profesi bk (1).docx

66
Pekerja Sosial Guru Konselor Psikolog Pengert ian Kode Etik Profesi Pekerjaan Sosial (Kodepeksos), adalah suatu pedoman perilaku bagi anggota Ikatan Pekerja Sosial profesional Indonesia (IPSPI). Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru- guru Indonesia, sebagai pedoman sikap dan perilaku dalammelaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota maasyarakat dan warga negara. Kode etik bimbingan dan konseling (BK) di Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku laku profesional yang dijunjung tinggi, diamalkan dan diamankan oleh setiap profesional bimbingan dan konseling Indonesia. Kode Etik Psikologi adalah seperangkat nilai-nilai untuk ditaati dan dijalankan dengan sebaik- baiknya dalam melaksanakan kegiatan sebagai psikolog dan ilmuwan psikologi di Indonesia. Fungsi Kode Etik Profesi Kode Etik Guru Indonesia berfungsi Kode Etik Organisasi Profesi Bimbingan dan Kode Etik Psikologi

Upload: dytra

Post on 14-Apr-2016

40 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: profesi bk (1).docx

Pekerja Sosial Guru Konselor Psikolog

Pengertian Kode Etik Profesi

Pekerjaan Sosial

(Kodepeksos), adalah

suatu

pedoman perilaku

bagi anggota Ikatan

Pekerja Sosial

profesional Indonesia

(IPSPI).

Kode Etik Guru Indonesia

adalah norma dan asas yang

disepakati dan diterima oleh

guru-guru Indonesia, sebagai

pedoman sikap dan perilaku

dalammelaksanakan tugas

profesi sebagai pendidik,

anggota maasyarakat dan

warga negara.

Kode etik bimbingan dan konseling (BK)

di Indonesia merupakan landasan moral

dan pedoman tingkah laku laku

profesional yang dijunjung tinggi,

diamalkan dan diamankan oleh setiap

profesional bimbingan dan konseling

Indonesia.

Kode Etik Psikologi

adalah seperangkat

nilai-nilai untuk

ditaati dan dijalankan

dengan sebaik-

baiknya dalam

melaksanakan

kegiatan sebagai

psikolog dan

ilmuwan psikologi di

Indonesia.

Fungsi Kode Etik Profesi

Pekerjaan Sosial

(Kodepeksos),

merupakan landasan

untuk memutuskan

persoalan-persoalan

etika manakala

perilaku pekerja sosial

dalam

menyelenggarakan

Kode Etik Guru Indonesia

berfungsi sebagai

seperangkat prinsip dan

norma moral yang melandasi

pelaksanaan tugas dan

layanan profesional guru

dalam hubungannya dengan

peserta didik, orangtua/wali

siswa, sekolah dan rekan

seprofesi, organisasi profesi,

Kode Etik Organisasi Profesi Bimbingan

dan Konseling adalah kaidah-kaidah nilai

dan moral yang menjadi rujukan bagi

anggota organisasi dalam melaksanakan

tugas, atau tanggung jawabnya dalam

melaksanakan pelayanan bimbingan dan

konseling kepada klien.

Kode Etik Psikologi

Indonesia berfungsi

sebagai perangkat

nilai-nilai untuk

ditaati dan dijalankan

dengan sebaik-

baiknya dalam

melaksanakan

kegiatan selaku

Ilmuwan

Page 2: profesi bk (1).docx

hubungan profesional

dengan klien, rekan

sejawat, lembaga

tempat ia

dipekerjakan, dan

dengan masyarakat

dinilai menyimpang

dari standar perilaku

etik.

dan pemerintah sesuai

dengan nilai-nilai agama,

pendidikan, sosial, etika dan

kemanusiaan.

Psikologi dan

Psikolog di

Indonesia.

Perilaku

Pribadi

Pekerja sosial

profesional wajib

memelihara dan

senantiasa

meningkatkan

standar perilaku

pribadi selama

menggunakan

identitas dan

bertindak dalam

kapasitas sebagai

pekerja social

profesional, yaitu:

1) Guru harus memahami

betul-betul maksud dan

arah kebikjasanaan

pendidikan nasional,

agar dapat mengambil

langkah-langkah secara

tepat.

2) Guru harus terus-

menerus meningkatkan

profesi dan kesadaran

guru untuk memenuhi

hakikat keprofesiannya.

3) Guru yang semata-mata

1. Agar dapat memahami orang lain

dengan sebaik-baiknya, konselor

harus terus menerus berusaha

mengembangkan dan menguasai

dirinya. Ia harus mengerti

kekurangan-kekurangan dan

prasangka-prasangka pada dirinya

sendiri, yang dapat mempengaruhi

hubungannya dengan orang lain dan

mengakibatkan rendahnya mutu

layanan profesional serta merugikan

klien.

2. Dalam melakukan tugasnya

1. Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi harus menekankan pada hak asasi manusia dalammelaksanakan layanan psikologi.

2. Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menghormati martabat setiap orang serta hak-hakindividu akan keleluasaan pribadi, kerahasiaan dan

Page 3: profesi bk (1).docx

1. tidak melibatkan

diri dalam tindak

ketidakjujuran,

kesombongan,

kecurangan dan

kekeliruan.

2. membedakan

secara tegas

pernyataan-

pernyataan dan

tindakan-

tindakan

pribadinya dari

pernyataan-

pernyataan dan

tindakan-

tindakannya

sebagai seorang

profesional.

sebagai kiat dan

pelaksana pemerintah di

bidang kurikulum dan

proses belajar-

mengajar, perlu netral,

tidak memihak pada

golongan politik apa

pun.

membantu klien, konselor harus

memperlihatkan sifat-sifat

sederhana, rendah hati, sabar,

menepati janji, dapat dipercaya,

jujur, tertib, dan hormat.

3. Konselor harus memiliki rasa

tanggungjawab terhadap saran

ataupun peringatan yang diberikan

kepadanya, khusunya dari rekan-

rekan seprofesi dalam hubungannya

dengan pelaksanaan ketentuan-

ketentuan tingkah laku profesional

sebagaimana diatur dalam Kode

Etik ini.

4. Dalam menjalankan tugas-tugasnya,

konselor harus mengusahakan mutu

kerja yang setinggi mungkin;

kepentingan pribadi, termasuk

keuntungan material dan finansial

tidak diutamakan.

5. Konselor harus terampil

menggunakan teknik-teknik dan

pilihan pribadi seseorang.

3. Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menyadari bahwa diperlukan kehati-hatian khusus untuk melindungi hak dan kesejahteraan individu atau komunitas yang karena keterbatasan yang ada dapat mempengaruhi otonomi dalam pengambilan keputusan.

4. Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menyadari dan menghormati perbedaan budaya, individu dan peran, termasuk usia, gender, identitas gender, ras, suku

Page 4: profesi bk (1).docx

prosedur-prosedur khusus yang

dikembangkan atas dasar wawasan

yang luas dan kaidah-kaidah ilmiah.

bangsa, budaya, asal ke-bangsaan, orientasi seksual, ketidakmampuan (berkebutuhan khusus), bahasa dan status sosialekonomi, serta mempertimbangkan faktor-faktor tersebut pada saat bekerja dengan orang-orang dari kelompok tersebut.

5. Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi berusaha untuk menghilangkan pengaruh bias faktorfaktor tersebut pada butir (3) dan menghindari keterlibatan baik yang disadari maupun tidak disadari dalam aktifitas-aktifitas yang didasari oleh

Page 5: profesi bk (1).docx

prasangka.

Integritas Pekerja sosial

profesional harus

senantiasa bertindak

dengan integritas

profesional, yaitu:

1. mewaspadai

dan menolak

pengaruh-

pengaruh dan

tekanan-tekanan

yang membatasi

kebebasan

profesionalnya.

2. tidak

menggunakan

hubungan

profesional demi

kepentingan

pribadi.

1) Guru berbakti

membimbing anak

didik seutuhnya untuk

membentuk manusia

pembangunan yang ber-

Pancasila.

2) Guru memiliki

kejujuran professional

dalam menerapkan

kurikulum sesuai

dengan kebutuhan anak

didik masing-masing.

3) Guru mengadakan

komunikasi, terutama

dalam memperoleh

informasi tentang anak

didik, tetapi

menghindarkan diri dari

segala bentuk

penyalahgunaan.

4) Guru menciptakan

(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi harus mendasarkan pada dasar dan etika ilmiahterutama pada pengetahuan yang sudah diyakini kebenarannya oleh komunitas psikologi.

(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi senantiasa menjaga ketepatan, kejujuran, kebenaran dalam keilmuan, pengajaran, pengamalan dan praktik psikologi.

(3) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi tidak mencuri, berbohong,

Page 6: profesi bk (1).docx

suasana kehidupan

sekolah dan memelihara

hubungan dengan orang

tua murid sebaik-

baiknya bagi

kepentingan anak didik.

5) Guru memelihara

hubungan baik dengan

masyarakat di sekitar

sekolahnya maupun

masyarakat yang lebih

luas untuk kepentingan

pendidikan.

6) Guru secara sendiri

dan/atau bersama-sama

berusaha

mengembangkan dan

meningkatkan mutu

profesinya.

7) Guru menciptakan dan

memelihara hubungan

antarsesama guru baik

terlibat pemalsuan (fraud), tipuan atau distorsi fakta yang direncanakan dengan sengaja memberikan fakta-fakta yangtidak benar.

(4) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi berupaya untuk menepati janji tetapi dapat mengambil keputusan tidak mengungkap fakta secara utuh atau lengkap HANYA dalam situasi dimana tidak diungkapkannya fakta secara etis dapat dipertanggungjawabkan untuk meminimalkan dampak buruk bagi pengguna layanan psikologi.

Page 7: profesi bk (1).docx

berdasarkan lingkungan

kerja maupun di dalam

hubungan keseluruhan.

8) Guru secara bersama-

sama memelihara,

membina dan

meningkatkan mutu

organisasi guru

professional sebagai

sarana pengabdiannya.

9) Guru melaksanakan

segala ketentuan yang

merupakan

kebijaksanaan

pemerintah dalam

bidang pendidikan.

(5) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi memiliki kewajiban untuk mempertimbangkan kebutuhan, konsekuensi dan bertanggung jawab untuk memperbaiki ketidakpercayaan atauakibat buruk yang muncul dari penggunaan teknik psikologi yang digunakan.

Kompeten

si

Dalam menerima

tanggung jawab dan

pekerjaan, pekerja

sosial profesional

harus mendasarinya

dengan

Sebagai penyandang gelar profesi dalam bidang Bimbingan dan Konseling, konselor memiliki kompetensi sebagai berikut:

1. Memahami secara Mendalam Klien yang Hendak Dilayani

a. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas,

(1) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi harus memiliki kompetensi dalam melaksanakansegala bentuk layanan psikologi, penelitian,pengaja

Page 8: profesi bk (1).docx

pemahaman bahwa ia

mampu:

1. memberikan

sebaik-baiknya

pelayanan

sebaik-baiknya

sesuai dengan

kemampuan

profesionalnya

2. meningkatkan

terus-menerus

kemampuan

praktik dan

pelaksanaan

fungsi

profesional.

3. tidak

menyalahgunaka

n kemampuan

pengetahuan,

ketrampilan,

pengalaman,

kebebasan memilih, dan mengedepankan kemaslahatan klien dalam konteks kemaslahatan umum.

b. Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta prilaku klien, dalam ragam budaya Indonesia dalam konteks kehidupan global yang adil dan beradap.

2. Menguasai Landasan Teorik Keilmuan Pendidikan dan Bimbingan dan Konseling

a. Menguasai teori dan praksis pendidikan.

b. Menguasai kerangka teoritik dan praksis bimbingan dan konseling.

c. Menguasai esensi dan praktik operasional pelayanan bimbingan dan konseling pada setting pendidikan dalam berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan, serta setting non-pendidikan.

3. Menyelenggarakan Pelayanan Bimbingan dan Konseling terhadap Klien

a. Merancang program bimbingan dan konseling,

ran, pelatihan, layanan psikologi dengan menekankan pada tanggung jawab, kejujuran, batasan kompetensi, obyektif dan integritas.

(2) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi membangun hubungan yang didasarkan pada adanya saling percaya, menyadari tanggungjawab profesional dan ilmiah terhadap pengguna layanan psikologi serta komunitas khusus lainnya.

(3) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menjunjung tinggi kode etik, peran dan kewajiban

Page 9: profesi bk (1).docx

ataupun jabatan

profesionalnya.

khususnya untuk sasaran layanan atau klien pada satuan pendidikan, atau unit kerja/organisasi atau lembaga tempat konselor bertugas.

b. Menguasai konsep, praksis dan praktik asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah klien.

c. Mengimplementasikan program bimbingan dan konseling, melalui penerapan pendekatan dan teknik konseling secara eklektik-komperhensif.

d. Menilai proses dan hasil pelayanan bimbingan dan konseling.

4. Mengembangkan Pribadi dan Profesionalitas Diri Secara Berkelanjutan

a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Menunjukkan integritas dan stabilitaskepribadian berkarakter serta kinerja professional.

c. Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional.

profesional, mengambil tanggung jawab secara tepat atas tindakan mereka, berupaya untuk mengelola berbagai konflik kepentingan yang dapat mengarah pada eksploitasi dan dampak buruk.

(4) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dapat berkonsultasi, bekerjasama dan/atau merujukpada teman sejawat, profesional lain dan/atau institusi-institusi lain untuk memberikan layanan terbaik kepada pengguna layanan psikologi.

(5) Psikolog dan/atau Ilmuwan

Page 10: profesi bk (1).docx

d. Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja.

e. Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling.

f. Mengimplementasikan kolaborasi antar profesi.

g. Mengembangkan diri untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dalam bidang profesi melalui pendidikan dan pelatihan, penelitian dan penulisan karya ilmiah, mengikuti seminar lokakarya dalam bidang Bimbingan dan Konseling.

Psikologi perlu mempertimbangkan dan memperhatikan kepatuhan etis dan profesional kolega-kolega dan/atau profesi lain.

(6) Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dalam situasi tertentu bersedia untuk menyumbangkan sebagian waktu profesionalnya tanpa atau dengan sedikit kompensasi keuntungan pribadi.

Mutu dan

Lingkup

Pelayanan

Pekerja sosial

profesional wajib

memastikan mutu dan

keluasan lingkup

pelayanan dengan

cara:

1. Praktik Pelayanan Secara Umuma. Dinamika Pelayanan

1) Konselor wajib menangani klien sesuai dengan kesepakatan antara keduanya.

2) Jika dirasa perlu, klien berhak mengakhiri hubungan dengan

Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi yang mendelegasikan pekerjaan pada asisten, mahasiswa, mahasiswa yang disupervisi, asisten penelitian, asisten pengajaran, atau

Page 11: profesi bk (1).docx

1. menyelenggaraka

n proses

pelayanan mulai

dari kontak awal

(intake) sampai

dengan

pengakhiran

secara

bertanggungjawa

b dan sesuai

dengan

kompetensinya.

2. mencegah

praktik

pekerjaan sosial

yang tidak

manusiawi dan

diskriminatif,

baik terhadap

perorangan

maupun

kelompok.

konselor, meskipun proses konseling belum mencapai hasil konkrit.

3) Konselor tidak melanjutkan hubungan bila klien tidakmemperoleh manfaat dari layanan yang sudah/sedang dilaksanakan.

4) Untuk kepentingan pelayanan lebih lanjut, konselor membuat catatan ringkas tentang kegiatan layanan yang telah dilaksanakan dengan sepenuhnya menerapkan asas kerahasiaan.

b. Hubungan Konselor dengan Klien

1) Konselor wajib menghormati harkat, martabat, integritas dan keyakinan klien.

2) Konselor wajib menempatkan kepentingan klien di atas kepentingan pribadi konselor.

3) Konselor tidak diperkenankan melakukan diskriminasi atas dasar suku, bangsa, warna kulit, agama, atau status social tertentu terhadap klien.

kepada jasa orang lain seperti penterjemah; perlu mengambil langkahlangkah yang tepat untuk:

1. menghindari pendelegasian kerja tersebut kepada orang yang memiliki hubungan ganda dengan yang diberikan layanan psikologi, yang mungkin akan mengarah pada eksploitasi atau hilangnya objektivitas.

2. memberikan wewenang hanya untuk tanggung jawab di mana orang yang diberikan pendelegasian dapat diharapkan melakukan secara kompeten atas

Page 12: profesi bk (1).docx

4) Konselor tidak diperkenankan memaksa untuk melaksanakan pelayanan terhadap seseorang tanpa izin dari pihakyang bersangkutan.

5) Konselor wajib memberikan pelayanan kepada siapapun yang memerlukannya, terlebih-lebih dalam keadaan darurat atau banyak orang menghendakinya.

6) Konselor wajib memberikan pelayanan hingga tuntas sebagaimana diperlukan oleh klien.

7) Konselor wajib menjelaskan kepada klien tujuan konseling, sifat hubungan yang sedang dibina dan tanggung jawab konselor serta klien masing-masing dalam hubungan professional konseling.

8) Konselor wajib memperhatikan kondisi klien ketika kegiatan layanan berlangsung.

2. Praktik pada Unit Kelembagaana. Konselor memahami visi, misi,

tujuan, pola kerja dan nilai-nilai

dasar pendidikan,pelatihan atau pengalaman, baik secara independen, atau dengan pemberian supervisihingga level tertentu; dan

3. memastikan bahwa orang tersebut melaksanakan layanan psikologi secara kompeten.

Page 13: profesi bk (1).docx

yang berlaku di lembaga yang dimaksud dengan ketentuan:

1) Apabila visi,misi, tujuan, pola kerja dan nilai-nilai lembaga sesuai dengan visi dan misi serta nilai-nilai konseling yang berkarakter dan memandirikan, konselor dianggap layak untuk bekerja di lembaga yang dimaksud.

2) Apabila visi,misi, tujuan, pola kerja dan nilai-nilai yang ada di lembaga tersebut tidak sesuai dengan visi, misi serta nilai-nilai pelayanan konseling, konselor dianggap tidak layak bekerja di lembaga tersebut.

b. Konselor ikut serta menjunjung dan mengimplementasikan visi, misi, tujuan, pola kerja dan nilai-nilai yang berlaku di lembaga yang dimaksud melalui pelayanan bimbingan dan konseling.

c. Konselor memberikan pelayanan kepada seluruh sasaran layanan atau klien yang menjadi tanggung jawabnya di lembaga tanpa bekerja dank

Page 14: profesi bk (1).docx

lien-klien yang secara langsung meminta konselor memberikan pelayanan, dengan menerapkan segenap kaidah kode etik profesional pelayanan konseling.

3. Praktik pada Unit Keluargaa. Konselor mengenal dan

menghormati kondisi kehidupan keluarga tempat konselor bekerja.

b. Konselor memberikan pelayanan kepada seluruh anggota keluarga kea rah kehidupan berkarakter dan mandiri,sejahteradan bahagia dengan menerapkan segenap kaidah praktik dank ode etik professional dalam pelayanan konseling.

4. Praktik Mandiri (Privat)a. Konselor terlebih dahulu wajib

memperoleh izin praktik dari organisasi profesi bimbingan dan konseling, yaitu ABKIN.

b. Konselor memberikan pelayanan kepada seluruh warga masyarakat yang melakukan bantuan dengan menerapkan segenap kaidah praktik dan kode etik professional pelayanan konseling.

5. Dukungan Sejawat Profesional

Page 15: profesi bk (1).docx

Konselora. Berkenaan dengan status

konseloryang bekerja pada unit kelembagaan lainnya serta konselor mandiri, semua konselor saling menghormati dan mendukung.

b. Jika dikehendaki oleh pihak-pihak terkait, sejawat konselor dengan senang hati dan sekuat tenaga secara professional membantu rekan yang bekerja pada unit kelembagaan, keluarga dan praktik mandiri yang membutuhkan bantuan.

6. Instrumen dan Riseta. Penyiapan dan Pengunaan

Informasi1) Catatan tentang diri klien

seperti hasil wawancara, testing, surat-menyurat, rekaman dan data lain merupakan informasi yang bersifat rahasia dan hanya boleh dipergunakan untuk kepentingan klien.

2) Penggunaan data/informasi tersebut pada no.1 dimungkinkan untuk keperluan riset atau pendidikan calon konselor sepanjang identitas

Page 16: profesi bk (1).docx

pemiliknya dirahasiakan.3) Penyampaian informasi

tentang klien kepada keluarganya atau anggota profesi yang sama atau profesi lainmembutuhkan persetujuan klien yang bersangkutan dan kepentingannya tidak dirugikan.

4) Informasi professional hanya boleh disampaikan kepada orang yang mampu dan berwenang menafsirkan dan menggunakannya.

b. Aplikasi Instrumentasi1) Suatu jenis instrument (tes

dan non-tes) hanya bila diaplikasikan oleh konselor yang berwenang menggunakan dan menafsirkan hasilnya.

2) Aplikasi instrumentasi dilakukan bila diperlukan data yang lebih luas tentang kondisi diri atau karakteristik kepribadian klien untuk kepentingan pelayanan.

3) Konselor memberikan hasil instrumentasi kepada

Page 17: profesi bk (1).docx

klien dan orang tua untuk kepentingan pelayanan.

4) Pengunaan instrument wajib mengikuti pedoman atau petunjuk yang berlaku bagi instrument yang dimaksud.

5) Data hasil aplikasi instrumentasin wajib diintegrasikan ke dalam himpunan data dan/atau dengan informasi dari sumber lain untuk klien yang sama.

6) Hasil aplikasi instrumentasi hanya dapat diberitahukan kepada pihak lain sejauh ada hubungannya dengan usaha bantuan terhadap klien dan tidak menimbulkan kerugian baginya.

c. Riset1) Dalam melakukan riset

terhadap manusia, wajib dihindari hal yang merugikan subjek yang detail.

2) Dalam melaporkan hasilriset,identitas subjek penelitian wajib dijaga

Page 18: profesi bk (1).docx

kerahasiaannya.

Hubungan Hubungan Guru dengan

Peserta Didik:

1. Guru berperilaku secara

profesional dalam

melaksanakan tuga

didik, mengajar,

membimbing,

mengarahkan,melatih,m

enilai, dan

mengevaluasi proses

dan hasil pembelajaran.

2. Guru membimbing

peserta didik untuk

memahami, menghayati

dan mengamalkan hak-

hak dan kewajiban

sebagai individu, warga

sekolah, dan anggota

masyarakat.

3. Guru mengetahui

Page 19: profesi bk (1).docx

bahwa setiap peserta

didik memiliki

karakteristik secara

individual dan masing-

masingnya berhak atas

layanan pembelajaran.

4. Guru menghimpun

informasi tentang

peserta didik dan

menggunakannya untuk

kepentingan proses

kependidikan.

5. Guru secara

perseorangan atau

bersama-sama secara

terus-menerus berusaha

menciptakan,

memelihara, dan

mengembangkan

suasana sekolah yang

menyenangkan sebagai

lingkungan belajar yang

Page 20: profesi bk (1).docx

efektif dan efisien bagi

peserta didik.

6. Guru menjalin

hubungan dengan

peserta didik yang

dilandasi rasa kasih

sayang dan

menghindarkan diri dari

tindak kekerasan fisik

yang di luar batas

kaidah pendidikan.

7. Guru berusaha secara

manusiawi untuk

mencegah setiap

gangguan yang dapat

mempengaruhi

perkembangan negatif

bagi peserta didik.

8. Guru secara langsung

mencurahkan usaha-

usaha profesionalnya

untuk membantu

Page 21: profesi bk (1).docx

peserta didik dalam

mengembangkan

keseluruhan

kepribadiannya,

termasuk

kemampuannya untuk

berkarya.

9. Guru menjunjung tinggi

harga diri, integritas,

dan tidak sekali-kali

merendahkan martabat

peserta didiknya. Guru

bertindak dan

memandang semua

tindakan peserta

didiknya secara adil.

10. Guru berperilaku taat

asas kepada hukum dan

menjunjung tinggi

kebutuhan dan hak-hak

peserta didiknya.

11. Guru terpanggil hati

Page 22: profesi bk (1).docx

nurani dan moralnya

untuk secara tekun dan

penuh perhatian bagi

pertumbuhan dan

perkembangan peserta

didiknya.

12. Guru membuat usaha-

usaha yang rasional

untuk melindungi

peserta didiknya dari

kondisi-kondisi yang

menghambat proses

belajar, menimbulkan

gangguan kesehatan,

dan keamanan.

13. Guru tidak boleh

membuka rahasia

pribadi serta didiknya

untuk alasan-alasan

yang tidak ada

kaitannya dengan

kepentingan

Page 23: profesi bk (1).docx

pendidikan, hukum,

kesehatan, dan

kemanusiaan.

14. Guru tidak boleh

menggunakan

hubungan dan tindakan

profesionalnya kepada

peserta didik dengan

cara-cara yang

melanggar norma

sosial, kebudayaan,

moral, dan agama

15. Guru tidak boleh

menggunakan

hubungan dan tindakan

profesional dengan

peserta didiknya untuk

memperoleh

keuntungan-keuntungan

pribadi.

 Hubungan Guru dengan

Orangtua/wali Siswa :

Page 24: profesi bk (1).docx

1) Guru berusaha

membina hubungan

kerjasama yang efektif

dan efisien dengan

Orangtua/Wali siswa

dalam melaksannakan

proses pedidikan.

2) Guru mrmberikan

informasi kepada

Orangtua/wali secara

jujur dan objektif

mengenai

perkembangan peserta

didik.

3) Guru merahasiakan

informasi setiap peserta

didik kepada orang lain

yang bukan

orangtua/walinya.

4)  Guru memotivasi

orangtua/wali siswa

untuk beradaptasi dan

Page 25: profesi bk (1).docx

berpatisipasi dalam

memajukan dan

meningkatkan kualitas

pendidikan.

5)  Guru berkomunikasi

secara baik dengan

orangtua/wali siswa

mengenai kondisi dan

kemajuan peserta didik

dan proses

kependidikan pada

umumnya.

6)  Guru menjunjunng

tinggi hak

orangtua/wali siswa

untuk berkonsultasin

dengannya berkaitan

dengan kesejahteraan

kemajuan, dan cita-cita

anak atau anak-anak

akan pendidikan.

7) Guru tidak boleh

Page 26: profesi bk (1).docx

melakukan hubungan

dan tindakan

profesional dengan

orangtua/wali siswa

untuk memperoleh

keuntungna-keuntungan

pribadi.

 Hubungan Guru dengan

Masyarakat :

1. Guru menjalin

komunikasi dan

kerjasama yang

harmonis, efektif dan

efisien dengan

masyarakat untuk

memajukan dan

mengembangkan

pendidikan.

2. Guru

mengakomodasikan

aspirasi masyarakat

dalam mengembnagkan

Page 27: profesi bk (1).docx

dan meningkatkan

kualitas pendidikan dan

pembelajaran.

3. Guru peka terhadap

perubahan-perubahan

yang terjadi dalam

masyarakat

4. Guru berkerjasama

secara arif dengan

masyarakat untuk

meningkatkan prestise

dan martabat

profesinya.

5. Guru melakukan semua

usaha untuk secara

bersama-sama dengan

masyarakat berperan

aktif dalam pendidikan

dan meningkatkan

kesejahteraan peserta

didiknya

6. Guru memberikan

Page 28: profesi bk (1).docx

pandangan profesional,

menjunjung tinggi

nilai-nilai agama,

hukum, moral, dan

kemanusiaan dalam

berhubungan dengan

masyarakat.

7. Guru tidak boleh

membocorkan rahasia

sejawat dan peserta

didiknya kepada

masyarakat.

8. Guru tidak boleh

menampilkan diri

secara ekslusif dalam

kehidupam masyarakat.

Hubungan Guru dengan

sekolah:

1) Guru memelihara dan

eningkatkan kinerja,

prestasi, dan reputasi

sekolah.

Page 29: profesi bk (1).docx

2) Guru memotivasi diri

dan rekan sejawat

secara aktif dan kreatif

dalam melaksanakan

proses pendidikan.

3) Guru menciptakan

melaksanakan proses

yang kondusif.

4) Guru menciptakan

suasana kekeluargaan

di dalam dan luar

sekolah.

5) Guru menghormati

rekan sejawat.

6) Guru saling

membimbing

antarsesama rekan

sejawat

7) Guru menjunung tinggi

martabat

profesionalisme dan

hubungan kesejawatan

Page 30: profesi bk (1).docx

dengan standar dan

kearifan profesional.

8) Guru dengan berbagai

cara harus membantu

rekan-rekan juniornya

untuk tumbuh secara

profsional dan memilih

jenis pelatihan yang

relevan dengan tuntutan

profesionalitasnya.

9) Guru menerima otoritas

kolega seniornya untuk

mengekspresikan

pendapat-pendapat

profesionalberkaitan

dengan tugas-tugas

pendidikan dan

pembelajaran

10) Guru membasiskan diri

pada nilai-nilai agama,

moral, dan

kemanusiaan dalam

Page 31: profesi bk (1).docx

setiap tindakan

profesional dengan

sejawat.

11) Guru memliki beban

moral untuk bersama-

sama dengan sejawat

meningkatkan

keefektifan pribadi

sebagai guru dalam

menjalankan tugas-

tugas profesional

pendidikan dan

pembelajaran.

12)  Guru mengoreksi

tindakan-tindakan

sejawat yang

menyimpang dari

kaidah-kaidah agama,

moral, kemanusiaan,

dan martabat

profesionalnya.

13) Guru tidak boleh

Page 32: profesi bk (1).docx

mengeluarkan

pernyataan-pernyaan

keliru berkaitan dengan

kualifikasi dan

kompetensi sejawat

atau calon sejawat.

14) Guru tidak boleh

melakukan tindakan

dan mengeluarkan

pendapat yang akan

merendahkan martabat

pribadi dan profesional

sejawatnya

15)  Guru tidak boleh

mengoreksi tindakan-

tindakan profesional

sejawatnya atas dasar

pendapat siswa atau

masyarakat yang tidak

dapat

dipertanggungjawabkan

kebenarnya.

Page 33: profesi bk (1).docx

16) Guru tidak boleh

membuka rahasia

pribadi sejawat kecuali

untuk pertimbangan-

pertimbangan yang

dapat dilegalkan secara

hukum.

17) Guru tidak boleh

menciptakan kondisi

atau bertindak yang

langsung atau tidak

langsung akan

memunculkan konflik

dengan sejawat.

Hubungan Guru dengan

Profesi :

1. Guru menjunjung tinggi

jabatan guru sebagai

sebuah profesi

2. Guru berusaha

mengembangkan dan

memajukan disiplin

Page 34: profesi bk (1).docx

ilmu pendidikan dan

bidang studi yang

diajarkan

3. Guru terus menerus

meningkatkan

kompetensinya

4. Guru menjunjung tinggi

tindakan dan

pertimbangan pribadi

dalam menjalankan

tugas-tugas

profesionalnya dan

bertanggungjawab atas

konsekuensiinya.

5. Guru menerima tugas-

tugas sebagai suatu

bentuk tanggungjawab,

inisiatif individual, dan

integritas dalam

tindkan-tindakan

profesional lainnya.

6. Guru tidak boleh

Page 35: profesi bk (1).docx

melakukan tindakan

dan mengeluarkan

pendapat yang akan

merendahkan martabat

profesionalnya.

7. Guru tidak boleh

menerima janji,

pemberian dan pujian

yang dapat

mempengaruhi

keputusan atau

tindakan-tindakan

proesionalnya

8. Guru tidak boleh

mengeluarkan pendapat

dengan maksud

menghindari tugas-

tugas dan

tanggungjawab yang

muncul akibat

kebijakan baru di

bidang pendidikan dan

Page 36: profesi bk (1).docx

pembelajaran.

Hubungan guru dengan

Organisasi Profesinya :

1. Guru menjadi anggota

aorganisasi profesi guru

dan berperan serta

secara aktif dalam

melaksanakan program-

program organisasi bagi

kepentingan

kependidikan.

2. Guru memantapkan dan

memajukan organisasi

profesi guru yang

memberikan manfaat

bagi kepentingan

kependidikan

3. Guru aktif

mengembangkan

organisasi profesi guru

agar menjadi pusat

informasi dan

Page 37: profesi bk (1).docx

komunikasi pendidikan

untuk kepentingan guru

dan masyarakat.

4. Guru menjunjung tinggi

tindakan dan

pertimbangan pribadi

dalam menjalankan

tugas-tugas organisasi

profesi dan

bertanggungjawab atas

konsekuensinya.

5. Guru menerima tugas-

tugas organisasi profesi

sebagai suatu bentuk

tanggungjawab, inisiatif

individual, dan

integritas dalam

tindakan-tindakan

profesional lainnya.

6. Guru tidak boleh

melakukan tindakan

dan mengeluarkan

Page 38: profesi bk (1).docx

pendapat yang dapat

merendahkan martabat

dan eksistensis

organisasi profesinya.

7. Guru tidak boleh

mengeluarkan pendapat

dan bersaksi palsu

untuk memperoleh

keuntungan pribadi dari

organisasi profesinya.

8. Guru tidak boleh

menyatakan keluar dari

keanggotaan sebagai

organisasi profesi tanpa

alasan yang dapat

dipertanggungjawabkan

Hubungan Guru dengan

Pemerintah :

1. Guru memiliki

komitmen kuat untuk

melaksanakan program

pembangunan bidang

Page 39: profesi bk (1).docx

pendidikan

sebagaimana ditetapkan

dalam UUD 1945, UU

Tentang Sistem

Pendidikan Nasional,

Undang-Undang

Tentang Guru dan

Dosen, dan ketentuan

Perundang-Undang

lainnya.

2. Guru membantu

Program pemerintah

untuk mencerdaskan

kehidupan berbudaya.

3. Guru berusaha

menciptakan,

memeliharadan

meningkatkan rasa

persatuan dan kesatuan

dalam kehidupan

berbangsa dan

bernegara berdasarkan

Page 40: profesi bk (1).docx

pancasila dan

UUD1945.

4. Guru tidak boleh

menghindari kewajiban

yang dibebankan oleh

pemerintah atau satuan

pendidikan untuk

kemajuan pendidikan

dan pembelajaran.

5. Guru tidak boleh

melakukan tindakan

pribadi atau kedinasan

yang berakibat pada

kerugian negara.