prescase laminektomi
DESCRIPTION
laminektomiTRANSCRIPT
SEORANG WANITA USIA 30 TAHUN POST
LAMINEKTOMI VERTEBRA THORACAL VIII-IX
DAN STABILISASI POSTERIOR E/C
SPONDILITIS TB DENGAN PARAPARESE
INFERIOR DISERTAI HIPESTESIA
Anggie Ariandhita
G0007035
Status pasienNama : Ny. NUmur : 30 tahun Agama : IslamPekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Tunggur 2/6 Slogohimi,
WonogiriStatus : Menikah Masuk Rumah Sakit : 11 April 2011 Tanggal Periksa : 10 Mei 2011No RM : 01050763
Keluhan Utama : Tidak bisa berjalan
Riwayat Penyakit Sekarang4
bulan
SMRS
1 bula
n SMR
S
2 minggu
SMRS
Nyeri punggung terus-menerusDemam (-)Berobat ke penyakit dalam dan rawat jalan
Kedua tungkai lemah semakin memberat Nyeri punggung tidak berkurang
Kedua tungkai lemah makin melemah Kaki kesemutan /baal Tidak bisa berjalan Nyeri punggung (+) BAK,BAB t.a.k
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Trauma : (-)
Riwayat Hipertensi : (-)Riwayat DM : disangkalRiwayat Penyakit Jantung : disangkalRiwayat Alergi obat/makanan : disangkalRiwayat TB : disangkalRiwayat Mondok : disangkalRiwayat keluhan serupa : disangkalRiwayat penyakit lain : batuk 2 minggu sembuh dengan obat
warung
Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Hipertensi :
disangkal Riwayat DM : disangkal Riwayat Penyakit Jantung :
disangkal Riwayat Alergi : disangkal Riwayat TB : disangkal Riwayat keluhan serupa :
disangkal
Riwayat Kebiasaan Riwayat Merokok : disangkal Riwayat Minum alkohol :
disangkal Riwayat Olahraga : disangkalRiwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga berusia 30 tahun tinggal bersama suami dan dua orang anak. Saat ini pasien dirawat dengan fasilitas jamkesmas.
Pemeriksaan Fisik Status Generalis KU sakit sedang, Compos Mentis E4V5M6, gizi kesan cukup
Tanda Vital TD: 120/80 mmhg Rr: 20 x/menit N : 100 x/menit t: 36,5 0C
Kulit Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-),
Kepala Bentuk mesocephal, kedudukan kepala simetris, luka (-), rambut hitam, tidak mudah rontok, tidak mudah dicabut, atrofi otot (-).
Mata Conjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil isokor (3 mm/ 3mm), oedem palpebra (-/-)
Hidung Nafas cuping hidung (-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)
Telinga Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-)
Mulut Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-),lidah simetris, lidah tremor (-), stomatitis (-), mukosa pucat (+), gusi berdarah (-), papil lidah atrofi (-)
Leher Simetris, trakea di tengah, JVP tidak meningkat, limfonodi tidak membesar, nyeri tekan (-), benjolan (-), kaku (-)
Thorax: retraksi (-) Jantung Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak Palpasi : Ictus Cordis tidak kuat angkat Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidak melebar Auskultasi : BJ I dan II intensitas normal, reguler, bising (-). Paru Inspeksi :pengembangan dada kanan = kiri, gerakanparadoksal (- ) Palpasi : fremitus raba kanan = kiri Perkusi : sonor seluruh lapang paru Auskultasi : suara dasar ( vesikuler/vesikuler ), suara tambahan (-/-) Trunk Inspeksi : deformitas (-), skoliosis (-), kifosis (-), lordosis(-) Palpasi : massa (-), nyeri tekan (+) pada VT h 8-9, oedem (-) Perkusi : nyeri ketok kostovertebra (-)
Abdomen Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada Auskultasi : peristaltik (+) normal Perkusi : tympani Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, nyeri tekan (-),bruit (-) dan lien tidak terabaEkstremitas Oedem Akral dingin- -
- -
- -
- -
Status NeurologisKesadaran : GCS
E4V5M6
Fungsi Luhur : dbnFungsi Vegetatif : IV
lineFungsi Sensorik :
N N
ROM : full ROM extremitas superior, inferior, neck.Nervus Cranialis : dbn
Pemeriksaan Khusus :Beevor sign : (+)Anal Cutaneous Reflex (ACR) : (+)Bulbocavernosus Reflex (BCR) : (+)
Tes provokasi : Patrick : (-/-) Kontrapatrick : (-/-) Laseque : (-/-)
Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan laboratorium
Parameter
Hasil Hasil Satuan Rujukan
11 April 2011
6 Mei 2011
Hb 14,6 11,7 g/dl 12.5-16.0
HCT 41,7 31,5 35-47
RBC 4,79 3,61 106/l 4.1-5,1
WBC 14,1 5,2 103/l 4-11,3
AT 275 286 103/l 150-440
GDS 89 - mg/dl 60-140
Ureum 23 - mg/dL < 50
Kreatinin 0,4 - mg/dL 0,6-1,1
Alb 4,2 - g/dl 3.5-5.2
Na 146 - mmol/L 136-145
K 3,9 - mmol/L 3,3-5,1
Cl 113 - mmol/L 98-106
Kompresi VTh IX flat membentuk posterior bulging menekan spinal cord.
Corpus VTh VIII end plate irregular. Tampak gambaran abcess soft tissue pre-para vertebra level
VTh VIII-IX meluas ke posterior. Pasca injeksi kontras tampak enhancement pada tepi lesi, dural
space dan inhomogen pada Vth VIII Diskus intervetebralis hipointens Facet joint-lig.flavum normal Tidak tampak massa tumor, tampak terdesak dari kolom
anterior spinal canal level VTh VIII-IX
Kesan : Stenosis total spinal canal e.c. fraktur korpus VTh IX dengan gambaran abses pre-para vertebra VTh VIII-IX . Menyokong :
Suspect spondilitis TB level VTh VIII-IX
Rontgen Thoracolumbal AP (6 Mei 2011/post op)
Telah dilakukan operasi untuk stabilisasi posterior digunakan wire dan steinmann pen
AssesmentKlinis : Paraparese Inferior skala
ASIA D level sensorik VTh VIITopis : Medulla spinalis Vertebra
Thoracal VIII-IXEtiologi : Spondilitis TB post
laminektomi VTh VIII-IX
PenatalaksanaanTerapi Medikamentosa :Infus Ringer Lactat 20 tpmInjeksi Ceftriaxone 1 gram/12 jamInjeksi Metanizole 1 gram/8 jamInjeksi Ranitidine 1 amp/12 jamDulcolax 1x1 supp
Mobilisasi duduk, miring kanan – kiriDiet nasi TKTP, tinggi seratMedikasi luka
Problem Medis dan Rehabilitasi MedikProblem Medis :Spondilitis TBParaparese inferior HipestesiaPost laminektomi VTh VIII-IXStabilisasi posterior
Problem Rehabilitasi Medik :Fisioterapi : kelemahan pada anggota
gerak bawah dan nyeri punggung
Terapi wicara : tidak adaOkupasi Terapi : sulit untuk melakukan
ADLOrtesa-Prostetik : keterbatasan mobilisasiSosio-Medik : perlu bantuan dalam
melakukan aktivitas sehari- hariPsikologi : beban bagi pasien, keluarga
terutama suami dalam menghadapi keterbatasan penderita
Impairment : paraparese inferior dan hipestesi
Disability : penurunan fungsi anggota gerak bawah
Handicap : keterbatasan dalam mobilisasi dan aktivitas
sehari-hari
Program Rehabilitasi MedikFisioterapi :
alih baring log roll setiap 2 jam TENS regio thoracal ROM exercise extremitas inferior Strengthtening exercise extremitas inferior
• Terapi Wicara : tidak dilakukan
Okupasi Terapi : latihan fisik aktivitas sehari-hari latihan peningkatan sensibilitas
Ortesa-Prostetik : TLSO
Sosio-Medik : edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai
penyakitnyaMotivasi keluarga untuk membantu pasien dalam proses pemulihannya sehingga fungsi tubuhnya dapat kembali optimal.
Psikologi : memberikan support pada pasien untuk selalu melakukan terapi dengan baik.
TujuanMengurangi rasa nyeri yang
dialami penderita post laminektomiMengoptimalkan kemampuan
pasien dalam hal mobilisasiMencegah komplikasi lebih lanjut
akibat tirah baring lama seperti dekubitus, atrofi.
Memperbaiki kemampuannya melakukan ADL
Spondilitis TuberkulosaSpondilitis tuberkulosa = Pott’s
disease of the spine Etiologi : Mycobacterium tuberculosaTempat infeksi :
- vertebra thorakal bawah (40%-50%)- vertebra lumbal (35-45%) - vertebra cervical (10%)
destruksi tulang, deformitas dan paraplegia
PatogenesisInfeksi vertebra destruksi awal pada diskus intervertebralis (3-6 minggu)
Destruksi lanjutan cold abcess
Gangguan neurologis berupa defisit motorik dan sensorik ,seperti :paraparese dan hipestesi
Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan laboratorium :
Tuberculin skin test Erythrocyte sedimentation rate > 100 mm/h Kultur jaringan tulang atau sampel abses Pemeriksaan LCS
Pemeriksaan radiologi : MRIRontgen AP/Lateral
Laminektomi pembedahan, yaitu mengangkat
lamina vertebraTujuan :
- menghilangkan kompresi pada medulla spinalis dan radiks. - mengidentifikasi gangguan yang ada pada vertebra maupun kanalis spinalis (tumor, massa lain).
Indikasi
1. stenosis spinal mengurangi tekanan pada medula spinalis dan radiks.
2. akses untuk mengangkat tumor atau massa di sekitar medulla spinalis.
3. memperbaiki kelainan bentuk tulang belakang, yaitu kifosis.
Post Laminectomy Syndromemasih adanya rasa nyeri dan
kelemahan setelah laminektomi. Faktor penyebab :
- sisa nyeri akibat dekompresi- akibat pembentukan jaringan parut
Diterapi dengan rehabilitasi medik ± 6 minggu
Stabilisasi VertebraStabilisasi posterior
menggunakan pemasangan kawat (wire) dan steinmann pin (internal fixation)
Daftar PustakaCurrier, B.L, Eismont, F.J. Infections of The Spine. In : The spine. 3rd ed.
Rothman Simeone editor. Philadelphia : W.B. Sauders, 1992 : 1353-64
Hidalgo, J.A. et al. 2008. Pott Disease. http://emedicine.medscape.com/article/226141-overview#a0104 (13 Mei 2011)
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius p : 360
MDGuidelines. 2010. Post Laminectomy Syndrome. http://www.mdguidelines.com/post-laminectomy-syndrome (13 Mei 2011)
Medtronic. 2002. Laminectomy. http://www.back.com/treatment-surgical-laminectomy.html (13 Mei 2011)
Miller F, Horne N, Crofton SJ. Tuberculosis in Bone and Joint. In : Clinical Tuberculosis.2nd ed.: London : Macmillan Education Ltd, 1999 : 62-6.
Natarajan M, Maxilvahanan. Tuberculosis of the spine. In : http:/www.bonetumour org./book/APTEXT/intex.html. Book of orthopaedics and traumatology.
Savant, C. Rajamani, K. Tropical Diseases of the Spinal Cord. In : Critchley E, Eisen A., editor. Spinal Cord Disease : Basic Science, Diagnosis and Management. London : Springer-Verlag, 1997 : 378-87.
Vitriana. 2002. Spondilitis Tuberkulosa. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/spondilitis_tuberkulosa.pdf (13 Mei 2011)