prioritas masalah.docx

76
TEKNIK MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH Disusun oleh: Adnan Hasyim Malahela, S.Ked 04108705022 Avyandita Meirizkia, S.Ked 04108705046 Harvinder Singh, S.Ked 04108705115 Nina Nayu Zainunah, S.Ked 04108705283 Wahidun Nurhidayah, S.Ked 04108705311 Dosen Pembimbing: dr. Mariatul Fadillah, MARS

Upload: arief270490

Post on 26-Dec-2015

145 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PRIORITAS MASALAH.docx

TEKNIK MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH

Disusun oleh:

Adnan Hasyim Malahela, S.Ked 04108705022

Avyandita Meirizkia, S.Ked 04108705046

Harvinder Singh, S.Ked 04108705115

Nina Nayu Zainunah, S.Ked 04108705283

Wahidun Nurhidayah, S.Ked 04108705311

Dosen Pembimbing:

dr. Mariatul Fadillah, MARS

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT MOH.HOESIN PALEMBANG

2011

Page 2: PRIORITAS MASALAH.docx

HALAMAN PENGESAHAN

Makalah

Judul

Tehnik Menentukan Prioritas Masalah

Oleh:

Adnan Hasyim Malahela, S.Ked 04108705022

Avyandita Meirizkia, S.Ked 04108705046

Harvinder Singh, S.Ked 04108705115

Nina Nayu Zainunah, S.Ked 04108705283

Wahidun Nurhidayah, S.Ked 04108705311

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti

Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran Univesitas Sriwijaya Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang

periode 26 September 2011- 21 November 2011.

Palembang, Oktober 2011

dr. Mariatul Fadillah, MARS

ii

Page 3: PRIORITAS MASALAH.docx

1

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul ‘Teknik Menentukan Prioritas Masalah’, yang merupakan

salah satu syarat untuk menempuh Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu

Kesehatan Masyarakat RSMH Palembang periode 14 Februari 2011-11 April

2011.

Di dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari keterbatasan

pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, penulis mengucapkan terima kasih

kepada dr. Mariatul Fadillah, MARS atas bimbingan dan arahannya dalam

penyusunan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih atas bantuan

dari teman-teman di bagian ilmu kesehatan masyarakt RSMH Palembang

sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Akhirnya, penulis berharap

semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, Oktober 2011

Penulis

Page 4: PRIORITAS MASALAH.docx

2

BAB I

PENDAHULUAN

Menetapkan prioritas dari sekian banyak masalah kesehatan di masyarakat

saat ini merupakan tugas yang penting. Manager kesehatan masyarakat sering

dihadapkan pada masalah yang semakin menekan dengan sumber daya yang

semakin terbatas. Metode untuk menetapkan prioritas secara adil, masuk akal, dan

mudah dihitung merupakan perangkat manajemen yang penting.

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan

oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan

urutan masalah dari yang paling penting sampai dengan kurang penting.

Penetapan prioritas memerlukan perumusan masalah yang baik, yakni spesifik,

jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif, serta

dirumuskan secara sistematis.

Masalah itu sendiri adalah terdapatnya kesenjangan antara harapan dengan

kenyataan. Oleh sebab itu, cara perumusan masalah yang baik adalah bila

rumusan tersebut jelas menyatakan adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut

dikemukakan secara kualitatif dan dapat pula secara kuantitatif. 

Penetapan prioritas dinilai oleh sebagian besar manager sebagai inti proses

perencanaan. Langkah yang mengarah pada titik ini dapat dikatakan sebagai suatu

persiapan untuk keputusan penting dalam penetapan prioritas. Sekali prioritas

ditetapkan, langkah berikutnya dapat dikatakan merupakan gerakan progresif

menuju pelaksanaan.

Dalam penentuan prioritas, aspek penilaian dan kebijaksanaan banyak

diperlukan bersama-sama dengan kecakapan unik untuk mensintesis berbagai

rincian yang relevan. Hal ini merupakan bagian dari proses perencanaan yang

biasanya dikatakan paling naluriah. Namun, penetapan prioritas masalah mungkin

dapat jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan langkah-langkah lain bila

dibuat eksplisit dan menjadi tindakan yang ditentukan secara jelas dan tepat.

Page 5: PRIORITAS MASALAH.docx

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Memilih topik atau menetapkan permasalahan penelitian merupakan

langkah paling awal dari keseluruhan kegiatan penelitian, Sehingga

sebenarnya permasalahan penelitian dapat dicari pada semua aspek kehidupan

baik yang menimpa pelaksana kesehatan maupun obyek dari pelaksana

bidang kesehatan. Menurut Abraham. L. masalah adalah terdapatnya

kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Oleh sebab itu, cara

perumusan masalah yang baik adalah apabila rumusan tersebut jelas

menyatakan adanya kesenjangan. Kesenjangan tersebut dikemukakan secara

kualitatif dan dapat pula secara kuantitatif. Identifikasi dan prioritas masalah

kesehatan merupakan bagian dari proses perencanaan harus dilaksanakan

dengan baik dan melibatkan seluruh unsur terkait, termasuk masyarakat.

Sehingga masalah yang ditetapkan untuk ditanggulangi betul-betul

merupakan masalah dari masyarakat, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan

untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada, masyarakat dapat

berperan aktif didalamnya.

Penetapan prioritas masalah menjadi bagian penting dalam proses

pemecahan masalah dikarenakan dua alasan. Pertama, karena terbatasnya

sumber daya yang tersedia, dan karena itu tidak mungkin menyelesaikan

semua masalah. Kedua, karena adanya hubungan antara satu masalah dengan

masalah lainnya, dan karena itu tidak perlu semua masalah diselesaikan

 Dalam penentuan prioritas, aspek penilaian dan kebijaksanaan banyak

diperlukan bersama-sama dengan kecakapan  unik untuk mensintesis berbagai

rincian yang relevan. Namun, penetapan prioritas mungkin dapat jauh lebih

bermanfaat dibandingkan dengan langkah-langkah lain bila dibuat eksplisit

Page 6: PRIORITAS MASALAH.docx

4

dan menjadi tindakan yang ditentukan secara jelas. Ketrampilan utama yang

diperlukan dalam penentuan prioritas adalah menyeimbangkan variabel-

variabel yang memiliki hubungan kuantitatif yang sangat berbeda dan dalam

kenyataannya terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula sehingga

mengurangi terjadinya kesalahan timbul akibat memberikan penekanan

terlalu banyak pada satu dimensi.         

Terdapat perbedaan dari cara penetepan prioritas pada seorang ahli

epidemiologi, administrator dan ahli hukum. Seorang ahli epidemiologi

cenderung untuk menilai penetapan prioritas terutama sebagai suatu masalah

penentuan mortalitas dan mortabiditas relatif dari masalah-masalah kesehatan

tertentu. Pendekatan ini dipakai  secara berlebihan dalam versi pertama

“Metode Amerika Latin” dalam perencanaan kesehatan. Para administrator

cenderung mengkaji prioritas terutama dalam hubungannya dengan yang

disebut oleh metode perencanaan kesehatan Amerika Latin sebagai

“kerawanan” masalah-masalah  kesehatan tertentu. Perhatiannya ada pada

ketersediaan metode teknis untuk mengendalikan penyakit-penyakit atau

kondisi-kondisi yang memerlukan perhatian. Sedangkan para ekonom

memberi penekanan khusus pada biaya. Hal ini biasanya merupakan kendala

akhir yang menentukan apa yang akan dilakukan. Kebijakan penting dalam

menyeimbangkan ongkos perencanaan kesehatan umumnya adalah

menyediakan pelayanan kesehatan ke masyarakat secara maksimum dari pada

memberikan pelayanan dengan mutu tertinggi kepada sekelompok kecil

masyarakat.  

Agar dapat melakukan pendekatan perencanaan yang seimbang maka

perencanaan kesehatan harus mengembangkan ketrampilan dalam semua

disiplin ilmu. Yang terutama diperlukan adalah indeks-indeks tertentu yang

valid di dalam informasi baik kualitatif maupun kuantitatif yang digunakan

dalam penilaian ini. Perencana harus bersandar pada elemen-elemen

kebijaksanaan yang tak pasti berdasarkan pengalaman atau evaluasi rencana-

rencana sebelumnya dalam membuat keputusan akhir.    

Page 7: PRIORITAS MASALAH.docx

5

B. Langkah-Langkah Menentukan Prioritas Masalah

Memilih masalah untuk diteliti merupakan tahap yang penting dalam

melakukan penelitian, karena pada hakikatnya seluruh proses penelitian yang

dijalankan adalah untuk menjawab pertanyaan yang sudah ditentukan

sebelumnya. Memilih masalah juga merupakan hal yang tdiak mudah karena

tidak adanya panduan yang baku. Sekalipun demikian dengan latihan dan

kepekaan ilmiah, pemilihan masalah yang tepat dapat dilakukan. 

Menurut Abraham. L Bagaimana peneliti mencari masalah yang akan

dikaji, beberapa panduan pokok di bawah ini akan mempermudah bagi kita

menemukan masalah:

1. Masalah sebaiknya merumuskan setidak-tidaknya hubungan antar

dua variable atau lebih

2. Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda dan

pada umumnya diformulasikan dalam bentuk kalimat tanya.

3. Masalah harus dapat diuji dengan menggunakan metode empiris,

yaitu dimungkinkan adanya pengumpulan data yang akan digunakan

sebagai bahan untuk menjawab masalah yang sedang dikaji.

4. Masalah tidak boleh merepresentasikan masalah posisi moral dan

etika. 

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini, ada beberapa hal yang

harus dilakukan, yakni :

1.  Melakukan pengumpulan data

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan, perlu

tersedia data yang cukup. Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan

data. Data yang perlu dikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan

lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan, termasuk

keadaan geografis, keadan pemerintahan, kependudukan, pendidikan,

pekerjaan, mata pencaharian, sosial budaya, dan keadaan kesehatan.

Page 8: PRIORITAS MASALAH.docx

6

2.  Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan, maka data tersebut

harus diolah, maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian

rupa sehingga  jelas sifat-sifat yang dimiliki oleh masing-masing data

tersebut. Cara pengolahan data yang dikenal ada tiga macam, secara

manual, elektrikal dan mekanik.

3.  Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan, ada tiga macam penyajian

data yang lazim dipergunakan yakni secara tekstular, tabular dan grafikal.

4. Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan berbagai masalah. Tidak

semua masalah dapat diselesaikan. Karena itu diperlukan pemilihan

prioritas masalah, dalam arti masalah yang paling penting untuk

diselesaikan.        

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang

dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu

untuk menentukan urutan masalah dari yang paling penting sampai dengan

kurang penting. Penetapan prioritas memerlukan perumusan masalah yang

baik, yakni spesifik, jelas ada kesenjangan yang dinyatakan secara

kualitatif dan kuantitatif, serta dirumuskan secara sistematis.

Dalam  menetapkan prioritas masalah ada beberapa pertimbangan

yang harus diperhatikan, yakni :

1.      Besarnya masalah yang terjadi

2.      Pertimbangan politik

3.      Persepsi masyarakat

4.      Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan.         

Dalam menetapkan prioritas sebelumnya kita menentukan kriteria

untuk menetapkan prioritas, anda dapat menggunakan salah satu dari tiga

metode, yaitu: dot voting, weighted voting atau consensus voting – tergantung

waktu, sumber dan sifat kelompok.

Page 9: PRIORITAS MASALAH.docx

7

1. “Dot Voting“:

Berikan masing-masing anggota kelompok sejumlah ‘votes’

dengan menggunakan stiker titik-titik warna. Aturan mainnya adalah,

masing-masing orang mendapat sejumlah titik yang menunjukkan VA

dari jumlah item. Pemilahan dan penggabungan ide-ide dapat ditunda

sampai selesainya voting, jadi waktu tidak akan terbuang percuma untuk

mendiskusikan item-item dengan prioritas rendah. Voting ulang dapat

dilakukan beberapa kali bersamaan dengan pemilihan dan

pengklasrifikasian ide. Dot voting ini merupakan metode dengan

visualisasi tinggi dan sederhana. Kekurangannya adalah metode ini

mengambil opini mayoritas dan menyingkirkan kelompok minoritas yang

dapat merusak interaksi kelompok di masa yang akan datang.

2. Weighted Voting“:

Poin diberikan pada ranking individu. Contohnya, jika anggota

diharuskan meranking lima pilihan teratas, maka 5 suara dapat memilih

pilihan pertama, 4 suara untuk pilihan kedua, 3 suara untuk pilihan ketiga

dan seterusnya. Seluruh nilai individu untuk tiap item kemudian ditotal

dan item dapat diranking (diurutkan) berdasarkan nilai total kelompok.

Metode ini lebih akurat dibandingkan dengan straight voting dalam

mengukur pilihan anggota. Metode ini juga dapat dilakukan dan

dijumlahkan atau ditotal antara pertemuan, sehingga kelompok tidak

menghabiskan waktunya hanya untuk menyelesaikan tugas ini.

3. “Consensus decision“:

a. Metode ini paling banyak menyita waktu, namun penting karena

implementasi keputusan membutuhkan penerimaan dan komitmen

dari seluruh anggota kelompok. Aturan dasar untuk membangun

konsensus adalah Meminta seluruh anggota kelompok berdiskusi.

b. Hindari argumentasi.

Page 10: PRIORITAS MASALAH.docx

8

c. Nyatakan seluruh kekhawatiran/masalah/isu (terutama pandangan-

pandangan minor).

d. Dengarkan seluruh kekhawatiran/masalah/isu. Ajukan pertanyaan

klarifikasi, dan paraphrase kekhawatiran/masalah/isu (mengulangi

pernyataan kekhawatiran/masalah/isu tersebut dengan bahasa anda

sendiri).

e. Catat pro dan kontra masing-masing posisi dalam suatu chart.

f. Jika ada dua posisi yang bertentangan (konflik), carilah yang ketiga

untuk mengatasi perbedaan.

g. Dapatkan ekspresi dukungan dari seluruh anggota kelompok sebelum

membuat keputusan final.

5. Menentukan bobot masalah

Menentukan bobot masalah adalah suatu proses pemberian nilai

terhadap kriteria yang telah dipilih. Hal ini mempunyai tujuan agar dapat

membandingkan antara satu kriteria dengan kriteria lainya yang dilihat

dari nilai bobot tersebut.

Langkah-langkah dalam menetapkan bobot masalah:

a. Kriteria yang sudah ditetapkan dikaji dan di bahas secara rici

sehingga kesahihannya (validitas) setiap kriteria diterima oleh

semua anggota.

b. Masing-masing anggota menentukan, memberikan bobot terhadap

kriteria yang ada. Biasanya bobot yang diberikan berkisar antara 1-

5 atau 1-10 apabila ingin memperoleh variasi nilai yang cukup luas.

Kriteria yang sangat penting : Skor 5

Kriteria yang penting : Skor 4

Kriteria yang cukup penting : Skor 3

Kriteria yang kurang penting : Skor 2

Kriteria yang tidak penting : Skor 1

Page 11: PRIORITAS MASALAH.docx

9

c. Bobot yang telah ditentukan pada masing-masing kriteria

dijumlahkan untuk mendapatkan nilai rata-ratanya sehingga

didapatkan bobot sebenarnya.

d. Menetapkan skor

Menetapkan skor permasalahan yang dihadapi atas dasar kriteria

yang telah ditentukan. Caranya dengan menjumlahkan skor dari

setiap kriteria, sehingga didapatkan skor total bagi setiap masalah

yang ada. Dari total inilah diperoleh urutan atau prioritas masalah

kesehatan

C. Macam-macam Pendekatan Dalam Pemecahan Masalah

Ada 3 cara pendekatan yang dilakukan dalam mengidentifikasi

masalah kesehatan, yakni :

1. Identifikasi masalah kesehatan dilakukan dengan mengukur mortalitas,

morbiditas dan cacat yang timbul dari penyakit-penyakit yang ada dalam

masyarakat.

2. Pendekatan Pragmatis

Pada umumnya setiap orang ingin bebas dari rasa sakit dan rasa tidak

aman yang ditimbulkan penyakit/kecelakaan. Dengan demikian ukuran

pragmatis suatu masalah gangguan kesehatan adalah gambaran upaya

masyarakat untuk memperoleh pengobatan, misalnya jumlah orangyang

datang berobat ke suatu fasilitas kesehatan.

3. Pendekatan Politis

Dalam pendekatan ini, masalah kesehatan diukur atas dasar pendapat

orang-orang penting dalam suatu msyarakat (pemerintah atau tokoh-tokoh

masyarakat). 

D. Metode Penentuan Prioritas Masalah

Penentuan prioritas masalah merupakan hal yang sangat penting,

setelah masalah-masalah kesehatan teridentifikasi. Cara memilih prioritas

Page 12: PRIORITAS MASALAH.docx

10

masalah dibedakan atas dua yaitu secara Scoring dan Non Scoring. Kedua

cara tersebut pelaksanaannya berbeda-beda. Pemilihan kedua cara tersebut

berdasarkan ada tidaknya data yang tersedia, yaitu teknik skoring dan teknik

nonskoring.

1. Scoring Technique

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan

score (nilai) untuk berbagai parameter tertentu yang telah ditetapkan.

Parameter yang dimaksud adalah :

a. Besarnya masalah atau prevalensi penyakit

b. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan.

c. Kenaikan prevalensi masalah (rate of increase)

d. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

(degree of unmeet need)

e. Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah tersebut

terselesaikan (social benefit)

f. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah.

g. Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk

mengatasi masalah (resources availibilily)

h. Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical

feasibility)

Cara-cara tersebut terbagi menjadi beberapa metode, yaitu:

a. Metode Bryant

Cara ini telah dipergunakan di beberapa negara yaitu di Afrika

dan Thailand. Cara ini menggunakan 4 macam kriteria, yaitu :

Community Concern, yakni sejauh mana masyarakat menganggap

masalah tersebut penting.

Prevalensi, yakni berapa banyak penduduk yang terkena penyakit

tersebut

Page 13: PRIORITAS MASALAH.docx

11

Seriousness, yakni sejauh mana dampak yang ditimbulkan penyakit

tersebut

Manageability, yakni sejauh mana kita memiliki kemampuan untuk

mengatasinya.        

Menurut cara ini masing-masing kriteria tersebut diberi

scoring, kemudian masing-masing skor dikalikan. Hasil perkalian ini

dibandingkan antara masalah-masalah yang dinilai. Masalah-masalah

dengan skor tertinggi, akan mendapat prioritas yang tinggi

pula. Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang

ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang

diberikan adalah satu sampai lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan

untuk tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas ke

bawah untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya.

Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas

masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang

didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk

menentukan prioritas masalah yang akan diambil.

b. MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment Metode)

Metode MCUA digunakan apabila pelaksana belum terlalu

siap dalam penyediaan sumber daya, serta pelaksana program atau

kegiatan menginginkan masalah yang diselesaikan adalah masalah

yang ada di masyarakat. MCUA adalah suatu teknik atau metode yang

digunakan untuk membantu tim dalam mengambil keputusan atas

beberapa alternatif. Alternatif dapat berupa masalah pada langkah

penentuan prioritas masalah atau pemecahan masalah pada langkah

penetapan prioritas pemecahan masalah.

Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada

kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan.

Page 14: PRIORITAS MASALAH.docx

12

Kriteria adalah batasan yang digunakan untuk menyaring alternatif

masalah sesuai kebutuhan.Metode ini memakai lima kriteria untuk

penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot

penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada. Cara

untuk menentukan bobot dari masing-masing kriteria dengan diskusi,

argumentasi, dan justifikasi

Kriteria yang dipakai terdiri dari:

Emergency :Kegawatan menimbulkan kesakitan atau

kematian.

Greetes member :Menimpa orang banyak, insiden/prevalensi.

Expanding scope : Ruang lingkup besar di luar kesehatan

Feasibility : Kemungkinan dapat/tidaknya dilakukan.

Policy : Kebijakan pemerintah daerah/nasional.

c. Metode Matematik PAHO – CENDES (Pan American Health

Organization-Center for Development Studies

Cara ini dipergunakan di Amerika Latin. Kriteria yang dipakai adalah :

M = Magnitude of the problem yaitu besarnya masalah yang dapat dilihat

dari % atau jumlah/kelompok yang terkena masalah, keterlibatan

masyarakat serta kepentingan instansi terkait.

I = Importancy atau kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas

dan mortalitas serta kecenderunagn dari waktu ke waktu.

Importancy terdiri dari :

Severity (S)  : berat ringannya masalah tersebut terhadap masalah

kesehatan pada umumnya (semakin berat, nilai semakin

tinggi).

Rate of Increase (RI) : berat ringannya hambatan jika masalah tersebut

tidak segera ditangani (semakin berat hambatan,

nilai semakin tinggi).

Page 15: PRIORITAS MASALAH.docx

M . I .V.C

13

Public Concern (Pco) : banyak sedikitnya masalah tersebut menjadi

perhatian masyarakat (semakin menjadi

perhatian, nilai semakin tinggi)

Political Climate (PC) : banyak sedikitnya perhatian politik terhadap

masalah tersebut (semakin menjadi perhatian

politik, nilai semakin tinggi)

Social Benefit (SB) : banyak sedikitnya masalah tersebut memberikan

manfaat sosial jika ditangani (semakin banyak

memberi manfaat sosial, nilai semakin tinggi)

V = Vulnerability yaitu sensitif atau tidaknya pemecahan masalah dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sensitifitas dapat diketahui dari

perkiraan hasil (output) yang diperoleh dibandingkan dengan

pengorbanan (input) yang dipergunakan.

C = Cost yaitu biaya atau dana yang dipergunakan untuk melaksanakan

pemecahan masalah. Semakin besar biaya semakin kecil skornya.

Hubungan keempat kriteria dalam menentukan prioritas masalah (P), yaitu:

P   = 

Parameter diletakkan pada baris atas dan masalah-masalah yang ingin

dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Pengisian dilakukan dari satu

parameter ke parameter yang lain. Hasilnya didapat dari perkalian parameter

tersebut. Penentuan skor untuk setiap masalah dilakukan oleh “expert”.

Langkah PAHO:

1) Tulis atau daftarlah masalah yang didapat dari kegiatan analisis situasi.

2) Tentukan expert yang akan dilibatkan dalam penyusunan prioritas

3) Tentukan skor yang akan dipergunakan dalam penentuan prioritas 1

sampai dengan 10

4) Pemberian skor oleh expert untuk setiap masalah berdasarkan 4 kriteria

PAHO. (Pemberian skor sebaiknya membandingkan antar masalah dengan

kriteria yang sama)

Page 16: PRIORITAS MASALAH.docx

14

5) Kalikan skor setiap kriteria pada tiap masalah

6) Tentukan prioritas berdasarkan urutan hasil perkalian. Hasil yang paling

besar merupakan prioritas.

Contoh Tabel :

NO MASALAH

I

M V C Nilai

S RI PCoPC

lSB

1 Masalah 1

3 3 5 1 3

5 3 1 45

3

2 Masalah 2

3 3 1 3 1

1 5 1 11

2

2 Masalah 2

1 3 3 5 3

5 5 3 25

3

d. Metode Hanlon     

Metode ini memberikan cara untuk membandingkan berbagai masalah

kesehatan dengan cara yang relatif, tidak absolut/mutlak, memiliki kerangka,

sederajat, dan objektif. Dalam buku Public Health: Administration and

Practice (Hanlon and Pickett, Times Mirror/Mosby College Publishing) dan

Page 17: PRIORITAS MASALAH.docx

15

Basic Health Planning (Spiegel and Hyman, Aspen Publishers), metode

Hanlon memiliki tiga tujuan utama:

1. Memungkinkan para pengambil keputusan untuk mengidentifikasi

faktor-faktor eksplisit yang harus diperhatikan dalam menentukan

prioritas

2. Untuk mengorganisasi faktor-faktor ke dalam kelompok yang memiliki

bobot relatif satu sama lain

3. Memungkinkan faktor-faktor agar dapat dimodifikasi sesuai dengan

kebutuhan dan dinilai secara individual.

Proses penentuan kriteria diawali dengan pembentukan kelompok

yang akan mendiskusikan, merumuskan dan menetapkan kriteria. Sumber

informasi yang dipergunakan dapat berasal dari :

1. Pengetahuan dan pengalaman individual para anggota

2. Saran dan pendapat nara sumber      

3. Peraturan pemerintah yang relevan        

4. Hasil rumusan analisa keadaan dan masalah kesehatan.

Langkah selanjutnya adalah :

1. Menginventarisir kriteria

2. Menginventalisir dan mengevaluasi kriteria

Metode Hanlon hampir sama dengan metode MCUA, dilakukan

dengan memberikan skor atas serangkaian kriteria A, B, C dan D (PEARL).

1. Kelompok kriteria A  = besarnya masalah

Komponen ini adalah salah satu faktornya memiliki angka yang

kecil. Pilihan biasanya terbatas pada persentase dari populasi yang secara

langsung terkena dampak dari masalah tersebut yakni insiden, prevalensi,

atau tingkat kematian dan angka.

Ukuran/besarnya masalah juga dapat dipertimbangkan dari lebih

dari satu cara. Baik keseluruhan populasi penduduk maupun populasi

yang berpotensi atau berisiko dapat menjadi pertimbangan. Selain itu,

penyakit –penyakit dengan faktor risiko pada umumnya yang mengarah

Page 18: PRIORITAS MASALAH.docx

16

pada solusi bersama atau yang sama dapat dipertimbangkan secara

bersama-sama. Misalnya, jika kanker yang berhubungan dengan

tembakau dijadikan pertimbangan maka kanker paru-paru, kerongkongan,

dan kanker mulut dapat dianggap sebagai satu. Jika akan dibuat lebih

banyak penyakit yang juga dipertimbangkan, penyakit cardiovascular

mungkin juga dapat dipertimbangkan. Nilai maksimal dari komponen ini

adalah 10. Keputusan untuk menentukan berapa ukuran atau besarnya

masalah biasanya merupakan konsensus kelompok.

2. Kelompok kriteria B  = tingkat kegawatan masalah

Kelompok harus mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin

dan menentukan tingkat keseriusan dari masalah. Sekalipun demikian,

angka dari faktor yang harus dijaga agar tetap pada nilai yang pantas.

Kelompok harus berhati-hati untuk tidak membawa masalah ukuran atau

dapat dicegahnya suatu masalah ke dalam diskusi, karena kedua hal

tersebut sesuai untuk dipersamakan di tempat yang lain. Maksimum skor

pada komponen ini adalah 20. Faktor-faktor harus dipertimbangkan

bobotnya dan ditetapkan secara hati-hati. Dengan menggunakan nomor ini

(20), keseriusan dianggap dua kali lebih pentingnya dengan ukuran atau

besarnya masalah.

Faktor yang dapat digunakan adalah:

a. Urgensi: sifat alami dari kedaruratan masalah; tren insidensi, tingkat

kematian, atau faktor risiko; kepentingan relatif terhadap masayarakat;

akses terkini kepada pelayanan yang diperlukan.Tingkat keparahan:

tingkat daya tahan hidup, rata-rata usia kematian, kecacatan/disabilitas,

angka kematian prematur relatif

b. Kerugian ekonomi: untuk masyarakat (kota /daerah / Negara) dan untuk

masing-masing individu.

Masing-masing faktor harus mendapatkan bobot. Sebagai contoh,

bila menggunakan empat faktor, bobot yang mungkin adalah 0-5 atau

Page 19: PRIORITAS MASALAH.docx

17

kombinasi manapun yang nilai maksimumnya sama dengan 20.

Menentukan apa yang akan dipertimbangkan sebagai minimum dan

maksimum dalam setiap faktor biasanya akan menjadi sangat membantu.

Hal ini akan membantu untuk menentukan batas-batas untuk menjaga

beberapa perspektif dalam menetapkan sebuah nilai numerik. Salah satu

cara untuk mempertimbangkan hal ini adalah dengan menggunakannya

sebagai skala :

0=tidak ada

1=beberapa

2=lebih (lebih parah, lebih gawat, lebih banyak, dll)

3=paling

3. Kelompok kriteria C  = kemudahan penanggulangan masalah

Komponen ini harus dianggap sebagai "Seberapa baikkah masalah

ini dapat diselesaikan?" Faktor tersebut mendapatkan skor dengan angka

dari 0 – 10 (sulit – mudah). Komponen ini mungkin merupakan

komponen formula yang paling subyektif. Terdapat sejumlah besar data

yang tersedia dari penelitian-penelitian yang mendokumentasikan sejauh

mana tingkat keberhasilan sebuah intervensi selama ini. Efektivitas

penilaian yang dibuat berdasarkan tingkat keberhasilan yang diketahui

dari literatur dikalikan dengan persen dari target populasi yang

diharapkan dapat tercapai. Contoh:

Berhenti Merokok :

Target populasi 45.000 perokok

Total yang mencoba untuk berhenti 13.500

Efektivitas penghentian merokok 32% atau 0,32

Target populasi x efektivitas 0,30 x 0,32 = 0,096 atau 0,1 atau 1

Sebuah keuntungan dengan mempertimbangkan populasi target

dan jumlah yang diharapkan adalah akan didapatkannya perhitungan yang

realistis mengenai sumber daya yang dibutuhkan dan kemampuan yang

diharapkan untuk memenuhi tujuan yang ditetapkan.

Page 20: PRIORITAS MASALAH.docx

18

4. Kelompok kriteria D  =  Pearl faktor

Yang berarti P = Kesesuaian, E  = Secara ekonomi murah, A =

dapat diterima, R = Tersedianya sumber, L = Legalitas terjamin. Pearl

adalah suatu kelompok faktor yang walaupun tidak secara langsung

berkaitan dengan masalah kesehatan namun memiliki pengaruh yang

tinggi dalam menentukan apakah masalah tertentu dapat diatasi.

o P - Propriety

Suatu masalah yang masuk dalam ranah misi agensi keseluruhan.

o E - Economic Feasibility

Apakah mengatasi suatu masalah masuk akal secara ekonomi?

apakah ada konsekuensi ekonomis jika masalah tidak diatasi?

o A – Acceptability

Apakah masyakarat dan/atau target populasi akan menerima bahwa

masalah tersebut ditangani?

o R – Resources

Apakah tersedia sumber daya untuk mengatasi/menangani masalah

tersebut

o L – Legality

Apakah hukum yang berlaku saat ini mengijinkan masalah tersebut

ditangani.

Komponen-komponen ini diterjemahkan kedalam dua formula

(rumus) yang memberikan nilai numerical yang memberikan prioritas

utama bagi penyakit/kondisi dengan nilai tertinggi.

Basic Priority Rating atau Nilai Dasar Prioritas: (BPR) > BPR =

(A+B) C/3

Overall Priority Rating atau Nilai Prioritas Keseluruhan (OPR) >

OPR = [(A+B)C/3] x D

Page 21: PRIORITAS MASALAH.docx

19

Perbedaan dari dua rumus akan semakin jelas saat Komponen D

(PEARL) dideskripsikan. Masing-masing faktor ini dipertimbangkan,

dan penilaian untuk masing masing faktor PEARL adalah 1 untuk setiap

jawaban ‘iya’ dan 0 jika jawabannya ‘tidak’.

Saat penilaian lengkap, seluruh angka dikalikan untuk

mendapatkan jawaban final. Karena seluruh faktor ini mewakili suatu

produk dan bukan jumlah maka jika salah satu dari lima faktor tersebut

jawabannya ‘tidak’, maka D sama dengan 0. Karena D adalah pengali

final dalam rumus, jika D=0, maka masalah kesehatan tidak akan teratasi

dalam OPR, walaupun masalah tersebut memiliki ranking yang tinggi

dalam BPR.

e. Metode CARL (Capability, Accesability, Readiness & Leverage)

Metode CARL merupakan suatu teknik yang digunakan untuk

menentukan prioritas masalah jika data yang tersedia adalah data kualitatif.

Metode ini dilakukan dengan menentukan skor atas kriteria tertentu, seperti

kemampuan (capability), kemudahan (accessibility), kesiapan (readiness),

serta daya ungkit (leverage). Semakin besar skor semakin besar masalahnya,

sehingga semakin tinggi letaknya pada urutan prioritas. Penggunaan metode

CARL untuk menetapkan prioritas masalah dilakukan apabila pengelola

program menghadapi hambatan keterbatasan dalam menyelesaikan masalah.

Penggunaan metode ini menekankan pada kemampuan pengelola program.

Metode CARL (Capability, Accesibility, Readness, Leverage) dengan

menggunakan skore nilai 1 – 5.

Kriteria CARL tersebut mempunyai arti :

C: Ketersediaan Sumber Daya (dana dan sarana/peralatan)

A: Kemudahan, masalah yang ada diatasi atau tidak Kemudahan dapat

didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknologi serta

penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau juklak.

R: Kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran seperti

keahlian/kemampuan dan motivasi

Page 22: PRIORITAS MASALAH.docx

20

L:   Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam

pemecahan yang dibahas.

Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L, urutan ranking atau

prioritas adalah nilai tertinggi sampai nilai terendah.

Contoh Tabel :

NO MASALAH C A R L NILAI RANK

1 Masalah 1 3 2 1 2 12 5

2 Masalah 2 2 3 2 3 36 2

3 Masalah 3 3 1 3 1 9 7

4 Masalah 4 1 3 4 1 12 6

5 Masalah 5 1 2 3 4 24 3

6 Masalah 6 4 2 2 1 16 4

7 Masalah 7 5 3 1 3 45 1

Metode CARL digunakan apabila pelaksana program masih mempunyai

keterbatasan (belum siap) dalam menyelesaikan masalah. Penggunaan metode ini

menekankan pada kemampuan pelaksana program.

Langkah-langkah Metode CARL :

Persiapan yang perlu dilakukan antara lain :

1. Persiapan Gugus Tugas

Susunan petugas :

a. Pimpinan CARL

b. Petugas pencatat pada flipchart

c. Petugas skoring dan ranking

Page 23: PRIORITAS MASALAH.docx

21

2. Persiapan Ruang Pertemuan

3. Persiapan Sarana atau Peralatan

a. Peserta CARL

b. Data

c. Proses Dinamika Kelompok

Langkah inti pelaksanaan CARL :

1. Pemberian skor pada masing-masing masalah dan perhitungan hasilnya

a. Tulis atau daftarlah masalah yang didapat dari kegiatan analisis

situasi.

b. Tentukan skor atau nilai yang akan diberikan pada tiap masalah

berdasarkan kesepakatan bersama

Misal : telah disepakati bersama skor atau nilai yang diberikan adalah

1-5, dengan ketentuan sebagai berikut :

Nilai 1 = sangat tidak menjadi masalah

Nilai 2 = tidak menjadi masalah

Nilai 3 = cukup menjadi masalah

Nilai 4 = sangat menjadi masalah

Nilai 5 = sangat menjadi masalah (mutlak)

c. Berikan skor atau nilai untuk setiap alternatif masalah berdasarkan

kriteria CARL (Capability atau kemampuan, Accessability atau

Kemudahan, Readiness atau kesiapan, Leverage atau Daya Ungkit)

Contoh tampilan :

Page 24: PRIORITAS MASALAH.docx

22

2. Menentukan prioritas berdasarkan hasil rangking. Urutkan masalah menurut

prioritasnya, berdasarkan hasil yang telah diperoleh pada langkah b.

Misal : dari contoh tampilan pada langkah b, maka prioritas masalahnya

adalah sebagai berikut :

a. Rendahnya mutu pelayanan BP

b. Perhatian keluarga pada bumil rendah

c. Perilaku PHBS rendah

Kelebihan Penggunaan Metode CARL

Dengan masalah yang relatif banyak, bisa ditentukan peringkat atas

masing-masing masalah sehingga bisa diperoleh prioritas masalahnya.

Kekurangan Penggunaan Metode CARL

1. Penentuan skor sangat subyektif, sehingga sulit untuk distandarisasi

2. Penilaian atas masing-masing kriteria terhadap masalah yang diskor

perlu kesepakatan agar diperoleh hasil yang maksimal dalam penentuan

peringkat (prioritas)

3. Objektifitas hasil peringkat masalah kurang bisa

dipertanggungjawabkan karena penentuan skor atas kriteria yang ada

bersifat subyektif.

f. Metode Teknik Multi-voting

Teknik multi-voting biasanya digunakan jika terdapat banyak masalah

kesehatan atau masalah tersebut harus dipersempit menjadi beberapa masalah

saja. Hasil dari cara multi-voting adalah cukup menarik karena proses ini

memungkinkan masalah kesehatan yang mungkin tidak menjadi prioritas

utama dari setiap individu, tetapi disukai oleh semua, untuk naik ke atas.

Sebaliknya teknik straight voting akan menutupi popularitas dari tipe masalah

kesehatannya sehingga membuatnya menjadi lebih sulit untuk mencapai

consensus.

Page 25: PRIORITAS MASALAH.docx

23

Langkah-langkah dalam melaksanakan multi voting

1. Putaran suara pertama

Setelah daftar masalah kesehatan ditetapkan, setiap peserta

memberikan suara terhadap prioritas utama mreka masing –masing.

Pada putaran ini mereka boleh memilih sebanyak yang mereka mau atau

tergantung pada jumlah item yang ada dalam daftar, jumlah maksimum

suara yang boleh diberikan oleh setiap peserta dapat ditentukan

2. Memperbaharui daftar

Masalah kesehatan dengan jumlah suara sama dengan separuh

dari jumlah peserta yang memberikan voting akan tetap dipertahankan

dalam daftar tersebut, dan semua masalah kesehatan lain yang di

eliminasi.

3. Putaran suara ke dua

Setiap peserta memberikan suara terhadap apa yang paling

mereka prioritaskan pada tahap ini, peserta voting boleh memberikan

suara dengan jumlah yang sama dengan separuh dari masalah kesehatan

yang ada dalam daftar masalah. (misalnya jika sepuluh masalh tetap

pada daftar, setiap peserta dapat melemparkan lima suara).

4. Pengulangan

Langkah ketiga tersebut tetap diulang sampai prioritas masalah

menjadi lebih sempit dan disesuaikan dengan jumlah yang diinginkan

Berikut contoh konsep multi-voting :

Page 26: PRIORITAS MASALAH.docx

24

Warna merah menandakan tahap pertama yaitu eliminasi, warna hijau

menandakan tahap eliminasi ke dua, sedangkan warna biru menunjukkan

tahap eliminasi pertama, daftar masalah yang mendapat suara terbanyak

mendapatkan prioritas ataupun posisi utama sebagai masalah yang paling

penting dan harus diselesaikan.

g. Metode USG (Urgency, Seriousness, and Growth)

Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas

masalah dengan metode teknik scoring. Proses untuk metode USG

dilaksanakan dengan memperhatikan urgensi dari masalah, keseriusan

masalah yang dihadapi, serta kemungkinan bekembangnya masalah tersebut

semakin besar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Urgensy atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau

tidak masalah tersebut diselesaikan.

2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat

dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap

keberhasilan, membahayakan system atau tidak.

3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah

tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.

Penggunaan metode USG dalam penentuan prioriotas masalah

dilaksanakan apabila pihak perencana telah siap mengatasi masalah yang ada,

serta hal yang sangat dipentingkan adalah aspek yang ada dimasyarakat dan

aspek dari masalah itu sendiri.

Langkah-langkah USG:

1. Persiapan

Dalam melaksanakan penentuan prioritas masalah dengan metode

USG persiapan yang perlu dilakukan antara lain :

a) Persiapan gugus tugas

Pembagian pekerjaan atau gugus tugas perlu dilaksanakan

sebelum pertemuan dimulai, dimana ditentukan siapa yang akan

Page 27: PRIORITAS MASALAH.docx

25

menjadi pimpinan proses USG, siapa yang melakukan tugas sebagai

notulis, dan orang yang menulis di flipchart, siapa yang melakukan

scoring dan menghitung hasilnya untuk menetukan ranking, serta siapa

yang membacakan hasilnya.

Susunan petugas untuk metode teknik scoring dengan metode USG,

yakni sebagai berikut :

Pimpinan USG

Petugas pencatat flipchart

Petugas scoring dan ranking

Personil yang bertugas sebagai notulis

b) Persiapan ruang pertemuan

Ruang pertemuan yang akan digunakan sebaiknya

menggunakan ruangan yang cukup luas dan nyaman. Meja dan tempat

duduk diatur setengah lingkaran atau seperti huruf U yang terbuka

ujungnya atau meja bundar (Round table), dimana pada ujung meja

yang terbuka ditempatkan flipchart atau papan tulis atau white board.

c) Persiapan peralatan atau sarana

Sarana atau peralatan yang diperlukan dalam proses kegiatan ini

adalah:

Daftar hadir

Kertas flipchart, papan tulis atau whiteboard lengkap dengan alat

tulisnya.

Alat tulis dimasing-masing meja.

Kalkulator.

d) Peserta

Sebelum melakukan pemilihan atau seleksi untuk peserta,

beberapa hal yang perlu dijelaskan oleh pimpinan atau yang akan

memimpin pelaksanaan metode USG, yaitu

Page 28: PRIORITAS MASALAH.docx

26

Peserta yang akan bergabung dalam kelompok USG, adalah

karena kemampuan mereka untuk melakukan analisis dan

mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah.

Menekankan pentingnya tugas kelompok.

Menekankan pentingnya sumbangan pikiran setiap peserta.

Memberikan petunjuk kegunaan hasil pertemuan.

Memberikan sambutan yang bersifat hangat dan ramah,

selanjutnya tentukan siapa yang akan diundang atau dilibatkan

dalam pertemuan untuk melakukan proses metode USG.

Jumlah peserta berkisar antara 7-10 peserta.

e) Data yang Dibutuhkan

Data atau informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

metode USG, yakni sebagai berikut:

Hasil analisa situasi

Informasi tentang sumber daya yang dimiliki

Dokumen-dokumen tentang perundang-undangan, peraturan,

serta kebijakan pemerintah yang berlaku.

Proses Dinamika Kelompok

Sebelum memasuki proses atau langkah inti pada pelaksanaan metode

USG, pimpinan kelompok metode USG memberikan sambutan dalam bentuk

kata pengantar, yang berisi:

a) Ucapan selamat datang pada peserta USG

b) Penjelasan tentang teknik scoring, proses, terutama menyangkut jalannya

proses, dengan menekankan pada pentingnya untuk menciptakan suasana

kerjasama, saling pengertian dan kesatuan pandangan dari setip peserata

dalam melaksanakan setiap tahapan proses.

c) Tujuan pertemuan diadakan, yakni berorientasi pada masalah dan

pemecahan masalah.

Page 29: PRIORITAS MASALAH.docx

27

Langkah inti pelaksanaan USG :

1. Penyusunan daftar masalah

a. Setiap peserta pertemuan diminta mengemukakan masalah bagian yang

diwakilinya

b. Pimpinan USG menginstruksikan kepada petugas pencatat untuk

mencatat setiap masalah yang dikemukakan di lembar flipchart atau

papan tulis atau white board

2. Klarifikasi masalah

a. Lakukan klarifikasi masalah yang telah diidentifikasi dalam rangka

menentukan prioritas masalah

b. Setiap anggota dimintai penjelasan (klarifikasi) maksud dari

masalah yang dikemukakannya.

c.Setelah diklarifikasi, maka tulis masalah hasil dari klarifikasi tersebut

3. Membandingkan antar masalah

a. Bandingkan masalah yang diperoleh, sebagai contoh masalah A

sampai E menurut kriteria Urgensi (Urgency), Keseriusan (Seriousness)

dan Kemungkinan Berkembangnya Masalah (Growth)

b. Tulis frekuensi kemunculan tiap masalah setelah diperbandingkan,

frekuensi ini dianggap sebagai nilai atau skor masalah. Kemudian

Page 30: PRIORITAS MASALAH.docx

28

jumlahkan skor yang diperoleh tiap masalah berdasarkan kriteria

Urgency, Seriousness dan Growth

Lembar Flipchart

Page 31: PRIORITAS MASALAH.docx

29

4. Penyusunan prioritas masalah

Menyusun prioritas masalah berdasarkan hasil langkah 3. Misalnya

: Dari hasil langkah 3 pada contoh, maka dapat disusun prioritas masalah

dengan urutan sebagai berikut :

a. Masalah B

b. Masalah A

c. Masalah E

d. Masalah D

e. Masalah C

Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Metode USG:

1. Kelebihan

a. Merupakan pandangan orang banyak dengan kemampuan sama

sehingga dapat dipertanggung-jawabkan.

b. Diyakini bahwa hasil prioritas dapat memberikan hasil yang obyektif.

c. Identifikasi dapat dilanjutkan, terutama untuk penyelesaian dalam

bentuk penyelasaian dengan pengelolaan manajemen atau tidak.

2. Kekurangan

a. Dengan metode USG lebih banyak berdasar asumsi dengan suatu

keterbatasan tertentu yang melemahkan eksistensi permasalahan.

b. Jika asumsi yang disepakati lebih banyak dengan keterbatasan,

maka hasilnya akan bersifat lebih subyektif.

Page 32: PRIORITAS MASALAH.docx

30

2. Non Scoring Technique

Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai

parameter, dilakukan bila tersedia data yang lengkap. Bila tidak tersedia

data, maka cara menetapkan prioritas masalah yang lazim digunakan adalah

dengan menggunakan non scoring technique, metode-metodenya terdiri atas

:

a. Metode Delbeque

Metode Delbeque adalah metode dimana penetapan prioritas

masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang yang tidak

sama keahliannya. Oleh karena itu diperlukan penjelasan terlebih

dahulu untuk meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa

mempengaruhi peserta, sehingga mereka mempunyai persepsi yang

sama terhadap masalah-masalah yang akan dibahas. Lalu diminta untuk

mengemukakan beberapa masalah. Masalah yang banyak dikemukakan

adalah prioritas masalah.

Adapun caranya adalah sebagai berikut:

1) Peringkat masalah ditentukan oleh sekelompok ahli yang

berjumlah antara 6 sampai 8 orang.

2) Mula-mula dituliskan pada white board masalah apa yang akan

ditentukan peringkat prioritasnya.

3) Kemudian masing-masing orang tersebut menuliskan peringkat

atau urutan prioritas untuk setiap masalah yang akan ditentukan

prioritasnya.

4) Penulisan tersebut dilakukan secara tertutup.

5) Kemudian kertas dari masing-masing orang dikumpulkan dan

hasilnya dituliskan di belakang setiap masalah.

6) Nilai peringkat untuk setiap masalah dijumlahkan, jumlah paling

kecil berarti mendapat peringkat tinggi (prioritas tinggi). Delbeque

menyarankan dilakukan satu kali lagi pemberian peringkat

Page 33: PRIORITAS MASALAH.docx

31

tersebut, dengan harapan masing-masing orang akan

memertimbangkan kembali peringkat yang diberikannya setelah

mengetahui nilai rata-rata;Tidak ada diskusi dalam teknik ini,

yaitu untuk menghindari orang yang dominan memengaruhi orang

lain.

Cara ini mempunyai beberapa kelemahan dan kelebihan yaitu:

a) Menentukan siapa yang seharusnya ikut dalam menentukan

peringkat prioritas tersebut,

b) Penentuan peringkat bisa sangat subyektif,

c) Cara ini lebih bertujuan mencapai konsensus dari interest yang

berbeda dan tidak untuk menentukan prioritas atas dasar fakta.

Kelebihan cara ini adalah mudah dan dapat dilakukan dengan cepat,

penilaian prioritas secara tertutup dilakukan untuk memberikan

kebebasan kepada masing-masing anggota diskusi tanpa terpengaruh

oleh hirarki hubungan yang ada.

b. Metode Delphi

Metode ini dikembangkan pertama kali oleh Rand Corporation

pada tahun 1950an. Pada metode delphi, penetapan prioritas masalah

tersebut dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang yang sama

keahliannya. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui pertemuan

khusus. Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok, masalah yang paling banyak

dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari. Dimana pada

metode ini, sekelompok pakar atau orang yang dianggap memahami

permasalahan mengisi kuesioner, moderator menyimpulkan hasilnya

dan memformulasikan menjadi suatu kuesioner baru yang diisi kembali

oleh kelompok tersebut, demikian seterusnya. Hal ini merupakan proses

pembelajaran (learning process) dari kelompok tanpa adanya tekanan

atau intimidasi individu. Pemilihan prioritas masalah dilakukan melalui

pertemuan khusus. Setiap peserta yang sama keahliannya dimintakan

Page 34: PRIORITAS MASALAH.docx

32

untuk mengemukakan beberapa masalah  pokok, masalah yang paling

banyak dikemukakan adalah prioritas masalah yang dicari. Adapun

caranya adalah sebagai berikut:

a) Identifikasi masalah yg hendak/perlu diselesaikan;

b) Membuat kuesioner dan menetapkan peserta/para ahli yg dianggap

mengetahui dan menguasai permasalahan;

c) Kuesioner dikirim kepada para ahli, kemudian menerima kembali

jawaban kuesioner yang berisikan ide dan alternatif solusi

penyelesaian masalah;

d) Pembentukan tim khusus untuk merangkum seluruh respon yang

muncul dan mengirim kembali hasil rangkuman kepada partisipan;

e) Partisipan menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan skala

prioritas/memeringkat alternatif solusi yang dianggap terbaik dan

mengembalikan kepada pemimpin kelompok/pembuatan

keputusan.

Kelemahan cara ini adalah waktunya yang relatif lebih lama

dibandingkan dengan metode Delbeque serta memungkinkan

pakar/anggota diskusi yang dominan akan mempenguruhi anggota

yang tidak dominan,

Kelebihan metode ini adalah kemungkinan telaah yang

mendalam oleh masing-masing anggota diskusi yang terlibat.

c. Metode Estimasi Beban Kerugian

Metode ini memerlukan data dan perhitungan hari produktif

yang hilang yang disebabkan oleh masing-masing masalah/penyakit.

Sejauh ini metode ini belum pernah dilakukan di tingkat kabupaten,

untuk di tingkat nasional baru Badan Litbangkes yang mencoba

menghitung beberapa DALY (disability adjusted life year) yang

ditimbulkan oleh berbagai macam penyakit yang ada di Indonesia.

Pada tingkat global, Bank Dunia telah menghitung waktu

produktif yang hilang (disease burden) yang disebut DALY yang

Page 35: PRIORITAS MASALAH.docx

33

diakibatkan oleh berbagai macam penyakit. Atas dasar perhitungan

tersebut, Bank Dunia menyarankan dalam program kesehatan,

prioritas diberikan kepada pelayanan kesehatan yang essensial yang

terdiri dari :

a. KIA dan pertolongan persalinan

b. KB

c. Manajemen kesehatan pada anak

d. TBC

e. Pemberantasan STDs (Sexual Transmitted Diseases)

Menurut peneliti dalam menentukan prioritas masalah di atas

digunakan metode estimasi beban kerugian dengan cara

menghitung waktu produktif yang hilang (DALY).

Metode ini membutuhkan perhitungan yang canggih dan sulit

karena memerlukan data dan perhitungan ‘hari produktif’ yang

hilang yang disebabkan oleh masing-masing masalah.

d. Metode NGT (Nominal Group Technique)

NGT merupakan variasi terstruktur dari kelompok diskusi kecil

untuk mencapai konsensus. NGT mengumpulkan informasi dengan cara

menanyakan secara individual kepada partisipan untuk memberi respon

mengenai pertanyaan-pertanyaan yang diajukan moderator, kemudian

menanyakan partisipan untuk memprioritaskan ide atau saran-saran dari

seluruh anggota kelompok. Proses ini menyemangati seluruh anggota

kelompok untuk berpartisipasi, mencegah adanya dominasi oleh satu

orang, dan menghasilkan kesatuan solusi prioritas atau rekomendasi

yang mencerminkan hasil pilihan kelompok tersebut.9

Teknik ini merupakan metode pengambilan keputusan yang

digunakan oleh berbagai macam ukuran kelompok yang ingin

mengambil keputusan dengan cepat, seperti dengan vote, tapi ingin

melibatkan/mempertimbangkan seluruh opini anggota (berbeda dengan

cara voting yang lama, dimana hanya kelompok terbesar saja yang

Page 36: PRIORITAS MASALAH.docx

34

dipertimbangkan). Perbedaannya ada pada metode penjumlahan,

pertama tiap anggota kelompok memberikan pandangan untuk solusi

dengan penjelasan singkat. Kemudian, duplikasi solusi dihilangkan dari

daftar seluruh solusi dan anggota kelompok melanjutkan merangking

solusi tersebut. Jumlah masing-masing solusi yang diterima kemudian

ditotal dan solusi dengan rangking total terendah (most favored/paling

disukai) dipilih sebagai keputusan akhir.

Terdapat beberapa variasi dalam penggunaan teknik ini.

Misalnya, teknik ini dapat mengidentifikasi kekuatan vs area yang

dibutuhkan untuk pengembangan dari pada hanya digunakan sebagai

alternatif voting untuk pengambilan keputusan. Selain itu, pilihan

tidak selalu harus di rangking tapi dapat dievaluasi lebih lanjut.

Efek NGT

NGT telah terbukti meningkatkan satu atau lebih dimensi

efektifitas dari pengambilan keputusan kelompok. Mengharuskan

individu untuk menuliskan ide-idenya secara tenang/diam dan

independen sebelum diskusi kelompok menambah solusi yang didapat

kelompok. Round-robin polling juga menghasilkan input dalam

jumlah besar dan mendorong partisipasi yang sama. Peningkatan

jumlah input yang heterogen mengarah pada pengambilan keputusan

dengan mutu tinggi. Dibandingkan dengan kelompok interaktif,

kelompok NGT lebih memberikan ide-ide yang unik, partisipasi yang

lebih seimbang daftar anggota kelompok, meningkatkan perasaan

pencapaian, dan kepuasan yang lebih besar dengan ide yang bermutu

dan efisiensi kelompok.

Kapan menggunakan NGT

a) Saat sebagian anggota kelompok lebih vokal dibandingkan

lainnya

b) Pada saat beberapa anggota kelompok merasa bahwa diam lebih

baik

Page 37: PRIORITAS MASALAH.docx

35

c) Jika mengkhawatirkan bahwa beberapa anggota kelompok tidak

berpartisipasi.

d) Saat kelompok susah mendapatkan sejumlah ide

e) Saat seluruh atau sebagian anggota kelompok merupakan

anggota baru dalam kelompok

f) Saat isu yang dibahas kontrovesi atau terjadi konflik yang

memanas

Penggunaan Nominal Group Technique (NGT)

NGT merupakan sebuah metode yang sangat baik untuk

mendapatkan kesepakatan grup, sebagai contoh, kelompok orang (staf

program, anggota komunitas, dll) yang terlibat dalam pembangunan model

logis dan daftar hasil dari komponen khusus tersebut terlalu banyak dan

harus diprioritaskan. Pada kaus ini, pertanyaan yang seharusnya diajukan

adalah “Hasil dari daftar ini yang manakah yang harus diprioritaskan

untuk mencapai tujuan dan mudah diukur? Yang mana dari daftar hasil

tersebut yang tidak terlalu penting dan lebih susah?”

Prosedur Standar NGT biasanya melibatkan lima tahapan:

1) Perkenalan dan penjelasan.

2) Pengumpulan ide dengan diam/tenang: Fase ini berlangsung kira-kira

10 menit.

3) Membagi-bagi ide (sharing idea): fasilitator mengajak partisipan

untuk membagi ide-ide yang telah mereka tulis. Tidak ada debat

dalam tahapan ini dan partisipan didorong untuk menuliskan ide baru

apapun yang muncul. Proses ini memastikan bahwa seluruh

partisipan mendapatkan kesempatan yang sama dalam memberikan

kontribusi dan menghasilkan catatan seluruh ide yang didapat dari

kelompok. Tahapan ini berlangsung antara 15-30 menit.

4) Diskusi kelompok: partisipan diundang untuk mencari penjelasan

verbal atau detail lebih lanjut atas ide apapun yang diberikan oleh

koleganya yang mungkin tidak begitu jelas bagi mereka. Sangat

Page 38: PRIORITAS MASALAH.docx

36

penting untuk diingat bahwa proses ini harus netral dan menghindari

penilaian dan kritik. Tahap ini berlangsung 30-45 menit.

5) Voting dan Ranking: memprioritaskan ide yang tercatat yang relevan

dengan pertanyaan. Setelah proses voting dan rangking, hasil cepat

atas respon pertanyaan tersedia bagi partisipan sehingga pertemuan

disimpulkan telah mencapai outcome spesifik.

Keunggulan dan kelemahan NGT

Salah satu keunggulan NGT adalah bahwa teknik ini menghindari

terjadinya dua masalah yang disebabkan oleh interaksi kelompok.

Pertama, beberapa anggota tidak ingin memberikan ide karena mereka

khawatir di kritik. Kedua, beberapa anggota tidak ingin menciptakan

konflik dalam kelompok (banyak orang ingin tepat mempertahankan iklim

yang kondusif). NGT dapat mengatasi masalah ini. NGT memiliki

keunggulan yang jelas dalam meminimalkan perbedaan dan memastikan

partisipasi yang seimbang. Dan teknik ini, dalam berbagai macam kasus

menjadi teknik yang hemat waktu. Keunggulan lain adalah dengan teknik

(penutup/tidak mengambang) yang sering kali tidak ditemukan dalam

metode kelompok yang lebih tidak terstruktur.

Kelemahan utama metode ini adalah kurang fleksibel karena

metode ini hanya dapat mengatasi masalah satu persatu. Selain itu, harus

mencapai jumlah keseragaman (conformity) tertentu. Setiap orang harus

merasa nyaman dengan jumlah struktur yang terlibat. Kelemahan lainnya

adalah waktu yang diperlukan dalam menyiapkan aktivitas ini. Tidak ada

spontanitas terlibat dalam metode ini. Fasilitas harus diatur dan

direncanakan dengan hati-hati. Opini bisa saja tidak menyatu dalam proses

voting, fertilisasi silang, ide-ide dapat terhambat dan proses menjadi

terlalu mekanis.

Kerugian NGT

Memerlukan persiapan

Ditujukan untuk satu tujuan dan satu topik saja dalam satu pertemuan

Page 39: PRIORITAS MASALAH.docx

37

Diskusi lebih sedikit dan tidak ditujukan untuk mengembangkan ide,

dan merupakan metode yang paling tidak menstimulasi proses dalam

grup tersebut dibandingkan teknik lain.

Keuntungan NGT

Mendapatkan banyak jumlah ide dibandingkan diskusi grup biasa

Menyeimbangkan pengaruh masing-masing anggota sehingga

membatasi seseorang untuk mendominasi

Menghilangkan kompetisi dan tekanan di dalam grup

Membuat para anggota menentukan prioritas utamanya secara

demokrasi

Persiapan NGT

a) Ruang pertemuan

Pesiapkan sebuah ruangan yang cukup luas yang dapat menampung

lima sampai sembilan orang. Susun meja sehingga membentuk huruf

U, dengan flip chart si ujungnya.

b) Peralatan

Masing-masing meja dengan susunan berbentuk U memerlukan flip

chart, sebuah spidol yang bermata besar, selotip, kertas, pensil, dan

kartu indeks berukuran 3x5 inchi bagi masing-masing partisipan.

c) Kalimat Pembuka

Kalimat ini memperkenalkan masing-masing peran anggota dan

tujuan dari grup tersebut, dan harus mencakup salam pembuka yang

hangat, kepentingan tugas, dan menyebutkan pentingnya kontribusi

dari masing-masing anggota, dan bagaimana hasil dari grup tersebut

akan digunakan.

Proses dalam Melakukan NGT

a) Mengumpulkan ide

Moderator mengajukan pertanyaan atau suatu masalah ynag telah

tertulis pada suatu format dan membacakannya pada peserta kelompok.

Page 40: PRIORITAS MASALAH.docx

38

Moderator menginstruksikan pada semua peserta agar menuliskan

pendapatnya pada kalimat singkat secara bebas dan dengan tenang.

b) Mencatat ide

Seluruh anggota kelompok terlibat dalam sesi umpan balik untuk

mendengarkan masing-masing ide (tanpa berdebat mengenai pendapat

tersebut). Moderator menuliskan ide setiap anggota kelompoknya pada

flip chart yang dapat dilihat semua anggota kelompok. Ide yang sudah

tertulis sebelumnya tidak perlu dituliskan lagi namun apabila anggota

kelompok tersebut meyakinkan bahwa ide tersebut memiliki

penekanan lain atau variasi maka boleh dimasukkan. Langkah ini terus

dilanjutkan hingga semua ide dicatat.

c) Mendiskusikan ide

Setiap ide yang telah dicatat kemudian didiskusikan untuk

menentukan kejelasan dan kepentingannya. Untuk masing-masing

ide, moderator menanyakan “Apakah ada pertanyaan atau komentar?”

Langkah ini memberikan kesempatan bagi anggota untuk

memperlihatkan pengertian mengenai logis dan relatif pentingnya ide

tersebut. Pembuat ide tidak harus merasa wajib untuk menjelaskan

ide tersebut, siapapun yang dapat membantu menjelaskannya dapat

melakukan itu.

d) Memilih ide

Setiap anggota secara individual memberi suara untuk

memprioritaskan ide. Pengambilan suara dilakukan untuk mengetahui

ide yang memiliki rate tertinggi yang dipilih oleh kelompok secara

kesatuan. Moderator memberitahukan kriteria apa yang digunakan

untuk menentukan prioritas. Pada awalnya masing-masing anggota

memilih lima hal yang paling penting dari daftar dan menuliskan satu

ide pada masing-masing kartu index. Setelah itu setiap anggota

Page 41: PRIORITAS MASALAH.docx

39

mengurutkan lima ide yang telah dipilih, yang paling penting

mendapat 5 bintang dan yang berada di urutan terakhir 1 bintang.

e. Metode Strategi Grids

Strategi Grids

Strategi grids memfasilitasi instansi untuk lebih fokus dengan

memberikan penekanan terhadap masalah yang akan memberikan hasil

terbaik. Alat ini sangan berguna ketika lembaga-lembaga dimana

lembaga tersebut memilki kemampuan terbatas dalam kapasitas dan

ingin fokus pada area yang sekiranya akan memberikan keuntungan

terbesar bagi mereka daripada melihat tantangan ini melalui lensa

ataupun pandangan dimana kulaitas pelayanan masih memiliki

kekurangan, strategi grids dapat menyediakan mekanisme untuk

mengambil pendekatan yang bijaksana agar mendapatkan hasil yang

maksimal dengan sumber daya yang masih terbatas. Metode ini dapat

membantu dalam proses perubahan dimana selama ini hanya

memikirkan permasalahan menjadi lebih fokus untuk merencanakan

tindakan yang akan dilakukan.

Langkah-langkah strategi grids:

1) Pilih kriteria

Pilihlah dua kriteria yang luas yang saat ini paling berhubungan

dengan agensi tersebut (penting/ mendesak, biaya/ dampak,

kebutuhan/ kelayakan). Dalam hal ini akan diberikan evaluasi

mengenai seberapa baik set criteria ini memenuhi tujuan yang ingin

dicapai.

2) Buat kisi-kisi

Buatlah kisi-kisi dengan empat kuadran yang telah disediakan dan

tetapkan criteria yang luas untuk setiap sumbu. Buatlah panah pada

sumbu untuk menunjukkan tinggi atau rendah, seperti contoh yang

akan ditunjukkan dibawah ini.

Page 42: PRIORITAS MASALAH.docx

40

3) Buat tabel kuadran

Berdasarkan sumbu, beri label pada tiap kuadran yaitu kebutuhan

tinggi/ paling mungkin dikerjakan, kebutuhan tinggi/ sulit

dikerjakan, kebutuhan rendah/ mudah dikerjakan, kebutuhan

rendah/ sulit dikerjakan

4) Mengkategorikan dan membuat prioritas

Merumuskan, menempatkan criteria sesuai dengan kondisinya,

sehingga dapat dibuat prioritas apa yang paling dibutuhkan dan

paling mungkin untuk dikerjakan, sehingga masalah yang ada

berubah dari hanya dipikirkan kearah bergerak.

Berikut adalah makna dari tiap sumbu dalam tabel kuadran :

a) Kebutuhan tinggi/ kemungkin dikerjakan tinggi :

Dengan kebutuhan atau tingkat keperluan yang paling tinggi dan

merupakan hal yang paling mungkin atau paling mudah dikerjakan,

maka hal inilah yang menjadi prioritas utama dimana harus

direncanakan dan diberikan sumber daya yang cukup baik untuk

mempertahankan maupun meningkatkan

b) Kebutuhan rendah/ kemungkinan untuk dikerjakan tinggi

Seringkali penting dalam segi politik, dan sulit untuk dieliminasi

item ini mungkin perlu dirancang ulang dan untuk mengurangi

pemborosan sekaligus mengurangi dampak yang tidak baik

c) Kebutuhan tinggi/ kemungkinan untuk dikerjakan rendah

Ini adalah proyek jangka panjang yang tetap harus dikerjakan

karena memiliki bayak potensi dalam menyelesaikan masalah yang

sedang terjadi, namun akan memerlukan investasi yang cukup

signifikan. Apabila terlalu terfokus dengan item ini maka hal itu

justru akan mempersulit pelaksana kegiatan

d) Kebutuhan rendah/ kemungkinan untuk dilakukan rendah

Dengan hasil yang begitu rendah yang didapatkan bila kita

mengutamakan untuk menyelesaikan masalah ini maka, masalah

yang terdapat di kuadran ini merupakan prioritas yang terendah

Page 43: PRIORITAS MASALAH.docx

41

dan harus dihapuskan, sehingga kita dapat mengguankan sumber

daya ke prioritas masalah yang jauh lebih penting.

f. Metode Analisis ABC

Metode analisis ABC merupakan sebuah metode dimana kita

menganalisa dan memberikan ukuran berupa kisaran dari setiap

masalah tersebut yang akan dikelompokkan berdasarkan tingkatan

tertentu yang signifikan dan bisa diselesaikan sesuai dengan

kebutuhannya atau tingkat kesulitannya.12

Page 44: PRIORITAS MASALAH.docx

42

Item tersebut dikelompokkan dalam grup yang terdiri dari tiga

kategori yaitu A, B, C, yang ditentukan sesuai dengan dugaan tingkat

kepentingannya yaitu :11

a) Item A adalah sangat penting

b) Item B adalah penting

c) Item C adalah tidak begitu penting

Metode ini merupakan metode yang berguna dan cukup banyak

dipakai di beberapa area, baik oleh individu maupun oleh grup.

ABC analisis bisa digunakan sebagai ide untuk mengevaluasi

dalam dua cara yang berbeda yaitu :

a) Kemungkinan pertama adalah untuk mengelompokkan beberapa

ide berdasarkan tingkat kepentingannya sesuai criteria ABC yang

telah tersedia

b) Kemungkinan kedua adalah untuk menganalisa ide yang terpilih

dalam melewati dua tahap:

1) Tahap pertama, dengan menggunakan metode brainstorming

sebanyak mungkin ide yang terdapat dalam daftar tersebut

2) Tahap kedua adalah kita mengelompokkan mereka

berdasarkan tingkat kepentingannya yaitu kategori ABC

E. Kendala dalam Menentukan Prioritas Masalah

Page 45: PRIORITAS MASALAH.docx

43

Terdapat beberapa alasan mengapa organisasi pada umumnya

mengalami kesulitan dalam menetapkan prioritas. Menurut Drucker (1973),

hal ini utamanya banyak terjadi dalam organisasi yang bergerak di sektor

publik, karena melibatkan kepentingan banyak pihak. Bryson (1988)

menyebutkan empat masalah utama yang menjadi hambatan dalam mencapai

perencanaan stratejik yang efektif. Keempatnya memiliki kaitan erat dengan

penentuan prioritas program. Keempat masalah itu adalah:

1. Human problem; kesulitan untuk memusatkan perhatian personil kunci

(key people) terhadap masalah, keputusan, konflik, dan kebijakan utama.

Tantangan yang dihadapi untuk mengatasi masalah ini adalah bagaimana

menentukan prioritas organisasi secara imperative dan meminta setiap

individu untuk mengesampingkan kepentingan masingmasing hingga

kerangka yang lebih luas selesai disusun. Untuk mengatasi human

problem, beberapa hal yang harus dilakukan antara lain:

a. Mulailah dengan menciptakan konsensus mengenai apa yang akan

dicapai melalui penetapan prioritas. Mengapa kita melakukan hal

tersebut dan apa manfaatnya.

b. Melibatkan para pengambil keputusan dalam menentukan proses

dan kriteria prioritas untuk memastikan rasionalitas dan kejelasan

prioritas tersebut.

c. Mengidentifikasi kekuatan dari berbagai sudut berbeda.

d. Memberikan kesempatan bagi pihak lain untuk mencerna informasi

yang diberikan dan memberi masukan sehingga dapat dilakukan

penyesuaian terhadap keputusan yang akan diambil.

e. Secara hati-hati mempekerjakan staf yang akan mengumpulkan

dan menginterpretasikan informasi. Sediakan pelatihan apabila

diperlukan.

f. Memastikan bahwa setiap pihak yang terlibat dapat menjalankan

peran mereka secara berkesinambungan.

2. Process problem

Page 46: PRIORITAS MASALAH.docx

44

Kesulitan dalam mengelola informasi dan ide dalam proses penentuan prioritas

masalah. Untuk mengatasi process problem, beberapa hal yang harus dilakukan

antara lain:

a. Penentuan prioritas harus sangat spesifik untuk mengurangi

multiinterpretasi

b. Adanya kewajiban dan tanggung jawab untuk mengekspresikan

dan memberikan sejumlah alternatif yang masuk akal

c. Informasi kunci harus disediakan sebelum penentuan keputusan

d. Hati-hati agar tidak membuang terlalu banyak waktu dalam

melakukan analisis maupun terlalu terburu-buru mengejar tenggat

waktu

e. Secara aktif menciptakan suasana yang membantu orang untuk

memiliki pandangan luas dan memiliki paradigma masingmasing

karena informasi eksternal mungkin sangat berguna.

3. Structural problem;

Kesulitan dalam mengelola sebagian atau keseluruhan hubungan yang ada

dalam organisasi. Tantangan yang harus dihadapi dalam mengatasi masalah ini

adalah bagaimana untuk menentukan prioritas maslah sesuai dengan prioritas

organisasi atau asosiasi secara lebih luas. Hal ini merepresentasikan interpretasi

konsisten terhadap visi dan misi. Dengan demikian, suatu organisasi dapat

melakukan penentuan prioritas dengan sangat baik dalam lingkup program

maupun antar program. Untuk mengatasi structural problem, beberapa hal

yang harus dilakukan antara lain:

a. Menetapkan dan mengklarifikasi peranan setiap pihak sejak awal

proses

b. Tetap fokus pada prioritas saat ini dan bukan prioritas masa lalu

c. Komunikasi terbuka inter- dan antarstaf dan pemimpin

d. Mengidentifikasi dan mengkomunikasikan manfaat yang dapat

diperoleh apabila suatu sistem dapat berjalan dengan baik

Page 47: PRIORITAS MASALAH.docx

45

e. Mendorong terjalinnya hubungan yang harmonis selama proses

perencanaan.

4. Institutional problem;

Kesulitan dalam menerjemahkan prioritas ke dalam aksi atau aktivitas yang

riil. Untuk mengatasi institutional problem, beberapa hal yang harus dilakukan

antara lain:

a. Adanya komitmen dalam mengimplementasikan hal yang telah

disepakati maupun penyesuaian atau perubahan yang dilakukan

b. Perlu adanya proses pencocokan (fitting) antara pengetahuan dan

keahlian dengan tugas yang diberikan ke setiap individu

c. Implementasi program disesuaikan dengan kekuatan yang dimiliki

d. Rencana implementasi didefinisikan secara jelas

e. Prioritas dilengkapi dengan deskripsi posisi, alokasi waktu, rencana

implementasi, dan penghargaan terhadap presetasi kerja.

Page 48: PRIORITAS MASALAH.docx

46

BAB III

KESIMPULAN

Memilih topik atau menetapkan permasalahan penelitian merupakan

langkah paling awal dari keseluruhan kegiatan penelitian. Sehingga

sebenarnya permasalahan penelitian dapat dicari pada semua aspek kehidupan

baik yang menimpa pelaksana kesehatan maupun obyek dari pelaksana

bidang kesehatan. Identifikasi dan prioritas masalah kesehatan merupakan

bagian dari proses perencanaan harus dilaksanakan dengan baik dan

melibatkan seluruh unsur terkait, termasuk masyarakat. Sehingga masalah

yang ditetapkan untuk ditanggulangi betul-betul merupakan masalah dari

masyarakat, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan untuk menanggulangi

masalah kesehatan yang ada, masyarakat dapat berperan aktif didalamnya.

Dalam menetapkan prioritas sebelumnya kita menentukan kriteria

untuk menetapkan prioritas, anda dapat menggunakan salah satu dari tiga

metode, yaitu: dot voting, weighted voting atau consensus voting – tergantung

waktu, sumber dan sifat kelompok. Sementara itu, metode yang digunakan

dalam penentuan prioritas masalah dibedakan atas dua yaitu secara Scoring

Technique (Metode Penskoran). Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan

dengan memberikan score (nilai) untuk berbagai parameter tertentu yang

telah ditetapkan, misal: metode USG, metode Hanlon, metode MCUA,

metode CARL, PAHO, cara Bryant, cara ekonometrik, dan Non Scoring

Technique Tehnik ini dipilih jika tidak tersedia data, dalam menetapkan

Page 49: PRIORITAS MASALAH.docx

47

prioritas masalah, (NGT, Delphin Technique dan Delbech Technique).

Pemilihan kedua cara tersebut berdasarkan ada tidaknya data yang tersedia.

Dalam menentukan prioritas masalah, sering kali terdapat kesulitan-

kesulitan. Bryson (1988) menyebutkan empat masalah utama yang menjadi

hambatan dalam mencapai perencanaan strategi yang efektif. Keempatnya

memiliki kaitan erat dengan penentuan prioritas program. Kempat masalah itu

adalah human problem, process problem, structural problem dan institutional

problem.

DAFTAR PUSTAKA

1. Notoatmodjo S. 2003. Prinsip-Prinsip Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan

ke-2. Jakarta : Rineka Cipta.

2. Azwar A. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta : Bina Rupa

Aksara.

3. Sutisna Sulaeman, Endang. 2009. Manajemen Kesehatan. Teori dan Praktik di

Puskesmas. Surakarta: UNS

4. Biro Perencanaan Departemen Kesehatan RI dan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia. 2002. Perencanaan dan Penganggaran

Terpadu (Integrated Health Planning and Budgetting), Penentuan Prioritas

Masalah Kesehatan (Modul – 05). Jakarta: Depkes RI.

5. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Jenderal Soedirman Fakultas

Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Jurusan Kesehatan Masyarakat. 2010.

Buku Pedoman Praktek Belajar Lapangan. Purwokerto: Univ.Jend.Soedirman.

6. Analisis Perencanaan Tahunan Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol

1. 2007.

7. Cuhls Kerstin. Delphi Method. Fraunhofer Institute for Systems and

Innovation Research. 2005. Available from

http://www.unido.org/fileadmin/import/16959_DelphiMethod.pdf.

8. NACCHO. 2010. Priorization Summaries. NACCHO. 2010. available from

http://chfs.ky.gov/NR/rdonlyres/B070C722-31C1-4225-95D5-

27622C16CBEE/0/PrioritizationSummariesandExamples.pdf

Page 50: PRIORITAS MASALAH.docx

48

9. Nangi, Moh.Guntur. Problem Solving Kesehatan Masyarakat. 2010. Available

from : : http://www.google.co.id/url?

sa=t&source=web&cd=1&ved=0CBQQFjAA&url=http%3A%2F

%2Fmohamadguntur.files.wordpress.com

%2F2010%2F03%2Fproblemsolving-kes

10. Pasinringi, Syahrir A. Perencanaan Pelayanan Kesehatan. 2002. Makassar.

FKM Unhas. Available from : http://www.scribd.com/doc/2908460/

Perencanaan-Pelayanan-Kesehatan.