prinsip titrasi asam basa 2

Upload: gilang-ramadhan

Post on 19-Oct-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kimia analitik, titrasi asam basa

TRANSCRIPT

  • Prinsip Titrasi Asam Basa Kata Kunci: asam basa, Titik Ekivalen, titrasi asam

    Ditulis oleh Adam Wiryawan pada 17-01-2011

    Titrasi asam basa melibatkan reaksi antara asam dengan basa, sehingga akan terjadi

    perubahan pH larutan yang dititrasi. Secara percobaan, perubahan pH dapat diikuti

    dengan mengukur pH larutan yang dititrasi dengan elektrode pada pH meter. Reaksi

    antara asam dan basa, dapat berupa asam kuat atau lemah dengan basa kuat atau

    lemah, meliputi berikut ini ;

    Tabel 6.1. Harga pH titik ekivalen titrasi asam basa

    Dari pH titik ekivalen tersebut dapat dipilih indikator untuk titrasi asam basa yang

    mempunyai harga kisaran pH tertentu.

    Kurva Titrasi Asam Basa

    Pada titrasi asam dengan basa, maka kurva titrasinya merupakan hubungan antara

    volume basa sebagai penitrasi (sumbu X) dengan pH (sumby Y) seperti pada Gambar

    6.1a, dengan bertambahnya basa sebagai penitrasi maka pH larutan yang dititrasi

    akan meningkat.

    Sedangkan pada titrasi basa dengan asam, maka kurva titrasinya merupakan

    hubungan antara volume asam sebagai penitrasi (sumbu X) dengan pH (sumby Y)

    seperti pada Gambar 6.1b, dengan bertambahnya asam sebagai penitrasi maka pH

    larutan yang dititrasi akan menurun.

  • Gambar 6.1. Kurva titrasi asam kuat dengan basa kuat(a) dan kurva titrasi basa

    kuatdengan asam kuat(b)

    Indikator Asam Basa

    Indikator asam basa merupakan asam organik lemah dan basa organik lemah yang

    mempunyai dua warna dalam pH larutan yang berbeda. Pada titrasi asam dengan

    basa, maka indikator yang digunakan adalah asam kedua yang merupakan asam yang

    lebih lemah dan konsentrasi indikator berada pada tingkat kecil.

    Pada titrasi asam dengan basa, indikator (asam lemah) akan bereaksi dengan basa

    sebagai penitrasi setelah semua asam dititrasi (bereaksi) dengan basa sebagai

    penitrasi.

    Sebagai contoh indikator asam (lemah), HInd, karena sebagai asam lemah maka

    reaksi ionisasinya adalah sebagai berikut :

    Indikator asam basa sebagai HInd mempunyai warna tertentu dan akan berubah

    bentuk menjadi Ind-setelah bereaksi dengan basa sebagai penitrasi yang juga akan

    berubah warna.

    Beberapa indikator asam basa disajikan pada Tabel 6.1, pada tabel tersebut setiap

    indikator mempunyai harga kisaran pH dan perubahan warna dalam bentuk asam

    (HInd) dan basa (Ind-).

    Tabel 6.1. Kisaran harga pH indikator asam basa dan perubahanwarnanya (Fritz dan

    Schenk, 1979).

    Jadi indikator yang dipilihuntuk titrasi asam basa, adalah indikator yang mempunyai

    kisaran harga pH yang berada pada sekitar harga pH titik ekivalen.

  • Titrasi Asam Basa

    April 12, 2010 by Risanggeni Damanik

    Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan

    menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya

    dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai

    contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi

    redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri

    untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.

    (disini hanya dibahas tentang titrasi asam basa)

    Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai titrant dan biasanya diletakan di

    dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai

    titer dan biasanya diletakkan di dalam buret. Baik titer maupun titrant biasanya

    berupa larutan.

    Prinsip Titrasi Asam basa

    Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi

    asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan

    menggunakan larutan basa dan sebaliknya.

    Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen (

    artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut

    sebagai titik ekuivalen.

    Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat

    volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan

    menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa

    menghitung kadar titrant.

    Cara Mengetahui Titik Ekuivalen

    Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.

    1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan,

    kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva

    titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah titik ekuivalent.

  • 2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses

    titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada

    saat inilah titrasi kita hentikan.

    Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak

    diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.

    Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang perbahan

    warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin

    dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.

    Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat

    mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator

    yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.

    Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator

    disebut sebagai titik akhir titrasi.

    Rumus Umum Titrasi

    Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent

    basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:

    mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa

    Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka

    rumus diatas dapat kita tulis sebagai:

    NxV asam = NxV basa

    Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+

    pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:

    nxMxV asam = nxVxM basa

    keterangan :

    N = Normalitas

    V = Volume

    M = Molaritas

    n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH (pada basa)

    Indikator Asam-Basa

  • Halaman ini menggambarkan bagaimana indikator asam-basa bekerja, dan bagaimana

    pemilihan indikator yang tepat untuk titrasi tertentu.

    Bagaimanakah cara kerja indikator

    Indikator sebagai asam lemah

    Lakmus

    Lakmus adalah asam lemah. Lakmus memiliki molekul yang sungguh rumit yang akan

    kita sederhanakan menjadi HLit. H adalah proton yang dapat diberikan kepada yang

    lain. Lit adalah molekul asam lemah.

    Tidak dapat dipungkiri bahwa akan terjadi kesetimbangan ketika asam ini dilarutkan

    dalam air. Pengambilan versi yang disederhanakan kesetimbangan ini:

    Lakmus yang tidak terionisasi adalah merah, ketika terionisasi adalah biru.

    Sekarang gunakan Prinsip Le Chatelier untuk menemukan apa yang terjadi jika anda

    menambahkan ion hidroksida atau beberapa ion hidrogen yang lebih banyak pada

    kesetimbangan ini.

    Penambahan ion hidroksida:

    Penambahan ion hidrogen:

    Jika konsentrasi Hlit dan Lit- sebanding:

    Pada beberapa titik selama terjadi pergerakan posisi kesetimbangan, konsentrasi dari

    kedua warna akan menjadi sebanding. Warna yang anda lihat merupakan

    pencampuran dari keduanya.

    Alasan untuk membubuhkan tanda kutip disekitar kata netral adalah bahwa tidak

    terdapat alasan yang tepat kenapa kedua konsentrasi menjadi sebanding pada pH 7.

    Untuk lakmus, terjadi perbandingan warna mendekati 50 / 50 pada saat pH 7 hal

    itulah yang menjadi alasan kenapa lakmus banyak digunakan untuk pengujian asam

    dan basa. Seperti yang akan anda lihat pada bagian berikutnya, hal itu tidak benar

    untuk indikator yang lain.

    Jingga metil (Methyl orange)

    Jingga metil adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam titrasi. Pada

    larutan yang bersifat basa, jingga metil berwarna kuning dan strukturnya adalah:

  • Sekarang, anda mungkin berfikir bahwa ketika anda menambahkan asam, ion

    hidrogen akan ditangkap oleh yang bermuatan negatif oksigen. Itulah tempat yang

    jelas untuk memulainya. Tidak begitu!

    Pada faktanya, ion hidrogen tertarik pada salah satu ion nitrogen pada ikatan rangkap

    nitrogen-nitrogen untuk memberikan struktur yang dapat dituliskan seperti berikut ini:

    Anda memiliki kesetimbangan yang sama antara dua bentuk jingga metil seperti pada

    kasus lakmus tetapi warnanya berbeda.

    Anda sebaiknya mencari sendiri kenapa terjadi perubahan warna ketika anda

    menambahkan asam atau basa. Penjelasannya identik dengan kasus lakmus

    bedanya adalah warna.

    Pada kasus jingga metil, pada setengah tingkat dimana campuran merah dan kuning

    menghasilkan warna jingga terjadi pada pH 3.7 mendekati netral. Ini akan

    diekplorasi dengan lebih lanjut pada bagian bawah halaman.

    Fenolftalein

    Fenolftalein adalah indikator titrasi yang lain yang sering digunakan, dan fenolftalein

    ini merupakan bentuk asam lemah yang lain.

    Pada kasus ini, asam lemah tidak berwarna dan ion-nya berwarna merah muda

    terang. Penambahan ion hidrogen berlebih menggeser posisi kesetimbangan ke arah

    kiri, dan mengubah indikator menjadi tak berwarna. Penambahan ion hidroksida

    menghilangkan ion hidrogen dari kesetimbangan yang mengarah ke kanan untuk

    menggantikannya mengubah indikator menjadi merah muda.

    Setengah tingkat terjadi pada pH 9.3. Karena pencampuran warna merah muda dan

    tak berwarna menghasilkan warna merah muda yang pucat, hal ini sulit untuk

    mendeteksinya dengan akurat!

    Rentang pH indikator

    Pentingnya pKind

    Berpikirlah tentang indikator yang umum, HInd dimana Ind adalah bagian indikator

    yang terlepas dari ion hidrogen yang diberikan keluar:

  • Karena hal ini hanya seperti asam lemah yang lain, anda dapat menuliskan ungkapan

    Ka untuk indikator tersebut. Kita akan menyebutnya Kind untuk memberikan

    penekanan bahwa yang kita bicarakan di sini adalah mengenai indikator.

    Pikirkanlah apa yang terjadi pada setengah reaksi selama terjadinya perubahan warna.

    Pada titik ini konsentrasi asam dan ion-nya adalah sebanding. Pada kasus tersebut,

    keduanya akan menghapuskan ungkapan Kind.

    anda dapat menggunakan hal ini untuk menentukan pH pada titik reaksi searah. Jika

    anda menyusun ulang persamaan yang terakhir pada bagian sebelah kiri, dan

    kemudian mengubahnya pada pH dan pKind, anda akan memperoleh:

    Hal itu berarti bahwa titik akhir untuk indikator bergantung seluruhnya pada harga

    pKind. Untuk indikator yang kita miliki dapat dilihat dibawah ini:

    indikator pKind

    lakmus 6.5

    jingga metil 3.7

    fenolftalein 9.3

    Rentang pH indikator

    Indikator tidak berubah warna dengan sangat mencolok pada satu pH tertentu

    (diberikan oleh harga pKind-nya). Malahan, mereka mengubah sedikit rentang pH.

    Dengan mengasumsikan kesetimbangan benar-benar mengarah pada salah satu sisi,

    tetapi sekarang anda menambahkan sesuatu untuk memulai pergeseran tersebut.

    Selama terjadi pergeseran kesetimbangan, anda akan memulai untuk mendapatkan

    lebih banyak dan lebih banyak lagi pembentukan warna yang kedua, dan pada

    beberapa titik mata akan mulai mendeteksinya.

    Sebagai contoh, jika anda menggunakan jingga metil pada larutan yang bersifat basa

    maka warna yang dominan adalah kuning. Sekarang mulai tambahkan asam karena

    itu kesetimbangan akan mulai bergeser.

    Pada beberapa titik akan cukup banyak adanya bentuk merah dari jingga metil yang

    menunjukkan bahwa larutan akan mulai memberi warna jingga. Selama anda

    melakukan penambahan asam lebih banyak, warna merah akhirnya akan menjadi

    dominan yang mana anda tidak lagi melihat warna kuning.

    Terjadi perubahan kecil yang berangsur-angsur dari satu warna menjadi warna yang

    lain, menempati rentang pH. Secara kasar aturan ibu jari, perubahan yang tampak

    menempati sekitar 1 unit pH pada tiap sisi harga pKind.

  • Harga yang pasti untuk tiga indikator dapat kita lihat sebagai berikut:

    indikator pKind pH rentang pH

    lakmus 6.5 5 8

    jingga metil 3.7 3.1 4.4

    fenolftalein 9.3 8.3 10.0

    Perubahan warna lakmus terjadi tidak selalu pada rentang pH yang besar, tetapi

    lakmus berguna untuk mendeteksi asam dan basa pada lab karena perubahan

    warnanya sekitar 7. Jingga metil atau fenolftalein sedikit kurang berguna.

    Berikut ini dapat dilihat dengan lebih mudah dalam bentuk diagram.

    Sebagai contoh, jingga metil akan berwarna kuning pada tiap larutan dengan pH lebih

    besar dari 4.4. Hal ini tidak dapat dibedakan antara asam lemah dengan pH 5 atau

    basa kuat dengan pH 14.

    Pemilihan indikator untuk titrasi

    Harus diingat bahwa titik ekivalen titrasi yang mana anda memiliki campuran dua zat

    pada perbandingan yang tepat sama. anda tak pelak lagi membutuhkan pemilihan

    indikator yang perubahan warnanya mendekati titik ekivalen. Indikator yang dipilih

    bervariasi dari satu titrasi ke titirasi yang lain.

    Asam kuat vs basa kuat

    Diagram berikut menunjukkan kurva pH untuk penambahan asam kuat pada basa

    kuat. Bagian yang diarsir pada gambar tersebut adalah rentang pH untuk jingga metil

    dan fenolftalein.

    anda dapat melihat bahwa tidak terdapat perubahan indikator pada titik ekivalen.

    Akan tetapi, gambar menurun tajam pada titik ekivalen tersebut yang menunjukkan

    tidak terdapat perbedaan pada volume asam yang ditambahkan apapun indikator yang

    anda pilih. Akan tetapi, hal tersebut berguna pada titrasi untuk memilihih

    kemungkinan warna terbaik melalui penggunaan tiap indikator.

    Jika anda mengguanakan fenolftalein, anda akan mentitrasi sampai fenolftalein

    berubah menjadi tak berwarna (pada pH 8,8) karena itu adalah titik terdekat untuk

    mendapatkan titik ekivalen.

  • Dilain pihak, dengan menggunakan jingga metil, anda akan mentitrasi sampai bagian

    pertama kali muncul warna jingga dalam larutan. Jika larutan berubah menjadi merah,

    anda mendapatkan titik yang lebih jauh dari titik ekivalen.

    Asam kuat vs basa lemah

    Kali ini adalah sangat jelas bahwa fenolftalein akan lebih tidak berguna. Akan tetapi

    jingga metil mulai berubah dari kuning menjadi jingga sangat mendekati titik ekivalen.

    anda memiliki pilihan indiaktor yang berubah warna pada bagian kurva yang curam.

    Asam lemah vs basa kuat

    Kali ini, jingga metil sia-sia! Akan tetapi, fenolftalein berubah warna dengan tepat

    pada tempat yang anda inginkan.

    Asam lemah vs basa lemah

    Kurva berikut adalah untuk kasus dimana asam dan basa keduanya sebanding

    lemahnya sebagai contoh, asam etanoat dan larutan amonia. Pada kasus yang lain,

    titik ekivalen akan terletak pada pH yang lain.

    Anda dapat melihat bahwa kedua indikator tidak dapat digunakan. Fenolftalein akan

    berakhir perubahannya sebelum tercapai titik ekivalen, dan jingga metil jauh ke bawah

    sekali.

    Ini memungkinkan untuk menemukan indiaktor yang memulai perubahan warna atau

    mengakhirinya pada titik eqivalen, karena pH titik ekivalen berbeda dari kasus yang

    satu ke kasus yang lain, anda tidak dapat mengeneralisirnya.

    Secara keseluruhan, anda tidak akan pernah mentitrasi asam lemah dan asam basa

    melalui adanya indikator.

    Larutan natrium karbonat dan asam hidroklorida encer

    Berikut ini adalah kasus yang menarik. Jika anda menggunakan fenolftalein atau

    jingga metil, keduanya akan memberikan hasil titirasi yang benar akan tetapi harga

    dengan fenolftalein akan lebih tepat dibandingkan dengan bagian jingga metil yang

    lain.

  • Hal ini terjadi bahwa fenolftalein selesai mengalami perubahan warnanya pada pH

    yang tepat dengan titik ekivalen pada saat untuk pertamakalinya natrium

    hidrogenkarbonat terbentuk.

    Perubahan warna jingga metil dengan tepat terjadi pada pH titik ekivalen bagian

    kedua reaksi.

    Kenapa saat indikator pp (fenolftalen) bereaksi dengan NaOH terjadi

    perubahan warna menjadi merah lembayung?

    1. Itu menunjukkan bahwa larutan tersebut berada pada pH asam atau basa. Jadi,

    bukannya terjadi reaksi kimia, tapi indikator asam-basa (fenoftalen) menunjukkan

    bahwa suatu larutan bersifat asam atau basa. Indikator asam-basa seperti pp

    (fenoftalen) mempunyai warna tertentu pada trayek pH / rentang pH tertentu =>

    yang ditunjukkan dengan perubahan warna indikator.

    Kalau indikator pp, merupakan indikator yang menunjukkan pH basa, karena dia

    berada pada rentang pH antara 8,3 hingga 10,0 (dari tak berwarna merah pink).

    Kalau pada percobaan Anda ketika NaOH diberi fenoftalen, lalu warnanya berubah

    menjadi merah lembayung, maka trayek pH-nya mungkin sekitar 9-10

    2. fenolftalen itu tidak beraksi

    cuma saat keadaan basa dia menjadi bewarna merah

    nah yang kamu lakukan adalah titrasi volumetrik asam- basah

    jadi fenolftalen bisa digunakan sebagai indikator titrasi

    dimana pada keadaan asam dia netral.. dan

    pada akhir titrasi.. atau pas pada titik titrasi fenolftalen berwarna lembayung

    kalau berwarna merah artinya anda kelewatan titik akhir titrasinya