present as i

42
LOGO Assalamu’alaik um Wr. Wb

Upload: tia-arianti

Post on 19-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Slide 1

AssalamualaikumWr. Wb

LOGO1SKRIPSIIDENTIFIKASI FAKTOR KEPATUHAN BEROBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BANDA SAKTI KOTA LHOKSEUMAWETIA ARIANTINIM: 080610045PEMBIMBING 1:Dr. Cut Khairunnisa M.KesPembimbing 2:Dr. Rizka SofiaLOGO

JUDUL PENELITIAN: IDENTIFIKASI FAKTOR KEPATUHAN BEROBAT HIPERTENSI DI PUSKESMAS BANDA SAKTI KOTA LHOKSEUMAWECabang Ilmu: Ilmu Penyakit DalamDaftar Mahasiswa Nama: Tia AriantiNIM: 080610045Tanggal Lahir: 25 Juni 1989Tahun Masuk PSPD: 2008Nama PA: dr. Cut Khairunnisa M.KesJenis Penelitian: Deskritif Analitik

BAB 1PENDAHULUANLatar BelakangMenurut WHO dan the International Society of Hypertension(ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. (Ekowati-Sulistyowati, 2009).Di Indonesia masalah hipertensi cenderung meningkat. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3% penduduk menderita hipertensi dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004 (Ekowati-Sulistyowati, 2009).

BAB 1PENDAHULUANLatar Belakang Dianjurkan untuk menggunakan obat antihipertensi dengan masa kerja panjang atau yang memberikan efikasi 24 jam dengan pemberian sekali sehari. Pilihan terapi apakah memulai terapi dengan satu jenis obat antihipertensi atau dengan kombinasi tergantung pada tekanan darah awal dan ada tidaknya komplikasi (Aru W.Sudoyo, 2007).Kepatuhan terhadap pengobatan secara umum didefinisikan sejauh mana pasien mengkonsumsi obat yang diresepkan oleh tenaga kesehatan,karena kepatuhan menjelaskan pasien mengikuti perintah dokter dan rencana pengobatan (Blaschke dkk, 2005).

BAB 1PENDAHULUANLatar Belakang Prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran termasuk kasus yang sedang minum obat, di Aceh sendiri (33,1%) (Ekowati-Sulistyowati, 2009).Faktor yang mempengaruhi kepatuhan penderita yaitu faktor medis meliputi berat ringannya penyakit, mudah tidaknya pusat pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau. Faktor individu meliputi tipe kepribadian, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan tentang penyakitnya dan prilaku sosial. Faktor sosial-ekonomi meliputi latar belakang budaya, dukungan keluarga dan masyarakat, keyakinan terhadap kejadian sakit dan mahal tidaknya harga obat. (M.Isa dan Windu Nafika, 2003).

BAB 1PENDAHULUANLatar Belakang Pengaruhnya antara lain pertama untuk terapi antihipertensi dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengetahuan pasien, sikap, dan keyakinan, efek samping obat, biaya pengobatan, ketersedian sistem dukungan sosial, hubungan dokter-pasien, dan organisasi dari pemberian perawatan, kesehatan sistem tentang hipertensi dan pentingnya mencapai penurunan target tekanan darah tinggi sangat penting (Aram V, 2001).Maka dari uraian di atas peneliti tertarik untuk mengidentifikasi faktor kepatuhan berobat pada pasien hipertensi di Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe.

BAB 1PENDAHULUANRumusan MasalahBagaimanakah identifikasi faktor kepatuhan berobat pada pasien hipertensi di Puskesmas Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe?

BAB 1PENDAHULUANTujuan MasalahTujuan Umum Untuk mengetahui identifikasi faktor kepatuhan berobat pada pasien hipertensi di Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe.Tujuan KhususMengetahui distribusi karakteristik pasien hipertensi (jenis kelamin dan umur) dan pekerjaan pasien di Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe.Mengidentifikasi faktor kepatuhan berobat menurut tingkat pendidikan akhir pasien hipertensi di Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe.Mengidentifikasi faktor kepatuhan berobat menurut jarak tempuh pasien di Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe.Mengidentifikasi faktor kepatuhan berobat menurut riwayat komplikasi pasien di Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe.Mengidentifikasi faktor kepatuhan berobat menurut pelayanan puskesmas di Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe.

BAB 1PENDAHULUANManfaat PenelitianBagi penelitiMenambah pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan penelitian serta mengetahui bentuk-bentuk kepatuhan berobat, khususnya hipertensi dan mampu menerapkan disiplin ilmunya di lapangan.Bagi puskesmasSebagai masukan dalam pelaksanaan peningkatan kepatuhan berobat pasien ke puskesmas dan pemberian informasi lebih untuk perencanaan kesehatan dan pengambilan keputusan serta evaluasi, khususnya penyakit hipertensi.Bagi masyarakatDapat memberikan informasi untuk masyarakat, khususnya meningkatkan peran serta terhadap pengobatan penyakit hipertensi.Bagi pemerintahDapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyediaan data untuk kegiatan perencanaan kesehatan, pengambilan keputusan dan evaluasi terhadap peningkatan kepatuhan berobat, khususnya penyakit hipertensi.Bagi universitasSebagai bahan informasi dan perbendaharaan ilmu pengetahuan serta kepustakaan di PSPD Universitas Malikussaleh dan Institusi Akademis lain tentang gambaran kepatuhan berobat pasien hipertensi yang dapat dijadikan referensi bagi pengembangan ilmu dan penelitian lebih lanjut.

BAB 3KERANGKA KONSEPKerangka KonseptualVariabel IndependenVariabel DependenKarakteristik Penderita Hipertensi:UmurJenis kelaminPekerjaan Identifikasi Faktor Kepatuhan Berobat:Tingkat pendidikanJarak tempuhRiwayat komplikasiPelayanan puskesmasKepatuhan Berobat

BAB 3KERANGKA KONSEPHipotesis Ha: ada hubungan faktor kepatuhan berobat dengan kepatuhan berobat pada pasien hipertensi di Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe.H0: tidak ada hubungan faktor kepatuhan berobat dengan kepatuhan berobat pada pasien hipertensi di Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe.

BAB 4Metodelogi PenelitianJenis PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian deskritif analitik dengan pendekatan Cross Sectional.Lokasi dan Waktu PenelitianDilaksanakan di Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe, dan dilaksanakan pada bulan Oktober 2012.Populasi,sampel besar sampel dan teknik pengambilan Sampel - populasinya adalah semua pasien hipertensi yang datang berobat di Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe.- sampelnya dengan besar sampel minimal yang dirumuskan oleh Snedecor dan Cochran

Za2.p.q d2

d2n=

Keterangan:N: besarnya sampelP:proporsi variabel yang dikendaki (25%)Q: 1-p(0,95)Za: simpangan rata-rata distribusi normal standar pada derajat kemaknaan (1,64)D: kesalahan sampling yang masih ditoleransi 10% = 0,1.

Maka N = 64, besar sampel yang diambil adalah 65 orang.n=1,642.0,25.0,95 0,12

BAB 4Metodelogi PenelitianPopulasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan SamplingSampel :Yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi.Kriteria InklusiSemua pasien berjenis kelamin perempuan dan laki-laki yang berusia 35 tahun ke atas.Pasien yang bersedia mengikuti penelitianPasien yang bertempat tinggal wilayah kerja Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe yang berobat pada saat dilakukan penelitian.Wanita yang sedang tidak hamil.Pasien yang bisa membaca, menulis, tidak sulit berbicara dan bisa mendengar.Kriteria EksklusiPasien umurnya di bawah 35 tahunPasien yang sedang hamil (pre-eklamsia).Pasien yang tidak bersedia mengikuti penelitian.Pasien yang tidak bisa membaca, menulis, sulit berbicara dan mendengar.

BAB 4Metodelogi PenelitianPopulasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan SamplingTeknik Pengambilan SamplingPenelitian ini menggunakan metode non random dengan teknik accidental sampling.Variabel Penelitian dan Definisi OperasionalVariabel dependen : Kepatuhan berobatVariabel indenpenden: karakteristik pasien (umur, jenis kelamin, dan pekerjaan), dan identifikasi faktor kepatuhan (tingkat pendidikan, jarak tempuh, riwayat komplikasi, pelayanan puskesmas).

Definisi OperasionalKepatuhan Berobat : tingkat perilaku penderita dalam mengambil suatu tindakan untuk pengobatan seperti ketetapan berobat. Skala nominalUmur: usia pasien saat pengumpulan data berdasarkan tahun kelahiran. Skala ordinal.Jenis kelamin : pertanda gender pasien. Skala nominalPekerjaan : jenis kegiatan yang dimiliki responden sebagai tumpuan untuk mendapatkan penghasilan. Skala nominalPendidikan : jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh pasien. Skala ordinalJarak tempuh : besar jarak yang ditempuh oleh pasien untuk berobat dari tempat tinggal ke puskesmas. Skala ordinalPelayanan puskesmas : penilaian subjektif pasien terhadap informasi penyediaan fasilitias pelayanan dengan jelas dan mudah diperoleh meliputi sikap petugas di psuksesmas baik dokter, dan perawat ataupun petugas medis lainnya. Skala ordinalRiwayat komplikasi: pasien hipertensi yang telah mengalami kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung seperti gagal ginjal. Skala nominal.

BAB 4Metodelogi PenelitianMetode Pengumpulan Dataa.wawancara.b. kuesioner.c.uji validitas dan relibilitasPengolahan DataEditingCodingTabulasi

BAB 4Metodelogi PenelitianAnalisa DataPengolahan data hasil menggunakan bantuan komputer program SPSS dengan metode persentase untuk analisis univariat dan analisis bivariat, dianalisa dengan Chi-square Test. 8. Penyajian DataDari hasil pengisian daftar check list, kuesioner, maka disajikan dalam bentuk tabel.

BAB 5 HASIL PENELITIANDESKRIPSI LOKASI PENELITIANLetak wilayah di Jalan Petua Malem Desa Hagu Barat Laut Kecamatan Banda SaktiCakupan wilayah terdiri dari 12 desa yaitu Hagu Barat, Hagu Teungoh, Hagu Selatan, Kampung Jawa Lama, Kampung Jawa Baru, Teumpok Teungoh, Kutablang, Uteun Bayi, Ulee Jalan, Banda Masen, Ujong Blang, Dan Lancang Garam.Gambaran umum wilayah terdiri dari 3 polindes, dan 1 poskesdes, sedangkan unit pelayanannya terdiri dari Poli Perekam Medis, Poli UGD, Poli Umum, Poli Gigi, Apotek, Poli Laboratorium, Poli Laboratorium TB Paru/ Kusta, Poli Usila, Poli Fisioterapi, Poli KIA, Poli Imunisasi, Poli Anak, Poli KB, Poli Gizi dan Posyandu, Poli Kesehatan Lingkungan dan Promkes dan Poli Administrasi. Luas wilayah Kecamatan Banda Sakti adalah 11,24 km di Kecamatan Banda Sakti terdapat 2 Puskesmas Induk yaitu Puskesmas Banda Sakti dan Puskesmas Mon Geudong.

BAB 5 HASIL PENELITIANHASIL PENELITIANUnivariatKarakteristik penderita hipertensia. Jenis kelaminJenis KelaminN%Laki-lakiPerempuan 263940,060,0Total65100,0

BAB 5 HASIL PENELITIANHASIL PENELITIANUnivariatKarakteristik penderita hipertensib. UmurUmurN%35-45 tahun46-55 tahun56-65 tahun> 65 tahun131927620,029,241,59,2Total65100,0

BAB 5 HASIL PENELITIANHASIL PENELITIANUnivariatKarakteristik penderita hipertensiC. PekerjaanPekerjaanN%Petani/nelayanPNS/BUMN atau pensiunanWiraswastaIbu Rumah Tangga41715296,226,223,144,6Total65100,0

BAB 5 HASIL PENELITIANHASIL PENELITIANUnivariatIdentifikasi faktor kepatuhan berobata. PendidikanPendidikanN%Rendah (SD dan SMP)Tinggi (SMA dan PT)194629,270,8Total65100,0

BAB 5 HASIL PENELITIANHASIL PENELITIANUnivariatIdentifikasi faktor kepatuhan berobatb. Jarak tempuhJarak TempuhN%Dekat ( 3 km)Jauh (> 3 km)491675,424,6Total65100,0

BAB 5 HASIL PENELITIANHASIL PENELITIANUnivariatIdentifikasi faktor kepatuhan berobatc. Riwayat KomplikasiRiwayat KomplikasiN%AdaTidak ada204530,869,2Total65100,0

BAB 5 HASIL PENELITIANHASIL PENELITIANUnivariatIdentifikasi faktor kepatuhan berobatd. Pelayanan PuskesmasPelayanan PuskesmasN%BurukBaik194629,270,8Total65100,0

BAB 5 HASIL PENELITIANHASIL PENELITIANUnivariatVariabel TerikatKepatuhan BerobatN%PatuhTidak Patuh353053,846,2Total65100,0

BAB 5 HASIL PENELITIANHASIL PENELITIANBivariatHubungan Tingkat Pendidikan dengan Faktor Kepatuhan BerobatTingkat PendidikanKepatuhan BerobatP ValuePatuhTidak PatuhRendah (SD dan SMP)

Tinggi (SMA dan PT)5(7,7%)30(46,2%)14(21,5%)16(24,6%)0,004Total3530Maka nilai p < ( 0,004 < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu adanya hubungan tingkat pendidikan dengan faktor kepatuhan berobat.

29BAB 5 HASIL PENELITIANHASIL PENELITIANBivariatHubungan Jarak Tempuh dengan Faktor Kepatuhan BerobatJarak TempuhKepatuhan BerobatP ValuePatuhTidak PatuhDekat ( 3 km)

Jauh (> 3 km)31(47,7%)4(6,2%)18(27,7%)12(18,5%)0,008Total3530Maka nilai p < ( 0,008 < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu adanya hubungan jarak tempuh dengan faktor kepatuhan berobat.

BAB 5 HASIL PENELITIANHASIL PENELITIANBivariatHubungan Riwayat Komplikasi dengan Faktor Kepatuhan BerobatRiwayat KomplikasiKepatuhan BerobatP ValuePatuhTidak PatuhTidak ada

Ada20(30,8%)15(23,1%)25(38,5%)5(7,7%)0,023Total3530Maka nilai p < ( 0,023 < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu adanya hubungan riwayat komplikasi dengan faktor kepatuhan berobat.

BAB 5 HASIL PENELITIANHASIL PENELITIANBivariatHubungan Pelayanan Puskesmas dengan Faktor Kepatuhan BerobatRiwayat KomplikasiKepatuhan BerobatP ValuePatuhTidak PatuhBuruk

Baik3(4,6%)32(49,2%)16(24,6%)14(21,5%)0,000Total3530Maka nilai p < ( 0,000 < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu adanya hubungan pelayanan puskesmas dengan faktor kepatuhan berobat.

BAB 6PEMBAHASANGambaran Karakteristik Pasien Hipertensi Patuh BerobatPenggolongan umur terbanyak penderita hipertensi 56-65 tahun (41,5%), dan 46-55 tahun (29,2%) menurut Anggraini, dkk (2009) usia terbanyak untuk kelompok kasus hipertensi 45 tahun (89,1%).Jenis kelamin perempuan (60,0%) paling banyak yang berobat,menurut Anggraini, dkk (2009) didapatkan penderita kasus hipertensi berjenis kelamin wanita (56,5%).Distribusi pekerjaan yang paling besar adalah Ibu Rumah Tangga (44,6%) yang berobat ke puskesmas, dan dijelaskan Kodim (2005), bahwa prevalensi HTT pada Ibu Rumah tangga ditemukan relatif paling tinggi (8,6%),tetapi tidak ada hubungan dengan pekerjaan terhadap prevalensi HTT.

BAB 6PEMBAHASANMengidentifikasi Kepatuhan Berobat Pasien Hipertensi Menurut Tingkat PendidikanDistribusi tingkat pendidikan tinggi yaitu SMA dan PT terbanyak yaitu 70,8%.Analisis bivariat menunjukkan pendidikan tinggi yang patuh berobat berjumlah 30 orang (46,2%) untuk hasil uji chi-square test menunjukkan adanya hubungan tingkat pendidikan dengan faktor kepatuhan berobat penderita hipertensi.Chobanian (2001), menyebutkan bahwa pengaruh kepatuhan pengobatan antara lain pertama untuk terapi antihipertensi dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengetahuan pasien dan tingkat pendidikannya.

BAB 6PEMBAHASANMengidentifikasi Kepatuhan Berobat Pasien Hipertensi Menurut Jarak TempuhDistribusi jarak tempuh dekat yang paling banyak yaitu 3 km sebesar 75,4%.Analisis bivariat menunjukkan jarak tempuh dekat yang patuh berobat berjumlah 31 orang (47,7%) untuk hasil uji chi-square test menunjukkan adanya hubungan jarak tempuh dengan faktor kepatuhan berobat penderita hipertensi.Isa, dkk (2001), menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi kepatuhan mudah tidaknya pusat pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau.

BAB 6PEMBAHASANMengidentifikasi Kepatuhan Berobat Pasien Hipertensi Menurut Riwayat KomplikasiDistribusi riwayat komplikasi pasien terbanyak adalah tidak adanya riwayat komplikasi yaitu sebesar 69,2%.Analisis bivariat menunjukkan ada riwayat komplikasi yang patuh berobat lebih banyak daripada yang tidak tidak ada riwayat komplikasi berjumlah (23,1%, 7,7%). Untuk hasil uji chi-square test menunjukkan adanya hubungan riwayat komplikasi dengan faktor kepatuhan berobat penderita hipertensi.Isa, dkk (2001), menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi kepatuhan penderita yaitu faktor medis meliputi berat ringannya penyakit penderita sendiri.

BAB 6PEMBAHASANMengidentifikasi Kepatuhan Berobat Pasien Hipertensi Menurut Pelayanan PuskesmasDistribusi penilaian responden terhadap pelayan puskesmas bahwa penilaian pelayanan puskesmas Banda Sakti terbanyak menyatakan baik adalah 46 orang (70,8%).Analisis bivariat menunjukkan penilaian terhadap pelayanan puskesmas baik yang patuh berobat berjumlah 32 orang (49,2%). Untuk hasil uji chi-square test menunjukkan adanya hubungan pelayanan puskesmas dengan faktor kepatuhan berobat penderita hipertensi.Buku kedokteran keluarga, Prasetyawaty(2010), menyebutkan bahwa kunci keberhasilan pengobatan jangka panjang hipertensi, baiknya hubungan dokter antara dokter dengan pasien. Dan Pujiyanto (2008), juga menjelaskan bahwa membentuk perilaku salah satunya ketersediaan sarana dan prsarana atau fasilitas pelayanan kesehatan (ketersediaan dukungan sosial).

BAB 6PEMBAHASANKeterbatasan PenelitianPeneliti baru pertama kali melakukan penelitian dan dalam proses belajar.Penelitian ini tidak mempunyai bukti yang akurat terhadap pengakuan pasien akan kepatuhan berobatnya.Memiliki waktu yang terbatas pada saat melakukan wawancara serta kuesioner dari pasien dan kualitas data tergantung pada kejujuran dan keterbukaan responden ketika menjawab pertanyaan yang diajukan dan kondisi puskesmas yang ramai menyulitkan wanwancara peneliti.Pemahaman peneliti mengenai pengolahan data menggunakan aplikasi program SPSS dalam proses belajar.

BAB 7KESIMPULAN DAN SARANKesimpulanData demografi didapatkan dari 65 responden, proporsi responden patuh pada pasien hipertensi di Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe secara persentase didapatkan 35 orang (53,8%), dengan presentase tingkat pendidikan tinggi (46,2%), jarak tempuh dekat (47,7%), ada riwayat komplikasi (23,1%), dan manajemen pelayanan puskesmas baik (49,2%).Adanya hubungan tingkat pendidikan terhadap kepatuhan berobat pada pasien hipertensi di Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe.Adanya hubungan jarak tempuh terhadap kepatuhan berobat pada penderita hipertensi di Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe.Riwayat komplikasi mempunyai hubungan terhadap kepatuhan berobat pada pasien hipertensi di Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe.Pelayanan puskesmas mempunyai hubungan terhdap kepatuhan berobat pada pasien hipertensi di Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe.

BAB 7KESIMPULAN DAN SARANSaranPuskesmas Banda SaktiPerlunya peningkatan peran serta program promosi kesehatan untuk meningkatkan strategi dan pengetahuan penderita hipertensi tentang penyakit hipertensi agar penderita hipertensi dapat mengatur pola hidupnya sesuai dengan pola hidup sehat. Perlu ditingkatkannya juga peranan petugas ahli gizi dalam memberikan konseling mengenai pola diet pada penderita hipertensi. Metode pemberian edukasi sebaiknya juga diberikan secara tertulis, tidak hanya secara lisan untuk setiap penderita hipertensi yang datang berobat.Penderita hipertensiTetap terus melakukan pemeriksaan tekanan darah seumur hidup, pengobatan secara rutin walaupun sudah patuh berobat, dan harus menjalani pola hidup yang sehat, seperti menghindari pola asupan garam yang tinggi, menghentikan kebiasaan merokok, serta menghindari stres untuk mencegah timbulnya komplikasi lebih lanjut bahwa hipertensi merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan melainkan bisa dikendalikan.

BAB 7KESIMPULAN DAN SARANSaranMasyarakat Kecamatan Banda Sakti Perlunya pencegahan terjadinya penyakit hipertensi sedini mungkin terutama pada masyarakat yang memiliki faktor risiko untuk terjadinya penyakit hipertensi melalui perbaikan pola hidup dengan menghindari pola asupan garam yang tinggi, menghentikan kebiasaan merokok dan hal yang berhubungan faktor risiko terjadinya hipertensi. Serta mencontoh kebiasaan baik pada penderita hipertensi yang patuh berobat, dan perlunya dukungan yang baik bahkan memberikan penghargaan terhadap pasien hipertensi yang patuh berobat khususnya dukungan dari keluarga penderita hipertensi.Dinas Kesehatan Kota LhokseumawePerlunya kebijakan untuk lebih menggalakkan program promosi kesehatan mengenai pentingnya faktor-faktor kepatuhan berobat pada penderita hipertensi mengingat angka kejadian hipertensi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan diperlukan juga pemberian penghargaan bagi penderita hipertensi yang patuh berobat, karena kepatuhan merupakan faktor penentu yang cukup penting dalam mencapai efektifitas suatu sistem kesehatan..

Wassalamualaikum Wr. Wb