produk, harga, tempat dan promosi pada bmt...
TRANSCRIPT
PRODUK, HARGA, TEMPAT DAN PROMOSI PADA BMT
SUMBER MULIA TUNTANG KAB. SEMARANG
TUGAS AKHIR
Oleh :
EVENDI
NIM 201 080 19
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga
2011
PRODUK, HARGA, TEMPAT DAN PROMOSI PADA BMT
SUMBER MULIA TUNTANG KAB. SEMARANG
TUGAS AKHIR
Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat
guna memperoleh gelar Ahli Madya pada
progam D3 Perbankan Syariah
Oleh :
EVENDI
NIM 201 080 19
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga
2011
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 2 (dua) eksemplar 8 Agustus 2011
Hal : Pengajuan Naskah Tugas Akhir
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum wr. Wb.
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan
seperlunya, maka tugas akhir saudara:
Nama : Evendi
Nim : 20108019
Judul : Produk, Harga, Tempat dan Promosi Pada BMT Sumber Mulia
Tuntang Kab.Semarang
Dapat diajukan ke sidang munaqosyah.
Demikian untuk menjadi periksa.
Waalaikumsalam wr. wb.
Pembimbing
Ari Setiawan, MM. NIP: 19751004 200312 1 002
PENGESAHAN TUGAS AKHIR
PRODUK, HARGA, TEMPAT DAN PROMOSI PADA BMT SUMBER
MULIA TUNTANG KAB. SEMARANG
DISUSUN OLEH
Evendi NIM : 201 080 19
Telah dipertahankandi depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan DIII
Perbankan Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 23 Agustus 2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh
sebutan A. Md. E. Sy (Ahli Madya Ekonomi Syariah)
Ketua Penguji
H. Agus Waluyo, M.Ag NIP. 19750211 200003 1 001
Sekretaris Penguji
Lutfiana Zahriani NIP. 19760827 200303 2 007
Penguji I
Drs. Mubasirun M.Ag NIP. 19590202 199903 1 001
Penguji II
Faqih Nabhan, SE, MM NIP. 19741230 200212 1 002
Penguji III
Ari Setiawan, MM NIP. 19731026 200312 1 002
MOTTO
Dan Allah tidak menciptakan Jin dan Manusia, kecuali hanya untuk beribadah
kepada-Nya.
Doa tanpa usaha itu bohong, usaha tanpa doa itu sombong.
Jadikan hidup lebih hidup dengan dengan pengetahuan, dan pertualangan yang
baru.
Jadikan sabar dan syukur sebagai penolongmu.
Yakin bahwa Allah selalu ada bersama kita.
PERSEMBAHAN
1. Bapak , Ibu dan adik-adiku kalian adalah inspirasiku.
2. Seluruh keluarga besarku.
3. Sahabat-sahabat perbankan syariah 2008 yang ramai rasanya.
4. Sahabat-sahabat yang memberikan masukan berharga kepadaku.
5. Karyawan BMT Sumber Mulia yang selalu membimbingku .
6. Almamaterku.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Penulisan Tugas Akhir ini dalam rangka mendapat gelar Ahli Madya pada
Program Studi D3 Perbanka Syari’ah STAIN Salatiga.
Atas terselesaikannya penulisan Tugas Akhir ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga
2. Bapak Abdul Aziz NP., MM, selaku Ketua Program Studi DIII Perbankan
Syari’ah
3. Bapak Drs. Mubasirun M. Ag, selaku Ketua Jurusan STAIN Salatiga
4. Bapak Ari Setiawan, MM, selaku dosen pembimbing pada penulisan
Tugas Akhir.
5. Ibu Nanik Atiani, Amd, dan segenap karyawan BMT Sumber Mulia
Tuntang Kab. Semarang.
6. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penulisan Tugas
Akhir.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan.
Semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bukan hanya bagi penulis tetapi
juga bagi pembaca.
ABSTRAK
Strategi Pemasaran merupakan alat yang digunakan oleh perusahaan untuk memasarkan produknya. Ada empat elemen yang menjadi pokok pembahasan strategi pemasaran, yaitu produk, harga, tempat dan promosi. Keempat elemen ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan di BMT Sumber Mulia dalam memasarkan produk agar dapat diterima dalam masyarakat dan pada akhirnya meningkatkan jumlah nasabah.
Jenis penelitian adalah diskriptif, yaitu menguraikan secara rici tentang suatu hal yang menjadi obyek penelitian. Data berasal dari literatur yang ada dan hasil wawancara dengan beberapa pengelola BMT Sumber Mulia Tuntang. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa elemen produk, harga, tempat dan promosi di BMT Sumber Mulia Tuntang sudah baik dan mampu memberikan kepuasan terhadap nasabah.
Kata kunci: Produk, Harga, Tempat dan Promosi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ………………………………………………………………...... i
Halaman Pengajuan Tugas Akhir ………………………………………………. ii
Halaman Persetujuan Tugas Akhir……………………………………………… iii
Halaman Pengesahan……………………………………………………………. iv
Motto……………………………………………………………………………. v
Persembahan …………………………………………………………………… vi
Kata Pengantar …………………………………………………………………. vii
Abstrak………………………………………………………………………….. ix
Daftar Isi………………………………………………………………………… x
Daftar Gambar………………………………………………………………...... xii
Daftar Figure ………………….………………………………….…………… xiii
Daftar Tabel …………………………………………………………………… xiv
Daftar Grafik…………………………………………………………………… xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………..... 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………… 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan……………………………………. 5
D. Metode Penelitian…………………………………………………… 6
E. Sistematika Penulisan……………………………………………….. 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka……………………………………………………… 9
B. Kerangka Teoritik…………………………………………………... 10
BAB III LAPORAN OBYEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum…………………………………………………… 25
B. Data-Data Diskriptif………………………………………………… 34
BAB IV ANALISA
A. Pengaruh Strategi Produk, Harga, Tempat dan Promosi Terhadap
Pembiayaan di BMT Sumber Mulia………………………………... 41
B. Dampak yang di timbulkan dari pengaruh Prdoduk, Harga, Tempat dan
Promosi terhadap Pembiayaan pada Perkembangan BMT Sumber
Mulia………………………………………………………………. 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………. 60
B. Saran………………………………………………………………… 61
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Daur Siklus Produk…………………………….. 12
Gambar 3.1 Logo BMT Sumber Mulia……………………………… 27
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Modal BMT Sumber Mulia…………………………………….. 38
Tabel 3.2 Perkembangan Usaha BMT Sumber Mulia…………………….. 38
Tabel 3.3 Laju Perkembangan Aset Tahun 2009-2010…………………… 39
Tabel 3.4 Daftar Realisasi Pembiayaan 2009-2010………………………. 40
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Jumlah Modal…………………………………………………… 57
Grafik 4.2 Perkembangan Usaha…………………………………………… 57
Grafik 4.3 Pertumbuhan Asset……………………………………………… 58
Grafik 4.4 Realisasi Pembiayaan…………………………………………… 58
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Konsep perbankan syariah adalah hal baru dalam dunia perbankan di
Indonesia, terutama jika dibandingkan dengan penerapan konsep perbankan
konvensional. Namun sebenarnya secara universal konsep perbankan syari’ah
sudah lama ada. Di Indonesia (terutaman masyarakat Islam) yang
berpandangan bunga merupakan hal yang haram. Walaupun demikian,
sebenarnya prinsip bagi hasil dalam lembaga telah dikenal luas baik di negara
Islam maupun non Islam. Jadi bank syariah tidak berkaitan dengan ritual
keagamaan (Islam) tapi lebih merupakan konsep pembagian hasil antara
pemilik modal dengan pihak pengelola modal.
Pada tahun 1992, pemerintah mengeluarkan UU Perbankan Nomor 7
Tahun 1992 yang isinya tentang bank bagi hasil. Saat itu pula berdiri Bank
Muamalat Indonesia (BMI), bank pertama yang melandaskan kegiatan
operasional dengan prinsip syari’ah. Adanya krisis moneter yang memporak-
porandakan ekonomi Indonesia pada tahun 1997 telah mengeluarkan BMI
yang menggunakan prinsip bagi hasil, sebagai bank yang telah berhasil
melewati krisis. Dan pemerintah telah menyadari perlunya mengembangkan
prinsip bagi hasil pada bank-bank lain untuk memperkuat ekonomi nasional.
Karena itulah dikeluarkan UU Nomor 10 Tahun 1998 yang membuka
kesempatan bagi bank-bank untuk membuka cabang syari’ah.
Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga keuangan
Bank maupun Non Bank, pada umumnya tidak dapat menjangkau lapisan
masyarakat dari golongan ekonomi menengah kebawah. Ketidakmampuan
tersebut terutama dalam sisi menanggung resiko dan biaya operasional, juga
dalam identifikasi usaha dan pemantauan ganguan kredit yang layak usaha.
Ketidak mampuan lembaga keuangan ini menjadi penyebab terjadinya
kekosongan pada sekmen keuangan diwilayah pedesaan (Muhammad,
2002:16).
Untuk mengatasi masalah ini, maka diperlukan lembaga keuangan yang
dapat mengatasi masalah yang terjadi diwilayah pedesaan. Maka, didirikanlah
lembaga keuangan yang berprinsip syari’ah salah satunya adalah BMT
(Baitul Maal Wattamwil). Baitul Maal Wattamwil (BMT) adalah lembaga
keuangan mikro syariah yang sudah tak asing lagi bagi kita. BMT sebagai
mitra paling dekat dengan para pengusaha kecil dan menengah, karena
memang keberadaannya adalah untuk memenuhi kebutuhan mereka, agar
lebih memahami BMT perlu diketahui definisi dari BMT itu sendiri. Baitul
Maal Wattamwil terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitut tamwil.
Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran
yang non-profit, sedangkan baitut tamwil sebagai usaha pengumpulan dan
penyaluran dana komersial (Sudarsono, 2003:96).
Keinginan yang kuat untuk mengatasi pratek riba, membuat beberapa
cendekiawan memutuskam untuk membuka BMT di tingkat kecamatan.
Dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap BMT, maka
sekarang banyak di temui lebih dari satu BMT di tingkat kecamatan.
Selain lembaga keungan yang berprinsip syariah, banyak pula lembaga
keuangan yang masih melandaskan kegiatan pada prinsip konvensional atau
memberikan bunga pada nasabah sebagai imbalan karena telah menyalurkan
dananya dan memimjam dana. Dalam perbankan syari’ah, meminjam tidak
disebut kredit, tapi pembiayaan (financing)(Antonio, 2001:170). Pembiayaan
adalah penyediaan dana yang dapat digunakan oleh yang membutuhkan dana
tersebut, untuk kegiatan lain, penyediaan uang atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan atau kesepakatan antara pihak bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengambalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil (UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan).
Persaingan yang ketat dalam menghimpun dana ataupun menyalurkan
dana kepada masyarakat, perlu mendapat perhatian khusus agar BMT Sumber
Mulia dapat bersaing dengan lembaga keuangan yang lain. Oleh karna itu,
diperlukan adanya strategi pemasaran yang tepat, klasifikasi strategi
pemasaran terdiri dari empat kelompok yang disebut 4P dalam pemasaran :
produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion)
(Philip Kotler, 2002:18).
Lembaga keuangan yang kompeten pertama dapat dilihat dari produk
yang ditawarkan kepada nasabahnya. Hal ini dapat dinilai dari sebuah produk
yang diluncurkan oleh lembaga keuangan adalah adanya produk, kualitas,
desain, bentuk, merek, kemasan, ukuran, pelayanan, dan jaminan. Semua
aspek ini perlu mendapatkan perhatian agar BMT Sumber Mulia
menghasilkan produk yang dapat bersaing.
Harga dalam lembaga keuangan syariah adalah seberapa besar imbalan
yang diberikan atau yang diterima, yang perlu diperhatikan adalah antara
lain: daftar harga, potongan jangka waktu, marjin keuntungan, bagi hasil dan
syarat kredit, ini salah satu faktor penentu yang bisa menarik minat nasabah.
Tempat, dalam pemasaran tidak hanya terbatas pada lokasi yang
digunakan sebagai tempat usaha, tetapi juga meliputi saluran distribusi,
transportasi, dan ruang lingkup pemasaran.
Sarana yang ampuh untuk menarik minat nasabah baru maupun usaha
untuk mempertahankan nasabah lama merupakan promosi, promosi produk
menggunakan macam cara, cara itu terbagi menjadi 5 tipe, promosi yang
biasa dilakukan adalah promosi penjualan, mass selling, humas, pemasaran
langsung dan penjualan pribadi (Tjiptono, 2002:219)
Strategi pemasaran merupakan ujung tombak lembaga keuangan,
adanya produk, harga, tempat dan promosi yang efektif dan efisien akan
berpengaruh pada pembiayaan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap lembaga keuangan syariah, khususnya BMT Sumber Mulia dan pada
akhirnya memberikan keuntungan besar bagi BMT Sumber Mulia. Berdasar
fenomena diatas, maka penulis dalam menyusun tugas akhir ini mengambil
judul “Produk, Harga, Tempat dan Promosi Pada BMT Sumber Mulia
Tuntang Kab. Semarang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul di atas, maka penulis membuat rumusan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana produk, harga, tempat dan promosi pada BMT Sumber Mulia?
2. Bagaimana dampak produk, harga, tempat dan promosi pada
perkembangan BMT Sumber Mulia?
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini antara lain:
1. Untuk mengetahui produk, harga, tempat dan promosi pada BMT Sumber
Mulia.
2. Untuk mengetahui dampak produk, harga, tempat dan promosi pada
perkembangan BMT Sumber Mulia.
Kegunaan dari penulisan ini antara lain:
1. Bagi Penulis
Untuk mengetahui dan menambah pengetahuan mengenai
pengaruh produk, harga, tempat dan promosi terhadap pembiayaan di
BMT Sumber Mulia. Dan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menempuh ujian akhir progam D3 Jurusan Perbankan syariah STAIN
Salatiga.
2. Bagi STAIN Salatiga
Sebagai karya ilmiah yang dapat menambah wacana, informasi dan
referensi bagi mahasiswa STAIN Salatiga pada khususnya.
3. Bagi BMT Sumber Mulia
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mengambil
kebijakan yang berhubungan dengan pemasaran produk pembiayaan, di
BMT Sumber Mulia,.
D. Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan yaitu deskriptif, dengan melakukan
penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan atau sifat
sesuatu yang telah berlangsung, pada saat penelitian berlangsung dan
memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala secara sistemik dan akurat.
Lokasi Penelitian di BMT Sumber Mulia alamat Jl.Raya Salatiga-
Semarang Km.1 Kesongo Tuntang, Kab Semarang 50773
2. Sumber Data
Adapun sumber data yang diperoleh, dikelompokkan menjadi dua
macam yaitu:
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari
obyek yang diteliti.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dengan cara mempelajari hal-hal yang
berasal dari buku-buku atau dokumen tertentu.
3. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang dikumpulkan penulis dalam penyusunan karya
ilmiah ini adalah melalui:
a. Wawancara
Penulis membuat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada
praktisi seputar masalah yang mempengaruhi pembiayaan dengan
pengelola BMT Sumber Mulia.
b. Observasi
Penulis mengadakan pengamatan secara langsung di lokasi
penelitan mengenai data-data produk, harga, tempat dan promosi.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan membaca buku-buku
referensi serta mencari bahan melalui internet tentang BMT dan yang
masih berhubungan dengan penelitian.
E. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan empat pokok pembahasan dalam penulisan
laporan yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan, sistematika penulisan.
BAB II Telaah Pustaka
Dalam bab ini berisi telaah pustaka yang didalamnya dibahas telaah
dari hasil penelitian dan buku-buku yang berhubungan dengan
masalah pada penelitian ini. Terhadap pula sub bab kerangaka
teoritik yang berisi pengertian produk, harga, tempat dan promosi.
BAB III Laporan Obyek
Pada bab ini menyajikan gambaran umum dan data-data deskriptif.
Gambaran umum mengenai obyek penulisan tugas akhir.
Diantaranya mengenai sejarah berdirinya BMT Sumber Mulia
Tuntang, dasar pendirian, visi misi, logo, struktur organisasi,
permodalan, perkembangan kinerja dan lain-lain. Sedangkan data-
data deskriptif berisi informasi yang bersifat khusus untuk
menggambarkan masalah yang dirumuskan dalam penulisan tugas
akhir antara lain data-data yang berupa angka untuk dianalisis.
BAB IV Analisis
Pada bab ini menyajikan telaah kritis terhadap masalah yang telah
dirumuskan berdasarkan landasan teori dan informasi-informasi
obyek penulisan tugas akhir terlebih informasi yang bersifat khusus
dan terfokus pada subbab data-data deskriptif yang terdapat di BMT
Sumber Mulia Tuntang.
BAB V Kesimpulan dan Implikasi
Bab ini menggambarkan kesimpulan yang dapat diambil dari
pembahasan pada analisis dan implikasi terhadap praktik-praktik
pemasaran yang terjadi di BMT Sumber Mulia Tuntang.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan menejerial dimana individu
dan kelompok mendapat kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain
(Kotler, 2002:9)
Menurut Peter T Draker dalam (Philip Kotler, marketing manajemen
1994:2) pemasaran adalah menjual jumlah yang besar serta mengetahui dan
memahami kebutuhan pelanggan akan produk dan jasa.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan Pemasaran adalah suatu
proses sosial dan menejerial dimana individu dan kelompok menjual jumlah
yang besar serta mengetahui dan memahami kebutuhan pelanggan akan
produk dan jasa dan mendapat kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
Menurut penelitian Ana Mutadhirotul Maghfiroh tahun 2004 berjudul
“Strategi Pemasaran Produk Simpanan pada Baitul Maal Wattamwil (BMT)
Muhajirin Salatiga” menyimpulkan bahwa: strategi pemasaran pada
umumnya digunakan untuk mengembangkan perusahaan di massa yang akan
datang sehingga diperlukan langkah-langkah yang tepat untuk tetap
memperluas kegiatan usahanya minimal mempertahankan apa yang telah
diperoleh pada masa lalu. Sasaran utama strategi pemasaran adalah kepuasan
konsumen.
Menurut Basu Swasta, strategi adalah suatu rencana yang di utamakan
untuk mencapai tujuan tertentu. Pada umumnya bersifat permanen sehingga
sulit dan memakai biaya besar (Basu, 2002:67).
Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat untuk
pemasaran yang digunaka oleh perusahaan untuk terus menerus mencapai
tujuan pemasaran di pasar sasaran. McCarthy mengklasifikasika alat-alat itu
menjadi empat kelompok yang disebut 4P dalam pemasaran : produk
(product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion) (Kotler,
2002:18).
B. Kerangka Teoritik:
1. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan murah dapat memuaskan
keinginan yang atau kebutuhan konsumen (Kotler, 1996:274).
Produk secara konseptual adalah pemahaman subyektif produk dari
produsen atas "sesuatu" yang bisa ditawarkan sebagai tujuan mencapai
untuk usaha melalui pemenuhan kebutuhan organisasi murah keinginan
konsumen, Sesuai dengan kompetensi murah kapasitas organisasi serta
daya beli (Tjiptono, 1999:95).
Menurut penjelasan di atas produk dapat disimpulkan segala sesuatu
yang ditawarkan ke pasar dan dapat memuaskan keinginan untuk
memenuhi kebutuhan Konsumen.
Ada lima tingkatan produk yaitu manfaat inti, produk dasar, produk
yang diharapkan, ditambah produk murah, produk potensial. Penjelasan
tentang produk tingkatan kelima adalah (Kotler, 2003:408).
1) Manfaat inti (yaitu layanan dasar manfaat yang pelanggan benar-benar
membeli) yaitu suatu manfaat dari dasar produk yang ditawarkan
kepada konsumen.
2) Dasar produk (yaitu versi dasar dari produk) bentuk dasar dari yaitu
suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.
3) Harapan produk (yaitu satu set atribut dan kondisi yang biasanya
diharapkan pembeli dan setuju ketika mereka membeli produk ini)
yaitu atribut-atribut serangkaian produk dan kondisi-kondisi yang
diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu hasil ditemukan.
4) Augmented produk (yaitu yang satu mencakup layanan tambahan dan
manfaat yang membedakan tawaran perusahaan dari tawaran pesaing)
yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh
badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
5) Potensi produk (yaitu semua argumentasi dan transformasi bahwa
produk yang pada akhirnya mengalami di masa depan) Semua
argumentasi murah yaitu perubahan bentuk yang dialami oleh suatu
produk dimasa datang.
Sebuah produk selalu bergerak mengikuti pasar. Sehingga memiliki
siklus kehidupan yang disebut daur siklus hidup produk.
Penjualan
Dan
Laba
Perkenalan Pertumbuhan Kemapanan Penurunan
Sumber : Muhammad, 2002:185
Gambar 2.1
Skema Daur Siklus Hidup Produk
Teknik siklus kehidupan produk dibutuhkan dalam pengenalan pasar
untuk menyediakan produk yang sesuai dan dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan pasar sesuai dengan siklus hidup produknya, sehingga dapat
ditentukan strategi atau langkah-langkah yang tepat (Muhammad,
2002:196)
a. Tahap Pengenalan
Ditandai dengan pertumbuhan penjualan yang rendah, karena
belum banyak dikenal oleh masyarakat serta biaya operasional tinggi.
Kendala yang dihadapi antara lain, kurangnya tenaga terampil untuk
memasarkan produk, pendistribusian produk belum lancar, belum
dapat menentukan harga yang menguntungkan, dan teknik pemasaran
yang masih dalam tahap uji coba.
b. Tahap Pertumbuhan
Apabila dalam tahap perkenalan produk memuaskan nasabah, maka
penjualan akan naik, permintaan produk mulai berkembang. Pada
tahap ini, strategi yang diperlukan adalah berusaha meningkatkan
kualitas pelayanan, berusaha mencari pasar sasaran baru,
menampilkan ciri dan kemasan baru, mengalihkan topik promosi
kearah manfaat produk, dsb.
c. Tahap Kemapanan
Pada tahap ini produk telah diterima masyarakat. Agar nasabah
dapat dipertahankan, bank harus menjaga kualitas pelayanan dan
mempertahankan produk dari pesaing sehingga biaya meningkat dan
laba menurun. Para pesaing semakin gencar untuk merebut mangsa
pasar dengan jalan menurunkan harga produk. Strategi yang biasa
dilakukan adalah modifikasi pasar, modifikasi produk dan modifikasi
system pemasaran.
d. Tahap Penurunan
Ditandai dengan menurunnya penjualan produk karena pasar
semakin jenuh. Produk pesaing semakin bermutu, dan kemajuan
teknologi pembiayaan membuat produk bank menjadi semakin
berdaya guna dan berhasil guna. Laba semakin menurun dan
penggunaan media promosi terasa kurang dapat menolong
(Suhardjono, 2003:173-174). Oleh karena itu, diharapkan untuk
adanya inovasi produk.
Produk jasa meskipun tidak memiliki wujud yang nyata, namun
dengan adanya pengemasan yang menarik akan dapat meningkatkan
pemasaran. Ada 4 hal yang harus diperhatikan dalam membentuk produk
agar dapat meningkatkan pemasaran, yaitu :
a. Keanekaragaman Produk
Semakin lengkap produk yang ditawarkan semakin baik, sehingga
untuk memperoleh produk BMT, nasabah cukup mendatangi satu
BMT saja.
b. Desain (merek, logo, kemasan, ukuran)
Dalam desain perlu dicantumkan logo dan motto. Logo merupakan
ciri khas suatu BMT, sedangkan motto merupakan serangkaian kata-
kata yang berisikan misi dan visi bank dalam melayani masyarakat.
Baik logo maupun motto harus dirancang dengan benar. Pertimbangan
pembuatan logo dan motto adalah sebagai berikut:
1) Memiliki arti (dalam arti positif)
2) Menarik perhatian
3) Mudah diingat
Untuk berbagai jenis jasa bank yang ada perlu diberikan merek
tertentu. Merek merupakan sesuatu untuk mengenal barang atau jasa
yang ditawarkan. Pengertian merek sering diartikan sebagai nama,
istilah, symbol, desain atau kombinasi dari semuanya. Penciptaan
merek harus mempertimbangkan faktor-faktor antara lain:
1) Mudah diingat
2) Terkesan hebat dan moderen
3) Memiliki arti (dalam arti positif)
4) Menarik perhatian
c. Layanan
Ciri-ciri pelayanan yang baik adalah;
1) Tersedia sarana dan prasarana yang baik.
2) Tersedia personil yang baik.
3) Bertanggungjawab kepada setiap nasabah sejak awal hingga
selesai.
4) Mampu melayani secara tepat dan cepat.
5) Mampu berkomunikasi .
6) Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi.
7) Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik.
8) Berusaha memahami kebutuhan nasabah.
9) Mampu memberikan kepercayaan kepada nasabah.
d. Jaminan
Jaminan yang dimaksud adalah jaminan bahwa keamanan dana
nasabah di BMT terjamin dan adanya jaminan bahwa untuk akad
tertentu, dana dapat diambil sewaktu-waktu.
2. Harga
Harga adalah jumlah barang (ditambah beberapa barang kalau
mungkin) yang dibutuhkan untuk mndapatkan sejumlah kombinasi dari
barang beserta pelayanannya. Pada umunya penjual mempunyai beberapa
tujuan dalam penetapan harga produksinya (http://id.shvoong.com
/writing-and-speaking/2108444-pengertian-harga/#ixzz1TCWpmmOJ 28
juli 2011 pukul 16;14).
Harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dalam satuan
uang. Tidak setiap barang memiliki harga, hanya barang ekonomi sajalah
yang memiliki harga sebab untuk memperolehnya memerlukan
pengorbanan yang menyebabkan adanya penawaran adalah faktor
kelangkaan(http://id.shvoong.com/businessmanagement/marketing/2050
690pengertian-harga/#ixzz1TCUUEMw1 28 selasa 26 juli 2011pukul
16;35).
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa suatu barang yang
dinyatakan dalam satuan uang. Tidak setiap barang memiliki harga,
hanya barang ekonomi sajalah yang memiliki harga sebab untuk
memperolehnya memerlukan pengorbanan tetapi harga di dalam
perbankan syariah adalah bagi hasil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya margin keuntungan
antara lain:
1) Pesaing
Dalam memperebutkan dana simpanan, penentuan utama tingkat
suku bunganya pihak perbannkan harus memperhatikan perilaku
pesaing. Dalam arti jika pesaing menetapkan untuk bunga simpanan
rata-rata 16% per tahun, maka jika lembaga kita hendak membutuhkan
dana cepat sebaiknya bagi hasil simpanan dinaikkan diatas bunga
pesaing. Namun sebaiknya untuk bagi hasil pinjaman kita harus
dibawah pesaing. Sedangkan untuk BMT mengikuti seberapa besar
tawaran yang diberikan oleh bank.
2) Target laba yang diinginkan
Target laba yang diinginkan, merupakan besarnya keuntungan
yang diinginkan oleh BMT. Jika laba yang diinginkan besar, maka
bagi hasil pinjaman ikut besar dan demikian sebaliknya. Oleh karena
itu pihak BMT harus serius dalam menentukan presentase laba atau
keuntungan yang diinginkan.
3) Jangka waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin
tinggi bagi hasilnya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan jika
resiko dimasa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman
berjangka pendek, maka bagi hasilnya relatif lebih rendah.
4) Kualitas jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bagi
hasil yang dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh nasabah
dengan jaminan sertifikat deposito bunga pinjaman akan lebih rendah
jika dibandingkan dengan nasabah yang memiliki jaminan sertifikat
tanah. Alasan utama perbedaan ini adalah dalam hal pencairan
jaminan apabila pembiayaan yang diberikan bermasalah.
5) Reputasi perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh pembiayaan
juga sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan
nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafit kemungkinan
resiko kredit macet di masa mendatang relative kecil dan sebaliknya.
6) Produk yang kompetitif
Maksudnya adalah produk yang dibiayai kredit tersebut laku di
pasaran. Untuk produk yang kompetitif, bagi hasil yang diberikan
relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang
kompetitif. Hal ini disebabkan tingkat pengembalian kredit terjamin,
karena produk yang dibiayai laku di pasaran.
7) Hubungan baik.
Biasanya pihak BMT menggolongkan nasabah menjadi dua yaitu
nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (skunder). Penggolongan
ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang
bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai
hubungan yang baik dengan pihak BMT, sehingga dalam penentuan
bagi hasilnya pun berbeda dengan nasabah biasa.
8) Jaminan pihak ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada BMT untuk
menanggung segala resiko yang dibebankan kepada penerima
pembiayaan. Biasanya pihak yang memberikan jaminan bonafit, baik
dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitas
terhadap loyalitasnya terhadap BMT, sehingga bagi hasil yang
dibebankan juga berbeda. Demikian pula sebaliknya jika penjamin
pihak ketiganya kurang bonafid atau tidak dapat dipercaya, maka
mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh
pihak perbankan (Kasmir, 2003:199-225).
3. Tempat
Tempat mempunyai arti penting karena merupakan lingkungan
dimana jasa disampaikan, dan bagaimana jasa disampaikan, merupakan
bagian dari nilai dan manfaat jasa yang dipersepsikan (Payne, 1993:180)
Tempat bukan hanya diartikan sebagai lokasi berdirinya usaha,
melainkan juga didalamnya saluran distribusi yang digunakan. Saluran
distribusi merupakan perangkat organisasi-organisasi yang saling
tergantung yang terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa yang
tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi. Adapun tipe saluran yang biasa
digunakan dalam memasarkan produk perbankan adalah saluran nol
tingkat (zero level channel), yaitu pemasaran langsung berisi
pemanufaktur atau penyediaan jasa menjual langsung ke konsumen akhir
(Kotler, Ang, Leong, Tan, 2000:350).
Pemilihan lokasi atau tempat usaha tidaklah mudah karena banyak
hal yang harus di perhatikan baik dari segi keuntungan maupun segi
kerugiaan, kebijakan dalam penentuan lokasi dan tata ruang akan
mempengaruhi citra lembaga atau organisasi terkait jadi dengan memilih
lokasi yang strategis dapat digunakan sebagai keunggulan kompetitive
secara terus menerus.
Penentuan lokasi kantor beserta sarana dan prasarana pendukung
menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar nasabah mudah
menjangkau setiap lokasi BMT yang ada. Demikian pula sarana dan
prasarana harus memberikan rasa yang nyaman dan aman kepada seluruh
nasabah yang berhubungan dengan BMT.
Pertimbangan penentuan lokasi antara lain:
a. Lokasi kantor pesaing
Diusahakan agar kantor lebih mudah dijangkau dibandingkan dengan
lokasi kantor pesaing.
b. Lokasi nasabah
Diusahakan agar kantor cabang baru lebih mendekatkan diri kepada
tempat usaha atau lokasi tempat tinggal calon nasabah.
c. Tersedianya fasilitas lain yang sering dikunjungi, misal pasar, pusat
keramaian.
d. Fleksibilitas pengaturan lokasi dan keamanan (Suhardjono,
2002:331).
Untuk elemen tempat, bukan hanya lokasi BMT yang harus
diperhatikan, melainkan juga bagaimana lay out gedung. Karena, lay out
gedung juga memiliki andil yang cukup besar dalam meningkatkan pamor
BMT dimasyarakat. Adanya kemudahan yang diberikan, dapat
meningkatkan minat nasabah terhadap produk yang ditawarkan. Hal-hal
yang perlu diperhatikan untuk lay out gedung adalah sebagai berikut:
a. Bentuk gedung yang memberikan kesan bonafid
b. Lokasi parkir luas dan aman
c. Keamanan di sekitar gedung terjamin
d. Tersedia telepon umum atau fasilitas lainnya khusus untuk nasabah
e. Tersedia tempat ibadah
Sedangkan untuk lay out ruangan yang harus diperhatikan adalah:
a. Suasana ruangan terkesan luas dan lega
b. Tata letak kursi dan meja sesuai dengan urutan proses dokumen
c. Dekorasi dan hiasan dalam ruangan (Kasmir, 2003:208-211)
Dalam memasarkan sebuah produk, diperlukan adanya pengamatan
terhadap peluang-peluang yang dapat diambil untuk meningkatkan
penjualan produk. Salah satunya adalah pengamatan terhadap ruang
lingkup dari pemasaran. Untuk pemasaran BMT, ada beberapa faktor
lingkungan pemasaran yang bisa digali, antara lain:
a. Lingkungan ekonomi
b. Lingkungan alam
c. Lingkungan sosial budaya
d. Lingkungan persaingan
4. Promosi
Promosi merupakan aktifitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan
yang bersangkutan.
Ada 5 tipe promosi yang biasa dilakukan oleh pemasar:
a. Promosi penjualan
Merupakan bentuk persuasive langsung melalui penggunaan
berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian
produk dengan segera untuk meningkatkan jumlah barang yang dibeli.
b. Mass Seling
Merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi
untuk menyampaikan informasi kepada nasabah dalam satu wacana.
Dibedakan menjadi dua :
1) Periklanan (Advertising)
Pemakaian media harus mempertimbangkan aspek-aspek
sebagai berikut:
a) Jangkauan media yang akan digunakan
b) Sasaran atau konsumen yang akan dituju
c) Tujuan iklan tersebut
d) Biaya yang akan dikeluarkan
Hal-hal yang dilakukan dalam mengiklankan suatu produk adalah:
a) Pemasangan billboard dijalan-jalan strategis
b) Pencetakan brosur yang baik disebarkan di setiap cabang atau
pusat-pusat perbelanjaan
c) Pemasangan spanduk di lokasi tertentu yang strategis
d) Iklan melalui Koran
e) Iklan melalui majalah
f) Iklan melalui televisi
g) Iklan melalui radio
2. Publisitas (Publishing)
Merupakan kegiatan promosi untuk memancing nasabah
melalui kegiatan seperti pameran, bakti sosial, perlombaan cerdas
cermat, kuis, serta kegiatan lainnya. Kegiatan publisitas dapat
meningkatkan pamor bank di mata nasabahnya, baik secara
langsung atau tidak langsung.
.
a) Humas (Public Relation)
Merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu
perusahaan untuk mempengaruhi presepsi, opini, keyakinan dan
sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan.
b) Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
System pemasaran yang bersifat interaktif yang
memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk
menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di
sembarang lokasi.
c) Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Adalah komunikasi langsung (tatap muka) antar penjual
dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk
kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan
terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan
membelinya (Tjiptono, 2002:219).
BAB III
LAPORAN OBYEK PENELITIAN
A. Gambaran umum
1. Sejarah Berdirinya Baitul Maal Wattamwil Tuntang
Proses berdirinya Baitul Maal Wattamwil (BMT) Tuntang adalah
bermula dari adanya program P3T (Penanggulangan Pengangguran Tenaga
Terampil), yaitu suatu program penganggulangan bagi para pemuda yang
berpotensi tetapi belum mendapatkan pekerjaan. Pusat Inkubasi Usaha
Kecil (PINBUK) Kabupaten Semarang sebagai yang memegang proyek
tersebut mengarahkan sebagian dananya ke BMT dan sebagian lagi ke
wirausaha mandiri. Hal ini dilakukan karena sebagian besar pengurus
PINBUK adalah pengelola BMT Fajar Mulia Ungaran yang nantinya
menjadi “guru” bagi BMT-BMT baru di Kabupaten Semarang. Setelah
mengadakan pelatihan selama satu minggu di Asrama Donohudan, Solo,
kemudian mereka diarahkan untuk magang diBMT-BMT terdekat yang
telah ada sebelumnya. Maka pada bulan Juli 1998 mulai dibicarakan
rencana mendirikan BMT di Kesongo, Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang. Tepatnya, tempat usaha Baitul Mal Wattamwil (BMT) Tuntang
terletak di jalan Salatiga–Semarang Km 1. Lokasi tersebut dipilih karena
waktu itu belum ada lembaga keuangan lain yang berdiri dekat pasar, dan
adanya kemudahan transportasi.
BMT itu sendiri berbadan hukum koperasi. Alasan memilih usaha
keuangan dengan berbadan hukum koperasi karena :
a. Persyaratan dan pendirian koperasi lebih mudah, meliputi :
1) Jangka waktu perizinan hanya tiga bulan;
2) Tempat atau lokasi bisa dimana-mana seperti propinsi, kabupaten
ataupun kecamatan;
3) Dana awal sebesar Rp. 5.000.000.- (lima juta rupiah) sampai
dengan 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).
b. Sifat keterbukaan koperasi yang sesuai ajaran agama sehingga
keanggotaan kemungkinan untuk selalu bertambah.
Kemudian pada tanggal 26 Agustus 1998 diadakan rapat
pembentukan koperasi yang pertama yang dihadiri oleh 24 orang
dengan mengundang pejabat dari Departemen Koperasi Semarang.
Pada tanggal 2 September 1998 diajukan akta pendirian untuk
memperoleh hak badan hukum koperasi. Baitul Maal Wattamwil
(BMT) Tuntang disyahkan sebagai unit usaha otonomi simpan pinjam
oleh Menteri Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil dengan SK
Nomor: 095/BH/KPK.11.T/IV/1999. Untuk itu, 2 September
merupakan tanggal resmi berdirinya Baitul Mal Wattamwil Sumber
Mulia (BMT) Tuntang.
2. Visi-Misi
a. Visi
Mewujudkan lembaga keuangan syariah yang mampu
mengembangkan ekonomi umat.
b. Misi
Mewujudkan BMT yang profesional dengan prinsip-prinsip :
1) Mutu pelayanan yang baik dengan resiko usaha yang minimal dan
pengendalian maksimal.
2) Memupuk modal melalui pemberdayaan masyarakat baik yang
ekonomi kelas bawah maupun pemilik modal.
3) Mencari keuntungan melalui usaha-usaha yang halal dengan
pendistribusian laba yang merata dan adil.
4) Mentasyarufkan Zakat, infaq, dan shodaqoh kepada yang berhak.
3. Logo
Air : Menunjukkan tentang sumber (mata
air) dan letak BMT yang berdekatan
dengan Rawa pening
Ikan : Mata pencaharian nasabah sebagian
besar adalah nelayan
Padi : Berjumlah 9, menunjukkan lokasi di
kesonggo dan padi berati kemakmuran
Segi 5 : Menunjukkan 5 sila dalam pancasila
yang berarti kerukunan.
Gambar 3.1. Logo BMT Sumber
Mulia
4. Struktur Organisasi dan Tugas Masing-masing Bagian
Struktur organisasi Baitul Maal Wattamwil pada tahun 2010 adalah
sebagai berikut:
Figure3.1 Struktur Organisasi BMT Sumber Mulia
Sumber: BMT Sumber Mulia, 2010
Badan pengawas
Ketua :
Drs.H Salimudin
Anggota1 :
Dimyati
Anggota2 :
Ahmadi
Pengurus
Ketua:
Ir. H. Pudjiono
Bendahara:
Drs.Wibowo
Seketaris I:
M Fauzi Arkan, Mag
Seketaris II:
Bachtiar Rofiq
Umum:
Mangsuri, SE
Penasehat
Syariah
Ketua:
K. H. Zaeri
Rosyidi
Anggota:
K. M. Baedlowi
Anggota:
K. A. Mamsuri
Menager
Nanik Atiani, Amd
Operasional
Sulistianto, SE
Pembiayaan
Farida Susiani, SE
Pemasaran
Muhajir Ahsan
Ahmad Slamet
M. Akrom Zulfa
Syaflul Hadi
Rapat Anggota Tahunan
Teller
Siti Nur
Hasanah
Tugas masing-masing bagian yang terdapat pada struktur organisasi
BMT Sumber Mulia adalah sebagai berikut :
a. Penasehat Syar’i:
1) Mengawasi seluruh kegiatan BMT dalam aspek syariah
2) Memberikan persetujuan pemberian kredit besar
3) Memberikan nasehat kepada manager untuk menjalankan kegiatan
operasional sesuai dengan syariah Islam
b. Pengurus:
1) Mengadakan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan
belanja BMT
2) Menyelenggarakan rapat
3) Menyelenggarakan rapat pengurus minimal 1 kali setiap bulan
untuk mengevaluasi pelaksanaan usaha BMT oleh pengelola
4) Menunjuk pengelola BMT yang professional
5) Mewakili BMT di dalam dan di luar pengadilan
c. Karyawan/Pengelola:
1) Manager:
a) Memimpin kegiatan BMT secara menyeluruh
b) Melakukan koordinasi seluruh staf BMT
c) Menyusun rencana kerja bulanan, triwulanan, dan tahunan
yang merupakan penjabaran dari kebijakan umum Dewan
Syariah dan Rapat Anggota Tahunan.
d) Menandatangani surat-surat untuk kepentingan intern dan
ekstern
e) Memberi persetujuan setiap transaksi, biaya atau pemindah
bukuan
f) Mengangkat dan memperhentikan pegawai
g) Meneliti laporan periodik (bulanan, triwulanan, dan tahunan)
2) Kepala Bagian Operasional:
a) Melaksanakan supervisi terhadap setiap pelayanan dan jasa-
jasa BMT dari setiap unit atau bagian yang berada di
bawahnya
b) Melakukan monitoring, evaluasi, review, dan koordinasi
terhadap pelaksanaan tugas-tugas pelayanan di bidang
operasional
c) Turut membantu pelayanan secara aktif atas tugas-tugas
harian setiap bagian yang berada di bawah tanggungjawabnya
d) Mengusulkan produk-produk BMT yang diperlukan nasabah
3) Teller:
a) Bertindak sebagai penerima uang dan juru bayar
b) Melayani penerimaan serta penarikan dana dari dan ke nasabah
c) Melakukan pembayaran sesuai dengan perintah manager
d) Menghitung bagi hasil seluruh nasabah
e) Mengadministrasikan seluruh transaksi yang berhubungan
dengan kas
f) Setiap akhir jam kerja menghitung uang yang ada dan meminta
pemeriksaan dari manager
4) Administrasi atau Pembukuan:
a) Membukukan semua transaksi keuangan
b) Membuat laporan-laporan keuangan secara periodik
c) Mengadministrasikan seluruh dokumen yang berhubungan
dengan bagian keuangan
d) Melayani claim, biaya, serta gaji yang telah disetujui manager.
e) Mengarsip semua berkas, surat-surat dan dokumen-dokumen
lain sehingga tidak hilang.
5) Kepala Bagian Pembiayaan:
a) Menyusun rencana pembiayaan
b) Menerima usulan dan melakukan wawancara analisa
pembiayaan
c) Memantau, membina, dan mendata jalannya pengangsuran
pembiayaan agar tidak macet
d) Menganalisa proposal pembiayaan nasabah
e) Mengajukan persetujuan pembiayaan kepada manager
6) Kepala bagian Pembiayaan:
a) Melakukan survei untuk mencari calon nasabah baru
b) Melakukan administrasi pembiayaan
c) Melakukan penagihan di lapangan
d) Melaksanakan pelayanan pengambilan atau pengantaran dari
debitur
7) Pemasaran:
a) Melakukan kegiatan-kegiatan kerja dan promosi
b) Mencari sumber-sumber dana dengan melihat kemungkinan
dan peluang dana murah yang dapat dihimpun baik dari
nasabah maupun simpanan dari pihak ketiga
c) Bersama bagian pembiayaan melakukan penagihan ke setiap
nasabah yang diberikan pembiayaan sesuai dengan tanggal dan
waktu yang telah disepakati
5. Permodalan
Modal Baitul Maal Wattamwil (BMT) Tuntang berasal dari Sisa
Hasil Usaha (SHU) dan simpanan nasabahnya. Baitul Maal Wattamwil
berbadan hukum koperasi maka BMT tidak boleh dan tidak dapat
mengumpulkan simpanan dari masyarakat selain nasabahnya. Permodalan
tersebut sebagai berikut:
a. Sisa Hasil Usaha (SHU)
Sebagian dari SHU ada dicadangkan untuk menambah modal
usaha yaitu:
1) 40 persen dari SHU yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan
untuk nasabah BMT.
2) 75 persen dari SHU yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan
untuk bukan nasabah BMT.
b. Simpanan Pokok
Simpanan ini di kenakan kepada nasabah baru yang besarnya
Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) sesuai dengan ketentuan Anggaran
Dasar. Simpanan Pokok merupakan “Tanda Nasabah BMT”, oleh
karena itu simpanan pokok tidak dapat diambil selama masih menjadi
nasabah BMT kecuali nasabah yang bersangkutan keluar dari BMT.
c. Simpanan Wajib
Simpanan yang dibayar oleh nasabah BMT secara teratur dalam
waktu tertentu. Simpanan ini tidak diminta kembali selama menjadi
nasabah menurut peraturan yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah
Tangga, besarnya Rp. 15.000,- setiap bulan.
d. Simpanan Pokok Khusus
Simpanan yang sifatnya sukarela, tergantung kepada kemampuan
nasabah dan pada akhir tahun akan mendapatkan pula pembagian SHU.
6. Nasabah
Ada dua status nasabah yang diberlakukan di BMT Sumber Mulia
Tuntang, yaitu:
a. Nasabah
Seperti syarat nasabah di BMT pada umumnya, nasabah wajib
membayar simpanan wajib dan simpanan pokok. Nasabah memiliki
suara pada Rapat Anggota Tahunan, dan bisa melakukan penyetoran
tabungan ataupun mengajukan pembiayaan.
b. Calon Nasabah
Calon nasabah adalah nasabah yang melakukan penyetoran
tabungan, tanpa membayar simpanan pokok dan simpanan wajib.
Sehingga hanya memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan
penyetoran tabungan dan pembiayaan.
7. Data-data Diskriptif
Jenis produk yang dikeluarkan oleh BMT Sumber Mulia terdiri
dari:
1. Produk Simpanan
Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah, calon
nasabah dalam bentuk simpanan biasa atau simpanan berjangka. Produk
simpanan yang terdapat pada BMT Sumber Mulia meliputi:
a. Si Rela (Simpanan Suka Rela)
Merupakan bentuk simpanan mudharabah biasa yaitu
simpanan pihak ketiga yang disimpan di BMT atas dasar akad
wakidah (titipan) dan BMT berkewajiban memelihara dana
tersebut karena sewaktu-waktu dapat menarik dananya. Bagi hasil
yang diberikan kepada penabung sebesar 35 % dari total
pendapatan yang diterima BMT.
b. Si Suqur (Simpanan Sukarela Qurban)
Merupakan bentuk simpanan berkala mudharabah yaitu
simpanan dari pihak ketiga dengan harapan BMT dapat memutar
uang tersebut kepada debitur. Nasabah menyimpan uang untuk
jangka waktu tertentu dan penarikannya sesuai dengan perjanjian
yang disepakati. Simpanan ini dikhususkan untuk mewujudkan
ibadah qurban. Penyetorannya dapat dilakukan setiap hari, tetapi
pengambilannya hanya pada setiap musim qurban (tanggal 5
Dzulhijjah) setiap tahunnya.
c. Si Suka ( Simpanan Sukarela Berjangka )
Merupakan bentuk simpanan berupa deposito yang
penarikannya hanya dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
perjanjian nasabah tabungan dengan BMT. Jangka waktu jatuh
temponya adalah sebagai berikut:
1) Tiga (3) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 40 %
untuk penabung dan 60 % untuk BMT.
2) Enam (6) bulan, dengan prosentase nisbah bagi hasil 45 %
untuk penabung dan 55 % untuk BMT.
3) Dua belas (12) bulan, dengan prosentase nisbah bagi 50 %
untuk penabung dan 50 % untuk BMT.
d. Simpanan Amanah
Terdiri dari sadaqah, infak, wakaf, dan hibah. Sumber dana
yang terkumpul nantinya akan digunakan untuk pinjaman khusus
kaum dhuafa atau mereka yang benar-benar kesulitan.
Syarat-syarat menjadi nasabah simpanan di BMT Sumber Mulia:
1) Mengisi formulir menjadi nasabah
2) Menyertakan fotocopy KTP 1 (satu) lembar
3) Melakukan pembayaran pertama minimal Rp. 15.000,-, untuk
setoran berikutnya minimal Rp.2.000,-.
2. Produk Pembiayaan
Pembiayaan adalah penyediaan uang yang dapat dipersembahakan
dengan pinjaman berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara BMT dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu
disertai dengan pembayaran imbalan.
Jenis-jenis pembiayaan di BMT Sumber Mulia, yaitu:
a. MDA (Mudhorobah)
Merupakan kerja sama antara pihak penyedia dana (BMT)
dengan pihak pengusaha yang bertanggung jawab dalam mengelola
dana atau usaha. Penentuan bagi hasil berdasarkan kesepakatan
bersama.
b. MSA (Musyarokah)
Merupakan kerja sama untuk menambah modal usaha umat,
bagi hasil ditentukan berdasarkan komposisi modal dan kesepakatan
bersama.
c. Ijaroh (Sewa)
Merupakan pembiayaan yang menyewakan barang atau jasa
kepada anda dengan pembayaran angsuaran atau tangguh.
d. BBA (Bai Bitsaman Ajil)
Merupakan pembiayaan untuk menyediakan barang-barang
kebutuhan anda dengan pembayaran angsuran atau cicilan senilai
harga perolehan barang ditambah keuntungan (margin) yang telah
disepakati bersama.
e. MBA (Murobahah)
Merupakan pembiayaan untuk menyediakan barang-barang
kebutuhan anda dengan pembayaran tangguh pada saat jatuh tempo
senilai harga perolehan barang ditambah keutungan (margin) yang
telah disepakati bersama. Syarat Pengajuan Pembiayaan:
a) Bersedia menjadi anggota
b) Amanah dan bertanggung jawab
c) Memiliki kartu Identitas
d) Memiliki Usaha dan atau pekerjaan tetap
e) Mengisi formulir permohonan pembiayaan
f) Bersedia disurvei ke rumah/tempat usaha
g) Permohonan pembiayaan dilengkapi fotocopy identitas diri
(KTP suami-isteri dan Kartu Keluarga) yang masih berlaku.
h) Pengajuan pembiayaan harus diketahui suami atau istri atau
orang tua (bagi yang belum menikah)
i) Satu keluarga hanya diperbolehkan mengajukan satu
permohonan pembiayaan
j) Memberikan fotocopy jaminan yang akan dijadikan agunan
k) Berkas yang sudah masuk tidak dapat diminta kembali
2. Laporan bidang usaha
Laporan perkembangan usaha BMT Sumber Mulia dapat di lihat
sebagai berikut data diperoleh penulis berdasarkan laporan RAT Tahun
2009-2010 (Buku Laporan RAT Sumber Mulia Tuntang, Tahun 2009-
2010).
Tabel 3.1 Modal BMT Sumber Mulia
No Jenis Modal Jumlah Simpanan
Th. 2009 Th. 2010 1. Simpanan Pokok 30.086.000 29.376.000 2. Simpanan Wajib 119.532.000 134.017.900 3. Modal Penyertaan 67.566.700 91.572.700 4. Modal Penyetaraan 0 63.000.000
. Jumlah 1 s/d 4 217.184.700 317.966.600 Sumber: Buku Laporan RAT Sumber Mulia, Tahun 2009-2010
Tabel 3.2 Perkembangan usaha BMT Sumber Mulia
No Uraian Th. 2009 Th. 2010
1. Asset 3.552.820.831 5.070.546.048
2. SHU 82.145.696 77.173.956
3. Pembiayaan 2.803.117.000 4.083.630.400
4. QH 19.081.000 0
5. Gaji Karyawan 209.966.800 249.084.864
6. Nilai Inventaris 273.246.230 300.859.793
7. Pendapatan 699.892.329 922.909.642
8. Biaya 604.077.666 845.735.698
Sumber: Buku Laporan RAT Sumber Mulia, Tahun 2009-2010
Tabel 3.3 Laju pertumbuhan Asset
Tahun 2009-2010
No Bulan Th.2009 Th.2010
1. Januari 2.805.168.935 3.794.273.565
2. Februari 2.932.161.733 4.380.362.139
3. Maret 3.124.962.779 4.401.019.166
4. April 3.205.350.003 4.462.880.873
5. Mei 3.269.625.747 4.456.204.917
6. Juni 3.478.495.700 4.421.455.215
7. Juli 3.473.187.552 4.538.512.946
8. Agustus 3.415.522.322 4.355.644.910
9. September 3.188.640.530 4.572.317.260
10. Oktober 3.360.125.977 4.717.206.621
11. Nopember 3.314.610.027 4.835.776.681
12. Desember 3.553.722.132 5.070.546.048
Sumber: Buku Laporan RAT Sumber Mulia, Tahun 2009-2010
Tabel 3.4 Daftar Realisi Pembiayaan
Tahun 2009-2010
No Bulan Th.2009 Th.2010
1. Januari 357.200.000 464.750.000
2. Februari 355.300.000 545.600.000
3. Maret 371.275.000 560.790.000
4. April 346.850.000 505.100.000
5. Mei 454.950.000 386.100.000
6. Juni 419.450.000 553.400.000
7. Juli 306.000.000 463.400.000
8. Agustus 243.750.000 48.500.000
9. September 50.600.000 372.500.000
10. Oktober 532.850.000 492.500.000
11. Nopember 228.050.000 364.950.000
12. Desember 351.500.000 324.200.000
JUMLAH 4.017.775.000 5.081.790.000
Sumber: Buku Laporan RAT Sumber Mulia, Tahun 2009-2010
BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISA
Menghadapi persaingan yang semakin ketat, baik persaingan dengan
lembaga keuangan konvensional maupun lembaga keuangna syari’ah, untuk
mempertahankan dan bila perlu meningkatkan jumlah nasabahnya, maka
BMT Sumber Mulia selalu berusaha untuk meningkatkan pemasaran kepada
nasabahnya.
Inovasi pemasaran yang dilakukan, meliputi aspek bauran pemasaran
yang memiliki empat elemen, yakni produk, harga, tempat dan promosi.
Keempat elemen ini senantiasa diupayakan untuk memperbaiki kepercayaan
kepada masyarakat.
A. Strategi yang dilakukan pada BMT Sumber Mulia
a. Strategi Produk
BMT Sumber Mulia mengeluarkan produk yang sudah
mencapai tahap kemampuan awal, dimana masyarakat sudah
mengenal BMT dan kegiatan yang dilakukan semakin meningkat,
namun persaingan mulai melirik pasar yang di miliki oleh BMT,
sebagai pasar potensial untuk dijajaki.
Ini terbukti semakin banyaknya lembaga keuangan yang
memperkenalkan produknya di pasar Kesongo, pesaing lain yang
belum bisa ditinggalkan para nasabah adalah Rentenir. Namun begitu,
lembaga keuangan yang konvensional dan Rentenir pun masih
mencoba mencari celah-celah pemasaran yang masih bisa digali dari
pasar tersebut.
BMT merupakan lembaga keuangan yang bergerak dalam
bidang keuangan. Dalam hal ini, produk yang dipasarkan adalah
produk jasa. Ada dua kegiatan yang dilakukan BMT Sumber Mulia,
yaitu penghimpunan dana dan penyaluran dana. Untuk menjangkau
seluruh kelas ekonomi, maka diperlukan adanya diversifikasi produk:
a. Penghimpunan Dana
BMT Sumber Mulia Tuntang memfokuskan produknya pada
empat produk, yaitu :
1) Si Rela (Simpanan Suka Rela)
Merupakan jenis produk simpanan yang paling diminati
oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan kemudahan pengambilan
simpanan oleh nasabah. Produk Si Rela dapat diambil sewaktu-
waktu dengan bagi hasil yang cukup menguntungkan, tanpa
adanya pemotongan untuk biaya administrasi. Dengan
demikian, nasabah tidak perlu takut tabungan habis karena
adanya pemotongan biaya administrasi. Setoran awal minimal
Rp.15.000,- selanjutnya minimal Rp.2.000,-.
2) Si Suqur (Simpanan Qurban)
Merupakan simpanan yang diperuntukkan bagi nasabah
yang ingin melakukan qurban pada saat hari raya Idul Adha.
Adanya simpanan qurban ini dapat memfasilitasi keinginan
nasabah yang belum memiliki dana yang cukup untuk membeli
hewan qurban. Si Suqur merupakan dana yang bisa diputar oleh
BMT Sumber Mulia dengan jangka waktu yang elastis. Karena
pengambilan simpanan qurban hanya dapat dilakukan
menjelang hari raya qurban. Setoran awal minimal Rp.15.000,-
selanjutnya Rp.5.000,-.
3) Si suka (Simpanan Sukarela Berjangka)
Merupakan simpanan yang memiliki fungsi mirip dengan
deposito. Dengan adanya Si Suka diharapkan masyarakat dapat
mempercayakan dananya kepada BMT. Pada umumnya
masyarakat memanfaatkan produk ini, karena adanya bagi hasil
yang menarik, selain karena faktor keamanan. Simpanan ini
pengambilannya dapat dilakukan dalam waktu yang telah
disepakati bersama yaitu: 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan
setoran minimal Rp. 1.000.000,-
4) Simpanan Amanah
Merupakan produk yang bisa menfasilitasi keinginan
nasabah untuk menyalurkan dananya bagi masyarakat miskin.
Dana yang masuk ke simpanan ini adalah zakat maal yang
disisihkan oleh nasabah untuk menolong masyarakat miskin.
Simpanan ini merupakan titipan saja kepada BMT dan tidak
mendapatkan porsi bagi hasil dari lembaga.
b. Penyaluran Dana (Pembiayaan)
1) Mudharabah
Merupakan produk pembiayaan yang paling diminati oleh
nasabah. Karena melalui pembiayaan ini, pengusaha bebas
melakukan pengelolaan dana. Untuk nasabah yang sebagian
besar adalah pedagang, adanya pembiayaan dengan sistem
mudharabah ini memberikan manfaat yang sangat besar bagi
mereka.
2) Musyarokah
Pembiayaan dengan akad musyarokah dalam praktiknya di
BMT merupakan pembiayaan yang ditujukan bagi usaha yang
dibiayai. Pengaplikasiannya ditunjukkan bagi peternak sapi dan
usaha lain yang dirasa layak untuk diberikan akad musyarokah.
3) Bai’Bitsaman Ajil
Pembiayaan ini biasanya diakadkan untuk nasabah yang
sedang membutuhkan modal untuk membeli barang-barang
yang digunakan untuk memperlancar proses produksi.
4) Qordhul Hasan
Merupakan pembiayaan yang diperuntukkan untuk hal-hal
yang bersifat konsumtif atau untuk pendidikan. Nasabah tidak
diwajibkan membayar bagi hasil, melainkan hanya pokok
pinjaman saja. Namun, meskipun nasabah mendapatkan
keringanan, banyak diantara mereka yang tidak melakukan
pengangsuran. Hal ini menyebabkan dana untuk sektor
pembiayaan qordhul hasan tidak dapat diputar untuk nasabah
lain.
Dalam menjalankan kegiatannya, BMT Sumber Mulia Tuntang
senantiasa menjaga kualitas yang dimilikinya, agar tetap terpercaya di
mata nasabah-nasabahnya. Kualitas yang dimaksud adalah bagaimana
pelayanan yang diberikan oleh BMT kepada nasabah.
Karyawan BMT selalu berusaha memberikan pelayanan yang
memuaskan untuk para nasabahnya. Salah satu usaha yang dilakukan
adalah mengingat nama dan nomor rekening nasabah yang sering
bertransaksi di BMT Sumber Mulia. Hal ini dilakukan untuk
mempercepat pelayanan dan meningkatkan kepuasan konsumen
terhadap pelayanan yang diberikan oleh BMT. Selain itu, karyawan
BMT selalu berusaha untuk membaur dengan nasabah. Dengan
begitu, nasabah memberikan kepercayaan lebih besar terhadap BMT.
Adanya pendekatan psikologis ini, membuat nasabah lebih senang
memasukkan dananya ke BMT daripada lembaga keuangan lain.
Untuk meningaktkan kualitas pelayanan ini, BMT Sumber
Mulia Tuntang melakukan penambahan sumber daya dari segi:
1) Sumber Daya Manusia
a) Karyawan yang bekerja di BMT Sumber Mulia Tuntuang
memiliki tingkat pendidikan minimal D3.
b) Setiap 3 (tiga) bulan sekali dilakukan evaluasi kinerja untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah.
c) Karyawan BMT mengikuti training-training yang diadakan
oleh Dekopin (Dewan Koperasi Indonesia).
d) Pengadaan buku-buku tentang BMT untuk meningkatkan
pengetahuan karyawan.
2) Teknologi
a) Penggunaan sistem komputerisasi yang dibuat khusus bagi
lembaga keuangan (BMT) untuk mencatat transaksi.
b) Penginstalan program-program untuk meningkatkan kinerja.
3) Asset
a) Penambahan kendaraan dinas untuk memperlacar sistem
jemput bola.
b) Adanya upaya untuk lebih dekat dengan nasabah dengan
pembangunan gedung baru BMT Sumber Mulia.
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa memperjualbelikan
barang yang tidak berwujud. Oleh karena itu, kepercayaan masyarakat
terhadap BMT perlu dijaga. Salah satunya adalah dengan adanya
jaminan bahwa dana ataupun barang yang dititipkan di BMT terjaga
keamananya. Untuk Si Rela, bila pengambilan tabungan dilakukan
oleh orang lain, maka wajib menyertakan KTP. Hal ini dimaksudkan
agar simpanan nasabah tetap aman. Jaminan adanya
pengadministrasian yang baik pun diperlukan agar masyarakat
semakin percaya dan dana yang masuk ke BMT pun semakin
meningkat.
Hal yang tidak kalah penting dalam mengemas suatu produk
supaya diminati oleh masyarakat adalah desain dan kemasan dari
produk-produk yang dipasarkan. Sebuah produk harus memiliki
desain yang menarik agar minat nasabah terhadap produk tersebut
semakin meningkat. Desain yang tercantum dalam kemasan haruslah
memiliki ciri khas dari BMT. hal ini bertujuan agar masyarakat yang
melihat desain luar produk dapat mengetahui bahwa produk ini
merupakan keluaran dari BMT Sumber Mulia. Desain yang menarik
merupakan sarana pemasaran yang efektif.
Hal-hal menjadi pertimbangan pemakaian desain produk antara
lain:
1) Mencantumkan merek dan logo BMT Sumber Mulia
Pencantuman merek dan logo merupakan saran agar
masyarakat luas mengenal BMT. Sedangkan pencantuman logo
yang menggunakan gambar ikan dan padi memiliki makna bahwa
BMT Sumber Mulia Tuntang merupakan lembaga keuangan
syariah yang memihak dan dimiliki oleh masyarakat menengah ke
bawah yang ada di wilayah Kecamatan Tuntang, yang umumnya
mata pencaharian sebagai petani dan nelayan.
2) Mencantumkan alamat dan nomor yang bisa dihubungi
Penyertaan alamat dan nomor ini dimaksudkan agar bila
buku simpanan hilang, bisa dikembalikan ke alamat yang
tercantum. Fungsi lainnya adalah sebagai alat pemasaran. Dengan
demikian masyarakat dapat mengetahui lokasi BMT, atau mungkin
menghubungi BMT jika ingin mendapatkan informasi tentang
produk-produk yang dimiliki oleh BMT.
3) Bentuk yang sederhana dan praktis.
Bentuk buku simpanan untuk berbagai produk dibuat
sederhana, namun tetap memperhitungkan segi keamanan dan
kepraktisannya. Kemasan produk yang terdapat di BMT Sumber
Mulia mempertimbangkan aspek-aspek berikut:
a) Kemudahan dalam membawa
Besarnya buku, diperhitungkan agar dapat masuk ke
kantong. Karena dengan demikian nasabah yang pada
umumnya sering terburu-buru dapat membawa buku, karena
sudah dipertimbangkan sisi kepraktisannya.
b) Kebersihan dan Kerapian
Pemakaian sampul plastik dimaksud agar buku tetap terjaga
kebersihannya.
c) Praktis
Bagian dalam buku dapat diambil, sehingga memudahkan
pencetakan dan transaksi.
b. Strategi Harga
Dalam memasarkan produknya terutama untuk produk simpanan,
BMT memberikan kemudahan bagi para nasabahnya. Pembukaan
rekening dengan nilai nominal Rp. 15.000,- memberikan peluang
kepada masyarakat sekitar untuk melakukan penabungan. Selain itu,
setoran tabungan yang nilainya minimalnya adalah Rp. 2.000,-
memberikan keringanan bagi nasabah yang sebagian besar adalah
pedagang dengan keuntungan per hari yang tidak menentu.
Bagi hasil yang diberikan BMT kepada nasabah tidak menentu,
mengingat keuntungan yang dibagikan kepada nasabah adalah dari
hasil pembiayaan yang setiap bulannya tidak bisa dipastikan
besarannya.
Untuk produk simpanan berjangka, BMT Sumber Mulia
memberikan bagi hasil yang besarnya bersaing dengan lembaga
keuangan konvensional kurang lebih 65:35. Hal ini diperlukan untuk
menarik minat nasabah terhadap produk simpanan berjangka BMT.
Biasanya nasabah melakukan survey besarnya tambahan hasil yang
akan didapatnya. Namun demikian, prinsip tawar menawar tetap
diberlakukan untuk menentukan besarnya tambahan keuntungan. Hal
ini juga dimaksudkan untuk menarik minat nasabah agar
menempatkan dana yang dimiliki oleh BMT Sumber Mulia Tuntang.
Sedangkan untuk produk pembiayaan, pemberlakuan prinsip bagi
hasil didasarkan pada tawar menawar yang dilakukan antara nasabah
dengan BMT kira-kira 1,2 sampai 2% perbulan . Hal ini dimaksudkan
untuk memberikan karena pertimbangan bagi hasil berdasarkan
kemampuan nasabah. Biaya administrasi yang dikenakan kepada
nasabah pun hanya sebesar 1,5% dari jumlah pembiayaan.
Pemberlakuan sistem jaminan untuk pembiayaan Rp. 500.000,-
keatas dimaksudkan agar BMT dapat mengantisipasi adanya
kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Sehingga bila terjadi
kemacetan pembayaran, jaminan yang diberlakukan di BMT adalah
sertifikat tanah dan BPKB kendaraan, BMT dapat melelang barang
jaminan untuk menutup pembiayaan nasabah kepada BMT. Untuk
mempermudah nasabah, BMT tidak mengenakan sistem denda bila
terjadi keterlambatan pembayaran dari waktu yang telah ditentukan.
Selain itu, terdapat pula kemudahan bagi nasabah yang sudah
sering mengajukan pembiayaan, terdapat harga perbedaan bagi
hasil.kurang lebih 1%. Perbedaan bagi hasil ini maksudnya adalah
bagi hasil yang dikenakan, bisa lebih rendah daripada bagi hasil pada
umumnya, tujuannya adalah agar nasabah kembali ke BMT jika
membutuhkan dana. Pemberlakuan perbedaan bagi hasil ini biasanya
didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:
a. Lama menjadi nasabah BMT
Semakin lama masa menjadi nasabah BMT, maka BMT akan
semakin mengenali karakter dari nasabah. Hal ini penting
mengingat dana yang akan dipinjamkan kepada nasabah adalah
amanah dari orang lain.
b. Kelancaran pembayaran pembiayaan sebelumnya
Bila pembayaran cicilan pembiayaan sebelumnya baik atau tidak
melebihi jatuh tempo setiap periodenya, maka hal ini bisa menjadi
rekomendasi bagi BMT untuk memberikan bagi hasil yang baik
bagi nasabah.
c. Nama baik nasabah baik di masyarakat
Dengan adanya jaminan nama baik, nasabah akan lebih tertib
dalam melakukan pembayaran karena tidak menginginkan adanya
gosip atau berita yang tidak baik tentang nasabah.
d. Besarnya tabungan yang dimiliki
Besarnya tabungan yang dimiliki di BMT menjadi pertimbangan
untuk memberikan bagi hasil yang sesuai. Ini dikarenakan bila pada
waktu jatuh tempo nasabah belum membayar cicilan, maka BMT
akan melakukan pemotongan simpanan untuk membayar cicilan
dengan seijin nasabah.
Selain untuk menambah keuntungan BMT juga memiliki produk
yang diperuntukkan bagi masyarakat yang kurang mampu, yaitu
Qordhul Hasan. Dengan pembiayaan ini, nasabah tidak
memberikan bagi hasil kepada BMT, melainkan hanya pokok dari
pinjaman saja. Pembiayaan untuk sektor ini, biasanya digunakan
untuk membiayai pendidikan dan pembiayaan konsumtif bagi
masyarakat miskin di wilayah Kesongo.
c. Strategi Promosi
Sistem promosi yang dilakukan oleh BMT Sumber Mulia adalah
a. Mass Seling
Adanya majalah mitra BMT merupakan sarana bagi BMT
untuk menunjukkan eksistensinya dikalangan nasabah BMT
lainnya. Hal ini bisa menjadi kegiatan periklanan yang efektif
ketika ada orang yang membaca artikel mengenai BMT di
majalah tersebut. BMT Sumber Mulia juga memberikan brosur
kepada nasabah untuk memperkenalkan produk-produk yang
dimilikinya kepada masyarakat.
Selain itu, BMT melakukan publisitas dengan menjadi
sponsor tetap bagi cabang olah raga sepak bola wilayah Kesongo.
Bentuk kepedulian BMT terhadap kualitas jaminan pemuda ini
diwujudkan dengan pemberian kaos kepada para pemainnya.
Bahkan, karyawan BMT Sumber Mulia juga mengikuti
pertandingan sepak bola yang dijadwalkan seminggu sekali.
Dengan demikian, para pemuda di Desa Kesongo banyak pula
yang menjadi nasabah BMT.
BMT menjadi sponsor tetap untuk acara tahunan seperti
Lomba Baca Tulis Al Qur’an tingkat kecamatan dan lomba-lomba
17 Agustus yang sering diselenggarakan oleh Desa. Selain untuk
mewujudkan kepedulian BMT terhadap nasabah.
b. Public Relations
BMT Sumber Mulia memanfaatkan adanya pengaruh kyai
yang masih sangat dominan di kalangan masyarakat setempat.
Karena itulah, BMT mengikat para kyai yang berpengaruh untuk
menjadi dewan syari’ah. Dengan demikian adanya pengikatan ini,
secara otomatis para kyai menjadi pemasar BMT. Ketika ada
pengajian baik di tingkat RT, RW bahka pengajian umum para kyai
ini menghadirkan petugas BMT sebagai salah satu pengisi acara
untuk menjelaskan keunggulan BMT dibandingkan dengan
lembaga keuangan konvensional.
c. Promosi Penjualan
BMT membagikan kalender kepada anggotanya, meskipun
tidak seluruhnya. Pemasaran dengan sistem ini dilakukan pada
akhir tahun.
d. Penjualan Pribadi
Pemasaran dengan sistem ini banyak dilakukan pada awal
berdirinya BMT. Dengan adanya penjualan yang bersifat langsung,
calon nasabah dapat lebih mengetahui secara mendalam tentang
produk yang dimiliki oleh karyawan BMT. Dengan semakin
eksisnya BMT Sumber Mulia pemasaran BMT sering dilakukan
oleh nasabah dengan sistem mulut ke mulut.
Untuk memberikan kepuasan kepada nasabah, BMT
Sumber Mulia memberikan berupa penjemputan dana kepada
nasabah di rumah masing-masing, atau yang lebih dikenal dengan
sistem jemput bola.
d. Tempat
BMT Sumber Mulia terletak di Jalan Raya Salatiga-Semarang
Km.1. Kesongo Kec. Tuntang Kab. Semarang, dilihat dari segi
geografis, letak BMT berada di tengah-tengah wilayah Kec. Tuntang.
Sehingga mudah dijangkau oleh Desa-desa lain yang mengelilinginya.
Kantor BMT Sumber Mulia, berdekatan dengan pasar desa
Kesongo, serta merupan tempat pangkalan bagi angkutan umum
nomor 2 (dua) yang mengambil jalur Salatiga-Kesongo.
Selain itu, ada faktor lain yang menyebabkan BMT Sumber
Mulia lebih unggul dibandingkan dengan pesaing lain antara lain
dilihat dari segi :
a. Lingkungan Ekonomi
Profesi dari sebagian besar nasabah BMT Sumber Mulia
adalah petani, nelayan dan pedagang. Hal ini merupakan pasar
yang potensial bagi pamasaran.
b. Lingkungan Alam
Struktur geografis wilayah Kec. Tuntang dibagi menjadi 2
(dua) yaitu dataran rendah dan daerah perbukitan. Mayoritas
penduduk berada di dataran rendah yang merupakan mayoritas
wilayah Kec. Tuntang. Sehingga sistem jemput bola bisa
dilakukan secara maksimal. Namun, penduduk yang tinggal di
daerah perbukitan pun tetap dilayani.
c. Lingkungan Sosial Budaya
Penduduk di Desa Kesongo dan sekitarnya kebanyakan
menganut agama Islam. Dan kyai masih memiliki peran besar
terhadap pola tingkah laku masyarakatnya. Peranan tokoh agama
yang besar ini, dimanfaatkan untuk memasarkan BMT, dengan
menonjolkan aspek syari’ah yang melekat di dalamnya. Oleh
karena itu, BMT Sumber Mulia Tuntang mengangkat empat
ulama yang dirasa memiliki pengaruh yang besar terhadap
jama’ahnya untuk menjadi Dewan Syariah dalam struktur
organisasi BMT Sumber Mulia.
d. Lingkungan persaingan
Pasar Kesongo merupakan pasar yang potensial. Karena itu,
banyak orang yang melihat peluang untuk mengambil pasar.
Selain lembaga keuangan konvensional, terdapat pula tukang
kredit illegal, atau biasa disebut lintah darat yang beroperasi di
wilayah itu. Salah satu keunggulan dari lintah darat adalah tidak
adanya prosedur kredit yang rumit dan tidak perlu memberikan
jaminan kepada pihak rentenir. Masyarakat desa yang pada
umumnya tidak memiliki pendidikan tinggi melihat ini sebagai
kesempatan untuk meminjam dana, namun bunga yang diminta
mencekik.
Lembaga keuangan konvensional yang beroperasi di
wilayah ini juga cukup banyak. Untuk wilayah pasar Kesongo,
terdapat tiga lembaga keuangan konvensional yang beroperasi
diwilayah tersebut. Namun, BMT Sumber Mulia masih lebih
unggul dikarenakan letak kantor yang dekat dengan pasar. Dua
diantara lembaga keuangan konvensional tersebut memiliki
kantor yang cukup jauh dari pasar.
B. Dampak yang di timbulkan dari pengaruh produk, harga, tempat dan
promosi terhadap pembiayaan pada perkembangan BMT Sumber
Mulia
Dampak pengaruh produk, harga, tempat dan promosi dapat dilihat
dari jumlah Modal, Perkembangan usaha, Daftar Realisi Pembiayaan dan
Pertumbuhan Asset BMT Sumber Mulia mulai tahun 2009 sampai 2010
mengalami peningkatan signifikan, antara lain:
1. Perkembangan jumlah modal
Modal usaha dari modal sendiri meliputi simpanan pokok,
simpanan wajib dan modal penyertaan serta modal penyetaraan tahun
2009-2010 mengalami peningkatan sebagaimana yang tercantum dalam
grafik berikut:
Grafik 4.1 Jumlah Modal
0
50000000
100000000
150000000
200000000
250000000
300000000
350000000
Simp. Pokok Simp. Wajib ModalPenyertaan
ModalPenyetaraan
Jumlah 1 s/d 4
2009
2010
2. Perkembangan usaha
Perkembangan usaha dalam tahun 2009-2010 dapat dilihat dari
peningkatan asset, SHU dan pembiayaan sebagaimana dapat dilihat pada
grafik berikut:
Grafik 4.2 Perkembangan Usaha
0
1000000000
2000000000
3000000000
4000000000
5000000000
6000000000
Asset SHU Pembiayaan Gaji Inventaris Pendapatan Biaya2009
2010
3. Realisasi pembiayaan
Realisasi pembiayaan dari tahun 2009-2010 dapat dilihat
mengalami peningkatan pembiayaan sebagaimana dapat dilihat dari grafik
berikut:
Grafik 4.3 Realisasi Pembiayaan
0
100000000
200000000
300000000
400000000
500000000
600000000
Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2009
2010
4. Pertumbuhan asset
Laju pertumbuhan asset dari tahun 2009-2010 mengalami
peningkatan, hal ini dapat dilihat dari grafik berikut:
Grafik 4.4 Pertumbuhan Asset
0
1000000000
2000000000
3000000000
4000000000
5000000000
6000000000
Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2009
2010
Peningkatan tersebut dapat terbukti dari grafik-grafik di atas,
meskipun demikian BMT Sumber Mulia tidak hanya puas dengan hasil
tersebut tetapi harus lebih dari itu, maka harus selalu mengembangkan
produk dan tidak hanya bertahan dengan produk yang ada, karena persaingan
bisnis akan selalu ada. Harga (bagi hasil) berpengaruh sekali dalam
pembiayaan, menentukan perkembangan dan semakin laku, semakin besar
pula perkembangan BMT Sumber Mulia. Tempat merupakan hal penting di
mana transaksi itu dilakukan, juga berpengaruh terhadap perkembangan BMT
Sumber Mulia dan promosi tak kalah pentingnya karena mempengaruhi
jumlah nasabah baru dan menambah loyalitas nasabah lama.
Kemajuan usaha BMT Sumber Mulia tidak lepas dari peran para
nasabah dan juga pengaruh produk, harga, tempat dan promosi, bisa
diperhitungkan apabila nasabah sangat berpengaruh dengan jasa yang di
berikan oleh BMT Sumber Mulia pasti nasabah akan meningkat
menggunakan jasa BMT Sumber Mulia dan tidak akan ke lembaga keuangan
yang lain dan usaha BMT Sumber Mulia lambat laun akan mengalami
peningkatan yang pesat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisa yang telah di uraikan di depan,diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. BMT Sumber Mulia merupakan bauran pemasaran yang baik dengan cara,
memiliki keanekaragaman produk yang bertujuan untuk
mengakomodasikeinginan nasabah yang bervariasi. Karyawan BMT
berusaha memberikan pelayanan yang terbaik untuk nasabahnya baik
untuk nasabah lama maupun nasabah baru. Bagi hasil yang ditawarkan
oleh BMT, dapat bersaing dengan lembaga keuangan yang lain dan tidak
memberlakukan sistem denda bagi keterlambatan pembayaran yang
melewati tanggal setiap bulannya. Promosi yang dilakukan melibatkan
tokoh agama setempat untuk merangkul masyarakat yang mayoritas
beragama Islam. Lokasi BMT Sumber Mulia, terletak di pinggir jalan raya
Semarang-Salatiga dan dekat dengan pasar sehingga nasabah mudah
menjangkau tempat ini.
2. Dampak dari pengaruh produk, harga (bagi hasil), tempat dan promosi
menyebabkan jumlah nasabah setiap tahunnya meningkat dan mengalami
berpengaruh peningkatan jumlah modal, perkembangan usaha,
pertumbuhan asset dan realisasi pembiayaan BMT Sumber Mulia
sehingga, terwujud hubungan timbal balik yang menguntungkan antara
BMT Sumber Mulia dengan nasabah pembiayaan.
B. Saran
1. Agar usaha BMT Sumber Mulia dapat berkembang lebih cepat lagi
sebaiknya dilakukan strategi pengembangan produk dan tidak hanya
bertahan dengan produk yang ada, karena persaingan bisnis akan selalu
lebih besar, harga (bagi hasil) yang bisa bersaing, tempat yang strategis
dan promosi yang lebih besar lagi untuk meningkatkan loyalitas nasabah
lama dan meningkatkan nasabah baru.
2. Cadangan wajib dana minimum tidak boleh digunakan untuk pembiayaan
kepada nasabah, agar tidak terjadi keterbatasan dana, agar nasabah yang
ingin mengambil dananya dalam jumlah besar dapat teratasi. Hal ini tentu
dapat meningkatkan kepuasan nasabah dan kepercayaan nasabah terhadap
kinerja BMT Sumber Mulia.
DAFTAR PUSTAKA
Ana Muntadhirotul Magfiroh,2004. Strategi Pemasaran Produk Simpanan pada
Baitul Maal Wattamwil(BMT)Muhalirin Salatiga, STAIN Salatiga
Antonio, Muhammad Syafi’I 2001, Bank Syari’ah dari Teori Ke Praktik, Jakarta:
Gema Insani
Basu Swastha dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta
Liberty.
Buku laporan RAT BMT Sumber Mulia Tahun 2009/2010
Fandy tjiptono, 2002.Strategi Pemasaran, Andi, Yogyakarta
http://id.shvoong.com/business-management/marketing/2050690-pengertian-
harga/#ixzz1TCUUEMw1 28 selasa 26 juli 2011pukul 16;35
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2108444-pengertian-
harga/#ixzz1TCWpmmOJ 28 juli 2011 pukul 16;14
Kasmir, 2003. Menejemen perbankan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta
Kasmir, 2004. Bank Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Kotler, Philip, 1997, Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT Prehalindo
Kotler, Philip, 2002. Menejemen Pemasatan, Jakarta, Prenhallindo, Ed. 1
Muhammad, 2002. Manajemen Bnak Syari’ah, Yogyakarta: UUP AMP YKPN
Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta:
EKONISIA.
Suhardjono, 2003. Manajemen Perkreditan Usaha Kecil dan Menengah, UPP
AMP YKPN, Yogyakarta
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Evendi
Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 07 September 1984
Agama : Islam
Alamat : Sraten Rt 02 Rw 02 Kecamatan Tuntang, Kab.
Semarang
Pendidikan : 1. MI Sraten : Tahun 1992-1998
2. MTs Negeri Salatiga : Tahun 1998-2001
3. MAN Negeri 1 Salatiga : Tahun 2001-2004
4. STAIN Salatiga :Tahun2008-Sekarang
Pengalaman Organisasi : KSEI Tahun 2008-2010