preparasi dan karakterisasi nanokatalis …digilib.unila.ac.id/23123/2/skripsi tanpa bab...

63
PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS Ni0,6 Fe2Co0,4O4 UNTUK REAKSI HIDROGENASI KATALITIK CO2 (Skripsi) Oleh Sanjaya Yudha Gautama FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Upload: vuthien

Post on 28-Feb-2018

251 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS Ni0,6 Fe2Co0,4O4

UNTUK REAKSI HIDROGENASI KATALITIK CO2

(Skripsi)

Oleh

Sanjaya Yudha Gautama

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 2: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

ABSTRACT

PREPARATION AND CHARACTERISATION OF Ni0,6Fe2Co0,4O4

NANOCATALYST FOR REACTION HYDROGENATION CATALYTIC

OF CO2

By

Sanjaya Yudha Gautama

In this study, nano catalyst Ni0,6Fe2Co0,4O4 has been prepared by sol gel – freeze dry method

using pectin as an emulsifying agent, and then the sample was subjected to calcination

treatment and subsequently characterized using the techniques of X-ray diffraction (XRD),

Rietveld and Scherrer Methods, FTIR, PSA and SEM analysis. Its catalytic activity was

tested for CO2/H2 conversion to alcohol at a temperature of 200 - 400°C. The results of XRD

characterization indicated that Ni0,6Fe2Co0,4O4 calcined at 600°C materials consist of three

crystalline phases which are Fe2NiO4(25.3%), Fe3O4 (51.5%), and CoFe2O4 (23.2%). The

results of size analysis using both Scherrer method and SEM show that the size of the catalyst

is in the range of 11,8 – 22,0 nm. Then, particle size analyzer (PSA) proved that particle size

distribution is in the range of 0-2%. Catalytic activity tests showed that Ni0,6Fe2Co0,4O4

nanocatalysts are active. Product analysis using gas chromatography indicates that the

Ni0,6Fe2Co0,4O4 nanocatalyst calcined at 600°C is the most active for conversion of CO2/H2 at

a reaction temperature of 200 °C and propanol yield is 53134.83 ppm.

Keywords; nano catalysts, pectin, , sol gel – freeze dry, alcohol

Page 3: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

ABSTRAK

PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS Ni0,6Fe2Co0,4O4

UNTUK REAKSI HIDROGENASI KATALITIK CO2

Oleh

Sanjaya Yudha Gautama

Pada penelitian ini telah dibuat nanokatalis Ni0,6Fe2Co0,4O4 dengan metode sol-

gel dan freezedry menggunakan pektin, serta dilakukan uji aktivitas katalitiknya

terhadap reaksi konversi (CO2/H2) menjadi alkohol pada suhu 200 – 400°C. Hasil

karakterisasi katalis setelah kalsinasi 600 °C menunjukan terbentuknya 3 fasa

kristalin yaitu Fe2NiO4 (25,3%), Fe3O4 (51,5%), dan CoFe2O4 (23,2%). Hasil

analisis ukuran XRD menggunakan persamaan Scherrer dan analisis

menggunakan SEM menunjukan ukuran katalis pada rentang 118 - 220 nm. Hasil

analisis ukuran distribusi partikel menggunakan PSA menghasilkan katalis

berskala nanometer pada rentang 0 - 2 %. Hasil uji aktivitas katalitik

menunjukkan bahwa katalis Ni0,6Fe2Co0,4O4 aktif dan memiliki selektifitas yang

tinggi. Analisis menggunakan kromatografi gas menunjukkan bahwa katalis

Ni0,6Fe2Co0,4O4 pada suhu kalsinasi 600°C dengan suhu reaksi 200 °C paling aktif

terhadap konversi CO2/H2 menghasilkan propanol yaitu 53134,83 ppm.

Kata kunci ; nanokatalis, pektin, PSA, Scherrer, solgel-freezedry, SEM

Page 4: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS Ni0,6 Fe2Co0,4O4

UNTUK REAKSI HIDROGENASI KATALITIK CO2

Oleh :

Sanjaya Yudha Gautama

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Lampung

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 5: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group
Page 6: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group
Page 7: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandarlampung pada tanggal 05 Mei

1993, anak kedua dari empat bersaudara, yang merupakan

buah kasih dari pasangan ayahanda Drs. Joni Rene Rubiyanto

dan ibunda Agnesia Evi Susilowati.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Fransiskus 1 Tanjung

Karang 2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Xaverius 4 Bandar Lampung

pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) BPK Penabur Bandar

Lampung pada tahun 2011. Penulis diterima sebagai Mahasiswa jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada

tahun 2011 melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negri

(SBMPTN).

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif dalam organisasi

kemahasiswaan, Organisasi Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMAKI) periode

2011-2012 sebagai anggota Kader Muda HIMAKI (KAMI), periode 2012-2013

sebagai anggota Bidang Sains dan Penalaran Ilmu Kimia HIMAKI, dan periode

2013-2014 sebagai Kepala Biro Penerbitan HIMAKI. Penulis pernah menjadi

Page 8: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

asisten praktikum Sains dasar periode 2013-2014 untuk Mahasiswa Jurusan Ilmu

Komputer. Asisten Kimia Fisika periode 2013-2014, 2014-2015 untuk Mahasiswa

Jurusan Kimia. Asisten Kimia dasar periode 2014-2015 untuk Mahasiswa Jurusan

Kimia.

Page 9: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

MOTTO

(Sanjaya Yudha Gautama)

(Jack Ma)

“Sometimes life is going to hit you in the head with a brick. Don’t

lose faith.”

(Steve Jobs)

“Failure is an option here. If things are not failing, you are

not innovating enough.”

(Elon Musk)

Page 10: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

Dengan segala Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,

aku persembahkan karyaku ini untuk:

Bapak dan Ibu tersayang, yang senantiasa

mendo’akan, mendukung, memberi semangat, dan

kegigihan serta perjuangan dan pengorbanan Ibu dan

Bapak untuk ku sampai bisa seperti ini semoga kasih

sayang dan lindungan Tuhan Yesus tak lepas dari

kalian.

Kakak dan Adik-adikku Tiara, Galih, dan Gandhi,

serta seluruh keluarga besar ku yang tidak dapat ku

sebutkan satu persatu yang senantiasa mendoa’kan,

mendukung dan memberi semangat, tanpa kalian aku

tak akan pernah meraih semua ini.

Almamater tercinta Universitas Lampung.

Rekan-rekan seperjuangan.

Page 11: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

SANWACANA

Segala puji dan syukur hanya milik Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ʻʻ

Preparasi Dan Karakterisasi Nanokatalis Ni0,6Fe2Co0,4O4 untuk Reaksi

Hidrogenasi Katalitik CO2’’ dengan baik. Semoga rahmat selalu senantiasa

tercurah untuk kita semua sekarang sampai selama – lamanya. Amin.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Sains pada Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Lampung. Tidak sedikit masalah yang dihadapi penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini, tapi Puji Tuhan, karena kuasa-Nya, Dia

memberikan orang – orang terpercaya yang dapat membantu penulis menghadapi

masalah ini . Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih

kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah menjadi panutan, motivator, guru terbaik,

serta sahabat yang selalu mendengarkan curhatan hati anak-Nya.

2. Bapak Dr. Rudy TM Situmeang, M.Sc., selaku pembimbing utama, guru,

rekan, teman, sekaligus ayah bagi penulis yang dengan sabar memberikan

bimbingan dan dukungan kepada penulis.

3. Prof. Wasinton Simanjuntak, Ph.D., selaku pembimbing II penulis, atas

saran, motivasi, masukan dan diskusi-diskusinya hingga selesainya skripsi

ini.

Page 12: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

4. Ibu Dr. Mita Rilyanti, M.Si., selaku pembahas, atas semua kritik, saran

dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Bapak Prof. Sutopo Hadi, Ph.D. selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan informasi, saran kepada mahasiswa.

6. Bapak Dr. Suripto Dwi Yuwono, M.T., selaku Ketua Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

7. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D. selaku Dekan Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

8. Kedua orang tua ku tersayang, Bapak Drs. R. Joni Rene R. dan Ibu

Agnesia Evi Susilowati atas seluruh cinta, do’a, dan kasih sayang kepada

penulis dari masih dalam buaian hingga saat ini. Semoga Tuhan Yesus

tetap menjaga masa tua kalian hingga akhir hayat. Serta kakakku, Gentiara

Surya Prativi dan kedua adikku Rene Hario Galih dan Pedro Anggara

Gandhi, terima kasih telah menjadi saudaraku dan menemaniku di dalam

keluarga indah ini.

9. Staf dan karyawan Badan Riset dan Standarisasi Nasional (Bandar

Lampung) yang membantu dalam memfasilitasi penelitian ini.

10. Mbak Liza selaku PLP (Pranata Laboratorium Pendidikan) Kimia

Anorganik-Fisik, terima kasih atas kemudahan dan kelancaran yang

diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium.

11. Mbak Nora dan Pak Gani, terima kasih atas kemudahan dan kelancaran

yang diberikan dalam pengurusan administrasi akademik.

Page 13: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

12. Segenap Staf dan Pengajar Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

13. Keluarga besar penulis yang selalu memberikan saran, motivasi, dan

dukungan kepada penulis.

14. Teman – teman satu tim: Eva Dewi Noviyanti Sirait S,Si., dan Fatma

Maharani S,Si., yang telah duluan memperoleh gelar sarjana. Terima kasih

atas kerja sama, motivasi, dan bantuan yang kalian berikan selama

penelitian ini.

15. Catalyst Crew: Kak Septian M.Si., dan Pak Rodhi M.Si., yang selama ini

membimbing dalam proses penelitian ini. Kak Dani S.Si., mbak Lolita

S.Si., dan mbak Surtini S.Si., yang terus membantu dengan memberikan

bantuan, saran, ajaran, dan fasilitas dalam menjalankan penelitian ini. Feby

dan Ana yang juga turut membantu melaksanakan penelitian ini.

16. Teman satu peer group Kimia Fisik; Eva (si tunangan), Fatma (Jjang),

Endah (Gege), Umi (Umbel), Yusri (Yucli), Tata (Big Mom), Lusi(Luzee),

Vevi, Ivan, dan Ramos. Terima kasih kalian telah memberikan motivasi,

semangat, keceriaan buat tim yang selalu ngeyel ini.

17. Teman – teman peer group Biokimia: Ayu B (Ay – Ay), Ajeng, Ana,

April, Uswa, Azis, Windy, Jeje. Peer group Anorganik: Melli, Dewi,

Nopitasari, Asti, Rio W., Tamara, Rina, Yunia, Nico, Melly A., Irkham.

Peer group kimia organik: Ridho, Andri, Yulia, Jelita, Mirfat, Junaidi, Rio

F., Wagiran, Miftah, Arik. Peer group kimia analitik: Ayu F, Anggino,

Lewi, Daniar, Mila, Fany, Mardian, dan Mega, serta beberapa teman yang

Page 14: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

melanjutkan nasibnya di luar juusan kimia (Gani, Nanda, Liza). Terima

kasih telah memberikan semangat dan keceriaan selama masa perkuliahan.

18. Keluarga tempat Kerja Kuliah Nyata (KKN), Pak Slamet Riyadi dan

keluarga serta teman-teman KKN Lampung Utara. Terima kasih atas

pengalaman dan pendewasaannya selama di sana.

19. Teman-teman geng st. Tarcisius Anto, Lili, Neri, Vivo, dan lain-lain yang

selalu membuat keceriaan di gereja.

20. Teman-teman dari TK Fransiskus, SD Fransiskus, SMP Xaverius, dan

SMA BPK Penabur.

21. Keluarga di tempat Fitness, dari Platinum Gym: Bang Robby, Bang Idho,

Bang Ivan, Bang Jeje, Bang Thamrin, dan Bang Satrio. Centra Fitness:

Koh Andi, Adhi, Arief, Mbak Dewi, Mbak Nita. Terima kasih karena telah

mengajari bahwa keluarga tidak didapat di dalam rumah saja.

22. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan yang

diberikan kepada penulis. Amin. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari kata sempurna, namun demikian penulis berharap semoga skripsi

ini dapat berguna dan menjadi langkah perkembangan teknologi selanjutnya bagi

mahasiswa dan pembaca pada umumnya. Amin.

Bandar Lampung, Juni 2016

Sanjaya Yudha Gautama

Page 15: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ………………………………………………………….. i

DAFTAR TABEL ………………………………………..………..…. iii

DAFTAR GAMBAR..……………………………………………..…. iv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... vi

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang …..………………………..………...………. 1B. Tujuan Penelitian …...…...………………………...….……... 6C. Manfaat Penelitian ……………………………..…….....…… 6

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Karbon Dioksida (CO2) ........................................................... 7B. Spinel Ferite ............................................................................ 9C. Material Nanopartikel.............................................................. 10D. Katalis....................................................................................... 12E. Hidrogenasi Katalitik CO2....................................................... 14F. Karakterisasi Katalis................................................................ 17

1. Analisis Struktur Kristal................................................. 172. Keasaman Katalis............................................................ 203. Analisis Morfologi Permukaan Katalis........................... 234. Penentuan Ukuran Partikel Katalis.................................. 26

G. Kromatografi Gas..................................................................... 28

III. METODELOGI PENELITIANA. Tempat dan Waktu Penelitian.......……….………….............. 30B. Alat dan Bahan ………….…..………………………………. 30C. Prosedur Kerja ….......…………………...…………………... 31

1. Pembuatan Nanokatalis................................................... 312 Karakterisasi Katalis....................................................... 32

a. Analisis Struktur Katalis....................................... 32b. Analisis Keasaman Katalis.................................... 32c. Analisis Morfologi Permukaan Katalis................. 33d. Analisis Distribusi Ukuran Partikel Katalis.......... 33

3. Uji Aktivitas Katalis........................................................ 34

Page 16: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

ii

4. Analisis Produk dengan Kromatografi Gas.................... 35

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Pembuatan Nanokatalis Ni0,6Fe2Co0,4O4.................................. 36B. Karakterisasi Nanokatalis......................................................... 39

1. Analisis Struktur Kristal.................................................... 392. Analisis Kuantitatif Struktur Kristal.................................. 43

C. Analisis Keasaman Katalis....................................................... 46D. Analisis Ukuran Partikel.......................................................... 50

1. Analisis Ukuran Kristal..................................................... 502. Analisis Morfologi Permukaan.......................................... 513. Analisis Ukuran Partikel Menggunakan PSA.................. 53

E. Uji Aktivitas Katalis................................................................. 541. Analisis Produk Menggunakan Rapid Testing Strip......... 552. Analisis Produk Menggunakan Kromatografi Gas........... 57

V. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan................................................................................... 61B. Saran......................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Sifat-sifat fisika dan kimia dari CO2................................................... 7

2 Puncak-puncak representatif masing-masing difraktogram acuan untuksenyawa Ni0,6Fe2Co0,4O4...............................................................

41

3 Parameter sel pada material Ni0,6Fe2Co0,4O4 berdasarkan perhitunganrietvield ...................................................................................................

44

4 Persentase fasa kristalin Ni0,6Fe2Co0,4O4................................................. 44

5 Perubahan parameter kisi pada masing – masing fasa kristalin padakatalis Ni0,6Fe2Co0,4O4 .............................................................................

45

6 Keasaman katalis Ni0,6Fe2Co0,4O4 ........................................................... 46

7 Perubahan nilai Full Width at Half Maximum (FWHM) berdasarkandata XRD pada katalis Ni0,6Fe2Co0,4O4.....................................................

50

8 Ukuran butir kristal menggunakan rumus Scherrer pada katalisNi0,6Fe2Co0,4O4 .........................................................................................

51

9 Komponen atom dalam katalis menggunakan analisis EDS ................ 52

10 Distribusi ukuran partikel katalis Ni0,6Fe2Co0,4O4 yang dikalsinasi padatemperatur 600 °C...................................................................................

54

11 Distribusi ukuran partikel katalis Ni0,6Fe2Co0,4O4 yang dikalsinasi padatemperatur 800 °C...................................................................................

54

12 Hasil uji aktivitas katalis Ni0,6Fe2Co0,4O4 terhadap gas CO2/H2 .......... 56

13 Hasil analisis uji aktivitas menggunakan kromatografi gas ............... 57

14 Hasil kuantitatif propanol yang terbentuk dari konversi CO2 padakatalis Ni0,6Fe2Co0,4O4 .............................................................................

59

Page 18: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Model koordinasi antara CO2 dengan logam .................................................... 8

2 Struktur kristal spinel ferite .............................................................................. 9

3 Siklus reaksi katalisis ..................................................................................... 13

4 Mekanisme karbida ........................................................................................ 16

5 Mekanisme enol ............................................................................................. 16

6 Mekanisme penyisipan CO ............................................................................ 17

7 Proses pembentukan puncak pada XRD ........................................................ 19

8 Difraktogram nanokristal NiFe2O4 ................................................................. 19

9 Difraktogram standar NiFe2O4 PDF 10-0325 ................................................. 20

10 Skema instrumentasi FTIR ............................................................................ 22

11 Contoh spektra FTIR dalam penentuan jenis situs asam .............................. 23

12 Skema kerja dari SEM .................................................................................. 24

13 Mikrograf SEM dari Fe2O3 ........................................................................... 25

14 Particle Size Analyzer (PSA) ........................................................................ 27

15 Susunan komponen-komponen instrumentasi kromatografi gas .................. 28

16 Skema reaktor katalitik ................................................................................. 34

17 Gel membentuk Prekursor Ni0,6Fe2Co0,4O4 ................................................. 37

18 Serbuk prekursor Ni0,6Fe2Co0,4O4 setelah Freezedry ................................... 37

19 Profil suhu yang digunakan dalam proses kalsinasi .................................... 38

Page 19: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

v

20 Padatan bubuk Ni0,6Fe2Co0,4O4 setelah proses kalsinasi ............................. 39

21 Difraktogram nanokatalis Ni0,6Fe2Co0,4O4 sebelum uji aktivitas (a). T =800°C, (b). T = 600°C ................................................................................. 40

22 Pencocokan pola difraktogram antara Ni0,6Fe2Co0,4O4 dengan NiFe2O4

suhu 600° C (96-591-0065), Fe3O4 (96-900-5842), dan CoFe2O4 (96-591-0064) .................................................................................................... 42

23 Pencocokan pola difraktogram antara Ni0,6Fe2Co0,4O4 dengan NiFe2O4

suhu 600° C (96-591-0065), Fe3O4 (96-900-5842), dan CoFe2O4 (96-591-0064) .................................................................................................... 42

24 Hasil penghalusan antara hasil pola difraksi sinar – X terhadap sampeldengan perhitungan menggunakan program rietvield ................................. 43

25 Spektra deuterium mengubah hidrogen pada ikatan N+ - H – O yangteradsorpsi (a) selama 4 jam, (b) penambahan D2O dan diisolasikan,(c) pencucian D2O selama 3 kali ................................................................. 47

26 Spektra inframerah (a) Pektin, (b) katalis Ni0,6Fe2Co0,4O4 suhu 600°C,(c) katalis Ni0,6Fe2Co0,4O4 suhu 800°C ...................................................... 48

27 Mikrograf hasil analisis SEM dengan perbesaran (a) 1000x dan (b)2000x (c) beberapa butir katalis 1, 2, dan 3 ................................................ 51

28 Hasil analisis EDS pada katalis Ni0,6Fe2Co0,4O4 pada kalsinasi 600°C ....... 52

29 Distribusi ukuran partikel katalis Ni0,6Fe2Co0,4O4 suhu 600°C ................... 53

30 Analisis produk menggunakan Rapid Testing Strip ..................................... 55

31 Terbentuknya padatan karbon pada uji aktivitas pada suhu Reaksi400°C .......................................................................................................... 56

32 Kromatogram produk hasil uji aktivitas katalis Ni0,6Fe2Co0,4O4

temperatur uji aktivitas 200°C, pada temperatur 600°C ............................. 57

33 Kromatogram produk hasil uji aktivitas katalis Ni0,6Fe2Co0,4O4

temperatur uji aktivitas 300°C, pada temperatur 600°C ............................. 58

34 Kromatogram produk hasil uji aktivitas katalis Ni0,6Fe2Co0,4O4

temperatur uji aktivitas 200°C, pada temperatur 800°C ............................. 58

Page 20: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Diagram alir penelitian ................................................................. 71

A. Sintesis dan karakterisasi katalis ............................................. 71B. Uji aktivitas katalis .................................................................. 72

Lampiran 2 Perhitungan Scherrer ................................................................... 73

Lampiran 3 Perhitungan derajat keasaman ..................................................... 74

Lampiran 4 Hasil uji PSA ............................................................................... 75

Lampiran 5 Perhitungan konsentrasi propanol pada produk hasil uji aktivitasKatalis ........................................................................................... 76

Page 21: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemanasan global mendapat perhatian dunia setelah Konferensi Tingkat Tinggi

(KTT) yang diadakan PBB pada bulan Juli 1992 di Rio de Janeiro, yang lebih

dikenal sebagai KTT Bumi (Sugiyono, 2002). Erat kaitannya dengan pemanasan

global adalah emisi CO2, karena gas ini merupakan komponen utama, yakni 83 %

dari gas rumah kaca (Indala, 2004). Sumber utama CO2 adalah penggunaan bahan

bakar fosil untuk berbagai kegiatan, terutama industri yang menyumbangkan 74 %

dari total emisi CO2 (Sugiyono, 2002). Emisi CO2 ini diperkirakan akan terus

meningkat karena masih besarnya ketergantungan terhadap bahan bakar fosil

sebagai pemenuh kebutuhan energi (Santosa dan Yudiartono, 2006).

Menyikapi hal tersebut, para peneliti telah melakukan pencarian sumber energi

alternatif dan sumber energi terbarukan dengan cadangan yang berlimpah dan

ramah lingkungan. Sumber energi tersebut antara lain, energi surya, energi angin,

energi air, energi nuklir, dan energi berbasis biomassa (Kadiman, 2006). Saat ini,

yang sedang menarik perhatian para peneliti adalah pemanfaatan gas CO2 sebagai

sumber energi terbarukan, sebagaimana yang kita ketahui bahwa gas CO2

merupakan gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global (Sugiyono,

2006 ; Song, 2006).

Page 22: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

2

Salah satu upaya pemanfaatan gas CO2 adalah melalui konversi (Indala, 2004).

Salah satu metode konversi CO2 yang banyak dikembangkan adalah hidrogenasi

katalitik, karena dengan metode ini CO2 dapat dikonversi menjadi metanol

(Cabrera et al., 1998 ; Joo, 1999), LPG, etilen dan propilen (Fujiwara et al.,

1995), serta olefin ringan atau hidrokarbon cair (Jun et al., 2006). Selain itu,

metode ini juga dapat menghasilkan CO yang dapat digunakan dalam proses

Fischer-Tropsch (Srinivas et al., 2009).

Produk hidrogenasi katalitik CO2 sangat bergantung pada katalis yang digunakan.

Sebagai contoh, CO dihasilkan sebagai produk utama jika digunakan katalis

logam Cu yang diembankan pada material karbon berpori, namun CH4 akan

dihasilkan jika digunakan katalis logam Ni atau Co dengan pengemban yang sama

(Lapidus et al., 2006). Dengan demikian, pemilihan katalis yang tepat akan

mengarahkan reaksi ke arah produk utama yang diinginkan (Srinivas et al., 2009)

Konversi gas CO2 menjadi senyawa kimia bermanfaat dilakukan dengan

menggunakan katalis. Salah satu metode konversi gas CO2 yang telah banyak

dikembangkan adalah hidrogenasi katalitik untuk menghasilkan alkohol, karena

dengan metode ini molekul-molekul gas CO2 dapat berinteraksi sangat kuat

dengan logam transisi dan menimbulkan kepolaran dan kereaktifan sehingga dapat

bereaksi dengan molekul-molekul syn-gas. Berdasarkan alasan ini, banyak

peneliti telah melaporkan pengembangan berbagai jenis katalis.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Situmeanget al., (2010) konversi

CO2/H2 dengan katalis NiFe2O4 (dimana perbandingan mol Ni terhadap Fe 0,1 –

0,5) yang dipreparasi menggunakan metode sol-gel sitrat dengan ukuran partikel

Page 23: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

3

50 μm, serta uji aktifitas katalitik dilakukan pada kondisi suhu 100 – 400oC dan

tekanan 1 atm, diperoleh senyawa alkohol metanol, etanol, propanol dan butanol.

Pada penelitian ini katalis Ni0,2Fe0,8O4 adalah katalis yang memiliki aktivitas

paling tinggi terhadap konversi CO2/H2 menjadi alkohol pada suhu 200oC dan

400oC dengan rendemen alkohol 793,62 ppm.

Kemudian dilakukan pengembangan oleh Situmeang et al., (2013) konversi

CO2/H2 dengan katalis NixCoyFe1-x-yO4 (perbandingan mol x= 0,1 – 0,3 dan y =

0,2) dipreparasi dengan metode sol-gel putih telur dengan ukuran partikel 85 –

110 nm. Katalis diuji aktifitasnya pada kondisi suhu 600°C dengan tekanan 1 atm,

diperoleh senyawa alkohol etanol dan propanol. Pada penelitian ini, katalis

Ni0,2Co0,2Fe0,6O4 adalah katalis yang memiliki aktifitas tertinggi terhadap konversi

CO2/H2 menjadi alkohol pada suhu 600°C dengan rendemen alkohol 5.000 ppm.

Katalis berbasis kobalt (Co) juga telah banyak digunakan sebagai katalis untuk

reaksi Fischer-Tropsch (Diehl and Khodakov, 2009; Breejen, et al., 2007), reaksi

reduksi karbon dioksida (Khedr, et al., 2006) serta reaksi metanasi dan

desulfurisasi (Wan Abu Bakaret al., 2008).Storsǽte et al., (2005) melakukan

konversi H2/CO dengan katalis berpendukung kobalt (Co) pada kondisi suhu

483oK dan tekanan 20 bar, dengan selektifitas 40 – 45%. Chen et al., (2003)

melaporkan nanopartikel CoOx dan Au/CoOx (dimana x rasio atom antara 1.00

sampai 1.33) memiliki aktifitas yang tinggi terhadap reaksi oksidasi karbon

monoksida, dimana semakin tinggi nilai x aktifitas oksidasi karbon monoksida

semakin tinggi.

Page 24: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

4

Menurut El-Kherbawi (2010), katalis dengan berbagai macam campuran oksida

logam dalam suatu sistem katalis mempunyai keaktifan yang lebih tinggi jika

dibandingkan dengan logam tunggal itu sendiri. Kim et al., (2001) melaporkan

bahwa katalis NixZn1-xFe2O4-y menunjukan efisiensi yang besar terhadap

dekomposisi gas CO2 dibandingkan katalis NiFe2O4-y. Hwang dan Wang (2004)

telah melakukan studi dekomposisi CO2 menggunakan katalis Mn-Zn ferrite dan

Mn-Ni ferrite nanopartikel. Dalam studi ini katalis Mn-Zn ferrite nanopartikel

menunjukan aktifitas yang tinggi terhadap dekomposisi CO2 dibandingkan katalis

Mn-Ni ferite, dengan kandungan Mn yang sama.

Penggunaan metode sol gel didasarkan pada kemudahan memasukkan satu atau

dua logam aktif sekaligus dalam prekursor katalis (Lambert dan Gonzalez, 1998).

Keuntungan dari metode ini meliputi: dispersi yang tinggi dari spesi aktif yang

tersebar secara homogen pada permukaan katalis, tekstur porinya memberikan

kemudahan difusi dari reaktan untuk masuk ke dalam situs aktif (Lecloux dan

Pirard, 1998), luas permukaan yang cukup tinggi, peningkatan stabilitas termal

(Lambert dan Gonzalez, 1998).

Selain itu, penggunaan teknik pengeringan, freeze drying dalam preparasi katalis

ternyata memberikan beberapa keuntungan seperti hasilnya homogen, murni dan

ukuran partikel dapat diproduksi ulang serta aktivitasnya seragam dan mempunyai

kemampuan untuk diproduksi kembali (Bermejo et al., 1997). Hal ini dengan jelas

mengindikasikan adanya pengaruh metode preparasi yang signifikan terhadap

perilaku katalis.

Page 25: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

5

Burianova et al., (2011) melakukan preparasi katalis Ni1-xCoxFe2O4/ 5SiO2 (x=

0,0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0) dengan metode sol – gel TEOS, dan HNO3 sebagai

asam katalis. Katalis dikalsinasi sampai suhu 900°C dan dihasilkan ukuran antara

13 – 21 nm. Dilakukan kembali penelitian selanjutnya oleh Situmeang et al.,

(2015) konversi CO2/H2 menggunakan katalis NiCoxFe2-xO4 (x = 0,1 – 0,3) yang

dipreparasi dengan metode sol-gel dengan ukuran partikel 15-46 nm.

Material nanopartikel telah banyak menarik peneliti karena material nanopartikel

menunjukan sifat fisika dan kimia yang sangat berbeda dari bulk materialnya,

seperti kekuatan mekanik, elektronik, magnetik, kestabilan termal, katalitik dan

optik (Mahalehet al., 2008; Derazet al., 2009). Material nanopartikel menunjukan

potensi sebagai katalis karena material nanopartikel memiliki area permukaan

yang luas dan rasio-rasio atom yang tersebar secara merata pada permukaanya.

Sifat ini menguntungkan untuk transfer massa di dalam pori-pori dan juga

menyumbangkan antar muka yang besar untuk reaksi-reaksi adsorpsi dan katalitik

(Widegrenet al., 2003).

Berdasarkan penjelasan di atas dan mengacu pada penelitian sebelumnya, maka

dalam penelitian ini dilakukan preparasi nanokatalis Ni0,6Fe2Co0,4O4 dengan

metode sol-gel, serta uji aktifitas katalitiknya terhadap reaksi konversi (CO2/ H2).

Page 26: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

6

B. TujuanPenelitian

Mempelajari cara pembuatan nanokatalisNi0,6Fe2Co0,4O4, dan menguji keaktifan

nanokatalis Ni0,6Fe2Co0,4O4 terhadap reaksi konversi (CO2/ H2) pada suhu 200 –

400oC.

C. ManfaatPenelitian

Memperoleh pengetahuan tentang pembuatan nanokatalis Ni0,6Fe2Co0,4O4 dengan

metode sol-gel dan langkah awal dalam penanganan dan pemanfaatan gas CO2.

Page 27: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Karbon Dioksida (CO2)

CO2 merupakan molekul linear yang simetris, dengan panjang ikatan C – O

sebesar 1,16 Å (Volpin and Kolomnikov, 1972). Beberapa sifat-sifat fisika dan

kimia dari CO2 dirangkum dalam Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Sifat-sifat fisika dan kimia dari CO2 (Song et al., 2002)

Sifat-sifat Nilai dan Satuan

Panas pembentukkan pada 25 oC -393,5 kJ/mol

Entropi pembentukkan pada 25 oC 213,6 J/K.mol

Energi bebas Gibbs pembentukkan pada 25 oC -394,3 kJ/mol

Titik sublimasi pada 1 atm -78,5 oC

Titik tripel pada 5,1 atm -56,5 oC

Temperatur kritis 31,04 oC

Tekanan kritis 72,85 atm

Densitas kritis 0,468 g/cm3

Densitas gas pada 0 oC dan 1 atm 1,976 g/L

Densitas cair pada 0 oC dan 1 atm 928 g/L

Densitas padat 1560 g/L

Panas terkandung dalam penguapan pada 0 oC 231,3 J/g

Kelarutan dalam air

Pada 0 oC dan 1 atm

Pada 25 oC dan 1 atm

0,3346 g CO2/100 g H2O

0,1449 g CO2/100 g H2O

Dari Tabel 1 di atas, panas pembentukkan (0H ) dan energi bebas Gibbs

pembentukkan ( 0G ) dari CO2 adalah dua sifat penting. Nilai-nilai tersebut

Page 28: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

8

secara luas digunakan untuk memperkirakan panas pembentukkan dan energi

bebas Gibbs standar dari berbagai reaksi (Indala, 2004).

CO2 adalah molekul yang sangat stabil, akibatnya sejumlah energi harus diberikan

untuk mendorong reaksi ke arah yang diinginkan (Creutz and Fujita, 2000).

Namun, berdasarkan energi bebas Gibbs-nya, energi yang diberikan untuk

melangsungkan reaksi akan lebih kecil jika CO2 digunakan sebagai ko-reaktan

bersama dengan reaktan lain yang memiliki energi bebas Gibbs yang lebih besar

seperti metana, karbon (grafit), atau hidrogen (Song et al., 2002).

Karbon dioksida menunjukkan beberapa model koordinasi dengan senyawa logam

transisi, yang pertama melalui donasi pasangan elektron bebas dari oksigen ke

orbital kosong dari logam. Kedua melalui donasi elektron dari logam ke orbital

karbon dengan membentuk turunan asam logam. Dan ketiga melalui

pembentukkan kompleks-π melalui ikatan ganda C = O. Ketiga model koordinasi

tersebut ditunjukkan pada Gambar 1 berikut.

M O C O

I II III

Gambar 1. Model koordinasi antara CO2 dengan logam

(I) melalui donasi elektron bebas oksigen ke orbital kosong dari logam

(II) melalui donasi elektron dari logam ke orbital karbon

(III) melalui pembentukkan kompleks-π melalui ikatan ganda C = O

Dari ketiga model koordinasi di atas, model II dan III adalah model yang paling

disukai. Model pertama hanya akan terjadi jika senyawa logam merupakan asam

Lewis yang kuat (Volpin and Kolomnikov, 1972).

M

C

O

O

M

O

C O

Page 29: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

9

B. Spinel Ferite

Spinel ferite adalah material magnetik yang sangat penting, karena sifat magnetik,

elektrik dan kestabilan termal dari material tersebut sangat menarik. Spinel ferite

ini secara teknologi penting dan telah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi

seperti media perekam magnetik, pemindai magnetik resonansi (MRI), katalis,

sistem pembawa obat dan zat pewarna (Maensiri et al., 2007; Kasapoglu et al.,

2007). Spinel ferite memiliki rumus umum AB2O4 dimana A adalah kation-kation

bervalensi 2 seperti Fe, Ni, Co, dll., yang menempati posisi tetrahedral dalam

struktu kristalnya dan B adalah kation-kation bervalensi 3 seperti Fe, Mn, Cr dll.,

yang menempati posisi oktahedral dalam struktur kristalnya, serta terdistribusi

pada lattice fcc yang terbentuk oleh ion O2- (Kasapoglu et al., 2007 ; Almeida et

al., 2008 ; Iftimie et al., 2006). Gambar 2 berikut adalah struktur kristal spinel

ferite.

Gambar 2. Struktur kristal spinel ferite

Kation – kation yang terdistribusi dalam struktur spinel terdapat dalam tiga bentuk

yaitu normal, terbalik (inverse) dan diantara normal dan terbalik. Pada posisi

normal ion – ion logam bervalensi 2 terletak pada posisi tetrahedral (posisi A)

atau dapat dituliskan (M2+)A[M23+]BO4, pada posisi terbalik (inverse) ion – ion

Page 30: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

10

logam bervalensi 2 terletak pada posisi oktahedral (posisi B) atau dapat dituliskan

(M3+)A[M2+M3+]BO4 dan posisi diantara normal dan terbalik, setengah dari ion -

ion logam bervalensi 2 dan 3 menempati posisi tetrahedral dan oktahedral atau

dapat dituliskan (M2+M3+)A[M1-x2+M2-λ

3+]BO4 (Manova et al.,2005).

Nikel ferite (NiFe2O4) merupakan salah satu material spinel ferite yang sangat

penting. Nikel ferite ini memiliki struktur spinel terbalik (inverse) yang mana

setengah dari ion Fe mengisi pada posisi tetrahedral (posisi A) dan sisanya

menempati posisi pada oktahedral (posisi B) hal ini dapat dituliskan dengan

rumus (Fe3+1.0)[Ni2+

1.0Fe3+1.0]O

2-4 (Kasapoglu et al., 2007 ; Maensiri et al., 2007).

NiFe2O4 telah banyak digunkan sebagai katalis untuk benzoilasi toluene dengan

benzil klorida dan kemampuan sebagai sensor gas klorin pada konsentrasi rendah

(Ramankutty and Sugunan, 2001 ; Reddy et al., 1999 ; Iftimie et al., 2006) untuk

reaksi hidrogenasi (CO2 + H2) menjadi senyawa alkohol (Situmeang et al., 2010).

C. Material Nanopartikel

Nanopartikel didefinisikan sebagai partikulat yang terdispersi atau partikel-

partikel padatan dengan ukuran partikel berkisar 10 – 100 nm (Mohanraj and

Chen, 2006 ; Sietsma et al., 2007 ; Abdullah dkk., 2008). Material nanopartikel

telah banyak menarik peneliti karena material nanopartikel menunjukkan sifat

fisika dan kimia yang sangat berbeda dari bulk materialnya, seperti kekuatan

mekanik, elektronik, magnetik, kestabilan termal, katalitik dan optik (Mahaleh et

al., 2008; Deraz et al., 2009). Ada dua hal utama yang membuat nanopartikel

berbeda dengan material sejenis dalam ukuran besar (bulk) yaitu : (a) karena

ukurannya yang kecil, nanopartikel memiliki nilai perbandingan antara luas

Page 31: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

11

permukaan dan volume yang lebih besar jika dibandingkan dengan partikel sejenis

dalam ukuran besar. Ini membuat nanopartikel bersifat lebih reaktif. Reaktivitas

material ditentukan oleh atom-atom di permukaan, karena hanya atom-atom

tersebut yang bersentuhan langsung dengan material lain; (b) ketika ukuran

partikel menuju orde nanometer, hukum fisika yang berlaku lebih didominasi oleh

hukum-hukum fisika kuantum (Abdullah dkk., 2008).

Sifat-sifat yang berubah pada nanopartikel biasanya berkaitan dengan fenomena-

fenomena berikut ini. Pertama adalah fenomena kuantum sebagai akibat

keterbatasan ruang gerak elektron dan pembawa muatan lainnya dalam partikel.

Fenomena ini berimbas pada beberapa sifat material seperti perubahan warna

yang dipancarkan, transparansi, kekuatan mekanik, konduktivitas listrik dan

magnetisasi. Kedua adalah perubahan rasio jumlah atom yang menempati

permukaan terhadap jumlah total atom. Fenomena ini berimbas pada perubahan

titik didih, titik beku, dan reaktivitas kimia. Perubahan-perubahan tersebut

diharapkan dapat menjadi keunggulaan nanopartikel dibandingkan partikel sejenis

dalam keadaan bulk (Abdullah dkk., 2008).

Material nanopartikel menunjukkan potensi sebagai katalis karena material

nanopartikel memiliki area permukaan yang luas dan rasio-rasio atom yang

tersebar secara merata pada permukaanya, sifat ini menguntungkan untuk transfer

massa di dalam pori-pori dan juga menyumbangkan antar muka yang besar untuk

reaksi-reaksi adsorpsi dan katalitik (Widegren et al., 2003). Selain itu, material

nanopartikel telah banyak dimanfaatkan sebagai katalis untuk menghasilkan

Page 32: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

12

bahan bakar dan zat kimia serta katalis untuk mengurangi pencemaran lingkungan

(Sietsma et al., 2007).

Banyak metode yang telah dikembangkan untuk preparasi material nanopartikel,

seperti metode pemanasan sederhana dalam larutan polimer. Secara sederhana

prinsip kerja dari metode ini adalah mencampurkan logam nitrat dalam air dengan

larutan polimer dengan berat molekul tinggi yang disertai dengan pemanasan

(Abdullah dkk, 2008). Metode sintesis koloid, prinsip kerja dari metode ini adalah

membuat suatu larutan koloid yang kemudian ditambahkan surfaktan, yang akan

mendeaktivasi pertumbuhan partikel koloid dan melindungi permukaan koloid

(Soderlind, 2008). Metode pembakaran, dalam metode ini logam nitrat

dicampurkan dengan suatu asam amino (glisin) dalam air, kemudian dipanaskan

sampai mendidih dan sampai terbentuk bubur kering yang produknya berupa

oksida logam (Soderlind, 2008). Metode kopresipitasi, prinsip kerja dari metode

ini adalah dengan mengubah suatu garam logam menjadi endapan dengan

menggunakan pengendap basa hidroksida atau karbonat, yang kemudian diubah

ke bentuk oksidanya dengan cara pemanasan (Pinna, 1998). Metode Sol-Gel,

prinsip kerja dari metode ini adalah hidrolisis garam logam menjadi sol, yang

kemudian sol ini mengalami kondensasi membentuk gel (Ismunandar, 2006).

D. Katalis

Katalis didefinisikan oleh Berzelius sebagai suatu senyawa yang dapat

meningkatkan laju dari suatu reaksi kimia, tapi tanpa terkonsumsi selama reaksi

(Stoltze, 2000). Katalis dapat membentuk ikatan dengan molekul-molekul yang

bereaksi, dan membiarkan mereka bereaksi untuk membentuk produk kemudian

Page 33: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

13

terlepas dari katalis. Suatu reaksi terkatalisis digambarkan sebagai suatu siklus

peristiwa dimana katalis berpartisipasi dalam reaksi dan kembali ke bentuk

semula pada akhir siklus. Siklus tersebut digambarkan pada Gambar 3 berikut

(Chorkendroff and Niemantsverdriet, 2003).

Gambar 3. Siklus reaksi katalisis

Dari Gambar 3 di atas, siklus diawali dengan pengikatan molekul-molekul A dan

B (reaktan) pada katalis. Kemudian A dan B bereaksi dalam bentuk kompleks ini

membentuk produk P, yang juga terikat pada katalis. Pada tahap akhir, P terpisah

dari katalis sehingga siklus kembali ke bentuk semula.

Secara umum, katalis dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu katalis

homogen dan katalis heterogen. Untuk katalis homogen, katalis dan reaktan

berada dalam fase yang sama. Sedangkan untuk katalis heterogen, katalis dan

reaktan berada pada fase yang berbeda. Untuk tujuan praktis, penggunaan katalis

Page 34: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

14

heterogen saat ini lebih disukai dibandingkan dengan katalis homogen

(Chorkendroff and Niemantsverdriet, 2003)

Saat ini, proses katalitik heterogen dibagi menjadi dua kelompok besar, reaksi-

reaksi reduksi-oksidasi (redoks), dan reaksi-reaksi asam-basa. Reaksi-reaksi

redoks meliputi reaksi-reaksi dimana katalis mempengaruhi pemecahan ikatan

secara homolitik pada molekul-molekul reaktan menghasilkan elektron tak

berpasangan, dan kemudian membentuk ikatan secara homolitik dengan katalis

melibatkan elektron dari katalis. Sedangkan reaksi-reaksi asam-basa meliputi

reaksi-reaksi dimana reaktan membentuk ikatan heterolitik dengan katalis melalui

penggunaan pasangan elektron bebas dari katalis atau reaktan (Li, 2005).

E. Hidrogenasi Katalitik CO2

Hidrogenasi katalitik CO2 merupakan gabungan dua tahap reaksi yaitu pergeseran

terbalik air dan gas (RWGS) dan reaksi sintesis Fischer-Tropsch (Joo dan Jung,

2003). Reaksi pergeseran terbalik air dan gas (RWGS) adalah reaksi antara CO2

dengan H2 untuk menghasilkan CO dan H2O. Konversi CO2 menjadi CO ini

memainkan peran yang sangat penting dalam hidrogenasi CO2, karena kestabilan

CO2 tidak memungkinkan untuk melakukan hidrogenasi secara langsung (Joo,

1999). Persamaan reaksi untuk RWGS adalah

OHCOHCO katalis

222 molGmolH kJ 29,kJ 41 00 (1)

CO yang dihasilkan dari RWGS kemudian mengalami reaksi hidrogenasi melalui

reaksi sintesis Fischer-Tropsch. Produk yang dihasilkan dapat berupa parafin-

Page 35: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

15

parafin linear, α-olefin, ataupun hidrokarbon mengandung oksigen seperti alkohol

dan eter (Bakhtiari et al., 2008).

Konversi gas CO2 menjadi senyawa alkohol dapat dilakukan dengan mereaksikan

gas CO2 dengan gas H2, yang mana gas H2 merupakan agen reduksi yang terbaik.

Reaksi pembentukan senyawa alkohol dari gas CO2 dan H2 seperti metanol (2)

juga dapat diikuti dengan pembentukan produk-produk senyawa kimia lainnya

seperti reaksi Sabatier (3), reaksi Bosch (4), reaksi pergeseran air dan gas (5)

dimetileter (6), dan asam format (7). Mekanisme reaksi di atas dapat dituliskan di

bawah ini :

CO2 + 3H2 → CH3OH + H2O ∆H298 = -49,4 Kj mol-1 (2)

CO2 + 4H2 → CH4 + H2O ∆H298 = -164,1 Kj mol-1 (3)

CO2 + 2H2 → C + 2H2O ∆H298 = -14,6 Kj mol-1 (4)

CO2 + H2 → CO + H2O ∆H298 = +42,3 Kj mol-1 (5)

CO2 + 6H2 → CH3OCH3 + 3H2O ∆H298 = -112,2 Kj mol-1 (6)

CO2 + H2 → HCOOH ∆H298 =+16,7 Kj mol-1 (7)

Reaksi (2), (3), (4),dan (6), adalah reaksi eksotermis sedangkan reaksi (5) dan (7)

adalah reaksi endotermis. Pada reaksi di atas seluruh reaksi sebanding dan

bersaing (Atkins, 2004).

Mekanisme reaksi sintesis Fischer-Tropsch secara garis besar dikelompokkan

menjadi 3 yaitu, mekanisme karbida, mekanisme enol, dan mekanisme penyisipan

CO. Mekanisme karbida diajukan oleh Fischer dan Tropsch pada tahun 1926.

Dalam mekanisme ini, CO yang teradsorpsi dipisahkan menjadi C dan O, karbida

yang terbentuk kemudian terhidrogenasi menjadi CHx (monomer). Monomer

Page 36: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

16

metilen terpolimerisasi spesies alkil permukaan kemudian mengalami terminasi

membentuk produk. Mekanisme ini digambarkan pada Gambar 4 berikut (Fischer

dan Tropsch, 1926).

Gambar 4. Mekanisme karbida

Mekanisme enol diajukan oleh Storch et al (1951). Dalam mekanisme ini,

pertumbuhan rantai diinisiasi melalui kondensasi dua spesies hidroksikarbena

teradsorpsi (CHOHads) dengan mengeliminasi air. Mekanisme enol ini

ditunjukkan dalam Gambar 5 berikut.

Gambar 5. Mekanisme enol

Page 37: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

17

Mekanisme yang terakhir, mekanisme penyisipan CO diajukan oleh Pichler dan

Schulz (1970). Mekanisme ini melibatkan penyisipan CO yang teradsorpsi ke

dalam ikatan alkil metil. Karbon teroksigenasi kemudian mengalami hidrogenasi

untuk menghilangkan oksigen. Gambar 6 berikut menunjukkan mekanisme

penyisipan CO.

Gambar 6. Mekanisme penyisipan CO

F. Karakterisasi Katalis

Karakterisasi adalah hal yang sangat penting dalam bidang katalisis. Beberapa

metode seperti difraksi, spektroskopi, dan mikroskopi memberikan kemudahan

dalam menyelidiki sifat-sifat suatu katalis, sehingga diharapkan kita dapat

mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang katalis agar kita dapat

meningkatkan atau mendesain suatu katalis yang memiliki aktivitas yang lebih

baik (Chorkendorf and Niemantsverdriet, 2003).

1. Analisis Struktur Kristal

Analisis struktur kristal katalis dilakukan menggunakan instrumentasi difraksi

sinar-X (X-ray Difraction/XRD). XRD merupakan salah satu metode karakterisasi

Page 38: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

18

material yang paling tua dan paling sering digunakan hingga saat ini. Teknik ini

digunakan untuk mengidentifikasi suatu material berdasarkan fasa kristalin dalam

material dengan cara menentukan parameter kisi serta untuk mendapatkan ukuran

partikel suatu material (Auda, 2009).

Metode XRD didasarkan pada fakta bahwa pola difraksi sinar-X untuk masing-

masing material kristalin adalah karakteristik. Dengan demikian, bila pencocokan

yang tepat dapat dilakukan antara pola difraksi sinar-X dari sampel yang tidak

diketahui dengan sampel yang telah diketahui, maka identitas dari sampel yang

tidak diketahui itu dapat diketahui (Skoog dan Leary, 1992).

Difraksi sinar-X terjadi pada hamburan elastis foton-foton sinar-X oleh atom

dalam sebuah kisi periodik. Hamburan monokromatis sinar-X dalam fasa tersebut

memberikan interferensi yang konstruktif. Dasar dari penggunaan XRD untuk

mempelajari kisi kristal adalah berdasarkan persamaan Bragg (Ismunandar, 2006):

nd sin.2 (8)

dimana :

d = jarak antara dua bidang kisi (nm)

θ = sudut antara sinar datang dengan bidang normal

n = bilangan bulat yang disebut sebagai orde pembiasan

λ = panjang gelombang sinar-X yang digunakan (nm)

Gambar 7 berikut menunjukkan proses terjadinya pembentukkan puncak-puncak

difraksi pada XRD.

Page 39: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

19

Gambar 7. Proses pembentukkan puncak pada XRD

Berdasarkan persamaan Bragg, jika seberkas sinar-X dijatuhkan pada sampel

kristal, maka bidang kristal itu akan membiaskan sinar-X yang memiliki panjang

gelombang yang sama dengan jarak antar kisi dalam kristal tersebut. Sinar yang

dibiaskan akan ditangkap oleh detektor, kemudian diterjemahkan sebagai puncak

difraksi. Semakin banyak bidang kristal yang sama terdapat dalam sampel,

semakin kuat intensitas pembiasan yang dihasilkan. Tiap puncak yang muncul

pada pola XRD mewakili satu puncak bidang kristal yang memiliki orientasi

tertentu dalam sumbu tiga dimensi (Auda, 2009).

Gambar 8 berikut adalah contoh difraktogram sinar-X NiFe2O4 yang dipreparasi

menggunakan metode EDTA-assited hydrothermally.

Gambar 8. Difraktogram nanokristal NiFe2O4 (Kasapoglu et al., 2007).

Page 40: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

20

Difraktogram di atas diinterpretasikan melalui pencocokan dengan difraktogram

standar. Gambar 9 berikut adalah difraktogram standar yang digunakan dalam

pencocokan difraktogram di atas.

Gambar 9. Difraktogram standar NiFe2O4 PDF 10-0325 (PCPDFwin, 1997)

Dari Gambar 9 di atas, puncak-puncak yang mewakili NiFe2O4 terdapat pada 2θ

35,73o, 62,974o , 57,409o dan 30,319o.

2. Keasaman Katalis

Keasaman katalis dapat dikategorikan menjadi dua yaitu jumlah situs asam dan

jenis situs asam. Jumlah situs asam memberikan informasi tentang banyaknya

situs asam yang terkandung pada katalis, yang pada umumnya berbanding lurus

dengan situs aktif pada katalis yang menentukan keaktifan suatu katalis.

Penentuan jumlah situs asam dalam katalis dapat dilakukan dengan menggunakan

metode gravimetri melalui adsorpsi basa adsorbat dalam fasa gas pada permukaan

katalis (ASTM, 2005).

Basa adsorbat yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah situs asam katalis

antara lain amoniak atau piridin. Jumlah situs asam menggunakan adsorpsi

Page 41: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

21

amoniak sebagai basa adsorbat merupakan penentuan jumlah situs asam total

katalis, dengan asumsi bahwa ukuran molekul amoniak yang kecil sehingga

memungkinkan masuk sampai ke dalam pori-pori katalis. Sedangkan penentuan

jumlah situs asam menggunakan piridin sebagai basa adsorbat merupakan

penentuan jumlah situs asam yang terdapat pada permukaan katalis, dengan

asumsi bahwa ukuran molekul piridin yang relatif besar sehingga hanya dapat

teradsorpsi pada permukaan katalis (Rodiansono dkk., 2007).

Penetuan jenis situs asam pada katalis dapat ditentukan menggunakan

spektroskopi infra merah (FTIR) dari katalis yang telah mengadsorpsi basa

adsorbat (Seddigi, 2003). Spektroskopi inframerah adalah metode analisis yang

yang didasarkan pada absorpsi radiasi inframerah oleh sampel yang akan

menghasilkan perubahan keadaan vibrasi dan rotasi sampel. Frekuensi yang

diabsorpsi tergantung pada frekuensi vibrasi dari molekul (karakteristik).

Intensitas absorpsi bergantung pada seberapa efektif energi foton inframerah

dipindahkan ke molekul, yang dipengaruhi oleh perubahan momen dipol yang

terjadi akibat vibrasi molekul (Åmand and Tullin, 1999)

Instumen FTIR menggunakan sistem yang disebut dengan interferometer untuk

mengumpulkan spektrum. Interferometer terdiri atas sumber radiasi, pemisah

berkas, dua buah cermin, laser dan detektor. Skema lengkap dari instrumentasi

FTIR ditunjukan pada Gambar 10.

Page 42: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

22

Gambar 10. Skema instrumentasi FTIR.

Berdasarkan Gambar 10 cara kerja dari instrumentasi FTIR adalah sebagai

berikut. Energi inframerah diemisikan dari sumber bergerak melalui celah sempit

untuk mengontrol jumlah energi yang akan diberikan ke sampel. Di sisi lain,

berkas laser memasuki interferometer dan kemudian terjadi “pengkodean spektra”

menghasilkan sinyal interferogram yang kemudian keluar dari interferogram.

Berkas laser kemudian memasuki ruang sampel, berkas akan diteruskan atau

dipantulkan oleh permukaan sampel tergantung dari energinya, yang mana

merupakan karakteristik dari sampel. Berkas akhirnya sampai ke detektor

(Bradley, 2008).

Dari spektra yang dihasilkan dari FTIR, jenis situs asam (Brønsted-Lowry atau

Lewis) yang terdapat pada katalis dapat diketahui melalui puncak-puncak serapan

yang dihasilkan dari interaksi basa adsorbat dengan situs-situs asam tersebut. Pada

penggunaan piridin sebagai basa adsorbat, situs asam Brønsted-Lowry akan

ditandai dengan puncak serapan pada bilangan-bilangan gelombang 1485 – 1500,

~1620, dan ~1640 cm-1. Sedangkan untuk situs asam Lewis ditandai dengan

puncak-puncak serapan pada bilangan-bilangan gelombang 1447 – 1460, 1488 –

1503, ~1580, dan 1600 – 1633 cm-1 (Tanabe, 1981).

Page 43: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

23

Gambar 11 berikut adalah contoh spektra FTIR dalam analisis penentuan jenis

situs asam dalam katalis.

Gambar 11. Contoh spektra FTIR dalam penentuan jenis situs asam (Rodiansono

dkk., 2007)

3. Analisis Morfologi Permukaan Katalis

Interaksi antara gas dengan permukaan material dan reaksi-reaksi pada permukaan

material memiliki peran yang sangat penting dalam bidang katalisis. Siklus awal

katalisis diawali dengan adsorpsi molekul reaktan pada permukaan katalis. Oleh

karena itu kita perlu untuk mempelajari morfologi permukaan dari katalis

(Chorkendorff dan Niemantsverdriet, 2003). Untuk mempelajari morfologi

permukaan katalis cara yang paling umum digunakan adalah instrumentasi

Scanning Electron Microscopy (SEM) (Ertl et al., 2000).

SEM merupakan metode untuk menggambarkan permukaan suatu bahan dengan

resolusi yang tinggi. Resolusi yang tinggi pada SEM dihasilkan dari penggunaan

elektron dalam menggambarkan permukaan bahan. Resolusi yang dihasilkan juga

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya (0,1 – 0,2 nm untuk

SEM dan 200 nm untuk mikroskop cahaya) (Hanke, 2001).

Page 44: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

24

SEM memiliki beberapa peralatan utama meliputi :

1. Pistol elektron, berupa filamen yang terbuat dari unsur yang mudah melepas

elektron misalnya tungsten.

2. Lensa untuk elektron, berupa lensa magnetik karena elektron yang bermuatan

negatif dapat dibelokan oleh medan magnet.

3. Sistem vakum, karena elektron sangat kecil dan ringan maka jika ada molekul

udara yang lain elektron yang berjalan menuju sasaran akan terpencar oleh

tumbukan sebelum mengenai sasaran.

Skema kerja dari SEM ditunjukan dalam Gambar 12 berikut.

Gambar 12. Skema kerja dari SEM

Dalam Gambar 12, sebuah pistol elektron memproduksi berkas elektron dan

dipercepat di anoda. Lensa magnetik kemudian memfokuskan elektron menuju

sampel. Berkas elektron yang terfokus memindai (scan) keseluruhan sampel

dengan diarahkan oleh kumparan pemindai. Ketika elektron mengenai sampel,

Page 45: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

25

maka sampel akan mengeluarkan elektron baru yang akan diterima oleh detektor

(Hanke, 2001).

Gambar yang dihasilkan SEM, dibentuk dari elektron sekunder yang dipantulkan

sampel pada peristiwa penembakan berkas elektron dari alat. Permukaan yang

lebih tinggi akan memberikan warna yang lebih cerah daripada permukaan yang

lebih rendah, ini diakibatkan oleh lebih banyaknya elektron sekunder yang

dibebaskan menuju detektor (Ertl et al., 2000). Contoh mikrograf SEM untuk

Fe2O3 ditunjukan dalam Gambar 13.

Gambar 13. Mikrograf SEM dari Fe2O3 (Dar et al., 2005)

Dari Gambar 13 di atas, beberapa informasi yang bisa didapatkan dari SEM

adalah perkiraan ukuran serta distribusi partikel, dan bentuk keseragaman

morfologi sampel.

Page 46: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

26

4.Penentuan Ukuran Partikel Katalis

Analisis ukuran partikel katalis dilakukan menggunakan instrumentasi Particle

Size Analyzer (PSA). PSA merupakan salah satu metode karakterisasi yang tidak

hanya dapat digunakan untuk mengetahui ukuran partikel dari suatu material,

namun juga dapat menginformasikan besaran distribusi ukuran partikel tersebut.

Sehingga dapat diasumsikan bahwa hasil pengukuran tersebut merupakan

gambaran keseluruhan dari kondisi sampel. Hal ini lah yang menjadi kelebihan

PSA dari instrumentasi lain yang pada umumnya menggunakan metode

mikroskopi dan holografi dalam penentuan ukuran partikel, seperti pada SEM dan

TEM. Alat ini mampu mengukur ukuran partikel dan molekul dalam rentang 0,15

nm sampai 10 µm.

Prinsip kerja PSA pada dasarnya menggunakan metode Dinamyc Light Scattering

(DLS). Suatu material yang akan dianalisis (sampel) dimasukkan kedalam

suspensi yang telah diinduksi oleh penambahan molekul pelarut. Hal ini

menyebabkan partikel dari material akan bergerak bebas secara acak bersamaan

dengan molekul pelarut mengikuti aturan gerak Brown. Molekul pelarut bergerak

karena adanya energi termal. Saat partikel terus bergerak dan kemudian

ditembakan cahaya, kecepatan gerak partikel akan berfluktuasi akibat adanya

intensitas cahaya yang dihamburkan oleh partikel tersebut, kecepatan gerak ini

bergantung pada besarnya ukuran partikel. Pengukuran dilakukan dengan prinsip

bahwa partikel-partikel yang lebih kecil akan bergerak lebih cepat daripada

partikel-partikel yang lebih besar (Skoog et al., 1996).

Page 47: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

27

PSA terbagi dalam dua metode, terdiri atas : spesimen.

a. Metode kering (Dry Dispersion Unit)

Metode ini memanfaatkan aliran udara sebagai media pelarut partikel yang

akan dianalisis. Metode ini lebih baik digunakan pada material yang

berukuran besar atau kasar, karena hubungan yang terjadi antar partikel

cukup lemah dan kecil memungkinkan partikel saling beraglomerasi.

b. Metode basah (Wet Dispersion Unit)

Metode ini memanfaatkan media cair untuk mendispersi partikel yang

akan dianalisis. Pada umumnya metode ini lebih baik digunakan pada

material yang berukuran nano dan submicron, karena akan besar

kemungkinan untuk partikel saling beraglomerasi.

Gambar 14. Particle Size Analyzer (PSA)

Page 48: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

28

G. Kromatografi Gas

Kromatografi adalah metode pemisahan suatu campuran berdasarkan partisi

substansi antara dua fase, yaitu fase stasioner yang memiliki luas permukaan yang

besar dan fase bergerak yang mengalir sepanjang fase diam. Kromatografi gas

merupakan cabang kromatografi yang saat ini paling populer, dimana substansi

yang dianalisis terdapat dalam keadaan gas atau keadaan uap (Brewer, 1998).

Dalam kromatografi gas, sampel diuapkan dan dibawa oleh fase bergerak berupa

gas pembawa (carrier gas) melalui kolom. Sampel terpartisi pada fase diam,

berdasarkan perbedaan kekuatan interaksinya dengan fase diam pada temperature

yang diberikan. Komponen-komponen sampel (disebut solut atau analit) terpisah

satu sama lain berdasarkan tekanan uap relatif dan afinitasnya terhadap fase

stasioner. Proses pemisahan ini disebut elusi (McNair and Miller, 1997).

Sistem kromatografi gas terdiri dari 6 komponen utama yaitu, gas pembawa dan

pengendali aliran, injektor, detektor, oven, kolom dan suatu sistem data. Susunan

komponen-komponen kromatografi gas ditunjukan oleh Gambar 15 (Rood, 2007).

Gambar 15. Susunan komponen-komponen instrumentasi Kromatografi Gas

Page 49: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

29

Komponen penting dalam kromatografi gas yaitu :

1. Tangki Pembawa gas yang dilengkapi dengan pengatur tekanan

2. Tempat injeksi sampel

3. Kolom

4. Detektor yang dilengkapi dengan thermostat

5. Penguat arus (amplifier)

6. Rekorder atau integrator

Page 50: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas

Lampung. Analisis jenis situs asam katalis dilakukan di Laboratorium Biomassa

Universitas Lampung. Analisis distribusi ukuran partikel dan struktur kristal

dilakukan di BATAN Serpong. Analisis morfologi katalis dilakukan di

Laboratorium Universitas Gadjah Mada. Dan uji katalitik katalis dilakukan di

Laboratorium Anorganik-Fisik Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung.

Penelitian dilakukan dari bulan Agustus 2015 sampai Oktober 2015.

B. Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, pengaduk magnetik,

furnace, neraca analitik, difraktometer sinar-X, Scanning Electron Microscopy,

Fourier Transform Infra Red (FTIR), reaktor katalitik, Kromatografi Gas (KG),

desikator dan peralatan gelas laboratorium.

Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, feri nitrat

Fe(NO3)3.9H2O (Merck, 99%), nikel nitrat Ni(NO3)2.6H2O (Merck, 99%), kobalt

nitrat Co(NO3)3.6H2O (Merck, 99%), piridin (J.T. Baker), C5H5N, Pektin, gas

argon (Bumi Waras 99,95%), gas hidrogen (BOC 99,99%), gas CO2 (BOC

99,99%), dan akuades/bides.

Page 51: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

31

C. Prosedur Kerja

1. Pembuatan Nanokatalis

Pembuatan nanokatalis Ni0,6Fe2Co0,4O4 dilakukan dengan cara melarutkan 8 gram

pektin dalam 400 mL aquades. Larutan kemudian diaduk menggunakan magnetik

stirer pada suhu 27oC sampai diperoleh larutan yang homogen. Kemudian larutan

pektin ditambahkan 25 mL amonia NH3 untuk menjaga pH larutan dalam keadaan

basa. Kemudian ke dalam larutan tersebut ditambahkan tetes demi tetes secara

perlahan sebanyak 40 mL larutan yang mengandung 1,8407 gram Ni(NO3)3.6H2O,

400 mL larutan yang mengandung 8,52117 gram Fe(NO3)3.9H2O dan 120 mL

larutan yang mengandung 1,2281 gram Co(NO3)2.3H2O yang dilarutkan dalam

akuades menggunakan heating magnetic stirrer pada suhu ruang sampai

campuran benar-benar homogen. Kemudian sistem larutan tersebut dipanaskan

pada suhu 150˚C hingga volum larutan berkurang dan membentuk gel. Gel yang

didapatkan selanjutnya di frezee dry untuk menghilangkan molekul air sampai

terbentuk serbuk kering. Serbuk kering tersebut dibagi menjadi dua bagian sama

banyak ke dalam cawan penguap, kemudian dikalsinasi sampai suhu 600˚C pada

cawan pertama dan 800˚C pada cawan kedua dengan laju temperatur 1˚C/menit.

Kemudian katalis digerus hingga halus menggunakan mortar, ditimbang dan

dilanjutkan untuk uji karakterisasi katalis.

Page 52: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

32

2. Karakterisasi Katalis

a. Analisis Struktur Kristal

Analisis struktur kristal dilakukan menggunakan instrumentasi difraksi sinar-X.

Prosedur analisis ini disesuaikan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Maiti et al., (1973). Analisis dilakukan menggunakan radiasi CuKα (1,5425 Å),

tabung sinar-X dioperasikan pada 40 kV dan 200 mA. Rentang difraksi yang

diukur (2θ) dalam rentang 10 – 80o, dengan scan step size 0,02o/menit. Puncak-

puncak yang terdapat pada difraktogram kemudian diidentifikasi menggunakan

metode Search Match dengan standar file data yang terdapat dalam program

PCPDF-win 1997 (Drbohlavova et al., 2009).

b. Analisis Keasaman Katalis

Penentuan jumlah situs asam pada katalis dilakukan secara gravimetri (ASTM,

2005) melalui kemisorpsi basa piridin. Sebanyak 0,2 g katalis ditimbang,

dimasukkan ke dalam wadah dan diletakkan di dalam desikator bersama basa

piridin. Desikator di tutup selama 24 jam untuk memberikan waktu katalis

mengadsorpsi basa piridin. Setelah 24 jam, sampel katalis dikeluarkan dan

dibiarkan di tempat terbuka selama 2 jam. Kemudian sampel katalis ditimbang.

Selanjutnya jumlah situs asam yang terdapat pada katalis ditentukan

menggunakan persamaan berikut.

(9)

Page 53: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

33

Dimana, w1 = Berat wadah kosong

w2 = Berat wadah + cuplikan

w3 = Berat wadah + cuplikan yang telah mengadsorpsi piridin

BM = Bobot molekul piridin.

Penentuan jenis situs asam katalis, dilakukan secara kualitatif menggunakan

spektroskopi inframerah. Sampel katalis yang dianalisis dicampur dengan KBr

kemudian dimasukkan ke dalam vessel sampel, lalu dilakukan pengukuran.

Kemudian dilakukan analisis dari spektra yang didapat pada daerah bilangan

gelombang 1200 – 2100 cm-1 (Rodiansono et al., 2007).

c. Analisis Morfologi Permukaan Katalis

Analisis morfologi permukaan katalis dilakukan menggunakan Scanning Electron

Microscopy (SEM). Sebanyak 0,1 g sampel katalis yang akan dianalisis

ditempatkan pada wadah sampel yang mengandung sticking tape tembaga,

kemudian sampel dilapisi lapisan tipis emas atau bahan yang bersifat konduktor

lainnya (Drbohlavova, 2009). Kemudian sampel tersebut diberikan berkas

elektron. Berkas elektron akan dipantulkan oleh sampel untuk kemudian

ditangkap detektor membentuk foto (Hanke, 2001).

d. Analisis Distribusi Ukuran Partikel Katalis

Penentuan distribusi ukuran partikel katalis dilakukan menggunakan instrumentasi

Particle Size Analyzer (PSA). Karakterisasi biasanya dilakukan dengan

pengukuran wet dispersion unit. Sampel katalis yang diperoleh di masukkan ke

dalam chamber yang berisi akuades hingga warna indikator pada control PC

Page 54: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

34

menunjukan warna hijau pada skala 10-12 secara stabil dan ditunggu beberapa

menit selama proses berlangsung.

3. Uji Aktivitas Katalis

Aktivitas katalitik dari katalis diuji menggunakan reaktor dengan skema kerja

reaktor digambarkan pada Gambar 15 berikut.

Gambar 16. Skema reaktor katalitik

Keterangan :

1 – 3 = regulator (flowmeter), 4 – 6 = pengatur aliran gas, 7 = wadah pencampur, 8 – 9 =

penghubung swagelock, 10 = termokopel, 11 = wadah katalis, 12 = furnace, 13 = valve, 14 =

wadah penampung.

Sampel katalis sebanyak 20 mg ditempatkan pada tabung reaktor. Kemudian

katalis dipanaskan sampai suhu reaksi, suhu kemudian dipertahankan selama 30

menit. Kemudian dialirkan gas CO2, H2 dan Ar dengan perbandingan CO2 : H2 = 1

: 3, dan laju aliran total CO2, H2 dan Ar adalah 50 mL/menit atau setara 3 L/jam,

reaksi kemudian dibiarkan selama 30 menit. Variasi suhu yang dilakukan adalah

200oC, 300oC, dan 400oC. Hasil katalisis yang keluar dari tabung reaktor

Page 55: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

35

kemudian ditampung dalam wadah penampung. Hasil dari uji aktifitas ini

selanjutnya dianalisis menggunakan Kromatografi Gas.

4. Analisis Produk dengan Kromatografi Gas

Sebanyak 20 μL hasil dari uji aktifitas diinjeksikan ke dalam instrumentasi

kromatografi gas. Instrumentasi kromatografi gas diatur dengan parameter-

parameter sebagai berikut :

Fase gerak : gas helium (5 mL/menit) dan gas nitrogen (5 mL/menit)

Kolom : PEG (polyethylene glycol) 2 M sepanjang 4 meter

Detektor : TCD

Suhu : 150oC (injektor) dan 120oC (kolom)

Analisis produk alkohol secara kuantitatif dilakukan dengan cara membuat kurva

standar dari larutan standar metanol, etanol, propanol, butanol dan pentanol,

sedangkan untuk asam karboksilat kurva standar dibuat dari larutan standar asam

formiat, asam etanoat, dan asam propanoat. Kemudian kromatogram hasil uji

analisis yang diperoleh dibandingkan terhadap kromatogram standar alkohol dan

asam karboksilat dengan cara membandingkan waktu retensi produk analisis

dengan larutan standar. Sedangkan untuk analisis konsentrasi produk yang

terbentuk dilakukan dengan cara perhitungan integrator yaitu menghitung luas

area bawah puncak kromatogram sampel dan dibandingkan dengan luas puncak

kromatogram standar yang telah diketahui konsentrasinya. Karena luas area

kromatogram sebanding dengan konsentrasi produk yang dihasilkan.

Page 56: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan

sebagai berikut:

Nanokatalis Ni0,6Fe2Co0,4O4 telah berhasil dibuat dengan metode sol-gel

dan freeze-dry secara simultan dengan menggunakan pektin sebagai

pengemulsi

Hasil analisis katalis Ni0,6Fe2Co0,4O4 suhu 600 °C menunjukkan

terbentuknya 3 fasa Kristalin Fe3O4 (51,5%); NiFe2O4 (25,3%); dan

CoFe2O4 (23,2%)

Hasil analisis keasaman katalis menunjukan bahwa katalis Ni0,6Fe2Co0,4O4

memiliki keasaman 0,6399 mmol/gram piridin untuk suhu kalsinasi 600°C

dan 0,5175 mmol/ gram piridin untuk suhu kalsinasi 800°C secara metode

gravimetri

Penentuan situs asam pada katalis Ni0,6Fe2Co0,4O4 menunjukan bahwa

situs asam Lewis lebih mendominasi daripada situs asam Brønsted –

Lowry

Page 57: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

62

Hasil Analisis ukuran kristalin menggunakan formula Scherrer didapat

ukuran kristalin pada rentang 10 – 30 nm.

Hasil analisis ukuran partikel menggunakan PSA menunjukan ukuran

kristal dibawah 200 nm masih di bawah 2%

Katalis Ni0,6Fe2Co0,4O4 yang dikalsinasi pada suhu 600°C merupakan

katalis dengan distribusi ideal dalam konversi gas CO2/H2 menjadi alkohol

(53134,83 ppm) pada suhu reaksi 300°C

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada penelitian selanjutnya perlu

disarankan untuk :

Untuk melakukan variasi laju alir CO2/H2 pada uji aktivitas pada

katalisNi0,5 Co0,5Fe2O4 dimungkinkan terbentuknya produk alkohol

dengan rantai panjang.

Untuk melakukan uji GC-MS pada produk hasil uji aktivitas untuk

mengetahui produk yang belum teridentifikasi.

Untuk uji aktivitas katalis pada suhu reaksi 400°C untuk di analisis

padatan karbon yang terbentuk.

Melakukan analisis % CO2 yang berhasil terkonversi menjadi produk.

Page 58: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M., Yudistira V., Nirmin, dan Khairurrijal. 2008.Sintesis Nanomaterial.

Jurnal Nanosains dan Nanoteknologi. Vol. 1, P. 33–36.

Almeida, J. M. A., C. T. Meneses, A. S. deMenezes, R. F. Jardim, and J. M.

Sasaki. 2008. Synthesis and Characterization of NiMn2O4 nanoparticles

using gelatin as organic precursor. Journal of Magneticsm and Magnetic

Materials. Vol. 320, P. 304-307.

Ǻmand, L. A. and C. J. Tullin. 1999. The Theory Behind FTIR Analysis:

Application Examples From Measurement at the 12 MW Circulating

Fluidized Bed Boiler at Chalmers. Dept. of Energy ConversionChalmers

University of Technology.Gıtenborg, Sweden, P. 1 – 15.

ASTM D4824-03. 2005. Test Method for Determination of Catalyst Acidity by

Ammonia Chemisorption. Annual Book of ASTM.

Atkins., P.W. 2004. Physical Chemistry. 10thEd.W.H Freeman and Company,

New York. USA.

Auda, H. Y. 2009. Spektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray Difraction/XRD).

Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.

Bakhtiari, M., F. Khorasheh, A. Zamanian, A. Nakhaeipour, and M. Irani. 2008.

Preparation, Evaluation and Characterization of Monolithic Catalysts For

Fischer-Tropsch Synthesis. Petroleum & Coal,Vol. 50, P. 56 – 61.

Bermejo E., T. Dantas, C Lacour and M. Quarton. 1995. Mechanism of Formation

of Nanocrystalline Hematite Prepared by Freeze-Drying. Material

Research Bulletin, Vol. 30, No. 5, P. 645-652.

Bradley, M. 2008. Advantages of Fourier Transform Spectrometer. Thermo

Fischer Scientific. Technical Note: 50674.

Breejen, J. P. den., Jelle R.A., Sietsma, Petra E. de Jongh, and A. Josh Van Dillen.

2007. Highly Dispersed Silica Supported Cobalt Catalysts for Fischer-

Tropsch Synthesis. Inorganic Chemistry and Catalysis, Utrecht

University. Netherlands.

Brewer, L. W. 1998. Gas Chromatography.Springer-Verlag. Berlin. P. 257 – 276.

Burianova, S., J.P. Vejpravova. 2011. Crystal Structure and Magnetic Properties

of Ni1–xCoxFe2O4/SiO2 Nanocomposites. Proceedings of Contributed

Papers. Prague 8.Czech Republic.P. 108-112.

Page 59: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

Cabrera, I. M., M. L. Granados, P. Terreros, and J. L. G. Fierro. 1998. CO2

Hydrogenation Over Pd-Modified Methanol Synthesis Catalysts.

Catalysis Today, Vol. 45, P. 251 – 256.

Campanati, M., G. Fonsari, and A. Vaccari. 2003. Fundamentals in The

Preparation of Heterogeneoous Catalyst. Catalysis Today, Vol. 77, P. 299

– 314.

Chorkendroff, I. and J. W. Niemantsverdriet. 2003. Concept of Modern Catalysis

and Kinetics. Wiley-VCH GmbH & Co. New York, P. 2 – 4.

Creutz, C. and E. Fujita. 2000. Carbon Management: Implications for R&D in the

Chemical Sciences and Technology: A Workshop Report to the Chemical

Sciences Roundtable. The National Academies Press.Washington D. C.

Dar, M. A., S. K. Kulrani, Z. A. Ansari, S. G. Ansari, and Hyung-Shik Shin. 2005.

Preparation and Characterization of α-FeOOH and α-Fe2O3 by Sol- Gel

Method. Journal of Materials Science, Vol. 40, P. 3031 – 3034. Deraz, N. M., M. M. Selim, and M. Ramadan. 2009. Processing and Properties of

Nanocrystalline Ni and NiO Catalysts. Materials Chemistry and Physics.

Vol. 113, P. 269-275.

Diehl, F., and A. Y. Khadakov. 2009. Promotion of Cobalt Fischer-Tropsch

Catalysts with Noble Metals. Oil and Gas Scince and Technology-Rev.

IFP. Vol. 64 No 1, P. 11-24.

Drbohlavova, J., R. Hrdy, V. Adam, R. Kizek, O. Schneeweiss, and J. Hubalek.

2009. Preparation and Properties of Various Magnetic Nanoparticles.

Sensors, Vol. 9, P. 2352 – 2362.

Duguet, E. 2000. Introduction to Hybrid Organic – Inorganic Materials.

University Bordeaoux, P. 12 – 15.

El-Kherbawi, M. A. 2010. Physical and Catalytic Properties of Solids Produced

from Solid-solid interactions between NiO and Fe2O3 System Doped with

Ag2O. Journal of American Science. Vol. 10, P. 6.

Ertl, G., H. Knözinger, and J. WeitkamP. 2000. Handbook of Heterogeneous

Catalysis Vol. 3. Wiley-VCH GmbH & Co. New York, P. 4 – 6.

Fischer, F. and H. Tropsch. 1926. The Synthesis of Petroleum at Atmospheric

Pressures from Gasification Product of Coal. Brenstoff-Chemie, Vol. 7,

P. 97-104.

Fujiwara, M., R. Kieffer, H. Ando, Q. Xu, and Y. Souma. 1995. Hydrogenation of

Carbon Dioxide over Fe-ZnO/HY Composite Catalyst. LERCSI,ECPM

Strasbourg. France, P. 1 – 5.

Hanke, L. D. 2001. Hanbook of Analytical Methods for Materials. Materials

Evaluation and Engineering Inc. Plymouth, P. 35 – 38.

Hwang, C., and N. Wang. 2004. Preparation and Characteristics of Ferrite

Catalysts for Reduction CO2. Chemistry of Physical.Vol. 88, P. 258-263.

Iftimie, N., E. Rezlescu, P. D. Popa, and N. Rezlescu. 2006. Gas Sensitivity of

Nanocrystalline Nickel Ferrite. Journal of Optoelectronics and Advanced

Materials. Vol. 8, No.3, P. 1016-1018.

Page 60: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

Indala, S. 2004. Development and Integration of New Processes Consuming

Carbon Dioxide in Multi-Plant Chemical Production Complexes.

(Thesis). Department of Chemical Engineering. Andhra University.India,

P. 4 – 22.

Ismunandar. 2006. Padatan Oksida Logam: Struktur, Sintesis, dan Sifat-sifatnya.

Penerbit ITB. Bandung. Indonesia, P. 8 – 23.

Joo, O. S. 1999. Camere Process for Carbon Dioxide Hydrogenation to Form

Methanol.Catalysis Laboratory.Korea Institute of Science and

Technology. Seoul. South Korea, P. 686 – 689.

Joo, O. S. and K. D. Jung. 2003. Stability of ZnAl2O4 Catalyst for Reverse-Water

Gas-Shift Reaction (RWGS). Bulletin of Korean Chemistry Society, Vol.

24, P. 86– 90.

Jun, K. W., S. J. Lee, M. J. Choi, and K. W. Lee. 2006. Catalytic Hydrogenation

of CO2Into Hydrocarbons: Support Effects on Fe and Fe-K Catalyst.

Catalyst Division. Korea Research Institute of Chemical

Technology.Taejon. Korea, P. 1411 – 1414.

Kadiman, K. 2006. Perlunya Dikembangkan Berbagai Macam Teknologi

Pemanfaatan Sumber Energy Hayati Sebagai Energy Alternatif Untuk

Mengurangi Konsumsi Minyak Bumi:Workshop Pemanfaatan Minyak

Nabati Secara Langsung Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Jakarta.

Kasapoglu, N., A. Baykal, M. S. Toprak, Y. Koseoglu, and H. Bayrakdar. 2007.

Synthesis and Characterization of NiFe2O4 Nano-Octahedrons by EDTA-

Assisted Hydrothermal Method. Turkish Journal of Chemistry.Vol.31, P.

659-666.

Khedr, M. H., A.A Omar, and S. A. Abdel-Moaty. 2006. Reduction of Carbon

Dioxide into Carbon by Freshly Reduced CoFe2O4 Nanoparticles.

Materials Scince and Engineering A.Vol. 432, P. 26 – 33.

Kumar, D., and Kumar, P. 2009. Multi-Factor Mode Critically Analysis Using

TOPSIS. International Journal of Industrial Enineering. Vol. 5. No. 8 P.

1-9.

Lambert, C. K., and R. D Gonzales. 1998. The importance of measuring the metal

content of supported metal catalysts prepared by the sol-gel method.

Applied Catalysis A : General.Vol. 172, P. 233-239.

Lapidus, A. L., N. A. Gaidai, N. V. Nekrasov, L. A. Tishkova, Yu. A. Agafonov,

and T. N. Myshenkova. 2006. Mechanism of Carbon Dioxide

Hydrogenation over Copper and Nickel Catalyst. DGMK/SCIConference

“Synthesis Gas Chemistry”. Dresden German, P. 274.

Lecloux, A. J. and J. P. Pirard. 1998. High-Temperature Catalyst Through Sol-Gel

Synthesis. Journal of Non-Crystalline Solids.Vol. 225, P. 146 – 152.

Li, Z. 2005. Novel Solid Basa Catalyst for Michael Additions: Synthesis,

Characterization and Application. Dissertation.Mathematisch-

Narurwissenschaftlichen Fakultät I. Humboldt-Universität. Berlin, P.2 –

4.

Page 61: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

Machocki, S., C. Masingboon, B. Bonochom, and S. Seraphin. 2007. A Simple

Route to Synthesize Nickel Ferrite (NiFe2O4) Nanoparticles Using Egg

White. Scripta Materiali,.Vol. 56, 797 – 800.

Maensiri, S., C. Masingboon, B. Bonochom, and S. Seraphin. 2007. A Simple

Route to Synthesize Nickel Ferrite (NiFe2O4) Nanoparticles Using Egg

White. Journal of Scripta Material.Vol. 56, P. 797-800.

Mahaleh, Y. Bahari M., S. K. Sadrnezhaad, and D. Hosseini. 2008. NiO

Nanoparticles Synthesis by Chemical Precipitation and Effect of Applied

Surfactant on Distribution of Particle Size. Hindawi Publishing

Corporation .Journal of Nanomaterials Volume 2008, Article ID 470595,

4 pages.

Maiti, G. C., M. L. Kundu, S. K. Ghosh, and B. K. Banerjee. 1973. Cyrstallite

Size Measurements and Phase Transformation of Fe2O3, Cr2O3 and

Fe2O3- Cr2O3 System by X-Ray Difraction Method. Physical Research

Wing.Fertilizer Corporation of India Limited, P. 496 – 505.

Manova, E., T. Tsoncheva, Cl. Estournes, D. Paneva, K. Tenchev, I. Mitov, and

L. Petrov. 2005. Nanosized Iron and Iron – Cobalt Spinel Oxides as

Catalysts for Methanol decomposition. Journal of Applied Catalysis.Vol.

11, P. 5.

McNair, H. M. and J. M. Miller. 1997. Basic Gas Chromatography. John Wiley &

Sons, Inc. Canada, P. 1 – 14.

Mohanraj, V. J., and Y. Chen. 2006. Nanoparticles – A Review. Tropical Journal

of Pharmaceutical Research.Vol. 5, P. 561-573.

Parry, E. P. 1963. An Infrared Study of Pyridine Adsorbed on Acidic Solids.

Characterization of Surface Acidity. Journal of Catalysis, Vol. 2, P. 371

– 379.

Pichler, H. and H. Schulz. 1970. Recent Results in the Synthesis of Hydrocarbons

from Carbon Monoxide and Hydrogen. Chemie Ingenieur Technik,Vol.

42, P. 1162 – 1174.

Pinna, F. 1998.Supported Metal Catalyst Preparation.Catalysis Today.Vol. 41, P.

129-137.

Perego, C. dan P. Villa.1997. Catalyst Preparation Methods. Catalysis Today. Vol.

34. P, 281 – 305.

Ramankutty, C.G. and S. Sugunan. 2001. Surface properties and catalytic activity

of ferospinel of Nickel, Cobalt, and Coper, prepared by soft chemical

methods. Applied Catalysis. A. Vol. 218, P. 39-51.

Reddy, C.V.G., S.V. Manorama and V.J. Rao. 1999. Semiconducting Gas Sensor

for Chlorine Based on Inverse Spinel Nickel Ferrite. Sens. Actuators B:

Chemical, Vol. 55, P. 90-95.

Rodiansono, W., Trisunaryanti, dan Triyono. 2007. Pembuatan, Karakterisasi dan

Uji Aktifitas Katalis NiMo/Z dan NiMo/Z-Nb2O5 pada Reaksi Hidrogen

Langkah Fraksi Sampah Plastik Menjadi Fraksi Bensin. Berkala MIPA,

Vol. 17, P. 44 – 54.

Page 62: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

Rood, D. 2007.The Troubleshooting and Maintenance Guide for Gas

Chromatographers, Fourth Eddition. Willey-VCH Verlag Gmb H & Co.

K Ga A, Weinheim, P. 3 – 13.

Santosa, J. danYudiartono.2006. Analisis Prakiraan Kebutuhan Energi Nasional

Jangka Panjang Di Indonesia. Strategi Penyediaan Listrik Nasional

Dalam Rangka Mengantisipasi Pemanfaatan PLTU Batu Bara Skala

Kecil, PLTN, Dan Energi Terbarukan, P. 1-12.

Savchuk, S. A. And V. N. Vlasov. Application of Chromatography and

Spectrometry to the Authentication of Alcohollic Beverages. Journal of

Analytical Chemistry.Vol. 56, P. 246 – 264.

Seddigi, Z. S. 2003. Acidic Properties of HZSM-5 Using Acetonylacetone, TPD

Ammonia, and FTIR of Adsorbed Pyridine.The Arabian Journal

forScience and Engineering.Vol. 27, P. 149 – 156.

Sietsma, J. R. A., J. D. Meeldijk, J. P. den Breejen, M. Versluijs-Helder, A. J. van

Dillen, P. E. de Jongh, and K. P. de Jong. 2007. The Preparation of

Supported NiO and Co3O4 Nanoparticles by the Nitric Oxide Controlled

Thermal Decomposition of Nitrates. Angew.Chem. Int. Ed. 2007, . 46, P.

4547 –4549.

Situmeang, R., R. Supriyanto, Sukmawibowo, Fitri J., and Sarah A. 2010.Fe1-

xNixO3±ᵹ Catalyst For Converting CO2/H2 To Alcohols Compounds.

Proceedings of The International Conference on Materials Science and

Technology. Batan, Serpong, Indonesia.Oktober 19-23, 2010 P. 173-179.

Situmeang, R., R, Supriyanto, M. Septanto, W. Simanjuntak, S. Sembiring, A.

Cecile Roger. 2013. NixCoyFe1-x-yO4 Nanocatalyst: Preparation,

Characterization and Catalytic Activity in CO2/H2

Conversion.Proceedings of The 2nd International Conference of the

Indonesian Chemical Society 2013. Universitas Islam Indonesia,

Yogyakarta. Oktober 22-23, 2013.

Situmeang, R., P. Manurung, S. Try Sulistiyo, S. Hadi, W. Simanjuntak, S.

Sembiring. 2015. Sol-gel Method for Preparation of Nanosize NiFe2-

xCoxO4 Using Egg White. Asian Journal of Chemistry. 27: 1138-1142.

Skoog, D. A. dan J. J. Leary. 1992. Principle of Instrument Analysis 4th Ed.

Saunders College Pub.

Soderlind, F. 2008. Colloidal Synthesis of Metal Oxide Nanocrystals and Thin

Films.Dissertation. Linkoping, Sweden. Linkoping University.

Song, C. 2006. Global challenges and strategies for control, conversion and

utilization of CO2 for sustainable develovment involving energy,

catalysis, adsorption and chemical processing. Catalyst Today.Vol. 115,

P. 2-32.

Song, C., S. T. Srimat, S. Murata, W. Pan, L. Sun, A. W. Scaroni, and J. N.

Armor. 2002. Effects of Pressure on CO2 Reforming of CH4 over Ni/Na-Y

andNi/Al2O3 Catalysts. ACS Symposium Series, 809, Conversion and

Utilization, P. 258 – 274.

Page 63: PREPARASI DAN KARAKTERISASI NANOKATALIS …digilib.unila.ac.id/23123/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diberikan dalam pengurusan peminjaman alat-alat laboratorium. ... Peer group

Srinivas, S., R. K. Malik, S. M. Mahajani. 2009. Fischer-Tropsch Synthesis Using

Bio-Syngas and CO2. Department of Chemical Engineering. Indian

Institute of Technology Bombay, P. 66 – 71.

Stoltze, P. 2000. Introduction to Heterogeneous Catalysis. Department of

Chemistry and Applied Engineering Science. Aalborg University, P. 6 –

7.

Storch, H. H., N. Golumbic, and R. B. Anderson. 1951. The Fischer-Tropsch

Synthesis and Related Synthesis. John Wiley. New York, P. 202.

Storsæter S., Borg Ø.,Blekkan E.A., and Holmen A. 2005. Study of the effect of

water on Fischer–Tropsch synthesis over supported cobalt catalysts.

Journal of Catalysis. Vol. 231, P. 405-419.

Sugiyono, A. 2006.Penanggulangann Pemanasan Global Di Sektor Pengguna

Energi. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca.Vol. 7, P. 15-19.

Sulistiyo, S. 2015. Pembuatan dan Karakterisasi Nanokatalis Ni(1-X)CoxFe2O4 serta

Uji Aktivitas pada Konversi (CO2+ H2).(Tesis). Universitas Lampung.

Lampung.

Swoboda, A. R., and G. W. Kunze. 2006. Infrared Study of Pyridine Adsorbed on

Montmorillonite Surface. Texas Agricultural Experiment Station,P. 277 –

288.

Tanabe, K., 1981. Solid Acid and Base Catalyst in Catalysis Science and

Technology.John R. Anderson and Michael Boudart Vol. 2. Springer-

Link. Berlin, P. 231 – 273.

Volpin, M. E., and I. S. Kolomnikov. 1972. Reactions of Carbon Dioxide with

Transition Metal Compounds. Institute of Organo-ElementCompounds.

Moscow, P. 567 – 581.

Widegren, J. A.; Finke, R. G., and J. Mol. 2003.Preparation of a multifunctional

core-shell nanocatalyst and its characterization by HRTEM. Catalysis A:

Chemistry. Vol. 191, P.187.

Williams, R. H., E. D. Larson, H. Jin. 2006. F-T Liquids Production from Coal

and Coal + Biomass with CO2 Capture and Alternative Storage Options:

Aquifer CO2 Storage vs CO2-Enhanced Oil Recovery. Princeton

Environmental Institute. Princeton University. Princeton, P.1 – 24.

Zhiqiang, W., H. Qiao, H. Yang, C. Zhang, and X. Yan. 2009. Characterization of

NiO Nanoparticles by Anodic Arc Plasma Method. Journal of Alloys and

Compounds. Vol. 479; 855 – 858.