presus ppt

43
RENI HERLINAWATI 201000310018 PReCEPTOR : dr. Hj. Arlyn Yuanita, SP. PD., M. Kes.

Upload: faidh-rasyid-husnan

Post on 17-Sep-2015

18 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids hiv aids

TRANSCRIPT

  • RENI HERLINAWATI201000310018

    PReCEPTOR :dr. Hj. Arlyn Yuanita, SP. PD., M. Kes.

  • PROBLEM

  • Pemeriksaan FisikVital signTD: 110/70 mmHgHR: 88 x / menit , nadi isi tegangan cukup, reguler, dan kuat angkatRR: 18 x /menit reguler, thorakoabdominalt: 37,2 C di axillaStatus GeneralisKulit : Warna sawo matang, tidak ikterik, tidak pucat, tidak hipo/hiperpigmentasi dan turgor kulit baik, sedikit kering dan banyak kulit ari yang mengelupas.Kepala :Rambut: Pendek, cepak, lurus, hiitam,distribusi merata, tidak mudah dicabutWajah: Simetris, tidak tampak deformitas, dan tidak terdapat lesi.Mata: Penglihatan baik, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak tampak ikterik, pupil isokor, reflek cahaya positif normalHidung: Simetris, tidak tampak deformitas tulang hidung, tidak terdapat sekret hidung, tidak tampak perdarahan.Telinga: tidak terdapat deformitas, tidak ada sekret, tidak ada darah Mulut: warna bibir coklat, kering, uvula dan tonsila tidak membesar dan tidak hiperemis, terdapat caries gigi pada seluruh geraham, terdapat stomatitis putih-putih di lidah, bucal, hingga mulut belakang (candidiasis oral)

  • Leher : Simetris, tidak tampak massa abnormal, tidak tampak tanda peradangan, tidak ada nyeri tekan, tidak tampak pembesaran tiroid, JVP normal/ tidak meningkat, tidak tampak deviasi trakea, gerakan bebas. Thorax dan Pulmo :Inspeksi : Simetris, tidak tampak deformitas, tidak tampak ketertinggalan gerak, tidak tampak adanya retraksi, dan ictus cordis tidak terlihat.Palpasi : Fokal fremitus simetris antara paru kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekanPerkusi : Seluruh lapang paru sonor, suara dasar paru vesiculer , tidak ada suara tambahan di semua lapang paru.Jantung :Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat Palpasi: Letak Ictus Cordis pada SIC VI di sebelahmedia linea Axilaris anterior sinistra. Perkusi : Batas Jantung Kanan atas: SIC II Linea Para Sternalis dextra Kanan bawah: SIC V Linea Para Sternalis dextra Kiri atas: SIC III Linea Mid Clavicula sinistra Kiri bawah: SIC VI Linea Axilaris anterior sinistra

  • Abdomen :Inspeksi : Dinding perut setinggi dada,tidak distensi, tidak tampak jejas, dan tidak terdapat luka bekas operasi.Auskultasi : Bising usus meningkat.Perkusi : Timpani, tidak ada pekak beralih.Palpasi : Abdomen teraba supel, hepar dan lien tidak teraba, tidak terdapat nyeri tekanGenitalia :Penis:Inspeksi : Tidak hipopigmentasi maupun hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut merata, lubang uretra (+), tidak ada sekret yang keluar, ulkus (-), testis simetris kanan dan kiri.Palpasi : Tidak teraba massa, nyeri tekan (-).Ekstrimitas :Superior : Bentuk normal anatomis, tidak deformitas, tidak terdapat nyeri gerak aktif dan pasif. Akral hangat dan tidak udem. Kekuatan motorik 5/5 dan sensorik 5/5.Inferior : Bentuk normal anatomis, tidak terlihat adanya deformitas, tidak terdapat nyeri gerak aktif dan pasif. Akral hangat dan tidak udem. Kekuatan motorik 5/5 dan sensorik 5/5.

  • Pemeriksaan Penunjang

    SPUTUM BTABTA 1 (sewaktu ): negatifBTA 2 (Pagi) : negatifBTA 3 (Sewaktu): negatifRo ThoraksCor : Kesan tak membesarPulmo: corakan bronchovaskuler bertambah, Diafragma & sinus dbnKesan : cor : tak membesar Pulmo: gambaran bronchitis

    hemoglobin 12,3 gr/dL 13,2-17,3leukosit 6,5x 103/uL 3,8-10,8eusinofil 0,2% 2,00-4,00Basofil 0,2 % 0-1Netrofil 64,60 % 50-70limfosit 14,8 % 25-40Monosit 20,20% 2-8Hematokrit 37% 40-52Eritrosit 4,6 x 106 /uL 4,4-5,9trombosit 180 x 103 /uL 150-400MCV 80 fl 80-100MCH 27 pg 26-34MCHC 33 gr/dL 32-36

    GDS98 mg/dL 70-150ureum15,6 mg/dL

  • DIAGNOSIS KERJAB20 (HIV)

  • TATA LAKSANAInfus KAEN3B 12 tetes per menitNistatin oral drop 4x1 tetesLodia tablet 3 x 1 p.oDiagit tablet 3 x 2 p.oOralit sachet 3 x 1 p.oDexanta syr 3 x 1 p.oLevoploxacin 1 x 1 p.oKortimoxazol 1 x 2 p.oKonsul Sp. Paru : INH 1 x 300 mg p.oAmbroxol syr 3 x 15 cc p.oKonseling

  • DEFINISIHIV (Human Immunodeficiency Virus) menyerang sel darah putih (CD4) dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) kumpulan gejala penyakit akibat melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh dampak dari perkembangbiakan virus hiv dalam tubuh makhluk hidup.

  • FOLLOW UP PASIEN

  • EPIDEMIOLOGIUSAINDONESIAHIV dari 1 April 1987 hingga 30 September 2014 sebanyak 150.292 orang, sementara penderita AIDS 55.799 dengan jumlah kematian 9.796. Kasus baru dari Januari 2014 hingga september 2014 tercatat sebanyak 22.869 orang dan 1.876 menderita AIDS. Jumlah penduduk terbanyak penderita HIV AIDS adalah DKI Jakarta dan Jawa Timur.

  • ETIOLOGI

  • Sel CD4 adalah jenis sel darah putih atau limfosit. Sel yang merupakan target utama HIV adalah sel yang mempunyai reseptor CD4, yaitu limfosit CD4+ (sel T helper atau Th) dan monosit/makrofag.SIKLUS HIDUP

  • PATOFISIOLOGI

  • Cara penularan

    CARA PENULARAN

  • PENULARAN

  • Perjalanan penyakit hiv

  • Perkembangan Klinis

  • GAMBARAN KLINISStadium IAkutKGB membesarLimfadenopati generalisata yang persisten

    Stadium IIPersisten hepatosplenomegali tanpa sebab yang jelasErupsi pruritus papularAngular cheilitisEritema pada garis ginggivaMolluscum contangiosumPembesaran kelenjar parotis tanpa ada sebab yang jelasHerpes zosterInfeksi saluran pernapasan atas yang kronisPenurunan berat badan Gangguan kulit

  • GAMBARAN KLINISStadium IIIBerat badan menurun (>= 10% BB)Diare kronik > 1 bulan, disebabkan oleh infeksi patogen bakteri seperti spesies Salmonella, dan Shigella.Fever tidak terdiagnosis/tidak hilang > 1 bulan.Oral candidiasis persisten.infeksi oportunistik paru lainnya.AnemiaVulva vagina candidiasis, kronis (>= 3 bulan), tidak responsive pada pengobatan.TB paru.Pneumonia bacterial yang kambuh.Stadium IVMalnutrisi yang tidak membaik dengan terapi standar.Infeksi bakteri Pneumocytis cranii pneumonia (PCC)Candidiasis of oesophagus, trakea, lungs, bronchus.Gangguan kulit --> khas : bruntus-bruntus hitam.Leukoplakia hairy --> putih-putih dipinggir lidahTB extra paruToxoplasmosisHIV encephalopatyDrug reaction

  • DIAGNOSIS HIV AIDS

  • FAKTOR RISIKO Penjaja seks laki-laki atau perempuanPengguna napza suntikHomoseksual atau lesbianBerhubungan seks tanpa pelindungPernah atau sedang menderita penyakiut infeksi menular seksualPernah mendapat tranfusi darah atau resipient produk darahSuntik, tato, tindik dengan menggunakan alat non steril

  • PEMERIKSAAN LABORATORIUMDeteksi virus: 1. menggunakan PCR untuk mendeteksi viral load2. hitung jumlah limfositTes hitung jumlah CD 4:
  • Penatalaksanaansecara umum penatalaksanaan ODHA terbagi menjadi: Pengobatan untuk menekan replikasi virus HIV dengan obat antiretroviral (ARV).Pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit infeksi oportunistik dan kanker yang menyertai infeksi HIV/AIDS.Pengobatan suportif

  • Terapi Antiretroviral (ARV)

  • NoNama GolonganFungsi1NRTI (nucleoside reverse-transcriptase inhibitor )penghambat kuat enzim reversetranscriptase dari RNA menjadi DNA yang terjadi sebelum penggabungan DNA virus dengan kromosom sel inang.2NNRTI (non-nucleoside reverse-transcriptase inhibitor (NNRTI)menghambat aktivitas enzim reverse-transcriptase dengan mengikat secara langsung tempat yang aktif pada enzim tanpa aktivasi sebelumnya.3PI (Protease Inhibitor )menghambat enzim protease HIV yang dibutuhkan untuk memecah prekursor poliprotein virus dan membangkitkan fungsi protein virus.

  • Nama DagangNama GenerikGolonganSediaanDosis (per hari)DuviralTablet, kandungan: zidovudin 300mg, lamivudin 150mg2x1 tabletStavir ZeritStavudin (d4T)NsRTIKapsul: 30mg, 40mg>60kg: 2x40mg

  • Stadium KlinisBila tersedia pemeriksaan CD4Jika tidak tersedia pemeriksaan CD41Terapi antiretroviral dimulai bila CD4

  • Kombinasi ARV

  • INFEKSI OPORTUNISTIKInfeksi oportunistik (IO) adalah infeksi yang timbul akibat penurunan kekebalan tubuh. Infeksi ini dapat timbul karena mikroba (bakteri, jamur, virus) yang berasal dari luar tubuh, maupun yang sudah ada dalam tubuh manusia namun dalam keadaan normal terkendali oleh kekebalan tubuh.

  • Cytomegalovirus (CMV) selain hati, limpa, atau kelenjar getah beningCMV, retinitis (dengan penurunan fungsi penglihatan)Ensefalopati HIV aHerpes simpleks, ulkus kronik (lebih dari 1 bulan), bronchitis, pneumonitis, atau esofagitisHistoplasmosis, diseminata atau ekstraparuIsosporiasis, dengan diare kronis (> 1 bulan)Kandidiasis bronkus, trakea, atau paruKandidiasis esophagusKanker serviks invasifKoksidioidomikosis, diseminata, atau ekstraparuKriptokokosis, ekstraparuKriptokosporidiosis, dengan diare kronis (> 1 bulan)Leukoensefalopati multifocal progresifLimfoma BurkittLimfoma imunoblastikLimfoma primer pada otakMycobacterium avium complex atau M. kansasii, diseminata atau ekstraparuMycobacteriumi tuberculosis, di paru atau ekstraparuMycobacteriumi spesies lain atau tak teridentifikasi, di paru atau ekstraparuPneumonia Pneumocystis cariniiPneumonia rekuren bSarkoma KaposiSeptikemia Salmonella rekurenToksoplasmosis otak, Wasting syndrome c

  • TERAPI PENCEGAHAN IO

    PenyakitMulaiObat yang digunakanPCP TB T. Gondii S. pneumoniae Hepatitis B Hepatitis A 1o CD4 < 200, sariawan, pertimbangkan bila CD4 < 250 atau CD4 % < 14 PPD > 5 ml Kontak PositifCD4 < 100 IGG Toksoplasma aviditas rendah CD4 > 200Anti HBs (-) HBs Ag(-)Anti HAV (-) Risiko paparan tinggi (IDU, MSM, dll) TMP.SMX 1 DS/hari TMP.SMX 1 SS/ hari INH 300mg/hari + PiridoksinTMP.SMX 1 DS/hari Vaksinasi pneumovax Vaksinasi Hepatitis B Vaksinasi Hepatitis A

  • PROGNOSIS

    Mortalitas pasien AIDS mendekati 100% tetapi dengan adanya pengobatan ARV bermanfaat menurunkan morbiditas & mortalitas dini akibat infeksi oportunistik.

  • PENANGGULANGANProgram yang dianjurkan oleh WHO :Pendidikan kesehatan reproduksiProgram penyuluhan sebayaPaket pencegahan komprehensif untuk pengguna narkotikProgram pendidikan agamaProgram layanan pengobatan infeksi menular seksualProgram promosi kondomProgram pengadaan tempat untuk tes HIVDukungan untuk anak jalananProgram pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak dengan pemberian obat ARV.

  • PEMBAHASAN

    Seorang laki- laki umur 35 tahun datang ke IGD RSUD Wonosobo dengan keluhan BAB cair 2-3 kali setiap hari selama + 1 bulan SMRS. BAB diakui kadang ada ampasnya sedikit kadang tidak, tidak berlendir dan tidak berdarah. Bau BAB seperti bau BAB biasanya (khas) berwarna kekuningan. Pasien mengaku pernah diobati obat warung untuk mencret tapi tidak membaik. Pasien juga mengeluh mual dan kadang muntah meskipun tidak setiap hari selama 1 bulan tersebut, juga disertai nyeri perut seperti melilit. Pasien juga mengeluh kadang kala batuk, kering, dan pernah diobati TB selama 8 bulan hingga februari 2015. Pasien juga mengeluhkan sariawan di mulut selama satu bulan berwarna putih, terasa perih dan gatal. Pasien mengaku telah di cek darah dan dinyatakan HIV + 1 minggu yang lalu SMRS di puskesmas.

    Pasien baru pulang dari Jakarta pada April 2014, sebelumnya pasien seorang buruh di toko selama 10 tahun. Istri pasien juga bekerja di tempat yang sama. Selama di jakarta pasien mengaku pernah hidup secra bebas dan berganti ganti pasangan. Riwayat pengguna alkohol diakui, riwayat pengguna obat terlarang disangkal. Pasien mengaku punya teman dekat laki-laki yang telah meninggal beberapa tahun yang lalu di jakarta dan sering keluar masuk RS karena diare kronik, tapi pasien tidak tahu temannya sakit apa. Riwayat heteroseksual disangkal.Pasien juga seorang ayah dari dua anak nya, dimana anak pertama seorang perempuan 4,5 tahun lahir spontan dan anak kedua laki-laki 15 bulan lahir spontan, kedua anak pasien belum diketahui tertulah HIV atau tidak. Pasien mengaku makan seperti biasanya 3 hari sekali namun berat badan diakui pasien turun drastis dalam 1 bulan terakhir. Sekarang pasien seorang wiraswasta tinggal dengan istri dan kedua anaknya.Paseien di atas pasien di diagnosis B20 atau HIV berdasarkan hasil tes darah yang dilakukan seminggu sebelum pasien masuk RS, berdasarkan gejala klinis, pasien masuk dalam HIV stadium 3 (sakit sedang) dengan berbagai tanda seperti TB paru dalam 1 tahun terakhir, diare kronik yang tidak diketahui penyebabnya, penurunan BB >10 %., dan kandidiasis oral. Pada stadium 3, pengobatan ARV dimulai jika CD4 < 200/mm3 dan dipertimbangkan pada nilai CD4 200-350. Selain itu, pasien perlu diberikan pencegahan untuk infeksi oportunistik. Pasien juga perlu dilakukan konseling akan kondisi nya dan istrinya juga kemungkinan tertular nya kedua anaknya. Pada anak pertama dapat segera dilakukan teh HIV dan pada anak ke dua dapat segera dilakukan tes HIV pada umur 18 bulan.

  • Daftar PustakaDjoerban Z, Djauzi S. HIV/AIDS di Indonesia. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 4th ed. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2006.Djauzi S, Djoerban Z. Pentalakasanaan HIV/AIDS di Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: BalaiPenerbit FKUI: 2012CDC. Monitoring selected national HIV prevention and care objectives by using HIV surveillance data - United States and 6 U.S. dependent areas - 2012. HIV Surveillance Supplemental Report 2014;19(No. 3). Available at: . Published November 2014. (Accessed November 25, 2014).CDC. Estimated HIV incidence among adults and adolescents in the United States, 20072010. HIV Surveillance Supplemental Report 2012;17(No. 4). . Published December 2012 Ditjen pp&PL kemenkes RI, 2014, Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia Dilapor s/d September 2014.Fauci AS, Lane HC. Human Immunodeficiency Virus Disease: AIDS and related disorders. In: Kasper DL, Fauci AS, Longo DL, Braunwald E, Hause SL, Jameson JL. editors. Harrisons Principles of Internal Medicine. 17th ed. The United States of America: McGraw-HillKelompok Studi Khusus AIDS FKUI. In: Yunihastuti E, Djauzi S, Djoerban Z, editors. Infeksi oportunistik pada AIDS. Jakarta: Balai Penerbit FKUI 2005.Merati TP, Djauzi S. Respon imun infeksi HIV. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, eds. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 4th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2006Yayasan Spiritia. Sejarah HIV di Indonesia. 2009 [cited 2015 may 20]; Available from: http://spiritia.or.id/art/bacaart.php UNAIDS-WHO. Report on the global HIV/AIDS epidemic 2010: executive summary. Geneva. 2010.Pedoman Nasional Terapi Antiretroviral. Panduan Tatalaksana Klinis Infeksi HIV pada orang Dewasa dan Remaja edisi ke-2, Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2007

  • Terimakasih

    *