presentasi permen esdm no 28 th 2009
DESCRIPTION
Presentasi Permen Esdm No 28 Th 2009TRANSCRIPT
-
PERMEN ESDM NO 28 TAHUN 2009
TENTANG
PENYELENGGARAAN USAHA JASA
PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
Oleh :
Kelompok 4
1.Robin Pakpahan (15461015)
2. Surahman (15461016)
3. Tangguhana (15461017)
4. Zainul Muttaqin (15461018)
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
PENDAHULUAN
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
PenyelenggaraanPenguasaan Pertambangan(Mining Right)
BANGSA INDONESIA
NEGARA
PEMERINTAH PROVINSITanggungjawab pengelolaan lintas
Kabupaten dan/atau berdampak regionalPerda
PEMERINTAH KABUPATEN / KOTATanggungjawab pengelolaan di
Wilayah Kabupaten/KotaPerda
PELAKU USAHA BUMN / BUMD Badan Usaha Lain
KoperasiPerorangan
PEMERINTAH Penetapan Kebijakan dan Pengaturan Penetapan Standar dan Pedoman Penetapan Kriteria pembagian Urusan Pusat dan Daerah Tanggungjawab pengelolaan minerba berdampak
nasional dan lintas provinsi
Hak Pengusahaan(Economic Right)
Kepemilikan(Mineral Right)
Penguasaan+
Des
entr
alis
asi
+ D
eko
nse
ntr
asi
Un
dan
g-Un
dan
gPERTAMBANGAN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN NKRI
-
KETENTUAN UMUM (Pasal 1)
1. Jasa Pertambangan adalah jasa penunjang yang berkaitan dengan kegiatan
usaha pertambangan.
2. Usaha Jasa Pertambangan adalah usaha jasa yang kegiatannya berkaitan
dengan tahapan dan/atau bagian kegiatan usaha pertambangan.
3. Usaha Jasa Pertambangan Non Inti adalah usaha jasa selain usaha jasa
pertambangan yang memberikan pelayanan jasa dalam mendukung kegiatan
usaha pertambangan.
4. Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral
atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi,
studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan serta pascatambang.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
KETENTUAN UMUM (Pasal 1)
5. Izin Usaha Jasa Pertambangan, yang selanjutnya disebut IUJP, adalah izin yang
diberikan kepada Pelaku Usaha Jasa Pertambangan untuk melakukan kegiatan
usaha jasa pertambangan.
6. Surat Keterangan Terdaftar, yang selanjutnya disebut SKT, adalah surat
keterangan tanda terdaftar yang diberikan kepada Perusahaan Usaha Jasa
Pertambangan Non Inti.
7. Klasifikasi adalah penggolongan bidang usaha jasa pertambangan berdasarkan
kategori konsultan, perencana, pelaksana dan pengujian peralatan.
8. Kualifikasi adalah penggolongan usaha jasa pertambangan berdasarkan
kemampuan jenis usaha jasa pertambangan yang dapat dikerjakan.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
KETENTUAN UMUM (Pasal 1)
9. Badan Usaha adalah setiap badan hukum yang bergerak dibidang pertambangan yang
didirikan berdasarkan hukum lndonesia dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
10. Perusahaan Jasa Pertambangan Lokal adalah perusahaan jasa yang berbadan hukum
lndonesia atau bukan berbadan hukum, yang didirikan di kabupaten/kota atau provinsi, yang
seluruh modalnya berasal dari dalam negeri dan beroperasi dalam wilayah kabupatenlkota
atau provinsi yang bersangkutan.
11. Perusahaan Jasa Pertambangan Nasional adalah perusahaan yang didirikan dan berbadan
hukum lndonesia yang seluruh modalnya berasal dari dalam negeri dan beroperasi di wilayah
Republik lndonesia atau di luar wilayah Republik Indonesia.
12. Perusahaan Jasa Pertambangan Lain adalah perusahaan yang didirikan dan berbadan
hukum lndonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
KETENTUAN UMUM (Pasal 2)
Tujuan penyelenggaraan usaha jasa pertambangan adalah :
a) Menunjang kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan;
b) Mewujudkan tertib penyelenggaraan usaha jasa pertambangan dan meningkatkan
kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan;
c) mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi lokal dalam usaha pertambangan
melalui usaha jasa pertambangan dengan mewujudkan kekuatan ekonomi potensial
menjadi ekonomi riil.
Penyelenggaraan usaha jasa pertambangan dilaksanakan dengan memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan Minerba yang meliputi :
Teknis pertambangan, keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan, lindungan
lingkungan pertambangan, serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait
lainnya.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
BENTUK, JENIS DAN BIDANGUSAHA JASA PERTAMBANGAN
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
BENTUK USAHA JASA PERTAMBANGAN (Pasal 3)
Pelaku usaha jasa pertambangan dapat berbentuk :
a) Badan Usaha (BUMN, BUMD, Badan Usaha Swasta yang berbentuk PT )
b) Koperasi, atau
c) Perseorangan (Orang perseorangan, Perusahaan Komanditer, Perusahaan firma)
Berdasarkan wilayah kerjanya :
a. Perusahaan Jasa Pertambangan Lokal ( BUMD, Badan Usaha Swasta yang berbentuk
PT, Koperasi, Perusahaan Komanditer, Perusahaan firma, orang perseorangan) yang
beroperasi di wilayah provinsi, kab/kota tersebut.
b. Perusahaan Jasa Pertambangan Nasional (BUMN, Badan Usaha Swasta yang berbentuk
PT, Orang perseorangan)
c. Perusahaan Jasa Pertambangan Lain.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
JENIS DAN BIDANG USAHA JASA PERTAMBANGAN (Pasal 4)
Pengusahaan Jasa Pertambangan dikelompokkan atas Usaha Jasa Pertambangan dan
Usaha Jasa Pertambangan Non Inti.
Jenis Usaha Jasa pertambangan meliputi :
a. Konsultasi, perencanaan, pelaksanaan dan pengujian peralatan dibidang penyelidikan
umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi pertambangan, pengangkutan, lingkungan
pertambangan, pascatambang dan reklamasi; dan/atau K3
b. Konsultasi, perencanaan, dan pengujian peralatan di bidang penambangan atau
pengolahan dan pemurnian.
Bidang dan sub Bidang Usaha Jasa Pertambangan (Lampiran 1)
Bidang Usaha Jasa Pertambangan Non Inti adalah bidang usaha selain bidang usaha jasa
pertambangan
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
PENGGUNAAN DAN KEGIATANJASA PERTAMBANGAN
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
PENGGUNAAN DAN KEGIATAN JASA PERTAMBANGAN (Pasal 5 - 11)
Pemegang IUP atau IUPK dalam melakukan kegiatan usahanya dapat menggunakan jasa
pertambangan setelah rencana kerja kegiatannya mendapat persetujuan dari Menteri,
gubernur atau bupatilwalikota sesuai dengan kewenangannya.
Pemegang IUP atau IUPK wajib menggunakan Perusahaan Jasa Pertambangan Lokal
dan/atau Perusahaan Jasa Pertambangan Nasional.
Pemegang IUP atau IUPK dapat menggunakan Perusahaan Jasa Pertambangan Lain
Apabila :
1. Tidak terdapat Perusahaan Jasa Pertambangan Lokal dan Nasional
2. Tidak ada Perusahaan Jasa Pertambangan Lokal dan/atau Perusahaan Jasa
Pertambangan Nasional yang mampu secara finansial dan/atau teknis setelah dilakukan
pengumuman ke media massa lokal dan/atau nasional (dengan wajib menerapkan asas
kepatutan, transparan dan kewajaran.)
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
PENGGUNAAN DAN KEGIATAN JASA PERTAMBANGAN (Pasal 5 - 11)
Perusahaan Jasa Pertambangan Lain yang mendapat pekerjaan jasa pertambangan harus
memberikan sebagian pekerjaan yang didapatkannya kepada Perusahaan Jasa
Pertambangan Lokal sebagai sub kontraktor sesuai dengan kompetensinya.
Pemegang IUP atau IUPK dalam menggunakan jasa pertambangan berbentuk orang
perseorangan hanya dapat melakukan kegiatan jenis usaha jasa pertambangan konsultasi
atau perencanaan dan/atau Usaha Jasa Pertambangan Non Inti.
Setiap pemegang IUP atau IUPK yang akan memberikan pekerjaan kepada perusahaan jasa
pertambangan didasarkan atas kontrak kerja yang berasaskan kepatutan, transparan dan
kewajaran.
Pemegang IUP atau IUPK dilarang :
1. Menerima imbalan (fee) dari hasil pekerjaan yang dilakukan oleh pelaku usaha jasa
pertambangan.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
PENGGUNAAN DAN KEGIATAN JASA PERTAMBANGAN (Pasal 5 - 11)
2. Melibatkan anak perusahaan dan/atau afiliasinya (yang mempunyai kepemilikan saham
langsung dengan pemegang IUP atau UPK) dalam bidang usaha jasa pertambangan di
wilayah usaha pertambangan yang diusahakannya, kecuali dengan persetujuan Direktur
Jenderal atas nama Menteri.
Persetujuan Direktur Jenderal atas nama Menteri sebagaimana dimaksud dilakukan
apabila :
a. Tidak terdapat perusahaan jasa pertambangan sejenis di wilayah kabupaten/kota
dan/atau provinsi tersebut; atau
b. Tidak ada perusahaan jasa pertambangan yang berminat atau mampu, berdasarkan
kriteria : (memiliki investasi yang cukup, memiliki modal kerja yang cukup, dan memiliki
tenaga kerja yang kompeten di bidang pertambangan) sesuai dengan yang
dipersyaratkan oleh pemegang IUP atau IUPK.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
PENGGUNAAN DAN KEGIATAN JASA PERTAMBANGAN (Pasal 5 - 11)
Persetujuan tersebut diberikan setelah pemegang IUP atau IUPK melakukan pengumuman
lelang jasa pertambangan ke media massa lokal dan/atau nasional tetapi tidak ada yang
berminat atau mampu secara finansial dan teknis serta menjamin tidak adanya transfer
pricing atau transfer profit dan telah dilaporkan kepada Direktur Jenderal.
Pemegang IUP atau IUPK Operasi Produksi wajib melaksanakan sendiri kegiatan
penambangan, pengolahan dan pemurnian.
Pemegang IUP atau IUPK Operasi Produksi dapat menyerahkan kegiatan penambangan
kepada usaha jasa pertambangan, terbatas pada kegiatan pengupasan lapisan (stripping)
batuan penutup (penggalian, pemuatan dan pemindahan dengan dan/atau didahului
peledakan), dan pengangkutan mineral atau batubara.
Dalam penggunaan Jasa pertambangan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemegang
IUP atau IUPK, yang meliputi : aspek teknis pertambangan, K3 pertambangan, dan
lindungan lingkungan pertambangan.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
TATA CARA PENYELENGGARAAN USAHA JASA PERTAMBANGAN
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
KLASIFIKASI DAN KUALIFIKASI (Pasal 12 14)
Pelaku Usaha Jasa Pertambangan harus mendapatkan klasifikasi dan kualifikasi dari
lembaga independen yang dinyatakan dengan sertifikat.
Apabila lembaga independen belum terbentuk, maka klasifikasi dan kualifikasi dilakukan oleh
Menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
Klasifikasi Usaha Jasa Pertambangan terdiri atas : konsultan, perencana, pelaksana dan
penguji peralatan, pada bidang jasa pertambangan.
Kualifikasi usaha jasa pertambangan terdiri atas :
a. kualifikasi besar apabila memiliki kekayaan bersih di atas Rp 5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. kualifikasi kecil apabila memiliki kekayaan bersih paling besar sampai dengan Rp
5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
PERIZINAN (Pasal 15 22)
Pelaku usaha jasa pertambangan dapat melakukan kegiatannya setelah mendapatkan IUJP
dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
Pelaku Usaha Jasa Pertambangan Non lnti dapat melakukan kegiatannya setelah
mendapatkan SKT dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.
IUJP atau SKT diberikan untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun dan atas
permohonan yang bersangkutan dapat diperpanjang diajukan dalam jangka waktu paling
lambat 1 (satu) bulan sebelum IUJP atau SKT berakhir.
IUJP atau SKT yang telah diberikan kepada pelaku usaha jasa pertambangan dilarang
dipindahtangankan kepada pihak lain.
IUJP atau SKT diberikan berdasarkan permohonan baru, perpanjangan atau perubahan.
Permohonan perubahan diajukan apabila terjadi perubahan klasifikasi dan/atau kualifikasi.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
PERIZINAN (Pasal 15 22)
Permohonan IUJP dan SKT diajukan secara tertulis kepada Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan format dan persyaratan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II dan III
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya melakukan evaluasi
sebelum memberikan persetujuan atau penolakan lUJP atau SKT.
Proses pemberian persetujuan atau penolakan IUJP atau SKT ditetapkan dalam jangka
waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja, terhitung sejak permohonan dan persyaratan
diterima dengan lengkap dan benar.
Berdasarkan hasil evaluasi, ternyata diperlukan klarifikasi lebih lanjut, khusus untuk
permohonan usaha jasa pertambangan dengan klasifikasi Pelaksana dan Penguji peralatan
dapat dilakukan verikasi oleh Menteri, gubernur atau bupatilwalikota sesuai dengan
kewenangannya.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
PERIZINAN (Pasal 15 22)
IUJP atau SKT berakhir apabila :
1. Jangka waktu berlakunya telah berakhir dan tidak diajukan permohonan perpanjangan;
2. Diserahkan kembali oleh pemegang IUJP atau SKT dengan pernyataan tertulis sebelum
jangka waktu IUJP atau SKT berakhir;
3. Dicabut oleh pemberi IUJP atau SKT.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
KEWAJIBAN (Pasal 23 26)
Pemegang IUJP atau SKT dalam melaksanakan kegiatan usahanya wajib :
1. Menggunakan produk dalam negeri
2. Menggunakan sub kontraktor lokal;
3. Menggunakan tenaga kerja lokal;
4. Melakukan kegiatan sesuai dengan jenis dan bidang usahanya;
5. Menyampaikan setiap dokumen kontrak jasa pertambangan dengan pemegang IUP atau
IUPK;
6. Melakukan upaya pengelolaan lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
7. Mengoptimalkan pembelanjaan lokal baik barang maupun jasa pertambangan yang
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan usaha jasanya.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
KEWAJIBAN (Pasal 23 26)
Pemegang IUJP atau SKT dalam melaksanakan kegiatan usahanya wajib :
8. Melaksanakan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
9. Membantu program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat meliputi
peningkatan pendidikan dan pelatihan, kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi lokal.
10. Menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan kepada pemberi IUJP atau SKT
Kewajiban penyusunan laporan berupa laporan pelaksanaan kegiatan triwulan dan tahunan
yang meliputi : investasi, nilai kontrak, realisasi kontrak, pemberi kontrak, tenaga kerja,
peralatan (masterlist), penerimaan negara, penerimaan daerah, pembelanjaan (lokal,
nasional dan/atau impor), dan pengembangan masyarakat (Community Development).
Bentuk dan tata cara laporan triwulan dan tahunan IUJP maupun SKT disusun berdasarkan
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV dan V
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
KEWAJIBAN (Pasal 23 26)
Pelaku Usaha Jasa Pertambangan atau Usaha Jasa Pertambangan Non Inti wajib
mempunyai penanggung jawab operasional di lapangan (Kepala Teknik Tambang) untuk
menjamin aspek teknis pertambangan, keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan,
lindungan lingkungan pertambangan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pemegang IUJP atau SKT yang diterbitkan oleh Menteri wajib melaporkan IUJP atau
SKTnya kepada gubernur atau bupati/walikota tempat kegiatan usahanya.
Pemegang IUJP atau SKT yang diterbitkan oleh gubernur wajib melaporkan IUJP atau
SKTnya kepada bupati/walikota tempat kegiatan usahanya.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
PEMBINAAN (Pasal 27 dan 28)
Menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya melakukan
pembinaan kepada pemegang IUJP dan SKT dilakukan dengan cara :
1. Memberikan penyuluhan tentang ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
jasa pertambangan;
2. Memberikan informasi, pelatihan dan bimbingan tentang ketentuan teknis pertambangan,
K3 pertambangan serta lindungan lingkungan pertambangan;
3. Melakukan evaluasi untuk tertib penyelenggaraan dan tertib pemanfaatan usaha jasa
pertambangan.
Gubernur wajib menyampaikan laporan pembinaan penyelenggaraan jasa pertambangan di
lingkup wilayahnya kepada Menteri.
Bupati/walikota wajib menyampaikan laporan pembinaan penyelenggaraan jasa
pertambangan di lingkup wilayahnya kepada Gubernur
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
PENGAWASAN (Pasal 29 dan 30)
Menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya melakukan
Pengawasan kepada pemegang IUJP dan SKT meliputi Pengawasan administrasi dan
pengawasan teknis
Gubernur wajib menyampaikan laporan pengawasan penyelenggaraan jasa pertambangan
di lingkup wilayahnya kepada Menteri.
Bupati/walikota wajib menyampaikan laporan pengawasan penyelenggaraan jasa
pertambangan di lingkup wilayahnya kepada Gubernur
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
SANKSI ADMINSTRATIF
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
SANKSI ADMINISTRATIF
Menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dapat memberikan
sanksi administratif kepada pemegang IUJP atau SKT yang melakukan pelanggaran sbb:
1. Melaksanakan kegiatan tidak sesuai dengan IUJP atau SKT; atau
2. Tidak menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan triwulan 3 (tiga) kali berturut-turut;
3. Tidak melaksanakan kewajiban yang telah ditentukan.
4. memberikan data yang tidak benar atau memalsukan dokumen.
Sanksi administratif berupa :
a. Peringatan tertulis, diberikan paling banyak 2 (dua) kali, dengan jangka waktu peringatan
masing-masing paling lama I (satu) bulan.
b. penghentian sementara kegiatan atas sebagian atau seluruh bidang jasa pertambangan,
dikenakan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
SANKSI ADMINISTRATIF
Menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dapat memberikan
sanksi administratif kepada pemegang IUJP atau SKT yang melakukan pelanggaran sbb:
1. Melaksanakan kegiatan tidak sesuai dengan IUJP atau SKT; atau
2. Tidak menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan triwulan 3 (tiga) kali berturut-turut;
3. Tidak melaksanakan kewajiban yang telah ditentukan.
4. memberikan data yang tidak benar atau memalsukan dokumen.
Sanksi administratif berupa :
c. Penjabutan IUJP atau SKT oleh menteri, Gubernur atau bupati/walikota, apabila
pemegang IUJP atau SKT tidak memenuhi kewajiban sesuai dengan batas waktu yang
ditentukan pada masa penghentian sementara serta laporan data dan informasi yang
disampaikan oleh pemegang IUJP atau SKT dinilai tidak benar.
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALSEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL
STEM AKAMIGASCEPU - BLORA
-
SEKIAN DAN TERIMAKASIH