preform steril.docx

13
I. Preformulasi Zat Aktif Meperidin Hidroklorida (DepKesRI, 1995) Struktur kimia Rumus molekul C15H21N02.HCI Nama kimia Etil-1-meti/-4-feni/isonipekotat hidroklorida Sinonim Petidine Hcl, Meperidin Hidroklorida, Berat molekul 283,80 Pemerian Serbuk hablur halus, putih; tidak berbau; Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; larut dalam etanol; agak sukar larut dalam eter. pH larutan pH larutan (1 dalam 20) lebih kurang 5. pKa 8,5 Titik lebur 283,80 Stabilitas Panas Hidrolisis/ oksida si Cahaya Stabil pada suhu ruangan, tidak mudah mengalami hidrolisis, stabil di udara terbuka Kegunaan Analgesic Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya. Kesimpulan : Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) : Asam Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) : Injectio (krim/salep) : Kemasan : Ampul

Upload: nur-anisyah

Post on 23-Dec-2015

125 views

Category:

Documents


45 download

TRANSCRIPT

Page 1: preform steril.docx

I. Preformulasi Zat AktifMeperidin Hidroklorida (DepKesRI, 1995)

Struktur kimia

Rumus molekul C15H21N02.HCI

Nama kimia Etil-1-meti/-4-feni/isonipekotat hidroklorida

Sinonim Petidine Hcl, Meperidin Hidroklorida,

Berat molekul 283,80

Pemerian Serbuk hablur halus, putih; tidak berbau;

Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; larut dalam etanol; agak sukar larut dalam eter.

pH larutan pH larutan (1 dalam 20) lebih kurang 5.

pKa 8,5

Titik lebur 283,80

Stabilitas Panas Hidrolisis/oksidasi Cahaya

Stabil pada suhu ruangan, tidak mudah mengalami hidrolisis, stabil di udara terbuka

Kegunaan Analgesic

Wadah dan

penyimpanan

Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya.

Kesimpulan :

Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) : Asam

Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) : Injectio (krim/salep) :Kemasan : Ampul

II. Perhitungan Tonisitas/ Osmolaritas dan Dapara. Tonositas

Metode: ekuivalensi HCL

Perhitungan: 1 ml ampul mengandung 10mg/1ml

Aqua Pro injeksi add 1ml

Page 2: preform steril.docx

10x 0,22=0,002 gram

0,9/100 x 1= 0,009

Sehingga agar tonisistas

0,009-0,002=0,007 gram yg harus ditambah kan

III. Pendekatan Formula

No Bahan Jumlah (%) Fungsi / Alasan Penambahan1 Pethidine Hcl 10 mg / ml Bahan Aktif ( Analgesik )2 Asam Asetat Komponen Asam Buffer Asetat3 Natrium Asetat Komponen Garam Buffer Asetat4 Natrium Benzoat 0,1 % Sebagai Antimikroba5 Natrium Clorida 0,9 % Menjaga larutan agar tetap isotonis

IV. Preformulasi Eksipient

a. Asam AsetatStruktur kimia

Rumus molekul

Nama kimia Asam Asetat

Sinonim Acidum Aceticum

Berat molekul 60.05

Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna; bau khas, Bau menusuk; rasa asam yang tajam.

Kelarutan Dapat bercampur dengan air, dengan etanol, dan dengan gliserol.

pH larutan

pKa

Titik lebur

Konstanta Dielektrik

Page 3: preform steril.docx

Bobot jenis

Stabilitas Panas Hidrolisis/oksidasi Cahaya

Kegunaan

Wadah dan

penyimpanan

Inkompabilitas

Struktur kimia

Rumus molekul

Nama kimia

Sinonim

Berat molekul

Pemerian

Kelarutan

pH larutan

pKa

Titik lebur

Konstanta Dielektrik

Bobot jenis

Stabilitas Panas Hidrolisis/oksidasi Cahaya

Kegunaan

Page 4: preform steril.docx

Wadah dan

penyimpanan

Inkompabilitas

V. Persiapan Alat/ Wadah/ Bahan

a. Alat

No Nama Alat Jumlah Cara sterilisasi

1. Pinset logam 1 Oven 170 C selama 30 menit

2. Batang pengaduk 1 Oven 170 C selama 30 menit

3. Kaca arloji 2 Oven 170 C selama 30 menit

4. Cawan porselen 1 Oven 170 C selama 30 menit

5. Gelas ukur 2 Autoklaf 121 C selama 15 menit

6. Pipet tetes tanpa

karet

2 Autoklaf 121 C selama 15 menit

7. Karet pipet 2 Rendam alkohol

8. Corong gelas 1 Autoklaf 121 C selama 15 menit

9. Kertas saring 1 Autoklaf 121 C selama 15 menit

10. Erlenmeyer 3 Autoklaf 121 C selama 15 menit

11. Gelas beker 2 Autoklaf 121 C selama 15 menit

12. Ampul 1 Autoklaf 121 C selama 15 menit

b. Wadah

No. Nama alat Jumlah Cara sterilisasi

1. Ampul 1 Autoklaf 121 C

selama 15 menit

c. Bahan

No Nama bahan Jumlah Cara sterilisasi

Page 5: preform steril.docx

.

1. Meferidin HCl 10 mg Sterilisasi akhir dengan

autoklaf 121 C selama 15

menit

2. Natrium benzoat 0,1 mg Sterilisasi akhir dengan

autoklaf 121 C selama 15

menit

3. Asam asetat Sterilisasi akhir dengan

autoklaf 121 C selama 15

menit

4. Natrium asetat Sterilisasi akhir dengan

autoklaf 121 C selama 15

menit

5. Natrium klorida 0,9% Sterilisasi akhir dengan

autoklaf 121 C selama 15

menit

VI. Penimbangan Bahan

Jumlah sediaan yang dibuat: 1 ampul

No Nama bahan Jumlah yang ditimbang

1. Meferidin HCl 10 mg

2. Natrium benzoat 0,1 mg

3. Asam asetat

4. Natrium asetat

5. Natrium klorida 0,9 mg

VII. Prosedur pembuatanVIII. Evaluasi Sediaan

No.

Jenis Evaluasi Prinsip evaluasi Jumlah sampel Hasil pengamatan

Syarat

1. Pemeriksaan kebocoran

disterilkannya dalam posisi terbalik dengan ujung  yang dilebur

Page 6: preform steril.docx

disebelah bawah. Wadah yang bocor, isinya akan kosong / habis atau berkurang setelah selesai sterilisasi

2. Uji pirogenits dengan mengukur peningkatan suhu badan kelinci percobaan yang disebabkan penyuntikan i.v sediaan uji pirogenitas. Jumlah kelinci percobaan bisa 3, 6, 9, 12

3. Pemeriksaan kejernihan dan warna

Diperiksa dengan melihat wadah pada latar belakang hitam-putih, disinari dari samping. Kotoran berwarna akan kelihatan pada latar belakang putih, kotoran tidak berwarna akan kelihatan pada latar belakang hitam.

4. Keseragaman bobot

Hilangkan etiket 10 wadah; Cuci bagian luar wadah dengan air; Keringkan pada suhu 1050; Timbang satu per satu dalam

Page 7: preform steril.docx

keadaan terbuka ; Keluarkan isi wadah; Cuci wadah dengan air, kemudian dengan etanol 95 % ; keringkan lagi pada suhu 1050 sampai bobot tetap; Dinginkan dan kemudian timbang satu per satuBobot isi wadah tidak boleh menyimpang lebih dari batas yang tertera , kecuali satu wadah yang boleh menyimpang tidak lebih dari 2 kali batas yang tertera.

Page 8: preform steril.docx

IX. Pembahasan

Percobaan yang dilakukan pada praktikum kali ini yakni pembuatan injeksi Meperidin,

dimana yang dimaksud injeksi adalah suatu sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi

atau serbuk yang harus disuspensikan atau dilarutkan terlebih dahulu sebelum digunakan yang

disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.

Injeksi dilakukan dengan melarutkan, mengemulsikan atau mensuspensikan sejumlah obat ke

dalam sejumlah pelarut atau dengan mengisikan sejumlah obat ke dalam dosis tunggal atau

wadah dosis ganda.

Perhitungan tonisitas dilakukan untuk mengetahui apakah larutan bersifat isotonis,

hipertonis atau hipotonis. Isotonis adalah suatu keadaan dimana tekanan osmose larutan obat

yang sama dengan tekanan osmose tunuh kita (darah, air mata). Sedang hipotonis adalah keadaan

dimana tekanan osmostis larutan obat kurang dari tekanan osmotis cairan tubuh. Hipertonis

adalah tekanan osmotis larutan obat lebih dari tekanan osmotis cairan tubuh.  Tekanan osmotik

diartikan sebagai gaya yang dapat menyebabkan air atau bahan pelarut lainnya melintas masuk

melewati membran semipermeable ke dalam larutan pekat. Cara mengisotoniskan larutan

berdasarkan atas perhitungan turunnya titik beku dan penyeimbangan tekanan osmotik larutan

terhadap cairan osmotik. Untuk mencapai keadaan isotonis, maka perlu ditambahkan NaCl.

Setelah dihitung jumlah massa yang ditambahkan sebanyak 0,007 g/L untuk mencapai isotonis.

Tonisistas merupakan keadaan cairan yang mempunyai tekanan osmotik yang sama dengan

cairan tubuh.

Injeksi meperidin dikemas dalam wadah dosis tunggal, yakni suatu wadah kedap udara

yang mempertahankan jumlah obat steril yang dimaksudkan untuk pemberian parenteral sebagai

dosis tunggal dan yang bila dibuka tidak ditutup rapat kembali dengan jaminan tetap steril.

Dalam pembuatan sediaan injeksi meperidin, diperlukan aqua bebas CO2 untuk melarutkan

meperidin, dimana meperidin memiliki sifat sangat mudah larut dalam air. Formula lain yang

diperlukan dalam percobaan ini yakni natrium benzoat yang berfungsi sebagai antimikroba.

Larutan ini perlu dicampur sampai benar-benar jernih, karena bila larutan tidak jernih maka

dikhawatirkan ketika obat dinjeksikan kedalam tubuh akan terbentuk emboli dan terjadi rasa

nyeri. Dapar asetat yang terdiri dari campuran asam asetat dan natrium asetat ditambahkan untuk

menjaga stabilitas pH dari sediaan.

Page 9: preform steril.docx

Penggunaan karbon adsorben yang telah diaktifkan dalam pembuatan sediaan injeksi

bermaksud untuk mengikat partikel dan pyrogen dalam larutan sehingga larutan bisa

jernih. Pengaktifan karbon adsorben bertujuan agar penyerapan terhadap partikel benar-benar

maksimal. Dan larutan dimasukkan dalam ampul.

Sterilisasi pada percobaan ini dilakukan dengan sterilisasi uap dengan  autoclave dan

menggunakan uap air dengan tekanan tinggi. Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air

panas adalah karena terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial organisme

tersebut. Adanya uap air yang panas dalam sel mikroba, menimbulkan kerusakan pada

temperatur yang relatif rendah.

Evaluasi yang disyaratkan antara lain uji kebocoran untuk mengetahui bahwa tidak ada

ampul yang bocor, kebocoran ditandai dengan adanya warna biru di dalam ampul. Uji kebocoran

ini dilakukan untuk memastikan bahwa ampul yang digunakan benar-benar baik kondisinya. Jika

terdapat kebocoran akan ada kemungkinan obat untuk keluar, sehingga dosis yang didapatkan

tidak sesuai dengan dosis yang diinginkan. Selain itu adanya kebocoran dapat menyebabkan

partikel asing masuk, partikel ini dapat berupa mikroorganisme atau pirogen, yang menandakan

bahwa larutan tersebut tidak lagi steril.Satu persyaratan utama dari larutan yang diberikan secara parenteral ialah kejernihan.

Sediaan itu harus jernih berkilauan dan bebas dari semua zat-zat khusus yaitu semua yang

bergerak, senyawa yang tidak larut, yang tanpa disengaja ada. Termasuk pengotoran-pengotoran

seperti debu, serat-serat baju, serpihan-serpihan gelas, kelupasan dari wadah gelas atau plastik

atau tutup atau zat lain yang mungkin ditemui, yang masuk ke dalam produk selama proses

pembuatan, penyimpanan dan pemberian. Untuk mencegah masuknya partikel yang tidak

diinginkan ke dalam produk parenteral, sejumlah tindakan pencegahan harus dilakukan selama

pembuatan dan penyimpanan. Misalnya, larutan parenteral umumnya pada akhirnya disaring

sebelum dimasukkan ke dalam wadah. Wadah harus dipilih dengan teliti, yang secara kimia

tahan terhadap larutan yang akan dimasukkan dan mempunyai kualitas yang paling baik untuk

memperkecil kemungkinan terkelupasnya wadah dan kelupasan masuk ke dalam larutan. Telah

diakui, kadang-kadang ditemui beberapa zat tertentu dalam produk parenteral yang berasal dari

kelupasan wadah gelas atau plastik. Bila wadah telah dipilih untuk dipakai, wadah harus dicuci

dengan seksama agar bebas dari semua zat asing. Selama pengisian wadah, harus diperhatikan

dengan sungguh-sungguh proses pengisian untuk mencegah masuknya debu yang dikandung

udara, serat kain, atau pengotoran-pengotoran lain ke dalam wadah. Persyaratan penyaringan dan

Page 10: preform steril.docx

petunjuk aliran udara pada daerah produksi berguna dalam menurunkan kemungkinan

pengotoran