sumber daya yang dimiliki peneliti, maka dibatasi pada populasi terjangkau yaitu

siswa kelas XI yang terbagi dalam 9 kelas. Seluruhnya berjumlah 400 siswa.

Ditentukannya populasi terjangkau pada kelas XI, karena kelas X

merupakan murid baru, sehingga belum mampu memberi penilaian terhadap guru.

Sedangkan kelas XII tidak diizinkan oleh kepala sekolah karena khawatir

mengganggu keseriusan belajar untuk menghadapi UN.

Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple

random sampling. Yaitu pengambilan sampel secara acak dari populasi yang ada.

Atas pertimbangan kemampuan peneliti baik dari segi waktu, tenaga, dan dana,

maka besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 60 siswa atau 15% dari total

populasi.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

metode deskriptif analisis. Secara bahasa, deskripsi menguraikan tentang suatu

masalah secara jelas dan terperinci.55 Sedangkan analisis adalah penyelidikan

terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.56

Metode deskriptif analisis adalah metode yang meneliti dan menemukan

informasi seluas-luasnya tentang variabel mandiri. Di sini penulis berusahan

mencari jawaban tentang seberapa besar prosentase guru profesional, seberapa

baik kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan keprofesionalan guru,

dan lain sebagainya.

Penulis juga menggunakan kuantitatif untuk memperkuat pembuktian

hipotesis. Yakni, suatu jenis proposisi yang dirumuskan sebagai jawaban tentatif

atas suatu masalah dan kemudian diuji secara empiris. Sebagai suatu jenis

proposisi, umumnya hipotesis menyatakan hubungan antara dua atau lebih

variabel yang di dalamnya pernyataan-pernyataan hubungan tersebut telah

diformulasikan dalam kerangka teoritis.57

55 Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Media Pustaka

Phoenix, Agustus 2010), cet. 5, hal. 184 56 Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia…, h. 44 57 Website www.wikipedia.org

Page 42: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

30

Ini semua dilakukan sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang

masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.

Selain itu, penulis juga melakukan wawancara dengan kepala sekolah.

Sekedar menguatkan data yang ada. Data yang terkumpul mula-mula disusun,

kemudian dikelompokkan, dijelaskan, dan dianalisis, kemudian diberikan

interpretasi.

Bila nantinya hasil analisis hipotesis meragukan, penulis akan melakukan

in depth interview. Yakni mengulang pencarian dan pengumpulan data secara

lebih mendalam dan detail.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, digunakan

teknik sebagai berikut:

a. Kuesioner atau Angket. Digunakan untuk memperoleh data tentang

profesionalisme guru MAN 2 Kota Bogor. Angket disebarkan kepada

siswa, karena dalam hal ini siswa yang menilai para guru. Angket

berbentuk pernyataan, dimana responden hanya memilih jawaban

paling tepat pada empat alternatif jawaban yang telah disediakan.

b. Inteview atau Wawancara. Instrumen yang digunakan yaitu pedoman

wawancara terstruktur. Dimana peneliti sudah menyiapkan sejumlah

pertanyaan yang akan diajukan kepada kepala sekolah MAN 2 Kota

Bogor untuk mendapatkan informasi dan data pendukung secara

langsung tentang profesionalisme guru.

c. Dokumentasi. Digunakan untuk mendapatkan data yang berkaitan

dengan profesionalisme guru. Baik berupa visi dan misi sekolah, latar

belakang pendidikan guru, sarana serta prasarana, dan lain sebagainya.

Agar penulis memperoleh informasi secara mendalam.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Artinya

Page 43: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

31

lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah. Instrumen

penelitian yang digunakan dapat berupa tes, pedoman wawancara, pedoman

observasi, atau kuesioner. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah

pedoman angket dan wawancara.

Sebelum menggunakan pedoman angket atau wawancara, maka perlu

dibuat suatu panduan/acuan yang digunakan yaitu kisi-kisi penelitian yang dapat

dilihat sebagai berikut:

Tabel 1

Kisi-Kisi Instrumen Angket Untuk Siswa

Variabel Dimensi Indikator No.

Item

Jml.

Item

Profesionalisme

Guru MAN 2

Kota Bogor

a. Kompetensi

Profesional Guru

b. Syarat-Syarat

Guru Profesional

1) Menerapkan teori belajar

sesuai karakteristik

siswa

2) Mengembangkan bidang

studi yang diemban

3) Menerapkan metode

pembelajaran yang

bervariasi

4) Mengembangkan

alat/media belajar

5) Melaksanakan evaluasi

belajar siswa

1) Memiliki bakat sebagai

guru

2) Memiliki pengalaman

dan pengetahuan yang

luas

3) Aplikasi Ilmu

pengetahuan

1,2,3

4,5

6,7,8

9,10

11,12

13,14

15,16

17,18

19

3

2

3

2

4

2

2

1

Page 44: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

32

c. Tugas Guru 1) Tugas edukasional

(membentuk kepribadian

anak siswa)

2) Tugas instruksional

(mengembangkan

kecerdasan dan daya

intelektual siswa)

3) Tugas manajerial

(mengelola kelas dan

sekolah

20,21,

22,23,

24

25,26

27

28,29,

30

5

3

3

Tabel 2

Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Untuk Kepala Sekolah

Dimensi Indikator No.

Item Jml. Item

a. Kompetensi

Profesionalisme Guru

b. Syarat-Syarat Guru

Profesional

c. Tugas Guru

d. Upaya Peningkatan

Profesionalisme Guru

- Melaksanakan Tugas

Profesional

- Memenuhi Syarat

Profesional

- Melaksanakan Tugas

Guru

- Melaksanakan

Pendidikan Dan

Pelatihan

- Melaksanakan

Pembinaan Guru

- Memenuhi Sarana Dan

Prasarana

1,2,3,4

5,6

7,8,9

10,11,12

13,14

15

4

2

3

3

2

1

Page 45: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

33

G. Teknik Analisis Data

Dari data yang telah dikumpulkan selama penelitian, selanjutnya diolah

untuk mengungkapkan pokok masalah yang diteliti. Sehingga dapat diperoleh

kesimpulan. Dalam pengolahan data ini, penulis menggunakan teknik sebagai

berikut:

1. Editing

Dalam mengolah data yang pertama kali harus dilakukan adalah editing. Pada

tahap ini dilakukan pengecekan terhadap pengisian angket. Setiap angket harus

diteliti satu persatu mengenai kelengkapan, kejelasan, dan kebenaran pengisian

angket tersebut. Agar terhindar dari kekeliruan atau kesalahan dalam

mendapatkan informasi, sehingga dapat diperoleh data yang akurat.

2. Tabulasi

Tabulasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap item

yang penulis kemukakan. Selanjutnya dibuat suatu tabel yang mempunyai kolom

setiap bagian angket. Sehingga terlihat jawaban yang satu dengan responden yang

lain.

3. Prosentase

Setelah ditabulasi dalam jumlah frekuensi jawaban responden untuk setiap

alternatif jawaban, setiap data perlu diprosentasekan. Angka prosentase diperoleh

dengan cara frekuensi jawaban, dibagi dengan jumlah responden, dikalikan 100%.

Adapun rumus yang digunakan seperti yang dikatakan Sudjana (2001: 129) yaitu:

P = N

F x 100%.58

Keterangan:

P = Prosentase

F = Frekuensi

N = Jumlah Respoden

58 Nana Sudjana dan Ibrahim. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru,

2001), h. 129

Page 46: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

34

100% = Bilangan Tetap

Setelah didapat hasil prosentase dari angket yang telah disebarkan kepada

siswa, maka untuk menentukan kategori penilaian dari hasil penelitian tersebut,

perumusannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3

Kategori Penilaian

No. Prosentase Penafsiran

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

100%

90% - 99%

60% - 89%

51% - 59%

50%

40% - 49%

10% - 39%

1% - 9%

0%

Seluruhnya

Hampir Seluruhnya

Sebagian Besar

Lebih Dari Setengahnya

Setengahnya

Hampir Setengahnya

Sebagian Kecil

Sedikit Sekali

Tidak Sama Sekali

Instrumen atau kuesioner untuk siswa disusun dengan menggunakan skala

likert seperti dibawah ini:

A = Selalu

B = Sering

C = Kadang-Kadang

D = Tidak Pernah

Ketentuan:

Bila responden menjawab A, maka nilainya adalah 4 poin,

Bila responden menjawab B, maka nilainya adalah 3 poin,

Bila responden menjawab C, maka nilainya adalah 2 poin,

Bila responden menjawab D, maka nilainya adalah 1 poin.

Page 47: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MAN 2 Kota Bogor

1. Sekilas Tentang MAN 2 Kota Bogor

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Bogor adalah lembaga pendidikan

setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di bawah pengelolaan Kementerian

Agama. MAN 2 Kota Bogor merupakan madrasah alih fungsi dari Pendidikan

Agama Islam (PGAN) Bogor. Berdiri pada 1950 dengan nama Sekolah Guru

Agama Islam (SGAI) berdasarkan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 277/C9

Tanggal 15 Agustus 1950.

Selanjutnya pada 1951, SGAI berubah menjadi PGA berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Agama Nomor 7 Tahun 1951 dengan masa belajar 5 tahun.

Kemudian pada 1953 dilakukan perubahan kembali dengan masa belajar 6 tahun.

Pembagian kelas yang ada yaitu kelas 1 sampai dengan kelas 4 lama belajar 4

tahun. Sementara kelas 5 hingga kelas 6 lama belajar 2 tahun.

Kemudian, melalui keputusan Menteri Agama Nomor 18 Tahun 1978

mengalami perubahan kembali menjadi PGAN 6 tahun. Yaitu, sekolah dinas yang

menyelenggarakan Pendidikan Guru Agama sejak kelas 1 sampai dengan kelas 6.

Dan pada 1978, Menteri Agama melalui Surat Keputusan Nomor 19 Tahun 1978

merubah PGAN 6 tahun menjadi PGAN 3 tahun.

Menteri Agama RI juga megeluarkan Surat Keputusan dengan Nomor

64/1990 yang mana PGAN Bogor dialihfungsikan menjadi Madrasah Aliyah

Page 48: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

36

Negeri Bogor II. Kemudian pada 27 Januari 1992 keluar Surat Keputusan

Penyempurnaan bernomor 42 Tahun 1992 yang berisi Madrasah Aliyah Negeri

Bogor II menjadi Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor (sekarang lebih dikenal

MAN 2 Kota Bogor). Letak sekolah di Jalan Raya Pajajaran Nomor 06 Kelurahan

Baranangsiang Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor.

2. Visi, Misi, dan Tujuan MAN 2 Kota Bogor

Visi MAN 2 Kota Bogor adalah “Terwujudnya madrasah yang berprestasi

dan istiqomah dalam akhlakul karimah”. Adapun misinya adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap

peserta didik berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang

dimiliki.

b. Menumbuhkembangkan budaya berprestasi kepada seluruh warga

madrasah melalui optimalisasi proses pembelajaran.

c. Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan ajaran Agama Islam

agar menjadi insan yang berakhlakul karimah.

d. Memelihara lingkungan yang sehat, kondusif dan harmonis.

e. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan warga Madrasah

dan stakeholder.

Tujuan Satuan Pendidikan Madrasah Aliyah sebagai bagian dari tujuan

pendidikan nasional adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

lebih lanjut.

Tujuan MAN 2 Kota Bogor antara lain:

1) Terlaksananya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan (PAIKEM) sehingga setiap peserta didik dapat berkembang

secara optimal selaras dengan potensi yang dimilikinya.

2) Penerapan penilaian hasil belajar peserta didik secara konsisten dan

berkesinambungan.

3) Optimalisasi pelaksanaan program perbaikan dan pengayanaan (remedial

teaching).

Page 49: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

37

4) Optimalisasi penanaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Agama

Islam melalui keteladanan para pengelola madrasah.

5) Optimalisasi pelayanan terhadap peserta didik dengan melengkapi sarana

dan prasarana proses pembelajaran.

3. Keadaan Guru MAN 2 Kota Bogor

Para pengajar di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Bogor berjumlah

69 orang. Terdiri dari 10 orang berkualifikasi S2 dan guru bina, berkualifikasi S1

berjumlah 57 orang dan sisanya 2 orang berkualifikasi D3. Sementara jumlah

pegawai sebanyak 20 orang. Terdiri dari 13 orang tenaga administrasi, 3 orang

satpam dan 4 orang petugas kebersihan.

Tabel 4

Keadaan Guru PNS MAN 2 Kota Bogor

No Nama Pend. Terakhir Jabatan GMP

1 Drs. H. Asep Encu, M.Pd S2/ Pngmb. Kur Kepsek _

2 Dra. Hj. Mudrichatun S1/ B. Arab Guru B. Arab

3 Hj. Aisyah Yusuf, S.Ag S1/PAI Guru A. Akhlak

4 Dra. Lina Rosmalina S1/PAI Guru Matematika

5 Drs. Imron Rosyadi Amir S1/Matematika Guru Matematika

6 Dra. Susiati Nasikin, M.Si S2/Mtk. Terapan Guru Matematika

7 Dra. Fauziah Said S1/Psikologi

Pend. & Bimb. Guru Guru BP

8 Dra. Mia Immawaty S1/Tadris IPA Guru Fisika

9 Drs. Ahmad Juhaedi S1/PAI Guru Fiqih

10 Drs. Muhammad Ridwan S1/B. Arab Guru B. Arab

11 Drs. Ruyani S1/Tadris B. Ing Guru B. Inggris

12 Dra. Yeni Andriani S1/Tadris B. Ing Guru B. Inggris

13 Drs. H. Atma S1/Fil. Sos. Pend Guru Geografi

14 Dra. Baeti Suharti S1/Tadris IPA Guru Fisika

15 Drs. Wahyu Sarwono S1/Tadris IPS Guru Geografi

16 Dra. Linjarwati S1/Bimb. Peny Guru Guru BP

Page 50: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

38

17 Taufiq Qurrahman, S.Ag S1/Tadris B. Ind Guru B. Indonesia

18 Hj. Lela Solihah, S.E., M.M. S2/Ekonomi Guru Ekonomi

19 Dra. Hj. Ruafni, M.Pd.I. S2/Biologi Guru Biologi

20 Dra. Nani Sumarni, M.Si S2/Pend. Biologi Guru Biologi

21 Dra. Sri Damayanti, M.Pd S2/Pend. B. Ing Guru B. Inggris

22 Mukti Hikmah, S. Pd S1/Pend. B. Ind Guru B. Indonesia

23 Drs. H. Eman Supriyatman S1/Tadris Mtk Guru Matematika

24 Shofiyah Gumanti, S. Ag S1/Pend. B. Arab Guru B. Arab

25 Teti Sugiharti, S.E. S1/Ekon. Manaj Guru Ekonomi

26 H. Komarullah, S.Ag S1/PAI Guru Fiqih

27 Suja, S.Pd S1/Pend. Kimia Guru Kimia

28 Yani Maryani, S.Pd S1/Pend. Biologi Guru Sosiologi

29 Dra. Suminar S1/Tadris Mtk Guru Matematika

30 Sukaesih Nurliawati, S.Pd S1/Pend. B. Ind Guru B. Indonesia

31 Wulan Rosidah S., S.Pd S1/PMPKn Guru Pkn

32 Suhartini, S.Sn S1/Seni Guru Kesenian

33 Jijah Dhilhijah, S.Ag S1/Tadris B. Ing Guru B. Inggris

34 Lala Nurmala, S.Pd S1/Pend. B. Ind Guru B. Indonesia

35 Yayat Supriyatna, S.Pd S1/PMPKn Guru Pkn

36 Nurul Qodariah, S.Pd S1/Pend. Biologi Guru Geografi

37 Sri Ningsih Nurhayati, S.E. S1/Ekonomi Guru Ekonomi

38 H. Ade Rahman, S.Si, M.Pkim S2/Pend. Kimia Guru Kimia

39 Idrus Sambasi, S.Pd, M.Pfis S2/Pend. Fisika Guru Fisika

40 Dedeh Dhohiah, S.Ag S1/Q. Hadist Guru Q. Hadist

41 Hj. Nurlaela Komalasari, S.E., M.M.

S2/Akuntasi Guru B. Sunda

42 Suhaemi, S.Ag S1/PAI Guru

43 Abdul Mukti, S.Ag S1/PAI Guru Q. Hadist

44 Badriyah, S.Pd.I. S1/PAI Guru SKI

45 Saripudin, S.Ag S1/PAI Guru IPS Sejarah

Page 51: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

39

46 Kholilullah, S.Ag S1/PAI Guru

47 Hoerudin Mujahik, S.Ag S1/BPI Guru

48 Faujiah, S.Pd.I. S1/PAI Guru SKI

49 Nurhayatus Sa’adah, S.Ag S1/PAI Guru Q. Hadist

50 Dian Kardinah, S.Pd S1/Pend. Ekon Guru IPS Sejarah

51 Badru Salam, S.Th.I. S1/Tafsir Hadist Guru Q. Hadist

52 Efi Haryutsi, S.H.I. S1/Syari’ah Guru SKI

53 Ikhwanul Aziz, S.Pd.I. S1/PAI Guru A. Akhlak

54 Hartuti, S.E. S1/Ekon. Manaj Guru Ekonomi

55 Siti Yulianah, S.E. S1/Manajemen Guru

56 Rida Nurul Istiqomah, S.Pd S1/Tadris B. Ing Guru B. Inggris

57 Yayu Agustin Rahayu, S.Pd S1/Bimb. Kons Guru Guru BP

58 Syarifah Nurjanah, A.Md D2/PAI Guru A. Akhlak

59 Drs. Abdul Jamil S1/Kimia Guru Kimia

60 Dra. Rahmawati S1/Psikologi Pend. Bimb

Guru Guru Bp

Tabel 5

Keadaan Guru Honorer MAN 2 Kota Bogor

1 Retno Mujiarti, S.Pd, M.Si S2 Guru Biologi

2 Asep Syamsul Hidayat, S.Pd S1 Guru Sosiologi

3 H. Ukat Sukatma, S.Sos.I. S1 Guru Fiqih

4 Nurhasanah, S.Pd S1 Guru B. Perancis

5 Dudi Mahdi, S.Sos.I. S1 Guru Seni Budaya

6 Hendra Gunawan, S.Pd S1 Guru Olahraga

7 Aditya Sukma G., S.Kom S1 Guru TIK

8 Trimadya Arief H., A.Md D3 Guru TIK

9 Rika saraswati, S.Pd S1 Guru B. Perancis

Page 52: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

40

Dari data guru yang menjadi pengajar MAN 2 Kota Bogor, ada beberapa

guru dinilai belum sesuai antara latar belakang pendidikan dengan bidang studi

yang diemban.

Di antaranya, guru latar belakang PAI mengajar matematika, latar belakang

filsafat sosiologi pendidikan mengajar geografi, pengajar sosiologi berasal dari

pendidikan biologi, keluaran akuntansi yang mengajar bahasa sunda, guru berlatar

belakang PAI dan pendidikan ekonomi mengajar IPS Sejarah.

4. Sarana dan Prasarana

a. Tanah dan Halaman

Tanah sepenuhnya adalah milik Negara. Luas areal seluruhnya 7.206

M2.

Keadaan tanah MAN 2 Kota Bogor

Status : Milik Negara

Luas tanah : 7.206 M2

Luas Bangunan : 3.206 M2

Luas Halaman/taman : 724,67 M2

Luas Lap. Olah raga : 1.000 M2

Luas Kebun : 500 M2

Lain – lain : 1.775,33 M2

b. Gedung Sekolah

Untuk memperkaya pengalaman belajar siswa, MAN 2 Kota Bogor

memiliki bangunan sekolah. Pada umumnya, semua dalam keadaan baik

sehingga dapat mengembangkan wawasan keilmuan serta kreatifitas siswa.

Adapun rincian fasilitas yang ada di sekolah sebagai berikut:

1) Gedung sekolah yang representatif dengan lingkungan kondusif.

2) Ruang Perpustakaan dan Ruang Baca.

3) Ruang Laboratorium Fisika, berstandar nasional.

4) Ruang Laboratorium Biologi, berstandar nasional.

5) Ruang Laboratorium Kimia, berstandar nasional.

Page 53: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

41

6) Ruang Laboratorium Agama/Mushola sebagai sarana kegiatan praktek

keagamaan.

7) Ruang Laboratorium Bahasa.

8) Ruang Laboratorium Komputer.

B. Analisa Data

1. Deskripsi Data

Data yang telah disebarkan kepada responden dan dikumpulkan kembali

untuk diolah oleh penulis dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi

persentase. Maksud dari pengolahan data tersebut agar data yang diperoleh dapat

memberikan penjelasan lebih akurat berdasarkan jawaban dari responden.

Untuk memudahkan analisis data hasil penelitian tersebut, maka setiap item

dibuatkan suatu tabulasi yang disesuaikan dengan jenis analisis data. Dengan

demikian, dapat diambil kesimpulan dari masalah yang diteliti. Lebih jelas dapat

diperhatikan pada tabel-tabel berikut ini:

Tabel 6

Guru Mengaitkan Materi Yang Diajarkan Dengan Pengalaman Siswa

No. Soal Kategori Jawaban F P

1.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

8

13

39

-

13,33%

21,67%

65%

-

Jumlah 60 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 13,33% siswa yang

menjawab selalu, 21,67% yang menjawab sering, dan 65% menjawab kadang-

kadang. Hal ini berarti bahwa menurut siswa sebagian besar guru pada saat

mengajar kadang-kadang mengaitkan materi dengan pengalaman siswa. Namun

hanya sebagian kecil guru saja yang dalam mengajar selalu mengaitkan materi

dengan pengalaman siswa.

Page 54: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

42

Tabel 7

Cara Mengajar Guru Sesuai Dengan Kemampuan Siswa

No. Soal Kategori Jawaban F P

2.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

4

11

45

-

6,67%

18,33%

75%

-

Jumlah 60 100%

Dari tabel di atas, dapat diuraikan bahwa 6,67% siswa yang menjawab

selalu, 18,33% menjawab sering, 75% menjawab kadang-kadang, dan tidak ada

yang menjawab tidak pernah. Jadi menurut siswa sebagian besar guru kadang-

kadang mengajar sesuai dengan kemampuan belajar mereka. Namun, sedikit

sekali guru yang selalu mengajar sesuai dengan kemampuan belajar siswa.

Tabel 8

Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Materi Yang Diajarkan Guru

No. Soal Kategori Jawaban F P

3.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

4

19

37

-

6,67%

31,66%

61,67%

-

Jumlah 60 100%

Hasil dari tabel di atas, dapat dinyatakan bahwa 6,67% siswa menjawab

selalu, 31,66% menjawab sering, 61,67% menjawab kadang-kadang, dan tidak

ada siswa yang menjawab tidak pernah. Ini menunjukan bahwa menurut siswa

sebagian besar materi yang diajarkan guru kadang-kadang dapat dipahami oleh

mereka. Namun, sedikit sekali siswa selalu paham atas materi yang diajarkan.

Page 55: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

43

Tabel 9

Referensi Yang Digunakan Tidak Hanya Dari Satu Sumber

No. Soal Kategori Jawaban F P

4.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

I6

32

11

1

26,67%

53,33%

18,33%

1,67%

Jumlah 60 100%

Dari hasil angket yang telah diprosentasikan tersebut, maka dapat diketahui

bahwa siswa yang menjawab selalu 26,67%, menjawab sering 53,33%, menjawab

kadang-kadang 18,33%, dan siswa yang menjawab tidak pernah 1,67%. Dengan

itu, menurut siswa lebih dari setengahnya guru sering menggunakan buku

pelajaran selain yang dimiliki siswa.

Tabel 10

Guru Menjelaskan Materi Yang Tidak Dikuasainya Pada Pertemuan

Berikutnya

No. Soal Kategori Jawaban F P

5.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

8

13

29

10

13,33%

21,67%

48,33%

16,67%

Jumlah 60 100%

Jadi, hampir setengahnya guru kadang-kadang menjelaskan kembali materi

yang tidak dikuasai siswa pada pertemuan berikutnya. Namun, sedikit sekali guru

selalu melakukan hal demikian. Dari sini dapat diketahui bahwa 13,33% siswa

menjawab selalu, 21,67% menjawab sering, 48,33% menjawab kadang-kadang,

dan 16,67% siswa menjawab tidak pernah.

Page 56: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

44

Tabel 11

Penerapan Teknik Mengajar Secara Bervariasi

No. Soal Kategori Jawaban F P

6.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

16

19

24

1

26,67%

31,66%

40%

1,67%

Jumlah 60 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa 26,67% siswa menjawab

selalu, 31,66% menjawab sering, 40% menjawab kadang-kadang, dan 1,67%

siswa menjawab tidak pernah. Berarti hampir setengahnya guru kadang-kadang

menggunakan teknik mengajar yang bervariasi. Namun, masih beberapa guru

yang tidak pernah mengajar dengan teknik tersebut.

Tabel 12

Penerapan Teknik Mengajar Sesuai Karakteristik Siswa

No. Soal Kategori Jawaban F P

7.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

4

19

36

1

6,67%

31,66%

60%

1,67%

Jumlah 60 100%

Dari hasil di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang menjawab selalu

6,67%, menjawab sering 31, 66%, menjawab kadang-kadang 60%, dan yang

menjawab tidak pernah 1,67%. Artinya, menurut siswa sebagian besar guru

kadang-kadang mengajar dengan teknik yang mudah mereka pahami. Namun

masih ada 1,67% guru mengajar dengan menggunakan teknik yang tidak mudah

dipahami oleh siswa.

Page 57: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

45

Tabel 13

Guru Mengajar Dengan Metode Ceramah Disertai Metode Tanya Jawab

No. Soal Kategori Jawaban F P

8.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

10

21

25

4

16,66%

35%

41,67%

6,67%

Jumlah 60 100%

Menurut siswa, hampir setengah dari guru yang mengajar dengan metode

ceramah disertai metode tanya jawab. Di sisi lain, masih ada beberapa guru yang

tidak menyertai metode tanya jawab pada saat mengajar. Hal ini dapat diketahui

dari hasil prosentase siswa yang menjawab selalu 16,66%, menjawab sering 35%,

menjawab kadang-kadang 41,67%, dan siswa yang menjawab tidak pernah 6,67%.

Tabel 14

Mengembangkan Alat/Media Belajar

No. Soal Kategori Jawaban F P

9.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

2

15

41

2

3,33%

25%

68,33%

3,33%

Jumlah 60 100%

Dari tabel di atas, menyatakan bahwa 3,33% siswa menjawab selalu, 25%

menjawab sering, 68,33% menjawab kadang-kadang, dan 3,33% siswa menjawab

tidak pernah. Jadi, menurut siswa sebagian besar guru kadang-kadang

menggunakan media pelajaran pada saat mengajar. Dan, masih ada beberapa guru

yang tidak pernah menggunakan media pelajaran pada saat proses belajar

mengajar.

Page 58: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

46

Tabel 15

Penerapan Alat/Media Belajar Sesuai Karakteristik Siswa

No. Soal Kategori Jawaban F P

10.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

12

22

22

4

20%

36,67%

36,67%

6,66%

Jumlah 60 100%

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diuraikan bahwa siswa yang menjawab

selalu 20%, menjawab sering 36,67%, menjawab kadang-kadang 36,67%, dan

yang menjawab tidak pernah 6,66%. Dapat disimpulkan bahwa lebih dari

setengah guru yang ada menyesuaikan penggunaan media dengan karakteristik

siswa. Sedikit sekali guru yang tidak pernah menyesuaikan media dengan

karakteristik siswa.

Tabel 16

Guru Mengajukan Pertanyaan Kepada Siswa Pada Akhir PBM

No. Soal Kategori Jawaban F P

11.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

7

9

41

3

11,67%

15%

68,33%

5%

Jumlah 60 100%

Hasil prosentase di atas, dapat dinyatakan bahwa sebagian besar guru

kadang-kadang mengajukan pertanyaan kepada siswa pada akhir proses belajar

mengajar. Walau demikian, masih ada beberapa guru yang tidak pernah

mengajukan pertanyaan. Ini dapat diketahui dari hasil prosentase yang

menyatakan bahwa siswa menjawab selalu 11,67%, menjawab sering 15%,

menjawab kadang-kadang 68,33%, dan siswa yang menjawab tidak pernah 5%.

Page 59: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

47

Tabel 17

Pelaksanaan Evaluasi Belajar

No. Soal Kategori Jawaban F P

12.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

12

18

28

2

20%

30%

46,67%

3,33%

Jumlah 60 100%

Dapat diketahui bahwa 20% siswa menjawab selalu, 30% menjawab sering,

46,67% menjawab kadang-kadang dan 3,33% siswa menjawab tidak pernah. Jadi,

hampir setengah guru yang ada kadang-kadang mengadakan ulangan setelah topik

pelajaran selesai diajarkan. Di sisi lain, masih ada beberapa guru yang tidak

pernah mengadakan ulangan setelah topik pelajaran selesai diajarkan.

Tabel 18

Pertanyaan Sesuai Dengan Topik Yang Telah Diajarkan

No. Soal Kategori Jawaban F P

13.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

26

26

8

-

43,33%

43,33%

13,33%

-

Jumlah 60 100%

Menurut siswa, sebagian besar guru jika memberikan pertanyaan dalam

ulangan sesuai dengan topik yang telah diajarkan. Ini sesuai dengan tabel 17 hasil

penelitian yang menyatakan bahwa 43,33% siswa menjawab selalu, 43,33%

menjawab sering, dan 13,33% menjawab kadang-kadang.

Page 60: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

48

Tabel 19

Guru Mengulas Kembali Soal-Soal Yang Tidak Dikuasai Siswa

No. Soal Kategori Jawaban F P

14.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

24

16

17

3

40%

26,67%

28,33%

5%

Jumlah 60 100%

Dari tabel di atas, dapat diuraikan bahwa siswa yang menjawab selalu

sebanyak 40%, menjawab sering 26,67%, mejawab kadang-kadang 28,33% dan

siswa yang menjawab tidak pernah sebanyak 5%. Artinya, hampir setengah dari

guru selalu menjelaskan kembali soal-soal yang tidak bisa dijawab oleh siswa.

Namun masih ada beberapa guru yang tidak pernah mengulas kembali soal-soal

tersebut.

Tabel 20

Keluwesan Guru Dalam Mengajar

No. Soal Kategori Jawaban F P

15.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

32

19

4

5

53,33%

31,67%

6,67%

8,33%

Jumlah 60 100%

Lebih dari setengah guru selalu mengajar dengan luwes. Walau masih ada

beberapa guru yang kadang-kadang kaku saat mengajar. Semua sesuai dengan

hasil prosentase di atas yang menyatakan bahwa 53,33% siswa menjawab selalu,

31,67% menjawab sering, 6,67% menjawab kadang-kadang dan 8,33% siswa

menjawab tidak pernah.

Page 61: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

49

Tabel 21

Guru Menguasai Materi Yang Diajarkan

No. Soal Kategori Jawaban F P

16.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

12

25

23

-

20%

41,67%

38,33%

-

Jumlah 60 100%

Tabel di atas menyatakan bahwa 20% siswa menjawab selalu, 41,67%

menjawab sering, 38,33% kadang-kadang, dan tidak ada siswa yang menjawab

tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar guru dapat menjawab

pertanyaan yang diajukan siswa saat kegiatan belajar mengajar.

Tabel 22

Guru Memiliki Pengetahuan Yang Luas

No. Soal Kategori Jawaban F P

17.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

9

25

23

3

15%

41,67%

38,33%

5%

Jumlah 60 100%

Dari hasil angket yang telah diprosentasikan, dapat diketahui bahwa siswa

yang menjawab selalu sebanyak 15%, menjawab sering 41,67%, menjawab

kadang-kadang 38,33%, dan siswa yang menjawab tidak pernah 5%. Jadi, hampir

setengah guru sering mengajarkan pengetahuan yang tidak dirumuskan dalam

materi pelajaran. Namun masih ada 5% guru yang tidak pernah melakukan hal

yang demikian itu.

Page 62: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

50

Tabel 23

Guru Berbagi Pengalaman Belajar Kepada Siswa

No. Soal Kategori Jawaban F P

18.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

9

24

26

1

15%

40%

43,33%

1,67

Jumlah 60 100%

Hampir setengah dari guru kadang-kadang menceritakan pengalaman

belajar pada saat mengajar. Di sisi lain, masih ada beberapa guru yang tidak

pernah menceritakan pengalaman belajarnya. Hal ini dapat dilihat dari tabel 22

yang menyatakan bahwa 15% siswa menjawab selalu, 40% siswa menjawab

sering, 43,33% menjawab kadang-kadang, dan 1,67% siswa menjawab tidak

pernah.

Tabel 24

Guru Terampil Dalam Mengajar

No. Soal Kategori Jawaban F P

19.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

9

22

28

1

15%

36,67%

46,67%

1,66%

Jumlah 60 100%

Dari hasil prosentase tersebut, dapat diuraikan bahwa 15% siswa menjawab

selalu, 36,67% menjawab sering, 46,67% menjawab kadang-kadang, dan 1,66%

siswa menjawab tidak pernah. Ini menunjukan hampir setengah guru dapat

menjelaskan materi secara terampil kepada siswa. Dan masih ada beberapa guru

yang tidak terampil dalam mengajar.

Page 63: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

51

Tabel 25

Guru Datang Tepat Waktu

No. Soal Kategori Jawaban F P

20.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

2

14

43

1

3,33%

23,33%

71,67%

1,67%

Jumlah 60 100%

Hasil tabel di atas, dapat diketahui bahwa siswa menjawab selalu 3,33%,

menjawab sering 23,33%, menjawab kadang-kadang 71,67%, dan 1,67% siswa

menjawab tidak pernah. Berarti, menurut siswa sebagian besar guru kadang-

kadang tidak datang tepat waktu. Walau masih ada beberapa guru yang tidak

pernah datang tepat waktu.

Tabel 26

Guru Mengucap Salam Pada Saat Masuk Kelas

No. Soal Kategori Jawaban F P

21.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

32

16

12

-

53,33%

26,67%

20%

-

Jumlah 60 100%

Prosentase tersebut melihat bahwa 53,33% siswa menjawab selalu, 26,67%

menjawab sering, 20% menjawab kadang-kadang dan tidak ada siswa yang

menjawab tidak pernah ada guru yang tidak mengucapkan salam pada saat masuk

kelas. Jadi, menurut siswa lebih dari setengah guru yang ada selalu mengucapkan

salam pada saat masuk kelas.

Page 64: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

52

Tabel 27

Membaca Doa Sebelum PBM Dimulai

No. Soal Kategori Jawaban F P

22.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

45

5

10

-

75%

8,33%

16,67%

-

Jumlah 60 100%

Tabel di atas menyatakan sebagian besar guru terlebih dahulu membaca doa

bersama siswa sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Ini dapat dilihat hasil

prosentase yang menyatakan 75% siswa menjawab selalu, 8,33% menjawab

sering, dan 16,67% menjawab kadang-kadang.

Tabel 28

Pemberian Hadiah Kepada Siswa Yang Berprestasi

No. Soal Kategori Jawaban F P

23.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

7

19

21

13

11,67%

31,66%

35%

21,67

Jumlah 60 100%

Menurut siswa, sebagian kecil guru kadang-kadang memberikan hadiah

kepada siswa yang berprestasi. Namun, hanya sedikit dari guru yang selalu

memberikan hadiah kepada siswa berprestasi. Hal ini dapat dilihat dari tabel 27

yang menyatakan bahwa 11,67% siswa menjawab selalu, 31,66% menjawab

sering, 35% menjawab kadang-kadang, dan 21,67% siswa menjawab tidak pernah.

Page 65: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

53

Tabel 29

Menghukum Siswa Yang Tidak Disiplin

No. Soal Kategori Jawaban F P

24.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

7

22

25

6

11,66%

36,67%

41,67%

10%

Jumlah 60 100%

Berdasar tabel di atas, diuraikan bahwa siswa menjawab selalu 11,66%,

menjawab sering 36,67%, menjawab kadang-kadang 41,67%, dan yang menjawab

tidak pernah 10%. Semua ini menunjukan bahwa hampir setengah dari guru

kadang-kadang menghukum siswa yang membuat keributan di kelas. Dan sisanya

ada guru yang tidak menghukum siswa yakni 10%.

Tabel 30

Guru Menjelaskan Materi Disertai Contoh-Contoh Pengalaman Siswa

No. Soal Kategori Jawaban F P

25.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

14

22

22

2

23,33%

36,67%

36,67%

3,33%

Jumlah 60 100%

Dari hasil prosentase di atas, dapat diketahui bahwa 23,33% siswa

menjawab selalu, 36,67% menjawab sering, 36,67% menjawab kadang-kadang

dan 3,33% siswa menjawab tidak pernah. Lebih dari setengah guru yang ada

menjelaskan materi disertai contoh-contoh pengalaman siswa. Namun, masih ada

beberapa guru yang tidak pernah demikian.

Page 66: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

54

Tabel 31

Guru Memberi Kebebasan Berpendapat Kepada Siswa

No. Soal Kategori Jawaban F P

26.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

23

27

10

-

38,33%

45%

16,67%

-

Jumlah 60 100%

Dapat dinyatakan bahwa 38,33% siswa menjawab selalu, 45% menjawab

sering, 16,67% menjawab kadang-kadang dan tidak ada siswa yang menjawab

tidak pernah. Artinya, hampir sebagian besar guru sering memberi kesempatan

kepada siswa untuk mengutarakan pendapatnya.

Tabel 32

Memberikan Tugas Pekerjaan Rumah Yang Sesuai Dengan Topik

No. Soal Kategori Jawaban F P

27.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

31

22

7

-

51,67%

36,67%

11,66%

-

Jumlah 60 100%

Lebih dari setengah guru jika memberikan tugas kepada siswa selalu sesuai

dengan topik atau materi yang telah dibahas. Sebagaimana hasil prosentase yang

menyatakan bahwa 51,67% siswa menjawab selalu, 36,67% menjawab sering, dan

11,66% siswa menjawab kadang-kadang.

Page 67: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

55

Tabel 33

Guru Mensyarakan Kebersihan Kelas Pada Saat PBM Berlangsung

No. Soal Kategori Jawaban F P

28.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

24

20

16

-

40%

33,33%

26,67%

-

Jumlah 60 100%

Menurut siswa, sebagian besar guru mengharuskan kebersihan kelas sebagai

syarat utama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dapat diketahui dari

hasil angket yang telah diprosentasekan menyatakan bahwa siswa menjawab

selalu sebanyak 40%, menjawab sering 33,33%, dan sisa yang menjawab kadang-

kadang 26,67%.

Tabel 34

Penerapan Pola Tempat Duduk Siswa

No. Soal Kategori Jawaban F P

29.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

2

1

27

30

3,33%

1,67%

45%

50%

Jumlah 60 100%

Tabel di atas, dapat diuraikan bahwa 3,33% siswa menjawab selalu, 1,67%

menjawab sering, 45% menjawab kadang-kadang, dan 50% siswa menjawab tidak

pernah. Dengan kata lain, menurut siswa sebagian guru tidak pernah mengatur

pola penempatan tempat duduk siswa, dan hanya beberapa guru saja yang selalu

menerapkan pola tempat duduk siswa.

Page 68: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

56

Tabel 35

Memantau Siswa Ke Setiap Sudut Kelas

No. Soal Kategori Jawaban F P

30.

Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

17

18

24

1

28,33%

30%

40%

1,67%

Jumlah 60 100%

Angket yang telah diprosentasekan di atas, mengatakan bahwa 28,33%

siswa menjawab selalu, 30% menjawab sering, 40% menjawab kadang-kadang

dan 1,67% siswa menjawab tidak pernah. Hal ini memberi arti bahwa hampir

setengah guru yang ada di sana memantau siswa dengan bergerak bebas ke setiap

sudut kelas pada saat mengajar. Sebaliknya, masih ada beberapa guru yang tidak

melakukan pemantauan pada saat mengajar.

2. Analisis dan Interpretasi Data

Dari pembahasan data hasil perhitungan statistik deskriptif itu, maka yang

perlu dibahas adalah nilai mean dan nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui kondisi dan gambaran dari variabel yang diteliti berdasarkan

tanggapan responden.

Untuk memberikan interpretasi dari prosentase hasil angket yang diperoleh,

digunakan pedoman interpretasi sebagai berikut:

a. Baik Sekali, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 80-100%

b. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 70-79%

c. Cukup Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 60-69%

d. Kurang Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 50-59%59

Untuk menentukan prosentase, digunakan perhitungan sederhana dengan

langkah-langkah:

59 Website https://elearning.unpar.ac.id/course/info.php?id=51

Page 69: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

57

• Menentukan Nilai Harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan

mengalikan item pernyataan dengan skor tinggi.

• Mengetahui Nilai Skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata

sebenarnya yang diperoleh dari hasil nilai penelitian.

• Menentukan kategori. Yaitu dengan menggunakan rumus:60

NH

NSx 100%

Dari skor penilaian yang ada, maka dapat disajikan analisis deskriptif secara

terperinci berdasarkan indikator penilaian. Tabel dapat dilihat berikut ini:

Tabel 36

Nilai Rata-Rata Skor Penilaian Berdasarkan Indikator

Dimensi Indikator

Nilai

Harapan

(NH)

Nilai

Skor

(NS)

NS x 100% NH

Kategori

Menerapkan Teori

Belajar Sesuai

Karakteristik Siswa

3 x 4 = 12 437 : 60

= 7,28%

7,28 x 100% 12

= 60,66%

Cukup

Baik

Mengembangkan

Bidang Studi Yang

Diemban

2 x 4 = 8 321 : 60

= 5,35

5,35 x 100% 8

= 66,87%

Cukup

Baik

Menerapkan

Metode

Pembelajaran

Yangg Bervariasi

3 x 4 = 12 473 : 60

= 7,88

7,88 x 100% 12

= 65,67%

Cukup

Baik

Kompetensi

Profesional

Guru

Mengembangkan

Alat/Media Belajar 2 x 4 = 8

302 : 60

= 5,03

5,03 x 100% 8

= 62, 87%

Cukup

Baik

60 Dwi Hartanti, “Penegakan Disiplin Siswa di SMP Yapia (Yayasan Pendidikan Islam Al-

Hidayah) Ciputat,” Skripsi Kependidikan Islam, Manajemen Pendidikan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 38

Page 70: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

58

Melaksanakan

Evaluasi Belajar

Siswa

4 x 4 = 16 679 : 60

= 11,32

11,32 x 100% 16

= 70,75%

Baik

Memiliki Bakat

Sebagai Guru 2 x 4 = 8

367 : 60

= 6,12

6,12 x 100% 8

= 76,5%

Baik

Memiliki

Pengalaman Dan

Pengetahuan Luas

2 x 4 = 8 321 : 60

= 5,35

5,35 x 100% 8

= 66,87%

Cukup

Baik

Syarat-Syarat

Guru

Profesional

Aplikasi Ilmu

Pengetahuan 1 x 4 = 4

159 : 60

= 2,65

2,65 x 100% 4

= 66,25%

Cukup

Baik

Tugas Edukasional 5 x 4 = 20 842 : 60

= 14,03

14,03 x 100% 20

= 70,15%

Baik

Tugas Instruksional 3 x 4 = 12 565 : 60

= 9,42

9,42 x 100% 12

= 78,5%

Baik

Tugas Guru

Tugas Manajerial 3 x 4 = 12 454 : 60

= 7,57

7,57 x 100% 12

= 63,08%

Cukup

Baik

Dari nilai rata-rata skor penilaian berdasarkan indikator pada table di atas,

dapat disimpulkan nilai rata-rata skor penilaian berdasarkan variable penelitian

sebagai berikut:

Tabel 37

Nilai Rata-Rata Skor Penilaian Berdasarkan Variabel

Variabel Dimensi NH NS NS x 100% NH

Kategori

Profesionalisme

Guru Di MAN

2 Kota Bogor

Kompetensi

Profesional

Guru

14 x 4

= 56

2212 : 60

= 36,87

36,87 x 100% 56

= 65,84%

Cukup

Baik

Page 71: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

59

Syarat-

Syarat Guru

Profesional

5 x 4

= 20

847 : 60

= 14,12

14,12 x 100% 20

= 70,6%

Baik

Tugas Guru 11 x 4

= 44

1861 : 60

= 31,02

31,02 x 100% 44

= 70,5%

Baik

Rata-Rata 30 x 4

= 120

4920 : 60

= 82

82 x 100% 120

= 68,33%

Cukup Baik

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tingkat

profesionalisme guru di MAN 2 Kota Bogor berkategori “Cukup Baik”. Hal ini

menunjukan bahwa guru-guru di MAN 2 Kota Bogor memiliki kemampuan yang

cukup baik dalam menjalankan tugas profesional sebagai pendidik.

Namun, ini tentu saja kurang dianggap optimal jika dihubungkan dengan

tujuan pendidikan. Para guru harus senantiasa terus-menerus mengembangkan

kompetensi, baik kompetensi paedagogik, pribadi, sosial, maupun kompetensi

profesional. Tujuannya, agar guru tidak hanya ahli dalam mengajar dan mengelola

pendidikan, tetapi juga mampu menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada

peserta didik serta masyarakat sekitar.

Page 72: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan mengenai

Profesionalisme Guru di MAN 2 Kota Bogor, maka dapat dipaparkan temuan

sebagai berikut:

1. Kompetensi Profesional Guru

Kompetensi guru merupakan kompetensi yang berkenaan dengan

kemampuan seorang guru dalam menyajikan pelajaran di dalam kelas. Dimana

guru-guru MAN 2 Kota Bogor sudah menerapkan kompetensi profesional secara

baik. Ini dapat dilihat dari nilai rata-rata skor penilaian yang berkategori “cukup

baik” (65,84%).

2. Syarat-Syarat Guru Profesional

Mengenai syarat-syarat guru profesional, guru-guru MAN 2 Kota Bogor

sudah memenuhi syarat sebagai guru yang profesional dengan baik (70,6%). Nilai

ini dapat diketahui bahwa sebagian besar guru:

a. Memenuhi standar kualifikasi akademik,

b. Mengemban bidang tugas sesuai dengan latar belakang pendidikan

terakhir. Walaupun masih ada beberapa guru yang tidak sesuai, namun hal

ini sudah dipertimbangkan secara matang oleh kepala sekolah. Yakni,

Page 73: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

61

dengan menguji kompetensinya, apakah guru tersebut pantas untuk

mengemban bidang tugas yang baru.

c. Memiliki bakat sebagai guru (76,5%),

d. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas (66,87%),

e. Menerapkan ilmu pengetahuan secara terampil (66,25%).

3. Tugas Guru

Dalam pelaksanaan tugas-tugas sebagai pendidik, pengajar dan

pembimbing, guru-guru MAN 2 Kota Bogor juga sudah menjalankan tugas

dengan baik (70,5%). Penjelasannya dapat dipaparkan sebagai berikut:

a. Tugas edukasional. Tugas ini berkenaan dengan pembentukan kepribadian

siswa. Dari hasil prosentase nilai rata-rata skor penilaian berdasarkan

indikator, pelaksanaannya berkategori “baik” (70,15%).

b. Tugas Instruksional. Merupakan tugas mengembangkan kecerdasan daya

intelektual siswa. Dalam hal ini pelaksanaannya berkategori “baik”

(78,5%).

c. Tugas Manajerial. Tugas ini berkenaan dengan pengelolaan kelas.

Pelaksanaannya berkategori “cukup baik” (63,08%).

4. Tingkat Profesionalisme Guru

Dari hasil prosentase nilai rata-rata skor penilaian berdasarkan variabel,

dapat diketahui bahwa Tingkat Profesionalisme Guru di MAN 2 Kota Bogor

berkategori “cukup baik” (68,33%). Hal ini menunjukan bahwa guru-guru di

MAN 2 Kota Bogor memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menjalankan

tugas profesionalnya sebagai pendidik.

B. Saran-Saran

Setelah penulis mendapatkan penemuan di atas, maka penulis ingin

mengemukakan beberapa saran yang kiranya perlu disampaikan, demi kebaikan

bersama, yaitu:

1. Kegiatan supervisi kunjungan kelas yang menjadi tanggung jawab kepala

sekolah hendaknya terus dilakukan agar perkembangan profesionalitas guru

Page 74: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

62

dapat diketahui peningkatan atau penurunannya, serta dapat memberikan

solusi atas kekurangan-kekurangan para guru dalam proses belajar mengajar.

2. Hendaknya para guru senantiasa menerapkan dan meningkatkan apa yang

sudah didapatkan dari kegiatan pengembangan profesinya. Agar tingkat

profesionalisme guru di MAN 2 Kota Bogor semakin maju dan dapat merubah

kategori cukup menjadi baik. Terlebih seperti hasil wawancara yang penulis

lakukan dengan kepala sekolah menyatakan bahwa kegiatan pelatihan dan

pembinaan rutin dilaksanakan pada awal dan akhir semester. Kegiatan

pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan pengembangan kompetensi

paedagogik, profesional dan kepribadian. Sedangkan kegiatan pembinaan

berkaitan dengan informasi, teknik pelaksanaan tugas dan kedisiplinan. Hal ini

kiranya menurut penulis sudah cukup untuk memperoleh hasil yang optimal

dalam peningkatan profesional guru.

Page 75: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

63

DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Abu dan Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2001 Ardana, Komang dan Mujiati, Niwayan serta Utama, I Wayan Mudiartha,

Manajemen SDM, Yogyakarta: Graha Ilmu, Edisi I, 2011 Arif Rahman, Masykur, Kesalahan-Kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan

Guru Dalam Kegiatan Belajar Mengajar, Yogyakarta: Diva Press, Cet. I, Juli 2011

Arikunto, Suharsimi, Dr., Penilaian Program Pendidikan, Yogyakarta: Bina

Aksara, 1988 Damin, Sudarwan, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan

Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2002 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-Undang

dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, Jakarta: Departemen Agama, 2006

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional,

Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, Rambu-Rambu Pelaksanaan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG), 2011

Djamrah, Bahri Syaiful, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:

Rineka Cipta, 2002 Handoko, Hani T., Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,

Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, Cet. XV, 2001 Hardjana, M. Agus, Training SDM yang Efektif, Yogyakarta: Kanisius, 2001 Hartanti, Dwi, Skripsi Penegakan Disiplin Siswa di SMP Yapia (Yayasan

Pendidikan Islam Al-Hidayah), Jakarta: Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, 2010

Imron, Ali, Pembinaan Guru di Indonesia, Jakarta: Pustaka Jaya, 1995 Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007

Page 76: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

64

Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru, Bandung: Remaja Rosda Karya, Cet. III, 2007 Mulyasa, E., Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja Rosda

Karya, Cet. I, 2007 Nurdin, Syafruddin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Ciputat:

Ciputat Press, Cet. III, 2005 Phoenix, Tim Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Media

Pustaka Phoenix, Cet. 5, Agustus 2010 Saidam, Gouzali, Manajemen Sumber Daya Manusia: Pendekatan Mikro (Dalam

Tanya Jawab), Jakarta: Djambatan, Cet. II, 2000 Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008 Sardiman, A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2008 Saroni, Mohammad, Personal Branding Guru Meningkatkan Kualitas Dan

Proesionalitas Guru, Yogyakarta: Ar Ruzz Media, Cet. I, 2011 Saud, S. Udin dan Sutarsih, Cicih, Pengembangan Profesi Guru SD, Bandung:

UPI Press, 2007 Saudagar, Fachrudin dan Idrus, Ali, Pengembangan Profesionalitas Guru,

Jakarta: Gaung Persada Press, 2009 Sholeh, Ni`am Asrorun, Membangun Profesionalitas Guru: Analisis Kronologis

atas Lahirnya UU Guru dan Dosen, Jakarta:eLSAS, Cet. I, 2006 Soekidjo, Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka

Cipta, Cet. III, 2003 Sudjana, Nana dan Ibrahim. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar

Baru, 2001 Surya, Mohammad, dkk., Landasan Pendidikan: Menjadi Guru yang Baik, Bogor:

Ghalia Indonesia, Cet. I, 2010 Trianto dan Tutik, Titik Triwulan, Tinjauan Yuridis Hak serta Kewajiban

Pendidik Menurut UU Guru dan Dosen, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006

Page 77: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

65

Uno, B. Hamzah, Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, 2008

, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang

Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. IV, 2009 Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005 Wirawan, Profesi dan Standar Evaluasi, Jakarta: UHAMKA Press, 2002 Yamin, Martinis, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: Gaung

Persada Press, Cet. II, 2006 Website http://www.bahtiar.net/2011/01/sertifikasi-guru-2011-pendidikan-dan-

latihan-profesi-guru-plpg/ Website http://www.maksumpriangga.com/definis-kata-guru.html Website http://www.scribd.com/doc/73215456/37/Teknik-Analisis-Deskriptif Website http://www.elearning.unpar.ac.id/course/info.php?id=51 Website http://www.wikipedia.org

Page 78: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 79: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

Angket Penelitian Untuk Siswa

Profesionalisme Guru Di MAN 2 Kota Bogor

Nama :

Kelas :

A. Petunjuk Pengisian

1) Bacalah dengan seksama setiap pernyataan di bawah ini.

2) Berilah tanda check list (√) pada salah satu jawaban sesuai dengan apa yang

anda rasakan.

3) SL: Selalu, SR: Sering, KD: Kadang-Kadang, TP: Tidak Pernah

4) Tidak ada jawaban yang bernilai benar atau salah, tetapi yang ada merupakan

pendapat atau kondisi yang anda rasakan.

B. Pernyataan-Pernyataan

No. Pernyataan SL SR KD TP 1. Pada saat mengajar, guru mengaitkan materi yang

diajarkan dengan pengalaman sehari-hari dan kehidupan nyata.

2. Cara mengajar guru sesuai dengan kemampuan belajar saya.

3. Materi yang diajarkan oleh guru dapat saya pahami dengan baik.

4. Guru tidak hanya menjelaskan materi yang ada dalam buku pelajaran yang siswa miliki, tetapi juga dari buku pelajaran pelajaran lainnya.

5. Jika ada materi yang tidak dikuasai oleh guru, maka guru berusaha mencari jawabannya kemudian diajarkan lagi pada pertemuan berikutnya.

6. Pada saat mengajar, guru menggunakan teknik/cara mengajar yang bervariasi (bermacam-macam).

7. Guru mengajar dengan teknik/cara yang mudah saya pahami.

8. Jika guru mengajar dengan ceramah, diselingi pula dengan tanya jawab kepada siswa.

9. Saat mengajar, guru menggunakan media/alat bantu pelajaran. Seperti alat-alat elektronik atau alat lainnya untuk memudahkan siswa dalam belajar.

Page 80: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

10. Media/alat yang digunakan oleh guru sesuai dengan kemampuan belajar saya.

11. Pada akhir proses belajar mengajar, guru mengajukan pertanyaan kepada siswa secara lisan maupun tulisan.

12. Jika topik pelajaran sudah selesai diajarkan, maka guru mengadakan ulangan pada pertemuan berikutnya.

13. Pertanyaan yang diberikan sesuai dengan topik atau materi yang telah diajarkan.

14. Guru menjelaskan kembali pertanyaan atau soal-soal yang tidak dapat dijawab oleh siswa.

15. Guru tidak kaku dalam menjelaskan pelajaran di depan kelas.

16. Guru menguasai materi yang diajarkan, sehingga apapun yang ditanyakan oleh siswa dapat dijawab dengan baik.

17. Ilmu pengetahuan yang diajarkan guru tidak hanya materi pelajaran, tetapi juga pengetahuan-pengetahuan lain yang tidak dirumuskan dalam materi pelajaran.

18. Dalam mengajar guru juga menceritakan pengalaman-pengalaman belajarnya (guru) kepada siswa.

19. Guru dapat menjelaskan materi secara terampil kepada siswa.

20. Sebagai teladan yang baik, guru selalu datang tepat waktu. 21. Guru mengucapkan salam pada saat masuk kelas. 22. Sebelum kegiatan belajar dimulai, guru dan siswa

membaca doa terlebih dahulu.

23. Guru memberikan pernghargaan kepada siswa yang berprestasi.

24. Guru memberikan hukuman kepada siswa yang membuat keributan di kelas.

25. Ketika menjelaskan materi, guru memberikan contoh-contoh nyata, baik dari pengalaman siswa maupun dari lingkungan sekitar.

26. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan pendapatnya.

27. Guru memberikan tugas atau pekerjaan rumah sesuai dengan topik atau materi yang telah dibahas.

28. Guru mengharuskan kebersihan kelas sebagai syarat utama proses belajar mengajar berlangsung.

29. Untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan tidak membosankan, guru menerapkan pola tempat duduk siswa.

30. Pada saat mengajar, guru bergerak bebas ke setiap sudut kelas.

Page 81: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

PEDOMAN WAWANCARA

Nama Responden : Drs. H. Asep Encu, M.Pd

Jabatan : Kepala Sekolah MAN 2 Kota Bogor

Hari/Tanggal :

1. Menurut Bapak, bagaimana kualitas mengajar para guru di MAN 2 Kota

Bogor?

2. Metode apa saja yang digunakan para guru dalam mengajar?

3. Apakah dalam mengajar para guru menggunakan media pelajaran?

4. Apakah para guru selalu melakukan evaluasi pada saat akhir topik pelajaran?

5. Bagaimana dengan kualifikasi pendidikan para guru di MAN 2 Kota Bogor?

6. Apakah bidang studi yang diemban sudah sesuai dengan latar belakang

pendidikan para guru?

7. Apakah para guru selalu datang tepat waktu pada saat masuk kelas?

8. Apakah Bapak menganjurkan para guru untuk membaca doa terlebih dahulu

sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai?

9. Apakah pada saat mengajar para guru juga mengatur pola tempat duduk

siswa?

10. Apakah sekolah ini sering mengadakan pendidikan dan pelatihan?

11. Berapa kali pendidikan dan pelatihan dilaksanakan?

12. Apakah ada faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan tersebut?

13. Apakah ada pembinaan kompetensi bagi para guru? Kalau ada seperti apa?

14. Apakah Bapak senantiasa melakukan pengawasan kepada guru?

15. Bagaimana sarana dan prasarana di MAN 2 Kota Bogor?

Page 82: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

HASIL WAWANCARA

Nama Responden : Drs. H. Asep Encu, M.Pd

Jabatan : Kepala Sekolah MAN 2 Kota Bogor

Hari/Tanggal :

1. Menurut Bapak, bagaimana kualitas mengajar para guru di MAN 2

Kota Bogor?

Berdasarkan pengamatan saya, kualitas mengajar guru di sini baik. Hal ini

dapat dilihat dari penguasaan dan penyampaian materi pelajaran.

2. Metode apa saja yang digunakan para guru dalam mengajar?

Sebagian guru mengajar menggunakan metode ceramah. Selebihnya, kadang-

kadang menggunakan metode diskusi, tanya jawab dan praktek.

3. Apakah dalam mengajar para guru menggunakan media pelajaran?

Ya. Sebagian besar guru kadang-kadang menggunakan media saat mengajar

salah satunya dengan menggunakan infokus.

4. Apakah para guru selalu melakukan evaluasi pada saat akhir topik

pelajaran?

Ada beberapa guru yang selalu melakukan evaluasi ketika topik pelajaran

berakhir. Namun, ada pula guru yang kadang-kadang melanjutkan topik

pelajaran berikutnya tanpa melakukan evaluasi kepada siswa.

5. Bagaimana dengan kualifikasi pendidikan para guru di MAN 2 Kota

Bogor?

Sebagian besar guru di sini berkualifikasi pendidikan strata 1 dan 2 yang

berstatus pegawai negeri. Hanya beberapa guru saja yang kualifikasinya

masih diploma III.

Page 83: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

6. Apakah bidang studi yang diemban oleh guru sudah sesuai dengan latar

belakang pendidikan para guru?

Ya. Sebagian besar guru mengemban bidang studi sesuai dengan latar

belakang pendidikannya. Walaupun masih ada beberapa guru yang bidang

studinya tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka. Namun, saya

sudah mempertimbangkan secara matang melalui pengujian kompetensi,

apakah guru tersebut pantas atau mampu untuk mengemban bidang studi

yang baru.

7. Apakah para guru selalu datang tepat waktu pada saat masuk kelas?

Ya. Sebagian besar guru datang tepat waktu saat masuk kelas.

8. Apakah Bapak menganjurkan para guru untuk membaca doa terlebih

dahulu sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai?

Ya pasti. Karena, sebagai cerminan sekolah Islam yang baik dan berakhlakul

karimah.

9. Apakah pada saat mengajar para guru juga mengatur pola tempat

duduk siswa?

Saya rasa para guru jarang melakukan hal demikian.

10. Apakah sekolah ini sering mengadakan pendidikan dan pelatihan guru?

Ya. Yaitu pelatihan kompetensi paedagogik, profesional, dan kepribadian.

11. Berapa kali pendidikan dan pelatihan dilaksanakan?

Pendidikan dan pelatihan seperti ini rutin dilaksanakan empat kali dalam satu

tahun, di setiap awal dan akhir semester.

12. Apakah ada faktor yang mendukung dan menghambat dalam kegiatan

tersebut?

Program ini sudah direncanakan dan ditentukan waktu, dana serta tempatnya.

Jadi, menurut saya tidak ada faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan

tersebut.

Page 84: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN

13. Apakah ada pembinaan kompetensi bagi para guru? Kalau ada seperti

apa?

Ada. Yaitu, pembinaan mengenai informasi, teknik pelaksanaan tugas, dan

kedisiplinan. Seperti halnya pelaksanaan diklat, pembinaan ini juga

dilaksanakan rutin empat kali dalam setahun, yakni pada awal dan akhir

semester.

14. Apakah Bapak senantiasa melakukan pengawasan kepada guru?

Ya. Saya mengawasi para guru dengan cara pemantauan ke setiap kelas-kelas.

Namun, pengawasan ini tidak secara rutin.

15. Bagaimana sarana dan prasarana di MAN 2 Kota Bogor?

Sarana dan prasarana di sini menurut Saya sudah memadai. Di antaranya,

gedung sekolah yang representatif, lingkungan yang kondusif, ruang

perpustakaan dan ruang baca, ruang Laboratorium Fisika, Biologi, Kimia,

Bahasa, Komputer, serta agama atau mushola sebagai sarana kegiatan praktek

keagamaan. Semua itu dalam keadaan dan berjalan normal serta berfungsi

baik.

Page 85: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN
Page 86: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN
Page 87: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN
Page 88: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN
Page 89: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN
Page 90: PROFESIONALISME GURU DI MADRASAH ALIYAH NEGERI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1846/1/103315... · 4. Skor Perhitungan Kuesioner Profesionalisme Guru Di MAN