problematika penari tradisional jawa yang …/problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari...

157
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG TERCERMIN DALAM CERITA BERSAMBUNG ”KEMBANG TAYUB” KARYA WASI JALADARA (Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun Oleh : Ratri Noviarni C0106042 JURUSAN SASTRA DAERAH FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: lyphuc

Post on 08-Mar-2019

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA

YANG TERCERMIN

DALAM CERITA BERSAMBUNG

”KEMBANG TAYUB” KARYA WASI JALADARA (Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra

Jurusan Sastra Daerah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

Ratri Noviarni

C0106042

JURUSAN SASTRA DAERAH

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA

YANG TERCERMIN

DALAM CERITA BERSAMBUNG

”KEMBANG TAYUB” KARYA WASI JALADARA (Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra)

Disusun oleh

Ratri Noviarni

C0106042

Telah disetujui oleh pembimbing

Pembimbing I

Drs. Aloysius Indratmo, M. Hum

NIP. 19630212 198803 1 002

Pembimbing II

Siti Muslifah, S. S, M. Hum

NIP. 19731103 200501 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Sastra Daerah

Drs. Supardjo, M.Hum.

NIP. 19560921 198601 1 001

Page 3: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA

YANG TERCERMIN

DALAM CERITA BERSAMBUNG

”KEMBANG TAYUB” KARYA WASI JALADARA (Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra)

Disusun oleh

Ratri Noviarni

C0106042

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Pada Tanggal 15 Juni 2012

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Drs. Supardjo, M.Hum …………..

NIP. 19560921 198601 1 001

Sekertaris Drs. Christiana D.W, M. Hum ..................

NIP. 19541016 198103 1 003

Penguji I Drs. Aloysius Indratmo, M. Hum. ……….......

NIP. 19630212 198803 1 002

Penguji II Siti Muslifah, S. S, M. Hum .………......

NIP. 19731103 200501 2 001

Dekan

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph. D

NIP. 19600328 198601 1 001

Page 4: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Ratri Noviarni

NIM : C0106042

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa, skripsi berjudul Problematika Penari

Tradisional Jawa yang Tercermin dalam Cerita Bersambung “Kembang Tayub”

Karya Wasi Jaladara (Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra) adalah benar-benar

karya sendiri, dan bukan plagiat, dan tidak dibuatkan orang lain. Hal-hal yang

bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda/ kutipan dan ditunjukkan dalam

daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh

dari skripsi tersebut.

Surakarta, Juni 2012

Yang membuat pernyataan,

Ratri Noviarni

Page 5: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS. Alam

Nasyrah : 5)

Sesungguhnya Allah SWT tidak membebani suatu kaum melainkan sesuai

dengan kemampuannya (QS. Al Baqarah : 286)

Jadikanlah kesakitanmu menjadi sebuah kekuatan (Penulis)

Page 6: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Ibu dan Bapakku tercinta, terimakasih untuk setiap

do’a, kasih sayang serta dukungan moral dan

materiilnya.

Saudaraku Mbak Dhian, Novi dan Nova, terimakasih

untuk semangat dan do’anya.

Untuk Almamaterku tercinta

.

Page 7: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karuniaNya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Prblematika Penari

Tradisional Jawa yang Tercermin dalam Cerita Bersambung Kembang Tayub

Karya Wasi Jaladara (Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra)”. Skripsi ini disusun

untuk memenuhi sebagian persyaratan guna melengkapi gelar Sarjana Sastra

Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Segala usaha dan kerja keras yang dilakukan penulis tidak akan berarti tanpa

adanya bantuan, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M. Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, beserta staf yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu dan

menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. Supardjo, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Sastra Daerah yang telah

memberi dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi

3. Drs. Aloysius Indratmo, M.Hum, selaku pembimbing pertama dengan

kesabarannya telah memberikan bimbingan, saran, dan nasehat demi

terwujudnya skripsi ini.

4. Siti Muslifah, S.S, M.Hum, selaku pembimbing kedua atas bimbingan, arahan,

dan kesabaran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Yohanes Suwanto, M.Hum, selaku Pembimbing Akademik atas motivasi

dan bimbingannya pada masa perkuliahan.

Page 8: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

6. Seluruh Dosen Jurusan Sastra Daerah yang telah banyak memberikan bekal

dan pengetahuan selama perkuliahan.

7. Bapak Daniel Tito, selaku pengarang cerbung Kembang Tayub yang telah

membantu dengan memberikan informasi yang berkaitan dengan penulisan

skripsi ini.

8. Seluruh Staff Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa serta Perpustakaan

Pusat Universitas Sebelas Maret atas pelayanannya dalam menyediakan

buku-buku refrensi yang diperlukan dalam menyusun skripsi ini.

9. Bambang Dwi Utomo, terima kasih untuk kasih sayangnya walaupun dengan

cara yang berbeda.

10. Sahabatku Prita, Byarti, Tya, Ezti, Luvi, Anin, Novi, Yosi dan Eko’brut’,

terima kasih atas segenap suka duka dan kasih sayang yang kalian berikan di

setiap langkahku. Kalian adalah semangatku.

11. Teman – teman angkatan 2006 Sastra Daerah, khususnya untuk Machmud

’ucrut’, Ida, Dora, Wiji, Septi, Wini, Krisna dan Erna, terima kasih untuk

kebersamaan, pengertian dan kesabarannya selama ini. Tanpa kalian aku tidak

akan bisa seperti ini.

12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses pembuatan skripsi.

Penulis dengan segala kerendahan hati menyadari bahwa karya ini masih

jauh dari sempurna, oleh karena kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 9: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................. iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

DAFTAR SINGKATAN............................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xiii.

ABSTRAK .................................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 8

A. Pendekatan Struktural ............................................................... 8

B. Pendekatan Sosiologi Sastra ....................................................... 18

C. Sosok Wanita Jawa .................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 26

A. Bentuk Penelitian ....................................................................... 26

B. Sumber Data dan Data ............................................................... 26

Page 10: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 27

1. Teknik Analisis Isi................................................................ 27

2. Teknik Wawancara .............................................................. 28

D. Teknik Analisis Data.................................................................. 29

BAB IV PEMBAHASAN........................................................................... 30

A. Analisis Struktural Cerbung KT ............................................. 30

1. Fakta – Fakta Cerita ........................................................... 30

a. Alur.............................................................................. 31

1. Peristiwa Kausal..................................................... 31

2. Bagian – Bagian Alur............................................. 66

b. Karakter......................................................................... 73

1. Klasifikasi............................................................... 74

2. Motivasi.................................................................. 77

3. Karakterisasi............................................................ 80

c. Tema.............................................................................. 86

d. Latar.............................................................................. 87

1. Dekor...................................................................... 88

2. Waktu – Waktu Tertentu........................................ 95

3. Analisis Pengaruh Latar pada Tokoh..................... 99

4. Analisis Hubungan Latar dan Tema....................... 100

5. Analisis Atmosfer atau Suasana............................. 101

2. Sarana – Sarana Cerita......................................................... 103

a. Judul............................................................................... 103

b. Sudut Pandang............................................................... 104

Page 11: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

c. Ironi............................................................................... 105

d. Gaya dan Tone.............................................................. 109

e. Simbolisme................................................................... 111

B. Analisis Sosiologi Sastra............................................................ 113

1. Sosok Wanita Jawa Menghadapi Problematika Hidup........ 114

a. Sebagai Pekerja Seni / Seniwati....................................... 114

b. Sebagai Seorang Anak..................................................... 118.

c. Menyikapi Nasib.............................................................. 119

d. Menyikapi Persoalan Pendamping Hidup ....................... 121

2. Gambaran Kehidupan Sosial Masyarakat Jawa................... 125

a. Kelas Sosial ..................................................................... 125

b. Kepercayaan Adat............................................................ 129

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 134

A. Kesimpulan ................................................................................ 134

B. Saran.......................................................................................... 135

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 136

LAMPIRAN................................................................................................ 138

Page 12: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR SINGKATAN

1. Cerbung : Cerita Bersambung

2. EBTA : Evaluasi Belajar Tahap Akhir

3. Jilu : Siji Telu (Satu Tiga)

4. KT : Kembang Tayub

5. Polsus : Polisi Khusus

6. SD : Sekolah Dasar

7. SMP : Sekolah Menengah Pertama

8. SMA : Sekolah Menengah Atas

9. RM : Raden Mas

Page 13: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Sinopsis Cerbung Kembang Tayub

Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Kepada Pengarang

Lampiran 3 Daftar Riwayat Hidup Pengarang

Lampiran 4 Data Cerbung Kembang Tayub

Page 14: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRAK

Ratri Noviarni. C0106042. 2012. Problematika Penari Tradisional Jawa yang

Tercermin dalam Cerita Bersambung Kembang Tayub Karya Wasi Jaladara

(Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra). Skripsi: Jurusan Sastra Daerah Fakultas

Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah

keterkaitan antarunsur dan struktur yang membangun cerbung Kembang Tayub

karya Wasi Jaladara berdasarkan teori strukturalisme Robert Stanton ? (2)

Bagaimanakah penggambaran sosok wanita Jawa dalam menghadapi problem

hidup dalam cerbung Kembang Tayub karya Wasi Jaladara ? (3) Bagaimanakah

gambaran kehidupan sosial masyarakat Jawa dalam cerbung Kembang Tayub

karya Wasi Jaladara ?

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan keterkaitan antarunsur

dan struktur yang membangun cerbung Kembang Tayub karya Wasi Jaladara

berdasarkan teori strukturalisme Robert Stanton. (2) Mendeskripsikan

penggambaran sosok wanita Jawa dalam menghadapi problem hidup dalam

cerbung Kembang Tayub karya Wasi Jaladara. (3) Mendeskripsikan gambaran

kehidupan sosial masyarakat Jawa dalam cerbung Kembang Tayub karya Wasi

Jaladara.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian sastra. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu sumber data primer dan

sumber data sekunder. Sumber data primer, yaitu teks cerbung berbahasa Jawa

karya Wasi Jaladara yang berjudul Kembang Tayub. Cerbung ini dimuat dalam

majalah Genta no 73 April 2007 sampai dengan no 88 Desember 2007 yang

terdiri dari 15 episode. Sumber data sekunder yaitu informan yang dalam hal ini

Daniel Tito selaku pengarang cerbung KT. Data yang digunakan dalam penelitian

ini di antaranya data primer yang merupakan data pokok, dalam penelitian ini

berupa teks cerbung yang dibangun oleh unsur – unsur instrinsik dalam karya

sastra seperti unsur fakta – fakta cerita: alur, karakter, latar, tema, sarana – sarana

sastra; judul, ironi, sudut pandang, gaya dan tone, simbolisme serta penggambaran

sosok wanita Jawa dan kehidupan sosial masyarakat Jawa dalam cerbung KT.

Sedangkan data sekunder yang merupakan data pendukung terdiri dari hasil

wawancara dengan pengarang yakni Bapak Daniel Tito, dokumentasi yang berupa

foto, serta buku – buku referensi yang menunjang penelitian. Pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah struktural dan sosiologi sastra. Teknik

pengumpulan data menggunakan teknik analisis isi dan teknik wawancara.

Kesimpulan dari penelitian ini (1) Ditinjau dari segi struktural, cerbung

KT menunjukkan kesatuan yang utuh dan sangat erat kaitannya satu sama lain.

Unsur struktural yang menekankan fakta – fakta cerita, yang terdiri dari karakter,

alur, latar dilengkapi juga dengan tema, sarana – sarana sastra yang mencakup

judul, sudut pandang, tone, gaya dan simbolisme. (2) Ditinjau dari analisis

sosiologi sastra, penelitian ini dimaksudkan untuk lebih mengetahui sosok wanita,

khususnya wanita Jawa yang dalam cerbung ini disimbolkan sebagai seorang

penari (ledhek). Kerasnya hidup membuat wanita senantiasa harus selalu kuat,

mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba

Page 15: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

mengungkap semangat, pantang menyerah serta kesabaran dari seorang wanita

Jawa di tengah cercaan dan penilaian negatif yang timbul dari masyarakat

disekitarnya (3) Cerbung KT merupakan gambaran kehidupan sosial masyarakat

Jawa. Meskipun pada masa sekarang sudah sulit ditemukan dalam kehidupan

masyarakat. Gambaran yang terdapat pada cerbung ini yakni problem – problem

sosial seperti adanya kepercayaan jilu yang dianggap sebagai pantangan dalam

pernikahan serta adanya kelas sosial diharapkan dapat berfungsi dan dijadikan

sebagai suatu pembelajaran dan pembanding yang berguna bagi masyarakat

pembaca.

Page 16: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

SARI PATHI

Ratri Noviarni. C0106042. 2012. Problematika Penari Tradisional Jawa yang

Tercermin dalam Cerita Bersambung Kembang Tayub Karya Wasi Jaladara

(Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra). Skripsi: Jurusan Sastra Daerah Fakultas

Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pêrkawis ingkang dipunrêmbag inggih mênika: (1) Kadospundi rantaman

struktur cêrbung KT anggitanipun Wasi Jaladara ? (2) Kadospundi gambaran

sosok wanita Jawi ngadhêpi pêrkawis panggêsangan wontên cêrbung KT

anggitanipun Wasi Jaladara? (3) Kadospundi gambaran panggêsangan sosial

masyarakat Jawi wontên cêrbung KT anggitanipun Wasi Jaladara?

Ancasing panalitèn mênika: (1) Ngandharakên rantaman struktur cêrbung

KT anggitanipun Wasi Jaladara? (2) Ngandharakên gambaran sosok wanita Jawi

ngadhêpi pêrkawis pagêsangan wontên cêrbung KT anggitanipun Wasi Jaladara ?

(3) Ngandharakên gambaran pagêsangan sosial masyarakat Jawi wontên cêrbung

KT anggitanipun Wasi Jaladara?

Wujudipun panalitèn mênika panalitèn sastra. Sumber data ingkang

kaginakakên kapilah dados kalih, inggih mênika primer kalihan sekunder. Sumber

data primer, inggih mênika teks cêrbung basa Jawi KT anggitanipun Daniel Tito

ingkang kapacak wontên Majalah Genta angka 73 April 2007 dumugi angka 88

Desember 2007, cacahipun 15 sèri. Sumber data sekunder, inggih mênika

informan inggih mênika Daniel Tito minangka panganggit cêrbung KT. Data

ingkang kaginakakên ugi kapilah dados kalih, data primer inggih mênika struktur

teks cêrbung KT ingkang kabangun saking unsur – unsur instrinsik karya sastra

kadosta fakta – fakta cêrita; alur, karaktêr, tema, sarana – sarana sastra; irah -

irahan, ironi, sudut pandang, gaya lan tone, simbolisme sarta gambaran sosok

wanita Jawi kaliyan pagêsangan sosial masyarakat Jawi ingkang kawontênan ing

cêrbung KT. Data sekunder, inggih mênika asil wawancara kalihan panganggit

inggih Daniel Tito, dokumentasi ingkang awujud foto sarta buku – buku referensi

ingkang jumbuh kalawan panalitèn. Pendekatan ingkang kaginakakên inggih

punika struktural kalihan sosiologi sastra. Têknik pangêmpalan data kanthi têknik

analisis isi kalihan wawancara.

Asiling panalitèn punika: (1) Cêrbung KT nggadhahi unsur – unsur

struktural ambangun cêrbung ingkang kasusun saking fakta – fakta cêrta; alur,

karaktêr, latar, tema sarta sarana- sarana sastra kados irah - irahan, sudut

pandang, ironi, gaya kalihan tone, simbolisme sami runtut satunggal kalihan

satunggalipun satêmah ndhapuk carita kanthi wutuh. (2) Saking sêgi sosiologi

sastra panalitên mênika kangge mangêrtosi sosok wanita, utaminipun wanita Jawi

ingkang wontên cêrbung mênika kasimbolakên dados penari tayub (ledhek).

Awrating panggêsangan andamêl wanita kêdah kiyat kalihan siap. Kajawi mênika

panaliti nyobi ngungkapakên sêmangat, botên gampil nyêrah sarta kasabaranipun

para wanita Jawi ingkang sami nyemamah, ngina, lan paring pambiji awon saking

masyarakat sakupêngipun (3) Cêrbung KT nggambarakên panggêsangan sosial

masyarakat Jawi. Sanadyan ing jaman sakmênika arang kapranggul ing

masyarakat. Gambaran ing cêrbung KT inggih mênika wontênipun

Page 17: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

pêrkawis – pêrkawis sosial kados kawontênanipun kapêrcayan jilu ingkang

kaanggêp pantangan ing palakrama sarta kawontênanipun kelas sosial.

Mugi - mugi skripsi mênika sagêd migunani tumrap masyarakat lan sagêd

dipundadosakên kangge sumbêr pasinaon kalihan pambanding, utaminipun

tumrap para pamaos.

Page 18: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

ABSTRACT

Ratri Noviarni. C0106042. 2012. Problematika Penari Tradisional Jawa yang

Tercermin dalam Cerita Bersambung Kembang Tayub by Wasi Jaladara

(Sociology of Literature Analysis). Thesis: Jurusan Sastra Daerah Faculty of

Letters and Fine Arts Sebelas Maret University of Surakarta. .

Problems discussed in this study were (1) What are the links and the

structure of the building cerbung entitled Kembang Tayub by Wasi Jaladara on the

theory of structuralism Robert Stanton? (2) How do depictions of women in

dealing with problems of Java in the life work of cerbung entitled Kembang

Tayub by Wasi Jaladara? (3) How does the Java community an overview of social

life in the work of cerbung entitled Kembang Tayub by Wasi Jaladara?

The purpose of this study were (1) Describe the relationship and structure

of the building cerbung entitled Kembang Tayub by Wasi Jaladara on the theory

of structuralism Robert Stanton. (2) Describing the depictions of women in

dealing with problems of Java in the life work of cerbung entitled Kembang

Tayub by Wasi Jaladara. (3) Describe the picture of the social life of the Java

community in the work of cerbung entitled Kembang Tayub by Wasi Jaladara.

Form of research is the study of literature. Source of data used in this

study were divided into two primary data sources and secondary data sources.

Primary data source, is text language Java cerbung entitled Kembang Tayub by

Wasi Jaladara. Cerbung is published in the Genta magazine no 73 April 2007 until

December 2007 No. 88 of 15 episodes. Secondary data sources are informants in

this case as the author of Daniel Tito cerbung KT. The data used in this study

include the primary data is the data subject, in this study a text cerbung built by

element - element in literature as intrinsic elements of fact - the fact the story:

plot, character, setting, theme, means - means of literature ; title, irony, point of

view, style and tone, symbolism and depictions of women of Java and the Java

community's social life cerbung KT. While the secondary data which is composed

of supporting data from interviews with the author that Mr. Daniel Tito, the

documentation in the form of images, and books - reference books that support the

research. The approach used in this study is the structural and sociological

literature. Data collection techniques using the technique of content analysis and

interview techniques

The conclusion from this study (1) In terms of structural, cerbung KT

shows unified whole and is closely related to each other. Structural elements

which emphasize the fact - the fact the story, which consists of the characters,

plot, setting equipped with the theme, the means - the means of literature that

includes the title, the point of view, tone, style and symbolism. (2) Judging from

the analysis of the sociology of literature, this study intended to better know the

figures of women, especially women in cerbung Java is symbolized as a dancer

(ledhek). The harshness of life to make women always have to always be strong

and ready. Furthermore, the author tries to reveal the spirit, never give up and the

patience of a Javanese woman in the middle of accusations and negative

judgments arising from the surrounding communities (3) Cerbung KT is a picture

of the social life of the Java community. Although at the present is hard to find in

people's lives. Picture contained on this cerbung the problems - social problems

Page 19: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

such as lack of trust is considered a taboo jilu in marriage and the existence of

social class and be expected to serve as a learning and a useful comparison for the

reader.

Page 20: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Problematika Penari Tradisional Jawa yang Tercermin dalam

Cerita Bersambung Kembang Tayub Karya Wasi Jaladara

(Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra).

Ratri Noviarni1

Drs. Aloysius Indratmo, M. Hum2

Siti Muslifah, S. S, M. Hum3

ABSTRAK 2012. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1)

Bagaimanakah keterkaitan antarunsur dan struktur yang membangun

cerbung Kembang Tayub karya Wasi Jaladara berdasarkan teori

strukturalisme Robert Stanton ? (2) Bagaimanakah penggambaran

sosok wanita Jawa dalam menghadapi problem hidup dalam cerbung

Kembang Tayub karya Wasi Jaladara ? (3) Bagaimanakah gambaran

kehidupan sosial masyarakat Jawa dalam cerbung Kembang Tayub

karya Wasi Jaladara ?

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan keterkaitan

antarunsur dan struktur yang membangun cerbung Kembang Tayub

karya Wasi Jaladara berdasarkan teori strukturalisme Robert Stanton.

(2) Mendeskripsikan penggambaran sosok wanita Jawa dalam

menghadapi problem hidup dalam cerbung Kembang Tayub karya

Wasi Jaladara. (3) Mendeskripsikan gambaran kehidupan sosial

masyarakat Jawa dalam cerbung Kembang Tayub karya Wasi

Jaladara.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian sastra. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu sumber data

primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer, yaitu teks

cerbung berbahasa Jawa karya Wasi Jaladara yang berjudul Kembang

Tayub. Cerbung ini dimuat dalam majalah Genta no 73 April 2007

sampai dengan no 88 Desember 2007 yang terdiri dari 15 episode.

1 Mahasiswa Jurusan Sastra Daerah Dengan NIM. C0106042

2 Dosen Pembimbing I

3 Dosen Pembimbing II

Sumber data sekunder yaitu informan yang dalam hal ini Daniel Tito

selaku pengarang cerbung KT. Data yang digunakan dalam penelitian

ini di antaranya data primer yang merupakan data pokok, dalam

penelitian ini berupa teks cerbung yang dibangun oleh unsur – unsur

instrinsik dalam karya sastra seperti unsur fakta – fakta cerita: alur,

karakter, latar, tema, sarana – sarana sastra; judul, ironi, sudut

pandang, gaya dan tone, simbolisme serta penggambaran sosok wanita

Jawa dan kehidupan sosial masyarakat Jawa dalam cerbung KT.

Sedangkan data sekunder yang merupakan data pendukung terdiri dari

hasil wawancara dengan pengarang yakni Bapak Daniel Tito,

dokumentasi yang berupa foto, serta buku – buku referensi yang

menunjang penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah struktural dan sosiologi sastra. Teknik pengumpulan data

menggunakan teknik analisis isi dan teknik wawancara.

Kesimpulan dari penelitian ini (1) Ditinjau dari segi struktural,

cerbung KT menunjukkan kesatuan yang utuh dan sangat erat

kaitannya satu sama lain. Unsur struktural yang menekankan fakta –

fakta cerita, yang terdiri dari karakter, alur, latar dilengkapi juga

dengan tema, sarana – sarana sastra yang mencakup judul, sudut

pandang, tone, gaya dan simbolisme. (2) Ditinjau dari analisis

sosiologi sastra, penelitian ini dimaksudkan untuk lebih mengetahui

sosok wanita, khususnya wanita Jawa yang dalam cerbung ini

disimbolkan sebagai seorang penari (ledhek). Kerasnya hidup

membuat wanita senantiasa harus selalu kuat, mandiri, tangguh dan

bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba mengungkap

semangat, pantang menyerah serta kesabaran dari seorang wanita Jawa

di tengah cercaan dan penilaian negatif yang timbul dari masyarakat

disekitarnya (3) Cerbung KT merupakan gambaran kehidupan sosial

masyarakat Jawa. Meskipun pada masa sekarang sudah sulit

ditemukan dalam kehidupan masyarakat. Gambaran yang terdapat

pada cerbung ini yakni problem – problem sosial seperti adanya

kepercayaan jilu yang dianggap sebagai pantangan dalam pernikahan

serta adanya kelas sosial diharapkan dapat berfungsi dan dijadikan

sebagai suatu pembelajaran dan pembanding yang berguna bagi

masyarakat pembaca.

Page 21: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra mempunyai tiga komponen yang saling berhubungan atau

terkait, yaitu pengarang, pembaca atau masyarakat penikmatnya, dan karya sastra

itu sendiri. Pengarang mengungkapkan ide-ide, permasalahan dan amanat atau

pesan-pesan moral yang ingin disampaikan kepada pembaca atau masyarakatnya

melalui karya sastra tersebut. Permasalahan–permasalahan atau konflik yang ada

dalam karya sastra sering mengangkat permasalahan-permasalahan sosial yang

terdapat dalam realitas kehidupan masyarakat. Permasalahan tersebut disajikan

melalui jalan cerita dan tokoh-tokohnya dengan daya kreativitas dan imajinasi

pengarang, meskipun tokoh dalam suatu cerita merupakan rekaan, namun bukan

semata-mata rekaan, melainkan lebih sebagai replika dari sebuah kehidupan yang

nyata. Di dalam sebuah karya sastra akan tercermin pula ajaran-ajaran moral

melalui amanat, gagasan pengarang maupun latar belakang sosial yang mendasari

penciptaan karya tersebut.

Karya sastra terutama karya sastra Jawa merupakan bagian dari

kesusastraan Nusantara. Pada perkembangannya karya sastra Jawa mengalami

masa – masa pasang surut dalam dunia kesusastraan bersamaan dengan sastra

Indonesia. Semakin banyaknya peminat bidang sastra Jawa sekarang ini

menunjukkan bahwa sastra Jawa layak dan bahkan cukup berharga untuk diteliti.

Dalam kesusastraan Jawa baik lisan maupun tulis banyak terkandung nilai – nilai

Page 22: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

yang sangat berharga berupa petuah, nasihat, dan ajaran – ajaran moral

bagi kehidupan masyarakat saat ini. Karya sastra Jawa, bukan hanya merupakan

curahan perasaan dan hasil imajinasi pengarang saja, namun karya sastra Jawa

juga merupakan refleksi kehidupan yaitu pantulan respon pengarang dalam

menanggapi problem kehidupan yang diolah secara estetis melalui kreativitas

penulisnya. Tujuannya adalah untuk menghibur dengan cara menyajikan

keindahan dan memberi makna kehidupan bagi masyarakat luas dan tidak hanya

terbatas pada masyarakat Jawa.

Cerita bersambung Kembang Tayub karya Wasi Jaladara merupakan

bentuk sastra Jawa modern. Dilihat dari judulnya Kembang Tayub dapat diartikan

berdasarkan penggalan kata, yakni kata Kembang yang diartikan sebagai bunga,

dan Tayub merupakan salah satu kesenian tradisional. Arti tersebut dapat diartikan

dan disatukan menjadi Bunga dari Tayub, yakni seseorang yang dianggap sebagai

bunga atau orang yang paling bersinar dan dapat dikatakan pula sebagai super star

pada kesenian Tayub.

Cerita bersambung Kembang Tayub merupakan cerita yang berkaitan

dengan seorang wanita. Dalam cerita tersebut memuat tentang perjuangan wanita

yang memperjuangkan dirinya dari berbagai permasalahan yang dihadapinya

hingga akhirnya mencapai kesuksesan baik dalam hal karir, keluarga, percintaan

dan sesuatu yang berada di sekitarnya. Hal tersebut tercermin pada tokoh utama

dalam cerbung Kembang Tayub ini, yakni Juminten atau biasa dipanggil dengan

Jinten. Ia adalah seorang ledhek tayub yang sangat ternama di wilayahnya.

Dengan latar belakang keluarga yang sederhana, tidak menjadikan ia sombong

Page 23: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dengan kesuksesannya tersebut. Semua itu didapat tidak dengan cuma – cuma

melainkan dengan kerja keras. Di tengah – tengah persepsi negatif tentang profesi

ledhek tayub, Jinten tetap bertahan pada profesi yang ia jalani. Justru ia malah

berusaha mematahkan anggapan negatif yang telah merebak di masyarakat selama

ini. Ia ingin membuktikan bahwa tidak semua wanita khususnya ledhek bisa dibeli

dengan uang. Semua kekayaan dan kesusksesan yang dimiliki Jinten sekarang ini

adalah hasil jerih payahnya sendiri. Walaupun tidak dipungkiri jika banyak orang

kaya yang ingin meminang dirinya, namun ada juga yang ingin memanfaatkan ia

hanya untuk kesenangan semata.

Cobaan yang diterima oleh Jinten tidak hanya sampai di situ saja, namun

ternyata dengan profesi ledhek ini, dalam hal percintaan ia juga mengalami suatu

kesulitan. Hal itu disebabkan kembali oleh persepsi negatif dari profesi ledhek.

Ketika ia sudah menemukan pasangan hidup, ternyata ia kembali dipisahkan oleh

maut dalam sebuah kecelakaan. Tidak hanya merenggut nyawa calon suaminya

tetapi juga menyebabkan Jinten menjadi cacat permanen. Dalam

ketidaksempurnaan fisiknya dan juga ditambah dengan masalah lain, Jinten

sempat merasa putus asa. Semangatnya untuk menjadi wanita kuat, mandiri dan

tangguh, menjadikan Jinten sanggup untuk bangkit kembali dan pada akhirnya ia

mendapatkan semua yang ia inginkan. Cintanya, karirnya, keluarga yang bahagia

dan hidup yang berkecukupan.

Pada intinya hati setiap wanita pastilah mempunyai hasrat untuk hidup

berdampingan di dalam masyarakat, keluarga dan ingin hidup berdampingan

dengan orang yang berbeda jenis dan juga hidup menjalin persaudaraan.

Page 24: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Wanita mempunyai jiwa yang ulet, trampil dan lebih cekatan daripada

laki – laki. Kondisi kehidupan wanita saat ini lebih mempunyai hasrat untuk maju,

wanita lebih ingin dianggap sama posisinya dengan para laki – laki. Citra wanita

bisa dikatakan lebih indah bila dibandingkan dengan laki – laki. Para sastrawan

mencitrakan wanita sebagai sosok yang penuh kelembutan, kesetiaan, susila,

rendah hati, pemaaf dan penuh pengabdian. Dalam Wiracarita dan Kakawin

tampak jelas bahwa pencitraan wanita cenderung merujuk sebagai sosok yang

cantik dan pandai yang menjadi pujaan (Suwardi Endraswara, 2003 : 144)

Uraian cerita di atas sedikit banyak menggambarkan permasalahan yang

terdapat dalam cerbung Kembang Tayub karya Wasi Jaladara. Pada intinya

cerbung ini ingin mengungkapkan sosok wanita dalam menghadapi permasalahan

yang dihadapinya. Ledhek1 merupakan salah satu contoh atau simbol sosok wanita

yang mungkin selama ini dianggap rendah dalam masyarakat. Kehidupannya di

dalam masyarakat pun sosok wanita yang berprofesi sebagai Ledhek seperti

dikucilkan. Mereka dianggap mempunyai status sosial yang rendah. Seiring

perkembangan zaman persepsi negatif yang melekat pada sosok wanita yang

berprofesi sebagai ledhek sedikit demi sedikit mulai terkikis. Bahkan sosok wanita

yang berprofesi sebagai ledhek kini mulai disejajarkan dengan sosok wanita pada

umumnya. Hal itu tentunya juga tidak lepas dari sifat tangguh, tidak mudah putus

asa dan mandiri yang dimiliki oleh seorang wanita.

Alasan yang menjadi dasar dipilihnya cerita bersambung Kembang Tayub

karya Wasi Jaladara untuk dikaji adalah, (1) Dari segi isi cerbung Kembang Tayub

1 Tlèdèk : wong wadon sing gawene ndjoged oet. sindèn (Poerwodarminto, 1939:609)

Page 25: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

ini menampilkan sosok wanita yang sesuai dengan semangat zaman. Wanita yang

diprofilkan dalam cerbung ini adalah sosok wanita yang tidak mudah putus asa,

memiliki sikap yang mandiri dan mau berjuang melawan problematika yang

terjadi dalam masyarakat. Hal ini sangat baik untuk dijadikan contoh bagi para

wanita, agar dalam kehidupan bermasyarakat wanita tidak dikatakan lemah

ataupun rendah lagi. Permasalahan yang ada dalam cerbung ini sangat kompleks

dan mengandung nilai ajaran yang tinggi serta dapat menjadi tuntunan bagi

pembaca dan masyarakat luas. Konflik dalam cebung ini bisa saja terjadi dalam

masyarakat sekarang. Dalam cerbung ini banyak sekali pelajaran-pelajaran moral

yang terkandung sehingga membuat cerita semakin menarik. Maka dari itu

cerbung ini nantinya akan diteliti secara sosiologi sastra. (2) Dari segi pengarang

Daniel Tito merupakan pengarang yang masih produktif. Sampai sekarang beliau

masih aktif menulis. Banyak karyanya yang berupa cerpen, novelet, artikel,

resensi, puisi yang dimuat dalam koran dan majalah. Sedangkan tulisan berbahasa

Jawa beliau juga sering dimuat dalam majalah berbahasa Jawa Jaya Baya,

Panjebar Semangat, dan Mekar Sari. Hasil karyanya yang sudah pernah dikaji

adalah Novel Lintang Panjerina dengan judul “Aspek Penokohan dalam Novel

Lintang Panjerina Karya Daniel Tito (Tinjauan Psikologi Sastra)” yang diteliti

oleh Marwan W.A (C0100034), sedangkan yang baru saja diterbitkan adalah

Panggung Sandiwara (antologi cerkak), Tangga Kamar (antologi cerkak) dan

cerbung Kembang Tayub.

Penelitian ini mengambil judul “Problematika Penari Tradisional Jawa

yang Tercermin dalam Cerita Bersambung Kembang Tayub Karya Wasi Jaladara”

Page 26: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

(Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra). Penelitian ini dimulai dengan sebuah kajian

struktural yang kemudian dilanjutkan dengan kajian sosiologi sastra yang

menganalisis tentang cerminan sosok wanita Jawa dalam menghadapi

problematika sosial yang banyak terjadi dalam masyarakat.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah diperlukan agar sebuah penelitian tidak meluas dari

apa yang seharusnya dibahas dan lebih terfokus. Permasalahan itu nantinya akan

diteliti untuk mencari pemecahan masalah. Perumusan masalah tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah keterkaitan antarunsur dan struktur yang membangun

cerbung Kembang Tayub karya Wasi Jaladara berdasarkan teori

strukturalisme Robert Stanton ?

2. Bagaimanakah penggambaran sosok wanita Jawa dalam menghadapi

problem hidup dalam cerbung Kembang Tayub karya Wasi Jaladara ?

3. Bagaimanakah gambaran kehidupan sosial masyarakat Jawa dalam

cerbung Kembang Tayub karya Wasi Jaladara?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan keterkaitan antarunsur dan struktur yang membangun

cerbung Kembang Tayub karya Wasi Jaladara berdasarkan teori

strukturalisme Robert Stanton..

2. Mendeskripsikan penggambaran sosok wanita Jawa dalam menghadapi

problem hidup dalam cerbung Kembang Tayub karya Wasi Jaladara.

Page 27: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

3. Mendeskripsikan gambaran kehidupan sosial masyarakat Jawa dalam

cerbung Kembang Tayub karya Wasi Jaladara.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian terhadap cerbung Kembang Tayub karya Wasi Jaladara ini

diharapkan secara teoritis dapat menambah wawasan mengenai isi,

pengetahuan tentang sastra Jawa, terutama dalam struktur dan perspektif

sosiologi sastra.

2. Manfaat Praktis

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah penelitian sastra

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk

penelitian selanjutnya.

3. Hasil penelitian diharapkan ini dapat dimanfaatkan oleh pengarang

muda sebagai pengayaan tentang penulisan karya sastra.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh guru bahasa

dan sastra Jawa dalam hal menambah materi pelajaran.

Page 28: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

a. Pendekatan Struktural

Pendekatan struktural dapat juga dinamakan sebagai pendekatan objektif.

Analisis struktural karya sastra, yang dalam hal ini fiksi, dapat dilakukan dengan

mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan atas unsur

instrinsik fiksi yang bersangkutan. Analisis struktural pada dasarnya bertujuan

untuk memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antarberbagai unsur

karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah kemenyeluruhan

(wholeness). Analisis strukturalnya tak cukup dilakukan hanya sekedar mendata

unsur tertentu sebuah karya fiksi, yang lebih penting adalah menunjukkan

bagaimana hubungan antar unsur itu, dan sumbangan apa yang diberikan terhadap

tujuan estetik dan makna keseluruhan yang ingin dicapai (Burhan Nurgiyantoro,

2007: 37)

Secara definitif strukturalisme berarti paham mengenai unsur – unsur,

yaitu struktur itu sendiri dengan mekanisme antarhubungannya, di satu pihak

antarhubungan unsur yang satu dengan unsur (unsur) yang lain. Strukturalisme

juga memberikan pemahaman terhadap analisis unsur – unsur karya sastra. Setiap

karya sastra baik karya sastra dengan jenis yang sama maupun berbeda memiliki

unsur – unsur yang berbeda. Dalam hubungan inilah karya sastra dikatakan

sebagai memiliki ciri – ciri yang khas, otonom, tidak bisa digeneralisasikan.

Setiap penilaian akan memberikan hasil yang berbeda. Meskipun demikian perlu

Page 29: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dikemukakan unsur – unsur pokok yang terkandung dalam ketiga jenis karya

sastra, yaitu : prosa, puisi dan drama. Unsur - unsur prosa di antaranya : tema,

peristiwa atau kejadian, latar atau setting, penokohan atau perwatakan, alur atau

plot, sudut pandang dan gaya bahasa (Nyoman Kutha Ratna, 2009: 91 – 93)

Sementara itu menurut Robert Stanton (2007: 23) ada tiga tataran yang

harus dilihat dalam menganalisis struktur sebuah karya sastra (fiksi). Tiga tataran

itu ialah pertama, tataran fakta – fakta cerita (the fact of story), yang dimaksud

dengan fakta – fakta cerita yaitu meliputi unsur plot, penokohan dan latar.

Unsur – unsur yang terjalin sangat erat dan membentuk struktur faktual (the

factual structure). Tataran kedua, yaitu tataran makna sentral (central meaning)

atau yang lebih dikenal dengan istilah tema. Tampilnya makna sentral atau tema

didukung oleh tataran yang pertama, yakni struktur faktual cerita yang di

dalamnya terdapat plot, penokohan dan latar. Interpretasi terhadap tema sebuah

karya sastra harus didasarkan atas fakta – fakta yang ada dalam cerita itu sendiri.

Tataran ketiga, yaitu tataran sarana kesastraan (literary devices), yang dimaksud

dengan sarana kesastraan ialah cara – cara yang digunakan oleh pengarang untuk

menyeleksi dan menyusun detil – detil sebuah cerita sehingga membentuk

pola – pola yang bermakna. Adapun tujuannya agar memungkinkan bagi para

pembaca untuk dapat melihat fakta – fakta (cerita) melalui pandangan

pengarangnya,untuk melihat apakah makna fakta – fakta (cerita) itu, dan untuk

sarana melihat pengalaman yang diimajinasikan oleh pengarang itu. Adapun

sarana kesastraan yang penting, antara lain ialah judul, point of view, style dan

tone atau gaya ekspresi pengarang, dan ironi

Page 30: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Perlu dijelaskan lebih lanjut di sini mengenai pengertian style, tone dan

ironi tersebut. Menurut Robert Stanton (2007: 61 – 63), yang dimaksud dengan

gaya dan tone ialah hal – hal yang berhubungan dengan penggunaan bahasa oleh

pengarang. Jadi semacam gaya ekspresi pengarang. Barangkali ada dua macam

pengarang yang sama – sama menggunakan plot, karakter dan setting, akan tetapi

akan menghasilkan dua cerita yang berbeda, sebab bahasa kedua pengarang itu

berbeda dalam kompleksitasnya, ritmenya, panjang kalimatnya, kehalusan dan

ketajamannya, kekonkritannya, dan berbeda pula dalam imaji – imaji dan

metafor – metafornya. Kesenuanya berbaur manjadi satu yang utuh dan

menentukan kualitas suatu cerita serta membentuk gaya atau style. Sedangkan

tone adalah sesuatu yang dekat hubungannya dengan gaya tadi, yaitu sikap

emosional pengarang seperi yang tampak di dalam cerita ; misalnya bersikap

menghibur, romantik, ironik, misterius, bijaksana, pemimpi, atau bersemangat.

Kemudian mengenai ironi, yaitu sesuatu yang berlawanan dengan apa yang telah

diduga sebelumnya. Ada dua jenis ironi yang biasa ditemukan dalam fiksi, yaitu

dramatik ironi dan ironic tone atau sikap emosional yang ironis. Dramatik ironi

merupakan ironi dari plot atau situasi yang dasarnya tergantung pada beberapa

kontras diametrik di antara apa yang diharapkan dengan apa yang sebenarnya

terjadi. Ironic tone yaitu ironi verbal, muncul ketika seseorang menghubungkan

maknanya dengan ekspresi berlawanan itu. Jadi ironic tone berhubungan dengan

pernyataan atau ungkapan seorang tokoh cerita yang merespon kejadian yang

berlawanan (dramatik ironi). Demikianlah tambahan penjelasan mengenai

Page 31: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

beberapa aspek dari tataran ketiga (literary devices) tersebut merupakan tataran

yang menentukan estetika dan keunikan sebuah karya sastra.

1. Fakta – Fakta Cerita

a. Alur

Secara umum, alur merupakan rangkaian peristiwa – peristiwa dalam

sebuah cerita. Istilah alur biasanya terbatas pada peristiwa – peristiwa yang

terhubung secara kausal saja. Peristiwa kausal merupakan peristiwa yang

menyebabkan atau menjadi dampak dari berbagai peristiwa lain dan tidak dapat

dabaikan karena aka berpengaruh pada keseluruhan karya. Peristiwa kausal tidak

terbatas pada hal – hal yang fisik saja seperti ujaran atau tindakan, tetapi juga

mencakup perubahan sikap, karakter, kilasan – kilasan pandangannya,

keputusan – keputusannya dan segala yang menjadi variabel pengubah dalam

dirinya.

Alur merupakan tulang punggung cerita. Sebuah cerita tidak akan pernah

seutuhnya dimengerti tanpa adanya pemahaman terhadap peristiwa – peristiwa

yang mempertautkan alur, hubungan kausalitas, dan keberpengaruhannya. Sama

halnya dengan elemen – elemen lain, alur memiliki hukum – hukum sendiri ; alur

hendaknya memiliki bagian awal, tengah dan akhir yang nyata, meyakinkan dan

logis, dapat menciptakan bermacam kejutan dan memunculkan sekaligus

mengakhiri ketegangan. Alur mengalr karena mampu merangsang berbagai

pertanyaan di dalam benak pembaca (terkait keingintahuan, harapan, maupun rasa

takut). Jadi pandangan kita terhadap sebuah cerita sedikit banyak bergantung pada

diri kita sendiri, apakah kita sudah melewatkan atau keliru menafsirkan berbagai

Page 32: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

pertanyaan yang disodorkan oleh cerita ataukah perhatian kita yang salah tempat.

Sebagian dari kita lupa bahwa kekacauan dan ketidaksinkronan sebuah cerita (kita

beranggapan bahwa tidak ada sesuatu terjadi di dalam cerita tersebut) berpangkal

pada kekeliruan kita sendiri ketika membaca. Pertanyaan – pertanyaan yang

paling efektif adalah pertanyaan – pertanyaan yang tampaknya tidak akan pernah

sepenuhnya terjawab.

Dua elemen dasar yang membangun alur adalah konflik dan klimaks.

Setiap karya fiksi setidak – tidaknya memiliki konflik internal (yang tampak jelas)

yang hadir melalui hasrat dua orang karakter atau mengandung lebih dari satu

konflik kekuatan, tetapi hanya konflik utamalah yang dapat merangkum seluruh

peristiwa yang terjadi dalam alur. Konflik utama selalu terikat teramat intim

dengan tema cerita ; dua hal ini bahkan bisa sangat identik. Sedangkan klimaks

adalah saat ketika konflik terasa sangat intens. Sehingga ending tidak dapat

dihindari lagi (Robert Stanton, 2007: 26 – 33)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa alur adalah

rentetan peristiwa yang terjadi dalam sebuah cerita, yang berkaitan dan dialami

oleh para tokoh.

b. Karakter

Sebagian besar tokoh – tokoh karya fiksi adalah tokoh rekaan. Kendati

berupa rekaan atau hanya imajinasi pengarang, masalah penokohan merupakan

satu bagian penting dalam membangun sebuah cerita. Tokoh – tokoh tersebut

tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan untuk

menyampaikan ide, motif, plot dan tema. Semakin berkembangnya ilmu jiwa,

Page 33: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

terutama psiko-analisa, merupakan pula salah satu alas an pentingnya peranan

tokoh cerita sebagai bagian yang ditonjolkan oleh pengarang

Menurut Robert Stanton (2007: 33 - 34) terma ’karakter’ biasanya dipakai

dalam dua konteks. Konteks pertama, karakter merujuk pada individu – individu

yang muncul dalam dalam cerita. Konteks kedua, karakter merujuk pada

percampuran dari dari berbagai kepentingan, keinginan, emosi dan prinsip moral

dari individu – individu tersebut seperti yang tampak implisit. Dalam sebagian

besar cerita dapat ditemukan satu karakter utama yaitu karakter yang terkait

dengan semua peristiwa yang berlangsung dalam cerita. Biasanya,

peristiwa – peristiwa ini menimbulkan perubahan pada diri sang karakter atau

pada sikap kita terhadap karakter tersebut.

Setiap pengarang ingin agar kita memahami setiap karakter dan motivasi

dalam karyanya dengan benar. Selain itu bukti bahkan dapat dilakukan dari

penafsiran terhadap nama – nama karakter. Bukti lain yang tidak kalah penting

adalah deskripsi eksplisit dan komentar pengarang tentang karakter yang

bersangkutan

c. Latar

Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita,

semesta yang berinteraksi dengan peristiwa – peristiwa yang berlangsung. Latar

dapat berwujud dekor, latar juga dapat berwujud waktu – waktu tertentu (hari,

bulan, dan tahun)., cuaca atau satu periode sejarah. Meski tidak langsung

merangkum sang karakter utama, latar dapat merangkum orang – orang yang

menjadi dekor dalam cerita. Dalam berbagai cerita dapat dilihat bahwa latar

Page 34: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

memiliki daya untuk memunculkan tone dan mood emosional yang melingkupi

sang karakter. Tone emosional ini disebut dengan istlah ’atmosfer’. Atmosfer bisa

jadi merupakan cermin yang merefleksikan suasana jiwa sang karakter atau

sebagai salah satu bagian dunia yang berada diluar diri sang karakter. Agar

perilaku sang karakter atau orang – orang di luar dirinya dapat sepenuhnya

dimengerti, diperlukan pengamatan mendalam terhadap dua kemungkinan diatas.

(Robert Stanton, 2007 : 35 – 36)

Dari penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa setting

merupakan keseluruhan lingkungan di mana peristiwa dalam satu cerita fiksi

terjadi, baik lingkungan tempat, waktu, maupun sosial.

d. Tema

Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan ’makna’ dalam

pengalaman manusia. Tema merupakan pernyataan generalisasi. Sama seperti

makna pengalaman manusia, tema menyorot dan mengacu pada aspek – aspek

kehidupan sehingga nantinya akan ada nilai – nilai tertentu yang melingkupi

cerita. Tema membuat cerita lebih terfokus, menyatu, mengenai dan berdampak

bagian awal dan akhir cerita akan menjadi pas, sesuai dan memuaskan berkat

keberadaan tema. Tema merupakan elemen yang relevan dengan setiap peristiwa

dan detail sebuah cerita. Tema (dalam cerita) memiliki kesamaan dengan apa yang

di atas disebut sebagai ’filosofi’, sedangkan struktur faktual mirip dengan

kenyataan yang dialami oleh si manusia. Tema meberi koherensi dan makna pada

fakta – fakta cerita. Cara paling efektif untuk mengenali tema sebuah karya

adalah dengan mengamati secara teliti setiap konflik yang ada di dalamnya. Setiap

Page 35: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

aspek cerita turut mendukung kehadiran tema. Oleh karena itu, pengamatan harus

dilakukan pada semua hal seperti peristiwa – peristiwa, karakter – karakter atau

bahkan objek – objek yang sekilas tampak tidak relevan dengan alur utama. Jika

relevansi hal – hal tersebut dengan alur dapat dikenali, keseluruhan cerita akan

terbentang gamblang (Robert Stanton, 2007: 36 - 43).

Suatu cerita yang baik dan berbobot terbentuk karena ada tema / topik

yang dibicarakan. Dalam menulis cerita, pengarang tidak hanya sekedar bercerita

tetapi juga ingin mengatakan sesuatu kepada pembaca. Sesuatu tersebut dapat

mengenai masalah kehidupan atau komentar tentang hidup, seperti percintaan,

kesedihan, ketakutan, spiritual dan sebagainya.

2. Sarana – Sarana Sastra

a. Judul

Kita mengira bahwa judul selalu relevan terhadap karya yang diampunya

sehingga keduanya membentuk satu kesatuan. Pendapat ini dapat diterima ketika

judul mengacu pada sang karakter utama atau satu latar tertentu. Akan tetapi,

penting bagi kita untuk selalu waspada bila judul tersebut mengacu pada satu

detail yang tidak menonjol. Judul semacam ini acap (terutama sekali dalam

cerpen) menjadi petunjuk makna cerita bersangkutan (Robert Stanton, 2007: 51).

b. Sudut Pandang

Pemikiran dan emosi para karakter hanya dapat diketahui melalui berbagai

tindakan yang mereka lakukan. Pendeknya, kita memiliki posisi yang berbeda,

memiliki hubungan yang berbeda dengan tiap peristiwa dalam tiap cerita: di

Page 36: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dalam atau di luar satu karakter, menyatu atau terpisah secara emosional. Posisi

ini, pusat kesadaran tempat kita dapat memahami setiap peristiwa dalam cerita,

dinamakan sudut pandang. Tempat dan sifat sudut pandang tidak muncul

semerta – merta.

Dari sisi tujuan, sudut pandang terbagi menjadi empat tipe utama; (1) Pada

orang pertama–utama, sang karakter utama bercerita dengan kata – katanya

sendiri (2) Pada orang pertama-sampingan, cerita dituturkan oleh satu kerakter

bukan utama (sampingan) (3) Pada orang ketiga-terbatas, pengarang mengacu

pada semua karakter dan memposisikannya sebagai orang ketiga tetapi hanya

menggambarkan apa yang dilihat, di dengar dan dipikirkan oleh satu orang

karakter saja (4) Pada orang ketiga-tidak terbatas, pengarang mengacu pada setiap

karakter dan memposisikannya sebagai orang ketiga. Pengarang juga dapat

membuat beberapa karakter melihat, mendengar atau berpikir atau saat ketika

tidak ada satu karakter pun hadir.

Terkadang sudut pandang digambarkan melalui dua cara yaitu subjektif

dan objektif. Dikatakan subjektif ketika pengarang langsung menilai atau

menafsirkan karakter. Bila karya dimaksudkan untuk menjadi sangat objektif,

pengarang bahkan akan menghindari usaha menampakkan gagasan – gagasan dan

emosi – emosi. Dengan demikian, pembaca harus memutuskan segalanya dari

fakta – fakta tanpa bantuan siapapun. Objektivitas lebih merupakan upaya untuk

menampilkan, mengetengahkan, dan menunjukkan sebuah situasi sedangkan

subjetivitas tidak lebih sekedar memberi tahu (Robert Stanton, 2007: 53 – 56).

Page 37: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

c. Ironi

Secara umum, ironi dimaksudkan sebagai cara untuk menunjukkan bahwa

sesuatu berlawanan dengan apa yang telah diduga sebelumnya. Ironi dapat

ditemukan dalam hampir semua cerita. Dalam dunia fiksi, ada dua jenis ironi yang

dikenal luas yaitu ironi dramatis dan tone ironis.

Ironi dramatis atau ironi alur dan situasi biasanya muncul melalui kontras

diametris antara penampilan dan realitas, antara maksud dan tujuan seorang

karakter dengan hasilnya, atau antara harapan dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Tone ironis atau ironi verbal digunakan untuk menyebut cara berekpresi yang

mengungkapkan makna dengan cara berkebalikan.

Satu – satunya cara untuk mengetahui keberadaan ironi dan

menafsirkannya adalah dengan membaca cerita berulang kali dengan teliti dan

hati – hati (Robert Stanton, 2007: 71 – 73).

d. Gaya dan Tone

Gaya adalah cara pengarang dalam menggunakan bahasa. Untuk

meningkatkan pengetahuan tentang gaya, kita harus membaca banyak cerita dari

berbagai pengarang. Disamping itu kita hendaknya membaca berbagai cerita dari

seorang pengarang.

Satu elemen yang amat terkait dengan gaya adalah tone. Tone adalah sikap

emosional pengarang yang ditampilkan dalam cerita. Tone bisa menampak dalam

berbagai wujud, baik yang ringan, romantis, ironis, misterius, senyap, bagai

mimpi, atau penuh perasaan. Ketika seorang pengarang mampu berbagi perasaan

Page 38: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

dengan sang karakter dan ketika perasaan itu tercermin pada lingkungan, tone

menjadi identik dengan atmosfer (Robert Stanton, 2007: 61 – 63).

e. Simbolisme

Gagasan dan emosi terkadang tampak nyata bagaikan fakta fisis padahal

sejatinya kedua hal tersebut tidak dapat dilihat dan sulit dilukiskan. Salah satu

cara untuk menampilkan kedua hal tersebut agar tampak nyata adalah melalui

simbol. Simbol berwujud detail – detail konkret dan faktual dan memiliki

kemampuan untuk memunculkan gagasan dan emosi dalm pikiran pembaca.

Dengan ini, pengarang membuat maknanya jadi tampak. Simbol dapat berwujud

apa saja, dari sebutir telur hingga latar cerita seperti satu objek, beberapa objek

bertipe sama, substansi fisis, bentuk, gerakan, warna, suara, atau keharuman.

Dalam fiksi, simbolisme dapat memunculkan tiga efek yang

masing – masing bergantung pada bagaimana simbol bersangkutan digunakan; (1)

Sebuah simbol yang muncul pada satu kejadian penting dalam cerita

menunjukkan makna peristiwa tersebut (2) Satu simbol yang ditampilkan

berulang – ulang mengingatkan kita akan beberapa elemen konstan dalam semesta

cerita (3) sebuah simbol yang muncul pada konteks yang berbeda – beda akan

membantu kita menentukan tema (Robert Stanton, 2007: 64 – 65).

b. Pendekatan Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra adalah cabang penelitian sastra yang bersifat reflektif.

Penelitian ini banyak diminati oleh peneliti yang ingin melihat sastra sebagai

cermin kehidupan masyarakat. Kehidupan akan menjadi pemicu lahirnya karya

Page 39: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

sastra. Karya sastra yang berhasil atau sukses yaitu mampu merefleksikan

jamannya (Suwardi Endraswara, 2003: 77). Pendekatan sosiologi sastra

menganalisis manusia dalam masyarakat, dengan proses pemahaman mulai dari

masyarakat ke individu (Nyoman Kutha Ratna, 2005: 59). Selanjutnya dikatakan

oleh Yudiono (2003 : 30) bahwa sosiologi sastra merupakan suatu pendekatan

yang memperhitungkan nilai penting hubungan antara sastra dan masyarakat.

Sastra begitu dekat hubungannya dengan masyarakat, hal ini disebabkan karena :

a. Karya sastra dihasilkan oleh pengarang

b. Pengarang itu sendiri anggota masyarakat

c. Pengarang memanfaatkan kekayaan yang ada dalam masyarakat

d. Karya sastra itu dimanfaatkan kembali oleh masyarakat

Pengarang dengan masyarakat selalu berhubungan, karena pengarang juga

merupakan anggota masyarakat. Sehingga wajar saja bila pengarang sebagai

pencipta karya sastra menampilkan bentuk budaya pada jamannya, bahkan dia

juga merekam gejolak sosial yang terjadi di dalam masyarakatnya. Menurut

Nyoman Kutha Ratna (2005: 283 – 284), masyarakat sebagai masalah sosiologi

sastra dapat digolongkan ke dalam tiga macam sebagai berikut :

1. Masyarakat yang merupakan latar belakang produksi karya sastra.

2. Masyarakat yang terkandung dalam karya sastra

3. Masyarakat yang merupakan latar belakang pembaca

Dalam pendekatan sosiologi sastra ada tiga komponen pokok menurut

pendapat Warren dan Wellek ketiganya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Page 40: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

1. Sosiologi pengarang, yang memasalahkan status sosial, ideology social

dan lain – lain yang menyangkut pengarang sebagai penghasil sastra.

2. Sosiologi karya sastra, yang memasalahkan karya sastra itu sendiri,

yang menjadi pokok masalah adalah apa yang tersirat dalam karya

sastra dan apa yang menjadi tujuannya.

3. Sosiologi pembaca, yang memasalahkan pembaca dan pengaruh sosial

karya sastra (dalam Sapardi Djoko Darmono, 1979: 3)

Hubungan antara komponen di atas sangat erat, karena pengarang

merupakan bagian dari masyarakat.

Sementara itu pengarang itu sendiri adalah anggota masyarakat sehingga

tentunya ia memiliki hubungan dengan orang – orang lain di sekitarnya. Oleh

karena itu tidak mengherankan apabila terjadi interaksi antara pengarang dan

masyarakatnya. Sebagai akibat lebih jauh adanya jalinan yang erat antara

pengarang dan masyarakatnya, maka sering terjadi kegelisahan masyarakat

menjadi kegelisahan para pengarang. Begitu pula harapan – harapan,

penderitaan – penderitaan, aspirasi masyarakat, manjadi bagian pula dari pribadi

pengarang. Secara umum, persoalan kehidupan menjadi obsesi para pengarang

dan mereka akan memberikan respon evaluatif terhadap persoalan kehidupan itu

serta menawarkan alternatif pemecahannya yang kesemuanya itu kan tercermin di

dalam karya sastra yang mereka ciptakan. Sehubungan dengan ini, De Bonald

menyatakan bahwa ’Literature is ekspression of society’ (Harry Levin dalam

Elizabeth dan Tom Burns, 1973 : 56)

Page 41: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sosiologi sastra

menelaah dan menganalisis karya sastra yang dicipta pengarang dengan mengacu

pada suatu tindakan masyarakat yang pernah direkamnya baik secara langsung

maupun dalam pikirannya. Sosiologi sastra merupakan pendekatan terhadap sastra

dengan mempertimbangkan segi – segi kemasyarakatan, mempunyai sikap yang

luas, beragam yang menyangkut tentang pengarang, karyanya serta pembaca.

c. Sosok Wanita Jawa

Membahas sosok wanita tidak akan lepas dari posisinya kelak sebagai istri

atau ibu. Wanita Jawa dikenal memiliki sifat yang sabar, sumarah, dan sumeleh.

Wanita Jawa juga dikenal sebagai kanca wingking sekaligus garwa (belahan

jiwa). Seorang wanita yang telah menikah akan tetap sabar, mengalah, dan diam

dalam menghadapi suaminya. Ia memunculkan totalitas yang tinggi dalam

pengabdiannya sebagai seorang istri dan ibu. Sifat feminimnya (sebagai wanita,

istri, dan ibu) mampu memberikan pengaruh bagi keluarganya. Akan tetapi,

dengan kehalusan sisi femininnya, ia dapat memberikan pengaruh yang tidak

menekan namun tetap menimbulkan kepatuhan dari suami dan anaknya. Kekuatan

dimunculkannya tidak dengan agresivitas atau secara keras (selain karena hal ini

dianggap tidak baik dalam kultur Jawa), namun cukup dengan ketenangan dan

kehalusan (sisi feminimnya) (Christina S. Handayani dan Ardhian Novianto, 2010

: http://www.a12ya.asia/review/kuasa-wanita-jawa ).

Sifat-sifat nrima, pasrah, sabar, halus, setia, bakti, masih merupakan ciri

khas yang ideal mengenai wanita Jawa. Sifat-sifat seperti ini memang sering

Page 42: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

tercermin dalam wanita Jawa pada umumnya. Namun demikian tetaplah

merupakan sesuatu yang terbentuk karena lingkungan dan keadaan. Sifat nrima

dan pasrah yang sering menjadi sesuatu yang khas dari wanita Jawa ini justru

merupakan hal yang membuatnya mampu bertahan bila menghadapai kesulitan

dalam hidupnya. Nrima dan pasrah bukan berarti tidak berusaha tetapi justru

berusaha mengatasi kesulitan dan secara sadar mampu untuk menerima keadaan

dan pasrah pada nasibnya, bila suatu keadaan tidak dapat diubah lagi.

( http://sosbud.kompasiana.com)

Secara garis besar, wanita Jawa pada umumnya memiliki sifat dasar

penurut, setia, lembut. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana sikap mereka dalam

menghargai laki-laki. Tidak banyak menuntut dan mematuhi suami. Kalaupun ada

bentuk protes yang ingin disampaikan kepada suami, cenderung dengan cara yang

lembut dan penuh kasih sayang. Sifat dasar berikutnya adalah hemat dan mau

hidup susah. Hal ini bisa dilihat dalam kesederhanaan penampilan kesehariannya.

Terutama wanita-wanita yang memang masih bertahan hidup di Jawa. Mereka

tidak berlebihan dalam berpenampilan. Cenderung hemat dan mau diajak

bersama-sama memulai kehidupan dari nol meskipun dengan susah payah. Dan

sifat mendasar yang terakhir adalah tangguh, pekerja keras dan pantang menyerah.

Bukan pemandangan aneh, saat berada pada daerah pedesaan, dapat di temui

wanita-wanita jawa bekerja di sawah atau bahkan di sektor industri kecil guna

menopang ekonomi rumah tangganya. Sebenarnya bukan tanpa alasan, ketika

seorang anak perempuan diharapkan mewarisi sifat-sifat seperti tersebut di atas.

Karena bagi masyarakat Jawa sendiri, untuk bisa berhasil menjadi wanita yang

Page 43: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

ideal, yang akan membawanya berhasil dalam menjalankan segala perannya,

maka wanita Jawa harus memenuhi watak-watak yang bisa mendukungnya

mencapai sebuah keberhasilan (Yuliarso, 2010 : http://yuliarso.multiply.com).

Adalah suatu kenyataan bahwa sesungguhnya perempuan lebih tahan

menderita dibandingkan dengan laki-laki. Bagaimana tidak, mulai usia belasan

tahun seorang anak perempuan sudah harus menjalani rasa sakit bulanan

(haid/menstruasi). Masih ditambah lagi harus membantu pekerjaan rumah tangga

dan momong adik. Sementara itu, anak laki-laki sebayanya masih dibebaskan

bermain ke sana ke mari. Sosialisasi dan enkulturasi semacam inilah yang

mengkondisikan wanita tampil sebagai sosok yang tahan menderita, suka bekerja

keras (punya etos kerja tinggi), dan bersifat conform terhadap lingkungannya.

Bahkan ada satu versi yang membuktikan bahwa pada umumnya usia janda jauh

lebih panjang dari seorang duda.

Kenyataan lain, wanita Jawa dengan berbagai latar belakang pendidikan

atau pada berbagai taraf modernisasi ternyata dapat pasrah tatkala ia menghadapi

banyak kesulitan dalam kehidupannya. Hal ini tidak berarti bahwa ia tak berusaha

mengatasi kesulitan tersebut. Dengan segala kemampuannya, wanita Jawa

mencoba mengatasinya. Namun, ia secara sadar juga mampu menerima

keadaannya, dan pasrah terhadap nasibnya jika kondisinya memang tidak dapat

diubah lagi. Justru kemampuan dirinya sehingga ia tetap dapat mempertahakan

keseimbangan dirinya dan berfungsi sebagaimana diharapkan oleh lingkungannya

(Ambar Adrianto, 2010 : http://uun-halimah.blogspot.com).

Page 44: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Jadi pada intinya sifat khas wanita Jawa masa kini menunjukkan adanya

kombinasi antara sifat-sifat wanita Jawa tempo dulu dan sifat-sifat lain yang

berhubungan dengan pengalaman-pengalaman pendidikan dan tersedianya

berbagai kesempatan baginya dalam masyarakat sekarang ini. Artinya, ia tidak

hanya setia, bakti/bekti, sabar, tetapi juga cerdas dan kritis, berinisiatif, dan

kreatif. Selain memiliki aspirasi bagi dirinya sendiri, ia masih cenderung untuk

bersikap conform terhadap harapan-harapan orang lain. Sementara dalam

menghadapi situasi konflik yang menyangkut hubungannya dengan orang lain,

khususnya dengan siapa ia mempunyai ikatan efeksional, wanita Jawa cenderung

untuk bersikap mengalah demi memelihara hubungan yang harmonis dengan

orang-orang yang bersangkutan.

Sifat dan sikap tersebut merupakan pula kekuatannya karena wanita Jawa

dengan demikian mempunyai kesediaan yang besar untuk menyesuaikan dan

menerima berbagai kejadian yang kurang menguntungkan dalam kehidupannya.

Adapun munculnya sikap pasrah di sini bukan berarti secara pasif menerima

nasibnya. Beberapa sifat lain yang telah dikembangkan berkat pendidikan dan

pengalamannya, seperti cerdas, berinisiatif, berani bertanggung jawab, jelas

memberi kualitas lain pada arti pasrah tersebut.

Bagi wanita Jawa masa kini, pasrah berarti memilih dengan sadar untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan yang harus ia hadapi dengan tetap berusaha

untuk memperbaiki keadaan seoptimal mungkin. Oleh sebab pasrah atau

menyesuaikan diri di sini adalah pilihan yang telah dipertimbangkannya secara

matang maka mungkin justeru di sinilah letak kunci dari keseimbangan diri wanita

Page 45: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Jawa. Artinya, dalam menghadapi berbagai situasi yang penuh konflik baginya, ia

masih dapat berfungsi dan menampilkan diri secara baik, sesuai dengan harapan

lingkungannya.

Pelan tapi pasti, seiring dengan perjalanan waktu, di tahun-tahun

mendatang, gambaran stereotip wanita Jawa tampaknya makin menjadi tidak

relevan lagi. Kontribusi pendidikan yang kian terbuka bagi wanita Jawa jelas

berdampak pada proses perubahan tersebut. Adapun bagaimana ia akan berubah

pasti ditentukan oleh kaum wanita Jawa sendiri maupun oleh perkembangan

lingkungan sosial kita. Perubahan yang mulai sekarang sudah dapat diamati

berhubungan dengan perilaku wanita Jawa yang ingin mengisi peran ganda (atas

pilihan sendiri ataupun terpaksa) fenomenanya makin bertambah banyak.

Page 46: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Penelitian ini merupakan bentuk penelitian sastra. Penelitian sastra adalah

usaha pencarian pengetahuan dan pemberian makna dengan hati – hati dan kritis

secara terus – menerus terhadap masalah sastra. Dalam pengertian ini, penelitian

sastra merupakan disiplin ilmu yang mempunyai objek yang jelas, mempunyai

pendekatan – pendekatan dan metode yang jelas. Penelitian sastra mengandalkan

ketelitian, ketepatan, dan kepercayaan data, serta mengikuti metode kerja ilmiah.

Sebagai suatu kegiatan ilmiah, penelitian harus dilakukan dengan dukungan teori

dan prinsip keilmuan secara lebih mendalam (Atar Semi, 1993 : 18 – 19).

Dengan mempertimbangkan karya sastra merupakan bagian integral

kebudayaan, penerapan teori dilakukan melalui dua tahapan, pertama, teori dalam

kaitannya dengan sastra sebagai produk sosial tertentu (analisis ekstrinsik), kedua

teori dalam kaitannya dengan karya sastra sebagai hakikat imajinasi dan

kreativitas (analisis intrinsik) (Nyoman Kutha Ratna, 2009 : 11). Penelitian sastra

yang dilakukan ini diharapkan dapat membantu memperoleh informasi yang

akurat dalam penelitian terhadap cerbung Kembang Tayub karya Wasi Jaladara.

B. Sumber Data dan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua,

yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer, yaitu

Page 47: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

teks cerbung berbahasa Jawa karya Wasi Jaladara yang berjudul Kembang Tayub.

Cerbung ini dimuat dalam majalah Genta no 73 April 2007 sampai dengan no 88

Desember 2007 yang terdiri dari 15 episode. Sumber data sekunder yaitu

informan yang dalam hal ini Daniel Tito (Wasi Jaladara) selaku pengarang

cerbung Kembang Tayub serta keadaan sosial budaya dan perempuan Jawa yang

didapat dari banyak buku dan web.

Data yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya data primer yang

merupakan data pokok, dalam penelitian ini berupa teks cerbung yang dibangun

oleh unsur – unsur instrinsik dalam karya sastra seperti unsur fakta – fakta cerita:

alur, karakter, latar, tema, sarana – sarana sastra; judul, ironi, sudut pandang, gaya

dan tone, simbolisme. Sedangkan data sekunder yang merupakan data pendukung

terdiri dari hasil wawancara dengan pengarang yakni Bapak Daniel Tito (Wasi

Jaladara), serta hasil informasi dan situasi sosial yang terdapat dalam cerbung

Kembang Tayub terutama kehidupan perempuan Jawa khususnya ledhek dan

stratifikasi sosial dalam kehidupan sosial yang terdapat dalam cerbung ini yang

dapat digunakan sebagai pelengkap dan penunjang penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Content Analysis atau Analisis Isi

Teknik analisis isi juga disebut kajian isi. Krippendorff mendefinisikan

kajian isi yaitu teknik penelitian yang dimanfaatkan untuk menarik kesimpulan

yang replikatif dan sahih dari data atas dasar konteksnya. Sedangkan menurut

Holsti menyatakan bahwa kajian isi adalah apapun yang digunakan untuk menarik

Page 48: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara

objektif dan sistematis (dalam Lexy J. Moleong, 2007 : 220). Data tersebut adalah

cerbung Kembang Tayub karya Wasi Jaladara, teknik ini cara kerjanya yaitu

dengan cara menemukan unsur – unsur struktur cerbung Kembang Tayub. Teori

yang digunakan dalam penulisan ini adalah teori struktural. Teori struktural

berusaha untuk memilah-milah dengnn baik unsur-unsur pembentuk suatu karya

sastra yang dalam hal ini karya sastra berbentuk prosa. Teeuw, (1984: 135)

menyatakan. Analisis struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan

secara cermat, semendetail dan mendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan

semua analisis aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna

menyeluruh.

2. Teknik Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (Lexy J.

Moleong, 2007 : 186). Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada

pengarang yakni Bapak Daniel Tito sebagai pengarang cerbung Kembang Tayub.

Wawancara dengan pengarang digunakan untuk mengetahui daftar riwayat hidup

pengarang, hasil karyanya dan keterangan – keterangan lain yang mendukung

penelitian.Wawancara yang digunakan bukanlah wawancara yang terstruktur

melainkan wawancara yang longgar, namun tetap terfokus pada permasalahan

penelitian

Page 49: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

D. Teknik Analisis Data

Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

membaca cerbung Kembang Tayub secara berulang – ulang. Hal tersebut

dilakukan untuk menemukan dan mengetahui data struktural, sosiologi dalam

cerbung Kembang Tayub karya Wasi Jaladara .

Teknik analisis data yang pertama dalam penelitian ini yaitu analisis

struktural. Analisis struktural merupakan analisis tahap awal yang dijadikan

sebagai dasar pijakan yang mengkaji keterkaitan antar unsur karya sastra yang

berupa unsur instrinsik seperti fakta – fakta cerita : alur, karakter, latar, tema

sarana – sarana cerita : judul, sudut pandang, ironi, gaya dan tone, simbolisme.

Analisis struktural dalam penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi,

mengkaji dan mendeskripsikan unsur – unsur struktural dalam karya sastra fiksi

berupa fakta – fakta cerita : alur, karakter, latar, tema, sarana – sarana cerita :

judul, sudut pandang, ironi, gaya dan tone, simbolisme yang satu sama lainnya

saling terkait.

Analisis kedua mengkaji aspek sosiologi, khususnya tentang gambaran

sosok wanita Jawa menghadapi problematika hidup yang terdapat dalam cerbung

KT. Dalam analisis ini pertama kali penulis mencari bentuk – bentuk

problematika hidup yang dialami oleh tokoh utama dalam cerbung, dan gambaran

kehidupan sosial masyarakat Jawa yang terjadi dalam cerita. Analisis terakhir

yaitu mengungkapkan gambaran kehidupan sosial masyarakat Jawa yang

tercermin dalam cerbung KT.

Page 50: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Analisis Struktural

Analisis sebuah karya sastra, yang menggunakan pendekatan struktural

tidak dapat ditinggalkan begitu saja, karena hal ini merupakan langkah awal yang

dapat membantu peneliti dalam memberikan makna atas sebuah karya sastra yang

akan dianalisis. Analisis struktural merupakan suatu cara untuk menemukan

makna keseluruhan dari suatu yang menjadi bahan kajiannya, yaitu melalui

pengupasan dan pemaparan unsur-unsur karya sastra yang membentuk keterkaitan

dan keutuhan karya sastra.

Cerbung Kembang Tayub karya Wasi Jaladara akan diteliti menggunakan

analisis berdasarkan teori struktural Robert Stanton. Analisis meliputi fakta-fakta

cerita yang terdiri dari alur, karakter, latar, dan tema; sarana-sarana sastra yang

terdiri dari judul, sudut pandang, gaya dan tone, simbolisme, dan ironi. Langkah

selanjutnya menjabarkan bagaimanakah hubungan antarunsur tersebut, sehingga

tiap-tiap unsur pembangun memiliki makna keseluruhan yang satu dan saling

melengkapi.

1. Fakta-fakta cerita

Fakta-fakta cerita atau unsur faktual terdiri dari alur/plot, karakter, dan

latar. Ketiga unsur itu adalah elemen-elemen yang berfungsi sebagai catatan

kejadian imajinatif dari sebuah cerita. Struktur faktual merupakan salah satu aspek

cerita.

Page 51: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

a. Alur/plot

Alur menurut Robert Stanton terdiri dan rangkaian peristiwa pokok/kausal,

subplot, bagian alur.

1) Peristiwa-peristiwa pokok/kausal

a) Analisis ujaran

Analisis ini membahas tentang alur yang dibuktikan dengan penuturan

para tokoh, ujaran yang mempengaruhi peristiwa.

Seperti biasanya, pertunjukan tayub malam itu berlangsung cukup meriah.

Semua yang hadir di tempat itu hanya terfokus pada pertunjukan tayub, tidak ada

satupun penonton ataupun penari yang tidak menikmatinya. Mereka sangat

bergembira. Hal itu seperti terlihat pada kutipan berikut :

Swasana sansaya regeng. Sumringah. Bareng karo lumingsiring wengi,

kabeh katrem marang gregeting kasukan, meh tanpa kena dikendaleni.

Kabeh ! penonton, tamu undhangan, pambeksa, tan ana sing ora klarut.

Kabeh mbengok sora. Sesorak, sruwitan, binarung gamelan kang ditabuh

sigrak mawa gendhing – gendhing irama rancak (epsd 1:28)

Terjemahan:

Suasana semakin meriah. Menggembirakan. Bersamaan dengan

bergantinya malam, semua terhanyut dalam kegembiraan , hampir tanpa

bisa dikendalikan. Semua! Penonton, tamu undangan, penari, tidak ada

yang tidak terhanyut. Semua berteriak. Bersorak, bersiul diiringi gamelan

yang dimainkan penuh semangat dengan gendhing – gendhing berirama

rancak.

Penampilan Jinten pada pertunjukkan tayub itu sangatlah dinanti – nanti.

Ia adalah seorang ledhek tayub yang terkenal di daerah itu bahkan bisa disebut

sebagai the star of the tayub diantara ledhek lainnya. Bayaran yang diterima setiap

kali tampil juga cukup tinggi.

Pagelaran seni beksa kawiwitan maneh. Ledhek Jinten saka pamundhute

(kanthi mbengok) sawetara pambeksa, nyandhak sampur maneh embuh

kang kaping pira.

Page 52: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Ya, Jinten. Dheweke kembange. Kembang ing antarane kembang lan

kumbang. The star of the “Tayub”.

Jinten ora kok ora ngerteni bab iki. Malah dheweke banget ngrasakake

kahanane minangka Si Kembang Tayub sing lagi mekar. Uga

ngrumangsani pitukune sing ora murah kanggo sakabehing kang ditampa

iku (epsd 1:29)

Terjemahan:

Pertunjukkan dimulai kembali. Ledhek Jinten dari permintaan (dengan

teriakan) beserta penari lainnya memegang sampur kembali entah untuk

keberapakalinya.

Ya, Jinten. Ia adalah bunganya. Bunga diantara bunga dan kumbang. The

star of the “Tayub”.

Jinten bukannya tidak tahu mengenai masalah ini. Justru ia sangat

merasakan keadaan sebagai. Ia juga merasa bayarannya yang tidak murah

untuk semua yang diterimanya itu.

Seperti biasa, hampir setiap pertunjukkan selesai, Jinten dijemput oleh

kekasihnya yang bernama Marjuki. Ia adalah seorang guru desa. Namun dengan

posisinya sebagai guru desa itu terkadang membuat dirinya merasa tidak nyaman.

Posisine minangka guru desa mesthi palu batin kanggone dheweke.

Nanging kekarepan sing makantar – kantar kanggo ketemu Jinten uga ora

gampang dikendhaleni (epsd 1:29)

Terjemahan:

Kedudukannya sebagai seorang guru desa pasti memukul batinnya. Tetapi

keinginan yang menggebu – gebu untuk bertemu Jinten juga tidak mudah

dikendalikan.

Rumah Jinten memang berada di desa. Jauh dari pusat kota dan berada

ditengah hutan. Kondisi jalannyapun juga belum begitu baik.

Dalan desa wis entek. Kari dalan tengah alas sing dawane ora kurang

limang kilometer, sakdurunge tekan dalan aspal. Dalan gedhe jurusan

Jakarta – Surabaya

Amung itungan puluhan meter Jinten lan Marjuki ngrasakne aluse dalan

aspal.

Omahe wis cedhak.

Nanging isih ana ing laladan alas uga

Ning tengah, yen tandhane kuwi wit – wit jati gedhe sing ngupengi.

(epsd 1:29)

Page 53: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Terjemahan:

Jalan desa sudah habis. Tinggal jalan di tengah hutan yang panjangnya

tidak kurang dari lima kilometer, sebelum sampai jalan yang beraspal.

Jalan besar jurusan Jakarta – Surabaya

Hanya hitungan puluhan meter Jinten dan Marjuki merasakan halusnya

jalan beraspal.

Rumahnya sudah dekat.

Tetapi masih berada di daerah hutan juga.

Di tengah, jika tandanya pohon – pohon jati besar yang mengelilingi.

Keinginan Marjuki untuk meminang Jinten memang sudah diketahui

banyak orang termasuk Jinten sendiri. Dengan begitu Marjuki seharusnya tidak

perlu merasa sungkan lagi termasuk ketika harus mengantar atau menjemput

Jinten ketika ada pertunjukan tayub. Tetapi itu tidak terjadi dalam diri Marjuki. Ia

tetap merasa sungkan terhadap orang – orang disekitar dengan apa yang

dilakukannya.

Warta bab guru Marjuki bakal ngarepake ledhek Jinten dadi bojone wis

dudu amung kanggo ngilangake rasa rikuhe yen dheweke kudu suwe ana

warung kuwi. Kabeh wes ngerti. Kabeh wis krungu. Malah Mbah

Wongsoidi lanang sing suda rungon, sing biyen melu mbiyantu Mbah

Wongsoidi wedok nalika nglairake, nalika laire Jinten, uga wis krungu.

Ora perlu isin utawa pekewuh yen kepranggulan nalika ngeterake utawa

mapag Jinten. (embuh kena apa yen kudu nunggoni Jinten tanggapan

disawang uwong akeh Marjuki isih tetep rikuh (epsd 2:28)

Terjemahan:

Kabar mengenai guru Marjuki yang menginginkan ledhek Jinten menjadi

istrinya sudah bukan hanya untuk menghilangkan rasa sungkan dirinya

harus berada lama di warung itu. Semua sudah tahu. Semua sudah

mendengar. Terlebih Mbah Wongsoidi laki - laki yang sudah berkurang

pendengarannya, yang dulu sudah membantu Mbah Wongsoidi perempuan

ketika melahirkan, ketika lahirnya Jinten, juga sudah tahu.

Tidak perlu malu atau sungkan jika ketahuan ketika mengantarkan atau

menjemput Jinten. (entah mengapa jika harus menunggui Jinten pentas

dilihat orang banyak Marjuki masih tetap saja sungkan)

Sebagai konsekuensi pekerjaannya, Marjuki memang tidak memiliki

banyak waktu untuk Jinten. Dikarenakan kegiatan sekolah Marjuki yang begitu

Page 54: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

banyak. Sehingga Jinten harus selalu menyadarinya dan mengerti keadaan

Marjuki.

“Aku ora bisa suwe – suwe, Ten,” Marjuki menehi kodhe sakwise ngiling

kopi ana lepek.

“Iki rak dina Minggu?”

“Iya. Nanging esuk iki aku ana acara karo bocah – bocah. Persiapan

kanggo lomba ketangkasan Pramuka. Iki wis tingkat kabupaten. Esdeku

makili tingkat kecamatan.” (epsd 2:29)

Terjemahan:

“Aku tidak bisa lama – lama, Ten,” Marjuki memberi tanda setelah

menuangkan kopi dalam lepek.

“Ini kan hari Minggu?”

“Iya. Tapi pagi ini aku ada acara dengan anak – anak. Persiapan untuk

lomba ketangkasan Pramuka. Ini sudah tingkat kabupaten. Esdeku

mewakili tingkat kecamatan.”

Kisah cinta Jinten dengan guru Marjuki tidak berjalan mulus begitu saja.

Sahabat Jinten yang juga berprofesi sebagai ledhek yakni Surti kurang begitu

yakin dengan hubungan mereka. Sebenarnya bukan tidak setuju, tapi pada

kenyataannya seorang ledhek sangat jarang yang memiliki suami seorang guru.

Namun andaikata Jinten bisa menjadi istri seorang guru, Surtipun juga ikut

berbahagia.

“Aja kleru tampa, Ten. Aku amung ngelikake. Pikiren tenanan sakdurunge

kebacut. Ora kok aku ndakwa elek marang Pak gurumu kuwi. Yen uwonge,

aku sakpanemu karo awakmu, cukup apik lan tanggung jawab. Iki ora

dakselaki. Minangka kanca padha wedoke. Aku utawa bisa wae Giyah,

Lastri, Narsih uga naksir. Amarga guru marjuki kuwi pancen nggantheng.

Nanging kanggo dadi bojone, apa gampang ngono kuwi?”

“Ora maido. Nanging kowe kudu eling, critane wong – wong mbiyen sing

padha karo awake dhewe. Endi sing bisa dadi karo guru? Yen karo lurah

utawa mantra malah ana. Ana sing langgeng nganti saiki. Contone Lik

Sum, Dhe Ngatmi.”

“ Nanging yen kowe sida dado karo guru Marjuki, aku uga melu seneng,

Ten. Mbokmenawa kowe siji – sijine ledhek sing dadi bojo resmi tilas

guru.” celathune Surti, setengah nglelipur, setengah nglenggana

kesalahane : wis ngganggu katentreman atine Jinten (epsd 2:29)

Page 55: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Terjemahan:

“Jangan salah mengartikan, Ten. Aku hanya mengingatkan. Pikirkan

benar – benar sebelum terlanjur. Bukannya aku mendakwa buruk pada Pak

gurumu itu. Kalau orangnya, aku sependapat denganmu, cukup baik dan

bertanggung jawab. Ini aku akui. Sebagai teman, sesama perempuan. Aku

atau bisa saja Giyah, Lastri, Narsih juga suka. Karena guru Marjuki itu

memang tampan. Tapi untuk menjadi istri, apakah segampang itu?”

“ Tidak munafik. Tapi kamu harus menyadari, cerita otrang – orang dulu

yang sama dengan kita. Mana yang bisa jadi dengan guru? Kalau dengan

lurah atau mantri justru ada. Ada yang langgeng sampai sekarang.

Contohnya Lik Sum, Dhe Ngatmi.”

“Tapi jika kamu benar - benar dengan guru Marjuki, aku juga ikut senang,

Ten. Bisa jadi kamu satu – satunya ledhek yang menjadi istri resmi bekas

guru.” kata Surti, setengah menghibur, setengah menyadari kesalahannya :

sudah mengganggu ketentraman hati Jinten.

Ucapan Surti mengingatkan Jinten akan pertemuannya dengan guru

Marjuki empat tahun yang lalu. Saat itu, Jinten duduk di kelas enam Sekolah

Dasar, sedangkan Marjuki adalah guru baru disekolah itu yang kemudian menjadi

wali kelasnya. Namun hubungan mereka tidak hanya sebatas guru dan murid

melainkan lebih dari itu.

Eling pocapane Surti dadi eling patemone pisanan karo Guru Marjuki,

patang taun kepungkur. Papane durung neng pagelaran tayub, nanging

isih ana ing lingkungan sekolahan. Ana kelas. Jinten murid kelas enem

sing sedhela maneh bakal ujian EBTA lan Marjuki guru enom sing lagi

karotengah taun ana SD kui. Uga dadi wali kelase.

Wiwit panyawang sepisan, uga kaya sing dialami Marjuki, Jinten wis

ngerteni sorot mripat kang ngemu surasa. Luwih saka sih katresnan

antaraning guru-murid, utawa anak-wong tuwa (epsd 2:29)

Terjemahan:

Teringat ucapan Surti jadi teringat pertemuan pertama dengan guru

Marjuki, empat tahun yang lalu. Tempatnya belum di pagelaran tayub,

tetapi masih di lingkungan sekolah. Di kelas. Jinten murid kelas enam

yang sebentar lagi akan ujian EBTA dan Marjuki guru muda yang baru

satu setengah tahun berada di SD itu. Juga menjadi wali kelasnya.

Semenjak pandangan pertama, juga seperti yang dialami Marjuki, Jinten

sudah tahu sorot mata yang penuh rasa. Lebih dari rasa sayang antara guru

dan murid, atau anak dengan orang tua.

Page 56: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Suatu hari Marjuki mengajak Jinten ke suatu tempat rekreasi bernama

Tawun. Disana mereka membicarakan tentang hubungan mereka. Jinten bercerita

tentang apa yang sudah diutarakan Surti sahabatnya. Ia juga memastikan apakah

Marjuki benar – benar serius dengannya. Marjukipun tidak keberatan dengan apa

yang diutarakan oleh Jinten.

“Bener Mas Marjuki sayang Juminten?”

Ana kursi bandulan ing taman kekarone lungguh pepet – pepetan.

“Yen ora sayang awake dhewe ora prelu tekan kene,Ten. Pitakonmu aneh.

Kowe krungu kabar apa bab aku?”

“Ora. Ora ana kabar apa – apa. Aku amung takon. Supaya manteb.”

“Apa saksuwene iki kowe ora percaya?‟

“Ora ngono. Sababe…” Jinten kepeksa ngucapake maneh kabeh

omongane Surti

Lan Marjuki ngguyu

“Ora ana sing nglarang guru rabi karo ledhek. Ledhek lak uga menungsa.

Warga Negara sing sah. Gaweyan sing sah. Kowe uga duwe Kartu Induk

utawa Kartu Anggota Seniwati, ta?” (epsd 3:29)

Terjemahan:

“Benar Mas Marjuki sayang Juminten?”

Di kursi ayunan di taman keduanya duduk berdekatan

“Kalau tidak sayang kita tidak perlu sampai kesini, Ten. Pertanyaanmu

aneh. Kamu dengar kabar apa tentang aku?”

“Tidak. Tidak ada kabar apa – apa. Aku cuma tanya. Supaya yakin.”

“Apa selama ini kamu tidak percaya?”

“Bukan begitu. Soalnya …..” Jinten terpaksa menceritakan lagi semua

yang dikatakan Surti

Dan Marjuki tertawa

“Tidak ada yang melarang guru menikah denagan ledhek. Ledhek juga

manusia. Warga negara yang sah. Pekerjaan yang sah. Kamu juga punya

Kartu Induk atau Kartu Anggota Seniwati, kan?”

Ternyata tidak hanya Surti yang merasa tidak yakin terhadap hubungan

Marjuki dan Jinten. Atasan Marjuki yakni Kepala Cabang Dinas yang bernama

Pak Dwijo sepertinya juga merasa keberatan dengan hubungan mereka

“Pikiren dhisik kanthi wening, Nak Marjuki. Lagi kokputusake.”

Page 57: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Bakune, minangka ndhuwuran, Pak Dwijo kabotan yen anak buahe ngepek

bojo ledhek. Iki bisa ngregeti citra korps. Kan isih akeh guru – guru putri

kang cocok lan pantes dipek bojo?(epsd 4:28)

Terjemahan:

“Pikirkan dahulu dengan tenang, Nak Marjuki. Baru kamu putuskan.”

Intinya, sebagai atasan, Pak Dwijo keberatan jika anak buahnya

mempunyai istri ledhek. Ini bisa mencemari citra korps. Kan masih banyak

guru – guru perempuan yang cocok dan pantas dijadikan istri ?

Selang beberapa waktu Marjuki bertemu dengan Kencur. Penjual tempe

yang dulu pernah menjadi muridnya waktu SD. Kencur adalah kakak kelas Jinten.

Dari pertemuan mereka, Marjuki mendapatkan informasi tentang Jinten dan

akhirnya dapat berjumpa kembali dengan Jinten.

“Jinten sakniki dados ledhek kondhang, Pak Marjuki pun mireng?”

“…Pak Mar mboten pengin panggih?”

“Wiwit riyin kula ngertos, Bapak naksir Jinten. Lan Jinten ugi remen kalih

Bapak.”(epsd 4:29)

Terjemahan:

“Jinten sekarang jadi ledhek kondang, Pak Marjuki sudah mendengar?”

“…Pak Mar tidak ingin bertemu?”

“Dari dulu saya tahu, Bapak menyukai Jinten, dan Jinten juga suka dengan

Bapak.”

Hubungan Marjuki dan Jinten semakin lama semakin renggang. Apalagi

setelah Marjuki mendapat perlakuan yang kurang mengenakkan dari seseorang

yang tidak dikenal. Ia curiga, bahwa yang mencelakai dirinya adalah Kusdi,

juragan kayu paling terkenal di Kedunggalar yang juga sama – sama mencintai

Jinten.

Marjuki ngglethak neng rumah sakit kanthi rai lan awak kang bengep.

Warta kang santer keprungu, guru Marjuki dikroyok uwong sing ora

dikenal neng ndalan nalika arep mapag Jinten. (epsd 5:29)

Page 58: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Terjemahan:

Marjuki terbaring di rumah sakit dengan wajah dan tubuh yang pucat.

Kabar yang santer didengar, guru Marjuki dikeroyok orang yang tidak

dikenal di jalan ketika akan menjemput Jinten.

Pada kenyataannya Jinten memang tidak memiliki perasaan yang lebih

kepada juragan Kusdi. Hatinya masih untuk Marjuki meski ia sudah berprasangka

buruk pada Jinten.

Jinten ora nresnani juragan Kusdi. Ora kok amarga wis nduwe Marjuki

minangka sisihan. Nanging pancen ora tertarik temenan….. Jinten amung

ora kepencut. Kuwi ae.(epsd 6:29)

Terjemahan:

Jinten tidak mencintai juragan Kusdi. Bukan karena sudah memiliki

Marjuki sebagai pendamping. Tapi memang tidak tertarik….. Jinten hanya

tidak jatuh cinta. Itu saja.

Kusdi menyangkal ketika Jinten bertanya mengenai masalah penganiayaan

yang dilakukan terhadap Marjuki. Sebenarnya Jinten tidak menuduh Kusdi namun

hanya ingin memastikan saja.

“Apa mungkin aku nganti tega tumindak jahat ngono marang Pak

Marjuki. Aku wis kenal apik wiwit mbiyen. Malah wektu Pak Marjuki dadi

panitiya pentas seni murid SD sak kecamatan aku melu nyumbang.”

(epsd 6:29)

Terjemahan:

“Apa mungkin hingga aku tega bertindak jahat seperti itu pada Pak

Marjuki. Aku sudah kenal baik dari dulu. Malah waktu pak Marjuki

menjadi panitia pentas seni murid SD se-kecamatan aku ikut

menyumbang.”

Pertengkaran antara Marjuki dengan Jinten semakin menjadi – jadi.

Marjuki merasa sudah tidak ada lagi yang perlu dibicarakan. Semuanya sudah

selesai. Ia sudah tidak mau peduli. Jinten pasrah mengetahui Marjuki bersikap

seperti itu. Hanya bisa menangis menerima kenyataan pahit dan Jinten memilih

membagi bebannya bersama Kencur.

Page 59: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

“Pancen wis dadi nasibku, Cur. Ora sida dadi bojone guru. Nanging ora

apa – apa. Ora dadi bojo guru, ora diundang Bu Guru ya ra patheken.”

“Ya aja nyalahne guru-ne. Sing salah kuwi wonge.”

“Apa bedane? Kabeh wong mbiyen ya wis nyemoni aku “Bu Guru”. Ora

Bu Marjuki.”(epsd 7:29)

Terjemahan:

“Memang sudah jadi nasibku, Cur. Batal menjadi istri guru. Tapi tidak

mengapa. Tidak menjadi istri guru, tidak dipanggil Bu Guru ya tidak

masalah.”

“Ya jangan menyalahkan guru-nya. Yang salah itu orangnya.”

“Apa bedanya? Semua orang dulu ya sudah memanggilku “Bu Guru”.

Bukan Bu Marjuki.”

Setelah mengakhiri hubungannya dengan Jinten, menurut kabar Marjuki

akan segera melangsungkan pernikahan dengan rekan seprofesinya yang bernama

Palupi. Hal tersebut disampaikan oleh Kencur kepada Jinten.

“Eh, Ten. Kowe wis krungu?”

“Apa?”

“Pak Marjuki arep rabi.”

“Iki tenan lho. Pak Praktik, langgananku tempe kang bukak percetakan

cedhak stasiun kae sing omong. Uleme dicetak neng kana. Calone uga

guru.”(epsd 7:29)

Terjemahan:

“Eh, Ten. Kamu sudah dengar?”

“Apa?”

“Pak Marjuki akan menikah.”

“Ini sungguhan. Pak Praktik, pelangganku tempe yang membuka

percetakan dekat stasiun itu yang bilang. Undangannya dicetak disana.

Calonnya juga guru.”

Suatu hari Kusdi memberanikan diri untuk meminta Jinten menjadi

istrinya.

“Apa Dhik Jinten gelem dadi bojoku?”(epsd 8:29)

Terjemahan :

“Apa Dhik Jinten mau menjadi istriku?”

Page 60: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Masalah penganiayaan terhadap Marjuki memang sudah berlalu cukup

lama. Baik Marjuki maupun Jinten kini sudah memiliki hidup sendiri – sendiri.

Mereka sudah tidak peduli. Tapi siapa pelakunya justru semakin jelas.

Penganiayaan itu dilakukan oleh lima orang pemuda yang berasal dari lingkungan

dimana Marjuki tinggal.

Ana wong lima kesangkut tindak kroyokan kang tumanduk marang Guru

Marjuki.

“Dhik Jinten ora pengin nonton sidhange?”

“Kanggo apa?”

“Ora kepengin mangerteni rupa – rupane wong sing ngroyok? Pranyata

wong – wong mau nom – noman kono wae sing meri marang Pak Marjuki

lan gawe rencana jahat.”

“Ora ana gunanae,”saurane Jinten aras – arasen (epsd 10:28)

Terjemahan :

Ada lima orang yang tersangkut peristiwa keroyokan yang terjadi pada

Guru Marjuki.

“Dhik Jinten tidak ingin melihat sidangnya?”

“Untuk apa?”

“Tidak ingin tahu wajah – wajah orang yang mengeroyok? Ternyata

orang – orang tadi pemuda sana saja yang iri pada Pak marjuki dan

membuat rencana jahat.”

“Tidak ada gunanya,” jawab Jinten tidak bersemangat

Pernikahan antara Jinten dengan Juragan Kusdi sudah mulai mewabah di

desa – desa. Maklum saja Jinten sendiri adalah ledhek yang yang sudah terkenal

sedangkan Kusdi adalah juragan kayu paling kaya se-Banjarejo. Banyak yang

memprediksikan pernikahan mereka akan sangat meriah.

Isih rancangan nanging wis nggegerake. Desa – desa sak-kiwa tengen

tanah kelairane Jinten kuwi kaya melu tangi saka turu angklere. Jinten

sing kondhang minangka ledhek saiki dadi luwih kondhang maneh sakwise

dipesthekake dadi bojone juragan kayu paling sugih sak-Banjarejo.

Oleh wae kabeh padha methek menawa pahargyan rabine Jinten lan

Kusdi bakal rame banget. Paling rame antarane pahargyan sing wis tau

dianakake ing tlatah kono (epsd 10:29)

Page 61: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Terjemahan :

Masih rencana tapi sudah menggemparkan. Desa – desa kiri-kanan tempat

kelahiran Jinten itu seperti ikut bangun dari tidur pulasnya. Jinten yang

terkenal sebagai ledhek sekarang jadi lebih terkenal lagi setelah dipastikan

menjadi istri juragan kayu paling kaya se-Bangunrejo.

Boleh saja semua menebak kalau pesta pernikahan Jinten dan Kusdi akan

ramai sekali. Paling ramai diantara pesta yang pernah digelar di daerah itu.

Rencana pernikahan Kusdi dan Jinten akhirnya batal. Mereka mengalami

kecelakaan di daerah Kebakkramat sehabis berbelanja kebutuhan pernikahan.

Kusdi meninggal dan Jinten masih selamat.

Nalika calon manten sakloron mulih saka Solo saperlu blanja

kekurangane kabutuhan, panther-e ditabrak truk tebu ing laladan

Kebakkramat. Tabrakan kang banget nggegirisi.

Kusdi slamet. Nanging amung bisa ambegan rong jam ana rumah sakit

Panti Kosala Solo. Sabanjure dheweke ora ketulung amarga kakehan

ngetokke getih.

Jinten slamet…(epsd 11:28)

Terjemahan :

Ketika kedua calon pengantin pulang dari Solo guna berbelanja

kekurangan kebutuhan, panthernya ditabrak truk tebu di daerah

Kebakkramat. Tabrakan yang sangat memprihatinkan.

Kusdi selamat. Tapi hanya bisa bertahan dua jam di rumah sakit Panti

Kosala Solo. Selanjutnya ia tidak tertolong karena kebanyakan

mengeluakan darah.

Jinten selamat…

Jinten sudah pulih dari sakit akibat kecelakaan. Namun sayang keadaannya

sangat jauh berbeda. Tangan dan kakinya dinyatakan cacat permanen. Ia sudah

tidak bisa normal seperti dulu lagi.

Jinten kaanggep mari sakwise dirawat suwene telung wulan. Nanging

nyatane tangan lan sikile ora bisa pulih kaya wingi uni. Sikile ora bisa

lurus yen dianggo ngedeg lan tangane rada ceko (epsd 11:29)

Terjemahan :

Jinten dianggap sembuh setelah dirawat selama tiga bulan. Tapi

kenyataannya tangan dan kakinya tidak bisa pulih seperti dulu lagi.

Kakinya tidak bisa lurus kalau dipakai berdiri dan tangannya agak ceko.

Page 62: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Masih dalam suasana berduka. Mantan guru tarinya yang bernama

Sriyatun tiba – tiba datang kerumahnya. Selain bermaksud untuk menjenguk ia

juga membawa kabar gembira untuk Jinten. Ia memberitahu bahwa sindhen

Sumiyati sanggup menjadi guru Jinten jika ia benar – benar ingin berlatih

menyanyi. Hal itu memang cita – cita Jinten sejak dulu yakni menjadi ledhek

tetapi juga bisa menyanyi seperti sindhen dan sindhen Sumiyati adalah salah satu

favoritnya.

“Aku wis crita akeh – akeh marang dheweke bab awakmu. Ketoke

dheweke simpati marang kahananmu. Banjur nawani, yen kowe gelem,

dikongkon dolan – dolan mrana. Yen mligi mulang, kaya kursus, ana

dalan. Bisa diterke neng nggone Pak Karno sing nyinaoni biyen.

Kebeneran Pak Karno nganti saiki isih ndhalang lan isih laris. Sapa

ngerti isih gelem nampa kowe minangka murid.”(epsd 12:29)

Terjemahan :

“Aku sudah cerita banyak ke dia tentang dirimu. Kelihatannya dia tertarik

kepadamu. Lalu menawari, jika kamu mau, disuruh main – main kesana.

Kalau khusus mengajar, seperi kursus, ada jalan. Dapat diantar ke tempat

Pak Karno yang melatih dulu. Kebetulan Pak Karno sampai sekarang

masih pentas dan masih laku. Siapa tahu masih mau menerima kamu

sebagai murid.

Kencur yang sudah lama memendam rasa cinta terhadap Jinten, kini mulai

berani untuk mengungkapkannya meski sebenarnya ia takut ditolak.

“Ya kuwi goblokku, Ten. Ngapa aku malah nggathukke maneh kowe karo

Pak Marjuki, kamangka aku dhewe naksir kowe.”

“Lha ngapa kok ora kandha dhewe neng aku?”

“Kuwi goblokku sing kepindho. Ngapa aku ora wani. Nanging dakkira

wektu kuwi kowe mesthi wegah nampa aku.”(epsd 13:28)

Terjemahan :

“Ya itu bodohku, ten. Kenapa aku justru menjodohkanmu lagi dengan Pak

Marjuki, padahal aku sendiri suka sama kamu.”

“Kenapa kok tidak bilang padaku sendiri?”

“Itu kebodohanku yang kedua. Kenapa aku tidak berani. Tapi kupikir

waktu itu kamu pasti tidak mau menerimaku.”

Page 63: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Mendengar Kencur mengungkapkan cintanya, bukan lantas Jinten mau

menerima sahabatnya itu untuk menjadi pasangannya. Jinten masih merasa berat.

Jauh sebelum Kencur mengungkapkan cintanya, ketika ia belajar nyindhen di

rumah Pak Karno, ia melakukan kesalahan besar bersama dengan Siwidayat.

Anak dhalang Karno yang masih duduk di bangku SMA.

Sawijining wengi. Nalika udan deres nelesi salumahing bumi Ngarum,

Jinten wis nindakake kaluputan kang paling gedhe…

Siwidayat, jenenge bocah lanang kang lagi kelas loro SMA, sing manut

crita, dening Gusti lagi diparingke sak-wise ganep laimalas taun anggone

dhalang Karno omah – omahan, wis mranani atine Jinten (epsd 13:29)

Terjemahan :

Suatu malam. Ketika hujan deras membasahi bumi Ngarum. Jinten sudah

melakukan kesalahan besar…

Siwidayat, nama anak laki – laki yang baru kelas dua SMA, yang menurut

cerita, oleh Tuhan baru diberikan ketika genap lima belas tahun dhalang

Karno berumahtangga, sudah menarik hati Jinten.

Niat Jinten untuk membuat Kencur agar tidak berharap lebih kepadanya

ternyata gagal. Kencur tetap saja menerima Jinten apa adanya. Bahkan ia meminta

Jinten untuk menjadi istrinya.

“Saiki aku wis kelangan prawanku tenan.”

“Aku ora nganggep ngono mau. Amarga wektu kuwi, pas kadadeyan kuwi,

mengkono mau kang mbok anggep apik kanggo dilakoni. Mengkono uga

wektu kowe nampa Guru Marjuki, nampa Juragan Kusdi, apa aku ya bisa

nyalahne? Apa bedane? Sing cetha saiki aku nglamar kowe, njaluk kowe

dadia bojoku. Mbok tampa utawa ora. Kuwi wae. Wangsulana.”

(epsd 14:28)

Terjemahan :

“Sekarang aku sudah kehilangan kegadisanku.”

“Aku tidak menganggap itu tadi. Sebab waktu itu, pas kejadian itu, seperti

itu tadi yang kamu anggap bagus untuk dilakukan. Seperti juga waktu

kamu menerima Guru Marjuki, menerima Juragan Kusdi, apa aku bisa

menyalahkan? Apa bedanya? Yang jelas sekarang aku melamarmu,

memintamu menjadi istriku. Kamu terima atau tidak. Itu saja. Jawablah.”

Page 64: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Siwidayat sangat mencintai Jinten meskipun usia mereka terpaut jauh.

Bahkan ia bersumpah, jika Jinten bersama orang lain ia akan bunuh diri.

“Aku banget nresnani Mbak Jinten,”

“Aku ora bakal lali karo sumpahku. Aku bakal nglalu menawa Mbak

Jinten gelem karo wong lanang liya.”(epsd 14:29)

Terjemahan :

“Aku sangat mencintai Mbak Jinten,”

“Aku tidak akan lupa dengan sumpahku. Aku akan bunuh diri jika Mbak

Jinten mau dengan lelaki lain.”

Kencur memang tidak pernah patah semangat. Ia mencoba melamar Jinten

kembali dan akhirnya untuk kali ini ia berhasil, Jinten menerima lamaran Kencur.

Sedangkan Siwidayat, Jinten memilih untuk meninggalkannya.

“Ya. Awake dhewe mengko bebarengan ngadhep Pak Saji lan Mbok

Parni. Aku bakal nembung kanthi rembug lanangku.”

“Buktekna.”

“Delengen wae. Nanging aku perlu takon apa kowe dhewe siap?”

“Aku mesthi mbuktekake omonganku dhewe.”(epsd 15:29)

Terjemahan :

“ Ya. Kita nanti bersama – sama menghadap Pak Saji dan Mbok Parni.

Aku akan meminang dengan jiwa laki – lakiku.”

“Buktikan.”

“Lihat saja. Tapi aku perlu bertanya apakah kamu sendiri siap?”

“Aku pasti siap membuktikan perkataanku.”

b) Tindakan

Tindakan adalah sikap yang dilakukan para tokoh setelah menerima ujaran

dari tokoh lain. Berikut kutipannya:

Profesi guru memang dianggap terhormat oleh orang tua Jinten. Mereka

sangat menyambut baik Marjuki tiap kali datang untuk mengantar ataupun

Page 65: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

menjemput Jinten. Namun hal itu tidak dilakukan terhadap teman – teman Jinten

yang lain yang tentunya tidak berprofesi sebagai guru.

“Sapa sing ngeterke, Ten?”

“Kuwi, Mas Marjuki.”

“Oo. Mangga pinarak, Mas Guru.” kandhane Mbok Parni gupuh. Mesthi

ngono kuwi. Sakjane iki ora mung sepisanan utawa kang kapindho

Marjuki ngeterke Juminten.

Pakurmatan kang ajeg.

Malah luwih tinimbang upamane mantri Damin utawa Carik Suroto sing

padha – padha duwe ati marang Jinten. Embuh apa sababe. Mbok

menawa wae wong loro sing kerep nekani warunge Mbok Parni kuwi wis

duwe bojo. Utawa pancen status guru rasane luwih kinurmat ana laladan

kono. Luwih kinurmatan (epsd 2:28)

Terjemahan:

“Siapa yang mengantar, Ten?”

“Itu, Mas Marjuki.”

“Oo. Mari masuk, Mas Guru.” kata Mbok Parni sopan. Pasti seperti itu.

Sebenarnya ini tidak yang pertama kali atau yang kedua kalinya Marjuki

mengantarkan Juminten.

Kehormatan yang selalu.

Justru lebih dibandingkan seandainya Mantri Damin atau Carik Suroto

yang sama – sama mempunyai rasa dengan Jinten. Entah apa sebabnya.

Mungkin saja dua orang yang sering mendatangi warung Mbok Parni itu

sudah punya istri. Atau memang status guru rasanya lebih terhormat di

daerah itu. Lebih dihormati.

Setelah lulus SD, hubungan mereka memang tidak ada kelanjutannya.

Jinten melanjutkan ke SMP namun tidak sampai selesai. Ia memilih untuk tinggal

dirumah hingga pada akhirnya bertemu dengan Ledhek Sriyatun. Guru yang

menjadikan ia sampai seperti sekarang ini.

Pungkasane yakuwi kenale karo Ledhek Sriyatun, ledhek kondhang saka

Tambakselo, laladan kono uga. Ledhek wis umur kang pungkasane

ngowahi dalan uripe Jinten nganti tekan panguripane sing saiki.

(epsd 3:29)

Terjemahan:

Akhirnya yakni perkenalannya dengan Ledhek Sriyatun, ledhek kondhang

dari Tambakselo daerah situ juga. Ledhek yang sudah berumur yang

Page 66: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

akhirnya merubah jalan hidup Jinten hingga sampai pada kehidupannya

sekarang.

Setelah lama tak ada kabar mengenai Marjuki. Tiba – tiba Kencur datang

memberi kabar tentang Marjuki. Ia mencoba mempertemukan Jinten kembali

dengan Marjuki.

Kencur banjur ngrancang patemon kang banjur disetujoni Marjuki.

Jinten nampa kanthi seneng…

Uga patemon kapindho. Kencur kang ngatur, sakwise luwih dhisik

nyolong – nyolong kanggo ngerteni jadwal tanggapane Jinten (epsd 4:29)

Terjemahan:

Kencur kemudian merancang pertemuan yang kemudian disetujui Marjuki.

Jinten menerima dengan senang..

Juga pertemuan kedua. Kencur yang mengatur, setelah terlebih dahulu

mencuri – curi untuk mengetahui jadwal pentas Jinten.

Tidak hanya Marjuki saja yang jatuh hati pada Jinten. Kusdi juga demikian

dan keluarga Jinten menyambut dengan baik pula. Suatu hari Kusdi memberikan

sesuatu pada keluarga Jinten, namun Jinten tidak mengetahuinya. Hingga akhirnya

ketika terjadi pertengkaran karena hal itu. Jinten lebih memilih menghindar

daripada suasana tambah keruh.

Kanggo nyingkrihi regejegan kang ora ana gunane dheweke banjur mlebu

senthong (epsd 6:28)

Terjemahan:

Untuk menghindari pertengkaran yang tidak ada gunanya ia kemudian

masuk kamar.

Beberapa waktu yang lalu Marjuki memang mengalami pengeroyokan.

Entah mengapa lantas ia menuduh Kusdi sebagai dalang dari semua itu. Jinten

mencoba mengklarifikasi hal tersebut pada Kusdi, namun ia menyangkal bahwa

bukan ia dalangnya. Ia bersedia menemui Marjuki jika memang Jinten tidak

percaya.

Page 67: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

“Mengko aku kang bakal nemoni Mas Marjuki dhewe.”(epsd 7:28)

Terjemahan:

“Nanti aku yang akan menemui Mas Marjuki sendiri.”

Kusdi memang orang kaya, namun kehidupan rumahtangganya boleh

dikatakan kurang beruntung. Mengalami beberapa kali nikah cerai. Alasannya,

istrinya selingkuh karena tidak kunjung diberikan momongan. Padahal Kusdi juga

sudah melakukan check up. Begitu ia berbagi kepada Jinten.

“Pak Kusdi wis ngupaya menyang…”

“Dokter? Dukun? Tabib? Wong pinter? Wis ping pira wae aku nemoni

wong – wong mau.” (epsd 8:28)

Terjemahan:

“Pak Kusdi sudah mencoba ke….”

“Dokter? Dukun? Tabib? Orang pintar? Sudah beberapa kali saja aku

menemui orang – orang tadi.”

Pada akhirnya Jinten mau membuka hati untuk Kusdi dan sanggup

menjadi istrinya. Tidak lama kemudian Kusdi melakukan prosesi lamaran

bersama keluarganya.

Kuwi kedadeyan liya dina ing sasi Sawal. Kulawarga saka pihak Kusdi

nglamar temenan. Mobil loro kebak, komplit sak uba rampe panglamar

(epsd 10:28)

Terjemahan:

Itu kejadian lain hari di bulan Syawal. Keluarga dari pihak Kusdi

benar – benar melamar. Dua mobil penuh, lengkap dengan seperangkat

lamarannya.

Pernikahan Jinten memang batal dan semenjak tragedi itu ia lebih memilih

di rumah. Suatu hari, Sriyatun datang ke rumahnya untuk menyampaikan kabar

gembira pada Jinten. Bahwa ia baru saja bertemu dengan ledhek Lasmi dan

sindhen Sumiyati yang keduanya adalah idola Jinten.

Page 68: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

“Ten, tekaku rene, sakliyane tilik keslametanmu, uga ana perlu sethithik

kang ana sesambungane karo nasibmu. Yen kowe ora gelem njoget tenan,

iki aku nduwe usul. Nanging kabeh mau yen kowe setuju, lho.” Sriyatun

mendheg anggone guneman. Nunggu reaksine Jinten (epsd 12:29)

Terjemahan:

“Ten, kedatanganku kemari, selain menjengukmu, juga ada perlu sedikit

yang ada kaitannya dengan nasibmu. Jika kamu tidak mau menari benar,

ini aku punya usul. Tapi semua tadi kalau kamu setuju, lho.” Sriyatun

berhenti bicara, menunggu reaksi dari Jinten.

Sempat terdengar kabar bahwa Kencur akan menikah. Tetapi sayang pada

akhirnya juga harus batal. Namun ketika Jinten memintanya untuk bercerita

Kencur justru bersikap cuek. Maklum saja karena Kencur mencintai Jinten.

“Ya apa wae. Bab calon bojomu sing jaremu gagal kuwi uga bisa. Utawa

bab prawan liya sing saiki lagi mbok oyak utawa ngoyak kowe.”

Kencur ora banjur nyauri. Malah dolanan kunci kontak. Nguncalake lan

nangkep nganggo tangan siji (epsd 13:29)

Terjemahan:

“Ya apa saja. Mengenai calon istrimu yang katamu gagal itu juga bisa.

Atau mengenai gadis lain yang sekarang baru kamu kejar atau

mengejarmu.”

Kencur tidak lantas menjawab. Justru bermain kunci kontak. Dilempar dan

ditangkap memakai satu tangan.

Suatu hari, tanpa direncanakan Kencur dan Siwidayat bertemu di rumah

Jinten. Pada mulanya Siwidayat yang lebih dahulu datang dengan menggunakan

Suzuki Katana. Baru kemudian disusul Kencur yang hanya menggunakan sepeda

motor. Kencur merasa cemburu dan ia lebih memilih untuk pergi sebentar.

Kencur sing rumangsa diremehke langsung pamitan. Ora pamit. Nanging

kandha “Aku lunga dhisik.” (epsd 14:29)

Terjemahan:

Kencur yang merasa diremehkan langsung berpamitan. Tidak pamit. Tapi

berkata “Aku pergi dulu.”

Page 69: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Kencur kembali datang. Ia memilih mengajak Jinten membicarakan

masalah mereka di tempat lain. Di jalan menuju Desa Banjarejo, di tengah hutan

mereka berhenti. Percakapan dimulai, tak lama kemudian tangan Kencur mulai

gemetar. Kencur mulai emosi. Melihat hal tersebut Jinten tak ingin diperlakukan

kasar.

Jinten ngomong banter karo ngedohi lengene Kencur sing obah gemeter.

“Aja main kasar. Aku durung apa – apamu. Awake dhewe bisa mbatalake

sakabehane saiki tanpa etungan apa – apa.”(epsd 15:29)

Terjemahan:

Jinten berkata keras dan menjauhi lengan Kencur yang menjadi gemetar.

“Jangan main kasar. Aku belum apa – apamu. Kita bisa membatalkan

semuanya sekarang tanapa perhitungan apa – apa.”

Pertengkaran terus terjadi. Hingga pada akhirnya Kencur mengakui

kesalahannya. Jinten mulai luluh walau masih sedikit emosi. Kencur mengakhiri

pertengkaran itu dengan memeluk Jinten. Kencur tertawa bahagia.

Kencur ngruket Jinten karo ngguyu

Kencur nggeret lengene Jinten. Ngajak mlayu. Ing sacedhake kono mau

ana gubug, papan panggonane para Polsus alas pinuju ngaso. Ing

sajroning udan sinurung angin kang nyempyok jejogedan Kencur

ngrangkul Jinten. ngruket Jinten. Luwih kenceng (epsd 15:29)

Terjemahan :

Kencur memeluk Jinten dengan tertawa

Kencur menarik lengan Jinten. Mengajak berlari. Di dekat situ tadi ada

gubug, tempat dimana para Polsus hutan ketika istirahat. Di tengah hujan

terdorong angin yang menari – nari, kencur merangkul Jinten. Memeluk

Jinten. Lebih kencang.

c) Perubahan sikap

Perubahan sikap yang dialami para tokoh karena sesuatu atau tindakan dari

tokoh lain. Berikut kutipannya:

Page 70: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Jinten memang bersikeras untuk melanjutkan hubungannya dengan

marjuki. Namun salah satu sahabat Jinten yang bernama Surti berusaha untuk

mengingatkan Jinten agar berpikir benar – benar apakah keputusan menikah

dengan Guru Marjuki itu sudah tepat. Jinten menjadi bingung.

Tembung – tembunge Surti pancen cukup ampuh. Nyatane saiki gawe

atine bingung (epsd 2:29)

Terjemahan:

Kata – kata Surti memang cukup ampuh. Nyatanya sekarang membuat

hatinya bingung.

Awal masuk SMP Jinten mengalami sakit tipes. Butuh waktu lama untuk

pengobatan hingga sampai benar – benar sembuh. Namun setelah sembuh ia justru

tidak ingin lagi melanjutkan sekolahnya.Ia mendengar kabar bahwa tidak akan

naik kelas karena sudah ketinggalan jauh mengenai pelajaran.

Nanging Jinten wis kebacut aras – arasen mlebu sekolah maneh.

Luwih – luwih nalika krungu klesak – klesik yen dheweke bakal ora

munggah amarga wulangane keri banget (epsd 3:28)

Terjemahan:

Tetapi Jinten sudah terlanjur tidak bersemangat masuk sekolah lagi.

Lebih – lebih ketika mendengardesas – desus kalau dirinya tidak akan

naik kelas karena pelajarannya tertinggal banyak sekali.

Kepastian dari Marjuki bahwa ia benar – benar mencintai Jinten. Bahkan

akan melamar Jinten pula untuk menjadi istrinya membuat Jinten tenang. Setelah

sebelumnya ia ragu terhadap Marjuki.

Mbokmenawa wae Jinten ora mudheng kabeh omongane Marjuki sing

ruwet. Nanging katon banget yen praupane sumringah. Nandhakake yen

atine lega. Gorehing piker sing saksuwene iki tansah ngreridhu ati wis

kawangsulan (epsd 3:29)

Page 71: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Terjemahan:

Mungkin saja Jinten tidak paham semua omongan Marjuki yang ruwet.

Tapi kelihatan sekali kalau wajahnya gembira. Menandakan kalau hatinya

lega. Ruwetnya pikir yang selama ini sangat menyiksa hati sudah terjawab.

Sakit hati Marjuki kembali terbuka. Ketika mendengar bahwa selama ini

Jinten mencintainya. Kencur memang telah menceritakan semuanya kepada

Marjuki setelah sekian lama marjuki tidak bertemu dengan Jinten.

Bisa wae pocapane Kencur kang pungkasan amung reka – reka. Nanging

pancen Marjuki kepilut. Lara brantane kumat maneh (epsd 4:29)

Terjemahan:

Bisa saja perkataan Kencur yang terakhir hanya mengada – ngada. Tapi

memang Marjuki tertarik. Sakit hatinya kambuh kembali.

Ayah Marjuki memang kurang begitu setuju dengan hubungan mereka.

Wajar saja, karena beliau masih menganut kepercayaan Jawa yang masih kuat.

Jinten anak nomor tiga dan Marjuki anak pertama. Dalam kepercayaan Jawa jilu

memang tidak diperbolehkan. Marjuki yang semula tetap pada pendiriannya.

Lama – kelamaan hatinya menjadi luluh mendengar perkataan ayahnya.

Tan wurunga atine Marjuki dadi mengkeret uga. Apa maneh yen ngelingi

perjuangane wong lanang wuta aksara nanging nduweni tekad waja

kuwi...(epsd 5:28)

Terjemahan:

Tidak dipungkiri hati Marjuki jadi luluh juga. Apalagi kalau teringat

perjuangan laki - laki buta aksara tapi mempunyai tekad kuat itu…

Marjuki hanya diam ketika mengetahui Jinten menjenguknya bersama

dengan Juragan Kusdi. Ia cemburu.

Marjuki ora nyauri. Uga sorot mripate ora nuduhake wangsulan. Sak

liyane sakpletik geni cemburu kang sansaya murub, ngobong awake Jinten

sakojur kang isih nganggo jarit lan kebayak (epsd 5:29)

Page 72: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Terjemahan:

Marjuki tidak menjawab. Juga sorot matanya tidak memperlihatkan

jawaban. Selain sepercik api cemburu yang semakin menyala, membakar

seluruh tubuh Jinten yang masih memakai jarik dan kebaya.

Marjuki terus menerus menuduh Kusdi sebagai pelakunya. Jinten tidak

suka dengan sikap Marjuki yang terlalu dini menuduh orang itu. Pertengkaranpun

tidak dapat dihindari. Tidak ada yang mau mengalah. Hingga akhirnya Jinten

mulai terpojok dengan kata – kata Marjuki.

Jinten sansaya kepojok. Katone wis ora bisa didandani maneh.

Tresna-sujana-dhendham, rasane wis dadi rasa kang kudu manunggal

(epsd 5:29)

Terjemahan:

Jinten semakin terpojok. Sepertinya sudah tidak bisa diperbaiki lagi.

Cinta-benci-dendam, rasanya sudah jadi rasa yang harus menjadi satu.

Selama ini Jinten memang ahli dalam menari. Tapi tidak dengan

menyanyi. Dalam hati ia ingin bisa menguasai keduanya. Ia ingin seperti ledhek

Lasmi, idolanya. Jika perlu ia akan berguru langsung kepadanya.

Kudu golek guru liyane, grenenge. Yen perlu, meguru langsung marang

ledhek Lasmi (epsd 6:29)

Terjemahan:

Harus mencari guru lainnya, batinnya. Jika perlu, berguru langsung pada

ledhek Lasmi.

Perdebatan sengit antara Mbok Parni dengan Jinten mengenai Kusdi masih

saja berlanjut. Meski Jinten batal menikah dengan Marjuki, namun bukan berarti

ia harus menikah dengan Kusdi. Mbok Parni yang masih saja menginginkan

Jinten menikah dengan Kusdi akhirnya mengalah.

Pungkasan simboke ngalah (epsd 7:29)

Terjemahan:

Akhirnya ibunya mengalah.

Page 73: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Hati Jinten menjadi luluh ketika Kusdi menceritakan alasan mengapa

rumah tangganya selama ini tidak pernah bertahan lama. Kusdi sering ditanggal

selingkuh oleh istrinya karena dianggap tidak bisa memberikan keturunan.

Atine luluh saknalika.

Tuwuh rasa welas. Kedudut atine. Lan embuh rasa apa maneh kang angel

dijlentrehake. Kanggo kandha seneng rasane isih adoh (epsd 8:29)

Terjemahan :

Hatinya luluh seketika.

Timbul rasa kasihan. Terketuk hatinya. Dan entah rasa apa lagi yang sulit

dijelaskan. Untuk berkata suka rasanya masih jauh.

Ada sedikit rasa trauma pada diri Jinten semenjak hubungannya dengan

Marjuki kandas. Ia memang tidak lantas menerima pinangan dari lelaki lain. Ia

lebih memilih pasrah dalam hal jodoh. Tidak ingin terlalu memilih seperti dulu.

Jinten bener – bener pasrah bab jodho. Dheweke ora pilih – pilih maneh.

Kabeh wong lanang kang nyedhak; kang mbudidaya narik kawigaten ana

ing tanggapan papan tayub utawa mburu nganti tekan omah, neng

warung, kabeh dilanggati kanthi apik, grapyak, semanak, tanpa pilih

kasih.

Kajaba kang kurang ajar, Jinten ora wigah – wigih nyikapi kanthi galak.

Juweh (epsd 8:29)

Terjemahan :

Jinten benar – benar pasrah dalam hal jodoh. Ia tidak memilih – milih lagi.

Semua lelaki yang mendekati; yang berusaha menarik perhatian di tempat

pertunjukan tayub atau mengejar sampai rumah, di warung, semua

ditanggapi dengan baik, ramah tamah, tanpa pilih kasih.

Kecuali yang kurang ajar, Jinten tidak segan – segan memperlakukan

dengan ketus. Cerewet.

Kencur adalah pemuda yang berkepribadian menarik. Meski ia hanya lulus

SMP karena tidak mempunyai biaya untuk melanjutkan sekolah, namun tetap

mempunyai cita – cita yang tinggi. Ingin menjadi orang sukses. Ia tidak pernah

Page 74: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

malu dengan profesinya sebagai penjual tempe. Ia pekerja yang ulet. Hingga ia

bisa mempunyai dua anak buah seperti sekarang ini.

Mangkat saka pangerten mau, Kencur sregep nggelak usahane. Wiwit

saka dadi buruh adol nganti bisa gawe tempe dhewe kanthi pawitan

dhewe. Saka amung pawitan dhele sepuluh kilo nganti bisa ngentekke sak

kintal sedinane. Saka amung dodolan dhele nganti saiki wis nduwe anak

buah loro tanggane, padha – padha drop-out, melu mbiyantu dheweke

(epsd 9:29)

Terjemahan :

Berangkat dari pengertian tadi, Kencur rajin mengembangkan usahanya.

Mulai dari menjadi buruh jual sampai bisa membuat tempe sendiri dengan

modal sendiri. Dari hanya modal kedelai sepuluh kilo sampai dapat

menghabiskan satu kintal seharinya. Dari hanya jualan kedelai hingga

sekarang sudah mempunyai anak buah dua tetangganya, sama – sama

drop-out, ikut membantu dirinya.

Secara fisik keadaan Jinten bisa dikatakan sudah tidak normal lagi setelah

kecelakaan yang merenggut nyawa Kusdi. Semenjak kejadian itu Jinten merasa

karirnya sebagai ledhek sudah berakhir. Tidak ada harapan lagi untuk kembali

menekuninya.

Minangka ledhek, Jinten rumangsa wis cuthel. Ora ana pangarep – arep

kanggo bali neng donyane maneh (epsd 11:29)

Terjemahan :

Sebagai ledhek, Jinten merasa sudah berakhir. Tidak ada harapan untuk

kembali ke dunianya.

Sriyatun memang sebelumnya kurang begitu memperhatikan perubahan

yang ada pada Jinten. Namun setelah dicermati, timbul rasa trenyuh dalam diri

Sriyatun. Betapa khawatirnya gadis yang pernah menjadi muridnya itu dengan

keadaan cacat seperti sekarang.

Sriyatun namatake. Trenyuh. Bisa ngrasakake kaya ngapa sumelange

prawan ayu kang tau dadi muride kuwi (epsd 12:29)

Page 75: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Terjemahan :

Sriyatun mencermati. Trenyuh. Bisa merasakan bagaimana khawatirnya

gadis cantik yang pernah menjadi muridnya itu.

Jinten merasa bingung dengan tawaran Sriyatun untuk berguru pada ledhek

Sumiyati. Karena semenjak kecelakaan dan dinayatakan cacat, ia tidak

mempunyai keinginan apa – apa kecuali masih tetap ingin hidup.

Jinten sansaya bingung. Saksuwene nganggur iki dheweke ora nduweni

pepinginan apa – apa. Nadyan pengin tetep urip, tegese ora karep

nganyut tuwuh, nanging pepenginan dadi apa. Wis ora ana neng pikirane

maneh (epsd 12:29)

Terjemahan :

Jinten semakin bingung. Selama menganggur ini ia tidak mempunyai

keinginan apa – apa. Walaupun masih ingin hidup, tetapi keinginan untuk

menjadi apa, sudah tidak ada dipikirannya lagi.

Kencur rupanya mulai kesal dengan ketidakseriusan Jinten ketika

membahas tentang perasaannya. Ia juga melontarkan kata – kata yang agak keras

kepada Jinten. Jinten berubah menjadi pucat dan hanya bias menangis

menanggapi perkataan Kencur.

Tan wurung Jinten dadi pucet. Luwih pucet tinimbang nalika pisanan

njoget utawa nyindhen.

Jinten ora bisa mangsuli kanthi tembung. Wangsulan kang paling jujur

diwakili dening tangis sesenggukan kang banjur bedhah ing pangkone

Kencur (epsd 13:29)

Terjemahan :

Tidak dipungkiri Jinten menjadi pucat. Lebih pucat dibanding ketika

pertama kali menari atau nyindhen.

Jinten tidak bisa menjawab dengan kalimat. Jawaban yang paling jujur

diwakili dengan tangis yang kemudian tertumpah di pangkuan Kencur.

Kencur memang tidak peduli dengan keadaan Jinten. Walaupun JInten

telah menceritakan semuanya. Apapun itu Kencur tetap ingin ia menjadi

Page 76: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

pendamping hidupnya. Kencur mengutarakan hal tersebut pada Jinten. Jinten

hanya bisa diam ketika Kencur memintanya untuk menjadi istrinya.

Jinten ora kuwawa mangsuli.

Amung awake kang mbegegeg

Amung lambene kang tinutup rapet.

Amung mripate kang nyawang…

Jinten ora bisa mangsuli (epsd 14:28-29)

Terjemahan :

Jinten tidak kuasa menjawab.

Hanya tubuhnya kaku

Hanya mulutnya yang tettutup rapat

Hanya matanya yang melihat ..

Jinten tidak bisa menjawab.

d) Pandangan

Pandangan terhadap sesuatu yang disertai pemikiran-pemikiran setelah

terjadinya perubahan sikap terhadap suatu tindakan. Berikut kutipannya:

Posisi Marjuki sebagai seorang guru merupakan tekanan batin baginya.

Namun keinginan untuk bertemu dengan pujaan hatinya, Jinten juga tidak bisa

dikendalikan. Hal ini menyebabkan konflik batin untuknya.

Posisine minangka guru desa mesthi palu batin kanggone dheweke.

Nanging kekarepane sing makantar – lantar kanggo ketemu Jinten uga ora

gampang dikendhaleni (epsd 1:29)

Terjemahan:

Posisi sebagai guru desa pasti palu batin baginya. Namun keinginannya

yang berapi – api untuk bertemu Jinten juga tidak gampang dikendalikan.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan hubungan Jinten dan Marjuki,

namun sebagai sahabat Jinten, Surti ingin yang terbaik untuk Jinten. Menurutnya

jika ada yang jauh lebih baik mengapa Jinten tidak mau melakukannya. Daripada

Page 77: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Jinten memaksakan diri dengan hubungan itu, namun masyarakat berpandangan

buruk.

Jinten ngguyu. Ora karep nggeguyu. Nanging dirasakake uga lucu

pitakone kanca kenthele mau.

“Aku tenanan, Ten. Minangka kanca raket, aku wajib ngelikake yen ana

bab-bab sing ora beres ngenani awakmu.”(epsd 2:29)

Terjemahan:

Jinten tertawa. Tidak berniat menertawakan. Tetapi merasa juga lucu

pertanyaan teman dekatnya tadi.

“Aku serius, Ten. Sebagai teman dekat, aku wajib mengingatkan jika ada

hal – hal yang tidak beres mengenai dirimu”

Profesi sebagai ledhek dianggap tidak layak untuk bersanding dengan

profesi sebagai pendidik atau guru. Mungkin karena status sosial mereka yang

berbeda. Namun Marjuki tidak peduli. Ledhek dianggap pekerjaan yang sah.

Karena Jinten juga memiliki Kartu Anggota Seniwati.

“Ora ana sing nglarang guru rabi karo ledhek. Ledhek lak uga menungsa.

Warga negara sing sah. Gaweyan sing sah. Kowe uga duwe Kartu Induk

utawa Kartu Anggota Seniwati, ta?”

Jinten manthuk

“Nah, kuwi jenenge sah – sah wae aku rabi karo kowe.” (epsd 3:29)

Terjemahan:

“Tidak ada yang melarang guru menikah dengan ledhek. Ledhek kan juga

manusia. Warga negara yang sah. Pekerjaan yang sah. Kamu juga punya

Kartu Induk atau Kartu Anggota Seniwati kan?”

Jinten mengangguk

“Nah, itu berarti sah – sah saja aku menikah dengan kamu.”

Tidak jauh beda dengan Jinten, teman Marjuki yang bernama Mugiono

juga mengingatkan dia agar berfikir kembali. Menurutnya Marjuki akan menyesal

karena ledhek dianggap rendahan dalam masyarakat.

“Kowe suk bakal getun, Mar. Aku ora kok karep ngremehake drajate

ledhek. Nanging nresnani ledhek padha karo mburu layangan pedhot.

Mumbul ginawa angin ora genah tibane, sakwise kecandhak wis

rowak-rawek amarga nggo rebutan wong akeh.”(epsd 4:28)

Page 78: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Terjemahan:

“Kamu besuk bakal menyesal, Mar. Aku bukan kok mau meremehkan

derajatnya ledhek. Tapi mencintai ledhek sama saja dengan mengejar

layangan putus. Terbang terbawa angin tidak tentu jatuhnya, setelah

tertangkap sudah sobek – sobek karena untuk berebut orang banyak.”

Dalam masyarakat Jawa tidak hanya perbedaan status sosial saja yang

dipermasalahkan dalam pemilihan jodoh. Salah satu contoh yang lain adalah

pekawinan jilu yang dalam masyarakat Jawa tidak diperbolehkan karena dianggap

membawa sial dikemudian harinya. Perkawinan jilu yakni perkawinan yang

dilakukan oleh anak pertama dan anak ketiga. Hal tersebut ternyata juga terjadi

pada Jinten dan Marjuki. Marjuki adalah anak pertama dan Jinten adalah anak

ketiga. Itulah yang menyebabkan ayah Marjuki belum sepenuhnya setuju dengan

pernikahan mereka.

Ora amarga Jinten kuwi ledhek kang ndadekake ora setuju. Nanging bab

adat-kapercayan, bab jilu, kelairan nomer siji lan nomer telu. Miturut

kapercayan ing laladan kono, bebrayan ngono mau bisa nekakake

kedadeyan – kedadeyan sing ora nyenengake ing tembe mburi.

Kedadeyane ora mesthi padha, nanging mesthi ora kepenak dirungokake

yen kudu digawe contone (epsd 4:29)

Terjemahan:

Bukan karena Jinten itu ledhek yang menjadikan tidak setuju. Tetapi

tentang adat kepercayaan, tentang jilu, kelahiran nomor satu dan nomor

tiga. Menurut kepercayaan di daerah itu, rumah tangga seperti itu dapat

menyebabkan kejadian – kejadian yang tidak menyenangkan di kemudian

hari. Kejadiannya tidak pasti sama, tapi pasti tidak enak didengarkan jika

harus dibuat contohnya.

Jinten sebenarnya juga mempunyai cita – cita ingin menjadi ledhek yang

besar, ternama. Namun dia menyadari latar belakang keluarga yang sederhana

sangat sulit untuk mewujudkan cita – citanya itu. Demikianlah yang diungkapkan

Jinten kepada Kusdi tentang cita – citanya.

Page 79: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

“Apa Dik Jinten uga pengin dadi ledhek gedhe?”

“Gedhe lan ora kuwi amarga bakat lan keturunan. Yen simbokku cilik,

bapakku cilik, mosok aku bisa dadi gedhe?” Jinten sengaja ndagel.

“Kepinginan,mesthi nduwe. Kaya kang diduweni kabeh menungsa. Amung

yen aku isih angel. Isih durung ketemu dalane. Bisa dadi kaya saiki wae

rasane wis kaya kanugrahan. Atase aku iki amung anake wong ngisor wit

jati.” Jinten mangsuli blaka. Mbok menawa amarga wis gawe dolanan

wong tuwa (epsd 6:29)

Terjemahan:

“Apa Dik Jinten juga ingin menjadi ledhek besar?”

“Besar dan tidak itu karena bakat dan keturunan. Kalau ibuku kecil,

bapakku kecil, masak aku bisa jadi besar?” Jinten sengaja bercanda

“Keinginan pasti ada. Seperti yang dipunyai semua manusia. Hanya kalau

aku masih sulit. Masih belum ketemu jalannya. Bisa jadi seperti ini saja

rasanya sudah seperti anugerah. Meskipun aku ini hanya anaknya orang

bawah pohon jati.” Jinten menjawab apa adanya. Mungkin karena sudah

membuat mainan orang tua.

Menikah dengan orang yang seharusnya menjadi ayahnya dianggap Jinten

kurang etis. Apalagi seorang yang terkenal kaya atau biasa disebut juragan. Jinten

menganggap seorang juragan besar biasanya juga suka mempermainkan wanita.

Untuk itu dia kurang begitu setuju jika ibunya menjodohkannya dengan Juragan

Kusdi.

“Ora rabi karo Pak Marjuki ora ateges kudu rabi karo Juragan Kusdi,

Mbok. Simbok seneng anake dirabi wong lanangkang umure pantes dadi

bapake?”

“Hus! Kowe aja angger ngomong. Ngono – ngonoa dheweke kuwi juragan

gedhe. Sakkecamatan Kedunggalar iki amung dheweke juragan kayu kang

nduwe perusahaan bak trek.”

“Bojone akeh.”

“Rak wis dipegat kabeh.”

“Yakuwi.”

“Apa?”

“Seneng rabi.”(epsd 7:29)

Terjemahan:

“Tidak menikah dengan Pak Marjuki bukan berarti harus menikah dengan

Pak Kusdi, Mbok. Simbok senang anaknya dinikahi lelaki yang umurnya

pantas menjadi bapaknya?”

Page 80: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

“Hus! Kamu jangan seenaknya berbicara. Begitu – begitu dia itu juragan

besar. Se-kecamatan Kedunggalar ini hanya dia juragan kayu yang punya

perusahaan bak truk.”

“Istrinya banyak,”

“Kan sudah dicerai semua.”

“Yaitu.”

“Apa?”

“Suka menikah.”

Menurut Kusdi, laki – laki yang tidak bisa memberikan keturunan

biasanya akan ditinggal istrinya selingkuh. Begitu cerita Kusdi kepada Jinten

tentang kehidupan rumah tangganya. Padahal menurut dokter dia normal – normal

saja, hanya saja bibitnya kurang begitu kuat sehingga harus dibantu dengan obat.

“… Nanging saka pamriksan dhokter ahli ning Surabaya, aku

normal – normal wae. Ana sethithik cathetan menawa bibitku kurang

kuwat, nanging bisa dibiyantu kanthi obat. Amung diperlokake bojo kang

ngerti, sabar lan setya. Iki isih angel. Wanita – wanita mau luwih seneng

ndakwa aku mandhul. Lan ora ana ukuman kang trep tumrap wong lanang

mandhul kajaba ditinggal selingkuh.”(epsd 8:28)

Terjemahan:

“… Tapi dari pemeriksaan dokter ahli di Surabaya, aku normal – normal

saja. Ada sedikit catatan kalau bibitku kurang kuat, tapi bisa dibantu

dengan obat. Hanya diperlukan istri yang mengerti, sabar dan setia. Ini

masih sulit. Wanita – wanita tadi lebih senang mendakwa aku mandul.

Dan tidak ada hukuman yang pantas bagi lelaki mandul kecuali ditinggal

selingkuh.”

Bagi Jinten menjadi wanita itu tidak enak. Terkadang pria suka

menyepelekan bahkan sering juga melecehkan wanita bahwa wanita itu bisa dibeli

dengan uang. Begitulah pengalaman pribadi Jinten yang dia ceritakan secara

terbuka kepada sahabatnya Kencur.

“Dadi wong wedok kuwi ora menak, Cur.”

“Ya pas kahanan ora menak. Wong lanang yo ngono. Nanging sing paling

ora menak kuwi dadi banci. Kahanan sing kepriye wae.”(epsd 9:29)

Page 81: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Terjemahan:

“Jadi wanita itu tidak enak,Cur.”

“Ya pas keadaan tidak enak. Pria juga begitu. Tapi yang paling tidak enak

itu jadi banci. Keadaan bagaimanapun.”

Banyak yang meramal bahwa karir Jinten akan tetap bersinar karena dia

menjadi ledhek karena sebuah wahyu. Namun juga ada yang memprediksikan

karirnya akan berakhir setelah menikah.

Pangira – ira ngenani karir-e Jinten ing donyaning tayub sansaya

sumebar kaya wabah epidemi. Akeh kang ngramal isih bakal terus amarga

apa wae alesane „wahyu‟ ledhek isih manggon ning dheweke. Nanging

luwih akeh sing nyekra karire Jinten uga bakal cuthel sanalika sakwise

dadi bojone Kusdi. Apa Kusdi lila bojone sing ayu menik – menik kuwi

dadi sawangane wong akeh ?(epsd 10:29)

Terjemahan:

Prediksi – prediksi mengenai karir Jinten di dunia tayub semakin

menyebar seperti wabah epidemi. Banyak yang meramal masih bakal terus

karena apa saja alasannya „wahyu‟ ledhek masih berada di dirinya. Tetapi

lebih banyak yang menyangkal karir Jinten juga akan berakhir seketika

setelah jadi istri Kusdi. Apa Kusdi rela istrinya yang cantik imut – imut itu

menjadi perhatian orang banyak.

Bagi Jinten seorang ledhek itu harus cantik terutama dari segi fisik. Karena

itu adalah salah satu modal agar tetap digunakan. Mana ada yang menggunakan

ledhek yang sudah cacat secara fisik. Jinten begitu meyerah dengan keadaannya

setelah kecelakaan yang menyebabkannya cacat permanen.

Kabeh pitutur kang katujokake marang dheweke dirasakake amung

ngapusi, amung lamis – lamising lambe. Kabeh amung panglipur. Ora ana

kang jujur. “Jinten isih payu amarga ayu.” Apa isih nyenengke nyawang

ledhek ceko? Utawa ledhek kang sikile semper (epsd 11:29)

Terjemahan:

Semua perkataan yang ditujukan kepadanya dirasa hanya berbohong,

hanya manis di bibir. Semua hanya menghibur. Tidak ada yang jujur.

“Jinten masih laku karena cantik.” Apa masih menyenangkan memandang

ledhek ceko? Atau ledhek yang kakinya semper.

Page 82: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Jinten kembali optimis terhadap karirnya setelah kedatangan Sriyatun.

Baginya Sriyatun adalah malaikat. Karena ketika dia sangat putus asa Sriyatun

datang menawarkan padanya jalan menuju seorang ledhek yang besar. Jinten pun

tidak menyia – nyiakan kesempatan itu.

“Aku wis crita akeh – akeh marang dheweke bab awakmu. Ketoke

dheweke uga simpati marang kahananmu. Banjur nawani, yen kowe

gelem, dikongkon dolan – dolan mrana. Yen mligi mulang, kaya kursus,

ana dalan. Bisa diterke neng nggone Pak Karno sing nyinaoni biyen.

Kebeneran Pak Karno nganti saiki isih ndhalang lan laris. Sapa ngerti

gelem nampa kowe minangka murid.”

Jinten nampa katrangan mau kanthi seneng. Ing pangrasane wektu kuwi

Sriyatun dudu ledhek senior maneh,nanging malaikat tukang tetulung

kang njelma (epsd 12:29)

Terjemahan:

“Aku sudah bercerita banyak kepadanya mengenai dirimu. Kelihatannya

dia juga simpati dengan keadaanmu. Kemudian menawarkan, jika kamu

mau, disuruh main- main kesana. Kalau hanya mengajar, seperti kursus,

ada jalan. Bisa diantar ke tempat Pak Karno yang mengajarinya dulu.

Kebetulan Pak Karno sampai sekarang masih ndhalang dan laku tinggi.

Siapa tahu mau menerima kamu sebagai muridnya.”

Jinten menerima keterangan itu dengan senang. Perasaannya waktu itu

Sriyatun bukan ledhek senior lagi. Tapi malaikat tukang penolong yang

menjelma.

Lelaki yang sudah mapan atau sukses tidak akan sulit mencari istri.

Tinggal tunjuk, tidak akan ada wanita yang menolak. Begitulah Jinten

membesarkan hati sahabatnya Kencur yang sedang patah hati.

“… Nanging ngomong – ngomong kena apa ora golek bocah wadon liya.

Isih akeh, ta? Kowe kuwi wis sukses lho, Cur. Kari nuding wae, ora ana

prawan sing ora nolak. Pokok drijimu ora bengkong wae.” (epsd 13:29)

Terjemahan:

“… Tapi ngomong – ngomong kenapa tidak mencari wanita yang lain.

Masih banyak kan? Kamu itu sudah sukses lho, Cur. Tinggal tunjuk saja,

tidak ada gadis yang tidak menolak. Yang penting jarimu tidak bengkon

saja.”

Page 83: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Kencur adalah orang yang mau menerima apa adanya Jinten. Meskipun

Jinten sudah berterus terang tentang keadaannya. Namun Kencur tetap pada

pendiriannya ingin meminang Jinten.

Jinten banjur blaka, crita apa anane kanthi karep supaya Kencur ora

duwe pengarep – arep maneh marang dheweke. Mula pangocape digawe

luwih dramatis. Utamane bageyan kang bisa nuwuhake rasa cemburu.

Nanging sikape Kencur malah gawe Jinten kaget dhewe (epsd 14:28)

Terjemahan :

Jinten lalu berterus terang, bercerita apa adanya berharap agar Kencur

tidak mempunyai harapan lagi pada dirinya. Maka perkataannya dibuat

lebih dramatis. Terutama bagian yang bisa menimbulkan rasa cemburu.

Tapi sikap Kencur justru membuat Jinten kaget sendiri.

Selepas tersakiti oleh Marjuki, Jinten menganggap hampir semua pria itu

sama saja. Hanya mengumbar janji tanpa ada pembuktian. Bahkan anggapan itu

juga dijatuhkan kepada sahabatnya sendiri, Kencur. Jinten benar – benar kecewa.

“… dene Guru Marjuki amung pinter ngocapake „arep ngrabi – arep

ngrabi‟. Buktine?

Kuwi gambaranmu uga, Cur! Kowe amung pinter ngomong. Kowe kuwi

wong lanang kang amung lamis – lamis lambe., pinter micara, nanging

ing tumindhak ora ana kang bisa diarep – arep.”(epsd 15:29)

Terjemahan :

“…sedang Guru Marjuki hanya pandai berkata „mau menikahi-mau

menikahi‟. Buktinya?

Itu gambaranmu juga, Cur! Kamu hanya pintar bicara. Kamu itu laki – laki

yang hanya manis – manis di bibir, pintar berkata, namun dalam tindakan

tidak ada yang bisa diharapkan

e) Keputusan

Keputusan merupakan tindakan akhir yang diambil oleh para pelaku/tokoh

dalam cerita yang mempengaruhi jalannya cerita dan yang menggerakkan alur.

Berikut kutipannya:

Page 84: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Satu setengah tahun setelah lulus dari SD. Kisah cinta Jinten dan Marjuki

tidak terdengar lagi. Jinten memutuskan sudah ingin melupakan Marjuki.

Saksuwene karotengah taun kuwi –sakwise lulus SD- ora ana tutuge

lelakon bab Marjuki. Lan Jinten wis meh nglalekake gurune kuwi

(epsd 3:28)

Terjemahan:

Selama satu setengah tahun itu –setelah lulus SD- tidak ada kelanjutan

cerita bab Marjuki. Dan Jinten sudah akan melupakan gurunya itu.

Jinten tidak peduli terhadap omongan orang sekitar. Termasuk orang

tuanya sendiri. Ia memutusakan tidak akan menerima cinta Kusdi.

Wis ben uwong arep ngomong apa. Jinten wis mutusake : ora bakal

nampa tresnane Kusdi (epsd 6:29)

Terjemahan:

Biarlah orang berkata apa. Jinten sudah memutuskan : tidak akan

menerima cinta Kusdi. .

Tidak ada gunanya lagi Jinten memberikan penjelasan pada Marjuki

mengenai Kusdi. Marjuki merasa masalah mengenai Kusdi sudah selesai dan tidak

perlu dibahas lagi.

“Dakkira wis ora ana perkara maneh ing antarane awake dhewe, Ten.

Kabeh wis rampung. Wis cuthel. Lan kowe ora perlu kuwatir. Mas

Kusdi-mu ora bakal dakapak – apakake..” (epsd 7:29)

Terjemahan:

“Aku kira sudah tidak ada masalah lagi diantara kita, Ten. Semua sudah

selesai. Sudah tamat. Dan kamu tidak perlu khawatir. Mas Kusdi-mu tidak

akan kuapa- apakan..”

Jinten merasa benci terhadap Marjuki karena perlakuan dan perkataannya

kurang mengenakkan. Ia bersumpah tidak akan menikah dengan seorang guru.

“Aku sumpah ora bakal rabi karo guru.” pambengoke batine. Ora bakal

keprungu liyan (epsd 7:29)

Page 85: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Terjemahan:

“Aku janji tidak akan menikah dengan guru. “ jerit batinnya. Tidak akan

didengar orang lain. .

Semenjak hubungannya dengan Jinten kandas. Marjuki memutuskan

menikah dengan seorang guru juga yang bernama Palupi.

Nalika undhangan kuwi bener – bener diwaca dening Jinten (amung melu

maca. Kuwi ulem kanggo Kencur, Jinten dhewe ora dikirimi), ana jeneng

Marjuki lan Palupi ana kono. Ora diselaki atine geter (epsd 7:29)

Terjemahan:

Ketika undangan itu benar – benar dibaca oleh Jinten (hanya ikut

membaca. Itu undangan untuk Kencur, Jinten sendiri tidak diberi), ada

nama Marjuki dan Palupi disitu. Tidak dipungkiri hatinya bergetar.

Kusdi ingin memperbaiki citranya yang selama ini kurang baik di mata

masyarakat. Ia bertekad harus memiliki hidup yang baru.

Kusdi kepengin mesisan ndandani citrane sing kurang apik : tukang

kawin, kanthi tuntase kasus mau lan ngrabi Jinten sarana resmi.

Pokoke Kusdi pengin duwe lembaran urip kang anyar (epsd 10:28)

Terjemahan :

Kusdi ingin sekalian memperbaiki citranya yang kurang baik : tukang

kawin, dengan tuntasnya kasus tadi dan menikahi Jinten secara resmi.

Pokonya Kusdi ingin mempunyai lembaran hidup yang baru .

Jinten lebih memilih tinggal di rumah neneknya yang bernama Sutoijoyo

setelah sembuh dari sakitnya akibat kecelakaan yang merenggut nyawa Kusdi.

Bukan di rumah orang tuanya lagi. Kutipan:

Dheweke mutusake ora manggon ana warung maneh. Pilih manggon neng

Bangunrejo, neng omahe mbahe, Sutoijoyo (epsd 11:29)

Terjemahan:

Ia memutuskan tidak tinggal di warung lagi. Memilih tinggal di

Bangunrejo, di rumah neneknya, Sutoijoyo.

Page 86: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Akhirnya, Kencur memutuskan akan menemui orang tua Jinten untuk

melamar. Sebagai bukti bahwa Kencur memang serius terhadap Jinten. Setelah

Jinten mau memberikan kesempatan untuknya.

“Ya. Awake dhewe mengko bebarengan ngadhep Pak Saji lan Mbok Parni.

Aku bakal nembung kanthi rembug lanangku.” (epsd 15:29)

Terjemahan:

“Ya. Kita nanti bersama – sama menghadap Pak Saji dan Mbok Parni. Aku

akan melamar dengan jiwa priaku.”

2) Subplot

Subplot merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa yang menjadi bagian

dari alur utama. Cerbung KT ini memiliki subplot yang menceritakan perjalanan

hidup tokoh Jinten dalam meraih karir dan cintanya. Pertentangan

adat-kepercayaan banyak mendominasi tidak mulusnya perjalanan Jinten yang

menjadi suatu konflik – konflik berkelanjutan.

3) Bagian alur

a) Awal

Juminten atau lebih sering dipanggil Jinten, adalah seorang ledhek tayub

yang sudah terkenal. The Star of Tayub, itulah sebutannya. Seorang ledhek dengan

bayaran yang tidak murah dalam setiap kali tampil. Keluwesan dan lirikan yang

menggoda membuatnya menjadi idola para pria dari berbagai kalangan. Berikut

kutipannya :

Sakjroning solah bawa, igelan ngundang birahi, ledhek Jinten nyeblakake

pucuk selendhang dikantheni lirikan nggodha marang tamu undhangan.

Neng kono isih ana Pak Lurah Subur, Pak Sekcam Giarto, Pak Mantri

Alas Damin, Pak Mantri Kesehatan Lasidi, sing lungguh ing larapan kursi

ngarep.

Page 87: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Ya, Jinten. Dheweke kembange. Kembang ing antarane kembang lan

kumbang. The Star of The Tayub.

Jinten ora kok ora ngertenibab iki. Malah, dheweke banget ngrasakake

kahanane minangka si Kembang Tayub sing lagi mekar. Uga

ngrumangsani pitukune sing kerep ora murah kanggo sekabehing kang

ditampa iku.

Ora pisan pindho dheweke kudu misah wong lanang – lanang sing

bengkerengan amarga rebut kawigaten saka dheweke. Ora pisan pindho,

perkara ngono mau kedadeyan nalika pasugatan tayub durung rampung.

Kaya sing sak banjure dibubarake sakdurunge wancine (epsd 1:28-29)

Terjemahan:

Dalam keluwesan, igelan mengundang birahi, ledhek Jinten menggibaskan

ujung sampur dibarengi dengan lirikan menggoda kepada tamu undangan.

Disana masi ada Pak Lurah Subur, Pak Sekcam Giarto, Pak Mantri Alas

Damin, Pak Mantri Kesehatan Lasidi, yang duduk di deretan kursi depan.

Ya, Jinten. Dia bunganya. Bunga diantara bunga dan kumbang. The Star of

The Tayub.

Jinten sendiri bukannya tidak tahu hal ini. Justru, dia sangat merasakan

keadaan sebagai si Bunga Tayub yang baru mekar. Juga merasa

bayarannya yang tidak murahuntuk semuanya yang diterima itu.

Tidak sekali dua kali dia harus melerai para pria yang bertengkar karena

berebut perhatian darinya. Tidak sekali dua kali, masalah seperti itu tadi

terjadi ketika pertunjukkan tayub belum usai. Seperti yang setelahnya

dibubarkan sebelum waktunya.

b) Tengah

i. Konflik

Konflik dalam cerbung KT ini bermula ketika kisah kasih antara Jinten

dengan Marjuki mulai terjalin. Marjuki yang seorang guru dan Jinten seorang

ledhek meyebabkan kisah cintanya tidak berjalan mulus. Banyak pertentangan di

dalam keluarga, teman – teman terdekat juga masyarakat sekitar. Status sosial

mereka di dalam masyarakat dianggap berbeda tingkatan.

Kutipan:

“Ora ana sing nglarang guru rabi karo ledhek. Ledhek lak uga menungsa.

Warga negara sing sah. Gaweyan sing sah. Kowe uga duwe Kartu Induk

utawa Kartu Anggota Seniwati, ta?”

Jinten manthuk

Page 88: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

“Nah, kuwi jenenge sah – sah wae aku rabi karo kowe.” (epsd 3:29)

Terjemahan:

“Tidak ada yang melarang guru menikah dengan ledhek. Ledhek kan juga

manusia. Warga negara yang sah. Pekerjaan yang sah. Kamu juga punya

Kartu Induk atau Kartu Anggota Seniwati kan?”

Jinten mengangguk

“Nah, itu berarti sah – sah saja aku menikah dengan kamu.”

Tidak hanya mengenai status sosial saja yang menjadi konflik dalam

hubungan Jinten dan Marjuki. Namun juga pertentangan adat-kepercayaan.

Kerpercayaan jilu yang dianggap tabu dalam masyarakat Jawa, yang juga masih

dianut oleh orang tua dari Marjuki.

Kutipan:

Ora amarga Jinten kuwi ledhek kang ndadekake ora setuju. Nanging bab

adat-kapercayan, bab jilu, kelairan nomer siji lan nomer telu. Miturut

kapercayan ing laladan kono, bebrayan ngono mau bisa nekakake

kedadeyan – kedadeyan sing ora nyenengake ing tembe mburi.

Kedadeyane ora mesthi padha, nanging mesthi ora kepenak dirungokake

yen kudu digawe contone (epsd 4:29)

Terjemahan:

Bukan karena Jinten itu ledhek yang menjadikan tidak setuju. Tetapi

tentang adat kepercayaan, tentang jilu, kelahiran nomor satu dan nomor

tiga. Menurut kepercayaan di daerah itu, rumah tangga seperti itu dapat

menyebabkan kejadian – kejadian yang tidak menyenangkan di kemudian

hari. Kejadiannya tidak pasti sama, tapi pasti tidak enak didengarkan jika

harus dibuat contohnya.

c) Konflik utama

Konflik terjadi ketika hubungan Jinten dengan Marjuki kandas. Marjuki

menikah dengan rekan kerjanya sesama guru dan Jinten juga memutuskan untuk

menerima lamaran dari Kusdi, meski sebelumnya bersikeras tidak akan mau

menikah dengan Kusdi. Berikut kutipannya :

Page 89: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Nalika undhangan kuwi bener – bener diwaca dening Jinten (amung melu

maca. Kuwi ulem kanggo Kencur, Jinten dhewe ora dikirimi), ana jeneng

Marjuki lan Palupi ana kono. Ora diselaki atine geter (epsd 7:29)

Terjemahan :

Ketika undangan itu benar – benar dibaca oleh Jinten (hanya ikut

membaca. Itu undangan untuk Kencur, Jinten sendiri tidak diberi), ada

nama Marjuki dan Palupi disitu. Tidak dipungkiri hatinya bergetar.

Kutipan :

Kusdi kepengin mesisan ndandani citrane sing kurang apik : tukang

kawin, kanthi tuntase kasus mau lan ngrabi Jinten sarana resmi.

Pokoke Kusdi pengin duwe lembaran urip kang anyar. (epsd 10:28)

Terjemahan :

Kusdi ingin sekalian memperbaiki citranya yang kurang baik : tukang

kawin, dengan tuntasnya kasus tadi dan menikahi Jinten secara resmi.

Pokonya Kusdi ingin mempunyai lembaran hidup yang baru

Kutipan :

Kuwi kedadeyan liya dina ing sasi Sawal. Kulawarga saka pihak Kusdi

nglamar temenan. Mobil loro kebak, komplit sak uba rampe panglamar

(epsd 10:28)

Terjemahan :

Itu kejadian lain hari di bulan Syawal. Keluarga dari pihak Kusdi

benar – benar melamar. Dua mobil penuh, lengkap dengan seperangkat

lamarannya.

d) Klimaks

Klimaks dalam cerbung ini adalah ketika Jinten memutuskan untuk

menikah dengan Kusdi. Hari baik telah ditentukan yakni Sabtu Legi bulan Besar

(bulan Jawa) resepsi pernikahan mereka akan diadakan secara besar – besaran.

Persiapan sudah dimulai sejak tiga minggu sebelum pesta digelar. Termasuk juga

calon kedua mempelai. Sepuluh hari sebelum pernikahan berlangsung, mereka

pergi ke Solo guna membeli kekurangan kebutuhan. Namun naas di daerah

Kebakkramat mereka mengalami kecelakaan yang mengakibatkan Kusdi

meninggal dunia dan Jinten dinyatakan cacat permanen. Otomatis pernikahannya

Page 90: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

dengan Kusdi batal. Kesedihan Jinten tidak hanya sebatas kandasnya kembali

cintanya, namun dia juga menjadi putus asa akibat cacat yang dialami. Jinten

pesimis karirnya akan berakhir karena hal tersebut. Dia memilih untuk tinggal

dirumah dan menyendiri guna memulihkan kondisinya. Berikut kutipannya :

Nalika calon manten sakloron mulih saka Solo saperlu blanja

kekurangane kabutuhan, panther-e ditabrak truk tebu ing laladan

Kebakkramat. Tabrakan kang banget nggegirisi.

Kusdi slamet. Nanging amung bisa ambegan rong jam ana rumah sakit

Panti Kosala Solo. Sabanjure dheweke ora ketulung amarga kakehan

ngetokke getih.

Jinten slamet…(epsd 11:28)

Terjemahan:

Ketika kedua calon pengantin pulang dari Solo guna berbelanja

kekurangan kebutuhan, panthernya ditabrak truk tebu di daerah

Kebakkramat. Tabrakan yang sangat memprihatinkan.

Kusdi selamat. Tapi hanya bisa bertahan dua jam di rumah sakit Panti

Kosala Solo. Selanjutnya ia tidak tertolong karena kebanyakan

mengeluakan darah.

Jinten selamat…

Kutipan :

Jinten kaanggep mari sakwise dirawat suwene telung wulan. Nanging

nyatane tangan lan sikile ora bisa pulih kaya wingi uni. Sikile ora bisa

lurus yen dianggo ngedeg lan tangane rada ceko (epsd 11:29).

Terjemahan :

Jinten dianggap sembuh setelah dirawat selama tiga bulan. Tapi

kenyataannya tangan dan kakinya tidak bisa pulih seperti dulu lagi.

Kakinya tidak bisa lurus kalau dipakai berdiri dan tangannya agak ceko.

Kutipan :

Minangka ledhek, Jinten rumangsa wis cuthel. Ora ana pangarep – arep

kanggo bali neng donyane maneh (epsd 11:29).

Terjemahan :

Sebagai ledhek, Jinten merasa sudah berakhir. Tidak ada harapan untuk

kembali ke dunianya.

Kutipan :

Jinten sansaya bingung. Saksuwene nganggur iki dheweke ora nduweni

pepinginan apa – apa. Nadyan pengin tetep urip, tegese ora karep

Page 91: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

nganyut tuwuh, nanging pepenginan dadi apa. Wis ora ana neng pikirane

maneh (epsd 12:29).

Terjemahan :

Jinten semakin bingung. Selama menganggur ini ia tidak mempunyai

keinginan apa – apa. Walaupun masih ingin hidup, tetapi keinginan untuk

menjadi apa, sudah tidak ada dipikirannya lagi.

e) Akhir

Ditengah – tengah kemelut yang terjadi, kawan lama Jinten semasa SD,

yakni Kencur hadir kembali di kehidupan Jinten. Tidak banyak yang berubah dari

Kencur, tetap sederhana dan apa adanya meski sudah sukses. Selain itu

perasaannya juga belum berubah, cintanya masih untuk Jinten sama seperti dulu.

Profesinya memang tidak sebagus Marjuki ataupun Kusdi. Dari status sosialpun

juga tidak setinggi mereka berdua. Kencur hanyalah seorang penjual tempe yang

kini sudah sukses. Namun ketulusan hatinya yang membuat Jinten jatuh hati

kepadanya dan memutuskan untuk menerima cintanya. Berikut kutipannya:

“Ya kuwi goblokku, Ten. Ngapa aku malah nggathukke maneh kowe karo

Pak Marjuki, kamangka aku dhewe naksir kowe.”

“Lha ngapa kok ora kandha dhewe neng aku?”

“Kuwi goblokku sing kepindho. Ngapa aku ora wani. Nanging dakkira

wektu kuwi kowe mesthi wegah nampa aku.”(epsd 13:28)

Terjemahan:

“Ya itu bodohku, ten. Kenapa aku justru menjodohkanmu lagi dengan Pak

Marjuki, padahal aku sendiri suka sama kamu.”

“Kenapa kok tidak bilang padaku sendiri?”

“Itu kebodohanku yang kedua. Kenapa aku tidak berani. Tapi kupikir

waktu itu kamu pasti tidak mau menerimaku.”

Kutipan :

“…Sing cetha saiki aku nglamar kowe, njaluk kowe dadia bojoku. Mbok

tampa utawa ora. Kuwi wae. Wangsulana.” (epsd 14:28)

Page 92: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Terjemahan :

“…Yang jelas sekarang aku melamarmu, memintamu menjadi istriku.

Kamu terima atau tidak. Itu saja. Jawablah.”

Kutipan :

“Ya. Awake dhewe mengko bebarengan ngadhep Pak Saji lan Mbok

Parni. Aku bakal nembung kanthi rembug lanangku.”

“Buktekna.”

“Delengen wae. Nanging aku perlu takon apa kowe dhewe siap?”

“Aku mesthi mbuktekake omonganku dhewe.”(epsd 15:29)

Terjemahan :

“ Ya. Kita nanti bersama – sama menghadap Pak Saji dan Mbok Parni.

Aku akan meminang dengan jiwa laki – lakiku.”

“Buktikan.”

“Lihat saja. Tapi aku perlu bertanya apakah kamu sendiri siap?”

“Aku pasti siap membuktikan perkataanku.”

Kutipan :

Kencur ngruket Jinten karo ngguyu

Kencur nggeret lengene Jinten. Ngajak mlayu. Ing sacedhake kono mau

ana gubug, papan panggonane para Polsus alas pinuju ngaso. Ing

sajroning udan sinurung angin kang nyempyok jejogedan Kencur

ngrangkul Jinten. ngruket Jinten. Luwih kenceng (epsd 15:29).

Terjemahan :

Kencur memeluk Jinten dengan tertawa

Kencur menarik lengan Jinten. Mengajak berlari. Di dekat situ tadi ada

gubug, tempat dimana para Polsus hutan ketika istirahat. Di tengah hujan

terdorong angin yang menari – nari, kencur merangkul Jinten. Memeluk

Jinten. Lebih kencang

Tidak hanya itu, tentang karirnya, Jinten juga mulai optimis kembali

semenjak kedatangan Sriyatun, guru tari Jinten. Mbak Sri, membawa kabar

gembira. Dia menawarkan pada Jinten, jika memang dia ingin menjadi ledhek

besar ada yang sanggup untuk melatihnya. Tentang keadaan fisik Jinten untuk

sekarang ini, tidak menjadi masalah. Akhirnya Jinten menyanggupi tawaran mbak

Sri. Dia sangat senang karena ada jalan untuk mencapai cita – citanya. Berikut

kutipannya :

Page 93: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

“Aku wis crita akeh – akeh marang dheweke bab awakmu. Ketoke

dheweke uga simpati marang kahananmu. Banjur nawani, yen kowe

gelem, dikongkon dolan – dolan mrana. Yen mligi mulang, kaya kursus,

ana dalan. Bisa diterke neng nggone Pak Karno sing nyinaoni biyen.

Kebeneran Pak Karno nganti saiki isih ndhalang lan laris. Sapa ngerti

gelem nampa kowe minangka murid.”

Jinten nampa katrangan mau kanthi seneng. Ing pangrasane wektu kuwi

Sriyatun dudu ledhek senior maneh,nanging malaikat tukang tetulung

kang njelma (epsd 12:29).

Terjemahan:

“Aku sudah bercerita banyak kepadanya mengenai dirimu. Kelihatannya

dia juga simpati dengan keadaanmu. Kemudian menawarkan, jika kamu

mau, disuruh main- main kesana. Kalau hanya mengajar, seperti kursus,

ada jalan. Bisa diantar ke tempat Pak Karno yang mengajarinya dulu.

Kebetulan Pak Karno sampai sekarang masih ndhalang dan laku tinggi.

Siapa tahu mau menerima kamu sebagai muridnya.”

Jinten menerima keterangan itu dengan senang. Perasaannya waktu itu

Sriyatun bukan ledhek senior lagi. Tapi malaikat tukang penolong yang

menjelma.

Akhir cerita yang bisa dikatakan bahagia, dimana tokoh utama yakni

Jinten dapat melewati cobaan – cobaan dalam hidupnya. Bertemu dengan

jodohnya, yakni Kencur dan Jinten mulai mau membangun karirnya kembali

setelah lama terhenti karena kondisi fisiknya akibat kecelakaan.

b. Karakter

Penokohan atau penetapan karakter seseorang sebagai sosok berpengaruh

sangatlah mewakili keberagaman dalam cerita. Melalui karakter, cerita menjadi

lebih nyata dalam angan pembaca. Pembaca dapat dengan jelas menangkap wujud

manusia dengan berbagai macam kehidupannya yang telah diciptakan oleh

pengarang. Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang

yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Dengan kata lain tokoh dalam sebuah

Page 94: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

cerita dapat disebut sebagai actor dari cerita tersebut, sedangkan penokohan

merupakan watak atau karakter yang diperankan oleh seorang actor.

1) Klasifikasi

a) Karakter utama/mayor

Tokoh utama mempunyai peran penting dalam perkembangan cerita dan

mempunyai relevansi dengan setiap peristiwa yang terjadi di dalam keseluruhan

cerita. Tokoh utama yang paling berhubungan dengan berbagai masalah dari awal

hingga akhir dalam cerbung KT ini adalah Juminten atau biasa dipanggil dengan

Jinten. Tokoh inilah yang paling dominan terlibat dalam semua peristiwa yang

terjadi di KT sebagai tokoh protagonis, sedangkan tokoh bawahan disebut sebagai

tokoh antagonis.

i. Jinten

Jinten merupakan tokoh utama dalam cerbung ini. Jinten termasuk dalam

golongan protagonis yaitu tokoh yang baik. Jinten digambarkan sebagai

perempuan yang cantik, rendah hati, banyak disukai para lelaki, tidak plih kasih,

ramah namun juga terkadang bisa menjadi cerewet dan galak. Selain itu Jinten

juga tokoh yang selalu bersyukur, mudah putus asa, terkadang juga pasrah, meski

mempunyai tubuh yang kecil tetapi pintar menari yang kemudian menjadi ledhek

paling kondhang atau si kembang tayub.

b) Tokoh Bawahan atau Minor

i. Marjuki

Marjuki merupakan kekasih Jinten yang pertama kalinya. Tergolong dalam

tokoh protagonis. Marjuki adalah seorang guru. Marjuki digambarkan sebagai pria

yang pantang menyerah, punya rasa sungkan, pencemburu, tidak suka pamer,

Page 95: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

tidak sombong,. Selain itu Marjuki itu mempunyai pribadi yang kalem namun

nekad. Marjuki juga tergolong pria yang tampan.

ii. Kusdi

Kusdi dalam cerbung digambarkan sebagai orang kaya, sering nikah cerai,

pantang menyereah, sabar, pasrah, optimis. Bila dilihat dari segi usia, dalam

cerbung ini Kusdi tergolong sudah tua. Bahkan lebih cocok menjadi ayah Jinten.

iii. Kencur

Kencur adalah seorang penjual tempe, teman semasa SD Jinten yang pada

akhirnya menjadi cinta terakhirnya. Kencur adalah seseorang yang sederhana,

pendiam, disukai banyak wanita, pribadi yang tertutup, pntar. Selain itu meski

Kencur hanya tamat SD, namun ia adalah seorang pekerja keras. Hal itulah yang

menghantarkannya menjadi sukses. Dalam hal cinta, ia memang lebih cenderung

rendah hati walaupun ia tampan.

iv. Siwidayat

Siwidayat adalah putra tunggal dari dhalang Karno, guru sindhen Jinten.

Tentu saja ia termasuk anak orang kaya. Selain itu ia juga tampan, namun lugu.

Pola pikirnya masih sempit. Ia juga termasuk seorang oedipus complex karena

usianya terpaut dua tahun lebih muda dibandingkan Jinten. masih duduk di

bangku SMA.

v. Surti

Page 96: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Dalam cerbung ini, tokoh Surti adalah teman seprofesi sekaligus sahabat

dari Jinten. Surti adalah orang yang perhatian atau peduli terhadap oarng – orang

terdekatnya. Suka mengingatkan teman juka ada sesuatu yang rasanya kurang pas

tanpa menyalahkan sepenuhnya.

vi. Mbok Parmi

Mbok Parmi adalah ibu dari Jinten. beliau oarng yang sabar dan mengalah.

Menghormati dan menghargai orang lain. Tidak pernah berburuk sangka dan

selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya.

vii. Guru Mugono

Mugono adalah teman dekat Marjuki yang kebetulan juga satu tempat

kerja dengannya. Sebagai sahabat, Mugono tentunya peduli terhadap

permasalahan yang dihadapi oleh Marjuki, berharap Marjuki mendapat yang

terbaik dalam setiap keputusannya.

viii. Pak Dwijo Suyoto

Pak Dwijo adalah kepala cabang dinas, atasan dari Marjuki. Sama halnya

dengan Mugono, sebagai atasan Pak Dwijo juga mempunyai harapan agar anak

buahnya mengambil keputusan yang tepat. Untuk itu beliau selalu mengingatkan

Marjuki, termasuk mengenai rencana pernikahannya dengan Jinten yang

berprofesi sebagai ledhek. Itulah bentuk kepedulian Pak Dwijo sebagai atasan

Marjuki.

ix. Ledhek Sriyatun

Page 97: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Ledhek Sriyatun adalah ledhek terkenal dari Tambakselo yang juga

merupakan guru Jinten. Ia sangat berperan dalam karir Jinten hingga sukses

sampai saat ini. Selain sebagai guru, mbak Sri juga sekaligus sahabat Jinten. Ia

sangat peduli dan selalu menolong Jinten ketika kesusahan. Dari segi usia mbak

Sri jauh lebih tua dibanding Jinten.

2) Motivasi

Motivasi adalah alasan seorang karakter untuk bertindak sebagaimana

yang ia lakukan. Motivasi dibagi dua, motivasi spesifik dan motivasi dasar.

Motivasi spesifik adalah alasan atau reaksi spontan seorang karakter yang

mungkin juga tidak disadari, yang ditunjukkan oleh adegan atau dialog tertentu.

Motivasi dasar adalah suatu aspek umum dari satu karakter atau dengan kata lain

hasrat dan maksud yang memandu sang karakter dalam melewati keseluruhan

cerita. Arah yang dituju oleh motivasi dasar adalah arah tempat keseluruhan

motivasi spesifik bermuara.

a) Motivasi spesifik

i. Jinten

Motivasi Jinten pergi ke rumah dhalang Karno di daerah Sragen adalah

ingin belajar menyanyi atau nembang. Jadi tidak hanya bisa menari saja. Berikut

kutipannya :

Jinten kena wae rumangsa bombong amarga luwih luwes ing babagan

djoget. Nanging babagan cengkok, kekenesaning suwara, kayane ledhek

Lasmi angel dikalahke. Kang sinau njoged kanthi bener isih sethithik.

Kang sinau nggendhing, nyinaoni bab gendhing – gendhing sansaya luwih

sithik maneh. Dene kang nyinau loro – lorone sasat ora ana babar pisan.

Uga Jinten, sanadyan pengin.

Ledhek Sriyatun, gurune Jinten uga ora bisa loro – lorone (epsd 6:29).

Page 98: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Terjemahan:

Jinten boleh saja merasa bangga karena lebih ahli bab menari. Tapi bab

suara, kemerduan suara, sepertinya ledhek Lasmi sulit dikalahkan. Yang

belajar menari dengan benar masih sedikit. Yang belajar menyanyi Jawa,

mempelajari bab tembang – tembang Jawa semakin lebih sedikit lagi.

Sedangkan yang mempelajari kedua – duanya seperti tidak ada sama

sekali.

Juga Jinten, meskipun ingin.

Ledhek Sriyatun, guru Jinten juga tidak bisa kedua- duanya.

ii. Surti

Motivasi Surti melarang Jinten manikah dengan Marjuki adalah konon

dari orang – orang terdahulu, tidak lazim rasanya jika seorang ledhek menikah

dengan guru. Berikut kutipannya :

“Ora maido. Nanging kowe kudu eling, critane wong – wong mbiyen sing

padha karo awake dhewe. Endi sing bakal dadi karo guru? Yen karo lurah

utawa mantri malah ana. Ana sing langgeng nganti saiki. Contone Lik

Sum, Dhe Ngatmi.”(epsd 2:29)

Terjemahan:

“Tidak dipungkiri. Tapi kamu harus ingat, cerita orang – orang dulu yang

sama seperti kita. Mana yang akan jadi dengan guru? Kalau dengan lurah

atau mantri malah ada. Ada yang langgeng sampai sekarang. Contohnya

Lik Sum, Dhe Ngatmi.” .

iii. Pak Dwijo Suyoto

Motivasi Pak Dwijo Suyoto sebagai atasan melarang Marjuki menikah

dengan Jinten adalah karena ia seorang ledhek. Sehingga dirasa kurang pantas.

Berikut kutipannya :

Bakune, minangka ndhuwuran, Pak Dwijo kabotan yen anak buahe ngepek

bojo ledhek{epsd 4:28).

Terjemahan:

Jelasnya, sebagai atasan, Pak Dwijo keberatan jika anak buahnya

memperoleh istri ledhek.

b) Motivasi dasar

Page 99: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

i. Jinten

Motivasi dasar Jinten pergi ke tempat dhalang Karno di daerah Sragen

adalah karena Jinten ingin manjadi ledhek yang besar. Berikut kutipannya :

“Apa Dik Jinten uga pengin dadi ledhek gedhe?”

“Gedhe lan ora kuwi amarga bakat lan keturunan. Yen simbokku cilik,

bapakku cilik, mosok aku bisa dadi gedhe?” Jinten sengaja ndagel.

“Kepinginan,mesthi nduwe. Kaya kang diduweni kabeh menungsa. Amung

yen aku isih angel. Isih durung ketemu dalane. Bisa dadi kaya saiki wae

rasane wis kaya kanugrahan. Atase aku iki amung anake wong ngisor wit

jati.” Jinten mangsuli blaka. Mbok menawa amarga wis gawe dolanan

wong tuwa (epsd 6:29).

Terjemahan:

“Apa Dik Jinten juga ingin menjadi ledhek besar?”

“Besar dan tidak itu karena bakat dan keturunan. Kalau ibuku kecil,

bapakku kecil, masak aku bisa jadi besar?” Jinten sengaja bercanda

“Keinginan pasti ada. Seperti yang dipunyai semua manusia. Hanya kalau

aku masih sulit. Masih belum ketemu jalannya. Bisa jadi seperti ini saja

rasanya sudah seperti anugerah. Meskipun aku ini hanya anaknya orang

bawah pohon jati.” Jinten menjawab apa adanya. Mungkin karena sudah

membuat mainan orang tua.

ii. Surti

Motivasi dasar Surti melarang Jinten menikah dengan marjuki adalah

karena Surti sahabat Jinten sehingga sudah sewajarnya jika ia ingin yang terbaik

untuk Jinten. Berikut kutipannya :

“Aku tenanan, Ten. Minangka kanca raket , aku wajib ngelikake yen ana

bab – bab sing ora beres ngenani awakmu.” (epsd 2:29)

Terjemahan:

“Aku serius, Ten. Sebagai teman dekat, aku wajib mengingatkan jika ada

hal – hal yang tidak beres mengenai dirimu.”

iii. Pak Dwijo Suyoto

Page 100: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Motivasi dasar Pak Dwijo Suyoto sebagai atasan melarang Marjuki

menikah dengan Jinten adalah takut akan merusak citra korps.

Berikut kutipannya :

Iki bisa ngregeti citra korps. Kan isih akeh guru – guru putri kang cocok

lan pantes dipek bojo?(epsd 4:28)

Terjemahan:

Ini bisa mengotori citra korps. Kan masih banyak guru – guru wanita yang

cocok dan pantas dijadikan istri.

3) Karakterisasi

a) Penafsiran nama

i. Ribut

Ribut termasuk kosa kata bahasa Jawa. Kata ini dalam bahasa Indonesia

sama dengan „bertengkar” yang artinya terjadi ketidakcocokan antara dua individu

lebih. Sehingga terkadang menimbulkan efek buruk atau suasana tidak nyaman

bagi sekitarnya.

Dalam cerbung Kembang Tayub, Ribut adalah nama seorang juragan kayu.

Ia sering membuat keributan setiap ada pertunjukkan tayub. Masalah utamanya

adalah wanita. Tentu saja hal itu membuat ketidaknyamanan bagi orang – orang

yang berada disekitarnya. Bahkan tidak jarang juga pertunjukkan tayub diakhiri

dan dibubarkan sebelum waktunya. Berikut kutipannya :

“Ribut ngamuk maneh?” kandhane nalika sepedha motor wis mlaku adoh.

“Biyasa.” Jinten amung ngegongi sakcukupe, “yen ora nganggo padudon

dudu Ribut jenenge.” (epsd 1:29)

Terjemahan:

“Ribut mengamuk lagi?” omongannya ketika sepeda motor sudah berjalan

jauh.

Page 101: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

“Biasa.” Jinten hanya menjawab se-cukupnya, “kalau tidak memakai

pertengakaran bukan Ribut namanya.”

b) Deskripsi eksplisit

Deskripsi eksplisit adalah pendeskripsian tokoh yang menceritakan

tindakan-tindakan yang dilakukan. Pendeskripsian seperti ini dapat membantu

pembaca dalam memvisualisasikan sekaligus memahami karakter yang ada dalam

cerita. Berikut kutipan dari para tokoh :

i. Jinten

Jinten digambarkan sebagai perempuan yang rendah hati, banyak disukai

para lelaki, tidak plih kasih, ramah namun juga terkadang bisa menjadi cerewet

dan galak. Selain itu Jinten juga tokoh yang selalu bersyukur, mudah putus asa,

terkadang juga pasrah, pintar menari yang kemudian menjadi ledhek paling

kondhang atau si kembang tayub. Berikut kutipannya :

Ora pisan pindho dheweke kudu misah wong lanang – lanang sing

bengkerengan amarga rebut kawigaten saka dheweke. Ora pisan pindho,

perkara ngono mau kedadeyan nalika pasugatan tayub durung rampung.

Kaya sing sakbanjure dibubarake sakdurunge wancine (epsd 1:29).

Terjemahan:

Tidak sekali dua kali ia melerai para pria yang bertengkar karena berebut

perehatian dari ia. Tidak sekali dua kali, masalah seperti itu tadi terjadi

ketika acara tayub belum selesai. Seperti setelah itu dibubarkan sebelum

waktunya.

Kutipan :

Nanging Jinten wis kebacut aras – arasen mlebu sekolah maneh.

Luwih – luwih nalika krungu klesak – klesik yen dheweke bakal ora

munggah amarga wulangane keri banget (epsd 3:28).

Terjemahan:

Tetapi Jinten sudah terlanjur tidak tidak bersemangat masuk sekolah lagi.

Lebih – lebih ketika mendengar desas – desus kalau ia bakal tidak naik

karena ulangannya ketinggalan sekali.

Page 102: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

ii. Surti

Surti adalah orang yang perhatian atau peduli terhadap oarng – orang

terdekatnya. Suka mengingatkan teman juka ada sesuatu yang rasanya kurang pas

tanpa menyalahkan sepenuhnya. Berikut kutipannya :

“Aku tenanan Ten, minagka kanca raket, aku wajib ngelikake yen ana

bab – bab sing ora beres ngenani awakmu.” (epsd 2:29)

Terjemahan:

“Aku serius Ten, sebagai teman dekat, aku wajib mengingatkan jika ada

bab – bab yang tidak beres mengenai dirimu.”

c) Komentar pengarang

Komentar pengarang merupakan penggambaran yang dilakukan pengarang

terhadap para tokoh itu sendiri dalam sebuah cerita.

i. Jinten si kembang tayub

Pengarang menggambarkan sosok si kembang tayub itu sebagai orang

yang spesial atau berbeda dari umumnya tentunya dari berbagai hal. Misalnya

saja Jinten mempunyai harga yang tinggi untuk setiap kali tampil. Selain itu, ia

juga merupakan ledhek yang terkenal. Berikut kutipannya :

Ya, Jinten. Dheweke kembange. Kembang ing antarane kembang lan

kumbang. The star of the “Tayub”.

Jinten ora kok ora ngerteni bab iki. Malah dheweke banget ngrasakake

kahanane minangka Si Kembang Tayub sing lagi mekar. Uga

ngrumangsani pitukune sing ora murah kanggo sakabehing kang ditampa

iku (epsd 1:29).

Terjemahan:

Ya, Jinten. Ia adalah bunganya. Bunga diantara bunga dan kumbang. The

star of the “Tayub”.

Jinten bukannya tidak tahu mengenai masalah ini. Justru ia sangat

merasakan keadaan sebagai. Ia juga merasa bayarannya yang tidak murah

untuk semua yang diterimanya itu.

Page 103: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Kutipan :

…sakdurunge tekan kalungguhan sing saiki, minangka ledhek paling

kondhang utawa si kembang tayub (epsd 3:29).

Terjemahan :

…sebelum sampai kedudukan yang sekarang, sebagai ledhek paling

terkenal atau si kembang tayub.

ii. Penghormatan yang lebih kepada Guru Marjuki

Karena berprofesi sebagai guru, Marjuki dalam cerbung ini sangatlah

dihormati. Berikut kutipannya :

“Oo. Mangga pinarak, Mas Guru.” kandhane Mbok Parni gupuh. Mesthi

ngono kuwi. Sakjane iki ora mung sepisanan utawa kang kapindho

Marjuki ngeterke Juminten.

Pakurmatan kang ajeg.

Malah luwih tinimbang upamane mantri Damin utawa Carik Suroto sing

padha – padha duwe ati marang Jinten. Embuh apa sababe. Mbok

menawa wae wong loro sing kerep nekani warunge Mbok Parni kuwi wis

duwe bojo. Utawa pancen status guru rasane luwih kinurmat ana laladan

kono. Luwih kinurmatan (epsd 2:28-29).

Terjemahan:

“Oo. Mari masuk, Mas Guru.” kata Mbok Parni sopan. Pasti seperti itu.

Sebenarnya ini tidak yang pertama kali atau yang kedua kalinya Marjuki

mengantarkan Juminten.

Kehormatan yang selalu.

Justru lebih dibandingkan seandainya Mantri Damin atau Carik Suroto

yang sama – sama mempunyai rasa dengan Jinten. Entah apa sebabnya.

Mungkin saja dua orang yang sering mendatangi warung Mbok Parni itu

sudah punya istri. Atau memang status guru rasanya lebih terhormat di

daerah itu. Lebih dihormati.

iii. Kusdi digambarkan sebagai juragan yang kaya

Kusdi, yakni calon suami dari Jinten adalah juragan kayu yang paling

terkenal di daerah Kedunggalar. Berikut kutipannya :

Dheweke bebarengan karo Kusdi, juragan kayu paling kondhang sak

laladan Kedunggalar (epsd 5:29).

Page 104: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Terjemahan:

Dia bersamaan dengan Kusdi, juragan kayu paling terkenal se-daerah

Kedunggalar.

iv. Jinten digambarkan sebagai wanita yang cantik

Jinten yang berprofesi sebagai ledhek itu mempunyai wajah cantik. Setiap

orang pasti akan tertarik jika melihat dia, terutama kaum pria. Berikut kutipannya:

Apa Kusdi lila bojone sing ayu menik – menik kuwi dadi sawangane wong

akeh ?(epsd 10:29)

Terjemahan:

Apa Kusdi rela istrinya yang cantik imut – imut itu jadi perhatian orang

banyak ?

d) Komentar tokoh lain

Komentar tokoh lain merupakan komentar yang dilakukan oleh tokoh

yang ada dalam cerita tersebut terhadap lawan main atau tokoh lain. Dapat berupa

penggambaran fisik ataupun sifat-sifatnya.

i. Juragan Ribut digambarkan senang membuat keributan

Dalam pertunjukkan tayub, juragan Ribut pasti sering membuat keributan.

Terutama masalah perebutan wanita. Wanita itu adalah ledhek- ledhek yang ikut

tampil dalam pertunjukkan tayub tersebut. Berikut kutipannya :

“Ribut ngamuk maneh?” kandhane nalika sepedha motor wis mlaku adoh.

“Biyasa.” Jinten amung ngegongi sakcukupe, “yen ora nganggo padudon

dudu Ribut jenenge.” (epsd 1:29)

Terjemahan:

“Ribut mengamuk lagi?” omongannya ketika sepeda motor sudah berjalan

jauh.

“Biasa.” Jinten hanya menjawab se-cukupnya, “kalau tidak memakai

pertengakaran bukan Ribut namanya.”

Page 105: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

ii. Guru Marjuki digambarkan cukup baik, bertanggung jawab dan

rupawan

Ternyata bukan hanya Jinten sebagai kekasih Marjuki yang menganggap

bahwa Marjuki adalah orang yang baik dan rupawan pula, tetapi juga teman dekat

Jinten sendiri, yakni Surti. Bahkan ia mengakuinya di depan Jinten. Hanya saja

tidak jatuh hati seperti Jinten, hanya sebatas kagum.

Kutipan :

“Aja kleru tampa, Ten. Aku amung ngelikake. Pikiren tenanan sakdurunge

kebacut. Ora kok aku ndakwa elek marang Pak gurumu kuwi. Yen uwonge,

aku sakpanemu karo awakmu, cukup apik lan tanggung jawab. Iki ora

dakselaki. Minangka kanca padha wedoke. Aku utawa bisa wae Giyah,

Lastri, Narsih uga naksir. Amarga guru marjuki kuwi pancen nggantheng.

Nanging kanggo dadi bojone, apa gampang ngono kuwi?”(epsd 2:29)

Terjemahan :

“Jangan salah mengartikan, Ten. Aku hanya mengingatkan. Pikirkan

benar – benar sebelum terlanjur. Bukannya aku mendakwa buruk pada Pak

gurumu itu. Kalau orangnya, aku sependapat denganmu, cukup baik dan

bertanggung jawab. Ini aku akui. Sebagai teman, sesama perempuan. Aku

atau bisa saja Giyah, Lastri, Narsih juga suka. Karena guru Marjuki itu

memang tampan. Tapi untuk menjadi istri, apakah segampang itu?”

iii. Sebagai guru, Marjuki dituntut untuk selalu berhati – hati dalam

melakukan sesuatu

Marjuki tidak bisa mengontrol emosinya ketika berhadapan dengan Kusdi.

Namun Jinten selalu mengingatkan bahwa ia adalah seorang guru. Untuk itu lebih

baiknya tindakan yang akan dilakukan perlu dipikir secara masak – masak.

Berikut kutipannya :

“Mas arep balas dhendham? Marang pak Kusdi? Arep gelut? Eling, Mas.

Mas kuwi guru. Apa ora isin? Aku wae isin yen nganti kadadeyan

apa – apa. Terus apa aloke uwong mengko? Guru Marjuki gelut karo

Juragan Kusdi gara – gara rebutan ledhek. Sapa sing isin? Aku lan Mas

dhewe ta?” (epsd 5:29)

Page 106: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Terjemahan:

“Mas mau balas dendam? Pada Pak Kusdi? Mau bertengkar? Ingat, Mas.

Mas itu guru. Apa tidak malu? Saya saja malu jika sampai kejadian

apa – apa. Terus apa kata orang nanti? Guru Marjuki bertengkar dengan

Juragan Kusdi gara – gara rebutan ledhek. Siapa yang malu? Saya dan Mas

sendiri kan?”

iv. Jinten digambarkan sebagai wanita yang cantik

Kusdi tentu saja sangat senang mempunyai istri yang cantik. Bukan hanya

Kusdi yang mengakui kecantikan Jinten, namun juga banyak orang. Berikut

kutipannya :

Jinten pancen ayu, iki uga miturut pengakuane wong akeh (epsd 10:29).

Terjemahan:

Jinten memang cantik, ini juga menurut pengakuan orang banyak.

c. Tema

Dalam cerbung KT ini bertemakan sosok wanita Jawa yang tidak

mengenal putus asa. Selalu berusaha mengubah kelemahannya menjadi kekuatan.

Cerbung ini menceritakan tentang perjalanan hidup wanita Jawa yang harus hidup

mandiri dan kuat menerima berbagai cobaan. Sosok wanita Jawa dalam cerbung

ini digambarkan sebagai seorang ledhek tayub.

Kehidupan Jinten merupakan gambaran dari pengarang mengenai seorang

wanita yang mencoba tegar dalam menghadapi permasalahan yang tengah

melanda hidupnya. Kesabaran dan kegigihan Jinten pada akhirnya memperoleh

hasil yang menyenangkan. Meski banyak sekali cobaan-cobaan yang harus

dilewati. Hidup sebagai seorang ledhek memang bukan keinginan setiap orang,

namun itu adalah takdir yang harus dijalani. Banyak orang yang bilang Jinten

menjadi ledhek karena „wahyu‟ dan tidak semua orang bisa mendapatkan bakat

Page 107: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

itu. Dengan ketabahan dan keikhlasan hati serta senantiasa berserah diri kepada

Yang Maha Kuasa adalah kunci dari kesuksesan dan ketentraman hati untuk

menjalani hidup ini.

Pada kenyataannya ledhek yang keseluruhan pelakunya didominasi oleh

wanita, memang dipandang rendah dalam masyarakat. Bercermin dari itu, secara

otomatis akan menimbulkan banyak kontroversi yang lambat laun akan

menciptakan suatu masalah. Itulah sebabnya seorang pelaku seni, dalam hal ini

khususnya ledhek mau tidak mau dituntut untuk menjadi wanita yang kuat dan

mandiri. Agar suatu saat terdapat perubahan dalam masyarakat, bahwa pekerja

seni seperti halnya ledhek mempunyai harga seperti halnya profesi lain.

Salah satu esensi penting dalam kemajuan wanita adalah adanya

kemandirian yang dimaksud bukan berarti berdiri sendiri tanpa ada campur tangan

dari pihak lain, sedangkan segalanya bisa berjalan baik, selaras dan seimbang

apabila terjalin kebersamaan. Perjuangan tidak harus dicapai melalui bantuan

suami atau orang lain, melainkan wanita juga harus memiliki kemampuan,

motivasi tujuan dan keyakinan terhadap cita-cita yang harus atau ingin dicapai.

d. Latar

Latar atau setting adalah tempat dan waktu (dimana dan kapan) suatu

cerita terjadi. Latar sebenarnya memberikan informasi yang sangat penting

tentang keadaan masyarakat dimana cerita itu terjadi pada waktu itu.

Menurut Robert Stanton, dalam Teori Fiksi, latar terdiri dari latar dekor,

dan latar waktu-waktu tertentu seperti yang akan diterapkan dalam cerbung

Kembang Tayub.

Page 108: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

1) Dekor

Latar dekor atau tempat adalah tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya sastra. Latar tempat yang diceritakan dalam novel

ini adalah berbagai macam lokasi, dimana itu akan berpindah-pindah dari satu

tempat ke tempat lainnya, sejalan dengan perkembangan tokohnya, latar tempat

yang dikemukakan pengarang meliputi:

a) Tawun

Tawun adalah tenpat rekreasi yang didalamnya terdapat kolam renang.

Letaknya lima kilometer sebelah timur kota Ngawi. Konon hawanya juga sejuk.

Jinten dan Marjuki memang senang mendatangi tempat ini. Meski hanya untuk

melepas rindu. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

“…Tawun kuwi kolam renang duweke Pemda. Papane limang kilometer

sakwetane kutha Ngawi. Lan wis ana sakjabane kutha.”

“Tawun rak dudu panggonan nglangi thok. Kuwi papan rekreasi umum.

Neng kana awake dhewe bisa ngabrol, Ten. Hawane seger banget.”

(epsd 3:29)

Terjemahan:

“…Tawun itu kolam renang milik Pemda. Tempatnya lima kilometer

sebelah timur kota Ngawi. Dan sudah berada di luar kota.”

“Tawun kan bukan tempat berenang saja. Itu tempat rekreasi umum. Disana

kita bisa ngobrol, Ten. Hawanya sejuk sekali.”

b) Sarangan

Sarangan adalah tempat rekreasi berupa telaga di lereng Gunung Lawu.

Terletak di dua kota yakni Magetan dan Karanganyar. Tempatnya sangat dingin

namun pemandangannya sangat mempesona. Kusdi biasa mengajak Jinten

Page 109: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

ketempat itu ketika ia ingin membicarakan sesuatu yang serius. Hal ini dapat

dilihat dari kutipan berikut:

Yen pungkasane dheweke gelem diajak Kusdi nganti tekan Sarangan

amarga dheweke nduwe keperluan kanggo njlentrehake perkarane Marjuki.

… perkara lumrah, kang mbokmenawa ora prelu dicritakake nganti

keraya – raya tekan papan ereng – erenging Gunung Lawu kuwi.

(epsd 6:29)

Terjemahan:

Kalau akhirnya ia mau diajak Kusdi sampai Sarangan karena ia punya

keprluan untuk menjelaskan persoalan Marjuki.

… persoalan biasa, yang mungkin tidak perlu diceritakan sampai

bersusah – susah di tempat lereng Gunung Lawu itu.

c) Bangunrejo

Dhusun Bangunrejo adalah tempat tinggal Jinten bersama orang tuanya

yakni Pak Saji dan Mbok Parmi. Sejak kecil Jinten tinggal disitu. Maka dari itu

Jinten sering mendapat julukan kembang tayub dari Dhusun Bangunrejo. Hal ini

dapat dilihat dari kutipan berikut :

Marjuki ora seneng pamer. Ora gelem kemlinthi, nadyan ngrumangsani yen

Jinten kuwi kembang tayub saka Dhusun Bangunrejo (epsd 3:29).

Terjemahan:

Marjuki tidak suka pamer. Tidak mau sombong. Meskipun merasa kalau

Jinten itu kembang tayub dari Dhusun Bangunrejo.

d) Rumah Kartolegowo

Ketika Jinten pentas tayub di rumah Kartolegowo, seperti biasa terjadi

keributan. Namun ia cepat – cepat pergi dari tempat itu. Untung saja, waktu itu

Guru Marjuki menjemputnya, jadi ia bisa cepat pulang. Hal ini dapat dilihat dari

kutipan berikut:

Page 110: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Ana pinggir dalan, sawetara meter saka omahe Kartolegowo, wis nunggu

Guru Marjuki kanthi astrea grand kreditane (epsd 1:29).

Terjemahan:

Di pingggir jalan, beberapa meter dari rumah Kartolegowo, sudah

menunggu Guru Marjuki dengan astrea grand kreditannya.

e) Warung

Rumah Jinten sekaligus dijadikan sebuah warung. Entah bagaimana

menyebutnya, rumah sekaligus warung atau warung sekaligus rumah. Pekerjaan

ibu Jinten, yakni Mbok Parni memang berjualan di warung. Kadang – kadang

kalau Jinten baru tidak ada acara menggung juga membantu ibunya. Banyak

teman Jinten yang bertamu ke warung itu khususnya laki – laki, termasuk juga

Marjuki. Mereka sudah terbiasa menemui Jinten di warung itu dan ibunya pun

tidak keberatan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

Omah utawa warung

Loro – lorone padha benere. Amarga omah mau uga minangka warung.

Utawa warung mesisan omah.

“Mas ora langsung bali, to? Ben digawekke kopi simbok dhisik.”

Marjuki amung ngiyani. Dheweke wis kulina ana warung iku. Malah

maramg Mbok Parni emboke Jinten. Uga marang Pak Saji…(epsd 1:29)

Terjemahan:

Rumah atau warung

Dua – duanya sama benarnya. Karena rumah tadi juga sebagai warung. Atau

warung sekaligus rumah.

“Mas tidak langsung pulang, kan? Biar dibuatkan kopi ibu dulu.”

Marjuki hanya mengiyakan. Ia sudah terbiasa berada di warung itu. Malah

pada Mbok Parni, ibunya Jinten. juga pada Pak Saji.

Page 111: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

f) Rumah Marjuki

Ketika terjadi pertengkaran antara Jinten dan Marjuki, Jinten berusaha untuk

menyelesaikan masalah dengan menjelaskan persoalan secara dingin. Namun

beberapa kali Jinten mendatangi rumah Marjuki, ternyata tidak menghasilkan

apa – apa . Sepertinya Marjuki memang sengaja menghindar darinya.. Hal ini

dapat dilihat dari kutipan berikut:

Jinten meh percaya satus persen. Dheweke uga butuh kanca kanggo bawa

rasa.

Apa maneh kanggo kang kapindhone, katelune, dheweke dolan menyang

omahe Marjuki tetep ora ana asile. Kang kapindho ora ana uwong ana

omah. Mbuh bener – bener lunga apa sengaja nyingkrihi tekane Jinten.

(epsd 7:28)

Terjemahan:

Jinten akan percaya seratus persen. Ia juga butuh teman berbagi rasa.

Apalagi untuk yang kedua kalinya, ketiga, ia bermain ke rumah Marjuki

tetap tidak ada hasilnya. Yang kedua tidak ada orang di rumah. Entah

benar – benar pergi apa sengaja menghindari kedatangan Jinten.

g) Losmen

Waktu itu Jinten memang sudah pasrah mengenai jodoh. Ia bertekad tidak

akan memilih – milih lagi siapa yang akan menjadi suaminya. Hingga pada

akhirnya ia bertemu dengan seorang pria bernama Gutomo. Pada mulanya Jinten

memang tidak curuga sama sekali. Pria itu mengaku ingin menggunakan jasanya

sebagai ledhek untuk acara hajatan di tempatnya. Gutomo menjemput sendiri di

rumah Jinten sekaligus memberikan uang bayaran. Namun ternyata pria itu

mempunyai niat buruk pada Jinten. Jinten bukannya diajak ke tempat hajatan, tapi

malah diajak ke losmen. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

Page 112: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Bener dipapag. Sing ora bener yakuwi papan kang dituju. Dudu neng

Geneng. Dudu neng omah kang rame uwong kaya umume wong nduwe

gawe. Nanging omah kang sepi banget. Papane ing pinggir kali kutha cilik

Maospati kang mepet wates karo Geneng.

Dudu omah, nanging losmen.

Jinten sing buta huruf langsung protes nalika maca jeneng losmen kang

ana ngarepe (epsd 8:29).

Terjemahan:

Benar dijemput. Yang tidak benar yaitu tempat yang dituju. Bukan di

Geneng. Bukan di rumah yang ramai orang seperti kebanyakan orang

punya hajat. Tapai rumah yang sepi sekali. Tempat di tepi sungai kota

kecil Maospati yang berbatasan dengan Geneng.

Bukan rumah, tapi losmen.

Jinten yang buta huruf langsung protes ketika membaca nama losmen yang

ada didepannya.

h) Terminal bus Maospati

Jinten berhasil melarikan diri dari Gutomo. Ia lebih memilih ke terminal bus

Maospati karena ia berfikir jam berapapun bus jurusan Solo pasti ada Hal ini

dapat dilihat dari kutipan berikut:

Ing dalan ana sawetara tukang becak kang lagi nggrombol. Nanging

Jinten milih ngojek kanggo menyang terminal bis Maospati. Ajeg ana bis

menyang jurusan Solo. Jam pira wae mesthi ngliwati omahe (epsd 9:29).

Terjemahan:

Di jalan banyak tukang becak yang baru bergerombol. Tapi Jinten memilih

ngojeg untuk ke terminal bus Maospati. Selalu ada bus jurusan Solo. Jam

berapa saja pasti melewati rumahnya.

i) Rumah Mbah Sutoijoyo

Mbah Sutoijoyo adalah orang tua Saji simbah dari Jinten. Pernikahn Jinten

dengan Juragan Kusdi rencananya akan digelar ditempat itu. Karena rumah Mbah

Sutoijoyo lebih luas dan besar dibandingkan rumah Jinten dan kedua orang

tuanya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

Page 113: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Sing genah resepsine ora mapan neng omahe Saji ing Bogo. Ora bakalan.

Ora bakal cukup kanggo nampa dhayuh kang dikira – kira nganti sewu

uwong. Sing luwih mungkin yakuwi omahe Mbah Sutoijoyo ing Bangunrejo,

wong tuwane Saji, dadi simbahe Jinten. Omahe Mbah Sutoijoyo jejer papat

gedhe – gedhe (yen dudu kang paling gedhe ing desane). Meh padha karo

gedhung resepsi prasaja kang ana ing Ngawi. Iku wae mbokmenawa isih

ditambahi kajang ing plataran (epsd 10:28)

Terjemahan:

Yang jelas resepsinya tidak bertempat di rumah Saji di Bogo. Tidak akan.

Tidak akan cukup untuk menerima tamu yang kira – kira sampai seribu

orang. Yang lebih mungkin yakni rumah Mbah Sutoijoyo di Bangunrejo,

orang tua Saji, jadi simbahnya Jinten. Rumah Mbah Sutoijoyo berjajar

empat besar – besar ( jika bukan yang paling besar di desanya). Hampir

sama dengan gedung resepsi bagus yang ada di Ngawi. Itu saja mungkin

saja masih ditambah tenda di pelatarannya.

j) Solo (termasuk Kebakkramat)

Jinten dan Kusdi mengalami kecelakaan di daerah Kebakkramat setelah

berbelanja keperluan pernikahannya di Solo. Mereka berdua harus dilarikan ke

rumah sakit. Namun sayang, nyawa Kusdi tidak terselamatkan sedangkan Jinten

mengalami luka parah. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

Nalika calon manten sakloron mulih saka Solo saperlu blanja kekurangane

kabutuhan, panther-e ditabrak truk tebu ing laladan Kebakkramat.

Tabrakan kang banget nggegirisi…(epsd 11:28)

Terjemahan:

Ketika calon pengantin berdua pulang dari Solo untuk keperluan belanja

kekurangan kebutuhan, panther-nya ditabrak truk tebu di daerah

Kebakkramat. Kecelakaan yang sangat tragis.

k) Cakruk (pos ronda)

Semenjak kecelakaan yang merenggut nyawa Kusdi dan menjadikannya

cacat permanen. Jinten memilih tinggal di rumah simbahnya. Kebetulan di dekat

rumah itu ada sebuah cakruk, semacam pos ronda yang terbuat dari kayu. Di

Page 114: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

tempat itu, Jinten kecil bermain dengan teman – temannya. Entah tiba – tiba Jinten

merindukan saat – saat itu dan ia memutuskan bernostalgia di cakruk itu meskipun

sendirian. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

Nanging ora murungake kepenginane tetep lungguhan ana kono, karo

nggantung sikil. Cakruk mau isih kaya biyen. Wangune kaya omah

panggung cilik, cagak papat saka kayu jati. Sisih ngarep bukakan,

sedheng telung ngiringan liyane amung ditutup separo. Dadi yen

lungguhan neng njero isih bisa nyawang ngendi – ngendi.

Jinten rumangsa akrab karo cakruk kuwi. Mbokmenawa amung sawetara

perangan sing rusak. Mbokmenawa kabeh isih kaya biyen. Kayu jati kuwi

awet. Ora gampang rusak, kajaba sengaja dirusak (epsd 12:28).

Terjemahan:

Tetapi tidak mengurungkan keinginannya duduk disana, dengan

menggantung kaki. Pos ronda tadi masaih seperti dulu. Bentuknya seperti

rumah panggung kecil, tiang empat dari kayu jati. Bagian depan terbuka,

sedangkan tiga bagian samping lainnya hanya ditutup setengah. Jadi jika

duduk di dalam masih bisa melihat kemana – mana.

Jinten merasa akrab dengan pos ronda itu. Mungkin saja hanya sebagian

yang rusak. Mungkin saja semua masih seperti dulu. Kayu jati itu awet.

Tidak mudah rusak, kecuali memang sengaja dirusak.

l) di gubuk tempat para polsus hutan beristirahat

Pada akhirnya Kencur bisa meluluhkan hati Jinten. Kencur mengajaknya ke

sebuah tempat, ya tepatnya sebuah gubuk yang biasa digunakan untuk beristirahat

para polisi khusus hutan. Disana mereka berbagi satu sama lain. Termasuk

rencana mereka selanjutnya.

Kencur nggeret lengene Jinten. Ngajak mlayu. Ing sacedhake kono mau

ana gubug, papan panggonane para polsus alas pinuju ngaso (epsd 15:29)

Terjemahan :

Kencur menarik lengan Jinten. Diajak berlari. Di dekat situ tadi ada gubuk,

tempat para polsus hutan beristirahat.

Dari sekian banyak dekor yang terdapat di cerbung Kembang Tayub,

tempat yang di gunakan terletak di dua provinsi, yakni Jawa Timur dan Jawa

Page 115: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Tengah. Jawa Timur, sebagian besar di kota Ngawi dan sekitarnya sedangkan

Jawa Tengah berada di kota Solo dan sekitarnya. Ada yang digunakan sebagai

tempat persinggahan saja ada pula yang untuk menetap. Pemilihan dekor di

daerah tersebut dimungkinkan karena pengarang tinggal dan pernah mendatangi

kota tersebut.

2) Waktu-waktu tertentu

Latar waktu adalah waktu (masa) tertentu ketika peristiwa dalam cerita itu

terjadi. Seperti kutipan berikut:

a) Empat tahun yang lalu

Empat tahun yang lalu adalah untuk pertama kalinya Jiinten bertemu dengan

Marjuki. Jauh sebelum Jinten menjadi ledhek seperti saat ini. Waktu itu Jinten

adalah murid dari Marjuki. Namun tanpa disadari semakin lama timbul rasa suka

pada keduanya. Rasa simpati yang bukan hanya sebatas guru dan murid, namun

lebih dari itu. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

Eling pocapane Surti dadi eling patemone pisanan karo Guru Marjuki,

patang taun kepungkur. Papane during neng pagelaran tayub, nanging

isih ana ing lingkungan sekolahan. Ana kelas. Jinten murid kelas enem

sing sedhela maneh bakal ujian EBTA. Lan Marjuki guru enom sing lagi

karotengah taun ana SD iku. Uga dadi wali kelase (epsd 2:29).

Terjemahan:

Ingat ucapan Surti jadi ingat pertemuan pertama kalinya dengan Guru

Marjuki empat tahunyang lalu. Tempatnya belum di pergelaran tayub, tapi

masih di lingkungan sekolah. Di kelas. Jinten murid kelas enam yang

sebentar lagi akan ujian EBTA. Dan Marjuki guru muda yang baru satu

setengah tahun di SD itu. Juga menjadi wali kelasnya.

b) Sore hari

Page 116: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Sore itu Marjuki telah berjanji pada Jinten untuk mengajak jalan – jalan

sekaligus melepas rindu. Mungkin karena Marjuki seorang guru yang tertib, sore

itu ia dating lebih awal. Jinten pun tidak merasa keberatan. Justru ia senang bisa

pergi jalan – jalan dengan Marjuki, yang memang jarang dilakukan karena

kesibukan masing – masing. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

Sore sing dijanjekake wis teka.

Marjuki teka luwih cepet saka wektu sing dijanjekake. Isih jam telu luwih

sepuluh menit. Jinten cepet – cepet menyang sumur ana mburi omah.

Marjuki ngenteni kanthii sabar. Dhewekan (epsd 3:29).

Terjemahan :

Sore yang dijanjikan telah datang

Marjuki datang lebih cepat dari waktu yang dijanjikan. Masih jam tiga lebih

sepuluh menit. Jinten cepat – cepat menuju sumur di belakang rumah.

Marjuki menunggu dengan sabar. Sendirian.

c) Pagi hari

Pagi itu ketika akan pergi ke Pasar Kricak, Kencur tidak sengaja melihat

Marjuki jatuh dari sepeda motornya yang diduga karena dipaksa. Bukan karena

jatuh sendiri. Dengan segera Kencur pun menolongnya. Hal ini dapat dilihat dari

kutipan berikut:

Maneh – maneh Kencur sing nemoakake esuk – esuk nalika arep nyang

Pasar Kricak. Marjuki sambat kelaran ora adoh saka sepedha montore

kang katone dirubuhake kanthi peksan (epsd 5:29).

Terjemahan:

Lagi – lagi Kencur yang menemukan pagi – pagi ketika akan ke Pasar

Kricak. Marjuki meronta kesakitan tidak jauh dari sepeda motornya yang

kelihatannya dijatuhkan secara paksa.

d) Jam sebelas siang

Page 117: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Ditengah – tengah keruwetan menghadapi masalah dengan Marjuki dan

Kusdi, ketika sampai rumah tepatnya jam sebelas siang, ibunya langsung memberi

kabar yang menambah pusing kepala Jinten. Kabar itu mengenai Kusdi.Hal ini

dapat dilihat dari kutipan berikut:

Jam sewelas awan, nalika tekan omah, simboke langsung nyegat kanthi

kabar kang ndadekake sirahe sansaya puyeng (epsd 6:28).

Terjemahan:

Jam sebelas siang, ketika sampai rumah, ibunya langsung menghampiri

dengan kabar yang menambah semakin menambah kepalanya pusing.

e) Sepuluh hari sebelumnya

Sepuluh hari sebelum resepsi berlangsung. Suasana begitu ramai. Bukan

karena sesuatu yang menyenangkan namun sebaliknya. Hari itu kedua calon

pengantin, yakni Jinten dan Kusdi mengalami kecelakaan. Dan lebih tragis lagi

kecelakaan itu mengakibatkan Kusdi meninggal. Sedangkan Jinten mengalami

cacat permanen. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:

Bener, pancen rame.

Luwih rame tinimbang sakabehing panduga.

Dudu pas resepsi, nanging sepuluh dina sadurunge…

Tabrakan kang nggegirisi. Panther monting – monting mengiwa watara

nem meter sadurunge pungkasan nabrak thukulan klungsu sing wis umur

telung puluh taun (epsd 11:28).

Terjemahan:

Benar, memang ramai.

Lebih ramai dibanding seluruh dugaan

Bukan saat resepsi, tetapi sepuluh hari sebelumya…

Kecelakaan yang tragis. Panther berputar – putar kekiri sekitar enam meter

sebelum akhirnya menabrak pohon asam yang sudah berumur tiga puluh

tahun.

f) Hampir empat bulan

Page 118: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Semenjak Jinten kembali tinggal di rumah kakeknya, yang kebetulan juga

tetangga dari Kencur. Baru dua kali Kencur menjenguknya, padahal sudah hampir

empat bulan ia tinggal disana. Jauh dilubuk hati, sebenarnya Jinten ingin kencur

menengoknya sesering mungkin. Namun itu sepertinya hanya sia – sia saja.Hal ini

dapat dilihat dari kutipan berikut:

Wiwit Jinten manggon neng omahe simbahe, bocah jaka kuwi lagi kaping

pindho niliki. Kamangka Jinten bali dadi tanggane maneh wis meh patang

sasi.

Jinten banget ngarep – ngarep tekane Kencur. Nanging kayadene

pengarep – arep kang ora kelakon. Kencur ora tau teka. Luwih saka ping

pindho mau (epsd 11:29).

Terjemahan:

Semenjak Jinten tinggal di rumah simbahnya, jejaka itu baru dua kali

menjenguk. Padahal Jinten kembali menjadi tetangganya lagi sudah hampir

empat bulan.

Jinten sangat mengharap datangnya Kencur. Tapi seperti harapan yang tidak

akan terlaksana. Kencur tidak pernah datang. Lebih dari dua kali tadi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa cerita bersambung Kembang Tayub ini terjadi

pada jaman modern. Sekitar tahun 90an sampai awal 2000an. Meski sebenarnya

kesenian tayub sendiri sudah banyak yang mati. Namun tidak semua, termasuk di

Ngawi, latar utama dalam cerita ini. Dari tokoh pendukung dan latar tempat juga

menggambarkan bahwa cerita ini berlangsung belum begitu lama. Hal tersebut

dapat dilihat pada kutipan berikut

Ana pinggir dalan, sawetara meter saka omahe Kartolegowo, wis nunggu

guru Marjuki kanthi Astrea Grand kreditane (epsd 1: 29).

Terjemahan :

Di tepi jalan, beberapa meter dari rumah Kartolegowo, sudah menunggu

guru Marjuki dengan Astrea Grand kreditannya.

Kutipan :

Page 119: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Tabrakan kang nggegirisi. Panther monting – monting mengiwa watara

nem meter sadurunge pungkasan nabrak thukulan klungsu sing wis umur

telung puluh taun (epsd 11:28).

Terjemahan :

Kecelakaan yang tragis. Panther berputar – putar kekiri sekitar enam meter

sebelum akhirnya menabrak pohon asam yang sudah berumur tiga puluh

tahun

3) Analisis Pengaruh Latar pada Tokoh

Latar adalah bagian dari suatu cerita yang sangat penting. Latar merupakan

arena atau panggung dimana kejadian dan para tokoh bertindak. Dalam KT latar

diawali dari kisah cinta Jinten dengan Marjuki. Sebenarnya perasaan yang lebih

itu sudah muncul ketika Jinten masih kecil, tepatnya waktu Jinten masih SD,

waktu Jinten masih tinggal di Bangunrejo. Namun karena Marjuki

dipindahtugaskan ke SD Pusat kecamatan kota dan Jinten tidak melanjutkan

sekolah lagi, maka mereka sudah tidak bertemu lagi. Jinten pindah ke Bogo dan

bertemu lagi dengan Marjuki. Tempat favorit mereka selama pacaran adalah di

Tawun. Kolam renang di daerah pegunungan yang letaknya di sebelah timur kota

Ngawi. Setelah putus dengan Marjuki, Jinten menjalin kasih dengan Kusdi.

Tempat favorit mereka adalah Sarangan. Sebuah telaga yang terletak di lereng

Gunung Lawu dan masuk dalam dua kota, yakni Magetan dan Karanganyar.

Hubungan mereka cukup serius, pernikahan pun telah direncanakan. Namun

sayang, sepuluh hari sebelum hari pernikahan mereka mengalami kecelakaan di

daerah Kebakkramat. Pernikahan mereka batal

Setelah Jinten divonis cacat permanen yakni kakinya sudah tidak bisa

lurus lagi jika untuk berdiri dan tangannya agak ceko akibat kecelakaan yang

menimpanya, ia memilih kembali tinggal di Bangunrejo. Tempat dimana masa

Page 120: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

kecil Jinten dihabiskan. Mbak Sriyatun yakni guru Jinten tiba – tiba datang

menjenguknya setelah sekian lama tidak bertemu. Ia memberi kabar bahwa Mbak

Sumiyati, yakni seorang sindhen dari Sragen dan Dhalang Karno sanggup melatih

Jinten untuk menjadi lebih profesional. Jinten langsung menyanggupi dan

berangkat ke Ngarum. Ia tinggal di rumah Dhalang Karno. Disana ia bertemu

Siwidayat, putra tunggal Dhalang Karno, orang yang telah merenggut

kegadisannya. Hubungan Jinten dengan Siwidayat tidak berlangsung lama.

Setelah pulang berguru dari Ngarum, Jinten pada akhirnya lebih memilih Kencur,

yakni kakak kelasnya sewaktu SD yang tidak lain adalah tetangga Jinten di

Bangunrejo. Di sebuah gubuk tempat istirahat para polsus hutan, mereka pada

akhirnya memutuskan untuk serius.

4) Analisis Hubungan Latar dan Tema

Pengaruh latar dalam cerita ini adalah ketika Jinten benar – benar putus

asa mngenai jodoh. Ia memilih tinggal lagi di tempat kelahirannya yakni

Bangunrejo. Dan tempat itu ternyata banyak memberikan Jinten sebuah hiburan.

Dengan mengenang masa lalunya ketika bersama teman – temannya. Tentu saja

lebih bahagia dibanding hidup Jinten ssat ini. Semakin lama, Jinten menjadi kuat

kembali dan memasrahkan urusan jodoh itu sepenuhnya kepada Tuhan Yang

Maha Esa

Selain itu, disaat Jinten putus asa terhadap karirnya. Desa Ngarum, Sragen

dapat mengobati keputusasaanya. Menjadi optimis kembali. Bahwa karirnya tidak

berakhir hanya karena ia cacat akibat kecelakaan. Buktinya Dhalang Karno dan

Page 121: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Mbak Sumiyati yang seorang sindhen sanggup untuk melatihnya untuk menjadi

lebih baik.

5) Analisis Atmosfer atau suasana

Atmosfer merupakan cermin yang merefleksikn suasana jiwa sang krakter

atau sebagai salah satu bagian dunia yang berada di luar diri sang karakter. Dalam

Kembang Tayub terdapat berbagai suasana antara lain:

a) Suasana Ramai

Swasana sansaya regeng. Sumringah. Bareng karo lumingsiring wengi,

kabeh katrem marang gregeting kasukan, meh tanpa kena dikendaleni.

Kabeh ! penonton, tamu undhangan, pambeksa, tan ana sing ora klarut.

Kabeh mbengok sora. Sesorak, sruwitan, binarung gamelan kang ditabuhi

sigrak mawa gendhing – gendhing irama rancak (epsd 1:28).

Terjemahan:

Suasana semakin ramai. Meriah. Bersamaan dengan bergantinya malam,

semua terbuai dalam kegembiraan, hampir tidak dapat dikendalikan.

Semua ! Penonton, tamu undangan, penari tidak ada yang tidak terlarut.

Semua berteriak kencang. Bersorak, bersiul diiringi gamelan yang ditabuh

semangat dengan gendhing – gendhing irama keras.

b) Suasana tegang

Jam tembok neng omahe Kartolegowo, sing duwe gawe, durung nuduhake

angka telu, nanging pagelaran wis rampung. Kedadeyan perkara cilik.

Blandhong Marjo ditempiling Juragan kayu Ribut, nalika padha – padha

mendeme. Liyane padha misah. Mesisan mbubarake tayub sing kudune

sakjam maneh lagi rampung, utawa nganti mlethek srengenge (epsd 1:29).

Terjemahan:

Jam dinding di rumah Kartolegowo, yang punya kerja, belum

menunjukkan jam tiga, tetapi pertunjukkan sudah selesai. Terjadi

permasalahan kecil. Blandhong Marjo dipukul Juragan kayu Ribut, ketika

sama – sama mabuknya. Selainnya melerai. Sekaligus membubarkan tayub

yang seharusnya satu jam lagi selesai, atau hingga matahari terbit.

Page 122: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

c) Suasana romantis

“Bener Mas Marjuki sayang Juminten?”

Ana kursi bandulan ing taman kekarone lungguh pepet – pepetan.

“Yen ora sayang awake dhewe ora prelu tekan kene, Ten. Pitakonmu

aneh…” (epsd 3:29)

Terjemahan:

“Bener Mas Marjuki sayang Juminten?”

Di kursi ayunan di taman keduanya duduk berdekatan.

“Kalau tidak sayang kita tidak perlu sampai kesini, Ten. Pertanyaanmu

aneh…..”

Kutipan :

Kencur nggeret lengene Jinten. Ngajak mlayu. Ing sacedhake kono mau

ana gubug, papan panggonane para polsus kang pinuju ngaso. Ing

sajroning udan sinurung angin kang nyempyok jejogedan Kencur

ngrangkul Jinten. Ngruket Jinten.

Luwih kenceng (epsd 15:29).

Terjemahan :

Kencur menarik lengan Jinten. Mengajak berlari. Di dekat situ tadi ada

gubuk, tempat para polsus hutan yang akan beristirahat. Di tengah hujan

terdorong angin yang berhembus menari Kencur merangkul Jinten.

memeluk Jinten.

Lebih erat.

d) Suasana berduka

Dudu pas resepsi, nanging sepuluh dina sadurunge. Nalika calon manten

sakloron mulih saka Solo saperlu blanja kekurangane kabutuhan,

panther-e ditabrak truk tebu ing laladan Kebakkramat. Tabrakan kang

banget nggegirisi. Panther monting mengiwa watara nem meter

sadurunge pungkasan nabrak thukulan klungsu sing wis umur telung

puluh tahun.

Ngiringan sisih tengen, pas pener mburi stir remuk, Kusdi slamet.

Nanging amung bisa ambegan rong jam ana rumah sakit Solo. Sabanjure

dheweke ora ketulung amarga kakehan ngetokke getih.

Jinten slamet. Isih bisa ambegan terus. Nanging ora bisa langsung dijak

mulih amarga sikil lan tangane sing sesisih pepes.

Jugar sakabehing rancangan.

“Kabeh wis dadi kersane Allah. “ pangrintihe pasrah (epsd 11:28).

Terjemahan:

Bukan saat resepsi, namun sepuluh hari sebelumnya. Ketika calon

pengantin berdua pulang dari Solo untuk belanja kekurangan kebutuhan,

Page 123: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

panther-e ditabrak truk tebu di daerah Kebakkramat. Kecelakaan yang

sangat tragis. Panther berputar ke kiri sekitar enam meter sebelum

akhirnya menabrak pohon asam yang umurnya sudah tiga puluh tahun.

Bagian samping kanan, pas di belakang kemudi remuk, Kusdi selamat.

Namun hanya bisa bernafas dua jam di rumah sakit Solo. Selanjutnya ia

tidak tertolong karena terlalu banyak mengeluarkan darah.

Jinten selamat. Masih bisa bernafas terus. Namun tidak bisa langsung

diajak pulang karena kaki dan tangannya yang sebelah parah.

Gagal semua rencana.

“Semua sudah jadi kehendak Allah,” rintihannya pasrah.

2. Sarana-sarana Sastra

a. Judul

Judul dari cerbung ini sebenarnya sangat sederhana. Pengarang memilih

judul Kembang Tayub dikarenakan dimungkinkan ketika orang membaca , banyak

yang bisa menafsirkannya. Dalam bahasa Indonesia kembang berarti bunga. Tentu

saja bunga ini dapat ditafsirkan sebagai sesuatu yang indah. Sedangkan tayub

adalah salah satu hiburan rakyat yang saat ini masih berkembang dalam

masyarakat walaupun sudah langka atau jarang. Jika kedua kata tersebut

digabungkan dapat menimbulkan arti bunga dari tayub, seseorang yang paling

indah paling menarik di tayub. Tentu saja yang paling indah atau paling menarik

ini mengacu pada pelaku tayub yakni penarinya yang biaa disebut dengan ledhek.

Sesuai dengan judulnya cerbung Kembang Tayub menceritakan tentang

lika-liku perjalanan kehidupan Jinten dengan semua cobaannya yang harus dilalui.

Jinten yang dalam cerita ini digambarkan sebagai seorang penari tayub atau

disebut dengan ledhek, namun bukan ledhek biasa. Ia adalah seorang kembang,

kembang dari tayub yang banyak dicari, digandrungi oleh masyarakat, khususnya

para pria. Tidak hanya itu, bayaran tiap sekali tampil tentu saja tidak sedikit. Di

satu sisi, ia boleh saja bangga dengan predikat kembang itu, namun di sisi lain

Page 124: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

nasibnya tidak seindah itu. Kisah cintanya yang beberapa kali kandas,

mengakibatkan ia terpuruk beberapa kali pula. Penilaian yang kurang baik dari

masyarakat terhadap profesinya, peaturan adat yang masih kental di lingkungan

sekitarnya. Membuatnya hati - hati dalam bertindak, termasuk dalam hal

percintaan. Bukan hanya itu saja, kembang tayub itu juga sempat mengalami saat

terpuruk, dimana ia divonis cacat permanen akibat kecelakaan. Karirnya meredup,

karena ia lebih memilih untuk membantu orang tuanya dirumah. Putus asa itu

adalah hal yang biasa, seperti halnya juga Jinten. Namun sisa – sisa semangatnya

membuat ia bangkit kembali, apalagi dalam hal karir, ia mendapat tawaran untuk

berlatih di Ngarum. Dhalang Karno dan Mbak Sumiyati sanggup menjadi

gurunya. Jinten pun menyanggupinya . tidak ketinggalan mengenai pendamping

hidup, pada akhirnya hati Jinten berlabuh pada Kencur yakni kakak kelasnya

sewaktu SD. Samangat yang tinggi dan kesabaran akan membuahkan hasil yang

manis di kemudian hari.

b. Sudut Pandang

Menurut Robert Stanton cerbung Kembang Tayub ini menggunakan sudut

pandang „orang ketiga-terbatas‟, pengarang megacu pada semua karakter dan

memosisikannya sebagai orang ketiga tetapi hanya menggambarkan apa yang

dapat dilihat, didengar, dan dipikirkan oleh satu orang karakter saja. Sudut

pandang ini memungkinkan kita untuk mengetahui jalan pikiran seorang karakter

(biasanya karakter utama). Pengarang dapat menggambarkan dan mengomentari

sang karakter secara langsung..

Page 125: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Sudut pandang digambarkan menjadi dua cara, subjektif dan objektif.

Cerbung ini termasuk objektif karena pengarang akan menghindari usaha untuk

menampakkan gagasan – gagasan dan emosi – emosi. Dengan demikian, pembaca

harus memutusakan segalanya dari fakta – fakta tanpa bantuan siapa pun.

c. Ironi

Menurut Robert Stanton, dalam Teori Fiksi ironi dibagi menjadi dua, ironi

dramatis dan tone ironis.

1) Ironi Dramatis atau Ironi Alur Ironi dramatis

Ironi Dramatis adalah situasi yang muncul melalui kontras diametris antara

maksud dan tujuan seorang karakter dengan hasilnya, atau antara harapan dengan

apa yang sebenarnya terjadi. Ironi dramatis biasanya terjadi dikarenakan adanya

hubungan kausal atau sebab-akibat. Berikut adalah kutipan Ironi Dramatis:

Sebenaranya Jinten dan Marjuki sudah siap untuk menikah. Mereka berdua

tidak peduli omongan orang – orang sekitar. Namun masih ada ganjalan yang

membuat mereka harus berfikir dua kali untuk menuju ke pelaminan. Bapak dari

Marjuki masih keberatan dengan hubungan mereka. Bukan karena Jinten seorang

ledhek, tapi mengenai adat-kepercayaan, kepercayaan jilu yang dianggap kurang

baik dalam pernukahan karena konon akan berakibat buruk dikemudian harinya.

Berikut kutipannya :

Mboyak mbodhil karo gosip ngono mau. Sing mesthi nganti wektu iki

kekarone isih rukun lan tetep ing janjine sakawit, bakal rabi sakcepete.

Sakjane saiki uga wis siyap. Amung ana ganjelan sethithik: bapake

Marjuki isih kabotan. Isih perlu diwenehi pangerten.

Ora amarga Jinten kuwi ledhek kang ndadekake ora setuju. Nanging bab

adat-kepercayaan, bab jilu, kelairan nomer siji lan nomer telu. Miturut

Page 126: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

kepercayaan ing laladan kono, bebrayan ngono mau bisa ndadekake

kedadeyan – kedadeyan sing ora nyenengake ing tembe mburi. Kedadeyan

ora mesthi padha, nanging mesthi ora kepenak dirungokake yen kudu

digawe contone (epsd 4:29).

Terjemahan:

Biar terserah dengan gosip seperti itu tadi. Yang pasti sampai waktu ini

keduanya masih rukun dan tetap dengan janjinya semula, akan menikah

secepatnya. Sebenarnya sekarang juga sudah siap. Hanya ada ganjalan

sedikit : bapak marjuki masih keberatan. Masih perlu diberi pengertian.

Bukan karena Jinten itu ledhek yang menjadikan tidak setuju. Tetapi

mengenai adat- kepercayaan, mengenai jilu, kelahiran nomor satu dan

nomor tiga. Menurut kepercayaan di daerah itu, rumah tangga yang begitu

tadi dapat menyebabkan kejadian – kejadian yang tidak menyenangkan di

kemudian hari. Kejadian tidak selalu sama, tapi selalu tidak enak didengar

jika dibuat contohnya.

Selain contoh di atas, dalam Kembang Tayub ditemukan contoh ironi

dramatis yang lain. Yaitu ketika Marjuki berusaha membalas dendan kepada

Kusdi, karena ia menganggap Kusdilah yang mencelakainya, Jinten berusaha

untuk meredam amarah Marjuki. Tidak hanya itu, Jinten juga ingin agar Marjuki

mengurnungkan niatnya untuk balas dendam kepada Kusdi. Ia mengingatkan

nahwa profesinya sangat mempengaruhi sikap atau apa yang akan dilakukannya.

Namun usaha Jinten sia – sia. Marjuki tetap keras pada pendiriannya. Tidak peduli

apa kata Jinten.

Kutipan :

“Ten, kowe penak wae ngomong. Aku iki uga wong lanang. Sing lanang

kuwi dudu Kusdi, juragan nggantheng kang dadi pepujanmu kuwi. Dupeh

dadi rajaning dhuwit. Ku ora wedi sak pucuk kukua. Aku uga bisa gawe

piwales.”

Jinten sansaya kepojok. Katone wis ora bisa didandani maneh.

Tresna – sujana – dhendham, rasane wis dadi rasa kang kudu manunggal.

Jinten ora bakal ngomong mengkono. Nanging kasunyatane wis

mbuktekake yen pangirane mau bener. Mula kang diupayakake

sakbanjure, pangupaya kang pungkasan.

“Mas arep balas dhendham? Marang pak Kusdi? Arep gelut? Eling,

Mas. Mas kuwi guru. Apa ora isin? Aku wae isin yen nganti kadadeyan

apa – apa. Terus apa aloke uwong mengko? Guru Marjuki gelut karo

Page 127: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Juragan Kusdi gara – gara rebutan ledhek. Sapa sing isin? Aku lan Mas

dhewe ta?”

“Kowe oleh wae ana pihake Kusdi. Oleh mbela dheweke. Rabi uga oleh.

Babagan balas dhendham kuwi urusanku dhewe. Ora ana gandheng

cenenge karo kowe. “

Wis entek pangarep – arepe Jinten (epsd 5:29)

Terjemahan:

“Ten, kamu enak saja bicara. Saya ini juga laki – laki. Yang lelaki itu

bukan Kusdi, juragan tampan yang jadi pujaanmu itu. Jangan karena jadi

rajanya uang. Saya tidak takut se-pucuk jari pun. Saya juga bisa buat

pembalasan.”

Jinten semakin terpojok. Tampaknya sudah tidak bisa diperbaiki lagi.

Cinta – benci – dendam, rasanya sudah jadi rasa yang harus menyatu.

Jinten tidak akan bicara seperti itu. Namun kenyataannya sudah

membuktikan kalau perkiraannya tadi benar. Untuk itu yang diusahakan

selanjutnya, usaha yang terakhir.

“Mas mau balas dendam? Pada Pak Kusdi? Mau bertengkar? Ingat, Mas.

Mas itu guru. Apa tidak malu? Saya saja malu jika sampai kejadian

apa – apa. Terus apa kata orang nanti? Guru Marjuki bertengkar dengan

Juragan Kusdi gara – gara rebutan ledhek. Siapa yang malu? Saya dan Mas

sendiri kan?”

Kamu boleh saja di pihak Kusdi. Boleh membela Kusdi. Menikah juga

boleh. Mengenai balas dendam atau tidak itu urusan saya sendiri. Tidak

ada sangkut pautnya dengan kamu.”

Sudah habis harapan Jinten.

2) Tone Ironis atau ironi verbal

Tone Ironis atau ironi verbal biasanya digunakan untuk mengungkapkan

makna dengan cara berkebalikan. Seperti terkadang terdapat ironis antara „sikap‟

pengarang dengan „rasa‟ sesungguhnya yang pengarang rasakan. Biasanya

pengarang akan menggunakan sudut pandang seorang karakter untuk

mengungkapkan apa yang dirasakannya. Berikut beberapa kutipan Ironi verbal:

Jinten tidak mempunyai rasa cinta pada Juragan Kusdi. Kalaupun Jinten

mau diajak ke Sarangan itu juga bukan karena ia cinta kepada Juragan Kusdi.

Tetapi hanya untuk keperluan menjelaskan permasalahan Guru Marjuki bukan

Page 128: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

yang lainnya. Terserah orang lain ingin berkata apa. Yang jelas Jinten tetap tidak

mempunyai perasaan lebih terhadap Juragan Kusdi.

Kutipan :

Jinten ora nresnani Juragan Kusdi……Jinten amung ora kepencut. Kuwi

wae. Wis ben uwong arep ngomong apa. Jinten wis mutusake : ora bakal

nampa tresnane Kusdi.

Yen pungkasane dheweke gelem diajak Kusdi nganti tekan Sarangan

amarga dheweke nduwe keperluan kanggo njlentrehake perkarane

Marjuki. Ora ana alesan liya wiwit saguh lan budhal,…

Pokoke ora (epsd 6:29).

Terjemahan :

Jinten tidak mencintai Juragan Kusdi… Jinten hanya tidak tertarik. Itu

saja. Biarlah orang mau berkata apa. Jinten sudah memutuskan : tidak akan

menerima cintanya Kusdi.

Kalaupun pada akhirnya ia mau diajak Kusdi hingga Sarangan karena ia

punya keperluan untuk menjelaskan masalah Marjuki. Tidak ada alasan

lain dari mau samapi berangkat….

Walaupun sudah menjadi kembang, tidak dipungkiri Jinten masih ingin

menjadi ledhek yang lebih besar. Bisa terkenal dimana – mana. Namun Jinten

menyadari bahwa ia berasal dari keluarga yang sederhana. Sehingga mana

mungkin ia menjadi ledhek yang besar.

Kutipan:

“Apa Dhik Jinten uga pengin dadi ledhek gedhe?”

“Gedhe lan ora kuwi amarga bakat lan keturunan. Yen simbokku cilik,

bapakku cilik, mosok aku bisa dadi gedhe?” Jinten sengaja ndagel

“Oh, dudu, dudu kuwi. Maksudku ledhek sing kondhang sak nuswantara.

Yen dhalang ya kaya Ki Anom Suroto utawa Ki Manteb Sudarsono. Kuwi

dhalang – dhalang gedhe.”

“Kepinginan mesthi nduwe. Kaya kang diduweni kabeh menungsa. Amung

yen aku isih angel. Isih durung ketemu dalan. Bisa dadi kaya saiki wae

rasane wis kaya kanugrahan. Atase aku iki amung anake wong ngisor wit

jati.” Jinten mangsuli blaka. Mbokmenawa amarga mesakake, wis gawe

dolanan wong tuwa (epsd 6:29).

Terjemahan:

“Apa dik Jinten juga ingin menjadi ledhek besar?”

Page 129: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

“Besar dan tidak itu karena bakat dan keturunan. Kalau ibuku kecil,

bapakku kecil, masak saya bisa jadi besar?” Jinten sengaja bercanda.

“Oh, bukan, bukan itu. Maksud saya ledhek yang terkenal se-nusantara.

Kalau dhalang seperti Ki Anom Suroto atau Ki manteb Sudarsana. Itu

dhalang – dhalang besar. “

Keinginan pasti punya. Seperti yang dimiliki semua manusia. Hanya kalau

aku masih sulit. Masih belum ketemu jalannya. Bisa jadi seperti sekarang

saja rasanya sudah seperti anugerah. Padahal saya ini hanya anak orang

bawah pohon jati. “ Jinten menjawab jujur. Mungkin saja karena kasihan,

sudah membuat mainan orang tua.

Profesi guru yang disandang oleh Marjuki secara otomatis menuntut ia

untuk berhati – hati dalam bersikap dan melakukan sesuatu hal. Termasuk salah

satunya adalah kebiasaan ia mengantar jemput Jinten ketika mendapat tawaran

untuk manggung. Marjuki tentu saja merasa sungkan jika harus bertemu dengan

orang – orang. Namun keinginannya untuk bertemu Jinten juga sulit untuk

dikendalikan.

Kutipan:

Marjuki wis teka watara rong jam sakdurunge kedadeyan prastawa mau.

Karep mapag Jinten. Ora melu lungguh ana njero, nanging semu ndhelik

ing satengah – tengah penonton.

Posisine minangka guru desa mesthi palu batin kanggo dheweke. Nanging

kekarepan sing makantar – kantar kanggo ketemu Jinten uga ora gampang

dikendhaleni (epsd 1:29).

Terjemahan:

Marjuki sudah datang sekitar dua jam sebelum kejadian tadi. Bermaksud

menjemput Jinten. tidak ikut duduk di dalam, tetapi agak bersembunyi di

tengah – tengah penonton.

Posisinya sebagai guru desa pasti pukulan batin baginya. Namun

keinginannya yang menggebu – gebu untuk bertemu Jinten juga tidak

mudah dikendalikan.

d. Gaya dan Tone

Gaya adalah cara pengarang dalam menggunakan bahasa. Gaya bisa

berkaitan dengan maksud dan tujuan cerita. Gaya Daniel Tito selaku pengarang

Page 130: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

cerbung Kembang Tayub begitu simpel, sederhana, sehingga mudah dipahami

oleh pembaca. Pengarang juga menyisipkan beberapa kata kiasan yang tentunya

jika dirangkai dalam kalimat akan menjadi indah. Tidak hanya itu, pengarang juga

menggunakan logat yang biasanya digunakan di latar tempat yang ada di dalam

cerita, misalnya saja logat daerah Sragen. Salah satu contoh gaya indah berupa

perumpamaan yang digunakan Daniel Tito dapat dilihat dalam kutipan berikut:

Kencur nggeret lengene Jinten. Ngajak mlayu. Ing sacedhake kono mau

ana gubug, papan panggonane para polsus kang pinuju ngaso. Ing

sajroning udan sinurung angin kang nyempyok jejogedan Kencur

ngrangkul Jinten. Ngruket Jinten.

Luwih kenceng (epsd 15:29).

Terjemahan:

Kencur menarik lengan Jinten. Mengajak berlari. Di dekat situ tadi ada

gubuk, tempat para polsus hutan yang akan beristirahat. Di tengah hujan

terdorong angin yang berhembus menari Kencur merangkul Jinten.

memeluk Jinten.

Lebih erat.

Sedangkan salah satu contoh penggunaan logat daerah tertentu dapat

dilihat dalam kutipan berikut :

Mboyak mbodhil karo gosip ngono mau. Sing mesthi nganti wektu iki

kekarone isih rukun lan tetep ing janjine sakawit, bakal rabi sakcepete.

Sakjane saiki uga wis siyap. Amung ana ganjelan sethithik: bapake

Marjuki isih kabotan. Isih perlu diwenehi pangerten (epsd 4:29).

Terjemahan :

Biar terserah dengan gosip seperti itu tadi. Yang pasti sampai waktu ini

keduanya masih rukun dan tetap dengan janjinya semula, akan menikah

secepatnya. Sebenarnya sekarang juga sudah siap. Hanya ada ganjalan

sedikit : bapak marjuki masih keberatan. Masih perlu diberi pengertian.

Tone adalah sikap emosional pengarang yang ditampilkan dalam cerita.

Dalam cerbung Kembang Tayub, Daniel Tito ingin menceritakan bahwa Tuhan

telah menggariskan jalan hidup setiap umatnya. Apa yang diberikan Tuhan kepada

Page 131: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

kita tentu saja yang terbaik bagi kita walau kadang jalan untuk mencapainya

berliku – liku. Setiap manusia mempunyai kekurangan dan kelebihan. Jalan

hidupnya pun tidak monoton, terkadang diatas terkadang juga dibawah. Namun

janganlah berputus asa jika sedang berada di bawah. Karena setiap masalah itu

pasti ada solusinya dan janganlah tinggi hati ketika sedang di atas karena suatu

saat mungkin kita dalam keadaan yang sebaliknya. Hidup manusia itu pada

hakikatnya seperti roda yang berputar. Emosi Daniel Tito digambarkan melalui

tokoh Jinten yang mengalami lika – liku kehidupan. Predikat si kembang tayub

yang disandangnya bukan lantas membuat apa yang dilakukannya berjalan dengan

mulus. Justru karena profesinya itu, ia cukup sulit mendapatkan pasangan hidup.

Status sosial yang kerap kali diperhitungkan dan peraturan adat yang ternyata juga

sempat membelenggu dirinya. Walaupun pada akhirnya ia menemukan jodohnya

yakni Kencur.

e. Simbolisme

Simbol berwujud detail-detail konkret dan faktual dan memiliki

kemampuan untuk memunculkan gagasan dan emosi dalam pikiran pembaca.

Dalam fiksi, simbolisme dapat memunculkan tiga efek. Pertama, sebuah simbol

yang muncul pada satu kejadian penting dalam cerita menunjukkan makna

peristiwa tersebut.Salah satu contoh simbolisme dalam cerita ini adalah ayah

Marjuki tidak setuju dengan pernikahan Marjuki dan Jinten dikarenakan dianggap

melanggar kepercayaan adat yakni pernikahan jilu, pernikahan antara kelahiran

nomor tiga dan nomor satu. Pernikahan ini dianjurkan untuk tidak dilakukan

Page 132: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

karena dianggap akan berdampak buruk pada rumah tangganya dikemudian hari.

Berikut kutipannya:

Ora amarga Jinten kuwi ledhek kang ndadekake ora setuju. Nanging bab

adat-kapercayan, bab jilu, kelairan nomer siji lan nomer telu. Miturut

kapercayan ing laladan kono, bebrayan ngono mau bisa nekakake

kedadeyan – kedadeyan sing ora nyenengake ing tembe mburi.

Kedadeyane ora mesthi padha, nanging mesthi ora kepenak dirungokake

yen kudu digawe contone (epsd 4:29).

Terjemahan:

Bukan karena Jinten itu ledhek yang menjadikan tidak setuju. Tetapi

tentang adat kepercayaan, tentang jilu, kelahiran nomor satu dan nomor

tiga. Menurut kepercayaan di daerah itu, rumah tangga seperti itu dapat

menyebabkan kejadian – kejadian yang tidak menyenangkan di kemudian

hari. Kejadiannya tidak pasti sama, tapi pasti tidak enak didengarkan jika

harus dibuat contohnya.”

Kedua, suatu simbol yang ditampilkan berulang-ulang mengingatkan kita

akan beberapa elemen konstan dalam semesta cerita. Ledhek merupakan simbol

yang diulang-ulang dalam cerbung KT. Ledhek merupakan suatu profesi, yaitu

seorang penari tayub. Pada saat itu ledhek masih sangat banyak dijumpai, namun

seiring perkembangan jaman semakin sedikit saja dijumpai. Seorang ledhek

biasanya identik dengan masyarakat kelas bawah. Sehingga profesi ini dianggap

kurang baik atau kurang layak dalam masyarakat. Ini menyimbolkan tentang

perbedaan status sosial dalam masyarakat, dimana ledhek dianggap sebagai salah

satu simbol masyarakat kelas bawah.

Ketiga sebuah simbol yang muncul pada konteks yang berbeda-beda akan

membantu kita menemukan tema. Hal ini seperti dalam cerbung KT yang

menceritakan kegetiran-kegetiran hidup tokoh utama wanita yang ada pada

cebung ini. Jinten yang berprofesi sebagai penari tayub yang biasa disebut ledhek

harus mengalami lika – liku hidup karena kekontrasan antara profesi yang

Page 133: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

dijalaninya dengan kehidupan sosial masyarakat Jawa pada saat itu. Kisah

cintanya bersama Marjuki yang berprofesi guru kandas karena pada saat itu guru

dianggap kurang pas jika harus berpasangan dengan seorang ledhek. Guru yang

termasuk kelas atas kurang cocok kiranya jika harus berdampingan dengan ledhek

yang meripakan masyarakat kelas bawah. Selain itu peraturan adat yang melarang

pernikahan jilu juga merupakan faktor penyebab Jinten gagal menikah. Walau

pada akhirnya ia menemukan jodohnya yakni Kencur seorang pedagang tempe.

Dalam hal karir Jinten memang bersinar, namun ia juga diuji ketika divonis cacat.

Semangatnya yang tinggi membuat ia bangkit dan justru lebih giat berlatih dengan

berguru kepada dhalang Karno dan sindhen Sumiyati ang berdomisili di daerah

Sragen. Hal ini menjadikan tema dalam cebrung KT perempuan yang tak kenal

putus asa dalam menghadapi semua cobaan hidup yang dialaminya meskipun

terjadi kekontrasan atau pertentangan – pertentangan adat dalam masyarakat sosial

B. Analisis Sosiologi Sastra

Analisis sosiologi sastra merupakan analisis yang memperhatikan

faktor – faktor lain di luar karya ilmiah sastra itu sendiri seperti faktor-faktor lain

di luar karya ilmiah sastra itu sendiri seperti faktor lingkungan, faktor budaya,

serta faktor peradaban manusia seperti telah kita ketahui bahwa seorang

pengarang pada dasarnya adalah anggota masyarakat sehingga tentunya ia

memiliki hubungan dengan orang – orang disekitarnya. Oleh karena itu tidak

mengherankan apabila terjadi interaksi antara pengarang dan masyarakatnya.

Secara umum, persoalan kehidupan menjadi obsesi para pengarang dan mereka

Page 134: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

akan memberikan respon evaluatif terhadap persoalan kehidupan itu serta

menawarkan alternatif pemecahannya yang kesemuanya itu akan tercermin di

dalam karya sastra yang mereka ciptakan.

Pengarang dalam menulis cerita, tidak hanya sekedar menulis, tetapi ingin

menyampaikan sesuatu pelajaran atau pesan yang mungkin dapat memberikan

nikmat bagi masyarakat pembacanya.

1. Gambaran Sosok Wanita Jawa dalam Menghadapi Problem Hidup

a. Sosok Jinten sebagai Pekerja Seni / Seniwati (ledhek)

Ledhek atau joged adalah sebutan yang diberikan untuk penari perempuan

dalam pertunjukkan tayub. Ledhek adalah salah satu pekerjaan yang memerlukan

kemampuan tertentu. Modal dasar yang harus dimiliki oleh para ledhek adalah

ketertarikan atau kecintaannya terhadap tayub. Faktor – faktor yang

mempengaruhi seseorang menjadi ledhek di antaranya : lingkungan, bakat,

kecintaan terhadap tayub, dan ekonomi (Sri Rochana Widyastutieningrum, 2007:

291 – 292)

Ledhek sering menghadapi tantangan dalam menjalankan perannya dalam

pertunjukan tayub. Peran publik figur yang dimiliki mempunyai konsekuensi

cukup berat yang menghadapkannya pada sebuah dilema. Sebagai seorang ledhek,

ia mempunyai peran publik yang terkait langsung dengan kedudukannya sebagai

penari, pesindhen dan bintang panggung. Oleh karena itu, ia harus dapat

mengekspresikan perannya dengan baik. Akan tetapi jika peran itu berhasil

dilakukan dengan baik, muncul asumsi negatif mengenai diri seorang ledhek.

Berbagai tantangan yang sering dihadapi oleh para ledhek adalah sisi negatif

Page 135: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

profesi ledhek, kekerasan fisik dan psikis, godaan dari laki – laki, dan persaingan

sesama ledhek.

Selain itu sebagian masyarakat memandang, bahwa profesi sebagai ledhek

identik dengan pelacur. Pandangan ini disebabkan oleh struktur sosial masyarakat

Jawa masa lampau yang menempatkan perempuan hanya sebagai ibu rumah

tangga yang tugasnya memelihara, mendidik anak dan menyelesaikan urusan

rumah tangga. Pandangan negatif tentang ledhek dipengaruhi oleh berbagai

pernyataan yang terkait dengan penari tayub. Seperti dinyatakan Clifford Geertz

bahwa seorang penari tayub (taledek) hampir selalu seorang pelacur (dalam Sri

Rochana Widyastutieningrum, 2007 : 331).

Koentjaraningrat (1984 : 218) juga menyebutkan bahwa penari – penari

taledhek pada umumnya wanita – wanita tuna susila. Pernyataan – pernyataan itu

memberi gambaran, bahwa profesi sebagai penari tayub merupakan pekerjaan

yang tidak bermartabat dan memiliki status sosial yang rendah.

Penilaian negatif terhadap penari perempuan juga terjadi di Cina, bahwa

perempuan yang bersedia tampil di atas panggung harus bersedia pula menerima

cemoohan bahwa mereka itu tidak ubahnya sebagai pelacur (R.M Soedarsono,

2005: 7)

Lebih lanjut, R.M Soedarsono (2005: 33-35) dalam artikel “Tayub di

Akhir Abad ke-20,” memberikan informasi yang penting tentang pertunjukkan

tayub. Dalam tulisan ini disebutkan bahwa tayub menjadi pertunjukkan yang

populer di Jawa, dan dari berbagai sumber tertulis tampak bahwa tayub sudah

Page 136: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

menjadi perhatian banyak orang sejak abad ke-19. Ciri khas tayub adalah pada

fungsinya sebagai hiburan bagi kaum pria dan menempatkan ledhek sebagai

wanita penghibur. Namun dibalik citranya yang sering mebuat gerah kaum lelaki,

sebenarnya tayub memiliki nilai ritual yang culup penting bagi masyarakat di

pedesaan yang masih diwarnai budaya agraris. Ritual kesuburan itu dilakukan

secara simbolis. Hubungan secara simbolis itulah yang dianggap mempunyai

kekuatan magi simpatetis.

Sejalan dengan hal tersebut, pengarang cerbung KT mencoba

menggambarkan sosok wanita Jawa yakni Jinten yang berprofesi sebagai ledhek

menghadapi problematika hidup yang dialaminya. Tantangan – tantangan yang

sudah dipaparkan di atas juga dialami oleh Jinten. Mulai dari persepsi negatif

yang timbul dari masyarakat sekitar, yang juga berimbas pada masalah

perjodohan. Pelabelan negatif pada ledhek, yakni yang dianggap sebagai

penghibur, dapat dibawa kemana – mana oleh pria dapat ditepis oleh Jinten dalam

cerbung ini. Ia memang ledhek pada umumnya, namun ia mempunyai prinsip

tidak menjual diri, hanya menghibur penonton itu saja. Meski sempat terjebak

oleh pria hidung belang, namun ia berhasil melarikan diri.

Tidak hanya itu, profesi yang disandang oleh Jinten menuntut ia untuk

selalu berpenampilan menarik. Agar dapat menarik perhatian para penonton,

khususnya para lelaki. Namun pada kenyataannya tidak demikian, di tengah

karirnya yang sedang menanjak, Jinten mengalami kecelakaan yang

mengakibatkan kecacatan permanen yakni kaki yang tidak bisa kembali lurus

ketika berdiri dan tangan yang agak bengkok pada fisiknya. Tentu saja secara

Page 137: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

otomatis penampilan Jinten akan menjadi kurang sempurna. Bahkan dapat

mempengaruhi karir Jinten kedepannya.

Ledhek yang menjadi bintang panggung atau primadona pertunjukkan

tayub pasti memiliki kemampuan kepenarian yang tinggi. Di samping itu

diperlukan pengalaman pentas yang cukup lama, sehingga mampu membentuknya

menjadi penari mumpuni dan handal yang memiliki ciri khas tertentu. Ledhek

sebagai penari tayub berperan menyampaikan kecantikan yang dimiliki seorang

perempuan yang memancarkan keindahan. Kecantikan dalam arti tidak hanya

menunjuk pada kecantikan lahiriah tetapi juga batiniah. Seorang ledhek yang

dapat menjadi bintang panggung atau populer memiliki kriteria antara lain : (1)

memiliki kemampuan kesenimanan (penguasaan gendhing dan tari serta

kemampuan vokal yang bagus) di atas kemampuan rata – rata ledhek yang lain;

(2) muda, cantik, dan berpenampilan menarik; (3) mampu menanggapi berbagai

karakter pengibing; (4) mempunyai gaya pribadi (wiled); (5) secara

sungguh – sungguh menekuni profesinya; (6) mempunyai jangkauan wilayah

pentas yang luas; (7) frekuensi pentas di atas rata – rata ledhek yang lain; dan (8)

besarnya honorarium yang diterima di atas rata – rata honorarium ledhek yang lain

(Sri Rochana Widyastutieningrum, 2007: 315)

Seperti halnya Jinten, ia menjadi seorang primadona juga bukan secara

cuma – cuma melainkan karena secara fisik ia memang juga cantik dan masih

muda. Selain itu ia juga piawai dalam hal menari. Meskipun ia bukan dari

keluarga berlatarbelakang penari tayub. Profesinya sebagai ledhek ini dianggap

sebagai wahyu. Dari segi honor, Jinten memang juga termasuk berpenghasilan

Page 138: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

tinggi untuk sekali tampil dibandingkan ledhek yang lain. Namun keadaan yang

cukup membanggakan pada diri Jinten tersebut tidak lantas membuat Jinten

menjadi sombong. Ia tetap saja gadis desa yang sederhana, sopan dan ramah. Ia

pun menjalani kehidupan sehari – harinya secara normal. Tidak banyak berubah.

Bukan ia tidak merasa bahwa ia seorang primadona. Namun memang begitulah

Jinten, sosok seorang wanita Jawanya masih sangat melekat dalam dirinya.

b. Sosok Jinten sebagai Seorang Anak

Jinten terlahir dari keluarga yang sederhana. Ibunya yang seorang

pedagang dan ayahnya hanya seorang waker penjaga hutan. Sejak kecil ia

terbiasa membantu orang tuanya meski Jinten kecil termasuk anak yang sering

sakit – sakitan. Akibat sering sakit itu pula, ia juga terpaksa tidak melanjutkan

sekolah. Seorang Jinten yang menjadi primadona hanyalah tamatan SMP.

Walaupun begitu, ia tidak pernah merasa rendah diri. Karena memang mayoritas

penduduk desa pada saat itu banyak yang putus sekolah. Namun di sisi lain Jinten

boleh saja bersyukur, karena di anugerahi bakat menari yang kemudian

menjadikannya seperti sekarang ini.

Jinten dewasa memang tidak banyak mengalami perubahan. Ia juga masih

sering membantu ibunya di warung. Meski ia sudah menjadi ledhek yang terkenal.

Waktunya yang luang banyak dihabiskan bersama ibunya di warung, tidak peduli

ia merasa lelah. Tidak jarang pula pria yang mencari Jinten di rumahnya dari yang

masih lajang hingga yang sudah beristri bahkan beristri lebih dari satu. Entahlah

apa maksud mereka yang jelas semenjak Jinten menjadi ledhek apalagi dianggap

sebagai primadona, para lelaki itu datang silih berganti di warung Jinten. Dari

Page 139: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

status sosial pun juga beragam mulai dari pelajar, priyayi seperti Guru Marjuki

hingga mantri ataupun para juragan yang tinggalnya tidak jauh dari desa Jinten.

Ibu Jinten, yakni Mbok Parni memang tidak pernah merasa keberatan

dengan kedatangan pria – pria tersebut. Baik dirinya maupun Jinten tetap bersikap

ramah terhadap mereka dan tidak membedakan antara satu dengan yang lainnya.

Mbok Parni menganggap Jinten sudah cukup dewasa, sehingga ia pasti sudah

cukup tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Selain itu mBok Parni juga

sudah memaklumi bahwa itu semua adalah resiko dari pekerjaan putrinya. Ia juga

tidak keberatan jika putrinya itu memilih untuk menjadi seorang ledhek.

Jinten memang bukan tulang punggung keluarga, namun ia merasa sejak

kecil ia banyak mengecewakan orang tuanya. Sehingga ketika kini ia sudah bisa

mencari uang sendiri, penghasilannya pun juga sebagian untuk membantu orang

tuanya. Bagi Jinten seorang anak itu wajib membalas budi orang tuanya. Jinten

bisa sampai sekarang ini juga tidak lepas dari peran orang tuanya. Penghasilan

yang dapat diakatakan cukup dan ketenaran tidak lantas membuat ia melupakan

orang tua dan keluarganya. Ia juga tidak pernah malu meski orang tuanya hanya

dari kalangan biasa. Hal – hal tersebut mungkin yang dapat kita contoh dari sosok

seorang Jinten.

c. Sosok Jinten Menyikapi Nasib

Jinten adalah seorang star of tayub, ledhek yang sudah banyak dikenal

oleh masyarakat dan tentu saja berpenghasilan tinggi dibanding ledhek – ledhek

lainnya. Dari segi penampilan terutama fisik, secara otomatis Jinten paling tidak

dituntut untuk mendekati sempurna. Untung saja ia terlahir sebagai wanita yang

Page 140: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

bisa dikatakan cantik dan disaat karirnya menanjak umurnya juga masih tergolong

muda yakni dua puluhan tahun. Jadi bukan hal lumayan sulit untuk Jinten

memenuhi kriteria itu.

Kehidupan manusia itu seperti roda berputar, kadang di atas kadang di

bawah. Sama seperti yang dialami oleh Jinten, disaat karirnya sedang cemerlang,

ia mendapat ujian berat yang sangat berpengaruh terhadap karirnya tersebut.

Jinten mengalami kecelakaan cukup parah di daerah Kebakkramat. Kecelakaan itu

terjadi ketika ia pulang dari berbelanja keperluan pernikahan dari Solo. Saat itu ia

juga bersama calon suaminya, yakni Kusdi. Akibat dari kecelakaan tersebut Kusdi

meninggal dunia, sedangkan Jinten divonis dokter mengalami cacat permanen.

Nasib Jinten mungkin kurang beruntung saat itu. Dua ujian yang berat dialaminya.

Ketika ia merasakan kebahagiaan karena akan melangsungkan pernikahan,

ternyata pria itu bukan jodohnya. Ia harus mengikhlaskan Kusdi untuk kembali

kepada Sang Pencipta. Tidak cukup itu, ia sempat mengalami putus asa karena

cacat yang dideritanya. Ia merasa karirnya sebagai ledhek akan berhenti sampai

disitu saja. Tidak akan lagi menjadi seorang primadona karena ia tidak cantik lagi

seperti dulu. Mungkin keluwesannya dalam menari juga akan berkurang karena

tangan dan kakinya sebelah kanan tidak normal lagi.

Namun keputusasaan Jinten tidak berlarut larut. Ia kembali bersemangat

ketika guru ledheknya yang bernama Sriyatun datang menemuinya dan

menawarkan bahwa ledhek Lasmi dan dhalang Karno sanggup menjadi gurunya.

Mereka berdua akan melatih Jinten dari segi vokal agar lebih baik.Jadi Jinten

tidak hanya piawai menari tetapi juga menyanyi atau nembang asalkan Jinten mau

Page 141: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

berkunjung ke rumah dhalang Karno. Jinten pun, tanpa berpikir panjang

menyanggupi tawaran ledhek Sriyatun. Jinten sangat senang, semangatnya

kembali muncul. Ia memang telah lama ingin menjadi ledhek yang profesional,

seperti ledhek Lasmi idolanya.

Seorang wanita Jawa meskipun lemah lembut atau halus bukan berarti

harus pasrah menerima dengan apa yang menimpa dirinya. Namun haruslah tetap

berusaha dan tegar mengahadapi cobaan yang meneimpa dirinya. Kita memang

tidak pernah tahu bagaimana nasib kita. Tapi untuk lebih baiknya kita harus tetap

semangat dan lekas bangkit dari keterpurukan apabila memang kita memiliki

nasib yang kurang beruntung. Seperti yang digambarkan oleh Jinten dalam

cerbung KT ini.

d. Sosok Jinten Menyikapi Persoalan Pendamping Hidup

Beranjak dewasa, Jinten tidak hanya bersinar dalam karirnya. Namun

umur menuntut ia untuk segera mencari pasangan hidup pula. Hal yang sudah

biasa bagi masyarakat Jawa, bahwasannya seorang gadis diatas tujuh belas tahun

untuk segera manikah. Apalagi dalam masyarakat pedesaan. Tidak hanya gadis itu

sendiri, tetapi juga keluarganya akan sangat malu jika anak gadisnya disebut

sebagai perawan tua. Namun bagi masyarakat kota, dengan tingkat pendidikan

yang lebih tinggi pula, anggapan tersebut mulai tidak dihiraukan, meski terkadang

masih saja terdengar.

Dalam cerbung KT, pengarang mengisahkan perjalanan cinta Jinten

memang tidak semulus karirnya. Beberapa kali mengalami patah hati dengan pria

yang berbeda – beda walau pada akhirnya ia menemukan jodohnya. Dalam

Page 142: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

masyarakat Jawa, orang tua tentu saja tidak bisa lepas dari hal tersebut. Penilaian,

pendapat dan persetujuan dari orang tua sangatlah diperlukan demi kelanggengan

suatu hubungan. Namun seiring perkembangan jaman, peran orang tua dalam

pemilihan pendamping hidup memang tidaklah mutlak. Seorang anak berhak

memilih pasangan hidupnya sendiri, walaupun tetap saja restu dari orang tua

sangatlah penting. Sama halnya dengan Jinten, ayah dan ibu Jinten juga banyak

berperan dalam urusan percintaan anaknya itu. Sebagai orang tua, Mbok Parni

tentu saja ingin yang terbaik untuk anaknya. Apalagi Jinten seorang wanita.

Beliau pasti ingin Jinten mendapatkan suami yang bisa memberikan nafkah lahir

batin kelak. Jinten memang tidak merasa keberatan dengan campur tangan orang

tuanya terutama Mbok Parni, walaupun memang terkadang terjadi

kesalahpahaman ataupun perbedaan pendapat dengan ibunya tersebut.

Kekasih pertama Jinten adalah Marjuki. Ia adalah seorang guru, lebih

jelasnya dahulu sempat juga menjadi guru Jinten sewaktu SD. Mulanya hubungan

mereka memang baik – baik saja. Namun semakin lama muncul masalah yang

bermacam – macam. Mulai dari pandangan masyarakat tentang perbedaan status

sosial antara mereka berdua, yakni guru dengan ledhek, hingga orang tua Marjuki

yang tidak setuju dikarenakan terjadi pernmikahan jilu. Mereka sebenarnya tidak

begitu peduli dengan masalah tersebut, mereka tetap mempertahankan hubungan

mereka. Namun sifat cemburu Marjuki yang sangat besar menyebabkan seringnya

mereka mereka bertengkar. Apalagi dengan hadirnya Kusdi, seorang juragan

kayu, rasa cemburu Marjuki seperti berapi – api hingga pada akhirnya mereka

Page 143: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

putus dan Marjuki memutuskan untuk menikah dengan wanita lain yang

berprofesi sama dengannya.

Rasa sakit hati itu memang wajar bila muncul pada diri Jinten, apalagi

selama itu Jinten tetap berusaha untuk mempertahankan hubungannya. Namun

apa mau dikata kenyataan berkata lain, hubungan mereka harus kandas. Bahkan

Jinten bertekad tidak akan menikah dengan seorang guru. Sebegitukah bencinya

Jinten terhadap Marjuki. Kehilangan Marjuki, bukan lantas membuat Jinten cepat

tertambat pada pria lain. Jinten masih trauma. Di sisi lain Kusdi tetap berusaha

merebut hati Jinten. Entahlah, Mbok Parni juga mendukung Kusdi. Beliau terus

saja membujuk Jinten agar mau menerima Kusdi sebagai pengganti Marjuki.

Namun Jinten kuat pada pendiriannya, masih ingin sendiri.

Entah apa yang membuat Jinten luluh dan mau menerima Kusdi sebagai

kekasihnya, mungkin saja karena ia merasa kasihan dengan nasib Kusdi selama

ini. Untuk kali ini hubungan Jinten tidak hanya sebatas pacaran, tapi mereka akan

melanjutkan pernikahan. Kusdi telah melamar Jinten dan hari baik telah

ditentukan. Persiapan juga telah dilakukan sejak jauh – jauh hari. Namun nasib

Jinten lagi – lagi kurang beruntung, sepuluh hari sebelum hari pernikahan mereka

berdua mengalami kecelakaan yang cukup parah di daerah Kebakkramat dan

Kusdi tidak bisa diselamatkan lagi. Pernikahan mereka batal. Jinten menelan

kekecewaan untuk kedua kalinya. Hatinya sangat terpukul dan hampir putus asa.

Meski masih ada Kencur sahabat yang setia menemani Jinten.

Untuk menghibur diri sekaligus mencari kesibukan, Jinten memutuskan

menerima tawaran ledhek Sriyatun untuk belajar oleh vokal bersama ledhek Lasmi

Page 144: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

di rumah dhalang Karno di daerah Sragen. Ternyata disana Jinten tidak hanya

belajar menyanyi, tetapi juga bertemu dengan seorang pemuda bernama

Siwidayat. Siwidayat adalah putra tunggal dhalang Karno. Seiring waktu yang

berjalan Jinten dan Siwidayat semakin dekat, Siwi semakin lama semakin

mencintai Jinten pula. Namun rasa sayang Jinten pada Siwi hanya sebatas sayang

terhadap adiknya. Mungkin karena Siwi yang masih duduk di bangku SMA. Siwi

beberapa kali mengancam bunuh diri jika, Jinten tidak menerima cintanya. Jinten

tidak peduli hingga hubungan mereka tak terjalin kembali karena Jinten telah

menyelesaikan belajarnya dan kembali ke kampung halamannya. Jinten memang

telah memberikan kenangan manis sekaligus pahit pada pemuda yang umurnya

terpaut jauh dengan dirinya itu. Kepadanya, Jinten menyerahkan harta termahal

yang dimilikinya. Entahlah, mungkin pada saat itu mereka berdua sama – sama

sedang terbuai oleh rasa cinta yang menggebu – gebu.

Jinten telah kembali, tentu saja dengan masih membawa kenangannya

bersama Siwidayat yang tidak akan dilupakan. Di desa, sahabatnya sejak kecil,

Kencur masih saja setia menunggunya. Diam – diam Kencur memendam rasa

pada Jinten. Bahkan sudah lama. Namun ia tak pernah berani mengungkapkannya.

Ia memilih mengalah dan membiarkan Jinten bersama orang lain. Tapi sekarang

Kencur sudah berbeda, ia mulai memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa

sayang itu pada Jinten. Sampai pada akhirnya Jinten mau menerima Kencur

sebagai kekasihnya. Kencur secepatnya akan melamar Jinten. Meski Kencur

hanya seorang pedagang tempe tamatan SMP namun ia tidak kalah dengan

Marjuki yang seorang guru dan Kusdi juragan kayu. Kisah cinta Jinten berakhir

Page 145: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

pada Kencur. Tidak disangka bahwa jodohnya ternyata adalah kawan lamanya

semasa SD. Betapa bahagianya Jinten, sakit hatinya selama ini telah terobati

meski perjalanannya tidak mulus.

Gambaran di atas merupakan salah satu contoh gambaran sosok wanita

Jawa yang patut dicontoh. Sosok wanita yang mandiri dan tegar menghadapi

berbagai persoalan. Perjuangan tokoh utama dalam cerbung KT ini merupakan

perjuangan hidup yang bersifat sementara untuk mencapai sesuatu yang lebih

baik. Pelukisan tentang perjuangan hidup wanita disini telah digambarkan

pengarang dengan baik, karena betapapun besarnya perjuangan dan pengorbanan

seseorang itu belum tentu membuahkan hasil yang baik yang sesuai dengan

keinginannya.

Perjuangan hidup wanita yang digambarkan Daniel Tito melalui tokoh

Jinten ini telah dapat memberikan pelajaran bagi pembaca, bahwa manusia bisa

saja berusaha sekuat tenaga tetapi Tuhan-lah yang menentukan. Apabila usaha

yang dilakukan tidak berhasil, maka tidak perlu putus asa, pasti ada jalan lain.

2. Gambaran Kehidupan Sosial Masyarakat Jawa

a. Kelas Sosial

Kelas sosial atau golongan sosial merujuk kepada perbedaan hierarkis

(atau stratifikasi) antara insan atau kelompok manusia dalam masyarakat atau

budaya. Biasanya kebanyakan masyarakat memiliki golongan sosial , namun tidak

semua masyarakat memiliki jenis-jenis kategori golongan sosial yang sama.

Berdasarkan karakteristik stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa

pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Beberapa masyarakat

Page 146: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

tradisional pemburu-pengumpul, tidak memiliki golongan sosial dan seringkali

tidak memiliki pemimpin tetap pula. Oleh karena itu masyarakt seperti ini

menghindari stratifikasi sosial.

Dalam masyarakat seperti ini, semua orang

biasanya mengerjakan aktivitas yang sama dan tidak ada pembagian pekerjaan.

Beberapa waktu yang lalu, masyarakat Jawa masih mengenal pembagian

masyarakatnya menjadi dua golongan yaitu priyayi dan wong cilik. Ada lagi yang

menyebut golongan njeron beteng dan njaban beteng. Pada tahun 1950-an

pembagian priyayi dan wong cilik masih tampak kuat keberadaannya dalam

realita masyarakat Jawa, terutama masyarakat Jawa yang bertempat tinggal di

bekas daerah kerajaan Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.

Kebudayaan priyayi mempunyai simbol-simbol yang dapat membedakan

dengan kebudayaan rakyat umumnya, yang dalam konteks golongan priyayi

dinamakan wong cilik. Simbol-simbol kebudayaan priyayi nampak dalam busana

(pakaian yang biasa dipakai kaum priyayi), arsitektur rumah, bahasa etika, etiket

dan kebiasaan berpoligami dalam perkawinan. Masyarakat di Jawa dalam

perkembangannya telah menciptakan suatu bangunan masyarakat dengan strata

sosial, dimana golongan priyayi menempati strata paling atas. Strata atas golongan

priyayi ini telah mendominasi segala hak istimewa sejalan karakteristik

masyarakat dewasa ini. Mereka itu memiliki situs bahasa dan budaya yang

eksklusif, sehingga mengenal bahasa Jawa ragam bagongan. Yakni, bahasa Jawa

kratonik yang spesial untuk kalangan priyayi. Sebaliknya, orang Jawa di njaban

beteng sering disebut wong cilik yang memiliki bahasa sedikit kasar dan budaya

ndesa. Dari dua tipe yang kadang-kadang menumbuhkan sikap tertentu, antara

Page 147: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

lain njaban beteng harus mendhuk-mundhuk kepada njeron beteng. Sikap inilah

yang sering dinamakan ngajeni (menghormati) dengan cara tertentu. Para priyayi

biasanya dalam segala aspek hidup selalu ingin berbeda dengan non priyayi.

Termasuk di dalamnya bentu rumah, kelangenan, dan tradisi. Mereka selalu

mengansumsikan dirinya sebagai orang Jawa elit. Itulah sebabnya kalau ada wong

cilik yang ingin menjadi priyayi harus melalui tahapan yang bertubi-tubi (Suwardi

Endraswara, 2006: 246)

Dalam cerbung KT, kelas sosial diperlihatkan melalui jenis pekerjaan atau

profesi. Prekerjaan yang berada di balik meja misalnya saja guru ataupun pegawai

kantor dianggap lebih tinggi kelas sosialnya. Bisa dikatakan sebagai priyayi.

Sedangkan pekerjaan yang mungkin tidak memerlukan pendidikan tinggi dapat

dipandang sebagai kelas sosial bawah, contoh dalam cerbung ini misalnya

pedagang tempe, orang yang marung atau membuka warung termasuk juga

seorang penari tayub (ledhek). Pembedaan kelas sosial yang paling mencolok

misalnya antara seseorang yang berprofesi guru dengan seorang penari tayub

(ledhek). Marjuki yang seorang guru dianggap sebagai seorang priyayi untuk itu

dimanapun ia berada ia selalu dihormati, diperlakukan baik oleh masyarakat

termasuk oleh keluarga Jinten. Mengemban predikat seorang priyayi tentu saja

tidaklah gampang. Termasuk mengenai bagaimana mereka bersikap, berperilaku

ataupun bertutur dalam masyarakat. Apabila salah sedikit saja atau mungkin

kurang pas bisa jadi akan menjadi bahan pergunjingan dalam masyarakat. Alhasil

orang tersebut tentu saja akan sangat malu. Hal ini dialami oleh seorang Marjuki.

Page 148: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Sebaliknya, Jinten sebagai tokoh utama hanya berprofesi sebagai ledhek.

Ledhek merupakan pekerjaan yang mungkin dianggap rendah oleh masyarakat.

Seorang ledhek dituntut untuk menampilkan kecantikannya baik secara lahiriah

maupun batianiah dalam sekali tampil. Tidak hanya itu, ledhek adalah pekerjaan

yang tidak jauh dari kaum hawa. Bisa jadi jika mereka kurang beruntung

terkadang mereka akan disewa oleh para lelaki hidung belang untuk memuaskan

nafsunya. Karena kemolekan tubuh para ledhek dan juga tarian mungkin yang bisa

dikatakan erotis, seorang ledhek juga harus rela dicolek – colek oleh para lelaki.

Ledhek merupakan pusat perhatian dari pertunjukkan tayub, selain itu juga untuk

hiburan ataupun menghibur para pria. Bila dilihat dari tutur kata, sikap ataupun

perilaku, seorang ledhek tidak perlu terlalu memperhatikan. Sebaik – baiknya

seorang ledhek tetap saja dinilai negatif dalam masyarakat.

Hubungan yang terjalin antara Marjuki yang seorang guru dan Jinten yang

seorang ledhek mungkin dianggap kurang pas bagi masyarakat desa dimana

mereka berdua tinggal. Apalagi bila dilanjutkan ke jenjang pernikahan. Tidak

pantas kiranya seorang priyayi memperistri seorang wanita yang berasal dari kelas

sosial di bawahnya. Untuk lebih baiknya mereka berdua mencari pasangan yang

berasal dari kelas yang sama. Agar dalam kehidupan bermasyarakat dirasakan

sebuah ketenangan.

Namun seiring perkembangan jaman dan tingkat pendidikan yang semakin

tinggi. Sehingga menimbulkan perubahan pola pikir yang lebih maju dalam

masyarakat menjadikan perbedaan kelas sosial itu tidak begitu dihiraukan pada

masa sekarang ini. Walaupun masih banyak pula yang mempertimbangkan bibit,

Page 149: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

bebet dan bobot tersebut. Beberapa orang yang berasal dari masyarakat kelas

sosial bawah sudah banyak yang ingin maju. Jadi bukan tidak mungkin mereka

dapat mensejajarkan diri dengan masyarakat kelas sosial atas. Dalam masyarakat

sekarang pun tidak sedikit pula seorang guru ataupun pegawai yang memperistri

seorang seniwati. Untuk itu, jika kita mempunyai niat dan mau berusaha meski

kita berasal dari kelas sosial bawah, tidak menutup kemungkinan untuk menyamai

kelas sosial yang berada di atas kita.

b. Kepercayaan Adat Pernikahan Siji Telu (jilu)

Pernikahan bagi masyarakat Jawa diyakini sebagai sesuatu yang sakral.

Masyarakat Jawa meyakini bahwa saat peralihan dari tingkat sosial yang satu ke

yang lain, merupakan saat-saat berbahaya. Karenanya, untuk mendapatkan

keselamatan hidup, dilakukan upacara-upacara. Menjadi manten (pengantin)

merupakan bagian dari peralihan itu sendiri. Tradisi yang berlangsung biasanya

berupa petung, prosesi, dan sesaji.

Petung adalah musyawarah untuk memutuskan suatu acara penting dalam

keluarga. Petung dina lazim dilakukan untuk menentukan hari baik pada acara

hajatan, seperti hari penikahan. Selain melihat calon mempelai dari kriteria bibit

(keturunan), bobot (berat, yakni dilihat dari harta bendanya), bebet (kedudukan

sosialnya: priyayi, rakyat biasa, atau status sosial lainnya), perjodohan juga dapat

ditentukan berdasar nama, hari kelahiran, dan neptu (jumlah nilai hari kelahiran

dan nilai pasarannya: Kliwon, Legi, Pahing, Pon, dan Wage). Termasuk

kepercayaan baik-buruk dalam masalah pernikahan, dalam tradisi masyarakat

Page 150: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

Jawa masih ada yang meyakini bulan-bulan baik untuk pernikahan yaitu Rejeb

dan Besar. Bulan-bulan buruk yaitu Jumadil Awal, Pasa, Sura, dan Sapar. Melalui

perhitungan-perhitungan tersebut maka kedua mempelai akan ditentukan baik

buruknya perjodohan seperti pada Kitab Primbon Betaljemur Adammakna.

(Mohamad Arif Wicaksono, 2011 : http://mohamadarifwicaksono.wordpress.com)

Orang Jawa mempunyai cara tersendiri dalam mengatur etika serta norma

saat akan manikah. Suatu tradisi yang diharapkan hanya terjadi satu kali seumur

hidup. Oleh karena itu, orang Jawa banyak memberikan nasehat kepada seseorang

yang akan melangsungkan pernikahan. Dari mencari jodoh sampai prosesi

pernikahan dilangsungkan. Salah satu tradisi Jawa yang berhubungan dengan

kehidupan ini adalah adanya suatu tradisi gugon tuhon. Hal tersebut dilakukan

oleh masyarakat Jawa agar pernikahan mereka berjalan dengan lancar dan dapat

hidup bahagia. Gugon tuhon pernikahan merupakan salah satu bentuk dari gugon

tuhon Jawa dalam siklus kehidupan.

Gugon tuhon sendiri berasal dari kata gugu (percaya) dan tuhu (setia),

gugon tuhon berarti sesuatu yang dipercaya dan dilakukan oleh seseorang. Gugon

tuhon juga berarti ngandel marang prakara sing dianggep duwe kadayan

ngungkuli kodrat, mangka sanyatane ora (percaya terhadap sesuatu yang

dianggap mempunyai kekuatan yang melebihi kodrat, padahal kenyataannya

tidak) (Poerwadarminta, 1939 : 153)

Gugon tuhon termasuk salah satu bentuk tradisi lisan. Berkembang dari

mulut ke mulut. Dalam gugon tuhon terdapat suatu larangan yang berisi suatu

Page 151: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

ajaran yang disamarkan oleh masyarakat. Gugon tuhon juga sulit dibuktikan

secara rasio atau akal sehat manusia. Menurut Purwadi (2009 : 67) gugon tuhon

iku kapitayan sing isih dipercaya satengahing bebrayan sanadyan ora bisa

dibuktekake kanthi nalar lan kasunyatan (gugon tuhon yaitu kepercayaan yang

masih dipercaya ditengah masyarakat walaupun tidak bisa dibuktikan daya nalar

dan kenyataan.

Gugon tuhon bagi sebagian masyarakat masih dianggap sakral hingga

seseorang takut untuk melanggarnya. Purwadi (2004 : 139) dalam kamus

Jawa - Indonesia memberikan pengertian bahwa gugon tuhon yaitu percaya pada

adat dan takhayul. Merujuk dari pengertian Purwadi, takhayul yang dimaksudkan

adalah sebuah mitos yang membuat orang takut untuk melanggarnya. Dikatakan

pula gugon tuhon adalah sebuah adat, adat pada umumnya adalah warisan dari

para leluhur yang diturunkan dari generasi ke generasi selanjutnya. Sebuah tradisi

yang masih terpelihara disebagian masyarakat, membuat mitos – mitos tetap ada.

Salah satu contoh gugon tuhon pernikahan dalam masyarakat Jawa adalah

pantangan jilu, jilu atau siji telu sendiri merupakan bahasa Jawa yang artinya

adalah satu dan tiga yang mempunya arti bahwa anak yang bersangkutan tidak

boleh lahir pada urutan satu dan tiga dalam urutan keluarganya. Calon mempelai

harusnya bukan urutan dari jilu. Masyarakat mempercayai, bahwa jilu adalah

perumpamaan ataupun lambang dari tali pengikat pada pocong yang digunakan

untuk mengikat orang yang sudah meninggal. Orang yang melanggar pantangan

Page 152: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

ini akan mendapat kesialan dalam hidupnya dan pernikahan yang dijalaninya

biasanya tidak langgeng (Edi, S. 2012 : http://sosiohistoryedi.blogspot.com)

Penelitian lain oleh Akhmad Yani Irawan (2009) yang dilakukan terhadap

penduduk Desa Candirejo, Kelurahan Loceret, Nganjuk bahwasannya perkawinan

jilu memiliki kepercayaan tersendiri bagi masyarakat Candirejo, karena dapat

mempengaruhi terbentuknya keluarga sakinah. Jilu menurut masyarakat setempat

yakni tidak diperbolehkannya anak pertama menikah dengan anak ketiga, hal ini

semata – mata hanya mitos saja. Akan tetapi di daerah tersebut ada benarnya juga

jika anak pertama menikah dengan anak ketiga maka tidak menutup kemungkinan

keluarga itu tidak akan tenang, damai dan tentram

Penggambaran kepercayaan jilu pada cerbung KT ini antara tokoh Marjuki

dan Jinten. Hubungan mereka tidak direstui oleh ayah Marjuki dikarenakan

berdasarkan urutan kelahiran dirasa kurang baik. Marjuki adalah anak pertama

sedangkan Jinten anak ketiga. Ayah Marjuki takut jika pernikahan itu tetap

dilangsungkan akan menimbulkan dampak yang buruk di kemudian hari pada

rumah tangga mereka. Untuk itu mereka sebaiknya menghakiri hubungan itu.

Kepercayaan jilu pada masa sekarang ini memang masih ada. Tentang

apakah dampak buruknya terbukti atau tidak itu tergantung yang menjalani. Ada

yang mengatakan terbukti adapula yang mengatakan tidak. Namun pada intinya

jalan hidup manusia itu Tuhan yang mengatur. Berusahalah untuk selalu berfikir

positif dan menciptakan sugesti yang positif pula. Tetapi jika merasakan takut

maka lebih baik tidak usah mencoba untuk melakukan pernikahan jilu. Dapat

dimungkinkan terdapat perbedaan pemikiran pada masyarakat Jawa yang berada

Page 153: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

di desa dan di kota. Penduduk desa lebih cenderung menganut kepercayaan itu

dibanding penduduk di kota.

Page 154: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian terhadap cerbung Kembang Tayub karya Daniel

Tito, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Ditinjau dari segi struktural, cerbung KT karya Wasi Jaladara

menunjukkan kesatuan yang utuh dan sangat erat kaitannya satu sama lain.

Unsur struktural yang menekankan fakta – fakta cerita, yang terdiri dari

karakter, alur, latar dilengkapi juga dengan tema, sarana – sarana sastra

yang mencakup judul, sudut pandang, tone, gaya dan simbolisme.

2. Ditinjau dari analisis sosiologi sastra, penelitian ini dimaksudkan untuk

lebih mengetahui penggambaran dan citra wanita Jawa yang dalam

cerbung ini disimbolkan sebagai seorang penari (ledhek). Kerasnya hidup

membuat perempuan senantiasa harus selalu kuat dan siap. Lebih lanjut

penulis mencoba mengungkap semangat, pantang menyerah serta

kesabaran dari seorang perempuan Jawa di tengah cercaan dan penilaian

negatif yang timbul dari masyarakat di sekitarnya.

3. Cerbung KT merupakan gambaran kehidupan sosial masyarakat Jawa.

Meskipun pada masa sekarang sudah sulit ditemukan dalam kehidupan

masyarakat. Gambaran yang terdapat pada cerbung ini yakni

problem – problem sosial seperti adanya kepercayaan jilu yang dianggap

sebagai pantangan dalam pernikahan serta adanya kelas sosial diharapkan

Page 155: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

4. dapat berfungsi dan dijadikan sebagai suatu pembelajaran dan pembanding

yang berguna bagi masyarakat pembaca.

B. Saran

Beberapa saran yang dikemukakan pada bagian akhir penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Penelitian ini menggunakan tinjauan sosiologi sastra. Masih

dimungkinkan untuk penelitian lain dengan tinjauan yang berbeda namun

objeknya sama seperti psikologi sastra, kritik sastra dan sebagainya.

2. Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kemajuan

kepada penikmat atau pembaca dalam menyikapi permasalahan yang ada

dalam kehidupan dan harus dihadapi dengan lebih arif dan bijaksana agar

menjadi lebih baik pada masa – masa mendatang

Page 156: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Yani Irawan. 2009. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mitos Perkawinan

Jilu dan Implikasinya dalam Pembentukan Keluarga Sakinah (Studi

Kasus di Desa Candirejo Kelurahan Loceret Nganjuk.). Malang :

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Ambar Adrianto. 2010. Wanita Jawa, Quo Vadis ?.

http://uunhalimah.blogspot.com. Diakses 4 Mei 2010

Atar Semi. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung : Angkasa

Burhan Nurgiyantoro. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press.

Christina S. Handayani dan Ardhian Novianto. 2010. Kuasa Wanita Jawa.

http://www.a12ya.asia/review/. Diakses 4 Mei 2010

Edi, S. 2012. Pantangan dalam Pernikahan. http://sosiohistoryedi.blogspot.com.

Diakses 15 Mei 2012

Elizabeth dan Tom Burns (ed). 1973. Sociology of Literature & Drama.

Middlesex, England : Penguin Books Ltd.

Fakultas Sastra dan Seni Rupa. 2005. Pedoman Penulisan dan Pembimbingan

Skripsi Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Surakarta : Fakultas Sastra dan

Seni Rupa UNS

Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan Jawa. Jakarta : Balai Pustaka

Kompasiana. 2010. Wanita Jawa. http://sosbud.kompasiana.com. Diakses 4

Mei 2010

Lexy J Moleong. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya

Mohamad Arif Wicaksono. 2011. Mitos – Mitos Orang Tua Jaman Dahulu.

http://mohamadarifwicaksono.wordpress.com. Diakses 23 Mei 2012

Nyoman Kutha Ratna. 2009. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar

_______.2005. Sastra dan Cultural Studies : Representasi Fiksi dan Fakta.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Page 157: PROBLEMATIKA PENARI TRADISIONAL JAWA YANG …/Problem... · mandiri, tangguh dan bangkit dari keterpurukan. Lebih lanjut penulis mencoba . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

Poerwadarminta. 1939. Baoesastra Djawa. Yogyakarta : Wolters Uitgevers

Maatschappij.

Purwadi. 2004. Kamus Jawa – Indonesia Populer. Yogyakarta : Media Abadi

_______.2009. Folklor Jawa. Yogyakarta : Pura Pustaka

Sapardi Djoko Damono. 1979. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas.

Jakarta : P3B Depdikbud

Soedarsono, R.M. 1991. ”Tayub di Akhir Abad 20.” dalam Ed. Soedarso S.P.

Beberapa Catatan tentang Perkembangan Kesenian Kita. Yogyakarta :

Bp ISI Yogyakarta.

_________.2005. ”Didik Nini Thowok dan Perkembangan Seni Pertunjukan

Cina,” dalam Ed. SetiyonoWahyudi dan G.R Lono Lastor. Cross Gender.

Yogyakarta: Sava Media dan Natya Lakshita. 1-40

Sri Rochana Widyastutieningrum. 2007. Tayub di Blora Jawa Tengah :

Pertunjukkan Ritual Kerakyatan. Surakarta: Pasca Sarjana ISI Surakarta

dan ISI Press Surakarta.

Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi (Terjemahan Sugihastuti dan Rossi Abi Al

Irsyad). Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sudiro Satoto. 1996. Metode Penelitian Sastra. Surakarta : Sebelas Maret

University Press

Suwardi Endraswara. 2006. Falsafah Hidup Jawa. Yogyakarta : Cakrawala

________.2003. Penelitian Sastra : Epistemologi, Model, Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta : Pustaka Widyatama

Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra; Pengantar Teori Sastra. Jakarta :

Pustaka Jaya

Yudiono KS. 2003. Ilmu Sastra (Ruwet, Rumit, Resah). Semarang : Mimbar

Yuliarso. 2010. Pesona Dibalik Kelembutan Wanita Jawa.

http://yuliarso.multiply.com. Diakses 4 Mei 2010

PUSTAKA SUMBER :

Daniel Tito. 2007. Kembang Tayub. No. 27 April – No. 88 Desember. Sragen :

Genta