problematika penyaluran alat tangkap bagi nelayan...
TRANSCRIPT
PROBLEMATIKA PENYALURAN ALAT TANGKAP BAGI
NELAYAN DI KELURAHAN TANJUNG AYUN SAKTI
NASKAH PUBLIKASI
Oleh
PEBRI PUJIYANTO
NIM. 100569201091
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
1
ABSTRAK
Pada dasarnya peran pemerintah merupakan salah satu faktor yang sangat
penting untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat nelayan. Salah
satunya adalah menyalurkan alat tangkap melalui Dinas Kelautan dan Perikanan
Kota Tanjungpinang. Terjadinya proses penyaluran alat tangkap yang tidak tepat
sasaran disebabkan kurang adanya kerjasama yang baik semua pihak khususnya
untuk melihat kebutuhan masyarakat nelayan. Judul penelitian ini yaitu
“Problematika Penyaluran Alat Tangkap Bagi Nelayan Di Kelurahan Tanjung
Ayun Sakti.” Dengan teori yang digunakan untuk membahas permasalahan yaitu
tentang interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan komunikasi.
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang problematika
penyaluran alat tangkap bagi nelayan di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti, dan
mengetahui penyaluran alat tangkap bagi nelayan Kampung Sei Jang Laut
Kelurahan Tanjung Ayun Sakti yang tepat sasaran. Jenis penelitian yang bersifat
deskriptif dengan analisa metode kualitatif. Pada penelitian kualitatif tidak
menggunakan pendekatan populasi, tetapi masih mengenal istilah sampel, dengan
menggunakan teknik purposive sampling, adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu dan yang menjadi informan sebanyak 6 orang. Pengolahan
data yaitu menganalisa data dengan teknik trianggulasi adalah mengecek
keabsahan data dari jawaban semua informan terkait dengan penelitian.
Hasil penelitian dari kontak sosial dalam psoses sosialisasi bantuan yang
disalurkan pemerintah sudah berjalan. Kemudian kerjasama proses penyaluran
alat tangkap belum berjalan dengan baik antara semua pihak, menyebabkan
kecemburuan sosial dan bantuan tersebut kurang tepat sasaran. Dari komunikasi
bahwa Informasi bantuan yang disalurkan tidak diberitahukan kembali pada
kelurahan. Selain itu partisipasi belum berjalan karena pihak kelurahan tidak
dilibatkan. Akibat masyarakat tidak dapat secara langsung menyampaikan
keluhannya terkait bantuan yang diinginkan, menyebabkan kualitas alat tangkap
tidak sesuai harapan.
Pada penelitian ini sebagai masukan memperbaiki proses penyaluran alat
tangkap disarankan yaitu seharusnya pihak dinas kelautan dan perikanan dapat
berinteraksi secara langsung pada semua pihak sebelum bantuan alat tangkap
disalurkan, Memantau secara langsung dan mendata alat tangkap yang dibutuhkan
dan seharusnya nelayan dapat lebih mandiri dengan memanfaatkan bantuan alat
tangkap yang diberikan Dinas Kelautan dan Perikanan.
Kata Kunci : Interaksi Sosial, Kerjasama Proses Penyaluran Alat Tangkap
2
ABSTRACT
Basically, the role of government is one of the factors that are critical to
improving the economic prosperity of fishing communities. One is to distribute
fishing gear through the Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tanjungpinang. The
process of distribution of fishing gears which are not effective due to lack of good
cooperation of all parties, especially to see the needs of the fishing community.
This research title is "Problems of Distribution Capture Device For Fisherman In
Kelurahan Tanjung Ayun Sakti". With the theory used to address issues of social
interaction that is their social contact and communication.
The purpose of this study to gain an overview of the problem of the
distribution of fishing equipment for fishermen in Kelurahan Tanjung Ayun Sakti,
and determine the distribution of fishing equipment for fishermen Kampung Sei
Jang Laut Kelurahan Tanjung Ayun Sakti right target. Type a descriptive study
with qualitative methods of analysis. In qualitative research does not approach the
population, but still recognize the term sample, using purposive sampling
techniques, is a sampling technique with a certain consideration and that an
informant as much as 6 people. The data processing is to analyze the data by
triangulation technique is to check the validity of the data from the answers to all
informants related to the research.
The results of the social contacts in the socialization process of
government aid distributed been running. Then the cooperation process of
distribution of fishing gear have not been going well between all parties, cause
social jealousy and relief efforts are less well targeted. Of communication that the
information is not notified aid is channeled back to the Kelurahan. Besides
participation is not running because the Kelurahan is not involved. As a result of
the public can not directly submit complaints related assistance desired, causing
the quality of fishing gear does not match expectations.
In this study as an input to improve the process suggested the distribution
of fishing gear that is supposed to be the Dinas Kelautan dan Perikanan can
interact directly to all parties before the aid is distributed fishing gear, Directly
monitor and record the necessary fishing gear and fishing should be more
independent by utilizing the help of fishing gear provided Dinas Kelautan dan
Perikanan.
Keywords: Social Interaction, Cooperation Process Distribution Capture
Device
3
I. PENDAHULUAN
A. latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu
Negara kepulauan terbesar di dunia. Yang
terdiri dari pulau-pulau kecil yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia. Adanya daerah
perairan yang luas maka masalah
perekonomian salah satunya bersumber dari
hasil laut. Namun hasil laut yang menjadi
salah satu aset suatu daerah terkadang tidak
mencukupi, hal ini disebabkan faktor
masyarakat yang kurang memiliki
pengetahuan tentang pengelolaan sumber
daya alam dengan baik. Tetapi masyarakat
yang mayoritas nelayan sebagai
matapencaharian mereka, bahwa hasil laut
yang didapatkan untuk kehidupan masyarakat
nelayan sampai saat ini masih dikategorikan
tingkat ekonomi rendah.
Permasalahan tingkat ekonomi yang
masih memprihatinkan merupakan salah satu
masalah sosial yang serius di dalam
kehidupan masyarakat nelayan. Pada
umumnya masyarakat nelayan masih banyak
masuk ke dalam kelompok miskin. Oleh
sebab itu untuk membantu perekonomian
masyarakat nelayan tersebut perlu adanya
peran pemerintah dalam menyalurkan alat
tangkap. Hal ini menjadi salah satu harapan
masyarakat nelayan yang tinggal di
Kelurahan Tanjung Ayun Sakti. Keadaan
yang terjadi di lapangan bahwa sebahagian
besar masyarakat Kelurahan Tanjung Ayun
Sakti bermatapencaharian sebagai nelayan.
Mereka pada umumnya tinggal di
pinggir pantai, sebuah lingkungan
pemukiman yang dekat dengan lokasi
kegiatannya. Dari pendapat ini sangat jelas
bahwa masyarakat nelayan yang tinggal di
Kampung Sei Jang Laut juga berada di pesisir
dengan mata pencaharian mereka mayoritas
nelayan. Biasanya kegiatan nelayan pesisir ini
tidak setiap hari berangkat melaut karena
bergantung keadaan cuaca, rata-rata nelayan
melaut tiga sampai lima kali dalam seminggu.
Kegiatan nelayan pesisir ini lebih banyak
mencari ikan disekitar pinggiran laut atau
tempat tinggal mereka dan hasilnya tidak
tetap. Hal ini juga karena tidak di dukung
sarana alat tangkap yang tidak memadai.
Bila dilihat dari sisi sarana dan
prasarana alat tangkap yang digunakan para
nelayan saat ini dapat dikatakan masih minim
atau terbatas. Pada dasarnya peran
Pemerintah merupakan salah satu faktor yang
sangat penting untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi masyarakat nelayan.
Salah satunya adalah menyalurkan alat
tangkap melalui Dinas Kelautan dan
Perikanan Tanjungpinang, yang disebut
sebagai program bantuan alat tangkap atau
program pengentaasan kemiskinan. Keadaan
masyarakat nelayan yang membutuhkan
bantuan alat tangkap seharusnya mereka
dapatkan, tetapi bantuan alat tangkap yang
diberikan Dinas Kelautan dan Perikanan
Tanjungpinang tidak sesuai/merata dengan
kebutuhan masyarakat nelayan. Akibatnya
menimbulkan keluhan masyarakat nelayan
Kelurahan Tanjung Ayun Sakti.
Terjadinya proses penyaluran alat
tangkap yang tidak tepat sasaran disebabkan
kurang adanya kerjasama yang baik semua
pihak khususnya untuk melihat kebutuhan
4
masyarakat nelayan. Hal ini disebabkan
adanya beberapa faktor yang kurang
bersinergi antara lain kurangnya interaksi
sosial dalam proses hubungan timbal balik
antara pihak Dinas Kelautan dan Perikanan
maupun Kelurahan Tanjung Ayun Sakti.
Selain itu interaksi sosial juga tidak berjalan
disebabkan adanya pihak lain yang kurang
mendukung untuk tersalurkannya alat tangkap
secara merata yaitu kelompok nelayan yang
seharusnya dapat berinteraksi langsung
dengan pihak dinas. Tetapi karena tidak
berjalannya interaksi tersebut dapat
menimbulkan problematika kecemburuan
antara nelayan dengan nelayan, dan
sebaliknya problematika komunikasi antara
nelayan dengan dinas kelautan dan perikanan.
Awal proses penyaluran alat tangkap
yaitu dari pengurus kelompok nelayan
menyampaikan proposal ke Kelurahan
Tanjung Ayun Sakti pada saat pelaksanaan
musyawarah rencana pembangunan
(Musrembang) . pihak kelurahan melanjutkan
proposal ke Dinas Kelautan dan Perikanan
Kota Tanjungpinang. Sedangkan proses
penyaluran selanjutnya menjadi
tanggungjawab dinas untuk membagikan alat
tangkap ke masyarakat. Adapun masyarakat
nelayan yang mendapatkan alat tangkap dari
Dinas Kelautan dan Perikanan terdiri dari
kelompok nelayan Baracuda, kelompok
nelayan Selangat, kelompok nelayan Kuraw
dan kelompok nelayan Tuna.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka
ada beberapa gejala penelitian yang dapat
ditarik sebagai berikut : Pertama, masih ada
nelayan yang belum mendapatkan bantuan
alat tangkap sehingga berdampak pada
kecemburuan sosial dengan adanya
penyaluran bantuan alat tangkap yang kurang
tepat sasaran dari Dinas Kelautan dan
Perikanan Tanjungpinang. Kedua,Bantuan
alat tangkap yang diberikan pemerintah tidak
sesuai dengan kebutuhan para masyarakat
nelayan di Kelurahan Tanjung Ayun Sakti,
seperti sampan sangat dibutuhkan tetapi tidak
terpenuhi. Kemudian yang ketiga, kurangnya
pengawasan dari pihak Dinas Kelautan dan
Perikanan Tanjungpinang dalam menyalurkan
bantuan alat tangkap yang diberikan pada
masyarakat saat ini.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang di
atas bahwa fakta yang terlihat di lapangan,
maka perumusan masalah dalam penelitian
ini sebagai berikut : “BAGAIMANA
PROBLEMATIKA PENYALURAN
ALAT TANGKAP BAGI NELAYAN DI
KELURAHAN TANJUNG AYUN
SAKTI.”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang problematika penyaluran alat
tangkap bagi nelayan di Kelurahan Tanjung
Ayun Sakti. Dan secara khusus tujuan
penelitian ini untuk mengetahui penyaluran
alat tangkap bagi nelayan Kelurahan
Tanjung Ayun Sakti yang tepat sasaran
5
diberikan Dinas Kelautan dan Perikanan
Tanjungpinang.
II. Konsep Teori
A. Proses dan Interaksi Sosial
Interaksi sosial sepakat yang
disepakati ahli sosiologi bahwa syarat utama
bagi terjadinya aktifitas sosial dan hadirnya
kenyataan social. Max Weber melihat
kenyataan sosial sebagai sesuatu yang
didasarkan pada motivasi individu dan
tindakan-tindakan sosial (Johnson,
1986:214-215). Ketika berinteraksi,
seseorang atau kelompok sebenarnya tengah
berusaha atau belajar bagaimana memahami
tindakan sosial orang atau kelompok lain.
Sebuah interaksi sosial akan kacau bilamana
antara pihak-pihak yang berinteraksi tidak
saling memahami motivasi dan makna
tindakan sosial yang mereka lakukan.
Menurut Nazsir (25:2008)
Interaksi sosial merupakan bentuk umum
dari proses sosial, dapat didefinisikan
sebagai hubungan-hubungan timbal-balik
antara individu dengan individu, kelompok
dengan kelompok, serta antara individu
dengan kelompok. Terjadinya interaksi
sosial sebagaimana dimaksud, diungkapkan
Abdulsyani (2007:153) karena adanya
saling mengerti tentang maksud dan tujuan
masing-masing pihak dalam suatu
hubungan sosial. Menurut Roucek dan
Warren, interaksi adalah salah satu masalah
pokok karena ia merupakan dasar segala
proses sosial. Interaksi merupakan proses
timbal-balik, dengan mana satu kelompok
dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak lain
dan dengan demikian ia mempengaruhi
tingkah laku orang lain.
Permasalahan interaksi sosial
terbagi kedalam dua bentuk menurut Gillin
dan Gillin (Syarbaini dan Rusdiyanta,
2009:28), yaitu :
1. Proses yang assosiatif yaitu suatu
proses sosial yang mengindikasikan
adanya gerak pendekatan atau
penyatuan. Bentuk-bentuk khusus
proses sosial yang assosiatif adalah
koperasi, akomodasi, assimilasi dan
akulturasi.
2. Proses yang dissosiatif yaitu proses
sosial yang mengindikasikan pada
gerak ke arah perpecahan. Bentuk-
bentuk khusus proses sosial yang
dissosiatif adalah kompetisi, konflik
dan kontrafersi.
Fokus penelitian ini akan melihat
interaksi sosial yang terjadi di lingkungan
masyarakat nelayan tentang penyaluran alat
tangkap yang diberikan oleh Dinas Kelautan
dan Perikanan.
6
B. Kontak Sosial
Kontak sosial berasal dari bahasa
latin, disebut Soekanto (Bungin, 2008:55)
terdiri dari con atau cum (bersama-sama)
dan tango (menyentuh), jadi, artinya secara
harfiah adalah bersama-sama menyentuh.
Pengertian kontak sosial dijelaskan
Abdulsyani (2007:154) adalah hubungan
antara satu orang atau lebih, melalui
percakapan dengan saling mengerti tentang
maksud dan tujuan masing-masing dalam
kehidupan masyarakat. Kontak sosial dapat
terjadi secara langsung ataupun tidak
langsung antara satu pihak dengan pihak
yang lainnya.
Permasalahan kontak sosial yang
dihadapi masyarakat nelayan saat ini, adalah
tentang penyaluran alat tangkap yang
menjadi program pemerintah untuk
membantu nelayan belum tepat sasaran. Hal
ini menyebabkan timbul konflik yang terjadi
di dalam lingkungan masyarakat,
sebagaimana yang disebutkan pandangan
ahli klasik (Muhammad, 2002:58)
menekankan pada “kontrol sosial dan
norma-norma sosial menyebutkan konflik
adalah masalah yang mengganggu dalam
penyelesaian tujuan-tujuan organisasi. Suatu
fungsi otoritas adalah menyelesaikan
konflik.”
C. Komunikasi
Istilah komunikasi saat ini sudah
demikian populer dan dipergunakan oleh
kebanyakan orang. Ia dipergunakan dalam
semua kesempatan baik dalam pembahasan
maupun membicarakan berbagai masalah.
Menurut Widjaja (2010:4) bahwa
komunikasi adalah “inti semua hubungan
sosial, apabila orang telah mengadakan
hubungan tetap, maka sistem komunikasi
yang mereka lakukan akan menentukan
apakah sistem tersebut dapat mempererat
atau mempersatukan mereka, mengurangi
ketegangan atau melenyapkan persengketaan
apabila muncul.
Prinsip dari komunikasi menurut
Seiler (Muhammad, 2002:19) ada empat
prinsip dasar yaitu : “suatu proses, suatu
sistemik, interaksi dan transaksi,
dimaksudkan atau tidak dimaksudkan.”
Jenis-jenis kelompok yang paling penting
dalam komunikasi, menurut Saverin dan
James (2009:219) sebagai berikut :
1. Kelompok primer (primary group)
adalah sebuah kelompok (dua orang
atau lebih) yang melibatkan
7
perkumpulan yang anggotanya
bertemu langsung dengan akrab
selama jangka waktu yang lama.
2. Kelompok acuan (reference group)
adalah sebuah kelompok yang
dikenali dan digunakan sebagai
standar acuan namun tidak mesti
dimiliki.
3. Kelompok kasual (casual group)
adalah sekelompok orang yang
terbentuk satu kali saja dan anggota
kelompok tersebut tidak saling
mengenali satu sama lainnya
sebelum mereka berkumpul.
Dipertegas oleh Bungin
(2008:55) menyebutkan interaksi sosial
adalah adanya kontak sosial (social contact
communication) sebagai berikut :
1. Kontak sosial dapat berlangsung
dengan bentuk yaitu :
a. Bentuk proses sosialisasi yang
berlangsung antara pribadi orang
perorang. Proses sosialisasi ini
memungkinkan seseorang
mempelajari norma-norma yang
terjadi dimasyarakatnya.
b. Antara orang perorang dengan
suatu kelompok masyarakat atau
sebaliknya.
2. Komunikasi yaitu sebagai sebuah
proses memaknai yang dilakukan
seseorang :
a. Terhadap informasi, sikap dan
perilaku orang lain
b. Terhadap bentuk pengetahuan,
pembicaraan, gerak-gerik atau
sikap perilaku seseorang
Berdasarkan pendapat Bungin
(2008:55) maka akan peneliti jadikan
sebagai teori untuk membahas permasalahan
berkaitan dengan problematika penyaluran
alat tangkap bagi Nelayan Di Kampung Sei
Jang Laut Kelurahan Tanjung Ayun Sakti.
III. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada jenis
penelitian yang bersifat deskriptif dengan
analisa metode kualitatif. Dan pelaksanaan
penilitian ini berlokasi pada Kampung
Seijang Laut Kelurahan Tanjung Ayun Sakti
Kota Tanjungpinang.
2. Populasi dan Sampel
Adapun yang menjadi informan
ditentukan dengan teknik Purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu yaitu
sebanyak 8 orang informan yang memenuhi
kriteria sebagai berikut nelayan yang
mendapatkan dan tidak mendapatkan
bantuan alat tangkap, pihak Kelurahan
Tanjung Ayun Sakti, dan pihak Dinas
Kelautan Perikanan, Pertanian, Kehutanan
dan Energi (Dinas Kelautan Dan Perikanan)
Kota Tanjungpinang.
3. Sumber dan Jenis Data
a. Data Primer merupakan data pokok
yang diambil secara langsung dari
8
sumber aslinya melalui wawancara
dengan para nelayan
b. Data Sekunder merupakan data
pendukung dari Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Tanjungpinang berupa
dokumen, buku-buku (literatur) dan
berbagai dokumentasi yang ada
kaitannya dengan penelitian.
4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
b. Observasi yaitu melakukan pengamatan
dan mencatat semua kejadian, perilaku,
obyek yang dilihat dari penyaluran alat
tangkap dan alat yang digunakan untuk
mendukung penelitian yakni checklist.
c. Wawancara yaitu tanya jawab untuk
mendapatkan informasi terkait dengan
permasalahan penyaluran alat tangkap
dan alat yang dipergunakan pedoman
wawancara berupa pertanyaan-
pertanyaan.
Dokumentasi, merupakan data
pendukung dalam mengumpulkan data atau
informasi melalui foto proses penyaluran
alat tangkap di Kelurahan Tanjung Ayun
Sakti.
5. Teknik Analisa Data
Pengolahan data yaitu menganalisa
data yang sudah terkumpul dipilah menurut
jenisnya. Selanjutnya menganalisis data-data
indikator yang terkumpul dengan cara
deskriptif yaitu memaparkan data apa
adanya sesuai dengan fakta yang diperoleh
menjadi data yang sitematik, teratur
terstruktur dan mempunyai makna. Dari
data tersebut yang diperoleh melalui
wawancara dengan informan sehingga dapat
kesimpulan hasil penelitian di lapangan
adapun pengolahan menggunakan teknik
trianggulasi sumber berarti membandingkan
dan mengecek balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif
IV. Pembahasan
A. Kontak Sosial (Problematika Antar
Nelayan Dengan Nelayan)
Problematika penyaluran alat
tangkap antar nelayan dengan nelayan
disebabkan karena tidak transparannya
informasi yang mereka terima bahkan ridak
diketahui semua nelayan. Keadaan yang
sangat memperihatinkan karena tidak
terjadinya interaksi menyebabkan
9
penyaluran alat tangkap tidak merata. Pada
pembahasan temuan penelitian dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Problematika proses sosialisasi
penyaluran alat tangkap yang diberikan
pihak Dinas Kelautan dan Perikanan
Kota Tanjungpinang yaitu sosialisasi
sudah berjalan dengan semua pihak dan
bentuk sosialisasi seperti pemanfaatan
alat tangkap, monitoring terumbu karang
melalui petugas pendamping dari dinas.
2. Adanya kerjasama semua pihak untuk
menyalurkan alat tangkap agar tepat
sasaran yaitu penyaluran alat tangkap di
kampung sei jang laut kelurahan tanjung
ayun sakti hanya sebatas pengumpulan
data nelayan melalui musrembang.
Dengan kata lain kerjasama antara
nelayan dengan nelayan belum berjalan
menyebabkan penerima bantuan ada
yang dua kali, pendataan penerima tidak
sesuai kebutuhan nelayan kemudian tidak
berjalannya nilai-nilai kebersamaan
antara nelayan dengan nelayan yang
menimbulkan kecemburuan sosial baik
antar pribadi maupun kelompok.
B. Komunikasi (Problematika antara
nelayan dengan dinas)
Dari hasil temuan penelitian
melalui wawancara dengan informan yaitu
bentuk komunikasi seharusnya dapat terjalin
dengan dua arah antara nelayan dengan
dinas sebelum alat tangkap disalurkan
sehingga tidak terjadi problematika. Dari
permasalahan komunikasi yaitu tidak
berjalannya komunikasi langsung antara
nelayan dengan dinas menyebabkan
permasalahan sebagai berikut :
1. Adanya informasi yang diterima pihak
dinas kelautan dan perikanan tentang
alat tangkap yang dibutuhkan
masyarakat nelayan yaitu informasi
hanya didapatkan dari hasil
musrembang kelurahan tetapi tidak
diinformasikan kembali kepada nelayan
terkait jenis bantuan alat tangkap
menyebabkan bantuan alat tangkap
tidak merata bahkan tidak tepat sasaran.
Dengan demikian problematika antara
nelayan dengan dinas kurangnya
hubungan langsung melalui komunikasi
yang transparan sehingga tidak
didapatkan semua kelompok nelayan
10
tentang informasi jenis bantuan alat
tangkap.
2. Pihak dinas menunjukan sikap perduli
dengan ikut mengawasi penyaluran alat
tangkap bahwa pihak dinas sudah ikut
terlibat langsung memantau dan
menyerahkan bantuan namun pihak
kelurahan tidak ikut dilibatkan sehingga
bentuk partisipasi semua pihak belum
maksimal karena salah satu pihak tidak
dilibatkan menyebabkan penyaluran alat
tangkap tidak tepat sasaran dan
menimbulkan kecemburuan sosial
antara nelayan dengan nelayan.
3. Masyarakat dapat secara langsung
menyampaikan keluhan alat tangkap
yang dibutuhkan bahwa hasil temuan
penelitian yaitu masyarakat tidak dapat
menyampaikan secara langsung
keluhannya, dan nelayan yang belum
pernah mendapatkan bantuan tidak tau
mau menyampaikan keluhannya
kepihak mana sehingga bantuan
pemerintah tidak tersalurkan dengan
merata termasuk dan kualitas alat
tangkap kurang baik
V. Penutup
Problematika penyaluran alat
tangkap di kampung sei jang laut
kelurahan tanjung ayun sakti masih
menyimpan kecemburuan sosial baik
dari sisi interaksi sosial antara nelayan
dengan nelayan yang kurang memiliki
nilai-nilai kebersamaan sehingga
menimbulkan interaksi yang dissosiatif
pada proses penyaluran alat tangkap.
Selain itu problematika juga muncul
dari sisi komunikasi antara nelayan
dengan pihak dinas, dimana tidak
terjadinya komunikasi secara langsung
yang transparan pada pemberian
informasi pendataan penerima bantuan
alat tangkap sehingga ada nelayan yang
sudah mendapatkan dua kali, dan yang
memprihatinkan ada nelayan yang tidak
mendapatkan sama sekali bantuan alat
tangkap. Hal ini dapat menimbulkan
problematika kecemburuan sosial antar
pribadi nelayan maupun kelompok.
11
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani, 2007. Sosiologi skematika, teori, dan terapan. Jakarta: Bumi Aksara.
Adisasmita, Raharjdo, 2006. Pembangunan Kelautan dan Kewilayahan, Yogyakarta: Graha Ilmu
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Bungin, M. Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi. Jakarta, Kencana.
Damsar, 2011. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana
Kaho, Riwu, Josef, 2007. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia (identifikasi
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyelenggaraan Otonomi Daerah). Jakarta,
RajaGrafindo Persada.
Kusnadi, 2007. Jaminan Sosial Nelayan. Yogyakarta. LKiS Pelangi Aksara
Kusnadi, 2009. Keberdayaan Nelayan dan Dinamika Ekonomi Pesisir. Ar-Ruzz Media.
Yogyakarta
Muhammad, Arni. 2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta, Bumi Aksara
Mulyadi, 2007. Ekonomi Kelautan. RajaGrafindo Persada. Jakarta
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto, 2006, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, Jakarta:
Kencana
Nasrullah, Nazsir, 2008, Sosiologi Kajian Terhadap Konsep dan Teori Sosiologi Sebagai Ilmu
Sosial. Bandung: Widya padjadjaran
Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2008, Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Yogyakarta, Graha Ilmu
Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sunarto, Kamanto, 2000. Pengantar Sosiologi. Jakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Syarbaini, Syahrial dan Rusdiyanta, 2009. Dasar-dasar Sosiologi. Yogyakarta, Graha Ilmu
Usman, Husaini, dan Akbar, Purnomo Setiady. 2006. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung,
Bumi Aksara.
12
Usman, Sunyoto. 2006. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta, Pustaka
Pelajar
Severin J. werner dan tankard w. james. 2009. Teori Komunikasi: sejarah, metode, & terapan di
dalam media massa. Jakarta, Kencana.
Tesoriero, frank, dan Ife Jim. 2006, Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi
(Community Development). Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Widjaja, 2010. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta, Bumi Aksara
Sumber Lain :
Monografi Kelurahan Tanjung Ayun Sakti
Profil Kelurahan Tanjung Ayun Sakti
Data Kelompok Nelayan Kampung Sei Jang Laut Kelurahan Tanjung Ayun Sakti