pres orasi ilmiah stt wk 19 mei2008

38
MENINGKATKAN PERAN PERGURUAN TINGGI MENINGKATKAN PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM MEMPERKUAT SISTEM INOVASI DALAM MEMPERKUAT SISTEM INOVASI Dr. Tatang A. Taufik Orasi Ilmiah Disampaikan dalam Wisuda V STT WASTUKANCANA Purwakarta, 19 Mei 2008

Upload: tatang-taufik

Post on 24-Jan-2015

1.745 views

Category:

Technology


3 download

DESCRIPTION

Bagaimana meningkatkan peran perguruan tinggi dalam memperkuat sistem inovasi nasional

TRANSCRIPT

Page 1: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

MENINGKATKAN PERAN PERGURUAN MENINGKATKAN PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM MEMPERKUAT SISTEM TINGGI DALAM MEMPERKUAT SISTEM INOVASIINOVASI

Dr. Tatang A. Taufik

Orasi IlmiahDisampaikan dalam Wisuda V

STT WASTUKANCANA

Purwakarta, 19 Mei 2008

Page 2: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

2Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

PENDAHULUANPENDAHULUAN

Peningkatan daya saing dan kohesi sosial semakin disadari sebagai kunci dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang semakin tinggi dan semakin adil. Perjalanan sejarah semakin meyakinkan bahwa SDM dan pengetahuan/teknologi (dalam arti luas) sebagai salah satu faktor (walaupun bukan satu-satunya) yang semakin menentukan daya saing dan kohesi sosial. Pemanfaatan pengetahuan yang semakin baik, memungkinkan peningkatan daya saing yang semakin tinggi dan kohesi sosial yang semakin baik.

Membangun daya saing memerlukan landasan kuat dan kemampuan (kapasitas) mewujudkannya. Dalam kaitan inilah, sistem inovasi (baik pada tataran nasional maupun daerah) semakin menjadi fokus perhatian yang perlu dikembangkan/diperkuat di masa depan.

Page 3: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

3Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

Discovery adalah penyingkapan tentang suatu sifat baru dari suatu material atau benda yang sudah dikenal atau sebelumnya sudah ada secara alami.

Invensi (Invention) adalah penemuan berupa ide yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi, yang dapat berupa proses atau hasil produksi atau penyempurnaan dan pengembangan proses atau hasil produksi. Invensi dapat dipatenkan, sedangkan discovery tidak.

Inovasi : “proses” dan/atau “hasil” pengembangan atau pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk menciptakan (memperbaiki) produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru yang memberikan nilai (terutama ekonomi dan sosial) yang berarti (signifikan).

Pengertian Discovery , Invention & Innovation

PENGERTIAN SISTEM INOVASIPENGERTIAN SISTEM INOVASI

Page 4: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

4Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

BEBERAPA DEFINISI INOVASIBEBERAPA DEFINISI INOVASI

Inovasi adalah aplikasi komersial yang pertama kali dari suatu produk atau proses yang baru (lihat misalnya Clark dan Guy, 2001);

Inovasi merupakan suatu proses kreatif dan interaktif yang melibatkan kelembagaan pasar dan non-pasar (OECD, 1999);

Innovation is a locally driven process, succeeding where organizational conditions foster the transformation of knowledge into products, processes, systems, and services. (Malecki, 1997; Dikutip dari Jelinek dan Hurt, 2001).

Inovasi adalah transformasi pengetahuan kepada produk, proses dan jasa baru; tindakan menggunakan sesuatu yang baru (Rosenfeld, 2002);

Inovasi merupakan eksploitasi yang berhasil dari suatu gagasan baru (the successful exploitation of a new idea; (Mitra, 2001 dan the British Council, 2000), atau dengan kata lain

Inovasi merupakan (“proses atau hasil”) mobilisasi pengetahuan, keterampilan teknologis dan pengalaman untuk menciptakan produk, proses dan jasa baru;

Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi (UU No. 18 tahun 2002).

Page 5: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

5Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

Technology Push:Technology Push:Rangkaian “Sekuensial Linier” Dorongan Kemampuan

1960an – 1970an

Technology Push:Technology Push:Rangkaian “Sekuensial Linier” Dorongan Kemampuan

1960an – 1970an

R & DPenelitian &

Pengembangan

E ( Perekayasaan ) Manufaktur/Produksi

O ( Operation) Penjualan/ Distribusi

Demand Pull:Demand Pull:Rangkaian “Sekuensial Linier” Tarikan Kebutuhan

1970an – 1980an

Demand Pull:Demand Pull:Rangkaian “Sekuensial Linier” Tarikan Kebutuhan

1970an – 1980an

“Permintaan”

Riset Terapan

Riset Dasar

Market Driven:Market Driven:Rangkaian Proses “Interaktif dan Iteratif” dan sebagai Proses Pembelajaran

1980an – . . . .

Market Driven:Market Driven:Rangkaian Proses “Interaktif dan Iteratif” dan sebagai Proses Pembelajaran

1980an – . . . .

EManufaktur/

ProduksiD

O Penjualan/Distribusi

EVOLUSI PERSPEKTIF TENTANG INOVASI EVOLUSI PERSPEKTIF TENTANG INOVASI

Page 6: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

6Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

Penciptaan Pengetahuan (Knowledge Creation)

Kebutuhan Pasar

Analisis Persaingan

Invent

Pembuktian Konsep

Prototyping

Desain detail

Uji produk

Redesain

Produksi

Pasar

Distribusi

Dukungan klien

Siklus Pengembangan Produk

Proses Transfer (Beragam)

Sumber : Diadopsi dari Kline dan Rosenberg (1986).

R & D D & E E E & O

MODEL INOVASI CHAIN-LINKMODEL INOVASI CHAIN-LINK

Page 7: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

7Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

BEBERAPA FENOMENA PENTINGBEBERAPA FENOMENA PENTING

Inovasi seringkali bukan technology push (driven) atau demand pull (driven) secara “hitam – putih” yang tegas, namun lebih merupakan proses di antaranya dan kombinasi keduanya.

Walaupun inovasi muncul sebagai kejadian (event) yang mengubah sesuatu secara signifikan, inovasi bukan merupakan kejadian sesaat dan/atau tidak terjadi/muncul dengan sendirinya. Inovasi merupakan suatu proses.

Inovasi lebih merupakan proses kompleks dan dinamis (dan adakalanya terkesan sporadis) yang sering menunjukkan paradoks. Walaupun inovasi didorong oleh kompetisi (persaingan), inovasi tidak berkembang tanpa kerjasama (co-operation), adakalanya bahkan antara perusahaan yang saling bersaing. Inovasi tak lagi semata hanya bergantung pada bagaimana perusahaan, perguruan tinggi dan para pembuat kebijakan bekerja, namun pada bagaimana mereka bekerjasama.

Page 8: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

8Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

BEBERAPA FENOMENA PENTINGBEBERAPA FENOMENA PENTING

Inovasi merupakan proses pembelajaran sosial (social learning). Para inovator dan adopters (pengguna) sama-sama perlu melalui proses belajar, baik menyangkut isu teknis maupun kemanfaatan dan hal penting lain, serta membutuhkan “interaksi” yang efektif bagi keberhasilan inovasi.

Iklim persaingan yang sehat memberikan tekanan persaingan yang efektif dalam mendorong kebutuhan akan inovasi dan keberhasilannya akan semakin bergantung pada bagaimana berbagai elemen penting, baik pelaku usaha, lembaga litbang, perguruan tinggi dan pembuat kebijakan berkolaborasi. Di sisi lain, sifat inovasi (iptek atau litbang) yang mengandung “barang publik/public goods” (setidaknya “sebagian”) berpotensi membawa kepada “kegagalan pasar” (market failures). Karenanya, intervensi tertentu seringkali dipandang perlu untuk mendorongnya.

Page 9: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

9Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

BEBERAPA FENOMENA PENTING (OECD, 1999)BEBERAPA FENOMENA PENTING (OECD, 1999)

Inovasi merupakan suatu proses kreatif dan interaktif yang melibatkan lembaga-lembaga pasar dan non-pasar.

Inovasi bergantung pada kemajuan saintifik. Inovasi membutuhkan lebih dari sekedar litbang. SDM

merupakan faktor yang sangat kunci. Produksi barang dan jasa semakin knowledge-intensive, tetapi tak selalu berarti lebih R&D intensive.

Perusahaan merupakan aktor utama, tetapi tidak bertindak sendiri.

Semakin penting untuk dipahami:

Inovasi pada dasarnya merupakan hasil dari KEWIRAUSAHAAN, KREATIVITAS INTELEKTUAL,

DAN UPAYA KOLEKTIF.

Page 10: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

10Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

FAKTOR PENDORONG PENTING BAGI INOVASIFAKTOR PENDORONG PENTING BAGI INOVASI

Perkembangan/kemajuan teknologi (technical novelty).

Perubahan kebutuhan/keinginan atau “selera” konsumen.

Perubahan dalam segmen pasar atau kemunculan segmen pasar yang baru.

Tekanan persaingan yang semakin ketat. Perubahan atas faktor produksi (kelangkaan relatif)

dan faktor ekonomi tertentu (misalnya nilai tukar mata uang).

Peraturan/kebijakan pemerintah.

Page 11: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

11Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

PENGERTIAN SISTEM INOVASI DAN KEBIJAKAN PENGERTIAN SISTEM INOVASI DAN KEBIJAKAN INOVASIINOVASI

Sistem Inovasi : suatu kesatuan dari sehimpunan aktor, kelembagaan, jaringan, hubungan, interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusinya (termasuk teknologi dan praktik baik/terbaik), serta proses pembelajaran.

Kebijakan inovasi (innovation policy) merupakan kelompok kebijakan yang mempengaruhi kemajuan-kemajuan teknis dan bentuk inovasi lainnya, yang pada dasarnya bertujuan : Membangun/mengembangkan kapasitas inovatif setiap

“simpul” (fungsi/kegiatan/proses) dalam sistem inovasi; Meningkatkan/memperlancar aliran pengetahuan dalam dan

antarfungsi/kegiatan/proses dalam sistem inovasi (ini juga berarti meningkatkan proses pembelajaran dalam sistem); dan

Memperkuat hubungan dan keterkaitan rantai nilai vertikal dan horisontal antar- fungsi/kegiatan/proses produksi, litbang, adopsi dan difusi (termasuk komersialisasi) dan fungsi/kegiatan/proses penunjang dalam sistem inovasi.

Page 12: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

12Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

Sistem Pendidikan dan Litbang

Pendidikan dan Pelatihan Profesi

Pendidikan Tinggi dan Litbang

Litbang Pemerintah

IntermediariesLembaga Riset

Brokers

Konsumen (permintaan akhir)Produsen (permintaan antara)

Permintaan (Demand)

PerbankanModal Ventura

Supra- dan Infrastruktur KhususHKI danInformasi

Dukungan Inovasi dan Bisnis

Standar danNorma

Sistem Industri

Perusahaan Besar

UKM “Matang/ Mapan”

PPBT

Sistem Politik

Pemerintah

Penadbiran (Governance)

Kebijakan RPT

SISTEM INOVASI: BERBAGAI ELEMEN PENTINGSISTEM INOVASI: BERBAGAI ELEMEN PENTING

RPT = Riset dan Pengembangan Teknologi PPBT = Perusahaan Pemula (Baru) Berbasis Teknologi.

Framework ConditionsKondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah Nasional, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah

Kabupaten/Kota

AlamiahSDA (Natural Endowment)

Budaya• Sikap dan nilai• Keterbukaan terhadap

pembelajaran dan perubahan• Kecenderungan terhadap

Inovasi dan kewirausahaan• Mobilitas

Kebijakan Ekonomi• Kebijakan ekonomi makro• Kebijakan moneter• Kebijakan fiskal• Kebijakan pajak• Kebijakan perdagangan• Kebijakan persaingan

Kebijakan Industri/ Sektoral Kebijakan Keuangan

Kebijakan Promosi & Investasi

Infrastruktur Umum/ Dasar

Sumber : Taufik (2005).

Page 13: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

13Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

Pemerintah Bisnis

Litbang & PT

Sistem Inovasi

Pengetahuandan

InovasiInteraksi

PembelajaranKeterkaitan

danJaringan

Daerah

Sistem Sistem Inovasi Inovasi Daerah Daerah (SID)(SID)

SISTEM INOVASI: DINAMIKA INTERAKSISISTEM INOVASI: DINAMIKA INTERAKSI

Sumber : Taufik (2005).

Page 14: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

14Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

Menko Ekonomi

DPR

Depkeh & HAM

DRN

10 BUMNIS (dulu) :1. PT. DI2. PT. PAL3. PT. PINDAD4. PT. K. STEEL5. PT. INKA6. Perum Dahana7. PT. INTI8. PT. BHARATA9. PT. BBI10. PT. LEN

BUMN Keuangan

BUMN lain

Dep/ Kementerian

Lain

Lembaga Litbang Departemen

Balitbang Industri

Balitbangtan

LPND Ristek

BPPT

LAPAN

BSN

BAKOSURTANAL

LIPI

BATAN

BAPETEN

Pusat, Balai/ UPT

BPTP, Balai/UPT

Pusat, Balai/ UPT

Depkeu

AIPI

Perguruan Tinggi

Swasta

Lembaga Litbang Swasta

Depdiknas

Balitbang Diknas

Perg. Tinggi Negeri

Lemlitbang Departemen

Lain

Pusat, Balai/ UPT

PRESIDEN

PUSPIPTEK

Menko & Dep./ Kementerian Lain

KPP/ BAPPENAS

Kementerian BUMN D

ep/

Kem

ente

ria

n L

ain

KNRT

KELEMBAGAAN DALAM SISTEM INOVASI NASIONAL DI KELEMBAGAAN DALAM SISTEM INOVASI NASIONAL DI INDONESIAINDONESIA

Page 15: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

15Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

FUNGSI UTAMA SISTEM INOVASIFUNGSI UTAMA SISTEM INOVASI

1. Menciptakan pengetahuan baru.

2. Memandu arah proses pencarian penyedia dan pengguna teknologi, yaitu mempengaruhi arah agar para pelaku mengelola dan memanfaatkan sumber dayanya.

3. Memasok/menyediakan sumber daya, yaitu modal, kompetensi dan sumber daya lainnya.

4. Memfasilitasi penciptaan ekonomi eksternal yang positif (dalam bentuk pertukaran informasi, pengetahuan dan visi).

5. Memfasilitasi formasi pasar.

Fungsi Sistem (Johnson dan Jacobson, 2001)

Page 16: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

16Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

AKTIVITAS DALAM SISTEM INOVASI (AKTIVITAS DALAM SISTEM INOVASI (Liu dan White, Liu dan White, 2001)2001)

Beberapa aktivitas mendasar adalah:

1. Riset (dasar, pengembangan, dan rekayasa);

2. Implementasi (manufaktur);

3. Penggunaan akhir/end-use (pelanggan dari produk atau output proses);

4. Keterkaitan/linkage (menyatukan pengetahuan yang saling komplementatif); dan

5. Pendidikan.

Page 17: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

17Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

BEBERAPA ISU POKOK DALAM PENGUATAN BEBERAPA ISU POKOK DALAM PENGUATAN SISTEM INOVASISISTEM INOVASI DI INDONESIADI INDONESIA

1. Kelemahan kerangka umum.

2. Kelemahan kelembagaan dan daya dukung iptek/litbang serta rendahnya kemampuan absorpsi UKM.

3. Kelemahan keterkaitan, interaksi dan kerjasama difusi inovasi (termasuk praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbang).

4. Persoalan budaya inovasi.

5. Kelemahan fokus, rantai nilai, kompetensi dan sumber pembaruan ekonomi dan sosial.

6. Tantangan global.

Page 18: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

18Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

AGENDA PRIORITAS KE DEPAN : HEKSAGON AGENDA PRIORITAS KE DEPAN : HEKSAGON KEBIJAKAN INOVASIKEBIJAKAN INOVASI

1. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan bisnis.

2. Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbang dan mengembangkan kemampuan absorpsi UKM.

3. Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi inovasi, praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbang.

4. Mendorong budaya inovasi.5. Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan

pemajuan sistem inovasi dan klaster industri nasional dan daerah.

6. Penyelarasan dengan perkembangan global.

4

5

1

62

3

Page 19: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

19Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

PERAN PENTING PERGURUAN TINGGI DALAM SISTEM PERAN PENTING PERGURUAN TINGGI DALAM SISTEM INOVASIINOVASI

Membentuk SDM berpengetahuan, berketerampilan dan terspesialisasi.

Menghasilkan karya yang menjadi akumulasi aset/kekayaan intelektual yang berpotensi manfaat besar.

Mengembangkan fungsi (yang menurut UU N0. 18/2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah mengorganisasikan pembentukan sumber daya manusia, penelitian, pengembangan, perekayasaan, inovasi, dan difusi teknologi; dan membentuk iklim dan memberikan dukungan yang diperlukan bagi penyelenggaraan penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan iptek;) dan aktivitas secara dinamis dalam pengembangan/pemajuan sistem untuk dapat berkinerja unggul secara berkelanjutan. Ini juga mempunyai implikasi pergeseran-pergeseran dalam paradigma bagaimana perguruan tinggi mengimplementasikan filosofi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Menghadapi dinamika perubahan dan tantangan ke depan, peran perguruan tinggi semakin dituntut ke arah research and entrepreneurial university, tanpa mengabaikan segi ”pendidikan.”

Page 20: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

20Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

PERAN PENTING PERGURUAN TINGGI DALAM SISTEM PERAN PENTING PERGURUAN TINGGI DALAM SISTEM INOVASIINOVASI

Memberikan pelayanan berbasis pengetahuan/ teknologi kepada masyarakat (termasuk misalnya keahlian/expertise, tenaga terampil, pemanfaatan fasilitas, alih dan difusi iptek, litbang, dan sejenisnya).

Mengembangkan jaringan kemitraan berbasis pengetahuan/teknologi (inovasi).

Menjadi aktor penting bagi perkembangan budaya inovatif (termasuk pengembangan kreatifitas dan kewirausahaan, serta pengembangan perusahaan baru/pemula yang inovatif).

Page 21: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

21Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

LEMLITNAG / PTLEMLITNAG / PT

Dasar+

Terapandi

Perguruan Tinggidan

LembagaLitbang

Dasar+

Terapandi

Perguruan Tinggidan

LembagaLitbang

Tenaga TerampilTenaga Terampil

‘Layanan BerbasisPengetahuan/

Knowledge Services’

‘Layanan BerbasisPengetahuan/

Knowledge Services’

FasilitasFasilitas

Lisensi TeknologiLisensi Teknologi

Perusahaan PemulaPerusahaan Pemula

Kerjasama LitbangIndustri

Kerjasama LitbangIndustri

KebutuhanTeknologi

KebutuhanTeknologi

PendanaanPendanaan

Kerjasama LitbangKerjasama Litbang

PengetahuanPasar/Industri

PengetahuanPasar/Industri

• Produk • Barang• Jasa

• Proses

yang baruatau yangdiperbaiki

• Produk • Barang• Jasa

• Proses

yang baruatau yangdiperbaiki

PendanaanPendanaan LayananLayananFasilitasFasilitas

Organisasi spesifik industri / daerah

Organisasi spesifik industri / daerah

INDUSTRI / MASYARAKAT

INDUSTRI / MASYARAKAT

Sumber : McCarthy (2002).

SIMPLIFIKASI PEMANFAATAN PERGURUAN TINGGI SIMPLIFIKASI PEMANFAATAN PERGURUAN TINGGI OLEH DUNIA USAHA DAN MASYARAKATOLEH DUNIA USAHA DAN MASYARAKAT

Page 22: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

22Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

PengembanganBisnis Baru

PerbaikanBisnis yang Ada

(Existing)

InvestasiDari Luar

Faktor keunggulanlokalitas

Keterkaitan

Investasi (& perdagangan

)Ke Luar

INOVASI,INOVASI, TECHNOPRENEURSHIP TECHNOPRENEURSHIP DAN MODERNISASI DAN MODERNISASI “SUMBER” PERKEMBANGAN EKONOMI“SUMBER” PERKEMBANGAN EKONOMI

RantaiNilai

Inovasi & Difusi

Pengetahuan &Kompetensi

Penyediaan pengetahuan/ teknologi

Pembelajaran, termasuk

Litbangyasa

Daya Saing yang Lebih

Tinggi

Investasi untuk Inovasi

ROI yang Lebih Tinggi

RantaiNilai

Produksi

Interaksi & Keterkaitan

Siklus yang Makin Menguat(Dari vicious cycle menjadi

virtuous cycle)

Page 23: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

23Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

PENTINGNYA PERUSAHAAN PEMULA YANG INOVATIF PENTINGNYA PERUSAHAAN PEMULA YANG INOVATIF (PPBT)(PPBT)

Sekitar 81,5% kesempatan kerja baru di AS pada periode 1969 – 1976 terletak pada perusahaan-perusahaan kecil dengan tenaga kerja kurang dari 100 orang (66% kesempatan kerja baru berasal dari perusahaan dengan tenaga kerja kurang dari 20 orang) (David Birch, 1980, dikutip dari Case, 1989).

High-potential entrepreneurial firms (atau disebut juga gazelles) berkontribusi atas lebih dari 70% pertumbuhan kesempatan kerja di AS dalam periode 1992 – 1996, walaupun hanya sekitar 3% dari keseluruhan populasi bisnis di AS (Autio, 2003).

7 dari 10 kesempatan kerja baru di Swedia dalam periode 1985 – 1989 diciptakan oleh usaha kecil dan menengah (Davidsson, et al., 1995 ).

4% dari perusahaan baru (the high-potential entrepreneurs atau PPBT) muncul setiap tahun dan berkontribusi atas sekitar 50% kesempatan kerja dalam perusahaan yang bertahan selama 10 tahun berikutnya (Studi oleh Storey [Autio, 2003]).

Global Entrepreneurship Monitor (Neck, et al., 2003) mengungkapkan bahwa tingkat aktivitas kewirausahaan menjelaskan 70% perbedaan dalam pertumbuhan ekonomi antar negara.

Page 24: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

24Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

Studi GEM juga mengungkapkan antara lain berikut ini: Negara dengan tingkat kewirausahaan di atas rata-rata

cenderung mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dukungan keuangan sangat terkait erat dengan tingkat

aktivitas kewirausahaan. Pendidikan (menengah atas) memiliki peran sangat

penting bagi kewirausahaan (menjelaskan 40% perbedaan aktivitas kewirausahaan di antara negara-negara GEM) dan pendidikan kewirausahaan khususnya dinilai sebagai prioritas.

Selain itu, pandangan legitimasi sosial tentang kewirausahaan merupakan faktor yang juga sangat penting.

Page 25: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

25Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

BEBERAPA PRAKARSA YANG DISARANKAN BEBERAPA PRAKARSA YANG DISARANKAN

1. Meningkatkan kemampuan penyesuaian diri (adaptabilitas) dengan dinamika kecenderungan perubahan.

• Semakin luasnya misi jangkauan (outreach mission) dari perguruan tinggi dan/atau lembaga litbang.

• Meningkatnya penggunaan (utilisasi) sumber daya pengembangan dari luar oleh industri (strategic outsourcing).

• Jumlah entrepreneurial faculty akan meningkat.• Sumber pembiayaan riset akan terus berubah, di mana

peran industri akan semakin besar

Page 26: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

26Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

PETA PERGESERAN DALAM PENGEMBANGAN PETA PERGESERAN DALAM PENGEMBANGAN INOVASIINOVASI

Pengembangan Pengembangan ProdukProduk

Riset DasarRiset Dasar Riset TerapanRiset Terapan

Sistem SekarangSistem Sekarang

Pengembangan Pengembangan BisnisBisnis

InvestasiInvestasiKomersialisasiKomersialisasi

Per

an P

emer

inta

h

Arah Pergeseran

Ketidakpastian dan “Jarak” terhadap Pasar Meningkat

Per

an S

was

ta/In

du

stri

Men

ing

katPerguruan

Tinggi

Pembiayaan untuk Mendorong Komersialisasi (Mengatasi ”Kesenjangan

Komersial”)

Lembaga Litbang

EkspansiEkspansi

Sumber : Taufik (2005).

Page 27: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

27Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

BEBERAPA PRAKARSA YANG DISARANKAN BEBERAPA PRAKARSA YANG DISARANKAN (lanjutan)

2. Memperkuat kelembagaan dan mengembangkan kebijakan internal serta program/aktivitas.

• Lingkungan kondusif di perguruan tinggi bagi aktivitas wirausaha (entrepreneurial activities) dan perkembangan kultur inovasi (innovation culture);

• Lebih mendorong perkembangan diri menjadi solution provider bagi klien luar (masyarakat), tanpa mengabaikan aspek lain dari Tri-Dharma PT;

• Individu dan organisasi yang termotivasi, lebih accessible, partner-friendly, dan interaktif

Page 28: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

28Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

BEBERAPA PRAKARSA YANG DISARANKAN BEBERAPA PRAKARSA YANG DISARANKAN (lanjutan)

3. Mengembangkan secara progresif kemampuan alih dan difusi pengetahuan/ teknologi.

a. Kapasitas (supply side): kompetensi dan tingkat kesiapan teknologi/TKT (technology readiness level/TRL) dari “muatan teknologi” yang dikembangkan serta manajemen aset intelektual (termasuk perlindungan hak kekayaan intelektual/HKI). “Ketidaksiapan” perguruan tinggi atau lembaga litbang dalam behubungan dengan calon pengguna adakalanya karena memang tingkat kesiapan teknologi itu sendiri atau juga karena tidak jelasnya informasi tentang tingkat kesiapan teknologi tersebut, sehingga sering menimbulkan “ketidaksepahaman” antara penyedia dan penggunanya. Oleh karena itu, upaya yang lebih sistematis dalam peningkatan kesiapan teknologi perlu dilakukan terus-menerus (lihat ilustrasi Gambar 6).

Page 29: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

29Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

Sumber : Taufik (2004) Disesuaikan seperlunya dari Whalen dan Capuano (2002), dan Dokumen NASA (2001).

Prinsip dasar dari teknologi diteliti dan dilaporkan

Sistem telah lengkap dan memenuhi syarat (qualified) melalui pengujian dan demonstrasi dalam lingkungan/ aplikasi sebenarnya

Demonstrasi prototipe sistem dalam lingkungan/aplikasi nyata (sebenarnya)

Demonstrasi model atau prototype sistem/subsistem dalam suatu lingkungan yang relevan

Sistem benar-benar teruji/terbukti melalui keberhasilan pengoperasian

Validasi kode, komponen dan/atau breadboard validation dalam suatu lingkungan

Validasi kode, komponen dan/atau breadboard validation dalam lingkungan laboratorium

Pembuktian konsep (proof-of-concept) fungsi dan/atau karakteristik penting secara analitis dan eksperimental

Formulasi konsep dan/atau aplikasi teknologi

Kelayakan Teknis(Technical Feasibility)

Kelayakan Enjiniring(Engineering Feasibility)

Teruji dalam Layanan(Proven in Service)

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Perlu Memastikan bahwa Tingkat Kematangan Teknologi (Technology Maturity Level)Sesuai dengan Kebutuhan/Persyaratan Komersialisasi

Perlu Memastikan bahwa Tingkat Kematangan Teknologi (Technology Maturity Level)Sesuai dengan Kebutuhan/Persyaratan Komersialisasi

Lingkup UpayaPrototyping ?

Sejauh ManaPrototyping yang Akan

Dilakukan

TINGKAT KESIAPAN TEKNOLOGI TINGKAT KESIAPAN TEKNOLOGI (TECHNOLOGY READINESS (TECHNOLOGY READINESS LEVEL/TRL)LEVEL/TRL)

Page 30: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

30Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

BEBERAPA PRAKARSA YANG DISARANKAN BEBERAPA PRAKARSA YANG DISARANKAN (lanjutan)

b. Peningkatan pemahaman “kebutuhan” (demand side) : kesiapan teknologi pengguna potensial (technology readiness of the potential adopters). “Kegagalan” penyediaan teknologi juga dapat disebabkan oleh terbatasnya pemahaman pihak penyedia atas karakteristik calon penggunanya, terutama tingkat kesiapannya dalam “mengadopsi” teknologi tertentu. Karena itu, upaya-upaya untuk lebih memahami calon pengguna dan interaksi dengannya perlu ditingkatkan (ilustrasi Gambar 7).

Page 31: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

31Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

Early Market

Mass Market/Followers

End of Life

Kelompok Adopter

Uku

ran

Dem

and

(P

ote

nsi

al)

Early Followers Late Followers LaggardsEarly AdoptersInnovators

34% 34%13,5%2,5% 16%

Techies: Try it!

Visionaries: Get ahead of the herd!

Pragmatists: Stick with the herd!

Conservatives: Hold on!

Skeptics: No way!

Profil psikografik setiap kelompok akan berbedaSumber : Diadopsi dari model Rogers (1995) dan Geoffrey A Moore. Crossing the Chasm. Harper

Business. http://www.chasmgroup.com

MEMAHAMI SEGMEN PASAR DAN SIAPA MEMAHAMI SEGMEN PASAR DAN SIAPA ADOPTERADOPTER POTENSIAL POTENSIAL

Page 32: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

32Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

BEBERAPA PRAKARSA YANG DISARANKAN BEBERAPA PRAKARSA YANG DISARANKAN (lanjutan)

4. Meningkatkan kerjasama/kemitraan dengan dunia usaha dan pemerintah dalam mengembangkan PPBT.

Page 33: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

33Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

BEBERAPA PRAKARSA YANG DISARANKAN BEBERAPA PRAKARSA YANG DISARANKAN (lanjutan)

5. Membangun reputasi (sebagai research and entrepreneurial university) dan spesialisasi kompetensi. Penerjemahan dari visi dan motivasi perguruan

tinggi dalam mendorong perkembangan kewirausahaan teknologi disarankan dipertegas dengan penetapan sasaran-sasaran tertentu.

Pencapaian suatu sasaran kuantitatif 30-40% dari lulusannya yang berhasil menjadi pewirausaha baru/pemula (”FORMULA WB 30”) akan merupakan prestasi dan prestise tinggi bagi perguruan tinggi atau suatu program pendidikan bidang teknik (engineering) dan manajemen/bisnis.

Page 34: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

34Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

PENUTUPPENUTUP

Pada dasarnya, kelemahan-kelemahan dalam akses, penciptaan/pengembangan, pemanfaatan dan penyebarluasan (difusi) pengetahuan/inovasi serta penguatan proses pembelajaran dan perubahan budaya inovasi merupakan di antara persoalan urgen yang perlu diatasi oleh Indonesia, khususnya dalam konteks peningkatan daya saing dan kohesi sosial. Perguruan tinggi berperan penting dalam pemajuan sistem inovasi, baik pada tataran nasional maupun daerah. Peran ini semakin sentral dalam pengembangan SDM dan kemampuan teknologi di era ekonomi pengetahuan yang mulai berkembang dewasa ini.

Page 35: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

35Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

PENUTUPPENUTUP

Orasi ini menyampaikan beberapa pokok pemikiran tentang pengembangan SDM dan kemampuan teknologi di era ekonomi pengetahuan dan bagaimana peningkatan peran perguruan tinggi dari suatu perspektif pendekatan sistem dalam kerangka pengembangan/penguatan sistem inovasi. Perguruan tinggi sebagai bagian dari knowledge pool yang penting dalam sistem inovasi kini memegang peran yang semakin menentukan terutama dalam menumbuhkembangkan budaya inovasi.

Perguruan tinggi perlu menjadi aktor sentral yang secara proaktif mengembangkan kewirausahaan teknologi (technopreneurship), baik yang bermuara pada alih (komersialisasi) teknologi untuk dimanfaatkan oleh pihak lain (pengguna), maupun dalam peningkatan perusahaan pemula yang inovatif. Ini tentu akan berkembang hanya jika perguruan tinggi semakin dekat dengan dinamika aktivitas sosial-ekonomi dunia usaha (masyarakat). Artinya, hubungan dan interaksi dengan dunia usaha perlu semakin terbuka dan mendorong berkembangnya proses produktif yang timbal-balik.

Page 36: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

36Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

PENUTUPPENUTUP

Perguruan tinggi perlu semakin berorientasi pada pemanfaatan teknologi dan aset intelektual lainnya dalam memperkuat proses dan rantai peningkatan nilai, bukan sekedar pada peningkatan kemampuan riset, litbang atau litbangyasa.

Mengingat ”pelisensian” sebenarnya merupakan salah satu moda/pola dari alih teknologi yang umumnya untuk keberhasilannya tidak mudah untuk dilakukan sebagai satu-satunya moda (pola) alih teknologi dan dilakukan secara terpisah dari pola alih teknologi lainnya di perguruan tinggi, maka pola ini sebaiknya merupakan salah satu bagian integral dari kerangka strategi komersialisasi teknologi di perguruan tinggi.

Page 37: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

37Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

PENUTUPPENUTUP

Perguruan tinggi perlu mengembangkan model terpadu alih/komersialisasi teknologi yang dinilai paling sesuai. Yang sangat penting adalah bahwa setiap lembaga litbang atau perguruan tinggi perlu mengembangkan keterpaduan alih/komersialisasi teknologi masing-masing. Hal ini juga berarti bahwa lembaga tersebut perlu mengembangkan pengorganisasian yang tepat bagi strategi alih/komersialisasi teknologi, termasuk kebijakan/aturan internal mengenai pembagian royalti.

Perbaikan struktur organisasi dan/atau penguatan fungsi utama yang penting bagi alih/komersialisasi teknologi, perlu menjadi salah satu agenda prioritas reformasi kelembagaan di lingkungan perguruan tinggi.

Page 38: Pres Orasi Ilmiah Stt Wk 19 Mei2008

38Majukan Pengembangan Pewirausaha Inovatif

Terimakasih