presentasi tht
DESCRIPTION
kTRANSCRIPT
ANATOMI, FISIOLOGI, & PEMERIKSAAN TELINGA
Oleh
Adhika Manggala Dharma
012106064
ANATOMI TELINGA
PEMBAGIAN
AURIS EXTERNA
Daun telinga (Auricula/Pinna)o Tulang rawan elastin & kulito Fungsi : menghantarkan suara masuk ke dalam
liang telinga
Liang telinga (Canalis Auditorius Eksterna)o Berbentuk seperti huruf So 1/3 lateral : pars kartilago, terdapat rambut, kelenjar
serumenosa,sudorifera,sebaseao 2/3 medial : tulang ; pars osseao Panjang 2,5-3cmo Penyempitan (ishtmus) pada junctura cartilago ossea
AURICULA• Innervasi : Nervus auriculotemporalis
Nervus occipitalis minorNervus auricularis majorRamus auricularis nervi vagiNervus facialis
• VaskularisasiArteri : a.temporalis superficialis
Ramus auricularis profundus a.maxilaris
a.Auricularis posterior
Vena : v.temporalis superficialis bermuara ke v.jugularis interna
v.auricularis posterior bermuara ke v.jugularis ekterna
CANALIS AUDITORIS EKSTERNA
VascularisasiArteri :o Cabang a.auricularis posterioro a.Auricularis profunda cabang a. maxillaris interna
bagian pertamao a.Auricularis anterior cabang a.temporalis
superficialisVena :o Bergabung dg aliran vena dari auricular
Innervasi r. Auricularis n.vagus (n.arlondii)
saraf ini kadang2 membawa serabut dr n.fasialis r. Auriculotemporalis n.mandibularis
AURIS MEDIA
• Auris Media berbentuk kubus dengan :
Batas luar : Membran timpani
Batas depan : Tuba eustachius
Batas Bawah : Vena jugularis (bulbus jugularis)
Batas belakang : Aditus ad antrum, kanalis fasialis pars
vertikalis.
Batas atas : Tegmen timpani (meningen / otak )
Batas dalam : Berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semi
sirkularis horizontal, kanalis fasialis,tingkap lonjong (
oval window),tingkap bundar (round window) dan
promontorium.
MEMBRAN TIMPANI• Bentuk oval, posisi miring (obliq).• Lapisan : cuticular, fibrous, mucosa.• Vaskularisasi : a.maxillaries, a.auricularis posterior.• Innervasi: n.auriculotemporalis, n.vagus,
n.tympanicus.
Terdiri dr 2 pars, yaitu :•Pars flaksida (lunak) st.kutaneum st.mukosum•Pars tensa (tegang) st.kutaneum st.fibrosum (sirkuler & radier) st.mukosum
•Dibagi 4 kuadran :o Anterosuperioro Anteroinferioro Posterosuperioro posteroinferior
I. Antero-SuperiorII. Antero-InferiorIII. Postero-
InferiorIV. Postero-
Superior
Bayangan penonjolan bagian bawah maleus disebut Umbo.Dari umbo bermula suatu reflek cahaya (cone of light) ke arah bawah, yaitu pukul 7 untuk membrane timpani kiri dan pukul 5 untuk membrane timpani kanan.
CAVUM TIMPANI
• Merupakan suatu rongga• Isi cavum timpani :
– Ossicula auditiva : maleus, inkus, stapes– Ligamentum : lig. maleularis lateral et superior,
lig. inkudis posterior– Tendo : M. tensor timpani, M. Stapedius– Saraf : chorda timpani & N. stapedius (cab. N. fasialis)
OSSICULA AUDITIVAMaleus• Caput : bersendi dg corpus incudis• Collum : ter dpt disebelah pars flaccida membrana tympani• Manubrium : tmpt insertion m.tensor tympani
margo lateralisnya melekat pd membrane tympani• Procc.lateralis : melekat pd bag. Atas membrana tympani
Incus• Corpus incudis : bersendi dg caput mallei• Crus longum : bersendi dg caput stapedii• Crus brevis : berhub. Dg recessus epitympanicus
Stapes• Caput stapedis : bersendi dg incus• Collum stapedis : tmpt insertio tendo m.stapedius• Crus anterius&posterius: dicabangkan dr collum stapedis• Basis stapedis : difiksasi pd fenestra vestibuli o/ cincin-cincin
serabut ligamen
Menghubungkan daerah nasofaring dengan cavum timpani
Terdiri 2 pars : pars osseus: 1/3 bagian lateral (±
12 mm) Parscartilaginosa/membranasea:
2/3 bagian medial (± 24 mm) dan selalu tertutup
Fungsi : Mengatur tekanan di telinga Mengatur tekanan di telinga
tengahtengah Drainage cairan dari telinga tengahDrainage cairan dari telinga tengah Proteksi kuman dari nasofaring ke Proteksi kuman dari nasofaring ke
telinga tengahtelinga tengah
TUBA EUSTACHII
Pada anak lebih pendek, lebih lebar, dan horizontal (< 9 bln : 17,5 mm). Oleh karena itu pada anak sering alami otitis media acute karena kuman mudah masuk. Pada dewasa 37,5 mm.
MASTOID
• Melekat : m. sternokleidomastoideus dan m. digastrikus venter posterior.
• Mengandung rongga-rongga udara yang disebut selulae-selulae dan berhubungan dengan Anthrum. Antrum adalah penghubung os mastoid dengan cavum timpani
AURIS INTERNA
Terdiri dari :
1. Labyrinth ossea Cochlea Vestibulum Kanalis semisirkularis
2. Labyrinth membranaceae Duktus cochlearis : di dalam cochlea Saculus dan utriculus : di dalam vestibuli Duktus semisirkularis : di dalam kanalis
semisirkularis
G am bar lab irin :
LABYRINTH OSSEA
A. Cochlea Berbentuk konus (seperti rumah keong) Modiolus adalah tulang pusat, sebagai sumbu dimana
cochlea melingkar seperti spiralis Membrane basilaris membagi saluran didalam cochlea
menjadi dua (scala timpani dan scala vestibuli) dan saling berhubungan di apeksnya
Penampang melintang koklea terdiri tiga bagian yaitu:1. Skala Vestibuli
• Kompartemen atas, mengikuti kontur bagian dalam spiral.• Cairan di dalamnya disebut perilimfe.2. Duktus Koklearis. • Dikenal sebagai skala media yang membentuk
kompartemen tengah.• Cairan di dalamnya disebut endolimfe3. Skala Timpani. • Kompartemen bawah mengikuti kontur luar spiral.• Cairan di dalamnya disebut Perilimfe.• Daerah di luar ujung Duktus Koklearis tempat cairan di
kompartemen atas dan bawah berhubungan disebut Helikoterma.
b. Vestibulum• Letaknya diantara cochlea (depan) dan
canalis semicircularis (belakang).• Isi
• Sacculus bereaksi terhadap gerakan vertikal /linier vertikal
• Utriculus bereaksi terhadap gerak horizontal /linier horisontal
c. Kanalis Semisirkularis• Berfungsi dalam keseimbangan kinetik• Terdiri dari 3 buah canalis
• Anterior• Posterior• Lateral
• Mendeteksi akselerasi (percepatan) atau deselerasi (perlambatan) anguler kepala, misalnya ketika memulai atau berhenti berputar, jungkir balik, atau memutar kepala.
FISIOLOGI TELINGA
FISIOLOGIEnergi bunyi ditangkap oleh daun telinga dalam
bentuk gelombang
Dialirkan melalui udara/tulang ke koklea menggetarkan membran timpani
Diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui :
- daya ungkit tulang pendengaran
-perkalian perbandingan luas Membran Timpani & Oval Window
Menggerakkan Oval Window
Perlimfe pada skala vestibuli bergerak
Getaran diteruskan ke skala media mendorong Endolimfe
Menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris & membran tektoria
Ini merupakan proses rangsangan mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel2 rambut
Kanal ion terbuka lepas ion bermuatan listrik dari badan sel
Menimbulkan proses depolarisasi sel rambut melepaskan neurotransmitter menimbulkan potensial aksi pada saraf
auditorius
Dilanjutkan ke nukleus auditorius ke korteks pendengaran (area broca 39 & 40) di
lobus temporalis
FISIOLOGI KESEIMBANGAN
Aparatus Vestibular• Aparatus vestibular: utrikulus, sakulus & duktus
semisirkularis• Fungsi sebagai sensasi posisi ruang dan selama gerakan.• Seseorang berjalan ke depan bagian atas
membran otolit tertinggal ke belakang rambut menekuk ke belakang (arah berlawanan dengan gerakan kepala) kecepatan berjalan dipertahankan lapisan gelatinosa menyusul bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kepala rambut tidak menekuk.
• Orang tersebut berhenti berjalan lapisan otolit secara singkat terus bergerak ke depan melambat berhenti
• URTIKULUS Mendeteksi akselerasi/ deselerasi linier horizontal, tapi tidak informasi gerakan lurus yang berjalan konstan.
• SAKULUS Berespon terhadap kemiringan kepala yang menjauhi posisi horizontal (misalnya bangun dari tepat tidur) dan terhadap akseleras & deselerasi linier vertikal (loncat/dalam lift).
• Gerakan akselerasi dan deselerasi anguler atau rotational kepala endolimf duktus semisirkular bergerak kupula bergerak sesuai gerakan kepala stereosilia sel rambut bergerak nervus vestibular nervus vestibulokoklear impuls ke otak
PEMERIKSAAN FISIK TELINGA
ANAMNESIS TELINGA
KELUHAN UTAMA
1. Gangguan pendengaran/pekak (tuli)2. Suara berdenging/berdengung (tinitus)3. Rasa pusing yang berputar (vertigo)4. Rasa nyeri di dalam telinga (otalgia)5. Keluar cairan dari telinga (otore)
Gangguan Pendengaran (Tuli)
• Sejak kapan ?• Gangguan pendengaran sejak bayi ?• Satu telinga/dua telinga ?• Timbul tiba-tiba/bertambah berat secara
bertahap dan sudah lama diderita ?• Riwayat trauma kepala, telinga
tertampar, trauma akustik, terpajan bising ?
• Apakah gangguan ini lebih terasa ditempat bising atau yang lebih tenang ?
Telinga Berbunyi (tinitus)
• Sejak kapan ?• Suara berdengung / berdenging ?• Dirasakan di kepala atau di telinga ? • Pada 1 atau 2 telinga ?• Disertai gangguan pendengaran ?• Pusing berputar ?
Rasa Pusing yang Berputar (vertigo)
• Gangguan keseimbangan dan rasa ingin jatuh?
• Rasa mual?• Muntah?• Rasa penuh di telinga?• Telinga berdenging ?• Posisi kepala ? berkurang bila
berbaring dan akan timbul bila bangun dengan gerakan yg cepat
Rasa Nyeri dalam Telinga (otalgia)
• Kanan/kiri/kedua telinga?• Sudah berapa lama?• Nyeri alih ke telinga gigi, sendi
mulut, dasar mulut, tonsil, tulang servikal
Keluar Cairan dari Telinga (otorea)
• Apakah sekret keluar dari satu/dua telinga?
• Disertai rasa nyeri atau tidak?• Sudah berapa lama?• Sekret sedikit/banyak? yang sedikit
dari infeksi telinga luar, yg baynak & mukoid dari telinga tengah
• Baunya seperti apa? bau busuk dapat karena kolesteatom
• Barcampur darah infeksi akut yg berat/tumor
• Cairan seperti air jernih LCS
Pemeriksaan Telinga OtoskopiTujuan :
Memeriksa Meatus Acusticus Eksterna dan Membran Timpani dengan meneranginya memakai cahaya lampuAlat :
- Lampu kepala Van Hasselt ( dengan listrik )
- Otoskop dengan baterai- Spekulum telinga- Alat penghisap- Hak tajam- Pemilin kapas- Forsep telinga- Balon Politzer- Semprit telinga
• Cara Memakai Lampu Kepala– pasang lampu kepala, sehingga
tabung lampu berada di antara kedua mata
– letakkan telapak tangan pada jarak 30 cm di depan mata kanan
– mata kiri ditutup– proyeksi tabung harus tampak
terletak medial dari proyeksi cahaya dan saling bersinggungan
– diameter proyeksi cahaya kurang lebih 1 cm
• Cara Duduk- Penderita duduk di depan pemeriksa- Lutut kiri pemeriksa berdempetan dengan lutut kiri penderita- Kepala dipegang dengan ujung jari- Waktu memeriksa telinga yang kontra lateral, hanya posisi kepala penderita yang diubah- Kaki, lutut penderita dan pemeriksa tetap pada keadaan semula
•Prinsip otoskop : otoskop dipegang dgn tangan kanan untuk memeriksa telinga kanan dan sebaliknya.
Tes GarputalaA. Rinne Test• Membandingkan konduksi
tulang dgn konduksi udara. • Garputala dibunyikan dan
pangkalnya ditekankan pd tulang mastoid px. Ia disuruh mendengarkan bunyinya. Bila tdk terdengar lagi, garputala segera didekatkan pd MAE.
• Normal, konduksi udara lbh baik drpd konduksi tulang. Didptkan juga pd tuli perseptif/ tuli saraf. Tuli konduktif, konduksi tulang lbh baik (getaran tdk terdengar lg).
• Jika msh terdengar bunyi, maka konduksi udara lbh baik drpd konduksi tulang, Rinne (+).
B.Schwabach Test– Membandingkan
pendengaran px dengan pemeriksa yg dianggap normal.
– Garputala dibunyikan, kmdn ditempatkan di dekat telinga px. Stl px tdk mendengarkan bunyi lg, garputala ditempatkan di dekat telinga pemeriksa.
– Bila msh terdengar bunyi o/ pemeriksa, maka dikatakan bahwa schwabach lbh pendek (u/ konduksi udara), kmdn garputala dibunyikan lg & pangkalnya ditekankan pd tulang mastoid px. Disuruh ia mendengarkan bunyinya. Bila sudah tdk mendengar lg, maka garputala ditempatkan di tulang mastoid pemeriksa. Bila pemeriksa msh mendengarkan bunyinya maka dikatakan schwabach (u/ konduksi tulang) lbh pendek.
C. Weber Test– Garputala yg dibunyikan
ditekankan pangkalnya pd dahi px, tepat dipertengahan, kmdn mintalah px u/ membandingkan getaran tsb (lbh terasa di kanan/ kiri).
– Normal, akan didengar/ dirasakan ditengah.
– Jk tdp pean pendengaran 1 sisi krn pykt telinga tengah/ tuli konduksi, maka akan dirasakan pd sisi yg terkena, sdkan pd tuli saraf getaran akan dirasakan di sisi telinga yg normal.
– Tes weber berlateralisasi ke kiri (atau ke kanan), bila bunyi lbh keras terdengar di telinga kiri (atau kanan)
Pemeriksaan Saraf Vestibularis
A. Kalori Test– Berfungsi untuk mengetahui apakah keadaan labirin
normal, hipoaktif/ tdk berfungsi.
– Kepala px diangkat ke belakang 60º. Tabung suntik 20 cc diisi dgn air 30ºC, disemprotkan ke liang telinga, shg gendang telinga tersiram kira-kira 20 detik. Amati bola mata px, ada nistagmus atau tdk. Bila telinga kiri yg dipanaskan maka nistagmus ke kiri
– Telinga yg satu diberi 5 ml air es diinjeksikan ke telinga scr lambat. Amati ada nistagmus atau tdk. Jika tdk ulangi. Jk msh blm berarti labirin tdk berfungsi. Bila telinga kiri yg didinginkan maka nistagmus ke kanan, krn air yg disuntikkan lbh dingin dari suhu badan)
– Catatlah arah gerak nistagmus, frekuensi (biasanya 3-5x/ detik) & lamanya nistagmus berlsg (biasanya ½ - 2 menit) tiap org beda.
B. Romberg Test• Px berdiri dgn kaki yg satu di
depan kaki yg lainnya. Tumit kaki yg satu berada di depan jari kaki yg lainnya, lengan dilipat pd dada & mata kmdn ditutup. Org yg normal mampu berdiri dlm sikap romberg yg dipertajam selama 30 detik/ lebih.