prinsip etika keperawatan dan nursing advocacy

36
PRINSIP-PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN DAN NURSING ADVOCACY DALAM ASUHAN KEPERAWATAN (BRONKITIS) BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bronkitis adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronchus) (saluran udara ke paru-paru).Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius. Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Fungsi dari sistem pernapasan adalah untuk mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh untuk mengadakan pembakaran, mengeluarkan CO2 hasil dari metabolism. Anatomi pernafasan : Hidung, Faring, Laring, Trakea, Bronkus, Paru-paru.

Upload: wendy-goxil

Post on 25-Nov-2015

323 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

A

TRANSCRIPT

PRINSIP-PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN DAN NURSING ADVOCACY DALAM ASUHAN KEPERAWATAN (BRONKITIS)

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGBronkitis adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronchus) (saluran udara keparu-paru).Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Fungsi dari sistem pernapasan adalah untuk mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh untuk mengadakan pembakaran, mengeluarkan CO2 hasil dari metabolism. Anatomi pernafasan :Hidung, Faring, Laring, Trakea, Bronkus, Paru-paru.

1.2 TUJUAN PEMBELAJARAN1. Mengetahui tentang definisi bronkitis2. Mengetahui tentang anatomi bronkitis3. Mengetahui patofiologi bronkitis4. Mengetahui tentang tanda-gejala bronkitis5. Memahami komplikasi bronkitis6. Mengetahui penatalaksanaan bronkitis7. Memahami askep asuhan keperawatan bronkitis.BAB IILANDASAN TEORITIS MEDIS

2.1 Definisi Secara harfiah bronkitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk merupakan gejala yang utama dan dominan.Ini berarti bahwa bronkitis bukan penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain tetapi bronkitis ikut memegang peran.( Ngastiyah, 1997 ).Bronkitis berarti infeksi bronkus. Bronkitis dapat dikatakan penyakit tersendiri, tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran peranpasan atas atau bersamaan dengan penyakit saluran pernapasan atas lain seperti Sinobronkitis, Laringotrakeobronkitis, Bronkitis pada asma dan sebagainya (Gunadi Santoso, 1994).Bronchitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada bronkus. Bronchitis dapatbersifat akut maupun kronis. Bronchitis akut adlah peradangan bronki dan kadang-kadang mengenai trakea yang timbul secara mendadak. Hal ini dapat disebabkan olehperluasan infeksi saluran napas atas seperti common cold atau dapat juga disebabkan oleh agenfisikatau kimia seperti:asap, debu, ataukabut yang menguap. Sedangkanbronchitis kronis adalah gangguan klinis yang ditandai dengan pembentukan mucus yang berlebihan pada bronkus dan bermanifestasi sebagai batu kronik danpembentukan sputum selam sedikitnya tiga bulan dalam setahun, sekurang-kurangny dalam dua tahun berturut-turut pembahasan selajutnya akan mmenekankan pada kasusbronchitis kronik.

2.2 Anatomi dan Fisiologi PernapasanSaluranpernafasanatautractusrespiratorius(respiratoryrate)adalahbagiantubuhmanusiayangberfungsisebagaitempatlintasan dan tempat pertukaran gasyang diperlukan untuk proses pernafasan. Saluran iniberpangkal pada hidung,faring, laring, trakhea, bronkus utama, bronkus lobaris,bronkiolus dan paru-paru (Wibowo, 2005 : 68).Sistem pernafasan berfungsi sebagai pendistribusi udara dan penukaran gas sehingga oksigen dapat disuplai ke dan karbon dioksida dikeluarkan dari sel-sel tubuh, karena sebagian besar dari jutaan sel tubuh kita letaknya terlalu jauh dari tempat terjadinya pertukaran gas, maka udara pertama-tama harus bertukaran dengan darah, darah harus bersirkulasi danakhirnyadarah dan sel-sel harus melakukan pertukaran gas (Asih, 2003 : 20).Saluran pernafasan terbagi menjadi saluran pernafasan atas dan saluranpernafasan bawah:Saluran pernafasan atas.a. HidungMerupakanpintumasukpertamaudarayangkitahirup yang terbentuk dari dua tulang hidung dan beberapa kartilago. Terdapat dua pintu pada dasar hidung yaitu nostril (lubang hidung), atau neres eksternal yang dipisahkan oleh septum nasal di bagian tengahnyab. FaringFaringatautenggorokanadalahtubamuskularyangterletakdiposterior rongga nasal dan oral dan di anterior vertebra servikalis. Faring dapat dibagi menjadi tiga segmen :1) Nasofaring :terletak dibelakangrongga nasal. Adenoid atautonsil faringeal terletak pada dinding posterior nasofaring, yaitu nodus limfe yang mengandung makrofag. Nasofaring adalah saluran yang hanya dilalui oleh udara, tetapi bagian faring lainnya dapat dilalui baik oleh udara maupun makanan.2) Orofaring : terletak di belakang mulut. Tonsil adenoid dan lingual pada dasar lidah, membentuk cincin jaringan limfatik mengelilingi faring untuk menghancurkan patogen yang masuk ke dalam mukosa.3) Laringofaring:merupakanbagianpalinginferiordarifaring.Laringofaring ke arah anterior ke dalam laring dan ke arah posterior ke dalam esofagus. Kontraksi dindingmuskularorofaringdan laringofaring merupakan bagian dari refleks menelan.c. LaringFungsinyayaituberbicaraadalahsaluranpendekyangmenghubungkanfaringdengantrakhea.Laringmenjadisaranapembentukan suara. Dinding laring terutama dibentuk oleh tulang rawan(kartilago) dan bagian dalamnya dilapisi oleh membran mukosa bersilia.d. TrakeaMerupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 20 cincin yang terdiri dari tulang rawan yang berbentuk seperti tapal kuda yang berfungsi untuk mempertahankan jalan napas agar tetap terbuka. Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, yang berfungsi untuk mengeluarkan benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara pernapasan.e. BronkusMerupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang terdapat pada ketinggian vertebra thorakalis IV dan V. Mempunyai struktur serupa dengan trakhea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus kanan lebih besar dan lebih pendek daripada bronkus kiri, terdiri dari 6 8 cincin dan mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri terdiri dari 9 12 cincin dan mempunyai 2 cabang. Cabang bronkus yang lebih kecil dinamakan bronkiolus, disini terdapat cincin dan terdapat gelembung paru yang disebut alveolli.f.Paru-paruMerupakan alat tubuh yang sebagian besar dari terdiri dari gelembung-gelembung. Di sinilah tempat terjadinya pertukaran gas, O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah.

2.3 Klasifikasia. Bronkitis AkutBronkitis akut pada bayi dan anak biasanya juga bersama dengan trakeitis, merupakan penyakit saluran napas akut (ISNA) yang sering dijumpai. (berakhir dalam masa 3 hari hingga 3 minggu)b. Bronkitis Kronik dan atau Batuk Berulang.Bronkitis Kronik dan atau berulang adalah kedaan klinis yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan gejala batuk yang berlangsung sekurang-kurangnya selama 2 minggu berturut-turut dan atau berulang paling sedikit 3 kali dalam 3 bulan dengan atau tanpa disertai gejala respiratorik dan non respiratorik lainnya (KONIKA, 1981). Dengan memakai batasan ini maka secara jelas terlihat bahwa Bronkitis Kronik termasuk dalam kelompok BKB tersebut. Dalam keadaan kurangnya data penyelidikan mengenai Bronkitis Kronik pada anak maka untuk menegakkan diagnosa Bronkitis Kronik baru dapat ditegakkan setelah menyingkirkan semua penyebab lainnya dari BKB. (boleh berakhir sehingga 3 bulan dan menyerang semula untuk selama 2 tahun atau lebih).

2.4 EtiologiBronkitis AkutVirus yang menyebabkan flu atau pilek seringkali menyebabkan juga bronkitis akut. Bronkitis akut dapat disebabkan karena non infeksi karena paparan asap tembakau karena polutan pembersih rumah tangga dan asap. Pekerja yang terkena paparan debu dan uap dapat juga menyebabkan bronkitis akut. Alergi, cuaca, polusi udara dan infeksi saluran napas atas dapat memudahkan terjadinya bronkitis akut.Bronkitis KronikBronkitis akut dapat menyebabkan bronkitis kronik jika tidak mengalami penyembuhan. Hal ini terjadi karena penebalan dan peradangan pada dinding bronkus paru paru yang sifatnya permanen. Disebut bronkitis kronis jika batuk terjadi selama minimal 3 bulan dalam setahun di dua tahun berturut. Yang termasuk penyebab bronkitis kronik adalah :Spesifik :1. Asma.2. Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya sinobronkitis).3. Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus, infeksi mycoplasma, hlamydia, pertusis, tuberkulosis, fungi/jamur.4. Penyakit paru yang telah ada misalnya bronkietaksis.5. Sindrom aspirasi.6. Penekanan pada saluran napas

Terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis yaitu rokok,infeksi, dan polusi. Selain itu terdapat pula hubungannya dengan faktor keturunan dan status sosial :1. RokokMenurut buku REPORT OF THE WHO EXPERT COMITE ON SMOKINGCONTROL, rokok adalah penyebab utama timbulnya bronchitis terdapat hubungan yang antara merokok dan penurunan VEP (volume ekspirasi paksa) 1 detik. Secarapatologis rokok berhubungan dengan hyperplasiakelenjarmucus bronkus dan metaplasia skuamus epitel saluran pernapasan juga dapat menyebabkan bronchitis akut.

2. Infeksi EksasebasiBronchitis disangka paling sering diawali dengan infeksi vius yangkemudian menyebakan infeksi sekundr bakteri. Bakteri yang isolasi paling banyakadalah hemophilus influenza dan sterptococus pnemoniae.3. PolusiPolusi tidak begitu pengaruhnya sebagai factor penyebab tetapi bila di tambahmerokok resiko akan lebih tinggi. Zat-zat kimia dapat juga adalah zat-zat pereduksi 02, zat-zat pengoksidasi seperti N20, hidrokarbon, aldehid, ozon.4. Keturunan Belum diketahui secara jelas apakah factor keturunan berperan atau tidak, kecualipada penderita defisiensi alfa -1 antitripsin yang merupakan suatu problem, dimana kelainanini diturunkansecaraautosomresesif. Kerja enzimini menetralisir enzimproteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan, termasukjaringan paru.5. Factor social ekonomiKematian pada bronchitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi rendah, mungkin disebabkan factor lingkungan dan ekonomi yang lebih baik. Asapmengiritasijalan napas mengakibatkan hipersekresi lendir dan imflamasi. Adanya iritasi yang terus menerus menyebabkan kelenjar. Kelenjar mensekresi lendirsehinggalendiryang diproduksi semakin banyak peningkatan jumlah sel gobletdanpenurunan fungsi silia. Hal ini menyebabkan terjadinya penyempitan dan penyumbatan pada bronkiolus. Alveoli yang terletak dengan bronkiolus dapat mengalami kerusakan dan membentukfibrosissehinggaterjadiperubahanfungsibakteri.Prosesini menyebabkanklien menjadilebih rentanterhadap infeksi pernapasan. Penyempitanbronchiallebih lanjutdapat terjadi perubaha fibrotik yangterjadidalam jalan napas. pada waktunya dapat terjadi perubahanparuyangirreversible.2.5 PatofisiologiAsap mengiritasi jalan napas, mengakibatkan hipersekresi lendir dan inflamasi. Adanya iritasi yang terus menerus menyebabkan kelenjar-kelenjar mensekresi lendir sehingga lendir yang diproduksi semakin banyak, peningkatan jumlah sel goblet dan penurunan fungsi silia. Hal ini menyebabkan terjadinya penyempitan dan penyumbatan pada bronkiolus. Alveoli yang terletak dekat dengan bronkiolus dapat mengalami kerusakan dan membentuk fibrosis sehingga terjadi perubahan fungsi bakteri. Proses ini menyebabkan klien menjadi lebih rentan terhadap infeksi pernapasan. Penyempitan bronkhial lebih lanjut dapat terjadi perubahan fibrotik yang terjadi dalam jalan napas. Pada waktunya dapat terjadi perubahan paru yang irreversible. Hal tersebut kemungkinan mangakibatkan emfisema dan bronkiektatis.(manurung,2008)

2.6 Manifestasi klinisGejala utama bronkhitisadalah timbulnya batukproduktif (berdahak) yang mengeluarkan dahak berwarna putih kekuningan atau hijau. Dalam keadaan normal saluran pernapasan kita memproduksi mukus kira-kira beberapasendokteh setiap harinya. Apabila saluran pernapasan utama paru (bronkus) meradang, bronkus akan menghasilkan mukus dalam jumlah yang banyak yang akan memicu timbulnya batuk.Selain itu karena terjadi penyempitan jalan nafas dapat menimbulkan shortness ofbreath. Menurut Gunadi Santoso dan Makmuri (1994), tanda dan gejala yang ada yaitu : Biasanya tidak demam, walaupunadatetapirendah Keadaan umum baik, tidak tampak sakit, tidak sesak Mungkin disertai nasofaringitis atau konjungtivitis Pada parudidapatkan suara napasyang kasarMenurut Ngastiyah (1997), manifestasinya juga bisa berupa : Batuk berdahak(dahaknya bisa berwarna kemerahan) Sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan Sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu) Bengek Lelah Pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan Wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan Pipi tampak kemerahan Sakit kepala Gangguan penglihatan Sedikit demam. Dada merasa tidak nyaman.

2.7 Pemeriksaan diagnostika. Bronkitis akutPemeriksaan sinar-X toraks mungkin memperlihatkan bronkitis akut.

b. Bronkitis kronik Pemeriksaan fungsi paruRespirasi (Pernapasan / ventilasi) dalam praktek klinik bermakna sebagai suatu siklus inspirasi dan ekspirasi. Frekuensi pernapasan orang dewasa normal berkisar 12 - 16 kali permenit yang mengangkut kurang lebih 5 liter udara masuk dan keluar paru. Volume yang lebih rendah dari kisaran normal seringkali menunjukkan malfungsi sistem paru. Volume dan kapasitas paru diukur dengan alat berupa spirometer atau spirometri.Udara yang keluar dan masuk saluran pernapasan saat inspirasi dan ekspirasi sebanyak 500 ml disebut dengan volume tidal, sedang volume tidal pada tiap orang sangat bervariasi tergantung pada saat pengukurannya. Rata-rata orang dewasa 70% (350 ml) dari volume tidal secara nyata dapat masuk sampai ke bronkiolus, duktus alveolus, kantong alveoli dan alveoli yang aktif dalam proses pertukaran gas. Analisa gas darahGas darah arteri memungkinkan utnuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa gas darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.Ukuran-ukuran dalam analisa gas darah:- PH normal 7,35-7,45- Pa CO2 normal 35-45 mmHg- Pa O2 normal 80-100 mmHg- Total CO2 dalam plasma normal 24-31 mEq/l- HCO3 normal 21-30 mEq/l- Base Ekses normal -2,4 s.d +2,3- Saturasi O2 lebih dari 90%. Pemeriksaan radiologisPemeriksaan foto thoraks posterior-anterior dilakukan untuk menilai derajat progresivitas penyakit yang berpengaruh menjadi penyakit paru obstruktif menahun. Pemeriksaan laboratoriumHasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya perubahan pada peningkatan eosinofil (berdasarkan pada hasil hitung jenis darah). Sputum diperiksa secara makroskopis untuk diagnosis banding dengan tuberculosis paru.Apabila terjadi infeksi sekunder oleh kuman anaerob, akan menimbulkan sputum sangat berbau, pada kasus yang sudah berat, misalnya pada saccular type bronchitis, sputum jumlahnya banyak sekali, puruen, dan apabila ditampung beberapa lama, tampak terpisah menjadi 3 bagian: Lapisan teratas agak keruh Lapisan tengah jernih, terdiri atas saliva (ludah) Lapisan terbawah keruh terdiri atas nanah dan jaringan nekrosis dari bronkus yang rusak (celluler debris).(mutaqin, 2008)

2.8 Pengobatan / penatalaksaanTindakan Perawatan : Pada tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan mengeluarakan lendir. Berjemur di pagi hari. Sering mengubah posisi. Banyak minum. Inhalasi Nebulizer Untuk mempertahankan daya tahan tubuh, setelah anak muntah dan tenang perlu diberikan minum susu atau makanan lainTindakan Medis : Jangan beri obat antihistamin berlebih. Beri antibiotik bila ada kecurigaan infeksi bacterial Dapat diberi efedrin 0,5 1 mg/KgBB tiga kali sehari Chloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedatif

2.9 KomplikasiBronkitisakutyangtidakditanganicenderungmenjadi bronkitis kronik. Pada anak yangsehatjarang terjadikomplikasi,tetapipada anak dengangizi kurang dapat terjadi Othithis Media, Sinusitis dan Pneumonia. Bronkitis kronik menyebabkan mudah terserang infeksi. Bilasekrettetaptinggal, dapat menyebabkanatelektasisataubronkietaksi.

2.10 Pencegahan Menurut Ngastiyah (1997), untuk mengurangi gangguan tersebut perlu diusahakan agar batuk tidak bertambah parah. Menciptakan lingkungan udara yang bebas polusi Langkah-langkah ini juga dapat membantu menurunkan risiko bronkitis dan melindungi paru-paru secara umum:a. Hindari merokok dan menjadi perokok pasif. Asap tembakau meningkatkan risiko bronkitis kronis dan emphysema.b. Cobalah untuk menghindari orang-orang yang telah pilek atau flu. Semakin sedikit Anda terkena virus yang menyebabkan bronkitis, semakin rendah risiko Anda mendapatkannya. Hindari kerumunan orang selama musim flu.c. Hindari keluar malam karena saat malam kondisi udara dingin dan sangat lembab sehingga membuat bronkhus mengalami vasokontriksi dan peningkatan produksi secret.d. Makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Misalnya telur, susu, daging dan sebagainya.e. Dapatkan vaksin flu tahunan. Banyak kasus bronkitis akut hasil dari influenza, virus. Mendapatkan vaksin flu tahunan dapat membantu melindungi Anda dari flu, yang pada gilirannya, dapat mengurangi risiko bronkitis.

2.11 PrognosisBila tidak ada komplikasi prognosis bronkitis akut pada anak umumnya baik. Pada bronkitis akut yang berulang dan bila anak merokok (aktif atau pasif) maka dapat terjadi kecenderungan untuk menjadi bronkitis kronik kelak pada usia dewasa.

BAB IIILANDASAN TEORITIS KEPERAWATAN3.1 PengkajianIdentitas klienNama: tuan GUmur: 45 tahun Jenis kelamin: laki-lakiAgama: KristenSukubangsa: Jawa,IndonesiaDiagnosa Medis: BronkitisPendidikan: SMAAlamat: LumpangTanggal Masuk RS: 15 November 2012A. Anamnesis Keluhan utama pada klien dengan bronchitis meliputi batuk kering dan produktif dengan sputum purulen, demam dengan suhu tubuh da[at mencapai >40 oC, dan sesak napas.B. Riwayat Kesehatan Keluhan utama:Batuk persisten,produksi sputum seperti warna kopi,disnea dalam beberapa keadaan,weizing pada saat ekspirasi,sering mengalami infeksi pada system respirasi. Riwayat kesehatan dahulu:Batuk atau produksi sputum selama beberapa hari kurang lebih 3 bulan dalam 1 th.dan paling sedikitdalam 2 th berturut-turut.adanya riwayat merokok.

Riwayat kesehatan keluarga:Penelitian terahir didapatkan bahwa anak dari orang tua perokok dapat menderita penyakit pernafasan lebih sering dan lebih berat serta prefalensi terhadap gangguan pernapasan lebih tinggi.selain itu,klien yang tidak merokok tetepi tinggal dengan perokok(perokok pasif) mengalami peningkatan kadar karbon monoksida darah.dari keterangan tersebut untuk penyakit familial dalam hal ini bronchitis mungkin berkaitan dengan polusi udara rumah,dan bukan penyakit yang diturunkan. (mutaqin,2008)

C. Pemeriksaan fisikKeadaan umum dan tanda-tanda vitalHasil pemeriksaan tanda-tanda vital klien dengan bronchitis biasanya didapatkan adanya peningkatan suhu tubuh lebih dari 40 drajat celcius, frekuensi napas meningkat dari frekuensi normal, nadi biasanya meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh dan frekuensi pernapasan, serta biasanya tidak ada masalah dengan tekanan darah.B1 (breathing)InspeksiKlien biasanya mengalami peningkatan usaha dan frekuensi pernapasan, biasanya menggunakan otot bantu pernapasan. Pada kasus bronchitis kronis, sering didapatkan bentuk dada barrel/ tong. Gerakan pernapasan masih simetris. Hasil pengkajian lainnya menunjukkan klien juga mengalami batuk yang produktif dengan sputum purulen berwarna kuning kehijauan sampai hitam kecoklatan karena bercampur darah.PalapasiTaktil fremitus biasanya normal.PerkusiHasil penkajian perkusi menunjukkan adanya bunyi resonan pada seluruh lapang paru.AuskultasiJika abses terisi penuh dengan cairan pus akibat drainase yang buruk, maka suara napas melemah. Jika bronkus paten dan drainasenya baik ditambah adanya konsolidasi di sekitar abses, maka akan terdengar suara napas bronchial dan ronkhi basaB2 (blood)Sering didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum. Denyut nadi takikardi. Tekanan darah biasanya normal. Bunyi jantung tambahan biasanya tidak didapatkan. Batas jantung tidak mengalami pergeseran.B3 (brain)Tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis apabila tidak ada komplikasi penyakit yang serius.B4 (bladder)Pengukuran volume output urine berhubungan erat dengan intake cairan, oleh karena itu, perawat perlu memonitor adanya oliguria yang merupakan salah satu tanda awal dari syok.B5 (bowel)Klien biasanya sering mengalami mual dan muntah, penurunan nafsu makan, dan penurun berat badan.B6 (bone)Kelemahan dan kelelahan fisik, secara umum sering menyebabkan klien memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari.(Muttaqin, Arif.2008)D. Terapi MedisPengobatan yang utama ditujukan untuk mencegah dan mengkontrol infeksi serta meningkatkan dreinase bronchial.pengobatan yang diberikan berupa: Antimicrobial; Bronkodilator; Aerosolizet nebulizer; dan intervensi bedah.(Irman, 2009)

3.2 Diagnosa keperawatan1. Bersihan jalan napas tidakefektif berhubungan dengan peningkatan produksi mukus2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan napas3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.

3.3 Intervensi keperawatanDX.1Bersihan jalan napas tidakefektif berhubungan dengan peningkatan produksi mukus.Intervensi1. Auskultasi bunyi nafas,catata adanya bunyi nafas,ex:ronchi2. Kaji/pantau frekuensi pernafasan,catatat rasioinspirasi/ekspirasi.3. Catatat adanya derajat dispnea, ansietas, distres spernafasan, penggunaan obat bantu.4. Tempatkan posisi yang nyaman pada pasien, contoh: meninggikan kepala tempat tidur,duduk pada sandara tempat tidur5. Pertahankan polusi lingkungan minimum,contoh:debu,asap dll6. Tingkatkan masukan cairan sampai dengan 3000ml/hari sesuai toleransi jantung memberikan air hangat.

Kolaborasi1. Berikan obat sesuai dengan indikasi bronkodilatorRasional1. Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat/tidak dimanifestasikan adanya nafas advertisius.2. Tachipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan atau selama stress/adanya proses infeksi akut.3. Disfungsi pernafasan adalah variable yang tergantung pada tahap proses akut yang menimbulkan perawatan dirumah sakit.4. Peninggian kepala tempat tidur memudahkan fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi.5. Pencetus tipeal energi pernafasan dapat mentriger episode akut.6. Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret,penggunaan cairan hangat dapat menurunkan kekentalan sekret,penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus.DX.2Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan napasIntervensi:1. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan.Catat penggunaan otot asesori,nafas bibir,ketidakmampuan bicara/berbincang2. Tinggikan posisi kepala tempat tidur,bantu px untuk memilih posisi yg mudah untuk bernafas3. Kaji atau awasi secara rutin kulit dan membran mukosa4. Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran darah dan atau bunyi tambahan 5. Awasi tingkat kesadaran/status mentalRasional1. Berguna dalam evaluasi derajat disstress pernafasan dan atau kronisnya proses penyakit.2. Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dg posisi duduk tinggi dan latihan nafas untuk menurunkan kolaps jalan nafas,dispnea,bersihan jalan nafas.3. Sianosis mungkin terlihat pada kuku/terlihat sekitar bibir/daun telinga.4. Bunyi nafas mungkin redup krn penurunan aliran udara atau area konsolidasi.5. Adanya mengi mengindikasikan spasme bronkus/tertahannya sekret6. Gelisah&ansietas adalah manifestasi umum pada hipoksia.

DX.3Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksiaIntervensi:1. Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kesulitan makan. Evaluasi berat badan dan ukuran tubuh .2. Auskultasi bunyi usus 3. Berikan periode istirahat selama 1jam sebelum dan sesudah makan.4. Berikan makan porsi kecil tapi sering5. Hindari makan makanan penghasil gas dan minuman bikarbonat6. Hindari makanan yang sangat panas atau sangat dingin. Rasional1. Pasien disstres pernafasan akut sering anoreksia karena dispnea, produksi sputum / mukus, dan obat.2. Penurunan bising usus menunjukkan penurunan mobilitas gaster dan konstipasi yang berhubungan dengan pembatasan pemasukan cairan, pilihan makanan buruk,penurunan aktivitas dan hipoksemia.3. Membantu menurunkan kelemahan selama waktu makan dan memberikan kesempatan untuk meningkatkan masukan kalori total.4. Dapat menghasilkan distensi abdomen yang mengganggu nafas abdomen dan gerakan diagfragma, dan dapat meningkatkan dyspnea 5. Suhu ekstrem dapat mencetuskan/meningkatkan spasme batuk.

C. ASPEK LEGAL 1. Beneficience (berbuat baik)berdasarkan kasus, pasien tidak tau apa yang terjadi pada dirinya. Sehingga sebagai seorang perawat kita mempunyai kewajiban untuk menganalisa dan melakukan tindakan keperawatan dengan baik, yaitu dengan melaksanakan tindakan keperawatan yang menguntungkan pasien dan keluarganya.2. Kejujuran (veracity)sebagai perawat dalam memberi pelayanan kesehatan harus menyampaikan kebenaran untuk meyakinkan klien atau keluarga sudah benar-benar mengerti dan memahami penyakit tonsillitis itu sendiri.3. Otonomi (penentu pilihan)pada kasus ini perawat harus bisa menghargai hak klien untuk mengambil keputusan sendiri. Namun perawat juga harus bisa menjelaskan dampak-dampak yang akan terjadi bila tidak dilakukan tindakan operasi.4. Non-malefisience(do no harm/tidak membahayakan klien)Non Malefisience berarti tugas yang dilakukan perawat tidak menyebabkan bahaya bagi kliennya. Prinsip ini adalah prinsip dasar sebagian besar kode etik keperawatan.

5. Justice (perlakuan adil)Prinsip keadilan menuntut perlakuan terhadap orang lain yang adil dan memberikan apa yang menjadi kebutuhan mereka.

D. ADVOKASIMemberikan gambaran kepada klien mengenai penyakitnya serta meminta dokter menjelaskan bagaimana prosedur pembedahan dan keparahan penyakit, karena pasien sendiri tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya.

NURSING ADVOKASINursing Advocacy adalah proses dimana perawat secara objektif memberikan klien informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan dan mendukung klien apapun keputusan yang ia buat.Menurut para ahli perawat advokat ada 3 yaitu:

1. Ana pada tahun 1985Melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh siapapun.2. Fry pada tahun 1987Advokasi sebagai dukungan aktif tarhadap setiap hal yang memiliki penyebab atau dampak penting.3. Gondow pada tahun 1983Advokasi merupakan dasar falsafat dan ideal keperawatan yang melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu secara bebas menentukan nasibnya sendiri.Perawat sebagai advokat merupakan penghubung antara klien tim kesehatan lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan klien,membela kepentingan klien dan membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan pedekatan tradisional maupun profesional,narasumber dan fasilitator dalam tahap pengembalian keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien.

Peran Advokat Keperawatan1. Melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum2. Membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan3. Memberikan bantuan mengandung dua peran yaitu peran aksi dan peran nonaksiTanggung jawab perawatSecara Umum: Mempunyai tanggung jawab dalam memberikan aspek,meningkatkan ilmu pengetahuan dan menigkatkan diri sebagai profesi.Secara khusus: Memberikan aspek kepada klien mencakup asapek bio-spiko-sosio-kultural-spiritual yang kompehansif dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasarnya.Dalam menjalankan tugasnya perawat dilindungi oleh Undang-Undang no. 6 tahun 1960 UU ini membedakan tenaga kesehatan sarjana dan bukan sarjana.Tenaga perawat termasuk dalam tenaga bukan sarjana atau tenaga kesehatan dengan pendidikan rendah,termasuk bidan dan asisten farmasi dimana dalam menjalankan tugas di bawah pengawasan dokter,dokter gigi,dan apotek.Permenkes No. 363/Menkes/Per/XX/1980 tahun 1980Pemerintahan membuat suatu pernyataan yang jelas perbedaan antara tenaga keperawatan dan bidang.Bidang seperti halnya dokter,diijinkan mengadakan praktik swasta,sedangkan tenaga keperawatan secara resmi tidak diijinkan.

BAB IVPENUTUP4.1 KESIMPULANBronkitis berarti infeksi bronkus. Bronkitis dapat dikatakan penyakit tersendiri, tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran pernapasan atas atau bersamaan dengan penyakit saluran pernapasan atas lain seperti Sinobronkitis, Laringotrakeobronkitis, Bronkitis pada asma dan sebagainya (Gunadi Santoso, 1994). Yang terdiri dari bronchitis akut dan kronik. Perawat dapat melakukan pengelolaan asuhan keperawatan berdasarkan prinsip-prinsip etika keperawatan dan nursing advocacy pada klien dengan gangguan sistem pernapasan.

DAFTAR PUSTAKA

Rab, Tabran. 1996.Ilmu Penyakit Paru. Jakarta : Hipokrates.Manurung, Santa dkk. 2008.Asuhan Keperawatan pada Pasien denganGangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika.Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.Somantri, Irman. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien Gangguan Sistem Pernapasan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.Tambayong, Jan.2000.Patofisiologi untuk keperawatan.Jakarta:EGC.Price, Sylvia Anderson.1995.Patofisiologi.Jakarta:EGC.Doenges, Marilyn. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.