present as i
DESCRIPTION
presentasiTRANSCRIPT
Anastasia Oktarina,S.Ked
Baity Indriani, S.Ked
Pembimbing :dr. Jalalin, SpKFR
Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Penggunaan intervensi teknik dalam pengobatan nyeri leher dengan dan tanpa nyeri alih ke
lengan.
Praktisi dan peserta pelatihan rehabilitasi medis
dan fisik.
Industri pengobatan dan
rehabilitasi muskuloskeletal
akut dalam program
pendidikan fisioterapi mandiri
Intervensi yang digunakan untuk mendiagnosis atau mentatalaksana kondisi-kondisi umum pada pasien
dengan nyeri leher atau nyeri alih ke ekstremitas atas.
•Injeksi toksin botulinum dalam penatalaksanaan nyeri
miofasial
•Injeksi sendi zygapophyseal servikal dan radiofrequency
neuroablation dalam pengobatan gangguan kolumna
vertebrae posterior
•Injeksi steroid epidural untuk pengobatan radikular
servikal dan nyeri alih ke ekstrimitas atas.
Tujuan : untuk memberikan gambaran mengenai diagnostik dan prosedur tatalaksana invasif non bedah untuk nyeri leher
dengan atau tanpa nyeri alih ke estrimitas atas.
Nyeri leher dari miofasial , Thoraks bagian atas, dan perikapsular, dengan atau
tanpa adanya cedera kepala-leher
Tantangan
Nyeri miofasial yang merupakan trigger point
dalam pembahasan patogenesis gangguan ini.
Injeksi pada trigger point merupakan
pilihan terapi yang umum digunakan
untuk permasalahan gangguan ini
Nyeri akan hilang sekitar satu sampai tiga minggu ketika injeksi trigger point diberikan sebagai terapi tunggal.
Patogenesis Trigger point ????
Pelepasan asetilkolin yang tidak terkontrol yang menghasilkan kontraksi kronik pada
serabut otot
Injeksi botulinum A dan B Blokade reversibel dari pelepasan asetilkolin pada neuromuscular
junction
Nyeri leher, thoraks bagian atas dan, perikapsular sendi zygapophyseal
servikalFacet Joint
Prevalensi nyeri sendi zygapophyseal dapat diperkirakan lebih besar dari
25% pada pasien nyeri leher
Cedera kepala-leher, prevalensi ini meningkat lebih dari 50% dan lebih sering menyerang sendi C2-C3 dan
C5-C6.
Pemeriksaan Fisik
Manuver Spurling nyeri Ekstensi servikal nyeri
berkurang
Gangguan sendi zygapophyseal servikal
Blok anestesi lokal dari cabang medial ramus dorsal blok cabang medial
Diagnostik dan Terapi
Nyeri berkurang lebih lama
Injeksi ini memiliki prediksi validitas dengan
berkurangnya nyeri setelah blok cabang medial
yang sesuai dengan berkurangnya nyeri setelah
radiofrequency neuroablation.
Radiofrequency neuroablation panas pada lokasi nyeri dengan tujuan untuk mengurangi nyeri.
Nyeri yang berkurang dapat berlangsung sekitar tujuh sampai
sembilan bulan atau lebih.
Berkurangnya nyeri yang berlangsung selama satu sampai lima bulan yaitu
pada sekitar 60% pasien
Blok intra artikular pada sendi zygapophyseal tanpa blok cabang
medial
Nyeri berkurang untuk jangka pendek dan kurang
efektif nyeri kronik
Diagnostik dan Terapi
4.2 Kegiatan pendidikan: tenaga kerja dinas perhubungan di atas mempunyai rasa nyeri di leher dan bahu bagian belakang yang menetap, dan sekarang sudah memiliki rasa nyeri di lengan meskipun disuntik racun botulinum suntikan dan aspek suntikan . Membahas intervensi nonsurgical lain yang dapat dipertimbangkan, termasuk potensi risiko dan manfaatnya.
Dianggap identik dengan radikulopati leher
tenaga kerja dinas perhubungan di atas mempunyai rasa nyeri di leher dan bahu bagian belakang yang menetap, dan sekarang masih memiliki rasa nyeri di lengan meskipun disuntik racun botulinum suntikan.
Nyeri ekstremitas atas terkait dengan penyakit tulang belakang
Percobaan kontrol acak telah membandingkan berbagai macam teknik injeksi. Beberapa penelitian prospektif yang mengevaluasi ISE transforaminal servikal telah menunjukkan hasil yang menjanjikan pada pasien dengan radikulopati servikal yang telah gagal dengan terapi konservatif.
Telah diketahui bahwa deposisi partikulat steroid pada arteri atau ke dalam zona arterial watershed berakibat infark pada spinal cord dan otak, miokard, berpuncak pada tetraplegia dan kematian di beberapa pasien.
Terdapat juga risiko dari blok spinal yang tinggi yang membahayakan pernapasan dengan anestesi injeksi subarakhnoid.
Dapat juga mempertahankan cedera medulla spinalis langsung sebagai akibat dari tusukan jarum pada medulla spinalis itu sendiri.
Blok spinal yang tinggi mungkin terjadi dengan injeksi anestesi local pada ruang subarachnoid
karena alasan ini ISE interlaminar dengan anestesi local biasanya dilakukan pada C6-7 kebawah. Untuk meminimalkan komplikasi, ISE interlaminar tidak dianjurkan pada bagian yang terjadi stenosis.
Penelitian MRI setelah komplikasi ini, menunjukkan adanya cedera ataupun infark pada medulla spinalis maupun batang otak.
Hanya 1 penelitian yang menggunakan tuntunan CT dalam pelaksanaanny, memberikan gambaran dari penempatan jarum di arteri. Pada penelitian ini,
jarum ditempatkan pada arteri vertebralis sebelum disuntikan. Penelitian lain tidak menggunakan tuntunan fluoroskopi ataupun dokumentasi gambar untuk penempatan jarum di laporannya.
Literatur dan hipotesis yang ada tentang cedera SSP menyarankan setidaknya prosedur ISE transforaminal servikal minimal menggunakan tuntunan fluoroskopi dengan gambar langsung yang ditayangkan selama pemberian kontras untuk meminimalkan risiko dari injeksi intravascular.
Beberapa klinisi menyarankan pengamanan lebih jauh analisis substraksi digital dari gambaran fluoroskopi untuk mengurangi risiko.
ISE servikal masih merupakan pilihan terapi untuk nyeri radikuler servikal. Namun, sedikit literatur yang mendukung kemanjuran dari injeksi ini.
Penting untuk mengenali dan memberitahu pasien tentang komplikasi potensial pada SSP seperti disabilitas dan kematian yang dapat diakibatkan dari injeksi ini.