print 3 preplanning kompres hangat jahe

17
PRE PLANNING IMPLEMENTASI KOMPRES HANGAT JAHE UNTUK MENGATASI NYERI PADA NY. S DI WISMA ANGGREK PANTI WREDHA HARAPAN IBU NGALIYAN, SEMARANG Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar Keperawatan Gerontik Oleh : Dina Ratnawati 22020113183004 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXV

Upload: iprascorporation

Post on 11-Sep-2015

177 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

Terapi komplementer

TRANSCRIPT

PRE PLANNING IMPLEMENTASI KOMPRES HANGAT JAHE UNTUK MENGATASI NYERI PADA NY. S DI WISMA ANGGREK PANTI WREDHA HARAPAN IBU NGALIYAN, SEMARANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar Keperawatan Gerontik

Oleh :Dina Ratnawati22020113183004

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXVJURUSAN KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG, 2015PRE PLANNING IMPLEMENTASI KOMPRES HANGAT JAHE UNTUK MENGATASI NYERI PADA NY. S DI WISMA ANGGREK PANTI WREDHA HARAPAN IBU NGALIYAN, SEMARANG

I. PENDAHULUAN A. Latar BelakangLansia merupakan individu yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas baik pria maupun wanita, yang masih aktif dalam beraktivitas dan bekerja maupun yang sudah tidak berdaya dalam mencari nafkah sendiri sehingga akan bergantung kepada orang lain untuk menghidupi dirinya sendiri (Maryam, 2008). WHO telah menggolongkan usia lanjut menjadi 4 tahapan yaitu: usia pertengahan (middle age) yaitu usia antara 45 59 tahun, lanjut usia (elderly) yaitu usia antara 60 74 tahun, lanjut usia tua (old) yaitu usia antara 75 90 tahun dan usia sangat tua (very old) yaitu usia berada diatas 90 tahun (Nugroho, 2008).Lansia merupakan suatu rangkaian dari proses tumbuh kembang yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis (Hutapea, 2005). Penuaan merupakan suatu proses yang terjadi secara alami yang tidak dapat dihindari, berjalan terus menerus, dan berkesinambungan. Sehingga dari hal tersebut akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis dan biokimia pada tubuh sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan (Maryam, R. Siti dkk,2008). Banyak fenomena yang dapat terjadi pada proses penuaan, salah satunya ditandai dengan menghilangnya beberapa kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti serta mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi.Seiring dengan bertambahnya usia dan populasi lanjut usia akan turut meningkatkan kejadian penyakit kronik dan ketidakberdayaan di kalangan mereka (Santoso, 2009). Hasil penelitian yang telah dilakukan di Malaysia menyebutkan bahwa penyakit kronik dan akut yang paling banyak dilaporkan oleh subjek penelitian adalah tekanan darah tinggi (32.7%) dan artritis (29.6%). Dimana sebaran subjek antara laki-laki dan perempuan yang mengidap tekanan darah tinggi, gout atau artritis hampir berimbang (Santoso, 2009).Fungsi fisiologis yang terjadi pada lansia secara umum mengalami gangguan muskoloskeletal, seperti: gangguan pada sendi atau arthtritis (Santoso, 2009). Ada beberapa jenis gangguan sendi, antara lain osteoarthtritis, reumatoid arthtritis, gout arthtritis, psoriatic arthtritis dan septic arthtritis. Salah satu jenis gangguan sendi yang sering terjadi pada lansia yaitu osteoarthritis. Hasil pengkajian yang telah dilakukan pada tanggal 6 April 2015 di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan, didapatkan data sebagian besar lansia sering mengalami gangguan sendi, salah satunya pada Ny.S. Ny.S mengatakan sering merasa nyeri pada persendian tubuh sebelah kiri. Ny.S mengatakan tidak sanggup berdiri terlalu lama, jika berdiri lama tubuh biasanya akan terasa sakit. Ny.S mengatakan sudah menderita osteoarthritis sejak lama hingga mengalami perubahan bentuk pada jari-jari kedua kaki.Dalam hal ini, perawat dapat berperan sebagai health educator untuk memberikan intervensi keperawatan dengan kompres hangat jahe tersebut yang sekiranya mampu diterapkan pada Ny. S untuk mengurangi rasa nyeri yang dialami.

B. Data Yang Perlu Dikaji Lebih LanjutHasil pengkajian yang telah dilakukan pada Ny.S di wisma anggrek panti wredha Harapan Ibu diperoleh hasil bahwa Ny.S mengalami beberapa masalah yang seharusnya diatasi. Ny.S mengatakan sering merasa nyeri pada persendian tubuh sebelah kiri. Ny.S mengatakan tidak sanggup berdiri terlalu lama, jika berdiri lama tubuh biasanya akan terasa sakit. Ny.S mengatakan sudah menderita osteoarthritis sejak lama hingga mengalami perubahan bentuk pada jari-jari kedua kaki.Berdasarkan data diatas maka masalah keperawatan yang dapat diambil yaitu Gangguan rasa nyaman fisik berhubungan dengan tanda gejala terkait penyakit (Nyeri), (00214). Tindakan yang telah dilakukan yaitu membina hubungan saling percaya, mengkaji karakteristik nyeri, dan mengajarkan terapi nafas dalam serta latihan peregangan. Kelanjutan intervensi keperawatan yang diberikan kepada Ny. S yaitu melakukan kompres hangat jahe.

C. Masalah KeperawatanMasalah keperawatan yang dapat diambil yaitu (00133) Nyeri Kronis berhubungan dengan Proses Penyakit (Osteoarthritis).

II. RENCANA KEPERAWATANA. Diagnosa KeperawatanNyeri Kronis berhubungan dengan Proses Penyakit (Osteoarthritis) (00133).B. Tujuan UmumSupervisi implementasi diadakan untuk menilai keberhasilan penyelesaian masalah keperawatan gangguan rasa nyaman fisik, dengan adanya nyeri sendi pada Ny.SC. Tujuan Khusus 1. Ny. S mengabarkan gangguan rasa nyaman fisik: Nyeri pada persendian tubuh sebelah kiri.2. Ny. S mengatakan nyeri berkurang. 3. Ny. S mengatakan merasa nyaman4. Ny. S mampu melakukan terapi nonfarmakologis kompres hangat jahe secara mandiri.

III. RENCANA KEGIATANA. TopikKompres hangat jahe untuk mengurangi nyeri pada Ny. S di Wisma Anggrek Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan, Semarang.B. Metode PelaksanaanMempraktikkan cara kompres hangat dengan jahe.C. Sasaran Dan TargetSasaran: Ny. STarget: Ny. SD. Strategi Pelaksanaan1. Persiapan penerima manfaat Ny. S.2. Persiapan tempat.3. Pelaksanaan Kompres Hangat Jahe dengan Ny. S.

E. Media Dan Alat Bantu1. Media: alat dan bahan yang digunakan untuk supervisi implementasi (Air rebusan jahe dan lulur jahe)2. Alat bantu: baskom dan kain waslap

F. Setting Tempat

D

Keterangan:A

A: Mahasiswa B: LansiaB

C: SupervisorC

D : Tempat tidurG. Susunan AcaraHari/tanggal: Jumat, 17 April 2015Waktu: Pukul 10.00 WIBNo.TahapKegiatan

1.Prainteraksi(5 menit)1. Menyampaikan salam2. Validasi 3. Menyampaikan maksud dan tujuan

2.Interaksi(15 menit)1. Berdiskusi dengan klien untuk melakukan kompres hangat jahe.2. Menganjurkan lansia untuk melakukan kompres jahe hangat setiap hari3. Menanyakan perasaan lansia setelah melakukan kompres hangat jahet.

3.Terminasi(5 menit)1. Mengakhiri kontrak dan mengucapkan terima kasih2. Memberi reinforcement positive3. Salam penutup

H. PengorganisasianPeranTugasPelaku

Supervisor Memberikan penilaian dan observasi kegiatan evaluasi.Ns. Elis Hartati, M.Kep.

Mahasiswa Melakukan kegiatan implementasi terhadap keberhasilan pencapaian tujuan.Dina Ratnawati

KlienKlien yang diberi kompres hangat jahe. Ny. S

I. Kriteria Evaluasi1. Struktura. Pre planning disiapkan 2 hari sebelum implementasi supervisi.b. Kontrak waktu tepat, 1 hari sebelum implementasi supervisi.c. Media telah disiapkan.d. Mahasiwa siap memberikan demonstrasi kompres hangat jahe.2. Prosesa. Klien kooperatif.b. Waktu pelaksanaan kompres hangat jahe sesuai dengan jadwal.c. Supervisor, mahasiswa dan klien melakukan kegiatan sesuai dengan perannya.d. Lansia dapat mengikuti kompres hangat jahe sampai selesai.3. Hasila. Kompres hangat jahe dilakukan selama 15 menit sesuai jadwal.b. Lansia mampu mendemonstrasikan kompres hangat jahe.c. Lansia mampu melakukan kompres hangat jahe secara teratur di Panti.d. Lansia mengungkapkan perasaannya kepada perawat/ mahasiswa.

J. MATERILAMPIRAN MATERI

1. Pengertian KompresMengompres dengan air memberikan rasa hangat pada klien dengan cara menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan rasa hangat pada bagian tubuh tertentu yang memerlukannya (Poltekkes Kemenkes Maluku, 2011).Kompres adalah bantalan dari linen atau meteri lainnya yang dilipat-lipat, dikenakan dengan tekanan; kadang-kadang mengandung obat dan dapat bersih ataupun kering, panas ataupun dingin (Dorland, 2002).

2. Tujuan Tujuan Kompres Hangat : (Smeltzer, 2001)a. Memperlancar sirkulasi darah b. Mengurangi rasa sakit dan nyeric. Merangsang peristaltik usus d. Memperlancar pengeluaran getah radang (cairan eksudat) e. Memberikan rasa hangat dan nyaman

3. Manfaat Penggunaan terapi panas yang dilakukan pada permukaan tubuh kita dapat memperbaiki fleksibilitas tendon dan ligamen, mengurangi spasme otot, meredakan nyeri, meningkatkan aliran darah, danmeningkatkan metabolisme. Mekanisme dalam mengurangi nyeri tidak dapat diketahui dengan pasti, walaupun para peneliti yakin bahwa panas dapat menonaktifkan serabut saraf yang dapat menyebabkan spasme otot dan panas tersebut dapat menyebabkan pelepasan endorfin, opium yang sangat kuat,seperti bahan kimia yang memblok transmisi nyeri. Peningkatan aliran darah dapat terjadi pada bagian tubuh yang dihangatkan karena panas cenderungmengendurkan dinding pembuluh darah, panas merupakan yang terbaik untuk meningkatkan fleksibilitas (Anderson, 2007).Penggunaan terapi panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri. Panas yang lembab dapat menghilangkan kekakuan pada pagi hari akibat arthritis (Potter dan Perry, 2001). MenurutSmeltzer (2001), kompres panas dapat membantu untuk meredakan rasa nyeri, kaku, dan spasme otot. Panas superfisial dapat diberikan dalam betuk kompres basah hangat. Manfaat maksimaldapat dicapai dalam waktu 20 menit.

4. Manfaat Kandungan Jahe Kandungan yang terdapat pada jahe bermanfaat untuk mengurangi rasa karena jahe memiliki sifat pedas, pahit dan aromatic dari oleoresin seperti zingeron, gingerol dan shogaol. Kandungan air dan minya yang terdapat pada jahe tidak menguap sehingga berfungsi sebagai enhancer yang dapat meningkatkan permeabilitas oleoresin menembus kulit tanpa menyebabkan iritasi atau kerusakan hingga ke sirkulasi perifer (Hadi Masyhurrosyidi, dkk, 2013)

5. Langkah-langkah Kompres HangatAda bermacam-macam cara pemanasan yaitu kompres panas dengan menggunakan handuk, dengan mendekatkan dua buah botol ke kedua sendi yang sakit dan bisa juga dengan berjemur di bawah sinar matahari (Myrnawati, 1999).Menurut (Barbara, 2003) pelaksanaan prosedur pemberian kompres air hangat adalah sebagai berikut:1. Menyiapkan perlengkapan : (1) Botol air hangat, (2) Kendi air 34 - 37C ( 93 - 98F), (3) Handuk penutup botol air, (4) Termometer air, (5) Jam tangan2. Klien diberitahu tentang tindakan yang dilakukan3. Mencuci tangan4. Air dalam kendi harus 34 - 37C (93 - 98F) cek suhu dengan thermometer air5. Isi air hangat setengah botol penuh6. Mengeluarkan udara dari botol7. Tutup botol dengan rapat8. Keringkan botol air hangat. Cek adanya kebocoran9. Tempatkan botol air hangat dalam handuk pembungkus10. Pasang dengan hati-hati pada daerah tubuh yang tepatCek kulit dalam 10-15 menit untuk memastikan suhu benar dan tidak ada tanda-tanda terbakar.

6. Indikasi Indikasinya meliputi: (Fanada, 2012)a. Klien dengan perut kembung b. Klien yang kedinginan c. Klien yang mengalami radang sendi d. Klien dengan kekejangan otot e. Klien yang mengalami inflamasi f. Klien yang mengalami abses atau hematoma

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, O. (2007). Heat Treatment. Diakses dari www.warmbuddy.com. Tanggal 06-04-2015.Barbara (2003). Asisten Keperawatan Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGCDorland, Newman. (2002). Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC.Fanada Mery. (2012). Pengaruh Kompres Hangat Dalam Menurunkan Skala Nyeri Pada Lansia Yang Mengalami Nyeri Rematik di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang. Badan Diklat Provinsi Sumatra Selatan.Hutapea, R. (2005). Sehat dan Ceria Diusia Senja. Jakarta : PT Rhineka Cipta. Hal 48.Masyhurrosyidi, Hadi, dkk. (2013). Pengaruh Kompres Hangat Rebusan Jahe terhadap Tingkat Nyeri Subakut dan Kronis Pada Lanjut Usia dengan Osteoarthtritis Lutut di Puskesmas Arjuna Kecamatan Klojen Malang Jawa Timur. Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Maryam, RS et al. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. Myrnawati. (2002). Waspadai Efek Samping Obat Rematik. www.suaramerdeka.co.id. Tanggal 06-04-2015.Nugroho, Wahyudi. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi ke 3. Jakarta: EGC.Poltekkes Kemenkes Maluku. (2011). Penuntun Keterampilan Kritis II untuk Mahasiswa D-3 Keperawatan. Salemba Medika. JakartaPotter & Perry. (2001). Fundamental of Nursing: Process and Practice. 5thed. St. Louis,Missouri: Mosby-YearBook, Inc. Santoso, H. (2009). Memahami Krisis lanjut Usia. Jakarta: Gunung Mulia.Smeltzer. (2001). Buku AjarKeperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 1 dan 3. Jakarta: EGC