prinsip dan pelayanan dokter keluarga fn

31
PRINSIP DAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA Oleh Easy Orient Dewantari, S. Ked Ellysabet Dian Y.V.S, S.Ked Fani Nur Fajri Fauzi, S.Ked Lailatus Syifa Selian, S.Ked KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

Upload: koasimut

Post on 10-Dec-2015

66 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Prinsip Dan Pelayanan Dokter Keluarga

TRANSCRIPT

PRINSIP DAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA

Oleh

Easy Orient Dewantari, S. Ked

Ellysabet Dian Y.V.S, S.Ked

Fani Nur Fajri Fauzi, S.Ked

Lailatus Syifa Selian, S.Ked

KEPANITERAAN KLINIK

ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015

BAB I

PENDAHULUAN

Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kedokteran dan kesehatan yang bermutu dan

terjangkau sudah sangat didambakan. Sehingga merupakan tugas profesi untuk

mewujudkannya seoptimal mungkin agar masyarakat tetap dan semakin percaya pada

sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Salah satunya dengan pelayanan dokter

keluarga yang berpotensi untuk mencapai sehatnya seluruh anggota keluarga. Dokter

keluarga merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan

menyeluruh kepada kesatuan individu, keluarga, masyarakat dengan memperhatikan

faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya

llmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu

kedokteran tingkat yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan

tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan

individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan,

ekonomi dan sosial budaya (IDI 1983).

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Definisi dokter keluarga (DK) atau dokter praktek umum (DPU) yang dibentuk oleh

WONCA pada tahun 1991 adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan

komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran dan mengatur

pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah seorang generalis yang

menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa adanya

pembatasan usia, jenis kelamin ataupun jenis penyakit. Secara klinis dokter ini

berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan sangat mempertimbangkan dan

memperhatikan latar budaya, sosial ekonomi dan psikologis pasien. Sebagai tambahan,

dokter ini bertanggung jawab atas berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan

berkesinambungan bagi pasiennya (Danakusuma, 1996).

Definisi kedokteran keluarga (PB IDI 1983) adalah ilmu kedokteran yang mencakup

seluruh spektrum ilmu kedokteran yang orientasinya untuk memberikan pelayanan

kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada kesatuan

individu, keluarga, masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan,

ekonomi dan sosial budaya. Pelayanan kesehatan tingkat pertama dikenal

sebagai primary health care, yang mencangkup tujuh pelayanan (Muhyidin, 1996):

Promosi kesehatan, KIA, KB,  Gizi,  Kesehatan lingkungan, Pengendalian penyakit

menular, dan Pengobatan dasar.

2.2 Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga

Tujuan pelayanan dokter keluarga mencakup bidang yang amat luas sekali. Jika

disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam (Azwar, 1995) :

1.  Tujuan Umum

Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan pelayanan

kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni terwujudnya keadaan

sehat bagi setiap anggota keluarga.

2.  Tujuan Khusus

Sedangkan tujuan khusus pelayanan dokter keluarga dapat dibedakan atas dua macam:

a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif.

Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga

memang lebih efektif. Ini disebabkan karena dalam menangani suatu masalah

kesehatan, perhatian tidak hanya ditujukan pada keluhan yang disampaikan saja,

tetapi pada pasien sebagai manusia seutuhnya, dan bahkan sebagai bagian dari

anggota keluarga dengan lingkungannya masing-masing. Dengan diperhatikannya

berbagai faktor yang seperti ini, maka pengelolaan suatu masalah kesehatan akan

dapat dilakukan secara sempurna dan karena itu penyelesaian suatu masalah

kesehatan akan dapat pula diharapkan lebih memuaskan.

b.  Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien.

Dibandingkan dengan pelayanan kedokteran lainnya, pelayanan dokter keluarga

juga lebih mengutamakan pelayanan pencegahan penyakit serta diselenggarakan

secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Dengan diutamakannya

pelayanan pencegahan penyakit, maka berarti angka jatuh sakit akan menurun,

yang apabila dapat dipertahankan, pada gilirannya akan berperan besar dalam

menurunkan biaya kesehatan. Hal yang sama juga ditemukan pada pelayanan yang

menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Karena salah satu keuntungan dari

pelayanan yang seperti ini ialah dapat dihindarkannya tindakan dan atau

pemeriksaan kedokteran yang berulang-ulang, yang besar peranannya dalam

mencegah penghamburan dana kesehatan yang jumlahnya telah diketahui selalu

bersifat terbatas.

2.3 Manfaat Pelayanan Dokter Keluarga

Apabila pelayanan dokter keluarga dapat diselenggarakan dengan baik, akan banyak

manfaat yang diperoleh. Manfaat yang dimaksud antara lain adalah (Cambridge

Research Institute, 1976) :

1. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia seutuhnya,

bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.

2. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin

kesinambungan pelayanan kesehatan.

3. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan terarah,

terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.

4. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga penanganan

suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan berbagai masalah lainnya.

5. Jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka segala keterangan

tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan dan ataupun keterangan keadaan

sosial dapat dimanfaatkan dalam menangani masalah kesehatan yang sedang dihadapi.

6. Akan dapat diperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit,

termasuk faktor sosial dan psikologis.

7. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit dengan tata cara yang lebih

sederhana dan tidak begitu mahal dan karena itu akan meringankan biaya kesehatan.

8. Akan dapat dicegah pemakaian berbagai peralatan kedokteran canggih yang

memberatkan biaya kesehatan.

2.4 Fungsi dan Kompetensi Dokter Keluarga

Dokter keluarga memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu (Azrul Azwar, dkk. 2004) :

a. Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)

Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan sebagai

bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas, lingkungannya, dan

menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif,

kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang dalam wujud hubungan

profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan mempercayai. Juga sebagai

pelayanan komprehensif yang manusiawi namun tetap dapat dapat diaudit dan

dipertangungjawabkan

b. Comunicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)

Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif

sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan

memelihara kesehatannya sendiri serta memicu perubahan cara berpikir menuju sehat

dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya

c. Decision Maker (Pembuat Keputusan)

Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi

kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan

harapan pasien, nilai etika, “cost effectiveness” untuk kepentingan pasien

sepenuhnya dan membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empatik

d. Manager

Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam

maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan

komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap

memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana

e. Community Leader (Pemimpin Masyarakat)

Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya,

menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan nasihat

kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama masyarakat dan

menjadi panutan masyarakat.

Selain fungsi, ada pula tugas dokter keluarga, yaitu :

a. Mendiagnosis dan memberikan pelayanan aktif saat sehat dan sakit

b.  Melayani individu dan keluarganya

c. Membina dan mengikut sertakan keluarga dalam upaya penanganan penyakit

d.  Menangani penyakit akut dan kronik

e.  Merujuk ke dokter spesialis

Kewajiban dokter keluarga :

a. Menjunjung tinggi profesionalisme

b.  Menerapkan prinsip kedokteran keluarga dalam praktek

c. Bekerja dalam tim kesehatan

d.  Menjadi sumber daya kesehatan

e.  Melakukan riset untuk pengembangan layanan primer

Kompetensi dokter keluarga yang tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter

Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia tahun 2006

adalah (Danasari, 2008) :

a. Keterampilan komunikasi efektif

b. Keterampilan klinik dasar

c.  Keterampilan menerapkan dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku dan

epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga

d. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun

masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan,

terkoordinir dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer

e. Memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi

f. Mawas diri dan pengembangan diri atau belajar sepanjang hayat

g. Etika moral dan profesionalisme dalam praktek

2.5 Prinsip Pelayanan Kedokter Keluarga

1. Pelayanan komprehensif dengan pendekatan holistik

Artinya kita memandang pasien tidak hanya dari sisi biologis saja tetapi juga dari sisi

sosial dan psikologisnya. Oleh sebab itu, seorang dokter keluarga memandang

pasiennya secara keseluruhan, dalam konteks memperhatikan keseluruhan kebutuhan

mereka.

2. Pelayanan yang kontinu

Adalah pelayanan kesehatan dimana satu dokter bertemu pasiennya dalam keadaan

sakit maupun keadaan sehat, dan mengikuti perjalanan penyakit dari pasiennya hingga

ia sembuh. Dengan pelayanan yang berkesinambungan akan terbentuk hubungan yang

didasari kepercayaan terhadap dokternya, dan perjalanan waktu akan membentuk

kepercayaan ini.

3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan ( preventif )

Prinsip pencegahan memiliki multi aspek, termasuk mencegah penyakit menjadi lebih

berat, mencegah orang lain tertular, pengenalan faktor resiko dari penyakit, dan

promosi kesehatan (gaya hidup sehat). Pencegahan juga termasuk mengantisipasi

masalah-masalah yang mungkin mempunyai efek terhadap kesehatan emosional

pasien dan keluarganya.

a. Melayani KIA, KB, vaksinasi.

b. Mendiagnosis dan mengobati penyakit sedini mungkin.

c. Mengkonsultasikan atau merujuk pasien pada waktunya.

d. Mencegah kecacatan.

4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif

Dokter keluarga itu seperti orkestrator pelayanan kesehatan bagi pasiennya, yang

mengkoordinasi-kan semua pelayanan kesehatan yg dibutuhkan pasien seperti para

dokter spesialis, dan pelayanan kesehatan lain diluar praktek dokter keluarga. Dokter

keluarga bertanggung jawab dan menjadi guide bagi pasiennya.

Kerjasama profesional dengan semua pengandil agar dicapai pelayanan kesehatan

yang bermutu dan mencapai kesembuhan optimal.

Memanfaatkan potensi pasien dan keluarganya seoptimal mungkin untuk

penyembuhan. Sebagai contoh: melatih anggota keluarga untuk mengukur dan

memantau suhu tubuh pasien atau bahkan tekanan darah dan kadar gula darahnya.

Hasil itu selanjutnya dilaporkan secara berkala kepada dokter yang bersangkutan.

5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya

Seorang dokter keluarga memandang pasiennya sebagai bagian dari keluarganya dan

memahami pengaruh penyakit terhadap keluarga dan pengaruh keluarga terhadap

penyakit. Dokter keluarga juga mengenali keluarga yang berfungsi baik dan keluarga

yang disfungsi.

Titik awal (entry point) pelayanan Dokter Keluarga adalah individu seorang

pasien.

Unit terkecil yang dilayaninya adalah individu pasien itu sendiri sebagai bagian

integral dari keluarganya.

Seluruh anggota keluarga dapat menjadi pasien seorang Dokter Keluarga akan

tetapi tetap dimungkinkan sebuah keluarga mempunyai lebih dari satu dokter

keluarga.

6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan

tempat tinggalnya.

Pekerjaan, budaya, dan lingkungan adalah aspek-aspek dalam komunitas (masyarakat)

yang dapat mempengaruhi penatalaksanaan seorang pasien. Berbagai pihak dalam

masyarakat dapat digunakan oleh dokter keluarga dalam rangka memberikan

pelayanan kesehatan yg optimal.

Selalu mempertimbangkan pengaruh keluarga, komunitas, masyarakat dan

lingkungannya yang dapat mempengaruhi penyembuhan penyakitnya.

Memanfaatkan keluarga, komunitas, masyarakat dan lingkungannya untuk

membantu penyembuhan penyakitnya.

7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum

Mempertimbangkan etika dalam setiap tindak medis yang dilakukan pada pasien.

Meminta ijin pada pasien untuk memberitakan penyakitnya kepada keluarganya

atau pihak lain.

Menyadari bahwa setiap kelalaian dalam tindakannya dapat menjadi masalah

hukum.

8. Pelayanan yang sadar biaya

Mempertimbangkan segi “cost-effectiveness” dalam merancang tindakan medis untuk

pasiennya.

Mampu mengelola dan mengembangkan secara efisien dengan neraca positif

sebuah klinik Dokter Keluarga dengan tetap menjaga mutu pelayanan kesehatan

Mampu bernegosiasi dengan pelayanan kesehatan yang lain (Rumah Sakit,

Apotik, Optik dan lain-lain) secara berimbang sehingga tercapai kerjasama yang

menguntungkan semua pihak khususnya pasien.

Mampu bernegosiasi dengan perusahaan asuransi kesehatan secara serasi dan

selaras sehingga tercapai kerjasama yang menguntungkan semua pihak khususnya

pasien.

9. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertangungjawabkan

Rekam medís yang lengkap dan akurat yang dapat dibaca orang lain yang

berkepentingan.

Menyediakan SOP untuk setiap layanan medis.

Belajar sepanjang hanyat dan memanfaatkan EBM (Evidence Based Medicine)

serta menggunakannya sebagai alat untuk merancang tindakan medis dan bukan

sebagai pembuat keputusan.

Menyadari keterbatasan kemampuan dan kewenangan.

Menyelenggarakan pertemuan ilmiah rutin membahas berbagai kasus sambil

mengaudit penatalaksanaannya.

2.6 Perbedaan Dokter Praktek Umum dan Dokter Keluarga

Tabel ini menjelaskan tentang perbedaan antara dokter praktek umum dengan dokter

keluarga (Qomariah, 2000) :

DOKTER PRAKTEK

UMUMDOKTER KELUARGA

Cakupan Pelayanan Terbatas Lebih Luas

Sifat Pelayanan Sesuai Keluhan

Menyeluruh, Paripurna,

bukan sekedar yang

dikeluhkan

Cara PelayananKasus per kasus dengan

pengamatan sesaat

Kasus per kasus dengan

berkesinambungan

sepanjang hayat

Jenis PelayananLebih kuratif hanya untuk

penyakit tertentu

Lebih kearah

pencegahan, tanpa

mengabaikan pengobatan

dan rehabilitasi

Peran keluarga Kurang dipertimbangkanLebih diperhatikan dan

dilibatkan

Promotif dan pencegahan Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama

Hubungan dokter-pasien Dokter – pasienDokter – pasien – teman

sejawat dan konsultan

Awal pelayanan Secara individual

Secara individual sebagai

bagian dari keluarga

komunitas & lingkungan

2.7 Praktek Dokter Keluarga

Terlepas dari masih ditemukannya perbedaan pendapat tentang kedudukan dan peranan

dokter keluarga dalam sistem pelayanan kesehatan, pada saat ini telah ditemukan banyak

bentuk praktek dokter keluarga. Bentuk praktek dokter keluarga yang dimaksud secara

umum dapat dibedakan atas tiga macam :

1. Pelayanan dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit (hospital based)

Pada bentuk pelayanan dokter keluarga diselenggarakan di rumah sakit. Untuk ini

dibentuklah suatu unit khusus yang diserahkan tanggung jawab menyelenggarakan

pelayanan dokter keluarga. Unit khusus ini dikenal dengan nama bagian dokter

keluarga (departement of family medicine), semua pasien baru yang berkunjung ke

rumah sakit, diwajibkan melalui bagian khusus ini. Apabila pasien tersebut ternyata

membutuhkan pelayanan spesialistis, baru kemudian dirujuk kebagian lain yang ada

dirumah sakit.

2. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga (family clinic)

Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah

suatu klinik yang didirikan secara khusus yang disebut dengan nama klinik dokter

keluarga (family clinic/center). Pada dasarnya klinik dokter keluarga ini ada dua

macam. Pertama, klinik keluarga mandiri (free-standing family clinic). Kedua,

merupakan bagian dari rumah sakit tetapi didirikan diluar komplek rumah sakit

(satelite family clinic). Di luar negeri klinik dokter keluarga satelit ini mulai banyak

didirikan. Salah satu tujuannya adalah untuk menopang pelayanan dan juga

penghasilan rumah sakit. Terlepas apakah klinik dokter keluarga tersebut adalah suatu

klinik mandiri atau hanya merupakan klinik satelit dari rumah sakit, lazimnya klinik

dokter keluarga tersebut menjalin hubungan kerja sama yang erat dengan rumah sakit.

Pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap akan dirawat sendiri atau dirujuk ke

rumah sakit kerja sama tersebut.

Klinik dokter keluarga ini dapat diselenggarakan secara sendiri (solo practice) atau

bersama-sama dalam satu kelompok (group practice). Dari dua bentuk klinik dokter

keluarga ini, yang paling dianjurkan adalah klinik dokter keluarga yang dikelola

secara berkelompok. Biasanya merupakan gabungan dari 2 sampai 3 orang dokter

keluarga. Pada klinik dokter keluarga berkelompok ini diterapkan suatu sistem

manajernen yang sama. Dalam arti para dokter yang tergabung dalam klinik dokter

keluarga tersebut secara bersama-sama membeli dan memakai alat-alat praktek yang

sama. Untuk kemudian menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga yang dikelola

oleh satu sistem manajemen keuangan, manajemen personalia serta manajemen sistem

informasi yang sama pula. Jika bentuk praktek berkelompok ini yang dipilih, akan

diperoleh beberapa keuntungan sebagai berikut (Clark, 1971) :

a. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu Penyebab

utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara

kelompok, para dokter keluarga yang terlibat akan dapat saling tukar menukar

pengalaman, pengetahuan dan keterampilan. Di samping itu, karena waktu praktek

dapat diatur, para dokter mempunyai cukup waktu pula untuk menambah

pengetahuan dan keterampilan. Kesemuannya ini, ditambah dengan adanya

kerjasama tim (team work) disatu pihak, serta lancarnya hubungan dokter-pasien

di pihak lain, menyebabkan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan

lebih bermutu.

b. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih terjangkau Penyebab

utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara

berkelompok, pembelian serta pemakaian pelbagai peralatan medis dan non medis

dapat dilakukan bersama-sama (cost sharing). Lebih dari pada itu, karena

pendapatan dikelola bersama, menyebabkan penghasilan dokter akan lebih

terjamin. Keadaan yang seperti ini akan mengurangi kecenderungan

penyelenggara pelayanan yang berlebihan. Kesemuanya ini apabila berhasil

dilaksanakan, pada gilirannya akan menghasilkan pelayanan dokter keluarga yang

lebih terjangkau.

3. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktek dokter keluarga (family

practice) Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga

adalah praktek dokter keluarga. Pada dasarnya bentuk pelayanan dokter keluarga ini

sama dengan pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan melalui klinik dokter

keluarga. Disini para dokter yang menyelenggarakan praktek, rnenerapkan prinsip-

prinsip pelayanan dokter keluarga pada pelayanan kedokteran yang

diselenggarakanya. Praktek dokter keluarga tersebut dapat dibedakan pula atas dua

macam. Pertama, praktek dokter keluarga yang diselenggarakan sendiri (solo

practice). Kedua praktek dokter keluarga yang diselenggarakan secara berkelompok

(group practice). (wahyuni, 2003)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokter keluarga merupakan profesi dokter yang dapat mencegah terjadinya

pembengkakkan biaya dengan cara memperhatikan riwayat daripada suatu keluarga.

Dengan tindakan seperti itulah dokter keluarga dapat mencegah penyakit yang akan

timbul. Dan ini pula yang dilewati oleh dokter praktek umum.

Dokter keluarga juga dapat berperan sebagaimana layaknya dokter praktek umum, yaitu

sama-sama sebagai klinisi  dimana mereka menjadi communicator, care provider,

decision maker, community leader dan manager.

Namun, ada juga perbedaan antara dokter praktik umum dan dokter keluarga yang

dapat dilihat dari cakupan pelayanan, sifat pelayanan, cara pelayanan, jenis pelayanan,

dan lain-lain

DAFTAR PUSTAKA

1. Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. IDI : Jakarta

2. Azwar, Azrul ; Gan, Goh Lee ; Wonodirekso, Sugito. 2004. A Primer On Family

Medicine Practice. Singapore International Foundation : Singapore

3. Danasari. 2008. Standar Kompetensi Dokter Keluarga. PDKI : Jakarta

4. Qomariah. 2000. Sekilas Kedokteran Keluarga. FK-Yarsi : Jakarta

5. Wonodirekso, Sugito. 2009. Sistem Pelayanan Dokter Keluarga Meningkatkan Kadar

Kesejawatan dan Profesionalisme. Majalah Kedokteran Indonesia Volume: 59,

Nomor: 1

LAMPIRAN

JUMLAH PENDUDUK WILAYAH

PUSKESMAS RAJABASA INDAH