prestasi irwan hadi budiman

56
PRESTASI IRWAN HADI Date: Wed, 20 Aug 2003 19:28:03 -0600 From: Irwan Hadi Hari ini baru pass ujian untuk mendapat sertifikat security+. Berarti saat ini namanya jadi: Irwan Hadi, MCSE (Win2K+Security), MCSA (Win2K+Security), Security+, Linux+ Dalam waktu dekat akan ambil CCNA (Cisco Certified Network Administrator).

Upload: bambang-gunawan

Post on 28-Mar-2016

273 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Sebagai tanda terima kasih kepada Irwan Hadi Budiman maka laporan ini sengaja dikumpulkan.

TRANSCRIPT

Page 1: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

PRESTASI IRWAN HADI Date: Wed, 20 Aug 2003 19:28:03 -0600 From: Irwan Hadi Hari ini baru pass ujian untuk mendapat sertifikat security+. Berarti saat ini namanya jadi:

Irwan Hadi, MCSE (Win2K+Security), MCSA (Win2K+Security), Security+, Linux+

Dalam waktu dekat akan ambil CCNA (Cisco Certified Network Administrator).

Page 2: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Sertifikat CCNA di atas saya terima dari Irwan Hadi pada hari Sabtu, tanggal 1 November 2003 sedangkan tanggal pada sertifikat tersebut tertulis "Date: 10/31/2003 3:48:22 PM" berarti kemungkinan begitu terima sertifikat Irwan Hadi langsung mengirimkannya.

Tanggal 20 Agustus 2003 yang lalu, begitu terima e-mail dari Irwan Hadi di atas, saya langsung mengucapkan selamat kepada orang tua Irwan Hadi yang tinggal di Jakarta. Pasti setiap orang tua bangga dengan prestasi anaknya. Sayang maksud baik ini menjadi bumerang karena dua hari kemudian Irwan Hadi menulis bahwa maminya uring-uringan tentang ucapan selamat dari saya, sebab Irwan Hadi belum lapor ke maminya pada tanggal 20 Agustus 2003 tersebut.

Karena pengalaman di atas, pada tanggal 1 November 2003 saya lebih hati-hati, baru setelah satu minggu saya telepon seperti dilaporkan di bawah ini.

Date: Sat, 08 Nov 2003 07:56:04 +0700 Subject: Telepon Mami Irwan Pagi ini saya telah telepon Mami Irwan Hadi untuk mengucapkan selamat karena Irwan berhasil memperoleh CCNA. Sempat ngobrol cukup lama. Ternyata benar rupanya saya terlalu cepat mengucapkan selamat kepada Mami Irwan ketika Irwan dapat certifikat Linux dan Microsoft.

Page 3: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Mami Irwan bilang: "Benar, saya marah sama Irwan karena yang bayarin Irwan sekolah siapa, kenapa kamu lapor ke BPK PENABUR lebih dulu". Maka kali ini saya lebih berhati-hati, ketika Sabtu yang lalu terima kabar bahwa Irwan dapat CCNA langsung saya tanya: "Mami sudah tahu?". Belum, tunggu seminggu. Karena itu hari ini saya telepon Dr. Elly Yahya. Pak Uripto kalau ketemu Dr. Elly Yahya di HUSADA tolong sempatkan untuk mengucapkan selamat atas prestasi yang telah dicapai oleh Irwan. Ingat bawa buku CCNA yang begitu tebal dari Singapore berkat usulan dari Irwan?

Page 4: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

KENAL IRWAN HADI

Ada hal yang menarik yaitu maminya Irwan Hadi tanya: "Pak Bambang kenal Irwan Hadi di mana karena Pak Bambang tidak pernah ngajar di SMUK 3 ?" Wah, bingung juga jawabnya. Kalau tidak salah kenalnya melalui internet ketika Irwan Hadi masih sekolah di SMUK 3 BPK PENABUR Jakarta. Irwan Hadi waktu di SMUK 3 sudah terkenal jago komputer, jadi kalau ada masalah dengan komputer di SMUK 3 biasanya minta tolong ke Irwan Hadi.

Seingat saya karena Irwan Hadi membaca tulisan tentang AKSES INTERNET AMAT SANGAT MURAH pada tahun 1996 di web BPK PENABUR, lalu kirim e-mail. Sejak itulah selalu komunikasi via e-mail. Hubungan tambah baik ketika ada tulisan Irwan Hadi yang dimuat di majalah Berita PENABUR Jakarta dan saya mengantarkan sendiri honornya ke SMUK 3, tidak besar, sekedar untuk makan bakmi, baca: PEMASANGAN INTERNET DI SEKOLAH

Setelah lulus dari SMUK 3, Irwan Hadi melanjutkan ke UNIKA ATMA JAYA. Karena internet di UNIKA ATMA JAYA cukup maju maka Irwan Hadi mengusulkan agar saya meninjaunya pada tanggal 1 Februari 2000, baca laporan: MELIHAT INTERNET ATMA JAYA

Hubungan tambah baik ketika Irwan Hadi mendapat tugas untuk setup server BPK PENABUR yang co-location di Bitnet agar berfungsi sebagai WEB SERVER dan MAIL SERVER. Baca laporan: SERVER BARU BPK PENABUR JAKARTA

Ketika CERAMAH INTERNET DI GKJ BEKASI, F.L. Wahidin, Direktur Teknik BITNET, setelah mendengar cerita tentang prestasi Irwan Hadi setup server BPK PENABUR berkata: "BITNET siap menerima Irwan Hadi kalau mau kerja di BITNET". Hal yang sama juga dikemukakan oleh Direktur PT UNIPRO, Hogan Kusnadi. Kalau sampai dua orang berbicara yang sama berarti bukan sekedar "kebetulan"atau "basa-basi".

Irwan Hadi juga memperjuangkan agar SMKK 2 (STMK) bisa beli BUKU CCNA dengan harga murah. Baca laporan BUKU TODD LAMMLE, harga resmi buku CCNA, Cisco Certified Network Associate, Study Guide by Todd Lammle adalah U.S. $49.99. Khusus untuk BPK PENABUR hanya: US$18.50

Ada cerita lucu ketika: PRESENTASI PADA IN-COUNTRY TRAINING ON MULTIMEDIA NETWORKING FOR DISTANCE LEARNING hari Selasa, 11 April 2000 di PUSTEKKOM DEPDIKNAS, Ciputat. Waktu mau diperkenalkan ternyata Irwan Hadi hilang dari ruang ceramah, malu. Tetapi ketika komputer macet segera Irwan Hadi maju memperbaiki dan pada acara tanya jawab, banyak pertanyaan ditujukan kepada Irwan Hadi. Entahlah mau menguji atau hanya sekedar ingin tahu. Tetapi syukurlah Irwan dapat menjawab dengan baik sekali walaupun yang bertanya dengan latar belakang pendidikan S2. Tidak salah kalau

Page 5: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Pak Guana Tanjung dari Universitas Kristen Petra Surabaya menyatakan kagum dengan BPK PENABUR yang banyak dibantu oleh alumninya.

Bukan hanya waktu, tenaga dan pikiran yang disumbangkan kepada BPK PENABUR tetapi juga uang dari kantongnya. Tanggal 15 Desember 2000 Irwan Hadi melaporkan sbb: "Akhirnya saya daftar saja satu domain, penabur.org, dan kebetulan di iaregistry biayanya lagi cukup murah, hanya $9.95, jadi lebih murah ketimbang di joker.com" Sejak 15 Desember 2001 domain "penabur.org" telah diperpanjang lagi sampai 5 (lima) tahun juga dari uang kantong Irwan Hadi.

Page 6: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

PANDANGAN ORANG TUA IRWAN HADI

Pada tahun 2000 Irwan sudah ditegur oleh cicinya agar jangan membantu ngurus server BPK PENABUR, tetapi tidak digubris. Kini maminya Irwan yang keberatan, tanggal 27 Agustus 2003 Irwan Hadi menulis sbb: "Well, ada dilema nih. Dari pihak ortu mereka rada keberatan kalau saya terus maintain server PENABUR, berhubung sebentar lagi akan lulus, dan sudah saatnya PENABUR untuk mandiri dan maintain servernya sendiri."

Date: Mon, 25 Aug 2003 18:55:19 -0700 From: "Elly C. Jahja" Subject: Mengenai Irwan

Pak Bambang yth., Setelah membaca surat2 pak Bambang dan pak Uripto kepada saya dan setelah berunding dgn suami saya, mungkin ada baiknya saya kemukakan pandangan kami sebagai orang tua Irwan: Begini, kami kirimkan Irwan dulu ke USA dengan harapan agar anak ini bisa mendapat pendidikan yang lebih baik dan juga lebih sesuai dengan kemampuannya, terutama di bidang computer karena Amerika adalah negara darimana ilmu computer berasal dan kalau dia memang mau memperdalam soal itu, maka disanalah negerinya untuk mempelajarinya secara maksimal. Sampai saat ini dia tidak mengecewakan kami meskipun GPAnya (IP) belum setinggi yang kami harapkan. Saya kira, kalau dia lebih tekun lagi belajar maka pasti GPA-nya masih bisa ditingkatkan tapi karena dia juga ada kesibukan kerja on-campus yang menyita sebagian waktunya untuk belajar, maka hasil ujian2nya nggak bisa maksimal. Kami sangat mengharapkan bahwa kelak Irwan juga bisa mendapat pekerjaan di USA spt cici-nya. Untuk itu kami selalu berdoa dan memberikan support kepada Irwan. Bahwa dia ingin mengambil sertifikat2 dr Microsoft dan Linux kami dukung sepenuhnya meskipun biayanya juga tidak sedikit untuk ikut begitu banyak ujian2. Sekarang mengenai usaha Irwan untuk membantu bagian IT dr BPK PENABUR. Selama itu tidak mempengaruhi pelajarannya di sekolah dan hasil2 ujiannya, it's okay tapi jangan sampai dia begitu antusias menolong sehingga akhirnya prestasinya di sekolah menurun. Soalnya, untuk mendapat pekerjaan di USA pada saat ini adalah sangat2 susah, terlebih bagi orang asing. Orang Amerika sendiri masih banyak yang menganggur, jadi orang asing seperti Irwan harus luar biasa excellent performance-nya secara akademis agar bisa dipertimbangkan untuk diterima kerja disana. Maka itu kami selalu mewajibkan dia untuk meraih prestasi akademis setinggi mungkin. Sampai sekarang, kami juga tidak tahu seberapa banyak dia membantu BPK PENABUR karena Irwan tidak terlalu banyak cerita mengenai ini tapi kami duga bahwa dia banyak menolong sebab kalau tidak, pak Bambang dan pak Uripto juga tidak begitu antusias mengenai dia. Dia juga punya banyak idee untuk mengembangkan IT BPK PENABUR. Kami akui bahwa bakat dia mengenai komputer memang cukup unik, itu adalah berkat dari Tuhan, tapi tolonglah, berikan Irwan kesempatan untuk berkembang sendiri tanpa terlalu ada pressure atas dirinya untuk mencapai target tertentu untuk BPK PENABUR. Dia tetap bisa menolong BPK PENABUR dari sana yang mana dia juga sudah lakukan selama

Page 7: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

ini tapi kalau dia terlalu di-push untuk mengembangkan idee2 tertentu untuk BPK PENABUR maka otomatis konsentrasi belajarnya akan terpecah. Seandainya pak Bambang berada di dalam situasi seperti saya, saya kira pak Bambang juga akan meminta untuk mendahulukan kepentingan anaknya ,ya kan? Irwan adalah anak yang baik, kadang2 susah menolak permintaan meskipun itu berarti mengorbankan kepentingannya sendiri. Kalau itu terjadi sesekali dan untuk waktu yg pendek, tidak menjadi masalah, tapi kalau itu sudah menjadi seperti tanggung jawab dia, maka itu juga berat dong pak. Kami juga tidak melarang dia untuk berbakti untuk BPK PENABUR asal jangan sampai mengganggu pelajarannya. Itu saja. Mungkin selama ini pak Bambang tidak tahu pendapat kami soal ini tapi dengan uraian tsb di atas, saya harap semua sudah menjadi jelas. Kalau pak Bambang mau ikut pak Uripto untuk ketemu saya di Husada, it's okay. Paling2 nanti tinggal di-calling oleh sekretaris lantai 9 karena saya biasanya mondar mandir di RS dalam melakukan tugas saya. Mungkin lebih baik kalau mau ketemu saya sebelum jam 12 siang karena kami biasanya ada meeting intern mulai jam 12 siang. Sekian dan terima kasih atas perhatian bapak. Salam dari dr. Elly.

Tanggal 30 November 2003, Irwan menulis sbb: "Lagi super sibuk dalam 2 minggu mendatang karena menjelang final dengan tugas + project yang segunung." Tanggal 1 Desember 2003 ketika saya melaporkan bahwa Pak Teguh sudah buatkan e-mail @a07jkt.bpkpenabur.or.id untuk tiap siswa di SMUK 7 dengan menggunakan server di Indonet. Untuk masuk ke webmailnya, hari ini saya coba pasang juga di www.bpkpenabur.or.id Satu jam kemudian, Irwan Hadi tanpa diminta menulis sbb: "Frame targetnya nggak betul tuh...". Juga tanpa diminta, ini bukti dari proaktif dari Irwan Hadi.

From: Irwan Hadi Subject: [AVA] Hard drive SCSI Date: 06 Dec 2003 22:52:44 -0700 Berhubung hard drive di server PENABUR yang di Bitnet sudah 4 tahun umurnya (relatif sudah sekitar 60 - 70 tahun kalau diumpamakan dengan umur manusia), dan kelihatannya servernya rada sulit untuk diganti/diupgrade dalam waktu dekat, saya ada ide sbb: Bagaimana kalau misalnya saya beli hard drive SCSI di USA sini, saya isi dengan O/S dan program, dan disetup sedemikian, sehingga sistek tinggal ganti hard drive yang sekarang dengan yang baru, dan systemnya relatif siap untuk dipergunakan. Kalau misalnya sistek mau install sendiri hard drivenya bisa juga. Saya lagi lihat lihat harga, pada dasarnya untuk hard drive SCSI Ultra 320, dengan kapasitas 36 GB itu sekitar $180 - $200. Untuk ongkos kirim dengan EMS ke Indonesia untuk 3 pound itu $28, sedang 4 pound = $32 (kalau mau tambah asuransi itu $1.00 (ada baiknya ditambah dengan asuransi karena kalau hard drivenya sampai hilang, atau rusak di pos ya akan diganti nilainya + ongkos kirimnya oleh pos. Selain itu kalau diasuransi biasanya nggak terlalu dimacam macami oleh petugas bea cukai, karena kalau bungkus paketnya rusak, dan barang hilang, berarti mereka yang repot) Kalau di kurs ya berarti 36 GB hard drive itu total sekitar $232 X Rp. 9.000 = Rp. 2.088.000,- Ada niat?

Page 8: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Date: Sun, 21 Dec 2003 20:34:15 -0800 (PST) From: Martin Panggabean

Aduh, Sebagai pengurus, saya benar-benar merasa malu. Malu kepada penabur dan ya malu kepada diri sendiri. Malu kepada penabur, koq kita masih pada level seperti itu ya. Maksudnya, penanganan IT itu mustinya jadi suatu konsep dengan implementasi yang menyeluruh dan bukan jadi tambal sulam (seperti yang saya tangkap selama ini. Mudah-mudahan kesan saya salah). masakan ganti server dan hard-disk saja harus jadi masalah?

Malu juga kepada diri sendiri bahwa ada anak muda yang begitu selfless. Inilah visi saya tentang lulusan penabur. Kita sangat kurang tentang volunteerism. Semua serba self-centered. Ini juga yang membedakan pendidikan di Amerika dan Singapura: isyu volunteerism dan materialism.

FYI, saya punya cerita kecil tentang IT. Bank Mandiri tempat saya bekerja kan bukan tempat yang terkenal dengan IT. Orang berlomba ke BCA karena kemudahannya (yang notabene karena IT). Kemarin istri saya ke Bank Mandiri untuk suatu transaksi, dan dia SANGAT impressed (biasanya sih dia ngritik terus karena Mandiri lamban, birokratis, ORLA, dan buang uang untuk Who Wants To Be A Millionaire). Tapi itu bisa terjadi, dan citra Mandiri bisa berubah, karena kita spend USD200juta dollar untuk membangun infrastruktur yang mampu bersaing secara regional (bukan cuma nasional).

Kalau ditarik balik, paling tidak rekan-rekan staff harus memperjuangkan sistem IT yang baik dan terpakai untuk masa depan. Untuk visi, jangan ngomong biaya dulu deh... kita kan pengen mimpi. Nanti baru kita lihat pragmatisme biaya.

Saya juga melihat, dan ini musti diantisipasi, agar otak-otak seperti Pak Irwan Hadi ini harus menjadi satu dari beberapa narasumber kita untuk pemikiran. Untuk konsultasi. Kita musti memperluas pool pemikir.

Untuk Joke, memang SMUK 3 hebat. Ada Pak Irwan Hadi, dan konon katanya ada juga pak T....... W....... ya...? Martin Panggabean

Irwan Hadi sedang setup server baru BPK PENABUR Jakarta di Bitnet pada tahun 2000.

Inilah wajah Irwan Hadi yang malu-malu ketika mau difoto.

Page 9: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Inilah wajah Irwan Hadi pada tahun 2002.

Bambang Gunawan, 9 November 2003

Page 10: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

AKSES INTERNET AMAT SANGAT MURAH

Pada tgl. 18 Desember 1996 Budianta H. (pengurus BPK PENABUR Cirebon) mengirimkan melalui internet artikel dari Onno W. Purbo dengan judul “Internet untuk Dunia Pendidikan”. Segera tertarik pada artikel tsb karena ada kalimat sbb: "Anda mungkin akan terkejut bahwa sebenarnya akses Internet amat sangat murah - bayangkan kalau kita cukup jeli dapat mengakses Internet 24 jam sehari pada kecepatan 64Kbps dengan iuran hanya sebesar Rp. 500-1000 / bulan / orang! - artinya biaya telepon selama beberapa menit sebetulnya cukup untuk mengakses Internet 24 jam sehari selama satu bulan pada kecepatan 64Kbps!" Wah, siapa yang tidak tertarik dengan kalimat di atas sebab selama ini salah satu hambatan dari perkembangan internet di Indonesia ialah “MAHAL”.

Segera e-mail dikirimkan langsung kepada Dr. Onno W. Purbo walaupun belum pernah kenal sebelumnya. Jawabannya sangat simpatik. Inilah jawabannya: "Yth. Pak Bambang Gunawan ... Wah boleh juga membaca effort yang telah dilakukan oleh BPK ... Kalau boleh tahu sampai sejauh mana para siswa diberi akses Internet? Kayanya Anda & BPK perlu lebih banyak menulis di koran dll ttg. pengalaman BPK selama ini utk meng-komputerisasi BPK supaya membuka wawasan rekan-rekan lainnya ... Sekian dulu & semoga sukses!- Onno".

Onno W. Purbo (kiri) bersama Bambang Gunawan (kanan) pada tanggal 9 Maret 2000 di Universitas Pelita Harapan. Walaupun sejak 1996 sering komunikasi melalui e-mail tetapi ketemu di darat baru sekali ini.

Siapakah Onno W. Purbo? Ternyata adalah lulusan terbaik teknik elektro ITB 1987. Gelar Master bidang semiconductor laser & fiber optik dari McMaster University, Canada 1989. Gelar Ph.D bidang Silicon Devices & Integrated Circuit dari University of Waterloo, Canada 1993. Sejak tahun 1981 aktif sebagai amatir radio dengan nama panggilan YC1DAV. Telah mempublikasi sembilan (9) buah paper dalam referred jurnal ilmiah internasional. Tidak kurang dari 21 buah paper dalam konperensi internasional. Total publikasi selama 5 tahun terakhir, tidak kurang dari 70-80 buah paper tingkat nasional maupun internasional. Tahun 1992, masuk dalam buku "American men and women of science". Saat ini menjabat / bertugas di Jurusan teknik elektro ITB sebagai staf pengajar dan Ketua Jaringan Komputer dan masih banyak lagi jabatan lainnya. Jadi berkomunikasi dengan beliau tentu tidak ada ruginya. Kebetulan saat ini aktif melakukan penelitian bidang teknologi IC & mikroelektronika. Di samping itu, aktif mengembangkan dan mengimplementasikan teknologi packet radio khususnya untuk jaringan komputer TCP/IP.

E-mail berikutnya terus mengalir dan ternyata Pak Onno juga tidak keberatan menjelaskannya. "Pak Bambang menjawab pertanyaan Bapak ada baiknya saya terangkan sedikit sebelum masuk ke penjelasan dari pertanyaan Bapak: 1. packet radio kecepatan 1200-19.2Kbps. akses CSMA. protokol AX.25. 2. WaveLAN kecepatan 2Mbps. akses CDMA (lebih secure). Karena yang ditanyakan packet radio

Page 11: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

saya akan fokuskan ke packet radio yang sebetulnya teknologi lama. Perlu diketahui yang akan digunakan oleh rekan-rekan di Jakarta bukan packet radio - tapi WaveLAN yang merupakan teknologi baru".

Kelebihan dari paket radio adalah murah. Karena murah ini maka akan banyak peminat yang memanfaatkannya. Nah, kalau sudah banyak sekali peminat yang memanfaatkannya saya kuatir akan timbul masalah karena alokasi frekuensinya terbatas. Betulkan pendapat ini? Jawaban Pak Onno sbb: "Satu frekuensi bisa dipakai beberapa station sekaligus. Jadi sebetulnya frekuensi tsb. bisa lebih effisien".

Selain BPK PENABUR yang telah menunjukkan minatnya, apakah ada yayasan lain yang mengelola pendidikan menengah juga memiliki minat yang sama? Jawaban Pak Onno sbb: "Di Bandung ada beberapa buah. Di Jakarta rasanya baru anda".

Untuk perguruan tinggi swasta, universitas apa saja yang sudah joint ke ITB? Saya dengar U.K. Maranatha sudah. Apakah betul? Jawaban Pak Onno sbb: "Yang sudah jalan / operasional adalah: UNPAR (Bandung) 2Mbps, UKDW (Jogya) 64Kbps, UNSYIAH (Aceh) 64Kbps, UMM (Malang) 64Kbps, UKM (Bandung) 1200bps, ITENAS (Bandung) 1200bps, ITA (Bandung) 1200bps, UNPAS (Bandung) 1200bps, P3GT (Bandung) 1200bps, STM Pembangunan (Cimahi) 1200bps dll. tidak hafal. Selain itu ada yg akan upgrade & join pada kecepatan tinggi seperti: UKSW., ITENAS., UNSOED., UBAYA., UWM (Surabaya). dll tidak hafal."

Bagaimana dengan masalah security dengan paket radio ini? Untuk dunia pendidikan mungkin tidak ada masalah tetapi untuk bidang komersial mungkin mereka was-was karena gampang sekali di sadap. Apakah betul pendapat ini? Jawaban Pak Onno sbb: Untuk E-mail biasanya kita mentransmisikannya dengan di compress, ini tidak bisa di sadap di packet radio. Di WaveLAN kita menggunakan CDMA ini teknologi militer anti sadap.

Untuk saya sih yang mana saja tidak ada masalah. Motivasi saya hanya lebih murah dari pada pakai telepon. Saya yakin ini juga motivasi Anda untuk mengembangkan internet yang "amat sangat murah". Kalau biaya telepon di Indonesia sudah murah seperti di US rasanya tidak perlu repot-repot lagi dengan packet radio atau WaveLAN. Apakah benar pendapat saya ini? Jawaban Pak Onno sbb: "Kecenderungan yang ada di US-pun mereka pakai teknologi wireless data network karena lebih murah jatuhnya sebentar lagi ada teknologi LMDS di 28GHz pada kecepatan 622Mbps! BTW, packet radio kelihatannya murah memang hanya sekitar 1-2 juta saja investasinya tapi performance-nya jauh di bawah WaveLAN kalau di hitung rupiah per bps juga jadi mahal. Kalau memang mau serius, saya lebih cenderung ke WaveLAN daripada pakai packet radio tapi investasinya bisa agak tinggi ..."

Pada tulisan Anda mengenai "Internet untuk Dunia Pendidikan" saya tertarik mengenai topik 'Majalah Sekolah di Internet'. Di BPK PENABUR saat ini baru sampai pada taraf 'Majalah Yayasan di Internet' (yaitu Majalah Karya Wiyata) moga-moga tidak lama lagi juga sampai kepada 'Majalah Sekolah di Internet'. Jawaban Pak Onno sbb: "Kuncinya ada di para siswa biar mereka yang mengisi majalah tsb. .... Kalau bisa di ekspose ke surat-surat kabar juga bahwa para siswa di SMA / SMP Bapak sudah bisa menulis majalah di Internet dengan cara itu juga bisa menaikan prestise sekolah tsb ..."

Page 12: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Kemudian ada kalimat yang sangat saya senang yaitu "Keberadaan teknologi informasi video conference memungkinan bagi anak-anak di seluruh dunia untuk saling berkenalan & berhubungan satu dengan lainnya, diharapkan dengan demikian kita akan melihat bangsa-bangsa di dunia akan saling mengenal satu dengan lainnya & menjadikan seluruh bangsa di dunia hidup dalam kedamaian". Moga-moga hal di atas dapat segera tercapai. Jawaban Pak Onno sbb: "Terima kasih".

Demikianlah hasil komunikasi dengan Onno W. Purbo, walaupun belum pernah tatap muka tetapi terkesan cukup akrab. Kini bagaimana kelanjutannya untuk BPK PENABUR?

Tgl. 15 Januari 1997, Bambang Gunawan

Page 13: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Pemasangan Internet di sekolah

Pada tanggal 14 Maret 1997 jam 21:35:46 Irwan Hadi (siswa SMUK III kelas 2) mengirimkan e-mail ke BPK Penabur KPS Jakarta ([email protected]) dengan subject: Pemasangan Internet di sekolah. Mengingat usulan ini baik sekali, selain telah dipasang pada home page BPK Penabur KPS Jakarta juga dapat dibaca pada majalah PENABUR ini. Bagi mereka yang membaca usulan ini dan berminat mengirimkan komentarnya, silakan dikirimkan ke BPK Penabur KPS Jakarta ([email protected]). Sebelumnya diucapkan terima kasih. Redaksi.

Saya sebagai salah satu murid dari sekolah yang dinaungi oleh BPK Penabur KPS Jakarta, mengajukan usul agar diadakannya penambahan fasilitas internet di sekolah.

Saat ini saya melihat sekolah - sekolah di luar negeri, baik universitas maupun high school telah memiliki domain/nama/hubungan khusus ke internet, sehingga murid-murid dari sekolah tersebut dapat belajar mempergunakan dan memanfaatkan internet.

Saya melihat dari buku-buku panduan belajar yang diterbitkan oleh sekolah-sekolah yang ada di luar negeri, kita dapat menghubungi kepala sekolah yang bersangkutan melalui internet sehingga jika ada murid yang ingin bertanya kepada kepala sekolahnya (headmaster), ia dapat melakukannya dengan mudah. Ia tidak perlu mengirimkan surat kepada kepala sekolah yang bersangkutan, ia juga tidak perlu repot-repot meminta waktu bertemu dengan kepala sekolahnya itu. Jadi menurut saya dengan adanya paling tidak satu access account ke internet (mungkin hanya dapat dipergunakan oleh para guru atau mungkin hanya kepala sekolah saja), kita para murid yang ingin menanyakan sesuatu kepada guru atau kepala sekolah, dan saat itu mungkin kita sedang berada di luar negeri, akan semakin mudah.

Saya rasa dengan memberikan pelajaran tentang internet pada siswa-siswi tidak akan ada ruginya. Memang dari segi biaya tampaknya cukup berat mengingat komputer yang dapat dipakai untuk mengakses Internet tentu saja tidak bisa sembarang komputer. Menurut penelitian saya, komputer minimum yang sebaiknya dipakai untuk mengakses internet itu adalah 486 DX4-100 dengan memori paling sedikit 16 mega. Spesifikasi seperti ini harus disediakan mengingat jika spesifikasi yang disediakan ternyata lebih rendah misalnya 386 DX, maka kecepatan kita dalam mengakses atau menyambung ke Internet akan sangat lambat. Hal ini pasri akan berpengaruh langsung terhadap pulsa telepon yang dipergunakan.

Saya sangat menyayangkan bahwa dari sekian banyak sekolah-sekolah BPK Penabur KPS Jakarta (dari TKK sampai SMUK), tidak ada satupun sekolah yang langsung memiliki akses ke internet. Jika kita para murid ada usulan yang ingin disampaikan, maka kita terpaksa mengungkapkannya langsung atau melalui surat. Dengan jumlah sekolah-sekolah yang cukup banyak (di Jakarta saja), saya rasa BPK Penabur KPS Jakarta dapat meminta penawaran atau bahkan harga khusus dari provider internet yang akan digunakan. Serta saya rasa BPK Penabur KPS Jakarta dapat memiliki nama/domainnya sendiri contoh [email protected] atau

Page 14: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

[email protected] atau [email protected] dan lainnya.

Dengan adanya nama domain sendiri, saya rasa juga akan menjadi salah satu kebanggaan BPK Penabur KPS Jakarta dimana BPK Penabur KPS Jakarta termasuk sekolah yang sudah menerapkan teknologi informasi yang canggih (internet) pada sekolah-sekolahnya. Saya juga merasa dengan adanya alamat internet seperti itu akan membuat bangga murid-murid yang sekolah di sekolah itu, apalagi jika murid-murid dari suatu sekolah di bawah naungan BPK Penabur KPS Jakarta itu juga memiliki account sendiri dengan memakai nama domain dari sekolahnya misalnya: [email protected] atau [email protected]. Bahkan untuk lebih jauhnya siswa-siswi yang pandai di dalam programming computer dapat membuat homepagenya sendiri-sendiri, misalnya Ani adalah anak yang pandai melukis, ia dapat memajang hasil lukisannya itu pada homepage. Dengan adanya nama domain, homepage sendiri, sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan BPK Penabur KPS Jakarta tentu akan lebih terkenal di seluruh dunia, dan anak-anak (siswa-siswi) akan merasa tahu apakah internet itu. Saya mengatakan ini karena tidak semua anak mengetahui apakah internet itu.

Namun terlepas dari segi keuntungan yang akan didapatkan, kita tentu juga harus memikirkan biaya yang harus dikeluarkan jika kita hendak membuat akses ke internet. Berdasarkan pengamatan saya, komputer-komputer yang berada di sekolah-sekolah BPK Penabur KPS Jakarta pada umumnya sudah tua . Seperti yang saya saksikan sendiri komputer di ruang tata usaha mempergunakan komputer 486DX-2 66 yang sudah uzur dan memakai memori hanya 4 M. Hal ini tentu saja membutuhkan peningkatan tersendiri, sebab dengan komputer seperti itu jika ada guru yang hendak mempergunakan internet, ia akan merasa jenuh terlebih dahulu. Kurangnya penyuluhan tentang komputer dan penggunaannya pada guru-guru BPK Penabur KPS Jakarta turut memberikan citra bahwa era globalisasi, era informatika belum diperhatikan sungguh-sungguh oleh BPK Penabur KPS Jakarta. Jika para guru seminimalnya mengerti cara menggunakan komputer dan tidak melulu menggunakan mesin tik untuk membuat soal atau catatan, serta guru itu mampu untuk menambahkan efek-efek menarik pada catatan yang diberikan, tentu saja murid-murid yang menerima catatan itu akan lebih lama menyimpan catatan yang diberikan. Yang sering saya perhatikan, soal yang dibuat, sudah tidak jelas, kotor (belepotan tinta stensil), ada yang bagian tebal-tipis tulisannya dan bahkan sering susah untuk terbaca. Menurut saya jika masternya (sheet paper) diprint dengan menggunakan printer tentu saja akan jauh lebih baik hasilnya. Menurut saya seperti yang saya perhatikan di PPB (Program Pelayanan Bahasa) - FSUI dimana setelah saya tanya khusus untuk guru-guru yang bekerja di situ telah tersedia sarana internet. Memang karena UI mungkin mendapatkan bantuan keuangan atau bantuan lainnya sehingga jauh lebih mudah. Nah seperti inilah yang saya pikirkan, bagaimana jika untuk PERMULAAN di ruang guru disediakan 2 unit komputer yang cukup baik misalnya Pentium 100 dengan memori 32 M, dengan hard disk yang cukup besar sehingga tidak ada alasan lagi dari guru-guru jika mengetik menggunakan komputer itu membutuhkan waktu yang lama, repot, susah, sulit dimengerti. Serta komputer yang disediakan itu turut bisa digunakan untuk mengakses internet. Saya rasa minimal paling tidak internet disediakan bagi para guru agar wawasan mereka tentang globalisasi ini dapat lebih terbuka.

Setelah untuk guru telah tersedia internet dan komputer yang cukup baik, saya rasa cukup baik jika internet pun disediakan untuk murid-murid. Memang mungkin karena

Page 15: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

pulsa telepon di Indonesia ini yang cukup mahal, sehingga beban pulsa telepon cukup memberatkan siswa, menjadi salah satu sebab pemasangan internet bagi siswa-siswi ditunda. Memang saya akui berdasarkan yang saya perhatikan sekali para siswa mempergunakan internet kebanyakan mereka bisa lupa waktu (BAGI YANG BARU PERTAMA KALI). Hal ini tentu saja dapat menaikkan beban pulsa telepon di sekolah yang selanjutnya (ekstrimnya) dapat mempengaruhi kinerja BPK Penabur KPS Jakarta. Memang cukup sulit saya rasa melihat dilema seperti ini. Dilain pihak era globalisasi semakin dekat sehingga kita perlu mengetahui dan mempergunakan salah satu sarana di era globalisasi ini yaitu INTERNET, namun dilain pihak harga komputer baik yang cukup mahal membuat untuk penambahan komputer "BAIK" yang cukup untuk internet akan memberatkan pihak yang membelinya, dan dilain pihak biaya telekomunikasi yang cukup MAHAL di sini membuat kita cukup sulit untuk bisa mengakses internet (hanya keluarga yang memiliki penghasilan cukup saja).

Selain internet, saya juga turut menanyakan bagaimana jika di setiap perpustakaan ditambah dengan beberapa komputer multi media (sekitar 2-3). Komputer ini tentu saja sebaiknya memiliki CD-ROM, Sound Card, dan peripherals lainnya yang mendukung multi media. Saya melihat pada PPB-FSUI, di dalam perpustakaannya ada 4 komputer dimana salah satunya adalah komputer multi media dan dipergunakan untuk memutar CD-Latihan Bahasa Inggris. Saya rasa saat ini dimana media penyimpanan telah bergeser ke CD-ROM kita perlu untuk menambah fasilitas komputer di perpustakaan sehingga murid-murid yang misalnya ingin mencari sesuatu di kamus, mereka dapat mempergunakan CD-ROM Grolier dsb. Saya harapkan komputer yang digunakan itu lama-kelamaan dapat pula ditingkatkan sehingga dapat disambungkan dengan internet. Tidak perlu semuanya, saya rasa 2 atau 3 komputer saja sudah cukup dan dapat dipakai bergantian bagi siswa-siswi sekolah yang bersangkutan. Untuk lebih jauh lagi, kita (pihak sekolah) sebaiknya membuat suatu angket apakah perlu pemasangan internet di sekolah dan apakah para siswa mau untuk ditarik bayaran sekali menggunakan internet (misalnya Rp. 5.000,- per jam atau Rp. 3000,- per jam --> dengan subsidi dari BPK Penabur KPS Jakarta) Jika mereka mau, kita pihak sekolah tinggal menyediakan sarananya dan mereka pun dapat menikmati keinginannya itu. Mereka dapat mendownload file dari internet dsb.

Untuk biaya Rp. 5.000 per jam, saya menggunakan perhitungan berikut : Rp. 1.750 per jam (tarif dari provider UniNet Internet), Rp. 2.500,- pulsa telepon per jam, biaya lainnya untuk biaya listrik. Saya rasa jika seluruh sekolah BPK Penabur KPS Jakarta menerapkan hal ini dan paling tidak ada 2 komputer dari setiap sekolah yang memiliki access ke internet, total akan ada sekitar 50 sambungan internet yang dibutuhkan. Saya rasa dengan adanya sambungan sebanyak itu dan adanya pemakaian yang konstan dan (jika bisa) adanya kerjasama antara BPK Penabur KPS Jakarta dengan provider internet itu, maka BPK Penabur KPS Jakarta dapat mendapatkan biaya per jam yang jauh lebih murah (misalnya Rp. 1.500,- per jam)

Demikian surat saya ini, saya turut melampirkan daftar harga dari beberapa provider serta alamat dari beberapa provider dalam file attachment yang saya sertakan. Jika memungkinkan saya minta agar dikirimkan balasan atas surat saya ini ke alamat internet saya sbb: [email protected]. Jawaban dari pihak BPK Penabur KPS Jakarta akan saya masukkan ke dalam karya tulis yang akan dibuat untuk diperlombakan pada akhir caturwulan 3 nanti. Attachment Converted: C:\CBNNET\EUDORA\namaprov.doc. (Karena masalah tempat maka file namaprov.doc tidak disertakan, redaksi).

Page 16: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

English Version

MELIHAT INTERNET ATMA JAYAPada tanggal 1 Februari 2000 selesai mengikuti Upacara Pengukuhan Prof. Dr. dr. Charles Surjadi, M.P.H. dalam jabatan Guru Besar Tetap pada Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, saya dengan Pak Adi dari Sistek dan Ibu Biretni dari Majalah Karya Wiyata serta Ibu Tresna dari Majalah Berita Penabur berkunjung ke Biro Sistem Informasi Manajemen Atma Jaya untuk melihat dari dekat aktifitas internet Atma Jaya.

Semula ragu-ragu untuk berkunjung karena janji akan datang pada pukul 13.00 tetapi upacara pengukuhan dan makan siang sudah selesai pukul 11.30. Tetapi syukurlah Ir. Stefanus A. Wartono, S.E., MBA, Kepala Biro SIM, tetap mau menerima dengan penuh keakraban walaupun belum kenal sebelumnya.

Ir. Stefanus A. Wartono, S.E., MBA, Kepala Biro Sistem Informasi Manajemen Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya saat menerima tamu-tamu dari BPK Penabur.

Tanpa diduga kunjungan yang mendadak ini berlangsung sampai pukul 13.30 karena Pak Wartono, demikianlah panggilan akrabnya, mau secara terbuka menceritakan seluk beluk internet di Atma Jaya.

Saat Pak Wartono sedang memberikan penjelasan kepada tim dari BPK Penabur. Di belakang Pak Wartono adalah rak server yang jumlahnya ada 14 yang semua on-line ke internet.

Pak Wartono bercerita bahwa Atma Jaya bercita-cita untuk menjadi Internet Service Provider (ISP), walaupun demikian dosen dan karyawan Atma Jaya sudah bisa akses internet dari rumah masing-masing secara gratis langsung ke nomor telepon di Atma Jaya. Foto di sebelah kiri ini adalah lemari untuk modem yang berhubungan dengan nomor telepon untuk akses internet.

Oleh-oleh yang diperoleh ketika melihat internet Atma Jaya segera dilaporkan kepada Ir. Jimmy Sadikin sebagai Direktur Pelaksana BPK Penabur KPS Jakarta. Pak Jimmy juga berminat untuk melihat sendiri maka pada tanggal 9 Februari 2000 dari pukul 9.00 s/d 12.00 tim BPK Penabur berkunjung lagi. Kali ini Pak Wartono telah melakukan persiapan dengan rapih karena tiga buah monitor telah disediakan di atas meja lengkap dengan minum dan makanan kecil.

Page 17: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Foto sebelah kiri memperlihatkan Pak Jimmy, Pak Adi dan Pak Hin dari BPK Penabur sedang mendapat kuliah gratis dari Pak Wartono (paling kanan).

Apa saja keistimewaan dari Internet Atma Jaya? Sesuai dengan namanya biro sistem informasi manajemen maka yang disediakan adalah informasi yang selengkap mungkin. Misalnya kita bisa melihat Kegiatan Semester yang terdiri dari Kalender Akademik Semester Genap 1999/2000, Petunjuk Pendaftaran Semester Genap 1999/2000, Jadwal Kuliah Semester Genap 1999/2000, Jadwal Ujian Semester Genap 1999/2000, Jadwal Mengajar Dosen.

Kalau kita berkunjung ke www.atmajaya.ac.id ada nama-nama yang cukup unik yaitu Sintesis, Sintepus, Sintedos, Sintera, apa maksudnya? Sintesis berarti Sistem Informasi Interaktif Mahasiswa, mulai dari biodata mahasiswa, hasil ujian bahkan persentase kehadiran. Sintepus berarti Sistem Informasi Interaktif Perpustakaan, di sini kita bisa melihat katalok dari buku-buku yang ada di perpustakaan Atma Jaya. Sintedos berarti Sistem Informasi Interaktif Dosen. Sintera berarti Sistem Informasi Internal Bagi Karyawan Atma Jaya yang isinya peraturan-peraturan yang perlu diketahui oleh karyawan.

Untuk e-mail ada hal yang menarik yaitu Atma Mail yaitu E-mail Berbasis Web Untuk Domain @atmajaya.ac.id. Kini semua mahasiswa baru Atmajaya otomatis dapat alamat e-mail sedangkan dosen atau karyawan yang membutuhkan dapat memintanya secara cuma-cuma. Bagi yang sudah punya komputer sendiri baik di kantor maupun di rumah memang tidak ada masalah untuk membuka e-mail dengan domain @atmajaya.ac.id. Tetapi bagi yang belum punya komputer atau kalau sedang kebetulan berada di luar kota atau luar negeri, biasanya punya masalah. Berkat program Atma Mail ini masalah di atas kini dapat diatasi.

Masih banyak informasi yang bisa diperoleh dari www.atmajaya.ac.id, hal ini disebabkan sistem network di tiap-tiap fakultas di lingkungan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya sudah berlangsung dengan rapih dan teratur. Bagaimana dengan BPK Penabur? Walaupun masih banyak yang harus dirapihkan dan ditingkatkan, moga-moga BPK Penabur bisa menjadi pelopor dalam bidang internet ini untuk tingkat sekolah lanjutan.

Bambang Gunawan, 10-2-2000

Page 18: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

SERVER BARU BPK PENABUR JAKARTA

Irwan Hadi sedang setup server baru BPK Penabur Jakarta di Bitnet.

Pada bulan Januari 2000 Ir. Hidajat Lesmana, Ketua BPK Penabur Jakarta dan Ir. Gunawan Zuardi dari Bitnet telah menandatangi naskah kerja sama (MOU) mengenai penempatan server sebagai colocation di ISP Bitnet.

Pada tanggal 8 Januari 2000, Irwan Hadi, alumni SMUK 3 yang baru dua tahun lulus, memberikan usulan untuk server baru ini. Demikianlah usulannya.

Untuk memudahkan Pak Adi dalam mengset server bpkpenabur, sehingga jelas apa-apa yang perlu dipersiapkan baik untuk saat ini, maupun untuk pengembangannya di masa yang akan datang, dan agar persiapan server bpkpenabur menjadi lebih terarah, maka saya ingin coba mendiskusikannya dulu.

Konsep yang saya sajikan terbagi menjadi beberapa bagian. Bagian I adalah untuk web development, bagian ke II adalah untuk mail sistem, dan ke III adalah service service lain.

Diharapkan agar ada diskusi lebih lanjut mengenai konsep ini, karena diharapkan dengan adanya konsep ini, bpkpenabur secara keseluruhan bisa menjadi beda (baik web, mail, dsb), dibanding dengan sekarang yang masih di host di bitnet, karena tampaknya setelah bpkpenabur punya server sendiripun jika tidak ada konsep dalam mendevelop server tadi, maka pembelian server itu akan menjadi sia sia, karena toh hasilnya sama saja, tidak ada perbedaannya dengan kita host di server sendiri dengan di bit net, yang tentunya lebih murah kalau kita host di bit net saja, karena kita tidak perlu mengeluarkan uang sedikitpun. Setiap konsep yang diberikan akan terbagi 2 yaitu bagian non teknis dan teknis.

Konsep yang diberikan oleh Irwan Hadi lengkap sekali, kalau diprint membutuhkan 23 halaman sehingga tidak mungkin dipasang di Majalah Berita Penabur ini.

Bulan Desember 1999 dan Januari 2000 banyak hari libur maka diputuskan untuk menempatkan server baru tsb di Bitnet pada tanggal 1 Februari 2000 berhubung biaya sewa colocation sejuta rupiah sebulan. Sampai dengan pertengahan Maret 2000 belum ada tanda-tanda bahwa server baru ini sudah berfungsi. Ternyata memang tidak mudah melakukan setup server apalagi harus menggunakan sistem operasi Linux yang walaupun murah tetapi cukup rumit.

Terpaksa Irwan Hadi yang kebetulan telah punya konsep yang jelas dan terarah dipanggil untuk dimintakan bantuannya. Sejak tanggal 23 Maret 2000 Irwan Hadi setiap hari membantu setup server baru ini. Ketika laporan ini dibuat pada tanggal 7 April 2000 program e-mail sudah dapat difungsikan dan masih terus diuji coba. Moga-moga ketika Anda membaca laporan ini di Majalah Berita Penabur, Anda telah

Page 19: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

memiliki alamat e-mail karena semua guru BPK Penabur Jakarta akan diberikan alamat e-mail dengan domain @bpkpenabur.or.id secara cuma-cuma. Bila belum, silakan telepon ke 5668373 dan bila ada saran-saran, silakan dikirimkan ke [email protected]. Keunikan dari e-mail penabur ini ialah bisa dibaca melalui program browser (Netscape atau Internet Explorer, jadi berfungsi sebagai Web-mail) maupun oleh program e-mail seperti Outlook atau Eudora (sebagai POP3). Kini guru-guru BPK Penabur Jakarta bisa mengirim dan menerima e-mail di mana saja baik di Warung Internet yang makin banyak bertebaran di mana-mana maupun kalau berada di luar kota atau di luar negeri.

Bambang Gunawan, 7 April 2000.

Inilah wajah Irwan Hadi yang malu-malu ketika mau difoto.

Page 20: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

CERAMAH INTERNET DI GKJ BEKASI

Drs. Hindrasto, Kepala Bagian Sistek BPK Penabur Jakarta, ketika masih sebagai mahasiswa pernah menjemput penulis untuk ceramah psikologi di GKJ Rawamangun. Jelas, ini cocok, karena penulis adalah psikolog. Yang tidak cocok terjadi pada tanggal 29 Juli 2000 ketika harus ceramah internet di GKJ Bekasi. Tema yang diminta sbb: "Sharing Tentang Pengalaman BPK Penabur Dalam Mengembangkan Pemanfaatan Internet dan Pelayanan Website".

Bambang Gunawan saat presentasi.

Sebelumnya F.L. Wahidin, Direktur Teknik BITNET, menjelaskan lebih dahulu mengenai: "Pemanfaatan Internet Sebagai Sarana Komunikasi dan Pembinaan". Yang menarik dari ceramah Pak Wahidin ini ialah data yang disampaikan mengenai jumlah komputer yang terhubungkan ke internet dari Indonesia adalah data tanggal 28 Juli 2000. Jadi satu sehari sebelum ceramah tsb. Luar biasa.

F.L. Wahidin saat presentasi.

Tujuan GKJ yang mengadakan semiloka dengan judul "Pemanfaatan Internet Sebagai Sarana Komunikasi dan Pembinaan Warga Gereja" adalah mengembangkan wawasan dan pengetahuan para peserta seminar/lokakarya tentang seluk-beluk dan manfaat internet bagi masyarakat pada umumnya dan bagi gereja pada khususnya.

Page 21: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Para peserta yang serius mendengarkan ceramah.

Selesai ceramah dan makan siang Bapak Asto Subroto dan Pdt. Andreas Untung Wiyono memimpin diskusi mengenai pengembangan GKJnet. Bahan diskusi dan rencana kerja sudah disiapkan dengan baik sekali oleh Bapak Asto Subroto. Partisipasi dari para peserta juga cukup aktif.

Saat diskusi berlangsung.

Marilah kita bantu dengan doa agar sasaran yang sudah ditetapkan berikut ini dapat tercapai dengan baik.

1. Agar para peserta memiliki gambaran tentang jangkauan kemungkinan kemajuan yang dapat diperoleh dengan adanya internet.

2. Agar para peserta memahami bagaimana dunia internet dapat bermanfaat untuk memperkenalkan gereja, maupun bagi pelayanan gereja.

3. Agar para peserta mendapat contoh-contoh konkrit tentang pemanfaatan sarana ini bagi pembinaan warga jemaat.

Page 22: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

4. Agar para peserta dapat ikut memberikan kontribusi bagi penyusunan suatu website GKJ yang reprentatif, edukatif dan berkesinambungan.

Selamat kepada GKJ dan selamat bekerja!

Bambang Gunawan, 30 Juli 2000

Page 23: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

English Version

BUKU CCNASMKK 2 Teknologi Informatika yang menjadi Local Academy Cisco Pertama di Indoneisa jenjang SMK membutuhkan buku-buku CCNA untuk para siswa. Agar pembajakan buku-buku bisa dikurangi, Irwan Hadi mencoba menghubungi penerbitnya yaitu Sybex.

Bagaimana jawaban dari David Buckland ([email protected])?

We are aware that the price of the book is high where many potential consumers in Indonesia are concerned, though you may like to note that, in many parts of our region, it is available at some 15 to 20% less than the US Dollar list price you quote. Please also be aware that many publishers, ourselves and Sybex included, are reluctant to authorise reprints in a market where, with the best will in the world, intellectual property protection is weak, and where there is a risk that we might eventually find the reprint on sale in other parts of the world, where it would undercut the original edition.

Irwan Hadi ([email protected]) tidak putus asa dan mencoba memberikan masukan sbb:

Dear Mr. Buckland, First I would like to thank you for your reply, and I will answer what you need below.

I know, this is the problem we are facing right now. But I think it is necessary to know the cause why there are many copyright violations in Indonesia, which usually because of the price of the product can't be supported by Indonesians. I know that this is wrong, and we are trying to reduce that violations, especially from the educators' point of view.

We from educators want to overcome this problem, for example by continuing using legal software which is not too expensive to buy, like Linux at our computer labs, and also teaching our students that they must avoid any copyright violation.

The problem is now for books. It is hard to find original text books with affordable price in Indonesia, which forced some students to buy fotocopied books because otherwise they can't study. Facing this problem, I'm trying to overcome by asking publisher if they want to help, to print their most needed books for Indonesian students in Indonesia, to reduce the price. And also this will benefit the publisher that they can still get some more money.

Answering your comments that it is possible that the books be exported and undercut the original edition I admit this is very possible. But one thing I'm thinking to avoid this problem is for books from Sybex, Prentice-hall, etc. printed in Indonesia, they must have big sentence : ONLY FOR SALE IN INDONESIA, VOID IF ELSE printed on the cover, and perhaps if it is needed, on each page

Page 24: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

(with smaller fonts of course). Besides we should choose a trusted publisher, so that they won;t print excessively more than they have to print. The publisher I'm suggesting is Gramedia because Gramedia also published many computer books from local author in Indonesia,and also really trusted.

However, having said this, we would want to be helpful if we can, so may I ask you, with regard to your own students, how many copies you think you might need? It might be possible for us, to help meet a specific demand of this kind, to provide the books at a very considerably discounted price, within reach of your students (this might be a special reprint, or possibly even the original edition). In turn, these might be supplied direct, or via an intermediary such as Gramedia. As a first step, though, we need to have an idea of the extent of the demand.

I thank you very much that you want to help us. Because I think the needness of the CCNA book isn't extremely high right now, I think it is a really good idea that you provide the books with very considerably discounted price, until the needness become very high. I will provide information how many students will use the book as soon as possible, so that you can give accurate quote. Also to reduce the price and to avoid the books being sold to other country, I think what you should do are :

1. print just soft cover book, with just medium paper quality. 2. put "student version" on the cover and "only to be sold in Indonesia, void if

else" sentence. If it is needed perhaps also on each page ?

At the end of this letter, again I want to thank you all very much that you want to help to solve our problems for text books.

Yours Sincerely, Irwan Hadi Budiman

Pada tanggal 21 Maret 2001 David Buckland menjawab sbb:

Dear Mr Hadi, Thank you for your swift reply. We will see what we may be able to do via Gramedia, or other reputable Indonesian publishers and distributors. Yours truly, David Buckland

Kini timbul masalah berapa banyak buku yang dibutuhkan oleh pada siswa. Apakah mau penebit membantu memecahkan masalah ini? Irwan Hadi setelah bertanya kepada beberapa teman maupun kepada mailing list, lalu mengirim surat lagi kepada David Buckland.

Starting this letter, I want to apologize that I need quite long to reply your message, because I need to get accurate information how many Sybex books we will need. Before we start, I want to let you know the detail of situation we are facing right now, which are :

1. There is a new program from Dikmenjur (part of Indonesia's Educational Ministry), which is vocational school of Information Technology. The target of this program is to let students are able to participate in the IT competition

Page 25: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

when they graduate. Some vocational schools give concentration in web design and technical support. But there are 5 vocational schools which will give concentration in networking, and they participated with Cisco, to be a Cisco Local Academy (CLA). The goal of the CLA is students will or can have CCNA certifications when they graduated. The Memorandum of Understanding between 2 these 5 schools with Cisco has been signed.

2. To let students able to have CCNA certification, they must have the book, and also do some labs. For books we are planning to use CCNA books from Sybex by Todd Lammle, which is considered the best book for CCNA. The problem is, besides the price, some students probably don't have good english capability (students who join the Vocational school will have the same age to start with those who join Senior High School (age 15 to 17)). So because this program is new, we are planning to put about 15 to 20 books CCNA books per school (for about 40 students) in the library first, and we will see whether they can understand the book or not. If they can, for the next year, every student will be asked to buy this book for their textbook (with total probably around 200 books for next year (5 schools times with 40 students per school). So based on this situation, I think for the first step we will need around 40 to 60 Lammle's CCNA books to be owned by each school. If so, how much of the price you can give then Mr. Buckland ? I hope that the price is quite low.

I also have another problem, which you probably can help. I see that the demand of Cisco Certification in Indonesia (for non academic) is increasing (by monitoring indocisco@yahoogroups mailling list). But the problem is there is no any sybex distributor in Indonesia, so if a person wants to buy a Sybex Book, he need to buy it directly from USA (for example amazon.com, bn.com) with very high shipping cost and also high price (comparing to their income). Besides it also takes quite long for the book to be arived. This triggered in the indocisco mailling list there are more and more people ask for fotocopied Sybex book, because they couldn't afford the book + shipping cost which is very expensive. (for your information, if the book cost $39.99 at amazon.com, (http://www.amazon.com) and the shipping cost is $12.95, the total already $52.94. If we converted this to Rupiahs, it will be around Rp. 529,400.- (US$1 = Rp. 10.000,-), while the standard salary for bachelor in Indonesia per month is just around Rp. 1.000.000,-. So the price of the book is kind of equal to half of the standard salary. This caused many people ask for the "fotocopied" version, although it is not as good as the original one, but it is affordable.

Actually I'm really sad with this situation, and I already tried to remind people who ask for fotocopied version not to do that, but they just ignored me, because they couldn't afford it, while the demand is increasing.

So to also overcome this problem, is it possible that you publish like the paperback edition of the book, and sell it in Indonesia through a distributor like Prentice-Hall ?

For Prentice-Hall, they have some most wanted books in Indonesia for example the Electronic Devices and Circuit Theory by Boylestad which cost is $90 at Amazon but the paperback edition (also at Amazon) is just $41.52. In Indonesia the paperback edition (printed in Singapore) is just around Rp. 150.000 to Rp. 180.000,-, and this is the original one, not the fotocopied one. This policy to make

Page 26: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

lower price book from Prentice-Hall makes there is seems no any fotocopied Boylestad's book in Indonesia, because the price of the fotocopied one is not much different than the price of the original one. (the book itself has 950 pages, while the tarrifs at fotocopy store per page is Rp. 100,- to Rp. 200.- (Xerox)). So if someone fotocopy the book, the price of the fotocopied book compare to the original paperback edition is not much different, which yield students then just buy the paperback edition.

I did some surveys already, and the results are these :

1. All of the people being asked, they like the paperback edition. 2. All of the people being asked, they agree to use the original edition as long

as it is affordable. 3. Most people being asked, they don't care if on the cover of the book stated

FOR SALE ONLY IN INDONESIA, even if it is stated on each of odd page. 4. The affordable price is around Rp. 125.000,- to Rp. 160.000,-, which

depends on the book also (as sybex books are not just CCNA right ? you have CCNP also).

5. The demand of the book can vary between 30 to 50 books per month, and will be increasing.

Based on this situation, is it possible that you also make a cheaper book of some of the most popular Sybex books in Indonesia, to be distributed in Indonesia ? If so, how much then the price could be ? For the distributor, I think as the demand is still medium, we from BPK Penabur (a non profit Christian schools organization in Jakarta) could help to be your temporary distributor, until the demand increases very high (like 100 books per month) as we BPK Penabur also maintain one vocational school of information technology (SMKK2-TI), and

we are one of two schools which already signed the MOU to be Cisco Local Academy, and even the country manager of Cisco Indonesia is one of our alumnus. After the demand becomes very high, probably we can give it to Gramedia (Elex Media Komputindo), as Gramedia is a distributor, publisher, and also operate commercial book stores.

Ending my letter to you, I would to say my great thanks for you Mr. Bucknell that you are so cooperative, and also wants to help us.

Bagaimana jawaban dari David Buckland ([email protected])?

Thank you for your note. Since you have been kind enough to get back to us with details of how many copies of the Lammle book you might be willing to purchase, I think we will concentrate on this title for now. I am currently out of Singapore in the UK, so my colleague, Daniel Loh, will be getting in touch with you shortly to see if we can offer a mutually acceptable price for the CCNA Study Guide.

Moga-moga saja usaha Irwan Hadi bisa memberikan sedikit sumbangan untuk memperbaiki citra Indonesia yang telah terkenal sebagai pembajak baik buku-buku maupun software komputer. Sebaiknya dimulai pada lembaga pendidikan, bisa BPK Penabur atau lembaga pendidikan lain.

Page 27: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Bambang Gunawan

Page 28: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

English Version

BUKU TODD LAMMLE

Kalau membaca laporan pada http://publikasi.bpkpenabur.or.id/cisco/buku/ terima kasih harus disampaikan kepada Irwan Hadi Budiman yang telah memperjuangkan agar Indonesia dapat harga khusus. Harga resmi buku CCNA, Cisco Certified Network Associate, Study Guide by Todd Lammle adalah U.S. $49.99. Berapa harga untuk Indonesia?

Hello Mr Hadi, David Buckland is away in the UK and has asked me to respond to you on his behalf. I would firstly like to confirm/ establish that you are referring to Lammle's CCNA: CISCO NETWORK ASSOC STUDY GDE 2E (0782126472). The original price of this book from Sybex is US$49.99. Given the special circumstances and market conditions in Indonesia, we are willing to offer a special price of US$18.50 nett, ex-Singapore. Postage cost is estimated to cost US$6.85 per copy. Taking the cost per copy to US$25.40. If this is acceptable, kindly confirm number of copies required so that we can raise a proforma / quotation for payment before books can be shipped. Daniel Loh Sales & Marketing Director TransQuest Asia Publishers Pte Ltd 30 Old Toh Tuck Road, #05-02 Sembawang Kimtrans Logistics Centre Singapore 597654 Tel: 065-4623112 ext 14 Fax: 065-4625761 Email: [email protected] Website: transquestasia.com

Wah, ongkos kirim buku tsb cukup mahal. Segera teringat bahwa ada Majelis SMK BPK Penabur Jakarta yang tinggal di Singapore dan sering bolak balik. Segera kirim e-mail, syukurlah Tina Widjaja bersedia membantu. Tetapi ketika ide ini disampaikan kepada Irwan Hadi Budiman, langsung dijawab tidak setuju karena ini sama dengan penyelundupan. Bingung juga nih. Syukurlah Pak Uripto Widjaja, mantan Ketua BPK Penabur Jakarta tahu bahwa kalau sampai U.S $250 bebas bea. Lalu minta tolong dibelikan sebanyak 4 exp. seharga U.S.$ 74.

Tanggal 15 April 2001 Pukul 20:00 tiba-tiba ada telepon dari Pak Uripto Widjaja ke rumah penulis melaporkan bahwa buku sudah ada di Jakarta. Memang sore hari Minggu tsb Pak Uripto Widjaja dan suami dari Tina Widjaja yaitu King-King kembali ke Jakarta sambil bawa buku Todd Lammle yang ternyata cukup besar dan berat jadi logis kalau ongkos kirimnya mencapai US$6.85 per copy.

Page 29: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Terima kasih diucapkan kepada Pak Uripto Widjaja, Tina Widjaja dan King-King yang telah berkorban membelikan dan membawakan buku-buku tsb ke Jakarta.

Bambang Gunawan

Page 30: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

English Version

IN-COUNTRY TRAINING ON MULTIMEDIA NETWORKING FOR

DISTANCE LEARNING 2000

Pada hari Senin tgl. 10 April 2000 tiba-tiba dapat e-mail dari Kepala PUSTEKKOM DEPDIKNAS sbb:

Pak Bambang Yth,Senang sekali ketemu anda lagi kemarin dulu. Terimakasih atas kunjungan ke Ciputat. Karena waktu itu buru-buru, ada satu hal penting yang kelupaan ingin saya mintakan bantuan dari anda atau teman-teman BPK Penabur. Saya sudah lama mengikuti perkembangan lembaga pendidikan dan ikut bangga dengan apa-apa yang telah dicapai. Satu di antaranya adalah pendayagunaan jaringan komputer untuk pendidikan.Seperti anda ketahui minggu depan ini kami akan mengadakan Workshop tentang Interactive Multimedia Networking. Nara sumbernya dari Tokyo Gakugei University dan Univ. of Waikato, New Zealand. Saya ingin kecuali contoh-contoh kasus dari kedua negara itu kita juga bisa menampilkan kasus Indonesia dalam hal ini Educational Networking yang telah dilakukan di BPK Penabur. Apakah mungkin saya dibantu teman dari lembaga anda untuk sharing pengalaman dengan peserta lain? Bisa saja kami membuka Website BPK lalu let the participants browse by themselves. Tapi rasanya akan lebih bagus kalau yang menyajikan adalah orang yang terlibat dalam pengembangannya sehingga bisa cerita tentang prosedur pengembangannya, sukadukanya, bagaimana pula memanagenya agar tetap terkini dan menarik, dst.dst. Kalau bisa sih kami jadwalkan hari Selasa, 11 April, after lunch (13.45-15.15, break lalu 15.30-17.00) ber team dengan saya. Maaf sekali atas hal yang mendadak ini, namun saya menganggap forum ini bisa kita gunakan untuk lebih mempromote lembaga anda. Atau mungkin teman dari BPK Penabur yang akan ikut itu bisa diminta untuk melakukan tugas ini? Saya tunggu kabar dan terimakasih atas kerja sama yang baik.Salam, Arief S. Sadiman

Ketika membaca e-mail di atas, sempat ragu-ragu karena alamatnya [email protected] dan yang biasa menggunakan alamat ini adalah Pak Abubakar Alatas. Apakah benar nih dari Dr. Arief S. Sadiman? Karena didesak oleh Ibu Anne L. Ranti harus menerima maka dengan sedikit terpaksa dijawab dengan singkat sbb: OK, saya usahakan untuk datang.Terima kasih.

Page 31: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Malam harinya ketika baca e-mail di rumah terlihat ada e-mail lagi dari Dr. Arief S. Sadiman tetapi kini dengan alamat yang lain yaitu [email protected]

Terimakasih. Kami tunggu. Kami harapkan anda bisa berbagi cerita pada teman peserta tentang apa, mengapa dan bagaimana pengembangan jaringan di BPK Penabur itu. Apa tujuannya, bagaimana sistemnya, bagaimana prosedur pengembangannya , siapa target sasarannya, apa saja suka dukanya, hambatan-hambatannya, faktor pendukungnya, serta bagaimana prospek ke depannya. Peserta 30 orang dari berbagai lembaga pendidikan, diklat, universitas, direktorat dan departemen (pertanian, kesehatan, agama, dalam negeri, keuangan, perdagangan dan perindustrian, tenaga kerja). Latar belakang pengetahuan dan pengalaman dalam pengembangan jaringan berbasis komputer beragam. Oleh karena itu kami menekankan pentingnya sharing ini. Kecuali Pak Bambang ada dua teman lagi yang bersedia berbagi pengalaman, yaitu Ir. Irvansyah (ITS) dan Pak Guana Tanjung (Univ. Petra Surabaya). OK Pak, sampai besok. Arief S. Sadiman

Ir. Irvansyah (ITS) Pak Guana Tanjung (UK Petra)

Tentu saja bingung karena nara sumber lain yang diminta dari perguruan tinggi, berarti satu-satunya dari tingkat sekolah menengah hanya BPK Penabur. Tiba-tiba timbul ide lebih baik "benang merah" yang ditonjolkan adalah peranan alumni. Kebetulan untuk jaringan internet di BPK Penabur, peranan alumni sangat besar. Karena Irwan Hadi, alumnus SMUK 3 yang baru dua tahun lulus, sedang membantu setup server BPK Penabur yang baru maka segera telepon Irwan untuk minta ikut serta ke PUSTEKKOM, Ciputat.

Pada acara tanya jawab, banyak pertanyaan ditujukan kepada Irwan Hadi. Entahlah mau menguji atau hanya sekedar ingin tahu. Tetapi syukurlah Irwan dapat menjawab dengan baik sekali walaupun yang bertanya dengan latar belakang pendidikan S2. Tidak salah kalau Pak Guana Tanjung dari Universitas Kristen Petra Surabaya menyatakan kagum dengan BPK Penabur yang banyak dibantu oleh alumninya

Bambang Gunawan, 13 April 2000.

Page 32: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

IRWAN HADI BUDIMAN, ALUMNUS TELADAN BPK PENABUR

Suatu kebahagiaan bagi pendidik ialah mengetahui anak didiknya berprestasi dan masih ingat dengan alma maternya. Tetapi alumnus ini lebih hebat karena pernah berjasa dari tahun 2000 sd 2004 menjadi admin dari server BPK PENABUR jarak jauh, dikerjakan sambil kuliah di Utah University di USA. Bahkan orang tuanya pernah protes karena kuatir prestasi kuliahnya tidak baik. Syukurlah kini telah berlalu. Berikut ini kabar yang diperoleh pada Oktober 2007.

Pada Saturday, 20 October, 2007 9:48 AM, Irwan cerita sbb:"Kabarnya biasa biasa saja... Sama seperti terakhir kontak, waktu tahun 2004 an, eg: single, kerjaan berhubungan dengan komputer, dsb.Yang beda hanya jauh lebih sibuk (kerja di kantor bisa sampai jam 8 malam atau 12 malam, dan juga hari Sabtu/Minggu). Kerja lembur bukannya karena diminta oleh bos, tapi karena kemauan sendiri.Terus perbedaan lain adalah sekarang sudah punya lebih banyak certificates, dan baru kemarin ini mendapat permanent residency di US, karena disponsorin oleh perusahaan.Domain penaburnya akan saya perpanjang lagi bulan Desember ini.Saya mungkin tahun depan ada kemungkinan untuk kembali ke Jakarta untuk liburan 2 minggu-an. Tapi masih belum pasti, karena tergantung dengan projek projek saya yang perlu diselesaikan, dan juga system maintenance (eg: kalau saya pergi terlalu lama, dan system mengalami masalah, ya siapa yang akan perbaiki?)Kalau jadi ke Jakarta, rencananya sih pengin pergi ke SMUK3, Tanjung Duren, etc. Mustinya sudah banyak yang berubah ya?"

Karena kebetulan penulis paling dekat dengan Irwan, sehingga dapat surat protes dari ortunya yang dapat dibaca pada laporan tentang PRESTASI IRWAN HADI maka melegakan keterangan dibawah ini: "Pak Bambang sebetulnya tidak pernah disalahkan. Yang terjadi sebetulnya hanya sedikit miskomunikasi. Mami pikir BPK PENABUR yang terus terusan minta bantuan Irwan. Tapi yang sebetulnya terjadi adalah Irwan yang sukarela membantu BPK PENABUR.Ya kalau servernya waktu itu tidak terus dimaintain, ya bisa kena hack.Setelah saya lepas tangan, waktu itu servernya pernah ke hack 2X kalau tidak salah kan?Tapi membantu BPK PENABUR itu sebetulnya membawa manfaat yang cukup besar untuk saya sendiri. Karena membantu BPK PENABUR, saya memiliki pengalaman untuk maintain server secara remote, dan dengan pengalaman pengalaman yang lain, sekarang jadi systems engineer untuk Energy Solutions, dan bahkan disponsorin permanent residency juga.Kalau waktu itu saya tidak membantu BPK PENABUR sama sekali, mungkin ceritanya akan lain. Entah terpaksa pulang kembali ke Jakarta, karena tidak bisa dapat kerjaan, atau ada kemungkinan kerja di bidang lain.Waktu saya lulus itu, tahun 2004, ekonomi USA baru mulai bergerak kembali, setelah krisis stock exchange (dot com bust) di tahun 2001 - 2002.Di tahun 2004, cari kerjaan relatif masih cukup susah dan cukup competitive, walau sekarang (2006, 2007), kerjaan relatif lebih banyak dibanding waktu itu.Banyak mahasiswa dari Indonesia, yang setelah kuliah di USA beberapa tahun, akhirnya balik kembali, karena tidak bisa dapat kerjaan.Kalau saya "liburan" di Jakarta, dan mau ke Tanjung Duren atau SMUK 3, apa saya bisa masuk? Kalau tidak salah 2 tahun lalu, keamanan di Tanjung Duren dan SMUK3 ditingkatkan. Dulu Alumni bisa masuk ke dalam sekolah. Sekarang

Page 33: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

bukannya sudah tidak boleh lagi?Terus bagaimana dengan kabar Pak Teguh, Pak Rizal, Pak Jos, dsb?"

Semoga tidak salah kalau dikatakan bahwa Irwan Hadi Budiman adalah alumnus teladan BPK PENABUR. (BG)

Page 34: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Welcome to Gagasan Penabur-NetApakah Penabur-Net ? Penabur-Net adalah interkoneksi antara sekolah- sekolah BPK Penabur yang ada di Jakarta sehingga menjadi kesatuan network

Apakah tujuannya ?

1. Mempermudah saling tukar menukar informasi antar siswa. 2. Mempererat hubungan antara satu sekolah dengan sekolah Penabur lainnya. 3. Menghemat biaya, mis biaya kurir, dan 4. Meningkatkan kecepatan dalam mendapatkan informasi, misalkan rapat, dsb. 5. Jangka panjang diharapkan dapat menjadi pemicu revolusi internet bagi

sekolah sekolah lain yang ada di Jakarta, terutama sekolah yang berdekatan dengan sekolah Penabur dengan mengundang mereka masuk dalam jaringan Penabur-Net sehingga Penabur-Net ini di kemudian hari bisa menjadi suatu jaringan pendidikan yang bersifat global karena menghubungkan sebagian besar sekolah sekolah yang ada di Jakarta.

6. Mengurangi penggunaan software bajakan di Indonesia pada tingkat SMU, SMP, SD, sehingga tunas tunas bangsa tidak teracuni menggunakan software bajakan lagi. Hal ini bisa tercapai dengan mentargetkan dan mensyaratkan sekolah yang ingin tersambung ke Penabur-Net ini 50% dari total software yang ada di sekolah itu haruslah software asli, non bajakan.

Bagaimana rencananya ? Rencana awal adalah membangun network network kecil di setiap sekolah Penabur di Jakarta sehingga memudahkan interkoneksinya di kemudian hari dengan sekolah sekolah lain. Rencana berikutnya adalah dengan menghubungkan setiap sekolah dengan sekolah lain, dan setelah kurang lebih 50% sekolah Penabur sudah terhubung dengan jaringan ini, direncanakan untuk membuka koneksi ke internet dengan besar antara 512 Kbps - 768 Kbps melalui satelit langsung ke UU.Net Hongkong melalui UU Direct Connection. Menggunakan UU.Net Hongkong, karena UU.Net Hongkong adalah anak perusahaan dari UU.Net Amerika dan salah satu penyelenggara BackBone Internet. Alasan lain menggunakan UU.Net Hongkong karena :

1. UU.Net Hongkong paling dekat dengan Indonesia, sehingga biaya sewa satelit bisa ditekan dibanding memiliki hubungan langsung ke Amerika.

2. UU.Net Hongkong memiliki bandwith besar ke Jepang dan langsung ke USA, sehingga menjadikannya pilihan yang lebih baik dibanding UU.Net Singapore yang sebetulnya tidak menyediakan akses dedicated langsung.

3. UU.Net Hongkong adalah salah satu penyelenggara backbone yang bisa dan mau diajak berkerja sama dalam hal ini membuka dedicated akses dibanding penyelenggara lainnya, hal ini dikarenakan mungkin UU.Net Hongkong sudah memiliki client di Indonesia, yaitu ISP CBN.Net yang dikenal oleh banyak pemakai internet sebagai ISP yang tercepat aksesnya dan terbaik.

Bagaimana perkembangannya ? Sampai saat ini sebagian besar dari sekolah Penabur yang ada di Jakarta telah dibuat

Page 35: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

jaringan jaringan lokal, terutama di Perpustakaan untuk akses internet dengan menggunakan koneksi Dial Up 56 Kbps ke Internet dan dishare menggunakan modem sharing atau winproxy. Memang kecepatannya saat ini sangat lambat, karena satu koneksi dial up, bisa dishare sampai 10 - 15 clients sekaligus, tapi in dapat diperhitungkan sebagai suatu kemajuan besar, dimana nyaris semua sekolah yang ada di Jakarta (dalam hal ini SMU, SMP, SD) banyak sekali yang belum mengenal internet sama sekali.

Apa kendalanya ? Kendala yang paling utama dalam membuat Penabur-Net ini tentunya adalah dana dan SDM dimana kita mengalami kekurangan SDM baik segi kualitas dan kuantitas untuk mengembangkan Penabur-Net ini. Dan juga pemberian prioritas yang tidak tinggi bagi internet dimana dengan kata lain, masih banyak pucuk pimpinan yang memandang dengan sebelah mata, dimana justru mereka adalah para pengambil keputusan.

Berapa lama lagi hingga Penabur-Net ini bisa terbentuk ? Penabur-Net adalah proyek jangka panjang, yang diharapkan bisa terbentuk dalam beberapa tahun lagi, seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan untuk membuat interkoneksi antar sekolah.

Siapa saja di balik Penabur-Net ini ? Penabur-Net sebetulnya adalah gagasan dari Pak Jos Luhukay di tahun 1996 dengan sedikit modifikasi. Modifikasi dilakukan oleh Irwan Hadi, saat ini sedang berada di Utah State University dengan major Electrical Engineering dengan merangkap sebagai co-system administrator BPK Penabur server . Rencana Penabur-Net ini diharapkan juga didukung oleh sistek BPK Penabur, sebagai "pilar" IT BPK Penabur sehingga pelaksanaannya bisa lebih cepat.

Bagaimana desain dasar Penabur-Net ini ? Desain interkoneksi antar sekolah direncanakan untuk menggunakan wavelan dengan alasan :

1. Memiliki kecepatan yang lebih besar dibanding dedicated line atau VPN, dimana seperti produk Orinocco WaveLan dari Lucent dengan antenna 14 dbi bisa mencapai jarak 8.7 Kilometer yang paling tidak mampu untuk menghubungkan antara SMUK 1 Jakarta di Tanjung Duren dengan SMPK 2 Jakarta di jalan Pembangunan dan kemudian dilanjutkan ke SMUK 2 di Pintu Air dan SMUK 3 di Gunung Sahari untuk membentuk satu "backbone" dan kemudian berakhir di SMUK 5 di Kelapa Gading.

2. Sekalipun investasi awal cukup besar untuk membuat jaringan wavelan ini, tapi di kemudian hari penghematan yang dilakukan sebetulnya akan sangat banyak, dibanding kita menyewa dedicated line dari Telkom (Pasopati) dengan biaya per bulan yang cukup mahal dimana jika kita memiliki 18 titik lokasi di Jakarta maka paling tidak kita harus berlangganan 18 line ISDN yang satunya bisa berharga sangat mahal sekitar 5 juta per bulan untuk jenis koneksi 64 Kbps.

Berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk membentuk Penabur-Net ?

Page 36: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Apakah proyek ini bisa sukes ?

Apa nilai plus yang mendorong suatu sekolah untuk bergabung dengan Penabur-Net di kemudian hari ?

(Ke 3 pertanyaan di atas masih sedang disusun, masukan untuk gagasan ini bisa dikirimkan ke [email protected]).

Page 37: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Laporan 6: Karya Wiyata 76 Tahun XIX Mei-Juni 1996

PERLUKAH PENABURnet?

Joseph F.P. Luhukay, Ph.D. (kiri) bersama Ir. Hosea S. Tanutama sebelum ceramah

Pada tanggal 4 Mei 1996 Joseph F.P. Luhukay, Ph.D., telah memberikan ceramah tentang internet di BPK Penabur KPS Jakarta. Ternyata diskusi tentang internet ini tidak hanya berlangsung di ruang seminar Sistek saja. Banyak masukan diperoleh dari pakar yang telah banyak berkecimpung di dunia internet ini.

Apakah yang dimaksud dengan PENABURnet? Pak Jos Luhukay memberi masukan sbb:

"PENABURnet adalah sebuah jaringan intern yang beroperasi antar-sekolah dalam lingkungan BPK Penabur. Pusatnya sebaiknya di sebuah tempat yang terdekat lokasinya dengan pusat ISP yang dipilih. Misalnya, RADnet berpusat di gedung Indosat (kalau tidak salah), Indonet berpusat di Tebet, dst. Dari pusat ini dipasang leased line dgn kecepatan cukup (mis 64 kbps) ke ISP yg dipilih. Di SMAK I dipasang 10-20 nomor telepon (sebaiknya hunting) yg kemudian diakses para pemakai di sekolah-sekolah lainnya. Hasilnya: para pemakai di seantero KPS Jakarta tidak perlu bayar ISP sendiri-sendiri, tetapi di-"pool". Juga, hubungan e-mail di antara para pemakai di KPS Jakarta cukup lewat server di SMAK I, demikian juga akses ke berbagai homepage yang berisi informasi mengenai berbagai kegiatan, a.l. berita seminar/ workshop/diskusi/dll, akses perpustakaan (utk pinjam-silang, dll), pengumuman intern, dll. Salah satu manfaat Internet adalah dalam menggalang komunikasi antar-sejawat (yang biasanya sangat "gawat"). Tantangannya adalah bagaimana meningkatkan komunikasi ini tanpa harus mengeluarkan dana berlebihan."

Selanjutnya Pak Jos Luhukay menambahkan penjelasan sbb:

"Gagasan PENABURnet sebetulnya serupa dengan sebuah campus network. Bedanya di sini adalah bahwa lokasi-lokasi BPK Penabur yang terhubung, walaupun baru KPS Jakarta saja, sudah tersebar sifatnya. Jadi, ia tidak berbeda dengan JUITA (Jaringan UI TerpAdu) yang menghubungkan kampus Depok dan Salemba, BINUSnet yang beroperasi di kampus Kemanggisan, PETRAnet di Surabaya, dll. Jaringan kampus ini adalah untuk "kalangan sendiri", walaupun bisa dioperasikan dengan menggunakan fasilitas telekomunikasi publik (Telkom dll). Biaya untuk jaringan "kalangan sendiri" ini dapat dibagi di antara para pemakainya. Masing-masing jaringan kampus ini kemudian mempunyai satu buah "gerbang" untuk masuk ke jaringan internasional, dalam

Page 38: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

hal ini Internet. Untuk masuk ke jaringan internasional ini kita bisa gunakan "gerbang-tol" adimarga informasi (Information Superhighway) yang dioperasikan oleh ISP (Internet Service Provider) semacam RADnet, Indonet, CBN, dll. Menyewa sebuah "gerbang-tol" tergantung dari "lebar"-nya: untuk sebuah jaringan kampus pantasnya adalah 64 kbps yang dapat disewa rata-rata Rp 2 juta sebulan. Di samping itu, harus dibayar juga sewa hubungan-sewa ("leased-line") dari SMAK I (misalnya ini lokasi dari gerbang PENABURnet) ke "gerbang" RADnet (misalnya), yang harganya berkisar sekitar Rp 3-4 juta sebulan, tergantung lokasi ISP yg dipilih.

Jadi, untuk mengoperasikan sebuah jaringan kampus seperti PENABURnet perlu ada perencanaan dan persetujuan yang cukup serius. Saya tidak tahu apakah pesan saya selama ini terbaca oleh para "pengambil kebijakan" di BPK Penabur ataukah cuma seolah "a voice in the wilderness".

Secara insidentil, pasti jumlah pemakai Internet di kalangan BPK Penabur akan meningkat. Pilihannya adalah membiarkan peningkatan ini berlangsung secara sendiri-sendiri saja, ataukah akan di-"boost" dengan dorongan frontal yang akan berimbas langsung pada proses belajar-mengajar.The choice is yours ..."

Pdt. Kuntadi, maintainer dari home page CYBERGKI juga memberikan masukan sbb:

"Pada prinsipnya saya setuju ada PenaburNet. Saya tidak tahu banyak soal teknisnya, akan tetapi perencanaan yang matang harus dibuat lepas dari akan disetujui atau tidak. Robby, get involved please!" Beberapa pertimbangan:

1. Proposal itu harus jelas mendukung AD/ART BPK Penabur, khususnya dalam kaitan dengan pasal Tujuan dan Usaha.

2. Proposal harus mempertimbangkan bahwa untuk tahun anggaran berjalan belum ada budget untuk hal ini. Dorongan mesti diberikan bukan untuk mengambil keputusan di luar anggaran (sebab akan berat tanggungjawab pengurus), melainkan mesti diarahkan untuk penganggaran yang mendatang. Inilah aturan main yang biasanya dimainkan di tingkat pengambil keputusan.

3. Dalam proposal "non-profit" ini, mesti ada income seperti advertising-space guna menutupi investasi dan operasi. Bahkan breakeven-nya juga harus disuguhkan. Ads akan merupakan peluang mengingat "khalayak" kita cukup luas dan potensial. Lihat saja buletin natal setiap tahun!

4. Butir 3. adalah kompensasi dari cara berpikir pengurus yang dapat saya mengerti. Meski Penabur bersifat "non-profit" tidak berarti lalu proyek seperti ini merupakan drain-cost belaka. Ini mitos GKI: 'kan kita GKI ini seperti raja dalam dongeng Andersen, yang kalau menyentuh apa saja akan jadi emas. Hal itu terjadi dalam sekolah, poliklinik, pemakaman, panti werda, bangun gereja, dll.

5. Lalu perlu diusahakan agar bentuk hubungan dengan ISP jangan murni sebagai consumer, tapi berbentuk kerjasama. Ini memang perlu lobbyist yang handal. Sebab dalam satu dan lain hal, mereka juga akan mengapresiasi "khalayak" potensial yang kita punya. Kalau perlu berikan gambarannya misalnya bahwa dalam iklan di TV mungkin 40-60% di antaranya ada orang GKI involved, mulai dari Aqua sampai Mayora, dari BASF sampai Volvo, dari Helios sampai Bintang Toejoeh,

Page 39: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

dari Bank Universal sampai Bank Dharmala, dari Gajahmada 77 sampai Hailai. and much much more...

6. Saya pikir harus melibatkan juga: Ichsan, Ruddy, Winanto, Oeripto, Sylvia, Jahja Setiaatmadja, dll dalam percakapan. What do you think?

Selanjutnya Benyamin K. Gunawan, Ketua Kompartemen Sarpras KPS Jakarta mengemukakan pendapat sbb:

"Dari beberapa pertemuan dan diskusi, juga posting-posting di mailling list saya mendengar dan membaca lebih banyak diutarakan kelebihan internet dalam bidang komunikasi antara pemakai, jarang saya dengar, baca cerita-cerita mengenai explorasi yang menarik di web. Terus terang saya juga akui sarana ini lebih banyak dipakai untuk email dari pada explorasi ke web karena kurangnya waktu dan teknologinya yang masih sangat lambat dalam mengakses data di web.Bagaimana ini pendapat rekan-rekan yang lain? Karena kalau kita bicara Internet untuk pendidikan, maka rasanya bukan komunikasi saja yang dominan."

Jacobus, guru Kimia di SMUK III langsung memberikan tanggapan sbb:

"Saya rasa pernyataan 'teknologi yang masih sangat lambat dalam mengakses data di Web' adalah sudah tidak tepat lagi. Kemajuan teknologi yang luar biasa akhir-akhir ini, telah memungkinkan mengakses data di Web dengan sangat cepatnya. Saya sudah mencoba sendiri mengakses homepage bpkpenabur dari kantor pusat CBNnet bisa cepat sekali. Web ini mempunyai masa depan yang sangat baik, justru saya sangat tertarik dalam eksplorasi web. Berbeda dengan email, di web kita bisa menampilkan gambar dan suara yang sangat menarik dan online selama 24 jam sehari, dan kita bisa dikenal orang luar secara luas. Homepage kimia yang saya buat (http://beaverton.cbn.net.id/ users/johanoni) sudah mulai dikenal orang dan bahkan sudah ada sekolah lain: SMA negeri 54) yang minta link ke homepage saya itu.

SMA negeri saja sudah mulai explorasi dalam Web, masa kita mau ketinggalan? Seandainya saya hanya menggunakan internet untuk e-mail saja, maka sukar rasanya ada orang lain seperti SMUN 54 bisa mengenal saya. Jadi dengan explorasi di web diharapkan bpkpenabur bisa menjadi lebih terkenal, siapa tahu nanti ada sekolah dari luar negeri yang ingin bekerja sama, maka bpkpenabur bisa lebih cepat berkembang dan mungkin bisa mendapat banyak bantuan dari luar negeri/negara lain yang berminat terhadap pendidikan Kristen di Indonesia.

Dari segi komersil pernah dimuat dalam harian Kompas: ada seorang Indonesia tepatnya orang Bali memperoleh keuntungan besar dari iklan yang dipasang di suatu Web, pada saat akan di langsungkan Arung Samudera yang lalu.

Memang dengan e-mail kita bisa mengirim gambar dan suara melalui file attachment tetapi jelas ini lebih merepotkan dan aksesnya dapat dikatakan lebih lambat dibandingkan dengan web yang segera tersimpan dalam cache memory yang segera dapat diakses lagi dengan cepat di suatu saat.

Dari Web kita bisa mencari/memberi informasi dengan cepat dan mudah, seperti pernah saudara saya ingin mencari buku Kedokteran Gigi yang sulit

Page 40: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

didapat di Indonesia, tetapi dengan menggali di Web segera diketemukan buku persis seperti yang diinginkannya. Demikian sedikit tanggapan dari saya, dan terima kasih atas perhatian bapak."

Tidak ketinggalan Jeffrey Rufinus, alumni SMUK I, dari Amerika Serikat memberikan masukan pengalamanya sbb:

"Maaf saya agak sedikit terlambat untuk membagi pengalaman di dalam diskusi internet ini. Pada pokoknya saya pribadi juga setuju kalau BPK Penabur satu hari nanti bisa terhubung ke internet. Dengan bantuan pak Jos saya yakin segi teknisnya pasti beres. :-) Sekarang tinggal 'meyakinkan' bapak-bapak pengambil keputusan di BPK Penabur, dan go. (look simple,tapi saya yakin kenyataannya mungkin tidak semudah itu).

Di sini saya hanya akan membagi pengalaman saja bagaimana penggunaan internet di USA sekarang ini. Tentu banyak sekali motivasi penggunaan internet, apalagi di USA saat ini, jadi saya tidak bisa menceritakan segala-galanya.

Selain daripada penggunaan oleh universitas (yakni semua domain yang berakhiran *.edu) maka internet berarti keluar duit banyak. Jadi sekarang tinggal masalah bagaimana meng-kompensasi pengeluaran duit yang banyak itu. Sambungan internet milik company-company tentu ditutup oleh profit company tsb, demikian juga internet provider keuntungannya diperoleh dari langganan subscriber (walaupun ada internet provider yang murah-murah, mereka biasanya mencari tambahan untung dari menyewa web server atau membuat webpage sekarang ini). Kelihatannya BBS di USA sekarang ini sudah mulai ditinggalkan........

Untuk universitas, hampir semua universitas di USA sudah tersambung ke internet (dengan sambungan T-1 ke atas). Fasilitas yang diberikan juga bermacam-macam, tergantung dari universitasnya. Basic service yang disediakan adalah electronic mail (email), sehingga hampir semua student memiliki e-mail address. Sambungan ke internetnya sendiri, bagi universitas, tidak mengeluarkan biaya apapun karena ditanggung oleh NSF (National Science Foundation) tetapi ada kemungkinan harus membeli terminal, dial-up pool modem, dll, yang semuanya ditutup oleh biaya uang sekolah murid. Untuk sekarang ini saya lihat di US sendiri telah sampai pada keadaan di mana semua siswa memiliki email. Ini karena email dianggap alat komunikasi yang cukup jitu dan sangat basic.

Lalu bagaimana dengan webpage? Sayang sekali belum semua siswa di US memiliki homepage. Concern utama adalah tempat (hard disk) yang akan lebih besar ketimbang email. Homepage di US sekarang ini telah sampai pada status sebagai sumber informasi yang sangat penting, walaupun belum semua orang tahu bagaimana membuatnya (kalau untuk melihatnya hampir semua orang telah mengerti). Tetapi berbeda dengan email, komunikasi via homepage biasanya tidak bersifat person-to-person. Di US, homepage ini sekarang dipakai untuk macam-macam. Untuk proses mengajar di universitas, homepage digunakan al. untuk registrasi murid baru, mendaftar suatu kelas, melihat silabus, dlsb.. dlsb.. Jadi homepage ini lebih bersifat sebagai pemberi informasi ketimbang komunikasi person-to-person.

Page 41: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Kembali pada rencana PENABURnet. Saya pikir basic service seperti email adalah yang terpenting, yang harus dimiliki oleh semua orang. Webpagenya sendiri tidak harus disediakan bagi semua orang, tetapi memang harus ada."

Majalah Karya Wiyata ini diterbitkan juga sebagai forum komunikasi. Alangkah indahnya kalau kita juga bisa memanfaatkan Internet dalam menggalang komunikasi antar-sejawat (yang biasanya sangat "gawat"). Atau karena tidak merasa "gawat" maka kita tidak butuh PENABURnet?

Tgl. 1 Juni 1996, Bambang Gunawan

Copyright © 1996 BPK Penabur KPS Jakarta

Page 42: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Irwan Hadi Budiman Penabur-Net Tanjung Duren Desain kompleks

Desain Kompleks Tanjung DurenDalam mendesain jaringan suatu kompleks ada suatu yang harus dipenuhi yaitu scalability, flexibility dan redundancy.

Maksud dari scalability adalah kemungkinan pengembangan lebih lanjut di masa y.a.d yang berlangsung secara konstan, tapi pasti (tidak mundur/ batal lagi) tanpa perlu merombak desain yang ada, karena desain yang sekarang dirancang untuk mampu mengakomodasi perkembangan di masa yang akan datang.

Flexibility adalah kemudahan yang didapat dari desain yang dibuat, misalnya terjadi gangguan pada saluran tranmisi, misal kabel putus digigit tikus sedang saat itu ada rapat, tentu kita perlu segera menghubungkannya, tapi butuh waktu untuk menentukan lokasi putusnya kabel, tentu ini repot. Atau pada suatu saat ada konferensi atau pameran dan disediakan 100 terminal komputer, apakah kita perlu tarik tarik kabel secara khusus hanya untuk pameran ini ? atau desain yang ada mampu menghandlenya dengan baik. Tentunya kalau kita tarik kabel baru lagi hanya untuk pameran itu wah bisa jadi semerawutan, dan juga setelah pameran usai, kabel networknya mau dikemanakan ?

Redundancy adalah kemampuan dari desain network untuk memberikan akses networking terus menerus, dengan zero tolerance untuk downsystem. Ini sangat berguna jika server server produksi terletak di gedung yang berbeda, sedang server ini harus bisa diakses setiap saat. Jika link mengalami gangguan, tentu repot ?

Tetapi selain dari scalability, flexibility dan redundancy, ada lagi yang perlu diperhatikan yaitu agar jaringan yang dibuat itu tidak overkill, alias berlebih lebihan, karena akan cost inefektif, sebagai contoh, jika penggunaan fast ethernet sudah mencukupi bahkan sampai beberapa tahun ke depan, kenapa harus digunakan system gigabit ethernet, yang perlengkapannya jauh lebih mahal dibanding fast ethernet.

Page 43: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Berdasar pertimbangan seperti di atas, maka contoh desain dari network di Tanjung Duren adalah sbb :

Dengan perhitungan bahwa pusat server akan berada pada labkom SMUK 1, karena akan lebih mudah diakses oleh staf sistek, maka semua koneksi diarahkan ke labkom ini.

Terlihat dari gedung SMUK 1, E dan F memiliki dual koneksi Fast Ethernet 100 Mbits/s, dan disinilah keperluan untuk scalability, flexibility dan redundancy dipenuhi, karena seandainya satu kabel putus maka masih ada satu kabel cadangan, dan seandainya traffiknya sangat tinggi, maka total trafik akan dipikul rata oleh kedua jalur koneksi.

Selain itu antara gedung SMUK 1, E dan F juga dihubungkan, ini selain untuk mempersingkat waktu yang diperlukan untuk transfer data antara komputer komputer di gedung SMUK 1, E dan F (sekalipun bedanya hanya dalam satuan milli second), juga sebagai link backup seandainya 2 jalur dari gedung F ke labkom putus total, maka mereka yang di gedung F tetap bisa konek sekalipun akan lebih lambat, karena koneksinya akan dilakukan melalui gedung E ke labkom atau gedung E - gedung SMUK 1 - labkom, tergantung link mana yang paling tidak sibuk, dimana ini akan dikontrol dari konfigurasi switch & router yang dipasang.

Link dari gedung STMK ke labkom hanya 1 saja, ini bukan berarti gedung STMK dikucilkan, tapi karena letaknya bersebelahan dengan labkom, dan juga traffik diperkirakan tidak terlalu besar, maka 1 link saja rasanya juga cukup, sekalipun bisa saja dibuat 2 link.

Dengan model jaringan seperti ini, diperhitungkan bahwa bandwith maximum yang bisa didapat dari setiap gedung SMUK 1, E, dan F adala 250 Mbits/s yang sangat cepat dan cukup reliable baik untuk kebutuhan sound, video streaming,

Page 44: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

atau untuk akses data secara biasa, dan untuk dikembangkan VOIP (voice over IP) dikemudian hari.

SERVER

Sesuai dengan sifat siswa yang masih remaja adalah penting sediakan dulu kontent lokal, misalnya ada game server, ada MP3 server yang menyediakan ratusan MP3 collection, dsb. dsb. Sehingga pemikiran untuk on-line ke internet jadi berkurang, karena kontent lokalnya sudah bagus. Jadi akses ke internet bisa jadi prioritas ke dua.

Semoga bermanfaat.

Page 45: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Irwan Hadi Budiman Penabur-Net Lab Komputer

Desain Lab Komputer Ideal

Tanggal 7 April 2002, Irwan Hadi telah membuat desain ulang:

Computer di dalam penabur-net adalah salah satu bagian yang tervital, dimana disinilah siswa pada umumnya berinteraksi. Kita perlu memaklumi bahwa tidak semua siswa memiliki komputer di rumahnya masing masing, sehingga kita perlu menyediakan fasilitasnya, berupa lab komputer ini. Dalam banyak kasus lab komputer ini dibuat asal asalan, terutama dalam segi networkingnya, karena harga peralatan networking yang mahal seperti switch. Banyak contoh lab komputer dimana mereka

Page 46: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

menerapkan topologi star, namun mereka kurang memperhatikan performance dari LAN (Local Area Network) pada lab tersebut, sebagai contoh menghubungkan hub, ke hub, ke hub lagi. Pada scala kecil dan beban network yang ringan, model seperti ini tidak terlalu bermasalah, karena trafik yang dilalukan juga sedikit.

Masalah akan timbul pada model lab komputer di masa depan, dimana siswa akan lebih sering berinteraksi dengan komputer, pembelajaran yang dilakukan berbasis komputer (multimedia). Adalah mungkin siswa menonton video mengenai pelajaran biology melalui komputer di komputer lab di kemudian hari, dibanding mereka harus menontonnya dengan proyektor konvensional.

Aliran data seperti video streaming ini membutuhkan bandwith dan infrastruktur networking yang cukup baik, jika tidak tentunya gambar akan tersendat sendat. Contoh lain, dalam pelajaran Bahasa Inggris, dengan komputer multimedia maka penggunaan lab bahasa konvensional dapat dikurangi, dimana siswa tidak perlu membawa kaset lagi untuk merekan suaranya, tapi cukup menyimpannya ke dalam file dengan teknik kompresi MP3 untuk memperkecil ukuran file. Hal ini tentu lebih modern, dimana selain kualitas yang lebih baik, juga data suaranya dapat dibuat kenang kenangan misalnya, dengan diburn ke CD.

Berdasar pemikiran bahwa teknologi di masa depan cenderung akan membutuhkan bandwith jaringan yang semakin besar untuk aplikasi aplikasi seperti video dan sound streaming, serta infrastruktur network yang lebih baik, penabur-net sebaiknya didesain dari awal untuk mampu mengakomodasi perubahan ke arah ini.

Perlu diketahui juga bahwa dalam mendesain suatu network, etiket yang perlu dipenuhi adalah cobalah untuk mendesain dengan sebaik baiknya pada desain awalnya, sehingga biaya biaya tak perlu di kemudian hari seperti penggantian kabel, aliran data yang tersendat sendat karena misalnya bottle neck sehingga memboroskan waktu dan uang dapat dikurangi..

Selain itu dengan harga switch yang terus turun, ada baiknya jika penggunaan hub pada lab komputer dikurangi karena unjuk kerja hub dibanding switch adalah sangat jauh berbeda, dimana switch mampu memberikan kecepatan yang lebih baik pada komputer yang terhubung ke switch itu. Adalah sangat baik jika kita gunakan desktop switches dimana desktop atau workstation tidak lagi tersambung ke hub, tetapi

Page 47: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

langsung dihubungkan ke switch, seperti bagan berikut:

Berhubung penabur-net direncanakan untuk menggunakan networking peripherals dari Cisco, maka desain sistem di atas pada Cisco peripherals adalah sbb:

Untuk kedua switch digunakan Cisco Catalyst WS-C1924-A (lebih baik lagi kalau digunakan WS-C1924-EN (Enterprise Edition)) dimana spesifikasi switch ini adalah : 24 Port 10Mb Switch W/2 100BaseTX Ports; Ent Ed Upgradable, yaitu switch ini mampu menyambungkan 24 komputer sekaligus, dan memiliki 2 port uplink, katakan A dan B. Seperti tampak pada bagan, pada kedua switch itu, uplink A switch pertama dihubungkan dengan uplink A switch pertama, dan uplink B dari masing masing switch dihubungkan ke main switch.

Pada desain untuk lab komputer dengan jumlah komputer > 48 (jumlah port dari kedua switch ini adalah 2 X 24 = 48), dan dibutuhkan switch ketiga, keempat, maka desain dapat diubah dimana uplink A dan B dari masing masing switch disambungkan langsung ke main switch, dimana redundancy dari network akan menjadi jauh lebih baik lagi.

Penggunaan Cisco Catalyst WS-C1924-A adalah karena switch ini memiliki harga yang paling efisien dibanding switch Cisco lainnya dengan kapasitas port yang sama yaitu 24.

Selain itu, jika dirasakan penggunaan Cisco Catalyst WS-C1924-A sedikit memberatkan, maka berdasar link dari toko komputer ini, kita dapat menggunakan switch dari produsen lain seperti 3Com Superstack II 610 dengan kapasitas yang sama (24 port) dan $300 lebih murah, atau HP ProCurve Switch 224 M dengan harga $600 lebih murah. Memang untuk menseragamkan tentu kita cenderung memilih dari Cisco juga, namun jika ada tawaran yang lebih murah, ya mengapa tidak ?

Page 48: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Desain network SMUK 3

Date: Tue, 23 Jan 2001 23:18:24 -0700 From: Irwan Hadi ([email protected])

Berikut adalah penjelasan

Dimulai dari bagian computer lab, anggap ada 48 komputer (sebetulnya sih sekitar 40 - 42 an), setiap komputer ini dihubungkan ke hub 8 port 10 Mbps, jadi tidak pakai system bus lagi seperti yang sekarang, tapi star. Karena ada 48 komputer, dan 1 hub support 8 port, maka harus ada 6 hub @ 8 port, dan setiap hub ini terhubung dengan kabel UTP ke main switch yaitu Cisco Catalyst WS-C2924-XL-EN (24 port) Autosensing 10/100.

Lalu ada koneksi dari library, lab-lab yang ada di lantai 3 (biology, kimia, fisika, dan inggris) semua masuk ke hub, lalu seperti biasa dibawa ke switch lagi.

Page 49: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Kenapa begini, karena dengan tujuan memecah network menjadi segment-segment yang lebih kecil, kalau bisa satu segment 8 komputer lah, pertama untuk mengurangi terjadi collision mis ada aplikasi berbasis multimedia yang menggunakan bandwith besar, dan juga meningkatkan security, sehingga jika ada siswa yang ingin menjalankan program network analyzer untuk melihat paket-paket data yang lewat di kabel, ya jadi susah, karena paling banter hanya bisa ngelihat packet dari komputer lain yang masih dalam satu segment.

Selain itu karena digunakan system Linux Terminal Server/ Client, perlu ada hubungan yang baik dalam soal network, karena kalau tidak, bisa terjadi bottle neck, dalam hal ini, misalkan 48 komputer di lab kom, rame-rame ngejalanin star office + KDE, wah kalau nggak dipecah pecah gini, bisa macet.

Dan mungkin akan disediakan network printer juga, mis HP Laserjet 2100 / kalau di sini (USU) selalu pakai yang 4050 TN atau 4000 N, jadi siswa bisa ngeprint. Hanya dengan sistem networking seperti ini, mudah, karena kalau siswa melewati jatah nya, dia nggak bisa ngeprint lagi, atau musti bayar dulu sejumlah uang, untuk kemudian diinput lagi ke server, sehingga dia bisa ngeprint lagi. [sudah jamannya siswa bisa ngeprint dong ?, hanya dibuat bebas yang terbatas, jadi siswa dibatasi hanya 50 lembar/copies PER semester / tahun misalnya, selebihnya biaya Rp. 400 per lembar gitu].

Kemudian disediakan server juga, a.l yang saya bahas server B, C, dan E. Server B, C berfungsi sebagai Linux Terminal Server, dan juga sebagai basis siswa untuk menyimpan file-filenya di situ, dengan kuota tentunya. Masing-masing server menggunakan exported NFS (Networked File system), sehingga dengan paralel server seperti ini, beban server juga tidak terlalu berat, karena dibagi berdua, sukur-sukur kalau bisa dibagi bertiga.

Ke dua server juga akan di"hubungkan" menggunakan teknik clustering, sehingga mendapat beban yang seimbang, dan masing masing server dihubungkan dengan link 100 Mbps langsung ke main switch, sehingga kecepatan yang didapat akan sangat baik.

Selain itu server E, yaitu database server + NIS, bisa berisi nilai-nilai siswa misalnya + data udah berapa banyak print copies dia pakai + NIS (Network Information Service), karena dengan penabur-net diharapkan siswa yang sekolah di SMUK 1 , kalau mereka mau pakai lab komputer di SMUK 3 ya oke saja, tinggal masukkan username + server NIS nya, dan.......... mereka bisa login, serta ambil file mereka yang tersimpan di server di SMUK 1.

Kalau untuk Tanjung Duren, pakai switchnya mungkin tidak bisa Catalyst WS-C2924-XL-EN, karena kita perlu layer 3 switching juga, seperti Catalyst 4000 Family (4006, 4003 atau 4000 ) atau Catalyst 4840G (Server load balancing and layer 3 switch). atau Catalyst 2948G-L3 Kenapa demikian ? karena di SMUK 1 Jakarta (Tanjung Duren), jaringannya akan sangat kompleks, mengingat di situ ada kantor pengurus, kantor pendidikan (AVA), STM, SMF, SMEAK, ada UKRIDA dan juga SMUK 1 sendiri, yang masing masing ada gedung-gedungnya.

Nah pada suatu saat mungkin kita mau agar traffic Ukrida dilokalisir saja di tempatnya, karena dia nggak mau ikutan Penabur-Net misalnya. Nah kita

Page 50: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

perlukan ACL (Access Control List) yang ada pada layer 3 switch ? (CMIIW), dan juga mis per port input rate limiting, jadi kalau mis. trafik dari Ukrida tinggi sekali, padahal dia nggak ikutan Penabur-Net, nah kita bisa batasi atau juga mis kantor pengurus minta agar jaringan di situ TIDAK bisa diakses oleh user lain dari jaringan lain, mis SMUK 1, Ukrida, dsb. tapi mereka (pengurus) bisa akses keluar (baca: akses internet), nah ini bisa dilakukan juga, mis karena Pengurus takut jaringannya diobok-obok user tidak dikenal, dsb.

Memang lebih canggih sih, tapi biaya juga lebih mahal untuk Catalyst nya. Bagaimana nih Pak Hogan ? ada salah tulis ?

From: Hogan Kusnadi ([email protected]) Date: Mon, 29 Jan 2001 14:17:31 +0700

Secara umum design network yang dikemukakan Irwan sudah baik. Pemakaian switch untuk koneksi ke ke server memang diperlukan untuk network yang agak kompleks. Karena dengan menggunakan switch maka tiap jalur mendapat dedicated 10 MBPS dan segmentasi dapat dikonfigure via software. Koneksi ke server bisa diberikan jalur cepat dengan 100 MBPS. Untuk bagian network yang network traficnya cukup besar (umumnya berkaitan dengan pemakaian grafical application) bisa dipertimbangkan menggunakan switch juga. Pertimbangan akhirnya adalah perbandingan antara price dan performance yang diinginkan, serta budget yang tersedia (atau dapat dialokasikan).

Saya sependapat dengan Irwan, bahwa sebisa mungkin design awal dilakukan sebaik mungkin dengan mempertimbangkan kebutuhan dan perkembangannya (yang mungkin diantisipasi) sehingga dapat memudahkan dalam pengembangan lanjutannya. Memang dengan cara begini ada beberapa komponen/peralatan yang perlu dibeli dengan lebih mahal pada awalnya tetapi secara keseluruhan dapat lebih menghemat pada jangka panjangnya. Penghematan juga tidak semata-mata dalam bentuk uang, tetapi bisa juga dalam bentuk penghematan indirect cost seperti berkurangnya bongkar pasang, atau penambahan value seperti pengembangan yang lebih lancar, implementasi yang lebih cepat, service yang lebih baik.

Mungkin agar dapat diperoleh dukungan budget dari yayasan, diperlukan tahapan awal yang dapat memberikan nilai tambah yang dirasakan penting oleh yayasan sehingga yayasan termotivasi untuk mau melakukan investasi tahapan-tahapan selanjutnya.

Yang perlu diperhatikan juga adalah team yang akan mengimplementasikan karena merekalah yang akan mengimplementasikan dan melakukan maintenance secara rutin sehingga dapat menjamin bahwa network yang dibangun dapat beroperasi optimal.

Untuk Cisco, kebetulan UniPro adalah salah satu premium partner Cisco, jadi saya bisa bantu bicarakan ke Cisco Indonesia agar penabur bisa dipertimbangkan untuk mendapat perlakuan khusus.

Jadi memang dibutuhkan team work yang baik (sisi teknis maupun non teknis) agar rencana besar ini bisa terlaksana.

Page 51: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Salam, Hogan

BUKU-BUKU CISCO

Date: Sun, 28 Jan 2001 00:25:30 -0700 From: Irwan Hadi ([email protected])

Buku networking yang saat ini sudah dibeli dalam rangka meningkatkan ilmu kalau penabur-net jadi diterapkan.

1. Cisco Switched Internetworks : Vlans, Atm & Voice/Data Integration (Cisco Technical Expert) Chris Lewis [http://www.amazon.com/exec/obidos/ASIN/0071346465/qid%3D980666431/107-7755584-5896530]

2. Building Scalable Cisco Networks: Prepare for CCNP and CCDP Certification with the Official Cisco BSCN Coursbook Catherine Paquet, Diane Teare, Thomas M. Kelly [http://www.amazon.com/exec/obidos/ASIN/1578702283/o/qid=980665959/sr=8-1/ref= aps_sr_b_1_1/107-7755584-5896530]

3. BCRAN: Building Cisco Remote Access Networks, Course Companion (with CD-ROM) Thomas M. Thomas II, Adam Quiggle [http://www.amazon.com/exec/obidos/ASIN/0072124806/qid%3D980666083/107-7755584 -5896530]

4. CCIE Professional Development: Routing Tcp/Ip Jeff Doyle [http://www.amazon.com/exec/obidos/ASIN/1578700418/qid%3D980666172/107-7755584 -5896530]

5. CCNP: Cisco Internetwork Troubleshooting Study Guide Kevin Hales, Robert Padjen, Todd Lammle, Cormac S. Long [http://www.amazon.com/exec/obidos/ASIN/0782125360/qid=980666314/sr=1-3/ref=sc _b_3/107-7755584-5896530]

6. Practical Cisco Routers Joseph W. Habraken, Joe Habraken [http://www.amazon.com/exec/obidos/ASIN/0789721031/qid=980666473/sr=1-3/ref=sc _b_3/107-7755584-5896530]

Page 52: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Irwan Hadi Budiman Penabur-Net Tanjung Duren Desain Main Switch

Main Switch Main Distributions

Dalam banyak hal semua yang disebut utama (english: main) adalah yang paling penting, dan biasa paling diperhatikan. Sama juga dalam kasus networking, main switch dari network suatu organisasi / badan / lokasi adalah yang paling penting, karena hampir semua data berlalu lalang pada switch ini, dimana jelas jika switch ini mengalami gangguan, maka effectnya akan sangat besar, seperti sebagian besar users tidak bisa mengakses data, juga tangible (biaya yang bisa dinilai dengan uang) dan intangible cost (biaya yang tidak bisa dinilai dengan uang) juga besar. Contoh tangile cost adalah harus buru buru cari switch pengganti, dimana bisa saja kita mendapat harga yang kemahalan, yang jauh dari harga pasaran, sedang biaya intangible costnya adalah dengan tidak bisanya system diakses, maka tingkat produksivitas menurun drastis sampai network (switch) selesai diperbaiki. Tentu bisa dibayangkan jika crash ini terjadi pada saat terjadi kita menjadi tuan rumah suatu seminar komputer, tentu akan malu luar biasa juga, karena itu dana yang diinvest untuk main switch sudah sebaiknya adalah dana yang terbaik sehingga kita bisa menggunakan switch yang cukup baik.

Selain itu, karena fungsinya sebagai main switch, tentu saja bebannya cukup berat, karena data yang didistribusikan juga besar dari banyak sub sub network, seperti tampak pada gambar di bawah :

Page 53: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Cisco Catalyst 4003

Dalam desain ini digunakan Cisco Catalyst 4003, dengan alasan sebagai berikut :

1. Cisco Catalyst 4003 adalah modular switch, dimana kita bisa memodifikasi ini switch untuk menghandle jaringan yang semakin kompleks, misalnya kita membutuhkan jaringan gigabit ethernet, maka kita tinggal mengganti module fast ethernet dengan module gigabit. Dan juga jika terjadi kerusakan, maka kita tidak perlu ganti satu switch, tapi cukup ganti module yang rusak saja, dimana tentunya lebih efektif.

2. Cisco Catalyst adalah satu saudara dengan Cisco Catalyst 5000 series dimana memiliki fasilitas yang mirip dan juga memiliki kemampuan layer-3 switching, yang akan meningkatkan unjuk kerja dari jaringan secara keseluruhan.

3. Memiliki kemampuan transfer data yang lebih baik dibanding versi yang lebih rendah, seperti 2924-XL, 3524-XL, serta

4. Siap untuk mendukung IP Telephony.

Jadi pada kesimpulannya untuk perangkat yang critical seperti switch ini, apalagi dilihat fungsinya sebagai main switch adalah bijak jika melakukan investasi yang cukup baik untuknya untuk menghindarinya terjadinya kerugian baik dalam bentuk tangible dan intangible cost.

Page 54: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

Irwan Hadi Budiman Penabur-Net Tanjung Duren Segitiga Pendidikan-Net Di Grogol

Segitiga Emas Pendidikan-Net Kita sudah banyak mendengar kata segitiga dalam hidup sehari hari, misalnya ada segitiga Senen yang sempat ribut beberapa tahun yang lampau sekitar tahun 1988 karena perumahan rakyat di situ akan digusur untuk dibangun apa yang disebut Atrium Senen sekarang ini. Ada juga segitiga emas di daerah Jendral Sudirman di Jakarta, yang merupakan daerah strategis serta daerah yang memiliki biaya sewa bangunan/ harga tanah yang cukup tinggi. Banyak kantor kantor yang berada di kawasan "segitiga emas" ini.

Di luar Indonesia sendiri, kita mengenal ada segitiga bermuda misalnya, daerah yang "angker" katanya, karena dipercaya tempat tenggelamnya kota Atlantis, dan banyak kejadian kejadian aneh di situ, mis. kapal terbang yang bisa hilang dan tidak ditemukan kembali. Selain itu segitiga banyak dikenal oleh siswa siswa kita, karena adanya pelajaran khusus menyangkut si segitiga ini, yang disebut trigonometri. Jadi dengan kata lain segitiga adalah bentuk yang "keramat".

Jika kita melihat daerah Grogol di situ sebetulnya bisa dibangun sebuah segitiga juga, hanya dalam hal ini adalah segitiga pendidikan-net, dimana di Grogol terletak tiga kompleks pendidikan yang cukup terkenal, yaitu kompleks Tanjung Duren tempat SMUK 1, dan Ukrida, kompleks Universitas Tarumanagara dan kompleks Universitas Trisakti.

Saya memikirkan jika ketiga kompleks pendidikan itu dengan total siswa paling tidak mencapai sekitar 40,000 jika bisa dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan Wavelan, karena relatif antara satu kompleks dengan kompleks lain tidak ada gedung tinggi yang menghalangi, sehingga penerapan wavelan adalah sangat mungkin, kita dapat membuat sebuah Pendidikan-Net tahap I. Efek yang didapat dari saling tukar menukar informasi antara ketiga kompleks pendidikan itu adalah sangat berguna, misalnya membuat siswa dari jurusan teknik informasi atau teknik industri dari masing masing lembaga pendidikan bisa saling berkomunikasi, saling bekerja sama dalam membuat proyek. Bisa juga dipakai untuk membuat perpustakaan online bersama, atau juga pengaksesan buku buku perpustakaan secara bersama sehingga dengan model kerja sama ini, jumlah buku buku yang dobel dobel di masing masing perpustakaan dapat dikurangi, dan juga menambah keragaman buku yang ada.

Selain itu keuntungan lainnya bagi pihak siswa adalah membuat siswa siswa jurusak Teknik Informatika / Elektro dari masing masing univ dengan peminatan komputer dapat mendapatkan pengalaman baru dalam mendesain system networking bagi sekolahnya, dan diharapkan mampu bersaing pada saat dimulainya AFTA (Asian Free Trade Agreement) yang akan berlaku pada tahun 2003, dan dapat dibuat menjadi semacam kerja praktek dalam mendesain, merancang system..

Keuntungan bagi pihak univ, sekolah , dan siswa adalah dalam pendidikan-net / penabur-net ini semua system (server, workstation) dirancang menggunakan Linux

Page 55: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

yaitu sebuah open source operating system, dan bisa didapatkan tanpa harus membayar license seperti MS-Windows, dan tidak memiliki license yang menjirat, sehingga cukup baik efeknya bagi siswa, dan bagi sekolah turut mengurangi penggunaan software bajakan di lingkungannya, sehingga tidak perlu takut digrebek karena menggunakan software bajakan dan dikenai denda cukup mahal, pada saat AFTA dan undang undang HAKI sudah berjalan seperti bisa dilihat disini, dan juga menurunkan biaya sewa bandwith yang harus dipikul per kompleks, karena misalkan kita membuka sambungan T1 (1.5 Mbps) dengan besar biaya sebesar 2X Rp. 33.600.000,- seperti bisa dilihat di sini, maka per siswa dengan total siswa di assume sebesar 30.000 orang, hanya akan sekitar Rp. 2.240,- per bulan atau sekitar Rp. 600,- per minggu, atau juga bisa memperkenalkan dan membuat siswa aktif berinteraksi dengan software software yang umum digunakan di USA seperti PSPICE, MAPPLE, MathLab, dsb. yang harganya cukup mahal, tapi kalau dishare bersama maka total harga akan lebih murah, dan juga membantu siswa agar lebih siap dan memiliki standar ke-professionalan yang setaraf dengan mereka yang lulusan dari luar negeri.

Screenshots dari Linux sendiri bisa dilihat di http://www.linux-mandrake.com/en/fscreenshots.php3 , yang tampak cukup manis, dan tidak terlalu berbeda dibanding Windows.

Kita perlu mengingat bahwa kita tidak akan selamanya bisa bersikap statis, apalagi di era informasi sekarang ini, dimana perubahan dalam bidang TI bisa terjadi dalam hitungan detik. Kita harus mengikuti perubahan ini, atau resikonya adalah lulusan kita tidak siap bersaing di era AFTA, dan hanya menjadi pengangguran saja, yang tentunya tidak kita harapkan bukan ? karena mereka tidak memiliki nilai lebih dan juga daya saing di bagi pihak penyedia pekerjaan.. Sebagai contoh tidak sedikit para mahasiswa yang di tahun terakhir selalu bingung karena mereka setelah lulus mau ngapain, karena mereka tidak memiliki kemampuan lebih, dan juga tidak siap bersaing.

Dengan kita memajukan TI di masing masing kompleks di segitiga "emas" pendidikan itu maka mereka dapat melihat keadaan di luar apa yang pihak penyedia pekerjaan seperti industri mengharapkan, serta mengikuti bursa bursa kerja online, mendapat informasi atau ide ide dari internet berupa buku buku, journal online yang sulit didapat di Indonesia sehingga mereka bisa kembangkan atau terapkan atau pelajari, dan memiliki kemampuan untuk ikut berinteraksi di dunia internet itu, tidak hanya bisa menjadi penonton saja, tapi bisa menjadi pelaku, atau bahkan menjadi pengembang.

Seterusnya jika segitiga pendidikan ini sudah terbentuk, maka akan mudah menularkan efek kartu domino bagi sekolah sekolah lain, sehingga mereka bisa turut bergabung dan turut mendapat berkah sehingga paling tidak para mahasiswa dari Indonesia memiliki kemampuan TI yang cukup dan tidak kalah bersaing di era global ini. Pertanyaannya adalah, seberapa cepat kita harus bergerak, karena AFTA dimulai tahun 2003, sedang kita sekarang berada pada tahun 2001, yang berarti tinggal 2 tahun lagi untuk mengejar ketinggalan kita dibanding negara lain.

Teknis

Desain pendidikan-net mengutamakan penggunaan Linux, dengan alasan Linux adalah software yang bersifat *free*, dimana pengertian *free* di sini adalah open

Page 56: PRESTASI IRWAN HADI BUDIMAN

source, bukan lah gratis, karena kita perlu membeli CD nya sekalipun harganya murah, dan juga tidak memiliki license yang mengikat seperti pada Windows, sehingga sangat cocok bagi siswa siswa teknik, dan juga bagi mereka yang menyenangi komputer. Selain itu Linux adalah free Unix, dan performance Unix dibanding Windows adalah jauh lebih baik seperti bisa dilihat perbandingan realnya pada site http://www.unix-vs.nt.org/.

Selain itu bagi pihak universitas memaintain system berbasis Unix adalah lebih mudah dibanding memaintain system berbasis Windows, karena user dapat dibatasi apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya, serta sistem Unix relatif bebas dari virus (sekalipun ada virus, maka virus itu dengan hirarki yang dimiliki sistem Unix, maka virus itu hanya bisa menginfeksi user yang bersangkutan, dan tidak bisa sama sekali menginfeksi user user lain yang ada pada system seperti biasa kita hadapi pada Windows based system.)

Perencanaan

Setelah infrastruktur jaringan sudah selesai dibangun terutama di masing masing lokasi, dimana ini adalah hal yang paling crucial mengingat tanpa adanya infrastruktur yang baik maka sistem yang dibuat akan menjadi useless, maka perlu disediakan sekitar 10 komputer untuk membuat suatu cluster dengan konfigurasi utama yaitu memiliki memory sekitar 256 Mega Bytes sampai 512 Mega Bytes dengan media penyimpanan 3 X hard disk 9.1 Gb dengan RAID 5 dan sebuah switch berkapasitas cukup tinggi yaitu Cisco Catalyst 4003 atau setidaknya Cisco Catalyst 3512-XL dengan kemampuan transfer data yang sangat cepat antara port port pada switch seperti bisa dilihat perbandingannya di http://www.cisco.com/warp/public/cc/pd/si/casi/ca2900/prodlit/lansw_st.htm.

Gabungan 10 komputer ini digabungkan sehingga menjadi suatu "superkomputer" kecil, yang dipakai oleh siswa siswa dari univ univ yang bergabung di dalam grogol-net ini. Contoh software software yang bisa diinstall di dalam cluster ini adalah MathLab, Mapple, Pspice, VHDL, yang license nya cukup mahal tapi sering dipergunakan bagi mereka yang berkecimpung di dunia teknik, khususnya teknik elektronika. Selain itu dengan siswa memiliki account pada cluster ini, mereka juga bisa mengaksesnya dari rumah misalnya jika mereka menggunakan Linux, mereka bisa mengakses GUI (Graphical User Interface) dari cluster menggunakan perintah $X -query hostname (jika pada server telah dirun XDM) atau untuk Pspice, mereka bisa mengaksesnya menggunakan telnet atau SSH dengan text mode.

Dengan dibentuknya cluster seperti ini, kebutuhan mesin mesin mahal seperti IBM AS/400 bisa dikurangi, karena dengan menggabungkan tenaga 10 komputer yang membentuk cluster itu dapat mengalahkan kemampuan dari single IBM AS/400, serta keuntungan lainnya adalah siswa siswa dari universitas lain dapat turut menggunakannya.