profesionalisme guru dalam islam

12
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Guru adalah pendidik professional , karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagaian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua. Para orang tua ketika menyerahkan anaknya ke sekolah, berarti telah melimpahkan pendidikan anaknya kepada guru. Hal ini mengisyaratkan bahwa mereka tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarang guru. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik dijalur formal maupun informal. 1 Guru dalam pandangan agama Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik. Guru juga berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan pada anak didik dalam perkembangan jasmani dan ruhaninya agar mencapai tingkat kedewasaan, serta mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tugas-tugasnya sebagai hamba Allah. Di samping itu ia mampu menjadi makhluk sosial yang mandiri. Allah berfirman dalam Al-Qur’an ; “sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat 1 Daryanto, Guru Profesional, Yogyakarta : Gava Media, 2013, hlm1 1

Upload: andi-hermanto-hz

Post on 08-Jul-2015

5.033 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Profesionalisme guru dalam islam

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Guru adalah pendidik professional , karena secara implisit ia telah merelakan

dirinya menerima dan memikul sebagaian tanggung jawab pendidikan yang

terpikul di pundak para orang tua. Para orang tua ketika menyerahkan anaknya ke

sekolah, berarti telah melimpahkan pendidikan anaknya kepada guru. Hal ini

mengisyaratkan bahwa mereka tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada

sembarang guru.

Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik dijalur

formal maupun informal.1 Guru dalam pandangan agama Islam adalah orang yang

bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan

seluruh potensinya, baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi

psikomotorik. Guru juga berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab

memberikan pertolongan pada anak didik dalam perkembangan jasmani dan

ruhaninya agar mencapai tingkat kedewasaan, serta mampu berdiri sendiri dalam

memenuhi tugas-tugasnya sebagai hamba Allah. Di samping itu ia mampu

menjadi makhluk sosial yang mandiri.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an ;

“sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang

beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari

golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat

1 Daryanto, Guru Profesional, Yogyakarta : Gava Media, 2013, hlm1

1

Page 2: Profesionalisme guru dalam islam

Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al

kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu,

mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata”. (QS. Al-

Imron : 164)2

Dari ayat di atas menjelaskan bahwa tugas Rasulallah selain sebagai nabi, juga

sebagai

pendidik (guru). Oleh karena itu, tugas utama guru menurut ayat di atas adalah :

1. Penyucian, yakni, pengembangan, pembersihan, dan pengangkatan jiwa

kepada pencipta-Nya, menjauhkan diri dari kejahatan dan menjaga diri agar

tetap berada pada fitrah.

2. Pengajaran, yakni pengalihan berbagai pengetahuan dan akidah kepada akal

da hati kaum Muslimin agar mereka merealisasikannya dalam tingkah laku

kehidupan.

Jadi jelas tugas guru dalam pandangan agama Islam tidak hanya mengajar

dalam kelas, tetapi juga sebagai norm dragger (pembawa norma) agama di

tengah-tengah masyarakat. Hakekat kejiwaan manusia terwujud dengan adanya

kekuatan-kekuatan serta aktifitas-aktifitas kejiawaan dalam diri manusia, yang

semua itu menghasilkan tingkah laku yang lebih sempurna dari pada makhluk

lain. Tanpa disadari manusia secara tidak langsung telah melakukan suatu

perubahan dimana perubahan tersebut terbentuk dari tidak bisa menjadi bisa, dari

tidak tahu menjadi tahu dan seterusnya hingga manusia tersebut menjadi manusia

sempurna (insan kamil). Perubahan-perubahan tersebut akan sangat berkesan

melekat dengan kuat dalam pikiran setiap murid apabila disampaikan oleh

pendidik/guru yang profesional, untuk itulah para pendidik diwajibkan untuk terus

mempelajari keilmuan yang menunjang profesinalitasnya.

2 Anonim. Al-Qur’an dan Terjemah. Bandung : PT.Syaamil Cipta Media, hlm71

2

Page 3: Profesionalisme guru dalam islam

Atas dasar pemikiran tersebut di atas, maka penulis akan mencoba menulis

akalah sederhana ini dengan judul :“Profesionalisme Guru Dalam Islam”.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan judul makalah ini profesionalisme guru dalam perspektif Islam.

Permasalahan yang ingin dikaji dalam makalah ini adalah : Pengertian Profesi,

Syarat-syarat menjadi guru profesionalisme, Syarat-syarat Profesionalisme guru

dalam perspektif Islam.

C. Tujuan Penulisan

Tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan

penulis dalam memahami profesionalisme guru dalam perspektif Islam.

Selain itu tulisan ini mudah-mudahan menjadi salah satu pengingat dan

penggugah bahwa ilmu Allah sangat luas dan manusia hanya diberikan sedikit

dari keluasan ilmu tersebut, kemudian untuk terus belajar dan belajar. (Long life

Education)

Rasulallah Saw. Bersabda dalam sebuah haditsnya :

لِ د لِال َى الَّل دْح د لِم َن ا دْل َم دْه لِع دْل َم اوُأ دْطاوُلاوُباوا دْال

“Tuntutlah Ilmu Mulai dari Buaian sampai dengan Liang Lahat”

BAB II

3

Page 4: Profesionalisme guru dalam islam

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PROFESI

Rasulullah SAW pernah bersabda (dalam Assayuti, hal,36) bahwa “suatu

pekerjaan yang diserahkan kepada seseorang bukan profesinya, maka tunggulah

kehancuran” (Rawahu Bukhari). Kata profesi identik juga dengan kata keahlian,

demikian juga Jarvis(1983) mengartikan seseorang yang melakukan tugas profesi

juga sebagai seseorang yang ahli (expert). Pada sisi lain profesi mempunyai

pengertian seseorang yang menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian,

kemampuan, teknik, dan prosedur berlandaskan intelektualitas. Hal demikian

dapat pula dibaca pula pendapat volmer dan mills (1996), Mc Cully (1969), dan

Diana W. Kommers (2000), mereka sama-sama mengartikan profesi sebagai

spesialisasi dari jabatan intelektual yang diperoleh melalui studi dan training,

bertujuan menciptakan keterampilan, pekerjaan yang bernilai tinggi, sehingga

keterampilan dan pekerjaan itu dengan mendapat imbalan berupa bayaran,upah,

dan gaji (payment).3

Berbagai pengertian profesi di atas menimbulkan makna, bahwa profesi

yang disandang oleh tenaga kependidikan atau guru, adalah suatu pekerjaan yang

membutuhkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, keahlian, dan ketelatenan

untuk menciptakan anak memiliki prilaku sesuai yang diharapkan.

Pekerjaan guru adalah mendidik. Mendidik itu merupakan suatu usaha

yang sangat kompleks mengingat banyaknya kegiatan yang harus diantisipasi

untuk membawa murid menjadi orang yang lebih dewasa. Kecakapan mendidik

amat diperlukan agar tujuan pendidikan yang luas itu dapat dicapai semaksimal

mungkin. Ini berarti kinerja guru harus benar-benar prorofesional.

Pengertian profesi guru di atas dilihat dari usaha keras dan keahlian yang

dimilikinya mereka wajar mendapatkan kompensasi yang adil berupa gaji dan

tunjangan yang besar dan fasilitas yang memadai dibanding pegawai struktural,

3 Martinis Yamin, Profesionalisme Guru & Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung Persada Press, 2007, hlm3

4

Page 5: Profesionalisme guru dalam islam

manakala dilihat dari berat ringan pekerjaan. Tugas guru sebagai pembimbing,

pelatih, dan pengajar yang merupakan pekerjaan berat, memeraskan otak, mental,

dan fisik untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Demikian juga mereka diberi

kesempatan sebanyak mungkin mengembangkan diri dan jabatan, seperti

mengikuti kursus, pelatihan, penataran, melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi

dan biayanya di bantu oleh negara. Kemudian diberi kesempatan menduduki

jabatan apapun dinegara ini sesuai dengan keahliannya. Dalam arti kata profesi

guru sama kedudukannya dengan profesi lainnya.

B. SYARAT-SYARAT MENJADI GURU PROFESIONAL

Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang, seperti yang

dibayangkan sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi dan

menyampaikannya kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah dapat di

kategorikan sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional,karena guru

profesional, mereka harus memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus,

mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya. Demikian

juga profesi seorang dokter,sebagai orang yang dapat menyembuhkan penyakit

seseorang melalui pengalamannya dengan cara pengobatan tertentu, akan tetapi

dia belum bisa dikatakan dokter, karena dokter akan melakukan terapi

menggunakan dengan menggunakan teori-teori dan pengalaman yang yang dia

pernah lakukan, dan dapat diterima secara rasional, mereka mencintai

pekerjaannya, da menjaga kode etik kedokteran.

Demikian pula dengan halnya seorang guru profesional, dia memiliki

keahlian, keterampilan dan kemampuan sebagaimana filosofi Ki Hajar

dewantara “tut wuri handayani, ing garso sung tolodo, ing madyo mangun

karso”. Tidak cukup dengan menguasai materi akan tetapi mengayomi murid,

menjadi contoh atau teladan bagi murid serta selalu mendorong murid untuk

lebih baik dan maju. Guru profesional selalu mengembangkan dirinya terhadap

pengatahuan dan mendalami keahliannya, kemudian guru profesional rajin

membaca literatur-literatur, dengan tidak merasa rugi membeli buku-buku yang

berkaitan dengan pengetahuan yang digelutinya.

5

Page 6: Profesionalisme guru dalam islam

Oemar Hamalik dalam bukunya “ Proses Belajar Mengajar “, guru

profesional harus memiliki persyaratan, yang meliputi :

1. Memiliki bakat sebagai guru

2. Memiliki keahliansebagai guru

3. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi

4. Memiliki mental yang sehat

5. Berbadan sehat

6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas

7. Guru adalah manusia yang berjiwa pancasila

8. Guru adalah seorang warga negara yang baik.4

C. PROFESIONALISME GURU DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Menurut Sulani (1981: 64), Agar tujuan pendidikan tercapai, seorang guru

harus memiliki syarat-syarat pokok. Syarat pokok yang dimaksud adalah :

1. Syarat Syahsiyah (memiliki kepribadian yang diandalkan)

2. Syarat lmiah (memiliki pengetahuan yang mumpuni)

3. Syarat Idofiyah (mengetahui, mengahayati, dan menyelami manusia yang

dihadapinya, sehingga dapat menyatukan dirinya untuk membawa anak

didik menuju tujuan yang ditetapkan)

Guru dalam Islam sebagai pemegang jabatan professional membawa misi

ganda dalam waktu yang bersamaan, yaitu misi agama dan misi ilmu

pengetahuan. Misi agama menuntut guru untuk menyampaikan nilai-nilai ajaran

agama kepada murid, sehingga murid dapat menjalankan kehidupan sesuai dengan

norma-norma agama tersebut. Misi ilmu pengetahuan menuntut guru

menyampaikan ilmu sesuai dengan perkembangan zaman.

Dari hasil analisis terhadap sejumlah literature, secara umum

profesionalisme guru sebagai pendidik Islam adalah :

1. Bertaqwa

Dalam kamus Munjid (1986: 915), kata Taqwa berasal dari

kata”Waqo-Yaqy-Wiqoyah” yang berarti menjaga, menghindari, menjauhi,

4 ibid, hlm7

6

Page 7: Profesionalisme guru dalam islam

takut, dan berhati-hati. Dengan demikian, Taqwa bukan hanya sekedar

takut, akan tetapi juga merupakan kekuatan untuk taat kepada perintah

Allah SWT. Dengan kesedaran ini, membuat kita menyadari dan meyakini

dalam hidup ini bahwa tidak ada jalan menghindar dari Allah, sehingga

mendorong kita untuk selalu berada dalam garis-garis yang yang telah

Allah tentukan.

2. Berilmu Penetahuan Luas

Islam mewajibkan kepada ummatnya untuk menuntut ilmu, Allah

sangat senang kepada orang yang suka mencari ilmu. Oleh karena itu

seorang guru harus menambah perbendaharaan keilmuannya. Karerna

dengan ilmu orang akan bertambah keimanan dan derajatnya di hadapan

Allah “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah

akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah

kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang

yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

(QS. Al-mujadilah 11).

3. Berlaku Adil

Secara harfiah, adil berarti lurus dan tegak, bergerak dari posisi

yang salah menuju posisi yang diinginkan, adil juga berarti

seimbang (balance)dan setimbang (equilibrium), sedangkan menurut

Aminudin (Muhammad Nurdin, 2004: 173) adil adalah meletakan sesuatu

pada tempatnya. Maksudnya tidak termasuk memihak antara yang satu

dengan yang lain. Dengan kata lain, bertindak atas dasar kebenaran, bukan

mengikuti nafsunya.

4. Berwibawa

Guru yang berwibawa dilukiskan oleh Allah dalam Al-Qur’an,

surat Al-Furqon ayat 63 dan 64 “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha

7

Page 8: Profesionalisme guru dalam islam

Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan

rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka

mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan”. “Dan orang

yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan

mereka”.

5. Ikhlas

Ikhlas artinya bersih, murni, dan tidak bercampur dengan yang

lain. Sedangkan ikhlas menurut istilah adalah ketulusan hati dalam

melaksanakan suatu amal yang baik, yang semata-mata karena

Allah.Ikhlas dengan sangat indah digambarkan oleh dalam Al-Qur’an

surat Al-An’am ayat 162.“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku,

ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta

alam”.

6. Mempunyai Tujuan yang Rabbani

Hendaknya guru mempunyai tujuan yang rabbani, di mana segala

sesuatunya bersandar kepada Allah dan selalu mentaati-Nya, mengabdi

kepada-Nya, mengikuti syari’at-Nya, dan mengenal sifat-sifta-Nya. Jika

guru telah mempunyai sifat rabbani, maka dalam segala kegiatan

pendidikan muridnya akan menjadi Rabbani juga, yaitu orang-orang yang

hatinya selalu bergetar ketika disebut nama Allah dan merasakan

keagungan-Nya pada setiap rentetan peristiwa sejarah peristiwa melintas

dihadapannya.“Sesungguhnya orang-orang yang berimanialah mereka

yang bila disebut nama Allah[595] gemetarlah hati mereka, dan apabila

dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan

hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”. (QS. Al-Anfaal ayat 2).

7. Mampu Merencanakan dan Melaksanakan Evaluasi Pendidikan

Perencanaan adalah suatu pekerjaan mental yang memerlukan

pemikiran, imajinasi dan kesanggupan melihat ke depan. Dengan demikian

seorang guru harus mampu merencanakan proses belajar mengajar dengan

8

Page 9: Profesionalisme guru dalam islam

baik. Guru yang dapat membuat perencanaan adalah sama pentingnya

dengan orang yang melaksanakan rencana tersebut. Oleh karena sebuah

perencanaan yang matang dalam sebuah proses belajar mengajar

membutuhkan suatu pemikiran dan kesanggupan dalam melihat masa

depan, yang akan berhasil manakala rencana tersebut dilaksanakan dengan

baik.

Istiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris

yaitu “Evalution”. Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan nilai

dari sesuatu. Evaluasi diartikan juga segala sesuatu tindakan atau proses

untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau yang

ada hubungannya dengan dunia pendidikan.

Tujuan evaluasi adalah mengetahui kadar pemahaman murid

erhadap mata pelajaran, untuk melatih keberanian dan mengajak murid

untuk mengingat kembali pelajaran tertentu yang telah diberikan. Jenis-

jenis evaluasi yang dapat dierapkan oleh seorang guru dalam pendidikan

Islam yaitu “Evaluasi forrmatif, Evaluasi sumatif, Evaluasi penempatan,

dan Evaluasi diagnostic”. Syarat-syarat yang dapat dieprgunakan dalam

evaluasi pendidikan Islam adalah : “Validity, Reliable, dan Efisien”. Jenis-

jenis evaluasi yang biasanya diterapkan adalah ters tertulis (written test),

tes lisan (oral test), tes perbuatan (Performance test).

8. Menguasai Bidang yang Ditekuni

Guru harus cakap dalam mengajarkan ilmunya, karena seorang

guru hidup dengan ilmunya. Guru tanpa ilmu yang dikuasasinya bukanlah

guru lagi. Oleh karena itu kewajiban seorang guru adalah selalu menekuni

dan menambah ilmu pengetahuannya. Yang dimaksud dengan menguasai

bidang yang ditekuni adalah seorang guru yang ahli dalam mata pelajaran

tertentu. Tidak menutup kemungkinan seorang guru mampu mengajar

muridnya sampai dua mata pelajaran, yang penting dia professional dan

menguasai keilmuannya.5

5 http://hermansembrani.blogspot.com/2013/05/profesional-guru-dalam-pandangan-islam_3697.html 6-juni-2013 .10.15

9

Page 10: Profesionalisme guru dalam islam

D. MASALAH PROFESIONALISME GURU

Kuaitas guru kita, saat ini disinyalir sangat memprihatinkan.

Berdasarkan data tahun 2002/2003, dari 1,2 juta guru SD kita saat ini,

hanya 3,8%nya yang berijasah sarjana. Realitas semacam ini, pada

akhirnya akan mempengaruhi kualitas anak didik yang dihasilkan, belum

lagi masalah, dimana seorang guru sering mengajar lebih dari satu mata

pelajaran yang tidak jarang, bukan merupakan corn/inti dari pengetahuan

yang dimilikinya, telah menyebabkan proses belajar mengajar tidak

maksimal.6

Tidak dapat disangkal lagi bahwa profesionalisme guru merupakan

sebuah kebutuhan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi, seiring dengan

semakin meningkatnya persaingan yang semakin ketat dalam era

globalisasi seperti sekarang ini. Diperlukan orang-orang yang memang

benar-benar ahli di bidangnya, sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya

agar setiap orang berperan secara maksimal, termasuk guru sebagai profesi

yang menuntut kecakapan dan keahlian tersendiri. Profesional tidak hanya

karena tuntutan dari perkembangan zaman, tapi pada dasarnya juga

merupakan suatu keharusan bagi setiap individu dalam rangka perbaikan

kualitas hidup manusia. Profesionalisme menuntut keseriusan dan

kompetensi yang memadai, sehingga seseorang di anggap layak untuk

melaksanakan sebuah tugas.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Profesionalisme Guru Dalam Perspektif Islam

6 Op cit, Daryanto.hlm2

10

Page 11: Profesionalisme guru dalam islam

1. Bertaqwa

2. Berilmu Penetahuan Luas

3. Berlaku Adil

4. Berwibawa

5. Ikhlas

6. Mempunyai Tujuan yang Rabbani

7. Mampu Merencanakan dan Melaksanakan Evaluasi Pendidikan

8. Menguasai Bidang yang Ditekuni

B. Saran

Penyusun menyadari sepenuhnya, makalah ini masih banyak

kekurangan dan bahkan menimbulkan banyak pertanyaan yang belum

sempat terjawab. Oleh karena itu, kritik, saran dan masukan yang

konstruktif sangat Penyusun harapkan demi perbaikannya ke depan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, terutama

bagi mahasiswa/i Pasca Sarjana IAIN STS Jambi. Bagi penyusun, semoga

mendapat ridho Allah, sebagai amal sholeh dan menjadi ilmu yang

bermanfaat. Amin....

Referensi

Anonim. Al-Qur’an dan Terjemah. Bandung : PT.Syaamil Cipta Media, hlm71

Martinis Yamin, Profesionalisme Guru & Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung

Persada Press, 2007, hlm3

11

Page 12: Profesionalisme guru dalam islam

Daryanto, Guru Profesional, Yogyakarta : Gava Media, 2013, hlm1

http://hermansembrani.blogspot.com/2013/05/profesional-guru-dalam-

pandangan-islam_3697.html 6-juni-2013 .10.15

12