prinsip dan aspek evaluasi

26
Munif Munif 1 Prinsip dan Aspek Prinsip dan Aspek Evaluasi Evaluasi Dr. Abdul Munif, M.Ag Dr. Abdul Munif, M.Ag

Upload: nyx

Post on 21-Jan-2016

151 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Prinsip dan Aspek Evaluasi. Dr. Abdul Munif, M.Ag. Prinsip Penilaian. Valid Reliabel Mendidik Berorientasi pada kompetensi Adil dan objektif Berkesinambungan Menyeluruh Bermakna. VALID ( الصدق ). - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 11

Prinsip dan Aspek Prinsip dan Aspek EvaluasiEvaluasi

Dr. Abdul Munif, M.AgDr. Abdul Munif, M.Ag

Page 2: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 22

Prinsip PenilaianPrinsip Penilaian

• ValidValid

• ReliabelReliabel

• MendidikMendidik

• Berorientasi pada kompetensiBerorientasi pada kompetensi

• Adil dan objektifAdil dan objektif

• BerkesinambunganBerkesinambungan

• MenyeluruhMenyeluruh

• BermaknaBermakna

Page 3: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 33

VALIDVALID ( (الصدقالصدق) )

• Instrumen yang digunakan harus mengukur Instrumen yang digunakan harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan alat tes yang terpercaya, valid menggunakan alat tes yang terpercaya, valid atau sahih. Artinya, adanya kesesuaian alat atau sahih. Artinya, adanya kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. Apabila alat ukur tidak memiliki pengukuran. Apabila alat ukur tidak memiliki kesahihan atau validitas yang dapat kesahihan atau validitas yang dapat dipertanggungjawabkan, maka data yang dipertanggungjawabkan, maka data yang diperoleh dan kesimpulan yang ditarik juga diperoleh dan kesimpulan yang ditarik juga menjadi salah. Tentang bagaimana menjadi salah. Tentang bagaimana mengembangkan instrumen yang memiliki mengembangkan instrumen yang memiliki validitas tinggi akan dibicarakan kemudian. validitas tinggi akan dibicarakan kemudian.

Page 4: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 44

RELIABEL (RELIABEL (الثباتالثبات))

• Di samping harus memiliki tingkat validitas Di samping harus memiliki tingkat validitas yang tinggi, instrumen penilaian juga harus yang tinggi, instrumen penilaian juga harus memiliki tingkat kehandalan atau reliabilitas memiliki tingkat kehandalan atau reliabilitas yang tinggi pula. Dengan tingkat yang tinggi pula. Dengan tingkat kehandalan yang tinggi, maka data yang kehandalan yang tinggi, maka data yang diambil dari instrumen tersebut benar-benar diambil dari instrumen tersebut benar-benar menunujukkan prestasi peserta didik yang menunujukkan prestasi peserta didik yang sebenarnya. Tentang bagaimana prinsip sebenarnya. Tentang bagaimana prinsip kehandalan ini akan dibahas pada bagian kehandalan ini akan dibahas pada bagian tersendiri. tersendiri.

Page 5: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 55

MENDIDIKMENDIDIK

• Penilaian harus memberikan sumbangan Penilaian harus memberikan sumbangan positif pada pencapaian hasil belajar peserta positif pada pencapaian hasil belajar peserta didik. didik.

• Oleh karena itu, penilaian harus dinyatakan Oleh karena itu, penilaian harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan untuk memotivasi peserta didik yang berhasil untuk memotivasi peserta didik yang berhasil dan sebagai pemicu semangat untuk dan sebagai pemicu semangat untuk meningkatkan hasil belajar bagi yang kurang meningkatkan hasil belajar bagi yang kurang berhasil, sehingga penilaian keberhasilan dan berhasil, sehingga penilaian keberhasilan dan kegagalan peserta didik tetap diapresiasi kegagalan peserta didik tetap diapresiasi dalam penilaian. dalam penilaian.

Page 6: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 66

Berorientasi pada Berorientasi pada kompetensikompetensi• Penilaian harus difokuskan pada pencapaian Penilaian harus difokuskan pada pencapaian

kompetensi peserta didik yang meliputi kompetensi peserta didik yang meliputi seperangkat pengetahuan, sikap/nilai, seperangkat pengetahuan, sikap/nilai, kecakapan dan keterampilan yang kecakapan dan keterampilan yang terefleksikan dlm kebiasaan berpikir & terefleksikan dlm kebiasaan berpikir & bertindak.bertindak.

• Dengan berpijak pada kompetensi ini, maka Dengan berpijak pada kompetensi ini, maka ukuran keberhasilan pembelajaran akan ukuran keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah.dapat diketahui secara jelas dan terarah.

Page 7: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 77

Adil & ObjektifAdil & Objektif

• Penilaian harus mempertimbangkan rasa Penilaian harus mempertimbangkan rasa keadilan dan obyektifitas peserta didik, keadilan dan obyektifitas peserta didik, tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, latar belakang budaya, dan lainnya. latar belakang budaya, dan lainnya.

• Dengan kata lain, evaluasi hasil belajar Dengan kata lain, evaluasi hasil belajar dapat dinyatakan sebagai evaluasi yang dapat dinyatakan sebagai evaluasi yang baik apabila dapat terlepas dari faktor-baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subjektif. Sebab, jika faktor yang sifatnya subjektif. Sebab, jika dalam melakukan evaluasi unsur-unsur dalam melakukan evaluasi unsur-unsur subjektif masuk menyelinap ke dalamnya, subjektif masuk menyelinap ke dalamnya, maka akan dapat menodai kemurnian maka akan dapat menodai kemurnian kegiatan evaluasi itu sendiri.kegiatan evaluasi itu sendiri.

Page 8: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 88

TerbukaTerbuka

• Penilaian hendaknya dilakukan Penilaian hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai secara terbuka bagi berbagai kalangan, sehingga keputusan kalangan, sehingga keputusan tentang keberhasilan siswa menjadi tentang keberhasilan siswa menjadi jelas bagi pihak-pihak yang jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa ada rekayasa berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak.merugikan semua pihak.

Page 9: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 99

BerkesinambunganBerkesinambungan

• Penilaian harus dilakukan secara terus-menerus dari waktu ke Penilaian harus dilakukan secara terus-menerus dari waktu ke waktu, untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan waktu, untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan siswa, sehingga kegiatan dan unjuk rasa siswa dapat dipantau siswa, sehingga kegiatan dan unjuk rasa siswa dapat dipantau melalui penilaian.melalui penilaian.

• Dengan evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara teratur, Dengan evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara teratur, terencana, dan terjadwal, maka dimungkinkan bagi evaluator terencana, dan terjadwal, maka dimungkinkan bagi evaluator untuk memperoleh data dan informasi yang dapat memberikan untuk memperoleh data dan informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan atau perkembangan peserta gambaran mengenai kemajuan atau perkembangan peserta didik, sejak dari awal mengikuti program pendidikan sampai didik, sejak dari awal mengikuti program pendidikan sampai pada saat mereka mengakhiri program pendidikan pada saat mereka mengakhiri program pendidikan ditempuhnya.ditempuhnya.

• Evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara Evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara berkesinambungan tersebut juga dimaksudkan agar pihak berkesinambungan tersebut juga dimaksudkan agar pihak evaluator (guru, dosen, dan lain-lain) dapat memperoleh evaluator (guru, dosen, dan lain-lain) dapat memperoleh kepastian dan kemantapan dalam menentukan langkah-langkah kepastian dan kemantapan dalam menentukan langkah-langkah atau merumuskan kebijakan yang perlu diambil untuk masa atau merumuskan kebijakan yang perlu diambil untuk masa mendatang agar kompetensi atau tujuan pembelajaran yang mendatang agar kompetensi atau tujuan pembelajaran yang ditetapkan bisa tercapai ditetapkan bisa tercapai

Page 10: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 1010

Menyeluruh Menyeluruh

• Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh, yang Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh, yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor serta mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor serta berdasarkan pada strategi dan prosedur penilaian dengan berdasarkan pada strategi dan prosedur penilaian dengan berbagai bukti hasil belajar siswa atau peserta didik.berbagai bukti hasil belajar siswa atau peserta didik.

• Perlu diingat bahwa evaluasi hasil belajar itu tidak boleh Perlu diingat bahwa evaluasi hasil belajar itu tidak boleh dilakukan secara terpisah-pisah atau sepotong-potong, dilakukan secara terpisah-pisah atau sepotong-potong, tetapi harus dilakukan secara utuh dan menyeluruh. tetapi harus dilakukan secara utuh dan menyeluruh.

• Dengan kata lain, evaluasi hasil belajar harus mencakup Dengan kata lain, evaluasi hasil belajar harus mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkembangan atau perubahan perilaku yang terjadi pada perkembangan atau perubahan perilaku yang terjadi pada diri peserta didik sebagai makhluk hidup dan bukan benda diri peserta didik sebagai makhluk hidup dan bukan benda mati. Dalam hubungan ini, evaluasi hasil belajar di samping mati. Dalam hubungan ini, evaluasi hasil belajar di samping dapat mengungkap aspek proses berpikir (kognitif), juga dapat mengungkap aspek proses berpikir (kognitif), juga dapat mengngkap aspek nilai atau sikap (affektif), dan dapat mengngkap aspek nilai atau sikap (affektif), dan aspek keterampilan (psikomotor) yang melekat dalam diri aspek keterampilan (psikomotor) yang melekat dalam diri masing-masing individu peserta didik.masing-masing individu peserta didik.

Page 11: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 1111

Bermakna Bermakna

• Penilaian diharapkan mempunyai makna Penilaian diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak. Untuk yang signifikan bagi semua pihak. Untuk itu, penilaian hendaknya mudah dipahami itu, penilaian hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindaklanjuti oleh piha-pihak dan dapat ditindaklanjuti oleh piha-pihak yang berkepentingan.yang berkepentingan.

• Hasil penelitian hendaknya mencerminkan Hasil penelitian hendaknya mencerminkan gambaran yang utuh tentang prestasi gambaran yang utuh tentang prestasi siswa yang mengandung informasi siswa yang mengandung informasi keunggulan dan kelemahan, minat dan keunggulan dan kelemahan, minat dan tingkat penguasaan siswa dalam tingkat penguasaan siswa dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.pencapaian kompetensi yang diharapkan.

Page 12: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 1212

Aspek Sasaran Evaluasi Aspek Sasaran Evaluasi

• Aspek atau sasaran evaluasi adalah Aspek atau sasaran evaluasi adalah sesuatu yang sesuatu yang dijadikan sesuatu yang sesuatu yang dijadikan titik pusat perhatian yang akan titik pusat perhatian yang akan diketahui statusnya berdasarkan diketahui statusnya berdasarkan pengukuran. pengukuran.

• Dalam dunia pendidikan, ada tiga aspek Dalam dunia pendidikan, ada tiga aspek yang menjadi sasaran evaluasi yang menjadi sasaran evaluasi pendidikan, yaitu aspek kognitif, afektif, pendidikan, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. dan psikomotorik.

Page 13: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 1313

KognitifKognitif• Aspek atau domain kognitif adalah ranah yang Aspek atau domain kognitif adalah ranah yang

mencakup kegiatan mental (otak). Menurut mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut otak Bloom, segala upaya yang menyangkut otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang dmaksud adalah (1) pengetahuan, jenjang dmaksud adalah (1) pengetahuan, hafalan, ingatan (hafalan, ingatan (knowledgeknowledge), (2) pemahaman ), (2) pemahaman ((comprehensioncomprehension), (3) penerapan (), (3) penerapan (applicationapplication), (4) ), (4) analisis (analisis (analysisanalysis), (5) sintesis (), (5) sintesis (synthesissynthesis), dan (6) ), dan (6) penilaian (penilaian (evaluationevaluation). ).

• Keenam jenjang taraf berpikir kognitif ini bersifat Keenam jenjang taraf berpikir kognitif ini bersifat kontinum dan kontinum dan overlapoverlap atau tumpang tindih, di atau tumpang tindih, di mana taraf berpikir yang lebih tinggi meliputi mana taraf berpikir yang lebih tinggi meliputi taraf berpikir yang ada di bawahnya. taraf berpikir yang ada di bawahnya.

Page 14: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 1414

Kognitif (1. Knowledge)Kognitif (1. Knowledge)• PengetahuanPengetahuan adalah kemampuan seseorang adalah kemampuan seseorang

untuk mengingat-ingat kembali (untuk mengingat-ingat kembali (recallrecall) atau ) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan lain-lain tanpa gejala, rumus-rumus, dan lain-lain tanpa mengharapkan kemampuan untuk mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Pengetahuan atau ingatan ini menggunakannya. Pengetahuan atau ingatan ini merupakan tingkat berpikir yang paling rendah. merupakan tingkat berpikir yang paling rendah. Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada jenjang pengetahuan adalah peserta didik dapat jenjang pengetahuan adalah peserta didik dapat menghafal surat al-'Ashr, menerjemahkan dan menghafal surat al-'Ashr, menerjemahkan dan menuliskannya kembali secara baik dan benar, menuliskannya kembali secara baik dan benar, sebagai salah satu materi pelajaran kedisiplinan sebagai salah satu materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan guru Pendidikan Agama Islam di yang diberikan guru Pendidikan Agama Islam di sekolah. Contoh lainnya, peserta didik dapat sekolah. Contoh lainnya, peserta didik dapat mengingat kembali peristiwa kelahiran Rasulullah mengingat kembali peristiwa kelahiran Rasulullah saw. saw.

Page 15: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 1515

Kognitif (2. Pemahaman)Kognitif (2. Pemahaman)• PemahamanPemahaman adalah kemampuan seseorang adalah kemampuan seseorang

untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. sesuatu itu diketahui dan diingat.

• Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dapat berbagai segi. Seorang peserta didik dapat dikatakan memahami sesuatu apabila dia dapat dikatakan memahami sesuatu apabila dia dapat memberikan penjelasan yang rinci tentang memberikan penjelasan yang rinci tentang sesuatu tersebut dengan menggunakan kata-sesuatu tersebut dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan tingkat katanya sendiri. Pemahaman merupakan tingkat berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan. Salah satu contoh hasil belajar atau hafalan. Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman adalah ranah kognitif pada jenjang pemahaman adalah peserta didik dapat menguraikan tentang makna peserta didik dapat menguraikan tentang makna kedisiplinan yang terkandung dalam surat kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-'Ashr secara lancer dan jelas.al-'Ashr secara lancer dan jelas.

Page 16: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 1616

Kognitif (3. Penerapan)Kognitif (3. Penerapan)Penerapan Penerapan atau aplikasi adalah kesanggupan atau aplikasi adalah kesanggupan

seseorang untuk menerapkan atau menggunakan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus, teori dan lain-lain dalam prinsip-prinsip, rumus, teori dan lain-lain dalam situasi yang baru dan kongkrit. situasi yang baru dan kongkrit.

Aplikasi atau penerapan ini adalah tingkat berpikir Aplikasi atau penerapan ini adalah tingkat berpikir yang setingkat lebih tinggi daripada pemahaman. yang setingkat lebih tinggi daripada pemahaman. Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang aplikasi adalah peserta didik mampu memikirkan aplikasi adalah peserta didik mampu memikirkan tentang penerapan konsep kedisiplinan yang tentang penerapan konsep kedisiplinan yang diajarkan oleh Islam dalam kehidupan sehari-hari, diajarkan oleh Islam dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun di baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun di masyarakat.masyarakat.

Page 17: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 1717

Kognitif (4. Analisis)Kognitif (4. Analisis)• Analisis Analisis adalah kemampuan seseorang adalah kemampuan seseorang

untuk merinci atau menguraikan suatu untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-memahami hubungan di antara bagian-bagian tersebut. bagian tersebut.

• Taraf berpikir analisis adalah setingkat Taraf berpikir analisis adalah setingkat lebih tinggi daripada taraf berpikir aplikasi. lebih tinggi daripada taraf berpikir aplikasi. Contoh hasil belajar analisis adalah peserta Contoh hasil belajar analisis adalah peserta didik dapat merenung dan memikirkan didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dengan baik tentang wujud nyata kedisiplinan seorang siswa sehari-hari di kedisiplinan seorang siswa sehari-hari di rumah, di sekolah, dan di masyarakat rumah, di sekolah, dan di masyarakat sebagai bagian dari ajaran Islam sebagai bagian dari ajaran Islam

Page 18: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 1818

Kognitif (5. Sintesis)Kognitif (5. Sintesis)• Sintesis Sintesis adalah kemampuan berpikir yang adalah kemampuan berpikir yang

merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses berpikir yang Sintesis merupakan suatu proses berpikir yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru. pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.

• Taraf berpikir sintesis kedudukannya setingkat Taraf berpikir sintesis kedudukannya setingkat lebih tinggi daripada taraf berpikir analisis. Salah lebih tinggi daripada taraf berpikir analisis. Salah satu contoh hasil belajar kognitif pada taraf sintesis satu contoh hasil belajar kognitif pada taraf sintesis adalah peserta didik mampu menulis karangan adalah peserta didik mampu menulis karangan tentang pentingnya kedisiplinan sebagaimana telah tentang pentingnya kedisiplinan sebagaimana telah diajarkan oleh Islam. Dalam karangannya itu, diajarkan oleh Islam. Dalam karangannya itu, peserta didik juga dapat mengemukakan secara peserta didik juga dapat mengemukakan secara jelas gagasan-gagasannya sendiri atau orang lain, jelas gagasan-gagasannya sendiri atau orang lain, data-data atau informasi lain yang mendukung data-data atau informasi lain yang mendukung pentingnya kedisiplinan pentingnya kedisiplinan

Page 19: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 1919

Kognitif (6. Penilaian)Kognitif (6. Penilaian)• Penilaian Penilaian atau penghargaan atau evaluasi atau penghargaan atau evaluasi

merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif menurut taksonomi Bloom. ranah kognitif menurut taksonomi Bloom.

• Penilaian atau evaluasi merupakan kemampuan Penilaian atau evaluasi merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai, atau ide. Misalnya, terhadap suatu situasi, nilai, atau ide. Misalnya, jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka dia akan mampu memilih satu pilihan yang maka dia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau criteria yang ada. Contoh hasil belajar kognitif criteria yang ada. Contoh hasil belajar kognitif taraf evaluasi adalah peserta didik mampu taraf evaluasi adalah peserta didik mampu mengidentifikasi manfaat kedisiplinan dan mengidentifikasi manfaat kedisiplinan dan mudharat kemalasan sehingga pada akhirnya dia mudharat kemalasan sehingga pada akhirnya dia berkesimpulan dan menilai bahwa kedisiplinan di berkesimpulan dan menilai bahwa kedisiplinan di samping merupakan perintah Allah swt juga samping merupakan perintah Allah swt juga merupakan kebutuhan manusia itu sendiri. merupakan kebutuhan manusia itu sendiri.

Page 20: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 2020

AfektifAfektif• Taksonomi untuk ranah afektif dikembangkan pertama kali Taksonomi untuk ranah afektif dikembangkan pertama kali

oleh David R. Krathwohl dan kawan-kawan (1974) dalam oleh David R. Krathwohl dan kawan-kawan (1974) dalam bukunya yang berjudul bukunya yang berjudul Taxonomy of Educational Objectives: Taxonomy of Educational Objectives: Affective Domain.Affective Domain. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif yang tinggi. seseorang telah memiliki penguasaan kognitif yang tinggi. Cirri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik Cirri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatiannya terhadap dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatiannya terhadap mata pelajaran PAI, kedisiplinan dalam mengikuti mata pelajaran PAI, kedisiplinan dalam mengikuti pembelajaran PAI, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih pembelajaran PAI, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak tentang materi PAI, penghargaan dan rasa hormat banyak tentang materi PAI, penghargaan dan rasa hormat terhadap guru PAI, dan lain-lain. terhadap guru PAI, dan lain-lain.

• Ranah afektif ini oleh Krathwohl dan kawan-kawan dirinci ke Ranah afektif ini oleh Krathwohl dan kawan-kawan dirinci ke dalam beberapa jenjang atau taraf afektif, yaitu (1) dalam beberapa jenjang atau taraf afektif, yaitu (1) penerimaan (penerimaan (receivingreceiving), (2) penanggapan (), (2) penanggapan (respondingresponding), (3) ), (3) menilai (menilai (valuingvaluing), (4) mengorganisasikan (), (4) mengorganisasikan (organizationorganization), dan ), dan (5) karakterisasi dengan nilai atau kompleks nilai (5) karakterisasi dengan nilai atau kompleks nilai ((characterization by a value orang value complexcharacterization by a value orang value complex). ).

Page 21: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 2121

Afektif (1. Receiving)Afektif (1. Receiving)• Receiving Receiving atau atau attending attending adalah kepekaan seseorang adalah kepekaan seseorang

dalam menerima rangsangan atau stimulus dari luar dalam menerima rangsangan atau stimulus dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang situasi, gejala, dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini adalah kesadaran dan keinginan untuk menerima ini adalah kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang dating. atau rangsangan yang dating.

• Receiving Receiving atau atau attending attending juga sering diberi pengertian juga sering diberi pengertian sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini, peserta kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini, peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai yang didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai yang diajarkan kepada mereka, dan mereka mau diajarkan kepada mereka, dan mereka mau menggabungkan diri ke dalam nilai itu, atau menggabungkan diri ke dalam nilai itu, atau mengidentikkan diri dengan nilai itu. Contoh hasil mengidentikkan diri dengan nilai itu. Contoh hasil belajar afektif taraf belajar afektif taraf receivingreceiving adalah peserta didik adalah peserta didik menyadari bahwa disiplin wajib ditegakkan, sifat malas menyadari bahwa disiplin wajib ditegakkan, sifat malas dan tidak berdsiplin harus disingkirkan jauh-jauh. dan tidak berdsiplin harus disingkirkan jauh-jauh.

Page 22: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 2222

Afektif (2. Responding)Afektif (2. Responding)• Responding Responding atau menanggapi mengandung atau menanggapi mengandung

arti "adanya partisipasi aktif". Jadi, arti "adanya partisipasi aktif". Jadi, kemampuan kemampuan responding responding adalah kemampuan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk yang dimiliki seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Jenjang terhadapnya dengan salah satu cara. Jenjang ini setingkat lebih tinggi daripada ini setingkat lebih tinggi daripada receiving.receiving. Contoh hasil belajar ranah afektif jenjang Contoh hasil belajar ranah afektif jenjang responding responding adalah peserta didik tumbuh adalah peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajari lebih jauh hasratnya untuk mempelajari lebih jauh ajaran-ajaran Islam tentang kedisiplinan. ajaran-ajaran Islam tentang kedisiplinan.

Page 23: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 2323

Afektif (3. Valuing)Afektif (3. Valuing)• Valuing Valuing artinya memberikan nilai atau penghargaan artinya memberikan nilai atau penghargaan

terhadap suatu kegiatan atau objek, sehingga apabila terhadap suatu kegiatan atau objek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan dirasakan akan membawa kegiatan itu tidak dikerjakan dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. kerugian atau penyesalan. Valuing Valuing merupakan taraf afektif merupakan taraf afektif yang setingkat lebih tinggi daripada yang setingkat lebih tinggi daripada responding.responding.

• Terkait dengan proses pembelajaran, peserta didik tidak Terkait dengan proses pembelajaran, peserta didik tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi telah hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi telah mampu untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik-mampu untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik-buruk. Apabila peserta didik telah mampu untuk buruk. Apabila peserta didik telah mampu untuk mengatakan bahwa "itu baik atau itu buruk" maka dia mengatakan bahwa "itu baik atau itu buruk" maka dia sudah mampu untuk melakukan penilaian. Nilai itu sudah sudah mampu untuk melakukan penilaian. Nilai itu sudah mulai diinternalisasikan ke dalam dirinya, yang selanjutnya mulai diinternalisasikan ke dalam dirinya, yang selanjutnya bersifat stabil dan menetap dalam dirinya. Contoh hasil bersifat stabil dan menetap dalam dirinya. Contoh hasil belajar afektif taraf belajar afektif taraf valuing valuing adalah tumbuhnya kemauan adalah tumbuhnya kemauan yang kuat dalam diri peserta didik untuk berlaku disiplin, yang kuat dalam diri peserta didik untuk berlaku disiplin, baik di rumah, sekolah, maupun di masyarakat karena baik di rumah, sekolah, maupun di masyarakat karena didasari keyakinan dan penilaian bahwa hidup disiplin didasari keyakinan dan penilaian bahwa hidup disiplin adalah baik.adalah baik.

Page 24: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 2424

Afektif (4. Organization)Afektif (4. Organization)• Organization Organization artinya mempertemukan perbedaan artinya mempertemukan perbedaan

nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum. universal, yang membawa kepada perbaikan umum.

• Mengatur atau mengorganisasikan merupakan Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk di dalamnya hubungan satu organisasi, termasuk di dalamnya hubungan satu nilai dengan nilai yang lain, pemantapan dan nilai dengan nilai yang lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Contoh hasil prioritas nilai yang telah dimilikinya. Contoh hasil belajar afektif taraf belajar afektif taraf organization organization adalah peserta adalah peserta didik mendukung penegakkan disiplin nasional yang didik mendukung penegakkan disiplin nasional yang dicanangkan oleh pemerintah. Mengatur atau dicanangkan oleh pemerintah. Mengatur atau mengorganisasikan ini merupakan taraf afektif yang mengorganisasikan ini merupakan taraf afektif yang setingkat lebih tinggi daripada setingkat lebih tinggi daripada valuing.valuing.

Page 25: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 2525

Afektif (5. Afektif (5. Characterization by a value Characterization by a value orang value complexorang value complex))• Characterization by a value orang value complex Characterization by a value orang value complex yakni yakni

keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Di sini yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Di sini proses internalisasi nilai telah menempati tempat yang tinggi proses internalisasi nilai telah menempati tempat yang tinggi dalam suatu hirarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara konsisten dalam suatu hirarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara konsisten dalam sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini adalah dalam sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini adalah tingkatan afektif tertinggi karena sikap batin peserta didik telah tingkatan afektif tertinggi karena sikap batin peserta didik telah benar-benar bijaksana. Dia telah memiliki filsafat hidup yang benar-benar bijaksana. Dia telah memiliki filsafat hidup yang mapan. mapan.

• Jadi pada taraf afektif ini, peserta didik telah memiliki sistem nilai Jadi pada taraf afektif ini, peserta didik telah memiliki sistem nilai yang mapan dan mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang mapan dan mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang cukup lama, sehingga membentuk karakteristik "pola hidup". yang cukup lama, sehingga membentuk karakteristik "pola hidup". Tingkah lakunya menetap, konsisten, dan dapat diramalkan. Tingkah lakunya menetap, konsisten, dan dapat diramalkan. Contoh hasil belajar afektif ranah terakhir ini adalah peserta didik Contoh hasil belajar afektif ranah terakhir ini adalah peserta didik telah memiliki kebulatan sikap. Wujudnya, peserta didik telah memiliki kebulatan sikap. Wujudnya, peserta didik menjadikan perintah Allah swt dalam surat al-'Ashr sebagai menjadikan perintah Allah swt dalam surat al-'Ashr sebagai pegangan hidupnya dalam hal yang menyangkut kedisiplinan, pegangan hidupnya dalam hal yang menyangkut kedisiplinan, baik di rumah, sekolah, maupun di masyarakat. baik di rumah, sekolah, maupun di masyarakat.

Page 26: Prinsip dan Aspek  Evaluasi

MunifMunif 2626

PsikomotorPsikomotor• Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan

dengan keterampilan (skill) atau kemampuan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan dan ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. kemampuan bertindak individu.

• Hasil belajar kognitif dan afektif akan menjadi Hasil belajar kognitif dan afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan afektifnya. dalam ranah kognitif dan afektifnya.