prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian · 2017. 12. 17. · kesadaran, terapi, dan...

96
PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN TEKANAN DARAH RESPONDEN 40 75 TAHUN DI KECAMATAN KALASAN, SLEMAN, DIY (KAJIAN FAKTOR UMUR DAN BODY MASS INDEX (BMI)) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh: Christina Gabriella Rawing NIM: 128114019 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN

TEKANAN DARAH RESPONDEN 40 – 75 TAHUN DI KECAMATAN

KALASAN, SLEMAN, DIY

(KAJIAN FAKTOR UMUR DAN BODY MASS INDEX (BMI))

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Christina Gabriella Rawing

NIM: 128114019

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

i

PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN

TEKANAN DARAH RESPONDEN 40 – 75 TAHUN DI KECAMATAN

KALASAN, SLEMAN, DIY

(KAJIAN FAKTOR UMUR DAN BODY MASS INDEX (BMI))

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Christina Gabriella Rawing

NIM: 128114019

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecil ini kepada Yesus Kristus

Ayah, Mama, Adikku dan keluarga tercinta

Teman-teman FSM A 2012 dan FKK A 2012

Almamaterku

Mintalah maka akan diberikan kepada mu, carilah maka kamu akan mendapatkan, ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima, dan setiap orang yang mencari,

mendapatkan, dan setiap orang yang mengetok baginya pintu dibukakan”

-Matius 7: 7-8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

v

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan dan kurniaNya

sehingga penulis dapat menyelesakan skripsi yang berjudul “Prevalensi

Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun

berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur dan Body Mass Index (BMI) di

Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY” sebagai salah satu syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Keberhasilan dalam menyelesakan penulisan skrpsi ini tidak terlepas

dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Farmasi Sanata Dharma yang telah mendukung penelitian.

2. Bapak Camat Kecamatan Kalasan, Bapak Kepala Desa Tirtomartani dan

Bapak Kepala Desa Selomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta telah

memberikan ijin pengambilan data pada masyarakat di Kecamatan

Kalasan.

3. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt selaku dosen pembimbing utama dan Ibu

Dita Maria Virginia, S.Farm., M.Sc., Apt selaku dosen pembimbing

pendamping yang telah memberikan saran dan bimbingan dari awal

hingga akhir proses penyusunan skripsi ini.

4. Orang tua tercinta Bapak Yohanes Anthonius Rawing dan Ibu Margaretha

Randungan telah memberikan seluruh doa, motivasi, dan dukungan moril

dan material sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

vi

5. Carolina Giovanni dan Celinna Gracella sebagai kakak dan adik yang

selalu memberikan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

ini.

6. Teman – teman seperjuangan Edward, Venny, Sina, Monika, Nonitha,

Tika, dan Tiwi atas kebersamaan dan kerjasama selama ini.

7. Kevien Arditanoyo sebagai pasangan dan sahabat yang selalu mendukung

dan memberi motivasi dari awal hingga akhir proses penyusunan skripsi.

8. Teman-teman FSM A, FKK A, KOTI, Keluarga Gembira, dan Cubiters

yang telah mendukung proses penyusunan skripsi.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, baik secara

langsung maupun tidak angsung turut membantu penulisan dalam

menyelesaikan tugas akhir ini

Yogyakarta, 8 November 2015

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

PRAKATA ....................................................................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................... vii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

INTISARI ......................................................................................................... xv

ABSTRACT ....................................................................................................... xvi

BAB I. PENGANTAR ..................................................................................... .1

A. Latar Belakang ............................................................................................ .1

B. Rumusan masalah ........................................................................................ .4

C. Keaslian penelitian ..................................................................................... .5

D. Manfaat penelitian ....................................................................................... .6

E. Tujuan penelitian ......................................................................................... 6

1. Tujuan umum ................................................................................... .6

2. Tujuan khusus .................................................................................. .6

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA.............................................................. .8

A. Definisi Hipertensi ...................................................................................... .8

B. Kesadaran Hipertensi................................................................................... .9

C. Terapi Hipertensi ......................................................................................... .10

D. Pengendalian Tekanan Darah ...................................................................... .13

E. The Rule of Halves ....................................................................................... .14

F. Faktor penyebab hipertensi .......................................................................... .14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

x

G. Landasan teori ............................................................................................. .17

H. Hipotesis ...................................................................................................... .19

BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................. .20

A. Jenis dan Rancangan penelitian................................................................... .20

B. Variable Penelitian ...................................................................................... .20

C. Definisi Operasional .................................................................................... .21

D. Subjek Penelitian ......................................................................................... .24

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... .26

F. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... .27

G. Teknik Pengambilan Sampel ....................................................................... .27

H. Instrumen Penelitian .................................................................................... .28

I. Tata Cara Penelitian ..................................................................................... .28

J. Analisis Data Penelitian............................................................................... .33

K. Pembuktian Hipotesis .................................................................................... 34

L. Kesulitan Penelitian ....................................................................................... 35

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 37

A. Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah ............... 42

B. Pengaruh faktor usia dan Body Mass Index terhadap Prevalensi, Kesadaran,

Terapi dan Pengendalian Tekanan Darah .......................................................... 45

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 57

A.Kesimpulan .................................................................................................... 57

B.Saran ............................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 59

LAMPIRAN ....................................................................................................... 65

BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alogaritma Terapi Farmakologi dalam Penanganan

Hipertensi ...................................................................................... 12

Gambar 2. Rule of Halves ............................................................................... 14

Gambar 3. Bagan Perhitungan Besar Sampel Penelitian di Kecamatan

Kalasan, Sleman, DIY ................................................................... 26

Gambar 4. Bagan ruang lingkup penelitian di Kecamatan Kalasan, Sleman,

DIY ................................................................................................ 26

Gambar 5. Alur Tata Cara Penelitian .............................................................. 28

Gambar 6. Pembuktian Hipotesis ................................................................... 35

Gambar 7. Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Responden

Tekanan Darah Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY Berdasarkan

“Rule of Halves” ............................................................................ 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Penelitian Terdahulu yang Memiliki Persamaan Topik

Penelitian ....................................................................................... 5

Tabel II. Klasifikasi Tingkat Tekanan Darah .............................................. 9

Tabel III. Pilihan Obat Antihipertensi Berdasarkan Kondisi Pasien Menurut

ESH dan ESC 2013 ....................................................................... 13

Tabel IV. Klasifikasi BMI Untuk Populasi Asia ........................................... 17

Tabel V. Definisi Operasional Penelitian..................................................... 21

Tabel VI. Profil Responden Penelitian di Kecamatan Kalasan, Sleman,

DIY ................................................................................................ 36

Tabel VII Karakteristik Normalitas Data Responden di Kecamatan Kalasan,

Sleman, DIY .......................................................................................... 41

Tabel VIII. Terapi Hipertensi di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY............... 44

Tabel IX. Perbedaan Faktor Umur Terhadap Tekanan Darah Sistolik (TDS),

Tekanan Darah Diastolik (TDD), Denyut Nadi, dan Body Mass

Index (BMI) Responden di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY .... 46

Tabel X. Perbedaan Faktor BMI Terhadap Umur, Tekanan Darah Sistolik

(TDS), Tekanan Darah Diastolik (TDD), Denyut Nadi Responden

di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY ............................................ 48

Tabel XI. Pengaruh Faktor Body Mass Index Terhadap Prevalensi Hipertensi

Responden di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY ......................... 49

Tabel XII. Pengaruh Faktor Umur dan BMI Terhadap Kesadaran Pada

Responden di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY ......................... 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

xiii

Tabel XIII. Pengaruh Faktor Umur dan BMI Terhadap Terapi Hipertensi Pada

Responden di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY ......................... 52

Tabel XIV. Pengaruh Faktor Umur dan BMI Terhadap Pengendalian Tekanan

Darah Pada Responden di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY ..... 53

Tabel XV. Pengaruh faktor BMI Terhadap Umur, Jenis Kelamin dan Diet

pada Responden Hipertensi di Kecamatan Kalasan, Sleman,

DIY ................................................................................................ 54

Tabel XVI. Penilaian Pengaturan Diet Dengan CRF .................................. …..55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ..................................................................... 65

Lampiran 2. Ethical Clerance .......................................................................... 66

Lampiran 3. Informed Consent ........................................................................ 67

Lampiran 4. Uji Realibilitas Instrumen Penelitian ........................................... 70

Lampiran 5. Validasi Timbangan Berat Badan ................................................ 73

Lampiran 6. SOP Pengukuran Tekanan Darah ................................................ 75

Lampiran 7. Pedoman Wawancara .................................................................. 78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

xv

INTISARI

Hipertensi dapat diartikan sebagai kondisi tekanan darah secara persisten

dengan tekanan sistolik ≥140mmHg dan tekanan diastolik ≥90mmHg.

Peningkatan tekanan darah terjadi dengan adanya pertambahan umur. Faktor lain

yang mempengaruhi hipertensi adalah Body Mass Index (BMI). Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengevaluasi prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian

tekanan darah responden 40 – 75 tahun terhadap faktor risiko umur dan BMI.

Jenis rancangan penelitian cross-sectional.

Responden peneliti sebanyak 813 responden berumur 40-75 tahun.

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara multistage random sampling,

pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling di enam

Padukuhan pada Kecamatan Kalasan. Uji proporsi dilakukan dengan uji chi-

square dan uji hipotesis dilakukan dengan uji T independent. Hasil penelitian

menunjukan responden dengan tekanan darah ≥140mmHg 43,9%; masyarakat

tidak sadar hipertensi 25,5%; masyarakat yang melakukan terapi 12,6%; dan

responden yang memiliki tekanan darah terkendali 0,5%. Faktor yang

mempengaruhi prevalensi hipertensi adalah umur. Responden yang umur 60-75

tahun memiliki risiko 2,76 terkena hipertensi dibanding responden dengan umur

40-59 tahun (95% CI 2,01 - 3,77).

Tidak terdapat pengaruh antara BMI terhadap prevalensi, kesadaran, terapi

dan pengendalian, namun terdapat pengaruh antara BMI terhadap umur dengan

OR 0,054 (95% CI 0,37 - 0,68) dan diet dengan OR 0,59 (95% CI 0,42 - 0,83).

Kata kunci : Prevalensi, Kesadaran, Terapi, Pengendalian Tekanan Darah, Umur,

Body Mass Index.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

xvii

ABSTRACT

Hypertension is systolic blood pressure increasing ≥140 mmHg and

diastolic blood pressure ≥90 mmHg. One of the risk factors of hypertension is age.

And another factor is Body Mass Index. The purpose of this research is to

evaluate based on the level of prevalence, awareness, treatment, and blood

pressure controlling respondents were aged 40 – 75 years towards age and body

mass index. The type of research used in this study was observational with cross

sectional analytical design.

Respondents were aged 40-75 years with total of 813 respondents. Sampling

was done by cluster random sampling in six hamlets. Hypothesis test was done by

unpaired t test and the proportion test was done by Chi Square test. The results for

respondents with blood pressure ≥140/90 mmHg is 43,9%; respondents who are

aware of hypertension is 25,5%; respondents who do therapy is 12,6%; and

respondents whose blood pressure controlled is 0,5%. Factor which influence the

prevalence of blood pressure ≥140/90 mmHg is age with OR 2,76 (95% CI: 2,01-

3,77). There is no influence between BMI towards the prevalence, awareness,

treatment and blood pressure controlling, but there is influence between BMI

towards age with OR of 0,50 (95% CI 0,37 – 0,68) and diet with OR of 0,59 (95%

CI 0,42 – 0,83).

Keywords: Prevalence, Awareness, Treatment, Blood Pressure Control, Age,

Body Mass Index.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah

berkala melebihi batas normal dan dapat menimbulkan berbagai komplikasi

seperti stroke, dan gagal ginjal (Wahdah, 2011). Hipertensi memberikan gejala

yang berlanjut pada organ tubuh dan dapat mengakibatkan kerusakan pembuluh

darah yang menyebabkan tejadinya penyakit jantung koroner (Departemen

Kesehatan RI, 2012). The Eight Report of The Joint National Comitte on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC

VIII) menyatakan seseorang dikatakan hipertensi jika tekanan darah sistolik

≥140mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg (James, Oparil, Carter,

Cushmanm and Himmelfarb, 2013).

Hipertensi sering disebut sebagai the silent killer karena penderita tidak

dapat merasakan gejalanya. Vasokontriksi pembuluh darah yang berlangsung

lama mengakibatkan kerusakan permanen pada organ tubuh vital. Pasien baru

akan menyadari terserang hipertensi ketika sudah menimbulkan komplikasi pada

jantung, terjadi penyumbatan darah, dan dapat berakibat kematian (Baradero,

Dayrit, dan Siswadi, 2008).

Hipertensi tidak terkontrol akan berdampak pada penyakit kardiovaskuler

seperti penyakit jantung iskemik, stroke, serta dapat menyebabkan gagal ginjal.

Penyakit hipertensi yang tidak terkontrol akan menyebabkan peluang 7 kali lebih

besar terkena stroke, 6 kali lebih besar terkena congestive heart failure, dan 3 kali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

2

lebih besar terkena serangan jantung (Rahajeng dan Tuminah, 2009).

Hipertensi bukan merupakan penyakit dengan faktor tunggal, ada banyak

faktor yang bisa memicu kasus hipertensi. Faktor-faktor tersebut adalah

kegemukan, pola makan yang tidak sehat, stress, kebiasaan mengkonsumsi

alkohol, kebiasaan merokok, serta aktivitas fisik yang kurang (Baradero, 2008).

Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko mayor untuk serangan jantung,

gagal jantung, serta stroke. American Heart Association (AHA) menyatakan

bahwa presentasi penderita serangan jantung yang mengidap penyakit hipertensi

adalah 69% (Rahajeng dan Tuminah, 2009).

Kasus hiprtensi di dunia, 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi.

Setiap tahun hipertensi menjadi penyebab 1 dari setiap 7 kematian (± 7 juta

pertahun). Di Negara maju seperti Amerika, penderita hipertensi yang diobati

sebanyak 59% dan yang terkontrol 34%. Di Benua Eropa, penderita yang diobati

hanya 27%, sedangkan 70% tidak terkontrol (AHA, 2008).

Berdasarkan data WHO (2013), sekitar 40% dari orang dewasa berumur

>25 tahun telah didiagnosis dengan hipertensi. Terjadi kenaikan kasus hipertensi

dengan jumlah 600 juta tahun 1980 menjadi 1 miliar pada tahun 2008. Prevalensi

hipertensi tertinggi terdapat didaerah Afrika dengan 46% orang dewasa >25 tahun

sedangkan prevalensi hipertensi terendah terdapat di amerika sebesar 35%. Secara

keseluruhan negara berpenghasilan tinggi memiliki prevalensi hipertensi yang

rendah dari kelompok lainnya.

Prevalensi hipertensi di Indonesia tinggi sehingga hipertensi menjadi

masalah kesehatan yang sering dijumpai di Indonesia. Hasil studi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

3

berkesinambungan dari Monitoring Trends and Determinants of Cardiovaskuler

Disease (MONICA) Jakarta menunjukan terdapat peningkatan prevalensi

hipertensi pada populasi Indonesia dari 16,9% pada tahun 1993 menjadi 17,9%

pada tahun 2000 (Lilyasari, 2007). Berdasarkan data Riset Kesehatan Daerah

(Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi pada

penduduk Indonesia sebesar 25,8%. Prevalensi hipertensi tertinggi ditemukan di

Bangka Belitung sebesar 30,9%, diikuti Kalimantan Selatan sebesar 30,8%, dan

Kalimantan Timur 29,6%. Prevalensi di Yogyakarta sendiri sebesar 25,7%.

Kelebihan berat badan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

angka kejadian hipertensi. Di Indonesia angka kelebihan berat badan pada

penduduk umur ≥18 tahun tercatat sebanyak 27,1%. Prevalensi obesitas pun lebih

tinggi di daerah perkotaan dibanding dengan pedesaan, dan lebih tinggi pada

kelompok masyarakat berpendidikan lebih tinggi serta bekerja sebagai

PNS/TNI/Polri/Pegawai. Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi obesitas pada

perempuan lebih tinggi sebesar 26,9% dibanding laki-laki sebesar 16,3%

(Riskesdas, 2010).

Penuaan adalah suatu proses alamiah yang tidak dapat dihindari, berjalan

secara terus menerus dan berkesinambungan. Lansia adalah seseorang yang

berumur >60 tahun. Pada masa lansia terjadi penururnan fungsi tubuh secara

alamiah. Penururnan fungsi internal pada umumnya terjadi pada sistem

kardiovaskular, pernapasan, saraf, dan sensori. Pada pembuluh jantung tekanan

menurun dan efisensi kerja jantung tinggal 80%. Kekuatan otot jantung melemah.

Kasus yang sering terjadi adalah terganggunya sistem jantung dan predaran darah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

4

(Maryam, 2008).

Kabupaten Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang berada di

Provinsi DIY dengan prevalensi hipertensi pada tahun 2012 sebesar 1.639 per

100.000 penduduk. Pada tahun 2012, hipertensi menjadi penyakit tidak menular

tertinggi di Kabupaten Sleman dengan 10.893 kasus (22,8%). Kecamatan Kalasan

adalah salah satu dari 17 kecamatan dalam Kabupaten Sleman. Pada tahun 2011,

Kecamatan Kalasan memiliki jumlah kasus hipertensi tertinggi yaitu sebesar

>1.400 kasus. Apabila pengetahuan dan pemahaman tentang faktor risiko serta

manajemen hipertensi tidak diimplementasikan sejak umur dewasa menengah,

maka hipertensi dapat menjadi ancaman terjadinya komplikasi penyakit (Dinas

Kesehatan Kabupaten Sleman, 2013).

B. Rumusan masalah

a. Berapa proporsi prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan

darah responden di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY?

b. Apakah terdapat pengaruh perbedaan faktor risiko kesehatan umur dan

Body Mass Index (BMI) terhadap perbedaan prevalensi, kesadaran, terapi, dan

pengendalian tekanan darah di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

5

C. Keaslian peneliti

Beberapa penelitian yang berhubungan dengan prevalensi, kesadaran, terapi,

dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi yang pernah dilakukan,

dijabarkan pada Tabel I.

Table I. Penelitian Terdahulu yang Memiliki Persamaan Topik Penelitian

Jurnal Metode Hasil Perbedaan

Body Mass Index

and Risk of Incident

Hypertension Over

The Life Course: The

Johns Hopkin

Precursors

(Hasan M. Shibab.,

and Lucy A. Meoni,

2012)

Metode

Cohort

study

Pria yang mengalami

overweight (BMI > 25) risiko

meningkat (OR = 1,57, 95% CI

(1,20 – 2,07) dan pria yang

normal memiliki nilai OR =

0,91 95% CI (0,43 – 1,92)

Metode

penelitian

Jumlah

responden

508 pria

berumur 45

tahun

Hubungan Indeks

Masa Tubuh,

Aktivitas Fisik,

Rokok, Konsumsi

Buah, Sayur dan

Kejadian Hipertensi

pada Lansia di Pulau

Kalimantan

(Anggraini, 2014).

Metode

cross-

sectional

Responden yang menderita

hipertensi sebanyak 54,2%.

Dari total responden yang

hipertensi sebanyak 66%

berumur >60 tahun, 56,4%

tinggal di perkotaan, 55,9%

memiliki pendapatan

menengah keatas, 67,9%

overweight, 52,9% merokok,

54,6% kurang konsumsi buah.

Jumlah

responden

5889

responden

pada umur >45

tahun

Association between

body mass indexand

blood pressure

across the

populations in Africa

and Asia

(Tesfaye, Nawi,

Minh, 2007).

Metode

cross-

sectional

BMI, jenis kelamin, dan umur

ditemukan secara signifikan

mempengaruhi tekanan darah.

Di Indonesia orang yang

kelebihan berat badan 7 kali

lebih berisiko terkena

hipertensi (OR 7,64 95% CI

(3,88 – 15,00)

Jumlah subjek

1944 subjek

Sepanjang penelusuran peneliti, Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan

Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun di Kecamatan Kalasan,

Sleman, DIY (Kajian Faktor Risiko Kesehatan Umur dan Body Mass Index

(BMI)) belum pernah diteliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

6

D. Manfaat peneliti

a. Manfaat teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai refrensi

mengenai pengaruh antara faktor umur dan BMI terhadap prevalensi,

kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden 40 – 75

tahun.

b. Manfaat praktis : Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi

bagi pemerintahan daerah setempat terkait pengaruh antara faktor umur

dan BMI kepada responden hipertensi sehingga membantu dalam

meningkatkan kesadaran, terapi dan pengendalian tekanan darah

responden 40 – 75 tahun di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY.

E. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Mengevaluasi prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian

tekanan darah responden 40 – 75 tahun di kecamatan kalasan, Sleman,

DIY.

2. Tujuan khusus

1.) Mengetahui proporsi prevalensi hipertensi, kesadaran responden

terhadap hipertensi, terapi hipertensi, serta pengendalian tekanan

darah pada responden 40 – 75 tahun di Kecamatan Kalasan,

Sleman, DIY.

2.) Melakukan evaluasi pengaruh perbedaan faktor umur dan BMI

terhadap prevalensi, kesadaran, terapi hipertensi, dan pengendalian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

7

tekanan darah responden 40 – 75 tahun di Kecamatan Kalasan,

Sleman, DIY.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

8

BAB II

PENELAHAAN PUSTAKA

A. Definisi Hipertensi

Tekanan darah adalah pengukuran kekuatan dinding arteri pada jantung

saat memompa darah melalui tubuh anda. Pembacaan tekanan darah diberikan

dalam dua angka. Angka bagian atas disebut tekanan darah sistolik. Angka yang

di bawah disebut tekanan darah diastolik. Tekanan darah normal adalah ketika

tekanan darah lebih rendah dari 120/80 mmHg. Hipertensi adalah istilah lain yang

digunakan untuk menggambarkan tekanan darah tinggi (Crowin, 2000).

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah arteri secara persisten,

tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg

(Dipiro, Talbert, Yee, Matzke, Wells and Posey, 2014). Hipertensi menjadi salah

satu faktor risiko penyakit kardiovaskuler dengan komplikasi seperti stroke dan

gagal ginjal. Penderita hipertensi memiliki risiko terkena serangan jantung.

Menurut European Society of Hypertension (ESH) dan European Society of

Cardiology (ESC), dikatakan hipertensi apabila tekanan darah sistolik dan

diastolik terukur sebesar 140 mmHG dan/atau 90 mmHg (Mancia, Fagard,

Narkiewicz, Redon, Zanchetti, Bohm et al., 2013).

Klasifikasi tingkat tekanan darah (mmHg) menurut Guidelines ESH and

ESC 2013, dijabarkan pada Tabel II. sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

9

Tabel II. Klasifikasi Tingkat Tekanan Darah (mmHg)

Kategori Sistolik

(mmHg)

Diastolik

(mmHg)

Optimal <120 dan/atau <80

Normal 120-129 dan/atau 80-84

Batas tinggi normal 130-139 dan/atau 85-89

Kelas I Hipertensi 140-159 dan/atau 90-99

Kelas II Hipertensi 160-179 dan/atau 100-109

Kelas III Hipertensi ≥180 dan/atau ≥110

Sistolik Hipertensi ≥140 dan/atau <90

(Mancia et al., 2013)

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah terbentuknya angiotensin II dari

angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). Peningkatan sekresi

hormon anti diuretik (ADH) menyebabkan urin yang dieksresikan sedikit

sehingga terjadi peningkatan osmolaritas dan menyebabkan urin menjadi pekat.

Urin yang pekat dapat diencerkan dengan cara peningkatan volume cairan

ekstraseluler dengan menarik cairan pada bagian intraseluler. Hal ini

menyebabkan peningkatan volume.

B. Kesadaran Terhadap Hipertensi

Kesadaran dan pengetahuan mengenai hipertensi adalah faktor penting

dalam mencapai tekanan darah yang terkendali (Alexander, 2013). Hasil Riset

Kesehatan Dasar (2007) menunjukkan, sebagian besar kasus hipertensi di

masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini ditunjukan melalui hasil pengukuran

tekanan darah yang dilakukan pada umur >18 tahun ditemukan prevalensi

hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, diantaranya hanya 7,2% penduduk yang

sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat

hipertensi (Departemen Kesehatan RI, 2009).

Pengetahuan masyarakat yang kurang mengenai faktor risiko serta

penyakit komplikasi dari hipertensi merupakan salah satu alasan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

10

menyebabkan rendahnya prevalensi kesadaran hipertensi. Masyarakat belum

menyadari betapa pentingnya melakukan kontrol tekanan darah di pusat kesehatan

terdekat. Sehingga sebagian kasus hipertensi di Indonesia belum terdiagnosis

(Departemen Kesehatan RI, 2009).

C. Terapi Hipertensi

Tujuan terapi hipertensi adalah untuk menurunkan morbiditas dan

mortalitas yang diakibatkan oleh hipertensi. Perubahan gaya hidup yang sesuai

adalah landasan untuk mencegah hipertensi. Studi klinis menunjukan bahwa

menurunkan tekanan darah dengan menjaga gaya hidup setara dengan

mengkonsumsi terapi tunggal hipertensi.

Terapi non-farmakologi yang digunakan untuk menunjang terapi

farmakologi yang diberikan, antara lain mengurangi makanan yang mengandung

lemak, mengurangi asupan garam dan MSG, menghilangkan kebiasaan merokok

dan minum alkohol , membiasakan diri untuk berolahraga rutin setiap hari, dan

mengkonsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, dan sayur-sayuran (Sacks,

2010).

Olahraga dapat membakar lemak sehingga tidak menimbulkan

penumpukan lemak yang berlebihan, olahraga juga dapat memperlancar peredaran

darah. Olahraga yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah aerobik, jalan

santai, meditasi, dan yoga. Istirahat yang cukup dapat mengurangi kelelahan dan

ketegangan otot. Istirahat dianjurkan dengan berbaring terlentang sehingga dapat

melancarkan aliran darah ke otak dan dapat mengurangi stress (Muhammadun,

2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

11

Menurut The Task Force for The Management of Arterial Hypertension of

The European Society of Hypertension and of the European Society of Cardiolog

(2013), pasien dengan hipertensi dianjurkan untuk mengkonsumsi sayuran,

produk susu rendah lemak, makanan tinggi serat, biji-bijian, protein yang berasal

dari tanaman, dan mengurangi makanan yang mengandung lemak jenuh dan tinggi

kolesterol. ESH dan ESC menganjurkan untuk melakukan diet mediterania.

Sejumlah studi dan meta-analisis telah melaporkan bahwa diet mediterania

memberikan efek perlindungan untuk kardiovaskular.

Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) menyarankan untuk

mengurangi atau membatasi penggunaan garam berlebih, dan lemak jenuh,

meningkatkan konsumsi buah-buahan, sayuran. Pola makan DASH di susun

berdasarkan energi yang dibutuhkan perhari yaitu 2000 kalori/hari (U.S

Department of Health and Human Services, 2006).

Modifikasi gaya hidup dapat mengurangi tekanan darah, meningkatkan

khasiat dari obat antihipertensi, dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

Asupan natrium yang disarankan tidak lebih dari 1.600 mg, asupan natrium

tersebut memiliki efek yang setara dengan mengkonsumsi terapi obat tunggal

(The Seventh Report of the Joint National Committee, 2003).

Ada beberapa obat antihipertensi yang digunakan baik obat tunggal atau

kombinasi bila diperlukan yaitu, diuretik thiazid, ACE inhibitor, Angiotensin II

Channel Blocker (ARB), Calcium Chanel Blocker (CCB). JNC 7

merekomendasikan diuretik tipe tiazid bila memungkinkan sebagai terapi lini

pertama untuk kebanyakan pasien, baik sendiri atau dikombinasikan dengan salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

12

satu dari kelas lain (ACEI, ARB, CCB, dan β-blockers receptors) (Depkes, 2006).

Gambar 1. Alogaritma Terapi Farmakologi dalam Penanganan

Hipertensi (Dipiro et al., 2008)

ESH dan ESC menganjurkan penggunaan diuretik (termasuk tiazid,

chlorthalidone dan indapamide), ACE inhibitor, β-blocke, CCB, dan ARB cocok

untuk pengobatan antihipertensi baik sebagai monoterapi atau dalam kombinasi.

Semua kelas obat antihipertensi memiliki kelebihan dan juga kontraindikasi

sehingga dibutuhkan pertimbangan pemilihan terapi berdasarkan kondisi tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

13

Tabel III. Pilihan Obat Antihipertensi Berdasarkan Kondisi Pasien Menurut

ESH dan ESC 2013 Kondisi Obat

Kerusakan organ tanpa gejala

- LVH ACEi, CCB, ARB

- Atherosklerosis tanpa gejala CCB, ACEi

- Microalbuminuria ACEi. ARB

- Renal dysfunction ACEi, ARB

Clinical CV Event

- Previous stroke Agen lain yang efektif menurunkan

tekanan darah

- Angina pectoris β-Blocker, CCB

- Heart failure Diuretik, β-blocker, ACEi, ARB

- Aortic aneurysm β-blocker

- Atrial fibrillation ACEi, ARB, β-blocker

- ESRD ACEi, ARB

- Peripheral artery CCB, ACEi

Penyakit lain

- ISH Diuretik, CCB

- Metabolic syndrome ACEi, ARB, CCB

- Diabetes mellitus ACEi, ARB, CCB

- Pregnancy β-blocker, CCB

(Mancia et al, 2013).

D. Pengendalian Tekanan Darah

Pengendalian tekanan darah adalah hal yang sangat penting, karena

penderita hipertensi memiliki risiko terserang penyakit jantung koroner 2 kali

lebih besar dibandingkan dengan orang yang memiliki tekanan darah normal

(Junaidi, 2010). Pengendalian hipertensi dapat dilakukan dengan cara

mempertahankan kualitas hidup, melakukan tindak lanjut, dan pengelolaan

hipertensi secara tepat, dan melakukan terapi rutin agar tekanan darah dapat

terkontrol dan mencegahterjadinya komplikasi seperti stroke (WHO, 2015).

Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), salah satu hal yang diperhatkan dalam

mengontrol hipertensi adalah kemampuan pasien untuk patuh terhadap instruksi

tenaga kesehatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

14

Pengendalian tekanan darah dipengaruhi oleh tingkat kesadaran

masyarakat. Angka kesadaran hipertensi di Indonesia hanya 50%, hal ini lebih

rendah dibandingkan degan tingkat kesadaran masyarakat Amerika yang

mencapai 69%. Dari angka tersebut tekanan darah yang terkendali dengan baik

masih dibawah 10% (Bustan, 2007).

E. Rule of Halves

Tekanan darah tinggiadalah salah satu frekuensi terbesar dalam faktor

risiko kardiovaskular. Rule of Halves adalah suatu teori penyajian dalam statistik

yang mencangkup sebagian dari populasi berada di suatu sisi median dan

sebagiannya di sisi lain (Deepa, 2003).

Rule of Halves pada hipertensi menyatakan bahwa hanya setengah dari

pasien yang mengalami hipertensi yang menyadarinya, setengah dari pasien

hipertensi yang sadar mendapatkan terapi, dan setengah dari pasien hipertensi

yang mendapatkan terapi adalah pasien dengan hipertensi yang terkontrol.

Gambar 2. Rule of Halves

F. Faktor Penyebab Hipertensi

Hipertensi merupakan penyakit yang diakibatkan oleh berbagai faktor.

Faktor risiko yang dapat mengakitbatkan hipertensi adalah umur, jenis kelamin,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

15

konsumsi garam yang berlebihan, Body Mass Index (BMI) atau Index Massa

Tubuh (IMT), kebiasaan merokok, asupan makanan, kebiasaan olahraga, penyakit

degeneratif seperti diabetes, dan konsumsi alkohol yang berlebihan (Kartikasari,

2012).

a. Umur

Pertambahan umur menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah,

karena pada umur lanjut terjadi peningkatan aktivitas simpati dan resistensi

perifer serta penurunan sensitivitas pada fungsi fisiologis. Pada umur >45 tahun,

dinding arteri mengalami penebalan yang diakibatkan oleh penumpukan zat

kolagen di lapisan otot. Pengaturan metabolisme zat kapur akan mengalami

gangguan, sehingga banyak zat kapur yang ditemukan di dalam darah

(hypercalemia) (Kumar, Abbas, and Fausto, 2005).

Endapan zat kapur pada pembuluh darah menyebabkan penyempitan

pembuluh darah sehingga mengganggu sirkulasi aliran darah hal ini yang memicu

peningkatan tekanan darah. Pada umur >45 tahun, elastisitas arteri mengalami

penurunan dan cenderung kaku sehingga untuk memenuhi kebutuhan darah pada

jaringan, jantung akan memompa lebih kuat sehingga tekanan darah akan

meningkat (Kumar et al., 2005).

Hipertensi di pengaruhi oleh umur. Pada individu dengan umur ≥60 tahun

lebih berisiko mengalami kenaikan tekanan darah. Penelitian yang dilakukan Pier

(2013), menunjukan bahwa setiap peningkatan 10 tahun diikuti dengan

peningkatan tekanan darah sebanyak 10 mmHg. Penurunan tekanan darah dapat

dilakukan dengan melakukan aktivitas fisik secara rutin sehingga dapat mencegah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

16

penyakit kardiovaskuler (Fagard, 2011).

Survei pada tahun 2011-2012 ditemukan hasil, pada umur 40 – 59 tahun

prevalensi hiperetensi sebanyak 32,4%, kesadaran akan hipertensi 83,0%,

responden yang melakukan terapi sebanyak 73,7%, dan responden yang memiliki

tekanan darah terkendali sebanyak 57,8%. Pada responden umur 60 – 75 tahun

prevalensi hipertensi sebanyak 65%, kesadaran akan hipertensi sebanyak 86,1%,

responden yang melakukan terapi sebanyak 82,2%, dan responden yang memiliki

terkendali sebanyak 50,5% (Nwankwo, 2013).

b. Body Mass Index (BMI)

Data Riskesdas tahun 2007 menunjukan faktor risiko yang paling utama

dalam menyebabkan hipertensi adalah kegemukan. Peningkatan berat badan

dapat meningkatkan kebutuhan darah untuk suplai oksigen ke seluruh jaringan

tubuh. Hal ini menyebabkan peningkatan volume darah dalam sirkulasi pembuluh

darah. Orang yang memiliki berat badan melebihi normal akan lebih mudah

terkena hipertensi (Tiengo A, 2001). Penambahan berat badan dihubungkan

dengan pertambahan jaringan lemak yang menyebabkan penyumbatan pada

pembuluh darah. Hal ini mengganggu suplai oksigen ke seluruh organ tubuh

(Chataut, 2011).

(1)

(Chataut, 2011).

Tekanan darah berkorelasi dengan BMI sehingga hipertensi dikaitkan

dengan kelebihan berat badan akibat pola makan yang buruk (Tee, Teoh, Aiman,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

17

Aiful, Har, Tan et al, 2010). Definisis operasional overweight didasarkan atas

Body Mass Index (BMI) yang mempunyai korelasi kuat dengan lemak tubuh. BMI

merupakan ekuasi antara berat badan (kg) dibagi dengan tinggi badan kuadrat

(m2). BMI dikategorikan menjadi lima klasifikasi. Terdapat perbedaan kategori

antara WHO dan Asia pasifik.

Tabel IV. Klasifikasi BMI Untuk Populasi Asia

Klasifikasi BMI (kg/m2)

Underweight <18,5

Normal 18,5 – 22,9

Overweight ≥23

At risk 24 – 24,9

Obese I 25 – 29,9

Obese II >30

(WHO, 2004)

Kelebihan berat badan disebabkan oleh peningkatan lemak tubuh secara

berlebihan. The World Health Organization (WHO) merekomendasikan BMI

sebagai dasar pengukuran kelebihan berat badan pada anak dan remaja berumur

>2 tahun. Ini merupakan cara termudah untuk memperkirakan kelebihan berat

badan serta berkolerasi tinggi dengan massa lemak tubuh.

G. Landasan Teori

Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah

secara persisten melebihi batas normal dan dapat menimbulkan berbagai

komplikasi seperti stroke, dan gagal ginjal (Departemen Kesehatan RI, 2012).

Berdasarkan ESH dan ESC (2013), dapat dikatakan hipertensi ketika memiliki

tekanan darah sistolik ≥140mmHg atau tekanan diastolik ≥90mmHg. Hipertensi

dibagi menjadi dua yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.

Pengetahuan mengenai faktor risiko dan penyakit komplikasi yang akan

terjadi dapat mempengaruhi kesadaran seseorang mengenai hipertensi. Seseorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

18

yang sadar memiliki risiko terkena hipertensi sebaiknya segera mendapatkan

terapi dan saran oleh tenaga kesehatan untuk menekan tekanan darah dan

memperbaiki kualitas hidupnya (Departemen Kesehatan RI, 2012).

Rule of Halves pada dasarnya dapat digunakan dalam penelitian bidang

hipertensi. Rule of Halves ini menyatakan bahwa setengah dari populasi hipertensi

belum terdiagnosis oleh pelayanan kesehatan, setengah dari poplasi yang

terdiagnosis menderita hipertensi menerima terapi (farmakologi dan/atau

nonfarmakologi), dan hanya setengah dari populasi yang menerrima terapi

memiliki pengendalian tekanan darah (Danon-Hersch, 2009).

Pengendalian tekanan darah pada penderita hipertensi merupakan salah

faktor penting, hal ini dapat dilakukan melalui beberapa hal misalnya mengurangi

pola hidup yang dapat meningkatkan tekanan darah dan pengecekan tekanan

darah secara berkala dan rutin baik di rumah maupun di tempat layanan kesehatan

yang ada di dekat tempat tinggal yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari sehingga tekanan darah dapat terkendali (Kartikasari, 2012). Faktor risiko

kesehatan dan faktor sosio-demografi yang ingin dievaluasi melalui penelitian ini

adalah umur dan Body Mass Index (BMI).

Umur merupakan salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi. Pada umur

>45 tahun secara fisiologis tubuh akan mengalami penurunan fungsi organ tubuh.

Pada umur >45 tahun, elastisitas arteri mengalami penurunan dan cenderung kaku

sehingga untuk memenuhi kebutuhan darah pada jaringan, jantung akan

memompa lebih kuat sehingga tekanan darah akan meningkat (Kumar et al.,

2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

19

Peningkatan berat badan merupakan salah satu faktor risiko penyebab

kejadian hipertensi. Pasien yang memiliki berat badan yang berlebih dapat

meningkatkan kebutuhan darah untuk suplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh.

Hal ini menyebabkan peningkatan volume darah dalam sirkulasi pembuluh darah.

Orang yang memiliki berat badan melebihi normal (overweight) akan lebih mudah

terkena hipertensi (Tiengo A,2001).

H. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan faktor umur sebagai

risiko kesehatan dan faktor BMI terhadap prevalensi, kesadaran, terapi dan

pengendalian tekanan darah responden 40 – 75 tahun di Kecamatan Kalasan,

Sleman, DIY.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional, dengan

rancangan analitik cross-sectional. Penelitian observasional adalah penelitian

yang dilakukan tanpa memberikan intervensi pada variabel yang akan diteliti.

Penelitian dengan pendekatan analitik cross-sectional dilakukan dengan cara

peneliti hanya mengobservasi fenomena pada satu titik waktu tertentu (Storm,

2006). Teknik pengambilan sampel (sampling) yang digunakan adalah multistage

random sampling untuk menentukan lokasi dan cluster random sampling untuk

menentukan responden.

Variabel yang dianalisis adalah prevalensi, kesadaran, terapi, dan

pengendalian tekanan darah responden hipertensi dengan faktor umur dan faktor

Body Mass Index (BMI). Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara

terstruktur menggunakan panduan pertanyaan dalam case report form (CRF) dan

dilakukan pengukuran tekanan darah, berat badan dan tinggi badan untuk

mengetahui tekanan darah responden dan menghitung BMI.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

a. Umur

b. Body Mass Index (BMI)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

21

2. Variabel tergantung

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah

responden 40 – 75 tahun.

3. Variabel pengacau

Aktivitas fisik diluar olahraga, dan lifestyle (gaya hidup).

C. Definisi Operasional

Tabel V. Definisi Operasional Penelitian

Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran

Skala Penilaian

BMI BMI ≥23 kg/m2 dikategorikan

mengalami kegemukan

(Overweight). Dihitung dengan

menggunakan rumus :

Klasifikasi BMI berdasarkan

kriteri asia pasifik WHO

(2004).

Kategorikal 1= ≥23 kg/m2

(mengalami

kegemukan/

overweight) 2= <23 kg/m2

(Tidak

mengalami

kegemukan/

overweight)

Umur Responden penelitian berumur

40 – 75 tahun yang memenuhi

kriteria inklusi. Data

dikumpulkan melalui

wawancara.

Kategorikal 1 = 60 – 75

tahun

2 = 40 – 59

tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

22

Lanjutan Tabel. V

Variabel Definisi Operasional

Cara Pengukuran

Skala Penilaian

JJenis kelamin

Responden penelitian adalah

laki-laki dan perempuan.

Kategorikal 1 = Laki-laki

2 = Perempuan

Merokok Responden yang setiap hari

merokok, dan dahulu pernah

merokok sekurangnya satu

tahun, dan keluarga dan tempat

kerja ada yang merokok.

(Central of Disease Control and

Prevention, 2015).

Kategorikal 1 = Merokok

2 = Tidak

merokok

Diet Responden yang setiap hari

mengatur konsumsi garam saat

memasak sehingga tidak terlalu

asin,jarang mengkonsumsi

jeroan, daging, lemak, santan,

mie instan, saos, kecap,

gorengan dan sering

mengkonsumsi buah, sayur, dan

susu rendah lemak setiap hari.

Pengelompokan dibagi menjadi

kelompok mengatur pola makan

dan kelompok yang tidak

mengatur pola makan,

berdasarkan U.S Departement

oh Health and Human Service

(2006).

Kategorikal 1 = Tidak

mengatur pola

makan

2 = Mengatur

pola makan

Pengaturan

aktivitas fisik

Melakukan aktivitas fisik secara

rutin apabila melakukan olahraga

(jalan kaki, jogging, atau berlari)

minimal 1 kali seminggu.

Dikatakan tidak rutin apabila <1

kali seminggu atau tidak pernah

melakukan olahraga (American

Heart Association, 2014).

Kategorikal 1 = Rutin

2 = Tidak rutin

Pengaturan

pekerjaan

Kegiatan utama yang dilakukan

sehari-hari oleh responden yang

menghasilkan pendapatan.

Pekerjaan dibagi menjadi dua

kelompok yaitu pekerjaan yang

aktif (petani atau buruh) dan

kurang aktif ( ibu rumah tangga

atau pengangguran)

(Tsumi, Kayaban, Tsumi, dan

Igarashi, 2001).

Kategorikal 1 = Responden

yang lebih

banyak bekerja

menggunakan

pikiran

2 = Responden

yang lebih

banyak bekerja

menggunakan

fisik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

23

Lanjutan Tabel. V

Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran

Skala Penilaian

Pendidikan

terakhir

Pendidikan terakhir yang

diselesaikan oleh responden.

Data dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu kelompok

≤SMP dan > SMP.

Pengelompokan tersebut

berdasarkan peraturan

Pemerintahan Republik

Indonesia Nomor 47 tahun 2008

tentang wajib belajar (2008).

Kategorikal

1 = ≥SMP

2 = <SMP

Penghasilan Penghasilan yang diperoleh

responden selama bekerja dalam

satu bulan. Batas UMR adalah

Rp. 1.200.000,00. Apabila

responden berkeluarga jumlah

UMR menjadi Rp. 2.400.000,-

(Peraturan Daerah Provinsi

Yogyakarta, 2015).

Kategorikal 1 = ≤UMR

2 = >UMR

Prevalensi Persentase responden yang

memiliki tekanan darah ≥140/90

mmHg dan tekanan darah

<140/90 mmHg. Standar

pengukuran tekanan darah

penelitian ini adalah berdasarkan

klasifikasi menurut ESH and

ESC Guidelines 2013.

Kategorikal

1 = Tekanan

darah ≥140/90

mmHg

2 = Tekanan

darah <140/90

mmHg

dengan/tidak

mengkonsumsi

obat hipertensi

Kesadaran

Keadaan responden penelitian

dapat dilihat dari hasil

wawancara terstruktur apakah

responden pernah melakukan

pengukuran tekanan darah

sebelumnya, jikapernah dan hasil

pengukuran tekanan darah

termasuk hipertensi maka

responden termasuk sadar

terhadap hipertensi.

Kategorikal 1 = Sadar

hipertensi

2 =Tidak sadar

hipertensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

24

Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran

Skala Penilaian

Terapi Keadaan responden yang sadar

hipertensi yang sedang

melakukan terapi secara

farmakologi dan/atau non-

farmakologi.

Kategorikal 1 = Terapi

(Masih

mengkonsumsi

obat atau non

obat

antihipertensi)

2 = Tidak Terapi

(Tidak pernah

mengkonsumsi

obat atau non

obat

antihipertensi)

Pengendalian Tekanan darah yang

dikendalikan <140/90 mmHg

sesuai target ESH dan ESC.

Kategorikal 1 = Terkendali

2 = Tidak

terkendali

D. Subyek Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah penduduk dewasa yang berumur 40

– 75 tahun di Padukuhan Grumbulgede, Padukuhan Surokerten, Padukuhan Jetis,

Padukuhan Dhuri, Padukuhan Sambirejo, dan Padukuhan Pundung, Kecamatan

Kalasan, Sleman, DIY. Kriteria inklusi adalah semua penduduk dewasa yang

berumur 40 - 75 tahun. Kriteria ekslusi adalah responden yang tidak dapat diukur

tekanan darahnya, dan responden yang tidak bersedia menandatangani inform

consent.

Jumlah responden berasal dari enam padukuhan diperoleh responden

penelitian yang masuk dalam kriteria inklusi sebanyak 816 responden. Respoden

yang masuk dalam kriteria ekslusi sebanyak 3 responden, sehingga jumlah

reponden pada penelitian ini adalah 813 responden. Jumlah responden yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

25

ditetapkan pada penelitian ini sebanyak 800 yang didapat dari perhitungan besar

sampel yang belum diketahui prevalesinya, rumus yang digunakan:

= (2)

Keterangan :

Zα = deviat baku alfa

P = proporsi yang diteliti

Q = 1 – P

D2 = presisi

(Dahlan, 2009).

Zα menunjukan konversi dari luas daerah di bawah kurva normal pada

tingkat kepercayaan terhadap simpangan baku. Tingkat kepercayaan yang

digunakan adalah 0,05 sehingga Zα yang digunakan adalah 1,96. Pada penelitian

yang tidak diketahui proporsi sebelumnya dapat menggunakan nilai P sebesar

50%. Nilai 50% dipilih karena perkalian P dan Q akan maksimal. Presisi adalah

kesalahan peneliti yang masih bisa diterima. Dalam penelitian ini menggunakan

nilai presisi 10% yang berarti selisih nilai yang akan diperoleh dengan nilai yang

sebenarnya yang masih bisa diterima adalah sebesar 10%.

Jumlah responden dibulatkan menjadi 100 responden untuk

mempermudah pengambilan data. Perhitungan pengambilan respoden berdasarkan

“Rule of Halves”, jumlah responden yang ingin diambil pada terapi 100 orang,

yang akan dipaparkan pada bagan berikut,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

26

*Pembacaan dimulai dari kanan (terapi hipertensi)

Gambar 3. Bagan perhitungan besar sampel penelitian di Kecamatan

Kalasan, Sleman, DIY

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Gambar 4. Bagan ruang lingkup penelitian di Kecamatan Kalasan,

Sleman, DIY

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

27

Penelitian dilakukan pada enam Padukuhan yaitu Padukuhan

Grumbulgede, Padukuhan Surokerten, Padukuhan Jetis, dan Padukuhan Pundung

dengan tambahan dua padukuhan cadangan yaitu, Padukuhan Sambirejo, dan

Padukuhan Dhuri, di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY. Penelitian berlangsung

pada bulan Mei – Juni 2015. Pengambilan data dilakukan dengan door to door dan

mengumpukan responden di satu tempat.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan

Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 Tahun di Kecamatan Kalasan,

Sleman, DIY (Kajian Faktor Risiko Kesehatan dan Faktor Sosio-demografi).

Penelitian ini dilakukan secara berkelompok dengan jumlah anggota sebanyak 8

orang. Setiap padukuhan diteliti oleh 8 orang dengan faktor risiko kesehatan dan

faktor Sosio-Demografi yang berbeda-beda, yaitu : umur, BMI, jenis kelamin,

diet, olahraga, merokok, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan di Kecamatan

Kalasan, Sleman, DIY. Peneliti hanya fokus pada faktor umur dan faktor BMI

sebagai faktor risiko kesehatan.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan lokasi kelurahan dan padukuhan penelitian dilakukan

secara multistage random sampling. Multistage random sampling adalah teknik

sampling yang dilakukan secara bertingkat dengan membagi populasi menjadi

beberapa bagian (Juliandi, 2014). Pengambilan sampel (sampling) pada setiap

padukuhan dilakukan dengan cara cluster random sampling. Cluster random

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

28

sampling adalah teknik pengambilan sampel secara berkelompok (Schwarz,

2015). Dalam penelitian ini satu padukuhan di sebut sebagai satu cluster.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan berupa

Case Report Form (CRF), informed consent, leaflet, alat pengukur tinggi badan,

timbangan berat badan dan sphygmomanometer digital. Alat pengukur tinggi

badan dan timbangan berat badan berfungsi untuk mengukur Body Mass Index

(BMI). Sphygmomanometer digital digunakan untuk pengukuran tekanan darah.

I. Tata Cara Penelitian

Gambar 5. Alur Tata Cara Penelitian

1. Observasi awal

Observasi awal dilakukan dengan mencari lokasi dukuh yang sudah

terpilih sebagai responden melalui teknik pemilihan dukuh simple random

sampling.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

29

2. Permohonan ijin dan kerjasama

Permohonan ijin ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran

dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

untuk memperoleh ethical clearance. Ethical clearance bertujuan untuk

memenuhi etika penelitian, karena dalam penelitian menggunakan tekanan

darah manusia dan hasil penelitian dapat dipublikasikan. Permohonan ijin

selanjutnya ditujukan kepada kepala Kesatuan Bangsa untuk mendapatkan

surat pengantar kepada kepala Bappeda. Setelah mendapatkan surat pengantar

dari Bappeda, dilanjutkan kepada kantor kecamatan dan kepala dukuh di

masing-masing padukuhan.

3. Pembuatan Case Report Formed (CFR), inform consent, dan leaflet

Informed consent yang dibuat harus memenuhi standar yang ditetapkan

oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Setelah peneliti menjelaskan secara

singkat mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian. Responden diminta

untuk mengisi nama, alamat, umur dan menandatanganinya.

4. Validitas dan reliabilitas instrument penelitian

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan kalibrasi, yaitu dengan

membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional

maupun internasional (Departemen Kesehatan Republik Indonsia, 2011).

Uji validitas dilakukan dengan cara membandingkan tiga tekanan

darah probandus menggunakan sphygmomanometer digital dan

sphygmomanometer raksa. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

30

tekanan darah probandus menggunakan sphygmomanometer digital dan raksa

pada tiga probandus. Hasil pengukuran yang diperoleh dilakukan uji t

berpasangan dengan taraf kepercayaan 95% dengan tujuan untuk melihat

apakah terdpat perbedaan bermakna pada hasil pengukuran. Hasil valid jika

tidak terdapat perbedaan bermakna atau nilai p yang diperoleh ≥0,05.

Uji reabilitas dilakukan percobaan pada tiga probandus masing-masing

sebanyak tiga kali, dengan jarak waktu 5 menit setiap pengukuran (Lampiran

4). Tujuan reliabilitas adalah untuk mengetahui hasil pengukuran yang

dilakukan tetap konsisten apaila dilakukan pada orang yang sama di waktu

yang berbeda. Pada hasil valididtas dan reabilitas yang dilakukan diketahui

instrumen yang digunakan memiliki validitas dan reabilitas yang baik.

Kalibrasi juga dilakukan untuk timbangan berat badan dan pengukuran tinggi

badan untuk mendapatkan hasil yang valid (Lampiran 5).

5. Penetapan dan seleksi calon responden

Dilakukan melalui 2 kriteria, yaitu kriteria inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi adalah responden pria/wanita berumur 40 – 75 tahun.

Sedangkan kriteria eksklusi adalah responden pria/wanita berumur 40 – 75

tahun yang cacat fisik (tidak bisa mendengar dan tidak bisa bicara), memiliki

penyakit tertentu (penyakit jantung atau stroke), dan tidak bersedia

menandatangani inform consent. Penetapan calon seleksi dilakukan dengan

cara door to door. Penelitian mendatangi responden dan memberikan

penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden.

Responden yang bersedia mengikuti penelitian ditanyakan kesediaanya untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

31

mengikuti wawancara berdasarkan CRF dan mendatangani inform consent.

Peneliti melakukan wawancara singkat mengenai nama dan umur, untuk

menentukan kriteria inklusi dan ekslusi responden.

6. Pengukuran Tekanan Darah

Responden yang telah menandatangani informed consent diukur

tekanan darahnya pada bagian lengan kiri atas disejajarkan dengan jantung,

dan posisi duduk tegak. Pengukuran tekanan darah menggunakan

sphygmomanometer digital yang sudah dikalibrasi sebelumnya. Lengan baju

dinaikan, kemudian dipasang manset di lengan dan tidak menempel baju.

Pengukuran dilakukan 2 kali berturut-turut didahulukan lengan kiri kemudian

lengan kanan dengan interval 5 menit. Apabila terdapat selisih tekanan darah

>10mmHg antara pengukuran ke-1 dan ke-2, dilakukan pengukuran ke-3

(Departemen Kesehatan RI, 2007).

7. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan

Responden yang sudah menandatangani informed consent akan diukur

tinggi badan dengan cara berdiri tegak pada tiang kemudian diukur dengan

menggunakan alat pengukur tinggi badan. Responden diukur berat badan

dengan alat timbangan berat badan. Alat yang digunakan penelitian dilakukan

kalibrasi, tujuan kalibrasi untuk meningkatkan keamanan dan keakurasian

informasi mengenai hasil pengukuran yang dilakukan.

8. Penjelasan hasil pemeriksaan

Peneliti akan menjelaskan hasil pemeriksaan kepada responden secara

langsung. Penjelasan hasil pemeriksaan disertai dengan penggalian beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

32

informasi dari responden melalui wawancara. Peneliti menggunakan leaflet

untuk menyampaikann informasi terkait hipertensi kepada responden yang

sudah diukur tekanan darah. Informasi yang didapat dari responden akan

dikelompokkan sebagai data analisis.

9. Pengelompokan data

Data diperoleh melalui wawancara secara langsung antara peneliti dan

responden menggunakan CRF. Pengelompokan data dilakukan dengan

kategorisasi data sejenis, yaitu menyusun dan menggolongkannya dalam

kategori kemudian dilakukan interpretasi data. Data akan dikumpulkan

didalam CRF kemudian diolah secara manual dengan komputerisasi melalui

aplikasi Microsoft excel.

Pengelompokan data diawali dengan editing yaitu memeriksa

kebenaran dan kelengkapan data yang diperlukan. Data yang diperoleh

melalui CRF kemudian dimasukan ke dalam Program Microsoft Excel.

Langkah selanjutnya adalah dilakukan pengecekan ulang yang sudah

dimasukan untuk memastikan data bebas dari kesalahan, kemudian dianalisis

dengan program komputer.

Tekanan darah yang didapat dibagi menjadi <140/90 mmHg (tidak

hipertensi) dan ≥140/90 mmHg (hipertensi), responden tetap dikatakan

hipertensi walaupun hanya salah satu tekanan darah sistolik atau tekanan

darah diastolik yang berada diatas normal. Kesadaran dibagi menjadi sadar

dan tidak sadar, terapi dibagi menjadi terapi (rutin), dan tidak terapi,

pengendalian dibagi menjadi terkendali dan tidak terkendali. Faktor risiko

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

33

hipertensi pada BMI dibagi menjadi overweight ≥23 kg/m2 dan tidak

overweight <23 kg/m2. Kemudian data di kelompokan menurut kategori

masing-masing dan diberikan kode pada masing-masing data dengan

menggunakan angka (1 dan 2) sesuai definisi operasional. Kemudian

dilakukan coding yaitu data diklasifikasikan menurut kategori masing-masing

dan memberikan kode pada data dengan mengubah kata-kata menjadi angka

dan kemudian dianalisis dengan program komputer.

J. Analisis Data Penelitian

Data yang sudah diperoleh kemudian dikelompokkan dan dipindahkan

serta dianalisis di Microsoft Excel. Langkah pertama melakukan editing dari

data yang sudah terkumpul, dilakukan pemilihan dan pemisahan responden

yang menjadi kriteria inklusi dan ekslusi. Data yang tereklusi tidak digunakan

dalam pengelolahan data. Pada penelitian ini responden yang digunakan

berjumlah 813 responden.

Uji normalitas untuk melihat distribusi normal suatu data. Jumlah data

dalam penelitian ini lebih dari 50 sampel, sehingga menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov (Dahlan, 2014). Data yang terdistribusi normal dihitung

frekuensi dan deskripsi data (mean, dan standar deviation) untuk mengetahui

jumlah prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian serta faktor risiko umur

dan BMI. Data yang dapat dilakukan uji normalitas adalah data rasio. Data

yang terdistribusi normal dilanjutkan dengan uji t tidak berpasangan. Langkah

selanjutnya, menghitung proporsi responden sesuai dengan prevalensi,

kesadaran, terapi hipertensi, faktor risiko kesehatan, dan faktor sosio

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

34

demografi.

Data yang dapat menggunakan uji Chi-square adalah kelompok data

kategorikal. Uji Chi-square digunakan untuk menguji perbedaan proporsi

antara 2 atau lebih kelompok. Analisis menggunakan crosstab digunakan untuk

mengetahui frekuensi dari variable masing-masing. Data diolah menggunakan

Chi-square. Chi-square merupakan salah satu tes statistik non parametik. Chi-

square digunakan dalam pengujian data observasi untuk membuktikan ada

tidaknya perbedaan nyata (Hartono, 2011).

Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang

signifikan. Uji t efektif apabila digunakan menghitung nilai signifikan dengan

jumlah variablenya dua (Hartono, 2011). Uji t digunakan dalam analisa

pengaruh terkait profil tekanan darah, denyut nadi terhadap faktor risiko

kesehatan umur dan BMI. Uji hipotesis dilakukan dengan melihat nilai

signifikan dari faktor risiko kesehatan terhadap responden hipertensi dengan

menghitung niai OR (95% CI). Apabila nilai p > 0,05 maka hipotesis ditolak,

dan apabila nilai p < 0,05 maka hipotesis penelitian diterima. Nilai OR adalah

ukuran paparan (faktor risiko) dengan kejadian penyakit, dilihat dari angka

kejadian pada kelompok berisiko dibanding dengan angka kejadian penyakit

pada kelompok yang tidak berisiko.

K. Pembuktian Hipotesis

Data skala yang terdistribusi normal dilanjutkan dengan uji T untuk

melihat nilai signfikansi. Pada uji chi-square, H0 diterima apabila nilai p >0,05,

artinya tidak ada pengaruh bermakna antara variabel bebas dan variabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

35

tergantung. Apabila analisis diperoleh nilai p<0,05, maka analisis dilanjutkan

denan perhitungan Odds Ratio (OR) untuk mengetahui besar pengaruh faktor

risiko umur dan BMI terhadap prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian

responden 40 – 75 tahun.

Gambar 6. Pembuktian Hipotesis

H0 : P1 = P2

H1,2,3,4 :P1 ≠ P2 ; α <0.05

P1 : Proporsi prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian

tekanan darah pada responden berumur 60 – 75 tahun atau

memiliki BMI ≥23 kg/m2.

P2 : Proporsi prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian

tekanan darahpada responden berumur 45 – 59 tahun atau

memiliki BMI <23 kg/m2.

L. Kesulitan Penelitian

1. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional.

Kelemahan dari desain ini adalah responden penelitian hanya diteliti

melalui satu kali observasi, padahal tekanan darah subjek penelitian

dapat berubah karena beberapa faktor seperti strees dan kondisi tubuh,

Faktor Umur

Prevalensi (H1)

Kesadaran (H2)

Terapi (H3)

Pengendalian (H4)

Faktor BMI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

36

sehingga tekanan darah responden yang diperoleh adalah tekanan

darah satu waktu.

2. Perbedaan bahasa yang digunakan menghambat komunikasi antara

peneliti dan responden.

3. Ketidakterbukaan responden saat menjawab pertanyaan yang diajukan

sehingga dapat mempengaruhi hasil dari penelitian. Beberapa

responden tidak mau menjawab pertanyaan dari peneliti yang bersifat

pribadi, seperti penghasilan responden.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis univariabel bertujuan untuk mendeskripsikan data penelitian

yang terkumpul dengan bantuan komputer sehingga menjadi informasi yang

berguna. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap perbedaan

antara faktor risiko kesehatan dan faktor risiko sosio-demografi terhadap

prevalensi, kesadaran, dan terapi responden di Kecamatan Kalasan, Kabupaten

Sleman, DIY.

Tabel VI. Profil Responden Penelitian di Kecamatan Kalasan, Sleman,

DIY Variabel Responden p

n %

Umur (Tahun)

<0,01* 40 – 59 Tahun 581 71,5

60 – 75 Tahun 232 28,5

Jenis kelamin

<0,01* Laki-laki 335 41,2

Perempuan 478 58,8

Body Mass Index (BMI)

0,13 < 23 (kg/m2) 371 47,4

≥ 23 (kg/m2) 442 52,6

Merokok

0,12 Ya 429 52,8

Tidak 384 47,2

Diet

<0,01* Ya 181 22,3

Tidak 632 77,7

Mengatur Aktivitas Fisik

<0,01* Ya 315 38,7

Tidak 498 61,3

Pendidikan

<0,01* ≤SMP 506 62,2

>SMP 307 37,8

Pekerjaan

<0,01* Fisik 534 65,7

Pikiran 279 34,3

Penghasilan

<0,01* ≤UMR 610 75,0

>UMR 203 25,0

Total 813 100

*Adanya perbedaan proporsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

38

Pada penelitian ini responden dibagi menjadi 2 kelompok umur, yaitu

kelompok umur 40 – 59 tahun dan 60 – 75 tahun. Pada Tabel VI, kelompok

responden 40 – 59 tahun lebih banyak dibandingkan dengan kelompok responden

umur 60 – 75 tahun dengan nilai p <0,05 yang berarti ada perbedaan proporsi

antara kelompok responden umur 60 – 75 dan kelompok responden umur 40 – 75.

Hal ini disebabkan pada saat pengambilan data di Kecamatan Kalasan lebih

banyak ditemukan responden kelompok umur 40 – 59 tahun dibanding kelompok

umur 60 – 75 tahun.

Ditinjau dari jenis kelamin, terdapat perbedaan proporsi kelompok

responden laki-laki dan responden perempuan, dengan nilai p<0,05. Perempuan

memiliki potensi menderita hipertensi lebih kecil dibanding pria. Hal ini di

sebabkan karena perempuan memiliki hormon esterogen. Hormon esterogen

memicu terjadinya peningkatan kadar HDL. Peningkatan HDL dapat menjadi

faktor pelindung pencegahan terjadinya ateroskelorisis. Namun pada perempuan

premenopause mulai terjadi penurunan hormon esterogen yang menyebabkan

penurunan kadar HDL. Sehingga perempuan menopause memiliki peluang lebih

besar menderita hipertensi (Kumar et al., 2005).

Kebiasaan merokok responden Kecamatan Kalasan sebesar 449 responden

(52,8%) hampir sama dengan responden yang tidak memiliki kebiasaan merokok

yang berjumlah 384 responden (47,2%). Tidak ada perbedaan proporsi pada

kelompok yang memiliki kebiasan merokok dan kelompok yang tidak merokok.

Merokok merupakan faktor penyebab peningkatan tekanan darah tinggi karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

39

tembakau mengandung nikotin. Zat nikotin kemudian diserap oleh pembuluh

darah, kemudian akan diedarkan ke seluruh tubuh dan sampai ke otak. Otak akan

bereaksi dengan cara melepaskan epinefrin (adrenalin) pada kelenjar adrenal

(Sheps and Sheldon, 2005). Merokok adalah faktor utama untuk penyakit

kardiovaskuler. Merokok dapat menyebabkan peningkatan akut pada blood

pressure dan denyut jantung sebagai konsikuensidari stimulus sistem syaraf

simpatik pusat (Mancia et al., 2013).

Pada Kecamatan Kalasan, terdapat perbedaan antara kelompok responden

yang melakukan diet dan kelompok responden yang melakukan diet, di lihat dari

nilai p<0,05. Responden di Kecamatan Kalasan belum memperhatikan asupan

garam. Konsumsi garam yang berlebihan akan berakibat penumpukan cairan,

sehingga terjadi peningkatan volume plasma atau cairan tubuh dan tekanan darah

(Radecki, 2000).

Mekanisme yang menghubungkan asupan dan elevasi tekanan darah

mencangkup peningkatan volume ekstraseluler dan resistensi pembuluh datah

perifer oleh karena adanya aktivasi simpatik. Pasien dengan hipertensi dianjurkan

untuk mengkonsumsi ikan setidaknya dua kali seminggu dan 300 – 400 g/hari

buah dan sayuran (Mancia et al., 2013).

Tabel VI, menggambarkan jumlah responden yang rajin melakukan

aktivitas fisik masih sangat rendah dibandingkan yang tidak melakukan aktifitas

fisik. Terdapat perbedaan antara kelompok responden yang rajin melakukan

olahraga dan kelompok responden yang kurang melakukan olahraga. Orang yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

40

kurang melakukan aktivitas fisik berhubungan dengan faktor kelebihan berat

badan. Orang yang jarang melakukan aktivitas fisik cenderung memiliki frekuensi

denyut jantung yang lebih tinggi sehingga jantung bekerja lebih berat.

Penelitian yang sama dilakukan Herwati (2013), menunjukan 82,1%

responden tekanan darah tidak terkontrol dan 80,8% dari responden yang tidak

terkontrol memiliki kebiasaan berolahraga yang tidak baik. Olahraga dan aktivitas

fisik yang teratur bermanfaat untuk mengatur tekanan darah dan menjaga

kebugaran tubuh. Olahraga dianjurkan untuk penderita hipertensi karena olahraga

terbukti dapat menghindari terjadi penimbunan lemak di dinding pembuluh darah.

Apabila penderita hipertensi jarang melakukan olahraga maka penimbunan lemak

di dinding pembuluh darah tidak dapat dihindari, akibatnya terjadi peningkatan

tekanan darah (Alison, 2002).

Terdapat perbedaan antara kelompok responden dengan tingkat pendidikan

≤SMP dengan kelompok responden dengan tingkat pendidika >SMP. Tingkat

pendidikan yang rendah mempengaruhi pekerjaan dan penghasilan responden.

Sehingga di Kecamatan Kalasan pekerjaan yang paling banyak adalah pekerjaan

outdoor yang melibatkan banyak kekuatan fisik. Penghasilan responden lebih

banyak <UMR yaitu sebanyak 610 responden (75,0%).

Hasil penelitian Marice (2010), dengan hasil yang ditunjukan adalah

responden yang tidak bersekolah berisiko 1,61 kali terkena hipertensi dibanding

dengan yang lulus perguruan tinggi. Hasil penelitian Rebecca (2007) di Kabupaen

Sukoharjo menatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

41

pendidikan dan kejadian hipertensi. Responden dengan tingkat pendidikan

SMP/SMA mempunyai risiko mengalami hipertensi 0,21 dibanding dengan

responden yang berpendidikan <SMP. Responden dengan tingkat pendidikan

tinggi diharapkan lebih mudah mencari informasi yang luas untuk meningkatan

derajat kesehatannya.

Tabel VII. Karakteristik Normalitas Data Responden di Kecamatan

Kalasan, Sleman, DIY

Karakteristik Mean±SD Median p

Umur 53,9±10,1 52,0 <0,05*

Tekanan Darah Sistolik (TDS) (mmHg) 139,8±23,5 135,0 <0,05* Tekanan Darah Diastolik (mmHg) 81,4±13,2 80,0 <0,05* Denyut nadi (denyut/menit) 80,2±12,7 79,0 <0,05* Body Mass Index (BMI) (kg/m2) 23,6±4,1 23,5 <0,05*

*p<0,05= Tidak berdistribusi normal

Berdasarkan Tabel VII, karakteristik responden di Kecamatan Kalasan

tidak terdistribusi normal, ditunjukan dengan nilai p <0,05. Namun, berdasarkan

teorema limit pusat (central limit theorem), ukuran sampel 30 atau lebih

menyatakan bahwa kurva distribusi sampling akan berpusat pada nilai parameter

populasi dan akan memiliki sifat distribusi normal (Gujarati, 2006).

Pada penelitian memiliki jumlah responden yang besar, sehingga data

yang diperoleh dan dilakukan uji normalitas dapat dikatakan terdistribusi normal

sehingga dapat dilanjutkan dengan uji t tidak berpasangan untuk melihat

kebermaknaan antar kelompok.

Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2014), Rerata umur

responden di Kecamatan Kalasan termasuk pada kelompok pra usia lanjut

(rentang umur pra lanjut adalah 45 – 59 tahun) . Rerata TDS responden mendekati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

42

140 mmHg, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tekanan darah responden

Kecamatan Kalasan tergolong sebagai tekanan darah normal kategori tinggi

(Mancia et al., 2013). Rerata BMI pada responden Kecamatan Kalasan >23 kg/m2

hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden Kecamatan Kalasan

memiliki kelebihan berat badan. Responden dengan rerata TDS dan BMI seperti

yang ditunjukan pada Tabel VII, memiliki risiko mengalami hipertensi.

Responden membutuhkan edukasi lebih lanjut mengenai hipertensi dan

pencegahannya, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup responden.

Rerata denyut nadi pada responden Kecamatan Kalasan cukup tinggi,

karena denyut nadi normal pada pria adalah 75 denyut/menit dan wanita 80

denyut/menit. Hal ini dapat disebabkan ketika dilakukan pengukuran tekanan

darah dan denyut nadi responden sedang mengalami ketegangan sehingga memicu

meningkatnya denyut nadi.

A. Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah

Responden di Kecamatan Kalasan

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan “Rule of Halves”

sebagai acuan. “Rule of Halves” mengungkapkan bahwa kesadaran masyarakat

dalam pengontrolan tekanan darah disajikan dengan median statistik. Pada

populasi responden hipertensi terdapat setengahnya yang menyadari menderita

hipertensi, setengah populasi yang menyadari hipertensi melakukan terapi

hipertensi dan hanya setengah populasi yang melakukan terapi hipertensi memiliki

tekanan darah yang terkendali (Deepa,2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

43

“Rule of Halves” digunakan sebagai standar pengukuran yang dapat

menunjukan populasi yang diteliti memiliki kesadaran yang baik atau buruk,

pengobatan yang relatif baik atau buruk, dan pengendalian tekanan darah pada

pasien hipertensi. “Rule of Halves” juga dapat menjadi informasi mengenai daerah

yang membutuhkan tindakan khusus dalam menangani kesadaran yang rendah,

terapi yang rendah, dan pengendalian responden hipertensi yang tidak memadai

(Varadaraja, 2014).

Gambar 5. Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah

Responden di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY Berdasarkan “Rule of Halves”

Dalam penelitian ini, prevalensi responden dengan tekanan darah ≥140/90

mmHg dianggap sebagai responden yang menderita hipertensi. Responden

hipertensi pada Kecamatan Kalasan berjumlah 357 responden yang merupakan

100% populasi hipertensi. Kesadaran pada penelitian ini adalah responden yang

memiliki tekanan darah ≥140/90 mmHg dan pernah melakukan terapi hipertensi

sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

44

Pada Gambar 5, persentase responden yang sadar adalah 25,4% dan

responden yang tidak sadar sebesar 63,3%. Hasil yang diperoleh dalam data

penelitian adalah kesadaran responden kurang dari setengah responden penelitian.

Hal ini menunjukan bahwa kesadaran responden di Kecamatan Kalasan masih

rendah. Penelitian yang sama dilakukan oleh Varadaraja (2014), menunjukan

persentase kesadaran responden hipertensi di S.S Institute of Medical Sciences

sebesar 34,4%. Penelitian yang dilakukan memiliki kesamaan hasil dengan

penelitian tersebut, kesadaran kurang dari 50% tidak sesuai dengan “Rule of

Halves”.

Terapi hipertensi adalah suatu upaya pengobatan secara farmakologi

maupun non-farmakologi yang dilakukan oleh individu yang menderita hipertensi,

pengobatan dilakukan secara rutin. Berdasarkan Gambar 5, dapat diketahui

bahwa responden sadar hipertensi yang melakukan terapi hampir mencapai

setengah dari populasi responden sadar hipertensi, yaitu 45 responden (12,6%).

Hasil tersebut dapat dikatakan sesuai dengan “Rule of Halves”.

Tabel VIII. Terapi Hipertensi di Kecamatan Kalasan, Sleman,

DIY

Golongan Obat Nama obat Jumlah pengguna Persen (%)

ACEI Captopril 23 51,1

CCB Amlodipin 12 26,7

ARB Valsartan 1 2,2

Lupa nama obat 8 17,8

Non-farmakologi 1 2,2

Masyarakat di Kecamatan Kalasan melakukan terapi hipertensi dengan

mengkonsumsi obat golongan ACEi seperti captropil (51,1%), dan mengkonsumsi

CCB seperti amlodipin (26,7%). Namun dari tabel tidak dapat disimpulkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

45

terkontrol atau tidak karena peneliti hanya mengambil data sekali dan tidak

melakukan pengontrolan tekanan darah responden setelah melakukan terapi baik

farmakologi atau non-farmakologi.

Masyarakat sering menggunakan bahan dapur untuk menurunkan tekanan

darah, seperti daun sirsak. Daun sirsak sering digunakan sebagai pengobatan

alternative hipertensi. Kandungan daun sirsak yang diperkirakan memiliki

efektivitas menurunkan darah adalah kalium. Ion kalium yang ditemukan pada

cairan ekstrasel akan menyebabkan otot jantung mengalami relaksasi. Kalium

juga mengatur keseimbangan cairan tubuh bersama natrium, menghambat

pengelauaran renin, berperan dalam vasodilatasu arteriol, dan mengurangi respon

vasokontriksi endogen, sehingga menyebabkan tekanan darah turun (Hansel,

2015). Penelitian Nwakoca (2012), menunjukan bahwa pemberian daun sirsak

kepada tikus secara signifikan dapat menurunkan tekanan darah.

Pengendalian hipertensi adalah terkendalinya tekanan darah responden

sadar hipertensi yang melakukan terapi rutin menjadi <140/90 mmHg. Gambar 5,

menunjukan pengendalian hipertensi di Kecamatan Kalasan sebesar 4 responden

(0,5%) dari 45 responden sadar hipertensi yang melakukan terapi secara rutin.

Responden yang terkendali tekanan darahnya di Kecamatan Kalasan tidak

mencapai setengah dari jumlah responden sadar hipertensi yang melakukan terapi

rutin. Hasil penelitian ini kurang sesuai jika dilihat berdasarkan “Rule of Halves.

Hal ini menunjukan bahwa pengendalian tekanan darah responden hipertensi

masih sangat rendah. Penelitian yang dilakukan Varadaraja (2014), menunjukan

pengendalian hipertensi yang masih rendah yaitu sebesar 75,9% responden yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

46

tekanan darahnya tidak terkendali. Maka penelitian yang dilakukan menunjukan

hasil yang sama dengan penelitian sebelumnya.

B. Faktor Risiko Kesehatan Terhadap Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan

Pengendalian Responden di Kecamatan Kalasan.

Faktor risiko hipertensi meliputi faktor risiko kesehatan yaitu, BMI,

aktifitas fisik, perilaku merokok, diet, olahraga dan faktor sosio-demografi

meliputi pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. Pada penelitian ini, peneliti

terfokus pada faktor risiko umur dan BMI.

Tabel IX. Perbedaan Faktor Umur Terhadap Tekanan Darah Sistolik

(TDS), Tekanan Darah Diastolik (TDD), Denyut Nadi, dan Body Mass Index (BMI)

Responden di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY

Variabel Mean±SD p

Umur (tahun)

60 – 75 tahun 40 - 59 tahun

TDS (mmHg) 149,09±24,74 136,16±21,99 0,01*

TDD (mmHg) 80,28±15,26 81,79±12,34 0,17

Denyut nadi

(x/menit)

79,41±11,82 80,43±13,03 0,28

BMI (kg/m2) 22,58±4,22 24,00±3,91 0,01*

*adanya perbedaan rerata antar kelompok

Pada Tabel IX. Menunjukan terdapat perbedaan rerata TDS antara

kelompok responden umur 60 – 75 dan kelompok responden umur 40 – 59

tahun. Hipertensi berkaitan erat dengan umur, semakin tua seseorang semakin

besar risiko hipertensi. Peningkatan tekanan darah dapat terjadi bersama

dengan bertambanya umur, pada orang Amerika yang berumur >60 tahun

sebanyak 65% memiliki tekanan darah tinggi (NIH, 2012). Prevalensi

hipertensi lebih tinggi terjadi terutama pada umur >40 tahun (Setiati dan

Sutrisna, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

47

Pertambahan umur menyebabkan penurunan fungsi fisiologis tubuh.

Dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku dan tidak elastis lagi. Dinding

pembuluh darah yang tidak elastis menyebabkan tubuh kurang mendapatkan

pasokan nutrisi karena aliran darah keseluruhan tubuh kurang lancar sehingga

jantung harus bekeja lebih keras lagi (Departemen Kesehatan RI, 2012).

Pada Tabel IX. menunjukan adanya perbedaan rerata BMI pada

kelompok responden umur 60 – 75 tahun dan kelompok responden 40 – 59

tahun. Pada kelompok responden umur 60 – 75 tahun memiliki BMI lebih

rendah, hal ini disebabkan oleh perubahan yang cukup besar pada komposisi

tubuh.

Penuaan menyebabkan penurunan progresif fungsi fisik karena terjadi

penurunan massa otot dan peningkatan disfungsi sendi. Setelah umur 20 – 30

tahun, massa lemak bebas progresif menurun, sedangkan terjadi kenaikan

pada massa lemak, hal ini terkait dengan redistribusi dari kedua lemak tubuh.

Pada orang dewasa terjadi kehilangan massa tulang yang menyebabkan

kehilangan tinggi badan, hal ini menyebabkan perubahan BMI dan persentase

lemak tubuh (Villareal, Apovian, Kusher, and Klein, 2016).

Penumpukan lemak memiliki pengaruh sebesar 75% terhadap

peningkatan risiko penyakit kardiovaskular (Kumar, Abbas, and Fausto,

2005). Orang yang mengalami kegemukan memiliki risiko 5 kali lebih tinggi

mengalami hipertensi (Departemen Kesehatan RI, 2009).

Setelah umur 45 tahun, terjadi penebalan pada dinding arteri yang

disebabkan oleh zat kolagen yang menumpuk. Penumpukan zat kolagen pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

48

lapisan otot menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku. TDS meningkat

seiring dengan bertambahnya umur sedangkan TDD meningkat sampai 50

tahun kemudian menurun (Porth and Marfin, 2009).

Tabel X. Perbedaan Faktor BMI Terhadap Umur, Tekanan Darah Sistolik

(TDS), Tekanan Darah Diastolik (TDD), Denyut Nadi Responden di Kecamatan

Kalasan, Sleman, DIY Variabel Mean±SD

Body Mass Index

p

≥ 23 kg/m2 <23 kg/m2

Umur 52,8±9,2 55,0±10,9 0,02*

TDS (mmHg) 139,7±23,8 139,9±23,2 0,77

TDD (mmHg) 82,7±13,9 79,8±12,3 0,21

Denyut nadi (denyut/menit) 80,5±11,9 79,7±13,5 0,73

*Adanya perbedaan rerata antar kelompok

Pada Tabel X, dapat dilihat nilai p yang mengambarkan pengaruh

BMI terhadap umur, TDS, TDD, dan denyut nadi secara berurutan adalah

0,02; 0,77; 0,21; dan 0,73. Data Tabel X, diperoleh dengan uji t tidak

berpasangan, nilai p<0,05, hasil ini menunjukan H0 diterima, sehingga secara

statistik ada perbedaan faktor BMI terhadap umur. Hal ini dikarenakan

adanya perbedaan jumlah responden antara responden kelompok umur 40 –

59 tahun lebih banyak dibandingkan dengan responden kelompok umur 60 –

75 tahun. Rerata umur yang memiliki BMI ≥23 kg/m2 adalah 52,84±9,20,

yang termasuk kelompok responden umur 40 – 59 tahun. Data Tabel X,

menunjukan tidak ada perbedaan rerata pada TDS, TDD, dan denyut nadi

dengan menampilkan nilai p >0,05.

Berdasarkan uji hipotesis, p <0,05 dapat diartikan secara statistik

terdapat hubungan yang bermakna. Pada Tabel XI, menunjukan hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

49

pengaruh faktor umur terhadap prevalensi hipertensi memiliki nilai p<0,05.

Hasil ini menunjukan H0 ditolak.

Tabel XI. Pengaruh Faktor Umur dan BMI Terhadap Prevalensi Hipertensi

Pada Responden di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY

Prevalensi

p

OR

(95%CI)

≥140/90

mmHg

<140/90

mmHg

n % n %

Umur

60 – 75 tahun 143 61,6 89 38,4 <0,05* 2,76

(2,01 – 3,77) 40 – 59 tahun 214 36,8 367 63,2

BMI

≥ 23 kg/m2 188 43,9 240 56,1 0,52 1,00

(0,75 – 1,13) < 23 kg/m2 169 43,9 216 56,2

*Adanya perbedaan proporsi antar kelompok

Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Chi-Square, diartikan bahwa

secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara prevalensi tekanan

darah ≥140/90 mmHg dengan faktor umur. Parameter kekuatan hubungan

yang digunakan adalah Odds Ratio (OR), yang dapat diartikan responden

dalam rentang umur 60 – 75 tahun 2,76 kali berisiko memiliki tekanan darah

≥140/90 mmHg dibandingkan responden dalam rentang umur 40 – 59 tahun.

Penelitian yang dilakukan (Maria, 2011) menunjukan hal yang sama

yaitu, kasus pre-hipertensi dan hipertensi lebih banyak terjadi pada umur

lebih tua. Kasus pre-hipertensi, hiperteni derajat 1, dan hipertensi derajat 2,

lebih banyak terjadi pada umur ≥40 tahun. Demikian pula kejadian hipertensi

terbanyak pada umur 70 – 80 tahun.

Tabel XI, menunjukan hasil analisis statistik yang diperoleh antara

pengaruh faktor risiko BMI terhadap prevalensi responden di Kecamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

50

Kalasan. Nilai p>0,05 menunjukan H0 diterima sehingga dapat disimpukan

tidak adanya perbedaan proporsi antara faktor risiko BMI terhadap prevalensi

responden hipertensi.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Mungreiphy (2011),

terdapat pengaruh BMI secara signifikan terhadap tekanan darah sistolik dan

tekanan darah diastolik dengan nilai p<0,05. Responden yang memiliki BMI

≥23 kg/m2 memiliki risiko 2,49 kali lebih besar mengalami prehipertensi, 376

kali lebih besar mengalami hipertensi stage I, dan 7,39 kali lebih besar

mengalami hipertensi stage II dibandingkan dengan responden yang memiliki

BMI <23kg/m2.

Perbedaan hasil penelitian ini dapat disebabkan oleh perbedaan

jumlah responden yang besar, pada kelompok umur 40 – 59 tahun responden

sebanyak 581 responden dan kelompok umur 60 – 75 tahun sebanyak 232

responden. Pada prevalensi hipertensi tertinggi adalah kelompok responden

berumur 60 – 75 tahun, namun BMI tertinggi adalah pada kelompok

responden berumur 40 – 59 tahun.

Tabel XII. Pengaruh Faktor Umur dan BMI Terhadap Kesadaran Pada

Responden di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY

Kesadaran p OR

(95%CI) Ya Tidak

n % n %

Umur

60 – 75 tahun 33 23,1 110 76,9 0,46 0,81

(0,49 – 1,32) 40 – 59 tahun 58 27,1 156 72,9

BMI

≥ 23 kg/m2 49 26,1 139 73,9 0,44 1,06

(0,66 – 1,71) <23 kg/m2 42 24,9 127 75,1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

51

Semakin bertambahnya umur, tingkat kesadaran semakin menurun.

Pada Tabel XII, menunjukan bahwa respoden berumur 40 – 59 tahun

memiliki responden yang sadar lebih banyak dibandingkan dengan

responden berumur 60 – 75 tahun. Pada Tabel menunjukan nilai p > 0,05

sehingga dapat disimpulkan H0 diterima, dapat diartikan tidak ada

pengaruh BMI terhadap kesadaran. Hasil penelitian ini didukung dengan

Wu et al (2015), yang menunjukan bahwa kesadaran menurun pada

kelompok responden berumur 60 tahun ke atas.

Tabel XII juga menunjukkan nilai p untuk faktor pengaturan BMI

terhadap kesadaran yaitu nilai p > 0,05 sehingga dapat disimpulkan H0

diterima. Hal ini dapat dikatakan tidak ada perbedaan rerata BMI pada

kelompok responden yang sadar hipertensi dengan kelompok responden

yang tidak sadar hipertensi.

Kesadaran masyarakat Kecamatan Kalasan terbukti cukup rendah,

hal ini terlihat setelah dilakukan penelitian terkait BMI di Kecamatan

Kalasan. Pemeliharaan pola makan kurang dilakukan oleh masyarakat

Kecamatan Kalasan menjadi salah satu faktor pemicu tekanan darah

≥140/90 mmHg.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

52

Tabel XIII. Pengaruh Faktor Umur dan BMI Terhadap Terapi Hipertensi Pada

Responden di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY

Terapi p OR (95%CI)

Ya Tidak

N % n %

Umur

60 – 75 tahun 12 36,4 21 63,6 0,18 0,43

(0,18 – 1,04) 40 – 59 tahun 33 56,9 25 43,1

BMI

≥ 23 kg/m2 26 53,1 23 46,9 0,29 1,36

(0,59 – 3,12) <23 kg/m2 19 45,2 23 54,8

Berdasarkan Tabel XIII, yang disajikan dapat dilihat bahwa terapi

hipertensi pada kecamatan Kalasan lebih banyak ditemukan pada kelompok umur

40 – 59 tahun, hal ini disebabkan karena kesadaran responden pada rentang umur

60 – 75 rendah sehingga responden yang melakukan terapi menurun pada

kelompok umur 60 – 75 tahun. Hasil penelitian ini di dukung dengan penelitian

Wu et al. Tahun 2015, yang menunjukan bahwa terapi yang dilakukan pada

kelompok responden 60 tahun keatas lebih sedikit dibandingkan dengan

kelompok umur <60 tahun, hal ini diakibatkan oleh kesadaran hipertensi yang

menurun seiring dengan meningkatnya umur.

Hasil penelitian pada Tabel XIII dapat menunjukkan bahwa faktor BMI

terhadap terapi hipertensi tidak menunjukkan adanya perbedaan bermakna. Hal ini

ditunjukkan oleh nilai p yang diperoleh >0,05.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

53

Tabel XIV. Pengaruh Faktor Umur dan BMI Terhadap Pengendalian Tekanan

Darah Pada Responden di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY

Pengendalian p OR (95%CI)

Ya Tidak

n % n %

Umur

60 – 75 tahun 0 0,0 12 100 0,54 Tidak dapat dihitung

40 – 59 tahun 4 12,1 29 87,9

BMI

≥23 kg/m2 4 15,4 22 84,6 0,58 Tidak dapat dihitung

<23 kg/m2 0 0,0 19 100

Pada Tabel XIV menunjukan dari 45 responden yang melakukan

terapi, hanya empat responden yang tekanan darahnya terkontrol yang

ditemukan di kelompok responden umur 40 – 59 tahun, sedangkan tidak

ditemukan responden yang memiliki tekanan darah terkendali pada kelompok

umur 40 – 59 tahun. Tidak ada satupun responden yang terkontrol

menyebabkan data tidak dapat dihitung OR karena pada uji Chi Square tidak

boleh ada bagian yang kosong. Penelitian didukung dengan hasil studi yang

dilakukan oleh Muntner et al, tahun 2004, dengan menunjukan pada

kelompok umur lebih tua hipertensi memiliki pengendalian tekanan darah

yang rendah.

Pada Tabel XIV menunjukan bahwa responden yang memiliki BMI

≥23 kg/m2 dan memiliki tekanan darah terkendali hanya 4 responden

sedangkan responden yang memiliki BMI ≥23 kg/m2 yang tidak memiliki

tekanan darah terkendali sebanyak 22 responden. Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Booth (2015), yang menunjukan pada

kelompok responden dengan BMI ≥23 kg/m2 memiliki tekanan darah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

54

terkendali lebih sedikit dibandingkan dengan responden yang memiliki BMI

rendah.

Tabel XV. Pengaruh faktor BMI Terhadap Umur, Jenis Kelamin dan Diet pada

Responden Hipertensi di Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY

Variabel BMI Jumlah p OR

95%CI ≥23 kg/m2 >23 kg/m2

n % n % n %

Umur

0,01*

0,50

(0,37 – 0,68)

60 – 75 tahun 94 40,5 138 59,5 232 28,5

40 – 59 tahun 334 57,5 247 42,5 581 71,5

Jenis kelamin

0,06

0,79

(0,60 – 1,05)

Laki-laki 165 49,3 170 50,7 335 41,2

Perempuan 263 55,0 215 45,0 478 58,8

Diet

0,01*

0,59

(0,42 – 0,83)

Tidak 315 49,8 317 50,2 632 77,7

Ya 113 62,4 68 37,6 181 22,3

Aktifitas fisik

Tidak 270 54,5 228 45,8 498 61,2 0,28 1,18

Ya 158 50,2 157 49,8 315 38,8 (0,89 – 1,56)

*Adanya perbedaan proporsi antarkelompok

Pada Tabel XV, menunjukan bahwa pengaruh BMI terhadap umur

dan diet pada respoden di Kecamatan Kalasan memiliki nilai p<0,05. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh BMI terhadap umur dan diet.

Nilai Odds Ratio (OR) untuk pada faktor risiko BMI terhadap umur adalah

0,50. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa responden yang memiliki BMI

≥23 kg/m2 0,50 kali lebih rendah ditemukan pada kelompok 60 – 75 tahun

dibandingkan dengan kelompok umur 40 – 59 tahun. Hasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan Reas, Nygard, Svensson, Sorensen,

and Sandenger (2007), menunjukan bahwa korelasi antara umur dan BMI

menunjukan garis linear dengan umur yang memiliki BMI tertinggi adalah

kelompok 20 – 29 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

55

Penelitian yang dilakukan Mungrephy (2011), menunjukan berat

badan tertinggi pada kelompok umur 40 – 49 tahun dan terendah pada

kelompok umur 60 – 70 tahun. Peningkatan berat badan hingga umur 49

tahun kemudian menurun pada umur 50 tahun dapat disebabkan oleh

akumulasi lemak. Pada responden dengan umur lebih muda memiliki nafsu

makan yang besar yang menyebabkan penigkatan akumulasi lemak selain itu

pada responden >49 tahun banyak kehilangan massa mineral tulang yang

menyebabkan tulang menjadi lebih ringan.

Tabel XVI. Penilaian Pengaturan Diet dengan Skor pada CRF

No Keterangan Skor

1. (i) Makan diperhatikan

(ii) Makan tidak diperhatikan

(i)

(ii)

1

0

2. Mengatur asin Ya

Tidak

1

0

3. Menambah kecap, garam

tambahan, saus

Ya

Tidak

0

1

4. Makan di rumah Ya

Tidak

1

0

5. Makan gorengan ≤1x seminggu

>1xseminggu

1

0

6. Minum susu (rendah lemak) Ya

Tidak

1

0

7. Makan daging bergajih,

lemak, santan

≤1xseminggu

>1xseminggu

1

0

8. Konsumsi sayuran ≥1xsehari

<1xsehari

1

0

9. Konsumsi buah ≥1xsehari

<1xsehari

1

0

Total 9

*Jika poin ≥6 dikatakan mengatur diet

Jika poin <6 dikatakan tidak mengatur diet

Responden dikatakan melakukan diet apabila memiliki poin ≥6 yang

di hitung berdasarkan lembar CRF. Terdapat pengaruh faktor risiko BMI

terhadap diet yang ditunjukan dengan nilai p<0,05. Nilai OR untuk faktor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

56

risiko BMI terhadap diet adalah 0,59. Hal ini menunjukan bahwa kelompok

responden yang memiliki BMI ≥23 kg/m2 memilikki kemungkinan 0,59

ditemukan pada responden yang tidak melakukan diet dibandingkan dengan

responden yang tidak melakukan diet.

Masyarakat di Kecamatan Kalasan masih banyak yang mengkonsumsi

makanan tinggi lemak dan tinggi garam. Asupan garam mempengaruhi

peningkatan volume plasma. Keadaan ini diikuti oleh peningkatan sekresi

kelebihan garam agar kembali ke bentuk hemodinamik (sistem pendarahan)

yang normal (Radecki, 2000).

Penangan hipertensi dengan kelebihan berat badan meliputi usaha

penurunan berat badan melalui perubahan gaya hidup dan diet seperti

peningkatan konsumsi sayuran dan buah. Individu yang menjalani diet

vegetarian insiden hipertensi yang rendah. Efek penurunan tekanan darah dari

diet vegetarian kemungkinan disebabkan oleh asupan tinggi serat dan tinggi

kalium, atau asupan garam yang berkurang. Diet tinggi kalium yang berasal

dari buah-buahan dan sayur-sayuran dapat melindungi individu dari

hipertensi (Amelia, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Proporsi prevalensi masyarakat yang memiliki tekanan darah ≥140/90 mmHg

sebanyak 43,9%, masyarakat memiliki kesadaran sebanyak 25,5%, masyarakat

yang melakukan terapi secara rutin sebanyak 12,6%, dan masyarakat memiliki

tekanan darah yang terkendali sebanyak 1,1%.

2. Responden kelompok umur 60 – 75 tahun memiliki prevalensi tekanan darah

≥140/90 mmHg lebih banyak dibandingkan dengan kelompok responden 40 –

59 tahun dengan OR 2,76 (95% CI : 2,01 – 3,77), namun antara faktor umur

terhadap kesadaran, terapi, dan pengendalian tidak terdapat perbedaan

bermakna. Faktor BMI terhadap prevalensi, kesadaran, terapi, dan

pengendalian tidak terdapat perbedaan bermakna.

B. Saran

1. Bagi masyarakat umum

Masyarakat dengan tekanan darah yang tinggi mulai memeriksakan

tekanan darah setidaknya sebulan sekali di rumah, rumah sakit, puskesmas,

melakukan terapi secara rutin, agar tekanan darah dapat kendali. Masyarakat

yang tidak memiliki tekanan darah tinggi mulai memperhatikan gaya hidup

yang baik seperti olahraga rutin dan mengatur pola makan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

58

2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman

Perlu diadakan program penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan

pengobatan masyarakat mengenai hipertensi agar dapat meningkatkan

kesadaran masyarakat.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah

dengan melakukan pengukuran tekanan darah lebih dari satu kali dalam

periode peneletian, misalnya dilakukan dua kali pengukuran pada periode

berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

59

Daftar Pustaka Amelia, F., 2008, Konsumsi Pangan, Pengetahuan Gizi, Aktivitas Fisik dan Status

Gizi Pada Remaja di Kota Sungai Penuh Kabupaten Kerinci Propinsi

Jambi, http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2408.pdf,

diakses pada tanggal 1 September 2015.

Alexander, M., 2013, Patien Knowledge and Awareness of Hypertension is

Suboptimal: Result From a Large Health Maintenance Organization,

Http://ncbi.nml.nih.gov/pubmed/12939565, diakses pada tanggal 17

September 2015.

Almatsier, S., 2004, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, hal 50.

Alison, H., 2002, Penyakit Jantung Hipertensi Dan Nutrisi, Bumi Aksara, Jakarta,

hal 126-127.

Anggraini, R. D., 2014, Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT), Aktifitas Fisik,

Rokok, Konsumsi Buah, Sayur dan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di

Pulau Kalimantan (Analisis Data Riskesda 2007),

http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2408.pdf, diakses

pada tanggal 2 Agustus 2015.

AHA, 2014, American Heart Association Recommendations for Physical Activity

in Adults, American Heart Association,

http://www.heart.org/HEARTORG/GettingHealthy/PhysicalActivity/Fitn

essBasics/American-Heart-Association-Recommendations-for-Physical-

Activity-in-Adults_UCM_307976_Article.jsp, diakses pada tanggal 6

September 2015.

AHA, 2014, Physical Activity and Blood Pressure, American Heart Association,

http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HighBloodPressure/Preve

ntionTreatmentofHighBloodPressure/Physical-Activity-and-Blood-

Pressure_UCM_301882_Article.jsp, diakses tanggal 25 Juli 2015.

Baradero, M., 2008, SERI Asuh Keperawatan : Klien gangguan Kardiovaskular,

Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Hal. 50.

Bustan, M.N., 2007, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Rineka Cipta,

Jakarta, Hal. 29 – 38.

Central of Disease Control and Prevention, 2015, Quitting Smoking,

http://www.cdc.gov/tobacco/data_statistics/fact_sheets/cessation/quitting /,

diakses pada tanggal 1 Desember 2015.

Chataut, J., Adhikarim R.K., and Shinha, N.P., 2011, Prevalence and Risk Factor

for Hypertention Adult Living in Central Development Region of Nepal,

Kathmandu Univ Med J, 33(1), 13 – 18.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

60

Dahlan, M.S., 2009, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel, Penerbit

Salemba Medika, Jakarta, hal. 41.

Dahlan, M.S., 2014, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 6,

Epidemologi Indonesia, Jakarta, hal. 33, 92, 165, 252.

Danon, H., Marques V., Bovet, P., Chiolero, A., Paccaud, F., and Pecoud, A.,

2009, Prevalence, Awareness, Treatment, and Control of High Blood

Pressure in a Swiss City General Population: The CoLaus Study, Eur J

Cardiovasc, 16 (1), 66 – 72.

Dauchet, L., Kesseguyot, E., Czernichow, S., Bertrais, S., Estaquio, C., Peneau,

S., et al., 2007, Diatery Patterns and Blood Pressure Chanfe Over 5-y

Follow in The SU.VI.MAX Cohort, Am J Clin Nurt,86 (6), pp.1650-1656.

Deepa, R., Shanthirani, C.H., Pradeepa, R., and Mohan, V., 2003, Is The “Rule of

Halves” in Hypertension Still Valid – Evidance from Chennai Urban

Population Study, JAPI, http://www.ncbi.nlm.gov/pubmed/12725272 ,

diakses tanggal 1 April 2015.

Departemen Kesehatan RI, 2014, Hipertensi, Pusat Data dan Informasi

Kementerian Kesehatan RI, Jakarta Selatan, hal. 1, 3-4, 8.

Departemen Kesehatan RI, 2012, Masalah Hipertensi di Indonesia, Departemen

Kesehatan RI, http://www.depkes.go.id/article/view/1909/masalah-

hipertensi-di-indonesia.html, diakses tanggal 18 Mei 2015.

Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, 2013, Profil Kesehatan Kabupaten Sleman

Tahun 2013, http://dinkes.slemankab.go.id/wp-, diakses pada tanggal 3

September 2015.

Fagard, R.H., 2011, Exercise Therapy in Hypertensive Cardiovascular Disease,

Progress in Cardiovascular Disease, 53(2011), 404-411.

Gujarati, D.N., 2007, Dasar-dasar Ekonometrika, Jilid 1, Penerbit Erlangga,

Jakarta, hal.76-77.

Hansel, H., Pinandjojo, Tih, F., Pengaruh Teh daun Sirsak (Annona muricata

Linn.) terhadap Penurunan Tekanan Darah Normal pada Laki-laki dewasa

Muda

Herawati., dan Sartika W., 2013, Terkontrolnya Tekanan Darah Penderita

Hipertensi Berdasarkam Pola Diet dan Kebiasaan Olahraga di Padang

Tahun 2011, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8 (1).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

61

James, P.A., Oparil, S., Carter, B.L., Cushman, C., Handler, J., Lackland, D.T., et

al., 2014, Evidance-Based Guideline for the Panel Members Appointed to

the Eighth Joint National Commite (JNC 8), Management of High Blood

Pressure in Adults, Report From to the Eight Joint National Commite (JNC

8), The Journal of the American Medical Association, 311 (5).

Junaidi, I., 2010, Pengenalan, Pencegahan, dan Pengobatan Hipertensi, PT

Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia, Jakarta, p.28.

Kartikasari, A.N., 2012, Faktor Hipertensi Pada Masyarakat di Desa Kabongan

Kidul, Kabupaten Rembang,

http://eprints.undip.ac.id/37291/1/AGNESIA_NUARIMA_G2A008009_LAP

_KTI.pdf, diakses pada tanggal 7 September 2015.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia., 2009, Kendalikan Stress dan

Hipertensi, Http://www.depkes.go.id, diakses tanggal 15 September 2015.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia., 2012, Masalah Hipertensi di

Indonesia, http://www.depkes.go.id/articel/view/1909/masalah-hipertensi-

di-indonesia.html , diakses pada pukul 19.00 tanggal 19 Maret 2015.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia., 2013, Profil Kesehatan Indonesia

Tahun 2013, http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-

kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2013.pdf, diakses pada

tanggal 30 Oktober 2015.

Kementerian Kesehatan RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013,

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 122-123.

Kumar V., Abbas A.K., and Fausto N., 2005, Hypertensive Vascular Disease,

Dalam: Robn and Cotran Pathologic Basis of Disease, 7th ed., Elsevier

Saunders Phiadelpia, pp.528-529.

Lilyasari, O., 2007, Hipertensi dengan Obesitas : Adakah Peran Endotelin-1?,

Jurnal Kardiol Indonesia, 28, 460-475.

Mancia, G., Fargad, R., Narkiewicz, K., and Zanchetti, A., 2013, The Task Force

for The Management of Arterial Hypertension of European Society of

Hypertension (ESC), J Hypertens, 31, 1286.

Maryam, R.S., et al., 2008, Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya, Jakarta:

Salemba Medika.

Marice, S., 2010, Hubungan Perilaku Merokok, Konsumsi Makanan/Minuman,

dan Aktivitas Fisik dengan Penyakit Hipertensi pada Responden Obesitas

Usia Dewasa di Indonesia¸Majalah Kedokteran Indonesia, 60, 406 – 412.

Matar, D., Frangieh, A., Abouassi, A., Bteich, F., Saleh, A., Salame, E., et al,

2015, Prevalence, Awareness, Treatment, and Control of Hypertension In

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

62

Lebanon, The JCH, 17 (5), 381 – 388.

MHRA, 2013, Blood Pressure Mearurement Device, Medicines and Healthcare

Products Regulatory Agency, p.5.

Muhammadun, 2010, Hidup Bersama Hipertensi, In Books, Yogyakarta, hal 15.

Mungreiphy, N.K., Kapoor, S., and Sinha, R., 2011, Association Between BMI,

Blood Pressura and Age: Study Among Tangkhul Naga Tribal Males of

Northeast India, Journal of Anthropology, 1-6.

NIH, 2012, Who is at Risk for High Blood Pressure?,

http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/hbp/atrisk, diakses

pada tanggal 15 September 2015.

Nwankwo, T., Yoon, S.S., Burt, C.V., Gu, Q., 2013, Hypertension Among Adults

in the United States: National Health and Nutrition Examination Survey,

2011-2012, NCHS Publication, 133, 1-7.

Nwokocha, C.R., Owu, D.U., Gordon, A., Thaxter, K., McCalla, G., Ozulua, R.I.,

Young, L., Possible Mechanisms of Action of The Hypotensive Effect of

Annona Muricata (Soursop) In Normotensive Sprague-dawley Rats, Pharm.

Biol, 2012, 50, 1436–1441.

Peraturan Daerah Provinsi Yogyakarta, 2015, Upah Minimun Kabupaten/ Kota di

Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta, hal 1-3.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2008, Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No 47 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar, Jakarta, hal 1-12.

Porth, C.M., Matfin, G., 2009, Patofisiologi : Konsep Klinis : Proses-proses

Penyakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Hal. 56-60.

Price., Wilson.¸ Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease Processe ed 6,

diterjemahkan oleh Huriawati, hal 517-656,867-992., EGC, Jakarta.

Rahajeng, E., Sulistyowati, T., 2009, Prevalensi Hipertensi dan Determinannya,

di Indonesia, Majalah Kedokteran Indonesia 2009, 59, (12), 580 – 587.

Reas, D.L., Nygard, J.F., Svensson, E., Sorensen, T., and Sandanger, I., 2007,

Changes In Body Mass Index by Age, Gender, and Socio-economic Status

Among A Cohort of Norwegian Men and Women (1999-2001), BMC

Public Health, 7, pp. 269 – 278.

Rebbeca., 2007, Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Hipertensi Pada

Wanita di Kabupaten Sukoharjo, http://www.search-ebook.com, diakses

pada tanggal 10 September 2015.

Respati, A., 2007, Hubungan Aktifitas Fisik dengan Hipertensi Ringan Pada Laki-

laki Usia 20 – 40 tahun di Kota Pariaman Tahun 2007, Tesis, 44,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

63

Universitas Muhammadyah, Depok.

Sacks F.M., 2010, Effects on Blood Pressure of Reduced Dietary Sodium And

The Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) Diet, DASH

Collaboratie Research Group, N Eng J Med, 344, 3 – 10.

Schwarz, C.J., 2015, Sampling Course Notes for Beginning and Intermediate

Statistic, SFU Statistic & Actuarial Science,

http://www.staf.sfu.ca/~cschwarz/CourseNotes, diakses pada tanggal 10

September 2015.

Sugiarto, 2007, Faktor-faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat, Tesis, 34,

Universitas Muhammadiyah, Semarang

Shihab, H., Meoni, L., Chu, A., Wang, N., Ford, D., Liang, K., et al., 2012, Body

Mass Index and Risk of Incident Hypertension Over the Life Course : The

Johns Hopkins Precursors Study, National Institutes of Health, 126 (25),

2983-2989.

Tee, S.R., Teoh, X.Y., Aiman, W.M., Aiful, A., Har, S.Y., Tan, Z.F., et al, 2010,

The Prevalence of Hypertension and Its Associated Risk Factors In Two

Rural Communities In Penang, Malaysia, IeJSME, 4(2), 27 – 40.

Tesfaye, F., Nawi, N.G., Minh, H.V., Byass, P., Berhane, Y., Bomita, R., and

Wall, S., 2007, Associaion Betwee Body Mass Index and Blod Pressure

Across Three Population in Africa ad Asia, J Hum Hypertens, Nature

Publishing Group, 21, 28 – 37.

Thawornchaisit, P., Looze, F., Reid, C. M., Seubsman, S., Sleigh, A., 2013,

Health- Risk Factors and The Prevalence of Hypertension: Cross Sectional

Findings from a National Cohort of 87 143 Thai Open University Students,

Global Journal of Health Science, 5(4), 1916-9736.

Tsutsumi, A., Kayaba, K., Tsutsumi, K., Igarashi, M., 2001, Association Between

Job Strain and Prevalence of Hypertension: A Cross Sectional Analysis in A

Japanesse Working Population With A Wide Range of Ocupations: The

Jichi Medical School Cohort Study, Occup Environ Med, 58, 367-373.

U. S Departement of Agriculture (USDA), U. S Departement of Health and

Human Services (HHS), 2010, Dietary Guideline for American, 7th ed., U.

S Goverment Printing Office, Washington D. C., p. 21.

Tiengo A, Avogaro A., 2001, Cardiovaskular Didease, International Textbook of

Obesity, John Wiley & Sons Ltd, UK, pp.3-29.

Wahdah, N., 2011, Menaklukan Hipertensi dan Diabetes, Multipress, Yogyakarta,

hal.43-52.

Wang, L., Manson, J.E., Gaziano, J.M., Buring, J.E., Sesso, H., 2012, Fruit and

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

64

Vegetable Intake and the Risk of Hypertension in Middle-Aged and Older

Women, Am J Hypertens, 25(2), 180 – 189.

World Health Organization, 2013, Global Brief on Hypertension, Silent Killer

Global Public Health Crisis,

http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/79059/1/WHO_DCO_WHD_2013.

2_eng.pdf?ua=1 , diakses pada tanggal 14 maret 2015.

WHO, 2004, Appropriate Body Mass Index for Asian Populations and Its

Implications for Policy and Intervention Strategies, The Lancet, 157-163.

Wu, L., He, Y., Jiang, B., Sun, D., Wang, J., Liu, M., et al., 2015, Trends in

Prevalence, Awareness, Treatment and Control of Hypertension during

2001- 2010 in an Urban Elderly Population of China, PLoS ONE, 10(8), pp.

1 – 13.

Varadaraja, R.B.A., Arun,D. J., 2014, Application of The “Rule of Halves” For

Hypertension as an Assessment Tool in Urban Slum at Davangere,

National Journal of Community Medicine, 5(3), 333-336.

Villareal, D.T., Apovian, C.M., Kusher, R.F., and Klein, S., 2005, Obesity in

older adults: Technical Review and Position Statement of The American

Society for Nutrition and NAASO, The Obesity Society, Am J Clin Nutr,

82, 923 – 934.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

65

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

66

Lampiran 2. Ethical Clerance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

67

Lampiran 3. Informed Consent

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK

Kami dari peneliti yang diketuai oleh Nonitha Viana Susilo dari Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma akan melakukan penelitian yang berjudul

“Prevalensi, Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Responden Hipertensi di

Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta (Kajian Faktor Risiko Kesehatan dan

Sosio-Demografi)”. Penelitian ini bertujuan untuk

1. Mengetahui proporsi prevalensi hipertensi, kesadaran responden terhadap

hipertensi, terapi hipertensi, dan pengendalian tekanan darah yang ada pada

populasi di tempat penelitian.

2. Melakukan evaluasi perbedaan faktor risiko kesehatan dan faktor sosio-

demografi terhadap prevalensi, kesadaran, terapi hipertensi, dan pengendalian

tekanan darah responden hipertensi.

Pembimbing penelitian adalah Dr. Rita Suhadi, MSi., Apt, Dita Maria Virginia,

M.Sc., Apt, dan Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt. Penelitian ini

membutuhkan sekitar 800 responden penelitian. Waktu penelitian diperkirakan 30

menit untuk masing-masing responden.

A. Kesukarelaan untuk ikut penelitian

Responden penelitian dibebaskan untuk memilih keikutsertaan dalam penelitian

ini tanpa ada paksaan. Bila responden penelitian sudah memutuskan untuk ikut,

responden penelitian juga bebas untuk mengundurkan diri/ berubah pikiran setiap

saat tanpa dikenai denda atau pun sanksi apapun.

B. Prosedur Penelitian

Apabila Responden penelitian bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini,

Responden penelitian diminta menandatangani lembar persetujuan ini. Prosedur

selanjutnya adalah:

a. Responden penelitian akan diwawancarai oleh peneliti. Setiap padukuhan

terdiri dari beberapa peneliti untuk menanyakan: Nama, alamat, usia, jenis

kelamin, status, riwayat penggunaan obat, aktivitas fisik, penyakit penyerta,

kebiasaan merokok, kebiasaan minum alkohol, pola makan/diet, penghasilan,

jenis pekerjaan, dan pendidikan (Berdasarkan CRF yang sudah disediakan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

68

b. Responden penelitian akan diukur berat badan, tinggi badan, dan tekanan

darah oleh Tim peneliti.

C. Kewajiban subyek penelitian

Sebagai subyek penelitian berkewajiban mengikuti aturan atau petunjuk penelitian

seperti yang tertulis di atas. Bila ada yang belum jelas, responden penelitian bisa

bertanya lebih lanjut kepada peneliti.

D. Manfaat

Keuntungan langsung yang responden penelitian dapatkan adalah

a. Responden penelitian mendapatkan pemeriksaan tekanan darah untuk

mengetahui tekanan darah secara gratis

b. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai faktor risiko

kesehatan dan sosio-demografi terhadap responden hipertensi sehingga dapat

membantu mencegah prevalensi hipertensi yang meningkat dan tekanan darah

responden hipertensi dapat terkontrol

c. Data yang didapatkan diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

tekanan darah responden sehingga responden dapat melakukan tindak lanjut

yang harus dilakukan dengan mengetahui tekanan darahnya, serta dapat

memberikan informasi terkait faktor risiko kesehatan terhadap responden

hipertensi di Padukuhan Jetis, Padukuhan Pundung, Padukuhan Grumbulgede,

dan Padukuhan Surokerten, Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

Pengukuran tekanan darah yang dilakukan, diharapkan mampu memberikan

gambaran mengenai faktor risiko hipertensi seperti: pola hidup sehingga dapat

memantau kesehatan fisik secara lebih intensif.

E. Kerahasiaan

Semua informasi yang berkaitan dengan identitas responden penelitian akan

dirahasiakan dan hanya akan diketahui oleh peneliti.

F. Informasi Tambahan

Bapak/ ibu/ saudara responden penelitian diberi kesempatan untuk menanyakan

semua hal yang belum jelas sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-

waktu membutuhkan penjelasan lebih lanjut, Bapak/ ibu/ saudara dapat

menghubungi Nonitha Viana Susilo pada 085713535980.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

69

Bapak/ ibu/ saudara juga dapat menanyakan tentang penelitian kepada Komite

Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM (Telp.

9017225 dari lingkungan UGM) atau 0274-7134955 dari luar, atau email:

[email protected].

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

70

Lampiran 4. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas Sygmomanometer Digital dan Raksa

Uji Validitas Spygmomanometer Digital 1 dan Raksa pada Probandus

Spygmomanometer 1 Probandus

1 2 3

Digital Sistolik (mmHg)

Diastolik (mmHg)

106

60

102

53

104

55

Raksa Sistolik (mmHg)

Distolik (mmHg)

115

60

106

58

107

55

Nilai p sistolik : 0,103

Nilai p diastolik : 0,423

Uji Validitas Spygmomanometer Digital 2 dan Raksa pada Probandus

Spygmomanometer 2 Probandus

1 2 3

Digital Sistolik (mmHg)

Diastolik (mmHg)

116

77

131

67

115

71

Raksa Sistolik (mmHg)

Distolik (mmHg)

120

80

130

70

120

80

Nilai p sistolik : 0,287

Nilai p diastolik : 0,130

Uji Validitas Spygmomanometer Digital 3 dan Raksa pada Probandus

Spygmomanometer 3 Probandus

1 2 3

Digital Sistolik (mmHg)

Diastolik (mmHg)

98

58

91

53

105

65

Raksa Sistolik (mmHg)

Distolik (mmHg)

100

60

90

60

110

70

Nilai p sistolik : 0,368

Nilai p diastolik : 0,085

Uji Validitas Spygmomanometer Digital 4 dan Raksa pada Probandus

Spygmomanometer 4 Probandus

1 2 3

Digital Sistolik (mmHg)

Diastolik (mmHg)

113

73

117

75

111

67

Raksa Sistolik (mmHg)

Distolik (mmHg)

110

70

110

80

110

70

Nilai p sistolik : 0,173

Nilai p diastolik : 0,560

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

71

2. Uji Reliabilitas Spygmomanometer Digital

Uji Reliabilitas Spygmomanometer Digital 1 pada Probandus

Probandus Spygmomanometer

Digital 1

Hasil

Pengukuran Mean SD

CV

(%) 1 2 3

1

2

3

Sistolik (mmHg)

Distolik (mmHg)

Sistolik (mmHg)

Distolik (mmHg)

Sistolik (mmHg)

Distolik (mmHg)

113

69

101

62

101

75

115

77

103

71

99

72

115

72

111

67

104

79

114,33

72,66

105

66,67

101,33

75,33

1,15

4,04

5,29

4,50

2,51

3,51

0,94

3,29

4,32

3,68

2,05

2,86

Uji Reliabilitas Spygmomanometer Digital 2 pada Probandus

Probandus Spygmomanometer

Digital 2

Hasil

Pengukuran Mean SD

CV

(%) 1 2 3

1

2

3

Sistolik (mmHg)

Distolik (mmHg)

Sistolik (mmHg)

Distolik (mmHg)

Sistolik (mmHg)

Distolik (mmHg)

101

59

103

57

97

60

100

56

97

56

94

63

98

66

102

58

95

65

99,62

60,33

97

57

95,33

62,66

1,53

5,13

4,36

1

1,52

2,51

1,25

4,19

3,56

0,81

1,24

2,05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

72

Uji Reliabilitas Spygmomanometer Digital 3 pada Probandus

Probandus Spygmomanometer

Digital 3

Hasil

Pengukuran Mean SD

CV

(%) 1 2 3

1

2

3

Sistolik (mmHg)

Distolik (mmHg)

Sistolik (mmHg)

Distolik (mmHg)

Sistolik (mmHg)

Distolik (mmHg)

104

56

94

54

102

59

97

53

95

52

95

55

107

57

99

59

104

65

102,67

55,33

96

55

100,33

59,66

5,13

2,08

2,56

3,60

4,73

5,03

4,19

1,70

2,16

2,94

3,86

4,10

Uji Reliabilitas Spygmomanometer Digital 4 pada Probandus

Probandus Spygmomanometer

Digital 4

Hasil

Pengukuran Mean SD

CV

(%) 1 2 3

1

2

3

Sistolik (mmHg)

Distolik (mmHg)

Sistolik (mmHg)

Distolik (mmHg)

Sistolik (mmHg)

Distolik (mmHg)

102

55

97

55

107

60

99

61

103

61

100

59

102

65

95

63

102

62

101

60,33

98,33

59,67

103

60,33

1,73

5,03

4,16

4,16

3,60

1,52

1,41

4,11

3,40

3,40

2,94

1,24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

73

Lampiran 5. Validasi Timbangan Berat Badan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

75

Lampiran 6. SOP Pengukuran Tekanan Darah

SOP Pengukuran Tekanan Darah

Berdasarkan Departemen Kesehatan RI (2007)

1. Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, responden sebaiknya

menghindar kegiatan aktivitas fisik seperti olah raga, merokok, dan makan,

minimal 30 menit sebelum pengukuran. Dan juga duduk beristirahat setidaknya 5-

15 menit sebelum pengukuran.

2. Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres. Pengukuran sebaiknya

dilakukan dalam ruangan yang tenang dan dalam kondisi tenang dan posisi duduk.

3. Pastikan responden duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua

telapak kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kanan responden di atas

meja sehinga mancet yang sudah terpasang sejajar dengan jantung responden.

4. Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kanan responden dan memintanya

untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak berbicara pada saat pengukuran.

Apabila responden menggunakan baju berlengan panjang, singsingkan lengan

baju ke atas tetapi pastikan lipatan baju tidak terlalu ketat sehingga tidak

menghambat aliran darah di lengan.

5. Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan terbuka ke

atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa mancet.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

76

6. Persiapkan manset. Perlu diperhatikan bahwa mancet hendaknya diambil dari

kotaknya secara benar dengan mengangkat secara keseluruhan (tidak ditarik salah

satu bagiannya).

7. Pasang mancet pada lengan kanan responden dengan posisi kain halus/ lembut

ada di bagian dalam dan D-ring (besi) tidak menyentuh lengan, masukkan ujung

mancet melalui D-ring dengan posisi kain perekat di bagian luar. Ujung bawah

mancet terletak kira-kira 1–2 cm di atas siku. Posisi pipa mancet harus terletak

sejajar dengan lengan kanan responden dalam posisi lurus dan relaks.

8. Tarik mancet dan kencangkan melingkari lengan kanan responden. Tekan kain

perekat secara benar pada kain bagian luar mancet. Pastikan mancet terpasang

secara nyaman pada lengan kanan responden.

9. Tekan tombol ’start’, pada layar akan muncul angka 888 dan semua simbol.

10. Selanjutnya semua simbol gambar hati “♥” akan berkedip-kedip. sampai

denyut tidak terdeteksi dan tekanan udara dalam mancet berkurang, angka sistolik,

diastolik dan denyut nadi akan muncul.

11. Catat angka sistolik, diastolik dan denyut nadi hasil pengukuran tersebut pada

formulir hasil pengukuran dan pemeriksaan.

12. Pengukuran dilakukan dua kali, jarak antara dua pengukuran sebaiknya antara

2 menit dengan melepaskan mancet pada lengan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

77

13. Apabila hasil pengukuran satu dan kedua terdapat selisih >10 mmHg, ulangi

pengukuran ketiga setelah istirahat selama 10 menit dengan melepaskan mancet

pada lengan.

14. Apabila responden tidak bisa duduk, pengukuran dapat dilakukan dengan

posisi berbaring, dan catat kondisi tersebut di lembar catatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

78

Lampiran 7. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

1. Siapa nama anda? Berapa umur anda?

2. Maaf, apa pendidikan terakhir anda?

3. Apa pekerjaan anda?

4. Maaf, berapa penghasilan anda selama satu bulan?

5. Apakah anda pernah mengukur tekanan darah sebelumnya? Jika ya, berapakah

tekanan darah anda yang terakhir?

6. Apakah anda mengetahi jika anda menderita hipertensi?*

7. Berapa lama anda menderita hipertensi? Apakah anda memiliki riwayat

penyakit hipertensi atau penyakit lainnya?*

8. Apakah anda pernah melakukan terapi untuk hipertensi? *

9. Apakah anda meminum obat anda secara teratur?*

10. Untuk pola aktivitas apakah anda pernah melakukan olahraga?

11. Berapa kali anda melakukan olahraga selama seminggu?

12. Berapa waktu yang anda habiskan ketika anda berolahraga?

13. Mohon maaf sebelumnya, apakah anda merokok?

14. Jika ya, berapa batang rokok yang anda konsumsi setiap hari?

15. Maaf, Apakah anda mengkonsumsi alkohol?

16. Apakah anda suka mengkonsumsi sayur? Berapa kali anda mengonsumsi

sayur setiap hari?

17. Apakah anda suka mengkonsumsi buah? Berapa kali anda mengonsumsi buah

setiap hari?

18. Apakah anda suka mengkonsumsi makanan berlemak? Berapa kali anda

mengkonsumsi makanan lemak setiap minggu?

19. Apakah anda suka mengkonsumsi makanan yang asin?

20. Kemana anda berobat ketika sakit dan berapa jarak ke tempat tersebut?

*Apabila hasil pengukuran tekanan darah tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PREVALENSI, KESADARAN, TERAPI, DAN PENGENDALIAN · 2017. 12. 17. · Kesadaran, Terapi, dan Pengendalian Tekanan Darah Responden 40 – 75 tahun berdasarkan Kajian Faktor Risko Umur

79

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Christina Gabriella Rawing, lahir di

Putussibau pada tanggal 2 Januari 1995. Putri kedua dari 3

bersaudara dari pasangan Anthonius Rawing dan Margaretha

Randungan. Penulis menempuh pendidikan di TK Karya Budi

pada tahun 1998-2000, SD Karya Budi pada tahun 2000-2006,

SMP Negri 1 Putussibau pada tahun 2006-2009, SMA Stella Duce II Yogyakarta

pada tahun 2009-2012 dan pada tahun 2012 meneruskan pendidikan di Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan

di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, penulis mengikuti beberapa

kegiatan kemahasiswaan seperti menjadi Anggota Divisi Dana dan Usaha

Pharmacy Performance and Event Cup 2012, Kordinator Divisi TEATER

TITRASI 2014, koordinator UKF Paduan Suara Fakultas “VERONICA” pada

tahun 2013-2014 dan mengikuti beberapa kegiatan Latihan Kepemimpinan yang

diselenggarakan oleh BEMF Fakultas Farmasi USD 2012-2014. Pada tahun 20154

penulis berhasil menjadi salah satu kelompok PKM-M yang mendapatkan hibah

dari DIKTI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI