preliminary design

37
BAB I GAMBAR DAN PRELIMINARY DESIGN 1.1 Gambar Rencana Gambar 1.1 Denah Portal pada Pelat Lantai 2 dan 3

Upload: nur-hidayati-rahmah-al-ambari

Post on 13-Feb-2016

35 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Perencanaan Baja

TRANSCRIPT

Page 1: Preliminary Design

BAB I

GAMBAR DAN PRELIMINARY DESIGN

1.1 Gambar Rencana

Gambar 1.1 Denah Portal pada Pelat Lantai 2 dan 3

Gambar 1.2 Denah Portal pada Pelat Dak

Page 2: Preliminary Design

Gambar 1.3 Portal Melintang 1-4

Gambar 1.4 Portal Memanjang A-D

Page 3: Preliminary Design

Gambar 1.5 Portal 3D pada SAP 2000

Page 4: Preliminary Design

BAB II

PRELIMINARY DESIGN

2.1 Preliminary Design

Perancangan awal (preliminary design) untuk perancangan balok, pelat

dan kolom didasarkan pada peraturan SNI 03 – 2847 – 2002 tentang tata cara

perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung.

2.1.1 Balok Lantai

Preliminary Design pada balok menggunakan rumus:

h = 1/12*panjang bentang

b = 2/3 x h

2.1.2 Dak

Preliminary Design pada dak dan sloof menggunakan rumus:

h = 1/16*panjang bentang

b = 2/3 x h

Tabel 1.1 Preliminary Design Balok yang akan digunakan

Arah Memanjang (AB*)No Kode Bentang b h Keterangan1 B1 700 40 60 Lantai2 B3 700 30 45 Dak

Arah Melintang 12*)No Kode Bentang b h Keterangan1 B2 600 35 50 Lantai2 B4 600 30 40 Dak

2.1.3 Kolom

Ukuran panjang dan lebar kolom adalah minimum lebar balok. Maka

digunakan ukuran kolom 40x40.

2.1.4 Pelat

SNI 03-2847-2002 Pasal 11.5.3:

- Untuk αm ≤ 0,2 ------- tp min = 12 cm (pelat tanpa penebalan)

Page 5: Preliminary Design

tp min = 10 cm (pelat dengan penebalan)

- Untuk 0,2 < αm ≤ 2,0 -- tp min = 12 cm

h≥Ln⋅(0,8+ fy

1500 )36+5β⋅(αm−0,2 )

β=Panjang bentang menerusKeliling panel ;

αm=Rata−rata (Eb⋅IbEs⋅Is )

Untuk αm > 2,0 tp min = 9 cm ; h≥

Ln⋅(0,8+ fy1500 )

36+9β

Lantai

Gambar 1.6 Denah Pelat Lantai 2-3

Page 6: Preliminary Design

Menghitung nilai α

1. Balok L B1(40x60) 700 cm

B7=B8=B11=B12

bw = 40 cm

h = 60 cm

tp = 12 cm

Nilai terkecil dari:

be = bw + (h- tp) = 88 cm

be = bw + 4.tp = 88 cm

Dipakai be = 88 cm

Momen inersia balok dan flens

k i=1+(be

bw−1)⋅( t

h )⋅[4−6⋅( th )+4⋅( t

h )2

+(bebw

−1)⋅( th )

3]1+(be

bw−1)⋅( t

h )k7=k8=k11=k12

k7= 1,387

Ibi=k⋅bw⋅h3

12

Ib7=Ib7=Ib11=Ib12

Ib7 = 998710 cm4

Momen Inersia pelat

Ib7=Ib8=Ib11=Ib12

Is7 = 1/12 (0.5.L) tp3= 50400 cm4

Nilai αi

αi = Eb. IbEs . Is

Eb = 4700 √ fc ' = 35484,2

Es = 2 x 105

α7= α 8= α 11= α 12

α7= 3,52

Page 7: Preliminary Design

2. Balok T B1(40x60) 700 cm

B13= B14= B15=B16=B17 =B18

bw = 40 cm

h = 60 cm

tp = 12 cm

Nilai terkecil dari:

be = bw + 2.(h- tp) = 136 cm

be = bw + 8.tp = 136 cm

Dipakai be = 136 cm

Momen inersia balok dan flens

k i=1+(be

bw−1)⋅( t

h )⋅[4−6⋅( th )+4⋅( t

h )2

+(bebw

−1)⋅( th )

3]1+(be

bw−1)⋅( t

h )Ibi=k⋅bw⋅h3

12

k13= k14= k15=k16=k17 =k18

k13 = 1,649

Ib13= Ib14= Ib15=Ib16=Ib17 =Ib18

Ib13 = 1187027 cm4

Momen Inersia pelat

Is13= Is14= Is15=Is16=Is17 =Is18

Is13 = 1/12 (0.5.L) tp3= 50400 cm4

Nilai αi

αi = Eb. IbEs . Is

Eb = 4700 √ fc ' = 35484,2

Es = 2x105

α 13= α14= α15= α16= α17 = α18

α13 = 2,09

Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 1.2 dan Tabel 1.3

Page 8: Preliminary Design

Tabel 1.2 Nilai α pada Lantai dan Dak Balok Memanjang

Balok Bentuk Jarak bw h tp be1 be2 ki Ib Is Es Eb αi

B7=B8=B11=B12 L 700 40 60 12 88 88 1.387 998710 50400 200000 35484.2 3.52B7=B8=B11=B12 L 700 30 45 10 65 70 1.394 317564 29166.7 200000 35484.2 1.93

B13= B14= B15=B16=B17

=B18=B9=B10T 700 40 60 12 136 136 1.649 1187027 50400 200000 35484.2 2.09

B13= B14= B15=B16=B17

=B18=B9=B10T 700 30 45 10 100 110 1.653 376669 29166.7 200000 35484.2 1.15

Tabel 1.3 Nilai α pada Lantai dan Dak Balok Melintang

Balok Bentuk Jarak bw h tp be1 be2 ki Ib Is Es Eb αi

B1=B3=B4=B6 L 600 30 35 12 53 781.31

9 141336 43200 200000 35484.20.58

B1=B3=B4=B6 L 600 20 40 10 50 601.49

4 159394 25000 200000 35484.21.13

B2=B19=B20=B21=B22=B23

B24=B5T 600 30 35 12 76 126

1.527

163718 43200 200000 35484.2 0.34

B2=B19=B20=B21=B22=B23

B24=B5T 600 20 40 10 80 100

1.777

189524 25000 200000 35484.2 0.67

Page 9: Preliminary Design

Tabel 1.4 Nilai α rata-rata pada Lantai dan Dak

Panel

Lantai2-3

Dak

1 1.69 1.342 1.22 0.913 1.69 1.344 1.28 1.035 1.22 1.036 1.28 1.037 1.57 1.118 1.22 0.919 1.57 1.11

- Untuk 0,2 < αm ≤ 2,0 -- tp min = 12 cm

h≥Ln⋅(0,8+ fy

1500 )36+5β⋅(αm−0,2 )

αm=Rata−rata (Eb⋅IbEs⋅Is )

β = bentang terpanjang/bentang terpendek

= 7/6 = 1,17

Tabel 1.5 Nilai β rata-rata pada Lantai dan Dak

NoLantai

Dak1-3

1 1.17 1.172 1.17 1.173 1.17 1.174 1.17 1.175 1.17 1.176 1.17 1.177 1.17 1.178 1.17 1.179 1.17 1.17

Page 10: Preliminary Design

Tabel 1.6 Tepal Pelat Rencana pada Lantai dan Dak

No Ln Lantai 1-3 Ln Dak

1 565 13 570 142 565 14 570 153 565 13 570 144 565 14 570 155 565 14 570 156 565 14 570 157 565 13 570 148 565 14 570 159 565 13 570 14

Kesimpulan:

- Tebal yang digunakan untuk semua lantai dan Dak adalah 15 cm (Type A)

Gambar 1.7 Denah Pelat Lantai 1-3

Page 11: Preliminary Design

BAB III

ANALISIS PEMBEBANAN STRUKTUR

Perhitungan muatan disesuaikan dengan jenis beban yang bekerja pada struktur

dengan didasarkan pada Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Gedung tahun 1987.

Adapun beban yang diperhitungkan adalah beban mati, beban hidup, beban angin, dan

beban gempa. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Gedung tahun 1987, ketentuan

pembebanan adalah sebagai berikut:

Beban Mati:

1. Berat jenis Beton = 2400 kg/m3

2. Berat dinding ½ bata = 250 kg/m2

3. Berat ubin + adukan semen = 45 kg/m2

4. Berat Plafond + penggantung = 18 kg/m2

5. Beban ME untuk kantor = 40 kg/m2

Beban Hidup:

1. Beban untuk kantor = 250 kg/m2

2. Beban hidup untuk dak = 100 kg/m2

3. Berat jenis air hujan = 1000 kg/m3

4. Beban hidup untuk parkir = 800 kg/m2

5. Lantai untuk pabrik/gudang = 400 kg/m2

Beban Gempa:

Wilayah Gempa 6 dengan koefesien gempa 0,3

2.1 Analisis Beban Gravitasi

1. Beban Lantai Dasar

Beban yang bekerja pada lantai ini:

Beban mati:

a. Semen PC = 21 kg/m2 +

D = 21 kg/m2

Beban Hidup:

Page 12: Preliminary Design

Beban Hidup untuk Parkir L = 800 kg/m2

Beban yang bekerja pada dinding:

Berat dinding pasangan batu = 4,5 x 250 = 1125 kg/m

D = 1125 kg/m

2. Beban Lantai 1

Beban yang bekerja pada lantai ini:

Beban mati:

a. Berat ubin +Semen PC = 45 kg/m2

b. Berat Plafond + Penggantung = 18 kg/m2

c. Berat Mekanikal Elektrikal (ME) untuk kantor = 40 kg/m2

D = 103 kg/m2

Beban Hidup:

Beban Hidup untuk gudang = 400 kg/m2

Beban yang bekerja pada dinding:

Berat dinding pasangan batu = 4 x 250 = 1000kg/m

D = 1000 kg/m

3. Beban Lantai 2

Beban yang bekerja pada lantai ini:

Beban mati:

a. Berat ubin +Semen PC = 45 kg/m2

b. Berat Plafond + Penggantung = 18 kg/m2

c. Berat Mekanikal Elektrikal (ME) untuk kantor = 40 kg/m2

D = 103 kg/m2

Beban Hidup:

Beban Hidup untuk kantor L = 250 kg/m2

Beban yang bekerja pada dinding:

Berat dinding pasangan batu = 4 x 250 = 1000 kg/m

D = 1000 kg/m

4. Beban Lantai 3

Beban yang bekerja pada lantai ini:

Page 13: Preliminary Design

Beban mati:

a. Berat ubin +Semen PC = 45 kg/m2

b. Berat Plafond + Penggantung = 18 kg/m2

c. Berat Mekanikal Elektrikal (ME) untuk kantor = 40 kg/m2

D = 103 kg/m2

Beban Hidup:

Beban Hidup untuk Aula = 400 kg/m

Beban yang bekerja pada dinding:

Berat dinding pasangan batu = 3,8 x 250 = 950kg/m

D = 950 kg/m

d. Beban Dak

Beban mati:

a. Berat Plafond + Penggantung = 18 kg/m2

b. Berat Mekanikal Elektrikal (ME) untuk kantor = 40 kg/m2

D = 58 kg/m2

Beban Hidup:

Beban terpusat pekerja = 100 kg/m2

2.2 Perhitungan Beban Tingkat

1. Lantai 1

Panjang Bangunan = 21 m

Lebar Bangunan = 18 m

Panjang total dinding = 134,2 m

Beban Mati

Lantai = 21 x 18 x 103 =38934 kg = 38,934 ton

Dinding = 134,2 x 1000 =134200 kg = 134,2 ton

Total = 173134 kg= 173,134 ton

Beban Hidup:

Beban Hidup = 21 x 18 x 400 =151200 kg = 151,200 ton

Total = 323334 kg= 324,334 ton

Page 14: Preliminary Design

2. Lantai 2

Panjang Bangunan = 21 m

Lebar Bangunan = 18 m

Panjang total dinding = 134,2 m

Beban Mati

Lantai = 21 x 18 x 103 =38934 kg = 38,934 ton

Dinding = 134,2 x 1000 =134200 kg = 134,2 ton

Total = 173134 kg = 173,134 ton

Beban Hidup:

Beban Hidup = 21 x 18 x 250 = 94500 kg = 94,500 ton

Total =267640 kg = 267,64 ton

3. Lantai 3

Panjang Bangunan = 21 m

Lebar Bangunan = 18 m

Panjang total dinding = 134,2 m

Beban Mati

Lantai = 21 x 18 x 103 =38934 kg = 38,934 ton

Dinding = 134,2 x 950 =127490 kg = 127,49ton

Total = 166424 kg= 166,424ton

Beban Hidup:

Beban Hidup = 21 x 18 x 400 =151200 kg = 151,200ton

Total = 317624 kg= 316,624 ton

BAB IV

ANALISIS BEBAN GEMPA

Page 15: Preliminary Design

Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung atau

SNI 1726 tahun 2002 merupakan peraturan gempa yang berlaku di Indonesia,

menggantikan peraturan sebelumnya SNI 1726-1989. Dalam SNI 03-1726-2002,

ditentukan jenis struktur gedung beraturan dan tidak beraturan. Struktur gedung

ditetapkan sebagai struktur gedung beraturan, karena memenuhi ketentuan antara lain

sebagai berikut:

a. Tinggi struktur gedung diukur dari taraf penjepitan lateral tidak lebih dari 10

tingkat atau 40m

b. Denah gedung adalah persegi panjang tanpa tonjolan

c. Denah struktur gedung tidak menunjukkan coakan sudut

d. Sistem struktur gedung terbentuk oleh subsistem penahan beban lateral yang

arahnya saling tegak lurus dan sejajar dengan sumbu-sumbu utama ortogonal

denah struktur gedung secara keseluruhan

e. Sistem struktur gedung memiliki berat tingkat yang beraturan

Untuk struktur gedung beraturan, pengaruh gempa rencana dapat ditinjau sebagai

pengaruh beban gempa statik ekuivalen. Analisis statik ekuivalen merupakan

penyederhanaan dari perhitungan beban gempa yang sebenarnya.

Berdasarkan data tugas perancangan, untuk gempa wilayah 6, diketahui:

Percepatan puncak batuan dasar (‘g’) = 0,3

Percepatan puncak muka tanah Ao (‘g’) = 0,36

Koefesien Gempa C = 0,3

Koefesien Pembatas Waktu Getar Fundamental(Ҫ) = 0,15

Faktor respons gempa C1 = 0,5

Faktor Keutamaan I = 1,6

Tinggi Total Struktur H = 16,3 m

Panjang Total Struktur B = 18 m

Faktor Modifikasi Respons (R) = 8-8,5

T (Waktu getar alami fundamental) = 0,0731 (hn)3/4

= 0,593

Berat Total Struktur :

Page 16: Preliminary Design

- Beban Lantai 1 Q1 = 323334 kg

- Beban Lantai 2 Q2 = 267640 kg

- Beban Lantai 3 Q3 = 317624 kg +

Wt = 908598 kg

Gaya Geser Dasar :

V1= C1 I

Rx W t=

0,5 x1,68,5

x908598=85515,106 kg

Lantai 1, 2 dan 3

Arah X :

Jumlah As Portal nx = 4,00 bh

Gaya Geser Arah X Vx = 21378,776 kg

Arah Y :

Jumlah As Portal ny = 4,00 bh

Gaya Geser Arah Y Vy =21378,776 kg

Beban Horizontal Terpusat :

Fi = Wi . zi

∑ Wi . zi . V

Arah X :

W1 = Q1 / nx W1 = 108299,5 kg

W2 = Q2 / nx W2 = 94124,5 kg

W3 = Q3 / nx W3 = 106622 kg

Tinggi Tingkat 1 T1 = 4,0 m h1 = T1 = 4,0 m

Tinggi Tingkat 2 T2 = 4,0 m h2 = T1 + T2 = 8,0 m

Tinggi Tingkat 3 T3 = 3,8 m h3 = T1 + T2 + T3 = 11,8 m

Beban Terpusat Lantai 1 : F1x = 3849,67 kg

Page 17: Preliminary Design

F1x = W 1. h 1

W 1.h 1+W 2. h 2+W 3. h3 .Vx

Beban Terpusat Lantai 2 : F2x = 7772,776 kg

F2x = W 2.h 2

W 2.h2+W 3.h 3 .Vx

Beban Terpusat Lantai 3 : F3x = 21378,776 kg

F2x = W 3.h 3W 3.h 3

.Vy

Arah Y :

W1 = Q1 / ny W1 = 108299,5 kg

W2 = Q2 / ny W2 = 94124,5 kg

W3 = Q3 / ny W3 = 106622 kg

Tinggi Tingkat 1 T1 = 4,0 m h1 = T1 = 4,0 m

Tinggi Tingkat 2 T2 = 4,0 m h2 = T1 + T2 = 8,0 m

Tinggi Tingkat 3 T3 = 3,8 m h3 = T1 + T2 + T3 = 11,8 m

Beban Terpusat Lantai 1 : F1y = 3849,67 kg

F1y = W 1. h 1

W 1.h 1+W 2. h 2+W 3. h3 .Vy

Beban Terpusat Lantai 2 : F2y = 7772,776 kg

F2y = W 2.h 2

W 2.h2+W 3.h 3 .Vy

Beban Terpusat Lantai 3 : F3y = 21378,776 kg

F2y = W 3.h 3W 3.h 3

.Vy

Page 18: Preliminary Design

BAB V

KOMBINASI PEMBEBANAN

Kombinasi Pembebanan berdasarkan SNI 03 2847 2002 pasal 11.2

1. Kombinasi 1 = 1,4 D

2. Kombinasi 2 = 1,2 D + 1,6 L

3. Kombinasi 3 = 1,2 D + 1,0 L

4. Kombinasi 4 = 0,9 D

5. Kombinasi 5 = 1,2 D + 1,0 L + 1,0 Qx

6. Kombinasi 6 = 1,2 D + 1,0 L + 1,0 Qy

7. Kombinasi 7 = 0,9 D + 1,0 Qx

8. Kombinasi 8 = 0,9 D + 1,0 Qy

9. Kombinasi 9 = Envelope kombinasi 1-8

Berikut merupakan hasil output analisis struktur pada SAP 2000 kombinasi envelope:

a. Reaksi momen 3-3

Page 19: Preliminary Design

b. Reaksi Shear 2-2

c. Reaksi Perletakan

Page 20: Preliminary Design

d. Momen Pelat M12

Page 21: Preliminary Design

BAB VI

DESAIN PENULANGAN BALOK

6.1 Desain Penulangan Lentur Balok

Pada penulangan lentur balok digunakan nilai momen desain terbesar

dari seluruh kombinasi pembebanan pada masing – masing balok, yaitu nilai

momen tumpuan dan terbesar.

Contoh Penulangan Balok Persegi pada Balok B1

Data Perencanaan:

Kuat tekan beton f c' = 57 Mpa

Tegangan leleh baja f y = 370 Mpa

β1 = 0,65 (f c' >55¿

Faktor reduksi kekuatan φ = 0,8

Selimut beton (ds) = 50 mm

Tulangan sengkang (Øs) = 10 mm

Tulangan utama (Øu) = 20 mm

Lebar balok (b) = 40 cm

Tinggi balok (h) = 60 cm

Tebal plat (hf) = 150 mm

Panjang Bentang (L) = 700 cm

Page 22: Preliminary Design

Gaya Lintang (Q)tump = 158,761 kN

Gaya Lintang (Q)lap = 16,313 kN

a (dimensi kolom) = 400 x 400

MuTumpanstruk = -188,4368 kNm

MuLapanstruk = 130,934 kNm

Momen desain tumpuan (Mdtump) = MuTumpanstruk−1

3Q . a

Momen desain tumpuan (Mdtump) = −188,4368−13

158,761 x 0,4

= -209,60 kN.m

Momen desain lapangan (Mdlap) =MuLapanstruk−1

6Q.a

Momen desain lapangan (Mdlap) =130,934−16

x 16,313 x 0,4

= 130 kN.m

Tinggi efektif (d)

d = h - ds - Øs - 1/2 Øu = 600 – 50 – 10 – 0,5 (20) = 530 mm

Daerah Tumpuan:

1. Momen desain tumpuan: Mdtump = 209,60 kN.m

2. Momen nominan (Mn)

Mn =

Muφ =

209 , 600,8 = 262 , 006 kNm

3. Menentukan nilai kmaks

0,75

(β 1600600+ fy )

=0,75(0,65

600600+370 )

=0,30155

4. Menentukan nilai Mn1

Page 23: Preliminary Design

M n 1=0 , 85 . f c' .b . d2 . kmaks .(1−1

2kmaks)

=0 ,85 x 57 x400 x 5302 . 0 ,30155 .(1−12

0 ,30155)

= 1394 kNm

5. Menentukan nilai Mn2

Mn2 = Mn – Mn1= 262,006 – 1394 = -1132,06 kNm

karena Mn2 < 0 maka tidak diperlukan tulangan rangkap

6. Menentukan nilai k perlu

k=1−√1− 2⋅Mn0 ,85 f c '⋅b⋅d2 =1−√1− 2 x 262 ,006

0 ,85 x57 x 400 x5302

= 0,0493

7. Menentukan luas tulangan

As perlu=M n

f y⋅d⋅(1− k2 )

= 262 ,006

370⋅530⋅(1−0 ,04932 )

= 1369,884 mm2

8. Luas tulangan maksimum (Asmaks)

ρmax=0,75⋅[ β1⋅0,85⋅fc'

f y

⋅(600600+f y )]

ρmax=0,75⋅[ β1⋅0,85⋅57370

⋅(600600+370 )]

= 0,03949

Page 24: Preliminary Design

Asmaks = ρmax. b. d = 0,03949 x 400 x 530 = 8371,09 mm2

9. Luas tulangan minimum (Asmin)

ρmin=1,4f y

= 1,4370

=0,00378

Asmin= ρmin. b. d= 0,00378 x 400 x 530= 802,162 mm2

802,162 mm2 < 1369,884 mm2, digunakan As = 1369,884 mm2

10. Menghitung jumlah tulangan

Digunakan tulangan 6-D20

Luas tulangan : Ast = 6 x ¼ x π x D2 = 1885,71 mm2

11. Cek lebar balok dengan tulangan terpasang:

bt = 2ds + 2 φs+n . φt+(n−1 ) . st ≤ bw

= 2(50) + 2(10 )+4 (20)+( 4−1 ) . 25 ≤ bw

= 271 mm ≤ 400 mm.... oke!

12. Cek pembatasan luas tulangan

Karena Astmin< Ast < Asmaks maka perencanaan memenuhi syarat daktilitas

Daerah Lapangan:

1. Momen desain lapangan: Mdlapangan= 129,85 kNm

2. Momen nominan (Mn)

Page 25: Preliminary Design

Mn =

Muφ =

129 , 850,8 = 162 ,308 kNm

3. Menentukan nilai kmaks

0,75

(β 1600600+ fy )

=0,75(0,65

600600+370 )

=0,30155

4. Menentukan nilai Mn1

M n 1=0 ,85 . f c' .b .d2 .kmaks .(1−1

2kmaks)

=0 ,85 x 57 x400 x 5302 . 0 ,30155 .(1−12

0 , 30155)

= 1394 kNm

5. Menentukan nilai Mn2

Mn2 = Mn – Mn1=162,308 – 1394= -226,33 kNm

karena Mn2 < 0 maka tidak diperlukan tulangan rangkap

6. Menentukan nilai k perlu

k=1−√1− 2⋅Mn0 ,85 f c '⋅b⋅d2 =1−√1− 2 x 162 ,308

0 ,85 x57 x 400 x5302

= 0,0303

7. Menentukan luas tulangan

As perlu=M n

f y⋅d⋅(1− k2 )

= 162 ,308

370⋅530⋅(1−0 ,04932 )

= 840,401 mm2

Page 26: Preliminary Design

8. Luas tulangan maksimum (Asmaks)

ρmax=0,75⋅[ β1⋅0,85⋅fc'

f y

⋅(600600+f y )]

ρmax=0,75⋅[ β1⋅0,85⋅57370

⋅(600600+370 )]

= 0,03949

Asmaks = ρmax. b. d = 0,03949 x 400 x 530 = 8371,09 mm2

9. Luas tulangan minimum (Asmin)

ρmin=1,4f y

= 1,4370

=0,00378

Asmin= ρmin. b. d= 0,00378 x 400 x 530= 802,162 mm2

802,162 mm2 < 840,401 mm2, digunakan As = 840,401 mm2

10. Menghitung jumlah tulangan

Digunakan tulangan 4-D20

Luas tulangan : Ast = 4 x ¼ x π x D2 = 1257,14 mm2

11. Cek lebar balok dengan tulangan terpasang:

bt = 2ds + 2 φs+n . φt+(n−1 ) . st ≤ bw

= 2(50) + 2(10 )+4 (20)+( 4−1 ) . 25 ≤ bw

= 271 mm ≤ 400 mm.... oke!

12. Cek pembatasan luas tulangan

Karena Astmin< Ast < Asmaks maka perencanaan memenuhi syarat daktilitas

Page 27: Preliminary Design

6.2 Desain Penulangan Geser Balok

Contoh Perhitungan untuk Balok B1

1. Hitung gaya geser berfaktor Vu berdasarkan penampang kritis

Gaya Geser = 163,22 kN

Vu =L−d

LxRu =

7−0,5307

x163,22= 150,862 kN

2. Kekuatan geser yang diberikan beton

Vc =

16⋅√ f c '

.bw .d =

16⋅√57

.0,4.0,530 = 266,761 kN

ØVc = 0,6 x 266,761 = 160,056 kN

½ ØVc= ½ x 160,056 = 80,0282 kN

3. Jika Vu ≤

12⋅φ⋅Vc

, maka tidak perlu tulangan geser.

Vu ≥

12⋅φ⋅Vc

, maka perlu tulangan geser.

4. Penulangan geser pada daerah yang cukup tulangan geser

Kekuatan geser yang diperlukan tulangan baja:

ØVs = Vu – ØVc

= 150,862 – 160,056

= -9,1946 kN

Ø ( 13 √ f c

' ).b. d = 0,75( 13

√57).0,4. 0,530 = 400,14123 kN

karena ØVs < Ø ( 13 √ f c

' ).b. d

Maka, S maks < ½ .d

S maks < ½ .530= 265 mm, digunakan S = 200 mm

Dicoba = 10 mm (Luas satu kaki = 78,5 mm2 )

Jadi Av = 2 x 78,5 = 157 mm2

Digunakan tulangan geser Ø10 – 200

Penulangan geser pada daerah yang cukup tulangan geser minimum:

Av = bw .S3. fy

=400.2003.37 0

=72mm2

Page 28: Preliminary Design

Batasan daerah tulangan sengkang:

x1=Ru−φ VcRu

⋅( 0,5⋅Ln)=163 ,22−160 , 056163 ,22

⋅3300=64 mm

x2=Ru−1

2⋅φ Vc

Ru⋅(0,5⋅Ln )=

163 ,22−80 , 0282163 ,22

⋅3300=1681 ,98 mm

Daerah perlu tulangan sengkang:

x1 = 64 mm

Daerah tulangan sengkang minimum:

x2 – x1 = 1681,94- 64 = 1618 mm

Daerah tidak perlu tulangan sengkang:

0,5.Ln – x2 = 3300 – 64 = 1618 mm