preparasi dan evaluasi eksipien ko-proses pati …

36
PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI GANYONG (Canna indica L) PREGELATINASI-HPMC SEBAGAI EKSIPIEN TABLET KEMPA LANGSUNG LAPORAN TUGAS AKHIR Aprianti Trisna Dewi 11151049 PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG 2019

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN

KO-PROSES PATI GANYONG (Canna indica L)

PREGELATINASI-HPMC SEBAGAI EKSIPIEN TABLET

KEMPA LANGSUNG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Aprianti Trisna Dewi

11151049

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

BANDUNG

2019

Page 2: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

i

ABSTRAK

PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI

GANYONG (Canna indica L) PREGELATINASI-HPMC

SEBAGAI EKSIPIEN TABLET KEMPA LANGSUNG

Oleh :

Aprianti Trisna Dewi

11151049

Penggunaan eksipien di Indonesia umumnya masih banyak yang

diimpor, diantaranya adalah pati yang merupakan eksipien utama

dalam sediaan tablet. Pati berasal dari bahan alam, salah satunya

adalah umbi ganyong (Canna indica L) yang pemanfaatannya belum

dilakukan secara optimal. Pati alami memiliki sifat alir dan

kompresibilitas yang kurang baik, sehingga perlu dilakukan

modifikasi. Namun, hasil dari modifikasi memiliki daya ikat yang

rendah sehingga perlu dilanjutkan untuk membuat eksipien ko-

proses. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik sifat

fisik granul eksipien ko-proses dan sifat fisik tablet yang dikempa

langsung menggunakan bahan filler-binder dari hasil eksipien ko-

proses. Modifikasi pati dilakukan secara pregelatinasi sempurna dan

pembuatan eksipien ko-proses dikombinasikan dengan polimer

HPMC. Pembuatan eksipien ko-proses terbagi menjadi 4 formulasi

yaitu Fo1 pati alami-HPMC (3:1) dan Fo2-Fo4 pati modifikasi-

HPMC (4:1), (3:1), dan (2:1). Dilanjutkan pembuatan tablet secara

kempa langsung menggunakan filler-binder yang berbeda yaitu F1

(koproses Fo1), F2 (koproses Fo4), dan F3 (avicel Ph 102) sebagai

pembanding. Hasil dari penelitian adalah modifikasi pati dapat

meningkatkan sifat alir dan kompresibilitas dari pati alami secara

signifikan, ko-proses Fo4 merupakan formula terbaik dilihat dari

hasil sifat alir dan kompresibilitasnya, dan penggunaan filler-binder

dari hasil ko-proses memberikan sifat fisik tablet yang baik.

Kata Kunci : HPMC, kempa langsung, ko-proses, pati ganyong,

pregelatinasi

Page 3: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

ii

ABSTRACT

PREPARATION AND EVALUATION CO-PROCESS

EXCIPIENT OF PREGELATINATION CANNA STARCH

(Canna indica L) HPMC AS AN EXCIPIENT DIRECT

COMPRESSION TABLET

Oleh :

Aprianti Trisna Dewi

11151049

In general, Indonesia still using a lot of imported excipient,

including starch which is the main excipient in tablet preparations.

Starch comes from natural ingredients, one of the examples is canna

tuber (Canna indica L) whose utilization has not been carried out

optimally. Natural starch has a poor flow ability and

compressibility, modification need to be done to fix this limitation.

However, the result from modification has a low binding capacity so

it needs to be continued to make co-processes excipient. The purpose

of this research is to find out the physical characteristic of co-

processes excipient granule and physical properties of direct-

compression tablet using filler-binder material from the result of co-

processes excipient. Starch modification done by fully pre-

gelatinization and production of co-processes excipient combined

with HPMC. Co-processes excipient production divided into 4

formulation which is Fo1 natural starch-HPMC (3:1) and Fo2-Fo4

modified starch-HPMC (4:1), (3:1), and (2:1). Continued with tablet

production by direct compression using different filler binder which

is F1 (co-processes Fo1), F2 (co-processes Fo4) and F3 (avicel pH

102) as comparison. The result of the research is modified starch

can increase flow and compressibility from natural starch

significantly, co-process Fo4 is the best formula seen from the result

of flow and compressibility, and usage of filler-binder from co-

processes giving a good physical properties for tablet.

Keywords : canna starch, co-process, direct compression, HPMC,

pregelatinization,

Page 4: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

iii

Page 5: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

iv

PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI

Skripsi yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di

Perpustakan Universitas Bhakti Kencana dan terbuka untuk umum.

Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau

peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus

disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.

Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh skripsi

haruslah seizin Ketua Program Studi di lingkungan Universitas

Bhakti Kencana.

Page 6: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

v

HALAMAN PERUNTUKAN

Dipersembahkan kepada kedua orangtua tercinta, keluarga, dan

teman seperjuangan.

Page 7: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

vi

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat, hidayah, dan karunia-Nya maka penulis dapat

menyelesaikan laporan Tugas Akhir dengan judul : “PREPARASI

DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI GANYONG

(Canna indica L) PREGELATINASI-HPMC SEBAGAI EKSIPIEN

TABLET KEMPA LANGSUNG”. Laporan tugas akhir ini disusun

untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan Program Strata 1

Farmasi Universitas Bhakti Kencana. Menyadari adanya

keterbatasan ilmu penulis miliki, penulis tetap berusaha sesuai

dengan kemampuan yang penulis miliki di dalam penyelesaian

laporan tugas akhir ini. Selanjutnya harapan dari penulis, semoga

laporan tugas akhir ini bermanfaat baik bagi yang berkepentingan

maupun masyarakat umum dan juga civitas akademik Universitas

Bhakti Kencana.

Perkenalkanlah penulis mengucapkan terima kasih yang tidak

terhingga, kepada yang terhormat :

1. Kedua orang tua penulis beserta keluarga besar yang selalu

senantiasa memberikan doa, dukungan, dan bantuan moril

selama kuliah dan menyusun laporan tugas akhir ini.

2. Ibu Deny Puriyani Azhary, M.Si., Apt dan Ibu Ira Adiyati

Rum, M.Si selaku dosen pembimbing utama dan

pembimbing serta yang telah bersedia meluangkan

Page 8: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

vii

waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis

dari persiapan hingga selesainya laporan tugas akhir ini.

3. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan bimibingan

selama perkuliahan di Universitas Bhakti Kencana dan

seluruh staf yang telah banyak memberikan bantuan selama

perkuliahan.

4. Teman-teman seperjuangan kelas FA2 yang tidak bisa

disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan

selama proses pembelajaran.

5. Kawan penelitian ganyong yang telah bersama-sama

berjuang menyelesaikan tugas akhir ini dengan semangat

juang yang begitu luar biasa dalam proses mengerjakan

penelitian.

Penulis menyadari penulisan ini tidak terlepas dari kekurangan dan

kelemahan dalam penulisannya, baik dari segi materi maupun dari

segi bahasa serta penyajiannya. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang bersifat membangun penulis terima demi perbaikan dan

penyempurnaan penulisan laporan tugas akhir ini. Semoga amal dan

kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan yang berlipat ganda

dari-Nya.

Bandung, Juni 2019

Penulis

Page 9: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................... i

ABSTRACT ...................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN .............. Error! Bookmark not defined.

PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI .......................................... iii

HALAMAN PERUNTUKAN ........................................................... v

KATA PENGANTAR ...................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... x

DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI ......................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1

I.1 Latar Belakang .................................................................. 1

I.2 Rumusan Masalah ............................................................. 5

I.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 5

I.4 Hipotesis ............................................................................ 5

I.5 Manfaat Penelitian ............................................................. 6

I.6 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 7

II.1 Tanaman Ganyong (Canna indica L) ................................ 7

II.1.1 Umbi Ganyong ...................................................... 8

II.2 Pati .................................................................................... 9

II.2.1 Pati Modifikasi .................................................... 11

II.2.2 Evaluasi Pati ....................................................... 13

II.3 Ko-Proses ........................................................................ 15

II.4 Tablet............................................................................... 17

II.4.1 Evaluasi Tablet ................................................... 20

II.5 Ibuprofen .......................................................................... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................... 25

BAB IV ALAT DAN BAHAN ....................................................... 27

IV.1 Alat ................................................................................. 27

IV.1 Bahan.............................................................................. 27

BAB V PROSEDUR PENELITIAN ............................................... 28

V.1 Persiapan Bahan dan Determinasi ................................... 28

V.2 Pembuatan Pati Ganyong Alami ..................................... 28

V.3 Pembuatan Pati Ganyong Modifikasi .............................. 28

V.4 Formulasi Eksipien Ko-Proses ........................................ 29

Page 10: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

ix

V.5 Evaluasi Pati Ganyong Alami, Pati Ganyong Modifikasi,

dan Eksipien Ko-Proses................................................... 30

V.6 Pembuatan Tablet ............................................................ 33

V.7 Evaluasi Tablet ................................................................ 34

V.8 Analisis Statistik .............................................................. 37

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................... 38

VI.5 Persiapan Bahan dan Determinasi .................................. 38

VI.2 Pembuatan Pati Ganyong Alami dan Modifikasi ........... 38

VI.3 Evaluasi Pati Ganyong Alami dan Modifikasi ............... 39

VI.4 Pembuatan Eksipien Ko-proses ...................................... 43

VI.5 Evaluasi Eksipien Ko-proses .......................................... 44

VI.6 Pemilihan Eksipien Ko-proses ....................................... 48

VI.7 Evaluasi Tablet ............................................................... 48

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ....................................... 56

VII.5 Kesimpulan ................................................................... 56

VII.2 Saran ............................................................................. 56

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 57

LAMPIRAN ................................................................................... 60

Page 11: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Determinasi Umbi Ganyong ................................... 60

Lampiran 2. Sertifikat Analisis Ibuprofen .................................. 61

Lampiran 3. Sertifikat Analisis HPMC ....................................... 62

Lampiran 4. Sertifikat Analisis Avicel PH 102 .......................... 63

Lampiran 5. Dokumentasi Hasil Penelitian ................................ 64

Lampiran 6. Hasil Evaluasi Tablet ............................................. 67

Lampiran 7. Uji Statistika Eksipien Ko-Proses .......................... 68

Lampiran 8. Uji Statistika Tablet ................................................ 71

Page 12: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

xi

DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI

Gambar II.1 Tanaman Ganyong (Canna indica L) .................... 7

Gambar II.2 Umbi Ganyong (Canna indica L) ......................... 8

Gambar II.3 Struktur Amilosa ................................................... 10

Gambar II.4 Struktur Amilopektin ............................................ 10

Gambar II.5 Struktur Kimia Ibuprofen ...................................... 23

Gambar VI.1 Hasil SEM Pati Ganyong Alami

Perbesaran 100x ..................................................... 40

Gambar VI.2 Hasil SEM Pati Ganyong Modifikasi

Perbesaran 100x ..................................................... 40

Gambar VI.3 Hasil SEM Koproses Formulasi 4 dan

Avicel Ph 102 Perbesaran 100x ............................ 45

Gambar VI.4 Grafik Hasil Uji Kekerasan Tablet ....................... 50

Gambar VI.5 Grafik Hasil Uji Kerapuhan Tablet ....................... 52

Gambar VI.6 Grafik Hasil Uji Waktu Hancur Tablet ................. 53

Gambar VI.7 Grafik Kurva Kalibrasi Ibuprofen ......................... 54

Gambar VI.8 Grafik Persen Terdisolusi ..................................... 55

Page 13: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Penyimpangan Bobot Rata-Rata Tablet ..................... 21

Tabel V.1 Perbandingan Formulasi Eksipien

Ko-Proses ................................................................... 29

Tabel V.2 Hubungan Antara Laju Alir Dengan

Sifat Aliran ................................................................. 31

Tabel V.3 Hubungan Antara Sudut Diam Dengan

Sifat Alir ..................................................................... 32

Tabel V.4 Hubungan Antara Indeks Kompresibilitas Dengan

Sifat Alir ..................................................................... 33

Tabel V.5 Formulasi Tablet ........................................................ 33

Tabel V.6 Penyimpangan Bobot Rata-Rata Tablet ..................... 34

Tabel V.7 Tabel Kriteria Penerimaan ......................................... 37

Tabel VI.1 Hasil Uji Kadar Air ................................................... 41

Tabel VI.2 Hasil Uji Laju Alir dan Sudut Diam .......................... 41

Tabel VI.3 Hasil Uji Kemampatan dan Indeks

Kompresibilitas ........................................................... 42

Tabel VI.4 Formulasi Eksipien Koproses .................................... 43

Tabel VI.5 Hasil Uji Organoleptik dan Kadar Air ....................... 44

Tabel VI.6 Hasil Uji Laju Alir dan Sudut Diam .......................... 46

Tabel VI.7 Hasil Uji Kemampatan dan Indeks

Kompresibilitas ........................................................... 47

Tabel VI.8 Hasil Uji Keragaman Bobot ...................................... 49

Tabel VI.9 Hasil Uji Keseragaman Ukuran ................................. 50

Page 14: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

1

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan

atau tanpa bahan pengisi (Farmakope Indonesia Edisi V, 2014).

Berdasarkan metode pembuatannya dibagi menjadi 3 yaitu metode

granulasi basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Metode

kempa langsung adalah metode yang paling sederhana karena

tahapan produksinya singkat, peralatan yang dibutuhkan tidak

banyak, dan tenaga yang dibutuhkan lebih sedikit (Akram dkk.,

2011). Namun harga eksipien yang dibutuhkan cukup mahal karena

membutuhkan eksipien yang memiliki sifat alir, kompresibilitas,

serta daya ikat yang baik (Hadisoewignyo, 2015).

Eksipien merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan dalam

formulasi suatu sediaan yang bersifat inert dan tidak mempunyai

efek farmakologis, digunakan untuk berbagai tujuan dan fungsi

diantaranya sebagai pengisi, pelicin, penghancur, ataupun pengikat.

Oleh karena itu, eksipien berperan penting dalam formulasi tablet

karena tidak ada satupun zat aktif yang dapat langsung diproses

menjadi tablet tanpa membutuhkan eksipien (Sulaiman, 2007).

Penggunaan eksipien di Indonesia umumnya masih banyak yang

diimpor. Menurut Kementerian Perindustrian, sampai dengan tahun

2015 tercatat hampir 95% eksipien yang diimpor dari negara lain.

Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan industri farmasi dalam

negeri, diantaranya adalah pati yang merupakan eksipien utama

Page 15: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

2

dalam sediaan tablet, biasanya digunakan sebagai bahan penghancur,

pengikat, maupun pengisi yang berasal dari alam. Sedangkan jika

dilihat dari ketersediaan bahan alam di Indonesia sendiri cukup

melimpah serta memiliki potensi untuk dimanfaatkan dan

dikembangkan menjadi eksipien yang dapat digunakan dalam

formulasi tablet kempa langsung. Salah satunya adalah umbi-umbian

lokal sebagai penghasil pati yang pemanfaatannya belum dilakukan

secara optimal.

Pati dapat diperoleh dari berbagai tanaman termasuk dari jenis umbi-

umbian salah satunya adalah umbi ganyong (Canna indica L). Umbi

ganyong dapat ditemukan di daerah pulau Jawa, Bali, dan Sumatra

yang memiliki ukuran besar dengan diameter antara 5-8,5 cm dan

panjangnya 10-15 cm, dikelilingi berkas-berkas sisik yang berwarna

ungu atau coklat pada kulitnya.

Komponen terbesar dari umbi ganyong adalah karbohidrat 22,6-

23,8% yang tersusun atas amilosa 8,9% dan amilopektin 81,1%.

Selain itu umbi ganyong mempunyai rendemen pati yang tinggi

sekitar 12,93% sehingga berpotensi dikembangkan sebagai eksipien

farmasetika pada formulasi tablet (Richana dan Sunarti, 2004).

Pati yang sering digunakan dalam industri farmasi ada dua macam

yaitu pati alami (native starch) dan pati modifikasi. Pati alami adalah

pati yang diambil langsung dari bagian tanaman dan dalam proses

pembuatannya belum mengalami perubahan secara fisika atau kimia.

Page 16: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

3

Pemanfaatan pati alami masih sangat terbatas karena memiliki

kekurangan antara lain, tidak mempunyai sifat alir dan

kompresibilitas yang baik. Sementara itu sifat alir sangat penting saat

proses pengempaan tablet khususnya dalam formulasi tablet kempa

langsung karena jika tidak dapat mengalir secara baik dapat

memberikan bobot tablet yang berbeda. Hal ini berpengaruh

terhadap keseragaman kandungan tablet, sehingga efek yang

ditimbulkan oleh masing-masing tablet akan berbeda pula di dalam

tubuh. Selain itu, sifat alir juga dapat mempengaruhi kompresibilitas

tablet (Sari dkk., 2013).

Tablet yang terlalu keras akan memiliki waktu hancur yang lama,

sedangkan tablet yang terlalu rapuh akan memiliki waktu hancur

yang terlalu cepat (Sari dkk., 2013). Oleh karena itu, diperlukan

modifikasi pati untuk memperbaiki karakteristik yang kurang

dikehendaki.

Pati modifikasi adalah pati yang telah mengalami pengolahan secara

fisika atau kimia (Rowe dkk., 2009). Proses modifikasi pati dapat

dilakukan dengan tiga cara yaitu modifikasi fisika dengan teknik

pregelatinasi, modifikasi kimia dengan teknik cross linking, serta

modifikasi enzimatis dengan teknik hidrolisis enzim amilase.

Pati modifikasi memiliki keunggulan daripada pati alami yaitu

mampu meningkatkan sifat alir dan kompresibilitas. Namun

penggunaannya masih terbatas sebagai bahan pengikat sebab daya

ikatnya masih rendah sehingga tablet mudah rapuh (Yusuf dkk.,

Page 17: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

4

2008). Oleh karena itu diperlukan proses lanjutan dengan cara ko-

proses untuk memperbaiki sifat pati hasil modifikasi, sehingga dapat

dikembangkan menjadi eksipien filler-binder.

Ko-proses adalah teknik untuk mendapatkan eksipien baru dengan

cara mengkombinasikan dua atau lebih eksipien yang sudah ada.

Kombinasi menghasilkan pembentukan eksipien dengan sifat unggul

dibandingkan dengan campuran fisik yang sederhana tanpa merubah

struktur kimia (Awaluddin dkk., 2017). Adapun metode yang

digunakan pada pembuatan eksipien ko-proses antara lain granulasi

basah, semprot kering (spray drying), fluid bed spray granulation,

granulasi basah, granulasi kering, granulasi pelelehan, dan

penggilingan. Adapun manfaat dilakukannya ko-proses yaitu dapat

meningkatkan daya ikat, kompresibilitas, sifat alir, serta mempunyai

potensi dilusi yang baik (Chougule dkk., 2012).

Ko-proses terhadap pati sendiri dapat melibatkan polimer salah

satunya adalah HPMC. HPMC atau Hidroksi Propil Metil Selulosa

merupakan polimer semi sintetik yang larut dalam air biasanya

digunakan sebagai bahan pengikat tablet. Polimer yang ditambahkan

secara ko-proses digunakan untuk meningkatkan daya ikat pati

sehingga menghasilkan kompresibilitas tablet yang baik.

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian preparasi dan

evaluasi eksipien ko-proses pati ganyong (Canna indica L) dengan

HPMC sebagai eksipien filler-binder tablet kempa langsung.

Modifikasi pati ganyong dilakukan secara fisika dengan teknik

Page 18: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

5

pregelatinasi, sedangkan metode ko-proses yang digunakan adalah

metode granulasi basah.

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik sifat fisik granul eksipien ko-

proses pati ganyong pregelatinasi dengan HPMC ?

2. Bagaimana sifat fisik tablet yang dikempa langsung

menggunakan bahan filler-binder dari hasil eksipien ko-

proses pati ganyong pregelatinasi dengan HPMC ?

I.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui karakteristik sifat fisik granul eksipien ko-

proses pati ganyong pregelatinasi dengan HPMC

2. Mengetahui sifat fisik tablet yang dikempa langsung

menggunakan bahan filler-binder dari hasil eksipien

ko-proses pati ganyong pregelatinasi dengan HPMC

I.4 Hipotesis

Preparasi dan evaluasi eksipien ko-proses pati ganyong (Canna

indica L) pregelatinasi-HPMC yang dilakukan dengan metode

granulasi basah dapat meningkatkan daya ikat pati dan memperbaiki

kompresibilitas, sehingga dapat dijadikan sebagai eksipien filler-

binder tablet kempa langsung.

Page 19: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

6

I.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemanfaatan

pati ganyong (Canna indica L) yang dapat dijadikan kandidat

sebagai salah satu eksipien ko-proses yang berfungsi sebagai filler-

binder pada tablet kempa langsung.

I.6 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei 2019,

yang bertempat di Laboratorium Farmasetika Universitas Bhakti

Kencana Jalan Soekarno Hatta No.754 Bandung Jawa Barat.

Page 20: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tanaman Ganyong (Canna indica L)

Gambar II.1 Tanaman Ganyong (Canna indica L)

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Cannaceae

Genus : Canna

Spesies : Canna indica L

(Herbarium UNPAD,2019)

Tanaman ganyong diperkirakan berasal dari Amerika Selatan

kemudian menyebar ke Asia, Australia, Polinesia, dan Afrika.

Tanaman ini dapat tumbuh disegala jenis tanah dan suhu udara,

untuk mendapatkan hasil yang optimal sebaiknya ganyong ditanam

pada tanah lempung berpasir yang kaya humus. Ganyong

Page 21: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

8

mempunyai batang yang rapuh sehingga tidak tahan tumbuh di

tempat yang terbuka dengan angin yang kuat.

Tanaman ganyong merupakan tanaman tegak yang tingginya

mencapai 0,9-1,8 meter hingga 3 meter. Memiliki daun yang lebar

berbentuk elip memanjang dengan bagian pangkal dan ujungnya

agak runcing. Panjang daun 15-60 cm sedangkan lebarnya 7-20 cm,

dibagian tengahnya terdapat tulang daun yang tebal. Warna daun

beragam dari hijau muda sampai hijau tua, kadang-kadang bergaris

ungu.

Di Indonesia dikenal dua kultivar ganyong yang banyak

dibudidayakan yaitu ganyong merah dan putih. Ganyong merah

ditandai dengan warna batang, daun, dan pelepahnya yang berwarna

merah atau ungu. Sedangkan ganyong putih memiliki warna batang,

daun, dan pelepahnya hijau dan sisik umbinya kecoklatan (Koswara,

2013).

II.1.1 Umbi Ganyong

Gambar II.2 Umbi Ganyong (Canna indica L)

Page 22: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

9

Umbi ganyong (Canna indica L) mempunyai beberapa nama daerah,

diantaranya ganyol (Jawa Barat), ubi pikul (Sumatera), dan gondola

(Bali). Umbi ganyong berukuran besar dengan diameter antara 5-8,5

cm dan panjangnya 10-15 cm, dikelilingi berkas-berkas sisik yang

berwarna ungu atau coklat pada kulitnya (Richana dan Sunarti

2004).

Umbi ganyong dapat mulai dipanen setelah berumur sekitar 4 hingga

8 bulan dengan ditandai mengeringnya daun dan batang. Umbi segar

yang baru dipanen harus diperlakukan secara hati-hati. Untuk tujuan

komersial yaitu produksi tepung atau pati, umbi diproses segera

setelah panen. Umbi yang telah dibersihkan dapat disimpan dengan

aman selama beberapa minggu pada keadaan yang hangat dan

kering. Penyimpanan untuk jangka waktu yang lama, umbi harus

dijaga dari udara dingin (Koswara, 2013).

Komponen terbesar dari umbi ganyong adalah karbohidrat 22,6-

23,8% yang tersusun atas amilosa 8,9% dan amilopektin 81,1%.

Selain itu umbi ganyong mempunyai rendemen pati yang tinggi

sekitar 12,93% (Richana dan Sunarti, 2004).

II.2 Pati

Pati merupakan salah satu jenis karbohidrat yang secara alami

tersimpan dalam jaringan. Hampir semua bagian tanaman seperti di

dalam daun, akar, batang, buah, atau biji (Putri dan Zubaidah, 2017).

Terdapat dua komponen utama penyusun pati yaitu amilosa dan

amilopektin.

Page 23: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

10

Amilosa merupakan rantai lurus yang terdiri atas molekul-molekul

glukosa yang berikatan dengan α-1,4-D-glukosa. Jumlah molekul

glukosa pada rantai amilosa berkisar antara 250-350 unit (Estiasih,

2006).

Gambar II.3 Struktur Amilosa

Amilopektin adalah polimer berantai cabang dengan ikatan α-1,4-

glukosa dan ikatan α-1,6-glukosa di tempat percabangannya. Setiap

cabang mengandung 20-25 unit glukosa (Hustiany, 2006).

Gambar II.4 Struktur Amilopektin

Pati terdiri dari butiran-butiran kecil yang disebut granula. Granula

pati memiliki ukuran yang berbeda tergantung sumbernya. Amilosa

dan amilopektin merupakan fraksi yang terdapat dalam tiap granula

pati. Granula pati menentukan karakteristik fisik pati dan

pengaplikasian yang cocok dalam produk pangan. Ukuran granula

Page 24: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

11

juga menjadi salah satu faktor yang menentukan suhu gelatinasi.

Suhu gelatinasi adalah suhu dimana suspensi pati dipanaskan hingga

mengembang dan pecah.

II.2.1 Pati Modifikasi

Pati modifikasi adalah pati yang telah mengalami pengolahan secara

fisika atau kimia (Rowe dkk., 2009). Tujuan memodifikasi pati

adalah untuk menghasilkan sifat yang lebih baik dari sebelumnya.

Proses modifikasi pati dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :

1. Modifikasi secara fisika dengan teknik pregelatinasi

2. Modifikasi secara kimia dengan teknik cross linking

3. Modifikasi enzimatis dengan teknik hidrolisis enzim amilase.

II.2.1.1 Pati Pregelatinasi

Pregelatinasi merupakan modifikasi pati secara fisika. Pregelatinasi

pati dibuat melalui proses yang melibatkan air dan pemanasan

kemudian dikeringkan dan digiling sesuai dengan ukuran serbuk

yang diinginkan. Adanya pemanasan berfungsi untuk memecah

ikatan-ikatan hidrogen yang terdapat pada pati sehingga pati akan

mengalami pembengkakan akibat melemahnya ikatan hidrogen.

Semakin tinggi suhu maka ikatan hidrogen antara pati dan air

semakin melemah sehingga air mudah melakukan penetrasi ke dalam

granul pati. Apabila suhu suspensi mulai menurun maka molekul air

akan terikat pada sistem amilosa dan amilopektin sehingga

menghasilkan granul yang semakin besar (Rowe dkk., 2009).

Page 25: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

12

Pati yang dimodifikasi secara pregelatinasi memiliki keunggulan

daripada pati alami yaitu mampu meningkatkan sifat alir karena pati

pregelatinasi yang terbentuk dari proses penyatuan partikel-partikel

serbuk menghasilkan pati dengan ukuran yang lebih besar yaitu

granul. Massa granul ini akan memberikan sifat alir yang lebih baik

sehingga cocok untuk dikempa langsung. Massa granul dengan

ukuran seragam juga akan memberikan daya kompaktibilitas tablet

yang baik sehingga menghasilkan tablet kompak (Hastuti, 2008).

Namun masih memiliki daya ikat yang rendah sehingga tablet mudah

rapuh (Yusuf dkk., 2008).

Proses pregelatinasi pati ada dua macam yaitu :

1. Pregelatinasi pati sempurna, diperoleh dengan memasak pati

di atas suhu gelatinisasinya dan sudah tidak lagi mengandung

granul-granul pati utuh.

2. Pregelatinasi pati sebagian, dilakukan cukup dengan

mengalirkan campuran air dan pati melalui drum panas

dengan suhu di bawah suhu gelatinisasinya sehingga massa

mengering dan menghasilkan granul-granul pati yang utuh

(normal).

Pregelatinasi pati sebagian bekerja sebagai pengikat dan penghancur.

Jika pregelatinasi berlangsung secara sempurna, maka kemampuan

sebagai penghancur akan hilang dan hanya berfungsi sebagai

pengikat saja (Agoes, 2008).

Page 26: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

13

II.2.2 Evaluasi Pati

1. Organoleptik

Pengamatan organoleptik merupakan pengamatan

menggunakan panca indera meliputi bentuk, warna, dan bau

(Ansel, 2005).

2. Identifikasi Pati

Identifikasi pati dapat dilakukan dengan cara penambahan

pereaksi iodium, dimana akan terjadi perubahan warna

menjadi biru tua (Bestari dkk., 2016).

3. Uji SEM

SEM (Scanning Electron Microscope) adalah salah satu jenis

mikroskop elektron yang menggambarkan spesimen dengan

memindainya menggunakan sinar elektron berenergi tinggi.

Elektron memiliki resolusi yang lebih tinggi daripada cahaya.

Cahaya hanya mampu mencapai 200 nm sedangkan elektron

bisa mencapai resolusi sampai 0,1-0,2 nm. Elektron

berinteraksi dengan atom-atom sehingga spesimen

menghasilkan sinyal yang mengandung informasi tentang

topografi permukaan dan morfologi (Wijayanto dan

Bayuseno, 2014).

4. Uji Kadar Air

Uji kadar air bertujuan untuk mengetahui kadar air yang

terkandung dalam pati. Kadar air yang baik untuk pati adalah

kurang dari 15% (Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995)

sedangkan untuk granul 2-5%, karena semakin tinggi kadar air

maka semakin buruk kualitas bahan yang dihasilkan. Diuji

menggunakan alat moisture balance (Bestari dkk., 2016).

Page 27: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

14

5. Uji Laju Alir

Dilakukan untuk mengetahui kemampuan granul pati untuk

mengalir melalui corong. Sifat alir dipengaruhi oleh bentuk

dan ukuran partikel melalui gaya kohesi diantara partikel

(Aulton, 2002).

6. Uji Sudut Diam

Merupakan sudut maksimal yang mungkin terjadi antara

permukaan suatu tumpukan granul dan bidang horizontal.

Besar kecilnya sangat dipengaruhi oleh gaya tarik dan gaya

gesek antar partikel. Jika gaya tarik dan gesek kecil maka

granul akan lebih cepat dan mudah mengalir. Diukur tinggi

pati yang berbentuk kerucut dan jari-jarinya. Semakin kecil

sudut diam maka sifat alir semakin baik dan sebaliknya

(Aulton, 2002).

7. Uji Kemampatan

Bobot jenis ruah adalah massa partikel yang menempati suatu

unit volume tertentu, digunakan dalam menentukan jumlah

serbuk yang dapat masuk dalam ruang kompresi. Sedangkan

bobot jenis mampat adalah massa partikel yang menempati

suatu unit volume tertentu setelah adanya hentakan dalam

periode waktu tertentu.

8. Indeks Kompresibilitas

Merupakan kemampuan suatu bahan dimana volumenya akan

berkurang pada saat mendapat tekanan.

Page 28: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

15

II.3 Ko-Proses

Ko-proses adalah teknik untuk mendapatkan eksipien baru dengan

cara mengkombinasikan dua atau lebih eksipien yang sudah ada.

Kombinasi menghasilkan pembentukan eksipien dengan sifat unggul

dibandingkan dengan campuran fisik yang sederhana (Awaluddin

dkk., 2017). Tujuan utama pembuatan eksipien ko-proses adalah

untuk mendapatkan produk dengan nilai tambah yang terkait dengan

perbandingan antara fungsionalitas dan harga (Hadisoewignyo,

2015). Pada ko-proses tidak terjadi perubahan kimiawi selama proses

berlangsung dan perubahan yang terjadi hanya perubahan sifat fisik

dari partikel eksipien (Nachaegari dan Bansal, 2004).

Adapun keuntungan dalam menggunakan eksipien ko-proses pada

sediaan, antara lain (Chougule dkk., 2012) :

1. Meningkatkan sifat alir, dengan adanya kontrol ukuran

partikel yang optimal serta distribusi ukuran partikel yang

merata

2. Meningkatkan daya ikat

3. Meningkatkan kompresibilitas bahan

4. Potensi dilusi yang baik

Keterbatasan bahan ko-proses karena rasio dari bahan yang

digunakan dalam campuran adalah tetap, tetapi rasio ini mungkin

tidak menjadi pilihan yang optimal untuk active pharmaceutical

ingredients (API). Selain itu bahan ko-proses belum banyak

dituliskan dalam farmakope, dikarenakan sulit diterima sampai

Page 29: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

16

menunjukan keuntungan yang siginifikan dalam produksi tablet

(Gohel dan Jogani, 2005).

Beberapa metode yang digunakan pada pembuatan eksipien ko-

proses antara lain (Hadisoewignyo, 2015) :

1. Granulasi basah (wet granulation), merupakan cara yang

sederhana, dimana campuran bahan-bahan yang akan dibuat

eksipien ko-proses ditambah dengan cairan pembentuk granul,

pengayakan massa basah, pengeringan, dan akhirnya

pengayakan granul kering. Metode ini termasuk metode yang

relatif murah untuk pembuatan eksipien ko-proses dan dapat

menggunakan peralatan pada umumnya.

2. Semprot kering (spray drying), teknik ini melibatkan

atomisasi larutan atau dispersi homogen dari bahan-bahan

tambahan yang akan dibuat eksipien ko-proses dalam bentuk

tetesan. Peningkatan luas permukaan tetesan dan temperatur

menyebabkan terbentuknya partikel yang sferis.

3. Fluid bed spray granulation, melibatkan penyemprotan

larutan, pengeringan, dan pengayakan untuk mendapatkan

ukuran granul yang diinginkan.

4. Granulasi kering (dry granulation/ roller compaction), pada

metode ini campuran bahan-bahan yang akan dibuat eksipien

ko-proses ditekan dengan tekanan tertentu menggunakan

roller compactor untuk menghasilkan suatu lembaran dari

massa yang kompak, kemudian dihaluskan untuk

menghasilkan granul. Metode ini sesuai untuk bahan yang

sensitif terhadap pemanasan dan lembab.

Page 30: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

17

5. Granulasi pelelehan (melt granulation), melibatkan campuran

antara bahan-bahan yang akan dibuat eksipien ko-proses

dengan suatu pengikat yang meleleh pada suhu 50-80°C.

Campuran dipanaskan sehingga terbentuk aglomerat, yang

kemudian didinginkan pada suhu kamar, dan diayak untuk

mendapatkan granul yang sesuai. Metode ini mengeliminasi

penggunaan air atau pelarut serta proses pengerjaannya relatif

singkat dengan peralatan yang sederhana.

6. Penggilingan (milling/dry grinding), metode ini dapat

dilakukan dengan menggunakan peralatan seperti roller mill,

ball mill, bead mill, dan hammer mill.

II.4 Tablet

Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan

atau tanpa bahan pengisi (Farmakope Indonesia Edisi V, 2014).

Secara umum ada 3 metode pembuatan tablet, yaitu (Voight, 1995) :

1. Metode kempa langsung

Merupakan metode yang paling mudah dalam pencetakan

tablet karena langkah-langkahnya hanya terdiri dari

pencampuran bahan obat kemudian pencetakan tablet. Syarat-

syarat bahan obat dapat dicetak langsung adalah memiliki

sifat alir yang baik dan sifat kohesifnya memungkinkan untuk

dicetak langsung tanpa granulasi basah ataupun granulasi

kering (Ansel, 2005).

Page 31: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

18

2. Metode granulasi basah

Merupakan metode yang banyak digunakan dalam produksi

tablet kompresi. Granul diperoleh dengan cara mengikat

serbuk dengan suatu perekat sebagai pengganti pengempaan.

Umumnya kerja pengikat akan lebih efektif apabila serbuk

dicampur dengan perekat dalam bentuk cair. Bahan pengikat

yang ditambahkan harus memberikan kelembaban yang

cukup. Jika dibasahi secara berlebihan akan menghasilkan

granul yang terlalu keras dan pembasahan yang kurang akan

menghasilkan tablet yang lunak dan cenderung mudah rapuh

(Ansel, 2005).

3. Metode granulasi kering

Granul dibentuk oleh penambahan pengikat kedalam

campuran serbuk obat tetapi dengan cara memadatkan massa

yang jumlahnya besar dari campuran serbuk, setelah itu

diayak menjadi granul, kemudian dicetak menjadi tablet.

Apabila menggunakan metode ini, baik bahan aktif maupun

pengisi harus memiliki sifat kohesif supaya massa yang

jumlahnya besar dapat dibentuk. Metode ini khususnya untuk

bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi

basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau tidak tahan

terhadap pemanasan yang tinggi (Ansel,2005).

Page 32: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

19

Dalam pemilihan eksipien kempa langsung perlu diperhatikan

faktor-faktor berikut (Agoes, 2008) :

1. Keterkempaan tinggi

2. Sifat alir yang baik

3. Sifat ketercampuran baik

4. Peningkatan disintegrasi dan disolusi obat

5. Tidak mempengaruhi bioavaibilitas bahan aktif.

Eksipien yang digunakan dalam pembuatan tablet berdasarkan

fungsinya (Voight, 1995; Ansel, 2005) :

1. Zat Pengisi (Diluent)

Zat yang ditambahkan untuk menyesuaikan bobot dan ukuran

tablet jika dosis zat aktif tidak cukup untuk membuat massa

tablet, memperbaiki daya kohesi sehingga tablet dapat

dikempa dengan baik, dan mengatasi kelembaban yang

mempengaruhi kestabilan zat aktif. Jumlah bahan pengisi

yang dibutuhkan bervariasi, berkisar 5-80% dari bobot tablet.

Pada obat yang berdosis cukup tinggi bahan pengisi tidak

diperlukan.

2. Pengikat dan Perekat (Binders and Adhesive)

Berfungsi memberikan daya adhesi pada massa serbuk

granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya

kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Bahan pengikat

dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan bentuk larutan.

Page 33: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

20

3. Penghancur (Disintegran)

Untuk memudahkan pecahnya tablet ketika kontak dengan

cairan pencernaan. Bahan ini dapat menarik air ke dalam

tablet, mengembang, dan menyebabkan tablet pecah..

4. Bahan Pelincir (Lubricant)

Digunakan untuk mengurangi gesekan antara granul dengan

dinding cetakan selama pengempaan dan pengeluaran tablet.

5. Zat Pelicin (Glidant)

Digunakan untuk meningkatkan kemampuan mengalir,

sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam jumlah yang

seragam.

II.4.1 Evaluasi Tablet

1. Uji Keragaman Bobot

Tujuan dari keragaman bobot adalah sebagai salah satu

indikator homogenitas pencampuran formula. Tablet tidak

bersalut harus memenuhi syarat keragaman bobot sebagai

berikut :

Timbang 20 tablet dan hitung bobot rata-rata tiap tablet.

a. Jika ditimbang satu persatu, maka tidak boleh lebih dari

2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih

besar dari harga yang ditetapkan pada kolom “A” dan

tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya

menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga dalam

kolom “B”

b. Jika perlu dapat diulang dengan 10 tablet dan tidak

boleh ada satu tablet pun yang bobotnya menyimpang

Page 34: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

21

lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam

kolom “A” maupun kolom “B” (Farmakope Indonesia

Edisi III, 1979).

Tabel II.1 Penyimpangan Bobot Rata-Rata Tablet

Bobot rata-rata

tablet

Penyimpangan bobot rata-rata dalam %

A B

< 25 mg 15 30

26-150 mg 10 20

151-300 mg 7.5 15

>300 mg 5 10

2. Uji Keseragaman Ukuran

Tujuannya adalah ketebalan berhubungan dengan kekerasan

sediaan talet, selain pencetakan, perbedaan ketebalan

merupakan indikasi adanya masalah pada aliran massa cetak

atau pada pengisi granul ke dalam die. Tablet diukur diameter

dan tebalnya mengggunakan jangka sorong. Kecuali

dinyatakan lain, diameter tablet tidak boleh lebih dari 3x tebal

tablet dan tidak kurang dari 4/3x tebal tablet (Farmakope

Indonesia Edisi IV, 1995).

3. Uji Kekerasan

Merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui

kekuatan fisik sediaan tablet terhadap tekanan mekanik

ataupun gesekan yang didapatkan baik ketika proses

pengemasan ataupun distribusi. Alat yang digunakan adalah

hardness tester stokes monsanto. Tablet yang baik

mempunyai kekerasan antara 4-8 Newton (Lachman dkk.,

2008).

Page 35: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

22

4. Uji Kerapuhan

Tujuannya untuk mengetahui ketahanan permukaan tablet

terhadap gesekan yang dialami ketika proses pengemasan,

penyimpanan, maupun pendistribusian. Alat yang digunakan

adalah friability tester. Syarat dari kerapuhan tablet adalah

tidak boleh lebih dari 1% (USP 24, 2000).

5. Uji Waktu Hancur

Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas

waktu hancur yang tertera dalam masing-masing monografi,

kecuali dinyatakan lain pada etiket dan untuk melihat

seberapa lama obat (tablet) bisa hancur didalam tubuh atau

saluran cerna yang ditandai dengan sediaan menjadi larut,

terdispersi, atau menjadi lunak. Uji waktu hancur tidak

menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut

sempurna. Sediaan dinyatakan hancur jika tidak ada bagian

tablet yang tertinggal dalam alat, kecuali bagian yang berasal

dari penyalut atau cangkang kapsul yang tidak larut. Kecuali

dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan

6 tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut

dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut. Alat yang

digunakan adalah disintegration tester (Farmakope Indonesia

Edisi V, 2014).

6. Uji Disolusi

Suatu metode in vitro yang digunakan untuk mengetahui

waktu pelepasan obat dari bentuk sediaan menjadi bentuk

terlarut.

Page 36: PREPARASI DAN EVALUASI EKSIPIEN KO-PROSES PATI …

23

II.5 Ibuprofen

Gambar II.5 Struktur Kimia Ibuprofen (FI V, 2014)

Ibuprofen berupa serbuk hablur putih hingga hampir putih, berbau

khas lemah, dan tidak berasa. Ibuprofen praktis tidak larut dalam air,

sangat mudah larut dalam etanol, metanol, aseton, dan kloroform

serta sukar larut dalam etil asetat. Ibuprofen merupakan golongan

obat anti inflamasi non steroid (AINS) derivat asam propionat yang

mempunyai aktivitas analgesik dan antiinflamasi. Mekanisme kerja

ibuprofen adalah menghambat isoenzim COX 1 (cyclooxygenase 1)

dan COX 2 (cyclooxygenase 2) dengan cara mengganggu perubahan

asam arakidonat menjadi prostaglandin.