precede

26
PRECEDE-PROCEED Model perencanaan promosi kesehatan yang sering digunakan adalah PRECEDE-PROCEED. Model PRECEDE-PROCEED memungkinkan suatu struktur komprehensif untuk menilai tingkat kesehatan, kebutuhan kualitas kehidupan dan untuk merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi promosi kesehatan dan program kesehatan publik lainnya. PRECEDE yang merupakan akronim dari “predisposing, reinforcing, and enabling causes in educational diagnosis and evaluation”, menggambarkan perencanaan proses diagnosis untuk membantu perkembangan program kesehatan atau edukasi kesehatan. PROCEED yang merupakan akronim untuk “Policy, Regulatory, Organizational Construct, In Educational and Enviromental Development”, mendampingi proses implementasi dan evaluasi dari program atau intervensi yang telah dirancang menggunakan PRECEDE. Model PRECEDE-PROCEED mengatur perhatian pertama edukator kesehatan pada outcome dan memulai proses perencananaan edukasi kesehatan dengan melihat outcome yang diinginkan, dalam hal ini berupa kualitas hidup yang baik. 13

Upload: arif-fesbuk

Post on 05-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

precede

TRANSCRIPT

PRECEDE-PROCEED

Model perencanaan promosi kesehatan yang sering digunakan adalah PRECEDE-PROCEED. Model PRECEDE-PROCEED memungkinkan suatu struktur komprehensif untuk menilai tingkat kesehatan, kebutuhan kualitas kehidupan dan untuk merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi promosi kesehatan dan program kesehatan publik lainnya. PRECEDE yang merupakan akronim dari predisposing, reinforcing, and enabling causes in educational diagnosis and evaluation, menggambarkan perencanaan proses diagnosis untuk membantu perkembangan program kesehatan atau edukasi kesehatan. PROCEED yang merupakan akronim untuk Policy, Regulatory, Organizational Construct, In Educational and Enviromental Development, mendampingi proses implementasi dan evaluasi dari program atau intervensi yang telah dirancang menggunakan PRECEDE. Model PRECEDE-PROCEED mengatur perhatian pertama edukator kesehatan pada outcome dan memulai proses perencananaan edukasi kesehatan dengan melihat outcome yang diinginkan, dalam hal ini berupa kualitas hidup yang baik.13PRECEDE terdiri atas 5 fase. Fase pertama menentukan kualias kehidupan atau permasalahan sosial dan kebutuhan suatu populasi. Fase kedua terdiri dari penentuan faktor kesehatan untuk permasalahan kesehatan. Fase ketiga menganalisis faktor perilaku dan lingkungan. Pada fase keempat, pengindentifikasian faktor-faktor predisposing, reinforcing, dan enabling. Fase kelima meliputi penentuan promosi kesehatan, edukasi kesehatan, dan atau kebijakan terkait intervensi mana yang paling sesuai untuk mendorong perubahan yang diinginkan pada perilaku atau lingkungan, dan pada faktor yang mendukung perilaku dan lingkungan tersebut.13 PROCEED terdiri atas 4 fase tambahan. Fase keenam, intervensi pada fase kelima diimplementasikan. Fase ketujuh dilakukan proses evaluasi dari intervensi-intervensi tersebut. Fase kedelapan mengevaluasi dampak dari intervensi pada faktor-faktor pendukung perilaku dan pada perilaku itu sendiri. Fase terakhir terdiri atas evaluasi outcome, yang menentukan efek terbesar pada intervensi terhadap kesehatan dan kualitas kehidupan suatu populasi. Pada praktek di lapangan, PRECEDE dan PROCEED berjalan dalam lingkaran berkesinambungan. Informasi yang didapatkan pada PRECEDE mengarahkan perkembangan tujuan program dan intervensi pada fase implementasi PROCEED. Informasi yang sama juga memberikan kriteria terhadap bentuk kesukesan pada program yang mana yang diukur pada fase evaluasi PROCEED. Sebagai timbal balik, data yang didapat pada fase implementasi dan evaluasi PROCEED membuat jelas hubungan yang dinilai pada PRECEDE dengan kesehatan atau outcome kualitas hidup, perilaku dan faktor lingkungan yang memengaruhinya, dan faktor-faktor yang mengarahkan pada perubahan perilaku dan lingkungan. Data ini juga dapat menunjukkan bagaimana program dapat dimodifikasi untuk semakin mendekati tujuan dan target yang diinginkan.13 Dalam penyusunan proposal program pendidikan dan promosi untuk mencegah gizi buruk ini, penulis mendiagnosis masalah gizi yang masih ada di di Kecamatan Dempo dan menyusun program-program kesehatan di tingkat Puskesmas untuk kemudian dijalankan dengan harapan dapat menjadi solusi dari permasalahan gizi di Kecamatan Dempo Utara.

Diagnosis Masalah Diagnosis Sosial dan EpidemiologiDari hasil interview kepada warga, masalah kesehatan di Kecamatan Dempo Utara adalah masih banyak kematian ibu akibat perdarahan. Analisa situasi:Masyarakat: Masalah kesehatan yang paling banyak adalah angka kematian ibu karena perdarahan Masyarakat kecamatan Dempo Utara kurang mengetahui dan mengeri pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin karena mayoritas masyarakatnya berpendidikan SMP dan mereka sangat memegang nilai nilai tradisional. Sarana dan prasarana Kecamatan Dempo Utara memiliki wilayah kerja 123,98 km2, yang berpenduduk sekitar 19.945 KK dan memiliki 2 Puskesmas Kecamatan, 4 Puskesmas Pembantu, dan 13 Bidan KIA. Sebagian besar Puskesmas di kecamatan Dempo Utara memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap. Di kecamatan Dempo Utara juga terdapat 14 SD, 2 SMP, 1 SMA. Sistem rujukan kesehatan dapat ditempuh dalam waktu 3 jam dari Kecamatan Dempo Utara. Kerjasama dengan lintas sektoral dalam tingkat kecamatan cukup baik.

Diagnosis perilaku dan lingkungan Perilaku wanita hamil pada kecamatan Dempo Utara yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal care karena kurang pengetahuan mengenai kepentingan pemeriksaan tersebut terhadap kesehatan diri sendiri maupun anak yang dikandung. Adanya kebiasaan di dalam masyarakat untuk menikah pada usia muda, hal itu mempengaruhi jumlah anak yang akan dimiliki oleh wanita tersebut. Adanya mitos yang berlaku di lingkungan masyarakat yaitu makan-makanan laut bisa menyebabkan kulit janin bersisik sehingga ibu hamil menghindari makanan laut selama kehamilannya. Adanya mitos yang berlaku di lingkungan masyarakat yaitu banyak anak banyak rezeki, sehingga masyarakat cenderung menolak program Keluarga Berencana hal ini menyebabkan kehamilan resiko tinggi. Adanya tradisi di dalam masyarakat yang lebih percaya terhadap dukun dibandingkan tenaga medis. Lingkungan ini terletak di dataran tinggi sehingga menyebabkan meningkatnya angka kejadian anemia. Diagnosis pendidikan dan organisasional Predisposing faktor : Rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat berpengaruh kepada pengetahuan masyarakat terhadap angka kematian ibu hamil akibat perdarahan dan bagaimana cara mencegah serta mengatasi kasus perdarahan pada ibu hamil dan melahirkan. Enabling : Masyarakat lebih percaya dukun dibandingkan tenaga dokter atau bidan pada saat melahirkan Tidak banyak wanita hamil pada kecamatan Dempo Utara yang melakukan pemeriksaan antenatal care Reinforcing : Adanya sikap para orang tua dan tokoh masyarakat yang mendorong anak-anaknya agar melakukan proses persalinan ke dukun karena hal ini sudah dianggap kebiasaan turun-temurun. Diagnosis administratif dan kebijakanPemerintah akan mendukung program pencegahan dan pemberantasan kematian ibu akibat perdarahan sehingga dalam pelaksanaannya nanti pemerintah akan memberikan dana demi suksesnya program pemberantasan kematian ibu akibat perdarahan yang telah direncanakan oleh puskesmas kecamatan Dempo Utara.

Perumusan Masalah PermasalahanPeningkatan angka kematian ibu akibat perdarahan di kecamatan Dempo Utara dikarenakan adanya masalah-masalah sebagai berikut: Kurangnya pengetahuan ibu-ibu pada khususnya dan masyarakat pada umumnya mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin, perdarahan pada kehamilan dan persalinan, faktor-faktor penyebabnya, apa akibatnya, bagaimana pencegahannya. Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada tenaga medis saat akan melakukan persalinan. Tidak banyak wanita hamil pada kecamatan Dempo Utara yang melakukan pemeriksaan antenatal care karena kurangnya pengetahuan mengenai kepentingan pemeriksaan tersebut terhadap kesehatan diri sendiri maupun anak yang dikandung. Tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap mitos-mitos yang ada di dalam masyarakat seperti mitos banyak anak, banyak rezeki serta adanya kebiasaan di dalam masyarakat untuk menikah pada usia muda, hal itu mempengaruhi jumlah anak yang akan dimiliki oleh wanita tersebut. Kurangnya tenaga medis dan paramedis seperti jumlah bidan swasta yang hanya 13 orang.

I. Metode penentuan prioritas masalahDalam menurunkan angka kematian ibu memang diperlukan banyak program untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun, tidak semua program tersebut akan dilaksanakan secara bersamaan. Oleh karena itu, kita harus menentukan terlebih dahulu masalah mana yang harus diprioritaskan untuk menjadi program yang penting untuk menurunkan angka kematian ibu. Ada banyak metode penentuan prioritas masalah yang dapat digunakan. Namun, pada kasus menurunkan angka kematian ibu ini, untuk menentukan prioritas masalah yang akan ditangani, digunakan metode USGMetode USG Dalam menetapkan prioritas ini, dikumpulkan 15 orang untuk memilih masalah mana yang mendesak ( urgency ), serius ( seriousness ), dan yang berkembang pesat ( growth )Tabel 2. Metode USGMasalahUrgency Seriousness Growth Hasil

Kurang pengetahuan ibu-ibu hamil76720

Rendah tingkat kepercayaan terhadap tenaga medis 44311

Tidak banyak yang melakukan ANC 2215

Kurang tenaga kesehatan 1 1 2 4

Tinggi tingkat kepercayaan terhadap mitos 1 2 2 5

Selain menggunakan metode USG, digunakan juga metode CARL untuk melihat kemampuan kita menangani masalah yang dihadapi, ketersediaan sarana untuk menjalankan program yang akan dijalankan, kesiapan tenaga pelaksana dalam menjalankan program, dan melihat seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan yang dibahas.Tabel 3. Metode CARLMasalahCARLhasil

Kurang pengetahuan ibu-ibu hamil5554500

Rendah tingkat kepercayaan terhadap tenaga medis 3444192

Tidak banyak yang melakukan ANC 4433144

Kurang tenaga kesehatan 3433108

Tinggi tingkat kepercayaan terhadap mitos 3433108

Jadi dari 2 metode yang dipakai, maka prioritas utama dalam permasalahan angka kematian ibu ini adalah kurangnya pengetahuan ibu-ibu terhadap kehamilan, pendarahan pada kehamilan dan pentingnya pemeriksaan ANC.Upaya-upaya yang dapat dilakukan pada program safe motherhood ini adalah :a. Penyuluhan kepada ibu-ibu hamil tentang kehamilan dan persalinan yang aman.b. Penyuluhan tentang KB kepada ibu-ibu berusia 35 tahun keatas atau < 35 tahun tetapi telah memiliki 5 orang anak.c. Penyuluhan tentang kesehatan reproduksi

IntervensiBeberapa program yang akan dilakukan sebagai alternatif pemecahan prioritas masalah di atas adalah:Tabel 4. Alternatif Pemecahan MasalahPrioritasPentingKurang penting

Mudah1. Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin, perdarahan pada kehamilan dan persalinan serta faktor penyebab dan apa akibat yang ditimbulkan, cara pencegahan dan penanganan yang tepat kepada masyarakat kecamatan Dempo Utara khususnya para ibu-ibu.2. Melakukan pemasangan poster di setiap puskesmas serta jalan-jalan utama dan penyebaran pamflet mengenai antenatal care dan manfaatnya bagi ibu hamil.3. Melakukan konseling KB1. Melakukan penyuluhan tentang reproduksi remaja

Sulit1. Melakukan pendataan dan konseling kepada ibu-ibu hamil tentang pentingnya antenatal care dengan cara mendatangi rumah-rumah penduduk yang berisi ibu hamil di dalamnya.1 Melakukan penyuluhan tentang aktivitas pengembangan kreativitas, pelatihan kerja

Tujuan program Tujuan umumTujuan umum program ini menurunkan AKI akibat perdarahan di kecamatan Dempo Utara Tujuan khusus Meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan masyarakat secara umum mengenai kematian ibu akibat perdarahan, faktor-faktor risiko dan penyebab perdarahan, serta pencegahan dan penanganan yang tepat. Menggiatkan partisipasi ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilan Sasaran programSasaran program promosi kesehatan ini adalah ibu-ibu hamil dan warga masyarakat kecamatan Dempo Utara Isi programProgram promosi kesehatan ini berisi informasi mengenai apa itu perdarahan pada kehamilan. Kematian maternal menurut batasan dari The Tenth Revision of The International Classification of Diseases (ICD 10) adalah kematian wanita yang terjadi pada saat kehamilan atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan, disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan kehamilan, atau yang diperberat oleh kehamilan tersebut, atau penanganannya, akan tetapi bukan kematian yang disebabkan oleh kecelakaan atau kebetulan. Kematian maternal juga didefinisikan sebagai proporsi kematian pada wanita usia reproduktif atau proporsi kematian pada semua wanita di usia reproduktif yang disebabkan oleh penyebab maternal.

MetodeMetode yang digunakan adalah metode penyuluhan kepada masyarakat umum khususnya ibu hamil dan penyediaan alat-alat kebidanan. MediaMelalui media komunikasi secara individual dan komunitas

Implementasi program Rencana dan jadwal kegiatanRencana Kegiatan Persiapan Penyusunan proposal, perencanaan anggaran biaya, mengurus izin ke Dinas Kesehatan Kota Pagar Alam. Melakukan audiensi kepada pihak pemerintah setempat, instansi swasta, dan tokoh masyarakat dalam usaha mencari dukungan baik dana maupun legalitas. Persiapan materi penyuluhan dan pembicara. Persiapan tempat, peralatan dan waktu kuliah. Kegiatan publikasi meliputi penyebaran undangan ke seluruh puskesmas yang ada di Kota Pagar Alam.

Tabel 5. Rencana Kegiatan PelaksanaanPROGRAMJUNIJULIAGUSTUS

Penyuluhan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu tentang kehamilan dan persalinan aman

Pemasangan poster dan penyebaran pamflet

Evaluasi Program 1 dan 2

SEPTEMBEROKTOBERNOVEMBER

Melakukan penyuluhan program KB

Evaluasi Program 3

DESEMBERJANUARIFEBRUARI

pendataanKonseling

Melakukan pendataan dan konseling

Penyuluhan kepada masyarakat tentang kehamilan dan persalinan aman

Evaluasi program 4 dan 5

MARETAPRILMEI

Melakukan Advokasi

Evaluasi program 6

Melakukan perencanaan program ulang atas program yang telah dilakukan

Berdasarkan tabel di atas, kegiatan dilaksanakan 5 kali dalam satu tahun. Program yang prioritas diutamakan adalah program satu dan dua yang dijalankan pada 3 bulan pertama yaitu bulan Juni Juli - Agustus. Kegiatan dilaksanakan rutin pada tanggal 10 pada tiap-tiap bulan agar masyarakat lebih terjadwal sehingga mereka lebih mudah berpartisipasi dan menyiapkan waktu mereka karena mereka sudah mengetahui kapan kegiatan berikutnya akan berlangsung. Tempat pelaksaan program di balai desa dan puskesmas, dengan target peserta 400 orang sebagai perwakilan dari tiap puskemas dengan jadwal kegiatan sebagai berikut :1. Penyuluhan kepada masyarakatTabel 6. Jadwal Penyuluhan Kepada MasyarakatHari/tanggalWaktuKegiatan

10 Juni -10 Juli 10 Agustus 201008.00 08.30 WIB08.30 09.30 WIB

09.30 10.00 WIB10.00 11.00 WIB

11.00 11.15 WIB11.15 12.00 WIBRegistrasi dan pembukaanKegiatan Penyuluhan

Break dan SnackDiskusi interaktif

Reviewdoor prize

2. Pemasangan poster dan penyebaran pamfletDilaksanakan pada hari minggu, seminggu 1 kali pada bulan Juni

Rencana pembiayaan1. Sumber danaSumber dana dalam penyelenggaraan kegiatan ini diharapkan diperoleh melalui:a. Kas Puskesmasb. Swadaya masyarakatc. Instansi-instansi terkaitd. Para donator/dermawan2. Estimasi DanaTerlampir di lampiran Tim pelaksanaPenanggung Jawab : dr. Mariatul Fadillah, MARSKetua pelaksana: dr. Leo FernandoAdministrasi & Keuangan : dr. Susdalia SilitongaPelaksana Lapangan: dr. Andi Putra SiregarSupporting Program : dr. YuliarniSupervisor : dr. Magdalena Ariyani

Evaluasi Evaluasi programEvaluasi program dilaksanakan tiap bulan pada akhir bulan. Evaluasi dilakukan dengan tujuan apakah program telah berjalan baik dengan dilihat faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat serta kekurangan program pada bulan tersebut, sehingga faktor tersebut dapat dihindari atau dihilangkan pada bulan berikutnya. Evaluasi dilakukan dengan cara mengadakan rapat anggota tiap akhir bulan di kantor camat. Di sini para anggota menjelaskan apa saja yang menjadi hambatan pada saat kegiatan berlangsung dan penilaian mereka atas kegiatan pada bulan tersebut.

Evaluasi akhirEvaluasi akhir dilakukan setiap 3 bulan pada akhir program atau akhir bulan ketiga dari masing-program dan dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh masyarakat dan ibu hamil, serta melakukan pendataan ke puskesmas dan tempat praktek bidan swasta apakah terdapat peningkatan jumlah ibu hamil yang berkunjung untuk melakukan pemeriksaan kehamilan serta menghitung angka kejadian kematian ibu hamil akibat perdarahan . Kuesioner berisi pertanyaan terkait mengenai faktor-faktor risiko, faktor penyebab setta upaya pencegahan dan penangan yang tepat dari kejadian kematian ibu hamil akibat perdarahan. Dari pengisian kuesioner tersebut dapat diketahui tingkat pengetahuan para ibu hamil dan masyarakat. Hasil pemantauan akan menentukan apakah diperlukan intervensi lanjutan atau program baru agar tujuan menurunkan angka kematian ibu dalam masyarakat dapat tercapai.

Tabel 7. Metode Evaluasi dan Indikator KeberhasilanNo.TahapRealisasi AktifitasIndikator Keberhasilan

1.Tahapan Perencanaana. Pembuatan proposalb. Pengumpulan data lapangan daerah sasaranc. Survey lokasi sasaran a. Tersedianya data sekunder dan primer lapangan.b. Diterimanya proposal sesuai standar Donorc. Ditandatanganinya MoU

2.Tahapan Persiapana. Sosialisasi program-program penurunan angka kematian akibat perdarahan pada masyarakat dan pemerintahan setempat (tokoh masyarakat)b. Pembuatan media penyuluhan berupa poster, pamflet serta materi penyuluhan.a. Terjalin kerjasama dengan pemerintah setempatb. Tersedianya media penyuluhanc. Tersedianya sarana tersebut

3.Realisasi Programa. Mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin, perdarahan pada kehamilan dan persalinan serta faktor penyebab dan apa akibat yang ditimbulkan b. Pemasangan poster dan penyebaran pamfletc. Melakukan penyuluhan program KB kepada masyarakat.d. Melakukan pendataan dan konseling kepada ibu-ibu hamil e. Melatih para dukun dengan pelatihan agar dapat melakukan pimpinan persalinan yang baik dan benar.f. Melakukan advokasi kepada pemerintah untuk menambah tenaga medis yaitu bidan sehingga dengan banyaknya bidan, masyarakat akan mulai berpikir untuk melakukan persalinan di bidan.g. Membangun kerjasama dengan tokoh masyarakat, pemerintah dan dinas kesehatan.a. Peningkatan pengetahuan masyarakat & perubahan prilakub. Banyaknya ibu hamil yang melakukan ante natal care.c. Tercapainya tujuan program KBd. Dukun desa menjadi lebih terampil dan benar dalam memimpin persalinane. Terdapat kerjasama dengan tokoh masyarakat, pemerintah dan dinkes

4.Tahapevaluasikeberlanjutanprogram

a. Evaluasi realisasi program dibandingkan dengan perencanaan.b. Pendampingan dalam pelaksanaan program penurunan angka kematiaan ibu.

a. Data proyek sesuai 100% dari realisasi.

5.Tahap Monitoringa. Evaluasi akhir dengan cara memberikan kuisoner kepada ibu-ibu hamil sebelum dan sesudah penyuluhan.b. Melakukan pendataan ke puskesmas dan bidan swastaLaporan perkembangan programdilakukan setiap 3 bulanan.

Waktu Tabel 8. Jadwal Program Perencanaan (Gannt Chart)NoKegiatanPekan

IIIIIIIVVVI

1.Menyusun proposal

2.Pencarian dana dan sponsor

3.Pengadaan sarana dan prasarana kegiatan

4.Penyebaran undangan

5.Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan penyebaran poster

6.Evaluasi kegiatan

7.PemantauanSetiap bulan dan akhir bulan ke-3

Indikator keberhasilan programAngka kematian ibu di akhir program tahun 2012 adalah 176 per 100.000 kelahiran hidup.

Teori2 strategi promkesa.Precede-ProcedeGreen, 1991. Model pendekatan untuk membuat perencanaan dan evaluasi kesehatan dengan kerangka PRECEDE-PROCEED.Langkah-langkah PRECEDE-PROCEED:1). Diagnosis Masalah2). Diagnosis Epidemiologi3). Diagnosis perilaku dan lingkungan4). Diagnosis pendidikan dan organisasional5). Diagnosis administrasi dan pendidikan6). Implementasi7). Proses evaluasi8). Impact EvaluasiPRECEDE: Digunakan pada fase diagnosis masalah, menetapkan prioritas masalah dan diagnosis program.Predisposing (Mempengaruhi):Faktor Predisposing (P), adalah kekuatan-kekuatan yang berfungsi untuk memotivasi kelompok atau individu untuk melakukan tindakan. Pengetahuan, kepercayaan, sikap, nilai, budaya dan adat, keturunan genetik, niat, dan keahlian yang ada semuanya berfungsi sebagai faktor-faktor predisposisi, kunci untuk memahami faktor predisposisi adalah sejauh mana tingkah laku dapat diramalkan.Reinforsing(menguatkan):Reinforcing faktor menyediakan insentif untuk tingkah laku kesehatan atau outcome dipelihara. Reinforment bisa datang dari individu atau kelonmpok, dari seseorang atau institusi dalam lingkungan immediate, atau dari sosial. Kunci utama untuk memahami faktor reinforcing adalah sejahmana ketidakadannya akan berarti kehilangan dukungan untuk tindakan dari individu atau kelompokand Enabling Cause (memungkinkan penyebab):Faktor Enabling (E) meliputi baik keahlian persoanal maupun sumber daya yang tersedia yang dibutuhkan unutk melakukan tingkah laku. Faktor enabel adalah hal-hal yang diatributkan dari kelompok, individual dan system delivery perawatan kesehatan yang membuatnya mungkin suatu tindakan dapat terjadi. Kunci untuk memahami faktor enable dalam hubungannya dengan tingkah laku kesehatan adalah sejauh mana ketidakadannya akan mencegah suatu tindakan akan terjadi.In Educational Diagnosis and Evaluation(dalam diagnosa dan evaluasi yang bersifat mendidik):PROCEED: Digunakan untuk menetapkan untuk menetapkan sasaran dan criteria kebijakan, serta implementasi dan evaluasi.Meliputi :Policy,Regulatory, Organizational Construct,In EducationaldanAnd Enviromental Developmentb.Social Marketing (Pemasaran social)Diartikan sbg perancangan, penerapan, dan pengendalian program yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan suatu gagasan atau praktik tertentu pada suatu kelompok sasaran.Ada 14 langkah mengembangkan social marketing:1)Riset Formatif2)Penyusunan strategi3)Menguji coba strategi4)Menulis arahan kreatif dan media5)Menentukan konsultasi kreatif dan konsultasi media6)Menyusun peran dan bahan serta rencana media7)Menguji bahan dan pesan8)Memperbaiki bahan9)Menyempurnakan program10)Memproduksi bahan11)Mengumpulkan data dasar dan evaluasi12)Orientasi dan pelatihan13)Melaksanakan kegiatanMemantau dan memperbaiki14)Faktor penentu dalam social marketing ;1)Manajemen2)Konsumen3)Kelompok sasaran4)Identitas5)Manfaat6)Biaya7)Ketersediaan8)Saluran komunikasi9)Pemantauan dan perbaikan10)EvaluasiInteraktif Domain modelBarbara kahan & Goodstave, 1991

DIPOSKAN OLEHWINDADARIDI05.190 KOMENTARLINK KE POSTING INILABEL:KULIAH