presentasi kasus tifoid kelvin

31
Presentasi Kasus Demam Tifoid Kelvin Mandela 1320221099 Pembimbing: LetKol Ckm dr. Pontjo Yunarko, SpPD

Upload: kelvin-mandela

Post on 07-Nov-2015

37 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

kelvin

TRANSCRIPT

Presentasi Kasus Demam Tifoid

Presentasi KasusDemam TifoidKelvin Mandela1320221099

Pembimbing:LetKol Ckm dr. Pontjo Yunarko, SpPDLatar Belakang

Data World Health Organization (WHO) tahun 2013 memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus kematian tiap tahunMasalah kesehatan masyarakat serta berkaitan erat dengan sanitasi yang buruk terutama di negara-negara berkembang dan di kota-kota besar yang padat penduduknyaPenyakit endemis di Indonesia, termasuk penyakit menular yang tercantum dalam Undang-undang nomor 6 Tahun 1962 tentang wabahStatus Pasien

AnamnesaKeluhan Utama : Demam yang dirasakan sejak 4 hari SMRS Pasien datang dengan keluhan utama demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam timbul perlahan, bersifat naik turun dan panas mulai meninggi ketika sore dan malam hari, panas tidak disertai kejang. Saat panas pasien tidak menggigil, tidak mengalami penurunan kesadaran. Pasien belum berobat ke dokter dan mengkonsumsi obat apapun sebelumnya, Pasien tidak mengeluh nyeri sendi, tidak ada mimisan ataupun gusi berdarah dan tidak timbul bintik merah pada kulit. Pasien juga mengeluh mual, nyeri pada ulu hati dan muntah 1 kali, cair, ada sisa makanan, tidak ada darah, pasien mengeluh sakit kepala, sakit kepala tidak berputar dan tidak dipengaruhi oleh perubahan pada posisi. Pasien merasa badannya lemas, pasien juga mengeluh belum BAB 2 hari SMRS. Pasien juga tidak nafsu makan. Sebelum sakit BAB pasien lancar, teratur 1x sehari, lunak, warna coklat, darah (-), lendir (-). BAK Lancar, warna kuning, tidak ada darah, tidak nyeri sewaktu BAK. Pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya. Di lingkungan pasien tidak ada yang menderita demam berdarah ataupun mengalami sakit serupa sebelumnya. Pemeriksaan FisikKeadaan umum: Tampak sakit sedangKesadaran: Kompos mentis (GCS 15)Tekanan Darah: 110/70Nadi: 90 x/menitSuhu: 38,2CPernapasan: 20 x / menitBerat badan: 50 kgTinggi badan: 160 cmStatus Gizi: Baik

Menurun

Diagnosis Demam Tifoid + DispepsiaAnamnesa:Demam RemittenMual, muntah, nyeri ulu hatiLemas KonstipasiNyeri kepalaRiwayat kebiasaan makan sembarangan

Pemeriksaan Fisik :Demam Lidah kotor berselaput putih di tengah dengan pinggir kemerahanNyeri ulu hatiHepatomegali

Pemeriksaan penunjang :Widal test = S.typhi H (1/320)S.Typhi O (1/320)Diagnosis Banding1. Demam Berdarah DengueDemam bifasik, menggigil, nyeri kepala, pegal otot, mual muntah, perdarahan gusi dan saluran cerna, petekie.2. MalariaDemam intermitten, malaise, mengigil, nyeri sendi dan tulang, hepatomegali, riwayat ke daerah endemik malaria.3. Dispepsiamual, muntah, kembung, nyeri ulu hati, perasaan tidak nyaman pada perut bagian atas.4. ISPADemam, mialgia, nyeri kepala, batuk

Etiologi

tumbuh dengan baik pada suhu optimal 37C (15C-41C)Fakultatif anaerobHidup subur pada media yang mengandung empeduMati pada: 54,4C selama 1 jam atau 60C selama 15 menitDapat bertahan hidup beberapa minggu dalam air, es, debu, sampah kering dan pakaianMasa tunas 10-14 hari

Gejala

Patogenesis

PEMERIKSAAN LABORATORIUMPemeriksaan Rutin :Anemia ringan Trombositopenia/NLeukopenia/NormalAneosinofiliaLimfopeniaLED meningkatSGOT dan SGPT meningkatUJI WIDALUntuk deteksi antibodi (aglutinin) terhadap S. typhi pada tersangka demam tifoid:Aglutinin O (dari tubuh kuman)Aglutinin H (flagella kuman)Aglutinin Vi (simpai kuman)Makin tinggi titer aglutinin, semakin besar kemungkinan terinfeksi Sensitivitas rendahKULTUR DARAHHasil + demam tifoidHasil - belum pasti tidak tifoid, karena:Terapi antibiotikVolume darah kurang (5cc)Riwayat vaksinasi Waktu pengambilan darah

ANALISA KASUS

Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa demam typhoid:isolasi kuman penyebab demam typhoid melalui biakan kuman dari spesimen penderita seperti darah, sumsum tulang, urin, tinja, cairan duodenum dan rose spotuji serologis untuk mendeteksi antibodi terhadap antigenpemeriksaan melacak DNA kuman S. TyhpiANALISA KASUS

Biakan darah positif pada 40-60% kasus yang diperiksa pada minggu pertama sakit.Biakan feses atau urin akan positif setelah minggu pertama.Biakan darah positif memastikan demam typhoid, tetapi biakan darah negatif tidak menyingkirkan demam typhoid. Hal ini disebabkan karena hasil biakan darah bergantung pada beberapa faktor, antara lain:- jumlah darah yang diambil- perbandingan volume darah dan media empedu- waktu pengambilan darah. ANALISA KASUS

kultur darah tidak dilakukan karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasilnya dan pemeriksaan melacak DNA tidak dilakukan karena biaya yang mahal dan fasilitas rumah sakit yang terbatas.Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan serologis dan didapatkan hasil + pada serologi Salmonella typhi O dan Salmonella paratyphi CO sebesar 1/320. Walaupun uji serologi Widal untuk menunjang diagnosis demam typhoid telah luas digunakan namun manfaatnya masih menjadi perdebatan.(+) -> Mendukung Diagnosis(-) -> Tidak Menyingkirkan DiagnosisUntuk memastikan diagnosa dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kultur empedu (Gall Culture)TRILOGI TATA LAKSANA DEMAM TIFOIDIstirahat (Bed Rest Total) mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhanDiet dan terapi penunjang (simptomatik dan suportif) mengembalikan rasa nyaman dan kesehatan pasien secara optimal, diet lunak yang mudah dicerna, kalori dan protein cukup dan rendah serat, hindari makanan yang merangsang saluran cerna. Pemberian cairan yang cukup dengan elektrolit dan kalori optimal.Demam di beri antipiretik, mual dan muntah di beri antiemetik, serta obat obatan yang mengurangi gejala gastrointestinal lainnya. Pemberian vitamin B1, B6, B12 untuk mengurangi rasa tidak nyaman di GI dan dukung keadaan umum pasien, jaga homeostasis dan bentuk sistem imun.Pemberian anti-mikroba sampai 5 hari bebas demam untuk menghentikan dan mencegah penyebaran kuman

Sumber : WHO 2003 Kloramfenikol halangi sintesis protein bakteriKotrimoksazol (bactrim) hambat sintesis asam dihidrofolatAmpisilin dan amoksisilin hambat pembentukan dinding sel bakteriSefalosforin generasi ketiga ceftriaxone, cefoperazone, cefotaxime, cefixime -> memiliki efek bakterisid dengan hambat sintesis dinding bakteri, spektrum luas. Dosis max 4 gr/hari. Fluorokuinolon halangi sintesis DNA bakteriKortikosteroid hanya untuk toksik tifoid atau syok septik (3x5 mg)PenatalaksanaanBed Rest TotalDiet Lunak Tinggi Kalori Tinggi Protein, rendah seratIVFD Aminofluid:Asering 2:1 20 tetes/menitInj. Cefoperazone 2x1Inj. Prosogan 1x1Paracetamol drip 3x1Inj. Ondansetron 8 mg 2x1Dexanta syr 3x1Sohobion 1x1

PencegahanPerbaikan higiene dan sanitasi lingkungan Cuci tangan setelah dari toilet dan khususnya sebelum makan atau mempersiapkan makananHindari minum susu mentah (yang belum dipasteurisasi)Hindari minum air mentah, rebus air sampai mendidih Imunisasi

Prognosis Dubia at Bonam -> Tatalaksana secara cepat, baik, dan pengobatan yang optimal.

Prognosis kurang baik / buruk bila gej klinis berat: 1. panas tinggi (hiperpireksia) / febris kontinu2. kesadaran : sopor, koma, delirium3. komplikasi berat: dehidrasi & asidosis, peritonitis, bronkopneumoni, dll4. gizi buruk (malnutrisi energi protein)

Pasien diperbolehkan pulang setelah perawatan di rumah sakit karena tidak ada keluhan dan ada perbaikan klinis. Namun pasien tetap dianjurkan untuk istirahat dan mobilisasi bertahap, nutrisi dan diet yang baik, dan melanjutkan antibiotik sampai 5 hari bebas demam.Sembuh -> 7 hari bebas demam tanpa antipiretikTerima Kasih