presentasi kasus anes ela fix

119
Pagela Pascarella Renta 20100310166

Upload: pagela-pascarella-renta

Post on 02-Feb-2016

238 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

anestesi

TRANSCRIPT

Page 1: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Pagela Pascarella Renta20100310166

Page 2: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

IDENTITAS• Nama Pasien : Bp. P• Jenis Kelamin : Laki - laki• Umur : 59 th• Alamat : Randubelang 17, Rt.

01, Bangunharjo, Sewon, Bantul• Agama : Islam• Pekerjaan : Swasta• Pendidikan : SD

Page 3: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

ANAMNESIS Riwayat Penyakit Sekarang :

Seorang laki-laki berusia 59tahun sedang dirawat di Ruang IMC RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta atas rujukan dari RS Hidayatullah karena udem pulmo tidak teratasi. Pasien mengeluh sesak napas yang kambuhan. Hal ini sudah sering terjadi sejak sudah lama. Sesak memberat sejak 5 jam sebelum dibawa ke RS Hidayatullah. Pasien dirawat di RS Hidayatullah kurang lebih selama 1 hari dan belum ada perbaikan. Satu bulan SMRS pasien dirawat di RS Betesdha karena penyakit jantung dan paru yang telah diderita sejak lama. Sewaktu di IMC mendadak terjadi gagal napas pada pasien. Dokter merencanakan untuk pemasangan ETT, setelah pemasangan ETT dilakukan, tekanan darah pasien menurun menjadi 70/40. Kemudian dokter memberikan vascon 4mg sambil menunggu MAP >50% dan kondisi stabil untuk ddipindahkan ke ICU. Di ICU pasien ipasang ventilator mekanik.

RPD : Alergi (-), Penyakit jantung (+), Penyakit paru (+), Hipertensi (-), DM (-)

RPK : Hipertensi (+), Asma (-), DM (-), Penyakit jantung (-)

Page 4: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

PEMERIKSAAN FISIK- KU : Buruk, Compos mentis- Vital Sign

TekananDarah :128/72 mmHgNadi : 115kpmSuhu :36,8CRespirasi : 40kpm

-BeratBadan : ±60 kg- TinggiBadan : 165 cm- Airway : Clear- Breathing : Pernafasan dengan bantuan napas, gerakan dada

simetris- Sirkulasi : Kulit normal, akral hangat dan kering- Neurologi : GCS 4/5/6, Pupil Isokor, kaku kuduk (-),

kelainan nervus kranialis (-)

Page 5: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

PEMERIKSAAN PENUNJANG LaboratoriumDarah Rutin :

AL 12,9 rb/ulHB 12.8 g/dlHmt 39,1 %AT 261 rb/ulGDS 157 mg/dl

AGD : ph 7,5pO2 81,1pCO2 25,6HCO3 21,8BE -1FiO2 90

  Ro thorax : Kesan cardiomegali dan edema pulmo, pneumonia

Page 6: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

DIAGNOSISALO dengan CardiomegaliPneumonia

PLANNINGDefinitif Airway ASA II

Page 7: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

• Problem

Dokter melakukan definif airway dengan intubasi endotrakeal. Sewaktu tekanan darah 70/40 dokter memasukan vascon 4mg.

Page 8: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

PEMBAHASANAIRWAY MANAGEMENTAirway Management ialah tindakan

membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran udara secara adekuat. Tindakan paling penting untuk keberhasilan resusitasi adalah segera melapangkan saluran pernapasan, yaitu dengancara Tripel airway maneuver.

Page 9: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Pada Triple Airway Manuever terdapat tiga perlakuan yaitu:

Kepala ditengadahkan dengan satu tangan berada di bawah leher, sedangkan tangan yang lain pada dahi. Leher diangkat dengan satu tangan dan kepala ditengadahkan ke belakang oleh tangan yang lain

Menarik rahang bawah ke depan, atau keduanya, akan mencegah obtruksi hipofarings oleh dasar lidah. Kedua gerakan ini meregangkan jaringan antara larings dan rahang bawah.

Menarik / mengangkat dasar lidah dari dinding pharyinx posterior

Page 10: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

ANATOMIBatas hipofaring disebelah superior

adalah tepi atas epiglottis, batas anterior ialah laring, batas inferior ialah esofagus, serta batas posterior ialah vertebra cervical. Bila hipofaring diperiksa dengan kaca tenggorok pada pemeriksaan laring tidak langsung atau dengan laringoskop pada pemeriksaan laring langsung, maka struktur pertama yang tampak dibawah dasar lidah ialah valekula. Bagian ini merupakan dua buah cekungan yang dibentuk oleh ligamentum glossoepiglotika medial dan ligamnetum glossoepiglotika lateral pada tiap sisi.

Page 11: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Valekula disebut juga “kantong pil”, sebab pada beberapa orang kadang-kadang bila menelan pil akan tersangkut disitu. Dibawah valekula terdapat epiglottis yang berfungsi untuk melindungi glottis ketika menelan minuman atau bolus makanan.

Daerah yang sering mengalami sumbatan jalan napas adalah hipofaring, terjadi pada pasien koma ketika otot lidah dan leher yang lemas tidak dapat mengangkat dasar lidah dari dinding belakang faring. Ini terjadi jika kepala pada posisi fleksi atau posisi tengah. Oleh karena itu ekstensi kepala merupakan langkah pertama yang terpenting dalam resusitasi, karena gerakan ini akan meregangkan struktur leher anterior sehingga dasar lidah akan terangkat dari dinding belakang faring. Kadang-kadang sebagai tambahan diperlukan pendorongan mandibula kedepan untuk meregangkan leher anterior, lebih-lebih jika sumbatan hidung memerlukan pembukaan mulut. Hal ini akan mengurangi regangan struktur leher tadi. Kombinasi ekstensi kepala, pendorongan mandibula kedepan dan pembukaan mulut merupakan ”gerak jalan napas tripel”.

Page 12: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

MENILAI OBSTRUKSI JALAN NAPAS

Untuk menilai hambatan jalan nafas harus menggunakan indra yang kita miliki. Kita lihat( look ) , kita dengar ( listen ) dan kita raba ( feel ).

Look :Lihat gerak dada dan perut , ada tertinggal , paradoksal ?Lihat tanda tanda distress pernafasanLihat warna kulit /mukosa : pucat , sianosis , kemerahan ?Lihat tingkat kesadaran penderita dengan skala GCS atau

AVPUListen : Dengarkan gerak udara nafas dengan telingaFeel:Rasakan adanya hembusan napas sari hisung atau mulut

Page 13: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

OBSTRUKSI JALAN NAPASSumbatan jalan nafas dapat total atau partial. Tanda-tanda obstruksi partial: Stridor (nafasnya berbunyi), terdengar seperti ngorok, bunyi kumur-kumur atau

melengking. Retraksi otot dada kedalam didaerah supraclavicular, suprasternal, sela iga dan

epigastrium selama inspirasi Nafas paradoksal (pada waktu inspirasi dinding dada menjadi cekung/datar bukannya

mengembang/ membesar). Balon cadangan pada mesin anestesi kembang kempisnya melemah. Nafas makin berat dan sulit (kerja otot-otot nafas meningkat). Sianosis, merupakan tanda hipoksemia akibat obstruksi jalan nafas yang lebih berat.Tanda-tanda obstruksi total: Serupa dengan obstruksi partial, akan tetapi gejalanya lebih hebat dan stridor justru

menghilang Retarksi lebih jelas gerak paradoksal lebih jelas Kerja otot nafas tambahan meningkat dan makin jelas. Balon cadangan tidak kembang kempis lagi. Sianosis lebih cepat timbul. Sumbatan total tdk berbunyi dan menyebabkan asfiksia (hipoksemia ditambah

hiperkarbia), henti nafas dan henti jantung (jika tdk dikoreksi) dlm waktu 5 – 10 menit. Sumbatan partial berisik & harus pula dikoreksi segera, karena dapat menyebabkan kerusakan otak hipoksik, sembab otak/paru dan penyulit lain &dpt menyebabkan kepayahan, henti nafasdan henti jantung sekunder.

Page 14: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Cara membebaskan jalan napas : Tanpa Alat : Cross Finger, finger sweep,

chin lift, head tild, jaw trust, abdominal thrust, back blow dan chest thrust

Dengan alat : NPA, OPA, sungkup muka, Intubasi Endotrakeal

Page 15: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

INTUBASI ENDOTRAKEALTujuan dilakukannya intubasi endotrakeal adalah

untuk membersihkan saluran trakeobronkial, mempertahankan jalan nafas agar tetap paten, mencegah aspirasi serta mempermudah pemberian ventilasi dan oksigenasi bagi pasien operasi. Pada dasarnya, tujuan intubasi endotrakeal adalah :

a. Mempermudah pemberian anestesi.b. Mempertahankan jalan nafas agar tetap bebas serta

mempertahankan kelancaran pernapasan.c. Mencegah kemungkinan terjadinya aspirasi

lambung ( pada keadaan tidak sadar, lambung penuh dan tidak ada reflex batuk ).

d. Mempermudah pengisapan sekret trakeobronkial.e. Pemakaian ventilasi mekanis yang lama.f. Mengatasi obstruksi laring akut

Page 16: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Indikasi Menjaga patensi jalan napas oleh sebab apapunKelainan anatomi, bedah khusus, bedah posisi

khusus, pembersihan secret jalan napas dan lain – lainnya

Mempermudah ventilasi posistif dan oksigenasiMencegah aspirasi dan regurgitasi

Posisi Pasien untuk Tindakan IntubasiGambaran klasik yang benar adalah leher dalam

keadaan fleksi ringan, sedangkan kepala dalam keadaan ekstensi. Ini disebut sebagai Sniffing in the air position. Kesalahan yang umum adalah mengekstensikan kepala dan leher.

Page 17: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Gambar . Snifting position.

Page 18: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Kriteria intubasi(salah satu di bawah ini)

Cardiac or respiratory arrestKehilangan kesadaranHemodynamik instability dengan SBP < 70 mm HgPaO2< 45 mm Hg walaupun sudah diberi oksigen

(≥ 2 tanda-tanda Respiratory Distress):5,7

Respiratory rate > 35/min or < 6/minTidal volume < 5 mL/kgOxygen desaturation < 90% walau sudah diberi terapi

oksigen yang adekuatPerubahan tekanan darah dengan SBP < 90 mm HgPh < 7.20 dan menurun sejak onsetHypercapnia (PaCO2> 10 mm increase) atau acidosis (pH

decline > 0.08)Peningkatan encephalopathy ataupun penurunan derajat

kesadaranAbdominal paradox

Page 19: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Persiapan intubasi endotrakeal Persiapan untuk intubasi termasuk mempersiapkan alat‐alat dan

memposisikan pasien. ETT sebaiknya dipilih yang sesuai. Pengisian cuff ETT sebaiknya di tes terlebih dahulu dengan spuit 10 milliliter. Jika menggunakan stylet sebaiknya dimasukkan ke ETT. Berhasilnya intubasi sangat tergantung dari posisi pasien, kepala pasien harus setentang dengan pinggang anestesiologis atau lebih tinggi untuk mencegah ketegangan pinggang selama laringoskopi. Persiapan untuk induksi dan intubasi juga melibatkan preoksigenasi rutin. Preoksigenasi dengan nafas yang dalam dengan oksigen 100 %.

Persiapan untuk intubasi antara lain :a) Jalur intravena yang adekuatb) Obat‐obatan yang tepat untuk induksi dan relaksasi ototc) Pastikan alat suction tersedia dan berfungsid) Peralatan yang tepat untuk laringoskopi termasuk laryngoskop dengan

blade yang tepat,ETT dengan ukuran yang diinginkan, jelly, dan stylete) Pastikan lampu laringoskop hidup dan berfungsi serta cuff ETT berfungsif) Sumber oksigen, sungkup dengan ukuran yang tepat, ambu bag dan

sirkuit anestesi yang berfungsig) Monitor pasien termasuk elektrokardiografi, pulse oksimeter dan tekanan

darah noninvasiveh) Tempatkan pasien pada posisi Sniffing Position selama tidak ada

kontraindikasii) Alat‐alat untuk ventilasi

Page 20: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Kesulitan Intubasi : Leher pendek berototMandibula menonjolMaksila / gigi depan menonjolUvula tidak terlihatGerak sendi temporo mandibula terbatasGerak vertebra servikal terbatas

Page 21: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Kriteria Ekstubasi : Oksigenasi Adekuat

SpO2 > 92%, PaO2 > 60 mm Hg Ventilasi Adekuat

VT > 5 ml/kg spontaneous RR > 7x/menit PaCO2 < 60 mm Hg

Hemodinamik stabil Pelumpuh otot pulih penuh

Sustained tetany, TOF ratio >0.9  Sustained 5-second head lift or hand grasp

Neurologis Intact Mengikuti perintah reflex batuk / gag intak 

Status asam-basa seimbang Status metabolik normal

Normal electrolytes Normovolemic

Normothermic Pertimbangan lain

Resiko aspirasi Edema jalan napas

  

Page 22: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Komplikasi intubasi: Selama intubasi :

Trauma gigi geligi Laserasi bibir, gusi, laring Merangsang saraf simpatis Intubasi bronkus Intubasi esophagus Aspirasi Spasme bronkus

Setelah ekstubasi: Spasme laring Aspirasi Gangguan fonasi Edema glottis-subglotis Infeksi laring, faring, trakea

 

Page 23: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Obat – obatan EmergencyObat-obatan emergency adalah obat-obat

yang digunakan untuk mengatasi situasi gawat darurat atau untuk resusitasi/life support.

Keadaan emergency:A.Ekstra HospitalB.Intra hospital

Page 24: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Lanjutan…Macam-macam obat emergency:1. Sulfas atropin 8. Aminophillin2. Epinefrin (Adrenalin) 9. Amiodarone3. Efedrin 10. Diazepam4. Dobutamin 11. Deksamethason5. Dopamin 12. Narlokson dan

Naltrekson6. Norepinefrin7. Nitrogliserin

Page 25: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Tinjauan Kepustakaan1. Sulfas atropin (anti muskarinik) Anti muskarinik terbagi atas 3 klpk:1. Alkaloid antimuskarinik2. Derivat semisintetisnya3. Derivat sintetis

Atropin (campuran α dan l-hiosiamin) terutama ditemukan pada Atropa belladonna dan Datura stramonium.

Page 26: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Sulfas AtropinFarmakodinamik:Berkerja mllui reseptor kolinergik (reseptor

nikotinik dan muskarinik)

Reseptor nikotinik: Neuronal dan Muskular

Reseptor muskarinik (M1 – M5)

Hambatan oleh atropin bersifat reversibel.

Page 27: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

SSO: Asetil cholin binding site

Page 28: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Sintesis Ach

Page 29: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Efek atropinSSP:Dosis kecil Merangsang SSPdosis yg sgt besar depresi napas,

eksitasi, disorientasi, delirium, halusinasi, depresi dan paralisis Med.Ob.

Sistem CV:Efek bifasik: Dosis kecil: Bradikardi

Dosis besar: Takikardi

Page 30: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Efek atropinMataMidriasis dan siklopegia pada dosis > 1 mgMe TIO penderita glaukomaSaluran napasMengurangi sekret sal. NapasEfek Bronkodilator lemahSaluran cernaAntispasmodikMe sekresi air liur dan lambung

Page 31: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

COA

Page 32: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Efek atropinOtot polos lainRelaksasi otot detrusor dan konstriksi

sfingter uretra Retensi urinPada saluran empedu dan uterus efek

lemah.

Page 33: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

FarmakokinetikAtropin mudah diserap di semua tempat,

kecuali di kulit.

Sebagian di metabolisme di hepar dan sebagian lagi diekresi di ginjal dalam bentuk asal.

Waktu paruh sekitar 4 jam.

Page 34: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Indikasi dan kontraindikasiSesuai dengan mekanisme kerjanya.Diantaranya: Rhinitis akut, koriza,

parkinsonisme, premedikasi anestesi, keracunan organofosfat.

Efek samping:Sesuai dengan efek farmakodinamiknya, spt:

mulut kering, gangguan miksi, meteorismus, memburuknya penglihatan pada penderita glaukoma.

Page 35: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

DosisPremedikasi anestesi:

Anak-anak: 0,01-0,02 mg/kgBB SC/IVDewasa: 1 mg SC/IV

Spasme saluran cerna:Anak 2-6 thn 0,25 mg SC single doseAnak > 6 thn 0,5 mg SC single doseDewasa 0,25-1 mg SC dapat diulang per 6 jam tanpa melebihi 2 mg/hr.

Keracunan organofosfat:Anak-anak: 0,02 sampai 0,05 mg/kgBB secara IM atau Injeksi IV pelan.Dewasa: 2 mg secara IM atau injeksi IV pelan.

Page 36: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Lanjutan…

Page 37: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

2. Epinefrin (adrenalin)Merupakan prototipe obat kelompok adrenergik.Epinefrin bekerja pada semua reseptor

adrenergik: α1, α2, β1 dan β2.

FarmakodinamikCV: Konstriksi arteriol kecil, hipotensi sekunder,

epinefrin reversal, inotropik dan kronotropik positif.

Sal. Cerna: Tonus dan motilitas usus dan lambung berkurang

Page 38: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

FarmakodinamikUterus: Tonus dan konstraksi uterus

dihambat.Kandung kemih: Retensi urin.Pernapasan: bronkodilatasi, sekresi bronkus

dan kongesti mukosaSSP: Tidak mempunyai efek menstimulasi

SSP ttpi kadang-kadang dapat timbul kegelisahan, cemas nyeri kepala dan tremor.

Mata: MidriasisMetabolik: Menstimulasi glikogenolisis,

menghambat sekresi insulin, sekresi glukagonMe kadar lemak bebas dan gliserol dalam darah.

Page 39: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

FarmakokinetikAbsorbsi: Pada pemberian oral epi tidak

mencapai dosis terapi krn sbgn bsr dirusak oleh enzim COMT dan MAO.

Biotransformasi dan ekresi: Epi didegradasi di hati dan diekresi melalui ginjal.

Page 40: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Penggunaan klinisSyok anafilaktik.

Memperpanjang kerja anestetik lokal.

Merangsang jantung pada pasien henti jantung.

Menghentikan perdarahan kapiler.

Page 41: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Efek sampingDapat menimbulkan gejala seperti

gelisah, nyeri kepala berdenyut, tremor dan palpitasi.

Penyuntikan IV dosis besar dapat menimbulkan perdarahan otak.

Epinefrin dapat menimbulkan aritmia ventrikel.

Sediaan: 1 mg dalam ampul 1 mL

Page 42: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Dosis1. Kardiopulmoner arrest: encerkan 1 ampul 1 mg

dalam 9 mL aqua bidest untuk mendapatkan larutan 0,1 mg epinefrin per mL.

Anak-anak dan dewasa: 0,01-0,02 mg/kgBB/IV injeksi, diulangi tiap menit jika belum ada respon.

2. Shok anafilaktikAnak-anak: 0,25 mg diencerkan dalam 9 mL aqua

bidest, diberikan secara IV pelan, mL per mL, tergantung tekanan darah dan nadi, sampai perbaikan terjadi.

Dewasa 1 mg diencerkan dalam 9 mL aqua bidest, diberikan secara IV pelan, mL per mL, tergantung tekanan darah dan nadi, sampai perbaikan terjadi.

Page 43: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Dosis3. Hipotensi yang diinduksi oleh spinal anestesi

(yang tidak berespon terhadap efedrin): encerkan 1 ampul yang berisi 1 mg dalam 9 mL aqua bidest untuk mendapatkan larutan 0,1 mg epinefrin per mL.

Dewasa 0,1-0,2 mg (1-2 mL larutan yang telah diencerkan)/IV injeksi, diulangi tiap menit sampai tekanan darah stabil.

Durasi: Tergantung respon klinis

Page 44: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

3. EfedrinMerupakan alkaloid yg terdapat dlm

tumbuhan ma-huang.FarmakodinamikEfek serupa dengan epi, tetapi efedrin bukan

katekolamin.Efek CV serupa dengan epi tetapi

berlangsung 10 kali lbh lama.Bronkorelaksasi oleh efedrin lebih lemah

tapi belangsung lebih lama.

Page 45: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

indikasiHipotensi yang diinduksi oleh regional

anestesi (Spinal dan Epidural anestesi)

Pengobatan pilihan utama anafilaktik shok pada wanita hamil

Page 46: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Sediaan dan posologiOral: kapsul 25 mgParenteral: 50 mg/mL dan 30 mg/mLDosis:Encerkan 1 ampul 30 mg dalam 9 mL aqua

bidest untuk mendapatkan larutan berisi 3 mg efedrin per mL.

Dewasa 3-6 mg secara injeksi IV pelan (1-2 ml larutan yang diencerkan), diulangi tiap menit hingga tekanan darah stabil.

Page 47: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

4. DobutaminMemiliki struktur senyawa yang mirip

dopamine.Dobutamin menimbulkan efek inotropik yang

lebih kuat daripada efek kronotropik.Resistensi perifer relatif tidak berubah.Indikasi:Gagal jantungEfek samping:TakikardiaAritmia

Page 48: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Sediaan dan posologiSediaan: Parenteral 12,5 mg/mL dalam vial

20 mL dan 25 mg/mL dalam vial 10 mL.

Dosis: awal 100-200 mcg/mnt, ditingkatkan secara bertahap sampai respon klinis yang diinginkan tercapai (2,5-10 mcg/kgBB/mnt)

Page 49: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Lanjutan…

Page 50: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

5. DopaminDopamin merupakan katekolamin endogen

yang menimbulkan banyak efek biologis yang diperantarai oleh interaksi dengan reseptor dopamin spesifik (D1 – D5 )

D1 menginduksi relaksasi otot polos oleh karenanya dopamin merupakan vasodilator.

Reseptor D2 bersifat menghambat aktivitas adenilil siklase yang membuka kanal kalium dan mengurangi influx kalsium.

Page 51: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Lanjutan…

Page 52: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

FarmakodinamikDopamin merupakan prekursor NE,

mempunyai kerja langsung dan melepaskan NE endogen.

Pada kadar rendah, dopamine bekerja pada reseptor dopaminergik D1 pembuluh darah, terutama di ginjal, mesenterium, dan pembuluh darah koroner.

Pada dosis yg sedikit tinggi dopamin meningkatkan kontraktilitas miokard.

Page 53: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Sintesis NE

Page 54: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

IndikasiTerutama berguna untuk keadaan curah

jantung rendah disertai dengan gangguan fungsi ginjal, misalnya syok kardiogenik dengan gagal ginjal yang berat.

Sediaan: Parenteral: 10, 40, 80, 160 mg/mL dalam ampul 5 mL untuk injeksi; 80, 160, 320 mg/100 mL dalam dextrose 5% atau aquabidest.

Dosis:Awal: 2-5 mcg/kgBB/mntMaintenance: < 20 mcg/kgBB/mnt

Page 55: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

6. norepinefrinJuga dikenal sebagai levarterenol, l-arterenol

atau l-noradrenalin, dan merupakan neurotransmitter yang dilepas oleh serat pasca ganglion adrenergik.

NE merupakan 10-20% dari kandungan katekolamin dalam medulla adrenal, dan sampai 97% pada feokromositoma.

Page 56: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

farmakodinamikNE terutama bekerja pada reseptor α, tetapi

efeknya sedikit lebih lemah dibandingkan epi.Infus NE pada manusia menimbulkan

peningkatan tekanan diastolik, tekanan sistolik, dan biasanya juga tekanan nadi.

Refleks vagal memperlambat denyut jantung.Aliran darah koroner meningkat.Efek metabolik NE mirip Epi tetapi hanya

timbul pada dosis yang lebih besar.

Page 57: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Sediaan dan posologiSediaan: 1 mg/mL dalam ampul 4 mL.

Dosis: encerkan 4 mL dalam 1000 mL Dex 5% berikan secara infus IV dengan kecepatan awal 2-3 mL/mnt, maintenance 0,5-1 mL/mnt.

Page 58: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

7. NitrogliserinManfaat nitrat organik sebagi antiangina

telah dikenal sejak 1867.FarmakokinetikNitrat organik diabsorbsi dengan baik

lewat kulit, mukosa sublingual dan oral.Metabolisme oleh nitrat reduktase dalam

hati.Mengalami efek lintas pertama dlm hati.Pada pemberian sublingual, kadar

puncak plasma nitrogliserin tercapai dalam 4 menit, waktu paruh 1-3 menit.

Page 59: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

FarmakodinamikSecara in vivo merupakan pro drug yg

menjadi aktif setelah dimetabolisme (NO, EDRF dan PGl2

dr endotel)

Efek CV:Mempengaruhi tonus vaskular, Nitrat

menimbulkan venodilatasi (Venous pooling), preload kebutuhan oksigen miokard

Arteriol: Dilatasi arteriol temporal dan meningeal menimbulkan kemerahan di muka (flushing) dan sakit kepala berdenyut.

Tidak menimbulkan steal phenomenon pada A.coroner.

Page 60: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Indikasi1. Angina Pektoris Untuk angina variant dikombinasi dengan

antagonis Ca++

2. Infark Jantung Mengurangi luas infark Memperbaiki fungsi jantung Di kombinasikan dengan Lisinopril3. Gagal jantung kongestif Dikombinasikan dengan hidralazin

Page 61: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Efek sampingPada awal terapi sering ditemukan sakit

kepala, flushing karena dilatasi arteri serebral.

Dapat terjadi hipotensi postural.Ketergantungan nitrat organik dapat terjadi,

penghentian obat harus dilakukan bertahap agar tidak timbul rebound angina.

Page 62: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Sediaan dan posologiSediaan: Ampul 10 mg/10 mL dan 50 mg/10

mL.

Angina yang tidak stabil: dosis awal 10 mcg/mnt, dengan peningkatan 10 mcg/mnt dengan interval 30 mnt tergantung pada besarnya kebutuhan.

Page 63: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

8. Aminofilin (Theophylline ethylenediamine)Derivat xantin yang terdiri dari kafein,

teofilin dan teobromin ialah alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan.

Farmakodinamik:Teofilin menghambat enzim fosfodiesterase

(PDE) sehingga mencegah pemecahan cAMP dan cGMP masing-masing menjadi 5-AMP dan 5-GMP.

Teofilin merupakan suatu antagonis kompetitif pada reseptor adenosin.

Page 64: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Lanjutan…

Page 65: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

farmakodinamikTeofilin juga memiliki efek antiinflamasi dan

menghambat penglepasan mediator dari sel radang.

SSP: Teofilin dan kafein merupakan perangsang SSP yang kuat.

Sistem CV:Jantung: pada kadar terapi 10-20 µg/mL menyebabkan

kenaikan moderat denyut jantung.PD: Dilatasi PDSirkulasi otak: Resistensi pembuluh darah otak naik

disertai pengurangan aliran darah dan PO2 di otak.

Page 66: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Lanjutan…Sirkulasi koroner: Secara eksperimental

terbukti bahwa xantin menyebabkan vasodilatasi A. koroner.

TD: Efek xantin thd TD tdk dpt diramalkan.

Otot polos: Relaksasi otot polos bronkusDiuresis: Semua xantin meninggikan

produksi urin. Sekresi lambung: menyebabkan kenaikan

sekresi lambung yang berlangsung lama.Metabolik: Peningkatan kadar asam lemak

bebas dalam plasma danjuga meninggikan metabolisme basal.

Page 67: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

farmakokinetikMetilxantin cepat diabsorpsi setelah

pemberian oral, rectal atau parenteral.Menghasilkan kadar puncak plasma

dalam waktu 2 jam sedangkan kafein dalam waktu 1 jam.

Metilxantin didistribusikan ke seluruh tubuh, melewati plasenta dan masuk ke air susu ibu.

Eliminasi metilxantin terutama melalui metabolisme dalam hati.

Sebagian besar diekskresi bersama urin dalam bentuk asam metilurat atau metilxantin.

Page 68: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

indikasi1. Asma BronkialPada pasien asma, diperlukan kadar terapi

teofilin sedikitnya 5-8 µg/mL. Toksis mulai dosis 15 µg/mL dan lebih sering > 20 µg/mL.

Loading dosis 6 mg/kgBB, diberikan secara infus perlahan-lahan selama 20-40 menit.

Dosis dipertahankan 0,5 mg/kgBB/jam.Kombinasi dengan agonis β2-adrenergik

meningkatkan efek bronkodilatasi teofilin.

Page 69: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Lanjutan…2. Penyakit paru obstruksi kronis (COPD)Teofilin juga banyak digunakan pada

penyakit ini dengan tujuan yang sama dengan pengobatan asma.

Tetapi, gejala lain yg menyangkut sistem CV: H.Pulmonal, gagal jantung kanan pada cor pulmonale, tidak diperbaiki oleh teofilin.

3. Apneu pada bayi baru lahirPada bayi prematur sering terjadi episode

apneu yg berlangsung lbh dari 15 detik.Dosis: kadar plasma 3-5 µg/mL yaitu 2,5-5

mg/kgBB dan dipertahankan dgn dosis 2 mg/kgBB/hari.

Page 70: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

SediaanBerbentuk kristal putih, pahit dan sedikit larut

dalam air.kapsul/kapsul lunak teofilin 130 mg; tablet teofilin

150 mg; tablet salut selaput lepas lambat berisi teofilin 125 mg, 250 mg, dan 300 mg; sirup/eliksir yang berisi teofilin sebanyak 50 mg/5 mL, 130 mg/15 mL dan 150 mg/15 mL.

Teofilin juga tersedia dalam kombinasi tetap dengan efedrin untuk asma bronkial.

Aminofilin merupakan garam teofilin untuk penggunaan IV, tersedia dalam ampul 10 mL mengandung 24 mg aminofilin setiap mililiternya.

Page 71: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

9. AmiodaronMerupakan Anti aritmia kelas III.Farmakokinetik:Amiodaron diabsorbsi secara lambat dan

tidak sempurna pada pemberian per oralBioavailabilitasnya adalah sekitar 30% dan

berbeda antar individu.Pada pemberian per oral kadar puncak

tercapai setelah 5-6 jam.Waktu paruhnya panjang yaitu 25-60 hari.

Page 72: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Lanjutan…Sediaan, dosis dan cara pemberian:Amiodaron HCl tersedia sebagai tablet 200 mg.Loading dose: 600-800 mg/hari (selama 4

miggu).Maintenance dose: dimulai dengan 400-800

mg/hari.Penggunaan terapi:Amiodaron dapat digunakan untuk fibrilasi

atrium berulang dan untuk takikardia ventrikel yang tak stabil dan berkelanjutan.

Page 73: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Efek sampingES meningkat scr nyata stelah 1 tahun

pengobatan, berupa:1.Efek pada paru-paru2.Gangguan fungsi hati3.Mikrodeposit pada kornea4.Fotosensitivitas kulit5.Bertambah beratnya aritmia terjadi pada 2-

5% pasien.6.Amiodaron menghambat konversi tiroksin

menjadi triiodotironin, hipertiroid??

Page 74: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

10. DiazepamSifat fisikokimia dan farmakokinetik

benzodiazepine sangat mempengaruhi penggunaannya dalam klinik karena menentukan lama kerjanya.

Benzodiazepin menurut lama kerjanya dapat dibagi dalam:

1.Senyawa yang bekerja sangat cepat.2.Senyawa yang bekerja cepat.3.Senyawa yang bekerja sedang.4.Senyawa yang bekerja lama.

Page 75: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Lanjutan…

Page 76: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

FarmakokinetikBenzodiazepin dan metabolit aktifnya terikat

pada protein plasma.Setelah pemberian benzodiazepine ambilan

ke dalam otak dan organ dengan perfusi tinggi lainnya terjadi sangat cepat.

Benzodiazepin dapat melewati sawar uri dan disekresi ke dalam ASI.

Metabolisme benzodiazepine terjadi dalam 3 tahap, yaitu: (1) desalkilasi; (2) hidroksilasi; dan (3) konjugasi.

Page 77: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Farmakodinamik1. SSP: Benzodiazepin tidak mampu

menghasilkan tingkat depresi saraf sekuat golongan barbiturate atau anestesi umum.

2. Pernapasan: Benzodiazepin dosis hipnotik tidak berefek pada pernapasan orang normal.

3. Sistem CV: Efek benzodiazepine pada sistem kardiovaskular umumnya ringan, kecuali pada intoksikasi berat. TD HR

4. Sal. Cerna: Diduga dapat memperbaiki berbagai gangguan saluran cerna yang berhubungan dengan adanya ansietas.

Page 78: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Efek sampingKepala ringan, malas/tak bermotivasi, lamban,

inkoordinasi motorik, ataksia, gangguan fungsi mental dan psikomotorik, gangguan koordinasi berfikir, bingung, disatria, dan amnesia retrogard.

ES yg lbh umum: lemas, sakit kepala, pandangan kabur, vertigo, mual dan muntah, diare, nyeri epigastrik, nyeri sendi, nyeri dada.

Efek samping psikologik yang sering timbul akibat pemberian benzodiazepin adalah sesekali meningkatkan insiden mimpi buruk, pasien menjadi banyak bicara, cemas, mudah tersinggung, takikardia dan berkeringat.

Page 79: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Indikasi dan dosis1. Kejang:Anak-anak: 0,5 mg/kgBB per rectal atau 0,3

mg/kgBB secara injeksi IV lambat, tetapi tidak melebihi 10 mg.

Dewasa: 10 mg per rectal atau secara injeksi IV lambat.

Jika kejang tidak berhenti dalam 5 menit setelah pemberian pertama, ulangi sekali lagi.

Page 80: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Lanjutan…2. Tetanus: Dosis bervariasi, tergantung derajat

beratnya penyakit. Sebagai informasi: anak-anak dan dewasa 0,1-0,3 mg/kgBB secara injeksi IV pelan, diulangi stiap 1-4 jam, di bawah pengawasan ketat tenaga medis.

3. Agitasi, delirium tremens: Dewasa 5-10 mg secara injeksi IM, diulangi setelah 1 jam bila perlu.

Sediaan: Ampul 10 mg (5 mg/mL, 2 mL) untuk IM atau injeksi IV yang sangat lambat atau infuse.

Page 81: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

11. DeksamethasonKortikosteroid mempengaruhi metabolisme

karbohidrat, protein dan lemak; dan mempengaruhi juga fungsi sistem kardiovaskular, ginjal, otot lurik, sistem saraf dan organ lain.

Farmakokinetik:Kortisol dan analog sintetiknya pada

pemberian oral diabsorbsi cukup baik.Perubahan struktur kimia sangat

mempengaruhi kecepatan absorbsi.Glukokortikoid dapat diabsorbsi melalui kulit,

sakus konjungtiva dan ruang synovial.

Page 82: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Lanjutan…SSP: Efek steroid thd SSP dapat dilihat

dari timbulnya perubahan mood, tingkah laku, EEG.

Elemen pembentuk darah: Glukokortikoid dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan jumlah sel darah merah.

Efek anti-inflamasi: Kortisol dan analog sintetiknya dapat mencegah atau menekan timbulnya gejala inflamasi. Karena fungsinya ini maka Kortikosteroid sering disebut life saving drug dan sering menimbulkan masking effect.

Page 83: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Sediaan dan dosisSediaan: 4 mg deksamethasone fosfat

dalam ampul 1 mL (4 mg/mL) secara IM, injeksi IV atau infus.

Dosis:Sindrom inflamasi pada infeksi berat.

Dosis dan situasi sangat bervariasi tergantung pada derajat beratnya infeksi dan respon klinis:

Anak-anak: 0,2-0,4 mg/kgBB/hariDewasa: dosis awal 0,5-24 mg/hariMaturasi paru janin

Diberikan pada ibu: 6 mg melalui injeksi IM tiap 12 jam selama 2 hari (dosis total: 24 mg)

Page 84: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

12. Nalorfin, Nalokson dan naltrekson

Nalorfin (Antagonis parsial), Nalokson (antagonis opioid murni), Naltrekson dapat diberikan PO dan masa kerja yg lbh lama dari Nalokson.

Farmakokinetik:Nalokson hanya dapat diberikan

parenteral dan efeknya segera terlihat setelah penyuntikan IV (1-2 jam).

Naltrekson efektif setelah pemberian per oral, tetapi langsung mengalami metabolism lintas pertama, kadar puncaknya dalam plasma dicapai dalam waktu 1-2 jam

Page 85: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Lanjutan…

Page 86: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Sediaan dan posologiSediaan: 1 mg/mL dalam ampul 4 mL.

Dosis: encerkan 4 mL dalam 1000 mL Dex 5% berikan secara infus IV dengan kecepatan awal 2-3 mL/mnt, maintenance 0,5-1 mL/mnt.

Page 87: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

7. NitrogliserinManfaat nitrat organik sebagi antiangina

telah dikenal sejak 1867.FarmakokinetikNitrat organik diabsorbsi dengan baik

lewat kulit, mukosa sublingual dan oral.Metabolisme oleh nitrat reduktase dalam

hati.Mengalami efek lintas pertama dlm hati.Pada pemberian sublingual, kadar

puncak plasma nitrogliserin tercapai dalam 4 menit, waktu paruh 1-3 menit.

Page 88: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

FarmakodinamikSecara in vivo merupakan pro drug yg

menjadi aktif setelah dimetabolisme (NO, EDRF dan PGl2

dr endotel)

Efek CV:Mempengaruhi tonus vaskular, Nitrat

menimbulkan venodilatasi (Venous pooling), preload kebutuhan oksigen miokard

Arteriol: Dilatasi arteriol temporal dan meningeal menimbulkan kemerahan di muka (flushing) dan sakit kepala berdenyut.

Tidak menimbulkan steal phenomenon pada A.coroner.

Page 89: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Indikasi1. Angina Pektoris Untuk angina variant dikombinasi dengan

antagonis Ca++

2. Infark Jantung Mengurangi luas infark Memperbaiki fungsi jantung Di kombinasikan dengan Lisinopril3. Gagal jantung kongestif Dikombinasikan dengan hidralazin

Page 90: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Efek sampingPada awal terapi sering ditemukan sakit

kepala, flushing karena dilatasi arteri serebral.

Dapat terjadi hipotensi postural.Ketergantungan nitrat organik dapat terjadi,

penghentian obat harus dilakukan bertahap agar tidak timbul rebound angina.

Page 91: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Sediaan dan posologiSediaan: Ampul 10 mg/10 mL dan 50 mg/10

mL.

Angina yang tidak stabil: dosis awal 10 mcg/mnt, dengan peningkatan 10 mcg/mnt dengan interval 30 mnt tergantung pada besarnya kebutuhan.

Page 92: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

8. Aminofilin (Theophylline ethylenediamine)Derivat xantin yang terdiri dari kafein,

teofilin dan teobromin ialah alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan.

Farmakodinamik:Teofilin menghambat enzim fosfodiesterase

(PDE) sehingga mencegah pemecahan cAMP dan cGMP masing-masing menjadi 5-AMP dan 5-GMP.

Teofilin merupakan suatu antagonis kompetitif pada reseptor adenosin.

Page 93: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Lanjutan…

Page 94: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

farmakodinamikTeofilin juga memiliki efek antiinflamasi dan

menghambat penglepasan mediator dari sel radang.

SSP: Teofilin dan kafein merupakan perangsang SSP yang kuat.

Sistem CV:Jantung: pada kadar terapi 10-20 µg/mL menyebabkan

kenaikan moderat denyut jantung.PD: Dilatasi PDSirkulasi otak: Resistensi pembuluh darah otak naik

disertai pengurangan aliran darah dan PO2 di otak.

Page 95: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Lanjutan…Sirkulasi koroner: Secara eksperimental

terbukti bahwa xantin menyebabkan vasodilatasi A. koroner.

TD: Efek xantin thd TD tdk dpt diramalkan.

Otot polos: Relaksasi otot polos bronkusDiuresis: Semua xantin meninggikan

produksi urin. Sekresi lambung: menyebabkan kenaikan

sekresi lambung yang berlangsung lama.Metabolik: Peningkatan kadar asam lemak

bebas dalam plasma danjuga meninggikan metabolisme basal.

Page 96: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

farmakokinetikMetilxantin cepat diabsorpsi setelah

pemberian oral, rectal atau parenteral.Menghasilkan kadar puncak plasma

dalam waktu 2 jam sedangkan kafein dalam waktu 1 jam.

Metilxantin didistribusikan ke seluruh tubuh, melewati plasenta dan masuk ke air susu ibu.

Eliminasi metilxantin terutama melalui metabolisme dalam hati.

Sebagian besar diekskresi bersama urin dalam bentuk asam metilurat atau metilxantin.

Page 97: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

indikasi1. Asma BronkialPada pasien asma, diperlukan kadar terapi

teofilin sedikitnya 5-8 µg/mL. Toksis mulai dosis 15 µg/mL dan lebih sering > 20 µg/mL.

Loading dosis 6 mg/kgBB, diberikan secara infus perlahan-lahan selama 20-40 menit.

Dosis dipertahankan 0,5 mg/kgBB/jam.Kombinasi dengan agonis β2-adrenergik

meningkatkan efek bronkodilatasi teofilin.

Page 98: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Lanjutan…2. Penyakit paru obstruksi kronis (COPD)Teofilin juga banyak digunakan pada

penyakit ini dengan tujuan yang sama dengan pengobatan asma.

Tetapi, gejala lain yg menyangkut sistem CV: H.Pulmonal, gagal jantung kanan pada cor pulmonale, tidak diperbaiki oleh teofilin.

3. Apneu pada bayi baru lahirPada bayi prematur sering terjadi episode

apneu yg berlangsung lbh dari 15 detik.Dosis: kadar plasma 3-5 µg/mL yaitu 2,5-5

mg/kgBB dan dipertahankan dgn dosis 2 mg/kgBB/hari.

Page 99: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

SediaanBerbentuk kristal putih, pahit dan sedikit larut

dalam air.kapsul/kapsul lunak teofilin 130 mg; tablet teofilin

150 mg; tablet salut selaput lepas lambat berisi teofilin 125 mg, 250 mg, dan 300 mg; sirup/eliksir yang berisi teofilin sebanyak 50 mg/5 mL, 130 mg/15 mL dan 150 mg/15 mL.

Teofilin juga tersedia dalam kombinasi tetap dengan efedrin untuk asma bronkial.

Aminofilin merupakan garam teofilin untuk penggunaan IV, tersedia dalam ampul 10 mL mengandung 24 mg aminofilin setiap mililiternya.

Page 100: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

9. AmiodaronMerupakan Anti aritmia kelas III.Farmakokinetik:Amiodaron diabsorbsi secara lambat dan

tidak sempurna pada pemberian per oralBioavailabilitasnya adalah sekitar 30% dan

berbeda antar individu.Pada pemberian per oral kadar puncak

tercapai setelah 5-6 jam.Waktu paruhnya panjang yaitu 25-60 hari.

Page 101: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Lanjutan…Sediaan, dosis dan cara pemberian:Amiodaron HCl tersedia sebagai tablet 200 mg.Loading dose: 600-800 mg/hari (selama 4

miggu).Maintenance dose: dimulai dengan 400-800

mg/hari.Penggunaan terapi:Amiodaron dapat digunakan untuk fibrilasi

atrium berulang dan untuk takikardia ventrikel yang tak stabil dan berkelanjutan.

Page 102: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Efek sampingES meningkat scr nyata stelah 1 tahun

pengobatan, berupa:1.Efek pada paru-paru2.Gangguan fungsi hati3.Mikrodeposit pada kornea4.Fotosensitivitas kulit5.Bertambah beratnya aritmia terjadi pada 2-

5% pasien.6.Amiodaron menghambat konversi tiroksin

menjadi triiodotironin, hipertiroid??

Page 103: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

10. DiazepamSifat fisikokimia dan farmakokinetik

benzodiazepine sangat mempengaruhi penggunaannya dalam klinik karena menentukan lama kerjanya.

Benzodiazepin menurut lama kerjanya dapat dibagi dalam:

1.Senyawa yang bekerja sangat cepat.2.Senyawa yang bekerja cepat.3.Senyawa yang bekerja sedang.4.Senyawa yang bekerja lama.

Page 104: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Lanjutan…

Page 105: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

FarmakokinetikBenzodiazepin dan metabolit aktifnya terikat

pada protein plasma.Setelah pemberian benzodiazepine ambilan

ke dalam otak dan organ dengan perfusi tinggi lainnya terjadi sangat cepat.

Benzodiazepin dapat melewati sawar uri dan disekresi ke dalam ASI.

Metabolisme benzodiazepine terjadi dalam 3 tahap, yaitu: (1) desalkilasi; (2) hidroksilasi; dan (3) konjugasi.

Page 106: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Farmakodinamik1. SSP: Benzodiazepin tidak mampu

menghasilkan tingkat depresi saraf sekuat golongan barbiturate atau anestesi umum.

2. Pernapasan: Benzodiazepin dosis hipnotik tidak berefek pada pernapasan orang normal.

3. Sistem CV: Efek benzodiazepine pada sistem kardiovaskular umumnya ringan, kecuali pada intoksikasi berat. TD HR

4. Sal. Cerna: Diduga dapat memperbaiki berbagai gangguan saluran cerna yang berhubungan dengan adanya ansietas.

Page 107: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Efek sampingKepala ringan, malas/tak bermotivasi, lamban,

inkoordinasi motorik, ataksia, gangguan fungsi mental dan psikomotorik, gangguan koordinasi berfikir, bingung, disatria, dan amnesia retrogard.

ES yg lbh umum: lemas, sakit kepala, pandangan kabur, vertigo, mual dan muntah, diare, nyeri epigastrik, nyeri sendi, nyeri dada.

Efek samping psikologik yang sering timbul akibat pemberian benzodiazepin adalah sesekali meningkatkan insiden mimpi buruk, pasien menjadi banyak bicara, cemas, mudah tersinggung, takikardia dan berkeringat.

Page 108: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Indikasi dan dosis1. Kejang:Anak-anak: 0,5 mg/kgBB per rectal atau 0,3

mg/kgBB secara injeksi IV lambat, tetapi tidak melebihi 10 mg.

Dewasa: 10 mg per rectal atau secara injeksi IV lambat.

Jika kejang tidak berhenti dalam 5 menit setelah pemberian pertama, ulangi sekali lagi.

Page 109: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Lanjutan…2. Tetanus: Dosis bervariasi, tergantung derajat

beratnya penyakit. Sebagai informasi: anak-anak dan dewasa 0,1-0,3 mg/kgBB secara injeksi IV pelan, diulangi stiap 1-4 jam, di bawah pengawasan ketat tenaga medis.

3. Agitasi, delirium tremens: Dewasa 5-10 mg secara injeksi IM, diulangi setelah 1 jam bila perlu.

Sediaan: Ampul 10 mg (5 mg/mL, 2 mL) untuk IM atau injeksi IV yang sangat lambat atau infuse.

Page 110: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

11. DeksamethasonKortikosteroid mempengaruhi metabolisme

karbohidrat, protein dan lemak; dan mempengaruhi juga fungsi sistem kardiovaskular, ginjal, otot lurik, sistem saraf dan organ lain.

Farmakokinetik:Kortisol dan analog sintetiknya pada

pemberian oral diabsorbsi cukup baik.Perubahan struktur kimia sangat

mempengaruhi kecepatan absorbsi.Glukokortikoid dapat diabsorbsi melalui kulit,

sakus konjungtiva dan ruang synovial.

Page 111: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Lanjutan…SSP: Efek steroid thd SSP dapat dilihat

dari timbulnya perubahan mood, tingkah laku, EEG.

Elemen pembentuk darah: Glukokortikoid dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan jumlah sel darah merah.

Efek anti-inflamasi: Kortisol dan analog sintetiknya dapat mencegah atau menekan timbulnya gejala inflamasi. Karena fungsinya ini maka Kortikosteroid sering disebut life saving drug dan sering menimbulkan masking effect.

Page 112: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Sediaan dan dosisSediaan: 4 mg deksamethasone fosfat

dalam ampul 1 mL (4 mg/mL) secara IM, injeksi IV atau infus.

Dosis:Sindrom inflamasi pada infeksi berat.

Dosis dan situasi sangat bervariasi tergantung pada derajat beratnya infeksi dan respon klinis:

Anak-anak: 0,2-0,4 mg/kgBB/hariDewasa: dosis awal 0,5-24 mg/hariMaturasi paru janin

Diberikan pada ibu: 6 mg melalui injeksi IM tiap 12 jam selama 2 hari (dosis total: 24 mg)

Page 113: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

12. Nalorfin, Nalokson dan naltrekson

Nalorfin (Antagonis parsial), Nalokson (antagonis opioid murni), Naltrekson dapat diberikan PO dan masa kerja yg lbh lama dari Nalokson.

Farmakokinetik:Nalokson hanya dapat diberikan

parenteral dan efeknya segera terlihat setelah penyuntikan IV (1-2 jam).

Naltrekson efektif setelah pemberian per oral, tetapi langsung mengalami metabolism lintas pertama, kadar puncaknya dalam plasma dicapai dalam waktu 1-2 jam

Page 114: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Lanjutan…

Page 115: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Lanjutan…Naltrekson lebih poten dari nalokson

dmn 100 mg secara oral dapat menghambat efek euphoria yang ditimbulkan oleh 25 mg heroin IV selama 48 jam.

Farmakodinamik:Semua efek agonis opioid pada reseptor

µ diantagonis oleh nalokson dosis kecil (0,4-0,8 mg) yang diberikan IM atau IV.

Antagonisme nalokson terhadap efek agonis opioid sering disertai dengan terjadinya fenomena Overshoot.

Page 116: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

IndikasiAdapun indikasi penggunaan antagonis opioid adalah sbb:1.Untuk mengatasi depresi napas akibat overdosis opioid.2.Pada bayi yg baru dilahirkan dimana ibu mendapat opioid.3.tentamen suicide dengan suatu opioid; dalam hal ini nalokson merupakan obat terpilih.

Page 117: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Sediaan dan posologiSediaan:Nalorfin: Tersesdia utk pggunaan

parenteral yaitu 0,2 mg nalorfin/mL untuk anak, 5 mg nalorfin/mL untuk orang dewasa.

Nalokson tersedia dalam nalokson 0,4 mg/mL dalam ampul 2 mL, 10 mL dan yang mengandung 40 µg (20 µg/mL) untuk penggunaan pada anak.

Naltrekson tersedia dalam tab 50 mg.Dosis:0,4 mg dalam ampul 1 mL (0,4 mg/mL)

untuk injelsi IV, IM atau infus dalam natrium klorida 0,9% atau glukosa 5%.

Page 118: Presentasi Kasus Anes Ela Fix

Lanjutan…Neonatus: dosis awal 10 µg/kg secara

injeksi IV, diikuti dengan 10 µg/kg secara injeksi IM tiap 90 menit.

Anak-anak: 5-10 µg/kg secara injeksi IV, diulangi bila perlu setelah 2-3 menit, hingga ventilasi spontan adekuat. diikuti dengan infus berkelanjutan 1-5 µg/kg/jam, atau 5-10 µg/kg secara injeksi IM tiap 90 menit.

Dewasa: 1-3 µg/kg secara injeksi IV, diulangi apabila perlu setelah 2-3 menit, hingga ventilasi spontan yang adekuat kembali, diikuti dengan infus berkelanjutan 1-5 µg/kg/jam, atau 5-10 µg/kg secara injeksi IM tiap 90 menit.

Page 119: Presentasi Kasus Anes Ela Fix