preparasi dan karakterisasi kitosan- sitrat...

97
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT SAMBUNG SILANG SEBAGAI EKSIPIEN DALAM SEDIAAN FILM YANG MENGANDUNG VERAPAMIL HIDROKLORIDA SKRIPSI RIZKA NURBAITI 1111102000091 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA JULI 2015

Upload: vanxuyen

Post on 24-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN-

SITRAT SAMBUNG SILANG SEBAGAI EKSIPIEN

DALAM SEDIAAN FILM YANG MENGANDUNG

VERAPAMIL HIDROKLORIDA

SKRIPSI

RIZKA NURBAITI

1111102000091

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JULI 2015

Page 2: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN-

SITRAT SAMBUNG SILANG SEBAGAI EKSIPIEN

DALAM SEDIAAN FILM YANG MENGANDUNG

VERAPAMIL HIDROKLORIDA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

RIZKA NURBAITI

1111102000091

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JULI 2015

Page 3: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,
Page 4: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

iv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Nama : Rizka Nurbaiti

Nim : 1111102000091

Program Studi : Farmasi

Judul Penelitian : Preparasi dan Karakterisasi Sambung Silang Kitosan Sitrat

sebagai Eksipien dalam Sediaan Film yang Mengandung

Verapamil Hidroklorida.

Disetujui oleh:

Pembimbing I

Yuni Anggraeni, M.Farm.,Apt

NIP.198310282009012008

Pembimbing II

Dra. Herdini, M.Si., Apt

NIP.01971042

Mengetahui,

Ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Yardi, Ph.D., Apt.

NIP.197411232008011014

Page 5: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

v UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Rizka Nurbaiti

Nim : 1111102000091

Program Studi : Farmasi

Judul Penelitian : Preparasi dan Karakterisasi Sambung Silang

Kitosan-Sitrat sebagai Eksipien dalam Sediaan Film

yang Mengandung Verapamil Hidroklorida

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperolah gelar Sarjana

Faemasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dam Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Yuni Anggraeni, M.Farm.,Apt. ( )

Pembimbing : Dra. Herdini, M.Si., Apt. ( )

Penguji : Nelly Suryani, Ph.D.,Apt. ( )

Penguji : Drs. Umar Mansur, M.Sc., Apt. ( )

Ditetapkan di : Ciputat

Tanggal : 3 Juli 2015

Page 6: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

vi

ABSTRAK

Nama : Rizka Nurbaiti

Program Studi : Farmasi

Judul Penelitian : Preparasi dan Karakterisasi Kitosan-Sitrat Sambung Silang

sebagai Eksipien dalam Sediaan Film yang Mengandung

Verapamil Hidroklorida

Kitosan memiliki gugus amino yang dapat bereaksi secara ionik dengan senyawa

anion melalui ikatan sambung silang. Agen sambung silang yang digunakan pada

penelitian ini yaitu natrium sitrat. Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan

mengkarakterisasi eksipen kitosan sitrat sambung silang dalam sediaan film yang

mengandung verapamil hidroklorida. Eksipien kitosan sitrat sambung silang dibuat

dengan tiga formula F1, F2, dan F3 dengan perbedaan pH larutan natrium sitrat

yaitu pH 4; 5; dan 7. Eksipien yang telah dihasilkan dikarakterisasi yang meliputi

turbidimetri, penampilan fisik, derajat keasaman, derajat substitusi, dan analisis

gugus fungsi. Film dibuat dari eksipien kitosan-sitrat sambung silang pH 4; 5; dan

7 dan juga kitosan sebagai film pembanding yang secara berturut-turut disebut F1,

F2, F3, dan F4. Film yang dihasilan dikarakterisasi yang meliputi uji organoleptis

film, ketebalan film, keragaman bobot, daya mengembang, keseragaman

kandungan, ketahanan pelipatan, sifat mekanik, dan uji pelepasan verapamil HCl.

Hasil uji turbidimetri dan derajat substitusi menunjukkan bahwa sambung silang

antara kitosan dengan sitrat yang terbanyak adalah F3. Sifat mekanik pada film F1,

F2, F3, dan F4 secara berturut-turut yaitu 309,42; 374,77; 499,83; 239,99 N/cm2.

Persen kumulatif pelepasan verapamil HCl dalam film F1, F2, F3, dan F4 pada jam

ke dua secara berturut-turut 94,04 %; 90,04 %; 78,28 % ; 96,34%. Berdasarkan

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin meningkat pH larutan natrium

sitrat maka akan meningkatkan derajat sambung silang kitosan sitrat. Hal tersebut

menyebabkan peningkatan sifat mekanik film dan penurunan persen kumulatif

pelepasan verapamil dari film.

Kata Kunci : Kitosan, natrium sitrat, kitosan sambung silang sitrat, eksipien,

film,

verapamil hidrokorida, sambung silang secara ionik

Page 7: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

vii

ABSTRACT

Name : Rizka Nurbaiti

Major : Pharmacy

Judul Penelitian : Preparation and Characterization of Crosslinked Chitosan

Citrate as Excipient in Film Containing Verapamile

Hidrochloride.

Chitosan has amino groups that can reacted ionically with anion molecules by

crosslinking. Crosslinker that used of this research is sodium citrate. The objectives

of this research were to study preparation and charactererzation of excipient

croslinked chitosan citrate in film containing verapamile hidrochloride. Excipient

croslinked chitosan citrate were formulated in three formulas termed F1, F2, and

F3 with varying pH of sodium citrate solution including pH 4; 5; and 7. The

resulting excipient were charaterized including turbidimetry, physical appearance,

degree of acidity (pH), degree of subtitution, and functional group analysis. Film

were prepared by excipient crosslinked chitosan citrate pH 4; 5; 7 and chitosan as

comparative film were termed F1, F2, F3, and F4, respectively. The resulting film

were characterized, including organoleptic of film, measurement of film thickness,

uniformity of weight, degree of swelling, content uniformity of verapamile HCl in

film, folding endurance, mecanical properties, and release profile of verapamile

HCl from film. The result of turbidimetry and degree of substitution showed that

the most crosslinking between chitosan and citrate was F3. Mechanical properties

of film F1, F2, F3, and F4 respectively were 309.42; 374.77; 499.83; 239.99 N/cm2.

Cumulative release of verapamil HCl form F1, F2, F3, dan F4 film at secound

hours respectively were 94.04 %; 90.04 %; 78.28%; 96.34 %. Based on the result

can be concluded that increased of pH solution sodium citrate induces increase in

degree of crosslinked chitosan-citrate. It influence increase in mechanical

properties and decrease in cumulative release of verapamile HCl in film.

Keywords : Chitosan, sodium citrate, crosslinked citosan citrate, excipient,

film, verapamile hidrochloride, and ionically crosslinked.

Page 8: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil`alamiin, segala puji dan syukur penulis ucapkan

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan ridho-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini hingga selesai. Penulisan

skripsi yang berjudul “Preparasi dan Karakterisasi Sambung Silang Kitosan-Sitrat

sebagai Eksipien dalam Sediaan Film yang mengandung Verapamil Hidroklorida”

bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi

pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan

skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan

kepada :

1. Yuni Anggraeni, M.Farm., Apt. dan Dra. Herdini, M.Si., Apt., selaku dosen

pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, waktu, pemikiran,

tenaga, saran, dan dukungan selama penelitian berlangsung.

2. Bapak Dr. Arief Sumantri, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Univeristas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Bapak Yardi, Ph.D., Apt selaku ketua Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan banyak motivasi dan bantuan.

4. Ibu Ismiarni Komala, M.Sc., Ph.D., Apt sebagai pembimbing akademik yang

telah memberikan bimbingan selama perkuliahan berlangsung.

5. Seluruh dosen di Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas ilmu

pengetahuan yang telah diberikan kepada saya.

6. Kedua orang tua, ayah tersayang Paruhuman Lubis dan ibunda tercinta

Nirwana yang selalu memberikan kasih sayang, doa yang tidak pernah putus

dan dukungan baik moril maupun materil.

Page 9: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

ix

7. Kakak dan adikku tersayang Siti Aisyah, Dessy Dini Yanti dan Firdiyanti

Nidya yang telah memberikan doa, semangat, dan dukungan setiap waktu

sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

8. Wa fitri, tante linda, wa mala yang telah memberikan dukungan, nasehat dan

doa yang telah diberikan selama perkuliahan hingga penelitian.

9. Kakak-kakak laboran FKIK, kak Rahmadi, kak Eris, kak Anis , ka Lilis,

Mba Rani, kak l isna, kak Tiwi, dan kak Liken atas dukungan dan

kerjasamanya selama kegiatan penelitian.

10. Ichsana Eskha Widya atas kerja sama, bantuan dan semangat yang telah

diberikan selama penelitian ini.

11. Ageng, Nova, Shela, Herlin, Evi, Lela, Nurul dan teman-teman “Tableters”

yang telah banyak memberi semangat , batuan dan kebersamaannya

12. Kak delvina dan kak dwiki yang telah memberikan bantuan, arahan dan

dukungannya.

13. Teman-teman seperjuangan farmasi angkatan 2011 atas kebersamaan dan

dukungannya.

14. Seluruh keluarga besar Prodi Farmasi FKIK yang telah memberikan

kesempatan dan kemudahan untuk melakukan penelitian serta dukungannya.

15. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

memberikan dukungan hingga terwujudnya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun penulis

berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan pada umumnya dan ilmu farmasi pada khususnya. Akhir kata, penulis

berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah

membantu saya dalam penelitian ini.

Ciputat, 3 Juli 2015

Penulis

Page 10: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,
Page 11: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

xi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................................. vi

ABSTRACT ............................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xv

1. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 3

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3

1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 4

2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 5

2.1. Kitosan ............................................................................................................. 5

2.2. Natrium Sitrat ................................................................................................. 12

2.3. Verapamil Hidroklorida ................................................................................. 13

2.4. Asam Asetat ................................................................................................... 14

2.5. Gliserin ........................................................................................................... 14

3. METODE PENELITIAN ..................................................................................... 16

3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian......................................................................... 16

3.2. Bahan ............................................................................................................. 16

3.3. Peralatan ......................................................................................................... 16

3.4. Cara Kerja ...................................................................................................... 17

3.4.1. Penelitian Pendahuluan ........................................................................ 17

3.4.1.1. Optimasi Konsentrasi Larutan Natrium Sitrat........................ 17

3.4.1.2. Uji Turbidimetri ..................................................................... 17

3.4.1.3. Uji Kelarutan Eksipien Sambung Silang Kitosan-Sitrat ........ 17

3.4.2. Pembuatan Eksipien Sambung Silang Kitosan-Sitrat .......................... 18

3.4.3. Karakterisasi Eksipien Sambung Silang Kitosan-Sitrat ...................... 18

3.4.3.1. Uji Turbidimetri ................................................................... 18

3.4.3.2. Uji Penampilan Fisik ............................................................. 18

3.4.3.3. Penentuan Derajat Keasaman (pH) ...................................... 18

Page 12: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

xii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4.3.4. Derajat Substitusi .................................................................. 19

3.4.3.5. Analisis Gugus Fungsi .......................................................... 20

3.4.4. Pembuatan Film Sambung Silang Kitosan-Sitrat ................................ 20

3.4.5. Karakterisasi Film Sambung Silang Kitosan-Sitrat ............................. 21

3.4.5.1. Viskositas ............................................................................. 21

3.4.5.2. Organoleptis Film ................................................................ 21

3.4.5.3. Uji Ketebalan Film ............................................................... 21

3.4.5.4. Uji Keragaman Bobot .......................................................... 21

3.4.5.5. Uji Daya Mengembang ........................................................ 22

3.4.5.6. Penetapan Panjang Gelombang Maksimum Verapamil ....... 22

3.4.5.7. Pembuatan Kurva Kalibrasi Verapamil HCl ........................ 22

3.4.5.8. Keseragaman Kandungan Verapamil Dalam Film .............. 22

3.4.5.9. Penetapan Kadar Verapamil Dalam Film ............................ 23

3.4.5.10. Uji Ketahanan Pelipatan Film .............................................. 24

3.4.6.11. Sifat Mekanik Film .............................................................. 24

3.4.6.12. Uji Pelepasan Obat Secara In Vitro ..................................... 24

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 26

4.1. Uji Pendahuluan ............................................................................................ 26

4.2. Preparasi Eksipien Sambung Silang Kitosan sitrat........................................ 28

4.3. Karakterisasi Eksipien sambung silang kitosan sitrat .................................... 28

4.3.1. Uji Turbidimetri ................................................................................ 28

4.4.2. Uji penampilan Fisik ......................................................................... 29

4.4.3. Penentuan Derajat Keasaman ............................................................ 30

4.4.4. Derajat Substitusi .............................................................................. 30

4.4.5. Analisis Gugus Fungsi ...................................................................... 31

4.4. Preparasi Film ............................................................................................... 33

4.5. Karakterisasi Film sambung silang kitosan sitrat ........................................ 33

4.5.1. Viskositas .......................................................................................... 33

4.5.2. Organoleptis Film ............................................................................. 34

4.5.3. Uji Ketebalan Film ........................................................................... 36

4.5.4. Uji Keragaman Bobot Film .............................................................. 36

4.5.4. Panjang Gelombang Maksimum dan Kurva Kalibrasi Verapamil

HCl ................................................................................................... 37

4.5.5. Keseragaman Kandungan Verapamil HCl ....................................... 38

4.5.6. Penetapan Kadar Verapamil HCl ..................................................... 40

4.5.7. Sifat mekanik Film ........................................................................... 41

4.5.8. Daya Mengembang Film .................................................................. 43

4.5.9. Pelepasan Verapamil HCl Secara In Vitro ....................................... 45

5. Kesimpulan ......................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 48

LAMPIRAN ............................................................................................................... 52

Page 13: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

xiii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR TABEL

Tabel 3.4. Formula Eksipien Sambung Silang Kitosan-Sitrat ................................. 18

Tabel 3.4. Formula Film Sambung Silang Kitosan-Sitrat ........................................ 21

Tabel 4.1. Karakteristik Cairan Pembentuk Eksipien dan Eksipien Sambung Silang

Kitosan Sitrat dengan Variasi Konsentrasi .............................................. 26

Tabel 4.3. Uji Turbidimetri Eksipien Sambung Silang Kitosan-Sitrat ...................... 29

Tabel 4.3. Uji Derajat Keasaman Eksipien Sambung Silang Kitosan-Sitrat ............. 30

Tabel 4.3. Uji Derajat Substitusi Eksipien Sambung Silang Kitosan-Sitrat ............. 30

Tabel 4.3. Spektrum FTIR Kitosan Sitrat (pH4 ; pH 5; pH 7) dan Kitosan .............. 32

Tabel 4.5. Viskositas Cairan Pembentuk Film dari Keempat Formula Film ............ 33

Tabel 4.5. Ketebalan Film Keempat Formula Film ................................................... 36

Tabel 4.5. Keragaman Bobot Keempat Formula Film .............................................. 36

Tabel 4.5. Panjang Gelombang Maksimum Verapamil HCl ..................................... 37

Tabel 4.5. Kurva Kalibrasi Verapamil HCl dalam Dapar Fosfat pH 6,8 .................. 38

Tabel 4.5. Hasil Optimasi Waktu Ektraksi Verapamil Hcl dalam Film .................... 39

Tabel 4.5. Keseragaman Kandungan Verapamil HCl di dalam Satu Cetakan Film.. 40

Tabel 4.5. Penetapan Kadar dan Persentase Kadar Verpamil HCl dalam Film ........ 40

Tabel 4.5. Kekuatan Tarik dan Perpanjangan pada saat Putus Film ......................... 41

Tabel 4.5. Uji Daya Mengembang Film .................................................................... 43

Tabel 4.5. Pelepasan Kumulatif Verapamil HCl dari Keempat Formula ................. 45

Tabel 4.5. Model Kinetika Pelepasan Keempat Formula Film Verapamil HCl ........ 46

Page 14: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

xiv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR GAMBAR

Gambar.2.1. Stuktur Kimia Kitosan ........................................................................... 5

Gambar.2.1. Stuktur Hidrogel Kitosan ....................................................................... 7

Gambar.2.1. Stuktur Kimia Sambung Silang Kitosan-Sitrat ................................... 10

Gambar.2.2. Stuktur Kimia Natrium Sitrat ............................................................... 12

Gambar.2.2. Diagram Kesetimbangan Asam Sitrat Diantara pH 1,5 – pH 8 ............ 13

Gambar.2.3. Struktur Verapamil Hidroklorida .......................................................... 13

Gambar.2.4. Stuktur Kimia Asam Asetat ................................................................. 14

Gambar.2.5. Stuktur Kimia Gliserin ........................................................................ 14

Gambar.3.4. Contoh Potongan Film Untuk Uji Sifat Mekanik ................................ 24

Gambar 4.1. Cairan Pembentuk Eksipien Sambung Silang Kitosan Sitrat 1%; 1,5%

; dan 2% serta Kitosan Pembanding ..................................................... 26

Gambar 4.3. Penampilan Fisik Kitosan dan Sambung Silang Kitosan Sitrat ............ 29

Gambar 4.3. Spektrum FTIR Kitosan Sitrat (pH4 ; pH 5; pH 7) dan Kitosan .......... 31

Gambar 4.5. Pengamatan Visual Keempat Formula Film ......................................... 34

Gambar 4.5. Penampang Membujur Keempat Formula Film ................................... 35

Gambar 4.5. Penampang Melintang Keempat Formula Film .................................... 35

Gambar 4.5. Panjang Gelombang Maksimum Verpamil HCl ................................... 37

Gambar 4.5. Kurva Kalibrasi Verpamil HCl dalam Dapar Fosfat pH 6,8 ................ 38

Gambar 4.5. Kekutan Tarik dan Perpanjangan Putus Film ....................................... 42

Gambar 4.5. Daya Mengembang Film Keempat Formula ........................................ 44

Gambar 4.5. Profil Pelepasan Verapamil HCl pada Keempat Formula Film dalam

Medium Dapar Fosfat pH 6,8 ............................................................... 46

Page 15: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

xv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alur Penelitian ...................................................................................... 53

Lampiran 2. Alat-alat yang Digunakan ..................................................................... 54

Lampiran 3. Preparasi Larutan Asam Asetat ............................................................. 54

Lampiran 4. Preparasi Larutan Kitosan 2% .............................................................. 55

Lampiran 5. Preparasi Larutan Natrium Sitrat Konsentrasi 1%; 1,5% dan 2% ........ 55

Lampiran 6. Preparasi Larutan Natrium Sitrat Konsentrasi 1,5 % dengan pH 4; 5;

dan 7 ...................................................................................................... 55

Lampiran 7. Preparasi Larutan Kalium Dihidrogen Fosfat 0,2 N ............................. 55

Lampiran 8. Pembuatan Larutan NaOH 0,2 N .......................................................... 55

Lampiran 9. Preparasi Larutan Dapar Fosfat pH 6,8 ................................................ 55

Lampiran 10. Pembuatan Larutan NaOH 1N ............................................................ 56

Lampiran 11. Perhitungan Pembuatan Larutan HCl 1 N .......................................... 56

Lampiran 12. Perhitungan Kadar Verapamil HCl dalam Preparasi Film .................. 56

Lampiran 13. Spektrum FTIR Eksipien Sambung Silang Kitosan Sitrat .................. 57

Lampiran 13. Uji Derajat Substitusi .......................................................................... 59

Lampiran 14. Cairan Pembentuk Film ...................................................................... 60

Lampiran 16. Penetapan Derajat Keasaman Eksipien Sambung ............................. 60

Lampiran 17. Uji Daya Mengembang Film ............................................................. 61

Lampiran 18. Uji Ketahanan Pelipatan Film ............................................................. 61

Lampiran 19. Tabel Derajat Keasaman Eksipien ...................................................... 61

Lampiran 20. Data Kestabilan Bobot ........................................................................ 61

Lampiran 21. Uji Sifat Mekanik Keempat Formula Film ......................................... 62

Lampiran 22. Analisis Statistik Kekuatan Tarik Film ............................................... 63

Lampiran 23. Uji Keragaman Bobot Film ................................................................ 64

Lampiran 24. Uji Ketebalan Film Keempat Formula............................................... 64

Lampiran 25. Daya Mengembang Film ................................................................... 64

Page 16: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

xvi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 26. Analisis Statistik Uji Daya Mengembang Film .................................. 66

Lampiran 27. Optimasi Waktu Ekstraksi .................................................................. 69

Lampiran 30. Persen Kumulatif Pelepasan Verapamil HCl Dalam Medium Dapar

Fosfat 6,8 ............................................................................................. 69

Lampiran 31. Kuva Kinetika Pelepasan Verapamil HCl .......................................... 70

Lampiran 32. Analisa Statistik Kinetika Pelepasan Verapamil HCl dari Keempat

Formula Film ....................................................................................... 72

Lampiran 33. Perhitungan Optimasi Waktu Ekstraksi Verapamil HCl dalam Film

Satu Cetakan ....................................................................................... 76

Lampiran 33. Perhitungan Persen Kadar Verapamil HCl pada Uji Keseragaman

Kandungan ......................................................................................... 76

Lampiran 35. Perhitungan % Kumulatif Pelepasan Verapamil HCl dari Film ........ 77

Lampiran 36. Perhitungan Parameter Kinetika Pelepasan ........................................ 78

Lampiran 37. Sertifikat Analisis Kitosan .................................................................. 79

Lampiran 38. Sertifikat Analisis Verapamil Hidroklorida ........................................ 80

Lampiran 39. Sertifikat Analisis Trisodium Sitrat .................................................... 81

Page 17: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kitosan merupakan polimer karbohidrat alami modifikasi yang

diperoleh dari parsial N-deasetilasi kitin. Kitin merupakan polisakarida kedua

yang paling melimpah di alam setelah selulosa. Sumber alam yang

menghasilkan polimer ini adalah cangkang krustasea seperti kepiting, udang

dan lobster, dan juga ditemukan di beberapa mikroorganisme, ragi dan jamur

(Sailaja et al., 2010). Kitosan memiliki sifat nontoksik, biokompatibel, dan

biodegradabel sehingga kitosan banyak digunakan sebagai eksipien dalam

sediaan farmasi dan kosmetik (Rowe, Sheskey et al., 2006). Selain itu kitosan

juga memiliki sifat bioadhesi yang baik dan dapat meningkatkan permeasi obat

melalui ikatannya dengan permukaan jaringan biologi (Chinta, durga praveena

et al., 2013). Oleh karena karakteristik yang dimiliki kitosan tersebut ia dapat

dijadikan sebagai polimer pembentuk film yang baik.

Parameter utama yang mempengaruhi karakteristik kitosan adalah berat

molekul dan derajat deasetilasi (Varshosaz, Jaleh dan Reza Alinagari, 2005).

Selain itu kitosan dapat dilakukan modifikasi akibat adanya sejumlah gugus

amino yang membuat kitosan dapat bereaksi secara ionik dengan senyawa

anion, modifikasi tersebut dapat menghasilkan perubahan sifat fisikokimia dari

kitosan (Rowe, Sheskey dan owen, 2009). Metode modifikasi yang dapat

dilakukan, yaitu melalui sambung silang secara kovalen dan interaksi ionik.

Pada proses sambung silang secara kovalen dibutuhkan suatu senyawa agen

penyambung silang seperti dialdehid misalnya glutaraldehid dan glioksal.

Namun kebanyakan agen sambung silang yang digunakan untuk sambung

silang secara kovalen bersifat toksik. Sehingga untuk mengatasi permasalahan

tersebut dilakukan metode penyiapan hidrogel dengan sambung silang secara

ionik yang bersifat reversibel. Proses sambung silang secara ionik

menggunakan senyawa agen

Page 18: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sambung silang seperti sitrat dan tripolifosfat. Pelepasan obat pada

film sambung silang kitosan dipengaruhi oleh kerapatan sambung silang

yang dimilikinya (Berger et al., 2004). Sehingga pelepasan obat dapat

dikontrol dengan mengatur kerapatan sambung silang dari hidrogel kitosan

tersebut dan membuatnya dapat dijadikan sebagai eksipien pada sistem

penghantaran obat.

Penggunaan suatu ekspien dalam sediaan farmasi didasarkan pada

karakteristik eksipien tersebut. Penelitian mengenai preparasi dan

karakterisasi kitosan-tripolifosfat telah dilakukan. Modifikasi kitosan-

tripolifosfat menyebabkan peningkatan nilai kekuatan perenggangan,

persentase elongasi, dan fleksibilitas film (Nur, iftah, 2011). Selain

modifikasi kitosan dengan tripolifosfat, sambung silang kitosan secara ionik

juga dapat dilakukan dengan menggunakan agen sambung silang natrium

sitrat. Pembuatan film sambung silang kitosan-sitrat sudah pernah

dilakukan. Film sambung silang kitosan-sitrat dilakukan dengan metode

perendaman film kitosan ke dalam larutan sitrat (Shu,X.Z et al., 2001). Film

sambung silang kitosan-sitrat menunjukan bahwa adanya hubungan antara

pH larutan natrium sitrat dengan kemampuan mengembang dan sifat

pelepasan obat (Shu,X.Z et al., 2001). Film sambung silang kitosan dengan

natrium sitrat juga telah dibuat sebagai sistem penghantaran obat

moksifloksasin. Film sambung silang kitosan-sitrat dibuat menggunakan

metode perendaman yaitu film kitosan yang terbuat dari larutan kitosan 4%

dalam asam asetat 4% direndam dengan larutan natrium sitrat 4% dengan

pH 5 menghasilkan kekuatan perenggangan film dan ketahanan pelipatan

film yang baik, dan juga menghasilkan sifat fisikokimia yang baik (Chinta,

durga praveena et al., 2013).

Pada penelitian ini akan dilakukan preparasi dan karakterisasi

sambung silang kitosan-sitrat sebagai eksipien dalam sediaan film. Derajat

sambung silang kitosan-sitrat dipengaruhi oleh pH larutan natrium sitrat.

Selain itu pH larutan natrium sitrat berpengaruh terhadap kemampuan

mengembang dan sifat pelepasan obat pada film sambung silang kitosan-

sitrat (Shu,X.Z et al., 2001). Berdasarkan hal tersebut maka preparasi

Page 19: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sambung silang kitosan-sitrat pada penelitian ini dilakukan pada tiga nilai

pKa natrium sitrat yaitu 4; 5; dan 7. Zat aktif yang digunakan pada sediaan

film ini adalah verapamil HCl. Verapamil HCl diabsorpsi 90% dari saluran

gastrointestinal, tetapi mengalami metabolisme lintas pertama di hati

sehingga bioavailbilitasnya hanya sekitar 20% (Martindale, 2009). Oleh

karena itu, verapamil HCl sesuai untuk dijadikan sebagai zat aktif pada

sediaan film.

Eksipien sambung silang kitosan-sitrat yang dihasilkan akan

dikarakterisasi yang meliputi uji turbidimetri, FTIR (fourier transform

infrared), uji organoleptis, derajat substitusi, dan derajat keasaman (pH).

Film sambung silang kitosan-sitrat dilakukan karakterisasi yang meliputi uji

viskositas, pengukuran ketebalan film, keragaman bobot, uji kemampuan

daya mengembang, penetapan kadar obat, uji ketahanan pelipatan, uji

kekuatan perenggangan film, dan uji pelepasan obat secara in vitro.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana preparasi eksipien sambung silang kitosan-sitrat ?

2. Bagaimana preparasi film sambung silang kitosan-sitrat ?

3. Bagaimana pengaruh pH larutan natrium sitrat terhadap karakteristik

eksipien dan film sambung silang kitosan-sitrat ?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mempelajari preparasi eksipien sambung silang kitosan-sitrat.

2. Mempelajari preparasi film sambung silang kitosan-sitrat.

3. Mempelajari pengaruh pH larutan natrium sitrat terhadap

karakteristik eksipien dan film sambung silang kitosan-sitrat yang

dihasilkan.

Page 20: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.4. Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi tentang preparasi eksipien sambung silang

kitosan-sitrat sebagai polimer pembentuk film.

2. Memberikan informasi mengenai karakteristik eksipien dan film

sambung silang kitosan-sitrat.

3. Memberikan informasi tentang pengaruh perbedaan pH sitrat terhadap

karakteristik eksipien dan film sambung silang kitosan-sitrat.

Page 21: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kitosan

2.1.1. Sifat Fisikokimia Kitosan

Kitosan merupakan polisakarida linear yang dihasilkan dari

deasetilasi senyawa kitin yang terkandung dalam cangkang suku crustaceae

seperti udang, lobster, kepiting dan sebagainya (Sakkinen, 2003).

(Sumber: Pierog, Milena, Magdalena Gierszewska-Drzynska et al., 2009)

Gambar 2.1. Struktur Kimia Kitosan

Kitosan dihasilkan dari deasetilasi kitin. Kitosan merupakan

kopolimer dari β-(1→4)–linked-2-acetamido-2-deoxy-β-D-glucopyranose

dan 2-amino-2-deoxy- β-D-glucopyranose (Pierog, Milena et al, 2009).

Kitosan bersifat nontoksik dan biodegradabel. Kitosan sendiri tidak larut

dalam air pada pH netral, sehingga aplikasi kitosan terbatas (Sashiwa, H.,

2002). Polimer kitosan memiliki bobot molekul bervariasi dari 10000-

1000000 (Rowe, Sheskey et al., 2006).

Kitosan memiliki derajat deasetilasi antara 40-98% (Illum, 1998).

Derajat deasetilasi adalah persentasi gugus asetilasi yang berhasil

dihilangkan selama proses deasetilasi kitin. Derajat deasetilasi berperan

penting dalam proses penyerapan. Penambahan nilai derajat deasetilasi

menyebabkan bertambahnya jumlah gugus amina bebas. Berat molekul

kitosan dan derajat deasetilasi juga dapat mempengaruhi kelarutan kitosan

dalam suasana asam dan membawa pengaruh pada proses penyerapan

(Roberts, 1992).

Page 22: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kitosan dengan derajat deasetilasi 40% larut sampai pH 9,

sedangkan kitosan dengan derjat deasetilasi sekitar 85% larut hanya sampai

pH 6,5. Kitosan tidak larut pada pH netral dan alkali. Sifat fungsional

kitosan yang cukup besar peranannya sebagai eksipien dalam sediaan

farmasi adalah profil viskositasnya. Viskositas kitosan meningkat dengan

peningkatan konsentrasi kitosan dan penurunan temperatur. Viskositas juga

meningkat dengan peningkatan derajat deasetilasi (Sakkinen, 2003).

Kitosan merupakan poliamin dengan densitas muatan tinggi pada

pH <6,5, sehingga menempel pada permukaan yang bermuatan negatif dan

mengkelat ion logam. Sifat kitosan berhubungan pada polielektrolitnya dan

sifat karbohidrat polimer. Adanya sejumlah gugus amino membuat kitosan

dapat beraksi secara kimia dengan senyawa anion, yang mana menghasilkan

perubahan sifat fisikokimia dari kombinasi tersebut. Hampir semua sifat

fungsional kitosan bergantung pada panjang rantai, muatan densitas, dan

distribusi muatan (Rowe, Sheskey dan owen, 2009).

Ketika kitosan dilarutkan dalam larutan asam asetat, gugus amino

dari kitosan menjadi terprotonasi dan terhubung dengan sejumlah ion dari

asetat (Soheyla Honary*, Behnam Hoseinzadeh and Payman Shalchian,

2010).

2.1.2. Modifikasi kitosan

Modifikasi hidrogel kitosan diklasifikasikan menjadi hidrogel kimia

dan fisika. Hidrogel kimia terbentuk oleh ikatan kovalen ireversibel. Ikatan

kovalen irreversibel membentuk hidrogel sambung silang kitosan secara

kovalen. Hidrogel fisika atau hidrogel sambung-silang ionik dibentuk oleh

ikatan reversibel. Hidrogel sambung-silang ionik memiliki interaksi ionik

(Berger et al, 2004).

Interaksi yang terbentuk ikatan kovalen atau ikatan ionik tergantung

pada sifat alami penaut silangnya (Berger et al., 2004).

Page 23: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.2.1. Kitosan Sambung Silang Secara Kovalen

Hidrogel yang didasarkan pada kitosan sambung silang kovalen

dapat dibagi dalam tiga berdasarkan strukturnya: sambung silang kitosan-

kitosan, hybrid polymer network (HPN), semi- or full-interpenetrating

polymer networks (IPN) (Berger et al., 2004).

(Sumber: Berger et al, 2004)

Gambar. 2.1. Stuktur Hidrogel Kitosan yang terbentuk oleh (a) sambung

silang kitosan-kitosan; (b) hybrid polymer network (HPN),

(c) semi or full-interpenetrating polymer networks (IPN)

dan (d) sambung silang kitosan ionik.

Ikatan sambung silang kitosan-kitosan terjadi antara dua unit

struktural pada rantai polimer kitosan yang sama. Sedangkan pada HPN,

reaksi penaut silang terjadi antara satu unit dari struktur rantai kitosan dan

unit lain dari struktur polimer tambahan berbeda dengan HPN, semi-IPN

atau IPN penuh jika ditambahkan polimer lain yang tidak bereaksi dengan

larutan kitosan sebelum terjadi ikatan sambung silang. Agen sambung

silang yang dapat membentuk ikatan kovalen yaitu suatu senyawa dengan

berat molekul rendah, minimal memiliki dua gugus fungsi reaktif sehingga

dapat terbentuk suatu “jembatan” yang menghubungkan antar rantai

polimer (Berger et al., 2004).

Pembuatan hidrogel terdiri dari penaut silang kitosan kovalen dan

pelarut penaut silang. Komponen lain yang dapat ditambahkan yaitu polimer

tambahan untuk membentuk HPN atau IPN (Berger et al., 2004).

Page 24: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sambung silang kovalen terbentuk dari jaringan permanen yang

menyebabkan difusi bebas dari air dan meningkatkan sifat mekanis dari gel.

Agen penaut silang yang paling umum digunakan pada kitosan adalah

golongan seperti glioksal dan glutaraldehid. Pada reaksi taut silang kovalen

tersebut, gugus aldehid dari penaut silang beraksi dengan gugus amin dari

kitosan membentuk ikatan imin kovalen. Namun, penggunaan agen taut

silang tersebut dapat menginduksi sifat toksik dimana glutaraldehid

memiliki sifat neurotoksik dan glioksal memiliki sifat mutagenik (Berger et

al., 2004).

2.1.2.2. Kitosan Sambung Silang Ionik

Agen sambung silang kovalen umumnya bersifat toksik, untuk

mengatasi hal tersebut maka dilakukan agen sambung silang ionik yang

bersifat reversibel. Kitosan merupakan polimer polikationik. Sifat tersebut

menyebabkan dapat terjadinya interaksi dengan komponen bermuatan

negatif (anionik). Interaksi ionik terjadi antara muatan negatif dari agen

penaut silang dengan muatan positif dari kitosan. Dalam proses

pembuatannya, agen penaut silang yang umum digunakan adalah golongan

senyawa fosfat, seperti natrium tripolifosfat. Metode sambung silang ionik

merupakan prosedur yang sederhana dan mudah. Modifikasi sambung

silang dapat menghasilkan eksipien dengan daya mengembang pada

medium pH asam maupun pH basa. Selain itu, adanya sambung silang ionik

memungkinkan kitosan termodifikasi dibentuk menjadi berbagai sistem

penghantaran obat, seperti mikropartikel dan nanopartikel (Berger et al.,

2004).

Reaksi sambung silang dipengaruhi oleh ukuran agen sambung

silang dan muatan dari kitosan dan agen sambung silang. Muatan densisitas

molekul ionik dipengaruhi oleh nilai pKa dan pada pH dari larutan selama

reaksi. Kitosan memiliki pKa 6,5. Muatan densisitas kitosan dan agen

sambung silang harus cukup tinggi agar dapat berinteraksi dan membentuk

hidrogel. Hal tersebut berarti bahwa pH selama reaksi sambung silang harus

berada pada interval pKa kitosan dan agen sambung silang. Ini harus dicatat

Page 25: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bahwa jika pH terlalu tinggi, muatan positif dari kitosan akan ternetralisasi

dan sistem ini tidak menjadi sambung silang secara ionik tetapi mengalami

koaservasi-inversi, karena kitosan mengendap. Untuk menghidari

pengendapan kitosan, pH larutan tidak boleh lebih tinggi dari pH 6. Agen

sambung silang yang memiliki muatan densistas yang tinggi seperti

tripolifosfat, untuk dapat memberikan pH-dependent swelling, proses

sambung silang harus dibuat secara tidak sempurna. Hal tersebut dapat

dilakukan dengan memperpendek durasi sambung silang dan menurunkan

konsentrasi agen sambung silang. Selain itu untuk mendapatkan jaringan

yang optimal, yang secara mekanik stabil tetapi dengan daya mengembang

dan pelepasan obat yang tinggi, yaitu dengan menggunakan kombinasi

sambung silang seperti sitrat dan tripolifosfat (Berger, J., M. Reist, J.M.

Mayer, O. Fel et al., 2004).

Sambung silang ionik dapat dilakukan dengan metode klasik yaitu

dengan menambahkan agen taut silang ke dalam larutan kitosan. Kitosan

juga dapat disambung silang dengan menambahkan larutan kitosan melalui

syringe ke dalam larutan agen taut silang (Berger, J., M. Reist, J.M. Mayer,

O. Fel et al., 2004).

2.1.3. Film Kitosan

Sifat film kitosan bergantung pada morfologinya yang dipengaruhi

oleh sistem pelarut, berat molekul, derajat N-asetilasi, penguapan pelarut,

dan mekanisme regenerasi amin bebas. Polimorfisme kitosan bergantung

pada kondisi preparasi dan memainkan peranan penting dalam sifat tensile

strength yang dihasilkan (Rathke & Hudson, 1994).

Film kitosan dari 10% larutan asam asetat yang dikeringkan pada

125oC menunjukkan bahwa kisi-kisi dalam film meningkat dengan

meningkatnya derajat N-asetilasi. Hal ini menyebabkan penurunan ikatan

antar rantai (Rathke & Hudson, 1994).

Sifat mekanik film kitosan yaitu kekuatan tarik, dapat ditingkatkan

dengan menambahkan penyambung silang untuk membentuk ikatan silang

antarpolimer kitosan. Kekuatan tarik film kitosan sambung silang meningkat

Page 26: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

baik dalam keadaan kering maupun basah tanpa mengurangi sifat elongasi

secara signifikan (Rathke & Hudson, 1994).

Larutan polimer membentuk film melalui beberapa tahap. Ketika

larutan polimer dicetak pada suatu cetakan, gaya kohesi membentuk ikatan

diantara molekul polimer. Ketika kekuatan gaya kohesi dari molekul

polimer tinggi, selanjutnya permukaan dari polimer mengalami koalesen.

Koalesen dari molekul polimer yang berdekatan membentuk lapisan melalui

difusi. Pada saat evaporasi pelarut, terjadi peningkatan gelasi dan rantai

polimer menjadi mendekat satu sama lain. Ketika terdapat gaya tarik kohesi

yang cukup di antara molekul molekulnya, dan penguapan air yang

sempurna, ikatan polimer bergabung satu sama lain untuk membentuk film.

Selama proses pembentukkan film, penyusutan dari film akibat penguapan

air atau pengeringan yang cepat sering menyebabkan film patah atau keriting

(Nadarajah, Kandasamy, 2005).

Film kitosan juga telah dibuat dengan sambung silang kimia melalui

interaksi elektrostatik antara multivalent fosfat dan kitosan (Soheyla

Honary*, Behnam Hoseinzadeh and Payman Shalchian, 2010).

2.1.4. Film Sambung Silang Kitosan-Sitrat

(Sumber: Pierog, Drzynska, dan Czubenko, 2009)

Gambar 2.1. Struktur Kimia Sambung Silang Kitosan-Sitrat

Page 27: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sitrat merupakan anion dengan tiga gugus karboksilat dan kitosan

merupakan polibasa dengan kation. Muatan densisitas sitrat dan kitosan

dapat dikontrol oleh pH larutan (Soheyla Honary*, Behnam Hoseinzadeh

and Payman Shalchian, 2010).

Reaksi turbidimetri menunjukan adanya interaksi ionik antara

natrium sitrat dan kitosan pada pH natrium sitrat ph 4,3 - 7,6 dimana

interaksi tersebut bergantung pada pH natrium sitrat (Shu, X.Z et al., 2001).

Natrium sitrat pH rendah (kurang dari 4,1) ionisasi gugus karboksil ditekan

(biasanya kurang dari 0,3%) dengan kata lain sitrat hanya memiliki kurang

dari satu muatan negatif. Asam sitrat pada pH 1-4, muatan densisitas sitrat

rendah, dan pada pH lebih dari 4,3 turbiditasnya mulai meningkat dan

larutan mulai berpisah menjadi dua fase (Shu, X.Z et al., 2001).

Ionisasi gugus amin menurun pada pada pH larutan lebih dari 6.

Pada pH larutan lebih 7,5 ionisasi gugus amin kurang dari 10 %. Kitosan

pada pH lebih dari 6,3 memiliki penurunan muatan densisitas. Turbiditas

paling rendah pada pH 7,6 dan turbiditas meningkat pada pH >7,6 yang

menyebabkan kelarutan kitosan menurun pada daerah pH tersebut (Shu,X.Z

et al., 2001).

Derajat ionisasi sitrat dan kitosan dikotrol oleh pH larutan. Pada pH

5,5 dan 6,5 menunjukkan penurunan rasio daya mengembang yaitu 2,45 -

2,5, hal ini berhubungan dengan penarikan elektrostatik antara sitrat dan

kitosan. Penurunan pH melemahkan ikatan garam dan memfasilitasi waktu

mengembang (pH 4,5 memiliki rasio daya mengembang sebesar 2,83). Pada

pH medium kurang dari 4.5 dapat meningkatkan swelling film kitosan-sitrat.

Pada pH lebih dari 6,5 mengakibatkan pelemahan ikatan garam dan

menghasilkan rasio swelling lebih besar yaitu 2,95 pada pH 7,4. Pada pH

8,5 dan 9,5 menyebabkan penurunan rasio daya mengembang yaitu 2,58 &

2,46 (Shu,X.Z et al., 2000).

Sambung silang kitosan-sitrat digunakan dalam formulasi film

moksifloksasin untuk pengobatan perindontis. Film sambung silang kitosan-

sitrat dibuat dengan metode perendaman. Pada penelitian tersebut

menunjukan variasi konsentrasi (3-5%), pH dan waktu perendaman natrium

Page 28: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sitrat (1-4 jam) dapat mempengaruhi morfologi permukaan film kitosan-

sitrat. Film kitosan-sitrat dengan variasi konsentrasi natrium sitrat dan durasi

perendaman menghasilkan film dengan keuatan tarik 20,16 hingga 28,7

kg/cm2. Nilai ketahanan pelipatan dengan varisi konsentrasi tersebut yaitu

295-300. Hal ini menunjukkan formulasi film sambung silang kitosan-sitrat

dapat diaplikasikan sebagai film untuk mengobati periodontitis (Chinta,

durga praveena et al., 2013).

2.2 . Natrium Sitrat

(Sumber: Rowe, Sheskey Dan Owen, 2006)

Gambar 2.2. Struktur Kimia Natrium Sitrat

Natrium sitrat memiliki rumus molekul C6H5Na3O7.2H2O dan berat

molekul 294,10. Natrium sitrat memiliki pH 7-9 (5% b/v air) (Rowe,

Sheskey Dan Owen, 2006).

Natrium sitrat larut 1 bagian dalam 1,5 bagian air, 1 bagian dalam

0,6 air mendidih dan praktis tidak larut dalam etanol (95%) (Rowe, Sheskey

Dan Owen, 2006).

Natrium sitrat merupakan suatu agen sambung silang anion dengan

mekanisme interaksi elektrostatik antara kitosan dengan natrium sitrat (Shu,

Zhu dan Song, 2000). Asam sitrat memiliki tiga nilai pKa yaitu 3,14; 4,77;

dan 6,39 (Doores S., 2005). Muatan negatif pada molekul asam sitrat

meningkat dengan peningkatan pH akibat deprotonasi dari gugus asam

karboksilat.

Page 29: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Sumber: Billo, E. J, 2001)

Gambar 2.2. Diagram Kesetimbangan Asam Sitrat Diantara pH 1.5 – pH 8

2.3. Verapamil Hidroklorida

(Sumber : Brithis Pharmacopeia, 2009)

Gambar 2.3. Struktur Kimia Verapamil Hidroklorida

Verapamil hidroklorida memiliki rumus molekul C27H38N2O4HCl

dan berat molekul 491,107. Verapamil hidroklorida larut dalam air; mudah

larut dalam kloroform; agak sukar larut dalam etanol; praktis tidak larut

dalan eter. Verapamil hidroklorida berbentuk serbuk hablur berwarna putih

atau hampir putih, praktis tidak berbau dan memiliki rasa pahit (Departemen

Kesehatan RI, 1995). Panjang gelombang maksimum verapamil

hidroklorida 278 nm (USP 30 th-NF 25, 2007).

Verapamil hidroklorida merupakan turunan papaverin, menyekat

kanal Ca2+ di membran otot polos dan otot jantung (Departemen

Farmakologi FK UI, 2007). Verapamil diabsorpsi 90% dari saluran

gastrointestinal, tetapi verapamil mengalami metabolisme lintas pertama di

hati dan bioavailbilitas verapamil hanya sekitar 20% (Martinale, 2009).

Verapamil memiliki kinetika eliminasi dua atau tiga fase dan telah

Page 30: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dilaporkan memiliki waktu paruh plasma dua sampai delapan jam setelah

dosis oral tunggal atau intravena.

2.4. Asam Asetat

(Sumber: Rowe, Sheskey dan Owen, 2006)

Gambar 2.4. Struktur Kimia Asam Asetat

Asam asetat memiliki rumus empiris C2H4O2 dan berat molekul

60,05. Asam asetat glasial berupa massa kristalin atau larutan yang mudah

menguap dan tidak berwarna dengan bau tajam (Rowe et al., 2009).

Larutan asam asetat 1 M memiliki pH 2,4; larutan asam asetat 0,1

M memiliki 2,9; dan larutan asam asetat 0,01 M memiliki pH 3,4. Konstanta

disosiasi (pKa) asam asetat adalah 4,76. Kelarutan asam asetat yaitu dapat

bercampur dengan etanol, eter, gliserin, air, dan minyak yang mudah

menguap (Rowe et al., 2009).

Stabilitas dan kondisi penyimpanan asam asetat yaitu disimpan pada

wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering (Rowe et al., 2009).

2.5. Gliserin

(Sumber: Rowe, Sheskey Dan Owen, 2006)

Gambar 2.6 . Struktur Kimia Gliserin

Gliserin memiliki rumus empiris C3H8O3 dan berat molekul 92,09.

Gliserin berbentuk cairan jernih kental yang tidak berwarna, tidak berbau,

memiliki rasa manis dan bersifat higroskopis (Rowe et al., 2009).

Page 31: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gliserin digunakan pada sediaan farmasi sebagai humektan,

emolien, kosolven, dan pelarut pada sediaan cair dan setengah padat. Selain

itu gliserin pada sediaan kapsul gelatin lunak digunakan sebagai zat pemberi

sifat plastis (plasticizer) (Rowe et al., 2009).

Film dari polimer saja cenderung rapuh dan sering retak pada saat

pengeringan. Penambahan agen pemberi sifat plastis (plasticizer) pada

cairan pembentuk film dapat mengurangi permasalahan tersebut. Ketika

plasticizer ditambahkan, rigiditas molekular dari polimer berkurang akibat

pengurangan kekuatan rantai intermolekular polimer. Molekul plastisizer

menempatkan dirinya diantara rantai polimer, kemudian memecahkan

interaksi polimer-polimer tersebut. Plasticizer meningkatkan fleksibilitas

dan mengurangi kerapuhan dari film (Nadarajah, Kandasamy, 2005).

Page 32: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Formulasi Sediaan Padat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Laboratorium Penelitian I FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Laboratorium Farmakologi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Laboratorium Kesehatan Lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Laboratorium

Kimia Obat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Laboratorium Riset UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dan P3TIR BATAN Pasar Jum’at. Penelitian dilaksanakan pada

Januari 2015.

3.2. Bahan

Kitosan (PT. Biotech Surindo, Indonesia; berat molekul sedang; derajat

deasetilasi 86,51%), trisodium sitrat dihidrat (Merck, Jerman), verapamil hidroklorida

(Kimia Farma, Indonesia), asam asetat glasial (Merck, Jerman), asam klorida, natrium

hidroksida (PT. Brataco), kalium hidrogen fosfat (PT. Brataco), kalium biftalat,

indikator fenolftalein LP, indikator metil merah, natrium karbonat anhidrat dan aqua

destilata.

3.3 Alat

Oven (Eyela NDO-400, Jepang), pH meter (Horiba F-52), lumpang dan alu,

desikator, pengaduk magnetik (SRS 710H Adventec, Jepang), stand up stirrer (IKA

RW 20 Digital), mikroskop optik (Olympus IX 71, Jepang), mikrometer digital

(Mitutoyo, Jepang), spektrofotometer UV-Vis (Hitachi U-290), Fourier Transform

Infrared (Shimadzu), viskotester HAAKE 6R, alat potong dumb bell (Saitama dengan

standar ASTM –D 1822-1, Jepang), tensile tester Storograph R1 (Toyoseiki, Jepang),

seperangkat alat disolusi (Erweka DT626HH), timbangan analitik (AND GH-120),

buret dan statis, mikropipet (Bio Rad), saringan membran 0,45 µm, spuit dan alat-alat

gelas.

Page 33: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4. Cara Kerja

3.4.1. Penelitian Pendahuluan

3.4.1.1. Optimasi Konsentrasi Natrium Sitrat

Sambung silang kitosan-sitrat dibuat dengan tiga variasi

konsentrasi larutan natrium sitrat yaitu 1%; 1,5% dan 2% dengan pH 5.

Larutan natrium sitrat dengan berbagai konsentrasi tersebut ditambahkan

tetes demi tetes ke dalam larutan kitosan 2% sambil diaduk menggunakan

stand up stirrer dengan kecepatan 1300 rpm. Penambahan larutan natrium

sitrat ke dalam larutan kitosan dengan perbandingan 1:5 v/v (larutan natrium

sitrat : larutan kitosan) (Nur, ifthah, 2011 dengan modifikasi). Amati

penampilan cairan pembentuk eksipien dan diuji turbidimetri. Kemudian

cairan pembentuk eksipien tersebut dikeringkan dengan oven pada suhu

55oC sampai kering, lalu dihaluskan hingga menghasilkan bentuk serbuk

untuk selanjutnya dilakukan uji kelarutan.

3.4.1.2. Uji Turbidimetri

Pengujian turbidimetri dilakukan untuk memilih konsentrasi

optimal natrium sitrat dengan melihat dari nilai kekeruhan yang dihasilkan

oleh masing-masing formula tersebut. Cairan pembentuk eksipien sambung

silang kitosan-sitrat diukur turbiditas pada 420 nm dengan spektrofotometer

visibel dan kekeruhan dinyatakan dengan 100-T%. Pengukuran turbidimetri

ini juga dilakukan terhadap larutan kitosan 2% dalam asam asetat 1 % yang

ditambahkan aquades sebanyak volume sitrat yang digunakan pada proses

sambung silang kitosan tersebut (Shu, X.Z et al.,2001 dengan modifikasi).

3.4.1.3. Uji Kelarutan Eksipien Sambung Silang Kitosan-Sitrat

Uji kelarutan eksipien sambung silang kitosan-sitrat dilakukan

dengan melarutkan eksipien kitosan sitrat 0,6 g didalam asam asetat 4%

hingga mencapai volume 15 ml (Agusnar, Harry, 2007 dengan modifikasi).

Page 34: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4.2. Pembuatan Eksipien Sambung Silang Kitosan-Sitrat

Eksipien sambung silang kitosan sitrat dibuat seperti yang tertera

pada optimasi konsentrasi natrium sitrat. Eksipien sambung silang kitosan-

sitrat dibuat dengan konsentrasi natrium sitrat optimum yaitu 1,5%. Larutan

natrium sitrat dibuat dengan tiga variasi pH yaitu 4, 5, dan 7.

Tabel 3.4. Formula Eksipien Sambung Silang Kitosan-Sitrat

Formula Larutan kitosan 2% dalam

asam asetat 1% (ml)

Larutan natrium sitrat 1.5 % (ml)

pH 4 pH 5 pH 7

F1 50 10 - -

F2 50 - 10 -

F3 50 - - 10

3.4.3. Karakterisasi Eksipien Sambung Silang Kitosan-Sitrat

3.4.3.1. Uji Tubidimetri

Interaksi sambung silang natrium sitrat dengan kitosan diuji dengan

pengujian turbidimetri. Cairan pembentuk eksipien sambung silang kitosan-

sitrat diukur turbiditas pada 420 nm dengan spektrofotometer UV-Vis dan

kekeruhan dinyatakan dengan 100-T%. Pengukuran turbidimetri ini juga

dilakukan terhadap larutan kitosan 2% dalam asam asetat 1 % yang

ditambahkan aquades sebanyak volume sitrat yang digunakan pada proses

sambung silang kitosan tersebut (Shu, X.Z et al.,2001 dengan modifikasi).

3.4.3.2 Uji Penampilan Fisik

Uji penampilan fisik dilakukan terhadap kitosan dan kitosan-sitrat

yang meliputi uji terhadap bentuk, warna dan bau (Nur, ifthah, 2011).

3.4.3.3 Penentuan Derajat Keasaman (pH)

Penentuan derajat keasaman dilakukan terhadap kitosan dan

eksipien sambung silang kitosan sitrat. Eksipien kitosan dan kitosan-sitrat

sebanyak 1 g didispersikan dalam aquadestilata 50 ml yang diaduk dengan

bantuan pengaduk magnetik selama 15 menit. Kemudian dilakukan

pengukuran pH dengan menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi (Nur,

ifthah, 2011).

Page 35: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4.3.4. Derajat Substitusi

1) Pembakuan NaOH 1,0 N

Pembakuan NaOH 1,0 N dilakukan dengan menggunakan kalium

biftalat P. Timbang saksama 1,0005 g kalium biftalat P yang sebelumnya

telah dihaluskan dan dikeringkan selama 2 jam pada suhu 105oC, dan

dilarutkan dalam 75 ml aquades. Indikator fenolftalein LP ditambahkan

sebanyak 2 tetes dan kemudian larutan dititrasi dengan NaOH 1 N hingga

menjadi warna merah muda.

NNaOH = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑢𝑚 𝑏𝑖𝑓𝑡𝑎𝑙𝑎𝑡

𝐵𝐸 𝑘𝑎𝑖𝑢𝑚 𝑏𝑖𝑓𝑡𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑥 𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻

BE Kalium biftalat = 204,2

(Departemen kesehatan RI, 1995 dengan modifikasi).

2) Pembakuan HCl 1 N

Pembakuan HCl 1,0 N dilakukan dengan cara natrium karbonat

anhidrat ditimbang saksama 1,5000 g baku primer yang sebelumnya telah

dipanaskan pada suhu 105oC selama 1 jam. Natrium karbonat anhidrat

dilarutkan dalam 100 ml air dan ditambahkan 2 tetes metil merah LP. Asam

klorida ditambahkan perlahan-lahan dari buret sambil diaduk hingga larutan

berwarna merah muda pucat.kmuds Larutan dipanaskan hingga mendidih,

kemudian didinginkan dan titrasi dilanjutkan. Panaskan lagi hingga

mendidih, dan dititrasi lagi hingga warna merah muda pucat tidak hilang

dengan pendidihan lebih lanjut. Normalitas HCl dihitung dengan:

NHCl = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑛𝑎𝑡𝑟𝑖𝑢𝑚 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡

𝐵𝐸 𝑛𝑎𝑡𝑟𝑖𝑢𝑚 𝑘𝑎𝑟𝑏𝑜𝑛𝑎𝑡 𝑥 𝑉 𝐻𝐶𝑙

BE natrium karbonat anhidrat = 52,99

(Departemen kesehatan RI, 1995 dengan modifikasi)

3) Penetapan Derajat Substitusi (DS)

Kitosan sitrat ditimbang seksama sebanyak 100 mg dan dilarutkan

dalam 15,0 ml NaOH 1,0 N yang telah dibakukan. Medium ditambahkan

indikator metil merah sebanyak 3 tetes. Kelebihan NaOH dititrasi dengan

Page 36: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HCl 1,0 N yang telah dibakukan sampai titik akhir titrasi yang ditandai

dengan perubahan warna dari kuning menjadi jingga kemerahan.

DS (mol / gram) =

(Yuliani, andi adha, 2012 dengan modifikasi).

3.4.3.5. Analisis Gugus Fungsi

Analisis gugus fungsi menggunakan alat spektrometer infra merah

dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan gugus fungsi pada eksipien

kitosan-sitrat. Sejumlah sampel yang akan diuji ditambahkan ke dalam KBr.

Campuran tersebut kemudian digerus hingga homogen. Pemeriksaan gugus

fungsi dilakukan pada bilangan gelombang 500-4000 cm-1 (De Moura M,

Auada FA et al., 2009 dengan modifikasi).

3.4.4. Pembuatan Film Sambung Silang Kitosan-Sitrat

Eksipien kitosan-sitrat 4 g (dengan pH larutan natrium sitrat yang

berbeda yaitu 4, 5, dan 7), gliserin 2,8 gram dan verapamil HCl 2,4 gram

dilarutkan dalam asam asetat 4% 90,8 gram. Campuran tersebut diaduk

hingga homogen dengan menggunakan pengaduk magnetik selama 1 jam.

Cairan pembentuk film (CPF) yang dihasilkan didiamkan selama 24 jam

untuk menghilangkan gelembung. CPF kemudian dituang ke dalam cetakan

film (8 x 3,5 cm) sebanyak 10 gram lalu dikeringkan dengan oven 50oC

selama 20 jam. Setelah kering, film dipotong sehingga mempunyai ukuran

3,5 x 2 cm2. Film kemudian dibungkus dengan aluminium foil dan disimpan

dalam desikator untuk pengujian selanjutnya. Pembuatan film seperti diatas

juga dilakukan untuk membuat film kitosan pembanding. Film tersebut

menggunakan kitosan sebagai eksipien pembentuk film.

Page 37: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 3.4. Formula Film Sambung Silang Kitosan-Sitrat

Formula Eksipien kitosan-sitrat

(gram)

Kitosan

(gram)

Gliserin

(gram)

Verapamil

(gram)

Asam

asetat 4 %

(gram) pH 4 pH 5 pH 7

F1 4 - - - 2,8 2,4 90,8

F2 - 4 - - 2,8 2,4 90,8

F3 - - 4 - 2,8 2,4 90,8

F4 - - - 4 2,8 2,4 90,8

3.4.5 Karakterisasi Film Sambung-silang Kitosan-Sitrat

3.4.5.1.Viskositas

Cairan pembentuk film (CPF) F1, F2, F3 dan F4 diuji viskositas

dengan menggunakan viskotester HAAKE 6R dengan nomor spindel 3R

dan kecepatan putaran spindel 60 rpm pada suhu ruang (Rane dan Kale,

2009 dengan modifikasi).

3.4.5.2. Organoleptis Film

Pengamatan organoleptis film dilakukan secara mikroskopik dan

makroskopik. Pengamatan mikroskopik film dilakukan pada penampang

membujur dan melintang dari film tersebut. Pengamatan makroskopik film

dilakukan dengan mengamati secara visual warna dan tekstur permukaan

film (J.Balasubramanian et al., 2012).

3.4.5.3. Uji Ketebalan Film

Pengukuran ketebalan film diukur dengan menggunakan

mikrometer pada keenam sisi di sekeliling film. Kemudian dihitung rata-

rata ketebalannya dan dinyatakan dalam satuan mikrometer (µm) (Semalty,

M. et al., 2008 dengan modifikasi).

3.4.5.4.Uji Keragaman Bobot

Film dari semua formulasi yang memiliki ukuran yang sama (3,5 x

2 cm2) ditimbang dan rata-rata berat film tersebut dihitung. Pengujian ini

dilakukan sebanyak tiga film pada masing masing formula. Kemudian

Page 38: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

standar deviasi dari masing-masing formula dihitung (Chinta, Durga

Praveena et al, 2013 dengan modifikasi).

3.4.5.5.Uji Daya Mengembang film

Film dengan ukuran 3,5x2 cm2 dibiarkan mengembang di dalam 15

ml medium dapar fosfat pH 6,8 pada cawan penguap. Film ditimbang pada

waktu ke 5, 10, 15, 30, 60, 90 dan 120 menit. Sebelum ditimbang film

dihilangkan airnya dengan kertas saring. Persen mengembang dapat diukur

dengan persamaan berikut:

Indeks Mengembang (%) = Wt−Wo

Wo X 100%

Dimana Wt adalah berat pada waktu t dan Wo adalah berat pada

waktu 0 (Mahalaxmi et al., 2010). Hasil yang diperoleh dianalisa secara

statistik mengunakan sofware SPSS

3.4.5.6. Penetapan Panjang Gelombang Maksimum Verapamil HCl

Dilakukan scanning panjang gelombang dari larutan standar

verapamil HCl dengan konsentrasi 40 ppm menggunakan spektrofotometer

UV dengan panjang gelombang 200-400 nm (USP-NF, dengan modifikasi).

3.4.5.7. Pembuatan Kurva Kalibrasi Verapamil HCl

Kurva kalibrasi verapami HCl diukur dengan melarutkan 100 mg

verapamil HCl dalam 100 ml dapar fosfat, sehingga diperoleh larutan

dengan konsentrasi 1000 ppm. Kemudian dibuat seri konsentrasi 0,10, 20,

30, 40, 50, 60, 70, 80 ppm. Seri konsentrasi verapamil HCl tersebut diukur

menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang maksimum

verapamil HCl yaitu 277,6 nm (Ajeng, Wisnu, 2012 dengan modifikasi).

3.4.5.8. Keseragaman kandungan Verapamil HCl dalam Film

3.4.5.8.1. Optimasi Waktu ekstraksi Verapamil HCl dari Film

Film yang terdapat didalam cetakan keseluruhannya ditimbang

kemudian dipotong potong. Film yang telah terpotong potong tersebut

dimasukkan ke dalam 100 ml medium dapar fosfat pH 6,8 kemudian

Page 39: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dilakukan pengadukan dengan pengaduk magnetik selama 6 jam dan

kemudian didiamkan selam 18 jam. Pada setiap jam saat pengadukan

dengan pengaduk magnetik dan saat terakhir setelah didiamkan selama 18

jam larutan diambil sampelnya sebanyak 5 ml untuk kemudian diukur kadar

verapamil HCl yang terkandung didalamnya dan larutan yang diambil

tersebut digantikan dengan 5 ml dengan dapar fosfat pH 6,8. Sampel

tersebut disaring dengan penyaring membran 0,45 µm. Kemudian 0,5 ml

larutan uji diencerkan dengan medium dapar fosfat pH 6,8 hingga 25 ml.

kemudian diukur kandungan verapamil tersebut dengan spektrofotometer

UV pada panjang gelombang 277,6 nm. Uji ini dilakukan triplo.

3.4.5.8.2. Uji Keseragaman Kandungan Film

Tiga unit film berukuran 3,5 x 2 cm2 yang berasal dari satu cetakan

film yang sama dari setiap formula diambil untuk dilakukan pengujian

keseragaman kandungan dalam film tersebut. Film yang telah dipotong-

potong dimasukkan ke dalam 100 ml medium dapar fosfat pH 6,8.

Kemudian dilakukan pengadukan dengan pengaduk magnetik selama 6 jam

dan didiamkan selama 18 jam. Larutan uji diambil 5 ml kemudian disaring

dengan penyaring membran 0,45 µm. Larutan tersebut diambil sebanyak 0,5

ml kemudian di encerkan kedalam labu ukur 5 ml. Setelah itu larutan diukur

dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang maksimum

verapamil HCl 277,6 nm. Uji ini dilakukan secara triplo (Deshmane,

Subhash V et al., 2009 dengan modifikasi).

3.4.5.9. Uji Penetapan Kadar Verapamil HCl dalam Film

Penetapan kadar verapamil HCl dilakukan dengan cara seperti pada

keseragaman kandung film, tetapi sampel film yang digunakan merupakan

film dengan bobot yang sama atau hampir sama. Penetapan kadar film

dengan menggunakan film dengan bobot yang hampir sama bertujuan untuk

mengetahui kadar verapamil HCl di dalam film yang memiliki bobot yang

mirip sebagai acuan pemilihan sampel untuk uji pelepasan obat.

Page 40: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4.5.10. Uji Ketahanan Pelipatan Film

Daya tahan pelipatan diukur dengan melipat film sebanyak 300 kali

secara terus menerus. Daya tahan dapat dilihat dari jumlah pelipatan yang

dilakukan di tempat yang sama sampai film sobek (Koland, Charyulu dan

Prablu, 2010).

3.4.5.11. Sifat Mekanik Film

Sifat mekanik film diuji berdasarkan kekuatan tarik (tensile

strength) dan perpanjangan pada saat putus (elongation at breaks).

Pengujian sifat mekanik dilakukan dengan menggunakan alat tensile tester

Storograph R1. Film dipotong dengan bentuk halter dengan dumbbell Astm-

D-1822 L Crosshead seperti berikut:

(Sumber : http://www.dumbbell.co.jp, 2014)

Gambar 3.4. Contoh potongan film untuk uji sifat mekanik

Film ditarik dengan gaya 100 kg, dengan kecepatan 25 mm/menit,

dan dibaca dengan kertas grafik dengan skala terkecil 0,01 kg. Pengukuran

% elongasi dan kekuatan peregangan dilakukan dengan rumus berikut:

Perpanjangan putus (%) = Panjang akhir film−Panjang awal film (mm)

Panjang awal film (mm)

Kekuatan tarik = Gaya untuk memutuskan film (N)

Luas area film (mm2)

Hasil yang diperoleh dianalisa secara statistik mengunakan sofware

SPSS (Abbaspour, M.R., S. Makhmalzadeh, dan S. Jalali, 2010 dengan

modifikasi).

3.4.5.12. Uji Pelepasan Verapamil HCl secara In vitro

Uji pelepasan obat secara invitro dari film 3,5 x 2 cm2 dilakukan

dengan menggunakan metode dayung berputar. Uji disolusi dilakukan

Page 41: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dalam larutan buffer fosfat pH 6,8 sebanyak 400 mL pada suhu 37°C ±

0,5°C, dan dengan kecepatan putaran 50 rpm. Film dimasukkan ke dalam

medium disolusi tersebut. Sampel sebanyak 5 ml ditarik pada interval waktu

yang telah ditentukan dan diganti dengan sejumlah larutan dapar fosfat pH

6,8 dengan volume yang sama. Sampel disaring melalui penyaring

membran 0,45 µm dan dianalisis dengan spektrofotometer UV pada panjang

gelombang maksimum verapamil HCl 277,6 nm. Durasi pengujian disolusi

ditentukan dengan optimasi terlebih dahulu dan pengujian dilakukan secara

triplo. Hasil yang diperoleh dianalisa secara statistik mengunakan sofware

SPSS (Deshmane, Subhash V et al., 2009 dengan modifikasi).

Page 42: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

26 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Uji Pendahuluan

4.1.1. Optimasi Konsentrasi Larutan Natrium Sitrat

Pada penelitian ini dilakukan uji pendahuluan yaitu optimasi

konsentrasi larutan natrium sitrat. Optimasi ini bertujuan agar mendapatkan

konsentrasi natrium sitrat yang terbaik yang dapat menghasilkan ikatan

sambung silang kitosan dengan sitrat dan dapat dilarutkan dalam asam

asetat 4%. Variasi konsentrasi natrium sitrat yang digunakan yaitu 1%;

1,5%; dan 2%. Konsentrasi natrium sitrat yang optimal ditentukan dengan

uji turbidimetri dan uji kelarutan.

Gambar 4.1. Cairan Pembentuk Eksipien Kitosan Sitrat Sambung Silang

1%; 1,5%; dan 2% serta Kitosan Pembanding

Tabel 4.1. Karakteristik Cairan Pembentuk Eksipien dan Eksipien

Sambung Silang Kitosan Sitrat dengan Variasi Konsentrasi

No Nama sampel Bentuk Cairan Pembentuk

Eksipien

% Kekeruhan

(100-T%)

1 Kitosan

pembanding

Koloidal, bening, tanpa terlihat

bentuk partikel 41,0 %

2 Kitosan-sitrat 1% Koloidal, sedikit keruh, tanpa

terlihat bentuk partikel 42,5%

3 Kitosan-sitrat

1,5%

Kolidal, keruh, tanpa terlihat

bentuk partikel, 63,1%

4 Kitosan-sitrat 2% Koloidal, sangat keruh terlihat

betuk partikel kecil 86,6,4%

Page 43: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kekeruhan merupakan salah satu tanda terjadinya ikatan sambung

silang antara kitosan dan natrium sitrat, semakin banyak ikatan sambung

silang antara kitosan dan natrium sitrat maka semakin meningkat

kekeruhannya. Interaksi sodium sitrat dan kitosan diuji dengan uji

turbidimetri, metode pengujian ini telah dilakukan oleh park et al. (Park et

al., 1992; Mattison et al., 1995).

Berdasarkan uji pendahuluan pembentukan eksipien dengan variasi

natrium sitrat menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi natrium sitrat

yang digunakan maka semakin besar persentase kekeruhan yang dihasilkan.

Berdasarkan hal tersebut maka semakin tinggi konsentrasi natrium sitrat

menghasilkan ikatan sambung silang yang semakin tinggi. Hal tersebut

sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa peningkatan

konsentrasi natrium sitrat akan meningkatkan derajat ikatan sambung silang

sehingga menurunkan daya mengembang film tersebut (Ashok Kumar

Tiwary dan Vikas Rana, 2010). Berdasarkan hasil penelitian, Ikatan

sambung silang yang terbesar terdapat pada eksipien sambung silang

kitosan sitrat dengan konsentrasi natrium sitrat sebesar 2%. Ikatan sambung

silang yang semakin besar dapat menghambat pelepasan obat pada film,

selain itu juga akan menurunkan daya mengembang film (Honary, Soheyla,

Behnam Hoseinzadeh dan Payman Shalchian, 2010). Sehingga dari hasil

turbidimetri tersebut menunjukkan jika larutan narium sitrat dengan

konsentrasi 2% dan pH 5 dapat menghambat pelepasan obat secara

signifikan pada film yang akan dibuat. Pengahambatan pelepasan obat yang

terlalu besar ini tidak diharapkan karena dapat membuat persentase

kumulatif obat pelepasan obat dari film tidak mencapai 100%.

Eksipien sambung silang kitosan sitrat dengan variasi konsentrasi

natrium sitrat tersebut selanjutnya diuji kelarutan dalam asam asetat 4%.

Konsentrasi asam asetat dipilih berdasarkan konsentrasi asam asetat yang

digunakan untuk membentuk film. Dari hasil uji kelarutan tersebut semua

variasi konsentrasi larutan natrium sitrat dapat larut dalam asam asetat 4%

dengan membentuk koloidal kental berwarna bening kekuningan.

Page 44: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Berdasarkan uji turbidimetri dan kelarutan maka dipilih konsentrasi

natrium sitrat 1,5%. Konsentrasi tersebut dipilih karena pada konsentrasi

tersebut menghasilkan ikatan sambung silang yang cukup baik dan dapat

larut dalam asam asetat 4%.

4.2. Preparasi Eksipien Sambung Silang Kitosan Sitrat

Eksipien sambung silang kitosan-sitrat dibuat dengan tiga variasi

pH larutan natrium sitrat yaitu pH 4, 5, dan 7 dengan konsentrasi 1,5%.

Ketiga variasi pH ini dipilih berdasarkan tiga nilai pKa asam sitrat yaitu

3,14; 4,77; dan 6,39 (Doores S., 2005). Variasi pH ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh perbedaan pH larutan natrium sitrat terhadap

karakterisik eksipien sambung silang kitosan sitrat. Eksipien sambung

silang kitosan sitrat dibuat dengan menambahkan larutan natrium sitrat

dengan berbagai pH ke dalam larutan kitosan sambil diaduk dengan

menggunakan stand up stirrer 1300 rpm. Setelah itu cairan pembentuk

eksipien diuji turbidimetri dan viskositasnya. Setelah diujikan cairan

pembentuk eksipien tersebut dikeringkan dengan mengggunakan oven suhu

55oC. Sambung silang kitosan sitrat yang telah kering dihaluskan

menggunakan lumpang dan alu dengan sesegera mungkin. Hal tersebut

karena eksipien sambung silang kitosan sitrat yang terbentuk bersifat

higroskopis sehingga jika terlalu lama terpapar udara akan membuat

eksipien tersebut menjadi elastis dan tidak dapat dihaluskan sehingga tidak

dapat membentuk serbuk.

4.3. Karakterisasi Eksipien Sambung Silang Kitosan Sitrat

4.3.1 Uji Turbidimetri

Interaksi antara kitosan dan natrium sitrat akan dianalisa

menggunakan uji turbidimetri. Perubahan turbiditas akan ditentukan dengan

spetrofotometer visibel pada panjang gelombang 420 nm dan turbiditasnya

dihitung dengan 100 - T%.

Page 45: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.3. Uji Turbidimetri Eksipien Sambung Silang Kitosan-Sitrat

No Nama sampel % kekeruhan (100 - T%)

1 Kitosan pembanding 39,7 %

2 F1 39,8 %

3 F2 61,4 %

4 F3 76,1 %

Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa sambung silang

kitosan sitrat pH 7 memiliki nilai kekeruhan yang paling tinggi kemudian

kekeruhan semakin menurun secara berturut-turut pada larutan natrium

sitrat ph 5 dan pH 4. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkat pH

larutan natrium sitrat maka ikatan sambung silang kitosan sitrat yang

terbentuk akan semakin meningkat (Shu, X.Z et al.,2001).

4.3.2. Uji Penampilan Fisik

Keterangan: a) kitosan; b) kitosan sambung silang sitrat

Gambar 4.3. Penampilan Fisik Kitosan dan Sambung Silang Kitosan Sitrat

Eksipien kitosan memiliki warna yang berbeda dengan eksipien

sambung silang kitosan sitrat yaitu serbuk kitosan berwarna putih gading

sedangkan kitosan yang telah tersambung silang oleh sitrat berwarna

kuning. Perubahan warna ini terjadi akibat proses pengeringan cairan

pembentuk eksipien.

Kitosan memiliki bentuk serbuk halus sedangkan eksipien sambung

silang kitosan sitrat yang dihasilkan berbentuk serpihan. Perbedaan bentuk

ini terjadi akibat proses penyerbukan yang tidak sempurna. Sifat eksipien

sambung silang kitosan sitrat yang higroskopis membuat proses

Page 46: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

penyerbukan menjadi sulit, sehingga eksipien sambung silang kitosan sitrat

yang dihasilkan berupa serpihan.

Kitosan tidak berbau sedangkan kitosan sambung silang sitrat

berbau asam. Bau asam dari kitosan sambung silang sitrat berasal dari asam

asetat yang digunakan sebagai pelarut kitosan pada saat proses sambung

silang dengan natrium sitrat.

4.3.3. Penentuan Derajat Keasaman (pH)

Tabel 4.3. Uji Derajat Keasaman Eksipien Sambung Silang Kitosan-Sitrat

No Nama sampel Derajat keasaman (pH)

1 Kitosan pembanding 7,844 ± 0.059

2 F1 5,242 ± 0,027

3 F2 5,275 ± 0,038

4 F3 5,275 ± 0,038

Penentuan derajat keasaman dilakukan terhadap kitosan dan kitosan

sambung silang kitosan-sitrat dengan konsentrasi 2% dalam aquades. Dari

hasil penentuan derajat keasaman (pH) kitosan memiliki pH 7,844

sedangkan kitosan yang telah disambung silang dengan sitrat pH 4, 5, dan

7 masing masing memiliki pH 5,242; 5,275; 5,275 secara berturut turut. Hal

tersebut menunjukkan bahwa kitosan sambung silang sitrat memiliki pH

lebih rendah dari kitosan. Perubahan pH ini terjadi akibat penggunaan

pelarut asam asetat pada proses sambung silang. Perbedaan pH eksipien

sambung silang kitosan sitrat juga dipengaruhi oleh pH larutan natrium

sitrat yang digunakan, semakin rendah pH natrium sitrat yang digunakan

maka pH ekspien yang dihasilkan juga akan semakin rendah.

4.3.4. Derajat Substitusi

Tabel 4.3. Uji Derajat Substitusi Eksipien Sambung Silang Kitosan-Sitrat

No Nama sampel Derajat Substitusi (g/mol)

2 F1 1,424

3 F2 5,399

4 F3 7,5

Pengujian derajat substitusi dari kitosan sambung silang sitrat

dilakukan dengan menggunakan titrasi asam basa secara tidak langsung.

Page 47: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Eksipien F1, F2, F3 memiliki derajat subtitusi secara berturut turut 1,424;

5,399 ; dan 7,5 gram/mol. Hasil derajat substitusi tersebut menunjukkan

bahwa F3 dengan sambung silang larutan natrium sitrat pH 7 memiliki

jumlah kandungan sitrat yang paling besar yang selanjutnya diikuti oleh pH

5 dan pH 4. Hasil derajat substitusi ini sesuai dengan hasil turbidimetri yang

menunjukan bahwa ikatan sambung silang kitosan dengan sitrat paling

besar terjadi pada larutan natrium sitrat pH 7.

4.3.5. Analisa Gugus Fungsi

Gambar 4.3. Spektrum FTIR Kitosan Sitrat (pH4 ; pH 5; pH 7) dan Kitosan

Page 48: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.3. Spektrum FTIR Kitosan Sitrat (pH4 ; pH 5; pH 7) dan Kitosan

Gugus fungsi

Bilangan Gelombang (cm-1)

Kitosan

sitarat pH 4

Kitosan

sitarat pH 5

Kitosan

sitarat pH 7

Kitosan

pembanding

-OH, -NH2 3476,84 3473,95 3476,84 3294,56

-NH3+ 3053,15 2879,85 3053,45 -

-N-H bend 1665,60 1656,92 1665,60 1556.92

-C=O 1589,41 1575,91 1589,41 1588,45

-COO- 1384,95 1409,06 1384,95 -

Analisis gugus fungsi dilakukan untuk mengetahui adanya

perubahan gugus fungsi pada eksipien kitosan-sitrat. Analisa gugus fungsi

dilakukan dengan menggunakan Fourier Transform Infrared (FTIR).

Spektrum IR kitosan dan kitosan sitrat (pH 4; pH 5; & pH 7) ditunjukan

pada gambar 4.3. Spektrum IR kitosan dan kitosan sitrat memiliki puncak

pada 3500-3000 cm-1 yang menunujukkan terdapatnya gugus OH dan NH2.

Kitosan sitrat (pH 4; pH 5; dan pH 7) terdapat puncak 3100- 3053 cm-1 yang

menunjukkan terdapatnya gugus NH3+ gugus ini merupakan hasil interaksi

antara amida dari kitosan dengan sitrat. Pada spektrum kitosan puncak 1655

cm-1 dan 1600.02 cm-1 menunjukan adanya gugus N-H dan C=O, pada

spektrum kitosan sitrat puncak yang menunjukkan gugus N-H dan C=O

mengalami perubahan yaitu puncak 1656,92 cm-1 yang menunjukkan gugus

N-H memiliki serapan yang lebih rendah dari serapan dengan gugus yang

sama pada spektrum kitosan. Puncak 1588,45 cm-1 pada spektrum kitosan

sitrat yang merupakan gugus karbonil memiliki serapan yang lebih tajam

dibandingkan dengan gugus karbonil pada spektrum kitosan. Hal tersebut

terjadi karena terjadinya interaksi antara amida pada kitosan dengan

karboksilat dari sitrat sehingga gugus amida berkurang karena berubah

menjadi NH3+dan C=O bertambah akibat gugus karboksilat yang berasal

dari sitrat. Puncak 1375 cm-1 pada spektrum kitosan merupakan gugus C-O.

Puncak 1407,13 pada spektrum kitosan sitrat merupakan gugus COOH-

yang terbentuk dari ikatan sambung silang atara kitosan dengan sitrat

(Pavia, Donald L., Gary M. Lampman, George S. Kriz, dan James R.

Vyvyan, 2008).

Page 49: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4. Preparasi Film

Film dibuat dengan empat formula, perbedaan dari keempat formula

tersebut adalah berdasarkan dari eksipien pembentuk filmnya. F1, F2 dan

F3 menggunakan eksipien hasil sambung silang kitosan dengan natrium

sitrat sedangkan F4 merupakan film pembanding sehingga eksipien yang

digunakan sebagai pembentuk filmnya adalah kitosan yang tidak

mengalami proses sambung silang. Film tersebut ditambahkan gliserin

sebanyak 70 % v/b dari kitosan dan kitosan sitrat yang digunakan. Gliserin

berfungsi sebagai plastisizer pada film sehingga mengurangi kerapuhan

film (Nadarajah, Kandasamy, 2005). Kitosan, gliserin dan verapamil HCl

dilarutkan dengan asam asetat 4% dan diaduk dengan pengaduk magnetik

selama satu jam. CPF yang telah homogen didiamkan selama 24 jam untuk

menghilangkan gelembung. CPF tersebut kemudian dikeringkan dengan

oven pada suhu 50oC selama 20 jam. Selanjutnya film disimpan dalam

wadah kedap udara sampai bobot konstan. Setelah dilakukan pengamatan

kestabilan bobot maka diketahui film akan konstan pada hari ke 5.

4.5. Karakterisitik film

4.5.1. Viskositas

Tabel 4.5. Viskositas Cairan Pembentuk Film dari Keempat Formula Film

No Nama sampel Viskositas (cPs)

1 F1 590

2 F2 590

3 F3 581

4 F4 730

Viskositas cairan pembentuk film kitosan (F4) memiliki nilai

viskositas lebih besar yaitu 730 cPs dari cairan pembentuk film yang berasal

dari eksipien sambung silang kitosan sitrat pH 4, pH 5, pH, 7 yaitu 581, 590,

dan 590 cPs. Viskositas dari cairan pembentuk film kitosan sitrat yang lebih

rendah dapat terjadi akibat eksipien sambung silang kitosan sitrat

mengandung natrium sitrat 15% dari total kitosan. Kitosan merupakan

Page 50: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

polimer pembentuk film sehingga jika kitosan jumlahnya berkurang maka

dapat membuat viskositas CPF menjadi lebih rendah.

4.5.2. Organoleptis Film

Gambar 4.5. Pengamatan Visual Keempat Formula Film

Berdasarkan pengamatan secara visual film F1, F2, F3 dan F4

berwarna kuning transparan berbau asam yang berasal dari asam asetat

yang digunakan sebagai pelarut. Film F1 dan F2 saat setelah dikeringkan

pada permukaan atas filmnya terdapat cairan yang berbentuk seperti tetesan.

Tetesan tersebut berdasarkan uji spektrofotometer UV mengandung

verpamil HCl. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi ketidakstabilan

verpamil HCl dengan formula yang digunakan. Pada F3 dan F4 tidak

terdapat cairan yang berbentuk seperti tetesan tersebut namun permukaan

film tersebut lengket yang menandakan bahwa verapamil HCl tersebut

masih mengalami ketidakstabilan walaupun jumlahnya tidak sebanyak yang

terjadi pada film F1 dan F2.

Pengamatan secara mikroskopik dilakukan pada penampang

membujur dan melintang dengan perbesaran 100x. Hasil pengamatan

mikroskopik tersebut terlihat pada gambar 4.5. Pengamatan mikroskopik

dengan penampang membujur dilakukan dengan menggunakan sampel

pada bagian permukaan bawah film.

Page 51: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keterangan: Penampang membujur film: A) F1; B) F2; C) F3; D) F4

Gambar 4.5. Penampang Membujur Keempat Formula Film

Keterangan: Penampang melintang film: a) F1; b) F2; c) F3; d) F4

Gambar 4.5. Penampang Melintang Keempat Formula Film

Berdasarkan pada pengamatan penampang membujur tersebut

terlihat bahwa verapamil hidroklorida terdapat banyak diluar permukaan

film. Pada penampang melintang terlihat bahwa verapamil pada keempat

formula film tersebar di bagian permukaan atas dan bawah serta terdapat

dibagian tengah film. Pada gambar penampang membujur film F1, F2 dan

F3 terlihat terdapat serat-serat halus yang menjerat verapamil HCl. Hal

tersebut terjadi akibat proses sambung silang yang terjadi pada F1, F2 dan

F3.

Page 52: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.5.3. Uji Ketebalan Film

Tabel 4.5. Ketebalan Film Keempat Formula Film

Berdasarkan pengujian ketebalan film pada keempat formula,

diketahui bahwa film yang dihasilkan ketebalannya tidak homogen. Hal ini

terlihat dari besarnya simpangan baku yang diperoleh dari pengukuran

ketebalan film bahkan di satu film yang sama. Ketebalan yang beragam ini

dipengaruhi oleh kemirangan oven pada saat pengeringan film. Selain itu,

ketebalan yang beragam ini juga disebabkan ukuran cetakan film yang

telalu sempit mengakibatkan pada saat pengeringan CPF mudah untuk

tertarik ketengah sehingga ketebalan film pada posisi tengah cetakan lebih

besar dibandingkan dengan bagian pinggirnya.

4.5.4. Keragaman Bobot

Tabel 4.5. Keragaman Bobot Keempat Formula Film

Bobot film yang dihasilkan pada keempat formula terlihat beragam,

hal ini terlihat pada besarnya simpangan baku yang dihasilkan dalam satu

formula. Bobot film dipengaruhi oleh homogenitas film dan ketebalan film.

Berdasarkan uji ketebalan film, terlihat bahwa ketebalan film tidak

homogen sehingga hasil tersebut sesuai dengan hasil pengujian bobot film

yang beragam.

Formula Tebal (μm)

1 2 3 Rata rata

F1 319,33 ± 114,2 280,83 ± 92,9 245,83 ± 120,0 300,08 ± 36,8

F2 291,33 ± 145,4 350,17 ± 156,8 294,17 ± 183,1 311,89 ± 29,4

F3 238,67 ± 71,0 252,67 ± 132,6 260,67 ± 88,2 250,67 ± 27,3

F4 273,5 ± 71,1 234,83 ± 58,2 280,83 ± 44,3 263, 06 ± 27,3

Formula Berat Film (mg) Rata rata (mg)

1 2 3

F1 245,7 166,8 244,6 219,0 ± 45,2

F2 251,3 253,9 157,6 220,9 ± 54,9

F3 219,1 224,6 210,0 217,9 ± 7,4

F4 270,9 255,2 249,4 258,5 ±11,12

Page 53: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.5.5. Panjang gelombang maksmum dan kurva kalibrasi Verapamil HCl

Gambar 4.5. Panjang Gelombang Maksimum Verpamil HCl

Tabel 4.5. Panjang Gelombang Maksimum Verapamil HCl

No Puncak (nm) Absorbansi

1 382,4 0,004

2 277,6 0,438

3 228,6 1,161

4 206,0 2,928

Verapamil hidroklorida 40 ppm dalam dapar fosfat pH 6,8 diukur

panjang gelombang maksimumnya. Pengukuran dilakukan dengan

menggunakan spektofotometer UV pada panjang gelombang 400-200 nm.

Panjang gelombang maksimum verapmil hidroklorida yang didapatkan

yaitu 277,6 nm. Pada panjang gelombang maksimum ini verapamil

hidroklorida memiliki absorbansi 0,438.

Page 54: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.5. Kurva Kalibrasi Verpamil HCl dalam Dapar Fosfat pH 6,8

Tabel 4.5. Kurva Kalibrasi Verapamil HCl dalam Dapar Fosfat pH 6,8

No Absorbansi Konsentrasi (ppm)

1 0,000 0,000

2 0,116 10,000

3 0,211 20,000

4 0,328 30,000

5 0,437 40,000

6 0,533 50,000

7 0,637 60,000

8 0,739 70,000

9 0,823 80,000

Kurva kalibrasi verapamil hidroklorida dalam dapar fosfat pH 6,8

dilakukan pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh sebelumnya

yaitu 277,6 nm. Kurva kalisasi diukur dengan seri konsentrasi 0 , 10, 20, 30,

40, 50 ,60, 70, dan 80 ppm. Hasil pengujian kurva kalibrasi memmberikan

hasil persamaan regresi linear yaitu y = 0,0104x + 0,0104 dengan r2 yaitu

0,999 . panjang gelombang maksimum dan kurva kalibrasi yang diperoleh

digunakan pada pengujian keseragaman kandungan, penetapan kadar dan

uji pelepesan verapamil HCl.

4.5.6. Keseragaman Kandungan Verapamil HCl

Pada pengujian keseragaman kandungan sebelumnya dilakukan

optimasi untuk menentukan waktu ekstraksi verapamil HCl dalam film.

Optimasi tersebut menggunakan sampel keseluruhan film satu cetakan yang

telah diketahui mengandung verapamil HCl sebanyak 240 mg. Selanjutnya,

dilakukan pengujian penetapan kadar film dalam satu cetakan keseluruhan

y = 0.0104x + 0.0104R² = 0.999

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

0 50 100A

UC

(m

AU

*min

)

Konsentrasi (ppm)

Page 55: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tersebut, pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan persentase kadar obat

terhadap film yang dapat diperoleh dengan menggunakan metode yang

dilakukan. Berdasarkan hasil penetapan kadar pada sampel film

keseluruhan satu cetakkan menunjukkan bahwa verapamil HCl dapat

terektraksi sebanyak 95,11± 3,49 % dengan diaduk menggunakan pengaduk

magnetik selama 6 jam kemudian didiamkan selama 18 jam.

Tabel 4.5. Hasil Optimasi Waktu Ektraksi Verapamil HCl dalam Film

Formula Berat film (mg) Kadar (mg) % UPK (%) % kadar verapamil

dalam film (%)

F1 879,3 238,08 99,20 27,08

F2 895,3 228,97 95,40 25,57

F3 889,0 217,58 90,66 24,48

F4 969,4 228,4 95,17 23.56

Rata rata % UPK film (%) 95,11 ± 3,49

Persentase kadar verapamil HCl dalam film di masing masing

formula berbeda. Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh

ketidakhomogenan kandungan verapamil HCl di dalam film karena

verapamil HCl mengalami migrasi. Migrasi verapamil HCl menyebabkan

verapamil HCl banyak berada di permukaan film. Hal tersebut membuat

setiap perlakuan film seperti penimbangan dan pemotongan dapat

mempengaruhi kadar verapamil HCl di dalam film.

Keseragaman kandungan dilakukan dengan menggunakan tiga film

berukuran 3,5 x 2 cm2 yang berasal dari satu cetakan yang sama. Tujuan

pengujian keseragam kandungan film ini untuk mengetahui keseragaman

kandungan verapamil HCl di dalam satu cetakan film yang berukuran 3,5 x

8 cm2. Hasil keseragaman kandungan film tersebut menunjukkan bahwa

kandungan verapamil HCl dalam satu cetakan film tidak homogen. Hal

tersebut terlihat dari simpangan baku yang besar pada satu formula yang

sama.

Page 56: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.5. Keseragaman Kandungan Verapamil HCl di dalam Satu Cetakan Film

Formula Berat film (mg) Kadar (mg) % kadar (%) Rata-rata kadar (mg)

F 1

245,7 53,92 21,95

47.93 ± 11.86 166,8 34,27 20,54

244,6 55,59 22,73

F 2

251,3 51,70 20.57

46.15 ± 8.87 253,9 50,84 20.02

157,6 35,92 22.79

F 3

219,1 47,92 21.87

49.77 ± 2.38 224,6 52,46 23.36

210,0 48,94 23.31

F 4

270,9 65,67 24.24

58.53 ± 6.43 255,2 56,72 22.23

249,4 53,20 21.33

4.5.7. Penetapan Kadar Verapamil HCl

Penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan sampel film

dengan bobot film yang hampir sama. Penetapan kadar pada film dengan

bobot yang hampir sama ini bertujuan sebagai acuan pemilihan sampel

untuk uji disolusi.

Tabel 4.5. Penetapan Kadar dan Persentase Kadar Verpamil dalam Film

Formula Bobot film

(mg)

Kadar verapamil

(mg)

% kadar

(%) rata-rata

kadar (mg)

F1

239,0 55,60 23,26

55,67 ± 1,45 231,9 54,25 23,40

238,9 57,16 23,92

F2

238,5 56,48 23,68

56,22 ± 1,4 235,9 57,47 24,36

236,1 54,71 23,17

F3

235,4 56,90 24,17

56,40 ± 0,58 232,5 56,54 24,32

234,9 55,76 23,74

F4

239,6 52,07 21,73

51,35 ± 1,25 238,6 49,91 20,92

238,7 52,07 21,81

Rata-rata kadar (mg) 54,91 ± 2,39

Berdasarkan hasil penetapan kadar tersebut menunjukkan kadar

verapamil HCl pada satu formula tidak memiliki perbedaan yang besar hal

tersebut terlihat dari simpangan baku yang dihasilkan pada masing-masing

formula cukup kecil. Rata rata kadar verapamil HCl di semua formula juga

tidak memiliki perbedaan yang besar hal tersebut juga terlihat dari

simpangan bakunya yang cukup kecil. Hal tersebut menunjukkan bahwa

Page 57: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dengan memilih sampel berdasarkan bobot yang mirip akan menghasilkan

kadar verapamil HCl juga hampir sama sehingga pada uji disolusi film yang

digunakan sebagai sampel merupakan film yang memiliki bobot yang

hampir sama.

4.5.8. Sifat Mekanis Film

Sifat mekanis film diuji menggunakan uji ketahanan pelipatan,

kekuatan tarik (tensile strength) dan perpanjangan pada saat putus

(elongation at breaks). Pengujian ketahanan pelipatan dilakukan dengan

melipat film sebanyak 300 kali. Berdasarkan uji tersebut, semua film dari

keempat formula tidak rusak atau sobek selama dilipat sebanyak 300 kali.

Hal tersebut menunjukkan bahwa film yang dihasilkan pada keempat

formula memiliki elastisitas yang baik sehingga tidak mudah patah atau

sobek ketika diuji pelipatan (Chinta, Durga Praveena et al, 2013).

Tabel 4.5. Kekuatan Tarik dan Perpanjangan pada saat Putus Film

Formula Tebal (mm) Kekuatan tarik (N/cm2) Perpanjangan putus (%)

F1 0,027 ± 0,002 309,42 ± 72,48 63,33 ± 11,55

F3 0,040 ± 0,007 374,77 ± 63,14 66,67 ± 5,77

F2 0,050 ± 0,015 499,83 ± 102,79 66,67 ± 5,77

F4 0,056 ± 0,005 239,99 ± 64,82 53,30 ± 5,77

Gambar 4.5. Kekutan Tarik dan Perpanjangan Putus Film

0

100

200

300

400

500

600

F1 F2 F3 F4

Kekuatan Tarik(N/cm2)

PerpanjanganPutus (%)

Page 58: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengujian kekuatan tarik (tensile strength) dan perpanjangan pada

saat putus (elongation at break) diuji menggunakan tensile tester

Storograph R1. Kekuatan tarik adalah gaya tarik yang dibutukan untuk

membuat film putus. Uji kekuatan tarik ini menunujukkan bahwa formula

film F1, F2, dan F3 memiliki kekuatan tarik dan perpanjangan putus yang

lebih besar dibandingkan dengan F4. Hal tersebut menunjukkan bahwa

penggunaan eksipien sambung silang kitosan dengan sitrat dapat

meningkatkan kekuatan tarik dan perpanjangan putus film. Dari hasil

tesebut diketahui bahwa kekutan tarik film F3 memiliki nilai terbesar yaitu

499,83 N/cm2. Film F3 merupakan film yang terbuat dari eksipien sambung

silang kitosan dengan sitrat pH 7, berdasarkan uji derajat substitusi dan

turbidimetri film F3 memiliki ikatan sambung silang kitosan sitrat yang

paling banyak sehingga ikatan antar polimer kitosan semakin rapat. Ikatan

polimer yang rapat membutuhkan gaya yang lebih besar untuk dapat

memutuskan ikatan silang atar kitosan tersebut sehingga membuat kekuatan

tarik film tersebut menjadi besar (Varshosar, J. & Karimzadeh, S. 2007).

Pengujian perpanjangan putus dilakukan dengan mengukur

pertambahan panjang film setelah diberikan gaya tarik sampai film tersebut

putus. Hasil perpanjangan putus menunjukkan bahwa eksipien sambung

silang kitosan sitrat dapat meningkatan nilai persentase elongasi film. Hal

ini juga dilaporkan iftah nur di mana eksipien sambung silang kitosan

tripolifosfat dapat meningkatkan sifat mekanik film yaitu kekutatan tarik

dan perpanjangan putus film tersebut ( Nur, iftah, 2011).

Hasil uji kekuatan tarik dianalisis dengan menggunakan SPSS, hasil

analisa dengan SPSS tersebut menunjukkan bahwa kekuatan tarik film

keempat formula tersebut memiliki perbedaan secara signifikan (p < 0,05).

Hal tersebut menunjukan bahwa proses sambung silang kitosan sitrat

menghasilkan perubahan sifat mekanis film tersebut secara signifikan.

Selain itu, perbedaan pH larutan natrium sitrat dapat mempengaruhi sifat

mekanis film kitosan sambung silang sitrat tersebut.

4.5.9. Daya Mengembang Film

Page 59: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.5. Uji Daya Mengembang Film

waktu

perendaman

(menit)

Daya mengembang (%)

F1 F2 F3 F4 0 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00

5 47,60 ± 4,86 51,59 ± 0,67 48,26 ± 1,14 156,38 ± 10,35

10 54,81 ± 5,19 49,12 ± 3,42 45,16 ± 5,34 170,16 ± 7,95

15 53,41 ± 9,95 41,43 ± 5,47 39,87 ± 4,36 162,27 ± 5,29

30 47,47 ± 13,31 33,03 ± 4,53 28,77 ± 4,13 125,44 ± 4,29

60 38,67 ± 12,07 28,72 ± 2,78 23,20 ± 4,26 107,09 ± 5,83

90 34,56 ± 9,40 27,52 ± 2,58 21,06 ± 4,34 99,78 ± 4,54

120 32,17 ± 9,08 26,88 ± 2,46 20,47 ± 3,39 95,74 ± 3,94

Daya mengembang dilakukan dengan menggunakan medium dapar

fosfat pH 6,8 dan dilakukan selama 2 jam. Film F3 memiliki persentase daya

mengembang yang paling sedikit kemudian dilanjutkan oleh F2, F1 dan

terakhir adalah F4. Daya mengembang film kitosan dipengaruhi interaksi

ionik diantara ikatan kitosan di mana ikatan antarpolimer kitosan tersebut

dipengaruhi oleh kerapatan ikatan sambung silangnya. Peningkatan derajat

ikatan sambug silang dapat menurunkan daya mengembang film (Mi et al.,

1997; Mi et al., 1999; Sezer and Akbuga, 1995, Tiwary Kumar Asohok dan

Vikas Rana, 2010). Hal ini menunjukkan bahwa film F3 memiliki derajat

sambung silang yang paling tinggi sehingga ikatan antarpolimer kitosannya

rapat. Ikatan antarpolimer kitosan yang rapat mengakibatkan film memiliki

kemampuan mengembang yang paling kecil. F4 memiliki kemampuan

mengembang yang paling besar karena F4 merupakan film yang

menggunakan eksipien kitosan yang tidak dilakukan sambung silang. Hal

tersebut membuat ikatan antar polimer kitosan pada F4 sedikit sehingga

daya mengembang film F4 paling tinggi.

Page 60: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.5. Daya Mengembang Film Keempat Formula

Persentase daya mengembang film F1, F2, F3, dan F4 mengalami

perubahan yang paling signifikan pada menit ke-5. Daya mengembang film

yang signifikan pada menit awal terjadi akibat pH asam yang terkandung

dalam film. pH asam pada film ini menyebabkan film menjadi terprotonasi

sehingga daya mengembang film meningkat secara signifikan (Honary,

Soheyla, Behnam Hoseinzadeh dan Payman Shalchian, 2010). Pada film F1

dan F4 puncak persentase daya mengembang terjadi pada menit ke-10,

sedangkan film F2 dan F3 pada menit ke-5. Perbedaan tersebut akibat

perbedaan dari derajat kerapatan ikatan sambung silang kitosan.

Uji daya mengembang keempat formula film dianalisa menggunakan

SPSS, berdasarkan analisa SPSS tersebut keempat formula film memiliki

kemampuan mengembang yang berbeda secara bermakna (p < 0,05). Hal

tersebut menunjukkan bahwa sambung silang mempengaruhi daya

mengembang film yang ditunjukkan dengan perbedaan signifikan. Hasil

analisa SPSS ini juga menunjukkan bahwa perbedaan pH larutan natrium

sitrat mempengaruhi daya mengembang film yang ditunjukkan dari uji

SPSS terhadap film F1, F2, dan F3 yang menunjukkan perbedaan secara

bermakna (p < 0,05).

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

0 50 100 150

day

a m

en

gem

ban

g (%

)

waktu (menit)

F1

F2

F3

F4

Page 61: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.5.10. Pelepasan Verapamil HCl secara Invitro

Pelepasan verapamil HCl diuji menggunakan medium dapar fosfat

pH 6,8 selama 2 jam. Pengujian pelepasan secara in vitro ini menunjukkan

bahwa keempat formula film mengalami pelepasan yang besar (burst

release) pada menit awal pengujian. Hal ini terjadi akibat banyak verapamil

HCl yang berada permukaan film dan pada menit ke-5 tersebut daya

mengembang keempat film sangat baik sehingga verapamil yang terlepas

dari film meningkat sangat tinggi. Pada waktu berikutnya pelepasan

verapamil HCl meningkat secara perlahan. Oleh sebab itu untuk

menentukan kinetika model pelepasan verpamil terhadap keempat formula

ini dimulai dengan data pelepasan obat pada menit ke-5.

Tabel 4.5. Pelepasan Kumulatif Verapamil HCl dari Keempat Formula

waktu

(menit)

% Kumulatif Disolusi (%)

F1 F2 F3 F4

0 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00

5 57,12 ± 6,87 52,19 ± 3,17 35,83 ± 6,21 66,37 ± 6,16

10 62,78 ± 4,74 63,34 ± 1,07 42,36 ± 2,85 75,08 ± 1,86

15 77,18 ± 8,19 71,40 ± 3,59 52,67± 6,75 84,54 ± 8,00

30 79,11 ± 6,17 76,10 ± 3,77 66,19 ± 3,81 87,88 ± 6,97

60 86,42 ± 7,26 81,55 ± 5,45 68,03± 4,15 94,52 ± 0,57

120 94,04 ± 5,17 90,04 ± 11,31 78,28 ± 3,39 96,34 ± 0,44

30

40

50

60

70

80

90

100

110

0 50 100 150

%ku

mu

lait

f d

iso

lusi

(%

)

waktu (menit)

F 1

F2

F3

F4

Page 62: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.5. Profil Pelepasan Verapamil HCl pada Keempat Formula Film

dalam Medium Dapar Fosfat pH 6,8

Kinetika pelepasan verapamil HCl pada keempat formula film

dianalisa dengan menggunakan kurva orde nol, orde satu, dan higuchi.

Kinetika orde nol menunjukkan pelepasan obat yang konstan pada setiap

waktu dan tidak dipengaruhi oleh konsentrasi obat dalam sediaan. Kinetika

orde satu menunjukkan bahwa kecepatan pelepasan obat dipengaruhi oleh

konsentrasi obat dalam sediaan. Kinetika Higuchi menyatakan bahwa

kecepatan pelepasan obat dipengaruhi oleh waktu (Uvakanta Dash1, Padala

Narasimha Murthy, Lilakanta Nath dan Prasanta Chowdhury, 2010).

Tabel 4.5. Model Kinetika Pelepasan Verapamil HCl

Kinetika F1 F2 F3 F4

Orde

nol

y = 0.2745x + 65.1 y = 0.2655x + 61.8 y = 0.323x + 44.3 y = 0.2103x + 75.7

R² = 0.7446 R² = 0.7553 R² = 0.7527 R² = 0.6386

k = 0.2745 k = 0.2655 k = 0.3233 k = 0.2103

Orde

satu

y = -0.0069x + 1.6 y = -0.0053x + 1.6 y = -0.0038x + 1.7 y = -0.0079x + 1.4

R² = 0.9403 R² = 0.9272 R² = 0.8609 R² = 0.8621

k = 0.002996 k = 0.0023013 k = 0.00165 k = 0.00343

Higuchi

y = 3.9665x + 54.0 y = 3.8387x + 51.0 y = 4.6877x + 31.1 y = 3.1439x + 66.6

R² = 0.8625 R² = 0.876 R² = 0.8777 R² = 0.7915

k = 3.9665 k =3.8387 k = 4.6877 k= 3.1439

Analisa kinetika pelepasan film F1, F2, F3, dan F4 menggunakan

kurva menunjukkan bahwa kinetika pelepasan film F1, F2, dan F4

mengikuti orde satu, sedangkan F3 mengikuti model kinetika Higuchi. Film

F1, F2, dan F4 menunjukkan nilai linearitas (R2) yang dihasilkan dari kurva

orde satu lebih besar dari R2 yang dihasilkan oleh kurva linearitas orde nol

dan higuchi. Sedangkan F3 memiliki R2 terbesar pada kurva linearitas

higuchi. Berdasarkan hasil kinetika orde satu tersebut, nilai k (laju

pelepasan verapamil) yang tertinggi dari keempat formula film adalah F4.

Film F4 yaitu film yang mengandung kitosan yang tidak mengalami

sambung silang. Sedangkan pelepasan verapamil HCl yang terendah adalah

film F3 yaitu film yang berasal dari kitosan sambung silang sitrat pH 7.

Page 63: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasil uji pelepasan secara invitro ini menunjukkan bahwa semakin tinggi

derajat sambung silang kitosan dengan sitrat maka daya mengembang film

semakin rendah sehingga pelepasan pada film tersebut juga lebih lambat.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang telah dilaporkan (F.L. Mi, S.S.

Shyu, T.B. Wong, S.F. Jang, S.T. Lee, dan K.T. Lu, 1999 dan J. Bergera,

M. Reist, J.M. Mayer dan, O. Felt, 2003).

Berdasarkan hasil analisis statistik SPSS laju pelepasan obat (k)

keempat formula pada kinetika orde nol menunjukkan bahwa F3 dengan F4

(p < 0,005) memiliki perbedaan bermakna sedangkan laju pelepasan F1 dan

F2 dengan formula lainnya tidak memiliki perbedaan secara bermakna. Laju

pelepasan pada kinetika orde satu keempat formula tidak memiliki yang

perbedaan bermakna. Laju pelepasan pada kinetika model higuchi F3

dengan F4 memiliki perbedaan bermakna sedangkan laju pelepasan F1 dan

F2 dengan formula lainnya tidak memiliki perbedaan secara bermakna (p >

0,005). Laju pelepasan F3 dan F4 berbeda bermakna terjadi karena

perbedaan derajat sambung silang kitosan yang tinggi. Hal ini didukung

oleh data derajat substitusi dan turbidimetri yang menunjukkan bahwa

sambung silang kitosan-sitrat dengan menggunakan larutan natrium sitrat

pH 7 memiliki nilai sambung silai terbesar dibandingkan formula lain.

Page 64: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Eksipien kitosan sitrat sambung silang dipreparasi dengan kondisi

optimum yaitu kitosan 2% dalam asam aseat 1% dan konsentrasi

natrium sitrat yaitu 1,5% dalam aquades dengan pH 4, 5 dan 7.

2. Film dipreparasi dari eksipien sambung silang kitosan sitrat dan kitosan

dengan konsentrasi 4% dalam asam asetat 4% dengan metode

penguapan pelarut dengan oven suhu 50oC.

3. pH larutan natrium sitrat mempengaruhi derajat sambung silang kitosan

sitrat di mana semakin meningkat pH larutan natrium sitrat maka derajat

sambung silang kitosan-sitrat yang dihasilkan juga meningkat

4. pH larutan natrium sitrat mempengaruhi sifat mekanik film kitosan

sitrat sambung silang di mana semakin meningkat pH larutan natrium

sitrat maka derajat sambung silang kitosan-sitrat juga meningkat.

5. Persen kumulatif pelepasan verapamil HCl dalam film F1, F2, F3, dan

F4 berturut turut pada jam ke dua yaitu 94,04 %; 90,04 %; 78,28 %;

96,34 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pH larutan natrium sitrat

mempengaruhi pelepasan verapamil HCl dalam film di mana pelepasan

obat semakin menurun dengan meningkatnya pH larutan natrium sitrat

yang digunakan.

5.2 Saran

1. Dilakukan uji stabilitas kitosan sambung silang sitrat dan stabilitas

verapamil hidroklorida dalam film kitosan.

2. Dicari metode pembuatan eksipien sambung silang kitosan sitrat yang

lebih baik dan lebih efisien.

3. Dilakukan pengujian thermal anlisis (DSC) untuk mengetahui

perubahan puncak endotermik pada eksipien sambung silang kitosan

sitrat.

Page 65: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Abbaspour, M.R., S. Makhmalzadeh dan S. Jalali. 2010. Study of Free-Film and

Coated Tablets based on HPMC and Microcrystalline Cellulose, Aimed for

Improved Stability of Moisture-Sensitive Drugs. JudishapurJournal of

Natural Pharmaceutical Products, 2010; 5(1): 6-17.

Agusnar, Harry. 2007. Penggunaan Kitosan dari Tulang Rawan Cumi-Cumi

(Loligo pealli) untuk Menurunkan Kadar Ion Logam. Jurnal Sains Kimia

Vol. 11, No.1, 2007: 15-20.

Ajeng, Wisnu. 2012. Preparasi dan karakterisasi nanopartikel sambung silang

kitosan-natriumtripolifosfat dalam sediaan filmbukal verapamil

hidroklorida. Skripsi sarjana farmasi. Depok: FMIPA UI.

Billo, E. J. (2001). Analysis of Solution Equilibria. In Anonymous Excel® for

Chemists (pp. 327-338). : John Wiley & Sons, Inc.

British Pharmacopeia. 2009. British Pharmacopeia. London: Pharmaceutical Press.

Berger, J., Reist, M., Mayer, J.M., Fekt, O. et al. 2004. Structure and interactions

in covalently and ionically crosslinked chitosan hidrogel for biomedical

applications. Eur. J. of pharm. And biopharmaceutics 57 19-34.

Chinta, durga praveena, prakash katakam et al. 2013. Formulation and invitro

evaluation of moxifloxacin loaded crosslinked chitosan films for the

treatment of periodontitis. India: Elsevier

Departemen Farmakologi dan Terapi FKUI. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi

5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

De Moura M, Auada FA, Bustillos RJA, Mc.Hugh TH, Krochta JM, dan Mattoso

LHC. Improves barrier and mechanical properties of novel hydroxypropyl

methylcellulose edible film with chitosan/ tripolyphosphate nanoparticles.

Journal of Food Engineering 2009; 92: 448-453.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.

Departemen Kesehatan. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan

Makanan.

Page 66: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV.

Departemen Kesehatan. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan

Makanan.

Deshmane, S.V. et al. 2009. Chitosan Based Sustained Release Mucoadhesive

Buccal Patches Containing Verapamil Hcl. Int. J. Of Pharm. And

Pharmaceu. Sci. Vol. 1, 216-229.

Doores, S., 2005. Organic acids. In: Davidson, P.M., Sofos, J.N., Branen, A.L.

(Eds.), Antimicrobials in Food. CRC Press, Boca Raton, FL, pp. 91e142

(Taylor & Francis Group).

Dumbbell.co.jp. 2014. 14 Februari 2015. http://www1.odn.ne.jp/aa163880/ image

/DMASTM%20D1822-L.jpg.

F.L. Mi, S.S. Shyu, T.B. Wong, S.F. Jang, S.T. Lee, K.T. Lu, Chitosan

polyelectrolyte complexation for the preparation of gel beads and controlled

release of anticancer drug. II. Effect of pHdependent ionic crosslinking or

interpolymer complex using tripolyphosphate or polyphosphate as reagent,

J. Appl. Polym. Sci. 74 (1999) 1093–1107.

Honary, Soheyla, Behnam Hoseinzadeh dan Payman Shalchian. 2010. The Effect

of Polymer Molecular Weight on Citrate Crosslinked Chitosan Films for

Site-Specific Delivery of a Non-Polar Drug. Tropical Journal of

Pharmaceutical Research, Vol. 9, No. 6, November-December, 2010, pp.

525-531.

Illum, L. 1998. Review Chitosan and Its Use as a Pharmaceutical Excipient. Pharm.

Res.. 15(9),1326-1329.

Koland, Charyulu Dan Prablu. 2010. Mucoadhesive Fils Of Losartan Potassium For

Buccal Delivery: Design And Characterization. Indian J. Pharm. Educ. Res.

44, 315-323.

Mahalaxmi et al. 2010. Formulation and Evaluation of Mucoadhesive Buccal

Tablets Of Glizipide. Int J Of Biopharmaceut. 100-107.

Martindale. 2009. Martindale ”The Complete Drug Reference” edisi ke-36. Great

Britain: The Pharmaceutical Press.

Page 67: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mi FL, Chen CT, Tseng YC, Kuan CY dan Shyu SS (1997). Iron(III)

carboxymethylchitin microspheres for the pH-sensitive release of 6-

Mercaptopurine. J. Contr. Rel., 44: 19-32.

Mi FL, Shyu SS, Lee ST dan Wong TB (1999). Kinetic study of chitosan-

tripolyphosphate complex reaction and acid-resistive properties of the

chitosantripolyphosphate gel beads prepared by in-liquid.

Nadarajah, kandasamy. 2005. Development And Characterization of Antimicrobial

Edible Films from Crawfish Chitosan. A Dissertation Louisiana State

University and Agricultural and Mechanical College.

Nur, ifthah. 2011. Preparasi dan karakterisasi kitosan-tripolifosfat sebagai eksipien

dalam sediaan farmasi. Skripsi sarjana farmasi. Depok: FMIPA UI.

Patel, V.M., Prajapati B.G. et al. 2007. Design And Characterization Of Chitosan

Containing Mucoadhesive Buccal Patches of Propanolol Hydrocloride. Acta

Pharm 57, 61-72

Pierog, Milena , M. Gierszewska-Drużyńska, J. Ostrowska-Czubenko. 2009. Effect

Of Ionic Crosslinking Agent On Swelling Behaviour Of Chitosan Hydrogel

Membranes. Poland: nicolaous copernicus university.

Rathke, T.D. & Hudson, S.M. 1994. Review Of Chitin And Chitosan As Fiber And

Film Formers. Polym. Rev., 34: 3, 375-437.

Robert, M.S.1992. Modified Release Drug Delivery Technology. New York Dan

Basel: Marcel Dekker 349-369.

Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Quinn, M. E. 2009. Handbook of pharmaceutical

excipient ed. 6. London: Pharmaceutical press.

Sailaja, Krishna et al. 2010. Chitosan Nanoparticles As A Drug Delivery System.

India: Research Journal Of Pharmaceutical, Biological And Chemical

Sciences.

Sakkinen M. Biopharmaceutical Evaluation Of Microcrystalline Chitosan As

Release Rate Controlling Hydrophilic Polymer In Granules For

Gastroretentive Drug Delivery. Academic Dissertation Faculty Of Science

Of The University Of Helsinki, 2003.

Sezer AD and Akbuga J (1995). Controlled release of piroxicam from chitosan

beads. Int. J. Pharm., 121: 113-116.

Page 68: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Semalty, M, Semalty A, dan Kumar G. 2008. Formulation and Characterization of

Mucoadhesive Buccal films of Glipizide. Indian J.Pharm, Sci. 70. 43-48.

Shu,X.Z., Zhu, K.J. 2001. Novel pH-sensitive citrate cross-linked chitosan film for

drug controlled release. Int. J. Pharm. 212, 19–28.

Sood , Jatin, Varinder kaur, dan Pravin Pawar. 2013. Transdermal Delivery of

Verapamil HCl: Effect of Penetration Agent on In Vitro Penetration through

Rat Skin. Journal of Applied Pharmaceutical Science Vol. 3 (03), pp. 044-

051, ISSN 2231-3354.

Tiwary Kumar Asohok dan Vikas Rana. 2010. Cross-Linked Chitosan Films: Effect

of Cross-Linking Density on Swelling Parameters. Pak. J. Pharm. Sci.,

Vol.23, No.4, October 2010, pp.443-448.

USP-NF. 2007. US Pharmakopheia 30-NF 25. United States: The United States

Pharmacopeial Convention.

Varshosaz, Jaleh dan Reza Alinagari.2005. Effect of Citric Acid as Cross-linking

Agent on Insulin Loaded Chitosan Microspheres. Iranian Polymer Journal

14 (7), 2005, 647-656

Varshosaz, J. & Karimzadeh, S. (2007). Development of cross-linked chitosan

films for oral mucosal delivery of lidocaine. Res. in Pharm. Sci., 2, 43-52.

Yuliani, Andi Andha. 2012. Preparasi dan karakterisasi mikrosfer kitosan suksinat

tersambung silang natrium sitrat. Skripsi sarjana farmasi. Depok: FMIPA

UI.

Page 69: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

52 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN

Page 70: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Alat-alat yang Digunakan

Lampiran 3. Preparasi Larutan Asam Asetat

Pembuatan asam asetat 1% yaitu dengan mencampurkan 2,5 mL asam asetat

glasial dalam aquadest hingga 250 mL (Chinta, Durga Praveena et al., 2013).

a) Stand up stirrer b) pH meter c) Viskotester

d) Mikrometer digitale) Spekrofotometri uv-vis e) Tensile tester

e) Mikroskop optik f) Alat uji disolusi g) Pengaduk magnetik

h) Spektrometri FTIR i) Mikropipet digital j) Oven

Page 71: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Preparasi Larutan Kitosan 2%

Larutan kitosan 2% dibuat dengan cara melarutkan 2 g kitosan ke dalam larutan

asam asetat 1% hingga mencapai volume 100 ml.

Lampiran 5. Preparasi Larutan Natrium Sitrat Konsentrasi 1; 1,5 dan 2%

Larutan natrium sitrat konsentrasi 1%; 1,5%; dan 2% secara berturut-turut

dibuat dengan melarutkan 0,5 gram; 0,75 gram dan 1 gram natrium sitrat ke dalam 40

ml aquades, kemudian ditambahkan HCl 0,5 N sampai mencapai pH 5, selanjutnya

volume dicukupkan hingga 50 ml dengan aquades.

Lampiran 6. Preparasi Larutan Natrium Sitrat Konsentrasi 1,5 % dengan pH 4; 5;

dan 7

Larutan natrium sitrat konsentrasi 1,5% dibuat dengan melarutkan 0,75 gram

natrium sitrat ke dalam 40 ml aquades, kemudian ditambahkan HCl 0,5 N sampai

mencapai pH masing masing 4; 5; dan 7, selanjutnya volume dicukupkan hingga 50 ml

dengan aquades.

Lampiran 7. Preparasi Larutan Kalium Dihidrogen Fosfat 0,2 N

Kalium dihidrogen fosfat ditimbang sebanyak 2,7218 g lalu ditambahkan

aquades bebas karbondioksida sampai volume 100 ml (Departemen Kesehatan, 1979

dengan modifikasi).

Lampiran 8. Pembuatan Larutan NaOH 0,2 N

Pembuatan laurtan NaOH 0,2 N dibuat dengan melarutkan 800,1 mg NaOH (p)

ke dalam air hingga 100 ml (Departemen Kesehatan RI, 1979 dengan modifikasi).

Lampiran 9. Preparasi Larutan Dapar Fosfat pH 6,8

Dapar fosfat pH 6,8 dibuat dengan mencampur 50 ml larutan kalium dihidrogen

fosfat 0,2 N dengan natrium hidroksida 0,2 N sebanyak 22,4 ml. Kemudian larutan

Page 72: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tersebut diencerkan dengan aquades sampai volume 200 ml (Departemen Kesehatan

RI, 1979).

Lampiran 10. Pembuatan Larutan NaOH 1N

Pembuatan larutan NaOH 1 N dibuat dengan melarutkan 40,01 g NaOH (p) ke

dalam air hingga 1000 ml (Departemen Kesehatan RI, 1979 dengan modifikasi).

Lampiran 11. Perhitungan Pembuatan Larutan HCl 1 N

Pembuatan larutan HCl 1 N dari HCl 32%, HCl 1 N digunakan untuk pengujian

derajat substitusi dari sambung silang kitosan-sitrat. HCl(p) 32% sebanyak 9,7 ml

diencerkan sampai volume 100 ml dalam labu takar 100 ml.

Lampiran 12. Perhitungan Kadar Verapamil HCl dalam Preparasi Film

Parameter berikut ditentukan sebelum preparasi film. Kadar plasma yang

dibutuhkan untuk mencapai konsentrasi Css adalah 100 ng/ml = 0,1 μg/ml. Flux yang

dibutuhkan verapamil HCl dapat dihitung menggunakan rumus berikut :

J = 𝐶𝑠𝑠 𝑥 𝐶𝑙 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 𝐵𝑊

𝐴

Cl Total adalah kecepatan klirens obat dari tubuh, pada berat badan 70 kg Cl

total sebesar 11.85 ml/menit/Kg = 711 ml/jam/Kg.

A adalah luas film (2 x 3,5 cm2 = 7 cm2).

BW adala berat badan, berat badan rata-rata manusia adalah 70 Kg.

Dari perhitungan di atas didapatkan hasil 711 μg/ cm2/jam dan dosis film untuk

12 jam ditentukan dengan Flux x Waktu x Luas Film = 711 μg/cm2/jam x 12 jam x 7

cm2 = 59.724 μg = 59.724 mg ≈ 60 mg (Sood , Jatin, Varinder kaur, dan Pravin Pawar,

2013). Luas cetakan film 28 cm2 sehingga didalam 28 cm2 terkandung verapamil

sejumlah 240 mg.

Page 73: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13. Spektrum FTIR Eksipien Sambung Silang Kitosan Sitrat

a) Spektrum Kitosan

b) Spektrum Kitosan Sitrat Sambung Silang pH 4

500750100012501500175020002500300035004000

1/cm

50

60

70

80

90

100

%T3

29

4.5

6

28

75

.99

16

56

.92

15

88

.45

14

21

.60

13

75

.30

13

20

.33

11

49

.62

10

75

.36

10

05

.92

89

7.9

0

kitosan-2

500750100012501500175020002500300035004000

1/cm

70

75

80

85

90

95

100

%T

34

76

.84

30

53

.45

17

04

.18

16

65

.60

15

89

.41

13

84

.95

11

58

.30

99

9.1

7 89

7.9

0

kitosan -sitrat -4 (pH4)

Page 74: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c) Spektrum Kitosan Sitrat Sambung Silang pH 5

d) Spektrum Kitosan Sitrat Sambung Silang pH 7

500750100012501500175020002500300035004000

1/cm

67.5

75

82.5

90

97.5

105

%T

34

73

.95

28

79

.85

16

56

.92

16

25

.10

15

75

.91

15

31

.55 14

79

.47

14

09

.06

13

11

.65 1

15

1.5

5 10

68

.61

10

01

.10

89

7.9

0

64

6.1

8

kitosan -sitrat (pH5)-2

500750100012501500175020002500300035004000

1/cm

75

80

85

90

95

100

%T

34

80

.70

28

78

.88

16

55

.00

16

23

.17

16

00

.02 1

53

3.4

7

14

07

.13

13

27

.08

11

52

.52

10

73

.43

10

02

.06

89

9.8

3

kitosan -sitrat (pH7)-2

Page 75: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 14. Uji Derajat Substitusi

a. Pembakuan NaOH

VNaOH 1 = 4,8 ml; VNaOH 2= 4,9 ml; VNaOH 3 = 4,8 ml

VNaOH = VNaOH 1+ VNaOH 2 + VNaOH 3

3 =

4,8 + 4,9 + 4,8

3 = 4,833 ml

NNaOH = Massa kalium biftalat

BE kaium biftalat x V NaOH =

1000,5

204,2 x 4,833 = 1,014 N

BE Kalium biftalat = 204,2

b. Pembakuan HCl

VHCl 1 = 26 ml; VHCl 2 = 26,4 ml; VHCl 3 = 25,9 ml

VHCl = VHCl 1+ VHCl 2 + VHCl 3

3 =

26+ 26,4 + 25,9

3 = 26,1 ml

NHCl = Massa natrium karbonat

BE natrium karbonat x V HCl=

1500

52,99 𝑥 26,1= 1,084 N

BE natrium karbonat anhidrat = 52,99

c. Penetapan Derajat Substitusi

Gambar larutan uji hasil pengujian derajat substitusi

DS (mol / gram) =

1) Kitosan sitrat pH 4 (F1)

VHCl 1 = 13,9 ml; VHCl 2 = 13,9 ml; VHCl 3 = 13,9 ml

VHCl = VHCl 1+ VHCl 2 + VHCl 3

3 =

12,6+12,8 +12,8

3 = 13,9 ml

DS (mol / gram) =

= 1,014 𝑥 15−1,084 𝑥 13,9

100 = 1,424 mol/gram

2) Kitosan sitrat pH 5 (F2)

VHCl 1 = 13,5 ml; VHCl 2 = 13.5 ml; VHCl 3 = 13,6 ml

Page 76: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

VHCl = VHCl 1+ VHCl 2 + VHCl 3

3 =

13,5 +13,5 +13,6

3 = 13,53 ml

DS (mol / gram) =

= 1,014 x 15−1,084 x 13,53

50 = 5,399 mol/gram

3) Kitosan sitrat pH 7 (F3)

VHCl 1 = 13,3 ml; VHCl 2 = 13,4 ml; VHCl 3 = 13,3 ml

VHCl = VHCl 1+ VHCl 2 + VHCl 3

3 =

13,3+13,3 +13,4

3 = 13,333 ml

DS (mol / gram) =

= 1,014 x 15−1,084 x 13,33

100 = 7,5 mol/gram

Lampiran 15. Cairan Pembentuk Film

Lampiran 16. Penetapan Derajat Keasaman Eksipien Sambung

Page 77: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 17. Uji Daya Mengembang Film

Lampiran 18. Uji Ketahanan Pelipatan Film

Film Sebelum Uji Pelipatan Film Setelah Uji Pelipatan

Lampiran 19. Tabel Derajat Keasaman Eksipien

Lampiran 20. Data Kestabilan Bobot

Formula Hari ke-

1 3 4 5 6

F1 443.7 432.3 378.7 381.2 388.3

F2 346.7 320.1 306.7 307.2 307.4

F3 347.8 325.8 323.1 326.8 326.8

F4 260.9 247.8 252.4 251.2 249.2

Formula Derajat keasaman eksipien

1 2 3 Rata-rata

F1 5,267 5.213 5.245 5.242 ± 0.027

F2 5,235 5.279 5.310 5.275 ± 0.038

F3 5,537 5.530 5.515 5.527 ± 0.011

Kitosan pembanding 7,8840 7.871 7.776 7.844 ± 0.059

Page 78: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 21. Uji Sifat Mekanik Keempat Formula Film

Formula Tebal

(mm)

Kekuatan tarik Rata Rata

kekuatan tarik

(N/cm2)

Perpanjangan putus Rata-rata

perpanjang putus

(%) KG N/cm2 cm %

F1

0,027 0,19 229,88 309,42 ± 72,5 1,7 70 63,33 ± 11,55

0,025 0,25 326,67 1,5 50

0,029 0,33 371,72 1,7 70

F2

0,032 0,30 306,25 374,77 ± 63,2 1,6 60 66,67 ± 5,733

0,044 0,58 430,61 1,7 70

0,043 0,51 387,44 1,7 70

F3

0,037 0,68 600,36 499,83 ± 102,8 1,6 60 66,67 ±5,733

0,046 0,71 504,20 1,7 70

0,067 0,81 394,93 1,7 70

F4

0,061 0,33 176,72 239,99 ± 64,8 1,5 50 53,33 ± 5,77

0,056 0,53 306,25 1,6 60

0,051 0,37 236,99 1,5 50

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

1 3 4 5 6

Bo

bo

t Fi

lm (

mg)

hari ke-

F1

F2

F3

F4

Page 79: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 22. Analisis Statistik Kekuatan Tarik Film

Tests of Normality

formula

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

tensile_strength 1 .261 3 . .958 3 .604

2 .246 3 . .970 3 .666

3 .184 3 . .999 3 .930

4 .185 3 . .998 3 .924

Keterangan: Signifikansi > 0,05, kesimpulan data terdistribusi normal

Test of Homogeneity of Variances

tensile_strength

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

.262 3 8 .851

Keterangan: Signifikansi > 0,05, kesimpulan data terdistribusi homogen

ANOVA

tensile_strength

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 110001.897 3 36667.299 6.110 .018

Within Groups 48012.409 8 6001.551

Total 158014.306 11

Keterangan: Signifikansi < 0,05, kesimpulan tensile strength (kekuatan tarik)

film berbeda secara signifikan

Page 80: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 23. Uji Keragaman Bobot Film

Formula Bobot film (mg)

Rata rata bobot film (mg)

1 2 3

F1 270,9 255,2 249,4 219,0 ± 45,2

F2 245,7 166,8 244,6 220,9 ± 54,9

F3 251,3 253,9 157,6 217,9 ± 7,4

Lampiran 24. Uji Ketebalan Film Keempat Formula

Formula Tebal film (µm) Rata-rata (µm)

1 2 3 4 5 6

F1 261 292 278 172 460 453 319,33 ± 114,2

288 259 161 220 431 326 280,83 ± 92,9

205 122 171 200 331 446 245,83 ± 120,0

F2 256 306 119 153 441 473 291,33 ± 145,4

146 181 504 502 427 341 350,17 ± 156,8

182 337 131 111 560 444 294,17 ± 183,1

F3 184 177 207 206 333 325 238,67 ± 71,0

156 126 167 240 454 373 252,67 ± 132,6

252 198 132 290 384 308 260,67 ± 88,2

F4 182 187 290 316 345 321 273,5 ± 71,1

235 267 153 177 281 296 234,83 ± 58,2

322 311 240 212 306 294 280,83 ± 44,3

Lampiran 25. Daya Mengembang Film

Waktu

Perendaman

(menit)

F1

1 2 3

w %Δw w %Δw w %Δw

0 330,1 0,00 414,7 0,00 326,2 0,00

5 494,6 49,83 589,0 42,03 504,5 54,66

10 524,0 58,74 650,1 56,76 499,0 52,97

15 519,4 57,35 666,8 60,79 475,5 45,77

30 497,2 50,62 659,1 58,93 468,8 43,72

60 464,5 40,72 620,3 49,58 441,9 35,47

90 449,2 36,08 593,5 43,11 437,5 34,12

120 440,3 33,38 583,0 40,58 433,2 32,80

Page 81: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

waktu

perendaman

(menit)

F2

1 2 3

w (mg) %Δw (%) w (mg) %Δw (%) w (mg) %Δw (%)

0 349 0,00 352 0,00 379 0,00

5 529 51,58 536 52,27 572 50,92

10 527 51,00 511 45,17 573 51.19

15 491 40,69 480 36,36 558 47,23

30 463 32,66 453 28,69 522 37,73

60 448 28,37 444 26,14 499 31,66

90 443 26,93 441 25,28 494 30,34

120 441 26,36 439 24,72 491 29,55

waktu

perendaman

(menit)

F3

1 2 3

w (mg) %Δw (%) w (mg) %Δw (%) w (mg) %Δw (%)

0 426,8 0,00 395,4 0 409,6 0

5 637,5 49,37 586,5 48,33 602,5 47,10

10 628,3 47,31 550,0 39,10 611,0 49,17

15 612,2 43,44 533,8 35,00 578,2 41,16

30 561,8 31,63 490,4 24,03 535,1 30,64

60 530,7 24,34 468,5 18,49 519,2 26,76

90 515,5 20,78 462,1 16,87 514,2 25,54

120 516,4 20,99 462,0 16,84 506,1 23,56

waktu

perendaman

(menit)

F4

1 2 3

w (mg) %Δw (%) w (mg) %Δw (%) w (mg) %Δw (%)

0 358,6 0,00 350 0,00 257,0 0,00

5 894,9 149,55 880 151,28 689,5 168,29

10 997,0 178,03 918 162,14 694,7 170,31

15 938,5 161,71 901 157,28 688,3 167,82

30 792,3 120,94 791 125,87 589,8 129,49

60 730,0 103,57 714 103,88 549,5 113,81

90 702,3 95,85 696 98,74 526,2 104,75 120 689,9 92,39 682 94,75 514,2 100,08

Page 82: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keterangan: Signifikansi > 0,05, kesimpulan data terdistribusi normal.

Lampiran 26. Analisis Statistik Uji Daya Mengembang Film

Tests of Normality

formula

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

menit_5 formula 1 .229 3 . .982 3 .742

formula 2 .177 3 . 1.000 3 .964

formula 3 .190 3 . .997 3 .903

formula 4 .355 3 . .819 3 .160

menit_10 formula 1 .248 3 . .968 3 .657

formula 2 .376 3 . .773 3 .051

formula 3 .316 3 . .889 3 .352

formula 4 .177 3 . 1.000 3 .968

menit_15 formula 1 .301 3 . .911 3 .421

formula 2 .220 3 . .986 3 .776

formula 3 .283 3 . .934 3 .504

formula 4 .209 3 . .992 3 .825

menit_30 formula 1 .191 3 . .997 3 .898

formula 2 .199 3 . .995 3 .867

formula 3 .342 3 . .846 3 .229

formula 4 .207 3 . .992 3 .832

menit_60 formula 1 .234 3 . .979 3 .719

formula 2 .217 3 . .988 3 .788

formula 3 .273 3 . .945 3 .550

formula 4 .376 3 . .773 3 .052

menit_90 formula 1 .306 3 . .904 3 .399

formula 2 .257 3 . .961 3 .622

formula 3 .192 3 . .997 3 .893

formula 4 .257 3 . .961 3 .621

menit_120 formula 1 .361 3 . .806 3 .128

formula 2 .250 3 . .967 3 .652

formula 3 .229 3 . .982 3 .742

formula 4 .266 3 . .953 3 .581

Page 83: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

menit_5 6.575 3 8 .015

menit_10 .927 3 8 .471

menit_15 .606 3 8 .630

menit_30 .458 3 8 .719

menit_60 1.138 3 8 .391

menit_90 .460 3 8 .718

menit_120 .577 3 8 .646

Keterangan: Signifikansi > 0,05 data terdistribusi homogen, signifikansi < 0.05 data

tidak terdistribusi homogen

Keterangan: Signifikansi < 0.05 data pada daya mengembang film menit ke-5

berbeda secara bermakna

Test Statisticsa,b

menit_5

Chi-Square 8.077

df 3

Asymp. Sig. .044

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: formula

Page 84: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

menit_5 Between Groups 25688.008 3 8562.669 229.045 .000

Within Groups 299.074 8 37.384

Total 25987.082 11

menit_10 Between Groups 32592.284 3 10864.095 388.223 .000

Within Groups 223.873 8 27.984

Total 32816.157 11

menit_15 Between Groups 31175.037 3 10391.679 299.253 .000

Within Groups 277.804 8 34.725

Total 31452.840 11

menit_30 Between Groups 18190.664 3 6063.555 212.565 .000

Within Groups 228.205 8 28.526

Total 18418.869 11

menit_60 Between Groups 13486.189 3 4495.396 162.570 .000

Within Groups 221.216 8 27.652

Total 13707.406 11

menit_90 Between Groups 11766.210 3 3922.070 229.061 .000

Within Groups 136.979 8 17.122

Total 11903.189 11

menit_120 Between Groups 10778.325 3 3592.775 277.219 .000

Within Groups 103.681 8 12.960

Total 10882.

006

1

1

Keterangan: Signifikansi < 0.05, kesimpulan daya mengembang berbeda secara

bermakna.

Page 85: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 27. Optimasi Waktu Ekstraksi

Formula Bobot film

(mg)

Waktu

ekstraksi (jam)

Kadar

(mg)

% kadar yang

terekstrasi (%)

Kadar obat dalam

film (%)

F1 879.3 1 158,29 65,95 18,00

2 189,72 79,05 21,56

3 216,01 90,00 24,57

4 223,38 93,07 25,40

5 228,59 95,25 26,00

6 230,23 95,93 26,18

24 217,58 90,66 27,08

F2 895.3 1 161,17 67,15 18,00

2 173,46 72,27 19,38

3 187,32 78,05 20,92

4 199,60 83,17 22,29

5 219,73 91,55 24,54

6 226,67 94,45 25,32

24 228,97 95,41 25,57

F3 889,0 1 159,16 66,32 17,90

2 163,45 68,10 18,38

3 171,76 71,57 19,32

4 179,57 74,82 20,20

5 195,23 81,34 21,96

6 217,46 90,61 24,46

24 217,58 90,66 24,48

F4 969.4 1 19988 83,28 20,62

2 202,87 84,53 20,93

3 216,88 90,37 22,37

4 220,08 91,70 22,70

5 226,93 94,56 23,41

6 22569 94,04 23,28

24 228,37 95,15 23,56

Lampiran 28. Persen Kumulatf Pelepasan Verapamil HCl Dalam Medium Dapar

Fosfat 6,8

Formula Bobot

(mg)

% kumulatif pelepasan verapamil HCl terhadap waktu (%)

5 menit 10 menit 15 menit 30 menit 60 menit 120 menit

F1 249.7 49.331 57.308 67.806 72.191 78.057 88.91

248.5 62.333 65.27 82.965 81.076 91.083 93.964

241.6 59.693 65.753 80.772 84.049 90.128 99.256

F2 240.2 54.282 63.059 73.832 78.655 85.11 97.05

242.6 53.745 62.435 73.101 77.877 84.268 96.09

239 48.541 64.517 67.272 71.773 75.285 76.993

F3 228.4 43.004 39.184 45.778 62.13 64.361 75.375

233.3 32.49 44.707 59.271 69.695 72.535 75.234

234.6 32.010 43.181 52.953 66.755 67.201 82.02028

F4 238.9 61.196 72.931 85.208 91.631 94.703 96.82

238.4 73.179 76.251 92.18 92.18 94.98 95.95

234.9 64.738 76.054 76.221 79.833 93.876 96.233

Page 86: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

70

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 29. Kuva Kinetika Pelepasan Verapamil HCl

a) Kurva Kinetika Orde Nol

b) Kurva Kinetika Orde Satu

Waktu

(menit)

% Kumulatif pelepasan

verapamil (%)

Log (100- % Kumulatif

pelepasan verapamil)

F1 F2 F3 F4 F1 F1 F2 F3

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5 57,12 52,19 35,83 66,37 1,63 1,63 1,68 1,81

10 62,78 63,34 42,36 75,08 1,57 1,57 1,56 1,76 15 77,18 71,40 52,67 84,54 1,36 1,36 1,46 1,67 30 79,11 76,10 66,19 87,88 1,32 1,32 1,38 1,53 60 86,42 81,55 68,03 94,52 1,13 1,13 1,26 1,50

120 94,04 90,04 78,28 96,33 0,78 0,78 1,00 1,34

30

40

50

60

70

80

90

100

110

0 50 100 150

%K

um

ula

itf

Dis

olu

si (

%)

Waktu (Menit)

F 1

F2

F3

F4

Waktu

(menit)

% Kumulatif pelepasan verapamil (%)

F1 F2 F3 F4

0 0,00 0,00 0,00 0,00

5 57,12 52,19 35,83 66,37

10 62,78 63,34 42,36 75,08

15 77,18 71,40 52,67 84,54

30 79,11 76,10 66,19 87,88

60 86,42 81,55 68,03 94,52

120 94,04 90,04 78,28 96,33

Page 87: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c) Kurva Kinetika Higuchi

Waktu

(menit)

Akar waktu

(menit ½)

% Kumulatif pelepasan

verapamil (%)

F1 F2 F3 F4

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

5 2,24 57,12 52,19 35,83 66,37

10 3,16 62,78 63,34 42,36 75,08

15 3,87 77,18 71,40 52,67 84,54

30 5,48 79,11 76,10 66,19 87,88

60 7,75 86,42 81,55 68,03 94,52

120 10,95 94,04 90,04 78,28 96,33

\

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

1.8

2

0 50 100 150

Log

(10

0-%

kum

ula

itf

Dis

olu

si )

(%

)

waktu (menit)

F1

F2

F3

F4

30

40

50

60

70

80

90

100

110

0 2 4 6 8 10 12

% K

um

ula

itf

dis

olu

si (

%)

Akar Waktu (menit 1/2)

F1

F2

F3

F4

Page 88: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 30. Analisa Statistik Kinetika Pelepasan Verapamil HCl dari Keempat

Formula Film

Model Pelepasan Obat F1 F2 F3 F4

orde 0

r2

1 0,808 0,817 0,827 0,541

2 0,649 0,817 0,558 0,788

3 0,746 0,513 0,766 0,464

Rata-rata 0,734 0,716 0,717 0,598

Sb 0,080 0.176 0.141 0.169

0rde0

k (kam)

1 0,291 0,315 0,298 0,245

2 0,240 0,312 0,291 0,241

3 0,292 0,169 0,363 0,156

rata-rata 0,274 0,265 0,317 0,214

Sb 0.030 0.083 0.040 0.050

orde 1 r2 1 0,838 0,623 0,901 0,857

2 0,948 0,948 0,651 0,915

3 0,965 0,975 0,895 0,631

Rata-rata 0,917 0,849 0,816 0,801

Sb 0,069 0,196 0,143 0,150

k (jam) 1 0,0029 0,0010 0,0014 0,0064

2 0,0023 0,0023 0,0014 0,0037

3 0,0062 0,0037 0,0020 0,0027

rata-rata 0,0038 0,0023 0,0016 0,0043

Sb 0,0021 0,0014 0,0003 0.0019

higuchi r2 1 0,911 0,918 0,901 0,704

2 0,777 0,918 0,772 0,611

3 0,863 0,666 0,881 0,894

Rata-rata 0,850 0,834 0,851 0.736

Sb 0,0679 0,145 0,069 0,144

k (jam1/2) 1 4,154 4,487 4,169 3,592

2 3,523 4,443 4,450 2,396

3 4,223 2,586 5,221 3.445

rat-rata 3,967 3,839 4.613 3.144

Sb 0,386 1,085 0.545 0.652

Page 89: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a) Hasil SPSS Orde Nol

Multiple Comparisons

laju_pelepasan_orde0

LSD

(I) formula (J) formula

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

formula 1 formula 2 ,00900000 ,04462809 .845 -,0939126 ,1119126

formula 3 -,04300000 ,04462809 .364 -,1459126 ,0599126

formula 4 ,06033333 ,04462809 .213 -,0425792 ,1632459

formula 2 formula 1 -,00900000 ,04462809 .845 -,1119126 ,0939126

formula 3 -,05200000 ,04462809 .278 -,1549126 ,0509126

formula 4 ,05133333 ,04462809 .283 -,0515792 ,1542459

formula 3 formula 1 ,04300000 ,04462809 .364 -,0599126 ,1459126

formula 2 ,05200000 ,04462809 .278 -,0509126 ,1549126

formula 4 ,10333333* ,04462809 .049 4,2076680E-4 ,2062459

formula 4 formula 1 -,06033333 ,04462809 .213 -,1632459 ,0425792

formula 2 -,05133333 ,04462809 .283 -,1542459 ,0515792

formula 3 -,10333333* ,04462809 .049 -,2062459 -4,2076680E-4

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keterangan: Signifikansi < 0.05, kesimpulan laju pelepasan (k) pada orde nol

formula F3 dengan F4 berbeda secara bermakna, sedangkan F1 dan

F2 dengan film lainnya tidaka berbeda secara bermakna

Page 90: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b) Hasil SPSS Orde Satu

Multiple Comparisons

laju_pelepasan_orde1

LSD

(I) formula (J) formula

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

formula 1 formula 2 ,00143291 ,00130120 .303 -,0015677 ,0044335

formula 3 ,00217108 ,00130120 .134 -8,2949304E-4 ,0051717

formula 4 -4,92111667E-4 ,00130120 .715 -,0034927 ,0025085

formula 2 formula 1 -,00143291 ,00130120 .303 -,0044335 ,0015677

formula 3 7,38167333E-4 ,00130120 .586 -,0022624 ,0037387

formula 4 -,00192503 ,00130120 .177 -,0049256 ,0010755

formula 3 formula 1 -,00217108 ,00130120 .134 -,0051717 8,2949304E-4

formula 2 -7,38167333E-4 ,00130120 .586 -,0037387 ,0022624

formula 4 -,00266319 ,00130120 .075 -,0056638 3,3738137E-4

formula 4 formula 1 4,92111667E-4 ,00130120 .715 -,0025085 ,0034927

formula 2 ,00192503 ,00130120 .177 -,0010755 ,0049256

formula 3 ,00266319 ,00130120 .075 -3,3738137E-4 ,0056638

Keterangan: Signifikansi < 0.05, kesimpulan laju pelepasan (k) keempat formula

pada orde satu tidak berbeda secara bermakna

c) Hasil SPSS Model Higuchi

Page 91: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

75

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Multiple Comparisons

laju_pelepasan_higuchi

LSD

(I) formula (J) formula

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

formula 1 formula 2 ,12800000 ,58427638 .832 -1,2193437 1,4753437

formula 3 -,64666667 ,58427638 .301 -1,9940104 ,7006771

formula 4 ,82233333 ,58427638 .197 -,5250104 2,1696771

formula 2 formula 1 -,12800000 ,58427638 .832 -1,4753437 1,2193437

formula 3 -,77466667 ,58427638 .221 -2,1220104 ,5726771

formula 4 ,69433333 ,58427638 .269 -,6530104 2,0416771

formula 3 formula 1 ,64666667 ,58427638 .301 -,7006771 1,9940104

formula 2 ,77466667 ,58427638 .221 -,5726771 2,1220104

formula 4 1,46900000* ,58427638 .036 ,1216563 2,8163437

formula 4 formula 1 -,82233333 ,58427638 .197 -2,1696771 ,5250104

formula 2 -,69433333 ,58427638 .269 -2,0416771 ,6530104

formula 3 -1,46900000* ,58427638 .036 -2,8163437 -,1216563

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Keterangan: Signifikansi < 0.05, kesimpulan laju pelepasan (k) F3 dengan F4

dalam model higuchi berbeda secara bermakna, sedangkan F1 dan F2

dengan film lainnya tidak berbeda secara bermakna.

Page 92: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

76

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 31. Perhitungan % UPK pada Optimasi Waktu Ekstraksi Verapamil HCl

dalam Film Satu Cetakan

% UPK (%) = Kadar Verapamil (mg)

Berat Verapamil (mg)x 100 %

Contoh perhitungan % UPK verapamil HCl pada uji optimasi waktu ekstraksi

verapamil HCl dalam film F1:

Diketahui : Kadar verapamil = 238,08 mg

Berat verapamil = 240,00 mg

Optimasi waktu ekstraksi (%) : 238,08 mg

240 mgx 100 % = 99,2 %

Lampiran 32. Perhitungan Persen Kadar Verapamil HCl pada Uji Keseragaman

Kandungan

% Kadar (%) = Kadar verapamil (mg)

Bobot film (mg)x 100 %

Contoh perhitungan persen kadar verapamil HCl pada uji keseragaman

kandungan dalam film F1:

Diketahui : Kadar verapamil = 53,92 mg

Berat film = 245,7 mg

% Kadar (%) : 53,92 mg

245,7mgx 100 % = 21,95 %

Lampiran 33. Perhitungan % Kumulatif Pelepasan Verapamil HCl dari Film

Page 93: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

77

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keterangan :

Xt = Jumlah kumulatif verapamil yang terdisolusi pada waktu t

Xo = Jumlah verapamil yang tekandung = % kadar film x bobot film uji

(% kadar F1= 27,08%; F2 = 25,57% ; F3 = 24,48; F4= 23.56 %)

C = Konsentrasi verapamil yang terdisolusi pada waktu t

V1 = Volume medium disolusi (400 ml)

V2 = Volume cairan yang disampling (5 ml)

% KPV = % kumulatif pelepasan verapamil

Contoh perhitungan % kumulatif verapamil HCl yang terlepas darifilm F1:

Diketahui : Bobot Film : 249,7 mg

Xo = 27,08% x 249,7 mg = 67,62 mg

Waktu (menit) C (ppm) Xt (mg)

5 8,338 (8,338 ppm × 400 ml) + (5

400× 0) = 33,35

10 9,582 (9,582 ppm × 400 ml) + [5

400× ( 33,35)] = 38,75

15

dst

11,117 (11,117 ppm × 400 ml) + [5

900× (33,35 + 38,75)] = 45,84

% Kumulatif Pelepasan Verapamil HCl pada menit ke-5:

% KPV menit ke-5 = Xt

Xo×100% =

33,35 mg

67,62 mg× 100% = 49,331 %

% KPV menit ke-10 = Xt

Xo×100% =

38,75 mg

67,62 mg× 100% = 57,31%

% KPV menit ke-15 = Xt

Xo×100% =

45,84 mg

67,62 mg× 100% = 67,81 %

Lampiran 34. Perhitungan Parameter Kinetika Pelepasan

Xt=(V1. C)+(V2. ∑ C(n-1)

0 )

% KPV =Xt

Xo×100%

Page 94: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

78

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Persamaan y = a + bx

Orde nol Mt/Mo = k0.t

Orde satu Log (100- Mt/Mo) = log 100 – k1.t/2,303

Higuchi Mt/Mo = kH.t1/2

Dengan mengolah data hasil disolusi menjadi persamaan y = a + bx, maka dapat

dihitung nilai koefisien laju pelepasan (k) dan r2:

Orde nol : k0 = b

Orde satu: : k1 = -b / 2,303

Higuchi : kH = b

Contoh perhitungan kintika pelepasan orde satu dari film F1:

y = -0,0069x + 1,5749

R² = 0,9403

k = - b / 2,303 = -(-0,0069)/ 2,303 = 0,002996

y = -0.0069x + 1.5749R² = 0.9403

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

1.8

0 50 100 150

log

(10

0-

Mt/

Mo

)(%

)

waktu (menit)

t (menit) Mt/Mo Log (100- Mt/Mo)

5 57,12 1,63 10 62,78 1,57

15 77,18 1,36

30 79,11 1,32

60 86,42 1,13

120 94,04 0,78

Page 95: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

79

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 35. Sertifikat Analisis Kitosan

Page 96: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

80

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 36. Sertifikat Analisis Verapamil Hidroklorida

Page 97: PREPARASI DAN KARAKTERISASI KITOSAN- SITRAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29333/1/RIZKA... · penelitian ini yaitu natrium sitrat. ... derajat substitusi,

81

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 37. Sertifikat Analisis Trisodium Sitrat